Setan Korupsi

3
Setan Korupsi Hari ini Siti bangun jauh lebih pagi, karena hari ini Siti harus berangkat ke kampusnya di Universitas Muhammadiyah Purwokerto untuk mengikuti Tehnical Meeting jelang ospek Universitas untuk hari Selasa dan Rabu nanti. Sampainya di kampus Siti mencari nama dirinya di papan pengumuman kelompok ospek. “Siti...siti..tisi..sisi..titi..SITIIIII! kelompok 70 Slamet Riyadi” jari Siti menunjuk kertas yang ada nama dirinya. “Kakak ini kelompok 70 kan?” ujar Siti polos. “Iya adek ini absen dulu” Selesai absen dia berbaris dan berkenalan dengan teman satu kelompoknya bernama Sri dari Kebumen. Setelah semua sudah terkumpul kakak Pamong mengajak kita berdiskusi bersama. Terpilihlah Eko menjadi ketua dan Sri bendahara kelompok. “Siti nanti kamu bantuin aku jadi bendahara ya, aku takut megang uang anak-anak” rayu Sri kepada Siti. “Siap Sri!” Keesokannya Sri main ke kost si Siti. Disana dia mencurahkan kebingungannya perihal keuangan di kelompok Ospek Universitas. “Aku bingung, ini kalau udah di total semuanya terus dibagi jumlah kelompok kita. Kita semua iuran Rp.15.000” sembari menunjukkan rincian. “Emang kamu ngga mau ngambil laba Sri? Kamu kan udah ngasih tenaga dan fikiran kamu buat kelompok ini?” tanya Siti. “Maksud kamu gimana Sit?”

description

popop

Transcript of Setan Korupsi

Page 1: Setan Korupsi

Setan Korupsi

Hari ini Siti bangun jauh lebih pagi, karena hari ini Siti harus berangkat ke kampusnya di Universitas Muhammadiyah Purwokerto untuk mengikuti Tehnical Meeting jelang ospek Universitas untuk hari Selasa dan Rabu nanti. Sampainya di kampus Siti mencari nama dirinya di papan pengumuman kelompok ospek.

“Siti...siti..tisi..sisi..titi..SITIIIII! kelompok 70 Slamet Riyadi” jari Siti menunjuk kertas yang ada nama dirinya.

“Kakak ini kelompok 70 kan?” ujar Siti polos.

“Iya adek ini absen dulu”

Selesai absen dia berbaris dan berkenalan dengan teman satu kelompoknya bernama Sri dari Kebumen. Setelah semua sudah terkumpul kakak Pamong mengajak kita berdiskusi bersama. Terpilihlah Eko menjadi ketua dan Sri bendahara kelompok.

“Siti nanti kamu bantuin aku jadi bendahara ya, aku takut megang uang anak-anak” rayu Sri kepada Siti.

“Siap Sri!”

Keesokannya Sri main ke kost si Siti. Disana dia mencurahkan kebingungannya perihal keuangan di kelompok Ospek Universitas.

“Aku bingung, ini kalau udah di total semuanya terus dibagi jumlah kelompok kita. Kita semua iuran Rp.15.000” sembari menunjukkan rincian.

“Emang kamu ngga mau ngambil laba Sri? Kamu kan udah ngasih tenaga dan fikiran kamu buat kelompok ini?” tanya Siti.

“Maksud kamu gimana Sit?”

“Ya di lebihin kek uang iurannya, kan kalo sisa banyak bisa di pake kamu. Tapi buat aku nggak usah di lebihin ya haha” Siti mulai merayu.

“Siti kamu kok gitu ngajarinnya! Itu namanya Korupsi! Kalo umur segini aku udah belajar korupsi gimana kedepannya?”

“Yaudah sih Cuma sekali doang juga”

“Siti Siti Siti...kita udah punya pemimpin baru! Cukup ajalah pemimpin lama anak buahnya makan uang rakyat! Presiden baru ya harapan baru dong kamu gimana sih masa mau korupsi terus!”ujar Sri bijak.

“Ah Sri nggak asik! Ngapain mikirin negara sih negara juga nggak mikirin kita kok”ucap Siti meninggi.

Page 2: Setan Korupsi

“Kamu tuh yang ngga asik! Udah ah mau pulang aja..daaaaah sit”

*************

Keesokan harinya mereka menjalankan Ospek Merdeka pertama, disana saat pengisian materi para Mahasiswa Baru di beri tugas untuk membuat cerpen dengan tema “Harapan Baru, Jangan Korupsi”. Sri tiba-tiba teringat kejadian kemarin saat berada di kost Siti. Dia berkeinginan untuk menjadikan cerita kemarin adalah cerita dari cerpen yang akan di buatnya. Sri mencari-cari Siti, kemudian dia berkata kepada Siti.

“Ti.....aku udah ada ide buat bikin cerpen nih. “

“Apaan Sri?”

“Gimana kalo ajakan kamu yang kemarin untuk aku mengambil uang anak-anak kelmpok aku jadiin bahan cerpen? Kan pas tuh! Haha”

“gilaaaa ih Sri. Pembunuhan karakter banget!”

“Loh emang salah? Kan kemarein kamu nyuruh aku buat korupsi!”

“yaa tapi gak gitu juga kali, kemarin kan Cuma bercanda”

“Nggak ah! Besok aku tetep bikin cerpen yang gitu”

“yaudah terserah, yang namanya jangan pake nama aku!”

“tau dah besok. Inget Siti! Harapan baru jangan korupsi!”

*selesai*