SIMULASI SWASEMBADA KEDELAI BERBASIS WEB...
Transcript of SIMULASI SWASEMBADA KEDELAI BERBASIS WEB...
I. K. Tastra1), F. R. Abadi2), dan B. S. Kuncoro3)
1) Kepala Laboratorium System Dynamic, Balitkabi 2) Kepala Kebun Percobaan Kendalpayak, Balitkabi
3) Kepala Seksi Jasa Penelitian, Balitkabi
Diseminarkan di Puslitbangtan
SIMULASI SWASEMBADA KEDELAI BERBASIS WEB (SIWAKA.INS v.03) DALAM PERSPEKTIF DUKUNGAN PERLUASAN AREAL
DAN INOVASI VARIETAS UNGGUL KEDELAI
Bogor, 14 Febuari 2019.
Kebutuhan kedelai di Indonesia cukup tinggi, seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk Indonesia; yang diproyeksikan
mencapai 319 juta pada tahun 2045 (BPS, 2018).
Kedelai komoditi strategis untuk memenuhi kebutuhan protein
murah bagi sebagian besar masyarakat berpenghasilan
rendah guna meningkatkan kualitas SDM Indonesia.
Kedelai sebagai sumber pangan kaya protein dan pangan
fungsional mempunyai nilai strategis dalam meningkatkan
ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan, di masa
mendatang.
Sekitar 90% kedelai yang tersedia di Indonesia,
digunakan sebagai bahan pangan (Tempe 50% dan tahu
40%), sedang sisanya untuk pakan ternak dan benih
(FAOSTAT, 2005).
Meningkatnya kesadaran masyarakat pada pangan fungsional
berbasis kedelai dan bertambahnya jumlah penduduk adalah dua
faktor kunci yang menyebabkan konsumsi kedelai terus meningkat
menurut deret ukur sementara produksi kedelai malahan menurun,
sehingga sebagian besar kedelai diimpor (70 %) untuk mencukupi
kebutuhan pangan berbasis kedelai (Pusdatin, 2015).
Kebutuhan kedelai untuk konsumsi ini diproyeksikan akan meningkat
rata-rata 2,44% per tahun (Sudaryanto dan Swastika, 2007).
Sumarno dan Adie (2010) menyatakan bahwa
untuk mencapai produksi kedelai pada tingkat
swasembada perlu penambahan luas lahan
tanam dua juta ha, yang secara khusus
diperuntukkan bagi pengembangan kedelai.
Namun tidak merinci tahun tercapai dan periode
tingkat swasembada kedelai; seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk Indonesia; yang
diproyeksikan mencapai 319 juta pada tahun
2045 (BPS, 2018).
Namun juga tidak merinci tahun tercapai dan periode
tingkat swasembada kedelai; seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk Indonesia; yang
diproyeksikan mencapai 319 juta pada tahun 2045
(BPS, 2018).
Rizma et. al. (2014) menyatakan dari hasil simulasi
kebijakan peningkatkan produksi kedelai nasional
bahwa untuk mencapai swasembada kedelai
diperlukan peningkatan perluasan areal kedelai
sebesar 15%/tahun.
Cara lain untuk menentukan
skenario peningkatan produksi
kedelai agar mencapai
swasembada adalah dengan
menggunakan program simulasi
SIWAKA.SIM (Tastra, dkk., 2012).
Namun, Program simulasi SIWAKA.SIM
(Tastra, dkk., 2012),
masih ada kekurangan yaitu:
TIDAK DAPAT DIAKSES DI INTERNET
Sehingga kurang bermanfaat bagi pengguna, utamanya para pengambil keputusan
yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan informasi di era industri pertanian 4.0
Mengembangkan summary model
simulasi swasembada kedelai berbasis web,
yang mudah diakses dan dioperasikan oleh
pengguna (utamanya pengambil kebijakan),
untuk mendapatkan informasi yang cepat
dan tepat dalam proses proses
pengambilan keputusan
di era industri pertanian 4.0
Pengembangan model simulasi swasembada kedelai
berbasis web (SIWAKA.INS v03)
dilakukan di Laboratorium System Dynamic, Balitkabi
November – Desember 2018.
Dengan menggunakan perangkat lunak berbasis web :
INSIGHTMAKER.COM Berdasarkan pendekatan ”State Variable”
(Tastra, dkk., 2012)
Diagram model simulasi swasembada kedelai 2020 - 2045 berbasis web (SIWAKA.INS v.03),
dapat diakses di https://insightmaker.com/insight/108161/SIWAKA-INS-v-03.
SIWAKA.INS v03
merupakan penyempurnaan
SIWAKA.INS v01
(luas lahan kedelai yang dapat diupayakan tidak dibatasi)
(Tastra, et. al. 2019) Asumsi :
1. Semua kedelai yang dihasilkan secara nasional dapat ditampung
oleh BULOG, sebagai salah satu komponen penyangga
Sistem Kedaulatan Pangan Nasional (SKPN).
2. Dalam kurun waktu tahun 2020 - 2045
maksimum luas lahan yang dapat diupayakan pemerintah
(MLL) seluas 2,0 - 5,0 juta ha dan maksimum rata-rata hasil kedelai
di tingkat petani (MHK) 2,5 - 3,0 (t/ha).
DASAR PERTIMBANGAN ASUMSI MODEL (1)
India sebagai salah salah pengekspor kedelai luas lahannya mencapai 10,5
juta ha (Pusdatin, 2015), dalam SIWAKA.INS v03 luas areal kedelai hanya
ditargetkan 50 % dari luas areal kedelai India; dianggap cukup realistik
dicapai dalam tahun 2020-2045.
(2) Jajak pendapat Komisi V DPR-RI tahun 2001
Merekomendasikan teknologi Bio P2000Z sebagai
“teknologi unggulan” untuk swasembada pangan.
Dengan teknologi Bio P2000Z lebih efektif dan murah dalam meningkatkan
pH Gambut tanpa pengapuran. Penanaman kedelai seluas 200 ha di lahan
gambut sejuta hektar membuktikan bahwa hasil kedelai dapat mencapai
lebih dari 3,0 t/ha (Ali Zum Mashar, 2015).
(3) Varietas unggul kedelai yang telah dihasilkan Balitkabi, potensi hasilnya ada
yang mencapai 2,75- 3,82 t/ha (Balitkabi, 2018a; Balitkabi, 2018b).
Program simulasi SIWAKA.INS v.03 terdiri dari 5
(lima) kombinasi masukkan utama yaitu:
1. Perluasan areal (PPA, %/thn),
2. Peningkatan produktivitas kedelai (LAJUY, %/thn),
3. Tingkat kehilangan hasil pascapanen (KHKDL, %/thn),
4. Laju kenaikkan jumlah penduduk (KB, %/thn), dan
5. Laju tingkat konsumsi kedelai (LAJUK, %/thn).
Program simulasi SIWAKA.SIM terdiri dari 2
(dua) kombinasi masukkan penunjang yaitu:
1. Maksimum Luas Lahan yang dapat diupayakan
pemerintah, MLL (juta ha).
2. Maksimum rata-rata Hasil Kedelai ditingkat petani,
MHK (t/ha).
Lima skenario swasembada kedelai
(dalam kurun waktu 2020-2045 maksimum luas lahan 2,0 juta ha dan
hasil kedelai ditingkat petani rata-rata 2,5 t/ha)
Parameter Skenario swasembada kedelai*)
A B C D E
Perluasan areal kedelai,
PPA (%/tahun) 9,0 9,0 9,0 9,0 9,0
Peningkatan produktivitas
kedelai, LAJUY (%/tahun) **) 8,0 8,5 9,0 9,5 10,0
Kehilangan hasil pasca
panen, KHKDL (%/tahun) 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5
Peningkatan jumlah
penduduk, KB (%/tahun) 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Peningkatan konsumsi
kedelai, LAJUK (%/tahun) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
Lima skenario swasembada kedelai
Parameter Skenario swasembada kedelai*)
A B C D E
Luas areal kedelai, LAKDL ( juta ha) 0,59 - 2,00 1,97- 2,00 1,81- 2,00 1,66 -2,00 1,52- 2,00
Tingkat hasil kedelai, HSKDL (t/ha) 1,31- 1,58 1,51- 1,57 1,59- 1,96 1,66-2,50 1,71- 2,50
Total Produksi kedelai,PRKDL (juta t) 0,77- 3,15 2,97- 3,13 2,88- 3,92 2,76-5,00 2,77- 5,00
Total konsumsi kedelai, KOKDL (juta t) 1,99- 4,98 2,81- 3,11 2,74- 3,88 2,68-4,98 2,61- 4,98
Tingkat swasembada kedelai, TSKDL (juta t)
(-1,21)-(-1,83) 0,16- 0,03 0,14- 0,03 0,09-0,02 0,15- 0,02
Tahun tercapainya swasembada kedelai - 2022-2026 2021-2035 2020-2045 2019-2045
Jika dalam kurun waktu 2020 - 2045, maksimum luas
lahan yang dapat diupayakan pemerintah seluas 2,0
juta ha dan hasil kedelai 2,5 t/ha (berkat dukungan
teknologi budidaya kedelai);
secara teknis melalui penerapan inovasi varietas
unggul kedelai; swasembada kedelai dapat dicapai
pada tahun 2020 - 2045;
pada tingkat hasil kedelai 1,66 - 2,5 t/ha dan
luas lahan 1,66 - 2,0 juta ha.
Tujuh skenario simulasi swasembada kedelai tahun 2045 (TSKDL) berbasis web
(SIWAKA.INS v.03) pada luas lahan kedelai (MLL) 2,0 - 5,0 juta ha dan tingkat
kedelai hasil rata-rata 2,5 t/ha.
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
0,02
1,27
2,53
3,77
5,02
6,27
7,52
0
1
2
3
4
5
6
7
8
1 2 3 4 5 6 7
MLL (juta ha)
TSKDL (juta t)
255,6
294,1
319,0
263,4
329,3
411,7
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
2015 2030 2045
Jum
lah P
enduduk,
JM
PD
K(j
uta
jiw
a)
SIWAKA.INS
BPS (2018)
Validasi simulasi jumlah penduduk (SIWAKA.INS)
dibandingkan dengan data acuan BPS (2018).
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050Tin
gkat
sw
asem
bad
sa, T
SKD
L (j
uta
t)
Tahun
Simulasi tingkat swasembada kedelai pada MLL = 2,0 - 5,0 juta ha
TSKDL-2 juta ha
TSKDL-2.5 juta ha
TSKDL-5 juta ha
Produktivitas (t/ha)
Tahun JMPDK KONP KOKDL TSKDL PRKDL HSKDL LAKDL
(juta jiwa) (kg/kap/tahun) (juta t) (juta t) (juta t) (t/ha) (ha)
2020 284 9,43 2,68 0,09 2,76 1,66 1662105
2021 288 9,53 2,74 0,33 3,07 1,69 1811694
2022 292 9,62 2,81 0,60 3,41 1,73 1974747
2023 297 9,72 2,88 0,91 3,80 1,76 2152474
2024 301 9,81 2,96 1,26 4,22 1,80 2346197
Keterangan : JMPDK : Jumlah Penduduk (juta jiwa)
KONP : Tingkat konsumsi kedelai (kg/kapita/tahun)
KOKDL : Total komsumsi kedelai nasional (t)
LAKDL : Luas areal kedelai nasional (ha)
HSKDL : Rata-rata tingkat hasil kedelai nasional (t/ha)
PRKDL : Total produksi kedelai nasional (t)
TSKDL : Tingkat swasembada kedelai ( juta t)
Hasil simulasi swasembada kedelai (2020-2024) pada kombinasi input perluasan areal (PPA)= 9,0 %/th,
peningkatan hasil kedelai (LAJUY) = 9,5 %/th, kehilangan hasil pasca panen (KHKDL) = 7,5 %/th,
kenaikan jumlah penduduk (KB) = 1,5%/th dan peningkatan laju konsumsi kedelai (LAJUK) = 1,0%/th,
luas lahan maksimum (MLL) = 2,5 juta ha dan rata-rata hasil kedelai maksimum (MHK) = 2,5 t/ha.
Tahun JMPDK KONP KOKDL TSKDL PRKDL HSKDL LAKDL
(juta jiwa) (kg/kap/tahun) (juta t) (juta t) (juta t) (t/ha) (ha)
2040 382 11,51 4,40 1,77 6,17 2,47 2500000
2041 388 11,62 4,51 1,74 6,25 2,50 2500000
2042 394 11,74 4,62 1,63 6,25 2,50 2500000
2043 400 11,86 4,74 1,51 6,25 2,50 2500000
2044 406 11,98 4,86 1,39 6,25 2,50 2500000
2045 412 12,10 4,98 1,27 6,25 2,50 2500000
Keterangan : JMPDK : Jumlah Penduduk (juta jiwa)
KONP : Tingkat konsumsi kedelai (kg/kapita/tahun)
KOKDL : Total komsumsi kedelai nasional (t)
LAKDL : Luas areal kedelai nasional (ha)
HSKDL : Rata-rata tingkat hasil kedelai nasional (t/ha)
PRKDL : Total produksi kedelai nasional (t)
TSKDL : Tingkat swasembada kedelai ( juta t)
Hasil simulasi swasembada kedelai (2020-2024) pada kombinasi input perluasan areal (PPA)= 9,0 %/th,
peningkatan hasil kedelai (LAJUY) = 9,5 %/th, kehilangan hasil pasca panen (KHKDL) = 7,5 %/th,
kenaikan jumlah penduduk (KB) = 1,5%/th dan peningkatan laju konsumsi kedelai (LAJUK) = 1,0%/th,
luas lahan maksimum (MLL) = 2,5 juta ha dan rata-rata hasil kedelai maksimum (MHK) = 2,5 t/ha.
Tahun JMPDK KONP KOKDL TSKDL PRKDL HSKDL LAKDL
(juta jiwa) (kg/kap/tahun) (juta t) (juta t) (juta t) (t/ha) (ha)
2020 284 9,43 2,68 0,09 2,76 1,66 1662105
2021 288 9,53 2,74 0,33 3,07 1,69 1811694
2022 292 9,62 2,81 0,60 3,41 1,73 1974747
2023 297 9,72 2,88 0,91 3,80 1,76 2152474
2024 301 9,81 2,96 1,26 4,22 1,80 2346197
Keterangan : JMPDK : Jumlah Penduduk (juta jiwa)
KONP : Tingkat konsumsi kedelai (kg/kapita/tahun)
KOKDL : Total komsumsi kedelai nasional (t)
LAKDL : Luas areal kedelai nasional (ha)
HSKDL : Rata-rata tingkat hasil kedelai nasional (t/ha)
PRKDL : Total produksi kedelai nasional (t)
TSKDL : Tingkat swasembada kedelai ( juta t)
Hasil simulasi swasembada kedelai (2020-2024) pada kombinasi input perluasan areal (PPA)= 9,0 %/th,
peningkatan hasil kedelai (LAJUY) = 9,5 %/th, kehilangan hasil pasca panen (KHKDL) = 7,5 %/th,
kenaikan jumlah penduduk (KB) = 1,5%/th dan peningkatan laju konsumsi kedelai (LAJUK) = 1,0%/th,
luas lahan maksimum (MLL) = 5,0 juta ha dan rata-rata hasil kedelai maksimum (MHK) = 2,5 t/ha.
Tahun
JMPDK KONP KOKDL TSKDL PRKDL HSKDL LAKDL
(juta jiwa) (kg/kap/tahun) (juta t) (juta t) (juta t) (t/ha) (ha)
2040 382 11,51 4,40 7,95 12,34 2,47 5000000
2041 388 11,62 4,51 7,99 12,50 2,50 5000000
2042 394 11,74 4,62 7,88 12,50 2,50 5000000
2043 400 11,86 4,74 7,76 12,50 2,50 5000000
2044 406 11,98 4,86 7,64 12,50 2,50 5000000
2045 412 12,10 4,98 7,52 12,50 2,50 5000000
Keterangan : JMPDK : Jumlah Penduduk (juta jiwa)
KONP : Tingkat konsumsi kedelai (kg/kapita/tahun)
KOKDL : Total komsumsi kedelai nasional (t)
LAKDL : Luas areal kedelai nasional (ha)
HSKDL : Rata-rata tingkat hasil kedelai nasional (t/ha)
PRKDL : Total produksi kedelai nasional (t)
TSKDL : Tingkat swasembada kedelai ( juta t)
Hasil simulasi swasembada kedelai (2020-2024) pada kombinasi input perluasan areal (PPA)= 9,0 %/th,
peningkatan hasil kedelai (LAJUY) = 9,5 %/th, kehilangan hasil pasca panen (KHKDL) = 7,5 %/th,
kenaikan jumlah penduduk (KB) = 1,5%/th dan peningkatan laju konsumsi kedelai (LAJUK) = 1,0%/th,
luas lahan maksimum (MLL) = 5,0 juta ha dan rata-rata hasil kedelai maksimum (MHK) = 2,5 t/ha.
Simulasi dengan SIWAKA.INS v03 menunjukkan bahwa jika cita-
cita sebagai lumbung pangan dunia tahun 2045 ingin tercapai,
luas areal kedelai secara nasional minimum 2,5 juta ha dan
maksimum 5,0 juta ha dan dalam kurun waktu 2020 – 2045
rata-rata tingkat hasil kedelai 1,66 - 2,5 t/ha.
Untuk mewujudkan ini, perlu dukungan komitmen dan kebijakan
yang sinergis dari pemerintah, diantaranya melalui :
revitalisasi BULOG sebagai salah satu komponen penyangga
Sistem Kedaulatan Pangan Nasional (SKPN).
dan perubahan paradigma kebijakan pangan bahwa kedelai
merupakan sumber protein dan pangan fungsional strategis untuk
mencerdaskan sumber daya manusia Indonesia di era industri 4.0
SIWAKA.INS v03 Dapat di akses di
https://insightmaker.com/insight/108161/SIWAKA-INS-v-03.