Servikal Sindrom

44
BAB I TINJAUAN PUSTAKA I. Pendahuluan Nyeri tengkuk (neck pain) didefinisikan sebagai nyeri yang dirasakan didaerah yang dibatasi oleh : linea nuchae superior dibagian superior, dibagian lateral sisi lateral leher dan dibagian inferior oleh garis transversal imajiner melalui prosesus spinosus Torakal 1. 1 Nyeri tengkuk merupakan problem umum dalam masyarakat yang diperkirakan dialami oleh ± 10 % populasi. Di Amerika Serikat ditemukan nyeri tengkuk ± 7 % pada laki-laki dan ± 9,4 % pada wanita, dalam periode tahun 1976 – 1980. Nyeri tengkuk lebih sering ditemukan pada wanita dan frekwensinya lebih banyak pada usia tua, perokok dan pekerja yang banyak mengalami stres baik fisik maupun mental. 2,3 Manifestasi nyeri tengkuk dapat timbul di daerah tengkuk atau menyebar ke tempat lain (terbanyak adalah ke anggota gerak atas dan kepala). 4 Penyebab nyeri dapat berasal dari kompresi terhadap struktural nyeri yang dapat berupa inflamasi, neoplastik, infeksi, proses degenerasi atau trauma. Nyeri tengkuk umumnya cenderung berulang, disertai beragamnya keluhan dan temuan klinis dari derajat ringan sampai sedang disertai temuan pemeriksaan imajing yang tidak spesifik dan banyaknya diagnosis banding sehingga hal ini 1

description

case report

Transcript of Servikal Sindrom

Page 1: Servikal Sindrom

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

I. Pendahuluan

Nyeri tengkuk (neck pain) didefinisikan sebagai nyeri yang dirasakan didaerah

yang dibatasi oleh : linea nuchae superior dibagian superior, dibagian lateral sisi lateral

leher dan dibagian inferior oleh garis transversal imajiner melalui prosesus spinosus

Torakal 1.1

Nyeri tengkuk merupakan problem umum dalam masyarakat yang diperkirakan

dialami oleh ± 10 % populasi. Di Amerika Serikat ditemukan nyeri tengkuk ± 7 % pada

laki-laki dan ± 9,4 % pada wanita, dalam periode tahun 1976 – 1980. Nyeri tengkuk lebih

sering ditemukan pada wanita dan frekwensinya lebih banyak pada usia tua, perokok dan

pekerja yang banyak mengalami stres baik fisik maupun mental. 2,3

Manifestasi nyeri tengkuk dapat timbul di daerah tengkuk atau menyebar ke

tempat lain (terbanyak adalah ke anggota gerak atas dan kepala).4 Penyebab nyeri dapat

berasal dari kompresi terhadap struktural nyeri yang dapat berupa inflamasi, neoplastik,

infeksi, proses degenerasi atau trauma. Nyeri tengkuk umumnya cenderung berulang,

disertai beragamnya keluhan dan temuan klinis dari derajat ringan sampai sedang disertai

temuan pemeriksaan imajing yang tidak spesifik dan banyaknya diagnosis banding

sehingga hal ini merupakan tantangan bagi klinisi dalam mendiagnosis dan memberikan

terapi yang tepat.5,6

II. Definisi

Servikal sindrom adalah suatu sindroma atau kumpulan gejala yang ditandai

adanya iritasi atau kompresi pada radiks saraf servikal, dengan gejala adanya rasa nyeri

pada leher (tengkuk) yang dijalarkan ke bahu dan lengan sesuai radiks yang terganggu.1,7

Rasa nyeri yang dijalarkan disebut nyeri radikuler (rasa nyeri berpangkal pada

tempat perangsangan dan menjalar ke daerah persarafan radiks yang terkena, sesuai

dengan kawasan dermatom).1,2,3

Standar pelayanan medis Neurologi tahun 2006 mendefinisikan servikal sindrom

sebagai sekumpulan gejala berupa nyeri tengkuk, nyeri menjalar, rasa kesemutan yang

1

Page 2: Servikal Sindrom

menjalar, spasme otot yang disebabkan karena perubahan struktural kolumna vertebra

servikalis akibat perubahan degeneratif pada diskus intervertebralis, ligamentum flavum

dan facet joints.8

III. Anatomi Servikal

Pada daerah leher, banyak terdapat jaringan yang bisa merupakan sumber nyeri.

Biasanya rasa nyeri berasal dari jaringan lunak atau ligament, akar saraf, faset artikular,

kapsul, otot serta duramater. Nyeri bisa diakibatkan oleh proses degeneratif,

infeksi/inflamasi, iritasi dan trauma. Selain itu perlu juga diperhatikan adanya nyeri alih

dari organ atau jaringan lain yang merupakan distribusi dermatomal yang dipersarafi oleh

saraf servikal.3,4

2

Page 3: Servikal Sindrom

Struktural servikal terdiri dari 7 vertebra servikal, diskus intervertebralis, 8 pasang

saraf spinal, otot-otot, ligamentum, dan vaskuler. Struktur vertebra terdiri dari korpus,

pedikel, lamina, foramen vertebralis, prosesus spinosus, prosesus articularis superior dan

inferior, prosesus transversus, serta tuberkulum anterior dan posterior. Struktur C1 dan C2

sedikit berbeda dibanding dengan struktur servikal lainnya. Pada bagian anterior terdapat

ligamentum longitudialis anterior dan posterior, sedangkan pada bagian posterior terdapat

ligamentum flavum, ligamentum nuchal, ligamentum interspinosus, dan kapsul ligamen.

Diskus intervertebralis terletak di antara corpus vertebra, terdiri dari nukleus pulposus dan

anulus fibrosus, yang berfungsi sebagai pemberi ruang, peredam kejut, dan fleksibilitas.

Terdapat dua sendi facet pada tiap vertebra yang berfungsi untuk rotasi corpus vertebra,

menghubungkan arcus dari masing-masing corpus vertebra, dan menghubungkan tiap

vertebra dengan vertebra di atasnya. Terdapat 8 pasang saraf servikal yang menginervasi,

disebut juga rami communicantes, yang terdiri dari tiga ganglion; yaitu C1-C4 ganglion

superior, C5-C7 ganglion media, C8-T2 ganglion inferior. Servikal divaskularisasi oleh

arteri karotis interna dan arteri vertebralis, serta vena jugularis dan vena vertebralis.6,7,8

3

Terdapat prosesus odontoid (dens) dan berfungsi sebagai fungsi rotasi kepala

Page 4: Servikal Sindrom

Ligamentum Diskus Intervertebralis

Sendi Facet

4

Page 5: Servikal Sindrom

Otot-otot

5

Page 6: Servikal Sindrom

Inervasi Vaskularisasi

Radiks anterior dan posterior bergabung menjadi satu berkas di foramen

intervertebral dan disebut saraf spinal. Berkas serabut sensorik dari radiks posterior disebut

dermatom. Pada permukaan thorax dan abdomen, dermatom itu selapis demi selapis sesuai

dengan urutan radiks posterior pada segmen-segmen medulla spinalis C3-C4 dan T3-T12.

Tetapi pada permukaan lengan dan tungkai, kawasan dermatom tumpang tindih oleh

karena berkas saraf spinal tidak langsung menuju ekstremitas melainkan menyusun plexus

dan fasikulus terlebih dahulu baru kemudian menuju lengan dan tungkai. Karena itulah

penataan lamelar dermatom C5-T2 dan L2-S3 menjadi agak kabur.6,7,8

Segala sesuatunya yang bisa merangsang serabut sensorik pada tingkat radiks dan

foramen intervertebral dapat menyebabkan nyeri radikuler, yaitu nyeri yang berpangkal

pada tulang belakang tingkat tertentu dan menjalar sepanjang kawasan dermatom radiks

posterior yang bersangkutan. Osteofit, penonjolan tulang karena faktor congenital, nukleus

pulposus atau serpihannya atau tumor dapat merangsang satu atau lebih radiks posterior.

Pada umumnya, sebagai permulaan hanya satu radiks saja yang mengalami iritasi terberat,

kemudian yang kedua lainnya mengalami nasib yang sama karena adanya perbedaan

derajat iritasi, selisih waktu dalam penekanan, penjepitan dan lain sebagainya. Maka nyeri

radikuler akibat iritasi terhadap 3 radiks posterior ini dapat pula dirasakan oleh pasien

sebagai nyeri neurogenik yang terdiri atas nyeri yang tajam, menjemukan dan paraestesia.

6

Page 7: Servikal Sindrom

Nyeri yang timbul pada vertebra servikalis dirasakan didaerah leher dan belakang kepala

sekalipun rasa nyeri ini bisa di proyeksikan ke daerah bahu, lengan atas, lengan bawah

atau tangan. Rasa nyeri dipicu/diperberat dengan gerakan/posisi leher tertentu dan akan

disertai nyeri tekan serta keterbatasan gerakan leher.1,2,5,8

IV. Gejala dan Tanda

Pada daerah servikal yang berperan dalam pensarafan bahu, lengan, sampai jari-jari

adalah saraf servikal yang berasal dari segmen-segmen medula spinalis C5,C6,C7 dan C8.

Radiks-radiks dari segmen-segmen inilah yang memegang peran dalam masalah sindroma

servikal. Sedangkan saraf yang berasal dari segmen C2,C3,dan C4 meskipun memberikan

gejala nyeri di tengkuk tetapi tidak dijalarkan ke lengan.1

Servikal sindrom lebih memusatkan perhatian pada fenomena atau gejala

sensibilitas. Namun pada kenyataannya gangguan terhadap radiks saraf spinalis akan

menimbulkan juga fenomena atau gejala motorik. Keluhannya berupa rasa nyeri pada leher

yang dapat dijalarkan ke bahu dan lengan, nyeri suboksipital, nyeri kepala dan gangguan

seperti baal dan parestesia.1,2,3,4,5

Gejala dan tanda dari gangguan masing-masing radiks spinalis seperti terlihat

pada skema dan gambar di bawah ini.

Dermatom pada anggota gerak atas

Gejala dan tanda dari terganggunya masing-masing radiks yang berperan dalam timbulnya

servikal sindrom: 1

7

Page 8: Servikal Sindrom

RadiksNyeri dijalarkan dari leher ke

Kelemahan otot-otot

Gangguan sensibilitas

Refleks tendon

C5 Bahu bagian bawah dan lengan atas bagian lateral

SupraspinatusDeltoideusInfraspinatus Biseps

Permukaan ventral lengan atas dan bawah

Refleks biseps tidak terganggu/ menurun

C6 Bagian lateral (radial) lengan bawah

Bisep brakhioradialis

Permukaan ibu jari dan tepi radial dari lengan

Refleks biseps menurun/ menghilang

C7 Bagian dorsal lengan bawah

Triseps Permukaan jari telunjuk, jari tengah dan dorsum manus

Refleks triseps menurun/ menghilang

C8 Bagian medial lengan bawah

Otot-otot tangan interosei

Jari kelingking dan jari manis

Refleks biseps dan triseps tidak terganggu

8

Page 9: Servikal Sindrom

Dermatom servikal sampai sakrum menurut Keegan & Garret

V. Etiologi

Timbulnya sindroma servikal ini oleh karena adanya rangsangan pada radiks saraf

servikal, dimana radiks anterior dan posterior akan bergabung menjadi saraf spinal di

foramen intervertebralis sehingga letak gangguannya adalah pada atau dekat foramen

intervertebralis. 3,4

Terdapat dua penyebab timbulnya servikal sindrom yaitu: 1,2,3,4

1. Foramen intervertebralis tetap utuh.

a. Peradangan dari sarafnya sendiri misalnya radikulitis.

b. Dorongan dari tumor, abses atau perdarahan oleh karena trauma tumor.

9

Page 10: Servikal Sindrom

c. Radiks mengalami tarikan, misalnya pada trauma whiplash (pecut) yaitu trauma

oleh karena anggukan kepala yang intensif yang didahului oleh tengadahan kepala,

dimana radiks dorsalis C5, C6 dan C7 teregang dan mengalami reksis.

d. HNP servikalis yang paling sering terdapat diantara C5 dan C6 serta antara C6 dan

C7 sehingga menekan radiks C6 dan radiks C7.

2. Foramen intervertebralis menyempit.

a. Terbentuknya osteofit atau eksostosis yang masuk ke dalam foramen

intervertebralis sehingga dapat menekan radiks.

b. Adanya penipisan dari diskus intervertebralis sehingga keadaan ini akan

mendekatkan jarak kedua pedikel yang membentuk foramen intervertebralis.

Namun demikian adanya penyempitan foramen intervertebralis harus disesuaikan

dengan gejala dan tanda yang dikeluhkan oleh penderita dan ditemukan dalam

pemeriksaan.

VI. Patologi

Leher mempunyai bangunan peka nyeri dalam daerah relatif kecil dan padat.

Bangunan peka nyeri tersebut mencakup : ligamentum longitudinale posterior, sendi faset,

radiks saraf, kapsul faset, ligamentum longitudinale anterior, otot, ligamentum

interspinosum, kapsul artikularis dan duramater. Nyeri leher dapat dihasilkan oleh

berbagai patologi terhadap bangunan peka nyeri tersebut, baik primer maupun rujukan dari

bagian lain tubuh (sekunder) misalnya : iritasi, cedera atau trauma, inflamasi, infeksi dan

destruksi 7,8.

Berbagai patologi penyebab servikal sindrom tersebut yaitu9 :

Spondilosis servikalis : Myelopathy

Mekanik : Neck strain, Herniasi diskus

Infeksi : Osteomyelitis, Meningitis

Rujukan/reffered : Thoracic outlet syndrom, Pancoast tumor

Neurologik : Brachialis plexitis, jebakan saraf perifer

Rheumatologik : Rheumatoid arthritis, Fibromialgia

Neoplasma : Multiple myeloma, Syringomyelia

VII. Diagnosis

10

Page 11: Servikal Sindrom

Pemeriksaan fisik untuk meneliti nyeri leher dengan tanda-tanda radikulopati. Pada

pemeriksaan tulang leher diteliti kekuatan otot-otot leher serta lingkup gerak sendi leher

(fleksi dan rotasi). Pada inspeksi: terdapat bahu yang terlihat lebih tinggi, cenderung

memutar seluruh tubuh untuk menengok, dan postur leher miring. Pada palpasi: terdapat

ketegangan otot bahu dan leher, serta nyeri pada penekanan prosesus transversus dan

prosesus spinosus. Pemeriksaan lainnya meliputi status mental, fungsi motorik, fungsi

sensorik dan koordinasi. Pemeriksaan motorik sangatlah penting untuk menentukan tingkat

radiks servikal yang terkena sesuai dengan distribusi myotomal. Sebagai contoh:

kelemahan pada abduksi pundak menunjukkan radikulopati C5, kelemahan pada fleksi

siku dan ekstensi pergelangan tangan menunjukkan radikulopati C6, kelemahan pada

ekstensi siku dan fleksi pergelangan tangan menunjukkan radikulopati C7, dan kelemahan

pada ekstensi ibu jari dan deviasi ulnar dari pergelangan tangan menunjukkan radikulopati

C8. Pemeriksaan refleks tendon sangat membantu menentukan tingkat radiks yang terkena,

seperti: refleks biseps mewakili tingkat radiks C5-6, refleks triseps mewakili tingkat radiks

C7-8.2,5,6,7

Penting dicatat bila ada gangguan sensorik dengan batas jelas. Namun seringkali

gangguan sensorik tidak sesuai dermatomal atlas anatomik. Hal ini disebabkan oleh

adanya daerah persarafan yang bertumpang tindih satu sama lain . Pemeriksaan ini juga

menunjukkan tingkat subyektivitas yang tinggi.1,2,3,4

Untuk menegakkan diagnosis servikal sindrom dapat dilakukan berdasarkan gejala

dan tanda seperti tersebut di atas. Meskipun demikian pemeriksaan sebaiknya harus

dilakukan secara teliti. Untuk mengetahui adanya rasa nyeri tengkuk yang bersifat

radikuler dapat dilakukan tes-tes seperti berikut: 1,6

a. Test Kompresi

Pada pasien yang duduk dilakukan kompresi pada kepalanya dalam berbagai posisi:

miring kanan, kiri, tengadah, menunduk. Bila terdapat kompresi di foramen intervertebrale

bagian servikal, maka kompresi pada kepala pasien akan menimbulkan nyeri yang sesuai

dengan tingkat kompresi atau memperhebat nyeri radikuler. Hasil test ini dinyatakan

positif bila pada penekanan tersebut terdapat nyeri radikuler. Test ini disebut juga sebagai

test Lhermitte atau test Spurling.

11

Page 12: Servikal Sindrom

b. Test Distraksi.

Penderita dengan nyeri radikuler diberi traksi aksial servikal dengan beban 10 – 15

kg pada posisi supinasi, kepala penderita ditarik ke atas.Tes positif bila nyeri berkurang

atau menghilang.

c. Test Valsava.

Dengan test ini tekanan intratekal ditinggikan. Bilamana terdapat proses desak ruang

di kanalis vertebralis bagian servikal, maka dengan ditingkatkannya tekanan intratekal

akan bangkit nyeri radikular. Nyeri saraf ini sesuai dengan tingkat proses patologis di

kanalis vertebralis bagian servikal. Cara test ini adalah pasien disusruh mengejan

sewaktu menahan napasnya. Test ini positif apabila timbul nyeri radikuler yang

berpangkal di tingkat leher dan menjalar ke lengan.

d. Test Naffziger.

12

Page 13: Servikal Sindrom

Pada test ini tekanan intratekal ditinggikan dengan menyuruh pasien mengejan

pada waktu kedua vena jugularis ditekan oleh kedua tangan pemeriksa. Dengan

demikian tekanan intrakranial ini diteruskan sepanjang rongga arakhnoidal medula

spinalis. Kalau terdapat proses desak ruang di kanalis vertebralis ( misal: HNP ), maka

radiks yang terbentang atau teregang mendapat perangsangan pada waktu test ini

dilakukan. Karena itu akan timbul nyeri radikuler yang melintasi kawasan

dermatomalnya. Test ini dilakukan pada waktu pasien berdiri atau baring.

VIII. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium perlu dikerjakan bila ada kecurigaan infeksi, tumor

dan defisiensi vitamin B 12. Pemeriksaan penunjang yang lain yaitu : 1,2,3,4,5

1. X-foto vertebra

Pemeriksaan radiologik yang diperlukan adalah X- foto servikal anteroposterior,

lateral dan oblik kanan dan kiri (untuk melihat dari foramen intervertebralis), X- foto

posisi fleksi dan ekstensi dikerjakan bila ada kecurigaan instabilitas. Adanya

gambaran penyempitan diskus dapat mengindikasikan adanya proses degenerasi atau

kemungkinan HNP. Foto polos mempunyai peran untuk menyingkirkan kemungkinan

kelainan patologis lainnya seperti tumor/metastasis.

2. MRI

Merupakan pemeriksaan penunjang terbaik untuk memperlihatkan patologi diskus

serta menyingkirkan keadaan patologis yang lain. Gambaran dari posisi aksial dan

sagital dapat memperlihatkan kelainan pada diskus.

3. CT Myelografi

Pemeriksaan CT scan dapat mendeteksi adanya HNP dan memperlihatkan kompresi

radiks. Juga dapat memperlihatkan adanya hipertrofi sendi faset dan diameter kanalis

sentralis.

4. EMG

Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui saraf yang terlibat, membedakan

antara kompresi radiks dengan neuropati perifer. Pada kompresi radiks dapat terlihat

adanya penurunan amplitudo yang ringan dan timbulnya latensi distal yang normal,

sedangkan pada neuropati perifer selain terdapat penurunan amplitudo juga terdapat

timbulnya latensi distal yang memanjang.

13

Page 14: Servikal Sindrom

IX. Terapi

Servikal sindrom hanya merupakan kumpulan gejala maka terapinya akan

tergantung pada etiologinya. Sebagai contoh: 5

1. Bila penyebabnya adalah akibat dari trauma whiplash, maka dengan istirahat akan

menjadi baik kembali.

2. Bila oleh karena spondilosis, maka dapat dilakukan rehabilitasi medik.

3. Bila disertai dengan tanda-tanda medula spinalis ikut terganggu dan pada pemeriksaan

mielografi didapatkan adanya tumor, maka dapat dilakukan operasi.

X. Farmakologik

Terapi nyeri secara umum, berdasarkan derajat nyeri → Visual Analog Scale

(VAS):4,5,8

Nyeri akut : NSAID

Nyeri kronik

- ringan : NSAID + analgetik ajuvant

- sedang : NSAID + analgetik ajuvant + codein

- berat : NSAID + analgetik ajuvant + morfin

Obat penghilang nyeri atau relaksan otot dapat diberikan pada fase akut. Obat-

obatan ini biasanya diberikan selama 7-10 hari. Jenis obat-obatan yang banyak digunakan

biasanya dari golongan salisilat atau NSAID. Bila keadaan nyeri dirasakan begitu berat,

kadang-kadang diperlukan juga analgetik golongan narkotik seperti codein, meperidin,

bahkan bisa juga diberikan morfin. Ansiolitik dapat diberikan pada mereka yang

mengalami ketegangan mental. Pada kondisi tertentu seperti nyeri yang diakibatkan oleh

tarikan, tindakan latihan ringan yang diberikan lebih awal dapat mempercepat proses

perbaikan. Kepala sebaiknya diletakan pada bantal servikal sedemikian rupa yaitu sedikit

dalam posisi flexi sehingga pasien merasa nyaman dan tidak mengakibatkan gerakan ke

arah lateral. Istirahat diperlukan pada fase akut nyeri,terutama pada spondilosis servikalis

atau kelompok nyeri non spesifik. Obat-obatan yang banyak digunakan adalah:1,3

• Ibuprofen 400 mg, tiap 4-6 jam (PO)

• Naproksen 200-500 mg, tiap 12 jam (PO)

• Fenoprofen 200 mg, tiap 4-6 jam (PO)

14

Page 15: Servikal Sindrom

• Indometacin 25-50 mg, tiap 8 jam (PO)

• Kodein 30-60 mg, tiap jam (PO/Parentral)

XI. Rehabilitasi Medik

Tujuan utama penatalaksanaan adalah reduksi dan resolusi nyeri, perbaikan atau

resolusi defisit neurologis dan mencegah komplikasi atau keterlibatan medulla spinalis

lebih lanjut.5,6,7,8

1. Traksi

Tindakan ini dilakukan apabila dengan istirahat keluhan nyeri tidak berkurang atau

pada pasien dengan gejala yang berat dan mencerminkan adanya kompresi radiks saraf.

Traksi dapat dilakukan secara terus-menerus atau intermiten.

2. Cervical Collar

Pemakaian cervical collar lebih ditujukan untuk proses imobilisasi serta

mengurangi kompresi pada radiks saraf, walaupun belum terdapat satu jenis collar yang

benar-benar mencegah mobilisasi leher. Salah satu jenis collar yang banyak digunakan

adalah SOMI Brace (Sternal Occipital Mandibular Immobilizer).

Collar digunakan selama 1 minggu secara terus-menerus siang dan malam dan

diubah secara intermiten pada minggu II atau bila mengendarai kendaraan. Harus diingat

bahwa tujuan imobilisasi ini bersifat sementara dan harus dihindari akibatnya yaitu

diantaranya berupa atrofi otot serta kontraktur. Jangka waktu 1-2 minggu ini biasanya

cukup untuk mengatasi nyeri pada nyeri servikal non spesifik. Apabila disertai dengan

iritasi radiks saraf, adakalanya diperlukan waktu 2-3 bulan. Hilangnya nyeri, hilangnya

tanda spurling dan perbaikan defisit motorik dapat dijadikan indikasi pelepasan collar.

3. Thermoterapi

15

Page 16: Servikal Sindrom

Thermoterapi dapat juga digunakan untuk membantu menghilangkan nyeri.

Modalitas terapi ini dapat digunakan sebelum atau pada saat traksi servikal untuk relaksasi

otot. Kompres dingin dapat diberikan sebanyak 1-4 kali sehari selama 15-30 menit, atau

kompres panas/pemanasan selama 30 menit 2-3 kali sehari jika dengan kompres dingin

tidak dicapai hasil yang memuaskan. Pilihan antara modalitas panas atau dingin sangatlah

pragmatik tergantung persepsi pasien terhadap pengurangan nyeri.

4. Latihan

Berbagai modalitas dapat diberikan pada penanganan nyeri leher. Latihan bisa

dimulai pada akhir minggu I. Latihan mobilisasi leher kearah anterior, latihan mengangkat

bahu atau penguatan otot banyak membantu proses penyembuhan nyeri. Hindari gerakan

ekstensi maupun flexi. Pengurangan nyeri dapat diakibatkan oleh spasme otot dapat

ditanggulangi dengan melakukan pijatan.

XI. Terapi Lainnya7,8

Terapi invasif non bedah.

- Injeksi intramuskular dengan obat anestesi lokal seperti lidokain kombinasi

dengan steroid.

- Blokade saraf spinal menggunakan anestesi lokal dikombinasi dengan steroid.

Terapi pembedahan.

- Laminektomi dekompresi: mengambil semua lamina untuk memberikan ruang

pada saraf dan memberikan akses bagi spur tulang atau ruptur diskus untuk

diambil. Dapat pembedahan terbuka atau laparoskopi.

- Laminotomi: hanya mrngambil sedikit bagian lamina untuk membebaskan

penekanan atau untuk memberikan akses pengambilan diskus atau spur tulang

yang menekan saraf.

16

Page 17: Servikal Sindrom

Injeksi Blokade

Laminektomi Dekompresi

17

Laminotomi

Page 18: Servikal Sindrom

XII. Larangan

Menghindari bekerja dengan kepala terlalu turun atau satu posisi dalam waktu yang

lama, pegangan dan posisi yang sering berulang.5

XIII. Saran

Untuk mencapai kondisi pemulihan pasien sehingga bisa secepatnya kembali

bekerja adalah kesadaran tentang pentingnya kesehatan dan lingkungan kerja yang baik.

Untuk mencegah terjadinya nyeri tengkuk ada beberapa nasehat yang bermanfaat:

Sikap tubuh yang baik dimana tubuh tegak, dada terangkat, bahu santai, dagu

masuk, leher merasa kuat, longgar dan santai.

Tidur dengan bantal atau bantal Urethane.

Memelihara sendi otot yang fleksibel dan kuat dengan latihan yang benar.

Pencegahan nyeri cervical ulangan yaitu dengan memperhatikan posisi saat duduk,

mengendarai kendaraan, dan posisi leher yang berkaitan dengan berbagai pekerjaan

atau aktivitas sehari-hari.3,4

XIV. Ringkasan

Servikal sindrom merupakan sindrom atau keadaan yang disebabkan oleh iritasi

atau kompresi pada radiks saraf servikal, ditandai dengan adanya nyeri pada leher

(tengkuk) yang dijalarkan ke bahu dan lengan sesuai radiks yang terkena.

Karena hanya merupakan suatu sindrom maka perlu diketahui penyebabnya

sehingga dapat dilakukan pengobatan yang tepat.

18

Page 19: Servikal Sindrom

DAFTAR PUSTAKA

1. Noerjanto. Nyeri tengkuk,. dalam : Nyeri pengenalan dan tatalaksana. BP UNDIP. Semarang. 1996: 83-91.

2. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar. edisi ke enam. Jakarta : PT Dian Rakyat, 1997; 9 – 95.

3. Rahardjo R. Jepitan saraf dan kelumpuhan. dalam : Soedomo Hadinoto. Gangguan gerak (ed). Semarang : Badan Penerbit FK UNDIP, 1996; 106 – 07.

4. Patten J. Neurological differential diagnosis. 2nd ed. Springer-verlag London Limited, 1995; 283-86.

5. Sidharta P. Tata pemeriksaan klinis dalam neurologi. Jakarta. PT Dian rakyat. 1999: 492-514.

6. Aulina S. Pendekatan diagnostik pada nyeri tengkuk (Neck Pain). Neurology update dalam makalah ilmiah konas PERDOSSI 7. Manado, 2011; 364-72

7. Jenie MN. Mekanisme nyeri di leher dan dari leher. Naskah lengkap pertemuan ilmiah nasional 1 Kelompok studi nyeri PERDOSSI. Manado, 2005;6-11

8. Servikal sindom dalam buku pedoman standar pelayanan medis dan standar pelayanan operasional neurologi PERDOSSI, 2006;171-73

19

Page 20: Servikal Sindrom

PRESENTASI KASUS POLIKLINIK

SINDROMA SERVIKAL

Clara Krishanti

Moderator: dr. R.B. Wirawan, SpS(K)

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S

Umur : 57 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Candi Mutiara Timur IV, Ngaliyan, Kodia Semarang

Pekerjaan : Guru

Pendidikan : S1

No. CM : A550891

Datang : 25 Maret 2013

II. DAFTAR MASALAH

No Masalah Aktif Tanggal No Masalah Pasif Tanggal1 Neck pain 4, 5 25-03-132 Parestesi sesuai dermatom C4-8 4 25-03-133 Spasme otot leher 5 25-03-134 Radikulopati servikal 6 25-05-135 Spondilosis servikalis 6 01-04-136 Sindroma servikal 01-04-13

III. DATA SUBYEKTIF

Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan Utama : Nyeri pada daerah leher dan tengkuk.

Onset : ± 5 bulan yang lalu.

Lokasi : Leher dan tengkuk sampai ke bahu.

Kualitas : Nyeri terasa seperti tersetrum menjalar sampai ke bahu

dan kedua tangan.

20

Page 21: Servikal Sindrom

Kuantitas : ADL mandiri.

Kronologis :

± sejak 5 bulan yang lalu, pasien sering merasakan nyeri di daerah leher dan

tengkuk. Nyeri yang dialami dirasakan seperti tersetrum. Dirasakan juga adanya

kesemutan, kekakuan dan ketegangan yang menyertai nyeri. Nyeri dan kesemutan

ini dialami hilang timbul sampai sekarang.

± seminggu yang lalu nyeri tengkuk dirasakan menjalar sampai ke kedua

bahu, dan disertai kesemutan yang berawal dari leher menjalar sampai ke jari-jari

kedua tangan, terutama lebih dominan yang sisi kiri. Nyeri tidak bertambah jika

bersin, batuk dan mengejan. Semakin hari kesemutan semakin sering muncul dan

terasa semakin sering seperti kesetrum, terutama saat menoleh ke kanan.

Os belum pernah berobat ke dokter untuk keluhan ini, hanya minum

Neuralgin dan diberi koyo. Tidak didapatkan rasa tebal pada keempat anggota

gerak dan tidak ditemukan kelemahan anggota gerak. Tidak didapatkan nyeri

kepala dan pusing. Pergerakan sendi leher dan bahu pasien bebas dan tidak ada

keluhan. Riwayat trauma leher disangkal.

Gejala Penyerta : Kesemutan yang menjalar pada kedua tangan.

Faktor memperberat : Saat menengok atau menarik kepala ke kanan.

Faktor memperingan : (-)

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat trauma disangkal

Riwayat hipertensi, DM, dan asam urat tinggi disangkal

Riwayat kolesterol tinggi dalam pengobatan

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini.

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien bekerja sebagai guru SMA, Biaya ditanggung ASKES. Kesan sosial

ekonomi cukup.

IV. DATA OBYEKTIF

1. Status presens

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

21

Page 22: Servikal Sindrom

Kesadaran : Compos mentis GCS : E4M6V5 = 15

Tanda Vital : TD = 110/70 mmhg; N = 80x/menit;

RR = 16x/mnt; T = afebris

Visual Analog Scale : 6

TB: 175 cm BB: 72 kg BMI: 23,51 (normoweight)

2. Status Internus

Kepala : Simetris, mesosefal

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera ikterik -/-

Leher : Simetris, pergerakan bebas

Dada : simetris, statis dinamis.

Jantung : Bunyi jantung I-II murni, gallop (-), bising (–)

Paru : Vesiculer, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : Supel, nyeri tekan (–)

3.Status Psikikus

Cara berpikir : Realistik

Perasaan hati : Euthyme

Tingkah laku : Normoaktif

Ingatan : Baik

Kecerdasan : Cukup

4. Status Neurologis

Kesadaran : GCS=E4M6V5=15

Kepala : Mesosefal,simetris

Mata : Pupil bulat, isokor 2,5mm/2,5mm, Reflek cahaya +/+

Leher : kaku kuduk (-), kuduk kaku (-), spasme otot leher (+)

Nn.Craniales : dalam batas normal

Ekstremitas Superior Dekstra Sinistra

Gerak : (+) (+)

Kekuatan: 5-5-5 5-5-5

Tonus : normotonus normotonus

Trofi : eutrofi eutrofi

22

Page 23: Servikal Sindrom

R. Fisiologis

Biseps : (+) (+)

Triseps: (+) (+)

R. Patologis

Hoffman/Tromner: (-) (-)

Sensibilitas : Parestesi sesuai dermatom MS segmen C4-8 dex et sin

Ekstremitas Inferior Dekstra Sinistra

Gerak : (+) (+)

Kekuatan : 5-5-5 5-5-5

Tonus : normotonus normotonus

Trofi : eutrofi eutrofi

R. Fisiologis

Patella : (+) (+)

Achilles : (+) (+)

R. Patologis

Babinski : (-) (-)

Chaddock : (-) (-)

Oppenheim : (-) (-)

Gordon : (-) (-)

Schaeffer : (-) (-)

Bing : (-) (-)

Gonda : (-) (-)

Rossolimo : (-) (-)

Mendel-Bachterew: (-) (-)

Klonus : (-) (-)

Sensibilitas : dalam batas normal

Alat Vegetatif : dalam batas normal

Koordinasi, Gait dan Keseimbangan

Cara berjalan : dalam batas normal

Tes Romberg : dalam batas normal

Ataksia : dalam batas normal

23

Page 24: Servikal Sindrom

Disdiadokokinesis : (-)

Rebound phenomen : (-)

Dismetri : (-)

Gerakan-gerakan abnormal

Tremor : (-)

Athetose : (-)

Mioklonik : (-)

Khorea : (-)

ROM Leher Kanan Kiri Nyeri Ekstensi Full Full (-) Fleksi Full Full (-) Laterofleksi D-S Full Full (+) Rotasi D-S Full Full (+)

Abduksi bahu (+) (+)Fleksi siku (+) (+)Ekstensi pergelangan tangan (+) (+)Ekstensi siku (+) (+)Fleksi pergelangan tangan (+) (+)Ekstensi ibu jari (+) (+)Deviasi ulnar dr pergelangan (+) (+)

Pemeriksaan Tambahan

Lhermitte : (+)

Valsava : (-)

Naffziger : (-)

Distraksi : (+)

V. RESUME

Riwayat Penyakit Sekarang (Anamnesis dan rekam data)

Seorang laki-laki berusia 57 tahun datang dengan keluhan utama nyeri di daerah leher

dan tengkuk ± sejak 5 bulan yang lalu. Nyeri yang dialami dirasakan seperti kesetrum,

didapatkan kesemutan, kekakuan dan ketegangan yang menyertai nyeri. ± seminggu

yang lalu nyeri tengkuk dirasakan menjalar sampai ke kedua bahu, dan disertai

kesemutan yang berawal dari leher menjalar sampai ke jari-jari kedua tangan,

24

Page 25: Servikal Sindrom

terutama lebih dominan yang sisi kiri. Semakin hari kesemutan semakin sering

muncul dan terasa semakin seperti kesetrum, terutama saat menoleh ke kanan.

Data Obyektif

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis GCS : E4M6V5 = 15

Tanda Vital : TD = 110/70 mmhg; N = 80x/menit;

RR = 16x/mnt; T = afebris

Visual Analog Scale : 6

Mata : Pupil bulat, isokor 2,5mm/2,5mm, Reflek cahaya +/+

Leher : kaku kuduk (-), kuduk kaku (-), spasme otot leher (+)

Nn.Craniales : dalam batas normal

Ekstremitas Superior Dekstra Sinistra

Gerak : (+) (+)

Kekuatan: 5-5-5 5-5-5

Tonus : normotonus normotonus

Trofi : eutrofi eutrofi

Sensibilitas : Parestesi yang menjalar dari tengkuk, bahu, hingga ke

seluruh jari-jari tangan (dermatom C4-C8).

Laterofleksi D dan Rotasi D nyeri (+), Lhermitte (+), Distraksi (+)

VI. DIAGNOSIS

Diagnosis Klinis : Neck pain

Spasme otot leher

Parestesi sesuai dermatom C4-C8

Diagnosis Topis : Radiks spinalis C4-C8

Diagnosis Etiologis : Suspek Radikulopati servikal

VII.RENCANA PENGELOLAAN AWAL

Berobat ke Poli 25-3-2013

Program : Foto Ro servikal AP/Lateral/Oblique

EMG

Lab darah GD I/II, asam urat, lipid total, HbA1c, ASTO, Rematoid factor

25

Page 26: Servikal Sindrom

Terapi : - Meloxicam 2 X 15 mg

- Diazepam 2 X 5 mg

- Methycobalamin 2 X 500 mcg

- Ranitidine 2 X 150 mg

Edukasi : Kontrol setelah hasil foto Ro dan EMG jadi

VIII. CATATAN FOLLOW UP

1 April 2013

S : Nyeri tengkuk dan kesemutan pada lengan hingga jari sedikit berkurang dengan

obat

O : TD = 120/70 mmHg; N = 88x/menit;

RR = 18x/mnt; T = afebris.

Kesadaran : GCS E4M6V5 = 15

VAS = 4

Spasme otot leher (-)

Motorik : status quo

Sensibilitas : masih terdapat parestesi sesuai dermatom C6-C8

Vegetatif : dbn

Hasil Lab (26-3-2013)

GD I/II = 94/137 mg/dl

Asam urat = 5,5 mg/dl

Kolesterol = 166 mg/dl

Trigliserid = 135 mg/dl

HDL = 40 mg/dl

LDL = 100 mg/dl

HbA1c = 5,7%

ASTO = (-)

Rematoid faktor = (-)

Hasil Ro Servikal :

- Spondilosis servikalis

- Kalsifikasi ligamentum nuchae

Hasil EMG : dapat sesuai dengan gambaran lesi radiks C6-7 sisi kiri (lesi aksonal).

26

Page 27: Servikal Sindrom

A : Sindroma servikalis

P : - Konsul Rehabilitasi Medik untuk fisioterapi

- Meloxicam 2 X 15 mg

- Ranitidine 2 X 150 mg

- Methycobalamin 2 X 500 mcg

E : Membiasakan sikap duduk dan posisi badan tegak, menghindari bekerja dengan

kepala terlalu turun atau satu posisi dalam waktu yang lama.27

Page 28: Servikal Sindrom

15 April 2013

S : Nyeri tengkuk sudah berkurang, kesemutan hilang timbul jarang-jarang

O : TD = 110/80 mmHg; N = 78x/menit;

RR = 16x/mnt; T = afebris

Kesadaran : GCS E4M6V5 = 15

VAS = 2

Motorik : dbn

Sensibilitas : dbn

Vegetatif : dbn

Hasil Konsul Rehabilitasi Medik:

- MWD dan neck exercise

- IR dan traksi servikal

A : Sindroma servikalis

P : - Meloxicam 2 X 7,5 mg

- Ranitidine 2 X 150 mg

E : Membiasakan sikap duduk dan posisi badan tegak, menghindari bekerja dengan

kepala terlalu turun atau satu posisi dalam waktu yang lama (pemeliharaan ROM

leher), mengkonsumsi obat nyeri hanya pada saat dibutuhkan saja.

28

Page 29: Servikal Sindrom

BAGAN ALUR

29

25 Maret 2013S : Nyeri daerah tengkuk dan leher dengan kesemutan yang menjalar pada kedua lengan sampai jari-jari kedua tangan (dominan kiri)O : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/mnt RR : 16 x/mnt T : afebris VAS = 6 Spasme otot leher (+) Sensibilitas : Parestesi yang menjalar dari tengkuk, bahu, hingga ke seluruh jari-jari tangan (dermatom C4- C8) Laterofleksi dan rotasi D nyeri, Lhermitte (+), Distraksi (+)A : Radikulopati servikalis P : Foto Ro servikal AP/Lateral/Oblique EMG Lab darah GD I/II, asam urat, lipid total, HbA1c, ASTO, Rematoid factor Terapi : - Meloxicam 2 X 15 mg

- Diazepam 2 X 5 mg - Methycobalamin 2 X 500 mcg - Ranitidine 2 X 150 mg

Edukasi : Kontrol setelah hasil foto Ro dan EMG jadi

15 April 2013

S : Nyeri tengkuk sudah berkurang,

kesemutan hilang timbul jarang-jarang

O : TD : 110/80 mmHg N : 78 x/mnt

RR : 16 x/mnt T : afebris

VAS = 2

Sensibilitas : dbn

Hasil Konsul Rehabilitasi Medik:

- MWD dan neck exercise

- IR dan traksi servikal

A : Sindroma servikalis e.c. Spondilosis

servikalis

P : - Meloxicam 2 X 7,5 mg

- Ranitidine 2 X 150 mg

E : Mengkonsumsi obat anti nyeri hanya

pada saat dibutuhkan saja.

1 April 2013S : Nyeri tengkuk dan kesemutan pada lengan hingga jari sedikit berkurang dengan obatO : TD : 120/70 mmHg N : 88 x/mnt RR : 18 x/mnt T : afebris VAS = 4 Spasme otot leher (-) Sensibilitas : masih terdapat parestesi sesuai dermatom C6-C8 Hasil Lab : dbn Hasil Ro : Spondilosis servikalis dan kalsifikasi ligamentum nuchae Hasil EMG : dapat sesuai dengan gambaran lesi radiks C6-7 sisi kiri (lesi aksonal) A : Sindroma servikalis P : Konsul Rehabilitasi Medik untuk fisioterapiTerapi : - Meloxicam 2 X 15 mg

- Ranitidine 2 X 150 mg- Methycobalamin 2 X 500 mcg

Edukasi : Membiasakan sikap duduk dan posisi badan tegak, menghindari bekerja dengan kepala terlalu turun atau satu posisi dalam waktu yang lama