Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam...

118

Transcript of Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam...

Page 1: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.
Page 2: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Seri Pendekar Rajawali SaktiKarya : Teguh Sdalam episode Naga MerahPenerbit Cintamedia Jakarta

NAGA MERAH oleh Teguh S. Cetakan pertamaPenerbit Cintamedia, Jakarta Gambar sampul oleh HenkyHak cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengcopyatau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku initanpa izin tertulis dari penerbit

Teguh S.

Serial Pendekar Rajawali Sakti

dalam episode:

Naga Merah

128 hal. ; 12 x 18 cm

Pembuat Ebook :Scan ke Djvu : Syaugy_arr

http://hanaoki.wordpress.comConvert & Editor text : Dewi KZ

Pdf by : Dewi KZhttp://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/

Page 3: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

1

Desa Jatiwangi tidak seperti biasanya. Umbul-umbul danmacam-macam hiasan bertebaran di seluruh desa. Tampaksemarak sekali. Keceriaan tercermin di setiap wajahpenduduknya Berbondong-bondong mereka menujupanggung hiburan yang ada di setiap sudut desa.

Sebenarnya bukan hanya penduduk desa Jatiwangi sajayang kelihatan ceria penuh kegembiraan. Desa-desa disekitarnya pun juga tidak luput dari suasana ceria itu. Tidaksedikit orang dari desa tetangga yang tumplek di desa yangpenuh dengan panggung hiburan. Tentu saja kegembiraanini juga sangat dirasakan oleh Kepala Desa Jati wangi.

Ki Rangkuti tersenyum bangga menyaksikan wargadesanya bergembira. Sepasang bola matanya berbinar-binarmerayapi sekelilingnya. Kepala desa yang sudah berumurlanjut tapi masih terlihat gagah itu, duduk didampingi duaorang tamu istimewa yang diundang khusus. Yang duduk disebelah kanannya adalah seorang laki-laki berumur sekitarempatpuluh tahun. Wajahnya masih kelihatan tampan dangagah. Di punggungnya bertengger sebilah pedangbergagang emas. Senjata itulah yang membuat dirinyadikenal sebagai Dewa Pedang Emas.

Sedangkan yang duduk di sebelah kiri Ki Rangkuti,seorang tua berambut putih. Pakaiannya pun serba putihbersih. Matanya bercahaya menandakan seorang yang arifbijaksana. Kelihatannya dia tidak menyandang senjatasebuah pun. Semua orang pasti akan mengenalnya. Laki-laki tua berpenampilan penuh wibawa ini dikenal dengannama Bayangan Malaikat.

Pada saat itu tiba-tiba seorang laki-laki muda dengantombak panjang di tangan menghampiri. Pandangan mataKi Rangkuti langsung tertuju padanya.

Page 4: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Ada apa, Darmasaka?" tanya Ki Rangkuti.

"Ada seorang wanita tua ingin bertemu, Ayah," sahutDarmasaka yang ternyata putra kepala desa itu.

"Siapa dia?" tanya Ki Rangkuti sambil mengernyitkanalisnya Sepengetahuannya dia tidak pernah mengundangtamu seorang perempuan.

"Dia tidak mau menyebutkan namanya. Katanya Ayahpasti sudah mengenalnya," sahut Darmasaka.

"Hm...," Ki Rangkuti bergumam.

"Apakah dia menyandang senjata?" tanya Dewa PedangEmas.

'Tidak," sahut Darmasaka cepat Pakaiannya serba biru,dan hanya membawa tongkat berkepala ular"

"Dia menunggang kuda putih dengan garis hitam padalehernya?" tanya Bayangan Malaikat.

"Benar!" jawab Darmasaka.

'Tidak salah lagi, pasti si Ular Betina," gumamDewa.Pedang Emas.

"Kau mengundangnya juga, Rangkuti?" tanya BayanganMalaikat menatap Ki Rangkuti yang sejak tadi diam saja.

Ki Rangkuti yang sejak tadi sudah menduga siapa yangdatang, hanya menggeleng perlahan. Dia tidak menyangkasama sekali kalau si Ular Betina akan datang tanpadiundang. Sementara Darmasaka hanya memandang tidakmengerti. Hatinya bertanya-tanya melihat perubahan padawajah Ayahnya yang seperti tidak menyukai kehadiranperempuan tua yang berjuluk Ular Betina itu.

Saat mereka terdiam, tiba-tiba terdengar suara ringkikandan derap kaki kuda. Tampak seekor kuda putih yang

Page 5: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

ditunggangi seorang perempuan tua berpakaian serba birumemasuki halaman rumah kepala desa yang luas. Kuda ituberhenti tepat di depan serambi depan, tempat empat oranglaki laki itu berdiri.

Perempuan tua yang tidak lain adalah si Ular Betina.Dengan tangkas dan ringan sekali dia melompat darikudanya, seolah ingin memamerkan ilmu meringankantubuh yang indah pada keempat laki-laki di depannya.Manis sekali kakinya menjejak tanah setelah berputar diudara dua kali.

"Kau mengadakan pesta besar, kenapa tidakmengundangku, Rangkuti?" suara si Ular Betina kecil,namun terdengar nyaring tinggi.

"Maafkan kelalaianku, Ular Betina," sahut Ki Rangkutipelan penuh wibawa. 'Tidak seorang pun dari orang-orangku mengetahui di mana tempat tinggalmu. "

"Hik hik hik..," si Ular Betina tertawa kecil. "Aku tidakmempersoalkan orang-orangmu, Rangkuti. Aku datang kesini hanya ingin menikmati pesta besarmu." Ki Rangkutimenarik napas panjang dan berat.

Ada sedikit kelegaan di dadanya. Jika kedatangan si UlarBetina hanya sekedar menikmati pesta, tidak ada masalahbaginya. Hanya yang dikhawatirkan kedatanganperempuan tua itu bisa menghancurkan semua rencanayang sudah disiapkannya berbulan-bulan dengan penuhperhitungan.

"Kau tidak mempersilakan aku duduk di kursi undangan,Rangkuti?" kata si Ular Betina.

"Silakan. Pilihlah tempat di mana kau suka," KiRangkuti merentangkan kedua tangannya.

Page 6: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Sambil tertawa mengikik kecil, si Ular Betina melangkahmenaiki beranda rumah itu. Dia kemudian duduk disamping Dewa Pedang Emas. Ki Rangkuti masih berdirimeskipun ketiga tamunya sudah duduk di tempat masing-masing. Masih ada delapan bangku lagj yang kosong.Berarti belum semua undangan yang hadir. Padahalrencananya hari ini adalah puncak semua pesta besar yangtelah terlaksana.

Ki Rangkuti memberi isyarat pada Darmasaka untukmendekat. Tanpa membuang-buang waktu lagi, putrakepala desa itu maju mendekati ayahnya. Dia menganggukkecil pada ketiga tamu undangan Ki Rangkuti. Darmasakaberdiri di samping ayahnya membelakangi BayanganMalaikat.

"Kau urus kuda Ular Betina dengan baik, kemudiantambahkan satu kursi lagi di sini," kata Ki Rangkutimemerintah.

"Baik, Ayah," sahut Darmasaka. Darmasaka langsungmelangkah menghampiri kuda putih milik si Ular Betina.Kemudian dituntunnya ke belakang. Dua kuda lainnyamilik Bayangan Malaikat dan Dewa Pedang Emas, telahtertambat di sana.

"Benar-benar anak yang berbakti, Rangkuti," kata UlarBetina setelah Darmasaka lenyap di belakang rumah.

Ki Rangkuti hanya tersenyum, lalu duduk di kursinyasendiri. Hatinya masih belum bisa tenang dengan kehadiransi Ular Betina yang tidak diundang itu. Dia belum bisamemperkirakan maksud kedatangan si Ular Betina yangsebenarnya. Harinya hanya berharap benar-benar UlarBetina hanya ingin menikmati pesta besar di Desa Jatiwangiini

Page 7: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Tidak lama berselang, datang satu per satu undangan.Dari penampilan mereka, jelas kalau semuanya adalahtokoh-tokoh sakti kaum rimba persilatan. Mereka semuaadalah laki laki, kecuali si Ular Betina saja. Mereka dudukpada tempatnya masing-masing, menghadap panggungbesar yang berdiri di tengah halaman rumah kepala desa ini.

Para penduduk pun sudah mulai berdatangan memenuhihalaman sekitar panggung. Dalam waktu yang tidak lama,halaman rumah Kepala Desa Jatiwangi penuh sesakdipenuhi manusia. Mereka semua ingin menyaksikanpuncak acara pesta besar itu.

***

Pesta apa sebenarnya yang tengah berlangsung di desaJatiwangi? Sebenarnya bukan pesta merayakan sesuatu, tapiKi Rangkuti mengadakan pesta ini untuk menyambutberdirinya Padepokan Jatiwangi yang baru didirikan,dengan mengundang tokoh-tokoh rimba persilatan.

Tampak pada bagian kanan panggung, berdiri berjajarpuluhan anak-anak muda yang mengenakan seragamkuning keemasan. Mereka semua menggenggam tombakpanjang. Merekalah murid pertama Padepokan JatiwangiPada barisan depan, duduk lima orang guru pengajar. Daripenampilan kelima orang itu, dapat diukur kalau merekamemiliki ilmu kepandaian yang tidak rendah.

Suara riuh penuh sorak-sorai seketika berhenti ketikaterdengar suara gong dipukul tiga kali. Ki Rangkuti berdiridengan sikap penuh wibawa. Langkahnya pelan dan tegapmenuju ke panggung. Semua mata memandang ke arahlaki-laki tua yang penuh daya pancar pesona itu. KiRangkuti berdiri tegak di tengah-tengah panggung. Sebentarmatanya menyapu ke arah warga desanya.

Page 8: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Saudara-saudara sekalian, saya gembira pada hari yangsangat bersejarah bagi seluruh warga Desa Jatiwangi.Berkat restu Yang Maha Kuasa jualah maksud luhur kitasemua bisa tercapai hari ini. Pada hari yang bahagia ini,saya selaku Kepala Desa Jatiwangi akan meresmikanberdirinya satu-satunya Padepokan Jatiwangi di desa yangkita cintai ini," pelan dan teratur kata-kata Ki Rangkuti,namun terdengar menggema ke seluruh pelosok.

Semua mata masih tertuju pada laki-laki yang penuhwibawa ini. Tidak ada yang mengeluarkan suara sedikitpun.

"Pada hari ke tujuh bulan Sanga, saya atas nama seluruhwarga Desa Jatiwangi meresmikan berdirinya

Padepokan Jatiwangi!"

Suara sorak-sorai dan tepuk tangan meriah terdengarmenggemuruh begitu Ki Rangkuti menyelesaikan kata-katanya Dengan gegap-gempita semua orang yang hadirmenyambut berdirinya Padepokan Jatiwangi yang hanyasatu-satunya di desa ini.

Ki Rangkuti hanya tersenyum gembira menerimasambutan hangat seluruh warga desanya. Dadanya terasahampir pecah menyaksikan sambutan yang tidak pernahterbayangkan sebelumnya. Rencana mendirikan PadepokanJatiwangi ternyata berjalan lancar tanpa sedikit punmendapat gangguan yang berarti. Ki Rangkuti baru bisabernapas lega sebentar, ketika tiba-tiba sebuah bayanganhitam berkelebat cepat ke arah panggung.

Suara-suara menggumam terkejut terdengar begitubayangan hitam tadi sudah berada di atas panggung.Ternyata seorang.perempuan tua dengan wajah penuhkeriput sudah berdiri tegak di depan Ki Rangkuti. Tangankanannya menggenggam sebatang tongkat hitam yang

Page 9: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

meliuk-liuk bagai ular. Bagian kepala tongkat itu bulat tidakrata

"Iblis Tongkat Hitam...," gumam Ki Rangkuti begitumengenali perempuan yang berdiri di depannya.

"Hik hik hik..., rasanya tidak mudah mendirikan satupadepokan. Aku datang hanya ingin tahu, apakah DesaJatiwangi sudah pantas memiliki padepokan silat?" suaraIblis Tongkat Hitam terdengar pelan, namun penuh denganejekan yang menyakitkan.

"Rasanya aku tidak mengundangmu, Iblis TongkatHitam. Satu kehormatan besar bagiku kau berkenan

hadir pada peresmian berdirinya Padepokan Jatiwangi,"kata Ki Rangkuti.

"Aku tidak suka acara ramah-tamah. Aku datang ke siniuntuk menguji pantas tidaknya Padepokan Jatiwangiberdiri!" dengus Iblis Tongkat Hitam.

Panas kuping Ki Rangkuti mendengarnya. Tapi sebagaiguru besar Padepokan, sekaligus Kepala Desa Jatiwangi,dia harus bisa mengendalikan diri. Belum sempat iamenjawab tantangan itu, tiba-tiba Dar-masaka melompatringan. Tahu-tahu dia sudah berdiri di depan ayahnya.

"Ijinkan aku yang memberi pelajaran kepada perempuanyang tidak tahu sopan-santun ini, Ayah," kata Darmasaka.

"Hati-hatilah. Dia sangat licik dan tinggi tingkatkepandaiannya," kata Ki Rangkuti bijaksana.

Darmasaka membalikkan tubuhnya. Kemudian diamelangkah tiga tindak ke depan. Ki Rangkuti menurunipanggung, kembali ke tempat duduknya semula. Meskipunbibirnya menyunggingkan senyum, tapi khawatir jugadengan keselamatan putranya. Dia tahu kalau Iblis Tongkat

Page 10: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Hitam bukanlah lawan Darmasaka. Itulah sulitnya jadiguru besar padepokan. Dia harus bisa menahan segalabentuk perasaan. Kebijaksanaan selalu menyertai dalamsetiap sikap dan tindakannya.

"He, bocah! Untuk apa kau berdiri di situ?" bentak IblisTongkat Hitam sengit.

"Aku akan membungkam mulutmu yang jelek!" dengusDarmasaka ketus

"Hik hik hik..., sebaiknya kau turun. Aku tak maumengotori tangan dengan bocah bau kencur macam-12mu," ejek Iblis Tongkat Hitam.

"Kami tidak mengundangmu datang ke sini. Aku Jugamalas mengusirmu seperti anjing kalau kau tidak lekas-lekasminggat!" balas Darmasaka tidak kalah sengitnya.

"Bocah setan! Tajam sekali mulutmu!" geram IblisTongkat Hitam.

"Lebih tajam lagi ujung tombakku!" "Setan! Mampuskau!"

Iblis Tongkat Hitam tidak bisa lagi menahan amarahnyamendengar kata-kata Darmasaka yang menyakitkan.Seketika saja dia melompat sambil men-gebutkan tongkathitamnya yang meliuk-liuk bagai ular. Angin sambarantongkat itu menderu keras di atas kepala Darmasaka yangmerunduk. Dan bersamaan dengan itu, ujung tombakDarmasaka menyodok ke arah perut lawan.

Iblis Tongkat Hitam menarik kembali tongkatnya, dandengan kecepatan bagai kilat dikebutkan ke bawah.Darmasaka tidak mau mengambil resiko denganmembenturkan tombaknya dengan tongkat hitam itu. Buru-buru ditarik tombaknya pulang. Iblis Tongkat Hitam

Page 11: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

menggeram sengit karena serangan pertamanya gagal total,bahkan hampir-hampir kecolongan.

Sorak-sorai bergemuruh mengelu-elukan Darmasakayang berhasil mengimbangi serangan pertama dari IblisTongkat Hitam. Tentu saja hal ini membuat perempuan tuaberbaju hitam itu semakin geram. Segera dia menyiapkanserangan yang kedua. Matanya memerah penuh amarahmenatap Darmasaka yang hampir saja membuatnya malu.Kali ini Iblis

Tongkat Hitam tidak lagi menganggap enteng lawannya.Meskipun masih muda, Darmasaka memiliki ilmu silatyang cukup tinggi juga.

'Terima seranganku, bocah!" teriak Iblis Tongkat Hitam.

Darmasaka menarik tubuhnya menghindari sodokantongkat hitam perempuan tua itu. Pemuda itu langsungberputar ke belakang. Tapi sodokan tongkat hitam yanggagal diteruskan dengan kebutan ke arah dada. Dengan satulentingan indah, anak muda itu berhasil keluar dariserangan beruntun Iblis Tongkat Hitam.

Baru saja ditapakkan kakinya di papan panggung,mendadak Iblis Tongkat Hitam kembali menyerang denganmengibaskan tongkat hitam ke arah iga. Darmasaka yangbaru saja menjejakkan kakinya, tidak bisa lagi mengelak.Terpaksa ditangkisnya tongkat hitam itu dengantombaknya.

Trak!

Darmasaka terpental dua tindak ke belakang Matanyamembeliak melihat tombaknya patah jadi dua. Sambilmenggeram kesal, dibuangnya tombak patah itu ke luarpanggung. Sementara Iblis Tongkat Hitam berdiri tegakdengan sikap jumawa. Tawanya mengikik kecil mengejek

Page 12: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

lawannya. Suara-suara riuh dari bawah panggung memberidorongan semangat pada Darmasaka.

"Ayo, keluarkan lagi senjatamu. Aku tidak pernahmelawan orang tanpa senjata!" seru Iblis Tongkat Hitam.

Sret!

Tanpa sungkan-sungkan lagi Darmasaka mencabutpedangnya yang sejak tadi tergantung di pinggang. Senjataitu berkilatan tertimpa sinar matahan. Iblis Tongkat Hitamhanya mengikik menyaksikan hal itu. Baginya sebatangpedang bukanlah hal yang patut diperhitungkan. Sudahterlalu banyak lawan yang menggunakan pedang disikathabis olehnya.

"Majulah. Kuberi kau kesempatan menyerang," kata Iblistongkat Hitam meremehkan.

"Phuih!" Darmasaka meludah sengit.

Sambil mengeluarkan teriakan panjang, Darmasakamelompat deras seraya mengibaskan pedangnya ke arahleher lawannya. Masih dengan suara mengikik, IblisTongkat Hitam hanya menarik sedikit bagian lehernya kebelakang, dan ujung pedang Darmasaka lewat begitu saja didepan leher Iblis Tongkat Hitam.

Mendapati serangan pertamanya gagal, Darmasaka cepatmembelokkan arah pedangnya ke kaki lawan tanpamenariknya lagi. Iblis Tongkat Hitam menaikkan sedikitkaki kanannya, dan pedang itu lewat di bawah telapakkalanya. Darmasaka kembali melancarkan serangan tanpahenti, namun Iblis Tongkat Hitam dengan mudahnyamampu mengelak.

Sementara itu di serambi depan rumah Kepala DesaJatiwangi, Ki Rangkuti memperhatikan jalannyapertarungan dengan mata tidak berkedip. Hatinya semakin

Page 13: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

diliputi kecemasan melihat putranya tidak dapat lagimengendalikan hawa amarah Dalam beberapa gebrakanlagi, Darmasaka diramalkan akan kalah.

Dan baru saja Ki Rangkuti berkata begitu dalam hatiTiba-tiba Iblis Tongkat Hitam memekik keras.

Tongkat hitamnya berkelebat cepat mengarah kepalaDarmasaka. Gerakan yang cepat dan tiba-tiba ini sangatmengejutkan anak muda itu. Tidak mungkin lagi untukmenghindar. Terpaksa disambutnya dengan menangkis.Trak!

Tangan Darmasaka bergetar keras ketika pedangnyamenangkis tongkat hitam yang mengancam kepalanya. Danbelum sempat dia menguasai diri, mendadak....

"Lepas!"

Iblis Tongkat Hitam melayangkan kakinya menghantampergelangan tangan Darmasaka yang menggenggampedang. Darmasaka tersentak kaget. Mendadak sajapergelangan tangannya terasa nyeri, seperti remuk. Diatidak tahu lagi ke mana pedangnya mencelat.

Belum sempat Darmasaka berpikir lebih jauh, satutendangan keras kembali menghantam dadanya dengantelak. Darmasaka terjengkang ambruk ke luar panggung,dan jatuh di depan kaki ayahnya sendiri. Dari sudut bibiranak muda itu mengalir darah segar. Dia berusaha bangkitberdiri, tapi tangan Ki Rangkuti lebih cepat menahanpundaknya.

"Semadilah, kau terluka dalam," kata Ki Rangkuti.

"Perempuan iblis itu, Ayah...," Darmasaka akan protes.

"Kau sudah kalah. Anggap saja semua ini sebagaipelajaran. Nah! Bersemadilah," potong Ki Rangkuti tegas.

Page 14: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Darmasaka beringsut bangun, lalu duduk bersila.

Dia merapatkan kedua telapak tangannya di depan dada.Kedua kelopak matanya terpejam. Dadanya masih terasasakit, dan napasnya juga jadi sesak.

Sementara itu di atas panggung, Iblis Tongkat Hitamberdiri pongah. Sikapnya jelas-jelas menunjukkan tantanganbagi siapa saja yang berani melawannya. Matanyamemerah, sangat tajam menatap Ki Rangkuti yang masihduduk tenang di kursinya.

"Biarkan aku yang mengenyahkan iblis itu, Rangkuti,"kata Dewa Pedang Emas setengah berbisik.

"Jangan. Kau tamuku. Tidak pantas turun tangan," KiRangkuti menolak halus tanpa menyinggung perasaanDewa Pedang Emas. "Lagipula dia bukan lawanmu. Kaumasih jauh di atas tingkat kepandaiannya."

Dewa Pedang Emas tidak membantah. Memang benarapa yang dikatakan Ki Rangkuti tadi. Dalam tiga jurus sajadia mampu menundukkan Iblis Tongkat Hitam. Dulu puniblis itu pernah dikalahkannya hanya dalam satu gebrakansaja. Dan dilihat dari caranya bertarung melawanDarmasaka, tampaknya belum ada perubahan dari jurus-jurusnya. Entah kalau dia menyimpannya untukmenghadapi lawan yang berat

"Siapa lagi jago-jago Jatiwangi? Apakah nyali kalianhanya sebesar tahi ayam?" Iblis Tongkat Hitam menantangdengan pongahnya.

"Aku lawanmu, iblis jelek!"

Dari deretan kursi depan di samping panggung,melompat seorang laki-laki berpakaian serba putih yangketat Dua kali dia berputar di udara, kemudian denganmanis kedua kakinya menapak di papan panggung. Iblis

Page 15: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Tongkat Hitam terkekeh melihat lawannya yang kali initampak lebih tua dari Darmasaka.

Bukan itu saja kelebihannya. Tanpa memperdengarkansuara sedikitpun dalam melompat, tahu-tahu sudah beradadi atas panggung tanpa terdengar suara. Pertanda kalau diamemiliki tingkat kepandaian yang lebih tinggi dariDarmasaka.

"Ijinkan aku bermain-main sedikit dengan Iblis TongkatHitam, Kakang Rangkuti?"

"Silakan, Mahesa Jalang," sahut Ki Rangkuti serayamerentangkan tangan kanannya ke depan.

Mahesa Jalang menggeser kakinya mendekati IblisTongkat Hitam. Dia berhenti setelah jaraknya kira-kira satubatang tombak lagi di depan perempuan tua berpakaianlonggar serba hitam itu.

"Berikan aku sedikit pelajaran, nenek tua," MahesaJalang menjura hormat.

"Hik hik hik...," Iblis Tongkat Hitam jadi risih jugadengan sikap Mahesa Jalang yang penuh aturan dan tata-krama. "Jangan kau sungkan-sungkan. Keluarkan semuakesaktianmu!"

"Bersiaplah!"

***

Page 16: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

2

Mahesa Jalang menjura sekali lagi, kemudian dengancepat digeser kakinya maju. Begitu cepatnya bergerak,kedua tapak kakinya sepertinya tidak menyentuh papanpanggung lagi. Kedua tangannya berkelebat cepat ke kiridan ke kanan serta ke depan.

Iblis Tongkat Hitam sesaat tertegun melihat jurus yangdigunakan Mahesa Jalang. Gerakan-gerakannya tidakberaturan, seperti orang mabuk saja layaknya. Tapiketertegunan Iblis Tongkat Hitam berubah menjadi rasaterkejut yang amat sangat, karena tiba-tiba •saja tangankanan Mahesa Jalang nyelonong ke arah dadanya.

"Uts!"

Iblis Tongkat Hitam langsung memiringkan tubuhnya kekanan, sehingga tangan Mahesa Jalang lewat disampingnya. Belum juga perempuan tua itu membenahiposisinya, mendadak kaki Mahesa Jalang terangkat cepatmengarah ke perut. Iblis Tongkat Hitam cepatmembabatkan tongkatnya melindungi perut.

Tentu saja Mahesa Jalang tidak mau mengambil resiko.Buru-buru ditarik kakinya kembali. Bukan disitu saja IblisTongkat Hitam bergerak. Selagi tongkatnya terayun kebawah, dengan cepat tangan kirinya menyentak ke depan.

Bet!

Mahesa Jalang tersentak seraya menarik kepalanya kebelakang menghindari tangan kiri yang mengancamkepalanya. Hanya beberapa helai rambut saja kepalantangan kiri Iblis Tongkat Hitam melayang di depanmukanya.

"Awas kepala!" seru Mahesa Jalang tiba-tiba.

Page 17: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Secepat lalat tangan kanannya bergerak ke arah kepalalawan. Iblis Tongkat Hitam merunduk sedikit, namuntangan yang hampir mencapai atas kepala itu secara tiba-tiba turun dengan deras. Dan meluruk cepat ke arah perut.

Buk!

"Uhk!"

Iblis Tongkat Hitam terbungkuk terdorong dua langkahke belakang. Bibirnya meringis merasakan mual dan nyeripada perutnya, terkena sodokan keras tangan MahesaJalang.

"Setan!" geram Iblis Tongkat Hitam.

Sorak-sorai menggemuruh mengelu-elukan MahesaJalang. Mulut-mulut usil kembali mengejek Iblis TongkatHitam. Tentu saja hal ini membuat perempuan tua itu jadisemakin geram. Segera saja diputar tongkatnya dengancepat. Tongkat hitam itu berputar deras bagai baling-baling.Suara angin menderu-deru bagai angin topan. Panggungbesar dan kokoh itu berderak-derak seakan-akan hendakruntuh.

Menghadapi serangan yang dahsyat ini, Mahesa Jalanglangsung mengerahkan ilmu kesaktiannya. Dia tidak inginmenghadapinya hanya dengan jurus-jurus yangmengandalkan kecepatan gerak dan pengerahan tenagadalam. Dia tahu kalau Iblis Tongkat Hitam sudahmengeluarkan ilmu kesaktiannya yang cukup ting$.

Mahesa Jalang mengepalkan tangan kanannya, laludirapatkan dengan telapak tangan kiri di pinggang kanan.Cepat sekali dia memindahkan posisi tangannya kepinggang kiri. Lalu perlahan-lahan naik sampai ke dadakiri.

"Aji 'Karang Kati'...!" teriak Mahesa Jalang keras.

Page 18: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Seketika itu juga tubuhnya melenting deras ke arah IblisTongkat Hitam yang sudah melintangkan tongkatnya kedepan. Satu ledakan keras terjadi ketika kedua tanganMahesa Jalang membentur tengah-tengah tongkat hitam.

Trak!

"Akh!" Iblis Tongkat Hitam memekik tertahan.

"Uhk!" Mahesa Jalang melenguh pendek.

Dua tubuh yang berbenturan tadi, terdorong ke belakangsejauh dua batang tombak. Iblis Tongkat Hitam limbungbeberapa saat, kemudian kembali berdiri tegak. Matanyamembeliak merah setelah tahu tongkat hitamnya patah jadidua bagian.

Teriakan-teriakan kembali terdengar menggemuruh daripara penduduk yang gembira melihat Mahesa Jalangberhasil mematahkan tongkat Iblis Tongkat Hitam.

"Bocah setan! Kau harus mati di tanganku!" dengus IblisTongkat Hitam geram.

Selesai berkata demikian, langsung disiapkan ilmukesaktiannya yang lain. Sedangkan Mahesa Jalang kembalimenyiapkan aji 'Karang Kati'. Dua orang di atas panggungitu kembali saling berhadapan dengan niat inginmenjatuhkan satu sama lain. Keadaan kembali jadi hening,menunggu akhir adu kesaktian itu

"Aji 'Tapak Api'!" teriak Iblis Tongkat Hitam.

"Aji 'Karang Kati'!" Mahesa Jalang tidak mau kalah.

Hampir bersamaan mereka melompat ke udara. Masing-masing mendorong kedua tangan ke depan. Tampak keduatelapak tangan Iblis Tongkat Hitam berubah menjadi merahmembara. Tepat pada satu titik, dua pasang tangan itubertemu di udara. Kembali ledakan keras disertai percikan

Page 19: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

bola-bola api, terdengar menggema saat dua pasang telapaktangan beradu.

Iblis Tongkat Hitam terpental ke belakang. Teriakankeras melengking keluar dari mulutnya. Keras pulatubuhnya terbanting di pinggir panggung. Tampak darimulut dan hidungnya merembes darah segar.

Sementara itu Mahesa Jalang melenting dan berputardua kali di udara, lalu dengan manis mendarat tepat ditengah-tengah panggung. Matanya tajam memandangtubuh terbungkus baju hitam yang ter-golek di pinggirpanggung besar yang kokoh ini. Tubuh Iblis Tongkat Hitammenelungkup tidak bergerak-gerak. Seorang murid dariPadepokan Jatiwangi menghampiri dan memeriksa keadaanIblis Tongkat Hitam.

"Mati," katanya agak pelan.

Suara bergemuruh kembali terdengar menyambutkemenangan Mahesa Jalang. Begitu mendengar kema-tianIblis Tongkat Hitam, Mahesa Jalang melangkah ke tepipanggung. Tapi baru saja akan turun, mendadak terdengarsuara tawa menggelegar. Disusul melompatnya sesosoktubuh dari tengah-tengah penonton.

Begitu cepatnya sosok tubuh itu melompat, tahu-tahusudah berdiri di atas panggung. Mahesa Jalangmembalikkan tubuhnya. Dia tahu kalau kemenangan initentu akan mendapatkan tantangan lagi dari tokoh-tokohsakti rimba persilakan. Dan semuanya sudah diperkirakansebelumnya.

***

"Buto Dungkul...," gumam Mahesa Jalang mengetahuisiapa yang kini berdiri dengan sikap menantang di tengah-tengah panggung.

Page 20: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Belum saatnya kau turun gelanggang, Mahesa Jalang, "ujar Buto Dungkul. Suaranya berat dan serak.

Mahesa Jalang memiringkan kepalanya mengamati laki-laki yang hanya mengenakan cawat saja. Di tangankanananya tergenggam sebuah gada penuh duri-duri tajamyang besar. Tubuh Buto Dungkul juga tinggi besar bagairaksasa. Dadanya penuh dengan bulu-bulu hitam.Keadaannya sangat kotor, persis manusia hutan yang barukeluar dari pengasingan.

Bagi tokoh-tokoh sakti rimba persilatan, nama ButoDungkul tidak asing lagi. Dia sudah terkenal sebagaimanusia rimba belantara yang menguasai Hutan Gading.Hutan Ubat yang berada tidak jauh dari Desa Jabwangi iniSudah tak terhitung lagi manusia yang mati di tangannya.Buto Dungkul tidak memiliki satu jenis ilmu silat pun. Tapitenaganya sangat besar dan kuat, melebihi tenaga manusiabiasa.

Kelebihan yang paling utama dari tubuhnya adalah kebalterhadap segala jenis racun. Kulit tububnya sekeras baja,sukar ditembus senjata tajam. Cara bertarungnya juga aneh,tidak mengikuti aturan jurus-jurus silat Serampangan danhanya mengandalkan kekuatan otot serta kekebalan tubuhsaja.

"Kau sudah mengingkari janji, Mahesa Jalang. Sekarangaku datang untuk menagih janjimu," kata Buto Dungkul.

Mahesa Jalang hanya bergumam kecil. Dia memangpernah berjanji pada manusia raksasa ini untuk mengadujiwa. Tiga tahun yang lalu, ketika masih bertugas sebagaipengantar barang-barang dari satu desa ke desa yang lain,dia pernah melewati Hutan Gading. Di situ Mahesa Jalangbertarung melawan Buto Dungkul yang ingin merampassemua barang-barang yang ada di atas pedati. Enam orang

Page 21: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

yang ikut waktu itu tewas secara mengerikan di tanganmanusia raksasa ini.

Mahesa Jalan bisa menandingi, bahkan sempat melukaiButo Dungkul. Tapi keadaan dirinya juga tidak kalah kritis.Mereka kemudian mengadakan satu perjanjian untukmelanjutkan pertarungan dalam waktu tiga tahunmendatang. Dan setelah tiga tahun ini rupanya ButoDungkul datang untuk menagih janji. Mahesa Jalang bukanlupa akan janjinya, tapi niatnya akan dipenuhi setelahPadepokan Jatiwangi berdiri resmi.

"Buto Dungkul, saat ini bukan waktu yang tepat untukmenyelesaikan persoalan pribadi," kata Mahesa Jalang.

"Ha ha ha.... Kau gentar menghadapiku, MahesaJalang?"

"Waktu yang kita janjikan masih tujuh hari lagi. Akuakan datang tepat pada waktunya nanti ke Hutan Gading!"

"Kau kira aku salah menghitung, heh? Hari ini tepat kauharus memenuhi janjimu!"

Mahesa Jalang tidak mengerti dengan cara perhitunganhari Buto Dungkul. Dalam perhitungannya sendiri,sebenarnya masih tujuh hari lagi, tapi kenapa Buto Dungkulmenganggap hari ini perjanjian itu harus terlaksana?

"Rangkuti! Kau yang jadi saksi perjanjian itu. Bagaimanabunyinya?" Buto Dungkul menatap Ki Rangkuti.

Sebentar Ki Rangkuti menarik napas panjang. Memangpada waktu itu dia ada di sana. Dialah yang mengusulkansupaya diadakan satu perjanjian.

Kebetulan saat itu ia sedang berburu di tepian HutanGading, dan mendengar suara pertarungan. Namun ketikatiba di tempat kejadian, dua orang yang bertarung sudah

Page 22: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

tergeletak dalam keadaan kritis. Tapi masing-masing orangitu tidak mau mengakui kekalahannya. Lalu Ki Rangkutipun mengusulkan agar diadakan suatu perjanjian untukmengulang pertempuran itu. Mereka pun akhirnya setuju.

Sejak kejadian itulah Mahesa Jalang tinggal di DesaJatiwangi. Dia merasa berhutang budi pada Ki Rangkutiyang tanpa sengaja telah menyelamatkan nyawanya.Memang saat itu Buto Dungkul sudah bisa bangkit kembalisementara Mahesa Jalang masih tergeletak lemah tanpadaya.

"Perjanjian itu berbunyi, tiga tahun berselang,pertarungan kalian dilanjutkan sampai ada yang tewas.Waktunya ditetapkan tujuh hari sebelum bulan purnamaketiga," lantang suara Ki Rangkuti menyebutkan isiperjanjian antara Mahesa Jalang dengan Buto Dungkul.

"Kau dengar itu, Mahesa Jalang?" Buto Dungkul kembalimenatap Mahesa Jalang.

"Aku tahu!" sahut Mahesa Jalang.

"Nah! Bukankah tujuh hari lagi bulan purnama ketiga?Berarti hari ini kau harus menepati janjimu!"

Mahesa Jalang tidak bisa berkata lain leigi. Sungguh matidia tidak ingat kalau bulan purnama ketiga yang ditetapkandikurangi tujuh hari. Kalau begitu, memang tepat hari iniharus bertarung untuk memenuhi janji dengan manusiaraksasa itu.

"Kau sudah menyalahi janji, Mahesa Jalang. Seharusnyakau datang tepat begitu matahari terbit. Jangan salahkanaku kalau kedatanganku merusak acara besar di sini."

Ki Rangkuti mengangguk-anggukkan kepalanya. Diamemang tidak bisa menyalahkan Buto Dungkul. Danseharusnyalah Mahesa Jalang harus menepati janji datang

Page 23: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

ke Hutan Gading tepat ketika matahari terbit. Ki Rangkutitidak bisa mencegah lagi, panggung yang sedianya untukpertunjukan adu ketangkasan murid-muridnya denganbeberapa padepokan yang diundang, jadi arena pertarunganpelaksanaan perjanjian.

Malah sejak awal acara peresmian Padepokan Jatiwangisudah dirusak dengan munculnya Iblis Tongkat Hitam.Kejadian seperti ini memang sudah diperhitungkan oleh KiRangkuti dan lima orang pembantunya di padepokan. Kinisalah seorang pembantu utamanya harus melaksanakanjanji yang dibuatnya sendiri.

"Bersiaplah kau, Mahesa Jalang!" seru Buto Dungkultiba-tiba.

Manusia raksasa itu berteriak menggelegar sambilmemutar-mutar gadanya yang besar berduri di atas kepala.Sungguh besar tenaga yang dimilikinya. Gada sebesar pahaorang dewasa itu menderu-deru menimbulkan suara anginmenggemuruh memekakkan telinga. Dengan gada yangdiputar-putar di atas kepala, Buto Dungkul berlari berat kearah Mahesa Jalang.

Suara menderu berat terdengar keras di samping MahesaJalang. Gada besar berduri itu melayang cepat mengarah kekepala laki-laki gagah berpakaian serba putih itu. Hanyasedikit saja Mahesa Jalang menarik kepalanya ke belakang,gada itu lewat di depan mukanya. Angin keras yang bertiupdari gada itu membuat tubuh Mahesa Jalang agakterdorong.

Sret!

Mahesa Jalang menarik pedangnya sambil melangkahmundur dua tindak. Pedang bercahaya keperakan ituberkelebat cepat membabat bagian perut Buto Dungkul.

Page 24: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Sabetan pedang disertai pengerahan tenaga dalam cukuptinggi itu tak dapat lagi dielakkan Buto Dungkul.

Duk!

Mata pedang perak menghantam keras perut buncit darimanusia raksasa itu. Tangan Mahesa Jalang bergetar hebat.Hampir saja pedangnya terlempar dari genggamananya.Mahesa Jalang membelalak lebar melihat perut ButoDungkul tidak terluka sedikitpun oleh sabetan pedangnya.

Bukan cuma Mahesa Jalang yang keheranan melihatkekebalan kulit Buto Dungkul, tapi semua orang yang hadirjuga jadi melongo. Sementara itu Buto Dungkulmenggeram keras bagai gorila lapar. Gada besar penuh duridiayunkan seperti hendak meremukkan tubuh MahesaJalang.

"Uts!"

Mahesa Jalang melompat mundur saat gada ButoDungkul nyaris menghantam tubuhnya. Begitu derasnyahantaman gada sebesar paha manusia dewasa itu, sehinggaketika menghantam papan panggung, langsung jebolberantakan. Panggung berukuran besar itu bergetar hebatseolah akan rubuh.

"Gila! Orang apa gorila tuh!" seru salah seorang hadirin.

Mahesa Jalang kembali mengarahkan pedangnya, yangkali ini mengancam leher Buto Dungkul. Kibasan pedangyang hampir bersamaan degan hancurnya panggung, tidakbisa dielakkan manusia raksasa itu. Mata pedang dari perakitu tepat membabat leher Buto Dungkul.

Lagi-lagi Mahesa Jalang terpental begitu pedangnyamenghantam leher Buto Dungkul. Sabetan keras disertaipengerahan tenaga dalam penuh membuat pedang MahesaJalang patah jadi dua bagian. Dan dia sendiri terpental

Page 25: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

sejauh satu batang tombak ke belakang. Mahesa Jalangbergulingan di atas panggung, dan segera berdiri.

"Setan!" dengan kesal Mahesa Jalang melemparkanpedangnya yang buntung.

Buto Dungkul menggeleng-gelengkan kepalanyasebentar. Leher yang terbabat pedang tidak sedikit punmengalami luka. Kulitnya benar-benar sekeras baja, tidakmempan oleh senjata tajam. Padahal Mahesa Jalang sudahmengerahkan seluruh tenaga dalamnya.

"Ghraaaghhh...! Mampus kau sekarang, Mahesa Jalang!"Buto Dungkul menggeram bagai guruh.

Mahesa Jalang yang kini tidak lagi menggengam senjata,segera mengerahkan kesaktiannya. Tidak tanggung-tanggung lagi, langsung dikerahkan aji 'Karang Kati' yangmenjadi ilmu andalannya.

Begitu Mahesa Jalang selesai mempersiapkan ajiannya,Buto Dungkul menghantamkan gadanya dengan cepatsambil menggeram hebat Gada besar penuh duri tajam itumelayang deras bagai gunung runtuh. Mahesa Jalangmelompat sambil menapak senjata mengerikan itu dengantangannya yang sudah mengerahkan Aji 'Karang Kati'.

"Akh...!" Mahesa Jalang memekik keras begitutangannya membentur gada Buto Dungkul.

Bersamaan dengan pekikan keras itu, terdengar suaraledakan dahsyat Tubuh Mahesa Jalang terlontar deras danterbanting ke luar panggung. Darah segar muncrat keluardari mulutnya begitu tubuhnya menghantam tanah dengankerasnya.

Sedangkan Buto Dungkul menggeram-geram sambilmemutar-mutar gada besarnya. Suara angin menderu-derukeluar dari putaran gada di atas kepala manusia raksasa itu.

Page 26: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Semua orang yang berada di sekitar pannggung, bergegasmundur penuh kengerian. Tak ada lagi sorak-sorai ataudecak kekaguman. Yang terlihat hanya wajah-wajahketakutan dan kengerian menyaksikan manusia raksasaberdiri dengan tegar sambil memutar-mutar gadanya di ataskepala.

Mahesa Jalang bangkit berdiri. Dengan ujung lenganbajunya disekanya darah yang mengotori mulut. Diahampir tidak percaya kalau Aji 'Karang Kati' tidak bisamelukai Buto Dungkul, apa lagi membunuhnya. MahesaJalang benar-benar putus asa menghadapi kehebatannmanusia liar ini. Sungguh tidak diduga sama sekali dalamwaktu tiga tahun telah begitu hebat.

"Ilmu setan apa yang dipakainya?" gumam MahesaJalang bertanya pada dirinya sendiri.

"Mahesa Jalang, keluarkan semua kesaktianmu. Kitabertarung sampai ada yang mati!" keras menggelegar suaraButo Dungkul.

"Phuih!" Mahesa Jalang menyemburkan ludahnya.

Seketika dikempos tenaganya, dan melayang kembali keatas panggung. Tubuhnya ringan bagai kapas, menjejakpapan panggung tanpa menimbulkan suara sedikitpun juga.Segera disiapkan kembali Aji 'Karang Kati'. Kali ini MahesaJalang mengerahkan seluruh kekuatannya dan dipusatkanpada kedua telapak tangannya.

"Aji 'Karang Kati'...!" teriak Mahesa Jalang keras.

Bersamaan dengan itu, tubuhnya segera melentingmenerjang Buto Dungkul. Manusia raksasa itumengibaskan gadanya berusaha menghantam tubuhMahesa Jalang yang meluncur deras ke arahnya. Mahesa

Page 27: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Jalang menurunkan tubuhnya sedikit, dan gada ButoDungkul lewat di atas tubuhnya sedikit.

Dalam waktu yang bersamaan, kedua telapak tanganMahesa Jalang menerpa dada manusia raksasa itu. Suaraledakan dahsyat kembali terdengar. Tubuh Mahesa Jalangterlontar lagi ke belakang dengan derasnya. Sementara ButoDungkul hanya terdorong dua langkah saja. Dia masihtetap berdiri tegak meskipun mulutnya sedikit meringis.

Tubuh Mahesa Jalang kembali terbanting keras dipanggung. Papan panggung yang tebal dan kuat itu tergetar,kemudian hancur berkeping-keping tertimpa tubuh MahesaJalang. Guru kelima Padepokan Jati-wangi itu bergulingansetelah menghantam papan panggung di tanah. MahesaJalang baru berhenti bergulir begitu sampai di pinggir.

"Hoek!" kembali dia memuntahkan darah segar darimulutnya.

Mahesa Jalang merasakan seluruh tubuhnya sepertiremuk. Rasa nyeri menggerogoti seluruh tulang-tulangtubuhnya. Dengan susah-payah dia berusaha bangkitberdiri. Namun belum juga sempat berdiri, mendadak lantaipanggung itu bergetar hebat.

"Graaahhh...!" Buto Dungkul menggeram keras.

Kakinya yang besar dan berat berlari kencang ke arahMahesa Jalang yang belum juga bangkit. Buto Dungkulberlari kencang sambil mengayun-ayunkan gadanya. Dandengan keras dihantamkan ke punggung Mahesa Jalang.

"Aaakh...!" Mahesa Jalang menjerit melengking tinggi.

Darah langsung muncrat dari punggungnya yangterbelah. Buto Dungkul mengangkat tubuh Mahesa Jalangyang telah tewas dengan sebelah tangannya. Dia memutar-mutar tubuh itu, sehingga darah berceceran kemana-mana.

Page 28: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Dengan satu geraman mengguruh, Buto Dungkulmelemparkan tubuh Mahesa Jalang ke tengah-tengah paramurid Padepokan Jati-wangi.

Tubuh Mahesa Jalang yang sudah tidak bernyawa lagiitu meluncur deras, dan jatuh tepat di tengah-tengah murid-muridnya sendiri. Seketika itu juga Desa Jatiwangi gegerdengan gugurnya Mahesa Jalang di tangan manusia raksasaitu. Suara-suara penuh kengerian mendengung memenuhisekitar panggung. Buto Dungkul berdiri tegak menyandanggada berdurinya. Matanya merah menyala menatap KiRangkuti yang kini berdiri dari kursinya.

"Rangkuti, giliranmu tiga purnama lagi!" seru ButoDungkul menggelegar.

Ki Rangkuti belum bisa berkata apa-apa, Buto Dungkulsudah berbalik dan melangkah menuruni panggung. Orang-orang pun segera menyingkir ketika manusia raksasa ituakan lewat. Ki Rangkuti masih menatap kepergian ButoDungkul yang semakin jauh dengan langkah-langkah lebardan berat

***

Page 29: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

3

Malam sudah amat larut. Suasana di Desa Jatiwangi sepilengang. Beberapa obor masih tampak menyala terang dibeberapa tempat. Halaman rumah kepala desa pun tampaksenyap. Tidak ada seorang pun yang terlihat, kecuali diberanda depan. Tampak Ki Rangkuti duduk termenungdidampingi oleh Dewa Pedang Emas dan BayanganMalaikat. Dua sahabat yang belum juga meninggalkantempat meskipun perayaan peresmian berdirinyaPadepokan Jabwangi sudah berakhir sore tadi.

Sementara tamu-tamu undangan lainnya sudahberistirahat di kamar masing-masing yang telah disediakanoleh Ki Rangkuti. Sejak sore tadi ketiga orang itu duduk diberanda depan tanpa banyak kata yang terucap darimulutnya. Ki Rangkuti seperti sedang memikirkan sesuatuyang berat.

"Aku lihat kau tidak lagi gembira sejak kematian MahesaJalang, Rangkuti. Apakah kau memikirkan kata-kata ButoDungkul?" Dewa Pedang Emas membuka suara pelan.

Ki Rangkuti menarik napas panjang. Bola matanyamenatap kedua sahabatnya bergantian.

"Kau punya perjanjian dengan manusia liar itu,Rangkuti?" tanya Bayangan Malaikat.

"Ya," desah Ki Rangkuti berat. " Aku harus berhadapandengannya tiga bulan mendatang kalau Mahesa Jalangtewas."

"Perjanjian nekad!" dengus Dewa Pedang Emas.

"Aku melakukannya karena terpaksa, aku hanya inginmenyelamatkan nyawa Mahesa Jalang waktu itu."

Page 30: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Seharusnya kau biarkan saja Mahesa Jalang mati saatitu juga. Toh akhirnya dia pun harus mati di tangan ButoDungkul!" Bayangan Malaikat seolah-olah menyesalkansikap Ki Rangkuti.

"Aku tidak menyesali perjanjian itu," sahut Ki Rangkuti.

"Lalu, kenapa kau jadi murung?" desak Dewa PedangEmas.

"Aku memikirkan permintaan Buto Dungkul.""Permintaan apa?"

"Buto Dungkul tidak akan membunuhku dalampertarungan nanti. Dia hanya ingin mengalahkan aku saja."

"Kalau cuma itu, kenapa jadi dipikirkan?"

"Bukan cuma itu, Dewa Pedang Emas. Yang jadi bebanpikiranku sekarang, Buto Dungkul meminta putriku kalauaku kalah."

Dewa Pedang Emas dan Bayangan Malaikat terkejutsetengah mati. Rasanya mereka saat itu mendengar ledakanpetir yang amat dahsyat. Tidak diduga sama sekali KiRangkuti mempunyai perjanjian yang berat sekali.

Mereka semua tahu bagaimana hebatnya Buto Dugkul.Rasanya sulit bagi Ki Rangkuti mengalahkan manusia liaritu. Mereka bertiga saja belum tentu bisa menandingimeskipun secara bersamaan menyerang. Benar-benarperjanjian edan!

"Sekar Telasih sudah tahu perjanjian itu?" tanya DewaPedang Emas

"Belum," sahut Ki Rangkuti lesu.

"Aku tidak bisa bayangkan, bagaimana kalau putrimutahu mengenai perjanjian itu? Benar-benar sembrono sekalikau, Rangkuti," gumam Bayangan Malaikat menyesalkan.

Page 31: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Ki Rangkuti tidak bisa menyalahkan kata-katasahabatnya. Diakui kalau tindakannya sungguh ceroboh.Padahal tidak ada untungnya sama sekali menolongMahesa Jalang waktu itu. Dia juga tidak kenal sebelumnya.Mungkin karena jiwa kependekarannya saja yang tergerakuntuk menolong siapa saja yang membutuhkan meskipunharus mengorbankan apa yang dicintainya.

"Sekarang, apa yang akan kau lakukan? Tiga purnamabukan waktu yang panjang untuk mempersiapkan diri,Rangkuti," kata Dewa Pedang Emas.

"Aku belum bisa memikirkannya," sahut Ki Rangkuti.

"Sebaiknya kau menyempurnakan ilmu-ilmu andalanmu.Aku juga tidak akan tinggal diam begitu saja melihatkehancuranmu," kata Bayangan Malaikat.

'Terima kasih. Kalian memang sahabat sejati," ucap KiRangkuti terharu.

"Ah, sudahlah. Aku juga belum tahu, apakah pedangkuini bisa merobek kulitnya," kata Dewa Pedang Emas.

Ki Rangkuti menatap kedua sahabatnya dengan penuhrasa haru. Dia tidak bisa lagi mengatakan apa-apa.Kesediaan dua sahabatnya membantu memecahkankesulitan yang tengah dihadapi, membuat lidahnya seakan-akan jadi kelu. Mungkin inilah arti persahabatan sejati.Senang sama dirasa, susah sama dipikul. Meskipun nyawataruhannya tidak membuat persahabatan jadi retak.

Dewa Pedang Emas menepuk pundak Ki Rang-kuti,kemudian bangkit berdiri. Kakinya terayun menuju ke pintumasuk rumah besar itu. Tidak lama kemudian BayanganMalaikat menyusul untuk berisirahat. Kini di berandadepan itu tinggal Ki Rangkuti duduk termenung sendirian.Sungguh berat persoalan yang dihadapinya sekarang.

Page 32: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Bagaimana mungkin menyerahkan Sekar Telasih padamanusia liar yang selalu hidup di tengah-tengah hutanbelantara?

Saat Ki Rangkuti tengah termenung, tiba-tiba secercahsinar meluncur deras ke arahnya, dan tepat membenturtengah-tengah meja batu pualam putih di depannya. Laki-laki tua yang masih kelihatan gagah itu terkejut hinggaterlonjak berdiri. Seberkas sinar yang meluncur deras ituternyata sebuah anak panah kecil yang terbuat dari bahanlogam berwarna merah menyala. Ki Rangkuti mengedarkanmatanya ke sekeliling menerobos kegelapan malam.

'Tidak ada seorang pun yang terlihat di luar sana. Hanyakegelapn saja yang menyelimuti sekitarnya. Tidak adasuara-suara ganjil terdengar, kecuali desah angin dangemerisik dedaunan saja. Ki Rangkuti mengalihkanpandangannya pada anak panah kecil yang tertancap itu.

"Hmmm...," bibirnya bergumam panjang begitu i ielihatada gulungan daun lontar terikat pada batang nak panahitu.

Gulungan daun lontar yang diikat dengan pita berwarnamerah darah. Ki Rangkuti melepaskannya dari anak panahitu. Matanya jadi melebar begitu membaca tulisan yangtertera pada daun lontar itu.

"Setan!" geramnya sambil meremas daun lontar ituhingga hancur lumat

Ki Rangkuti langsung melompat ke luar dari beranda.Dua kali berputar di udara, lalu dengan manisnya menjejaktanah. Dia berdiri bertolak pinggang dengan bola matanyalang beredar ke sekelilingnya. TUdak ada seorang punyang terlihat Keadaan sekeliling tetap sunyksepi, bahkanbinatang-binatang malam pun seolah enggan untukmemperdengarkan suara.

Page 33: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Cukup lama juga Ki Rangkuti berdiri di atas reruntuhanpanggung yang terletak persis di tengah-tengah halamanrumahnya. Dia seperti tidak peduli dengan hembusan anginmalam yang dingin menusuk kulit. Hatinya panas dangeram menerima surat tantangan dari seorang yang tidakdikenal sama sekali. Kemarahan Ki Rangkuti memuncak.

Kalimat yang tertulis tidak banyak, tapi cukup membuathati Kepala Desa Jatiwangi itu jadi panas. Di dalambenaknya masih tertera hangat kata-kata "Serahkan SekarTelasih, kau akan terbebas dari perjanjian gila. Tidak adayang bisa menandingi Buto Dungkul selain aku." Ini samasaja satu tantangan yang meremehkan kemampuan KiRangkuti. Pantas saja Kepala Desa Jatiwangi ini jadi panas.Belum pernah dia menerima tantangan yang begitumeremehkan dan menghina.

"Keluar kau. Biar kuhancurkan batok kepalamu!" geramKi Rangkuti agak keras.

Tetap sepi, tidak ada yang menyahut. Hanya desiranangin saja yang membawa suara Ki Rangkuti menyebar kesegala penjuru.

"Kalau kau laki-laki jantan, tunjukkan batanghidungmu!" seru Ki Rangkuti lagi.

Tetap saja tidak ada sahutan, keadaan tetap sepi. KiRangkuti mendengus kesal. Dengan kaki terhentak, diamelangkah kembali ke beranda rumahnya yang diterangiempat buah pelita di tiap pojoknya. Dengan kesaldihenyakkan tubuhnya ke kursi. Matanya langsungmenatap anak panah berwarna merah yang masih tertancapdi tengah-tengah meja.

Batu pualam putih alas meja itu kerasnya melebihi batubiasa. Dan mata anak panah itu mampu tembus ke dalamtanpa sedikit pun merusak bagian lainnya. Dari situ saja

Page 34: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

sudah dapat diukur ketinggian ilmu tenaga dalam yangdimiliki si pelempar.

"Siapakah si pelempar panah kecil itu? Dan apamaksudnya meminta putriku? Darimana dia tahu akupunya persoalan dengan Buto Dungkul?" Ki Rangkuti jadibertanya-tanya sendiri.

***

Kegemparan kembali terjadi pagi ini. Sepuluh orangmurid Padepokan Jatiwangi yang kepandaianuya baruseumur jagung kedapatan tewas dengan dada tertancapanak panah kecil berwarna merah. Sepuluh orang yangtewas itu semalam mendapat tugas jaga di sekitarpadepokan.

Geraham Ki Rangkuti bergemeletuk menahan •jeram.Matanya memerah melihat sepuluh orang mayat muridnya.Satu persatu wajah-wajah muridnya dan empat gurupengajar yang tersisa di padepokan, dipandanginya.Desahan napas berat terdengar keras.

"Siapa yang pertama melihat?" tanya Ki Rangkuti.Suaranya terdengar dalam dan berat.

"Saya, Ki," sahut salah seorang dari keempat gurupengajar.

"Pandu," gumam Ki Rangkuti. "Hanya kau sendiri yangpertama melihat?"

"Bersama sepuluh orang murid," sahut Pandu.

"Ceritakan apa yang terjadi?"

"Saya tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Saya dansepuluh orang lainnya mendapatkan mereka sudah tewas,"sahut Pandu menjelaskan.

Page 35: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Ada di antara kalian yang mendengar sesuatu tadimalam?"

Semua menggelengkan kepalanya.

"Edan!" geram Ki Rangkuti gusar.

Ki Rangkuti tidak bisa menyalahkan mereka semua.Orang yang melakukan ini pasti memiliki tingkatkepandaian yang sangat tinggi, sehingga tidak seorang punbisa mengetahui dan mendengar apa-apa. Mungkinkahorang itu memiliki aji sirep, sehingga mereka semua jaditerlelap tidurnya bagai mati?

"Kuburkan mereka sekarang juga," perintah Ki Rangkuti.

Semua murid Padepokan Jatiwangi membungkukhormat. Ki Rangkuti berbalik dan melangkah meninggalkanhalaman padepokan yang berada tidak jauh dari rumahkediamannya. Langkahnya lebar dan cepat keluar daritembok padepokan

Ki Rangkuti memandangi beberapa penduduk yangberkerumun ingin menyaksikan kematian sepuluh muridPadepokan Jatiwangi. Laki-laki tua itu terus melangkahmenuju rumah kediamannya. Dia baru berhenti ketikamelihat Dewa Pedang Emas dan Bayangan Malaikat berdiridi depan beranda rumahnya. Kedua sahabat itumenghampiri.

"Aku dengar, sepuluh orang muridmu tewas. Benarkahitu?" tanya Dewa Pedang Emas

"Ya, benar. Semalam," jawab Ki Rangkuti

"Mustahil! Kita baru beranjak dari beranda menjelangpagi. Dan kau sendiri kelihatannya tidak tidur semalaman.Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?" Bayangan Malaikatmenggeleng-gelengkan kepalanya setengah tidak percaya.

Page 36: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Aku sendiri tidak tahu. Bencana apa yang akanmenimpa desaku?" Ki Rangkuti mengeluh.

Mereke bertiga terdiam. Ki Rangkuti melangkah menujuke beranda. Dewa Pedang Emas dan Bayangan Malaikatmengikuti dari belakang. Mereka kembali duduk di berandamenghadapi meja marmer yang tengah-tengahnya bolong.Dewa Pedang Emas meraba lubang di tengah-tengah mejaitu.

"Dia melemparkan ini semalam," kata Ki Rangkutiseraya mengeluarkan anak panah kecil berwarna merahyang tergeletak di atas meja.

"Hebat...," gumam Dewa Pedang Emas menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kapan ini terjadi?" tanya Bayangan Malaikat.

'Tidak lama sesudah kalian masuk "

Dewa Pedang Emas berdecak kagum.

"Aku rasa ada orang yang tidak senang atas berdirinyaPadepokan Jatiwangi," Bayangan Malaikat menduga-duga.

"Kejadian seperti ini selalu terjadi pada padepokan silatyang baru berdiri. Ini merupakan salah satu ujian bagiPadepokan Jatiwangi," sambung Dewa Pedang Emas.

Ki Rangkuti hanya tersenyum tipis. Dugaan-dugaanyang dikeluarkan kedua sahabatnya hanya didengarkansaja. Dalam pikirannya berkecamuk permasalahan yangsaling tumpang-tindih. Semua dugaan itu memang adabenarnya kalau orang yang melemparkan anak panah kecilberwarna merah ini tidak menyertai surat penghinaan.Bunyi surat itu yang membuat Ki Rangkuti punya pikiranlain.

Page 37: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Orang itu bukan hanya ingin merampas Sekar Telasih.Tapi juga ingin menghancurkan Padepokan Jatiwangi yangseumur jagung itu. Siapapun orangnya, yang jelas diamempunyai kepandaian yang tinggi. Dia dapat beraksitanpa diketahui seorangpun! Sedangkan malam tadi, tidakkurang dari sebelas orang tokoh-tokoh sakti rimbapersilatan menginap di rumah kepala desa itu. Tidak satupun dari mereka mengetahuinya.

***

Satu persatu para undangan meninggalkan DesaJatiwangi hari itu juga. Hanya Dewa Pedang Emas danBayangan Malaikat saja yang masih tinggal. Sebagaisahabat, mereka bertekad untuk membantu kesulitan yangkini sedang dihadapi Ki Rangkuti. Bagi mereka nyawatidaklah penting. Persahabatan sejatilah yang paling pentingdalam hidup ini.

Pada masa mudanya dulu Ki Rangkuti adalah seorangpendekar yang selalu malang-melintang dalam rimbapersilatan. Tidak heran kalau memiliki banyak musuh, atauorang-orang yang tidak senang dan menaruh dendampadanya. Hal ini sangat disadari oleh Ki Rangkuti maupunkedua sahabatnya.

Pada masa tuanya Ki Rangkti memilih menetap di desakelahirannya. Lebih-lebih setelah mempunyai istri dananak. Tekadnya untuk meninggalkan kehidupan yangpenuh kekerasan benar-benar dijalankan selama bertahun-tahun. Tapi sekarang ini Kepala Desa Jatiwangi itu mautidak mau harus menghadapi dan terjun kembali dalamkehidupannya yang dulu. Kehidupan yang selalu dilumuridarah dan kematian. Wusss!

"Awas...!" tiba-tiba Dewa Pedang Emas berteriak.

Page 38: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Secercah sinar merah tiba-tiba berkelebat cepat ke arahKi Rangkuti. Tiga orang yang berdiri di tengah-tengahhalaman yang luas itu serentak berlompatanmenyelamatkan diri. Ki Rangkuti yang menjadi sasaransinar merah itu melenting berputar di udara dua kali. Sinarmerah itu lewat di dalam putaran tubuh Ki Rangkuti.

Baru saja lakiJaki tua yang masih kelihatan gagah itumenapak di tanah, kembali berkelebat sinar merahmengancam dirinya. Secepat kilat Ki Rangkutimenggerakkan tangannya, dan.... Tap!

Tangkas sekali dia menangkap kelebatan sinar merah itu.Ki Rangkuti berdiri tegak di tengah-tengah halamanrumahnya. Sementara Dewa Pedang Emas berada agakjauh di kiri. Bayangan Malaikat jaraknya sekitar tigatombak di kanan. Ki Rangkuti melihat genggamantangannya yang menangkap sinar merah tadi.

"Panah merah...," desisnya begitu melihat sebatang anakpanah kecil berwarna merah darah di telapak tangannya.

Anak panah merah itu terbungkus oleh daun lontar yangdiikat pita merah. Ki Rangkuti langsung melepaskan pitamerah yang mengikat daun lontar itu. Sementara keduasahabatnya sudah mendekati dan berdiri di samping kiridan kanan.

"Rangkuti, kutunggu kau di Lembah Bunga Bangkaitepat tengah malam ini," gumam Dewa Pedang Emas yangikut membaca tulisan di sehelai daun lontar.

"Kau kenal dengan senjata itu?" tanya BayanganMalaikat.

Ki Rangkuti tidak segera menjawab. Sejak pertama kalididapatkan senjata anak panah kecil merah ini, otaknyaselalu berputar mengingat-ingat. Barangkali saja dia pernah

Page 39: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

bentrok dengan orang yang biasa menggunakan senjata ini.Tapi rasa-rasanya belum pernah kenal dengan senjata inisebelumnya.

"Kehidupan pendekar memang selalu dikelilingi musuh.Bisa saja orang itu murid dari salah satu musuhmu," kataDewa Pedang Emas.

"Mungkin juga, aku tidak pernah melihat senjata jenis inisebelumnya," sahut Ki Rangkuti setengah bergumam.

"Sekarang bagaimana? Kau akan penuhi tantangan itu?"tanya Dewa Pedang Emas lagi.

"Bagaimana dengan Buto Dungkul?" Bayangan Malaikatseolah mengingatkan.

"Itu urusan belakangan," sahut Ki Rangkuti.

Dewa Pedang Emas dan Bayangan Malaikat salingberpandangan. Mereka sama-sama mengangkat bahu.Persoalan yang dihadapi Ki Rangkuti saat ini memang tidakringan. Satu persoalan belum juga tuntas, sudah datang lagipersoalan lain.

"Kami akan mendampingimu nanti malam," kata DewaPedang Emas 'Terima kasih."

***

Page 40: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

4

Malam gelap yang dingin menyelimuti seluruh LembahBunga Bangkai. Angin bertiup sedikit keras menyebarkanaroma tidak sedap. Sepanjang hari di lembah ini selalutercium bau seperti bangkai. Dan setiap setahun sekali dilembah ini selalu tumbuh sejenis bunga yang menyebarkanbau busuk selama tujuh hari. Itulah sebabnya lembah inidinamakan Lembah Bunga Bangkai. Tidak ada seorang punyang bersedia tinggal di situ. Masuk ke daerah sekitarlembah ini pun enggan.

Ki Rangkuti berdiri tepat di tengah-tengah batu besarmenantang sang dewi malam yang berada tepat di tengah-tengah atas kepala. Sudut ekor matanya melirik DewaPedang Emas dan Bayangan Malaikat yang bersembunyiagak jauh dari tempatnya berdiri.

"Hik hik hik...!" tiba-tiba terdengar suara tawa mengikik,menggema ke seluruh dataran Lembah Bunga Bangkai ini.

Ki Rangkuti memiringkan sedikit kepalanya, mencobamencari arah suara tawa tadi. Belum juga dapatmenentukan arahnya, tiba-tiba berkelebat sebuah bayanganmerah keluar dari gerumbul semak belukar di depan laki-laki tua itu.

"Nyi Rongkot..!" Ki Rangkuti terkejut begitu mengetahuisiapa yang kini berdiri di depannya.

"Hik hik hik..., kau masih ingat aku, Pendekar Jari Baja?Lama sekali kita tidak pernah lagi bertemu," perempuan tuayang masih kelihatan garis-garis kecantikannya itumenyebut julukan Ki Rangkuti.

Memang pada masa mudanya dulu, ketika malang-melintang dalam rimba persilatan, Ki Rangkuti punyajulukan Pendekar Jari Baja. Karena dia punya satu jurus

Page 41: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

yang membuat kesepuluh jari-jari tangannya sekuat baja."Tidak ada lawan yang mampu menandingi jurus yangdinamakan 'Sepuluh Jari Baja' itu.

"Hm..., kau membawa kedua sahabatmu. Kenapamereka bersembunyi seperti tikus? Undanglah mereka kesini agar bisa jadi saksi pada malam ini," kata Nyi Rongkotsetengah bergumam.

Dewa Pedang Emas dan Bayangan Malaikat yangmendengar semua kata-kata itu jadi terkejut juga. Tidakdisangka sama sekali kalau Nyi Rongkot mengetahuikehadiran mereka di Lembah Bunga Bangkai ini.

Merasa kehadirannya sudah diketahui, kedua o-rang itukeluar dari tempat persembunyiannya. Mereka melangkahmenghampiri dan berhenti setelah jaraknya dengan KiRangkuti sekitar tiga batang tombak lagi. Nyi Rongkotmengikik kecil melihat kedua sahabat Ki Rangkuti sudahmenampakkan diri.

"Apa maksudmu meminta aku datang ke sini, NyiRongkot?" tanya Ki Rangkuti.

"Aku hanya meminta anakku," sahut Nyi Rongkot.

Ki Rangkuti mendengus keras mendengar jawaban yangmemang sudah diduga sebelumnya ketika perempuan itumuncul. Sedangkan Dewa Pedang Emas dan BayanganMalaikat terkejut sekali mendengarnya. Dia tidak tahumaksud kata-kata Nyi Rongkot barusan. Mereka memangsudah mengetahui siapa perempuan berbaju serba merahini.

Nyi Rongkot masih terhitung saudara sepupu KiRangkuti. Dulu ketika sama-sama masih muda, merekatidak pernah akur dalam setiap langkah. Di samping itu,jalan hidup mereka berdua memang saling bertentangan. Ki

Page 42: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Rangkuti dikenal sebagai Pendekar Jari Baja yang berjalanlurus. Sedangkan Nyi Rongkot sampai sekarang masihmalang-melintang dengan julukan Ular Betina. Itulahsebabnya kenapa pada waktu puncak acara peresmianPadepokan Jatiwangi, Ki Rangkuti kelihatan tidakmenyukai kehadiran Nyi Rongkot.

"Dia bukan anakmu, Nyi Rongkot! Dia tidak pernahkenal siapa ibunya yang sebenarnya. Kau mencampakkanbegitu saja saat dia memerlukan kasih-sayang seorang ibu.Apakah pantas kau meminta dan mengakuinya sebagaianak? Tidak! Sekar Telasih bukan anakmu! Dia anakku!Aku yang merawat dan membesarkannya sejak masih bayimerah!" Ki Rangkuti membeberkan semuanya dengan suarakeras dan tegas.

"Aku hanya menitipkan Sekar Telasih padamu. Bukanuntuk mengakuinya sebagai anak!" dengus Nyi Rongkotalias Ular Betina.

"Apapun namanya kau telah membuang anakmu sendiri.Darah dagingmu!" sentak Ki Rangkuti gusar.

"Rangkuti! Suka atau tidak, kau harus mengembalikananakku!" geram Nyi Rongkot.

'Tidak!"

Nyi Rongkot menggeram marah. Matanya menyala-nyala menatap tajam pula. Sementara dua orang yangberdiri di belakang Ki Rangkuti perlahan-lahan melangkahmundur menjauh. Mereka tidak ingin ikut campur dalamurusan yang bersifat pribadi ini.

Dewa Pedang Emas menggeser kakinya mendekatiBayangan Malaikat Sepasang bola matanya tetap terarahpada Nyi Rongkot yang berdiri tegak di depan Ki Rangkuti.

Page 43: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Beberapa saat lamanya suasana di Lembah Bunga Bangkaiini jadi sepi senyap.

"Kau mengetahui persoalan itu, Bayangan Malaikat?"tanya Dewa Pedang Emas berbisik.

"Tidak Aku sendiri agak terkejut juga mendengarnya!"sahut Bayangan Malaikat terus-terang.

"Tidak kusangka kalau Sekar Telasih anak Ular Betina,"Dewa Pedang Emas setengah bergumam.

"Segalanya bisa terjadi dalam dunia ini," sahut BayanganMalaikat

"Ya, dan kita tidak mungkin mencampurinya."

"Benar, sebaiknya kita hanya menjadi saksi saja."

Dewa Pedang Emas dan Bayangan Malaikat duduk dibawah pohon yang besar dan rindang. Dua pasang matatetap tertuju ke depan dengan telinga terpasang lebarmendengarkan semua pembicaraan yang sudahmenghangat.

Sementara itu Nyi Rongkot menyumpah-nyumpah kesalkarena Ki Rangkuti masih tetap tidak ingin menyerahkanSekar Telasih. Begitu marahnya ia sehingga seluruh otot-otot lengannya menegang bersembulan. Wajahnya semakinmemerah-saga menahan kemarahan. Sedangkan KiRangkuti yang me-48 ngenal persis watak saudarasepupunya ini sudah bersiap-siap jika Nyi Rongkot mainkekerasan.

"Aku beri kesempatan sekali lagi, Rangkuti! Pilih salahsatu, serahkan Sekar Telasih atau kau mati!" kata NyiRongkot mengancam.

"Sekali aku bilang tidak, tetap tidak!" sahut Ki Rangkutitegas.

Page 44: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Kau memilih mampus, Rangkuti!" geram Nyi Rongkot.

"Itu lebih baik, berarti kau sengaja membiarkan SekarTelasih jatuh ke tangan Buto Dungkul!" sinis suara KiRangkuti

"Ha ha ha...!" Nyi Rongkot tertawa terbahak-bahakmendengar perkataan Ki Rangkuti. "Dasar, kakek tuajompo! Sudah pikun masih sok jual laga. Apakah kau tidakingat dengan surat pertamaku, heh?"

"Setan demit! Rupanya kau bersekutu dengan manusialiar itu!" geram Ki Rangkuti menyadari apa yang telahterjadi selama ini.

"Hik hik hik...!" Nyi Rongkot hanya tertawa mengikik

"Kubunuh kau iblis!" geram Ki Rangkuti "Kau tidakakan mampu, Rangkuti...."

"Yeaaah...!"

***

Ki Rangkuti yang sudah muak melihat tingkah saudarasepupunya ini langsung melompat menyerang. Keduatangannya bergerak cepat mengarah ke bagianbagian tubuhNyi Rongkot begitu kalanya menjejak tanah. Mendapatserangan yang cepat disertai pengerahan tenaga dalammembuat Nyi Rongkot berkelit sambil mengebutkantongkat berbentuk ularnya.

Pertarungan dua saudara yang bertentangan ituberlangsung cepat dengan menggunakan jurus-jurus mautdan berbahaya. Dalam waktu yang tidak terlalu lama,pertarungan sudah berjalan tidak kurang dari sepuluh jurus.Namun sampai saat ini belum ada yang kelihatan terdesak.Pertarungan masih berjalan seimbang dan cepat.

Page 45: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Kau melihat ada kejanggalan dalam pertarungan itu,Bayangan Malaikat?" tanya Dewa Pedang Emas.

"Ini bisa berbahaya kalau Rangkuti tidak cepatmenyadarinya," gumam Bayangan Malaikat.

Cara bertarung Ular Betina yang ogah-ogahan iturupanya juga disadari oleh Ki Rangkuti. Hal ini bukannyamembuat Ki Rangkuti jadi enggan, tapi malah semakinbernafsu untuk menjatuhkan lawan. Dia merasa kalau ulahUlar Betina yang tidak sungguh-sungguh hanyameremehkan dirinya saja.

Pada satu ketika, tangan kanan Ki Rangkuti menerobosmasuk ke arah dada Ular Betina. Begitu cepatnya sodokantangan itu, sehingga membuat perempuan tua itu jaditerkejut. Buru-buru diangkat tongkatnya dan disilangkan kedada.

"Uts!"

Ki Rangkuti yang sudah mengetahui kehebatan tongkatular Nyi Rongkot, segera menarik tangannya kembali. Diatahu kalau tongkat itu mengandung racun yang sangatmematikan. Hanya pemiliknya saja yang kebal terhadapracun tongkat maut itu.

Begitu menarik tangannya pulang, secepat kilat KiRangkuti mengangkat kakinya, mengibas ke arah pinggang.Nyi Rongkot menarik tongkatnya ke samping menjagapinggangnya dari sepakan kaki lawan. Lagi-lagi serangan KiRangkuti gagal total sebelum mencapai tujuan.

"Keluarkan keris Pancanagamu, Rangkuti!" seru NyiRongkot.

Selesai berkata begitu, Nyi Rongkot mengibaskan ujungtongkatnya mengarah ke dada lawan. Begity cepatnyakibasan itu, sehingga membuat Ki Rangkuti tidak bisa lagi

Page 46: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

menghindar. Jalan satu-satunya adalah menangkis. Padahaldia sekarang dalam keadaan kosong tanpa senjata. Secepatkilat Ki Rangkuti mencabut kerisnya yang berlekuk lima.

Tring!

Dua senjata beradu keras tepat di depan dada KiRangkuti. Bunga-bunga api memercik begitu dua senjataberadu. Pada saat itu juga Ki Rangkuti merasakantangannya bergetar kesemutan. Buru-buru dia melompatmundur tiga langkah.

"Hik hik hik...!" Nyi Rongkot terkikik dengan tongkatmenyilang di depan dada.

Bola matanya berbinar melihat keris hitam legamtergenggam di tangan Ki Rangkuti. Tatapannya tertujupada ujung keris yang berlekuk lima. Dari ujung-ujungnyayang runcing mengepulkan asap hitam yang sangat baumenyengat hidung. Tidak ada seorang pun yang sanggupbertahan lama mencium bau busuk yang terpancar darikeris Pancanaga itu.

Nyi Rongkot menghirup dalam-dalam uap busuk yangtersebar di selatarnya. Cuping hidungnya kem-bang-kempisseolah tengah menikmati bau yang harum menyegarkan.Jelas sekali kalau dia begitu kesenangan menghirup baubusuk yang keluar dari keris Pancanaga milik Ki Rangkuti.

Sementara dua orang yang duduk di bawah pohon,mulai mengerahkan hawa murni untuk menghalau baubusuk yang semakin lama semakin menyengat hidung.Kalau mereka orang biasa atau hanya memiliki tingkatkepandaian pas-pasan, mungkin sudah sejak tadi muntah-muntah dan pingsan. Dan begitu melihat Nyi Rongkotseperti kenikmatan menghirup udara busuk, mata merekajadi terbelalak seperti tidak percaya dengan penglihatansendiri.

Page 47: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Gila! Bagaimana mungkin dia bisa tahan oleh asapPancanaga?" dengus Ki Rangkuti keheranan melihat NyiRongkot sedikitpun tidak terpengaruh oleh uap berbaubusuk itu.

"Ah..., segar sekali rasanya," desah Nyi Rongkot sambilmenghirup udara yang berbau busuk dalam-dalam.

"Hesss..., hih!" Ki Rangkuti menarik napas dalam-dalam,lalu menghembuskannya dengan kuat

Bersamaan dengan itu, secepat kilat dia melompat sambilmenghunus kerisnya. Uap hitam mengepul tebal keluar darikelima lekukan keris berwarna hitam kelam itu. NyiRongkot memiringkan tubuhnya sedikit ke kanan Tusukankeris itu lewat sedikit di depan dadanya. Lalu dengan cepatdihentakkan tongkatnya menghalau keris Pancanaga.

Trak!

"Akh!" Ki Rangkuti memekik tertahan.

Tanpa dapat dicegah lagi, keris dalam genggamannyaterpental tinggi ke udara. Dan pada saat itu, meluncursebuah bayangan menyambar keris Pan-canaga, yangmelayang deras ke angkasa. Ki Rangkuti melenting dua kaliberputar di udara, lalu mendarat dengan kala sempoyongansejauh dua tombak dari Ular Betina itu.

Nyi Rongkot yang melihat ada sebuah bayanganmeluncur deras menyambar keris Pancanaga, langsungmelesat cepat mengejar bayagan itu. Ujung tongkatnyaterhunus mengarah ke bayangan yang sudah menyambarkeris hitam di udara.

Buk!

"Ikh!" Nyi Rongkot terpekik

Page 48: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Tanpa dapat dicegah lagi, tubuhnya meluruk deras kebawah. Namun dengan manis sekali mampu menjejaktanah dengan kedua kakinya Bayangan itu juga menukikderas turun ke bawah. Nyi Rongkot menggeram hebatdengan bola mata memerah nyalang.

"Setan!"

***

Seorang laki-laki muda dan tampan berdiri tegak diantara dua tokoh sakti yang tadi bertarung sengit. Di tangankanannya tergenggam keris hitam Pancanaga. Tampak dipunggungnya bertengger sebilah pedang bergagang kepalarajawali. Dengan baju rompi putih, sudah dapat dikenalisiapa pemuda tampan gagah itu. Dia, Pendekar RajawaliSakti.

Pendekar Rajawali Sakti atau Rangga, menatap NyiRongkot sebentar, lalu beralih pada Ki Rangkuti yangberdiri sambil memegangi tangan kanannya sendiri.Tampak darah mengucur dari jari-jari tangannya. Luka ditangannya terjadi akibat hentakan keras disertai tenagadalam yang cukup sempurna dari tongkat ular Nyi Rongkottadi.

"Kau terkena racun berbahaya, Paman," kata Ranggasambil melangkah menghampiri.

Ki Rangkuti membiarkan saja tangannya dipegang olehPendekar Rajawali Sakti itu. Jari-jari tangan Ranggabergerak cepat menotok sekitar pergelangan tangan yangmulai membiru kehitaman. Lalu di serahkan kerisPancanaga pada Ki Rangkuti. Tentu saja laki-laki tua itujadi keheranan dengan sikap anak muda yang jelas-jelasberpihak kepadanya.

Page 49: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Keluarkan darah yang mengandung racun. Gunakanpisau biasa," kata Rangga.

Belum sempat Ki Rangkuti mengucapkan apa-apa,Pendekar Rajawali Sakti sudah meninggalkannya. Ranggamelangkah menghampiri Nyi Rongkot yang menyumpah-nyumpah karena serangannya gagal akibat campur tangananak muda yang kini sudah berdiri di depannya.

"Setan belang! Minggir! Jangan coba-coba campuriurusanku!" bentak Nyi Rongkot geram.

"Aku tidak akan mencampuri urusanmu kalau kau tidakberlaku kejam," sahut Rangga kalem.

"Buka matamu lebar-lebar, bocah. Siapa di antara akudan dia yang paling kejam?!" sinis suara Nyi Rongkot

"Aku sudah tahu semua, dan sudah berada di sinisebelum kalian semua datang. Tidak sepatutnya kaumenuntut dengan cara begitu. Pertumpahan darah bukanpenyelesaian yang terbaik," tenang sekali Rangga berkata.

"Edan! Monyet buntung! Sebutkan gurumu! Lancangsekali kau berkhotbah di depanku. Apa matamu sudah buta,sehingga tidak melihat siapa yang ada di depanmu, heh?!"merah-padam muka Nyi Rongkot

Kata-kata Pendekar Rajawali Sakti yang tenang. Sangattepat menusuk jantung. Rangga tahu siapa yang berdiri didepannya ini. Dia seorang tokoh tua yang pilih tanding.Tapi jelas Rangga tidak bisa melihat kekejaman berlangsungdi depan matanya.

"Aku tahu siapa kau. Perempuan tua yang berjuluk UlarBetina. Perempuan yang tidak mau mengakui darahdagingnya sendiri. Apakah pantas setelah kau menyerahkananakmu sendiri, lalu kau meminta kembali dengan carapaksa? Membunuh sepuluh orang yang tidak berdosa! Dan

Page 50: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

sekarang, kau hampir membunuh orang yang mengurus danmembesarkan anakmu. Semua orang pasti akanmengutukmu, Nyi Rongkot!"

"Bedegul! Berani kau jerkata begitu padaku!" "Anak kecilpun akan mengatakan begitu padamu."

"Setan! Kau harus mampus!" Selesai memaki, NyiRongkot berteriak nyaring. Tongkatnya dikebutkan dengancepat sambil melompat menenang Pendekar Rajawali Sakti.Kemarahan yang sudah meluap membuat Ular Betina itulangsung menyerang dengan jurus-jurus maut.

Tongkat berbentuk ular berkelebatan cepat menimbulkansuara angin menderu-deru di selatar tubuh PendekarRajawali Sakti. Setiap kibasannya mengandung hawadingin menusuk tulang. Hawa yang mengandung uap racundahsyat mematikan. Tapi semuanya tidaklah berarti samasekali bagi Pendekar Rajawali Sakti yang kebal terhadapsegala jenis racun.

Dalam tubuh Rangga sudah mengandung zat penangkalsegala jenis racun yang sudah menyatu dalam alirandarahnya. Duapuluh tahun tinggal di Lembah Bangkai,selama itu pula hanya memakan jamur yang mengandungkhasiat penawar segala jenis racun. (Baca Serial PendekarRajawali Sakti dalam kisah Iblis Lembah Tengkorak).

Ular Betina semakin mengkelap melihat lawannya tidakterpengaruh sama sekali dengan uap racun yang keluar daritongkat saktinya. Biasanya tidak ada seorang lawan punyang sanggup melayani kalau jurus 'Tongkat Beracun'sudah keluar dalam sepuluh jurus. Tapi kini sudah lebihdari sepuluh jurus Pendekar Rajawali Sakti itu masihmampu menandinginya. Bahkan tidak sedikit pun kelihatanterdesak. Malahan tidak jarang memberikan seranganbalasan yang cukup berbahaya.

Page 51: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Mampus kau, hih!" dengus Nyi Rongkot geram.

Seketika diputar tongkatnya dengan cepat dari bawah keatas. Rangga hanya menundukkan kepalanya sedikit, dantongkat itu mendesing di atas kepalanya. Begituserangannya lewat menerpa angin, Nyi Rongkot cepatmenarik tongkatnya sedikit, dan dengan kecepatan kilatditusukkan tepat ke arah dada Rangga.

Pendekar muda ini memiringkan tubuhnya ke kanan.Ujung tongkat itu lewat di depan dadanya. Dengan jarinyadisentil tepat pada ujung tongkat yang runcing. NyiRongkot terkejut karena dari ujung tongkat sampai pangkallengannya bergetar ketika ujung tongkatnya tersentil.

"Kurang ajar, hih!" Nyi Rongkot mengumpat sambilcepat-cepat menarik kembali tongkatnya.

Tepat ketika Nyi Rongkot menarik pulang tongkatularnya, kaki Rangga melayang deras ke atas. Buk! Tanpadapat dicegah lagi, kibasan kaki yang cepat bagai geledekitu menghantam dadanya. Nyi Rongkot mengeluh pendek.Tubuhnya terdorong tiga langkah ke belakang. Cepatdigerakkan tangannya untuk menghilangkan rasa sesakyang menyelimuti dadanya.

Rangga berdiri tegak bertolak pinggang. Bibirnyatersenyum tipis mengejek. Nyi Rongkot mendengus geram>langsung menyilangkan tongkatnya di depan dada.Kemudian dengan cepat diputarnya tongkat itu bagaibaling-baling. Suara angin menderu-deru bagai hendak adabadai topan.

Dengan tiba-tiba perempuan tua itu menghantam ujungtongkatnya ke tanah. Lalu secepat kilat dia memindahkanujung tongkat ke dalam genggaman. Pelan-pelan tangannyamengangkat tongkat itu.

Page 52: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Naga Merah...!" teriak Nyi Rongkot tiba-tiba.Bersamaan dengan terdengarnya teriakan itu, mendadaktongkat sakti Ular Betina berubah jadi seekor ular berwarnamerah menyala. Rangga tersentak kaget, dan langsungmelompat mundur sejauh satu batang tombak. Ular ditangan Nyi Rongkot meliuk-liuk dengan suara mendesis-desis. Dari mulutya keluar asap kemerahan seirama dengansuara desisannya.

"Celaka! Anak muda itu bisa mati!" sentak Ki Rangkutiyang kini sudah didampingi oleh dua sahabatnya.

"Jarang sekali Nyi Rongkot mengeluarkan ilmu 'NagaMerah'nya," gumam Dewa Pedang Emas.

"Kita harus mencegah sebelum terlambat," kataBayangan Malaikat.

"Mustahil! Ilmu 'Naga Merah' tidak bisa ditarik sebelummendapatkan korban," dengus Ki Rangkuti.

Dua orang yang berdiri mengapit Ki Rangkuti terdiam.Mereka memang sudah mendengar kehebatan ilmu 'NagaMerah'. Kalau Nyi Rongkot sudah mengeluarkannya, sulituntuk ditarik kembali sebelum jatuh korban. Mereka hanyaterdiam memandang iba pada Pendekar Rajawali Sakti.

***

Sambil melompat cepat, Nyi Rongkot melepaskantongkatnya yang sudah berubah jadi ular berwarna merahdarah. Ular itu meluncur cepat mengarah ke dada PendekarRajawali Sakti. Hanya dengan memiringkan tubuhnyasedikit ke samping, ular itu lewat di depan dada. Namunbelum juga Rangga merubah posisinya, kaki Nyi Rongkotmelayang deras.

Buk!

Page 53: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Rangga tidak bisa berkelit lagi. Punggungnya terhajartendangan keras yang disertai pengerahan tenaga dalam.Tiga langkah Pendekar Rajawali Sakti itu terdorong kedepan. Lalu dengan cepat dia berputar sambilmengembangkan kedua tangannya ke samping. Keduatangan membentang lebar, bergerak cepat diikuti geserankaki yang menyuruk tanah.

Wut, wut!

Pendekar Rajawali Sakti mengebutkan kedua tangannyabergantian. Begitu cepatnya kibasan tangan yang disertaigerakan tubuh yang lincah, membuat Nyi Rongkot sedikitkerepotan menghindari serangan jurus 'Sayap RajawaliMembelah Mega'.

Pada saat perempuan tua itu kerepotan menghindarikibasan tangan Pendekar Rajawali Sakti, tiba-tiba mulutnyamendesis bagai ular. Dan tiba-tiba saja berkelebat sebuahbayangan merah panjang ke arah Pendekar Rajawali sakti.Ular yang meliuk-liuk melayang bagai kilat, langsungmenyambar tubuh Rangga.

Serangan yang datang tiba-tiba tanpa diduga itumenyebabkan Pendekar Rajawali Sakti sedikit terperangah.Buru-buru dimiringkan tubuhnya sambil mengibaskantangan kanannya. Ular merah jelmaan tongkat NyiRongkot, meliuk membentuk putaran, dengan kepalameluruk deras ke arah pundak. Cras!

"Akh!" Rangga memekik tertahan.

Pundak sebelah kiri tak dapat lagi dilindungi. Ular merahitu berhasil menancapkan giginya dan merobek pundakPendekar Rajawali Sakti. Darah segar langsung mengucurderas. Rangga segera menghantam tubuh ular itu. Tapigerakan yang selalu meliuk-liuk, membuat hantamannyahanya mengenai angin kosong.

Page 54: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Hiyaaa!"

Mendadak Ular Betina berteriak nyaring. Bagai anakpanah lepas dari busur, tubuhnya meluncur deras dengankedua telapak tangan terbuka. Rangga yang sibuk olehserangan ular merah, terkejut melihat dua telapak tanganberwarna merah meluncur deras ke arahnya.

Buru-buru dia melompat ke udara, namun gerakannyaterhambat karena ular merah kembali menyerang dari ataskepala. Rangga mengibaskan tangan larinya ke atas,sehingga pertahanan dadanya jadi terbuka lebar.

Buk!

"Aaakh...!"

Tubuh Pendekar Rajawali Sakti terlontar sejauh duabatang tombak ke belakang. Kedua telapak tangan NyiRongkot yang mengerahkan ilmu 'Naga Merah', berhasilbersarang telak di dada Pendekar Rajawali Sakti. Derassekali tubuh Rangga meluncur, dan terbanting ke tanah.

Dua tapak tangan berwarna merah tergambar di dada.Rangga memuntahkan darah kental kehitaman darimulutnya ketika telah mampu bangun. Seluruh bagianrongga dadanya terasa nyeri dan sesak, Sebentar digerak-gerakkan tangannya menghimpun hawa mumi di dalamtubuhnya, lalu berdiri tegak dengan mata menatap tajamNyi Rongkot. Ular merah membelit tangan kananperempuan tua itu.

"Dadaku..., ukh!" Rangga mengeluh. Dadanya terasanyeri dan sesak sekali. Sepertinya seluruh tulang-tulangdadanya remuk. Hawa murni yang dialirkan ke ronggadada membuatnya kembali memuntahkan darah kentalkehitaman. Saat Pendekar Rajawali Sakti itu tengah

Page 55: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

bergelut dengan rasa nyeri di dada, mendadak Nyi Rongkotsudah melompat bagai kilat menyerang lagi.

"Mampus kau, bocah setan!" teriak Nyi Rongkot.Rangga berkelit sambil mengempos ilmu meringankantubuhnya. Kemudian dia berlari-lari kencang mengelilingiUlar Betina itu. Sambil berlari berkeliling, PendekarRajawali Sakti mengeluarkan jurus andalan yang terakhir,yaitu 'Seribu Rajawali'.

Sungguh luar biasa, tubuh Pendekar Rajawali Saktibagaikan berjumlah seribu orang banyaknya mengepunglawan. Nyi Rongkot tampak tenang-tenang sajamenghadapi kepungan seribu orang Pendekar RajawaliSakti.

"He he he...," Nyi Rongkot malah tertawa terkekeh."Yeah!"

Satu jeritan keras terdengar melengking tinggi.Bersamaan dengan itu, kedua tangan Nyi Rongkotterangkat ke atas. Ular Merah bergerak cepat memutarikedua tangan yang jari-jemarinya bergerak-gerak. Tampakkedua tangan Ular Betina itu seperti dikelilingi sinar merah.

"Bubar...!" teriak Nyi Rongkot tiba-tiba.

Seketika itu juga dari gulungan sinar merah di tanganUlar Betina itu, memijar percikan bola-bola api ke segalapenjuru. Bola-bola api itu langsung menghantam satupersatu tubuh dari pecahan Pendekar Rajawali Sakti. Satupersatu bayangan tubuh itu lenyap dengan cepat. Danakhirnya tinggal satu saja yang tinggal.

"Bedebah!" dengus Rangga geram. "He he he..., ilmuandalan apa yang bisa kau keluarkan bocah setan?" ejek NyiRongkot terkekeh.

"Lihat ini, iblis betina!" rungut Rangga. Sret!

Page 56: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Seketika itu juga tagan kanan Pendekar Rajawali Saktimenarik pedang pusaka dari warangkanya. Sinar birumenyilaukan membias menerangi sekitarnya. Nyi Rongkotmundur dua langkah ke belakang ketika melihat pamorPedang Rajawali Sakti.

"Rasakan Pedang Rajawali Sakti, iblis betina!" teriakRangga keras.

"Yeaaah...!"

Rangga menerjang bagai kilat sambil mengayun-ayunkanpedang pusakanya. Sinar biru menyilaukan berkelebat cepatmengurung tubuh Ular Betina. Pertarungan dua tokoh saktikembali berlangsung cepat dan berbahaya. Masing-masingtelah mengeluarkan ilmu andalannya yang paling dahsyat.

Sinar merah berkilau berkelebat menjadi satu, salingsambar. Tubuh kedua tokoh sakti itu bagai lenyap ditelandua sinar yang berkelebat cepat. Sinar biru yang memancardari Pedang Rajawali Sakti, semakin lama semakin berkilaumenyilaukan mata.

Tampak kedua mata Nyi Rongkot mulai berair terkenapancaran sinar Pedang Rajawali Sakti. Pandangannyamenjadi buram tak mampu melihat jelas. Sekuat tenaga diaberusaha mengimbangi ilmu pedang

Rajawali Sakti Kejadian yang hampir sama juga dialamioleh Pendekar Rajawali Sakti. Sinar merah ilmu 'NagaMerah' menyalatkan matanya.

Pada suatu saat, tiba-tiba Ular Betina berteriak nyaring.Kemudian tubuhnya melambung tinggi ke udara. PendekarRajawali Sakti ikut melayang deras mengejar. Ular Betinamelepaskan ular merah jelmaan tongkat saktinya. Ular itumeluncur deras ke arah Rangga.

Wut!

Page 57: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Pendekar Rajawai Sakti mengecutkan pedangnya,membabat kepala ular yang menganga lebar. Namunsabetan pedang itu hanya menyambar angin, dengan lincahsekali ular merah meliukkan tubuhnya menghindari babatanpedang Rajawali Sakti. Pada saat yang bersamaan, kaki NyiRongkot terangkat dan....

Buk!

"Akh!" Pendekar Rajawali Sakti memekik tertahan.Tubuhnya langsung meluruk deras ke bawah.

"Hiyaaa...!" Nyi Rongkot mengejar sambil mendorongkedua tangannya ke depan.

"Aaa...!" Rangga berteriak nyaring.

Kedua telapak tangan Nyi Rongkot yang merah berhasiltelak memukul punggung Pendekar Rajawali Sakti itu. Takampun lagi Rangga jatuh keras di tanah. Tubuhnyabergulingan membentur batu besar Pedang Rajawali Saktiterlepas dari genggamannya. Bagian dada dan punggungtergambar sepasang telapak tangan berwarna merahmenyala.

Manis sekali Ular Betina mendarat di tanah. Keduatangannya segera terangkat tinggi-tinggi. Sinar merahmenyala dari kedua telapak tangannya. Lalu dengan cepatmengebut ke depan. Dua bias sinar merah meluncur deraske arah Pendekar Rajawali Sakti yang masih menggeletak ditanah.

Rangga menjerit-jerit ketika sinar merah menggulungtubuhnya. Dia menggeliat-geliat di tanah dengan seluruhtubuh terbalut warna merah. Pohon-pohon dan batu hancurberantakan diterjang tubuh Pendekar Rajawali Sakti yangbergulingan sambil berteriak-teriak keras. Cahaya merahmenyala masih mengurung dirinya.

Page 58: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Ha ha ha...!" Nyi Rongkot tertawa terbahak-bahak."Mampus kau, bocah setan!"

"Kraaagh...!" tiba-tiba terdengar suara raunganmenggelegar.

Mendadak satu bayangan besar dan hitam melesat cepatmenukik dari atas. Nyi Rongkot terkejut ketika tiba-tibamerasakan sapuan angin bagai topan mengarah ketubuhnya. Secepat kilat dia melompat menghindari sapuanderas itu. Nyi Rongkot berputar dua kali di udara, tubuhnyaagak limbung saat kakinya menjejak tanah. Angin bagaibadai topan yang hampir melontarkan tubuhnya lewathanya beberapa jengkal saja

Mata Nyi Rongkot membelalak lebar setelah melihatseekor rajawali raksasa melayang-layang di atas tanahdengan kecepatan tinggi. Suaranya menggelegarmemekakkan telinga seakan ingin meruntuhkan LembahBunga Bangkai ini. Nyi Rongkot segera menuding ularmerah yang bergerak-gerak di tanah dengan jaritelunjuknya. Seketika itu juga sinar merah meluncurlangsung menerpa ular merah itu.

"Hsss...!" desisan keras terdengar.

Tiba-tiba saja ular yang tadinya sebesar tongkat, berubahmembesar. Setelah tubuhnya mencapai sebesar batangpohon kelapa, langsung menyerang burung rajawali sakti.Itulah ilmu tingkat akhir 'Naga Merah'. Ular itu menjadibesar seperti seekor naga berwarna merah menyala. Lidah-lidah api menyembur dari lubang hidung dan mulutnya.

"Khraaagh...!" rajawali memekik keras.

Seketika tubuhnya melesat ke udara, lalu kembalimenukik deras ke arah kepala naga. Semburan api keluar

Page 59: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

saat cakar-cakar rajawali raksasa hampir mencapai kepalanaga merah itu.

Secepat kilat burung raksasa itu berkelit dari sambaranapi. Langsung meluruk menghantam tubuh naga merah.

Ular naga merah itu menggerung dahsyat begitu paruhburung rajawali raksasa menyobek kulit tubuhnya. Belumsempat balas menyerang, tahu-tahu cakar burung raksasaitu sudah mencengkeram kuat. Sayap yang lebar mengepak

kencang menimbulkansuara angin yang kerasmenderu.

Nyi Kongkot yangmelihat ular naga jelmaantongkat saktinya terangkatnaik, segera melompatmenerjang burung rajawaliraksasa. Kedua tangannyayang berwarna merah,didorong ke depan.Secercah sinar merahmeluncur deras ke arahburung raksasa itu.

Tepat pada saat itu,burung rajawali itu melemparkan ular naga yang sebesarbatang pohon kelapa ke arah Nyi Rongkot. Cepat sekali diamenukik turun sehingga sinar merah yang dilepaskan NyiRongkot tidak mengenai sasaran. Sayap rajawali raksasayang besar, mengibas dan....

"Aaakh!" Nyi Rongkot terpekik.

Dalam keadaan tubuh masih di udara, Ular Betina tidakbisa berkelit. Dengan telak sayap rajawali itu menghantamtubuhnya. Nyi Rongkot terpelanting keras jatuh ke tanah.

Page 60: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Bersamaan dengan itu, ular naga ciptaannya juga melurukmenghantam tubuhnya. Nyi Rongkot meraung keras sambilmenggelimpang keluar dari himpitan badan ular yang besardan berat.

"Graaahg...!" rajawali raksasa memekik nyaring.

Bagai kilat tubuhnya melesat menyambar tubuhPendekar Rajawali Sakti dan pedang pusaka yangmenggeletak di tanah. Tubuh Rangga serta pedang pusakaitu dicengkeram dengan jari-jari kalanya. Hanya sekejapmata saja burung rajawali raksasa itu telah membumbungtinggi ke angkasa.

***

Page 61: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

5

Nyi Rongkot menggeram sambil berusaha bangun. Ularnaga merah jelmaan tongkat sakti miliknya sudah kembalike bentuk asalnya. Kibasan sayap burung rajawali raksasamembuat seluruh tubuhnya nyeri. Seluruh tulang-tulangtubuhnya bagaikan remuk Tertatih-tatih dihampiri tongkatsaktinya yang menggeletak di tanah.

Mata perempuan tua itu memandang ke sekitar LembahBunga Bangkai. Kegelapan masih menyelimuti sekitarnya.Kabut tebal bergulung-gulung membuat udara betambahdingin. Lagi-lagi dia menggeram begitu menyadari KiRangkun dan kedua sahabatnya sudah tidak kelihatan lagibatang hidungnya.

"Sial, dasar pengecut!" dengus Nyi Rongkot.

Merasa tidak ada gunanya lagi berlama-lama di lembahyang selalu menyebarkan bau busuk ini, perempuan tua itumengayunkan kakinya pergi. Digunakannya ilmumeringankan tubuh, sehingga dalam waktu sebentar sajasudah tidak tampak lagi tertelan kabut tebal.

Ular betina itu tidak tahu kalau Ki Rangkuti masihbelum jauh dari tempat pertarungan tadi. Ki Rangkuti yangdidampingi dua sahabatnya bersembunyi di balik batu besaragak jauh dari arena pertarungan ketika Nyi Rongkotmengeluarkan ilmu 'Naga Merah'. Mereka tidak ingin matikonyol terkena keganasan ilmu 'Naga Merah'.

"Luar biasa...," gumam Dewa Pedang Emas menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dunia persilatan bakal hancur kalau tidak ada yang bisamenandingi ilmu 'Naga Merah'." sambung BayanganMalaikat.

Page 62: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Pedang Emasku juga belum tentu bisa menandinginya,"ujar Dewa Pedang Emas jujur.

"Ya. Sepuluh orang seperti kita pun belum tentu bisamenandingi kehebatan ilmu itu," sambung BayanganMalaikat.

Tiba-tiba kedua orang itu terdiam. Mata merekalangsung menatap Ki Rangkuti yang sejak tadi hanyaterdiam dengan pandangan kosong ke depan. Merasadirinya dipandangi, Kepala Desa Jatiwangi itu menolehsambil menarik napas panjang.

"Aku yakin, anak muda itu pasti Pendekar RajawaliSakti," pelan suara Ki Rangkuti terdengar.

"Apakah dia mati?" tanya Bayangan Malaikat yangsudah tahu siapa anak muda itu ketika telah mengeluarkanpedang berwarna biru berkilau

"Entahlah," desah Ki Rangkuti.

"Aku juga telah mendengar sepak terjang PendekarRajawali Sakti. Ternyata berita yang kudengar bukan isapanjempol belaka," Dewa Pedang Emas bergumam.

"Sebaiknya kita tinggalkan tempat ini," ajak Ki Rangkuti.

Tanpa banyak bicara lagi mereka segera melangkahmeninggalkan Lembah Bunga Bangkai. Mereka berjalanbiasa tanpa mengerahkan ilmu meringankan tubuh. Tak adayang bicara sampai tiba di luar batas lembah yang berbaubusuk itu.

"Sebentar!" tiba-tiba Dewa Pedang Emas berhentimelangkah.

"Ada apa?" tanya Ki Rangkuti seraya berhentimelangkah.

Page 63: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Apa tidak sebaiknya kita datangi saja manusia liar ButoDungkul?" Dewa Pedang memberi usul.

"Jangan!" sergah Bayangan Malikat. "Keselamatan SekarTelasih lebih penting daripada manusia liar itu."

"Benar. Apapun yang terjadi, Sekar Telasih tidak bolehjatuh ke tangan Buto Dungkul. Apa lagi sampai dibawa NyiRongkot, meskipun ibu kandungnya sendiri," Ki Rangkutimenyetujui kata-kata Bayangan Malaikat

"Jangan-jangan Ular Betina langsung ke DesaJatiwangi," gumam Ki Rangkuti.

"Celaka! Kita harus cepat ke sana sebelum terlambat!"seru Bayangan Malaikat

"Kalian berdua saja ke sana, aku akan ke HutanGading," kata Dewa Pedang Emas.

"Mau apa kau ke sana?" tanya Ki Rangkuti.

"Aku ingin coba kehebatan manusia liar itu," sahutDewa Pedang Emas.

"Gila! Apa kau sudah tidak pikir dua kali, Dewa PedangEmas?" ujar Bayangan Malaikat kaget

"Aku belum pernah punya persoalan dengan ButoDungkul. Kini, aku akan membuat persoalan dengannya.Hal ini untuk memecahkan perhatiannya ter-70 hadapmu,Rangkuti," kata Dewa Pedang Emas.

"Kau akan sia-sia, Dewa Pedang Emas," kata KiRangkuti terharu.

'Tidak ada yang sia-sia dalam hidup. Aku akantersenyum puas meskipun hanya mencederai sedikit saja."

Bayangan Malaikat akan membuka mulut hendakmencegah kenekatan Dewa Pedang Emas, tapi cepat

Page 64: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

dikatupkan lagi mulutnya. Dewa Pedang Emas sudahmemberi isyarat dengan menggoyang-goyangkan telapaktangannya.

"Pergilah. Mudah-mudahan kalian bisa menyelamatkanSekar Telasih," kata Dewa Pedang Emas.

Setelah berkata demikian, Dewa Pedang Emas segeramengerahkan ilmu meringankan tubuhnya. Dalam sekejapmata saja ia sudah berlari meninggalkan kedua sahabatnya.Cukup tingginya ilmu meringankan tubuh yang dimiliki,sehingga dalam waktu yang singkat, hanya terlihat titikpunggungnya saja di kejauhan. Ki Rangkuti mendesah beratsetelah bayangan tubuh Dewa Pedang Emas tidak terlihatlagi.

"Nekad! Aku tidak yakin dia mampu mengalahkan ButoDungkul," dengus Bayangan Malaikat setengah bergumam.

"Kita doakan semoga selamat," sahut Ki Rangkuti. "Ayo,kita harus cepat sebelum terlambat!"

"Mari."

***

Bagaimana dengan nasib Pendekar Rajawali Sakti yangdapat dikalahkan oleh Ular Betina? Burung Rajawaliraksasa membawanya pergi, langsung menuju ke LembahBangkai tempat Rangga yang kini bergelar PendekarRajawali Sakti digembleng selama duapuluh tahun. (BacaSerial Pendekar Rajawali Sakti dalam kisah Iblis LembahTengkorak).

Burung Rajawali Sakti itu memandangi tubuh Ranggayang tergolek pingsan di atas batu pipih di dalam goaLembah Bangkai. Di dadanya tergambar dua tapak tanganberwarna merah, burung raksasa itu menggeleng-gelengkankepalanya sebentar, kemudian paruhnya ditotok ke

Page 65: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

beberapa bagian tubuh Rangga. Sedangkan pedang pusakaRajawali Sakti tergeletak di sampingnya.

Kemudian dengan cakarnya digenggamnya tubuhRangga. Suaranya terdengar lirih. Sayapnya terkepak, dantubuhnya yang besar terangkat naik. Burung rajawaliraksasa itu membawa Rangga masuk lebih ke dalam goabesar yang pengap dan gelap.

Sampai pada satu relung yang luas, burung rajawali ituberhenti. Rangga diletakkan di atas tanah berpasir danberbatu-batu kerikil. Di sebelahnya tampak sebuah kolamberisi air yang berwarna kebiru-biruan bergolak mendidih.Suaranya terdengar gemuruh disertai letupan-letupan kecil.

"Arggghk!" burung rajawali raksasa mengeluarkan suaralirih.

Dengan paruhnya dia menggusur tubuh Ranggamendekati kolam mendidih. Air muncrat ke atas ketikatubuh Rangga tercebur ke dalam kolam. Rangga langsungtenggelam bersamaan dengan menggelegaknya air.Suaranya semakin terdengar bergemuruh keras. Seketika itujuga permukaan air menjadi berubah-ubah warnanya.

Agak lama juga Rangga tenggelam di dalam kolammendidih itu. Kemudian perlahan-lahan permukaan airkolam itu menjadi tenang. Setenang kolam biasa dan tidaklagi bergolak mendidih. Perlahan-lahan Rangga munculterangkat ke permukaan. Tampak seluruh tubuhnyaberkilau bagai tersiram cahaya. Aneh! Pakaiannya pun jadilebih bersih dan terang warnanya.

Beberapa saat Rangga terapung-apung di permukaankolam. Kemudian perlahan-lahan bergerak ke tepi. Kelopakmata pendekar muda itu masih terpejam apat Sampai ditepi, perlahan-lahan tubuhnya terangkat naik, lalu melayangke luar dari kolam yang kini jadi tenang.

Page 66: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Begitu Rangga sudah berada di atas batu pipih disamping kolam, air kolam kembali bergolak mendidih. Danwarnanya yang semula jernih, kini kembali jadi birubercahaya. Burung rajawali raksasa berjalan menghampiri.Paruhnya kembali bergerak cepat me-notok bagian-bagiantubuh Rangga.

"Oooh...!" Rangga menggerak-gerakkan kepalanya.

Perlahan-lahan kelopak matanya terbuka. Dia segerabangkit duduk ketika melihat burung rajawali raksasa ada disampingnya. Sebentar Rangga menge darkanpandangannya. Bibirnya tersenyum setelah mengenalitempat itu.

"Terima kasih, kau telah menyelamatkan nyawaku,"ucap Rangga berbisik.

Burung rajawali raksasa itu berkaokan gembira. Diamendesak desakkan kepalanya. Rangga memeluk,membelai-belai penuh kasih. Ingatannya kembali padapertarungannya melawan Ular Betina. Setinggi-tingginyailmu pasti masih ada yang lebih tinggi lagi. Batinnyaberkata sendiri.

Rangga memandangi burung rajawali raksasa yangberjalan lambat mendekati dinding goa itu. Dengan paruh,didorongnya sebuah batu yang menonjol. Batu ituterdorong masuk ke dalam. Tampak sebuah rongga yangcukup besar di dinding. Paruh burung rajawali raksasa itumasuk ke dalam, sebentar ke luar kembali. Kini di ujungparuhnya terjepit sebuah buku kumal berwarna merah.Rajawali raksasa itu kembali menghampiri Rangga danmenyerahkan buku di paruhnya.

Rangga membolak-balikkan buku itu. Dibukanyaselembar demi selembar. Ternyata buku itu berisi duamacam ilmu yang belum pernah dipelajarinya. Yang

Page 67: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

pertama ilmu 'Pedang Pemecah Sukma'. Dan yang keduailmu kesaktian 'Cakra Buana Sukma'.

"Hm, satu ilmu yang dipecah jadi dua bagian," gumamRangga. "Aku harus bisa menguasai dan menyatukankembali."

"Kraaagh...!"

"Ah, kau setuju aku menyatukan kedua ilmu itu?"rajawali itu mengangguk-anggukkan kepalanya. "Beri akupetunjuk, Rajawali Sakti."

"Argh!"

"Baiklah. Mungkin kau tidak mengerti ilmu ini. Akuakan mempelajarinya sendiri."

Rajawali itu mengepak-ngepakkan sayapnya. Kedua bolamatanya berbinar-binar, sepertinya bisa mengerti apa yangdiucapkan Rangga.

"Aku akan memulainya sekarang!"

***

Page 68: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

6

Sementara itu di Desa Jatiwangi, suasananya tampaktenang seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. KiRangkuti dan Bayangan Malaikat berjalan cepat menuju kerumah Kepala Desa Jatiwangi itu. Suasana rumah yangtampak sunyi membuat jantung laki laki tua yang masihkelihatan gagah itu jadi berdetak cepat. Tidak adaseorangpun yang kelihatan di sana.

Tapi kekhawatirannya yang sekejap itu hilang ketikamelihat seorang gadis cantik muncul di depan pintu. Gadisitu melangkah ke luar menghampiri kedua laki-laki yangmemang sedang menuju ke sana. Di pintu muncul lagiseorang pemuda tampan yang juga langsung ke luar. Satulengannya terbalut kain putih yang rapi. Dialah Darmasaka,putra kepala desa.

"Sekar Telasih...," desah Ki Rangkuti begitu gadis cantikitu sudah berdiri di depannya.

"Ayah dari mana saja semalam?" tanya Sekar Telasihmanja.

Ki Rangkuti tidak segera menjawab. Tangannyamerangkul bahu gadis itu. Kemudian dia melangkahmenuju ke beranda depan. Di belakangnya Darmasakaberjalan di samping Bayangan Malaikat.

Mereka berempat duduk melingkari meja marmer putih.Agak lama juga tidak ada yang bicara. Sedangkan mataBayangan Malaikat tidak lepas menatap wajah Ki Rangkuti.Meskipun bibir Kepala Desa Jatiwangi itu tersenyum, tapiBayangan Malaikat bisa merasakan keperihan di dalamhatinya

"Kelihatannya Ayah baru saja bertarung?" Darma-sakamenatap ayahnya dengan penuh selidik.

Page 69: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Ya...," desah Ki Rangkuti pelan.

"Dengan siapa?" tanya Sekar Telasaih.

"Musuh," sahut Ki Rangkuti berat.

Memang berat rasanya menceritakan semua denganbenar. Lebih-lebih saat matanya menatap wajah SekarTelasih. Tidak mungkin dia sanggup untuk mengatakankalau gadis itu bukan anak kandungnya sendiri. Beberapakali Ki Rangkuti menarik napas panjang danmenghembuskannya dengan berat

Darmasaka dan Sekar Telasih yang mengetahui ayahnyapunya persoalan berat, hanya saling pandang. Merekasama-sama mengangkat bahu dan menatap ayahnya.Mendapat pandangan penuh selidik dari kedua anaknya, KiRangkuti semakin kelihatan gelisah. Matanya menatapBayangan Malaikat seolah meminta dukungan.

"Sebaiknya kau ceritakan terus terang," kata BayanganMalaikat

"Ada apa sebenarnya, Paman?" tanya Darmasaka.

"Paman tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. HanyaAyahmu sendiri yang tahu," sahut Bayangan Malaikat

"Ada apa, Ayah? Kalau persoalannya sangat berat,mungkin bisa kami bantu," desak Sekar Telasih.

"Berat. Berat sekali," desah Ki Rangkuti. "Persoalannyamenyangkut dirimu."

"Aku?" Sekar Telasih menatap Ki Rangkuti seolah-olahtidak percaya.

"Kuharap kau bisa menerima dengan tabah, anakku,"lirih suara Ki Rangkuti.

Page 70: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Ada apa dengan diriku, Ayah? Katakan!" desak SekarTelasih. Mendadak saja perasaannya jadi tidak enak.

Baru juga Ki Rangkuti hendak membuka mulut,mendadak mereka dikejutkan oleh suara tawa mengikik.Suara tawa yang menggema seolah-olah datang dari segalapenjuru. Ki Rangkuti cepat melompat ke luar diikuti olehBayangan Malaikat.

Begitu kaM mereka menjejak tanah, berkelebat sinar-sinar merah mengarah pada Ki Rangkuti dan BayanganMalaikat. Mereka berlompatan menghindari sinar-sinarmerah yang membias dari beberapa batang anak panahkecil. Senjata-senjata rahasia itu datang bagaikan hujanderas, mengancam jiwa dua laki-laki yang berjumpalitanmenghindar.

Sementara Darmasaka sudah meloloskan pedangnyayang terbuat dari bahan perak mumi. Sekar Telasih yangberdiri di sampingnya juga sudah bersiap-siap dengan kipasbaja. Namun mereka masih berdiri di depan berandarumah, tidak lepas memandangi dua laki laki tua yang sibukberjumpalitan menghindari serbuan itu.

Mendadak Bayangan Malaikat berteriak nyaring.

Kemudian rubuhnya melambung tinggi ke udara.Tangan kanannya berputar cepat langsung mendorong kesatu arah. Suara ledakan terdengar keras, saat secercah sinarhijau meluncur deras dari tangan kanannya. Hampirbersamaan, berkelebat sebuah bayangan merah dari tempatterjadinya ledakan.

Hujan anak panah kecil merah seketika berhenti. Kini didepan Ki Rangkuti dan Bayangan Malaikat yang sudahturun kembali, berdiri seorang perempuan tua dengantongkat berbentuk ular di tangan. Perempuan tua itumenatap tajam Ki Rangkuti dan Bayangan Malaikat

Page 71: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

bergantian. Suara tawanya mengikik kecil begitu matanyamemandang Sekar Telasih yang berdiri di sampingDarmasaka.

"Rangkuti! Apakah dia anakku?" Nyi Rongkot menunjukSekar Telasih.

"Apa...?" Sekar Telasih terlongong.

"Hik hik hik..., tidak kusangka, kau cantik sekali," NyiRongkot terkikik sambil melangkah mendekati gadis itu.

"Nyi Rongkot!" bentak Ki Rangkuti.

"Kau tidak bisa mencegahku, Rangkuti. Aku akanmengambil anakku," kata Nyi Rongkot terus sajamelangkah menghampiri Sekar Telasih.

Begitu Nyi Rongkot sudah dekat, Darmasaka melompatke depan menghadang. Pedangnya melintang di depandada. Dia mengenali betul perempuan tua yang datangtanpa diundang ketika pesta peresmian PadepokanJatiwangi. Kini perempuan tua itu datang lagi dan hendakmembawa adiknya. Bahkan mengakui

Sekar Telasih, sebagai anaknya. Tentu saj5 Darmasakljadi muak.

"Minggir kau anak muda!" bentak Nyi Rongkot "Kauyang harus enyah dari sini!" balas Darmasaka ketus.

"Bedebah!"

Nyi Rongkot mengibaskan tongkat ular saktinya. Begitucepatnya bergerak, sehingga Darmasaka tidak bisa lagiberkelit. Dia segera mengangkat pedangnya untukmenangkis tongkat ular itu.

Trak!

Page 72: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Dua senjata beradu keras. Dan pedang Darmasakaterpental jatuh ke udara. Darmasaka sendiri terdorongmundur tiga tindak

Anak muda itu meringis sambil menguru-urutpergelangan tangannya yang menjadi kesemutan. Belumjuga disadari apa yang baru terjadi, tiba-tiba Nyi Rongkotsudah melompat bagai kilat sambil mengayunkan kakinya.Buk! Darmasaka yang memang masih jauh tingkatkepandaiannya tidak mampu berbuat apa-apa lagi. Kakikanan Nyi Rongkot telak menghantam dadanya.

Darmasaka tidak bisa lagi mengeluarkan suara.Tubuhnya meluncur deras menghantam tiang penyanggaserambi rumah. Tiang sebesar paha manusia dewasa ituhancur berantakan kena terjangan tubuh Darmasaka. Anakmuda itu jatuh bergulingan dan tak bergerak lagi. Darimulut dan lubang hidung mengalir darah kental kehitaman.Tampak dadanya hangus hitam melesak ke dalam.

"Iblis!" geram Ki Rangkuti begitu mengetahui putratunggalnya tewas terkena jurus 'Sengatan Ular Sendok'.

"Hik hik hik...," Nyi Rongkot terkikik.

Sekar Telasih membeliak melihat kekejaman perempuantua yang mengaku ibunya ini. Mulutnya ternganga lebarmemandangi mayat Dramasaka yang tergeletak di serambidepan rumah.

"Kubunuh kau, iblis!" geram Ki Rangkuti.

Laki-laki tua itu berteriak melengking sambil melompatmenerjang.

Trak!

Dua senjata beradu keras, sehingga menimbulkan pijaranbunga api. Ki Rangkuti yang sudah dikuasai amarah, tidak

Page 73: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

peduli lagi dengan tangannya yang seketika nyerikesemutan. Dia segera mengirimkan tendangan geledek.Nyi Rongkot memiringkan tubuhnya sedikit, dan tendangangeledek itu hanya lewat di samping pinggangnya. Pada saatyang bersamaan, tongkat ular sakti dikibaskan NyiRongkot.

"Akh!" Ki Rangkuti memekik tertahan.

Ujung tongkat ular itu menghantam pergelangan tangankanannya yang menggenggam keris. Hantaman kerasdisertai pengerahan tenaga dalam itu membuat keris ditangan Ki Rangkuti terpental tinggi ke angkasa. Secepatkilat Bayangan Malaikat melompat mengejar keris yangmengeluarkan bau bangkai itu.

Pada saat yang kritis, Nyi Rongkot menyambar tubuhSekar Telasih. Cepat sekali dia menotok jalan darah gadisitu hingga pingsan lemas. Sekar Telasih yang belumberpengalaman dalam dunia persilatan, tidak dapat berbuatapa-apa. Tubuhnya kini sudah berada dalam gendonganNyi Rongkot di pundak.

"Sekar...!" Ki Rangkuti berteriak nyaring. Nyi Rongkotsudah lebih dulu mencelat bagai kilat. Dalam sekejap matasaja tubuhnya tidak terlihat lagi. Ki Rangkuti jatuh lemasterduduk di tanah. Kedua tangannya terkepal memukul-mukul tanah di depannya. Bayangan Malaikat yang sudahturun membawa keris pusaka Ki Rangkuti, menghampiriKepala Desa Jabwangi itu. Dia langsung duduk berlutut didepannya. Tangannya terulur menyerahkan keris hitamyang memancarkan bau busuk tidak sedap. BayanganMalaikat sendiri sudah hampir tidak tahan lagi. Dadanyaseperti akan pecah menahan napas

Page 74: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Aku akan mengejarnya!" dengus Ki Rangkutimenggeram sambil menyarungkan kerisnya kembali dipinggarlg.

"Bagaimana dengan Darmasaka?" Bayangan Malaikatmengingatkan.

'Oh!"

Ki Rangkuti langsung bangkit dan berlari menghampiritubuh Darmasaka yang menggeletak tak bernyawa lagi. Diamemeluk mayat itu dan menangis. Bayangan Malaikathanya bisa menarik napas panjang, tidak tahu harus berbuatapa

'Tunggu pembalasanku, Rongkot...!" teriak Ki Rangkutikeras.

***

Nyi Rongkot berlari cepat bagaikan terbang sajalayaknya. Di pundak kanannya terpondong rubuh rampingdengan rambut hitam panjang terurai melambai-lambai.Dilihat dari arah yang dituju, jelas kalau dia menuju keHutan Gading. Hutan tempat Buto Dungkul tinggal.

Begitu tingginya ilmu meringankan tubuh yang dimilikiperempuan tua yang bergelar Ular Betina itu, sehingga yangterlihat hanya bayang-bayang merah saja berkelebatan diantara pepohonan. Ketika tiba di tepi Hutan Gading,mendadak terdengar suara bentakan keras disertaipengerahan tenaga dalam.

"Berhenti!"

Nyi Rongkot langsung berhenti. Matanya merah nyalangmenatap seorang laki-laki yang berdiri menghadang didepan. Laki-laki yang berumur sekitar limapuluh tahun,namun masih kelihatan gagah dan tampan itu menghunus

Page 75: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

sebuah tombak bermata tiga. Pakaiannya berwarna biru danketat memetakan bentuk tubuhnya yang kekar atletis.

"Singa Lodra...," desis Nyi Rongkot mengenali laki-lakiyang menghadang di depannya.

"Tinggalkan Sekar Telasih di sini, Ular Betina!" dingindan datar suara Singa Lodra.

"Hik, rupanya kau juga menginginkan gadis ini, SingaLodra. Dia sudah berada di tanganku, tidak seorang punyang bisa menghalangi maksudku!" Nyi Rongkot membalastidak kalah dinginnya.

"Kau benar-benar manusia iblis! Tega-teganya kaugunakan darah dagingmu sendiri hanya untuk memenuhinafsu iblismu!" dengus Singa Lodra.

"Minggirlah, Singa Lodra. Aku tidak ada urusandenganmu. Sekar Telasih anakku, aku bebasmemperlakukan sekehendak hatiku sendiri, tahu!"

"Sekar Telasih muridku, dan aku wajib membelanyawanya!"

"Hik hik hik..., rupanya kau sudah bosan hidup, SingaLodra," Nyi Rongkot terkikik

"Kau yang harus mampus, iblis!" Setelah berkatademikian, Singa Lodra segera memutar tongkat mata tiga.Begitu cepat gerakannya, sehingga tombak itu bagaikanbaling-baling berputar memperdengarkan suara anginmenggemuruh. Makin lama angin di selatar tempat itumakin keras.

Daun-daun mulai berguguran, dan pohon-pohon sudahada yang tumbang. Batu-batu kerikil berlom-patan diterjangbadai yang terjadi akibat putaran tombak mata tiga itu.

Page 76: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Sungguh dahsyat ilmu yang dimiliki laki-laki ini. HutanGading bagaikan diamuk badai yang amat hebat,

"Hik hik hik..., ilmu' Tongkat Mata Badai' mu tidakakan mampu menghalangi niatku, Singa Lodra!" NyiRongkot malah tertawa lebar. Tidak sedikit pun bergeserdari tempatnya berdiri.

Mendadak Singa Lodra berteriak melengking tinggi.Bersamaan dengan itu, tubuhnya berkelebat cepat denganujung tongkat terhunus ke depan. Nyi Rongkotmemiringkan tubuhnya sedikit. Dan tongkat mata tiga itulewat di samping tubuhnya. Secepat kilat dihantamkantongkat ular saktinya memapas tombak lawan.

Trak!

Benturan dua senjata terjadi amat keras sehinggamenimbulkan percikan api. Nyi Rongkot mendengusmerasakan tangannya yang kaku saat tongkat ular saktinyaberadu. Begitu juga yang dialamai Singa Lodra. Dia sampaiterdorong dan tombak mata tiganya hampir lepas daripegangan.

Cepat sekali Singa Lodra memutar tombak mata tiga.Kati ini di kibaskan ke arah kaki lawan. Namun NyiRongkot hanya menaikkan satu kakinya sedikit danmenjejak batang tombak itu. Tubuhnya melenting ke udara,berputar dua kali. Tongkat ular sakti dikibaskan ke arahkepala Singa Lodra.

"Uts!"

Singa Lodra merunduk sedikit, tongkat ular sakti lewatmenerpa angin di atas kepalanya. Cepat dibalasnya denganmenyodok tombak mata tiga ke perut Nyi Rongkot Kali iniujung tombaknya juga hanya mengenai angin. Nyi Rongkot

Page 77: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

dengan manis mendarat di belakang Singa Lodra. Kakinyalangsung terayun deras menghajar punggung.

Buk!

Singa Lodra yang terlambat berbalik, tidak bisa lagimenghindar. Punggung Singa Lodra kena hantamtendangan keras yang disertai pengerahan tenaga dalam.Kalau bukan Singa Lodra, mungkin sudah remuk tulang-tulang pungggungnya. Singa Lodra hanya terdorong duatindak saja ke depan. Bergegas diputar tubuhnya sambilmengibaskan tombaknya.

Nyi Rongkot menyilangkan tongkat ular saktinyamenangkis kibasan tombak itu. Kembali dua senjata beradukeras. Tombak mata tiga terpental ke samping. Secepat kilatUlar Betina itu menyodok tongkatnya ke arah dada SingaLodra. Untung laki-laki itu masih bisa membuang diri danbergulingan di tanah, sehingga sodokan maut tongkat ularsakti bisa dihindari.

Namun belum juga bisa bangkit, Nyi Rongkot sudahmenyerang kembali. Singa Lodra terus bergulingan di tanahmenghindari tusukan dan sabetan tongkat ular sakti yangmengincar tubuhnya. Pada satu kesempatan, Singa Lodramenangkis dengan tombak mata tiganya. Secepat kilat diamelenting bangun ketika tongkat ular sakti terangkat agakjauh dari tubuhnya.

"Hup!"

Tangan kiri Singa Lodra berkelebat cepat. Seketikameluncur sinar-sinar biru dari tangan kirinya. Nyi Rongkotberlompatan jungkir balik seraya mengebut-kan tongkatnya.Sinar-sinar biru berupa jarum beracun itu terus mencecarbagai hujan datangnya. Nyi rongkot berjumpalitan di udaramenghindari terjangan senjata rahasia Singa Lodra.

Page 78: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Setan! Mampus kau, hih!" geram Nyi Rongkot.

Secepat kilat diputarnya tongkat ular saktinya, laludilemparkan ke tanah. Dalam sekejap saja tongkat ituberubah menjadi seekor ular berwarna merah. Keduatangan Nyi Rongkot pun menjadi merah. Dia melepaskantubuh Sekar Telasih dari pondongannya. Tubuh ramping itujatuh keras bergulingan di tanah.

"'Naga Merah'...," desis Singa Lodra terkejut.

Bergegas dia melompat sejauh dua batang tombak kebelakang. Matanya membelalak lebar melihat ular merahmeliuk-liuk di tanah. Kepalanya terangkat ke atasmenyemburkan ludah disertai asap berwarna merah. Asapyang mengandung racun sangat berbahaya dan mematikan.Bergidik juga Singa Lodra saat menyadari Ular Betinasudah mengeluarkan ilmu simpanannya yang sukarditandingi itu.

Singa Lodra tidak menduga kalau Nyi Rongkot bisamengeluarkan ilmu 'Naga Merah' meskipun dalam keadaanterdesak. Dia tahu kalau Ular Betina memiliki satu ilmusimpanan yang sukar ditandingi, karenanya dia tidakmemberi kesempatan sedikit pun. Tapi kenyataannya lain.Nyi Rongkot masih bisa mengeluarkan ilmu andalannyameskipun dalam keadaan sulit sekali pun.

"Hik hik hik...! Aku akan mengampuni kelancang-anmu,Singa Lodra. Asal kau cepat-cepat enyah dari sini!" dinginmenyeramkan suara Nyi Rongkot

"Phuih! Kau kira aku takut dengan ilmu setanmu!"dengus Singa Lodra.

"Sebut nama leluhurmu sebelum mati, Singa Lodra!"

Singa Lodra segera bersiap-siap ketika Nyi Rongkotmengangkat kedua tangannya. Dengan satu jeritan

Page 79: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

melengking tinggi, Ular Betina itu melompat cepat. Danular merah di tanah pun juga melayang cepat bagai anakpanah lepas dari busur.

Singa Lodra mengebutkan tombaknya ke arah ularmerah, dan tangan kirinya mengibas tangan Ular Betina.Kibasan tongkat dapat dihindari ular merah.

Di lain hal Nyi Rongkot membiarkan tangan kirinyaberadu, tapi tangan kanannya langsung masuk ke dada.

Begitu cepatnya serangan yang dilakukan, sehinggaSinga Lodra tidak mampu lagi menghindar. Telak sekalidadanya kena hajar tangan kanan Nyi Rongkot yangmemerah. Bersamaan dengan itu, ular merah juga berhasilmenggigit paha karian Singa Lodra.

"Aaakh...!" Singa Lodra menjerit keras.

Tubuhnya terlontar deras ke belakang, dan jatuh keras ditanah. Darah segar mengucur dari paha kanan yang koyak.Ular merah membelit kaki kanannya. Buas sekali ularmerah mematuk dan menggigit, mengoyak tubuh SingaLodra.

"Hik hik hik...!" Nyi Rongkot tertawa mengikik.

Singa Lodra kelojotan di tanah. Darah mengucur derasdari beberapa bagian tubuhnya yang koyak. Begitu kepalaular merah menembus dadanya, Singa Lodra menjeritmelengking tinggi. Sebentar menggelepar, lalu diam takbergerak-gerak lagi.

Nyi Rongkot mengulurkan tangannya ke depan, dan ularmerah itu melayang menghampirinya. Begitu berada ditangan perempuan yang berjuluk Ular Betina itu, ularmerah berubah kembali menjadi tongkat berbentuk ular.

Page 80: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Lagi-lagi Ular Betina tertawa mengikik. Kakinya terayunmenghampiri Sekar Telasih yang masih tergeletak lemas ditanah. Setelah meletakkan tubuh gadis itu di punggung, NyiRongkot langsung berlari menembus Hutan Gading denganmengerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang cukupsempurna.

"Hik hik hik...!"

***

Page 81: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

7

Nyi Rongkot atau si Ular Betina menghentikan larinyaketika mendengar suara pertarungan di tengah-tengahHutan Gading. Sebentar dimiringkan kepalanya mencobauntuk mencari arah sumber suara pertarungan itu. Kakinyakembali terayun setelah dapat memastikan arah suara itu.

Matanya mengernyit saat melihat kelebatan-kele-batansinar keemasan. Tampak dua orang sedang bertarungmenggunakan senjata masing-masing. Dari ayunan beratdisertai suara gemuruh, dapat diketahui salah satu dari yangbertarung itu adalah si manusia liar Buto Dungkul.

Sedangkan yang menggenggam pedang mengeluarkancahaya keemasan adalah Dewa Pedang Emas. Sejaksemalam hingga pagi ini mereka sudah bertarung puluhanjurus. Namun belum ada yang tampak terdesak. Masing-masing melancarkan serangan yang cukup berbahaya danmematikan. Nyi rongkot menurunkan tubuh Sekar Telasihdari pon-dongannya.

"Hm..., Dewa Pedang Emas. Benar-benar nama yangpatut diperhitungkan oleh Buto Dungkul," gumam NyiRongkot.

Perkiraan Nyi Rongkot memang tepat. Dalam beberapajurus kemudian, tampak Buto Dungkul terdesak terus-menerus. Pantas saja kalau mendapat julukan Dewa PedangEmas. Permainan jurus-jurus pedangnya sungguh lihai dancepat Pedang dari emas itu berkelebatan berada ditangannya. Cepat, sehingga yang terlihat hanya berupasinar keemasan bergulung-gulung mengurung ButoDungkul.

Pada satu kesempatan baik, pedang emas berkelebatcepat membabat pundak Buto Dungkul. Gerakan yang

Page 82: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

begitu cepat dan tiba-tiba tidak dapat dihindari lagi. Pundakkiri si manusia liar itu terkena sabetan pedang emas.

"Ha ha ha...!" Buto Dungkul tertawa terbahak-bahak.

Dewa Pedang Emas melompat mundur tiga tindak kebelakang. Matanya membeliak lebar, hampir tidak percayadengan penglihatannya sendiri. Jelas-jelas mata pedangnyamembabat pundak si manusia liar itu, tapi tidak sedikit punada luka goresan di sana. Bahkan dari ujung pedang sampaipangkal lengannya, Dewa Pedang Emas merasakan getaranyang amat dahsyat.

"Gila! Pedang emasku tidak mempan," dengus DewaPedang Emas.

Dewa Pedang Emas berteriak nyaring. Dikebutkanpedangnya kuat-kuat lalu dia melompat menerjang. ButoDungkul masih tetap tergelak tanpa menghiraukan cahayakeemasan yang berkilat mengarah dadanya.

"Mampus kau, setan!" geram Dewa Pedang Emas. Trak!

Dewa Pedang Emas membabat si manusia liar ButoDungkul dengan pengerahan tenaga dalam penuh.

Seketika tubuh Dewa Pedang Emas terpental ke belakangbegitu pedangnya menghantam sasaran. Sedangkan simanusia liar Buto Dungkul masih terbahak-bahak berdiritegar.

"Setan! Dmu apa yang dipakainya?" geram DewaPedang Emas begitu melihat mata pedangnya gompal.

Tidak sedikitpun ada luka di dada si manusia liar ini. Diaberdiri congkak bertolak pinggang. Tubuhnya yang tinggibesar berguncang-guncang karena tawanya terus tergelak.Sementara itu Nyi Rongkot yang menyaksikan hanyatersenyum-senyum. Lain halnya dengan Dewa Pedang. Dia

Page 83: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

tampak kebingungan menghadapi lawan begini tangguh,tidak mempan oleh senjata pusaka yang sangatdiandalkannya.

'Terpaksa, aku harus gunakan paku-paku emas," gumamDewa Pedang Emas.

Dia melemparkan pedang emasnya yang gompal besarpada matanya yang tajam. Segera dia bersiap-siapmengeluarkan jurus 'Seribu Paku Emas'. Sambil berteriaknyaring, Dewa Pedang Emas bergerak cepat melontarkanpaku-paku emas yang menjadi senjata rahasianya yangsangat diandalkan.

Aneh! Si manusia liar Buto Dungkul tidak sedikitpunbergeming. Paku-paku emas meluncur deras menghantamdubuh tinggi besar bagai raksasa itu. Lagi-lagi DewaPedang Emas terbeliak lebar. Paku-paku emas yangdilontarkan dengan menggunakan jurus 'Seribu Paku Emas',tidak sedikit pun melukai lawannya. Paku-paku emas yangmengandung racun dahsyat, rontok begitu saja setelahmenghantam tubuh Buto Dungkul.

"Habiskan semua ilmu yang kau miliki bocah!" ejek ButoDungkul jumawa.

"Bedebah!" geram Dewa Pedang Emas jengkel

"Kenapa bengong? Apa kau sudah tidak punya lagi ilmukesaktian?"

Dewa Pedang Emas tidak menyahut Otaknya berpikirkeras mencari cara untuk mengalahkan si manusia raksasaini. Matanya melirik Nyi Rongkot, si Ular Betina yangberdiri tersenyum-senhum. Hati Dewa Pedang Emas jadipanas saat matanya tertumbuk pada sesosok tubuh rampingmenggeletak dekat kaki si Ular Betina.

Page 84: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Iblis! Rupanya dia sudah berhasil menculik SekarTelasih. Hm, bagaimana nasib Rangkuti dan BayanganMalaikat? Apakah mereka sudah tewas?" Dewa PedangEmas bertanya-tanya sendiri dengan hati geram.

"Cukup waktumu untuk berpikir, Dewa Pedang Emas.Bersiaplah untuk ke neraka!" sentak Buto Dungkul.

Begitu selesai berkata, gada besar penuh duri dikebut-kebutkan di atas kepala. Suara angin men-deru-derumemekakkan telinga. Begitu besar tenaga yang dimiliki simanusia liar itu, sehingga dalam seketika saja tempat ituseperti dilanda badai topan yang amat dahsyat.

Secepat kilat Buto Dungkul berlari sambil mengayunkangada besar berdurinya. Dewa Pedang Emas melompat kesamping menghindari sambaran gada yang sebesar pahanyasendiri. Bumi bergetar begitu gada itu menghantam tempatDewa Pedang berdiri tadi.

"Graaagh...!" Buto Dungkul meraung dahsyat.

Kembali diayunkan gadanya kuat-kuat. Kembali DewaPedang Emas melompat, namun kali ini kaki Buto Dungkulterayun cepat hampir bersamaan dengan ayunan gada.Dewa Pedang Emas yang terlalu memusatkan perhatianpada senjata lawan, tidak menyangka kalau kaki ButoDungkul melayang.

Buk!

Keras sekati kaki manusia liar yang bagai raksasa itumenghantam pinggang Dewa Pedang Emas. Tak ayal lagitubuh Dewa Pedang Emas terjungkal menyuruk tanah.Belum sempat memperbaiki diri, gada besar berduri telahterayun deras ke arahnya.

"Aaakh...!" Dewa Pedang Emas menjerit keras.

Page 85: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Kaki kirinya langsung remuk kena hantam gada ButoDungkul. Darah muncrat dari kaki yang hancur. ButoDungkul kembali mengayunkan gadanya.

Prak!

Kali ini Dewa Pedang Emas tidak bisa lagi bersuara.Kepalanya langsung hancur terkena hantaman keras gadaberduri Buto Dungkul. Tubuh Dewa Pedang Emasmenggeletak tak bernyawa lagi.

Buto Dungkul kembali tertawa tergelak. Tawanyalangsung berhenti begitu tubuhnya berbalik. Gada besarpenuh duri dipanggul di pundak. Matanya yang merahbesar menatap tajam pada Nyi Rongkot

"Kau sudah datang, Rongkot?" suara Buto Dungkulterdengar berat menggelegar.

"Aku datang membawa hadiah untukmu," Nyi Rongkotmenunjuk Sekar Telasih yang masih tegeletak lemas ditanah.

"Sekar Telasih...!" mata Buto Dungkul berbinar.

Buru-buru dia melangkah menghampiri

'Tunggu!" cegah Nyi Rongkot

Buto Dungkul menghentikan langkahnya seketika. Jarakantara dia dengan Sekar Telasih tinggal empat langkah lagi.Matanya langsung menatap Nyi Rongkot yang berdiri tepatdi depannya di samping Sekar Telasih yang menggeletak ditanah. Kembali ditatapnya gadis itu. Keningnya agakberkerut.

"Dia..., dia mati...?" suaranya agak parau serak.

'Tidak. Cuma pingsan," sahut Nyi Rongkot

Page 86: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Lalu, kenapa kau menghalangiku?" Buto Dungkulmenatap Ular Betina itu dengan pandangan tajam tidakmengerti.

"Belum saatnya kau menyentuh putriku."

"Rongkot! Kau sudah berjanji akan menyerahkan SekarTelasih padaku. Kau sudah kuberi Kitab Naga Merah. Dankau sudah menguasainya, kenapa masih jugamenghalangiku?"

"Masih ada satu syarat lagi yang belum kau laksanakan."

"Membunuh si tua-bangka Rangkuti? Ha ha ha....Dengan sebelah mata saja aku bisa mengirimnya keneraka!"

"Kenapa tidak kau lakukan?"

'Tidak! Aku harus taat pada janjiku sendiri. Belumwaktunya aku membunuh si tua keparat itu!"

"Kalau begitu, kau juga belum waktunya menyentuhputriku."

"Kau licik, Rongkot!" dengus Buto Dungkul.

"Lebih licik lagi dirimu, Buto Dungkul. Kau sudahkuberi ilmu kekebalan tubuh, masih juga menginginkanputriku."

"Huh!" Buto Dungkul hanya mendengus.

"Nah! Sambil menunggu waktu perjanjianmu, selama ituaku tidak mengijinkan kau mengganggu Sekar Telasih.

"Baiklah," desah Buto Dungkul pasrah.

Nyi Rongkot tersenyum puas. Kemudian dia kembalimemondong tubuh Sekar Telasih di atas pundaknya.Kakinya mulai terayun melangkah di dampingi si manusialiar Buto Dungkul. Mereka melangkah terus lebih masuk ke

Page 87: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

dalam Hutan Gading yang lebat tak pernah terjamahmanusia. Hutan yang selalu dijauhi para penduduk diselatarnya.

***

Sementara itu Ki Rangkuti termenung di beranda depanrumahnya. Di depannya duduk Bayangan Malaikat Sejakacara penguburan Darmasaka, Ki Rangkuti terlihat lebihbanyak diam termenung. Memang berat rasanya kehilanganputra tunggal yang sedang dipersiapkan untuk menjadiseorang pendekar. Lebih-lebih sekarang ini dia jugakehilangan anak angkat, seorang gadis cantik yang diurussejak masih bayi.

Belum lagi dia harus mempersiapkan diri untukmenghadapi tantangan Buto Dungkul yang kebal terhadapsegala jenis senjata pusaka. Bayangan Malaikat yangmengetahui persis persoalan yang tengah dihadapisahabatnya, tidak bisa meninggalkannya sendirian. Kemana Ki Rangkuti pergi, dia selalu mendampingi. Merekamemang benar-benar sahabat sejati.

"Sudah ada berita tentang Dewa Pedang Emas?" tanyaKi Rangkuti tiba-tiba seraya mengangkat kepalanya.Pandangan matanya sayu tanpa gairah hidup.

"Belum," sahut si Bayangan Malaikat "Tapi aku sudahmengirim beberapa orang murid pilihan PadepokanJatiwangi untuk memeriksa sekitar Hutan Gading."

"Berapa orang yang kau kirim?"

"Hanya sepuluh."

Ki Rangkuti mendesah panjang.

Page 88: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Aku tidak mau mengambil resiko kehilangan banyakorang. Hutan itu sangat berbahaya, masih untung kalautidak bertemu si manusia liar."

"Terima kasih."

"Jangan berterima kasih padaku Aku hanyamelaksanakan apa yang kumampu saja," BayanganMalaikat merendah.

Ki Rangkuti tersenyum kecut. Namun senyumnyamendadak hilang ketika matanya melihat sepuluh orangberkuda datang. Mereka langsung turun dari kuda masing-masing setelah sampai di depan rumah Kepala DesaJatiwangi itu.

Ki Rangkuti dan Bayangan Malaikat serentak berdiri laluberjalan ke luar beranda menghampiri sepuluh orang yangdatang itu. Mereka adalah murid-murid PadepokanJatiwangi. Yang berjalan paling depan, laki laki tinggi tegapberkumis tebal. Dia salah satu guru pengajar olahkanuragan

"Bagaimana, Sayuri?" tanya Ki Rangkuti tidak sabar.

"Kami hanya menemukan mayatnya saja, Ki," sahutSayuri yang jadi pemimpin dalam pencarian Dewa PedangEmas di samping sebagai guru pengajar olah kanuragan diPadepokan JaEwangi.

"Maksudmu...?" Ai Rangkuti tidak bisa lagi melanjutkanpertanyaannya.

"Dewa Pedang Emas tewas di tengah Hutan Gading."

"Jagat Dewa Batara...," Ki Rangkuti mengeluh lirih.

Sebentar dia mendongakkan kepalanya, kemudianberpaling pada Bayangan Malaikat Tampak sepasang bolamatanya berkaca-kaca. Ki Rangkuti benar-benar terpukul

Page 89: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

mendengar kematian sahabat karibnya. Sahabat sejati,tewas membela kemurnian persahabatan. Dewa PedangEmas mempertaruhkan nyawa demi kehormatansahabatnya, Ki Rangkuti.

"Bagaimana dengan Sekar Telasih?" tanya BayanganMalaikat

"Kami tidak menemukan Nini Sekar Telasih. Hanya ini,"Sayuri menyerahkan kain warna biru muda.

Ki Rangkuti mengambil kain ikat kepala yang biasadikenakan Sekar Telasih. Kepala Desa Jatiwangi yangbekas seorang pendekar itu tidak dapat lagimenyembunyikan kesedihannya. Dia berbalik danmelangkah masuk ke dalam rumah. Air matanya tidak bisalagi ditahan. Kain ikat kepala Sekar Telasih diciuminyabeberapa kali..

Bayangan Malaikat dan sepuluh orang lainnya hanyabisa memandang dengan perasaan sedih. Belum pernahmereka melihat Ki Rangkuti begitu sedih sampaimenitikkan air mata. Kejadian yang menimpa Ki Rangkutibenar-benar sudah tidak bisa dikendalikan lagi. Setegar-tegamya dia, hancur juga hatinya kehilangan orang-orangyang dicintai secara beruntun.

"Kau tidak menemukan mayat Nini Sekar?" tanyaBayangan Malaikat setengah berbisik.

"Tidak. Hanya itu yang saya temukan," sahut Sayuti.

'Tidak menemukan jejak?" Sayuti menggelengkankepalanya.

"Hhh...." Bayangan Malaikat menarik napas panjang.

Page 90: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Di sekitar tempat itu kelihatannya bekas terjadipertempuran. Di situ juga saya menemukan ikat kepalaNini Sekar Telasih."

"Baiklah, terima kasih," ucap Bayangan Malaikat "Akupercayakan padamu mengatur penjagaan untuk keamanandesa ini."

Sayuti membungkuk sedikit, lalu mengajak yang lainmeninggalkan tempat itu. Mereka menuntun kuda masing-masing kembali ke padepokan. Bayangan Malaikat masihberdiri cukup lama di depan beranda rumah. Sebentarditarik napasnya dalam-dalam, kemudian kakinya terayunhendak pergi.

Baru saja dia melangkah tiga tindak, telinganyamendengar suara langkah kaki di belakang. BayanganMalaikat berhenti dan menoleh. Keningnya agak berkerutmelihat Ki Rangkuti berjalan ke luar dengan pakaianlengkap seorang pendekar. Pakaian putih-putih yang ketatmembentuk tubuhnya yang kekar.

Sebilah pedang tergantung di pinggang.

"Kau akan ke mana?" tanya Bayangan Malaikat setelahKi Rangkuti berada di depannya.

"Membunuh iblis-iblis itu!" sahut Ki Rangkuti dingin.

"Pikirkan dulu, Rangkuti. Aku tidak menyangsikankesaktianmu, tapi mereka berdua bukanlah orang-orangyang bisa dianggap remeh. Aku tidak ingin kehilangan lagiseorang sahabat Tinggal kau satu-satunya sahabatku didunia ini, Rangkuti," Bayangan Malaikat mencobameredakan rasa dendam di hati Kepala Desa Jatiwangi itu.

"Mereka telah merampas orang-orang yang kucintai!"

Page 91: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Aku mengerti, aku tahu. Aku juga bisa merasakan apayang kau rasakan sekarang. Tapi cobalah kau bertindakdengan kepala dingin. Jangan turuti hawa dendam danamarahmu. Aku yakin Sekar Telasih tidak dibunuh. Diapasti masih hidup."

"Mereka harus mati. Nyawa anakku harus merekatebus!"

"Darmasaka mati membela kebenaran. Kau harusbangga punya putra yang berjiwa pendekar. Salah besarkalau kau menyesali kematiannya. Sebaliknya kau harusbangga, Rangkuti. Darmasaka mati karena membelakehormatanmu!"

Ki Rangkuti terdiam. Kata-kata Bayangan Malaikat tepatmengena pusat hatinya. Dia memang harus bangga denganDarmasaka yang mati sebagai pendekar. Tidak gentarmenghadapi musuh meskipun tahu tingkatannya jauh lebihtinggi. Putranya tidak mati secara sia-sia. Dia mati karenamembela kehormatan keluarga.

"Sempurnakan dulu ilmu 'Pukulan Karang Baja' mu.Aku rasa waktu tiga purnama cukup untukmumenyempurnakan ilmu itu," kata Bayangan Malaikat.

Ki Rangkuti menatap Bayangan Malaikat dengan matasayu. Bibirnya bergerak-gerak seolah ingin mengatakansesuatu. Namun tidak ada kata-kata yang terucapkan. Tiba-tiba ia merangkul sahabatnya dengan ketat BayanganMalaikat menepuk-nepuk punggung Ki Rangkuti.

"Aku akan selalu berada di sampingmu, Sobat," bisikBayangan Malaikat

"Kau benar-benar sahabat sejatiku," balas Ki Rangkutilirih.

Page 92: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Sudahlah, aku sendiri akan menyempurnakan ilmu'Bayangan Maut'. Kita bisa bersatu mengalahkan mereka."

Ki Rangkuti tersenyum penuh haru. Memang dalampersahabatan ditemui banyak ujian. Kejadian seperti inilahmerupakan satu ujian berat dalam persahabatan. Kalauperlu nyawa akan dikorbankan demi persahabatan yangmurni dan sejati.

Mereka berpelukan hangat agak lama. KemudianBayangan Malaikat melepaskan pelukan perlahan-lahan.Sesaat mereka hanya saling pandang saja. Kemudian pelan-pelan melangkah menuju ke rumah besar yang kini tampaksepi senyap.

"Aku akan menyediakan kamar khusus untukmubersemedi," kata Ki Rangkuti.

'Terima kasih. Ilmu 'Bayangan Maut' tidak bisa dilatih didalam kamar. Aku akan berlatih di pinggiran desa setiapmalam hari," sahut Bayangan Malaikat "Maaf, aku lupa."

Bayangan Malaikat hanya tersenyum tipis.

"Kau yakin Sekar Telasih tidak apa-apa?" tanya KiRangkuti masih memikirkan keselamatan anak angkatnyaitu.

"Aku yakin. Meskipun Ular Betina berada di jalan yangsesat, tidak mungkin mencelakakan anaknya sendiri."

"Yah, itu kalau tidak bersama Buto Dungkul," desah KiRangkuti berat

"Jangan terlalu dipikirkan, biarpun dia liar, masih bisataat pada janji. Kau ingat perjanjian Mahesa Jalang, 'kan?"

"Ya."

"Nah! Itu satu bukti kalau Buto Dungkul selalu mentaatiperjanjiannya."

Page 93: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Agak sedikit tenang hati Ki Rangkuti. Namun belumseluruhnya begitu. Bagaimanapun juga, dia masihmemikirkan keselamatan nyawa Sekar Telasih. Gadis itubelum tahu seluk-beluk orang-orang rimba persilatan.Meskipun sudah mendapat gemblengan dalam berbagaiilmu olah kanuragan, tapi tingkatannya jelas masih kalahjauh bila dibandingkan dengan Buto Dungkul dan si UlarBetina.

***

Page 94: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

8

Tiga purnama hampir menjelang. Sementara itu diLembah Bangkai, Pendekar Rajawali Sakti tengah mengujiilmu yang baru dipelajari dari kitab yang diberikan burungrajawali raksasa. Dia puas melihat hasil dari ilmu 'PedangPemecah Sukma'. Dengan pedang rajawali sakti, dia dapatmenghancurkan batu karang sebesar gunung sekalipunhanya dengan menggoreskan ujungnya saja.

Kehebatan pedang itu adalah mampu membabat bendatanpa memperlihatkan bekas sabetan. Tapi di dalam bendaitu hancur. Rangga sudah mencobanya pada sebatangpohon besar. Dari luar pohon itu nampak habis ditebas, tapitidak berapa lama kemudian daun-daunnya berguguransemua, dan seluruh batangnya menjadi kering seperti habisterbakar saja.

Kini Pendekar Rajawali Sakti itu tengah memusatkanseluruh konsentrasinya pada ilmu 'Cakra Buana Sukma'.Kedua bola matanya lurus menatap pohon ara yang besardan tinggi. Perlu tiga orang dewasa untuk bisa melingkaribatang pohon itu dengan tangan saling bertaut Tangankanannya menggenggam pedang sampai ke ujung.Kemudian kembali lagi, dan berhenti tepat di tengah-tengah.

'"Cakra Buana Sukma'....'" teriak Rangga keras.

Seketika itu juga dari seluruh batang pedang yangmemancarkan sinar biru berkilau, sinar itu berkumpul jadisatu. Secepat kilat sinar itu menggumpal menerjang lurus kedepan. Seleret sinar biru memanjang membentur pohon arayang tinggi besar itu. Seluruh pohon itu diliputi sinar birudari pangkal akar sampai ke puncaknya.

"Yeaaah!" Rangga berteriak nyaring melengking.

Page 95: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Suara ledakan dahsyat terdengar, bersamaan denganhancurnya pohon itu. Dan sinar biru yang menggumpalberieret panjang pun lenyap. Kini Pedang Rajawali Saktikembali seperti biasa, memancarkan cahaya biru berkilau.

"Kraaargh!" burung rajawali raksasa mengibas-ngibaskansayapnya sambil melonjak-lonjak.

Rangga menoleh sambil tersenyum. Kepala burung ituterangguk-angguk dengan bola mata bulat berbinar-binar.Rangga memasukkan pedang pusaka ke dalam sarungnya.Dia melangkah dengan bibir tersungging senyumanmenghampiri burung raksasa itu. Tangannya terkembang,dan kepala rajawali itu menyorong ke depan. PendekarRajawali Sakti memeluk kepala burung rajawali itu denganpenuh kasih sayang.

"Bagaimana penilaianmu?" tanya Rangga setelahmelepaskan pelukannya.

Burung rajawali raksasa itu mengangguk-anggukkankepalanya. Rangga tersenyum puas karena burung sakti itutelah menyatakan kepuasannya melihat dua ilmu dahsyattelah dapat dikuasai Rangga dalam waktu kurang dari tigapurnama.

"Sebaiknya aku segera keluar dari lembah ini," kataRangga.

"Argh!" Rajawali Ku mengangguk-anggukkan kepalanya.

Dia merendahkan tubuhnya dengan menekuk keduakakinya. Rangga dengan sigap melompat ringan danhinggap di punggung rajawali raksasa itu. Sekejap sajaburung itu mengepakkan sayapnya. Melesat terbang tinggike angkasa sambil berkaokan. Rangga memandang kebawah, yang terlihat dibawahnya permukaan bumi yanghijau dan berbukit bukit

Page 96: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Agak rendah sedikit, Rajawali'" teriak Rangga.

"Argh!"

Rajawali raksasa itu merendahkan terbangnya. KiniRangga dapat melihat ke bawah lebih jelas lagi. Sinarmatahari sore seperti berada tepat di punggungnya. Hangatdan indah dipandang mata. Rangga mengernyitkan alisnyasaat melihat Desa Jatiwangi berada tepat di bawahnya.Tampak desa itu kelihatannya sepi seperti tidakberpenduduk saja.

'Turun di tepi hutan itu, Rajawali!" tenak Rangga sambilmenunjuk Hutan Gading.

"Argh!"

Rajawali raksasa menukik menuju ke Hutan Gadingyang ditunjuk Rangga. Ringan sekali tubuh PendekarRajawali Raksasa itu melompat turun dari punggungburung raksasa setelah mendarat di tepian Hutan Gadingyang sepi. Rangga sebentar mengamati sekitarnya.

'Terima kasih. Kau boleh kembali," kata Rangga.

"Argh!"

Rangga menepuk-nepuk kepala Rajawali yang merundukke depan. Kemudian burung raksasa itu kembali melesat keangkasa memperdengarkan suaranya yang serakmelengking tinggi. Rangga mengamati kepergian burungraksasa itu sampai hilang di balik awan. Kembali diamengamati ke sekelilingnya. Matanya langsung menatap kearah Desa Jatiwangi yang kelihatan jelas dari tempat tinggiseperti ini.

"Aku harus ke desa itu. Mudah-mudahan tidak terjadiapa-apa di sana," gumam Rangga.

Page 97: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Namun baru saja hendak melangkah, mendadaktelinganya yang tajam mendengar langkah kaki orang.Langkah kaki yang masih terdengar jauh. Ranggacelingukan sebentar, kemudian tubuhnya melesat ringan.Dalam sekejap saja sudah nangkring di atas pohon.Matanya langsung menatap lurus ke arah suara langkahkaki yang semakin dekat terdengar.

Tampak seorang berjalan ke arahnya. Pakaiannya serbaputih. Dan tidak ada satu senjata pun tampak di tubuhnya.Dia berjalan pelan satu-satu, namun jelas kalau orang itumenggunakan ilmu meringankan tubuh. Meskipun begitu,telinga Rangga yang sudah terlatih baik, masih juga dapatmendengar suara langkahnya yang ringan hampir tidakmenapak tanah.

"Bayangan Malaikat..," gumam Rangga begitumengenali orang yang berjalan ke arahnya.

Memang benar, orang itu adalah Bayangan Malaikat.Dia berjalan sendirian menuju ke tepi Hutan Gading.Rangga memperhatikan terus setiap gerak langkahBayangan Malaikat dari atas pohon.

"Mau apa dia ke Hutan Gading?" pikir Rangga dalamhati.

Bayangan Malaikat berjalan melewati pohon yang diatasnya bertengger Pendekar Rajawali Sakti. Tanpa sadarkalau dirinya diamati sejak tadi, Bayangan Malaikat terusberlalu menembus Hutan Gading.

Rangga yang tadi penasaran, ingin tahu maksudBayangan Malaikat ke hutan yang sangat ditakuti seluruhpenduduk desa di sekitarnya. Dia melompat ringan darisatu pohon ke pohon lainnya. Tidak sedikit pun suara yangditimbulkan. Gerakan Pendekar Rajawali Sakti sungguhringan bagai kapas.

Page 98: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Pendekar Rajawali Sakti mengerutkan keningnya.Bayangan Malaikat berlompatan menyelinap dari balikpohon satu ke pohon lainnya. Sepertinya dia takut terlihatoleh siapa pun. Tentu saja kelakuan Bayangan Malaikat inisemakin menarik perhatian Rangga. Terus saja dibuntutinyadari atas pohon. Matanya tajam bagai mata rajawalimengamati setiap gerakan Bayangan Malaikat

"Berhenti...?" Rangga jadi bertanya tanya saat melihatBayangan Malaikat berhenti di tengah hutan.

Mata Pendekar Rajawali Sakti memandang kesekelilingnya. Tidak ada seorang pun yang terlihat di sekitartempat ini. Bayangan Malaikat juga berdiri di balik sebuahbatu besar memandang ke depan. Matanya lurus menatapsebuah gundukan tanah di bawah pohon rindang.

"Kuburan siapa itu?" tanya Rangga dalam hati.

Belum juga Rangga bisa menjawab, matanya langsungmelihat pada Bayangan Malaikat. Orang berpakaian serbaputih itu melangkah menghampiri gundukan tanah yangdikelilingi batu-batuan yang bertata rapi. Sebentar diaberdiri mematung di samping kuburan, lalu berlutut

"Dewa Pedang Emas, sudah tiba saatnya untukmembalas sakit harimu. Malam nanti di tempat ini KiRangkuti akan menyabung nyawa membela kehormatankeluarganya. Aku juga tidak akan tinggal diam untukmembalaskan dendam hatimu," bisik Bayangan Malaikatpelan.

"Dewa Pedang Emas...?!" Rangga terkejut "Siapa yangmembunuhnya?" Pendekar Rajawali Sakti segera melayangturun, dan hinggap di belakang Bayangan Malaikat Tentusaja kedatangan Pendekar Rajawali Sakti yang tiba-tiba itumembuat Bayangan Malaikat kaget bukan main. Diasampai terlompat sejauh dua batang tombak. Bayangan

Page 99: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Malaikat menarik napas panjang begitu mengetahui siapayang datang.

"Maaf, aku mengejutkanmu, Paman," ucap Rangga

"Ah, tidak," sahut Bayangan Malaikat seraya melangkahmendekat

"Apakah ini makam Dewa Pedang Emas?" tanya Ranggamenatap kuburan di depannya.

"Benar," sahut Bayangan Malaikat

"Bagaimana kejadiannya? Kenapa sampai dikuburkan diHutan Gading ini?"

"Dia bertarung dengan manusia liar Buto Dungkul tigapurnama yang lalu," Bayangan Malaikat menceritakan.

Rangga Mendengarkan cerita Bayangan Malaikatdengan penuh perhatian. Tidak sedikitpun memotong ceritaitu sampai selesai. Diceritakan pula kalau tengah malamnanti akan terjadi pertarungan antara Ki Rang-kutimelawan Buto Dungkul.

Pendekar Rajawali Sakti kini semakin mengerti dudukpersoalannya. Bukan saja Buto Dungkul yang akandihadapi Ki Rangkuti nanti, tapi juga Ular Betina yangtelah berhasil membawa lari Sekar Telasih. Ranggamemang belum pernah bertemu dengan Buto Dungkul, tapimendengar cerita Bayangan Malaikat, dia sudah bisamemperkirakan seperti apa orang yang bernama ButoDungkul itu.

"Hm, jadi Paman ke sini mendahului Ki Rangkuti?"gumam Rangga seolah bertanya dalam hati.

"Benar. Aku hanya ingin mencegah terjadinyakecurangan. Mereka orang-orang yang licik dan curang.Aku yakin, Dewa Pedang Emas bisa tewas karena

Page 100: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

kecurangan. Rasanya kalau baru menghadapi ButoDungkul saja, Dewa Pedang Emas tidak akan sampaitewas. Pasti ada campur tangan Ular Betina!" suaraBayangan Malaikat terdengar penuh rasa benci dandendam.

"Di mana pertarungan itu dilaksanakan?" tanya Rangga.

"Di sini!"

***

Pada saat yang sama, di tempat tinggal Buto Dungkul,Nyi Rongkot menikmati angin sejuk di depan goa.Sementara di dalam goa yang sangat tersembunyi, SekarTelasih duduk beralaskan daun-daun kering. Agak jauh didepannya, manusia liar Buto Dungkul asyik menikmatidaging menjangan bakar.

Keadaan Sekar Telasih tidak kekurangan satu apa-apa.Hanya raut wajahnya saja yang tidak mencerminkankegembiraan, matanya sayu tanpa sinar gairah kehidupan.Hatinya terpukul sekali manakala mengetahui dirinyabukan anak Ki Rangkuti, tapi anak perempuan iblis yangberjuluk Ular Betina.

Dan sekarang nasibnya ditentukan dengan pertarunganantara ayah angkatnya dengan Buto Dungkul.

Sekar Telasih bergidik begitu matanya melirik ButoDungkul yang lebih mirip raksasa daripada manusia.Haruskah dia mendampingi hidup laki-laki menyeramkanini? Hidup terpencil di dalam hutan rimba yang ganas?Sungguh tidak terpikirkan sama sekali dalam hidupnya.Sekar Telasih membenci Nyi Rongkot yang membawadirinya untuk diserahkan pada manusia yang menyeramkanini. Kalau saja dia mampu, ingin rasanya membunuh keduaorang itu. Bahkan kalau mungkin melarikan diri.

Page 101: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Lari...!" sentak Sekar Telasih dalam hati. "Lari.... Akuharus bisa lari dari tempat ini. Tapi, bagaimana caranya?"

Sekar Telasih memutar otak, mencari cara untuk bisameloloskan diri dari tempat kotor ini. Bibirnya yang selalumerah merekah menyunggingkan senyum begitu matanyamelirik Buto Dungkul. Satu rencana mendadak mengalirbegitu saja dalam benaknya.

"Raksasa ini memang kuat dan sakti, tapi aku yakin diabodoh. Tindakannya hanya mengandalkan kekuatan tanpamampu berpilar," gumam Sekar Telasih dalam hati.

Sekar Telasih bangkit berdiri. Mata Buto Dungkulmenatapnya tidak berkedip. Dalam pandangannya, gadisitu bagaikan bidadari baru turun dari kahyangan. DadaButo Dungkul berdebar-debar ketika Sekar Telasihtersenyum manis padanya, lebih-lebih saat gadis itumelangkah menghampiri.

"Kakang...," lembut sekali suara Sekar Telasih.

"Kau..., kau memanggilku, cah ayu?" Buto Dungkulseperti tidak percaya dengan pendengarannya.

"Iya, memangnya aku bicara dengan siapa?" makinmanis senyum Sekar Telasih.

"He he he...," Buto Dungkul gembira karena SekarTelasih bersedia bicara dengannya. Lama sekali ditunggu-tunggu saat seperti ini.

"Sudah berapa lama aku di sini, ya?" Sekar Telasihseperti bertanya pada dirinya sendiri.

"Hampir tiga purnama Dan besok kau sudah jadi milikkusepenuhnya," sahut Buto Dungkul gembira.

"Rasanya lama ya, menunggu sampai besok...?" gumamSekar Telasih.

Page 102: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Mak..., maksudmu?" Buto Dungkul jadi tergagap. Diamenelan ludahnya menahan napsu birahi.

"Yaaah..., kenapa harus menunggu sampai besok?Kenapa tidak sekarang saja?"

"Apa...?"

"Aku bersedia jadi istrimu, Kakang."

"Kau..., kau mau ya...," saking nafsunya Buto Dungkuljadi susah bicara.

"Iya, sekarang juga aku bersedia jadi istrimu."

Begitu gembiranya Buto Dungkul, sampai dia melompatdan menubruk Sekar Telasih. Gadis itu menjerit kecil. Diatidak mampu lagi melepaskan pelukan manusia liar itu.Sekar Telasih meronta coba melepaskan diri.

'Tunggu, Kakang. Jangan kasar begini, ah!" rajuk SekarTelasih manja.

"He he he..., aku senang kau mau jadi istriku. Akugembira!"

"Iya, tapi jangan begini dong, sakit!"

Buto Dungkul melepaskan pelukannya. Matanya liarmenatap wajah Sekar Telasih yang cantik memerah saga.Rasanya sudah tidak sabar lagi menunggu sampai besok.Sambil menahan rasa jijik dan takut, Sekar Telasih berusahasekuat tenaga untuk tetap tersenyum dan berlaku manis.Dia tidak ingin rencana yang memenuhi benaknya jadiberantakan.

"Kau ingin merasakan tubuhku, 'kan?" pancing SekarTelasih.

"He he he...," Buto Dungkul terkekeh.

Page 103: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Jangan!" Sekar Telasih mencegah tangan Buto Dungkulyang mau menjambret bajunya.

"Kau tadi menawarkan, kenapa sekarang menolak?"Buto Dungkul tidak sabaran

"Maksudku jangan di sini."

"Kenapa?"

"Ada ibu," Sekar Telasih menekan suaranya. Hatinyaperih menyebut ibu pada Nyi Rongkot. Sungguh mati diatidak ingin mengakui sedikitpun perempuan yangmelahirkan dirinya.

"He he he..., kau malu?"

Sekar Telasih mengangguk.

"Lalu di mana?"

"Cari tempat yang aman dan tenang. Aku suka tempat dipinggir sungai. Kau tahu tempatnya?"

Si manusia liar Buto Dungkul terkekeh kesenangan.Kembali dia memeluk tubuh ramping gadis itu danmemutar-mutarnya sambil tertawa gembira. Sekar Telasihmemekik-mekik minta diturunkan. Dia ngeri berada dalampelukan manusia raksasa ini.

"Ayo kita ke tempat yang kau inginkan!" ajak ButoDungkul setelah menurunkan tubuh gadis itu.

Sekar Telasih tersenyum. Dibiarkannya saja tangannyadigenggam manusia raksasa itu. Mereka kemudianmelangkah ke luar goa. Nyi Rongkot mengerutkankeningnya melihat Sekar Telasih kelihatan berseri-seriberjalan bergandengan tangan dengan Buto Dungkul.Mereka seperti tidak melihat dirinya yang berdiri menatappenuh keheranan.

Page 104: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Buto Dungkul akan ke mana kau?" teriak Nyi Rongkot

"He he he..., bersenang-senang!" sahut Buto Dungkulterus saja melangkah.

Sekar Telasih tidak sedikitpun menoleh. Dia terusmelangkah di samping manusia raksasa ini. Langkahkakinya agak cepat dan sedikit berlari mengimbangilangkah kaki Buto Dungkul yang lebar-lebar. Mereka terusberjalan menembus kelebatan Hutan Gading. Dalam benakSekar Telasih terus berputar mengatur rencana untuk bisamembodohi si manusia liar ini.

Sampai pada jalan yang sulit dan agak menanjak, SekarTelasih membiarkan dirinya dipondong. Sama sekali diatidak memandang wajah seram yang memondongnya.Gadis itu minta diturunkan ketika sampai pada sebuahsungai yang jernih dengan aimya yang tenang mengalir.Tidak jauh dari tempat itu terlihat sebuah air terjun kecilmengalunkan lagu indah memercik.

"Aku mau mandi dulu, biar segar," kata Sekar Telasihsambil melangkah mendekati tepian sungai.

Buto Dungkul mengikutinya dari belakang. Bibirnyamenyeringai dengan bola mata liar melalap tubuh rampinggadis itu. Sejak keluar dari goa tadi dia sudah tidak lagi bisamenahan diri. Tapi dia tidak ingin gadis cantik itu jadi takutdan membencinya lagi. Dia harus bisa menahan diri sampaiSekar Telasih benar-benar rela menyerahkan diri dantubuhnya.

"Kau mau mandi, Kakang?" Sekar Telasih menawarkan.

"He he he...," Buto Dungkul terkekeh sambilmenggeleng-gelengkan kepalanya.

Page 105: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Huh! Pantas badanmu bau, mungkin telah bertahun-tahun tidak pernah kena air," dengus Sekar Telasih dalamhati.

Sekar Telasih berdiri di atas batu yang menjorok kesungai. Sebentar dipandanginya arus sungai yang tenangdan tidak terlalu keras. Kemudian dia menoleh pada ButoDungkul yang berdiri agak jauh.

"Selamat tinggal, orang jelek!" dengus Sekar Telasihpelan.

Seketika tubuhnya melayang dan terjun ke dalam sungai.Tubuh gadis itu terus masuk ke dalam air. Buto Dungkulberlari mengejar. Dia berlutut di atas batu tempat SekarTelasih tadi berdiri. Kepalanya menjulur melihat sungaiyang menelan tubuh ramping gadis cantik itu.

Tidak kelihatan sama sekali di mana Sekar Telasihberada. Buto Dungkul jadi kebingungan, matanya liarmencari-cari Sekar Telasih. Hatinya mulai diliputikecemasan karena sama sekali Sekar Telasih tidak muncul-muncul.

"Jangan-jangan dia.... Ah! Tidak, tidak mungkin diabunuh diri!" Buto Dungkul bergumam sendirian.

Dia berdiri bertolak pinggang memandangi sekitar sungaidi depannya. Dari ujung sampai ke ujung lainnya tidakterlihat adanya Sekar Telasih. Kecemasan dalam diri ButoDungkul semakin menjadi-jadi. Dia berlarian menyusuritepian sungai. Namun tidak juga menemukan gadis itu.

"Celaka! Nyi Rongkot harus tahu Bodoh! Kenapa akumembiarkannya mandi di sini? Kenapa tidak di dalam goasaja? Aku bisa mengambilkan air sebanyak yang diperlukan.Bodoh!" Buto Dungkul memaki-maki dirinya sendiri.

Page 106: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Bergegas dia berlari kencang menerjang lebatnya hutan,kembali menuju goa tempat tinggalnya selama ini.Suaranya menggelegar bagai guntur memanggil-manggilNyi Rongkot Belum juga mencapai goa, tiba-tiba NyiRongkot sudah muncul di depannya.

"Ada apa? Kelihatannya kau kebingungan," tanya NyiRongkot

"Anakmu...," sahut Buto Dungkul.

"Ada apa dengan Sekar?"

"Dia hilang di sungai "

Nyi Rongkot langsung melompat cepat begitumendengar Sekar Telasih hilang di sungai. Buto

Dungkul langsung berlari mengikuti. Dalam waktu yangsingkat saja mereka sudah mencapai tepian sungai. Duapasang mata beredar mencari kalau-kalau melihat tubuhSekar Telasih.

"Bagaimana mungkin bisa terjadi?" tanya Nyi Rongkot.

Buto Dungkul menceritakan semuanya, mulai daridalam goa sampai ke tepian sungai ini. Sedikit pun dia tidakmerasakan dirinya bersalah, namun dalam nada suaranyaterdengar nada kecemasan. Buto Dungkul cemas kalau-kalau Sekar Telasih tewas terbawa arus sungai. Dia tidakmau gadis itu mati sebelum sempat dijamah dandinikmatinya.

"Bodoh!" geram Nyi Rongkot begitu Buto Dungkulselesai bercerita.

"Lho...!" tentu saja Buto Dungkul terkejut melihat NyiRongkot kelihatan begitu marah sekali.

"Dasar otak udang! Dia menipumu, goblok!" dengus NyiRongkot

Page 107: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Apa...?!"

"Dia pura-pura baik padamu supaya bisa keluar dari goa.Rupanya dia tahu kalau kau tidak bisa berenang. Makanyamengajakmu ke sini. Huh! Aku tidak mau tahu lagi, kauharus mencarinya sendiri kalau masih menginginkan SekarTelasih!" sungut Nyi Rongkot

"Setaaan...!" Buto Dungkul meraung keras danmenggelegar.

Dia benar-benar marah sekarang karena telah ditipumentah-mentah oleh seorang gadis cantik. Buto Dungkulmengamuk membabi-buta menghajar batubatu, dan pohon-pohon di sekitar sungai dengan gadanya.

"Sekar Telasih tidak ketemu kalau ngamuk begitu!" kataNyi Rongkot.

"Akan kubunuh dia, Rongkot! Kubunuh dia...!"

***

Malam semakin larut. Sekitar Hutan Gading telahterselimuti kabut tebal. Angin bertiup agak kerasmenyebarkan hawa dingin menusuk tulang. Sebelumtengah malam tadi, Ki Rangkuti telah berdiri tegak menantidatangnya Buto Dungkul. Sementara, agak jauh dari tempatitu tampak Bayangan Malaikat dan Pendekar RajawaliSakti bersembunyi di balik batu besar. Mata mereka tetaptertuju pada Ki Rangkuti yang tidak menyadari kalautengah diawasi oleh sahabatnya.

Tepat ketika bulan berada di atas kepala, Buto Dungkuldatang bersama Nyi rongkot. Mereka berdiri sejauh kira-kira dua batang tombak di depan Ki Rangkuti. Laki-laki tuaberpakaian serba putih itu mengerutkan keningnya karenadua orang itu tidak membawa Sekar Telasih

Page 108: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Mana anakku?" tanya Ki Rangkuti.

"Anak setan itu telah kabur!" dengus Nyi rongkot.

"Rongkot!" bentak Ki Rangkuti geram. "Kalau terjadiapa-apa terhadap Sekar Telasih, aku bersumpah akanmembunuhmu!"

"Hik hik hik.... Kau akan mati sebelum membunuhku,Rangkuti." '

"Setan alas! Iblis!" geram Ki Rangkuti.

Seketika itu juga Ki Rangkuti melompat bagai kilatseraya mencabut pedang yang tergantung di pinggang.Seleret cahaya keperakan melesat cepat membentuklingkaran panjang menusuk ke arah Nyi Rongkot. Seranganmendadak itu dengan cepat dielakkan Ular Betina. Diahanya memiringkan sedikit tubuhnya, sehingga tusukanpedang Ki Rangkuti hanya menemui tempat kosong.

Bersamaan dengan itu, Buto Dungkul mengayunkangadanya bagai geledek. Ki Rangkuti membuang dirinya danbergulingan di tanah. Bergegas dia bangkit berdiri. Gadabesar penuh duri menghantam tanah sampai bergetarseperti terjadi gempa.

"Kau berurusan denganku, Rangkuti!" bentak ButoDungkul menggelegar suaranya.

Bersamaan dengan menghilangnya suara bentakan itu,Buto Dungkul kembali mengayunkan gadanya dengankekuatan penuh. Ki Rangkuti melompat ke samping, sambilmengibaskan pedangnya menghantam pergelangan tanganButo Dungkul yang menggenggam gada.

Gerakan Buto Dungkul yang lambat tidak mungkinmenghindari sabetan pedang itu. Deras sekali sabetanpedang Ki Rangkuti itu, namun pedang itu malah terpental

Page 109: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

lagi seperti membabat karet kenyal. Ki Rangkuti melompatmundur. Tangannya seketika terasa kaki kesemutan. Benar-benar kebal manusia liar ini.

"Ha ha ha..., keluarkan semua senjatamu, Rangkuti!"Buto Dungkul tertawa jumawa.

Ki Rangkuti segera mengeluarkan ilmu 'Pukulan KarangBaja' setelah membuang pedangnya yang gompal. KiRangkuti berteriak nyaring dan segera mengirimkanserangan dengan ilmunya itu. Tetapi Buto Dungkul malahtetap berdiri tegak membiarkan tubuhnya jadi sasaran. Diabegitu yakin dengan ilmu kebal yang dimilikinya.

"Modar!" bentak Ki Rangkuti menggelegar.

Satu ledakan keras terjadi begitu kedua tangan KiRangkuti membentur dada Buto Dungkul. Tubuh KiRangkuti terpelanting sejauh dua batang tombak.Sedangkan Buto Dungkul masih berdiri tegak tertawaterbahak-bahak. Laki-laki tua yang masih kelihatan gagahitu segera bangkit berdiri. Matanya membeliak lebarmenyaksikan lawan tidak mempan dengan ilmu 'PukulanKarang Baja' yang sudah disempurnakan selama tiga bulanini.

"Ambil pedangmu," tiba-tiba telinga Ki Rangkutimendengar suara bisikan halus namun jelas.

Ki Rangkuti menoleh ke kanan dan ke lari. Tidak adayang terlihat, kecuali Nyi Rongkot yang berdiri agak jauh.Rasanya kalau Ular Betina yang membisikinya, tidakmungkin Masih dalam kebingungan, datang lagi suarabisikan halus.

"Jangan buang waktu. Ambil pedangmu, gunakan ilmuperingan tubuh. Arahkan sasaran pada mata dan ubun-ubun."

Page 110: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Siapa pun orangnya, pasti bermaksud baik," bisik KiRangkuti.

Segera dia melompat dan menyambar pedangnya yangmenggeletak di tanah. Dengan menggunakan ilmu peringantubuh, segera dilakukan serangan disertai jurus-juruspedang yang cepat ke arah mata dan ubun-ubun ButoDungkul.

Tampaknya serangan Ki Rangkuti ini membuat ButoDungkul menjadi kelabakan. Setengah mati dia berusahamelindungi daerah mata dan ubun-ubunnya dari serbuanyang cepat bagai kilat. Memang sulit juga bagi Ki Rangkutiuntuk dapat menancapkan pedangnya ke mata dan ubun-ubun lawan. Gada besar penuh duri selalu menghalausetiap kali ujung pedang Ki Rangkuti menuju sasaran.

Sementara itu Nyi Rongkot rupanya juga mendengarbisikan halus yang diterima Ki Rangkuti. Dia segeramengerahkan ilmu pemecah suara dan pembeda gerak.Dalam sekejap saja dia telah bisa mengetahui ada orang laindi sekitar tempat ini. Mendadak tubuhnya mencelat ke arahbatu besar tempat Bayangan Malaikat dan PendekarRajawali Sakti bersembunyi.

Bersamaan dengan itu, Pendekar Rajawali Sakti jugamelompat ke arah Nyi Rongkot. Satu benturan keras terjadidi udara. Dua tokoh sakti itu terlontar dan jatuh ke tanahbergulingan. Mereka segera bangkit berdiri berhadapan.Melihat Pendekar Rajawali Sakti telah berhadapan denganlawannya, Bayangan Malaikat pun melompat keluar.

"Bantu Ki Rangkuti, Paman," kata Rangga agak keras."Pusatkan perhatian pada mata dan ubun-ubun ButoDungkul!"

"Setan! Rupanya kau yang membisiki Rangkuti!" geramNyi Rongkot

Page 111: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Dan kau lawanku, iblis betina!" dengus Rangga.

"Phuih!"

Nyi Rongkot langsung memutar tongkat ular saktinya.Sinar merah segera bergulung-gulung, lalu dengan cepatdihantamkan ujung tongkatnya ke tanah. Seketika itu jugatongkat berubah menjadi ular berwarna merah menyala.

"Naga Merah...!" NyiRongkot berteriak keras.

Bersamaan dengan itu,tangannya menuding ularyang meliuk-liuk di tanah.Dari ujung jarinyameluncur sinar merahyang langsungmembungkus ular itu.Dalam sekejap saja ularitu berubah menjadiseekor naga merah.Rupanya Nyi Rongkotlangsung mengeluarkan

ilmu andalannya setelah tahu siapa yang dihadapinya kini.Dia tidak lagi memandang enteng Pendekar Rajawali Sakti.

Rangga segera mencabut pedang saktinya. Sinar biruberkilau langsung memancar menerangi sekitarnya.Secepatnya dikerahkan ilmu 'Pedang Pemecah Sukma'.Sinar biru pedang itu segera bergulung-gulung menjadi satu.Sementara itu jelmaan ular naga yang sebesar pohon kelapatelah menyerang bagai kilat.

Rangga menghunus pedangnya sehingga sinar biruberkelebat cepat menghajar ular naga itu. Tampak ular nagamerah seperti diselimuti sinar biru yang berkilau di seluruh

Page 112: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

tubuhnya. Naga itu menggeliat-geliat serayamenyemburkan api dari mulutnya.

"Yeaaah...!" Nyi Rongkot berteriak melengking dengantubuh melenting sambil mengirimkan pukulan 'NagaMerah' ke arah Pendekar Rajawali Sakti.

"Hup!"

Rangga mengangkat tangan kirinya yang tergulung sinarbiru. Begitu disentakkan tangannya, sinar biru langsungmeluncur cepat ke arah Ular Betina yang berada di udara.Dari kedua telapak tangannya yang memerah jugameluncur sinar merah. Dua sinar bertemu di udara, dansaling mendorong. Pelan-pelan tubuh Nyi Rongkot turundan menjejak tanah kembali. Jarak mereka tinggal satutombak lagi.

"'Cakra Buana Sukma...!" teriak Rangga yang merasakewalahan juga menghadapi dua makhluk maut ini.

Seketika itu juga Rangga menempelkan telapak tangankirinya ke batang pedangnya, lalu digosok-gosokkan danberhenti di tengah-tengah pedang. Sinar biru kini semakinbanyak menggumpal menyelimuti tubuh ular naga merah.Sedangkan dari telapak tangan kiri yang menempel padatengah-tengah pedang, keluar sinar biru yang makinmenggumpal ke arah sinar merah milik Ular Betina.

***

Agak lama juga kedua tokoh sakti itu mengadukekuatan. Namun sedikit demi sedikit sinar merah mulaiterdesak. Seluruh tubuh dan wajah Ular Betina telah basaholeh keringat. Tangan dan kakinya mulai bergetar menahanilmu 'Cakra Buana Sukma'.

Pelan-pelan Rangga mulai merenggangkan telapak kiridengan pedangnya. Kemudian ujung pedang yang terus

Page 113: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

mengeluarkan sinar biru, mengarah pada naga merah yangmenggeliat-geliat dan terus menyemburkan api darimulutnya.

'Yeah!" tiba-tiba Rangga berteriak nyaring.

Seketika dikebutkan pedangnya ke atas. Ular naga merahsebesar pohon kelapa itu terangkat, melayang derasmengikuti tarikan pedang Pendekar Rajawali Sakti. Secepatkilat Rangga mengerahkan ilmu 'Pedang Pemecah Sukma'.Pedang pusaka itu dikebutkan, dan....

Cras!

"Aaaargh...!"

Ular naga merah meraung menggelegar. Dengan kerastubuhnya terbanting ke tanah. Sebentar menggelepar-gelepar, lalu diam tidak bergerak lagi. Perlahan-lahan ularnaga merah itu berubah wujud kembali ke asalnya. Kiniyang menggeletak di tanah hanya sebatang tongkatberbentuk ular.

Rangga langsung menempelkan kembali pedangnya ketelapak tangan kiri. Kakinya mulai terayun melangkahmendekati Nyi Rongkot. Si Ular Betina yang mulai kejang-kejang, kini tersentuh sinar biru pada telapak tangannya.Perlahan-lahan sinar biru menyelimuti seluruh tangan. KakiPendekar Rajawali Sakti terus melangkah semakin dekat

"Aaakh...!" Nyi Rongkot menjerit keras ketika seluruhtubuhnya terselimuti sinar biru.

Tepat ketika tinggal selangkah lagi, dengan cepatPendekar Rajawali Sakti mengelebatkan pedangnya. Tanpaampun lagi pedang pusaka Rajawali Sakti itu menghantamdada Ular Betina. Rangga langsung melompat ke belakang.Dia mencabut kembali ilmu 'Cakra Buana Sukma' yangdipadukan dengan ilmu

Page 114: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

'Pedang Pemecah Sukma'. Begitu pedang Rajawali Saktimasuk dalam sarungnya, sinar biru langsung hilang daripandangan.

Tubuh Ular Betina menggeletak di tanah dekattongkatnya yang telah menjadi tepung. Rangga berdirimemperhatikan tubuh Nyi Rongkot yang mulai lumer.Perlahan tapi pasti, tubuh perempauan tua itu menjadionggokan abu hitam. Pendekar Rajawali Sakti menariknapas panjng. Matanya langsung beralih pada Ki Rangkutidan Bayangan Malaikat yang tengah berhadapan dengan simanusia liar Buto Dungkul. Tampaknya pertarungan masihberjalan seimbang.

Secepat kilat dia melompat sambil merentangkan keduatangannya. Pendekar Rajawali Sakti kini mengerahkanjurus 'Sayap Rajawali Membelah Mega'. Sedangkan KiRangkuti dan Bayangan Malaikat langsung melompatmundur. Rangga segera menyerang dengan jurusandalannya dengan cepat ke arah Buto Dungkul.

"Grrr...!" Buto Dungkul menggeram berat.

Dadanya yang penuh duri tajam berkelebatan mengincartubuh Pendekar Rajawali Sakti. Namun gerakan pendekarmuda ini sangat lincah. Tidak sedikitpun gada itu dapatmenyentuh tubuhnya. Bahkan beberapa kali tangan Ranggaberhasil bersarang telak di tubuh manusia liar itu.

Buto Dungkul beberapa kali terjajar sambil mengerammarah. Kedau bola matanya makin merah menyala. Tiba-tiba Rangga melenting tinggi ke udara, lalu dalam sekejapmerubah jurusnya menjadi 'Rajawab Menukik MenyambarMangsa'. Kedua kaki Rangga bergerak cepat dan berputar.

"Aaargh!" Buto Dungkul meraung keras.

Page 115: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Dua kali kaki Rangga menghantam kepalaa si manusialiar itu. Dan begitu kakinya menjejak tanah, tangankanannya melunak ke depan sambil melompat. Ranggakembali merubah jurusnya jadi 'Cakar Rajawali'. Jari-jaritangannya menegang keras dan kaku. Buto Dungkul yangmasih merasakan sakit pada kepalanya, tidak bisa lagimengelak. Dua jari tangan Pendekar Rajawali Saktilangsung mencoblos matanya.

Lagi-lagi Buto Dungkul meraung keras. Dua biji matamencelat keluar bersamaan dengan ditariknya kembali jari-jari Pendekar Rajawali Sakti. Kaki Rangga langsungmelayang deras menghantam dada Buto Dungkul. TubuhRangga melambung tinggi ke udara. Kembali diubahjurusnya menjadi 'Pukulan Maut Paruh Rajawali'. Tangankanan Rangga terkepal melunak ke arah ubun-ubun kepalasi manusia liar Buto Dungkul.

Prak!

Buto Dungkul meraung keras. Tubuhnya limbungbeberapa saat Batok kepalanya hancur. Keras sekali tubuh simanusia raksasa itu terbanting ke tanah. Sebentarberkelejotan, lalu diam tak bergerak-gerak lagi.

Rangga berdiri mematung memandangi tubuh ButoDungkul yang menggeletak tak bernyawa lagi. Dia menolehbegitu mendengar langkah-langkah kaki menghampiriRangga membalikkan tubuhnya. Kedua orang itu berdiridengan jarak sekitar setengah batang tombak lagi.

"Terima kasih, kau te...," belum habis Ki Rangkutimenyelesaikan ucapannya, tiba-tiba terdengar suarapanggilan keras.

"Ayah...!"

Page 116: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

Hampir bersamaan mereka menoleh. Tampak seoranggadis berlari-lari dengan pakaian tidak karuan.

"Sekar Telasih...!" seru Ki Rangkuti.

Laki laki tua yang tegap itu langsung berlarimenyongsong anak angkatnya. Mereka bertemu danberpelukan hangat Bayangan Malaikat menyaksikannyadengan mata berkaca-kaca. Mereka sampai lupa padaPendekar Rajawali Sakti. Ketika sadar, tidak lagi merekadapati pendekar muda digdaya di tempatnya.

"Ke mana dia?" tanya Ki Rangkuti.

Bayangan Malaikat juga kebingungan, tidak tahu harusmenjawab apa. Dia sendiri sampai tidak memperhatikandan tidak mengetahui kapan Pendekar Rajawali Sakti itupergi.

"Siapa, Ayah?" tanya Sekar Telasih.

"Pendekar Rajawali Sakti," sahut Ki Rangkuti.

"Aku yakin dia tidak memerlukan ucapan apa-apa. Hm,benar-benar seorang pendekar sejati," kata BayanganMalaikat agak bergumam.

"Apakah dia yang membunuh kedua orang itu?" tanyaSekar Telasih.

"Ya, nanti Ayah ceritakan."

Tanpa banyak bicara lagi, mereka kemudian melangkahpergi meninggalkan Hutan Gading ini. Dalamperjalanannya Sekar Telasih menceritakan bagaimana iabisa meloloskan diri. Dia tidak tahu jalan pulang, lalumendengar suara pertarungan serta melihat kilatan kilatansinar saling sambar. Sayang sekali, kedatangannya setelahpertarungan selesai, jadi tidak bisa menyaksikan.

Page 117: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

"Ayah mau menceritakan semuanya, 'kan?" desak SekarTelasih.

"Tentu, lapi tidak di sini."

"Janji?"

"Janji!"

Sekar Telasih tersenyum manis. Kakinya terayun ringanbagai tidak memiliki beban apa-apa lagi. Dia seperti baruterbebas dari sebuah belenggu yang hampir menghancurkanseluruh hidupnya. Sedangkan Ki Rangkuti masihmemikirkan Pendekar Rajawali Sakti yang datang dan pergisecara misterius. Namun hatinya dengan tulusmengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya.

SELESAI

Pembuat Ebook :Scan ke Djvu : Syaugy_arr

http://hanaoki.wordpress.comConvert & Editor text : Dewi KZ

Pdf by : Dewi KZhttp://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/

Sinopsis :

"Nyi Rongkot..!" Ki Rangkuti sangat terkejut melihatsiapa yang berdiri di depannya.

"Hik hik hik... lama kita tidak berjumpa, Ki. Aku datangmau mengambil anakku!"

"Sekar Telasih bukan anakmu!"

Nyi Rongkot menggerang marah. Sembilan belas tahundia mencari anaknya, bagaimanapun kini dia harus merebut

Page 118: Seri Pendekar Rajawali Sakti · PDF fileSeri Pendekar Rajawali Sakti Karya : Teguh S dalam episode NagaMerah Penerbit Cintamedia Jakarta NAGA MERAH oleh Teguh S.

kembali anaknya. Dia sudah terlanjur berjanji pada siManusia Liar. Janji apakah itu?

Apakah Ki Rangkuti, sebagai ketua padepokan Jatiwangidan orang tua Sekar Telasih, harus mengalah begitu saja?Bagaimana tindakan Rangga setelah mengetahui dudukpersoalannya? Mampukah dia menandingi ilmu NagaMerah yang sangat sakti...?

-ooo0dw0ooo-