Ship Powering Print

download Ship Powering Print

of 15

Transcript of Ship Powering Print

  • 8/18/2019 Ship Powering Print

    1/15

    TEORI & PENGUJIAN MODEL KAPAL:

    TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL

    Oleh:

    Mahendra Indiaryanto

    Unit Pelakasana Teknis

    Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika

    Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

  • 8/18/2019 Ship Powering Print

    2/15

    Workshop Kelaikan Laut Militer_Ship Powering 1

    1. PENDAHULUAN

    Perancangan suatu kapal dapat dikatakan bagus apabila kapal

    tersebut memimiki korelasi hambatan dan kecepatan yang

    optimal. Dimana pada prinsipnya optimasi terhadap tahanan dan

    daya yang di butuhkan oleh kapal pada kecepatan tertentu harus

    seimbang. Adapun beberapa optimsasi dasar dari desain lambung

    kapal dapat di bagi menjadi dua bagian yaitu:

    • Perencanaan dasar yang terdiri dari, jenis kapal, jarak 

     jelajah kapal,kecepatan,jumlah crew, muatan, danperalatan atau peresenjataan

    • Linesplan yng terdiri dari,

    - perhitungan dasar: hydrostatic kapal, LWT, DWT,

    Scantling, Resistance, propulsion, stability, kekuatan

    memanjang, dll

    - batasan: Basic calculation dan Owner requirement

    - optimasi dari sisi rersitance kapal

    2. Tahanan Kapal

    Tahanan kapal pada suatu kecepatan adalah gaya fluida yang

    bekerja berlawanan dengan gerakan kapal tersebut. Tahanan

    tersebut akan sama dengan komponen gaya fluida yang bekerja

    sejajar dengan sumbu gerakan kapal.Melihat bahwa kapal bergerak di bidang fluida cair yang nilai

    kerapatan massanya lebih besar dari udara sehingga semakin besar

    kecepatan dan dimensi suatu kapal maka semakin besar pula

    energi yang dibuang untuk menghasilkan energi berupa

    gelombang (wave), gelombang inilah yang kemudian bergesekan

    dengan lambung kapal dan arahnya melawan arah kapal sehingga

    menimbulkan gaya berlawanan.

  • 8/18/2019 Ship Powering Print

    3/15

    Workshop Kelaikan Laut Militer_Ship Powering 2

    Gambar1. bentuk gelombang

    Tahanan total (RT) pada kapal terdiri dari komponen – komponen

    bagian kapal yang mempunyai kemungkinan menimbulkan gaya

    hambat atau resistance. Pada prinsipnya ada dua bagian kapal

    yang mengalami gaya hambat, yaitu bagian kapal yang terbenam

    dan area bagian kapal diatas permukaan air karena udara jugamempunyai faktor hambat pada kondisi tertentu. RT digunakan

    untuk menentukan besar  Efective Horse Power  (EHP) yang

    didefinisikan sebagai daya yang diperlukan suatu kapal untuk 

    bergerak dengan kecepatan sebesar VS dan mampu mengatasi

    gaya hambat atau tahanan sebesar RT, dan yang lebih penting

    untuk mengetahui seberapa besar daya dari mesin utama agar

    kapal yang akan dibuat tidak mengalami kelebihan daya yang

    besar atau justru tidak bisa memenuhi kecepatan karena daya yangdiprediksikan tidak bisa mengatasi besar tahanan kapal.

    Perhitungan tahanan kapal ini sangatlah penting sekali dan

    diharapkan seakurat mungkin dalam arti tidak kurang dan tidak 

    lebih karena mempengaruhi aspek   –  aspek dari segi biaya

    investasi, efisiensi, biaya perawatan, biaya operasional,

    persaingan ekonomis dan lain  –  lain. Oleh karena itu berbagai

    macam cara digunakan oleh para arsitek kapal untuk memprediksi

    besar daya dari suatu kapal dengan hasil seakurat mungkin dengan

    Bentuk 

    gelombang

  • 8/18/2019 Ship Powering Print

    4/15

    Workshop Kelaikan Laut Militer_Ship Powering 3

    menentukan besar tahanan total yang bekerja pada suatu kapal.

    Tahanan total (RT) yang dialami kapal terdiri dari sejumlah

    komponen tahanan yang berbeda, yang diakibatkan pula oleh

    berbagai macam penyebab dan saling berinteraksi. untuk 

    menjelaskan masalah tahanan secara praktis, komponen tahananini dapat dilihat dari gambar berikut:

    Gambar 2. gaya-gaya yang bergerak pada sistem penggerak 

    Tahanan total (RT) yang dialami kapal terdiri dari sejumlahkomponen tahanan yang berbeda yang diakibatkan oleh berbagai

    macam penyebab dan saling berinteraksi. Untuk menjelaskan

    masalah tahanan secara praktis, maka dapat diuraikan menjadi

    beberapa komponen utama sebagai berikut:

    1. Tahanan Gesek, RF ( Resistantion Friction) terjadi akibat

    gesekan permukaan basah kapal dengan media yang dilaluinya,

    oleh karena semua fluida mempunyai nilai viskositas inilahmenimbulkan gesekan tersebut. Atau komponen tahanan yang

    diperoleh dengan jalan mengintegralkan tegangan tangensial

    keseluruh permukaan basah kapal menurut arah gerakan kapal.

    Adapun komponen tahanan tersebut sebagai berikut (Sv.

    Aa.Harvald:1964):

    Rf = 0, 5.Cf. ρ.V2.S (kN) ..................................(2.1)

  • 8/18/2019 Ship Powering Print

    5/15

    Workshop Kelaikan Laut Militer_Ship Powering 4

    Dimana :

    ρ = Massa jenis air laut

    V = Kecepatan kapal (m/sec)

    S = Luas bidang basah (m2)

    Angka reynold (Rn)

    Rn = Vs.Lwl/  υ ..............................................(2.2)

    Dimana:

     υ = Kinematic Viscosity

    Coefisien tahanan gesek (Cf)

    Cf = 0,075 / (Log10Rn-2)2

    ...................................(2.3)

    2. Tahanan Sisa, RR ( Residual Resistance) adalah kuantitas dari

    hasil pengurangan dari tahanan total badan kapal, suatu

    tahanan gesek yang merupakan hasil perhitungan yangdiperoleh dengan memakai rumus khusus. Secara umum,

    bagian terbesar dari tahanan sisa pada kapal niaga adalah

    tahanan gelombang (Wavemaking)

    RR = (0, 5 . ρ . ∆2/3 . V2) ...................................(2.4)

    Dimana:

    ∆ = Displacement kapal (m2)V = Kecepatan kapal (m/s)

    Tahanan sisa memiliki nilai coefisien (Fn) yang diperoleh dari

    gambar-gambar ratio panjang dan volume yang merupakan

    hubungan antara angka Froude dan koefisien prismatik 

    memanjang.

    Fn= V / ( g.L )

    0.5

    ..........................................(2.5)

  • 8/18/2019 Ship Powering Print

    6/15

    Workshop Kelaikan Laut Militer_Ship Powering 5  

    Dimana:

    V = Kecepatan kapal (m/sec)

    g = Percepatan gravitasi (m/sec2)

    L = Panjang garis air kapal (m)

    Dimana angka Froude dapat menjelaskan jenis kapal

    berdasarkan operasional kapal tersebut. Hal ini dapat dilihat

    dari gambar berikut:

    Gambar 3. Operasional angka Froude

    3. Tahanan Viskos, RV (Viskos Resistance) adalah komponen

    tahanan yang terkait dengan energi yang dikeluarkan akibat

    pengaruh viskos/kekentalan.

    4. Tahanan Tekanan, RP (Pressure Resistance) adalah komponentahanan yang diperoleh dengan jalan mengintegralkan tegangan

    normal keseluruh permukaan kapal menurut arah gerakan

    kapal.

    5. Tahanan Gelombang, RW (Wavemaking Resistance) adalah

    komponen tahanan yang terkait dengan energi yang

    dikeluarkan untuk menimbulkan gelombang gravitasi

    6. Tahanan Anggota Badan ( Appendage Resistance) adalah

  • 8/18/2019 Ship Powering Print

    7/15

    Workshop Kelaikan Laut Militer_Ship Powering 6

    tahanan dari boss poros, penyangga poros (shaft bracket) dan

    poros, lunas bilga, vin stabilizer dan sebagainya. Dalam

    memakai model fisik, model tersebut umumnya dilengkapi

    dengan anggota badan seperti itu disertakan dalam pengukuran

    tahanan. Jika tanpa anggota badan maka tahanannya disebuttahanan polos (bare resistance).

    7. Tahanan Kekasaran ( Roughness Resistance) adalah tahanan

    akibat kekasaran permukaan badan kapal misalnya akibat

    korosi dan fouling (pengotoran) pada badan kapal.

    8. Tahanan Udara ( Air Resistance) adalah tahanan yang dialami

    bagian atas permukaan air serta bangunan atas (superstructure)

    karena gerakan kapal yang menyusuri udara.

    9. Tahanan Daun Kemudi (Steering Resistance) adalah tahanan

    akibat gerakan daun kemudi. Gerakan daun kemudi ditujukan

    untuk kelurusan lintasan maupun manuver kapal.

    3. Sistem Propulsi kapal

    3.1 Penjelasan dan Formula.

    Secara umum kapal yang bergerak di media air dengan kecepatan

    tertentu, maka akan mengalami gaya hambat (resistance) yang

    berlawanan dengan arah gerak kapal tersebut. Besarnya gaya hambat

    yang terjadi harus mampu diatasi oleh gaya dorong kapal (thrust ) yang

    dihasilkan dari kerja alat gerak kapal ( propulsor ). Daya yang disalurkan

    (PD ) ke alat gerak kapal adalah berasal dari Daya Poros (PS), sedangkan

    Daya Poros sendiri bersumber dari Daya Rem (PB) yang merupakan

    daya luaran motor penggerak kapal.

    Daya Efektif (PE) adalah besarnya daya yang dibutuhkan untuk 

    mengatasi gaya hambat dari badan kapal (hull), agar kapal dapat

    bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dengan kecepatan servis

    sebesar VS. Daya Efektif ini merupakan fungsi dari besarnya gaya

    hambat total dan kecepatan kapal. Untuk mendapatkan besarnya Daya

    Efektif kapal, dapat digunakan persamaan sebagai berikut ;

  • 8/18/2019 Ship Powering Print

    8/15

    Workshop Kelaikan Laut Militer_Ship Powering 7  

    P E = R

    T * Vs ..................................(3.1)

    dimana:

     RT  = Tahana kapal Total (KN)Vs = Kecepatan kapal (m/sec)

    Daya Dorong (PT) adalah besarnya daya yang dihasilkan oleh kerja dari

    alat gerak kapal ( propulsor ) untuk mendorong badan kapal. Daya

    Dorong merupakan fungsi dari gaya dorong dan laju aliran fluida yang

    terjadi saat alat gerak kapal bekerja. Adapun persamaan Daya Dorong

    dapat dituliskan sebagai berikut ;

    PT =T * Va ................................. (3.2)

    dimana :

    PT = Daya Dorong,(KW)

    T = Gaya Dorong, (KN)

    Va = Kecepatan aliran fluida di bagian Buritan kapal=( Vs ( 1 – w ))m/sec

    Daya Yang Disalurkan ( PD ) adalah daya yang diserap oleh baling-

    baling kapal guna menghasilkan Daya Dorong sebesar PT, atau dengan

    kata lain, PD merupakan daya yang disalurkan oleh motor penggerak ke

    baling-baling kapal ( propeller ) yang kemudian dirubahnya menjadi

    Daya Dorong kapal (PT). Variabel yang berpengaruh pada daya ini

    adalah Torsi Yang Disalurkan dan Putaran baling-baling, sehingga

    persamaan untuk menghitung PD adalah sebagai berikut ;

    P D

    = 2πQ D

    nP .........................................

    (3.3)

    dimana:PD = Daya Yang Disalurkan (KW)

    QD = Torsi Baling-baling kondisi dibelakang badan kapal,(KNm)

    nP = Putaran Baling-baling, (rps)

  • 8/18/2019 Ship Powering Print

    9/15

    Workshop Kelaikan Laut Militer_Ship Powering 8

    Daya Poros (PS) adalah daya yang terukur hingga daerah di depan

    bantalan tabung poros (stern tube) dari sistem perporosan penggerak 

    kapal. Untuk kapal-kapal yang berpenggerak dengan Turbin Gas , pada

    umumnya, daya yang digunakan adalah PS. Sementara itu, istilah Daya

    Rem ( Brake Power, P B

    ) adalah daya yang dihasilkan oleh motorpenggerak utama (main engine).

    Pada sistem penggerak kapal yang menggunakan Marine Diesel Engines

    ( type of medium to high speed ), maka pengaruh rancangan sistem

    transmisi perporosan adalah sangat besar didalam menentukan besarnya

    daya PS. Jika kamar mesin terletak dibelakang dari badan kapal, maka

    besarnya losses akibat sistem transmisi perporosan tersebut adalah

    berkisar 2 - 3 %. Namun bila kamar mesin terletak agak ke tengah atau

     jauh di depan, maka besarnya losses akan semakin bertambah.

    3.2 Efisiensi Pada Sistem Propulsi

    Sistem penggerak kapal memiliki beberapa definisi tentang daya yang

    ditransmisikan mulai dari daya yang dikeluarkan oleh motor penggerak 

    hingga daya yang diberikan oleh alat gerak kapal ke fluida sekitarnya.

    Rasio dari daya-daya tersebut sering dinyatakan dengan istilah efisiensi,

    meskipun untuk beberapa hal sesungguhnya bukanlah suatu nilaikonversi daya secara langsung.

    Efisiensi Lambung,   η HULL, adalah rasio antara daya efektif (PE) dan

    daya dorong (PT). Efisiensi Lambung ini merupakan suatu bentuk 

    ukuran kesesuaian rancangan lambung (stern) terhadap  propulsor 

    arrangement -nya, sehingga efisiensi ini bukanlah bentuk   power 

    conversion yang sebenarnya. Maka nilai Efisiensi Lambung inipun

    dapat lebih dari satu, pada umumnya diambil angka sekitar 1,05.

  • 8/18/2019 Ship Powering Print

    10/15

    Workshop Kelaikan Laut Militer_Ship Powering 9

    ...................................(3.4)

     t dan w merupakan propulsion parameters, dimana t adalah Thrust 

     Deduction Factor yang dapat diperoleh dengan persamaan sebagaiberikut:

    ............................................(3.5)

    t  standart = 0,5×C P

    −0,12 ; utk. Kapal dng Baling-baling Tunggal

    = 0,5×C P

    −0,19 ; utk. Kapal dng Baling-baling Kembar

    CP = Koefisien Prismatik kapal = ∀/L. B.T.Cm

    dimana:

    ∀ = volume displacement kapal (m3)

    L = panjang garis air kapal (m)

    B = lebar kapal (m)

    T = sarat kapal (m)

    Cm = koefisien Midship kapal

    Sedangkan, w adalah wake fraction yang dapat dicari dengan

    menggunakan persamaan sebagai berikut,

    ..........................................(3.6)

    Efisiensi Baling-baling ( Propeller Efficiency),   η PROP, adalah rasio

    antara daya dorong (PT) dengan daya yang disalurkan (PD). Efisiensi ini

    merupakan  power conversion, dan perbedaan nilai yang terjadi adalah

    terletak pada dimana pengukuran Torsi Baling-baling (Propeller 

    Torque) tersebut dilakukan. Yakni, apakah pada kondisi open water 

    (QO) atau pada kondisi behind the ship (QD). Persamaan berikut ini

  • 8/18/2019 Ship Powering Print

    11/15

    Workshop Kelaikan Laut Militer_Ship Powering 10

    menunjukkan kedua kondisi dari  Efisiensi Baling-baling, sebagai

    berikut :

    Efisiensi Baling-baling (Open water):

    ............................................(3.7)

    Efisiensi Baling-baling ( Behind the ship):

    ......................................(3.8)

    Karena ada dua kondisi tersebut, maka muncul suatu rasio efisiensi

    yaitu yang dikenal dengan sebutan  Efisiensi Relative-Rotative , η RR ;

    yang merupakan perbandingan antara Efisiensi Baling-baling pada

    kondisi di belakang kapal dengan Efisiensi Baling-

    baling pada kondisi di air terbuka, sebagai berikut :

    ............................(3.9)

    sehingga  , η RR sesungguhnya bukanlah merupakan suatu sifat besaranefisiensi yang sebenarnya (bukan merupakan  power conversion).

    Efisiensi ini hanya perbandingan dari besaran nilai efisiensi yang

    berbeda. Maka besarnya efisiensi relative-rotative dapat pula lebih besar

    dari satu, namun pada umumnya diambil nilainya adalah berkisar satu.

    Efisiensi Transmisi Poros (Shaft Transmission Efficiency) , ηS secaramekanis umumnya dapat didefinisikan dengan lebih dari satu macam

    tipe efisiensi, yangmana sangat tergantung dari bentuk konfigurasi pada

    stern arrangement-nya. Efisiensi ini merupakan  product  dari

    keseluruhan efisiensi masing-masing individual komponen terpasang.Efisiensi ini dapat dinyatakan seperti persamaan, sebagai berikut ;

  • 8/18/2019 Ship Powering Print

    12/15

    Workshop Kelaikan Laut Militer_Ship Powering 11

    .............................................(3.10)

    Ps = π. (ds)4

    .G. θ. n/32. Ls ...........................(3.11)

    dimana:

    π = nilainya 3.14

    ds = diameter poros (m)

    G = modulus shear pada elastisitas material poros (8.35 x 107 KN/m2)

    θ = putaran sudut (deg)

    Ls = panjang poros dimana θ telah di ukur

    n = putaran (rps)

    Efisiensi Keseluruhan (Overall Efficiency,   η P ), yang dikenal juga

    dengan sebutan Propulsive Efficiency, atau ada juga yang

    menyebutnya Propulsive Coefficient adalah merupakan hasil dari

    keseluruhan efisiensi di masing-masing  phrase daya yang terjadi pada

    sistem propulsi kapal (sistem penggerak kapal). Efisiensi Keseluruhan

    dapat diperoleh dengan persamaan, sebagai berikut:

    ηP = η HULL x η RR x ηS ..........................................(3.12)

    Sehingga untuk menentukan harga PD jika di ketahui harga PE

    adalah sebagagai berikut

    PD = PE/ ηP .....................................................(3.13)

    η HULL, dan   η RR adalah tergantung pada karakteristik  hydrodynamics,

    sedangkan  ηS adalah tergantung pada karakteristik mekanis dari sistem

    propulsi kapal. Namun demikian, peranan yang terpenting adalah upaya-

    upaya guna mengoptimalkan η P.

  • 8/18/2019 Ship Powering Print

    13/15

    Workshop Kelaikan Laut Militer_Ship Powering 12

    4. Karakteristik Baling-baling kapalSecara umum karakteristik dari baling-baling kapal pada kondisi open

    water test adalah seperti yang direpresentasikan pada Diagram KT – KQ

     –  J. Setiap tipe dari masing-masing baling-baling kapal, memiliki

    karakteristik kurva kinerja yang berbeda-beda. Sehingga kajian terhadapkarakteristik baling-baling kapal tidak dapat di-generalised  untuk 

    keseluruhan bentuk atau tipe dari baling-baling.

    Model persamaan untuk karakteristik kinerja baling-baling kapal adalah

    sebagai berikut,

    ....................................(4.1)

    ....................................(4.2)

    ....................................................(4.3)

    ............................................(4.4)

    dimana:KT = Koefisien Gaya Dorong (Thrust) Baling-baling

    KQ = Koefisien Torsi Baling-balingJ = Koefisien Advanced Baling-baling

    VA = Kec. Advanced dari fluida yg melintasi propeller disk 

    ηO = Efisiensi Baling-baling pd kondisi open water 

    n = Putaran Baling-baling

    D = Diameter Baling-baling

    TProp = Gaya Dorong Baling-baling (Propeller Thrust )

    QProp = Torsi Baling-baling (Propeller Torque)

    ρ = Massa Jenis Fluida (Fluid Density)

  • 8/18/2019 Ship Powering Print

    14/15

    Workshop Kelaikan Laut Militer_Ship Powering 13

    Gambar 4. KT-KQ-J (open water test)

    REFERENSI

    1. Principle Naval Architecture Second Revision,Volume II.

    Resistance Propulsion an Vibration.

    2. Suryo Adjie, Propeller Engine Mactching, 2005

    3. G. Kuiper, The Wageningen Propeller Series, May 1992, MARIN,

    Nederland

  • 8/18/2019 Ship Powering Print

    15/15

    Workshop Kelaikan Laut Militer_Ship Powering 14

    Contoh Hasil Pengujian Model Patrol Resitance Test di Towing Tank.Kurva. Hasil uji tahanan dan daya yang dibutuhkan pada kecepatan 23knot