Sis Temp Emil i Hanu Mum

36
S I S T E M S I S T E M PEMILIHAN UMUM PEMILIHAN UMUM Oleh Novi Hendra Mahasiswa Ilmu Oleh Novi Hendra Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Andalas Politik Universitas Andalas Padang Padang

description

xxx

Transcript of Sis Temp Emil i Hanu Mum

S I S T E M S I S T E M PEMILIHAN UMUMPEMILIHAN UMUM

Oleh Novi Hendra Mahasiswa Ilmu Oleh Novi Hendra Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Andalas PadangPolitik Universitas Andalas Padang

PengertianPengertian

Sistem Pemilihan UmumSistem Pemilihan Umum : metode yang : metode yang mengatur dan memungkin warga negara mengatur dan memungkin warga negara memilih para wakil rakyat diantara mereka memilih para wakil rakyat diantara mereka sendiri.sendiri.

Metode berhubungan dengan prosedur dan Metode berhubungan dengan prosedur dan aturan merubah ( mentransformasi ) suara ke aturan merubah ( mentransformasi ) suara ke kursi dilembaga perwakilan. kursi dilembaga perwakilan.

Mereka sendiri maksudnya yang memilih Mereka sendiri maksudnya yang memilih maupun yang hendak dipilih merupakan bagian maupun yang hendak dipilih merupakan bagian dari satu entitas yang sama.dari satu entitas yang sama.

bobot suatu sistem pemilu lebih banyak bobot suatu sistem pemilu lebih banyak memang terletak pada nilai demokratis memang terletak pada nilai demokratis didalamnya, dalam artian hanya terkait didalamnya, dalam artian hanya terkait dengan bagaimana pemilu dapat dengan bagaimana pemilu dapat memberikan hak kepada setiap pemilih memberikan hak kepada setiap pemilih untuk memberikan suaranya sesuai untuk memberikan suaranya sesuai dengan keyakinan pilihannya, dan dengan keyakinan pilihannya, dan bagaimana setiap kontestan pemilihan bagaimana setiap kontestan pemilihan akan memperoleh dukungan secara adil, akan memperoleh dukungan secara adil, yaitu peluang yang sama bagi setiap yaitu peluang yang sama bagi setiap kandidat untuk meraih kemenangankandidat untuk meraih kemenangan

ELEMEN SISTEM PEMILUELEMEN SISTEM PEMILU

Elektoral LawElektoral Law : aturan main berdasarkan : aturan main berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi yang harus ditaati prinsip-prinsip demokrasi yang harus ditaati setiap kontestan Pemilu. Atausetiap kontestan Pemilu. Atau seperangkat seperangkat metode yang mengatur warga negara memilih metode yang mengatur warga negara memilih para wakilnyapara wakilnya. Plural Majority, Proportional . Plural Majority, Proportional Representation.Representation.

Eloktoral ProcessEloktoral Process : metode atau aturan untuk : metode atau aturan untuk mentransfer suara pemilih menjadi kursi mentransfer suara pemilih menjadi kursi dilembaga perwakilan. D’Hont, St. League, dilembaga perwakilan. D’Hont, St. League, Elektoral Threshold, Parliamentary Threshol. Elektoral Threshold, Parliamentary Threshol. Dapat dilihat dalam PDapat dilihat dalam Pembentukan dan kinerja embentukan dan kinerja penyelenggara pemilihan umum.penyelenggara pemilihan umum.

Elemen Kajian Sistem dan Proses Pemilu

Formula pemilihan (electoral formula)Besaran distrik (district magnitude): jumlah wakil yang dipilih dalam suatu distrik atau konstituen.Electoral threshold: jumlah minimum yang harus dipenuhi oleh partai politik agar dapat menduduki kursi di lembaga perwakilan atau parlemen

Struktur pemilihan: apakah pemilih boleh memilih lebih dari satu partai atau kandidat.Malapportionment: suatu bentuk disproporsionalitas dalam suatu pemilihan (overprepresentative atau underrepresentative)Gerrymandering: mekanisme untuk menentukan batas-batas distrikApparentement: hubungan formal dari daftar partai yang diijinkan di dalam suatu sistem daftar.Ukuran badan perwakilan rakyat

Hak pilihPersyaratan pendaftaranAkses terhadap tempat pemungutan suaraProsedur nominasi Peraturan keuangan kampanyeWaktu pemilihan

SYARAT PELAKSANAAN SYARAT PELAKSANAAN PEMILUPEMILU

Seluruh orang dewasa mempunyai hak pilih.Seluruh orang dewasa mempunyai hak pilih.

Dengan prinsip opopov ; One person, one vote and Dengan prinsip opopov ; One person, one vote and one one valuevalue

Fairness of Voting :Fairness of Voting :

Kerahasiaan (Secret ballot).Kerahasiaan (Secret ballot).

Penghitungan Terbuka (Open counting). Penghitungan Terbuka (Open counting).

Tidak ada Kecurangan (Absence of electoral fraud).Tidak ada Kecurangan (Absence of electoral fraud).

Tanpa Kekerasan (Absence of violence). Tanpa Kekerasan (Absence of violence).

Tanpa Intimidasi (Absence of intimidations).Tanpa Intimidasi (Absence of intimidations).

Rights to promote candidates :Rights to promote candidates :

Kandidat tidak diseleksi oleh pemerintah. Kandidat tidak diseleksi oleh pemerintah.

Rekuitmen terbuka.Rekuitmen terbuka.

INDIKATOR MENILAI INDIKATOR MENILAI SISTEM PEMILUSISTEM PEMILU

Akuntabilitas ( accountability ).Akuntabilitas ( accountability ).

Keterwakilan ( representativeness ).Keterwakilan ( representativeness ).

Keadilan ( fairness ).Keadilan ( fairness ).

Persamaan hak tiap pemilih ( eqaulity ).Persamaan hak tiap pemilih ( eqaulity ).

Lokalitas.Lokalitas.

Reliabel.Reliabel.

Numerikal.Numerikal.

KRITERIA MEMILH SISTEM KRITERIA MEMILH SISTEM PEMILUPEMILU

Elemen Demokrasi.Elemen Demokrasi.

Keseimbangan.Keseimbangan.

Dampak Sistem Pemilu.Dampak Sistem Pemilu.

ELEMEN DEMOKRASIELEMEN DEMOKRASI

Ensuring a representative parliament.Ensuring a representative parliament.

Making elections accessible and meanigful.Making elections accessible and meanigful.

Providing incentives for conciliation.Providing incentives for conciliation.

Facilitating stable and efficient government.Facilitating stable and efficient government.

Holding the government and representatives Holding the government and representatives accountable.accountable.

Encouraging “cross-cutting” political parties.Encouraging “cross-cutting” political parties.

Promoting a parliamentary opposition.Promoting a parliamentary opposition.

Cost and administrative capacity.Cost and administrative capacity.

KESEIMBANGANKESEIMBANGAN

Mempengaruhi pemilih dengan perkokoh parpol.Mempengaruhi pemilih dengan perkokoh parpol.

Kesederhanaan sistem dengan peluang Kesederhanaan sistem dengan peluang berinovasi.berinovasi.

Solusi jangka pendek dengan stabilitas jangka Solusi jangka pendek dengan stabilitas jangka panjang.panjang.

Bangun sistem pemilu berdasar sistem yang Bangun sistem pemilu berdasar sistem yang pernah ada tanpa terpenjara dimensi historis pernah ada tanpa terpenjara dimensi historis sistem tersebut.sistem tersebut.

Sistem pemilu bukan solusi untuk semua Sistem pemilu bukan solusi untuk semua permasalahan politik.permasalahan politik.

DAMPAK KE SISTEM POLITIKDAMPAK KE SISTEM POLITIK

Tingkat proporsionalitas. Hubungan antara Tingkat proporsionalitas. Hubungan antara rakyat & wakil yang dipilih.rakyat & wakil yang dipilih.

Format kabinet yang akan terbentuk.Format kabinet yang akan terbentuk.

Bentuk sistem kepartaian. Jumlah parpol.Bentuk sistem kepartaian. Jumlah parpol.

Akuntabilitas pemerintahan. Kosensus / Akuntabilitas pemerintahan. Kosensus / konfrontasi dalam legislatif dan pemerintahan.konfrontasi dalam legislatif dan pemerintahan.

Struktur internal parpol.Struktur internal parpol.

Tingkat partisipasi warga masyarakat.Tingkat partisipasi warga masyarakat.

Merubah tampilan atau wajah demokrasi. Merubah tampilan atau wajah demokrasi.

TIGA KUBU UTAMA TIGA KUBU UTAMA

Pilih langsung Pilih lewat wakilPilih langsung Pilih lewat wakil

PLURAL MAJORITY

SEMI PROPORTIONAL

REPRESENTATION

PROPORTIONAL REPRESENTATION

Keluarga Besar Sistem PemiluKeluarga Besar Sistem Pemilu

Plurality Majority

Semi Proporsional

Representation

Proporsional Representation

First Past The Post (FPTP)

Block Vote (BV)

Parallel System (PS)

List PR

Single Transferable Vote (STV)

Mixed Member

Proportional

Single Non Transferable Vote (SNTV)

Two Round System (TRS)

Alternative Vote

I. Pluralitiy-majorityI. Pluralitiy-majorityDalam sistem pluralitiy-majority atau sistem distrik, untuk Dalam sistem pluralitiy-majority atau sistem distrik, untuk dapat terpilih dalam suatu daerah pemilihan (distrik), dapat terpilih dalam suatu daerah pemilihan (distrik), sesorang kandidat atau beberapa orang kandidat harus sesorang kandidat atau beberapa orang kandidat harus memenangkan jumlah tertinggi (terbanyak) dari suara yang memenangkan jumlah tertinggi (terbanyak) dari suara yang ada (yang sah) atau dalam beberapa varian, mayoritas dari ada (yang sah) atau dalam beberapa varian, mayoritas dari suara sah dalam wilayah pemilihan (distrik). suara sah dalam wilayah pemilihan (distrik).

Untuk keperluan pemilihan, negara dibagi dalam sejumlah Untuk keperluan pemilihan, negara dibagi dalam sejumlah besar distrik dan jumlah wakil rakyat dalam parlemen besar distrik dan jumlah wakil rakyat dalam parlemen ditentukan oleh jumlah distrik. Calon dalam satu distrik ditentukan oleh jumlah distrik. Calon dalam satu distrik memperoleh suara terbanyak menag sedang suara-suara memperoleh suara terbanyak menag sedang suara-suara yang diberikan kepada calon lain dalam distrik itu dianggap yang diberikan kepada calon lain dalam distrik itu dianggap hilang dan tidak diperhitungkan lagi, bagaimana kecil pun hilang dan tidak diperhitungkan lagi, bagaimana kecil pun selisih kekalahannya.selisih kekalahannya.

Sistem plurality-majority merupakan penyebutan lain atas Sistem plurality-majority merupakan penyebutan lain atas majoritarian formulamajoritarian formula. Formula majoritarian di Indonesia . Formula majoritarian di Indonesia dikenal dengan dikenal dengan sistem distrik.sistem distrik.

Varian sistem plurality-majority Varian sistem plurality-majority

The first Past the PostThe first Past the Post ((relative majorityrelative majority atau atau simple pluralitysimple plurality). Formula pluralitas ini ). Formula pluralitas ini biasa dipakai dalam pemilihan wakil tunggal biasa dipakai dalam pemilihan wakil tunggal (seperti pemilihan presiden, gubernur, (seperti pemilihan presiden, gubernur, walikota, dsb) atau pemilihan badan walikota, dsb) atau pemilihan badan perwakilan rakyat. Pemenang pemilihan perwakilan rakyat. Pemenang pemilihan adalah seorang kandidat yang mendapatkan adalah seorang kandidat yang mendapatkan suara paling banyak tanpa memperhatikan suara paling banyak tanpa memperhatikan hasil mayoritas.hasil mayoritas.

formula formula the first past the postthe first past the post digunakan digunakan dalam dalam single-member district systemsingle-member district system

LanjutanLanjutan

Varian sistem plurality-majorityVarian sistem plurality-majority

Block VoteBlock Vote , Pemilih memiliki suara sebanyak kursi , Pemilih memiliki suara sebanyak kursi yang akan diisi dan bebas pempergunakan / yang akan diisi dan bebas pempergunakan / memanfaatkan hak suara, apakah sejumlah kursi yang memanfaatkan hak suara, apakah sejumlah kursi yang diperebutkan ataupun tidak. Pemilih biasanya bebas diperebutkan ataupun tidak. Pemilih biasanya bebas memilih kandidat tanpa menghiraukan afiliasi partai memilih kandidat tanpa menghiraukan afiliasi partai politik kandidat tersebut. Kandidat-kandidat yang politik kandidat tersebut. Kandidat-kandidat yang memiliki suara paling banyak akan secara otomatis memiliki suara paling banyak akan secara otomatis berhak mengisi kursi tersebut tanpa memperhatikan berhak mengisi kursi tersebut tanpa memperhatikan persentase suara yang mereka dapat.persentase suara yang mereka dapat.

Masalahnya adalah pemenang tidak berarti pemilik Masalahnya adalah pemenang tidak berarti pemilik suara mayoritas, padahal demokrasi mengutamakan suara mayoritas, padahal demokrasi mengutamakan suara mayoritas.suara mayoritas.

Block VoteBlock Vote digunakan untuk digunakan untuk multi-member districtmulti-member district..

Lanjutan Lanjutan Varian sistem plurality-majorityVarian sistem plurality-majority

Two Round System, Two Round System, 2 tahapan pemilihan2 tahapan pemilihan

Two round system Two round system memiliki 2 formula :memiliki 2 formula : formula campuran pluralitas dan mayoritas. formula campuran pluralitas dan mayoritas. Formula campuran Formula campuran

mensyaratkan adanya suatu mayoritas suara untuk pemilihan atau mensyaratkan adanya suatu mayoritas suara untuk pemilihan atau pemberian suara pertama. Namun, jika tidak ada kandidat yang berhasil pemberian suara pertama. Namun, jika tidak ada kandidat yang berhasil mengumpulkan suara mayoritas, maka digelar pemilihan suara kedua. mengumpulkan suara mayoritas, maka digelar pemilihan suara kedua. Pada pemberian suara kedua ini diterapkan prinsip formula pluralitas, Pada pemberian suara kedua ini diterapkan prinsip formula pluralitas, Artinya, penentuan pemenang pada pemberian suara kedua didasarkan Artinya, penentuan pemenang pada pemberian suara kedua didasarkan pada kandidat yang berhasil memperoleh suara terbanyak (tidak harus pada kandidat yang berhasil memperoleh suara terbanyak (tidak harus 50% + 1). 50% + 1).

formula runoffformula runoff , , adalah pemilihan yang diikuti oleh hanya dua kandidat adalah pemilihan yang diikuti oleh hanya dua kandidat yang memperoleh suara terbesar pada putaran pertama. Artinya, jika yang memperoleh suara terbesar pada putaran pertama. Artinya, jika pada putaran pertama tidak ada seorangpun yang mendapatkan suara pada putaran pertama tidak ada seorangpun yang mendapatkan suara mayoritas maka digelar pemilihan putaran kedua dengan hanya mayoritas maka digelar pemilihan putaran kedua dengan hanya mengikuti dua kandidat yang pada putaran pertama memperoleh suara mengikuti dua kandidat yang pada putaran pertama memperoleh suara terbanyak. Formula initerbanyak. Formula ini akan menjamin terpilihnya pemenang bersuara akan menjamin terpilihnya pemenang bersuara mayoritasmayoritas

Lanjutan Lanjutan Varian sistem plurality-majorityVarian sistem plurality-majority

Alternative Vote Alternative Vote (formula alternatif), (formula alternatif), Prosedur pemilihan ini Prosedur pemilihan ini agak rumit, terutama pada saat penentuan siapa yang berhak agak rumit, terutama pada saat penentuan siapa yang berhak sebagai pemenang pemilihan.sebagai pemenang pemilihan.

jika pada putaran pertama tidak ada seorangpun kandidat jika pada putaran pertama tidak ada seorangpun kandidat yang berhasil mengumpulkan suara mayoritas, jalan keluar yang berhasil mengumpulkan suara mayoritas, jalan keluar yang ditawarkan melakukan pemilihan putaran kedua dengan yang ditawarkan melakukan pemilihan putaran kedua dengan menggunakan prinsip menggunakan prinsip preferential ballotpreferential ballot..

Pada pemilihan putaran kedua ini, para pemilih diminta Pada pemilihan putaran kedua ini, para pemilih diminta meranking kandidat sesuai dengan preferensinya. meranking kandidat sesuai dengan preferensinya.

Misalnya, peringkat pertama diberikan kepada kandidat A, Misalnya, peringkat pertama diberikan kepada kandidat A, kemudian berikutnya secara berurutan kepada B, C, D, dst. kemudian berikutnya secara berurutan kepada B, C, D, dst. Prinsip formula ini adalah mentransfer suara minoritas Prinsip formula ini adalah mentransfer suara minoritas kemudian diberikan kepada kandidat suara yang memperoleh kemudian diberikan kepada kandidat suara yang memperoleh suara yang lebih kuat sampai tercapai satu pemenangsuara yang lebih kuat sampai tercapai satu pemenang

Kelebihan dan Kelemahan Kelebihan dan Kelemahan Plurality-MajorityPlurality-MajorityKelebihan Kelemahan

Dapat membatasi jumlah partai biasanya dua partai sehingga para pemilih punya pilihan yang jelas. Dapat membatasi munculnya partai-partai ekstrim.

Kurang cocok dalam untuk masyarakat heterogen, karena dalam diri sistem ini akan meniadakan partai kecil yang menjadi saluran masyarakat majemuk dalam suatu konstituen.

Hubungan antara pemilih dengan wakilnya dekat. Proses pemenangan dengan perolehan semua mengakibatkan sebagian suara yang ada akan terbuang.

Memiliki kecenderungan pemerintah yang kuat dan stabil yang bersal dari satu partai.

Calon terpilih terlalu mengingatkan diri dengan daerah pemilihannya, sehingga cenderung mengabaikan persoalan lain yang besar.

Ada dorongan munculnya partai oposisi untuk membuat pemerintah bertnggungjawab.

Pemilih sering tidak terwakili dan partai kecil yang tidak terikutsertakan dalam perwakilan yang adil atau tidak memberikan insentif untuk kandidat-kandidat minoritas.

Jumlah penduduk dalam distrik pemilihan bisanya tidak terlalu besar sehingga hubungan antara pemilih dan wakilnya dapat mengenal lebih baik.

Tidak sensitif atau terlalu sensistif terhadap isu atau opini public.

Sistem ini mendorong terwujudnya sistem kepartai yang lebih stabil karena partai-partai kecil kalah biasanya bergabung dengan partai lain yang menang.

Dapat menciptakan dominasi partai lokal dan mendorong adanya partai-partai yang berhaluan etnis.

Merupakan sistem pemilihan yang sederhana dan mudah dimengerti serta digunakan para pemilih, mudah pelaksanaannya.

II. Proporsional RepresentationII. Proporsional Representation

Sistem Representasi Proporsional atau populer disebut Sistem Representasi Proporsional atau populer disebut proporsional atau perwakilan berimbang adalah metode proporsional atau perwakilan berimbang adalah metode transfer suara pemilih ke kursi di parlemen sesuai dengan transfer suara pemilih ke kursi di parlemen sesuai dengan proporsi perolehan suara pemilih. proporsi perolehan suara pemilih. negara dibagi dalam negara dibagi dalam beberapa daerah pemilihan yang besar, dan setiap daerah beberapa daerah pemilihan yang besar, dan setiap daerah pemilihan memilih sejumlah wakil sesuai dengan pemilihan memilih sejumlah wakil sesuai dengan banyaknya penduduk dalam daerah pemilihan itu. Dengan banyaknya penduduk dalam daerah pemilihan itu. Dengan kata lain dukungan masyarakat bagi partai itu sesuai atau kata lain dukungan masyarakat bagi partai itu sesuai atau proporsional dengan jumlah kursi dalam parlemenproporsional dengan jumlah kursi dalam parlemen

Sistem proporsional hanya bisa diterapkan untuk Sistem proporsional hanya bisa diterapkan untuk pemilihan suatu badan atau lembaga yang jumlah pemilihan suatu badan atau lembaga yang jumlah anggotanya cukup banyak. Ini berbeda dengan sistem anggotanya cukup banyak. Ini berbeda dengan sistem distrik, yang bisa digunakan baik untuk pemilihan distrik, yang bisa digunakan baik untuk pemilihan parlemen maupun wakil tunggal. parlemen maupun wakil tunggal.

Cara kerja sistem PR adalahCara kerja sistem PR adalah::pertamapertama, menentukan alokasi jumlah kursi pada satu , menentukan alokasi jumlah kursi pada satu distrik atau daerah pemilihan. Dalam sistem PR, daerah distrik atau daerah pemilihan. Dalam sistem PR, daerah pemilihan ini lazimnya menggunakan dasar wilayah pemilihan ini lazimnya menggunakan dasar wilayah administrasi.administrasi.

KeduaKedua, menentukan besarnya kuota untuk menentukan , menentukan besarnya kuota untuk menentukan berapa suara yang dibutuhkan partai politik agar berapa suara yang dibutuhkan partai politik agar mendapatkan satu kursi di parlemen. Besarnya kuota mendapatkan satu kursi di parlemen. Besarnya kuota pada suatu daerah pemilihan tergantung pada pada suatu daerah pemilihan tergantung pada besarnya jumlah penduduk yang menggunakan hak besarnya jumlah penduduk yang menggunakan hak suaranya dan jumlah kursi yang diperebutkan oleh suaranya dan jumlah kursi yang diperebutkan oleh partai-partai politik. partai-partai politik. Umumnya penentuan kuota didasarkan Umumnya penentuan kuota didasarkan pada rumus:pada rumus:

dimana:q = kuota v = jumlah penduduk yang menggunakan suaranyam = jumlah kursi yang tersedia

m

vq

VarianVarian Proportional Representation Proportional Representation

Sistem Sistem List Proportional Representative (List PR), List Proportional Representative (List PR), pada dasarnya ada dua bentuk, yaitu sistem daftar pada dasarnya ada dua bentuk, yaitu sistem daftar tertutup (tertutup (closed list systemclosed list system) dan sistem daftar ) dan sistem daftar terbuka (terbuka (open list systemopen list system).). sistem daftar tertutup (sistem daftar tertutup (closed list systemclosed list system), ), para pemilih harus memilih para pemilih harus memilih

partai politik peserta pemilu, dan tidak bisa memilih calon legislatif. partai politik peserta pemilu, dan tidak bisa memilih calon legislatif. Dalam sistem ini, para calon legislatif biasanya telah ditentukan dan Dalam sistem ini, para calon legislatif biasanya telah ditentukan dan diurutkan secara sepihak oleh partai politik yang mencalonkannya. diurutkan secara sepihak oleh partai politik yang mencalonkannya.

sistem daftar terbuka (sistem daftar terbuka (open list systemopen list system), ), para pemilih bukan hanya para pemilih bukan hanya dapat memilih partai politik yang diminati, namun juga dapat memilih partai politik yang diminati, namun juga berkesempatan menentukan sendiri calon legislatif yang disukainya. berkesempatan menentukan sendiri calon legislatif yang disukainya. Dengan demikian, pemilih di samping memilih tanda gambar partai Dengan demikian, pemilih di samping memilih tanda gambar partai juga memilih gambar kandidat legislatif. Oleh sebab itu, partai juga memilih gambar kandidat legislatif. Oleh sebab itu, partai politik tidak dapat menentukan secara sepihak calon-calon dan daftar politik tidak dapat menentukan secara sepihak calon-calon dan daftar urutan calon, karena hal itu sangat bergantung pada pemilih.urutan calon, karena hal itu sangat bergantung pada pemilih.

Lanjutan Lanjutan VarianVarian Proporsional Representation Proporsional Representation

Single Transferable Vote (STV)Single Transferable Vote (STV), , model inimodel ini sedikit sedikit lebih rumit. Hal ini disebabkan para pemilih lebih rumit. Hal ini disebabkan para pemilih memberikan suaranya berdasarkan memberikan suaranya berdasarkan preferensinya berdasarkan daftar partai. Dengan preferensinya berdasarkan daftar partai. Dengan begitu, para pemilih dalam sistem STV memilih begitu, para pemilih dalam sistem STV memilih para kandidat yang disukainya bahkan para kandidat yang disukainya bahkan kemudian merankingnya. Oleh karena itu, kemudian merankingnya. Oleh karena itu, transfer suara pemilih ke kursi di parlemen juga transfer suara pemilih ke kursi di parlemen juga harus memperhitungkan peringkat suara yang harus memperhitungkan peringkat suara yang diberikan oleh para pemilih. Prosedur dan diberikan oleh para pemilih. Prosedur dan penghitungan berdasarkan peringkat kandidat penghitungan berdasarkan peringkat kandidat inilah yang tidak dijumpai pada sistem prosedur inilah yang tidak dijumpai pada sistem prosedur dan perhitungan list PR. dan perhitungan list PR.

Lanjutan Lanjutan VarianVarian Proporsional Representation Proporsional Representation

Mixed Member ProprotionalMixed Member Proprotional (MMP) (MMP) merupakan formula yang merupakan formula yang memberikan kompensasi kursi dari suara yang hilang akibat memberikan kompensasi kursi dari suara yang hilang akibat penerapan sistem distrik. penerapan sistem distrik.

Misalnya, jika sebuah partai memperoleh suara 10 % secara Misalnya, jika sebuah partai memperoleh suara 10 % secara nasional, namun ia tidak memperoleh kursi dalam suatu nasional, namun ia tidak memperoleh kursi dalam suatu distrik, maka partai tersebut akan memperoleh kompensasi distrik, maka partai tersebut akan memperoleh kompensasi kira-kira sampai 10 % kursi di parlemen. Dari tujuh negara kira-kira sampai 10 % kursi di parlemen. Dari tujuh negara yang menerapkan sistem ini, kecuali Hungaria yang yang menerapkan sistem ini, kecuali Hungaria yang menggunakan menggunakan Two-Round SystemTwo-Round System, kursi dalam suatu distrik , kursi dalam suatu distrik dipilih berdasarkan sistem FPTP. Di Italia misalnya, dipilih berdasarkan sistem FPTP. Di Italia misalnya, seperempat dari kursi parlemen disediakan untuk suara yang seperempat dari kursi parlemen disediakan untuk suara yang hilang akibat penerapan sistem distrik. Sementara itu, di hilang akibat penerapan sistem distrik. Sementara itu, di Venezuela, terdapat 102 kursi (50%) yang dipilih Venezuela, terdapat 102 kursi (50%) yang dipilih berdasarkan sistem distrik, 87 kursi dipilih berdasarkan berdasarkan sistem distrik, 87 kursi dipilih berdasarkan sistem proporsional, dan sisanya 15 kursi proportional yang sistem proporsional, dan sisanya 15 kursi proportional yang disediakan sebagai kompensasi (Reynolds and Reilly, disediakan sebagai kompensasi (Reynolds and Reilly, 1997:74-75).1997:74-75).

Kelemahan dan Kelebihan Kelemahan dan Kelebihan Sistem Sistem Proporsional RepresentationProporsional Representation

Kelebihan Kelemahan

Sistem ini lebih cocok diterapkan dalam masyarakat majemuk dan merupakan sistem yang inklusif, memungkin badan legislatif terdiri dari wakil rakyat yang bersal dari berbagai macam kekuatan politik dalam suatu negara.

Hubungan antara wakil rakyat dengan pemilih kurang akrab, khususnya dalam daftar tertutup, para pemilih tidak mempunyai pengaruh dalam menentukan wakilnya sehingga akuntabilitas para wakil terhadap para pemilihnya kurang..

Suara dari partai-partai kecil dapat digabung sehingga partai kecil punya peluang untuk memiliki wakilnya di lembaga legislatif.

Kandidat lebih memiliki hubungan kuat dengan partai daripada pemilih. Sehingga mendorong munculnya nepotisme dalam partai.

Sistem ini dianggap lebih representatif, karena dimungkinkan partai-partai kecil memiliki wakil di lembaga perwakilan.

Sistem ini akan mendorong munculnya multipartai.

Sistem ini cenderung menghalangi adanya dominasi regional partai besar.

Sistem ini mendorong timbulnya konflik / perpecahan dalam diri partai politik

Beberapa bukti di negara Eropa, sistem ini ternyata juga menghasilkan pemerintahan yang efektif.

Mendorong bertahannya partai-partai ekstrim dan tidak mengakomodasi kandidat yang independen.

Menciptakan sharing kekuatan dan kerjasama konkrit antara partai dan pemerintah dan cukup akurat dalam menterjemahkan proporsi suara yang dimenangkan menjadi presentase wakil yang dipilih.

Pemerintah yang terpilih kurang bertanggungjwab karena lebih sulit untuk menjatuhkan sebuah partai dari kekuasaan. Bahkan partai yang tidak populer dapat bertahan dalam koalisi pemerintah setelah pemilu.

Implikasi sistem PRImplikasi sistem PR

Lebih menjamin keterwakilan politikLebih menjamin keterwakilan politik

Cenderung memunculkan pertarungan Cenderung memunculkan pertarungan partai bersifat ideologispartai bersifat ideologis

Cenderung menciptakan fragmentasi Cenderung menciptakan fragmentasi partai politikpartai politik

Cenderung memunculkan koalisi Cenderung memunculkan koalisi pemerintahanpemerintahan

III. Semi Proporsional RepresentationIII. Semi Proporsional Representation

Sistem Semi Proporsional merupakan formula Sistem Semi Proporsional merupakan formula yang mencoba menjembatani antara sistem yang mencoba menjembatani antara sistem plurality-majority dengan proportional plurality-majority dengan proportional representative dengan cara mengkombinasikan representative dengan cara mengkombinasikan kelebihan sistem PR dengan sistem kelebihan sistem PR dengan sistem plurality-plurality-majoritymajority. Beberapa kalangan menyebut sistem . Beberapa kalangan menyebut sistem ini sebagai ini sebagai semi pluralitysemi plurality..

Sistem ini pada dasarnya memberikan Sistem ini pada dasarnya memberikan representasi bagi kelompok-kelompok minoritas representasi bagi kelompok-kelompok minoritas dengan prinsip utamanya adalah adanya suara dengan prinsip utamanya adalah adanya suara kumulatif, pembatasan suara, dan kumulatif, pembatasan suara, dan single single nontransferable votenontransferable vote..

LanjutanLanjutan

Suara kumulatif pada dasarnya mirip dengan prinsip Suara kumulatif pada dasarnya mirip dengan prinsip pluralitas di dalam suatu distrik dengan banyak kursi pluralitas di dalam suatu distrik dengan banyak kursi atau wakil (atau wakil (multimember constituencymultimember constituency), dimana ), dimana masing-masing pemilih mempunyai suara sebanyak masing-masing pemilih mempunyai suara sebanyak kursi yang tersedia kecuali para para pemilih itu kursi yang tersedia kecuali para para pemilih itu dilarang untuk mengakumulasikan suara mereka.dilarang untuk mengakumulasikan suara mereka.

Pembatasan suara pada dasarnya sama dengan Pembatasan suara pada dasarnya sama dengan multimember pluralitymultimember plurality, yakni para pemilih diberi suara , yakni para pemilih diberi suara lebih kecil dari jumlah kursi yang tersedia di distrik lebih kecil dari jumlah kursi yang tersedia di distrik tersebut. tersebut.

Penggunaan sistem campuran ini terutama tampak Penggunaan sistem campuran ini terutama tampak pada negara-negara yang oleh Huntington digolongkan pada negara-negara yang oleh Huntington digolongkan dalam negara gelombang demokrasi ketigdalam negara gelombang demokrasi ketiga. a.

Varian Semi Proportional Varian Semi Proportional Representation Representation

Sistem Paralel (SP)Sistem Paralel (SP) adalah sistem pemilihan adalah sistem pemilihan campuran antara sistem daftar proporsional campuran antara sistem daftar proporsional ((List PRList PR) dengan sistem distrik. Sebagian ) dengan sistem distrik. Sebagian kursi parlemen dipilih berdasarkan sistem kursi parlemen dipilih berdasarkan sistem proporsional, dan sisanya dipilih berdasarkan proporsional, dan sisanya dipilih berdasarkan sistem distrik. sistem distrik.

Caranya, pemilih mempunyai dua kertas Caranya, pemilih mempunyai dua kertas suara, satu untuk memilih kandidat suara, satu untuk memilih kandidat berdasarkan sistem distrik, dan satu kertas berdasarkan sistem distrik, dan satu kertas suara lagi untuk memilih partai berdasarkan suara lagi untuk memilih partai berdasarkan sistem list PR. sistem list PR.

Lanjutan Varian Semi Proportional Lanjutan Varian Semi Proportional Representation Representation

Single NonTransferable Vote (SNTV), Single NonTransferable Vote (SNTV), adalah bentuk khusus pembatasan suara adalah bentuk khusus pembatasan suara dimana masing-masing pemilih hanya dimana masing-masing pemilih hanya mempunyai satu suara dalam suatu distrik mempunyai satu suara dalam suatu distrik yang umumnya tersedia tiga sampai lima yang umumnya tersedia tiga sampai lima wakil. wakil.

Keuntungan sistem ini adalah partai-partai Keuntungan sistem ini adalah partai-partai kecil lebih mungkin atau mudah untuk kecil lebih mungkin atau mudah untuk terpilih.terpilih.

salah satu kelemahan dari sistem salah satu kelemahan dari sistem Single Single NonTransferable Vote (SNTV)NonTransferable Vote (SNTV) adalah adalah adanya tingkat proposionalitas yang tidak adanya tingkat proposionalitas yang tidak sama antara distrik pedesaan dengan sama antara distrik pedesaan dengan distrik perkotaan atau biasa disebut distrik perkotaan atau biasa disebut unusual eletoral systemunusual eletoral system..

Berdasarkan pengalaman Jepang yang Berdasarkan pengalaman Jepang yang menggunakan sistem ini dari 1947-1993, menggunakan sistem ini dari 1947-1993, Di distrik pedesaan umumnya sangat Di distrik pedesaan umumnya sangat tinggi tingkat proporsionalitasnya tinggi tingkat proporsionalitasnya ((overrepresentedoverrepresented), sebaliknya di distrik ), sebaliknya di distrik perkotaan umumnya rendah tingkat perkotaan umumnya rendah tingkat proporsionalitasnya (proporsionalitasnya (underrepresentedunderrepresented))

Pengaruh Sistem PemiluPengaruh Sistem Pemilu

Memunculkan fenomena Memunculkan fenomena OverrepresentationOverrepresentation dandan Underrepresentation. Underrepresentation.

Bentuk parlemenBentuk parlemen

Sistem KepartaianSistem Kepartaian

Fenomena Fenomena Over representationOver representation dandan Under representation. Under representation.

Over representationOver representation , satu partai dapat , satu partai dapat memperoleh kursi dalam parlemen/ dewan memperoleh kursi dalam parlemen/ dewan perwakilan lebih besar dari dari proporsi perwakilan lebih besar dari dari proporsi suara yang diperolehnya di tingkit nasional. suara yang diperolehnya di tingkit nasional.

Under representation, Under representation, satu partai dapat satu partai dapat memperoleh kursi dalam parlemen/ dewan memperoleh kursi dalam parlemen/ dewan perwakilan lebih kecil dari dari proporsi perwakilan lebih kecil dari dari proporsi suara yang diperolehnya di tingkit nasional. suara yang diperolehnya di tingkit nasional.

Fenomena Fenomena Over representationOver representation dan dan Under Under representation representation sering dimunculkan oleh sering dimunculkan oleh sistem distrik, karena setiap distrik hanya sistem distrik, karena setiap distrik hanya ppunya satu wakil dengan suara ppunya satu wakil dengan suara terbanyak dengan tidak terbanyak dengan tidak mempertimbangkan selisih suara mempertimbangkan selisih suara seberapa pun kecil selisihnya.seberapa pun kecil selisihnya.

Dalam sistem ini isu tentang pembagian Dalam sistem ini isu tentang pembagian /penetapan distrik menjadi sangat penting. /penetapan distrik menjadi sangat penting.

Contoh Contoh Over representationOver representation dan dan Under representation.Under representation.

Distrik/daerah pemilihan

Partai X Partai Y Perolehan Kursi

Partai X Partai Y

A 60.000 50.000 1 -

B 30.000 70.000 - 1

C 40.000 30.000 1 -

D 20.000 40.000 - 1

E 20.000 10.000 1 -

Jumlah 170.000 200.000 3 2

Selisih suara antara partai X dan partai Y Selisih suara antara partai X dan partai Y sebesar 30.000 ternyata tidak sebesar 30.000 ternyata tidak berpengaruh terhadap perolehan kursi. berpengaruh terhadap perolehan kursi. Partai Y dengan perolehan suara lebih Partai Y dengan perolehan suara lebih besra mendapat kursi lebih kecil di besra mendapat kursi lebih kecil di parlemen.parlemen.

Fenomena ini dapat di kurangi pada Fenomena ini dapat di kurangi pada sistem PRsistem PR