Siklus Reproduksi

68
SIKLUS REPRODUKSI Drh. Cynthia D. Gaina, MTropVSc 12 Maret 2015

description

siklus reproduksi pada hewan betina dan hewan jantan yang meliputi spermatogenesis atau disebut proses pembantukan spermatozoa dan oogenesis atau pembentukan sel telur

Transcript of Siklus Reproduksi

Page 1: Siklus Reproduksi

SIKLUS REPRODUKSI

Drh. Cynthia D. Gaina, MTropVSc

12 Maret 2015

Page 2: Siklus Reproduksi

Outline Siklus Reproduksi

1. Siklus estrus 2. Fase siklus estrus 3. Tipe siklus estrus (polyestrus, seasonally polyestrus, monoestrus) 4. Perubahan hormonal pada periode siklus estrus 5. Karakteristik siklus estrus pada hewan domestic 6. Fase follikuler (Proestrus dan Estrus) a. Folikulogenesis dan mekanisme hormonal. b. Gelombang folikel. c. Mekanisme ovulasi dan life span ovum 7. Fase Luteal (Metestrus dan Diestrus) a. Proses pembentukan corpus luteum b. Macam-macam corpus luteum c. Mekanisme sintesis progesteron dari luteal cells. d. Mekanisme luteolysis.

Page 3: Siklus Reproduksi

Siklus Estrus

Page 4: Siklus Reproduksi

SIKLUS ESTRUS (ESTROUS CYCLE)

• Siklus Estrus: Siklus reproduksi betina, yang umumnya didefinisikan

sebagai periode dari 1 estrus ke estrus berikutnya

• Interval antara timbulnya suatu periode berahi ke permulaan periode

berahi berikutnya yang memiliki ritmik yang khas pada betina tidak

bunting

• Interval-interval ini disertai perubahan fisiologik di dalam saluran

betina

• 2 Fase Siklus estrus:

– Fase folikular (Follicular Phase)

– Fase luteal (Luteal phase)

Page 5: Siklus Reproduksi

– ESTRUS: Periode hewan berahi/ minta kawin ‘heat’

– ANESTRUS: periode dimana betina tidak dalam

siklus estrus (bunting)

Page 6: Siklus Reproduksi

Tipe Siklus Estrus

Page 7: Siklus Reproduksi

Sesuai dengan siklus estrusnya, hewan dapat dibagi dalam 3 tipe siklus

1. Hewan-hewan monoestrus yaitu hanya memiliki satu siklus estrus per tahun (hewan liar)

2. Hewan-hewan polyestrus yaitu mempunyai siklus estrus secara periodik per tahun (sapi, babi, dan kuda)

3. Hewan-hewan polyestrus bermusim yaitu mempunyai siklus estrus periodik hanya selama musim tertentu dalam setahun (domba)

Page 8: Siklus Reproduksi

MONOESTRUS

• Adalah golongan hewan yang menunjukkan gejala birahi satu kali dalam satu tahun.

• Contoh: anjing, kucing, singa, macan serta mamalia liar yang hidup di hutan.

• Hewan monoestrus tidak birahi serentak, namun masih dapat digolongkan bermusim karena frekuensi kejadian birahi lebih sering terlihat pada periode tertentu

Page 9: Siklus Reproduksi

POLYESTRUS

• Adalah golongan hewan yang menunjukkan gejala birahi beberapa kali dalam satu tahun

• Contoh ; sapi, kerbau, babi, domba, kambing.

Page 10: Siklus Reproduksi

POLYESTRUS BERMUSIM

• Adalah golongan hewan yang menunjukkan gejala birahi beberapa kali dalam satu musim kelamin

• Contoh : kuda dan domba daerah kutub dan subtropik.

• Di belahan bumi utara Juni dan Juli merupakan satu musim kelamin bagi kuda; bulan november – januari adalah satu musim kelamin bagi domba

Page 11: Siklus Reproduksi
Page 12: Siklus Reproduksi

Animal Type of estrous cycle

Length of estrous cycle

(days)

Duration of estrus

Time of ovulation

Cattle Polyestrous 19-23 (21) 6-30 hours (18 h) 12 hours after end of estrus

Goat Seasonal polyestrous

12-24 (20) 1-4 days (39 hours)

30-36 hours after start of estrus

Sheep Seasonal polyestrous

14-20 (17) 20-42 hours (30 h)

At or near the end of estrus

Horse Seasonal polyestrous

10-37 (21) 2-6 days (4 days) 24-48 hours before the start of estrus to 24 hours after the end of estrus

Swine Polyestrous

18-24 (21) 1-2 days (36 h) 8-12 hours before the end of estrus or 37-40 h after start of estrus

Page 13: Siklus Reproduksi

Fase (phase) & Tahap (stages) Siklus Estrus

Page 14: Siklus Reproduksi

PHASE (FASE) STAGES (TAHAP)

FOLLICULAR PROESTRUS

ESTRUS

LUTEAL METESTRUS

DIESTRUS

Page 15: Siklus Reproduksi

Bovine Oestrus Cycle

Oestrus - 1 d Metoestrus - 5 d

Dioestrus - 12 d Pro-oestus 3 d

Standing heat 12-30 h

Ovulation-24 to 30 h after onset

of oestrus

Rising P4

Page 16: Siklus Reproduksi

Bovine Oestrus Cycle • Continues until -

• Pregnancy • Anoestrus

Page 17: Siklus Reproduksi

PHASES OF ESTROUS CYCLE

• FOLLICULAR PHASE:

– Fase pendek – hanya 20% dari siklus

– Periode dari regresi CL (corpus luteum) sampai ovulasi

– Ada ‘Preovulatory follicle’

– Hormon yang dominan: Estradiol (E2)

Page 18: Siklus Reproduksi

PHASES OF ESTROUS CYCLE

• LUTEAL PHASE:

– Fase panjang - 80% dari siklus

– Periode dari ovulasi sampai regresi corpus luteum

– Terdapat CL (Corpora lutea)

– Hormon dominan: Progesterone (P4)

– Adanya regresi dari folikel yang berkembang pada fase ini

Page 19: Siklus Reproduksi

STAGES OF ESTROUS CYCLE

• 4 stages (4 Tahapan siklus estrus):

– Proestrus

– Estrus

– Metestrus

– Diestrus

• Follicular phase = Proestrus + Estrus

• Luteal phase = Metestrus + Diestrus

Page 20: Siklus Reproduksi
Page 21: Siklus Reproduksi

Fase Folikular (Proestrus & Estrus)

Page 22: Siklus Reproduksi

Proestrus • Fase sebelum estrus

• Fase dimana folikel tumbuh di bawah pengaruh FSH dan menghasilkan estradiol

• Sistem reproduksi memulai persiapan untuk pelepasan ovum dari ovarium

• Akhir dari fase ini, betina memperlihatkan perhatian pada jantan

Page 23: Siklus Reproduksi

Oestrous Cycle - Overview

• Oestrous cycle • Oestrus • Folliculogenesis • Luteal formation • Luteolysis • Pregnancy • Parturition

Oestru

s

Oestru

s

Metoestrus Dioestrus

Pro

-oestru

s

Page 24: Siklus Reproduksi

Estrus • Folikel de Graaf membesar

dan matang

• Ovum mengalami pematangan

• Estradiol dari Fol. De Graaf menyebabkan perubahan pada saluran reproduksi (bengkak, merah, tegang, berlendir)

• Terjadi penerimaan terhadap pejantan

• Pada akhir fase estrus terjadi ovulasi

Page 25: Siklus Reproduksi

Periode Siklus Estrus pada Berbagai Ternak

Jenis

Ternak

Proestrus

(hari)

Estrus

Metestrus

(hari)

Diestrus

(hari)

Sapi 3 12-24 jam 3-5 13

Kuda 3 4-7 hari 3-5 6-10

Babi 3 2-4 hari 3-4 9-13

Domba 2 1-2 hari 3-5 7-10

Page 26: Siklus Reproduksi

Hewan

Siklus birahi

Lama birahi

Ovulasi

Domba

16-17 hari

24-36 jam

24-30 jam*

Kambing

21 hari/lebih pendek

32-36 jam

30-36 jam*

Babi

19-21 hari

48-72 jam

35-45 jam*

Sapi

21-22 hari

18-19 jam

10-11 jam**

Kuda

19-25 hari

4-8 hari

1- 2 hari***

Kerbau

19-25 (21hari)

2-96 (42jam)

Tabel 1 . Lama siklus birahi, lama birahi dan ovulasi

* Dari dimulainya birahi ** Setelah birahi berakhir *** Sebelum akhir birahi

Page 27: Siklus Reproduksi

Gejala Estrus Sapi

• Sangat tidak tenang, nafsu makan turun

• Mencari pejantan

• Mencoba menaiki betina lain dan akan diam berdiri bila dinaiki (pejantan / betina lain)

• Vulva bengkak, merah dan berlendir (mucus transparan)

Page 28: Siklus Reproduksi

Domba

• Mendekati dan memperhatikan pejantan

• Menggoyang-goyangkan ekornya

• Diam berdiri bila dinaiki pejantan

• Vulva tidak oedematus dan tidak berlendir

Page 29: Siklus Reproduksi

Babi

• Memisahkan diri dari kelompoknya

• Mencari pejantan (sampai beberapa kilometer)

• Mengeluarkan suara-suara singkat

• Apabila punggungnya ditekan akan diam

• Vulva bengkak tetapi tidak mengeluarkan lendir

Page 30: Siklus Reproduksi

Contoh Data reproduksi babi Induk

Peristiwa Interval Rata-rata

Umur saat pubertas (bln)

Lama Birasi (estrus) (hari)

Panjang Siklus birashi (hari)

Waktu ovulasi (jam stlah birahi)

Saat yang baik untuk kawin

Lama Kebuntingan (har)

4 – 7

1 – 5

18 – 24

12 – 48

estrus hr kedua

111 – 115

6

2 – 3

21

24 – 36

114

(3 bln, 3 mg, 3 hr)

Page 31: Siklus Reproduksi

Fase luteal (Metestrus & Diestrus)

Page 32: Siklus Reproduksi

Metestrus • Fase segera setelah estrus • Corpus luteum (CL) tumbuh

cepat dari sel-sel granulosa folikel yang telah pecah di bawah pengaruh LH

• Fase ini di bawah pengaruh progesteron yang dihasilkan oleh CL

• Progesteron menghambat sekresi FSH, sehingga menghambat pembentukan Fol. De Graaf (mencegah terjadinya estrus)

• Terjadi persiapan uterus untuk menerima & memberi makan embrio

Page 33: Siklus Reproduksi

Diestrus

• Fase terakhir dan terlama siklus estrus

• CL menjadi matang & pengaruh progesteron sangat nyata terhadap sal. Reproduksi

• Endometrium menebal, cervix tertutup, mucosa vagina pucat

• Mulai terjadi perkembangan fol. Primer dan sekunder dan akhirnya kembali ke proestrus

Page 34: Siklus Reproduksi
Page 35: Siklus Reproduksi
Page 36: Siklus Reproduksi
Page 37: Siklus Reproduksi
Page 38: Siklus Reproduksi
Page 39: Siklus Reproduksi
Page 40: Siklus Reproduksi
Page 41: Siklus Reproduksi
Page 42: Siklus Reproduksi
Page 43: Siklus Reproduksi

Level Hormonal & Dinamika Folikel Siklus Estrus

Page 44: Siklus Reproduksi
Page 45: Siklus Reproduksi
Page 46: Siklus Reproduksi
Page 47: Siklus Reproduksi
Page 48: Siklus Reproduksi

Causes of Anestrus

Gonadotropin

Insufficiency

Environmental Factors

-Season

-Lactation

-Nutrition

ANESTRUS

Failure of follicular

development in

ovary

Ovarian Abnormalities

-Hypoplasia

-Cystic Ovaries

-Freemartinism (cattle)

Presistence of

Corpus Luteum

Uterine Factors

-Pregnancy

-"Pseudopregnancy"

-Mummification, maceration,pyometra

Page 49: Siklus Reproduksi

Folikulogenesis

• Definisi : Proses pertumbuhan dan perkembangan folikel

yang di dalamnya terjadi proses Oogenesis

• Folikulogenesis berlangsung sejak hewan mencapai

pubertas

• Folikulogenesis berlangsung di bawah kendali hormone

gonadotropin, yaitu FSH dan LH .

Page 50: Siklus Reproduksi

Folikel adalah Suatu Kompartemen di dalam

Ovarium yang memiliki kesanggupan Dwifungsi :

• Gametogenesis (produksi ovum)

• Steroidogenesis (produksi hormon Estrogen)

Page 51: Siklus Reproduksi
Page 52: Siklus Reproduksi

Pertumbuhan Folikel secara Hormonal

• Induksi Proliferasi Sel Granulosa dan differensiasi Sel Theca yang akan MENINGKATKAN kemampuan Folikel dalam memproduksi Estradiol dan merespon Gonadotropin Hypophysa.

• Produksi Estradiol Folikel yang memiliki reseptor LH untuk:

Ovulasi

Luteinisasi (pasca Ovulasi)

Page 53: Siklus Reproduksi

Pertumbuhan Folikel

Fol. Primer Fol. Sekunder Fol. Tertier

Fol. de Graaf Ovulasi

Page 54: Siklus Reproduksi
Page 55: Siklus Reproduksi
Page 56: Siklus Reproduksi

Proses

Perkembangan

folikel

(folikulogenesis)

Page 57: Siklus Reproduksi
Page 58: Siklus Reproduksi

Metaphase I

Metaphae II

Perkembangan Gamet pada ternak Betina

Pembawa

Sifat Betina

XX

Page 59: Siklus Reproduksi
Page 60: Siklus Reproduksi
Page 61: Siklus Reproduksi
Page 62: Siklus Reproduksi

• A polar body is a small haploid cell that is formed concomitantly as

an egg cell during oogenesis, but which generally does not have the

ability to be fertilized.

• Polar bodies serve to eliminate one half of the diploid chromosome

set produced by meiotic division in the egg, leaving behind a haploid

cell. To produce the polar bodies, the cell must divide

asymmetrically, which is fueled by furrowing (formation of a trench)

near a particular point on the cell membrane.

Page 63: Siklus Reproduksi

Ovum • Sel khas yang sanggup dibuahi dan selanjutnya

dapat menjalani perkembangan embrional

• Terdiri dari 2 tahap perkembangan 1. Periode pertumbuhan oosit

2. Periode Persiapan Final dari Inti dan Sitoplasma Sel

Oosit dalam Rangka Memenuhi Persyaratan untuk

fertilisasi dan Perkembangan normal Pasca Fertilisasi

• Mengandung enzim : Fertilizin dan Hyaluronidase yang diperlukan pada proses fertlisasi

• Pembawa sifat Induk (XX)

Page 64: Siklus Reproduksi

Liquor folliculi (cairan)

Oocyte

Antrum Folliculi (ruangan)

Sel Granulosa

Tenunan Ovarium

Zona Pellucida

Sel Cumulus, berasal

dari sel granulosa folikel

de Graaf

Membran Perivitelline

Vitellus (Yolk)

Page 65: Siklus Reproduksi

Regulasi endokrin

• Siklus birahi diatur oleh mekanisme endokrin dan neuroendokrin yaitu hormon-hormon dari :

- Hipothalamus

- Hipofisis

- Gonad

Page 66: Siklus Reproduksi

Mekanisme ovulasi

Page 67: Siklus Reproduksi

OVULASI

Page 68: Siklus Reproduksi