Sindrom Resistensi Insulin

2
Sindrom Resistensi Insulin Kamis, 3 Januari, 2002 oleh: Siswono Sindrom Resistensi Insulin Gizi.net - Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperkirakan jumlah penduduk dunia yang akan menderita diabetes meningkat dari 135 juta (1995) menjadi 300 juta (2025). Yang menarik adalah peningkatan prevalensi diabetes ini akibat resistensi insulin. Resistensi insulin adalah kondisi di mana sensitivitas insulin menurun. Sensitivitas insulin adalah kemampuan dari hormon insulin menurunkan kadar glukosa darah dengan menekan produksi glukosa hepatik dan menstimulasi pemanfaatan glukosa di dalam otot skelet dan jaringan adiposa. Obesitas (kegemukan) adalah salah satu penyebab resistensi insulin. Simpanan adiposa yang tinggi pada orang gemuk mengaktifkan paling tidak salah satu enzim, yaitu lipoprotein lipase yang meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas dalam darah. Konsentrasi tinggi asam lemak bebas menstimulasi pelepasan sitokin seperti TNF-a (tumor necrosis factor-alpha) yang memicu resistensi insulin. Pada orang obesitas juga terjadi peningkatan kadar glukosa darah yang menstimulasi sekresi insulin ekstra (hiperinsulinemia) dan berbalik menurunkan (downregulation) reseptor insulin dengan meningkatkan proses internalisasi dan degradasi reseptor. Kemampuan peningkatan sekresi insulin untuk mencegah timbulnya diabetes melitus tipe 2 (DMT2) sangat tergantung dari kapasitas adaptasi sel-B pankreas—tempat produksi dan sekresi hormon insulin—untuk memelihara peningkatan konsentrasi insulin. Individu yang gagal mempertahankan hiperinsulinemia akan mengalami kegagalan toleransi glukosa dan nantinya berkembang menjadi DMT2. Sindrom resistensi insulin yang dihubungkan dengan obesitas dan DMT2 menyebabkan berbagai abnormalitas metabolisma tubuh, seperti dislipidemia, hipertensi, arterosklerosis dan pembentukan pro-koagulan. Berbagai abnormalitas tersebut merupakan faktor-faktor risiko penyebab penyakit jantung koroner. Ikatan insulin pada reseptornya di permukaan sel mendorong rangkaian jalur signal intraselular. Hal ini menimbulkan beragam kerja insulin secara biologis terhadap enzim-enzim, pengangkut (transporter) dan faktor-faktor transkripsi. Bebagai kegagalan awal dari kerja insulin terjadi pada pproses

Transcript of Sindrom Resistensi Insulin

Page 1: Sindrom Resistensi Insulin

Sindrom Resistensi Insulin

Kamis, 3 Januari, 2002 oleh: Siswono

Sindrom Resistensi InsulinGizi.net - Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperkirakan jumlah penduduk dunia yang akan menderita diabetes meningkat dari 135 juta (1995) menjadi 300 juta (2025). Yang menarik adalah peningkatan prevalensi diabetes ini akibat resistensi insulin.

Resistensi insulin adalah kondisi di mana sensitivitas insulin menurun. Sensitivitas insulin adalah kemampuan dari hormon insulin menurunkan kadar glukosa darah dengan menekan produksi glukosa hepatik dan menstimulasi pemanfaatan glukosa di dalam otot skelet dan jaringan adiposa.

Obesitas (kegemukan) adalah salah satu penyebab resistensi insulin. Simpanan adiposa yang tinggi pada orang gemuk mengaktifkan paling tidak salah satu enzim, yaitu lipoprotein lipase yang meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas dalam darah. Konsentrasi tinggi asam lemak bebas menstimulasi pelepasan sitokin seperti TNF-a (tumor necrosis factor-alpha) yang memicu resistensi insulin.

Pada orang obesitas juga terjadi peningkatan kadar glukosa darah yang menstimulasi sekresi insulin ekstra (hiperinsulinemia) dan berbalik menurunkan (downregulation) reseptor insulin dengan meningkatkan proses internalisasi dan degradasi reseptor.

Kemampuan peningkatan sekresi insulin untuk mencegah timbulnya diabetes melitus tipe 2 (DMT2) sangat tergantung dari kapasitas adaptasi sel-B pankreas—tempat produksi dan sekresi hormon insulin—untuk memelihara peningkatan konsentrasi insulin. Individu yang gagal mempertahankan hiperinsulinemia akan mengalami kegagalan toleransi glukosa dan nantinya berkembang menjadi DMT2.

Sindrom resistensi insulin yang dihubungkan dengan obesitas dan DMT2 menyebabkan berbagai abnormalitas metabolisma tubuh, seperti dislipidemia, hipertensi, arterosklerosis dan pembentukan pro-koagulan. Berbagai abnormalitas tersebut merupakan faktor-faktor risiko penyebab penyakit jantung koroner.

Ikatan insulin pada reseptornya di permukaan sel mendorong rangkaian jalur signal intraselular. Hal ini menimbulkan beragam kerja insulin secara biologis terhadap enzim-enzim, pengangkut (transporter) dan faktor-faktor transkripsi. Bebagai kegagalan awal dari kerja insulin terjadi pada pproses transduksi signal.

Hal ini menyebabkan penurunan fosforisasi IRS-1 (insulin receptor substrate-1)—berfungsi pada ekspresi gen dan metabolisme lipid dan protein—serta aktivitas PI-3K (phosphatidylinositol-3 kinase) yang berfungsi pada metabolisme lipid dan protein serta glukosa dan penyimpanannya.

Gangguan pada level transduksi signal pada reseptor insulin dan aktivitas subtrat reseptor inilah penyebab beragam bentuk resistensi insulin.

(I Ketut Adnyana PhD Apt, staf pengajar Departemen Farmasi FMIPA-ITB)

Sumber : Kompas, Senin, 24 Desember 2001