Sindrom Cushing

download Sindrom Cushing

of 24

description

endokrin

Transcript of Sindrom Cushing

KONSEP DASAR TEORI

1. Pengertian Sindrom Cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar yang tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena pemberian dosis farmakologik senyawa senyawa glukokortikoid. (Sylvia A. Price; Patofisiologi, Hal. 1088).2. Etiologi Sindrom Cushing disebabkan oleh sekresi kortisol atau kortikosteron yang berlebihan, kelebihan stimulasi ACTH mengakibatkan hyperplasia korteks anal ginjal berupa adenoma maupun carcinoma yang tidak tergantung ACTH juga mengakibatkan sindrom Cushing. Demikian juga hiperaktivitas hipofisis, atau tumor lain yang mengeluarkan ACTH. Syndrome Cushing yang disebabkan tumor hipofisis disebut penyakit Cushing. (buku ajar ilmu bedah, R. Syamsuhidayat, hal 945).Sindrom Cushing dapat diakibatkan oleh pemberian glukortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologik (latrogen) atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan pada gangguan aksis hipotalamus-hipofise-adrenal (spontan) pada sindrom cusing spontan, hiperfungsi korteks adrenal terjadi akibat ransangan belebihan oleh ACTH atau sebab patologi adrenal yang mengakibatkan produksi kortisol abnormal. (Sylvia A. Price; Patofisiologi, hal 1091)3. Patofisiologi Telah dibahas diatas bahwa penyebab sindrom cishing adalah peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Untuk lebih memahami manifestasi klinik sindrom chusing, kita perlu membahas akibat-akibat metabolik dari kelebihan glikokorikoid.Korteks adrenal mensintesis dan mensekresi empat jenis hormon:a. Glukokortikoid. Glukokortikoid fisiologis yang disekresi oleh adrenal manusia adalah kortisol.b. Mineralokortikoid. Mineralokortikoid yang fisiologis yang diproduksi adalah aldosteron.c. Androgen.d. EstrogenKelebihan glukokortikoid dapat menyebabkan keadan-keadaan seperti dibawah ini:1. Metabolisme protein dan karbohidrat.Glukokortikoid mempunyai efek katabolik dan antianabolik pada protein, menyebabkan menurunnya kemampuan sel-sel pembentk protein untuk mensistesis protein, sebagai akibatnya terjadi kehilangan protein pada jaringan seperti kulit, otot, pembuluh darah, dan tulang.Secara klinis dapat ditemukan:a. Kulit mengalami atropi dan mudah rusak, luka-luka sembuh dengan lambat.b. Ruptura serabut-serabut elastis pada kulit menyebabkan tanda regang pada kulit berwarna ungu (striae).c. Otot-otot mengalami atropi dan menjadi lemah.d. Penipisan dinding pembuluh darah dan melemahnya jaringan penyokong vaskule menyebabkan mudah tibul luka memar.e. Matriks protein tulang menjadi rapuh dan menyebabkan osteoporosis, sehingga dapat dengan mudah terjadi fraktur patologis.f. Metabolisme karbohidrat dipengaruhi dengan meransang glukoneogenesis dan menganggu kerja insulin pada sel-sel perifer, sebagai akibatnya penderita dapat mengalami hiperglikemia.g. Pada seseorang yang mempunyai kapasitas produksi insulin yang normal, maka efek dari glukokortikoid akan dilawan dengan meningkatkan sekresi insulin untuk meningkatkan toleransi glukosa.h. Sebaliknya penderita dengan kemampuan sekresi insulin yang menurun tidak mampu untuk mengkompensasi keadaan tersebut, dan menimbulkan manifestasi klinik DM.2. Distribusi jaringan adiposa.a. Distribusi jaringan adiposa terakumulasi didaerah sentral tubuh.b. Obesitas c. Wajah bulan (moon face)d. Memadatnya fossa supraklavikulare dan tonjolan servikodorsal (punguk bison).e. Obesitas trunkus dengan ekstremitas atas dan bawag yang kurus akibat atropi otot memberikan penampilan klasik perupa penampilan Chusingoid. 3. ElektrolitEfek minimal pada elektrolit serum.a. Kalau diberikan dalam kadar yang terlalu besar dapat menyebabkan retensi natrium dan pembuangan kalium. Menyebabkan edema, hipokalemia dan alkalosis metabolik.4. Sistem kekebalanAda dua respon utama sistem kekebalan; yang pertama adalah pembentukan antibody humoral oleh sel-sel plasma dan limfosit B akibat ransangan antigen yang lainnya tergantung pada reaksi-reaksi yang diperantarai oleh limfosit T yang tersensitasi.Glukokortikoid mengganggu pembentukan antibody humoral dan menghabat pusat-pusat germinal limpa dan jaringan limpoid pada respon primer terhadap anti gen.Gangguan respon imunologik dapat terjadi pada setiap tingkatan berikut ini:a. Proses pengenalan antigen awal oleh sel-sel sistem monosit makrofag.b. Induksi dan proleferasi limfosit imunokompeten.c. Produksi anti bodi.d. Reaksi peradangan.e. Menekan reaksi hipersensitifitas lambat.5. Sekresi lambunga. sekeresi asam lambubung dapat ditingkatkan.b. sekresi asam hidroklorida dan pepsin dapat meningkat.c. Faktor-faktor protekitif mukosa dirubah oleh steroid dan faktor-faktor ini dapat mempermudah terjadinya tukak.6. Fungsi otakPerubahan psikologik terjadi karena kelebihan kortikosteroid, hal ini ditandai dengan oleh ketidak stabilan emosional, euforia, insomnia, dan episode depresi singkat. 7. EritropoesisInvolusi jaringan limfosit, ransangan pelepasan neutrofil dan peningkatan eritropoiesis.Namun secara klinis efek farmakologis yang bermanfaat dari glukokortikoid adalah kemampuannya untuk menekan reaksi peradangan. Dalam hal ini glukokortikoid:- Dapat menghambat hiperemia, ekstra vasasi sel, migrasi sel, dan permeabilitas kapiler.- Menghambat pelapasan kiniin yang bersifat pasoaktif dan menkan fagositosis.- Efeknya pada sel mast; menghambat sintesis histamin dan menekan reaksi anafilaktik akut yang berlandaskan hipersensitivitas yang dperantarai anti bodi.- Penekanan peradangan sangat deperlukan, akan tetapi terdapat efek anti inflamasi yang merugikan penderita. Pada infeksi akut tubuh mungkin tidak mampu melindungi diri sebagai layaknya sementara menerima dosis farmakologik. (Sylvia A. Price; Patofisiologi, hal 1090-1091)4. Jenis jenis Sindrom Cushing Sindrom cushing dapat dibagi dalam 2 jenis:1. Tergantung ACTH : Hiperfungsi korteks adrenal mungkin dapat disebabkan oleh sekresi ACTH kelenjar hipofise yang abnormal berlebihan. Tipe ini mula-mula dijelaskan oleh oleh Hervey Cushing pada tahun 1932, maka keadaan ini disebut juga sebagai penyakit cushing.2. Tak tergantung ACTH: Adanya adenoma hipofisis yang mensekresi ACTH, selain itu terdapat bukti-bukti histologi hiperplasia hipofisis kortikotrop, masih tidak jelas apakah kikroadenoma maupum hiperplasia timbal balik akibat gangguan pelepasan CRH (Cortikotropin Realising hormone) oleh neurohipotalamus. (Sylvia A. Price; Patofisiologi. hal 1091)5. Manifestasi Klinis Manifestasi klinik yang sering ditemukan pada pasien dengan sindrom cushing antaralain: - Obesitas sentral - Gundukan lemak pd punggung - Muka bulat (moon face)- Striae - Berkurangnya massa otot & kelemahan umum.Tanda lain yg ditemukan pd Syndrom cushing seperti:- Atripi/ kelemahan otot sektermitas - Hirsutisme (kelebihan bulu pada wanita)- Ammenorrhoe - Impotensi - Osteoporosis- Akne - Edema- Nyeri kepala, mudah memar dan gg penyembuhan luka. 6. Pemeriksaan Diagnostika. CT scan Untuk menunjukkan pembesaran adrenal pada kasus sindro cushing.b. Photo scanningc. Pemeriksaan adrenal mengharuskan pemberian kortisol radio aktif secara intravena d. Pemeriksaan elektro kardiografi Untuk menentukan adanya hipertensi (endokrinologi edisi hal 437)e. Uji supresi deksametason.Mungkin diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis peyebab sindrom cushing tersebut, apakah hipopisis atau adrenal.f. Pengambilan sampele darah.Untuk menentukan adanya varyasi diurnal yang normal pada kadar kortisol, plasma.g. Pengumpulan urine 24 jam.Untuk memerikasa kadar 17 hiroksikotikorsteroid serta 17 ketostoroid yang merupakan metabolik kortisol dan androgen dalam urine.7. Penatalaksanaana. Pengobatan tergantung pada ACTH yg tidak seragam. Apakah sumber ACTH ad hipofis atau ektopik.b. a. Jika dijumpai tumor hipofisis. Sebaiknya diusahakan reseksi tumor transfenoidal.c. b. Jika terdapat bukti hiperfungsi hipofisis namun tumor tidak dapat ditemukan maka sebagai gantinya dapat dilakukan radiasi kobait pada kelenjar hipofisis.d. c. Kelebihan kortisol juga dapat ditanggulangi dg adrenolektomi total dan diikuti pemberian kortisol dosis fisiologik.e. d. Bila kelebihan kortisol disebabkan o/ neoplasma disusul kemoterapi pada penderita dengan karsinoma/ terapi pembedahan f. e. Digunakan obat dengan jenis metyropone, amino gluthemideo, p-ooo yang bisa mensekresikan kortisol ( Patofisiologi Edisi 4 hal 1093 )B. PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian1. Aktivitas/ istirahat . Gejala: Insomnia, sensitivitas, otot lemah, gg koordinasi, kelelahan berat. Tandanya : atrofi otot.2. Sirkulasi . Gejala: Palpitasi, nyeri dada (angina). Tandanya: Distritnia, irama gallop, mur-mur, takikardia saat istirahat.3. Eliminasi. Gejala: Urine dlm jumlah banyak, perubahan dlm feces: diare.4. Itegritas egoGejala : Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik..Tandanya : Emosi letal, depresi.5. Makanan atau cairanGejala : Kehilangan berat badan yang mendadak, mual dan muntah.6. NeorosensoriGejala : Bicara cepat dan parau, gangguan status mental dan prilaku seperti binggung, disorientasi, gelisa, peka rangsangan, delirium.7. PernafasanTandanya : Frekuensi pernafasan meningkatan, takepnia dispnea.8. Nyeri atau kenyamananGejala : Nyeri orbital, fotobia.9. KeamananGejala : Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan tandanya suhu meningkat diatas 37,40CC, retraksi, iritasi pada kunjungtiva dan berair.10. SeksualitasTandanya : Penurunan libido, hipomenoria, amenoria dan impoten.2. Komplikasi 1. Krisis addison 2. Efek yang merugikan pd aktivitas korteks adrenal3. Patah tulang akibat osteoporosis3. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

1. Resiko cedera dan infeksi b/d kelemahan dan perubahan metabolisme protein serta respon inflamasi 2. Defisit perawatan diri; kelemahan perasaan mudah lelah, atropi otot dan perubahan pola tidur 3. Gg integritas kulit b/d edema, gg kesembuhan dan kulit yg tipis serta rapuh 4. Gg citra tubuh b/d perubahan penampilan fisik, gg fungsi seksual dan penurunan tingkat aktivitas.5. Gg proses berpikir b/d fluktuasi emosi, iritabilitas dan depresi ( Susanne C. Smeltzer; Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, hal. 1330). C. Perencanaan & Implementasi Tujuan : Tujuan utama mencakup penurunan resiko cedera dan infeksi, peningkatan kemampuan untuk melaksanakan kemampuan perawatan mandiri , perbaikan fungsi mental dan tidak adanya komplikasi.D. Intervensi Keperawatan : - Pemantauan dan penata laksanaan komplikasi potensialKrisiss addison. Pasien sindrom cushing yang gejalanya ditangani dengan cara menghentikan pemberian pemeberian kortikoisteroid atau dengan adrenelektomi atau pengangkatan tumor hipofisis akan beresiko mengalami hipofungasi adrenal dan krisis addisonian. Jika fungsi hormon adrenal telah tersupressi oleh kadara drenal yang tinggi dalam darah, maka atropi korteks adrenal kemungkinan akan terjadi. Apabila kadar hormon tersebut menurun dengan cepat akibat pembedahan atau penghentian terapi kortikosdteroid yang tiba-tiba, manifestasi hipofungsi adrenal dan krisis addison dapat terjadi.Disamping itu, penderita cushin sindrom yang mengalami kejadian yang sangat menimbulkan strees seperti trauma atar operasi darurat beresiko mengalami krisis addisonian karena terdapatnya supressi jangka panjang korteks adrenal. Karena itu kondisi penderita harus dipantau dengan ketat untuk mendeteksi hipotensi , denyut nadi yang lemah dan cepat, ppucat kelemahan yang ekstrim. Pasien tersebut meungkin memerlukan pemberian infus cairan dan elektrolit serta terapi kortikosteroid.Pasien yang mengalami trauma atau memerlukan operasi darurat memerlukan kadar kortikosteroid tambahan sebelum, selama dan setelah terapi atau operasi. Jika terjadi krisis addisonian pasien harus mendapat pengobatan untuk mengatasi kolaps sirkulasi dan syok. Identifikasi faktor-faltor yang dapat menybebkan krisis tersebut harus diupayakan.- Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolitStatus cairan dan eletrolit dipantau dengan mengukut berat badan pasien setip hari. Karena meningkatnya resikountuk mengalami intoleransi glukosa dan hiperglikemia, maka pemantauan glukosa darah harus dinilai setiap kenaikan kadar glukosa darah harus dimulai detiap kenaikan dilaporkan kepada dokter sehingga terapi dapat diberikan jika diperlukan.- Menurunkan risiko cedera dan infeksi Lingkungan yang aman harus diciptakan untuk mencegah kecelakaan seperti terjatuh, fraktur dan berbagai cedera lain pada tulang serta jaringan lunak. Pasien yang sangat lemah mengkin memerlukan bantuan dan mobilisasi untuk mencegah jatuh dan membentur pada tepi perabot yang tajam.Pertemuan dengan pengunjung, staff atau pasie yang menderita infeksi haarus dihindari. Penilaina kondisi pasien harus sering dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi yang tidak jelas, mengingat efek anti inflamasi dari kort ikosteroid dapat menyamarkan tanda-tanda umum infeksi dan inflamasi. Makanan yang tinggi protein, kalsium dan vitamin D harus dianjurkan untuk memperkecil kemungkinan pelisutan otot dan osteoporosis.Rujukan kepada ahli diet dapat membantu pasien untuk memilih jenis-jenis makanan dan lalori.- Persiapan mengahadapi praoperatifPasien dipersiapkan untuk menjalani adrenalektomi, jika diperlukan, dan untuk perawatan pasca operasi, jika sindrom cushing merupakan kosekuensi dari tumor hipofisis, tindakan hipofisektomi transfenoidalis dapat dilakukan. Siabetes mellitus dan ulkus peptikum umumnya terjadi pada pasien sindrom cushing, dengan demikian pelaksanaannya harus mencakup pemantauan kadar glukosa darah serta pemeriksaan darah dalam feses, serta intervensi yang tepat.- Menganjurkan istirahat dan aktivitasKelemahan, perasaan mudah lelah dan pelisutan otot akan menyulitkan penderita sindrom cushing dalam melaksanakan aktivitas yang normal, aktivitas yang ringan harus dianjurkan untuk mencegah komplikasi akibat imobilisasi dan meningkatkan rasa percaya diri. Insomnia sering turut menimbulkan rasa cepat lelah yang dikeluhkan pasien. Waltu istirahat perlu direncanakan dan diatur intervalnya sepanjang hari. Lingkungan yang tenang dan rileks untuk istirahat tidur harus diupayakan.- Meningkatkan perawatan kulit Peningkatan perawatan kulit yang cermat untuk menghindari trauma pada kulit pasien yang rapuh. Penggunaan plester perlu dihindari karena dapat menimbulkan irirtasi kulit dan luka pad kulit yang rapuh ketika plaster itu dilepas. Daerah tonjolan tulang dan kulitnya harus sering diperiksa dan pasien danjurkan serta dibantu untuk mengubah posisi dehingga kerusakan kulit dapat dicegah.- Memperbaiki citra tubuhJika penyebab sindrom cushing dapat ditangani dengan baik, perubahan fisik lain yang penting juga akan menghilang pada saatnya. Meskipun demikian, akan sangat memmbagtu apabila pasien diberi penjelasan tentang dampak yang ditimbulkan oleh perubahan tersebut terhadap konsep diri dan hubungannya dengan orang lain. Kenaikan berat badan dan edema yang terlihat pada sindrom cushing dapat dimodifikasi dengan diet rendah karbohidrat rendah natrium. Asupan protein yang tinggi dapat mengurangi sebagian gejala lain yang mengganggu.- Memperbaiki proses pikirPenjelasan kepada pasien dan anggota keluarga mengenai penyabab ketidak stabilan emosi amat penting dalam membantu mereka untuk mengatasi fluktuasi emosi, irritabilitas serta depresi yang terjadi. Perilaku psikotik dapat dapat dijumpai pada beberapa pasien dan harus dileporkan. Pasien dan anggota keluarga perlu didorong utuk mengungkapkan perasaannya. (Susanne c. smeltzer, buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner Suddart, Hal1331)E. Evaluasi Hasil yang diharapkan:1. Menurunkan resiko cedera dan infeksi a. Bebas fraktur atau cedera jaringan lunak.b. Bebas daerah ekimosis.c. Tidak mengalami kenaikan suhu, kemerahan, rasa nyeri ataupun tanda-tanda lain infeksi serta inflamasi.2. Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas perawatan mandiri.a. Merencanakan aktivitas perawatan dan latihan untuk memungkinkan periode istirahat.b. Melaporkan perbaikan perasaan sehat.c. Bebas komplikasi mobilitas.3. Mencapai/mempertahankan integritas kulit.a. Memiliki kulit yang utuh tanpa ada bukti adanya luka atau infeksi.b. Menunjukkan bukti berkurangnya edema pada ekstremitas dan badan.c. Mengubah posisi dengan sering dan memeriksa bagian kukit yang menonjol setiap hari.4. Mencapai perbaikan citra tubuh.a. Mengutarakan perasaan tentang perubahan penampilan, fungsi seksual dan tingkat aktivitas.b. Mengungkapkan kesadaran bahwa perubahan fisil merupakan akibat dari pemberian kortikosteroid yang berlebihan.5. Memperlihatkan perbaikan fungsi mental.6. Tidak adanya komplikasi.a. Memperlihatkan tanda-tanda vital serta berat badan yang normal serta bebas dari gejala krisis sddisonian.b. Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala hipofungsi korteks adrenal yang harus dilaporkan dan menyatakan tindakan yang akan diambil pada keadaan salit serta stress berat c. Mengidentifikasi strategi untuk memperkecil komlikasi sindrom cusing.d. Mematuhi anjuran untuk pemeriksaan tindakan lanjut.(Susanne c. smeltzer, buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner Suddart, Hal1331)F. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (RENPRA)

1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan muskuloskeletal, integumen, dan seksual reproduksiintervensi: Pertahankan lingkungan kondusif untuk membicarakan proses perubahan citra tubuh Diskusikan perasaan yang berhubungan dengan perubahan yang dialami oleh pasien Kaji pasien dengan mengidentifikasi dan mengembangkan kekuatan personal serta mekanisme koping untuk mengatasi masalah perubahan fisik Berikan informasi tentang kemungkinan dapat pulihnya gejala pada perubahan fisik. Kaji cara berpakaian untuk meningkatkan higiene personal, tindakan pemotongan bulu, rambut, pakaian yang menarik Hargai keinginan pasien untuk privacy Bersikap sensitif terhadap kebutuhan. Buat waktu luang untuk setiap shift untuk mendengarkan secara aktif dan dukungan emosi Konsulkan kepada ahli keperawatan jiwa.Hasil yang diharapkan/evaluasi Membicarakan perasaan tentang perubahan dalam penampilan Mengungkapkan pengetahuan bahwa gejala kekambuhan akan terjadi dengan pengobatan Melakukan higiene harian Meningkatkan penampilan melalui penggunaan kosmetik yang bijaksana dan pakaian yang sesuai.

2. Potensial terhadap infeksi berhubungan dengan gangguan respon imunintervensi: Pantau suhu tubuh dan tanda dan atau gejala infeksi lainnya setiap 4 jam Intruksikan pasien berbalik, batuk dan nafas dalamsetiap 2 jam sementara tirah baring Hindari proses invsif yang tidak diperlukan (pemasangan kateter urine) Gunakan tekhinik sterilketika menangani semua lesi kulit, slang drain, atau sisi pungsi intara vena Lakukan pemeriksaan kultur pada luka atau sekresiyang mencurigakan Pertahan kan status nutrisi yang adekuat Hindari penempatan pasien dalam ruangan dengan orang lain yang secara potensial dapat menulari pasien. Hindari personil dengan ispa atau infeksi lain untuk memberikan perawartan pada klien, pantau pengunjung terhadap tanda infeksi dan batasi sesuai kebutuhan , atau ajarkan cara mencucitangan dan menggunakan masker sebelum berkunjungHasil yang diharapkan Suhu tubuh dalam batas normal; tidak terdapat infeksi pada integumen, pernafasan, dan sistem ginjal.3. Potensial untuk terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan mudah rusaksnya kapiler atau penipisan kulitintervensi: Kaji terhada kemerahan atau kerusakanan kulit setiap 8 jam, bila pasien menjalanai tirah baring kaji setiap 4 jam Berikatan perawatan kulit perawatan kulit pada titik tekanan setiap 4 jam sesuai kebutuhan Gunakakan minyak atau solluision untuk air mandi, bilas dan keringkan dengan baik Hindari penggunaan sabun yang keras dan handuk yang kasar Baringkan pasien pada matras atau tempat anti decubitus Bantu dan berikan dorongan pasien untuk mengubah posisi dengan sering, ajarkan dan bantu pasien saaat melakukan rentang gerak, ambulasi sesering mungkin, instruksikan klien untuk hindari duduk lebih dari 1 jam.Hasil yang diharapkan / rasional: Kulit tetap ututh tanpa bukti-bukti kemerahan.4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan muskuloskeletal karena peningkatan katabolisme proteinintervensi : Biarkan pasien sesuai keiinginannya, gunakan pagar tempat tidur dan trapez diatas kepala Selingi aktivitas dengan waktu istirahat untuk membantu peningkatan toleransi Kaji dan berikan bantuan untuk ambulasi (alat bantu jalan, tulang) sesuai kebutuhan Antisipasi kebutuhan akan bantuan dengan aktivitas sehari-hari, berpakaian, toileting, memberikan makanan,memebrikan barang-barang, yang dibutuhkan dalam jangkauan yang mudah untuk diraihuntuk mengurangi penggunaan energi Batasi aktivitas sampai tingkat toleransi pasien. Hentikan aktivitas pada saat pertama kali terlihat tanda intoleran, Takikardi, dyspnea, kelelahan. Beilan dorongan untuk meningkatkan aktivitas sesuai toleransi, tetapi mencaribantuan bila terjadi gejala intoleran.Hasil yang diharapkan/evaluasi: Meningkatkan keiikut sertaan dalam perawatan diri dan aktivitas sehari-hari. Melaporkan berkurangnya perasaan kelemahan/ keletihan.5. Perubahan proses berfikir berhubungan dengan kelebihan sekresi kortisolintervensi: evaluasi metode koping yang lalu dan saat ini. Berikan dorongan untuk membicarakan tentang perasaan kehilangan kontrol. Diskusikan reaksi yang melewati batas terhadap peristiwa dan metode untuk koping selanjutnya. Jelaskan bahwa lonjatan alam perasaan tersebut dapat diatasi dengan pengobatan. Ajarkan dan bantu dalam melakukan teknik relaksasi. Beikan lingkungan yang tenang, stabil dan tanpa stress. Konsisten dengan waktu dan saat melaukuan aktivitas dan prosedur. Batasi pengunjung sesuai dengan kepentingan. Cegah situasi yang dapat menyebabkan kemarahan emosisonal. Rencanakan perawatan dengan pasien antisipasi kebutuhan. Orientsikan pasien pada lingkungan sesuai kebutuhan. Jelaskan prosedur dengan lambat dan jelas, ulangi bila perlu.Hasil yang diharapkan/evaluasi: Pasien sadar dan berorintasi Membicarakan perasaan dengan mudah. Mengenali respon yang tidak sesuai terhadap situasi dan mebicarakan rencana untuk menagani respon tersebut.6. Kelebihan volume cairan sehubungan dengan sekresi kortisol yang berlebihan menyebakan retensi air dan natriumintervemsi: pantau terhadap nilai-nilai elektrolit setiap 4 jam sampai 8 jam dan laporkan temuan abnormal pada dokter. Pantau madukan dan haluaran setiap 4 jam Timbang berat badan pasien setiap hari. Pada waktu yang sama, laporkan prningkatan berat badan. Hindari masukan cairan yang berlebihan bila pasien mengalami hipernatremia. Pantau EKG terhadap abnormalitas yang berhubungan dengan ketidak seimbangan elektrolit, biasanya hipernatremia dan hiper kalemia. Pantau tekanan darah , nadi dan bunyi nafas setiap 4 jam laporkan perubahan yang signifikan dari nilai dasar pasien. Kaji area edema dependen. Berikan perawatan kulituntuk erea yang mengalami edema, balikkan dan ubah posisi setiap 2 jam. Pertahankan diet tinggi protein, tinggi kalium, rendah natrium, mengurangi kalori.Hasil yang diharapkan/evaluasi: Tanda-tanda vital dan elektrolit dalam batas normal untuk pasien, masukan dan haluaran seimbang, berat badan stabil dan dalam batas normal bagi pasien, tidak ada bukti adanya edema.7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit, pengobatan dan perawatan diri.Intervensi: Jelaskan konsep dasar tentang penyakit . Diskusikan alasan terjadinya perubahan fisik dan emosional. Diskusikan dan berikan informasi tertulis tentang diiet rendah natrium. Jelaskan pentingnya mempertahankan lingkungan yang aman dan keseimbagan aktivitas dan istirahat. Ajarkan nama obat-obatan , dosis, waktu dan cara pemberian, tujuan, efek samping dan efek toksik. Jelaskan pelunya menghindari obat yang dijual bebas tanpa mengkonsultadikan dengan dokter. Tekankan pentingnya melakukan perawatan rawat jalan berkelanjutan.Hasil yang diharapkan/evaluasi: Pasien orang terdekat mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit, perinsip perawatan dirumah dan perawatan tindak lanjut, dan rencanakan terapi radiasi atau operasi

BAB IVPENUTUPA. KESIMPULAN Hipotalamus mensekresi CRF, yang mengatur sekresi ACTH oleh hipofisis anterior. ACTH kemudian akan merangsang korteks adrenal menghasilkan hormone adrenokortikal. Adanya desakan massa tumor di hipofisis dalam sela tursika mengakibatkan pasien merasa pusing. Wajah moon face diakibatkan adanya penumpukan lemak khas gejala Cushing Sindrom. Striae dan lemah yang dirasakan pasien terjadi akibat mobilisasi protein dari jaringan otot. Amenore dan rambut yang tumbuh berlebih adalah konsekuensi dari berlebihnya sekresi adrenal. Hiperpigmentasi terjadi karena meningkatnya sekresi ACTH yang juga menentukan pembentukan melanin. Sifat retensi Na yang juga dimiliki oleh kortisol menyebabkan terjadi hipertensi pada kasus hiperkortisisme. Diagnosis Cushing Sindrom didasarkan pada gejala-gejala klinis, hasil pemeriksaan CT Scan, dan dexamethason- test.Penatalaksanaan primer Cushing Sindrom adalah dengan tindakan operasi tumor hipofisis atau pengangkatan kelenjar adrenal. Sedangkan pilihan kedua adalah dengan obat obatan. B. SARAN Sebaiknya pasien menjalani operasi pengangkatan tumor hipofisis dahulu, kemudian mungkin juga dapat dikombinasikan dengan obat obatan penghambat sintesis hormone adrenokortikal.

DAFTAR PUSTAKAR. Syamsuhidayat Buku Ajar Ilmu Bedah; EGC; Jakarta; 1997.Sylvia A. Price; Patofisiolgi Konsep klinis Proses-Proses Penyakit ; EGC; Jakarta; 1994Susanne C. Smeltzer; Buku Ajar Medikal Bedah Brunner-Suddart; EGC; Jakarta; 1999.Susan Martin Tucker;Standar Perawatan Pasien; EGC; jakartaDorland, W.A Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Ed29. Jakarta: EGCGunawan et,all. 2007. Farmakologi dan terapi Edisi 5. Jakarta : FKUIGuyton et,all. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGCSoedoyo, et,all. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen SINDROMCUSHING 25Apr09SINDROM CUSHINGI. KONSEP PENYAKIT1. DefinisiSyndrome cushing : Ganbaran klinis yang timbul akibat peningkatan glukokortikoid plasma jangka panjang dalam dosisi farmakologik (latrogen).(Wiliam F. Ganang , Fisiologi Kedokteran, Hal 364).Syndrome cushing : Di sebabkan oleh skres berlebihan steroid adrenokortial terutama kortisol.(IDI). Edisi III Jilid I, hal 826).Syndrome Cuhsing : Akibat rumatan dari kadar kortisol darah yang tinggi secara abnormal karena hiperfungsi korteks adrenal. (Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15 Hal 1979).Syndrome cuhsing : Suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolic gabungan dari peninggian kadar glikokortikoid dalam darah yang menetap. ( patofisiologi, hal 1089 )2. Etiologi Ada 4 tipe syndrome chusing1) Penyakit chusing di temukan pada kira-kira 80% pasien. Kerusakan kemungkinan terletak dihipotalamus, tetapi ini belum terbukti.2) Tumor adrenal, di jumpai pada kira-kira 15% pasien, biasanya adenoma kecil tunggal dan jinak.3) ACTH ectopic salah satu sindrom cushing oleh karena produksi oktopik adalah ACTH oleh tumor maligna non endrokrin.4) Alkoholisme.3. Manifestasi Klinis1) Obesitas2) Wajah bulan 3) Perubahan-perubahan pada kulit4) Hirsutisme 5) Hipertensi6) Disfungsi gonad 7) Gangguan Psikologis8) Kelemahan Otot 9) Osteoporosis10) Batu ginjal11) Haus dan poliuri4. KomplikasiKrisis AddisoniaEfek yang merugikan pada aktivitas koreksi adrenalPatah tulang akibat osteoporosis5. Diagnostik BandingACTH etikopTumor primer di adrenal (Endokrinologi edisi 4 hal 437).6. Test Diagnostik1) CT scanUntuk menunjukkan pembesaran adrenal pada kasus sindro cushing.2) Photo scanning3) Pemeriksaan adrenal mengharuskan pemberian kortisol radio aktif secara intravena4) Pemeriksaan elektro kardiografiUntuk menentukan adanya hipertensi (endokrinologi edisi hal 437)7. Penatalaksanaan Pengobatan sindrom cushing tergantung ACTH tidak seragam, bergantung apakah sumber ACTH adalah hipofisis / ektopik.a. Jika dijumpai tumor hipofisis. Sebaiknya diusahakan reseksi tumor tranfenoida.b. Jika terdapat bukti hiperfungsi hipofisis namun tumor tidak dapat ditemukan maka sebagai gantinya dapat dilakukan radiasi kobait pada kelenjar hipofisis.c. Kelebihan kortisol juga dapat ditanggulangi dengan adrenolektomi total dan diikuti pemberian kortisol dosis fisiologik.d. Bila kelebihan kortisol disebabkan oleh neoplasma disusul kemoterapi pada penderita dengan karsinoma/ terapi pembedahane. Digunakan obat dengan jenis metyropone, amino gluthemide o, p-ooo yang bisa mensekresikan kortisol ( Patofisiologi Edisi 4 hal 1093 )II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian i. Identitas Lebih lazim sering terjadi pada wanita dari pada laki-laki dan mempunyai insiden puncak antara usia 20 dan 30 tahun.ii. Keluhan UtamaAdanya memar pada kulit, pasien. Mengeluh lemah, terjadi kenaikan berat badan.iii. Riwayat penyakit sekarangPasien mengatakan ada memar pada kulit.iv. Riwayat penyakit dahuluKaji apakah pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan kartekosteroid dalam jangka waktu yang lama.v. Riwayat penyakit keluargaKaji apakah keluarga pernah menderita penyakit cushing sindromB. Pemeriksaan Fisik a) Sistem Pernapasan Inspeksi : Pernapasan cuping hidung kadang terlihat, tidak terlihat retraksi intercouste hidung, pergerakan dada simetris Palpasi : Vocal premilis teraba rate, tidak terdapat nyeri tekan Perkusi : Suara sonor Auskultasi : Terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi nafas tambahan ronchi wheezingb) Sistem KardiovaskulerInspeksi : Ictus cordis tidak tampak Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 4-5 mid klavikula Perkusi : Pekak Auskultasi : S1 S2 Terdengar tunggalc) Sistem Pencernaan Mulut : Mukosa bibir keringTenggorokan: Tidak dapat pembesaran kelenjar tiroidLimfe : Tidak ada pembesaran vena jugularisAbdoment :I : Simetris tidak ada benjolanP : Tidak terdapat nyeri tekan P : Suara redupA : Tidak terdapat bising ususd) Sistem Eliminasi Tidak ada gangguan eliminasie) Sistem Persyarafan Composmentis (456)f) Sistem Integument / ekstrimitasKulit:Adanya perubahan-perubahan warna kulit,berminyak,jerawatg) Sistem Muskulus keletal Tulang:Terjadi osteoporosis Otot :Terjadi kelemahan h) Masalah Keperawatan a. Angiotensi 1 diubah menjadi angiotensi 2 yang menyebabkan faso kontriksi berlebih b. Peningkatan glukotiroid yang mengakibatkan penurunan limfosid c. Peningkatan sekresi aldosteron yang mengarah pada retensi garam dan air d. Peningkatan kerusakan jaringan yang di sebabkan oleh desakan tumor e. Peningkatan glukotiroid yang berlebih yang terdiri dari bagian-bagian mayor yang di berikan oleh glukotiroid i) Masalah Keperawatan Pemeriksaan factor neuroekvesi krartikotropin releasing(RCF)Pemeriksaan metal Pemeriksaan sel-sel apparatus Jukstaglomerular (JGA)III. DIAGNOSA KEPERAWATANPRE OP1) Gangguan integritas kulit b/d kulit tipis 2) Resiko cidera dan infeksi b/d kelemahan dan perubahan protein serta respon inflamasi 3) Gangguan integritas kulit b/d mudah luka dan rapuh 4) Gangguan citra tubuh b/d ekimosis 5) Gangguan pola tidur b/d diurnal kortisol POST OP1) Resiko aspirasi b/d meningkatnya secret 2) Gangguan pemenuhan nutrisi b/d mual muntah 3) Gangguan rasa nyaman b/d kembung 4) Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d diskontinuitas jaringan INTERVENSIA. Pre ops1. Gangguan integritas kulit b/d kulit tipis Tujuan : Integritas kulit terjaga dan terhindar dari lesi Kriteria : Mencapai dan mempertahankan integritas kulit agar memiliki kulit yang utuh tanpa bekas adanya lukaa. Beri penjelasan pada pasien penyebab terjadinya kulit tipis R/ Pasien mengerti dan kooperatif tentang penyebab terjadinya kulit tipis b. Kaji / catat ukuran,warna kulit dan jaringan kulit R/ Memberi informasi dasar tentang kebutuhan penanaman kulit c. Pantau masukan cairan setiap hariR/ Untuk mengetahui Intake dan output cairan d. Kaji TTV ( TD, Nadi, suhu )R/ Untuk mengetahui perkembangan sejak dinie. Hindari pasien pada obat golongan kortikosteroidR/ Peningkatan glukosa dalam tubuh2. Resiko cidera dan infeksi b/d kelemahan dan perubahan protein serta respon inflamasi.Tujuan : Mencapai perbaikan citra tubuh.Kriteria : Mengungkapkan kesadaran bahwa perubahan fisik merupakan akibat dari pemberian kortikosteroid.Intervensi :a. Menjelaskan pada pasien penyebab terjadinya infeksi R/ Pasien mengerti dan kooperatif tentang penyebab infeksi b. Kaji apakah terdapat infeksi pada klien R/ Memberi informasi tentang ada atau tidaknya infeksi pada klienc. Kaji tingkat inflamasi yang dalamR/ Pedoman pada tindakan selanjutnyad. Obs TTVR/ Pengetahuan untuk melihat peningkatan dan pengurangan inflamasie. Kolaborasi pemberian analgesicR/ Pengurangan reaksi inflamasi dalam tubuh3. Gangguan integritas kulit b/d mudah luka dan rapuhTujuan : Menurunkan resiko terjadinya lesi/ penurunan integritas pada kulitKriteria : Mencapai dan mempertahankan integritas kulit yang utuh a. Beri penjelasan pada klien tentang penyebab gangguan integritas kulitR/ Pasien mengerti dan kooperatif tentang penyebab integritas kulit b. Periksa keadaan turgor kulit pada pasien R/ Mengetahui / sebagai informasi tentang keadaan integritas kulit pada pasien B. Post ops1. Resiko aspirasi b/d meningkatnya secretTujuan : Membebaskan jalan nafas dari secretKriteria : RR : 20x/ mntSecret berkurangIntervensi :a. Ajarkan batuk efektif pada klienR/ Merangsang keluarnya secretb. Beri minum air hangat, tanpa gula/ sedikit gulaR/ Air hangat dapat mengencerkan secret, sehingga secret dapat keluar c. Kaji nyeri/ ketidaknyamanan dan obati dengan dosis rutin dan lakukan latihan pernapasanR/ Mendorong klien untuk bergerak, batuk lebih efektif dan nafas lebih dalam untuk mencegah kegagalan pernafasand. Dorong masukan cairan peroral ( sedikitnya 2500 ml/hari )R/ Hidrasi adekuat untuk mempertahankan secret hilang/ peningkatan pengeluaran secret Kolaborasi1) Berikan O2 tambahan sesuai kebutuhan R/ Memaksimalkan sedia O22) Bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapiR/ Memudahkan penganceran dan pembuangan secret3) Berikan obat sesuai indikasi muskolitik, ekspetoran, Broncodilator, analgesic.R/ Alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi secret2. Gangguan pemenuhan nutrisi b/d mual muntahTujuan : Nafsu makan klien meningkat Nutrisi meningkat Kriteria : Berat badan kembali normalIntervensi : a. Berikan makan sedikit tapi sering R/ Dilatasi gaster da[pat terjadi bila makanan terlalu cepatAnjurkan untuk tidak memakan makanan yang merangsang asam lambung ( pedas,berlemak )R/ Makanan yang pedas merangsang HCL c. Kolaborasi dengan pemberian obat anti muntah R/ Untuk mengurangi rasa mual 3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d diskontinuitas jaringan Tujuan :Luka dapat senbuh setelah dilakukan tindakan keperawatan selama kurang lebih 5 hari Criteria :- luka kering-klien mengatakan nyeri berkurangIntervensi :a. Kaji jumlah dan karakteristik cairan luka R/ Pengenalan akan adanya kegagalan proses penyembuhan luka atau berkambangnya komplikasi secara dini dapat mencegah terjadinya kondisi yang lebih serius.b. Bersihkan permukaan kulit dengan menggunakan hydrogen peroksida atau dengan air mengalirR/ menurunkan kontaminasi kulit :membantu dalam membersihkan eksudat c. Kolaborasi dengan dokter dan irigasi luka, bantu dengan debridement sesuai kebutuhan R/Membuang jaringan nekrotik / luka,eksudat untuk meningkatkan luka