Sindrom Nefrotik Relaps Sering

download Sindrom Nefrotik Relaps Sering

of 35

Transcript of Sindrom Nefrotik Relaps Sering

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    1/35

    Presentasi Kasus

    Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    Disusun oleh:

    dr. Ichwan Zuanto

    Pembimbing Kasus:

    dr. . !s"iandri# Sp! $.%iomed

    1

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    2/35

    Program Internship Dokter Indonesia

    RS&D Sungai Dareh

    Kabupaten Dharmasra'a

    ()*+,()*-

    2

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    3/35

    K!! P/N0!N!R

    Assalamualaikum wr. wb.

    Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Mahaesa, atas

    segala nikmat dan karunia yang telah diberikan sehingga pada akhirnya saya dapat

    menyelesaikan makalah presentasi kasus ini dengan sebaik-baiknya.

    Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas dalam Program Internship okter

    Indonesia di !S" Sungai areh periode # $uni %&'( ) * $uni %&'+.

    alam kesempatan ini, saya ingin menguapkan terima kasih kepada dr. . Asiandri,

    SpA. M./iomed selaku konsultan yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan dalam

    penyusunan makalah presentasi kasus ini.

    Saya juga ingin menguapkan terima kasih untuk pendamping internship saya, dr.

    0ura1dali2a dan dr. Sujito atas bimbingan dalam setiap kegiatan.

    Saya sadari bah3a makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. 4leh karena itu, sayamengharapkan saran dan kritik yang si1atnya membangun untuk kesempurnaan makalah yang

    saya buat ini.

    emikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat berman1aat bagi

    masyarakat dan khususnya bagi praktisi kedokteran.

    Terima kasih.

    Wassalamualaikum wr. wb.

    harmasraya, Maret %&'+

    3

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    4/35

    Penyusun,

    dr. Ih3an 5uanto

    4

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    5/35

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    6/35

    D!1!R ISI

    alaman

    K!! P/N0!N!R .................................................................................... %D!1!R ISI ................................................................................................... 6%!% I. P/ND!&2&!N .............................................................................. 7

    '.'. 8atar /elakang ................................................................................. 7

    %!% II. IN3!&!N P&S!K! 99........................................................ (II.'. e1inisi 999999999999999999999........ (II.%. :pidemiologi 999999999999999999........... +II.6. :tiologi 9999999999999999............................ +II.7. Pato1isiologi 99999999999999999999... *II.(. Mani1estasi ;linis ........................................................................... S0? pada anak merupakan penyakit ginjal anak yang paling sering

    ditemukan.'i Indonesia dilaporkan + per '&&.&&& per tahun pada anak berusia kurang dari

    '7 tahun.',%Perbandingan anak laki-laki dan perempuan %@'. ',%,6

    Pada anak, sebagian besar >#&? S0 idiopatik mempunyai gambaran patologianatomi kelainan minimal >S0;M?.7 Bambaran patologi anatomi lainnya adalah

    glomerulosklerosis 1okal segmental >BS=S? *-#, mesangial proli1erati1 di1us >MP? %-(,

    glomerulone1ritis membranoproli1erati1 >B0MP? 7-+, dan ne1ropati membranosa >B0M?

    ',(.',(

    Prognosis jangka panjang S0;M selama pengamatan %& tahun menunjukkan hanya

    7-( menjadi gagal ginjal terminal, sedangkan pada BS=S %( menjadi gagal ginjal

    terminal dalam ( tahun dan pada sebagian besar lainnya disertai penurunan 1ungsi ginjal.+

    Pada berbagai penelitian jangka panjang ternyata respons terhadap pengobatan steroid

    lebih sering digunakan untuk menentukan prognosis dibandingkan dengan gambaran patologi

    anatomi.' Pada pengobatan kortikosteroid inisial sebagian besar S0;M >responsi1?, sedangkan pada BS=S #&-#( tidak responsi1 >resisten steroid?.*

    Seara umum, sekitar *& pasien S0 mengalami relaps. !elaps dalam pengobatan

    jika didapatkan proteinuria 6C atau lebih setelah remisi untuk 6 hari berturut-turut atau lebih

    saat terapi steroid 1ull dose selama 7 minggu. Sedangkan relaps sering yaitu jika didapatkan %

    kali relaps dalam + bulan atau 7 kali dalam setahun.#

    Mortalitas dan prognosis anak dengan sindrom ne1rotik berariasi berdasarkan

    etiologinya, berat, luas kerusakan ginjal, usia anak, kondisi yang mendasari, dan responnya

    terhadap pengobatan.7

    Sindrom ne1rotik relaps sering memiliki 1rekuensi yang signi1ikan dengan prognosis

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    8/35

    ad sanationam dan 1untionam yang jelek.#"ntuk itu, penulis mengangkat sebuah ilustrasi

    kasus sindrom ne1rotik relaps sering yang ditemukan di ruang ra3at anak !S" Sungai

    areh disertai dengan tinjauan pustaka dan pembahasannya.

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    9/35

    %!% II

    IN3!&!N P&S!K!

    II.*. Definisi

    Sindrom 0e1rotik >S0? adalah suatu sindrom klinik dengan gejala@'

    '. Proteinuria massi1 >D 7& mgEm%8P/Ejam atau rasio proteinEkreatinin pada urin se3aktu D

    % mgEmg atau dipstik D %C?%. ipoalbuminemia F %,( gEdl6. :dema7. apat disertai hiperkolesterolemia D %&& mgEd8

    /eberapa de1inisiEbatasan yang dipakai pada S0@'

    !emisi@ proteinuria negati1 atau trace>proteinuria F 7mgEm%8P/Ejam? 6 hari berturut-

    turut dalam ' minggu. !elaps@ proteinuria D %C >proteinuria D 7& mgEm%8P/Ejam 6 hari berturut-turut dalam '

    minggu. !elaps jarang@ relaps terjadi kurang dari % kali dalam + bulan pertama setelah respons

    a3al atau kurang dari 7 kali per tahun pengobatan. !elaps sering >frequent relaps?@ relaps terjadi D % kali dalam + bulan pertama setelah

    respons a3al atau D 7 kali dalam periode ' tahun. ependen steroid@ relaps terjadi pada saat dosis steroid diturunkan atau dalam '7 hari

    setelah pengobatan dihentikan, dan hal ini terjadi % kali berturut-turut. !esisten steroid@ tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis penuh >full dose? %

    mgEkg//Ehari selama 7 minggu.

    Bambar II.a. /atasanEde1inisi Sindrom 0e1rotik

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    10/35

    II.(. /pidemiologi

    Insidens S0 pada anak dalam kepustakaan di Amerika Serikat dan Inggris adalah %-*

    kasus baru per '&&.&&& anak per tahun,'dengan prealensi berkisar '% ) '+ kasus per '&&.&&&

    anak.% Pada anak-anak >F '+ tahun? paling sering ditemukan ne1ropati lesi minimal >*(-

    #(? dengan umur rata-rata %,( tahun, #& F + tahun saat diagnosis dibuat dan laki-laki dua

    kali lebih banyak daripada 3anita.IS;G? menunjukkan bah3a,

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    11/35

    berlokasi pada kromosom 'albuminuria? masi1 merupakan penyebab utama terjadinya sindrom

    ne1rotik, namun penyebab terjadinya proteinuria belum diketahui benar. Salah satu teori yang

    dapat menjelaskan adalah hilangnya muatan negati1 yang biasanya terdapat di sepanjang

    endotel kapiler glomerulus dan membran basal. ilangnya muatan negati1 tersebut

    menyebabkan albumin yang bermuatan negati1 tertarik keluar menembus sa3ar kapiler

    glomerulus. ipoalbuminemia merupakan akibat utama dari proteinuria yang hebat. Sembab

    munul akibat rendahnya kadar albumin serum yang menyebabkan turunnya tekanan onkotik

    plasma dengan konsekuensi terjadi ekstraasasi airan plasma ke ruang interstitial.7

    Bambar II.b. Proses =iltrasi Binjal 0ormal

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    12/35

    iperlipidemia munul akibat penurunan tekanan onkotik, disertai pula oleh

    penurunan aktiitas degradasi lemak karena hilangnya -glikoprotein sebagai perangsang

    lipase. Apabila kadar albumin serum kembali normal, baik seara spontan ataupun denganpemberian in1us albumin, maka umumnya kadar lipid kembali normal.(

    ipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotik koloid plasma

    intraaskuler. ;eadaan ini menyebabkan terjadi ekstraasasi airan menembus dinding

    kapiler dari ruang intraaskuler ke ruang interstitial yang menyebabkan edema. Penurunan

    olume plasma atau olume sirkulasi e1ekti1 merupakan stimulasi timbulnya retensi air dan

    natrium renal. !etensi natrium dan air ini timbul sebagai usaha kompensasi tubuh untuk

    menjaga agar olume dan tekanan intraaskuler tetap normal. !etensi airan selanjutnya

    mengakibatkan pengeneran plasma dan dengan demikian menurunkan tekanan onkotik

    plasma yang pada akhirnya memperepat ekstraasasi airan ke ruang interstitial.

    Bambar II.. Pato1isiologi Penurunan Tekanan 4nkotik-;oloid

    /erkurangnya olume intraaskuler merangsang sekresi renin yang memiu rentetan

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    13/35

    aktiitas aksis renin-angiotensin-aldosteron dengan akibat retensi natrium dan air, sehingga

    produksi urine menjadi berkurang, pekat dan kadar natrium rendah. ipotesis ini dikenal

    dengan teoriunderfill.6alam teori ini dijelaskan bah3a peningkatan kadar renin plasma dan

    aldosteron adalah sekunder karena hipoolemia. Tetapi ternyata tidak semua penderita

    sindrom ne1rotik menunjukkan 1enomena tersebut. /eberapa penderita sindrom ne1rotik

    justru memperlihatkan peningkatan olume plasma dan penurunan aktiitas renin plasma dan

    kadar aldosteron, sehingga timbullah konsep baru yang disebut teorioverfill. Menurut teori

    ini retensi renal natrium dan air terjadi karena mekanisme intrarenal primer dan tidak

    tergantung pada stimulasi sistemik peri1er. !etensi natrium renal primer mengakibatkan

    ekspansi olume plasma dan airan ekstraseluler. Pembentukan edema terjadi sebagai akibat

    overfillingairan ke dalam kompartemen interstitial. Teorioverfillini dapat menerangkan

    olume plasma yang meningkat dengan kadar renin plasma dan aldosteron rendah sebagai

    akibat hiperolemia.

    Pembentukan sembab pada sindrom ne1rotik merupakan suatu proses yang dinamik

    dan mungkin saja kedua proses underfilldan overfill berlangsung bersamaan atau pada

    3aktu berlainan pada indiidu yang sama, karena patogenesis penyakit glomerulus mungkin

    merupakan suatu kombinasi rangsangan yang lebih dari satu.6

    Bambar II.d. Teori "nder1ill Bambar II.e. Teori 4er1ill

    II.+. $anifestasi Klinik

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    14/35

    Apapun tipe sindrom ne1rotik, mani1estasi klinik utama adalah sembab, yang tampak

    pada sekitar misal, daerah periorbita, skrotum atau labia?, kemudian menjadi

    menyeluruh dan masi1 >anasarka?.+

    Sembab berpindah dengan perubahan posisi, sering tampak sebagai sembab muka

    pada pagi hari 3aktu bangun tidur, dan kemudian menjadi bengkak pada ekstremitas ba3ah

    pada siang harinya. Sembab biasanya tampak lebih hebat pada pasien S0;M dibandingkan

    pasien-pasien BS=S atau B0MP. al tersebut disebabkan karena proteinuria dan

    hipoproteinemia lebih hebat pada pasien S0;M.+

    Bangguan gastrointestinal sering timbul dalam perjalanan penyakit sindrom ne1rotik.

    iare sering dialami pasien dengan edema masi1 yang disebabkan edema mukosa usus. Pada

    beberapa pasien, nyeri perut yang kadang-kadang berat, dapat terjadi pada sindrom ne1rotik

    akibat hepatomegali atau kemungkinan terjadinya peritonitis. Anoreksia dan terbuangnya

    protein mengakibatkan malnutrisi berat terutama pada pasien sindrom ne1rotik resisten-

    steroid.

    4leh karena adanya distensi abdomen baik disertai e1usi pleura atau tidak, gangguan

    pernapasan sering terjadi. Asites berat dapat menimbulkan hernia umbilikalis dan prolaps

    ani.+ alam laporan IS;G >International Study o1 ;idney iseases in Ghildren?, pada

    S0;M ditemukan %% disertai hematuria mikroskopik, '(-%& disertai hipertensi, dan 6%

    dengan peningkatan kadar kreatinin dan ureum darah yang bersi1at sementara.'

    II.-. Penegakan Diagnostik

    iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan 1isik dan pemeriksaan

    penunjang.'

    !namnesis

    ;eluhan yang sering ditemukan adalah bengkak di kedua kelopak mata, perut,

    tungkai, atau seluruh tubuh dan dapat disertai jumlah urin yang berkurang. ;eluhan lain juga

    dapat ditemukan seperti urin ber3arna kemerahan.

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    15/35

    Pemeriksaan 1isik

    Pada pemeriksaan 1isik sindrom ne1rotik dapat ditemukan edema palpebra, eJtrimitas

    >pitting edema?, skrotumElabia, atau adanya asites dan e1usi pleura. ;adang-kadang

    ditemukan hipertensi, atau tanda komplikasi seperti syok hipoolemik, peritonitis, atau

    sepsis.

    Pemeriksaan Penun7ang

    Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain@'

    '. "rinalisis dan bila perlu biakan urin pada urinalisis ditemukan proteinuria masi1 >6C

    sampai 7C?, dapat disertai hematuria.%. Protein urin kuantitati1, dapat berupa urin %7 jam atau rasio proteinEkreatinin pada urin

    pertama pagi hari6. Pemeriksaan darah

    a. arah tepi lengkap >hemoglobin, leukosit, hitung jenis, trombosit, hematokrit, dan

    8:? dapat ditemukan leukositosis dan 8: yang meningkatb. ;adar albumin dan kolesterol plasma, didapatkan hipoalbuminemia >F %,( gEdl?,

    hiperkolesterolemia, dan rasio albuminEglobulin terbalik.. ;adar ureum, kreatinin, serta klirens kreatinin.

    d. ;adar komplemen G6 bila diurigai S8: pemeriksaan ditambah dengan komplemenG7, A0A >anti nuclear antibody?, dan anti ds-0A.

    II.8. Diagnosis %anding dan Komplikasi

    iagnosis banding S0 diantaranya@

    '. Sembab non-renal @ gagal jantung kongesti1, ;:P dengan edema, edema hepatal

    %. Blomerulone1ritis akut.

    6. 8upus sistemik eritematosus.

    Komplikasi

    '. Syok akibat sepsis, emboli atau hipoolemia

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    16/35

    %. Thrombosis akibat hiperkoagulabilitas

    6. In1eksi

    7. ambatan pertumbuhan

    (. Bagal ginjal akut atau kronik

    +. :1ek samping steroid, misalnya sindrom Gushing, hipertensi, osteoporosis, gangguan

    emosi dan perilaku.

    II.9. Penatalaksanaan

    Pada S0 pertama kali, sebaiknya dira3at di rumah sakit dengan tujuan untuk

    memperepat pemeriksaan dan ealuasi pengaturan diit, penanggulangan edema, memulai

    pengobatan steroid, dan edukasi orang tua. Sebelum pengobatan steroid dimulai, dilakukan

    pemeriksaan uji MantouJ. /ila hasilnya positi1 diberikan pro1ilaksis I0 bersama steroid,

    dan bila ditemukan tuberulosis diberikan obat anti tuberulosis >4AT?.

    Pera3atan pada S0 relaps hanya dilakukan bila disertai edema anasarka yang berat

    atau disertai komplikasi muntah, in1eksi berat, gagal ginjal, atau syok. Tirah baring tidak

    perlu dipaksakan dan aktiitas disesuaikan dengan kemampuan pasien. /ila edema tidak

    berat anak boleh sekolah.'

    Diitetik

    Pemberian diit tinggi protein dianggap kontra indikasi karena akan menambah bebangromerulus untuk mengeluarkan sisa metabolism protein >hiper1iltrasi? dan menyebabkan

    slerosis gromerulus. Gukup diberikan diit protein normal sesuai dengan !A >recommended

    daily allowances? yaitu % gEkg//Ehari. iit rendah protein akan menyebabkan malnutrisi

    energi protein >M:P? dan hambatan pertumbuhan anak. iit rendah garam >'-% gEhari? hanya

    diperlukan selama anak menderita edema.'

    Diuretik

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    17/35

    !estriksi airan dianjurkan selama edema berat. /iasanya diberikan loop diuretic

    seperti 1urosemid '-% mgEkg//Ehari, bila perlu dikombinasikan dengan spironalokton

    >antagonis aldosteron, diuretik hemat kalium? %-6 mgEkg//Ehari. Pada pemakaian diuretik

    lebih lama dari '-% minggu perlu dilakukan pemantauan elektrolit darah >kalium dan

    natrium?.'

    /ila pemberian diuretik tidak berhasil mengurangi edema >edema re1rakter?, biasanya

    disebabkan oleh hipoolemia atau hipoalbuminemia berat >kadar albumin F' gEdl?, dapat

    diberikan in1us albumin %&-%( dengan dosis 'gEkg// selama 7 jam untuk menarik airan

    dari jaringan interstisial, dan diakhiri dengan pemberian 1urosemid intraena '-% mgEk//.

    /ila pasien tidak mampu dari segi biaya, dapat diberikan plasma sebanyak %& mlEkg//Ehari

    seara perlahan-lahan '& tetesEmenit untuk menegah terjadinya komplikasi dekompensasijantung. /ila diperlukan, albumin atau plasma dapat diberikan selang sehari untuk

    memberikan kesempatan pergeseran airan dan menegah overloadairan. /ila asites berat

    sehingga mengganggu pernapasan dapat dilakukan pungsi asites berulang.'

    !ntibiotik

    i Indonesia tidak dianjurkan pemberian antibiotik pro1ilaksis, tetapi perlu dipantau

    seara berkala, dan bila ditemukan tanda-tanda in1eksi segera diberikan antibioti. /iasanya

    diberikan antibiotik jenis amoksisilin, eritromisin, atau se1aleksin.'

    Imunisasi

    Pasien S0 yang sedang dalam pengobatan kortikosteroid atau dalam + minggu steroid

    dihentikan, hanya boleh mendapatkan aksin mati. Setelah + minggu penghentian steroid,

    dapat diberikan aksin hidup.'

    i Indonesia pemberian imunisasi terhadap Streptococcus pneumoniabelum

    dianjurkan karena e1ektiitasnya belum jelas. Anak diharapkan menghindari kontak dengan

    pasien arisela. /ila terjadi kontak, diberikan pro1ilaksis dengan immunoglobulin varicella-

    zoster dalam 3aktu kurang dari *% jam. /ila tidak memungkinkan dapat diberikan

    immunoglobulin intraena. /ila sudah terjadi in1eksi perlu diberikan obat asikloir dan

    pengobatan steroid sebaiknya dihentikan sementara.'

    erapi Steroid

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    18/35

    ;ortikosteroid merupakan pengobatan S0 idiopatik pilihan utama, keuali bila ada

    kontraindikasi. apat diberikan prednison atau prednisolon.'

    Sesuai dengan anjuran IS;G >!nternational Study on "idney #iseases in $hildren?

    pengobatan inisial S0 dimulai dengan pemberian prednison dosis penuh >full dose? +&

    mgEm%8P/ atau % mgEkg//Ehari >maksimal #& mgEhari? dibagi 6 dosis untuk menginduksi

    remisi.

    /ila terjadi remisi pada 7 minggu pertama, maka pemberian steroid dilanjutkan

    dengan 7 minggu kedua dengan dosis 7& mgEm%8P/Ehari atau %E6 dosis a3al seara

    alternating >selang sehari?, ' kali sehari setelah makan pagi. /ila setelah 7 minggu

    pengobatan steroid dosis penuh tidak terjadi remisi, pasien dinyatakan sebagai resistensteroid.

    erapi NonImunosupresif &ntuk $engurangi Proteinuria

    Pada S0 yang telah resisten terhadap obat kortikosteroid, sitostatik, dan siklosporin

    >tidak mampu beli?, dapat diberikan diuretik >bila ada edema?, dikombinasikan dengan AG:

    inhibitor untuk mengurangi proteinuria. $enis obat yang biasa dipakai adalah kaptopril &,6

    mgEkg//, 6 kali sehari, atau enalapril &,( mgEkg//Ehari, dibagi % dosis.'

    Sebuah penelitian seara random dengan pemberian enalapril &,% mgEkg//Ehari dan

    &,+mgEkg//Ehari selama # minggu dapat menurunkan proteinuria 66 dan (%.'

    Indikasi %iposi 0in7al

    Indikasi biopsi ginjal pada S0 anak adalah@'

    '. S0 dengan hematuria yang nyata, hipertensi, kadar kreatinin dan ureum plasma

    meninggi, atau kadar komplemen serum menurun%. S0 resisten steroid6. S0 dependen steroid

    II.;. Prognosis

    Prognosis umumnya baik, keuali pada keadaan-keadaan sebagai berikut@*

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    19/35

    '. Menderita untuk pertamakalinya pada umur di ba3ah % tahun atau di atas + tahun.

    %. isertai hipertensi.

    6. isertai hematuria.

    7. Termasuk jenis sindrom ne1rotik sekunder.

    (. Bambaran histopatologik bukan kelainan minimal.

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    20/35

    %!% III

    I2&SR!SI K!S&S

    I. ID/NI!S P!SI/N

    0ama @ An. 0.B.

    0o. !M @ '&*#6 0egati1

    :ritrosit &-'E8P &-(E 8P

    /ilirubin 0egati1

    8eukosit (> &-(E 8P

    :pitel '-6E8P &-(E 8P

    1oto Rontgen hora@ !P =;,(,()*-?

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    24/35

    4I. DI!0N

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    25/35

    IA. 16-6-6?

    =urosemid 'J%&

    mg

    Spironolakton

    %J%( mg

    Gaptopril 6J+,%(mg

    Galium latate

    6J'E%tab

    AmoJiillin

    6J%(& mg

    Albumin %&&

    Terapi lanjut

    Albumin %7&

    Terapi lanjut

    8asiJ injeksi ganti

    1urosemide oral

    Terapi lanjut Terapi lanjut

    Spironolakton a11

    Pulang

    ;ontrol Poli

    //@ '+ kg

    T/@ ''& m

    //ET/ *+,%

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    26/35

    PdJ Protein total,

    albumin,

    globulin, ureum

    Gholesterol ('*

    Protein total 7,'#

    Albumin 6,+

    "reum %%

    Gratinin &,(

    Protein total 6,*+

    Albumin %,'%

    Blobulin ',+7

    "reum %7

    Gratinin &,-?

    Protein urin >-?

    %!% I4

    !N!2ISIS K!S&S D!N P/$%!!S!N

    Pasien anak laki-laki, umur + tahun, diba3a dengan keluhan sembab pada seluruh

    tubuh sejak % hari SM!S disertai perut yang membunit. 0yeri perut, mual muntah, atau

    diare >-?. /atuk tidak berdahak ' minggu SM!S. Sesak >-?, =rekuensi /A; berkurang % hari

    SM!S. ;eluhan ini sudah berulang 6 kali dalam setahun.

    Pada pemeriksaan 1isik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran

    ompos mentis, //ET/ ''7,6 gi2i baik >dengan edema?, status hemodinamik stabil,

    hipertensi >-?, status generalis didapatkan TT dalam batas normal, orEpulmo dalam batas

    normal, edema anasarka, dan asites.asil pemeriksaan penunjang yang diperoleh proteinuria 7C, leukosituria %C, hematuri

    >-?, hipoalbuminemia ',6# grEd8, hipoproteinemia 6,&7 mgEd8, rasio albuminEglobulinterbalik, hiperkolesterolemia *6& mgEd8. =oto thoraJ kesan e1usi pleura >-?, or dalam batas

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    27/35

    normal.

    /erdasarkan data anamnesis, pemeriksaan 1isik, dan kon1irmasi pemeriksaan

    penunjang di atas, penulis menyimpulkan bah3a pasien mengalami sindrom ne1rotik relaps

    sering dan in1eksi saluran kemih. Penulis tidak mendapatkan tanda-tanda komplikasi pada

    pasien ini. ;esimpulan ini diambil dari 7 gejala klinis utama pada sindrom ne1rotik yaitu

    edema, proteinuria masi1, hipoalbuminemia, dan hiperholesterolemia.' selain tanda tersebut,

    hasil urinalisa menunjukkan adanya IS; >leukosituria %C?. Sedangkan diagnosis S0 relaps

    sering didasari oleh kekambuhan 6 kali dalam setahun.

    ;eluhan batuk kering pada pasien dialami selama kurang lebih ' minggu, tapi dalam

    pemeriksaan tidak ditemukan demam, 1aringEtonsil hiperemis, tanda dan gejala rhinitis,pembesaran ;B/, atau suara napas abnormal. ari pemeriksaan penunjang, hasil

    laboratorium menunjukkan leukositosis relati1 >''.&&& mgEd8? dan hasil 1oto rontgen

    menunjukkan pelebaran perihiler bilateral tanpa in1iltrat. Penulis uriga batuk tidak berdahak

    pada pasien ini terjadi akibat adanya ekstraasasi airan minimal ke interstitial paru dan

    merangsang reseptor batuk yang ada disepanjang saluran napas dengan kemungkinan lain

    seperti in1eksi saluran napas akibat irus.

    Menurut ;liegman dalam 0elson TeJtbook o1 Pediatris ed.'# tahun %&&*, pasien S0

    seringkali mempunyai 1aktor predisposisi in1eksi, biasanya pasien S0 dia3alai gejala in1eksi

    irus atau in1eksi saluran kemih.< alam kasus ini, penulis menduga in1eksi saluran kemih

    menjadi salah satu 1aktor kekambuhan pasien.

    =aktor lain yang mempengaruhi kekambuhan pasien adalah kejadian relaps pada

    pasien dan kondisi histopatologis ginjal ne1rotik pasien. alam literatur disebutkan bah3a

    sekitar (& pasien S0SS >Sindrom 0e1rotik Steroid-Sensiti1 ? yang mengalami relaps akanmenjadi S0 relaps sering atau S0 steroid dependen.'% selain itu, dalam literatur juga

    disebutkan bah3a Pada pengobatan kortikosteroid inisial sebagian besar S0;M >responsi1?, sedangkan pada BS=S #&-#( tidak responsi1 >resisten

    steroid?.',7ari pernyatan tersebut di atas, penulis menduga bah3a pasien ini mengalami S0

    tipe bukan kelainan minimal, baik itu BS=S atau MP. al ini dapat dibuktikan dengan

    pemeriksaan biopsi ginjal jika ditemukan indikasi klinis resistenEdependen steroid.''

    Terapi pada pasien ini yaitu@ terapi non-medikamentosa antara lain diet ne1rotik '(&&

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    28/35

    kkal dengan diit garam ' grEhr, dan diit protein 7& mg.hr, serta balane airan negati1.

    Sedangkan terapi medikamentosa antara lain I= ( 7 tpm, prednison 6J'( mg >6-6-6?

    po, 1urosemid 'J%& mg >i?, spironolakton %J%( mg >po?, aptopril 6J+,%( mg >po?, alium

    latate 6J'E%tab >po?, amoJiillin 6J%(& mg >po?, dan albumin %&&.

    /erdasarkan teori' diit ne1rotik yang diberikan pada pasien ini meliputi diit protein

    normal yaitu % gEkg//Ehari karena diit tinggi protein akan menambah beban glomerulus

    untuk mengeluarkan sisa metabolisme protein dan menyebabkan terjadinya sklerosis

    glomerulus. Sedangkan diit rendah protein akan menyebabkan malnutrisi energi protein dan

    hambatan pertumbuhan anak. ;arena terdapat edema tubuh, perlu restriksigaram yaitu

    diberikan '-% grEhari.

    Selain itu perlu dilakukan penghitungan balane airan berdasarkan input dan output.

    /alane airan yang diharapkan tidak melebihi -'& Ekg// >balans airan negati1?, dengan

    perhitungan IW8 >6& ) usia? J kg//.

    "ntuk mengatasi kondisi hiperkolesterolemia, dianjurkan untuk makan makanan

    rendah kolesterol dengan jumlah lemak F 6& dari kalori total dan asam lemak jenuh '&

    dari seluruh kalori.* Pada S0 relaps atau resisten steroid terjadi peningkatan kadar 88 dan

    88 kolesterol, trigliserida dan lipoprotein >a? >8pa? sedangkan kolesterol 8 menurun

    atau normal. 5at-2at tersebut bersi1at aterogenik dan trombogenik, sehingga meningkatkan

    morbiditas kardioaskular dan progresiitas glomerulosklerosis.'','7

    Pada S0 sensiti1 steroid, peningkatan 2at-2at tersebut bersi1at sementara, ukup

    dengan pengurangan diit lemak.'&Pada S0 resisten steroid, dianjurkan untuk

    mempertahankan berat badan normal untuk tinggi badannya, dan diit rendah lemak jenuh.

    apat dipertimbangan pemberian obat penurun lipid seperti inhibitor MgGoA reduktase>statin?.''

    "ntuk mengatasi edema, dapat diberikan 1urosemid yang dikombinasi dengan

    spironolakton untuk menegah hipokalemia akibat penggunaan 1urosemid.'

    Bambar I.'. Algoritma Pemberian iuretik

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    29/35

    /ila pemberian diuretik tidak berhasil >edema re1rakter?, biasanya terjadi karena

    hipoolemia atau hipoalbuminemia berat >O ' gEd8?, dapat diberikan in1us albumin %&-%(dengan dosis ' gEkgbb selama %-7 jam untuk menarik airan dari jaringan interstisial dan

    diakhiri dengan pemberian 1urosemid intraena '-% mgEkgbb. /ila diperlukan, suspensi

    albumin dapat diberikan selang-sehari untuk memberi kesempatan pergeseran airan dan

    menegah overload airan.

    Pada pasien ini diberikan kombinasi loop diuretic, 1urosemid '-6 mgEkgbbEhari, dosis

    'J%& mgEhari, dengan spironolakton >antagonis aldosteron, diuretik hemat kalium? %-7

    mgEkgbbEhari, dosis %J%( mgEhari. ;ombinasi ini dimaksudkan untuk menegah hipokalemia.

    Selain itu, pada pasien ini juga diberikan in1us albumin %& selang sehari dengan kebutuhan

    berdasarkan rumus@ albumin J // J &,# >dalam gram? J %& atau %( >dalam ?.

    /erdasarkan perhitungan didapatkan hasil %&&.

    Pemeriksaan anjuran pada pasien ini adalah tes mantouJ yang dilakukan sebelum

    pengobatan steroid dimulai. /ila hasilnya positi1 diberikan pro1ilaksis (. I0 selama + bulan

    bersama steroid, dan bila ditemukan tuberkulosis diberikan obat antituberkulosis >4AT?. Padapasien ini uji mantouJ tidak dilakukan dengan alasan klinis. Pada pemeriksaan penunjang

    1oto rontgen AP juga tidak ditemukan adanya gambaran tuberkuloma.

    Pada pasien ini didapatkan tanda in1eksi berupa leukosituria %C, dan uriga in1eksi

    saluran napas dengan gejala batuk yang biasa disebakan oleh irus. 4leh karena itu, pasien

    ini diberikan terapi empiris antibiotik spektrum luas golongan peniilin yaitu amoJiillin *,(-

    '( mgEkg//EJ dengan dosis 6J%(&mg. In1eksi lain yang mungkin pada pasien S0 adalah

    selulitis dan peritonitis primer. /ila terjadi peritonitis primer >biasanya disebabkan oleh

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    30/35

    kuman Bram negati1 dan Streptococcus pneumoniae? perlu diberikan pengobatan penisilin

    parenteral dikombinasi dengan se1alosporin generasi ketiga yaitu se1otaksim atau se1triakson

    selama '&-'7 hari.

    Pada S0 dapat terjadi hipokalsemia karena penggunaan steroid jangka panjang yang

    menimbulkan osteoporosis dan osteopenia, dan kebooran metabolit itamin . 4leh karena

    itu pada pasien S0 yang mendapat terapi steroid jangka lama >lebih dari 6 bulan? dianjurkan

    pemberian suplementasi kalsium %(&-(&& mgEhari dan itamin >'%(-%(& I"?. Pada pasien

    ini telah diberikan alium 6J%(&mg per oral.

    Angiotensin converting enzyme inhibitor ,AG:I? dan angiotensin receptor blocker

    >A!/? telah banyak digunakan untuk mengurangi proteinuria. Gara kerja kedua obat ini

    dalam menurunkan ekskresi protein di urin melalui penurunan tekanan hidrostatik danmengubah permeabilitas glomerulus. AG:I juga mempunyai e1ek renoprotektor melalui

    penurunan sintesis transforming growth factor >TB=?-Q' danplasminogen activator inhibitor

    >PAI?-', keduanya merupakan sitokin penting yang berperan dalam terjadinya

    glomerulosklerosis.

    Pada S0SS relaps, kadar TB=-Q' urin sama tinggi dengan kadarnya pada S0!S,

    berarti anak dengan S0SS relaps sering maupun dependen steroid mempunyai risiko untuk

    terjadi glomerulosklerosis yang sama dengan S0!S. alam kepustakaan dilaporkan bah3apemberian kombinasi AG:I dan A!/ memberikan hasil penurunan proteinuria lebih banyak.

    Pada anak dengan S0SS relaps sering, dependen steroid dan S0!S dianjurkan untuk

    diberikan AG:I saja atau dikombinasikan dengan A!/, bersamaan dengan steroid atau

    imunosupresan lain. $enis obat ini yang bisa digunakan adalah@ kaptopril &.6 mgEkgbb

    diberikan 6 J sehari, enalapril &.( mgEkgbbEhari dibagi % dosis, lisinopril &,' mgEkgbb dosis

    tunggal >AG:-I?, losartan &,*( mgEkgbb dosis tunggal >A!/?. Pada pasien ini diberikan

    aptopril 6J+,%(mg per oral.

    Terapi steroid inisial pasien S0 dimulai dengan pemberian prednison dosis penuh +&

    mgEm%8P/Ehari, dibagi 6 dosis, untuk menginduksi remisi. osis dihitung sesuai dengan

    berat badan ideal. Prednison dosis penuh diberikan selama 7 minggu. "mumnya kebanyakan

    anak memberi respon dalam 7 minggu pertama.'

    Perhitungan 8P/@ R//>kg? JT/>m?E 6+&&

    Bambar I.%. Alur Tatalaksana S0 :pisode Pertama.

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    31/35

    Pada pasien ini tergolong dalam kategori sindrom ne1rotik relaps sering. /erdasarkan

    konsensus, terdapat 7 opsi pengobatan S0 relaps sering atau dependen steroid@ Pemberian

    steroid jangka panjang, Pemberian 8eamisol, Pengobatan dengan sitostatik, dan Pengobatan

    dengan siklosporin, atau miko1enolat mo1etil. Pada pasien ini diberikan terapi steroid jangka

    panjang dengan alasan terapi steroid masih dapat memberikan remisi pada pasien.

    Pada anak yang telah dinyatakan relaps sering atau dependen steroid, setelah remisi

    dengan prednison dosis penuh, diteruskan dengan steroid dosis ',( mgEkgbb seara

    alternating. osis ini kemudian diturunkan perlahanEbertahap &,% mgEkgbb setiap % minggu.

    Penurunan dosis tersebut dilakukan sampai dosis terkeil yang tidak menimbulkan relapsyaitu antara &,' ) &,( mgEkgbb alternating. osis ini disebut dosis threshold dan dapat

    dipertahankan selama +-'% bulan, kemudian dioba dihentikan. "mumnya anak usia sekolah

    dapat bertoleransi dengan prednison &,( mgEkgbb, sedangkan anak usia pra sekolah sampai '

    mgEkgbb seara alternating.

    /ila relaps terjadi pada dosis prednison antara &,' ) &,( mgEkgbb alternating, maka

    relaps tersebut diterapi dengan prednison ' mgEkgbb dalam dosis terbagi, diberikan setiap

    hari sampai terjadi remisi. Setelah remisi maka prednison diturunkan menjadi &,# mgEkgbb

    diberikan seara alternating, kemudian diturunkan &,% mgEkgbb setiap % minggu, sampai satu

  • 7/26/2019 Sindrom Nefrotik Relaps Sering

    32/35

    tahap >&,% mgEkgbb? di atas dosis prednison pada saat terjadi relaps yang sebelumnya atau

    relaps yang terakhir.

    /ila relaps terjadi pada dosis prednison rumat D &,( mgEkgbb alternating, tetapi F ',&

    mgEkgbb alternating tanpa e1ek samping yang berat, dapat dioba dikombinasikan dengan

    leamisol selang sehari %,( mgEkgbb selama 7-'% bulan, atau langsung diberikan

    siklo1os1amid >GPA?.

    Bambar I.6. Pengobatan S0 relaps sering

    /erdasarkan rumus diatas didapatkan dosis prednison '( mg diberikan 6J sehari

    dengan dosis 6-6-6 >tablet?. ;adar kortisol darah dalam keadaan basal mengalami ariasi

    diurnal, yaitu pagi hari paling tinggi sedangkan malam hari paling rendah. Pemberian dosis

    steroid pada pasien mengikuti ariasi diurnal ini.