Sirosis hepatis
-
Upload
diajeng-devi-kharisma-widianingtyas -
Category
Documents
-
view
26 -
download
4
description
Transcript of Sirosis hepatis
REFRESHINGSIROSIS HEPATIS & HEPATITIS
Bunga Syifa Fauzia YusufPembimbing :
dr.H.Hudaya, S.PD.
Definisi
• Sirosis hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi pembuluh darah besar dan seluruh sistem arsitektur hati mengalami perubahan menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati yang mengalami regenerasi.
Klasifikasi
• Mikronodular• Makronodular • Campuran (yang memperlihatkan gambaran
mikro dan makronodular)
Secara fungsional
• Sirosis hati dekompensata Dikenal dengan Active Sirosis hati, dan
stadium ini biasanya gejala-gejala sudah jelas, misalnya : asites, edema dan ikterus.
• Sirosis hati kompensataSering disebut dengan Laten Sirosis hati. Pada stadium kompensata ini belum terlihat gejala-gejala yang nyata. Biasanya stadium ini ditemukan pada saat pemeriksaan screening.
Etiologi
• Virus hepatitis (B,C,dan D)• Alkohol• Kelainan metabolic• Kolestasis• Sumbatan saluran vena hepatica• Gangguan Imunitas (Hepatitis Lupoid)• Toksin dan obat-obatan (contoh : metotetrexat, amiodaron,INH,
dan lain-lain)• Operasi pintas usus pada obesitas• Kriptogenik• Malnutrisi
Hepatic Fibrosis
Cirrhosis Liver Cancer
Healthy Liver
Klasifikasi Sirosis hati menurut kriteria Child
minimal sedang berat
Asites negatif Dapat terkontrol Tidak dapat terkontrol
Nutrisi Baik (85%)
Sedang(70-85%)
Jelek(70%)
Kelainan Neurologis Negatif Minimal Lanjut
Bilirubin (mg%) ≤ 1,5 1,5-3 ≥ 3
Albumin (gr%) ≥ 3,5 3,0-3,5 ≤ 3,0
Pemeriksaan Penunjang
• Radiologis :– Foto Toraks– Splenoportografi– Percutaneus Transhepatic Portography
• USG• Peritoneoskopi (Laparaskopi)• Biopsi Hati
Komplikasi
• Perdarahan Gastrointestinal• Ulkus peptikum• Koma hepatikum• Karsinoma hepatoselular• Infeksi • Hopertensi portal
Penatalaksanaan
• Terapi ditujukan mengurangi progresi penyakit, menghindarkan bahan-bahan yang bisa menambah kerusakan hati, pencegahan dan penanganan komplikasi.
• Bilamana tidak ada koma hepatikum diberikan diet yang mengandung protein 1g/KgBB dan kalori sebanyak 2000-3000 kkal/hari.
• Pada hepatitis B, interferon alfa dan lamivudin merupakan terapi utama. Diberikan 100 mg secara oral setiap hari selama 1 tahun. Setelah 9-12 bulan akan terjadi resistensi obat. Interferon alfa diberikan secara suntikan subkutan 3 MIU, 3x seminggu selama 4-6 bln.
• Pada hepatitis C, kombinasi interferon dengan ribavirin, Interferon diberikan secara suntikan subkutan dengan dosis 5 MIU 3x seminggu dan dikombinasi ribavirin 800-1000 mg/hari selama 6 bulan.
• Ascites : – Tirah baring dan diawali diet rendah garam,
konsumsi garam sebanyak 5,2 gram atau 90 mmol/hari.
– Spironolakton 100-200 sekali sehari, bisa dimonitor dengan penurunan BB 0,5 kg/hari tanpa edema, 1 kg/hari dengan edema.
– Furosemid 20-40 mg/hari, bila tidak ada respons bisa ditambah dosisnya, dosis maksimal 160 mg/hari.
– Parasentesis.
• Ensefalopati hati :– Laktulosa membantu pengeluaran amonia.– Neomisin untuk mengurangi bakteri usus
penghasil amonia.– Diit protein dikurangi sampai 0,5 gr/KgBB/hari.
• Varises esofagus :– Sebelum terjadinya perdarahan dan sesudah
terjadi perdarah bisa diberikan obat penyekat beta (propanolol) 40-80mg/hari selama 12 jam.
• Transplantasi hati : merupakan terapi definitif pada pasien sirosis dekompensata.
HEPATITS
Suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan kimia.
- Akut : hepatitis yang berlangsung selama <6 bulan - Kronik : hepatitis yang tetap bertahan selama > 6 bulan
Transmisi
Hepatitis A fekal-oral ,kontak personal Hepatitis B parenteral ,perinatal,seksualHepatitis C parenteral,seksual,perinatalHepatitis D parenteral Hepatitis E fekal -oralHepatitis G parenteral,seksual,perinatal
Patologi Perubahan morfologi pada hati sering kali serupa untuk
berbagai virus yang berlainanPada kasus klasik• Ukuran dan warna hati tampak normal• Kadang-kadang edem• Berwarna seperti empeduSecara histologik• Susunan hepatoseluler kacau• Peradangan perifer• Perubahan bersifat reversibel sempurna,bila fase akut
penyakit mereda
Tanda dan gejala• Masa tunas- Virus A 15-45 hari (rata-rata 25 hari)- Virus B 40-180 hari (rata-rata 75 hari)- Virus non A dan non B 15-150 (rata-rata 50 hari)• Fase preikterik - Keluhan umumnya tidak khas - Keluhan yang disebabkan oleh infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari- Gangguan GI tract : anoreksia, nausea,vomitus, nyeri ulu hati- Seluruh badan pegal terutama di pinggang bahu dan nyeri persendian- Suhu badan menigkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari- Pusing - Keluhan gata-gatal mencolok pada hepatitis B
Fase ikterik • Urin berwarna lebih pekat • Tinja berwarna pucat• Penurunan suhu badan disertai bradikardi • Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu
1,kemudian menetap dan baru berulang setelah 10-14 hari• Kadang disertai gatal diseluruh badan• Rasa lesu dan lekas cape dirasakan 1-2 minggu
Fase penyembuhan • Dimualai pada saat hilangnya ikterus • Rasa mual,rasa sakit ulu hati disusul bertambahnya nafsu
makan ,rata-rata 14-15 hari setelah masa ikterik • Warna urin tampak normal • Penderita mulai merasa segar kembali
Diagnosisa. Anamnesis
- Gejala non spesifik (prodromal) anoreksia ,mual ,muntah, demam- Dalam beberapa minggu timbul ikterus - Tinja pucat dan urin berwarna gelap- Perlu ditanyakan riwat kontak dengan penderita hepatitis sebelumnya- Riwayat pemekaiana obat hepatotoksik
b. Pemeriksaan fisik - Kulit dan sklera ikterik - Nyeri tekan di daerah hati - Hepatomegali
c.Pemeriksaan penunjang• Darah tepi Dapat ditemukan pansitopenia : infeksi viruseosinofil : infestasi cacingLeukositosis :infestasi bakteri Urin : bilirubin urin Biokima:
• serum bilirubin direk dan indirek• SGPT dan SGOT• Albumin ,globulin• Glukosa darah• Koagulasi : faal hemostasis terutama waktu protrombin
• Petanda serologis agM anti HAV HbsAg igM anti HBC Anti HDV Anti HCV igM leptospira Kultur urin untuk leptospira Kultur darah empedu
• USG hati dan saluran empedu Apakah terdapat kista duktus
koledokus Batu saluran empedu Kolesistitis Besar limpa
REFERENSI
1. Rosenack,J, Diagnosis and Therapy of Chronic Liver and Biliarry Diseases2. Hadi.Sujono, Gastroenterology,Penerbit Alumni / 1995 / Bandung
3. Sherlock.S, Penyakit Hati dan Sitim Saluran Empedu, Oxford,England Blackwell 1997
4. Hakim Zain.L, Penatalaksanaan Penderita Sirosis Hepatitis5. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam jilid I, Edisi II, Penerbit Balai FK UI,
Jakarta19876. Anonymous http://alcoholism.about.com/library/blcirrosis.htm
7. Lesmana.L.A, Pembaharuan Strategi Terapai Hepatitis Kronik C, Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UI. RSUPN Cipto Mangunkusumo