Simulasi Robot Kontrol Digital Menggunakan Remot Kabel

31
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I SIMULASI ROBOT KONTROL DIGITAL MENGGUNAKAN REMOT KABEL YUSUF SIGIT PAMUNGKAS(1137030081) November 30, 2014 JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2014 1

description

Simulasi Robot Kontrol Digital Menggunakan Remot Kabel

Transcript of Simulasi Robot Kontrol Digital Menggunakan Remot Kabel

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    ELEKTRONIKA DASAR I

    SIMULASI ROBOT KONTROL

    DIGITAL MENGGUNAKAN REMOT

    KABEL

    YUSUF SIGIT PAMUNGKAS(1137030081)

    November 30, 2014

    JURUSAN FISIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

    2014

    1

  • Abstract

    In this lab experiments to determine and understand the working sys-

    tem of the robot using a remote digital control cable, able to design and

    program a robot digital remote control cables, as well as knowing the ap-

    plication of digital remote control robot cable in everyday life. Methods

    experiments conducted in this lab is to use simulation circuit through Pro-

    teus software. As a result, the robot simulation dengann using a remote

    digital control cables can be run in accordance with the logic that has

    been entered into the simulation.

    Keyword: robots, control, digital, remote, simulation

    Ringkasan

    Dalam praktikum ini dilakukan percobaan untuk mengetahui dan mema-

    hami sistem kerja robot kontrol digital menggunakan remot kabel, mampu

    mendesain dan memprogram robot kontrol digital remot kabel, serta menge-

    tahui aplikasi robot kontrol digital remot kabel dalam kehidupan sehari-

    hari. Metode percobaan yang dilakukan dalam praktikum ini adalah den-

    gan menggunakan simulasi rangkaian melalui software Proteus. Hasilnya,

    simulasi robot kontrol digital dengann menggunakan remot kabel dapat

    berjalan sesuai dengan logika yang telah diinputkan ke dalam simulasi.

    Kata Kunci: robot, kontrol, digital, remot, simulasi

    1

  • 1 Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang

    Istilah robot berasal dari bahasa Cekoslowakia. Kata robot berasal dari

    kosakata Robota yang berarti kerja cepat. Istilah ini muncul pada tahun 1920

    oleh seorang pengarang sandiwara bernama Karel Capec. Karyanya pada saat

    itu berjudul Rossums Universal Robot yang artinya Robot Dunia milik Rossum.

    Rossum merancang dan membangun suatu bala tentara yang terdiri dari robot

    industri yang akhirnya menjadi terlalu cerdik dan akhirnya menguasai manusia.

    Kata Robotics juga berasal dari novel

    ksi sains runaround yang ditulis oleh Isaac Asimov pada tahun 1942. Sedan-

    gkan pengertian robot secara tepat adalah system atau alat yang dapat berper-

    ilaku atau meniru perilaku manusia dengan tujuan untuk menggantikan dan

    mempermudah kerja/aktifitas manusia.

    Dan pada praktikum kali ini akan dilakukan percobaan untuk mengetahui

    dan memahami sistem kerja robot kontrol digital menggunakan remot kabel,

    mampu mendesain dan memprogram robot kontrol digital remot kabel, serta

    mengetahui aplikasi robot kontrol digital remot kabel dalam kehidupan sehari-

    hari guna memaksimalkan kinerja fungsi elektronika ke dalam kehidupan sehari-

    hari.

    1.2 Tujuan

    1. Mengetahui dan memahami sistem kerja robot kontrol digital menggu-

    nakan remot kabel.

    2. Mampu mendesain dan memprogram robot kontrol digital remot kabel.

    3. Mengetahui aplikasi robot kontrol digital remot kabel dalam kehidupan

    sehari-hari.

    1.3 Dasar Teori

    Pada modul ini kita akan membuat desain dan simulasi robot kontrol dig-

    ital menggunakan remot kabel. Untuk membuat robot kontrol digital remot

    kabel diperlukan tiga rangkain elektronik seperti rangkain motor driver, sistem

    minimum, dan rangkaian remot kabel push button.

    2

  • 1. Motor Driver

    Motor driver yang digunakan dalam praktikum ini adalah IC L293D, di-

    mana IC L293D adalah IC yang didesain khusus sebagai driver motor DC dan

    dapat dikendalikan dengan rangkaian TTL maupun mikrokontroler. Motor DC

    yang dikontrol dengan driver IC L293D dapat dihubungkan ke ground maupun

    ke sumber tegangan positif karena di dalam driver L293D sistem driver yang

    digunakan adalah totem pool. Dalam 1 unit chip IC L293D terdiri dari 4 buah

    driver motor DC yang berdiri sendiri sendiri dengan kemampuan mengalirkan

    arus 1 Ampere tiap drivernya. Sehingga dapat digunakan untuk membuat driver

    H-bridge untuk 2 buah motor DC. Konstruksi pin driver motor DC IC l293D

    adalah sebagai berikut.

    Gambar 8.1 Konstruksi pin driver motor dc IC L293D

    Adapun fungsi pin driver motor dc IC L293D adalah sebagai berikut.

    1. Pin EN (Enable, EN1.2, EN3.4) berfungsi untuk mengijinkan driver mener-

    ima perintah untuk menggerakan motor DC.

    2. Pin In (Input, 1A, 2A, 3A, 4A) adalah pin input sinyal kendali motor DC.

    3. Pin Out (Output, 1Y, 2Y, 3Y, 4Y) adalah jalur output masing-masing

    driver yang dihubungkan ke motor DC.

    4. Pin VCC (VCC1, VCC2) adalah jalur input tegangan sumber driver motor

    DC, dimana VCC1 adalah jalur input sumber tegangan rangkaian kontrol

    dirver dan VCC2 adalah jalur input sumber tegangan untuk motor DC

    yang dikendalikan.

    5. Pin GND (Ground) adalah jalu yang harus dihubungkan ke ground, pin

    GND ini ada 4 buah yang berdekatan dan dapat dihubungkan ke sebuah

    pendingin kecil.

    3

  • Driver motor DC IC L293D memiliki feature yang lengkap untuk sebuah

    driver motor DC sehingga dapat diaplikasikan dalam beberapa teknik driver

    motor DC dan dapat digunakan untuk mengendalikan beberapa jenis motor DC.

    Feature yang dimiliki driver motor DC IC L293D sesuai dengan datasheet adlah

    sebagai berikut : Wide Supply-Voltage Range: 4.5 V to 36 V Separate Input-

    Logic Supply Internal ESD Protection Thermal Shutdown High-Noise-Immunity

    Inputs Functionally Similar to SGS L293 and SGS L293D Output Current 1 A

    Per Channel (600 mA for L293D) Peak Output Current 2 A Per Channel (1.2 A

    for L293D) Output Clamp Diodes for Inductive Transient Suppression (L293D)

    1. Wide Supply-Voltage Range: 4.5 V to 36 V.

    2. Separate Input-Logic Supply.

    3. Internal ESD Protection.

    4. Thermal Shutdown.

    5. High-Noise-Immunity Inputs.

    6. Functionally Similar to SGS L293 and SGS L293D.

    7. Output Current 1 A Per Channel (600 mA for L293D).

    8. Peak Output Current 2 A Per Channel (1.2 A for L293D).

    9. Output Clamp Diodes for Inductive Transient Suppression (L293D)

    2. Sistem Minimum

    Untuk sistem minimum (sismin) yang digunakan dalam praktikum ini adalah

    sebuah Arduino Uno. Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis AT-

    mega328 (datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin

    input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog,

    16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol

    reset.

    Input pada mikrokontroler Arduino dapat berupa sketch atau program yang

    dimasukan ke dalam hardware Adruino yang didalamnya terdapat beberapa

    perintah yang akan dihasilkan oleh output. Sinyal input mikrokontroler ini be-

    rasal dari sensor yang merupakan informasi dari lingkungan. Sedangkan sinyal

    output ditujukan kepada aktuator yang dapat memberikan efek ke lingkungan.

    Sehingga output pada mikrokontroler Arduino berupa hasil dari perintah dalam

    program yang diinputkan ke dalam mikrokontrolernya.

    4

  • Setiap program Arduino (biasa disebut sketch) mempunyai dua buah fungsi

    yang harus ada, yaitu:

    void setup()

    Semua kode didalam kurung kurawal akan dijalankan hanya satu kali

    ketika program Arduino dijalankan untuk pertama kalinya.

    void loop( )

    Fungsi ini akan dijalankan setelah setup (fungsi void setup) selesai. Sete-

    lah dijalankan satu kali fungsi ini akan dijalankan lagi, dan lagi secara terus

    menerus sampai catu daya (power) dilepaskan.

    Adapun struktur pemograman pada mesin digital adalah sebagai berikut.

    pinMode(pin, mode)

    Digunakan untuk menetapkan mode dari suatu pin, pin adalah nomor

    pin yang akan digunakan dari 0-19 (pin analog 0-5 adalah 14-19). Mode

    yang bisa digunakan adalah INPUT atau OUTPUT.

    digitalWrite(pin, value)

    Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai OUTPUT, pin tersebut dapat

    dijadikan HIGH (ditarik menjadi 5 volts) atau LOW (diturunkan menjadi

    ground).

    digitalRead(pin)

    Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai INPUT maka anda dapat meng-

    gunakan kode ini untuk mendapatkan nilai pin tersebut apakah HIGH

    (ditarik menjadi 5 volts) atau LOW (diturunkan menjadi ground).

    3. Optocoupler

    PC817 adalah IC optocoupler sederhana dan ekonomis untuk digunakan pada

    rangkaian elektronika yang membutuhkan proteksi / isolasi terhadap tegangan

    tinggi dari modul / peralatan eksternal, misalnya pada aplikasi relay.

    5

  • Gambar 8.2 PC817

    Prinsip kerja optocoupler adalah memisahkan dua bagian rangkaian elek-

    tronika (biasanya berbeda tegangan dalam skala besar walaupun tidak harus

    demikian) menjadi dua bagian terpisah secara elektrik. Signal kendali antara

    dua bagian tersebut ditransmisikan secara optik menggunakan cahaya, pada

    prakteknya menggunakan LED sebagai pemancar cahaya dan phototransistor

    / photodiode / LDR sebagai penerima signal. LED dan komponen penerima

    cahaya ini disatukan dalam sebuah komponen terintegrasi / integrated circuit

    dalam bentuk IC optocoupler seperti PC-817 ini.

    4. Pulse Width Modulation (PWM)

    Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara mema-

    nipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam satu periode, untuk

    mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda. Bebarapa contoh aplikasi PWM

    adalah pemodulasian data untuk telekomunikasi, pengontrolan daya atau tegan-

    gan yang masuk ke beban, regulator tegangan, audio effect dan penguatan, serta

    aplikasi-aplikasi lainnya.

    Gambar 8.3 Sinyal PWM

    Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitude dan frekuensi dasar yang

    tetap, namun memiliki lebar pulsa yang bervariasi. Lebar pulsa PWM berband-

    ing lurus dengan amplitude sinyal asli yang belum termodulasi. Artinya, sinyal

    PWM memiliki frekuensi gelombang yang tetap namun duty cycle bervariasi

    antara 0% hingga 100%.

    6

  • 2 Metode Praktikum

    2.1 Waktu dan Tempat

    Praktikum yang berjudul Simulasi Robot Kontrol Digital Menggunakan Re-

    mot Kabel ini berlangsung pada hari Kamis, 27 November 2014 bertempat di

    Laboratorium Fisika Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

    2.2 Alat dan Bahan

    1. Notebook/Laptop

    2. Software Proteus

    3. Software Arduino

    2.3 Prosedur Percobaan

    2.3.1 Simulasi Robot Kontrol Digital Menggunakan Remot Kabel 1

    Langkah pertama yang dilakukan adalah notebook/laptop dipastikan dalam

    kondisi menyala dan telah terinstal software Proteus dan Arduino di dalam-

    nya. Selanjutnya, software Arduino dibuka dan program robot kontrol digital

    menggunakan remot kabel diketikkan di dalamnya. Adapun sketch programnya

    adalah sebagai berikut.

    7

  • Gambar 8.4 Program robot kontrol digital menggunakan remot kabel 1

    Kemudian software Proteus dibuka dan rangkaian robot kontrol digital meng-

    gunkan remot kabel dirangkai di dalamnya seperti yang terlihat pada gambar

    8

  • dibawah ini.

    Gambar 8.5 Simulasi rangkaian robot kontrol digital menggunakan remot

    kabel 1

    Setelah rangkaian selesai dibuat, program sebelumnya pada software Arduino

    dimasukkan ke dalam rangkaian di simulasi Proteus. Setelah itu, tombol PLAY

    pada Proteus ditekan sehingga rangkaian robot kontrol digital dengan menggu-

    nakan remot kabel dapat berjalan sesuai dengan perintah yang diberikan dengan

    ditekannya tombol push botton.

    2.3.2 Simulasi Robot Kontrol Digital Menggunakan Remot Kabel 2

    Langkah pertama yang dilakukan adalah notebook/laptop dipastikan dalam

    kondisi menyala dan telah terinstal software Proteus dan Arduino di dalam-

    nya. Selanjutnya, software Arduino dibuka dan program robot kontrol digital

    menggunakan remot kabel diketikkan di dalamnya. Adapun sketch programnya

    dapat dillihat pada bagian lampiran (dikarenakan terlalu panjang).

    Kemudian software Proteus dibuka dan rangkaian robot kontrol digital meng-

    gunkan remot kabel dirangkai di dalamnya seperti yang terlihat pada gambar

    dibawah ini.

    9

  • Gambar 8.6 Simulasi rangkaian robot kontrol digital menggunakan remot

    kabel 2

    Setelah rangkaian selesai dibuat, program sebelumnya pada software Arduino

    dimasukkan ke dalam rangkaian di simulasi Proteus. Setelah itu, tombol PLAY

    pada Proteus ditekan sehingga rangkaian robot kontrol digital dengan menggu-

    nakan remot kabel dapat berjalan sesuai dengan perintah yang diberikan dengan

    ditekannya tombol push botton.

    10

  • 2.3.3 Simulasi Robot Kontrol Digital Menggunakan Remot Kabel 1

    Mulai

    Membuka software Arduino

    Mengetikkan program robot kontrol digital menggunakan remot kabel

    Memilih pilihan Verify pada software Arduino

    Membuka software Proteus

    Merangkai simulasi rangkaian robot kontrol digital menggunakan remot kabel 1

    Menginputkan program sebelumnya ke dalam software Proteus

    Memilih pilihan PLAY pada software Proteus

    Menganalisa output simulasi

    Selesai

    11

  • 2.3.4 Simulasi Robot Kontrol Digital Menggunakan Remot Kabel 2

    Mulai

    Membuka software Arduino

    Mengetikkan program robot kontrol digital menggunakan remot kabel

    Memilih pilihan Verify pada software Arduino

    Membuka software Proteus

    Merangkai simulasi rangkaian robot kontrol digital menggunakan remot kabel 2

    Menginputkan program sebelumnya ke dalam software Proteus

    Memilih pilihan PLAY pada software Proteus

    Menganalisa output simulasi

    Selesai

    12

  • 3 Hasil dan Pembahasan

    3.1 Data Hasil Pengamatan

    3.1.1 Simulasi Robot Kontrol Digital Menggunakan Remot Kabel 1

    Gambar 8.7 Ketika push botton 1 ditekan

    Gambar 8.8 Ketika push botton 2 ditekan

    Gambar 8.9 Ketika kedua push botton tidak ditekan

    13

  • 3.1.2 Simulasi Robot Kontrol Digital Menggunakan Remot Kabel 2

    Gambar 8.10 Ketika push botton 1 ditekan

    Gambar 8.11 Ketika push botton 2 ditekan

    14

  • Gambar 8.12 Ketika push botton 3 ditekan

    Gambar 8.13 Ketika push botton 4 ditekan

    15

  • Gambar 8.14 Ketika semua push botton tidak ditekan

    3.2 Pembahasan

    Dalam praktikum ini dilakukan percobaan untuk mengetahui dan memahami

    sistem kerja robot kontrol digital menggunakan remot kabel, mampu mende-

    sain dan memprogram robot kontrol digital remot kabel, serta mengetahui ap-

    likasi robot kontrol digital remot kabel dalam kehidupan sehari-hari. Metode

    percobaan yang dilakukan dalam praktikum ini adalah dengan menggunakan

    simulasi rangkaian melalui software Proteus.

    Berdasarkan simulasi rangkaian yang dipraktikumkan dapat diketahui bahwa

    baik itu pada simulasi rangkaian robot kontrol digital menggunakan remot kabel

    1 maupun 2 menggunakan konfigurasi resistor pull-up. Dengan pull-up resistor,

    pin input akan terbaca HIGH saat tombol tidak ditekan. Dengan kata lain,

    sejumlah kecil arus mengalir antara VCC dan pin input (tidak ke ground),

    sehingga pin input dibaca mendekati VCC. Ketika tombol ditekan, maka akan

    menghubungkan pin input langsung ke ground. Arus mengalir melalui resistor

    ke ground, sehingga pin input akan terbaca dalam keadaan LOW. Jika resistor

    itu tidak ada, maka tombol akan menghubungkan VCC ke ground, keadaan ini

    sangat buruk dan juga sering disebut short circuit (hubungan singkat).

    Berdasarkan data yang diperoleh pada percobaan simulasi robot kontrol dig-

    ital menggunakan remot kabel 1 dapat diketahui bahwa ketika tombol push

    botton 1 ditekan, maka motor akan bergerak ke kanan (belok kanan). Hal ini

    16

  • dapat terjadi karena arus mengalir melalui resistor ke ground, sehingga pin input

    (push botton 1) akan terbaca dalam keadaaan LOW. Dan berdasarkan program

    yang telah dibuat dalam Arduino, ketika push botton 1 dalam keadaan LOW,

    maka akan mengaktifkan pin 12 dan pin 8 sebagai pin output sehingga arus

    akan mengalir ke pin input 2 dan 4 pada IC L293D. Dan juga mengaktifkan

    pin 11 dan pin 10 sebagai pin output (konfigurasi sistem setting 255) sehingga

    akan mengalirkan arus ke pin enable 1 dan 2 pada IC L293D. Dengan teraliri

    arus pada pin enable 1 dan 2 ini akan menyebabkan motor dapat bergerak dan

    dengan teraliri arus pada pin input 2 dan 4 pada IC L293D akan menyebabkan

    motor bergerak ke kanan. Sehingga output yang dapat terlihat ketika tombol

    push botton 1 ditekan adalah motor bergerak ke kanan dengan konfigurasi pin

    enable dalam keadaan maksimum (255).

    Dan ketika tombol push botton 2 ditekan, maka motor akan bergerak ke kiri

    (belok kiri). Hal ini dapat terjadi karena arus mengalir melalui resistor ke

    ground, sehingga pin input (push botton 2) akan terbaca dalam keadaaan LOW.

    Dan berdasarkan program yang telah dibuat dalam Arduino, ketika push botton

    2 dalam keadaan LOW, maka akan mengaktifkan pin 13 dan pin 9 sebagai pin

    output sehingga arus akan mengalir ke pin input 1 dan 3 pada IC L293D. Dan

    juga mengaktifkan pin 11 dan pin 10 sebagai pin output (konfigurasi sistem

    setting 255) sehingga akan mengalirkan arus ke pin enable 1 dan 2 pada IC

    L293D. Dengan teraliri arus pada pin enable 1 dan 2 ini akan menyebabkan

    motor dapat bergerak dan dengan teraliri arus pada pin input 1 dan 3 pada

    IC L293D akan menyebabkan motor bergerak ke kiri. Sehingga output yang

    dapat terlihat ketika tombol push botton 2 ditekan adalah motor bergerak ke

    kiri dengan konfigurasi pin enable dalam keadaan maksimum (255).

    Sebaliknya, ketika kedua tombol push botton tidak ditekan, maka baik pin

    13, 12, 9, dan 8 sebagai pin output tidak akan teraliri arus dari Vcc sehingga

    pin-pin pada IC L293D juga tidak akan mendapat aliran arus dan menyebabkan

    motor tidak bergerak (mati).

    Bila pembahasan robot kontrol digital dengan menggunakan remot kabel 1

    diarahkan pada pembahasan program, dengan settingan program seperti pada

    gambar dibawah ini,

    17

  • maka push botton 1 akan dibaca secara digital sebagai tombol 1 dan push

    botton 2 akan dibaca secara digital sebagai tombol 2. Ketika push botton 1

    dalam keadaan LOW (ditekan), maka sinyal digital akan mensetting kanA dan

    kiA sebagai pin output 13 dan 9 dalam keadaan LOW (0V) dan sinyal digital

    akan mensetting kanB dan kiB sebagai pin output 12 dan 8 dalam keadaan

    HIGH (5V) sehingga motor akan bergerak berbelok ke arah kanan.

    Dan ketika push botton 2 dalam keadaan LOW (ditekan), maka sinyal digital

    akan mensetting kanB dan kiB sebagai pin output 12 dan 8 dalam keadaan

    LOW (0V) dan sinyal digital akan mensetting kanA dan kiA sebagai pin output

    13 dan 9 dalam keadaan HIGH (5V) sehingga motor akan bergerak berbelok ke

    arah kiri. Dan ketika kedua fungsi diatas tidak diinputkan ke dalam Arduino,

    maka sinyal digital akan mensetting kanA, kanB, kiA dan kiB sebagai pin output

    13, 12, 9, dan 8 dalam keadaan LOW (0V) sehingga motor akan mati (tidak

    bergerak).

    Berdasarkan data yang diperoleh pada percobaan simulasi robot kontrol dig-

    ital menggunakan remot kabel 2 dapat diketahui bahwa ketika tombol push

    botton 1 ditekan, maka motor akan bergerak maju bersamaan dengan LED

    hijau menyala sebagai indikator. Hal ini dapat terjadi karena arus mengalir

    melalui resistor ke ground, sehingga pin input (push botton 1) akan terbaca

    dalam keadaaan LOW. Dan berdasarkan program yang telah dibuat dalam Ar-

    duino, ketika push botton 1 dalam keadaan LOW, maka akan mengaktifkan pin

    18

  • 6 dan pin 3 sebagai pin output sehingga arus akan mengalir ke pin input 2 dan

    3 pada IC L293D. Dan juga mengaktifkan pin 5 dan pin 4 sebagai pin output

    (konfigurasi sistem setting 255) sehingga akan mengalirkan arus ke pin enable

    1 dan 2 pada IC L293D. Dengan teraliri arus pada pin enable 1 dan 2 ini akan

    menyebabkan motor dapat bergerak dan dengan teraliri arus pada pin input

    2 dan 3 pada IC L293D akan menyebabkan motor bergerak maju. Sehingga

    output yang dapat terlihat ketika tombol push botton 1 ditekan adalah motor

    bergerak maju dengan konfigurasi pin enable dalam keadaan maksimum (255).

    Ketika tombol push botton 2 ditekan, maka motor akan bergerak mundur

    bersamaan dengan LED hijau menyala sebagai indikator. Hal ini dapat terjadi

    karena arus mengalir melalui resistor ke ground, sehingga pin input (push botton

    2) akan terbaca dalam keadaaan LOW. Dan berdasarkan program yang telah

    dibuat dalam Arduino, ketika push botton 2 dalam keadaan LOW, maka akan

    mengaktifkan pin 7 dan pin 2 sebagai pin output sehingga arus akan mengalir

    ke pin input 1 dan 4 pada IC L293D. Dan juga mengaktifkan pin 5 dan pin 4

    sebagai pin output (konfigurasi sistem setting 255) sehingga akan mengalirkan

    arus ke pin enable 1 dan 2 pada IC L293D. Dengan teraliri arus pada pin enable

    1 dan 2 ini akan menyebabkan motor dapat bergerak dan dengan teraliri arus

    pada pin input 1 dan 4 pada IC L293D akan menyebabkan motor bergerak

    mundur. Sehingga output yang dapat terlihat ketika tombol push botton 2

    ditekan adalah motor bergerak mundur dengan konfigurasi pin enable dalam

    keadaan maksimum (255).

    Ketika tombol push botton 3 ditekan, maka motor akan bergerak ke kanan

    (belok kanan) bersamaan dengan berbunyinya buzzer sebagai indikator. Hal ini

    dapat terjadi karena arus mengalir melalui resistor ke ground, sehingga pin input

    (push botton 3) akan terbaca dalam keadaaan LOW. Dan berdasarkan program

    yang telah dibuat dalam Arduino, ketika push botton 3 dalam keadaan LOW,

    maka akan mengaktifkan pin 6 sebagai pin output sehingga arus akan mengalir

    ke pin input 2 pada IC L293D. Dan juga mengaktifkan pin 5 dan pin 4 sebagai

    pin output (konfigurasi sistem setting 255) sehingga akan mengalirkan arus ke

    pin enable 1 dan 2 pada IC L293D. Dengan teraliri arus pada pin enable 1 dan 2

    ini akan menyebabkan motor dapat bergerak dan dengan teraliri arus pada pin

    input 2 pada IC L293D akan menyebabkan motor bergerak ke kanan. Sehingga

    output yang dapat terlihat ketika tombol push botton 2 ditekan adalah motor

    bergerak ke kanan dengan konfigurasi pin enable dalam keadaan maksimum

    (255).

    19

  • Ketika tombol push botton 4 ditekan, maka motor akan bergerak ke kiri

    bersamaan dengan berbunyinya buzzer sebagai indikator. Hal ini dapat ter-

    jadi karena arus mengalir melalui resistor ke ground, sehingga pin input (push

    botton 4) akan terbaca dalam keadaaan LOW. Dan berdasarkan program yang

    telah dibuat dalam Arduino, ketika push botton 4 dalam keadaan LOW, maka

    akan mengaktifkan pin 3 sebagai pin output sehingga arus akan mengalir ke pin

    input 3 pada IC L293D. Dan juga mengaktifkan pin 5 dan pin 4 sebagai pin

    output (konfigurasi sistem setting 255) sehingga akan mengalirkan arus ke pin

    enable 1 dan 2 pada IC L293D. Dengan teraliri arus pada pin enable 1 dan 2

    ini akan menyebabkan motor dapat bergerak dan dengan teraliri arus pada pin

    input 3 pada IC L293D akan menyebabkan motor bergerak ke kiri. Sehingga

    output yang dapat terlihat ketika tombol push botton 2 ditekan adalah motor

    bergerak ke kiri dengan konfigurasi pin enable dalam keadaan maksimum (255).

    Sebaliknya, ketika semua tombol push botton tidak ditekan, maka baik pin

    7, 6, 3, dan 2 sebagai pin output pada Arduino tidak akan teraliri arus dari

    Vcc sehingga pin-pin pada IC L293D juga tidak akan mendapat aliran arus dan

    menyebabkan motor tidak bergerak (mati).

    Bila pembahasan robot kontrol digital dengan menggunakan remot kabel 2

    diarahkan pada pembahasan program, dengan settingan program seperti pada

    gambar dibawah ini,

    20

  • maka push botton 1 akan dibaca secara digital sebagai tombol 1, push botton

    2 akan dibaca secara digital sebagai tombol 2, push botton 3 akan dibaca secara

    digital sebagai tombol 3, dan push botton 4 akan dibaca secara digital sebagai

    tombol 4. Ketika push botton 1 dalam keadaan LOW (ditekan), maka sinyal dig-

    ital akan mensetting in1 dan in4 sebagai pin output 7 dan 2 dalam keadaan LOW

    (0V) dan sinyal digital akan mensetting in2 dan in3 sebagai pin output 6 dan

    3 dalam keadaan HIGH (5V) sehingga motor akan bergerak maju dengan kon-

    figurasi PWM 255 dan LCD akan menampilkan tulisan MOBIL MAJU pada

    koordinat (0,0) (baris pertama) dan tulisan LED HIJAU NYALA pada ko-

    ordinat (0,1) (baris kedua) karena LED dikonfigurasikan dalam keadaan HIGH

    dan buzzer dalam keadaan LOW.

    Ketika push botton 2 dalam keadaan LOW (ditekan), maka sinyal digital akan

    mensetting in2 dan in3 sebagai pin output 6 dan 3 dalam keadaan LOW (0V)

    dan sinyal digital akan mensetting in1 dan in4 sebagai pin output 7 dan 2 dalam

    keadaan HIGH (5V) sehingga motor akan bergerak mundur dengan konfigurasi

    PWM 255 dan LCD akan menampilkan tulisan MOBIL MUNDUR pada ko-

    ordinat (0,0) (baris pertama) dan tulisan LED HIJAU NYALA pada koordi-

    nat (0,1) (baris kedua) karena LED dikonfigurasikan dalam keadaan HIGH dan

    buzzer dalam keadaan LOW.

    21

  • Ketika push botton 3 dalam keadaan LOW (ditekan), maka sinyal digital

    akan mensetting in1, in3, dan in4 sebagai pin output 7, 3, dan 2 dalam keadaan

    LOW (0V) dan sinyal digital akan mensetting in2 sebagai pin output 6 dalam

    keadaan HIGH (5V) sehingga motor akan bergerak ke kanan dengan konfigurasi

    PWM 255 dan LCD akan menampilkan tulisan BELOK KANAN pada ko-

    ordinat (0,0) (baris pertama) dan tulisan BUZZER BUNYI pada koordinat

    (0,1) (baris kedua) karena buzzer dikonfigurasikan dalam keadaan HIGH dan

    LED dalam keadaan LOW.

    Ketika push botton 4 dalam keadaan LOW (ditekan), maka sinyal digital akan

    mensetting in1, in2, dan in4 sebagai pin output 7, 6, dan 2 dalam keadaan LOW

    (0V) dan sinyal digital akan mensetting in3 sebagai pin output 3 dalam keadaan

    HIGH (5V) sehingga motor akan bergerak ke kiri dengan konfigurasi PWM 255

    dan LCD akan menampilkan tulisan BELOK KIRI pada koordinat (0,0) (baris

    pertama) dan tulisan BUZZER BUNYI pada koordinat (0,1) (baris kedua)

    karena buzzer dikonfigurasikan dalam keadaan HIGH dan LED dalam keadaan

    LOW.

    22

  • Dan ketika keempat fungsi diatas tidak diinputkan ke dalam Arduino, maka

    sinyal digital akan mensetting in1, in2, in3 dan in4 sebagai pin output 7, 6, 3,

    dan 2 dalam keadaan LOW (0V) sehingga motor akan mati (tidak bergerak)

    dan LED serta buzzer dikonfigurasikan dalam keadaan LOW sehingga LED dan

    buzzer tidak menyala.

    Adapun aplikasi robot kontrol digital remot kabel dalam kehidupan sehari-

    hari dapat ditemukan pada beberapa alat elektronika seperti mesin cuci, kipas

    angin, hair dryer, hand dryer, dan lain sebagainya.

    3.3 Analisis Data

    Berdasarkan pada hasil percobaan yang diperoleh dalam praktikum ini dapat

    dinyatakan bahwa praktikum yang telah dilakukan telah sesuai dengan per-

    intah pada tugas laporan dan telah sesuai dengan teorinya yang tercantum

    dalam dasar teori. Hal ini dapat dibuktikan dengan bergeraknya motor dan

    menyalanya LED dan buzzer pada simulasi rangkaian yang dikonfigurasikan

    berdasarkan program yang telah dibuat dalam Arduino.

    23

  • 4 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai

    berikut:

    1. Sistem kerja robot kontrol digital didasarkan atas sistem input, process

    dan output. Ketika program robot kontrol digital diinputkan ke dalam

    mikrokontroler, maka ia akan memprosesnya dan menghasilkan output

    sesuai dengan perintah pada input programnya.

    2. Dengan pull-up resistor, pin input akan terbaca HIGH saat tombol tidak

    ditekan. Dengan kata lain, sejumlah kecil arus mengalir antara VCC dan

    pin input (tidak ke ground), sehingga pin input dibaca mendekati VCC.

    Ketika tombol ditekan, maka akan menghubungkan pin input langsung

    ke ground. Arus mengalir melalui resistor ke ground, sehingga pin input

    akan terbaca dalam keadaan LOW.

    3. Aplikasi robot kontrol digital remot kabel dalam kehidupan sehari-hari

    dapat ditemukan pada beberapa alat elektronika seperti mesin cuci, kipas

    angin, hair dryer, hand dryer, dan lain sebagainya.

    24

  • References

    [1] Floyd dan Buchla. Fundamental of analog circuits. Prentice Hall, New

    Jersey, 2008.

    [2] Malvino. Prinsip-prinsip elektronika I. 1994. Jakarta: Erlangga.

    [3] Sutrisno. Elektronika Teori dan Penerapannya. 1985. Bandung: ITB.

    [4] Halliday dan Resnick. Fisika. Jilid 2. 1988. Jakarta: Erlangga.

    [5] Elektronika dasar. Driver Motor DC L293D. 2013. Available at

    http://elektronika-dasar.web.id/komponen/driver-motor-dc-l293d/. Diak-

    ses pada hari Jumat, 28 November 2014 pukul 20.00 WIB.

    [6] Vcc2gnd. IC PC817 Optocoupler. 2014. Available at

    http://www.vcc2gnd.com/2014/02/IC-PC817-Optocoupler.html. Diakses

    pada hari Jumat, 28 November 2014 pukul 20.10 WIB.

    [7] Ferdiansyah. Robot in Action. Available at

    https://ferdiansyahmardja.wordpress.com/minimum-sistem/arduino-

    uno/. Diakses pada hari Jumat, 28 November 2014 pukul 20.15 WIB.

    25

  • LAMPIRAN

    26

  • 27

  • 28

  • 29

  • Lampiran 1. Program simulasi robot kontrol digital menggunakan

    remot kabel 2

    30