SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan...

235

Transcript of SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan...

Page 1: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAMDimensi Teoretis dan Praktis

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana

SERBA-SERBIPENDIDIKAN

ISLAMDimensi Teoretis dan Praktis

Prof Dr Djarsquofar Siddik MADra Hj Rosnita MA

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAMDimensi Teoretis dan Praktis

Penulis Prof Dr Djarsquofar Siddik MA danDra Hj Rosnita MA

Editor Dr Jarsquofar MA

Copyright copy 2018 pada penulisHak cipta dilindungi undang-undang

All rights reserved

Penata letak SamsidarPerancang sampul Aulia Grafika

Diterbitkan olehPERDANA PUBLISHING

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana(ANGGOTA IKAPI No 022SUT11)

Jl Sosro No 16-A Medan 20224Telp 061-77151020 7347756 Faks 061-7347756

E-mail perdanapublishinggmailcomContact person 08126516306

Cetakan pertama November 2018

ISBN 978-602-5674-62-4

Dilarang memperbanyak menyalin merekam sebagianatau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau

bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit atau penulis

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya Atas takdir-Nya akhirnya penulis mampu menyelesaikan buku

ini dengan baik Selawat dan salam semoga selalu disampaikan kepadaNabi Muhammad saw berserta untuk keluarga dan para sahabat-Nya Akhirnyabuku ini dapat juga selesai diterbitkan dengan judul Serba-Serbi PendidikanIslam Dimensi Teoretis dan Praktis Sesungguhnya buku ini merupakan hasilpenelitian dan perenungan penulis dalam menggeluti disiplin pendidikanIslam Dalam proses penerbitan buku ini penulis mendapatkan bantuandalam berbagai bentuk mulai dari persoalan teknis sampai perkarapenerbitan naskah Sebab itu dalam kesempatan kali ini kami mengucapkanterima kasih kepada Dr Jarsquofar MA dan ananda Helma Fitri SPd yangtelah berkenan mengumpulkan bagian-bagian buku ini yang terserakdalam berbagai tempat kemudian mengetik dan mengeditnya sehinggaakhirnya menjadi sebuah naskah yang layak terbit Terima kasih kepadaananda Irfa Waldi Nasution dan Amrullah Siagian yang turut memeriksakata demi kata dalam buku ini Akhirnya kami mengucapkan terimakasih kepada Prof Dr Saidurrahman MAg (Rektor UIN Sumatera UtaraMedan) dan Prof Dr Syafaruddin MPd (Wakil Rektor UIN SumateraUtara bidang Akademik) yang berkenan membiayai pencetakan naskahbuku ini Kepada saudara Asrul Daulay MSi kami mengucapkanterima kasih atas bantuan penerbitannya selama ini

Sekian terima kasih

Medan 30 Nopember 2018

Penulis

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

vi

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar vDaftar Isi vi

Integrasi Ilmu dan Nilai-nilai Agama dalam Pembelajaran 1

Pembentukan Akhlak Anak Usia Dini MenurutIbn Miskawaih 23

Emansipasi Perempuan Muslimah Rekonstruksi TeologiPendidikan Perempuan 45

Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam 59

Pandangan Pendidikan Islam terhadap Teori Belajar DisiplinMental Humanistik 84

Peranan Pendidikan Islam dalam Mempersiapkan SumberDaya Manusia Muslim 96

Menelusuri Konsep Proses Pembelajaran dalam SistemPendidikan Islam 123

Menelusuri Identitas Desain Kurikulum Pendidikan Islam 148

Kedudukan Guru sebagai Pendidik dalam SistemPendidikan Muhammadiyah 169

Inovasi Pemberdayaan Masjid dalam PengembanganPendidikan Islam di Singapura 193

Daftar Pustaka 217

Biodata Penulis 227

1

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

INTEGRASI ILMU DAN NILAI-NILAIAGAMA DALAM PEMBELAJARAN

Hubungan antara ilmu dan agama ataupun moral dalam kegiatanberilmu masih sering diperdebatkan Hal inimdashwalau bagaimana

punmdashberpengaruh pada sikap dalam mengajarkan ilmu apakah ilmuitu disajikan secara ldquomurnirdquo tanpa mengimplisitshykan nilai-nilai moralkeagamaan atau tidak

Ada pendapat yang mengatakan bahwa keduanyamdashilmu dan nilai-nilai moral keagamaanmdashmerupakan dua dunia yang bukan hanyaberbeda melainkan juga sama sekali terpisah dan mesti tetap dijagaagar senantiasa terpisah Pendapat kedua mengatakan bahwa kendatiada perbedaan wilayah antara ilmu dan moral keagamaan bahwakeduanya saling berhubungan

Untuk mencermati pendapat yang saling berlawanan itu tulisanini akan memberikan ulasan singkat tentang kedua pola pikir tersebutyang kemudian dilanjutkan pada perbincangan khusus mengenai internalisasinilai-nilai agama melalui pendidikan keilmuan

Benarkah Ilmu dan Agama TerpisahAdanya upaya memisahkan kegiatan berilmu dengan nilai-nilai agama

atau moral tidaklah timbul dengan sendirinya melainkan dilatar-belakangioleh premis yang dikemukakan para ilmuan Barat bahwa ilmu tak adakaitannya dengan masalah-masalah moral keagamaan Ilmu dan moraladalah dua bidang yang sama sekali terpisah karenanya setiap usaha

2

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

untuk menghubungkan keduanya hanya akan merusak hakikat dankekhasan masing-masing Ilmu adalah bebas-nilai demikian slogan yangdikemukakan para pedukung pendapat ini Penganut pendapat ini sebagai-mana dipaparkan Sudarminta selalu berargumentasi bahwa bidangpenyelidikan ilmu adalah dunia fakta atau apa yang senyatanya ada (what isdas sain) sedangkan moral keagamaan bergerak dalam dunia nilai-nilaiatau apa yang seharusnya dilakukan (what ought to be donedas sollen)1

Secara garis besar setidaknya ada tiga argumen yang mendukungpemisahan ilmu dan moral keagamaan yaitu (1) untuk menjaga otonomiilmu dan menghindari konflik dengan otoritas kebenaran di luar ilmu(2) untuk menjaga kemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah dan (3)adanya bukti-bukti keberhasilan pragmatis rasionalitas metodis yangbebas nilai2

Argumen pertama yang didasarkan kepada pandangan untuk menjagaotonomi ilmu dan menghindari konflik dengan otoritas kebenaran diluar ilmu setidaknya dalam kaca mata Barat cukup argumentatif danpantas mendapat perhatian secara serius karena berawal dari traumasejarah mengenai pertentangan antara ilmuan dengan dogmatika Gerejayang terjadi pada awal abad ke 17

Sejarah mencatat bahwa muncul dan berkembangnya ilmu pengetahuanmodern seperti yang dapat disaksikan dewasa ini memang tidak bisadilepaskan dari usaha perjuangan memperoleh otonomi dari penentuan-penentuan di luar ilmu khususnya dari kungkungan pandangan-pandanganfilosofis dan teologis tertentu Pengadilan inkuisisi yang menjatuhkanhukuman ekskomunikasi pada Gallileo pada tahun1633 karena pembelaannyaatas teori astronomi heliosentris Copernicus (1473-1543) telah dianggapbertentangan dengan ajaran resmi Gereja waktu itu karena secara dogmatisGerejawan mempertahankan teori astronomi geosentris Ptolomeus (abad2) adalah sebuah ironi dalam sejarah bagaimana kebenaran bisa terkorbankanbila ilmu kehilangan otonominya

1Penjelasan menarik mengenai hal ini lihat J Sudarminta ldquoProfesionalitas Gurudalam Rangka Menghadapi Tantangan Pendidikan di Masa Depanrdquo dalam Makalahseminar dalam rangka Dies Natalis XXXIII IKIP Sanata Dharma Yogyakartatanggal 19 Oktober 1988

2Ibid h 7

3

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Adalah benar bahwa kebenaran ilmiah akan terus menerus terkorbankandan kemanusiaan dirugikan apabila otonomi ilmu tidak dijaga terutamaapabila kekuasaan baik politik adat maupun titah-titah keagamaanyang hanya mengandalkan dogmatisme sempit ingin campur tangandalam penentuan internal kebenaran ilmiah Ilmu baru memungkinkantumbuh dan berkembang hanya apabila ada iklim yang menjamin suatukebebasan intelektual Bila kegiatan berilmu dibatasi atau bahkan dikekangoleh suatu ideologi politik atas dogmatisme keagamaan yang sempitmaka penentuan tentang mana yang benar secara ilmiah dan mana yangtidak akan mengalami kekacauan Kebenaran ilmu tidak lagi ditentukanoleh kaidah-kaidah ilmu itu sendiri melainkan harus ldquotunduk dan patuhrdquooleh sesuatu di luar ilmu yang menyebabkan cita-cita ilmu untuk mengejarkebenaran yang rasional objektif dan universal akan menjadi terganjal

Usaha untuk memperjuangkan dan mempertahankan otonomi ilmudari kekuasaan di luar ilmu inilah yang memunculkan sikap sekularistikdan anti keagamaan Pandangan sekularis ini pulalah yang kemudianmelanda hampir seluruh kegiatan berilmu di seantero dunia Peradabanberilmu di dunia Islam juga tak urung ikut dilanda prahara sekularistikmelalui penetrasi Barat yang masuk ke negeri-negeri Islam Dari sinilahawal mula terjadinya dikotomi ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu non agamahampir pada semua negeri Islam3 Pertentangan antara lembaga-lembagapendidikan tradisional dengan lembaga-lembaga pendidikan resmi yangdikuasai oleh pemerintah baik tersamar atau terang-terangan menjaditak terelakkan

Pemisahan ilmu dan moral ndash menurut sebagian para pembelanyamdashbukan dimaksudkan untuk mengecilkan makna dan hakikat agamamelainkan sebagai misi suci untuk menghindari konflik antara ilmudengan otoritas kebenaran di luar ilmu seperti halnya otoritas keagamaanDalam pandangan ini otonomi ilmu adalah otonomi yang relatif karenalembaga-lembaga di luar ilmu juga punya otonomi tersendiri sehinggailmu bukanlah satu-satunya otoritas yang berhak memaklumkan dirisebagai penentu kebenaran yang objektif dan rasional Ilmu secara ontologishanya bergerak dalam dunia sejauh batas-batas cakupan pengalaman

3Mulyadi Kartanegara Integrasi Ilmu Sebuah Rekonstruksi Holistik (JakartaArasy Mizan dan UIN Jakarta Press 2005) h 20

4

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

empiris manusia Padahal hidup manusia bukan hanya bersifat jasmani belakamelainkan juga bersifat rohani yang meliputi berbagai dimensi yangsesungguhnya dapat mengungguli pengalaman empiris manusia Secaraepistemologis ilmu juga hanyalah sebagai salah satu bentuk pengetahuanmanusia Bentuk metodis tertentu yang mencirikan ilmu yang seringdisebut sebagai bentuk hipotetiko-deduktif-verifikatif merupakan bentukmetodis yang tidak berlaku begitu saja untuk bentuk-bentuk pengetahuanmanusia yang lain

Siapa pun mengakui bahwa sesungguhnya ada bentuk-bentuk kebenaranlain di samping kebenaran yang disajikan oleh ilmu Kendati ilmu merupakansalah satu sendi peradaban manusia modern yang secara normatif adalahbaik tetapi ilmu itu sendiri tanpa dilengkapi dengan sendi-sendi yang lainniscaya tidak akan mampu menyangga bangunan peradaban manusiayang diperkirakan dapat menjamin kebahagiaan hidup para warganya

Kesadaran akan pentingnya menjaga otonomi ilmu pada satu pihakdan otonomi lembaga di luar ilmu pada pihak lain seperti lembaga keagamaanmisalnya dalam hal penentuan kebenaran menelorkan paham yang disebutldquorestrictionismerdquo4 atau paham pembatasan wilayah hegemoni Salah seorangpenganut paham ini yang cukup terkenal adalah Arthur S Eddington(1882-1944) seorang pakar astrofisika dari Inggris Ia berpendapat bahwakebenaran ilmu dan agama tidak akan pernah bertentangan karenakeduanya berbicara tentang hal yang sama sekali lain Ia beranggapanbahwa ilmu yang tidak lain hanyalah suatu sistem simbol-simbol yangdihubungkan oleh rumus-rumus persamaan matematis hanya menyangkutdimensi pengalaman manusia yang cukup dangkal Sebagai suatu sistemsimbol-simbol saja ilmu tak mungkin berbicara tentang hakikat kehidupanmanusia yang mendalam Ilmu dengan segala sumbangannya masihmeninggalkan ruang kosong dalam kehidupan manusia yang perlu diisioleh agama5

Pandangan Eddington yang merasa masih perlu memisahkan ilmudan agama menggemakan pandangan Immanuel Kant yang hidup seabadsebelumnya (1724-1804) Bagi Kant bidang gerak dan kegiatan ilmu

4Loren R Graham Between Science and Values (New York Columbia UniversittyPress 1981) h 8

5Ibid h 78-81

5

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya terbatas pada dunia phenomenal yakni dunia sejauh menampakkandiri dan ditangkap oleh pengalaman inderawi manusia Sedangkan bidangnilai-nilai moral dan keagamaan terletak dalam dunia noumenal yaitusuatu dunia yang tak pernah bisa dialami secara inderawi ataupun diketahuioleh nalar saja melainkan hanya bisa dipikirkan melalui akal budi dan iman6

Gema filsafat Kant seperti tercermin dalam pandangan Eddingtonjuga nampak dalam pandangannya bahwa ilmu hanyalah merupakansistem simbol-simbol yang dihubungkan dengan rumus-rumus persamaanmatematis dan tak mampu menjawab masalah-masalah hakiki dalamkehidupan manusia Sebagaimana Kant yang ingin membatasi bidanggerak kegiatan dan wewenang ilmu guna memberi ruang gerak padaagama dan moral Eddington memandang ilmu sebagai kegiatan yangtidak menyentuh masalah-masalah hakiki kehidupan manusia agar nilai-nilai keagamaan bisa tetap dijunjung tinggi dan bisa memperlihatkanbetapa penting dan mutlaknya agama itu bagi manusia

Dalam arti tertentu Albert Einstein juga termasuk ilmuwan yangmenganut restriksionisme karena secara tersurat ia pun menolakadanya hubungan langsung antara ilmu dan etika Dengan tegas ia menyatakanldquoIlmu hanya dapat mengetahui dengan pasti apa yang senyatanya adadan bukan apa yang semestinya ada di luar wilayah ilmu berbagaimacam keputusan yang menyangkut nilai-nilai tetap senantiasa diperlukanrdquo7

Sikap restriksionis Einstein diperkuat sewaktu ia berhadapan denganpara pengkritiknya di Jerman yang mengaitkan teori relativitasnyadengan paham relativisme moral yang menolak kemutlakan nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral Einstein menolak usaha-usaha untukmengaitkan teori fisika modern dengan masalah-masalah sosial dan topik-topik moral keagamaan kebebasan kehendak dan ilmu-ilmu sosialsebagaimana kadang-kadang dibuat oleh rekannya pakar ilmu alamNiels Bohr Einstein mengkritik Bohr sebagai ilmuwan yang menganggapdiri bagaikan seorang nabi8

6Immanuel Kant Critique of Pure Reason Translated by Norman Kemp SmithUnabridged Edition (New York St Martinrsquos Press 1965) h 29-30 dan 257-275

7Lihat Graham Between h 408Dikutip dalam RS Shankland ldquoConversations with Albert Einsteinrdquo dalam

American Journal of Physics vol 31 1963 h 50

6

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kendati begitu Einstein sama sekali bukan seorang ilmuwan yangtidak peduli akan tanggung jawab moralnya terhadap masyarakat Banyaktulisannya menyangkut masalah-masalah sosial yang tidak langsungberhubungan dengan kegiatan ilmiahnya karena dia yakin bahwa ilmuwanmdashsebagaimana warga negara yang lain mdash mempunyai tanggung jawabyang penting dalam masyarakat Ia menolak pandangan yang melarangpara ilmuwan berpolitik Dengan pandangan seperti itu bisa dikatakanbahwa Einstein bukanlah seorang penganut paham restriksionisme yangketat meskipun dikotomi keilmuan tetap cukup kuat dalam pandangan-pandangannya

Argumen kedua yang lebih menekankan pada upaya menjaga kemurniandan objektivitas kebenaran ilmiah erat sekali kaitannya dengan argumenpokok pertama seperti dikemukakan di atas Argumen kedua ini jugamendukung pemisahan antara ilmu dan moral keagamaan guna menjagakemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah yang citranya bisa dirusakoleh pertimbangan nilai-nilai di luar nilai kognitif keilmuan Dalam halini kenalaran (rasionalitas) ilmu kadang-kadang dikaitkan dengan sifatargumentasi ilmu yang melulu bersifat logis lugas dan objektif bebas dariberbagai macam pertimbangan nilai Pertimbangan nilai telah dicurigaisebagai penyebab terjadinya sikap yang berat sebelah (bias) yang dapatmerusak citra keilmuan Keobjektifan hasil pengumpulan dan analisisdata pemilihan dan pegolahan permasalahan mdash menurut para pendukungargumen ini mdash sering menjadi cacat (distorted) disebabkan oleh dan adanyapertimbangan nilai-nilai atau paham moral keagamaan para ilmuwan

Guna mempertahankan cita-cita kemurnian ilmu dan mengejarobjektivitas kebenaran tersebut pada permulaan abad ini Max Webermemperjuangkan pentingnya pemisahan antara fakta dan penilaian(facts and values) antara ilmu sosial dan kebijakan sosial (social scienceand social policy)9 Bersama Werner Sombart dan Edgar Jafee pada tahun

9Empat tulisan Weber berkenaan dengan argumentasinya mengenai perlunyapemisahan ilmu dan nilai-nilai adalah ldquoObjektivity in Social Science and SocialPolicyrdquo (1904) ldquoThe Logic of the Cultural Sciencesrdquo (1905) ldquoThe Meaning oflsquoEthical Neutralityrsquo in Sociology and Economicrdquo (1917) dan ldquoScience as a VocationrdquoKetiga tulisan pertama dapat dibaca dalam kumpulam essay The Methodology ofthe Social Sciences translated and edited by Edward A Shils and Henry A FinchGlencoe 111 The Free Press 1949 Sedangkan tulisan yang keempat antara lain

7

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

1904 Weber melancarkan kampanyenya dengan mempergunakan majalahmereka Archiv fur Sozialwissenschaft und Sozialpolitik melawan sikapdari Verein fur Sosialpolitik yang dikuasai pemerintah Bismarck Cita-cita Weber adalah untuk membebaskan kegiatan ilmiah dari pendikteankepentingan pemerintah atau rezim yang sedang berkuasa MenurutWeber para ilmuwan yang masuk dalam Verein banyak yang sudah tidakkritis lagi atau bahkan telah menjual kebebasan mereka sebagai ilmuwanMereka telah melalaikan pentingnya memisahkan tugas mereka sebagaiilmuwan dari tugas mereka sebagai warganegara Kelalaian ini dalampandangan Weber adalah suatu pengkhianatan atas cita-cita kegiatanilmiah yang harus bersifat rasional objektif dan tak pernah boleh memihak

Rasionalitas keilmuan menurut Weber adalah rasionalitas bebas-nilai yakni rasionalitas yang terletak dalam cita-cita objektivitas kebenaransebagaimana terdapat dalam ilmu alam objektivitas yang bebas dariketerlibatan subjek pengamat dan membiarkan objeknya sendiri berbicaratentang dirinya Ilmu termasuk ilmu sosial seperti sosiologi mesti berusahauntuk mengerti hal yang diselidiki tidak hanya secara intuitif-interpretatifyang mengandalkan verstehen melainkan harus sampai ke perumusanhukum yang bisa dipakai sebagai dasar ramalan ilmiah atau prediksiatas apa yang akan terjadi

Akan halnya argumen yang ketiga yaitu berkenaan adanya bukti-buktikeberhasilan pragmatis rasionalitas metodis yang bebas-nilai biasanyadiajukan sebagai pendukung usaha pemisahan ilmu dan moral keagamaanjuga Perlu ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan rasionalitas metodisbebas nilai adalah paham rasionalitas ala Weber yang menganggappertimbangan nilai-nilai mdash termasuk nilai-nilai moral keagamaan dalamkeilmuan mdash dipandang sebagai distorsi atau pembuat cacat keobjektifanilmu Dalam paham rasionalitas ini tujuan tidak pernah dipersoalkankarena yang menjadi pokok persoalan hanyalah penemuan sarana untukmencapai tujuan Dengan keberhasilan pragmatis yang dimaksudkanadalah keberhasilan sesaat dalam memecahkan masalah (get the job done)

Dalam paham rasionalitas metodis mdash atau kadang disebut jugarasionalitas instrumental atau rasionalitas teknologis mdash setiap peristiwaatau kejadian dan bahkan perbuatan-perbuatan manusia bisa diterangkansepenuhnya berdasarkan lsquoefficient causersquo-nya dan dari situ bisa ditemukansuatu hukum penyebab (causalitas) yang keberlakuannya menyerupai

8

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hukum alam dalam ilmu alam Keterangan yang melibatkan lsquofinal causersquodianggap tidak ilmiah karena tak pernah bisa diamati secara empiris Rasionalitasmetodis melahirkan pendekatan yang bersifat materialistik dan mekanikalterhadap alam semesta Pendekatan ilmiah yang telah melahirkan teknologimodern sehingga rahasia alam semesta diketahui hukum-hukum penyebabnyaAlam tidak lagi hanya untuk dimengerti melainkan pertama-tama danterutama untuk dikuasai dan dimanfaatkan Inilah perubahan sikappendekatan yang oleh Bertrand Russell disebut sebagai perubahandari sikap kontemplatif ke sikap manipulatif10

Secara pragmatis pendekatan semacam ini rupa-rupanya telah membawakeberhasilan besar dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapimanusia Revolusi teknologi memang membawa banyak manfaat dalammeningkatkan taraf hidup manusia Rasionalitas metodis yang bebas-nilai telah membebaskan manusia dari perbedaan yang mereka katakanbertele-tele dan tak habis-habisnya mengenai nilia-nilai dan membantumemusatkan tenaga dan perhatian pada pemecahan masalah-masalahkonkret seperti pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia pangansandang papan perumahan prasarana ekonomi dan sebagainya Atasdasar argumentasi kegunaan praktis ini maka pemisahan ilmu denganpertimbangan-pertimbangan moral pun menjadi dibenarkan

Ilmu dan Agama Tidak TerpisahPaparan di atas menyajikan tiga argumen pokok yang biasanya dipergunakan

untuk mendasari pandangan yang membela dan memperjuangkanpemisahan ilmu dan moral keagamaan Pertanyaannya kini benarkahilmu terpisah dari nilai-nilai moral keagamaan Dalam konteks itu paparanberikut akan coba mendiskusikan benar-tidaknya ilmu terpisah darinilai-nilai moral keagamaan

Sebagai sebuah diskusi kiranya perlu dilakukan peninjauan secarakritis terhadap argumen-argumen yang menyatakan bahwa ilmu mestiterpisah dengan moral keagamaan Dengan cara seperti itu sekalipun

dalam Logan Wilson and William L Kolb (Ed) Sociological Analysis (NewYork Hartcourt Brace and Company 1949) h 5-16

10Bertrand Russell The Scientific Outlook (New York Norton 1962) h 261

9

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tanpa mengingkari adanya kebenaran yang terkandung dalam argumen-argumen tersebut akan tetapi setidak-tidaknya dapat ditemukan suatuargumentasi rasional bahwa sesungguhnya pemisahan ilmu dan moralkeagamaan memiliki sisi-sisi lemah yang sesungguhnya masih perluuntuk direkonstruksi

Karena itu tanpa harus berdebat mengenai pentingnya mempertahankanotonomi ilmu dari campur tangan kekuasaan di luar ilmu serta perlunyamemperhatikan perbedaan yang sesungguhnya antara bidang ilmudan bidang moral keagamaan guna menghindarkan kekacauan pahamdapat dikatakan bahwa penyelesaian berupa restriksionisme sepertiyang dikemukakan Eddington atau Kant hanyalah penyelesaian yangsemu Secara sepintas argumen yang mereka berikan cukup meyakinkandan layak diterima karena keduanya sama-sama diakui pentingnya danyang satu tak bisa dikorbankan demi yang lain Pada satu pihak parailmuwan bisa terus melaksanakan kegiatan ilmiahnya tanpa khawatirakan adanya campur tangan dari atau akan adanya akibat-akibat yangtidak diinginkan bagi dunia di luar ilmu Pada pihak yang lain kaumagamawan dan teolog dapat terus berpegang dan mengajarkan nilai-nilai yang mereka yakini sebagai sesuatu yang baik dan benar tanpakhawatir terancam keberlakuannya oleh kemajuan ilmu

Penyelesaian kompromis di atas secara sepintas memuaskan berbagaipihak Kendati begitu penyelesaian ini merupakan penyelesaian yangsemu dan dikotomis karena hidup manusia tidak bisa dikotak-kotakkanKegiatan keilmuan sebagai kegiatan manusia tidak bisa sepenuhnyadiisolasikan dari kegiatan-kegiatan manusia yang lain Ilmuwan sebagaiwarga masyarakat tidak bisa melepaskan diri dari tata nilai yang menjagatatanan dan keutuhan masyarakat Seorang ilmuwan mempunyai kewajibansosial tertentu dalam masyarakat suatu kewajiban yang dalam pelaksanaannyatidak pernah bisa dilepaskan dari nilai-nilai moral

Di samping itu dalam kasus Eddington mengenai usahanya untukmemisahkan kegiatan keilmuan dari kegiatan keagamaan dalam praktektidak membebaskan dirinya dari mengaitkan keduanya yang secarakritis telah dicatat oleh Loren Graham11 Seandainya Eddington konsisten

11Graham Betwen h 78-79

10

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dengan prinsipnya bahwa tak ada sesuatu pun yang terjadi dalam ilmuyang dapat mempengaruhi kehidupan keagamaan ia pasti tidak akanmenulis beberapa buku yang bertujuan untuk menunjukkan bahwaperkembangan-perkembangan baru dalam fisika modern (teori relativitasdan mekanika quantum) tidak perlu berpengaruh pada sikap orang dalammenghayati perkembangan baru dalam fisika modern yang secara defacto berpengaruh pada sikap orang dalam menghayati agamanya

Sehubungan dengan posisi Kant yang menyatakan bahwa moralitasmdashyang berada dalam lingkup noumenal mdash tidak ada hubungan sesuatudengan ilmu mdash yang berada dalam lingkup phenomenal mdash secara teoritisposisi ini tak bisa dipertahankan Manusia yang konkret ini terlibat dalamdua dunia dan memakai dua aspek dari akal budi sekaligus Pandanganbahwa ilmu bersifat pengetahuan teoritis dan bisa dipisahkan dari bidangpraktis dalam banyak hal sudah diperlemah oleh kenyataan bahwa dewasaini ilmu dan teknologi teori dan praktis sudah semakin erat berkaitanTidak ada hasil ilmu yang begitu saja bersifat netral karena melulu bersifatteoretis yang tidak memiliki dampak sosial penggunaannya Ilmu modernmerupakan suatu kegiatan berantai suatu penemuan pada suatu bidangacapkali mempengaruhi penemuan-penemuan di bidang lain Sebagaicontoh kajian tentang pertumbuhan hormon tetumbuhan diikuti olehpengembangan obat kimia herbisida yang digunakan untuk penggundulansemak belukar dalam perang Vietnam12 Ini berarti bahwa sesuatu yangterjadi dalam suatu laboratorium biokimia tidak bisa begitu saja dipisahkandari kepentingan-kepentingan industri yang dalam hal ini adalah industriperdagangan obat dan industri perang juga kepentingan politik Tidaklahmudah untuk memisahkan suatu aspek kegiatan ilmiah dari aspek-aspekyang lain Suatu hal yang sepintas nampaknya netral bisa mempunyaidampak pada yang lain bila dikaitkan dengan kegiatan lain Apalagi dewasaini jarak waktu antara hasil kajian laboratorium dengan penerapannyasecara teknologis ternyata sudah semakin singkat Ini membawa akibatbahwa kesempatan untuk melakukan evaluasi terhadap dampak-dampaksosial daripada hasil-hasil penyelidikan ilmu semakin sedikit Masalahnya

12George H Keiffer Bioethics A Textbook of Issues (Menlo Park Ca Addison-Wesley Publishing Company 1979) h 13 Dalam buku ini banyak dibicarakanbeberapa permasalahan berkaitan dengan hubungan antara ilmu dan masyarakat

11

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

menjadi lebih tajam lagi kalau dikaitkan dengan kenyataan bahwa seringkaliuang bicara lebih keras daripada kebenaran

Tambahan pula dewasa ini ilmu juga sudah begitu berkembangsehingga bidang penyelidikannya bukan lagi hanya menyangkut alamkebendaan yang ada di luar manusia melainkan menjadikan manusiaitu sendiri sebagai objek penyelidikannya Ilmu genetika misalnya denganretasnya kode-kode genetis DNA yang dalam arti tertentu telah membukatabir misteri kehidupan dan bisa terlibat dalam proses reproduksi manusiaHal ini akan membawa manusia masuk ke pintu gerbang suatu zaman yangmempertontonkan bahwa ilmu bukan lagi merupakan suatu saranayang membantu manusia untuk mencapai tujuan hidupnya melainkanjuga ldquomenciptakanrdquo tujuan hidup itu sendiri Dengan menjadikan manusiasebagai objek penyelidikan ilmu telah melibatkan hal-hal yang menyangkutmartabat manusia sendiri berikut hakikat kehidupannya Dalam halseperti ini tidak bisa dikatakan lagi bahwa ilmu itu bersifat netral ataubebas nilai dan merupakan bidang yang terpisah dari moral keagamaan13

Berkaitan dengan argumen pokok kedua tanpa harus menyangkalpentingnya menjaga kemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah perludisadari bahwa tidak semua bentuk keterlibatan subjek peneliti (ilmuwan)dengan tata nilainya pada proses penelitian ilmiah dengan sendirinyamerusak citra kemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah Usaha untukmembebaskan diri dari sikap-sikap a priori kecondongan-kecondongan(bias) pribadi dan kehidupan sosial para ilmuwan14 khususnya dalampemilihan suatu metode penelitian pencatatan pelaporan dan penganalisaandata memang merupakan suatu hal yang hakiki dalam setiap kegiatanilmiah Hasil-hasil penelitian ilmiah yang diwarnai oleh bias pribadi dankelompok dan tidak terbuka pada pengecekan kembali oleh komunitasilmuwan dengan sendirinya tidaklah tidak sahih (valid) Khusus dalam kontekstersebut tujuan yang ingin dicapai oleh para penganjur dan pendukungpemisahan ilmu dan moral memang perlu dipertimbangkan

13Jujun S Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (JakartaPustaka Sinar Harapan 1987) h 253-257

14Membebaskan diri dari apa yang oleh Francis Bacon disebut empat ldquoidolardquo yangbisa menjerat ilmuwan ke arah ldquoanticipationes naturaerdquo yakni ldquoidola tribusrdquo (prasangkabangsa manusia pada umumnya) ldquoidola specusrdquo (prasangka seleranya sendiri) ldquoidolaForirdquo (prasangka massa) dan ldquoidola theetrirdquo (prasangka faham pemikiran lama)

12

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kendati begitu pengejaran kebenaran ilmiah dalam bentuk kebenaranyang melulu bersifat objektif bebas dari segala keterlibatan subjek sebagaimanadicita-citakan oleh ilmu alam kelihatannya merupakan suatu ideal yangtidak pernah sepenuhnya tercapai Kelirulah untuk memandang bentukkebenaran seperti itu sebagai model segala kebenaran Semua kebenaranpengetahuan itu bersifat objektif-subjektif Apabila pengetahuan yangdimaksudkan merupakan pengetahuan yang menempatkan manusiasebagai obyek forma dan materinya sebagaimana halnya ilmu-ilmusosial kemanusiaan akan semakin tinggilah derajat keterlibatan subjekDalam hal ini pemakaian model objektivitas ilmu alam sebagai modelsegala ilmu tidaklah memadai Bahkan sejak tahun 1950-an di kalanganpara ilmuwan sendiri mulai disadari bahwa paham fisikalisme yangingin menjadikan fisika sebagai model segala ilmu merupakan pahamyang tidak bisa dipertahankan Demikian pula pengertian objektivitaskebenaran sebagaimana dicita-citakan oleh aliran positivisme (prinsipverifikasi berdasarkan pengamatan inderawi) tidak bisa sepenuhnyaberlaku bahkan untuk bidang ilmu alam sendiri15 Perumusan kebenaranyang dipandang objektif dalam ilmu alam pun tidak lepas dari keterlibatansang subjek atau ilmuwan

Alasan untuk membebaskan ilmuwan dari segala bentuk pertimbangannilai termasuk pertimbangan moral keagamaan dengan menyatakanbahwa ilmuwan itu selalu netral dan hanya mengejar kebenaran demikebenaran saja kadang-kadang menjadi dalih pelarian dari tanggungjawab sosial Kegiatan keilmuan bagaimanapun juga mesti diletakkandalam usaha untuk menjadikan kehidupan manusia di dunia ini lebihbaik dan sejahtera Untuk itu kegiatan keilmuan tidak bisa dilepaskandari asas-asas moral Secara moral ilmu harus ditujukan untuk kebaikanmanusia dan jangan sampai merendahkan martabatnya atau mengubahhakikat kemanusiaan16 Dalam pandang seorang muslim bahwa ilmuharuslah berkaitan langsung untuk mewujudkan kesejahteraan umatmanusia seluruhnya baik di sini di dunia ini maupun di sana yaitu padakehidupan akhirat nanti

15Mengenai pergeseran paham dalam perjalanan sejarah filsafat ilmu ini lihatmisalnya Frederick Suppe (ed) The Structure of Scientific Theories (Chicago Universityof Illinois Press 1974) h 4

16Suriasumantri Filsafat h 235

13

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Akan halnya dengan adanya bukti-bukti keberhasilan pragmatis pahamrasionalitas metodologis atau instrumental yang sifatnya bebas nilaibelumlah membenarkan pemisahan ilmu dari pertimbangan-pertimbanganmoral keagamaan Sesuatu yang secara sepintas merupakan keberhasilandalam menjawab suatu persoalan yang muncul belum tentu bahwa dalamjangka panjang bukanlah suatu yang merugikan Sebagai contoh dalambidang pendidikan misalnya secara pragmatis mendidik para tenagakerja yang langsung bisa memenuhi permintaan pasaran kerja dapatdilihat sebagai suatu keberhasilan dalam karya pendidikan Namun semuaorang tahu bahwa sekiranya proses pendidikan berjalan begitu terusdalam jangka panjang maka masyarakat akan dirugikan karena dalammenghadapi tantangan-tantangan masa depan masyarakat bukan hanyamemerlukan tenaga kerja berupa tukang-tukang guru-guru yang pintarmengajar atau para pelaksana kebijakan lainnya melainkan juga danterutama butuh para pemimpin dan pemikir yang giat penuh daya ciptadan mampu mengadakan pembaruan terus menerus Pendidikan yanghanya mengacu pada pencetakan tukang-tukang seperti tersirat dalamtujuan jangka pendek program pendidikan diploma dewasa ini yanghanya ingin mengisi lowongan pekerjaan saja pasti tidak akan mampuuntuk menjawab tantangan-tantangan tersebut

Kembali ke masalah kesuksesan pragmatis rasionalitas teknologisyang bebas nilai tak dapat dipungkiri bahwa teknologi modern sebagaianak ilmu yang cepat besar dan berprestasi tinggi sungguh telah banyakmenyumbang bagi peningkatan kesejahteraan manusia Manusia telahbanyak dibebaskan dari keterbatasan-keterbatasannya dalam berhadapandengan kedahsyatan kekuatan alam Kegersangan tanah gelora lautantinggi dan perkasanya gunung keganasan iklim gempa bumi gelombangtsunami yang mengegerkan letusan gunung berapi dan sebagainyamerupakan tantangan-tantangan yang ldquoseyogianyardquo semakin mampudijawab oleh manusia Manusia semakin mampu menundukkan danmenjadikan alam bermanfaat bagi kehidupan

Sekalipun begitu manusia juga seyogianya semakin menyadariambivalensi sumbangan yang diberikan oleh ilmu dan teknologi ini Cukupbanyak masalah kehidupan bisa dipecahkan dengan bantuan ilmu danteknologi tetapi keduanya sekaligus juga memunculkan masalah-masalahbaru yang tidak kalah pentingnya untuk segera mendapatkan perhatian

14

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Umat manusia memang semakin dibebaskan dari kesewenangan alamtetapi ldquokitardquo bukannya semakin dibebaskan dari kesewenangan sesamamanusia

Perkembangan ilmu dan teknologi tanpa disertai oleh pendidikan hatinurani moral atau pendidikan agama seperti diibaratkan oleh Sudarmintaakan sama halnya dengan memberikan senjata api kepada para lsquopremanrsquo17

Senjata api bagi Pak polisi biasanya dipakai untuk mengabdi paling tidakdiharapkan demikian Tetapi jika dihadiahkan untuk lsquopremanrsquo makahal itu akan digunakannya untuk melakukan kejahatan Agaknya takperlu diulang lagi di sini hal-hal yang sudah sering dinyatakan sebagaidampak negatif kemajuan ilmu dan teknologi bila kemajuan itu dilepaskandari pertimbangan-pertimbangan moral keagamaan yang menjadi sendikehidupan manusia

Berdasar paparan di atas kiranya menjadi jelas bahwa kendati ilmu danmoral untuk menghindarkan kekacauan perlu tetap disadari perbedaannyanamun keduanya sebagai termasuk bidang kegiatan manusia yangsama-sama perlu tidak pernah bisa untuk dipisahkan Ilmu baru akanmencapai tujuannya untuk kebaikan manusia tanpa merendahkanmartabatnya dan tanpa mengubah hakikat kemanusiaan bila kegiatankeilmuan didasari oleh asas-asas moral

Pada sisi lain cita-cita hidup moral juga akan dibantu perwujudannyasecara penuh dengan memanfaatkan ilmu sebagai sarana yang berdayaguna untuk mencapai tujuan kesejahteraan umat manusia di dunia iniMoral dan keagamaan diperlukan manusia untuk merumuskan nilai-nilai yang memberi makna dan tujuan terakhir (ultimate) bagi hidupnyasedangkan ilmu diperlukan manusia yang hidup di dunia ini sebagaisarana budaya untuk mencapai tujuan tersebut Jadi keduanya memangtidak perlu dipisahkan dengan suatu dikotomi yang tidak mengenal integrasi

Internalisasi Nilai-nilai Agama Melalui Bidang Studi KeilmuanAdalah suatu keharusan jika guru kimia lebih menitik beratkan

pembelajarannya kepada hal-hal yang berkaitan dengan ilmu kimia

17Sudarminta ldquoProfesionalitasrdquo h 16

15

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Guru fisika menitik beratkan kepada hal-hal yang berkenaan denganilmu fisika Begitu juga halnya dengan guru-guru pendidikan agamayang lebih menekankan pembelajarannya kepada hal-hal yang berkaitandengan agama dan ilmu-ilmu keagamaan Akan tetapi persoalannyamenjadi lain jika dipertanyakan ldquoGuru manakah yang paling bertanggungjawab dalam mengajarkan atau menginternalisasikan nilai-nilai moralkeagamaan kepada peserta didikrdquo

Siapa pun sah-sah saja untuk mengatakan bahwa hal-hal yangberkaitan dengan nilai-nilai moral keagamaan adalah tanggung jawabguru agama karena didasarkan pada pandangan bahwa hal-hal yangberkaitan dengan moral atau akhlak merupakan bagian dari pendidikanagama Memang pendidikan moral atau akhlak merupakan aspek pendidikanagama Akan tetapi membebankan semua persoalan moral dan aktualisasinyadalam kehidupan peserta didik sehari-hari hanya kepada guru agamasangatlah tidak adil tanpa mengikut sertakan guru-guru bidang studilainnya Pembebanan tanggung jawab seperti itu kelihatannya bukansaja dipahami oleh masyarakat awam melainkan juga dipersepsikanoleh sebagian guru Tidak mengherankan jika ada persoalan-persoalanmoral di kalangan peserta didik di suatu sekolah seorang guru tega-teganya berkata ldquoSaya kan hanya guru matematikardquo

Guru matematika guru kimia guru olah raga dan semua gurubertanggung jawab untuk mewujudkan pencapaian tujuan pendidikannasional yang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 3dinyatakan bahwa ldquoPendidikan nasional hellip bertujuan untuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia cakap kreatif mandiridan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawabrdquoJadi agar peserta didik dapat menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia dan seterusnya tentulahbukan hanya menjadi tanggung jawab guru agama tanpa kesertaandan kebersamaan guru-guru bidang studi lainnya

Seperti sudah dikatakan di depan bahwa guru bidang studi ilmuseperti guru bidang studi IPA IPS Matematika dan yang lainnya memangbukanlah guru moral atau guru agama Pendidikan moral keagamaan padaldquoanakrdquo dalam arti langsung lebih merupakan tanggung jawab keluargadan lembaga keagamaan yang bersangkutan daripada tangung jawab

16

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

sekolah sekalipun sekolah seperti tersurat dalam tujuan pendidikannasional tetap bertanggung jawab bagi keberhasilan pendidikan agamaKarena itu sekolah memiliki peranan penting dalam pembinaan moralpeserta didik Tujuan pendidikan nasional bukan sekedar berusaha mewujudkanterbentuknya pribadi yang cerdas dan terampil saja tetapi lebih dariitu terwujudnya manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa berakhlak mulia cakap kreatif mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab

Untuk mencapai tujuan tersebut kiranya perlu bagi para guru ilmuagar tidak hanya mengajarkan atau menyampaikan ilmunya begitusaja pada peserta didik melainkan juga melihat relevansi ilmu itu dalamrangka pembentukan pribadi peserta didik Dalam hal ini setiap guruapa pun bidang studinya idealnya menyadari beberapa asas moral yangperlu diperhatikan dalam kegiatan keilmuan Hal ini akan membantuguru untuk menempatkan disiplin ilmunya dalam konteks pembentukanpribadi peserta didik

Seperti dirumuskan Jujun S Suriasumantri dalam bukunya Ilmudalam Perspektif Moral Sosial dan Politik18 ada 18 asas moral yang perludiperhatikan dalam kegiatan keilmuan Asas moral itu pada dasarnyabisa dikelompokan menjadi dua yakni kelompok asas moral membentuktanggung jawab profesional dan kelompok yang membentuk tanggungjawab sosial Dalam kelompok yang pertama Jujun S Suriasumantrimemasukkan asas-asas (1) kebenaran (2) kejujuran (3) tanpa kepentinganlangsung (4) menyandarkan pada kekuatan argumentasi (5) rasional(6) objektif (7) kritis (8) terbuka (9) pragmatis dan (10) netral Tergolongdalam kelompok kedua adalah asas (11) pemilihan objek penelaahanyang tidak mengubah kodrat manusia (12) yang tidak merendahkanmartabat manusia (13) yang tidak mencampuri permasalahan tentangkehidupan (14) bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup manusiadengan memperhatikan kodrat manusia (15) martabat manusia (16)keseimbangankelestarian alam dengan penggunaanpemanfaatanpeningkatan ilmiah secara (17) komunal dan (18) universal

18Jujun S Suriasumantri Ilmu dalam Perspektif Moral Sosial dan Politik(Jakarta Gramedia 1986) h 13

17

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Asas-asas moral ini bukanlah suatu bahan pelajaran yang harusdisampaikan oleh seorang guru ilmu pada peserta didiknya melainkansesuatu yang pantas disadari dan perlu meresapi seluruh proses pengajaranilmunya Seorang guru ilmu sekali lagi bukanlah guru agama secaralangsung pada peserta didik Namun kalau dia sungguh-sungguh sebagaiseorang guru profesional yang berarti menguasai secara sungguh-sungguhsubstansi ilmunya dan metode yang tepat untuk penyampaiannya diabisa menjadi fasilitator untuk pendidikan moral keagamaan kepada pesertadidik Mengapa demikian Karena siapapun sesungguhnya tidak mungkinmenjadi guru suatu ilmu secara profesional kalau tidak mengindahkanasas-asas moral kegiatan keilmuan sebagaimana dirumuskan di ataskhususnya asas-asas yang masuk dalam kelompok pertama yakni kelompoktanggung jawab profesional Mengajarkan ilmu secara sungguh-sungguhsesuai dengan tuntutan ilmunya mengandung suatu dimensi moralkeagamaan karena pendidikan keilmuan itu sendiri bisa dijadikan sebagaisalah satu wahana pendidikan moral

Berkenaan dengan hal ini sekali lagi pernyataan Suriasumantriperlu kiranya untuk disimak ketika berkata ldquoKalau kita kaji lebih dalammaka sebenarnya pendidikan keilmuan juga merupakan sumber pendidikanetika hellip Pendidikan di negara kita belum memanfaatkan pendidikankeilmuan sebagai salah satu wahana pendidikan moral19

Dalam penjelasannya Suriasumantri mengatakan bahwa seorangilmuwan yang dididik untuk mencari kebenaran dengan metode tertentuyang dapat diandalkan lambat laun dia akan menganggap hal ini sebagaikategori moral Demikian juga sikap-sikap moral seperti kejujurankeberanian untuk membela kebenaran kendati harus disertai pengorbanansikap toleran dan tidak picik dapat pula dikembangkan dengan penanamansikap-sikap ilmiah20

Suatu anggapan bahwa pendidikan moral keagamaan hanya bisadilakukan sungguh-sungguh bila hal itu dilakukan secara formal melaluipembelajaran bidang studi agama tidak perlu dibantah karena hal itusudah dan akan terus terlaksana Akan tetapi lepas dari pembelajaransemacam itu nilai-nilai moral keagamaan sesungguhnya terliput juga

19Ibid h 3220Ibid h 32-33 151-52

18

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dalam pendidikan keilmuan melalui berbagai bidang studi yang adaseperti matematika kimia fisika ilmu-ilmu kealaman dan lain-lain

Sekiranya hal ini sungguh-sungguh diimplementasikan secara nyatamaka para pendidik agama akan sangat terbantu karena para guruilmu walaupun tanpa bermaksud mengajarkan pendidikan agamanamun bisa menginternalisasikan sikap-sikap ilmiah yang mengarahpada terbentuknya pribadi yang bermoral luhur

Sikap-sikap ilmiah tersebut antara lain seperti dikemukakan olehSudarminta21 sebagai berikut

1 Sikap cinta akan kebenaran yang akan memberikan dorongan untukterus menerus dengan segala ketelitian ketekunan keterbukaankerendahan hati dan kejujuran mau mencari jawaban yang lebihmemuaskan dan sesuai dengan kenyataan

2 Sikap objektif yang berusaha menghindarkan diri dari pamrih sikapa priori dan kecondongan-kecondongan subjektif (bias) yang meng-akibatkan distorsi atas hasil penelitian

3 Sikap bertanggung jawab atas ilmunya baik pada komunitas ilmuwanmaupun pada masyarakat luas yang langsung atau tidak langsungcepat atau lambat akan terkena oleh buah pemikiran dan penelitiannya

4 Sikap logis dan kritis yang tidak begitu saja menerima anggapan yangberlaku dalam masyarakat melainkan berusaha untuk mencari danmenemukan dasar penalaran di balik anggapan tersebut yang secarakeseluruhan merupakan sikap-sikap yang relevan bagi pembentukanpribadi yang berakhlak mulia

Sebagaimana dikemukan banyak ahli didik termasuk Jacques Maritaindalam bukunya The Education of Man22 bahwa pengembangan rasakesadaran akan kenyataan nilai-nilai akhlak dan nilai-nilai spiritual sertausaha-usaha untuk memadukan ilmu dan kebijaksanaan hidup bukanlahprivilege suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu Karena itu semuadisiplin ilmu termasuk ilmu-ilmu pasti alam dan teknologi bisa menunjang

21Sudarminta ldquoProfesionalitasrdquo h 1322Jacques Maritain The Education of Man Edited and with an Introduction by

Donald and Idella Gallagher (Notre Dame University of Notre Dame Press 1967) h 106

19

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengembangan tersebut karena yang penting adalah inspirasi dasaryang menjiwai seluruh pembelajarannya Menurut Islam tidak ada satumata pelajaran pun yang bebas dari sentuhan iman dan amal saleh23

Sebagai contoh pengembangan rasa kesadaran akan kenyataan dannilai keluhuran manusia bisa ditunjang dengan memusatkan pengajaranilmu-ilmu pada pengembangan daya cipta akal budi manusia dan dayapegas yang tak terbatas dari kekuatan moral keagamaannya Pesertadidik perlu dibantu untuk semakin menyadari daya cipta manusia yangmengagumkan bagaimana manusia terus bergerak maju dalam mencaripengetahuan dan bagaimana manusia terus mencari akal dalam usahauntuk menguasai dan menjadikan sumber daya alam benar-benar bermanfaatselain untuk kehidupan masa kini juga kehidupan masa depan di akhiratkelak Dalam konteks ini rasa syukur dapat ditumbuhkan kepada sangPencipta dan Penguasa Alam Dalam hal ini pentinglah bahwa ilmu bukanhanya diajarkan sebagai barang jadi dalam bentuk serangkaian rumus-rumus atau teori atau tumpukan informasi yang harus dihapal dandimuntahkan kembali waktu ulangan melainkan lebih-lebih sebagaiproses pencarian dan penemuan pengetahuan yang rumus-rumus danrangkaian informasi tersebut berfungsi sebagai alat dalam proses pencarian24

yang di dalamnya ada rahasia-rahasia Ilahi untuk direnungkan disimakdan pada akhirnya memunculkan rasa haru Di sinilah pentingnyamenekankan aspek kesejarahan dari setiap ilmu dan dalam kontekssejarah nyata ilmu-ilmu bisa kelihatan bagaimana suatu pengetahuandihasilkan dari suatu proses pencarian dan pergulatan pikiran yang lamadan bukan suatu barang jadi yang begitu saja diwariskan dari zamanke zaman sebagai gagasan-gagasan yang mandek dan mandul Denganmengenali proses tersebut peserta didik bisa dibantu untuk menyadarikesuburan daya cipta akal budi dan imajinasi manusia dan bisa diajak untuksendiri melatihnya dalam memperoleh dan mengembangkan pengetahuannyadan pada akhirnya berkesimpulan bahwa semua pengetahuan bersumberdari yang Ahad dari Tuhan Yang Maha Satu Pengkajian bagaimanapenemuan-penemuan ilmiah senyatanya terjadi juga akan menyadarkan

23Djarsquofar Siddik Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam (Bandung CitapustakaMedia 2006) h 80

24Soeriasumantri Ilmu h 29

20

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

peserta didik betapa pentingnya peranan imajinasi kreatif dalam usahamemajukan ilmu pengetahuan dan akal pikiran diciptakan Tuhan adalahuntuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia Betapa meruginyasetiap orang yang tidak menggunakan akal pikirannya karena Tuhantelah menciptakannya sebagai sesuatu yang amat berharga yang tidakdimiliki makhluk-makhluk lain selain manusia

Jika dalam rangkaian pembelajaran ilmu tersebut para guru telahberusaha sekuat tenaga menginternalisasikan nilai-nilai akidah tentangkekuasaan Allah Yang Maha Pencipta dalam setiap ilmu yang diajarkannyamaka kelak nilai-nilai iman dan akhlacircq al-karicircmah akan terpancar dalamsikap hidup dan kepribadian peserta didiknya Sebagai seorang Muslimsebagaimana pernah diungkapkan Ahmad Sadali peserta didiknya akanmelihat bahwa mengalirnya air pohon pimping yang bergetar ditiupangin sepoi luka yang menyembuh bertaut kembali meluncurnya kapaldi atas lautan mengembangnya rasa haru karena tali temali kecapi dipetikgetaran senandung musik tegaknya jembatan beton dan lain-lain lagiakan jelas baginya bahwa di situ dia memandang dengan mata imannyaldquoWajahrdquo dan keperkasaan Allah Sedangkan jembatan yang diiringi hubungandengan tali Allah dan sekaligus kemampuan manusia menggunakanrahmat Allah ketika mengkonstruksikannya itu adalah lebih mengandungrahmat Allah daripada jembatan yang dibuatnya dengan scientific rationalismsaja semata-mata betapapun kuat mengarungi masa pada tampak lahirnya25

Dengan dipandu imamnya ia merasakan getaran Ilahi dalam dirinyaketika membaca firman Allah

Dia-lah Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamusebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya untuk menyuburkantumbuh-tumbuhan yang pada tempat tumbuhnya kamu menggembalakanternakmu Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman zaitun kurma anggur dan segala macam buah-buahanSesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaanAllah) bagi kaum yang memikirkan26

25Ahmad Sadali ldquoPembaharuan Pendidikan Tinggi Islamrdquo dalam Serial MediaDakwah (Jakarta DDII Tt) h 26

26Qurlsquoacircn an-Nahl16 11-12

21

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Di sinilah pentingnya menekankan aspek kesejarahan dari setiapilmu Dalam konteks sejarah ilmu-ilmu bisa kelihatan bagaimana suatupengetahuan dihasilkan dari suatu proses pencarian dan pergulatan pikiranyang lama dan bukan suatu barang jadi yang begitu saja diwariskan darizaman ke zaman sebagai gagasan-gagasan mandek dan mandul Denganmengenali proses tersebut peserta didik bisa dibantu untuk menyadaribahwa semua ilmu berasal dari Allah Ada yang abadi karena diwahyukanmelalui para Nabi (perennial knowledge) dan ada yang diperoleh melaluipencaharian manusia dengan menggunakan kemampuan-kemampuanakalnya (acquired knowledge) yang juga berasal dari Allah27

Dalam hubungan ini nilai hormat terhadap kebebasan dan penemuandiri yang amat hakiki dalam rangka pembentukan seorang pribadibermoral yang otonom misalnya dapat dikembangkan melalui usahaguru untuk memperlakukan peserta didik sebagai subjek yang secaraaktif ikut berperan-serta dalam memperoleh dan menggunakan pengetahuanserta keterampilannya dan bukan sekedar sebagai objek yang menjadisasaran pengajarannya

Peserta didik adalah pribadi yang hidup dan pendidikan tentulahditujukan untuk merangsang dan membimbing pengembangan dirimereka Akal budi mereka bukanlah suatu barang mati atau sekedarwadah yang perlu diisi melainkan sesuatu yang aktif dan interaktifbisa dilatih dan diberdayakan untuk terus tanggap terhadap rangsanganpara pendidiknya yang telah menginternalisasikan iman dan kesalehandalam setiap pembelajaran yang dilakukannya28

PenutupSebagai kata pemungkas dalam uraian cukuplah apabila dikatakan

bahwa ilmu teknologi dan seni akan kehilangan makna apabila terpisahdari agama dan nilai-nilai yang dikandungnya Dalam konteks pendidikanbahwa sekalipun tidak mendidikkan moral agama secara langsung para

27Djarsquofar Siddik Konsep h 11828Djarsquofar Siddik ldquoPeran Sentral Guru-guru Keilmuan dalam Internalisasi Nilai-

nilai Moralrdquo dalam Al-Tarsquolim Jurnal Pemikiran Islam dan Kependidikan No25 Tahun 2006 h 120

22

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

guru ilmu apakah itu guru fisika guru biologi guru IPA guru bahasaatau guru ilmu lainnya asalkan secara setia menepati asas-asas moralilmunya niscaya dapat menjadikan pembelajaran berbagai disiplin ilmuitu sebagai wahana penginternalisasian nilai-nilai moral keagamaan

23

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

PEMBENTUKAN AKHLAK ANAKUSIA DINI MENURUT IBN MISKAWAIH

Di Indonesia pendidikan Islam merupakan sub-bagian dari sistempendidikan nasional Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional (UU SISDIKNAS) Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwapendidikan nasional bertujuan ldquountuk berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiridan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawabrdquo1

Dengan demikian pendidikan Islam sebagai bagian dari sistem pendidikannasional juga berupaya menggapai misi tujuan pendidikan nasionaltersebut

Berdasarkan rumusan undang-undang tersebut dapat disimpulkanbahwa tujuan pendidikan nasional ini mencakup tiga dimensi pendidikanyaitu pendidikan jasmani pendidikan akal dan pendidikan akhlak Dikatakanmencakup pendidikan jasmani dikarenakan tujuan pendidikan nasionaladalah menciptakan peserta didik yang sehat Disebut mencakup pendidikanakal adalah karena pendidikan nasional bertujuan membentuk pesertadidik yang berilmu cakap dan kreatif Sedangkan dikatakan mencakuppendidikan akhlak adalah karena pendidikan nasional memiliki misi untukmelahirkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa berakhlak mulia mandiri dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggungjawab Dari urutan teks tampak bahwa

1Lihat Undang-undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan NasionalNo 20 tahun 2003 h 4

24

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pendidikan nasional mengutamakan pendidikan akhlak yang dibuktikandari pernyataan awal tujuan pendidikan nasional yaitu ldquountuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak muliardquo Dapat disimpulkanbahwa pendidikan nasional tidak hanya memerhatikan integrasi pendidikanakal semata tetapi juga pendidikan jasmani dan pendidikan akhlak

Akan tetapi banyak fakta menjadi bukti kuat bahwa lembaga-lembagapendidikan di Indonesia belum mampu mencapai tujuan pendidikannasional secara maksimal Kegagalan tersebut mencakup kegagalan dalampendidikan akal pendidikan jasmani dan pendidikan akhlak Kegagalandalam pendidikan akal misalnya dapat dilihat dari kualitas sumber dayamanusia Indonesia dalam skala global Sampai tahun 2007 HumanDevelopment Index (HDI) Indonesia masih menempati posisi 107 dari 174negara Selain itu World Competitiveness Yearbook menempatkan peringkatdaya saing sumber daya manusia Indonesia dari urutan ke-39 pada tahun2007 dan menjadi urutan ke-46 dari 47 negara pada akhir abad XX2

Menurut laporan International Educational Acheivement (IEA) diketahuibahwa kemampuan membaca peserta didik Sekolah Dasar di Indonesiaberada para urutan ke-38 dari39 negara yang diteliti Sedangkan kemampuanmatematika peserta didik Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Indonesiaberada pada urutan ke-39 dari42 negara dan kemampuan Ilmu PengetahuanAlam (IPA) berada pada urutan ke-10 dari 42 negara peserta3 Berbagaidata ini membuktikan bahwa tujuan nasional dalam cakupan pendidikanakal belum tercapai secara maksimal

Kegagalan dalam bidang pendidikan jasmani dapat diketahui darisejumlah laporan berikut Asosiasi Toilet Indonesia pada tahun 2011melaporkan bahwa kebersihan toilet umum di Indonesia mendudukiperingkat 12 terburuk dari 18 negara di Asia bahkan Indonesia berada

2Al Rasyidin ldquoIsu-isu Krusial dalam Pendidikan Nasional Belajar MemetakanMasalahrdquo dalam Jurnal Pemikiran Islam dan Kependidikan al-Tarsquolim Vol XIINo 22 2005

3Program Pembangunan Nasional 2000-2004 (Jakarta Sinar Grafika 2001)h 166 Fachruddin Azmi ldquoSertifikasi Guru Telaah Urgensinya terhadap Kompetensidan Profesionalisme Guru Agamardquo dalam MIQOT Jurnal Ilmu-ilmu KeislamanVol XXXIII No 1 Januari-Juni 2009 h 139

25

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

di bawah Vietnam4 Pada tahun 2010 Badan Perencanaan PembangunanNasional melaporkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-3dalam urutan negara dengan layanan sanitasi terburuk di Asia TenggaraDilaporkan bahwa sebanyak 70 juta warga Indonesia masih membuangair sembarangan5 Sementara itu Kementerian Pariwisata melaporkanbahwa tingkat kebersihan Indonesia menempati peringkat 120 dari139 negara dunia Artinya Indonesia adalah negara terjorok di urutanke-19 di dunia6 Data ini menjadi indikator kuat bahwa penyelenggaraanpendidikan jasmani di Indonesia belum menuai hasil maksimal

Kegagalan dalam pendidikan akhlak dapat dilihat dari sejumlahfakta tentang perilaku peserta didik di Indonesia Berdasarkan laporanpenelitian Komisi Nasional Perlindungan Anak tahun 2010 diketahuibahwa 627 persen remaja SMP di Indonesia sudah tidak perawan 937persen siswa SMP dan SMA pernah melakukan ciuman 212 persen remajaSMP mengaku pernah aborsi dan 97 persen remaja SMP dan SMA pernahmelihat film forno7 Selain itu perilaku korupsi juga menjadi indikatorlain bahwa pendidikan akhlak di Indonesia masih mandul Data dariPolitical amp Economic Risk Consultancy (PERC) menyebutkan bahwa Indonesiamenjadi negara paling korup dari 16 negara di kawasan Asia Pasifik8

Laporan Transparency International (TI) tahun 2011 menyebutkan bahwaIndonesia masih berada satu kelompok dengan negara-negara terkorupdi dunia seperti Argentina Meksiko Suriname dan Tanzania Sedangkanlaporan KPK menyebutkan bahwa Kementerian Agama sebagai lembagayang mengurusi masalah keagamaan menjadi lembaga paling korupdi Indonesia9 Data-data ini menjadi bukti lain bahwa tujuan pendidikannasional yang salah satunya adalah menciptakan peserta didik yangberakhlak mulia belum tercapai secara maksimal dan para pendidikberbagai institusi pendidikan di Indonesia masih perlu merealisasikankonsep pendidikan akhlak secara baik dan benar

4Toilet Umum di Indonesia Tergolong Terburuk di Asiardquo dalam Kompas(14 Oktober 2011)

5Sanitasi Buruk Kerugian Triliunanrdquo dalam Kompas (21 Oktober 2010)6Indonesia Negara Terjorok ke-19 di Duniardquo dalam Kompas (13 April 2012)7627 Persen Remaja SMP Tidak Perawanrdquo dalam Kompas (13 Juni 2010)8Survei PERC Indonesia Terkorup di Asia Pasifikrdquo dalam Kompas (22 Februari 2012)9Indonesia Masih Negara Terkoruprdquo dalam Suara Karya (2 Desember 2011)

26

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Berdasarkan tinjauan faktual di atas dapat disimpulkan bahwatujuan pendidikan nasional Indonesia belum tercapai secara maksimalBerbagai data di atas menjadi indikator lain bahwa bangsa Indonesiakhususnya sejumlah besar peserta didiknya belum memiliki akhlak muliaPerilaku para peserta didik dan pejabat pemerintahan sebagai out putinstitusi pendidikan masih jauh dari akhlak mulia Melihat problem inipihak pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS)dan Kementrian Agama (KEMENAG) telah menerapkan sejumlah kebijakanuntuk mengatasi sejumlah problem pendidikan ini meski hasilnya belummenggembirakan

Tampaknya kegagalan bangsa Indonesia dalam rangka mencapaitujuan pendidikan nasional adalah belum adanya sinergi antara pendidikankeluarga pendidikan sekolah dan pendidikan masyarakat Dalam tataranpraktik pemerintah masih hanya mengandalkan pendidikan sekolahdalam rangka mencapai tujuan pendidikan padahal pendidikan sekolahmembutuhkan peran pendidikan keluarga dan pendidikan masyarakatKegagalan pendidikan formal seperti sekolah dan madrasah sejauh inisalah satunya adalah karena pendidikan informal seperti lingkungankeluarga belum maksimal dalam menjalankan perannya

Dalam hal ini tujuan pendidikan nasional akan berhasil tercapaisecara maksimal manakala pendidik dalam keluarga maupun dalamlingkungan sekolah baik orangtua maupun para guru telah memahamidan mampu mengaplikasikan teori pembentukan akhlak bagi anak usiadini Teori ini penting diketahui bahwa akhlak anak mulai dan harusdibentuk bukan ketika mereka beranjak remaja apalagi dewasa melainkanketika mereka masih berusia masih dini

Dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 28 telah disebutkanbahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikandasar Pendidikan anak usia dini bisa diselenggarakan melalui jalur pendidikanformal nonformal dan informal Dalam hal ini pendidikan anak usiadini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK)Raudhatul Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat Pendidikan anakusia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain(KB) Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajatPendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai

27

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikutipendidikan dasar10

Perilaku menyimpang anak bangsa selama ini lebih dikarenakanoleh belum maksimalnya implementasi teori pembentukan akhlak anaksejak usia dini oleh orangtua dan guru Pada dasarnya teori tersebuttelah dikenalkan sejak lama oleh salah seorang filosof akhlak Muslimyakni Ibn Miskawaih Tulisan ini akan mencoba untuk menganalisispemikirannya tentang teori pembentukan akhlak mulia bagi anak usiadini Harapannya teori ini mampu dipahami dan diaplikasikan secaranyata oleh pendidik Muslim di Indonesia baik orangtua maupun gurudalam rangka membentuk akhlak mulia anak usia dini sebagai salahsatu dari agenda tujuan pendidikan nasional

Ibn Miskawaih Filosof Akhlak MuslimDalam dunia pemikiran Islam menurut Nasr dan Amin Ibn Miskawaih

dikenal sebagai penulis karya filsafat etika terkemuka11 meski tidak banyakahli mengikuti dan melanjutkan usaha Ibn Miskawaih dalam mengembangkanteori akhlak12 Padahal teorinya tentang akhlak sangat bagus dan terusmenjadi inspirasi para ahli pendidikan Islam Rajendra Prasad bahkanmensejajarkan Ibn Miskawaih dengan para filosof etika terkemukaseperti al-Facircracircbicirc Ibn Sicircnacirc dan al-Thucircsicirc13 Apresiasi ini menunjukkankebesaran Ibn Miskawaih dalam bidang akhlak

Ibn Miskawaih dilahirkan di kota Ray (Iran) pada tahun 320 H932 M14 dan wafat di Isfahan Iran pada 9 Shafar 421 H151030 M16

10Lihat UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 h 9 3011Seyyed Hossein Nasr Islamic Philosophy from Its Origin to the Present (New

York State University of New York Press 2006) h 112 139 Ahmad Amin Etika(Ilmu Akhlak) terj Farid Marsquoruf (Jakarta Bulan Bintang 1986) h 149

12Ahmad Azhar Basyir Miskawaih Riwayat Hidup dan Filsafatnya (YogyakartaNur Cahaya 1988) h 4

13Rajendra Prasad (ed) A Historical-Developmental Study of Classical IndianPhilosophy of Morals (New Delhi Center for Studies in Civilizations 2009) h 518

14M Luthfi Jumlsquoah Taricirckh Falsafah al-Islacircm (Mesir tp 1927) h 30415Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam Dewan Redaksi

Ensiklopedi Islam Ensiklopedi Islam (Jakarta Ichtiar Baru van Hoeve 2003) h 16216Muhammad Iqbal Metafisika Persia terj Joebar Ayoeb (Bandung Mizan

1990) h 50

28

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ia adalah seorang penganut mazhab Syilsquoah Mazhab ini adalah mazhabyang cukup berkembang di Persia sejak era Dinasti Buwaihi bahkansampai sekarang

Ibn Miskawaih menghabiskan waktu muda dengan mempelajarikarya-karya dalam berbagai bidang Ia belajar sejarah dengan mengkajikitab Taricirckh al-Thabacircricirc di bawah asuhan Abucirc Bakar Ahmad ibn Kacircmilal-Qacircdhicirc (w 960 M) Dalam bidang filsafat ia berguru kepada Ibn al-Khammar yang menguasai karya-karya Aristoteles17 dan al-Hasan binSiwacircr yang mumpuni dalam bidang filsafat dan kedokteran18 Para gurunyatersebut dikenal sebagai mufassir terkemuka ajaran Aristoteles19 Ia jugadiketahui menguasai ilmu bahasa ilmu kedokteran ilmu fikih hadismatematika musik dan ilmu militer20 Dengan demikian ia mumpuni dalambanyak bidang meskipun ia lebih dikenal sebagai pakar filsafat akhlak

Ibn Miskawaih mengenyam pendidikan ketika dunia Islam mengalamikemajuan pesat dan karya-karya berbagai peradaban sangat mudahdiperoleh Selama belajar ia menelaah seluruh karya filsafat dari berbagaiperadaban seperti Yunani Persia India dan Romawi21 Tidak salah bilaberbagai pemikiran tokoh-tokoh dari berbagai peradaban itu memberikanpengaruh besar terhadap pemikiran Ibn Miskawaih khususnya pemikirannyadalam bidang akhlak Dalam bidang ini ia mengkombinasikan pemikiranPlato Aristoteles dan Galen dengan al-Qurlsquoan dan hadis22

Selama kehidupannya Ibn Miskawaih hidup dalam lingkungandinasti Buwaihi bahkan mendapat posisi terhormat Ia pernah bekerjakepada al-Muhallabi seorang wazir pangeran Buwaihi Mulsquoiz al-Daulahdi Baghdad23 Selain itu ia cukup akrab dengan Ibn al-lsquoAmicircd di Ray wazir

17Hasyimsyah Nasution Filsafat Islam (Jakarta Gaya Media Pratama 1999)h 56

18Abdul Aziz Dahlan ldquoFilsafatrdquo dalam Taufik Abdullah (ed) Ensiklopedi TematisDunia Islam Pemikiran dan Peradaban (Jakarta Ichtiar Baru van Hoeve 2003)h 195-196 Muhsin Labib Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla Shadra (JakartaAl-Huda 2005) h 110

19Ary Nilandari Memahat Kata Memugar Dunia (Bandung MLC 2005) h 4320Ahmad Amicircn Zuhr al-Islacircm Juz II (Beirut Dacircr al-Kitab al-lsquoAracircbicirc 1969) h 6621SM Ziauddin Alawi Muslim Educational Thought in Middle Ages (New Delhi

Adam Publishers and Distributors 1988) h 3022Ibid23Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam ldquoIbn Miskawaihrdquo h 162

29

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dari Rukn al-Daulah salah seorang saudara Mursquoiz al-Daulah Ibn al-lsquoAmicircdadalah tokoh sastra terkenal dan pustakawan Pada saat itu Ibn al-lsquoAmicircddiangkat menjadi wazir oleh Rukn al-Daulah Akibat kedekatan denganIbn al-lsquoAmicircd Ibn Miskawaih mendapat kedudukan terhormat di ibukotapemerintahan Dinasti Buwaihi tersebut24 Pada tahun 970 M al-lsquoAmicircdwafat lalu Abu al-Fath diangkat menjadi wazir Ibn Miskawaih tetapmemeroleh kedudukan terhormat sampai Abu al-Fath wafat tahun 976 MAkan tetapi jabatan wazir diambil alih oleh oposisi Abu al-Fath yaknial-Shahib ibn lsquoAbbad Akibatnya Ibn Miskawaih tersingkir dan segerameninggalkan Ray dan berangkat menuju Baghdad untuk bekerja kepadapenguasa Dinasti Buwaihi yakni lsquoAdhud al-Daulah Pada masa ini IbnMiskawaih diangkat sebagai bendahara dinasti Buwaihi bahkan sampaipada kekuasaan Shamsham al-Daulah (w 998 M) dan Baharsquo al-Daulah(w 1012 M)25

Selama periode ini Ibn Miskawaih menyaksikan para petinggi dinastisaling berebut pengaruh dan berkuasa tanpa memperhatikan akhlakIa menyaksikan bahwa kemajuan Dinasti Buwaihi dalam bidang ilmudan teknologi tidak diimbangi dengan kemajuan dan integritas akhlakIa sadar bahwa semua ini terjadi karena lemahnya sistem politik kurangnyaperhatian penguasa terhadap akhlak sehingga akhlak masyarakat ikutmengalami dekadensi dibuktikan merajalelanya kejahatan dan kemaksiatanTampaknya kondisi ini membuat Ibn Miskawaih mengambil peran sebagaiagen perubah kondisi masyarakat dengan menulis karya-karya dalambidang akhlak

Karenanya meski disibukkan oleh berbagai aktifitas dalam lingkunganistana Ibn Miskawaih tetap produktif menulis hingga menghasilkanbanyak karya seperti Tahdzicircb al-Akhlacircq Tajacircrib al-Umacircm Uns al-Faridal-Fauz al-Akbacircr al-Fauz al-Ashgacircr al-Jamilsquo al-Siyacircrsquo Tarticircb al-Salsquoacircdahal-Mustaufa Kitab al-Asyribah Ajwibah wa Asrsquoilah ficirc al Nafs wa al-lsquoAqlRisacirclah ficirc al-Lazzah wa al-Alam ficirc Jauhar al-Nafs al-Jawacircb ficirc al-Masacircrsquoilal-Tsalas Risacirclah ficirc Jawacircb ficirc Sursquoal lsquoAlicirc ibn Muhammad Abucirc Hayyan al-Shucircficirc

24Oliver Leaman ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam Seyyed Hossein Nasr dan OliverLeaman (ed) The History of Islamic Philosophy (London-New York Kegal Paul2003) h 252

25Labib Para Filosof h 110-111

30

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

ficirc Haqicircqah al-lsquoAql dan Thaharah al-Nafs26 Menurut Watt buku-buku IbnMiskawaih banyak digunakan oleh para tokoh belakangan seperti al-Ghazacirclicirc27 seorang yang menulis kitab Ihyacircrsquo lsquoUlucircm al-Dicircn Gagasan IbnMiskawaih dalam bidang akhlak terdapat dalam kitab Tahdzicircb al-Akhlacircq

Anwar Jundi mengungkap bahwa Ibn Miskawaih ahli dalam banyakbidang antara lain sejarah filsafat kimia dan logika Sedangkan keahliannyadalam bidang sastra dan prosa sangat memukai para pujangga semasanya28

Kemampuannya dalam bidang kedokteran juga mengimbangi kemampuannyadalam bidang kedokteran29

Tujuan Pendidikan AkhlakIbn Miskawaih menjabarkan konsep pendidikan akhlak secara luas

dalam karyanya yang berjudul Tahzib al-Akhlacircq Dalam kitab tersebutia menegaskan bahwa akhlak adalah suatu keadaan jiwa dan keadaanini menyebabkan jiwa bertindak tanpa dipikir dan dipertimbangkanterlebih dahulu30 Ia membagi asal keadaan jiwa ini menjadi dua jenisyaitu alamiah dan bertolak dari watak dan tercipta melalui kebiasaandan latihan Menurutnya akhlak itu alami sifatnya namun akhlak jugadapat berubah cepat atau lambat melalui disiplin serta nasehat-nasehatyang mulia Pada mulanya keadaan ini terjadi karena dipertimbangkandan dipikirkan namun kemudian melalui praktik terus menerus akanmenjadi akhlak31 Dengan demikian sesuai dengan definisi tersebut

26Abdurrahman Badawi ldquoMiskawaihrdquo dalam MM Sharif (ed) A Historyof Muslim Philosophy Vol I (Wiesbaden Otto Harrosowitz 1963) h 469-470Corbin History of Islamic Philosophy h 176

27William Montgomery Watt Islamic Philosophy and Theology (EdinburghEdinburgh University Press 1985) h 1985) h 70-71

28Anwar Jundi Pancaran Pemikiran Islam terj Afif Mohammad (BandungPustaka 1985) h 131

29Muhammad Syarif Khan dan Muhammad Anwar Salim Muslim Philosophyand Philosophers (New Delhi SB Nangia 1994) h 67

30Ibn Miskawaih The Refinement of Character trans CK Zurayk (Beirut AmericanUniversity Press 19680 h 6-7 Ibn Miskawaih Menuju Kesempurnaan AkhlakBuku Daras Pertama Tentang Filsafat Etika terj Helmi Hidayat (Bandung Mizan1997) h 56 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Ilmu dan Aplikasi Pendidikan(Jakarta Imperial Bhakti Utama 2007) h 21 Alawi Muslim Educational h 31

31Ibn Miskawaih The Refinement of Character h 6-7

31

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

akhlak anak usia dini bertolak dari wataknya dan ia dapat berubah melaluilatihan dan pembiasaan

Berdasarkan karya Ibn Miskawaih setidaknya ada tiga tujuan pendidikanakhlak Pertama Mencetak tingkah laku manusia yang baik sehinggamanusia itu dapat berperilaku terpuji dan sempurna sesuai dengan hakikatnyasebagai manusia Kedua Mengangkat manusia dari derajat yang palingtercela derajat yang dikutuk oleh Allah SWT Ketiga Mengarahkan manusiamenjadi manusia yang sempurna (al-insacircn al-kacircmil)32 Dalam konteksini tujuan pendidikan akhlak anak usia dini adalah menumbuhkan danmembentuk perilaku mulia dalam diri anak agar dapat menjadi manusiasempurna sehingga anak dapat menjadi manusia mulia di hadapanAllah SWT

Ibn Miskawaih telah menegaskan bahwa kesempurnaan manusia memilikihierarki Kesempurnaan manusia terdiri atas dua macam kesempurnaankognitif dan kesempurnaan praktis Kesempurnaan kognitif akan terwujudapabila manusia mendapatkan banyak ilmu sehingga pandangan dankerangka berpikir manusia menjadi benar Sedangkan kesempurnaanpraktis ialah kesempurnaan akhlak Dalam hal ini kesempurnaan kognitifberkenaan dengan kesempurnaan praktis Kesempurnaan teoritis tidaklengkap tanpa kesempurnaan praktis dan kesempurnaan praktis tidaklengkap tanpa kesempurnaan teoritis karena Islam menghendaki ilmusebagai permulaan dan perbuatan sebagai akhir Dalam hal ini kesempurnaanmanusia terwujud manakala kesempurnaan teoritis dan praktis salingmendukung33 Dalam perspektif ini kesempurnaan anak usia dini sebagaiseorang manusia terletak pada kemampuan anak mencapai kesempurnaankognitif (ilmu) dan kesempurnaan praktis (akhlak) Artinya ilmu danakhlak menjadi indikator kesempurnaan seorang anak

Konsep Ibn Miskawaih tentang manusia sempurna (al-insacircn al-kacircmil) dapat dilacak dalam kitab Tahzicircb al-Akhlacircq Ia menulis bahwamanusia terdiri atas dua unsur tubuh dan jiwa Tubuh manusia terdiriatas materi dan bentuk Tubuh manusia dan segala potensinya memerolehilmu pengetahuan melalui panca indera Karenanya tubuh membutuhkaninderanya Selain itu tubuh juga memiliki keinginan terhadap hal-hal

32Ibid h 60-6333Ibid h 64-65

32

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang bersifat inderawi Apabila keinginan tersebut terpenuhi makakekuatan tubuh akan bertambah dan tubuh akan menjadi kesempurnaanSementara itu jiwa tidak cocok dengan hal-hal material Apabila jiwaberhasil menjauhi hal-hal material maka ia akan semakin sempurnaDalam hal ini jiwa memiliki kecenderungan kepada selain hal-hal materialJiwa mendambakan sesuatu hal yang lebih mulia dari hal-hal jasmaniahJiwa ingin menjauhkan diri dari segala kenikmatan jasmani dan berharapmemeroleh kenikmatan akal Kesenangan jiwa adalah bahwa ia inginmengetahui hakikat Ketuhanan34 Dengan demikian secara substansitubuh dan jiwa berbeda dan keduanya memiliki perbedaan kecenderungan

Dengan kata lain menurut Ibn Miskawaih karena manusia terdiriatas dua unsur (tubuh dan jiwa) maka kebahagiaan meliputi kedua unsurtersebut Artinya kebahagiaan terdiri atas dua tingkat yakni kebahagiaanjasmani dan kebahagiaan jiwa Menurutnya kebahagiaan seorang manusiaberada pada salah satu dari dua tingkatan tersebut Pertama Ketika manusiaitu berada pada tingkatan hal-hal jasmani menyatu dengan keadaan-keadaan rendah mereka dan berbahagia di dalamnya Keadaan-keadaanrendah ini diartikan sebagai segala hal yang dapat dijangkau oleh inderaKedua ketika manusia itu mencari hal-hal mulia berupaya mendapatkanmenyukai dan merasa puas dengannya Ketika manusia itu berada padatingkatan ruhani dekat dengan hal-hal spiritual dan berbahagia di dalamnyaBersamaan dengan ini manusia mengamati dan menelaah hal-hal materialmengambil pelajaran darinya merenungkan tanda-tanda kebesaranIlahi dan bukti-bukti kearifan mengikuti contoh-contohnya mengaturnyamelimpahkan bermacam-macam kebaikan padanya dan memandunyamemeroleh kebaikan demi kebaikan sebatas kesanggupannya Jadi seorangmanusia akan bahagia bila ia berada pada salah satu dari dua tingkatan itu35

Tetapi menurut Ibn Miskawaih kesempurnaan manusia itu terletakpada kebahagiaan jiwa bukan kebahagiaan jasmani36 Dalam hal inipendidik baik orangtua maupun guru bertugas membimbing anak agarmeraih kebahagiaan jiwa dengan melatih untuk tidak tergantung kepadadan mulai meminimalisir kebahagiaan jasmani sebab akhlak mulia akan

34Ibid h 35-37 Alawi Muslim Educational h 2935Ibid h 95-9736Ibid h 64-65

33

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tumbuh sepanjang anak hanya lebih memerhatikan kebahagiaan jiwadaripada kebahagiaan jasmani

Ibn Miskawaih membagi kekuatan jiwa seorang manusia menjaditiga jenis kekuatan akal (al-quwwah al-nacircthiqahthe rational faculty)kekuatan syahwat (al-quwwah syahwiyyahthe concupiscent faculty)dan kekuatan ghadab (al-quwwah al-ghadabiyyahthe irascible faculty)Al-quwwah al-nathiqah adalah sebuah fakultas yang berkaitan denganberpikir dan mempertimbangkan sesuatu Fakultas ini dinamakan fakultasraja dan fakultas ini menggunakan otak sebagai sarananya Sementaraal-quwwah syahwiyyah adalah sebuah fakultas yang berkaitan denganmarah berani ingin berkuasa menghargai diri dan menginginkankehormatan Fakultas ini dinamakan fakultas binatang dan organ tubuhyang digunakannya adalah hati Kemudian al-quwwah al-ghadabiyyahadalah sebuah fakultas yang berkenaan dengan nafsu syahwat dan makankeinginan pada nikmatnya makanan dan minuman serta bersetubuhFakultas ini dinamakan fakultas binatang buas dan menggunakan organjantung adalah sarananya37 Para pendidik harus memahami denganbenar bahwa anak usia dini sebagai manusia memiliki ketiga kekuatanjiwa ini dan mereka harus mengetahui fungsi serta kekuatan dan kelebihansetiap kekuatan karena hal tersebut sangat berkaitan dengan pembentukanakhlak anak

Ibn Miskawaih menghendaki jiwa anak menjadi jiwa sempurnaKesempurnaan jiwa akan tersebut terletak pada kecenderungannyakepada jiwa itu sendiri yakni ilmu dan tidak cenderung pada keinginanjasmani Kebajikan jiwa diukur dari sejauh mana jiwa anak mengupayakankebajikan dan menginginkannya Kesempurnaan ini akan terus meningkatketika jiwa anak memperhatikan jiwanya sendiri serta berusaha kerasmenyingkirkan segala rintangan bagi pencapaian tingkat kesempurnaanini Tetapi Ibn Miskawaih mengakui bahwa pencapaian tingkat kesempurnaanini memiliki banyak penghambat Penghambat ini tidak lain adalah segalahal yang bersifat jasmani dan inderawi Apabila penghambat ini berhasildihadapi oleh jiwa anak sehingga suci dari segala perbuatan tercelamaka kesempurnaan akan tercapai38 Jadi kesempurnaan jiwa anak

37Ibid h 43-44 Alawi Muslim Educational Thought h 3038Ibid h 39

34

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

akan terwujud manakala jiwanya telah suci dari nafsu jasmani Denganbegitu pendidik harus membimbing dan memotivasi anak agar cenderungkepada ilmu dan kecenderungan tersebut hanya akan muncul manakalaanak tidak cenderung kepada kenikmatan jasmani Karenanya pendidikharus mulai sejak dini mengurangi ketergantungan anak terhadap kenikmatanjasmani karena ketergantungan tersebut akan mengurangi anak cintaterhadap ilmu dan pada akhirnya jiwa anak tidak akan mencapai kesempurnaanJadi pendidik harus mulai menyucikan jiwa anak dari nafsu jasmanidan hal ini menjadi syarat mutlak pembentukan akhlak anak

Menurut Ibn Miskawaih jiwa anak akan bisa menjadi sempurnamanakala jiwanya berhasil melahirkan kebajikan-kebajikan Menurutnyatiga kekuatan jiwa manusia yakni al-quwwah al-nacircthiqah al-quwwahsyahwiyah dan al-quwwah ghadacircbiyah mampu melahirkan berbagaisifat keutamaan asalkan al-quwwah al-nacircthiqah mampu menjadi pemimpindari dua kekuatan jiwa lainnya (al-quwwah syahwiyah dan al-quwwahghacircdabiyah) Adapun jumlah keutamaan tersebut adalah sama denganjumlah kekuatan jiwa manusia dan kebalikan dari keutamaan-keutamaanini Menurut Ibn Miskawaih ketika jiwa berpikir cenderung kepada ilmumaka jiwa ini akan mencapai sikap arif Kemudian ketika aktifitas jiwakebinatangan dikendalikan oleh jiwa berpikir dan jiwa itu tidak tenggelamdalam memenuhi keinginannya sendiri maka jiwa ini akan mencapaikebajikan sikap sederhana yang diiringi oleh kebajikan dermawanSedangkan ketika jiwa amarah memadai dan mematuhi segala aturanyang ditetapkan oleh jiwa berpikir serta tidak bangkit pada waktu yangtidak tepat maka jiwa ini akan mencapai kebajikan sikap sabar yangdiiringi kebajikan sikap berani Dari ketiga kebajikan itu akan munculsatu kebajikan lain sebagai pelengkap dan penyempurna tiga kebajikanitu yakni kebajikan sifat adil dan sikap adil ini berhubungan dengantepat antara kebajikan satu dengan kebajikan lainnya39 Dengan demikiankesempurnaan jiwa manusia terletak pada sejauh mana jiwa manusiamemunculkan empat keutamaan (kebajikan) manusia yakni sikap arifsederhana berani dan adil Dalam konteks ini maka pendidik harusmelatih sejak dini kekuatan akal anak sehingga akal menjadi pemimpindan pengendali jiwa kebinatangannya Hal ini dapat dilakukan dengan

39Ibid h 44

35

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

cara membiasakan anak untuk cenderung dan cinta kepada ilmu sejakdini sehingga anak akan mulai menjadi arif sederhana berani dan adil

Menurut Ibn Miskawaih keempat keutamaan ini memiliki lawannyaLawan dari keempat keutamaan ini ada empat yakni bodoh rakus pengecutdan lalim Keempat sifat ini dapat dikatakan sebagai penyakit jiwa danmenimbulkan banyak kepedihan seperti perasaan takut sedih marahberbagai jenis cinta dan keinginan40 Dengan melatih akal anak danmemulai serta terus menanamkan kecintaan kepada ilmu ke dalamdirinya dengan melatih anak untuk mengurangi dan menikmati nafsujasmani maka anak akan memiliki keutamaan-keutamaan tersebutdan menghancurkan lawan-lawan dari semua keutamaan tersebut

Dalam kitab Tahzicircb al-Akhlacircq Ibn Miskawaih telah memberikandefinisi dari empat keutamaan tersebut dan berbagai macam dari keempatkeutamaan itu Pertama Kearifan adalah keutamaan dari jiwa berpikirdan mengetahui Kearifan ini memiliki bagian-bagian seperti pintar ingatberpikir cepat memahami dan benar pemahamannya jernih pikiranserta mampu belajar dengan mudah Kedua Sederhana adalah keutamaandari bagian hawa nafsu Ketiga Keberanian adalah keutamaan jiwa amarahKeberanian ini dibagi menjadi beberapa bagian yakni besar jiwa ulettegar tabah menguasai diri perkasa serta ulet dalam bekerja Sederhanaini memiliki bagian-bagian yakni rasa malu tenang dermawan integritaspuas loyal berdisiplin diri optimis kelembutan anggun berwibawa danwarak Keempat Keadilan adalah kebajikan jiwa yang timbul akibatmenyatunya tiga kebajikan tersebut Keadilan ini dibagi atas beberapabagian yakni bersahabat bersemangat sosial silaturahmi memberiimbalan bersikap baik dalam kerjasama jeli dalam memutuskan masalahcinta kasih beribadah jauh dari rasa dengki memberi imbalan terbaikmeski sedang ditimpa keburukan berpenampilan lembut berwibawadalam segala bidang menjauhkan diri dari bermusuhan tidak menceritakanhal yang tidak layak mengikuti orang-orang yang berkata dengan benartidak bicara tentang sesama Muslim bila tidak ada kebaikannya menjauhidiri dari kata-kata buruk tidak suka banyak bicara apalagi untuk menjatuhkanseseorang tidak peduli pada perkataan orang kikir waktu berbicara didepan umum mendalami masalah seseorang yang perlu dibantu dan

40Ibid h 45

36

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mengulang pertanyaan bila belum jelas41 Dengan demikian tiga kekuatanjiwa manusia tersebut mampu melahirkan empat keutamaan dan turunandari empat keutamaan tersebut manakala kekuatan berpikir menjadipengendali dua kekuatan jiwa lain Artinya pendidik harus mampu mendidikkekuatan berpikir (akal) anak agar mampu mengendalikan dua kekuatanjiwa anak lainnya

Ibn Miskawaih menegaskan bahwa berbagai keutamaan tersebutjuga tidak akan bisa dicapai manakala anak diasingkan dari masyarakatSebab keutamaan-keutamaan itu hanya akan diperoleh manakala anaktersebut bersosialisasi dengan masyarakat Anak memerlukan sebuahkomunitas terbaik agar ia bisa mencapai kebahagiaan Seorang anakharus bergaul dengan manusia lain sebab mereka akan dapat melengkapieksistensinya serta kemanusiaannya Tanpa berinteraksi dengan suatumasyarakat maka anak itu tidak akan mampu memiliki dan membiasakankeutamaan42 Tetapi anak harus berada dalam masyarakat yang berakhlakkarena hal tersebut dapat menjadi sarana bagi anak untuk mengenalakhlak mulia apalagi setiap anak suka meniru orang dewasa

Pembentukan Akhlak Anak Usia DiniDalam UU SISDIKNAS No 20 Tahun2003 pasal28 menjelaskan bahwa

pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikandasar baik melalui jalur pendidikan formal (sekolah) nonformal (masyarakat)maupun informal (keluarga) Pendidikan anak usia dini ini diselenggarakanuntuk anak sejak lahir sampai berusia enam tahun43 Dengan pendidikananak usia dini ini diharapkan seluruh potensi anak dapat berkembangdengan baik baik potensi jasmani maupun ruhaninya

Dalam periode ini pembentukan akhlak seorang anak sangat pentingKegagalan Sejumlah lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikannasional yang salah satunya adalah akhlak mulia adalah karena pendidikankeluarga gagal dalam menjalankan perannya dalam menanamkan akhlakmulia sejak dini Semestinya akhlak mulia mulai diajarkan dan dibiasakan

41Ibid h 45-5042Ibid h 54 Khan dan Salim Muslim Philosophy h 6843Lihat UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 h 9 30

37

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

oleh anak sejak berusia dini bukan ketika anak tersebut sudah beranjakdewasa

Dalam hal ini Ibn Miskawaih telah memberikan pedoman-pedomantentang pendidikan akhlak anak berusia dini Menurutnya seorang pendidikbaik orangtua maupun guru harus memahami bahwa jiwa seorang anakibarat sebagai mata rantai antara jiwa binatang dengan jiwa manusiaberakal Pada jiwa anak-anak jiwa binatang berakhir sementara jiwamanusia mulai muncul Karenanya anak-anak harus dididik mulai denganmenyesuaikan rencana-rencananya dengan urutan daya-daya yang adapada anak-anak yakni daya keinginan daya marah dan daya berpikirDengan daya keinginan anak-anak dididik dalam hal adab makan minumdan berpakaian Sementara daya berani diterapkan untuk mengarahkandaya marahnya Sedangkan daya berpikir dilatih dengan menalar sehinggaanak akan dapat mengendalikan berbagai tingkah laku44

Ibn Miskawaih menyatakan bahwa seorang pendidik baik orangtuamaupun guru harus menyadari bahwa akhlak anak-anak muncul sejakawal pertumbuhannya Mereka tidak akan menutupi setiap perilakunyasecara sengaja dan sadar sebagaimana dilakukan orang dewasa Seoranganak terkadang merasa malas untuk memperbaiki akhlaknya Akhlakmereka juga bervariasi mulai dari yang berkarakter keras sampai yangberkarakter pemalu Kadang-kadang akhlak anak-anak itu baik tetapiada juga yang berakhlak buruk seperti kikir keras kepala dan dengkiKeberadaan berbagai karakter anak ini menjadi bukti bahwa anak-anakmemiliki tingkatan karakter yang tidak sama Dengan kata lain sebagianmereka tanggap dan sebagian lainnya tidak sebagian mereka lembutdan sebagian lagi keras sebagian mereka baik dan sebagian lain burukdan sebagian mereka berada pada posisi tengah di antara dua kubu iniSebagai pendidik maka orangtua dan guru harus mendisiplinkan akhlakmereka Jika berbagai tabiat buruk diabaikan tidak didisiplinkan bahkantidak dikoreksi maka mereka akan tumbuh berkembang mengikuti tabiatburuknya tersebut Selama hidupnya kondisi akhlaknya tidak akan berubahdan mereka akan memuaskan diri sesuai dengan selera tabiatnya45 Dengan

44Ibn Miskawaih The Refinement of Character h 60 Alawi Muslim EducationalThought h 32-33

45Ibid h 50

38

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

demikian pendidik mesti mendisiplinkan akhlak anak sejak usia dinisebab pembiaran terhadap tabiat anak akan membuat mereka terbiasadengan tabiat buruk

Dalam hal ini seorang pendidik harus menyadari bahwa jika seoranganak sudah dididik dengan kenikmatan jasmani sejak usia dini sehinggajiwa dan raganya telah terbiasa dengan hal-hal yang bersifat jasmaniah itumaka hal ini sangat membahayakan anak Pendidik hendaknya mengajarianak bahwa semua kesenangan dan kenikmatan jasmani tersebut sebagaikesengsaraan dan kerugian bukan sebagai kebahagiaan dan keberuntunganPendidik hendaknya mengajari anak agar menjauhkan dirinya darikenikmatan jasmani secara perlahan-lahan46

Dengan demikian seorang pendidik harus mampu memahami jiwaanak-anak secara umum Pendidik harus paham bahwa seorang anakmemiliki sifat pemalu Ia akan menundukkan kepalanya ke bawah dantakut serta tidak berani menatap wajah orang dewasa Sebab merekasudah mulai mampu membedakan baik dan buruk Rasa malunya itumerupakan pengekangan diri yang terjadi karena anak itu khawatirjika ada keburukan yang muncul dari dalam dirinya Jiwa seperti ini siapmenerima pendidikan dan cocok untuk dibina47 Bila demikian pendidikharus mulai membina dan membiasakan anak dengan akhlak mulia

Kemudian Ibn Miskawaih memberikan pedoman bahwa syariatagama dapat menjadi faktor penting lain untuk meluruskan akhlak seoranganak Syariat agama dapat membiasakan anak untuk melakukan perbuatanyang baik Syariat agama mampu mempersiapkan diri anak untuk menerimakebijaksanaan mengupayakan kebajikan dan mencapai kebahagiaan melaluiberpikir dan penalaran yang benar Sebagai pendidik orangtua dan guruharus mendidik anak-anak agar selalu menaati syariat agama agar merekamemiliki tingkah laku yang baik Hal ini dilakukan melalui nasehat sertapemberian ganjaran dan hukuman Jika anak telah membiasakan diridengan perilaku ini dan kondisi ini terus berlangsung lama maka merekaakan melihat hasil dari perilaku mereka itu48 Dalam hal ini seorangpendidik hendaknya mendidik anak untuk senantiasa mengikuti syariat

46Ibid h 70-7147Ibid h 7248Ibid h 59-60

39

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

agama agar terbiasa mengerjakan kewajiban-kewajiban agama membacabuku-buku akhlak agar akhlak mulia terinternalisasi secara baik dalamdirinya melalui dalil-dalil rasional dan mempelajari matematika sehinggaterbiasa dengan perkataan dan argumentasi yang benar dan tepat

Ibn Miskawaih memberikan pedoman lain bahwa seorang pendidikbaik orangtua maupun guru harus mengetahui kekurangan-kekurangantubuh dan jiwa dengan berbagai kebutuhannya agar dapat melenyapkanberbagai kekurangan tersebut dalam diri anak serta dapat memperbaikinyaSeorang pendidik harus mengetahui kekurangan-kekurangan jasmanidan kebutuhan-kebutuhan primernya untuk dapat melenyapkan kekurangan-kekurangan itu serta memperbaikinya Kebutuhan-kebutuhan jasmaniseorang anak antara lain makanan minuman dan pakaian Karena ituseorang pendidik harus mengarahkan anak-anaknya agar memenuhikebutuhan jasmaninya dengan arif Pendidik harus mengajarkan anakagar jangan melampaui batas dalam memenuhi kebutuhan tubuhnyaDalam konteks jiwa maka seorang pendidik harus mengetahui kekurangan-kekurangan jiwa dan kebutuhan-kebutuhan dasarnya untuk dapatmelenyapkan berbagai kekurangan tersebut lalu memperbaikinya Kebutuhan-kebutuhan jiwa tersebut antara lain pengetahuan mendapatkan objek-objek pikiran membuktikan kebenaran pendapat dan menerima kebenaranSeorang pendidik harus mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan jiwa anakini serta mengetahui kekurangan dan melenyapkan kekurangan tersebut49

Dalam hal ini menurut Ibn Miskawaih seorang pendidik juga harusmampu menjauhkan diri anak dari berbagai penyakit jiwa Pendidik harusmampu mengidentifikasi pelbagai penyakit jiwa serta cara penyembuhannyaPenyakit-penyakit jiwa itu tidak lain adalah lawan dari kebajikan-kebajikanjiwa Penyakit-penyakit jiwa itu adalah seperti bodoh rakus pengecutdan lalim Ibn Miskawaih membagi lagi kejahatan dan kehinaan menjadidelapan bagian Jumlah ini dua kali jumlah kebajikan yang empat Kedelapanbagian itu adalah sembrono pengecut memperturutkan hawa nafsubodoh tolol lalim dan berwatak budak Kedelapan penyakit jiwa anakini sebagai tanda keburukan jiwa sangat bertolak belakang dengan empatkebajikan sebagai tanda kesehatan jiwa50

49Ibid h 669-67050Ibid h 162-195

40

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ibn Miskawaih menegaskan bahwa penyakit jiwa manusia memilikibentuk-bentuk yang lain Pertama Sifat marah Penyebab marah ini adalahsombong cekcok mental peminta canda tawa mengolok-olok mengejekberkhianat suka kemasyhuran dan bersaing diri Sifat marah ini menimbulkanhal-hal buruk seperti menyesal mengharap dihukum cepat atau lambatperubahan tempramen serta kepedihan Sifat marah ini dapat disembuhkandengan cara menyingkirkan sebab-sebab marah melemahkan daya marahmencabut substansi marah dan melindungi diri dari akibat-akibatnyaSelain itu sifat marah dapat disembuhkan melalui cara menghentikansikap melampaui batas

Kedua Sifat takut Sifat ini disebabkan oleh sejumlah hal yakni merasabakal terjadi sesuatu yang buruk serta takut pada kejadian-kejadian yangakan terjadi Sebenarnya kejadian ini baru sebatas kemungkinan saja sehinggabisa terjadi dan bisa tidak terjadi Karena itu jangan ditetapkan di dalamhati bahwa hal itu pasti terjadi karena hal ini membuat takut Selain itu sifattakut disebabkan oleh pilihan buruk dan dosa sendiri Hal ini dapat disembuhkandengan jalan mengekang diri untuk tidak mengulangi perbuatan itu tidakmelakukan perbuatan bahaya dan meninggalkan semua perbuatan keji

Ketiga Sifat sedih Sifat ini disebabkan oleh hilangnya sesuatu yangsangat disukai atau gagal mendapatkan sesuatu yang dicari Hal ini karenaseseorang serakah mengikuti nafsu jasmani dan merasa rugi ketikasalah satu dari itu semua gagal diperoleh Penyembuhannya dilakukanmelalui memberikan pemahaman tentang hakikat dirinya dan menjelaskanbahwa seluruh alam semesta akan hancur karena tidak kekal Jika halini telah dilakukan maka seseorang yang terkena penyakit sedih hatitidak akan sedih lagi Jika sudah demikian maka ia akan mengarahkantujuannya bukan kepada hal-hal jasmaniah lagi melainkan ke tujuan-tujuan suci dan hanya mencari kebaikan-kebaikan kekal saja51 Dalamhal ini Ibn Miskawaih menghendaki agar seorang pendidik menjauhkananak dari berbagai penyakit jiwa ini dengan terlebih dahulu mengetahuipenyebab dan solusi mengatasi berbagai penyakit jiwa tersebut

Selain itu Ibn Miskawaih telah memberikan pedoman bahwa seorangpendidik baik orangtua maupun guru harus menyadari bahwa kehidupan

51Ibid h 162-195

41

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

utama anak-anak memerlukan dua syarat yakni syarat kejiwaan dansyarat sosial Kedua syarat tersebut akan diuraikan di bawah ini

Syarat KejiwaanSyarat kejiwaan adalah upaya menumbuhkan watak cinta anak

usia dini terhadap kebaikan Penumbuhan watak cinta tersebut sangatmudah bagi anak yang berbakat baik tetapi sulit bagi anak-anak tidakberbakat Bagi anak yang tidak berbakat penumbuhan watak cinta anakusia dini tersebut bisa dilakukan dengan cara latihan dan pembiasaan diriagar cenderung pada kebaikan52 Dengan demikian seorang pendidik baikorangtua maupun guru harus mulai mengajari melatih dan membiasakananak agar suka melakukan kebaikan sejak dini

Ibn Miskawaih memberikan beberapa cara praktis mengenai pembiasaandalam melakukan kebaikan kepada anak usia dini Pertama pendidikharus membiasakan anak untuk melaksanakan kewajiban-kewajibanagama Kedua seorang pendidik harus mengajari anak agar berpakaianbaik dan sesuai dengan jenis kelaminnya serta memakai pakaian putihKetiga pendidik hendaknya memerintahkan seorang anak agar menghapalpelajaran-pelajaran dan syair-syair berkenaan dengan sikap terpuji Keempatpendidik hendaknya mengajari anak tentang adab makan dan minumyang baik terutama mengajari anak bahwa tujuan makan adalah bukandemi kenikmatan semata melainkan demi kesehatan Makan tidak bolehberlebihan dan melampaui batas Pendidik harus memberi anak banyakmakan pada malam hari sebab makan pada siang hari akan membuatanak menjadi malas mengantuk dan otaknya menjadi lamban Kelimapendidik hendaknya mengajari anak agar tidak menyembunyikan perbuatanburuknya Keenam pendidik harus mengajari anak agar anak itu tidaktidur terlalu lama dan tidur di tempat mewah karena akibatnya membuatotak anak menjadi tumpul dan mematikan pikirannya Pendidik harusmembiasakan anak hidup sederhana Ketujuh pendidik harus mengajarianak berolah raga seperti berjalan bergerak dan berkuda Pendidik harusmengajari anak agar tidak berjalan secara tergesa-gesa dan tidak bersikapangkuhKedelapan pendidik harus mengajari anak agar tidak memanjangkan

52Ibid h 60

42

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rambut bila anak tersebut laki-laki tidak boleh memakai pakaian yangtidak sesuai dengan jenis kelaminnya tidak boleh memakai perhiasantidak membanggakan kedua orangtuanya tidak boleh sombong dan kerashati Kesembilan pendidik harus mengajari anak agar tidak meludahmenguap dan membuang ingus ketika sedang bersama orang lain Pendidikharus membiasakan anak tidak berbohong dan tidak boleh bersumpahKesepuluh pendidik harus mengajari anak agar membiasakan untuk tidakbanyak bicara dan hanya menjawab pertanyaan Hendaknya anak itumendengarkan kata-kata orangtua dan diam di hadapan orang dewasaAnak diajari agar tidak berkata kotor sumpah menuduh dan bicarasenonoh Anak harus dibiasakan dengan kata-kata baik dan bermukamanis kepada orang lain Anak mesti diajari untuk mandiri Kesebelaspendidik harus mengajari anak agar ketika dipukul guru tidak boleh mengadudan tidak boleh meminta perlindungan orang lain karena tindakan ituhanya pantas dilakukan para budak Keduabelas pendidik tidak bolehmenakuti anak Anak harus diberi semangat dan diberikan hadiah bilaberbuat baik Upayakan mereka agar mereka benci kepada perhiasandan agar mereka lebih takut pada keduanya ketimbang takut pada hewanbuas Ketigabelas pendidik harus membiasakan anak agar taat kepadaorangtua dan gurunya dan memperkenankan anak bermain denganpermainan baik Keempatbelas pendidik harus memuji anak ketika anaktersebut melakukan kebaikan dan akhlak mulia53 Dalam hal ini gagasanIbn Miskawaih tentang cara membiasakan anak melakukan kebaikanmesti dilakukan sedini mungkin sebelum anak beranjak dewasa

Syarat SosialSyarat sosial adalah bahwa pendidik harus memilih teman-teman

terbaik untuk anak berusia dini Caranya adalah dengan menjauhkananak dari lingkungan pergaulan dengan teman-temannya yang berakhlakburuk dan menjauhkan anak dari lingkungan keluarga pada saat-saattertentu dan memasukkan mereka ke lingkungan sosial yang baik54

Karena itu pendidik harus memilih teman bergaul yang berakhlak mulia

53Ibid h 162-195 Alawi Muslim Educational h 3454Ibid h 60

43

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

untuk anaknya Seorang anak tidak boleh dibiarkan bergaul denganorang-orang yang berakhlak tercela karena orang-orang seperti ituakan merusak jiwanya Sebab jiwa anak masih begitu sederhana karenabelum mampu menerima gambar apa pun dan belum mempunyai pendapatuntuk mengubahkan dari satu keadaan kepada keadaan lain Jika jiwaanak itu telah menerima perilaku tertentu maka anak ini akan tumbuhsesuai dengan jiwa seperti perilaku yang diterimanya Sebab itu jiwaseorang anak harus diupayakan agar mencintai kebaikan dan membencikeburukan55

Dalam hal ini salah satu metode dari Ibn Miskawaih dalam mendidikjiwa agar menjadi sempurna adalah tidak bergaul dengan orang-orangyang jiwanya tidak berakhlak Jika seseorang ingin mendidik jiwanyamaka orang tersebut harus menjauhi orang-orang keji suka berbuatdosa bangga dan tenggelam dalam dosa Bergaul dengan orang-orangseperti mereka akan membuat jiwa anak menjadi kotor dan jiwa kotortidak dapat dibersihkan kecuali melalui waktu yang sangat lama Karenanyaseseorang harus bergaul dengan orang yang berjiwa mulia suka mencaridan ingin memiliki kebajikan rindu dan suka kepada ilmu56 Prinsip dasarini menghendaki bahwa seorang pendidik harus menjauhkan anak dariorang-orang yang berakhlak tercela dan mereka hanya boleh bergauldengan orang-orang yang berakhlak mulia dan berilmu

Pendidikan nasional memiliki tujuan mulia dan ideal Sistem pendidikannasional hendak mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertakwaberakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab Pemerintah Indonesiatelah menelurkan banyak kebijakan demi mendukung pencapaian tujuanpendidikan nasional tersebut meskipun capaian-capaian pemerintahbelum menuai hasil maksimal Buktinya pembangunan akhlak anakbangsa masih menjadi sebuah problem pendidikan tersendiri dan belumterselesaikan Perumusan konsep pendidikan karakter yang disponsori olehKementerian Pendidikan Nasional menjadi agenda penting belakanganini demi mewujudkan anak bangsa yang berkarakter Namun konsep inibaru beberapa tahun saja dicetuskan sehingga hasilnya belum bisa dilihat

55Ibid h 72-7456Ibid h 162-164

44

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dalam perspektif pendidikan Islami gagasan pendidikan karaktertelah lama digagas oleh Ibn Miskawaih Dalam hal ini lembaga-lembagapendidikan Islam seharusnya telah lama memainkan peranan dalammembentuk karakter anak bangsa mengingat gagasan akhlak Ibn Miskawaihtelah lama dikenal oleh pendidik-pendidik Muslim Namun gagasantersebut kurang direalisasikan secara baik sehingga lembaga-lembagapendidikan Islam modern belum begitu sukses melahirkan peserta didikyang berkarakter mulia

Deskripsi pembentukan akhlak anak usia dini menurut Ibn Miskawaihmemberikan pelajaran bahwa pendidik Muslim baik orangtua maupunguru harus mampu menanamkan dan membiasakan akhlak muliadalam diri anak sejak dini Terlebih dahulu para pendidik harus memahamihakikat kejiwaan anak-anak lalu mulai mengajarkan menanamkandan membiasakan akhlak mulia dalam diri mereka Poin penting darigagasan Ibn Miskawaih adalah bahwa pengajaran nasehat pembiasaanpendisiplinan pemberian hukuman dan ganjaran sangat penting dilakukanoleh pendidik kepada anak sejak dini Dalam hal ini pendidik harus mulaimengajari dan membiasakan anak untuk berakhlak mulia dan menjauhiakhlak tercela membiasakan anak untuk mulai menaati syariat agamadan tidak membiarkan anak hidup bersama dengan manusia-manusiayang tidak berakhlak Mendidik akhlak anak sejak usia dini akan lebihberhasil daripada mendidik anak ketika sudah beranjak remaja

45

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

EMANSIPASI PEREMPUAN MUSLIMAHRekonstruksi Teologi Pendidikan

Perempuan

Ajaran Islam yang telah menempatkan perempuan dalam kedudukanterhormat dan mulia merupakan kenyataan yang tak terbantah

Akan tetapi jika dipertanyakan sejauh manakah tingkat kesejajaranantara perempuan dengan laki-laki masih merupakan persoalan yangdiperdebatkan Apabila perdebatan tersebut dipelajari dengan seksamaternyata kebanyakannya sudah menjadi premis yang tak terucapkanbahwa dalam banyak hal dan dalam banyak aspek kehidupan ternyataharus didominasi kaum laki-laki Apabila tradisi masyarakat ldquokitardquo sampaisekarang masih berpegang ketat pada budaya patriarki Hal ini turutmenumbuhkan suasana kondusif dalam dunia pendidikan yang samasekali belum mendukung munculnya ilmuwan dari kalangan perempuanbaik dalam pemikiran keagamaan maupun dalam bidang-bidang sainsdan intelektual Tak banyak nama-nama perempuan Muslimah yangmenghiasi khazanah intelektual dan jumlahnya pun sangat tidak sebandingdengan populasi kaum mereka yang mendiami permukaan bumi

Kenyataan ini bisa jadi disebabkan sumber-sumber yang menjadilandasan tradisi Islam al-Qurrsquoan Hadis Fikih danatau yang lainnyajika tidak dikatakan semuanya maka kebanyakannya ditafsirkan olehlaki-laki yang dengan otoritas keintelektualannya telah merumuskanbaik secara teologis ontologis sosiologis maupun ekskatologis tentangstatus perempuan dalam Islam Karena itu ldquostatus perempuanrdquo yang

46

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

banyak ditemukan sekarang ini hampir seluruhnya merupakan hasildari bias intelektual kaum lelaki Sikap dan pemahaman seperti inisemakin mengental manakala kaum laki-laki memahami secara sempithakikat makna salah satu hadis Nabi Saw tentang penciptaan perempuanyang berasal dari tulang rusuk Adam As yang tak lain adalah laki-lakiKarena itu selalu dikumandangkan bahwa asal mula kejadian perempuanjauh berbeda dengan kejadian laki-laki Jika Adam diciptakan dari tanahdengan segala keistimewaannya maka perempuan hanya tercipta danatau berasal dari pada bagian tubuh Adam sendiri

Sikap dan pemahaman seperti secara gradual menjadi teologi pendidikanyang ditransformasikan oleh berbagai lembaga pendidikan Islam baikformal nonformal ataupun informal secara turun temurun Banyakbuku prosa syarsquoir ataupun hikayat-hikayat yang kadang-kadang berbumbudongeng ikut serta menyebarluaskan teologi pendidikan seperti ituAgaknya emansipasi perempuan Muslimah tak akan pernah berubahjika teologi pendidikan mengenai emansipasi perempuan Muslim tidakdirekonstruksi

Oleh karena itulah tulisan singkat di bawah ini paling tidak dapatdijadikan sebagai pembuka kata untuk mendiskusikan secara lebih lanjuttentang teologi pendidikan Islam ketika berbincang tentang emansipasiperempuan Muslimah

Penciptaan Perempuan Prosa Hikayat LamaPendidikan sebagaimana didefinisikan oleh Hussain dan Ashraf

(1979 36) merupakan penyebaran dan internalisasi nilai dari berbagaipengalaman kumulatif baik berupa keyakinan sikap pengetahuan maupunpenerapannya yang dinilai positif dan bermanfaat oleh satu generasike generasi selanjutnya yang tersimpan dalam berbagai kitab tradisiadat istiadat cerita-cerita rakyat (folklores) dan sebagainya Karenaitu penyebaran berbagai cerita tentang proses penciptaan perempuanyang diinternalisasikan melalui berbagai media komunikasi dan pendidikanseperti hikayat misalnya tentulah merupakan sebuah proses pendidikanManakala hikayat-hikayat itu dilandasi oleh suatu keyakinan agamamaka hal itu merupakan bagian teologi yang diyakini kebenarannya

47

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kisah dan hikayat-hikayat seperti itulah yang sering didongengkanseorang ibu sebagai pengantar tidur bagi anaknya yang masih balitaDari ramuan berbagai sumber cerita-cerita tersebut seperti diilustrasikandi bawah ini telah menggambarkan sebuah peristiwa menarik tentangAdam dan Hawa sebagai berikut

Syahdan demikianlah hikayat bermula manakala Allah swt telahmenyempurnakan penciptaan Adam as yang ditempatkan pada suatutaman surga yang tak terbayangkan keindahannya Rumput-rumputnyayang menghijau bagaikan beledru lembut melebihi kehalusan permadanibuatan Istambul Buah-buahan dan bunganya mekar semerbak denganaroma yang harum mewangi Belalang dan kupu-kupu yang berbulu indahterbang berpasang-pasangan Menjangan kijang dan rusa bertanduk emasberlarian ke sana sini Merak selindit perkutut dan burung dara tak henti-hentinya bernyanyi ditimpali seruling siulan burung-burung kecil yangterbang beramai-ramai membuat lengkungan bagaikan bianglala pagi

Dalam suasana seperti itulah Adam sebagai puncak ciptaan diantara makhluk-makhluk lainnya hanya bisa bermenung dalam kesendirianyang mencekam Tak ada teman bicara tak ada siapa pun yang bisadiajak bersendagurau Adam terpesona melihat keindahan merak yangmengembangkan ekornya tetapi sang merak tak kunjung mendekatBarulah ketika Adam menggenggam seuntai bijian gandum sang merakberanjak dekat dan Adam dapat membelai keindahan bulunya Tetapitak berlangsung lama karena sang merak jantan memanggilnya pergitak menoleh lagi Sahdan burung dara pun hinggap pula ke tangannyamemagut gandum yang tersisa tetapi sang jantan segera mengajaknyaterbang mengangkasa berputar-putar semakin meninggi

Adam benar-benar kesepian yang berujung pada perasaan pilu dankegalauan hati Tubuhnya melemah dan kemudian tanpa terasa meneteskanair mata membasahi lutut hingga mengalir ke ujung-ujung jari kaki yangmengantarkan tidur mendidih rusuk kanannya dalam kegundahanyang mencekam

Para malaikat yang terus menerus menyaksikan keadaan itu segeramenghadap Tuhan meminta penjelasan mengapa gerangan sang khalifahyang baru saja mereka hormati karena ilmunya yang tak tertandingiitu bisa berubah menjadi sedih Tuhan yang Mengetahui akan segalanya

48

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

segera bertitah sekalipun belum menyampaikan laporan pandanganmatanya Titah itu tidak lain kecuali mereka harus segera mengambilldquotulang rusukrdquo Adam As yang diubahciptakan menjadi seorang perempuanyang bernama Hawa Hawa lah yang kemudian diciptakan untuk Adamsebagai istri dan teman berbincang menghalau sepi dan kesedihanmenganut cinta dan kasih sayang lsquoma dama al-dunya muntasira darsquowatal-mahabbah lan tazalarsquo kata sebuah syair menutup cerita

Demikianlah cerita berbumbu dongeng selalu dituturkan bahwaasal mula perempuan itu diciptakan hanyalah untuk menjadi teman-pasangan Adam dan kemudian menjadi istri sebagai tempat berlabuhnyabenih-benih cinta anak cucu keturunan Adam Berkatalah sahibul hikayatselanjutnya bahwa perempuan itu adalah seorang yang lemah karenatercipta dari tubuh yang sudah melemah Perempuan itu seorang penyedihkarena tercipta dari pelukan doa yang berurai air mata Perempuan itukeras hati yang tak tertundukkan oleh rasio tinggi karena tercipta daritulang rusuk yang amat dekat dengan ulu hati Perempuan itu juga penurutdan mudah tunduk melutut sampai keujung kaki karena tercipta dariderai air mata yang membasahi lutut hingga ke ujung jari kaki

Dominasi Laki-Laki Muara HikayatPemaparan hikayat singkat di atas dengan berbagai versi dan variasinya

agaknya sering menjadi dongeng para orangtua di desa kepada sanganak yang berangkat dewasa Sadar atau tidak hikayat yang demikian telahmenjadi sumber pengetahuan yang dididikkan dan ditransinternalisasikansecara informal bahkan formal yang berlangsung secara kontiniu denganbumbu-bumbu ajaran keagamaan yang secara gradual telah menciptakansuatu teologi pendidikan yang kemudian menjadi sandaran filosofikpendidikan dalam mempersiapkan ke mana anak perempuan itu hendakdiarahkan

Mungkin muara atau boleh juga hanya kebetulan bahwa yang mudahterlihat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari menunjukkan bahwakesejajaran (emansipasi) perempuan dengan laki-laki belumlah setaraPerempuan ditempatkan sebagai makhluk lemah yang memerlukan belaskasih Ironisnya kaum perempuan pun ikut pula mempersiapkan dirisebagai makhluk yang perlu dikasihani yang memandang laki-laki sebagai

49

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

makhluk yang amat perkasa bukan saja dari segi otot atau unsur fisiknyamelainkan juga dalam berbagai bidang keterampilan dan intelektualnya

Dapat disaksikan bahwa dalam berbagai budaya ternyata kedudukanperempuan sebagai istri telah terkondisi sebagai konco wingking orangrumah hala bahas yang terkekang dalam bilik-bilik rumah yang sempitdan hanya sedikit memperoleh kesempatan menapak dunia di luar rumahnyaItu pun kata sebagian orang kalau keadaan benar-benar darurat kecualijika ldquomembandelrdquo sebab praktik selalu lebih longgar dari ajaran Berkenaandengan hal ini Quraish Shihab dalam Meuleman ed (1993 8) sengajamenjelaskan pendapat seorang pakar tafsir al-Qurtubi (w 761 H) yangdikenal sebagai mufasir kenamaan khususnya dalam bidang hukumketika menjelaskan surat al-Ahzab33 33 sampai pada kesimpulan denganmengatakan lsquoagama penuh dengan tuntutan agar wanita-wanita tinggaldi rumah mereka dan tidak keluar kecuali karena darurat

Tak usah heran jika masyarakat masih banyak yang mempersiapkananak-anak perempuan mereka hanya untuk ldquomeniti karierrdquo sebagai calonibu rumah tangga yang mengabdi untuk suami dan anak-anak yang bakaldilahirkannya karena pada perhelatan perkawinannya duhulu pun sangisteri telah mencuci kaki suaminya dan berjalan di belakang punggungsuaminya yang agaknya dapat dimaknai sebagai simbol bahwa kesejajaranperempuan hanya berada di belakang kaum laki-laki

Selanjutnya tidak pula mengherankan jika sampai sekarang mayoritaskaum Hawa menerima dengan pasif keadaan mereka Mereka hampir-hampir tidak menyadari bagaimana hak-hak kemanusiaan mereka dieksploitasioleh masyarakat yang berpusat pada dan didominasi kaum laki-lakidengan menekankan bahwa Islam telah memberikan kepada kaumHawa hak-hak yang lebih dibanding dengan tradisi pada agama-agamalain Bagi perempuan Muslimah yang sejak berabad-abad diperbudaksecara fisik mental dan emosional menganalisis pengalaman pribadimereka merupakan suatu pekerjaan nalar yang sangat melelahkanSebagai misal seperti dikemukakan oleh Ghazy Muhahid dalam artikelnyaEducation for Girl in Saudi Arabia (1987 36-39) bahwa tingkat melekhuruf terendah lebih banyak ditemukan di negara-negara Islam dan initerjadi di antara setengah miliyar perempuan Muslimah terutama yanghidup di daerah pedesaan

50

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena itulah dalam mempermasalahkan emansipasi perempuanMuslimah tulisan singkat ini lebih terkonsentrasi pada perbincanganteoretis di sekitar teologi pendidikan perempuan lebih-lebih karena masalahteologi pendidikan telah dan akan tetap menghantarkan keluarga-keluargaMuslim pada sebuah persepsi dan aksi tentang dunia perempuan

Tidak Ada Kesejajaran Teologi AwalDalam pengamatan yang serba sepintas kelihatannya tradisi masyarakat

Islam sampai sekarang masih sangat ketat berpegang pada patriarkiKondisi seperti inilah agaknya yang menyebabkan terciptanya suatusuasana kondusif dalam dunia pendidikan yang sama sekali tidak mendukungmunculnya ilmuwan dari kalangan perempuan terutama yang ahli dalampemikiran keagamaan juga dalam bidang-bidang sains dan intelektualHanya karena keluarbiasaanlah terdapat sejumlah nama perempuanMuslimah yang menghiasi khazanah intelektual dan jumlahnya sangattidak sebanding dengan populasi kaum Hawa yang mendiami planetbumi Allah ini

Kondisi yang demikian boleh jadi berpangkal dari berbagai sumberyang menjadi landasan tradisi Islam terutama Alqurrsquoan Hadis dan Fikihhampir atau bahkan semuanya ditafsirkan oleh laki-laki yang denganotoritas keintelektualannya telah mendefinisikan baik secara teologisontologis sosiologis maupun eskatologis tentang status perempuan dalamIslam karena itu ldquostatus perempuanrdquo yang banyak ditemukan sekarangini kebanyakannya merupakan hasil dari bias intelektual kaum laki-laki

Bias itu menjadi amat terasa ketika kaum lelaki memahami bahwaasal mula kejadian perempuan jauh berbeda dengan asal mula kejadianlaki-laki Jika Adam diciptakan dari tanah dengan segala keistimewaannyamaka perempuan tercipta danatau berasal dari diri Adam sendiri

Teologi pemahaman seperti itu tentulah tidak dibuat-buat karenaboleh jadi bersumber dari makna harfiah hadis Nabi saw yang berasaldari Abu Hurairah dan diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dan ad-Darimi yang menyatakan ldquoSaling pesanlah untuk berbuat baik kepadaperempuan karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkokrdquo(Bukhari Kitab Nikah Hadis ke 4787)

51

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Barangkali berangkat dari makna harfiah hadis inilah menyebabkanbanyak para mufassir yang tak lain adalah laki-laki seperti misalnyaal-Jalalain Ibn Katsir al-Qurthubi al-Biqarsquoi Abu as-Sursquoud bahkanat-Thabari ketika memahami surah al-Nisarsquo4 1 yang menyatakan

Hai sekalian manusia bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telahmenciptakan kamu dari seorang diri dan dari padanya Allah menciptakanisterinya dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkanlaki-laki dan perempuan yang banyak (QS al-Nisacircrsquo4 1)

Menurut Shihab (1993 4) para mufasir di atas telah menafsirkankata al-nafs dengan Adam Hal itu berarti bahwa nafs yang diartikandengan Adam terimplikasi pada kata zaujuha (pasangan) yang dipahamisebagai istri Adam (Hawa) yang tidak lain bahwa perempuan memangdiciptakan daripada diri Adam itu sendiri

Dengan pemahaman seperti itu kata Shihab selanjutnya (1993)sehingga seorang pakar tafsir al-Qurthubi dalam kitab al-Jamilsquo li Ahkamal-Qurrsquoacircn dalam juz I (1967 301) mengatakan bahwa istri Adam diciptakandari tulang rusuk kiri Adam yang bengkok sehingga perempuan itubersifat lsquoaujarsquo yaitu bengkok dan tidak lurus

Secara tak langsung pendapat yang demikian telah menjadi bagiandari teologi pendidikan perempuan yang dikembangkan secara berkelanjutanoleh berbagai lembaga pendidikan Islam seperti madrasah dan pondok-pondok pesantren termasuk melalui pendidikan nonformal yang tersebarmelalui berbagai majlis-majlis tarsquolim dan lebih-lebih lagi telah ditransinter-nalisasikan melalui pendidikan keluarga sebagai wadah pendidikan informal

Teologi pendidikan perempuan seperti itu kemungkinannya menjadibanyak dianut di lingkungan Pondok Pesantren di Indonesia yang disebarkanmelalui kitab-kitab kuning yang menjadi andalan sumber belajar parasantri dan santriahnya Dalam konteks ini Masdar F Masrsquoudi seorang tokohmuda dari kalangan Nahdlatul Ulama yang kesehariannya bergelut dengandunia kepesantrenan dan pembela keunggulan kitab kuning namuntetap kritis pernah mengatakan (1993 155) ldquoDalam lembaran kitabkuning garis besar pandangannya terhadap perempuan memangcukup jelas bahwa perempuan kedudukannya berada di bawah lelakirdquo

52

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Masrsquoudi (1993 162-163) berkesimpulan bahwa ada tiga faktor utamayang menyebabkan hal itu terjadi Pertama ajaran al-Qurrsquoan dan HadisNabi sendiri memang tidak punya pretensi untuk mensejajarkan perempuandan lelaki sekurang-kurangnya sebagaimana diobsesikan oleh parapenganjur emansipasi wanita masa kini Kedua para penulis kitab kuninghampir semuanya adalah lelaki Bias kelelakiannya pun menjadi sulitdihindari Ketiga kitab kuning sendiri adalah produk budaya zamannyazaman pertengahan Islam yang didominasi oleh cita rasa budaya TimurTengah yang secara keseluruhan memang sangat laki-laki

Dalam kaitan yang sama Martin van Bruinessen (1993 165) seorangpeneliti keagamaan dari negeri Belanda yang pernah menjadi Gurubesarpada Program Pascasarjana IAIN Jakarta dan Yogyakarta ketika menanggapimakalah Masrsquoudi di atas mengomentari bahwa walaupun pembahasanperempuan dalam kitab kuning seperti dikemukakan Masrsquoudi memangtidak enak didengar tetapi sulit untuk dibantah Bruinessen menambahkanbahwa dalam salah satu kitab kuning seperti pernah dituturkan FazlurRahman dalam seminar ldquoNew in Islamic Studiesrdquo yang diselenggarakan olehLIPI di Jakarta tahun 1985 berisi penjelasan bahwa rendahnya martabatwanita ternyata bukan saja di dunia ini melainkan juga di akhirat kelakDisebutkan pula bahwa menurut pendapat sebagian ulama tradisionalyang termuat dalam kitab kuning tersebut bahwa betapa pun tingginyatingkat dan kualitas kesalehan seseorang perempuan namun tidak akanmungkin mendapat pahala yang setaraf dengan laki-laki saleh karenasetiap bulan selama beberapa hari seorang perempuan diharamkanberibadah sehingga baik jumlah salat fardu maupun jumlah hari puasayang dilakukannya adalah lebih sedikit daripada jumlah kewajibanagama yang bisa dilakukan laki-laki

Tampak di sini bahwa bukan saja dari segi asal penciptaannya yangdipandang berbeda sebagai penyebab ketidak sejajaran perempuan danlaki-laki melainkan juga fungsi biologis perempuan seperti adanya haid(mens) menjadi salah satu alasan untuk merendahkan martabat perempuanSekalipun begitu seperti dikatakan Bruinessen bahwa tidak semua ulamatradisional setuju dengan pendapat demikian Akan tetapi pendapat-pendapat senada baik yang paling ekstrim maupun yang kurang ekstrimtelah mengkristal menjadi pendapat yang berakumulasi dalam teologipendidikan perempuan Muslimah

53

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Adapun unsurmisogini(memandang agak rendah terhadap perempuan)seperti dikemukakan di atas menyebabkan teologi pendidikan perempuansecara tak sengaja membuat rumusan aksi bahwa tidak akan pernahada kesejajaran (emansipasi) antara perempuan dengan laki-laki karenapenciptaannya pun sama sekali tidak dalam keadaan setara

Rumusan seperti itu bisa muncul menjadi sebuah persepsi yang melekatbagi semua penyelenggara pendidikan baik laki-laki maupun perempuankarena didukung oleh sebuah asumsi dasar sebagaimana dikatakan seorangpembela emansipasi perempuan Muslimah dari Pakistan Riffat Hassan(1987 98) bahwa apabila perempuan dan laki-laki diciptakan secaratak sejajar oleh Tuhan maka mereka tidak bisa sejajar pada waktu-waktuselanjutnya Oleh karena itu segala usaha untuk mensejajarkan (emantipational)merupakan upaya yang bertentangan dengan fitrah alami (sunnatullah)sekalipun hal itu merupakan sesuatu yang mustahil

Teologi pendidikan perempuan seperti disebutkan di atas sesungguhnyabukan saja muncul di lingkungan pendidikan Islam melainkan juga telahlebih dahulu menerpa pendidikan yang diselenggarakan golongan Yahudidan Kristen Bahkan ada yang berpendapat teologi mereka inilah yang dengantak sengaja meminjam pernyataan Masrsquoudi telah mempengaruhi cita rasabudaya Timur Tengah zaman pertengahan Islam yang melahirkan ulamatradisional yang menyusun berbagai kitab kuning seperti disebutkan di atas

Di antara berbagai landasan teologi pendidikan Yahudi dan Kristententang perempuan terdapatnya asumsi teologis yang mendasari strukturanggapan bahwa laki-laki lebih unggul dari perempuan paling tidaktiga asumsi sebagai berikut

1 Bahwa makhluk pertama diciptakan Tuhan adalah laki-laki sedangkanperempuan diyakini tercipta dari tulang rusuk laki-laki pada kemudianhari maka secara ontologis perempuan itu derivatif dan sekunder

2 Bahwa makhluk perempuanlah yang menjadi sebab utama terjadinyadosa (dosa warisan) yang menyebabkan terusirnya seluruh manusiadari Taman Eden karena itu semua anak perempuan dipandang denganrasa benci hina dan curiga

3 Bahwa perempuan diciptakan bukan saja dari laki-laki tetapi jugauntuk laki-laki sehingga eksistensinya hanyalah sekunder pelengkaptidak mempunyai makna fundamental

54

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Orang Islam awam percaya sebagaimana juga halnya orang Yahudidan Kristen awam bahwa Adamlah ciptaan Tuhan yang pertama danbahwa Hawa (Eva) dibuat dari rusuk Adam Dapat diperkirakan bahwaorang-orang Islam akan terkejut jika diberitakan bahwa kepercayaanyang sudah mengakar itu besar kemungkinan berasal dari al-Kitab (Bible)yang menurut Muhammad Abduh dan Rasyid Rida dalam Tafsir al-ManarIV (1952323) sepenuhnya bertentangan dengan ajaran al-Qurrsquoan Kenyataanyang tragis dan agak mengherankan adalah bahwa para Muslimah yangberpendidikan Barat sekalipun kurang juga menyadari betapa kejiwaanIslam banyak dipengaruhi oleh pikiran dan sikap Yahudi dan Kristendalam hal yang berkaitan dengan ontologi keperempuanan

Jika ditelusuri uraian al-Kitab (Bible) tentang penciptaan berasaldari dua sumber yang berbeda yakni dari tradisi Yahwis (abad 10 SM) dantradisi Imamat (abad 5 SM) yang kemudian memunculkan dua tradisiyang berbeda Di dalam al-Kitab terdapat empat acuan tentang penciptaanperempuan (a) Genesis (kejadian) 126-27 (b) tradisi (imamat) 27(c) tradisi (Yahwis) 218-24 dan (d) tradisi (imamat) 51-2

Penelitian terhadap teks-teks tersebut yang dilakukan oleh sejumlahorang menunjukkan bahwa istilah Adam pada umumnya berfungsi sebagaiistilah umum bagi umat manusia Dalam hal ini Swindler (1956 134)dengan tegas mengatakan ldquoTidaklah betul jika kata Adam dalam KitabKejadian 11 sampai 222 itu diartikan sebagai ldquolaki-lakirdquo atau sebagainama orang ldquoAdamrdquo Akan tetapi begitulah keadaannya sehingga SheilaCollin (1987 17) juga berkomentar bahwa cikal bakal dari sikap tunduknyaperempuan dan kecenderungannya akan keburukan adalah berawaldari tradisi Yahudi dan budaya agama Yahudi

Mungkin akan terasa sangat aneh dan ironis jika pada masa sekarangini semakin banyak orang Yahudi dan Kristen yang menolak penafsirantradisional tentang penciptaan perempuan sementara itu orang-orangIslam yang pada umumnya memusuhi dan meremehkan literatur keagamaanorang Yahudi dan Kristen justru tetap berpegang teguh pada mitos di atasdan menganggapnya penting untuk mempertahankan integritas ke-Islamannya

Jika hal ini terus berkelanjutan dan teologi pendidikan Islam tidakdirekonstruksi ulang maka akan benarlah sebuah ldquoolok-olok lelaki dewasardquobahwa sehebat-hebat perempuan akan merasa puas sekalipun beradadi bawah laki-laki

55

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Alternatif Kesejajaran Teologi LanjutanSuatu asumsi dasar yang diperkirakan dapat mendukung kesejajaran

perempuan dengan laki-laki adalah bahwa laki-laki dan perempuandiciptakan sama di hadapan Allah yang diyakini sebagai sumber penentunilai tertinggi maka tidak mungkin kedua jenis makhluk itu menjaditidak sejajar secara esensial seiring dengan berjalannya waktu Ketidaksejajaranmereka dalam dunia patriarki kata Riffat Hasan (1987 98) merupakanpelanggaran terhadap rencana Tuhan

Jika ditelusuri lebih seksama ternyata Alquran menguraikan penciptaanmanusia dalam kurang lebih 30 bagian yang terpencar dalam berbagaijuz dan surat Secara umum al-Qurrsquoan menyatakan penciptaan manusia(dan alam semesta) dalam dua acara sebagai suatu proses evolusi denganberbagai tahapan fase yang kadang-kadang disebut bersamaan dan kadangterpisah Dalam bagian-bagian yat tentang penciptaan manusia secaraldquokonkritrdquo maupun ldquoanalisisrdquo tidak terdapat keterangan yang menyatakanbahwa laki-laki dan perempuan diciptakan secara terpisah atau berbedaDalam hal ini Quraish Shihab (1993 4) dengan tegas mengemukakanldquoKita dapat berkata bahwa tidak ada satu petunjuk yang pasti dari ayat Alquranyang dapat menghantar kita untuk menyatakan bahwa perempuan diciptakandari tulang rusuk atau bahwa unsur penciptaannya berbeda dengan lelakirdquoDengan demikian dapat disimpulkan bahwa al-Qurrsquoan menggunakanistilah alegori ldquofeminimrdquo dan ldquomaskulinrdquo tanpa ada pengistimewaan tertentupada salah satunya

Muhammad Iqbal (1981 171) menyatakan bahwa ayat-ayat Alquranyang menerangkan asal mula kejadian manusia menggunakan istilah-istilah sepertibasyaral-insandanan-nas dalam menggambarkan penciptaanfisik manusia Kata Adam adalah kata benda maskulin tetapi genderdalam linguistik tidak berarti jenis kelamin Dengan demikian jika Adamtidak harus berart laki-laki maka zauj (pasangan) Adam pun belum tentuperempuan Pada kenyataannya pun kata zauj juga suatu kata bendamaskulin dan berbeda dengan kata Adam yang mempunyai bentuk feminimyaitu zaujatun Perlu ditekankan di sini bahwa kata yang paling tepatuntuk zauj bukan berarti ldquoisterirdquo ataupun ldquosuamirdquo tetapi ldquopasanganrdquoAlquran menggukan katan zauj tidak hanya untuk manusia tetapi jugauntuk flora dan fauna

56

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian jika penafsiran al-nafs dalam surat al-Nisarsquo 41seperti dikemukakan pada bagian terdahulu diartikan sebagai ldquodiri Adamsendirirdquo maka penafsiran yang lebih moderat dan cenderung membelakesejajaran perempuan dengan laki-laki terlihat dengan amat jelas padapenafsiran Muhammad Abduh dan Rasyid Rida yang memaknai katanafs dengan jenis Hal itu berarti bahwa kejadian laki-laki dan perempuansama-sama berasal dari jenis yang sama tanpa perbedaan yang pertamatidak lebih superior dari yang kedua

Berkaitan dengan hadis yang menyatakan bahwa perempuan diciptakandari rusuk yang bengkok tidak lagi dipahami secara harfiah melainkandimaknai secara metaforis yang memperingatkan kepada kaum laki-lakiagar arif dan bijaksana menghadapi kaum perempuan dengan tidakmenganggap enteng terhadap perempuan walaupun secara fisik terlihatlebih halus dan lebih lembut melainkan bisa menjadi lebih garang danlebih keras dari dan dibandingkan dengan kerasnya tulang rusuk laki-laki

Pemaknaan seperti itu jelas terlihat lebih banyak berasal dari kalanganulama kontemporer walaupun masih belum semuanya karena masihterdapat sejumlah tokoh yang masih mempertahankan pendapat-pendapatulama tradisional

Memang penolakan terhadap hadis tersebut sebagai hadis yang benar-benar berasal dari Nabi antara lain berasal dari seorang tokoh perempuanMuslimah dari Maroko Fatimah Marnisi Perempuan yang gemar mempelajariberbagai tafsir hadis terutama sirah Nabi ini sampai pada kesimpulan(1987 95-96) bahwa dengan mempelajari kearifan dan bijaksananyaRasul saw dalam memperlakukan kaum perempuan sangat tidak mungkinkatanya menganalisis hadis tersebut pernah diucapkan Rasul Oleh karenaitu ia mempelajari sumber isnadshynya dalam hal ini adalah Abu Hurairahyang menurut penilaiannya merupakan seorang yang anti perempuankarena secara psikologis mengalami kesulitan menghadapi perempuanyang mungkin disebabkan kelainan psiko-seksual

Lebih dari itu secara tematik semua hadis yang berkenaan denganldquotulang rusukrdquo tersebut kelihatannya berkaitan dengan permasalahankeluarga (ahwal al-syakhshiyah) yang sama sekali tidak atau bukanberkaitan dengan tema proses penciptaan Imam Bukhari dan ad-Darimimisalnya menempatkan hadis tersebut dalam kitabbab nikah sedangkanImam Muslim menempatkannya dalam kitabbab penyusuan

57

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Akan tetapi pandangan seperti itu masih belum mengakar sebagaiteologi pendidikan karena harus diakui bahwa kekuatan lama masihcukup kuat terhunjam dalam lubuk sanubari para penganjur agamapada berbagai lembaga pendidikan

Oleh karena itulah khususnya pada saat ini sangat perlu dilakukansuatu pembahasan tentang isu teologi perempuan dalam Islam agartidak saja perempuan tetapi juga kaum laki-laki Muslim dapat terbebaskandari struktur dan hukum yang sebahagian orang merasa agak kurang adilUpaya ini seyogyanya dipromotori dari dan oleh kaum Hawa itu sendiri

Agaknya perlulah disyukuri dengan tampilnya Qasim Amin yangberhasil menyuguhkan karya emansipasinya Tahrir al-Marrsquoah (EmansipasiKaum Wanita 1899) dan al-Marrsquoah al-Jadidah (Wanita Modern 1900)dari Mesir juga Mumtaz Ali dari India yang telah menyokong gerakanemansipasi kaum Hawa Namun hal ini belum bisa mengobati rasa kesalketika melihat bahwa sampai masa kini yang bercirikan ilmu pengetahuanmasih sedikit sekali perempuan yang ahli dalam bidang teologi Islam dansains intelektual Lebih dari itu interpretasi romantis Amin dan al-Mumtazmasih menunjukkan bahwa ldquokitardquo mungkin tidak menyadari betapamendasar isu menjadi kepedulian utamanya yaitu kesejajaran sosialperempuan dan laki-laki dalam masyarakat yang didominasi dan terpusatpada laki-laki Sayangnya pula banyak aktivis hak asasi perempuan Islamyang juga tidak menyadari bahwa mitos inilah yang mendasari sikapdan struktur yang anti perempuan yang ingin mereka ubah

Untuk semua itu teologi pendidikan perempuan masa lalu perlusegera ditinjau ulang dan teologi pendidikan perempuan yang lebihmembebaskan perlu segera dirumuskan Jika tidak maka pendidikankita pun akan memiliki andil yang cukup besar dalam menghina-dinakansuatu kaum padahal dari rahim sejenis kaum itu pulalah semua manusiadilahirkan

Emansipasi yang Menggelisahkan Wacana PembahasanBelum lagi tabuh genderang emansipasi perempuan abad ke-20

menggema diperdengarkan seorang penyair Jawa Kuno Ronggowarsitopernah berdendang ldquoPerempuan sekarang ini mau ke mana pada saatpintu sudah terbuka dan anak tangga telah dijulurkan ada yang kembali

58

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

ogah-ogahan ada yang terus menghilang walau sesekali bersembunyidipersimpangan menjaja senyum dan kerampinganrdquo

Jelas tersimpul suatu kegelisahan seorang ayah melihat anak gadisnyayang baru saja memperoleh sedikit kebebasan tetapi telah kehilangankepribadian Sekiranya sang penyair hidup di abad ini syairnya tidak akanbisa indah lagi karena banyak perempuan-perempuan telah memproklamirkandiri sebagai kaum bebas yang bebas dalam menentukan kebebasannyaBukan saja bebas menentukan jodohnya bebas memilih pekerjaan yangdisukainya melainkan telah menuntut bebas untuk memilih pasangansejenisnya dengan berlindung di balik hak asasi keperempuanannya

Agaknya kebebasan itu tentulah tidak menjadi tuntutan perempuanMuslimah akan tetapi bukan hal yang mustahil jika gerakan emansipasitanpa batas sebagai tuntutan emansipasi wanita Barat menelusupmasuk dalam ranji silsilah emansipasi perempuan Muslimah

Oleh karena itulah jika dipertanyakan emansipasi apakah yangseyogyanya dicari perempuan Muslimah sekarang ini maka jawabannyaadalah sebuah emansipasi yang bebas dari dominasi dan bias kaum lelakiyang menyesatkan tetapi tidak membebaskan diri dari nilai-nilai dankebenaran ajaran Tuhan

59

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

KESEHATAN MENTALDALAM PERSPEKTIF ISLAM

Pengertian Kesehatan Mental

Kesehatan Mental merupakan dua kata yang dialihbahasakandari istilah Mental Hygiene yaitu suatu disiplin ilmu yang membahas

kesehatan mental atau kesehatan jiwa yang dalam bahasa Arab disebutdengan al-shihhah al-nafsiyah

Fokus utama yang menjadi obyek materi kesehatan mental ialahmanusia khususnya yang berkaitan dengan masalah-masalah kesehatanjiwamental manusia sedangkan obyek formanya berkenaan denganpersoalan bagaimana mengusahakan secara sistematis dan berencanaagar kesehatan mental manusia itu dapat terpelihara dari berbagai gejalagangguan jiwa dan penyakit jiwa Singkatnya seperti dikatakan ZakiahDaradjat bagaimana mengupayakan agar mentaljiwa yang sehat benar-benar dapat terwujud dalam pengertian terhindar dari berbagai gejalagangguan kesehatan jiwa (neuroses) dan terhindar dari penyakit-penyakitjiwa (psychoses) merupakan obyek utama pembahasan kesehatan mental1

Sebagai suatu disiplin ilmu kesehatan mental merupakan cabangpsikologi termuda yang diterapkan untuk menyelidiki sebab-sebabterjadinya gangguan jiwa dan penyakit jiwa dan berusaha menemukan

1Zakiah Daradjat Kesehatan Mental (Jakarta Ruhama 1992) h 1

60

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

langkah-langkah pencegahan (preventive) dan penyembuhannya (curative)untuk mewujudkan mental yang sehat2

Meskipun disiplin ilmu ini tergolong muda namun banyak ahliberpendapat bahwa kesehatan mental merupakan ldquomahkotardquo dari ilmu-ilmu psikologi3 Dikatakan demikian karena di dalamnya berpadu berbagaiteori psikologi mulai dari persoalan yang menyangkut dengan fungsi-fungsi jiwa sampai pada masalah-masalah yang mempengaruhi jiwadan tingkah laku manusia

Dewasa ini seiring dengan semakin meningkatnya berbagai bentukkecemasan dan kegelisahan sebagai dampak lain dari globalisasi denganberbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu dan teknologi menyebabkansemakin banyak manusia sadar ataupun tidak telah dirasuki oleh berbagaidepresi mental seperti phobia obsesi kompulsi dan berbagai goncangankejiwaan Akibatnya muncullah perasaan was-was gelisah cemassehingga semakin sibuk pulalah manusia mencari ketenteraman dankebahagian hidup Agaknya tak berlebihan jika ada yang memperkirakanbahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi kesehatan mentalakan lebih populer dari cabang-cabang psikologi lainnya

Apakah Kesehatan Mental ItuSesungguhnya cukup banyak definisi kesehatan mental yang dijumpai

dalam berbagai literatur dengan redaksi yang bermacam-macam Dalamhal ini Zakiah Daradjat mengemukakan empat macam definisi kesehatanmental yaitu

1 Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejalagangguan jiwa (neuroses) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychoses)

2 Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diridengan diri sendiri dengan orang lain dan dengan masyarakat sertalingkungan di mana ia hidup

2JP Chaplin Dictionary of Psychology (New York Dell Publishing Co Inc1983) h 291

3Hasan Langgulung Teori-teori Kesehatan Mental (Jakarta Pustaka Al-Husna1988) h 5

61

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

3 Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuanuntuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi bakatdan pembawaan yang ada semaksimal mungkin sehingga membawakepada kebahagiaan dirinya dan orang lain serta terhindar darigangguan-gangguan dan penyakit jiwa

4 Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupanuntuk menghadapi problema-problema yang biasa terjadi dan merasakansecara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya4

Dari keempat definisi di atas kendati masing-masing menunjukanpenekanan arti yang berbeda tetapi jika digabungkan dan dianalisislebih rinci akan diperoleh pemaknaan yang bukan sekedar definisitetapi juga mencakup ciri-ciri orang yang bermental sehat yakni terhindaratau terpelihara dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa

Ciri-ciri utama kepribadian yang terpelihara dari berbagai gangguandan penyakit-penyakit jiwa antara lain (a) mampu menyesuaikan diribaik dengan keadaan dirinya sendiri maupun dengan orang lain danlingkungannya (b) sanggup menghadapi problema dan gangguan-gangguan yang biasa terjadi (c) memiliki integrasi dan harmonisasifungsi-fungsi kejiwaan sehingga terhindar dari berbagai macam pertentanganbatin (konflik) (d) dapat merasakan ketenteraman dan kebahagiaanatas keadaan dan kemampuan yang dimilikinya (e) dapat mengembangkandan memanfaatkan segenap potensi dan bakat-bakat yang dimilikinyasecara optimal untuk kepentingan dirinya dan orang lain

Lima ciri mental sebagai spesifikasi kepribadian yang bermental sehatdimaksud tidak akan terwujud dalam diri seseorang yang menderita gangguanjiwa (neuroses) lebih-lebih bagi penderita penyakit jiwa (psychoses)Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa antara neuroses (gangguan jiwa)dengan psychoses (penyakit jiwa) mempunyai perbedaan arti yang sangattajam yang perlu dipilah secara tegas agar terhindar dari kejumbuhan makna

Penderita gejala gangguan kejiwaan (neuroses) masih dapat menyatakankeluhan atas gangguan yang dideritanya walaupun tidak dapat mengetahui

4Zakiah Daradjat Kesehatan Mental h 11-13

62

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

secara meyakinkan apa yang menjadi penyebabnya Namun akibatgangguan tersebut si penderita merasakan secara meyakinkan bahwadirinya telah kehilangan rasa ketenteraman dan kebahagiaan hidupSedangkan penderita penyakit jiwa (psychoses) secara nyata telah menampilkankelainan tingkah laku tetapi si penderita sama sekali sudah tidak merasakandan tidak menyadari adanya kelainan yang ditampilkannya Oranglain sajalah yang dapat melihat dan mengetahui bahwa orang tersebutmempunyai suatu kelainan dari manusia normal Dalam bahasa sehari-hari orang seperti ini selalu disebut ldquoorang gilardquo ldquosintingrsquo ldquotak warasrdquodan yang seumpama dengan itu5

Telah dikatakan di depan bahwa pribadi yang bermental sehat itu akanterhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa apalagi penyakit jiwa yangdalam hal ini fungsi-fungsi jiwanya masih terintegrasi secara harmonissehingga pikiran perasaan kata hati pandangan dan keyakinan hidupnyatetap sejalan dan saling bekerja sama antara satu dengan lainnya Manusiayang memiliki kepribadian seperti inilah yang benar-benar terhindardari keputus-asaan pertentangan batin keragu-raguan dan dari berbagaibentuk kecemasan lainnya

Dengan gambaran seperti itulah kepribadian yang bermental sehatdapat mengecap arti kehidupan yang penuh makna serta memiliki vitalitashidup yang tinggi walaupun masih perlu digarisbawahi bahwa keharmonisanyang benar-benar sempurna agaknya tidak pernah ada Hal yang dapatdiketahui ialah seberapa jauh jarak seseorang dari kesehatan mentalyang wajar dan normal Tingkat kenormalan ini pun dibatasi pula olehkriteria yang berlaku umum sebab seperti dikemukakan Zakiah Daradjat6

bahwa anak yang terlalu bodoh atau yang sangat cerdas pun cenderungmelakukan reaksi yang di luar kewajaran (abnormal) Keabnormalansemacam ini tidak dapat disebut sebagai gejala gangguan atau penyakitjiwa karena perilaku ldquotidak wajarrdquo yang ditampilkannya itu hanyadisebabkan berbedanya batas kemampuan yang ada pada dirinya (superioratau inferior) dibandingkan dengan orang lain7

5Musthafa Fahmi Al-Syuzuz al-Nafsi (Kairo Dacircr al-Mishriyah 1978) h 526Zakiah Daradjat Kesehatan Mental h 147Ibid h 14

63

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Terlepas dari kasus-kasus seperti di atas karena keabnormalan yangdisebabkan kecerdasan dapat ditempatkan sebagai suatu pengecualianNamun suatu keabnormalan emosi atau keabnormalan tindakan padaumumnya adalah disebabkan terganggunya kesehatan mental Manakalakesehatan mental seseorang benar-benar telah terganggu hampir dapatdipastikan bahwa dirinya akan kehilangan hidup yang penuh maknadan sekaligus kehilangan vitalitas dan kebahagiaan hidup seperti yangdiidam-idamkan oleh semua orang

Adakah Kesehatan Mental Dalam IslamSebagaimana psikologi pada umumnya kesehatan mental ini pun

kelihatannya lebih didominasi oleh teori-teori Barat modern yang sekulerHal inilah yang menyebabkan banyak pakar Muslim yang gelisah danmerasa keberatan sambil melemparkan kritik yang cukup tajam8 Halini mudah dipahami karena konsep dan teori yang digunakannya seringmengecilkan arti hidup keagamaan Agaknya itulah sebabnya mengapaMohammad Qutb seorang pakar Muslim dari Mesir melarang umatIslam mempelajari psikologi karena berpotensi merusak akidah Islamiyah9

Terlepas dari setuju atau tidak pada pendapat tersebut namun halitu mengindikasikan adanya sesuatu yang kurang pas antara konseppsikologi Barat dengan nilai-nilai dasar ajaran Islam Kenyataan itulahyang segera mendorong para cendikawan Muslim untuk menampilkanpsikologi yang menyandarkan danatau mengkonsultasikan teori-teoriyang digunakannya pada al-Qurrsquoan dan Sunnah Hal ini cukup menggembirakankarena dewasa ini telah mulai banyak terbit buku-buku yang membicarakanpsikologi Islam meskipun masih dalam mencari bentuk dan belumterumuskan secara jelas

Dengan demikian sah-sah saja jika ada sebagian orang yang berpandanganbahwa kesehatan mental hanyalah sebagai cabang psikologi an sich yang

8Lihat misalnya Malik B Badri The Dilemma of Muslim Psychologist (LondonLondon Publishers 1979) juga Djarsquofar Siddik ldquoPsikologi Humanistik UpayaAwal Mengeluarkan Psikolog Muslim dari Lubang Biawakrdquo dalam Miqot No77 (Juli-Agustus 1993) h 1-4

9Hasan Langgulung Manusia dan Pendidikan (Jakarta Pustaka Al-Husna1986) h 317

64

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

berasal dari produk pikiran murni manusia yang tidak mempunyai sangkutpaut dengan Islam atau bukan Islam Pandangan seperti itu boleh jadibenar jika wawasan berilmu yang digunakan menganut konsep-konseppragmatisisme-sekularisme Akan tetapi mdashsekurang-kurangnya dalamperspektif Islammdash pandangan seperti itu tertolak dengan sendirinyakarena di dalam konsep Islam bahwa ilmu dan teknologi berikut keseluruhanaplikasinya tidak dapat dilepaskan dari iman dan kesalehan

Sikap Islam vis-a-vis kesehatan mental mdashdalam pengertian yangluas dari makna kata itumdashsejak awal sekali telah amat jelas Kenyataanyang paling mendasar ialah bahwa al-Qurrsquoan dan Sunnah memberikandorongan yang kuat bagi pemeluknya untuk memelihara kesehatanfisik dan mentalnya Dalam berbagai ayatnya al-Qurrsquoan telah mengisyaratkanagar setiap orang bersungguh-sungguh memelihara kesemaptaan ldquohatirdquosehingga terhindar dari berbagai penyakit dan gangguan Hati yang

dalam al-Qurrsquoan disebut dengan al-qalb (ŏ ήΥAacuteέordf)

qulub ( permilordm οpermilήpermilΥAacuteέ)

dan jamaknya al-qulub(ŏ ήΥAacuteέordf)

qulub ( permilordm οpermilήpermilΥAacuteέ) yang dalam terminologi kesehatan mental merupakan bagiandari fungsi-fungsi jiwa dan mental manusia secara berulang-ulangdisebut dalam al-Qurrsquoan lebih kurang 150 kata

Dari lebih kurang 150 kali kata qalb dimaksud lebih dari 10 ayatberisi pernyataan atau penjelasan bahwa di dalam hati (kalbu) manusiaitu terdapat penyakit Di samping itu dapat pula dikemukakan bahwadari lebih kurang 25 kali al-Qurrsquoan berbicara tentang penyakit denganberbagai derivasinya maka lebih dari 10 kali di antaranya membicarakanadanya penyakit yang terdapat di dalam qalb itu sendiri antara laindinyatakan sebagai berikut

Dalam hati mereka itu ada penyakit lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagimereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta (QS al-Baqarah2 10)

Pada ayat yang lain juga disebutkan yaitu

65

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu sebagaicobaan bagi orang-orang yang di hatinya ada penyakit dan yang kasarhatinya Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu benar-benardalam permusuhan yang sangat (QS al-Hajj22 53)

Al-Qurrsquoan tidak saja berbicara tentang penyakit-penyakit qalb tetapisekaligus pula menjelaskan mengenai penanggulangannya sepertidinyatakan dalam surat al-Rarsquod13 28yang berbunyi

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteramdengan mengingat Allah Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati (pikiran dan perasaan) menjadi tenteram (QS al-Ralsquod13 28)

Ayat-ayat di atas merupakan fakta bahwa al-Qurrsquoan telah meng-ungkapkan dasar-dasar kesehatan mental Namun perlu digarisbawahibahwa al-Qurrsquoan bukanlah buku kesehatan mental Al-Qurrsquoan adalahhudan yaitu kitab yang memberi petunjuk atas segala sesuatu bagi umatmanusia terutama dalam menjalani hidup dan kehidupannya secarabaik dan benar di bumi ini agar memperoleh kebaikan dan kebahagianhidup di akhirat kelak Wahyu Ilahi yang diabadikan dalam kitab sucial-Qurrsquoan tidak hanya berisikan doktrin-doktrin keimanan dan kewajiban-kewajiban religius atau petunjuk-petunjuk ritual semata melainkanmencakup berbagai pedoman bagi seluruh umat manusia dan merupakantibyacircnan li kulli syayrsquoi (QS al-Nahl16 89) dalam berbagai bidang danlapangan kehidupan seperti politik sosial ekonomi dan lain-lainnyaKarena itulah bagi orang beriman pesan-pesan al-Qurrsquoan dan Sunnahmerupakan konsep dasar dalam menentukan hakikat substansi danevolusi kehidupan manusia Muslim Sekurang-kurangnya dapat dikatakanbahwa al-Qurrsquoan menetapkan das sollen yang harus diterjemahkan menjadidas sein pada tingkat keseriusan yang tinggi sebagaimana Allah swtmemberi petunjuk kapada Nabi Yahya as dalam firman-Nya

Hai Yahya Ambilah kitab suci itu dengan penuh keseriusan (QSMaryam19 12)

hellip

66

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian paling tidak secara partikular al-Qurrsquoan berisikanberbagai petunjuk mengenai kesehatan mental sehingga tidak diragukanlagi bahwa Islam memiliki konsep-konsep kesehatan mental Karenaitu tidak bisa tidak konsep-konsep mengenai kesehatan mental dalamIslam haruslah digali dari al-Qurrsquoan dan Sunnah Nabi saw sebagai landasanteoritik keilmuannya Lebih-lebih lagi karena sifat hakiki dari kesehatanmental dalam perspektif Islam terletak pada sumber dan landasannyayang khas Islam pada satu sisi dan pada sisi lain terletak pada tujuannyayang diarahkan untuk mencapai cita-cita perwujudan hidup muslim yangbermental sehat agar dapat menyembah Allah dengan sebenar-benarnyaserta dapat mambangun struktur kehidupan duniawinya bersama-samadengan orang lain secara benar dan baik

Atas dasar itu maka konsep-konsep kesehatan mental yang bertentangandengan iman dan kesalehan serta tidak membantu dalam usaha mencapaitujuan hidup muslim merupakan kesehatan mental yang ditolak sertatidak mendapat tempat dalam khazanah keilmuan Islam meskipun teori-teori yang ditawarkan terlihat cukup rasional dan logis Itulah sebabnyakesehatan mental yang hanya bertujuan sukses duniawi saja atau semata-mata untuk mencapai kepuasan hidup di dunia belaka dengan mengabaikantujuan akhirat bukanlah konsep kesehatan mental yang Islami sepertidiingatkan al-Qurrsquoan dalam surat Yucircnus10 7-8 sebagai berikut

Sesungguhnya orang-orang yang tidak percaya akan adanya pertemuandengan Kami dan mereka telah merasakan suatu kepuasan (ketenteraman)dengan kehidupan dunia ini dengan melalaikan ayat-ayat Kami merekaitu tempatnya di neraka sebagai akibat dari apa yang mereka kerjakan(QS Yucircnus10 7-8)

Dapat diformulasikan bahwa kesehatan mental dalam perspektifIslam membuat rentangan sukses yang seimbang dalam serba-serbiyaitu kesuksesan duniawi dan kesuksesan ukhrawi seperti diabadikanpada sebuah dorsquoa dalam al-Qurrsquoan

67

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan diakhirat dan peliharalah kami dari siksaan api neraka (QS al-Baqarah2 201)

Bertolak dari uraian di atas jelas bahwa kesehatan mental dalamperspektif Islam yang menjadikan al-Qurrsquoan al-karim sebagai landasanteoritiknya menekankan arti dan hakekat kesehatan mental manusiauntuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat Artinya ialahbahwa kebahagiaan atau kesehatan mental Islami meliputi telaah yangmenyangkut segi-segi kehidupan duniawi dalam rangka mencapaitujuan ukhrawi Kesehatan mental di dunia mencakup kajian bagaimanamengupayakan agar kehidupan di dunia selamat dari berbagai gangguandan penyakit-penyakit yang mungkin menimpa jiwa seseorang denganmengimplisitkan nilai-nilai keselamatan di akhirat Hal itu berarti kesehatanmental dalam Islam senantiasa menginternalisasikan nilai iman danamal saleh dalam berbagai kajian dan tindakannya baik secara teoritikmaupun operasionalisasi praktisnya Inilah yang membedakan kesehatanmental dalam perspektif Islam dengan kesehatan mental lain pada umumnyaSekalipun begitu Islam tidak akan menafikan pengalaman-pengalamandan capaian-capaian yang telah diperoleh orang lain tentang kesehatanmental yang terbukti baik dan bermanfaat asalkan konsep dan aplikasinyatidak bertentangan dengan ajaran Islam

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental Islami ialahsuatu kajian yang bersifat teoretik dan praktik mengenai kesehatan mentalmanusia dengan mendasarkan konsep teoritiknya kepada al-QurrsquoanManakala sampai pada permasalahan tentang bagaimana operasionalisasisistemiknya dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan kesehatan mentalmaka tidak ada penghalang untuk memanfaatkan sepenuhnya setiaptemuan atau percobaan yang telah terbukti berhasil dilakukan oleh umatmanusia berbilang bangsa sepanjang tidak bertentangan dengan ajarandan konsep tujuan hidup Muslim

hellip

68

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Konsep Dasar Kesehatan Mental Dalam IslamPada prinsipnya konsep dasar kesehatan mental itu bersifat universal

karena obyek materinya adalah manusia Akan tetapi cara pandangyang berbeda tentang siapa sebenarnya manusia itu menyebabkan tiap-tiap mazhab psikologi berbeda pandangan dalam menetapkan konsepdasar kesehatan mentalnya

Mazhab behaviorisme misalnya terutama jika diperhatikan penjelasanyang dikemukakan oleh Albert Bandura seorang tokoh kontemporerbehaviorisme terlihat jelas bahwa mazhab ini memandang manusiabagaikan organisme pasif yang dikuasai oleh berbagai stimuli (stimulus)yang terdapat dalam lingkungannya Menurut konsep ini manusia dapatdimanipulasi atau dikontrol oleh stimuli-stimuli tertentu Tingkah lakumanusia sangat ditentukan oleh sejauh mana kesesuaian respons denganstimuli yang ada Terjadinya kelainan tingkah laku manusia itu menurutmereka hanya disebabkan terjadinya ketidaksuaian antara stimuli danresponsnya10

Mazhab psikoanalisis yang dikembangkan Freud memandangmanusia sebagai organisme yang reaktif karena dipengaruhi oleh naluri-naluri internal yang ada dalam diri manusia berupa eros (naluri hidup)dan tanatos (naluri perusak) Naluri untuk hidup ini dipengaruhi olehdorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan seksual dan kebutuhanpenjagaan terhadap diri Karena itu konsep kesehatan mental yangdikembangkan mazhab psikoanalisis ini lebih menonjolkan kajiannyapada perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan seksual manusia Hampirsemua analisisnya mengenai kesehatan mental manusia selalu dikaitkandengan masalah-masalah seks11

Adapun mazhab psikologi humanistik yang dipopulerkan Maslowmemiliki pandangan yang optimistis terhadap manusia dengan menekankanteorinya bahwa manusia itu mempunyai kemauan aktif untuk berkembang

10Albert Bandura Principles of Behavior Modication (New York Holt-Rinehartand Winston Inc 1979) h 73-75 Benjafield A History of Psychology (BostonAllyn and Bacon 1996) h 230-234

11Sigmund Freud An Outline of Psychoanalysis (New York Norton 1940)h 17-22 Karl Mannheim et al Sigmund Freud An Introduction (London Routledgeamp Kigan Paul Ltd 1950) h 10-12

69

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

secara sehat kalau kebutuhan-kebutuhan asasi manusia itu terpenuhisecara layak Kebutuhan yang mereka maksudkan meliputi kebutuhan-kebutuhan fisik kebutuhan tumbuh kebutuhan aman kebutuhanpengalaman baru kebutuhan kasih sayang dan kebutuhan penghargaanKebutuhan-kebutuhan itulah yang selalu menuntut untuk dipuaskanagar manusia memiliki mental yang sehat Jika tidak akan muncullahberbagai gangguan kesehatan mental12

Tampaklah sekarang bahwa setiap aliran psikologi memiliki perbedaanpandangan mengenai konsep dasar kesehatan mental sebagai pengaruhlangsung dari berbedanya cara pandang terhadap konsep manusia itusendiri Karena itu sifat dan spesifikasi konsep kesehatan mental dalamperspektif Islam dan yang membedakannya dari kesehatan mental lainnyaakan lebih mudah dipahami jika konsep manusia yang mendasari teorinyadicermati dengan saksama karena seperti telah dikemukakan bahwasuatu citra tentang manusia akan mempengaruhi pandangan tentangkonsep kesehatan mental

Berkenaan dengan itu pertama sekali perlu ditegaskan bahwa Islammengkonsepsikan manusia terdiri atas substansi fisik dan non-fisik jasmanidan rohani serta kelengkapan lainnya sebagai alat untuk mengembangkandan melaksanakan tugas-tugas kemanusiaannya seperti penginderaandan akal-pikiran sebagaimana dinyatakan dalam al-Qurrsquoan sebagai berikut

Dialah Tuhan yang menjelmakan segala ciptaan-Nya dengan kejadianyang indah dengan memulakan ciptaan manusia dari tanah Kemudianturunan manusia itu selanjutnya dijadikan dari saripati air yang hinaDisempurnakan-Nya ciptaan-Nya itu dengan meniupkan ruh (ciptaan)-Nya ke dalam ciptaan-Nya itu dan diciptakan-Nya pula bagi kamu pendengaran

12Abraham Maslow The Further Reaches of Human Nature (New York TheViking Press 1974) h 90-96

70

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

penglihatan dan afrsquoidah (pikiran dan perasaan) Betapa sedikit sekalikamu yang mensyukuri nikmat itu (QS al-Sajdah32 7-9)

Mengomentari ayat di atas Imam al-Ghazacirclicirc menulis

Insacircn adalah makhluk yang dicipta dari tubuh yang boleh dilihatoleh pandangan dan jiwa yang bisa ditanggapi oleh akal dan basirahtetapi tidak dengan panca indera Tubuh dikaitkan dengan tanah danruhnya pada nafs atau dirijiwa Yang dimaksud oleh Allah mengenairuh itu ialah apa yang kita ketahui sebagai jiwa atau al-nafs Denganayat ini Allah mengisyaratkan kepada orang yang berpandanganjauh bahwa jiwa atau al-nafs itu memiliki peran penting yang jauhlebih besar dari jasad yang terpacak ke bumi13

Berdasarkan keterangan Imam al-Ghazacirclicirc berkenaan dengan ayatdi atas terlihat jelas bahwa di dalam diri manusia itu terdapat unsur ruhyang memiliki peranan lebih dibandingkan dengan tubuh atau jasadmanusia Bahkan dapat dikatakan bahwa ruh (jiwamental) inilah yanglebih banyak mempengaruhi tindakan manusia

Sekalipun jiwamental itu dipandang memiliki peranan penting dalamkehidupan manusia tetapi bukan berarti Islam mengabaikan aspek jasadatau jasmaniahnya Bahkan melalui hadis Nabi dinyatakan bahwa manusiaberkewajiban untuk memenuhi segala yang dibutuhkan oleh kelengkapan-kelengkapan yang diberikan Tuhan kepadanya sebagaimana dinyatakandalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imamal-Bukhacircricirc sebagai berikut

Sesungguhnya Tuhanmu mempunyai hak atas kamu dirimu (jiwa)punya hak atas kamu Jasadmu punya hak atas kamu maka tunaikanlahhaknya masing-masing (Riwayat al-Bukhacircricirc)

Islam sebagai agama fitrah yang seimbang dalam serba-serbi ketikamenata kehidupan insani tidak saja mengakui adanya unsur rohanidan jasmani itu saja melainkan keberadaannya merupakan satu kesatuan

λΥſ Σſ fl ƒ άќ aeligĶΟ ōΥſ Ψωή yuml oline ŵέrsaquo ōΥſ Ψωή Ψoline Πιέrsaquo ōΥſ Ψωή ΨŖẃέ euroordf

13Abu Hamicirc d al-Ghazacirclicirc Mizan al-Alsquomal tahqiq Sulaiman Dunia (KairoDacircr al-Malsquoacircrif 1984) h 21

71

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang tak terpisahkan Dalam hal ini Islam selalu berusaha untuk meneguhkanpertautan yang berimbang dalam membina kepribadian setiap muslimkarena manusia dalam pandangan Islam tidak sekedar lembaga tubuhnyasaja dan tidak pula sekedar unsur rohani dan akal-pikirannya saja tetapimerupakan satu kesatuan dari seluruh unsur tersebut yang saling berkaitandan melengkapi

Ajaran Islam kata al-Syaibani tidak dapat menerima jasmani yangterpisah dari ruh atau rohani yang mendepak kebutuhan jasmaniah manusiaIslam hanya mengakui persenyawaan yang menyeluruh Itulah sebabnyaIslam tidak dapat menerima keperkasaan jasmaniah yang kering darisentuhan iman dan amal saleh serta tidak rela membiarkan manusiamenjadi seorang penaka bintang dalam kehidupan spiritualnya tetapikerdil dalam aspek jasmaniahmaterialnya14

Unsur rohani manusia butuh pada spiritual dan akal (intelek) butuhilmu pengetahuan sedangkan jasad atau jasmani menghendaki pemenuhankebutuhan biologis dan material Ketiga jenis kebutuhan ini spiritualintelektual dan material merupakan ldquolingkungan dalam bagi diri manusiayang paling hakikirdquo (intrinsic internal environmental) Dikatakan demikiankarena setiap individu sejak semula jadi telah menuntut kebutuhan inisesuai dengan fitrah kejadiannya Roh yang berasal dari tiupan ruh Tuhanmempunyai kecenderungan spiritual yang menuntut untuk dipenuhiJasmani yang berasal dari bumi (tanah) sebagaimana makhluk-makhlukbumi yang lain menuntut kebutuhan material Sedangkan akal menuntutkebutuhan pengetahuan sesuai dengan kedudukannya sebagai pengikatatau mata rantai penghubung atau antara jasmaniah dan rohaniah15

Karena itu sesuai dengan hadis Nabi yang dikutip pada bagianterdahulu maka ketiga kebutuhan tersebut perlu mendapat pelayananyang semestinya dalam membina kepribadian Muslim Mengabaikansalah satunya dengan memprioritaskan yang lain sama artinya denganmengkhianati fitrah kejadian manusia yang pada gilirannya akanmenimbulkan kepribadian yang serba labil

14Umar al-Toumy al-Syaibani al-Ushush al-Nafsiyah li Rialsquoayt al-Sabab(Beirut Dacircr al-Tarbiyah 1975) h 132

15Syed Muhammad al-Naquib al-Attas The Concept of Education in Islam(Kuala Lumpur Muslim Youth Movement of Malaysia (ABIM) 1980) h 27

72

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Menurut Islam unsur pokok dari mental manusia itu ialah kalbu(qalb) atau ldquohatirdquo Pada qalb inilah berhimpun kekuatan-kekuatan mental(muscles of mental) seperti kemampuan memahami dan kemampuanmerasakan Qalb inilah yang merupakan tempat berpusatnya penyakitdan gangguan kesehatan mental

Mengenai kemampuan qalb dalam memahami merenungkan danmengetahui atau yang seumpama dengan itu bisa dipetik dari penjelasan-penjelasan al-Qurrsquoan antara lain

Mereka mempunyai kalbu tetapi tidak digunakannya untuk memahami(QS al-Alsquoracircf7 179)

Allah menutup kalbu mereka sehingga mereka tidak dapat mengetahuilagi (QS al-Taubah9 93)

Tidaklah mereka merenungkan al-Qurrsquoan ataukah kalbu mereka sudahterkunci rapat (QS Muhammad47 24)

Kemampuan-kemampuan qalb dalam melakukan pemahamanpengertian pengetahuan dan lainnya juga disebutkan dalam al-Qurrsquoandengan istilah lsquoaql ((άΥΖ)

( ) merupakan syarat keimanan bersama-sama dengan pengikraran

) Karena itu tidaklah aneh jika 49 kali al-Qurrsquoan menyebut istilah lsquoaql tetapi tak satupun dalam bentuk katabenda mujarrad melainkan semuanya dalam bentuk kata kerja aktifHal ini besar kemungkinan disebabkan karena perbuatan memahami(talsquoaqqul) merupakan potensi dari qalb

Potensi lsquoaql yang melekat pada qalb seperti sudah disebutkan didepan berfungsi sebagai pengikat yang menghubungkan aspek jasmaniahdan rohaniah sejalan dengan pengertian lsquoaql itu sendiri yang dalambahasa Arab diartikan sebagai penghubung pengikat dan simpulan16

hellip hellip

hellip

16Ibn Manzur Lisan al-lsquoArab juz XIII h 485-486 Ahmad Mushtafa al-MaraghiTafsicircr al-Maraghi juz I (Mesir Mushtafa al-Babi al-Halabi 1978) h 82

73

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Jadi kedudukan akal sebagai mata rantai penghubung itu menyebabkanperanannya menjadi sangat penting Di sisi agama akal mendapat peng-hormatan yang besar sehingga para mujtahid menjadikannya sebagaimaslahah bagi asas hukum Sementara akal menjadi penentu pula untukmencari atau menetapkan maslahah tersebut

Demikian pula orang-orang yang telah merusak akalnya tidak lagidibebani kewajiban agama sama sekali karena dipandang sudah tidakdapat menghadirkan kalbunya dalam melaksanakan kewajiban agamanya17

Hal ini karena pengakuan dan pembenaran yang dibuat oleh kalbuyang selalu diistilahkan dengan tasdiq bi al-qalb

(άΥΖ)

( ) merupakan syarat keimanan bersama-sama dengan pengikraran merupakansyarat keimanan bersama-sama dengan pengikraran dengan lisandan perbuatan

Adapun kemampuan-kemampuan qalb dalam aspek emosi sepertikegembiraan ketakutan senang susah dan lain-lain yang seumpamadengan itu cukup banyak dijumpai dalam al-Qurrsquoan antara lain

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yangapabila disebut nama Allah gemetarlah kalbunya dan bila dibacakanayat-ayatnya bertambahlah iman mereka (sebab itu) kepada Tuhanlahmereka bertawakal (QS al-Anfacircl8 2)

Dan Allah tidak menjadikannya (bala bantuan) melainkan sebagai suatukegembiraan agar kalbumu menjadi tenteram (QS al-Anfacircl8 10)

Kelak akan Aku jadikan rasa ketakutan di dalam kalbu orang-orangkafir itu (QS al-Anfacircl8 12)

hellip

hellip hellip hellip

hellip hellip

17Muhammad al-Khudary Bek Ushul al-Fiqh (Kairo Dacircr al-Fikr 1981) h 93

74

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Secara implisit sejumlah ayat di atas mengisyaratkan bahwa al-qalb yang ada dalam diri manusia memiliki kemampuan memahami(cognitive) dan sekaligus kemampuan emosi (affective) Karena itugangguan-gangguan dan penyakit mental yang diderita oleh manusiaberpangkal pada qalb tersebut Agaknya karena itulah al-Qurrsquoan tidakmenyebutkan adanya penyakit akal tetapi justeru menyebut penyakitkalbu yang sekurang-kurangnya seperti telah disebutkan di depanditemukan lebih dari 10 ayat

Karena terdapatnya gangguan dan penyakit pada qalb maka al-Qurrsquoanmemberi petunjuk pula untuk mengobatinya sebagaimana firman Allah

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram denganmengingat Allah Ingatlah hanya dengan mengingat Allah kalbu (pikirandan perasaan) akan memperoleh ketenteraman (QS al-Ralsquod13 28)

Nabi juga bersabda

Tenangkanlah kalbumu setiap saat sebab jika ia kalut ia pun menjadibuta (riwayat Tabrani)

Pada hadis yang lain Nabi saw juga bersabda

Kebajikan ialah apa saja yang karenanya dapat menenangkan nafsdan menenteramkan qalb Dosa ialah apa saja yang menyebabkan nafsmenjadi tidak tenang dan qalb menjadi tidak tenteram (riwayat Ahmad)

Ayat dan hadis-hadis di atas memberi petunjuk yang jelas tentangpentingnya memelihara kalbu karena di dalam kalbulah sumber ber-semayamnya kebaikan kesehatan dan kebahagiaan Dalam hal ini Nabisaw bersabda

ŧ ωγΖ ŧ ήќ euroordf ōνθōΟ ŝΖ‛ ΗŖ ŝΖ‛ ordm οήΥέordf οſ rsaquoasymp

έordfŧ ũΪ ‛ ōβλωέordfỳ ΠιέordfeuroĶγΌordfrsaquoλωέordfŏ ήΥέordfΰŬЂrsaquoΰέōβηΪ oline Ũλωέordf ỳ Πιέordfŏ ήΥέordf λωέordf ηŋγΎψ ΰέrsaquo

Ђordfeuroordfrsaquo oline ŵέordf ŝΜΈβordfƒordfλήќaelig oline Ο ordfƒordfrsaquo oline Ο oline ŵέordfŏ ήΥέordf χμrsaquo Ђordf λήќ

ŧ ωγΖ ŧ ήќ euroordf ōνθōΟ ŝΖ‛ ΗŖ ŝΖ‛ ordm οήΥέordf οſ rsaquoasymp

έordfŧ ũΪ ‛ ōβλωέordfỳ ΠιέordfeuroĶγΌordfrsaquoλωέordfŏ ήΥέordfΰŬЂrsaquoΰέōβηΪ oline Ũλωέordf ỳ Πιέordfŏ ήΥέordf λωέordf ηŋγΎψ ΰέrsaquo

Ђordfeuroordfrsaquo oline ŵέordf ŝΜΈβordfƒordfλήќaelig oline Ο ordfƒordfrsaquo oline Ο oline ŵέordfŏ ήΥέordf χμrsaquo Ђordf λήќ

75

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ketahuilah bahwa di dalam diri manusia terdapat suatu mudghahjika ia baik maka baiklah seluruh tubuh tetapi jika rusak maka rusaklahseluruh tubuh itulah yang disebut kalbu (riwayat Syaikhani)

Bertolak dari uraian yang telah dikemukakan jelaslah bahwa letakkesehatan mental dalam Islam itu terpusat pada al-qalb Agaknya tidakkeliru jika dikatakan bahwa dalam terminologi kitab suci mental yangsehat disebut sebagai qalbun salim Qalb yang salim (sejahterasehat)bukan saja menghantarkan kebahagiaan di dunia tetapi juga sebagaimodal untuk mencapai kebahagiaan di akhirat

Qalbun salim yang berkaitan dengan kehidupan duniawi dilukiskanoleh Allah swt tentang Nabi Ibrahim yang memiliki kalbu yang sucidan sehat serta kukuh dalam menghadapi tantangan kaumnya tanpaada perasaan ragu-ragu tidak ada kekhawatiran kecuali hanya berimansepenuhnya kepada Tuhan Hal itulah yang menghantarkannya memperolehsukses gemilang dalam melaksanakan tugas-tugas kenabiannya Allahswt berfirman mengenai hal ini

Ketahuilah ketika ia (Ibrahim) kepada Tuhan dengan qalbun salim(kalbu yang sejahtera) dan berkata kepada bapaknya dan kaumnyaldquoApakah yang kamu sembah iturdquo (QS al-Saffat37 83-84)

Memang demikianlah sebagaimana yang dikemukakan ZakiahDaradjat bahwa keimanan itulah yang memupuk dan mengembangkanfungsi-fungsi jiwa dan sekaligus memelihara keseimbangan mentalserta menjamin ketenteraman jiwa18

Qalbun salim bukan saja menjamin kebahagiaan di dunia tetapisekaligus menjamin kebahagiaan di akhirat seperti dijelaskan dalamQurrsquoan

ŧ ωγΖ ŧ ήќ euroordf ōνθōΟ ŝΖ‛ ΗŖ ŝΖ‛ ordm οήΥέordf οſ rsaquoasymp

έordfŧ ũΪ ‛ ōβλωέordfỳ ΠιέordfeuroĶγΌordfrsaquoλωέordfŏ ήΥέordfΰŬЂrsaquoΰέōβηΪ oline Ũλωέordf ỳ Πιέordfŏ ήΥέordf λωέordf ηŋγΎψ ΰέrsaquo

Ђordfeuroordfrsaquo oline ŵέordf ŝΜΈβordfƒordfλήќaelig oline Ο ordfƒordfrsaquo oline Ο oline ŵέordfŏ ήΥέordf χμrsaquo Ђordf λήќ

18Zakiah Daradjat Kesehatan Mental h 101

76

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Pada waktu itu harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna (di akhirat)untuk menolong kecuali orang-orang yang datang menghadap Allahdengan qalbun salim (Qs al-Syualsquoracircrsquo26 88-89)

Demikianlah gambaran sepintas mengenai konsep dasar kesehatanmental dalam Islam yang memandang manusia dalam satu kesatuanutuh yang terdiri dari unsur rohani dan jasmani Kedua unsur ini salingmempengaruhi Pengaruh yang datang dari dunia sekitar akan dikelola dandiorganisir oleh al-qalb sebagai aspek penting dalam mentalitas kemanusiaanseorang muslim Jika qalb dengan segenap potensi-potensinnya berupakemampuan fikir dan kemampuan rasa itu terpelihara dengan baik makastimuli yang bagaimana pun buruknya tidak dapat menggoyahkannyaTetapi jika qalb ini lemah tidak bersentuhan dengan iman dan kesalehanmaka sangat memungkinkanqalb itu akan goyah Goyahnya qalb merupakanindikator adanya gangguan kesehatan mental

Jika ada pribahasa mengatakan al-lsquoaql al-salim fi jism al-salimal-salim(ΰέoline έordf ΰoline Ŵ ΰέoline έordf άΥΗέordf) maka

-salim fi qalb al-salim(ΰέoline έordf ŏ ήΤ ΰέoline έordf ΰoline ŵέordf) karenayang

maka tak salah pula jika dikatakan al-jism

al-salim fi qalb al-salim

al-salim(ΰέoline έordf ΰoline Ŵ ΰέoline έordf άΥΗέordf) maka

-salim fi qalb al-salim(ΰέoline έordf ŏ ήΤ ΰέoline έordf ΰoline ŵέordf) karenayang karena hanya di dalammental yang sehatlah terdapat jasad yang sehat sebab hanya di dalam kalbuyang sejahtera dari berbagai gangguan dan penyakitlah yang menghantarkanmanusia dapat meraih sukses di dunia dan sukses di akhirat

Beberapa Gangguan dan Penyakit Mental dalam IslamMenurut kesehatan mental dalam Islam bahwa seseorang yang

bermental sehat atau memiliki qalbun salim dicirikan kepada orang-orang yang menyembah Allah dengan penuh kesadaran dan penghayatanserta berkemampuan dalam membangun struktur kehidupan duniawinyabersama-sama dengan orang lain berdasarkan tuntunan syariah IslamAtau dengan singkat dapat dikatakan bahwa suatu hal yang menjadikriteria mental yang sehat dalam Islam itu ialah sejauh mana seseorangdapat melakukan secara baik dan benar mengenai hubungan vertikalnyadengan Tuhan serta hubungan horizontalnya dengan manusia (QSAli lsquoImracircn3 112)

77

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian manakala terjadi hambatan yang bersifat psikologisdalam mewujudkan kedua bentuk hubungan di atas maka Islam memandangkeadaan tersebut sebagai gangguan atau penyakit-penyakit mental Halitu berarti bahwa iman dan amal saleh atau ibadah dalam arti yang seluas-luasnya merupakan faktor penentu yang mempengaruhi tingkah laku manusia19

Menurut Islam selama iman dan amal saleh tetap terinternalisasidalam kepribadian seorang muslim maka hal itu sebagai pertanda bahwaseseorang itu telah memiliki kesehatan mental yang wajar dan akanmemperoleh sukses duniawi serta sukses ukhrawi Sebaliknya akibathampanya internalisasi nilai-nilai iman dan amal saleh yang terintegrasidalam diri seseorang akan menjadi sumber segala penyakit mentalMungkin penyakit-penyakit atau gangguan tersebut tampil dalam berbagaibentuk atau gejala yang teramati seperti riya nifaq hasad wis-waskibir dan lain-lain lagi yang seluruhnya merupakan perwujudan darial-amrad al-qalbiyah (penyakit-penyakit kalbu)

Berkenaan dengan jenis-jenis gangguan dan penyakit mental dalamkonsep kesehatan mental Islami Hasan Langgulung di dalam bukunyaTeori-teori Kesehatan Mental mengemukakan beberapa macam jenis-jenis penyakit mental yang dikemukakan oleh pakar-pakar Islam Penyakit-penyakit tersebut antara lain ialah riyarsquo hasad dan dengki rakus was-was bicara berlebihan melaknati orang janji bohong mengadu dombamencaci dari belakang marah bersangatan bakhil ketakutan berlebihansombong berbangga-banggam cinta dunia dan harta dan cinta pangkatkekuasaan20

Secara sepintas terlihat bahwa jenis-jenis gejala penyakitgangguanmental yang dikemukakan oleh pakar-pakar Islam terlihat berbeda denganyang dikenal pada kesehatan mental pada umumnya terutama yangberasal dari psikologi Barat Akan tetapi jika diperhatikan secara cermatmaka yang disebut oleh teori-teori Barat mengenai gejala-gejala dangangguan penyakit mental itu masih terkelompok di dalam bentuk-bentukatau jenis penyakit yang disebutkan di atas Dalam hal ini psikologi Baratcenderung memberi nama terhadap gejala-gejala yang bersifat khusus

19Langgulung Manusia dan Pendidikan h 32820Ibid h 328-361

78

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

seperti neurasthenia hysteria psichasthenia dan lain-lain lagi Sedangkanpara pakar Muslim lebih menekankan mengenai sebab-sebab terjadinyagangguan tersebut

Sebagai contoh dapat disebutkan bahwa phobia kompulsi dan obsesiyang terkelompok sebagai gangguan jiwa yang bersifat psychastheniaitu jika ditelusuri lebih lanjut akan ditemukan faktor-faktor penyebabnyayang sangat mungkin diakibatkan oleh salah satu atau lebih dari faktor-faktor penyebab yang disebut oleh pakar-pakar Islam di atas

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gejala-gejala gangguankesehatan jiwa yang banyak dibicarakan dalam teori kesehatan mentalBarat itu adalah akibat gangguan atau penyakit mental yang diistilahkandengan riyarsquo was-was rakus hasad dan lain-lain lagi

Mengapa penyakit-penyakit seperti yang dikemukakan oleh pakar-pakar kesehatan mental dalam Islam itu bisa timbul dalam diri manusiaDalam hal ini para teoritisi Muslim memberi jawaban bahwa sesungguhnyadi dalam diri manusia terdapat kelemahan tertentu yang senantiasadiintai oleh setan untuk menjerumuskan manusia Titik kelemahan itusebenarnya dapat dijaga dan dibentengi jika iman dan amal saleh tetapintegral di dalam kalbu manusia Sebaliknya apabila iman telah melemahmaka hal itu merupakan peluang bagi para setan untuk menggoda danmempengaruhi manusia dengan berbagai instrumennya sebagai stimuli-stimuli yang bersifat sursquo (jahat) dan tidak wajar

Beberapa titik kelemahan manusia itu antara lain dijelaskan Allahswt dalam al-Qurrsquoan yaitu

Pertama bersifat tergesa-gesa dan ceroboh seperti disebutkan dalamal-Qurrsquoan

Dan manusia berdorsquoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendorsquoa untuk kebaikanDan adalah manusia itu serba tergesa-gesa (QS al-Isracircrsquo17 11)

Kedua bersifat suka membantah seperti difirmankan-Nya

79

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalamal-Qurrsquoan ini bermacam-macam perumpamaan Dan manusia itu adalahmakhluk yang paling banyak membantah (QS al-Kahfi18 54)

Ketiga bersifat keluh kesah dan gelisah serta kikir Allah berfirman

Sesungguhnya manusia itu bersifat keluh kesah lagi kikir Apabila iaditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikania amat kikir (QS al-Malsquoacircrij70 20-22)

Keempat bersifat mudah putus asa dan putus harapan yang di dalamal-Qurrsquoan disebutkan

Manusia tak jemu memohon kebaikan dan jika dikenai malapetakaia pun putus asa lagi putus harapan (QS Fushshilat41 49)

Kelima bersifat penakut dan lemah sebagaimana dijelaskan dalamQurrsquoan

Manusia itu tercipta dalam keadaan lemah (QS al-Nisacirc4 28)

Keenam bersifat cinta harta seperti dikemukakan dalam al-Qurrsquoan

Sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta (QSal-lsquoAdiyat100 8)

Masih cukup banyak lagi penjelasan-penjelasan al-Qurrsquoan tentangsifat-sifat manusia baik yang bersifat positif maupun yang yang mengarahkepada sifat-sifat negatif

Adanya kecenderungan manusia untuk berbuat kebajikan dankejahatan itu tercermin dalam penjelasan al-Qurrsquoan pada surah al-Syamsayat 7-10 sebagai berikut

hellip

80

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dan jiwa serta penyempurnaan (penciptaan) Nya maka Allah mengilhamkankapada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan sesungguhnya beruntunglahorang-orang yang mensucikannya dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya (QS al-Syams91 7-10)

Adanya peluang bagi manusia untuk menempuh jalan kefasikanmerupakan sisi kelemahan manusia yang senantiasa ditunggu-tunggudan diintai oleh setan yang memanfaatkan setiap kesempatan itu untukmempengaruhi pikiran dan perasaan (af-idah) manusia agar mengikutiajakannya Dalam hal ini sebagaimana diisyaratkan dalam al-Qurrsquoanbahwa sasaran utama bagi setan adalah pikiran dan perasaan manusiaseperti dijelaskan dalam surah al-Anlsquoacircm ayat 112-113 sebagai berikut

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh yaitusetan-setan yang berwujud manusia dan jin sebagian mereka membisikkankepada yang lain dengan perkataan yang indah-indah untuk menipumanusia Dan juga agar fikiran dan perasaan (afrsquoidah) manusia yangtidak beriman pada kehidupan akhirat cenderung untuk mengikutibisikan itu mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengajarkanapa yang mereka (syaitan) kerjakan (QS al-Anlsquoacircm6 112-113)

Kemampuan setan mempengaruhi pikiran dan atau perasaan manusiaitu menyebabkan qalb menjadi goyah dan labil Dalam hal ini ada duakemungkinan yang akan timbul Pertama jika frekuensi kegoyahan itusampai merusak hubungan antara qalb dan nafs akan timbullah tingkah

81

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

laku neurotik Kedua jika kegoyahan itu merusak hubungan antara qalbdan ruh akan timbullah berbagai penyakit mental yang disebut denganistilah tingkah laku psychoses

Salah satu dari bentuk gejala tingkah laku psychoses itu ialah bahwaada sesuatu yang dirasakan oleh penderita yang tidak sesuai dengantindakannya tetapi yang dirasakannya itu tidak sesuai pula denganyang diucapkannya Inilah yang dinamakan dengan rusak akal yakniterputusnya hubungan antara unsur materialjasmaniah dengan unsurrohaniyah

Rusak akal atau gila (junun) dalam pandangan Islam terbagi dalamdua katagori Pertama disebut dengan ldquogila sungguhanrdquo (zunun asliy)Kedua disebut dengan ldquogila kambuhanrdquo atau ldquogila terputus-putusrdquo (zunun tari)

Di kalangan para fukaha masalah zunun (gila) ini banyak mendapatperhatian terutama karena berkaitan dengan kewajiban melaksanakanibadah seperti salat puasa zakat haji dan lain-lain Bagi zunun asliytidak ada kewajiban agama sama sekali sedangkan zunun tari (gilayang terputus-putus) maka pada waktu ia menderita penyakit itu makatidak ada beban kewajiban agama yang dikenakan padanya tetapi bilaia dalam keadaan sehat maka kewajiban agama tetap terpikul dipundaknya

Suatu hal yang menarik dari kesimpulan-kesimpulan hukum sepertidi atas ialah bahwa pakar-pakar Islam telah membuat pengelompokanmasalah tingkah laku psychoses sedemikian rupa yang merupakan kajianmenarik di kalangan pakar-pakar kesehatan mental dewasa ini Hal itumerupakan salah satu indikator bahwa Islam sangat menaruh perhatianterhadap masalah-masalah kesehatan mental

Contoh lain dapat dikemukakan bahwa akibat hilang akal (zunun)dapat mempengaruhi dalam meringankan tanggung jawab pidana daripelakunya di pengadilan Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor-faktorkesehatan mental turut dipertimbangkan dalam penetapan hukum Islam

Lebih dari yang disebutkan di atas Islam menganjurkan kepadapemeluknya jika ditimpa oleh sesuatu penyakit baik fisik maupun mentalagar segera berobat Menurut Islam atas izin Tuhan tidak ada penyakityang tidak dapat disembuhkan terutama jika dilakukan secara tepatdan benar Inilah salah satu makna dari pernyataan Allah ldquoBertanyalahkamu pada yang ahlirdquo (QS al-Nahl 43)

82

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Rasulullah saw bersabda

Dari Abu Hurairah ra Nabi saw bersabda lsquoBagi setiap penyakit yangditurunkan Allah maka akan ada obat yang diturunkannyarsquo (RiwayatBukhacircricirc)

Selain anjuran berobat sebagai tindakan kuratif Islam juga memberikanperingatan ldquowanti-wantirdquo kepada pemeluknya agar terhindar dari berbagaipenyakit termasuk penyakit dan gangguan kesehatan mental

Berkenaan dengan itu Islam mengajarkan untuk memelihara diriagar jangan sampai tertular oleh moral yang jelek seperti dinyatakanNabi saw bahwa sulsquou al-khuluqi tursquodi (moral jelek itu menular) Demikianpula Islam menganjurkan agar memelihara keturunan dari penyakityang diperkirakan dapat menular kepada anak cucunya sebagaimanaSabda Nabi saw yang berbunyi

Pilihlah (tempat yang sesuai) untuk benih (sperma) mu karena keturunanmempunyai pengaruh besar yang bisa mengelirukan (riwayat Ahmad)

Jauhilah (hati-hatilah) daun hijau beracun yang berkembang mekarDaun hijau beracun yang manakah yang engkau maksudkan itu yaRasulullah Maka Nabi menjawab Itulah wanita yang cantik tetapitumbuh di tanah lumpur yang buruk (riwayat Ahmad)

Berdasarkan hadis di atas jelas terlihat bahwa Rasul saw mengingatkanagar dalam memilih jodoh hendaklah diambil wanita baik-baik sehatdan berasal dari keturunan yang sehat pula serta tidak dari keturunanyang sangat mungkin membawa bibit-bibit penyakit termasuk penyakitmoral yang diistilahkan dengan hadrau al-diman

laquo ‛ radic lozẃΗέordf euroōΟ ΰΪ ΠΎιέordf ordfrsaquoǾŨ

ΰΩōψordfηβ έordf microordfẃΈǽrsaquoōβrsaquo άωΥΟmicroordfẃΈǽōψ ηβ έordfŸōΥΟ ĝ ordf Ÿο‛ asymp Ωsumẃγέordf ņω⅜έordf ŧ ŗמγέordf microōιoline Ǻέordf

laquo ‛ radic lozẃΗέordf euroōΟ ΰΪ ΠΎιέordf ordfrsaquoǾŨ

ΰΩōψordfηβ έordf microordfẃΈǽrsaquoōβrsaquo άωΥΟmicroordfẃΈǽōψ ηβ έordfŸōΥΟ ĝ ordf Ÿο‛ asymp Ωsumẃγέordf ņω⅜έordf ŧ ŗמγέordf microōιoline Ǻέordf

laquo ‛ radic lozẃΗέordf euroōΟ ΰΪ ΠΎιέordf ordfrsaquoǾŨ

ΰΩōψordfηβ έordf microordfẃΈǽrsaquoōβrsaquo άωΥΟmicroordfẃΈǽōψ ηβ έordfŸōΥΟ ĝ ordf Ÿο‛ asymp Ωsumẃγέordf ņω⅜έordf ŧ ŗמγέordf microōιoline Ǻέordf

83

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Demikianlah gambaran tentang gangguan-gangguan dan penyakit-penyakit mental dalam tinjauan kesehatan mental Islami Dalam halini jelas terlihat bahwa Islam memberikan dorongan yang kuat bagi parapemeluknya untuk melakukan tindakan kuratif dan preventif terhadaphal-hal yang memungkinkan timbulnya berbagai penyakit atau gangguankesehatan mental tersebut

84

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

PANDANGAN PENDIDIKAN ISLAMTERHADAP TEORI BELAJAR DISIPLIN

MENTAL HUMANISTIK

Pendahuluan

Salah satu di antara teori belajar yang telah lama muncul dalambentuknya yang telah mengalami pembaharuan dan hingga kini

masih berpengaruh dalam dunia pendidikan ialah teori Disiplin MentalHumanistik (Humanistic Mental Disciplin) Dalam hal-hal tertentu teoriini memiliki persamaan dengan teori belajar yang berkembang dalamIslam sehingga kadang-kadang terutama yang kurang hati-hati bisaterjebak kagum sambil mengidentikkannya dengan teori belajar IslamPadahal dalam beberapa hal yang prinsipil tidak dapat diidentikkan dengankonsep teori belajar Islam

Atas dasar itulah uraian-uraian berikut mencoba mengetengahkanhasil penelusuran singkat tentang hakikat teori belajar Disiplin MentalHumanistik (untuk selanjutnya disingkat Mental Humanistik) yang kemudianakan didiskusikan dengan konsep pendidikan Islam Dengan harapansuatu pengenalan terhadap konsep teori belajar Mental Humanistik akanlebih memadai sehingga bisa terbedakan dengan konsep pendidikan Islam

Hakikat Belajar Menurut Disiplin MentalSebelum lebih jauh membicarakan teori belajar Mental Humanistik

perlu diketengahkan terlebih dahulu hakikat dan pengertian ldquoDisiplinMentalrdquo

85

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Rumpun teori Disiplin Mental yang terdiri dari empat kelompokteori belajar (Humanistic Theistik Natural Unfoldment dan teori Appersepsi)berakar pada teori bahwa manusia tersusun dari dua subtansi yaitumind dan organisme biologis Mind merupakan subtansi non-fisik yangdapat dikembangkan melalui latihan Ingatan keinginan pertimbanganketetapan hati dan yang sejenisnya merupakan ldquootot-ototrdquo (muscles)bagi mind Jika otot-otot fisik dapat dilatih dan dikembangkan makaotot-otot mind dapat dilatih menuju kesempurnaannya Kualitas dankuantitas latihan yang diberikan kepadanya akan menentukan tarafkemampuannya Jika latihan diberikan secara adekwat maka mindakan beroperasi secara otomatis (Bigge 1982 10-11)

Dengan demikian maka belajar bagi Mental Humanistik adalah upayamemperkuat unsur mental melalui pendisiplinan kemampuan-kemampuanmind yang pada gilirannya akan menghasilkan kualitas yang intelijenDengan kata lain belajar adalah melatih kemampuan rasional

Kalangan Disiplin Mental percaya sepenuhnya bahwa manusia yangbenar-benar manusia apabila ia dikontrol oleh rasionalnya Bila rasionalitasmanusia dilatih sedemikian rupa maka manusia akan mampu memecahkansegala macam problema Sesuai dengan itu maka belajar merupakanproses pembentukan jiwa yang rasional yang dengan demikian berbagaimacam kekuatan mental seperti imajinasi ingatan keinginan dankemampuan berfikir merupakan proses pendisiplinan mental (Bigge1982 24) Orientasi seperti ini merupakan salah satu perbedaan yangcukup prinsipil antara teori Disiplin Mental dengan teori belajar lainnyabaik teori-teori yang dibangun atas pandangan behavioristik maupunteori-teori kognitif

Teori behavioristik misalnya memandang manusia sebagai organismeyang pasif dan dikuasai oleh stimulus-stimulus lingkungannya Iniberarti bahwa manusia dapat dikontrol melalui stimulus-stimulus yangdikondisikan sedemikian rupa Sementara teori kognitif memandangmanusia sebagai sumber dari semua kegiatan Manusia bebas membuatpilihan dalam setiap situasi atas dasar kesadaran dirinya (self awareness)sebagai suatu wawasan untuk menumbuhkan semacam ldquopemahamanatau pengertianrdquo yang sering disebut dengan istilah insight (Soemadi1983 14-15)

86

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dapat disimpulkan bahwa ciri utama Disiplin Mental yaitu membelajarkanmanusia bukan melalui stimulus-stimulus yang dikondisikan dan bukanpula melalui proses pengembangan insight melainkan melalui prosespendisiplinan mental dengan memberikan latihan-latihan terhadap mind

Sistem Psikologi Mental HumanistikSistem psikologi Mental Humanistik berakar pada pemikiran humanisme

klasik (classical Humanism) yang menurut mereka semata-mata didasarkanpada nilai dan kepentingan hidup manusia Pemikiran humanisme klasikdilandasi oleh pemikiran Yunani kuno yang memandang rational mind(akal) sebagai sumber kebajikan tertinggi bagi manusia Karena keistimewaaninilah menyebabkan kaum humanis lebih mempercayai akal dari padawahyu sebagaimana mereka mengatakan bahwa manusia ternyatalebih baik dari kitab suci (Bigge 1982 28)

Tokoh-tokoh yang mempengaruhi humanisme klasik ialah parafilosof abad ke 4 SM terutama Plato dan Aristoteles Inti pemikiran Platoyang menjadi acuan psikologi humanistik ialah bahwa mind merupakansuatu subtansi non-fisik yang berhubungan erat dengan tubuh tetapiperbedaan keduanya cukup nyata terutama karena fisik menghendakiruang dan waktu sedangkan mind tidak

Bagi Plato mind yang kadang-kadang disebut juga ldquojiwardquo yang berasaldari ldquodunia iderdquo merupakan sesuatu yang adikodrati dan tidak mengalamiperubahan sedangkan dunia fisik akan terus menerus mengalami perubahanOleh karena itu maka pengetahuan yang benar mestilah berasal daridunia ide Manusia menurut Plato telah membawa ide (ide bawaan)dari dunia ide yang menjadi milik jiwa yang rasional Karena itu manusiaperlu diingatkan kembali kepada dunia ide yang telah dilihatnya sebelumia hidup di dunia sekarang ini (Hadiwijono I 1983 43)

Lebih lanjut Plato memisahkan jiwa manusia menjadi tiga unsuryaitu akal kehendak dan keinginan Akal berkaitan dengan kebijaksanaankehendak berkaitan dengan keberanian dan keinginan berkaitan denganpengendalian diri Unsur yang terakhir ini sama sekali tidak dapat mengaturdirinya sendiri melainkan harus dikontrol oleh ldquojiwa rasionalrdquo (Haroldet al 1983 67)

87

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Bagi Aristoteles murid Plato yang paling jenius ini meskipun dalambeberapa hal berbeda pendapat dengan sang guru karena memandangmind bukan sebagai subtansi tetapi lebih merupakan bentuk namunia juga berkesimpulan bahwa akal dan jiwa rasional merupakan kekuatantertinggi yang dimiliki manusia Dengan demikian baik Plato maupunAristo yang merupakan tokoh sandaran klasik kaum humanis menganggapbelajar itu memberikan pendidikan bagi akal disamping pendidikan yangberkaitan dengan seni-satera untuk mengarahkan kehendak dan keinginanmenjadi lebih baik bagi kepentingan kemampuan intelektual manusia

Pada umumnya para pendukung teori ini berpendapat bahwa sifatrasional manusia merupakan evidensi tersendiri Permulaan dan akhirdari keaktifan manusia terletak pada rasionalitas itu Konsep ini melahirkankonsep dasar tentang pembebasan yakni keunggulan rasio bisa membebaskandiri dari hal-hal yang merendahkan martabat kemanusiaan sepertikebodohan keraguan dan ignoransi Sebab itu maka transfer belajaryang mereka kembangkan ialah bagaimana mengolah mind sebaik-baiknya (Bigge 1982 11)

Tampaknya teori ini memandang rasionalitas manusia bagaimanalahan subur yang harus diolah dan ditanami dengan bibit-bibit unggulagar hasilnya memuaskan Robert M Hutckins tokoh kontemporer abadke 20 yang mendukung teori ini membuat pernyataan bahwa tugasmanusia adalah mengubah alam sekitar dan bukan menyesuai denganperubahan Karena itu tutur Hutchin selanjutnya peserta didik harusdipersenjatai dengan sebaik-baiknya Senjata itu adalah nilai-nilai yangtinggi Nilai-nilai tertinggi yang dimaksudkan kalangan Mental Humanistikadalah belajar untuk berfikir (learning to reason)

Agaknya timbul pernyataan mengapa rasionalitas yang harus diolahHal ini tiada lain karena mereka percaya bahwa jiwa rasional yang dimilikimanusia menempati kedudukan yang dominan dalam kehidupan manusiatermasuk dalam aspek moral sebagaimana yang telah digariskan olehPlato bahwa rasionalitaslah yang mengarahkan moral Akal itu merdekadan abadi dalam wataknya yang esensial dan hanya akal sajalah yangdapat masuk dalam watak benda-benda Setiap orang pasti memilikinyahanya saja bagi yang tidak terlatih menyebabkan akal itu dalam keadaanistirahat Bagaimana membangunkan akal dari ketidurannya merupakanfungsi utama belajar yang karenanya fungsi transfer belajar bagi Mental

88

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Humanistik ialah bagaimana upaya pendidikan agar kemampuan berfikiritu benar-benar terlatih secara adekwat

Baik para tokoh klasiknya maupun yang kontemporer berpandanganoptimis terhadap pendidikan kecerdasan khususnya dalam pandanganmereka bahwa manusia yang pandai adalah manusia yang bermoraltinggi sebab mengetahui yang benar berarti melakukakannya sebaliknyakejahatan tak lain hanyalah disebabkan kebodohan

Asumsi selanjutnya yang mereka kemukakan tentang moral ialahbahwa asal moral pada dasarnya bersifat netral tidak berkecenderunganpada kebaikan dan kejahatan Dari segi ini tampak perbedaan yang jelasantara teori ini dengan kalangan Disiplin Mental Teistik yang dimotorioleh pendidikan geraja mdashterpengaruh oleh kepercayaan dosa warisanmdashberanggapan bahwa dasar moral manusia pada dasarnya jahat Jugaberbeda dengan teori Natural Unfoldment yang sama-sama dari rumpunDisiplin Mental menganggap asal moral manusia pada dasarnya baikSedangkan teori-teori belajar yang lain tampak kesesuaiannya denganMental Humanistik dalam hal menyatakan sifat dasar moral manusiabersifat netral

Meskipun teori mereka ini mempunyai kesimpulan yang sama dengansebahagian besar teori-teori belajar yan lain tapi bukan berarti dasar dantitik tolak pandangan mereka sama khusus dalam hal-hal yang mempengaruhimoral itu sendiri Bagi Mental Humanistik seperti juga telah dikemukakandi atas berasumsi bahwa hanya akal atau kemampuan fikirlah yangmengarahkan dan mempengaruhi moral manusia Ini berarti bahwasubstansi mind bersifat aktif Jelasnya segenap hasil dari tindakan manusiaberasal dari dalam dan bukan dari luar sebagaimana kebanyakan dikemukakanoleh teori belajar yang lain Teori Behavioristik misalnya mengemukakanbahwa stimulus-stimuluslah yang mempengaruhi tindakan manusia

Jadi kalau kebanyakan teori belajar menyatakan bahwa sifat dasarmoral manusia bersifat netral tetapi sifat kenetralannya kemungkinanpasif atau reaktif namun bagi Mental Humanistik bersifat netral-aktifIni berarti bahwa manusia bagi mereka harus dipandang dari dua sisiPertama bahwa asal moral manusia sama sekali tidak berpihak padakebaikan dan kajahatan Kebaikan dan kejahatan hanya berkaitan dengankualitas rasional seseorang Kedua bahwa rasio itu sendiri bersifat aktif

89

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang karenanya tugas pendidikan hanya menyempurnakan keaktifanitu sendiri

Penekanannya Dalam MengajarOleh karena intelek manusia hanya akan berfungsi dengan baik jika

mendapat latihan secara maksimal maka yang perlu mendapat tekanandalam mengajar ialah melatih kemampuan fikir peserta didik agar mampuberfikir rasional Tugas guru kata mereka bukanlah agar peserta didikldquopandai berfikirrdquo tetapi melatihnya agar memiliki kemampuan berfikirSebab itu proses belajarnya bukan terpusat pada instruksional tetapilebih mementingkan proses penemuan (discovery)

Mortimer J Adler seorang tokoh utama Disiplin Humanistik abadke 20 seorang pengagum Robert Hutchin dan ketua kelompok Padeia (thePaideia gorup) yang banyak melakukan kritik terhadap model pendidikandi Amerika sekarang ini yang menurut pendapatnya terlalu verbal danlebih bersifat menggurui peserta didik mengatakan dalam ulasannya

Belajar yang sesungguhnya mestilah bersifat aktif tidak pasif Belajaritu bagaimana menggunakan fikiran dan tidak sekedar daya ingatanBelajar itu adalah proses penemuan yang para peserta didiknyamerupakan agen utama dan bukan guru (Adler 1982 34)

Dengan pendapat itu maka tugas guru adalah membantu penemuandan membangkitkan aktivitas pikiran siswa Meskipun begitu Adler jugamengakui fungsi instruksional tetapi hanya sebagai alat untuk menolongpeserta didik yang lemah Bagaimana caranya membantu peserta didikdalam proses penemuan itu Dalam hal ini Adler kembali memberikanpenjelasan sebagai berkut

Dengan mengundang dan melayani pertanyaan-pertanyaan denganmendorong dan memelihara usaha mencari tahu dengan menyelaisecara membantu berbagai latihan dan drill yang beragam denganmembimbing diskusi-diskusi dengan memberikan ujian-ujian yangmenimbulkan respon-respon konstruktif tidak hanya membuat tandaperiksa pada formulir-formulir yang dicetak (Adler 1982 35)

90

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Mungkin juga benar seperti dikemukakan Adler selanjutnya bahwaada kemungkinan proses penemuan itu terjadi tanpa bantuan tetapi halini hanya terbatas bagi yang jenius sedangkan kebanyakannya memerlukanbantuan Disinilah guru berfungsi sebagai pembantu dalam proses penemuanbukan sebagai orang yang tahu yang berusaha memasukkan pengetahuanyang mereka punyai ke dalam pikiran-pikiran peserta didiknya

Dari pernyataan-pernyataan Adler ini tampaknya bahwa yangdipentingkandalam mengajar bagi kalangan Mental Humanistik ialah mengembangkan-potensi fikir peserta didik sedemikian rupa melalui berbagai macam latihanpenemuan (discovery) Karenanya pula mereka lebih mengandalkanmetode pengajaran Socrates suatu cara mengajar yang disebut meieutickarena cara itu dianggap unggul dalam membantu siswa dalam melahirkanide-ide Cara tersebut seperti telah diterangkan Adler di atas ialah denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik guna membantumeningkatkan pikiran dari suatu keadaan kurang memahami kepadakeadaan lebih memahami atau mengapreasi

Pandangan Pendidikan Islam Suatu EvaluasiPertama-tama haruslah digarisbawahi bahwa gagasan teori belajar

dalam Islam berakar pada gagasan Islam mengenai alam semesta danmanusia mikrokosmos penciptaan Adanya pertanyaan-pertanyaanseperti adanya Tuhan penciptaan dunia tuntutan kepada kebenarankemerdekaan kehendak dan lain-lain menjadi sangat penting dalamteori belajar Islam yang pada hakikatnya bersifat metafisika Suatuteori yang bersifat negatif terhadap Tuhan wahyu alam semesta danmanusia tidak dapat diterima dalam konsep Islam Karenanya Islamtidak akan mempersoalkan konsepsi belajar humanistik yang menekankankepentingan untuk semua dan sesama manusia Islam hanya menjadikeberatan ketika keberadaan manusia diletakkan melebihi keberadaanTuhan dan akal melebihi keunggulan wahyu sebagaimana yang dipamerkanoleh kaum humanis

Secara historik antara rasio dan wahyu dalam Islam memang pernahdipertentangkan dan sampai kini imbasnya masih tetap berlanjut tetapipenyelarasan pemahaman terhadap keduanya telah dilakukan dan ternyatawahyu tidak pernah diturunkan Sejumlah tokoh pengagum rasio dalam

91

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Islam seperti al-Kindicirc Ibn Sicircnacirc dan Ibn Rusyd tidak pernah berhasilmenggoyahkan Suhrawardi al-Ghazacirclicirc Ibnu Taimiyah dan lain-lainnyadengan gemilang menegakkan ketiggian wahyu

Sekalipun al-Kindi al-Facircracircbicirc dan Ibnu Sicircnacirc banyak dipengaruhioleh Plato dan terutama Aristoteles tetapi mereka tidak pernah mengadopsiajaran-ajaran Aristoteles yang nyata-nyata bertentangan dengan IslamMereka kebanyakan hanya memanfaatkan metode-metode argumentasiyang logis dari Yunani sementara materi ajarannya berdasarkan ajaranwahyu Karenanya apabila ada anggapan bahwa para filosof Muslimgaya Aristoteles telah menyembelih keyakinan agama merupakankekeliruan Yang mereka tekankan adalah penggunaan akal sebagaipelengkap wahyu Ibnu Rusyd dan Ibnu Thufail pentolan-pentolan rasiodi dunia Islam (Spanyol) yang meyakini keselarasan wahyu dan akalpada akhirnya setuju bahwa wahyulah yang dapat melindungi manusiadari kekeliruan Abtsal sang pahlawan Ibn Thufail dalam nofel filsafatnyaHayy bil Yaqzan telah nyata-nyata menerima wahyu sebagai penyelamatyang aman Menurut Hayyi rasio murni pada akhirnya berbahaya walaupundengan rasio itu juga ia bisa sampai pada kesimpulan yang sama denganagama tapi tak pernah puas akan kepastiannya mecuali setelah memperolehrincian dari wahyu (Goodman 1972 65)

Novel Hayy bin Yaqzan yang banyak dijadikan rujukan bagi pendidikanakal dalam Islam bahkan mempunyai pengaruh yang luas dalam pendidikannaturalisme Barat ternyata tidak pernah menyatakan bahwa kemampuanakal melebihi kitab suci seperti yang dikumandangkan kalangan humanismeklasik

Konsep belajar dalam Islam tidak sekadar pemenuhan kebutuhanrasio tetapi meliputi pemenuhan segenap kebutuhan rohani dan jasmaniyang seimbang yang serba serbi Benar bahwa mind yang dimiliki manusiamerupakan lahan yang harus disemai dengan benih-benih pilihan Hanyasaja tidak dibatasi pada kemampuan pikir semata melainkan juga zikirsebab konsep akal dalam Alqurrsquoan merupakan perpaduan dan keselarasanfakultas fikr dan zikir atau rasio dan intelek (Djarsquofar Siddik 1988 92)

Memang al-Qurrsquoan berulang kali memberi dorongan kepada manusiaakan menggunakan rasionya agar sekuat tenaga untuk melakukan observasiempiris terhadap alam raya beserta segenap isinya Tetapi hendaklah

92

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

diingat bahwa dalam waktu yang sama Alqurrsquoan juga menganjurkanagar manusia menggunakan inteleknya sekaligus sehingga rasio danintelek dapat bekerjasama dalam satu jaringan kesatuan Dengan caraitu maka capaian akal tidak akan berat sebelah kepada salah satu keduanyaHal ini nampak jelas dari penggambaran Alqurrsquoan mengenai manusiayang mendapatkan julukanulu al-albab yaitu orang-orang yang menggunakanintelek dan rasionya secara bersama-sama dalam melakukan observasiterhadap alam raya sebagaimana dijelaskan Tuhan dalam firman-Nya

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinyamalam siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau dudukatau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentangpenciptaan langit dan bumi (seraya berkata) ldquoya Tuhan kami tiadalahEngkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau makapeliharalah kami dari siksa api nerakardquo (QS Ali lsquoImracircn3 190-191)

Sekurang-kurangnya ayat di atas telah memberikan penjelasanbahwa orang-orang yang menggunakan akalnya secara baik dan benar(ulu al-albab) dalam usaha mereka memahami rahasia alam jagat rayaini dilaksanakan melalui dua sarana sekaligus yaitu zikir (yadzkurunaAllah) dan fikr (yatafakkaruna fi khalq al-samawati wa al-ardl) Dalamhal ini Musthafa al-Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan bahwauntuk memperoleh hidayah dan keutamaan akal tidak akan mencukupijika hanya dilakukan dengan zikir semata melainkan harus dibarengidengan fikir Dengan kedua cara itulah demikan Al-Maraghi menyimpulkanmanusia akan memperoleh keberuntungan dan keselamatan Hanyaorang-orang yang berzikir lagi berfikir sajalah yang dengan benar dapatmemahami rahasia alam jagat raya dan tahu manfaat dan kegunaanciptaan-ciptaan-Nya itu untuk maslahat-maslahat yang benar

Secara harfiah zikir berarti menyebut nama Tuhan berulang-ulanguntuk mengingat Tuhan dengan bacaan-bacaan tertentu sebagai upacararitual peribadatan Akan tetapi yang dimaksud dengan zikir tidak terbatassampai di situ melainkan sebagai sikap mental yang tumbuh akibat darihubungan yang terus menerus dengan Yang Maha Mutlak sehinggamenumbuhkan kesadaran moral yang mampu mengatasi berbagai problemayang secara lahiriyah tampak rumit

93

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Zikir merupakan manisfestasi intelek sementara fikir sebagai manisfestasijiwa-rasional yang kedua-duanya tergabung dalam pengertian akal menurutIslam Dapatlah dikatakan bahwa dalam perspektif Islam akal merupakankesatupaduan intelek dan rasio tanpa dikotomi sebagaimana juga Islammemandang manusia dalam kesatuan rohani dan jasmani Melalui rasionyamanusia memperoleh informasi yang diterimanya melalui saluran inderawikemudian mengolahnya dengan informasi-informasi lain yang pernahditerimanya dengan membuat serangkaian analisis dan sintesis Padasaat yang sama intelek manusia yang kaya dengan nilai-nilai moraletika dan cinta akan memberikan arah kepada rasio dan mengambilkesimpulan-kesimpulan atau dalam menentapkan berbagai keputusanItulah yang disebut sebagai akal yang sehat (al-lsquoaql al-salimi) yang hanyaterjadi jika aspek fikir dan zikir dikembangkan secara simultan Jikatidak maka akibatnya bisa fatal dan desruktif sebab kesimpulan danatau keputusan-keputusan yang ditetapkan akal hanya berdasarkanpertimbangan fikir atau rasio semata bukanlah sebagai keputusan akalyang utuh dan sehat Suatu keputusan akal yang utuh dan sehat bukansaja benar secara rasional melainkan juga dapat dipertanggungjawabkansecara moral

Muhammad Iqbal filosof dan penyair muslim kenamaan dari Pakistandalam karya-karyanya banyak menyinggung tentang pentingnya zikirdan fikir penting diperhatikan jikwa ingin membangun kembali agamadan peradaban Islam Dalam bukunya Javid Namah (Kitab keabadian)antara lain dia menulis

Faqir Qurrsquoani memadukan zikir dan fikirTak pernah kelihat kesempurnaan fikir tanpa zikir

Menurut Iqbal zikir dan fikir adalah dua pendekatan yang mestidipadukan dalam kehidupan Yang pertama merupakan pendekatan imantransendental dan vital Sedangkan yang kedua merupakan pendekatanrasional sekalipun bertenaga kuat namun tanpa pendekatan pertamaakan layu dan hampa

Betapa pentingnya memadukan fikir dan zikir rasio dan intelekotak dan kalbu dalam penyelenggaraan pendidikan akal menurut konsepIslam merupakan tanggung jawab yang besar bagi segenap penyelenggaraanpendidikan Islam masa kini dan masa mendatang Penekanan unsur

94

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rasio saja seperti yang dikonsepsikan teori belajar Mental Humanistikbertentangan dengan konsep Islam

Bagi seorang muslim manusia lahir dalam keadaan fitrah yangberarti telah memihak pada kebenaran Tuhan Kalaupun pada akhirnyaada manusia yang melakukan kejahatan ketika berinteraksi dengandunia luarnya maka hal itu merupakan konsekuensi logis dari kemerdekaandan kebebasan yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk memilihberiman dan atau membangkang (QS al-Kahf18 29) Kebebasanuntuk memilih itu lengkap tersedia prasaranana fa alhamaha fujuraha wa taqwaha (QS al-Syams91 8)

Dengan demikian Islam tidak sependapat dengan Mental Humanistikyang memandang manusia sebagai netral tidak berpihak pada kebaikanIslam dengan konsep fitrah telah dengan tegas memandang manusiaberpihak pada kebenaran Kalau toh manusia melakukan tindakan kejahatanmaka hal itu merupakan hasil interaksi yang keliru dari suatu pilihankeliru dan menyimpang sehingga terpengaruh melakukannya danuntuk itu ia harus mempertanggungjawabkannya di pengadilan Tuhan

Islam tidak menolak berbagai macam teknik dan metode mengajaryang dipandang terbukti berhasil asal penerapannya dilakukan secaraproporsional misanya penggunaan metode discovery yang diunggulkanoleh Mental Humanistik Akan tetapi perlu dicatat bahwa metode discoveryselalu diawali dengan premis kesangsian Karenanya metode ini hanyacocok untuk yang fisika tetapi tidak yang metafisika juga tidak untukmoral Dalam Islam proses untuk memperoleh kebenaran bukan melaluipremis kesangsian sebagai yang diunggulkan oleh Cartesian tetapi melaluikeyakinan atau premis kepastian yaitu kepercayaan akan adanya yangGhaib Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana

PenutupUraian isi tidak semestinya jika harus diakhiri sampai di sini karena

banyak hal yang masih belum diungkapkan secara rinci Akan tetapi secaraglobal telah memadai untuk mengenal teori Belajar Mental Humanistik danperbedaan-perbedaan padangan yang prinsipil dengan konsep pendidikanIslam Dari uraian tersebut hal yang penting hendak ditekankan ialah

95

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bahwa konsep teori belajar dalam Islam haruslah selaras dengan sistemkeyakinannya sendiri Penyelewengan dari hal itu akan menggeser cita-cita pendidikan Islam yang bersifat semesta dan terpadu Karena ketidaksamaanmetafisika pendidikannya menyebabkan berbedanya konsep belajar yangditawarkannya Tuntunan metafisika berlandaskan wahyu mengundangspritual tanpa harus membuang rasio tetapi menundukkannya dalampengendalian wahyu sehingga hasil belajarnya sarat dengan nilaiterhindar dari konsep bebas nilai yang sekarang menjadi kecenderunganpendidikan sekuler mengecilkan arti kehadiran Tuhan dalam capaian-capaiannya

96

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

PERANAN PENDIDIKAN ISLAMDALAM MEMPERSIAPKAN

SUMBER DAYA MANUSIA MUSLIM

P endidikan Islam sebagaimana banyak diperbincangkan paraahli tidak dapat dibatasi pada pendidikan yang hanya mengajarkan

ilmu pengetahuan agama saja melainkan meliputi berbagai aktivitasyang mentransformasikan berbagai ilmu pengetahuan termasuk di dalamnyapengetahuan agama teknologi seni dan budaya yang berlandaskan ajaranIslam Karena tidak ada perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanpada umumnya kecuali dalam hal memposisikan iman dan kesalehanhidup berlandaskan ajaran Islam sebagai tujuan fundamentalnya

Oleh karena itulah pendidikan Islam diarahkan untuk mempersiapkanpeserta didik agar mengenal Allah dan segenap ajaran-ajarannya sertadapat mengamalkannya secara baik dan benar di samping mempersiapkanmereka agar dapat menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan seniyang dapat digunakannya untuk mewujudkan peranannya sebagai SDMmuslim yang mampu membangun struktur kehidupan dan peradabandunia berdasarkan iman dan ketakwaannya kepada Allah swt

Persoalan yang segera muncul adalah ilmu dan keterampilan yangbagaimanakah yang perlu diinternalisasikan dalam upaya pengembanganSDM yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh masyarakatUntuk menjawab persoalan ini tentu saja rancang bangun kurikulumproses pembelajaran dan peran sentral tenaga pendidik perlu mendapatperhatian serius Untuk tujuan itulah tulisan singkat di bawah ini akanmendiskusikannya secara ringkas

97

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sosok Lembaga Pendidikan IslamPendidikan dalam pengertian yang umum sering diterjemahkan

sebagai penyebaran dan internalisasi nilai dari berbagai pengalamankomulatif baik berupa keyakinan sikap pengetahuan maupun penerapannyayang dinilai positif dan bermanfaat oleh satu generasi ke generasi selanjutnyaPengalaman tersebut ada yang tersimpan dalam kitab dan buku-bukuada pula dalam cerita-cerita rakyat (folklore) tradisi adat istiadat dansebagainya1 Dalam perspektif ini sebagaimana telah dikemukakan diatas bahwa tidak ada perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanlainnya karena pendidikan pada umumnya sebagaimana banyak didefinisikanpara pakar merupakan upaya normatif untuk membantu orang laindapat berkembang ke tingkat yang secara normatif menjadi lebih baik2

Perbedaan pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya ialah nilaitinggi yang diberikannya pada iman dan kesalehan hidup berdasarkanajaran Islam sebagai salah satu dari tujuan fundamentalnya3 Dalamkonteks inilah perlu dibedakan antara lembaga pendidikan keagamaandengan lembaga pendidikan Islam

Lembaga pendidikan keagamaan dalam Islam yang pada belakanganini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No 55 Tahun 2007 tentangPendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan adalah lembaga pendidikanyang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan perananyang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama Islamdanatau menjadi ahli ilmu agama Islam yang berwawasan luas kritiskreatif inovatif dan dinamis (mutafaqqih fiddin) dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa yang beriman bertakwa dan berakhlak mulia

Di Indonesia lembaga pendidikan keagamaan ini antara lain dikenalsebagai pendidikan pesantren dan diniyah baik formal maupun nonformalDalam bentuk formal baik satuan jenis ataupun jenjang pendidikannyaterentang mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi Isipengajarannya lebih terfokus pada ilmu pengetahuan yang bersumber

1Syed Sajjad Husain and Syed Ali Ashraf Crisis in Muslim Education (JeddahKing Abd Aziz University 1979) h 36

2Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan(Yokyakarta Rake Sarasin PO Box 83 1997) h 102

3Husain and Ashraf Crisis h 38

98

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dari ajaran Islam seperti al-Qurrsquoan hadis fikih tauhid dan lain-lain ditambahdengan beberapa pengetahuan lainnya4

Sedangkan lembaga pendidikan Islam yang dimaksudkan merupakanwadah tempat berkiprahnya berbagai aktivitas pendidikan yang berlandaskanajaran Islam yang seluruh teori dan konsep-konsep yang dikembangkannyaadalah khas manusia muslim dari dan oleh manusia muslim Tujuanpokok dari lembaga pendidikan ini sebagaimana dikemukakan dalamKonferensi Dunia Pertama Pendidikan Islam tahun 1977 di Makkah yangdihadiri 313 orang sarjana Muslim dari berbagai Negara secara bulat-bulat telah menyatakan dalam suatu konsensus bersama ldquoThe aim ofMuslim education is the creation Of the lsquogoot and righteous manrsquo whoworships Allah in true sense the term build up the sturucture of his earthlylife according to the sharirsquoah (Law) and emplous to subserve his faith5

Inti pokok dari kandungan pengertian di atas ialah bahwa pendidikanIslam pada hakikatnya ingin menciptakan ldquomanusia yang baik dan benarrdquoKriterianya dicirikan kepada dua hal sekaligus Pertama pendidikan harusmemungkinkan manusia memahami Tuhannya sedemikian rupa sehinggamanusia dapat melaksanakan peribadatannya kepada Allah denganpenuh penghayatan akan ke-Esaan-Nya dan memenuhi seluruh tuntutandan tuntutan syariat Islam Kedua pendidikan harus memungkinkanmanusia memahami jalan-jalan Allah di alam semesta ini agar manusiamemiliki kemampuan untuk mengolah dan memanfaatkan semua ciptaanAllah yang diperuntukkannya bagi kesejahteraan umat manusia dengancara-cara yang benar guna menopang keimanan dan memperkuat agama-Nya

Dengan pengertian seperti itu hakikat pendidikan Islam sebagaimanaditegaskan oleh Ashraf tidak lagi terbatas hanya sebagai pengajaran

4Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 menyebutkan bahwa pendidikandiniyah dasar formal wajib memasukkan muatan pendidikan kewarganegaraanbahasa Indonesia matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pelaksanaanprogram wajib belajar (Ps 18 ayat 1) Sedangkan untuk pendidikan diniyah menengahformal wajib memasukkan muatan pendidikan kewarganegaraan bahasa Indonesiamatematika ilmu pengetahuan alam serta seni dan budaya (Pasal 18 ayat 1) Khususuntuk pendidikan tinggi wajib memasukkan muatan pendidikan kewarganegaraandan bahasa Indonesia (Ps 20 ayat 2)

5First World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter Islamic Universityof Indonesia 1977) h 2

99

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

teologis atau pengajaran al-Qurrsquoan hadis fikih dan yang seumpama denganitu sebagaimana banyak dipahami sebelum Konferensi Dunia PertamaPendidikan Islam tahun 19776 Lembaga pendidikan seperti itu yang disebutldquopendidikan keagamaanrdquo di Indonesia merupakan bagian pendidikanIslam Sekalipun demikian seperti dikemukakan oleh Ashraf lebih lanjutmasih terdapat sejumlah intelektual muslim dan sejumlah negara muslimyang menggunakan istilah ldquopendidikan Islamrdquo dalam pengertian ldquopendidikankeagamaanrdquo saja meskipun semakin banyak pula yang menyadari pengertianpendidikan secara lebih luas7

Pengertian pendidikan yang bersifat luas itu kelihatannya telahmendapat pengakuan resmi oleh semua negara-negara Islam sepertidinyatakan dalam ldquoDeklarasi Makkahrdquo yang ditandatangani oleh semuaKepala Negara Muslim yang berbunyi sebagai berikut

Dengan meyakini ajaran Islam yang mengajarkan bahwa pencarianpengetahuan wajib bagi semua Muslim kami menyatakan tekadbekerjasama dalam menyebarkan pendidikan lebih luas lagi danmemperkuat lembaga-lembaga pendidikan Islam sehingga kebodohandan ketertinggalan dapat diberantas dan mengambil langkah-langkahyang memperkokoh kurikulum pendidikan Islam dan menggalakkanpenelitian dan ijtihad di kalangan para pemikir Muslim dan Ulamasembari menyebarluaskan studi-studi sains dan teknologi modern8

Cuplikan deklarasi di atas mengisyaratkan bahwa muatan pendidikanIslam tidak lagi sekadar ldquoilmu agamardquo dalam pengertian yang khususkalau enggan mengatakannya sempit tetapi meliputi sains dan teknologiHal itu sejalan dengan rekomendasi Konferensi Dunia Pendidikan Islamtahun 1977 yang menyatakan bahwa konsep ilmu dalam Islam tidakmembatasi dan menghalangi ilmu-ilmu pengetahuan teoretis empirisdan terapan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip iman9

Berdasarkan hal itu agar lembaga pendidikan Islam memiliki kemampuanmaksimal dalam memberdayakan umat maka seluruh aktivitasnya seyogianya

6Syed Ali Ashraf New Horizon in Muslim Education (Cambridge IslamicAcademy 1985) h 84

7Ibid8Ibid9First world h 3

100

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

ditujukan pada dua hal Pertama berupaya untuk mempersiapkan manusiaagar mengenal Allah dan segenap ajaran-ajarannya serta dapat meng-amalkannya secara baik dan benar Untuk mencapai hal tersebut tidakbisa lain kecuali membekali setiap individu dengan ilmu pengetahuanyang dapat menghantarkannya melakukan kewajiban-kewajiban agamanyasebagai kompetensi umum yang mesti dimiliki setiap Muslim agar imandan semua ibadahnya terselenggara dengan khidmat dan penuh penghayatansesuai dengan tuntunan yang disyariatkan Allah sebagaimana Allahswt telah menegaskan bahwa fungsi manusia hanya untuk beribadahkepada-Nya (QS al-Dzacircriyacirct51 56)

Kedua mempersiapkan peserta didik agar dapat menguasai ilmupengetahuan dan teknologi sebagai kompetensi khusus yang dapatdigunakannya untuk mewujudkan peranannya sebagai sumber dayamanusia (SDM) muslim yang khalifatullah dan mampu membangunstruktur kehidupan dan peradaban dunia Untuk mencapai tujuan tersebuttidak bisa lain kecuali membekalinya dengan ilmu pengetahuan danteknologi yang bisa menghantarkannya memiliki keahlian guna melaksanakankewajiban kifacircyahnya berupa kemampuan khusus yang menghasilkansesuatu yang diperlukan masyarakat banyak Dalam hal ini terkandungmaksud bahwa pendidikan Islam berupaya mewujudkan SDM Muslimyang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakanperanannya selaku khalifah Allah untuk memakmurkan bumi sebagaitindak lanjut dari ibadahnya kepada Allah (QS Hucircd11 61)

Sekalipun Tuhan menyuruh umat manusia tanpa terkecuali untukberibadah dan sekaligus untuk memakmurkan bumi tetapi dalam ayatlain Allah juga memberikan penjelasan agar manusia bekerja sesuaidengan syakilah atau kemampuan khusus yang dimilikinya sebagaimanadifirmankan Allah

Katakanlah ldquoTiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masingrdquo Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benarjalan-Nya (QS al-Isracircrsquo17 84)

101

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Secara harfiah kata syakilah dalam ayat di atas dapat diterjemahkansebagai jalan cara tertentu atau metode10 Jadi berbuat atau bekerja menurutsyakilah masing-masing menunjukkan bahwa tiap-tiap orang mempunyaicara tertentu dalam bekerja Jawad Mugniyah menafsirkan kata syakilahsebagai kemampuan khusus bahwa di dalam diri seseorang terdapat satuatau lebih kemampuan khusus yang belum tentu dimiliki orang lain11

Kemampuan khusus inilah yang memberi peluang bagi setiap orangsebagai SDM muslim untuk berbagi tugas dalam melaksanakan peranannyasesuai dengan syakilah yang dimilikinya di tengah-tengah umat danmasyarakat Dengan cara berbagi tugas itulah pemberdayaan umat lebihmemungkinkan dilaksanakan Oleh karena itu lembaga pendidikan Islamyang diperkirakan tetap eksis memainkan peranannya dalam pemberdayaanumat ialah lembaga pendidikan yang mampu mempersiapkan pesertadidik sesuai dengan spesialisasi atau kemampuan-kemampuan khususyang dibutuhkan oleh masyarakat Dalam konteks inilah diperlukan suatujaringan kerjasama di antara berbagai lembaga pendidikan itu untukberbagi tugas tentang spesialisasi atau kemampuan-kemampuan khususyang akan dikembangkannya

Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan KeterampilanSesuai dengan persoalan di atas permasalahan pokok yang segera

hendak dijawab sekarang ini ialah materi ilmu pengetahuan apa sajakahyang seyogianya disajikan dalam upaya pengembangan SDM Muslimyang memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh masyarakat

Untuk menjawab pertanyaan ini tidak mudah akan tetapi dengan meminjampola pengklasifikasian ilmu pengetahuan seperti yang dikembangkan olehImam al-Ghazali (450-505 H) agaknya benang merah persoalan akan ditemukan

Salah satu pola pengklasifikasian ilmu yang dilakukan oleh al-Ghazaliialah dengan membagi tingkat kewajiban mempelajari ilmu pengetahuanke dalam dua kelompok yaitu

10Hans Wehr A Dictionary of Modern Written Arabic (London Macdonaldamp Evans Ltd 1974) h 483

11Muhammad Jawad Mugniyah al-Tafsir al-Kasyif juz V (Beirut Dar al-lsquoIlm li al-Malayin tt) h 77

102

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

1 Kelompok pengetahuan yang diwajibkan bagi setiap individu muslim(fardu lsquoain)

2 Kelompok pengetahuan yang diwajibkan kepada anggota masyarakatmuslim (fardu kifayah)12

Kelompok pengetahuan yang diwajibkan kepada setiap individumuslim tanpa terkecuali yang disebut sebagai fardu lsquoain adalah pengetahuan-pengetahuan mengenai lima rukun Islam yang wajib diketahui dan diamalkansecara individu oleh setiap muslim seperti mengucapkan dua kalimatmengucapkan dua kalimat syahadat menegakkan shalat berpuasa padabulan ramadhan membayar zakat dan menunaikan ibadah haji jugatermasuk yang berkaitan dengan hal-hal dan perbuatan yang dihalalkandan keyakinan-keyakinan serta perbuatan dari keadaan hatijiwa yangsecara lebih lanjut disebutnya lsquoilmu al-Mursquoamilat dan lsquoilmu al-Mukasyafah13

Berkenaan dengan pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat(fardu kifayah) sebagaimana dimaksudkan oleh al-Ghazali merupakansuatu kewajiban (fardu) bagi keseluruhan masyarakat Muslim Hanyamanusia-manusia yang kompeten dalam jumlah yang dibutuhkan danmencukupi (kifayah) harus memutuskan diri di dalam setiap disiplin-disiplin dan bidang-bidang yang diperlukan bagi tegaknya sebuah peradabanIslam Bidang-bidang tersebut menurut al-Ghazali adalah ldquoSetiap ilmupengetahuan yang tidak dapat dikesampingkan bila menginginkan adanyakesejahteraan duniardquo Sedangkan apabila tanpa lsquodisiplin-disiplin danbidang-bidang itu maka masyarakat akan menghadapi kesulitan-kesulitan

12Fathiyah Hasan Sulaimacircn Mazacirchib fi al-Tarbiyah Bahts fi al-Mazacirchib al-Tarbiyah lsquoind al-Ghazacirclicirc (Mesir Dar al-hana li al-Tibarsquoah wa al-Nasr 1958) h 32

13Ilmu al-Mursquoamilat disebut al-Ghazacirclicirc sebagai ldquoilmu mengenai keadaan hatidan jiwardquo atau etika Islam Ilmu ini wajib dipelajari oleh setiap Muslim secara individudan ditanamkan di dalam keyakinan-keyakinan dan perbuatan-perbuatan sesempurnamungkin sebagai kewajiban seumur hidup bagi setiap individu Sedangkan lsquoilmal-mukasyafah (ilmu mengenal wahyu-spritual) yaitu pengetahuan esotoris tentangrahasia atau misteri transendental misalnya malaikat-malaikat sifat-sifat Allahdan kenabian Keharusan bagi setiap individu adalah adanya keyakinan kepadarahasia-rahasia ini Sedangkan rahasia-rahasia itu hanya dibukakan kepada Nabidan kepada orang-orang tertentu yang dekat kepada Allah Selengkapnya lihatldquoKitab al-rsquoIlmrdquo dalam Ihyacircrsquo al-lsquoUlucircm al-Dicircn Kitab ini telah diterjemahkan disertaidengan catatan-catatan NA Faris dengan judul Book of Knowledge Selengkapnyalihat NA Faris Book of Knowledge (Lahore SM Ashraf 1986) h 46-79

103

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang picikrdquo14 Disiplin dalam bidang-bidang tersebut antara lain sepertipertanian jurisprudensi kedokteran politik dan keahlian teknik danilmu pengetahuan dan teknologi lainnya yang menjadi kebutuhan bagipeningkatan kesejahteraan umat manusia

Dalam konteksi ini secara lebih tegas lsquoAbd al-Gani lsquoAbud mengomentaripandangan al-Ghazali di atas dengan mengatakan bahwa jika pada suatudaerah atau wilayah diperlukan sekurang sepuluh orang SDM muslimdengan keahlian tertentu misalnya dokter kesehatan agar kebutuhanmasyarakat akan tenaga ahli (dokter) tersebut dipandang mencukupi(kifayah) untuk kepentingan masyarakat dalam bidang kesehatan makasemua anggota masyarakat di daerah itu akan menanggung dosa jikajumlah tersebut belum terpenuhi15

Hal ini menunjukkan bahwa lembaga pendidikan Islam bersama-sama dengan masyarakat perlu mempersiapkan berbagai SDM muslimyang berkualitas sesuai dengan kebutuhan umat Lembaga-lembagapendidikan Islam bukan saja wajib dalam mempersiapkan para ahliagama (mutafaqqih fiddin) saja tetapi sekaligus wajib pula mempersiapkanpara spesialis keilmuan dengan keahlian yang beraneka ragam sesuaidengan kebutuhan masyarakat banyak agar masyarakat tersebut dapatmembangun peradaban dan kesejahteraannya Dengan kata lain pendidikanIslam selain mempersiapkan ldquoulama yang cendikiardquo sekali juga mempersiapkanldquocendikia yang ulamardquo

Ulama yang cedikia yang dimaksudkan di sini adalah para ahli agamayang kaya dengan berbagai bidang keilmuan lainnya sehingga memilikiketangguhan dalam mengemban tugas masa depan dalam kehidupanmasyarakat yang kompleks dengan pola pikir yang serba kompleks pulaHal itu terutama karena di dalam masyarakat modern sekarang ini sangatdiperlukan kehadiran ldquoulama yang cendikiardquo yang mampu melakukanpenyesuaian-penyesuaian metodologis dalam menyajikan materi ajaranagama sesuai dengan pola pikir masyarakat yang dihadapinya Ulamaseperti inilah yang diperkirakan bisa tetap eksis memainkan peranansebagai pendidik dan penuntun umat karena mampu menerjemahkan dan

14Ibid h 35 dan 37 lihat juga h 915rsquoAbd al-Gani lsquoAbud Fi al-Tarbiyah al-Islacircmiyah (Cairo Dacircr al-Fikr 1997)

h 32

104

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mempertahankan nilai-nilai ajaran Islam agar tetap tegak serta memilikidaya kenyal ketika berhadapan dengan berbagai perubahan yang bagaimanapunbentuknya Jadi ldquoulama yang cendikiardquo yang dimaksudkan adalah ulamayang dilengkapi ilmu-ilmu pengetahuan yang relevan untuk mendukungkemampuannya dalam menerjemahkan ajaran agama berikut metodepenyajian materinya yang mudah dicerna oleh masyarakat modern

Akan halnya prototype spesialis kelimuan lainnya adalah para ahliyang menguasai disiplin ilmu yang digelutinya secara mendalam sertasekaligus diperkaya dengan ilmu-ilmu agama yang memadai sehinggailmu tersebut dapat disumbangkannya untuk membangun peradabanmasyarakat serta tidak akan kering dari sentuhan iman dan amal salehPrototype inilah yang dimaksudkan dengan ldquocendikia yang ulamardquo

Dengan demikian SDM muslim yang diharapkan hadir untuk mengisipola kehidupan masyarakat modern yang diperkirakan dapat memberdayakanumat sekarang ini ialah SDM muslim dengan prototype ldquoulama yangcendikiardquo dan ldquocendikia yang ulamardquo

Persoalan baru yang segera muncul ialah bagaimanakah merancangkurikulum dan proses pembelajarannya sehingga pesan-pesan pendidikanitu dapat diwujudkan secara maksimal Dalam konteks inilah uraianberikut akan membahas dengan ringkas mengenai rancangan kurikulumdan proses pembelajaran sebagai isi pesan lembaga pendidikan

Rancangan Kurikulum dan Proses PembelajaranPada tataran konsep yang lebih mutakhir ilmu-ilmu yang disebut

al-Ghazali sebagai fardu lsquoain dalam mempelajarinya itu disebut sebagaipengetahuan abadi (perennial knowledge) sementara yang fardu kifayahdisebut sebagai pengetahuan perolehan (acquired knowledge)16 Keduakelompok ilmu ini seperti dinyatakan dalam rekomendasi KonferensiDunia Pertama Pendidikan Islam tahun 1977 di Makkah yang laluhendaklah disajikan secara integratif dalam sebuah pengorganisasiankurikulum yang disebut dengan istilah kurikulum inti (core curriculum)yang selengkapnya disebutkan sebagai berikut

16First world h 4

105

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

1 In order to achieve the ultimate aims and objectives of education knowledgebe classified in to the following two categories

a Given perennial knowledgersquo based on the Devine revalation presentedin the Qurrsquoan and Sunnah and all that can be derived from them withemphasis on the Arabic language as the key to the understanding of both

b Acquired knowledgersquo including social natural and applied sciencessusceptible to quantitative growth and multiplication limited variationsand cross cultural borrowings as long as consistency with the Sharirsquoahas the source of values is maintained

2 There must be a core knowledge drawn from both with major emphasison the first sepecially on the Sharirsquoah rich must be made obligatory toall Muslims at all levels of the educational system from the highest to thelowest graduated to conform to the standards of each level This alongwith the compulsory teaching of Arabic should form the major sectionof the core curriculum These two alone can sustain Islamic civilizationand preserve the identity of the Muslim17

Sekalipun rekomendasi di atas tidak secara ekspilisit menegaskankurikulum pendidikan Islam mengikuti pengorganisasian kurikulum inti(core curriculum) tetapi kecenderungan seperti itu hampit tidak diragukanlagi terutama jika diperhatikan bahwa kelompok pengetahuan pertamayang disebut pengetahuan abadi (perennial) ndashal-Qurrsquoan dan Sunnahberikut cabang-cabangnya ndashmenempati posisi yang lebih strategis daripengetahuan kelompok keduandashpegetahuan perolehan (acquired)ndashyangsecara hirarkis berada di bawah kelompok yang pertama

Kemudian dengan menyimak pernyataan bahwa harus ada pengetahuaninti yang dapat ditarik dari kedua kelompok pengetahuan itu terutamapada yang pertama khususnya Syariah yang diwajibkan bagi semuaMuslim untuk semua tingkat dan jenjang pendidikan telah menunjukkanciri-ciri kurikulum inti

Dengan demikian jelaslah bahwa pada prinsipnya kurikulum pendidikanIslam menggunakan pengorganisasian kurikulum inti yang menempatkanpengetahuan abadi ndashal-Qurrsquoan dan Sunnah berikut cabang-cabangnyandash

17Ibid

106

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

atau kelompok ilmu-ilmu fardu lsquoain atau lsquoulum an-naqliyah sebagai programpendidikan umum yang diintegrasikan ke berbagai disiplin ilmu pengetahuanperolehan atau kelompok ilmu-ilmu fardu kifayah secara interdisiplinerdengan tetap mengakui adanya batas-batas matapelajaran sesuai dengankekhususan disiplin ilmunya masing-masing

Jika pengetahuan abadi tersebut dijadikan sebagai inti kurikulumyang penyajiannya diintegrasikan secara interdisipliner ke berbagaimatapelajaran lainnya maka persoalan selanjutnya yang menyangkutrealisasi ialah ldquoMatapelajaran apa sajakah yang termasuk dalam pengetahuanabadi iturdquo

Berdasarkan hasil Konferensi Dunia Pertama Pendidikan Islam Tahun1980 di Islamabad Pakistan ditetapkan bahwa kelompok pengetahuanabadi (perennial knowledge) terdiri atas dua bagian utama yaitu al-Qurrsquoandan materi tambahan18 dengan rincian sebagai berkut19

1 al-Qurrsquoan11 Qiraah Hifz dan Tafsir12 As-Sunnah13 Sirah Nabi14 Tauhid15 Usul al-Fikih dan Fikih dan16 Bahasa Arab al-Qurrsquoan yang meliputi Fonologi sintaksis dan

Semantik

2 Materi tambahan21 Metafisika Islam22 Perbandingan Agama dan23 Kebudayaan Islam yang disesuaikan menurut kebutuhan

Sedangkan kelompok pengetahuan perolehan (acquired knowledge)terdiri berbagai matapelajaran lainnya sesuai dengan jenis dan macamprogram studi yang ditetapkan mulai dari ilmu-ilmu imajinatif sepertiseni dan sastera ilmu-ilmu intelektual dan studi-studi sosial ilmu-ilmu

18Second World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter Islamic UneversityCooperation of Indonesia 1981) h 3

19Ibid

107

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

kealaman ilmu-ilmu terapan dan rekayasa teknologi sampai pada ilmu-ilmu praktis dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang diperkirakanberguna untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia20

Dengan demikian sekiranya desain kurikulum inti dapat diterimasebagai alternatif dalam mendesain kurikulum pendidikan Islam makasemua matapelajaran yang terkelompok sebagai pengetahuan abadidapat dipandang bagaikan tersusun dalam dua strata ndashmeminjam istilahyang dikemukakan Noeng Muhadjir ndashyaitu sebagai Studi Islam Teologik(SIT) sebagai lapisan pertama dan Studi Islam Interdisipliner (SII) sebagailapisan kedua21

Sebagai Studi Islam Teologik kedudukannya merupakan matapelajaranyang disajikan secara eksplisit sebagaimana halnya penyajian matapelajaranyang lain dan tujuannya pun tetap sama dengan tujuan pembelajaranmatapelajaran sesuai dengan esensi disiplin keilmuannya menjadi prasyaratuntuk dapat mendalami dan mengamalkan ajaran Islam secara baik danbenar Akan halnya ilmu pengetahuan lainnya terutama dilihat darikedudukannya sebagai Studi Islam Interdisipliner maka penyajiannyatidak lagi eksplisit melainkan tersebar secara implisit dan terpadu dalamsetiap program matapelajaran baik ke dalam rumpun ilmu-ilmu alamdan sosial maupun rumpun humaniora

Dengan menggunakan desain kurikulum seperti itu maka kurikulumyang ditetapkan pemerintah tidak perlu diubah sehingga tidak menjadipenghalang dalam mengikuti ujian akhir atau ujian lainnya yang ditetapkanpemerintah karena semua materi dan bahan studinya tetap sama Halyang membedakannya hanyalah strategis dan teknik penyajian materinyayang mengimplisitkan nilai-nilai ajaran Islam terhadap semua matapelajaranbaik pada ranah kognitif maupun pada ranah afektif dan kinerja

Meskipun demikian tidak berarti bahwa nilai-nilai yang hendakdiimplisitkan itu hanya berada dalam benak para guru atau dosen yanghanya disajikan apabila teringat dalam program yang serba kebetulanmelainkan menghendaki suatu susunan yang sistematis dan berencana

20Ibid21Neong Muhadjir ldquoKerangka Dasar Pemikiran Penyusunan Program Kurikulum

al-Islam dan Kemuhammadiyahanrdquo Warta PTM Th IV No 9 Maret 1997 h 3

108

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

baik pada materi maupun tujuan pembelajarannya sehingga tidak satupun dari setiap matapelajaran yang bisa dilepaskan dari iman dan kesalehansebagaimana hendak dikatakan oleh rumpun pengetahuan abadi tadi

Hubungan Studi Islam Teologik (SIT) dengan Studi Islam Interdisipliner(SII) merupakan hubungan silang SII merujuk dan berkonsultasi padaSIT sementara SIT menjiwai penuh program SII

Adalah benar untuk merealisasikan kurikulum seperti ini tentu sajamemerlukan tersedianya buku-buku pelajaran atau buku daras yangtelah mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuan yang bersumberkan ajaranIslam sebagai terkandung dalam esensi pengetahuan abadi terutamasebagai bahan bacaan bagi peserta didik Jadi semua matapelajaran mulaidari yang bernama kewiraan psikologi sosiologi antropologi teknologimatematika dan entah apapun nama yang disandangnya mau atautidak suka atau tidak ldquowajib berkonsultasirdquo pada nilai-nilai yang terkandungpada rumpun pengetahuan abadi tadi

Di samping itu tak kalah pentingnya adalah tersedianya tenagapengajar yang bukan saja menguasai materi dan substansi keilmuanyang disajikannya tetapi lebih dari itu memiliki pemahaman yang kuattentang kandungan nilai-nilai abadi itu sehingga dengan demikian guruatau dosen tadi mampu mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuan abadiitu ke dalam materi matapelajaran yang diajarkannya

Peran Sentral Tenaga PendidikPendidikan yang bermutu memiliki kaitan ke depan (forward linkage)

dan kaitan ke belakang (backward linkage)22 Forward linkage bermaknabahwa pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkankehidupan bangsa yang maju modern dan sejahtera Sejarah perkembangandan pembangunan bangsa-bangsa telah mengajarkan bahwa bangsayang maju modern makmur dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yangmemiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu Backward linkage

22Fasli Jalal ldquoSertifikasi Guru Untuk Mewujudkan Pendidikan yang BermuturdquoMakalah disampaikan pada seminar Pendidikan yang diselenggarakan oleh PPsUnair Surabaya tanggal 28 April 2007 h 1

109

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mengandung makna bahwa pendidikan yang bermutu sangat tergantungpada keberadaan guru yang bermutu Di sinilah latak peran sentral gurusebagai tenaga pendidik profesional tanpa mempersoalkan bidang studiatau mata kuliah yang diajarkannya dalam menghantarkan keberhasilanlembaga pendidikan dalam memberdayakan umat

Dalam kehidupan masyarakat luas yang berperan sebagai guruutama adalah para lsquoulama dan ahl al-dzikr (QS an-Nahl16 43 al-Anbiyarsquo21 7) Baik lsquoulama maupun ahl al-dzikr sekalipun pengertiannya masihdapat dibedakan akan tetapi secara personal keduanya merupakan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang mendalam dan memilikiotoritas keilmuan dalam bidangnya yang tentu saja memiliki sifat-sifat yang terpuji Orang-orang seperti itulah yang diberi amanah sebagaiguru dalam Islam Oleh karena itu tidak mengherankan jika para pakarpendidikan Islam menetapkan syarat-syarat yang cukup ketat sebagaikriteria yang menjadi kompetensi personal seorang guru di dalam Islamseperti khasyyah istiqamah sabar berilmu cerdas dan terampil penyantundan berbagai sifat terpuji lainnya yang menunjukkan kemulian danketeladanannya sebagai pemegang amanah jabatan profesi guru

Dengan kompetensi personal seperti itu para guru muslim diberitugas dan tanggung jawab mulia untuk menuntun generasinya ke jalanAllah dan membebaskan mereka dari berbagai jebakan kesesatan entahdari manapun datangnya dan sekaligus menuntun umat agar mau danmampu melaksanakan fungsi dan peranannya sebagai hamba Allah dankhalifah Allah Hal itu berarti bahwa tugas mendidik merupakan tugasyang mulia dan Allah swt menempatkan orang-orang yang berimandan berilmu pengetahuan lebih tinggi derajatnya bila dibandingkan denganmanusia lainnya

Oleh karena strategisnya peranan guru dalam pendidikan Islammenyebabkan ditemukan berbagai persyaratan yang dimiliki seseoranguntuk dapat diangkat sebagai guru antara lain meliputi persyaratankedewasaan dan kesehatan persyaratan moral serta persyaratan kompetensi

Selain syarat-syarat di atas para ahli didik muslim masih merumuskanberbagai pedoman lain yang menyangkut dengan sifat sikap dan perbuatanyang seyogianya dimiliki oleh seorang pendidik muslim An-Nahlawimisalnya mengemukakan beberapa pedoman yang seyogianya dimiliki

110

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dan dilakukan oleh pendidik yaitu memiliki watak dan sifat rabbaniyahikhlas sabar jujur senantiasa membekali diri dengan ilmu dan kesediaanuntuk terus mengkajinya mampu menggunakan metode mengajarsecara variatif maupun mengelola kelas tegas dan proporsional dalambertindak memahami kehidupan psikis peserta didik tanggap terhadapberbagai kondisi dan perkembangan dunia yang mempengaruhi jiwakeyakinan dan pola pikir peserta didik serta bersikap adil23

Mendidik menurut konsep Islam tidak sekedar mengajar melainkanjuga melatih membiasakan membimbing memberi dorongan mengembangkanmenggerakkan mengarahkan memberi contoh teladan dan memfasilitasiproses pembelajaran guna memberdayakan segenap potensi atau daya-daya yang dimiliki peserta didik secara maksimal Hal inilah antara lainyang menjadi tugas pokok seorang guru

Persoalan yang segera muncul adalah apakah tugas-tugas yangsedemikian merupakan tugas semua guru atau hanya tugas para ustazdan guru agama saja Tentu saja ya Walaupun ada anggapan padasebagian orang bakan juga di kalangan para guru bahwa yang palingbertanggung jawab dalam menuntun peserta didik ke jalan yang benarhanya para ustaz atau guru agama Hal-hal yang berkaitan denganmoral dan akhlak seakan-akan hanya menjadi tanggung jawab paraguru agama dan sama sekali tidak menjadi tanggung jawab bagi gurulainnya Tidak mengherankan jika pada suatu sekolah ketika berhadapandengan perkelakuan siswa yang sudah keterlaluan seorang guru kimiatega-teganya berkata ldquoWah saya ini kan hanya mengajar kimiardquo

Adalah benar bahwa guru kimia guru olahraga atau guru-gurulainnya bukanlah guru agama dan guru moral Bahkan pendidikan moralpada anak dalam arti langsung lebih merupakan tanggung jawab keluargadaripada tanggung jawab lembaga pendidikan Kendati guru secaranyata sekolah punya peranan penting dalam pembinaan generasi mudadalam bidang moral dan keagamaan Apalagi tujuan pendidikan Islambukan hanya mengupayakan terbentuknya pribadi yang cerdas danterampil tetapi juga bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

23Abdurrahman an-Nahlawi lsquoUlum al-Tarbiyah al-Islamiyah wa Asalibihafi al-Baiti wa al-Madrasah wa al-Mujtamarsquo (Beirut Dar al-Fikr 1989) h 239

111

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa berakhlak mulia dan seterusnya

Untuk mencapai tujuan tersebut kiranya perlu bagi semua guruapakah itu guru kimia guru fisika dan lain-lain dalam kedudukannyasebagai seorang guru untuk tidak hanya mengajarkan atau menyampaikanilmunya begitu saja kepada peserta didik melainkan juga melihat relevansiilmu itu dalam rangka pembentukan pribadi peserta didik Singkatnyapara guru tidak saja puas hanya karena telah mengajarkan ilmu sajamelainkan juga mesti mengimplisitkan nilai-nilai kebaikan dan kebenarandalam setiap mata pelajaran yang disajikannya

Mungkin banyak juga orang yang segera tergelitik ketika JujunSuriasumantri berkata ldquoKalau kita kaji lebih dalam maka sebenarnyapendidikan keilmuan juga merupakan sumber pendidikan etika helliprdquo24 ldquoPendidikandi negara kitardquo kata Suriasumatri lebih lanjut ldquobelum memanfaatkanpendidikan keilmuan sebagai salah satu wahana pendidikan moralrdquo25

Dalam penjelasannya Surisumantri mengatakan bahwa seorangilmuwan yang dididik untuk mencari kebenaran dengan metode tertentuyang dapat diandalkan lambat laun dia akan menganggap hal ini sebagaikategori moral Demikian juga sikap-sikap moral seperti kejujurankeberanian untuk membela kebenaran kendati harus disertai pengorbanansikap toleran dan tidak picik dapat pula dikembangkan dengan penanamansikap-sikap ilmiah26 Gagasan menarik dan kiranya pantas mendapattanggapan dari kaum guru

Ada memang yang beranggapan bahwa masalah akhlak atau moralhanya bisa dilakukan sungguh-sungguh bila dilakukan secara formalmelalui pembelajaran budi pekerti atau pendidikan agama Hal ini kiranyamemang perlu karena lepas dari pembelajaran semacam itu nilai-nilaimoral yang kiranya terliput dalam pendidikan keilmuan pun akan takdisadari dan terabaikan Kendati begitu permasalahan moral dan ataupendidikan agama akan sangat terbantu bila para guru ilmu walaupuntak secara ekspilisit bermaksud mengajarkan akhlak akan tetapi bisa

24Jujun S Suriasumantri Ilmu dalam Perspektif Moral Sosial dan Politik(Jakarta Gramedia 1986) h 23

25Ibid26Ibid

112

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dan dapat menginternalisasikan sikap-sikap ilmiah yang mengarahpada terbentuknya pribadi yang berakhlak mulia Sikap-sikap ilmiahtersebut antara lain seperti (a) sikap cinta akan kebenaran yang akanmemberikan dorongan untuk terus menerus dengan segala ketelitianketekunan keterbukaan kerendahan hati dan kejujuran mau mencarijawaban yang lebih memuaskan dan sesuai dengan kenyataan (b) sikapobjektif yang berusaha menghindarkan diri dari pamrih sikap a prioridan kecondongan-kecondongan subyektif (bias) yang mengakibatkandistorsi atas hasil penelitian (c) sikap bertanggung jawab atas ilmunyabaik pada komunitas ilmuwan maupun pada masyarakat luas yanglangsung atau tidak langsung cepat atau lambat akan terkena oleh buahpemikiran dan penelitiannya (d) sikap logis dan kritis yang tidak begitusaja menerima anggapan yang berlaku dalam masyarakat melainkanberusaha untuk mencari dan menemukan dasar penalaran di balikanggapan tersebut yang secara keseluruhan merupakan sikap-sikapyang relevan bagi pembentukan pribadi yang berakhlak mulia

Pengembangan rasa kesadaran akan kenyataan nilai-nilai moralserta usaha-usaha untuk memadukan ilmu dan kebijaksanaan hidupbukanlah privilege suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu Semuadisiplin ilmu termasuk sains dan teknologi bisa menunjang pengembangantersebut karena yang penting adalah inspirasi dasar yang menjiwaiseluruh pembelajarannya Menurut Islam tidak ada satu matapelajaranpun yang bebas dari sentuhan iman dan amal saleh

Sebagai contoh misalnya pengembangan rasa kesadaran akan kenyataandan nilai keluhuran manusia bisa ditunjang dengan memusatkan pengajaranilmu-ilmu pada pengembangan daya cipta akal budi manusia dan dayapegas yang tak terbatas dari kekuatan rohaninya Seperti didik perlu dibantuuntuk semakin menyadari daya cipta manusia yang mengagumkanbagaimana manusia terus mencari akal dalam usaha untuk menguasaidan memanfaatkan sumber-sumber alam Dalam hal ini perlu disadaribahwa ilmu bukan hanya diajarkan sebagai barang jadi atau dalambentuk serangkaian rumus-rumus atau teori atau tumpukan informasiyang harus dihapal dan dimuntahkan kembali waktu ulangan melainkansebagai proses pencarian dan penemuan pengetahuan di mana rumus-rumus dan rangkaian informasi berfungsi sebagai alat dalam prosespencarian tersebut

113

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Jika dalam rangkaian pembelajaran ilmu tersebut para guru telahberusaha sekuat tenaga menginternalisasikan nilai-nilai akidah tentangkekuasaan Allah Yang Maha Pencipta dalam setiap ilmu yang dididikkannyamaka kelak nilai-nilai iman dan akhlak mulia akan terpancar dalamsikap hidup dan keperibadian peserta didiknya Sebagai seorang Muslimkata Ahmad Sadali peserta didiknya akan melihat bahwa mengalirnyaair pohon pimping yang bergetar ditiup angin sepoi luka yang menyembuhbertaut kembali meluncurnya kapal di atas lautan mengembangnyarasa haru karena tali temali kecapi dipetik getaran senandung musiktegaknya jembatan beton dan lain-lain lagi akan jelas baginya bahwadi situ dia memandang dengan mata imannya ldquoWajahrdquo dan keperkasaanAllah Sedangkan jembatan yang diiringi hubungan dengan tali Allahdan sekaligus memampuan manusia menggunakan rahmat Allah ketikamengonstruksinya lebih mengandung rahmat Allah daripada jembatanyang dibuatnya dengan scientific rationalism semata-mata betapapunkuat mengarungi masa pada tampak lahirnya27 Dengan dipandu imannyaia merasakan getaran Ilahi dalam dirinya ketika membaca firman Allah

Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanamanzaitun korma anggur dan segala macam buah-buahan Sesungguhnyapada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagikaum yang memikirkan Dan Dia menundukkan malam dan siang mataharidan bulan untukmu dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu)dengan perintah-Nya Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benarada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahamimemikirkan(QS al-Nahl16 11-12)

27Ahmad Sadali ldquoPembaharuan Pendidikan Tinggi Islamrdquo dalam SerialMedia Dakwah (Jakarta DDII tt) h 26

114

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Di sinilah pentingnya menekankan aspek kesejarahan dari setiapilmu Dalam konteks sejarah ilmu-ilmu bisa kelihatan bagaimana suatupengetahuan dihasilkan dari suatu proses pencarian dan pergulatan pikiranyang lama dan bukan suatu barang jadi yang begitu saja diwariskan darizaman ke zaman sebagai gagasan-gagasan mandek dan mandul Denganmengenali proses tersebut peserta didik bisa dibantu untuk menyadari bahwasemua ilmu berasal dari Allah Ada yang diwahyukan melalui para Nabi(perennial knowledge) dan ada yang diperoleh melalui pencaharian manusiadengan menggunakan kemampuan akalnya (acquired knowledge) yangjuga berasal dari Allah

Peserta didik adalah pribadi yang hidup dan pendidikan mesti ditujukanuntuk merangsang dan membimbing pengembangan diri mereka Akalbudi mereka bukanlah suatu barang mati atau sekadar wadah yangperlu di isi melainkan sesuatu yang aktif dan interaktif dan bisa dilatihdan diberdayakan untuk terus tanggap terhadap rangsangan para gurunyaTanpa harus mendidikkan moral secara langsung para guru merekaapakah itu guru agama atau guru ilmu lainnya dengan menepati secarasetia asas-asas moral ilmunya sesungguhnya dapat menjadikan pem-belajarannya berbagai disiplin sebagai salah satu wahana penginternalisasiannilai-nilai akhlaq al-karimah

Sikap moral manakah yang semestinya dimiliki oleh guru dalammengajar ilmunya Terlalu gegabah jika sikap dan etika yang seyogianyadimiliki oleh para guru tanpa mempersoalkan apakah guru agama atauguru ilmu hanya direduksi menjadi beberapa saja katakanlah dua atautiga sikap etis karena walau bagaimanapun sikap moral itu tidak mudahuntuk disederhanakan Sekalipun begitu tanpa bermaksud menyederhanakanyang sesungguhnya kompleks sekurang-kurangnya ada tiga sikap etisyang seyogianya dimiliki oleh guru adalah (1) tanggung jawab profesi(2) cinta profesi dan (3) cinta terhadap peserta didik28

Sikap etis yang pertama perlu dimiliki seorang guru dalam mengajarkanilmunya adalah sikap tanggung jawab sebagai guru Nabi saw bersabda

28Lihat J Sudarminta ldquoDimensi Etis Pendidikan Keilmuanrdquo makalah seminarMeningkatkan Profesionalitas Guru dalam Rangka Menghadapi Tantangan Pendidikandi Masa Depan pada Dies Natalis XXXIII IKIP Sanata Dharma tanggal 19 Oktober1988 h 12-16

115

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Setiap kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadapapa yang dipimpinnya seorang kepala keluarga adalah pemimpinkeluarganya yang bertanggung jawab atas kepemimpinannya iburumah tangga adalah pemimpin di lingkungan rumah tangga suaminyadan bertanggung jawab atas kemimpinannya pelayan pun adalahpemimpin bagi harta majikannya dan bertanggung jawab terhadapbarang yang dipimpinnya (HR al-Bukhacircricirc)

Dalam hal ini tugas dan tanggung jawab kepemimpinan seorangguru bukan sekedar pengajar tetapi juga pengarah dan pembimbingyang dalam kebulatan kepribadiannya merupakan teladan keutamaanPengajaran merupakan bagian hakiki dari pendidikan formal di sekolahnamun mendidik itu lebih dari mengajar Sasaran pengajaran adalahpengalihan atau penularan pengetahuan (transfer of knowledge) Dalammendidik selain pengalihan pengetahuan diperlukan transinternalisasinilai-nilai Pendidikan melibatkan baik pengajaran ilmu yang sungguhbernilai untuk dipelajari maupun pembentukan sikap-sikap yang secaramoral bisa diterima

Dalam mendidik seorang guru seyogianya mengindahkan arti dannilai atau kegunaan ilmu itu dalam kehidupan manusia pada umumnyadan kehidupan peserta didik khususnya Sikap tanggung jawab profesionalsebagai guru bisa diungkapkan dalam usaha menghindarkan agar ilmuyang diajarkan tidak hanya membebani kepada peserta didik denganserangkaian rumus-rumus konsep-konsep teori-teori yang perlu dihafaluntuk kajian dan dilupakan sesudahnya Secara pribadi seorang gurumestilah yakin bahwa ilmunya itu memang berguna dan bermanfaat bagimanusia Jika tidak berarti sang guru hanya mengajarkan buih yangakan lenyap ditelan bumi al-Qurrsquoan melukiskan hal ini sebagai berikut

Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganyaAdapun yang memberi manfaat kepada manusia Maka ia tetap dibumi (QS al-Ralsquod13 17)

Kata bermanfaat tidak perlu diartikan secara pragmatis-ekonomisyang melulu mempertanyakan cash-value atau kemungkinan pasarannya

hellip hellip

116

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

melainkan kegunaan yang lebih luas antara lain meyakini bahwa ilmunyamengandung nilai-nilai kesalehan yang oleh karena itu perlu untuk dipelajari

Seorang guru dikatakan memiliki sikap tanggung jawab profesionalkalau dia bisa melihat di mana tempat dan sumbangan ilmunya itu dalampembinaan dan pemberdayaan peserta didik Guru yang tidak meyakiniilmu yang diajarkannya itu benar-benar bernilai sangat tidak mungkinakan membuat peserta didiknya tertarik untuk mempelajari apalagi mengkajidan mengembangkannya lebih lanjut Tak seorang pun mau membelibuah yang oleh penjualnya sendiri dinyatakan busuk29

Tanggung jawab profesional juga terungkap dalam usaha yangsungguh-sungguh untuk menguasai bidang ilmu yang diajarkan Kalaupengetahuan guru mengenai bidang ilmu yang diajarkan hanya berselisihsejengkal dua jengkal dengan peserta didiknya tentulah tidak bisa dikatakansebagai guru yang bertanggung jawab Sebutan guru untuk dirinya jugamenjadi tidak pada tempatnya Guru profesional selain pendidik ia jugaseorang ilmuwan

Menyampaikan sejumlah informasi saja pada peserta didik belumberarti mengajar Dalam pembelajaran mesti terkandung suatu intenseatau maksud bahwa seseorang memang belajar sesuatu sebagai hasildari apa yang dibuat oleh guru dan perlu adanya pengakuan oleh keduabelah pihak guru dan peserta didik akan tugas dan kewajiban masing-masing yang berlandaskan cinta (mahabbah)

Cinta (mahabbah) yang dimaksud setidaknya melibatkan tiga unsuryaitu guru peserta didik dan matapelajaran atau disiplin ilmu yangdiajarkan Ketiga unsur ini menyatu secara integral Jadi sikap etis keduayang erat hubungan dengan yang pertama adalah sikap cinta terhadapprofesinya sendiri sebagai guru terhadap peserta didiknya dan terhadapilmu yang diajarkannya

Cinta terhadap profesi adalah sesuatu yang menggairahkan Siapapun akan kecewa ketika bertemu dengan seorang guru yang malu-maludan nada merendah memperkenalkan profesinya ldquoAh saya cuman gurukokrdquo Sekiranya semua guru bersikap begini betapa menderitanya parapeserta didik yang memiliki guru yang tak percaya diri

29Ibid

117

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kurang atau tidak adanya sikap cinta dan kebanggaan terhadapprofesinya sebagai seorang guru ini kadang kala bukan kemauannyasendiri akan tetapi rupa-rupanya sebagian dari masyarakat ldquokitardquo sekarangini kurang memberikan penghargaan yang selayaknya pada profesikeguruan dan kependidikan Dalam masyarakat sekarang ini sudahada yang mengarah ke masyarakat yang kurang sehat karena harkatsejati kemanusiaan seseorang kurang mendapat penghargaan yangsemestinya karena menilai seseorang dari seberapa banyak uang yangbisa dihasilkan Padahal di dalam Islam profesi guru itu mendapat tempatmulia bahkan dalam banyak hadis Nabi saw yang memposisikan gurusebagai seorang syuhada dan mendapat tempat terhormat di sisi Tuhan

Selain cinta terhadap profesi seorang guru mestilah memiliki sikapcinta pada peserta didiknya yaitu memiliki keprihatinan terhadap perkembanganbakat dan kemampuan yang ada pada peserta didik Dia prihatin terhadapditangkap atau tidaknya dimengerti atau tidaknya dipahami atau tidaknyaakan ilmu yang disajikannya Dalam memilih materi dan metode pengajaransituasi dan kondisi peserta didik diperhitungkan Seorang guru yangcinta terhadap peserta didiknya tidak akan bangga menceritakan padaorang lain bahwa hanya 50 dari peserta didiknya yang lulus dalam UjianNasional Ia tidak akan menjatuhkan penilaian bahwa hal itu merupakankesalahan peserta didiknya

Cinta itu bersifat menciptakan atau kreatif Seseorang yang mencintaiakan berusaha melihat mengakui dan memperkembangkan hal-halpositif yang ada dalam diri orang yang dicintainya Hal-hal yang negatiftidak ditutup-tutupi tetapi bukan menjadi fokus perhatiannya Seorangguru muslim semestinya meyakini bahwa setiap peserta didik tanpa mem-persoalkan latar belakang keluarga etnis dan pendidikan ayah ibunyapastilah memiliki fitrah yang dapat dikembangkan ke arah yang lebihbaik Jika ada peserta didik yang perkelakuannya sudah sampai padatarap yang memprihatinkan maka guru muslim tetap menghargainyasebagai manusia yang memiliki sifat dasar (fitrah) yang baik bahwadi dalam diri peserta didiknya masih ada kebaikan yang perlu dibantuaktualisasinya Seorang guru muslim akan berusaha menemukan butir-butir mutiara entah berapa kecilnya di balik kubangan lumpur kerusakanoleh lingkungan yang membentuk peserta didiknya Guru yang sejaksemula menganggap peserta didiknya tak lebih dari keledai-keledai tolol

118

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang perlu dipukul dengan rotan akan sangat sulit melihat bahwa dalamdiri peserta didik ada bakat-bakat dan kemampuan yang sesungguhnyabisa tetapi belum diperkembangkan Dalam banyak hal peserta didikakan memandang dirinya dan bertingkah laku sebagaimana dipandangoleh gurunya Sekiranya pandangan atau cap para guru bersifat gegabahtentu akan merugikan bagi perkembangan pribadi peserta didik selanjutnya

Sikap cinta terhadap profesinya sebagai seorang guru perlu diwujudkanpula dalam kecintaan terhadap ilmu yang menjadi pengajarannya Kecintaanterhadap ilmunya akan merangsang daya imajinasi dan daya cipta seorangguru untuk terus menggeluti permasalahan-permasalahan yang dimunculkanoleh ilmunya dan berusaha untuk meneliti lebih lanjut dan memper-kembangkannya Segi afektif dari pendidikan keilmuan ini perlu diperhatikandalam menyampaikan ilmu kepada peserta didik Sikap aktif kreatif daninovatif berkaitan erat dengan ada tidaknya kecintaan terhadap ilmu yangmenjadi bidang pengajarannya Usaha-usaha penelitian dan pengembanganhanya bisa muncul dari seorang guru yang yang mencintai ilmunya30

Sikap etis ketiga yang semestinya dimiliki oleh seorang guru bahwadalam dirinya ada yang pantas untuk digugu dan ditiru Keteladananguru merupakan pokok pangkal keberhasilan pembelajaran31 Dalamhal ini kebutuhan peserta didik untuk mendapatkan panutan atau tokohideal dalam diri seorang manusia konkrit merupakan salah satu halyang perlu diperhatikan karena itu akan berpengaruh bagi pertumbuhankepribadian mereka Dalam hal ini pendidikan Islam sangat membantuuntuk memperkenalkan para tokoh yang memberi teladan hidup

Gagasan mengenai guru sebagai teladan keutamaan sebagaimanaketeladanan Nabi saw sebagai uswah al-hasanah mungkin bagi sebagianorang dianggap terlalu ideal dan menuntut terlalu banyak dari seorangguru Sekalipun tidak bisa seratus persen meniru Nabi saw tetapi palingtidak dari ukuran-ukuran akhlak yang dapat diterima oleh masyarakatIslam merupakan sesuatu yang perlu dipertahankan mulai dari segimoral keilmuan sampai pada perkataan perbuatan pergaulan bahkandalam berbusana Adalah tak wajar jika seorang guru muslimah misalnya

30Ibid31An-Nahlawi lsquoUlum al-Tarbiyah h 168

119

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

berani tampai sebagai guru padahal dia masih gemar menggunakanpakaian yang memperlihatkan lekuk-liku tubuhnya di hadapan yangbukan muhrimnya

Memang dalam kenyataan sehari-hari terutama karena terpengaruhpada konsep-konsep pendidikan liberal masih ada orang yang memperdebatkanapakah hanya orang yang bermoral baik saja yang memungkinkan bisamenjadi guru yang baik apalagi kalau ilmu yang dimaksud adalah ilmuyang sedikit banyak tidak langsung menyangkut manusia seperti sainskimia geologi mekanika ukur matematika dan sebagainya

Kata mereka bahwa sebagai guru yang baik seorang guru memangsemestinya dituntut punya sikap-sikap yang tidak bertentangan dengannorma dan nilai-nilai akhlak Kendati begitu orang toh mungkin masihbisa mempertanyakan apakah seseorang tidak bisa menjadi guru fisikayang baik kendati secara moral mungkin kelakuannya pantas dicelasebab sebaliknya bisa juga terjadi bahwa sebagai pribadi seseorang itusecara moral memang pantas diteladani tetapi sebagai guru kimia iasama sekali tidak memuaskan

Pandangan seperti di atas menurut konsep Islam tentu saja tertolakdengan sendirinya Apa pun alasannya seorang guru diwajibkan untukmemenuhi syarat bukan hanya sebagai orang yang pandai dan bermetodologitapi juga orang yang berbudi orang yang beriman yang perbuatannyasendiri dapat memberikan pengaruh pada jiwa peserta didiknya Bukanhanya apa yang diajarkannya saja yang penting apa yang dia lakukancara dia membawa diri sikapnya di dalam dan di luar kelas semuanyadiharapkan sesuai dengan cita-cita yang tanpa keraguan sedikit punditerima oleh peserta didiknya

Konsep yang demikian berkaitan dengan besarnya tanggung jawabyang diemban guru dalam melaksanakan fungsi dan peranannya sebagaiseorang guru yang telah dipercayai sebagai pemegang amanah Ilahiuntuk mengemban tugas suci sebagai imamah dan teladan keutamaannyabagi peserta didik khususnya dan masyarakat pada umumnya

Perlu digarisbawahi bahwa fungsi dan peranan seorang guru tidaklahberhenti pada tugas-tugas di depan kelas atau pada penelaahan ilmiahdan membahas kita-kitab dan tidak pula terbatas pada forum diskusiformal lainnya yang ilmunya hanya tersebar di kalangan elitis intelektual

120

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

semata Tetapi lebih dari itu seorang guru bertanggung jawab dalammemberikan pendidikan bagi generasi bangsa sebagai bagian kompetensisosial seorang guru Ketidak pedulian terhadap tanggung jawab ini samaartinya dengan melakukan kejahatan Bahkan dalam Alqurrsquoan disebutkan

Dan siapakah yang lebih zalim dari pada mereka yang mengkhianatikesaksian yang diberikan Allah untuk mereka (QS Al-Baqarah2 140)

Apa artinya semua ini tak lain ialah bahwa pada diri guru dituntutadanya kompotensi sosial yaitu suatu sikap yang menyatu dengan masyarakattidak uzlah tidak mengisolir diri dari masyarakat yang serba majemuktempat bersimpang siurnya aneka macam persoalan Dalam kondisi sepertiini guru tampil sebagai pendamping masyarakat yang dengan keterbukaandan keikhlasannya turut merasakan segenap persoalan-persoalan yangdihadapi oleh umat yang sekaligus turut mencari dan menemukan pemecahanmasalah tersebut Sikap inilah yang disebut-sebut sebagai kompetensikemasyarakatan seorang guru

Dalam banyak hal sesuatu masalah ternyata tidak dapat diselesaikanoleh guru secara individual kecuali oleh segenap anggota masyarakatAkan tetapi karena masalah itu mungkian cukup rumit dan esoteriksehingga masyarakat tidak dapat menempatkan permasalahan dalamproporsi yang sebenarnya Pada masalah seperti ini peranan guru menjadisesuatu yang imperatif karena dialah yang memiliki keilmuan yangluas untuk menempatkan masalah tersebut pada proporsi yang sebenarnyaDengan bahasa yang komunikatif dan dapat dicerna oleh masyarakatguru berkewajiban menyampaikan hal itu kepada masyarakat Ibaratseseorang yang melihat tanda-tanda bahwa hujan akan turun makaburu-buru dia memberitahukan agar orang menyediakan payung

Kadang kala terdapat suatu masalah yang secara nyata disadarioleh masyarakat akan tetapi karena mereka kurang memahami hakikatpermasalahan itu menyebabkan sering timbul sikap-sikap ekstrim darianggota masyarakat danatau tidak bereaksi karena ketidaktahuan merekaTak jarang pula ada warga masyarakat yang ingin tampil memecahkanmasalah itu secara irrasional dan radikal Dalam kondisi seperti ini seorang

hellip hellip

121

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

guru yang arif akan tampil mengemban tanggung jawab sosialnya memberikanperspektif yang proporsional sehingga pemecahan masalah berlangsungsecara obyektif

Banyak hal yang dapat dilakukan guru dalam rangka tanggungjawab dan kompetensi sosialnya sesuai dengan kemampuan dan keahlianyang dimilikinya lebih-lebih dalam mengawal moral dan memberikaninformasi menasihati atau memberikan opini tetapi lebih dari itu dibarengidengan memberikan contoh teladan yang baik (uswah al-hasanah) Dalamhal ini melalui sosok berkepribadian muslim yang takwa tahan ujisabar dan lain-lain sebagainya Dengan ilmu yang dimilikinya ia akantampil memberi tuntunan membimbing dan memecahkan permasalahanyang dihadapi oleh masyarakat

Selanjutnya sebagaimana telah dikemukakan di depan betapa besarnyaperanan dan tanggung jawab yang terpikul di pundak guru karena merekalahyang mewarisi tugas-tugas kenabian dalam memimpin dan membimbingumat dalam menempuh jalan yang lurus Karena itulah kelahiran dankehadiran guru yang benar-benar mewarisi sifat-sifat kenabian dalammemimpin dan membimbing umat setiap saat tetap ditunggu-tunggusebagai dambaan dan tumpuan harapan

Dewasa ini sesuai dengan pola hidup era reformasi yang ditandaidengan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telahbergulir dengan cepatnya menyebabkan berbagai aspek kehidupan semakinbercabang Banyak hal yang dahulu tidak pernah terbayangkan akanterjadi bahkan diperkirakan tidak akan pernah ada dan tidak akan terjaditernyata telah ada dan terjadi secara nyata Kenyataan itu akan turutmengubah pola pikir masyarakat yang sudah tentu tidak dapat lagi didekatidengan pola pikir yang tradisional Oleh karena itu berbagai kemajuanilmu pengetahuan dan teknologi berikut hasil-hasil yang dicapainyaitu boleh jadi akan membuat sebahagian orang dalam mempertahankankebenaran ajaran agamanya secara terbuka dan terang-terangan sekalipunimannya masih bergelora hanya disebabkan ketidakmampuannya memberikanjawaban akurat ketika berhadapan dengan masyarakat yang memilikipola pikir yang demikian Mungkin dia lebih baik diam daripada harusdipermalukan

122

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Masyarakat yang demikian tentu tidak bisa lagi didekati hanyadengan menawarkan ajaran moral yang menawarkan penggalan ayat-ayat al-Qurrsquoan sebagai penyejuk rasa saja Bagi masyarakat seperti itutentunya diperlukan guru dengan spesialisasi keilmuan yang ulamayang ahl al-dzikr sebagaimana sudah disebutkan di depan

Dengan demikian untuk membangun masyarakat yang telah mengalamikemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti pada zaman sekarangini maka pendidikan Islam tidak akan cukup hanya sekedar mempersiapkanguru ahli agama saja atau mutafaqqih fiddin semata karena kemajuanzaman yang semakin kompleks akan ikut mengubah pola pikir masyarakatmasa lalu Masyarakat yang maju memerlukan banyak ahl al-dzikr atauspesialisasi keilmuan dengan tuntunan keahlian khusus yang bermacam-macam yang diharapkan dapat membangun masyarakat dan peradabanIslam Dalam konteks inilah peran guru atau guru yang memiliki otoritaskeilmuan dalam bidangnya niscaya akan banyak memberi sumbanganbagi kepentingan masyarakat dan dalam upaya memberdayakan umat

Deskripsi di atas hanyalah gambaran ringkas suatu tampilan guruyang memiliki kompetensi sosial dengan suatu kepekaan terhadap denyutnadi kehidupan masyarakat bukan sebagai kelompok elit yang eksklusifdari panggilan hati nurani umat Kehadirannya di tengah-tengah masyarakatbenar-benar dirasakan manfaatnya yang pada gilirannya lahirlah pengakuanterhadap status peranan dan profesinya sebagai guru Legitimasi inimeskipun bukan merupakan syarat atau prasyarat untuk menjadi gurutapi harus diakui bahwa legitimasi itu lahir dari internalisasi dan tampilanseorang yang berkepribadian guru berkemampuan mendidik dan memainkanperanan sosial sebagai seorang guru

Pendidikan Islam pada hakikatnya tidak rela melihat manusia terciptamenjadi makhluk spiritual yang perkasa di dunia langit tapi tak pernahmenginjak bumi sebaiknya pendidikan Islam juga tidak akan membiarkanmanusia tercipta sebagai makhluk material yang kehilangan bekal menujukebahagian akhirat Pendidikan Islam ingin mempersiapkan manusiasebagai sumber daya yang seimbang dalam serba-serbi siap berbagi tugasmembangun peradaban dunia serta siap mengarungi kehidupan untukkehidupan untuk kebahagiaan nanti

123

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

MENELUSURI KONSEP PROSESPEMBELAJARAN DALAM SISTEM

PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan pada umumnya dapat diterjemahkan sebagai penyebarandan internalisasi nilai dari berbagai pengalaman kumulatif yang

diwariskan oleh satu generasi ke generasi selanjutnya Pengalaman-pengalaman tersebut tersimpan dalam berbagai kitab cerita rakyattradisi dan adat istiadat dan sebagainya Baik berupa keyakinan dansikap hidup ataupun kumpulan pengetahuan berikut penerapannyayang dinilai positif dan bermanfaat bagi kehidupan1 Dalam perspektifini tidak ada perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanlainnya karena pendidikan pada umumnya sebagaimana didefinisikansecara ringkas oleh Noeng Muhadjir merupakan ldquoupaya normatif untukmembantu orang lain berkembang ke tingkat yang normatif lebih baikrdquo2

Sifat yang sesungguhnya dari suatu sistem pendidikan dan perbedaannyadengan sistem sistem lainnya sebagaimana dikemukakan oleh Husaindan Ashraf hanya akan bisa dipahami jika konsep dasar pendidikan itudipelajari dengan seksama3 Dalam hal ini seperti mereka jelaskan lebihlanjut bahwa perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanBarat modern umpamanya ialah nilai tinggi yang diberikan oleh pendidik

1Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf Crisis in Muslim Education (JeddahKing Abdul Aziz Universitas 1979) h 36

2Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan(Yogyakarta Rake Sarasin 1987) h 102

3Husain dan Ashraf Crisis h 43

124

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Islam dan Iman dan kesalehan hidup berdasarkan ajaran Islam sebagaisalah satu dari tujuan fundamentalnya4 Karena itu seperti dikemukakanlsquoAbdul Rahman Shalih lsquoAbdullah bahwa pendidikan Islam itu berikut teoridan konsep al-Qurrsquoan5

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pendidikan Islammerupakan kegiatan pendidikan yang berlandaskan ajaran Islam yangsemua teori dan konsep konsep yang dikembangkannya khas manusiaMuslim dari dan oleh manusia muslim serta bertujuan untuk mencapaicita-cita dan tujuan hidup muslim Karena itulah cakupan pembahasannyaberada dalam lingkup ilmu pendidikan Islam yang obyek materinya adalahmanusia khususnya yang sedang berkembang sedangkan obyek formalnyaialah bagaimana mengupayakan secara berencana dan sistematis denganmetode yang bertanggung jawab agar perkembangan itu menjadi terarahyang secara normatif lebih baik untuk mencapai tujuan hidup sepanjangyang bisa dipahami umat Islam mengenai tujuan hidup Muslim berdasarkanal-Qurrsquoan dan Sunnah

Al-Qurrsquoan dan Sunnah memang bukanlah kitab ilmu pendidianakan tetapi sesuai dengan tujuan dan fungsi al-Qurrsquoan diturunkan sebagaitibyanan li kulli syayrsquo yaitu petunjuk untuk mencapai hidup bahagia di duniadan di akhirat tentulah di dalamnya banyak terdapat petunjuk mengenaipendidikan Karena itulah para ahli pendidikan Islam selalu berusahamelakukan ijtihad atau berusaha dengan sekuat tenaga dan pikiran untukmenemukan dan mengembangkan teori dan konsep pendidikan Islamberdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunah Dengan demikian teori dan konsepkonsep pendidikan Islam beserta penerapan yang mereka kemukakanwalaupun dalam garis besarnya banyak persamaan karena mangacupada sumber yang sama al-Qurrsquoan dan Sunnah tetapi dalam perinciannyakadangkala terdapat berbagai perbedaan sebagai konsekuensi logis dariperbedaan wawasan ketika merumuskan unsur-unsur dan komponenpendidikan itu sendiri antara lain mengenai konsep-konsep tentangpeserta didik dan pendidik mengapa dan bagaimana seyogyanya prosespembelajaran itu dilaksanakan

4Ibid h385Abdul Rahman Salih lsquoAbdullah Education Theory A Qurrsquoanic Outlook (Makkah

Umm al-Qura Universitas 1982) h 43

125

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena itulah proses pembelajaran dalam sistem pendidikanIslam sebagaimana akan dikemukakan dalam uraian uraian berikuthendaklah dipahami sebagai pergulatan pemikiran para ahli didik muslimdalam merumuskan sebagaimana seyogyanya proses pembelajaranitu dilaksanakan

Proses Pembelajaran Empirisme vs NaturalismeSekalipun kegiatan belajar mengajar merupakan dua hal yang berbeda

tetapi apabila keduanya dihubungkan akan merupakan kegiatan searahyang tercakup dalam proses pembelajaran Dalam konteks ini persoalanyang selalu muncul kepermukaan ialah adanya konsep konsep dan praktikpendidikan yang menempatkan posisi dan hubungan guru dengan pesertadidik secara berbeda bahkan bertolak belakang Ada proses pembelajaranyang terpusat pada guru dan ada yang terpusat pada peserta didik

Munculnya praktik proses pembelajaran yang hanya terpusat padaguru atau yang terpusat pada peserta didik hanyalah sebagai gejala danbukan sebagai penyebab Hal ini akan lebih jelas jika ditelusuri lebihseksama pendidikan yang berpegang teguh pada proses pembelajaranyang didominasi oleh guru misalnya telah mencirikan diri atau bersandarsecara langsung ataupun tidak pada aliran empirisme pendidikan sebagaisalah satu kubu pendidikan konvensional yang dipelopori oleh Filosofbangsa Inggris John Locke Aliran ini yang memandang peserta didikbagaikan kertas putih yang belum bertulis (tabularasa) dan sepenuhnyasiap menerima apa saja pun yang dikehendaki penulisnya6 Menurut teoriini perkembangan peserta didik dan masa depan peserta didik sepenuhnyaditentukan oleh lingkungan dan pendidikan sehingga nasib dan masadepan peserta didik dikondisikan oleh lingkungannya termasuk pendidikanyang dengan sengaja diberikan padanya Peserta didik dianggap sebagaiorganisme pasif yang tak berdaya menghadapi lingkungannya Itulahsebab aliran dapat dikelompokkan berpandangan netral-pasif terhadappeserta didik Dikatakan berpandangan netral karena kalangan empirismetidak percaya sedikitpun bahwa manusia memiliki sifat dasar yang mempunyai

6John S Brubacher A History History of The Problem of Education (New YorkMcGraw-Hill Book Company Inc 1947) h 116 dan 142

126

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

potensi atau kecenderungan pada kebaikan atau kejahatan Dikatakan pasifkarena mereka menganggap manusia bagaikan organisme yang pasifdan dapat dibentuk sesuka hati7 Kearah mana peserta didik hendak dibawadan dikembangkan terserah pada kemauan pendidikan Jika ditanyakanapakah mendidik itu Jawabannya adalah ldquomembentuk manusia menurutkehendak pendidikrdquo Karena itu teori ini disebut juga sebagai aliran ldquooptimismependidikanrdquo sebagai antonim pesimisme pendidikan dari SchopenhauerDengan optimisme yang berlebihan Locke menempatkan pendidik danpendidikan berkuasa penuh menentukan nasib dan perkembangan masadepan peserta didik Hal itu berarti bahwa peserta didik ditempatkan dalamposisi yang serba pasif dan guru dalam posisi yang serba aktif Akibatnyaproses pembelajarannya pun didominasi oleh guru ldquolearning becamereceptive rather than activerdquo kata Brubacher dalam menegaskan analisisnya8

Sekalipun aliran empirisme pendidikan ini dikatakan banyak orangsudah ketinggalan zaman dan kuno tetapi gemanya masih mempengaruhiperkembangan teori-teori selanjutnya Kalangan behavioris sebagai salahsatu mazhab psikologi abad ke-20 yang cukup berpengaruh sampai saatini meskipun tidak terang-terangan menyandarkan teorinya pada tabularasatetapi pandangannya yang mengetengahkan sifat dasar manusia bersifatldquonetral-pasifrdquo9 Menyebabkan mereka pun tidak jauh berbeda denganaliran empirisme Bahkan berdasarkan ranji silsilah yang disusun Goldsteinternyata psikologi behaviorisme merupakan cucu dari aliran empirismeJohn Locke yang bernenek buyut kepada Aristoteles sebagai tokoh pertamayang memperkenalan konsep tabularasa10

Seorang tokoh behaviorisme kenamaan JB Watson yang secaratidak langsung berada di bawah pengaruh aliran empirisme pendidikandalam usahanya yang ingin membuktikan

Keabsahan hubungan respons dan stimulus akhirnya akan sampaipada suatu kesimpulan bahwa manusia itu dapat dibentuk sesuai keinginannyasebagaimana Watson dengan agak angkuh pernah berkata

7Penjelasan mengenai konsep konsep netral-pasif netral-aktif netral-interaktifjahat-aktif dan baik aktif dapat dilihat dalam Morris L Bigge Learning Theoriesfor Teacher (New York Harper amp Row Publisher Inc 1974) h 14-16

8Brubacher A History h 169Bigge Learning h 1110J Golsdtain Social Psycology (New York Academic Press 1980) h 20

127

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Give me a dozen healthy infants well-formed and my own specified worldto bring them up in and Irsquoll guarantee to take any one at random andtrain him to become any type of specialist I might select-doctor Lawyerartist merchant-chief and yes even beggarndashman and thief regardless ofhis talent penchants tendencies abilities vocations and race of hisancestors11

Sikap Watson yang tidak memandang dengan sebelah mata punmengenai adanya potensi atau kecenderungan moral yang memilikimanusia sejak awal kejadiannya Sikap ini tetap diikuti dan diteruskanoleh aliran aliran behaviorisme yang paling mutakhir sekalipun12 Salahsatu diantaranya dapat dicontohkan pernyataan behavioris lainnyaSkinner yang menyatakan ldquoThe environment determines the individualeven when he alter the environmentrdquo13

Jadi persolan yang paling mendasar terhadap teori empirisme palingtidak dalam pandangan Islam bukanlah terletak pada pernyataan tabularasatersebut tetapi menukik pada asumsi ldquonetral-pasifrdquo yang mendasari teoriitu Konsep inilah yang sulit untuk dicerna terutama dilihat dari sudutpandang Islam

Kalau hanya sekedar menyatakan bahwa seorang anak lahir bagaikankertas putih Imam al-Ghazacirclicirc juga telah mengemukakan pendapatnyabahwa manusia yang lahir ke dunia ini menerima ukiran yang digoreskankepadanya sesuai dengan keinginan pengukirnya Sekalipun begitu al-Ghazacirclicirctidak pernah menganggap manusia bersifat ldquonetral-pasifrdquo bahkan dalampandangannya manusia atau peserta didik ke dunia ini telah dibekaliTuhan dengan sifat sifat yang baik untuk membantu tercapainya tujuanhidup manusia yang sebenarnya Selanjutnya merupakan tugas parapendidik untuk mengembangkan dan mengarahkan sifat bawaan tersebutmencapai tujuan sucinya14 Jadi pernyataan al-Ghazacirclicirc yang bernadatabularasa itu sama sekali tidak mengasumsikan sifat dasar manusia

11JB Watson Behaviorisme (Chicago Universitas of Chicago Press 1959) h 8212Bigge Learning h 1113BF Skinner Science and Human Behavior (New York Academic Press

1980) h 2014Fathiyah Hasan Sulaiman Mazhacircbib fi al-Tarbiyah Bahts fi al-Mazhab al-

Tarbawi ind al-Ghazacirclicirc (Mesir Dacircr al-Hana li al-Tibarsquoah wa al-Nasyr 1985) h 32

128

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bersifat netral atau kosong bahkan dengan tegas menyatakan sifat dasarmanusia tersebut adalah baik

Berbeda halnya dengan empirisme pendidikan seperti telah dikemukakandi atas aliran naturalisme pendidikan yang dimotori oleh filosofis bangsaPrancis Rousseau mengkonsepsikan sifat dasar peserta didik dalam rentanganbaik aktif Itu berarti bahwa bahwa peserta didik dipandang telah memilikisifat dasar yang baik baik secara alamiah dapat pembantu peserta didiksehingga praktek kependidikannya lebih terpusat pada peserta didik15

Hal demikian terlihat jelas ketika Rousseau menulis dalam bukunya Emileyang berusaha meyakinkan orang bahwa setiap anak pada dasarnyabaik dan tak seorang pun lahir membawa bibit kejahatan Sifat jahatitu baru tumbuh setelah peserta didik berhubungan dengan manusiaPada bagian pertama dari buku Emile Roesseau mengatakan Everythingis good as it comes from the hands of the maker of the word but degneratesonce it gets into the hands of man16

Menurut Rousseau sifat dasar yang baik itu dapat tumbuh secaraotomatis tanpa harus melalui pendidikan yang diberikan orang lainmelainkan dengan menyerahkannya kepada alam Menurut pendapatnyapendidikan yang diberikan oleh alam yang terbentang dan berlangsungsecara alamiyah pula tentulah akan lebih baik daripada pendidikanbuatan manusia17

Pandangan kaum naturalisme yang merendahkan pendidikan buatanmanusia ini dapat pula diperhatikan dari pernyataan Luciant Arreat ahlididik bangsa Prancis dan salah seorang pengikut ajaran Rousseau dengannada mengejek pernah berkata pendidikan Itu adalah omong kosong belakadan praktek yang menggelikan sepanjang zaman Tetapi jangan mengatakannyaterlalu keras karena banyak orang mencari penghidupan di sana18

Pendidikan bagi naturalisme adalah proses laissez faire yaitu membiarkanpeserta didik tumbuh secara alamiah Kalaupun pendidikan dilaksanakan

15JJ Rousseau ldquoEmilerdquo dalam Steven M Cahn (ed) The Philosophical Fundationsof Education (New York Harper amp Row Publisher 1970) h 156 dan 160

16Ibid h 15517Ibid h 15718Philips H Phenix Philosophy of Education (New York Holt Rinehart amp

Winston Inc 1961) h 48

129

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya bermanfaat untuk memantau dan menjaga agar pengaruh keburukanmanusia lainnya tidak mengganggu pertumbuhan peserta didik yang secarakodrati memang baik Tampak di sini bahwa Rousseau berbeda denganThomas Hobbes yang menganggap manusia apabila tidak diikat oleh suatuorganisasi masyarakat akan menampilkan sifat asli kebinatangannya19

Hobbes adalah salah seorang tokoh sebagai sifat asli kebinatangannyaHobbes adalah salah seorang tokoh sebagai contoh konkrit yang memilikipandangan mengenai manusia dengan sifat ldquojahat-aktifrdquo Sebab menurutpendapatnya sifat dasar manusia itu tak berbeda dengan binatang yangakan memangsa sesamanya bersaing loba dan anti sosial Jika dibiarkanmaka manusia itu akan melakukan penindasan dan memangsa sesamanyauntuk melepaskan watak asli kebinatangannya itu20 Pandangan yangsecara tegas menyatakan bahwa sifat dasar manusia itu burukjahat dansekaligus aktif berasal dari kalangan Theistic Mental Discipline yang dipeloporioleh gereja selaras dengan kepercayaan tentang dosa warisan21 Karenaitu membiarkan subyek didik tumbuh secara alamiah tanpa bersemayamdalam diri manusia sejak awal kejadiannya Baik-aktif itu untuk tokohkanak-kanak) dari Jerman Dalam mazhab Psikolog modern Pandanganseperti itu masih tetap mewarnai teori-teori yang dikembangkan AbrahamMaslowPaulGoodman dan John Holt22Tetapi nama nama terakhir yang dikenalsebagai tokoh-tokoh psikologi humanistik tidaklah seekstrim Rousseau

Abraham Maslow misalnya tidak menyetujui pendidikan yang hanyadidasarkan pada laissez faire karena pemberian kebebasan dalam mengasuhanak menurut pendapatnya harus diimbangi dengan keharusan mengajarkandisiplin moral dan nilai-nilai23

Dalam khazanah pemikiran muslim pandangan yang seakan akanmengasumsikan manusia dengan rentangan sifat baik-aktif dijumpaidalam konsep pemikiran Ibn Tufayl seorang pemikir muslim dari Kordova

19Mengenal persamaan dan perbedaan antara Rousseau dan Hobbes lihatHarold H Titus Marilyn S Smith dan Richard T Nolan Persoalan-persoalanFilsafat terj HM Rasyidi (Jakarta Bulan Bintang 1984) h 46

20Ibid21Bigge Learning h 1122Ibid h 3423Lihat Frank G Goble Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslow

terj A Supratiknya (Yogyakarta Kanisius 1987) h 113-114

130

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kalau Rousseau menyampaikan gagasannya lewat kisah Emile makaenam abad sebelumnya Ibn Tufayl telah menggambarkannya melaluikisah Hayy Ibn Yaqzan yang menceritakan seorang anak manusia bernamahayyan Ibn Yaqzan yang sejak kecil hidup sendirian di hutan dan dipeliharaoleh seekor rusa Lewat tahap-tahap perkembangan kemampuan akalnyaHayyan dapat mencapai hakikat kebenaran tanpa harus melalui prosesbelajar dari manusia lain24 Akan tetapi dia tidak bermaksud menjauhkanmanusia dari masyarakat melainkan ingin menjelaskan bahwa daya akalmempunyai kemampuan aktif yang dapat berkembang melalui pengamatanterhadap alam sekitarnya walaupun pada akhirnya perkembangan tersebuttidak sempurna sebagaimana Hayy baru memperoleh perincian tentangajaran agama setelah bertemu dengan pemuda Absal Dari dialah Hayymengenal bahasa dan mengenal tata peribadatan yang diajarkan agama25

Terlihat disini bahwa Ibn Hayy Thufayl tetap mengakui perananguru yang dapat memberikan arah dan nilai-nilai yang tepat dalammenjalani hidup secara benar Dapat dikatakan bahwa konsep yang bernadaldquobaik-aktifrdquo seperti yang diperkenalkan Ibn Tufayl ini hanya didorongobsesinya bahwa kemampuan akal manusia memiliki kekuatan untukmenggapai yang transendental sekalipun Jadi perbedaan wawasandalam mengkonsepsikan hakikat peserta didik menimbulkan perbedaanyang nyata dalam memposisikan guru di tengah peserta didiknya Empirismemenganggap guru sebagai satu satunya pelaku perubahan yang aktifsementara naturalisme menempatkannya pada posisi yang pasif

Oleh karena aliran empirisme menempatkan guru secara ekstrimsebagai pelaku perubahan yang aktif Aliran ini mengkonsepsikan prosespembelajarannya hanya terpusat pada guru Dalam konteks ini posisiguru benar benar sebagai pemegang kedaulatan absolut Kegiatan belajarpeserta didik sepenuhnya bergantung pada kehendak dan kekuasaanguru Praktek pendidikan seperti ini biasanya berlangsung dalam komunikasisatu arah tanpa hubungan timbal balik dalam arti yang sesungguhnyaGuru adalah guru peserta didik adalah peserta didik Hubungan keduanya

24Len Evan Goodman Ibn Tufaylrsquos Hayy Ibn Yaqzan A Philosophical TaleTranslated With Introduction and Notes (New York Twayne Publisher Inc 1972) h 67

25Ibid h 65

131

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya sebagai pemberi dan penerima Guru menempatkan diri sebagaisatu-satunya pelaku perubahan yang aktif Sementara peserta didikditempatkan sebagai penerima informasi dari pengajaran yang pasifBigge menyebut guru itu sebagai authoritarian teachers26

Sebaliknya kalangan naturalisme seperti telah diulas di depanmenempatkan guru pada posisi yang pasif dan memposisikan pesertadidik sebagai pelaku yang aktif menyebabkan proses pembelajarannyamenjadi terpusat pada peserta didik Dalam hal ini peserta didiklah yangaktif sedangkan guru lebih menampakkan diri sebagai pelakon yangpasif Sebagai konsekuensinya maka proses belajar berlangsung secaraleissez faire Guru bersikap menjauh dari memberi pengarahan terhadappeserta didik Guru memang hadir dan selalu siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta didik walaupun pada prinsipnya gurutersebut sengaja membiarkan mereka mengambil inisiatif sendiri Pesertadidiklah yang memutuskan apa yang ingin mereka lakukan dan bagaimanacara melakukannya27 Guru tak akan pernah risau jika sekiranya murid-muridnya menetapkan kesimpulan diskusi yang mereka lakukan bahwasesungguhnya Tuhan sekarang ini sudah mulai sakit-sakitan atau Tuhantidak ada Tugas guru dalam konsep semacam ini hanyalah sebagai fasilitatorserta memelihara situasi belajar agar tetap menyenangkan sehingga pesertadidik merasa betah dalam belajar Give the child the wish and any method willthen be suitable kata Brubacher menirukan perkataan Rousseau sebagaitokoh utama di balik teori yang mempraktikkan pendidikan semacam ini28

Islam dan Fitrah Perkembangan Peserta DidikPertama sekali perlu dikemukakan bahwa Islam telah dengan tegas

menolak konsep Theistik Mental Discipline yang memandang pesertadidik memiliki sifat dasar yang bad active sebagaimana Islam secarategas menolak adanya ldquodosa warisanrdquo yang diyakini kalangan Nasrani

Adalah benar bahwa Islam mengakui keabsahan kisah kejatuhan NabiAdam As sebagai akibat dari dosa yang diperbuatnya karena terpengaruh

26Bigge Learning h 20827Ibid h 28528Brubacher A Historis h 208

132

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rayuan Iblis untuk memakan buah pohon khuldi padahal sebelumnyatelah diperingatkan Tuhan agar tidak mendekati pohon tersebut Dalamhal ini sekalipun Adam telah melakukan suatu kesalahan tetapi Islamtidak menafsirkannya sebagai dosa yang melekat pada anak cucunyaBahkan Adam segera menyadari kesalahannya dan memohonkan ampunanTuhan dengan taubat yang sungguh-sungguh dosa-dosa Adam telahdiampuni oleh Allah Kisah pengampunan ini cukup sering menjaditema-tema dakwah dalam Islam guna menekankan kesucian manusiayang lahir tanpa dosa karena kesahannya telah diampuni Allah swtsebagaimana dinyatakan QS al-Baqarah ldquokemudian Allah menerimabeberapa kalimat dari Tuhannya maka Allah menerima taubatnyasesungguhnya Allah ldquoMaha penerima taubat lagi Maha Penyayangrdquo

Hal inilah yang menjadi pangkal keyakinan bahwa tak ada dosa yangdiwariskan kepada anak cucunya malah sebaliknya Islam meyakini bahwasetiap manusia suci dari dosa dan kesalahan Bahkan lebih dari itu manusiadalam pandangan Islam memiliki fitrah beragama sebagaimana dijelaskanNabi Muhammad saw dalam hadisnya bahwa tak seorang pun di antaramanusia dilahirkan ke dunia ini kecuali atas dasar fitrah kedua orangtuanyalah yang menyebabkannya menjadi Yahudi Majusi dan Nasrani29

Fitrah yang berasal dari kata Arab dalam pengertian yang umumialah asal kejadian jati diri atau bawaan sejak lahir (nature)30 Dalamal-Qurrsquoan kata fitrah yang sama antara lain dinyatakan

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah fitrahAllah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu tidak adaperubahan pada fitrah Allah Itulah Agama yang lurus tetapi kebanyakanmanusia tidak mengetahui

Dengan demikian seperti dikemukakan oleh Quraish Shihab bahwaapabila pengertian fitrah itu ditilik dari segi bahasa dan dikaitkan puladengan pernyataan al-Qurrsquoan mengenai fitrah manusia maka dapat ditarikkesimpulan bahwa manusia sejak awal kejadiannya telah memiliki potensi

29Lihat al-Imacircm Abu lsquoAbdillah Muhammad bin Ismacirclsquoil bin Ibracirchicircm al-Bukhacircricirc Shahicirch al-Bukhacircricirc juz 2 (Beirut Dacircr al-Fikr tt) h 97

30Hans Wehr A Dictionary of Modem Written Arabic (London Macdonaldamp Evans Ltd 1980) h 720

133

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

beragama yang lurus31 Potensi tersebut menurut Muhammad Abduhada yang bersifat nafsiyah atau Ilahiyah dan ada pula yang lsquoaqliyah32 Yangbersifat nafsiyah atau Ilahiyah sama untuk semua orang Sementara yanglsquoaqliyah dapat berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya33

Lebih lanjut dapat diberikan penjelasan tambahan sebagai berikutfitrah Allah maksudnya ciptaan Allah Manusia diciptakan Allah mempunyainaluri beragama yaitu agama tauhid Kalau ada manusia tidak beragamatauhid maka hal itu tidak wajar Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalahlantaran pengaruh lingkungan34

Dengan demikian jelaslah bahwa fitrah yang diberikan Allah kepadamanusia itu bersifat tetap dan tak akan berubah Karena itulah Alqurrsquoanmenghimbau manusia agar tetap teguh dalam mempertahankan nilai-nilai fitrah itu secara konsekuen untuk mencapai tujuan sucinya yaituagama diturunkan Allah kepada manusia adalah agar manusia dapatmengharungi hidup dan penghidupannya di bumi ini sesuai dengan fitrahaslinya Dalam konteks inilah Hasbi Ash-Siddieqy menjelaskan bahwatujuan beragama itu adalah untuk melepaskan fitrah manusia dari ikatan-ikatan yang menghalangi perjalanan fitrah itu menuju kepada puncakkesempurnaan baik dalam kehidupan perseorangan maupun dalamkehidupan kolektif35

Jadi karena agama itu merupakan fitrah Allah dan manusia diciptakanatas dasar fitrah itu pula maka yang menjadi inti kemanusiaan itu adalahfitrah itu sendiri Fitrahlah yang membuat manusia memiliki keluhuranjiwa yang secara alamiah berkeinginan suci dan berpihak pada kebaikandan kebenaran Tuhan Kalau dalam kenyataannya terdapat manusia yangmenyimpang dari fitrah aslinya maka hal itu disebabkan kesadaranfitrahnya tidak dapat aktual atau terlalu lemah dan tidak berdaya menghadapi

31M Quraish Shihab Wawasan Alquran Tafsir Maudhursquoi atas Pelbagai PersoalanUmat (Bandung Mizan 1996) h 264

32Muhammad Racircsyid Ridhacirc Tafsicircr al-Manacircr juz II (Kairo al-Manar 1327H) h 410-411

33Ibid34Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah al-Qurrsquoan al-Qurrsquoan dan Terjemahannya

(Jakarta Departemen Agama RI1978) h 64535Muhammad Hasbi Asy Shiddieqy Hakikat Islam dan Unsur Unsur Agama

(Kudus Penerbit Menara Kudus 1978) h7

134

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

halang rintangan tipu daya hawa nafsunya sendiri Sebaliknya apabilakesadaran fitrah manusia telah terbuka dan aktual maka fitrah itulahyang akan mengantarkan manusia pada kepribadian yang senantiasaberada dan berpihak pada kebenaran serta menolak segala macam kepalsuan

Oleh karena itu sudah cukup jelas bahwa berdasarkan konsep inidakwah dan pendidikan mutlak diperlukan sepanjang zaman sebagaimanaTuhan telah mengutus para Nabi untuk menyadarkan manusia pada hakikatfitrahnya Dengan demikian dapat dipahami bahwa Islam tidak hanyamenolak konsep bad active kalangan pendidikan gereja saja tetapi sekaligusmenolak konsep konsep ldquonetralrdquo yang dikembangkan oleh teori teoriempirisme nativisme dan konveregensi atau pun teori-teori psikologimazhab behaviorisme dan kognitivisme

Dengan konsep fitrah seperti itu Islam mengajarkan bahwa pesertadidik lahir pada hakikatnya memiliki sifat dasar yang baik dan memilikipotensi yang cenderung pada kebaikan Fitrah yang demikian melekatdalam seluruh aspek kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhankemanusiaannya baik pada tingkat metafisika dan religius inteligensisosio kultural termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan biologis sepertimakan minum dan kawin Hal itu berarti bahwa semua potensi dankecenderungan yang terdapat dalam diri peserta didik pada dasarnyatercipta dalam keadaan fitrah yang baik dan tak satu pun diciptakan untuktujuan yang jahat atau buruk Hal tersebut sebagai bekal persiapannyauntuk melaksanakan fungsinya selaku khalifah Allah yang diamanahkanTuhan untuk membuat kemakmuran membangun menciptakan memeliharakeamanan dan ketertibannya

Impilikasi paedagogisnya adalah bahwa pendidikan mengembantugas untuk mengupayakan agar kecenderungan kecenderungan religiusinteligensi sosio kultural dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologisbenar-benar terarah sesuai dengan tujuan penciptaannya sehingga senantiasarelevan dengan fitrah aslinya yang cinta pada kebaikan dan kebenaranMenghapus kecenderungan kecenderungan tersebut sama artinya denganperkembangan Perbuatan yang mencoba untuk mengubah sifat dasarmanusia identik dengan perbuatan setan yang berusaha untuk mengubahciptaan Allah sebagaimana dijelaskan dalam QS al-Nisacircrsquo4119

135

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dan aku (setan) benar benar akan menyesatkan mereka dan akanmembangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruhmereka (memotong-motong telinga-telinga binatang ternak) lalumereka benar benar memotongnya dan aku suruh mereka (mengubahciptaan Allah) lalu mereka benar benar mengubahnya Barang siapayang menjadikan syetan menjadi pelindung selain Allah makasesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata

Menurut Musthafa al-Maraghi yang dimaksud dengan ldquomengubahciptaan Allahrdquo pada ayat di atas selain melakukan perusakan terhadaporgan tubuh manusia seperti pengebirian juga termasuk perusakan terhadappsiko spiritual manusia dengan cara menyesatkan fitrah manusia yangsemula cenderung pada kesucian dibelokkan menjadi gemar pada berbagaiperbuatan sesat dan hina36

Dengan demikian maka konsep-konsep yang dikemukakan olehteori empirisme nativisme dan konvergensi sama sekali tidak sejalandengan konsep fitrah seperti di atas sebagaimana pernah dinyatakanoleh Noeng Muhdjir

Dalam ilmu pendidikan kita mengenal teori-teori perkembangan yangdisebut (1) teori biologisme atau teori paedagogik pesimisme (2) teoriempirisme atau teori tabularasa dan (3) teori konvergensi Jalan fikiranQurrsquoani berbeda dengan jalan fikiran ketiga teori perkembangan tersebutTeori biologisme mengakui adanya bakat baik dan bakat jahat SedangkanAlqurrsquoan berpendapat bahwa anak itu dan fikiran Qurrsquoani berbeda denganjalan fikiran ketiga teori perkembangan tersebut Teori biologismemengakui adanya bakat baik dan bakat jahat sedangkan Qurrsquoaniberpendapat bahwa anak lahir dalam bakat baik malahan berkeimananLingkungan yang menjadikan dia majusi dan lain-lain SehinggaQurrsquoani bukan penganut biologisme bukan empirisme dan juga bukankonveregensi Dan dapat kami sebut teori perkembangan pesertadidik yang Islami adalah teori fitrah teori yang mengakui bahwaanak lahir itu pada hakikatnya baik37

36Ahmad Musthafa al-Maracircghy Tafsicircr al-Maracircghy jilid V (Mesir Mustafaal-Babi al-Halabi 1974) h 120

37Noeng Muhadjir ldquoPendidikan Dalam Persspektif Qurrsquoanirdquo makalah padaSeminar dan Lokakarya Pendidikan al-Quran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta16-18 Desember 1989 h 12

136

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Jika teori yang dikemukakan di atas mengakui bahwa anak lahirke permukaan bumi ini dengan bakat bakat dan potensi yang baik makapersolannya sekarang ialah apakah konsep fitrah yang dikatakan memilikisifat dasar yang cenderung pada kebaikan dan kebenaran itu sama danselaras dengan konsepgood active yangdiketengahkan oleh aliran naturalismeRousseau

Dalam hal ini seperti telah disebutkan di depan bahwa Rousseaudengan konsep good active itu berpandangan negatif terhadap pendidikanMenurut pendapatnya seperti telah dikemukakan di depan bahwa sifatdasar manusia itu pada dasarnya baik sekaligus aktif yang sendirinyadapat berkembang dengan atau tanpa bantuan pendidikan SebaliknyaIslam mengetengahkan bahwa untuk mengaktualkan berbagai kebaikanseperti terkandung dalam makna fitrah tersebut masih memerlukanbantuan agar dapat aktual dan berkembang menjadi lebih berkualitassebagaimana Tuhan telah dengan sengaja mengutus para Rasul sawuntuk menyempurnakan akhlak umatnya

Jadi membiarkan peserta didik tumbuh secara alamiah tanpa bantuanpendidikan seperti yang dikonsepsikan oleh Rousseau sangat memungkinkannyakehilangan arah dalam menempuh perjalanan menuju kebaikan dankebenaran tersebut karena disesatkan oleh berbagai pengaruh yang datangdari dirinya Apalagi sarana dan kemampuan untuk menerima pengaruhyang menyesatkan danatau menyelamatkan sama-sama tersedia didalam diri setiap manusia sebagaimana dinyatakan al-Qurrsquoan bahwa Allahtelah mengilhamkan kepada jiwa manusia itu sarana untuk melakukankejahatan dan kebaikan

Oleh karena adanya sarana dan peluang bagi manusia untuk menerimapengaruh buruk baik maka pendidikan dalam arti yang seluas luasnyamenjadi lebih fungsional untuk memberi kesempatan yang sebesar besarnyabagi pertumbuhan segenap daya yang cenderung pada kebaikan dankebenaran itu sebagai terkandung dalam makna fitrah tersebut karenadaya-daya itu masih merupakan benih-benih yang perlu ditumbuh suburkanSekalipun demikian Islam tidak mengingkari adanya keaktifan daya-daya pada kebaikan tersebut yang secara alamiah memiliki potensi untukberkembang tetapi karena potensinya masih lemah baik rohaniah maupunjasmaniahnya sehingga masih perlu memperoleh berbagai macam bantuandan pertolongan sebagai tugas pokok pendidikan

137

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Secara singkat dapat dikatakan bahwa peserta didik dalam pandanganIslam memang memiliki daya untuk berkembang dan siap pula untukdikembangkan Akan tetapi tidak berarti peserta didik tersebut dapatdiperlakukan sebagai manusia yang sama sekali pasif melainkan memilikikemampuan dan keaktifan yang mampu membuat pilihan dan penilaianmenerima menolak atau menemukan alternatif lain yang lebih sesuai denganpilihannya sebagai perwujudan dari adanya kehendak dan kemauan bebasnya

Jadi kalaupun Islam mengakui bahwa daya-daya yang dimilikipeserta didik secara kodrati memang memiliki keaktifan akan tetapimembiarkannya tumbuh secara alamiah berdasarkan kodratnya sendirisangat memungkinkan pertumbuhannya tidak seperti yang diharapkanKisah Hayy ibn Yaqzan yang dilukiskan dengan sangat bagusnya olehIbn Tufayl seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu merupakansebuah ilustrasi dalam hal ini Patut dicatat bahwa sekalipun Hayy dapattumbuh secara alamiah berdasarkan kodratnya sendiri akan tetapipertumbuhannya tidak sempurna sebelum Hayy belajar kepada Absal38

Oleh karena itulah semua ahli didik Muslim sepakat dalam mengakuiperlunya pertolongan yang bermacam macam melalui pembiasaanbimbingan pengajaran dan pendidikan untuk mengaktualkan seluruhdaya yang dimiliki peserta didik

Jika pada satu sisi Islam mengakui keaktifan daya-daya sifat dasarmanusia yang cenderung pada kebaikan dan kebenaran tersebut danpada sisi lain mengakui kedaulatan pendidikan sebagai usaha pertolonganuntuk mengaktualkan dan menumbuh suburkan daya-daya itu maka dapatdiformulasikan bahwa pendidikan Islam telah mengkonsepsikan hakikatperkembangan peserta didik dalam rentangan waktu baik interaktif yangterbuka ke dalam maupun keluar Terbuka ke dalam karena pertumbuhannyamerupakan dorongan dari sifat dasarnya yang cinta pada kebaikan dankebenaran Terbuka keluar karena dialog yang terjadi dengan dunialuarnya ikut mewarnai pertumbuhan dan perkembangannya

Konsep baik interaktif tersebut mengandung makna bahwa sekalipundaya-daya dasar itu cenderung pada kebaikan dan kebenaran tetapiperkembangan kepribadian peserta didik tidak serta merta memperoleh

38Godman Ibn Tufayl Hayy Ibn Yaqzan h 67

138

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

kualitas dari potensi sifat dasarnya semata melainkan terjalin secarainteraktif dengan pertolongan yang diberikan berikut dukungan keseluruhansituasi dan lingkungan sekitarnya

Jika dicermati bagaimana kekuatan dunia eksternal itu turut memberiurunan dan mempengaruhi manusia dalam menentukan masa depannyaapakah memilih beriman atau sebaliknya dapat diperhatikan pada pernyataanQS al-Kahfi1828-29 sebagai berikut

Dan besabarlah kamu bersama sama dengan orang orang yang menyeruTuhannya di pagi dan di senja hari dengan mengharap keridhaannya danjanganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mangharapkanperhiasan kehidupan dunia ini dan janganlah kamu mengikuti orangyang hatinya telah kami lalaikan dari mengingati kami serta menurutihawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melampaui batas

Dan katakanlah kebenaran itu datangnya dari Allah maka barangsiapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman dan barang siapayang ingin kafir biarlah ia kafir

Ayat yang disebut paling akhir menjelaskan bahwa pada dasarnyamanusia itu memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiriapakah dia mau beriman kepada Allah swt atau sebaliknya sebagaimanifestasi dari kehendak bebas yang dimilikinya Akan tetapi jika dikaitkandengan pernyataan ayat yang mendahuluinya terlihat di sana bahwapertama sekali al-Qurrsquoan menghimbau agar manusia senantiasa tegarberada atau memilih lingkungan yang baik sebagai wadah dalam berinteraksidan jangan sampai memilih lingkungan orang orang yang hanya mengikutihawa nafsunya belaka karena hal itu membawa pengaruh yang menyesatkan

Jika urutan atau susunan ayat di atas ditangkap sebagai satu kesatuanyang berkorelasi sekurang kurangnya dapat dimaknai bahwa wadahdan lingkungan seseorang ikut mempengaruhinya dalam merealisasikanpilihannya apakah beriman atau tidak Jadi seperti telah dikemukakandi atas bahwa faktor eksternal akan ikut memberikan peluang dalammemberikan polesan warna dalam mengambil sikap dan menetapkanpilihannya sesuai dengan kehendak dan kemauan bebas yang dimilikinya

Adanya kebebasan atau kemerdekaan yang diberikan Tuhan kepadamanusia untuk menentukan masa depannya sendiri mengisyaratkan

139

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dengan kesadarannya sendiri Akan tetapi banyak fakta yang menunjukkanbahwa keterjerumusan seseorang ke lembah kenistaan bukan atas pilihansadarnya Melainkan karena terpengaruh oleh lingkungan yang mengitarinyaOleh karena itulah Tuhan mengingatkan manusia agar senantiasamemelihara diri dari pengaruh pengaruh buruk yang berasal dari lingkunganyang buruk karena hal itu dapat merusak fitrah beragama manusia yangselalu cenderung pada kebaikan dan kebenaran

Dengan demikian berinteraksi dengan lingkungan yang baik akanmendukung terbukanya kesadaran fitrah aslinya Sebaliknya interaksiyang tidak mendukung bagi perjalanan fitrah menuju kesempurnaannyasesuai dengan tujuan agama akan tetapi memberi peluang bagi terjadinyapilihan bebas yang menyimpang Dikatakan memberi peluang bagiterjadinya pilihan bebas yang menyimpang Dikatakan memberi peluangkarena lingkungan bukanlah raja yang paling menentukan segala-galanya bagi pembentukan kepribadian seperti yang dikampanyekanoleh kalangan empirisme dan behaviorisme

Berkaitan dengan hal ini dalam salah satu ayat al-Qurrsquoan mengemukakankisah isteri Firrsquoaun yang tetap beriman kepada Allah sekalipun suamidan lingkungan kehidupannya adalah orang orang yang zalim dan antiTuhan QS al-Tahricircm6611 ldquoDan Allah membuat isteri Firrsquoaun perumpamaanbagi orang-orang yang beriman ketika ia berkata ldquoya Tuhanku bangunkahuntukku sebuah rumah di sisimu dalam surga dan selamatkanlah akudari Firrsquoaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yangzalimrdquo Ayat tersebut telah mengisyaratkan bahwa sekalipun interaksimanusia yang telah berbekal fitrah dengan dunia eksternalnya memberikanpeluang dan urunan dalam mempengaruhi kepribadian seseorangNamun lingkungan bukanlah faktor satu satunya yang mempengaruhiperilaku manusia karena apabila fitrah beragama tetap terpeliharamaka manusia akan dapat membebaskan diri dari pengaruh lingkunganyang sesat sebagaimana isteri Firarsquoun memelihara fitrah itu melaluiibadah dan doa-doanya kepada Tuhan sebagai ganti dari menaati suamidan lingkungannya yang anti Tuhan39

Implikasi paedagogisnya ialah apabila sejak dini strategi dan polabantuan yang diberikan pada subyek didik serta keseluruhan situasi dan

39Penjelasan mengenai hal ini lihat Abdullah EducationTheory h 60

140

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

lingkungan yang mengitarinya tidak mendukung perkembangan fitrahnyamaka mungkin sekali ia akan gagal memelihara itu kelak Bila hal itu terjadimaka bukan kualitas fitrah itulah yang menampakan dalam sikap dankepribadiannya yang menyebabkan kehendak dan kemauan bebasnyatidak lagi memilih iman dan kebenaran tetapi justru sebaliknya dia mungkinakan memilih atau terjerumus menjadi Yahudi Nasrani dan Majusi

Bertolak dari uraian yang menghantarkan pada formulasi bahwa sifatdasar peserta didik yang apabila dikaitkan dengan lingkungan eksternalnyaterentang dengan sifat baik-interaktif pada hakikatnya mengandungdua makna sekaligus Pertama karena manusia itu pada dasarnya baikkarena fitrahnya yang dimilikinya cenderung bepihak pada kebaikan dankebenaran Pandangan terhadap semua peserta didik didasarkan padasikap positif Kedua karena kualitas perilaku yang ditampilkan manusiaitu pada dasarnya dipengaruhi pula oleh hasil interaksinya dengan duniaeksternalnya maka pandangan terhadap usaha usaha pendidikan didasarkanpada sikap yang optimis bahwa benih yang baik apabila ditanamkandi lahan yang subur dan baik serta dipupuk dengan siraman yang baikakan menghasilkan tanaman yang diharapkan bakal berbuah baik

Oleh karena itulah tak seorang pun di antara peserta didik yang bolehdipandang sebagai manusia yang jahat anti sosial dan tak bermoral karenasesungguhnya mereka lahir atas dasar fitrah yang baik Kalau dalamkenyataannya terdapat peserta didik yang berperilaku negatif yang mungkindisebabkan oleh pengalaman yang dilaluinya di lingkungan rumah tanggadanatau dalam pergaulannya sehari-hari tidak mendukung terjadinyapertumbuhan moral yang sehat maka para pendidik berkewajiban untukmenolongnya dengan berbagai macam pendekatan yang berlandaskankasih sayang agar sifat-sifat negatif itu dapat diminimalkan untuk kemudiansecara berangsur-angsur berubah menjadi positif Memang mungkinbahwa orang lain melihat perikelakuan peserta didik tersebut sudah sampaipada tingkat yang memprihatinkan namun bagi seorang pendidik muslimakan tetap menghargainya sebagai manusia yang memiliki sifat dasaryang fitrah yang berarti bahwa di dalam dirinya masih ada kebaikanyang perlu dibantu mengaktualkannya

Di sinilah makna pendekatan kasih sayang yang banyak dikemukakanoleh para ahli didik muslim perlu dimaknai secara kreatif Dalam hal iniguru dituntut untuk terus menerus berusaha dalam menemukan butiran

141

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

butiran mutiara entah berapa pun kecilnya di balik perilaku peserta didikyang terlihat bagaikan memprihatinkan itu Kalau sekiranya sejak awalguru telah mempersiapkannya tak lebih dari seekor keledai liar dan kudabinal yang perlu dicerca bahkan dihajar dengan rotan karena bertolakdari rasa kebencian bukan atas dasar kasih sayang maka sulitlah untukmelihat bahwa di dalam diri peserta didik masih terdapat sudut sudutkecil yang masih memancarkan cahaya kebaikan Cahaya yang agak kabusdan samar itu sesungguhnya masih bisa bersinar cemerlang apabila setiapsudutnya diasah dan diasuh agar berkembang menuju kesempurnaannya

Proses Pembelajaran dalam Konsep Pendidikan IslamTelah dikemukakan bahwa sifat fitrah manusia itu terdapat pada

seluruh aspek rohaniah dan jasmaniah manusia baik berupa kecenderungansifat dasar moral maupun bakat bakat dan keterampilan yang secarakeseluruhan perlu dikembangkan menuju kesempurnaan Semua bakatdan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik tersebut pada prinsipnyaberguna bagi kehidupan yang oleh Abduh diumpamakan seperti buahtin yang secara keseluruhan dapat dimakan dan tak ada satupun yangbisa diabaikan40 Jadi mengabaikan bakat-bakat yang dimiliki pesertadidik sama artinya dengan mengabaikan nikmat dan rahmat Tuhanatau telah melakukan kecurangan dalam pendidikan Berkenaan denganhal itu Imam al-Ghazali pernah mengatakan bahwa pendidikan yangbaik tidaklah mengikis dan melenyapkan sifat sifat dasar dan bakat-bakat yang dibawa lahir oleh manusia karena perbuatan itu melenyapkanhakikat kemanusiaan itu sendiri Sebab sifat dasar dan pembawaan itumerupakan anugerah Tuhan guna mempersiapkan manusia mencapaitujuan hidup kemanusiaannya secara baik dan benar41

Patut dicatat bahwa semua kecenderungan dan bakat yang pesertadidik baru dapat diaktualkan setelah peserta didik memperoleh pengalamandan pengetahuan yang memadai sebagai manifestasi dari keterbukaannyamenerima pengaruh dari luar Dengan demikian tidak semua yang ingindiketahui peserta didik dapat diperolehnya dengan sendirinya tanpa

40Muhammad Abduh Tafsir Juz lsquoAmma terj Haidar Bagir (Bandung Mizan1999) h 243

41Sulaiman Mazhab h 42

142

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bantuan orang lain Sifat ketergantungan ini walau bukan ketergantungantotal mengakui adanya kedaulatan pendidik sebagai pemberi bantuanyang diperkirakan dapat mengaktualkan dan mengembangkan potensipotensi bawaan yang dimilikinya

Konsep yang demikian pada dasarnya membuat suatu pengakuanbahwa peserta didik dan pendidik masing masing memiliki kedaulatanyang sama sama aktif dalam rentangan sejajar yang saling bekerja samasaling memberi dan menerima dalam arti yang sesungguhnya Hubunganpendidik dengan peserta didik dalam proses pembelajaran semacam inimerupakan hubungan dua pribadi yang secara hakiki setara

Apabila konsep seperti itu harus dihadapkan pada salah satu di antaradua pilihan terpusat pada guru atau terpusat pada peserta didik makapersoalannya menjadi sedikit rumit Dilihat dari posisi guru yang dikonsepsikansebagai pelaku yang aktif walau bagaimana pun pastilah memberi peluangbagi terselenggaranya proses pembelajaran yang terpusat pada guruSebaliknya dilihat dari posisi peserta didik yang dikonsepsikan juga sebagaipelaku yang juga aktif memberi peluang pula untuk menerapkan prosespembelajaran yang terpusat pada peserta didik

Oleh karena kedua bentuk proses pembelajaran tersebut sama samaberpeluang untuk dilaksanakan dapat diperkirakan bahwa proses pem-belajaran yang hanya terpusat pada guru atau terpusat pada peserta didiksaja Tidak mendapat tempat dalam konsep pendidikan Islam Penerimaannyahanya mungkin dilakukan apabila kedua bentuk proses pembelajarantadi ditempatkan secara proporsional dengan menundukkannya dalamsuatu bentuk penyelenggaraan yang memberi kemungkinan bagi pendidikdan peserta didik mendapat kesempatan yang sama dalam merealisasikankeaktifan dan kedaulatannya masing-masing

Titik pusat proses pembelajaran semacam itu tidak lagi dapat dilihatsebagai suatu proses pembelajaran yang terpusat pada guru atau terpusatpada peserta didik tetapi keduanya merupakan dua personal yang memilikikedaulatan yang berimbang dalam satu jalinan kerja sama untuk memperolehmanfaat yang sebesar besarnya dari nilai-nilai yang berpusat pada kebaikandan kebenaran Islam Dengan kata lain proses pembelajarannya menjaditerpusat pada nilai Artinya semua kegiatan mengajar yang dilakukanguru dan semua kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik berlangsungdalam pengendalian nilai-nilai Islam

143

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena proses pembelajarannya tidak lagi terpusat pada gurudan tidak pula pada peserta didik saja tetapi terpusat pada nilai Sehinggaproses pembelajarannya kadang-kadang terlihat bagaikan terpusat padaguru dan terkadang bagaikan terpusat pada peserta didik Hal yang demikianmerupakan konsekuensi logis dari tuntutan nilai-nilai yang dikandungoleh suatu materi bidang studi

Dilihat dari interaksi segi tiga dalam suatu proses pembelajaran yaitupendidik peserta didik dan materi bidang studi maka kedudukan bidangstudi menempati posisi strategis yang ikut memberikan arah bagaimanaseyogyanya proses pembelajaran itu berlangsung Suatu bidang studiatau pokok bahasan tertentu mungkin menuntut pendekatan yang lebihterpusat pada guru apabila nilai-nilai materi dan tujuan pembelajarannyabermaksud membekali peserta didik sejumlah pengetahuan siap ataumembekali mereka dengan premis-premis pendahuluan sebagai bekalpengetahuan yang menjadi landasan konsultatif untuk melakukanpenjelajahan intelektual selanjutnya Sebaliknya bidang studi ataupokok bahasan tertentu menghendaki pendekatan yang lebih terpusatpada peserta didik apabila nilai nilai dan tujuan belajarnya merupakanpengembangan pengetahuan siap menuju pengetahuan baru baik padatingkat aplikasinya maupun dalam rangka pemecahan masalah gunamengambil suatu keputusan baru atas inisiatif peserta didik

Walaupun peluang untuk melaksanakan suatu proses pembelajaranyang lebih terpusat pada guru tetap ada dan memungkinkan diselenggarakannamun tidak berarti bahwa gurulah satu satunya pelaku yang aktif sementarapeserta didik dibiarkan pasif Dalam hal ini guru menurut konsep pendidikanIslam tetap mengusahakan agar tetap tercipta suasana belajar yang mampumembangkitkan antusiasme dan keaktifan belajar di kalangan pesertadidiknya42

Proses penyajian materi pelajaran yang kadangkala bisa terpusatpada guru dan bisa pula pada peserta didik sesungguhnya identik denganproses penyajian materi al-Qurrsquoan Menurut Quraish Shihab penyajianmateri al-Qurrsquoan itu ada yang melalui pembuktian argumentatif yangdikemukakan langsung oleh al-Qurrsquoan itu sendiri dan ada pula yang

42Husain dan Ashraf Criss h 112

144

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya dapat dibuktikan oleh manusia melalui penalaran akalnya43 Inidianjurkan oleh al-Qurrsquoan untuk dilakukan pada saat mengemukakanmateri tersebut44 Kata Shihab sambil mengutip pendapat Abdul Karimal-Khatib yaitu agar akal manusia merasa bahwa ia berperan dalammenemukan hakikat materi yang disajikan itu sehingga merasa memilikidan bertanggung jawab untuk membelanya45

Jadi teacher centered tidaklah selamanya buruk dan student centeredtidak pula selamanya unggul melainkan tergantung pada nilai-nilai yangterkandung dalam materi bidang studinya Itu sebabnya seperti dikemukakandi depan bahwa proses pembelajaran dalam konsep pendidikan Islamterpusat pada nilai yang memberi kemungkinan bagi kedua model prosespembelajaran di atas untuk dilaksanakan Dalam hal menyangkut dengankeimanan kepada Allah umpamanya tentulah berbahaya membiarkanpeserta didik menarik kesimpulannya sendiri sebagaimana dituntut olehproses pembelajaran student centered tanpa didahului dengan memberikanpremis premis pendahuluan tentang bagaimana sesungguhnya konsepsiiman menurut tuntunan al-Qurrsquoan Hal ini sama bahayanya denganmenggiring mahasiswa misalnya sebagaimana acapkali dilakukan olehteacher centered untuk berpihak pada salah satu pendapatteori yang keduapendapatteori itu secara teoritis sesungguhnya sama benarnya Dalam kasusseperti ini seorang pendidik seyogyanya memberikan bantuan kepada pesertadidik untuk menemukan kekuatan dan kelemahan teori-teori tersebut yangpada gilirannya terpulang kepada peserta didik untuk menarik kesimpulannya

Dalam konteks inilah kedudukan pendidik benar-benar berfungsisebagai pelatih pengajar dan pendidik yang setiap saat membantu pesertadidik menemukan solusi terhadap berbagai problem yang dihadapinyadan membantunya dalam pengembangan potensi-potensi yang dimilikinyaagar tumbuh dan berkembang secara optimal

Kedudukan yang demikian mempertegas konsep pendidikan Islammengenai posisi dan hubungan guru dengan peserta didiknya yang salingmengakui kedaulatannya masing-masing sebagai hubungan dua pribadi

43M Quraish Shihab Membumikan al-Quran Fungsi dan Peran Wahyu DalamKehidupan Masyarakat (Bandung Mizan 1982) h 175

44Ibid45Ibid

145

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang secara hakiki setara dan dapat bekerja sama dalam satu jalinaninteraksi yang sama -sama aktif Dengan konsep pendidikan bukanlahsebagai pemberi intruksi yang serba menggurui dalam segala hal dantidak pula membiarkan peserta didik menempuh perjalanannya sendiritanpa bimbingan

Suasana dan kegiatan belajar yang demikian tidak akan mudahterwujud dengan sendirinya tanpa diiringi dengan usaha dan siasat yangdirencanakan oleh pendidik dalam hal ini guru sebagai pendidik berusahamelibatkan seluruh aktifitas mental peserta didik dalam setiap kegiatanpembelajaran dengan menciptakan kondisi belajar dalam suasana amandan menggairahkan Dengan begitu keinginan dan kegiatan belajar tumbuhdengan sendirinya berdasarkan niat yang tulus tanpa merasa dibebanidan tanpa harus menunggu perintah

Dalam konteks inilah kewibawaan dan keteladanan guru sebagaiseorang peserta didik merupakan kunci keberhasilan dalam mewujudkansuasana belajar aktif Itu berarti bahwa kewibawaan dan keteladananguru tetap merupakan alat dan media pendidikan yang tak tergantikanoleh media apapun Kewibawaan itu walau bagaimanapun hanya akanlahir di dalam kebulatan kepribadian guru tehadap sesuatu yang bernilaipositif yang pantas untuk dihargai dan diteladani Keberhasilan pendidikanIslam pada masa keemasannya kata Husain dan Ashraf terutama disebabkankarena kukuhnya kewibawaan dan keteladanan yang ditampilkan oleh parapendidiknya Hasilnya adalah bahwa setelah para pelajar itu meninggalkansekolah atau universitas tetap tersimpan dalam hati dan pikiran merekapribadi-pribadi agung yang kepadanya mereka pernah menimba ilmupengetahuan46

Memang tidak terbayangkan seorang guru mendapat penilaianpositif dari peserta diidiknya jika sikap dan kelakuannya sama sekalitidak dapat diterima secara moral atau tidak mecerminkan nilai yangdisampaikannya Hal semacam ini akan menimbulkan dampak negatifyaitu peserta didik akan meniru kebiasaan kebiasaan buruk tersebut danatau mulai memandang rendah pengajar mereka yang tak lebih sebagaiorang gajian yang mencari penghidupan di lapangan pendidikan

46Husain dan Ashraf Crisis h 134

146

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Pupusnya penghargaan peserta kepada guru menyebabkan terputusnyarelasi kewibawaan guru kepada peserta didik Bila hal itu terjadi makatingkat pengetahuan yang tinggi dan keampuhan metode pembelajaransudah tidak banyak lagi memberikan pengaruh dalam menciptakan situasibelajar dengan kesadaran yang tinggi Sebaliknya bila guru dapat menampilkancontoh yang benar sebagai pancaran kebulatan kepribadiannya makapeserta didik akan memberikan penilaian positif kepadanya

Selain kewibawaan yang berpangkal dari adanya keteladanan makakondisi dan suasana belajar yang bersuasana aman dan menggairahkanmerupakan prasyarat utama dalam menciptakan situasi belajar atas dasarsuka rela dan kesadaran Suasana belajar semacam ini menurut paraahli didik muslim akan lebih mudah tercipta bila hubungan guru danpeserta didik dibangun atas dasar kasih sayang dalam arti yang positif

Bila kepribadian semacam ini dapat diterapkan guru dalam setiapkegiatan dan proses pembelajaran maka kehadirannya di ruangan kelassenantiasa ditunggu tunggu peserta didiknya karena kehadirannya itumenimbulkan rasa aman dan menggairahkan Kepatuhan dan rasa hormatpeserta didik kepada pendidiknya sebagaimana yang banyak dituntutpara pendidik Islam bukanlah kepatuhan semu dan serba terpaksa tetapiberpangkal dari penghargaan mereka terhadap sikap positif yang ditampilkanpara pendidik mereka Sikap kebaikan dan kelembutan yang telah dicontohkanNabi Muhammad saw Dalam mendidik umatnya merupakan suatu perilakuyang semestinya melekat dalam kepribadian guru kata al-Ghazali mem-pertegas penjelasannya47

Adalah benar kalau sekiranya Nabi Muhammad saw bersikap kerasdan kasar niscaya para sahabatnya sudah lama meninggalkan beliauTetapi karena sifat sifatnya yang lemah lembut pemaaf dan senang melakukankontak kontak aktif dengan bermusyawarah (QS Ali lsquoImracircn3 159)beliau berhasil menimbulkan rasa aman dan kesetiaan penuh di kalanganpara sahabatnya

Bertolak dari penelusuran dan pembahasan yang telah dilakukandapat disimpulkan bahwa hubungan pendidik dengan peserta didik dalamkegiatan dan proses pembelajaran merupakan hubungan antar pribadi

47Ibid h 21

147

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang secara hakiki setara yang memberi kemungkinan bagi pendidikdan peserta didik secara bersama sama merealisasikan keaktifan dankedaulatannya masing masing yang saling menghargai dan menjunjungtinggi nilai-0nilai pergaulan edukatif Dalam pendidikan Islam al-lsquoalimwal mutalsquoallim syarikani fi aljr Dengan demikian maka proses pembelajaranyangdikonsepsikan pendidikan Islam lebih mengarah pada proses pembelajaranyang terpusat pada nilai yakni tidak hanya didominasi oleh guru sepertidiintrodusir oleh kalangan optimisme pendidikan dan tidak pula terpusatpada peserta didik seperti dipropogandakan kelompok naturalisme melaluipendidikan laissez faire

Melalui proses pembelajaran yang terpusat pada nilai pendidik danpeserta didik sama sama memiliki kedaulatan yang berimbang dalamhubungan saling bekerja sama untuk memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya dari nilai-nilai kebaikan dan kebenaran Islam Hal ini berartidiharapkan timbul dari kerelaan dan kesadaran peserta didik dalam setiapproses pembelajaran dengan menciptakan kondisi belajar aman danmenggairahkan sehingga keinginan dan kegiatan belajar termotivasidengan sendirinya berdasarkan niat yang tulus Dalam konteks inilahkewibawaan guru sebagai pendidik muslim yang memancar dari segenapkompetensi kepribadiannya sebagai imamah dan teladan keutamaanyang pantas dihormati dan dihargai merupakan kunci keberhasilan dalammewujudkan suasana belajar aktif di samping adanya kemampuanprofesional dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai seorang pendidik

148

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

MENELUSURI IDENTITAS DESAINKURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Istilah kurikulum berasal dari bahasa Latin yang dalam pengertianaslinya sebagai a running course or race course aspeciality a chariot

race course Perkembangan selanjutnya terutama setelah kurikulummenjadi istilah teknis dalam dunia pendidikan kurikulum itu secaraumum berubah makna menjadi rencana pelajaran (lesson plan)

Berbagai sumber yang membahas tentang kurikulum mengajukanbermacam-macam definisi mulai dari yang tradisional atau pengertianyang lazim digunakan kalangan umumawam sampai pada pengertianyang seluas-luasnya Secara sederhana kurikulum didefinisikan sebagaimatapelajaran yang diajarkan di sekolah Betapapun sederhananya definisidi atas akan tetapi sampai pada saat ini definisi seperti ini masih banyakdianut oleh para pengelola pendidikan

Dalam konteks seperti di atas kurikulum seperti dikemukakan olehHilda Taba dipandang sebagai suatu rencana pelajaran (a plan for learning)1

Artinya bahwa kurikulum tersebut disusun atau dirancang sedemikianrupa adalah untuk memperlancar proses belajar mengajar dalam bimbingandan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan bersama-samadengan tenaga pendidikannya2 Akan tetapi banyak para ahli kurikulumyang tidak puas dengan pengertian yang terbatas pada kegiatan sekolahyang direncanakan saja melainkan meliputi semua peristiwa yang terjadi

1Hilda Taba Curriculum Development Theory and Practice (New York SanFransisco Harcourt Brace amp World Inc) h 9

2S Nasution Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta Bina Aksara 1989) h 5

149

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dalam pengawasan sekolah sehingga kurikulum merupakan keseluruhandari berbagai kegiatan sekolah mulai dari kegiatan seperti kepramukaanpagelaran kesenian dan kegiatan lainnya yang dilakukan peserta didikdi dalam dan di luar sekolah asalkan masih berkaitan dengan pengembanganpengetahuan bakat dan minat peserta didik Konsep seperti itu terlihatjelas pada rumusan kurikulum yang dinyatakan sebagai ldquothe total affortof the school to bring about desired outcomes in school in out-of-schoolsituationsrdquo3 Berdasarkan rumusan ini kurikulum tidak lagi sekedarrencana mata pelajaran melainkan segala usaha sekolah untuk mencapaitujuan yang diinginkan Lebih dari itu kurikulum tidak lagi terbatas padasituasi di dalam persekolahan akan tetapi meliputi situasi di luar sekolahDefinisi lain yang juga terbilang luas merumuskan kurikulum sebagaildquoa sequence of potential experiences set up in school for the purpose discipliningchildren and youth in group ways of thinking and actingrdquo4 Dalam definisiini penekanannya tidak lagi sekedar matapelajaran atau sekedar kegiatanpersekolahanmelainkan sudah menjurus pada aspek sosial yaitu mempersiapkangenerasi muda menjadi anggota masyarakat

Di samping itu ada pula yang disebut sebagai kurikulum tersembunyi(hidden curriculum) yaitu suatu pengalaman yang tersaji sedemikianrupa tetapi tidak termasuk sebagai yang direncanakan seperti wawasankeilmuan yang dimiliki pendidik sikap dan penampilan pendidik sehari-hari hubungan pendidik dengan peserta didiknya dan lain-lain yang padadasarnya dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian peserta didikwalaupun tidak ada satu perincian khusus yang mengaturnya secaratertulis Dapat dikatakan bahwa kurikulum tersembunyi berada dalamsikap kecenderungan dan keinginan pendidik ke mana peserta diarahkansecara sengaja atau tidak baik yang mendukung maupun yang bertentangandengan tujuan kurikulum itu sendiri Kelihatannya disadari atau tidakoleh pendidik ternyata wawasan keilmuan yang dimilikinya termasuksikap dan kepribadian yang ditampilkannya sehari-hari menjadi hiddencurriculum yang turut serta mempengaruhi perkembangan kepribadianpeserta didik

3JG Saylor dan WM Alexeander Curriculum Planning fot Better Teachingand Learning (New York Rinehart 1954) h 3

4BO Smith WO Stanley dan HJ Shores Fundamentals of CurriculumDevelopment (Work Book 1957) h 3

150

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian berbagai penelitian dan pembahasan mengenaikurikulum dapat dilakukan secara meluas karena ruang lingkupnya bisameliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan proses belajar-mengajar di dalam dan di luar sekolah dan dapat pula disederhanakanmenurut keperluannya Akan tetapi yang terpenting adalah bagaimanapola-pola pengorganisasian kurikulum itu dilakukan terutama dalam mem-pertimbangkan kedudukan kurikulum sebagai upaya untuk merencanakankegiatan proses pembelajaran Dalam hubungan ini tentu saja bahanmateri pelajaran harus dituangkan dalam sebuah organisasidesain kurikulumyang sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan Oleh karena itulahdalam tulisan ini pembahasan kurikulum yang dimaksud lebih menitikberatkanpada pendeskripsian konsep-konsep dasar pengorganisasiian atau desainkurikulum sebagai upaya untuk melakukan identifikasi terhadap identitaskurikulum pendidikan Islam

Beberapa Desain KurikulumDalam dunia pendidikan desain kurikulum atau sering juga disebut

organisasi kurikulum tumbuh dalam corak yang berbeda-beda karenaadanya perbedaan tujuan pendidikan yang hendak dicapai5 Adanyaperbedaan itu dapat diilustrasikan tentang berbeda-bedanya desain setiapbangunan yang sangat tergantung pada tujuan bangunan itu didirikanDesain bangunan gedung sekolah umpamanya akan berbeda dengandesain bangunan toko bangunan tempat tinggal dan lain-lain Demikianlahpula halnya dengan desain kurikulum yang bertalian erat dengan tujuanutama diselenggarakannya pendidikan itu apakah untuk tujuan penguasaanilmu pengetahuan misalnya atau untuk kepentingan kebudayaan masyarakattertentu dan lain sebagainya Oleh karena itulah seperti dicontohkan olehNasution bahwa pendidikan yang bertujuan untuk mentransformasikanilmu pengetahuan kepada peserta didik akan lebih sesuai memilih desainsubject curriculum Akan tetapi jika kebutuhan kebudayaanmasyarakatyang lebih diutamakan maka desain yang bersifat integrated curriculumdiperkirakan lebih sesuai6

5Taba Curriculum Development h 136S Nasution Pengembangan Kurikulum (Bandung Citra Aditya Bakti 1991)

h 106

151

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sekalipun organisasi atau desain kurikulum tumbuh dalam corakyang berbeda-beda akan tetapi secara garis besar masih dapat diklasifikasikanke dalam dua pola pengorganisasian yang setiap pola sekurang-kurangnyaterdiri atas dua model desain kurikulum yaitu

Pertama pola kurikulum berdasarkan matapelajaran atau disiplinilmu (subject curriculum) yang terdiri atas desain kurikulum yang menyajikanmatapelajaran secara terpisah-pisah (separate-subject curriculum) dandesain kurikulum gabungan (correlated curriculum)

Kedua pola kurikulum interdisipliner yang terdiri atas desain kurikulumterpadu (integrated curriculum) dan kurikulum inti (core curriculum)Hal ini berarti bahwa sekurang-kurangnya ada empat model desainkurikulum yang berkembang yang secara ringkas dapat diikhtisarkansebagai berkut

Desain Kurikulum dengan Matapelajaran Terpisah-Pisah

Ciri khusus desain kurikulum yang menyajikan matapelajaran secaraterpisah-pisah ditandai dengan dipaparkan atau dideretkannya sejumlahmatapelajaran atau disiplin ilmu secara terpisah-pisah tanpa berusahamencari persinggungan di antara berbagai matapelajaran tersebut Kurikulumitu didesain sedemikian rupa karena pada dasarnya bertujuan agar pesertadidik mengenal dan menguasai kembali hasil kebudayaan dan pengetahuanumat manusia yang telah dikumpulkan sejak berabad-abad pada masalalu Dalam hal ini peserta didik sebagai generasi muda tak perlu lagi mencariatau menemukan kembali suatu pengetahuan yang telah diperoleh olehgenerasi terdahulu Menurut sejarahnya desain kurikulum inilah yangpaling tua dan sampai sekarang masih menduduki tempat yang palingdominan7 Hal ini didukung oleh faktor kemudahan dalam menyajikanbahan atau isi pelajaran berikut evaluasinya karena dapat disusun dengancara yang lebih sistematis sesuai dengan kekhususan disiplin ilmunyamasing-masing Bahkan secara ekstrim matapelajaran-matapelajaranyang masih serumpun dapat dipisah-pisah satu sama lainnya Sebagaicontoh matapelajaran bahasa Arab misalnya dapat dipecah-pecah menjadi

7S Nasution Pengembangan Kurikulum (Bandung PT Citra Aditya Bakti1991) h 107

152

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

beberapa matapelajaran seperti nahu saraf terjemah mufradat mutalaahmuhadasah dan sebagainya Demikian juga halnya dengan matapelajaranlainnya yang dapat disajikan secara terpisah-pisah seperti ilmu ukur ruangmisalnya disajikan secara terpisah dari ilmu ukur sudut yang di antarakeduanya seakan-akan tidak memiliki titik singgung lagi

Dalam pada itu karena jumlah pengalaman dan penemuan manusiadalam bidang ilmu dan teknologi semakin bercabang yang kemudianmembangun disiplinnya masing-masing menyebabkan jumlah matapelajaransemakin bertambah Sebagai dampaknya kurikulum pun cenderungsemakin membengkak Apalagi muncul pula suatu ldquokesombongan intelektualrdquodi kalangan sebahagian gurudosenpendidik atau pelaksana pendidikanyang memaksakan agar disiplin ilmu yang dimilikinya atau matapelajaranyang dikuasainya ldquomasukrdquo dalam kurikulum tanpa mempertimbangkanurgensi dan beban studi yang harus dipikul oleh peserta didik Keadaanseperti ini segera merisaukan para ahli terutama ketika dihadapkan padapernyataan apakah kurikulum harus berisikan semua matapelajaranatau disiplin ilmu yang berkembang Apakah seluruh matapelajaranyang muncul di tengah-tengah masyarakat harus dipelajari peserta didik

Desain kurikulum gabungan seperti akan dikemukakan berikut inidapat dipandang sebagai jalan pintas dalam menanggulangi permasalahandi atas karena desain kurikulum ini merupakan modifikasi kurikulumyang menyajikan matapelajaran yang terpisah-pisah

Desain Kurikulum Gabungan

Lahirnya desain kurikulum gabungan seperti yang sudah diisyaratkandi depan pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengkorelasikan duaatau lebih dari beberapa matapelajaran yang serumpun menjadi suatumatapelajaran Hal itu bertujuan agar pengetahuan peserta didik tidakterlepas-lepas atau terpecah-pecah Oleh karena itulah diperlukan suatudesain kurikulum yang diperkirakan dapat untuk menyatukan antaradua atau lebih matapelajaran yang serumpun di dalam satu matapelajaranatau bidang studi Matapelajaran yang berkenaan dengan sejarah geografiekonomi antropologi sosiologi dan psikologi umpamanya dapat digabungkanmenjadi satu yang sering disebut sebagai matapelajaran Ilmu PengetahuanSosial (IPS) Demikian juga matapelajaran Agama IPA (Ilmu PengetahuanAlam) Matematika Bahasa dan lain-lain yang merupakan gabungan dari

153

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

beberapa matapelajaran seperti misalnya dapat dilihat dalam Kurikulum1975 di Indonesia yang mulai memberlakukan kurikulum semacam ini8

Penggabungan matapelajaran serumpun dimaksud seperti dikemukakanoleh S Nasution bukan sekedar tindakan teknis administratif yang meng-haruskan sejumlah pelajaran yang serumpun disajikan secara berurutanpada jam-jam tertentu Karena apabila hal itu terjadi maka gabungan itumenjadi bersifat semu yang memungkinkan guru matapelajaran sejarah misalnyalebih mengutamakan matapelajarannya dan menjadikan matapelajaranilmu sosial lainnya hanya sebagai pelengkap9 Oleh karena itulah sebagaiusaha untuk mengupayakan terjadinya korelasi yang sesungguhnyadiperlukan sebuah fokus pembahasan yang berisikan tujuan teori prinsip-pripsip umum yang dapat melahirkan suatu gabungan yang wajar

Dengan adanya kurikulum gabungan ini diperkirakan pengetahuanyang dimiliki oleh peserta didik menjadi lebih terintegrasi dan bisa mencegahpenguasaan bahan yang banyak tetapi dangkal dan terlepas-lepas yangmenyebabkan mudah dilupakan serta tidak fungsional

Jika dibandingkan antara kedua desain kurikulum di atas yaitu kurikulumyang menyajikan matapelajaran secara terpisah-pisah dengan kurikulumgabungan sekalipun memiliki beberapa perbedaan nyata tetapi sesungguhnyamasih mengacu pada satu pola yang lebih terpusat pada penguasaanmatapelajaran atau disiplin ilmu Pola kurikulum seperti itu relatif lebihmudah disusun dan disesuaikan dengan perubahan karena dapat dipersempitdan diperluas hanya dengan menambah dan mengurangi jumlah matapelajaranmenurut keperluannya Akibat karena adanya kemudahan seperti itulahyang antara lain menyebabkan kurikulum menjadi ldquosering-sering diubahrdquosehingga banyak menimbulkan ldquokegelisahanrdquo bagi praktek penyelenggaraannya

Dari perspektif di atas haruslah diakui bahwa desain kurikulum yangpernah diberlakukan di Indonesia mulai tingkat Sekolah Dasar sampaiPerguruan Tinggi adalah pola kurikulum yang didasarkan pada penguasaanmatapelajaran atau disiplin ilmu tak terkecuali kurikulum IAIN danSTAIN yang terselenggara dewasa ini apakah itu desain kurikulum yangmatapelajaran terpisah-terpisah atau pun kurikulum gabungan

8Ibid h 1119Ibid h 110

154

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sedikit perlu disinggung bahwa khusus di lingkungan IAINSTAINpembaharuan atau perubahan kurikulum yang dipandang agak berbedadengan kurikulum-kurikulum sebelumnya adalah kurikulum tahun1995 Terlepas dari adanya beberapa kritik terhadap kurikulum tahun1995 itu seperti terlalu membebani mahasiswa dengan 160 SKS jugaterdapat sejumlah topik inti yang tumpang tindih serta tidak seimbangnyajumlah SKS antar matapelajaran banyak yang menilainya sebagai kurikulumterbaik yang pernah dimiliki IAIN Akan tetapi siapa yang menduga bahwahanya lebih kurang dua tahun kemudian (1997) kurikulum ini diubahlagi sebelum sempat dievaluasi apalagi disempurnakan sebagaimanalayaknya sebuah kurikulum

Adalah benar lahirnya kurikulum tahun 1997 dikatakan bukansebagai penggantian kurikulum tetapi disebut-sebut sebagai ldquokurikulummodifikasirdquo Benarkah sekedar modifikasi Sesungguhnya jika dicermatidengan seksama bukanlah sekedar modifikasi melainkan mengalamiperubahan yang cukup berarti baik dari segi bahanmateri maupunjumlah SKS serta sekuensi matapelajarannya

Persoalan yang segera timbul ialah mengapa demikian mudahnyamengubah dan memodifikasi sebuah kurikulum Jawabannya adalahbahwa pengorganisasian kurikulum tersebut masih berpolakan padapenguasaan matapelajaran atau disiplin ilmu yang sangat mudah untukdiubah dan dimodifikasi hanya dengan cara menambah atau mengurangibahan dan matapelajaran saja

Desain Kurikulum Terpadu

Akan halnya desain kurikulum terpadu sebagai bagian dari polakurikulum interdisipliner berusaha melibatkan berbagai disiplin ilmusecara integral dengan suatu wawasan bahwa masalah-masalah yangtimbul dalam kehidupan tidak hanya melibatkan satu matapelajaranatau disiplin ilmu yang serumpun saja tetapi melibatkan berbagai disiplinilmu secara interdisipliner

Dengan demikian kurikulum terpadu ini tidak lagi bertumpu padapenguasaan matapelajaran saja tetapi lebih mengarah pada pemecahanmasalah dengan mengintegrasikan beberapa matapelajaran yang dipandangfungsional untuk memecahkan masalah tersebut dalam satu poros

155

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang disebut Hilda Taba sebagai integrating threads atau focusing centers10

Karena itu pelaksanaannya lebih mengutamakan koordinasi dan pertaliandari berbagai materi matapelajaran guna memecahkan suatu masalahDengan demikian seluruh materi pelajaran dan pengetahuan yang akandisajikan difokuskan pada masalah tertentu dalam satu poros yang berisikantujuan prinsip-prinsip umum teori atau masalah yang akan dipecahkanSingkatnya kurikulum terpadu ini dikembangkan atas dasar perlunyamemusatkan perhatian dan pengarahan kemampuan terhadap pemecahanmasalah walaupun tetap dalam batas-batas adanya berbagai matapelajaranatau disiplin ilmu Hanya saja karena pusat perhatiannya lebih menjuruspada kemampuan pemecahan masalah daripada sekedar menguasaimatapelajaran menyebabkan penerapan desain kurikulum semacamini secara penuh akan mendapat hambatan ketika berhadapan denganurgensi ujian akhir atau masuk ke jenjang persekolahan yang lebih tinggiyang umumnya masih didasarkan pada penguasaan matapelajaran

Desain Kurikulum Inti

Berkenaan dengan kurikulum inti sebagai bagian dari kurikulumyang interdisipliner pada intinya bertolak dari suatu wawasan bahwasesungguhnya ada sejumlah ilmu pengetahuan bahan-bahan atau masalah-masalah yang fundamental dan hakiki yang harus dikuasai atau dipahamipeserta didik secara baik dan benar pada setiap tingkat dan jenis sekolahKarena itu sebagian ahli menyebut kurikulum inti sebagai programpendidikan umum (general education)11 Tetapi tidak semua setuju denganpendapat seperti itu karena program pendidikan umum dapat sajadimasukkan dalam kurikulum berdesain lain Sedangkan ciri kurikuluminti terletak pada pengintegrasian program pendidikan umum ke berbagaidisiplin ilmu lainnya secara interdisipliner dengan tetap mengakui adanyabatas-batas matapelajaran sesuai dengan kekhususan disiplin ilmunyamasing-masing

Kurikulum dengan desain ini sebagaimana dikemukakan oleh Fauncedan Bossing dalam buku mereka Developing the Core Curiculum yang

10Taba Curriculum Development h 30011DK Kolit Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Ende Flores Nusa

Indah 1976) h 62

156

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

secara khusus membahas kurikulum inti menyatakan bahwa ciri umumkurikulum jenis ini adalah ldquoa continuous carefully planned series of experiencewich are based on significant personal and social problems and wich involvelearnings of common concern to al youtshrdquo12

Hal itu menunjukkan bahwa ada empat ciri pokok daripada kurikuluminti yaitu (1) merupakan rangkaian pengalaman yang saling berkaitan(2) direncanakan secara kontiniu (3) dilaksanakan atas dasar adanyapermasalahan baik yang bersifat pribadi atau pun sosial dan (4) diperuntukkanbagi semua peserta didik

Jika dibandingkan dengan desain kurikulum lainnya kurikuluminti ini sedikit agak mirip dengan kurikulum terpadu Hanya saja kurikuluminti masih menekankan adanya bahan pelajaran tertentu yang menempatiposisi strategis yang harus dikuasai peserta didik untuk semua jenissekolah dan tingkatan guna mencapai tujuan tertentu Matapelajaranyang dipandang strategis itulah yang mendapat prioritas untuk difungsikandengan matapelajaran lainnya secara interdisipliner guna mencapaitujuan tertentu terutama dalam memecahkan berbagai masalah yangtimbul dalam kehidupan

Ilmu Pengetahuan dalam Kurikulum Pendidikan IslamDari berbagai desain kurikulum yang dikemukakan di atas terlihat

jelas bagaimana matapelajaran yang berisikan ilmu pengetahuan ditempatkansedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai Berdasarkanhal itu timbul pertanyaan ldquoke desain kurikulum yang bagaimanakahkurikulum pendidikan Islam dapat dikelompokkan dan bagaimana sosokilmu pengetahuan dalam kurikulum pendidikan Islamrdquo Untuk menjawabpertanyaan ini pertama-tama yang harus dilakukan ialah menelusuribagaimana sebenarnya klasifikasi ilmu pengetahuan dalam Islam sebagaimanatelah dikemukakan oleh para pemikir Muslim

Dalam hal ini seperti tercatat dalam sejarah bahwa usaha yang pertamasekali dilaksanakan oleh kaum Muslim dalam mengklasifikasikan ilmu

12RC Faunce and NR Bossing Developing the Core Curriculum (New YorkPretice-Hall 1958) h 54

157

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengetahuan telah dilakukan oleh al-Kindi pada abad ke-3 H (abad 9 M)baru kemudian disusul oleh al-Facircracircbicirc (w339 H950 M) sebagai filosof muslimyang besar pengaruhnya dalam mengklasifikasikan ilmu pengetahuanKlasifikasi inilah dengan sedikit perubahan dan modifikasi dikembangkanlagi oleh Ibn Sicircnacirc (w 428 H1037 M)13

Selanjutnya dengan semakin berkembangnya pengetahuan danmengkristalnya kebudayaan Islam zaman pertengahan maka banyaksarjana berpendapat bahwa pembahasan dan klasifikasi yang palinglengkap dan mendetail mengenai ilmu pengetahuan banyak dilakukanoleh dua tokoh terkemuka dalam Islam yaitu Imam al-Ghazacirclicirc (w 505 H1111 M) dan Ibn Khalducircn (w808 H1406)14 Demikian strategisnya pemikirankedua tokoh ini sehingga pemikiran-pemikiran keduanya perlu dikemukakansebagai bagian dari penelusuran konsep pengetahuan dan kurikulumpendidikan Islam

Sebagai catatan bahwa al-Ghazacirclicirc(450-505 H1058-1111 M) dilahirkandi Iran di dekat sebuah kota yang pada masa sekarang ini disebut MasyhadIa dianggap sebagai seorang tokoh yang memiliki pemikiran yang orisinildan paling luas Pembahasan tentang ilmu pengetahuan sebagaimanatermuat dalam Kitab al-lsquoIlmi sebagai salah satu bab dari kitab Ihyacirc lsquoUlucircmal-Dicircn karya al-Ghazacirclicirc dipandang sebagai pembahasan yang cukup orisinildalam pengklasifikasian ilmu pengetahuan dalam Islam15

Jika dicermati dengan seksama al-Ghazacirclicirc mencoba mengklasifikasikanilmu pengetahuan berdasarkan tiga kriteria yaitu (1) berdasarkan tingkatkewajiban mempelajarinya (2) berdasarkan sumbernya dan (3) berdasarkanfungsi sosialnya16

Pengklasifikasian ilmu pengetahuan berdasarkan tingkat kewajibandalam mempelajari oleh al-Ghazacirclicirc dibagi ke dalam dua kelompok yaitu (a)

13Lihat Syed Ali Ashraf New Horizons in Muslim Education (Camridge IslamicAcademy 1985) h23-26

14Ibid suatu pembahasan dan diskusi singkat mengenai al-Ghazali dan Khaldundan pengklasifikasian ilmu pengetahuan lihat S Waqar Akhmed Husaini EnvironmentalSystems Engineering (London The Macmilan Press Ltd 1980) khususnya pada bab III

15Kitab al-lsquoIlm dari Ihya lsquoUlum al-Din ini telah diterjemahkan yang disertaidengan catatan-catatan oleh NA Faris dengan judul Book of Knowledge Selengkapnyalihat NA Faris of Knowledge (Lahore SMAshraf 1966)

16Lih Book of Knowledge h 46-79

158

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengetahuan yang diwajibkan bagi setiap individu Muslim (fardu lsquoain) dan(b) pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat Muslim (fardu kifayah)

Pengetahuan yang diwajibkan kepada setiap individu Muslim tanpaterkecuali yang disebut sebagai fardu lsquoain pertama-tama ialah pengetahuanmengenai lima rukun Islam (arkan al-Islam) yang wajib diketahui dandiamalkan secara individu oleh setiap Muslim seperti mengucapkan duakalimat syahadat menegakkan salat berpuasa pada bulan Ramadhanmembayar zakat dan menunaikan ibadah haji Termasuk pula sebagaiilmu yang fardu lsquoain untuk dipelajari adalah yang berkaitan dengan hal-haldan perbuatan yang dihalalkan dan keyakinan-keyakinan serta perbuatandari keadaan hatijiwa yang secara lebih lanjut disebut oleh al-Ghazacirclicircsebagai lsquoilmu al-mulsquoamilat dan lsquoilmu al-mukasyafah17

Ilmu al-Mursquoamilat yang disebutkan di atas lazimnya berkenaan denganhukum sipil Islam Akan tetapi al-Ghazacirclicirc mengidentikkannya denganldquoilmu mengenai keadaan hatijiwardquo atau etika Islam Ilmu ini mengajarkannilai-nilai yang mulia dan melarang tindakan-tindakan yang tidak mem-pedulikan nilai-nilai tersebut seperti tindakan-tindakan yang dianggaptercela oleh kesusilaan pribadi dan masyarakat Nilai-nilai mulia inisesungguhnya telah dicontohkan dalam sirah Nabi dan di dalam kehidupantokoh-tokoh salaf al-saleh Termasuk bagian dari ldquoilmu mengenai keadaanhatijiwardquo yang terpuji itu adalah takut kepada Allah menaruh harapankepada Allah tabah murah hati jujur kepatuhan terhadap hukum-hukum dan perintah-perintah Allah dalam keadaan yang bagaimanapunjuga Termasuk juga dorongan-dorongan hati yang tercela merupakansegala perbuatan yang jahat yang tidak memperdulikan nilai-nilai kebajikanseperti dengki kikir takut miskin ingin dipuji memuliakan orang-orangkaya dan menghinakan orang miskin tidak mempedulikan kebenaranmemaafkan kesalahan diri sendiri dengan membesar-besarkan kesalahanorang lain dan lain-lain yang seumpama dengan di atas

Jadi semua dorongan dan perbuatan nyata seperti di atas bagi al-Ghazacirclicirc disebut sebagai lsquoilmu al-mulsquoamilat yang wajib dipelajari olehsetiap Muslim secara individu Ilmu ini menurut al-Ghazali harus ditanamkandi dalam keyakinan-keyakinan dan perbuatan-perbuatan sesempurnamungkin sebagai kewajiban seumur hidup bagi setiap orang Muslim

17Ibid h 80

159

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Selanjutnya lsquoilmu al-Mukasyafah (ilmu mengenai wahyu-spritual)yaitu pengetahuan esoteris tentang rahasia atau misteri transcendentalmisalnya malaikat-malaikat sifat-sifat Allah dan kenabian Keharusanbagi setiap individu Muslim untuk meyakini adanya rahasia-rahasia tersebutRahasia-rahasia itu hanya dibukakan kepada Nabi dan kepada ldquoorang-orang tertentu yang dekat kepada Allahrdquo Ilmu tersebut tidak akan dapatdijangkau oleh para teolog dan filosof dan karena argumentasi ini pulalahorang-orang harus dicegah untuk menceburkan diri bagi mendalamirahasia-rahasia tersebut Sebagai gantinya orang-orang seyogianya didoronguntuk menuntut ilmu-ilmu pengetahuan yang dibolehkan oleh syariat

Berkenaan dengan pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat(fardu kifayah) sebagaimana dimaksudkan oleh al-Ghazacirclicirc merupakansuatu kewajiban (fardu) bagi keseluruhan masyarakat Muslim Hanyamanusia-manusia yang kompeten dalam jumlah yang dibutuhkan danmencukupi harus memutuskan diri di dalam setiap disiplin-disiplin danbidang-bidang yang diperlukan bagi tegaknya sebuah peradaban IslamBidang-bidang tersebut menurut al-Ghazacirclicirc adalah ldquoSetiap ilmu pengetahuanyang tidak dapat dikesampingkan bila menginginkan adanya kesejahteraanduniardquo18 Sedangkan apabila tanpa lsquodisiplin-disiplin dan bidang-bidangitu maka masyarakat akan menghadapi kesulitan-kesulitan yang picikrdquo19

Disiplin dalam bidang-bidang tersebut antara lain seperti pertanianjurisprudensi kedokteran politik dan keahlian teknik

Selain itu sebagaimana telah dikemukakan di atas al-Ghazacirclicirc jugamengklasifikaskan ilmu berdasarkan sumbernya yang dapat dibedakanantara ilmu syarilsquoiyyah (lsquoulucircm syarlsquoiyyah) dengan ilmu non-syarlsquoiyyah(lsquoulucircm ghairu syarlsquoiyyah)

lsquoUlucircm syarlsquoiyyah adalah ilmu yang bersumber dari wahyu dan diperolehdari pada Nabi dan bukan dari penggunaan akal seperti ilmu hitungatau yang berkaitan dengan eksprimen-eksprimen yang dilakukan manusiaseperti kedokteran pertanian atau yang berasal dari pendengaran sepertibahasa Pembagian ilmu dari lsquoulucircm syarlsquoiyyah ini yaitu adanya sumber-sumber primer (al-Qurrsquoan dan Hadis) dan yang berasal dari sumber-sumber

18Ibid h 37 35 juga h 919Ibid

160

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

sekunder yang terdiri atas ilmu cabang (furulsquo) seperti fikih dan ilmu pengetahuanyang berkenaan dengan keadaan jiwahati seperti telah dikemukakanterdahulu Termasuk dalam kelompok ini ilmu-ilmu muqaddimah (bantuan)dan mutammimat (tambahan) Ilmu-ilmu muqaddimah yang dimaksudkanialah ilmu yang berfungsi sebagai alat atau instrument untuk mempelajariilmu-ilmu syarlsquoiyyah seperti bahasa Arab Sedangkan ilmu mutammimatadalah ilmu yang juga berguna untuk mempelajari sumber-sumbersyarlsquoiyyah yang primer Dengan demikian apa yang disebut ilmu-ilmusyarlsquoiyyah itu mencakup ilmu-ilmu yang non-syarlsquoiyyah yaitu berbagaiilmu yang diperlukan untuk memahami syarlsquoiyah secara deduktif

Khusus ilmu-ilmu non-syarlsquoiyyah adalah ilmu pengetahuan yangbersumber dari temuan akal dan eksprimen serta akulturasi Ilmu pengetahuanini bersifat mubah sepanjang tidak dilarang dengan tegas oleh syarirsquoahyang oleh karena itu secara prima facie dapat dibenarkan oleh hukum

Akan halnya klasifikasi ilmu pengetahuan berdasarkan fungsi sosialnyaoleh al-Ghazacirclicirc dibedakan menjadi ilmu-ilmu yang terpuji (mahmud)dan ilmu-ilmu yang tercela (mazmumah) Ilmu-ilmu yang terpuji adalahilmu-ilmu yang bermanfaat dan dapat dijadikan bermanfaat bagi kemanusiaandan peradaban duniawinya seperti ilmu kedokteran ilmu pertanianilmu hitung dan ilmu-ilmu yang bermanfaat lainnya Sedangkan ilmu-ilmu yang tercela adalah ilmu yang dapat merusak keimanan kepadaAllah baik karena zatnya memang bertentangan dengan syariyah sepertiilmu-ilmu magis azimat-azimat teologi dealektis astrologi dan seumpamadengan itu atau pun karena alasan-alasan sosiologis Alasan sosiologisyang dimaksudkan al-Ghazacirclicirc bisa jadi karena pengetahuan itu memangbertentangan dengan doktrin-doktrin atau tujuan-tujuan syarirsquoah ataukarena peranan dan dampak sosial yang ditimbulkannya dapat menimbulkankerugian bagi pelakunya sendiri atau kepada orang lain walaupun zatilmu pengetahuan itu sendiri tidak tercela

Kembali pada pokok masalah terutama jika kurikulum pendidikanIslam dipolakan pada klasifikasi ilmu pengetahuan yang dikemukakanoleh al-Ghazali di atas dapatlah dikatakan bahwa kurikulum pendidikanIslam terkelompok ke dalam desain kurikulum inti Alasan utamanyaialah karena di dalam kurikulum tersebut terdapat matapelajaran ataupengetahuan fardu lsquoain atau wajib diketahui dan dipelajari oleh setiap

161

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

peserta didik Muslim pada setiap tingkat dan jenis persekolahan danada pula yang bersifat fardu kifayah

Pada masa belakangan ini klasifikasi itu dikukuhkan lagi oleh SyedMuhammad al-Naquib al-Attas (1931) Dalam hal ini al-Attas yang menjadinarasumber pada beberapa pertemuan konferensi pendidikan Islam sedunia menyatakan bahwa ilmu-ilmu fardu lsquoain merupakan ilmu yangdinisbatkan dan diperoleh melalui wahyu al-Qurrsquoan dan Sunnah Syariahhikmah tauhid berikut cabang-cabangnya serta ilmu-ilmu yang menjadipersyaratan untuk mengetahui dan mengamalkannya Dalam hal initermasuk pengetahuan yang berkaitan dengan Iman Islam Ihsan20

Sementara yang fardu kifayah ialah segala macam ilmu yang diperolehdengan pengalaman pengamatan dan penelitian atau yang dijangkauoleh akal dan dipandang berguna untuk melayani kebutuhan praktiskehidupan manusia dalam masyarakat negara dan dunia21

Klasifikasi seperti di atas merupakan suatu indikasi bahwa adasejumlah pengetahuan inti yang menjadi isi kurikulum untuk disajikankepada setiap peserta didik sebagai matapelajaran atau disiplin ilmuyang fardu lsquoain dalam mempelajarinya karena melalui matapelajarantersebut peserta didik dapat mengenal secara baik dan benar mengenaikewajiban-kewajiban sebagaimana dituntun dalam agama

Disamping itu ada pula matapelajaran lain yang dirancang sedemikianrupa untuk kepentingan masyarakat banyak yang dapat mengangkatharkat kehidupan masyarakat sebagaimana dicita-citakan Islam Apabilatidak ada orang yang kompoten dalam jumlah yang mencukupi danmenguasai disiplin ilmu tersebut kemungkinan sekali menimbulkankendala bagi masyarakat dalam mengupayakan kesejahteraannyaSekiranya pada suatu kota dibutuhkan 20 orang Dokter Wanita SpesialisPenyakit Kandungan dan Kebidanan untuk melayani ibu-ibu hamil yangakan melahirkan maka masyarakat Muslim di kota itu wajib berusahaagar ada 20 orang dokter wanita tersebut Sebab jika belum tersedia dengan

20Syed Muhammad al-Naquib al-Attas ldquoPreliminary Thought on the Natureof Knowledge and the Definition and Aims of Educationrdquo ed Syed Muhammadal-Naquib al-Attas Aims and Objectives of Islamic Education (Jeddah King AbdulAziz University 1979) h 40

21Ibid h 38-41

162

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

jumlah tersebut akan banyaklah wanita-wanita Muslim yang menampakkanauratnya kepada dokter laki-laki Jadi selama jumlah tersebut belumterpenuhi kewajiban fardu kifayah masyarakat kota tersebut belumtunai Disiplin ilmu untuk tujuan seperti itulah yang disebut fardu kifayahdalam mempelajarinya

Akan tetapi perlu dicatat bahwa ilmu-ilmu fardu kifayahyang dimaksudkanoleh al-Ghazacirclicirc harus benar-benar bebas dan terpelihara dari unsur-unsurilmu tercela (mazmum) baik karena zatnya maupun karena tercela disebabkanalasan-alasan sosiologis seperti telah dikemukakan di atas

lsquoAbd al-Rahmacirc n Ibn Khalducircn (732-808 H-1332-1406 M) memilikikesamaan pandangan dengan al-Ghazali dalam hal meneruskan klasifikasitradisional kaum Muslim terhadap ilmu pengetahuan sambil menambahkansumbangan-sumbangannya sendiri Perbedaan terpenting yang dikemukakanoleh Ibn Khaldun adalah ketika menjelaskan ilmu-ilmu pengetahuanyang ada dalam kebudayaan kaum Muslim yaitu adanya pembagianilmu pengetahuan menjadi lsquoulucircm al-naqliyah dan lsquoulucircm al-lsquoaqliyah

lsquoUlucircm al-naqliyah yang dimaksudkan Khalducircn ialah ilmu pengetahuansyarrsquoiyyah yang diperoleh berdasarkan wahyu melalui satu metode yangdisebutnya sebagai metode kenabian yaitu metode yang tidak menggunakanproses-proses rasional dan dapat memperoleh pengertian yang jelasdan langsung mengenai syarirsquoah Ilmu pengetahuan yang terkelompokdalam lsquoulucircm al-naqliyah ini antara lain al-Qurrsquoan Hadis Fikih TeologiSufisme dan Bahasa Arab22 Lebih lanjut dikemukakannya bahwa pengetahuanyang diperoleh melalui metode kenabian ini adalah pengetahuan mengenaildquosegala sesuatu yang berada di luar jangkauan persepsirdquo yaitu segalasesuatu yang bersifat spiritual atau yang termasuk ke dalam domainteologi serta metafisika dan nilai-nilai untuk membeda-bedakan antarakejahatan dan kebajikan23

Adapun yang dimaksud Ibn Khalducircn dengan lsquoulucircm al-lsquoaqliyah adalahilmu pengetahuan yang diperoleh melalui kemampuan oleh fikir manusiayang disebut sebagai pengetahuan ldquofilosofisrdquo atau rasional Pengetahuanini diperoleh melalui metode demonstratif yaitu dengan menyempurnakan

22Syed Ali Ashraf New Horizons h 3323Lihat M Mahdi Ibn Khaldunrsquos Philosophy of History (London George Allen

amp Unwin Ltd 1957) h 79-81 dan 109

163

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

kemampuan berfikir manusia Lapangan pengetahuan filosofis itu dibatasikepada hal-hal yang ada hal-hal yang dapat diamati hal-hal yang dicapaioleh persepsi dan apersepsi dengan menggunakan tiga tingkatan intelekyaitu melihat bereksprimen dan berteori24

Ada empat buah ilmu pengetahuan pokok yang termasuk ke dalamlsquoulum al-aqliyah dan masing-masing di antaranya terbagi lagi ke dalambeberapa subdevisi yang banyak jumlahnya Keempat ilmu pengetahuanpokok itu adalah (a) logika (b) ilmu-ilmu pengetahuan alam atau yangbersifat fisik seperti kedokteran dan pertanian (c) metafisika dan (d) ilmu-ilmu matematika seperti geometri ilmu hitung musik dan astronomilsquoUlucircm al-lsquoaqliyah ini disebut juga sebagai ilmu alamiah karena setiap orangberkesanggupan menguasai ilmu-ilmu ini karena sifat manusia sebagaimakhluk yang berakal sebagaimana dijelaskan Ibn Khaldun sebagai berkut

Dengan menggunakan konsep Ibn Khaldun di atas sekurang-kurangnyasuatu susunan kurikulum pendidikan Islam haruslah terdiri dari ilmu-ilmu naqliyah dan ilmu lsquoaqliyah Ilmu naqliyah menempati posisi yangcukup strategis karena sifat kebenarannya bersifat abadi (perennial)dan benar dengan sendirinya tanpa harus didahului oleh hipotesis-hipotesis tertentu Sedangkan ilmu-ilmu lsquoaqliyah karena kebenarannyahanya berdasarkan pembuktian dan penemuan (acquired) yang tidakbisa tidak harus tetap dikonsultasikan kepada yang pertama Atasdasar itu maka ilmu-ilmu naqliyah dilihat dari sisi desain kurikulummerupakan saripati kurikulum yang menjiwai segenap matapelajaranlain yang dibutuhkan dalam kehidupan

Sampai di sini memang belum jelas terlihat ciri desain kurikuluminti seperti yang hendak dikatakan pada pasal ini walaupun secara samar-samar gambaran dasarnya sudah mulai menampak Tetapi jika diperhatikanhasil Konferensi Pertama Pendidikan Islam Internasional Tahun 1977 diMakkah yang mengelompokkan ilmu pengetahuan kepadardquopengetahuanabadirdquo (perennial knowledge) dan ldquopengetahuan perolehanrdquo (acquieredknowledge)25 Pengelompokan tersebut secara nyata masih berakar pada

24Ibid25Firs World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter Islamic University

Cooperation of Indonesia 1977) h 4

164

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

klasifikasi ilmu pengetahuan yang dibuat oleh al-Ghazacirclicirc dan Ibn KhalducircnIlmu-ilmu fardu lsquoain yang dimaksudkan al-Ghazacirclicircatau lsquoulucircm al-naqliyahyang disebut oleh Khalducircn pada dasarnya merupakan pengetahuan abadi(perennial knowledge) Sementara itu ilmu-ilmu fardu kifayah versi al-Ghazacirclicirc atau lsquoulum al-aqliyah versi Ibn Khaldun merupakan pengetahuanperolehan (perennial knowledge) Kedua kelompok disiplin ilmu ini sepertidinyatakan dalam rekomendasi konferensi tahun 1977 yang lalu adalahdisajikan secara integratif yang selengkapnya disebutkan

21 Untuk mencapai tujuan dan sasaran akhir pendidikan maka pengetahuandapat dikelompokkan menjadi dua kategori

a) Memberikan ldquopengetahuan abadirdquo yang didasarkan pada wahyuIlahi yang disampaikan melalui al-Qurrsquoan dan Sunnah dan segalayang dapat ditarik dari keduanya dengan menggaris bawahibahasa Arab sebagai kunci untuk memahami keduanya

b) ldquoPengetahuan perolehanrdquo yaitu termasuk ilmu-ilmu sosial alamdan terapan yang rentan terhadap pertumbuhan kuantitatifdan pelipatgandaan yang variasinya terbatas dan merupakanpinjam-meminjam antar kebudayaan dapat dipertahankansepanjang sesuai dengan syarirsquoah sebagai sumber nilai

22 Harus ada pengetahuan ini yang ditarik dari keduanya dengan tekananutama pada yang pertama terutama pada syariah yang diwajibkanbagi semua Muslim pada semua tingkat pendidikan dari yang tinggisampai yang terendah yang diatur tahapannya sedemikian rupa sehinggaterpenuhi standar pada setiap tahapan Hal ini dilakukan bersama-sama dengan kewajiban belajar bahasa Arab yang merupakan bagianpokok dalam kurikulum inti Hanya dengan kedua inilah peradabanIslam dapat dilestarikan serta kepribadian Muslim dapat dipertahankan26

Sekalipun rekomendasi di atas tidak secara eksplisit menegaskankurikulum pendidikan Islam mengikuti organisasi atau desain kurikuluminti tetapi kecenderungan seperti itu hampir tidak diragukan lagi terutamajika diperhatikan bahwa kelompok pengetahuan pertama yang disebutpengetahuan abadi (perennial) ndashal-Qurrsquoan dan Sunnah berikut cabang-

26Ibid

165

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

cabangnya ndashmenempati posisi yang lebih strategis dari pengetahuankelompok kedua ndashpengetahuan perolehan (acquired) ndashyang secara hirarkisberada di bawah kelompok yang pertama

Kemudian dengan menyimak pernyataan bahwa harus ada pengetahuaninti yang dapat ditarik dari kedua kelompok pengetahuan itu terutamapada yang pertama khususnya syarirsquoah yang diwajibkan bagi semuaMuslim untuk semua tingkatan dan jenjang pendidikan telah menunjukkancirri-ciri kurikulum inti

Dengan demikian jelaslah bahwa pada prinsipnya kurikulum pendidikanIslam menggunakan desain kurikulum inti yang menempatkan pengetahuanabadi (al-Qurrsquoan dan Sunnah berikut cabang-cabangnya) atau kelompokilmu-ilmu fardu lsquoain atau lsquoulucircm al-naqliyah sebagai program pendidikanumum yang diintegrasikan ke berbagai disiplin ilmu pengetahuan perolehanatau kelompok ilmu-ilmu fardu kifayah secara interdisipliner dengantetap mengakui adanya batas-batas matapelajaran sesuai dengan kekhususandisiplin ilmunya masing-masng

Realisasi Pengembangan Kurikulum IntiJika pengetahuan abadi dijadikan sebagai inti kurikulum yang

penyajiannya diintegrasikan secara interdisipliner ke berbagai matapelajaranlainnya maka persoalan selanjutnya yang menyangkut realisasi ialahldquoMatapelajaran apa sajakah yang termasuk dalam pengetahuan abadi iturdquo

Berdasarkan Konferensi Kedua Pendidikan Islam Internasional tahun1980 di Islamabad Pakistan ditetapkan bahwa kelompok pengetahuanabadi (perennial knowledge) terdiri atas dua bagian utama yaitu al-Qurrsquoan dan bahan tambahan27 Dengan rincian sebagai berikut

1 al-Qurrsquoan

11 Qiraa Hifz dan Tafsir12 As-Sunnah13 Sirah Nabi14 Tauhid

27Lihat Second World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter IslamicUniversity Cooperation of Indonesia 1981) h 3

166

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

15 Usul al-Fikih dan Fikih dan16 Bahasa Arab Alqurrsquoan yang meliputi Fonologi sintaksis dan

Semantik

2 Bahan-bahan tambahan21 Metafisika Islam22 Perbandingan Agama dan23 Kebudayaan Islam yang disesuaikan menurut kebutuhan

Adapun kelompok pengetahuan perolehan (acquired knowledge)terdiri berbagai matapelajaran lainnya sesuai dengan jenis dan macamprogram studi yang ditetapkan mulai dari ilmu-ilmu imajinatif seperti senidan sastera ilmu-ilmu intelektual dan studi-studi sosial ilmu-ilmu kealamanilmu-ilmu terapan dan rekayasateknologi sampai pada ilmu-ilmu praktis28

Dengan demikian sekiranya desain kurikulum inti dapat diterimasebagai alternatif dalam mendesain kurikulum pendidikan Islam makasemua matapelajaran yang terkelompok sebagai pengetahuan abadidapat dipandang bagaikan tersusun dalam dua strata ndashmeminjam istilahyang dikemukakan Prof Noeng Muhadjirndashyaitu sebagai Studi IslamTeologik (SIT) sebagai lapisan pertama dan Studi Islam Interdisipliner(SII) sebagai lapisan kedua29

Sebagai Studi Islam Teologik kedudukannya merupakan matapelajaranyang disajikan secara eksplisit sebagaimana halnya penyajian matapelajaranyang lain dan tujuannya pun tetap sama dengan tujuan pembelajaranmatapelajaran sesuai dengan esensi disiplin keilmuannya menjadi prasyaratuntuk dapat mendalami dan mengamalkan ajaran Islam secara baikdan benar Akan halnya ilmu pengetahuan lainnya terutama dilihat darikedudukannya sebagai Studi Islam Interdisipliner maka penyajiannyatidak lagi eksplisit melainkan tersebar secara implisit dan terpadu dalamsetiap program matapelajaran baik ke dalam rumpun ilmu-ilmu alamdan sosial maupun rumpun humaniora

28Ibid29Neong Muhadjir ldquoKerangka Dasar Pemikiran Penyusunan Program Kurikulum

al-Islam dan Kemuhammadiyahanrdquo Warta PTM Th IV No 9 Maret 1990 h 3

167

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan menggunakan desain kurikulum seperti itu maka kurikulumyang ditetapkan pemerintah tidak perlu diubah sehingga tidak menjadipenghalang dalam mengikuti ujian akhir atau ujian lainnya yang ditetapkanpemerintah karena semua materi dan bahan studinya tetap sama Halyang membedakannya hanyalah strategis dan teknik penyajian materinyayang mengimplisitkan nilai-nilai ajaran Islam terhadap semua matapelajaranbaik pada ranah kognitif maupun pada ranah afektif dan kinerja

Meskipun demikian tidak berarti bahwa nilai-nilai yang hendakdiimplisitkan itu hanya berada dalam benak para guru atau dosen yanghanya disajikan apabila teringat dalam program yang serba kebetulanmelainkan menghendaki suatu susunan yang sistematis dan berencanabaik pada materi maupun tujuan pembelajarannya sehingga tidak satupun dari setiap matapelajaran yang bisa dilepaskan dari iman dan kesalehansebagaimana hendak dikatakan oleh rumpun pengetahuan abadi tadi

Hubungan Studi Islam Teologik (SIT) dengan Studi Islam Interdisipliner(SII) merupakan hubungan silang SII merujuk dan berkonsultasi padaSIT sementara SIT menjiwai penuh program SII

Adalah benar untuk merealisasikan kurikulum seperti ini tentu sajamemerlukan tersedianya buku-buku pelajaran atau buku daras yangtelah mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuan yang bersumberkan ajaranIslam sebagai terkandung dalam esensi pengetahuan abadi terutamasebagai bahan bacaan bagi peserta didik Jadi semua matapelajaran mulaidari yang bernama kewiraan psikologi sosiologi antropologi teknologimatematika dan entah apapun nama yang disandangnya mau atau tidaksuka atau tidak ldquowajib berkonsultasirdquo pada nilai-nilai yang terkandungpada rumpun pengetahuan abadi tadi

Di samping itu tak kalah pentingnya adalah tersedianya tenagapengajar yang bukan saja menguasai materi dan substansi keilmuanyang disajikannya tetapi lebih dari itu memiliki pemahaman yang kuattentang kandungan nilai-nilai abadi itu sehingga dengan demikian pakguru atau pak dosen tadi mampu mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuanabadi itu ke dalam materi matapelajaran yang diajarkannya

Sebagai penutup ada beberapa hal yang hendak ditegaskan kembalidi sini bahwa kurikulum walau bagaimanapun sebuah perencanaan untukmenghantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan suci yang diinginkan

168

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bersama baik oleh pendidik atau peserta didik Sebagai suatu perencanaanmaka realisasinya banyak tergantung pada kemauan dan kemampuanpendidik untuk terus menerus berbenah diri dari waktu ke waktu dengantidak pernah berhenti Apalagi kehidupan pada era globalisasi sekarangini membuat berbagai temuan-temuan ilmu pengetahuan semakin bercabangKarena itu pengetahuan-pengetahuan praktis yang diperoleh setahunyang lalu ternyata sudah banyak yang basi pada masa seperti ini sehinggadiperlukan upaya penyegaran yang terus menerus

169

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

KEDUDUKAN GURU SEBAGAI PENDIDIKDALAM SISTEM PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH

Salah satu gugatan dari gerakan reformasi tahun 1998 terhadappendidikan di Indonesia ialah rendahnya kualitas pendidikan yang

jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain bahkan dengannegara-negara ASEAN sekalipun Oleh karena itu lahirnya Undang-undang tentang Sisdiknas Tahun 2003 dan disusul pula dengan lahirnyaUndang-undang tentang Guru dan Dosen Tahun 2006 merupakan jawabanpendahuluan terhadap tuntutan reformasi tersebut

Dalam kedua Undang-undang tersebut terutama Undang-undangtentang Guru dan Dosen telah menempatkan peran sentral tenaga pendidikdalam meningkatkan kualias pendidikan sebagai sesuatu yang tak bisadiabaikan Tenaga pendidik baik guru atau pun dosen bagaikan jiwa atauroh bagi batang tubuh pendidikan Betapa pun menterengnya gedung-gedung pendidikan dengan seperangkat alat pembelajaran yang serbacanggih tidak akan berarti sama sekali tanpa kehadiran guru Apapun modeldan proses pembelajaran yang diberlakukan serta hebatnya pengembangankurikulum dalam perdebatan-perdebatan teoritis pada akhirnya gurulahjuga yang banyak menentukan keberhasilan pendidikan itu

Dalam pada itu organisasi Muhammadiyah sejak dicetuskan kelahirannyaoleh KH Ahmad Dahlan tahun 1912 yang lalu telah dengan giatnyamenyelenggarakan pendidikan di Indonesia hingga sekarang ini Dalamperjalanan waktu yang demikian panjang Muhammadiyah juga telahmenyumbangkan berbagai konsep dan pemikiran tentang pendidikan

170

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang cukup panjang untuk diurai satu persatu Salah satu di antaranyaadalah konsep dan pemikiran Muhammadiyah mengenai guru sebagaitenaga pendidik Untuk itulah tulisan ringkas berikut ini akan mengetengahkansuatu analisis singkat mengenai konsep dasar dan pemikiran Muhammadiyahmengenai guru yang diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiranbagi pengembangan peran sentral guru dalam penyelenggaraan pendidikandi Indonesia khususnya pendidikan yang berbasis agama

Hakikat Guru sebagai PendidikUndang-undang tentang Guru dan Dosen tahun 2005 mendefinisikan

guru sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik mengajarmembimbing melatih menilai dan mengevaluasi peserta didik padapendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal pendidikan dasardan pendidikan menengah

Dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Siksidiknasmendefinisikan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yangmengabdikan diri dan diangkat untuk menyelenggarakan pendidikanSedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagaiguru dosen pamong belajar widyaiswara tutor instruktur fasilitatordan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasidalam penyelenggaraan pendidikan

Dengan demikian pendapat yang mengatakan bahwa pendidik bukanhanya guru memang tak bisa disangkal Orangtua adalah pendidik utamabagi anak-anaknya Para pemimpin dapat menjadi pendidik bagi orang-orang yang dipimpinnya bahkan seorang teman sebaya pun bisa menjadipendidik bagi teman sebayanya Jadi siapa pun yang melibatkan diridan mengambil peranan dalam memberikan bimbingan pengajarandanatau pelatihan terhadap orang lain bisa disebut sebagai pendidikasalkan di dalamnya seperti dikatakan Noeng Muhadjir ldquoterdapat upaya-upaya normatif untuk membantu orang lain agar dapat berkembangke arah yang lebih baikrdquo1

1Uraian yang lebih terperinci tentnag spesialisasi pendidik yang non gurulihat Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendiidkan(Yogyakarta Penerbit Rake Sarasin PO Box 83 1997) h 102

171

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Luasnya pengertian pendidik itu juga tertera dalam Pedoman PokokPendidikan Muhammadiyah yang tercermin dalam difinisi pendidikanMuktamar Muhammadiyah ke 38 tahun 1971 di Ujung Pandang yangmenegaskan

Pendidikan Muhammadiyah ialah semua kegiatan yang dilakukan olehanggota-anggota Muhammadiyah biar di dalam atau di luar hubunganorganisasi terhadap anak-anak sendiri anak-anak sesama anggotaMuhammadiyah ataupun anak-anak bukan anggota Muhammadiyahyang bertujuan membimbing perkembangan anak-anak dimaksudmenjadi manusia Muslim yang bercita-cita menegakkan dan menjunjungtinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya2

Luasnya pengertian pendidikan tersebut mengisyaratkan luasnyapengertian pendidik yang tidak terbatas hanya pada pengertian pendidikdalam jabatannya sebagai guru Oleh karena itu tanpa bermaksud mengabaikanpentingnya fungsi dan peranan tenaga kependidikan lainnya yang bukanguru perlu ditegaskan di sini bahwa pembahasan terhadap hakikat pendidikdalam tulisan ini lebih ditekankan pada pengertian pendidik dalamjabatannya sebagai guru

Persoalannya sekarang ialah bagaimanakah Muhammadiyah mem-formulasikan guru sebagai pendidik

Sepanjang penelusuran yang telah dilakukan terhadap sejumlahdokumen yang berkaitan dengan pendidikan Muhammadiyah tidak ditemukansuatu pernyataan khusus dari Muhammadiyah mengenai definisi guruatau pendidik Bahkan bukuPedoman Guru Muhammadiyah yang diperkirakanberisi pernyataan tersebut samasekali tidak mengemukakannya kecualihanya mengatakan bahwa ldquoguru Muhammadiyah adalah seorang guruyang mengajar pada sekolah Muhammadiyah baik yang diangkat langsungoleh Persyerikatan maupun yang diperbantukan pada Persyerikatanrdquo3

2Hasil-hasil Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-38 di Udjung PandangTahun 1971 (Jogjakarta PP Muhammadiyah 1971) h 11

3Pedoman Guru Muhammadiyah (Jakarta PP Muhammadiyah Majlis Pendidikandan Pengajaran 1977) h 16

172

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Walaupun demikian dalam berbagai pernyataan yang dikemukakannyadapat dirangkum suatu pengertian bahwa guru dalam Muhammadiyahadalah tenaga kependidikan yang diberi kepercayaan menjadi penanggungjawab kurikuler dengan tugas pokok sebagai pembimbing pendidik pengajarpelatih dan pembimbing peserta didik pada perguruan MuhammadiyahPengertian guru seperti itu hampir tidak berbeda dengan pengertian gurupada umumnya Akan tetapi jika diperhatikan penjelasan Muhammadiyahmengenai hakikat guru sebagai pendidik ditemukan konse-konsep yang spesifikterutama ketika Muhammadiyah memformulasikan guru-gurunya sebagai(1) pengemban amanat khilafah (2) pengemban amanat risalah Islamiyah(3) Pembina akhlak Muhammadiyah dan (4) pembimbing dan penyuluh4

Dari empat konsep guru yang disebutkan di atas terlihat di sini bahwapertama sekali Muhammadiyah menempatkan guru sebagai pengembanamanat khilafah Secara kebahasaan kata khilafah berarti ldquoperwakilanrdquo(deputyship) sedangkan manusia sebagai pelakunya disebut khalifah yangberarti ldquowakilrdquo (deputy)5 Oleh karena pengertian khilafah tersebut dikaitkanMuhammadiyah sesuai dengan peranan manusia sebagai khalifatullahmaka pengertian ldquopengemban amanat khilafah tersebut didefinisikansebagai ldquoPenanggung jawab pelaksana perwakilan ke Tuhananrdquo6

Konsep tersebut dikemukakan sedemikian rupa berkaitan erat denganbesarnya tanggung jawab yang diemban guru dalam melaksanakanfungsi dan peranannya sebagai pendidik yang menurut Muhammadiyahmerupakan tugas yang cukup berat dan sekaligus nikmat karena merasaterpercaya menunaikan tugas suci dari Allah swt7 Menurut Muhammadiyahtidak semua guru dapat disebut sebagai pengemban amanat khilafahsebagaimana juga halnya tidak semua orang dapat menjadi khalifah yangsebenarnya Dalam hubungan ini KH Mas Mansyur tokoh Muhammadiyahyang pernah menjadi pucuk pimpinan organisasi ini selama lebih kurang10 tahun (1932-1942) menyebutkan tiga kualitas khusus yang seyogianyadimiliki seorang khalifah yaitu (1) suka dan sanggup memelihara kewajibandan tanggung jawabnya (2) mampu membuat pilihan yang terbaik

4Ibid h 16 dan 215Hans Wehr A Dictioneri of Modern Written Arabic (London Macdonald amp

Evans Ltd 1980) h 2576Pedoman h167Ibid

173

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

(3) memiliki sifat kasih sayang sehingga dapat merasakan apa yangdibutuhkan oleh orang lain kepada dirinya8 Untuk itulah kata Mas Mansurmelanjutkan ldquodia akan berusaha memenuhinya sesuai dengan kemampuanyang dimilikinya dan kalau ketiga pasal itu tidak dipenuhi maka tetaplahmanusia tidak dapat menjadi khalifah di duniahelliprdquo9

Sekalipun buku Pedoman Guru Muhammadiyah tidak menyebutkansecara eksplisit ketiga kualitas tersebut sebagai sifat-sifat khusus yangseyogianya dimiliki guru pengemban amanat khilafah namun pernyataannyamengenai perlunya guru memiliki semangat pengabdian cinta profesidan berwatak kasih sayang10 telah merangkum ketiga kualitas di atasDikatakan bahwa hanya guru yang memiliki semangat pengabdianlahyang akan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab karenamerasa yakin bahwa tugas yang dilaksanakannya adalah manisfestasidari peribadatannya kepada Tuhan11 Pengabdian tersebut dinyatakansebagai landasan filosofis bagi profesi guru dalam mendidik yang dengannyapara guru dapat merasakan bahwa profesi pendidik merupakan bagiandari kehidupannya seperti terlihat dalam petikan berikut

hellip dalam menjalankan tugas profesinya dia merasakan bahwa tugasmendidik dan mengajar sehari-hari adalah bagian dari hidupnya Denganmemiliki jiwa cinta pada profesinya memanifestasikan watak kasihsayang kepada anak didik Pribadi kasih sayang merupakan jabatanrasa yang menyatukan antara jiwa seorang guru dengan anak didikDia memandang anak didik bukan sebagai obyek fisik tetapi hellip sebagaisatu kesatuan subyek antara dia dan anak didiknya Sedang tali pengikatnyaadalah rasa kasih sayang yang dilandasi atas cinta yang murnibersendikan atas prinsip pengabdian hellip12

Pernyataan di atas mempertegas wawasan pendidikan Muhammadiyahmengenai guru yang bukan sekadar mengajar tetapi sekaligus mendidik

8Mas Mansyur ldquoKhalifah di Duniardquo dalam Amir Hamzah Wirjosukarto edKH Mas Mansyur Pemikiran tentang Islam dan Muhammadiyah (Yogyakarta PTHanindita 1988) h 42

9Ibid h 4310Pedoman h 1911Ibid h 1612Ibid h 19

174

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Bahkan kata mendidik didahulukan dari kata mengajar yang dapatditafsirkan sebagai ungkapan untuk menyatakan bahwa peran mendidiklebih diutamakan daripada sekedar mengajar Mendidik sudah mengimplisitkanmengajar sedangkan mengajar belum tentu mendidik Sasaran utamapengajaran adalah pengalihan pengetahuan sedangkan pendidikan selainpengalihan pengetahuan juga sekaligus penginternalisasian nilai-nilaiMengajar mungkin dapat dikatakan sebagai tugas yang tergolong ringanasalkan guru tersebut menguasai bahan pelajaran serta mampu menggunakanteknik dan proses pembelajarannya maka dengan sendirinya dia diperkirakandapat mentransfer pengetahuan yang diajarkannya Akan tetapi karenaguru dalam konsep Muhammadiyah bukan sekadar mengajar tetapi sekaligusmendidik maka peranannya tidak sekedar mentransfer pengetahuan tetapidipundaknya terpikul amanah untuk menanamkan atau menginternalisasikannilai-nilai keutamaan serta mengembangkan sikap watak dan kepribadianluhur bagi peserta didik Hal inilah yang kelihatannya ditekankan Muhammadiyahsebagai peran penting yang diemban seorang guru pengemban amanahkhilafah seperti terangkum dalam pernyataan Muhammadiyah yangmengemukakan bahwa seorang guru Muhammadiyah dapat disebutmenunaikan amanat khilafah dalam profesinya bila dia dalam menjalankantugasnya menegakkan menyebarkan menyantuni memantapkanmembimbingkan nilai-nilai keutamaan pada anak didik13

Tampaklah bahwa tugas dan tanggung jawab kekhalifahan seorangguru yang dimaksudkan Muhammadiyah di atas pada intinya ialahmengupayakan terinternalisasikannya nilai-nilai keutamaan kepadapeserta didik Nilai-nilai keutamaan itu tiada lain adalah nilai-nilai kebaikandan kebajikan seperti terkandung dalam ajaran Islam14

Adalah benar menanamkan nilai-nilai keutamaan seperti diharapkanMuhammadiyah di atas bukanlah pekerjaan ringan yang hanya cukupmengandalkan penguasaan bahan pelajaran dalam proses pembelajaranmenginternalisasikan nilai-nilai adalah tugas guru yang mampu memerankanperbuatan mengajarnya menjadi perbuatan yang benar-benar mendidikMenjadi pendidik yang dapat menginternalisasikan nilai-nilai menurutsalah seorang pakar pendidikan di Indonesia Mochtar Buchori selain

13Ibid14Ibid

175

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

menjadi pengajar yang baik setidak-tidaknya dapat menggali nilai-nilaiyang dapat disentuh materi pelajaran serta memahami sifat dan kepribadianpeserta didik yang dapat dirangsang pertumbuhannya melalui penyajianmateri pelajaran itu15

Jadi penguasaan terhadap ilmu yang diajarkan baik materisubstansiilmu itu sendiri maupun nilai-nilai yang dikandungnya termasuk pemahamanterhadap sifat dan kepribadian peserta didik adalah modal dasar seorangpendidik Dalam konteks inilah Muhammadiyah seperti tertera padakutipan di atas menekakankan pentingnya guru memiliki rasa cinta baikprofesi maupun terhadap peserta didik

Cinta profesi adalah komitmen profesional yang menurut Muhammadiyahmenuntut kesedian guru selalu berusaha meningkatkan kualitasnya baikpenguasaan materi dan kandungan nilainya maupun metode pembelajarannyaDi samping itu untuk memahami sifat-sifat dan kepribadian pesertadidik yang perlu dirangsang pertumbuhannya maka seorang pendidikmemandang peserta didik bukan sebagai obyek fisik melainkan sebagaikesatuan subyek antara dirinya dengan peserta didik Dengan cara sepertiitu para guru bukan saja dapat melakukan kontak-kontak aktif denganpeserta didik tetapi lebih jauh dapat menyelami kebutuhan dan perkembangankepribadian mereka

Memperhatikan beratnya tugas dan tanggung jawab guru dalammenginternalisasikan nilai-nilai keutamaan tidaklah berlebihan jikaMuhammadiyah pertama-tama menempatkan guru sebagai pengembangamanat khilafah Apalagi jika diperhatikan bahwa amanah dan tanggungjawab guru bukan saja berasal dari orangtua dan masyarakat yang mem-percayakan putera-puteri mereka untuk dididik atau sekadar memenuhiamanah instansi yang mengangkatnya sebagai guru Tetapi lebih dariitu seperti disebutkan Muhammadiyah merupakan amanah dari Allahswt yang seluruhnya dipertanggungjawabkan kepada-Nya16

Akan halnya guru yang dikonsepsikan sebagai pengemban amanatrisalah Islamiyah merupakan penajaman makna dari konsep guru sebagai

15Muchtar Buchori Ilmu Pendidikan amp Praktek Pendidikan dalam Renungan(Yogyakarta PT Tiara Wacana Yogya bekerja sama dengan IKIP MuhammadiyahJakarta Press 1994) h 30

16Pedoman h 17

176

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengemban amanat khilafah Hanya saja dengan konsep tersebutMuhammadiyah memberi penekanan khusus bahwa tugas mengajardan mendidik tidak terpisahkan dari tugas-tugas dakwah yang secaramenerus mengajak dan menuntun subjek didik tetap berpegang teguhpada nilai-nilai dan kebenaran ajaran Islam

Sebagai konsekuensinya Muhammadiyah menekankan dengantandas bahwa ldquotiap-tiap mata pelajaran diintegrasikan denga risalahIslamiyahhelliprdquo17 Oleh karena itu bidang studi apa pun yang disajikantidak bisa dilepaskan pertautannya dengan nilai-nilai ajaran Islam Bidangstudi matematika misalnya jika dilihat berdasarkan materinya bukanlahpelajaran akhlak atau budi pekerti akan tetapi bagi guru pengembanamanat risalah Islamiyah akan selalu mempertanyakan kepada dirinyasendiri apakah materi mata pelajaran matematikan yang disajikannyaitu dapat merangsang tumbuhnya nilai-nilai kebajikan Islam dalamdiri peserta didik seperti kejujuran ketelitian Dan nilai-nilai kebaikanlainnya Sekiranya dapat bagaimana caranya Mencari jawaban melaluiperbuatan nyata atas pertanyaan pernyataan tadi merupakan komitmenguru pengemban amanat risalah Islamiyah

Konsep tersebut dikonkritkan lagi dengan memformulasikan gurusebagai Pembina akhlak Muhammadiyah Konsep ini mengandung maksudbahwa seorang guru bukan saja sebagai pengajar ilmu yang ahli atauseorang pelatih yang cekatan tetapi lebih dari itu bahwa dia adalah pendidikyang dalam kebulatan kepribadiannya terdapat suatu yang bernilaipositif dan pantas untuk dihargai dan diteladani peserta didik khususnyadan masyarakat pada umumnya Hal tersebut ditekankan Muhammadiyahsebagai berikut

Guru bukan sekadarhellipseorang guru Muhammadiyah bukan hanyasekadar memiliki ilmu hellip metodik didaktik dan hellip ilmu jiwa tetapihellipmerupakan manusia teladan dalam kelasnya bahkan dalam kehidupanprivenya sehari-hari Sebab secara kritis hellip yang dilihat anak pertamakali hellip bukanlah ilmu dan metodik didaktik pak guru tetapi lebihtertuju pada hal ikhwal akhlak dan sifat pribadi pak guru Penilaianpositif dari anak didik terhadap akhlak pribadi guru merupakan faktor

17Ibid

177

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang besar dalam keberhasilan proses pemberian pelajaran kepadaanak didik18

Selanjutnya berkenaan dengan konsep Muhammadiyah yang mem-formulaskan guru sebagai pembimbing dan penyuluh pada prinsipnyaingin menegaskan bahwa mendidik bukanlah tugas yang serba mengguruiserta tidak membiarkan peserta didik menempuh perjalanan pribadinyayang lepas dari bimbingan dan konseling terhadap berbagai kesulitanyang dijumpai ketika berhadapan dengan peserta didik yang selengkapnyadinyatakan sebagai berikut

Seorang guru Muhammadiyah sekaligus diri sebagai pemberi bimbingandan penyuluhan kepada anak didik akan memanfaatkan sekaligus tidakhanya mengatasi kesulitan-kesulitan belajar tetapi diarahkan semaksimalmungkin untuk menyantuni anak didik yang dibimbingnya untuk menjadianak yang mantap taqwa ibadatnya kepada Tuhan Yang Maha Esa19

Tugas guru sebagai pembimbing dan penyuluh atau tepatnya konselingpada dasarnya memang ditujukan untuk mengoptimalkan kemampuanpeserta didik dalam belajar Oleh karena itu guru akan tetap mengusahakanatau mencarikan jalan keluar dari berbagai kesulitan-kesulitan yangdialami peserta didik dalam belajar dan dalam kehidupan sosial lainnyadi dalam dan di luar sekolah

Memang pengertian seperti itulah yang secara umum sering digunakandalam melaksanakan bimbingan dan konseling Akan tetapi bagi Muhammadiyahseperti terlihat pada kutipan di atas tidak hanya membatasinya sampaidi situ tetapi mengarahkannya menjadi lebih bermanfaat untuk memantapkankeimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah swt Berdasarkankeempat konsep guru yang dikemukakan Muhammadiyah di atas jelasterlihat tali temalinya yang terpilih menjadi dalam kesatuan sifat sebagaihakikat guru sebagai pendidik Persoalan yang segera timbul di sini ialahkompotensi apakah yang seyogianya dimiliki guru yang disebut Muhammadiyahsebagai pengemban amanat khilafah pengemban amanat risalah IslamiyahPembina akhlak serta pembimbing dan penyuluh itu

18Ibid19Ibid

178

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Berkenaan dengan hal tersebut pertama sekali Muhammadiyahmenekankan perlunya guru memiliki kebulatan kepribadian Muslimyang terdiri dari enam sikap mental yaitu (1) siap menjalankan perintahTuhan (2) berjiwa pengabdian (3) ikhlas beramal (4) memusatkansegala sesuatu hanya kepada Allah (5) aktif melaksanakan ibadah dan(6) yakin pada keseluruhankebenaran agama Islam20

Dengan keenam sikap mental tersebut seorang guru seperti yangdiharapkan Muhammadiyah akan memiliki sikap dan kepribadian yangmantap seimbang dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi berbagaimasalah yang dijumpai dalam melaksanakan profesinya sehari-hari21

Selain itu agar operasionalisasi pendidikan dan pengajaran dapatterselenggara secara sistematis Muhammadiyah menetapkan delapankemampuan profesional yang seyogianya dimiliki guru yaitu (1) keserasianpenampilan (2) penguasaan bahan (3) kemampuan merencanakanprogram (4) ketepatan memilih dan menerapkan metode pengajaran(5) kesesuaian memilih dan menggunakan alat bantu pengajaran (6)kemampuan mengelola kelas (7) kemampuan melaksanakan evaluasi(8) kemampuan melaksanakan bimbingan22 Adanya kompetensi kepribadianyang terdiri atas enam sikap mental serta ditambah dengan delapankemampuan pokok guru sebagai kompetensi professional merupakansyarat ideal seorang guru bagi Muhammadiyah yang diperkirakan dapatmenghantarkannya menjadi seorang guru yang efektif

Konsep-konsep tersebut apabila dikembalikan pada hakikat dasarseorang guru sebagai pemberi bantuan kepada peserta didik denganmelakukan upaya-upaya normatif agar dapat berkembang ke arah yanglebih baik sebagaimana telah didefinisikan Muhammadiyah seperti diatas akan terlihat kandungannya bersangkut paut dengan transinternalisasinilai-nilai seperti yang akan dikemukakan berikut ini

20Ibid21Ibid22Penjelasan Kurikulum Pendidikan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (Jakarta

PP Muhammadiyah Majlis PPK 1982) h 3

179

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Hubungan Guru dengan Nilai-NilaiTelah disinggung di depan bahwa tugas pendidikan pada umumnya

dan guru pada khususnya adalah untuk membantu peserta didik berkembangke arah yang lebih baik Hal itu berarti bahwa upaya untuk menginternalisasikannilai-nilai kepada peserta didik seperti kebajikan keadilan kesuciankeindahan kecerdasan dan nilai-nilai lainnya yang senapas denganmakna dan hakikat kebaikan merupakan sesuatu yang melekat dalamtugas-tugas seorang guru

Nilai23 dan kebaikan sekalipun identik tapi masih terbedakan Sesuatuyang baik boleh jadi menjadi tidak bernilai dalam suatu peristiwa dankeadaan Mengajar itu adalah salah satu contoh perbuatan yang baiktetapi mengajarkan yang tak bermanfaat atau yang tak mungkin dilakukanseperti mengajar si bisu agar pandai menyanyi sama sekali tidak bernilaiTegasnya kebaikan merupakan sesuatu yang normatif dan universalsementara nilai adalah pemberian bentuk nyata dalam menyikapi kebaikanitu sebagai sesuatu yang berharga serta pantas menjadi dambaan Mengajarpeserta didik supaya bersyukur kepada Tuhan belum tentu menginternalisasikannilai-nilai Akan tetapi mengupayakan mereka agar memiliki sikap bahwabersyukur kepada Tuhan misalnya melalui salat puasa dan lain-lainsebagai sesuatu yang dirasakan berharga bila dilaksanakan adalah pendidikanyang menginternalisasikan nilai-nilai

Contoh sederhana tadi memperlihatkan urgensi nilai dalam pendidikanwalaupun dalam kenyataannya penerimaan dan pengembangan niai-nilai sebagai bagian integral dari pendidikan cukup bervariasi bahkanada yang menolaknya karena menganggap internalisasi nilai-nilai itubukan kegiatan dari pendidikan

Penolakan terhadap campur tangan pendidikan dalam menanamkannilai-nilai dapat dilihat dalam wawasan naturalisme pendidikan yangmengkonsepsikan sifat dasar peserta didik dalam rentangan ldquobaik aktifrdquoArtinya karena peserta didik telah diciptakan Tuhan dengan sifat dasaryang baik dan secara otomatis dapat berkembang secara aktif tanpa

23Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta Balai Pustaka 1990) h 615di sini dijelaskan bahwa pengertian nilai mengandung banyak arti tetapi yangdimaksudkan di dalam pembahasan ini ialah ldquosifat-sifat (hal-hal) yang pentingatau berguna bagi kemanusiaanrdquo

180

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bantuan pendidikan Karena itu guru tidak perlu menanamkan nilai-nilai apa pun kepada mereka Sebagai konsekuensinya pendidikan tidakdifungsikan untuk menanamkan nilai-nilai kebajikan dan kebenarankecuali hanya menjaga agar peserta didik jangan sampai dirasuki pikiranmenyesatkan Hal ini tampak jelas dari pendapat tokoh utama aliranini JJ Rousseau yang mengatakan ldquohellip the first education hould bepurely negative It consists not in teaching virtue and truth but ini preservingthe heart from vice and the mind from24

Sikap Rousseau di atas tentulah tidak mendapat tempat dalamsistem pendidikan Islam Semua ahli didik Muslim mulai dari Sahnun(202-256 H) al-Ghazali (450-505 H) Ibn Khaldun (732-808) dan lain-lain menempatkan pendidikan moral dan penanaman nilai-nilai Islamke dalam hati sanubari peserta didik merupakan mahkota pendidikannya25

Yang hal sama juga menjadi sikap pendidikan Muhammadiyah karenapandangan yang mengabaikan pendidikan nilai bertolak belakang denganajakan al-Qurrsquoan yang menyerukan

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepadakebajikan menyuruh kepada yang marsquoruf dan mencegah dari yang munkarmerekalah orang-orang yang beruntung (QS Ali lsquoImracircn3 104)

Aliran pendidikan lainnya sekalipun berbeda wawasan dalammenyikapi pendidikan nilai tetapi terdapat semacam kesamaan wawasanbahwa internalisasi nilia-nilai merupakan unsur penting dalam pendidikanBerkaitan dengan hal ini terdapat tiga golongan guru yang masing-masing mempertahankan pendiriannya Guru yang disebut sebagaiarsitek nilai-nilai berhadap-hadapan dengan guru yang disebut sebagaipelestari nilai-nilai merupakan dua kubu yang sama sekali berbeda dalammenyikapi internalisasi nilai Sementara kubu ketiga yang disebut sebagaiguru yang berpandangan demokratis terhadap nilai-nilai berusahamensintesiskan keduanya26

24William Boyd ed The Emile of Jean Jacques Rousseau (London WilliamHeinemann Ltd 1960) h 41

25Muhammad Munir Mursi Al-Tarbiyah al-Islacircmiyyah Ushucircluha wa Tawuruhafi al Bilacircdi al-lsquoAracircbiyyah (QAHIRAH Alamu al Kutub 1997) h 110-135

26Morris L Bigge Learning Theories For Teacher (New York Harper amp RowPublisher Inc 1974) h 282

181

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Guru sebagai arsitek nilai-nilai merupakan seorang innovator nilaiyang senantiasa melakukan pembaharuan nilai-nilai dan menanamkannyakepada peserta didik baik langsung ataupun tersamar melalui penyajianberbagai bidang studi Walaupun mereka sadar bahwa terus menerusmelakukan kreasi terhadap nilai-nilai kadang-kadang bisa menggoyahkanmasyarakat karena bertentangan dengan tradisi yang melembaga tetapikonsisten dengan sikap dan pandangan mereka bahwa tidak ada yangstatis melainkan bergulir ke depan sebagai perubahan yang terus menerusmenyebabkan kreasi terus menerus mutlak dilakukan27

Dari sudut tinjauan filsafat pendidikan guru arsitek nilai-nilai inidapat dikelompokkan sebagai penganut progresivisme yang memandangbanyak hal mempunyai sifat yang serba fleksibel relatif temporal dandinamis28 Oleh karena itu pendidikan diterjemahkan sebagai rekonstruksipengalaman yang terus menerus29

Akan halnya guru yang disebut sebagai pelestari nilai-nilai menempatiposisi yang sama sekali berbeda dengan guru arsitek nilai-nilai Jika guruarsitek nilai-nilai ini memandang banyak hal serba fleksibel dan dinamis makaguru pelestari nilai-nilai ini memandang tindakan yang demikian dapatmenimbulkan situasi yang labil sebab tidak ada lagi pegangan nilai yang tetap

Dalam kedudukannya sebagai pelestari nilai-nilai mereka hanyamewariskan nilai-nilai yang mereka pandang sebagai nilai-nilai pilihanyaituyang telah melembaga dan teruji oleh perubahan zaman dan keadaanCara pandang guru pelestari nilai-nilai identik dengan penganut filsafatpendidikan esensialisme pada umumnya terutama dilihat dari keberatanmereka terhadap faham yang memandang segala sesuatu serba fleksibel30

Pendidik dengan demikian diartikan sebagai upaya untuk menghantardan melestarikan nilai-nilai pilihan tersebut ke dalam jiwa peserta didik31

Sementara guru yang disebut berpandangan demokratis terhadapnilai-nilai berusaha melakukan sintesis antara kedua golongan di atas

27Ibid28Imam Barnadib Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode (Yogyakarta

Yayasan Penerbit IKIP Yogyakarta 1994)h 33 dan 3829Ibid h 2530Ibid h 3831Ibid h 25

182

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dalam hal ini mereka menampilkan diri bagaikan ilmuwan murni yangbekerja di laboratorium Apabila materi persoalan yang dihadapinyaberkaitan dengan nilai maka tujuan utamanya bukan segera untukmelakukan kreasi atau melestarikannya tetapi penyelidikan lebih dahuluguna menentukan nilai-nilai yang perlu dikreasi atau dilestarikan32 Sikapguru yang disebut terakhir ini pada dasarnya tidak membuat pilihansubyektif terhadap nilai-nilai Seluruh nilai yang berkembang ditengah-tengah masyarakat ditempatkan pada posisi sejajar yang serba mungkindikreasi atau dilestarikan tergantung pada manfaatnya

Bagaimana halnya dengan guru Muhammadiyah Dengan mempelajaribeberapa peranan dan sikap yang mungkin diambil guru dalam menginter-nalisasikan nilai-nilai persoalan selanjutnya ialah bagaimanakah wawasanpendidikan Muhammdiyah mengonsepsikan guru dalam menginternalisasikannilai-nilai

Telah disinggung di depan bahwa Muhammadiyah yang tetap berusahauntuk berpegang teguh terhadap prinsip-prinsip Islam memformulasikanguru-gurunya antara lain sebagai pengemban amanat khilafah daririsalah Islamiyah yang pada dasarnya menempatkan mereka sebagaiagen pewarisan nilai-nilai Hal ini jelas terlihat ketika Muhammadiyahmembicarakan konsep ibadah atau pengabdian seorang guru denganmenyandarkannya pada pernyataan Alqurrsquoan

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekamenyembahku (QS al-Zacircriyacirct51 56)

Berpedoman pada ayat inilah Muhammadiyah mengemukakanpandangannya bahwa seorang guru bukan saja dituntut untuk melakukanritus-ritus keagamaan sebagai ibadah yang bersifat vertikal kepada Tuhanmelainkan juga dituntut untuk melaksanakan pengabdian horizontalberupa internalisasi ilmu pengetahuan yang mengimplisitkan nilai-nilaikeutamaan kepada peserta didik seperti tercermin dalam pernyataan berikut

Pengabdian di sini ada yang bersifat vertikal dalam hal ini sembahsungkemnya seorang guru kepada Allah dengan sembahyang yangrajib dan khusyursquo dan yang bersifat horizontal dalam hal ini dengan

32Bigge Learning h 282

183

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

menuangkan ilmu yang dimilikinya dengan penyampaian nilai-nilaikeutamaan kepada anak didik dengan maksud utama agar anak didiknyadapat memanfaatkan dan mengembangkan nilai-nilai keutamaantersebut untuk dirinya masyarakat dan manusia pada umumnya33

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa guru dalam konsep Muhammadiyahbukan saja dipandang telah melalaikan ibadah hanya karena melalaikanibadah vertikalnya kepada Allah melainkan juga karena lalai dalammenginternalisasikan nilai-nilai keutamaan kepada peserta didik

Hal tersebut merupakan bukti bahwa guru dalam wawasan pendidikanMuhammadiyah berperan aktif membantu peserta didik agar menghayatidan mengamalkan nilai-nilai serta menempatkannya sebagai bagianintegral dalam seluruh kehidupan mereka Penyampaiannya bukan hanyasesuatu yang ditambahkan atau sekadar dikait-kaitkan dalam proses belajarmengajar melainkan menempati posisi sentral dalam sistem pendidikanMuhammadiyah karena penunaiannya termasuk dalam ruang lingkupperibadatan seorang guru

Sekalipun dalam penyebutannya Muhammadiyah masih membedakanguru agama dengan guru bidang studi umum tetapi kedudukannyasebagai penyampai nilai-nilai ajaran Islam mempunyai tanggung jawabyang sama dan tidak dibeda-bedakan Oleh karena itulah Muhammadiyahsengaja menegaskan bahwa ldquoTiap-tiap mata pelajaran diintegrasikandengan risalah Islamiyahhelliprdquo34 Karena itu agak aneh kedengarannya ketikaRusli Karim mengkritik bahwa guru agama sajalah dalam Muhammadiyahyang diberi peran mempertautkan peserta didik pada nilai-nilai keislamandan tidak bagi guru bidang studi lainnya Selengkapnya dikatakan demikian

Seakan akan hanya agama saja yang mempertautkan siswamahasiswakepada hal-hal yang transcendentalkeislaman sedangkan gurubidang studi dibiarkan leluasa mengajarkannya tanpa diharuskanmenghubungkannya dengan nilai-nilai transcendental tersebutDengan kata lain hanya dalam mata pelajaran agama Islam saja siswamahasiswa berada dalam kawasan intelektual nilai-nilai ajaran Islam35

33Pedoman h 1934Ibid h 1735M Rusli Karin ldquoPendidikan Muhammaduyah Dilihat dari Perspektif Islamrdquo

184

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sekiranya kritik di atas itu didasarkan pada pengamatan terhadappraktik pendidikan Muhammadiyah yang terselenggara selama ini tentulahmasih bisa dipahami Akan tetapi secara konsepsional seperti terlihatdalam penegasan Muhammadiyah di depan bahwa bidang studi apapun yang disajikan guru apakah itu matematika biologi filsafat atauyang lainnya tidak bisa dipelaskan pertautannya dengan ajaran Islam

Dengan alasan-alasan seperti itulah Muhammadiyah antara lainmemformulasikan guru-gurunya sebagai pengemban amanat khilafahdan risalah Islamiyah di samping memberi penekanan bahwa setiap guruharus memiliki sikap mental seorang Muslim seperti telah dikemukakandi depan sebagai kompotensi kepribadian seorang pendidik Artinyabahwa guru bukan saja ahli secara akademis dalam mengintegrasikanbidang studinya untuk meneguhkan keimanan peserta didiknya bahkankeimanan dan kesalehan itu pun memancar dari sikap mental yang dimilikinya

Jika demikian apakah seorang guru dalam Muhammadiyah terkelompokmenjadi agen pelestari nilai-nilai atau sebagai agen pembaharuan nilai-nilai Atau mungkin berpandangan demokratis terhadap nilai-nilai

Berhadapan dengan persoalan di atas tampaknya Muhammadiyahpertama-tama menempatkan gurunya sebagai agen pelestarian nilai-nilai terutama nilai-nilai ajaran agama Dalam hal ini pengertian agamayang dimaksudkan Muhammadiyah adalah sebagai berikut

Agama yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammadsaw ialah apa yang diturunkan Allah di dalam al-Qurrsquoan dan yangtersebut dalam Sunnah yang shahih berupa perintah-perintah danlarangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia di duniadan akhirat36 Kita harus selalu mengembangkan pemahaman terhadapayat-ayat al-Qurrsquoan Jangan hanya berhenti pada satu titik sajaSebab apa Sebab hakikat wahyu adalah ilmu Allah yang dalamnyahalusnya dan luasnya tidak ada batasnya karena dimaksudkanuntuk membimbing manusia sampai akhir zaman Kemampuan

M Yunan Yusuf Pulungan Sjaiful Ridjal Anwar Abbas edsCita dan Citra Muhammadiyah(Jakarta Pustaka Panjimas 1985) h 95

36HImpunan Putusan Tarjih (Yogyakarta Pimpinan Pusat Muhammadiyah1967) h 276

185

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

berpikir manusia zaman ini hanya bisa memahami sebagian sajaKelak jika ilmu pengalaman dan metodenya berkembang mestinyaakan bisa selalu memimpin perkembangan ke masa depan Begituprinsip Muhammadiyah dalam memahami al-Qurrsquoan Yaitu harusmampu menggunakan akal pikiran secara cerdas dan bebas sertadinamis progresif Sehingga dapat menemukan kandungan Alqurrsquoanyang mendekati makna yang sebenarnya37

Sekalipun pemahaman terhadap al-Qurrsquoan seperti disebutkan Tamimydi atas belum seluruhnya final yang memberi kemungkinan untuk terusmenerus dikaji dan menafsirkan kandungan maknanya maka hal itusama sekali tidak dimaksudkan untuk mengubah Alqurrsquoan sebagai wahyuTuhan yang tidak diragukan lagi kebenarannya Kalau pun terjadi perbedaanpendapat ketika menafsirkan dan menerapkannya bukan berarti meng-kreasinya kecuali hanya berusaha memahaminya dengan sekuat tenagadan pikiran Itu pun menurut Muhammadiyah terbatas pada ayat yangmasih samar atau zanniy atau untuk menetapkan kepastian hukum yangtidak dijumpai nas yang tegas baik dalam Alqurrsquoan maupun SunnahKegiatan inilah yang disebut dengan ijtihad38

Memang tercampurnya pemikiran manusia ketika menafsirkanatau memutuskan suatu ketetapan hukum dalam kegiatan ijtihad sepertidikatakan Fazlur Rahman adalah mungkin39 Tetapi hal itu hendaklahdinilai sebagai kewajaran yang tak terelakkan dalam melakukan penilaiandan pertimbangan ketika menetapkan sesuatu keputusan dan bukansebagai kesengajaan Bahkan hasil ijtihad boleh jadi meleset dari yangdikehendaki Tuhan karena terbatasnya kemampuan manusia dalammenjangkau kebenaran yang sehakiki mungkin Akan tetapi hal tersebutbukanlah dosa bahkan masih disediakan pahala40 sebagai imbalan atas

37Djindar Tamimy ldquoAgama Islam Menurut Faham Muhammadiyahrdquo dalamTim Pembina Al-Islam dan Kemuhammadiyaan Universitas Muhammadiyah Malangeds Muhammadiyah Sejarah Pemikiran dan Amal Usaha (Malang KerjasamaTiara Wacana Yogya dengan Universitas Muhammadiyah Malnga Press 1990) h 73

38Islam dan Dakwah Pergumulan Antara Nilai dan Realitas (YogyakartaPP Muhammadiyah Majlis Tabligh 1988) h 62

39Fazlur Rahman Islam (Chicago University of Chicago Press 1979) h 7240Imam Muslim meriwayatkan hadis yang berasal dari lsquoAmr bin lsquoAsh bahwa

Nabi saw bersabda ldquoApabila hakim menertapkan suatu hukum dengan berijtihad

186

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tanggung jawab moral yang diembannya dalam melakukan usaha sungguh-sungguh guna memperoleh kepastian hukum seperti yang dikehendakisyariat Islam asalkan dilakukan dengan cara yang benar dan oleh orangyang memenuhi syarat melakukan ijtihad

Oleh karena itu menafsirkan Alqurrsquoan ataupun melakukan ijtihadguna memperoleh kepastian hukum tidak dilakukan dengan independensipenuh dari kedua sumber pokok hukum Islam (al-Qurrsquoan dan Sunnah)Ijtihad hanya diakui benar kata Said Ramadan jika pemikiran rasionalitu tidak bertentangan dengan al-Qurrsquoan dan Sunnah41

Jadi walaupun Muhammadiyah menegaskan bahwa pintu ijtihadmasihterbuka bukan berarti memberi peluang untuk melakukan kreasi terhadapajaran wahyu melainkan seperti dijelaskan seorang tokoh MuhammadiyahKH Sahlan Rosidi hanyalah semata-mata untuk mengungkapkan kebenaranyang terkandung di dalam al-Qurrsquoan dan Sunnah Rasul saw42

Keteguhan Muhammadiyah dalam mempertahankan keabadiannilai-nilai Ilahiyah tercermin pula dalam rumusan Matan Keyakinandan Cita-cita Hidup Muhammadiyah hasil putusan Sidang Tanwir tahun1969 di Ponogoro yang antara lain menegaskan

1 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya akidah Islam yang murnibersih dari gejala segala kemusyrikan bidrsquoah dan khufarat tanpamengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut ajaran Islam

2 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak muliadengan berpedoman kepada ajaran al-Qurrsquoan dan Sunnah Rasultidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia

3 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkanoleh Rasul saw tanpa tambahan dan perobahan manusia

4 Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mursquoamalat duniawiyat

kemudian ketetapannya itu ternyata benar maka ia mendapat dua pahala Apabilakeliru maka kepadanya diberikan satu pahalardquo Selengkapnya lihat Shahih Muslimbi Sarh al-Nawawi juz XII (Beirut Dar al Fikr 1972) h 13

41Said Ramadhan Islamic Law Its Scope and Equety (London MacmillanLtd 1970) h 75

42KH Sahlan Rosidi Kemuhammadiyah untuk Perguruan Tinggi Muhammadiyahjilid I (Solo Mutiara Solo 1982) h 100

187

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkanajaran Agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang inisebagai ibadah kepada Allah swt43

Apabila butir 41 sampai 43 pada kutipan di atas diperhatikan denganseksama terlihat di sana bahwa dalam masalah aqidah akhlak dan ibadah(ibadah mahdah) menunjukkan keteguhan dan ketegaran Muhammadiyahuntuk mempertahankan dan melestarikan keasliannya sejauh yang mungkinbisa terpahami dari kandungan makna (aldilalah) Qurrsquoan dan SunnahRasul-Nya Berbeda halnya dengan butir 44 yang berkaitan denganmasalah pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat yang terkesanlebih longgar jika dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya

Hal tersebut bisa dipahami karena dalam masalah akidah dan urusanibadah atau dalam keseluruhan urusan agama (lsquoumur al-din) tidak bisaditerima kreativitas Melakukan kreasi apa pun terhadapnya merupakanperbuatan bidrsquoah yang menyesatkan Namun dalam hal mursquoamalahduniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) tidak seluruhnyadiatur ajaran agama secara absolute Hal itu menunjukkan adanya peluanguntuk turut campurnya pemikiran manusia dalam menetapkan teoristrategi dan teknik-teknik penerapannya Menurut Muhammadiyah bahwakebanyakan yang bersangkutpaut dengan pengolahan alam raya danpembinaan masyarakat termasuk menentukan teori strategi dan tatacara pengelolaannya tidak termasuk yang diatur dan ditentukan agamasecara mutlak tetapi ditentukan kemampuan pikir manusia yang termasukdalam kategori lsquoumur al-dunya (urusan dunia)44 yang didefinisikanMuhammadiyah sebagai berikut

Yang dimaksud urusan dunia dalam sabda Rasulullah saw lsquoKamulebih mengerti urusan duniamursquo ialah segala perkara yang tidak menjaditugas diutusnya para Nabi (yaitu perkara-perkarapekerjaan-pekerjaanurusan-urusan yang diserahkan sepenuhnya kepada kebijaksanaanmanusia45

43Djindar Tamimy dan Djarnawi Hadikusuma Penjelasan Anggaran Dasar danKepribadian Muhammadiyah (Yogyakarta PP Muhammadiyah 1972) h 58

44Ibid h 2445HImpunan h 276

188

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian segala macam nilai yang terwujud atas dasarkesepakatan bersama umat manusia atau hasil temuah oleh pikir dankreasi manusia yang diistilahkan oleh Noeng Muhadjir sebagai ldquonilai-nilai insaniyahrdquo46 adalah nilai-nilai yang memungkinkan untuk diubahdan diperbaharui karena didasarkan kepada kepentingan dan manfaatumum Pembaharuan dan pengembangannya diserahkan sepenuhnyaatas inisiatif dan kebijakan-intelektual manusia karena termasuk dalamkategori lsquoumur al-dunya

Sekalipun nilai-nilai yang bersifat insan ini memberi peluang bagiakal budi manusia untuk mengubah mengembangkan memodifikasidan memperbaharuinya namun tidak berarti dapat dilakukan sewenang-wenang tanpa mengindahkan petunjuk agama sebab semua kegiatandalam bidang ini dalam pandangan Muhammadiyah merupakan ibadahkepada Allah swt47 Hal itu menunjukkan hubungan kedua nilai-nilaiitu tertata secara hirarkis yang pertama bersifat mutlak (absolute) danbenar dengan sendirinya Sedangkan yang kedua bersifat tergantung(contingent) yang hanya diakui benar bila tidak bertentangan dengannilai-nilai yang mutlak48

Dengan demikian dalam masalah pengolahan dunia dan pembinaanmasyarakat kreativitas justru digalakkan dengan tetap memperhatikanprinsip-prinsip dasar agama sebagai sumber acuannya Hal semacaminilah yang dituju oleh pernyataan-pernyataan Muhammadiyah yangmengemukakan perlunya pengintegrasian seluruh bidang studi denganrisalah Islamiyah49

Agaknya hasil integrasi seperti itulah yang dimaksud Noeng Muhadjirsebagai ldquokebenaran integrative Ilahiyatrdquo50 karena apabila nilai-nilaiinsane tersebut terintegrasi dengan nilai-nilai Ilahiyah maka bobotnyamenjadi lebih berkualitas baik sebagai teori dan konsep ataupun hanyasebagai aplikasi praktis karena telah memancarkan kebenaran Ilahiyat

46Muhadjir Ilmu h 2147Tamimy dan Hadikusuma Penjelasan h 5848Rosidi Kemuhammadiyaan jilid I h 9449Pedoman h 1750Noeng Muhadjir Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta Rake Sarasin

PO Box 83) cetII h 218

189

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena itulah sehingga tidak terlihat keberatan Muhammadiyahmengambil manfaat dari hasil-hasil pemikiran manusia dari manapundatangnya yang telah terbukti baik untuk kemanusiaan Kesedian AhmadDahlan mengadopsi pendidikan gubernemen dengan mengintegrasikannilai-nilai ke dalamnya yang kemudian menjadi model sekolah Muhammadiyahserta kesediannya meniru model kepanduan gubernemen yang kemudiandiintegrasikannya dengan semangat keislaman yang melahirkan kepanduanHizbul Wathon Muhammadiyah merupakan contoh konkrit bahwa hal-hal yang berkaitan dengan sarana teknik dan metode yang dihasilkanmanusia dari golongan manapun datangnya bukan suatu hal yang ditabukanMuhammadiyah untuk mengadopsi dan mengadaptasikannya ke dalamsistem pendidikan Pengakuan terhadap eksistensi nilai-nilai insaniyahsebagai hasil kreativitas manusia ini menunjukkan bahwa Muhammadiyahselain mengonsepsikan guru-gurunya sebagai ldquopelestari nilai-nilairdquo padasatu sisi seperti telah diulas di depan maka guru pun sekaligus diberi peranansebagai ldquoagen pembaharuan nilai-nilairdquo pada sisi yang lain

Kedua peranan ini tidaklah terpisah Sebagai agen pelestari nilai-nilaiIlahiyat maka guru sejauh yang dapat dilakukannya diharapkan dapatberperan menerjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai normatif Ilahiyatmenjadi lebih operasional yang dapat dilaksanakan secara mudah dan nyata51

Jika demikian apakah wawasan pendidikan Muhammadiyah cenderungmengukuhkan guru-gurunya sebagai seorang yang berpandangan demokratisterhadap nilai-nilai yang kadang-kadang tampil sebagai agen pelestarinyadan terkadang sebagai egen pembaharuannya

Secara sepintas mungkin dapat dibenarkan tetapi jika diteliti lebihseksama tidaklah demikian terutama jika diperhatikan bahwa guru yangdisebut berpandangan demokratis terhadap nilai-nilai menempatkansemua nilai dalam kedudukan sama dan sejajar yang semuanya layakuntuk dilestarikan atau diperbaharui tergantung pada kemanfaatannyabagi kebaikan umum Sedangkan Muhammadiyah tidak menempatkansemua nilai dalam kedudukan yang sama karena nilai-nilai Ilahiyat bersifatabsolut sedangkan nilai-nilai insaniyah bersifat tergantung sekalipunkeduanya dapat dikoherensikan menjadi kebenaran Ilahiyat integratif

51Lihat Islam h 66

190

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Apabila nilai-nilai Insaniyah dapat diintegarasikan dengan nilai-nilai Ilahiyat atau nilai-nilai ilmu pengetahuan dapat diintegrasikandengan nilai-nilai agama tidak beralasan untuk khawatir terjadinyasekularisme dalam pendidikan Islam atau seperti yang dikatakan AminRais bahwa setidaknya secara teoritis konsepsional pendidikan dalampandangan Islam tidak mungkin tersekularisasi karena keimanan dankesalehan senantiasa inheren dalam proses pendidikannya52 Dengankatan lain sekularisme hanya akan terjadi bila pendidikan Islam gagalmengintegrasikan nilai-nilai Insaniyah atau nilai-nilai ilmu pengetahuanke dalam nilai-nilai ajaran agama yang bersifat absolut itu

Sebagai sesuatu yang absolut tentulah penerimaannya bukan atas dasarkeraguan melainkan dengan keyakinan bahwa segala hal yang dititahkanAllah dan Rasul-Nya adalah benar secara keseluruhan yang tak memilikiruang untuk memperoleh kreasi apa pun

Atas dasar itu pandangan yang menempatkan nilai-nilai dalamkedudukan yang sama dan sejajar hanya dapat dikenakan pada nilai-nilai insaniyah saja dan tidak untuk nilai-nilai Ilahiyat

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila berhadapannilai-nilai Ilahiyat maka guru-guru Muhammadiyah dikonsepsikan sebagaipelestari nilai-nilai yang radikal sedangkan terhadap nilai-nilai insaniyahdikonsepsikan sebagai pemimpin yang berpandangan demokratis karenaadanya peluang untuk melakukan penilaian kritis apakah layak dilestarikanatau diperbaharui Hal itu sejalan dengan prinsip tajdid dalam Muhammadiyahyang mengandung makna ganda Tajdid berarti ldquopemurnianrdquo yaitu kembalikepada keaslian dan kemurnian sebagaimana ditetapkan Qurrsquoan danSunnah bila sasarannya adalah soal-soal prinsip perjuangan yang sifatnyatetap dan tidak berubah Tajdid juga berarti modernisasi atau pembaharuanbila sasarannya menyangkut masalah-masalah yang berkenaan denganurusan metode sistem teknik strategi dan taktik perjuangan dan nilai-nilai lain yang sifatnya bisa berubah sesuai dengan perubahan zaman53

52Rais Cakrawala h 16053Ideologi Kejakinan Hidup Muhammadiyah Hasil Kerdja Panitya Tadjdid

seksi Ideologi amp Chittah Perdjoangan Muhammadiyahrdquo Bulletin Suara MuhammadiyahNo 9I1968 (Nomor Mursquotamar Muhammadijah ke 37) tahun 1968 h 6 lihatjuga Yusuf Abdullah Puar Perjuangan dan Pengabdian Muhammadiyah (JakartaPustaka Antara 1989) h 159

191

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dalam ukuran kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi moderndewasa ini menyebabkan harapan terhadap peran guru sebagai agenpembaharuan yang mempersiapkan generasi beriman dan kreatif semakinbesar pula tuntunannya Jika tidak maka kepercayaan masyarakat terhadappendidikan akan memudar Agaknya inilah yang dimaksudkan oleh Huseindan Ashraf ketika memformulasikan sebagai pendapat yang munculdalam Konferensi Pendidikan Islam Internasional Pertama tahun 1977di Makkah dalam pernyataan ringkas mengatakan ldquosociety needs leaderstrained in Islamic values but educated to meet the need of the modern societyrdquo54

Melakukan pembaharuan tidak selamanya harus membuang nilai-nilai lama Bahkan sejumlah nilai-nilai lama yang telah terbukti ampuhdalam meningkatkan taraf hidup dan harkat kemanusiaan yang beradabperlu dipertahankan lebih terhadap nilai-nilai Ilahiyah yang telah diterimasebagai kebenaran absolut tanpa keraguan Dalam hal ini guru turut pulamenunjang lestarinya nilai-nilai yang perlu dipertahankan Tanpa nilai-nilai abadi dan tetap sebagai acuan dan sumber konsultasi bagi semua nilaiciptaan manusia menyebabkan pembaharuan yang dilaksanakan itu dapatberdampak negatif bagi pertumbuhan kreativitas peserta didik yang tumbuhmenjadi tanpa kendali sehingga pada gilirannya menggoyahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat

Di sinilah terlihat keunikan konsep tersebut yang pada satu sisimengkonsepsikan guru sebagai agen pelestarian nilai-nilai Ilahiyahyang mampu menerjemahkan dan menjabarkannya secara lebih operasionalSedangkan pada sisi yang lain mengkonsepsikan sebagai agen pembaharuannilai-nilai insaniyah yang mengangkatnya menjadi lebih berkualitaskarena tetap bersentuhan dengan iman dan kesalehan Konsepsi semacamini bukanlah terpisah satu sama lain kalaupun dapat terbedakan bagaikandua sisi dari sekeping mata uang yang tanpa salah satunya tidak akanberharga dan dihargai

Bertolak dari penelusuran dan pembahasan yang telah dilakukansekurang-kurangnya ada dua kesimpulan pokok yang dapat diketengahkanPertama bahwa hakikat guru sebagai pendidik dalam sistem pendidikan

54Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf Crisis in Muslim Education (JeddahKing Abdulaziz University 1978) h 35

192

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Muhammadiyah berpangkal pada wawasan yang memformulasikanguru-gurunya sebagai pengemban amanat khilafah dan risalah Islamiahsekaligus sebagai Pembina akhlak pembimbing dan penyuluh Formulasitersebut pada dasarnya hendak mengkonkritkan fungsi dan perananguru sebagai pelayan pendidikan profesional yang dijiwai oleh semangatajaran Islam dengan memberikan bantuan pendidikan kepada pesertadidik agar mereka dapat megembangkan dan mengaktualisasikan potensi-potensi alamiahnya yang cenderung pada kebaikan dan kebenaran Islam

Kedua bahwa keberhasilan pendidikan yang diharapkan Muhammadiyahbanyak tergantung pada kemampuan dan kemauan guru dalam melaksanakanfungsi dan peranannya baik sebagai agen pelestarian nilai-nilai maupunsebagai agen pembaharuan yang mengarahkan pengembangan pesertadidik sebagai generasi beriman dan beramal saleh serta memiliki kreativitasyang tinggi dalam meningkatkan tarap hidup dan harkat kemanusiaanyang lebih baik dari yang telah pernah dicapai oleh generasi sebelumnya

193

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

INOVASI PEMBERDAYAAN MASJIDDALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

ISLAM DI SINGAPURA

Singapura adalah negara pulau yang terletak dekat ujung selatanSemenanjung Malaya dan termasuk wilayah Malaya Luas daerah

Singapura hanya 615 km Tanahnya berbukit-bukit tetapi subur banyakmenghasilkan timah dan karet seperti di jazirah Malaya Di hadapanSingapura terbentang selat Malaka sedang di sebelah Timur Laut dibatasilaut Cina selatan

Penduduk Singapura dewasa ini berjumlah sekitar 45 juta orangdan hanya 14 yang beragama Islam yang umumnya etnis MelayuSebagaimana halnya di negara-negara lain pusat peribadatan komunitasmuslim adalah Masjid Terdapat 69 buah Masjid di Singapura yangtersebar di berbagai wilayah dan 22 buah di antaranya terdapat di wilayahestate perumahan dan perkantoran

Masjid sebagaimana sudah umum diketahui merupakan tempatperibadatan umat Islam dan sekaligus sebagai lembaga dakwah danpendidikan Sejarah mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW telahmemfungsikan Masjid Nabawi di Madinah sebagai lembaga pendidikanDi Masjid ini Nabi SAW mengajarkan dan menjawab berbagai persoalanagama yang ditanyakan oleh para sahabat Demikian pula setelah Islamberkembang ke berbagai daerah lainnya tetap memperlihatkan bahwapendidikan Islam hampir semuanya bermula dari Masjid Setelah lembaga-lembaga pendidikan secara formal berdiri seperti maktab dan madrasahbarulah pendidikan Islam ada yang beralih dari Masjid meskipun Masjid

194

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tetap dijadikan sebagai lembaga pendidikan yang khusus mengajarkanilmu dan masalah-masalah keagamaan Terdapat berbagai alasan sehinggapendidikan beralih dari Masjid antara lain karena keributan yang dibuatoleh para pelajar terutama anak-anak bisa mengurangi ketenangan orang-orang yang sedang melaksanakan salat zikir atau iktikaf di Masjid

Hal yang sama pada masa lalu pernah terjadi di Singapura yaituketika madrasah mulai berdiri awal abad ke-20 seperti madrasah al-Saghof (1912) dan madrasah al-Junaid (1927) menyebabkan pendidikanIslam secara formal ikut beralih dari Masjid dan Masjid lebih berfungsisebagai tempat beribadah Fungsi pendidikan Masjid tidak lebih hanyasebagai lembaga pendidikan Islam yang tidak jauh berbeda dengan masjid-masjid yang ada di Indonesia Tetapi pada dasawarsa terakhir ini inovasibaru terhadap pendidikan Masjid telah berubah Masjid-masjid yang adadi Singapura telah memperlihatkan sesuatu yang berbeda dengan masjid-masjid yang ada di Indonesia Masjid-masjid tersebut secara fungsionaltelah diberdayakan secara nyata sebagai lembaga pendidikan

Tulisan ini secara ringkas akan membicarakan sebuah deskripsi singkattentang inovasi pemberdayaan Masjid dalam mengembangkan pendidikanIslam di Singapura yang beberapa di antaranya memungkinkan untuk diadopsiatau paling tidak diacungi jempol sebagai sebuah keberhasilan inovasi1

Sekilas tentang SingapuraSingapura adalah sebuah negara Republik berbentuk Parlementer

dan merupakan sebuah negara kota di Asia Tenggara yang terletak dipenghujung Semenanjung Malaysia berhampiran dengan Johor (Malaysia)dan Kepulauan Riau (Indonesia) Singapura yang hanya seluas 270 milpersegi merupakan salah satu negara yang paling padat di dunia Sebagainegara pulau Singapura memiliki beberapa pulau kecil yang lain sepertiPulau Tekong Pulau Ubin dan Pulau dan Sentosa Lokasi tertinggi diSingapura berada di Bukit Timah dengan ketinggian 164 M

1Tanpa menyebutkan letak dan tempatnya sebagian data yang tersaji dalam tulisanini adalah hasil observasi dan wawancara penulis dengan sejumlah ustaz dan pengurusmasjid-masjid di Singapura yang berlangsung tanggal 23-27 Januari 2007

195

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sebagian besar penduduk Singapura tanpa mempersoalkan agamaras dan keturunannya bermukim di flat-flat atau di rumah-rumah susunyang disediakan oleh Badan Pengembangan Perumahan Singapura atauHousing Development Board (HDB) semacam lembaga Perumnas di Indonesiaguna mengembangkan permukiman modern asri dan nyaman Pendirianrumah susun ini selain untuk mengubah wajah permukiman Singapuradari model perkampungan menjadi kota modern juga dimaksudkansebagai upaya harmonisasi penduduknya yang multi kultural Pemerintahmengharuskan mereka tinggal bersama antar beragam etnis dan agamadi rumah susun seperti itu agar dapat hidup berdampingan secara damai

Telah disinggung di depan bahwa penduduk Singapura dewasa inisekitar 45 juta orang yang multirasial multilingual dan multi agama77 penduduknya adalah etnis Cina 14 etnis Melayu yang merupakanpenduduk asli 8 etnis India dan 1 adalah etnis dari berbagai bangsaMayoritas etnis Cina menganut agama Buddha Tao atau Kong Hu CuAgama Islam dianut oleh mayoritas etnis Melayu Hanya sebagian kecilsaja Agama Islam menjadi anutan etnis Cina (01) India dan Pakistan(218) dan 65 etnis lainnya Mayoritas etnis India memeluk agamaHindu sedangkan agama Kristen dianut oleh minoritas etnis Cina Indiadan ada juga sebagian kecil oleh etnis Melayu Mereka pada umumnyadapat hidup berdampingan secara damai dan saling menolong membinaumatnya masing-masing

Ada empat bahasa resmi yang digunakan sehari-hari di Singapurayaitu Inggris Mandarin Melayu dan Tamil Bahasa Melayu memangmendapat tempat terhormat karena ditetapkan sebagai bahasa nasionalwalaupun dalam praktiknya lebih bersifat simbolis Hal ini terlihat daripenggunaannya secara resmi hanya terdengar ketika menyanyikan ldquoMajulahSingapurardquo lagu kebangsaan Singapura yang diciptakan oleh ZubirSaid (1907ndash1987) seorang komponis dan pemain film kelahiran SumateraBaratndashIndonesia Selain itu bahasa Melayu juga digunakan pada waktulatihan dan perintah baris-berbaris ldquoAngkat senjatahellip belok kiri majujalan dan seterusnyardquo seperti yang lazim digunakan oleh pasukan tentaradan polisi

Pemerintah Singapura lebih menekankan penggunaan bahasa Inggrissebagai bahasa pengantar dan bahkan ditetapkan sebagai bahasa administrasiperkantoran Penggunaan bahasa Melayu hanya terbatas di kalangan

196

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

etnis Melayu saja Hanya sebagian kecil saja kalangan etnis Cina danIndia yang benar-benar fasih dalam bahasa nasional itu pun mayoritasdaripada mereka adalah penduduk yang telah bermukim di negeri inisebelum Singapura merdeka

Sejak kedatangan Islam di Singapura sekitar abad ke-15 prosesislamisasi telah berlangsung bersama datangnya Islam dari Malaka danSumatera Ketika itu Singapura masih berada di bawah Kerajaan Malakayang menjadi pusat penyebaran Islam ke negeri-negeri sekitarnya termasukSingapura Pada waktu itu negara pulau yang didirikan Raffles ini masihbernama Tamasek Pada waktu itu Kerajaan Islam Aceh sudah lebihdahulu menjadi pusat perkembangan dan pendidikan Islam yang berpengaruhdi negeri-negeri Malayu termasuk Singapura Bukanlah sebuah nostalgiajika dikatakan bahwa etnis Melayu yang kini merupakan kelompok minoritaspernah menjadi kelompok mayoritas setidak-tidaknya sebelum Raffles(1818) mendatangkan orang-orang Cina ke negeri Singa itu

Sebagai negara pulau yang cukup strategis menjadi kota perdaganganmenyebabkan banyak pedagang Arab yang singgah di pulau ini Para pedagangtersebut selain berdakwah juga melakukan perdagangan Karena itulahwarga keturanan Arab yang dewasa ini sudah memelayukan diri (menjadiMelayu) bermukim di Singapura Konon 23 tanah di Singapura padaakhir abad ke-18 dimiliki oleh warga keturunan Arab di antaranya adalahmilik Aljunaid Alsagoff Alkaff dan Bin Thalib bin Yamani Sekarang yangtinggal hanya tanah milik Bin Thalib bin Yamani2 Tidak mengherankan jikasejumlah Masjid bersejarah di Singapura didirikan oleh warga keturunanArab seperti Masjid Alkaff Masjid Baalawi Masjid Alsagoff dan MasjidAljunaid School3

Sebagaimana halnya di Indonesia Kampung Arab terdapat jugadi Singapura yaitu di Arab Street Kampung Glam tempat Masjid Sultanyang terkenal itu walaupun sekarang ini di Arab Street tidak banyaklagi dijumpai warga keturunan Arab Padahal Singapura yang dibangunRaffles (1819) pernah menjadi pusat persinggahan para imigran Arab

2Alwi Shahab ldquoMenjelajahi Kampung Arab di Negeri Singardquo dalam httpwwwrepublika coid koran_detailaspid=258671ampkat_id=84 Diunduh pada28 Januari 2009

3Ibid

197

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

sebelum mereka tiba di Indonesia Puncaknya adalah pada pertengahanabad ke-19 ketika pelayaran dengan kapal uap antara Timur Jauh danArab mengalami perkembangan pesat Sejak itulah perpindahan pendudukdari Hadramaut ke Nusantara menjadi lebih mudah

Sejarah tidak dapat melupakan peran orang-orang Arab dalammenyiarkan Islam melalui pengembangan pendidikan Islam di SingapuraSalah seorang di antaranya adalah ulama asal Yaman (Hadramaut)bernama Syed Abu Bakar Taha Alsagoff bin Aljuneid Beliau adalah seorangdalsquoi dan penyebar Islam pertama di negeri pulau itu Setelah menyelesaikanstudinya di Makkah dan mendengar langsung keadaan Islam di Singapuradari para pedagang beliau segera memutuskan pergi ke Singapura sekitartahun 1916 untuk tujuan dakwah Tidak puas hanya berdakwah padatahun 1927 sebagai kedatangan yang kedua kalinya di Singapura SyedAbu Bakar memutuskan menetap untuk mengembangkan Islam Halyang pertama dilakukannya adalah mendirikan Madrasah Aljuniedsebagai lembaga pendidikan Islam yang sampai sekarang merupakanmadrasah tersohor di Singapura Pengabdiannya pada masyarakat IslamSingapura dilakukannya hingga wafat pada tahun 19564

Pada masa modern terutama setelah negara ini memperoleh kemerdekaannyapada tanggal 9 Agustus 1965 dengan melepaskan diri dari federasi MalaysiaSingapura berhasil mencapai tingkat standar hidup yang paling tinggidi Asia5 Karena itulah di samping lokasinya yang tidak terlalu jauh dariIndonesia ditambah lagi kemajuan teknologinya yang sudah tinggilingkungannya yang aman dan standar hidup yang relatif baik membuatSingapura menjadi salah satu negara yang paling banyak dikunjungiwarga Indonesia ada yang ingin melanjutkan studi berdagang danlain-lain juga tidak kalah banyaknya sekedar ingin melancong

Pendidikan Islam Pada Masa PenjajahanKehadiran Raffles yang mendatangkan keturunan Cina ke Singapura

awal abad ke-19 dan menyulap Singupara menjadi kota perdagangan

4lsquoIslam di Singapura Menuju Komunitas Muslim yang Majursquo dalam Republika(27 Januari 2002)

5Grolier Family Encyclopedia (Connecticut Grolier Incorporated 1995) h 90

198

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan etnis Melayu asli menjaditerpinggirkan karena kalah bersaing dengan para pendatang Secarasosio-ekonomi Muslim Melayu yang merupakan komunitas terbesarpenganut Islam tersebut kebanyakan hidup dengan standar ekonomiyang lebih rendah dibandingkan dengan saudara Muslim mereka yangnon-Melayu apalagi jika dibanding dengan etnis China6 Keadaan iniberdampak luas bagi pelbagai lapangan kehidupan Muslim termasukdalam hal pendidikan Islam Dalam konteks ini tidak ditemukan adanyalembaga pendidikan Islam yang benar-benar berkualitas yang dapatmemberikan alternatif bagi anak-anak Muslim turut aktif mengambilperan yang meyakinkan bagi pembangunan dan kemajuan Singapura

Lembaga-lembaga pendidikan Islam pada masa awal sebagaimanadi negeri-negeri Muslim lainnya adalah pendidikan agama yang diberikandi masjid-masjid dan pada sejumlah lembaga pendidikan madrasahPada tahun 1800-an masjid-masjid di Singapura lebih banyak terdapatdi kawasan bandar berdekatan dengan kawasan Kampong Glam danRochore yang pada masa itu mayoritas penduduknya beragama IslamDi kedua kampung inilah pengembangan pendidikan Islam berlangsungdengan berbagai kelebihan dan kekurangannya Masjid-masjid ini selaluramai karena selain tempat beribadah dan pendidikan juga menjaditempat persinggahan para muballigh dan pedagang dari luar negeri Sambilberdagang mereka berdakwah di masjid-masjid dengan mengumpulkanjamacirclsquoah Muslim yang datang dari berbagai kawasan Daerah-daerahtempat ini berlokasi pada masa sekarang sudah berubah menjadi daerahwisata akan tetapi di sana masih tetap berdiri kokoh Masjid Sultan yangbersejarah itu

Masjid yang pertama sekali berdiri di Singapura ialah Masjid Omaryang dibangun pada tahun 1820 di Omar Road Di Kampung Melakajuga terdapat Masjid Kampung Malaka yang berdekatan dengan pulauSaigon tidak jauh dari muara Sungai Singapura Masjid paling tua inisezaman dengan masa pemerintahan Raffles yang sampai sekarang

6Sharon Siddique dan Yang Razali Kassim lsquoMuslim Society Higher Educationand Development The Case of Singaporersquo dalam Muslim Society Higher Educationand Development in Shoutheast Asia (Pasir Panjang-Singapore Institut of SoutheastAsian Studies 1987) h129

199

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

masih berdiri kokoh Atas biaya wakaf Aljunied dan dana dari masyarakatIslam Singapura Masjid ini diperbaharui lagi pada tahun 1981 Di sampingitu terdapat pula Masjid Sultan di North Bridge Road dan Masjid HajjahFatimah di Jawa Road dan masih banyak lagi Masjid-Masjid bersejarahlainnya di Singapura

Di Masjid-masjid itulah pendidikan Islam dilaksanakan mulai daribelajar baca-tulis al-Qurrsquoan tauhid fikih dan akhlak yang diikuti olehberbagai lapisan umur Selain di Masjid didirikan pula madrasah sebagaisarana pendidikan Islam yang secara khusus merupakan tempat untukmempelajari pengetahuan agama Madrasah-madrasah tersebut telahberdiri sejak awal abad ke-20 antara lain seperti Madrasah Alsagoff al-Arabiyah yang didirikan oleh Syed Mohamed Alsagoff pada tahun 1912yang sekarang terletidak di Jalan Sultan Singapura Selanjutnya padatahun 1927 seperti telah disinggung di atas berdiri pula Madrasah Aljunieddi Victoria Street yang didirikan oleh Syed Abu Bakar Taha Alsagoff binAljuneid Tahun 1936 berdiri pula Madrasah Al-Maarif di Tanjong Katong

Pendidikan Islam yang diselenggarakan di Masjid dan madrasah-madrasah itu telah memberikan kontribusi positif bagi pengembanganpendidikan Islam di Singapura Tetapi seiring dengan perkembanganSingapura sebagai jajahan Inggris yang ikut membonceng gerakanmisionaris Kristen yang selalu berupaya untuk mengeliminir peran madrasahdan secara defacto pula terdukung oleh sikap pemerintah kolonial yangsekuler menyebabkan peran madrasah menjadi termarginalkan Halini dengan jelas diungkapkan oleh Syed Muhd Khairudin Aljunied danDayang Istiaisyah Hussin dalam tulisan mereka menyatidakan Next wasthe growing threat of Christian missionary movements which were reinforcedby the role of British colonialists in marginalizing and delimiting the developmentand growth of the madrasah into an integrated educational institution7

Terpinggirkannya pendidikan madrasah oleh pendidikan sekulermenyebabkan penyelenggaraan pendidikan Islam baik di masjid-masjidmaupun di madrasah semakin kehilangan kewibawaannya Hal inidiperparah lagi karena lembaga-lembaga pendidikan Islam tidak dapat

7Syed Muhd Khairudin Aljunied dan Dayang Istiaisyah Hussin lsquoEstrangedFrom the Ideal Past Historical Revolution of Madrassahs in Singaporersquo dalam Journalof Muslim Minority Affairs Volume 25 Issue 2 August 2005 h 249

200

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mengikuti perubahan dan perkembangan zaman bahkan terkesan konservatifdan tidak memiliki akses dalam memberdayakan kehidupan masyarakatMuslim Apalagi penyelenggaraan pendidikan madrasah pada masa itumasih dikelola dengan manajemen tradisional berikut kurikulum yangtidak menjanjikan untuk bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikansekuler menyebabkan pendidikan Islam tidak lebih sebagai lembagapendidikan sambilan ada dan tiadanya tidak menjadi hitungan

Adalah benar bahwa pada masa-masa awal pun atau tepatnya padatahun 1871 pendidikan al-Qurrsquoan sudah mendapat ldquoperhatianrdquo daripenjajah Inggris AM Skinner pejabat pemerintah yang berwenangmengurus pendidikan bagi sekolah-sekolah Melayu mengeluarkan peraturanpendidikan al-Qurrsquoan yang terkesan diskriminatif yaitu (1) al-Qurrsquoanboleh diajarkan di sekolah tetapi harus tetap terpisah dari pelajaran Melayu(2) Kelas pagi harus dipergunakan untuk pengajaran pelajaran Melayudan al-Qurrsquoan hanya terbatas pada pengajaran sore hari dan (3) Penggajiandari pemerintah untuk guru-guru hanya didasarkan pada pengajaranpelajaran Melayu saja Sedangkan para orang tua harus membantumembayar guru-guru yang mengajar al-Qurrsquoan jika tidak guru tersebutboleh menolak pengajaran8

Keadaan yang demikian menyebabkan lembaga-lembaga pendidikanIslam untuk masa-masa selanjutnya secara perlahan telah menjadi pendidikannomor dua di Singapura dan sama sekali tidak dapat dijadikan sebagai tumpuanuntuk menggapai mobilitas sosial secara vertikal Hal inilah yang kemudianmenjadi salah satu faktor bagi orang tua Muslim di Singapura ldquoterpaksardquomemprioritaskan pendidikan sekuler kepada anak-anak mereka danmenomorduakan pendidikan agama Sebagaimana halnya di negara-negaraAsia Tenggara lainnya pendidikan sekuler modern selain lebih berkualitasjuga dianggap sebagai sarana yang paling efektif bagi mobilitas sosial

Singapura memang merupakan negara paling maju dibanding dengannegara Asia Tenggara lainnya Berbagai sistem dan pranata sosial ekonomidan industri yang dibangun dan dikembangkan secara modern telahmemberikan kontibusi positif bagi pembangunan sektor ekonomi yangtentu saja berdampak positif bagi kemakmuran negara dan kesejahteraan

8Siddique dan Kassim Muslim Society h 131

201

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rakyat Karena itulah Singapura secara terus menerus melakukan pembangunandan pengembangan sistem pendidikan modern agar bisa sejajar dengannegara-negara maju lainnya Sekalipun begitu orang awam mengatakannyasebagai lsquosuratan tanganrsquo kelompok Melayu Muslim dalam waktu yangcukup lama tetap bagaikan batu berlumut yang tidak dapat ikut bergelindingdalam kemajuan pendidikan tersebut Hal ini menjadi cukup jelas jikadiperhatikan data yang dikeluarkan oleh Muslim Relegious Council ofSingapuraMajelis Ugama Islam Singapura (MUIS) yang menginformasikanbahwa sampai tahun 1980 jumlah orang Melayu yang dapat menyelesaikanstudinya di Perguruan Tinggi hanya kurang lebih 650 orang

Adanya aksentuasi kebijakan dwi-bahasa oleh Pemerintah dan terutamakeputusan untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa wajib disekolah-sekolah telah ikut menurunkan kualitas sekolah-sekolah dasarMelayu termasuk madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam MaryTurnbull melukiskan keadaan ini dengan mengatakan bahwa sekolah-sekolah Melayu tidak akan mampu mengantarkan peserta didiknya untukmenjalani pola kehidupan modern yang serba komersial di SingapuraSekolah-sekolah dasar tradisional demikian Turnbull melanjutkan telahmembiarkan kebanyakan anak-anak Melayu terkebelakang dari pembangunanSingapura9

Kebijakan inilah yang menurut Alwi Shahab dalam analisisnyaterhadap keberadaan pendidikan madrasah di Singapura menjadi salahsatu faktor yang banyak mengakibatkan sekolah-sekolah Melayu bubar10

Hal ini sedikit banyak menggugat kedudukan pendidikan madrasahuntuk segera mengubah dasar tradisinya menyesuaikan diri denganperkembangan situasi

Era Baru Pendidikan MasjidSegera setelah Singapura memisahkan diri daripada Negara Federasi

Malaysia pada tahun 1965 maka pada Agustus 1966 matahari pendidikan

9Mary Turnbull A History of Singapore 1819-1975 (Singapore Oxford UniversityPress 1997) h 146

10Alwi Shihab lsquoMadrasah Aljunied Kebanggan Melayu Singapurarsquo Republika(24 Nopember 2006)

202

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Islam mulai menyembul terutama setelah Parlemen Singapura mengeluarkanPengaturan Pelaksanaan Hukum IslamAdministration af Muslim LawAct (AMLA) Hal inilah yang kemudian menghantarkan masyarakat MuslimSingapura pada suatu era baru dalam sejarah perundangan dan administrasidi negara ini Pada masa pembentukannya Perdana Menteri Singapuramengatakan ldquoYang Dipertuan Agong akan menjadi kepala agama Islamdi Singapura dan akan dibentuk sebuah Dewan Agama Islam untuk menjadipenasehat yang Dipertuan Agong dalam hal-hal yang berkaitan denganmasalah agama Islam11

Di bawah perundangan tersebut tepatnya dua tahun kemudian (1968)Dewan Agama Islam itu dibentuk yang diberi nama Moslem RelegiousCouncil of Singapore atau Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) Sekalipuntidak sama persis dapat dikatakan bahwa MUIS setingkat dengan DepartemenAgama di Indonesia MUIS pada dasarnya adalah penasehat Presidendalam hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam dan bertanggung jawabmengatur administrasi hukum Islam di Singapura seperti mengumpulkanzakat macircl dan zakat fitrah pengaturan perjalanan ibadah haji pembangunanmasjid organisasi sekolah-sekolah agama serta pemberian beasiswa bagipelajar Muslim pengangkatan mufti dan wewenang mengeluarkan fatwa12

Kehadiran MUIS memiliki peran strategis dalam pembangunan komunitasMuslim Singapura Pembangunan masjid-masjid tersebut yang dipersiapkansebagai pusat perberdayaan masyarakat Islam Singapura telah memberikankemungkinan yang lebih luas bagi pembinaan masyarakat Muslim Dalamkurun waktu lima tahun (1975-1980) MUIS membangun 6 unit Masjidbaru di New Towns dengan daya tampung antara 1000 sampai 2000 jamarsquoahsetiap Masjid Kemudian dalam kurun waktu lima tahun berikutnya(1981-1986) dibangun pula 9 unit Masjid baru yang diharapkan dapatmenampung sekitar 15000-35000 jamaah13

Dana pembangunan masjid tersebut bukan berasal dari bantuanpemerintah melainkan murni dana yang dihimpun dari dan oleh masyarakatMuslim Singapura Tahun 1975 MUIS mencoba menghimpun dana dari

11Ahmad bin Muhammad Ibrahim lsquoThe Legal Status in Singaporersquo dalamMalayan Law Journal Singapura 1965 h13 Taufiq Abdullah Tradisi dan KebangkitanIslam Asia Tenggara (Jakarta LP3S 1988) h 385

12Siddique dan Kassim Muslim Society h 148-14913Abdullah Tradisi dan Kebangkitan Islam h 406-407

203

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

masyarakat Islam melalui sumbangan langsung tetapi dengan cara itu ternyatatidak efektif karena dana yang terkumpul tidak seperti yang diharapkanKarena itulah pada tahun 1977 beberapa pengurus MUIS menghadapPerdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew mengutarakan kesulitanmereka Dari pertemuan inilah diperoleh persetujuan untuk membentukDana Pembangunan Masjid (DPM) atau Mosque Building Fund (MBF)dan disepakatinya masyarakat Muslim yang bekerja untuk menyumbangdana pembangunan Masjid sebesar $05 (50 sen) melalui pemotongangaji secara langsung pada tempat-tempat mereka bekerja Akhir tahun1977 jumlah ini naik menjadi $1 Terhitung mulai tanggal 1 Juli 2005besaran sumbangan untuk MBF melalui pemotongan gaji berkisar antaraS2-$11 tergantung dari pendapatan masing-masing karyawan14

Masjid pertama yang didirikan dengan menggunakan dana MBFadalah Masjid Muhajirin di Braddell Road 275 Masjid ini didirikan padatahun 1977 dan menelan dana sebesar $918000 Kemudian susul menyusulsejumlah Masjid lainnya dapat berdiri megah dengan segala kelengkapannyaDari69 Masjid yang terdapat di Singapura sekarang ini 19 buah di antaranyaadalah masjid yang dibangun melalui dana MBF tersebut15

Kelengkapan masjid yang dimasudkan bukan sekadar ruanganyang terhampar luas sebagai tempat salat berjamaah ditambah dengankamar-kamar untuk berwuduk seperti pada umumnya dijumpai padamasjid-masjid di Indonesia Masjid-masjid tersebut dilengkapi denganruangan-ruangan yang tertata secara artistik bersih dan rapi Demikianpula pada sejumlah sayapnya dan atau pada beberapa lantai di atasnyadengan berbagai ukuran dijumpai sejumlah ruangan seperti yang dapatdisaksikan dewasa ini Ada yang difungsikan sebagai perkantoran ruangpertemuan ruang olah raga ruang teater dan ruang belajar

Dengan kelengkapan yang demikian masjid-masjid tersebut dapatdifungsi-perankan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat Muslimyang di dalamnya terdapat taman kanak-kanak dan madrasah sebagaipendidikan agama komplementer bagi peserta didik yang belajar di sekolah-sekolah nasional kursus-kursus agama kursus ibadah haji kursus bahasa

14Mardianah Nurdjali ldquoMuslim Singapura Potong Gaji Untuk Bangun Masjidrdquodalam httpwwwbisniscom Diunduh pada tanggal 28 Januari 2009

15Ibid

204

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Arab pelayanan perpustakaan penataran dan kursus-kursus pelatihankepemimpinan dan pengembangan masyarakat bimbingan keluargapengumpulan zakat serta bermacam-macam kegiatan sekolah untukmengisi waktu luang (hari libur)16 Program-program tersebut memberikanpeluang yang semakin baik terhadap peningkatan pendidikan MuslimSingapura baik secara kuantitatif maupun kualitatif Sekalipun begitukeadaan ini telah memberikan energi baru bagi komunitas Muslim Singapurauntuk mengejar lajunya perkembangan pendidikan nasional Singapurayang meluncur ke depan mengimbangi perubahan global yang demikian cepat

Sistem pendidikan nasional Singapura yang terstruktur dan sistematistelah memberikan kesempatan belajar mulai dari tingkat pra-sekolahdasar sampai tingkat pascasarjana Ada empat tingkatan pendidikanyang terselenggara di Singapura junior college pra-universitas politeknikatau Institute of Technical Education (D3) universitas dan pascasarjana17

Dalam hal ini setiap anak usia tiga tahun sudah diharuskan mengikutipra-taman kanak-kanak sebagai kelompok belajar sambil bermain melatihotak dan refleksibilitasnya dengan tingkatan-tingkatan Pre-NurseryPlay Group (usia 3 tahun) Nursery (usia 4 tahun) Taman Kanak-KanakI (usia 5 tahun) Taman Kanak-kanak II (usia 6 tahun) Bagi anak yangsudah berusia 7 tahun wajib memasuki pendidikan dasar (Primary School)selama 6 Tahun Pendidikan dasar tersebut terdiri atas 4 tahun tingkatdasar yaitu dari Dasar 1 sampai 4 dan 2 tahun tingkat orientasi yaitudari Dasar5 sampai6 Pada akhir tingkat Dasar6 peserta didik akan mengikutiujian akhir yang disebut PSLE (Primary School Leaving Examination =Ujian Meninggalkan Sekolah Dasar) dan melanjutkan ke PendidikanLanjutan (Secondary Education) jika lulus

Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan lanjutan selama duatahun (Secondary 1 dan 2) peserta didik akan ditempatkan pada kelasunggulan (express) atau kelas normal tergantung dari hasil PSLE-nyaPeserta didik yang berada pada kelas unggulan akan belajar selama 4

16Kuntowijoyo Paradigma Islam Interprestasi Untuk Aksi (Bandung Mizan1998) h 61

17lsquoSingaporersquos Education Systemrsquo online dalam httpwwwSgboxcomSingaporeeducation html diunduh pada tanggal 24 Maret 2009 Lihat jugaSuara Merdeka 17 Mei 2006

205

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tahun dari kelas tingkat lanjutan 1 sampai 4 dan 5 tahun sampai kelastingkat lanjutan 5 pada pelajaran normal

Pada akhir pendidikan tingkat Lanjutan 4 atau 5 tahun merekaakan mengikuti ujian akhir untuk memperoleh ijazah Cambridge GeneralCertificate Examination (GCE) Ijazah ini merupakan syarat untuk melanjutkanke pendidikan pasca tingkat lanjutan (Post Secondary Education) baikpada Junior College (2 tahun) Pre-University Center (3 tahun) Polytechnicatau Institut of Education (3 tahun) atau boleh juga dengan menempuhalternatif lain dengan memasuki sekolah tinggi swasta

Pada tingkat pendidikan yang memakan waktu 2 sampai 3 tahunitu peserta didik akan mempunyai berbagai pilihan mata kuliah daridisiplin ilmu yang lebih beragam tergantung pada kesenangan merekadan hasil GCE-nya Di samping itu lebih ditekankan kepada program yangmemberikan dukungan kebutuhan yang dituntut oleh dunia industriPeserta didik yang belajar di sekolah-sekolah yang telah disebutkan di atasakan mempunyai kesempatan belajar di perguruan tinggi yang akanmenghantarkan mereka pada berbagai Perguruan Tinggi baik dalam maupunluar negeri atau memilih sekolah-sekolah tinggi swasta yang memilikilink dengan universitas-universitas yang terkenal di dunia internasional

Praktik yang kadang kala ditempuh sebagai alternatif untuk bisacepat memperoleh akses terhadap pemerolehan sertifikat (ijazah) tingkatdiploma atau tingkat sarjana adalah dengan mengambil mata kuliahpada sekolah-sekolah tinggi swasta mana saja yang kebanyakannyatelah memperoleh sertifikat penjaminan mutu (quality assurance) baikdi dalam danatau luar negari Pada umumnya sekolah tinggi swastatersebut memiliki link dengan universitas-universitas di luar negeri Bahankuliah sarana training ujian dan ijazah dikeluarkan secara langsungoleh universitas-universitas tersebut

Keteraturan sistem dan manajerial pendidikan tersebut menghantarkanpendidikan nasional di Singapura yang nota bene adalah pendidikansekuler memberi akses dan peluang yang cukup besar bagi peserta didiknyauntuk memperoleh pendidikan yang layak Apalagi sarana pendidikankurikulum proses pembelajaran dan pusat sumber belajarnya benar-benar mencukupi yang kelak mengantarkan peserta didik segera memperolehmobilitas yang tinggi

206

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Apabila menoleh sejenak ke belakang sesungguhnya kelompokMuslim Melayu Singapura sudah lama merasakan ketertinggalan merekadalam bidang pendidikan bila dibandingkan dengan etnis lainnya Menyadarikeadaan itulah pada tahun 1968 sebuah organisasi guru yang bernamaKesatuan Guru-guru Melayu Singapura (KGMS) menyelenggarakan sebuahSeminar Nasional Pendidikan Beberapa persoalan mendasar yang mengemukadalam seminar itu tertuang dalam beberapa rekomendasinya yaitu (1)menyerukan pada pemerintah agar menerapkan perlakuan yang samadalam pendidikan tanpa diskriminasi (2) mempersiapkan Tun Seri Lanangdan Sang Nila Utama sebagai sekolah elite untuk meningkatkan standarpendidikan Melayu dan (3) mendirikan sebuah universitas berbahasa Melayu18

Dikarenakan seruan tersebut ldquotidak ditanggapirdquo oleh Pemerintahmaka pada tahun 1970 KGMS membuat usulan baru tentang sistempendidikan nasional Hal terpenting dari usulan tersebut dalam kaitannyadengan pendidikan Islam ialah adanya sebuah rekomendasi agar pengetahuanagama Islam dijadikan sebagai mata pelajaran wajib bagi seluruh murid-murid beragama Islam19 Barulah setelah 12 tahun kemudian melaluiberbagai pendekatan dan upaya yang tidak mengenal lelah KementerianPendidikan Singapura pada tahun 1982 mewajibkan pengajaran agamaIslam di sekolah-sekolah Pemerintah itu pun hanya diperuntukkan bagimurid-murid beragama Islam di sekolah lanjutan20

Menyadari rendahnya mutu pendidikan dan kebutuhan mendesakuntuk meningkatkan standar hidup Melayu Muslim melalui pendidikandibentuklah Majelis Pendidikan Kanak-Kanak Islam (MENDAKI) padatahun 1981 Tujuannya adalah untuk menangani berbagai persoalanpendidikan Islam Melayu mulai tahap pra-sekolah hingga pendidikantinggi Dalam program kerjanya MENDAKI segera merancang suatubentuk penyelenggaraan pendidikan yang mensinkronkan pendidikankeagamaan dengan pendidikan sekuler secara simultan21

18Sharon Siddique dan Yang Razali Kassim Muslim Society h 14719Ibid20M Kamal Hasan ldquoSome Dimension of Islamic Education in Southeast Asiardquo

dalam Taufiq Abdullah and Sharon Siddique (ed) Islam and Society in SoutheastAsia (Pasir Panjang-Singapore Institute of Southeast Asian Studies 1986) h 46

21 Ibid

207

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sekalipun sinkronisasi tersebut merupakan suatu keharusan yangtidak terelakkan dalam konteks politik pendidikan Islam di Singapuratetapi bila dilihat dari hakikat pendidikan Islam sesungguhnya strategisemacam itu merupakan bagian dari tujuan pendidikan Islam yang tidakingin hanya mempersiapkan peserta didiknya menjadi seorang spiritualismetulen yang kakinya tidak berpijak di bumi dan tidak pula menjadikanpeserta didiknya menjadi seorang materialisme yang tidak memilikibekal menuju akhirat Pendidikan Islam pada hakikatnya mempersiapkanpeserta didiknya yang selalu seimbang dalam kedua aspek tersebut

Dalam kongres MENDAKI tahun 1982 sejumlah persoalan pendidikanIslam di Singapura telah diidentifikasi Paling tidak ada 15 poin pentingyang menjadi permasalahan utama pendidikan Islam di Singapura22

yang secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut

1 Tujuan pendidikan Islam harus dirumuskan dalam kaitannya dengansistem pendidikan Nasional secara keseluruhan

2 Pendidikan madrasah dipandang gagal dalam mencapai misinyaapakah untuk menghasilkan lulusan yang mampu mengejar pendidikanyang lebih tinggi atau pun juga untuk mempersiapkan peserta didiknyamenjadi ulama

3 Banyak lulusan dari lembaga pendidikan Islam tidak memilih profesiyang sesuai dengan yang telah mereka pelajari

4 Sistem yang ada sekarang tidak memungkinkan bagi setiap orangIslam untuk menerima pendidikan agama yang memadai Pengetahuanagama Islam di sekolah-sekolah pemerintah hanya tersedia bagi kelas3 dan 4 sekolah lanjutan dan metode pengajarannya pun masihjauh dari yang diharapkan

5 Pendidikan Tinggi Islam belum tersedia

6 Banyak orangtua mengirimkan anak-anak mereka ke madrasahhanya setelah mereka gagal memasuki sekolah-sekolah pemerintah

7 Belum adanya kurikulum yang standar sehingga mempersulit penilaianmutu lulusan madrasah

22Abdullah Tradisi dan kebangkitan Islam h 419-420

208

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

8 Tidak adanya suatu kesatuan pola pengelolaan pendidikan Islamuntuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya

9 Rendahnya materi pembelajaran di samping buku-buku bahan ajaryang ada telah ketinggalan zaman

10 Kurangnya dana pendidikan yang sekaligus berakibat kepada rendahnyastatus ekonomi guru agama Hanya guru-guru agama yang berasaldari sekolah-sekolah pemerintah saja yang gajinya seragam

11 Untuk 315510 orang penduduk beragama Islam hanya ada 210 guruagama (1980) Rendahnya pendapatan guru agama ini telah menyurutkanminat kaum muda untuk memilih profesi menjadi guru agama

12 Banyak bahan bacaan dan buku wajib yang diimpor pada kenyataannyayang tidak relevan dengan kondisi hidup di Singapura yang industrialis

13 Silabus dan metode pengajaran telah ketinggalan zaman

14 Orientasi materalistis dalam masyarakat menyebabkan pemahamanIslam di kalangan kaum muda Islam saling bertentangan

15 Banyak orang Islam yang sesungguhnya memerlukan pendidikanIslam namun kenyataan sosial memperlihatkan bahwa hanya pendidikansekulerlah yang memberi jaminan masa depan yang lebih baik

Adalah menarik bahwa kongres MENDAKI pada tahun 1982 ituyang pembukaannya dihadiri oleh Perdana Menteri Singapura Lee KuanYew dalam pidatonya mengemukakan bahwa salah satu persoalan pokokyang dihadapi oleh komunitas Melayu untuk mendapatkan pendidikanyang layak di Singapura adalah rendahnya kemampuan para lulusannyadalam bahasa Inggris Lee Kuan Yew menganjurkan agar persoalan inisegera dicarikan solusinya Pada kata sambutannya Perdana MenteriSingapura itu menganjurkan agar setiap orang tua di samping menggunakanbahasa ibu seyogyanya menggunakan bahasa Inggris di rumah agar putra-putri mereka bisa mencapai EL1 Jika orangtua tidak mampu berbahasaInggris maka anak-anak mereka harus berbahasa Inggris dengan abangkakak dan para tetangganya23 Pernyataan Lee ini dapat dimaknai bahwasesungguhnya pemerintah menyadari sepenuhnya persoalan yang melandapendidikan di kalangan komunitas Melayu di Singapura

23Siddique dan Kassim Muslim Society h 158

209

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Tidak cukup dengan mendirikan MENDAKI para pemimpin Muslimjuga mendirikan DANAMAIS (Dana Masyarakat Islam) yang ide awalpendiriannya dipublikasikan oleh Ahmad Mattar pada Desember 1984dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan sosio-ekonomi danpendidikan umat24 Kedua organisasi ini dapat dipandang sebagai simbolharapan dan aspirasi Muslim untuk mencapai puncak dan kemajuanyang lebih tinggi sebagai sebuah komunitas yang ingin memberikanpartisipasi yang lebih berarti bagi pembangunan nasional Singapura

Pemerintah juga memberikan dukungan aktif kepada MENDAKI danmengizinkan Muslim Singapura untuk memberikan kontribusinya bagidana pendidikan MENDAKI Peningkatan sumber-sumber keuangan yangdimiliki diharapkan dapat menopang berbagai program MENDAKI di masamendatang DANAMAIS diharapkan dapat menempuh jalan yang sama

Pada masa-masa selanjutnya seperti yang terlihat dewasa ini terdapathubungan kerjasama yang semakin erat antara Pemerintah dan pemimpinMuslim Kedekatan hubungan itu dapat dimaknai sebagai refleksi munculnyakesadaran baru bahwa berbagai problema keterbelakangan Muslimdi bidang pendidikan dan ekonomi pada dasarnya adalah merupakansalah satu masalah nasional Singapura Pemerintah sudah menyadaribahwa menciptakan warga Muslim yang lebih baik di bidang pendidikansehingga mampu memberikan sumbangan bagi pembangunan Singapuraadalah untuk kepentingan bersama25

Pemberdayaan Masjid sebagai Lembaga PendidikanTelah dikemukakan di depan bahwa sejumlah masjid di Singapura

telah lama melaksanakan pendidikan Islam dalam bentuk madrasahparoh waktu Dewasa ini paling tidak ada 33 buah Masjid dari 69 Masjidyang ada di Singapura melaksanakan program pendidikan seperti ituPada masa-masa sebelumnya penyelenggaraan madrasah paroh waktudi masjid-masjid tersebut belum terkelola dalam manajemen penyelenggaraan

24Ibid h 16225Omar Farouk ldquoMuslim Asia Tenggara Dari Sejarah Menuju Kebangkitan

Islamrdquo dalam Saiful Muzani (ed) Pembangunan dan Kebangkitan Islam di AsiaTenggara (Jakarta LP3ES 1993) h 46

210

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang terstruktur dan sistematis Masing-masing masjid menyelenggarakanpendidikan berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang telah berlangsungselama bertahun-bertahun persis seperti pengelolaan pendidikan masjiddi Indonesia dewasa ini

Awal tahun 2000-an melalui Singapore Islamic Education System(SIES) yang dibentuk oleh MUIS merancang berbagai strategi pembelajaranIslam yang terselenggara di Masjid-Masjid Singapura yang diperkirakandapat menjangkau semua lapisan usia Program yang diluncurkan padatahun 2004 ini disebut dengan seri program aLIVE (Learning IslamicValues Everyday) untuk semua peringkat usia mulai kanak-kanak hinggadewasa yang disesuaikan dengan keperluan khusus masyarakat Islamdalam suasana kosmopolitan dan kehidupan modern

Seri program aLIVE tersebut terdiri atas lima tingkatan yaitu(1) Kids aLIVE untuk usia 5-8 tahun (2) Teens aLIVE untuk usia9-12 tahun (3) Tweens aLIVE untuk usia 13-15 tahun (4) YouthaLIVE untuk usia 16-24 tahun dan (5) Adult aLIVE untuk usia 25tahun ke atas

Program pembelajaran pada Kids aLIVE setara dengan tamankanak-kanak yang mendapat sambutan hangat dari komunitas MuslimSingapura yang secara berduyun-duyun mengirimkan putera-puterimereka belajar di sana mulai dari belajar baca-tulis al-Qurrsquoan pengenalandasar-dasar agama dan terutama penanaman nilai-nilai akhlakul karimah

Khusus program Teens aLIVE Tweens aLIVE dan Youth aLIVEpada umumnya membuka program pendidikan madrasah paroh waktuDi madrasah-madrasah inilah para orang tua mengirimkan anaknya untukkelas-kelas agama Ada yang setiap hari ada yang beberapa kali sepekanada juga yang hanya di akhir pekan yang pada umumnya merupakankegiatan di luar sekolah umum mereka Termasuk dalam kegiatan iniadalah pendidikan yang dilaksanakan pada masa liburan sekolah

Materi belajar pada masa liburan sekolah tidak terbatas pada pelajaranagama semata melainkan meliputi berbagai pengetahuan yang menopangkeberhasilan belajar di sekolah seperti bahasa Inggris Matematika Sainsdan sebagainya Beberapa Masjid seperti Masjid al-Mukminin menyediakansatu ruangan khusus sebagai tempat berkumpul para remaja untuk belajarbersama atau mengikuti program tuition semacam bimbingan belajar

211

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

untuk persiapan ujian sekolah Masjid Kassim bahkan menyediakanbeberapa ruang kelas dengan fasilitas air conditioner dan koneksi internetwireless sebagai tempat belajar bagi pelajar-pelajar menjelang musim ujian

Kegiatan tersebut bukan saja berguna untuk meningkatkan prestasibelajar tetapi sekaligus memberikan motivasi dalam menumbuhkankesadaran baru bagi keluarga Muslim Singapura untuk meraih prestasibelajar yang mampu bersaing dengan etnis lainnya Dampak positif yangditimbulkannya adalah semakin meningkatnya jumlah para pelajar (76)yang berhasil memasuki sekolah menengah dibandingkan dengan tahun1993 Demikian juga kelulusan dalam memperoleh ijazah GCE (CambridgeGeneral Certificate Examination) meningkat mencapai 12 dibandingkandengan capaian sepuluh tahun sebelumnya Peningkatan yang samaterjadi bagi kelulusan memasuki pra-Universiti Politeknik atau ITE(Institute of Technical Education) yang mencapai kenaikan sebesar 33dibandingkan dengan yang pernah dicapai tahun 199326

Bersamaan dengan itu dalam kaitannya dengan Masjid-Masjidyang sudah dikenal memiliki kecenderungan dan kekhususan dalammengembangkan ilmu-ilmu keislaman seperti fikih tahfiz al-Qurrsquoanhadis dan lain-lain Oleh MUIS potensi ini dikukuhkan untuk dilestarikandengan memberi dukungan penuh baik manajerial sarana dan prasaranamaupun pengembangan metodologisnya agar lebih efektif dan efisiendalam mencapai tujuan Sekurang-kurangnya ada sembilan masjiddi Singapura yang memiliki kekhususan dalam mengembangkan ilmu-ilmu keislaman seperti tertera di bawah ini

No NAMA MASJID KEKHUSUSAN1 Masjid Kampong Siglap Al-QuranTahfiz2 Masjid Omar Kampung Melaka Al-QuranTahfiz3 Masjid Asy-Syafaah Ilmu Hadits4 Masjid Asy-Syakirin Peradaban Islam5 Masjid An-Nur Bahasa Arab6 Masjid An-Naeem Pemikiran Islam7 Masjid Darussalam Islam dan Pemikiran Barat8 Masjid Al-Iman Ilmu Fiqih9 Masjid An-Nahdhah Pusat Harmoni

26lsquoPelancaran Rangkaian Pendidikan dan Forum Dasar MENDAKI 2004rsquo dalamwwwmendakiorg Diunduh pada tanggal 12 Januari 2009

212

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan ditetapkannya masjid Kampong Siglap atau Masjid OmarKampung Malaka sebagai pusat tahfiz al-Qurrsquoan maka kegiatan-kegiatannyalebih terkonsentrasi untuk program tahfiz Spesialis-spesialis tahfiz punakan berkumpul di situ sehingga orang akan tahu harus pergi ke Masjidmana kalau ingin mendalami tahfiz ke Masjid mana untuk mendalamibahasa Arab dan ke Masjid mana pula untuk mendalami Islam dalamkonteks peradaban barat

Demikian pula halnya dengan Masjid al-Nahdhah sebagai pusatharmoni yang kegiatan-kegiatannya tidak saja diperuntukkan bagikalangan Muslim melainkan juga sebagai syiar Islam kepada non-MuslimSejak didirikan tahun 2006 masjid ini sudah berulang kali mengundangberbagai kelompok masyarakat termasuk petinggi pemerintah SingapuraLee Hsien Loong dan Wong Kan Seng untuk berkunjung ke Harmony Centresemacam museum peradaban Islam Di masjid itulah budaya dan peradabanIslam ditampilkan dalam berbagai buku slide lukisan grafik dan gambar-gambar dengan imej menarik dalam satu ruangan khusus asri dan nyamanSecara keseluruhan masjid ini sengaja memperlihatkan Islam sebagairahmatan li al-lsquoacirclamicircn bukan saja diperuntukkan bagi suku bangsa tertentukelompok dan golongan tertentu melainkan untuk semua dan untukkesejahteraan seluruh penghuni jagat raya

Untuk memperkokoh fungsi dan peranan masjid sebagai pusatpemberdayaan masyarakat Muslim maka MUIS menyusun tiga langkahstrategis yang disebut (1) Masjid Mesra Belia (2) Masjid Mesra Keluargadan (3) Masjid Mesra Masyarakat27

Masjid mesra belia merupakan program yang mengupayakan agarmasjid bersahabat bagi kelompok remaja dan pemuda sehingga mereka

No NAMA MASJID KEKHUSUSAN1 Masjid Kampong Siglap Al-QuranTahfiz2 Masjid Omar Kampung Melaka Al-QuranTahfiz3 Masjid Asy-Syafaah Ilmu Hadits4 Masjid Asy-Syakirin Peradaban Islam5 Masjid An-Nur Bahasa Arab6 Masjid An-Naeem Pemikiran Islam7 Masjid Darussalam Islam dan Pemikiran Barat8 Masjid Al-Iman Ilmu Fiqih9 Masjid An-Nahdhah Pusat Harmoni

27Mohamed Ali bin Haji Atan ldquoPengurusan Masjid Pengalaman RepublikSingapurardquo dalam wwwscribdcomdoc39818Manajemen-Masjid-Singapuradiunduh pada tanggal 23 Februari 2009

213

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

merasa betah untuk tetap selalu berada di dalamnya Program kegiatanyang dilaksanakan selain menyelenggarakan pendidikan seperti telahdikemukakan di depan beberapa masjid dilengkapi dengan ruang olahraga dan seni Pekerja sosial (youth worker) telah ditempatkan pada masjid-masjid tersebut untuk menangani berbagai persoalan remaja dan pemudasecara lebih profesional Kecuali itu kelompok usia muda telah diikutsertakandalam pengelolaan masjid Tidak mengherankan jika 80 dari seluruhimam tetap masjid Singapore berusia antara 25-39 tahun yang dapatdikelompokkan sebagai usia muda28 Dengan demikian kesan masjidsebagai tempat berkumpul ldquoorang-orang tuardquo sudah hilang sama sekali

Khusus program Masjid mesra keluarga beberapa masjid sepertimasjid Al-Khair misalnya telah menyediakan tempat ibadah jamaahkhusus untuk keluarga Selain itu terdapat pula program kursus-kursusrumah tangga pra pernikahan dan konsling keluarga sakinah Programyang dipegang oleh imam eksekutif masing-masing masjid ini tidakberhenti setelah pasangan menikah melainkan juga masih memberikankonseling pernikahan bagi yang memerlukan Beberapa masjid lainnyamenyiapkan program ldquotemu jamaahrdquo (Meet Jemaah Session) sebagai acararamah tamah yang pada intinya untuk mengukuhkan ukhuwwah IslamiyahSecara terprogram pengurus masjid mengadakan kunjungan ke rumah-rumah warga yang bukan jamaah inti masjid Tujuannya adalah selainuntuk menyampaikan program kegiatan masjid juga sekaligus untukmemantau sekiranya ada penduduk yang bermasalah dan memerlukanbantuan tanpa mempersoalkan agama dan suku bangsanya Bantuanyang diberikan ada yang bersifat langsung atau ditindaklanjuti denganmenghubungkannya kepada badan-badan pemberi bantuan Bualanmesra dengan jamaah yang dilakukan oleh imam-imam tersebut baikdi Masjid atau ketika mengunjungi rumah-rumah warga secara berkalatelah menumbuhkan suasana akrab dan harmonis sehingga Islam sebagairahmatan li al-`acirclamicircn terlihat dengan amat jelas

Agar pelaksanaan kegiatan masjid-masjid tersebut dalam berbagaibidang menjadi lebih kompetitif dalam tahun2000 MUIS telah menetapkanMosque Excellence System (MES) yang berfungsi untuk memberikan kriteria

28MUIS lsquoPengurusan Masjid Pengalaman Republik Singapurarsquo dalam httpwwwmanaje-men_Masjid_Singaporehtml diunduh pada tanggal 28 Februari 2009

214

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

atau patokan-patokan capaian bagi Masjid-Masjid untuk kategori-kategoritertentu Sistem ini diiringi dengan pemberian Mosque Excellence Awardyang memberikan dorongan bagi masjid-masjid tersebut berkompetisisecara positif menjadi yang terbaik Kriterianya didasarkan pada anugerahyang berlaku pada Singapore Quality Award (SQA) sebagaimana yangditerapkan dalam pemberian anugerah (award) pada Malcolm BaldridgeAmerika Serikat Hal itu menunjukkan bahwa ukuran keberhasilan pengelolaanberbagai program kegiatan Masjid telah mengikuti standar internasional

Upaya untuk mewujudkan berbagai program pendidikan dakwahdan kegiatan sosial keagamaan lainnya menjadi lebih aktif dan proakatiftentulah menghendaki kemauan dan kerja keras serta sistem manajemenyang terandalkan dari seluruh pengelola Masjid yang disebut LembagaPentadbiran Masjid (LPM) Karena itulah MUIS sebagai lembaga tertinggidalam urusan keagamaan di negara ini telah menetapkan prosedur danmekanisme rekrutmen pengurus dan anggota LPM secara ketat dan rigitguna memastikan bahwa hanya orang-orang yang memiliki kompetensidan profesionalitas sajalah yang diberi kepercayaan untuk memikulamanah dan tanggung jawab sebagai pengurus LPM Apalagi lembagaini bukan sekadar mengurus dewan musala sebagai tempat peribadatansaja melainkan meliputi berbagai kegiatan pendidikan sosial ekonomidan hubungan kerjasama

Proses rekrutmen dimulai dengan mengundang individu-individuyang berminat untuk berkhidmat (mengabdi) sebagai pengurus LPMUndangan tersebut terbuka untuk umum yang disebarluaskan melaluipengumuman di masjid-masjid dan berbagai surat kabar di Singapura Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pemohon selain kelayakan kompetensipersonal dan sosial khususnya yang berkenaan dengan kepribadian danhubungan sosial seorang calon di tengah-tengah masyarakat juga berkaitandengan kompetensi profesional dan manajerial seorang pemohon khususnyayang berkaitan dengan kemampuan untuk mengemban tugas sesuaidengan bidang yang dipercayakan kepadanya

Dalam melakukan seleksi MUIS tidak terpaku pada seleksi berkas danlsquorekod jenayahrsquo para pemohon melainkan tetap mengindahkan masukandan pertimbangan para tokoh masyarakat dan ulama-ulama seniorbaik diminta ataupun tidak sehingga benar-benar dapat diyakini bahwapemohon layak untuk diangkat sebagai pengurus LPM Bagi pemohon

215

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang pernah mengabdi sebagai sukarelawan dalam berbagai unit (jawatankuasa kecil) kepengurusan Masjid akan lebih diutamakan karena lsquorekodjenayahrsquo dan kompetensinya memang sudah teruji oleh pengalamanLebih dari itu ditetapkan pula bahwa setiap individu hanya diperkenankanmemegang jabatan-jabatan penting dalam kepengurusan seperti ketuasetia usaha (sekretaris) dan bendahara tidak lebih dari dua periode berturut-turut Satu periode kepungurusan adalah selama dua tahun Jabatan-jabatan utama yang dimaksudkan mulai dari Ketua sampai Bendahara

Semua pengurus dan anggota LPM yang diangkat oleh MUIS tetapmempedomani peraturan dan ketentuan teknis yang ditetapkan oleh MUISataupun pedoman-pedoman pokok yang dikeluarkan oleh Akta PelaksanaanHukum IslamAdministration af Muslim Law Act (AMLA) Singapuratermasuk dalam hal pengelolaan keuangan Sebagai contoh bahwa LPMhanya berhak mengeluarkan uang tidak lebih dari $10000 Lebih dariitu hanya dapat digunakan apabila mendapat izin atau persetujuan MUIS

Untuk memelihara keterawasan pengelolaan keuangan maka pejabatLPM yang ditunjuk menangani pekerjaan ini wajib membuat perencanaankerja dan pelaporan pertanggung jawaban secara akuntabel menurutprosedur dan mekanisme yang berlaku di Singapura Secara terus menerusMUIS melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan danadengan menggunakan jasa auditor independen untuk melakukan auditsecara lebih teliti Hal ini dilakukan untuk memelihara transparansi pengelolaankeuangan kepada publik apalagi sebahagian besar sumber keuanganMasjid berasal masyarakat baik melalui Mosque Building Fund (MBF)maupun sumbangan-sumbangan lainnya untuk berbagai kegiatan Masjid

Dari deskripsi di atas jelas terlihat bahwa Singapura yang seringdisebut sebagai salah satu contoh pemerintah yang berjalan the bestexample of government that works Parameternya adalah kualitas manajemendan perencanaan yang dimilikinya termasuk perencanaan dan manajemanMasjidnya yang perlu dipelajari dan diadopsi

PenutupDengan latar belakangkan masyarakat yang mengalami kemajuan

yang pesat dan terus berubah Masjid di Singapura secara proaktif telahmemainkan peran pemberdayaan sehingga sentiasa relevan dengan

216

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

perubahan Institusi Masjid terus menerus berinovasi agar dapat menjadipenggerak bagi jalinan pembangunan dan khidmat masyarakat seluruhnegara Masjid-Masjid di Singapura telah mengalami reformasi setarafdengan organisasi dan institusi terkemuka di Singapura

MUIS telah melancarkan usaha yang sangat penting dalam melakukaninovasi pemberdayaan Masjid yang bukan sekadar coba-coba atau kebetulanbelaka melainkan dengan suatu perencanaan yang matang (deliberate)dan penuh perhitungan Karena itulah tingkat kebaruannya (novelitity)benar-benar dirasakan oleh komunitas Muslim Singapura sebagai pendidikanyang memberikan harapan-harapan baru karena mereka yakin bahwaputusan inovasi yang dilancarkan oleh MUIS tersebut sejalan dengancita-cita dan tujuan pendidikan Islam

Tingkat keberterimaan (acceptabilty) inovasi pemberdayaan Masjidtersebut bukan saja berasal dari kalangan Muslim Singapura melainkanoleh seluruh warga Singapura tanpa mempersoalkan agama ras danketurunannya disebabkan ikut merasakan manfaatnya karena ruh keislamanyang dibangun oleh MUIS dilandasi oleh semangat rahmatan li al-lsquoacirclamicircn

Usaha-usaha memakmurkan masjid telah menampakkan hasilnyadan institusi Masjid di Singapura telah berjaya mengubah diri untukmenjadi institusi yang kokoh dan disegani dengan menempatkan dirisecara strategik di kawasan-kawasan kejiranan serta menawarkan berbagaiprogram mulai dari keagamaan sampai meliputi program kemasyarakatanyang didukung dengan rangkaian kerjasama yang kuat dengan jawatankuasa-jawatankuasa penduduk dan kejiranan (qaryah) Peranan MUIS sebagaipenguasa agama tertinggi Singapura adalah untuk memberi kepastianbahwa usaha murni dapat berlanjut tanpa henti dengan peningkatanmutu dan pengukuhan manajemen dan pengelolaan institusi Masjidsebagai pusat pemberdayaan bagi pembelajaran Islam dan pembangunansosial sesuatu yang menjadi inspirasi kepada semua

217

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

DAFTAR PUSTAKA

ldquoIslam di Singapura Menuju Komunitas Muslim yang Majurdquo dalamRepublika (27 Januari 2002)

lsquoAbd al-Ghacircni lsquoAbud Ficirc al-Tarbiyah al-Islacircmiyah (Kairo Dacircr al-Fikr 1997)

lsquoAbdurrahman an-Nahlawi lsquoUlucircm al-Tarbiyah al-Islacircmiyah wa Asalibihaficirc al-Baiti wa al-Madrasah wa al-Mujtamalsquo (Beirut Dacircr al-Fikr1989)

lsquoUmar al-Toumy al-Syaibani al-Ushucircs al-Nafsiyah li Rilsquoayat al-Sabab(Beirut Dacircr al-Tarbiyah 1975)

ldquoIdeologi Kejakinan Hidup Muhammadiyah Hasil Kerdja Panitya Tadjdidseksi Ideologi amp Chittah Perdjoangan Muhammadiyahrdquo dalamBulletin Suara Muhammadiyah No 9I1968 (Nomor MursquotamarMuhammadijah ke 37) tahun 1968

ldquoPelancaran Rangkaian Pendidikan dan Forum Dasar Mendaki 2004rdquodalam wwwmendakiorg Diunduh pada tanggal 12 Januari 2009

ldquoSingaporersquos Education Systemrdquo dalam httpwwwsgboxcom Diunduhpada tanggal 24 Maret 2009

A Ali Mukti Alam Pikiran Modern di India dan Pakistan (BandungMizan 1996)

Abdul Aziz Dahlan ldquoFilsafatrdquo dalam Taufik Abdullah (ed) EnsiklopediTematis Dunia Islam Pemikiran dan Peradaban (Jakarta IchtiarBaru van Hoeve 2003)

Abdul Rahman Salih lsquoAbdullah Education Theory A Qurrsquoanic Outlook(Makkah Umm al-Qura Universitas 1982)

Abdurrahman Badawi ldquoMiskawaihrdquo dalam MM Sharif (ed) A Historyof Muslim Philosophy Vol I (Wiesbaden Otto Harrosowitz 1963)

218

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Abraham Maslow the Further Reaches of Human Nature (New YorkThe Viking Press 1974)

Abucirc lsquoAbdillah Muhammad bin Ismacirclsquoicircl bin Ibracirchicircm al-Bukhacircricirc Shacirchicirchal-Bukhacircricirc Jilid II (Beirut Dacircr al-Fikr tt)

Abucirc Hamicircd al-Ghazacirclicirc Micirczacircn al-Alsquomal ditahqiq Sulaiman Dunia (KairoDacircr al-Malsquoarif 1984)

Ahmad Amin Etika (Ilmu Akhlak) terj Farid Marsquoruf (Jakarta BulanBintang 1986)

Ahmad Amin Zulsquoamacirc al-Ishlah ficirc al-Ashr al-Hadicircts (Kairo Makatabahal-Nahdhah al-Mishriyyah 1979)

Ahmad Amicircn Zuhr al-Islacircm Juz II (Beirut Dacircr al-Kitab al-lsquoAracircbicirc 1969)

Ahmad Azhar Basyir Miskawaih Riwayat Hidup dan Filsafatnya (YogyakartaNur Cahaya 1988)

Ahmad bin Muhammad Ibrahim ldquoThe Legal Status in Singaporerdquodalam Malayan Law Journal Singapura 1965)

Ahmad Musthafa al-Maracircghicirc Tafsicircr al-Maracircghicirc Jilid V (Mesir Musthafaal-Bacircbicirc al-Halabi 1974)

Ahmad Sadali ldquoPembaharuan Pendidikan Tinggi Islamrdquo dalam SerialMedia Dakwah (Jakarta DDII tt)

Al Rasyidin ldquoIsu-isu Krusial dalam Pendidikan Nasional Belajar Memeta-kan Masalahrdquo dalam Jurnal Pemikiran Islam dan Kependidikanal-Tarsquolim Vol XII No 22 2005

Albert Bandura Principles of Behavior Modication (New York Holt-Rinehart and Winston Inc 1979)

Albert Hourani Arabic Thought in the Liberal Age 1798-1939 (CambridgeCambridge University Press 1962)

Alwi Shihab ldquoMadrasah Aljunied Kebanggan Melayu Singapurardquo dalamRepublika (24 Nopember 2006)

Alwi Shihab ldquoMenjelajahi Kampung Arab di Negeri Singardquo dalamhttpwwwrepublikacoid Diunduh pada 28 Januari 2009

Anwar Jundi Pancaran Pemikiran Islam terj Afif Mohammad (BandungPustaka 1985)

219

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ary Nilandari Memahat Kata Memugar Dunia (Bandung MLC 2005)

BF SkinnerScience and Human Behavior (New York Academic Press 1980)

BO Smith WO Stanley and HJ Shores Fundamentals of CurriculumDevelopment (Work Book 1957)

Benjafield A History of Psychology (Boston Allyn and Bacon 1996)

Bertrand Russell the Scientific Outlook (New York Norton 1962)

DK Kolit Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Ende Flores NusaIndah 1976)

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam DewanRedaksi Ensiklopedi Islam Ensiklopedi Islam (Jakarta IchtiarBaru van Hoeve 2003)

Djarsquofar Siddik ldquoPeran Sentral Guru-guru Keilmuan dalam InternalisasiNilai-nilai Moralrdquo dalam al-Tarsquolim Jurnal Pemikiran Islam danKependidikan No 25 Tahun 2006

Djarsquofar Siddik ldquoPsikologi Humanistik Upaya Awal Mengeluarkan PsikologMuslim dari Lubang Biawakrdquo Miqot No 77 (Juli-Agustus 1993)

Djarsquofar Siddik Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam (Bandung CitapustakaMedia 2006)

Djindar Tamimy dan Djarnawi Hadikusuma Penjelasan Anggaran Dasar danKepribadian Muhammadiyah (Yogyakarta PP Muhammadiyah1972)

Djindar Tamimy ldquoAgama Islam Menurut Paham Muhammadiyahrdquodalam Tim Pembina al-Islam dan Kemuhammadiyahan UniversitasMuhammadiyah Malang (eds) Muhammadiyah Sejarah Pemikirandan Amal Usaha (Malang Tiara Wacana Yogya-UniversitasMuhammadiyah Malnga Press 1990)

Erwin IJ Rosenthal Islam in the Modern National State (CambridgeCambridge University Press 1965)

Fachruddin Azmi ldquoSertifikasi Guru Telaah Urgensinya terhadap Kompetensidan Profesionalisme Guru Agamardquo dalam MIQOT Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol XXXIII No 1 Januari-Juni 2009

Fasli Jalal ldquoSertifikasi Guru Untuk Mewujudkan Pendidikan yang BermuturdquoMakalah disampaikan pada seminar Pendidikan yang diselenggarakanoleh PPs Unair Surabaya tanggal 28 April 2007

220

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Fathiyah Hasan Sulaimacircn Mazhacirchib ficirc al-Tarbiyah Bahts ficirc al-Mazhabal-Tarbawi lsquoinda al-Ghazacirclicirc (Mesir Dacircr al-Hana li al-Tibalsquoah waal-Nasyr 1985)

Fazlur Rahman Islam (Chicago University of Chicago Press 1979)

First World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter IslamicUniversity of Indonesia 1977)

Frank G Goble Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslowterj A Supratiknya (Yogyakarta Kanisius 1987)

Frederick Suppe (ed) The Structure of Scientific Theories (ChicagoUniversity of Illinois Press 1974)

George H Keiffer Bioethics A Textbook of Issues (Menlo Park Ca Addison-Wesley Publishing Company 1979)

Grolier Family Encyclopedia (Connecticut Grolier Incorporated 1995)

HAR Gibb the Encyclopaedia of Islam Vol I (London Luzac amp Co 1960)

Hans Wehr A Dictionary of Modern Written Arabic (London Macdonaldamp Evans Ltd 1980)

Harold HTitus Marilyn S Smith dan Richard T Nolan Persoalan-persoalanFilsafat terj HM Rasyidi (Jakarta Bulan Bintang 1984)

Harun Nasution Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (Jakarta UIPress 1985)

Harun Nasution Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan(Jakarta Bulan Bintang 1975)

Hasan Langgulung Manusia dan Pendidikan (Jakarta Pustaka Al-Husna 1986)

Hasan Langgulung Teori-teori Kesehatan Mental (Jakarta PustakaAl-Husna 1988)

Hasil-hasil Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-38 di UdjungPandang Tahun 1971 (Jogjakarta PP Muhammadiyah 1971)

Hasyimsyah Nasution Filsafat Islam (Jakarta Gaya Media Pratama 1999)

Hilda Taba Curriculum Development Theory and Practice (New YorkSan Fransisco Harcourt Brace amp World Inc)

Himpunan Putusan Tarjih(Yogyakarta Pimpinan Pusat Muhammadiyah1967)

221

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ibn Miskawaih Menuju Kesempurnaan Akhlak Buku Daras PertamaTentang Filsafat Etika terj Helmi Hidayat (Bandung Mizan 1997)

Ibn Miskawaih The Refinement of Character trans CK Zurayk (BeirutAmerican University Press 1968

Imam Barnadib Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode (YogyakartaYayasan Penerbit IKIP Yogyakarta 1994)

Immanuel Kant Critique of Pure Reason transl Norman Kemp SmithUnabridged Edition (New York St Martinrsquos Press 1965)

Ira M Lapidus History of Islamic Societies (Cambridge CambridgeUniversity Press 1988)

Islam dan Dakwah Pergumulan Antara Nilai dan Realitas (YogyakartaPP Muhammadiyah Majlis Tabligh 1988)

J Golsdtain Social Psycology (New York Academic Press 1980)

J Sudarminta ldquoDimensi Etis Pendidikan Keilmuanrdquo makalah seminarMeningkatkan Profesionalitas Guru dalam Rangka MenghadapiTantangan Pendidikan di Masa Depan pada Dies Natalis XXXIIIIKIP Sanata Dharma Tanggal 19 Oktober 1988

J Sudarminta ldquoProfesionalitas Guru dalam Rangka Menghadapi Tantang-an Pendidikan di Masa Depanrdquo Makalah seminar dalam rangkaDies Natalis XXXIII IKIP Sanata Dharma Yogyakarta tanggal19 Oktober 1988

JB Watson Behaviorisme (Chicago Universitas of Chicago Press 1959)

JG Saylor and WM Alexeander Curriculum Planning fot Better Teachingand Learning (New York Rinehart 1954)

JJ Rousseau ldquoEmilerdquo dalam Steven M Cahn (ed) the PhilosophicalFundations of Education (New York Harper amp Row Publisher 1970)

JP Chaplin Dictionary of Psychology (New York Dell Publishing CoInc 1983)

Jacques Maritain the Education of Man edited and with an Introductionby Donald and Idella Gallagher (Notre Dame University of NotreDame Press 1967)

John L Esposito Ancaman Islam Mitos dan Realitas terj AlwiyyahAbdurrahman (Bandung Mizan 1966)

222

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

John L Esposito the Oxford Encyclopaedia of the Modern World (NewYork Oxford University Press 1955)

John S Brubacher A History History of the Problem of Education (NewYork McGraw-Hill Book Company Inc 1947)

Jujun S Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (JakartaPustaka Sinar Harapan 1987)

Jujun S Suriasumantri Ilmu dalam Perspektif Moral Sosial dan Politik(Jakarta Gramedia 1986)

KH Sahlan RosidiKemuhammadiyahan untuk Perguruan Tinggi MuhammadiyahJilid I (Solo Mutiara Solo 1982)

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta Balai Pustaka 1990)

Karl Mannheim et al Sigmund Freud An Introduction (London Routledgeamp Kegan Paul Ltd 1950)

Kuntowijoyo Paradigma Islam Interprestasi Untuk Aksi (Bandung Mizan1998)

Len Evan Goodman Ibn Tufaylrsquos Hayy Ibn Yaqzan A Philosophical TaleTranslated With Introduction and Notes (New York Twayne PublisherInc 1972)

Logan Wilson and William L Kolb (ed) Sociological Analysis (NewYork Hartcourt Brace and Company 1949)

Loren R Graham Between Science and Values (New York ColumbiaUniversitty Press 1981)

M Kamal Hasan ldquoSome Dimension of Islamic Education in SoutheastAsiardquo dalam Taufiq Abdullah and Sharon Siddique (ed) Islamand Society in Southeast Asia (Pasir Panjang-Singapore Institutof Souteast Asian Studies 1986)

M Luthfi Jumlsquoah Taricirckh Falsafah al-Islacircm (Mesir tp 1927)

M Mahdi Ibn Khaldunrsquos Philosophy of History (London George Allenamp Unwin Ltd 1957)

M Quraish Shihab Membumikan al-Quran Fungsi dan Peran Wahyudalam Kehidupan Masyarakat (Bandung Mizan 1982)

M Quraish Shihab Wawasan Alquran Tafsir Maudhursquoi atas Pelbagai PersoalanUmat (Bandung Mizan 1996)

223

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

M Rusli Karim ldquoPendidikan Muhammadiyah Dilihat dari PerspektifIslamrdquo dalam M Yunan Yusuf Pulungan et al (eds) Cita danCitra Muhammadiyah (Jakarta Pustaka Panjimas 1985)

Majelis Ugama Islam Singapura ldquoPengurusan Masjid PengalamanRepublik Singapurardquo dalam httpwwwmanaje-men_Masjid_Singaporehtml Diunduh 28 Februari 2009

Malik B Badri The Dilemma of Muslim Psychologist (London LondonPublishers 1979)

Mardianah Nurdjali ldquoMuslim Singapura Potong Gaji Untuk Bangun Masjidrdquodalam httpwwwbisniscom Diunduh pada tanggal 28 Januari2009

Mary Turnbull A History of Singapore 1819-1975 (Singapore OxfordUniversity Press 1997)

Mas Mansyur ldquoKhalifah di Duniardquo dalam Amir Hamzah Wirjosukarto(ed) KH Mas Mansyur Pemikiran tentang Islam dan Muhammadiyah(Yogyakarta Hanindita 1988)

Mazheruddin Siddiqi Modern Reformist Thought in The Muslim World(India Adam Publishers amp Distributors 1993)

Mohamed Ali bin Haji Atan ldquoPengurusan Masjid Pengalaman Republik Singapurardquodalam httpswwwscribdcomdocument39818manajemen-masjid-singapura Diunduh pada tanggal 23 Februari 2009

Morris L Bigge Learning Theories for Teacher (New York Harper ampRow Publisher Inc 1974)

Muchtar Buchori Ilmu Pendidikan dan Praktik Pendidikan dalam Renungan(Yogyakarta Tiara Wacana Yogya-IKIP Muhammadiyah JakartaPress 1994)

Muhammad lsquoAbduh Tafsicircr Juz lsquoAmma terj Haidar Baqir (BandungMizan 1999)

Muhammad al-Khudary Bek Ushucircl al-Fiqh (Beirut Dacircr al-Fikr 1981)

Muhammad Hasbie Ash-Shiddieqy Hakikat Islam dan Unsur UnsurAgama (Kudus Menara Kudus 1978)

Muhammad Iqbal Metafisika Persia terj Joebar Ayoeb (Bandung Mizan1990)

Muhammad Jawacircd Mughniyah al-Tafsicircr al-Kacircsyaf juz V (Beirut Dacircral-lsquoIlm li al-Malacircyin tt)

224

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Muhammad Munir Mursi al-Tarbiyah al-Islacircmiyyah Ushucircluha wa Tacircwuruhaficirc al-Bilacircd al-lsquoAracircbiyyah (Kairo Alsquolam al-Kutub 1997)

Muhammad Rasyid Ridhacirc Tafsicircr al-Manacircr Jilid II (Kairo al-Manacircr 1327 H)

Muhammad Syarif Khan dan Muhammad Anwar Salim Muslim Philosophyand Philosophers (New Delhi SB Nangia 1994)

Muhsin Labib Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla Shadra (JakartaAl-Huda 2005)

Mulyadhi Kartanegara Integrasi Ilmu Sebuah Rekonstruksi Holistik(Jakarta Arasy 2005)

Musthafa Fahmi Al-Syuzuz al-Nafsi (Kairo Dar al-Misriyah 1978)

NA Faris Book of Knowledge (Lahore SM Ashraf 1986)

Noeng Muhadjir ldquoKerangka Dasar Pemikiran Penyusunan ProgramKurikulum al-Islam dan Kemuhammadiyahanrdquo dalam WartaPTM Th IV No 9 Maret 1990

Noeng Muhadjir ldquoPendidikan dalam Perspektif Qurrsquoanirdquo makalah padaSeminar dan Lokakarya pendidikan al-Qurrsquoan UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta 16-18 Desember 1989

Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu TeoriPendidikan (Yokyakarta Rake Sarasin 1997)

Noeng Muhadjir Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta RakeSarasin PO Box 83)

Oliver Leaman ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam Seyyed Hossein Nasr dan OliverLeaman (ed) The History of Islamic Philosophy (London-NewYork Kegal Paul 2003)

Omar Farouk ldquoMuslim Asia Tenggara Dari Sejarah Menuju KebangkitanIslamrdquo dalam Saiful Muzani (ed) Pembangunan dan KebangkitanIslam di Asia Tenggara (Jakarta LP3ES 1993)

Pedoman Guru Muhammadiyah (Jakarta PP Muhammadiyah MajlisPendidikan dan Pengajaran 1977)

Penjelasan Kurikulum Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (JakartaPP Muhammadiyah Majlis PPK 1982)

Philips H Phenix Philosophy of Education (New York Holt Rinehart ampWinston Inc 1961)

225

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

RC Faunce and NR Bossing Developing the Core Curriculum (NewYork Pretice-Hall 1958)

RS Shankland lsquoConversations with Albert Einsteinrsquo dalam AmericanJournal of Physics vol 31 1963

Rajendra Prasad (ed) A Historical-Developmental Study of ClassicalIndian Philosophy of Morals (New Delhi Center for Studies inCivilizations 2009)

S Nasution Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta Bina Aksara 1989)

S Nasution Pengembangan Kurikulum (Bandung Citra Aditya Bakti 1991)

S Waqar Akhmed Husaini Environmental Systems Engineering (LondonThe Macmilan Press Ltd 1980)

Said Ramadhan Islamic Law Its Scope and Equety (London MacmillanLtd 1970)

Second World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter IslamicUniversity Cooperation of Indonesia 1981)

Seyyed Hossein Nasr Islamic Philosophy from Its Origin to the Present(New York State University of New York Press 2006)

Sharon Siddique dan Yang Razali Kassim ldquoMuslim Society HigherEducation and Development The Case of Singaporerdquo dalam MuslimSociety Higher Education and Development in Shoutheast Asia (PasirPanjang-Singapore Institut of Southeast Asian Studies 1987)

Sigmund Freud An Outline of Psychoanalysis (New York Norton 1940)

SM Ziauddin Alawi Muslim Educational Thought in Middle Ages (NewDelhi Adam Publishers and Distributors 1988)

Syed Abul Hasan Ali Nadwi Muslim in India (Lucknow Academy ofIslamic Research and Publication 1977)

Syed Abul Hasan Ali Nadwi Western Civilization Islam and Muslim(Lucknow Academy of Islamic Research and Publication 1978)

Syed Ali Ashraf New Horizon in Muslim Education (Cambridge IslamicAcademy 1985)

Syed Muhammad al-Naquib al-Attas ldquoPreliminary Thought on theNature of Knowledge and the Definition and Aims of Educationrdquo

226

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dalam Syed Muhammad al-Naquib al-Attas (ed) Aims and Objectivesof Islamic Education (Jeddah King Abdul Aziz University 1979)

Syed Muhammad al-Naquib al-Attas The Concept of Education in Islam (KualaLumpur Muslim Youth Movement of Malaysia (ABIM) 1980)

Syed Muhd Khairudin Aljunied dan Dayang Istiaisyah Hussin ldquoEstrangedFrom the Ideal Past Historical Revolution of Madrassahs in Singaporerdquodalam Journal of Muslim Minority Affairs Vol25 Issue2 August 2005

Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf Crisis in MuslimEducation(Jeddah King Abdulaziz University 1978)

Taufiq Abdullah Tradisi dan Kebangkitan Islam Asia Tenggara (JakartaLP3S 1988)

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (JakartaImperial Bhakti Utama 2007)

WC Smith Islamic in Modern History (USA A Mentor Book 1959)

WC Smith Modern Islamic in India A Social Analysis (New Delhi UshaPublication 1979)

William Boyd (ed) the Emile of Jean Jacques Rousseau (London WilliamHeinemann Ltd 1960)

William Montgomery Watt Islamic Philosophy and Theology (EdinburghEdinburgh University Press 1985) h 1985)

Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah al-Qurrsquoanal-Qurrsquoan dan Terjemahannya(Jakarta Departemen Agama RI 1978)

Yusuf Abdullah Puar Perjuangan dan Pengabdian Muhammadiyah (JakartaPustaka Antara 1989)

Zakiah Daradjat Kesehatan Mental (Jakarta Ruhama 1992)

227

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

BIODATA PENULIS

Djarsquofar Siddik dilahirkan di T Dalam-Asahan 15 Juni 1953 Profesordalam bidang Ilmu Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyahdan Keguruan UIN Sumatera Utara Beberapa karya ilmiah akademiknyaadalah Pendidikan Keluarga Masyarakat dan Sekolah (Yogyakarta PustakaKeluarga 1998) Ilmu Pendidikan (Yogyakarta Karisma Pendidikan 1999)Islam dan Pendidikan Akal (Yogyakarta Pustaka Keluarga 2001) PendidikanMuhammadiyah Perspektif Ilmu Pendidikan (Bandung Citapustaka Media2007) Jejak Langkah Intelektual Islam Epistemologi Tokoh dan Karya(Medan IAIN Press 2010) Lembaga-lembaga Pendidikan Al Washliyahdi Sumatera Utara 2000-2010 (Medan Pusat Penelitian IAIN SumateraUtara 2012) dan Eksistensi MDTA Al Washliyah dalam MemajukanPendidikan Islam di Kabupaten Batubara 2007-2014 (Medan FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara 2015) Beberapa artikelakademik telah dihasilkannya terutama dalam bidang pendidikan Islam

Rosnita lahir di Medan 16 Agustus 1958 merupakan Dosen FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan Saat inimenjabat sebagai Kepala Program Studi Tadris Biologi pada FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan MenyelesaikanMaster of Arts dalam bidang Pendidikan Islam dari Program PascasarjanaIAIN Sumatera Utara Telah menghasilkan beberapa buku dan artikelilmiah terutama dalam bidang evaluasi pendidikan

228

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

  • coverrrr1pdf
  • Buku Djas Full Textpdf
    • Djas-coverpdf
    • Djas Isipdf
Page 2: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana

SERBA-SERBIPENDIDIKAN

ISLAMDimensi Teoretis dan Praktis

Prof Dr Djarsquofar Siddik MADra Hj Rosnita MA

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAMDimensi Teoretis dan Praktis

Penulis Prof Dr Djarsquofar Siddik MA danDra Hj Rosnita MA

Editor Dr Jarsquofar MA

Copyright copy 2018 pada penulisHak cipta dilindungi undang-undang

All rights reserved

Penata letak SamsidarPerancang sampul Aulia Grafika

Diterbitkan olehPERDANA PUBLISHING

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana(ANGGOTA IKAPI No 022SUT11)

Jl Sosro No 16-A Medan 20224Telp 061-77151020 7347756 Faks 061-7347756

E-mail perdanapublishinggmailcomContact person 08126516306

Cetakan pertama November 2018

ISBN 978-602-5674-62-4

Dilarang memperbanyak menyalin merekam sebagianatau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau

bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit atau penulis

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya Atas takdir-Nya akhirnya penulis mampu menyelesaikan buku

ini dengan baik Selawat dan salam semoga selalu disampaikan kepadaNabi Muhammad saw berserta untuk keluarga dan para sahabat-Nya Akhirnyabuku ini dapat juga selesai diterbitkan dengan judul Serba-Serbi PendidikanIslam Dimensi Teoretis dan Praktis Sesungguhnya buku ini merupakan hasilpenelitian dan perenungan penulis dalam menggeluti disiplin pendidikanIslam Dalam proses penerbitan buku ini penulis mendapatkan bantuandalam berbagai bentuk mulai dari persoalan teknis sampai perkarapenerbitan naskah Sebab itu dalam kesempatan kali ini kami mengucapkanterima kasih kepada Dr Jarsquofar MA dan ananda Helma Fitri SPd yangtelah berkenan mengumpulkan bagian-bagian buku ini yang terserakdalam berbagai tempat kemudian mengetik dan mengeditnya sehinggaakhirnya menjadi sebuah naskah yang layak terbit Terima kasih kepadaananda Irfa Waldi Nasution dan Amrullah Siagian yang turut memeriksakata demi kata dalam buku ini Akhirnya kami mengucapkan terimakasih kepada Prof Dr Saidurrahman MAg (Rektor UIN Sumatera UtaraMedan) dan Prof Dr Syafaruddin MPd (Wakil Rektor UIN SumateraUtara bidang Akademik) yang berkenan membiayai pencetakan naskahbuku ini Kepada saudara Asrul Daulay MSi kami mengucapkanterima kasih atas bantuan penerbitannya selama ini

Sekian terima kasih

Medan 30 Nopember 2018

Penulis

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

vi

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar vDaftar Isi vi

Integrasi Ilmu dan Nilai-nilai Agama dalam Pembelajaran 1

Pembentukan Akhlak Anak Usia Dini MenurutIbn Miskawaih 23

Emansipasi Perempuan Muslimah Rekonstruksi TeologiPendidikan Perempuan 45

Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam 59

Pandangan Pendidikan Islam terhadap Teori Belajar DisiplinMental Humanistik 84

Peranan Pendidikan Islam dalam Mempersiapkan SumberDaya Manusia Muslim 96

Menelusuri Konsep Proses Pembelajaran dalam SistemPendidikan Islam 123

Menelusuri Identitas Desain Kurikulum Pendidikan Islam 148

Kedudukan Guru sebagai Pendidik dalam SistemPendidikan Muhammadiyah 169

Inovasi Pemberdayaan Masjid dalam PengembanganPendidikan Islam di Singapura 193

Daftar Pustaka 217

Biodata Penulis 227

1

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

INTEGRASI ILMU DAN NILAI-NILAIAGAMA DALAM PEMBELAJARAN

Hubungan antara ilmu dan agama ataupun moral dalam kegiatanberilmu masih sering diperdebatkan Hal inimdashwalau bagaimana

punmdashberpengaruh pada sikap dalam mengajarkan ilmu apakah ilmuitu disajikan secara ldquomurnirdquo tanpa mengimplisitshykan nilai-nilai moralkeagamaan atau tidak

Ada pendapat yang mengatakan bahwa keduanyamdashilmu dan nilai-nilai moral keagamaanmdashmerupakan dua dunia yang bukan hanyaberbeda melainkan juga sama sekali terpisah dan mesti tetap dijagaagar senantiasa terpisah Pendapat kedua mengatakan bahwa kendatiada perbedaan wilayah antara ilmu dan moral keagamaan bahwakeduanya saling berhubungan

Untuk mencermati pendapat yang saling berlawanan itu tulisanini akan memberikan ulasan singkat tentang kedua pola pikir tersebutyang kemudian dilanjutkan pada perbincangan khusus mengenai internalisasinilai-nilai agama melalui pendidikan keilmuan

Benarkah Ilmu dan Agama TerpisahAdanya upaya memisahkan kegiatan berilmu dengan nilai-nilai agama

atau moral tidaklah timbul dengan sendirinya melainkan dilatar-belakangioleh premis yang dikemukakan para ilmuan Barat bahwa ilmu tak adakaitannya dengan masalah-masalah moral keagamaan Ilmu dan moraladalah dua bidang yang sama sekali terpisah karenanya setiap usaha

2

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

untuk menghubungkan keduanya hanya akan merusak hakikat dankekhasan masing-masing Ilmu adalah bebas-nilai demikian slogan yangdikemukakan para pedukung pendapat ini Penganut pendapat ini sebagai-mana dipaparkan Sudarminta selalu berargumentasi bahwa bidangpenyelidikan ilmu adalah dunia fakta atau apa yang senyatanya ada (what isdas sain) sedangkan moral keagamaan bergerak dalam dunia nilai-nilaiatau apa yang seharusnya dilakukan (what ought to be donedas sollen)1

Secara garis besar setidaknya ada tiga argumen yang mendukungpemisahan ilmu dan moral keagamaan yaitu (1) untuk menjaga otonomiilmu dan menghindari konflik dengan otoritas kebenaran di luar ilmu(2) untuk menjaga kemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah dan (3)adanya bukti-bukti keberhasilan pragmatis rasionalitas metodis yangbebas nilai2

Argumen pertama yang didasarkan kepada pandangan untuk menjagaotonomi ilmu dan menghindari konflik dengan otoritas kebenaran diluar ilmu setidaknya dalam kaca mata Barat cukup argumentatif danpantas mendapat perhatian secara serius karena berawal dari traumasejarah mengenai pertentangan antara ilmuan dengan dogmatika Gerejayang terjadi pada awal abad ke 17

Sejarah mencatat bahwa muncul dan berkembangnya ilmu pengetahuanmodern seperti yang dapat disaksikan dewasa ini memang tidak bisadilepaskan dari usaha perjuangan memperoleh otonomi dari penentuan-penentuan di luar ilmu khususnya dari kungkungan pandangan-pandanganfilosofis dan teologis tertentu Pengadilan inkuisisi yang menjatuhkanhukuman ekskomunikasi pada Gallileo pada tahun1633 karena pembelaannyaatas teori astronomi heliosentris Copernicus (1473-1543) telah dianggapbertentangan dengan ajaran resmi Gereja waktu itu karena secara dogmatisGerejawan mempertahankan teori astronomi geosentris Ptolomeus (abad2) adalah sebuah ironi dalam sejarah bagaimana kebenaran bisa terkorbankanbila ilmu kehilangan otonominya

1Penjelasan menarik mengenai hal ini lihat J Sudarminta ldquoProfesionalitas Gurudalam Rangka Menghadapi Tantangan Pendidikan di Masa Depanrdquo dalam Makalahseminar dalam rangka Dies Natalis XXXIII IKIP Sanata Dharma Yogyakartatanggal 19 Oktober 1988

2Ibid h 7

3

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Adalah benar bahwa kebenaran ilmiah akan terus menerus terkorbankandan kemanusiaan dirugikan apabila otonomi ilmu tidak dijaga terutamaapabila kekuasaan baik politik adat maupun titah-titah keagamaanyang hanya mengandalkan dogmatisme sempit ingin campur tangandalam penentuan internal kebenaran ilmiah Ilmu baru memungkinkantumbuh dan berkembang hanya apabila ada iklim yang menjamin suatukebebasan intelektual Bila kegiatan berilmu dibatasi atau bahkan dikekangoleh suatu ideologi politik atas dogmatisme keagamaan yang sempitmaka penentuan tentang mana yang benar secara ilmiah dan mana yangtidak akan mengalami kekacauan Kebenaran ilmu tidak lagi ditentukanoleh kaidah-kaidah ilmu itu sendiri melainkan harus ldquotunduk dan patuhrdquooleh sesuatu di luar ilmu yang menyebabkan cita-cita ilmu untuk mengejarkebenaran yang rasional objektif dan universal akan menjadi terganjal

Usaha untuk memperjuangkan dan mempertahankan otonomi ilmudari kekuasaan di luar ilmu inilah yang memunculkan sikap sekularistikdan anti keagamaan Pandangan sekularis ini pulalah yang kemudianmelanda hampir seluruh kegiatan berilmu di seantero dunia Peradabanberilmu di dunia Islam juga tak urung ikut dilanda prahara sekularistikmelalui penetrasi Barat yang masuk ke negeri-negeri Islam Dari sinilahawal mula terjadinya dikotomi ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu non agamahampir pada semua negeri Islam3 Pertentangan antara lembaga-lembagapendidikan tradisional dengan lembaga-lembaga pendidikan resmi yangdikuasai oleh pemerintah baik tersamar atau terang-terangan menjaditak terelakkan

Pemisahan ilmu dan moral ndash menurut sebagian para pembelanyamdashbukan dimaksudkan untuk mengecilkan makna dan hakikat agamamelainkan sebagai misi suci untuk menghindari konflik antara ilmudengan otoritas kebenaran di luar ilmu seperti halnya otoritas keagamaanDalam pandangan ini otonomi ilmu adalah otonomi yang relatif karenalembaga-lembaga di luar ilmu juga punya otonomi tersendiri sehinggailmu bukanlah satu-satunya otoritas yang berhak memaklumkan dirisebagai penentu kebenaran yang objektif dan rasional Ilmu secara ontologishanya bergerak dalam dunia sejauh batas-batas cakupan pengalaman

3Mulyadi Kartanegara Integrasi Ilmu Sebuah Rekonstruksi Holistik (JakartaArasy Mizan dan UIN Jakarta Press 2005) h 20

4

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

empiris manusia Padahal hidup manusia bukan hanya bersifat jasmani belakamelainkan juga bersifat rohani yang meliputi berbagai dimensi yangsesungguhnya dapat mengungguli pengalaman empiris manusia Secaraepistemologis ilmu juga hanyalah sebagai salah satu bentuk pengetahuanmanusia Bentuk metodis tertentu yang mencirikan ilmu yang seringdisebut sebagai bentuk hipotetiko-deduktif-verifikatif merupakan bentukmetodis yang tidak berlaku begitu saja untuk bentuk-bentuk pengetahuanmanusia yang lain

Siapa pun mengakui bahwa sesungguhnya ada bentuk-bentuk kebenaranlain di samping kebenaran yang disajikan oleh ilmu Kendati ilmu merupakansalah satu sendi peradaban manusia modern yang secara normatif adalahbaik tetapi ilmu itu sendiri tanpa dilengkapi dengan sendi-sendi yang lainniscaya tidak akan mampu menyangga bangunan peradaban manusiayang diperkirakan dapat menjamin kebahagiaan hidup para warganya

Kesadaran akan pentingnya menjaga otonomi ilmu pada satu pihakdan otonomi lembaga di luar ilmu pada pihak lain seperti lembaga keagamaanmisalnya dalam hal penentuan kebenaran menelorkan paham yang disebutldquorestrictionismerdquo4 atau paham pembatasan wilayah hegemoni Salah seorangpenganut paham ini yang cukup terkenal adalah Arthur S Eddington(1882-1944) seorang pakar astrofisika dari Inggris Ia berpendapat bahwakebenaran ilmu dan agama tidak akan pernah bertentangan karenakeduanya berbicara tentang hal yang sama sekali lain Ia beranggapanbahwa ilmu yang tidak lain hanyalah suatu sistem simbol-simbol yangdihubungkan oleh rumus-rumus persamaan matematis hanya menyangkutdimensi pengalaman manusia yang cukup dangkal Sebagai suatu sistemsimbol-simbol saja ilmu tak mungkin berbicara tentang hakikat kehidupanmanusia yang mendalam Ilmu dengan segala sumbangannya masihmeninggalkan ruang kosong dalam kehidupan manusia yang perlu diisioleh agama5

Pandangan Eddington yang merasa masih perlu memisahkan ilmudan agama menggemakan pandangan Immanuel Kant yang hidup seabadsebelumnya (1724-1804) Bagi Kant bidang gerak dan kegiatan ilmu

4Loren R Graham Between Science and Values (New York Columbia UniversittyPress 1981) h 8

5Ibid h 78-81

5

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya terbatas pada dunia phenomenal yakni dunia sejauh menampakkandiri dan ditangkap oleh pengalaman inderawi manusia Sedangkan bidangnilai-nilai moral dan keagamaan terletak dalam dunia noumenal yaitusuatu dunia yang tak pernah bisa dialami secara inderawi ataupun diketahuioleh nalar saja melainkan hanya bisa dipikirkan melalui akal budi dan iman6

Gema filsafat Kant seperti tercermin dalam pandangan Eddingtonjuga nampak dalam pandangannya bahwa ilmu hanyalah merupakansistem simbol-simbol yang dihubungkan dengan rumus-rumus persamaanmatematis dan tak mampu menjawab masalah-masalah hakiki dalamkehidupan manusia Sebagaimana Kant yang ingin membatasi bidanggerak kegiatan dan wewenang ilmu guna memberi ruang gerak padaagama dan moral Eddington memandang ilmu sebagai kegiatan yangtidak menyentuh masalah-masalah hakiki kehidupan manusia agar nilai-nilai keagamaan bisa tetap dijunjung tinggi dan bisa memperlihatkanbetapa penting dan mutlaknya agama itu bagi manusia

Dalam arti tertentu Albert Einstein juga termasuk ilmuwan yangmenganut restriksionisme karena secara tersurat ia pun menolakadanya hubungan langsung antara ilmu dan etika Dengan tegas ia menyatakanldquoIlmu hanya dapat mengetahui dengan pasti apa yang senyatanya adadan bukan apa yang semestinya ada di luar wilayah ilmu berbagaimacam keputusan yang menyangkut nilai-nilai tetap senantiasa diperlukanrdquo7

Sikap restriksionis Einstein diperkuat sewaktu ia berhadapan denganpara pengkritiknya di Jerman yang mengaitkan teori relativitasnyadengan paham relativisme moral yang menolak kemutlakan nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral Einstein menolak usaha-usaha untukmengaitkan teori fisika modern dengan masalah-masalah sosial dan topik-topik moral keagamaan kebebasan kehendak dan ilmu-ilmu sosialsebagaimana kadang-kadang dibuat oleh rekannya pakar ilmu alamNiels Bohr Einstein mengkritik Bohr sebagai ilmuwan yang menganggapdiri bagaikan seorang nabi8

6Immanuel Kant Critique of Pure Reason Translated by Norman Kemp SmithUnabridged Edition (New York St Martinrsquos Press 1965) h 29-30 dan 257-275

7Lihat Graham Between h 408Dikutip dalam RS Shankland ldquoConversations with Albert Einsteinrdquo dalam

American Journal of Physics vol 31 1963 h 50

6

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kendati begitu Einstein sama sekali bukan seorang ilmuwan yangtidak peduli akan tanggung jawab moralnya terhadap masyarakat Banyaktulisannya menyangkut masalah-masalah sosial yang tidak langsungberhubungan dengan kegiatan ilmiahnya karena dia yakin bahwa ilmuwanmdashsebagaimana warga negara yang lain mdash mempunyai tanggung jawabyang penting dalam masyarakat Ia menolak pandangan yang melarangpara ilmuwan berpolitik Dengan pandangan seperti itu bisa dikatakanbahwa Einstein bukanlah seorang penganut paham restriksionisme yangketat meskipun dikotomi keilmuan tetap cukup kuat dalam pandangan-pandangannya

Argumen kedua yang lebih menekankan pada upaya menjaga kemurniandan objektivitas kebenaran ilmiah erat sekali kaitannya dengan argumenpokok pertama seperti dikemukakan di atas Argumen kedua ini jugamendukung pemisahan antara ilmu dan moral keagamaan guna menjagakemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah yang citranya bisa dirusakoleh pertimbangan nilai-nilai di luar nilai kognitif keilmuan Dalam halini kenalaran (rasionalitas) ilmu kadang-kadang dikaitkan dengan sifatargumentasi ilmu yang melulu bersifat logis lugas dan objektif bebas dariberbagai macam pertimbangan nilai Pertimbangan nilai telah dicurigaisebagai penyebab terjadinya sikap yang berat sebelah (bias) yang dapatmerusak citra keilmuan Keobjektifan hasil pengumpulan dan analisisdata pemilihan dan pegolahan permasalahan mdash menurut para pendukungargumen ini mdash sering menjadi cacat (distorted) disebabkan oleh dan adanyapertimbangan nilai-nilai atau paham moral keagamaan para ilmuwan

Guna mempertahankan cita-cita kemurnian ilmu dan mengejarobjektivitas kebenaran tersebut pada permulaan abad ini Max Webermemperjuangkan pentingnya pemisahan antara fakta dan penilaian(facts and values) antara ilmu sosial dan kebijakan sosial (social scienceand social policy)9 Bersama Werner Sombart dan Edgar Jafee pada tahun

9Empat tulisan Weber berkenaan dengan argumentasinya mengenai perlunyapemisahan ilmu dan nilai-nilai adalah ldquoObjektivity in Social Science and SocialPolicyrdquo (1904) ldquoThe Logic of the Cultural Sciencesrdquo (1905) ldquoThe Meaning oflsquoEthical Neutralityrsquo in Sociology and Economicrdquo (1917) dan ldquoScience as a VocationrdquoKetiga tulisan pertama dapat dibaca dalam kumpulam essay The Methodology ofthe Social Sciences translated and edited by Edward A Shils and Henry A FinchGlencoe 111 The Free Press 1949 Sedangkan tulisan yang keempat antara lain

7

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

1904 Weber melancarkan kampanyenya dengan mempergunakan majalahmereka Archiv fur Sozialwissenschaft und Sozialpolitik melawan sikapdari Verein fur Sosialpolitik yang dikuasai pemerintah Bismarck Cita-cita Weber adalah untuk membebaskan kegiatan ilmiah dari pendikteankepentingan pemerintah atau rezim yang sedang berkuasa MenurutWeber para ilmuwan yang masuk dalam Verein banyak yang sudah tidakkritis lagi atau bahkan telah menjual kebebasan mereka sebagai ilmuwanMereka telah melalaikan pentingnya memisahkan tugas mereka sebagaiilmuwan dari tugas mereka sebagai warganegara Kelalaian ini dalampandangan Weber adalah suatu pengkhianatan atas cita-cita kegiatanilmiah yang harus bersifat rasional objektif dan tak pernah boleh memihak

Rasionalitas keilmuan menurut Weber adalah rasionalitas bebas-nilai yakni rasionalitas yang terletak dalam cita-cita objektivitas kebenaransebagaimana terdapat dalam ilmu alam objektivitas yang bebas dariketerlibatan subjek pengamat dan membiarkan objeknya sendiri berbicaratentang dirinya Ilmu termasuk ilmu sosial seperti sosiologi mesti berusahauntuk mengerti hal yang diselidiki tidak hanya secara intuitif-interpretatifyang mengandalkan verstehen melainkan harus sampai ke perumusanhukum yang bisa dipakai sebagai dasar ramalan ilmiah atau prediksiatas apa yang akan terjadi

Akan halnya argumen yang ketiga yaitu berkenaan adanya bukti-buktikeberhasilan pragmatis rasionalitas metodis yang bebas-nilai biasanyadiajukan sebagai pendukung usaha pemisahan ilmu dan moral keagamaanjuga Perlu ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan rasionalitas metodisbebas nilai adalah paham rasionalitas ala Weber yang menganggappertimbangan nilai-nilai mdash termasuk nilai-nilai moral keagamaan dalamkeilmuan mdash dipandang sebagai distorsi atau pembuat cacat keobjektifanilmu Dalam paham rasionalitas ini tujuan tidak pernah dipersoalkankarena yang menjadi pokok persoalan hanyalah penemuan sarana untukmencapai tujuan Dengan keberhasilan pragmatis yang dimaksudkanadalah keberhasilan sesaat dalam memecahkan masalah (get the job done)

Dalam paham rasionalitas metodis mdash atau kadang disebut jugarasionalitas instrumental atau rasionalitas teknologis mdash setiap peristiwaatau kejadian dan bahkan perbuatan-perbuatan manusia bisa diterangkansepenuhnya berdasarkan lsquoefficient causersquo-nya dan dari situ bisa ditemukansuatu hukum penyebab (causalitas) yang keberlakuannya menyerupai

8

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hukum alam dalam ilmu alam Keterangan yang melibatkan lsquofinal causersquodianggap tidak ilmiah karena tak pernah bisa diamati secara empiris Rasionalitasmetodis melahirkan pendekatan yang bersifat materialistik dan mekanikalterhadap alam semesta Pendekatan ilmiah yang telah melahirkan teknologimodern sehingga rahasia alam semesta diketahui hukum-hukum penyebabnyaAlam tidak lagi hanya untuk dimengerti melainkan pertama-tama danterutama untuk dikuasai dan dimanfaatkan Inilah perubahan sikappendekatan yang oleh Bertrand Russell disebut sebagai perubahandari sikap kontemplatif ke sikap manipulatif10

Secara pragmatis pendekatan semacam ini rupa-rupanya telah membawakeberhasilan besar dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapimanusia Revolusi teknologi memang membawa banyak manfaat dalammeningkatkan taraf hidup manusia Rasionalitas metodis yang bebas-nilai telah membebaskan manusia dari perbedaan yang mereka katakanbertele-tele dan tak habis-habisnya mengenai nilia-nilai dan membantumemusatkan tenaga dan perhatian pada pemecahan masalah-masalahkonkret seperti pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia pangansandang papan perumahan prasarana ekonomi dan sebagainya Atasdasar argumentasi kegunaan praktis ini maka pemisahan ilmu denganpertimbangan-pertimbangan moral pun menjadi dibenarkan

Ilmu dan Agama Tidak TerpisahPaparan di atas menyajikan tiga argumen pokok yang biasanya dipergunakan

untuk mendasari pandangan yang membela dan memperjuangkanpemisahan ilmu dan moral keagamaan Pertanyaannya kini benarkahilmu terpisah dari nilai-nilai moral keagamaan Dalam konteks itu paparanberikut akan coba mendiskusikan benar-tidaknya ilmu terpisah darinilai-nilai moral keagamaan

Sebagai sebuah diskusi kiranya perlu dilakukan peninjauan secarakritis terhadap argumen-argumen yang menyatakan bahwa ilmu mestiterpisah dengan moral keagamaan Dengan cara seperti itu sekalipun

dalam Logan Wilson and William L Kolb (Ed) Sociological Analysis (NewYork Hartcourt Brace and Company 1949) h 5-16

10Bertrand Russell The Scientific Outlook (New York Norton 1962) h 261

9

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tanpa mengingkari adanya kebenaran yang terkandung dalam argumen-argumen tersebut akan tetapi setidak-tidaknya dapat ditemukan suatuargumentasi rasional bahwa sesungguhnya pemisahan ilmu dan moralkeagamaan memiliki sisi-sisi lemah yang sesungguhnya masih perluuntuk direkonstruksi

Karena itu tanpa harus berdebat mengenai pentingnya mempertahankanotonomi ilmu dari campur tangan kekuasaan di luar ilmu serta perlunyamemperhatikan perbedaan yang sesungguhnya antara bidang ilmudan bidang moral keagamaan guna menghindarkan kekacauan pahamdapat dikatakan bahwa penyelesaian berupa restriksionisme sepertiyang dikemukakan Eddington atau Kant hanyalah penyelesaian yangsemu Secara sepintas argumen yang mereka berikan cukup meyakinkandan layak diterima karena keduanya sama-sama diakui pentingnya danyang satu tak bisa dikorbankan demi yang lain Pada satu pihak parailmuwan bisa terus melaksanakan kegiatan ilmiahnya tanpa khawatirakan adanya campur tangan dari atau akan adanya akibat-akibat yangtidak diinginkan bagi dunia di luar ilmu Pada pihak yang lain kaumagamawan dan teolog dapat terus berpegang dan mengajarkan nilai-nilai yang mereka yakini sebagai sesuatu yang baik dan benar tanpakhawatir terancam keberlakuannya oleh kemajuan ilmu

Penyelesaian kompromis di atas secara sepintas memuaskan berbagaipihak Kendati begitu penyelesaian ini merupakan penyelesaian yangsemu dan dikotomis karena hidup manusia tidak bisa dikotak-kotakkanKegiatan keilmuan sebagai kegiatan manusia tidak bisa sepenuhnyadiisolasikan dari kegiatan-kegiatan manusia yang lain Ilmuwan sebagaiwarga masyarakat tidak bisa melepaskan diri dari tata nilai yang menjagatatanan dan keutuhan masyarakat Seorang ilmuwan mempunyai kewajibansosial tertentu dalam masyarakat suatu kewajiban yang dalam pelaksanaannyatidak pernah bisa dilepaskan dari nilai-nilai moral

Di samping itu dalam kasus Eddington mengenai usahanya untukmemisahkan kegiatan keilmuan dari kegiatan keagamaan dalam praktektidak membebaskan dirinya dari mengaitkan keduanya yang secarakritis telah dicatat oleh Loren Graham11 Seandainya Eddington konsisten

11Graham Betwen h 78-79

10

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dengan prinsipnya bahwa tak ada sesuatu pun yang terjadi dalam ilmuyang dapat mempengaruhi kehidupan keagamaan ia pasti tidak akanmenulis beberapa buku yang bertujuan untuk menunjukkan bahwaperkembangan-perkembangan baru dalam fisika modern (teori relativitasdan mekanika quantum) tidak perlu berpengaruh pada sikap orang dalammenghayati perkembangan baru dalam fisika modern yang secara defacto berpengaruh pada sikap orang dalam menghayati agamanya

Sehubungan dengan posisi Kant yang menyatakan bahwa moralitasmdashyang berada dalam lingkup noumenal mdash tidak ada hubungan sesuatudengan ilmu mdash yang berada dalam lingkup phenomenal mdash secara teoritisposisi ini tak bisa dipertahankan Manusia yang konkret ini terlibat dalamdua dunia dan memakai dua aspek dari akal budi sekaligus Pandanganbahwa ilmu bersifat pengetahuan teoritis dan bisa dipisahkan dari bidangpraktis dalam banyak hal sudah diperlemah oleh kenyataan bahwa dewasaini ilmu dan teknologi teori dan praktis sudah semakin erat berkaitanTidak ada hasil ilmu yang begitu saja bersifat netral karena melulu bersifatteoretis yang tidak memiliki dampak sosial penggunaannya Ilmu modernmerupakan suatu kegiatan berantai suatu penemuan pada suatu bidangacapkali mempengaruhi penemuan-penemuan di bidang lain Sebagaicontoh kajian tentang pertumbuhan hormon tetumbuhan diikuti olehpengembangan obat kimia herbisida yang digunakan untuk penggundulansemak belukar dalam perang Vietnam12 Ini berarti bahwa sesuatu yangterjadi dalam suatu laboratorium biokimia tidak bisa begitu saja dipisahkandari kepentingan-kepentingan industri yang dalam hal ini adalah industriperdagangan obat dan industri perang juga kepentingan politik Tidaklahmudah untuk memisahkan suatu aspek kegiatan ilmiah dari aspek-aspekyang lain Suatu hal yang sepintas nampaknya netral bisa mempunyaidampak pada yang lain bila dikaitkan dengan kegiatan lain Apalagi dewasaini jarak waktu antara hasil kajian laboratorium dengan penerapannyasecara teknologis ternyata sudah semakin singkat Ini membawa akibatbahwa kesempatan untuk melakukan evaluasi terhadap dampak-dampaksosial daripada hasil-hasil penyelidikan ilmu semakin sedikit Masalahnya

12George H Keiffer Bioethics A Textbook of Issues (Menlo Park Ca Addison-Wesley Publishing Company 1979) h 13 Dalam buku ini banyak dibicarakanbeberapa permasalahan berkaitan dengan hubungan antara ilmu dan masyarakat

11

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

menjadi lebih tajam lagi kalau dikaitkan dengan kenyataan bahwa seringkaliuang bicara lebih keras daripada kebenaran

Tambahan pula dewasa ini ilmu juga sudah begitu berkembangsehingga bidang penyelidikannya bukan lagi hanya menyangkut alamkebendaan yang ada di luar manusia melainkan menjadikan manusiaitu sendiri sebagai objek penyelidikannya Ilmu genetika misalnya denganretasnya kode-kode genetis DNA yang dalam arti tertentu telah membukatabir misteri kehidupan dan bisa terlibat dalam proses reproduksi manusiaHal ini akan membawa manusia masuk ke pintu gerbang suatu zaman yangmempertontonkan bahwa ilmu bukan lagi merupakan suatu saranayang membantu manusia untuk mencapai tujuan hidupnya melainkanjuga ldquomenciptakanrdquo tujuan hidup itu sendiri Dengan menjadikan manusiasebagai objek penyelidikan ilmu telah melibatkan hal-hal yang menyangkutmartabat manusia sendiri berikut hakikat kehidupannya Dalam halseperti ini tidak bisa dikatakan lagi bahwa ilmu itu bersifat netral ataubebas nilai dan merupakan bidang yang terpisah dari moral keagamaan13

Berkaitan dengan argumen pokok kedua tanpa harus menyangkalpentingnya menjaga kemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah perludisadari bahwa tidak semua bentuk keterlibatan subjek peneliti (ilmuwan)dengan tata nilainya pada proses penelitian ilmiah dengan sendirinyamerusak citra kemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah Usaha untukmembebaskan diri dari sikap-sikap a priori kecondongan-kecondongan(bias) pribadi dan kehidupan sosial para ilmuwan14 khususnya dalampemilihan suatu metode penelitian pencatatan pelaporan dan penganalisaandata memang merupakan suatu hal yang hakiki dalam setiap kegiatanilmiah Hasil-hasil penelitian ilmiah yang diwarnai oleh bias pribadi dankelompok dan tidak terbuka pada pengecekan kembali oleh komunitasilmuwan dengan sendirinya tidaklah tidak sahih (valid) Khusus dalam kontekstersebut tujuan yang ingin dicapai oleh para penganjur dan pendukungpemisahan ilmu dan moral memang perlu dipertimbangkan

13Jujun S Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (JakartaPustaka Sinar Harapan 1987) h 253-257

14Membebaskan diri dari apa yang oleh Francis Bacon disebut empat ldquoidolardquo yangbisa menjerat ilmuwan ke arah ldquoanticipationes naturaerdquo yakni ldquoidola tribusrdquo (prasangkabangsa manusia pada umumnya) ldquoidola specusrdquo (prasangka seleranya sendiri) ldquoidolaForirdquo (prasangka massa) dan ldquoidola theetrirdquo (prasangka faham pemikiran lama)

12

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kendati begitu pengejaran kebenaran ilmiah dalam bentuk kebenaranyang melulu bersifat objektif bebas dari segala keterlibatan subjek sebagaimanadicita-citakan oleh ilmu alam kelihatannya merupakan suatu ideal yangtidak pernah sepenuhnya tercapai Kelirulah untuk memandang bentukkebenaran seperti itu sebagai model segala kebenaran Semua kebenaranpengetahuan itu bersifat objektif-subjektif Apabila pengetahuan yangdimaksudkan merupakan pengetahuan yang menempatkan manusiasebagai obyek forma dan materinya sebagaimana halnya ilmu-ilmusosial kemanusiaan akan semakin tinggilah derajat keterlibatan subjekDalam hal ini pemakaian model objektivitas ilmu alam sebagai modelsegala ilmu tidaklah memadai Bahkan sejak tahun 1950-an di kalanganpara ilmuwan sendiri mulai disadari bahwa paham fisikalisme yangingin menjadikan fisika sebagai model segala ilmu merupakan pahamyang tidak bisa dipertahankan Demikian pula pengertian objektivitaskebenaran sebagaimana dicita-citakan oleh aliran positivisme (prinsipverifikasi berdasarkan pengamatan inderawi) tidak bisa sepenuhnyaberlaku bahkan untuk bidang ilmu alam sendiri15 Perumusan kebenaranyang dipandang objektif dalam ilmu alam pun tidak lepas dari keterlibatansang subjek atau ilmuwan

Alasan untuk membebaskan ilmuwan dari segala bentuk pertimbangannilai termasuk pertimbangan moral keagamaan dengan menyatakanbahwa ilmuwan itu selalu netral dan hanya mengejar kebenaran demikebenaran saja kadang-kadang menjadi dalih pelarian dari tanggungjawab sosial Kegiatan keilmuan bagaimanapun juga mesti diletakkandalam usaha untuk menjadikan kehidupan manusia di dunia ini lebihbaik dan sejahtera Untuk itu kegiatan keilmuan tidak bisa dilepaskandari asas-asas moral Secara moral ilmu harus ditujukan untuk kebaikanmanusia dan jangan sampai merendahkan martabatnya atau mengubahhakikat kemanusiaan16 Dalam pandang seorang muslim bahwa ilmuharuslah berkaitan langsung untuk mewujudkan kesejahteraan umatmanusia seluruhnya baik di sini di dunia ini maupun di sana yaitu padakehidupan akhirat nanti

15Mengenai pergeseran paham dalam perjalanan sejarah filsafat ilmu ini lihatmisalnya Frederick Suppe (ed) The Structure of Scientific Theories (Chicago Universityof Illinois Press 1974) h 4

16Suriasumantri Filsafat h 235

13

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Akan halnya dengan adanya bukti-bukti keberhasilan pragmatis pahamrasionalitas metodologis atau instrumental yang sifatnya bebas nilaibelumlah membenarkan pemisahan ilmu dari pertimbangan-pertimbanganmoral keagamaan Sesuatu yang secara sepintas merupakan keberhasilandalam menjawab suatu persoalan yang muncul belum tentu bahwa dalamjangka panjang bukanlah suatu yang merugikan Sebagai contoh dalambidang pendidikan misalnya secara pragmatis mendidik para tenagakerja yang langsung bisa memenuhi permintaan pasaran kerja dapatdilihat sebagai suatu keberhasilan dalam karya pendidikan Namun semuaorang tahu bahwa sekiranya proses pendidikan berjalan begitu terusdalam jangka panjang maka masyarakat akan dirugikan karena dalammenghadapi tantangan-tantangan masa depan masyarakat bukan hanyamemerlukan tenaga kerja berupa tukang-tukang guru-guru yang pintarmengajar atau para pelaksana kebijakan lainnya melainkan juga danterutama butuh para pemimpin dan pemikir yang giat penuh daya ciptadan mampu mengadakan pembaruan terus menerus Pendidikan yanghanya mengacu pada pencetakan tukang-tukang seperti tersirat dalamtujuan jangka pendek program pendidikan diploma dewasa ini yanghanya ingin mengisi lowongan pekerjaan saja pasti tidak akan mampuuntuk menjawab tantangan-tantangan tersebut

Kembali ke masalah kesuksesan pragmatis rasionalitas teknologisyang bebas nilai tak dapat dipungkiri bahwa teknologi modern sebagaianak ilmu yang cepat besar dan berprestasi tinggi sungguh telah banyakmenyumbang bagi peningkatan kesejahteraan manusia Manusia telahbanyak dibebaskan dari keterbatasan-keterbatasannya dalam berhadapandengan kedahsyatan kekuatan alam Kegersangan tanah gelora lautantinggi dan perkasanya gunung keganasan iklim gempa bumi gelombangtsunami yang mengegerkan letusan gunung berapi dan sebagainyamerupakan tantangan-tantangan yang ldquoseyogianyardquo semakin mampudijawab oleh manusia Manusia semakin mampu menundukkan danmenjadikan alam bermanfaat bagi kehidupan

Sekalipun begitu manusia juga seyogianya semakin menyadariambivalensi sumbangan yang diberikan oleh ilmu dan teknologi ini Cukupbanyak masalah kehidupan bisa dipecahkan dengan bantuan ilmu danteknologi tetapi keduanya sekaligus juga memunculkan masalah-masalahbaru yang tidak kalah pentingnya untuk segera mendapatkan perhatian

14

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Umat manusia memang semakin dibebaskan dari kesewenangan alamtetapi ldquokitardquo bukannya semakin dibebaskan dari kesewenangan sesamamanusia

Perkembangan ilmu dan teknologi tanpa disertai oleh pendidikan hatinurani moral atau pendidikan agama seperti diibaratkan oleh Sudarmintaakan sama halnya dengan memberikan senjata api kepada para lsquopremanrsquo17

Senjata api bagi Pak polisi biasanya dipakai untuk mengabdi paling tidakdiharapkan demikian Tetapi jika dihadiahkan untuk lsquopremanrsquo makahal itu akan digunakannya untuk melakukan kejahatan Agaknya takperlu diulang lagi di sini hal-hal yang sudah sering dinyatakan sebagaidampak negatif kemajuan ilmu dan teknologi bila kemajuan itu dilepaskandari pertimbangan-pertimbangan moral keagamaan yang menjadi sendikehidupan manusia

Berdasar paparan di atas kiranya menjadi jelas bahwa kendati ilmu danmoral untuk menghindarkan kekacauan perlu tetap disadari perbedaannyanamun keduanya sebagai termasuk bidang kegiatan manusia yangsama-sama perlu tidak pernah bisa untuk dipisahkan Ilmu baru akanmencapai tujuannya untuk kebaikan manusia tanpa merendahkanmartabatnya dan tanpa mengubah hakikat kemanusiaan bila kegiatankeilmuan didasari oleh asas-asas moral

Pada sisi lain cita-cita hidup moral juga akan dibantu perwujudannyasecara penuh dengan memanfaatkan ilmu sebagai sarana yang berdayaguna untuk mencapai tujuan kesejahteraan umat manusia di dunia iniMoral dan keagamaan diperlukan manusia untuk merumuskan nilai-nilai yang memberi makna dan tujuan terakhir (ultimate) bagi hidupnyasedangkan ilmu diperlukan manusia yang hidup di dunia ini sebagaisarana budaya untuk mencapai tujuan tersebut Jadi keduanya memangtidak perlu dipisahkan dengan suatu dikotomi yang tidak mengenal integrasi

Internalisasi Nilai-nilai Agama Melalui Bidang Studi KeilmuanAdalah suatu keharusan jika guru kimia lebih menitik beratkan

pembelajarannya kepada hal-hal yang berkaitan dengan ilmu kimia

17Sudarminta ldquoProfesionalitasrdquo h 16

15

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Guru fisika menitik beratkan kepada hal-hal yang berkenaan denganilmu fisika Begitu juga halnya dengan guru-guru pendidikan agamayang lebih menekankan pembelajarannya kepada hal-hal yang berkaitandengan agama dan ilmu-ilmu keagamaan Akan tetapi persoalannyamenjadi lain jika dipertanyakan ldquoGuru manakah yang paling bertanggungjawab dalam mengajarkan atau menginternalisasikan nilai-nilai moralkeagamaan kepada peserta didikrdquo

Siapa pun sah-sah saja untuk mengatakan bahwa hal-hal yangberkaitan dengan nilai-nilai moral keagamaan adalah tanggung jawabguru agama karena didasarkan pada pandangan bahwa hal-hal yangberkaitan dengan moral atau akhlak merupakan bagian dari pendidikanagama Memang pendidikan moral atau akhlak merupakan aspek pendidikanagama Akan tetapi membebankan semua persoalan moral dan aktualisasinyadalam kehidupan peserta didik sehari-hari hanya kepada guru agamasangatlah tidak adil tanpa mengikut sertakan guru-guru bidang studilainnya Pembebanan tanggung jawab seperti itu kelihatannya bukansaja dipahami oleh masyarakat awam melainkan juga dipersepsikanoleh sebagian guru Tidak mengherankan jika ada persoalan-persoalanmoral di kalangan peserta didik di suatu sekolah seorang guru tega-teganya berkata ldquoSaya kan hanya guru matematikardquo

Guru matematika guru kimia guru olah raga dan semua gurubertanggung jawab untuk mewujudkan pencapaian tujuan pendidikannasional yang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 3dinyatakan bahwa ldquoPendidikan nasional hellip bertujuan untuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia cakap kreatif mandiridan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawabrdquoJadi agar peserta didik dapat menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia dan seterusnya tentulahbukan hanya menjadi tanggung jawab guru agama tanpa kesertaandan kebersamaan guru-guru bidang studi lainnya

Seperti sudah dikatakan di depan bahwa guru bidang studi ilmuseperti guru bidang studi IPA IPS Matematika dan yang lainnya memangbukanlah guru moral atau guru agama Pendidikan moral keagamaan padaldquoanakrdquo dalam arti langsung lebih merupakan tanggung jawab keluargadan lembaga keagamaan yang bersangkutan daripada tangung jawab

16

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

sekolah sekalipun sekolah seperti tersurat dalam tujuan pendidikannasional tetap bertanggung jawab bagi keberhasilan pendidikan agamaKarena itu sekolah memiliki peranan penting dalam pembinaan moralpeserta didik Tujuan pendidikan nasional bukan sekedar berusaha mewujudkanterbentuknya pribadi yang cerdas dan terampil saja tetapi lebih dariitu terwujudnya manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa berakhlak mulia cakap kreatif mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab

Untuk mencapai tujuan tersebut kiranya perlu bagi para guru ilmuagar tidak hanya mengajarkan atau menyampaikan ilmunya begitusaja pada peserta didik melainkan juga melihat relevansi ilmu itu dalamrangka pembentukan pribadi peserta didik Dalam hal ini setiap guruapa pun bidang studinya idealnya menyadari beberapa asas moral yangperlu diperhatikan dalam kegiatan keilmuan Hal ini akan membantuguru untuk menempatkan disiplin ilmunya dalam konteks pembentukanpribadi peserta didik

Seperti dirumuskan Jujun S Suriasumantri dalam bukunya Ilmudalam Perspektif Moral Sosial dan Politik18 ada 18 asas moral yang perludiperhatikan dalam kegiatan keilmuan Asas moral itu pada dasarnyabisa dikelompokan menjadi dua yakni kelompok asas moral membentuktanggung jawab profesional dan kelompok yang membentuk tanggungjawab sosial Dalam kelompok yang pertama Jujun S Suriasumantrimemasukkan asas-asas (1) kebenaran (2) kejujuran (3) tanpa kepentinganlangsung (4) menyandarkan pada kekuatan argumentasi (5) rasional(6) objektif (7) kritis (8) terbuka (9) pragmatis dan (10) netral Tergolongdalam kelompok kedua adalah asas (11) pemilihan objek penelaahanyang tidak mengubah kodrat manusia (12) yang tidak merendahkanmartabat manusia (13) yang tidak mencampuri permasalahan tentangkehidupan (14) bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup manusiadengan memperhatikan kodrat manusia (15) martabat manusia (16)keseimbangankelestarian alam dengan penggunaanpemanfaatanpeningkatan ilmiah secara (17) komunal dan (18) universal

18Jujun S Suriasumantri Ilmu dalam Perspektif Moral Sosial dan Politik(Jakarta Gramedia 1986) h 13

17

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Asas-asas moral ini bukanlah suatu bahan pelajaran yang harusdisampaikan oleh seorang guru ilmu pada peserta didiknya melainkansesuatu yang pantas disadari dan perlu meresapi seluruh proses pengajaranilmunya Seorang guru ilmu sekali lagi bukanlah guru agama secaralangsung pada peserta didik Namun kalau dia sungguh-sungguh sebagaiseorang guru profesional yang berarti menguasai secara sungguh-sungguhsubstansi ilmunya dan metode yang tepat untuk penyampaiannya diabisa menjadi fasilitator untuk pendidikan moral keagamaan kepada pesertadidik Mengapa demikian Karena siapapun sesungguhnya tidak mungkinmenjadi guru suatu ilmu secara profesional kalau tidak mengindahkanasas-asas moral kegiatan keilmuan sebagaimana dirumuskan di ataskhususnya asas-asas yang masuk dalam kelompok pertama yakni kelompoktanggung jawab profesional Mengajarkan ilmu secara sungguh-sungguhsesuai dengan tuntutan ilmunya mengandung suatu dimensi moralkeagamaan karena pendidikan keilmuan itu sendiri bisa dijadikan sebagaisalah satu wahana pendidikan moral

Berkenaan dengan hal ini sekali lagi pernyataan Suriasumantriperlu kiranya untuk disimak ketika berkata ldquoKalau kita kaji lebih dalammaka sebenarnya pendidikan keilmuan juga merupakan sumber pendidikanetika hellip Pendidikan di negara kita belum memanfaatkan pendidikankeilmuan sebagai salah satu wahana pendidikan moral19

Dalam penjelasannya Suriasumantri mengatakan bahwa seorangilmuwan yang dididik untuk mencari kebenaran dengan metode tertentuyang dapat diandalkan lambat laun dia akan menganggap hal ini sebagaikategori moral Demikian juga sikap-sikap moral seperti kejujurankeberanian untuk membela kebenaran kendati harus disertai pengorbanansikap toleran dan tidak picik dapat pula dikembangkan dengan penanamansikap-sikap ilmiah20

Suatu anggapan bahwa pendidikan moral keagamaan hanya bisadilakukan sungguh-sungguh bila hal itu dilakukan secara formal melaluipembelajaran bidang studi agama tidak perlu dibantah karena hal itusudah dan akan terus terlaksana Akan tetapi lepas dari pembelajaransemacam itu nilai-nilai moral keagamaan sesungguhnya terliput juga

19Ibid h 3220Ibid h 32-33 151-52

18

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dalam pendidikan keilmuan melalui berbagai bidang studi yang adaseperti matematika kimia fisika ilmu-ilmu kealaman dan lain-lain

Sekiranya hal ini sungguh-sungguh diimplementasikan secara nyatamaka para pendidik agama akan sangat terbantu karena para guruilmu walaupun tanpa bermaksud mengajarkan pendidikan agamanamun bisa menginternalisasikan sikap-sikap ilmiah yang mengarahpada terbentuknya pribadi yang bermoral luhur

Sikap-sikap ilmiah tersebut antara lain seperti dikemukakan olehSudarminta21 sebagai berikut

1 Sikap cinta akan kebenaran yang akan memberikan dorongan untukterus menerus dengan segala ketelitian ketekunan keterbukaankerendahan hati dan kejujuran mau mencari jawaban yang lebihmemuaskan dan sesuai dengan kenyataan

2 Sikap objektif yang berusaha menghindarkan diri dari pamrih sikapa priori dan kecondongan-kecondongan subjektif (bias) yang meng-akibatkan distorsi atas hasil penelitian

3 Sikap bertanggung jawab atas ilmunya baik pada komunitas ilmuwanmaupun pada masyarakat luas yang langsung atau tidak langsungcepat atau lambat akan terkena oleh buah pemikiran dan penelitiannya

4 Sikap logis dan kritis yang tidak begitu saja menerima anggapan yangberlaku dalam masyarakat melainkan berusaha untuk mencari danmenemukan dasar penalaran di balik anggapan tersebut yang secarakeseluruhan merupakan sikap-sikap yang relevan bagi pembentukanpribadi yang berakhlak mulia

Sebagaimana dikemukan banyak ahli didik termasuk Jacques Maritaindalam bukunya The Education of Man22 bahwa pengembangan rasakesadaran akan kenyataan nilai-nilai akhlak dan nilai-nilai spiritual sertausaha-usaha untuk memadukan ilmu dan kebijaksanaan hidup bukanlahprivilege suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu Karena itu semuadisiplin ilmu termasuk ilmu-ilmu pasti alam dan teknologi bisa menunjang

21Sudarminta ldquoProfesionalitasrdquo h 1322Jacques Maritain The Education of Man Edited and with an Introduction by

Donald and Idella Gallagher (Notre Dame University of Notre Dame Press 1967) h 106

19

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengembangan tersebut karena yang penting adalah inspirasi dasaryang menjiwai seluruh pembelajarannya Menurut Islam tidak ada satumata pelajaran pun yang bebas dari sentuhan iman dan amal saleh23

Sebagai contoh pengembangan rasa kesadaran akan kenyataan dannilai keluhuran manusia bisa ditunjang dengan memusatkan pengajaranilmu-ilmu pada pengembangan daya cipta akal budi manusia dan dayapegas yang tak terbatas dari kekuatan moral keagamaannya Pesertadidik perlu dibantu untuk semakin menyadari daya cipta manusia yangmengagumkan bagaimana manusia terus bergerak maju dalam mencaripengetahuan dan bagaimana manusia terus mencari akal dalam usahauntuk menguasai dan menjadikan sumber daya alam benar-benar bermanfaatselain untuk kehidupan masa kini juga kehidupan masa depan di akhiratkelak Dalam konteks ini rasa syukur dapat ditumbuhkan kepada sangPencipta dan Penguasa Alam Dalam hal ini pentinglah bahwa ilmu bukanhanya diajarkan sebagai barang jadi dalam bentuk serangkaian rumus-rumus atau teori atau tumpukan informasi yang harus dihapal dandimuntahkan kembali waktu ulangan melainkan lebih-lebih sebagaiproses pencarian dan penemuan pengetahuan yang rumus-rumus danrangkaian informasi tersebut berfungsi sebagai alat dalam proses pencarian24

yang di dalamnya ada rahasia-rahasia Ilahi untuk direnungkan disimakdan pada akhirnya memunculkan rasa haru Di sinilah pentingnyamenekankan aspek kesejarahan dari setiap ilmu dan dalam kontekssejarah nyata ilmu-ilmu bisa kelihatan bagaimana suatu pengetahuandihasilkan dari suatu proses pencarian dan pergulatan pikiran yang lamadan bukan suatu barang jadi yang begitu saja diwariskan dari zamanke zaman sebagai gagasan-gagasan yang mandek dan mandul Denganmengenali proses tersebut peserta didik bisa dibantu untuk menyadarikesuburan daya cipta akal budi dan imajinasi manusia dan bisa diajak untuksendiri melatihnya dalam memperoleh dan mengembangkan pengetahuannyadan pada akhirnya berkesimpulan bahwa semua pengetahuan bersumberdari yang Ahad dari Tuhan Yang Maha Satu Pengkajian bagaimanapenemuan-penemuan ilmiah senyatanya terjadi juga akan menyadarkan

23Djarsquofar Siddik Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam (Bandung CitapustakaMedia 2006) h 80

24Soeriasumantri Ilmu h 29

20

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

peserta didik betapa pentingnya peranan imajinasi kreatif dalam usahamemajukan ilmu pengetahuan dan akal pikiran diciptakan Tuhan adalahuntuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia Betapa meruginyasetiap orang yang tidak menggunakan akal pikirannya karena Tuhantelah menciptakannya sebagai sesuatu yang amat berharga yang tidakdimiliki makhluk-makhluk lain selain manusia

Jika dalam rangkaian pembelajaran ilmu tersebut para guru telahberusaha sekuat tenaga menginternalisasikan nilai-nilai akidah tentangkekuasaan Allah Yang Maha Pencipta dalam setiap ilmu yang diajarkannyamaka kelak nilai-nilai iman dan akhlacircq al-karicircmah akan terpancar dalamsikap hidup dan kepribadian peserta didiknya Sebagai seorang Muslimsebagaimana pernah diungkapkan Ahmad Sadali peserta didiknya akanmelihat bahwa mengalirnya air pohon pimping yang bergetar ditiupangin sepoi luka yang menyembuh bertaut kembali meluncurnya kapaldi atas lautan mengembangnya rasa haru karena tali temali kecapi dipetikgetaran senandung musik tegaknya jembatan beton dan lain-lain lagiakan jelas baginya bahwa di situ dia memandang dengan mata imannyaldquoWajahrdquo dan keperkasaan Allah Sedangkan jembatan yang diiringi hubungandengan tali Allah dan sekaligus kemampuan manusia menggunakanrahmat Allah ketika mengkonstruksikannya itu adalah lebih mengandungrahmat Allah daripada jembatan yang dibuatnya dengan scientific rationalismsaja semata-mata betapapun kuat mengarungi masa pada tampak lahirnya25

Dengan dipandu imamnya ia merasakan getaran Ilahi dalam dirinyaketika membaca firman Allah

Dia-lah Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamusebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya untuk menyuburkantumbuh-tumbuhan yang pada tempat tumbuhnya kamu menggembalakanternakmu Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman zaitun kurma anggur dan segala macam buah-buahanSesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaanAllah) bagi kaum yang memikirkan26

25Ahmad Sadali ldquoPembaharuan Pendidikan Tinggi Islamrdquo dalam Serial MediaDakwah (Jakarta DDII Tt) h 26

26Qurlsquoacircn an-Nahl16 11-12

21

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Di sinilah pentingnya menekankan aspek kesejarahan dari setiapilmu Dalam konteks sejarah ilmu-ilmu bisa kelihatan bagaimana suatupengetahuan dihasilkan dari suatu proses pencarian dan pergulatan pikiranyang lama dan bukan suatu barang jadi yang begitu saja diwariskan darizaman ke zaman sebagai gagasan-gagasan mandek dan mandul Denganmengenali proses tersebut peserta didik bisa dibantu untuk menyadaribahwa semua ilmu berasal dari Allah Ada yang abadi karena diwahyukanmelalui para Nabi (perennial knowledge) dan ada yang diperoleh melaluipencaharian manusia dengan menggunakan kemampuan-kemampuanakalnya (acquired knowledge) yang juga berasal dari Allah27

Dalam hubungan ini nilai hormat terhadap kebebasan dan penemuandiri yang amat hakiki dalam rangka pembentukan seorang pribadibermoral yang otonom misalnya dapat dikembangkan melalui usahaguru untuk memperlakukan peserta didik sebagai subjek yang secaraaktif ikut berperan-serta dalam memperoleh dan menggunakan pengetahuanserta keterampilannya dan bukan sekedar sebagai objek yang menjadisasaran pengajarannya

Peserta didik adalah pribadi yang hidup dan pendidikan tentulahditujukan untuk merangsang dan membimbing pengembangan dirimereka Akal budi mereka bukanlah suatu barang mati atau sekedarwadah yang perlu diisi melainkan sesuatu yang aktif dan interaktifbisa dilatih dan diberdayakan untuk terus tanggap terhadap rangsanganpara pendidiknya yang telah menginternalisasikan iman dan kesalehandalam setiap pembelajaran yang dilakukannya28

PenutupSebagai kata pemungkas dalam uraian cukuplah apabila dikatakan

bahwa ilmu teknologi dan seni akan kehilangan makna apabila terpisahdari agama dan nilai-nilai yang dikandungnya Dalam konteks pendidikanbahwa sekalipun tidak mendidikkan moral agama secara langsung para

27Djarsquofar Siddik Konsep h 11828Djarsquofar Siddik ldquoPeran Sentral Guru-guru Keilmuan dalam Internalisasi Nilai-

nilai Moralrdquo dalam Al-Tarsquolim Jurnal Pemikiran Islam dan Kependidikan No25 Tahun 2006 h 120

22

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

guru ilmu apakah itu guru fisika guru biologi guru IPA guru bahasaatau guru ilmu lainnya asalkan secara setia menepati asas-asas moralilmunya niscaya dapat menjadikan pembelajaran berbagai disiplin ilmuitu sebagai wahana penginternalisasian nilai-nilai moral keagamaan

23

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

PEMBENTUKAN AKHLAK ANAKUSIA DINI MENURUT IBN MISKAWAIH

Di Indonesia pendidikan Islam merupakan sub-bagian dari sistempendidikan nasional Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional (UU SISDIKNAS) Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwapendidikan nasional bertujuan ldquountuk berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiridan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawabrdquo1

Dengan demikian pendidikan Islam sebagai bagian dari sistem pendidikannasional juga berupaya menggapai misi tujuan pendidikan nasionaltersebut

Berdasarkan rumusan undang-undang tersebut dapat disimpulkanbahwa tujuan pendidikan nasional ini mencakup tiga dimensi pendidikanyaitu pendidikan jasmani pendidikan akal dan pendidikan akhlak Dikatakanmencakup pendidikan jasmani dikarenakan tujuan pendidikan nasionaladalah menciptakan peserta didik yang sehat Disebut mencakup pendidikanakal adalah karena pendidikan nasional bertujuan membentuk pesertadidik yang berilmu cakap dan kreatif Sedangkan dikatakan mencakuppendidikan akhlak adalah karena pendidikan nasional memiliki misi untukmelahirkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa berakhlak mulia mandiri dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggungjawab Dari urutan teks tampak bahwa

1Lihat Undang-undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan NasionalNo 20 tahun 2003 h 4

24

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pendidikan nasional mengutamakan pendidikan akhlak yang dibuktikandari pernyataan awal tujuan pendidikan nasional yaitu ldquountuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak muliardquo Dapat disimpulkanbahwa pendidikan nasional tidak hanya memerhatikan integrasi pendidikanakal semata tetapi juga pendidikan jasmani dan pendidikan akhlak

Akan tetapi banyak fakta menjadi bukti kuat bahwa lembaga-lembagapendidikan di Indonesia belum mampu mencapai tujuan pendidikannasional secara maksimal Kegagalan tersebut mencakup kegagalan dalampendidikan akal pendidikan jasmani dan pendidikan akhlak Kegagalandalam pendidikan akal misalnya dapat dilihat dari kualitas sumber dayamanusia Indonesia dalam skala global Sampai tahun 2007 HumanDevelopment Index (HDI) Indonesia masih menempati posisi 107 dari 174negara Selain itu World Competitiveness Yearbook menempatkan peringkatdaya saing sumber daya manusia Indonesia dari urutan ke-39 pada tahun2007 dan menjadi urutan ke-46 dari 47 negara pada akhir abad XX2

Menurut laporan International Educational Acheivement (IEA) diketahuibahwa kemampuan membaca peserta didik Sekolah Dasar di Indonesiaberada para urutan ke-38 dari39 negara yang diteliti Sedangkan kemampuanmatematika peserta didik Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Indonesiaberada pada urutan ke-39 dari42 negara dan kemampuan Ilmu PengetahuanAlam (IPA) berada pada urutan ke-10 dari 42 negara peserta3 Berbagaidata ini membuktikan bahwa tujuan nasional dalam cakupan pendidikanakal belum tercapai secara maksimal

Kegagalan dalam bidang pendidikan jasmani dapat diketahui darisejumlah laporan berikut Asosiasi Toilet Indonesia pada tahun 2011melaporkan bahwa kebersihan toilet umum di Indonesia mendudukiperingkat 12 terburuk dari 18 negara di Asia bahkan Indonesia berada

2Al Rasyidin ldquoIsu-isu Krusial dalam Pendidikan Nasional Belajar MemetakanMasalahrdquo dalam Jurnal Pemikiran Islam dan Kependidikan al-Tarsquolim Vol XIINo 22 2005

3Program Pembangunan Nasional 2000-2004 (Jakarta Sinar Grafika 2001)h 166 Fachruddin Azmi ldquoSertifikasi Guru Telaah Urgensinya terhadap Kompetensidan Profesionalisme Guru Agamardquo dalam MIQOT Jurnal Ilmu-ilmu KeislamanVol XXXIII No 1 Januari-Juni 2009 h 139

25

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

di bawah Vietnam4 Pada tahun 2010 Badan Perencanaan PembangunanNasional melaporkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-3dalam urutan negara dengan layanan sanitasi terburuk di Asia TenggaraDilaporkan bahwa sebanyak 70 juta warga Indonesia masih membuangair sembarangan5 Sementara itu Kementerian Pariwisata melaporkanbahwa tingkat kebersihan Indonesia menempati peringkat 120 dari139 negara dunia Artinya Indonesia adalah negara terjorok di urutanke-19 di dunia6 Data ini menjadi indikator kuat bahwa penyelenggaraanpendidikan jasmani di Indonesia belum menuai hasil maksimal

Kegagalan dalam pendidikan akhlak dapat dilihat dari sejumlahfakta tentang perilaku peserta didik di Indonesia Berdasarkan laporanpenelitian Komisi Nasional Perlindungan Anak tahun 2010 diketahuibahwa 627 persen remaja SMP di Indonesia sudah tidak perawan 937persen siswa SMP dan SMA pernah melakukan ciuman 212 persen remajaSMP mengaku pernah aborsi dan 97 persen remaja SMP dan SMA pernahmelihat film forno7 Selain itu perilaku korupsi juga menjadi indikatorlain bahwa pendidikan akhlak di Indonesia masih mandul Data dariPolitical amp Economic Risk Consultancy (PERC) menyebutkan bahwa Indonesiamenjadi negara paling korup dari 16 negara di kawasan Asia Pasifik8

Laporan Transparency International (TI) tahun 2011 menyebutkan bahwaIndonesia masih berada satu kelompok dengan negara-negara terkorupdi dunia seperti Argentina Meksiko Suriname dan Tanzania Sedangkanlaporan KPK menyebutkan bahwa Kementerian Agama sebagai lembagayang mengurusi masalah keagamaan menjadi lembaga paling korupdi Indonesia9 Data-data ini menjadi bukti lain bahwa tujuan pendidikannasional yang salah satunya adalah menciptakan peserta didik yangberakhlak mulia belum tercapai secara maksimal dan para pendidikberbagai institusi pendidikan di Indonesia masih perlu merealisasikankonsep pendidikan akhlak secara baik dan benar

4Toilet Umum di Indonesia Tergolong Terburuk di Asiardquo dalam Kompas(14 Oktober 2011)

5Sanitasi Buruk Kerugian Triliunanrdquo dalam Kompas (21 Oktober 2010)6Indonesia Negara Terjorok ke-19 di Duniardquo dalam Kompas (13 April 2012)7627 Persen Remaja SMP Tidak Perawanrdquo dalam Kompas (13 Juni 2010)8Survei PERC Indonesia Terkorup di Asia Pasifikrdquo dalam Kompas (22 Februari 2012)9Indonesia Masih Negara Terkoruprdquo dalam Suara Karya (2 Desember 2011)

26

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Berdasarkan tinjauan faktual di atas dapat disimpulkan bahwatujuan pendidikan nasional Indonesia belum tercapai secara maksimalBerbagai data di atas menjadi indikator lain bahwa bangsa Indonesiakhususnya sejumlah besar peserta didiknya belum memiliki akhlak muliaPerilaku para peserta didik dan pejabat pemerintahan sebagai out putinstitusi pendidikan masih jauh dari akhlak mulia Melihat problem inipihak pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS)dan Kementrian Agama (KEMENAG) telah menerapkan sejumlah kebijakanuntuk mengatasi sejumlah problem pendidikan ini meski hasilnya belummenggembirakan

Tampaknya kegagalan bangsa Indonesia dalam rangka mencapaitujuan pendidikan nasional adalah belum adanya sinergi antara pendidikankeluarga pendidikan sekolah dan pendidikan masyarakat Dalam tataranpraktik pemerintah masih hanya mengandalkan pendidikan sekolahdalam rangka mencapai tujuan pendidikan padahal pendidikan sekolahmembutuhkan peran pendidikan keluarga dan pendidikan masyarakatKegagalan pendidikan formal seperti sekolah dan madrasah sejauh inisalah satunya adalah karena pendidikan informal seperti lingkungankeluarga belum maksimal dalam menjalankan perannya

Dalam hal ini tujuan pendidikan nasional akan berhasil tercapaisecara maksimal manakala pendidik dalam keluarga maupun dalamlingkungan sekolah baik orangtua maupun para guru telah memahamidan mampu mengaplikasikan teori pembentukan akhlak bagi anak usiadini Teori ini penting diketahui bahwa akhlak anak mulai dan harusdibentuk bukan ketika mereka beranjak remaja apalagi dewasa melainkanketika mereka masih berusia masih dini

Dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 28 telah disebutkanbahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikandasar Pendidikan anak usia dini bisa diselenggarakan melalui jalur pendidikanformal nonformal dan informal Dalam hal ini pendidikan anak usiadini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK)Raudhatul Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat Pendidikan anakusia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain(KB) Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajatPendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai

27

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikutipendidikan dasar10

Perilaku menyimpang anak bangsa selama ini lebih dikarenakanoleh belum maksimalnya implementasi teori pembentukan akhlak anaksejak usia dini oleh orangtua dan guru Pada dasarnya teori tersebuttelah dikenalkan sejak lama oleh salah seorang filosof akhlak Muslimyakni Ibn Miskawaih Tulisan ini akan mencoba untuk menganalisispemikirannya tentang teori pembentukan akhlak mulia bagi anak usiadini Harapannya teori ini mampu dipahami dan diaplikasikan secaranyata oleh pendidik Muslim di Indonesia baik orangtua maupun gurudalam rangka membentuk akhlak mulia anak usia dini sebagai salahsatu dari agenda tujuan pendidikan nasional

Ibn Miskawaih Filosof Akhlak MuslimDalam dunia pemikiran Islam menurut Nasr dan Amin Ibn Miskawaih

dikenal sebagai penulis karya filsafat etika terkemuka11 meski tidak banyakahli mengikuti dan melanjutkan usaha Ibn Miskawaih dalam mengembangkanteori akhlak12 Padahal teorinya tentang akhlak sangat bagus dan terusmenjadi inspirasi para ahli pendidikan Islam Rajendra Prasad bahkanmensejajarkan Ibn Miskawaih dengan para filosof etika terkemukaseperti al-Facircracircbicirc Ibn Sicircnacirc dan al-Thucircsicirc13 Apresiasi ini menunjukkankebesaran Ibn Miskawaih dalam bidang akhlak

Ibn Miskawaih dilahirkan di kota Ray (Iran) pada tahun 320 H932 M14 dan wafat di Isfahan Iran pada 9 Shafar 421 H151030 M16

10Lihat UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 h 9 3011Seyyed Hossein Nasr Islamic Philosophy from Its Origin to the Present (New

York State University of New York Press 2006) h 112 139 Ahmad Amin Etika(Ilmu Akhlak) terj Farid Marsquoruf (Jakarta Bulan Bintang 1986) h 149

12Ahmad Azhar Basyir Miskawaih Riwayat Hidup dan Filsafatnya (YogyakartaNur Cahaya 1988) h 4

13Rajendra Prasad (ed) A Historical-Developmental Study of Classical IndianPhilosophy of Morals (New Delhi Center for Studies in Civilizations 2009) h 518

14M Luthfi Jumlsquoah Taricirckh Falsafah al-Islacircm (Mesir tp 1927) h 30415Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam Dewan Redaksi

Ensiklopedi Islam Ensiklopedi Islam (Jakarta Ichtiar Baru van Hoeve 2003) h 16216Muhammad Iqbal Metafisika Persia terj Joebar Ayoeb (Bandung Mizan

1990) h 50

28

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ia adalah seorang penganut mazhab Syilsquoah Mazhab ini adalah mazhabyang cukup berkembang di Persia sejak era Dinasti Buwaihi bahkansampai sekarang

Ibn Miskawaih menghabiskan waktu muda dengan mempelajarikarya-karya dalam berbagai bidang Ia belajar sejarah dengan mengkajikitab Taricirckh al-Thabacircricirc di bawah asuhan Abucirc Bakar Ahmad ibn Kacircmilal-Qacircdhicirc (w 960 M) Dalam bidang filsafat ia berguru kepada Ibn al-Khammar yang menguasai karya-karya Aristoteles17 dan al-Hasan binSiwacircr yang mumpuni dalam bidang filsafat dan kedokteran18 Para gurunyatersebut dikenal sebagai mufassir terkemuka ajaran Aristoteles19 Ia jugadiketahui menguasai ilmu bahasa ilmu kedokteran ilmu fikih hadismatematika musik dan ilmu militer20 Dengan demikian ia mumpuni dalambanyak bidang meskipun ia lebih dikenal sebagai pakar filsafat akhlak

Ibn Miskawaih mengenyam pendidikan ketika dunia Islam mengalamikemajuan pesat dan karya-karya berbagai peradaban sangat mudahdiperoleh Selama belajar ia menelaah seluruh karya filsafat dari berbagaiperadaban seperti Yunani Persia India dan Romawi21 Tidak salah bilaberbagai pemikiran tokoh-tokoh dari berbagai peradaban itu memberikanpengaruh besar terhadap pemikiran Ibn Miskawaih khususnya pemikirannyadalam bidang akhlak Dalam bidang ini ia mengkombinasikan pemikiranPlato Aristoteles dan Galen dengan al-Qurlsquoan dan hadis22

Selama kehidupannya Ibn Miskawaih hidup dalam lingkungandinasti Buwaihi bahkan mendapat posisi terhormat Ia pernah bekerjakepada al-Muhallabi seorang wazir pangeran Buwaihi Mulsquoiz al-Daulahdi Baghdad23 Selain itu ia cukup akrab dengan Ibn al-lsquoAmicircd di Ray wazir

17Hasyimsyah Nasution Filsafat Islam (Jakarta Gaya Media Pratama 1999)h 56

18Abdul Aziz Dahlan ldquoFilsafatrdquo dalam Taufik Abdullah (ed) Ensiklopedi TematisDunia Islam Pemikiran dan Peradaban (Jakarta Ichtiar Baru van Hoeve 2003)h 195-196 Muhsin Labib Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla Shadra (JakartaAl-Huda 2005) h 110

19Ary Nilandari Memahat Kata Memugar Dunia (Bandung MLC 2005) h 4320Ahmad Amicircn Zuhr al-Islacircm Juz II (Beirut Dacircr al-Kitab al-lsquoAracircbicirc 1969) h 6621SM Ziauddin Alawi Muslim Educational Thought in Middle Ages (New Delhi

Adam Publishers and Distributors 1988) h 3022Ibid23Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam ldquoIbn Miskawaihrdquo h 162

29

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dari Rukn al-Daulah salah seorang saudara Mursquoiz al-Daulah Ibn al-lsquoAmicircdadalah tokoh sastra terkenal dan pustakawan Pada saat itu Ibn al-lsquoAmicircddiangkat menjadi wazir oleh Rukn al-Daulah Akibat kedekatan denganIbn al-lsquoAmicircd Ibn Miskawaih mendapat kedudukan terhormat di ibukotapemerintahan Dinasti Buwaihi tersebut24 Pada tahun 970 M al-lsquoAmicircdwafat lalu Abu al-Fath diangkat menjadi wazir Ibn Miskawaih tetapmemeroleh kedudukan terhormat sampai Abu al-Fath wafat tahun 976 MAkan tetapi jabatan wazir diambil alih oleh oposisi Abu al-Fath yaknial-Shahib ibn lsquoAbbad Akibatnya Ibn Miskawaih tersingkir dan segerameninggalkan Ray dan berangkat menuju Baghdad untuk bekerja kepadapenguasa Dinasti Buwaihi yakni lsquoAdhud al-Daulah Pada masa ini IbnMiskawaih diangkat sebagai bendahara dinasti Buwaihi bahkan sampaipada kekuasaan Shamsham al-Daulah (w 998 M) dan Baharsquo al-Daulah(w 1012 M)25

Selama periode ini Ibn Miskawaih menyaksikan para petinggi dinastisaling berebut pengaruh dan berkuasa tanpa memperhatikan akhlakIa menyaksikan bahwa kemajuan Dinasti Buwaihi dalam bidang ilmudan teknologi tidak diimbangi dengan kemajuan dan integritas akhlakIa sadar bahwa semua ini terjadi karena lemahnya sistem politik kurangnyaperhatian penguasa terhadap akhlak sehingga akhlak masyarakat ikutmengalami dekadensi dibuktikan merajalelanya kejahatan dan kemaksiatanTampaknya kondisi ini membuat Ibn Miskawaih mengambil peran sebagaiagen perubah kondisi masyarakat dengan menulis karya-karya dalambidang akhlak

Karenanya meski disibukkan oleh berbagai aktifitas dalam lingkunganistana Ibn Miskawaih tetap produktif menulis hingga menghasilkanbanyak karya seperti Tahdzicircb al-Akhlacircq Tajacircrib al-Umacircm Uns al-Faridal-Fauz al-Akbacircr al-Fauz al-Ashgacircr al-Jamilsquo al-Siyacircrsquo Tarticircb al-Salsquoacircdahal-Mustaufa Kitab al-Asyribah Ajwibah wa Asrsquoilah ficirc al Nafs wa al-lsquoAqlRisacirclah ficirc al-Lazzah wa al-Alam ficirc Jauhar al-Nafs al-Jawacircb ficirc al-Masacircrsquoilal-Tsalas Risacirclah ficirc Jawacircb ficirc Sursquoal lsquoAlicirc ibn Muhammad Abucirc Hayyan al-Shucircficirc

24Oliver Leaman ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam Seyyed Hossein Nasr dan OliverLeaman (ed) The History of Islamic Philosophy (London-New York Kegal Paul2003) h 252

25Labib Para Filosof h 110-111

30

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

ficirc Haqicircqah al-lsquoAql dan Thaharah al-Nafs26 Menurut Watt buku-buku IbnMiskawaih banyak digunakan oleh para tokoh belakangan seperti al-Ghazacirclicirc27 seorang yang menulis kitab Ihyacircrsquo lsquoUlucircm al-Dicircn Gagasan IbnMiskawaih dalam bidang akhlak terdapat dalam kitab Tahdzicircb al-Akhlacircq

Anwar Jundi mengungkap bahwa Ibn Miskawaih ahli dalam banyakbidang antara lain sejarah filsafat kimia dan logika Sedangkan keahliannyadalam bidang sastra dan prosa sangat memukai para pujangga semasanya28

Kemampuannya dalam bidang kedokteran juga mengimbangi kemampuannyadalam bidang kedokteran29

Tujuan Pendidikan AkhlakIbn Miskawaih menjabarkan konsep pendidikan akhlak secara luas

dalam karyanya yang berjudul Tahzib al-Akhlacircq Dalam kitab tersebutia menegaskan bahwa akhlak adalah suatu keadaan jiwa dan keadaanini menyebabkan jiwa bertindak tanpa dipikir dan dipertimbangkanterlebih dahulu30 Ia membagi asal keadaan jiwa ini menjadi dua jenisyaitu alamiah dan bertolak dari watak dan tercipta melalui kebiasaandan latihan Menurutnya akhlak itu alami sifatnya namun akhlak jugadapat berubah cepat atau lambat melalui disiplin serta nasehat-nasehatyang mulia Pada mulanya keadaan ini terjadi karena dipertimbangkandan dipikirkan namun kemudian melalui praktik terus menerus akanmenjadi akhlak31 Dengan demikian sesuai dengan definisi tersebut

26Abdurrahman Badawi ldquoMiskawaihrdquo dalam MM Sharif (ed) A Historyof Muslim Philosophy Vol I (Wiesbaden Otto Harrosowitz 1963) h 469-470Corbin History of Islamic Philosophy h 176

27William Montgomery Watt Islamic Philosophy and Theology (EdinburghEdinburgh University Press 1985) h 1985) h 70-71

28Anwar Jundi Pancaran Pemikiran Islam terj Afif Mohammad (BandungPustaka 1985) h 131

29Muhammad Syarif Khan dan Muhammad Anwar Salim Muslim Philosophyand Philosophers (New Delhi SB Nangia 1994) h 67

30Ibn Miskawaih The Refinement of Character trans CK Zurayk (Beirut AmericanUniversity Press 19680 h 6-7 Ibn Miskawaih Menuju Kesempurnaan AkhlakBuku Daras Pertama Tentang Filsafat Etika terj Helmi Hidayat (Bandung Mizan1997) h 56 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Ilmu dan Aplikasi Pendidikan(Jakarta Imperial Bhakti Utama 2007) h 21 Alawi Muslim Educational h 31

31Ibn Miskawaih The Refinement of Character h 6-7

31

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

akhlak anak usia dini bertolak dari wataknya dan ia dapat berubah melaluilatihan dan pembiasaan

Berdasarkan karya Ibn Miskawaih setidaknya ada tiga tujuan pendidikanakhlak Pertama Mencetak tingkah laku manusia yang baik sehinggamanusia itu dapat berperilaku terpuji dan sempurna sesuai dengan hakikatnyasebagai manusia Kedua Mengangkat manusia dari derajat yang palingtercela derajat yang dikutuk oleh Allah SWT Ketiga Mengarahkan manusiamenjadi manusia yang sempurna (al-insacircn al-kacircmil)32 Dalam konteksini tujuan pendidikan akhlak anak usia dini adalah menumbuhkan danmembentuk perilaku mulia dalam diri anak agar dapat menjadi manusiasempurna sehingga anak dapat menjadi manusia mulia di hadapanAllah SWT

Ibn Miskawaih telah menegaskan bahwa kesempurnaan manusia memilikihierarki Kesempurnaan manusia terdiri atas dua macam kesempurnaankognitif dan kesempurnaan praktis Kesempurnaan kognitif akan terwujudapabila manusia mendapatkan banyak ilmu sehingga pandangan dankerangka berpikir manusia menjadi benar Sedangkan kesempurnaanpraktis ialah kesempurnaan akhlak Dalam hal ini kesempurnaan kognitifberkenaan dengan kesempurnaan praktis Kesempurnaan teoritis tidaklengkap tanpa kesempurnaan praktis dan kesempurnaan praktis tidaklengkap tanpa kesempurnaan teoritis karena Islam menghendaki ilmusebagai permulaan dan perbuatan sebagai akhir Dalam hal ini kesempurnaanmanusia terwujud manakala kesempurnaan teoritis dan praktis salingmendukung33 Dalam perspektif ini kesempurnaan anak usia dini sebagaiseorang manusia terletak pada kemampuan anak mencapai kesempurnaankognitif (ilmu) dan kesempurnaan praktis (akhlak) Artinya ilmu danakhlak menjadi indikator kesempurnaan seorang anak

Konsep Ibn Miskawaih tentang manusia sempurna (al-insacircn al-kacircmil) dapat dilacak dalam kitab Tahzicircb al-Akhlacircq Ia menulis bahwamanusia terdiri atas dua unsur tubuh dan jiwa Tubuh manusia terdiriatas materi dan bentuk Tubuh manusia dan segala potensinya memerolehilmu pengetahuan melalui panca indera Karenanya tubuh membutuhkaninderanya Selain itu tubuh juga memiliki keinginan terhadap hal-hal

32Ibid h 60-6333Ibid h 64-65

32

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang bersifat inderawi Apabila keinginan tersebut terpenuhi makakekuatan tubuh akan bertambah dan tubuh akan menjadi kesempurnaanSementara itu jiwa tidak cocok dengan hal-hal material Apabila jiwaberhasil menjauhi hal-hal material maka ia akan semakin sempurnaDalam hal ini jiwa memiliki kecenderungan kepada selain hal-hal materialJiwa mendambakan sesuatu hal yang lebih mulia dari hal-hal jasmaniahJiwa ingin menjauhkan diri dari segala kenikmatan jasmani dan berharapmemeroleh kenikmatan akal Kesenangan jiwa adalah bahwa ia inginmengetahui hakikat Ketuhanan34 Dengan demikian secara substansitubuh dan jiwa berbeda dan keduanya memiliki perbedaan kecenderungan

Dengan kata lain menurut Ibn Miskawaih karena manusia terdiriatas dua unsur (tubuh dan jiwa) maka kebahagiaan meliputi kedua unsurtersebut Artinya kebahagiaan terdiri atas dua tingkat yakni kebahagiaanjasmani dan kebahagiaan jiwa Menurutnya kebahagiaan seorang manusiaberada pada salah satu dari dua tingkatan tersebut Pertama Ketika manusiaitu berada pada tingkatan hal-hal jasmani menyatu dengan keadaan-keadaan rendah mereka dan berbahagia di dalamnya Keadaan-keadaanrendah ini diartikan sebagai segala hal yang dapat dijangkau oleh inderaKedua ketika manusia itu mencari hal-hal mulia berupaya mendapatkanmenyukai dan merasa puas dengannya Ketika manusia itu berada padatingkatan ruhani dekat dengan hal-hal spiritual dan berbahagia di dalamnyaBersamaan dengan ini manusia mengamati dan menelaah hal-hal materialmengambil pelajaran darinya merenungkan tanda-tanda kebesaranIlahi dan bukti-bukti kearifan mengikuti contoh-contohnya mengaturnyamelimpahkan bermacam-macam kebaikan padanya dan memandunyamemeroleh kebaikan demi kebaikan sebatas kesanggupannya Jadi seorangmanusia akan bahagia bila ia berada pada salah satu dari dua tingkatan itu35

Tetapi menurut Ibn Miskawaih kesempurnaan manusia itu terletakpada kebahagiaan jiwa bukan kebahagiaan jasmani36 Dalam hal inipendidik baik orangtua maupun guru bertugas membimbing anak agarmeraih kebahagiaan jiwa dengan melatih untuk tidak tergantung kepadadan mulai meminimalisir kebahagiaan jasmani sebab akhlak mulia akan

34Ibid h 35-37 Alawi Muslim Educational h 2935Ibid h 95-9736Ibid h 64-65

33

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tumbuh sepanjang anak hanya lebih memerhatikan kebahagiaan jiwadaripada kebahagiaan jasmani

Ibn Miskawaih membagi kekuatan jiwa seorang manusia menjaditiga jenis kekuatan akal (al-quwwah al-nacircthiqahthe rational faculty)kekuatan syahwat (al-quwwah syahwiyyahthe concupiscent faculty)dan kekuatan ghadab (al-quwwah al-ghadabiyyahthe irascible faculty)Al-quwwah al-nathiqah adalah sebuah fakultas yang berkaitan denganberpikir dan mempertimbangkan sesuatu Fakultas ini dinamakan fakultasraja dan fakultas ini menggunakan otak sebagai sarananya Sementaraal-quwwah syahwiyyah adalah sebuah fakultas yang berkaitan denganmarah berani ingin berkuasa menghargai diri dan menginginkankehormatan Fakultas ini dinamakan fakultas binatang dan organ tubuhyang digunakannya adalah hati Kemudian al-quwwah al-ghadabiyyahadalah sebuah fakultas yang berkenaan dengan nafsu syahwat dan makankeinginan pada nikmatnya makanan dan minuman serta bersetubuhFakultas ini dinamakan fakultas binatang buas dan menggunakan organjantung adalah sarananya37 Para pendidik harus memahami denganbenar bahwa anak usia dini sebagai manusia memiliki ketiga kekuatanjiwa ini dan mereka harus mengetahui fungsi serta kekuatan dan kelebihansetiap kekuatan karena hal tersebut sangat berkaitan dengan pembentukanakhlak anak

Ibn Miskawaih menghendaki jiwa anak menjadi jiwa sempurnaKesempurnaan jiwa akan tersebut terletak pada kecenderungannyakepada jiwa itu sendiri yakni ilmu dan tidak cenderung pada keinginanjasmani Kebajikan jiwa diukur dari sejauh mana jiwa anak mengupayakankebajikan dan menginginkannya Kesempurnaan ini akan terus meningkatketika jiwa anak memperhatikan jiwanya sendiri serta berusaha kerasmenyingkirkan segala rintangan bagi pencapaian tingkat kesempurnaanini Tetapi Ibn Miskawaih mengakui bahwa pencapaian tingkat kesempurnaanini memiliki banyak penghambat Penghambat ini tidak lain adalah segalahal yang bersifat jasmani dan inderawi Apabila penghambat ini berhasildihadapi oleh jiwa anak sehingga suci dari segala perbuatan tercelamaka kesempurnaan akan tercapai38 Jadi kesempurnaan jiwa anak

37Ibid h 43-44 Alawi Muslim Educational Thought h 3038Ibid h 39

34

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

akan terwujud manakala jiwanya telah suci dari nafsu jasmani Denganbegitu pendidik harus membimbing dan memotivasi anak agar cenderungkepada ilmu dan kecenderungan tersebut hanya akan muncul manakalaanak tidak cenderung kepada kenikmatan jasmani Karenanya pendidikharus mulai sejak dini mengurangi ketergantungan anak terhadap kenikmatanjasmani karena ketergantungan tersebut akan mengurangi anak cintaterhadap ilmu dan pada akhirnya jiwa anak tidak akan mencapai kesempurnaanJadi pendidik harus mulai menyucikan jiwa anak dari nafsu jasmanidan hal ini menjadi syarat mutlak pembentukan akhlak anak

Menurut Ibn Miskawaih jiwa anak akan bisa menjadi sempurnamanakala jiwanya berhasil melahirkan kebajikan-kebajikan Menurutnyatiga kekuatan jiwa manusia yakni al-quwwah al-nacircthiqah al-quwwahsyahwiyah dan al-quwwah ghadacircbiyah mampu melahirkan berbagaisifat keutamaan asalkan al-quwwah al-nacircthiqah mampu menjadi pemimpindari dua kekuatan jiwa lainnya (al-quwwah syahwiyah dan al-quwwahghacircdabiyah) Adapun jumlah keutamaan tersebut adalah sama denganjumlah kekuatan jiwa manusia dan kebalikan dari keutamaan-keutamaanini Menurut Ibn Miskawaih ketika jiwa berpikir cenderung kepada ilmumaka jiwa ini akan mencapai sikap arif Kemudian ketika aktifitas jiwakebinatangan dikendalikan oleh jiwa berpikir dan jiwa itu tidak tenggelamdalam memenuhi keinginannya sendiri maka jiwa ini akan mencapaikebajikan sikap sederhana yang diiringi oleh kebajikan dermawanSedangkan ketika jiwa amarah memadai dan mematuhi segala aturanyang ditetapkan oleh jiwa berpikir serta tidak bangkit pada waktu yangtidak tepat maka jiwa ini akan mencapai kebajikan sikap sabar yangdiiringi kebajikan sikap berani Dari ketiga kebajikan itu akan munculsatu kebajikan lain sebagai pelengkap dan penyempurna tiga kebajikanitu yakni kebajikan sifat adil dan sikap adil ini berhubungan dengantepat antara kebajikan satu dengan kebajikan lainnya39 Dengan demikiankesempurnaan jiwa manusia terletak pada sejauh mana jiwa manusiamemunculkan empat keutamaan (kebajikan) manusia yakni sikap arifsederhana berani dan adil Dalam konteks ini maka pendidik harusmelatih sejak dini kekuatan akal anak sehingga akal menjadi pemimpindan pengendali jiwa kebinatangannya Hal ini dapat dilakukan dengan

39Ibid h 44

35

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

cara membiasakan anak untuk cenderung dan cinta kepada ilmu sejakdini sehingga anak akan mulai menjadi arif sederhana berani dan adil

Menurut Ibn Miskawaih keempat keutamaan ini memiliki lawannyaLawan dari keempat keutamaan ini ada empat yakni bodoh rakus pengecutdan lalim Keempat sifat ini dapat dikatakan sebagai penyakit jiwa danmenimbulkan banyak kepedihan seperti perasaan takut sedih marahberbagai jenis cinta dan keinginan40 Dengan melatih akal anak danmemulai serta terus menanamkan kecintaan kepada ilmu ke dalamdirinya dengan melatih anak untuk mengurangi dan menikmati nafsujasmani maka anak akan memiliki keutamaan-keutamaan tersebutdan menghancurkan lawan-lawan dari semua keutamaan tersebut

Dalam kitab Tahzicircb al-Akhlacircq Ibn Miskawaih telah memberikandefinisi dari empat keutamaan tersebut dan berbagai macam dari keempatkeutamaan itu Pertama Kearifan adalah keutamaan dari jiwa berpikirdan mengetahui Kearifan ini memiliki bagian-bagian seperti pintar ingatberpikir cepat memahami dan benar pemahamannya jernih pikiranserta mampu belajar dengan mudah Kedua Sederhana adalah keutamaandari bagian hawa nafsu Ketiga Keberanian adalah keutamaan jiwa amarahKeberanian ini dibagi menjadi beberapa bagian yakni besar jiwa ulettegar tabah menguasai diri perkasa serta ulet dalam bekerja Sederhanaini memiliki bagian-bagian yakni rasa malu tenang dermawan integritaspuas loyal berdisiplin diri optimis kelembutan anggun berwibawa danwarak Keempat Keadilan adalah kebajikan jiwa yang timbul akibatmenyatunya tiga kebajikan tersebut Keadilan ini dibagi atas beberapabagian yakni bersahabat bersemangat sosial silaturahmi memberiimbalan bersikap baik dalam kerjasama jeli dalam memutuskan masalahcinta kasih beribadah jauh dari rasa dengki memberi imbalan terbaikmeski sedang ditimpa keburukan berpenampilan lembut berwibawadalam segala bidang menjauhkan diri dari bermusuhan tidak menceritakanhal yang tidak layak mengikuti orang-orang yang berkata dengan benartidak bicara tentang sesama Muslim bila tidak ada kebaikannya menjauhidiri dari kata-kata buruk tidak suka banyak bicara apalagi untuk menjatuhkanseseorang tidak peduli pada perkataan orang kikir waktu berbicara didepan umum mendalami masalah seseorang yang perlu dibantu dan

40Ibid h 45

36

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mengulang pertanyaan bila belum jelas41 Dengan demikian tiga kekuatanjiwa manusia tersebut mampu melahirkan empat keutamaan dan turunandari empat keutamaan tersebut manakala kekuatan berpikir menjadipengendali dua kekuatan jiwa lain Artinya pendidik harus mampu mendidikkekuatan berpikir (akal) anak agar mampu mengendalikan dua kekuatanjiwa anak lainnya

Ibn Miskawaih menegaskan bahwa berbagai keutamaan tersebutjuga tidak akan bisa dicapai manakala anak diasingkan dari masyarakatSebab keutamaan-keutamaan itu hanya akan diperoleh manakala anaktersebut bersosialisasi dengan masyarakat Anak memerlukan sebuahkomunitas terbaik agar ia bisa mencapai kebahagiaan Seorang anakharus bergaul dengan manusia lain sebab mereka akan dapat melengkapieksistensinya serta kemanusiaannya Tanpa berinteraksi dengan suatumasyarakat maka anak itu tidak akan mampu memiliki dan membiasakankeutamaan42 Tetapi anak harus berada dalam masyarakat yang berakhlakkarena hal tersebut dapat menjadi sarana bagi anak untuk mengenalakhlak mulia apalagi setiap anak suka meniru orang dewasa

Pembentukan Akhlak Anak Usia DiniDalam UU SISDIKNAS No 20 Tahun2003 pasal28 menjelaskan bahwa

pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikandasar baik melalui jalur pendidikan formal (sekolah) nonformal (masyarakat)maupun informal (keluarga) Pendidikan anak usia dini ini diselenggarakanuntuk anak sejak lahir sampai berusia enam tahun43 Dengan pendidikananak usia dini ini diharapkan seluruh potensi anak dapat berkembangdengan baik baik potensi jasmani maupun ruhaninya

Dalam periode ini pembentukan akhlak seorang anak sangat pentingKegagalan Sejumlah lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikannasional yang salah satunya adalah akhlak mulia adalah karena pendidikankeluarga gagal dalam menjalankan perannya dalam menanamkan akhlakmulia sejak dini Semestinya akhlak mulia mulai diajarkan dan dibiasakan

41Ibid h 45-5042Ibid h 54 Khan dan Salim Muslim Philosophy h 6843Lihat UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 h 9 30

37

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

oleh anak sejak berusia dini bukan ketika anak tersebut sudah beranjakdewasa

Dalam hal ini Ibn Miskawaih telah memberikan pedoman-pedomantentang pendidikan akhlak anak berusia dini Menurutnya seorang pendidikbaik orangtua maupun guru harus memahami bahwa jiwa seorang anakibarat sebagai mata rantai antara jiwa binatang dengan jiwa manusiaberakal Pada jiwa anak-anak jiwa binatang berakhir sementara jiwamanusia mulai muncul Karenanya anak-anak harus dididik mulai denganmenyesuaikan rencana-rencananya dengan urutan daya-daya yang adapada anak-anak yakni daya keinginan daya marah dan daya berpikirDengan daya keinginan anak-anak dididik dalam hal adab makan minumdan berpakaian Sementara daya berani diterapkan untuk mengarahkandaya marahnya Sedangkan daya berpikir dilatih dengan menalar sehinggaanak akan dapat mengendalikan berbagai tingkah laku44

Ibn Miskawaih menyatakan bahwa seorang pendidik baik orangtuamaupun guru harus menyadari bahwa akhlak anak-anak muncul sejakawal pertumbuhannya Mereka tidak akan menutupi setiap perilakunyasecara sengaja dan sadar sebagaimana dilakukan orang dewasa Seoranganak terkadang merasa malas untuk memperbaiki akhlaknya Akhlakmereka juga bervariasi mulai dari yang berkarakter keras sampai yangberkarakter pemalu Kadang-kadang akhlak anak-anak itu baik tetapiada juga yang berakhlak buruk seperti kikir keras kepala dan dengkiKeberadaan berbagai karakter anak ini menjadi bukti bahwa anak-anakmemiliki tingkatan karakter yang tidak sama Dengan kata lain sebagianmereka tanggap dan sebagian lainnya tidak sebagian mereka lembutdan sebagian lagi keras sebagian mereka baik dan sebagian lain burukdan sebagian mereka berada pada posisi tengah di antara dua kubu iniSebagai pendidik maka orangtua dan guru harus mendisiplinkan akhlakmereka Jika berbagai tabiat buruk diabaikan tidak didisiplinkan bahkantidak dikoreksi maka mereka akan tumbuh berkembang mengikuti tabiatburuknya tersebut Selama hidupnya kondisi akhlaknya tidak akan berubahdan mereka akan memuaskan diri sesuai dengan selera tabiatnya45 Dengan

44Ibn Miskawaih The Refinement of Character h 60 Alawi Muslim EducationalThought h 32-33

45Ibid h 50

38

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

demikian pendidik mesti mendisiplinkan akhlak anak sejak usia dinisebab pembiaran terhadap tabiat anak akan membuat mereka terbiasadengan tabiat buruk

Dalam hal ini seorang pendidik harus menyadari bahwa jika seoranganak sudah dididik dengan kenikmatan jasmani sejak usia dini sehinggajiwa dan raganya telah terbiasa dengan hal-hal yang bersifat jasmaniah itumaka hal ini sangat membahayakan anak Pendidik hendaknya mengajarianak bahwa semua kesenangan dan kenikmatan jasmani tersebut sebagaikesengsaraan dan kerugian bukan sebagai kebahagiaan dan keberuntunganPendidik hendaknya mengajari anak agar menjauhkan dirinya darikenikmatan jasmani secara perlahan-lahan46

Dengan demikian seorang pendidik harus mampu memahami jiwaanak-anak secara umum Pendidik harus paham bahwa seorang anakmemiliki sifat pemalu Ia akan menundukkan kepalanya ke bawah dantakut serta tidak berani menatap wajah orang dewasa Sebab merekasudah mulai mampu membedakan baik dan buruk Rasa malunya itumerupakan pengekangan diri yang terjadi karena anak itu khawatirjika ada keburukan yang muncul dari dalam dirinya Jiwa seperti ini siapmenerima pendidikan dan cocok untuk dibina47 Bila demikian pendidikharus mulai membina dan membiasakan anak dengan akhlak mulia

Kemudian Ibn Miskawaih memberikan pedoman bahwa syariatagama dapat menjadi faktor penting lain untuk meluruskan akhlak seoranganak Syariat agama dapat membiasakan anak untuk melakukan perbuatanyang baik Syariat agama mampu mempersiapkan diri anak untuk menerimakebijaksanaan mengupayakan kebajikan dan mencapai kebahagiaan melaluiberpikir dan penalaran yang benar Sebagai pendidik orangtua dan guruharus mendidik anak-anak agar selalu menaati syariat agama agar merekamemiliki tingkah laku yang baik Hal ini dilakukan melalui nasehat sertapemberian ganjaran dan hukuman Jika anak telah membiasakan diridengan perilaku ini dan kondisi ini terus berlangsung lama maka merekaakan melihat hasil dari perilaku mereka itu48 Dalam hal ini seorangpendidik hendaknya mendidik anak untuk senantiasa mengikuti syariat

46Ibid h 70-7147Ibid h 7248Ibid h 59-60

39

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

agama agar terbiasa mengerjakan kewajiban-kewajiban agama membacabuku-buku akhlak agar akhlak mulia terinternalisasi secara baik dalamdirinya melalui dalil-dalil rasional dan mempelajari matematika sehinggaterbiasa dengan perkataan dan argumentasi yang benar dan tepat

Ibn Miskawaih memberikan pedoman lain bahwa seorang pendidikbaik orangtua maupun guru harus mengetahui kekurangan-kekurangantubuh dan jiwa dengan berbagai kebutuhannya agar dapat melenyapkanberbagai kekurangan tersebut dalam diri anak serta dapat memperbaikinyaSeorang pendidik harus mengetahui kekurangan-kekurangan jasmanidan kebutuhan-kebutuhan primernya untuk dapat melenyapkan kekurangan-kekurangan itu serta memperbaikinya Kebutuhan-kebutuhan jasmaniseorang anak antara lain makanan minuman dan pakaian Karena ituseorang pendidik harus mengarahkan anak-anaknya agar memenuhikebutuhan jasmaninya dengan arif Pendidik harus mengajarkan anakagar jangan melampaui batas dalam memenuhi kebutuhan tubuhnyaDalam konteks jiwa maka seorang pendidik harus mengetahui kekurangan-kekurangan jiwa dan kebutuhan-kebutuhan dasarnya untuk dapatmelenyapkan berbagai kekurangan tersebut lalu memperbaikinya Kebutuhan-kebutuhan jiwa tersebut antara lain pengetahuan mendapatkan objek-objek pikiran membuktikan kebenaran pendapat dan menerima kebenaranSeorang pendidik harus mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan jiwa anakini serta mengetahui kekurangan dan melenyapkan kekurangan tersebut49

Dalam hal ini menurut Ibn Miskawaih seorang pendidik juga harusmampu menjauhkan diri anak dari berbagai penyakit jiwa Pendidik harusmampu mengidentifikasi pelbagai penyakit jiwa serta cara penyembuhannyaPenyakit-penyakit jiwa itu tidak lain adalah lawan dari kebajikan-kebajikanjiwa Penyakit-penyakit jiwa itu adalah seperti bodoh rakus pengecutdan lalim Ibn Miskawaih membagi lagi kejahatan dan kehinaan menjadidelapan bagian Jumlah ini dua kali jumlah kebajikan yang empat Kedelapanbagian itu adalah sembrono pengecut memperturutkan hawa nafsubodoh tolol lalim dan berwatak budak Kedelapan penyakit jiwa anakini sebagai tanda keburukan jiwa sangat bertolak belakang dengan empatkebajikan sebagai tanda kesehatan jiwa50

49Ibid h 669-67050Ibid h 162-195

40

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ibn Miskawaih menegaskan bahwa penyakit jiwa manusia memilikibentuk-bentuk yang lain Pertama Sifat marah Penyebab marah ini adalahsombong cekcok mental peminta canda tawa mengolok-olok mengejekberkhianat suka kemasyhuran dan bersaing diri Sifat marah ini menimbulkanhal-hal buruk seperti menyesal mengharap dihukum cepat atau lambatperubahan tempramen serta kepedihan Sifat marah ini dapat disembuhkandengan cara menyingkirkan sebab-sebab marah melemahkan daya marahmencabut substansi marah dan melindungi diri dari akibat-akibatnyaSelain itu sifat marah dapat disembuhkan melalui cara menghentikansikap melampaui batas

Kedua Sifat takut Sifat ini disebabkan oleh sejumlah hal yakni merasabakal terjadi sesuatu yang buruk serta takut pada kejadian-kejadian yangakan terjadi Sebenarnya kejadian ini baru sebatas kemungkinan saja sehinggabisa terjadi dan bisa tidak terjadi Karena itu jangan ditetapkan di dalamhati bahwa hal itu pasti terjadi karena hal ini membuat takut Selain itu sifattakut disebabkan oleh pilihan buruk dan dosa sendiri Hal ini dapat disembuhkandengan jalan mengekang diri untuk tidak mengulangi perbuatan itu tidakmelakukan perbuatan bahaya dan meninggalkan semua perbuatan keji

Ketiga Sifat sedih Sifat ini disebabkan oleh hilangnya sesuatu yangsangat disukai atau gagal mendapatkan sesuatu yang dicari Hal ini karenaseseorang serakah mengikuti nafsu jasmani dan merasa rugi ketikasalah satu dari itu semua gagal diperoleh Penyembuhannya dilakukanmelalui memberikan pemahaman tentang hakikat dirinya dan menjelaskanbahwa seluruh alam semesta akan hancur karena tidak kekal Jika halini telah dilakukan maka seseorang yang terkena penyakit sedih hatitidak akan sedih lagi Jika sudah demikian maka ia akan mengarahkantujuannya bukan kepada hal-hal jasmaniah lagi melainkan ke tujuan-tujuan suci dan hanya mencari kebaikan-kebaikan kekal saja51 Dalamhal ini Ibn Miskawaih menghendaki agar seorang pendidik menjauhkananak dari berbagai penyakit jiwa ini dengan terlebih dahulu mengetahuipenyebab dan solusi mengatasi berbagai penyakit jiwa tersebut

Selain itu Ibn Miskawaih telah memberikan pedoman bahwa seorangpendidik baik orangtua maupun guru harus menyadari bahwa kehidupan

51Ibid h 162-195

41

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

utama anak-anak memerlukan dua syarat yakni syarat kejiwaan dansyarat sosial Kedua syarat tersebut akan diuraikan di bawah ini

Syarat KejiwaanSyarat kejiwaan adalah upaya menumbuhkan watak cinta anak

usia dini terhadap kebaikan Penumbuhan watak cinta tersebut sangatmudah bagi anak yang berbakat baik tetapi sulit bagi anak-anak tidakberbakat Bagi anak yang tidak berbakat penumbuhan watak cinta anakusia dini tersebut bisa dilakukan dengan cara latihan dan pembiasaan diriagar cenderung pada kebaikan52 Dengan demikian seorang pendidik baikorangtua maupun guru harus mulai mengajari melatih dan membiasakananak agar suka melakukan kebaikan sejak dini

Ibn Miskawaih memberikan beberapa cara praktis mengenai pembiasaandalam melakukan kebaikan kepada anak usia dini Pertama pendidikharus membiasakan anak untuk melaksanakan kewajiban-kewajibanagama Kedua seorang pendidik harus mengajari anak agar berpakaianbaik dan sesuai dengan jenis kelaminnya serta memakai pakaian putihKetiga pendidik hendaknya memerintahkan seorang anak agar menghapalpelajaran-pelajaran dan syair-syair berkenaan dengan sikap terpuji Keempatpendidik hendaknya mengajari anak tentang adab makan dan minumyang baik terutama mengajari anak bahwa tujuan makan adalah bukandemi kenikmatan semata melainkan demi kesehatan Makan tidak bolehberlebihan dan melampaui batas Pendidik harus memberi anak banyakmakan pada malam hari sebab makan pada siang hari akan membuatanak menjadi malas mengantuk dan otaknya menjadi lamban Kelimapendidik hendaknya mengajari anak agar tidak menyembunyikan perbuatanburuknya Keenam pendidik harus mengajari anak agar anak itu tidaktidur terlalu lama dan tidur di tempat mewah karena akibatnya membuatotak anak menjadi tumpul dan mematikan pikirannya Pendidik harusmembiasakan anak hidup sederhana Ketujuh pendidik harus mengajarianak berolah raga seperti berjalan bergerak dan berkuda Pendidik harusmengajari anak agar tidak berjalan secara tergesa-gesa dan tidak bersikapangkuhKedelapan pendidik harus mengajari anak agar tidak memanjangkan

52Ibid h 60

42

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rambut bila anak tersebut laki-laki tidak boleh memakai pakaian yangtidak sesuai dengan jenis kelaminnya tidak boleh memakai perhiasantidak membanggakan kedua orangtuanya tidak boleh sombong dan kerashati Kesembilan pendidik harus mengajari anak agar tidak meludahmenguap dan membuang ingus ketika sedang bersama orang lain Pendidikharus membiasakan anak tidak berbohong dan tidak boleh bersumpahKesepuluh pendidik harus mengajari anak agar membiasakan untuk tidakbanyak bicara dan hanya menjawab pertanyaan Hendaknya anak itumendengarkan kata-kata orangtua dan diam di hadapan orang dewasaAnak diajari agar tidak berkata kotor sumpah menuduh dan bicarasenonoh Anak harus dibiasakan dengan kata-kata baik dan bermukamanis kepada orang lain Anak mesti diajari untuk mandiri Kesebelaspendidik harus mengajari anak agar ketika dipukul guru tidak boleh mengadudan tidak boleh meminta perlindungan orang lain karena tindakan ituhanya pantas dilakukan para budak Keduabelas pendidik tidak bolehmenakuti anak Anak harus diberi semangat dan diberikan hadiah bilaberbuat baik Upayakan mereka agar mereka benci kepada perhiasandan agar mereka lebih takut pada keduanya ketimbang takut pada hewanbuas Ketigabelas pendidik harus membiasakan anak agar taat kepadaorangtua dan gurunya dan memperkenankan anak bermain denganpermainan baik Keempatbelas pendidik harus memuji anak ketika anaktersebut melakukan kebaikan dan akhlak mulia53 Dalam hal ini gagasanIbn Miskawaih tentang cara membiasakan anak melakukan kebaikanmesti dilakukan sedini mungkin sebelum anak beranjak dewasa

Syarat SosialSyarat sosial adalah bahwa pendidik harus memilih teman-teman

terbaik untuk anak berusia dini Caranya adalah dengan menjauhkananak dari lingkungan pergaulan dengan teman-temannya yang berakhlakburuk dan menjauhkan anak dari lingkungan keluarga pada saat-saattertentu dan memasukkan mereka ke lingkungan sosial yang baik54

Karena itu pendidik harus memilih teman bergaul yang berakhlak mulia

53Ibid h 162-195 Alawi Muslim Educational h 3454Ibid h 60

43

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

untuk anaknya Seorang anak tidak boleh dibiarkan bergaul denganorang-orang yang berakhlak tercela karena orang-orang seperti ituakan merusak jiwanya Sebab jiwa anak masih begitu sederhana karenabelum mampu menerima gambar apa pun dan belum mempunyai pendapatuntuk mengubahkan dari satu keadaan kepada keadaan lain Jika jiwaanak itu telah menerima perilaku tertentu maka anak ini akan tumbuhsesuai dengan jiwa seperti perilaku yang diterimanya Sebab itu jiwaseorang anak harus diupayakan agar mencintai kebaikan dan membencikeburukan55

Dalam hal ini salah satu metode dari Ibn Miskawaih dalam mendidikjiwa agar menjadi sempurna adalah tidak bergaul dengan orang-orangyang jiwanya tidak berakhlak Jika seseorang ingin mendidik jiwanyamaka orang tersebut harus menjauhi orang-orang keji suka berbuatdosa bangga dan tenggelam dalam dosa Bergaul dengan orang-orangseperti mereka akan membuat jiwa anak menjadi kotor dan jiwa kotortidak dapat dibersihkan kecuali melalui waktu yang sangat lama Karenanyaseseorang harus bergaul dengan orang yang berjiwa mulia suka mencaridan ingin memiliki kebajikan rindu dan suka kepada ilmu56 Prinsip dasarini menghendaki bahwa seorang pendidik harus menjauhkan anak dariorang-orang yang berakhlak tercela dan mereka hanya boleh bergauldengan orang-orang yang berakhlak mulia dan berilmu

Pendidikan nasional memiliki tujuan mulia dan ideal Sistem pendidikannasional hendak mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertakwaberakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab Pemerintah Indonesiatelah menelurkan banyak kebijakan demi mendukung pencapaian tujuanpendidikan nasional tersebut meskipun capaian-capaian pemerintahbelum menuai hasil maksimal Buktinya pembangunan akhlak anakbangsa masih menjadi sebuah problem pendidikan tersendiri dan belumterselesaikan Perumusan konsep pendidikan karakter yang disponsori olehKementerian Pendidikan Nasional menjadi agenda penting belakanganini demi mewujudkan anak bangsa yang berkarakter Namun konsep inibaru beberapa tahun saja dicetuskan sehingga hasilnya belum bisa dilihat

55Ibid h 72-7456Ibid h 162-164

44

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dalam perspektif pendidikan Islami gagasan pendidikan karaktertelah lama digagas oleh Ibn Miskawaih Dalam hal ini lembaga-lembagapendidikan Islam seharusnya telah lama memainkan peranan dalammembentuk karakter anak bangsa mengingat gagasan akhlak Ibn Miskawaihtelah lama dikenal oleh pendidik-pendidik Muslim Namun gagasantersebut kurang direalisasikan secara baik sehingga lembaga-lembagapendidikan Islam modern belum begitu sukses melahirkan peserta didikyang berkarakter mulia

Deskripsi pembentukan akhlak anak usia dini menurut Ibn Miskawaihmemberikan pelajaran bahwa pendidik Muslim baik orangtua maupunguru harus mampu menanamkan dan membiasakan akhlak muliadalam diri anak sejak dini Terlebih dahulu para pendidik harus memahamihakikat kejiwaan anak-anak lalu mulai mengajarkan menanamkandan membiasakan akhlak mulia dalam diri mereka Poin penting darigagasan Ibn Miskawaih adalah bahwa pengajaran nasehat pembiasaanpendisiplinan pemberian hukuman dan ganjaran sangat penting dilakukanoleh pendidik kepada anak sejak dini Dalam hal ini pendidik harus mulaimengajari dan membiasakan anak untuk berakhlak mulia dan menjauhiakhlak tercela membiasakan anak untuk mulai menaati syariat agamadan tidak membiarkan anak hidup bersama dengan manusia-manusiayang tidak berakhlak Mendidik akhlak anak sejak usia dini akan lebihberhasil daripada mendidik anak ketika sudah beranjak remaja

45

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

EMANSIPASI PEREMPUAN MUSLIMAHRekonstruksi Teologi Pendidikan

Perempuan

Ajaran Islam yang telah menempatkan perempuan dalam kedudukanterhormat dan mulia merupakan kenyataan yang tak terbantah

Akan tetapi jika dipertanyakan sejauh manakah tingkat kesejajaranantara perempuan dengan laki-laki masih merupakan persoalan yangdiperdebatkan Apabila perdebatan tersebut dipelajari dengan seksamaternyata kebanyakannya sudah menjadi premis yang tak terucapkanbahwa dalam banyak hal dan dalam banyak aspek kehidupan ternyataharus didominasi kaum laki-laki Apabila tradisi masyarakat ldquokitardquo sampaisekarang masih berpegang ketat pada budaya patriarki Hal ini turutmenumbuhkan suasana kondusif dalam dunia pendidikan yang samasekali belum mendukung munculnya ilmuwan dari kalangan perempuanbaik dalam pemikiran keagamaan maupun dalam bidang-bidang sainsdan intelektual Tak banyak nama-nama perempuan Muslimah yangmenghiasi khazanah intelektual dan jumlahnya pun sangat tidak sebandingdengan populasi kaum mereka yang mendiami permukaan bumi

Kenyataan ini bisa jadi disebabkan sumber-sumber yang menjadilandasan tradisi Islam al-Qurrsquoan Hadis Fikih danatau yang lainnyajika tidak dikatakan semuanya maka kebanyakannya ditafsirkan olehlaki-laki yang dengan otoritas keintelektualannya telah merumuskanbaik secara teologis ontologis sosiologis maupun ekskatologis tentangstatus perempuan dalam Islam Karena itu ldquostatus perempuanrdquo yang

46

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

banyak ditemukan sekarang ini hampir seluruhnya merupakan hasildari bias intelektual kaum lelaki Sikap dan pemahaman seperti inisemakin mengental manakala kaum laki-laki memahami secara sempithakikat makna salah satu hadis Nabi Saw tentang penciptaan perempuanyang berasal dari tulang rusuk Adam As yang tak lain adalah laki-lakiKarena itu selalu dikumandangkan bahwa asal mula kejadian perempuanjauh berbeda dengan kejadian laki-laki Jika Adam diciptakan dari tanahdengan segala keistimewaannya maka perempuan hanya tercipta danatau berasal dari pada bagian tubuh Adam sendiri

Sikap dan pemahaman seperti secara gradual menjadi teologi pendidikanyang ditransformasikan oleh berbagai lembaga pendidikan Islam baikformal nonformal ataupun informal secara turun temurun Banyakbuku prosa syarsquoir ataupun hikayat-hikayat yang kadang-kadang berbumbudongeng ikut serta menyebarluaskan teologi pendidikan seperti ituAgaknya emansipasi perempuan Muslimah tak akan pernah berubahjika teologi pendidikan mengenai emansipasi perempuan Muslim tidakdirekonstruksi

Oleh karena itulah tulisan singkat di bawah ini paling tidak dapatdijadikan sebagai pembuka kata untuk mendiskusikan secara lebih lanjuttentang teologi pendidikan Islam ketika berbincang tentang emansipasiperempuan Muslimah

Penciptaan Perempuan Prosa Hikayat LamaPendidikan sebagaimana didefinisikan oleh Hussain dan Ashraf

(1979 36) merupakan penyebaran dan internalisasi nilai dari berbagaipengalaman kumulatif baik berupa keyakinan sikap pengetahuan maupunpenerapannya yang dinilai positif dan bermanfaat oleh satu generasike generasi selanjutnya yang tersimpan dalam berbagai kitab tradisiadat istiadat cerita-cerita rakyat (folklores) dan sebagainya Karenaitu penyebaran berbagai cerita tentang proses penciptaan perempuanyang diinternalisasikan melalui berbagai media komunikasi dan pendidikanseperti hikayat misalnya tentulah merupakan sebuah proses pendidikanManakala hikayat-hikayat itu dilandasi oleh suatu keyakinan agamamaka hal itu merupakan bagian teologi yang diyakini kebenarannya

47

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kisah dan hikayat-hikayat seperti itulah yang sering didongengkanseorang ibu sebagai pengantar tidur bagi anaknya yang masih balitaDari ramuan berbagai sumber cerita-cerita tersebut seperti diilustrasikandi bawah ini telah menggambarkan sebuah peristiwa menarik tentangAdam dan Hawa sebagai berikut

Syahdan demikianlah hikayat bermula manakala Allah swt telahmenyempurnakan penciptaan Adam as yang ditempatkan pada suatutaman surga yang tak terbayangkan keindahannya Rumput-rumputnyayang menghijau bagaikan beledru lembut melebihi kehalusan permadanibuatan Istambul Buah-buahan dan bunganya mekar semerbak denganaroma yang harum mewangi Belalang dan kupu-kupu yang berbulu indahterbang berpasang-pasangan Menjangan kijang dan rusa bertanduk emasberlarian ke sana sini Merak selindit perkutut dan burung dara tak henti-hentinya bernyanyi ditimpali seruling siulan burung-burung kecil yangterbang beramai-ramai membuat lengkungan bagaikan bianglala pagi

Dalam suasana seperti itulah Adam sebagai puncak ciptaan diantara makhluk-makhluk lainnya hanya bisa bermenung dalam kesendirianyang mencekam Tak ada teman bicara tak ada siapa pun yang bisadiajak bersendagurau Adam terpesona melihat keindahan merak yangmengembangkan ekornya tetapi sang merak tak kunjung mendekatBarulah ketika Adam menggenggam seuntai bijian gandum sang merakberanjak dekat dan Adam dapat membelai keindahan bulunya Tetapitak berlangsung lama karena sang merak jantan memanggilnya pergitak menoleh lagi Sahdan burung dara pun hinggap pula ke tangannyamemagut gandum yang tersisa tetapi sang jantan segera mengajaknyaterbang mengangkasa berputar-putar semakin meninggi

Adam benar-benar kesepian yang berujung pada perasaan pilu dankegalauan hati Tubuhnya melemah dan kemudian tanpa terasa meneteskanair mata membasahi lutut hingga mengalir ke ujung-ujung jari kaki yangmengantarkan tidur mendidih rusuk kanannya dalam kegundahanyang mencekam

Para malaikat yang terus menerus menyaksikan keadaan itu segeramenghadap Tuhan meminta penjelasan mengapa gerangan sang khalifahyang baru saja mereka hormati karena ilmunya yang tak tertandingiitu bisa berubah menjadi sedih Tuhan yang Mengetahui akan segalanya

48

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

segera bertitah sekalipun belum menyampaikan laporan pandanganmatanya Titah itu tidak lain kecuali mereka harus segera mengambilldquotulang rusukrdquo Adam As yang diubahciptakan menjadi seorang perempuanyang bernama Hawa Hawa lah yang kemudian diciptakan untuk Adamsebagai istri dan teman berbincang menghalau sepi dan kesedihanmenganut cinta dan kasih sayang lsquoma dama al-dunya muntasira darsquowatal-mahabbah lan tazalarsquo kata sebuah syair menutup cerita

Demikianlah cerita berbumbu dongeng selalu dituturkan bahwaasal mula perempuan itu diciptakan hanyalah untuk menjadi teman-pasangan Adam dan kemudian menjadi istri sebagai tempat berlabuhnyabenih-benih cinta anak cucu keturunan Adam Berkatalah sahibul hikayatselanjutnya bahwa perempuan itu adalah seorang yang lemah karenatercipta dari tubuh yang sudah melemah Perempuan itu seorang penyedihkarena tercipta dari pelukan doa yang berurai air mata Perempuan itukeras hati yang tak tertundukkan oleh rasio tinggi karena tercipta daritulang rusuk yang amat dekat dengan ulu hati Perempuan itu juga penurutdan mudah tunduk melutut sampai keujung kaki karena tercipta dariderai air mata yang membasahi lutut hingga ke ujung jari kaki

Dominasi Laki-Laki Muara HikayatPemaparan hikayat singkat di atas dengan berbagai versi dan variasinya

agaknya sering menjadi dongeng para orangtua di desa kepada sanganak yang berangkat dewasa Sadar atau tidak hikayat yang demikian telahmenjadi sumber pengetahuan yang dididikkan dan ditransinternalisasikansecara informal bahkan formal yang berlangsung secara kontiniu denganbumbu-bumbu ajaran keagamaan yang secara gradual telah menciptakansuatu teologi pendidikan yang kemudian menjadi sandaran filosofikpendidikan dalam mempersiapkan ke mana anak perempuan itu hendakdiarahkan

Mungkin muara atau boleh juga hanya kebetulan bahwa yang mudahterlihat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari menunjukkan bahwakesejajaran (emansipasi) perempuan dengan laki-laki belumlah setaraPerempuan ditempatkan sebagai makhluk lemah yang memerlukan belaskasih Ironisnya kaum perempuan pun ikut pula mempersiapkan dirisebagai makhluk yang perlu dikasihani yang memandang laki-laki sebagai

49

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

makhluk yang amat perkasa bukan saja dari segi otot atau unsur fisiknyamelainkan juga dalam berbagai bidang keterampilan dan intelektualnya

Dapat disaksikan bahwa dalam berbagai budaya ternyata kedudukanperempuan sebagai istri telah terkondisi sebagai konco wingking orangrumah hala bahas yang terkekang dalam bilik-bilik rumah yang sempitdan hanya sedikit memperoleh kesempatan menapak dunia di luar rumahnyaItu pun kata sebagian orang kalau keadaan benar-benar darurat kecualijika ldquomembandelrdquo sebab praktik selalu lebih longgar dari ajaran Berkenaandengan hal ini Quraish Shihab dalam Meuleman ed (1993 8) sengajamenjelaskan pendapat seorang pakar tafsir al-Qurtubi (w 761 H) yangdikenal sebagai mufasir kenamaan khususnya dalam bidang hukumketika menjelaskan surat al-Ahzab33 33 sampai pada kesimpulan denganmengatakan lsquoagama penuh dengan tuntutan agar wanita-wanita tinggaldi rumah mereka dan tidak keluar kecuali karena darurat

Tak usah heran jika masyarakat masih banyak yang mempersiapkananak-anak perempuan mereka hanya untuk ldquomeniti karierrdquo sebagai calonibu rumah tangga yang mengabdi untuk suami dan anak-anak yang bakaldilahirkannya karena pada perhelatan perkawinannya duhulu pun sangisteri telah mencuci kaki suaminya dan berjalan di belakang punggungsuaminya yang agaknya dapat dimaknai sebagai simbol bahwa kesejajaranperempuan hanya berada di belakang kaum laki-laki

Selanjutnya tidak pula mengherankan jika sampai sekarang mayoritaskaum Hawa menerima dengan pasif keadaan mereka Mereka hampir-hampir tidak menyadari bagaimana hak-hak kemanusiaan mereka dieksploitasioleh masyarakat yang berpusat pada dan didominasi kaum laki-lakidengan menekankan bahwa Islam telah memberikan kepada kaumHawa hak-hak yang lebih dibanding dengan tradisi pada agama-agamalain Bagi perempuan Muslimah yang sejak berabad-abad diperbudaksecara fisik mental dan emosional menganalisis pengalaman pribadimereka merupakan suatu pekerjaan nalar yang sangat melelahkanSebagai misal seperti dikemukakan oleh Ghazy Muhahid dalam artikelnyaEducation for Girl in Saudi Arabia (1987 36-39) bahwa tingkat melekhuruf terendah lebih banyak ditemukan di negara-negara Islam dan initerjadi di antara setengah miliyar perempuan Muslimah terutama yanghidup di daerah pedesaan

50

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena itulah dalam mempermasalahkan emansipasi perempuanMuslimah tulisan singkat ini lebih terkonsentrasi pada perbincanganteoretis di sekitar teologi pendidikan perempuan lebih-lebih karena masalahteologi pendidikan telah dan akan tetap menghantarkan keluarga-keluargaMuslim pada sebuah persepsi dan aksi tentang dunia perempuan

Tidak Ada Kesejajaran Teologi AwalDalam pengamatan yang serba sepintas kelihatannya tradisi masyarakat

Islam sampai sekarang masih sangat ketat berpegang pada patriarkiKondisi seperti inilah agaknya yang menyebabkan terciptanya suatusuasana kondusif dalam dunia pendidikan yang sama sekali tidak mendukungmunculnya ilmuwan dari kalangan perempuan terutama yang ahli dalampemikiran keagamaan juga dalam bidang-bidang sains dan intelektualHanya karena keluarbiasaanlah terdapat sejumlah nama perempuanMuslimah yang menghiasi khazanah intelektual dan jumlahnya sangattidak sebanding dengan populasi kaum Hawa yang mendiami planetbumi Allah ini

Kondisi yang demikian boleh jadi berpangkal dari berbagai sumberyang menjadi landasan tradisi Islam terutama Alqurrsquoan Hadis dan Fikihhampir atau bahkan semuanya ditafsirkan oleh laki-laki yang denganotoritas keintelektualannya telah mendefinisikan baik secara teologisontologis sosiologis maupun eskatologis tentang status perempuan dalamIslam karena itu ldquostatus perempuanrdquo yang banyak ditemukan sekarangini kebanyakannya merupakan hasil dari bias intelektual kaum laki-laki

Bias itu menjadi amat terasa ketika kaum lelaki memahami bahwaasal mula kejadian perempuan jauh berbeda dengan asal mula kejadianlaki-laki Jika Adam diciptakan dari tanah dengan segala keistimewaannyamaka perempuan tercipta danatau berasal dari diri Adam sendiri

Teologi pemahaman seperti itu tentulah tidak dibuat-buat karenaboleh jadi bersumber dari makna harfiah hadis Nabi saw yang berasaldari Abu Hurairah dan diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dan ad-Darimi yang menyatakan ldquoSaling pesanlah untuk berbuat baik kepadaperempuan karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkokrdquo(Bukhari Kitab Nikah Hadis ke 4787)

51

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Barangkali berangkat dari makna harfiah hadis inilah menyebabkanbanyak para mufassir yang tak lain adalah laki-laki seperti misalnyaal-Jalalain Ibn Katsir al-Qurthubi al-Biqarsquoi Abu as-Sursquoud bahkanat-Thabari ketika memahami surah al-Nisarsquo4 1 yang menyatakan

Hai sekalian manusia bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telahmenciptakan kamu dari seorang diri dan dari padanya Allah menciptakanisterinya dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkanlaki-laki dan perempuan yang banyak (QS al-Nisacircrsquo4 1)

Menurut Shihab (1993 4) para mufasir di atas telah menafsirkankata al-nafs dengan Adam Hal itu berarti bahwa nafs yang diartikandengan Adam terimplikasi pada kata zaujuha (pasangan) yang dipahamisebagai istri Adam (Hawa) yang tidak lain bahwa perempuan memangdiciptakan daripada diri Adam itu sendiri

Dengan pemahaman seperti itu kata Shihab selanjutnya (1993)sehingga seorang pakar tafsir al-Qurthubi dalam kitab al-Jamilsquo li Ahkamal-Qurrsquoacircn dalam juz I (1967 301) mengatakan bahwa istri Adam diciptakandari tulang rusuk kiri Adam yang bengkok sehingga perempuan itubersifat lsquoaujarsquo yaitu bengkok dan tidak lurus

Secara tak langsung pendapat yang demikian telah menjadi bagiandari teologi pendidikan perempuan yang dikembangkan secara berkelanjutanoleh berbagai lembaga pendidikan Islam seperti madrasah dan pondok-pondok pesantren termasuk melalui pendidikan nonformal yang tersebarmelalui berbagai majlis-majlis tarsquolim dan lebih-lebih lagi telah ditransinter-nalisasikan melalui pendidikan keluarga sebagai wadah pendidikan informal

Teologi pendidikan perempuan seperti itu kemungkinannya menjadibanyak dianut di lingkungan Pondok Pesantren di Indonesia yang disebarkanmelalui kitab-kitab kuning yang menjadi andalan sumber belajar parasantri dan santriahnya Dalam konteks ini Masdar F Masrsquoudi seorang tokohmuda dari kalangan Nahdlatul Ulama yang kesehariannya bergelut dengandunia kepesantrenan dan pembela keunggulan kitab kuning namuntetap kritis pernah mengatakan (1993 155) ldquoDalam lembaran kitabkuning garis besar pandangannya terhadap perempuan memangcukup jelas bahwa perempuan kedudukannya berada di bawah lelakirdquo

52

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Masrsquoudi (1993 162-163) berkesimpulan bahwa ada tiga faktor utamayang menyebabkan hal itu terjadi Pertama ajaran al-Qurrsquoan dan HadisNabi sendiri memang tidak punya pretensi untuk mensejajarkan perempuandan lelaki sekurang-kurangnya sebagaimana diobsesikan oleh parapenganjur emansipasi wanita masa kini Kedua para penulis kitab kuninghampir semuanya adalah lelaki Bias kelelakiannya pun menjadi sulitdihindari Ketiga kitab kuning sendiri adalah produk budaya zamannyazaman pertengahan Islam yang didominasi oleh cita rasa budaya TimurTengah yang secara keseluruhan memang sangat laki-laki

Dalam kaitan yang sama Martin van Bruinessen (1993 165) seorangpeneliti keagamaan dari negeri Belanda yang pernah menjadi Gurubesarpada Program Pascasarjana IAIN Jakarta dan Yogyakarta ketika menanggapimakalah Masrsquoudi di atas mengomentari bahwa walaupun pembahasanperempuan dalam kitab kuning seperti dikemukakan Masrsquoudi memangtidak enak didengar tetapi sulit untuk dibantah Bruinessen menambahkanbahwa dalam salah satu kitab kuning seperti pernah dituturkan FazlurRahman dalam seminar ldquoNew in Islamic Studiesrdquo yang diselenggarakan olehLIPI di Jakarta tahun 1985 berisi penjelasan bahwa rendahnya martabatwanita ternyata bukan saja di dunia ini melainkan juga di akhirat kelakDisebutkan pula bahwa menurut pendapat sebagian ulama tradisionalyang termuat dalam kitab kuning tersebut bahwa betapa pun tingginyatingkat dan kualitas kesalehan seseorang perempuan namun tidak akanmungkin mendapat pahala yang setaraf dengan laki-laki saleh karenasetiap bulan selama beberapa hari seorang perempuan diharamkanberibadah sehingga baik jumlah salat fardu maupun jumlah hari puasayang dilakukannya adalah lebih sedikit daripada jumlah kewajibanagama yang bisa dilakukan laki-laki

Tampak di sini bahwa bukan saja dari segi asal penciptaannya yangdipandang berbeda sebagai penyebab ketidak sejajaran perempuan danlaki-laki melainkan juga fungsi biologis perempuan seperti adanya haid(mens) menjadi salah satu alasan untuk merendahkan martabat perempuanSekalipun begitu seperti dikatakan Bruinessen bahwa tidak semua ulamatradisional setuju dengan pendapat demikian Akan tetapi pendapat-pendapat senada baik yang paling ekstrim maupun yang kurang ekstrimtelah mengkristal menjadi pendapat yang berakumulasi dalam teologipendidikan perempuan Muslimah

53

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Adapun unsurmisogini(memandang agak rendah terhadap perempuan)seperti dikemukakan di atas menyebabkan teologi pendidikan perempuansecara tak sengaja membuat rumusan aksi bahwa tidak akan pernahada kesejajaran (emansipasi) antara perempuan dengan laki-laki karenapenciptaannya pun sama sekali tidak dalam keadaan setara

Rumusan seperti itu bisa muncul menjadi sebuah persepsi yang melekatbagi semua penyelenggara pendidikan baik laki-laki maupun perempuankarena didukung oleh sebuah asumsi dasar sebagaimana dikatakan seorangpembela emansipasi perempuan Muslimah dari Pakistan Riffat Hassan(1987 98) bahwa apabila perempuan dan laki-laki diciptakan secaratak sejajar oleh Tuhan maka mereka tidak bisa sejajar pada waktu-waktuselanjutnya Oleh karena itu segala usaha untuk mensejajarkan (emantipational)merupakan upaya yang bertentangan dengan fitrah alami (sunnatullah)sekalipun hal itu merupakan sesuatu yang mustahil

Teologi pendidikan perempuan seperti disebutkan di atas sesungguhnyabukan saja muncul di lingkungan pendidikan Islam melainkan juga telahlebih dahulu menerpa pendidikan yang diselenggarakan golongan Yahudidan Kristen Bahkan ada yang berpendapat teologi mereka inilah yang dengantak sengaja meminjam pernyataan Masrsquoudi telah mempengaruhi cita rasabudaya Timur Tengah zaman pertengahan Islam yang melahirkan ulamatradisional yang menyusun berbagai kitab kuning seperti disebutkan di atas

Di antara berbagai landasan teologi pendidikan Yahudi dan Kristententang perempuan terdapatnya asumsi teologis yang mendasari strukturanggapan bahwa laki-laki lebih unggul dari perempuan paling tidaktiga asumsi sebagai berikut

1 Bahwa makhluk pertama diciptakan Tuhan adalah laki-laki sedangkanperempuan diyakini tercipta dari tulang rusuk laki-laki pada kemudianhari maka secara ontologis perempuan itu derivatif dan sekunder

2 Bahwa makhluk perempuanlah yang menjadi sebab utama terjadinyadosa (dosa warisan) yang menyebabkan terusirnya seluruh manusiadari Taman Eden karena itu semua anak perempuan dipandang denganrasa benci hina dan curiga

3 Bahwa perempuan diciptakan bukan saja dari laki-laki tetapi jugauntuk laki-laki sehingga eksistensinya hanyalah sekunder pelengkaptidak mempunyai makna fundamental

54

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Orang Islam awam percaya sebagaimana juga halnya orang Yahudidan Kristen awam bahwa Adamlah ciptaan Tuhan yang pertama danbahwa Hawa (Eva) dibuat dari rusuk Adam Dapat diperkirakan bahwaorang-orang Islam akan terkejut jika diberitakan bahwa kepercayaanyang sudah mengakar itu besar kemungkinan berasal dari al-Kitab (Bible)yang menurut Muhammad Abduh dan Rasyid Rida dalam Tafsir al-ManarIV (1952323) sepenuhnya bertentangan dengan ajaran al-Qurrsquoan Kenyataanyang tragis dan agak mengherankan adalah bahwa para Muslimah yangberpendidikan Barat sekalipun kurang juga menyadari betapa kejiwaanIslam banyak dipengaruhi oleh pikiran dan sikap Yahudi dan Kristendalam hal yang berkaitan dengan ontologi keperempuanan

Jika ditelusuri uraian al-Kitab (Bible) tentang penciptaan berasaldari dua sumber yang berbeda yakni dari tradisi Yahwis (abad 10 SM) dantradisi Imamat (abad 5 SM) yang kemudian memunculkan dua tradisiyang berbeda Di dalam al-Kitab terdapat empat acuan tentang penciptaanperempuan (a) Genesis (kejadian) 126-27 (b) tradisi (imamat) 27(c) tradisi (Yahwis) 218-24 dan (d) tradisi (imamat) 51-2

Penelitian terhadap teks-teks tersebut yang dilakukan oleh sejumlahorang menunjukkan bahwa istilah Adam pada umumnya berfungsi sebagaiistilah umum bagi umat manusia Dalam hal ini Swindler (1956 134)dengan tegas mengatakan ldquoTidaklah betul jika kata Adam dalam KitabKejadian 11 sampai 222 itu diartikan sebagai ldquolaki-lakirdquo atau sebagainama orang ldquoAdamrdquo Akan tetapi begitulah keadaannya sehingga SheilaCollin (1987 17) juga berkomentar bahwa cikal bakal dari sikap tunduknyaperempuan dan kecenderungannya akan keburukan adalah berawaldari tradisi Yahudi dan budaya agama Yahudi

Mungkin akan terasa sangat aneh dan ironis jika pada masa sekarangini semakin banyak orang Yahudi dan Kristen yang menolak penafsirantradisional tentang penciptaan perempuan sementara itu orang-orangIslam yang pada umumnya memusuhi dan meremehkan literatur keagamaanorang Yahudi dan Kristen justru tetap berpegang teguh pada mitos di atasdan menganggapnya penting untuk mempertahankan integritas ke-Islamannya

Jika hal ini terus berkelanjutan dan teologi pendidikan Islam tidakdirekonstruksi ulang maka akan benarlah sebuah ldquoolok-olok lelaki dewasardquobahwa sehebat-hebat perempuan akan merasa puas sekalipun beradadi bawah laki-laki

55

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Alternatif Kesejajaran Teologi LanjutanSuatu asumsi dasar yang diperkirakan dapat mendukung kesejajaran

perempuan dengan laki-laki adalah bahwa laki-laki dan perempuandiciptakan sama di hadapan Allah yang diyakini sebagai sumber penentunilai tertinggi maka tidak mungkin kedua jenis makhluk itu menjaditidak sejajar secara esensial seiring dengan berjalannya waktu Ketidaksejajaranmereka dalam dunia patriarki kata Riffat Hasan (1987 98) merupakanpelanggaran terhadap rencana Tuhan

Jika ditelusuri lebih seksama ternyata Alquran menguraikan penciptaanmanusia dalam kurang lebih 30 bagian yang terpencar dalam berbagaijuz dan surat Secara umum al-Qurrsquoan menyatakan penciptaan manusia(dan alam semesta) dalam dua acara sebagai suatu proses evolusi denganberbagai tahapan fase yang kadang-kadang disebut bersamaan dan kadangterpisah Dalam bagian-bagian yat tentang penciptaan manusia secaraldquokonkritrdquo maupun ldquoanalisisrdquo tidak terdapat keterangan yang menyatakanbahwa laki-laki dan perempuan diciptakan secara terpisah atau berbedaDalam hal ini Quraish Shihab (1993 4) dengan tegas mengemukakanldquoKita dapat berkata bahwa tidak ada satu petunjuk yang pasti dari ayat Alquranyang dapat menghantar kita untuk menyatakan bahwa perempuan diciptakandari tulang rusuk atau bahwa unsur penciptaannya berbeda dengan lelakirdquoDengan demikian dapat disimpulkan bahwa al-Qurrsquoan menggunakanistilah alegori ldquofeminimrdquo dan ldquomaskulinrdquo tanpa ada pengistimewaan tertentupada salah satunya

Muhammad Iqbal (1981 171) menyatakan bahwa ayat-ayat Alquranyang menerangkan asal mula kejadian manusia menggunakan istilah-istilah sepertibasyaral-insandanan-nas dalam menggambarkan penciptaanfisik manusia Kata Adam adalah kata benda maskulin tetapi genderdalam linguistik tidak berarti jenis kelamin Dengan demikian jika Adamtidak harus berart laki-laki maka zauj (pasangan) Adam pun belum tentuperempuan Pada kenyataannya pun kata zauj juga suatu kata bendamaskulin dan berbeda dengan kata Adam yang mempunyai bentuk feminimyaitu zaujatun Perlu ditekankan di sini bahwa kata yang paling tepatuntuk zauj bukan berarti ldquoisterirdquo ataupun ldquosuamirdquo tetapi ldquopasanganrdquoAlquran menggukan katan zauj tidak hanya untuk manusia tetapi jugauntuk flora dan fauna

56

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian jika penafsiran al-nafs dalam surat al-Nisarsquo 41seperti dikemukakan pada bagian terdahulu diartikan sebagai ldquodiri Adamsendirirdquo maka penafsiran yang lebih moderat dan cenderung membelakesejajaran perempuan dengan laki-laki terlihat dengan amat jelas padapenafsiran Muhammad Abduh dan Rasyid Rida yang memaknai katanafs dengan jenis Hal itu berarti bahwa kejadian laki-laki dan perempuansama-sama berasal dari jenis yang sama tanpa perbedaan yang pertamatidak lebih superior dari yang kedua

Berkaitan dengan hadis yang menyatakan bahwa perempuan diciptakandari rusuk yang bengkok tidak lagi dipahami secara harfiah melainkandimaknai secara metaforis yang memperingatkan kepada kaum laki-lakiagar arif dan bijaksana menghadapi kaum perempuan dengan tidakmenganggap enteng terhadap perempuan walaupun secara fisik terlihatlebih halus dan lebih lembut melainkan bisa menjadi lebih garang danlebih keras dari dan dibandingkan dengan kerasnya tulang rusuk laki-laki

Pemaknaan seperti itu jelas terlihat lebih banyak berasal dari kalanganulama kontemporer walaupun masih belum semuanya karena masihterdapat sejumlah tokoh yang masih mempertahankan pendapat-pendapatulama tradisional

Memang penolakan terhadap hadis tersebut sebagai hadis yang benar-benar berasal dari Nabi antara lain berasal dari seorang tokoh perempuanMuslimah dari Maroko Fatimah Marnisi Perempuan yang gemar mempelajariberbagai tafsir hadis terutama sirah Nabi ini sampai pada kesimpulan(1987 95-96) bahwa dengan mempelajari kearifan dan bijaksananyaRasul saw dalam memperlakukan kaum perempuan sangat tidak mungkinkatanya menganalisis hadis tersebut pernah diucapkan Rasul Oleh karenaitu ia mempelajari sumber isnadshynya dalam hal ini adalah Abu Hurairahyang menurut penilaiannya merupakan seorang yang anti perempuankarena secara psikologis mengalami kesulitan menghadapi perempuanyang mungkin disebabkan kelainan psiko-seksual

Lebih dari itu secara tematik semua hadis yang berkenaan denganldquotulang rusukrdquo tersebut kelihatannya berkaitan dengan permasalahankeluarga (ahwal al-syakhshiyah) yang sama sekali tidak atau bukanberkaitan dengan tema proses penciptaan Imam Bukhari dan ad-Darimimisalnya menempatkan hadis tersebut dalam kitabbab nikah sedangkanImam Muslim menempatkannya dalam kitabbab penyusuan

57

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Akan tetapi pandangan seperti itu masih belum mengakar sebagaiteologi pendidikan karena harus diakui bahwa kekuatan lama masihcukup kuat terhunjam dalam lubuk sanubari para penganjur agamapada berbagai lembaga pendidikan

Oleh karena itulah khususnya pada saat ini sangat perlu dilakukansuatu pembahasan tentang isu teologi perempuan dalam Islam agartidak saja perempuan tetapi juga kaum laki-laki Muslim dapat terbebaskandari struktur dan hukum yang sebahagian orang merasa agak kurang adilUpaya ini seyogyanya dipromotori dari dan oleh kaum Hawa itu sendiri

Agaknya perlulah disyukuri dengan tampilnya Qasim Amin yangberhasil menyuguhkan karya emansipasinya Tahrir al-Marrsquoah (EmansipasiKaum Wanita 1899) dan al-Marrsquoah al-Jadidah (Wanita Modern 1900)dari Mesir juga Mumtaz Ali dari India yang telah menyokong gerakanemansipasi kaum Hawa Namun hal ini belum bisa mengobati rasa kesalketika melihat bahwa sampai masa kini yang bercirikan ilmu pengetahuanmasih sedikit sekali perempuan yang ahli dalam bidang teologi Islam dansains intelektual Lebih dari itu interpretasi romantis Amin dan al-Mumtazmasih menunjukkan bahwa ldquokitardquo mungkin tidak menyadari betapamendasar isu menjadi kepedulian utamanya yaitu kesejajaran sosialperempuan dan laki-laki dalam masyarakat yang didominasi dan terpusatpada laki-laki Sayangnya pula banyak aktivis hak asasi perempuan Islamyang juga tidak menyadari bahwa mitos inilah yang mendasari sikapdan struktur yang anti perempuan yang ingin mereka ubah

Untuk semua itu teologi pendidikan perempuan masa lalu perlusegera ditinjau ulang dan teologi pendidikan perempuan yang lebihmembebaskan perlu segera dirumuskan Jika tidak maka pendidikankita pun akan memiliki andil yang cukup besar dalam menghina-dinakansuatu kaum padahal dari rahim sejenis kaum itu pulalah semua manusiadilahirkan

Emansipasi yang Menggelisahkan Wacana PembahasanBelum lagi tabuh genderang emansipasi perempuan abad ke-20

menggema diperdengarkan seorang penyair Jawa Kuno Ronggowarsitopernah berdendang ldquoPerempuan sekarang ini mau ke mana pada saatpintu sudah terbuka dan anak tangga telah dijulurkan ada yang kembali

58

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

ogah-ogahan ada yang terus menghilang walau sesekali bersembunyidipersimpangan menjaja senyum dan kerampinganrdquo

Jelas tersimpul suatu kegelisahan seorang ayah melihat anak gadisnyayang baru saja memperoleh sedikit kebebasan tetapi telah kehilangankepribadian Sekiranya sang penyair hidup di abad ini syairnya tidak akanbisa indah lagi karena banyak perempuan-perempuan telah memproklamirkandiri sebagai kaum bebas yang bebas dalam menentukan kebebasannyaBukan saja bebas menentukan jodohnya bebas memilih pekerjaan yangdisukainya melainkan telah menuntut bebas untuk memilih pasangansejenisnya dengan berlindung di balik hak asasi keperempuanannya

Agaknya kebebasan itu tentulah tidak menjadi tuntutan perempuanMuslimah akan tetapi bukan hal yang mustahil jika gerakan emansipasitanpa batas sebagai tuntutan emansipasi wanita Barat menelusupmasuk dalam ranji silsilah emansipasi perempuan Muslimah

Oleh karena itulah jika dipertanyakan emansipasi apakah yangseyogyanya dicari perempuan Muslimah sekarang ini maka jawabannyaadalah sebuah emansipasi yang bebas dari dominasi dan bias kaum lelakiyang menyesatkan tetapi tidak membebaskan diri dari nilai-nilai dankebenaran ajaran Tuhan

59

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

KESEHATAN MENTALDALAM PERSPEKTIF ISLAM

Pengertian Kesehatan Mental

Kesehatan Mental merupakan dua kata yang dialihbahasakandari istilah Mental Hygiene yaitu suatu disiplin ilmu yang membahas

kesehatan mental atau kesehatan jiwa yang dalam bahasa Arab disebutdengan al-shihhah al-nafsiyah

Fokus utama yang menjadi obyek materi kesehatan mental ialahmanusia khususnya yang berkaitan dengan masalah-masalah kesehatanjiwamental manusia sedangkan obyek formanya berkenaan denganpersoalan bagaimana mengusahakan secara sistematis dan berencanaagar kesehatan mental manusia itu dapat terpelihara dari berbagai gejalagangguan jiwa dan penyakit jiwa Singkatnya seperti dikatakan ZakiahDaradjat bagaimana mengupayakan agar mentaljiwa yang sehat benar-benar dapat terwujud dalam pengertian terhindar dari berbagai gejalagangguan kesehatan jiwa (neuroses) dan terhindar dari penyakit-penyakitjiwa (psychoses) merupakan obyek utama pembahasan kesehatan mental1

Sebagai suatu disiplin ilmu kesehatan mental merupakan cabangpsikologi termuda yang diterapkan untuk menyelidiki sebab-sebabterjadinya gangguan jiwa dan penyakit jiwa dan berusaha menemukan

1Zakiah Daradjat Kesehatan Mental (Jakarta Ruhama 1992) h 1

60

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

langkah-langkah pencegahan (preventive) dan penyembuhannya (curative)untuk mewujudkan mental yang sehat2

Meskipun disiplin ilmu ini tergolong muda namun banyak ahliberpendapat bahwa kesehatan mental merupakan ldquomahkotardquo dari ilmu-ilmu psikologi3 Dikatakan demikian karena di dalamnya berpadu berbagaiteori psikologi mulai dari persoalan yang menyangkut dengan fungsi-fungsi jiwa sampai pada masalah-masalah yang mempengaruhi jiwadan tingkah laku manusia

Dewasa ini seiring dengan semakin meningkatnya berbagai bentukkecemasan dan kegelisahan sebagai dampak lain dari globalisasi denganberbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu dan teknologi menyebabkansemakin banyak manusia sadar ataupun tidak telah dirasuki oleh berbagaidepresi mental seperti phobia obsesi kompulsi dan berbagai goncangankejiwaan Akibatnya muncullah perasaan was-was gelisah cemassehingga semakin sibuk pulalah manusia mencari ketenteraman dankebahagian hidup Agaknya tak berlebihan jika ada yang memperkirakanbahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi kesehatan mentalakan lebih populer dari cabang-cabang psikologi lainnya

Apakah Kesehatan Mental ItuSesungguhnya cukup banyak definisi kesehatan mental yang dijumpai

dalam berbagai literatur dengan redaksi yang bermacam-macam Dalamhal ini Zakiah Daradjat mengemukakan empat macam definisi kesehatanmental yaitu

1 Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejalagangguan jiwa (neuroses) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychoses)

2 Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diridengan diri sendiri dengan orang lain dan dengan masyarakat sertalingkungan di mana ia hidup

2JP Chaplin Dictionary of Psychology (New York Dell Publishing Co Inc1983) h 291

3Hasan Langgulung Teori-teori Kesehatan Mental (Jakarta Pustaka Al-Husna1988) h 5

61

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

3 Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuanuntuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi bakatdan pembawaan yang ada semaksimal mungkin sehingga membawakepada kebahagiaan dirinya dan orang lain serta terhindar darigangguan-gangguan dan penyakit jiwa

4 Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupanuntuk menghadapi problema-problema yang biasa terjadi dan merasakansecara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya4

Dari keempat definisi di atas kendati masing-masing menunjukanpenekanan arti yang berbeda tetapi jika digabungkan dan dianalisislebih rinci akan diperoleh pemaknaan yang bukan sekedar definisitetapi juga mencakup ciri-ciri orang yang bermental sehat yakni terhindaratau terpelihara dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa

Ciri-ciri utama kepribadian yang terpelihara dari berbagai gangguandan penyakit-penyakit jiwa antara lain (a) mampu menyesuaikan diribaik dengan keadaan dirinya sendiri maupun dengan orang lain danlingkungannya (b) sanggup menghadapi problema dan gangguan-gangguan yang biasa terjadi (c) memiliki integrasi dan harmonisasifungsi-fungsi kejiwaan sehingga terhindar dari berbagai macam pertentanganbatin (konflik) (d) dapat merasakan ketenteraman dan kebahagiaanatas keadaan dan kemampuan yang dimilikinya (e) dapat mengembangkandan memanfaatkan segenap potensi dan bakat-bakat yang dimilikinyasecara optimal untuk kepentingan dirinya dan orang lain

Lima ciri mental sebagai spesifikasi kepribadian yang bermental sehatdimaksud tidak akan terwujud dalam diri seseorang yang menderita gangguanjiwa (neuroses) lebih-lebih bagi penderita penyakit jiwa (psychoses)Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa antara neuroses (gangguan jiwa)dengan psychoses (penyakit jiwa) mempunyai perbedaan arti yang sangattajam yang perlu dipilah secara tegas agar terhindar dari kejumbuhan makna

Penderita gejala gangguan kejiwaan (neuroses) masih dapat menyatakankeluhan atas gangguan yang dideritanya walaupun tidak dapat mengetahui

4Zakiah Daradjat Kesehatan Mental h 11-13

62

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

secara meyakinkan apa yang menjadi penyebabnya Namun akibatgangguan tersebut si penderita merasakan secara meyakinkan bahwadirinya telah kehilangan rasa ketenteraman dan kebahagiaan hidupSedangkan penderita penyakit jiwa (psychoses) secara nyata telah menampilkankelainan tingkah laku tetapi si penderita sama sekali sudah tidak merasakandan tidak menyadari adanya kelainan yang ditampilkannya Oranglain sajalah yang dapat melihat dan mengetahui bahwa orang tersebutmempunyai suatu kelainan dari manusia normal Dalam bahasa sehari-hari orang seperti ini selalu disebut ldquoorang gilardquo ldquosintingrsquo ldquotak warasrdquodan yang seumpama dengan itu5

Telah dikatakan di depan bahwa pribadi yang bermental sehat itu akanterhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa apalagi penyakit jiwa yangdalam hal ini fungsi-fungsi jiwanya masih terintegrasi secara harmonissehingga pikiran perasaan kata hati pandangan dan keyakinan hidupnyatetap sejalan dan saling bekerja sama antara satu dengan lainnya Manusiayang memiliki kepribadian seperti inilah yang benar-benar terhindardari keputus-asaan pertentangan batin keragu-raguan dan dari berbagaibentuk kecemasan lainnya

Dengan gambaran seperti itulah kepribadian yang bermental sehatdapat mengecap arti kehidupan yang penuh makna serta memiliki vitalitashidup yang tinggi walaupun masih perlu digarisbawahi bahwa keharmonisanyang benar-benar sempurna agaknya tidak pernah ada Hal yang dapatdiketahui ialah seberapa jauh jarak seseorang dari kesehatan mentalyang wajar dan normal Tingkat kenormalan ini pun dibatasi pula olehkriteria yang berlaku umum sebab seperti dikemukakan Zakiah Daradjat6

bahwa anak yang terlalu bodoh atau yang sangat cerdas pun cenderungmelakukan reaksi yang di luar kewajaran (abnormal) Keabnormalansemacam ini tidak dapat disebut sebagai gejala gangguan atau penyakitjiwa karena perilaku ldquotidak wajarrdquo yang ditampilkannya itu hanyadisebabkan berbedanya batas kemampuan yang ada pada dirinya (superioratau inferior) dibandingkan dengan orang lain7

5Musthafa Fahmi Al-Syuzuz al-Nafsi (Kairo Dacircr al-Mishriyah 1978) h 526Zakiah Daradjat Kesehatan Mental h 147Ibid h 14

63

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Terlepas dari kasus-kasus seperti di atas karena keabnormalan yangdisebabkan kecerdasan dapat ditempatkan sebagai suatu pengecualianNamun suatu keabnormalan emosi atau keabnormalan tindakan padaumumnya adalah disebabkan terganggunya kesehatan mental Manakalakesehatan mental seseorang benar-benar telah terganggu hampir dapatdipastikan bahwa dirinya akan kehilangan hidup yang penuh maknadan sekaligus kehilangan vitalitas dan kebahagiaan hidup seperti yangdiidam-idamkan oleh semua orang

Adakah Kesehatan Mental Dalam IslamSebagaimana psikologi pada umumnya kesehatan mental ini pun

kelihatannya lebih didominasi oleh teori-teori Barat modern yang sekulerHal inilah yang menyebabkan banyak pakar Muslim yang gelisah danmerasa keberatan sambil melemparkan kritik yang cukup tajam8 Halini mudah dipahami karena konsep dan teori yang digunakannya seringmengecilkan arti hidup keagamaan Agaknya itulah sebabnya mengapaMohammad Qutb seorang pakar Muslim dari Mesir melarang umatIslam mempelajari psikologi karena berpotensi merusak akidah Islamiyah9

Terlepas dari setuju atau tidak pada pendapat tersebut namun halitu mengindikasikan adanya sesuatu yang kurang pas antara konseppsikologi Barat dengan nilai-nilai dasar ajaran Islam Kenyataan itulahyang segera mendorong para cendikawan Muslim untuk menampilkanpsikologi yang menyandarkan danatau mengkonsultasikan teori-teoriyang digunakannya pada al-Qurrsquoan dan Sunnah Hal ini cukup menggembirakankarena dewasa ini telah mulai banyak terbit buku-buku yang membicarakanpsikologi Islam meskipun masih dalam mencari bentuk dan belumterumuskan secara jelas

Dengan demikian sah-sah saja jika ada sebagian orang yang berpandanganbahwa kesehatan mental hanyalah sebagai cabang psikologi an sich yang

8Lihat misalnya Malik B Badri The Dilemma of Muslim Psychologist (LondonLondon Publishers 1979) juga Djarsquofar Siddik ldquoPsikologi Humanistik UpayaAwal Mengeluarkan Psikolog Muslim dari Lubang Biawakrdquo dalam Miqot No77 (Juli-Agustus 1993) h 1-4

9Hasan Langgulung Manusia dan Pendidikan (Jakarta Pustaka Al-Husna1986) h 317

64

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

berasal dari produk pikiran murni manusia yang tidak mempunyai sangkutpaut dengan Islam atau bukan Islam Pandangan seperti itu boleh jadibenar jika wawasan berilmu yang digunakan menganut konsep-konseppragmatisisme-sekularisme Akan tetapi mdashsekurang-kurangnya dalamperspektif Islammdash pandangan seperti itu tertolak dengan sendirinyakarena di dalam konsep Islam bahwa ilmu dan teknologi berikut keseluruhanaplikasinya tidak dapat dilepaskan dari iman dan kesalehan

Sikap Islam vis-a-vis kesehatan mental mdashdalam pengertian yangluas dari makna kata itumdashsejak awal sekali telah amat jelas Kenyataanyang paling mendasar ialah bahwa al-Qurrsquoan dan Sunnah memberikandorongan yang kuat bagi pemeluknya untuk memelihara kesehatanfisik dan mentalnya Dalam berbagai ayatnya al-Qurrsquoan telah mengisyaratkanagar setiap orang bersungguh-sungguh memelihara kesemaptaan ldquohatirdquosehingga terhindar dari berbagai penyakit dan gangguan Hati yang

dalam al-Qurrsquoan disebut dengan al-qalb (ŏ ήΥAacuteέordf)

qulub ( permilordm οpermilήpermilΥAacuteέ)

dan jamaknya al-qulub(ŏ ήΥAacuteέordf)

qulub ( permilordm οpermilήpermilΥAacuteέ) yang dalam terminologi kesehatan mental merupakan bagiandari fungsi-fungsi jiwa dan mental manusia secara berulang-ulangdisebut dalam al-Qurrsquoan lebih kurang 150 kata

Dari lebih kurang 150 kali kata qalb dimaksud lebih dari 10 ayatberisi pernyataan atau penjelasan bahwa di dalam hati (kalbu) manusiaitu terdapat penyakit Di samping itu dapat pula dikemukakan bahwadari lebih kurang 25 kali al-Qurrsquoan berbicara tentang penyakit denganberbagai derivasinya maka lebih dari 10 kali di antaranya membicarakanadanya penyakit yang terdapat di dalam qalb itu sendiri antara laindinyatakan sebagai berikut

Dalam hati mereka itu ada penyakit lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagimereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta (QS al-Baqarah2 10)

Pada ayat yang lain juga disebutkan yaitu

65

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu sebagaicobaan bagi orang-orang yang di hatinya ada penyakit dan yang kasarhatinya Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu benar-benardalam permusuhan yang sangat (QS al-Hajj22 53)

Al-Qurrsquoan tidak saja berbicara tentang penyakit-penyakit qalb tetapisekaligus pula menjelaskan mengenai penanggulangannya sepertidinyatakan dalam surat al-Rarsquod13 28yang berbunyi

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteramdengan mengingat Allah Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati (pikiran dan perasaan) menjadi tenteram (QS al-Ralsquod13 28)

Ayat-ayat di atas merupakan fakta bahwa al-Qurrsquoan telah meng-ungkapkan dasar-dasar kesehatan mental Namun perlu digarisbawahibahwa al-Qurrsquoan bukanlah buku kesehatan mental Al-Qurrsquoan adalahhudan yaitu kitab yang memberi petunjuk atas segala sesuatu bagi umatmanusia terutama dalam menjalani hidup dan kehidupannya secarabaik dan benar di bumi ini agar memperoleh kebaikan dan kebahagianhidup di akhirat kelak Wahyu Ilahi yang diabadikan dalam kitab sucial-Qurrsquoan tidak hanya berisikan doktrin-doktrin keimanan dan kewajiban-kewajiban religius atau petunjuk-petunjuk ritual semata melainkanmencakup berbagai pedoman bagi seluruh umat manusia dan merupakantibyacircnan li kulli syayrsquoi (QS al-Nahl16 89) dalam berbagai bidang danlapangan kehidupan seperti politik sosial ekonomi dan lain-lainnyaKarena itulah bagi orang beriman pesan-pesan al-Qurrsquoan dan Sunnahmerupakan konsep dasar dalam menentukan hakikat substansi danevolusi kehidupan manusia Muslim Sekurang-kurangnya dapat dikatakanbahwa al-Qurrsquoan menetapkan das sollen yang harus diterjemahkan menjadidas sein pada tingkat keseriusan yang tinggi sebagaimana Allah swtmemberi petunjuk kapada Nabi Yahya as dalam firman-Nya

Hai Yahya Ambilah kitab suci itu dengan penuh keseriusan (QSMaryam19 12)

hellip

66

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian paling tidak secara partikular al-Qurrsquoan berisikanberbagai petunjuk mengenai kesehatan mental sehingga tidak diragukanlagi bahwa Islam memiliki konsep-konsep kesehatan mental Karenaitu tidak bisa tidak konsep-konsep mengenai kesehatan mental dalamIslam haruslah digali dari al-Qurrsquoan dan Sunnah Nabi saw sebagai landasanteoritik keilmuannya Lebih-lebih lagi karena sifat hakiki dari kesehatanmental dalam perspektif Islam terletak pada sumber dan landasannyayang khas Islam pada satu sisi dan pada sisi lain terletak pada tujuannyayang diarahkan untuk mencapai cita-cita perwujudan hidup muslim yangbermental sehat agar dapat menyembah Allah dengan sebenar-benarnyaserta dapat mambangun struktur kehidupan duniawinya bersama-samadengan orang lain secara benar dan baik

Atas dasar itu maka konsep-konsep kesehatan mental yang bertentangandengan iman dan kesalehan serta tidak membantu dalam usaha mencapaitujuan hidup muslim merupakan kesehatan mental yang ditolak sertatidak mendapat tempat dalam khazanah keilmuan Islam meskipun teori-teori yang ditawarkan terlihat cukup rasional dan logis Itulah sebabnyakesehatan mental yang hanya bertujuan sukses duniawi saja atau semata-mata untuk mencapai kepuasan hidup di dunia belaka dengan mengabaikantujuan akhirat bukanlah konsep kesehatan mental yang Islami sepertidiingatkan al-Qurrsquoan dalam surat Yucircnus10 7-8 sebagai berikut

Sesungguhnya orang-orang yang tidak percaya akan adanya pertemuandengan Kami dan mereka telah merasakan suatu kepuasan (ketenteraman)dengan kehidupan dunia ini dengan melalaikan ayat-ayat Kami merekaitu tempatnya di neraka sebagai akibat dari apa yang mereka kerjakan(QS Yucircnus10 7-8)

Dapat diformulasikan bahwa kesehatan mental dalam perspektifIslam membuat rentangan sukses yang seimbang dalam serba-serbiyaitu kesuksesan duniawi dan kesuksesan ukhrawi seperti diabadikanpada sebuah dorsquoa dalam al-Qurrsquoan

67

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan diakhirat dan peliharalah kami dari siksaan api neraka (QS al-Baqarah2 201)

Bertolak dari uraian di atas jelas bahwa kesehatan mental dalamperspektif Islam yang menjadikan al-Qurrsquoan al-karim sebagai landasanteoritiknya menekankan arti dan hakekat kesehatan mental manusiauntuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat Artinya ialahbahwa kebahagiaan atau kesehatan mental Islami meliputi telaah yangmenyangkut segi-segi kehidupan duniawi dalam rangka mencapaitujuan ukhrawi Kesehatan mental di dunia mencakup kajian bagaimanamengupayakan agar kehidupan di dunia selamat dari berbagai gangguandan penyakit-penyakit yang mungkin menimpa jiwa seseorang denganmengimplisitkan nilai-nilai keselamatan di akhirat Hal itu berarti kesehatanmental dalam Islam senantiasa menginternalisasikan nilai iman danamal saleh dalam berbagai kajian dan tindakannya baik secara teoritikmaupun operasionalisasi praktisnya Inilah yang membedakan kesehatanmental dalam perspektif Islam dengan kesehatan mental lain pada umumnyaSekalipun begitu Islam tidak akan menafikan pengalaman-pengalamandan capaian-capaian yang telah diperoleh orang lain tentang kesehatanmental yang terbukti baik dan bermanfaat asalkan konsep dan aplikasinyatidak bertentangan dengan ajaran Islam

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental Islami ialahsuatu kajian yang bersifat teoretik dan praktik mengenai kesehatan mentalmanusia dengan mendasarkan konsep teoritiknya kepada al-QurrsquoanManakala sampai pada permasalahan tentang bagaimana operasionalisasisistemiknya dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan kesehatan mentalmaka tidak ada penghalang untuk memanfaatkan sepenuhnya setiaptemuan atau percobaan yang telah terbukti berhasil dilakukan oleh umatmanusia berbilang bangsa sepanjang tidak bertentangan dengan ajarandan konsep tujuan hidup Muslim

hellip

68

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Konsep Dasar Kesehatan Mental Dalam IslamPada prinsipnya konsep dasar kesehatan mental itu bersifat universal

karena obyek materinya adalah manusia Akan tetapi cara pandangyang berbeda tentang siapa sebenarnya manusia itu menyebabkan tiap-tiap mazhab psikologi berbeda pandangan dalam menetapkan konsepdasar kesehatan mentalnya

Mazhab behaviorisme misalnya terutama jika diperhatikan penjelasanyang dikemukakan oleh Albert Bandura seorang tokoh kontemporerbehaviorisme terlihat jelas bahwa mazhab ini memandang manusiabagaikan organisme pasif yang dikuasai oleh berbagai stimuli (stimulus)yang terdapat dalam lingkungannya Menurut konsep ini manusia dapatdimanipulasi atau dikontrol oleh stimuli-stimuli tertentu Tingkah lakumanusia sangat ditentukan oleh sejauh mana kesesuaian respons denganstimuli yang ada Terjadinya kelainan tingkah laku manusia itu menurutmereka hanya disebabkan terjadinya ketidaksuaian antara stimuli danresponsnya10

Mazhab psikoanalisis yang dikembangkan Freud memandangmanusia sebagai organisme yang reaktif karena dipengaruhi oleh naluri-naluri internal yang ada dalam diri manusia berupa eros (naluri hidup)dan tanatos (naluri perusak) Naluri untuk hidup ini dipengaruhi olehdorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan seksual dan kebutuhanpenjagaan terhadap diri Karena itu konsep kesehatan mental yangdikembangkan mazhab psikoanalisis ini lebih menonjolkan kajiannyapada perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan seksual manusia Hampirsemua analisisnya mengenai kesehatan mental manusia selalu dikaitkandengan masalah-masalah seks11

Adapun mazhab psikologi humanistik yang dipopulerkan Maslowmemiliki pandangan yang optimistis terhadap manusia dengan menekankanteorinya bahwa manusia itu mempunyai kemauan aktif untuk berkembang

10Albert Bandura Principles of Behavior Modication (New York Holt-Rinehartand Winston Inc 1979) h 73-75 Benjafield A History of Psychology (BostonAllyn and Bacon 1996) h 230-234

11Sigmund Freud An Outline of Psychoanalysis (New York Norton 1940)h 17-22 Karl Mannheim et al Sigmund Freud An Introduction (London Routledgeamp Kigan Paul Ltd 1950) h 10-12

69

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

secara sehat kalau kebutuhan-kebutuhan asasi manusia itu terpenuhisecara layak Kebutuhan yang mereka maksudkan meliputi kebutuhan-kebutuhan fisik kebutuhan tumbuh kebutuhan aman kebutuhanpengalaman baru kebutuhan kasih sayang dan kebutuhan penghargaanKebutuhan-kebutuhan itulah yang selalu menuntut untuk dipuaskanagar manusia memiliki mental yang sehat Jika tidak akan muncullahberbagai gangguan kesehatan mental12

Tampaklah sekarang bahwa setiap aliran psikologi memiliki perbedaanpandangan mengenai konsep dasar kesehatan mental sebagai pengaruhlangsung dari berbedanya cara pandang terhadap konsep manusia itusendiri Karena itu sifat dan spesifikasi konsep kesehatan mental dalamperspektif Islam dan yang membedakannya dari kesehatan mental lainnyaakan lebih mudah dipahami jika konsep manusia yang mendasari teorinyadicermati dengan saksama karena seperti telah dikemukakan bahwasuatu citra tentang manusia akan mempengaruhi pandangan tentangkonsep kesehatan mental

Berkenaan dengan itu pertama sekali perlu ditegaskan bahwa Islammengkonsepsikan manusia terdiri atas substansi fisik dan non-fisik jasmanidan rohani serta kelengkapan lainnya sebagai alat untuk mengembangkandan melaksanakan tugas-tugas kemanusiaannya seperti penginderaandan akal-pikiran sebagaimana dinyatakan dalam al-Qurrsquoan sebagai berikut

Dialah Tuhan yang menjelmakan segala ciptaan-Nya dengan kejadianyang indah dengan memulakan ciptaan manusia dari tanah Kemudianturunan manusia itu selanjutnya dijadikan dari saripati air yang hinaDisempurnakan-Nya ciptaan-Nya itu dengan meniupkan ruh (ciptaan)-Nya ke dalam ciptaan-Nya itu dan diciptakan-Nya pula bagi kamu pendengaran

12Abraham Maslow The Further Reaches of Human Nature (New York TheViking Press 1974) h 90-96

70

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

penglihatan dan afrsquoidah (pikiran dan perasaan) Betapa sedikit sekalikamu yang mensyukuri nikmat itu (QS al-Sajdah32 7-9)

Mengomentari ayat di atas Imam al-Ghazacirclicirc menulis

Insacircn adalah makhluk yang dicipta dari tubuh yang boleh dilihatoleh pandangan dan jiwa yang bisa ditanggapi oleh akal dan basirahtetapi tidak dengan panca indera Tubuh dikaitkan dengan tanah danruhnya pada nafs atau dirijiwa Yang dimaksud oleh Allah mengenairuh itu ialah apa yang kita ketahui sebagai jiwa atau al-nafs Denganayat ini Allah mengisyaratkan kepada orang yang berpandanganjauh bahwa jiwa atau al-nafs itu memiliki peran penting yang jauhlebih besar dari jasad yang terpacak ke bumi13

Berdasarkan keterangan Imam al-Ghazacirclicirc berkenaan dengan ayatdi atas terlihat jelas bahwa di dalam diri manusia itu terdapat unsur ruhyang memiliki peranan lebih dibandingkan dengan tubuh atau jasadmanusia Bahkan dapat dikatakan bahwa ruh (jiwamental) inilah yanglebih banyak mempengaruhi tindakan manusia

Sekalipun jiwamental itu dipandang memiliki peranan penting dalamkehidupan manusia tetapi bukan berarti Islam mengabaikan aspek jasadatau jasmaniahnya Bahkan melalui hadis Nabi dinyatakan bahwa manusiaberkewajiban untuk memenuhi segala yang dibutuhkan oleh kelengkapan-kelengkapan yang diberikan Tuhan kepadanya sebagaimana dinyatakandalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imamal-Bukhacircricirc sebagai berikut

Sesungguhnya Tuhanmu mempunyai hak atas kamu dirimu (jiwa)punya hak atas kamu Jasadmu punya hak atas kamu maka tunaikanlahhaknya masing-masing (Riwayat al-Bukhacircricirc)

Islam sebagai agama fitrah yang seimbang dalam serba-serbi ketikamenata kehidupan insani tidak saja mengakui adanya unsur rohanidan jasmani itu saja melainkan keberadaannya merupakan satu kesatuan

λΥſ Σſ fl ƒ άќ aeligĶΟ ōΥſ Ψωή yuml oline ŵέrsaquo ōΥſ Ψωή Ψoline Πιέrsaquo ōΥſ Ψωή ΨŖẃέ euroordf

13Abu Hamicirc d al-Ghazacirclicirc Mizan al-Alsquomal tahqiq Sulaiman Dunia (KairoDacircr al-Malsquoacircrif 1984) h 21

71

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang tak terpisahkan Dalam hal ini Islam selalu berusaha untuk meneguhkanpertautan yang berimbang dalam membina kepribadian setiap muslimkarena manusia dalam pandangan Islam tidak sekedar lembaga tubuhnyasaja dan tidak pula sekedar unsur rohani dan akal-pikirannya saja tetapimerupakan satu kesatuan dari seluruh unsur tersebut yang saling berkaitandan melengkapi

Ajaran Islam kata al-Syaibani tidak dapat menerima jasmani yangterpisah dari ruh atau rohani yang mendepak kebutuhan jasmaniah manusiaIslam hanya mengakui persenyawaan yang menyeluruh Itulah sebabnyaIslam tidak dapat menerima keperkasaan jasmaniah yang kering darisentuhan iman dan amal saleh serta tidak rela membiarkan manusiamenjadi seorang penaka bintang dalam kehidupan spiritualnya tetapikerdil dalam aspek jasmaniahmaterialnya14

Unsur rohani manusia butuh pada spiritual dan akal (intelek) butuhilmu pengetahuan sedangkan jasad atau jasmani menghendaki pemenuhankebutuhan biologis dan material Ketiga jenis kebutuhan ini spiritualintelektual dan material merupakan ldquolingkungan dalam bagi diri manusiayang paling hakikirdquo (intrinsic internal environmental) Dikatakan demikiankarena setiap individu sejak semula jadi telah menuntut kebutuhan inisesuai dengan fitrah kejadiannya Roh yang berasal dari tiupan ruh Tuhanmempunyai kecenderungan spiritual yang menuntut untuk dipenuhiJasmani yang berasal dari bumi (tanah) sebagaimana makhluk-makhlukbumi yang lain menuntut kebutuhan material Sedangkan akal menuntutkebutuhan pengetahuan sesuai dengan kedudukannya sebagai pengikatatau mata rantai penghubung atau antara jasmaniah dan rohaniah15

Karena itu sesuai dengan hadis Nabi yang dikutip pada bagianterdahulu maka ketiga kebutuhan tersebut perlu mendapat pelayananyang semestinya dalam membina kepribadian Muslim Mengabaikansalah satunya dengan memprioritaskan yang lain sama artinya denganmengkhianati fitrah kejadian manusia yang pada gilirannya akanmenimbulkan kepribadian yang serba labil

14Umar al-Toumy al-Syaibani al-Ushush al-Nafsiyah li Rialsquoayt al-Sabab(Beirut Dacircr al-Tarbiyah 1975) h 132

15Syed Muhammad al-Naquib al-Attas The Concept of Education in Islam(Kuala Lumpur Muslim Youth Movement of Malaysia (ABIM) 1980) h 27

72

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Menurut Islam unsur pokok dari mental manusia itu ialah kalbu(qalb) atau ldquohatirdquo Pada qalb inilah berhimpun kekuatan-kekuatan mental(muscles of mental) seperti kemampuan memahami dan kemampuanmerasakan Qalb inilah yang merupakan tempat berpusatnya penyakitdan gangguan kesehatan mental

Mengenai kemampuan qalb dalam memahami merenungkan danmengetahui atau yang seumpama dengan itu bisa dipetik dari penjelasan-penjelasan al-Qurrsquoan antara lain

Mereka mempunyai kalbu tetapi tidak digunakannya untuk memahami(QS al-Alsquoracircf7 179)

Allah menutup kalbu mereka sehingga mereka tidak dapat mengetahuilagi (QS al-Taubah9 93)

Tidaklah mereka merenungkan al-Qurrsquoan ataukah kalbu mereka sudahterkunci rapat (QS Muhammad47 24)

Kemampuan-kemampuan qalb dalam melakukan pemahamanpengertian pengetahuan dan lainnya juga disebutkan dalam al-Qurrsquoandengan istilah lsquoaql ((άΥΖ)

( ) merupakan syarat keimanan bersama-sama dengan pengikraran

) Karena itu tidaklah aneh jika 49 kali al-Qurrsquoan menyebut istilah lsquoaql tetapi tak satupun dalam bentuk katabenda mujarrad melainkan semuanya dalam bentuk kata kerja aktifHal ini besar kemungkinan disebabkan karena perbuatan memahami(talsquoaqqul) merupakan potensi dari qalb

Potensi lsquoaql yang melekat pada qalb seperti sudah disebutkan didepan berfungsi sebagai pengikat yang menghubungkan aspek jasmaniahdan rohaniah sejalan dengan pengertian lsquoaql itu sendiri yang dalambahasa Arab diartikan sebagai penghubung pengikat dan simpulan16

hellip hellip

hellip

16Ibn Manzur Lisan al-lsquoArab juz XIII h 485-486 Ahmad Mushtafa al-MaraghiTafsicircr al-Maraghi juz I (Mesir Mushtafa al-Babi al-Halabi 1978) h 82

73

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Jadi kedudukan akal sebagai mata rantai penghubung itu menyebabkanperanannya menjadi sangat penting Di sisi agama akal mendapat peng-hormatan yang besar sehingga para mujtahid menjadikannya sebagaimaslahah bagi asas hukum Sementara akal menjadi penentu pula untukmencari atau menetapkan maslahah tersebut

Demikian pula orang-orang yang telah merusak akalnya tidak lagidibebani kewajiban agama sama sekali karena dipandang sudah tidakdapat menghadirkan kalbunya dalam melaksanakan kewajiban agamanya17

Hal ini karena pengakuan dan pembenaran yang dibuat oleh kalbuyang selalu diistilahkan dengan tasdiq bi al-qalb

(άΥΖ)

( ) merupakan syarat keimanan bersama-sama dengan pengikraran merupakansyarat keimanan bersama-sama dengan pengikraran dengan lisandan perbuatan

Adapun kemampuan-kemampuan qalb dalam aspek emosi sepertikegembiraan ketakutan senang susah dan lain-lain yang seumpamadengan itu cukup banyak dijumpai dalam al-Qurrsquoan antara lain

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yangapabila disebut nama Allah gemetarlah kalbunya dan bila dibacakanayat-ayatnya bertambahlah iman mereka (sebab itu) kepada Tuhanlahmereka bertawakal (QS al-Anfacircl8 2)

Dan Allah tidak menjadikannya (bala bantuan) melainkan sebagai suatukegembiraan agar kalbumu menjadi tenteram (QS al-Anfacircl8 10)

Kelak akan Aku jadikan rasa ketakutan di dalam kalbu orang-orangkafir itu (QS al-Anfacircl8 12)

hellip

hellip hellip hellip

hellip hellip

17Muhammad al-Khudary Bek Ushul al-Fiqh (Kairo Dacircr al-Fikr 1981) h 93

74

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Secara implisit sejumlah ayat di atas mengisyaratkan bahwa al-qalb yang ada dalam diri manusia memiliki kemampuan memahami(cognitive) dan sekaligus kemampuan emosi (affective) Karena itugangguan-gangguan dan penyakit mental yang diderita oleh manusiaberpangkal pada qalb tersebut Agaknya karena itulah al-Qurrsquoan tidakmenyebutkan adanya penyakit akal tetapi justeru menyebut penyakitkalbu yang sekurang-kurangnya seperti telah disebutkan di depanditemukan lebih dari 10 ayat

Karena terdapatnya gangguan dan penyakit pada qalb maka al-Qurrsquoanmemberi petunjuk pula untuk mengobatinya sebagaimana firman Allah

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram denganmengingat Allah Ingatlah hanya dengan mengingat Allah kalbu (pikirandan perasaan) akan memperoleh ketenteraman (QS al-Ralsquod13 28)

Nabi juga bersabda

Tenangkanlah kalbumu setiap saat sebab jika ia kalut ia pun menjadibuta (riwayat Tabrani)

Pada hadis yang lain Nabi saw juga bersabda

Kebajikan ialah apa saja yang karenanya dapat menenangkan nafsdan menenteramkan qalb Dosa ialah apa saja yang menyebabkan nafsmenjadi tidak tenang dan qalb menjadi tidak tenteram (riwayat Ahmad)

Ayat dan hadis-hadis di atas memberi petunjuk yang jelas tentangpentingnya memelihara kalbu karena di dalam kalbulah sumber ber-semayamnya kebaikan kesehatan dan kebahagiaan Dalam hal ini Nabisaw bersabda

ŧ ωγΖ ŧ ήќ euroordf ōνθōΟ ŝΖ‛ ΗŖ ŝΖ‛ ordm οήΥέordf οſ rsaquoasymp

έordfŧ ũΪ ‛ ōβλωέordfỳ ΠιέordfeuroĶγΌordfrsaquoλωέordfŏ ήΥέordfΰŬЂrsaquoΰέōβηΪ oline Ũλωέordf ỳ Πιέordfŏ ήΥέordf λωέordf ηŋγΎψ ΰέrsaquo

Ђordfeuroordfrsaquo oline ŵέordf ŝΜΈβordfƒordfλήќaelig oline Ο ordfƒordfrsaquo oline Ο oline ŵέordfŏ ήΥέordf χμrsaquo Ђordf λήќ

ŧ ωγΖ ŧ ήќ euroordf ōνθōΟ ŝΖ‛ ΗŖ ŝΖ‛ ordm οήΥέordf οſ rsaquoasymp

έordfŧ ũΪ ‛ ōβλωέordfỳ ΠιέordfeuroĶγΌordfrsaquoλωέordfŏ ήΥέordfΰŬЂrsaquoΰέōβηΪ oline Ũλωέordf ỳ Πιέordfŏ ήΥέordf λωέordf ηŋγΎψ ΰέrsaquo

Ђordfeuroordfrsaquo oline ŵέordf ŝΜΈβordfƒordfλήќaelig oline Ο ordfƒordfrsaquo oline Ο oline ŵέordfŏ ήΥέordf χμrsaquo Ђordf λήќ

75

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ketahuilah bahwa di dalam diri manusia terdapat suatu mudghahjika ia baik maka baiklah seluruh tubuh tetapi jika rusak maka rusaklahseluruh tubuh itulah yang disebut kalbu (riwayat Syaikhani)

Bertolak dari uraian yang telah dikemukakan jelaslah bahwa letakkesehatan mental dalam Islam itu terpusat pada al-qalb Agaknya tidakkeliru jika dikatakan bahwa dalam terminologi kitab suci mental yangsehat disebut sebagai qalbun salim Qalb yang salim (sejahterasehat)bukan saja menghantarkan kebahagiaan di dunia tetapi juga sebagaimodal untuk mencapai kebahagiaan di akhirat

Qalbun salim yang berkaitan dengan kehidupan duniawi dilukiskanoleh Allah swt tentang Nabi Ibrahim yang memiliki kalbu yang sucidan sehat serta kukuh dalam menghadapi tantangan kaumnya tanpaada perasaan ragu-ragu tidak ada kekhawatiran kecuali hanya berimansepenuhnya kepada Tuhan Hal itulah yang menghantarkannya memperolehsukses gemilang dalam melaksanakan tugas-tugas kenabiannya Allahswt berfirman mengenai hal ini

Ketahuilah ketika ia (Ibrahim) kepada Tuhan dengan qalbun salim(kalbu yang sejahtera) dan berkata kepada bapaknya dan kaumnyaldquoApakah yang kamu sembah iturdquo (QS al-Saffat37 83-84)

Memang demikianlah sebagaimana yang dikemukakan ZakiahDaradjat bahwa keimanan itulah yang memupuk dan mengembangkanfungsi-fungsi jiwa dan sekaligus memelihara keseimbangan mentalserta menjamin ketenteraman jiwa18

Qalbun salim bukan saja menjamin kebahagiaan di dunia tetapisekaligus menjamin kebahagiaan di akhirat seperti dijelaskan dalamQurrsquoan

ŧ ωγΖ ŧ ήќ euroordf ōνθōΟ ŝΖ‛ ΗŖ ŝΖ‛ ordm οήΥέordf οſ rsaquoasymp

έordfŧ ũΪ ‛ ōβλωέordfỳ ΠιέordfeuroĶγΌordfrsaquoλωέordfŏ ήΥέordfΰŬЂrsaquoΰέōβηΪ oline Ũλωέordf ỳ Πιέordfŏ ήΥέordf λωέordf ηŋγΎψ ΰέrsaquo

Ђordfeuroordfrsaquo oline ŵέordf ŝΜΈβordfƒordfλήќaelig oline Ο ordfƒordfrsaquo oline Ο oline ŵέordfŏ ήΥέordf χμrsaquo Ђordf λήќ

18Zakiah Daradjat Kesehatan Mental h 101

76

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Pada waktu itu harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna (di akhirat)untuk menolong kecuali orang-orang yang datang menghadap Allahdengan qalbun salim (Qs al-Syualsquoracircrsquo26 88-89)

Demikianlah gambaran sepintas mengenai konsep dasar kesehatanmental dalam Islam yang memandang manusia dalam satu kesatuanutuh yang terdiri dari unsur rohani dan jasmani Kedua unsur ini salingmempengaruhi Pengaruh yang datang dari dunia sekitar akan dikelola dandiorganisir oleh al-qalb sebagai aspek penting dalam mentalitas kemanusiaanseorang muslim Jika qalb dengan segenap potensi-potensinnya berupakemampuan fikir dan kemampuan rasa itu terpelihara dengan baik makastimuli yang bagaimana pun buruknya tidak dapat menggoyahkannyaTetapi jika qalb ini lemah tidak bersentuhan dengan iman dan kesalehanmaka sangat memungkinkanqalb itu akan goyah Goyahnya qalb merupakanindikator adanya gangguan kesehatan mental

Jika ada pribahasa mengatakan al-lsquoaql al-salim fi jism al-salimal-salim(ΰέoline έordf ΰoline Ŵ ΰέoline έordf άΥΗέordf) maka

-salim fi qalb al-salim(ΰέoline έordf ŏ ήΤ ΰέoline έordf ΰoline ŵέordf) karenayang

maka tak salah pula jika dikatakan al-jism

al-salim fi qalb al-salim

al-salim(ΰέoline έordf ΰoline Ŵ ΰέoline έordf άΥΗέordf) maka

-salim fi qalb al-salim(ΰέoline έordf ŏ ήΤ ΰέoline έordf ΰoline ŵέordf) karenayang karena hanya di dalammental yang sehatlah terdapat jasad yang sehat sebab hanya di dalam kalbuyang sejahtera dari berbagai gangguan dan penyakitlah yang menghantarkanmanusia dapat meraih sukses di dunia dan sukses di akhirat

Beberapa Gangguan dan Penyakit Mental dalam IslamMenurut kesehatan mental dalam Islam bahwa seseorang yang

bermental sehat atau memiliki qalbun salim dicirikan kepada orang-orang yang menyembah Allah dengan penuh kesadaran dan penghayatanserta berkemampuan dalam membangun struktur kehidupan duniawinyabersama-sama dengan orang lain berdasarkan tuntunan syariah IslamAtau dengan singkat dapat dikatakan bahwa suatu hal yang menjadikriteria mental yang sehat dalam Islam itu ialah sejauh mana seseorangdapat melakukan secara baik dan benar mengenai hubungan vertikalnyadengan Tuhan serta hubungan horizontalnya dengan manusia (QSAli lsquoImracircn3 112)

77

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian manakala terjadi hambatan yang bersifat psikologisdalam mewujudkan kedua bentuk hubungan di atas maka Islam memandangkeadaan tersebut sebagai gangguan atau penyakit-penyakit mental Halitu berarti bahwa iman dan amal saleh atau ibadah dalam arti yang seluas-luasnya merupakan faktor penentu yang mempengaruhi tingkah laku manusia19

Menurut Islam selama iman dan amal saleh tetap terinternalisasidalam kepribadian seorang muslim maka hal itu sebagai pertanda bahwaseseorang itu telah memiliki kesehatan mental yang wajar dan akanmemperoleh sukses duniawi serta sukses ukhrawi Sebaliknya akibathampanya internalisasi nilai-nilai iman dan amal saleh yang terintegrasidalam diri seseorang akan menjadi sumber segala penyakit mentalMungkin penyakit-penyakit atau gangguan tersebut tampil dalam berbagaibentuk atau gejala yang teramati seperti riya nifaq hasad wis-waskibir dan lain-lain lagi yang seluruhnya merupakan perwujudan darial-amrad al-qalbiyah (penyakit-penyakit kalbu)

Berkenaan dengan jenis-jenis gangguan dan penyakit mental dalamkonsep kesehatan mental Islami Hasan Langgulung di dalam bukunyaTeori-teori Kesehatan Mental mengemukakan beberapa macam jenis-jenis penyakit mental yang dikemukakan oleh pakar-pakar Islam Penyakit-penyakit tersebut antara lain ialah riyarsquo hasad dan dengki rakus was-was bicara berlebihan melaknati orang janji bohong mengadu dombamencaci dari belakang marah bersangatan bakhil ketakutan berlebihansombong berbangga-banggam cinta dunia dan harta dan cinta pangkatkekuasaan20

Secara sepintas terlihat bahwa jenis-jenis gejala penyakitgangguanmental yang dikemukakan oleh pakar-pakar Islam terlihat berbeda denganyang dikenal pada kesehatan mental pada umumnya terutama yangberasal dari psikologi Barat Akan tetapi jika diperhatikan secara cermatmaka yang disebut oleh teori-teori Barat mengenai gejala-gejala dangangguan penyakit mental itu masih terkelompok di dalam bentuk-bentukatau jenis penyakit yang disebutkan di atas Dalam hal ini psikologi Baratcenderung memberi nama terhadap gejala-gejala yang bersifat khusus

19Langgulung Manusia dan Pendidikan h 32820Ibid h 328-361

78

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

seperti neurasthenia hysteria psichasthenia dan lain-lain lagi Sedangkanpara pakar Muslim lebih menekankan mengenai sebab-sebab terjadinyagangguan tersebut

Sebagai contoh dapat disebutkan bahwa phobia kompulsi dan obsesiyang terkelompok sebagai gangguan jiwa yang bersifat psychastheniaitu jika ditelusuri lebih lanjut akan ditemukan faktor-faktor penyebabnyayang sangat mungkin diakibatkan oleh salah satu atau lebih dari faktor-faktor penyebab yang disebut oleh pakar-pakar Islam di atas

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gejala-gejala gangguankesehatan jiwa yang banyak dibicarakan dalam teori kesehatan mentalBarat itu adalah akibat gangguan atau penyakit mental yang diistilahkandengan riyarsquo was-was rakus hasad dan lain-lain lagi

Mengapa penyakit-penyakit seperti yang dikemukakan oleh pakar-pakar kesehatan mental dalam Islam itu bisa timbul dalam diri manusiaDalam hal ini para teoritisi Muslim memberi jawaban bahwa sesungguhnyadi dalam diri manusia terdapat kelemahan tertentu yang senantiasadiintai oleh setan untuk menjerumuskan manusia Titik kelemahan itusebenarnya dapat dijaga dan dibentengi jika iman dan amal saleh tetapintegral di dalam kalbu manusia Sebaliknya apabila iman telah melemahmaka hal itu merupakan peluang bagi para setan untuk menggoda danmempengaruhi manusia dengan berbagai instrumennya sebagai stimuli-stimuli yang bersifat sursquo (jahat) dan tidak wajar

Beberapa titik kelemahan manusia itu antara lain dijelaskan Allahswt dalam al-Qurrsquoan yaitu

Pertama bersifat tergesa-gesa dan ceroboh seperti disebutkan dalamal-Qurrsquoan

Dan manusia berdorsquoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendorsquoa untuk kebaikanDan adalah manusia itu serba tergesa-gesa (QS al-Isracircrsquo17 11)

Kedua bersifat suka membantah seperti difirmankan-Nya

79

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalamal-Qurrsquoan ini bermacam-macam perumpamaan Dan manusia itu adalahmakhluk yang paling banyak membantah (QS al-Kahfi18 54)

Ketiga bersifat keluh kesah dan gelisah serta kikir Allah berfirman

Sesungguhnya manusia itu bersifat keluh kesah lagi kikir Apabila iaditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikania amat kikir (QS al-Malsquoacircrij70 20-22)

Keempat bersifat mudah putus asa dan putus harapan yang di dalamal-Qurrsquoan disebutkan

Manusia tak jemu memohon kebaikan dan jika dikenai malapetakaia pun putus asa lagi putus harapan (QS Fushshilat41 49)

Kelima bersifat penakut dan lemah sebagaimana dijelaskan dalamQurrsquoan

Manusia itu tercipta dalam keadaan lemah (QS al-Nisacirc4 28)

Keenam bersifat cinta harta seperti dikemukakan dalam al-Qurrsquoan

Sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta (QSal-lsquoAdiyat100 8)

Masih cukup banyak lagi penjelasan-penjelasan al-Qurrsquoan tentangsifat-sifat manusia baik yang bersifat positif maupun yang yang mengarahkepada sifat-sifat negatif

Adanya kecenderungan manusia untuk berbuat kebajikan dankejahatan itu tercermin dalam penjelasan al-Qurrsquoan pada surah al-Syamsayat 7-10 sebagai berikut

hellip

80

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dan jiwa serta penyempurnaan (penciptaan) Nya maka Allah mengilhamkankapada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan sesungguhnya beruntunglahorang-orang yang mensucikannya dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya (QS al-Syams91 7-10)

Adanya peluang bagi manusia untuk menempuh jalan kefasikanmerupakan sisi kelemahan manusia yang senantiasa ditunggu-tunggudan diintai oleh setan yang memanfaatkan setiap kesempatan itu untukmempengaruhi pikiran dan perasaan (af-idah) manusia agar mengikutiajakannya Dalam hal ini sebagaimana diisyaratkan dalam al-Qurrsquoanbahwa sasaran utama bagi setan adalah pikiran dan perasaan manusiaseperti dijelaskan dalam surah al-Anlsquoacircm ayat 112-113 sebagai berikut

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh yaitusetan-setan yang berwujud manusia dan jin sebagian mereka membisikkankepada yang lain dengan perkataan yang indah-indah untuk menipumanusia Dan juga agar fikiran dan perasaan (afrsquoidah) manusia yangtidak beriman pada kehidupan akhirat cenderung untuk mengikutibisikan itu mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengajarkanapa yang mereka (syaitan) kerjakan (QS al-Anlsquoacircm6 112-113)

Kemampuan setan mempengaruhi pikiran dan atau perasaan manusiaitu menyebabkan qalb menjadi goyah dan labil Dalam hal ini ada duakemungkinan yang akan timbul Pertama jika frekuensi kegoyahan itusampai merusak hubungan antara qalb dan nafs akan timbullah tingkah

81

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

laku neurotik Kedua jika kegoyahan itu merusak hubungan antara qalbdan ruh akan timbullah berbagai penyakit mental yang disebut denganistilah tingkah laku psychoses

Salah satu dari bentuk gejala tingkah laku psychoses itu ialah bahwaada sesuatu yang dirasakan oleh penderita yang tidak sesuai dengantindakannya tetapi yang dirasakannya itu tidak sesuai pula denganyang diucapkannya Inilah yang dinamakan dengan rusak akal yakniterputusnya hubungan antara unsur materialjasmaniah dengan unsurrohaniyah

Rusak akal atau gila (junun) dalam pandangan Islam terbagi dalamdua katagori Pertama disebut dengan ldquogila sungguhanrdquo (zunun asliy)Kedua disebut dengan ldquogila kambuhanrdquo atau ldquogila terputus-putusrdquo (zunun tari)

Di kalangan para fukaha masalah zunun (gila) ini banyak mendapatperhatian terutama karena berkaitan dengan kewajiban melaksanakanibadah seperti salat puasa zakat haji dan lain-lain Bagi zunun asliytidak ada kewajiban agama sama sekali sedangkan zunun tari (gilayang terputus-putus) maka pada waktu ia menderita penyakit itu makatidak ada beban kewajiban agama yang dikenakan padanya tetapi bilaia dalam keadaan sehat maka kewajiban agama tetap terpikul dipundaknya

Suatu hal yang menarik dari kesimpulan-kesimpulan hukum sepertidi atas ialah bahwa pakar-pakar Islam telah membuat pengelompokanmasalah tingkah laku psychoses sedemikian rupa yang merupakan kajianmenarik di kalangan pakar-pakar kesehatan mental dewasa ini Hal itumerupakan salah satu indikator bahwa Islam sangat menaruh perhatianterhadap masalah-masalah kesehatan mental

Contoh lain dapat dikemukakan bahwa akibat hilang akal (zunun)dapat mempengaruhi dalam meringankan tanggung jawab pidana daripelakunya di pengadilan Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor-faktorkesehatan mental turut dipertimbangkan dalam penetapan hukum Islam

Lebih dari yang disebutkan di atas Islam menganjurkan kepadapemeluknya jika ditimpa oleh sesuatu penyakit baik fisik maupun mentalagar segera berobat Menurut Islam atas izin Tuhan tidak ada penyakityang tidak dapat disembuhkan terutama jika dilakukan secara tepatdan benar Inilah salah satu makna dari pernyataan Allah ldquoBertanyalahkamu pada yang ahlirdquo (QS al-Nahl 43)

82

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Rasulullah saw bersabda

Dari Abu Hurairah ra Nabi saw bersabda lsquoBagi setiap penyakit yangditurunkan Allah maka akan ada obat yang diturunkannyarsquo (RiwayatBukhacircricirc)

Selain anjuran berobat sebagai tindakan kuratif Islam juga memberikanperingatan ldquowanti-wantirdquo kepada pemeluknya agar terhindar dari berbagaipenyakit termasuk penyakit dan gangguan kesehatan mental

Berkenaan dengan itu Islam mengajarkan untuk memelihara diriagar jangan sampai tertular oleh moral yang jelek seperti dinyatakanNabi saw bahwa sulsquou al-khuluqi tursquodi (moral jelek itu menular) Demikianpula Islam menganjurkan agar memelihara keturunan dari penyakityang diperkirakan dapat menular kepada anak cucunya sebagaimanaSabda Nabi saw yang berbunyi

Pilihlah (tempat yang sesuai) untuk benih (sperma) mu karena keturunanmempunyai pengaruh besar yang bisa mengelirukan (riwayat Ahmad)

Jauhilah (hati-hatilah) daun hijau beracun yang berkembang mekarDaun hijau beracun yang manakah yang engkau maksudkan itu yaRasulullah Maka Nabi menjawab Itulah wanita yang cantik tetapitumbuh di tanah lumpur yang buruk (riwayat Ahmad)

Berdasarkan hadis di atas jelas terlihat bahwa Rasul saw mengingatkanagar dalam memilih jodoh hendaklah diambil wanita baik-baik sehatdan berasal dari keturunan yang sehat pula serta tidak dari keturunanyang sangat mungkin membawa bibit-bibit penyakit termasuk penyakitmoral yang diistilahkan dengan hadrau al-diman

laquo ‛ radic lozẃΗέordf euroōΟ ΰΪ ΠΎιέordf ordfrsaquoǾŨ

ΰΩōψordfηβ έordf microordfẃΈǽrsaquoōβrsaquo άωΥΟmicroordfẃΈǽōψ ηβ έordfŸōΥΟ ĝ ordf Ÿο‛ asymp Ωsumẃγέordf ņω⅜έordf ŧ ŗמγέordf microōιoline Ǻέordf

laquo ‛ radic lozẃΗέordf euroōΟ ΰΪ ΠΎιέordf ordfrsaquoǾŨ

ΰΩōψordfηβ έordf microordfẃΈǽrsaquoōβrsaquo άωΥΟmicroordfẃΈǽōψ ηβ έordfŸōΥΟ ĝ ordf Ÿο‛ asymp Ωsumẃγέordf ņω⅜έordf ŧ ŗמγέordf microōιoline Ǻέordf

laquo ‛ radic lozẃΗέordf euroōΟ ΰΪ ΠΎιέordf ordfrsaquoǾŨ

ΰΩōψordfηβ έordf microordfẃΈǽrsaquoōβrsaquo άωΥΟmicroordfẃΈǽōψ ηβ έordfŸōΥΟ ĝ ordf Ÿο‛ asymp Ωsumẃγέordf ņω⅜έordf ŧ ŗמγέordf microōιoline Ǻέordf

83

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Demikianlah gambaran tentang gangguan-gangguan dan penyakit-penyakit mental dalam tinjauan kesehatan mental Islami Dalam halini jelas terlihat bahwa Islam memberikan dorongan yang kuat bagi parapemeluknya untuk melakukan tindakan kuratif dan preventif terhadaphal-hal yang memungkinkan timbulnya berbagai penyakit atau gangguankesehatan mental tersebut

84

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

PANDANGAN PENDIDIKAN ISLAMTERHADAP TEORI BELAJAR DISIPLIN

MENTAL HUMANISTIK

Pendahuluan

Salah satu di antara teori belajar yang telah lama muncul dalambentuknya yang telah mengalami pembaharuan dan hingga kini

masih berpengaruh dalam dunia pendidikan ialah teori Disiplin MentalHumanistik (Humanistic Mental Disciplin) Dalam hal-hal tertentu teoriini memiliki persamaan dengan teori belajar yang berkembang dalamIslam sehingga kadang-kadang terutama yang kurang hati-hati bisaterjebak kagum sambil mengidentikkannya dengan teori belajar IslamPadahal dalam beberapa hal yang prinsipil tidak dapat diidentikkan dengankonsep teori belajar Islam

Atas dasar itulah uraian-uraian berikut mencoba mengetengahkanhasil penelusuran singkat tentang hakikat teori belajar Disiplin MentalHumanistik (untuk selanjutnya disingkat Mental Humanistik) yang kemudianakan didiskusikan dengan konsep pendidikan Islam Dengan harapansuatu pengenalan terhadap konsep teori belajar Mental Humanistik akanlebih memadai sehingga bisa terbedakan dengan konsep pendidikan Islam

Hakikat Belajar Menurut Disiplin MentalSebelum lebih jauh membicarakan teori belajar Mental Humanistik

perlu diketengahkan terlebih dahulu hakikat dan pengertian ldquoDisiplinMentalrdquo

85

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Rumpun teori Disiplin Mental yang terdiri dari empat kelompokteori belajar (Humanistic Theistik Natural Unfoldment dan teori Appersepsi)berakar pada teori bahwa manusia tersusun dari dua subtansi yaitumind dan organisme biologis Mind merupakan subtansi non-fisik yangdapat dikembangkan melalui latihan Ingatan keinginan pertimbanganketetapan hati dan yang sejenisnya merupakan ldquootot-ototrdquo (muscles)bagi mind Jika otot-otot fisik dapat dilatih dan dikembangkan makaotot-otot mind dapat dilatih menuju kesempurnaannya Kualitas dankuantitas latihan yang diberikan kepadanya akan menentukan tarafkemampuannya Jika latihan diberikan secara adekwat maka mindakan beroperasi secara otomatis (Bigge 1982 10-11)

Dengan demikian maka belajar bagi Mental Humanistik adalah upayamemperkuat unsur mental melalui pendisiplinan kemampuan-kemampuanmind yang pada gilirannya akan menghasilkan kualitas yang intelijenDengan kata lain belajar adalah melatih kemampuan rasional

Kalangan Disiplin Mental percaya sepenuhnya bahwa manusia yangbenar-benar manusia apabila ia dikontrol oleh rasionalnya Bila rasionalitasmanusia dilatih sedemikian rupa maka manusia akan mampu memecahkansegala macam problema Sesuai dengan itu maka belajar merupakanproses pembentukan jiwa yang rasional yang dengan demikian berbagaimacam kekuatan mental seperti imajinasi ingatan keinginan dankemampuan berfikir merupakan proses pendisiplinan mental (Bigge1982 24) Orientasi seperti ini merupakan salah satu perbedaan yangcukup prinsipil antara teori Disiplin Mental dengan teori belajar lainnyabaik teori-teori yang dibangun atas pandangan behavioristik maupunteori-teori kognitif

Teori behavioristik misalnya memandang manusia sebagai organismeyang pasif dan dikuasai oleh stimulus-stimulus lingkungannya Iniberarti bahwa manusia dapat dikontrol melalui stimulus-stimulus yangdikondisikan sedemikian rupa Sementara teori kognitif memandangmanusia sebagai sumber dari semua kegiatan Manusia bebas membuatpilihan dalam setiap situasi atas dasar kesadaran dirinya (self awareness)sebagai suatu wawasan untuk menumbuhkan semacam ldquopemahamanatau pengertianrdquo yang sering disebut dengan istilah insight (Soemadi1983 14-15)

86

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dapat disimpulkan bahwa ciri utama Disiplin Mental yaitu membelajarkanmanusia bukan melalui stimulus-stimulus yang dikondisikan dan bukanpula melalui proses pengembangan insight melainkan melalui prosespendisiplinan mental dengan memberikan latihan-latihan terhadap mind

Sistem Psikologi Mental HumanistikSistem psikologi Mental Humanistik berakar pada pemikiran humanisme

klasik (classical Humanism) yang menurut mereka semata-mata didasarkanpada nilai dan kepentingan hidup manusia Pemikiran humanisme klasikdilandasi oleh pemikiran Yunani kuno yang memandang rational mind(akal) sebagai sumber kebajikan tertinggi bagi manusia Karena keistimewaaninilah menyebabkan kaum humanis lebih mempercayai akal dari padawahyu sebagaimana mereka mengatakan bahwa manusia ternyatalebih baik dari kitab suci (Bigge 1982 28)

Tokoh-tokoh yang mempengaruhi humanisme klasik ialah parafilosof abad ke 4 SM terutama Plato dan Aristoteles Inti pemikiran Platoyang menjadi acuan psikologi humanistik ialah bahwa mind merupakansuatu subtansi non-fisik yang berhubungan erat dengan tubuh tetapiperbedaan keduanya cukup nyata terutama karena fisik menghendakiruang dan waktu sedangkan mind tidak

Bagi Plato mind yang kadang-kadang disebut juga ldquojiwardquo yang berasaldari ldquodunia iderdquo merupakan sesuatu yang adikodrati dan tidak mengalamiperubahan sedangkan dunia fisik akan terus menerus mengalami perubahanOleh karena itu maka pengetahuan yang benar mestilah berasal daridunia ide Manusia menurut Plato telah membawa ide (ide bawaan)dari dunia ide yang menjadi milik jiwa yang rasional Karena itu manusiaperlu diingatkan kembali kepada dunia ide yang telah dilihatnya sebelumia hidup di dunia sekarang ini (Hadiwijono I 1983 43)

Lebih lanjut Plato memisahkan jiwa manusia menjadi tiga unsuryaitu akal kehendak dan keinginan Akal berkaitan dengan kebijaksanaankehendak berkaitan dengan keberanian dan keinginan berkaitan denganpengendalian diri Unsur yang terakhir ini sama sekali tidak dapat mengaturdirinya sendiri melainkan harus dikontrol oleh ldquojiwa rasionalrdquo (Haroldet al 1983 67)

87

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Bagi Aristoteles murid Plato yang paling jenius ini meskipun dalambeberapa hal berbeda pendapat dengan sang guru karena memandangmind bukan sebagai subtansi tetapi lebih merupakan bentuk namunia juga berkesimpulan bahwa akal dan jiwa rasional merupakan kekuatantertinggi yang dimiliki manusia Dengan demikian baik Plato maupunAristo yang merupakan tokoh sandaran klasik kaum humanis menganggapbelajar itu memberikan pendidikan bagi akal disamping pendidikan yangberkaitan dengan seni-satera untuk mengarahkan kehendak dan keinginanmenjadi lebih baik bagi kepentingan kemampuan intelektual manusia

Pada umumnya para pendukung teori ini berpendapat bahwa sifatrasional manusia merupakan evidensi tersendiri Permulaan dan akhirdari keaktifan manusia terletak pada rasionalitas itu Konsep ini melahirkankonsep dasar tentang pembebasan yakni keunggulan rasio bisa membebaskandiri dari hal-hal yang merendahkan martabat kemanusiaan sepertikebodohan keraguan dan ignoransi Sebab itu maka transfer belajaryang mereka kembangkan ialah bagaimana mengolah mind sebaik-baiknya (Bigge 1982 11)

Tampaknya teori ini memandang rasionalitas manusia bagaimanalahan subur yang harus diolah dan ditanami dengan bibit-bibit unggulagar hasilnya memuaskan Robert M Hutckins tokoh kontemporer abadke 20 yang mendukung teori ini membuat pernyataan bahwa tugasmanusia adalah mengubah alam sekitar dan bukan menyesuai denganperubahan Karena itu tutur Hutchin selanjutnya peserta didik harusdipersenjatai dengan sebaik-baiknya Senjata itu adalah nilai-nilai yangtinggi Nilai-nilai tertinggi yang dimaksudkan kalangan Mental Humanistikadalah belajar untuk berfikir (learning to reason)

Agaknya timbul pernyataan mengapa rasionalitas yang harus diolahHal ini tiada lain karena mereka percaya bahwa jiwa rasional yang dimilikimanusia menempati kedudukan yang dominan dalam kehidupan manusiatermasuk dalam aspek moral sebagaimana yang telah digariskan olehPlato bahwa rasionalitaslah yang mengarahkan moral Akal itu merdekadan abadi dalam wataknya yang esensial dan hanya akal sajalah yangdapat masuk dalam watak benda-benda Setiap orang pasti memilikinyahanya saja bagi yang tidak terlatih menyebabkan akal itu dalam keadaanistirahat Bagaimana membangunkan akal dari ketidurannya merupakanfungsi utama belajar yang karenanya fungsi transfer belajar bagi Mental

88

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Humanistik ialah bagaimana upaya pendidikan agar kemampuan berfikiritu benar-benar terlatih secara adekwat

Baik para tokoh klasiknya maupun yang kontemporer berpandanganoptimis terhadap pendidikan kecerdasan khususnya dalam pandanganmereka bahwa manusia yang pandai adalah manusia yang bermoraltinggi sebab mengetahui yang benar berarti melakukakannya sebaliknyakejahatan tak lain hanyalah disebabkan kebodohan

Asumsi selanjutnya yang mereka kemukakan tentang moral ialahbahwa asal moral pada dasarnya bersifat netral tidak berkecenderunganpada kebaikan dan kejahatan Dari segi ini tampak perbedaan yang jelasantara teori ini dengan kalangan Disiplin Mental Teistik yang dimotorioleh pendidikan geraja mdashterpengaruh oleh kepercayaan dosa warisanmdashberanggapan bahwa dasar moral manusia pada dasarnya jahat Jugaberbeda dengan teori Natural Unfoldment yang sama-sama dari rumpunDisiplin Mental menganggap asal moral manusia pada dasarnya baikSedangkan teori-teori belajar yang lain tampak kesesuaiannya denganMental Humanistik dalam hal menyatakan sifat dasar moral manusiabersifat netral

Meskipun teori mereka ini mempunyai kesimpulan yang sama dengansebahagian besar teori-teori belajar yan lain tapi bukan berarti dasar dantitik tolak pandangan mereka sama khusus dalam hal-hal yang mempengaruhimoral itu sendiri Bagi Mental Humanistik seperti juga telah dikemukakandi atas berasumsi bahwa hanya akal atau kemampuan fikirlah yangmengarahkan dan mempengaruhi moral manusia Ini berarti bahwasubstansi mind bersifat aktif Jelasnya segenap hasil dari tindakan manusiaberasal dari dalam dan bukan dari luar sebagaimana kebanyakan dikemukakanoleh teori belajar yang lain Teori Behavioristik misalnya mengemukakanbahwa stimulus-stimuluslah yang mempengaruhi tindakan manusia

Jadi kalau kebanyakan teori belajar menyatakan bahwa sifat dasarmoral manusia bersifat netral tetapi sifat kenetralannya kemungkinanpasif atau reaktif namun bagi Mental Humanistik bersifat netral-aktifIni berarti bahwa manusia bagi mereka harus dipandang dari dua sisiPertama bahwa asal moral manusia sama sekali tidak berpihak padakebaikan dan kajahatan Kebaikan dan kejahatan hanya berkaitan dengankualitas rasional seseorang Kedua bahwa rasio itu sendiri bersifat aktif

89

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang karenanya tugas pendidikan hanya menyempurnakan keaktifanitu sendiri

Penekanannya Dalam MengajarOleh karena intelek manusia hanya akan berfungsi dengan baik jika

mendapat latihan secara maksimal maka yang perlu mendapat tekanandalam mengajar ialah melatih kemampuan fikir peserta didik agar mampuberfikir rasional Tugas guru kata mereka bukanlah agar peserta didikldquopandai berfikirrdquo tetapi melatihnya agar memiliki kemampuan berfikirSebab itu proses belajarnya bukan terpusat pada instruksional tetapilebih mementingkan proses penemuan (discovery)

Mortimer J Adler seorang tokoh utama Disiplin Humanistik abadke 20 seorang pengagum Robert Hutchin dan ketua kelompok Padeia (thePaideia gorup) yang banyak melakukan kritik terhadap model pendidikandi Amerika sekarang ini yang menurut pendapatnya terlalu verbal danlebih bersifat menggurui peserta didik mengatakan dalam ulasannya

Belajar yang sesungguhnya mestilah bersifat aktif tidak pasif Belajaritu bagaimana menggunakan fikiran dan tidak sekedar daya ingatanBelajar itu adalah proses penemuan yang para peserta didiknyamerupakan agen utama dan bukan guru (Adler 1982 34)

Dengan pendapat itu maka tugas guru adalah membantu penemuandan membangkitkan aktivitas pikiran siswa Meskipun begitu Adler jugamengakui fungsi instruksional tetapi hanya sebagai alat untuk menolongpeserta didik yang lemah Bagaimana caranya membantu peserta didikdalam proses penemuan itu Dalam hal ini Adler kembali memberikanpenjelasan sebagai berkut

Dengan mengundang dan melayani pertanyaan-pertanyaan denganmendorong dan memelihara usaha mencari tahu dengan menyelaisecara membantu berbagai latihan dan drill yang beragam denganmembimbing diskusi-diskusi dengan memberikan ujian-ujian yangmenimbulkan respon-respon konstruktif tidak hanya membuat tandaperiksa pada formulir-formulir yang dicetak (Adler 1982 35)

90

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Mungkin juga benar seperti dikemukakan Adler selanjutnya bahwaada kemungkinan proses penemuan itu terjadi tanpa bantuan tetapi halini hanya terbatas bagi yang jenius sedangkan kebanyakannya memerlukanbantuan Disinilah guru berfungsi sebagai pembantu dalam proses penemuanbukan sebagai orang yang tahu yang berusaha memasukkan pengetahuanyang mereka punyai ke dalam pikiran-pikiran peserta didiknya

Dari pernyataan-pernyataan Adler ini tampaknya bahwa yangdipentingkandalam mengajar bagi kalangan Mental Humanistik ialah mengembangkan-potensi fikir peserta didik sedemikian rupa melalui berbagai macam latihanpenemuan (discovery) Karenanya pula mereka lebih mengandalkanmetode pengajaran Socrates suatu cara mengajar yang disebut meieutickarena cara itu dianggap unggul dalam membantu siswa dalam melahirkanide-ide Cara tersebut seperti telah diterangkan Adler di atas ialah denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik guna membantumeningkatkan pikiran dari suatu keadaan kurang memahami kepadakeadaan lebih memahami atau mengapreasi

Pandangan Pendidikan Islam Suatu EvaluasiPertama-tama haruslah digarisbawahi bahwa gagasan teori belajar

dalam Islam berakar pada gagasan Islam mengenai alam semesta danmanusia mikrokosmos penciptaan Adanya pertanyaan-pertanyaanseperti adanya Tuhan penciptaan dunia tuntutan kepada kebenarankemerdekaan kehendak dan lain-lain menjadi sangat penting dalamteori belajar Islam yang pada hakikatnya bersifat metafisika Suatuteori yang bersifat negatif terhadap Tuhan wahyu alam semesta danmanusia tidak dapat diterima dalam konsep Islam Karenanya Islamtidak akan mempersoalkan konsepsi belajar humanistik yang menekankankepentingan untuk semua dan sesama manusia Islam hanya menjadikeberatan ketika keberadaan manusia diletakkan melebihi keberadaanTuhan dan akal melebihi keunggulan wahyu sebagaimana yang dipamerkanoleh kaum humanis

Secara historik antara rasio dan wahyu dalam Islam memang pernahdipertentangkan dan sampai kini imbasnya masih tetap berlanjut tetapipenyelarasan pemahaman terhadap keduanya telah dilakukan dan ternyatawahyu tidak pernah diturunkan Sejumlah tokoh pengagum rasio dalam

91

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Islam seperti al-Kindicirc Ibn Sicircnacirc dan Ibn Rusyd tidak pernah berhasilmenggoyahkan Suhrawardi al-Ghazacirclicirc Ibnu Taimiyah dan lain-lainnyadengan gemilang menegakkan ketiggian wahyu

Sekalipun al-Kindi al-Facircracircbicirc dan Ibnu Sicircnacirc banyak dipengaruhioleh Plato dan terutama Aristoteles tetapi mereka tidak pernah mengadopsiajaran-ajaran Aristoteles yang nyata-nyata bertentangan dengan IslamMereka kebanyakan hanya memanfaatkan metode-metode argumentasiyang logis dari Yunani sementara materi ajarannya berdasarkan ajaranwahyu Karenanya apabila ada anggapan bahwa para filosof Muslimgaya Aristoteles telah menyembelih keyakinan agama merupakankekeliruan Yang mereka tekankan adalah penggunaan akal sebagaipelengkap wahyu Ibnu Rusyd dan Ibnu Thufail pentolan-pentolan rasiodi dunia Islam (Spanyol) yang meyakini keselarasan wahyu dan akalpada akhirnya setuju bahwa wahyulah yang dapat melindungi manusiadari kekeliruan Abtsal sang pahlawan Ibn Thufail dalam nofel filsafatnyaHayy bil Yaqzan telah nyata-nyata menerima wahyu sebagai penyelamatyang aman Menurut Hayyi rasio murni pada akhirnya berbahaya walaupundengan rasio itu juga ia bisa sampai pada kesimpulan yang sama denganagama tapi tak pernah puas akan kepastiannya mecuali setelah memperolehrincian dari wahyu (Goodman 1972 65)

Novel Hayy bin Yaqzan yang banyak dijadikan rujukan bagi pendidikanakal dalam Islam bahkan mempunyai pengaruh yang luas dalam pendidikannaturalisme Barat ternyata tidak pernah menyatakan bahwa kemampuanakal melebihi kitab suci seperti yang dikumandangkan kalangan humanismeklasik

Konsep belajar dalam Islam tidak sekadar pemenuhan kebutuhanrasio tetapi meliputi pemenuhan segenap kebutuhan rohani dan jasmaniyang seimbang yang serba serbi Benar bahwa mind yang dimiliki manusiamerupakan lahan yang harus disemai dengan benih-benih pilihan Hanyasaja tidak dibatasi pada kemampuan pikir semata melainkan juga zikirsebab konsep akal dalam Alqurrsquoan merupakan perpaduan dan keselarasanfakultas fikr dan zikir atau rasio dan intelek (Djarsquofar Siddik 1988 92)

Memang al-Qurrsquoan berulang kali memberi dorongan kepada manusiaakan menggunakan rasionya agar sekuat tenaga untuk melakukan observasiempiris terhadap alam raya beserta segenap isinya Tetapi hendaklah

92

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

diingat bahwa dalam waktu yang sama Alqurrsquoan juga menganjurkanagar manusia menggunakan inteleknya sekaligus sehingga rasio danintelek dapat bekerjasama dalam satu jaringan kesatuan Dengan caraitu maka capaian akal tidak akan berat sebelah kepada salah satu keduanyaHal ini nampak jelas dari penggambaran Alqurrsquoan mengenai manusiayang mendapatkan julukanulu al-albab yaitu orang-orang yang menggunakanintelek dan rasionya secara bersama-sama dalam melakukan observasiterhadap alam raya sebagaimana dijelaskan Tuhan dalam firman-Nya

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinyamalam siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau dudukatau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentangpenciptaan langit dan bumi (seraya berkata) ldquoya Tuhan kami tiadalahEngkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau makapeliharalah kami dari siksa api nerakardquo (QS Ali lsquoImracircn3 190-191)

Sekurang-kurangnya ayat di atas telah memberikan penjelasanbahwa orang-orang yang menggunakan akalnya secara baik dan benar(ulu al-albab) dalam usaha mereka memahami rahasia alam jagat rayaini dilaksanakan melalui dua sarana sekaligus yaitu zikir (yadzkurunaAllah) dan fikr (yatafakkaruna fi khalq al-samawati wa al-ardl) Dalamhal ini Musthafa al-Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan bahwauntuk memperoleh hidayah dan keutamaan akal tidak akan mencukupijika hanya dilakukan dengan zikir semata melainkan harus dibarengidengan fikir Dengan kedua cara itulah demikan Al-Maraghi menyimpulkanmanusia akan memperoleh keberuntungan dan keselamatan Hanyaorang-orang yang berzikir lagi berfikir sajalah yang dengan benar dapatmemahami rahasia alam jagat raya dan tahu manfaat dan kegunaanciptaan-ciptaan-Nya itu untuk maslahat-maslahat yang benar

Secara harfiah zikir berarti menyebut nama Tuhan berulang-ulanguntuk mengingat Tuhan dengan bacaan-bacaan tertentu sebagai upacararitual peribadatan Akan tetapi yang dimaksud dengan zikir tidak terbatassampai di situ melainkan sebagai sikap mental yang tumbuh akibat darihubungan yang terus menerus dengan Yang Maha Mutlak sehinggamenumbuhkan kesadaran moral yang mampu mengatasi berbagai problemayang secara lahiriyah tampak rumit

93

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Zikir merupakan manisfestasi intelek sementara fikir sebagai manisfestasijiwa-rasional yang kedua-duanya tergabung dalam pengertian akal menurutIslam Dapatlah dikatakan bahwa dalam perspektif Islam akal merupakankesatupaduan intelek dan rasio tanpa dikotomi sebagaimana juga Islammemandang manusia dalam kesatuan rohani dan jasmani Melalui rasionyamanusia memperoleh informasi yang diterimanya melalui saluran inderawikemudian mengolahnya dengan informasi-informasi lain yang pernahditerimanya dengan membuat serangkaian analisis dan sintesis Padasaat yang sama intelek manusia yang kaya dengan nilai-nilai moraletika dan cinta akan memberikan arah kepada rasio dan mengambilkesimpulan-kesimpulan atau dalam menentapkan berbagai keputusanItulah yang disebut sebagai akal yang sehat (al-lsquoaql al-salimi) yang hanyaterjadi jika aspek fikir dan zikir dikembangkan secara simultan Jikatidak maka akibatnya bisa fatal dan desruktif sebab kesimpulan danatau keputusan-keputusan yang ditetapkan akal hanya berdasarkanpertimbangan fikir atau rasio semata bukanlah sebagai keputusan akalyang utuh dan sehat Suatu keputusan akal yang utuh dan sehat bukansaja benar secara rasional melainkan juga dapat dipertanggungjawabkansecara moral

Muhammad Iqbal filosof dan penyair muslim kenamaan dari Pakistandalam karya-karyanya banyak menyinggung tentang pentingnya zikirdan fikir penting diperhatikan jikwa ingin membangun kembali agamadan peradaban Islam Dalam bukunya Javid Namah (Kitab keabadian)antara lain dia menulis

Faqir Qurrsquoani memadukan zikir dan fikirTak pernah kelihat kesempurnaan fikir tanpa zikir

Menurut Iqbal zikir dan fikir adalah dua pendekatan yang mestidipadukan dalam kehidupan Yang pertama merupakan pendekatan imantransendental dan vital Sedangkan yang kedua merupakan pendekatanrasional sekalipun bertenaga kuat namun tanpa pendekatan pertamaakan layu dan hampa

Betapa pentingnya memadukan fikir dan zikir rasio dan intelekotak dan kalbu dalam penyelenggaraan pendidikan akal menurut konsepIslam merupakan tanggung jawab yang besar bagi segenap penyelenggaraanpendidikan Islam masa kini dan masa mendatang Penekanan unsur

94

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rasio saja seperti yang dikonsepsikan teori belajar Mental Humanistikbertentangan dengan konsep Islam

Bagi seorang muslim manusia lahir dalam keadaan fitrah yangberarti telah memihak pada kebenaran Tuhan Kalaupun pada akhirnyaada manusia yang melakukan kejahatan ketika berinteraksi dengandunia luarnya maka hal itu merupakan konsekuensi logis dari kemerdekaandan kebebasan yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk memilihberiman dan atau membangkang (QS al-Kahf18 29) Kebebasanuntuk memilih itu lengkap tersedia prasaranana fa alhamaha fujuraha wa taqwaha (QS al-Syams91 8)

Dengan demikian Islam tidak sependapat dengan Mental Humanistikyang memandang manusia sebagai netral tidak berpihak pada kebaikanIslam dengan konsep fitrah telah dengan tegas memandang manusiaberpihak pada kebenaran Kalau toh manusia melakukan tindakan kejahatanmaka hal itu merupakan hasil interaksi yang keliru dari suatu pilihankeliru dan menyimpang sehingga terpengaruh melakukannya danuntuk itu ia harus mempertanggungjawabkannya di pengadilan Tuhan

Islam tidak menolak berbagai macam teknik dan metode mengajaryang dipandang terbukti berhasil asal penerapannya dilakukan secaraproporsional misanya penggunaan metode discovery yang diunggulkanoleh Mental Humanistik Akan tetapi perlu dicatat bahwa metode discoveryselalu diawali dengan premis kesangsian Karenanya metode ini hanyacocok untuk yang fisika tetapi tidak yang metafisika juga tidak untukmoral Dalam Islam proses untuk memperoleh kebenaran bukan melaluipremis kesangsian sebagai yang diunggulkan oleh Cartesian tetapi melaluikeyakinan atau premis kepastian yaitu kepercayaan akan adanya yangGhaib Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana

PenutupUraian isi tidak semestinya jika harus diakhiri sampai di sini karena

banyak hal yang masih belum diungkapkan secara rinci Akan tetapi secaraglobal telah memadai untuk mengenal teori Belajar Mental Humanistik danperbedaan-perbedaan padangan yang prinsipil dengan konsep pendidikanIslam Dari uraian tersebut hal yang penting hendak ditekankan ialah

95

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bahwa konsep teori belajar dalam Islam haruslah selaras dengan sistemkeyakinannya sendiri Penyelewengan dari hal itu akan menggeser cita-cita pendidikan Islam yang bersifat semesta dan terpadu Karena ketidaksamaanmetafisika pendidikannya menyebabkan berbedanya konsep belajar yangditawarkannya Tuntunan metafisika berlandaskan wahyu mengundangspritual tanpa harus membuang rasio tetapi menundukkannya dalampengendalian wahyu sehingga hasil belajarnya sarat dengan nilaiterhindar dari konsep bebas nilai yang sekarang menjadi kecenderunganpendidikan sekuler mengecilkan arti kehadiran Tuhan dalam capaian-capaiannya

96

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

PERANAN PENDIDIKAN ISLAMDALAM MEMPERSIAPKAN

SUMBER DAYA MANUSIA MUSLIM

P endidikan Islam sebagaimana banyak diperbincangkan paraahli tidak dapat dibatasi pada pendidikan yang hanya mengajarkan

ilmu pengetahuan agama saja melainkan meliputi berbagai aktivitasyang mentransformasikan berbagai ilmu pengetahuan termasuk di dalamnyapengetahuan agama teknologi seni dan budaya yang berlandaskan ajaranIslam Karena tidak ada perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanpada umumnya kecuali dalam hal memposisikan iman dan kesalehanhidup berlandaskan ajaran Islam sebagai tujuan fundamentalnya

Oleh karena itulah pendidikan Islam diarahkan untuk mempersiapkanpeserta didik agar mengenal Allah dan segenap ajaran-ajarannya sertadapat mengamalkannya secara baik dan benar di samping mempersiapkanmereka agar dapat menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan seniyang dapat digunakannya untuk mewujudkan peranannya sebagai SDMmuslim yang mampu membangun struktur kehidupan dan peradabandunia berdasarkan iman dan ketakwaannya kepada Allah swt

Persoalan yang segera muncul adalah ilmu dan keterampilan yangbagaimanakah yang perlu diinternalisasikan dalam upaya pengembanganSDM yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh masyarakatUntuk menjawab persoalan ini tentu saja rancang bangun kurikulumproses pembelajaran dan peran sentral tenaga pendidik perlu mendapatperhatian serius Untuk tujuan itulah tulisan singkat di bawah ini akanmendiskusikannya secara ringkas

97

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sosok Lembaga Pendidikan IslamPendidikan dalam pengertian yang umum sering diterjemahkan

sebagai penyebaran dan internalisasi nilai dari berbagai pengalamankomulatif baik berupa keyakinan sikap pengetahuan maupun penerapannyayang dinilai positif dan bermanfaat oleh satu generasi ke generasi selanjutnyaPengalaman tersebut ada yang tersimpan dalam kitab dan buku-bukuada pula dalam cerita-cerita rakyat (folklore) tradisi adat istiadat dansebagainya1 Dalam perspektif ini sebagaimana telah dikemukakan diatas bahwa tidak ada perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanlainnya karena pendidikan pada umumnya sebagaimana banyak didefinisikanpara pakar merupakan upaya normatif untuk membantu orang laindapat berkembang ke tingkat yang secara normatif menjadi lebih baik2

Perbedaan pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya ialah nilaitinggi yang diberikannya pada iman dan kesalehan hidup berdasarkanajaran Islam sebagai salah satu dari tujuan fundamentalnya3 Dalamkonteks inilah perlu dibedakan antara lembaga pendidikan keagamaandengan lembaga pendidikan Islam

Lembaga pendidikan keagamaan dalam Islam yang pada belakanganini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No 55 Tahun 2007 tentangPendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan adalah lembaga pendidikanyang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan perananyang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama Islamdanatau menjadi ahli ilmu agama Islam yang berwawasan luas kritiskreatif inovatif dan dinamis (mutafaqqih fiddin) dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa yang beriman bertakwa dan berakhlak mulia

Di Indonesia lembaga pendidikan keagamaan ini antara lain dikenalsebagai pendidikan pesantren dan diniyah baik formal maupun nonformalDalam bentuk formal baik satuan jenis ataupun jenjang pendidikannyaterentang mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi Isipengajarannya lebih terfokus pada ilmu pengetahuan yang bersumber

1Syed Sajjad Husain and Syed Ali Ashraf Crisis in Muslim Education (JeddahKing Abd Aziz University 1979) h 36

2Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan(Yokyakarta Rake Sarasin PO Box 83 1997) h 102

3Husain and Ashraf Crisis h 38

98

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dari ajaran Islam seperti al-Qurrsquoan hadis fikih tauhid dan lain-lain ditambahdengan beberapa pengetahuan lainnya4

Sedangkan lembaga pendidikan Islam yang dimaksudkan merupakanwadah tempat berkiprahnya berbagai aktivitas pendidikan yang berlandaskanajaran Islam yang seluruh teori dan konsep-konsep yang dikembangkannyaadalah khas manusia muslim dari dan oleh manusia muslim Tujuanpokok dari lembaga pendidikan ini sebagaimana dikemukakan dalamKonferensi Dunia Pertama Pendidikan Islam tahun 1977 di Makkah yangdihadiri 313 orang sarjana Muslim dari berbagai Negara secara bulat-bulat telah menyatakan dalam suatu konsensus bersama ldquoThe aim ofMuslim education is the creation Of the lsquogoot and righteous manrsquo whoworships Allah in true sense the term build up the sturucture of his earthlylife according to the sharirsquoah (Law) and emplous to subserve his faith5

Inti pokok dari kandungan pengertian di atas ialah bahwa pendidikanIslam pada hakikatnya ingin menciptakan ldquomanusia yang baik dan benarrdquoKriterianya dicirikan kepada dua hal sekaligus Pertama pendidikan harusmemungkinkan manusia memahami Tuhannya sedemikian rupa sehinggamanusia dapat melaksanakan peribadatannya kepada Allah denganpenuh penghayatan akan ke-Esaan-Nya dan memenuhi seluruh tuntutandan tuntutan syariat Islam Kedua pendidikan harus memungkinkanmanusia memahami jalan-jalan Allah di alam semesta ini agar manusiamemiliki kemampuan untuk mengolah dan memanfaatkan semua ciptaanAllah yang diperuntukkannya bagi kesejahteraan umat manusia dengancara-cara yang benar guna menopang keimanan dan memperkuat agama-Nya

Dengan pengertian seperti itu hakikat pendidikan Islam sebagaimanaditegaskan oleh Ashraf tidak lagi terbatas hanya sebagai pengajaran

4Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 menyebutkan bahwa pendidikandiniyah dasar formal wajib memasukkan muatan pendidikan kewarganegaraanbahasa Indonesia matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pelaksanaanprogram wajib belajar (Ps 18 ayat 1) Sedangkan untuk pendidikan diniyah menengahformal wajib memasukkan muatan pendidikan kewarganegaraan bahasa Indonesiamatematika ilmu pengetahuan alam serta seni dan budaya (Pasal 18 ayat 1) Khususuntuk pendidikan tinggi wajib memasukkan muatan pendidikan kewarganegaraandan bahasa Indonesia (Ps 20 ayat 2)

5First World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter Islamic Universityof Indonesia 1977) h 2

99

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

teologis atau pengajaran al-Qurrsquoan hadis fikih dan yang seumpama denganitu sebagaimana banyak dipahami sebelum Konferensi Dunia PertamaPendidikan Islam tahun 19776 Lembaga pendidikan seperti itu yang disebutldquopendidikan keagamaanrdquo di Indonesia merupakan bagian pendidikanIslam Sekalipun demikian seperti dikemukakan oleh Ashraf lebih lanjutmasih terdapat sejumlah intelektual muslim dan sejumlah negara muslimyang menggunakan istilah ldquopendidikan Islamrdquo dalam pengertian ldquopendidikankeagamaanrdquo saja meskipun semakin banyak pula yang menyadari pengertianpendidikan secara lebih luas7

Pengertian pendidikan yang bersifat luas itu kelihatannya telahmendapat pengakuan resmi oleh semua negara-negara Islam sepertidinyatakan dalam ldquoDeklarasi Makkahrdquo yang ditandatangani oleh semuaKepala Negara Muslim yang berbunyi sebagai berikut

Dengan meyakini ajaran Islam yang mengajarkan bahwa pencarianpengetahuan wajib bagi semua Muslim kami menyatakan tekadbekerjasama dalam menyebarkan pendidikan lebih luas lagi danmemperkuat lembaga-lembaga pendidikan Islam sehingga kebodohandan ketertinggalan dapat diberantas dan mengambil langkah-langkahyang memperkokoh kurikulum pendidikan Islam dan menggalakkanpenelitian dan ijtihad di kalangan para pemikir Muslim dan Ulamasembari menyebarluaskan studi-studi sains dan teknologi modern8

Cuplikan deklarasi di atas mengisyaratkan bahwa muatan pendidikanIslam tidak lagi sekadar ldquoilmu agamardquo dalam pengertian yang khususkalau enggan mengatakannya sempit tetapi meliputi sains dan teknologiHal itu sejalan dengan rekomendasi Konferensi Dunia Pendidikan Islamtahun 1977 yang menyatakan bahwa konsep ilmu dalam Islam tidakmembatasi dan menghalangi ilmu-ilmu pengetahuan teoretis empirisdan terapan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip iman9

Berdasarkan hal itu agar lembaga pendidikan Islam memiliki kemampuanmaksimal dalam memberdayakan umat maka seluruh aktivitasnya seyogianya

6Syed Ali Ashraf New Horizon in Muslim Education (Cambridge IslamicAcademy 1985) h 84

7Ibid8Ibid9First world h 3

100

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

ditujukan pada dua hal Pertama berupaya untuk mempersiapkan manusiaagar mengenal Allah dan segenap ajaran-ajarannya serta dapat meng-amalkannya secara baik dan benar Untuk mencapai hal tersebut tidakbisa lain kecuali membekali setiap individu dengan ilmu pengetahuanyang dapat menghantarkannya melakukan kewajiban-kewajiban agamanyasebagai kompetensi umum yang mesti dimiliki setiap Muslim agar imandan semua ibadahnya terselenggara dengan khidmat dan penuh penghayatansesuai dengan tuntunan yang disyariatkan Allah sebagaimana Allahswt telah menegaskan bahwa fungsi manusia hanya untuk beribadahkepada-Nya (QS al-Dzacircriyacirct51 56)

Kedua mempersiapkan peserta didik agar dapat menguasai ilmupengetahuan dan teknologi sebagai kompetensi khusus yang dapatdigunakannya untuk mewujudkan peranannya sebagai sumber dayamanusia (SDM) muslim yang khalifatullah dan mampu membangunstruktur kehidupan dan peradaban dunia Untuk mencapai tujuan tersebuttidak bisa lain kecuali membekalinya dengan ilmu pengetahuan danteknologi yang bisa menghantarkannya memiliki keahlian guna melaksanakankewajiban kifacircyahnya berupa kemampuan khusus yang menghasilkansesuatu yang diperlukan masyarakat banyak Dalam hal ini terkandungmaksud bahwa pendidikan Islam berupaya mewujudkan SDM Muslimyang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakanperanannya selaku khalifah Allah untuk memakmurkan bumi sebagaitindak lanjut dari ibadahnya kepada Allah (QS Hucircd11 61)

Sekalipun Tuhan menyuruh umat manusia tanpa terkecuali untukberibadah dan sekaligus untuk memakmurkan bumi tetapi dalam ayatlain Allah juga memberikan penjelasan agar manusia bekerja sesuaidengan syakilah atau kemampuan khusus yang dimilikinya sebagaimanadifirmankan Allah

Katakanlah ldquoTiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masingrdquo Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benarjalan-Nya (QS al-Isracircrsquo17 84)

101

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Secara harfiah kata syakilah dalam ayat di atas dapat diterjemahkansebagai jalan cara tertentu atau metode10 Jadi berbuat atau bekerja menurutsyakilah masing-masing menunjukkan bahwa tiap-tiap orang mempunyaicara tertentu dalam bekerja Jawad Mugniyah menafsirkan kata syakilahsebagai kemampuan khusus bahwa di dalam diri seseorang terdapat satuatau lebih kemampuan khusus yang belum tentu dimiliki orang lain11

Kemampuan khusus inilah yang memberi peluang bagi setiap orangsebagai SDM muslim untuk berbagi tugas dalam melaksanakan peranannyasesuai dengan syakilah yang dimilikinya di tengah-tengah umat danmasyarakat Dengan cara berbagi tugas itulah pemberdayaan umat lebihmemungkinkan dilaksanakan Oleh karena itu lembaga pendidikan Islamyang diperkirakan tetap eksis memainkan peranannya dalam pemberdayaanumat ialah lembaga pendidikan yang mampu mempersiapkan pesertadidik sesuai dengan spesialisasi atau kemampuan-kemampuan khususyang dibutuhkan oleh masyarakat Dalam konteks inilah diperlukan suatujaringan kerjasama di antara berbagai lembaga pendidikan itu untukberbagi tugas tentang spesialisasi atau kemampuan-kemampuan khususyang akan dikembangkannya

Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan KeterampilanSesuai dengan persoalan di atas permasalahan pokok yang segera

hendak dijawab sekarang ini ialah materi ilmu pengetahuan apa sajakahyang seyogianya disajikan dalam upaya pengembangan SDM Muslimyang memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh masyarakat

Untuk menjawab pertanyaan ini tidak mudah akan tetapi dengan meminjampola pengklasifikasian ilmu pengetahuan seperti yang dikembangkan olehImam al-Ghazali (450-505 H) agaknya benang merah persoalan akan ditemukan

Salah satu pola pengklasifikasian ilmu yang dilakukan oleh al-Ghazaliialah dengan membagi tingkat kewajiban mempelajari ilmu pengetahuanke dalam dua kelompok yaitu

10Hans Wehr A Dictionary of Modern Written Arabic (London Macdonaldamp Evans Ltd 1974) h 483

11Muhammad Jawad Mugniyah al-Tafsir al-Kasyif juz V (Beirut Dar al-lsquoIlm li al-Malayin tt) h 77

102

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

1 Kelompok pengetahuan yang diwajibkan bagi setiap individu muslim(fardu lsquoain)

2 Kelompok pengetahuan yang diwajibkan kepada anggota masyarakatmuslim (fardu kifayah)12

Kelompok pengetahuan yang diwajibkan kepada setiap individumuslim tanpa terkecuali yang disebut sebagai fardu lsquoain adalah pengetahuan-pengetahuan mengenai lima rukun Islam yang wajib diketahui dan diamalkansecara individu oleh setiap muslim seperti mengucapkan dua kalimatmengucapkan dua kalimat syahadat menegakkan shalat berpuasa padabulan ramadhan membayar zakat dan menunaikan ibadah haji jugatermasuk yang berkaitan dengan hal-hal dan perbuatan yang dihalalkandan keyakinan-keyakinan serta perbuatan dari keadaan hatijiwa yangsecara lebih lanjut disebutnya lsquoilmu al-Mursquoamilat dan lsquoilmu al-Mukasyafah13

Berkenaan dengan pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat(fardu kifayah) sebagaimana dimaksudkan oleh al-Ghazali merupakansuatu kewajiban (fardu) bagi keseluruhan masyarakat Muslim Hanyamanusia-manusia yang kompeten dalam jumlah yang dibutuhkan danmencukupi (kifayah) harus memutuskan diri di dalam setiap disiplin-disiplin dan bidang-bidang yang diperlukan bagi tegaknya sebuah peradabanIslam Bidang-bidang tersebut menurut al-Ghazali adalah ldquoSetiap ilmupengetahuan yang tidak dapat dikesampingkan bila menginginkan adanyakesejahteraan duniardquo Sedangkan apabila tanpa lsquodisiplin-disiplin danbidang-bidang itu maka masyarakat akan menghadapi kesulitan-kesulitan

12Fathiyah Hasan Sulaimacircn Mazacirchib fi al-Tarbiyah Bahts fi al-Mazacirchib al-Tarbiyah lsquoind al-Ghazacirclicirc (Mesir Dar al-hana li al-Tibarsquoah wa al-Nasr 1958) h 32

13Ilmu al-Mursquoamilat disebut al-Ghazacirclicirc sebagai ldquoilmu mengenai keadaan hatidan jiwardquo atau etika Islam Ilmu ini wajib dipelajari oleh setiap Muslim secara individudan ditanamkan di dalam keyakinan-keyakinan dan perbuatan-perbuatan sesempurnamungkin sebagai kewajiban seumur hidup bagi setiap individu Sedangkan lsquoilmal-mukasyafah (ilmu mengenal wahyu-spritual) yaitu pengetahuan esotoris tentangrahasia atau misteri transendental misalnya malaikat-malaikat sifat-sifat Allahdan kenabian Keharusan bagi setiap individu adalah adanya keyakinan kepadarahasia-rahasia ini Sedangkan rahasia-rahasia itu hanya dibukakan kepada Nabidan kepada orang-orang tertentu yang dekat kepada Allah Selengkapnya lihatldquoKitab al-rsquoIlmrdquo dalam Ihyacircrsquo al-lsquoUlucircm al-Dicircn Kitab ini telah diterjemahkan disertaidengan catatan-catatan NA Faris dengan judul Book of Knowledge Selengkapnyalihat NA Faris Book of Knowledge (Lahore SM Ashraf 1986) h 46-79

103

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang picikrdquo14 Disiplin dalam bidang-bidang tersebut antara lain sepertipertanian jurisprudensi kedokteran politik dan keahlian teknik danilmu pengetahuan dan teknologi lainnya yang menjadi kebutuhan bagipeningkatan kesejahteraan umat manusia

Dalam konteksi ini secara lebih tegas lsquoAbd al-Gani lsquoAbud mengomentaripandangan al-Ghazali di atas dengan mengatakan bahwa jika pada suatudaerah atau wilayah diperlukan sekurang sepuluh orang SDM muslimdengan keahlian tertentu misalnya dokter kesehatan agar kebutuhanmasyarakat akan tenaga ahli (dokter) tersebut dipandang mencukupi(kifayah) untuk kepentingan masyarakat dalam bidang kesehatan makasemua anggota masyarakat di daerah itu akan menanggung dosa jikajumlah tersebut belum terpenuhi15

Hal ini menunjukkan bahwa lembaga pendidikan Islam bersama-sama dengan masyarakat perlu mempersiapkan berbagai SDM muslimyang berkualitas sesuai dengan kebutuhan umat Lembaga-lembagapendidikan Islam bukan saja wajib dalam mempersiapkan para ahliagama (mutafaqqih fiddin) saja tetapi sekaligus wajib pula mempersiapkanpara spesialis keilmuan dengan keahlian yang beraneka ragam sesuaidengan kebutuhan masyarakat banyak agar masyarakat tersebut dapatmembangun peradaban dan kesejahteraannya Dengan kata lain pendidikanIslam selain mempersiapkan ldquoulama yang cendikiardquo sekali juga mempersiapkanldquocendikia yang ulamardquo

Ulama yang cedikia yang dimaksudkan di sini adalah para ahli agamayang kaya dengan berbagai bidang keilmuan lainnya sehingga memilikiketangguhan dalam mengemban tugas masa depan dalam kehidupanmasyarakat yang kompleks dengan pola pikir yang serba kompleks pulaHal itu terutama karena di dalam masyarakat modern sekarang ini sangatdiperlukan kehadiran ldquoulama yang cendikiardquo yang mampu melakukanpenyesuaian-penyesuaian metodologis dalam menyajikan materi ajaranagama sesuai dengan pola pikir masyarakat yang dihadapinya Ulamaseperti inilah yang diperkirakan bisa tetap eksis memainkan peranansebagai pendidik dan penuntun umat karena mampu menerjemahkan dan

14Ibid h 35 dan 37 lihat juga h 915rsquoAbd al-Gani lsquoAbud Fi al-Tarbiyah al-Islacircmiyah (Cairo Dacircr al-Fikr 1997)

h 32

104

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mempertahankan nilai-nilai ajaran Islam agar tetap tegak serta memilikidaya kenyal ketika berhadapan dengan berbagai perubahan yang bagaimanapunbentuknya Jadi ldquoulama yang cendikiardquo yang dimaksudkan adalah ulamayang dilengkapi ilmu-ilmu pengetahuan yang relevan untuk mendukungkemampuannya dalam menerjemahkan ajaran agama berikut metodepenyajian materinya yang mudah dicerna oleh masyarakat modern

Akan halnya prototype spesialis kelimuan lainnya adalah para ahliyang menguasai disiplin ilmu yang digelutinya secara mendalam sertasekaligus diperkaya dengan ilmu-ilmu agama yang memadai sehinggailmu tersebut dapat disumbangkannya untuk membangun peradabanmasyarakat serta tidak akan kering dari sentuhan iman dan amal salehPrototype inilah yang dimaksudkan dengan ldquocendikia yang ulamardquo

Dengan demikian SDM muslim yang diharapkan hadir untuk mengisipola kehidupan masyarakat modern yang diperkirakan dapat memberdayakanumat sekarang ini ialah SDM muslim dengan prototype ldquoulama yangcendikiardquo dan ldquocendikia yang ulamardquo

Persoalan baru yang segera muncul ialah bagaimanakah merancangkurikulum dan proses pembelajarannya sehingga pesan-pesan pendidikanitu dapat diwujudkan secara maksimal Dalam konteks inilah uraianberikut akan membahas dengan ringkas mengenai rancangan kurikulumdan proses pembelajaran sebagai isi pesan lembaga pendidikan

Rancangan Kurikulum dan Proses PembelajaranPada tataran konsep yang lebih mutakhir ilmu-ilmu yang disebut

al-Ghazali sebagai fardu lsquoain dalam mempelajarinya itu disebut sebagaipengetahuan abadi (perennial knowledge) sementara yang fardu kifayahdisebut sebagai pengetahuan perolehan (acquired knowledge)16 Keduakelompok ilmu ini seperti dinyatakan dalam rekomendasi KonferensiDunia Pertama Pendidikan Islam tahun 1977 di Makkah yang laluhendaklah disajikan secara integratif dalam sebuah pengorganisasiankurikulum yang disebut dengan istilah kurikulum inti (core curriculum)yang selengkapnya disebutkan sebagai berikut

16First world h 4

105

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

1 In order to achieve the ultimate aims and objectives of education knowledgebe classified in to the following two categories

a Given perennial knowledgersquo based on the Devine revalation presentedin the Qurrsquoan and Sunnah and all that can be derived from them withemphasis on the Arabic language as the key to the understanding of both

b Acquired knowledgersquo including social natural and applied sciencessusceptible to quantitative growth and multiplication limited variationsand cross cultural borrowings as long as consistency with the Sharirsquoahas the source of values is maintained

2 There must be a core knowledge drawn from both with major emphasison the first sepecially on the Sharirsquoah rich must be made obligatory toall Muslims at all levels of the educational system from the highest to thelowest graduated to conform to the standards of each level This alongwith the compulsory teaching of Arabic should form the major sectionof the core curriculum These two alone can sustain Islamic civilizationand preserve the identity of the Muslim17

Sekalipun rekomendasi di atas tidak secara ekspilisit menegaskankurikulum pendidikan Islam mengikuti pengorganisasian kurikulum inti(core curriculum) tetapi kecenderungan seperti itu hampit tidak diragukanlagi terutama jika diperhatikan bahwa kelompok pengetahuan pertamayang disebut pengetahuan abadi (perennial) ndashal-Qurrsquoan dan Sunnahberikut cabang-cabangnya ndashmenempati posisi yang lebih strategis daripengetahuan kelompok keduandashpegetahuan perolehan (acquired)ndashyangsecara hirarkis berada di bawah kelompok yang pertama

Kemudian dengan menyimak pernyataan bahwa harus ada pengetahuaninti yang dapat ditarik dari kedua kelompok pengetahuan itu terutamapada yang pertama khususnya Syariah yang diwajibkan bagi semuaMuslim untuk semua tingkat dan jenjang pendidikan telah menunjukkanciri-ciri kurikulum inti

Dengan demikian jelaslah bahwa pada prinsipnya kurikulum pendidikanIslam menggunakan pengorganisasian kurikulum inti yang menempatkanpengetahuan abadi ndashal-Qurrsquoan dan Sunnah berikut cabang-cabangnyandash

17Ibid

106

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

atau kelompok ilmu-ilmu fardu lsquoain atau lsquoulum an-naqliyah sebagai programpendidikan umum yang diintegrasikan ke berbagai disiplin ilmu pengetahuanperolehan atau kelompok ilmu-ilmu fardu kifayah secara interdisiplinerdengan tetap mengakui adanya batas-batas matapelajaran sesuai dengankekhususan disiplin ilmunya masing-masing

Jika pengetahuan abadi tersebut dijadikan sebagai inti kurikulumyang penyajiannya diintegrasikan secara interdisipliner ke berbagaimatapelajaran lainnya maka persoalan selanjutnya yang menyangkutrealisasi ialah ldquoMatapelajaran apa sajakah yang termasuk dalam pengetahuanabadi iturdquo

Berdasarkan hasil Konferensi Dunia Pertama Pendidikan Islam Tahun1980 di Islamabad Pakistan ditetapkan bahwa kelompok pengetahuanabadi (perennial knowledge) terdiri atas dua bagian utama yaitu al-Qurrsquoandan materi tambahan18 dengan rincian sebagai berkut19

1 al-Qurrsquoan11 Qiraah Hifz dan Tafsir12 As-Sunnah13 Sirah Nabi14 Tauhid15 Usul al-Fikih dan Fikih dan16 Bahasa Arab al-Qurrsquoan yang meliputi Fonologi sintaksis dan

Semantik

2 Materi tambahan21 Metafisika Islam22 Perbandingan Agama dan23 Kebudayaan Islam yang disesuaikan menurut kebutuhan

Sedangkan kelompok pengetahuan perolehan (acquired knowledge)terdiri berbagai matapelajaran lainnya sesuai dengan jenis dan macamprogram studi yang ditetapkan mulai dari ilmu-ilmu imajinatif sepertiseni dan sastera ilmu-ilmu intelektual dan studi-studi sosial ilmu-ilmu

18Second World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter Islamic UneversityCooperation of Indonesia 1981) h 3

19Ibid

107

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

kealaman ilmu-ilmu terapan dan rekayasa teknologi sampai pada ilmu-ilmu praktis dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang diperkirakanberguna untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia20

Dengan demikian sekiranya desain kurikulum inti dapat diterimasebagai alternatif dalam mendesain kurikulum pendidikan Islam makasemua matapelajaran yang terkelompok sebagai pengetahuan abadidapat dipandang bagaikan tersusun dalam dua strata ndashmeminjam istilahyang dikemukakan Noeng Muhadjir ndashyaitu sebagai Studi Islam Teologik(SIT) sebagai lapisan pertama dan Studi Islam Interdisipliner (SII) sebagailapisan kedua21

Sebagai Studi Islam Teologik kedudukannya merupakan matapelajaranyang disajikan secara eksplisit sebagaimana halnya penyajian matapelajaranyang lain dan tujuannya pun tetap sama dengan tujuan pembelajaranmatapelajaran sesuai dengan esensi disiplin keilmuannya menjadi prasyaratuntuk dapat mendalami dan mengamalkan ajaran Islam secara baik danbenar Akan halnya ilmu pengetahuan lainnya terutama dilihat darikedudukannya sebagai Studi Islam Interdisipliner maka penyajiannyatidak lagi eksplisit melainkan tersebar secara implisit dan terpadu dalamsetiap program matapelajaran baik ke dalam rumpun ilmu-ilmu alamdan sosial maupun rumpun humaniora

Dengan menggunakan desain kurikulum seperti itu maka kurikulumyang ditetapkan pemerintah tidak perlu diubah sehingga tidak menjadipenghalang dalam mengikuti ujian akhir atau ujian lainnya yang ditetapkanpemerintah karena semua materi dan bahan studinya tetap sama Halyang membedakannya hanyalah strategis dan teknik penyajian materinyayang mengimplisitkan nilai-nilai ajaran Islam terhadap semua matapelajaranbaik pada ranah kognitif maupun pada ranah afektif dan kinerja

Meskipun demikian tidak berarti bahwa nilai-nilai yang hendakdiimplisitkan itu hanya berada dalam benak para guru atau dosen yanghanya disajikan apabila teringat dalam program yang serba kebetulanmelainkan menghendaki suatu susunan yang sistematis dan berencana

20Ibid21Neong Muhadjir ldquoKerangka Dasar Pemikiran Penyusunan Program Kurikulum

al-Islam dan Kemuhammadiyahanrdquo Warta PTM Th IV No 9 Maret 1997 h 3

108

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

baik pada materi maupun tujuan pembelajarannya sehingga tidak satupun dari setiap matapelajaran yang bisa dilepaskan dari iman dan kesalehansebagaimana hendak dikatakan oleh rumpun pengetahuan abadi tadi

Hubungan Studi Islam Teologik (SIT) dengan Studi Islam Interdisipliner(SII) merupakan hubungan silang SII merujuk dan berkonsultasi padaSIT sementara SIT menjiwai penuh program SII

Adalah benar untuk merealisasikan kurikulum seperti ini tentu sajamemerlukan tersedianya buku-buku pelajaran atau buku daras yangtelah mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuan yang bersumberkan ajaranIslam sebagai terkandung dalam esensi pengetahuan abadi terutamasebagai bahan bacaan bagi peserta didik Jadi semua matapelajaran mulaidari yang bernama kewiraan psikologi sosiologi antropologi teknologimatematika dan entah apapun nama yang disandangnya mau atautidak suka atau tidak ldquowajib berkonsultasirdquo pada nilai-nilai yang terkandungpada rumpun pengetahuan abadi tadi

Di samping itu tak kalah pentingnya adalah tersedianya tenagapengajar yang bukan saja menguasai materi dan substansi keilmuanyang disajikannya tetapi lebih dari itu memiliki pemahaman yang kuattentang kandungan nilai-nilai abadi itu sehingga dengan demikian guruatau dosen tadi mampu mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuan abadiitu ke dalam materi matapelajaran yang diajarkannya

Peran Sentral Tenaga PendidikPendidikan yang bermutu memiliki kaitan ke depan (forward linkage)

dan kaitan ke belakang (backward linkage)22 Forward linkage bermaknabahwa pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkankehidupan bangsa yang maju modern dan sejahtera Sejarah perkembangandan pembangunan bangsa-bangsa telah mengajarkan bahwa bangsayang maju modern makmur dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yangmemiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu Backward linkage

22Fasli Jalal ldquoSertifikasi Guru Untuk Mewujudkan Pendidikan yang BermuturdquoMakalah disampaikan pada seminar Pendidikan yang diselenggarakan oleh PPsUnair Surabaya tanggal 28 April 2007 h 1

109

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mengandung makna bahwa pendidikan yang bermutu sangat tergantungpada keberadaan guru yang bermutu Di sinilah latak peran sentral gurusebagai tenaga pendidik profesional tanpa mempersoalkan bidang studiatau mata kuliah yang diajarkannya dalam menghantarkan keberhasilanlembaga pendidikan dalam memberdayakan umat

Dalam kehidupan masyarakat luas yang berperan sebagai guruutama adalah para lsquoulama dan ahl al-dzikr (QS an-Nahl16 43 al-Anbiyarsquo21 7) Baik lsquoulama maupun ahl al-dzikr sekalipun pengertiannya masihdapat dibedakan akan tetapi secara personal keduanya merupakan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang mendalam dan memilikiotoritas keilmuan dalam bidangnya yang tentu saja memiliki sifat-sifat yang terpuji Orang-orang seperti itulah yang diberi amanah sebagaiguru dalam Islam Oleh karena itu tidak mengherankan jika para pakarpendidikan Islam menetapkan syarat-syarat yang cukup ketat sebagaikriteria yang menjadi kompetensi personal seorang guru di dalam Islamseperti khasyyah istiqamah sabar berilmu cerdas dan terampil penyantundan berbagai sifat terpuji lainnya yang menunjukkan kemulian danketeladanannya sebagai pemegang amanah jabatan profesi guru

Dengan kompetensi personal seperti itu para guru muslim diberitugas dan tanggung jawab mulia untuk menuntun generasinya ke jalanAllah dan membebaskan mereka dari berbagai jebakan kesesatan entahdari manapun datangnya dan sekaligus menuntun umat agar mau danmampu melaksanakan fungsi dan peranannya sebagai hamba Allah dankhalifah Allah Hal itu berarti bahwa tugas mendidik merupakan tugasyang mulia dan Allah swt menempatkan orang-orang yang berimandan berilmu pengetahuan lebih tinggi derajatnya bila dibandingkan denganmanusia lainnya

Oleh karena strategisnya peranan guru dalam pendidikan Islammenyebabkan ditemukan berbagai persyaratan yang dimiliki seseoranguntuk dapat diangkat sebagai guru antara lain meliputi persyaratankedewasaan dan kesehatan persyaratan moral serta persyaratan kompetensi

Selain syarat-syarat di atas para ahli didik muslim masih merumuskanberbagai pedoman lain yang menyangkut dengan sifat sikap dan perbuatanyang seyogianya dimiliki oleh seorang pendidik muslim An-Nahlawimisalnya mengemukakan beberapa pedoman yang seyogianya dimiliki

110

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dan dilakukan oleh pendidik yaitu memiliki watak dan sifat rabbaniyahikhlas sabar jujur senantiasa membekali diri dengan ilmu dan kesediaanuntuk terus mengkajinya mampu menggunakan metode mengajarsecara variatif maupun mengelola kelas tegas dan proporsional dalambertindak memahami kehidupan psikis peserta didik tanggap terhadapberbagai kondisi dan perkembangan dunia yang mempengaruhi jiwakeyakinan dan pola pikir peserta didik serta bersikap adil23

Mendidik menurut konsep Islam tidak sekedar mengajar melainkanjuga melatih membiasakan membimbing memberi dorongan mengembangkanmenggerakkan mengarahkan memberi contoh teladan dan memfasilitasiproses pembelajaran guna memberdayakan segenap potensi atau daya-daya yang dimiliki peserta didik secara maksimal Hal inilah antara lainyang menjadi tugas pokok seorang guru

Persoalan yang segera muncul adalah apakah tugas-tugas yangsedemikian merupakan tugas semua guru atau hanya tugas para ustazdan guru agama saja Tentu saja ya Walaupun ada anggapan padasebagian orang bakan juga di kalangan para guru bahwa yang palingbertanggung jawab dalam menuntun peserta didik ke jalan yang benarhanya para ustaz atau guru agama Hal-hal yang berkaitan denganmoral dan akhlak seakan-akan hanya menjadi tanggung jawab paraguru agama dan sama sekali tidak menjadi tanggung jawab bagi gurulainnya Tidak mengherankan jika pada suatu sekolah ketika berhadapandengan perkelakuan siswa yang sudah keterlaluan seorang guru kimiatega-teganya berkata ldquoWah saya ini kan hanya mengajar kimiardquo

Adalah benar bahwa guru kimia guru olahraga atau guru-gurulainnya bukanlah guru agama dan guru moral Bahkan pendidikan moralpada anak dalam arti langsung lebih merupakan tanggung jawab keluargadaripada tanggung jawab lembaga pendidikan Kendati guru secaranyata sekolah punya peranan penting dalam pembinaan generasi mudadalam bidang moral dan keagamaan Apalagi tujuan pendidikan Islambukan hanya mengupayakan terbentuknya pribadi yang cerdas danterampil tetapi juga bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

23Abdurrahman an-Nahlawi lsquoUlum al-Tarbiyah al-Islamiyah wa Asalibihafi al-Baiti wa al-Madrasah wa al-Mujtamarsquo (Beirut Dar al-Fikr 1989) h 239

111

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa berakhlak mulia dan seterusnya

Untuk mencapai tujuan tersebut kiranya perlu bagi semua guruapakah itu guru kimia guru fisika dan lain-lain dalam kedudukannyasebagai seorang guru untuk tidak hanya mengajarkan atau menyampaikanilmunya begitu saja kepada peserta didik melainkan juga melihat relevansiilmu itu dalam rangka pembentukan pribadi peserta didik Singkatnyapara guru tidak saja puas hanya karena telah mengajarkan ilmu sajamelainkan juga mesti mengimplisitkan nilai-nilai kebaikan dan kebenarandalam setiap mata pelajaran yang disajikannya

Mungkin banyak juga orang yang segera tergelitik ketika JujunSuriasumantri berkata ldquoKalau kita kaji lebih dalam maka sebenarnyapendidikan keilmuan juga merupakan sumber pendidikan etika helliprdquo24 ldquoPendidikandi negara kitardquo kata Suriasumatri lebih lanjut ldquobelum memanfaatkanpendidikan keilmuan sebagai salah satu wahana pendidikan moralrdquo25

Dalam penjelasannya Surisumantri mengatakan bahwa seorangilmuwan yang dididik untuk mencari kebenaran dengan metode tertentuyang dapat diandalkan lambat laun dia akan menganggap hal ini sebagaikategori moral Demikian juga sikap-sikap moral seperti kejujurankeberanian untuk membela kebenaran kendati harus disertai pengorbanansikap toleran dan tidak picik dapat pula dikembangkan dengan penanamansikap-sikap ilmiah26 Gagasan menarik dan kiranya pantas mendapattanggapan dari kaum guru

Ada memang yang beranggapan bahwa masalah akhlak atau moralhanya bisa dilakukan sungguh-sungguh bila dilakukan secara formalmelalui pembelajaran budi pekerti atau pendidikan agama Hal ini kiranyamemang perlu karena lepas dari pembelajaran semacam itu nilai-nilaimoral yang kiranya terliput dalam pendidikan keilmuan pun akan takdisadari dan terabaikan Kendati begitu permasalahan moral dan ataupendidikan agama akan sangat terbantu bila para guru ilmu walaupuntak secara ekspilisit bermaksud mengajarkan akhlak akan tetapi bisa

24Jujun S Suriasumantri Ilmu dalam Perspektif Moral Sosial dan Politik(Jakarta Gramedia 1986) h 23

25Ibid26Ibid

112

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dan dapat menginternalisasikan sikap-sikap ilmiah yang mengarahpada terbentuknya pribadi yang berakhlak mulia Sikap-sikap ilmiahtersebut antara lain seperti (a) sikap cinta akan kebenaran yang akanmemberikan dorongan untuk terus menerus dengan segala ketelitianketekunan keterbukaan kerendahan hati dan kejujuran mau mencarijawaban yang lebih memuaskan dan sesuai dengan kenyataan (b) sikapobjektif yang berusaha menghindarkan diri dari pamrih sikap a prioridan kecondongan-kecondongan subyektif (bias) yang mengakibatkandistorsi atas hasil penelitian (c) sikap bertanggung jawab atas ilmunyabaik pada komunitas ilmuwan maupun pada masyarakat luas yanglangsung atau tidak langsung cepat atau lambat akan terkena oleh buahpemikiran dan penelitiannya (d) sikap logis dan kritis yang tidak begitusaja menerima anggapan yang berlaku dalam masyarakat melainkanberusaha untuk mencari dan menemukan dasar penalaran di balikanggapan tersebut yang secara keseluruhan merupakan sikap-sikapyang relevan bagi pembentukan pribadi yang berakhlak mulia

Pengembangan rasa kesadaran akan kenyataan nilai-nilai moralserta usaha-usaha untuk memadukan ilmu dan kebijaksanaan hidupbukanlah privilege suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu Semuadisiplin ilmu termasuk sains dan teknologi bisa menunjang pengembangantersebut karena yang penting adalah inspirasi dasar yang menjiwaiseluruh pembelajarannya Menurut Islam tidak ada satu matapelajaranpun yang bebas dari sentuhan iman dan amal saleh

Sebagai contoh misalnya pengembangan rasa kesadaran akan kenyataandan nilai keluhuran manusia bisa ditunjang dengan memusatkan pengajaranilmu-ilmu pada pengembangan daya cipta akal budi manusia dan dayapegas yang tak terbatas dari kekuatan rohaninya Seperti didik perlu dibantuuntuk semakin menyadari daya cipta manusia yang mengagumkanbagaimana manusia terus mencari akal dalam usaha untuk menguasaidan memanfaatkan sumber-sumber alam Dalam hal ini perlu disadaribahwa ilmu bukan hanya diajarkan sebagai barang jadi atau dalambentuk serangkaian rumus-rumus atau teori atau tumpukan informasiyang harus dihapal dan dimuntahkan kembali waktu ulangan melainkansebagai proses pencarian dan penemuan pengetahuan di mana rumus-rumus dan rangkaian informasi berfungsi sebagai alat dalam prosespencarian tersebut

113

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Jika dalam rangkaian pembelajaran ilmu tersebut para guru telahberusaha sekuat tenaga menginternalisasikan nilai-nilai akidah tentangkekuasaan Allah Yang Maha Pencipta dalam setiap ilmu yang dididikkannyamaka kelak nilai-nilai iman dan akhlak mulia akan terpancar dalamsikap hidup dan keperibadian peserta didiknya Sebagai seorang Muslimkata Ahmad Sadali peserta didiknya akan melihat bahwa mengalirnyaair pohon pimping yang bergetar ditiup angin sepoi luka yang menyembuhbertaut kembali meluncurnya kapal di atas lautan mengembangnyarasa haru karena tali temali kecapi dipetik getaran senandung musiktegaknya jembatan beton dan lain-lain lagi akan jelas baginya bahwadi situ dia memandang dengan mata imannya ldquoWajahrdquo dan keperkasaanAllah Sedangkan jembatan yang diiringi hubungan dengan tali Allahdan sekaligus memampuan manusia menggunakan rahmat Allah ketikamengonstruksinya lebih mengandung rahmat Allah daripada jembatanyang dibuatnya dengan scientific rationalism semata-mata betapapunkuat mengarungi masa pada tampak lahirnya27 Dengan dipandu imannyaia merasakan getaran Ilahi dalam dirinya ketika membaca firman Allah

Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanamanzaitun korma anggur dan segala macam buah-buahan Sesungguhnyapada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagikaum yang memikirkan Dan Dia menundukkan malam dan siang mataharidan bulan untukmu dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu)dengan perintah-Nya Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benarada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahamimemikirkan(QS al-Nahl16 11-12)

27Ahmad Sadali ldquoPembaharuan Pendidikan Tinggi Islamrdquo dalam SerialMedia Dakwah (Jakarta DDII tt) h 26

114

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Di sinilah pentingnya menekankan aspek kesejarahan dari setiapilmu Dalam konteks sejarah ilmu-ilmu bisa kelihatan bagaimana suatupengetahuan dihasilkan dari suatu proses pencarian dan pergulatan pikiranyang lama dan bukan suatu barang jadi yang begitu saja diwariskan darizaman ke zaman sebagai gagasan-gagasan mandek dan mandul Denganmengenali proses tersebut peserta didik bisa dibantu untuk menyadari bahwasemua ilmu berasal dari Allah Ada yang diwahyukan melalui para Nabi(perennial knowledge) dan ada yang diperoleh melalui pencaharian manusiadengan menggunakan kemampuan akalnya (acquired knowledge) yangjuga berasal dari Allah

Peserta didik adalah pribadi yang hidup dan pendidikan mesti ditujukanuntuk merangsang dan membimbing pengembangan diri mereka Akalbudi mereka bukanlah suatu barang mati atau sekadar wadah yangperlu di isi melainkan sesuatu yang aktif dan interaktif dan bisa dilatihdan diberdayakan untuk terus tanggap terhadap rangsangan para gurunyaTanpa harus mendidikkan moral secara langsung para guru merekaapakah itu guru agama atau guru ilmu lainnya dengan menepati secarasetia asas-asas moral ilmunya sesungguhnya dapat menjadikan pem-belajarannya berbagai disiplin sebagai salah satu wahana penginternalisasiannilai-nilai akhlaq al-karimah

Sikap moral manakah yang semestinya dimiliki oleh guru dalammengajar ilmunya Terlalu gegabah jika sikap dan etika yang seyogianyadimiliki oleh para guru tanpa mempersoalkan apakah guru agama atauguru ilmu hanya direduksi menjadi beberapa saja katakanlah dua atautiga sikap etis karena walau bagaimanapun sikap moral itu tidak mudahuntuk disederhanakan Sekalipun begitu tanpa bermaksud menyederhanakanyang sesungguhnya kompleks sekurang-kurangnya ada tiga sikap etisyang seyogianya dimiliki oleh guru adalah (1) tanggung jawab profesi(2) cinta profesi dan (3) cinta terhadap peserta didik28

Sikap etis yang pertama perlu dimiliki seorang guru dalam mengajarkanilmunya adalah sikap tanggung jawab sebagai guru Nabi saw bersabda

28Lihat J Sudarminta ldquoDimensi Etis Pendidikan Keilmuanrdquo makalah seminarMeningkatkan Profesionalitas Guru dalam Rangka Menghadapi Tantangan Pendidikandi Masa Depan pada Dies Natalis XXXIII IKIP Sanata Dharma tanggal 19 Oktober1988 h 12-16

115

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Setiap kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadapapa yang dipimpinnya seorang kepala keluarga adalah pemimpinkeluarganya yang bertanggung jawab atas kepemimpinannya iburumah tangga adalah pemimpin di lingkungan rumah tangga suaminyadan bertanggung jawab atas kemimpinannya pelayan pun adalahpemimpin bagi harta majikannya dan bertanggung jawab terhadapbarang yang dipimpinnya (HR al-Bukhacircricirc)

Dalam hal ini tugas dan tanggung jawab kepemimpinan seorangguru bukan sekedar pengajar tetapi juga pengarah dan pembimbingyang dalam kebulatan kepribadiannya merupakan teladan keutamaanPengajaran merupakan bagian hakiki dari pendidikan formal di sekolahnamun mendidik itu lebih dari mengajar Sasaran pengajaran adalahpengalihan atau penularan pengetahuan (transfer of knowledge) Dalammendidik selain pengalihan pengetahuan diperlukan transinternalisasinilai-nilai Pendidikan melibatkan baik pengajaran ilmu yang sungguhbernilai untuk dipelajari maupun pembentukan sikap-sikap yang secaramoral bisa diterima

Dalam mendidik seorang guru seyogianya mengindahkan arti dannilai atau kegunaan ilmu itu dalam kehidupan manusia pada umumnyadan kehidupan peserta didik khususnya Sikap tanggung jawab profesionalsebagai guru bisa diungkapkan dalam usaha menghindarkan agar ilmuyang diajarkan tidak hanya membebani kepada peserta didik denganserangkaian rumus-rumus konsep-konsep teori-teori yang perlu dihafaluntuk kajian dan dilupakan sesudahnya Secara pribadi seorang gurumestilah yakin bahwa ilmunya itu memang berguna dan bermanfaat bagimanusia Jika tidak berarti sang guru hanya mengajarkan buih yangakan lenyap ditelan bumi al-Qurrsquoan melukiskan hal ini sebagai berikut

Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganyaAdapun yang memberi manfaat kepada manusia Maka ia tetap dibumi (QS al-Ralsquod13 17)

Kata bermanfaat tidak perlu diartikan secara pragmatis-ekonomisyang melulu mempertanyakan cash-value atau kemungkinan pasarannya

hellip hellip

116

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

melainkan kegunaan yang lebih luas antara lain meyakini bahwa ilmunyamengandung nilai-nilai kesalehan yang oleh karena itu perlu untuk dipelajari

Seorang guru dikatakan memiliki sikap tanggung jawab profesionalkalau dia bisa melihat di mana tempat dan sumbangan ilmunya itu dalampembinaan dan pemberdayaan peserta didik Guru yang tidak meyakiniilmu yang diajarkannya itu benar-benar bernilai sangat tidak mungkinakan membuat peserta didiknya tertarik untuk mempelajari apalagi mengkajidan mengembangkannya lebih lanjut Tak seorang pun mau membelibuah yang oleh penjualnya sendiri dinyatakan busuk29

Tanggung jawab profesional juga terungkap dalam usaha yangsungguh-sungguh untuk menguasai bidang ilmu yang diajarkan Kalaupengetahuan guru mengenai bidang ilmu yang diajarkan hanya berselisihsejengkal dua jengkal dengan peserta didiknya tentulah tidak bisa dikatakansebagai guru yang bertanggung jawab Sebutan guru untuk dirinya jugamenjadi tidak pada tempatnya Guru profesional selain pendidik ia jugaseorang ilmuwan

Menyampaikan sejumlah informasi saja pada peserta didik belumberarti mengajar Dalam pembelajaran mesti terkandung suatu intenseatau maksud bahwa seseorang memang belajar sesuatu sebagai hasildari apa yang dibuat oleh guru dan perlu adanya pengakuan oleh keduabelah pihak guru dan peserta didik akan tugas dan kewajiban masing-masing yang berlandaskan cinta (mahabbah)

Cinta (mahabbah) yang dimaksud setidaknya melibatkan tiga unsuryaitu guru peserta didik dan matapelajaran atau disiplin ilmu yangdiajarkan Ketiga unsur ini menyatu secara integral Jadi sikap etis keduayang erat hubungan dengan yang pertama adalah sikap cinta terhadapprofesinya sendiri sebagai guru terhadap peserta didiknya dan terhadapilmu yang diajarkannya

Cinta terhadap profesi adalah sesuatu yang menggairahkan Siapapun akan kecewa ketika bertemu dengan seorang guru yang malu-maludan nada merendah memperkenalkan profesinya ldquoAh saya cuman gurukokrdquo Sekiranya semua guru bersikap begini betapa menderitanya parapeserta didik yang memiliki guru yang tak percaya diri

29Ibid

117

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kurang atau tidak adanya sikap cinta dan kebanggaan terhadapprofesinya sebagai seorang guru ini kadang kala bukan kemauannyasendiri akan tetapi rupa-rupanya sebagian dari masyarakat ldquokitardquo sekarangini kurang memberikan penghargaan yang selayaknya pada profesikeguruan dan kependidikan Dalam masyarakat sekarang ini sudahada yang mengarah ke masyarakat yang kurang sehat karena harkatsejati kemanusiaan seseorang kurang mendapat penghargaan yangsemestinya karena menilai seseorang dari seberapa banyak uang yangbisa dihasilkan Padahal di dalam Islam profesi guru itu mendapat tempatmulia bahkan dalam banyak hadis Nabi saw yang memposisikan gurusebagai seorang syuhada dan mendapat tempat terhormat di sisi Tuhan

Selain cinta terhadap profesi seorang guru mestilah memiliki sikapcinta pada peserta didiknya yaitu memiliki keprihatinan terhadap perkembanganbakat dan kemampuan yang ada pada peserta didik Dia prihatin terhadapditangkap atau tidaknya dimengerti atau tidaknya dipahami atau tidaknyaakan ilmu yang disajikannya Dalam memilih materi dan metode pengajaransituasi dan kondisi peserta didik diperhitungkan Seorang guru yangcinta terhadap peserta didiknya tidak akan bangga menceritakan padaorang lain bahwa hanya 50 dari peserta didiknya yang lulus dalam UjianNasional Ia tidak akan menjatuhkan penilaian bahwa hal itu merupakankesalahan peserta didiknya

Cinta itu bersifat menciptakan atau kreatif Seseorang yang mencintaiakan berusaha melihat mengakui dan memperkembangkan hal-halpositif yang ada dalam diri orang yang dicintainya Hal-hal yang negatiftidak ditutup-tutupi tetapi bukan menjadi fokus perhatiannya Seorangguru muslim semestinya meyakini bahwa setiap peserta didik tanpa mem-persoalkan latar belakang keluarga etnis dan pendidikan ayah ibunyapastilah memiliki fitrah yang dapat dikembangkan ke arah yang lebihbaik Jika ada peserta didik yang perkelakuannya sudah sampai padatarap yang memprihatinkan maka guru muslim tetap menghargainyasebagai manusia yang memiliki sifat dasar (fitrah) yang baik bahwadi dalam diri peserta didiknya masih ada kebaikan yang perlu dibantuaktualisasinya Seorang guru muslim akan berusaha menemukan butir-butir mutiara entah berapa kecilnya di balik kubangan lumpur kerusakanoleh lingkungan yang membentuk peserta didiknya Guru yang sejaksemula menganggap peserta didiknya tak lebih dari keledai-keledai tolol

118

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang perlu dipukul dengan rotan akan sangat sulit melihat bahwa dalamdiri peserta didik ada bakat-bakat dan kemampuan yang sesungguhnyabisa tetapi belum diperkembangkan Dalam banyak hal peserta didikakan memandang dirinya dan bertingkah laku sebagaimana dipandangoleh gurunya Sekiranya pandangan atau cap para guru bersifat gegabahtentu akan merugikan bagi perkembangan pribadi peserta didik selanjutnya

Sikap cinta terhadap profesinya sebagai seorang guru perlu diwujudkanpula dalam kecintaan terhadap ilmu yang menjadi pengajarannya Kecintaanterhadap ilmunya akan merangsang daya imajinasi dan daya cipta seorangguru untuk terus menggeluti permasalahan-permasalahan yang dimunculkanoleh ilmunya dan berusaha untuk meneliti lebih lanjut dan memper-kembangkannya Segi afektif dari pendidikan keilmuan ini perlu diperhatikandalam menyampaikan ilmu kepada peserta didik Sikap aktif kreatif daninovatif berkaitan erat dengan ada tidaknya kecintaan terhadap ilmu yangmenjadi bidang pengajarannya Usaha-usaha penelitian dan pengembanganhanya bisa muncul dari seorang guru yang yang mencintai ilmunya30

Sikap etis ketiga yang semestinya dimiliki oleh seorang guru bahwadalam dirinya ada yang pantas untuk digugu dan ditiru Keteladananguru merupakan pokok pangkal keberhasilan pembelajaran31 Dalamhal ini kebutuhan peserta didik untuk mendapatkan panutan atau tokohideal dalam diri seorang manusia konkrit merupakan salah satu halyang perlu diperhatikan karena itu akan berpengaruh bagi pertumbuhankepribadian mereka Dalam hal ini pendidikan Islam sangat membantuuntuk memperkenalkan para tokoh yang memberi teladan hidup

Gagasan mengenai guru sebagai teladan keutamaan sebagaimanaketeladanan Nabi saw sebagai uswah al-hasanah mungkin bagi sebagianorang dianggap terlalu ideal dan menuntut terlalu banyak dari seorangguru Sekalipun tidak bisa seratus persen meniru Nabi saw tetapi palingtidak dari ukuran-ukuran akhlak yang dapat diterima oleh masyarakatIslam merupakan sesuatu yang perlu dipertahankan mulai dari segimoral keilmuan sampai pada perkataan perbuatan pergaulan bahkandalam berbusana Adalah tak wajar jika seorang guru muslimah misalnya

30Ibid31An-Nahlawi lsquoUlum al-Tarbiyah h 168

119

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

berani tampai sebagai guru padahal dia masih gemar menggunakanpakaian yang memperlihatkan lekuk-liku tubuhnya di hadapan yangbukan muhrimnya

Memang dalam kenyataan sehari-hari terutama karena terpengaruhpada konsep-konsep pendidikan liberal masih ada orang yang memperdebatkanapakah hanya orang yang bermoral baik saja yang memungkinkan bisamenjadi guru yang baik apalagi kalau ilmu yang dimaksud adalah ilmuyang sedikit banyak tidak langsung menyangkut manusia seperti sainskimia geologi mekanika ukur matematika dan sebagainya

Kata mereka bahwa sebagai guru yang baik seorang guru memangsemestinya dituntut punya sikap-sikap yang tidak bertentangan dengannorma dan nilai-nilai akhlak Kendati begitu orang toh mungkin masihbisa mempertanyakan apakah seseorang tidak bisa menjadi guru fisikayang baik kendati secara moral mungkin kelakuannya pantas dicelasebab sebaliknya bisa juga terjadi bahwa sebagai pribadi seseorang itusecara moral memang pantas diteladani tetapi sebagai guru kimia iasama sekali tidak memuaskan

Pandangan seperti di atas menurut konsep Islam tentu saja tertolakdengan sendirinya Apa pun alasannya seorang guru diwajibkan untukmemenuhi syarat bukan hanya sebagai orang yang pandai dan bermetodologitapi juga orang yang berbudi orang yang beriman yang perbuatannyasendiri dapat memberikan pengaruh pada jiwa peserta didiknya Bukanhanya apa yang diajarkannya saja yang penting apa yang dia lakukancara dia membawa diri sikapnya di dalam dan di luar kelas semuanyadiharapkan sesuai dengan cita-cita yang tanpa keraguan sedikit punditerima oleh peserta didiknya

Konsep yang demikian berkaitan dengan besarnya tanggung jawabyang diemban guru dalam melaksanakan fungsi dan peranannya sebagaiseorang guru yang telah dipercayai sebagai pemegang amanah Ilahiuntuk mengemban tugas suci sebagai imamah dan teladan keutamaannyabagi peserta didik khususnya dan masyarakat pada umumnya

Perlu digarisbawahi bahwa fungsi dan peranan seorang guru tidaklahberhenti pada tugas-tugas di depan kelas atau pada penelaahan ilmiahdan membahas kita-kitab dan tidak pula terbatas pada forum diskusiformal lainnya yang ilmunya hanya tersebar di kalangan elitis intelektual

120

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

semata Tetapi lebih dari itu seorang guru bertanggung jawab dalammemberikan pendidikan bagi generasi bangsa sebagai bagian kompetensisosial seorang guru Ketidak pedulian terhadap tanggung jawab ini samaartinya dengan melakukan kejahatan Bahkan dalam Alqurrsquoan disebutkan

Dan siapakah yang lebih zalim dari pada mereka yang mengkhianatikesaksian yang diberikan Allah untuk mereka (QS Al-Baqarah2 140)

Apa artinya semua ini tak lain ialah bahwa pada diri guru dituntutadanya kompotensi sosial yaitu suatu sikap yang menyatu dengan masyarakattidak uzlah tidak mengisolir diri dari masyarakat yang serba majemuktempat bersimpang siurnya aneka macam persoalan Dalam kondisi sepertiini guru tampil sebagai pendamping masyarakat yang dengan keterbukaandan keikhlasannya turut merasakan segenap persoalan-persoalan yangdihadapi oleh umat yang sekaligus turut mencari dan menemukan pemecahanmasalah tersebut Sikap inilah yang disebut-sebut sebagai kompetensikemasyarakatan seorang guru

Dalam banyak hal sesuatu masalah ternyata tidak dapat diselesaikanoleh guru secara individual kecuali oleh segenap anggota masyarakatAkan tetapi karena masalah itu mungkian cukup rumit dan esoteriksehingga masyarakat tidak dapat menempatkan permasalahan dalamproporsi yang sebenarnya Pada masalah seperti ini peranan guru menjadisesuatu yang imperatif karena dialah yang memiliki keilmuan yangluas untuk menempatkan masalah tersebut pada proporsi yang sebenarnyaDengan bahasa yang komunikatif dan dapat dicerna oleh masyarakatguru berkewajiban menyampaikan hal itu kepada masyarakat Ibaratseseorang yang melihat tanda-tanda bahwa hujan akan turun makaburu-buru dia memberitahukan agar orang menyediakan payung

Kadang kala terdapat suatu masalah yang secara nyata disadarioleh masyarakat akan tetapi karena mereka kurang memahami hakikatpermasalahan itu menyebabkan sering timbul sikap-sikap ekstrim darianggota masyarakat danatau tidak bereaksi karena ketidaktahuan merekaTak jarang pula ada warga masyarakat yang ingin tampil memecahkanmasalah itu secara irrasional dan radikal Dalam kondisi seperti ini seorang

hellip hellip

121

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

guru yang arif akan tampil mengemban tanggung jawab sosialnya memberikanperspektif yang proporsional sehingga pemecahan masalah berlangsungsecara obyektif

Banyak hal yang dapat dilakukan guru dalam rangka tanggungjawab dan kompetensi sosialnya sesuai dengan kemampuan dan keahlianyang dimilikinya lebih-lebih dalam mengawal moral dan memberikaninformasi menasihati atau memberikan opini tetapi lebih dari itu dibarengidengan memberikan contoh teladan yang baik (uswah al-hasanah) Dalamhal ini melalui sosok berkepribadian muslim yang takwa tahan ujisabar dan lain-lain sebagainya Dengan ilmu yang dimilikinya ia akantampil memberi tuntunan membimbing dan memecahkan permasalahanyang dihadapi oleh masyarakat

Selanjutnya sebagaimana telah dikemukakan di depan betapa besarnyaperanan dan tanggung jawab yang terpikul di pundak guru karena merekalahyang mewarisi tugas-tugas kenabian dalam memimpin dan membimbingumat dalam menempuh jalan yang lurus Karena itulah kelahiran dankehadiran guru yang benar-benar mewarisi sifat-sifat kenabian dalammemimpin dan membimbing umat setiap saat tetap ditunggu-tunggusebagai dambaan dan tumpuan harapan

Dewasa ini sesuai dengan pola hidup era reformasi yang ditandaidengan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telahbergulir dengan cepatnya menyebabkan berbagai aspek kehidupan semakinbercabang Banyak hal yang dahulu tidak pernah terbayangkan akanterjadi bahkan diperkirakan tidak akan pernah ada dan tidak akan terjaditernyata telah ada dan terjadi secara nyata Kenyataan itu akan turutmengubah pola pikir masyarakat yang sudah tentu tidak dapat lagi didekatidengan pola pikir yang tradisional Oleh karena itu berbagai kemajuanilmu pengetahuan dan teknologi berikut hasil-hasil yang dicapainyaitu boleh jadi akan membuat sebahagian orang dalam mempertahankankebenaran ajaran agamanya secara terbuka dan terang-terangan sekalipunimannya masih bergelora hanya disebabkan ketidakmampuannya memberikanjawaban akurat ketika berhadapan dengan masyarakat yang memilikipola pikir yang demikian Mungkin dia lebih baik diam daripada harusdipermalukan

122

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Masyarakat yang demikian tentu tidak bisa lagi didekati hanyadengan menawarkan ajaran moral yang menawarkan penggalan ayat-ayat al-Qurrsquoan sebagai penyejuk rasa saja Bagi masyarakat seperti itutentunya diperlukan guru dengan spesialisasi keilmuan yang ulamayang ahl al-dzikr sebagaimana sudah disebutkan di depan

Dengan demikian untuk membangun masyarakat yang telah mengalamikemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti pada zaman sekarangini maka pendidikan Islam tidak akan cukup hanya sekedar mempersiapkanguru ahli agama saja atau mutafaqqih fiddin semata karena kemajuanzaman yang semakin kompleks akan ikut mengubah pola pikir masyarakatmasa lalu Masyarakat yang maju memerlukan banyak ahl al-dzikr atauspesialisasi keilmuan dengan tuntunan keahlian khusus yang bermacam-macam yang diharapkan dapat membangun masyarakat dan peradabanIslam Dalam konteks inilah peran guru atau guru yang memiliki otoritaskeilmuan dalam bidangnya niscaya akan banyak memberi sumbanganbagi kepentingan masyarakat dan dalam upaya memberdayakan umat

Deskripsi di atas hanyalah gambaran ringkas suatu tampilan guruyang memiliki kompetensi sosial dengan suatu kepekaan terhadap denyutnadi kehidupan masyarakat bukan sebagai kelompok elit yang eksklusifdari panggilan hati nurani umat Kehadirannya di tengah-tengah masyarakatbenar-benar dirasakan manfaatnya yang pada gilirannya lahirlah pengakuanterhadap status peranan dan profesinya sebagai guru Legitimasi inimeskipun bukan merupakan syarat atau prasyarat untuk menjadi gurutapi harus diakui bahwa legitimasi itu lahir dari internalisasi dan tampilanseorang yang berkepribadian guru berkemampuan mendidik dan memainkanperanan sosial sebagai seorang guru

Pendidikan Islam pada hakikatnya tidak rela melihat manusia terciptamenjadi makhluk spiritual yang perkasa di dunia langit tapi tak pernahmenginjak bumi sebaiknya pendidikan Islam juga tidak akan membiarkanmanusia tercipta sebagai makhluk material yang kehilangan bekal menujukebahagian akhirat Pendidikan Islam ingin mempersiapkan manusiasebagai sumber daya yang seimbang dalam serba-serbi siap berbagi tugasmembangun peradaban dunia serta siap mengarungi kehidupan untukkehidupan untuk kebahagiaan nanti

123

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

MENELUSURI KONSEP PROSESPEMBELAJARAN DALAM SISTEM

PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan pada umumnya dapat diterjemahkan sebagai penyebarandan internalisasi nilai dari berbagai pengalaman kumulatif yang

diwariskan oleh satu generasi ke generasi selanjutnya Pengalaman-pengalaman tersebut tersimpan dalam berbagai kitab cerita rakyattradisi dan adat istiadat dan sebagainya Baik berupa keyakinan dansikap hidup ataupun kumpulan pengetahuan berikut penerapannyayang dinilai positif dan bermanfaat bagi kehidupan1 Dalam perspektifini tidak ada perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanlainnya karena pendidikan pada umumnya sebagaimana didefinisikansecara ringkas oleh Noeng Muhadjir merupakan ldquoupaya normatif untukmembantu orang lain berkembang ke tingkat yang normatif lebih baikrdquo2

Sifat yang sesungguhnya dari suatu sistem pendidikan dan perbedaannyadengan sistem sistem lainnya sebagaimana dikemukakan oleh Husaindan Ashraf hanya akan bisa dipahami jika konsep dasar pendidikan itudipelajari dengan seksama3 Dalam hal ini seperti mereka jelaskan lebihlanjut bahwa perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanBarat modern umpamanya ialah nilai tinggi yang diberikan oleh pendidik

1Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf Crisis in Muslim Education (JeddahKing Abdul Aziz Universitas 1979) h 36

2Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan(Yogyakarta Rake Sarasin 1987) h 102

3Husain dan Ashraf Crisis h 43

124

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Islam dan Iman dan kesalehan hidup berdasarkan ajaran Islam sebagaisalah satu dari tujuan fundamentalnya4 Karena itu seperti dikemukakanlsquoAbdul Rahman Shalih lsquoAbdullah bahwa pendidikan Islam itu berikut teoridan konsep al-Qurrsquoan5

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pendidikan Islammerupakan kegiatan pendidikan yang berlandaskan ajaran Islam yangsemua teori dan konsep konsep yang dikembangkannya khas manusiaMuslim dari dan oleh manusia muslim serta bertujuan untuk mencapaicita-cita dan tujuan hidup muslim Karena itulah cakupan pembahasannyaberada dalam lingkup ilmu pendidikan Islam yang obyek materinya adalahmanusia khususnya yang sedang berkembang sedangkan obyek formalnyaialah bagaimana mengupayakan secara berencana dan sistematis denganmetode yang bertanggung jawab agar perkembangan itu menjadi terarahyang secara normatif lebih baik untuk mencapai tujuan hidup sepanjangyang bisa dipahami umat Islam mengenai tujuan hidup Muslim berdasarkanal-Qurrsquoan dan Sunnah

Al-Qurrsquoan dan Sunnah memang bukanlah kitab ilmu pendidianakan tetapi sesuai dengan tujuan dan fungsi al-Qurrsquoan diturunkan sebagaitibyanan li kulli syayrsquo yaitu petunjuk untuk mencapai hidup bahagia di duniadan di akhirat tentulah di dalamnya banyak terdapat petunjuk mengenaipendidikan Karena itulah para ahli pendidikan Islam selalu berusahamelakukan ijtihad atau berusaha dengan sekuat tenaga dan pikiran untukmenemukan dan mengembangkan teori dan konsep pendidikan Islamberdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunah Dengan demikian teori dan konsepkonsep pendidikan Islam beserta penerapan yang mereka kemukakanwalaupun dalam garis besarnya banyak persamaan karena mangacupada sumber yang sama al-Qurrsquoan dan Sunnah tetapi dalam perinciannyakadangkala terdapat berbagai perbedaan sebagai konsekuensi logis dariperbedaan wawasan ketika merumuskan unsur-unsur dan komponenpendidikan itu sendiri antara lain mengenai konsep-konsep tentangpeserta didik dan pendidik mengapa dan bagaimana seyogyanya prosespembelajaran itu dilaksanakan

4Ibid h385Abdul Rahman Salih lsquoAbdullah Education Theory A Qurrsquoanic Outlook (Makkah

Umm al-Qura Universitas 1982) h 43

125

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena itulah proses pembelajaran dalam sistem pendidikanIslam sebagaimana akan dikemukakan dalam uraian uraian berikuthendaklah dipahami sebagai pergulatan pemikiran para ahli didik muslimdalam merumuskan sebagaimana seyogyanya proses pembelajaranitu dilaksanakan

Proses Pembelajaran Empirisme vs NaturalismeSekalipun kegiatan belajar mengajar merupakan dua hal yang berbeda

tetapi apabila keduanya dihubungkan akan merupakan kegiatan searahyang tercakup dalam proses pembelajaran Dalam konteks ini persoalanyang selalu muncul kepermukaan ialah adanya konsep konsep dan praktikpendidikan yang menempatkan posisi dan hubungan guru dengan pesertadidik secara berbeda bahkan bertolak belakang Ada proses pembelajaranyang terpusat pada guru dan ada yang terpusat pada peserta didik

Munculnya praktik proses pembelajaran yang hanya terpusat padaguru atau yang terpusat pada peserta didik hanyalah sebagai gejala danbukan sebagai penyebab Hal ini akan lebih jelas jika ditelusuri lebihseksama pendidikan yang berpegang teguh pada proses pembelajaranyang didominasi oleh guru misalnya telah mencirikan diri atau bersandarsecara langsung ataupun tidak pada aliran empirisme pendidikan sebagaisalah satu kubu pendidikan konvensional yang dipelopori oleh Filosofbangsa Inggris John Locke Aliran ini yang memandang peserta didikbagaikan kertas putih yang belum bertulis (tabularasa) dan sepenuhnyasiap menerima apa saja pun yang dikehendaki penulisnya6 Menurut teoriini perkembangan peserta didik dan masa depan peserta didik sepenuhnyaditentukan oleh lingkungan dan pendidikan sehingga nasib dan masadepan peserta didik dikondisikan oleh lingkungannya termasuk pendidikanyang dengan sengaja diberikan padanya Peserta didik dianggap sebagaiorganisme pasif yang tak berdaya menghadapi lingkungannya Itulahsebab aliran dapat dikelompokkan berpandangan netral-pasif terhadappeserta didik Dikatakan berpandangan netral karena kalangan empirismetidak percaya sedikitpun bahwa manusia memiliki sifat dasar yang mempunyai

6John S Brubacher A History History of The Problem of Education (New YorkMcGraw-Hill Book Company Inc 1947) h 116 dan 142

126

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

potensi atau kecenderungan pada kebaikan atau kejahatan Dikatakan pasifkarena mereka menganggap manusia bagaikan organisme yang pasifdan dapat dibentuk sesuka hati7 Kearah mana peserta didik hendak dibawadan dikembangkan terserah pada kemauan pendidikan Jika ditanyakanapakah mendidik itu Jawabannya adalah ldquomembentuk manusia menurutkehendak pendidikrdquo Karena itu teori ini disebut juga sebagai aliran ldquooptimismependidikanrdquo sebagai antonim pesimisme pendidikan dari SchopenhauerDengan optimisme yang berlebihan Locke menempatkan pendidik danpendidikan berkuasa penuh menentukan nasib dan perkembangan masadepan peserta didik Hal itu berarti bahwa peserta didik ditempatkan dalamposisi yang serba pasif dan guru dalam posisi yang serba aktif Akibatnyaproses pembelajarannya pun didominasi oleh guru ldquolearning becamereceptive rather than activerdquo kata Brubacher dalam menegaskan analisisnya8

Sekalipun aliran empirisme pendidikan ini dikatakan banyak orangsudah ketinggalan zaman dan kuno tetapi gemanya masih mempengaruhiperkembangan teori-teori selanjutnya Kalangan behavioris sebagai salahsatu mazhab psikologi abad ke-20 yang cukup berpengaruh sampai saatini meskipun tidak terang-terangan menyandarkan teorinya pada tabularasatetapi pandangannya yang mengetengahkan sifat dasar manusia bersifatldquonetral-pasifrdquo9 Menyebabkan mereka pun tidak jauh berbeda denganaliran empirisme Bahkan berdasarkan ranji silsilah yang disusun Goldsteinternyata psikologi behaviorisme merupakan cucu dari aliran empirismeJohn Locke yang bernenek buyut kepada Aristoteles sebagai tokoh pertamayang memperkenalan konsep tabularasa10

Seorang tokoh behaviorisme kenamaan JB Watson yang secaratidak langsung berada di bawah pengaruh aliran empirisme pendidikandalam usahanya yang ingin membuktikan

Keabsahan hubungan respons dan stimulus akhirnya akan sampaipada suatu kesimpulan bahwa manusia itu dapat dibentuk sesuai keinginannyasebagaimana Watson dengan agak angkuh pernah berkata

7Penjelasan mengenai konsep konsep netral-pasif netral-aktif netral-interaktifjahat-aktif dan baik aktif dapat dilihat dalam Morris L Bigge Learning Theoriesfor Teacher (New York Harper amp Row Publisher Inc 1974) h 14-16

8Brubacher A History h 169Bigge Learning h 1110J Golsdtain Social Psycology (New York Academic Press 1980) h 20

127

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Give me a dozen healthy infants well-formed and my own specified worldto bring them up in and Irsquoll guarantee to take any one at random andtrain him to become any type of specialist I might select-doctor Lawyerartist merchant-chief and yes even beggarndashman and thief regardless ofhis talent penchants tendencies abilities vocations and race of hisancestors11

Sikap Watson yang tidak memandang dengan sebelah mata punmengenai adanya potensi atau kecenderungan moral yang memilikimanusia sejak awal kejadiannya Sikap ini tetap diikuti dan diteruskanoleh aliran aliran behaviorisme yang paling mutakhir sekalipun12 Salahsatu diantaranya dapat dicontohkan pernyataan behavioris lainnyaSkinner yang menyatakan ldquoThe environment determines the individualeven when he alter the environmentrdquo13

Jadi persolan yang paling mendasar terhadap teori empirisme palingtidak dalam pandangan Islam bukanlah terletak pada pernyataan tabularasatersebut tetapi menukik pada asumsi ldquonetral-pasifrdquo yang mendasari teoriitu Konsep inilah yang sulit untuk dicerna terutama dilihat dari sudutpandang Islam

Kalau hanya sekedar menyatakan bahwa seorang anak lahir bagaikankertas putih Imam al-Ghazacirclicirc juga telah mengemukakan pendapatnyabahwa manusia yang lahir ke dunia ini menerima ukiran yang digoreskankepadanya sesuai dengan keinginan pengukirnya Sekalipun begitu al-Ghazacirclicirctidak pernah menganggap manusia bersifat ldquonetral-pasifrdquo bahkan dalampandangannya manusia atau peserta didik ke dunia ini telah dibekaliTuhan dengan sifat sifat yang baik untuk membantu tercapainya tujuanhidup manusia yang sebenarnya Selanjutnya merupakan tugas parapendidik untuk mengembangkan dan mengarahkan sifat bawaan tersebutmencapai tujuan sucinya14 Jadi pernyataan al-Ghazacirclicirc yang bernadatabularasa itu sama sekali tidak mengasumsikan sifat dasar manusia

11JB Watson Behaviorisme (Chicago Universitas of Chicago Press 1959) h 8212Bigge Learning h 1113BF Skinner Science and Human Behavior (New York Academic Press

1980) h 2014Fathiyah Hasan Sulaiman Mazhacircbib fi al-Tarbiyah Bahts fi al-Mazhab al-

Tarbawi ind al-Ghazacirclicirc (Mesir Dacircr al-Hana li al-Tibarsquoah wa al-Nasyr 1985) h 32

128

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bersifat netral atau kosong bahkan dengan tegas menyatakan sifat dasarmanusia tersebut adalah baik

Berbeda halnya dengan empirisme pendidikan seperti telah dikemukakandi atas aliran naturalisme pendidikan yang dimotori oleh filosofis bangsaPrancis Rousseau mengkonsepsikan sifat dasar peserta didik dalam rentanganbaik aktif Itu berarti bahwa bahwa peserta didik dipandang telah memilikisifat dasar yang baik baik secara alamiah dapat pembantu peserta didiksehingga praktek kependidikannya lebih terpusat pada peserta didik15

Hal demikian terlihat jelas ketika Rousseau menulis dalam bukunya Emileyang berusaha meyakinkan orang bahwa setiap anak pada dasarnyabaik dan tak seorang pun lahir membawa bibit kejahatan Sifat jahatitu baru tumbuh setelah peserta didik berhubungan dengan manusiaPada bagian pertama dari buku Emile Roesseau mengatakan Everythingis good as it comes from the hands of the maker of the word but degneratesonce it gets into the hands of man16

Menurut Rousseau sifat dasar yang baik itu dapat tumbuh secaraotomatis tanpa harus melalui pendidikan yang diberikan orang lainmelainkan dengan menyerahkannya kepada alam Menurut pendapatnyapendidikan yang diberikan oleh alam yang terbentang dan berlangsungsecara alamiyah pula tentulah akan lebih baik daripada pendidikanbuatan manusia17

Pandangan kaum naturalisme yang merendahkan pendidikan buatanmanusia ini dapat pula diperhatikan dari pernyataan Luciant Arreat ahlididik bangsa Prancis dan salah seorang pengikut ajaran Rousseau dengannada mengejek pernah berkata pendidikan Itu adalah omong kosong belakadan praktek yang menggelikan sepanjang zaman Tetapi jangan mengatakannyaterlalu keras karena banyak orang mencari penghidupan di sana18

Pendidikan bagi naturalisme adalah proses laissez faire yaitu membiarkanpeserta didik tumbuh secara alamiah Kalaupun pendidikan dilaksanakan

15JJ Rousseau ldquoEmilerdquo dalam Steven M Cahn (ed) The Philosophical Fundationsof Education (New York Harper amp Row Publisher 1970) h 156 dan 160

16Ibid h 15517Ibid h 15718Philips H Phenix Philosophy of Education (New York Holt Rinehart amp

Winston Inc 1961) h 48

129

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya bermanfaat untuk memantau dan menjaga agar pengaruh keburukanmanusia lainnya tidak mengganggu pertumbuhan peserta didik yang secarakodrati memang baik Tampak di sini bahwa Rousseau berbeda denganThomas Hobbes yang menganggap manusia apabila tidak diikat oleh suatuorganisasi masyarakat akan menampilkan sifat asli kebinatangannya19

Hobbes adalah salah seorang tokoh sebagai sifat asli kebinatangannyaHobbes adalah salah seorang tokoh sebagai contoh konkrit yang memilikipandangan mengenai manusia dengan sifat ldquojahat-aktifrdquo Sebab menurutpendapatnya sifat dasar manusia itu tak berbeda dengan binatang yangakan memangsa sesamanya bersaing loba dan anti sosial Jika dibiarkanmaka manusia itu akan melakukan penindasan dan memangsa sesamanyauntuk melepaskan watak asli kebinatangannya itu20 Pandangan yangsecara tegas menyatakan bahwa sifat dasar manusia itu burukjahat dansekaligus aktif berasal dari kalangan Theistic Mental Discipline yang dipeloporioleh gereja selaras dengan kepercayaan tentang dosa warisan21 Karenaitu membiarkan subyek didik tumbuh secara alamiah tanpa bersemayamdalam diri manusia sejak awal kejadiannya Baik-aktif itu untuk tokohkanak-kanak) dari Jerman Dalam mazhab Psikolog modern Pandanganseperti itu masih tetap mewarnai teori-teori yang dikembangkan AbrahamMaslowPaulGoodman dan John Holt22Tetapi nama nama terakhir yang dikenalsebagai tokoh-tokoh psikologi humanistik tidaklah seekstrim Rousseau

Abraham Maslow misalnya tidak menyetujui pendidikan yang hanyadidasarkan pada laissez faire karena pemberian kebebasan dalam mengasuhanak menurut pendapatnya harus diimbangi dengan keharusan mengajarkandisiplin moral dan nilai-nilai23

Dalam khazanah pemikiran muslim pandangan yang seakan akanmengasumsikan manusia dengan rentangan sifat baik-aktif dijumpaidalam konsep pemikiran Ibn Tufayl seorang pemikir muslim dari Kordova

19Mengenal persamaan dan perbedaan antara Rousseau dan Hobbes lihatHarold H Titus Marilyn S Smith dan Richard T Nolan Persoalan-persoalanFilsafat terj HM Rasyidi (Jakarta Bulan Bintang 1984) h 46

20Ibid21Bigge Learning h 1122Ibid h 3423Lihat Frank G Goble Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslow

terj A Supratiknya (Yogyakarta Kanisius 1987) h 113-114

130

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kalau Rousseau menyampaikan gagasannya lewat kisah Emile makaenam abad sebelumnya Ibn Tufayl telah menggambarkannya melaluikisah Hayy Ibn Yaqzan yang menceritakan seorang anak manusia bernamahayyan Ibn Yaqzan yang sejak kecil hidup sendirian di hutan dan dipeliharaoleh seekor rusa Lewat tahap-tahap perkembangan kemampuan akalnyaHayyan dapat mencapai hakikat kebenaran tanpa harus melalui prosesbelajar dari manusia lain24 Akan tetapi dia tidak bermaksud menjauhkanmanusia dari masyarakat melainkan ingin menjelaskan bahwa daya akalmempunyai kemampuan aktif yang dapat berkembang melalui pengamatanterhadap alam sekitarnya walaupun pada akhirnya perkembangan tersebuttidak sempurna sebagaimana Hayy baru memperoleh perincian tentangajaran agama setelah bertemu dengan pemuda Absal Dari dialah Hayymengenal bahasa dan mengenal tata peribadatan yang diajarkan agama25

Terlihat disini bahwa Ibn Hayy Thufayl tetap mengakui perananguru yang dapat memberikan arah dan nilai-nilai yang tepat dalammenjalani hidup secara benar Dapat dikatakan bahwa konsep yang bernadaldquobaik-aktifrdquo seperti yang diperkenalkan Ibn Tufayl ini hanya didorongobsesinya bahwa kemampuan akal manusia memiliki kekuatan untukmenggapai yang transendental sekalipun Jadi perbedaan wawasandalam mengkonsepsikan hakikat peserta didik menimbulkan perbedaanyang nyata dalam memposisikan guru di tengah peserta didiknya Empirismemenganggap guru sebagai satu satunya pelaku perubahan yang aktifsementara naturalisme menempatkannya pada posisi yang pasif

Oleh karena aliran empirisme menempatkan guru secara ekstrimsebagai pelaku perubahan yang aktif Aliran ini mengkonsepsikan prosespembelajarannya hanya terpusat pada guru Dalam konteks ini posisiguru benar benar sebagai pemegang kedaulatan absolut Kegiatan belajarpeserta didik sepenuhnya bergantung pada kehendak dan kekuasaanguru Praktek pendidikan seperti ini biasanya berlangsung dalam komunikasisatu arah tanpa hubungan timbal balik dalam arti yang sesungguhnyaGuru adalah guru peserta didik adalah peserta didik Hubungan keduanya

24Len Evan Goodman Ibn Tufaylrsquos Hayy Ibn Yaqzan A Philosophical TaleTranslated With Introduction and Notes (New York Twayne Publisher Inc 1972) h 67

25Ibid h 65

131

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya sebagai pemberi dan penerima Guru menempatkan diri sebagaisatu-satunya pelaku perubahan yang aktif Sementara peserta didikditempatkan sebagai penerima informasi dari pengajaran yang pasifBigge menyebut guru itu sebagai authoritarian teachers26

Sebaliknya kalangan naturalisme seperti telah diulas di depanmenempatkan guru pada posisi yang pasif dan memposisikan pesertadidik sebagai pelaku yang aktif menyebabkan proses pembelajarannyamenjadi terpusat pada peserta didik Dalam hal ini peserta didiklah yangaktif sedangkan guru lebih menampakkan diri sebagai pelakon yangpasif Sebagai konsekuensinya maka proses belajar berlangsung secaraleissez faire Guru bersikap menjauh dari memberi pengarahan terhadappeserta didik Guru memang hadir dan selalu siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta didik walaupun pada prinsipnya gurutersebut sengaja membiarkan mereka mengambil inisiatif sendiri Pesertadidiklah yang memutuskan apa yang ingin mereka lakukan dan bagaimanacara melakukannya27 Guru tak akan pernah risau jika sekiranya murid-muridnya menetapkan kesimpulan diskusi yang mereka lakukan bahwasesungguhnya Tuhan sekarang ini sudah mulai sakit-sakitan atau Tuhantidak ada Tugas guru dalam konsep semacam ini hanyalah sebagai fasilitatorserta memelihara situasi belajar agar tetap menyenangkan sehingga pesertadidik merasa betah dalam belajar Give the child the wish and any method willthen be suitable kata Brubacher menirukan perkataan Rousseau sebagaitokoh utama di balik teori yang mempraktikkan pendidikan semacam ini28

Islam dan Fitrah Perkembangan Peserta DidikPertama sekali perlu dikemukakan bahwa Islam telah dengan tegas

menolak konsep Theistik Mental Discipline yang memandang pesertadidik memiliki sifat dasar yang bad active sebagaimana Islam secarategas menolak adanya ldquodosa warisanrdquo yang diyakini kalangan Nasrani

Adalah benar bahwa Islam mengakui keabsahan kisah kejatuhan NabiAdam As sebagai akibat dari dosa yang diperbuatnya karena terpengaruh

26Bigge Learning h 20827Ibid h 28528Brubacher A Historis h 208

132

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rayuan Iblis untuk memakan buah pohon khuldi padahal sebelumnyatelah diperingatkan Tuhan agar tidak mendekati pohon tersebut Dalamhal ini sekalipun Adam telah melakukan suatu kesalahan tetapi Islamtidak menafsirkannya sebagai dosa yang melekat pada anak cucunyaBahkan Adam segera menyadari kesalahannya dan memohonkan ampunanTuhan dengan taubat yang sungguh-sungguh dosa-dosa Adam telahdiampuni oleh Allah Kisah pengampunan ini cukup sering menjaditema-tema dakwah dalam Islam guna menekankan kesucian manusiayang lahir tanpa dosa karena kesahannya telah diampuni Allah swtsebagaimana dinyatakan QS al-Baqarah ldquokemudian Allah menerimabeberapa kalimat dari Tuhannya maka Allah menerima taubatnyasesungguhnya Allah ldquoMaha penerima taubat lagi Maha Penyayangrdquo

Hal inilah yang menjadi pangkal keyakinan bahwa tak ada dosa yangdiwariskan kepada anak cucunya malah sebaliknya Islam meyakini bahwasetiap manusia suci dari dosa dan kesalahan Bahkan lebih dari itu manusiadalam pandangan Islam memiliki fitrah beragama sebagaimana dijelaskanNabi Muhammad saw dalam hadisnya bahwa tak seorang pun di antaramanusia dilahirkan ke dunia ini kecuali atas dasar fitrah kedua orangtuanyalah yang menyebabkannya menjadi Yahudi Majusi dan Nasrani29

Fitrah yang berasal dari kata Arab dalam pengertian yang umumialah asal kejadian jati diri atau bawaan sejak lahir (nature)30 Dalamal-Qurrsquoan kata fitrah yang sama antara lain dinyatakan

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah fitrahAllah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu tidak adaperubahan pada fitrah Allah Itulah Agama yang lurus tetapi kebanyakanmanusia tidak mengetahui

Dengan demikian seperti dikemukakan oleh Quraish Shihab bahwaapabila pengertian fitrah itu ditilik dari segi bahasa dan dikaitkan puladengan pernyataan al-Qurrsquoan mengenai fitrah manusia maka dapat ditarikkesimpulan bahwa manusia sejak awal kejadiannya telah memiliki potensi

29Lihat al-Imacircm Abu lsquoAbdillah Muhammad bin Ismacirclsquoil bin Ibracirchicircm al-Bukhacircricirc Shahicirch al-Bukhacircricirc juz 2 (Beirut Dacircr al-Fikr tt) h 97

30Hans Wehr A Dictionary of Modem Written Arabic (London Macdonaldamp Evans Ltd 1980) h 720

133

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

beragama yang lurus31 Potensi tersebut menurut Muhammad Abduhada yang bersifat nafsiyah atau Ilahiyah dan ada pula yang lsquoaqliyah32 Yangbersifat nafsiyah atau Ilahiyah sama untuk semua orang Sementara yanglsquoaqliyah dapat berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya33

Lebih lanjut dapat diberikan penjelasan tambahan sebagai berikutfitrah Allah maksudnya ciptaan Allah Manusia diciptakan Allah mempunyainaluri beragama yaitu agama tauhid Kalau ada manusia tidak beragamatauhid maka hal itu tidak wajar Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalahlantaran pengaruh lingkungan34

Dengan demikian jelaslah bahwa fitrah yang diberikan Allah kepadamanusia itu bersifat tetap dan tak akan berubah Karena itulah Alqurrsquoanmenghimbau manusia agar tetap teguh dalam mempertahankan nilai-nilai fitrah itu secara konsekuen untuk mencapai tujuan sucinya yaituagama diturunkan Allah kepada manusia adalah agar manusia dapatmengharungi hidup dan penghidupannya di bumi ini sesuai dengan fitrahaslinya Dalam konteks inilah Hasbi Ash-Siddieqy menjelaskan bahwatujuan beragama itu adalah untuk melepaskan fitrah manusia dari ikatan-ikatan yang menghalangi perjalanan fitrah itu menuju kepada puncakkesempurnaan baik dalam kehidupan perseorangan maupun dalamkehidupan kolektif35

Jadi karena agama itu merupakan fitrah Allah dan manusia diciptakanatas dasar fitrah itu pula maka yang menjadi inti kemanusiaan itu adalahfitrah itu sendiri Fitrahlah yang membuat manusia memiliki keluhuranjiwa yang secara alamiah berkeinginan suci dan berpihak pada kebaikandan kebenaran Tuhan Kalau dalam kenyataannya terdapat manusia yangmenyimpang dari fitrah aslinya maka hal itu disebabkan kesadaranfitrahnya tidak dapat aktual atau terlalu lemah dan tidak berdaya menghadapi

31M Quraish Shihab Wawasan Alquran Tafsir Maudhursquoi atas Pelbagai PersoalanUmat (Bandung Mizan 1996) h 264

32Muhammad Racircsyid Ridhacirc Tafsicircr al-Manacircr juz II (Kairo al-Manar 1327H) h 410-411

33Ibid34Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah al-Qurrsquoan al-Qurrsquoan dan Terjemahannya

(Jakarta Departemen Agama RI1978) h 64535Muhammad Hasbi Asy Shiddieqy Hakikat Islam dan Unsur Unsur Agama

(Kudus Penerbit Menara Kudus 1978) h7

134

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

halang rintangan tipu daya hawa nafsunya sendiri Sebaliknya apabilakesadaran fitrah manusia telah terbuka dan aktual maka fitrah itulahyang akan mengantarkan manusia pada kepribadian yang senantiasaberada dan berpihak pada kebenaran serta menolak segala macam kepalsuan

Oleh karena itu sudah cukup jelas bahwa berdasarkan konsep inidakwah dan pendidikan mutlak diperlukan sepanjang zaman sebagaimanaTuhan telah mengutus para Nabi untuk menyadarkan manusia pada hakikatfitrahnya Dengan demikian dapat dipahami bahwa Islam tidak hanyamenolak konsep bad active kalangan pendidikan gereja saja tetapi sekaligusmenolak konsep konsep ldquonetralrdquo yang dikembangkan oleh teori teoriempirisme nativisme dan konveregensi atau pun teori-teori psikologimazhab behaviorisme dan kognitivisme

Dengan konsep fitrah seperti itu Islam mengajarkan bahwa pesertadidik lahir pada hakikatnya memiliki sifat dasar yang baik dan memilikipotensi yang cenderung pada kebaikan Fitrah yang demikian melekatdalam seluruh aspek kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhankemanusiaannya baik pada tingkat metafisika dan religius inteligensisosio kultural termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan biologis sepertimakan minum dan kawin Hal itu berarti bahwa semua potensi dankecenderungan yang terdapat dalam diri peserta didik pada dasarnyatercipta dalam keadaan fitrah yang baik dan tak satu pun diciptakan untuktujuan yang jahat atau buruk Hal tersebut sebagai bekal persiapannyauntuk melaksanakan fungsinya selaku khalifah Allah yang diamanahkanTuhan untuk membuat kemakmuran membangun menciptakan memeliharakeamanan dan ketertibannya

Impilikasi paedagogisnya adalah bahwa pendidikan mengembantugas untuk mengupayakan agar kecenderungan kecenderungan religiusinteligensi sosio kultural dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologisbenar-benar terarah sesuai dengan tujuan penciptaannya sehingga senantiasarelevan dengan fitrah aslinya yang cinta pada kebaikan dan kebenaranMenghapus kecenderungan kecenderungan tersebut sama artinya denganperkembangan Perbuatan yang mencoba untuk mengubah sifat dasarmanusia identik dengan perbuatan setan yang berusaha untuk mengubahciptaan Allah sebagaimana dijelaskan dalam QS al-Nisacircrsquo4119

135

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dan aku (setan) benar benar akan menyesatkan mereka dan akanmembangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruhmereka (memotong-motong telinga-telinga binatang ternak) lalumereka benar benar memotongnya dan aku suruh mereka (mengubahciptaan Allah) lalu mereka benar benar mengubahnya Barang siapayang menjadikan syetan menjadi pelindung selain Allah makasesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata

Menurut Musthafa al-Maraghi yang dimaksud dengan ldquomengubahciptaan Allahrdquo pada ayat di atas selain melakukan perusakan terhadaporgan tubuh manusia seperti pengebirian juga termasuk perusakan terhadappsiko spiritual manusia dengan cara menyesatkan fitrah manusia yangsemula cenderung pada kesucian dibelokkan menjadi gemar pada berbagaiperbuatan sesat dan hina36

Dengan demikian maka konsep-konsep yang dikemukakan olehteori empirisme nativisme dan konvergensi sama sekali tidak sejalandengan konsep fitrah seperti di atas sebagaimana pernah dinyatakanoleh Noeng Muhdjir

Dalam ilmu pendidikan kita mengenal teori-teori perkembangan yangdisebut (1) teori biologisme atau teori paedagogik pesimisme (2) teoriempirisme atau teori tabularasa dan (3) teori konvergensi Jalan fikiranQurrsquoani berbeda dengan jalan fikiran ketiga teori perkembangan tersebutTeori biologisme mengakui adanya bakat baik dan bakat jahat SedangkanAlqurrsquoan berpendapat bahwa anak itu dan fikiran Qurrsquoani berbeda denganjalan fikiran ketiga teori perkembangan tersebut Teori biologismemengakui adanya bakat baik dan bakat jahat sedangkan Qurrsquoaniberpendapat bahwa anak lahir dalam bakat baik malahan berkeimananLingkungan yang menjadikan dia majusi dan lain-lain SehinggaQurrsquoani bukan penganut biologisme bukan empirisme dan juga bukankonveregensi Dan dapat kami sebut teori perkembangan pesertadidik yang Islami adalah teori fitrah teori yang mengakui bahwaanak lahir itu pada hakikatnya baik37

36Ahmad Musthafa al-Maracircghy Tafsicircr al-Maracircghy jilid V (Mesir Mustafaal-Babi al-Halabi 1974) h 120

37Noeng Muhadjir ldquoPendidikan Dalam Persspektif Qurrsquoanirdquo makalah padaSeminar dan Lokakarya Pendidikan al-Quran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta16-18 Desember 1989 h 12

136

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Jika teori yang dikemukakan di atas mengakui bahwa anak lahirke permukaan bumi ini dengan bakat bakat dan potensi yang baik makapersolannya sekarang ialah apakah konsep fitrah yang dikatakan memilikisifat dasar yang cenderung pada kebaikan dan kebenaran itu sama danselaras dengan konsepgood active yangdiketengahkan oleh aliran naturalismeRousseau

Dalam hal ini seperti telah disebutkan di depan bahwa Rousseaudengan konsep good active itu berpandangan negatif terhadap pendidikanMenurut pendapatnya seperti telah dikemukakan di depan bahwa sifatdasar manusia itu pada dasarnya baik sekaligus aktif yang sendirinyadapat berkembang dengan atau tanpa bantuan pendidikan SebaliknyaIslam mengetengahkan bahwa untuk mengaktualkan berbagai kebaikanseperti terkandung dalam makna fitrah tersebut masih memerlukanbantuan agar dapat aktual dan berkembang menjadi lebih berkualitassebagaimana Tuhan telah dengan sengaja mengutus para Rasul sawuntuk menyempurnakan akhlak umatnya

Jadi membiarkan peserta didik tumbuh secara alamiah tanpa bantuanpendidikan seperti yang dikonsepsikan oleh Rousseau sangat memungkinkannyakehilangan arah dalam menempuh perjalanan menuju kebaikan dankebenaran tersebut karena disesatkan oleh berbagai pengaruh yang datangdari dirinya Apalagi sarana dan kemampuan untuk menerima pengaruhyang menyesatkan danatau menyelamatkan sama-sama tersedia didalam diri setiap manusia sebagaimana dinyatakan al-Qurrsquoan bahwa Allahtelah mengilhamkan kepada jiwa manusia itu sarana untuk melakukankejahatan dan kebaikan

Oleh karena adanya sarana dan peluang bagi manusia untuk menerimapengaruh buruk baik maka pendidikan dalam arti yang seluas luasnyamenjadi lebih fungsional untuk memberi kesempatan yang sebesar besarnyabagi pertumbuhan segenap daya yang cenderung pada kebaikan dankebenaran itu sebagai terkandung dalam makna fitrah tersebut karenadaya-daya itu masih merupakan benih-benih yang perlu ditumbuh suburkanSekalipun demikian Islam tidak mengingkari adanya keaktifan daya-daya pada kebaikan tersebut yang secara alamiah memiliki potensi untukberkembang tetapi karena potensinya masih lemah baik rohaniah maupunjasmaniahnya sehingga masih perlu memperoleh berbagai macam bantuandan pertolongan sebagai tugas pokok pendidikan

137

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Secara singkat dapat dikatakan bahwa peserta didik dalam pandanganIslam memang memiliki daya untuk berkembang dan siap pula untukdikembangkan Akan tetapi tidak berarti peserta didik tersebut dapatdiperlakukan sebagai manusia yang sama sekali pasif melainkan memilikikemampuan dan keaktifan yang mampu membuat pilihan dan penilaianmenerima menolak atau menemukan alternatif lain yang lebih sesuai denganpilihannya sebagai perwujudan dari adanya kehendak dan kemauan bebasnya

Jadi kalaupun Islam mengakui bahwa daya-daya yang dimilikipeserta didik secara kodrati memang memiliki keaktifan akan tetapimembiarkannya tumbuh secara alamiah berdasarkan kodratnya sendirisangat memungkinkan pertumbuhannya tidak seperti yang diharapkanKisah Hayy ibn Yaqzan yang dilukiskan dengan sangat bagusnya olehIbn Tufayl seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu merupakansebuah ilustrasi dalam hal ini Patut dicatat bahwa sekalipun Hayy dapattumbuh secara alamiah berdasarkan kodratnya sendiri akan tetapipertumbuhannya tidak sempurna sebelum Hayy belajar kepada Absal38

Oleh karena itulah semua ahli didik Muslim sepakat dalam mengakuiperlunya pertolongan yang bermacam macam melalui pembiasaanbimbingan pengajaran dan pendidikan untuk mengaktualkan seluruhdaya yang dimiliki peserta didik

Jika pada satu sisi Islam mengakui keaktifan daya-daya sifat dasarmanusia yang cenderung pada kebaikan dan kebenaran tersebut danpada sisi lain mengakui kedaulatan pendidikan sebagai usaha pertolonganuntuk mengaktualkan dan menumbuh suburkan daya-daya itu maka dapatdiformulasikan bahwa pendidikan Islam telah mengkonsepsikan hakikatperkembangan peserta didik dalam rentangan waktu baik interaktif yangterbuka ke dalam maupun keluar Terbuka ke dalam karena pertumbuhannyamerupakan dorongan dari sifat dasarnya yang cinta pada kebaikan dankebenaran Terbuka keluar karena dialog yang terjadi dengan dunialuarnya ikut mewarnai pertumbuhan dan perkembangannya

Konsep baik interaktif tersebut mengandung makna bahwa sekalipundaya-daya dasar itu cenderung pada kebaikan dan kebenaran tetapiperkembangan kepribadian peserta didik tidak serta merta memperoleh

38Godman Ibn Tufayl Hayy Ibn Yaqzan h 67

138

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

kualitas dari potensi sifat dasarnya semata melainkan terjalin secarainteraktif dengan pertolongan yang diberikan berikut dukungan keseluruhansituasi dan lingkungan sekitarnya

Jika dicermati bagaimana kekuatan dunia eksternal itu turut memberiurunan dan mempengaruhi manusia dalam menentukan masa depannyaapakah memilih beriman atau sebaliknya dapat diperhatikan pada pernyataanQS al-Kahfi1828-29 sebagai berikut

Dan besabarlah kamu bersama sama dengan orang orang yang menyeruTuhannya di pagi dan di senja hari dengan mengharap keridhaannya danjanganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mangharapkanperhiasan kehidupan dunia ini dan janganlah kamu mengikuti orangyang hatinya telah kami lalaikan dari mengingati kami serta menurutihawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melampaui batas

Dan katakanlah kebenaran itu datangnya dari Allah maka barangsiapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman dan barang siapayang ingin kafir biarlah ia kafir

Ayat yang disebut paling akhir menjelaskan bahwa pada dasarnyamanusia itu memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiriapakah dia mau beriman kepada Allah swt atau sebaliknya sebagaimanifestasi dari kehendak bebas yang dimilikinya Akan tetapi jika dikaitkandengan pernyataan ayat yang mendahuluinya terlihat di sana bahwapertama sekali al-Qurrsquoan menghimbau agar manusia senantiasa tegarberada atau memilih lingkungan yang baik sebagai wadah dalam berinteraksidan jangan sampai memilih lingkungan orang orang yang hanya mengikutihawa nafsunya belaka karena hal itu membawa pengaruh yang menyesatkan

Jika urutan atau susunan ayat di atas ditangkap sebagai satu kesatuanyang berkorelasi sekurang kurangnya dapat dimaknai bahwa wadahdan lingkungan seseorang ikut mempengaruhinya dalam merealisasikanpilihannya apakah beriman atau tidak Jadi seperti telah dikemukakandi atas bahwa faktor eksternal akan ikut memberikan peluang dalammemberikan polesan warna dalam mengambil sikap dan menetapkanpilihannya sesuai dengan kehendak dan kemauan bebas yang dimilikinya

Adanya kebebasan atau kemerdekaan yang diberikan Tuhan kepadamanusia untuk menentukan masa depannya sendiri mengisyaratkan

139

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dengan kesadarannya sendiri Akan tetapi banyak fakta yang menunjukkanbahwa keterjerumusan seseorang ke lembah kenistaan bukan atas pilihansadarnya Melainkan karena terpengaruh oleh lingkungan yang mengitarinyaOleh karena itulah Tuhan mengingatkan manusia agar senantiasamemelihara diri dari pengaruh pengaruh buruk yang berasal dari lingkunganyang buruk karena hal itu dapat merusak fitrah beragama manusia yangselalu cenderung pada kebaikan dan kebenaran

Dengan demikian berinteraksi dengan lingkungan yang baik akanmendukung terbukanya kesadaran fitrah aslinya Sebaliknya interaksiyang tidak mendukung bagi perjalanan fitrah menuju kesempurnaannyasesuai dengan tujuan agama akan tetapi memberi peluang bagi terjadinyapilihan bebas yang menyimpang Dikatakan memberi peluang bagiterjadinya pilihan bebas yang menyimpang Dikatakan memberi peluangkarena lingkungan bukanlah raja yang paling menentukan segala-galanya bagi pembentukan kepribadian seperti yang dikampanyekanoleh kalangan empirisme dan behaviorisme

Berkaitan dengan hal ini dalam salah satu ayat al-Qurrsquoan mengemukakankisah isteri Firrsquoaun yang tetap beriman kepada Allah sekalipun suamidan lingkungan kehidupannya adalah orang orang yang zalim dan antiTuhan QS al-Tahricircm6611 ldquoDan Allah membuat isteri Firrsquoaun perumpamaanbagi orang-orang yang beriman ketika ia berkata ldquoya Tuhanku bangunkahuntukku sebuah rumah di sisimu dalam surga dan selamatkanlah akudari Firrsquoaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yangzalimrdquo Ayat tersebut telah mengisyaratkan bahwa sekalipun interaksimanusia yang telah berbekal fitrah dengan dunia eksternalnya memberikanpeluang dan urunan dalam mempengaruhi kepribadian seseorangNamun lingkungan bukanlah faktor satu satunya yang mempengaruhiperilaku manusia karena apabila fitrah beragama tetap terpeliharamaka manusia akan dapat membebaskan diri dari pengaruh lingkunganyang sesat sebagaimana isteri Firarsquoun memelihara fitrah itu melaluiibadah dan doa-doanya kepada Tuhan sebagai ganti dari menaati suamidan lingkungannya yang anti Tuhan39

Implikasi paedagogisnya ialah apabila sejak dini strategi dan polabantuan yang diberikan pada subyek didik serta keseluruhan situasi dan

39Penjelasan mengenai hal ini lihat Abdullah EducationTheory h 60

140

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

lingkungan yang mengitarinya tidak mendukung perkembangan fitrahnyamaka mungkin sekali ia akan gagal memelihara itu kelak Bila hal itu terjadimaka bukan kualitas fitrah itulah yang menampakan dalam sikap dankepribadiannya yang menyebabkan kehendak dan kemauan bebasnyatidak lagi memilih iman dan kebenaran tetapi justru sebaliknya dia mungkinakan memilih atau terjerumus menjadi Yahudi Nasrani dan Majusi

Bertolak dari uraian yang menghantarkan pada formulasi bahwa sifatdasar peserta didik yang apabila dikaitkan dengan lingkungan eksternalnyaterentang dengan sifat baik-interaktif pada hakikatnya mengandungdua makna sekaligus Pertama karena manusia itu pada dasarnya baikkarena fitrahnya yang dimilikinya cenderung bepihak pada kebaikan dankebenaran Pandangan terhadap semua peserta didik didasarkan padasikap positif Kedua karena kualitas perilaku yang ditampilkan manusiaitu pada dasarnya dipengaruhi pula oleh hasil interaksinya dengan duniaeksternalnya maka pandangan terhadap usaha usaha pendidikan didasarkanpada sikap yang optimis bahwa benih yang baik apabila ditanamkandi lahan yang subur dan baik serta dipupuk dengan siraman yang baikakan menghasilkan tanaman yang diharapkan bakal berbuah baik

Oleh karena itulah tak seorang pun di antara peserta didik yang bolehdipandang sebagai manusia yang jahat anti sosial dan tak bermoral karenasesungguhnya mereka lahir atas dasar fitrah yang baik Kalau dalamkenyataannya terdapat peserta didik yang berperilaku negatif yang mungkindisebabkan oleh pengalaman yang dilaluinya di lingkungan rumah tanggadanatau dalam pergaulannya sehari-hari tidak mendukung terjadinyapertumbuhan moral yang sehat maka para pendidik berkewajiban untukmenolongnya dengan berbagai macam pendekatan yang berlandaskankasih sayang agar sifat-sifat negatif itu dapat diminimalkan untuk kemudiansecara berangsur-angsur berubah menjadi positif Memang mungkinbahwa orang lain melihat perikelakuan peserta didik tersebut sudah sampaipada tingkat yang memprihatinkan namun bagi seorang pendidik muslimakan tetap menghargainya sebagai manusia yang memiliki sifat dasaryang fitrah yang berarti bahwa di dalam dirinya masih ada kebaikanyang perlu dibantu mengaktualkannya

Di sinilah makna pendekatan kasih sayang yang banyak dikemukakanoleh para ahli didik muslim perlu dimaknai secara kreatif Dalam hal iniguru dituntut untuk terus menerus berusaha dalam menemukan butiran

141

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

butiran mutiara entah berapa pun kecilnya di balik perilaku peserta didikyang terlihat bagaikan memprihatinkan itu Kalau sekiranya sejak awalguru telah mempersiapkannya tak lebih dari seekor keledai liar dan kudabinal yang perlu dicerca bahkan dihajar dengan rotan karena bertolakdari rasa kebencian bukan atas dasar kasih sayang maka sulitlah untukmelihat bahwa di dalam diri peserta didik masih terdapat sudut sudutkecil yang masih memancarkan cahaya kebaikan Cahaya yang agak kabusdan samar itu sesungguhnya masih bisa bersinar cemerlang apabila setiapsudutnya diasah dan diasuh agar berkembang menuju kesempurnaannya

Proses Pembelajaran dalam Konsep Pendidikan IslamTelah dikemukakan bahwa sifat fitrah manusia itu terdapat pada

seluruh aspek rohaniah dan jasmaniah manusia baik berupa kecenderungansifat dasar moral maupun bakat bakat dan keterampilan yang secarakeseluruhan perlu dikembangkan menuju kesempurnaan Semua bakatdan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik tersebut pada prinsipnyaberguna bagi kehidupan yang oleh Abduh diumpamakan seperti buahtin yang secara keseluruhan dapat dimakan dan tak ada satupun yangbisa diabaikan40 Jadi mengabaikan bakat-bakat yang dimiliki pesertadidik sama artinya dengan mengabaikan nikmat dan rahmat Tuhanatau telah melakukan kecurangan dalam pendidikan Berkenaan denganhal itu Imam al-Ghazali pernah mengatakan bahwa pendidikan yangbaik tidaklah mengikis dan melenyapkan sifat sifat dasar dan bakat-bakat yang dibawa lahir oleh manusia karena perbuatan itu melenyapkanhakikat kemanusiaan itu sendiri Sebab sifat dasar dan pembawaan itumerupakan anugerah Tuhan guna mempersiapkan manusia mencapaitujuan hidup kemanusiaannya secara baik dan benar41

Patut dicatat bahwa semua kecenderungan dan bakat yang pesertadidik baru dapat diaktualkan setelah peserta didik memperoleh pengalamandan pengetahuan yang memadai sebagai manifestasi dari keterbukaannyamenerima pengaruh dari luar Dengan demikian tidak semua yang ingindiketahui peserta didik dapat diperolehnya dengan sendirinya tanpa

40Muhammad Abduh Tafsir Juz lsquoAmma terj Haidar Bagir (Bandung Mizan1999) h 243

41Sulaiman Mazhab h 42

142

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bantuan orang lain Sifat ketergantungan ini walau bukan ketergantungantotal mengakui adanya kedaulatan pendidik sebagai pemberi bantuanyang diperkirakan dapat mengaktualkan dan mengembangkan potensipotensi bawaan yang dimilikinya

Konsep yang demikian pada dasarnya membuat suatu pengakuanbahwa peserta didik dan pendidik masing masing memiliki kedaulatanyang sama sama aktif dalam rentangan sejajar yang saling bekerja samasaling memberi dan menerima dalam arti yang sesungguhnya Hubunganpendidik dengan peserta didik dalam proses pembelajaran semacam inimerupakan hubungan dua pribadi yang secara hakiki setara

Apabila konsep seperti itu harus dihadapkan pada salah satu di antaradua pilihan terpusat pada guru atau terpusat pada peserta didik makapersoalannya menjadi sedikit rumit Dilihat dari posisi guru yang dikonsepsikansebagai pelaku yang aktif walau bagaimana pun pastilah memberi peluangbagi terselenggaranya proses pembelajaran yang terpusat pada guruSebaliknya dilihat dari posisi peserta didik yang dikonsepsikan juga sebagaipelaku yang juga aktif memberi peluang pula untuk menerapkan prosespembelajaran yang terpusat pada peserta didik

Oleh karena kedua bentuk proses pembelajaran tersebut sama samaberpeluang untuk dilaksanakan dapat diperkirakan bahwa proses pem-belajaran yang hanya terpusat pada guru atau terpusat pada peserta didiksaja Tidak mendapat tempat dalam konsep pendidikan Islam Penerimaannyahanya mungkin dilakukan apabila kedua bentuk proses pembelajarantadi ditempatkan secara proporsional dengan menundukkannya dalamsuatu bentuk penyelenggaraan yang memberi kemungkinan bagi pendidikdan peserta didik mendapat kesempatan yang sama dalam merealisasikankeaktifan dan kedaulatannya masing-masing

Titik pusat proses pembelajaran semacam itu tidak lagi dapat dilihatsebagai suatu proses pembelajaran yang terpusat pada guru atau terpusatpada peserta didik tetapi keduanya merupakan dua personal yang memilikikedaulatan yang berimbang dalam satu jalinan kerja sama untuk memperolehmanfaat yang sebesar besarnya dari nilai-nilai yang berpusat pada kebaikandan kebenaran Islam Dengan kata lain proses pembelajarannya menjaditerpusat pada nilai Artinya semua kegiatan mengajar yang dilakukanguru dan semua kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik berlangsungdalam pengendalian nilai-nilai Islam

143

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena proses pembelajarannya tidak lagi terpusat pada gurudan tidak pula pada peserta didik saja tetapi terpusat pada nilai Sehinggaproses pembelajarannya kadang-kadang terlihat bagaikan terpusat padaguru dan terkadang bagaikan terpusat pada peserta didik Hal yang demikianmerupakan konsekuensi logis dari tuntutan nilai-nilai yang dikandungoleh suatu materi bidang studi

Dilihat dari interaksi segi tiga dalam suatu proses pembelajaran yaitupendidik peserta didik dan materi bidang studi maka kedudukan bidangstudi menempati posisi strategis yang ikut memberikan arah bagaimanaseyogyanya proses pembelajaran itu berlangsung Suatu bidang studiatau pokok bahasan tertentu mungkin menuntut pendekatan yang lebihterpusat pada guru apabila nilai-nilai materi dan tujuan pembelajarannyabermaksud membekali peserta didik sejumlah pengetahuan siap ataumembekali mereka dengan premis-premis pendahuluan sebagai bekalpengetahuan yang menjadi landasan konsultatif untuk melakukanpenjelajahan intelektual selanjutnya Sebaliknya bidang studi ataupokok bahasan tertentu menghendaki pendekatan yang lebih terpusatpada peserta didik apabila nilai nilai dan tujuan belajarnya merupakanpengembangan pengetahuan siap menuju pengetahuan baru baik padatingkat aplikasinya maupun dalam rangka pemecahan masalah gunamengambil suatu keputusan baru atas inisiatif peserta didik

Walaupun peluang untuk melaksanakan suatu proses pembelajaranyang lebih terpusat pada guru tetap ada dan memungkinkan diselenggarakannamun tidak berarti bahwa gurulah satu satunya pelaku yang aktif sementarapeserta didik dibiarkan pasif Dalam hal ini guru menurut konsep pendidikanIslam tetap mengusahakan agar tetap tercipta suasana belajar yang mampumembangkitkan antusiasme dan keaktifan belajar di kalangan pesertadidiknya42

Proses penyajian materi pelajaran yang kadangkala bisa terpusatpada guru dan bisa pula pada peserta didik sesungguhnya identik denganproses penyajian materi al-Qurrsquoan Menurut Quraish Shihab penyajianmateri al-Qurrsquoan itu ada yang melalui pembuktian argumentatif yangdikemukakan langsung oleh al-Qurrsquoan itu sendiri dan ada pula yang

42Husain dan Ashraf Criss h 112

144

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya dapat dibuktikan oleh manusia melalui penalaran akalnya43 Inidianjurkan oleh al-Qurrsquoan untuk dilakukan pada saat mengemukakanmateri tersebut44 Kata Shihab sambil mengutip pendapat Abdul Karimal-Khatib yaitu agar akal manusia merasa bahwa ia berperan dalammenemukan hakikat materi yang disajikan itu sehingga merasa memilikidan bertanggung jawab untuk membelanya45

Jadi teacher centered tidaklah selamanya buruk dan student centeredtidak pula selamanya unggul melainkan tergantung pada nilai-nilai yangterkandung dalam materi bidang studinya Itu sebabnya seperti dikemukakandi depan bahwa proses pembelajaran dalam konsep pendidikan Islamterpusat pada nilai yang memberi kemungkinan bagi kedua model prosespembelajaran di atas untuk dilaksanakan Dalam hal menyangkut dengankeimanan kepada Allah umpamanya tentulah berbahaya membiarkanpeserta didik menarik kesimpulannya sendiri sebagaimana dituntut olehproses pembelajaran student centered tanpa didahului dengan memberikanpremis premis pendahuluan tentang bagaimana sesungguhnya konsepsiiman menurut tuntunan al-Qurrsquoan Hal ini sama bahayanya denganmenggiring mahasiswa misalnya sebagaimana acapkali dilakukan olehteacher centered untuk berpihak pada salah satu pendapatteori yang keduapendapatteori itu secara teoritis sesungguhnya sama benarnya Dalam kasusseperti ini seorang pendidik seyogyanya memberikan bantuan kepada pesertadidik untuk menemukan kekuatan dan kelemahan teori-teori tersebut yangpada gilirannya terpulang kepada peserta didik untuk menarik kesimpulannya

Dalam konteks inilah kedudukan pendidik benar-benar berfungsisebagai pelatih pengajar dan pendidik yang setiap saat membantu pesertadidik menemukan solusi terhadap berbagai problem yang dihadapinyadan membantunya dalam pengembangan potensi-potensi yang dimilikinyaagar tumbuh dan berkembang secara optimal

Kedudukan yang demikian mempertegas konsep pendidikan Islammengenai posisi dan hubungan guru dengan peserta didiknya yang salingmengakui kedaulatannya masing-masing sebagai hubungan dua pribadi

43M Quraish Shihab Membumikan al-Quran Fungsi dan Peran Wahyu DalamKehidupan Masyarakat (Bandung Mizan 1982) h 175

44Ibid45Ibid

145

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang secara hakiki setara dan dapat bekerja sama dalam satu jalinaninteraksi yang sama -sama aktif Dengan konsep pendidikan bukanlahsebagai pemberi intruksi yang serba menggurui dalam segala hal dantidak pula membiarkan peserta didik menempuh perjalanannya sendiritanpa bimbingan

Suasana dan kegiatan belajar yang demikian tidak akan mudahterwujud dengan sendirinya tanpa diiringi dengan usaha dan siasat yangdirencanakan oleh pendidik dalam hal ini guru sebagai pendidik berusahamelibatkan seluruh aktifitas mental peserta didik dalam setiap kegiatanpembelajaran dengan menciptakan kondisi belajar dalam suasana amandan menggairahkan Dengan begitu keinginan dan kegiatan belajar tumbuhdengan sendirinya berdasarkan niat yang tulus tanpa merasa dibebanidan tanpa harus menunggu perintah

Dalam konteks inilah kewibawaan dan keteladanan guru sebagaiseorang peserta didik merupakan kunci keberhasilan dalam mewujudkansuasana belajar aktif Itu berarti bahwa kewibawaan dan keteladananguru tetap merupakan alat dan media pendidikan yang tak tergantikanoleh media apapun Kewibawaan itu walau bagaimanapun hanya akanlahir di dalam kebulatan kepribadian guru tehadap sesuatu yang bernilaipositif yang pantas untuk dihargai dan diteladani Keberhasilan pendidikanIslam pada masa keemasannya kata Husain dan Ashraf terutama disebabkankarena kukuhnya kewibawaan dan keteladanan yang ditampilkan oleh parapendidiknya Hasilnya adalah bahwa setelah para pelajar itu meninggalkansekolah atau universitas tetap tersimpan dalam hati dan pikiran merekapribadi-pribadi agung yang kepadanya mereka pernah menimba ilmupengetahuan46

Memang tidak terbayangkan seorang guru mendapat penilaianpositif dari peserta diidiknya jika sikap dan kelakuannya sama sekalitidak dapat diterima secara moral atau tidak mecerminkan nilai yangdisampaikannya Hal semacam ini akan menimbulkan dampak negatifyaitu peserta didik akan meniru kebiasaan kebiasaan buruk tersebut danatau mulai memandang rendah pengajar mereka yang tak lebih sebagaiorang gajian yang mencari penghidupan di lapangan pendidikan

46Husain dan Ashraf Crisis h 134

146

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Pupusnya penghargaan peserta kepada guru menyebabkan terputusnyarelasi kewibawaan guru kepada peserta didik Bila hal itu terjadi makatingkat pengetahuan yang tinggi dan keampuhan metode pembelajaransudah tidak banyak lagi memberikan pengaruh dalam menciptakan situasibelajar dengan kesadaran yang tinggi Sebaliknya bila guru dapat menampilkancontoh yang benar sebagai pancaran kebulatan kepribadiannya makapeserta didik akan memberikan penilaian positif kepadanya

Selain kewibawaan yang berpangkal dari adanya keteladanan makakondisi dan suasana belajar yang bersuasana aman dan menggairahkanmerupakan prasyarat utama dalam menciptakan situasi belajar atas dasarsuka rela dan kesadaran Suasana belajar semacam ini menurut paraahli didik muslim akan lebih mudah tercipta bila hubungan guru danpeserta didik dibangun atas dasar kasih sayang dalam arti yang positif

Bila kepribadian semacam ini dapat diterapkan guru dalam setiapkegiatan dan proses pembelajaran maka kehadirannya di ruangan kelassenantiasa ditunggu tunggu peserta didiknya karena kehadirannya itumenimbulkan rasa aman dan menggairahkan Kepatuhan dan rasa hormatpeserta didik kepada pendidiknya sebagaimana yang banyak dituntutpara pendidik Islam bukanlah kepatuhan semu dan serba terpaksa tetapiberpangkal dari penghargaan mereka terhadap sikap positif yang ditampilkanpara pendidik mereka Sikap kebaikan dan kelembutan yang telah dicontohkanNabi Muhammad saw Dalam mendidik umatnya merupakan suatu perilakuyang semestinya melekat dalam kepribadian guru kata al-Ghazali mem-pertegas penjelasannya47

Adalah benar kalau sekiranya Nabi Muhammad saw bersikap kerasdan kasar niscaya para sahabatnya sudah lama meninggalkan beliauTetapi karena sifat sifatnya yang lemah lembut pemaaf dan senang melakukankontak kontak aktif dengan bermusyawarah (QS Ali lsquoImracircn3 159)beliau berhasil menimbulkan rasa aman dan kesetiaan penuh di kalanganpara sahabatnya

Bertolak dari penelusuran dan pembahasan yang telah dilakukandapat disimpulkan bahwa hubungan pendidik dengan peserta didik dalamkegiatan dan proses pembelajaran merupakan hubungan antar pribadi

47Ibid h 21

147

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang secara hakiki setara yang memberi kemungkinan bagi pendidikdan peserta didik secara bersama sama merealisasikan keaktifan dankedaulatannya masing masing yang saling menghargai dan menjunjungtinggi nilai-0nilai pergaulan edukatif Dalam pendidikan Islam al-lsquoalimwal mutalsquoallim syarikani fi aljr Dengan demikian maka proses pembelajaranyangdikonsepsikan pendidikan Islam lebih mengarah pada proses pembelajaranyang terpusat pada nilai yakni tidak hanya didominasi oleh guru sepertidiintrodusir oleh kalangan optimisme pendidikan dan tidak pula terpusatpada peserta didik seperti dipropogandakan kelompok naturalisme melaluipendidikan laissez faire

Melalui proses pembelajaran yang terpusat pada nilai pendidik danpeserta didik sama sama memiliki kedaulatan yang berimbang dalamhubungan saling bekerja sama untuk memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya dari nilai-nilai kebaikan dan kebenaran Islam Hal ini berartidiharapkan timbul dari kerelaan dan kesadaran peserta didik dalam setiapproses pembelajaran dengan menciptakan kondisi belajar aman danmenggairahkan sehingga keinginan dan kegiatan belajar termotivasidengan sendirinya berdasarkan niat yang tulus Dalam konteks inilahkewibawaan guru sebagai pendidik muslim yang memancar dari segenapkompetensi kepribadiannya sebagai imamah dan teladan keutamaanyang pantas dihormati dan dihargai merupakan kunci keberhasilan dalammewujudkan suasana belajar aktif di samping adanya kemampuanprofesional dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai seorang pendidik

148

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

MENELUSURI IDENTITAS DESAINKURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Istilah kurikulum berasal dari bahasa Latin yang dalam pengertianaslinya sebagai a running course or race course aspeciality a chariot

race course Perkembangan selanjutnya terutama setelah kurikulummenjadi istilah teknis dalam dunia pendidikan kurikulum itu secaraumum berubah makna menjadi rencana pelajaran (lesson plan)

Berbagai sumber yang membahas tentang kurikulum mengajukanbermacam-macam definisi mulai dari yang tradisional atau pengertianyang lazim digunakan kalangan umumawam sampai pada pengertianyang seluas-luasnya Secara sederhana kurikulum didefinisikan sebagaimatapelajaran yang diajarkan di sekolah Betapapun sederhananya definisidi atas akan tetapi sampai pada saat ini definisi seperti ini masih banyakdianut oleh para pengelola pendidikan

Dalam konteks seperti di atas kurikulum seperti dikemukakan olehHilda Taba dipandang sebagai suatu rencana pelajaran (a plan for learning)1

Artinya bahwa kurikulum tersebut disusun atau dirancang sedemikianrupa adalah untuk memperlancar proses belajar mengajar dalam bimbingandan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan bersama-samadengan tenaga pendidikannya2 Akan tetapi banyak para ahli kurikulumyang tidak puas dengan pengertian yang terbatas pada kegiatan sekolahyang direncanakan saja melainkan meliputi semua peristiwa yang terjadi

1Hilda Taba Curriculum Development Theory and Practice (New York SanFransisco Harcourt Brace amp World Inc) h 9

2S Nasution Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta Bina Aksara 1989) h 5

149

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dalam pengawasan sekolah sehingga kurikulum merupakan keseluruhandari berbagai kegiatan sekolah mulai dari kegiatan seperti kepramukaanpagelaran kesenian dan kegiatan lainnya yang dilakukan peserta didikdi dalam dan di luar sekolah asalkan masih berkaitan dengan pengembanganpengetahuan bakat dan minat peserta didik Konsep seperti itu terlihatjelas pada rumusan kurikulum yang dinyatakan sebagai ldquothe total affortof the school to bring about desired outcomes in school in out-of-schoolsituationsrdquo3 Berdasarkan rumusan ini kurikulum tidak lagi sekedarrencana mata pelajaran melainkan segala usaha sekolah untuk mencapaitujuan yang diinginkan Lebih dari itu kurikulum tidak lagi terbatas padasituasi di dalam persekolahan akan tetapi meliputi situasi di luar sekolahDefinisi lain yang juga terbilang luas merumuskan kurikulum sebagaildquoa sequence of potential experiences set up in school for the purpose discipliningchildren and youth in group ways of thinking and actingrdquo4 Dalam definisiini penekanannya tidak lagi sekedar matapelajaran atau sekedar kegiatanpersekolahanmelainkan sudah menjurus pada aspek sosial yaitu mempersiapkangenerasi muda menjadi anggota masyarakat

Di samping itu ada pula yang disebut sebagai kurikulum tersembunyi(hidden curriculum) yaitu suatu pengalaman yang tersaji sedemikianrupa tetapi tidak termasuk sebagai yang direncanakan seperti wawasankeilmuan yang dimiliki pendidik sikap dan penampilan pendidik sehari-hari hubungan pendidik dengan peserta didiknya dan lain-lain yang padadasarnya dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian peserta didikwalaupun tidak ada satu perincian khusus yang mengaturnya secaratertulis Dapat dikatakan bahwa kurikulum tersembunyi berada dalamsikap kecenderungan dan keinginan pendidik ke mana peserta diarahkansecara sengaja atau tidak baik yang mendukung maupun yang bertentangandengan tujuan kurikulum itu sendiri Kelihatannya disadari atau tidakoleh pendidik ternyata wawasan keilmuan yang dimilikinya termasuksikap dan kepribadian yang ditampilkannya sehari-hari menjadi hiddencurriculum yang turut serta mempengaruhi perkembangan kepribadianpeserta didik

3JG Saylor dan WM Alexeander Curriculum Planning fot Better Teachingand Learning (New York Rinehart 1954) h 3

4BO Smith WO Stanley dan HJ Shores Fundamentals of CurriculumDevelopment (Work Book 1957) h 3

150

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian berbagai penelitian dan pembahasan mengenaikurikulum dapat dilakukan secara meluas karena ruang lingkupnya bisameliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan proses belajar-mengajar di dalam dan di luar sekolah dan dapat pula disederhanakanmenurut keperluannya Akan tetapi yang terpenting adalah bagaimanapola-pola pengorganisasian kurikulum itu dilakukan terutama dalam mem-pertimbangkan kedudukan kurikulum sebagai upaya untuk merencanakankegiatan proses pembelajaran Dalam hubungan ini tentu saja bahanmateri pelajaran harus dituangkan dalam sebuah organisasidesain kurikulumyang sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan Oleh karena itulahdalam tulisan ini pembahasan kurikulum yang dimaksud lebih menitikberatkanpada pendeskripsian konsep-konsep dasar pengorganisasiian atau desainkurikulum sebagai upaya untuk melakukan identifikasi terhadap identitaskurikulum pendidikan Islam

Beberapa Desain KurikulumDalam dunia pendidikan desain kurikulum atau sering juga disebut

organisasi kurikulum tumbuh dalam corak yang berbeda-beda karenaadanya perbedaan tujuan pendidikan yang hendak dicapai5 Adanyaperbedaan itu dapat diilustrasikan tentang berbeda-bedanya desain setiapbangunan yang sangat tergantung pada tujuan bangunan itu didirikanDesain bangunan gedung sekolah umpamanya akan berbeda dengandesain bangunan toko bangunan tempat tinggal dan lain-lain Demikianlahpula halnya dengan desain kurikulum yang bertalian erat dengan tujuanutama diselenggarakannya pendidikan itu apakah untuk tujuan penguasaanilmu pengetahuan misalnya atau untuk kepentingan kebudayaan masyarakattertentu dan lain sebagainya Oleh karena itulah seperti dicontohkan olehNasution bahwa pendidikan yang bertujuan untuk mentransformasikanilmu pengetahuan kepada peserta didik akan lebih sesuai memilih desainsubject curriculum Akan tetapi jika kebutuhan kebudayaanmasyarakatyang lebih diutamakan maka desain yang bersifat integrated curriculumdiperkirakan lebih sesuai6

5Taba Curriculum Development h 136S Nasution Pengembangan Kurikulum (Bandung Citra Aditya Bakti 1991)

h 106

151

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sekalipun organisasi atau desain kurikulum tumbuh dalam corakyang berbeda-beda akan tetapi secara garis besar masih dapat diklasifikasikanke dalam dua pola pengorganisasian yang setiap pola sekurang-kurangnyaterdiri atas dua model desain kurikulum yaitu

Pertama pola kurikulum berdasarkan matapelajaran atau disiplinilmu (subject curriculum) yang terdiri atas desain kurikulum yang menyajikanmatapelajaran secara terpisah-pisah (separate-subject curriculum) dandesain kurikulum gabungan (correlated curriculum)

Kedua pola kurikulum interdisipliner yang terdiri atas desain kurikulumterpadu (integrated curriculum) dan kurikulum inti (core curriculum)Hal ini berarti bahwa sekurang-kurangnya ada empat model desainkurikulum yang berkembang yang secara ringkas dapat diikhtisarkansebagai berkut

Desain Kurikulum dengan Matapelajaran Terpisah-Pisah

Ciri khusus desain kurikulum yang menyajikan matapelajaran secaraterpisah-pisah ditandai dengan dipaparkan atau dideretkannya sejumlahmatapelajaran atau disiplin ilmu secara terpisah-pisah tanpa berusahamencari persinggungan di antara berbagai matapelajaran tersebut Kurikulumitu didesain sedemikian rupa karena pada dasarnya bertujuan agar pesertadidik mengenal dan menguasai kembali hasil kebudayaan dan pengetahuanumat manusia yang telah dikumpulkan sejak berabad-abad pada masalalu Dalam hal ini peserta didik sebagai generasi muda tak perlu lagi mencariatau menemukan kembali suatu pengetahuan yang telah diperoleh olehgenerasi terdahulu Menurut sejarahnya desain kurikulum inilah yangpaling tua dan sampai sekarang masih menduduki tempat yang palingdominan7 Hal ini didukung oleh faktor kemudahan dalam menyajikanbahan atau isi pelajaran berikut evaluasinya karena dapat disusun dengancara yang lebih sistematis sesuai dengan kekhususan disiplin ilmunyamasing-masing Bahkan secara ekstrim matapelajaran-matapelajaranyang masih serumpun dapat dipisah-pisah satu sama lainnya Sebagaicontoh matapelajaran bahasa Arab misalnya dapat dipecah-pecah menjadi

7S Nasution Pengembangan Kurikulum (Bandung PT Citra Aditya Bakti1991) h 107

152

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

beberapa matapelajaran seperti nahu saraf terjemah mufradat mutalaahmuhadasah dan sebagainya Demikian juga halnya dengan matapelajaranlainnya yang dapat disajikan secara terpisah-pisah seperti ilmu ukur ruangmisalnya disajikan secara terpisah dari ilmu ukur sudut yang di antarakeduanya seakan-akan tidak memiliki titik singgung lagi

Dalam pada itu karena jumlah pengalaman dan penemuan manusiadalam bidang ilmu dan teknologi semakin bercabang yang kemudianmembangun disiplinnya masing-masing menyebabkan jumlah matapelajaransemakin bertambah Sebagai dampaknya kurikulum pun cenderungsemakin membengkak Apalagi muncul pula suatu ldquokesombongan intelektualrdquodi kalangan sebahagian gurudosenpendidik atau pelaksana pendidikanyang memaksakan agar disiplin ilmu yang dimilikinya atau matapelajaranyang dikuasainya ldquomasukrdquo dalam kurikulum tanpa mempertimbangkanurgensi dan beban studi yang harus dipikul oleh peserta didik Keadaanseperti ini segera merisaukan para ahli terutama ketika dihadapkan padapernyataan apakah kurikulum harus berisikan semua matapelajaranatau disiplin ilmu yang berkembang Apakah seluruh matapelajaranyang muncul di tengah-tengah masyarakat harus dipelajari peserta didik

Desain kurikulum gabungan seperti akan dikemukakan berikut inidapat dipandang sebagai jalan pintas dalam menanggulangi permasalahandi atas karena desain kurikulum ini merupakan modifikasi kurikulumyang menyajikan matapelajaran yang terpisah-pisah

Desain Kurikulum Gabungan

Lahirnya desain kurikulum gabungan seperti yang sudah diisyaratkandi depan pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengkorelasikan duaatau lebih dari beberapa matapelajaran yang serumpun menjadi suatumatapelajaran Hal itu bertujuan agar pengetahuan peserta didik tidakterlepas-lepas atau terpecah-pecah Oleh karena itulah diperlukan suatudesain kurikulum yang diperkirakan dapat untuk menyatukan antaradua atau lebih matapelajaran yang serumpun di dalam satu matapelajaranatau bidang studi Matapelajaran yang berkenaan dengan sejarah geografiekonomi antropologi sosiologi dan psikologi umpamanya dapat digabungkanmenjadi satu yang sering disebut sebagai matapelajaran Ilmu PengetahuanSosial (IPS) Demikian juga matapelajaran Agama IPA (Ilmu PengetahuanAlam) Matematika Bahasa dan lain-lain yang merupakan gabungan dari

153

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

beberapa matapelajaran seperti misalnya dapat dilihat dalam Kurikulum1975 di Indonesia yang mulai memberlakukan kurikulum semacam ini8

Penggabungan matapelajaran serumpun dimaksud seperti dikemukakanoleh S Nasution bukan sekedar tindakan teknis administratif yang meng-haruskan sejumlah pelajaran yang serumpun disajikan secara berurutanpada jam-jam tertentu Karena apabila hal itu terjadi maka gabungan itumenjadi bersifat semu yang memungkinkan guru matapelajaran sejarah misalnyalebih mengutamakan matapelajarannya dan menjadikan matapelajaranilmu sosial lainnya hanya sebagai pelengkap9 Oleh karena itulah sebagaiusaha untuk mengupayakan terjadinya korelasi yang sesungguhnyadiperlukan sebuah fokus pembahasan yang berisikan tujuan teori prinsip-pripsip umum yang dapat melahirkan suatu gabungan yang wajar

Dengan adanya kurikulum gabungan ini diperkirakan pengetahuanyang dimiliki oleh peserta didik menjadi lebih terintegrasi dan bisa mencegahpenguasaan bahan yang banyak tetapi dangkal dan terlepas-lepas yangmenyebabkan mudah dilupakan serta tidak fungsional

Jika dibandingkan antara kedua desain kurikulum di atas yaitu kurikulumyang menyajikan matapelajaran secara terpisah-pisah dengan kurikulumgabungan sekalipun memiliki beberapa perbedaan nyata tetapi sesungguhnyamasih mengacu pada satu pola yang lebih terpusat pada penguasaanmatapelajaran atau disiplin ilmu Pola kurikulum seperti itu relatif lebihmudah disusun dan disesuaikan dengan perubahan karena dapat dipersempitdan diperluas hanya dengan menambah dan mengurangi jumlah matapelajaranmenurut keperluannya Akibat karena adanya kemudahan seperti itulahyang antara lain menyebabkan kurikulum menjadi ldquosering-sering diubahrdquosehingga banyak menimbulkan ldquokegelisahanrdquo bagi praktek penyelenggaraannya

Dari perspektif di atas haruslah diakui bahwa desain kurikulum yangpernah diberlakukan di Indonesia mulai tingkat Sekolah Dasar sampaiPerguruan Tinggi adalah pola kurikulum yang didasarkan pada penguasaanmatapelajaran atau disiplin ilmu tak terkecuali kurikulum IAIN danSTAIN yang terselenggara dewasa ini apakah itu desain kurikulum yangmatapelajaran terpisah-terpisah atau pun kurikulum gabungan

8Ibid h 1119Ibid h 110

154

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sedikit perlu disinggung bahwa khusus di lingkungan IAINSTAINpembaharuan atau perubahan kurikulum yang dipandang agak berbedadengan kurikulum-kurikulum sebelumnya adalah kurikulum tahun1995 Terlepas dari adanya beberapa kritik terhadap kurikulum tahun1995 itu seperti terlalu membebani mahasiswa dengan 160 SKS jugaterdapat sejumlah topik inti yang tumpang tindih serta tidak seimbangnyajumlah SKS antar matapelajaran banyak yang menilainya sebagai kurikulumterbaik yang pernah dimiliki IAIN Akan tetapi siapa yang menduga bahwahanya lebih kurang dua tahun kemudian (1997) kurikulum ini diubahlagi sebelum sempat dievaluasi apalagi disempurnakan sebagaimanalayaknya sebuah kurikulum

Adalah benar lahirnya kurikulum tahun 1997 dikatakan bukansebagai penggantian kurikulum tetapi disebut-sebut sebagai ldquokurikulummodifikasirdquo Benarkah sekedar modifikasi Sesungguhnya jika dicermatidengan seksama bukanlah sekedar modifikasi melainkan mengalamiperubahan yang cukup berarti baik dari segi bahanmateri maupunjumlah SKS serta sekuensi matapelajarannya

Persoalan yang segera timbul ialah mengapa demikian mudahnyamengubah dan memodifikasi sebuah kurikulum Jawabannya adalahbahwa pengorganisasian kurikulum tersebut masih berpolakan padapenguasaan matapelajaran atau disiplin ilmu yang sangat mudah untukdiubah dan dimodifikasi hanya dengan cara menambah atau mengurangibahan dan matapelajaran saja

Desain Kurikulum Terpadu

Akan halnya desain kurikulum terpadu sebagai bagian dari polakurikulum interdisipliner berusaha melibatkan berbagai disiplin ilmusecara integral dengan suatu wawasan bahwa masalah-masalah yangtimbul dalam kehidupan tidak hanya melibatkan satu matapelajaranatau disiplin ilmu yang serumpun saja tetapi melibatkan berbagai disiplinilmu secara interdisipliner

Dengan demikian kurikulum terpadu ini tidak lagi bertumpu padapenguasaan matapelajaran saja tetapi lebih mengarah pada pemecahanmasalah dengan mengintegrasikan beberapa matapelajaran yang dipandangfungsional untuk memecahkan masalah tersebut dalam satu poros

155

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang disebut Hilda Taba sebagai integrating threads atau focusing centers10

Karena itu pelaksanaannya lebih mengutamakan koordinasi dan pertaliandari berbagai materi matapelajaran guna memecahkan suatu masalahDengan demikian seluruh materi pelajaran dan pengetahuan yang akandisajikan difokuskan pada masalah tertentu dalam satu poros yang berisikantujuan prinsip-prinsip umum teori atau masalah yang akan dipecahkanSingkatnya kurikulum terpadu ini dikembangkan atas dasar perlunyamemusatkan perhatian dan pengarahan kemampuan terhadap pemecahanmasalah walaupun tetap dalam batas-batas adanya berbagai matapelajaranatau disiplin ilmu Hanya saja karena pusat perhatiannya lebih menjuruspada kemampuan pemecahan masalah daripada sekedar menguasaimatapelajaran menyebabkan penerapan desain kurikulum semacamini secara penuh akan mendapat hambatan ketika berhadapan denganurgensi ujian akhir atau masuk ke jenjang persekolahan yang lebih tinggiyang umumnya masih didasarkan pada penguasaan matapelajaran

Desain Kurikulum Inti

Berkenaan dengan kurikulum inti sebagai bagian dari kurikulumyang interdisipliner pada intinya bertolak dari suatu wawasan bahwasesungguhnya ada sejumlah ilmu pengetahuan bahan-bahan atau masalah-masalah yang fundamental dan hakiki yang harus dikuasai atau dipahamipeserta didik secara baik dan benar pada setiap tingkat dan jenis sekolahKarena itu sebagian ahli menyebut kurikulum inti sebagai programpendidikan umum (general education)11 Tetapi tidak semua setuju denganpendapat seperti itu karena program pendidikan umum dapat sajadimasukkan dalam kurikulum berdesain lain Sedangkan ciri kurikuluminti terletak pada pengintegrasian program pendidikan umum ke berbagaidisiplin ilmu lainnya secara interdisipliner dengan tetap mengakui adanyabatas-batas matapelajaran sesuai dengan kekhususan disiplin ilmunyamasing-masing

Kurikulum dengan desain ini sebagaimana dikemukakan oleh Fauncedan Bossing dalam buku mereka Developing the Core Curiculum yang

10Taba Curriculum Development h 30011DK Kolit Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Ende Flores Nusa

Indah 1976) h 62

156

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

secara khusus membahas kurikulum inti menyatakan bahwa ciri umumkurikulum jenis ini adalah ldquoa continuous carefully planned series of experiencewich are based on significant personal and social problems and wich involvelearnings of common concern to al youtshrdquo12

Hal itu menunjukkan bahwa ada empat ciri pokok daripada kurikuluminti yaitu (1) merupakan rangkaian pengalaman yang saling berkaitan(2) direncanakan secara kontiniu (3) dilaksanakan atas dasar adanyapermasalahan baik yang bersifat pribadi atau pun sosial dan (4) diperuntukkanbagi semua peserta didik

Jika dibandingkan dengan desain kurikulum lainnya kurikuluminti ini sedikit agak mirip dengan kurikulum terpadu Hanya saja kurikuluminti masih menekankan adanya bahan pelajaran tertentu yang menempatiposisi strategis yang harus dikuasai peserta didik untuk semua jenissekolah dan tingkatan guna mencapai tujuan tertentu Matapelajaranyang dipandang strategis itulah yang mendapat prioritas untuk difungsikandengan matapelajaran lainnya secara interdisipliner guna mencapaitujuan tertentu terutama dalam memecahkan berbagai masalah yangtimbul dalam kehidupan

Ilmu Pengetahuan dalam Kurikulum Pendidikan IslamDari berbagai desain kurikulum yang dikemukakan di atas terlihat

jelas bagaimana matapelajaran yang berisikan ilmu pengetahuan ditempatkansedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai Berdasarkanhal itu timbul pertanyaan ldquoke desain kurikulum yang bagaimanakahkurikulum pendidikan Islam dapat dikelompokkan dan bagaimana sosokilmu pengetahuan dalam kurikulum pendidikan Islamrdquo Untuk menjawabpertanyaan ini pertama-tama yang harus dilakukan ialah menelusuribagaimana sebenarnya klasifikasi ilmu pengetahuan dalam Islam sebagaimanatelah dikemukakan oleh para pemikir Muslim

Dalam hal ini seperti tercatat dalam sejarah bahwa usaha yang pertamasekali dilaksanakan oleh kaum Muslim dalam mengklasifikasikan ilmu

12RC Faunce and NR Bossing Developing the Core Curriculum (New YorkPretice-Hall 1958) h 54

157

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengetahuan telah dilakukan oleh al-Kindi pada abad ke-3 H (abad 9 M)baru kemudian disusul oleh al-Facircracircbicirc (w339 H950 M) sebagai filosof muslimyang besar pengaruhnya dalam mengklasifikasikan ilmu pengetahuanKlasifikasi inilah dengan sedikit perubahan dan modifikasi dikembangkanlagi oleh Ibn Sicircnacirc (w 428 H1037 M)13

Selanjutnya dengan semakin berkembangnya pengetahuan danmengkristalnya kebudayaan Islam zaman pertengahan maka banyaksarjana berpendapat bahwa pembahasan dan klasifikasi yang palinglengkap dan mendetail mengenai ilmu pengetahuan banyak dilakukanoleh dua tokoh terkemuka dalam Islam yaitu Imam al-Ghazacirclicirc (w 505 H1111 M) dan Ibn Khalducircn (w808 H1406)14 Demikian strategisnya pemikirankedua tokoh ini sehingga pemikiran-pemikiran keduanya perlu dikemukakansebagai bagian dari penelusuran konsep pengetahuan dan kurikulumpendidikan Islam

Sebagai catatan bahwa al-Ghazacirclicirc(450-505 H1058-1111 M) dilahirkandi Iran di dekat sebuah kota yang pada masa sekarang ini disebut MasyhadIa dianggap sebagai seorang tokoh yang memiliki pemikiran yang orisinildan paling luas Pembahasan tentang ilmu pengetahuan sebagaimanatermuat dalam Kitab al-lsquoIlmi sebagai salah satu bab dari kitab Ihyacirc lsquoUlucircmal-Dicircn karya al-Ghazacirclicirc dipandang sebagai pembahasan yang cukup orisinildalam pengklasifikasian ilmu pengetahuan dalam Islam15

Jika dicermati dengan seksama al-Ghazacirclicirc mencoba mengklasifikasikanilmu pengetahuan berdasarkan tiga kriteria yaitu (1) berdasarkan tingkatkewajiban mempelajarinya (2) berdasarkan sumbernya dan (3) berdasarkanfungsi sosialnya16

Pengklasifikasian ilmu pengetahuan berdasarkan tingkat kewajibandalam mempelajari oleh al-Ghazacirclicirc dibagi ke dalam dua kelompok yaitu (a)

13Lihat Syed Ali Ashraf New Horizons in Muslim Education (Camridge IslamicAcademy 1985) h23-26

14Ibid suatu pembahasan dan diskusi singkat mengenai al-Ghazali dan Khaldundan pengklasifikasian ilmu pengetahuan lihat S Waqar Akhmed Husaini EnvironmentalSystems Engineering (London The Macmilan Press Ltd 1980) khususnya pada bab III

15Kitab al-lsquoIlm dari Ihya lsquoUlum al-Din ini telah diterjemahkan yang disertaidengan catatan-catatan oleh NA Faris dengan judul Book of Knowledge Selengkapnyalihat NA Faris of Knowledge (Lahore SMAshraf 1966)

16Lih Book of Knowledge h 46-79

158

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengetahuan yang diwajibkan bagi setiap individu Muslim (fardu lsquoain) dan(b) pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat Muslim (fardu kifayah)

Pengetahuan yang diwajibkan kepada setiap individu Muslim tanpaterkecuali yang disebut sebagai fardu lsquoain pertama-tama ialah pengetahuanmengenai lima rukun Islam (arkan al-Islam) yang wajib diketahui dandiamalkan secara individu oleh setiap Muslim seperti mengucapkan duakalimat syahadat menegakkan salat berpuasa pada bulan Ramadhanmembayar zakat dan menunaikan ibadah haji Termasuk pula sebagaiilmu yang fardu lsquoain untuk dipelajari adalah yang berkaitan dengan hal-haldan perbuatan yang dihalalkan dan keyakinan-keyakinan serta perbuatandari keadaan hatijiwa yang secara lebih lanjut disebut oleh al-Ghazacirclicircsebagai lsquoilmu al-mulsquoamilat dan lsquoilmu al-mukasyafah17

Ilmu al-Mursquoamilat yang disebutkan di atas lazimnya berkenaan denganhukum sipil Islam Akan tetapi al-Ghazacirclicirc mengidentikkannya denganldquoilmu mengenai keadaan hatijiwardquo atau etika Islam Ilmu ini mengajarkannilai-nilai yang mulia dan melarang tindakan-tindakan yang tidak mem-pedulikan nilai-nilai tersebut seperti tindakan-tindakan yang dianggaptercela oleh kesusilaan pribadi dan masyarakat Nilai-nilai mulia inisesungguhnya telah dicontohkan dalam sirah Nabi dan di dalam kehidupantokoh-tokoh salaf al-saleh Termasuk bagian dari ldquoilmu mengenai keadaanhatijiwardquo yang terpuji itu adalah takut kepada Allah menaruh harapankepada Allah tabah murah hati jujur kepatuhan terhadap hukum-hukum dan perintah-perintah Allah dalam keadaan yang bagaimanapunjuga Termasuk juga dorongan-dorongan hati yang tercela merupakansegala perbuatan yang jahat yang tidak memperdulikan nilai-nilai kebajikanseperti dengki kikir takut miskin ingin dipuji memuliakan orang-orangkaya dan menghinakan orang miskin tidak mempedulikan kebenaranmemaafkan kesalahan diri sendiri dengan membesar-besarkan kesalahanorang lain dan lain-lain yang seumpama dengan di atas

Jadi semua dorongan dan perbuatan nyata seperti di atas bagi al-Ghazacirclicirc disebut sebagai lsquoilmu al-mulsquoamilat yang wajib dipelajari olehsetiap Muslim secara individu Ilmu ini menurut al-Ghazali harus ditanamkandi dalam keyakinan-keyakinan dan perbuatan-perbuatan sesempurnamungkin sebagai kewajiban seumur hidup bagi setiap orang Muslim

17Ibid h 80

159

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Selanjutnya lsquoilmu al-Mukasyafah (ilmu mengenai wahyu-spritual)yaitu pengetahuan esoteris tentang rahasia atau misteri transcendentalmisalnya malaikat-malaikat sifat-sifat Allah dan kenabian Keharusanbagi setiap individu Muslim untuk meyakini adanya rahasia-rahasia tersebutRahasia-rahasia itu hanya dibukakan kepada Nabi dan kepada ldquoorang-orang tertentu yang dekat kepada Allahrdquo Ilmu tersebut tidak akan dapatdijangkau oleh para teolog dan filosof dan karena argumentasi ini pulalahorang-orang harus dicegah untuk menceburkan diri bagi mendalamirahasia-rahasia tersebut Sebagai gantinya orang-orang seyogianya didoronguntuk menuntut ilmu-ilmu pengetahuan yang dibolehkan oleh syariat

Berkenaan dengan pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat(fardu kifayah) sebagaimana dimaksudkan oleh al-Ghazacirclicirc merupakansuatu kewajiban (fardu) bagi keseluruhan masyarakat Muslim Hanyamanusia-manusia yang kompeten dalam jumlah yang dibutuhkan danmencukupi harus memutuskan diri di dalam setiap disiplin-disiplin danbidang-bidang yang diperlukan bagi tegaknya sebuah peradaban IslamBidang-bidang tersebut menurut al-Ghazacirclicirc adalah ldquoSetiap ilmu pengetahuanyang tidak dapat dikesampingkan bila menginginkan adanya kesejahteraanduniardquo18 Sedangkan apabila tanpa lsquodisiplin-disiplin dan bidang-bidangitu maka masyarakat akan menghadapi kesulitan-kesulitan yang picikrdquo19

Disiplin dalam bidang-bidang tersebut antara lain seperti pertanianjurisprudensi kedokteran politik dan keahlian teknik

Selain itu sebagaimana telah dikemukakan di atas al-Ghazacirclicirc jugamengklasifikaskan ilmu berdasarkan sumbernya yang dapat dibedakanantara ilmu syarilsquoiyyah (lsquoulucircm syarlsquoiyyah) dengan ilmu non-syarlsquoiyyah(lsquoulucircm ghairu syarlsquoiyyah)

lsquoUlucircm syarlsquoiyyah adalah ilmu yang bersumber dari wahyu dan diperolehdari pada Nabi dan bukan dari penggunaan akal seperti ilmu hitungatau yang berkaitan dengan eksprimen-eksprimen yang dilakukan manusiaseperti kedokteran pertanian atau yang berasal dari pendengaran sepertibahasa Pembagian ilmu dari lsquoulucircm syarlsquoiyyah ini yaitu adanya sumber-sumber primer (al-Qurrsquoan dan Hadis) dan yang berasal dari sumber-sumber

18Ibid h 37 35 juga h 919Ibid

160

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

sekunder yang terdiri atas ilmu cabang (furulsquo) seperti fikih dan ilmu pengetahuanyang berkenaan dengan keadaan jiwahati seperti telah dikemukakanterdahulu Termasuk dalam kelompok ini ilmu-ilmu muqaddimah (bantuan)dan mutammimat (tambahan) Ilmu-ilmu muqaddimah yang dimaksudkanialah ilmu yang berfungsi sebagai alat atau instrument untuk mempelajariilmu-ilmu syarlsquoiyyah seperti bahasa Arab Sedangkan ilmu mutammimatadalah ilmu yang juga berguna untuk mempelajari sumber-sumbersyarlsquoiyyah yang primer Dengan demikian apa yang disebut ilmu-ilmusyarlsquoiyyah itu mencakup ilmu-ilmu yang non-syarlsquoiyyah yaitu berbagaiilmu yang diperlukan untuk memahami syarlsquoiyah secara deduktif

Khusus ilmu-ilmu non-syarlsquoiyyah adalah ilmu pengetahuan yangbersumber dari temuan akal dan eksprimen serta akulturasi Ilmu pengetahuanini bersifat mubah sepanjang tidak dilarang dengan tegas oleh syarirsquoahyang oleh karena itu secara prima facie dapat dibenarkan oleh hukum

Akan halnya klasifikasi ilmu pengetahuan berdasarkan fungsi sosialnyaoleh al-Ghazacirclicirc dibedakan menjadi ilmu-ilmu yang terpuji (mahmud)dan ilmu-ilmu yang tercela (mazmumah) Ilmu-ilmu yang terpuji adalahilmu-ilmu yang bermanfaat dan dapat dijadikan bermanfaat bagi kemanusiaandan peradaban duniawinya seperti ilmu kedokteran ilmu pertanianilmu hitung dan ilmu-ilmu yang bermanfaat lainnya Sedangkan ilmu-ilmu yang tercela adalah ilmu yang dapat merusak keimanan kepadaAllah baik karena zatnya memang bertentangan dengan syariyah sepertiilmu-ilmu magis azimat-azimat teologi dealektis astrologi dan seumpamadengan itu atau pun karena alasan-alasan sosiologis Alasan sosiologisyang dimaksudkan al-Ghazacirclicirc bisa jadi karena pengetahuan itu memangbertentangan dengan doktrin-doktrin atau tujuan-tujuan syarirsquoah ataukarena peranan dan dampak sosial yang ditimbulkannya dapat menimbulkankerugian bagi pelakunya sendiri atau kepada orang lain walaupun zatilmu pengetahuan itu sendiri tidak tercela

Kembali pada pokok masalah terutama jika kurikulum pendidikanIslam dipolakan pada klasifikasi ilmu pengetahuan yang dikemukakanoleh al-Ghazali di atas dapatlah dikatakan bahwa kurikulum pendidikanIslam terkelompok ke dalam desain kurikulum inti Alasan utamanyaialah karena di dalam kurikulum tersebut terdapat matapelajaran ataupengetahuan fardu lsquoain atau wajib diketahui dan dipelajari oleh setiap

161

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

peserta didik Muslim pada setiap tingkat dan jenis persekolahan danada pula yang bersifat fardu kifayah

Pada masa belakangan ini klasifikasi itu dikukuhkan lagi oleh SyedMuhammad al-Naquib al-Attas (1931) Dalam hal ini al-Attas yang menjadinarasumber pada beberapa pertemuan konferensi pendidikan Islam sedunia menyatakan bahwa ilmu-ilmu fardu lsquoain merupakan ilmu yangdinisbatkan dan diperoleh melalui wahyu al-Qurrsquoan dan Sunnah Syariahhikmah tauhid berikut cabang-cabangnya serta ilmu-ilmu yang menjadipersyaratan untuk mengetahui dan mengamalkannya Dalam hal initermasuk pengetahuan yang berkaitan dengan Iman Islam Ihsan20

Sementara yang fardu kifayah ialah segala macam ilmu yang diperolehdengan pengalaman pengamatan dan penelitian atau yang dijangkauoleh akal dan dipandang berguna untuk melayani kebutuhan praktiskehidupan manusia dalam masyarakat negara dan dunia21

Klasifikasi seperti di atas merupakan suatu indikasi bahwa adasejumlah pengetahuan inti yang menjadi isi kurikulum untuk disajikankepada setiap peserta didik sebagai matapelajaran atau disiplin ilmuyang fardu lsquoain dalam mempelajarinya karena melalui matapelajarantersebut peserta didik dapat mengenal secara baik dan benar mengenaikewajiban-kewajiban sebagaimana dituntun dalam agama

Disamping itu ada pula matapelajaran lain yang dirancang sedemikianrupa untuk kepentingan masyarakat banyak yang dapat mengangkatharkat kehidupan masyarakat sebagaimana dicita-citakan Islam Apabilatidak ada orang yang kompoten dalam jumlah yang mencukupi danmenguasai disiplin ilmu tersebut kemungkinan sekali menimbulkankendala bagi masyarakat dalam mengupayakan kesejahteraannyaSekiranya pada suatu kota dibutuhkan 20 orang Dokter Wanita SpesialisPenyakit Kandungan dan Kebidanan untuk melayani ibu-ibu hamil yangakan melahirkan maka masyarakat Muslim di kota itu wajib berusahaagar ada 20 orang dokter wanita tersebut Sebab jika belum tersedia dengan

20Syed Muhammad al-Naquib al-Attas ldquoPreliminary Thought on the Natureof Knowledge and the Definition and Aims of Educationrdquo ed Syed Muhammadal-Naquib al-Attas Aims and Objectives of Islamic Education (Jeddah King AbdulAziz University 1979) h 40

21Ibid h 38-41

162

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

jumlah tersebut akan banyaklah wanita-wanita Muslim yang menampakkanauratnya kepada dokter laki-laki Jadi selama jumlah tersebut belumterpenuhi kewajiban fardu kifayah masyarakat kota tersebut belumtunai Disiplin ilmu untuk tujuan seperti itulah yang disebut fardu kifayahdalam mempelajarinya

Akan tetapi perlu dicatat bahwa ilmu-ilmu fardu kifayahyang dimaksudkanoleh al-Ghazacirclicirc harus benar-benar bebas dan terpelihara dari unsur-unsurilmu tercela (mazmum) baik karena zatnya maupun karena tercela disebabkanalasan-alasan sosiologis seperti telah dikemukakan di atas

lsquoAbd al-Rahmacirc n Ibn Khalducircn (732-808 H-1332-1406 M) memilikikesamaan pandangan dengan al-Ghazali dalam hal meneruskan klasifikasitradisional kaum Muslim terhadap ilmu pengetahuan sambil menambahkansumbangan-sumbangannya sendiri Perbedaan terpenting yang dikemukakanoleh Ibn Khaldun adalah ketika menjelaskan ilmu-ilmu pengetahuanyang ada dalam kebudayaan kaum Muslim yaitu adanya pembagianilmu pengetahuan menjadi lsquoulucircm al-naqliyah dan lsquoulucircm al-lsquoaqliyah

lsquoUlucircm al-naqliyah yang dimaksudkan Khalducircn ialah ilmu pengetahuansyarrsquoiyyah yang diperoleh berdasarkan wahyu melalui satu metode yangdisebutnya sebagai metode kenabian yaitu metode yang tidak menggunakanproses-proses rasional dan dapat memperoleh pengertian yang jelasdan langsung mengenai syarirsquoah Ilmu pengetahuan yang terkelompokdalam lsquoulucircm al-naqliyah ini antara lain al-Qurrsquoan Hadis Fikih TeologiSufisme dan Bahasa Arab22 Lebih lanjut dikemukakannya bahwa pengetahuanyang diperoleh melalui metode kenabian ini adalah pengetahuan mengenaildquosegala sesuatu yang berada di luar jangkauan persepsirdquo yaitu segalasesuatu yang bersifat spiritual atau yang termasuk ke dalam domainteologi serta metafisika dan nilai-nilai untuk membeda-bedakan antarakejahatan dan kebajikan23

Adapun yang dimaksud Ibn Khalducircn dengan lsquoulucircm al-lsquoaqliyah adalahilmu pengetahuan yang diperoleh melalui kemampuan oleh fikir manusiayang disebut sebagai pengetahuan ldquofilosofisrdquo atau rasional Pengetahuanini diperoleh melalui metode demonstratif yaitu dengan menyempurnakan

22Syed Ali Ashraf New Horizons h 3323Lihat M Mahdi Ibn Khaldunrsquos Philosophy of History (London George Allen

amp Unwin Ltd 1957) h 79-81 dan 109

163

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

kemampuan berfikir manusia Lapangan pengetahuan filosofis itu dibatasikepada hal-hal yang ada hal-hal yang dapat diamati hal-hal yang dicapaioleh persepsi dan apersepsi dengan menggunakan tiga tingkatan intelekyaitu melihat bereksprimen dan berteori24

Ada empat buah ilmu pengetahuan pokok yang termasuk ke dalamlsquoulum al-aqliyah dan masing-masing di antaranya terbagi lagi ke dalambeberapa subdevisi yang banyak jumlahnya Keempat ilmu pengetahuanpokok itu adalah (a) logika (b) ilmu-ilmu pengetahuan alam atau yangbersifat fisik seperti kedokteran dan pertanian (c) metafisika dan (d) ilmu-ilmu matematika seperti geometri ilmu hitung musik dan astronomilsquoUlucircm al-lsquoaqliyah ini disebut juga sebagai ilmu alamiah karena setiap orangberkesanggupan menguasai ilmu-ilmu ini karena sifat manusia sebagaimakhluk yang berakal sebagaimana dijelaskan Ibn Khaldun sebagai berkut

Dengan menggunakan konsep Ibn Khaldun di atas sekurang-kurangnyasuatu susunan kurikulum pendidikan Islam haruslah terdiri dari ilmu-ilmu naqliyah dan ilmu lsquoaqliyah Ilmu naqliyah menempati posisi yangcukup strategis karena sifat kebenarannya bersifat abadi (perennial)dan benar dengan sendirinya tanpa harus didahului oleh hipotesis-hipotesis tertentu Sedangkan ilmu-ilmu lsquoaqliyah karena kebenarannyahanya berdasarkan pembuktian dan penemuan (acquired) yang tidakbisa tidak harus tetap dikonsultasikan kepada yang pertama Atasdasar itu maka ilmu-ilmu naqliyah dilihat dari sisi desain kurikulummerupakan saripati kurikulum yang menjiwai segenap matapelajaranlain yang dibutuhkan dalam kehidupan

Sampai di sini memang belum jelas terlihat ciri desain kurikuluminti seperti yang hendak dikatakan pada pasal ini walaupun secara samar-samar gambaran dasarnya sudah mulai menampak Tetapi jika diperhatikanhasil Konferensi Pertama Pendidikan Islam Internasional Tahun 1977 diMakkah yang mengelompokkan ilmu pengetahuan kepadardquopengetahuanabadirdquo (perennial knowledge) dan ldquopengetahuan perolehanrdquo (acquieredknowledge)25 Pengelompokan tersebut secara nyata masih berakar pada

24Ibid25Firs World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter Islamic University

Cooperation of Indonesia 1977) h 4

164

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

klasifikasi ilmu pengetahuan yang dibuat oleh al-Ghazacirclicirc dan Ibn KhalducircnIlmu-ilmu fardu lsquoain yang dimaksudkan al-Ghazacirclicircatau lsquoulucircm al-naqliyahyang disebut oleh Khalducircn pada dasarnya merupakan pengetahuan abadi(perennial knowledge) Sementara itu ilmu-ilmu fardu kifayah versi al-Ghazacirclicirc atau lsquoulum al-aqliyah versi Ibn Khaldun merupakan pengetahuanperolehan (perennial knowledge) Kedua kelompok disiplin ilmu ini sepertidinyatakan dalam rekomendasi konferensi tahun 1977 yang lalu adalahdisajikan secara integratif yang selengkapnya disebutkan

21 Untuk mencapai tujuan dan sasaran akhir pendidikan maka pengetahuandapat dikelompokkan menjadi dua kategori

a) Memberikan ldquopengetahuan abadirdquo yang didasarkan pada wahyuIlahi yang disampaikan melalui al-Qurrsquoan dan Sunnah dan segalayang dapat ditarik dari keduanya dengan menggaris bawahibahasa Arab sebagai kunci untuk memahami keduanya

b) ldquoPengetahuan perolehanrdquo yaitu termasuk ilmu-ilmu sosial alamdan terapan yang rentan terhadap pertumbuhan kuantitatifdan pelipatgandaan yang variasinya terbatas dan merupakanpinjam-meminjam antar kebudayaan dapat dipertahankansepanjang sesuai dengan syarirsquoah sebagai sumber nilai

22 Harus ada pengetahuan ini yang ditarik dari keduanya dengan tekananutama pada yang pertama terutama pada syariah yang diwajibkanbagi semua Muslim pada semua tingkat pendidikan dari yang tinggisampai yang terendah yang diatur tahapannya sedemikian rupa sehinggaterpenuhi standar pada setiap tahapan Hal ini dilakukan bersama-sama dengan kewajiban belajar bahasa Arab yang merupakan bagianpokok dalam kurikulum inti Hanya dengan kedua inilah peradabanIslam dapat dilestarikan serta kepribadian Muslim dapat dipertahankan26

Sekalipun rekomendasi di atas tidak secara eksplisit menegaskankurikulum pendidikan Islam mengikuti organisasi atau desain kurikuluminti tetapi kecenderungan seperti itu hampir tidak diragukan lagi terutamajika diperhatikan bahwa kelompok pengetahuan pertama yang disebutpengetahuan abadi (perennial) ndashal-Qurrsquoan dan Sunnah berikut cabang-

26Ibid

165

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

cabangnya ndashmenempati posisi yang lebih strategis dari pengetahuankelompok kedua ndashpengetahuan perolehan (acquired) ndashyang secara hirarkisberada di bawah kelompok yang pertama

Kemudian dengan menyimak pernyataan bahwa harus ada pengetahuaninti yang dapat ditarik dari kedua kelompok pengetahuan itu terutamapada yang pertama khususnya syarirsquoah yang diwajibkan bagi semuaMuslim untuk semua tingkatan dan jenjang pendidikan telah menunjukkancirri-ciri kurikulum inti

Dengan demikian jelaslah bahwa pada prinsipnya kurikulum pendidikanIslam menggunakan desain kurikulum inti yang menempatkan pengetahuanabadi (al-Qurrsquoan dan Sunnah berikut cabang-cabangnya) atau kelompokilmu-ilmu fardu lsquoain atau lsquoulucircm al-naqliyah sebagai program pendidikanumum yang diintegrasikan ke berbagai disiplin ilmu pengetahuan perolehanatau kelompok ilmu-ilmu fardu kifayah secara interdisipliner dengantetap mengakui adanya batas-batas matapelajaran sesuai dengan kekhususandisiplin ilmunya masing-masng

Realisasi Pengembangan Kurikulum IntiJika pengetahuan abadi dijadikan sebagai inti kurikulum yang

penyajiannya diintegrasikan secara interdisipliner ke berbagai matapelajaranlainnya maka persoalan selanjutnya yang menyangkut realisasi ialahldquoMatapelajaran apa sajakah yang termasuk dalam pengetahuan abadi iturdquo

Berdasarkan Konferensi Kedua Pendidikan Islam Internasional tahun1980 di Islamabad Pakistan ditetapkan bahwa kelompok pengetahuanabadi (perennial knowledge) terdiri atas dua bagian utama yaitu al-Qurrsquoan dan bahan tambahan27 Dengan rincian sebagai berikut

1 al-Qurrsquoan

11 Qiraa Hifz dan Tafsir12 As-Sunnah13 Sirah Nabi14 Tauhid

27Lihat Second World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter IslamicUniversity Cooperation of Indonesia 1981) h 3

166

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

15 Usul al-Fikih dan Fikih dan16 Bahasa Arab Alqurrsquoan yang meliputi Fonologi sintaksis dan

Semantik

2 Bahan-bahan tambahan21 Metafisika Islam22 Perbandingan Agama dan23 Kebudayaan Islam yang disesuaikan menurut kebutuhan

Adapun kelompok pengetahuan perolehan (acquired knowledge)terdiri berbagai matapelajaran lainnya sesuai dengan jenis dan macamprogram studi yang ditetapkan mulai dari ilmu-ilmu imajinatif seperti senidan sastera ilmu-ilmu intelektual dan studi-studi sosial ilmu-ilmu kealamanilmu-ilmu terapan dan rekayasateknologi sampai pada ilmu-ilmu praktis28

Dengan demikian sekiranya desain kurikulum inti dapat diterimasebagai alternatif dalam mendesain kurikulum pendidikan Islam makasemua matapelajaran yang terkelompok sebagai pengetahuan abadidapat dipandang bagaikan tersusun dalam dua strata ndashmeminjam istilahyang dikemukakan Prof Noeng Muhadjirndashyaitu sebagai Studi IslamTeologik (SIT) sebagai lapisan pertama dan Studi Islam Interdisipliner(SII) sebagai lapisan kedua29

Sebagai Studi Islam Teologik kedudukannya merupakan matapelajaranyang disajikan secara eksplisit sebagaimana halnya penyajian matapelajaranyang lain dan tujuannya pun tetap sama dengan tujuan pembelajaranmatapelajaran sesuai dengan esensi disiplin keilmuannya menjadi prasyaratuntuk dapat mendalami dan mengamalkan ajaran Islam secara baikdan benar Akan halnya ilmu pengetahuan lainnya terutama dilihat darikedudukannya sebagai Studi Islam Interdisipliner maka penyajiannyatidak lagi eksplisit melainkan tersebar secara implisit dan terpadu dalamsetiap program matapelajaran baik ke dalam rumpun ilmu-ilmu alamdan sosial maupun rumpun humaniora

28Ibid29Neong Muhadjir ldquoKerangka Dasar Pemikiran Penyusunan Program Kurikulum

al-Islam dan Kemuhammadiyahanrdquo Warta PTM Th IV No 9 Maret 1990 h 3

167

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan menggunakan desain kurikulum seperti itu maka kurikulumyang ditetapkan pemerintah tidak perlu diubah sehingga tidak menjadipenghalang dalam mengikuti ujian akhir atau ujian lainnya yang ditetapkanpemerintah karena semua materi dan bahan studinya tetap sama Halyang membedakannya hanyalah strategis dan teknik penyajian materinyayang mengimplisitkan nilai-nilai ajaran Islam terhadap semua matapelajaranbaik pada ranah kognitif maupun pada ranah afektif dan kinerja

Meskipun demikian tidak berarti bahwa nilai-nilai yang hendakdiimplisitkan itu hanya berada dalam benak para guru atau dosen yanghanya disajikan apabila teringat dalam program yang serba kebetulanmelainkan menghendaki suatu susunan yang sistematis dan berencanabaik pada materi maupun tujuan pembelajarannya sehingga tidak satupun dari setiap matapelajaran yang bisa dilepaskan dari iman dan kesalehansebagaimana hendak dikatakan oleh rumpun pengetahuan abadi tadi

Hubungan Studi Islam Teologik (SIT) dengan Studi Islam Interdisipliner(SII) merupakan hubungan silang SII merujuk dan berkonsultasi padaSIT sementara SIT menjiwai penuh program SII

Adalah benar untuk merealisasikan kurikulum seperti ini tentu sajamemerlukan tersedianya buku-buku pelajaran atau buku daras yangtelah mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuan yang bersumberkan ajaranIslam sebagai terkandung dalam esensi pengetahuan abadi terutamasebagai bahan bacaan bagi peserta didik Jadi semua matapelajaran mulaidari yang bernama kewiraan psikologi sosiologi antropologi teknologimatematika dan entah apapun nama yang disandangnya mau atau tidaksuka atau tidak ldquowajib berkonsultasirdquo pada nilai-nilai yang terkandungpada rumpun pengetahuan abadi tadi

Di samping itu tak kalah pentingnya adalah tersedianya tenagapengajar yang bukan saja menguasai materi dan substansi keilmuanyang disajikannya tetapi lebih dari itu memiliki pemahaman yang kuattentang kandungan nilai-nilai abadi itu sehingga dengan demikian pakguru atau pak dosen tadi mampu mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuanabadi itu ke dalam materi matapelajaran yang diajarkannya

Sebagai penutup ada beberapa hal yang hendak ditegaskan kembalidi sini bahwa kurikulum walau bagaimanapun sebuah perencanaan untukmenghantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan suci yang diinginkan

168

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bersama baik oleh pendidik atau peserta didik Sebagai suatu perencanaanmaka realisasinya banyak tergantung pada kemauan dan kemampuanpendidik untuk terus menerus berbenah diri dari waktu ke waktu dengantidak pernah berhenti Apalagi kehidupan pada era globalisasi sekarangini membuat berbagai temuan-temuan ilmu pengetahuan semakin bercabangKarena itu pengetahuan-pengetahuan praktis yang diperoleh setahunyang lalu ternyata sudah banyak yang basi pada masa seperti ini sehinggadiperlukan upaya penyegaran yang terus menerus

169

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

KEDUDUKAN GURU SEBAGAI PENDIDIKDALAM SISTEM PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH

Salah satu gugatan dari gerakan reformasi tahun 1998 terhadappendidikan di Indonesia ialah rendahnya kualitas pendidikan yang

jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain bahkan dengannegara-negara ASEAN sekalipun Oleh karena itu lahirnya Undang-undang tentang Sisdiknas Tahun 2003 dan disusul pula dengan lahirnyaUndang-undang tentang Guru dan Dosen Tahun 2006 merupakan jawabanpendahuluan terhadap tuntutan reformasi tersebut

Dalam kedua Undang-undang tersebut terutama Undang-undangtentang Guru dan Dosen telah menempatkan peran sentral tenaga pendidikdalam meningkatkan kualias pendidikan sebagai sesuatu yang tak bisadiabaikan Tenaga pendidik baik guru atau pun dosen bagaikan jiwa atauroh bagi batang tubuh pendidikan Betapa pun menterengnya gedung-gedung pendidikan dengan seperangkat alat pembelajaran yang serbacanggih tidak akan berarti sama sekali tanpa kehadiran guru Apapun modeldan proses pembelajaran yang diberlakukan serta hebatnya pengembangankurikulum dalam perdebatan-perdebatan teoritis pada akhirnya gurulahjuga yang banyak menentukan keberhasilan pendidikan itu

Dalam pada itu organisasi Muhammadiyah sejak dicetuskan kelahirannyaoleh KH Ahmad Dahlan tahun 1912 yang lalu telah dengan giatnyamenyelenggarakan pendidikan di Indonesia hingga sekarang ini Dalamperjalanan waktu yang demikian panjang Muhammadiyah juga telahmenyumbangkan berbagai konsep dan pemikiran tentang pendidikan

170

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang cukup panjang untuk diurai satu persatu Salah satu di antaranyaadalah konsep dan pemikiran Muhammadiyah mengenai guru sebagaitenaga pendidik Untuk itulah tulisan ringkas berikut ini akan mengetengahkansuatu analisis singkat mengenai konsep dasar dan pemikiran Muhammadiyahmengenai guru yang diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiranbagi pengembangan peran sentral guru dalam penyelenggaraan pendidikandi Indonesia khususnya pendidikan yang berbasis agama

Hakikat Guru sebagai PendidikUndang-undang tentang Guru dan Dosen tahun 2005 mendefinisikan

guru sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik mengajarmembimbing melatih menilai dan mengevaluasi peserta didik padapendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal pendidikan dasardan pendidikan menengah

Dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Siksidiknasmendefinisikan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yangmengabdikan diri dan diangkat untuk menyelenggarakan pendidikanSedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagaiguru dosen pamong belajar widyaiswara tutor instruktur fasilitatordan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasidalam penyelenggaraan pendidikan

Dengan demikian pendapat yang mengatakan bahwa pendidik bukanhanya guru memang tak bisa disangkal Orangtua adalah pendidik utamabagi anak-anaknya Para pemimpin dapat menjadi pendidik bagi orang-orang yang dipimpinnya bahkan seorang teman sebaya pun bisa menjadipendidik bagi teman sebayanya Jadi siapa pun yang melibatkan diridan mengambil peranan dalam memberikan bimbingan pengajarandanatau pelatihan terhadap orang lain bisa disebut sebagai pendidikasalkan di dalamnya seperti dikatakan Noeng Muhadjir ldquoterdapat upaya-upaya normatif untuk membantu orang lain agar dapat berkembangke arah yang lebih baikrdquo1

1Uraian yang lebih terperinci tentnag spesialisasi pendidik yang non gurulihat Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendiidkan(Yogyakarta Penerbit Rake Sarasin PO Box 83 1997) h 102

171

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Luasnya pengertian pendidik itu juga tertera dalam Pedoman PokokPendidikan Muhammadiyah yang tercermin dalam difinisi pendidikanMuktamar Muhammadiyah ke 38 tahun 1971 di Ujung Pandang yangmenegaskan

Pendidikan Muhammadiyah ialah semua kegiatan yang dilakukan olehanggota-anggota Muhammadiyah biar di dalam atau di luar hubunganorganisasi terhadap anak-anak sendiri anak-anak sesama anggotaMuhammadiyah ataupun anak-anak bukan anggota Muhammadiyahyang bertujuan membimbing perkembangan anak-anak dimaksudmenjadi manusia Muslim yang bercita-cita menegakkan dan menjunjungtinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya2

Luasnya pengertian pendidikan tersebut mengisyaratkan luasnyapengertian pendidik yang tidak terbatas hanya pada pengertian pendidikdalam jabatannya sebagai guru Oleh karena itu tanpa bermaksud mengabaikanpentingnya fungsi dan peranan tenaga kependidikan lainnya yang bukanguru perlu ditegaskan di sini bahwa pembahasan terhadap hakikat pendidikdalam tulisan ini lebih ditekankan pada pengertian pendidik dalamjabatannya sebagai guru

Persoalannya sekarang ialah bagaimanakah Muhammadiyah mem-formulasikan guru sebagai pendidik

Sepanjang penelusuran yang telah dilakukan terhadap sejumlahdokumen yang berkaitan dengan pendidikan Muhammadiyah tidak ditemukansuatu pernyataan khusus dari Muhammadiyah mengenai definisi guruatau pendidik Bahkan bukuPedoman Guru Muhammadiyah yang diperkirakanberisi pernyataan tersebut samasekali tidak mengemukakannya kecualihanya mengatakan bahwa ldquoguru Muhammadiyah adalah seorang guruyang mengajar pada sekolah Muhammadiyah baik yang diangkat langsungoleh Persyerikatan maupun yang diperbantukan pada Persyerikatanrdquo3

2Hasil-hasil Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-38 di Udjung PandangTahun 1971 (Jogjakarta PP Muhammadiyah 1971) h 11

3Pedoman Guru Muhammadiyah (Jakarta PP Muhammadiyah Majlis Pendidikandan Pengajaran 1977) h 16

172

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Walaupun demikian dalam berbagai pernyataan yang dikemukakannyadapat dirangkum suatu pengertian bahwa guru dalam Muhammadiyahadalah tenaga kependidikan yang diberi kepercayaan menjadi penanggungjawab kurikuler dengan tugas pokok sebagai pembimbing pendidik pengajarpelatih dan pembimbing peserta didik pada perguruan MuhammadiyahPengertian guru seperti itu hampir tidak berbeda dengan pengertian gurupada umumnya Akan tetapi jika diperhatikan penjelasan Muhammadiyahmengenai hakikat guru sebagai pendidik ditemukan konse-konsep yang spesifikterutama ketika Muhammadiyah memformulasikan guru-gurunya sebagai(1) pengemban amanat khilafah (2) pengemban amanat risalah Islamiyah(3) Pembina akhlak Muhammadiyah dan (4) pembimbing dan penyuluh4

Dari empat konsep guru yang disebutkan di atas terlihat di sini bahwapertama sekali Muhammadiyah menempatkan guru sebagai pengembanamanat khilafah Secara kebahasaan kata khilafah berarti ldquoperwakilanrdquo(deputyship) sedangkan manusia sebagai pelakunya disebut khalifah yangberarti ldquowakilrdquo (deputy)5 Oleh karena pengertian khilafah tersebut dikaitkanMuhammadiyah sesuai dengan peranan manusia sebagai khalifatullahmaka pengertian ldquopengemban amanat khilafah tersebut didefinisikansebagai ldquoPenanggung jawab pelaksana perwakilan ke Tuhananrdquo6

Konsep tersebut dikemukakan sedemikian rupa berkaitan erat denganbesarnya tanggung jawab yang diemban guru dalam melaksanakanfungsi dan peranannya sebagai pendidik yang menurut Muhammadiyahmerupakan tugas yang cukup berat dan sekaligus nikmat karena merasaterpercaya menunaikan tugas suci dari Allah swt7 Menurut Muhammadiyahtidak semua guru dapat disebut sebagai pengemban amanat khilafahsebagaimana juga halnya tidak semua orang dapat menjadi khalifah yangsebenarnya Dalam hubungan ini KH Mas Mansyur tokoh Muhammadiyahyang pernah menjadi pucuk pimpinan organisasi ini selama lebih kurang10 tahun (1932-1942) menyebutkan tiga kualitas khusus yang seyogianyadimiliki seorang khalifah yaitu (1) suka dan sanggup memelihara kewajibandan tanggung jawabnya (2) mampu membuat pilihan yang terbaik

4Ibid h 16 dan 215Hans Wehr A Dictioneri of Modern Written Arabic (London Macdonald amp

Evans Ltd 1980) h 2576Pedoman h167Ibid

173

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

(3) memiliki sifat kasih sayang sehingga dapat merasakan apa yangdibutuhkan oleh orang lain kepada dirinya8 Untuk itulah kata Mas Mansurmelanjutkan ldquodia akan berusaha memenuhinya sesuai dengan kemampuanyang dimilikinya dan kalau ketiga pasal itu tidak dipenuhi maka tetaplahmanusia tidak dapat menjadi khalifah di duniahelliprdquo9

Sekalipun buku Pedoman Guru Muhammadiyah tidak menyebutkansecara eksplisit ketiga kualitas tersebut sebagai sifat-sifat khusus yangseyogianya dimiliki guru pengemban amanat khilafah namun pernyataannyamengenai perlunya guru memiliki semangat pengabdian cinta profesidan berwatak kasih sayang10 telah merangkum ketiga kualitas di atasDikatakan bahwa hanya guru yang memiliki semangat pengabdianlahyang akan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab karenamerasa yakin bahwa tugas yang dilaksanakannya adalah manisfestasidari peribadatannya kepada Tuhan11 Pengabdian tersebut dinyatakansebagai landasan filosofis bagi profesi guru dalam mendidik yang dengannyapara guru dapat merasakan bahwa profesi pendidik merupakan bagiandari kehidupannya seperti terlihat dalam petikan berikut

hellip dalam menjalankan tugas profesinya dia merasakan bahwa tugasmendidik dan mengajar sehari-hari adalah bagian dari hidupnya Denganmemiliki jiwa cinta pada profesinya memanifestasikan watak kasihsayang kepada anak didik Pribadi kasih sayang merupakan jabatanrasa yang menyatukan antara jiwa seorang guru dengan anak didikDia memandang anak didik bukan sebagai obyek fisik tetapi hellip sebagaisatu kesatuan subyek antara dia dan anak didiknya Sedang tali pengikatnyaadalah rasa kasih sayang yang dilandasi atas cinta yang murnibersendikan atas prinsip pengabdian hellip12

Pernyataan di atas mempertegas wawasan pendidikan Muhammadiyahmengenai guru yang bukan sekadar mengajar tetapi sekaligus mendidik

8Mas Mansyur ldquoKhalifah di Duniardquo dalam Amir Hamzah Wirjosukarto edKH Mas Mansyur Pemikiran tentang Islam dan Muhammadiyah (Yogyakarta PTHanindita 1988) h 42

9Ibid h 4310Pedoman h 1911Ibid h 1612Ibid h 19

174

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Bahkan kata mendidik didahulukan dari kata mengajar yang dapatditafsirkan sebagai ungkapan untuk menyatakan bahwa peran mendidiklebih diutamakan daripada sekedar mengajar Mendidik sudah mengimplisitkanmengajar sedangkan mengajar belum tentu mendidik Sasaran utamapengajaran adalah pengalihan pengetahuan sedangkan pendidikan selainpengalihan pengetahuan juga sekaligus penginternalisasian nilai-nilaiMengajar mungkin dapat dikatakan sebagai tugas yang tergolong ringanasalkan guru tersebut menguasai bahan pelajaran serta mampu menggunakanteknik dan proses pembelajarannya maka dengan sendirinya dia diperkirakandapat mentransfer pengetahuan yang diajarkannya Akan tetapi karenaguru dalam konsep Muhammadiyah bukan sekadar mengajar tetapi sekaligusmendidik maka peranannya tidak sekedar mentransfer pengetahuan tetapidipundaknya terpikul amanah untuk menanamkan atau menginternalisasikannilai-nilai keutamaan serta mengembangkan sikap watak dan kepribadianluhur bagi peserta didik Hal inilah yang kelihatannya ditekankan Muhammadiyahsebagai peran penting yang diemban seorang guru pengemban amanahkhilafah seperti terangkum dalam pernyataan Muhammadiyah yangmengemukakan bahwa seorang guru Muhammadiyah dapat disebutmenunaikan amanat khilafah dalam profesinya bila dia dalam menjalankantugasnya menegakkan menyebarkan menyantuni memantapkanmembimbingkan nilai-nilai keutamaan pada anak didik13

Tampaklah bahwa tugas dan tanggung jawab kekhalifahan seorangguru yang dimaksudkan Muhammadiyah di atas pada intinya ialahmengupayakan terinternalisasikannya nilai-nilai keutamaan kepadapeserta didik Nilai-nilai keutamaan itu tiada lain adalah nilai-nilai kebaikandan kebajikan seperti terkandung dalam ajaran Islam14

Adalah benar menanamkan nilai-nilai keutamaan seperti diharapkanMuhammadiyah di atas bukanlah pekerjaan ringan yang hanya cukupmengandalkan penguasaan bahan pelajaran dalam proses pembelajaranmenginternalisasikan nilai-nilai adalah tugas guru yang mampu memerankanperbuatan mengajarnya menjadi perbuatan yang benar-benar mendidikMenjadi pendidik yang dapat menginternalisasikan nilai-nilai menurutsalah seorang pakar pendidikan di Indonesia Mochtar Buchori selain

13Ibid14Ibid

175

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

menjadi pengajar yang baik setidak-tidaknya dapat menggali nilai-nilaiyang dapat disentuh materi pelajaran serta memahami sifat dan kepribadianpeserta didik yang dapat dirangsang pertumbuhannya melalui penyajianmateri pelajaran itu15

Jadi penguasaan terhadap ilmu yang diajarkan baik materisubstansiilmu itu sendiri maupun nilai-nilai yang dikandungnya termasuk pemahamanterhadap sifat dan kepribadian peserta didik adalah modal dasar seorangpendidik Dalam konteks inilah Muhammadiyah seperti tertera padakutipan di atas menekakankan pentingnya guru memiliki rasa cinta baikprofesi maupun terhadap peserta didik

Cinta profesi adalah komitmen profesional yang menurut Muhammadiyahmenuntut kesedian guru selalu berusaha meningkatkan kualitasnya baikpenguasaan materi dan kandungan nilainya maupun metode pembelajarannyaDi samping itu untuk memahami sifat-sifat dan kepribadian pesertadidik yang perlu dirangsang pertumbuhannya maka seorang pendidikmemandang peserta didik bukan sebagai obyek fisik melainkan sebagaikesatuan subyek antara dirinya dengan peserta didik Dengan cara sepertiitu para guru bukan saja dapat melakukan kontak-kontak aktif denganpeserta didik tetapi lebih jauh dapat menyelami kebutuhan dan perkembangankepribadian mereka

Memperhatikan beratnya tugas dan tanggung jawab guru dalammenginternalisasikan nilai-nilai keutamaan tidaklah berlebihan jikaMuhammadiyah pertama-tama menempatkan guru sebagai pengembangamanat khilafah Apalagi jika diperhatikan bahwa amanah dan tanggungjawab guru bukan saja berasal dari orangtua dan masyarakat yang mem-percayakan putera-puteri mereka untuk dididik atau sekadar memenuhiamanah instansi yang mengangkatnya sebagai guru Tetapi lebih dariitu seperti disebutkan Muhammadiyah merupakan amanah dari Allahswt yang seluruhnya dipertanggungjawabkan kepada-Nya16

Akan halnya guru yang dikonsepsikan sebagai pengemban amanatrisalah Islamiyah merupakan penajaman makna dari konsep guru sebagai

15Muchtar Buchori Ilmu Pendidikan amp Praktek Pendidikan dalam Renungan(Yogyakarta PT Tiara Wacana Yogya bekerja sama dengan IKIP MuhammadiyahJakarta Press 1994) h 30

16Pedoman h 17

176

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengemban amanat khilafah Hanya saja dengan konsep tersebutMuhammadiyah memberi penekanan khusus bahwa tugas mengajardan mendidik tidak terpisahkan dari tugas-tugas dakwah yang secaramenerus mengajak dan menuntun subjek didik tetap berpegang teguhpada nilai-nilai dan kebenaran ajaran Islam

Sebagai konsekuensinya Muhammadiyah menekankan dengantandas bahwa ldquotiap-tiap mata pelajaran diintegrasikan denga risalahIslamiyahhelliprdquo17 Oleh karena itu bidang studi apa pun yang disajikantidak bisa dilepaskan pertautannya dengan nilai-nilai ajaran Islam Bidangstudi matematika misalnya jika dilihat berdasarkan materinya bukanlahpelajaran akhlak atau budi pekerti akan tetapi bagi guru pengembanamanat risalah Islamiyah akan selalu mempertanyakan kepada dirinyasendiri apakah materi mata pelajaran matematikan yang disajikannyaitu dapat merangsang tumbuhnya nilai-nilai kebajikan Islam dalamdiri peserta didik seperti kejujuran ketelitian Dan nilai-nilai kebaikanlainnya Sekiranya dapat bagaimana caranya Mencari jawaban melaluiperbuatan nyata atas pertanyaan pernyataan tadi merupakan komitmenguru pengemban amanat risalah Islamiyah

Konsep tersebut dikonkritkan lagi dengan memformulasikan gurusebagai Pembina akhlak Muhammadiyah Konsep ini mengandung maksudbahwa seorang guru bukan saja sebagai pengajar ilmu yang ahli atauseorang pelatih yang cekatan tetapi lebih dari itu bahwa dia adalah pendidikyang dalam kebulatan kepribadiannya terdapat suatu yang bernilaipositif dan pantas untuk dihargai dan diteladani peserta didik khususnyadan masyarakat pada umumnya Hal tersebut ditekankan Muhammadiyahsebagai berikut

Guru bukan sekadarhellipseorang guru Muhammadiyah bukan hanyasekadar memiliki ilmu hellip metodik didaktik dan hellip ilmu jiwa tetapihellipmerupakan manusia teladan dalam kelasnya bahkan dalam kehidupanprivenya sehari-hari Sebab secara kritis hellip yang dilihat anak pertamakali hellip bukanlah ilmu dan metodik didaktik pak guru tetapi lebihtertuju pada hal ikhwal akhlak dan sifat pribadi pak guru Penilaianpositif dari anak didik terhadap akhlak pribadi guru merupakan faktor

17Ibid

177

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang besar dalam keberhasilan proses pemberian pelajaran kepadaanak didik18

Selanjutnya berkenaan dengan konsep Muhammadiyah yang mem-formulaskan guru sebagai pembimbing dan penyuluh pada prinsipnyaingin menegaskan bahwa mendidik bukanlah tugas yang serba mengguruiserta tidak membiarkan peserta didik menempuh perjalanan pribadinyayang lepas dari bimbingan dan konseling terhadap berbagai kesulitanyang dijumpai ketika berhadapan dengan peserta didik yang selengkapnyadinyatakan sebagai berikut

Seorang guru Muhammadiyah sekaligus diri sebagai pemberi bimbingandan penyuluhan kepada anak didik akan memanfaatkan sekaligus tidakhanya mengatasi kesulitan-kesulitan belajar tetapi diarahkan semaksimalmungkin untuk menyantuni anak didik yang dibimbingnya untuk menjadianak yang mantap taqwa ibadatnya kepada Tuhan Yang Maha Esa19

Tugas guru sebagai pembimbing dan penyuluh atau tepatnya konselingpada dasarnya memang ditujukan untuk mengoptimalkan kemampuanpeserta didik dalam belajar Oleh karena itu guru akan tetap mengusahakanatau mencarikan jalan keluar dari berbagai kesulitan-kesulitan yangdialami peserta didik dalam belajar dan dalam kehidupan sosial lainnyadi dalam dan di luar sekolah

Memang pengertian seperti itulah yang secara umum sering digunakandalam melaksanakan bimbingan dan konseling Akan tetapi bagi Muhammadiyahseperti terlihat pada kutipan di atas tidak hanya membatasinya sampaidi situ tetapi mengarahkannya menjadi lebih bermanfaat untuk memantapkankeimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah swt Berdasarkankeempat konsep guru yang dikemukakan Muhammadiyah di atas jelasterlihat tali temalinya yang terpilih menjadi dalam kesatuan sifat sebagaihakikat guru sebagai pendidik Persoalan yang segera timbul di sini ialahkompotensi apakah yang seyogianya dimiliki guru yang disebut Muhammadiyahsebagai pengemban amanat khilafah pengemban amanat risalah IslamiyahPembina akhlak serta pembimbing dan penyuluh itu

18Ibid19Ibid

178

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Berkenaan dengan hal tersebut pertama sekali Muhammadiyahmenekankan perlunya guru memiliki kebulatan kepribadian Muslimyang terdiri dari enam sikap mental yaitu (1) siap menjalankan perintahTuhan (2) berjiwa pengabdian (3) ikhlas beramal (4) memusatkansegala sesuatu hanya kepada Allah (5) aktif melaksanakan ibadah dan(6) yakin pada keseluruhankebenaran agama Islam20

Dengan keenam sikap mental tersebut seorang guru seperti yangdiharapkan Muhammadiyah akan memiliki sikap dan kepribadian yangmantap seimbang dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi berbagaimasalah yang dijumpai dalam melaksanakan profesinya sehari-hari21

Selain itu agar operasionalisasi pendidikan dan pengajaran dapatterselenggara secara sistematis Muhammadiyah menetapkan delapankemampuan profesional yang seyogianya dimiliki guru yaitu (1) keserasianpenampilan (2) penguasaan bahan (3) kemampuan merencanakanprogram (4) ketepatan memilih dan menerapkan metode pengajaran(5) kesesuaian memilih dan menggunakan alat bantu pengajaran (6)kemampuan mengelola kelas (7) kemampuan melaksanakan evaluasi(8) kemampuan melaksanakan bimbingan22 Adanya kompetensi kepribadianyang terdiri atas enam sikap mental serta ditambah dengan delapankemampuan pokok guru sebagai kompetensi professional merupakansyarat ideal seorang guru bagi Muhammadiyah yang diperkirakan dapatmenghantarkannya menjadi seorang guru yang efektif

Konsep-konsep tersebut apabila dikembalikan pada hakikat dasarseorang guru sebagai pemberi bantuan kepada peserta didik denganmelakukan upaya-upaya normatif agar dapat berkembang ke arah yanglebih baik sebagaimana telah didefinisikan Muhammadiyah seperti diatas akan terlihat kandungannya bersangkut paut dengan transinternalisasinilai-nilai seperti yang akan dikemukakan berikut ini

20Ibid21Ibid22Penjelasan Kurikulum Pendidikan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (Jakarta

PP Muhammadiyah Majlis PPK 1982) h 3

179

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Hubungan Guru dengan Nilai-NilaiTelah disinggung di depan bahwa tugas pendidikan pada umumnya

dan guru pada khususnya adalah untuk membantu peserta didik berkembangke arah yang lebih baik Hal itu berarti bahwa upaya untuk menginternalisasikannilai-nilai kepada peserta didik seperti kebajikan keadilan kesuciankeindahan kecerdasan dan nilai-nilai lainnya yang senapas denganmakna dan hakikat kebaikan merupakan sesuatu yang melekat dalamtugas-tugas seorang guru

Nilai23 dan kebaikan sekalipun identik tapi masih terbedakan Sesuatuyang baik boleh jadi menjadi tidak bernilai dalam suatu peristiwa dankeadaan Mengajar itu adalah salah satu contoh perbuatan yang baiktetapi mengajarkan yang tak bermanfaat atau yang tak mungkin dilakukanseperti mengajar si bisu agar pandai menyanyi sama sekali tidak bernilaiTegasnya kebaikan merupakan sesuatu yang normatif dan universalsementara nilai adalah pemberian bentuk nyata dalam menyikapi kebaikanitu sebagai sesuatu yang berharga serta pantas menjadi dambaan Mengajarpeserta didik supaya bersyukur kepada Tuhan belum tentu menginternalisasikannilai-nilai Akan tetapi mengupayakan mereka agar memiliki sikap bahwabersyukur kepada Tuhan misalnya melalui salat puasa dan lain-lainsebagai sesuatu yang dirasakan berharga bila dilaksanakan adalah pendidikanyang menginternalisasikan nilai-nilai

Contoh sederhana tadi memperlihatkan urgensi nilai dalam pendidikanwalaupun dalam kenyataannya penerimaan dan pengembangan niai-nilai sebagai bagian integral dari pendidikan cukup bervariasi bahkanada yang menolaknya karena menganggap internalisasi nilai-nilai itubukan kegiatan dari pendidikan

Penolakan terhadap campur tangan pendidikan dalam menanamkannilai-nilai dapat dilihat dalam wawasan naturalisme pendidikan yangmengkonsepsikan sifat dasar peserta didik dalam rentangan ldquobaik aktifrdquoArtinya karena peserta didik telah diciptakan Tuhan dengan sifat dasaryang baik dan secara otomatis dapat berkembang secara aktif tanpa

23Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta Balai Pustaka 1990) h 615di sini dijelaskan bahwa pengertian nilai mengandung banyak arti tetapi yangdimaksudkan di dalam pembahasan ini ialah ldquosifat-sifat (hal-hal) yang pentingatau berguna bagi kemanusiaanrdquo

180

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bantuan pendidikan Karena itu guru tidak perlu menanamkan nilai-nilai apa pun kepada mereka Sebagai konsekuensinya pendidikan tidakdifungsikan untuk menanamkan nilai-nilai kebajikan dan kebenarankecuali hanya menjaga agar peserta didik jangan sampai dirasuki pikiranmenyesatkan Hal ini tampak jelas dari pendapat tokoh utama aliranini JJ Rousseau yang mengatakan ldquohellip the first education hould bepurely negative It consists not in teaching virtue and truth but ini preservingthe heart from vice and the mind from24

Sikap Rousseau di atas tentulah tidak mendapat tempat dalamsistem pendidikan Islam Semua ahli didik Muslim mulai dari Sahnun(202-256 H) al-Ghazali (450-505 H) Ibn Khaldun (732-808) dan lain-lain menempatkan pendidikan moral dan penanaman nilai-nilai Islamke dalam hati sanubari peserta didik merupakan mahkota pendidikannya25

Yang hal sama juga menjadi sikap pendidikan Muhammadiyah karenapandangan yang mengabaikan pendidikan nilai bertolak belakang denganajakan al-Qurrsquoan yang menyerukan

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepadakebajikan menyuruh kepada yang marsquoruf dan mencegah dari yang munkarmerekalah orang-orang yang beruntung (QS Ali lsquoImracircn3 104)

Aliran pendidikan lainnya sekalipun berbeda wawasan dalammenyikapi pendidikan nilai tetapi terdapat semacam kesamaan wawasanbahwa internalisasi nilia-nilai merupakan unsur penting dalam pendidikanBerkaitan dengan hal ini terdapat tiga golongan guru yang masing-masing mempertahankan pendiriannya Guru yang disebut sebagaiarsitek nilai-nilai berhadap-hadapan dengan guru yang disebut sebagaipelestari nilai-nilai merupakan dua kubu yang sama sekali berbeda dalammenyikapi internalisasi nilai Sementara kubu ketiga yang disebut sebagaiguru yang berpandangan demokratis terhadap nilai-nilai berusahamensintesiskan keduanya26

24William Boyd ed The Emile of Jean Jacques Rousseau (London WilliamHeinemann Ltd 1960) h 41

25Muhammad Munir Mursi Al-Tarbiyah al-Islacircmiyyah Ushucircluha wa Tawuruhafi al Bilacircdi al-lsquoAracircbiyyah (QAHIRAH Alamu al Kutub 1997) h 110-135

26Morris L Bigge Learning Theories For Teacher (New York Harper amp RowPublisher Inc 1974) h 282

181

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Guru sebagai arsitek nilai-nilai merupakan seorang innovator nilaiyang senantiasa melakukan pembaharuan nilai-nilai dan menanamkannyakepada peserta didik baik langsung ataupun tersamar melalui penyajianberbagai bidang studi Walaupun mereka sadar bahwa terus menerusmelakukan kreasi terhadap nilai-nilai kadang-kadang bisa menggoyahkanmasyarakat karena bertentangan dengan tradisi yang melembaga tetapikonsisten dengan sikap dan pandangan mereka bahwa tidak ada yangstatis melainkan bergulir ke depan sebagai perubahan yang terus menerusmenyebabkan kreasi terus menerus mutlak dilakukan27

Dari sudut tinjauan filsafat pendidikan guru arsitek nilai-nilai inidapat dikelompokkan sebagai penganut progresivisme yang memandangbanyak hal mempunyai sifat yang serba fleksibel relatif temporal dandinamis28 Oleh karena itu pendidikan diterjemahkan sebagai rekonstruksipengalaman yang terus menerus29

Akan halnya guru yang disebut sebagai pelestari nilai-nilai menempatiposisi yang sama sekali berbeda dengan guru arsitek nilai-nilai Jika guruarsitek nilai-nilai ini memandang banyak hal serba fleksibel dan dinamis makaguru pelestari nilai-nilai ini memandang tindakan yang demikian dapatmenimbulkan situasi yang labil sebab tidak ada lagi pegangan nilai yang tetap

Dalam kedudukannya sebagai pelestari nilai-nilai mereka hanyamewariskan nilai-nilai yang mereka pandang sebagai nilai-nilai pilihanyaituyang telah melembaga dan teruji oleh perubahan zaman dan keadaanCara pandang guru pelestari nilai-nilai identik dengan penganut filsafatpendidikan esensialisme pada umumnya terutama dilihat dari keberatanmereka terhadap faham yang memandang segala sesuatu serba fleksibel30

Pendidik dengan demikian diartikan sebagai upaya untuk menghantardan melestarikan nilai-nilai pilihan tersebut ke dalam jiwa peserta didik31

Sementara guru yang disebut berpandangan demokratis terhadapnilai-nilai berusaha melakukan sintesis antara kedua golongan di atas

27Ibid28Imam Barnadib Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode (Yogyakarta

Yayasan Penerbit IKIP Yogyakarta 1994)h 33 dan 3829Ibid h 2530Ibid h 3831Ibid h 25

182

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dalam hal ini mereka menampilkan diri bagaikan ilmuwan murni yangbekerja di laboratorium Apabila materi persoalan yang dihadapinyaberkaitan dengan nilai maka tujuan utamanya bukan segera untukmelakukan kreasi atau melestarikannya tetapi penyelidikan lebih dahuluguna menentukan nilai-nilai yang perlu dikreasi atau dilestarikan32 Sikapguru yang disebut terakhir ini pada dasarnya tidak membuat pilihansubyektif terhadap nilai-nilai Seluruh nilai yang berkembang ditengah-tengah masyarakat ditempatkan pada posisi sejajar yang serba mungkindikreasi atau dilestarikan tergantung pada manfaatnya

Bagaimana halnya dengan guru Muhammadiyah Dengan mempelajaribeberapa peranan dan sikap yang mungkin diambil guru dalam menginter-nalisasikan nilai-nilai persoalan selanjutnya ialah bagaimanakah wawasanpendidikan Muhammdiyah mengonsepsikan guru dalam menginternalisasikannilai-nilai

Telah disinggung di depan bahwa Muhammadiyah yang tetap berusahauntuk berpegang teguh terhadap prinsip-prinsip Islam memformulasikanguru-gurunya antara lain sebagai pengemban amanat khilafah daririsalah Islamiyah yang pada dasarnya menempatkan mereka sebagaiagen pewarisan nilai-nilai Hal ini jelas terlihat ketika Muhammadiyahmembicarakan konsep ibadah atau pengabdian seorang guru denganmenyandarkannya pada pernyataan Alqurrsquoan

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekamenyembahku (QS al-Zacircriyacirct51 56)

Berpedoman pada ayat inilah Muhammadiyah mengemukakanpandangannya bahwa seorang guru bukan saja dituntut untuk melakukanritus-ritus keagamaan sebagai ibadah yang bersifat vertikal kepada Tuhanmelainkan juga dituntut untuk melaksanakan pengabdian horizontalberupa internalisasi ilmu pengetahuan yang mengimplisitkan nilai-nilaikeutamaan kepada peserta didik seperti tercermin dalam pernyataan berikut

Pengabdian di sini ada yang bersifat vertikal dalam hal ini sembahsungkemnya seorang guru kepada Allah dengan sembahyang yangrajib dan khusyursquo dan yang bersifat horizontal dalam hal ini dengan

32Bigge Learning h 282

183

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

menuangkan ilmu yang dimilikinya dengan penyampaian nilai-nilaikeutamaan kepada anak didik dengan maksud utama agar anak didiknyadapat memanfaatkan dan mengembangkan nilai-nilai keutamaantersebut untuk dirinya masyarakat dan manusia pada umumnya33

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa guru dalam konsep Muhammadiyahbukan saja dipandang telah melalaikan ibadah hanya karena melalaikanibadah vertikalnya kepada Allah melainkan juga karena lalai dalammenginternalisasikan nilai-nilai keutamaan kepada peserta didik

Hal tersebut merupakan bukti bahwa guru dalam wawasan pendidikanMuhammadiyah berperan aktif membantu peserta didik agar menghayatidan mengamalkan nilai-nilai serta menempatkannya sebagai bagianintegral dalam seluruh kehidupan mereka Penyampaiannya bukan hanyasesuatu yang ditambahkan atau sekadar dikait-kaitkan dalam proses belajarmengajar melainkan menempati posisi sentral dalam sistem pendidikanMuhammadiyah karena penunaiannya termasuk dalam ruang lingkupperibadatan seorang guru

Sekalipun dalam penyebutannya Muhammadiyah masih membedakanguru agama dengan guru bidang studi umum tetapi kedudukannyasebagai penyampai nilai-nilai ajaran Islam mempunyai tanggung jawabyang sama dan tidak dibeda-bedakan Oleh karena itulah Muhammadiyahsengaja menegaskan bahwa ldquoTiap-tiap mata pelajaran diintegrasikandengan risalah Islamiyahhelliprdquo34 Karena itu agak aneh kedengarannya ketikaRusli Karim mengkritik bahwa guru agama sajalah dalam Muhammadiyahyang diberi peran mempertautkan peserta didik pada nilai-nilai keislamandan tidak bagi guru bidang studi lainnya Selengkapnya dikatakan demikian

Seakan akan hanya agama saja yang mempertautkan siswamahasiswakepada hal-hal yang transcendentalkeislaman sedangkan gurubidang studi dibiarkan leluasa mengajarkannya tanpa diharuskanmenghubungkannya dengan nilai-nilai transcendental tersebutDengan kata lain hanya dalam mata pelajaran agama Islam saja siswamahasiswa berada dalam kawasan intelektual nilai-nilai ajaran Islam35

33Pedoman h 1934Ibid h 1735M Rusli Karin ldquoPendidikan Muhammaduyah Dilihat dari Perspektif Islamrdquo

184

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sekiranya kritik di atas itu didasarkan pada pengamatan terhadappraktik pendidikan Muhammadiyah yang terselenggara selama ini tentulahmasih bisa dipahami Akan tetapi secara konsepsional seperti terlihatdalam penegasan Muhammadiyah di depan bahwa bidang studi apapun yang disajikan guru apakah itu matematika biologi filsafat atauyang lainnya tidak bisa dipelaskan pertautannya dengan ajaran Islam

Dengan alasan-alasan seperti itulah Muhammadiyah antara lainmemformulasikan guru-gurunya sebagai pengemban amanat khilafahdan risalah Islamiyah di samping memberi penekanan bahwa setiap guruharus memiliki sikap mental seorang Muslim seperti telah dikemukakandi depan sebagai kompotensi kepribadian seorang pendidik Artinyabahwa guru bukan saja ahli secara akademis dalam mengintegrasikanbidang studinya untuk meneguhkan keimanan peserta didiknya bahkankeimanan dan kesalehan itu pun memancar dari sikap mental yang dimilikinya

Jika demikian apakah seorang guru dalam Muhammadiyah terkelompokmenjadi agen pelestari nilai-nilai atau sebagai agen pembaharuan nilai-nilai Atau mungkin berpandangan demokratis terhadap nilai-nilai

Berhadapan dengan persoalan di atas tampaknya Muhammadiyahpertama-tama menempatkan gurunya sebagai agen pelestarian nilai-nilai terutama nilai-nilai ajaran agama Dalam hal ini pengertian agamayang dimaksudkan Muhammadiyah adalah sebagai berikut

Agama yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammadsaw ialah apa yang diturunkan Allah di dalam al-Qurrsquoan dan yangtersebut dalam Sunnah yang shahih berupa perintah-perintah danlarangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia di duniadan akhirat36 Kita harus selalu mengembangkan pemahaman terhadapayat-ayat al-Qurrsquoan Jangan hanya berhenti pada satu titik sajaSebab apa Sebab hakikat wahyu adalah ilmu Allah yang dalamnyahalusnya dan luasnya tidak ada batasnya karena dimaksudkanuntuk membimbing manusia sampai akhir zaman Kemampuan

M Yunan Yusuf Pulungan Sjaiful Ridjal Anwar Abbas edsCita dan Citra Muhammadiyah(Jakarta Pustaka Panjimas 1985) h 95

36HImpunan Putusan Tarjih (Yogyakarta Pimpinan Pusat Muhammadiyah1967) h 276

185

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

berpikir manusia zaman ini hanya bisa memahami sebagian sajaKelak jika ilmu pengalaman dan metodenya berkembang mestinyaakan bisa selalu memimpin perkembangan ke masa depan Begituprinsip Muhammadiyah dalam memahami al-Qurrsquoan Yaitu harusmampu menggunakan akal pikiran secara cerdas dan bebas sertadinamis progresif Sehingga dapat menemukan kandungan Alqurrsquoanyang mendekati makna yang sebenarnya37

Sekalipun pemahaman terhadap al-Qurrsquoan seperti disebutkan Tamimydi atas belum seluruhnya final yang memberi kemungkinan untuk terusmenerus dikaji dan menafsirkan kandungan maknanya maka hal itusama sekali tidak dimaksudkan untuk mengubah Alqurrsquoan sebagai wahyuTuhan yang tidak diragukan lagi kebenarannya Kalau pun terjadi perbedaanpendapat ketika menafsirkan dan menerapkannya bukan berarti meng-kreasinya kecuali hanya berusaha memahaminya dengan sekuat tenagadan pikiran Itu pun menurut Muhammadiyah terbatas pada ayat yangmasih samar atau zanniy atau untuk menetapkan kepastian hukum yangtidak dijumpai nas yang tegas baik dalam Alqurrsquoan maupun SunnahKegiatan inilah yang disebut dengan ijtihad38

Memang tercampurnya pemikiran manusia ketika menafsirkanatau memutuskan suatu ketetapan hukum dalam kegiatan ijtihad sepertidikatakan Fazlur Rahman adalah mungkin39 Tetapi hal itu hendaklahdinilai sebagai kewajaran yang tak terelakkan dalam melakukan penilaiandan pertimbangan ketika menetapkan sesuatu keputusan dan bukansebagai kesengajaan Bahkan hasil ijtihad boleh jadi meleset dari yangdikehendaki Tuhan karena terbatasnya kemampuan manusia dalammenjangkau kebenaran yang sehakiki mungkin Akan tetapi hal tersebutbukanlah dosa bahkan masih disediakan pahala40 sebagai imbalan atas

37Djindar Tamimy ldquoAgama Islam Menurut Faham Muhammadiyahrdquo dalamTim Pembina Al-Islam dan Kemuhammadiyaan Universitas Muhammadiyah Malangeds Muhammadiyah Sejarah Pemikiran dan Amal Usaha (Malang KerjasamaTiara Wacana Yogya dengan Universitas Muhammadiyah Malnga Press 1990) h 73

38Islam dan Dakwah Pergumulan Antara Nilai dan Realitas (YogyakartaPP Muhammadiyah Majlis Tabligh 1988) h 62

39Fazlur Rahman Islam (Chicago University of Chicago Press 1979) h 7240Imam Muslim meriwayatkan hadis yang berasal dari lsquoAmr bin lsquoAsh bahwa

Nabi saw bersabda ldquoApabila hakim menertapkan suatu hukum dengan berijtihad

186

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tanggung jawab moral yang diembannya dalam melakukan usaha sungguh-sungguh guna memperoleh kepastian hukum seperti yang dikehendakisyariat Islam asalkan dilakukan dengan cara yang benar dan oleh orangyang memenuhi syarat melakukan ijtihad

Oleh karena itu menafsirkan Alqurrsquoan ataupun melakukan ijtihadguna memperoleh kepastian hukum tidak dilakukan dengan independensipenuh dari kedua sumber pokok hukum Islam (al-Qurrsquoan dan Sunnah)Ijtihad hanya diakui benar kata Said Ramadan jika pemikiran rasionalitu tidak bertentangan dengan al-Qurrsquoan dan Sunnah41

Jadi walaupun Muhammadiyah menegaskan bahwa pintu ijtihadmasihterbuka bukan berarti memberi peluang untuk melakukan kreasi terhadapajaran wahyu melainkan seperti dijelaskan seorang tokoh MuhammadiyahKH Sahlan Rosidi hanyalah semata-mata untuk mengungkapkan kebenaranyang terkandung di dalam al-Qurrsquoan dan Sunnah Rasul saw42

Keteguhan Muhammadiyah dalam mempertahankan keabadiannilai-nilai Ilahiyah tercermin pula dalam rumusan Matan Keyakinandan Cita-cita Hidup Muhammadiyah hasil putusan Sidang Tanwir tahun1969 di Ponogoro yang antara lain menegaskan

1 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya akidah Islam yang murnibersih dari gejala segala kemusyrikan bidrsquoah dan khufarat tanpamengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut ajaran Islam

2 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak muliadengan berpedoman kepada ajaran al-Qurrsquoan dan Sunnah Rasultidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia

3 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkanoleh Rasul saw tanpa tambahan dan perobahan manusia

4 Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mursquoamalat duniawiyat

kemudian ketetapannya itu ternyata benar maka ia mendapat dua pahala Apabilakeliru maka kepadanya diberikan satu pahalardquo Selengkapnya lihat Shahih Muslimbi Sarh al-Nawawi juz XII (Beirut Dar al Fikr 1972) h 13

41Said Ramadhan Islamic Law Its Scope and Equety (London MacmillanLtd 1970) h 75

42KH Sahlan Rosidi Kemuhammadiyah untuk Perguruan Tinggi Muhammadiyahjilid I (Solo Mutiara Solo 1982) h 100

187

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkanajaran Agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang inisebagai ibadah kepada Allah swt43

Apabila butir 41 sampai 43 pada kutipan di atas diperhatikan denganseksama terlihat di sana bahwa dalam masalah aqidah akhlak dan ibadah(ibadah mahdah) menunjukkan keteguhan dan ketegaran Muhammadiyahuntuk mempertahankan dan melestarikan keasliannya sejauh yang mungkinbisa terpahami dari kandungan makna (aldilalah) Qurrsquoan dan SunnahRasul-Nya Berbeda halnya dengan butir 44 yang berkaitan denganmasalah pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat yang terkesanlebih longgar jika dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya

Hal tersebut bisa dipahami karena dalam masalah akidah dan urusanibadah atau dalam keseluruhan urusan agama (lsquoumur al-din) tidak bisaditerima kreativitas Melakukan kreasi apa pun terhadapnya merupakanperbuatan bidrsquoah yang menyesatkan Namun dalam hal mursquoamalahduniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) tidak seluruhnyadiatur ajaran agama secara absolute Hal itu menunjukkan adanya peluanguntuk turut campurnya pemikiran manusia dalam menetapkan teoristrategi dan teknik-teknik penerapannya Menurut Muhammadiyah bahwakebanyakan yang bersangkutpaut dengan pengolahan alam raya danpembinaan masyarakat termasuk menentukan teori strategi dan tatacara pengelolaannya tidak termasuk yang diatur dan ditentukan agamasecara mutlak tetapi ditentukan kemampuan pikir manusia yang termasukdalam kategori lsquoumur al-dunya (urusan dunia)44 yang didefinisikanMuhammadiyah sebagai berikut

Yang dimaksud urusan dunia dalam sabda Rasulullah saw lsquoKamulebih mengerti urusan duniamursquo ialah segala perkara yang tidak menjaditugas diutusnya para Nabi (yaitu perkara-perkarapekerjaan-pekerjaanurusan-urusan yang diserahkan sepenuhnya kepada kebijaksanaanmanusia45

43Djindar Tamimy dan Djarnawi Hadikusuma Penjelasan Anggaran Dasar danKepribadian Muhammadiyah (Yogyakarta PP Muhammadiyah 1972) h 58

44Ibid h 2445HImpunan h 276

188

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian segala macam nilai yang terwujud atas dasarkesepakatan bersama umat manusia atau hasil temuah oleh pikir dankreasi manusia yang diistilahkan oleh Noeng Muhadjir sebagai ldquonilai-nilai insaniyahrdquo46 adalah nilai-nilai yang memungkinkan untuk diubahdan diperbaharui karena didasarkan kepada kepentingan dan manfaatumum Pembaharuan dan pengembangannya diserahkan sepenuhnyaatas inisiatif dan kebijakan-intelektual manusia karena termasuk dalamkategori lsquoumur al-dunya

Sekalipun nilai-nilai yang bersifat insan ini memberi peluang bagiakal budi manusia untuk mengubah mengembangkan memodifikasidan memperbaharuinya namun tidak berarti dapat dilakukan sewenang-wenang tanpa mengindahkan petunjuk agama sebab semua kegiatandalam bidang ini dalam pandangan Muhammadiyah merupakan ibadahkepada Allah swt47 Hal itu menunjukkan hubungan kedua nilai-nilaiitu tertata secara hirarkis yang pertama bersifat mutlak (absolute) danbenar dengan sendirinya Sedangkan yang kedua bersifat tergantung(contingent) yang hanya diakui benar bila tidak bertentangan dengannilai-nilai yang mutlak48

Dengan demikian dalam masalah pengolahan dunia dan pembinaanmasyarakat kreativitas justru digalakkan dengan tetap memperhatikanprinsip-prinsip dasar agama sebagai sumber acuannya Hal semacaminilah yang dituju oleh pernyataan-pernyataan Muhammadiyah yangmengemukakan perlunya pengintegrasian seluruh bidang studi denganrisalah Islamiyah49

Agaknya hasil integrasi seperti itulah yang dimaksud Noeng Muhadjirsebagai ldquokebenaran integrative Ilahiyatrdquo50 karena apabila nilai-nilaiinsane tersebut terintegrasi dengan nilai-nilai Ilahiyah maka bobotnyamenjadi lebih berkualitas baik sebagai teori dan konsep ataupun hanyasebagai aplikasi praktis karena telah memancarkan kebenaran Ilahiyat

46Muhadjir Ilmu h 2147Tamimy dan Hadikusuma Penjelasan h 5848Rosidi Kemuhammadiyaan jilid I h 9449Pedoman h 1750Noeng Muhadjir Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta Rake Sarasin

PO Box 83) cetII h 218

189

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena itulah sehingga tidak terlihat keberatan Muhammadiyahmengambil manfaat dari hasil-hasil pemikiran manusia dari manapundatangnya yang telah terbukti baik untuk kemanusiaan Kesedian AhmadDahlan mengadopsi pendidikan gubernemen dengan mengintegrasikannilai-nilai ke dalamnya yang kemudian menjadi model sekolah Muhammadiyahserta kesediannya meniru model kepanduan gubernemen yang kemudiandiintegrasikannya dengan semangat keislaman yang melahirkan kepanduanHizbul Wathon Muhammadiyah merupakan contoh konkrit bahwa hal-hal yang berkaitan dengan sarana teknik dan metode yang dihasilkanmanusia dari golongan manapun datangnya bukan suatu hal yang ditabukanMuhammadiyah untuk mengadopsi dan mengadaptasikannya ke dalamsistem pendidikan Pengakuan terhadap eksistensi nilai-nilai insaniyahsebagai hasil kreativitas manusia ini menunjukkan bahwa Muhammadiyahselain mengonsepsikan guru-gurunya sebagai ldquopelestari nilai-nilairdquo padasatu sisi seperti telah diulas di depan maka guru pun sekaligus diberi peranansebagai ldquoagen pembaharuan nilai-nilairdquo pada sisi yang lain

Kedua peranan ini tidaklah terpisah Sebagai agen pelestari nilai-nilaiIlahiyat maka guru sejauh yang dapat dilakukannya diharapkan dapatberperan menerjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai normatif Ilahiyatmenjadi lebih operasional yang dapat dilaksanakan secara mudah dan nyata51

Jika demikian apakah wawasan pendidikan Muhammadiyah cenderungmengukuhkan guru-gurunya sebagai seorang yang berpandangan demokratisterhadap nilai-nilai yang kadang-kadang tampil sebagai agen pelestarinyadan terkadang sebagai egen pembaharuannya

Secara sepintas mungkin dapat dibenarkan tetapi jika diteliti lebihseksama tidaklah demikian terutama jika diperhatikan bahwa guru yangdisebut berpandangan demokratis terhadap nilai-nilai menempatkansemua nilai dalam kedudukan sama dan sejajar yang semuanya layakuntuk dilestarikan atau diperbaharui tergantung pada kemanfaatannyabagi kebaikan umum Sedangkan Muhammadiyah tidak menempatkansemua nilai dalam kedudukan yang sama karena nilai-nilai Ilahiyat bersifatabsolut sedangkan nilai-nilai insaniyah bersifat tergantung sekalipunkeduanya dapat dikoherensikan menjadi kebenaran Ilahiyat integratif

51Lihat Islam h 66

190

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Apabila nilai-nilai Insaniyah dapat diintegarasikan dengan nilai-nilai Ilahiyat atau nilai-nilai ilmu pengetahuan dapat diintegrasikandengan nilai-nilai agama tidak beralasan untuk khawatir terjadinyasekularisme dalam pendidikan Islam atau seperti yang dikatakan AminRais bahwa setidaknya secara teoritis konsepsional pendidikan dalampandangan Islam tidak mungkin tersekularisasi karena keimanan dankesalehan senantiasa inheren dalam proses pendidikannya52 Dengankatan lain sekularisme hanya akan terjadi bila pendidikan Islam gagalmengintegrasikan nilai-nilai Insaniyah atau nilai-nilai ilmu pengetahuanke dalam nilai-nilai ajaran agama yang bersifat absolut itu

Sebagai sesuatu yang absolut tentulah penerimaannya bukan atas dasarkeraguan melainkan dengan keyakinan bahwa segala hal yang dititahkanAllah dan Rasul-Nya adalah benar secara keseluruhan yang tak memilikiruang untuk memperoleh kreasi apa pun

Atas dasar itu pandangan yang menempatkan nilai-nilai dalamkedudukan yang sama dan sejajar hanya dapat dikenakan pada nilai-nilai insaniyah saja dan tidak untuk nilai-nilai Ilahiyat

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila berhadapannilai-nilai Ilahiyat maka guru-guru Muhammadiyah dikonsepsikan sebagaipelestari nilai-nilai yang radikal sedangkan terhadap nilai-nilai insaniyahdikonsepsikan sebagai pemimpin yang berpandangan demokratis karenaadanya peluang untuk melakukan penilaian kritis apakah layak dilestarikanatau diperbaharui Hal itu sejalan dengan prinsip tajdid dalam Muhammadiyahyang mengandung makna ganda Tajdid berarti ldquopemurnianrdquo yaitu kembalikepada keaslian dan kemurnian sebagaimana ditetapkan Qurrsquoan danSunnah bila sasarannya adalah soal-soal prinsip perjuangan yang sifatnyatetap dan tidak berubah Tajdid juga berarti modernisasi atau pembaharuanbila sasarannya menyangkut masalah-masalah yang berkenaan denganurusan metode sistem teknik strategi dan taktik perjuangan dan nilai-nilai lain yang sifatnya bisa berubah sesuai dengan perubahan zaman53

52Rais Cakrawala h 16053Ideologi Kejakinan Hidup Muhammadiyah Hasil Kerdja Panitya Tadjdid

seksi Ideologi amp Chittah Perdjoangan Muhammadiyahrdquo Bulletin Suara MuhammadiyahNo 9I1968 (Nomor Mursquotamar Muhammadijah ke 37) tahun 1968 h 6 lihatjuga Yusuf Abdullah Puar Perjuangan dan Pengabdian Muhammadiyah (JakartaPustaka Antara 1989) h 159

191

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dalam ukuran kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi moderndewasa ini menyebabkan harapan terhadap peran guru sebagai agenpembaharuan yang mempersiapkan generasi beriman dan kreatif semakinbesar pula tuntunannya Jika tidak maka kepercayaan masyarakat terhadappendidikan akan memudar Agaknya inilah yang dimaksudkan oleh Huseindan Ashraf ketika memformulasikan sebagai pendapat yang munculdalam Konferensi Pendidikan Islam Internasional Pertama tahun 1977di Makkah dalam pernyataan ringkas mengatakan ldquosociety needs leaderstrained in Islamic values but educated to meet the need of the modern societyrdquo54

Melakukan pembaharuan tidak selamanya harus membuang nilai-nilai lama Bahkan sejumlah nilai-nilai lama yang telah terbukti ampuhdalam meningkatkan taraf hidup dan harkat kemanusiaan yang beradabperlu dipertahankan lebih terhadap nilai-nilai Ilahiyah yang telah diterimasebagai kebenaran absolut tanpa keraguan Dalam hal ini guru turut pulamenunjang lestarinya nilai-nilai yang perlu dipertahankan Tanpa nilai-nilai abadi dan tetap sebagai acuan dan sumber konsultasi bagi semua nilaiciptaan manusia menyebabkan pembaharuan yang dilaksanakan itu dapatberdampak negatif bagi pertumbuhan kreativitas peserta didik yang tumbuhmenjadi tanpa kendali sehingga pada gilirannya menggoyahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat

Di sinilah terlihat keunikan konsep tersebut yang pada satu sisimengkonsepsikan guru sebagai agen pelestarian nilai-nilai Ilahiyahyang mampu menerjemahkan dan menjabarkannya secara lebih operasionalSedangkan pada sisi yang lain mengkonsepsikan sebagai agen pembaharuannilai-nilai insaniyah yang mengangkatnya menjadi lebih berkualitaskarena tetap bersentuhan dengan iman dan kesalehan Konsepsi semacamini bukanlah terpisah satu sama lain kalaupun dapat terbedakan bagaikandua sisi dari sekeping mata uang yang tanpa salah satunya tidak akanberharga dan dihargai

Bertolak dari penelusuran dan pembahasan yang telah dilakukansekurang-kurangnya ada dua kesimpulan pokok yang dapat diketengahkanPertama bahwa hakikat guru sebagai pendidik dalam sistem pendidikan

54Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf Crisis in Muslim Education (JeddahKing Abdulaziz University 1978) h 35

192

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Muhammadiyah berpangkal pada wawasan yang memformulasikanguru-gurunya sebagai pengemban amanat khilafah dan risalah Islamiahsekaligus sebagai Pembina akhlak pembimbing dan penyuluh Formulasitersebut pada dasarnya hendak mengkonkritkan fungsi dan perananguru sebagai pelayan pendidikan profesional yang dijiwai oleh semangatajaran Islam dengan memberikan bantuan pendidikan kepada pesertadidik agar mereka dapat megembangkan dan mengaktualisasikan potensi-potensi alamiahnya yang cenderung pada kebaikan dan kebenaran Islam

Kedua bahwa keberhasilan pendidikan yang diharapkan Muhammadiyahbanyak tergantung pada kemampuan dan kemauan guru dalam melaksanakanfungsi dan peranannya baik sebagai agen pelestarian nilai-nilai maupunsebagai agen pembaharuan yang mengarahkan pengembangan pesertadidik sebagai generasi beriman dan beramal saleh serta memiliki kreativitasyang tinggi dalam meningkatkan tarap hidup dan harkat kemanusiaanyang lebih baik dari yang telah pernah dicapai oleh generasi sebelumnya

193

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

INOVASI PEMBERDAYAAN MASJIDDALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

ISLAM DI SINGAPURA

Singapura adalah negara pulau yang terletak dekat ujung selatanSemenanjung Malaya dan termasuk wilayah Malaya Luas daerah

Singapura hanya 615 km Tanahnya berbukit-bukit tetapi subur banyakmenghasilkan timah dan karet seperti di jazirah Malaya Di hadapanSingapura terbentang selat Malaka sedang di sebelah Timur Laut dibatasilaut Cina selatan

Penduduk Singapura dewasa ini berjumlah sekitar 45 juta orangdan hanya 14 yang beragama Islam yang umumnya etnis MelayuSebagaimana halnya di negara-negara lain pusat peribadatan komunitasmuslim adalah Masjid Terdapat 69 buah Masjid di Singapura yangtersebar di berbagai wilayah dan 22 buah di antaranya terdapat di wilayahestate perumahan dan perkantoran

Masjid sebagaimana sudah umum diketahui merupakan tempatperibadatan umat Islam dan sekaligus sebagai lembaga dakwah danpendidikan Sejarah mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW telahmemfungsikan Masjid Nabawi di Madinah sebagai lembaga pendidikanDi Masjid ini Nabi SAW mengajarkan dan menjawab berbagai persoalanagama yang ditanyakan oleh para sahabat Demikian pula setelah Islamberkembang ke berbagai daerah lainnya tetap memperlihatkan bahwapendidikan Islam hampir semuanya bermula dari Masjid Setelah lembaga-lembaga pendidikan secara formal berdiri seperti maktab dan madrasahbarulah pendidikan Islam ada yang beralih dari Masjid meskipun Masjid

194

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tetap dijadikan sebagai lembaga pendidikan yang khusus mengajarkanilmu dan masalah-masalah keagamaan Terdapat berbagai alasan sehinggapendidikan beralih dari Masjid antara lain karena keributan yang dibuatoleh para pelajar terutama anak-anak bisa mengurangi ketenangan orang-orang yang sedang melaksanakan salat zikir atau iktikaf di Masjid

Hal yang sama pada masa lalu pernah terjadi di Singapura yaituketika madrasah mulai berdiri awal abad ke-20 seperti madrasah al-Saghof (1912) dan madrasah al-Junaid (1927) menyebabkan pendidikanIslam secara formal ikut beralih dari Masjid dan Masjid lebih berfungsisebagai tempat beribadah Fungsi pendidikan Masjid tidak lebih hanyasebagai lembaga pendidikan Islam yang tidak jauh berbeda dengan masjid-masjid yang ada di Indonesia Tetapi pada dasawarsa terakhir ini inovasibaru terhadap pendidikan Masjid telah berubah Masjid-masjid yang adadi Singapura telah memperlihatkan sesuatu yang berbeda dengan masjid-masjid yang ada di Indonesia Masjid-masjid tersebut secara fungsionaltelah diberdayakan secara nyata sebagai lembaga pendidikan

Tulisan ini secara ringkas akan membicarakan sebuah deskripsi singkattentang inovasi pemberdayaan Masjid dalam mengembangkan pendidikanIslam di Singapura yang beberapa di antaranya memungkinkan untuk diadopsiatau paling tidak diacungi jempol sebagai sebuah keberhasilan inovasi1

Sekilas tentang SingapuraSingapura adalah sebuah negara Republik berbentuk Parlementer

dan merupakan sebuah negara kota di Asia Tenggara yang terletak dipenghujung Semenanjung Malaysia berhampiran dengan Johor (Malaysia)dan Kepulauan Riau (Indonesia) Singapura yang hanya seluas 270 milpersegi merupakan salah satu negara yang paling padat di dunia Sebagainegara pulau Singapura memiliki beberapa pulau kecil yang lain sepertiPulau Tekong Pulau Ubin dan Pulau dan Sentosa Lokasi tertinggi diSingapura berada di Bukit Timah dengan ketinggian 164 M

1Tanpa menyebutkan letak dan tempatnya sebagian data yang tersaji dalam tulisanini adalah hasil observasi dan wawancara penulis dengan sejumlah ustaz dan pengurusmasjid-masjid di Singapura yang berlangsung tanggal 23-27 Januari 2007

195

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sebagian besar penduduk Singapura tanpa mempersoalkan agamaras dan keturunannya bermukim di flat-flat atau di rumah-rumah susunyang disediakan oleh Badan Pengembangan Perumahan Singapura atauHousing Development Board (HDB) semacam lembaga Perumnas di Indonesiaguna mengembangkan permukiman modern asri dan nyaman Pendirianrumah susun ini selain untuk mengubah wajah permukiman Singapuradari model perkampungan menjadi kota modern juga dimaksudkansebagai upaya harmonisasi penduduknya yang multi kultural Pemerintahmengharuskan mereka tinggal bersama antar beragam etnis dan agamadi rumah susun seperti itu agar dapat hidup berdampingan secara damai

Telah disinggung di depan bahwa penduduk Singapura dewasa inisekitar 45 juta orang yang multirasial multilingual dan multi agama77 penduduknya adalah etnis Cina 14 etnis Melayu yang merupakanpenduduk asli 8 etnis India dan 1 adalah etnis dari berbagai bangsaMayoritas etnis Cina menganut agama Buddha Tao atau Kong Hu CuAgama Islam dianut oleh mayoritas etnis Melayu Hanya sebagian kecilsaja Agama Islam menjadi anutan etnis Cina (01) India dan Pakistan(218) dan 65 etnis lainnya Mayoritas etnis India memeluk agamaHindu sedangkan agama Kristen dianut oleh minoritas etnis Cina Indiadan ada juga sebagian kecil oleh etnis Melayu Mereka pada umumnyadapat hidup berdampingan secara damai dan saling menolong membinaumatnya masing-masing

Ada empat bahasa resmi yang digunakan sehari-hari di Singapurayaitu Inggris Mandarin Melayu dan Tamil Bahasa Melayu memangmendapat tempat terhormat karena ditetapkan sebagai bahasa nasionalwalaupun dalam praktiknya lebih bersifat simbolis Hal ini terlihat daripenggunaannya secara resmi hanya terdengar ketika menyanyikan ldquoMajulahSingapurardquo lagu kebangsaan Singapura yang diciptakan oleh ZubirSaid (1907ndash1987) seorang komponis dan pemain film kelahiran SumateraBaratndashIndonesia Selain itu bahasa Melayu juga digunakan pada waktulatihan dan perintah baris-berbaris ldquoAngkat senjatahellip belok kiri majujalan dan seterusnyardquo seperti yang lazim digunakan oleh pasukan tentaradan polisi

Pemerintah Singapura lebih menekankan penggunaan bahasa Inggrissebagai bahasa pengantar dan bahkan ditetapkan sebagai bahasa administrasiperkantoran Penggunaan bahasa Melayu hanya terbatas di kalangan

196

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

etnis Melayu saja Hanya sebagian kecil saja kalangan etnis Cina danIndia yang benar-benar fasih dalam bahasa nasional itu pun mayoritasdaripada mereka adalah penduduk yang telah bermukim di negeri inisebelum Singapura merdeka

Sejak kedatangan Islam di Singapura sekitar abad ke-15 prosesislamisasi telah berlangsung bersama datangnya Islam dari Malaka danSumatera Ketika itu Singapura masih berada di bawah Kerajaan Malakayang menjadi pusat penyebaran Islam ke negeri-negeri sekitarnya termasukSingapura Pada waktu itu negara pulau yang didirikan Raffles ini masihbernama Tamasek Pada waktu itu Kerajaan Islam Aceh sudah lebihdahulu menjadi pusat perkembangan dan pendidikan Islam yang berpengaruhdi negeri-negeri Malayu termasuk Singapura Bukanlah sebuah nostalgiajika dikatakan bahwa etnis Melayu yang kini merupakan kelompok minoritaspernah menjadi kelompok mayoritas setidak-tidaknya sebelum Raffles(1818) mendatangkan orang-orang Cina ke negeri Singa itu

Sebagai negara pulau yang cukup strategis menjadi kota perdaganganmenyebabkan banyak pedagang Arab yang singgah di pulau ini Para pedagangtersebut selain berdakwah juga melakukan perdagangan Karena itulahwarga keturanan Arab yang dewasa ini sudah memelayukan diri (menjadiMelayu) bermukim di Singapura Konon 23 tanah di Singapura padaakhir abad ke-18 dimiliki oleh warga keturunan Arab di antaranya adalahmilik Aljunaid Alsagoff Alkaff dan Bin Thalib bin Yamani Sekarang yangtinggal hanya tanah milik Bin Thalib bin Yamani2 Tidak mengherankan jikasejumlah Masjid bersejarah di Singapura didirikan oleh warga keturunanArab seperti Masjid Alkaff Masjid Baalawi Masjid Alsagoff dan MasjidAljunaid School3

Sebagaimana halnya di Indonesia Kampung Arab terdapat jugadi Singapura yaitu di Arab Street Kampung Glam tempat Masjid Sultanyang terkenal itu walaupun sekarang ini di Arab Street tidak banyaklagi dijumpai warga keturunan Arab Padahal Singapura yang dibangunRaffles (1819) pernah menjadi pusat persinggahan para imigran Arab

2Alwi Shahab ldquoMenjelajahi Kampung Arab di Negeri Singardquo dalam httpwwwrepublika coid koran_detailaspid=258671ampkat_id=84 Diunduh pada28 Januari 2009

3Ibid

197

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

sebelum mereka tiba di Indonesia Puncaknya adalah pada pertengahanabad ke-19 ketika pelayaran dengan kapal uap antara Timur Jauh danArab mengalami perkembangan pesat Sejak itulah perpindahan pendudukdari Hadramaut ke Nusantara menjadi lebih mudah

Sejarah tidak dapat melupakan peran orang-orang Arab dalammenyiarkan Islam melalui pengembangan pendidikan Islam di SingapuraSalah seorang di antaranya adalah ulama asal Yaman (Hadramaut)bernama Syed Abu Bakar Taha Alsagoff bin Aljuneid Beliau adalah seorangdalsquoi dan penyebar Islam pertama di negeri pulau itu Setelah menyelesaikanstudinya di Makkah dan mendengar langsung keadaan Islam di Singapuradari para pedagang beliau segera memutuskan pergi ke Singapura sekitartahun 1916 untuk tujuan dakwah Tidak puas hanya berdakwah padatahun 1927 sebagai kedatangan yang kedua kalinya di Singapura SyedAbu Bakar memutuskan menetap untuk mengembangkan Islam Halyang pertama dilakukannya adalah mendirikan Madrasah Aljuniedsebagai lembaga pendidikan Islam yang sampai sekarang merupakanmadrasah tersohor di Singapura Pengabdiannya pada masyarakat IslamSingapura dilakukannya hingga wafat pada tahun 19564

Pada masa modern terutama setelah negara ini memperoleh kemerdekaannyapada tanggal 9 Agustus 1965 dengan melepaskan diri dari federasi MalaysiaSingapura berhasil mencapai tingkat standar hidup yang paling tinggidi Asia5 Karena itulah di samping lokasinya yang tidak terlalu jauh dariIndonesia ditambah lagi kemajuan teknologinya yang sudah tinggilingkungannya yang aman dan standar hidup yang relatif baik membuatSingapura menjadi salah satu negara yang paling banyak dikunjungiwarga Indonesia ada yang ingin melanjutkan studi berdagang danlain-lain juga tidak kalah banyaknya sekedar ingin melancong

Pendidikan Islam Pada Masa PenjajahanKehadiran Raffles yang mendatangkan keturunan Cina ke Singapura

awal abad ke-19 dan menyulap Singupara menjadi kota perdagangan

4lsquoIslam di Singapura Menuju Komunitas Muslim yang Majursquo dalam Republika(27 Januari 2002)

5Grolier Family Encyclopedia (Connecticut Grolier Incorporated 1995) h 90

198

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan etnis Melayu asli menjaditerpinggirkan karena kalah bersaing dengan para pendatang Secarasosio-ekonomi Muslim Melayu yang merupakan komunitas terbesarpenganut Islam tersebut kebanyakan hidup dengan standar ekonomiyang lebih rendah dibandingkan dengan saudara Muslim mereka yangnon-Melayu apalagi jika dibanding dengan etnis China6 Keadaan iniberdampak luas bagi pelbagai lapangan kehidupan Muslim termasukdalam hal pendidikan Islam Dalam konteks ini tidak ditemukan adanyalembaga pendidikan Islam yang benar-benar berkualitas yang dapatmemberikan alternatif bagi anak-anak Muslim turut aktif mengambilperan yang meyakinkan bagi pembangunan dan kemajuan Singapura

Lembaga-lembaga pendidikan Islam pada masa awal sebagaimanadi negeri-negeri Muslim lainnya adalah pendidikan agama yang diberikandi masjid-masjid dan pada sejumlah lembaga pendidikan madrasahPada tahun 1800-an masjid-masjid di Singapura lebih banyak terdapatdi kawasan bandar berdekatan dengan kawasan Kampong Glam danRochore yang pada masa itu mayoritas penduduknya beragama IslamDi kedua kampung inilah pengembangan pendidikan Islam berlangsungdengan berbagai kelebihan dan kekurangannya Masjid-masjid ini selaluramai karena selain tempat beribadah dan pendidikan juga menjaditempat persinggahan para muballigh dan pedagang dari luar negeri Sambilberdagang mereka berdakwah di masjid-masjid dengan mengumpulkanjamacirclsquoah Muslim yang datang dari berbagai kawasan Daerah-daerahtempat ini berlokasi pada masa sekarang sudah berubah menjadi daerahwisata akan tetapi di sana masih tetap berdiri kokoh Masjid Sultan yangbersejarah itu

Masjid yang pertama sekali berdiri di Singapura ialah Masjid Omaryang dibangun pada tahun 1820 di Omar Road Di Kampung Melakajuga terdapat Masjid Kampung Malaka yang berdekatan dengan pulauSaigon tidak jauh dari muara Sungai Singapura Masjid paling tua inisezaman dengan masa pemerintahan Raffles yang sampai sekarang

6Sharon Siddique dan Yang Razali Kassim lsquoMuslim Society Higher Educationand Development The Case of Singaporersquo dalam Muslim Society Higher Educationand Development in Shoutheast Asia (Pasir Panjang-Singapore Institut of SoutheastAsian Studies 1987) h129

199

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

masih berdiri kokoh Atas biaya wakaf Aljunied dan dana dari masyarakatIslam Singapura Masjid ini diperbaharui lagi pada tahun 1981 Di sampingitu terdapat pula Masjid Sultan di North Bridge Road dan Masjid HajjahFatimah di Jawa Road dan masih banyak lagi Masjid-Masjid bersejarahlainnya di Singapura

Di Masjid-masjid itulah pendidikan Islam dilaksanakan mulai daribelajar baca-tulis al-Qurrsquoan tauhid fikih dan akhlak yang diikuti olehberbagai lapisan umur Selain di Masjid didirikan pula madrasah sebagaisarana pendidikan Islam yang secara khusus merupakan tempat untukmempelajari pengetahuan agama Madrasah-madrasah tersebut telahberdiri sejak awal abad ke-20 antara lain seperti Madrasah Alsagoff al-Arabiyah yang didirikan oleh Syed Mohamed Alsagoff pada tahun 1912yang sekarang terletidak di Jalan Sultan Singapura Selanjutnya padatahun 1927 seperti telah disinggung di atas berdiri pula Madrasah Aljunieddi Victoria Street yang didirikan oleh Syed Abu Bakar Taha Alsagoff binAljuneid Tahun 1936 berdiri pula Madrasah Al-Maarif di Tanjong Katong

Pendidikan Islam yang diselenggarakan di Masjid dan madrasah-madrasah itu telah memberikan kontribusi positif bagi pengembanganpendidikan Islam di Singapura Tetapi seiring dengan perkembanganSingapura sebagai jajahan Inggris yang ikut membonceng gerakanmisionaris Kristen yang selalu berupaya untuk mengeliminir peran madrasahdan secara defacto pula terdukung oleh sikap pemerintah kolonial yangsekuler menyebabkan peran madrasah menjadi termarginalkan Halini dengan jelas diungkapkan oleh Syed Muhd Khairudin Aljunied danDayang Istiaisyah Hussin dalam tulisan mereka menyatidakan Next wasthe growing threat of Christian missionary movements which were reinforcedby the role of British colonialists in marginalizing and delimiting the developmentand growth of the madrasah into an integrated educational institution7

Terpinggirkannya pendidikan madrasah oleh pendidikan sekulermenyebabkan penyelenggaraan pendidikan Islam baik di masjid-masjidmaupun di madrasah semakin kehilangan kewibawaannya Hal inidiperparah lagi karena lembaga-lembaga pendidikan Islam tidak dapat

7Syed Muhd Khairudin Aljunied dan Dayang Istiaisyah Hussin lsquoEstrangedFrom the Ideal Past Historical Revolution of Madrassahs in Singaporersquo dalam Journalof Muslim Minority Affairs Volume 25 Issue 2 August 2005 h 249

200

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mengikuti perubahan dan perkembangan zaman bahkan terkesan konservatifdan tidak memiliki akses dalam memberdayakan kehidupan masyarakatMuslim Apalagi penyelenggaraan pendidikan madrasah pada masa itumasih dikelola dengan manajemen tradisional berikut kurikulum yangtidak menjanjikan untuk bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikansekuler menyebabkan pendidikan Islam tidak lebih sebagai lembagapendidikan sambilan ada dan tiadanya tidak menjadi hitungan

Adalah benar bahwa pada masa-masa awal pun atau tepatnya padatahun 1871 pendidikan al-Qurrsquoan sudah mendapat ldquoperhatianrdquo daripenjajah Inggris AM Skinner pejabat pemerintah yang berwenangmengurus pendidikan bagi sekolah-sekolah Melayu mengeluarkan peraturanpendidikan al-Qurrsquoan yang terkesan diskriminatif yaitu (1) al-Qurrsquoanboleh diajarkan di sekolah tetapi harus tetap terpisah dari pelajaran Melayu(2) Kelas pagi harus dipergunakan untuk pengajaran pelajaran Melayudan al-Qurrsquoan hanya terbatas pada pengajaran sore hari dan (3) Penggajiandari pemerintah untuk guru-guru hanya didasarkan pada pengajaranpelajaran Melayu saja Sedangkan para orang tua harus membantumembayar guru-guru yang mengajar al-Qurrsquoan jika tidak guru tersebutboleh menolak pengajaran8

Keadaan yang demikian menyebabkan lembaga-lembaga pendidikanIslam untuk masa-masa selanjutnya secara perlahan telah menjadi pendidikannomor dua di Singapura dan sama sekali tidak dapat dijadikan sebagai tumpuanuntuk menggapai mobilitas sosial secara vertikal Hal inilah yang kemudianmenjadi salah satu faktor bagi orang tua Muslim di Singapura ldquoterpaksardquomemprioritaskan pendidikan sekuler kepada anak-anak mereka danmenomorduakan pendidikan agama Sebagaimana halnya di negara-negaraAsia Tenggara lainnya pendidikan sekuler modern selain lebih berkualitasjuga dianggap sebagai sarana yang paling efektif bagi mobilitas sosial

Singapura memang merupakan negara paling maju dibanding dengannegara Asia Tenggara lainnya Berbagai sistem dan pranata sosial ekonomidan industri yang dibangun dan dikembangkan secara modern telahmemberikan kontibusi positif bagi pembangunan sektor ekonomi yangtentu saja berdampak positif bagi kemakmuran negara dan kesejahteraan

8Siddique dan Kassim Muslim Society h 131

201

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rakyat Karena itulah Singapura secara terus menerus melakukan pembangunandan pengembangan sistem pendidikan modern agar bisa sejajar dengannegara-negara maju lainnya Sekalipun begitu orang awam mengatakannyasebagai lsquosuratan tanganrsquo kelompok Melayu Muslim dalam waktu yangcukup lama tetap bagaikan batu berlumut yang tidak dapat ikut bergelindingdalam kemajuan pendidikan tersebut Hal ini menjadi cukup jelas jikadiperhatikan data yang dikeluarkan oleh Muslim Relegious Council ofSingapuraMajelis Ugama Islam Singapura (MUIS) yang menginformasikanbahwa sampai tahun 1980 jumlah orang Melayu yang dapat menyelesaikanstudinya di Perguruan Tinggi hanya kurang lebih 650 orang

Adanya aksentuasi kebijakan dwi-bahasa oleh Pemerintah dan terutamakeputusan untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa wajib disekolah-sekolah telah ikut menurunkan kualitas sekolah-sekolah dasarMelayu termasuk madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam MaryTurnbull melukiskan keadaan ini dengan mengatakan bahwa sekolah-sekolah Melayu tidak akan mampu mengantarkan peserta didiknya untukmenjalani pola kehidupan modern yang serba komersial di SingapuraSekolah-sekolah dasar tradisional demikian Turnbull melanjutkan telahmembiarkan kebanyakan anak-anak Melayu terkebelakang dari pembangunanSingapura9

Kebijakan inilah yang menurut Alwi Shahab dalam analisisnyaterhadap keberadaan pendidikan madrasah di Singapura menjadi salahsatu faktor yang banyak mengakibatkan sekolah-sekolah Melayu bubar10

Hal ini sedikit banyak menggugat kedudukan pendidikan madrasahuntuk segera mengubah dasar tradisinya menyesuaikan diri denganperkembangan situasi

Era Baru Pendidikan MasjidSegera setelah Singapura memisahkan diri daripada Negara Federasi

Malaysia pada tahun 1965 maka pada Agustus 1966 matahari pendidikan

9Mary Turnbull A History of Singapore 1819-1975 (Singapore Oxford UniversityPress 1997) h 146

10Alwi Shihab lsquoMadrasah Aljunied Kebanggan Melayu Singapurarsquo Republika(24 Nopember 2006)

202

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Islam mulai menyembul terutama setelah Parlemen Singapura mengeluarkanPengaturan Pelaksanaan Hukum IslamAdministration af Muslim LawAct (AMLA) Hal inilah yang kemudian menghantarkan masyarakat MuslimSingapura pada suatu era baru dalam sejarah perundangan dan administrasidi negara ini Pada masa pembentukannya Perdana Menteri Singapuramengatakan ldquoYang Dipertuan Agong akan menjadi kepala agama Islamdi Singapura dan akan dibentuk sebuah Dewan Agama Islam untuk menjadipenasehat yang Dipertuan Agong dalam hal-hal yang berkaitan denganmasalah agama Islam11

Di bawah perundangan tersebut tepatnya dua tahun kemudian (1968)Dewan Agama Islam itu dibentuk yang diberi nama Moslem RelegiousCouncil of Singapore atau Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) Sekalipuntidak sama persis dapat dikatakan bahwa MUIS setingkat dengan DepartemenAgama di Indonesia MUIS pada dasarnya adalah penasehat Presidendalam hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam dan bertanggung jawabmengatur administrasi hukum Islam di Singapura seperti mengumpulkanzakat macircl dan zakat fitrah pengaturan perjalanan ibadah haji pembangunanmasjid organisasi sekolah-sekolah agama serta pemberian beasiswa bagipelajar Muslim pengangkatan mufti dan wewenang mengeluarkan fatwa12

Kehadiran MUIS memiliki peran strategis dalam pembangunan komunitasMuslim Singapura Pembangunan masjid-masjid tersebut yang dipersiapkansebagai pusat perberdayaan masyarakat Islam Singapura telah memberikankemungkinan yang lebih luas bagi pembinaan masyarakat Muslim Dalamkurun waktu lima tahun (1975-1980) MUIS membangun 6 unit Masjidbaru di New Towns dengan daya tampung antara 1000 sampai 2000 jamarsquoahsetiap Masjid Kemudian dalam kurun waktu lima tahun berikutnya(1981-1986) dibangun pula 9 unit Masjid baru yang diharapkan dapatmenampung sekitar 15000-35000 jamaah13

Dana pembangunan masjid tersebut bukan berasal dari bantuanpemerintah melainkan murni dana yang dihimpun dari dan oleh masyarakatMuslim Singapura Tahun 1975 MUIS mencoba menghimpun dana dari

11Ahmad bin Muhammad Ibrahim lsquoThe Legal Status in Singaporersquo dalamMalayan Law Journal Singapura 1965 h13 Taufiq Abdullah Tradisi dan KebangkitanIslam Asia Tenggara (Jakarta LP3S 1988) h 385

12Siddique dan Kassim Muslim Society h 148-14913Abdullah Tradisi dan Kebangkitan Islam h 406-407

203

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

masyarakat Islam melalui sumbangan langsung tetapi dengan cara itu ternyatatidak efektif karena dana yang terkumpul tidak seperti yang diharapkanKarena itulah pada tahun 1977 beberapa pengurus MUIS menghadapPerdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew mengutarakan kesulitanmereka Dari pertemuan inilah diperoleh persetujuan untuk membentukDana Pembangunan Masjid (DPM) atau Mosque Building Fund (MBF)dan disepakatinya masyarakat Muslim yang bekerja untuk menyumbangdana pembangunan Masjid sebesar $05 (50 sen) melalui pemotongangaji secara langsung pada tempat-tempat mereka bekerja Akhir tahun1977 jumlah ini naik menjadi $1 Terhitung mulai tanggal 1 Juli 2005besaran sumbangan untuk MBF melalui pemotongan gaji berkisar antaraS2-$11 tergantung dari pendapatan masing-masing karyawan14

Masjid pertama yang didirikan dengan menggunakan dana MBFadalah Masjid Muhajirin di Braddell Road 275 Masjid ini didirikan padatahun 1977 dan menelan dana sebesar $918000 Kemudian susul menyusulsejumlah Masjid lainnya dapat berdiri megah dengan segala kelengkapannyaDari69 Masjid yang terdapat di Singapura sekarang ini 19 buah di antaranyaadalah masjid yang dibangun melalui dana MBF tersebut15

Kelengkapan masjid yang dimasudkan bukan sekadar ruanganyang terhampar luas sebagai tempat salat berjamaah ditambah dengankamar-kamar untuk berwuduk seperti pada umumnya dijumpai padamasjid-masjid di Indonesia Masjid-masjid tersebut dilengkapi denganruangan-ruangan yang tertata secara artistik bersih dan rapi Demikianpula pada sejumlah sayapnya dan atau pada beberapa lantai di atasnyadengan berbagai ukuran dijumpai sejumlah ruangan seperti yang dapatdisaksikan dewasa ini Ada yang difungsikan sebagai perkantoran ruangpertemuan ruang olah raga ruang teater dan ruang belajar

Dengan kelengkapan yang demikian masjid-masjid tersebut dapatdifungsi-perankan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat Muslimyang di dalamnya terdapat taman kanak-kanak dan madrasah sebagaipendidikan agama komplementer bagi peserta didik yang belajar di sekolah-sekolah nasional kursus-kursus agama kursus ibadah haji kursus bahasa

14Mardianah Nurdjali ldquoMuslim Singapura Potong Gaji Untuk Bangun Masjidrdquodalam httpwwwbisniscom Diunduh pada tanggal 28 Januari 2009

15Ibid

204

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Arab pelayanan perpustakaan penataran dan kursus-kursus pelatihankepemimpinan dan pengembangan masyarakat bimbingan keluargapengumpulan zakat serta bermacam-macam kegiatan sekolah untukmengisi waktu luang (hari libur)16 Program-program tersebut memberikanpeluang yang semakin baik terhadap peningkatan pendidikan MuslimSingapura baik secara kuantitatif maupun kualitatif Sekalipun begitukeadaan ini telah memberikan energi baru bagi komunitas Muslim Singapurauntuk mengejar lajunya perkembangan pendidikan nasional Singapurayang meluncur ke depan mengimbangi perubahan global yang demikian cepat

Sistem pendidikan nasional Singapura yang terstruktur dan sistematistelah memberikan kesempatan belajar mulai dari tingkat pra-sekolahdasar sampai tingkat pascasarjana Ada empat tingkatan pendidikanyang terselenggara di Singapura junior college pra-universitas politeknikatau Institute of Technical Education (D3) universitas dan pascasarjana17

Dalam hal ini setiap anak usia tiga tahun sudah diharuskan mengikutipra-taman kanak-kanak sebagai kelompok belajar sambil bermain melatihotak dan refleksibilitasnya dengan tingkatan-tingkatan Pre-NurseryPlay Group (usia 3 tahun) Nursery (usia 4 tahun) Taman Kanak-KanakI (usia 5 tahun) Taman Kanak-kanak II (usia 6 tahun) Bagi anak yangsudah berusia 7 tahun wajib memasuki pendidikan dasar (Primary School)selama 6 Tahun Pendidikan dasar tersebut terdiri atas 4 tahun tingkatdasar yaitu dari Dasar 1 sampai 4 dan 2 tahun tingkat orientasi yaitudari Dasar5 sampai6 Pada akhir tingkat Dasar6 peserta didik akan mengikutiujian akhir yang disebut PSLE (Primary School Leaving Examination =Ujian Meninggalkan Sekolah Dasar) dan melanjutkan ke PendidikanLanjutan (Secondary Education) jika lulus

Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan lanjutan selama duatahun (Secondary 1 dan 2) peserta didik akan ditempatkan pada kelasunggulan (express) atau kelas normal tergantung dari hasil PSLE-nyaPeserta didik yang berada pada kelas unggulan akan belajar selama 4

16Kuntowijoyo Paradigma Islam Interprestasi Untuk Aksi (Bandung Mizan1998) h 61

17lsquoSingaporersquos Education Systemrsquo online dalam httpwwwSgboxcomSingaporeeducation html diunduh pada tanggal 24 Maret 2009 Lihat jugaSuara Merdeka 17 Mei 2006

205

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tahun dari kelas tingkat lanjutan 1 sampai 4 dan 5 tahun sampai kelastingkat lanjutan 5 pada pelajaran normal

Pada akhir pendidikan tingkat Lanjutan 4 atau 5 tahun merekaakan mengikuti ujian akhir untuk memperoleh ijazah Cambridge GeneralCertificate Examination (GCE) Ijazah ini merupakan syarat untuk melanjutkanke pendidikan pasca tingkat lanjutan (Post Secondary Education) baikpada Junior College (2 tahun) Pre-University Center (3 tahun) Polytechnicatau Institut of Education (3 tahun) atau boleh juga dengan menempuhalternatif lain dengan memasuki sekolah tinggi swasta

Pada tingkat pendidikan yang memakan waktu 2 sampai 3 tahunitu peserta didik akan mempunyai berbagai pilihan mata kuliah daridisiplin ilmu yang lebih beragam tergantung pada kesenangan merekadan hasil GCE-nya Di samping itu lebih ditekankan kepada program yangmemberikan dukungan kebutuhan yang dituntut oleh dunia industriPeserta didik yang belajar di sekolah-sekolah yang telah disebutkan di atasakan mempunyai kesempatan belajar di perguruan tinggi yang akanmenghantarkan mereka pada berbagai Perguruan Tinggi baik dalam maupunluar negeri atau memilih sekolah-sekolah tinggi swasta yang memilikilink dengan universitas-universitas yang terkenal di dunia internasional

Praktik yang kadang kala ditempuh sebagai alternatif untuk bisacepat memperoleh akses terhadap pemerolehan sertifikat (ijazah) tingkatdiploma atau tingkat sarjana adalah dengan mengambil mata kuliahpada sekolah-sekolah tinggi swasta mana saja yang kebanyakannyatelah memperoleh sertifikat penjaminan mutu (quality assurance) baikdi dalam danatau luar negari Pada umumnya sekolah tinggi swastatersebut memiliki link dengan universitas-universitas di luar negeri Bahankuliah sarana training ujian dan ijazah dikeluarkan secara langsungoleh universitas-universitas tersebut

Keteraturan sistem dan manajerial pendidikan tersebut menghantarkanpendidikan nasional di Singapura yang nota bene adalah pendidikansekuler memberi akses dan peluang yang cukup besar bagi peserta didiknyauntuk memperoleh pendidikan yang layak Apalagi sarana pendidikankurikulum proses pembelajaran dan pusat sumber belajarnya benar-benar mencukupi yang kelak mengantarkan peserta didik segera memperolehmobilitas yang tinggi

206

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Apabila menoleh sejenak ke belakang sesungguhnya kelompokMuslim Melayu Singapura sudah lama merasakan ketertinggalan merekadalam bidang pendidikan bila dibandingkan dengan etnis lainnya Menyadarikeadaan itulah pada tahun 1968 sebuah organisasi guru yang bernamaKesatuan Guru-guru Melayu Singapura (KGMS) menyelenggarakan sebuahSeminar Nasional Pendidikan Beberapa persoalan mendasar yang mengemukadalam seminar itu tertuang dalam beberapa rekomendasinya yaitu (1)menyerukan pada pemerintah agar menerapkan perlakuan yang samadalam pendidikan tanpa diskriminasi (2) mempersiapkan Tun Seri Lanangdan Sang Nila Utama sebagai sekolah elite untuk meningkatkan standarpendidikan Melayu dan (3) mendirikan sebuah universitas berbahasa Melayu18

Dikarenakan seruan tersebut ldquotidak ditanggapirdquo oleh Pemerintahmaka pada tahun 1970 KGMS membuat usulan baru tentang sistempendidikan nasional Hal terpenting dari usulan tersebut dalam kaitannyadengan pendidikan Islam ialah adanya sebuah rekomendasi agar pengetahuanagama Islam dijadikan sebagai mata pelajaran wajib bagi seluruh murid-murid beragama Islam19 Barulah setelah 12 tahun kemudian melaluiberbagai pendekatan dan upaya yang tidak mengenal lelah KementerianPendidikan Singapura pada tahun 1982 mewajibkan pengajaran agamaIslam di sekolah-sekolah Pemerintah itu pun hanya diperuntukkan bagimurid-murid beragama Islam di sekolah lanjutan20

Menyadari rendahnya mutu pendidikan dan kebutuhan mendesakuntuk meningkatkan standar hidup Melayu Muslim melalui pendidikandibentuklah Majelis Pendidikan Kanak-Kanak Islam (MENDAKI) padatahun 1981 Tujuannya adalah untuk menangani berbagai persoalanpendidikan Islam Melayu mulai tahap pra-sekolah hingga pendidikantinggi Dalam program kerjanya MENDAKI segera merancang suatubentuk penyelenggaraan pendidikan yang mensinkronkan pendidikankeagamaan dengan pendidikan sekuler secara simultan21

18Sharon Siddique dan Yang Razali Kassim Muslim Society h 14719Ibid20M Kamal Hasan ldquoSome Dimension of Islamic Education in Southeast Asiardquo

dalam Taufiq Abdullah and Sharon Siddique (ed) Islam and Society in SoutheastAsia (Pasir Panjang-Singapore Institute of Southeast Asian Studies 1986) h 46

21 Ibid

207

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sekalipun sinkronisasi tersebut merupakan suatu keharusan yangtidak terelakkan dalam konteks politik pendidikan Islam di Singapuratetapi bila dilihat dari hakikat pendidikan Islam sesungguhnya strategisemacam itu merupakan bagian dari tujuan pendidikan Islam yang tidakingin hanya mempersiapkan peserta didiknya menjadi seorang spiritualismetulen yang kakinya tidak berpijak di bumi dan tidak pula menjadikanpeserta didiknya menjadi seorang materialisme yang tidak memilikibekal menuju akhirat Pendidikan Islam pada hakikatnya mempersiapkanpeserta didiknya yang selalu seimbang dalam kedua aspek tersebut

Dalam kongres MENDAKI tahun 1982 sejumlah persoalan pendidikanIslam di Singapura telah diidentifikasi Paling tidak ada 15 poin pentingyang menjadi permasalahan utama pendidikan Islam di Singapura22

yang secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut

1 Tujuan pendidikan Islam harus dirumuskan dalam kaitannya dengansistem pendidikan Nasional secara keseluruhan

2 Pendidikan madrasah dipandang gagal dalam mencapai misinyaapakah untuk menghasilkan lulusan yang mampu mengejar pendidikanyang lebih tinggi atau pun juga untuk mempersiapkan peserta didiknyamenjadi ulama

3 Banyak lulusan dari lembaga pendidikan Islam tidak memilih profesiyang sesuai dengan yang telah mereka pelajari

4 Sistem yang ada sekarang tidak memungkinkan bagi setiap orangIslam untuk menerima pendidikan agama yang memadai Pengetahuanagama Islam di sekolah-sekolah pemerintah hanya tersedia bagi kelas3 dan 4 sekolah lanjutan dan metode pengajarannya pun masihjauh dari yang diharapkan

5 Pendidikan Tinggi Islam belum tersedia

6 Banyak orangtua mengirimkan anak-anak mereka ke madrasahhanya setelah mereka gagal memasuki sekolah-sekolah pemerintah

7 Belum adanya kurikulum yang standar sehingga mempersulit penilaianmutu lulusan madrasah

22Abdullah Tradisi dan kebangkitan Islam h 419-420

208

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

8 Tidak adanya suatu kesatuan pola pengelolaan pendidikan Islamuntuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya

9 Rendahnya materi pembelajaran di samping buku-buku bahan ajaryang ada telah ketinggalan zaman

10 Kurangnya dana pendidikan yang sekaligus berakibat kepada rendahnyastatus ekonomi guru agama Hanya guru-guru agama yang berasaldari sekolah-sekolah pemerintah saja yang gajinya seragam

11 Untuk 315510 orang penduduk beragama Islam hanya ada 210 guruagama (1980) Rendahnya pendapatan guru agama ini telah menyurutkanminat kaum muda untuk memilih profesi menjadi guru agama

12 Banyak bahan bacaan dan buku wajib yang diimpor pada kenyataannyayang tidak relevan dengan kondisi hidup di Singapura yang industrialis

13 Silabus dan metode pengajaran telah ketinggalan zaman

14 Orientasi materalistis dalam masyarakat menyebabkan pemahamanIslam di kalangan kaum muda Islam saling bertentangan

15 Banyak orang Islam yang sesungguhnya memerlukan pendidikanIslam namun kenyataan sosial memperlihatkan bahwa hanya pendidikansekulerlah yang memberi jaminan masa depan yang lebih baik

Adalah menarik bahwa kongres MENDAKI pada tahun 1982 ituyang pembukaannya dihadiri oleh Perdana Menteri Singapura Lee KuanYew dalam pidatonya mengemukakan bahwa salah satu persoalan pokokyang dihadapi oleh komunitas Melayu untuk mendapatkan pendidikanyang layak di Singapura adalah rendahnya kemampuan para lulusannyadalam bahasa Inggris Lee Kuan Yew menganjurkan agar persoalan inisegera dicarikan solusinya Pada kata sambutannya Perdana MenteriSingapura itu menganjurkan agar setiap orang tua di samping menggunakanbahasa ibu seyogyanya menggunakan bahasa Inggris di rumah agar putra-putri mereka bisa mencapai EL1 Jika orangtua tidak mampu berbahasaInggris maka anak-anak mereka harus berbahasa Inggris dengan abangkakak dan para tetangganya23 Pernyataan Lee ini dapat dimaknai bahwasesungguhnya pemerintah menyadari sepenuhnya persoalan yang melandapendidikan di kalangan komunitas Melayu di Singapura

23Siddique dan Kassim Muslim Society h 158

209

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Tidak cukup dengan mendirikan MENDAKI para pemimpin Muslimjuga mendirikan DANAMAIS (Dana Masyarakat Islam) yang ide awalpendiriannya dipublikasikan oleh Ahmad Mattar pada Desember 1984dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan sosio-ekonomi danpendidikan umat24 Kedua organisasi ini dapat dipandang sebagai simbolharapan dan aspirasi Muslim untuk mencapai puncak dan kemajuanyang lebih tinggi sebagai sebuah komunitas yang ingin memberikanpartisipasi yang lebih berarti bagi pembangunan nasional Singapura

Pemerintah juga memberikan dukungan aktif kepada MENDAKI danmengizinkan Muslim Singapura untuk memberikan kontribusinya bagidana pendidikan MENDAKI Peningkatan sumber-sumber keuangan yangdimiliki diharapkan dapat menopang berbagai program MENDAKI di masamendatang DANAMAIS diharapkan dapat menempuh jalan yang sama

Pada masa-masa selanjutnya seperti yang terlihat dewasa ini terdapathubungan kerjasama yang semakin erat antara Pemerintah dan pemimpinMuslim Kedekatan hubungan itu dapat dimaknai sebagai refleksi munculnyakesadaran baru bahwa berbagai problema keterbelakangan Muslimdi bidang pendidikan dan ekonomi pada dasarnya adalah merupakansalah satu masalah nasional Singapura Pemerintah sudah menyadaribahwa menciptakan warga Muslim yang lebih baik di bidang pendidikansehingga mampu memberikan sumbangan bagi pembangunan Singapuraadalah untuk kepentingan bersama25

Pemberdayaan Masjid sebagai Lembaga PendidikanTelah dikemukakan di depan bahwa sejumlah masjid di Singapura

telah lama melaksanakan pendidikan Islam dalam bentuk madrasahparoh waktu Dewasa ini paling tidak ada 33 buah Masjid dari 69 Masjidyang ada di Singapura melaksanakan program pendidikan seperti ituPada masa-masa sebelumnya penyelenggaraan madrasah paroh waktudi masjid-masjid tersebut belum terkelola dalam manajemen penyelenggaraan

24Ibid h 16225Omar Farouk ldquoMuslim Asia Tenggara Dari Sejarah Menuju Kebangkitan

Islamrdquo dalam Saiful Muzani (ed) Pembangunan dan Kebangkitan Islam di AsiaTenggara (Jakarta LP3ES 1993) h 46

210

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang terstruktur dan sistematis Masing-masing masjid menyelenggarakanpendidikan berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang telah berlangsungselama bertahun-bertahun persis seperti pengelolaan pendidikan masjiddi Indonesia dewasa ini

Awal tahun 2000-an melalui Singapore Islamic Education System(SIES) yang dibentuk oleh MUIS merancang berbagai strategi pembelajaranIslam yang terselenggara di Masjid-Masjid Singapura yang diperkirakandapat menjangkau semua lapisan usia Program yang diluncurkan padatahun 2004 ini disebut dengan seri program aLIVE (Learning IslamicValues Everyday) untuk semua peringkat usia mulai kanak-kanak hinggadewasa yang disesuaikan dengan keperluan khusus masyarakat Islamdalam suasana kosmopolitan dan kehidupan modern

Seri program aLIVE tersebut terdiri atas lima tingkatan yaitu(1) Kids aLIVE untuk usia 5-8 tahun (2) Teens aLIVE untuk usia9-12 tahun (3) Tweens aLIVE untuk usia 13-15 tahun (4) YouthaLIVE untuk usia 16-24 tahun dan (5) Adult aLIVE untuk usia 25tahun ke atas

Program pembelajaran pada Kids aLIVE setara dengan tamankanak-kanak yang mendapat sambutan hangat dari komunitas MuslimSingapura yang secara berduyun-duyun mengirimkan putera-puterimereka belajar di sana mulai dari belajar baca-tulis al-Qurrsquoan pengenalandasar-dasar agama dan terutama penanaman nilai-nilai akhlakul karimah

Khusus program Teens aLIVE Tweens aLIVE dan Youth aLIVEpada umumnya membuka program pendidikan madrasah paroh waktuDi madrasah-madrasah inilah para orang tua mengirimkan anaknya untukkelas-kelas agama Ada yang setiap hari ada yang beberapa kali sepekanada juga yang hanya di akhir pekan yang pada umumnya merupakankegiatan di luar sekolah umum mereka Termasuk dalam kegiatan iniadalah pendidikan yang dilaksanakan pada masa liburan sekolah

Materi belajar pada masa liburan sekolah tidak terbatas pada pelajaranagama semata melainkan meliputi berbagai pengetahuan yang menopangkeberhasilan belajar di sekolah seperti bahasa Inggris Matematika Sainsdan sebagainya Beberapa Masjid seperti Masjid al-Mukminin menyediakansatu ruangan khusus sebagai tempat berkumpul para remaja untuk belajarbersama atau mengikuti program tuition semacam bimbingan belajar

211

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

untuk persiapan ujian sekolah Masjid Kassim bahkan menyediakanbeberapa ruang kelas dengan fasilitas air conditioner dan koneksi internetwireless sebagai tempat belajar bagi pelajar-pelajar menjelang musim ujian

Kegiatan tersebut bukan saja berguna untuk meningkatkan prestasibelajar tetapi sekaligus memberikan motivasi dalam menumbuhkankesadaran baru bagi keluarga Muslim Singapura untuk meraih prestasibelajar yang mampu bersaing dengan etnis lainnya Dampak positif yangditimbulkannya adalah semakin meningkatnya jumlah para pelajar (76)yang berhasil memasuki sekolah menengah dibandingkan dengan tahun1993 Demikian juga kelulusan dalam memperoleh ijazah GCE (CambridgeGeneral Certificate Examination) meningkat mencapai 12 dibandingkandengan capaian sepuluh tahun sebelumnya Peningkatan yang samaterjadi bagi kelulusan memasuki pra-Universiti Politeknik atau ITE(Institute of Technical Education) yang mencapai kenaikan sebesar 33dibandingkan dengan yang pernah dicapai tahun 199326

Bersamaan dengan itu dalam kaitannya dengan Masjid-Masjidyang sudah dikenal memiliki kecenderungan dan kekhususan dalammengembangkan ilmu-ilmu keislaman seperti fikih tahfiz al-Qurrsquoanhadis dan lain-lain Oleh MUIS potensi ini dikukuhkan untuk dilestarikandengan memberi dukungan penuh baik manajerial sarana dan prasaranamaupun pengembangan metodologisnya agar lebih efektif dan efisiendalam mencapai tujuan Sekurang-kurangnya ada sembilan masjiddi Singapura yang memiliki kekhususan dalam mengembangkan ilmu-ilmu keislaman seperti tertera di bawah ini

No NAMA MASJID KEKHUSUSAN1 Masjid Kampong Siglap Al-QuranTahfiz2 Masjid Omar Kampung Melaka Al-QuranTahfiz3 Masjid Asy-Syafaah Ilmu Hadits4 Masjid Asy-Syakirin Peradaban Islam5 Masjid An-Nur Bahasa Arab6 Masjid An-Naeem Pemikiran Islam7 Masjid Darussalam Islam dan Pemikiran Barat8 Masjid Al-Iman Ilmu Fiqih9 Masjid An-Nahdhah Pusat Harmoni

26lsquoPelancaran Rangkaian Pendidikan dan Forum Dasar MENDAKI 2004rsquo dalamwwwmendakiorg Diunduh pada tanggal 12 Januari 2009

212

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan ditetapkannya masjid Kampong Siglap atau Masjid OmarKampung Malaka sebagai pusat tahfiz al-Qurrsquoan maka kegiatan-kegiatannyalebih terkonsentrasi untuk program tahfiz Spesialis-spesialis tahfiz punakan berkumpul di situ sehingga orang akan tahu harus pergi ke Masjidmana kalau ingin mendalami tahfiz ke Masjid mana untuk mendalamibahasa Arab dan ke Masjid mana pula untuk mendalami Islam dalamkonteks peradaban barat

Demikian pula halnya dengan Masjid al-Nahdhah sebagai pusatharmoni yang kegiatan-kegiatannya tidak saja diperuntukkan bagikalangan Muslim melainkan juga sebagai syiar Islam kepada non-MuslimSejak didirikan tahun 2006 masjid ini sudah berulang kali mengundangberbagai kelompok masyarakat termasuk petinggi pemerintah SingapuraLee Hsien Loong dan Wong Kan Seng untuk berkunjung ke Harmony Centresemacam museum peradaban Islam Di masjid itulah budaya dan peradabanIslam ditampilkan dalam berbagai buku slide lukisan grafik dan gambar-gambar dengan imej menarik dalam satu ruangan khusus asri dan nyamanSecara keseluruhan masjid ini sengaja memperlihatkan Islam sebagairahmatan li al-lsquoacirclamicircn bukan saja diperuntukkan bagi suku bangsa tertentukelompok dan golongan tertentu melainkan untuk semua dan untukkesejahteraan seluruh penghuni jagat raya

Untuk memperkokoh fungsi dan peranan masjid sebagai pusatpemberdayaan masyarakat Muslim maka MUIS menyusun tiga langkahstrategis yang disebut (1) Masjid Mesra Belia (2) Masjid Mesra Keluargadan (3) Masjid Mesra Masyarakat27

Masjid mesra belia merupakan program yang mengupayakan agarmasjid bersahabat bagi kelompok remaja dan pemuda sehingga mereka

No NAMA MASJID KEKHUSUSAN1 Masjid Kampong Siglap Al-QuranTahfiz2 Masjid Omar Kampung Melaka Al-QuranTahfiz3 Masjid Asy-Syafaah Ilmu Hadits4 Masjid Asy-Syakirin Peradaban Islam5 Masjid An-Nur Bahasa Arab6 Masjid An-Naeem Pemikiran Islam7 Masjid Darussalam Islam dan Pemikiran Barat8 Masjid Al-Iman Ilmu Fiqih9 Masjid An-Nahdhah Pusat Harmoni

27Mohamed Ali bin Haji Atan ldquoPengurusan Masjid Pengalaman RepublikSingapurardquo dalam wwwscribdcomdoc39818Manajemen-Masjid-Singapuradiunduh pada tanggal 23 Februari 2009

213

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

merasa betah untuk tetap selalu berada di dalamnya Program kegiatanyang dilaksanakan selain menyelenggarakan pendidikan seperti telahdikemukakan di depan beberapa masjid dilengkapi dengan ruang olahraga dan seni Pekerja sosial (youth worker) telah ditempatkan pada masjid-masjid tersebut untuk menangani berbagai persoalan remaja dan pemudasecara lebih profesional Kecuali itu kelompok usia muda telah diikutsertakandalam pengelolaan masjid Tidak mengherankan jika 80 dari seluruhimam tetap masjid Singapore berusia antara 25-39 tahun yang dapatdikelompokkan sebagai usia muda28 Dengan demikian kesan masjidsebagai tempat berkumpul ldquoorang-orang tuardquo sudah hilang sama sekali

Khusus program Masjid mesra keluarga beberapa masjid sepertimasjid Al-Khair misalnya telah menyediakan tempat ibadah jamaahkhusus untuk keluarga Selain itu terdapat pula program kursus-kursusrumah tangga pra pernikahan dan konsling keluarga sakinah Programyang dipegang oleh imam eksekutif masing-masing masjid ini tidakberhenti setelah pasangan menikah melainkan juga masih memberikankonseling pernikahan bagi yang memerlukan Beberapa masjid lainnyamenyiapkan program ldquotemu jamaahrdquo (Meet Jemaah Session) sebagai acararamah tamah yang pada intinya untuk mengukuhkan ukhuwwah IslamiyahSecara terprogram pengurus masjid mengadakan kunjungan ke rumah-rumah warga yang bukan jamaah inti masjid Tujuannya adalah selainuntuk menyampaikan program kegiatan masjid juga sekaligus untukmemantau sekiranya ada penduduk yang bermasalah dan memerlukanbantuan tanpa mempersoalkan agama dan suku bangsanya Bantuanyang diberikan ada yang bersifat langsung atau ditindaklanjuti denganmenghubungkannya kepada badan-badan pemberi bantuan Bualanmesra dengan jamaah yang dilakukan oleh imam-imam tersebut baikdi Masjid atau ketika mengunjungi rumah-rumah warga secara berkalatelah menumbuhkan suasana akrab dan harmonis sehingga Islam sebagairahmatan li al-`acirclamicircn terlihat dengan amat jelas

Agar pelaksanaan kegiatan masjid-masjid tersebut dalam berbagaibidang menjadi lebih kompetitif dalam tahun2000 MUIS telah menetapkanMosque Excellence System (MES) yang berfungsi untuk memberikan kriteria

28MUIS lsquoPengurusan Masjid Pengalaman Republik Singapurarsquo dalam httpwwwmanaje-men_Masjid_Singaporehtml diunduh pada tanggal 28 Februari 2009

214

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

atau patokan-patokan capaian bagi Masjid-Masjid untuk kategori-kategoritertentu Sistem ini diiringi dengan pemberian Mosque Excellence Awardyang memberikan dorongan bagi masjid-masjid tersebut berkompetisisecara positif menjadi yang terbaik Kriterianya didasarkan pada anugerahyang berlaku pada Singapore Quality Award (SQA) sebagaimana yangditerapkan dalam pemberian anugerah (award) pada Malcolm BaldridgeAmerika Serikat Hal itu menunjukkan bahwa ukuran keberhasilan pengelolaanberbagai program kegiatan Masjid telah mengikuti standar internasional

Upaya untuk mewujudkan berbagai program pendidikan dakwahdan kegiatan sosial keagamaan lainnya menjadi lebih aktif dan proakatiftentulah menghendaki kemauan dan kerja keras serta sistem manajemenyang terandalkan dari seluruh pengelola Masjid yang disebut LembagaPentadbiran Masjid (LPM) Karena itulah MUIS sebagai lembaga tertinggidalam urusan keagamaan di negara ini telah menetapkan prosedur danmekanisme rekrutmen pengurus dan anggota LPM secara ketat dan rigitguna memastikan bahwa hanya orang-orang yang memiliki kompetensidan profesionalitas sajalah yang diberi kepercayaan untuk memikulamanah dan tanggung jawab sebagai pengurus LPM Apalagi lembagaini bukan sekadar mengurus dewan musala sebagai tempat peribadatansaja melainkan meliputi berbagai kegiatan pendidikan sosial ekonomidan hubungan kerjasama

Proses rekrutmen dimulai dengan mengundang individu-individuyang berminat untuk berkhidmat (mengabdi) sebagai pengurus LPMUndangan tersebut terbuka untuk umum yang disebarluaskan melaluipengumuman di masjid-masjid dan berbagai surat kabar di Singapura Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pemohon selain kelayakan kompetensipersonal dan sosial khususnya yang berkenaan dengan kepribadian danhubungan sosial seorang calon di tengah-tengah masyarakat juga berkaitandengan kompetensi profesional dan manajerial seorang pemohon khususnyayang berkaitan dengan kemampuan untuk mengemban tugas sesuaidengan bidang yang dipercayakan kepadanya

Dalam melakukan seleksi MUIS tidak terpaku pada seleksi berkas danlsquorekod jenayahrsquo para pemohon melainkan tetap mengindahkan masukandan pertimbangan para tokoh masyarakat dan ulama-ulama seniorbaik diminta ataupun tidak sehingga benar-benar dapat diyakini bahwapemohon layak untuk diangkat sebagai pengurus LPM Bagi pemohon

215

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang pernah mengabdi sebagai sukarelawan dalam berbagai unit (jawatankuasa kecil) kepengurusan Masjid akan lebih diutamakan karena lsquorekodjenayahrsquo dan kompetensinya memang sudah teruji oleh pengalamanLebih dari itu ditetapkan pula bahwa setiap individu hanya diperkenankanmemegang jabatan-jabatan penting dalam kepengurusan seperti ketuasetia usaha (sekretaris) dan bendahara tidak lebih dari dua periode berturut-turut Satu periode kepungurusan adalah selama dua tahun Jabatan-jabatan utama yang dimaksudkan mulai dari Ketua sampai Bendahara

Semua pengurus dan anggota LPM yang diangkat oleh MUIS tetapmempedomani peraturan dan ketentuan teknis yang ditetapkan oleh MUISataupun pedoman-pedoman pokok yang dikeluarkan oleh Akta PelaksanaanHukum IslamAdministration af Muslim Law Act (AMLA) Singapuratermasuk dalam hal pengelolaan keuangan Sebagai contoh bahwa LPMhanya berhak mengeluarkan uang tidak lebih dari $10000 Lebih dariitu hanya dapat digunakan apabila mendapat izin atau persetujuan MUIS

Untuk memelihara keterawasan pengelolaan keuangan maka pejabatLPM yang ditunjuk menangani pekerjaan ini wajib membuat perencanaankerja dan pelaporan pertanggung jawaban secara akuntabel menurutprosedur dan mekanisme yang berlaku di Singapura Secara terus menerusMUIS melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan danadengan menggunakan jasa auditor independen untuk melakukan auditsecara lebih teliti Hal ini dilakukan untuk memelihara transparansi pengelolaankeuangan kepada publik apalagi sebahagian besar sumber keuanganMasjid berasal masyarakat baik melalui Mosque Building Fund (MBF)maupun sumbangan-sumbangan lainnya untuk berbagai kegiatan Masjid

Dari deskripsi di atas jelas terlihat bahwa Singapura yang seringdisebut sebagai salah satu contoh pemerintah yang berjalan the bestexample of government that works Parameternya adalah kualitas manajemendan perencanaan yang dimilikinya termasuk perencanaan dan manajemanMasjidnya yang perlu dipelajari dan diadopsi

PenutupDengan latar belakangkan masyarakat yang mengalami kemajuan

yang pesat dan terus berubah Masjid di Singapura secara proaktif telahmemainkan peran pemberdayaan sehingga sentiasa relevan dengan

216

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

perubahan Institusi Masjid terus menerus berinovasi agar dapat menjadipenggerak bagi jalinan pembangunan dan khidmat masyarakat seluruhnegara Masjid-Masjid di Singapura telah mengalami reformasi setarafdengan organisasi dan institusi terkemuka di Singapura

MUIS telah melancarkan usaha yang sangat penting dalam melakukaninovasi pemberdayaan Masjid yang bukan sekadar coba-coba atau kebetulanbelaka melainkan dengan suatu perencanaan yang matang (deliberate)dan penuh perhitungan Karena itulah tingkat kebaruannya (novelitity)benar-benar dirasakan oleh komunitas Muslim Singapura sebagai pendidikanyang memberikan harapan-harapan baru karena mereka yakin bahwaputusan inovasi yang dilancarkan oleh MUIS tersebut sejalan dengancita-cita dan tujuan pendidikan Islam

Tingkat keberterimaan (acceptabilty) inovasi pemberdayaan Masjidtersebut bukan saja berasal dari kalangan Muslim Singapura melainkanoleh seluruh warga Singapura tanpa mempersoalkan agama ras danketurunannya disebabkan ikut merasakan manfaatnya karena ruh keislamanyang dibangun oleh MUIS dilandasi oleh semangat rahmatan li al-lsquoacirclamicircn

Usaha-usaha memakmurkan masjid telah menampakkan hasilnyadan institusi Masjid di Singapura telah berjaya mengubah diri untukmenjadi institusi yang kokoh dan disegani dengan menempatkan dirisecara strategik di kawasan-kawasan kejiranan serta menawarkan berbagaiprogram mulai dari keagamaan sampai meliputi program kemasyarakatanyang didukung dengan rangkaian kerjasama yang kuat dengan jawatankuasa-jawatankuasa penduduk dan kejiranan (qaryah) Peranan MUIS sebagaipenguasa agama tertinggi Singapura adalah untuk memberi kepastianbahwa usaha murni dapat berlanjut tanpa henti dengan peningkatanmutu dan pengukuhan manajemen dan pengelolaan institusi Masjidsebagai pusat pemberdayaan bagi pembelajaran Islam dan pembangunansosial sesuatu yang menjadi inspirasi kepada semua

217

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

DAFTAR PUSTAKA

ldquoIslam di Singapura Menuju Komunitas Muslim yang Majurdquo dalamRepublika (27 Januari 2002)

lsquoAbd al-Ghacircni lsquoAbud Ficirc al-Tarbiyah al-Islacircmiyah (Kairo Dacircr al-Fikr 1997)

lsquoAbdurrahman an-Nahlawi lsquoUlucircm al-Tarbiyah al-Islacircmiyah wa Asalibihaficirc al-Baiti wa al-Madrasah wa al-Mujtamalsquo (Beirut Dacircr al-Fikr1989)

lsquoUmar al-Toumy al-Syaibani al-Ushucircs al-Nafsiyah li Rilsquoayat al-Sabab(Beirut Dacircr al-Tarbiyah 1975)

ldquoIdeologi Kejakinan Hidup Muhammadiyah Hasil Kerdja Panitya Tadjdidseksi Ideologi amp Chittah Perdjoangan Muhammadiyahrdquo dalamBulletin Suara Muhammadiyah No 9I1968 (Nomor MursquotamarMuhammadijah ke 37) tahun 1968

ldquoPelancaran Rangkaian Pendidikan dan Forum Dasar Mendaki 2004rdquodalam wwwmendakiorg Diunduh pada tanggal 12 Januari 2009

ldquoSingaporersquos Education Systemrdquo dalam httpwwwsgboxcom Diunduhpada tanggal 24 Maret 2009

A Ali Mukti Alam Pikiran Modern di India dan Pakistan (BandungMizan 1996)

Abdul Aziz Dahlan ldquoFilsafatrdquo dalam Taufik Abdullah (ed) EnsiklopediTematis Dunia Islam Pemikiran dan Peradaban (Jakarta IchtiarBaru van Hoeve 2003)

Abdul Rahman Salih lsquoAbdullah Education Theory A Qurrsquoanic Outlook(Makkah Umm al-Qura Universitas 1982)

Abdurrahman Badawi ldquoMiskawaihrdquo dalam MM Sharif (ed) A Historyof Muslim Philosophy Vol I (Wiesbaden Otto Harrosowitz 1963)

218

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Abraham Maslow the Further Reaches of Human Nature (New YorkThe Viking Press 1974)

Abucirc lsquoAbdillah Muhammad bin Ismacirclsquoicircl bin Ibracirchicircm al-Bukhacircricirc Shacirchicirchal-Bukhacircricirc Jilid II (Beirut Dacircr al-Fikr tt)

Abucirc Hamicircd al-Ghazacirclicirc Micirczacircn al-Alsquomal ditahqiq Sulaiman Dunia (KairoDacircr al-Malsquoarif 1984)

Ahmad Amin Etika (Ilmu Akhlak) terj Farid Marsquoruf (Jakarta BulanBintang 1986)

Ahmad Amin Zulsquoamacirc al-Ishlah ficirc al-Ashr al-Hadicircts (Kairo Makatabahal-Nahdhah al-Mishriyyah 1979)

Ahmad Amicircn Zuhr al-Islacircm Juz II (Beirut Dacircr al-Kitab al-lsquoAracircbicirc 1969)

Ahmad Azhar Basyir Miskawaih Riwayat Hidup dan Filsafatnya (YogyakartaNur Cahaya 1988)

Ahmad bin Muhammad Ibrahim ldquoThe Legal Status in Singaporerdquodalam Malayan Law Journal Singapura 1965)

Ahmad Musthafa al-Maracircghicirc Tafsicircr al-Maracircghicirc Jilid V (Mesir Musthafaal-Bacircbicirc al-Halabi 1974)

Ahmad Sadali ldquoPembaharuan Pendidikan Tinggi Islamrdquo dalam SerialMedia Dakwah (Jakarta DDII tt)

Al Rasyidin ldquoIsu-isu Krusial dalam Pendidikan Nasional Belajar Memeta-kan Masalahrdquo dalam Jurnal Pemikiran Islam dan Kependidikanal-Tarsquolim Vol XII No 22 2005

Albert Bandura Principles of Behavior Modication (New York Holt-Rinehart and Winston Inc 1979)

Albert Hourani Arabic Thought in the Liberal Age 1798-1939 (CambridgeCambridge University Press 1962)

Alwi Shihab ldquoMadrasah Aljunied Kebanggan Melayu Singapurardquo dalamRepublika (24 Nopember 2006)

Alwi Shihab ldquoMenjelajahi Kampung Arab di Negeri Singardquo dalamhttpwwwrepublikacoid Diunduh pada 28 Januari 2009

Anwar Jundi Pancaran Pemikiran Islam terj Afif Mohammad (BandungPustaka 1985)

219

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ary Nilandari Memahat Kata Memugar Dunia (Bandung MLC 2005)

BF SkinnerScience and Human Behavior (New York Academic Press 1980)

BO Smith WO Stanley and HJ Shores Fundamentals of CurriculumDevelopment (Work Book 1957)

Benjafield A History of Psychology (Boston Allyn and Bacon 1996)

Bertrand Russell the Scientific Outlook (New York Norton 1962)

DK Kolit Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Ende Flores NusaIndah 1976)

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam DewanRedaksi Ensiklopedi Islam Ensiklopedi Islam (Jakarta IchtiarBaru van Hoeve 2003)

Djarsquofar Siddik ldquoPeran Sentral Guru-guru Keilmuan dalam InternalisasiNilai-nilai Moralrdquo dalam al-Tarsquolim Jurnal Pemikiran Islam danKependidikan No 25 Tahun 2006

Djarsquofar Siddik ldquoPsikologi Humanistik Upaya Awal Mengeluarkan PsikologMuslim dari Lubang Biawakrdquo Miqot No 77 (Juli-Agustus 1993)

Djarsquofar Siddik Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam (Bandung CitapustakaMedia 2006)

Djindar Tamimy dan Djarnawi Hadikusuma Penjelasan Anggaran Dasar danKepribadian Muhammadiyah (Yogyakarta PP Muhammadiyah1972)

Djindar Tamimy ldquoAgama Islam Menurut Paham Muhammadiyahrdquodalam Tim Pembina al-Islam dan Kemuhammadiyahan UniversitasMuhammadiyah Malang (eds) Muhammadiyah Sejarah Pemikirandan Amal Usaha (Malang Tiara Wacana Yogya-UniversitasMuhammadiyah Malnga Press 1990)

Erwin IJ Rosenthal Islam in the Modern National State (CambridgeCambridge University Press 1965)

Fachruddin Azmi ldquoSertifikasi Guru Telaah Urgensinya terhadap Kompetensidan Profesionalisme Guru Agamardquo dalam MIQOT Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol XXXIII No 1 Januari-Juni 2009

Fasli Jalal ldquoSertifikasi Guru Untuk Mewujudkan Pendidikan yang BermuturdquoMakalah disampaikan pada seminar Pendidikan yang diselenggarakanoleh PPs Unair Surabaya tanggal 28 April 2007

220

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Fathiyah Hasan Sulaimacircn Mazhacirchib ficirc al-Tarbiyah Bahts ficirc al-Mazhabal-Tarbawi lsquoinda al-Ghazacirclicirc (Mesir Dacircr al-Hana li al-Tibalsquoah waal-Nasyr 1985)

Fazlur Rahman Islam (Chicago University of Chicago Press 1979)

First World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter IslamicUniversity of Indonesia 1977)

Frank G Goble Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslowterj A Supratiknya (Yogyakarta Kanisius 1987)

Frederick Suppe (ed) The Structure of Scientific Theories (ChicagoUniversity of Illinois Press 1974)

George H Keiffer Bioethics A Textbook of Issues (Menlo Park Ca Addison-Wesley Publishing Company 1979)

Grolier Family Encyclopedia (Connecticut Grolier Incorporated 1995)

HAR Gibb the Encyclopaedia of Islam Vol I (London Luzac amp Co 1960)

Hans Wehr A Dictionary of Modern Written Arabic (London Macdonaldamp Evans Ltd 1980)

Harold HTitus Marilyn S Smith dan Richard T Nolan Persoalan-persoalanFilsafat terj HM Rasyidi (Jakarta Bulan Bintang 1984)

Harun Nasution Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (Jakarta UIPress 1985)

Harun Nasution Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan(Jakarta Bulan Bintang 1975)

Hasan Langgulung Manusia dan Pendidikan (Jakarta Pustaka Al-Husna 1986)

Hasan Langgulung Teori-teori Kesehatan Mental (Jakarta PustakaAl-Husna 1988)

Hasil-hasil Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-38 di UdjungPandang Tahun 1971 (Jogjakarta PP Muhammadiyah 1971)

Hasyimsyah Nasution Filsafat Islam (Jakarta Gaya Media Pratama 1999)

Hilda Taba Curriculum Development Theory and Practice (New YorkSan Fransisco Harcourt Brace amp World Inc)

Himpunan Putusan Tarjih(Yogyakarta Pimpinan Pusat Muhammadiyah1967)

221

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ibn Miskawaih Menuju Kesempurnaan Akhlak Buku Daras PertamaTentang Filsafat Etika terj Helmi Hidayat (Bandung Mizan 1997)

Ibn Miskawaih The Refinement of Character trans CK Zurayk (BeirutAmerican University Press 1968

Imam Barnadib Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode (YogyakartaYayasan Penerbit IKIP Yogyakarta 1994)

Immanuel Kant Critique of Pure Reason transl Norman Kemp SmithUnabridged Edition (New York St Martinrsquos Press 1965)

Ira M Lapidus History of Islamic Societies (Cambridge CambridgeUniversity Press 1988)

Islam dan Dakwah Pergumulan Antara Nilai dan Realitas (YogyakartaPP Muhammadiyah Majlis Tabligh 1988)

J Golsdtain Social Psycology (New York Academic Press 1980)

J Sudarminta ldquoDimensi Etis Pendidikan Keilmuanrdquo makalah seminarMeningkatkan Profesionalitas Guru dalam Rangka MenghadapiTantangan Pendidikan di Masa Depan pada Dies Natalis XXXIIIIKIP Sanata Dharma Tanggal 19 Oktober 1988

J Sudarminta ldquoProfesionalitas Guru dalam Rangka Menghadapi Tantang-an Pendidikan di Masa Depanrdquo Makalah seminar dalam rangkaDies Natalis XXXIII IKIP Sanata Dharma Yogyakarta tanggal19 Oktober 1988

JB Watson Behaviorisme (Chicago Universitas of Chicago Press 1959)

JG Saylor and WM Alexeander Curriculum Planning fot Better Teachingand Learning (New York Rinehart 1954)

JJ Rousseau ldquoEmilerdquo dalam Steven M Cahn (ed) the PhilosophicalFundations of Education (New York Harper amp Row Publisher 1970)

JP Chaplin Dictionary of Psychology (New York Dell Publishing CoInc 1983)

Jacques Maritain the Education of Man edited and with an Introductionby Donald and Idella Gallagher (Notre Dame University of NotreDame Press 1967)

John L Esposito Ancaman Islam Mitos dan Realitas terj AlwiyyahAbdurrahman (Bandung Mizan 1966)

222

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

John L Esposito the Oxford Encyclopaedia of the Modern World (NewYork Oxford University Press 1955)

John S Brubacher A History History of the Problem of Education (NewYork McGraw-Hill Book Company Inc 1947)

Jujun S Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (JakartaPustaka Sinar Harapan 1987)

Jujun S Suriasumantri Ilmu dalam Perspektif Moral Sosial dan Politik(Jakarta Gramedia 1986)

KH Sahlan RosidiKemuhammadiyahan untuk Perguruan Tinggi MuhammadiyahJilid I (Solo Mutiara Solo 1982)

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta Balai Pustaka 1990)

Karl Mannheim et al Sigmund Freud An Introduction (London Routledgeamp Kegan Paul Ltd 1950)

Kuntowijoyo Paradigma Islam Interprestasi Untuk Aksi (Bandung Mizan1998)

Len Evan Goodman Ibn Tufaylrsquos Hayy Ibn Yaqzan A Philosophical TaleTranslated With Introduction and Notes (New York Twayne PublisherInc 1972)

Logan Wilson and William L Kolb (ed) Sociological Analysis (NewYork Hartcourt Brace and Company 1949)

Loren R Graham Between Science and Values (New York ColumbiaUniversitty Press 1981)

M Kamal Hasan ldquoSome Dimension of Islamic Education in SoutheastAsiardquo dalam Taufiq Abdullah and Sharon Siddique (ed) Islamand Society in Southeast Asia (Pasir Panjang-Singapore Institutof Souteast Asian Studies 1986)

M Luthfi Jumlsquoah Taricirckh Falsafah al-Islacircm (Mesir tp 1927)

M Mahdi Ibn Khaldunrsquos Philosophy of History (London George Allenamp Unwin Ltd 1957)

M Quraish Shihab Membumikan al-Quran Fungsi dan Peran Wahyudalam Kehidupan Masyarakat (Bandung Mizan 1982)

M Quraish Shihab Wawasan Alquran Tafsir Maudhursquoi atas Pelbagai PersoalanUmat (Bandung Mizan 1996)

223

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

M Rusli Karim ldquoPendidikan Muhammadiyah Dilihat dari PerspektifIslamrdquo dalam M Yunan Yusuf Pulungan et al (eds) Cita danCitra Muhammadiyah (Jakarta Pustaka Panjimas 1985)

Majelis Ugama Islam Singapura ldquoPengurusan Masjid PengalamanRepublik Singapurardquo dalam httpwwwmanaje-men_Masjid_Singaporehtml Diunduh 28 Februari 2009

Malik B Badri The Dilemma of Muslim Psychologist (London LondonPublishers 1979)

Mardianah Nurdjali ldquoMuslim Singapura Potong Gaji Untuk Bangun Masjidrdquodalam httpwwwbisniscom Diunduh pada tanggal 28 Januari2009

Mary Turnbull A History of Singapore 1819-1975 (Singapore OxfordUniversity Press 1997)

Mas Mansyur ldquoKhalifah di Duniardquo dalam Amir Hamzah Wirjosukarto(ed) KH Mas Mansyur Pemikiran tentang Islam dan Muhammadiyah(Yogyakarta Hanindita 1988)

Mazheruddin Siddiqi Modern Reformist Thought in The Muslim World(India Adam Publishers amp Distributors 1993)

Mohamed Ali bin Haji Atan ldquoPengurusan Masjid Pengalaman Republik Singapurardquodalam httpswwwscribdcomdocument39818manajemen-masjid-singapura Diunduh pada tanggal 23 Februari 2009

Morris L Bigge Learning Theories for Teacher (New York Harper ampRow Publisher Inc 1974)

Muchtar Buchori Ilmu Pendidikan dan Praktik Pendidikan dalam Renungan(Yogyakarta Tiara Wacana Yogya-IKIP Muhammadiyah JakartaPress 1994)

Muhammad lsquoAbduh Tafsicircr Juz lsquoAmma terj Haidar Baqir (BandungMizan 1999)

Muhammad al-Khudary Bek Ushucircl al-Fiqh (Beirut Dacircr al-Fikr 1981)

Muhammad Hasbie Ash-Shiddieqy Hakikat Islam dan Unsur UnsurAgama (Kudus Menara Kudus 1978)

Muhammad Iqbal Metafisika Persia terj Joebar Ayoeb (Bandung Mizan1990)

Muhammad Jawacircd Mughniyah al-Tafsicircr al-Kacircsyaf juz V (Beirut Dacircral-lsquoIlm li al-Malacircyin tt)

224

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Muhammad Munir Mursi al-Tarbiyah al-Islacircmiyyah Ushucircluha wa Tacircwuruhaficirc al-Bilacircd al-lsquoAracircbiyyah (Kairo Alsquolam al-Kutub 1997)

Muhammad Rasyid Ridhacirc Tafsicircr al-Manacircr Jilid II (Kairo al-Manacircr 1327 H)

Muhammad Syarif Khan dan Muhammad Anwar Salim Muslim Philosophyand Philosophers (New Delhi SB Nangia 1994)

Muhsin Labib Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla Shadra (JakartaAl-Huda 2005)

Mulyadhi Kartanegara Integrasi Ilmu Sebuah Rekonstruksi Holistik(Jakarta Arasy 2005)

Musthafa Fahmi Al-Syuzuz al-Nafsi (Kairo Dar al-Misriyah 1978)

NA Faris Book of Knowledge (Lahore SM Ashraf 1986)

Noeng Muhadjir ldquoKerangka Dasar Pemikiran Penyusunan ProgramKurikulum al-Islam dan Kemuhammadiyahanrdquo dalam WartaPTM Th IV No 9 Maret 1990

Noeng Muhadjir ldquoPendidikan dalam Perspektif Qurrsquoanirdquo makalah padaSeminar dan Lokakarya pendidikan al-Qurrsquoan UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta 16-18 Desember 1989

Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu TeoriPendidikan (Yokyakarta Rake Sarasin 1997)

Noeng Muhadjir Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta RakeSarasin PO Box 83)

Oliver Leaman ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam Seyyed Hossein Nasr dan OliverLeaman (ed) The History of Islamic Philosophy (London-NewYork Kegal Paul 2003)

Omar Farouk ldquoMuslim Asia Tenggara Dari Sejarah Menuju KebangkitanIslamrdquo dalam Saiful Muzani (ed) Pembangunan dan KebangkitanIslam di Asia Tenggara (Jakarta LP3ES 1993)

Pedoman Guru Muhammadiyah (Jakarta PP Muhammadiyah MajlisPendidikan dan Pengajaran 1977)

Penjelasan Kurikulum Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (JakartaPP Muhammadiyah Majlis PPK 1982)

Philips H Phenix Philosophy of Education (New York Holt Rinehart ampWinston Inc 1961)

225

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

RC Faunce and NR Bossing Developing the Core Curriculum (NewYork Pretice-Hall 1958)

RS Shankland lsquoConversations with Albert Einsteinrsquo dalam AmericanJournal of Physics vol 31 1963

Rajendra Prasad (ed) A Historical-Developmental Study of ClassicalIndian Philosophy of Morals (New Delhi Center for Studies inCivilizations 2009)

S Nasution Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta Bina Aksara 1989)

S Nasution Pengembangan Kurikulum (Bandung Citra Aditya Bakti 1991)

S Waqar Akhmed Husaini Environmental Systems Engineering (LondonThe Macmilan Press Ltd 1980)

Said Ramadhan Islamic Law Its Scope and Equety (London MacmillanLtd 1970)

Second World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter IslamicUniversity Cooperation of Indonesia 1981)

Seyyed Hossein Nasr Islamic Philosophy from Its Origin to the Present(New York State University of New York Press 2006)

Sharon Siddique dan Yang Razali Kassim ldquoMuslim Society HigherEducation and Development The Case of Singaporerdquo dalam MuslimSociety Higher Education and Development in Shoutheast Asia (PasirPanjang-Singapore Institut of Southeast Asian Studies 1987)

Sigmund Freud An Outline of Psychoanalysis (New York Norton 1940)

SM Ziauddin Alawi Muslim Educational Thought in Middle Ages (NewDelhi Adam Publishers and Distributors 1988)

Syed Abul Hasan Ali Nadwi Muslim in India (Lucknow Academy ofIslamic Research and Publication 1977)

Syed Abul Hasan Ali Nadwi Western Civilization Islam and Muslim(Lucknow Academy of Islamic Research and Publication 1978)

Syed Ali Ashraf New Horizon in Muslim Education (Cambridge IslamicAcademy 1985)

Syed Muhammad al-Naquib al-Attas ldquoPreliminary Thought on theNature of Knowledge and the Definition and Aims of Educationrdquo

226

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dalam Syed Muhammad al-Naquib al-Attas (ed) Aims and Objectivesof Islamic Education (Jeddah King Abdul Aziz University 1979)

Syed Muhammad al-Naquib al-Attas The Concept of Education in Islam (KualaLumpur Muslim Youth Movement of Malaysia (ABIM) 1980)

Syed Muhd Khairudin Aljunied dan Dayang Istiaisyah Hussin ldquoEstrangedFrom the Ideal Past Historical Revolution of Madrassahs in Singaporerdquodalam Journal of Muslim Minority Affairs Vol25 Issue2 August 2005

Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf Crisis in MuslimEducation(Jeddah King Abdulaziz University 1978)

Taufiq Abdullah Tradisi dan Kebangkitan Islam Asia Tenggara (JakartaLP3S 1988)

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (JakartaImperial Bhakti Utama 2007)

WC Smith Islamic in Modern History (USA A Mentor Book 1959)

WC Smith Modern Islamic in India A Social Analysis (New Delhi UshaPublication 1979)

William Boyd (ed) the Emile of Jean Jacques Rousseau (London WilliamHeinemann Ltd 1960)

William Montgomery Watt Islamic Philosophy and Theology (EdinburghEdinburgh University Press 1985) h 1985)

Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah al-Qurrsquoanal-Qurrsquoan dan Terjemahannya(Jakarta Departemen Agama RI 1978)

Yusuf Abdullah Puar Perjuangan dan Pengabdian Muhammadiyah (JakartaPustaka Antara 1989)

Zakiah Daradjat Kesehatan Mental (Jakarta Ruhama 1992)

227

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

BIODATA PENULIS

Djarsquofar Siddik dilahirkan di T Dalam-Asahan 15 Juni 1953 Profesordalam bidang Ilmu Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyahdan Keguruan UIN Sumatera Utara Beberapa karya ilmiah akademiknyaadalah Pendidikan Keluarga Masyarakat dan Sekolah (Yogyakarta PustakaKeluarga 1998) Ilmu Pendidikan (Yogyakarta Karisma Pendidikan 1999)Islam dan Pendidikan Akal (Yogyakarta Pustaka Keluarga 2001) PendidikanMuhammadiyah Perspektif Ilmu Pendidikan (Bandung Citapustaka Media2007) Jejak Langkah Intelektual Islam Epistemologi Tokoh dan Karya(Medan IAIN Press 2010) Lembaga-lembaga Pendidikan Al Washliyahdi Sumatera Utara 2000-2010 (Medan Pusat Penelitian IAIN SumateraUtara 2012) dan Eksistensi MDTA Al Washliyah dalam MemajukanPendidikan Islam di Kabupaten Batubara 2007-2014 (Medan FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara 2015) Beberapa artikelakademik telah dihasilkannya terutama dalam bidang pendidikan Islam

Rosnita lahir di Medan 16 Agustus 1958 merupakan Dosen FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan Saat inimenjabat sebagai Kepala Program Studi Tadris Biologi pada FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan MenyelesaikanMaster of Arts dalam bidang Pendidikan Islam dari Program PascasarjanaIAIN Sumatera Utara Telah menghasilkan beberapa buku dan artikelilmiah terutama dalam bidang evaluasi pendidikan

228

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

  • coverrrr1pdf
  • Buku Djas Full Textpdf
    • Djas-coverpdf
    • Djas Isipdf
Page 3: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana

SERBA-SERBIPENDIDIKAN

ISLAMDimensi Teoretis dan Praktis

Prof Dr Djarsquofar Siddik MADra Hj Rosnita MA

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAMDimensi Teoretis dan Praktis

Penulis Prof Dr Djarsquofar Siddik MA danDra Hj Rosnita MA

Editor Dr Jarsquofar MA

Copyright copy 2018 pada penulisHak cipta dilindungi undang-undang

All rights reserved

Penata letak SamsidarPerancang sampul Aulia Grafika

Diterbitkan olehPERDANA PUBLISHING

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana(ANGGOTA IKAPI No 022SUT11)

Jl Sosro No 16-A Medan 20224Telp 061-77151020 7347756 Faks 061-7347756

E-mail perdanapublishinggmailcomContact person 08126516306

Cetakan pertama November 2018

ISBN 978-602-5674-62-4

Dilarang memperbanyak menyalin merekam sebagianatau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau

bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit atau penulis

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya Atas takdir-Nya akhirnya penulis mampu menyelesaikan buku

ini dengan baik Selawat dan salam semoga selalu disampaikan kepadaNabi Muhammad saw berserta untuk keluarga dan para sahabat-Nya Akhirnyabuku ini dapat juga selesai diterbitkan dengan judul Serba-Serbi PendidikanIslam Dimensi Teoretis dan Praktis Sesungguhnya buku ini merupakan hasilpenelitian dan perenungan penulis dalam menggeluti disiplin pendidikanIslam Dalam proses penerbitan buku ini penulis mendapatkan bantuandalam berbagai bentuk mulai dari persoalan teknis sampai perkarapenerbitan naskah Sebab itu dalam kesempatan kali ini kami mengucapkanterima kasih kepada Dr Jarsquofar MA dan ananda Helma Fitri SPd yangtelah berkenan mengumpulkan bagian-bagian buku ini yang terserakdalam berbagai tempat kemudian mengetik dan mengeditnya sehinggaakhirnya menjadi sebuah naskah yang layak terbit Terima kasih kepadaananda Irfa Waldi Nasution dan Amrullah Siagian yang turut memeriksakata demi kata dalam buku ini Akhirnya kami mengucapkan terimakasih kepada Prof Dr Saidurrahman MAg (Rektor UIN Sumatera UtaraMedan) dan Prof Dr Syafaruddin MPd (Wakil Rektor UIN SumateraUtara bidang Akademik) yang berkenan membiayai pencetakan naskahbuku ini Kepada saudara Asrul Daulay MSi kami mengucapkanterima kasih atas bantuan penerbitannya selama ini

Sekian terima kasih

Medan 30 Nopember 2018

Penulis

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

vi

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar vDaftar Isi vi

Integrasi Ilmu dan Nilai-nilai Agama dalam Pembelajaran 1

Pembentukan Akhlak Anak Usia Dini MenurutIbn Miskawaih 23

Emansipasi Perempuan Muslimah Rekonstruksi TeologiPendidikan Perempuan 45

Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam 59

Pandangan Pendidikan Islam terhadap Teori Belajar DisiplinMental Humanistik 84

Peranan Pendidikan Islam dalam Mempersiapkan SumberDaya Manusia Muslim 96

Menelusuri Konsep Proses Pembelajaran dalam SistemPendidikan Islam 123

Menelusuri Identitas Desain Kurikulum Pendidikan Islam 148

Kedudukan Guru sebagai Pendidik dalam SistemPendidikan Muhammadiyah 169

Inovasi Pemberdayaan Masjid dalam PengembanganPendidikan Islam di Singapura 193

Daftar Pustaka 217

Biodata Penulis 227

1

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

INTEGRASI ILMU DAN NILAI-NILAIAGAMA DALAM PEMBELAJARAN

Hubungan antara ilmu dan agama ataupun moral dalam kegiatanberilmu masih sering diperdebatkan Hal inimdashwalau bagaimana

punmdashberpengaruh pada sikap dalam mengajarkan ilmu apakah ilmuitu disajikan secara ldquomurnirdquo tanpa mengimplisitshykan nilai-nilai moralkeagamaan atau tidak

Ada pendapat yang mengatakan bahwa keduanyamdashilmu dan nilai-nilai moral keagamaanmdashmerupakan dua dunia yang bukan hanyaberbeda melainkan juga sama sekali terpisah dan mesti tetap dijagaagar senantiasa terpisah Pendapat kedua mengatakan bahwa kendatiada perbedaan wilayah antara ilmu dan moral keagamaan bahwakeduanya saling berhubungan

Untuk mencermati pendapat yang saling berlawanan itu tulisanini akan memberikan ulasan singkat tentang kedua pola pikir tersebutyang kemudian dilanjutkan pada perbincangan khusus mengenai internalisasinilai-nilai agama melalui pendidikan keilmuan

Benarkah Ilmu dan Agama TerpisahAdanya upaya memisahkan kegiatan berilmu dengan nilai-nilai agama

atau moral tidaklah timbul dengan sendirinya melainkan dilatar-belakangioleh premis yang dikemukakan para ilmuan Barat bahwa ilmu tak adakaitannya dengan masalah-masalah moral keagamaan Ilmu dan moraladalah dua bidang yang sama sekali terpisah karenanya setiap usaha

2

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

untuk menghubungkan keduanya hanya akan merusak hakikat dankekhasan masing-masing Ilmu adalah bebas-nilai demikian slogan yangdikemukakan para pedukung pendapat ini Penganut pendapat ini sebagai-mana dipaparkan Sudarminta selalu berargumentasi bahwa bidangpenyelidikan ilmu adalah dunia fakta atau apa yang senyatanya ada (what isdas sain) sedangkan moral keagamaan bergerak dalam dunia nilai-nilaiatau apa yang seharusnya dilakukan (what ought to be donedas sollen)1

Secara garis besar setidaknya ada tiga argumen yang mendukungpemisahan ilmu dan moral keagamaan yaitu (1) untuk menjaga otonomiilmu dan menghindari konflik dengan otoritas kebenaran di luar ilmu(2) untuk menjaga kemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah dan (3)adanya bukti-bukti keberhasilan pragmatis rasionalitas metodis yangbebas nilai2

Argumen pertama yang didasarkan kepada pandangan untuk menjagaotonomi ilmu dan menghindari konflik dengan otoritas kebenaran diluar ilmu setidaknya dalam kaca mata Barat cukup argumentatif danpantas mendapat perhatian secara serius karena berawal dari traumasejarah mengenai pertentangan antara ilmuan dengan dogmatika Gerejayang terjadi pada awal abad ke 17

Sejarah mencatat bahwa muncul dan berkembangnya ilmu pengetahuanmodern seperti yang dapat disaksikan dewasa ini memang tidak bisadilepaskan dari usaha perjuangan memperoleh otonomi dari penentuan-penentuan di luar ilmu khususnya dari kungkungan pandangan-pandanganfilosofis dan teologis tertentu Pengadilan inkuisisi yang menjatuhkanhukuman ekskomunikasi pada Gallileo pada tahun1633 karena pembelaannyaatas teori astronomi heliosentris Copernicus (1473-1543) telah dianggapbertentangan dengan ajaran resmi Gereja waktu itu karena secara dogmatisGerejawan mempertahankan teori astronomi geosentris Ptolomeus (abad2) adalah sebuah ironi dalam sejarah bagaimana kebenaran bisa terkorbankanbila ilmu kehilangan otonominya

1Penjelasan menarik mengenai hal ini lihat J Sudarminta ldquoProfesionalitas Gurudalam Rangka Menghadapi Tantangan Pendidikan di Masa Depanrdquo dalam Makalahseminar dalam rangka Dies Natalis XXXIII IKIP Sanata Dharma Yogyakartatanggal 19 Oktober 1988

2Ibid h 7

3

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Adalah benar bahwa kebenaran ilmiah akan terus menerus terkorbankandan kemanusiaan dirugikan apabila otonomi ilmu tidak dijaga terutamaapabila kekuasaan baik politik adat maupun titah-titah keagamaanyang hanya mengandalkan dogmatisme sempit ingin campur tangandalam penentuan internal kebenaran ilmiah Ilmu baru memungkinkantumbuh dan berkembang hanya apabila ada iklim yang menjamin suatukebebasan intelektual Bila kegiatan berilmu dibatasi atau bahkan dikekangoleh suatu ideologi politik atas dogmatisme keagamaan yang sempitmaka penentuan tentang mana yang benar secara ilmiah dan mana yangtidak akan mengalami kekacauan Kebenaran ilmu tidak lagi ditentukanoleh kaidah-kaidah ilmu itu sendiri melainkan harus ldquotunduk dan patuhrdquooleh sesuatu di luar ilmu yang menyebabkan cita-cita ilmu untuk mengejarkebenaran yang rasional objektif dan universal akan menjadi terganjal

Usaha untuk memperjuangkan dan mempertahankan otonomi ilmudari kekuasaan di luar ilmu inilah yang memunculkan sikap sekularistikdan anti keagamaan Pandangan sekularis ini pulalah yang kemudianmelanda hampir seluruh kegiatan berilmu di seantero dunia Peradabanberilmu di dunia Islam juga tak urung ikut dilanda prahara sekularistikmelalui penetrasi Barat yang masuk ke negeri-negeri Islam Dari sinilahawal mula terjadinya dikotomi ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu non agamahampir pada semua negeri Islam3 Pertentangan antara lembaga-lembagapendidikan tradisional dengan lembaga-lembaga pendidikan resmi yangdikuasai oleh pemerintah baik tersamar atau terang-terangan menjaditak terelakkan

Pemisahan ilmu dan moral ndash menurut sebagian para pembelanyamdashbukan dimaksudkan untuk mengecilkan makna dan hakikat agamamelainkan sebagai misi suci untuk menghindari konflik antara ilmudengan otoritas kebenaran di luar ilmu seperti halnya otoritas keagamaanDalam pandangan ini otonomi ilmu adalah otonomi yang relatif karenalembaga-lembaga di luar ilmu juga punya otonomi tersendiri sehinggailmu bukanlah satu-satunya otoritas yang berhak memaklumkan dirisebagai penentu kebenaran yang objektif dan rasional Ilmu secara ontologishanya bergerak dalam dunia sejauh batas-batas cakupan pengalaman

3Mulyadi Kartanegara Integrasi Ilmu Sebuah Rekonstruksi Holistik (JakartaArasy Mizan dan UIN Jakarta Press 2005) h 20

4

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

empiris manusia Padahal hidup manusia bukan hanya bersifat jasmani belakamelainkan juga bersifat rohani yang meliputi berbagai dimensi yangsesungguhnya dapat mengungguli pengalaman empiris manusia Secaraepistemologis ilmu juga hanyalah sebagai salah satu bentuk pengetahuanmanusia Bentuk metodis tertentu yang mencirikan ilmu yang seringdisebut sebagai bentuk hipotetiko-deduktif-verifikatif merupakan bentukmetodis yang tidak berlaku begitu saja untuk bentuk-bentuk pengetahuanmanusia yang lain

Siapa pun mengakui bahwa sesungguhnya ada bentuk-bentuk kebenaranlain di samping kebenaran yang disajikan oleh ilmu Kendati ilmu merupakansalah satu sendi peradaban manusia modern yang secara normatif adalahbaik tetapi ilmu itu sendiri tanpa dilengkapi dengan sendi-sendi yang lainniscaya tidak akan mampu menyangga bangunan peradaban manusiayang diperkirakan dapat menjamin kebahagiaan hidup para warganya

Kesadaran akan pentingnya menjaga otonomi ilmu pada satu pihakdan otonomi lembaga di luar ilmu pada pihak lain seperti lembaga keagamaanmisalnya dalam hal penentuan kebenaran menelorkan paham yang disebutldquorestrictionismerdquo4 atau paham pembatasan wilayah hegemoni Salah seorangpenganut paham ini yang cukup terkenal adalah Arthur S Eddington(1882-1944) seorang pakar astrofisika dari Inggris Ia berpendapat bahwakebenaran ilmu dan agama tidak akan pernah bertentangan karenakeduanya berbicara tentang hal yang sama sekali lain Ia beranggapanbahwa ilmu yang tidak lain hanyalah suatu sistem simbol-simbol yangdihubungkan oleh rumus-rumus persamaan matematis hanya menyangkutdimensi pengalaman manusia yang cukup dangkal Sebagai suatu sistemsimbol-simbol saja ilmu tak mungkin berbicara tentang hakikat kehidupanmanusia yang mendalam Ilmu dengan segala sumbangannya masihmeninggalkan ruang kosong dalam kehidupan manusia yang perlu diisioleh agama5

Pandangan Eddington yang merasa masih perlu memisahkan ilmudan agama menggemakan pandangan Immanuel Kant yang hidup seabadsebelumnya (1724-1804) Bagi Kant bidang gerak dan kegiatan ilmu

4Loren R Graham Between Science and Values (New York Columbia UniversittyPress 1981) h 8

5Ibid h 78-81

5

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya terbatas pada dunia phenomenal yakni dunia sejauh menampakkandiri dan ditangkap oleh pengalaman inderawi manusia Sedangkan bidangnilai-nilai moral dan keagamaan terletak dalam dunia noumenal yaitusuatu dunia yang tak pernah bisa dialami secara inderawi ataupun diketahuioleh nalar saja melainkan hanya bisa dipikirkan melalui akal budi dan iman6

Gema filsafat Kant seperti tercermin dalam pandangan Eddingtonjuga nampak dalam pandangannya bahwa ilmu hanyalah merupakansistem simbol-simbol yang dihubungkan dengan rumus-rumus persamaanmatematis dan tak mampu menjawab masalah-masalah hakiki dalamkehidupan manusia Sebagaimana Kant yang ingin membatasi bidanggerak kegiatan dan wewenang ilmu guna memberi ruang gerak padaagama dan moral Eddington memandang ilmu sebagai kegiatan yangtidak menyentuh masalah-masalah hakiki kehidupan manusia agar nilai-nilai keagamaan bisa tetap dijunjung tinggi dan bisa memperlihatkanbetapa penting dan mutlaknya agama itu bagi manusia

Dalam arti tertentu Albert Einstein juga termasuk ilmuwan yangmenganut restriksionisme karena secara tersurat ia pun menolakadanya hubungan langsung antara ilmu dan etika Dengan tegas ia menyatakanldquoIlmu hanya dapat mengetahui dengan pasti apa yang senyatanya adadan bukan apa yang semestinya ada di luar wilayah ilmu berbagaimacam keputusan yang menyangkut nilai-nilai tetap senantiasa diperlukanrdquo7

Sikap restriksionis Einstein diperkuat sewaktu ia berhadapan denganpara pengkritiknya di Jerman yang mengaitkan teori relativitasnyadengan paham relativisme moral yang menolak kemutlakan nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral Einstein menolak usaha-usaha untukmengaitkan teori fisika modern dengan masalah-masalah sosial dan topik-topik moral keagamaan kebebasan kehendak dan ilmu-ilmu sosialsebagaimana kadang-kadang dibuat oleh rekannya pakar ilmu alamNiels Bohr Einstein mengkritik Bohr sebagai ilmuwan yang menganggapdiri bagaikan seorang nabi8

6Immanuel Kant Critique of Pure Reason Translated by Norman Kemp SmithUnabridged Edition (New York St Martinrsquos Press 1965) h 29-30 dan 257-275

7Lihat Graham Between h 408Dikutip dalam RS Shankland ldquoConversations with Albert Einsteinrdquo dalam

American Journal of Physics vol 31 1963 h 50

6

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kendati begitu Einstein sama sekali bukan seorang ilmuwan yangtidak peduli akan tanggung jawab moralnya terhadap masyarakat Banyaktulisannya menyangkut masalah-masalah sosial yang tidak langsungberhubungan dengan kegiatan ilmiahnya karena dia yakin bahwa ilmuwanmdashsebagaimana warga negara yang lain mdash mempunyai tanggung jawabyang penting dalam masyarakat Ia menolak pandangan yang melarangpara ilmuwan berpolitik Dengan pandangan seperti itu bisa dikatakanbahwa Einstein bukanlah seorang penganut paham restriksionisme yangketat meskipun dikotomi keilmuan tetap cukup kuat dalam pandangan-pandangannya

Argumen kedua yang lebih menekankan pada upaya menjaga kemurniandan objektivitas kebenaran ilmiah erat sekali kaitannya dengan argumenpokok pertama seperti dikemukakan di atas Argumen kedua ini jugamendukung pemisahan antara ilmu dan moral keagamaan guna menjagakemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah yang citranya bisa dirusakoleh pertimbangan nilai-nilai di luar nilai kognitif keilmuan Dalam halini kenalaran (rasionalitas) ilmu kadang-kadang dikaitkan dengan sifatargumentasi ilmu yang melulu bersifat logis lugas dan objektif bebas dariberbagai macam pertimbangan nilai Pertimbangan nilai telah dicurigaisebagai penyebab terjadinya sikap yang berat sebelah (bias) yang dapatmerusak citra keilmuan Keobjektifan hasil pengumpulan dan analisisdata pemilihan dan pegolahan permasalahan mdash menurut para pendukungargumen ini mdash sering menjadi cacat (distorted) disebabkan oleh dan adanyapertimbangan nilai-nilai atau paham moral keagamaan para ilmuwan

Guna mempertahankan cita-cita kemurnian ilmu dan mengejarobjektivitas kebenaran tersebut pada permulaan abad ini Max Webermemperjuangkan pentingnya pemisahan antara fakta dan penilaian(facts and values) antara ilmu sosial dan kebijakan sosial (social scienceand social policy)9 Bersama Werner Sombart dan Edgar Jafee pada tahun

9Empat tulisan Weber berkenaan dengan argumentasinya mengenai perlunyapemisahan ilmu dan nilai-nilai adalah ldquoObjektivity in Social Science and SocialPolicyrdquo (1904) ldquoThe Logic of the Cultural Sciencesrdquo (1905) ldquoThe Meaning oflsquoEthical Neutralityrsquo in Sociology and Economicrdquo (1917) dan ldquoScience as a VocationrdquoKetiga tulisan pertama dapat dibaca dalam kumpulam essay The Methodology ofthe Social Sciences translated and edited by Edward A Shils and Henry A FinchGlencoe 111 The Free Press 1949 Sedangkan tulisan yang keempat antara lain

7

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

1904 Weber melancarkan kampanyenya dengan mempergunakan majalahmereka Archiv fur Sozialwissenschaft und Sozialpolitik melawan sikapdari Verein fur Sosialpolitik yang dikuasai pemerintah Bismarck Cita-cita Weber adalah untuk membebaskan kegiatan ilmiah dari pendikteankepentingan pemerintah atau rezim yang sedang berkuasa MenurutWeber para ilmuwan yang masuk dalam Verein banyak yang sudah tidakkritis lagi atau bahkan telah menjual kebebasan mereka sebagai ilmuwanMereka telah melalaikan pentingnya memisahkan tugas mereka sebagaiilmuwan dari tugas mereka sebagai warganegara Kelalaian ini dalampandangan Weber adalah suatu pengkhianatan atas cita-cita kegiatanilmiah yang harus bersifat rasional objektif dan tak pernah boleh memihak

Rasionalitas keilmuan menurut Weber adalah rasionalitas bebas-nilai yakni rasionalitas yang terletak dalam cita-cita objektivitas kebenaransebagaimana terdapat dalam ilmu alam objektivitas yang bebas dariketerlibatan subjek pengamat dan membiarkan objeknya sendiri berbicaratentang dirinya Ilmu termasuk ilmu sosial seperti sosiologi mesti berusahauntuk mengerti hal yang diselidiki tidak hanya secara intuitif-interpretatifyang mengandalkan verstehen melainkan harus sampai ke perumusanhukum yang bisa dipakai sebagai dasar ramalan ilmiah atau prediksiatas apa yang akan terjadi

Akan halnya argumen yang ketiga yaitu berkenaan adanya bukti-buktikeberhasilan pragmatis rasionalitas metodis yang bebas-nilai biasanyadiajukan sebagai pendukung usaha pemisahan ilmu dan moral keagamaanjuga Perlu ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan rasionalitas metodisbebas nilai adalah paham rasionalitas ala Weber yang menganggappertimbangan nilai-nilai mdash termasuk nilai-nilai moral keagamaan dalamkeilmuan mdash dipandang sebagai distorsi atau pembuat cacat keobjektifanilmu Dalam paham rasionalitas ini tujuan tidak pernah dipersoalkankarena yang menjadi pokok persoalan hanyalah penemuan sarana untukmencapai tujuan Dengan keberhasilan pragmatis yang dimaksudkanadalah keberhasilan sesaat dalam memecahkan masalah (get the job done)

Dalam paham rasionalitas metodis mdash atau kadang disebut jugarasionalitas instrumental atau rasionalitas teknologis mdash setiap peristiwaatau kejadian dan bahkan perbuatan-perbuatan manusia bisa diterangkansepenuhnya berdasarkan lsquoefficient causersquo-nya dan dari situ bisa ditemukansuatu hukum penyebab (causalitas) yang keberlakuannya menyerupai

8

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hukum alam dalam ilmu alam Keterangan yang melibatkan lsquofinal causersquodianggap tidak ilmiah karena tak pernah bisa diamati secara empiris Rasionalitasmetodis melahirkan pendekatan yang bersifat materialistik dan mekanikalterhadap alam semesta Pendekatan ilmiah yang telah melahirkan teknologimodern sehingga rahasia alam semesta diketahui hukum-hukum penyebabnyaAlam tidak lagi hanya untuk dimengerti melainkan pertama-tama danterutama untuk dikuasai dan dimanfaatkan Inilah perubahan sikappendekatan yang oleh Bertrand Russell disebut sebagai perubahandari sikap kontemplatif ke sikap manipulatif10

Secara pragmatis pendekatan semacam ini rupa-rupanya telah membawakeberhasilan besar dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapimanusia Revolusi teknologi memang membawa banyak manfaat dalammeningkatkan taraf hidup manusia Rasionalitas metodis yang bebas-nilai telah membebaskan manusia dari perbedaan yang mereka katakanbertele-tele dan tak habis-habisnya mengenai nilia-nilai dan membantumemusatkan tenaga dan perhatian pada pemecahan masalah-masalahkonkret seperti pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia pangansandang papan perumahan prasarana ekonomi dan sebagainya Atasdasar argumentasi kegunaan praktis ini maka pemisahan ilmu denganpertimbangan-pertimbangan moral pun menjadi dibenarkan

Ilmu dan Agama Tidak TerpisahPaparan di atas menyajikan tiga argumen pokok yang biasanya dipergunakan

untuk mendasari pandangan yang membela dan memperjuangkanpemisahan ilmu dan moral keagamaan Pertanyaannya kini benarkahilmu terpisah dari nilai-nilai moral keagamaan Dalam konteks itu paparanberikut akan coba mendiskusikan benar-tidaknya ilmu terpisah darinilai-nilai moral keagamaan

Sebagai sebuah diskusi kiranya perlu dilakukan peninjauan secarakritis terhadap argumen-argumen yang menyatakan bahwa ilmu mestiterpisah dengan moral keagamaan Dengan cara seperti itu sekalipun

dalam Logan Wilson and William L Kolb (Ed) Sociological Analysis (NewYork Hartcourt Brace and Company 1949) h 5-16

10Bertrand Russell The Scientific Outlook (New York Norton 1962) h 261

9

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tanpa mengingkari adanya kebenaran yang terkandung dalam argumen-argumen tersebut akan tetapi setidak-tidaknya dapat ditemukan suatuargumentasi rasional bahwa sesungguhnya pemisahan ilmu dan moralkeagamaan memiliki sisi-sisi lemah yang sesungguhnya masih perluuntuk direkonstruksi

Karena itu tanpa harus berdebat mengenai pentingnya mempertahankanotonomi ilmu dari campur tangan kekuasaan di luar ilmu serta perlunyamemperhatikan perbedaan yang sesungguhnya antara bidang ilmudan bidang moral keagamaan guna menghindarkan kekacauan pahamdapat dikatakan bahwa penyelesaian berupa restriksionisme sepertiyang dikemukakan Eddington atau Kant hanyalah penyelesaian yangsemu Secara sepintas argumen yang mereka berikan cukup meyakinkandan layak diterima karena keduanya sama-sama diakui pentingnya danyang satu tak bisa dikorbankan demi yang lain Pada satu pihak parailmuwan bisa terus melaksanakan kegiatan ilmiahnya tanpa khawatirakan adanya campur tangan dari atau akan adanya akibat-akibat yangtidak diinginkan bagi dunia di luar ilmu Pada pihak yang lain kaumagamawan dan teolog dapat terus berpegang dan mengajarkan nilai-nilai yang mereka yakini sebagai sesuatu yang baik dan benar tanpakhawatir terancam keberlakuannya oleh kemajuan ilmu

Penyelesaian kompromis di atas secara sepintas memuaskan berbagaipihak Kendati begitu penyelesaian ini merupakan penyelesaian yangsemu dan dikotomis karena hidup manusia tidak bisa dikotak-kotakkanKegiatan keilmuan sebagai kegiatan manusia tidak bisa sepenuhnyadiisolasikan dari kegiatan-kegiatan manusia yang lain Ilmuwan sebagaiwarga masyarakat tidak bisa melepaskan diri dari tata nilai yang menjagatatanan dan keutuhan masyarakat Seorang ilmuwan mempunyai kewajibansosial tertentu dalam masyarakat suatu kewajiban yang dalam pelaksanaannyatidak pernah bisa dilepaskan dari nilai-nilai moral

Di samping itu dalam kasus Eddington mengenai usahanya untukmemisahkan kegiatan keilmuan dari kegiatan keagamaan dalam praktektidak membebaskan dirinya dari mengaitkan keduanya yang secarakritis telah dicatat oleh Loren Graham11 Seandainya Eddington konsisten

11Graham Betwen h 78-79

10

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dengan prinsipnya bahwa tak ada sesuatu pun yang terjadi dalam ilmuyang dapat mempengaruhi kehidupan keagamaan ia pasti tidak akanmenulis beberapa buku yang bertujuan untuk menunjukkan bahwaperkembangan-perkembangan baru dalam fisika modern (teori relativitasdan mekanika quantum) tidak perlu berpengaruh pada sikap orang dalammenghayati perkembangan baru dalam fisika modern yang secara defacto berpengaruh pada sikap orang dalam menghayati agamanya

Sehubungan dengan posisi Kant yang menyatakan bahwa moralitasmdashyang berada dalam lingkup noumenal mdash tidak ada hubungan sesuatudengan ilmu mdash yang berada dalam lingkup phenomenal mdash secara teoritisposisi ini tak bisa dipertahankan Manusia yang konkret ini terlibat dalamdua dunia dan memakai dua aspek dari akal budi sekaligus Pandanganbahwa ilmu bersifat pengetahuan teoritis dan bisa dipisahkan dari bidangpraktis dalam banyak hal sudah diperlemah oleh kenyataan bahwa dewasaini ilmu dan teknologi teori dan praktis sudah semakin erat berkaitanTidak ada hasil ilmu yang begitu saja bersifat netral karena melulu bersifatteoretis yang tidak memiliki dampak sosial penggunaannya Ilmu modernmerupakan suatu kegiatan berantai suatu penemuan pada suatu bidangacapkali mempengaruhi penemuan-penemuan di bidang lain Sebagaicontoh kajian tentang pertumbuhan hormon tetumbuhan diikuti olehpengembangan obat kimia herbisida yang digunakan untuk penggundulansemak belukar dalam perang Vietnam12 Ini berarti bahwa sesuatu yangterjadi dalam suatu laboratorium biokimia tidak bisa begitu saja dipisahkandari kepentingan-kepentingan industri yang dalam hal ini adalah industriperdagangan obat dan industri perang juga kepentingan politik Tidaklahmudah untuk memisahkan suatu aspek kegiatan ilmiah dari aspek-aspekyang lain Suatu hal yang sepintas nampaknya netral bisa mempunyaidampak pada yang lain bila dikaitkan dengan kegiatan lain Apalagi dewasaini jarak waktu antara hasil kajian laboratorium dengan penerapannyasecara teknologis ternyata sudah semakin singkat Ini membawa akibatbahwa kesempatan untuk melakukan evaluasi terhadap dampak-dampaksosial daripada hasil-hasil penyelidikan ilmu semakin sedikit Masalahnya

12George H Keiffer Bioethics A Textbook of Issues (Menlo Park Ca Addison-Wesley Publishing Company 1979) h 13 Dalam buku ini banyak dibicarakanbeberapa permasalahan berkaitan dengan hubungan antara ilmu dan masyarakat

11

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

menjadi lebih tajam lagi kalau dikaitkan dengan kenyataan bahwa seringkaliuang bicara lebih keras daripada kebenaran

Tambahan pula dewasa ini ilmu juga sudah begitu berkembangsehingga bidang penyelidikannya bukan lagi hanya menyangkut alamkebendaan yang ada di luar manusia melainkan menjadikan manusiaitu sendiri sebagai objek penyelidikannya Ilmu genetika misalnya denganretasnya kode-kode genetis DNA yang dalam arti tertentu telah membukatabir misteri kehidupan dan bisa terlibat dalam proses reproduksi manusiaHal ini akan membawa manusia masuk ke pintu gerbang suatu zaman yangmempertontonkan bahwa ilmu bukan lagi merupakan suatu saranayang membantu manusia untuk mencapai tujuan hidupnya melainkanjuga ldquomenciptakanrdquo tujuan hidup itu sendiri Dengan menjadikan manusiasebagai objek penyelidikan ilmu telah melibatkan hal-hal yang menyangkutmartabat manusia sendiri berikut hakikat kehidupannya Dalam halseperti ini tidak bisa dikatakan lagi bahwa ilmu itu bersifat netral ataubebas nilai dan merupakan bidang yang terpisah dari moral keagamaan13

Berkaitan dengan argumen pokok kedua tanpa harus menyangkalpentingnya menjaga kemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah perludisadari bahwa tidak semua bentuk keterlibatan subjek peneliti (ilmuwan)dengan tata nilainya pada proses penelitian ilmiah dengan sendirinyamerusak citra kemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah Usaha untukmembebaskan diri dari sikap-sikap a priori kecondongan-kecondongan(bias) pribadi dan kehidupan sosial para ilmuwan14 khususnya dalampemilihan suatu metode penelitian pencatatan pelaporan dan penganalisaandata memang merupakan suatu hal yang hakiki dalam setiap kegiatanilmiah Hasil-hasil penelitian ilmiah yang diwarnai oleh bias pribadi dankelompok dan tidak terbuka pada pengecekan kembali oleh komunitasilmuwan dengan sendirinya tidaklah tidak sahih (valid) Khusus dalam kontekstersebut tujuan yang ingin dicapai oleh para penganjur dan pendukungpemisahan ilmu dan moral memang perlu dipertimbangkan

13Jujun S Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (JakartaPustaka Sinar Harapan 1987) h 253-257

14Membebaskan diri dari apa yang oleh Francis Bacon disebut empat ldquoidolardquo yangbisa menjerat ilmuwan ke arah ldquoanticipationes naturaerdquo yakni ldquoidola tribusrdquo (prasangkabangsa manusia pada umumnya) ldquoidola specusrdquo (prasangka seleranya sendiri) ldquoidolaForirdquo (prasangka massa) dan ldquoidola theetrirdquo (prasangka faham pemikiran lama)

12

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kendati begitu pengejaran kebenaran ilmiah dalam bentuk kebenaranyang melulu bersifat objektif bebas dari segala keterlibatan subjek sebagaimanadicita-citakan oleh ilmu alam kelihatannya merupakan suatu ideal yangtidak pernah sepenuhnya tercapai Kelirulah untuk memandang bentukkebenaran seperti itu sebagai model segala kebenaran Semua kebenaranpengetahuan itu bersifat objektif-subjektif Apabila pengetahuan yangdimaksudkan merupakan pengetahuan yang menempatkan manusiasebagai obyek forma dan materinya sebagaimana halnya ilmu-ilmusosial kemanusiaan akan semakin tinggilah derajat keterlibatan subjekDalam hal ini pemakaian model objektivitas ilmu alam sebagai modelsegala ilmu tidaklah memadai Bahkan sejak tahun 1950-an di kalanganpara ilmuwan sendiri mulai disadari bahwa paham fisikalisme yangingin menjadikan fisika sebagai model segala ilmu merupakan pahamyang tidak bisa dipertahankan Demikian pula pengertian objektivitaskebenaran sebagaimana dicita-citakan oleh aliran positivisme (prinsipverifikasi berdasarkan pengamatan inderawi) tidak bisa sepenuhnyaberlaku bahkan untuk bidang ilmu alam sendiri15 Perumusan kebenaranyang dipandang objektif dalam ilmu alam pun tidak lepas dari keterlibatansang subjek atau ilmuwan

Alasan untuk membebaskan ilmuwan dari segala bentuk pertimbangannilai termasuk pertimbangan moral keagamaan dengan menyatakanbahwa ilmuwan itu selalu netral dan hanya mengejar kebenaran demikebenaran saja kadang-kadang menjadi dalih pelarian dari tanggungjawab sosial Kegiatan keilmuan bagaimanapun juga mesti diletakkandalam usaha untuk menjadikan kehidupan manusia di dunia ini lebihbaik dan sejahtera Untuk itu kegiatan keilmuan tidak bisa dilepaskandari asas-asas moral Secara moral ilmu harus ditujukan untuk kebaikanmanusia dan jangan sampai merendahkan martabatnya atau mengubahhakikat kemanusiaan16 Dalam pandang seorang muslim bahwa ilmuharuslah berkaitan langsung untuk mewujudkan kesejahteraan umatmanusia seluruhnya baik di sini di dunia ini maupun di sana yaitu padakehidupan akhirat nanti

15Mengenai pergeseran paham dalam perjalanan sejarah filsafat ilmu ini lihatmisalnya Frederick Suppe (ed) The Structure of Scientific Theories (Chicago Universityof Illinois Press 1974) h 4

16Suriasumantri Filsafat h 235

13

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Akan halnya dengan adanya bukti-bukti keberhasilan pragmatis pahamrasionalitas metodologis atau instrumental yang sifatnya bebas nilaibelumlah membenarkan pemisahan ilmu dari pertimbangan-pertimbanganmoral keagamaan Sesuatu yang secara sepintas merupakan keberhasilandalam menjawab suatu persoalan yang muncul belum tentu bahwa dalamjangka panjang bukanlah suatu yang merugikan Sebagai contoh dalambidang pendidikan misalnya secara pragmatis mendidik para tenagakerja yang langsung bisa memenuhi permintaan pasaran kerja dapatdilihat sebagai suatu keberhasilan dalam karya pendidikan Namun semuaorang tahu bahwa sekiranya proses pendidikan berjalan begitu terusdalam jangka panjang maka masyarakat akan dirugikan karena dalammenghadapi tantangan-tantangan masa depan masyarakat bukan hanyamemerlukan tenaga kerja berupa tukang-tukang guru-guru yang pintarmengajar atau para pelaksana kebijakan lainnya melainkan juga danterutama butuh para pemimpin dan pemikir yang giat penuh daya ciptadan mampu mengadakan pembaruan terus menerus Pendidikan yanghanya mengacu pada pencetakan tukang-tukang seperti tersirat dalamtujuan jangka pendek program pendidikan diploma dewasa ini yanghanya ingin mengisi lowongan pekerjaan saja pasti tidak akan mampuuntuk menjawab tantangan-tantangan tersebut

Kembali ke masalah kesuksesan pragmatis rasionalitas teknologisyang bebas nilai tak dapat dipungkiri bahwa teknologi modern sebagaianak ilmu yang cepat besar dan berprestasi tinggi sungguh telah banyakmenyumbang bagi peningkatan kesejahteraan manusia Manusia telahbanyak dibebaskan dari keterbatasan-keterbatasannya dalam berhadapandengan kedahsyatan kekuatan alam Kegersangan tanah gelora lautantinggi dan perkasanya gunung keganasan iklim gempa bumi gelombangtsunami yang mengegerkan letusan gunung berapi dan sebagainyamerupakan tantangan-tantangan yang ldquoseyogianyardquo semakin mampudijawab oleh manusia Manusia semakin mampu menundukkan danmenjadikan alam bermanfaat bagi kehidupan

Sekalipun begitu manusia juga seyogianya semakin menyadariambivalensi sumbangan yang diberikan oleh ilmu dan teknologi ini Cukupbanyak masalah kehidupan bisa dipecahkan dengan bantuan ilmu danteknologi tetapi keduanya sekaligus juga memunculkan masalah-masalahbaru yang tidak kalah pentingnya untuk segera mendapatkan perhatian

14

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Umat manusia memang semakin dibebaskan dari kesewenangan alamtetapi ldquokitardquo bukannya semakin dibebaskan dari kesewenangan sesamamanusia

Perkembangan ilmu dan teknologi tanpa disertai oleh pendidikan hatinurani moral atau pendidikan agama seperti diibaratkan oleh Sudarmintaakan sama halnya dengan memberikan senjata api kepada para lsquopremanrsquo17

Senjata api bagi Pak polisi biasanya dipakai untuk mengabdi paling tidakdiharapkan demikian Tetapi jika dihadiahkan untuk lsquopremanrsquo makahal itu akan digunakannya untuk melakukan kejahatan Agaknya takperlu diulang lagi di sini hal-hal yang sudah sering dinyatakan sebagaidampak negatif kemajuan ilmu dan teknologi bila kemajuan itu dilepaskandari pertimbangan-pertimbangan moral keagamaan yang menjadi sendikehidupan manusia

Berdasar paparan di atas kiranya menjadi jelas bahwa kendati ilmu danmoral untuk menghindarkan kekacauan perlu tetap disadari perbedaannyanamun keduanya sebagai termasuk bidang kegiatan manusia yangsama-sama perlu tidak pernah bisa untuk dipisahkan Ilmu baru akanmencapai tujuannya untuk kebaikan manusia tanpa merendahkanmartabatnya dan tanpa mengubah hakikat kemanusiaan bila kegiatankeilmuan didasari oleh asas-asas moral

Pada sisi lain cita-cita hidup moral juga akan dibantu perwujudannyasecara penuh dengan memanfaatkan ilmu sebagai sarana yang berdayaguna untuk mencapai tujuan kesejahteraan umat manusia di dunia iniMoral dan keagamaan diperlukan manusia untuk merumuskan nilai-nilai yang memberi makna dan tujuan terakhir (ultimate) bagi hidupnyasedangkan ilmu diperlukan manusia yang hidup di dunia ini sebagaisarana budaya untuk mencapai tujuan tersebut Jadi keduanya memangtidak perlu dipisahkan dengan suatu dikotomi yang tidak mengenal integrasi

Internalisasi Nilai-nilai Agama Melalui Bidang Studi KeilmuanAdalah suatu keharusan jika guru kimia lebih menitik beratkan

pembelajarannya kepada hal-hal yang berkaitan dengan ilmu kimia

17Sudarminta ldquoProfesionalitasrdquo h 16

15

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Guru fisika menitik beratkan kepada hal-hal yang berkenaan denganilmu fisika Begitu juga halnya dengan guru-guru pendidikan agamayang lebih menekankan pembelajarannya kepada hal-hal yang berkaitandengan agama dan ilmu-ilmu keagamaan Akan tetapi persoalannyamenjadi lain jika dipertanyakan ldquoGuru manakah yang paling bertanggungjawab dalam mengajarkan atau menginternalisasikan nilai-nilai moralkeagamaan kepada peserta didikrdquo

Siapa pun sah-sah saja untuk mengatakan bahwa hal-hal yangberkaitan dengan nilai-nilai moral keagamaan adalah tanggung jawabguru agama karena didasarkan pada pandangan bahwa hal-hal yangberkaitan dengan moral atau akhlak merupakan bagian dari pendidikanagama Memang pendidikan moral atau akhlak merupakan aspek pendidikanagama Akan tetapi membebankan semua persoalan moral dan aktualisasinyadalam kehidupan peserta didik sehari-hari hanya kepada guru agamasangatlah tidak adil tanpa mengikut sertakan guru-guru bidang studilainnya Pembebanan tanggung jawab seperti itu kelihatannya bukansaja dipahami oleh masyarakat awam melainkan juga dipersepsikanoleh sebagian guru Tidak mengherankan jika ada persoalan-persoalanmoral di kalangan peserta didik di suatu sekolah seorang guru tega-teganya berkata ldquoSaya kan hanya guru matematikardquo

Guru matematika guru kimia guru olah raga dan semua gurubertanggung jawab untuk mewujudkan pencapaian tujuan pendidikannasional yang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 3dinyatakan bahwa ldquoPendidikan nasional hellip bertujuan untuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia cakap kreatif mandiridan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawabrdquoJadi agar peserta didik dapat menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia dan seterusnya tentulahbukan hanya menjadi tanggung jawab guru agama tanpa kesertaandan kebersamaan guru-guru bidang studi lainnya

Seperti sudah dikatakan di depan bahwa guru bidang studi ilmuseperti guru bidang studi IPA IPS Matematika dan yang lainnya memangbukanlah guru moral atau guru agama Pendidikan moral keagamaan padaldquoanakrdquo dalam arti langsung lebih merupakan tanggung jawab keluargadan lembaga keagamaan yang bersangkutan daripada tangung jawab

16

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

sekolah sekalipun sekolah seperti tersurat dalam tujuan pendidikannasional tetap bertanggung jawab bagi keberhasilan pendidikan agamaKarena itu sekolah memiliki peranan penting dalam pembinaan moralpeserta didik Tujuan pendidikan nasional bukan sekedar berusaha mewujudkanterbentuknya pribadi yang cerdas dan terampil saja tetapi lebih dariitu terwujudnya manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa berakhlak mulia cakap kreatif mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab

Untuk mencapai tujuan tersebut kiranya perlu bagi para guru ilmuagar tidak hanya mengajarkan atau menyampaikan ilmunya begitusaja pada peserta didik melainkan juga melihat relevansi ilmu itu dalamrangka pembentukan pribadi peserta didik Dalam hal ini setiap guruapa pun bidang studinya idealnya menyadari beberapa asas moral yangperlu diperhatikan dalam kegiatan keilmuan Hal ini akan membantuguru untuk menempatkan disiplin ilmunya dalam konteks pembentukanpribadi peserta didik

Seperti dirumuskan Jujun S Suriasumantri dalam bukunya Ilmudalam Perspektif Moral Sosial dan Politik18 ada 18 asas moral yang perludiperhatikan dalam kegiatan keilmuan Asas moral itu pada dasarnyabisa dikelompokan menjadi dua yakni kelompok asas moral membentuktanggung jawab profesional dan kelompok yang membentuk tanggungjawab sosial Dalam kelompok yang pertama Jujun S Suriasumantrimemasukkan asas-asas (1) kebenaran (2) kejujuran (3) tanpa kepentinganlangsung (4) menyandarkan pada kekuatan argumentasi (5) rasional(6) objektif (7) kritis (8) terbuka (9) pragmatis dan (10) netral Tergolongdalam kelompok kedua adalah asas (11) pemilihan objek penelaahanyang tidak mengubah kodrat manusia (12) yang tidak merendahkanmartabat manusia (13) yang tidak mencampuri permasalahan tentangkehidupan (14) bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup manusiadengan memperhatikan kodrat manusia (15) martabat manusia (16)keseimbangankelestarian alam dengan penggunaanpemanfaatanpeningkatan ilmiah secara (17) komunal dan (18) universal

18Jujun S Suriasumantri Ilmu dalam Perspektif Moral Sosial dan Politik(Jakarta Gramedia 1986) h 13

17

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Asas-asas moral ini bukanlah suatu bahan pelajaran yang harusdisampaikan oleh seorang guru ilmu pada peserta didiknya melainkansesuatu yang pantas disadari dan perlu meresapi seluruh proses pengajaranilmunya Seorang guru ilmu sekali lagi bukanlah guru agama secaralangsung pada peserta didik Namun kalau dia sungguh-sungguh sebagaiseorang guru profesional yang berarti menguasai secara sungguh-sungguhsubstansi ilmunya dan metode yang tepat untuk penyampaiannya diabisa menjadi fasilitator untuk pendidikan moral keagamaan kepada pesertadidik Mengapa demikian Karena siapapun sesungguhnya tidak mungkinmenjadi guru suatu ilmu secara profesional kalau tidak mengindahkanasas-asas moral kegiatan keilmuan sebagaimana dirumuskan di ataskhususnya asas-asas yang masuk dalam kelompok pertama yakni kelompoktanggung jawab profesional Mengajarkan ilmu secara sungguh-sungguhsesuai dengan tuntutan ilmunya mengandung suatu dimensi moralkeagamaan karena pendidikan keilmuan itu sendiri bisa dijadikan sebagaisalah satu wahana pendidikan moral

Berkenaan dengan hal ini sekali lagi pernyataan Suriasumantriperlu kiranya untuk disimak ketika berkata ldquoKalau kita kaji lebih dalammaka sebenarnya pendidikan keilmuan juga merupakan sumber pendidikanetika hellip Pendidikan di negara kita belum memanfaatkan pendidikankeilmuan sebagai salah satu wahana pendidikan moral19

Dalam penjelasannya Suriasumantri mengatakan bahwa seorangilmuwan yang dididik untuk mencari kebenaran dengan metode tertentuyang dapat diandalkan lambat laun dia akan menganggap hal ini sebagaikategori moral Demikian juga sikap-sikap moral seperti kejujurankeberanian untuk membela kebenaran kendati harus disertai pengorbanansikap toleran dan tidak picik dapat pula dikembangkan dengan penanamansikap-sikap ilmiah20

Suatu anggapan bahwa pendidikan moral keagamaan hanya bisadilakukan sungguh-sungguh bila hal itu dilakukan secara formal melaluipembelajaran bidang studi agama tidak perlu dibantah karena hal itusudah dan akan terus terlaksana Akan tetapi lepas dari pembelajaransemacam itu nilai-nilai moral keagamaan sesungguhnya terliput juga

19Ibid h 3220Ibid h 32-33 151-52

18

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dalam pendidikan keilmuan melalui berbagai bidang studi yang adaseperti matematika kimia fisika ilmu-ilmu kealaman dan lain-lain

Sekiranya hal ini sungguh-sungguh diimplementasikan secara nyatamaka para pendidik agama akan sangat terbantu karena para guruilmu walaupun tanpa bermaksud mengajarkan pendidikan agamanamun bisa menginternalisasikan sikap-sikap ilmiah yang mengarahpada terbentuknya pribadi yang bermoral luhur

Sikap-sikap ilmiah tersebut antara lain seperti dikemukakan olehSudarminta21 sebagai berikut

1 Sikap cinta akan kebenaran yang akan memberikan dorongan untukterus menerus dengan segala ketelitian ketekunan keterbukaankerendahan hati dan kejujuran mau mencari jawaban yang lebihmemuaskan dan sesuai dengan kenyataan

2 Sikap objektif yang berusaha menghindarkan diri dari pamrih sikapa priori dan kecondongan-kecondongan subjektif (bias) yang meng-akibatkan distorsi atas hasil penelitian

3 Sikap bertanggung jawab atas ilmunya baik pada komunitas ilmuwanmaupun pada masyarakat luas yang langsung atau tidak langsungcepat atau lambat akan terkena oleh buah pemikiran dan penelitiannya

4 Sikap logis dan kritis yang tidak begitu saja menerima anggapan yangberlaku dalam masyarakat melainkan berusaha untuk mencari danmenemukan dasar penalaran di balik anggapan tersebut yang secarakeseluruhan merupakan sikap-sikap yang relevan bagi pembentukanpribadi yang berakhlak mulia

Sebagaimana dikemukan banyak ahli didik termasuk Jacques Maritaindalam bukunya The Education of Man22 bahwa pengembangan rasakesadaran akan kenyataan nilai-nilai akhlak dan nilai-nilai spiritual sertausaha-usaha untuk memadukan ilmu dan kebijaksanaan hidup bukanlahprivilege suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu Karena itu semuadisiplin ilmu termasuk ilmu-ilmu pasti alam dan teknologi bisa menunjang

21Sudarminta ldquoProfesionalitasrdquo h 1322Jacques Maritain The Education of Man Edited and with an Introduction by

Donald and Idella Gallagher (Notre Dame University of Notre Dame Press 1967) h 106

19

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengembangan tersebut karena yang penting adalah inspirasi dasaryang menjiwai seluruh pembelajarannya Menurut Islam tidak ada satumata pelajaran pun yang bebas dari sentuhan iman dan amal saleh23

Sebagai contoh pengembangan rasa kesadaran akan kenyataan dannilai keluhuran manusia bisa ditunjang dengan memusatkan pengajaranilmu-ilmu pada pengembangan daya cipta akal budi manusia dan dayapegas yang tak terbatas dari kekuatan moral keagamaannya Pesertadidik perlu dibantu untuk semakin menyadari daya cipta manusia yangmengagumkan bagaimana manusia terus bergerak maju dalam mencaripengetahuan dan bagaimana manusia terus mencari akal dalam usahauntuk menguasai dan menjadikan sumber daya alam benar-benar bermanfaatselain untuk kehidupan masa kini juga kehidupan masa depan di akhiratkelak Dalam konteks ini rasa syukur dapat ditumbuhkan kepada sangPencipta dan Penguasa Alam Dalam hal ini pentinglah bahwa ilmu bukanhanya diajarkan sebagai barang jadi dalam bentuk serangkaian rumus-rumus atau teori atau tumpukan informasi yang harus dihapal dandimuntahkan kembali waktu ulangan melainkan lebih-lebih sebagaiproses pencarian dan penemuan pengetahuan yang rumus-rumus danrangkaian informasi tersebut berfungsi sebagai alat dalam proses pencarian24

yang di dalamnya ada rahasia-rahasia Ilahi untuk direnungkan disimakdan pada akhirnya memunculkan rasa haru Di sinilah pentingnyamenekankan aspek kesejarahan dari setiap ilmu dan dalam kontekssejarah nyata ilmu-ilmu bisa kelihatan bagaimana suatu pengetahuandihasilkan dari suatu proses pencarian dan pergulatan pikiran yang lamadan bukan suatu barang jadi yang begitu saja diwariskan dari zamanke zaman sebagai gagasan-gagasan yang mandek dan mandul Denganmengenali proses tersebut peserta didik bisa dibantu untuk menyadarikesuburan daya cipta akal budi dan imajinasi manusia dan bisa diajak untuksendiri melatihnya dalam memperoleh dan mengembangkan pengetahuannyadan pada akhirnya berkesimpulan bahwa semua pengetahuan bersumberdari yang Ahad dari Tuhan Yang Maha Satu Pengkajian bagaimanapenemuan-penemuan ilmiah senyatanya terjadi juga akan menyadarkan

23Djarsquofar Siddik Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam (Bandung CitapustakaMedia 2006) h 80

24Soeriasumantri Ilmu h 29

20

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

peserta didik betapa pentingnya peranan imajinasi kreatif dalam usahamemajukan ilmu pengetahuan dan akal pikiran diciptakan Tuhan adalahuntuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia Betapa meruginyasetiap orang yang tidak menggunakan akal pikirannya karena Tuhantelah menciptakannya sebagai sesuatu yang amat berharga yang tidakdimiliki makhluk-makhluk lain selain manusia

Jika dalam rangkaian pembelajaran ilmu tersebut para guru telahberusaha sekuat tenaga menginternalisasikan nilai-nilai akidah tentangkekuasaan Allah Yang Maha Pencipta dalam setiap ilmu yang diajarkannyamaka kelak nilai-nilai iman dan akhlacircq al-karicircmah akan terpancar dalamsikap hidup dan kepribadian peserta didiknya Sebagai seorang Muslimsebagaimana pernah diungkapkan Ahmad Sadali peserta didiknya akanmelihat bahwa mengalirnya air pohon pimping yang bergetar ditiupangin sepoi luka yang menyembuh bertaut kembali meluncurnya kapaldi atas lautan mengembangnya rasa haru karena tali temali kecapi dipetikgetaran senandung musik tegaknya jembatan beton dan lain-lain lagiakan jelas baginya bahwa di situ dia memandang dengan mata imannyaldquoWajahrdquo dan keperkasaan Allah Sedangkan jembatan yang diiringi hubungandengan tali Allah dan sekaligus kemampuan manusia menggunakanrahmat Allah ketika mengkonstruksikannya itu adalah lebih mengandungrahmat Allah daripada jembatan yang dibuatnya dengan scientific rationalismsaja semata-mata betapapun kuat mengarungi masa pada tampak lahirnya25

Dengan dipandu imamnya ia merasakan getaran Ilahi dalam dirinyaketika membaca firman Allah

Dia-lah Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamusebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya untuk menyuburkantumbuh-tumbuhan yang pada tempat tumbuhnya kamu menggembalakanternakmu Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman zaitun kurma anggur dan segala macam buah-buahanSesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaanAllah) bagi kaum yang memikirkan26

25Ahmad Sadali ldquoPembaharuan Pendidikan Tinggi Islamrdquo dalam Serial MediaDakwah (Jakarta DDII Tt) h 26

26Qurlsquoacircn an-Nahl16 11-12

21

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Di sinilah pentingnya menekankan aspek kesejarahan dari setiapilmu Dalam konteks sejarah ilmu-ilmu bisa kelihatan bagaimana suatupengetahuan dihasilkan dari suatu proses pencarian dan pergulatan pikiranyang lama dan bukan suatu barang jadi yang begitu saja diwariskan darizaman ke zaman sebagai gagasan-gagasan mandek dan mandul Denganmengenali proses tersebut peserta didik bisa dibantu untuk menyadaribahwa semua ilmu berasal dari Allah Ada yang abadi karena diwahyukanmelalui para Nabi (perennial knowledge) dan ada yang diperoleh melaluipencaharian manusia dengan menggunakan kemampuan-kemampuanakalnya (acquired knowledge) yang juga berasal dari Allah27

Dalam hubungan ini nilai hormat terhadap kebebasan dan penemuandiri yang amat hakiki dalam rangka pembentukan seorang pribadibermoral yang otonom misalnya dapat dikembangkan melalui usahaguru untuk memperlakukan peserta didik sebagai subjek yang secaraaktif ikut berperan-serta dalam memperoleh dan menggunakan pengetahuanserta keterampilannya dan bukan sekedar sebagai objek yang menjadisasaran pengajarannya

Peserta didik adalah pribadi yang hidup dan pendidikan tentulahditujukan untuk merangsang dan membimbing pengembangan dirimereka Akal budi mereka bukanlah suatu barang mati atau sekedarwadah yang perlu diisi melainkan sesuatu yang aktif dan interaktifbisa dilatih dan diberdayakan untuk terus tanggap terhadap rangsanganpara pendidiknya yang telah menginternalisasikan iman dan kesalehandalam setiap pembelajaran yang dilakukannya28

PenutupSebagai kata pemungkas dalam uraian cukuplah apabila dikatakan

bahwa ilmu teknologi dan seni akan kehilangan makna apabila terpisahdari agama dan nilai-nilai yang dikandungnya Dalam konteks pendidikanbahwa sekalipun tidak mendidikkan moral agama secara langsung para

27Djarsquofar Siddik Konsep h 11828Djarsquofar Siddik ldquoPeran Sentral Guru-guru Keilmuan dalam Internalisasi Nilai-

nilai Moralrdquo dalam Al-Tarsquolim Jurnal Pemikiran Islam dan Kependidikan No25 Tahun 2006 h 120

22

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

guru ilmu apakah itu guru fisika guru biologi guru IPA guru bahasaatau guru ilmu lainnya asalkan secara setia menepati asas-asas moralilmunya niscaya dapat menjadikan pembelajaran berbagai disiplin ilmuitu sebagai wahana penginternalisasian nilai-nilai moral keagamaan

23

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

PEMBENTUKAN AKHLAK ANAKUSIA DINI MENURUT IBN MISKAWAIH

Di Indonesia pendidikan Islam merupakan sub-bagian dari sistempendidikan nasional Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional (UU SISDIKNAS) Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwapendidikan nasional bertujuan ldquountuk berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiridan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawabrdquo1

Dengan demikian pendidikan Islam sebagai bagian dari sistem pendidikannasional juga berupaya menggapai misi tujuan pendidikan nasionaltersebut

Berdasarkan rumusan undang-undang tersebut dapat disimpulkanbahwa tujuan pendidikan nasional ini mencakup tiga dimensi pendidikanyaitu pendidikan jasmani pendidikan akal dan pendidikan akhlak Dikatakanmencakup pendidikan jasmani dikarenakan tujuan pendidikan nasionaladalah menciptakan peserta didik yang sehat Disebut mencakup pendidikanakal adalah karena pendidikan nasional bertujuan membentuk pesertadidik yang berilmu cakap dan kreatif Sedangkan dikatakan mencakuppendidikan akhlak adalah karena pendidikan nasional memiliki misi untukmelahirkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa berakhlak mulia mandiri dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggungjawab Dari urutan teks tampak bahwa

1Lihat Undang-undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan NasionalNo 20 tahun 2003 h 4

24

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pendidikan nasional mengutamakan pendidikan akhlak yang dibuktikandari pernyataan awal tujuan pendidikan nasional yaitu ldquountuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak muliardquo Dapat disimpulkanbahwa pendidikan nasional tidak hanya memerhatikan integrasi pendidikanakal semata tetapi juga pendidikan jasmani dan pendidikan akhlak

Akan tetapi banyak fakta menjadi bukti kuat bahwa lembaga-lembagapendidikan di Indonesia belum mampu mencapai tujuan pendidikannasional secara maksimal Kegagalan tersebut mencakup kegagalan dalampendidikan akal pendidikan jasmani dan pendidikan akhlak Kegagalandalam pendidikan akal misalnya dapat dilihat dari kualitas sumber dayamanusia Indonesia dalam skala global Sampai tahun 2007 HumanDevelopment Index (HDI) Indonesia masih menempati posisi 107 dari 174negara Selain itu World Competitiveness Yearbook menempatkan peringkatdaya saing sumber daya manusia Indonesia dari urutan ke-39 pada tahun2007 dan menjadi urutan ke-46 dari 47 negara pada akhir abad XX2

Menurut laporan International Educational Acheivement (IEA) diketahuibahwa kemampuan membaca peserta didik Sekolah Dasar di Indonesiaberada para urutan ke-38 dari39 negara yang diteliti Sedangkan kemampuanmatematika peserta didik Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Indonesiaberada pada urutan ke-39 dari42 negara dan kemampuan Ilmu PengetahuanAlam (IPA) berada pada urutan ke-10 dari 42 negara peserta3 Berbagaidata ini membuktikan bahwa tujuan nasional dalam cakupan pendidikanakal belum tercapai secara maksimal

Kegagalan dalam bidang pendidikan jasmani dapat diketahui darisejumlah laporan berikut Asosiasi Toilet Indonesia pada tahun 2011melaporkan bahwa kebersihan toilet umum di Indonesia mendudukiperingkat 12 terburuk dari 18 negara di Asia bahkan Indonesia berada

2Al Rasyidin ldquoIsu-isu Krusial dalam Pendidikan Nasional Belajar MemetakanMasalahrdquo dalam Jurnal Pemikiran Islam dan Kependidikan al-Tarsquolim Vol XIINo 22 2005

3Program Pembangunan Nasional 2000-2004 (Jakarta Sinar Grafika 2001)h 166 Fachruddin Azmi ldquoSertifikasi Guru Telaah Urgensinya terhadap Kompetensidan Profesionalisme Guru Agamardquo dalam MIQOT Jurnal Ilmu-ilmu KeislamanVol XXXIII No 1 Januari-Juni 2009 h 139

25

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

di bawah Vietnam4 Pada tahun 2010 Badan Perencanaan PembangunanNasional melaporkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-3dalam urutan negara dengan layanan sanitasi terburuk di Asia TenggaraDilaporkan bahwa sebanyak 70 juta warga Indonesia masih membuangair sembarangan5 Sementara itu Kementerian Pariwisata melaporkanbahwa tingkat kebersihan Indonesia menempati peringkat 120 dari139 negara dunia Artinya Indonesia adalah negara terjorok di urutanke-19 di dunia6 Data ini menjadi indikator kuat bahwa penyelenggaraanpendidikan jasmani di Indonesia belum menuai hasil maksimal

Kegagalan dalam pendidikan akhlak dapat dilihat dari sejumlahfakta tentang perilaku peserta didik di Indonesia Berdasarkan laporanpenelitian Komisi Nasional Perlindungan Anak tahun 2010 diketahuibahwa 627 persen remaja SMP di Indonesia sudah tidak perawan 937persen siswa SMP dan SMA pernah melakukan ciuman 212 persen remajaSMP mengaku pernah aborsi dan 97 persen remaja SMP dan SMA pernahmelihat film forno7 Selain itu perilaku korupsi juga menjadi indikatorlain bahwa pendidikan akhlak di Indonesia masih mandul Data dariPolitical amp Economic Risk Consultancy (PERC) menyebutkan bahwa Indonesiamenjadi negara paling korup dari 16 negara di kawasan Asia Pasifik8

Laporan Transparency International (TI) tahun 2011 menyebutkan bahwaIndonesia masih berada satu kelompok dengan negara-negara terkorupdi dunia seperti Argentina Meksiko Suriname dan Tanzania Sedangkanlaporan KPK menyebutkan bahwa Kementerian Agama sebagai lembagayang mengurusi masalah keagamaan menjadi lembaga paling korupdi Indonesia9 Data-data ini menjadi bukti lain bahwa tujuan pendidikannasional yang salah satunya adalah menciptakan peserta didik yangberakhlak mulia belum tercapai secara maksimal dan para pendidikberbagai institusi pendidikan di Indonesia masih perlu merealisasikankonsep pendidikan akhlak secara baik dan benar

4Toilet Umum di Indonesia Tergolong Terburuk di Asiardquo dalam Kompas(14 Oktober 2011)

5Sanitasi Buruk Kerugian Triliunanrdquo dalam Kompas (21 Oktober 2010)6Indonesia Negara Terjorok ke-19 di Duniardquo dalam Kompas (13 April 2012)7627 Persen Remaja SMP Tidak Perawanrdquo dalam Kompas (13 Juni 2010)8Survei PERC Indonesia Terkorup di Asia Pasifikrdquo dalam Kompas (22 Februari 2012)9Indonesia Masih Negara Terkoruprdquo dalam Suara Karya (2 Desember 2011)

26

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Berdasarkan tinjauan faktual di atas dapat disimpulkan bahwatujuan pendidikan nasional Indonesia belum tercapai secara maksimalBerbagai data di atas menjadi indikator lain bahwa bangsa Indonesiakhususnya sejumlah besar peserta didiknya belum memiliki akhlak muliaPerilaku para peserta didik dan pejabat pemerintahan sebagai out putinstitusi pendidikan masih jauh dari akhlak mulia Melihat problem inipihak pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS)dan Kementrian Agama (KEMENAG) telah menerapkan sejumlah kebijakanuntuk mengatasi sejumlah problem pendidikan ini meski hasilnya belummenggembirakan

Tampaknya kegagalan bangsa Indonesia dalam rangka mencapaitujuan pendidikan nasional adalah belum adanya sinergi antara pendidikankeluarga pendidikan sekolah dan pendidikan masyarakat Dalam tataranpraktik pemerintah masih hanya mengandalkan pendidikan sekolahdalam rangka mencapai tujuan pendidikan padahal pendidikan sekolahmembutuhkan peran pendidikan keluarga dan pendidikan masyarakatKegagalan pendidikan formal seperti sekolah dan madrasah sejauh inisalah satunya adalah karena pendidikan informal seperti lingkungankeluarga belum maksimal dalam menjalankan perannya

Dalam hal ini tujuan pendidikan nasional akan berhasil tercapaisecara maksimal manakala pendidik dalam keluarga maupun dalamlingkungan sekolah baik orangtua maupun para guru telah memahamidan mampu mengaplikasikan teori pembentukan akhlak bagi anak usiadini Teori ini penting diketahui bahwa akhlak anak mulai dan harusdibentuk bukan ketika mereka beranjak remaja apalagi dewasa melainkanketika mereka masih berusia masih dini

Dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 28 telah disebutkanbahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikandasar Pendidikan anak usia dini bisa diselenggarakan melalui jalur pendidikanformal nonformal dan informal Dalam hal ini pendidikan anak usiadini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK)Raudhatul Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat Pendidikan anakusia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain(KB) Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajatPendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai

27

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikutipendidikan dasar10

Perilaku menyimpang anak bangsa selama ini lebih dikarenakanoleh belum maksimalnya implementasi teori pembentukan akhlak anaksejak usia dini oleh orangtua dan guru Pada dasarnya teori tersebuttelah dikenalkan sejak lama oleh salah seorang filosof akhlak Muslimyakni Ibn Miskawaih Tulisan ini akan mencoba untuk menganalisispemikirannya tentang teori pembentukan akhlak mulia bagi anak usiadini Harapannya teori ini mampu dipahami dan diaplikasikan secaranyata oleh pendidik Muslim di Indonesia baik orangtua maupun gurudalam rangka membentuk akhlak mulia anak usia dini sebagai salahsatu dari agenda tujuan pendidikan nasional

Ibn Miskawaih Filosof Akhlak MuslimDalam dunia pemikiran Islam menurut Nasr dan Amin Ibn Miskawaih

dikenal sebagai penulis karya filsafat etika terkemuka11 meski tidak banyakahli mengikuti dan melanjutkan usaha Ibn Miskawaih dalam mengembangkanteori akhlak12 Padahal teorinya tentang akhlak sangat bagus dan terusmenjadi inspirasi para ahli pendidikan Islam Rajendra Prasad bahkanmensejajarkan Ibn Miskawaih dengan para filosof etika terkemukaseperti al-Facircracircbicirc Ibn Sicircnacirc dan al-Thucircsicirc13 Apresiasi ini menunjukkankebesaran Ibn Miskawaih dalam bidang akhlak

Ibn Miskawaih dilahirkan di kota Ray (Iran) pada tahun 320 H932 M14 dan wafat di Isfahan Iran pada 9 Shafar 421 H151030 M16

10Lihat UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 h 9 3011Seyyed Hossein Nasr Islamic Philosophy from Its Origin to the Present (New

York State University of New York Press 2006) h 112 139 Ahmad Amin Etika(Ilmu Akhlak) terj Farid Marsquoruf (Jakarta Bulan Bintang 1986) h 149

12Ahmad Azhar Basyir Miskawaih Riwayat Hidup dan Filsafatnya (YogyakartaNur Cahaya 1988) h 4

13Rajendra Prasad (ed) A Historical-Developmental Study of Classical IndianPhilosophy of Morals (New Delhi Center for Studies in Civilizations 2009) h 518

14M Luthfi Jumlsquoah Taricirckh Falsafah al-Islacircm (Mesir tp 1927) h 30415Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam Dewan Redaksi

Ensiklopedi Islam Ensiklopedi Islam (Jakarta Ichtiar Baru van Hoeve 2003) h 16216Muhammad Iqbal Metafisika Persia terj Joebar Ayoeb (Bandung Mizan

1990) h 50

28

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ia adalah seorang penganut mazhab Syilsquoah Mazhab ini adalah mazhabyang cukup berkembang di Persia sejak era Dinasti Buwaihi bahkansampai sekarang

Ibn Miskawaih menghabiskan waktu muda dengan mempelajarikarya-karya dalam berbagai bidang Ia belajar sejarah dengan mengkajikitab Taricirckh al-Thabacircricirc di bawah asuhan Abucirc Bakar Ahmad ibn Kacircmilal-Qacircdhicirc (w 960 M) Dalam bidang filsafat ia berguru kepada Ibn al-Khammar yang menguasai karya-karya Aristoteles17 dan al-Hasan binSiwacircr yang mumpuni dalam bidang filsafat dan kedokteran18 Para gurunyatersebut dikenal sebagai mufassir terkemuka ajaran Aristoteles19 Ia jugadiketahui menguasai ilmu bahasa ilmu kedokteran ilmu fikih hadismatematika musik dan ilmu militer20 Dengan demikian ia mumpuni dalambanyak bidang meskipun ia lebih dikenal sebagai pakar filsafat akhlak

Ibn Miskawaih mengenyam pendidikan ketika dunia Islam mengalamikemajuan pesat dan karya-karya berbagai peradaban sangat mudahdiperoleh Selama belajar ia menelaah seluruh karya filsafat dari berbagaiperadaban seperti Yunani Persia India dan Romawi21 Tidak salah bilaberbagai pemikiran tokoh-tokoh dari berbagai peradaban itu memberikanpengaruh besar terhadap pemikiran Ibn Miskawaih khususnya pemikirannyadalam bidang akhlak Dalam bidang ini ia mengkombinasikan pemikiranPlato Aristoteles dan Galen dengan al-Qurlsquoan dan hadis22

Selama kehidupannya Ibn Miskawaih hidup dalam lingkungandinasti Buwaihi bahkan mendapat posisi terhormat Ia pernah bekerjakepada al-Muhallabi seorang wazir pangeran Buwaihi Mulsquoiz al-Daulahdi Baghdad23 Selain itu ia cukup akrab dengan Ibn al-lsquoAmicircd di Ray wazir

17Hasyimsyah Nasution Filsafat Islam (Jakarta Gaya Media Pratama 1999)h 56

18Abdul Aziz Dahlan ldquoFilsafatrdquo dalam Taufik Abdullah (ed) Ensiklopedi TematisDunia Islam Pemikiran dan Peradaban (Jakarta Ichtiar Baru van Hoeve 2003)h 195-196 Muhsin Labib Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla Shadra (JakartaAl-Huda 2005) h 110

19Ary Nilandari Memahat Kata Memugar Dunia (Bandung MLC 2005) h 4320Ahmad Amicircn Zuhr al-Islacircm Juz II (Beirut Dacircr al-Kitab al-lsquoAracircbicirc 1969) h 6621SM Ziauddin Alawi Muslim Educational Thought in Middle Ages (New Delhi

Adam Publishers and Distributors 1988) h 3022Ibid23Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam ldquoIbn Miskawaihrdquo h 162

29

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dari Rukn al-Daulah salah seorang saudara Mursquoiz al-Daulah Ibn al-lsquoAmicircdadalah tokoh sastra terkenal dan pustakawan Pada saat itu Ibn al-lsquoAmicircddiangkat menjadi wazir oleh Rukn al-Daulah Akibat kedekatan denganIbn al-lsquoAmicircd Ibn Miskawaih mendapat kedudukan terhormat di ibukotapemerintahan Dinasti Buwaihi tersebut24 Pada tahun 970 M al-lsquoAmicircdwafat lalu Abu al-Fath diangkat menjadi wazir Ibn Miskawaih tetapmemeroleh kedudukan terhormat sampai Abu al-Fath wafat tahun 976 MAkan tetapi jabatan wazir diambil alih oleh oposisi Abu al-Fath yaknial-Shahib ibn lsquoAbbad Akibatnya Ibn Miskawaih tersingkir dan segerameninggalkan Ray dan berangkat menuju Baghdad untuk bekerja kepadapenguasa Dinasti Buwaihi yakni lsquoAdhud al-Daulah Pada masa ini IbnMiskawaih diangkat sebagai bendahara dinasti Buwaihi bahkan sampaipada kekuasaan Shamsham al-Daulah (w 998 M) dan Baharsquo al-Daulah(w 1012 M)25

Selama periode ini Ibn Miskawaih menyaksikan para petinggi dinastisaling berebut pengaruh dan berkuasa tanpa memperhatikan akhlakIa menyaksikan bahwa kemajuan Dinasti Buwaihi dalam bidang ilmudan teknologi tidak diimbangi dengan kemajuan dan integritas akhlakIa sadar bahwa semua ini terjadi karena lemahnya sistem politik kurangnyaperhatian penguasa terhadap akhlak sehingga akhlak masyarakat ikutmengalami dekadensi dibuktikan merajalelanya kejahatan dan kemaksiatanTampaknya kondisi ini membuat Ibn Miskawaih mengambil peran sebagaiagen perubah kondisi masyarakat dengan menulis karya-karya dalambidang akhlak

Karenanya meski disibukkan oleh berbagai aktifitas dalam lingkunganistana Ibn Miskawaih tetap produktif menulis hingga menghasilkanbanyak karya seperti Tahdzicircb al-Akhlacircq Tajacircrib al-Umacircm Uns al-Faridal-Fauz al-Akbacircr al-Fauz al-Ashgacircr al-Jamilsquo al-Siyacircrsquo Tarticircb al-Salsquoacircdahal-Mustaufa Kitab al-Asyribah Ajwibah wa Asrsquoilah ficirc al Nafs wa al-lsquoAqlRisacirclah ficirc al-Lazzah wa al-Alam ficirc Jauhar al-Nafs al-Jawacircb ficirc al-Masacircrsquoilal-Tsalas Risacirclah ficirc Jawacircb ficirc Sursquoal lsquoAlicirc ibn Muhammad Abucirc Hayyan al-Shucircficirc

24Oliver Leaman ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam Seyyed Hossein Nasr dan OliverLeaman (ed) The History of Islamic Philosophy (London-New York Kegal Paul2003) h 252

25Labib Para Filosof h 110-111

30

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

ficirc Haqicircqah al-lsquoAql dan Thaharah al-Nafs26 Menurut Watt buku-buku IbnMiskawaih banyak digunakan oleh para tokoh belakangan seperti al-Ghazacirclicirc27 seorang yang menulis kitab Ihyacircrsquo lsquoUlucircm al-Dicircn Gagasan IbnMiskawaih dalam bidang akhlak terdapat dalam kitab Tahdzicircb al-Akhlacircq

Anwar Jundi mengungkap bahwa Ibn Miskawaih ahli dalam banyakbidang antara lain sejarah filsafat kimia dan logika Sedangkan keahliannyadalam bidang sastra dan prosa sangat memukai para pujangga semasanya28

Kemampuannya dalam bidang kedokteran juga mengimbangi kemampuannyadalam bidang kedokteran29

Tujuan Pendidikan AkhlakIbn Miskawaih menjabarkan konsep pendidikan akhlak secara luas

dalam karyanya yang berjudul Tahzib al-Akhlacircq Dalam kitab tersebutia menegaskan bahwa akhlak adalah suatu keadaan jiwa dan keadaanini menyebabkan jiwa bertindak tanpa dipikir dan dipertimbangkanterlebih dahulu30 Ia membagi asal keadaan jiwa ini menjadi dua jenisyaitu alamiah dan bertolak dari watak dan tercipta melalui kebiasaandan latihan Menurutnya akhlak itu alami sifatnya namun akhlak jugadapat berubah cepat atau lambat melalui disiplin serta nasehat-nasehatyang mulia Pada mulanya keadaan ini terjadi karena dipertimbangkandan dipikirkan namun kemudian melalui praktik terus menerus akanmenjadi akhlak31 Dengan demikian sesuai dengan definisi tersebut

26Abdurrahman Badawi ldquoMiskawaihrdquo dalam MM Sharif (ed) A Historyof Muslim Philosophy Vol I (Wiesbaden Otto Harrosowitz 1963) h 469-470Corbin History of Islamic Philosophy h 176

27William Montgomery Watt Islamic Philosophy and Theology (EdinburghEdinburgh University Press 1985) h 1985) h 70-71

28Anwar Jundi Pancaran Pemikiran Islam terj Afif Mohammad (BandungPustaka 1985) h 131

29Muhammad Syarif Khan dan Muhammad Anwar Salim Muslim Philosophyand Philosophers (New Delhi SB Nangia 1994) h 67

30Ibn Miskawaih The Refinement of Character trans CK Zurayk (Beirut AmericanUniversity Press 19680 h 6-7 Ibn Miskawaih Menuju Kesempurnaan AkhlakBuku Daras Pertama Tentang Filsafat Etika terj Helmi Hidayat (Bandung Mizan1997) h 56 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Ilmu dan Aplikasi Pendidikan(Jakarta Imperial Bhakti Utama 2007) h 21 Alawi Muslim Educational h 31

31Ibn Miskawaih The Refinement of Character h 6-7

31

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

akhlak anak usia dini bertolak dari wataknya dan ia dapat berubah melaluilatihan dan pembiasaan

Berdasarkan karya Ibn Miskawaih setidaknya ada tiga tujuan pendidikanakhlak Pertama Mencetak tingkah laku manusia yang baik sehinggamanusia itu dapat berperilaku terpuji dan sempurna sesuai dengan hakikatnyasebagai manusia Kedua Mengangkat manusia dari derajat yang palingtercela derajat yang dikutuk oleh Allah SWT Ketiga Mengarahkan manusiamenjadi manusia yang sempurna (al-insacircn al-kacircmil)32 Dalam konteksini tujuan pendidikan akhlak anak usia dini adalah menumbuhkan danmembentuk perilaku mulia dalam diri anak agar dapat menjadi manusiasempurna sehingga anak dapat menjadi manusia mulia di hadapanAllah SWT

Ibn Miskawaih telah menegaskan bahwa kesempurnaan manusia memilikihierarki Kesempurnaan manusia terdiri atas dua macam kesempurnaankognitif dan kesempurnaan praktis Kesempurnaan kognitif akan terwujudapabila manusia mendapatkan banyak ilmu sehingga pandangan dankerangka berpikir manusia menjadi benar Sedangkan kesempurnaanpraktis ialah kesempurnaan akhlak Dalam hal ini kesempurnaan kognitifberkenaan dengan kesempurnaan praktis Kesempurnaan teoritis tidaklengkap tanpa kesempurnaan praktis dan kesempurnaan praktis tidaklengkap tanpa kesempurnaan teoritis karena Islam menghendaki ilmusebagai permulaan dan perbuatan sebagai akhir Dalam hal ini kesempurnaanmanusia terwujud manakala kesempurnaan teoritis dan praktis salingmendukung33 Dalam perspektif ini kesempurnaan anak usia dini sebagaiseorang manusia terletak pada kemampuan anak mencapai kesempurnaankognitif (ilmu) dan kesempurnaan praktis (akhlak) Artinya ilmu danakhlak menjadi indikator kesempurnaan seorang anak

Konsep Ibn Miskawaih tentang manusia sempurna (al-insacircn al-kacircmil) dapat dilacak dalam kitab Tahzicircb al-Akhlacircq Ia menulis bahwamanusia terdiri atas dua unsur tubuh dan jiwa Tubuh manusia terdiriatas materi dan bentuk Tubuh manusia dan segala potensinya memerolehilmu pengetahuan melalui panca indera Karenanya tubuh membutuhkaninderanya Selain itu tubuh juga memiliki keinginan terhadap hal-hal

32Ibid h 60-6333Ibid h 64-65

32

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang bersifat inderawi Apabila keinginan tersebut terpenuhi makakekuatan tubuh akan bertambah dan tubuh akan menjadi kesempurnaanSementara itu jiwa tidak cocok dengan hal-hal material Apabila jiwaberhasil menjauhi hal-hal material maka ia akan semakin sempurnaDalam hal ini jiwa memiliki kecenderungan kepada selain hal-hal materialJiwa mendambakan sesuatu hal yang lebih mulia dari hal-hal jasmaniahJiwa ingin menjauhkan diri dari segala kenikmatan jasmani dan berharapmemeroleh kenikmatan akal Kesenangan jiwa adalah bahwa ia inginmengetahui hakikat Ketuhanan34 Dengan demikian secara substansitubuh dan jiwa berbeda dan keduanya memiliki perbedaan kecenderungan

Dengan kata lain menurut Ibn Miskawaih karena manusia terdiriatas dua unsur (tubuh dan jiwa) maka kebahagiaan meliputi kedua unsurtersebut Artinya kebahagiaan terdiri atas dua tingkat yakni kebahagiaanjasmani dan kebahagiaan jiwa Menurutnya kebahagiaan seorang manusiaberada pada salah satu dari dua tingkatan tersebut Pertama Ketika manusiaitu berada pada tingkatan hal-hal jasmani menyatu dengan keadaan-keadaan rendah mereka dan berbahagia di dalamnya Keadaan-keadaanrendah ini diartikan sebagai segala hal yang dapat dijangkau oleh inderaKedua ketika manusia itu mencari hal-hal mulia berupaya mendapatkanmenyukai dan merasa puas dengannya Ketika manusia itu berada padatingkatan ruhani dekat dengan hal-hal spiritual dan berbahagia di dalamnyaBersamaan dengan ini manusia mengamati dan menelaah hal-hal materialmengambil pelajaran darinya merenungkan tanda-tanda kebesaranIlahi dan bukti-bukti kearifan mengikuti contoh-contohnya mengaturnyamelimpahkan bermacam-macam kebaikan padanya dan memandunyamemeroleh kebaikan demi kebaikan sebatas kesanggupannya Jadi seorangmanusia akan bahagia bila ia berada pada salah satu dari dua tingkatan itu35

Tetapi menurut Ibn Miskawaih kesempurnaan manusia itu terletakpada kebahagiaan jiwa bukan kebahagiaan jasmani36 Dalam hal inipendidik baik orangtua maupun guru bertugas membimbing anak agarmeraih kebahagiaan jiwa dengan melatih untuk tidak tergantung kepadadan mulai meminimalisir kebahagiaan jasmani sebab akhlak mulia akan

34Ibid h 35-37 Alawi Muslim Educational h 2935Ibid h 95-9736Ibid h 64-65

33

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tumbuh sepanjang anak hanya lebih memerhatikan kebahagiaan jiwadaripada kebahagiaan jasmani

Ibn Miskawaih membagi kekuatan jiwa seorang manusia menjaditiga jenis kekuatan akal (al-quwwah al-nacircthiqahthe rational faculty)kekuatan syahwat (al-quwwah syahwiyyahthe concupiscent faculty)dan kekuatan ghadab (al-quwwah al-ghadabiyyahthe irascible faculty)Al-quwwah al-nathiqah adalah sebuah fakultas yang berkaitan denganberpikir dan mempertimbangkan sesuatu Fakultas ini dinamakan fakultasraja dan fakultas ini menggunakan otak sebagai sarananya Sementaraal-quwwah syahwiyyah adalah sebuah fakultas yang berkaitan denganmarah berani ingin berkuasa menghargai diri dan menginginkankehormatan Fakultas ini dinamakan fakultas binatang dan organ tubuhyang digunakannya adalah hati Kemudian al-quwwah al-ghadabiyyahadalah sebuah fakultas yang berkenaan dengan nafsu syahwat dan makankeinginan pada nikmatnya makanan dan minuman serta bersetubuhFakultas ini dinamakan fakultas binatang buas dan menggunakan organjantung adalah sarananya37 Para pendidik harus memahami denganbenar bahwa anak usia dini sebagai manusia memiliki ketiga kekuatanjiwa ini dan mereka harus mengetahui fungsi serta kekuatan dan kelebihansetiap kekuatan karena hal tersebut sangat berkaitan dengan pembentukanakhlak anak

Ibn Miskawaih menghendaki jiwa anak menjadi jiwa sempurnaKesempurnaan jiwa akan tersebut terletak pada kecenderungannyakepada jiwa itu sendiri yakni ilmu dan tidak cenderung pada keinginanjasmani Kebajikan jiwa diukur dari sejauh mana jiwa anak mengupayakankebajikan dan menginginkannya Kesempurnaan ini akan terus meningkatketika jiwa anak memperhatikan jiwanya sendiri serta berusaha kerasmenyingkirkan segala rintangan bagi pencapaian tingkat kesempurnaanini Tetapi Ibn Miskawaih mengakui bahwa pencapaian tingkat kesempurnaanini memiliki banyak penghambat Penghambat ini tidak lain adalah segalahal yang bersifat jasmani dan inderawi Apabila penghambat ini berhasildihadapi oleh jiwa anak sehingga suci dari segala perbuatan tercelamaka kesempurnaan akan tercapai38 Jadi kesempurnaan jiwa anak

37Ibid h 43-44 Alawi Muslim Educational Thought h 3038Ibid h 39

34

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

akan terwujud manakala jiwanya telah suci dari nafsu jasmani Denganbegitu pendidik harus membimbing dan memotivasi anak agar cenderungkepada ilmu dan kecenderungan tersebut hanya akan muncul manakalaanak tidak cenderung kepada kenikmatan jasmani Karenanya pendidikharus mulai sejak dini mengurangi ketergantungan anak terhadap kenikmatanjasmani karena ketergantungan tersebut akan mengurangi anak cintaterhadap ilmu dan pada akhirnya jiwa anak tidak akan mencapai kesempurnaanJadi pendidik harus mulai menyucikan jiwa anak dari nafsu jasmanidan hal ini menjadi syarat mutlak pembentukan akhlak anak

Menurut Ibn Miskawaih jiwa anak akan bisa menjadi sempurnamanakala jiwanya berhasil melahirkan kebajikan-kebajikan Menurutnyatiga kekuatan jiwa manusia yakni al-quwwah al-nacircthiqah al-quwwahsyahwiyah dan al-quwwah ghadacircbiyah mampu melahirkan berbagaisifat keutamaan asalkan al-quwwah al-nacircthiqah mampu menjadi pemimpindari dua kekuatan jiwa lainnya (al-quwwah syahwiyah dan al-quwwahghacircdabiyah) Adapun jumlah keutamaan tersebut adalah sama denganjumlah kekuatan jiwa manusia dan kebalikan dari keutamaan-keutamaanini Menurut Ibn Miskawaih ketika jiwa berpikir cenderung kepada ilmumaka jiwa ini akan mencapai sikap arif Kemudian ketika aktifitas jiwakebinatangan dikendalikan oleh jiwa berpikir dan jiwa itu tidak tenggelamdalam memenuhi keinginannya sendiri maka jiwa ini akan mencapaikebajikan sikap sederhana yang diiringi oleh kebajikan dermawanSedangkan ketika jiwa amarah memadai dan mematuhi segala aturanyang ditetapkan oleh jiwa berpikir serta tidak bangkit pada waktu yangtidak tepat maka jiwa ini akan mencapai kebajikan sikap sabar yangdiiringi kebajikan sikap berani Dari ketiga kebajikan itu akan munculsatu kebajikan lain sebagai pelengkap dan penyempurna tiga kebajikanitu yakni kebajikan sifat adil dan sikap adil ini berhubungan dengantepat antara kebajikan satu dengan kebajikan lainnya39 Dengan demikiankesempurnaan jiwa manusia terletak pada sejauh mana jiwa manusiamemunculkan empat keutamaan (kebajikan) manusia yakni sikap arifsederhana berani dan adil Dalam konteks ini maka pendidik harusmelatih sejak dini kekuatan akal anak sehingga akal menjadi pemimpindan pengendali jiwa kebinatangannya Hal ini dapat dilakukan dengan

39Ibid h 44

35

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

cara membiasakan anak untuk cenderung dan cinta kepada ilmu sejakdini sehingga anak akan mulai menjadi arif sederhana berani dan adil

Menurut Ibn Miskawaih keempat keutamaan ini memiliki lawannyaLawan dari keempat keutamaan ini ada empat yakni bodoh rakus pengecutdan lalim Keempat sifat ini dapat dikatakan sebagai penyakit jiwa danmenimbulkan banyak kepedihan seperti perasaan takut sedih marahberbagai jenis cinta dan keinginan40 Dengan melatih akal anak danmemulai serta terus menanamkan kecintaan kepada ilmu ke dalamdirinya dengan melatih anak untuk mengurangi dan menikmati nafsujasmani maka anak akan memiliki keutamaan-keutamaan tersebutdan menghancurkan lawan-lawan dari semua keutamaan tersebut

Dalam kitab Tahzicircb al-Akhlacircq Ibn Miskawaih telah memberikandefinisi dari empat keutamaan tersebut dan berbagai macam dari keempatkeutamaan itu Pertama Kearifan adalah keutamaan dari jiwa berpikirdan mengetahui Kearifan ini memiliki bagian-bagian seperti pintar ingatberpikir cepat memahami dan benar pemahamannya jernih pikiranserta mampu belajar dengan mudah Kedua Sederhana adalah keutamaandari bagian hawa nafsu Ketiga Keberanian adalah keutamaan jiwa amarahKeberanian ini dibagi menjadi beberapa bagian yakni besar jiwa ulettegar tabah menguasai diri perkasa serta ulet dalam bekerja Sederhanaini memiliki bagian-bagian yakni rasa malu tenang dermawan integritaspuas loyal berdisiplin diri optimis kelembutan anggun berwibawa danwarak Keempat Keadilan adalah kebajikan jiwa yang timbul akibatmenyatunya tiga kebajikan tersebut Keadilan ini dibagi atas beberapabagian yakni bersahabat bersemangat sosial silaturahmi memberiimbalan bersikap baik dalam kerjasama jeli dalam memutuskan masalahcinta kasih beribadah jauh dari rasa dengki memberi imbalan terbaikmeski sedang ditimpa keburukan berpenampilan lembut berwibawadalam segala bidang menjauhkan diri dari bermusuhan tidak menceritakanhal yang tidak layak mengikuti orang-orang yang berkata dengan benartidak bicara tentang sesama Muslim bila tidak ada kebaikannya menjauhidiri dari kata-kata buruk tidak suka banyak bicara apalagi untuk menjatuhkanseseorang tidak peduli pada perkataan orang kikir waktu berbicara didepan umum mendalami masalah seseorang yang perlu dibantu dan

40Ibid h 45

36

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mengulang pertanyaan bila belum jelas41 Dengan demikian tiga kekuatanjiwa manusia tersebut mampu melahirkan empat keutamaan dan turunandari empat keutamaan tersebut manakala kekuatan berpikir menjadipengendali dua kekuatan jiwa lain Artinya pendidik harus mampu mendidikkekuatan berpikir (akal) anak agar mampu mengendalikan dua kekuatanjiwa anak lainnya

Ibn Miskawaih menegaskan bahwa berbagai keutamaan tersebutjuga tidak akan bisa dicapai manakala anak diasingkan dari masyarakatSebab keutamaan-keutamaan itu hanya akan diperoleh manakala anaktersebut bersosialisasi dengan masyarakat Anak memerlukan sebuahkomunitas terbaik agar ia bisa mencapai kebahagiaan Seorang anakharus bergaul dengan manusia lain sebab mereka akan dapat melengkapieksistensinya serta kemanusiaannya Tanpa berinteraksi dengan suatumasyarakat maka anak itu tidak akan mampu memiliki dan membiasakankeutamaan42 Tetapi anak harus berada dalam masyarakat yang berakhlakkarena hal tersebut dapat menjadi sarana bagi anak untuk mengenalakhlak mulia apalagi setiap anak suka meniru orang dewasa

Pembentukan Akhlak Anak Usia DiniDalam UU SISDIKNAS No 20 Tahun2003 pasal28 menjelaskan bahwa

pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikandasar baik melalui jalur pendidikan formal (sekolah) nonformal (masyarakat)maupun informal (keluarga) Pendidikan anak usia dini ini diselenggarakanuntuk anak sejak lahir sampai berusia enam tahun43 Dengan pendidikananak usia dini ini diharapkan seluruh potensi anak dapat berkembangdengan baik baik potensi jasmani maupun ruhaninya

Dalam periode ini pembentukan akhlak seorang anak sangat pentingKegagalan Sejumlah lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikannasional yang salah satunya adalah akhlak mulia adalah karena pendidikankeluarga gagal dalam menjalankan perannya dalam menanamkan akhlakmulia sejak dini Semestinya akhlak mulia mulai diajarkan dan dibiasakan

41Ibid h 45-5042Ibid h 54 Khan dan Salim Muslim Philosophy h 6843Lihat UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 h 9 30

37

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

oleh anak sejak berusia dini bukan ketika anak tersebut sudah beranjakdewasa

Dalam hal ini Ibn Miskawaih telah memberikan pedoman-pedomantentang pendidikan akhlak anak berusia dini Menurutnya seorang pendidikbaik orangtua maupun guru harus memahami bahwa jiwa seorang anakibarat sebagai mata rantai antara jiwa binatang dengan jiwa manusiaberakal Pada jiwa anak-anak jiwa binatang berakhir sementara jiwamanusia mulai muncul Karenanya anak-anak harus dididik mulai denganmenyesuaikan rencana-rencananya dengan urutan daya-daya yang adapada anak-anak yakni daya keinginan daya marah dan daya berpikirDengan daya keinginan anak-anak dididik dalam hal adab makan minumdan berpakaian Sementara daya berani diterapkan untuk mengarahkandaya marahnya Sedangkan daya berpikir dilatih dengan menalar sehinggaanak akan dapat mengendalikan berbagai tingkah laku44

Ibn Miskawaih menyatakan bahwa seorang pendidik baik orangtuamaupun guru harus menyadari bahwa akhlak anak-anak muncul sejakawal pertumbuhannya Mereka tidak akan menutupi setiap perilakunyasecara sengaja dan sadar sebagaimana dilakukan orang dewasa Seoranganak terkadang merasa malas untuk memperbaiki akhlaknya Akhlakmereka juga bervariasi mulai dari yang berkarakter keras sampai yangberkarakter pemalu Kadang-kadang akhlak anak-anak itu baik tetapiada juga yang berakhlak buruk seperti kikir keras kepala dan dengkiKeberadaan berbagai karakter anak ini menjadi bukti bahwa anak-anakmemiliki tingkatan karakter yang tidak sama Dengan kata lain sebagianmereka tanggap dan sebagian lainnya tidak sebagian mereka lembutdan sebagian lagi keras sebagian mereka baik dan sebagian lain burukdan sebagian mereka berada pada posisi tengah di antara dua kubu iniSebagai pendidik maka orangtua dan guru harus mendisiplinkan akhlakmereka Jika berbagai tabiat buruk diabaikan tidak didisiplinkan bahkantidak dikoreksi maka mereka akan tumbuh berkembang mengikuti tabiatburuknya tersebut Selama hidupnya kondisi akhlaknya tidak akan berubahdan mereka akan memuaskan diri sesuai dengan selera tabiatnya45 Dengan

44Ibn Miskawaih The Refinement of Character h 60 Alawi Muslim EducationalThought h 32-33

45Ibid h 50

38

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

demikian pendidik mesti mendisiplinkan akhlak anak sejak usia dinisebab pembiaran terhadap tabiat anak akan membuat mereka terbiasadengan tabiat buruk

Dalam hal ini seorang pendidik harus menyadari bahwa jika seoranganak sudah dididik dengan kenikmatan jasmani sejak usia dini sehinggajiwa dan raganya telah terbiasa dengan hal-hal yang bersifat jasmaniah itumaka hal ini sangat membahayakan anak Pendidik hendaknya mengajarianak bahwa semua kesenangan dan kenikmatan jasmani tersebut sebagaikesengsaraan dan kerugian bukan sebagai kebahagiaan dan keberuntunganPendidik hendaknya mengajari anak agar menjauhkan dirinya darikenikmatan jasmani secara perlahan-lahan46

Dengan demikian seorang pendidik harus mampu memahami jiwaanak-anak secara umum Pendidik harus paham bahwa seorang anakmemiliki sifat pemalu Ia akan menundukkan kepalanya ke bawah dantakut serta tidak berani menatap wajah orang dewasa Sebab merekasudah mulai mampu membedakan baik dan buruk Rasa malunya itumerupakan pengekangan diri yang terjadi karena anak itu khawatirjika ada keburukan yang muncul dari dalam dirinya Jiwa seperti ini siapmenerima pendidikan dan cocok untuk dibina47 Bila demikian pendidikharus mulai membina dan membiasakan anak dengan akhlak mulia

Kemudian Ibn Miskawaih memberikan pedoman bahwa syariatagama dapat menjadi faktor penting lain untuk meluruskan akhlak seoranganak Syariat agama dapat membiasakan anak untuk melakukan perbuatanyang baik Syariat agama mampu mempersiapkan diri anak untuk menerimakebijaksanaan mengupayakan kebajikan dan mencapai kebahagiaan melaluiberpikir dan penalaran yang benar Sebagai pendidik orangtua dan guruharus mendidik anak-anak agar selalu menaati syariat agama agar merekamemiliki tingkah laku yang baik Hal ini dilakukan melalui nasehat sertapemberian ganjaran dan hukuman Jika anak telah membiasakan diridengan perilaku ini dan kondisi ini terus berlangsung lama maka merekaakan melihat hasil dari perilaku mereka itu48 Dalam hal ini seorangpendidik hendaknya mendidik anak untuk senantiasa mengikuti syariat

46Ibid h 70-7147Ibid h 7248Ibid h 59-60

39

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

agama agar terbiasa mengerjakan kewajiban-kewajiban agama membacabuku-buku akhlak agar akhlak mulia terinternalisasi secara baik dalamdirinya melalui dalil-dalil rasional dan mempelajari matematika sehinggaterbiasa dengan perkataan dan argumentasi yang benar dan tepat

Ibn Miskawaih memberikan pedoman lain bahwa seorang pendidikbaik orangtua maupun guru harus mengetahui kekurangan-kekurangantubuh dan jiwa dengan berbagai kebutuhannya agar dapat melenyapkanberbagai kekurangan tersebut dalam diri anak serta dapat memperbaikinyaSeorang pendidik harus mengetahui kekurangan-kekurangan jasmanidan kebutuhan-kebutuhan primernya untuk dapat melenyapkan kekurangan-kekurangan itu serta memperbaikinya Kebutuhan-kebutuhan jasmaniseorang anak antara lain makanan minuman dan pakaian Karena ituseorang pendidik harus mengarahkan anak-anaknya agar memenuhikebutuhan jasmaninya dengan arif Pendidik harus mengajarkan anakagar jangan melampaui batas dalam memenuhi kebutuhan tubuhnyaDalam konteks jiwa maka seorang pendidik harus mengetahui kekurangan-kekurangan jiwa dan kebutuhan-kebutuhan dasarnya untuk dapatmelenyapkan berbagai kekurangan tersebut lalu memperbaikinya Kebutuhan-kebutuhan jiwa tersebut antara lain pengetahuan mendapatkan objek-objek pikiran membuktikan kebenaran pendapat dan menerima kebenaranSeorang pendidik harus mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan jiwa anakini serta mengetahui kekurangan dan melenyapkan kekurangan tersebut49

Dalam hal ini menurut Ibn Miskawaih seorang pendidik juga harusmampu menjauhkan diri anak dari berbagai penyakit jiwa Pendidik harusmampu mengidentifikasi pelbagai penyakit jiwa serta cara penyembuhannyaPenyakit-penyakit jiwa itu tidak lain adalah lawan dari kebajikan-kebajikanjiwa Penyakit-penyakit jiwa itu adalah seperti bodoh rakus pengecutdan lalim Ibn Miskawaih membagi lagi kejahatan dan kehinaan menjadidelapan bagian Jumlah ini dua kali jumlah kebajikan yang empat Kedelapanbagian itu adalah sembrono pengecut memperturutkan hawa nafsubodoh tolol lalim dan berwatak budak Kedelapan penyakit jiwa anakini sebagai tanda keburukan jiwa sangat bertolak belakang dengan empatkebajikan sebagai tanda kesehatan jiwa50

49Ibid h 669-67050Ibid h 162-195

40

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ibn Miskawaih menegaskan bahwa penyakit jiwa manusia memilikibentuk-bentuk yang lain Pertama Sifat marah Penyebab marah ini adalahsombong cekcok mental peminta canda tawa mengolok-olok mengejekberkhianat suka kemasyhuran dan bersaing diri Sifat marah ini menimbulkanhal-hal buruk seperti menyesal mengharap dihukum cepat atau lambatperubahan tempramen serta kepedihan Sifat marah ini dapat disembuhkandengan cara menyingkirkan sebab-sebab marah melemahkan daya marahmencabut substansi marah dan melindungi diri dari akibat-akibatnyaSelain itu sifat marah dapat disembuhkan melalui cara menghentikansikap melampaui batas

Kedua Sifat takut Sifat ini disebabkan oleh sejumlah hal yakni merasabakal terjadi sesuatu yang buruk serta takut pada kejadian-kejadian yangakan terjadi Sebenarnya kejadian ini baru sebatas kemungkinan saja sehinggabisa terjadi dan bisa tidak terjadi Karena itu jangan ditetapkan di dalamhati bahwa hal itu pasti terjadi karena hal ini membuat takut Selain itu sifattakut disebabkan oleh pilihan buruk dan dosa sendiri Hal ini dapat disembuhkandengan jalan mengekang diri untuk tidak mengulangi perbuatan itu tidakmelakukan perbuatan bahaya dan meninggalkan semua perbuatan keji

Ketiga Sifat sedih Sifat ini disebabkan oleh hilangnya sesuatu yangsangat disukai atau gagal mendapatkan sesuatu yang dicari Hal ini karenaseseorang serakah mengikuti nafsu jasmani dan merasa rugi ketikasalah satu dari itu semua gagal diperoleh Penyembuhannya dilakukanmelalui memberikan pemahaman tentang hakikat dirinya dan menjelaskanbahwa seluruh alam semesta akan hancur karena tidak kekal Jika halini telah dilakukan maka seseorang yang terkena penyakit sedih hatitidak akan sedih lagi Jika sudah demikian maka ia akan mengarahkantujuannya bukan kepada hal-hal jasmaniah lagi melainkan ke tujuan-tujuan suci dan hanya mencari kebaikan-kebaikan kekal saja51 Dalamhal ini Ibn Miskawaih menghendaki agar seorang pendidik menjauhkananak dari berbagai penyakit jiwa ini dengan terlebih dahulu mengetahuipenyebab dan solusi mengatasi berbagai penyakit jiwa tersebut

Selain itu Ibn Miskawaih telah memberikan pedoman bahwa seorangpendidik baik orangtua maupun guru harus menyadari bahwa kehidupan

51Ibid h 162-195

41

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

utama anak-anak memerlukan dua syarat yakni syarat kejiwaan dansyarat sosial Kedua syarat tersebut akan diuraikan di bawah ini

Syarat KejiwaanSyarat kejiwaan adalah upaya menumbuhkan watak cinta anak

usia dini terhadap kebaikan Penumbuhan watak cinta tersebut sangatmudah bagi anak yang berbakat baik tetapi sulit bagi anak-anak tidakberbakat Bagi anak yang tidak berbakat penumbuhan watak cinta anakusia dini tersebut bisa dilakukan dengan cara latihan dan pembiasaan diriagar cenderung pada kebaikan52 Dengan demikian seorang pendidik baikorangtua maupun guru harus mulai mengajari melatih dan membiasakananak agar suka melakukan kebaikan sejak dini

Ibn Miskawaih memberikan beberapa cara praktis mengenai pembiasaandalam melakukan kebaikan kepada anak usia dini Pertama pendidikharus membiasakan anak untuk melaksanakan kewajiban-kewajibanagama Kedua seorang pendidik harus mengajari anak agar berpakaianbaik dan sesuai dengan jenis kelaminnya serta memakai pakaian putihKetiga pendidik hendaknya memerintahkan seorang anak agar menghapalpelajaran-pelajaran dan syair-syair berkenaan dengan sikap terpuji Keempatpendidik hendaknya mengajari anak tentang adab makan dan minumyang baik terutama mengajari anak bahwa tujuan makan adalah bukandemi kenikmatan semata melainkan demi kesehatan Makan tidak bolehberlebihan dan melampaui batas Pendidik harus memberi anak banyakmakan pada malam hari sebab makan pada siang hari akan membuatanak menjadi malas mengantuk dan otaknya menjadi lamban Kelimapendidik hendaknya mengajari anak agar tidak menyembunyikan perbuatanburuknya Keenam pendidik harus mengajari anak agar anak itu tidaktidur terlalu lama dan tidur di tempat mewah karena akibatnya membuatotak anak menjadi tumpul dan mematikan pikirannya Pendidik harusmembiasakan anak hidup sederhana Ketujuh pendidik harus mengajarianak berolah raga seperti berjalan bergerak dan berkuda Pendidik harusmengajari anak agar tidak berjalan secara tergesa-gesa dan tidak bersikapangkuhKedelapan pendidik harus mengajari anak agar tidak memanjangkan

52Ibid h 60

42

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rambut bila anak tersebut laki-laki tidak boleh memakai pakaian yangtidak sesuai dengan jenis kelaminnya tidak boleh memakai perhiasantidak membanggakan kedua orangtuanya tidak boleh sombong dan kerashati Kesembilan pendidik harus mengajari anak agar tidak meludahmenguap dan membuang ingus ketika sedang bersama orang lain Pendidikharus membiasakan anak tidak berbohong dan tidak boleh bersumpahKesepuluh pendidik harus mengajari anak agar membiasakan untuk tidakbanyak bicara dan hanya menjawab pertanyaan Hendaknya anak itumendengarkan kata-kata orangtua dan diam di hadapan orang dewasaAnak diajari agar tidak berkata kotor sumpah menuduh dan bicarasenonoh Anak harus dibiasakan dengan kata-kata baik dan bermukamanis kepada orang lain Anak mesti diajari untuk mandiri Kesebelaspendidik harus mengajari anak agar ketika dipukul guru tidak boleh mengadudan tidak boleh meminta perlindungan orang lain karena tindakan ituhanya pantas dilakukan para budak Keduabelas pendidik tidak bolehmenakuti anak Anak harus diberi semangat dan diberikan hadiah bilaberbuat baik Upayakan mereka agar mereka benci kepada perhiasandan agar mereka lebih takut pada keduanya ketimbang takut pada hewanbuas Ketigabelas pendidik harus membiasakan anak agar taat kepadaorangtua dan gurunya dan memperkenankan anak bermain denganpermainan baik Keempatbelas pendidik harus memuji anak ketika anaktersebut melakukan kebaikan dan akhlak mulia53 Dalam hal ini gagasanIbn Miskawaih tentang cara membiasakan anak melakukan kebaikanmesti dilakukan sedini mungkin sebelum anak beranjak dewasa

Syarat SosialSyarat sosial adalah bahwa pendidik harus memilih teman-teman

terbaik untuk anak berusia dini Caranya adalah dengan menjauhkananak dari lingkungan pergaulan dengan teman-temannya yang berakhlakburuk dan menjauhkan anak dari lingkungan keluarga pada saat-saattertentu dan memasukkan mereka ke lingkungan sosial yang baik54

Karena itu pendidik harus memilih teman bergaul yang berakhlak mulia

53Ibid h 162-195 Alawi Muslim Educational h 3454Ibid h 60

43

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

untuk anaknya Seorang anak tidak boleh dibiarkan bergaul denganorang-orang yang berakhlak tercela karena orang-orang seperti ituakan merusak jiwanya Sebab jiwa anak masih begitu sederhana karenabelum mampu menerima gambar apa pun dan belum mempunyai pendapatuntuk mengubahkan dari satu keadaan kepada keadaan lain Jika jiwaanak itu telah menerima perilaku tertentu maka anak ini akan tumbuhsesuai dengan jiwa seperti perilaku yang diterimanya Sebab itu jiwaseorang anak harus diupayakan agar mencintai kebaikan dan membencikeburukan55

Dalam hal ini salah satu metode dari Ibn Miskawaih dalam mendidikjiwa agar menjadi sempurna adalah tidak bergaul dengan orang-orangyang jiwanya tidak berakhlak Jika seseorang ingin mendidik jiwanyamaka orang tersebut harus menjauhi orang-orang keji suka berbuatdosa bangga dan tenggelam dalam dosa Bergaul dengan orang-orangseperti mereka akan membuat jiwa anak menjadi kotor dan jiwa kotortidak dapat dibersihkan kecuali melalui waktu yang sangat lama Karenanyaseseorang harus bergaul dengan orang yang berjiwa mulia suka mencaridan ingin memiliki kebajikan rindu dan suka kepada ilmu56 Prinsip dasarini menghendaki bahwa seorang pendidik harus menjauhkan anak dariorang-orang yang berakhlak tercela dan mereka hanya boleh bergauldengan orang-orang yang berakhlak mulia dan berilmu

Pendidikan nasional memiliki tujuan mulia dan ideal Sistem pendidikannasional hendak mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertakwaberakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab Pemerintah Indonesiatelah menelurkan banyak kebijakan demi mendukung pencapaian tujuanpendidikan nasional tersebut meskipun capaian-capaian pemerintahbelum menuai hasil maksimal Buktinya pembangunan akhlak anakbangsa masih menjadi sebuah problem pendidikan tersendiri dan belumterselesaikan Perumusan konsep pendidikan karakter yang disponsori olehKementerian Pendidikan Nasional menjadi agenda penting belakanganini demi mewujudkan anak bangsa yang berkarakter Namun konsep inibaru beberapa tahun saja dicetuskan sehingga hasilnya belum bisa dilihat

55Ibid h 72-7456Ibid h 162-164

44

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dalam perspektif pendidikan Islami gagasan pendidikan karaktertelah lama digagas oleh Ibn Miskawaih Dalam hal ini lembaga-lembagapendidikan Islam seharusnya telah lama memainkan peranan dalammembentuk karakter anak bangsa mengingat gagasan akhlak Ibn Miskawaihtelah lama dikenal oleh pendidik-pendidik Muslim Namun gagasantersebut kurang direalisasikan secara baik sehingga lembaga-lembagapendidikan Islam modern belum begitu sukses melahirkan peserta didikyang berkarakter mulia

Deskripsi pembentukan akhlak anak usia dini menurut Ibn Miskawaihmemberikan pelajaran bahwa pendidik Muslim baik orangtua maupunguru harus mampu menanamkan dan membiasakan akhlak muliadalam diri anak sejak dini Terlebih dahulu para pendidik harus memahamihakikat kejiwaan anak-anak lalu mulai mengajarkan menanamkandan membiasakan akhlak mulia dalam diri mereka Poin penting darigagasan Ibn Miskawaih adalah bahwa pengajaran nasehat pembiasaanpendisiplinan pemberian hukuman dan ganjaran sangat penting dilakukanoleh pendidik kepada anak sejak dini Dalam hal ini pendidik harus mulaimengajari dan membiasakan anak untuk berakhlak mulia dan menjauhiakhlak tercela membiasakan anak untuk mulai menaati syariat agamadan tidak membiarkan anak hidup bersama dengan manusia-manusiayang tidak berakhlak Mendidik akhlak anak sejak usia dini akan lebihberhasil daripada mendidik anak ketika sudah beranjak remaja

45

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

EMANSIPASI PEREMPUAN MUSLIMAHRekonstruksi Teologi Pendidikan

Perempuan

Ajaran Islam yang telah menempatkan perempuan dalam kedudukanterhormat dan mulia merupakan kenyataan yang tak terbantah

Akan tetapi jika dipertanyakan sejauh manakah tingkat kesejajaranantara perempuan dengan laki-laki masih merupakan persoalan yangdiperdebatkan Apabila perdebatan tersebut dipelajari dengan seksamaternyata kebanyakannya sudah menjadi premis yang tak terucapkanbahwa dalam banyak hal dan dalam banyak aspek kehidupan ternyataharus didominasi kaum laki-laki Apabila tradisi masyarakat ldquokitardquo sampaisekarang masih berpegang ketat pada budaya patriarki Hal ini turutmenumbuhkan suasana kondusif dalam dunia pendidikan yang samasekali belum mendukung munculnya ilmuwan dari kalangan perempuanbaik dalam pemikiran keagamaan maupun dalam bidang-bidang sainsdan intelektual Tak banyak nama-nama perempuan Muslimah yangmenghiasi khazanah intelektual dan jumlahnya pun sangat tidak sebandingdengan populasi kaum mereka yang mendiami permukaan bumi

Kenyataan ini bisa jadi disebabkan sumber-sumber yang menjadilandasan tradisi Islam al-Qurrsquoan Hadis Fikih danatau yang lainnyajika tidak dikatakan semuanya maka kebanyakannya ditafsirkan olehlaki-laki yang dengan otoritas keintelektualannya telah merumuskanbaik secara teologis ontologis sosiologis maupun ekskatologis tentangstatus perempuan dalam Islam Karena itu ldquostatus perempuanrdquo yang

46

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

banyak ditemukan sekarang ini hampir seluruhnya merupakan hasildari bias intelektual kaum lelaki Sikap dan pemahaman seperti inisemakin mengental manakala kaum laki-laki memahami secara sempithakikat makna salah satu hadis Nabi Saw tentang penciptaan perempuanyang berasal dari tulang rusuk Adam As yang tak lain adalah laki-lakiKarena itu selalu dikumandangkan bahwa asal mula kejadian perempuanjauh berbeda dengan kejadian laki-laki Jika Adam diciptakan dari tanahdengan segala keistimewaannya maka perempuan hanya tercipta danatau berasal dari pada bagian tubuh Adam sendiri

Sikap dan pemahaman seperti secara gradual menjadi teologi pendidikanyang ditransformasikan oleh berbagai lembaga pendidikan Islam baikformal nonformal ataupun informal secara turun temurun Banyakbuku prosa syarsquoir ataupun hikayat-hikayat yang kadang-kadang berbumbudongeng ikut serta menyebarluaskan teologi pendidikan seperti ituAgaknya emansipasi perempuan Muslimah tak akan pernah berubahjika teologi pendidikan mengenai emansipasi perempuan Muslim tidakdirekonstruksi

Oleh karena itulah tulisan singkat di bawah ini paling tidak dapatdijadikan sebagai pembuka kata untuk mendiskusikan secara lebih lanjuttentang teologi pendidikan Islam ketika berbincang tentang emansipasiperempuan Muslimah

Penciptaan Perempuan Prosa Hikayat LamaPendidikan sebagaimana didefinisikan oleh Hussain dan Ashraf

(1979 36) merupakan penyebaran dan internalisasi nilai dari berbagaipengalaman kumulatif baik berupa keyakinan sikap pengetahuan maupunpenerapannya yang dinilai positif dan bermanfaat oleh satu generasike generasi selanjutnya yang tersimpan dalam berbagai kitab tradisiadat istiadat cerita-cerita rakyat (folklores) dan sebagainya Karenaitu penyebaran berbagai cerita tentang proses penciptaan perempuanyang diinternalisasikan melalui berbagai media komunikasi dan pendidikanseperti hikayat misalnya tentulah merupakan sebuah proses pendidikanManakala hikayat-hikayat itu dilandasi oleh suatu keyakinan agamamaka hal itu merupakan bagian teologi yang diyakini kebenarannya

47

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kisah dan hikayat-hikayat seperti itulah yang sering didongengkanseorang ibu sebagai pengantar tidur bagi anaknya yang masih balitaDari ramuan berbagai sumber cerita-cerita tersebut seperti diilustrasikandi bawah ini telah menggambarkan sebuah peristiwa menarik tentangAdam dan Hawa sebagai berikut

Syahdan demikianlah hikayat bermula manakala Allah swt telahmenyempurnakan penciptaan Adam as yang ditempatkan pada suatutaman surga yang tak terbayangkan keindahannya Rumput-rumputnyayang menghijau bagaikan beledru lembut melebihi kehalusan permadanibuatan Istambul Buah-buahan dan bunganya mekar semerbak denganaroma yang harum mewangi Belalang dan kupu-kupu yang berbulu indahterbang berpasang-pasangan Menjangan kijang dan rusa bertanduk emasberlarian ke sana sini Merak selindit perkutut dan burung dara tak henti-hentinya bernyanyi ditimpali seruling siulan burung-burung kecil yangterbang beramai-ramai membuat lengkungan bagaikan bianglala pagi

Dalam suasana seperti itulah Adam sebagai puncak ciptaan diantara makhluk-makhluk lainnya hanya bisa bermenung dalam kesendirianyang mencekam Tak ada teman bicara tak ada siapa pun yang bisadiajak bersendagurau Adam terpesona melihat keindahan merak yangmengembangkan ekornya tetapi sang merak tak kunjung mendekatBarulah ketika Adam menggenggam seuntai bijian gandum sang merakberanjak dekat dan Adam dapat membelai keindahan bulunya Tetapitak berlangsung lama karena sang merak jantan memanggilnya pergitak menoleh lagi Sahdan burung dara pun hinggap pula ke tangannyamemagut gandum yang tersisa tetapi sang jantan segera mengajaknyaterbang mengangkasa berputar-putar semakin meninggi

Adam benar-benar kesepian yang berujung pada perasaan pilu dankegalauan hati Tubuhnya melemah dan kemudian tanpa terasa meneteskanair mata membasahi lutut hingga mengalir ke ujung-ujung jari kaki yangmengantarkan tidur mendidih rusuk kanannya dalam kegundahanyang mencekam

Para malaikat yang terus menerus menyaksikan keadaan itu segeramenghadap Tuhan meminta penjelasan mengapa gerangan sang khalifahyang baru saja mereka hormati karena ilmunya yang tak tertandingiitu bisa berubah menjadi sedih Tuhan yang Mengetahui akan segalanya

48

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

segera bertitah sekalipun belum menyampaikan laporan pandanganmatanya Titah itu tidak lain kecuali mereka harus segera mengambilldquotulang rusukrdquo Adam As yang diubahciptakan menjadi seorang perempuanyang bernama Hawa Hawa lah yang kemudian diciptakan untuk Adamsebagai istri dan teman berbincang menghalau sepi dan kesedihanmenganut cinta dan kasih sayang lsquoma dama al-dunya muntasira darsquowatal-mahabbah lan tazalarsquo kata sebuah syair menutup cerita

Demikianlah cerita berbumbu dongeng selalu dituturkan bahwaasal mula perempuan itu diciptakan hanyalah untuk menjadi teman-pasangan Adam dan kemudian menjadi istri sebagai tempat berlabuhnyabenih-benih cinta anak cucu keturunan Adam Berkatalah sahibul hikayatselanjutnya bahwa perempuan itu adalah seorang yang lemah karenatercipta dari tubuh yang sudah melemah Perempuan itu seorang penyedihkarena tercipta dari pelukan doa yang berurai air mata Perempuan itukeras hati yang tak tertundukkan oleh rasio tinggi karena tercipta daritulang rusuk yang amat dekat dengan ulu hati Perempuan itu juga penurutdan mudah tunduk melutut sampai keujung kaki karena tercipta dariderai air mata yang membasahi lutut hingga ke ujung jari kaki

Dominasi Laki-Laki Muara HikayatPemaparan hikayat singkat di atas dengan berbagai versi dan variasinya

agaknya sering menjadi dongeng para orangtua di desa kepada sanganak yang berangkat dewasa Sadar atau tidak hikayat yang demikian telahmenjadi sumber pengetahuan yang dididikkan dan ditransinternalisasikansecara informal bahkan formal yang berlangsung secara kontiniu denganbumbu-bumbu ajaran keagamaan yang secara gradual telah menciptakansuatu teologi pendidikan yang kemudian menjadi sandaran filosofikpendidikan dalam mempersiapkan ke mana anak perempuan itu hendakdiarahkan

Mungkin muara atau boleh juga hanya kebetulan bahwa yang mudahterlihat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari menunjukkan bahwakesejajaran (emansipasi) perempuan dengan laki-laki belumlah setaraPerempuan ditempatkan sebagai makhluk lemah yang memerlukan belaskasih Ironisnya kaum perempuan pun ikut pula mempersiapkan dirisebagai makhluk yang perlu dikasihani yang memandang laki-laki sebagai

49

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

makhluk yang amat perkasa bukan saja dari segi otot atau unsur fisiknyamelainkan juga dalam berbagai bidang keterampilan dan intelektualnya

Dapat disaksikan bahwa dalam berbagai budaya ternyata kedudukanperempuan sebagai istri telah terkondisi sebagai konco wingking orangrumah hala bahas yang terkekang dalam bilik-bilik rumah yang sempitdan hanya sedikit memperoleh kesempatan menapak dunia di luar rumahnyaItu pun kata sebagian orang kalau keadaan benar-benar darurat kecualijika ldquomembandelrdquo sebab praktik selalu lebih longgar dari ajaran Berkenaandengan hal ini Quraish Shihab dalam Meuleman ed (1993 8) sengajamenjelaskan pendapat seorang pakar tafsir al-Qurtubi (w 761 H) yangdikenal sebagai mufasir kenamaan khususnya dalam bidang hukumketika menjelaskan surat al-Ahzab33 33 sampai pada kesimpulan denganmengatakan lsquoagama penuh dengan tuntutan agar wanita-wanita tinggaldi rumah mereka dan tidak keluar kecuali karena darurat

Tak usah heran jika masyarakat masih banyak yang mempersiapkananak-anak perempuan mereka hanya untuk ldquomeniti karierrdquo sebagai calonibu rumah tangga yang mengabdi untuk suami dan anak-anak yang bakaldilahirkannya karena pada perhelatan perkawinannya duhulu pun sangisteri telah mencuci kaki suaminya dan berjalan di belakang punggungsuaminya yang agaknya dapat dimaknai sebagai simbol bahwa kesejajaranperempuan hanya berada di belakang kaum laki-laki

Selanjutnya tidak pula mengherankan jika sampai sekarang mayoritaskaum Hawa menerima dengan pasif keadaan mereka Mereka hampir-hampir tidak menyadari bagaimana hak-hak kemanusiaan mereka dieksploitasioleh masyarakat yang berpusat pada dan didominasi kaum laki-lakidengan menekankan bahwa Islam telah memberikan kepada kaumHawa hak-hak yang lebih dibanding dengan tradisi pada agama-agamalain Bagi perempuan Muslimah yang sejak berabad-abad diperbudaksecara fisik mental dan emosional menganalisis pengalaman pribadimereka merupakan suatu pekerjaan nalar yang sangat melelahkanSebagai misal seperti dikemukakan oleh Ghazy Muhahid dalam artikelnyaEducation for Girl in Saudi Arabia (1987 36-39) bahwa tingkat melekhuruf terendah lebih banyak ditemukan di negara-negara Islam dan initerjadi di antara setengah miliyar perempuan Muslimah terutama yanghidup di daerah pedesaan

50

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena itulah dalam mempermasalahkan emansipasi perempuanMuslimah tulisan singkat ini lebih terkonsentrasi pada perbincanganteoretis di sekitar teologi pendidikan perempuan lebih-lebih karena masalahteologi pendidikan telah dan akan tetap menghantarkan keluarga-keluargaMuslim pada sebuah persepsi dan aksi tentang dunia perempuan

Tidak Ada Kesejajaran Teologi AwalDalam pengamatan yang serba sepintas kelihatannya tradisi masyarakat

Islam sampai sekarang masih sangat ketat berpegang pada patriarkiKondisi seperti inilah agaknya yang menyebabkan terciptanya suatusuasana kondusif dalam dunia pendidikan yang sama sekali tidak mendukungmunculnya ilmuwan dari kalangan perempuan terutama yang ahli dalampemikiran keagamaan juga dalam bidang-bidang sains dan intelektualHanya karena keluarbiasaanlah terdapat sejumlah nama perempuanMuslimah yang menghiasi khazanah intelektual dan jumlahnya sangattidak sebanding dengan populasi kaum Hawa yang mendiami planetbumi Allah ini

Kondisi yang demikian boleh jadi berpangkal dari berbagai sumberyang menjadi landasan tradisi Islam terutama Alqurrsquoan Hadis dan Fikihhampir atau bahkan semuanya ditafsirkan oleh laki-laki yang denganotoritas keintelektualannya telah mendefinisikan baik secara teologisontologis sosiologis maupun eskatologis tentang status perempuan dalamIslam karena itu ldquostatus perempuanrdquo yang banyak ditemukan sekarangini kebanyakannya merupakan hasil dari bias intelektual kaum laki-laki

Bias itu menjadi amat terasa ketika kaum lelaki memahami bahwaasal mula kejadian perempuan jauh berbeda dengan asal mula kejadianlaki-laki Jika Adam diciptakan dari tanah dengan segala keistimewaannyamaka perempuan tercipta danatau berasal dari diri Adam sendiri

Teologi pemahaman seperti itu tentulah tidak dibuat-buat karenaboleh jadi bersumber dari makna harfiah hadis Nabi saw yang berasaldari Abu Hurairah dan diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dan ad-Darimi yang menyatakan ldquoSaling pesanlah untuk berbuat baik kepadaperempuan karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkokrdquo(Bukhari Kitab Nikah Hadis ke 4787)

51

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Barangkali berangkat dari makna harfiah hadis inilah menyebabkanbanyak para mufassir yang tak lain adalah laki-laki seperti misalnyaal-Jalalain Ibn Katsir al-Qurthubi al-Biqarsquoi Abu as-Sursquoud bahkanat-Thabari ketika memahami surah al-Nisarsquo4 1 yang menyatakan

Hai sekalian manusia bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telahmenciptakan kamu dari seorang diri dan dari padanya Allah menciptakanisterinya dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkanlaki-laki dan perempuan yang banyak (QS al-Nisacircrsquo4 1)

Menurut Shihab (1993 4) para mufasir di atas telah menafsirkankata al-nafs dengan Adam Hal itu berarti bahwa nafs yang diartikandengan Adam terimplikasi pada kata zaujuha (pasangan) yang dipahamisebagai istri Adam (Hawa) yang tidak lain bahwa perempuan memangdiciptakan daripada diri Adam itu sendiri

Dengan pemahaman seperti itu kata Shihab selanjutnya (1993)sehingga seorang pakar tafsir al-Qurthubi dalam kitab al-Jamilsquo li Ahkamal-Qurrsquoacircn dalam juz I (1967 301) mengatakan bahwa istri Adam diciptakandari tulang rusuk kiri Adam yang bengkok sehingga perempuan itubersifat lsquoaujarsquo yaitu bengkok dan tidak lurus

Secara tak langsung pendapat yang demikian telah menjadi bagiandari teologi pendidikan perempuan yang dikembangkan secara berkelanjutanoleh berbagai lembaga pendidikan Islam seperti madrasah dan pondok-pondok pesantren termasuk melalui pendidikan nonformal yang tersebarmelalui berbagai majlis-majlis tarsquolim dan lebih-lebih lagi telah ditransinter-nalisasikan melalui pendidikan keluarga sebagai wadah pendidikan informal

Teologi pendidikan perempuan seperti itu kemungkinannya menjadibanyak dianut di lingkungan Pondok Pesantren di Indonesia yang disebarkanmelalui kitab-kitab kuning yang menjadi andalan sumber belajar parasantri dan santriahnya Dalam konteks ini Masdar F Masrsquoudi seorang tokohmuda dari kalangan Nahdlatul Ulama yang kesehariannya bergelut dengandunia kepesantrenan dan pembela keunggulan kitab kuning namuntetap kritis pernah mengatakan (1993 155) ldquoDalam lembaran kitabkuning garis besar pandangannya terhadap perempuan memangcukup jelas bahwa perempuan kedudukannya berada di bawah lelakirdquo

52

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Masrsquoudi (1993 162-163) berkesimpulan bahwa ada tiga faktor utamayang menyebabkan hal itu terjadi Pertama ajaran al-Qurrsquoan dan HadisNabi sendiri memang tidak punya pretensi untuk mensejajarkan perempuandan lelaki sekurang-kurangnya sebagaimana diobsesikan oleh parapenganjur emansipasi wanita masa kini Kedua para penulis kitab kuninghampir semuanya adalah lelaki Bias kelelakiannya pun menjadi sulitdihindari Ketiga kitab kuning sendiri adalah produk budaya zamannyazaman pertengahan Islam yang didominasi oleh cita rasa budaya TimurTengah yang secara keseluruhan memang sangat laki-laki

Dalam kaitan yang sama Martin van Bruinessen (1993 165) seorangpeneliti keagamaan dari negeri Belanda yang pernah menjadi Gurubesarpada Program Pascasarjana IAIN Jakarta dan Yogyakarta ketika menanggapimakalah Masrsquoudi di atas mengomentari bahwa walaupun pembahasanperempuan dalam kitab kuning seperti dikemukakan Masrsquoudi memangtidak enak didengar tetapi sulit untuk dibantah Bruinessen menambahkanbahwa dalam salah satu kitab kuning seperti pernah dituturkan FazlurRahman dalam seminar ldquoNew in Islamic Studiesrdquo yang diselenggarakan olehLIPI di Jakarta tahun 1985 berisi penjelasan bahwa rendahnya martabatwanita ternyata bukan saja di dunia ini melainkan juga di akhirat kelakDisebutkan pula bahwa menurut pendapat sebagian ulama tradisionalyang termuat dalam kitab kuning tersebut bahwa betapa pun tingginyatingkat dan kualitas kesalehan seseorang perempuan namun tidak akanmungkin mendapat pahala yang setaraf dengan laki-laki saleh karenasetiap bulan selama beberapa hari seorang perempuan diharamkanberibadah sehingga baik jumlah salat fardu maupun jumlah hari puasayang dilakukannya adalah lebih sedikit daripada jumlah kewajibanagama yang bisa dilakukan laki-laki

Tampak di sini bahwa bukan saja dari segi asal penciptaannya yangdipandang berbeda sebagai penyebab ketidak sejajaran perempuan danlaki-laki melainkan juga fungsi biologis perempuan seperti adanya haid(mens) menjadi salah satu alasan untuk merendahkan martabat perempuanSekalipun begitu seperti dikatakan Bruinessen bahwa tidak semua ulamatradisional setuju dengan pendapat demikian Akan tetapi pendapat-pendapat senada baik yang paling ekstrim maupun yang kurang ekstrimtelah mengkristal menjadi pendapat yang berakumulasi dalam teologipendidikan perempuan Muslimah

53

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Adapun unsurmisogini(memandang agak rendah terhadap perempuan)seperti dikemukakan di atas menyebabkan teologi pendidikan perempuansecara tak sengaja membuat rumusan aksi bahwa tidak akan pernahada kesejajaran (emansipasi) antara perempuan dengan laki-laki karenapenciptaannya pun sama sekali tidak dalam keadaan setara

Rumusan seperti itu bisa muncul menjadi sebuah persepsi yang melekatbagi semua penyelenggara pendidikan baik laki-laki maupun perempuankarena didukung oleh sebuah asumsi dasar sebagaimana dikatakan seorangpembela emansipasi perempuan Muslimah dari Pakistan Riffat Hassan(1987 98) bahwa apabila perempuan dan laki-laki diciptakan secaratak sejajar oleh Tuhan maka mereka tidak bisa sejajar pada waktu-waktuselanjutnya Oleh karena itu segala usaha untuk mensejajarkan (emantipational)merupakan upaya yang bertentangan dengan fitrah alami (sunnatullah)sekalipun hal itu merupakan sesuatu yang mustahil

Teologi pendidikan perempuan seperti disebutkan di atas sesungguhnyabukan saja muncul di lingkungan pendidikan Islam melainkan juga telahlebih dahulu menerpa pendidikan yang diselenggarakan golongan Yahudidan Kristen Bahkan ada yang berpendapat teologi mereka inilah yang dengantak sengaja meminjam pernyataan Masrsquoudi telah mempengaruhi cita rasabudaya Timur Tengah zaman pertengahan Islam yang melahirkan ulamatradisional yang menyusun berbagai kitab kuning seperti disebutkan di atas

Di antara berbagai landasan teologi pendidikan Yahudi dan Kristententang perempuan terdapatnya asumsi teologis yang mendasari strukturanggapan bahwa laki-laki lebih unggul dari perempuan paling tidaktiga asumsi sebagai berikut

1 Bahwa makhluk pertama diciptakan Tuhan adalah laki-laki sedangkanperempuan diyakini tercipta dari tulang rusuk laki-laki pada kemudianhari maka secara ontologis perempuan itu derivatif dan sekunder

2 Bahwa makhluk perempuanlah yang menjadi sebab utama terjadinyadosa (dosa warisan) yang menyebabkan terusirnya seluruh manusiadari Taman Eden karena itu semua anak perempuan dipandang denganrasa benci hina dan curiga

3 Bahwa perempuan diciptakan bukan saja dari laki-laki tetapi jugauntuk laki-laki sehingga eksistensinya hanyalah sekunder pelengkaptidak mempunyai makna fundamental

54

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Orang Islam awam percaya sebagaimana juga halnya orang Yahudidan Kristen awam bahwa Adamlah ciptaan Tuhan yang pertama danbahwa Hawa (Eva) dibuat dari rusuk Adam Dapat diperkirakan bahwaorang-orang Islam akan terkejut jika diberitakan bahwa kepercayaanyang sudah mengakar itu besar kemungkinan berasal dari al-Kitab (Bible)yang menurut Muhammad Abduh dan Rasyid Rida dalam Tafsir al-ManarIV (1952323) sepenuhnya bertentangan dengan ajaran al-Qurrsquoan Kenyataanyang tragis dan agak mengherankan adalah bahwa para Muslimah yangberpendidikan Barat sekalipun kurang juga menyadari betapa kejiwaanIslam banyak dipengaruhi oleh pikiran dan sikap Yahudi dan Kristendalam hal yang berkaitan dengan ontologi keperempuanan

Jika ditelusuri uraian al-Kitab (Bible) tentang penciptaan berasaldari dua sumber yang berbeda yakni dari tradisi Yahwis (abad 10 SM) dantradisi Imamat (abad 5 SM) yang kemudian memunculkan dua tradisiyang berbeda Di dalam al-Kitab terdapat empat acuan tentang penciptaanperempuan (a) Genesis (kejadian) 126-27 (b) tradisi (imamat) 27(c) tradisi (Yahwis) 218-24 dan (d) tradisi (imamat) 51-2

Penelitian terhadap teks-teks tersebut yang dilakukan oleh sejumlahorang menunjukkan bahwa istilah Adam pada umumnya berfungsi sebagaiistilah umum bagi umat manusia Dalam hal ini Swindler (1956 134)dengan tegas mengatakan ldquoTidaklah betul jika kata Adam dalam KitabKejadian 11 sampai 222 itu diartikan sebagai ldquolaki-lakirdquo atau sebagainama orang ldquoAdamrdquo Akan tetapi begitulah keadaannya sehingga SheilaCollin (1987 17) juga berkomentar bahwa cikal bakal dari sikap tunduknyaperempuan dan kecenderungannya akan keburukan adalah berawaldari tradisi Yahudi dan budaya agama Yahudi

Mungkin akan terasa sangat aneh dan ironis jika pada masa sekarangini semakin banyak orang Yahudi dan Kristen yang menolak penafsirantradisional tentang penciptaan perempuan sementara itu orang-orangIslam yang pada umumnya memusuhi dan meremehkan literatur keagamaanorang Yahudi dan Kristen justru tetap berpegang teguh pada mitos di atasdan menganggapnya penting untuk mempertahankan integritas ke-Islamannya

Jika hal ini terus berkelanjutan dan teologi pendidikan Islam tidakdirekonstruksi ulang maka akan benarlah sebuah ldquoolok-olok lelaki dewasardquobahwa sehebat-hebat perempuan akan merasa puas sekalipun beradadi bawah laki-laki

55

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Alternatif Kesejajaran Teologi LanjutanSuatu asumsi dasar yang diperkirakan dapat mendukung kesejajaran

perempuan dengan laki-laki adalah bahwa laki-laki dan perempuandiciptakan sama di hadapan Allah yang diyakini sebagai sumber penentunilai tertinggi maka tidak mungkin kedua jenis makhluk itu menjaditidak sejajar secara esensial seiring dengan berjalannya waktu Ketidaksejajaranmereka dalam dunia patriarki kata Riffat Hasan (1987 98) merupakanpelanggaran terhadap rencana Tuhan

Jika ditelusuri lebih seksama ternyata Alquran menguraikan penciptaanmanusia dalam kurang lebih 30 bagian yang terpencar dalam berbagaijuz dan surat Secara umum al-Qurrsquoan menyatakan penciptaan manusia(dan alam semesta) dalam dua acara sebagai suatu proses evolusi denganberbagai tahapan fase yang kadang-kadang disebut bersamaan dan kadangterpisah Dalam bagian-bagian yat tentang penciptaan manusia secaraldquokonkritrdquo maupun ldquoanalisisrdquo tidak terdapat keterangan yang menyatakanbahwa laki-laki dan perempuan diciptakan secara terpisah atau berbedaDalam hal ini Quraish Shihab (1993 4) dengan tegas mengemukakanldquoKita dapat berkata bahwa tidak ada satu petunjuk yang pasti dari ayat Alquranyang dapat menghantar kita untuk menyatakan bahwa perempuan diciptakandari tulang rusuk atau bahwa unsur penciptaannya berbeda dengan lelakirdquoDengan demikian dapat disimpulkan bahwa al-Qurrsquoan menggunakanistilah alegori ldquofeminimrdquo dan ldquomaskulinrdquo tanpa ada pengistimewaan tertentupada salah satunya

Muhammad Iqbal (1981 171) menyatakan bahwa ayat-ayat Alquranyang menerangkan asal mula kejadian manusia menggunakan istilah-istilah sepertibasyaral-insandanan-nas dalam menggambarkan penciptaanfisik manusia Kata Adam adalah kata benda maskulin tetapi genderdalam linguistik tidak berarti jenis kelamin Dengan demikian jika Adamtidak harus berart laki-laki maka zauj (pasangan) Adam pun belum tentuperempuan Pada kenyataannya pun kata zauj juga suatu kata bendamaskulin dan berbeda dengan kata Adam yang mempunyai bentuk feminimyaitu zaujatun Perlu ditekankan di sini bahwa kata yang paling tepatuntuk zauj bukan berarti ldquoisterirdquo ataupun ldquosuamirdquo tetapi ldquopasanganrdquoAlquran menggukan katan zauj tidak hanya untuk manusia tetapi jugauntuk flora dan fauna

56

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian jika penafsiran al-nafs dalam surat al-Nisarsquo 41seperti dikemukakan pada bagian terdahulu diartikan sebagai ldquodiri Adamsendirirdquo maka penafsiran yang lebih moderat dan cenderung membelakesejajaran perempuan dengan laki-laki terlihat dengan amat jelas padapenafsiran Muhammad Abduh dan Rasyid Rida yang memaknai katanafs dengan jenis Hal itu berarti bahwa kejadian laki-laki dan perempuansama-sama berasal dari jenis yang sama tanpa perbedaan yang pertamatidak lebih superior dari yang kedua

Berkaitan dengan hadis yang menyatakan bahwa perempuan diciptakandari rusuk yang bengkok tidak lagi dipahami secara harfiah melainkandimaknai secara metaforis yang memperingatkan kepada kaum laki-lakiagar arif dan bijaksana menghadapi kaum perempuan dengan tidakmenganggap enteng terhadap perempuan walaupun secara fisik terlihatlebih halus dan lebih lembut melainkan bisa menjadi lebih garang danlebih keras dari dan dibandingkan dengan kerasnya tulang rusuk laki-laki

Pemaknaan seperti itu jelas terlihat lebih banyak berasal dari kalanganulama kontemporer walaupun masih belum semuanya karena masihterdapat sejumlah tokoh yang masih mempertahankan pendapat-pendapatulama tradisional

Memang penolakan terhadap hadis tersebut sebagai hadis yang benar-benar berasal dari Nabi antara lain berasal dari seorang tokoh perempuanMuslimah dari Maroko Fatimah Marnisi Perempuan yang gemar mempelajariberbagai tafsir hadis terutama sirah Nabi ini sampai pada kesimpulan(1987 95-96) bahwa dengan mempelajari kearifan dan bijaksananyaRasul saw dalam memperlakukan kaum perempuan sangat tidak mungkinkatanya menganalisis hadis tersebut pernah diucapkan Rasul Oleh karenaitu ia mempelajari sumber isnadshynya dalam hal ini adalah Abu Hurairahyang menurut penilaiannya merupakan seorang yang anti perempuankarena secara psikologis mengalami kesulitan menghadapi perempuanyang mungkin disebabkan kelainan psiko-seksual

Lebih dari itu secara tematik semua hadis yang berkenaan denganldquotulang rusukrdquo tersebut kelihatannya berkaitan dengan permasalahankeluarga (ahwal al-syakhshiyah) yang sama sekali tidak atau bukanberkaitan dengan tema proses penciptaan Imam Bukhari dan ad-Darimimisalnya menempatkan hadis tersebut dalam kitabbab nikah sedangkanImam Muslim menempatkannya dalam kitabbab penyusuan

57

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Akan tetapi pandangan seperti itu masih belum mengakar sebagaiteologi pendidikan karena harus diakui bahwa kekuatan lama masihcukup kuat terhunjam dalam lubuk sanubari para penganjur agamapada berbagai lembaga pendidikan

Oleh karena itulah khususnya pada saat ini sangat perlu dilakukansuatu pembahasan tentang isu teologi perempuan dalam Islam agartidak saja perempuan tetapi juga kaum laki-laki Muslim dapat terbebaskandari struktur dan hukum yang sebahagian orang merasa agak kurang adilUpaya ini seyogyanya dipromotori dari dan oleh kaum Hawa itu sendiri

Agaknya perlulah disyukuri dengan tampilnya Qasim Amin yangberhasil menyuguhkan karya emansipasinya Tahrir al-Marrsquoah (EmansipasiKaum Wanita 1899) dan al-Marrsquoah al-Jadidah (Wanita Modern 1900)dari Mesir juga Mumtaz Ali dari India yang telah menyokong gerakanemansipasi kaum Hawa Namun hal ini belum bisa mengobati rasa kesalketika melihat bahwa sampai masa kini yang bercirikan ilmu pengetahuanmasih sedikit sekali perempuan yang ahli dalam bidang teologi Islam dansains intelektual Lebih dari itu interpretasi romantis Amin dan al-Mumtazmasih menunjukkan bahwa ldquokitardquo mungkin tidak menyadari betapamendasar isu menjadi kepedulian utamanya yaitu kesejajaran sosialperempuan dan laki-laki dalam masyarakat yang didominasi dan terpusatpada laki-laki Sayangnya pula banyak aktivis hak asasi perempuan Islamyang juga tidak menyadari bahwa mitos inilah yang mendasari sikapdan struktur yang anti perempuan yang ingin mereka ubah

Untuk semua itu teologi pendidikan perempuan masa lalu perlusegera ditinjau ulang dan teologi pendidikan perempuan yang lebihmembebaskan perlu segera dirumuskan Jika tidak maka pendidikankita pun akan memiliki andil yang cukup besar dalam menghina-dinakansuatu kaum padahal dari rahim sejenis kaum itu pulalah semua manusiadilahirkan

Emansipasi yang Menggelisahkan Wacana PembahasanBelum lagi tabuh genderang emansipasi perempuan abad ke-20

menggema diperdengarkan seorang penyair Jawa Kuno Ronggowarsitopernah berdendang ldquoPerempuan sekarang ini mau ke mana pada saatpintu sudah terbuka dan anak tangga telah dijulurkan ada yang kembali

58

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

ogah-ogahan ada yang terus menghilang walau sesekali bersembunyidipersimpangan menjaja senyum dan kerampinganrdquo

Jelas tersimpul suatu kegelisahan seorang ayah melihat anak gadisnyayang baru saja memperoleh sedikit kebebasan tetapi telah kehilangankepribadian Sekiranya sang penyair hidup di abad ini syairnya tidak akanbisa indah lagi karena banyak perempuan-perempuan telah memproklamirkandiri sebagai kaum bebas yang bebas dalam menentukan kebebasannyaBukan saja bebas menentukan jodohnya bebas memilih pekerjaan yangdisukainya melainkan telah menuntut bebas untuk memilih pasangansejenisnya dengan berlindung di balik hak asasi keperempuanannya

Agaknya kebebasan itu tentulah tidak menjadi tuntutan perempuanMuslimah akan tetapi bukan hal yang mustahil jika gerakan emansipasitanpa batas sebagai tuntutan emansipasi wanita Barat menelusupmasuk dalam ranji silsilah emansipasi perempuan Muslimah

Oleh karena itulah jika dipertanyakan emansipasi apakah yangseyogyanya dicari perempuan Muslimah sekarang ini maka jawabannyaadalah sebuah emansipasi yang bebas dari dominasi dan bias kaum lelakiyang menyesatkan tetapi tidak membebaskan diri dari nilai-nilai dankebenaran ajaran Tuhan

59

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

KESEHATAN MENTALDALAM PERSPEKTIF ISLAM

Pengertian Kesehatan Mental

Kesehatan Mental merupakan dua kata yang dialihbahasakandari istilah Mental Hygiene yaitu suatu disiplin ilmu yang membahas

kesehatan mental atau kesehatan jiwa yang dalam bahasa Arab disebutdengan al-shihhah al-nafsiyah

Fokus utama yang menjadi obyek materi kesehatan mental ialahmanusia khususnya yang berkaitan dengan masalah-masalah kesehatanjiwamental manusia sedangkan obyek formanya berkenaan denganpersoalan bagaimana mengusahakan secara sistematis dan berencanaagar kesehatan mental manusia itu dapat terpelihara dari berbagai gejalagangguan jiwa dan penyakit jiwa Singkatnya seperti dikatakan ZakiahDaradjat bagaimana mengupayakan agar mentaljiwa yang sehat benar-benar dapat terwujud dalam pengertian terhindar dari berbagai gejalagangguan kesehatan jiwa (neuroses) dan terhindar dari penyakit-penyakitjiwa (psychoses) merupakan obyek utama pembahasan kesehatan mental1

Sebagai suatu disiplin ilmu kesehatan mental merupakan cabangpsikologi termuda yang diterapkan untuk menyelidiki sebab-sebabterjadinya gangguan jiwa dan penyakit jiwa dan berusaha menemukan

1Zakiah Daradjat Kesehatan Mental (Jakarta Ruhama 1992) h 1

60

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

langkah-langkah pencegahan (preventive) dan penyembuhannya (curative)untuk mewujudkan mental yang sehat2

Meskipun disiplin ilmu ini tergolong muda namun banyak ahliberpendapat bahwa kesehatan mental merupakan ldquomahkotardquo dari ilmu-ilmu psikologi3 Dikatakan demikian karena di dalamnya berpadu berbagaiteori psikologi mulai dari persoalan yang menyangkut dengan fungsi-fungsi jiwa sampai pada masalah-masalah yang mempengaruhi jiwadan tingkah laku manusia

Dewasa ini seiring dengan semakin meningkatnya berbagai bentukkecemasan dan kegelisahan sebagai dampak lain dari globalisasi denganberbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu dan teknologi menyebabkansemakin banyak manusia sadar ataupun tidak telah dirasuki oleh berbagaidepresi mental seperti phobia obsesi kompulsi dan berbagai goncangankejiwaan Akibatnya muncullah perasaan was-was gelisah cemassehingga semakin sibuk pulalah manusia mencari ketenteraman dankebahagian hidup Agaknya tak berlebihan jika ada yang memperkirakanbahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi kesehatan mentalakan lebih populer dari cabang-cabang psikologi lainnya

Apakah Kesehatan Mental ItuSesungguhnya cukup banyak definisi kesehatan mental yang dijumpai

dalam berbagai literatur dengan redaksi yang bermacam-macam Dalamhal ini Zakiah Daradjat mengemukakan empat macam definisi kesehatanmental yaitu

1 Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejalagangguan jiwa (neuroses) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychoses)

2 Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diridengan diri sendiri dengan orang lain dan dengan masyarakat sertalingkungan di mana ia hidup

2JP Chaplin Dictionary of Psychology (New York Dell Publishing Co Inc1983) h 291

3Hasan Langgulung Teori-teori Kesehatan Mental (Jakarta Pustaka Al-Husna1988) h 5

61

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

3 Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuanuntuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi bakatdan pembawaan yang ada semaksimal mungkin sehingga membawakepada kebahagiaan dirinya dan orang lain serta terhindar darigangguan-gangguan dan penyakit jiwa

4 Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupanuntuk menghadapi problema-problema yang biasa terjadi dan merasakansecara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya4

Dari keempat definisi di atas kendati masing-masing menunjukanpenekanan arti yang berbeda tetapi jika digabungkan dan dianalisislebih rinci akan diperoleh pemaknaan yang bukan sekedar definisitetapi juga mencakup ciri-ciri orang yang bermental sehat yakni terhindaratau terpelihara dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa

Ciri-ciri utama kepribadian yang terpelihara dari berbagai gangguandan penyakit-penyakit jiwa antara lain (a) mampu menyesuaikan diribaik dengan keadaan dirinya sendiri maupun dengan orang lain danlingkungannya (b) sanggup menghadapi problema dan gangguan-gangguan yang biasa terjadi (c) memiliki integrasi dan harmonisasifungsi-fungsi kejiwaan sehingga terhindar dari berbagai macam pertentanganbatin (konflik) (d) dapat merasakan ketenteraman dan kebahagiaanatas keadaan dan kemampuan yang dimilikinya (e) dapat mengembangkandan memanfaatkan segenap potensi dan bakat-bakat yang dimilikinyasecara optimal untuk kepentingan dirinya dan orang lain

Lima ciri mental sebagai spesifikasi kepribadian yang bermental sehatdimaksud tidak akan terwujud dalam diri seseorang yang menderita gangguanjiwa (neuroses) lebih-lebih bagi penderita penyakit jiwa (psychoses)Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa antara neuroses (gangguan jiwa)dengan psychoses (penyakit jiwa) mempunyai perbedaan arti yang sangattajam yang perlu dipilah secara tegas agar terhindar dari kejumbuhan makna

Penderita gejala gangguan kejiwaan (neuroses) masih dapat menyatakankeluhan atas gangguan yang dideritanya walaupun tidak dapat mengetahui

4Zakiah Daradjat Kesehatan Mental h 11-13

62

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

secara meyakinkan apa yang menjadi penyebabnya Namun akibatgangguan tersebut si penderita merasakan secara meyakinkan bahwadirinya telah kehilangan rasa ketenteraman dan kebahagiaan hidupSedangkan penderita penyakit jiwa (psychoses) secara nyata telah menampilkankelainan tingkah laku tetapi si penderita sama sekali sudah tidak merasakandan tidak menyadari adanya kelainan yang ditampilkannya Oranglain sajalah yang dapat melihat dan mengetahui bahwa orang tersebutmempunyai suatu kelainan dari manusia normal Dalam bahasa sehari-hari orang seperti ini selalu disebut ldquoorang gilardquo ldquosintingrsquo ldquotak warasrdquodan yang seumpama dengan itu5

Telah dikatakan di depan bahwa pribadi yang bermental sehat itu akanterhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa apalagi penyakit jiwa yangdalam hal ini fungsi-fungsi jiwanya masih terintegrasi secara harmonissehingga pikiran perasaan kata hati pandangan dan keyakinan hidupnyatetap sejalan dan saling bekerja sama antara satu dengan lainnya Manusiayang memiliki kepribadian seperti inilah yang benar-benar terhindardari keputus-asaan pertentangan batin keragu-raguan dan dari berbagaibentuk kecemasan lainnya

Dengan gambaran seperti itulah kepribadian yang bermental sehatdapat mengecap arti kehidupan yang penuh makna serta memiliki vitalitashidup yang tinggi walaupun masih perlu digarisbawahi bahwa keharmonisanyang benar-benar sempurna agaknya tidak pernah ada Hal yang dapatdiketahui ialah seberapa jauh jarak seseorang dari kesehatan mentalyang wajar dan normal Tingkat kenormalan ini pun dibatasi pula olehkriteria yang berlaku umum sebab seperti dikemukakan Zakiah Daradjat6

bahwa anak yang terlalu bodoh atau yang sangat cerdas pun cenderungmelakukan reaksi yang di luar kewajaran (abnormal) Keabnormalansemacam ini tidak dapat disebut sebagai gejala gangguan atau penyakitjiwa karena perilaku ldquotidak wajarrdquo yang ditampilkannya itu hanyadisebabkan berbedanya batas kemampuan yang ada pada dirinya (superioratau inferior) dibandingkan dengan orang lain7

5Musthafa Fahmi Al-Syuzuz al-Nafsi (Kairo Dacircr al-Mishriyah 1978) h 526Zakiah Daradjat Kesehatan Mental h 147Ibid h 14

63

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Terlepas dari kasus-kasus seperti di atas karena keabnormalan yangdisebabkan kecerdasan dapat ditempatkan sebagai suatu pengecualianNamun suatu keabnormalan emosi atau keabnormalan tindakan padaumumnya adalah disebabkan terganggunya kesehatan mental Manakalakesehatan mental seseorang benar-benar telah terganggu hampir dapatdipastikan bahwa dirinya akan kehilangan hidup yang penuh maknadan sekaligus kehilangan vitalitas dan kebahagiaan hidup seperti yangdiidam-idamkan oleh semua orang

Adakah Kesehatan Mental Dalam IslamSebagaimana psikologi pada umumnya kesehatan mental ini pun

kelihatannya lebih didominasi oleh teori-teori Barat modern yang sekulerHal inilah yang menyebabkan banyak pakar Muslim yang gelisah danmerasa keberatan sambil melemparkan kritik yang cukup tajam8 Halini mudah dipahami karena konsep dan teori yang digunakannya seringmengecilkan arti hidup keagamaan Agaknya itulah sebabnya mengapaMohammad Qutb seorang pakar Muslim dari Mesir melarang umatIslam mempelajari psikologi karena berpotensi merusak akidah Islamiyah9

Terlepas dari setuju atau tidak pada pendapat tersebut namun halitu mengindikasikan adanya sesuatu yang kurang pas antara konseppsikologi Barat dengan nilai-nilai dasar ajaran Islam Kenyataan itulahyang segera mendorong para cendikawan Muslim untuk menampilkanpsikologi yang menyandarkan danatau mengkonsultasikan teori-teoriyang digunakannya pada al-Qurrsquoan dan Sunnah Hal ini cukup menggembirakankarena dewasa ini telah mulai banyak terbit buku-buku yang membicarakanpsikologi Islam meskipun masih dalam mencari bentuk dan belumterumuskan secara jelas

Dengan demikian sah-sah saja jika ada sebagian orang yang berpandanganbahwa kesehatan mental hanyalah sebagai cabang psikologi an sich yang

8Lihat misalnya Malik B Badri The Dilemma of Muslim Psychologist (LondonLondon Publishers 1979) juga Djarsquofar Siddik ldquoPsikologi Humanistik UpayaAwal Mengeluarkan Psikolog Muslim dari Lubang Biawakrdquo dalam Miqot No77 (Juli-Agustus 1993) h 1-4

9Hasan Langgulung Manusia dan Pendidikan (Jakarta Pustaka Al-Husna1986) h 317

64

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

berasal dari produk pikiran murni manusia yang tidak mempunyai sangkutpaut dengan Islam atau bukan Islam Pandangan seperti itu boleh jadibenar jika wawasan berilmu yang digunakan menganut konsep-konseppragmatisisme-sekularisme Akan tetapi mdashsekurang-kurangnya dalamperspektif Islammdash pandangan seperti itu tertolak dengan sendirinyakarena di dalam konsep Islam bahwa ilmu dan teknologi berikut keseluruhanaplikasinya tidak dapat dilepaskan dari iman dan kesalehan

Sikap Islam vis-a-vis kesehatan mental mdashdalam pengertian yangluas dari makna kata itumdashsejak awal sekali telah amat jelas Kenyataanyang paling mendasar ialah bahwa al-Qurrsquoan dan Sunnah memberikandorongan yang kuat bagi pemeluknya untuk memelihara kesehatanfisik dan mentalnya Dalam berbagai ayatnya al-Qurrsquoan telah mengisyaratkanagar setiap orang bersungguh-sungguh memelihara kesemaptaan ldquohatirdquosehingga terhindar dari berbagai penyakit dan gangguan Hati yang

dalam al-Qurrsquoan disebut dengan al-qalb (ŏ ήΥAacuteέordf)

qulub ( permilordm οpermilήpermilΥAacuteέ)

dan jamaknya al-qulub(ŏ ήΥAacuteέordf)

qulub ( permilordm οpermilήpermilΥAacuteέ) yang dalam terminologi kesehatan mental merupakan bagiandari fungsi-fungsi jiwa dan mental manusia secara berulang-ulangdisebut dalam al-Qurrsquoan lebih kurang 150 kata

Dari lebih kurang 150 kali kata qalb dimaksud lebih dari 10 ayatberisi pernyataan atau penjelasan bahwa di dalam hati (kalbu) manusiaitu terdapat penyakit Di samping itu dapat pula dikemukakan bahwadari lebih kurang 25 kali al-Qurrsquoan berbicara tentang penyakit denganberbagai derivasinya maka lebih dari 10 kali di antaranya membicarakanadanya penyakit yang terdapat di dalam qalb itu sendiri antara laindinyatakan sebagai berikut

Dalam hati mereka itu ada penyakit lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagimereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta (QS al-Baqarah2 10)

Pada ayat yang lain juga disebutkan yaitu

65

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu sebagaicobaan bagi orang-orang yang di hatinya ada penyakit dan yang kasarhatinya Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu benar-benardalam permusuhan yang sangat (QS al-Hajj22 53)

Al-Qurrsquoan tidak saja berbicara tentang penyakit-penyakit qalb tetapisekaligus pula menjelaskan mengenai penanggulangannya sepertidinyatakan dalam surat al-Rarsquod13 28yang berbunyi

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteramdengan mengingat Allah Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati (pikiran dan perasaan) menjadi tenteram (QS al-Ralsquod13 28)

Ayat-ayat di atas merupakan fakta bahwa al-Qurrsquoan telah meng-ungkapkan dasar-dasar kesehatan mental Namun perlu digarisbawahibahwa al-Qurrsquoan bukanlah buku kesehatan mental Al-Qurrsquoan adalahhudan yaitu kitab yang memberi petunjuk atas segala sesuatu bagi umatmanusia terutama dalam menjalani hidup dan kehidupannya secarabaik dan benar di bumi ini agar memperoleh kebaikan dan kebahagianhidup di akhirat kelak Wahyu Ilahi yang diabadikan dalam kitab sucial-Qurrsquoan tidak hanya berisikan doktrin-doktrin keimanan dan kewajiban-kewajiban religius atau petunjuk-petunjuk ritual semata melainkanmencakup berbagai pedoman bagi seluruh umat manusia dan merupakantibyacircnan li kulli syayrsquoi (QS al-Nahl16 89) dalam berbagai bidang danlapangan kehidupan seperti politik sosial ekonomi dan lain-lainnyaKarena itulah bagi orang beriman pesan-pesan al-Qurrsquoan dan Sunnahmerupakan konsep dasar dalam menentukan hakikat substansi danevolusi kehidupan manusia Muslim Sekurang-kurangnya dapat dikatakanbahwa al-Qurrsquoan menetapkan das sollen yang harus diterjemahkan menjadidas sein pada tingkat keseriusan yang tinggi sebagaimana Allah swtmemberi petunjuk kapada Nabi Yahya as dalam firman-Nya

Hai Yahya Ambilah kitab suci itu dengan penuh keseriusan (QSMaryam19 12)

hellip

66

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian paling tidak secara partikular al-Qurrsquoan berisikanberbagai petunjuk mengenai kesehatan mental sehingga tidak diragukanlagi bahwa Islam memiliki konsep-konsep kesehatan mental Karenaitu tidak bisa tidak konsep-konsep mengenai kesehatan mental dalamIslam haruslah digali dari al-Qurrsquoan dan Sunnah Nabi saw sebagai landasanteoritik keilmuannya Lebih-lebih lagi karena sifat hakiki dari kesehatanmental dalam perspektif Islam terletak pada sumber dan landasannyayang khas Islam pada satu sisi dan pada sisi lain terletak pada tujuannyayang diarahkan untuk mencapai cita-cita perwujudan hidup muslim yangbermental sehat agar dapat menyembah Allah dengan sebenar-benarnyaserta dapat mambangun struktur kehidupan duniawinya bersama-samadengan orang lain secara benar dan baik

Atas dasar itu maka konsep-konsep kesehatan mental yang bertentangandengan iman dan kesalehan serta tidak membantu dalam usaha mencapaitujuan hidup muslim merupakan kesehatan mental yang ditolak sertatidak mendapat tempat dalam khazanah keilmuan Islam meskipun teori-teori yang ditawarkan terlihat cukup rasional dan logis Itulah sebabnyakesehatan mental yang hanya bertujuan sukses duniawi saja atau semata-mata untuk mencapai kepuasan hidup di dunia belaka dengan mengabaikantujuan akhirat bukanlah konsep kesehatan mental yang Islami sepertidiingatkan al-Qurrsquoan dalam surat Yucircnus10 7-8 sebagai berikut

Sesungguhnya orang-orang yang tidak percaya akan adanya pertemuandengan Kami dan mereka telah merasakan suatu kepuasan (ketenteraman)dengan kehidupan dunia ini dengan melalaikan ayat-ayat Kami merekaitu tempatnya di neraka sebagai akibat dari apa yang mereka kerjakan(QS Yucircnus10 7-8)

Dapat diformulasikan bahwa kesehatan mental dalam perspektifIslam membuat rentangan sukses yang seimbang dalam serba-serbiyaitu kesuksesan duniawi dan kesuksesan ukhrawi seperti diabadikanpada sebuah dorsquoa dalam al-Qurrsquoan

67

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan diakhirat dan peliharalah kami dari siksaan api neraka (QS al-Baqarah2 201)

Bertolak dari uraian di atas jelas bahwa kesehatan mental dalamperspektif Islam yang menjadikan al-Qurrsquoan al-karim sebagai landasanteoritiknya menekankan arti dan hakekat kesehatan mental manusiauntuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat Artinya ialahbahwa kebahagiaan atau kesehatan mental Islami meliputi telaah yangmenyangkut segi-segi kehidupan duniawi dalam rangka mencapaitujuan ukhrawi Kesehatan mental di dunia mencakup kajian bagaimanamengupayakan agar kehidupan di dunia selamat dari berbagai gangguandan penyakit-penyakit yang mungkin menimpa jiwa seseorang denganmengimplisitkan nilai-nilai keselamatan di akhirat Hal itu berarti kesehatanmental dalam Islam senantiasa menginternalisasikan nilai iman danamal saleh dalam berbagai kajian dan tindakannya baik secara teoritikmaupun operasionalisasi praktisnya Inilah yang membedakan kesehatanmental dalam perspektif Islam dengan kesehatan mental lain pada umumnyaSekalipun begitu Islam tidak akan menafikan pengalaman-pengalamandan capaian-capaian yang telah diperoleh orang lain tentang kesehatanmental yang terbukti baik dan bermanfaat asalkan konsep dan aplikasinyatidak bertentangan dengan ajaran Islam

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental Islami ialahsuatu kajian yang bersifat teoretik dan praktik mengenai kesehatan mentalmanusia dengan mendasarkan konsep teoritiknya kepada al-QurrsquoanManakala sampai pada permasalahan tentang bagaimana operasionalisasisistemiknya dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan kesehatan mentalmaka tidak ada penghalang untuk memanfaatkan sepenuhnya setiaptemuan atau percobaan yang telah terbukti berhasil dilakukan oleh umatmanusia berbilang bangsa sepanjang tidak bertentangan dengan ajarandan konsep tujuan hidup Muslim

hellip

68

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Konsep Dasar Kesehatan Mental Dalam IslamPada prinsipnya konsep dasar kesehatan mental itu bersifat universal

karena obyek materinya adalah manusia Akan tetapi cara pandangyang berbeda tentang siapa sebenarnya manusia itu menyebabkan tiap-tiap mazhab psikologi berbeda pandangan dalam menetapkan konsepdasar kesehatan mentalnya

Mazhab behaviorisme misalnya terutama jika diperhatikan penjelasanyang dikemukakan oleh Albert Bandura seorang tokoh kontemporerbehaviorisme terlihat jelas bahwa mazhab ini memandang manusiabagaikan organisme pasif yang dikuasai oleh berbagai stimuli (stimulus)yang terdapat dalam lingkungannya Menurut konsep ini manusia dapatdimanipulasi atau dikontrol oleh stimuli-stimuli tertentu Tingkah lakumanusia sangat ditentukan oleh sejauh mana kesesuaian respons denganstimuli yang ada Terjadinya kelainan tingkah laku manusia itu menurutmereka hanya disebabkan terjadinya ketidaksuaian antara stimuli danresponsnya10

Mazhab psikoanalisis yang dikembangkan Freud memandangmanusia sebagai organisme yang reaktif karena dipengaruhi oleh naluri-naluri internal yang ada dalam diri manusia berupa eros (naluri hidup)dan tanatos (naluri perusak) Naluri untuk hidup ini dipengaruhi olehdorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan seksual dan kebutuhanpenjagaan terhadap diri Karena itu konsep kesehatan mental yangdikembangkan mazhab psikoanalisis ini lebih menonjolkan kajiannyapada perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan seksual manusia Hampirsemua analisisnya mengenai kesehatan mental manusia selalu dikaitkandengan masalah-masalah seks11

Adapun mazhab psikologi humanistik yang dipopulerkan Maslowmemiliki pandangan yang optimistis terhadap manusia dengan menekankanteorinya bahwa manusia itu mempunyai kemauan aktif untuk berkembang

10Albert Bandura Principles of Behavior Modication (New York Holt-Rinehartand Winston Inc 1979) h 73-75 Benjafield A History of Psychology (BostonAllyn and Bacon 1996) h 230-234

11Sigmund Freud An Outline of Psychoanalysis (New York Norton 1940)h 17-22 Karl Mannheim et al Sigmund Freud An Introduction (London Routledgeamp Kigan Paul Ltd 1950) h 10-12

69

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

secara sehat kalau kebutuhan-kebutuhan asasi manusia itu terpenuhisecara layak Kebutuhan yang mereka maksudkan meliputi kebutuhan-kebutuhan fisik kebutuhan tumbuh kebutuhan aman kebutuhanpengalaman baru kebutuhan kasih sayang dan kebutuhan penghargaanKebutuhan-kebutuhan itulah yang selalu menuntut untuk dipuaskanagar manusia memiliki mental yang sehat Jika tidak akan muncullahberbagai gangguan kesehatan mental12

Tampaklah sekarang bahwa setiap aliran psikologi memiliki perbedaanpandangan mengenai konsep dasar kesehatan mental sebagai pengaruhlangsung dari berbedanya cara pandang terhadap konsep manusia itusendiri Karena itu sifat dan spesifikasi konsep kesehatan mental dalamperspektif Islam dan yang membedakannya dari kesehatan mental lainnyaakan lebih mudah dipahami jika konsep manusia yang mendasari teorinyadicermati dengan saksama karena seperti telah dikemukakan bahwasuatu citra tentang manusia akan mempengaruhi pandangan tentangkonsep kesehatan mental

Berkenaan dengan itu pertama sekali perlu ditegaskan bahwa Islammengkonsepsikan manusia terdiri atas substansi fisik dan non-fisik jasmanidan rohani serta kelengkapan lainnya sebagai alat untuk mengembangkandan melaksanakan tugas-tugas kemanusiaannya seperti penginderaandan akal-pikiran sebagaimana dinyatakan dalam al-Qurrsquoan sebagai berikut

Dialah Tuhan yang menjelmakan segala ciptaan-Nya dengan kejadianyang indah dengan memulakan ciptaan manusia dari tanah Kemudianturunan manusia itu selanjutnya dijadikan dari saripati air yang hinaDisempurnakan-Nya ciptaan-Nya itu dengan meniupkan ruh (ciptaan)-Nya ke dalam ciptaan-Nya itu dan diciptakan-Nya pula bagi kamu pendengaran

12Abraham Maslow The Further Reaches of Human Nature (New York TheViking Press 1974) h 90-96

70

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

penglihatan dan afrsquoidah (pikiran dan perasaan) Betapa sedikit sekalikamu yang mensyukuri nikmat itu (QS al-Sajdah32 7-9)

Mengomentari ayat di atas Imam al-Ghazacirclicirc menulis

Insacircn adalah makhluk yang dicipta dari tubuh yang boleh dilihatoleh pandangan dan jiwa yang bisa ditanggapi oleh akal dan basirahtetapi tidak dengan panca indera Tubuh dikaitkan dengan tanah danruhnya pada nafs atau dirijiwa Yang dimaksud oleh Allah mengenairuh itu ialah apa yang kita ketahui sebagai jiwa atau al-nafs Denganayat ini Allah mengisyaratkan kepada orang yang berpandanganjauh bahwa jiwa atau al-nafs itu memiliki peran penting yang jauhlebih besar dari jasad yang terpacak ke bumi13

Berdasarkan keterangan Imam al-Ghazacirclicirc berkenaan dengan ayatdi atas terlihat jelas bahwa di dalam diri manusia itu terdapat unsur ruhyang memiliki peranan lebih dibandingkan dengan tubuh atau jasadmanusia Bahkan dapat dikatakan bahwa ruh (jiwamental) inilah yanglebih banyak mempengaruhi tindakan manusia

Sekalipun jiwamental itu dipandang memiliki peranan penting dalamkehidupan manusia tetapi bukan berarti Islam mengabaikan aspek jasadatau jasmaniahnya Bahkan melalui hadis Nabi dinyatakan bahwa manusiaberkewajiban untuk memenuhi segala yang dibutuhkan oleh kelengkapan-kelengkapan yang diberikan Tuhan kepadanya sebagaimana dinyatakandalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imamal-Bukhacircricirc sebagai berikut

Sesungguhnya Tuhanmu mempunyai hak atas kamu dirimu (jiwa)punya hak atas kamu Jasadmu punya hak atas kamu maka tunaikanlahhaknya masing-masing (Riwayat al-Bukhacircricirc)

Islam sebagai agama fitrah yang seimbang dalam serba-serbi ketikamenata kehidupan insani tidak saja mengakui adanya unsur rohanidan jasmani itu saja melainkan keberadaannya merupakan satu kesatuan

λΥſ Σſ fl ƒ άќ aeligĶΟ ōΥſ Ψωή yuml oline ŵέrsaquo ōΥſ Ψωή Ψoline Πιέrsaquo ōΥſ Ψωή ΨŖẃέ euroordf

13Abu Hamicirc d al-Ghazacirclicirc Mizan al-Alsquomal tahqiq Sulaiman Dunia (KairoDacircr al-Malsquoacircrif 1984) h 21

71

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang tak terpisahkan Dalam hal ini Islam selalu berusaha untuk meneguhkanpertautan yang berimbang dalam membina kepribadian setiap muslimkarena manusia dalam pandangan Islam tidak sekedar lembaga tubuhnyasaja dan tidak pula sekedar unsur rohani dan akal-pikirannya saja tetapimerupakan satu kesatuan dari seluruh unsur tersebut yang saling berkaitandan melengkapi

Ajaran Islam kata al-Syaibani tidak dapat menerima jasmani yangterpisah dari ruh atau rohani yang mendepak kebutuhan jasmaniah manusiaIslam hanya mengakui persenyawaan yang menyeluruh Itulah sebabnyaIslam tidak dapat menerima keperkasaan jasmaniah yang kering darisentuhan iman dan amal saleh serta tidak rela membiarkan manusiamenjadi seorang penaka bintang dalam kehidupan spiritualnya tetapikerdil dalam aspek jasmaniahmaterialnya14

Unsur rohani manusia butuh pada spiritual dan akal (intelek) butuhilmu pengetahuan sedangkan jasad atau jasmani menghendaki pemenuhankebutuhan biologis dan material Ketiga jenis kebutuhan ini spiritualintelektual dan material merupakan ldquolingkungan dalam bagi diri manusiayang paling hakikirdquo (intrinsic internal environmental) Dikatakan demikiankarena setiap individu sejak semula jadi telah menuntut kebutuhan inisesuai dengan fitrah kejadiannya Roh yang berasal dari tiupan ruh Tuhanmempunyai kecenderungan spiritual yang menuntut untuk dipenuhiJasmani yang berasal dari bumi (tanah) sebagaimana makhluk-makhlukbumi yang lain menuntut kebutuhan material Sedangkan akal menuntutkebutuhan pengetahuan sesuai dengan kedudukannya sebagai pengikatatau mata rantai penghubung atau antara jasmaniah dan rohaniah15

Karena itu sesuai dengan hadis Nabi yang dikutip pada bagianterdahulu maka ketiga kebutuhan tersebut perlu mendapat pelayananyang semestinya dalam membina kepribadian Muslim Mengabaikansalah satunya dengan memprioritaskan yang lain sama artinya denganmengkhianati fitrah kejadian manusia yang pada gilirannya akanmenimbulkan kepribadian yang serba labil

14Umar al-Toumy al-Syaibani al-Ushush al-Nafsiyah li Rialsquoayt al-Sabab(Beirut Dacircr al-Tarbiyah 1975) h 132

15Syed Muhammad al-Naquib al-Attas The Concept of Education in Islam(Kuala Lumpur Muslim Youth Movement of Malaysia (ABIM) 1980) h 27

72

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Menurut Islam unsur pokok dari mental manusia itu ialah kalbu(qalb) atau ldquohatirdquo Pada qalb inilah berhimpun kekuatan-kekuatan mental(muscles of mental) seperti kemampuan memahami dan kemampuanmerasakan Qalb inilah yang merupakan tempat berpusatnya penyakitdan gangguan kesehatan mental

Mengenai kemampuan qalb dalam memahami merenungkan danmengetahui atau yang seumpama dengan itu bisa dipetik dari penjelasan-penjelasan al-Qurrsquoan antara lain

Mereka mempunyai kalbu tetapi tidak digunakannya untuk memahami(QS al-Alsquoracircf7 179)

Allah menutup kalbu mereka sehingga mereka tidak dapat mengetahuilagi (QS al-Taubah9 93)

Tidaklah mereka merenungkan al-Qurrsquoan ataukah kalbu mereka sudahterkunci rapat (QS Muhammad47 24)

Kemampuan-kemampuan qalb dalam melakukan pemahamanpengertian pengetahuan dan lainnya juga disebutkan dalam al-Qurrsquoandengan istilah lsquoaql ((άΥΖ)

( ) merupakan syarat keimanan bersama-sama dengan pengikraran

) Karena itu tidaklah aneh jika 49 kali al-Qurrsquoan menyebut istilah lsquoaql tetapi tak satupun dalam bentuk katabenda mujarrad melainkan semuanya dalam bentuk kata kerja aktifHal ini besar kemungkinan disebabkan karena perbuatan memahami(talsquoaqqul) merupakan potensi dari qalb

Potensi lsquoaql yang melekat pada qalb seperti sudah disebutkan didepan berfungsi sebagai pengikat yang menghubungkan aspek jasmaniahdan rohaniah sejalan dengan pengertian lsquoaql itu sendiri yang dalambahasa Arab diartikan sebagai penghubung pengikat dan simpulan16

hellip hellip

hellip

16Ibn Manzur Lisan al-lsquoArab juz XIII h 485-486 Ahmad Mushtafa al-MaraghiTafsicircr al-Maraghi juz I (Mesir Mushtafa al-Babi al-Halabi 1978) h 82

73

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Jadi kedudukan akal sebagai mata rantai penghubung itu menyebabkanperanannya menjadi sangat penting Di sisi agama akal mendapat peng-hormatan yang besar sehingga para mujtahid menjadikannya sebagaimaslahah bagi asas hukum Sementara akal menjadi penentu pula untukmencari atau menetapkan maslahah tersebut

Demikian pula orang-orang yang telah merusak akalnya tidak lagidibebani kewajiban agama sama sekali karena dipandang sudah tidakdapat menghadirkan kalbunya dalam melaksanakan kewajiban agamanya17

Hal ini karena pengakuan dan pembenaran yang dibuat oleh kalbuyang selalu diistilahkan dengan tasdiq bi al-qalb

(άΥΖ)

( ) merupakan syarat keimanan bersama-sama dengan pengikraran merupakansyarat keimanan bersama-sama dengan pengikraran dengan lisandan perbuatan

Adapun kemampuan-kemampuan qalb dalam aspek emosi sepertikegembiraan ketakutan senang susah dan lain-lain yang seumpamadengan itu cukup banyak dijumpai dalam al-Qurrsquoan antara lain

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yangapabila disebut nama Allah gemetarlah kalbunya dan bila dibacakanayat-ayatnya bertambahlah iman mereka (sebab itu) kepada Tuhanlahmereka bertawakal (QS al-Anfacircl8 2)

Dan Allah tidak menjadikannya (bala bantuan) melainkan sebagai suatukegembiraan agar kalbumu menjadi tenteram (QS al-Anfacircl8 10)

Kelak akan Aku jadikan rasa ketakutan di dalam kalbu orang-orangkafir itu (QS al-Anfacircl8 12)

hellip

hellip hellip hellip

hellip hellip

17Muhammad al-Khudary Bek Ushul al-Fiqh (Kairo Dacircr al-Fikr 1981) h 93

74

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Secara implisit sejumlah ayat di atas mengisyaratkan bahwa al-qalb yang ada dalam diri manusia memiliki kemampuan memahami(cognitive) dan sekaligus kemampuan emosi (affective) Karena itugangguan-gangguan dan penyakit mental yang diderita oleh manusiaberpangkal pada qalb tersebut Agaknya karena itulah al-Qurrsquoan tidakmenyebutkan adanya penyakit akal tetapi justeru menyebut penyakitkalbu yang sekurang-kurangnya seperti telah disebutkan di depanditemukan lebih dari 10 ayat

Karena terdapatnya gangguan dan penyakit pada qalb maka al-Qurrsquoanmemberi petunjuk pula untuk mengobatinya sebagaimana firman Allah

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram denganmengingat Allah Ingatlah hanya dengan mengingat Allah kalbu (pikirandan perasaan) akan memperoleh ketenteraman (QS al-Ralsquod13 28)

Nabi juga bersabda

Tenangkanlah kalbumu setiap saat sebab jika ia kalut ia pun menjadibuta (riwayat Tabrani)

Pada hadis yang lain Nabi saw juga bersabda

Kebajikan ialah apa saja yang karenanya dapat menenangkan nafsdan menenteramkan qalb Dosa ialah apa saja yang menyebabkan nafsmenjadi tidak tenang dan qalb menjadi tidak tenteram (riwayat Ahmad)

Ayat dan hadis-hadis di atas memberi petunjuk yang jelas tentangpentingnya memelihara kalbu karena di dalam kalbulah sumber ber-semayamnya kebaikan kesehatan dan kebahagiaan Dalam hal ini Nabisaw bersabda

ŧ ωγΖ ŧ ήќ euroordf ōνθōΟ ŝΖ‛ ΗŖ ŝΖ‛ ordm οήΥέordf οſ rsaquoasymp

έordfŧ ũΪ ‛ ōβλωέordfỳ ΠιέordfeuroĶγΌordfrsaquoλωέordfŏ ήΥέordfΰŬЂrsaquoΰέōβηΪ oline Ũλωέordf ỳ Πιέordfŏ ήΥέordf λωέordf ηŋγΎψ ΰέrsaquo

Ђordfeuroordfrsaquo oline ŵέordf ŝΜΈβordfƒordfλήќaelig oline Ο ordfƒordfrsaquo oline Ο oline ŵέordfŏ ήΥέordf χμrsaquo Ђordf λήќ

ŧ ωγΖ ŧ ήќ euroordf ōνθōΟ ŝΖ‛ ΗŖ ŝΖ‛ ordm οήΥέordf οſ rsaquoasymp

έordfŧ ũΪ ‛ ōβλωέordfỳ ΠιέordfeuroĶγΌordfrsaquoλωέordfŏ ήΥέordfΰŬЂrsaquoΰέōβηΪ oline Ũλωέordf ỳ Πιέordfŏ ήΥέordf λωέordf ηŋγΎψ ΰέrsaquo

Ђordfeuroordfrsaquo oline ŵέordf ŝΜΈβordfƒordfλήќaelig oline Ο ordfƒordfrsaquo oline Ο oline ŵέordfŏ ήΥέordf χμrsaquo Ђordf λήќ

75

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ketahuilah bahwa di dalam diri manusia terdapat suatu mudghahjika ia baik maka baiklah seluruh tubuh tetapi jika rusak maka rusaklahseluruh tubuh itulah yang disebut kalbu (riwayat Syaikhani)

Bertolak dari uraian yang telah dikemukakan jelaslah bahwa letakkesehatan mental dalam Islam itu terpusat pada al-qalb Agaknya tidakkeliru jika dikatakan bahwa dalam terminologi kitab suci mental yangsehat disebut sebagai qalbun salim Qalb yang salim (sejahterasehat)bukan saja menghantarkan kebahagiaan di dunia tetapi juga sebagaimodal untuk mencapai kebahagiaan di akhirat

Qalbun salim yang berkaitan dengan kehidupan duniawi dilukiskanoleh Allah swt tentang Nabi Ibrahim yang memiliki kalbu yang sucidan sehat serta kukuh dalam menghadapi tantangan kaumnya tanpaada perasaan ragu-ragu tidak ada kekhawatiran kecuali hanya berimansepenuhnya kepada Tuhan Hal itulah yang menghantarkannya memperolehsukses gemilang dalam melaksanakan tugas-tugas kenabiannya Allahswt berfirman mengenai hal ini

Ketahuilah ketika ia (Ibrahim) kepada Tuhan dengan qalbun salim(kalbu yang sejahtera) dan berkata kepada bapaknya dan kaumnyaldquoApakah yang kamu sembah iturdquo (QS al-Saffat37 83-84)

Memang demikianlah sebagaimana yang dikemukakan ZakiahDaradjat bahwa keimanan itulah yang memupuk dan mengembangkanfungsi-fungsi jiwa dan sekaligus memelihara keseimbangan mentalserta menjamin ketenteraman jiwa18

Qalbun salim bukan saja menjamin kebahagiaan di dunia tetapisekaligus menjamin kebahagiaan di akhirat seperti dijelaskan dalamQurrsquoan

ŧ ωγΖ ŧ ήќ euroordf ōνθōΟ ŝΖ‛ ΗŖ ŝΖ‛ ordm οήΥέordf οſ rsaquoasymp

έordfŧ ũΪ ‛ ōβλωέordfỳ ΠιέordfeuroĶγΌordfrsaquoλωέordfŏ ήΥέordfΰŬЂrsaquoΰέōβηΪ oline Ũλωέordf ỳ Πιέordfŏ ήΥέordf λωέordf ηŋγΎψ ΰέrsaquo

Ђordfeuroordfrsaquo oline ŵέordf ŝΜΈβordfƒordfλήќaelig oline Ο ordfƒordfrsaquo oline Ο oline ŵέordfŏ ήΥέordf χμrsaquo Ђordf λήќ

18Zakiah Daradjat Kesehatan Mental h 101

76

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Pada waktu itu harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna (di akhirat)untuk menolong kecuali orang-orang yang datang menghadap Allahdengan qalbun salim (Qs al-Syualsquoracircrsquo26 88-89)

Demikianlah gambaran sepintas mengenai konsep dasar kesehatanmental dalam Islam yang memandang manusia dalam satu kesatuanutuh yang terdiri dari unsur rohani dan jasmani Kedua unsur ini salingmempengaruhi Pengaruh yang datang dari dunia sekitar akan dikelola dandiorganisir oleh al-qalb sebagai aspek penting dalam mentalitas kemanusiaanseorang muslim Jika qalb dengan segenap potensi-potensinnya berupakemampuan fikir dan kemampuan rasa itu terpelihara dengan baik makastimuli yang bagaimana pun buruknya tidak dapat menggoyahkannyaTetapi jika qalb ini lemah tidak bersentuhan dengan iman dan kesalehanmaka sangat memungkinkanqalb itu akan goyah Goyahnya qalb merupakanindikator adanya gangguan kesehatan mental

Jika ada pribahasa mengatakan al-lsquoaql al-salim fi jism al-salimal-salim(ΰέoline έordf ΰoline Ŵ ΰέoline έordf άΥΗέordf) maka

-salim fi qalb al-salim(ΰέoline έordf ŏ ήΤ ΰέoline έordf ΰoline ŵέordf) karenayang

maka tak salah pula jika dikatakan al-jism

al-salim fi qalb al-salim

al-salim(ΰέoline έordf ΰoline Ŵ ΰέoline έordf άΥΗέordf) maka

-salim fi qalb al-salim(ΰέoline έordf ŏ ήΤ ΰέoline έordf ΰoline ŵέordf) karenayang karena hanya di dalammental yang sehatlah terdapat jasad yang sehat sebab hanya di dalam kalbuyang sejahtera dari berbagai gangguan dan penyakitlah yang menghantarkanmanusia dapat meraih sukses di dunia dan sukses di akhirat

Beberapa Gangguan dan Penyakit Mental dalam IslamMenurut kesehatan mental dalam Islam bahwa seseorang yang

bermental sehat atau memiliki qalbun salim dicirikan kepada orang-orang yang menyembah Allah dengan penuh kesadaran dan penghayatanserta berkemampuan dalam membangun struktur kehidupan duniawinyabersama-sama dengan orang lain berdasarkan tuntunan syariah IslamAtau dengan singkat dapat dikatakan bahwa suatu hal yang menjadikriteria mental yang sehat dalam Islam itu ialah sejauh mana seseorangdapat melakukan secara baik dan benar mengenai hubungan vertikalnyadengan Tuhan serta hubungan horizontalnya dengan manusia (QSAli lsquoImracircn3 112)

77

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian manakala terjadi hambatan yang bersifat psikologisdalam mewujudkan kedua bentuk hubungan di atas maka Islam memandangkeadaan tersebut sebagai gangguan atau penyakit-penyakit mental Halitu berarti bahwa iman dan amal saleh atau ibadah dalam arti yang seluas-luasnya merupakan faktor penentu yang mempengaruhi tingkah laku manusia19

Menurut Islam selama iman dan amal saleh tetap terinternalisasidalam kepribadian seorang muslim maka hal itu sebagai pertanda bahwaseseorang itu telah memiliki kesehatan mental yang wajar dan akanmemperoleh sukses duniawi serta sukses ukhrawi Sebaliknya akibathampanya internalisasi nilai-nilai iman dan amal saleh yang terintegrasidalam diri seseorang akan menjadi sumber segala penyakit mentalMungkin penyakit-penyakit atau gangguan tersebut tampil dalam berbagaibentuk atau gejala yang teramati seperti riya nifaq hasad wis-waskibir dan lain-lain lagi yang seluruhnya merupakan perwujudan darial-amrad al-qalbiyah (penyakit-penyakit kalbu)

Berkenaan dengan jenis-jenis gangguan dan penyakit mental dalamkonsep kesehatan mental Islami Hasan Langgulung di dalam bukunyaTeori-teori Kesehatan Mental mengemukakan beberapa macam jenis-jenis penyakit mental yang dikemukakan oleh pakar-pakar Islam Penyakit-penyakit tersebut antara lain ialah riyarsquo hasad dan dengki rakus was-was bicara berlebihan melaknati orang janji bohong mengadu dombamencaci dari belakang marah bersangatan bakhil ketakutan berlebihansombong berbangga-banggam cinta dunia dan harta dan cinta pangkatkekuasaan20

Secara sepintas terlihat bahwa jenis-jenis gejala penyakitgangguanmental yang dikemukakan oleh pakar-pakar Islam terlihat berbeda denganyang dikenal pada kesehatan mental pada umumnya terutama yangberasal dari psikologi Barat Akan tetapi jika diperhatikan secara cermatmaka yang disebut oleh teori-teori Barat mengenai gejala-gejala dangangguan penyakit mental itu masih terkelompok di dalam bentuk-bentukatau jenis penyakit yang disebutkan di atas Dalam hal ini psikologi Baratcenderung memberi nama terhadap gejala-gejala yang bersifat khusus

19Langgulung Manusia dan Pendidikan h 32820Ibid h 328-361

78

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

seperti neurasthenia hysteria psichasthenia dan lain-lain lagi Sedangkanpara pakar Muslim lebih menekankan mengenai sebab-sebab terjadinyagangguan tersebut

Sebagai contoh dapat disebutkan bahwa phobia kompulsi dan obsesiyang terkelompok sebagai gangguan jiwa yang bersifat psychastheniaitu jika ditelusuri lebih lanjut akan ditemukan faktor-faktor penyebabnyayang sangat mungkin diakibatkan oleh salah satu atau lebih dari faktor-faktor penyebab yang disebut oleh pakar-pakar Islam di atas

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gejala-gejala gangguankesehatan jiwa yang banyak dibicarakan dalam teori kesehatan mentalBarat itu adalah akibat gangguan atau penyakit mental yang diistilahkandengan riyarsquo was-was rakus hasad dan lain-lain lagi

Mengapa penyakit-penyakit seperti yang dikemukakan oleh pakar-pakar kesehatan mental dalam Islam itu bisa timbul dalam diri manusiaDalam hal ini para teoritisi Muslim memberi jawaban bahwa sesungguhnyadi dalam diri manusia terdapat kelemahan tertentu yang senantiasadiintai oleh setan untuk menjerumuskan manusia Titik kelemahan itusebenarnya dapat dijaga dan dibentengi jika iman dan amal saleh tetapintegral di dalam kalbu manusia Sebaliknya apabila iman telah melemahmaka hal itu merupakan peluang bagi para setan untuk menggoda danmempengaruhi manusia dengan berbagai instrumennya sebagai stimuli-stimuli yang bersifat sursquo (jahat) dan tidak wajar

Beberapa titik kelemahan manusia itu antara lain dijelaskan Allahswt dalam al-Qurrsquoan yaitu

Pertama bersifat tergesa-gesa dan ceroboh seperti disebutkan dalamal-Qurrsquoan

Dan manusia berdorsquoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendorsquoa untuk kebaikanDan adalah manusia itu serba tergesa-gesa (QS al-Isracircrsquo17 11)

Kedua bersifat suka membantah seperti difirmankan-Nya

79

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalamal-Qurrsquoan ini bermacam-macam perumpamaan Dan manusia itu adalahmakhluk yang paling banyak membantah (QS al-Kahfi18 54)

Ketiga bersifat keluh kesah dan gelisah serta kikir Allah berfirman

Sesungguhnya manusia itu bersifat keluh kesah lagi kikir Apabila iaditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikania amat kikir (QS al-Malsquoacircrij70 20-22)

Keempat bersifat mudah putus asa dan putus harapan yang di dalamal-Qurrsquoan disebutkan

Manusia tak jemu memohon kebaikan dan jika dikenai malapetakaia pun putus asa lagi putus harapan (QS Fushshilat41 49)

Kelima bersifat penakut dan lemah sebagaimana dijelaskan dalamQurrsquoan

Manusia itu tercipta dalam keadaan lemah (QS al-Nisacirc4 28)

Keenam bersifat cinta harta seperti dikemukakan dalam al-Qurrsquoan

Sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta (QSal-lsquoAdiyat100 8)

Masih cukup banyak lagi penjelasan-penjelasan al-Qurrsquoan tentangsifat-sifat manusia baik yang bersifat positif maupun yang yang mengarahkepada sifat-sifat negatif

Adanya kecenderungan manusia untuk berbuat kebajikan dankejahatan itu tercermin dalam penjelasan al-Qurrsquoan pada surah al-Syamsayat 7-10 sebagai berikut

hellip

80

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dan jiwa serta penyempurnaan (penciptaan) Nya maka Allah mengilhamkankapada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan sesungguhnya beruntunglahorang-orang yang mensucikannya dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya (QS al-Syams91 7-10)

Adanya peluang bagi manusia untuk menempuh jalan kefasikanmerupakan sisi kelemahan manusia yang senantiasa ditunggu-tunggudan diintai oleh setan yang memanfaatkan setiap kesempatan itu untukmempengaruhi pikiran dan perasaan (af-idah) manusia agar mengikutiajakannya Dalam hal ini sebagaimana diisyaratkan dalam al-Qurrsquoanbahwa sasaran utama bagi setan adalah pikiran dan perasaan manusiaseperti dijelaskan dalam surah al-Anlsquoacircm ayat 112-113 sebagai berikut

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh yaitusetan-setan yang berwujud manusia dan jin sebagian mereka membisikkankepada yang lain dengan perkataan yang indah-indah untuk menipumanusia Dan juga agar fikiran dan perasaan (afrsquoidah) manusia yangtidak beriman pada kehidupan akhirat cenderung untuk mengikutibisikan itu mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengajarkanapa yang mereka (syaitan) kerjakan (QS al-Anlsquoacircm6 112-113)

Kemampuan setan mempengaruhi pikiran dan atau perasaan manusiaitu menyebabkan qalb menjadi goyah dan labil Dalam hal ini ada duakemungkinan yang akan timbul Pertama jika frekuensi kegoyahan itusampai merusak hubungan antara qalb dan nafs akan timbullah tingkah

81

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

laku neurotik Kedua jika kegoyahan itu merusak hubungan antara qalbdan ruh akan timbullah berbagai penyakit mental yang disebut denganistilah tingkah laku psychoses

Salah satu dari bentuk gejala tingkah laku psychoses itu ialah bahwaada sesuatu yang dirasakan oleh penderita yang tidak sesuai dengantindakannya tetapi yang dirasakannya itu tidak sesuai pula denganyang diucapkannya Inilah yang dinamakan dengan rusak akal yakniterputusnya hubungan antara unsur materialjasmaniah dengan unsurrohaniyah

Rusak akal atau gila (junun) dalam pandangan Islam terbagi dalamdua katagori Pertama disebut dengan ldquogila sungguhanrdquo (zunun asliy)Kedua disebut dengan ldquogila kambuhanrdquo atau ldquogila terputus-putusrdquo (zunun tari)

Di kalangan para fukaha masalah zunun (gila) ini banyak mendapatperhatian terutama karena berkaitan dengan kewajiban melaksanakanibadah seperti salat puasa zakat haji dan lain-lain Bagi zunun asliytidak ada kewajiban agama sama sekali sedangkan zunun tari (gilayang terputus-putus) maka pada waktu ia menderita penyakit itu makatidak ada beban kewajiban agama yang dikenakan padanya tetapi bilaia dalam keadaan sehat maka kewajiban agama tetap terpikul dipundaknya

Suatu hal yang menarik dari kesimpulan-kesimpulan hukum sepertidi atas ialah bahwa pakar-pakar Islam telah membuat pengelompokanmasalah tingkah laku psychoses sedemikian rupa yang merupakan kajianmenarik di kalangan pakar-pakar kesehatan mental dewasa ini Hal itumerupakan salah satu indikator bahwa Islam sangat menaruh perhatianterhadap masalah-masalah kesehatan mental

Contoh lain dapat dikemukakan bahwa akibat hilang akal (zunun)dapat mempengaruhi dalam meringankan tanggung jawab pidana daripelakunya di pengadilan Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor-faktorkesehatan mental turut dipertimbangkan dalam penetapan hukum Islam

Lebih dari yang disebutkan di atas Islam menganjurkan kepadapemeluknya jika ditimpa oleh sesuatu penyakit baik fisik maupun mentalagar segera berobat Menurut Islam atas izin Tuhan tidak ada penyakityang tidak dapat disembuhkan terutama jika dilakukan secara tepatdan benar Inilah salah satu makna dari pernyataan Allah ldquoBertanyalahkamu pada yang ahlirdquo (QS al-Nahl 43)

82

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Rasulullah saw bersabda

Dari Abu Hurairah ra Nabi saw bersabda lsquoBagi setiap penyakit yangditurunkan Allah maka akan ada obat yang diturunkannyarsquo (RiwayatBukhacircricirc)

Selain anjuran berobat sebagai tindakan kuratif Islam juga memberikanperingatan ldquowanti-wantirdquo kepada pemeluknya agar terhindar dari berbagaipenyakit termasuk penyakit dan gangguan kesehatan mental

Berkenaan dengan itu Islam mengajarkan untuk memelihara diriagar jangan sampai tertular oleh moral yang jelek seperti dinyatakanNabi saw bahwa sulsquou al-khuluqi tursquodi (moral jelek itu menular) Demikianpula Islam menganjurkan agar memelihara keturunan dari penyakityang diperkirakan dapat menular kepada anak cucunya sebagaimanaSabda Nabi saw yang berbunyi

Pilihlah (tempat yang sesuai) untuk benih (sperma) mu karena keturunanmempunyai pengaruh besar yang bisa mengelirukan (riwayat Ahmad)

Jauhilah (hati-hatilah) daun hijau beracun yang berkembang mekarDaun hijau beracun yang manakah yang engkau maksudkan itu yaRasulullah Maka Nabi menjawab Itulah wanita yang cantik tetapitumbuh di tanah lumpur yang buruk (riwayat Ahmad)

Berdasarkan hadis di atas jelas terlihat bahwa Rasul saw mengingatkanagar dalam memilih jodoh hendaklah diambil wanita baik-baik sehatdan berasal dari keturunan yang sehat pula serta tidak dari keturunanyang sangat mungkin membawa bibit-bibit penyakit termasuk penyakitmoral yang diistilahkan dengan hadrau al-diman

laquo ‛ radic lozẃΗέordf euroōΟ ΰΪ ΠΎιέordf ordfrsaquoǾŨ

ΰΩōψordfηβ έordf microordfẃΈǽrsaquoōβrsaquo άωΥΟmicroordfẃΈǽōψ ηβ έordfŸōΥΟ ĝ ordf Ÿο‛ asymp Ωsumẃγέordf ņω⅜έordf ŧ ŗמγέordf microōιoline Ǻέordf

laquo ‛ radic lozẃΗέordf euroōΟ ΰΪ ΠΎιέordf ordfrsaquoǾŨ

ΰΩōψordfηβ έordf microordfẃΈǽrsaquoōβrsaquo άωΥΟmicroordfẃΈǽōψ ηβ έordfŸōΥΟ ĝ ordf Ÿο‛ asymp Ωsumẃγέordf ņω⅜έordf ŧ ŗמγέordf microōιoline Ǻέordf

laquo ‛ radic lozẃΗέordf euroōΟ ΰΪ ΠΎιέordf ordfrsaquoǾŨ

ΰΩōψordfηβ έordf microordfẃΈǽrsaquoōβrsaquo άωΥΟmicroordfẃΈǽōψ ηβ έordfŸōΥΟ ĝ ordf Ÿο‛ asymp Ωsumẃγέordf ņω⅜έordf ŧ ŗמγέordf microōιoline Ǻέordf

83

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Demikianlah gambaran tentang gangguan-gangguan dan penyakit-penyakit mental dalam tinjauan kesehatan mental Islami Dalam halini jelas terlihat bahwa Islam memberikan dorongan yang kuat bagi parapemeluknya untuk melakukan tindakan kuratif dan preventif terhadaphal-hal yang memungkinkan timbulnya berbagai penyakit atau gangguankesehatan mental tersebut

84

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

PANDANGAN PENDIDIKAN ISLAMTERHADAP TEORI BELAJAR DISIPLIN

MENTAL HUMANISTIK

Pendahuluan

Salah satu di antara teori belajar yang telah lama muncul dalambentuknya yang telah mengalami pembaharuan dan hingga kini

masih berpengaruh dalam dunia pendidikan ialah teori Disiplin MentalHumanistik (Humanistic Mental Disciplin) Dalam hal-hal tertentu teoriini memiliki persamaan dengan teori belajar yang berkembang dalamIslam sehingga kadang-kadang terutama yang kurang hati-hati bisaterjebak kagum sambil mengidentikkannya dengan teori belajar IslamPadahal dalam beberapa hal yang prinsipil tidak dapat diidentikkan dengankonsep teori belajar Islam

Atas dasar itulah uraian-uraian berikut mencoba mengetengahkanhasil penelusuran singkat tentang hakikat teori belajar Disiplin MentalHumanistik (untuk selanjutnya disingkat Mental Humanistik) yang kemudianakan didiskusikan dengan konsep pendidikan Islam Dengan harapansuatu pengenalan terhadap konsep teori belajar Mental Humanistik akanlebih memadai sehingga bisa terbedakan dengan konsep pendidikan Islam

Hakikat Belajar Menurut Disiplin MentalSebelum lebih jauh membicarakan teori belajar Mental Humanistik

perlu diketengahkan terlebih dahulu hakikat dan pengertian ldquoDisiplinMentalrdquo

85

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Rumpun teori Disiplin Mental yang terdiri dari empat kelompokteori belajar (Humanistic Theistik Natural Unfoldment dan teori Appersepsi)berakar pada teori bahwa manusia tersusun dari dua subtansi yaitumind dan organisme biologis Mind merupakan subtansi non-fisik yangdapat dikembangkan melalui latihan Ingatan keinginan pertimbanganketetapan hati dan yang sejenisnya merupakan ldquootot-ototrdquo (muscles)bagi mind Jika otot-otot fisik dapat dilatih dan dikembangkan makaotot-otot mind dapat dilatih menuju kesempurnaannya Kualitas dankuantitas latihan yang diberikan kepadanya akan menentukan tarafkemampuannya Jika latihan diberikan secara adekwat maka mindakan beroperasi secara otomatis (Bigge 1982 10-11)

Dengan demikian maka belajar bagi Mental Humanistik adalah upayamemperkuat unsur mental melalui pendisiplinan kemampuan-kemampuanmind yang pada gilirannya akan menghasilkan kualitas yang intelijenDengan kata lain belajar adalah melatih kemampuan rasional

Kalangan Disiplin Mental percaya sepenuhnya bahwa manusia yangbenar-benar manusia apabila ia dikontrol oleh rasionalnya Bila rasionalitasmanusia dilatih sedemikian rupa maka manusia akan mampu memecahkansegala macam problema Sesuai dengan itu maka belajar merupakanproses pembentukan jiwa yang rasional yang dengan demikian berbagaimacam kekuatan mental seperti imajinasi ingatan keinginan dankemampuan berfikir merupakan proses pendisiplinan mental (Bigge1982 24) Orientasi seperti ini merupakan salah satu perbedaan yangcukup prinsipil antara teori Disiplin Mental dengan teori belajar lainnyabaik teori-teori yang dibangun atas pandangan behavioristik maupunteori-teori kognitif

Teori behavioristik misalnya memandang manusia sebagai organismeyang pasif dan dikuasai oleh stimulus-stimulus lingkungannya Iniberarti bahwa manusia dapat dikontrol melalui stimulus-stimulus yangdikondisikan sedemikian rupa Sementara teori kognitif memandangmanusia sebagai sumber dari semua kegiatan Manusia bebas membuatpilihan dalam setiap situasi atas dasar kesadaran dirinya (self awareness)sebagai suatu wawasan untuk menumbuhkan semacam ldquopemahamanatau pengertianrdquo yang sering disebut dengan istilah insight (Soemadi1983 14-15)

86

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dapat disimpulkan bahwa ciri utama Disiplin Mental yaitu membelajarkanmanusia bukan melalui stimulus-stimulus yang dikondisikan dan bukanpula melalui proses pengembangan insight melainkan melalui prosespendisiplinan mental dengan memberikan latihan-latihan terhadap mind

Sistem Psikologi Mental HumanistikSistem psikologi Mental Humanistik berakar pada pemikiran humanisme

klasik (classical Humanism) yang menurut mereka semata-mata didasarkanpada nilai dan kepentingan hidup manusia Pemikiran humanisme klasikdilandasi oleh pemikiran Yunani kuno yang memandang rational mind(akal) sebagai sumber kebajikan tertinggi bagi manusia Karena keistimewaaninilah menyebabkan kaum humanis lebih mempercayai akal dari padawahyu sebagaimana mereka mengatakan bahwa manusia ternyatalebih baik dari kitab suci (Bigge 1982 28)

Tokoh-tokoh yang mempengaruhi humanisme klasik ialah parafilosof abad ke 4 SM terutama Plato dan Aristoteles Inti pemikiran Platoyang menjadi acuan psikologi humanistik ialah bahwa mind merupakansuatu subtansi non-fisik yang berhubungan erat dengan tubuh tetapiperbedaan keduanya cukup nyata terutama karena fisik menghendakiruang dan waktu sedangkan mind tidak

Bagi Plato mind yang kadang-kadang disebut juga ldquojiwardquo yang berasaldari ldquodunia iderdquo merupakan sesuatu yang adikodrati dan tidak mengalamiperubahan sedangkan dunia fisik akan terus menerus mengalami perubahanOleh karena itu maka pengetahuan yang benar mestilah berasal daridunia ide Manusia menurut Plato telah membawa ide (ide bawaan)dari dunia ide yang menjadi milik jiwa yang rasional Karena itu manusiaperlu diingatkan kembali kepada dunia ide yang telah dilihatnya sebelumia hidup di dunia sekarang ini (Hadiwijono I 1983 43)

Lebih lanjut Plato memisahkan jiwa manusia menjadi tiga unsuryaitu akal kehendak dan keinginan Akal berkaitan dengan kebijaksanaankehendak berkaitan dengan keberanian dan keinginan berkaitan denganpengendalian diri Unsur yang terakhir ini sama sekali tidak dapat mengaturdirinya sendiri melainkan harus dikontrol oleh ldquojiwa rasionalrdquo (Haroldet al 1983 67)

87

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Bagi Aristoteles murid Plato yang paling jenius ini meskipun dalambeberapa hal berbeda pendapat dengan sang guru karena memandangmind bukan sebagai subtansi tetapi lebih merupakan bentuk namunia juga berkesimpulan bahwa akal dan jiwa rasional merupakan kekuatantertinggi yang dimiliki manusia Dengan demikian baik Plato maupunAristo yang merupakan tokoh sandaran klasik kaum humanis menganggapbelajar itu memberikan pendidikan bagi akal disamping pendidikan yangberkaitan dengan seni-satera untuk mengarahkan kehendak dan keinginanmenjadi lebih baik bagi kepentingan kemampuan intelektual manusia

Pada umumnya para pendukung teori ini berpendapat bahwa sifatrasional manusia merupakan evidensi tersendiri Permulaan dan akhirdari keaktifan manusia terletak pada rasionalitas itu Konsep ini melahirkankonsep dasar tentang pembebasan yakni keunggulan rasio bisa membebaskandiri dari hal-hal yang merendahkan martabat kemanusiaan sepertikebodohan keraguan dan ignoransi Sebab itu maka transfer belajaryang mereka kembangkan ialah bagaimana mengolah mind sebaik-baiknya (Bigge 1982 11)

Tampaknya teori ini memandang rasionalitas manusia bagaimanalahan subur yang harus diolah dan ditanami dengan bibit-bibit unggulagar hasilnya memuaskan Robert M Hutckins tokoh kontemporer abadke 20 yang mendukung teori ini membuat pernyataan bahwa tugasmanusia adalah mengubah alam sekitar dan bukan menyesuai denganperubahan Karena itu tutur Hutchin selanjutnya peserta didik harusdipersenjatai dengan sebaik-baiknya Senjata itu adalah nilai-nilai yangtinggi Nilai-nilai tertinggi yang dimaksudkan kalangan Mental Humanistikadalah belajar untuk berfikir (learning to reason)

Agaknya timbul pernyataan mengapa rasionalitas yang harus diolahHal ini tiada lain karena mereka percaya bahwa jiwa rasional yang dimilikimanusia menempati kedudukan yang dominan dalam kehidupan manusiatermasuk dalam aspek moral sebagaimana yang telah digariskan olehPlato bahwa rasionalitaslah yang mengarahkan moral Akal itu merdekadan abadi dalam wataknya yang esensial dan hanya akal sajalah yangdapat masuk dalam watak benda-benda Setiap orang pasti memilikinyahanya saja bagi yang tidak terlatih menyebabkan akal itu dalam keadaanistirahat Bagaimana membangunkan akal dari ketidurannya merupakanfungsi utama belajar yang karenanya fungsi transfer belajar bagi Mental

88

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Humanistik ialah bagaimana upaya pendidikan agar kemampuan berfikiritu benar-benar terlatih secara adekwat

Baik para tokoh klasiknya maupun yang kontemporer berpandanganoptimis terhadap pendidikan kecerdasan khususnya dalam pandanganmereka bahwa manusia yang pandai adalah manusia yang bermoraltinggi sebab mengetahui yang benar berarti melakukakannya sebaliknyakejahatan tak lain hanyalah disebabkan kebodohan

Asumsi selanjutnya yang mereka kemukakan tentang moral ialahbahwa asal moral pada dasarnya bersifat netral tidak berkecenderunganpada kebaikan dan kejahatan Dari segi ini tampak perbedaan yang jelasantara teori ini dengan kalangan Disiplin Mental Teistik yang dimotorioleh pendidikan geraja mdashterpengaruh oleh kepercayaan dosa warisanmdashberanggapan bahwa dasar moral manusia pada dasarnya jahat Jugaberbeda dengan teori Natural Unfoldment yang sama-sama dari rumpunDisiplin Mental menganggap asal moral manusia pada dasarnya baikSedangkan teori-teori belajar yang lain tampak kesesuaiannya denganMental Humanistik dalam hal menyatakan sifat dasar moral manusiabersifat netral

Meskipun teori mereka ini mempunyai kesimpulan yang sama dengansebahagian besar teori-teori belajar yan lain tapi bukan berarti dasar dantitik tolak pandangan mereka sama khusus dalam hal-hal yang mempengaruhimoral itu sendiri Bagi Mental Humanistik seperti juga telah dikemukakandi atas berasumsi bahwa hanya akal atau kemampuan fikirlah yangmengarahkan dan mempengaruhi moral manusia Ini berarti bahwasubstansi mind bersifat aktif Jelasnya segenap hasil dari tindakan manusiaberasal dari dalam dan bukan dari luar sebagaimana kebanyakan dikemukakanoleh teori belajar yang lain Teori Behavioristik misalnya mengemukakanbahwa stimulus-stimuluslah yang mempengaruhi tindakan manusia

Jadi kalau kebanyakan teori belajar menyatakan bahwa sifat dasarmoral manusia bersifat netral tetapi sifat kenetralannya kemungkinanpasif atau reaktif namun bagi Mental Humanistik bersifat netral-aktifIni berarti bahwa manusia bagi mereka harus dipandang dari dua sisiPertama bahwa asal moral manusia sama sekali tidak berpihak padakebaikan dan kajahatan Kebaikan dan kejahatan hanya berkaitan dengankualitas rasional seseorang Kedua bahwa rasio itu sendiri bersifat aktif

89

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang karenanya tugas pendidikan hanya menyempurnakan keaktifanitu sendiri

Penekanannya Dalam MengajarOleh karena intelek manusia hanya akan berfungsi dengan baik jika

mendapat latihan secara maksimal maka yang perlu mendapat tekanandalam mengajar ialah melatih kemampuan fikir peserta didik agar mampuberfikir rasional Tugas guru kata mereka bukanlah agar peserta didikldquopandai berfikirrdquo tetapi melatihnya agar memiliki kemampuan berfikirSebab itu proses belajarnya bukan terpusat pada instruksional tetapilebih mementingkan proses penemuan (discovery)

Mortimer J Adler seorang tokoh utama Disiplin Humanistik abadke 20 seorang pengagum Robert Hutchin dan ketua kelompok Padeia (thePaideia gorup) yang banyak melakukan kritik terhadap model pendidikandi Amerika sekarang ini yang menurut pendapatnya terlalu verbal danlebih bersifat menggurui peserta didik mengatakan dalam ulasannya

Belajar yang sesungguhnya mestilah bersifat aktif tidak pasif Belajaritu bagaimana menggunakan fikiran dan tidak sekedar daya ingatanBelajar itu adalah proses penemuan yang para peserta didiknyamerupakan agen utama dan bukan guru (Adler 1982 34)

Dengan pendapat itu maka tugas guru adalah membantu penemuandan membangkitkan aktivitas pikiran siswa Meskipun begitu Adler jugamengakui fungsi instruksional tetapi hanya sebagai alat untuk menolongpeserta didik yang lemah Bagaimana caranya membantu peserta didikdalam proses penemuan itu Dalam hal ini Adler kembali memberikanpenjelasan sebagai berkut

Dengan mengundang dan melayani pertanyaan-pertanyaan denganmendorong dan memelihara usaha mencari tahu dengan menyelaisecara membantu berbagai latihan dan drill yang beragam denganmembimbing diskusi-diskusi dengan memberikan ujian-ujian yangmenimbulkan respon-respon konstruktif tidak hanya membuat tandaperiksa pada formulir-formulir yang dicetak (Adler 1982 35)

90

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Mungkin juga benar seperti dikemukakan Adler selanjutnya bahwaada kemungkinan proses penemuan itu terjadi tanpa bantuan tetapi halini hanya terbatas bagi yang jenius sedangkan kebanyakannya memerlukanbantuan Disinilah guru berfungsi sebagai pembantu dalam proses penemuanbukan sebagai orang yang tahu yang berusaha memasukkan pengetahuanyang mereka punyai ke dalam pikiran-pikiran peserta didiknya

Dari pernyataan-pernyataan Adler ini tampaknya bahwa yangdipentingkandalam mengajar bagi kalangan Mental Humanistik ialah mengembangkan-potensi fikir peserta didik sedemikian rupa melalui berbagai macam latihanpenemuan (discovery) Karenanya pula mereka lebih mengandalkanmetode pengajaran Socrates suatu cara mengajar yang disebut meieutickarena cara itu dianggap unggul dalam membantu siswa dalam melahirkanide-ide Cara tersebut seperti telah diterangkan Adler di atas ialah denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik guna membantumeningkatkan pikiran dari suatu keadaan kurang memahami kepadakeadaan lebih memahami atau mengapreasi

Pandangan Pendidikan Islam Suatu EvaluasiPertama-tama haruslah digarisbawahi bahwa gagasan teori belajar

dalam Islam berakar pada gagasan Islam mengenai alam semesta danmanusia mikrokosmos penciptaan Adanya pertanyaan-pertanyaanseperti adanya Tuhan penciptaan dunia tuntutan kepada kebenarankemerdekaan kehendak dan lain-lain menjadi sangat penting dalamteori belajar Islam yang pada hakikatnya bersifat metafisika Suatuteori yang bersifat negatif terhadap Tuhan wahyu alam semesta danmanusia tidak dapat diterima dalam konsep Islam Karenanya Islamtidak akan mempersoalkan konsepsi belajar humanistik yang menekankankepentingan untuk semua dan sesama manusia Islam hanya menjadikeberatan ketika keberadaan manusia diletakkan melebihi keberadaanTuhan dan akal melebihi keunggulan wahyu sebagaimana yang dipamerkanoleh kaum humanis

Secara historik antara rasio dan wahyu dalam Islam memang pernahdipertentangkan dan sampai kini imbasnya masih tetap berlanjut tetapipenyelarasan pemahaman terhadap keduanya telah dilakukan dan ternyatawahyu tidak pernah diturunkan Sejumlah tokoh pengagum rasio dalam

91

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Islam seperti al-Kindicirc Ibn Sicircnacirc dan Ibn Rusyd tidak pernah berhasilmenggoyahkan Suhrawardi al-Ghazacirclicirc Ibnu Taimiyah dan lain-lainnyadengan gemilang menegakkan ketiggian wahyu

Sekalipun al-Kindi al-Facircracircbicirc dan Ibnu Sicircnacirc banyak dipengaruhioleh Plato dan terutama Aristoteles tetapi mereka tidak pernah mengadopsiajaran-ajaran Aristoteles yang nyata-nyata bertentangan dengan IslamMereka kebanyakan hanya memanfaatkan metode-metode argumentasiyang logis dari Yunani sementara materi ajarannya berdasarkan ajaranwahyu Karenanya apabila ada anggapan bahwa para filosof Muslimgaya Aristoteles telah menyembelih keyakinan agama merupakankekeliruan Yang mereka tekankan adalah penggunaan akal sebagaipelengkap wahyu Ibnu Rusyd dan Ibnu Thufail pentolan-pentolan rasiodi dunia Islam (Spanyol) yang meyakini keselarasan wahyu dan akalpada akhirnya setuju bahwa wahyulah yang dapat melindungi manusiadari kekeliruan Abtsal sang pahlawan Ibn Thufail dalam nofel filsafatnyaHayy bil Yaqzan telah nyata-nyata menerima wahyu sebagai penyelamatyang aman Menurut Hayyi rasio murni pada akhirnya berbahaya walaupundengan rasio itu juga ia bisa sampai pada kesimpulan yang sama denganagama tapi tak pernah puas akan kepastiannya mecuali setelah memperolehrincian dari wahyu (Goodman 1972 65)

Novel Hayy bin Yaqzan yang banyak dijadikan rujukan bagi pendidikanakal dalam Islam bahkan mempunyai pengaruh yang luas dalam pendidikannaturalisme Barat ternyata tidak pernah menyatakan bahwa kemampuanakal melebihi kitab suci seperti yang dikumandangkan kalangan humanismeklasik

Konsep belajar dalam Islam tidak sekadar pemenuhan kebutuhanrasio tetapi meliputi pemenuhan segenap kebutuhan rohani dan jasmaniyang seimbang yang serba serbi Benar bahwa mind yang dimiliki manusiamerupakan lahan yang harus disemai dengan benih-benih pilihan Hanyasaja tidak dibatasi pada kemampuan pikir semata melainkan juga zikirsebab konsep akal dalam Alqurrsquoan merupakan perpaduan dan keselarasanfakultas fikr dan zikir atau rasio dan intelek (Djarsquofar Siddik 1988 92)

Memang al-Qurrsquoan berulang kali memberi dorongan kepada manusiaakan menggunakan rasionya agar sekuat tenaga untuk melakukan observasiempiris terhadap alam raya beserta segenap isinya Tetapi hendaklah

92

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

diingat bahwa dalam waktu yang sama Alqurrsquoan juga menganjurkanagar manusia menggunakan inteleknya sekaligus sehingga rasio danintelek dapat bekerjasama dalam satu jaringan kesatuan Dengan caraitu maka capaian akal tidak akan berat sebelah kepada salah satu keduanyaHal ini nampak jelas dari penggambaran Alqurrsquoan mengenai manusiayang mendapatkan julukanulu al-albab yaitu orang-orang yang menggunakanintelek dan rasionya secara bersama-sama dalam melakukan observasiterhadap alam raya sebagaimana dijelaskan Tuhan dalam firman-Nya

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinyamalam siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau dudukatau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentangpenciptaan langit dan bumi (seraya berkata) ldquoya Tuhan kami tiadalahEngkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau makapeliharalah kami dari siksa api nerakardquo (QS Ali lsquoImracircn3 190-191)

Sekurang-kurangnya ayat di atas telah memberikan penjelasanbahwa orang-orang yang menggunakan akalnya secara baik dan benar(ulu al-albab) dalam usaha mereka memahami rahasia alam jagat rayaini dilaksanakan melalui dua sarana sekaligus yaitu zikir (yadzkurunaAllah) dan fikr (yatafakkaruna fi khalq al-samawati wa al-ardl) Dalamhal ini Musthafa al-Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan bahwauntuk memperoleh hidayah dan keutamaan akal tidak akan mencukupijika hanya dilakukan dengan zikir semata melainkan harus dibarengidengan fikir Dengan kedua cara itulah demikan Al-Maraghi menyimpulkanmanusia akan memperoleh keberuntungan dan keselamatan Hanyaorang-orang yang berzikir lagi berfikir sajalah yang dengan benar dapatmemahami rahasia alam jagat raya dan tahu manfaat dan kegunaanciptaan-ciptaan-Nya itu untuk maslahat-maslahat yang benar

Secara harfiah zikir berarti menyebut nama Tuhan berulang-ulanguntuk mengingat Tuhan dengan bacaan-bacaan tertentu sebagai upacararitual peribadatan Akan tetapi yang dimaksud dengan zikir tidak terbatassampai di situ melainkan sebagai sikap mental yang tumbuh akibat darihubungan yang terus menerus dengan Yang Maha Mutlak sehinggamenumbuhkan kesadaran moral yang mampu mengatasi berbagai problemayang secara lahiriyah tampak rumit

93

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Zikir merupakan manisfestasi intelek sementara fikir sebagai manisfestasijiwa-rasional yang kedua-duanya tergabung dalam pengertian akal menurutIslam Dapatlah dikatakan bahwa dalam perspektif Islam akal merupakankesatupaduan intelek dan rasio tanpa dikotomi sebagaimana juga Islammemandang manusia dalam kesatuan rohani dan jasmani Melalui rasionyamanusia memperoleh informasi yang diterimanya melalui saluran inderawikemudian mengolahnya dengan informasi-informasi lain yang pernahditerimanya dengan membuat serangkaian analisis dan sintesis Padasaat yang sama intelek manusia yang kaya dengan nilai-nilai moraletika dan cinta akan memberikan arah kepada rasio dan mengambilkesimpulan-kesimpulan atau dalam menentapkan berbagai keputusanItulah yang disebut sebagai akal yang sehat (al-lsquoaql al-salimi) yang hanyaterjadi jika aspek fikir dan zikir dikembangkan secara simultan Jikatidak maka akibatnya bisa fatal dan desruktif sebab kesimpulan danatau keputusan-keputusan yang ditetapkan akal hanya berdasarkanpertimbangan fikir atau rasio semata bukanlah sebagai keputusan akalyang utuh dan sehat Suatu keputusan akal yang utuh dan sehat bukansaja benar secara rasional melainkan juga dapat dipertanggungjawabkansecara moral

Muhammad Iqbal filosof dan penyair muslim kenamaan dari Pakistandalam karya-karyanya banyak menyinggung tentang pentingnya zikirdan fikir penting diperhatikan jikwa ingin membangun kembali agamadan peradaban Islam Dalam bukunya Javid Namah (Kitab keabadian)antara lain dia menulis

Faqir Qurrsquoani memadukan zikir dan fikirTak pernah kelihat kesempurnaan fikir tanpa zikir

Menurut Iqbal zikir dan fikir adalah dua pendekatan yang mestidipadukan dalam kehidupan Yang pertama merupakan pendekatan imantransendental dan vital Sedangkan yang kedua merupakan pendekatanrasional sekalipun bertenaga kuat namun tanpa pendekatan pertamaakan layu dan hampa

Betapa pentingnya memadukan fikir dan zikir rasio dan intelekotak dan kalbu dalam penyelenggaraan pendidikan akal menurut konsepIslam merupakan tanggung jawab yang besar bagi segenap penyelenggaraanpendidikan Islam masa kini dan masa mendatang Penekanan unsur

94

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rasio saja seperti yang dikonsepsikan teori belajar Mental Humanistikbertentangan dengan konsep Islam

Bagi seorang muslim manusia lahir dalam keadaan fitrah yangberarti telah memihak pada kebenaran Tuhan Kalaupun pada akhirnyaada manusia yang melakukan kejahatan ketika berinteraksi dengandunia luarnya maka hal itu merupakan konsekuensi logis dari kemerdekaandan kebebasan yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk memilihberiman dan atau membangkang (QS al-Kahf18 29) Kebebasanuntuk memilih itu lengkap tersedia prasaranana fa alhamaha fujuraha wa taqwaha (QS al-Syams91 8)

Dengan demikian Islam tidak sependapat dengan Mental Humanistikyang memandang manusia sebagai netral tidak berpihak pada kebaikanIslam dengan konsep fitrah telah dengan tegas memandang manusiaberpihak pada kebenaran Kalau toh manusia melakukan tindakan kejahatanmaka hal itu merupakan hasil interaksi yang keliru dari suatu pilihankeliru dan menyimpang sehingga terpengaruh melakukannya danuntuk itu ia harus mempertanggungjawabkannya di pengadilan Tuhan

Islam tidak menolak berbagai macam teknik dan metode mengajaryang dipandang terbukti berhasil asal penerapannya dilakukan secaraproporsional misanya penggunaan metode discovery yang diunggulkanoleh Mental Humanistik Akan tetapi perlu dicatat bahwa metode discoveryselalu diawali dengan premis kesangsian Karenanya metode ini hanyacocok untuk yang fisika tetapi tidak yang metafisika juga tidak untukmoral Dalam Islam proses untuk memperoleh kebenaran bukan melaluipremis kesangsian sebagai yang diunggulkan oleh Cartesian tetapi melaluikeyakinan atau premis kepastian yaitu kepercayaan akan adanya yangGhaib Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana

PenutupUraian isi tidak semestinya jika harus diakhiri sampai di sini karena

banyak hal yang masih belum diungkapkan secara rinci Akan tetapi secaraglobal telah memadai untuk mengenal teori Belajar Mental Humanistik danperbedaan-perbedaan padangan yang prinsipil dengan konsep pendidikanIslam Dari uraian tersebut hal yang penting hendak ditekankan ialah

95

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bahwa konsep teori belajar dalam Islam haruslah selaras dengan sistemkeyakinannya sendiri Penyelewengan dari hal itu akan menggeser cita-cita pendidikan Islam yang bersifat semesta dan terpadu Karena ketidaksamaanmetafisika pendidikannya menyebabkan berbedanya konsep belajar yangditawarkannya Tuntunan metafisika berlandaskan wahyu mengundangspritual tanpa harus membuang rasio tetapi menundukkannya dalampengendalian wahyu sehingga hasil belajarnya sarat dengan nilaiterhindar dari konsep bebas nilai yang sekarang menjadi kecenderunganpendidikan sekuler mengecilkan arti kehadiran Tuhan dalam capaian-capaiannya

96

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

PERANAN PENDIDIKAN ISLAMDALAM MEMPERSIAPKAN

SUMBER DAYA MANUSIA MUSLIM

P endidikan Islam sebagaimana banyak diperbincangkan paraahli tidak dapat dibatasi pada pendidikan yang hanya mengajarkan

ilmu pengetahuan agama saja melainkan meliputi berbagai aktivitasyang mentransformasikan berbagai ilmu pengetahuan termasuk di dalamnyapengetahuan agama teknologi seni dan budaya yang berlandaskan ajaranIslam Karena tidak ada perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanpada umumnya kecuali dalam hal memposisikan iman dan kesalehanhidup berlandaskan ajaran Islam sebagai tujuan fundamentalnya

Oleh karena itulah pendidikan Islam diarahkan untuk mempersiapkanpeserta didik agar mengenal Allah dan segenap ajaran-ajarannya sertadapat mengamalkannya secara baik dan benar di samping mempersiapkanmereka agar dapat menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan seniyang dapat digunakannya untuk mewujudkan peranannya sebagai SDMmuslim yang mampu membangun struktur kehidupan dan peradabandunia berdasarkan iman dan ketakwaannya kepada Allah swt

Persoalan yang segera muncul adalah ilmu dan keterampilan yangbagaimanakah yang perlu diinternalisasikan dalam upaya pengembanganSDM yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh masyarakatUntuk menjawab persoalan ini tentu saja rancang bangun kurikulumproses pembelajaran dan peran sentral tenaga pendidik perlu mendapatperhatian serius Untuk tujuan itulah tulisan singkat di bawah ini akanmendiskusikannya secara ringkas

97

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sosok Lembaga Pendidikan IslamPendidikan dalam pengertian yang umum sering diterjemahkan

sebagai penyebaran dan internalisasi nilai dari berbagai pengalamankomulatif baik berupa keyakinan sikap pengetahuan maupun penerapannyayang dinilai positif dan bermanfaat oleh satu generasi ke generasi selanjutnyaPengalaman tersebut ada yang tersimpan dalam kitab dan buku-bukuada pula dalam cerita-cerita rakyat (folklore) tradisi adat istiadat dansebagainya1 Dalam perspektif ini sebagaimana telah dikemukakan diatas bahwa tidak ada perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanlainnya karena pendidikan pada umumnya sebagaimana banyak didefinisikanpara pakar merupakan upaya normatif untuk membantu orang laindapat berkembang ke tingkat yang secara normatif menjadi lebih baik2

Perbedaan pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya ialah nilaitinggi yang diberikannya pada iman dan kesalehan hidup berdasarkanajaran Islam sebagai salah satu dari tujuan fundamentalnya3 Dalamkonteks inilah perlu dibedakan antara lembaga pendidikan keagamaandengan lembaga pendidikan Islam

Lembaga pendidikan keagamaan dalam Islam yang pada belakanganini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No 55 Tahun 2007 tentangPendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan adalah lembaga pendidikanyang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan perananyang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama Islamdanatau menjadi ahli ilmu agama Islam yang berwawasan luas kritiskreatif inovatif dan dinamis (mutafaqqih fiddin) dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa yang beriman bertakwa dan berakhlak mulia

Di Indonesia lembaga pendidikan keagamaan ini antara lain dikenalsebagai pendidikan pesantren dan diniyah baik formal maupun nonformalDalam bentuk formal baik satuan jenis ataupun jenjang pendidikannyaterentang mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi Isipengajarannya lebih terfokus pada ilmu pengetahuan yang bersumber

1Syed Sajjad Husain and Syed Ali Ashraf Crisis in Muslim Education (JeddahKing Abd Aziz University 1979) h 36

2Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan(Yokyakarta Rake Sarasin PO Box 83 1997) h 102

3Husain and Ashraf Crisis h 38

98

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dari ajaran Islam seperti al-Qurrsquoan hadis fikih tauhid dan lain-lain ditambahdengan beberapa pengetahuan lainnya4

Sedangkan lembaga pendidikan Islam yang dimaksudkan merupakanwadah tempat berkiprahnya berbagai aktivitas pendidikan yang berlandaskanajaran Islam yang seluruh teori dan konsep-konsep yang dikembangkannyaadalah khas manusia muslim dari dan oleh manusia muslim Tujuanpokok dari lembaga pendidikan ini sebagaimana dikemukakan dalamKonferensi Dunia Pertama Pendidikan Islam tahun 1977 di Makkah yangdihadiri 313 orang sarjana Muslim dari berbagai Negara secara bulat-bulat telah menyatakan dalam suatu konsensus bersama ldquoThe aim ofMuslim education is the creation Of the lsquogoot and righteous manrsquo whoworships Allah in true sense the term build up the sturucture of his earthlylife according to the sharirsquoah (Law) and emplous to subserve his faith5

Inti pokok dari kandungan pengertian di atas ialah bahwa pendidikanIslam pada hakikatnya ingin menciptakan ldquomanusia yang baik dan benarrdquoKriterianya dicirikan kepada dua hal sekaligus Pertama pendidikan harusmemungkinkan manusia memahami Tuhannya sedemikian rupa sehinggamanusia dapat melaksanakan peribadatannya kepada Allah denganpenuh penghayatan akan ke-Esaan-Nya dan memenuhi seluruh tuntutandan tuntutan syariat Islam Kedua pendidikan harus memungkinkanmanusia memahami jalan-jalan Allah di alam semesta ini agar manusiamemiliki kemampuan untuk mengolah dan memanfaatkan semua ciptaanAllah yang diperuntukkannya bagi kesejahteraan umat manusia dengancara-cara yang benar guna menopang keimanan dan memperkuat agama-Nya

Dengan pengertian seperti itu hakikat pendidikan Islam sebagaimanaditegaskan oleh Ashraf tidak lagi terbatas hanya sebagai pengajaran

4Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 menyebutkan bahwa pendidikandiniyah dasar formal wajib memasukkan muatan pendidikan kewarganegaraanbahasa Indonesia matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pelaksanaanprogram wajib belajar (Ps 18 ayat 1) Sedangkan untuk pendidikan diniyah menengahformal wajib memasukkan muatan pendidikan kewarganegaraan bahasa Indonesiamatematika ilmu pengetahuan alam serta seni dan budaya (Pasal 18 ayat 1) Khususuntuk pendidikan tinggi wajib memasukkan muatan pendidikan kewarganegaraandan bahasa Indonesia (Ps 20 ayat 2)

5First World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter Islamic Universityof Indonesia 1977) h 2

99

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

teologis atau pengajaran al-Qurrsquoan hadis fikih dan yang seumpama denganitu sebagaimana banyak dipahami sebelum Konferensi Dunia PertamaPendidikan Islam tahun 19776 Lembaga pendidikan seperti itu yang disebutldquopendidikan keagamaanrdquo di Indonesia merupakan bagian pendidikanIslam Sekalipun demikian seperti dikemukakan oleh Ashraf lebih lanjutmasih terdapat sejumlah intelektual muslim dan sejumlah negara muslimyang menggunakan istilah ldquopendidikan Islamrdquo dalam pengertian ldquopendidikankeagamaanrdquo saja meskipun semakin banyak pula yang menyadari pengertianpendidikan secara lebih luas7

Pengertian pendidikan yang bersifat luas itu kelihatannya telahmendapat pengakuan resmi oleh semua negara-negara Islam sepertidinyatakan dalam ldquoDeklarasi Makkahrdquo yang ditandatangani oleh semuaKepala Negara Muslim yang berbunyi sebagai berikut

Dengan meyakini ajaran Islam yang mengajarkan bahwa pencarianpengetahuan wajib bagi semua Muslim kami menyatakan tekadbekerjasama dalam menyebarkan pendidikan lebih luas lagi danmemperkuat lembaga-lembaga pendidikan Islam sehingga kebodohandan ketertinggalan dapat diberantas dan mengambil langkah-langkahyang memperkokoh kurikulum pendidikan Islam dan menggalakkanpenelitian dan ijtihad di kalangan para pemikir Muslim dan Ulamasembari menyebarluaskan studi-studi sains dan teknologi modern8

Cuplikan deklarasi di atas mengisyaratkan bahwa muatan pendidikanIslam tidak lagi sekadar ldquoilmu agamardquo dalam pengertian yang khususkalau enggan mengatakannya sempit tetapi meliputi sains dan teknologiHal itu sejalan dengan rekomendasi Konferensi Dunia Pendidikan Islamtahun 1977 yang menyatakan bahwa konsep ilmu dalam Islam tidakmembatasi dan menghalangi ilmu-ilmu pengetahuan teoretis empirisdan terapan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip iman9

Berdasarkan hal itu agar lembaga pendidikan Islam memiliki kemampuanmaksimal dalam memberdayakan umat maka seluruh aktivitasnya seyogianya

6Syed Ali Ashraf New Horizon in Muslim Education (Cambridge IslamicAcademy 1985) h 84

7Ibid8Ibid9First world h 3

100

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

ditujukan pada dua hal Pertama berupaya untuk mempersiapkan manusiaagar mengenal Allah dan segenap ajaran-ajarannya serta dapat meng-amalkannya secara baik dan benar Untuk mencapai hal tersebut tidakbisa lain kecuali membekali setiap individu dengan ilmu pengetahuanyang dapat menghantarkannya melakukan kewajiban-kewajiban agamanyasebagai kompetensi umum yang mesti dimiliki setiap Muslim agar imandan semua ibadahnya terselenggara dengan khidmat dan penuh penghayatansesuai dengan tuntunan yang disyariatkan Allah sebagaimana Allahswt telah menegaskan bahwa fungsi manusia hanya untuk beribadahkepada-Nya (QS al-Dzacircriyacirct51 56)

Kedua mempersiapkan peserta didik agar dapat menguasai ilmupengetahuan dan teknologi sebagai kompetensi khusus yang dapatdigunakannya untuk mewujudkan peranannya sebagai sumber dayamanusia (SDM) muslim yang khalifatullah dan mampu membangunstruktur kehidupan dan peradaban dunia Untuk mencapai tujuan tersebuttidak bisa lain kecuali membekalinya dengan ilmu pengetahuan danteknologi yang bisa menghantarkannya memiliki keahlian guna melaksanakankewajiban kifacircyahnya berupa kemampuan khusus yang menghasilkansesuatu yang diperlukan masyarakat banyak Dalam hal ini terkandungmaksud bahwa pendidikan Islam berupaya mewujudkan SDM Muslimyang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakanperanannya selaku khalifah Allah untuk memakmurkan bumi sebagaitindak lanjut dari ibadahnya kepada Allah (QS Hucircd11 61)

Sekalipun Tuhan menyuruh umat manusia tanpa terkecuali untukberibadah dan sekaligus untuk memakmurkan bumi tetapi dalam ayatlain Allah juga memberikan penjelasan agar manusia bekerja sesuaidengan syakilah atau kemampuan khusus yang dimilikinya sebagaimanadifirmankan Allah

Katakanlah ldquoTiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masingrdquo Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benarjalan-Nya (QS al-Isracircrsquo17 84)

101

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Secara harfiah kata syakilah dalam ayat di atas dapat diterjemahkansebagai jalan cara tertentu atau metode10 Jadi berbuat atau bekerja menurutsyakilah masing-masing menunjukkan bahwa tiap-tiap orang mempunyaicara tertentu dalam bekerja Jawad Mugniyah menafsirkan kata syakilahsebagai kemampuan khusus bahwa di dalam diri seseorang terdapat satuatau lebih kemampuan khusus yang belum tentu dimiliki orang lain11

Kemampuan khusus inilah yang memberi peluang bagi setiap orangsebagai SDM muslim untuk berbagi tugas dalam melaksanakan peranannyasesuai dengan syakilah yang dimilikinya di tengah-tengah umat danmasyarakat Dengan cara berbagi tugas itulah pemberdayaan umat lebihmemungkinkan dilaksanakan Oleh karena itu lembaga pendidikan Islamyang diperkirakan tetap eksis memainkan peranannya dalam pemberdayaanumat ialah lembaga pendidikan yang mampu mempersiapkan pesertadidik sesuai dengan spesialisasi atau kemampuan-kemampuan khususyang dibutuhkan oleh masyarakat Dalam konteks inilah diperlukan suatujaringan kerjasama di antara berbagai lembaga pendidikan itu untukberbagi tugas tentang spesialisasi atau kemampuan-kemampuan khususyang akan dikembangkannya

Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan KeterampilanSesuai dengan persoalan di atas permasalahan pokok yang segera

hendak dijawab sekarang ini ialah materi ilmu pengetahuan apa sajakahyang seyogianya disajikan dalam upaya pengembangan SDM Muslimyang memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh masyarakat

Untuk menjawab pertanyaan ini tidak mudah akan tetapi dengan meminjampola pengklasifikasian ilmu pengetahuan seperti yang dikembangkan olehImam al-Ghazali (450-505 H) agaknya benang merah persoalan akan ditemukan

Salah satu pola pengklasifikasian ilmu yang dilakukan oleh al-Ghazaliialah dengan membagi tingkat kewajiban mempelajari ilmu pengetahuanke dalam dua kelompok yaitu

10Hans Wehr A Dictionary of Modern Written Arabic (London Macdonaldamp Evans Ltd 1974) h 483

11Muhammad Jawad Mugniyah al-Tafsir al-Kasyif juz V (Beirut Dar al-lsquoIlm li al-Malayin tt) h 77

102

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

1 Kelompok pengetahuan yang diwajibkan bagi setiap individu muslim(fardu lsquoain)

2 Kelompok pengetahuan yang diwajibkan kepada anggota masyarakatmuslim (fardu kifayah)12

Kelompok pengetahuan yang diwajibkan kepada setiap individumuslim tanpa terkecuali yang disebut sebagai fardu lsquoain adalah pengetahuan-pengetahuan mengenai lima rukun Islam yang wajib diketahui dan diamalkansecara individu oleh setiap muslim seperti mengucapkan dua kalimatmengucapkan dua kalimat syahadat menegakkan shalat berpuasa padabulan ramadhan membayar zakat dan menunaikan ibadah haji jugatermasuk yang berkaitan dengan hal-hal dan perbuatan yang dihalalkandan keyakinan-keyakinan serta perbuatan dari keadaan hatijiwa yangsecara lebih lanjut disebutnya lsquoilmu al-Mursquoamilat dan lsquoilmu al-Mukasyafah13

Berkenaan dengan pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat(fardu kifayah) sebagaimana dimaksudkan oleh al-Ghazali merupakansuatu kewajiban (fardu) bagi keseluruhan masyarakat Muslim Hanyamanusia-manusia yang kompeten dalam jumlah yang dibutuhkan danmencukupi (kifayah) harus memutuskan diri di dalam setiap disiplin-disiplin dan bidang-bidang yang diperlukan bagi tegaknya sebuah peradabanIslam Bidang-bidang tersebut menurut al-Ghazali adalah ldquoSetiap ilmupengetahuan yang tidak dapat dikesampingkan bila menginginkan adanyakesejahteraan duniardquo Sedangkan apabila tanpa lsquodisiplin-disiplin danbidang-bidang itu maka masyarakat akan menghadapi kesulitan-kesulitan

12Fathiyah Hasan Sulaimacircn Mazacirchib fi al-Tarbiyah Bahts fi al-Mazacirchib al-Tarbiyah lsquoind al-Ghazacirclicirc (Mesir Dar al-hana li al-Tibarsquoah wa al-Nasr 1958) h 32

13Ilmu al-Mursquoamilat disebut al-Ghazacirclicirc sebagai ldquoilmu mengenai keadaan hatidan jiwardquo atau etika Islam Ilmu ini wajib dipelajari oleh setiap Muslim secara individudan ditanamkan di dalam keyakinan-keyakinan dan perbuatan-perbuatan sesempurnamungkin sebagai kewajiban seumur hidup bagi setiap individu Sedangkan lsquoilmal-mukasyafah (ilmu mengenal wahyu-spritual) yaitu pengetahuan esotoris tentangrahasia atau misteri transendental misalnya malaikat-malaikat sifat-sifat Allahdan kenabian Keharusan bagi setiap individu adalah adanya keyakinan kepadarahasia-rahasia ini Sedangkan rahasia-rahasia itu hanya dibukakan kepada Nabidan kepada orang-orang tertentu yang dekat kepada Allah Selengkapnya lihatldquoKitab al-rsquoIlmrdquo dalam Ihyacircrsquo al-lsquoUlucircm al-Dicircn Kitab ini telah diterjemahkan disertaidengan catatan-catatan NA Faris dengan judul Book of Knowledge Selengkapnyalihat NA Faris Book of Knowledge (Lahore SM Ashraf 1986) h 46-79

103

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang picikrdquo14 Disiplin dalam bidang-bidang tersebut antara lain sepertipertanian jurisprudensi kedokteran politik dan keahlian teknik danilmu pengetahuan dan teknologi lainnya yang menjadi kebutuhan bagipeningkatan kesejahteraan umat manusia

Dalam konteksi ini secara lebih tegas lsquoAbd al-Gani lsquoAbud mengomentaripandangan al-Ghazali di atas dengan mengatakan bahwa jika pada suatudaerah atau wilayah diperlukan sekurang sepuluh orang SDM muslimdengan keahlian tertentu misalnya dokter kesehatan agar kebutuhanmasyarakat akan tenaga ahli (dokter) tersebut dipandang mencukupi(kifayah) untuk kepentingan masyarakat dalam bidang kesehatan makasemua anggota masyarakat di daerah itu akan menanggung dosa jikajumlah tersebut belum terpenuhi15

Hal ini menunjukkan bahwa lembaga pendidikan Islam bersama-sama dengan masyarakat perlu mempersiapkan berbagai SDM muslimyang berkualitas sesuai dengan kebutuhan umat Lembaga-lembagapendidikan Islam bukan saja wajib dalam mempersiapkan para ahliagama (mutafaqqih fiddin) saja tetapi sekaligus wajib pula mempersiapkanpara spesialis keilmuan dengan keahlian yang beraneka ragam sesuaidengan kebutuhan masyarakat banyak agar masyarakat tersebut dapatmembangun peradaban dan kesejahteraannya Dengan kata lain pendidikanIslam selain mempersiapkan ldquoulama yang cendikiardquo sekali juga mempersiapkanldquocendikia yang ulamardquo

Ulama yang cedikia yang dimaksudkan di sini adalah para ahli agamayang kaya dengan berbagai bidang keilmuan lainnya sehingga memilikiketangguhan dalam mengemban tugas masa depan dalam kehidupanmasyarakat yang kompleks dengan pola pikir yang serba kompleks pulaHal itu terutama karena di dalam masyarakat modern sekarang ini sangatdiperlukan kehadiran ldquoulama yang cendikiardquo yang mampu melakukanpenyesuaian-penyesuaian metodologis dalam menyajikan materi ajaranagama sesuai dengan pola pikir masyarakat yang dihadapinya Ulamaseperti inilah yang diperkirakan bisa tetap eksis memainkan peranansebagai pendidik dan penuntun umat karena mampu menerjemahkan dan

14Ibid h 35 dan 37 lihat juga h 915rsquoAbd al-Gani lsquoAbud Fi al-Tarbiyah al-Islacircmiyah (Cairo Dacircr al-Fikr 1997)

h 32

104

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mempertahankan nilai-nilai ajaran Islam agar tetap tegak serta memilikidaya kenyal ketika berhadapan dengan berbagai perubahan yang bagaimanapunbentuknya Jadi ldquoulama yang cendikiardquo yang dimaksudkan adalah ulamayang dilengkapi ilmu-ilmu pengetahuan yang relevan untuk mendukungkemampuannya dalam menerjemahkan ajaran agama berikut metodepenyajian materinya yang mudah dicerna oleh masyarakat modern

Akan halnya prototype spesialis kelimuan lainnya adalah para ahliyang menguasai disiplin ilmu yang digelutinya secara mendalam sertasekaligus diperkaya dengan ilmu-ilmu agama yang memadai sehinggailmu tersebut dapat disumbangkannya untuk membangun peradabanmasyarakat serta tidak akan kering dari sentuhan iman dan amal salehPrototype inilah yang dimaksudkan dengan ldquocendikia yang ulamardquo

Dengan demikian SDM muslim yang diharapkan hadir untuk mengisipola kehidupan masyarakat modern yang diperkirakan dapat memberdayakanumat sekarang ini ialah SDM muslim dengan prototype ldquoulama yangcendikiardquo dan ldquocendikia yang ulamardquo

Persoalan baru yang segera muncul ialah bagaimanakah merancangkurikulum dan proses pembelajarannya sehingga pesan-pesan pendidikanitu dapat diwujudkan secara maksimal Dalam konteks inilah uraianberikut akan membahas dengan ringkas mengenai rancangan kurikulumdan proses pembelajaran sebagai isi pesan lembaga pendidikan

Rancangan Kurikulum dan Proses PembelajaranPada tataran konsep yang lebih mutakhir ilmu-ilmu yang disebut

al-Ghazali sebagai fardu lsquoain dalam mempelajarinya itu disebut sebagaipengetahuan abadi (perennial knowledge) sementara yang fardu kifayahdisebut sebagai pengetahuan perolehan (acquired knowledge)16 Keduakelompok ilmu ini seperti dinyatakan dalam rekomendasi KonferensiDunia Pertama Pendidikan Islam tahun 1977 di Makkah yang laluhendaklah disajikan secara integratif dalam sebuah pengorganisasiankurikulum yang disebut dengan istilah kurikulum inti (core curriculum)yang selengkapnya disebutkan sebagai berikut

16First world h 4

105

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

1 In order to achieve the ultimate aims and objectives of education knowledgebe classified in to the following two categories

a Given perennial knowledgersquo based on the Devine revalation presentedin the Qurrsquoan and Sunnah and all that can be derived from them withemphasis on the Arabic language as the key to the understanding of both

b Acquired knowledgersquo including social natural and applied sciencessusceptible to quantitative growth and multiplication limited variationsand cross cultural borrowings as long as consistency with the Sharirsquoahas the source of values is maintained

2 There must be a core knowledge drawn from both with major emphasison the first sepecially on the Sharirsquoah rich must be made obligatory toall Muslims at all levels of the educational system from the highest to thelowest graduated to conform to the standards of each level This alongwith the compulsory teaching of Arabic should form the major sectionof the core curriculum These two alone can sustain Islamic civilizationand preserve the identity of the Muslim17

Sekalipun rekomendasi di atas tidak secara ekspilisit menegaskankurikulum pendidikan Islam mengikuti pengorganisasian kurikulum inti(core curriculum) tetapi kecenderungan seperti itu hampit tidak diragukanlagi terutama jika diperhatikan bahwa kelompok pengetahuan pertamayang disebut pengetahuan abadi (perennial) ndashal-Qurrsquoan dan Sunnahberikut cabang-cabangnya ndashmenempati posisi yang lebih strategis daripengetahuan kelompok keduandashpegetahuan perolehan (acquired)ndashyangsecara hirarkis berada di bawah kelompok yang pertama

Kemudian dengan menyimak pernyataan bahwa harus ada pengetahuaninti yang dapat ditarik dari kedua kelompok pengetahuan itu terutamapada yang pertama khususnya Syariah yang diwajibkan bagi semuaMuslim untuk semua tingkat dan jenjang pendidikan telah menunjukkanciri-ciri kurikulum inti

Dengan demikian jelaslah bahwa pada prinsipnya kurikulum pendidikanIslam menggunakan pengorganisasian kurikulum inti yang menempatkanpengetahuan abadi ndashal-Qurrsquoan dan Sunnah berikut cabang-cabangnyandash

17Ibid

106

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

atau kelompok ilmu-ilmu fardu lsquoain atau lsquoulum an-naqliyah sebagai programpendidikan umum yang diintegrasikan ke berbagai disiplin ilmu pengetahuanperolehan atau kelompok ilmu-ilmu fardu kifayah secara interdisiplinerdengan tetap mengakui adanya batas-batas matapelajaran sesuai dengankekhususan disiplin ilmunya masing-masing

Jika pengetahuan abadi tersebut dijadikan sebagai inti kurikulumyang penyajiannya diintegrasikan secara interdisipliner ke berbagaimatapelajaran lainnya maka persoalan selanjutnya yang menyangkutrealisasi ialah ldquoMatapelajaran apa sajakah yang termasuk dalam pengetahuanabadi iturdquo

Berdasarkan hasil Konferensi Dunia Pertama Pendidikan Islam Tahun1980 di Islamabad Pakistan ditetapkan bahwa kelompok pengetahuanabadi (perennial knowledge) terdiri atas dua bagian utama yaitu al-Qurrsquoandan materi tambahan18 dengan rincian sebagai berkut19

1 al-Qurrsquoan11 Qiraah Hifz dan Tafsir12 As-Sunnah13 Sirah Nabi14 Tauhid15 Usul al-Fikih dan Fikih dan16 Bahasa Arab al-Qurrsquoan yang meliputi Fonologi sintaksis dan

Semantik

2 Materi tambahan21 Metafisika Islam22 Perbandingan Agama dan23 Kebudayaan Islam yang disesuaikan menurut kebutuhan

Sedangkan kelompok pengetahuan perolehan (acquired knowledge)terdiri berbagai matapelajaran lainnya sesuai dengan jenis dan macamprogram studi yang ditetapkan mulai dari ilmu-ilmu imajinatif sepertiseni dan sastera ilmu-ilmu intelektual dan studi-studi sosial ilmu-ilmu

18Second World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter Islamic UneversityCooperation of Indonesia 1981) h 3

19Ibid

107

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

kealaman ilmu-ilmu terapan dan rekayasa teknologi sampai pada ilmu-ilmu praktis dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang diperkirakanberguna untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia20

Dengan demikian sekiranya desain kurikulum inti dapat diterimasebagai alternatif dalam mendesain kurikulum pendidikan Islam makasemua matapelajaran yang terkelompok sebagai pengetahuan abadidapat dipandang bagaikan tersusun dalam dua strata ndashmeminjam istilahyang dikemukakan Noeng Muhadjir ndashyaitu sebagai Studi Islam Teologik(SIT) sebagai lapisan pertama dan Studi Islam Interdisipliner (SII) sebagailapisan kedua21

Sebagai Studi Islam Teologik kedudukannya merupakan matapelajaranyang disajikan secara eksplisit sebagaimana halnya penyajian matapelajaranyang lain dan tujuannya pun tetap sama dengan tujuan pembelajaranmatapelajaran sesuai dengan esensi disiplin keilmuannya menjadi prasyaratuntuk dapat mendalami dan mengamalkan ajaran Islam secara baik danbenar Akan halnya ilmu pengetahuan lainnya terutama dilihat darikedudukannya sebagai Studi Islam Interdisipliner maka penyajiannyatidak lagi eksplisit melainkan tersebar secara implisit dan terpadu dalamsetiap program matapelajaran baik ke dalam rumpun ilmu-ilmu alamdan sosial maupun rumpun humaniora

Dengan menggunakan desain kurikulum seperti itu maka kurikulumyang ditetapkan pemerintah tidak perlu diubah sehingga tidak menjadipenghalang dalam mengikuti ujian akhir atau ujian lainnya yang ditetapkanpemerintah karena semua materi dan bahan studinya tetap sama Halyang membedakannya hanyalah strategis dan teknik penyajian materinyayang mengimplisitkan nilai-nilai ajaran Islam terhadap semua matapelajaranbaik pada ranah kognitif maupun pada ranah afektif dan kinerja

Meskipun demikian tidak berarti bahwa nilai-nilai yang hendakdiimplisitkan itu hanya berada dalam benak para guru atau dosen yanghanya disajikan apabila teringat dalam program yang serba kebetulanmelainkan menghendaki suatu susunan yang sistematis dan berencana

20Ibid21Neong Muhadjir ldquoKerangka Dasar Pemikiran Penyusunan Program Kurikulum

al-Islam dan Kemuhammadiyahanrdquo Warta PTM Th IV No 9 Maret 1997 h 3

108

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

baik pada materi maupun tujuan pembelajarannya sehingga tidak satupun dari setiap matapelajaran yang bisa dilepaskan dari iman dan kesalehansebagaimana hendak dikatakan oleh rumpun pengetahuan abadi tadi

Hubungan Studi Islam Teologik (SIT) dengan Studi Islam Interdisipliner(SII) merupakan hubungan silang SII merujuk dan berkonsultasi padaSIT sementara SIT menjiwai penuh program SII

Adalah benar untuk merealisasikan kurikulum seperti ini tentu sajamemerlukan tersedianya buku-buku pelajaran atau buku daras yangtelah mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuan yang bersumberkan ajaranIslam sebagai terkandung dalam esensi pengetahuan abadi terutamasebagai bahan bacaan bagi peserta didik Jadi semua matapelajaran mulaidari yang bernama kewiraan psikologi sosiologi antropologi teknologimatematika dan entah apapun nama yang disandangnya mau atautidak suka atau tidak ldquowajib berkonsultasirdquo pada nilai-nilai yang terkandungpada rumpun pengetahuan abadi tadi

Di samping itu tak kalah pentingnya adalah tersedianya tenagapengajar yang bukan saja menguasai materi dan substansi keilmuanyang disajikannya tetapi lebih dari itu memiliki pemahaman yang kuattentang kandungan nilai-nilai abadi itu sehingga dengan demikian guruatau dosen tadi mampu mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuan abadiitu ke dalam materi matapelajaran yang diajarkannya

Peran Sentral Tenaga PendidikPendidikan yang bermutu memiliki kaitan ke depan (forward linkage)

dan kaitan ke belakang (backward linkage)22 Forward linkage bermaknabahwa pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkankehidupan bangsa yang maju modern dan sejahtera Sejarah perkembangandan pembangunan bangsa-bangsa telah mengajarkan bahwa bangsayang maju modern makmur dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yangmemiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu Backward linkage

22Fasli Jalal ldquoSertifikasi Guru Untuk Mewujudkan Pendidikan yang BermuturdquoMakalah disampaikan pada seminar Pendidikan yang diselenggarakan oleh PPsUnair Surabaya tanggal 28 April 2007 h 1

109

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mengandung makna bahwa pendidikan yang bermutu sangat tergantungpada keberadaan guru yang bermutu Di sinilah latak peran sentral gurusebagai tenaga pendidik profesional tanpa mempersoalkan bidang studiatau mata kuliah yang diajarkannya dalam menghantarkan keberhasilanlembaga pendidikan dalam memberdayakan umat

Dalam kehidupan masyarakat luas yang berperan sebagai guruutama adalah para lsquoulama dan ahl al-dzikr (QS an-Nahl16 43 al-Anbiyarsquo21 7) Baik lsquoulama maupun ahl al-dzikr sekalipun pengertiannya masihdapat dibedakan akan tetapi secara personal keduanya merupakan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang mendalam dan memilikiotoritas keilmuan dalam bidangnya yang tentu saja memiliki sifat-sifat yang terpuji Orang-orang seperti itulah yang diberi amanah sebagaiguru dalam Islam Oleh karena itu tidak mengherankan jika para pakarpendidikan Islam menetapkan syarat-syarat yang cukup ketat sebagaikriteria yang menjadi kompetensi personal seorang guru di dalam Islamseperti khasyyah istiqamah sabar berilmu cerdas dan terampil penyantundan berbagai sifat terpuji lainnya yang menunjukkan kemulian danketeladanannya sebagai pemegang amanah jabatan profesi guru

Dengan kompetensi personal seperti itu para guru muslim diberitugas dan tanggung jawab mulia untuk menuntun generasinya ke jalanAllah dan membebaskan mereka dari berbagai jebakan kesesatan entahdari manapun datangnya dan sekaligus menuntun umat agar mau danmampu melaksanakan fungsi dan peranannya sebagai hamba Allah dankhalifah Allah Hal itu berarti bahwa tugas mendidik merupakan tugasyang mulia dan Allah swt menempatkan orang-orang yang berimandan berilmu pengetahuan lebih tinggi derajatnya bila dibandingkan denganmanusia lainnya

Oleh karena strategisnya peranan guru dalam pendidikan Islammenyebabkan ditemukan berbagai persyaratan yang dimiliki seseoranguntuk dapat diangkat sebagai guru antara lain meliputi persyaratankedewasaan dan kesehatan persyaratan moral serta persyaratan kompetensi

Selain syarat-syarat di atas para ahli didik muslim masih merumuskanberbagai pedoman lain yang menyangkut dengan sifat sikap dan perbuatanyang seyogianya dimiliki oleh seorang pendidik muslim An-Nahlawimisalnya mengemukakan beberapa pedoman yang seyogianya dimiliki

110

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dan dilakukan oleh pendidik yaitu memiliki watak dan sifat rabbaniyahikhlas sabar jujur senantiasa membekali diri dengan ilmu dan kesediaanuntuk terus mengkajinya mampu menggunakan metode mengajarsecara variatif maupun mengelola kelas tegas dan proporsional dalambertindak memahami kehidupan psikis peserta didik tanggap terhadapberbagai kondisi dan perkembangan dunia yang mempengaruhi jiwakeyakinan dan pola pikir peserta didik serta bersikap adil23

Mendidik menurut konsep Islam tidak sekedar mengajar melainkanjuga melatih membiasakan membimbing memberi dorongan mengembangkanmenggerakkan mengarahkan memberi contoh teladan dan memfasilitasiproses pembelajaran guna memberdayakan segenap potensi atau daya-daya yang dimiliki peserta didik secara maksimal Hal inilah antara lainyang menjadi tugas pokok seorang guru

Persoalan yang segera muncul adalah apakah tugas-tugas yangsedemikian merupakan tugas semua guru atau hanya tugas para ustazdan guru agama saja Tentu saja ya Walaupun ada anggapan padasebagian orang bakan juga di kalangan para guru bahwa yang palingbertanggung jawab dalam menuntun peserta didik ke jalan yang benarhanya para ustaz atau guru agama Hal-hal yang berkaitan denganmoral dan akhlak seakan-akan hanya menjadi tanggung jawab paraguru agama dan sama sekali tidak menjadi tanggung jawab bagi gurulainnya Tidak mengherankan jika pada suatu sekolah ketika berhadapandengan perkelakuan siswa yang sudah keterlaluan seorang guru kimiatega-teganya berkata ldquoWah saya ini kan hanya mengajar kimiardquo

Adalah benar bahwa guru kimia guru olahraga atau guru-gurulainnya bukanlah guru agama dan guru moral Bahkan pendidikan moralpada anak dalam arti langsung lebih merupakan tanggung jawab keluargadaripada tanggung jawab lembaga pendidikan Kendati guru secaranyata sekolah punya peranan penting dalam pembinaan generasi mudadalam bidang moral dan keagamaan Apalagi tujuan pendidikan Islambukan hanya mengupayakan terbentuknya pribadi yang cerdas danterampil tetapi juga bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

23Abdurrahman an-Nahlawi lsquoUlum al-Tarbiyah al-Islamiyah wa Asalibihafi al-Baiti wa al-Madrasah wa al-Mujtamarsquo (Beirut Dar al-Fikr 1989) h 239

111

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa berakhlak mulia dan seterusnya

Untuk mencapai tujuan tersebut kiranya perlu bagi semua guruapakah itu guru kimia guru fisika dan lain-lain dalam kedudukannyasebagai seorang guru untuk tidak hanya mengajarkan atau menyampaikanilmunya begitu saja kepada peserta didik melainkan juga melihat relevansiilmu itu dalam rangka pembentukan pribadi peserta didik Singkatnyapara guru tidak saja puas hanya karena telah mengajarkan ilmu sajamelainkan juga mesti mengimplisitkan nilai-nilai kebaikan dan kebenarandalam setiap mata pelajaran yang disajikannya

Mungkin banyak juga orang yang segera tergelitik ketika JujunSuriasumantri berkata ldquoKalau kita kaji lebih dalam maka sebenarnyapendidikan keilmuan juga merupakan sumber pendidikan etika helliprdquo24 ldquoPendidikandi negara kitardquo kata Suriasumatri lebih lanjut ldquobelum memanfaatkanpendidikan keilmuan sebagai salah satu wahana pendidikan moralrdquo25

Dalam penjelasannya Surisumantri mengatakan bahwa seorangilmuwan yang dididik untuk mencari kebenaran dengan metode tertentuyang dapat diandalkan lambat laun dia akan menganggap hal ini sebagaikategori moral Demikian juga sikap-sikap moral seperti kejujurankeberanian untuk membela kebenaran kendati harus disertai pengorbanansikap toleran dan tidak picik dapat pula dikembangkan dengan penanamansikap-sikap ilmiah26 Gagasan menarik dan kiranya pantas mendapattanggapan dari kaum guru

Ada memang yang beranggapan bahwa masalah akhlak atau moralhanya bisa dilakukan sungguh-sungguh bila dilakukan secara formalmelalui pembelajaran budi pekerti atau pendidikan agama Hal ini kiranyamemang perlu karena lepas dari pembelajaran semacam itu nilai-nilaimoral yang kiranya terliput dalam pendidikan keilmuan pun akan takdisadari dan terabaikan Kendati begitu permasalahan moral dan ataupendidikan agama akan sangat terbantu bila para guru ilmu walaupuntak secara ekspilisit bermaksud mengajarkan akhlak akan tetapi bisa

24Jujun S Suriasumantri Ilmu dalam Perspektif Moral Sosial dan Politik(Jakarta Gramedia 1986) h 23

25Ibid26Ibid

112

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dan dapat menginternalisasikan sikap-sikap ilmiah yang mengarahpada terbentuknya pribadi yang berakhlak mulia Sikap-sikap ilmiahtersebut antara lain seperti (a) sikap cinta akan kebenaran yang akanmemberikan dorongan untuk terus menerus dengan segala ketelitianketekunan keterbukaan kerendahan hati dan kejujuran mau mencarijawaban yang lebih memuaskan dan sesuai dengan kenyataan (b) sikapobjektif yang berusaha menghindarkan diri dari pamrih sikap a prioridan kecondongan-kecondongan subyektif (bias) yang mengakibatkandistorsi atas hasil penelitian (c) sikap bertanggung jawab atas ilmunyabaik pada komunitas ilmuwan maupun pada masyarakat luas yanglangsung atau tidak langsung cepat atau lambat akan terkena oleh buahpemikiran dan penelitiannya (d) sikap logis dan kritis yang tidak begitusaja menerima anggapan yang berlaku dalam masyarakat melainkanberusaha untuk mencari dan menemukan dasar penalaran di balikanggapan tersebut yang secara keseluruhan merupakan sikap-sikapyang relevan bagi pembentukan pribadi yang berakhlak mulia

Pengembangan rasa kesadaran akan kenyataan nilai-nilai moralserta usaha-usaha untuk memadukan ilmu dan kebijaksanaan hidupbukanlah privilege suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu Semuadisiplin ilmu termasuk sains dan teknologi bisa menunjang pengembangantersebut karena yang penting adalah inspirasi dasar yang menjiwaiseluruh pembelajarannya Menurut Islam tidak ada satu matapelajaranpun yang bebas dari sentuhan iman dan amal saleh

Sebagai contoh misalnya pengembangan rasa kesadaran akan kenyataandan nilai keluhuran manusia bisa ditunjang dengan memusatkan pengajaranilmu-ilmu pada pengembangan daya cipta akal budi manusia dan dayapegas yang tak terbatas dari kekuatan rohaninya Seperti didik perlu dibantuuntuk semakin menyadari daya cipta manusia yang mengagumkanbagaimana manusia terus mencari akal dalam usaha untuk menguasaidan memanfaatkan sumber-sumber alam Dalam hal ini perlu disadaribahwa ilmu bukan hanya diajarkan sebagai barang jadi atau dalambentuk serangkaian rumus-rumus atau teori atau tumpukan informasiyang harus dihapal dan dimuntahkan kembali waktu ulangan melainkansebagai proses pencarian dan penemuan pengetahuan di mana rumus-rumus dan rangkaian informasi berfungsi sebagai alat dalam prosespencarian tersebut

113

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Jika dalam rangkaian pembelajaran ilmu tersebut para guru telahberusaha sekuat tenaga menginternalisasikan nilai-nilai akidah tentangkekuasaan Allah Yang Maha Pencipta dalam setiap ilmu yang dididikkannyamaka kelak nilai-nilai iman dan akhlak mulia akan terpancar dalamsikap hidup dan keperibadian peserta didiknya Sebagai seorang Muslimkata Ahmad Sadali peserta didiknya akan melihat bahwa mengalirnyaair pohon pimping yang bergetar ditiup angin sepoi luka yang menyembuhbertaut kembali meluncurnya kapal di atas lautan mengembangnyarasa haru karena tali temali kecapi dipetik getaran senandung musiktegaknya jembatan beton dan lain-lain lagi akan jelas baginya bahwadi situ dia memandang dengan mata imannya ldquoWajahrdquo dan keperkasaanAllah Sedangkan jembatan yang diiringi hubungan dengan tali Allahdan sekaligus memampuan manusia menggunakan rahmat Allah ketikamengonstruksinya lebih mengandung rahmat Allah daripada jembatanyang dibuatnya dengan scientific rationalism semata-mata betapapunkuat mengarungi masa pada tampak lahirnya27 Dengan dipandu imannyaia merasakan getaran Ilahi dalam dirinya ketika membaca firman Allah

Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanamanzaitun korma anggur dan segala macam buah-buahan Sesungguhnyapada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagikaum yang memikirkan Dan Dia menundukkan malam dan siang mataharidan bulan untukmu dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu)dengan perintah-Nya Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benarada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahamimemikirkan(QS al-Nahl16 11-12)

27Ahmad Sadali ldquoPembaharuan Pendidikan Tinggi Islamrdquo dalam SerialMedia Dakwah (Jakarta DDII tt) h 26

114

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Di sinilah pentingnya menekankan aspek kesejarahan dari setiapilmu Dalam konteks sejarah ilmu-ilmu bisa kelihatan bagaimana suatupengetahuan dihasilkan dari suatu proses pencarian dan pergulatan pikiranyang lama dan bukan suatu barang jadi yang begitu saja diwariskan darizaman ke zaman sebagai gagasan-gagasan mandek dan mandul Denganmengenali proses tersebut peserta didik bisa dibantu untuk menyadari bahwasemua ilmu berasal dari Allah Ada yang diwahyukan melalui para Nabi(perennial knowledge) dan ada yang diperoleh melalui pencaharian manusiadengan menggunakan kemampuan akalnya (acquired knowledge) yangjuga berasal dari Allah

Peserta didik adalah pribadi yang hidup dan pendidikan mesti ditujukanuntuk merangsang dan membimbing pengembangan diri mereka Akalbudi mereka bukanlah suatu barang mati atau sekadar wadah yangperlu di isi melainkan sesuatu yang aktif dan interaktif dan bisa dilatihdan diberdayakan untuk terus tanggap terhadap rangsangan para gurunyaTanpa harus mendidikkan moral secara langsung para guru merekaapakah itu guru agama atau guru ilmu lainnya dengan menepati secarasetia asas-asas moral ilmunya sesungguhnya dapat menjadikan pem-belajarannya berbagai disiplin sebagai salah satu wahana penginternalisasiannilai-nilai akhlaq al-karimah

Sikap moral manakah yang semestinya dimiliki oleh guru dalammengajar ilmunya Terlalu gegabah jika sikap dan etika yang seyogianyadimiliki oleh para guru tanpa mempersoalkan apakah guru agama atauguru ilmu hanya direduksi menjadi beberapa saja katakanlah dua atautiga sikap etis karena walau bagaimanapun sikap moral itu tidak mudahuntuk disederhanakan Sekalipun begitu tanpa bermaksud menyederhanakanyang sesungguhnya kompleks sekurang-kurangnya ada tiga sikap etisyang seyogianya dimiliki oleh guru adalah (1) tanggung jawab profesi(2) cinta profesi dan (3) cinta terhadap peserta didik28

Sikap etis yang pertama perlu dimiliki seorang guru dalam mengajarkanilmunya adalah sikap tanggung jawab sebagai guru Nabi saw bersabda

28Lihat J Sudarminta ldquoDimensi Etis Pendidikan Keilmuanrdquo makalah seminarMeningkatkan Profesionalitas Guru dalam Rangka Menghadapi Tantangan Pendidikandi Masa Depan pada Dies Natalis XXXIII IKIP Sanata Dharma tanggal 19 Oktober1988 h 12-16

115

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Setiap kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadapapa yang dipimpinnya seorang kepala keluarga adalah pemimpinkeluarganya yang bertanggung jawab atas kepemimpinannya iburumah tangga adalah pemimpin di lingkungan rumah tangga suaminyadan bertanggung jawab atas kemimpinannya pelayan pun adalahpemimpin bagi harta majikannya dan bertanggung jawab terhadapbarang yang dipimpinnya (HR al-Bukhacircricirc)

Dalam hal ini tugas dan tanggung jawab kepemimpinan seorangguru bukan sekedar pengajar tetapi juga pengarah dan pembimbingyang dalam kebulatan kepribadiannya merupakan teladan keutamaanPengajaran merupakan bagian hakiki dari pendidikan formal di sekolahnamun mendidik itu lebih dari mengajar Sasaran pengajaran adalahpengalihan atau penularan pengetahuan (transfer of knowledge) Dalammendidik selain pengalihan pengetahuan diperlukan transinternalisasinilai-nilai Pendidikan melibatkan baik pengajaran ilmu yang sungguhbernilai untuk dipelajari maupun pembentukan sikap-sikap yang secaramoral bisa diterima

Dalam mendidik seorang guru seyogianya mengindahkan arti dannilai atau kegunaan ilmu itu dalam kehidupan manusia pada umumnyadan kehidupan peserta didik khususnya Sikap tanggung jawab profesionalsebagai guru bisa diungkapkan dalam usaha menghindarkan agar ilmuyang diajarkan tidak hanya membebani kepada peserta didik denganserangkaian rumus-rumus konsep-konsep teori-teori yang perlu dihafaluntuk kajian dan dilupakan sesudahnya Secara pribadi seorang gurumestilah yakin bahwa ilmunya itu memang berguna dan bermanfaat bagimanusia Jika tidak berarti sang guru hanya mengajarkan buih yangakan lenyap ditelan bumi al-Qurrsquoan melukiskan hal ini sebagai berikut

Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganyaAdapun yang memberi manfaat kepada manusia Maka ia tetap dibumi (QS al-Ralsquod13 17)

Kata bermanfaat tidak perlu diartikan secara pragmatis-ekonomisyang melulu mempertanyakan cash-value atau kemungkinan pasarannya

hellip hellip

116

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

melainkan kegunaan yang lebih luas antara lain meyakini bahwa ilmunyamengandung nilai-nilai kesalehan yang oleh karena itu perlu untuk dipelajari

Seorang guru dikatakan memiliki sikap tanggung jawab profesionalkalau dia bisa melihat di mana tempat dan sumbangan ilmunya itu dalampembinaan dan pemberdayaan peserta didik Guru yang tidak meyakiniilmu yang diajarkannya itu benar-benar bernilai sangat tidak mungkinakan membuat peserta didiknya tertarik untuk mempelajari apalagi mengkajidan mengembangkannya lebih lanjut Tak seorang pun mau membelibuah yang oleh penjualnya sendiri dinyatakan busuk29

Tanggung jawab profesional juga terungkap dalam usaha yangsungguh-sungguh untuk menguasai bidang ilmu yang diajarkan Kalaupengetahuan guru mengenai bidang ilmu yang diajarkan hanya berselisihsejengkal dua jengkal dengan peserta didiknya tentulah tidak bisa dikatakansebagai guru yang bertanggung jawab Sebutan guru untuk dirinya jugamenjadi tidak pada tempatnya Guru profesional selain pendidik ia jugaseorang ilmuwan

Menyampaikan sejumlah informasi saja pada peserta didik belumberarti mengajar Dalam pembelajaran mesti terkandung suatu intenseatau maksud bahwa seseorang memang belajar sesuatu sebagai hasildari apa yang dibuat oleh guru dan perlu adanya pengakuan oleh keduabelah pihak guru dan peserta didik akan tugas dan kewajiban masing-masing yang berlandaskan cinta (mahabbah)

Cinta (mahabbah) yang dimaksud setidaknya melibatkan tiga unsuryaitu guru peserta didik dan matapelajaran atau disiplin ilmu yangdiajarkan Ketiga unsur ini menyatu secara integral Jadi sikap etis keduayang erat hubungan dengan yang pertama adalah sikap cinta terhadapprofesinya sendiri sebagai guru terhadap peserta didiknya dan terhadapilmu yang diajarkannya

Cinta terhadap profesi adalah sesuatu yang menggairahkan Siapapun akan kecewa ketika bertemu dengan seorang guru yang malu-maludan nada merendah memperkenalkan profesinya ldquoAh saya cuman gurukokrdquo Sekiranya semua guru bersikap begini betapa menderitanya parapeserta didik yang memiliki guru yang tak percaya diri

29Ibid

117

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kurang atau tidak adanya sikap cinta dan kebanggaan terhadapprofesinya sebagai seorang guru ini kadang kala bukan kemauannyasendiri akan tetapi rupa-rupanya sebagian dari masyarakat ldquokitardquo sekarangini kurang memberikan penghargaan yang selayaknya pada profesikeguruan dan kependidikan Dalam masyarakat sekarang ini sudahada yang mengarah ke masyarakat yang kurang sehat karena harkatsejati kemanusiaan seseorang kurang mendapat penghargaan yangsemestinya karena menilai seseorang dari seberapa banyak uang yangbisa dihasilkan Padahal di dalam Islam profesi guru itu mendapat tempatmulia bahkan dalam banyak hadis Nabi saw yang memposisikan gurusebagai seorang syuhada dan mendapat tempat terhormat di sisi Tuhan

Selain cinta terhadap profesi seorang guru mestilah memiliki sikapcinta pada peserta didiknya yaitu memiliki keprihatinan terhadap perkembanganbakat dan kemampuan yang ada pada peserta didik Dia prihatin terhadapditangkap atau tidaknya dimengerti atau tidaknya dipahami atau tidaknyaakan ilmu yang disajikannya Dalam memilih materi dan metode pengajaransituasi dan kondisi peserta didik diperhitungkan Seorang guru yangcinta terhadap peserta didiknya tidak akan bangga menceritakan padaorang lain bahwa hanya 50 dari peserta didiknya yang lulus dalam UjianNasional Ia tidak akan menjatuhkan penilaian bahwa hal itu merupakankesalahan peserta didiknya

Cinta itu bersifat menciptakan atau kreatif Seseorang yang mencintaiakan berusaha melihat mengakui dan memperkembangkan hal-halpositif yang ada dalam diri orang yang dicintainya Hal-hal yang negatiftidak ditutup-tutupi tetapi bukan menjadi fokus perhatiannya Seorangguru muslim semestinya meyakini bahwa setiap peserta didik tanpa mem-persoalkan latar belakang keluarga etnis dan pendidikan ayah ibunyapastilah memiliki fitrah yang dapat dikembangkan ke arah yang lebihbaik Jika ada peserta didik yang perkelakuannya sudah sampai padatarap yang memprihatinkan maka guru muslim tetap menghargainyasebagai manusia yang memiliki sifat dasar (fitrah) yang baik bahwadi dalam diri peserta didiknya masih ada kebaikan yang perlu dibantuaktualisasinya Seorang guru muslim akan berusaha menemukan butir-butir mutiara entah berapa kecilnya di balik kubangan lumpur kerusakanoleh lingkungan yang membentuk peserta didiknya Guru yang sejaksemula menganggap peserta didiknya tak lebih dari keledai-keledai tolol

118

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang perlu dipukul dengan rotan akan sangat sulit melihat bahwa dalamdiri peserta didik ada bakat-bakat dan kemampuan yang sesungguhnyabisa tetapi belum diperkembangkan Dalam banyak hal peserta didikakan memandang dirinya dan bertingkah laku sebagaimana dipandangoleh gurunya Sekiranya pandangan atau cap para guru bersifat gegabahtentu akan merugikan bagi perkembangan pribadi peserta didik selanjutnya

Sikap cinta terhadap profesinya sebagai seorang guru perlu diwujudkanpula dalam kecintaan terhadap ilmu yang menjadi pengajarannya Kecintaanterhadap ilmunya akan merangsang daya imajinasi dan daya cipta seorangguru untuk terus menggeluti permasalahan-permasalahan yang dimunculkanoleh ilmunya dan berusaha untuk meneliti lebih lanjut dan memper-kembangkannya Segi afektif dari pendidikan keilmuan ini perlu diperhatikandalam menyampaikan ilmu kepada peserta didik Sikap aktif kreatif daninovatif berkaitan erat dengan ada tidaknya kecintaan terhadap ilmu yangmenjadi bidang pengajarannya Usaha-usaha penelitian dan pengembanganhanya bisa muncul dari seorang guru yang yang mencintai ilmunya30

Sikap etis ketiga yang semestinya dimiliki oleh seorang guru bahwadalam dirinya ada yang pantas untuk digugu dan ditiru Keteladananguru merupakan pokok pangkal keberhasilan pembelajaran31 Dalamhal ini kebutuhan peserta didik untuk mendapatkan panutan atau tokohideal dalam diri seorang manusia konkrit merupakan salah satu halyang perlu diperhatikan karena itu akan berpengaruh bagi pertumbuhankepribadian mereka Dalam hal ini pendidikan Islam sangat membantuuntuk memperkenalkan para tokoh yang memberi teladan hidup

Gagasan mengenai guru sebagai teladan keutamaan sebagaimanaketeladanan Nabi saw sebagai uswah al-hasanah mungkin bagi sebagianorang dianggap terlalu ideal dan menuntut terlalu banyak dari seorangguru Sekalipun tidak bisa seratus persen meniru Nabi saw tetapi palingtidak dari ukuran-ukuran akhlak yang dapat diterima oleh masyarakatIslam merupakan sesuatu yang perlu dipertahankan mulai dari segimoral keilmuan sampai pada perkataan perbuatan pergaulan bahkandalam berbusana Adalah tak wajar jika seorang guru muslimah misalnya

30Ibid31An-Nahlawi lsquoUlum al-Tarbiyah h 168

119

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

berani tampai sebagai guru padahal dia masih gemar menggunakanpakaian yang memperlihatkan lekuk-liku tubuhnya di hadapan yangbukan muhrimnya

Memang dalam kenyataan sehari-hari terutama karena terpengaruhpada konsep-konsep pendidikan liberal masih ada orang yang memperdebatkanapakah hanya orang yang bermoral baik saja yang memungkinkan bisamenjadi guru yang baik apalagi kalau ilmu yang dimaksud adalah ilmuyang sedikit banyak tidak langsung menyangkut manusia seperti sainskimia geologi mekanika ukur matematika dan sebagainya

Kata mereka bahwa sebagai guru yang baik seorang guru memangsemestinya dituntut punya sikap-sikap yang tidak bertentangan dengannorma dan nilai-nilai akhlak Kendati begitu orang toh mungkin masihbisa mempertanyakan apakah seseorang tidak bisa menjadi guru fisikayang baik kendati secara moral mungkin kelakuannya pantas dicelasebab sebaliknya bisa juga terjadi bahwa sebagai pribadi seseorang itusecara moral memang pantas diteladani tetapi sebagai guru kimia iasama sekali tidak memuaskan

Pandangan seperti di atas menurut konsep Islam tentu saja tertolakdengan sendirinya Apa pun alasannya seorang guru diwajibkan untukmemenuhi syarat bukan hanya sebagai orang yang pandai dan bermetodologitapi juga orang yang berbudi orang yang beriman yang perbuatannyasendiri dapat memberikan pengaruh pada jiwa peserta didiknya Bukanhanya apa yang diajarkannya saja yang penting apa yang dia lakukancara dia membawa diri sikapnya di dalam dan di luar kelas semuanyadiharapkan sesuai dengan cita-cita yang tanpa keraguan sedikit punditerima oleh peserta didiknya

Konsep yang demikian berkaitan dengan besarnya tanggung jawabyang diemban guru dalam melaksanakan fungsi dan peranannya sebagaiseorang guru yang telah dipercayai sebagai pemegang amanah Ilahiuntuk mengemban tugas suci sebagai imamah dan teladan keutamaannyabagi peserta didik khususnya dan masyarakat pada umumnya

Perlu digarisbawahi bahwa fungsi dan peranan seorang guru tidaklahberhenti pada tugas-tugas di depan kelas atau pada penelaahan ilmiahdan membahas kita-kitab dan tidak pula terbatas pada forum diskusiformal lainnya yang ilmunya hanya tersebar di kalangan elitis intelektual

120

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

semata Tetapi lebih dari itu seorang guru bertanggung jawab dalammemberikan pendidikan bagi generasi bangsa sebagai bagian kompetensisosial seorang guru Ketidak pedulian terhadap tanggung jawab ini samaartinya dengan melakukan kejahatan Bahkan dalam Alqurrsquoan disebutkan

Dan siapakah yang lebih zalim dari pada mereka yang mengkhianatikesaksian yang diberikan Allah untuk mereka (QS Al-Baqarah2 140)

Apa artinya semua ini tak lain ialah bahwa pada diri guru dituntutadanya kompotensi sosial yaitu suatu sikap yang menyatu dengan masyarakattidak uzlah tidak mengisolir diri dari masyarakat yang serba majemuktempat bersimpang siurnya aneka macam persoalan Dalam kondisi sepertiini guru tampil sebagai pendamping masyarakat yang dengan keterbukaandan keikhlasannya turut merasakan segenap persoalan-persoalan yangdihadapi oleh umat yang sekaligus turut mencari dan menemukan pemecahanmasalah tersebut Sikap inilah yang disebut-sebut sebagai kompetensikemasyarakatan seorang guru

Dalam banyak hal sesuatu masalah ternyata tidak dapat diselesaikanoleh guru secara individual kecuali oleh segenap anggota masyarakatAkan tetapi karena masalah itu mungkian cukup rumit dan esoteriksehingga masyarakat tidak dapat menempatkan permasalahan dalamproporsi yang sebenarnya Pada masalah seperti ini peranan guru menjadisesuatu yang imperatif karena dialah yang memiliki keilmuan yangluas untuk menempatkan masalah tersebut pada proporsi yang sebenarnyaDengan bahasa yang komunikatif dan dapat dicerna oleh masyarakatguru berkewajiban menyampaikan hal itu kepada masyarakat Ibaratseseorang yang melihat tanda-tanda bahwa hujan akan turun makaburu-buru dia memberitahukan agar orang menyediakan payung

Kadang kala terdapat suatu masalah yang secara nyata disadarioleh masyarakat akan tetapi karena mereka kurang memahami hakikatpermasalahan itu menyebabkan sering timbul sikap-sikap ekstrim darianggota masyarakat danatau tidak bereaksi karena ketidaktahuan merekaTak jarang pula ada warga masyarakat yang ingin tampil memecahkanmasalah itu secara irrasional dan radikal Dalam kondisi seperti ini seorang

hellip hellip

121

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

guru yang arif akan tampil mengemban tanggung jawab sosialnya memberikanperspektif yang proporsional sehingga pemecahan masalah berlangsungsecara obyektif

Banyak hal yang dapat dilakukan guru dalam rangka tanggungjawab dan kompetensi sosialnya sesuai dengan kemampuan dan keahlianyang dimilikinya lebih-lebih dalam mengawal moral dan memberikaninformasi menasihati atau memberikan opini tetapi lebih dari itu dibarengidengan memberikan contoh teladan yang baik (uswah al-hasanah) Dalamhal ini melalui sosok berkepribadian muslim yang takwa tahan ujisabar dan lain-lain sebagainya Dengan ilmu yang dimilikinya ia akantampil memberi tuntunan membimbing dan memecahkan permasalahanyang dihadapi oleh masyarakat

Selanjutnya sebagaimana telah dikemukakan di depan betapa besarnyaperanan dan tanggung jawab yang terpikul di pundak guru karena merekalahyang mewarisi tugas-tugas kenabian dalam memimpin dan membimbingumat dalam menempuh jalan yang lurus Karena itulah kelahiran dankehadiran guru yang benar-benar mewarisi sifat-sifat kenabian dalammemimpin dan membimbing umat setiap saat tetap ditunggu-tunggusebagai dambaan dan tumpuan harapan

Dewasa ini sesuai dengan pola hidup era reformasi yang ditandaidengan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telahbergulir dengan cepatnya menyebabkan berbagai aspek kehidupan semakinbercabang Banyak hal yang dahulu tidak pernah terbayangkan akanterjadi bahkan diperkirakan tidak akan pernah ada dan tidak akan terjaditernyata telah ada dan terjadi secara nyata Kenyataan itu akan turutmengubah pola pikir masyarakat yang sudah tentu tidak dapat lagi didekatidengan pola pikir yang tradisional Oleh karena itu berbagai kemajuanilmu pengetahuan dan teknologi berikut hasil-hasil yang dicapainyaitu boleh jadi akan membuat sebahagian orang dalam mempertahankankebenaran ajaran agamanya secara terbuka dan terang-terangan sekalipunimannya masih bergelora hanya disebabkan ketidakmampuannya memberikanjawaban akurat ketika berhadapan dengan masyarakat yang memilikipola pikir yang demikian Mungkin dia lebih baik diam daripada harusdipermalukan

122

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Masyarakat yang demikian tentu tidak bisa lagi didekati hanyadengan menawarkan ajaran moral yang menawarkan penggalan ayat-ayat al-Qurrsquoan sebagai penyejuk rasa saja Bagi masyarakat seperti itutentunya diperlukan guru dengan spesialisasi keilmuan yang ulamayang ahl al-dzikr sebagaimana sudah disebutkan di depan

Dengan demikian untuk membangun masyarakat yang telah mengalamikemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti pada zaman sekarangini maka pendidikan Islam tidak akan cukup hanya sekedar mempersiapkanguru ahli agama saja atau mutafaqqih fiddin semata karena kemajuanzaman yang semakin kompleks akan ikut mengubah pola pikir masyarakatmasa lalu Masyarakat yang maju memerlukan banyak ahl al-dzikr atauspesialisasi keilmuan dengan tuntunan keahlian khusus yang bermacam-macam yang diharapkan dapat membangun masyarakat dan peradabanIslam Dalam konteks inilah peran guru atau guru yang memiliki otoritaskeilmuan dalam bidangnya niscaya akan banyak memberi sumbanganbagi kepentingan masyarakat dan dalam upaya memberdayakan umat

Deskripsi di atas hanyalah gambaran ringkas suatu tampilan guruyang memiliki kompetensi sosial dengan suatu kepekaan terhadap denyutnadi kehidupan masyarakat bukan sebagai kelompok elit yang eksklusifdari panggilan hati nurani umat Kehadirannya di tengah-tengah masyarakatbenar-benar dirasakan manfaatnya yang pada gilirannya lahirlah pengakuanterhadap status peranan dan profesinya sebagai guru Legitimasi inimeskipun bukan merupakan syarat atau prasyarat untuk menjadi gurutapi harus diakui bahwa legitimasi itu lahir dari internalisasi dan tampilanseorang yang berkepribadian guru berkemampuan mendidik dan memainkanperanan sosial sebagai seorang guru

Pendidikan Islam pada hakikatnya tidak rela melihat manusia terciptamenjadi makhluk spiritual yang perkasa di dunia langit tapi tak pernahmenginjak bumi sebaiknya pendidikan Islam juga tidak akan membiarkanmanusia tercipta sebagai makhluk material yang kehilangan bekal menujukebahagian akhirat Pendidikan Islam ingin mempersiapkan manusiasebagai sumber daya yang seimbang dalam serba-serbi siap berbagi tugasmembangun peradaban dunia serta siap mengarungi kehidupan untukkehidupan untuk kebahagiaan nanti

123

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

MENELUSURI KONSEP PROSESPEMBELAJARAN DALAM SISTEM

PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan pada umumnya dapat diterjemahkan sebagai penyebarandan internalisasi nilai dari berbagai pengalaman kumulatif yang

diwariskan oleh satu generasi ke generasi selanjutnya Pengalaman-pengalaman tersebut tersimpan dalam berbagai kitab cerita rakyattradisi dan adat istiadat dan sebagainya Baik berupa keyakinan dansikap hidup ataupun kumpulan pengetahuan berikut penerapannyayang dinilai positif dan bermanfaat bagi kehidupan1 Dalam perspektifini tidak ada perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanlainnya karena pendidikan pada umumnya sebagaimana didefinisikansecara ringkas oleh Noeng Muhadjir merupakan ldquoupaya normatif untukmembantu orang lain berkembang ke tingkat yang normatif lebih baikrdquo2

Sifat yang sesungguhnya dari suatu sistem pendidikan dan perbedaannyadengan sistem sistem lainnya sebagaimana dikemukakan oleh Husaindan Ashraf hanya akan bisa dipahami jika konsep dasar pendidikan itudipelajari dengan seksama3 Dalam hal ini seperti mereka jelaskan lebihlanjut bahwa perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanBarat modern umpamanya ialah nilai tinggi yang diberikan oleh pendidik

1Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf Crisis in Muslim Education (JeddahKing Abdul Aziz Universitas 1979) h 36

2Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan(Yogyakarta Rake Sarasin 1987) h 102

3Husain dan Ashraf Crisis h 43

124

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Islam dan Iman dan kesalehan hidup berdasarkan ajaran Islam sebagaisalah satu dari tujuan fundamentalnya4 Karena itu seperti dikemukakanlsquoAbdul Rahman Shalih lsquoAbdullah bahwa pendidikan Islam itu berikut teoridan konsep al-Qurrsquoan5

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pendidikan Islammerupakan kegiatan pendidikan yang berlandaskan ajaran Islam yangsemua teori dan konsep konsep yang dikembangkannya khas manusiaMuslim dari dan oleh manusia muslim serta bertujuan untuk mencapaicita-cita dan tujuan hidup muslim Karena itulah cakupan pembahasannyaberada dalam lingkup ilmu pendidikan Islam yang obyek materinya adalahmanusia khususnya yang sedang berkembang sedangkan obyek formalnyaialah bagaimana mengupayakan secara berencana dan sistematis denganmetode yang bertanggung jawab agar perkembangan itu menjadi terarahyang secara normatif lebih baik untuk mencapai tujuan hidup sepanjangyang bisa dipahami umat Islam mengenai tujuan hidup Muslim berdasarkanal-Qurrsquoan dan Sunnah

Al-Qurrsquoan dan Sunnah memang bukanlah kitab ilmu pendidianakan tetapi sesuai dengan tujuan dan fungsi al-Qurrsquoan diturunkan sebagaitibyanan li kulli syayrsquo yaitu petunjuk untuk mencapai hidup bahagia di duniadan di akhirat tentulah di dalamnya banyak terdapat petunjuk mengenaipendidikan Karena itulah para ahli pendidikan Islam selalu berusahamelakukan ijtihad atau berusaha dengan sekuat tenaga dan pikiran untukmenemukan dan mengembangkan teori dan konsep pendidikan Islamberdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunah Dengan demikian teori dan konsepkonsep pendidikan Islam beserta penerapan yang mereka kemukakanwalaupun dalam garis besarnya banyak persamaan karena mangacupada sumber yang sama al-Qurrsquoan dan Sunnah tetapi dalam perinciannyakadangkala terdapat berbagai perbedaan sebagai konsekuensi logis dariperbedaan wawasan ketika merumuskan unsur-unsur dan komponenpendidikan itu sendiri antara lain mengenai konsep-konsep tentangpeserta didik dan pendidik mengapa dan bagaimana seyogyanya prosespembelajaran itu dilaksanakan

4Ibid h385Abdul Rahman Salih lsquoAbdullah Education Theory A Qurrsquoanic Outlook (Makkah

Umm al-Qura Universitas 1982) h 43

125

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena itulah proses pembelajaran dalam sistem pendidikanIslam sebagaimana akan dikemukakan dalam uraian uraian berikuthendaklah dipahami sebagai pergulatan pemikiran para ahli didik muslimdalam merumuskan sebagaimana seyogyanya proses pembelajaranitu dilaksanakan

Proses Pembelajaran Empirisme vs NaturalismeSekalipun kegiatan belajar mengajar merupakan dua hal yang berbeda

tetapi apabila keduanya dihubungkan akan merupakan kegiatan searahyang tercakup dalam proses pembelajaran Dalam konteks ini persoalanyang selalu muncul kepermukaan ialah adanya konsep konsep dan praktikpendidikan yang menempatkan posisi dan hubungan guru dengan pesertadidik secara berbeda bahkan bertolak belakang Ada proses pembelajaranyang terpusat pada guru dan ada yang terpusat pada peserta didik

Munculnya praktik proses pembelajaran yang hanya terpusat padaguru atau yang terpusat pada peserta didik hanyalah sebagai gejala danbukan sebagai penyebab Hal ini akan lebih jelas jika ditelusuri lebihseksama pendidikan yang berpegang teguh pada proses pembelajaranyang didominasi oleh guru misalnya telah mencirikan diri atau bersandarsecara langsung ataupun tidak pada aliran empirisme pendidikan sebagaisalah satu kubu pendidikan konvensional yang dipelopori oleh Filosofbangsa Inggris John Locke Aliran ini yang memandang peserta didikbagaikan kertas putih yang belum bertulis (tabularasa) dan sepenuhnyasiap menerima apa saja pun yang dikehendaki penulisnya6 Menurut teoriini perkembangan peserta didik dan masa depan peserta didik sepenuhnyaditentukan oleh lingkungan dan pendidikan sehingga nasib dan masadepan peserta didik dikondisikan oleh lingkungannya termasuk pendidikanyang dengan sengaja diberikan padanya Peserta didik dianggap sebagaiorganisme pasif yang tak berdaya menghadapi lingkungannya Itulahsebab aliran dapat dikelompokkan berpandangan netral-pasif terhadappeserta didik Dikatakan berpandangan netral karena kalangan empirismetidak percaya sedikitpun bahwa manusia memiliki sifat dasar yang mempunyai

6John S Brubacher A History History of The Problem of Education (New YorkMcGraw-Hill Book Company Inc 1947) h 116 dan 142

126

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

potensi atau kecenderungan pada kebaikan atau kejahatan Dikatakan pasifkarena mereka menganggap manusia bagaikan organisme yang pasifdan dapat dibentuk sesuka hati7 Kearah mana peserta didik hendak dibawadan dikembangkan terserah pada kemauan pendidikan Jika ditanyakanapakah mendidik itu Jawabannya adalah ldquomembentuk manusia menurutkehendak pendidikrdquo Karena itu teori ini disebut juga sebagai aliran ldquooptimismependidikanrdquo sebagai antonim pesimisme pendidikan dari SchopenhauerDengan optimisme yang berlebihan Locke menempatkan pendidik danpendidikan berkuasa penuh menentukan nasib dan perkembangan masadepan peserta didik Hal itu berarti bahwa peserta didik ditempatkan dalamposisi yang serba pasif dan guru dalam posisi yang serba aktif Akibatnyaproses pembelajarannya pun didominasi oleh guru ldquolearning becamereceptive rather than activerdquo kata Brubacher dalam menegaskan analisisnya8

Sekalipun aliran empirisme pendidikan ini dikatakan banyak orangsudah ketinggalan zaman dan kuno tetapi gemanya masih mempengaruhiperkembangan teori-teori selanjutnya Kalangan behavioris sebagai salahsatu mazhab psikologi abad ke-20 yang cukup berpengaruh sampai saatini meskipun tidak terang-terangan menyandarkan teorinya pada tabularasatetapi pandangannya yang mengetengahkan sifat dasar manusia bersifatldquonetral-pasifrdquo9 Menyebabkan mereka pun tidak jauh berbeda denganaliran empirisme Bahkan berdasarkan ranji silsilah yang disusun Goldsteinternyata psikologi behaviorisme merupakan cucu dari aliran empirismeJohn Locke yang bernenek buyut kepada Aristoteles sebagai tokoh pertamayang memperkenalan konsep tabularasa10

Seorang tokoh behaviorisme kenamaan JB Watson yang secaratidak langsung berada di bawah pengaruh aliran empirisme pendidikandalam usahanya yang ingin membuktikan

Keabsahan hubungan respons dan stimulus akhirnya akan sampaipada suatu kesimpulan bahwa manusia itu dapat dibentuk sesuai keinginannyasebagaimana Watson dengan agak angkuh pernah berkata

7Penjelasan mengenai konsep konsep netral-pasif netral-aktif netral-interaktifjahat-aktif dan baik aktif dapat dilihat dalam Morris L Bigge Learning Theoriesfor Teacher (New York Harper amp Row Publisher Inc 1974) h 14-16

8Brubacher A History h 169Bigge Learning h 1110J Golsdtain Social Psycology (New York Academic Press 1980) h 20

127

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Give me a dozen healthy infants well-formed and my own specified worldto bring them up in and Irsquoll guarantee to take any one at random andtrain him to become any type of specialist I might select-doctor Lawyerartist merchant-chief and yes even beggarndashman and thief regardless ofhis talent penchants tendencies abilities vocations and race of hisancestors11

Sikap Watson yang tidak memandang dengan sebelah mata punmengenai adanya potensi atau kecenderungan moral yang memilikimanusia sejak awal kejadiannya Sikap ini tetap diikuti dan diteruskanoleh aliran aliran behaviorisme yang paling mutakhir sekalipun12 Salahsatu diantaranya dapat dicontohkan pernyataan behavioris lainnyaSkinner yang menyatakan ldquoThe environment determines the individualeven when he alter the environmentrdquo13

Jadi persolan yang paling mendasar terhadap teori empirisme palingtidak dalam pandangan Islam bukanlah terletak pada pernyataan tabularasatersebut tetapi menukik pada asumsi ldquonetral-pasifrdquo yang mendasari teoriitu Konsep inilah yang sulit untuk dicerna terutama dilihat dari sudutpandang Islam

Kalau hanya sekedar menyatakan bahwa seorang anak lahir bagaikankertas putih Imam al-Ghazacirclicirc juga telah mengemukakan pendapatnyabahwa manusia yang lahir ke dunia ini menerima ukiran yang digoreskankepadanya sesuai dengan keinginan pengukirnya Sekalipun begitu al-Ghazacirclicirctidak pernah menganggap manusia bersifat ldquonetral-pasifrdquo bahkan dalampandangannya manusia atau peserta didik ke dunia ini telah dibekaliTuhan dengan sifat sifat yang baik untuk membantu tercapainya tujuanhidup manusia yang sebenarnya Selanjutnya merupakan tugas parapendidik untuk mengembangkan dan mengarahkan sifat bawaan tersebutmencapai tujuan sucinya14 Jadi pernyataan al-Ghazacirclicirc yang bernadatabularasa itu sama sekali tidak mengasumsikan sifat dasar manusia

11JB Watson Behaviorisme (Chicago Universitas of Chicago Press 1959) h 8212Bigge Learning h 1113BF Skinner Science and Human Behavior (New York Academic Press

1980) h 2014Fathiyah Hasan Sulaiman Mazhacircbib fi al-Tarbiyah Bahts fi al-Mazhab al-

Tarbawi ind al-Ghazacirclicirc (Mesir Dacircr al-Hana li al-Tibarsquoah wa al-Nasyr 1985) h 32

128

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bersifat netral atau kosong bahkan dengan tegas menyatakan sifat dasarmanusia tersebut adalah baik

Berbeda halnya dengan empirisme pendidikan seperti telah dikemukakandi atas aliran naturalisme pendidikan yang dimotori oleh filosofis bangsaPrancis Rousseau mengkonsepsikan sifat dasar peserta didik dalam rentanganbaik aktif Itu berarti bahwa bahwa peserta didik dipandang telah memilikisifat dasar yang baik baik secara alamiah dapat pembantu peserta didiksehingga praktek kependidikannya lebih terpusat pada peserta didik15

Hal demikian terlihat jelas ketika Rousseau menulis dalam bukunya Emileyang berusaha meyakinkan orang bahwa setiap anak pada dasarnyabaik dan tak seorang pun lahir membawa bibit kejahatan Sifat jahatitu baru tumbuh setelah peserta didik berhubungan dengan manusiaPada bagian pertama dari buku Emile Roesseau mengatakan Everythingis good as it comes from the hands of the maker of the word but degneratesonce it gets into the hands of man16

Menurut Rousseau sifat dasar yang baik itu dapat tumbuh secaraotomatis tanpa harus melalui pendidikan yang diberikan orang lainmelainkan dengan menyerahkannya kepada alam Menurut pendapatnyapendidikan yang diberikan oleh alam yang terbentang dan berlangsungsecara alamiyah pula tentulah akan lebih baik daripada pendidikanbuatan manusia17

Pandangan kaum naturalisme yang merendahkan pendidikan buatanmanusia ini dapat pula diperhatikan dari pernyataan Luciant Arreat ahlididik bangsa Prancis dan salah seorang pengikut ajaran Rousseau dengannada mengejek pernah berkata pendidikan Itu adalah omong kosong belakadan praktek yang menggelikan sepanjang zaman Tetapi jangan mengatakannyaterlalu keras karena banyak orang mencari penghidupan di sana18

Pendidikan bagi naturalisme adalah proses laissez faire yaitu membiarkanpeserta didik tumbuh secara alamiah Kalaupun pendidikan dilaksanakan

15JJ Rousseau ldquoEmilerdquo dalam Steven M Cahn (ed) The Philosophical Fundationsof Education (New York Harper amp Row Publisher 1970) h 156 dan 160

16Ibid h 15517Ibid h 15718Philips H Phenix Philosophy of Education (New York Holt Rinehart amp

Winston Inc 1961) h 48

129

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya bermanfaat untuk memantau dan menjaga agar pengaruh keburukanmanusia lainnya tidak mengganggu pertumbuhan peserta didik yang secarakodrati memang baik Tampak di sini bahwa Rousseau berbeda denganThomas Hobbes yang menganggap manusia apabila tidak diikat oleh suatuorganisasi masyarakat akan menampilkan sifat asli kebinatangannya19

Hobbes adalah salah seorang tokoh sebagai sifat asli kebinatangannyaHobbes adalah salah seorang tokoh sebagai contoh konkrit yang memilikipandangan mengenai manusia dengan sifat ldquojahat-aktifrdquo Sebab menurutpendapatnya sifat dasar manusia itu tak berbeda dengan binatang yangakan memangsa sesamanya bersaing loba dan anti sosial Jika dibiarkanmaka manusia itu akan melakukan penindasan dan memangsa sesamanyauntuk melepaskan watak asli kebinatangannya itu20 Pandangan yangsecara tegas menyatakan bahwa sifat dasar manusia itu burukjahat dansekaligus aktif berasal dari kalangan Theistic Mental Discipline yang dipeloporioleh gereja selaras dengan kepercayaan tentang dosa warisan21 Karenaitu membiarkan subyek didik tumbuh secara alamiah tanpa bersemayamdalam diri manusia sejak awal kejadiannya Baik-aktif itu untuk tokohkanak-kanak) dari Jerman Dalam mazhab Psikolog modern Pandanganseperti itu masih tetap mewarnai teori-teori yang dikembangkan AbrahamMaslowPaulGoodman dan John Holt22Tetapi nama nama terakhir yang dikenalsebagai tokoh-tokoh psikologi humanistik tidaklah seekstrim Rousseau

Abraham Maslow misalnya tidak menyetujui pendidikan yang hanyadidasarkan pada laissez faire karena pemberian kebebasan dalam mengasuhanak menurut pendapatnya harus diimbangi dengan keharusan mengajarkandisiplin moral dan nilai-nilai23

Dalam khazanah pemikiran muslim pandangan yang seakan akanmengasumsikan manusia dengan rentangan sifat baik-aktif dijumpaidalam konsep pemikiran Ibn Tufayl seorang pemikir muslim dari Kordova

19Mengenal persamaan dan perbedaan antara Rousseau dan Hobbes lihatHarold H Titus Marilyn S Smith dan Richard T Nolan Persoalan-persoalanFilsafat terj HM Rasyidi (Jakarta Bulan Bintang 1984) h 46

20Ibid21Bigge Learning h 1122Ibid h 3423Lihat Frank G Goble Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslow

terj A Supratiknya (Yogyakarta Kanisius 1987) h 113-114

130

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kalau Rousseau menyampaikan gagasannya lewat kisah Emile makaenam abad sebelumnya Ibn Tufayl telah menggambarkannya melaluikisah Hayy Ibn Yaqzan yang menceritakan seorang anak manusia bernamahayyan Ibn Yaqzan yang sejak kecil hidup sendirian di hutan dan dipeliharaoleh seekor rusa Lewat tahap-tahap perkembangan kemampuan akalnyaHayyan dapat mencapai hakikat kebenaran tanpa harus melalui prosesbelajar dari manusia lain24 Akan tetapi dia tidak bermaksud menjauhkanmanusia dari masyarakat melainkan ingin menjelaskan bahwa daya akalmempunyai kemampuan aktif yang dapat berkembang melalui pengamatanterhadap alam sekitarnya walaupun pada akhirnya perkembangan tersebuttidak sempurna sebagaimana Hayy baru memperoleh perincian tentangajaran agama setelah bertemu dengan pemuda Absal Dari dialah Hayymengenal bahasa dan mengenal tata peribadatan yang diajarkan agama25

Terlihat disini bahwa Ibn Hayy Thufayl tetap mengakui perananguru yang dapat memberikan arah dan nilai-nilai yang tepat dalammenjalani hidup secara benar Dapat dikatakan bahwa konsep yang bernadaldquobaik-aktifrdquo seperti yang diperkenalkan Ibn Tufayl ini hanya didorongobsesinya bahwa kemampuan akal manusia memiliki kekuatan untukmenggapai yang transendental sekalipun Jadi perbedaan wawasandalam mengkonsepsikan hakikat peserta didik menimbulkan perbedaanyang nyata dalam memposisikan guru di tengah peserta didiknya Empirismemenganggap guru sebagai satu satunya pelaku perubahan yang aktifsementara naturalisme menempatkannya pada posisi yang pasif

Oleh karena aliran empirisme menempatkan guru secara ekstrimsebagai pelaku perubahan yang aktif Aliran ini mengkonsepsikan prosespembelajarannya hanya terpusat pada guru Dalam konteks ini posisiguru benar benar sebagai pemegang kedaulatan absolut Kegiatan belajarpeserta didik sepenuhnya bergantung pada kehendak dan kekuasaanguru Praktek pendidikan seperti ini biasanya berlangsung dalam komunikasisatu arah tanpa hubungan timbal balik dalam arti yang sesungguhnyaGuru adalah guru peserta didik adalah peserta didik Hubungan keduanya

24Len Evan Goodman Ibn Tufaylrsquos Hayy Ibn Yaqzan A Philosophical TaleTranslated With Introduction and Notes (New York Twayne Publisher Inc 1972) h 67

25Ibid h 65

131

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya sebagai pemberi dan penerima Guru menempatkan diri sebagaisatu-satunya pelaku perubahan yang aktif Sementara peserta didikditempatkan sebagai penerima informasi dari pengajaran yang pasifBigge menyebut guru itu sebagai authoritarian teachers26

Sebaliknya kalangan naturalisme seperti telah diulas di depanmenempatkan guru pada posisi yang pasif dan memposisikan pesertadidik sebagai pelaku yang aktif menyebabkan proses pembelajarannyamenjadi terpusat pada peserta didik Dalam hal ini peserta didiklah yangaktif sedangkan guru lebih menampakkan diri sebagai pelakon yangpasif Sebagai konsekuensinya maka proses belajar berlangsung secaraleissez faire Guru bersikap menjauh dari memberi pengarahan terhadappeserta didik Guru memang hadir dan selalu siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta didik walaupun pada prinsipnya gurutersebut sengaja membiarkan mereka mengambil inisiatif sendiri Pesertadidiklah yang memutuskan apa yang ingin mereka lakukan dan bagaimanacara melakukannya27 Guru tak akan pernah risau jika sekiranya murid-muridnya menetapkan kesimpulan diskusi yang mereka lakukan bahwasesungguhnya Tuhan sekarang ini sudah mulai sakit-sakitan atau Tuhantidak ada Tugas guru dalam konsep semacam ini hanyalah sebagai fasilitatorserta memelihara situasi belajar agar tetap menyenangkan sehingga pesertadidik merasa betah dalam belajar Give the child the wish and any method willthen be suitable kata Brubacher menirukan perkataan Rousseau sebagaitokoh utama di balik teori yang mempraktikkan pendidikan semacam ini28

Islam dan Fitrah Perkembangan Peserta DidikPertama sekali perlu dikemukakan bahwa Islam telah dengan tegas

menolak konsep Theistik Mental Discipline yang memandang pesertadidik memiliki sifat dasar yang bad active sebagaimana Islam secarategas menolak adanya ldquodosa warisanrdquo yang diyakini kalangan Nasrani

Adalah benar bahwa Islam mengakui keabsahan kisah kejatuhan NabiAdam As sebagai akibat dari dosa yang diperbuatnya karena terpengaruh

26Bigge Learning h 20827Ibid h 28528Brubacher A Historis h 208

132

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rayuan Iblis untuk memakan buah pohon khuldi padahal sebelumnyatelah diperingatkan Tuhan agar tidak mendekati pohon tersebut Dalamhal ini sekalipun Adam telah melakukan suatu kesalahan tetapi Islamtidak menafsirkannya sebagai dosa yang melekat pada anak cucunyaBahkan Adam segera menyadari kesalahannya dan memohonkan ampunanTuhan dengan taubat yang sungguh-sungguh dosa-dosa Adam telahdiampuni oleh Allah Kisah pengampunan ini cukup sering menjaditema-tema dakwah dalam Islam guna menekankan kesucian manusiayang lahir tanpa dosa karena kesahannya telah diampuni Allah swtsebagaimana dinyatakan QS al-Baqarah ldquokemudian Allah menerimabeberapa kalimat dari Tuhannya maka Allah menerima taubatnyasesungguhnya Allah ldquoMaha penerima taubat lagi Maha Penyayangrdquo

Hal inilah yang menjadi pangkal keyakinan bahwa tak ada dosa yangdiwariskan kepada anak cucunya malah sebaliknya Islam meyakini bahwasetiap manusia suci dari dosa dan kesalahan Bahkan lebih dari itu manusiadalam pandangan Islam memiliki fitrah beragama sebagaimana dijelaskanNabi Muhammad saw dalam hadisnya bahwa tak seorang pun di antaramanusia dilahirkan ke dunia ini kecuali atas dasar fitrah kedua orangtuanyalah yang menyebabkannya menjadi Yahudi Majusi dan Nasrani29

Fitrah yang berasal dari kata Arab dalam pengertian yang umumialah asal kejadian jati diri atau bawaan sejak lahir (nature)30 Dalamal-Qurrsquoan kata fitrah yang sama antara lain dinyatakan

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah fitrahAllah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu tidak adaperubahan pada fitrah Allah Itulah Agama yang lurus tetapi kebanyakanmanusia tidak mengetahui

Dengan demikian seperti dikemukakan oleh Quraish Shihab bahwaapabila pengertian fitrah itu ditilik dari segi bahasa dan dikaitkan puladengan pernyataan al-Qurrsquoan mengenai fitrah manusia maka dapat ditarikkesimpulan bahwa manusia sejak awal kejadiannya telah memiliki potensi

29Lihat al-Imacircm Abu lsquoAbdillah Muhammad bin Ismacirclsquoil bin Ibracirchicircm al-Bukhacircricirc Shahicirch al-Bukhacircricirc juz 2 (Beirut Dacircr al-Fikr tt) h 97

30Hans Wehr A Dictionary of Modem Written Arabic (London Macdonaldamp Evans Ltd 1980) h 720

133

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

beragama yang lurus31 Potensi tersebut menurut Muhammad Abduhada yang bersifat nafsiyah atau Ilahiyah dan ada pula yang lsquoaqliyah32 Yangbersifat nafsiyah atau Ilahiyah sama untuk semua orang Sementara yanglsquoaqliyah dapat berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya33

Lebih lanjut dapat diberikan penjelasan tambahan sebagai berikutfitrah Allah maksudnya ciptaan Allah Manusia diciptakan Allah mempunyainaluri beragama yaitu agama tauhid Kalau ada manusia tidak beragamatauhid maka hal itu tidak wajar Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalahlantaran pengaruh lingkungan34

Dengan demikian jelaslah bahwa fitrah yang diberikan Allah kepadamanusia itu bersifat tetap dan tak akan berubah Karena itulah Alqurrsquoanmenghimbau manusia agar tetap teguh dalam mempertahankan nilai-nilai fitrah itu secara konsekuen untuk mencapai tujuan sucinya yaituagama diturunkan Allah kepada manusia adalah agar manusia dapatmengharungi hidup dan penghidupannya di bumi ini sesuai dengan fitrahaslinya Dalam konteks inilah Hasbi Ash-Siddieqy menjelaskan bahwatujuan beragama itu adalah untuk melepaskan fitrah manusia dari ikatan-ikatan yang menghalangi perjalanan fitrah itu menuju kepada puncakkesempurnaan baik dalam kehidupan perseorangan maupun dalamkehidupan kolektif35

Jadi karena agama itu merupakan fitrah Allah dan manusia diciptakanatas dasar fitrah itu pula maka yang menjadi inti kemanusiaan itu adalahfitrah itu sendiri Fitrahlah yang membuat manusia memiliki keluhuranjiwa yang secara alamiah berkeinginan suci dan berpihak pada kebaikandan kebenaran Tuhan Kalau dalam kenyataannya terdapat manusia yangmenyimpang dari fitrah aslinya maka hal itu disebabkan kesadaranfitrahnya tidak dapat aktual atau terlalu lemah dan tidak berdaya menghadapi

31M Quraish Shihab Wawasan Alquran Tafsir Maudhursquoi atas Pelbagai PersoalanUmat (Bandung Mizan 1996) h 264

32Muhammad Racircsyid Ridhacirc Tafsicircr al-Manacircr juz II (Kairo al-Manar 1327H) h 410-411

33Ibid34Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah al-Qurrsquoan al-Qurrsquoan dan Terjemahannya

(Jakarta Departemen Agama RI1978) h 64535Muhammad Hasbi Asy Shiddieqy Hakikat Islam dan Unsur Unsur Agama

(Kudus Penerbit Menara Kudus 1978) h7

134

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

halang rintangan tipu daya hawa nafsunya sendiri Sebaliknya apabilakesadaran fitrah manusia telah terbuka dan aktual maka fitrah itulahyang akan mengantarkan manusia pada kepribadian yang senantiasaberada dan berpihak pada kebenaran serta menolak segala macam kepalsuan

Oleh karena itu sudah cukup jelas bahwa berdasarkan konsep inidakwah dan pendidikan mutlak diperlukan sepanjang zaman sebagaimanaTuhan telah mengutus para Nabi untuk menyadarkan manusia pada hakikatfitrahnya Dengan demikian dapat dipahami bahwa Islam tidak hanyamenolak konsep bad active kalangan pendidikan gereja saja tetapi sekaligusmenolak konsep konsep ldquonetralrdquo yang dikembangkan oleh teori teoriempirisme nativisme dan konveregensi atau pun teori-teori psikologimazhab behaviorisme dan kognitivisme

Dengan konsep fitrah seperti itu Islam mengajarkan bahwa pesertadidik lahir pada hakikatnya memiliki sifat dasar yang baik dan memilikipotensi yang cenderung pada kebaikan Fitrah yang demikian melekatdalam seluruh aspek kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhankemanusiaannya baik pada tingkat metafisika dan religius inteligensisosio kultural termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan biologis sepertimakan minum dan kawin Hal itu berarti bahwa semua potensi dankecenderungan yang terdapat dalam diri peserta didik pada dasarnyatercipta dalam keadaan fitrah yang baik dan tak satu pun diciptakan untuktujuan yang jahat atau buruk Hal tersebut sebagai bekal persiapannyauntuk melaksanakan fungsinya selaku khalifah Allah yang diamanahkanTuhan untuk membuat kemakmuran membangun menciptakan memeliharakeamanan dan ketertibannya

Impilikasi paedagogisnya adalah bahwa pendidikan mengembantugas untuk mengupayakan agar kecenderungan kecenderungan religiusinteligensi sosio kultural dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologisbenar-benar terarah sesuai dengan tujuan penciptaannya sehingga senantiasarelevan dengan fitrah aslinya yang cinta pada kebaikan dan kebenaranMenghapus kecenderungan kecenderungan tersebut sama artinya denganperkembangan Perbuatan yang mencoba untuk mengubah sifat dasarmanusia identik dengan perbuatan setan yang berusaha untuk mengubahciptaan Allah sebagaimana dijelaskan dalam QS al-Nisacircrsquo4119

135

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dan aku (setan) benar benar akan menyesatkan mereka dan akanmembangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruhmereka (memotong-motong telinga-telinga binatang ternak) lalumereka benar benar memotongnya dan aku suruh mereka (mengubahciptaan Allah) lalu mereka benar benar mengubahnya Barang siapayang menjadikan syetan menjadi pelindung selain Allah makasesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata

Menurut Musthafa al-Maraghi yang dimaksud dengan ldquomengubahciptaan Allahrdquo pada ayat di atas selain melakukan perusakan terhadaporgan tubuh manusia seperti pengebirian juga termasuk perusakan terhadappsiko spiritual manusia dengan cara menyesatkan fitrah manusia yangsemula cenderung pada kesucian dibelokkan menjadi gemar pada berbagaiperbuatan sesat dan hina36

Dengan demikian maka konsep-konsep yang dikemukakan olehteori empirisme nativisme dan konvergensi sama sekali tidak sejalandengan konsep fitrah seperti di atas sebagaimana pernah dinyatakanoleh Noeng Muhdjir

Dalam ilmu pendidikan kita mengenal teori-teori perkembangan yangdisebut (1) teori biologisme atau teori paedagogik pesimisme (2) teoriempirisme atau teori tabularasa dan (3) teori konvergensi Jalan fikiranQurrsquoani berbeda dengan jalan fikiran ketiga teori perkembangan tersebutTeori biologisme mengakui adanya bakat baik dan bakat jahat SedangkanAlqurrsquoan berpendapat bahwa anak itu dan fikiran Qurrsquoani berbeda denganjalan fikiran ketiga teori perkembangan tersebut Teori biologismemengakui adanya bakat baik dan bakat jahat sedangkan Qurrsquoaniberpendapat bahwa anak lahir dalam bakat baik malahan berkeimananLingkungan yang menjadikan dia majusi dan lain-lain SehinggaQurrsquoani bukan penganut biologisme bukan empirisme dan juga bukankonveregensi Dan dapat kami sebut teori perkembangan pesertadidik yang Islami adalah teori fitrah teori yang mengakui bahwaanak lahir itu pada hakikatnya baik37

36Ahmad Musthafa al-Maracircghy Tafsicircr al-Maracircghy jilid V (Mesir Mustafaal-Babi al-Halabi 1974) h 120

37Noeng Muhadjir ldquoPendidikan Dalam Persspektif Qurrsquoanirdquo makalah padaSeminar dan Lokakarya Pendidikan al-Quran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta16-18 Desember 1989 h 12

136

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Jika teori yang dikemukakan di atas mengakui bahwa anak lahirke permukaan bumi ini dengan bakat bakat dan potensi yang baik makapersolannya sekarang ialah apakah konsep fitrah yang dikatakan memilikisifat dasar yang cenderung pada kebaikan dan kebenaran itu sama danselaras dengan konsepgood active yangdiketengahkan oleh aliran naturalismeRousseau

Dalam hal ini seperti telah disebutkan di depan bahwa Rousseaudengan konsep good active itu berpandangan negatif terhadap pendidikanMenurut pendapatnya seperti telah dikemukakan di depan bahwa sifatdasar manusia itu pada dasarnya baik sekaligus aktif yang sendirinyadapat berkembang dengan atau tanpa bantuan pendidikan SebaliknyaIslam mengetengahkan bahwa untuk mengaktualkan berbagai kebaikanseperti terkandung dalam makna fitrah tersebut masih memerlukanbantuan agar dapat aktual dan berkembang menjadi lebih berkualitassebagaimana Tuhan telah dengan sengaja mengutus para Rasul sawuntuk menyempurnakan akhlak umatnya

Jadi membiarkan peserta didik tumbuh secara alamiah tanpa bantuanpendidikan seperti yang dikonsepsikan oleh Rousseau sangat memungkinkannyakehilangan arah dalam menempuh perjalanan menuju kebaikan dankebenaran tersebut karena disesatkan oleh berbagai pengaruh yang datangdari dirinya Apalagi sarana dan kemampuan untuk menerima pengaruhyang menyesatkan danatau menyelamatkan sama-sama tersedia didalam diri setiap manusia sebagaimana dinyatakan al-Qurrsquoan bahwa Allahtelah mengilhamkan kepada jiwa manusia itu sarana untuk melakukankejahatan dan kebaikan

Oleh karena adanya sarana dan peluang bagi manusia untuk menerimapengaruh buruk baik maka pendidikan dalam arti yang seluas luasnyamenjadi lebih fungsional untuk memberi kesempatan yang sebesar besarnyabagi pertumbuhan segenap daya yang cenderung pada kebaikan dankebenaran itu sebagai terkandung dalam makna fitrah tersebut karenadaya-daya itu masih merupakan benih-benih yang perlu ditumbuh suburkanSekalipun demikian Islam tidak mengingkari adanya keaktifan daya-daya pada kebaikan tersebut yang secara alamiah memiliki potensi untukberkembang tetapi karena potensinya masih lemah baik rohaniah maupunjasmaniahnya sehingga masih perlu memperoleh berbagai macam bantuandan pertolongan sebagai tugas pokok pendidikan

137

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Secara singkat dapat dikatakan bahwa peserta didik dalam pandanganIslam memang memiliki daya untuk berkembang dan siap pula untukdikembangkan Akan tetapi tidak berarti peserta didik tersebut dapatdiperlakukan sebagai manusia yang sama sekali pasif melainkan memilikikemampuan dan keaktifan yang mampu membuat pilihan dan penilaianmenerima menolak atau menemukan alternatif lain yang lebih sesuai denganpilihannya sebagai perwujudan dari adanya kehendak dan kemauan bebasnya

Jadi kalaupun Islam mengakui bahwa daya-daya yang dimilikipeserta didik secara kodrati memang memiliki keaktifan akan tetapimembiarkannya tumbuh secara alamiah berdasarkan kodratnya sendirisangat memungkinkan pertumbuhannya tidak seperti yang diharapkanKisah Hayy ibn Yaqzan yang dilukiskan dengan sangat bagusnya olehIbn Tufayl seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu merupakansebuah ilustrasi dalam hal ini Patut dicatat bahwa sekalipun Hayy dapattumbuh secara alamiah berdasarkan kodratnya sendiri akan tetapipertumbuhannya tidak sempurna sebelum Hayy belajar kepada Absal38

Oleh karena itulah semua ahli didik Muslim sepakat dalam mengakuiperlunya pertolongan yang bermacam macam melalui pembiasaanbimbingan pengajaran dan pendidikan untuk mengaktualkan seluruhdaya yang dimiliki peserta didik

Jika pada satu sisi Islam mengakui keaktifan daya-daya sifat dasarmanusia yang cenderung pada kebaikan dan kebenaran tersebut danpada sisi lain mengakui kedaulatan pendidikan sebagai usaha pertolonganuntuk mengaktualkan dan menumbuh suburkan daya-daya itu maka dapatdiformulasikan bahwa pendidikan Islam telah mengkonsepsikan hakikatperkembangan peserta didik dalam rentangan waktu baik interaktif yangterbuka ke dalam maupun keluar Terbuka ke dalam karena pertumbuhannyamerupakan dorongan dari sifat dasarnya yang cinta pada kebaikan dankebenaran Terbuka keluar karena dialog yang terjadi dengan dunialuarnya ikut mewarnai pertumbuhan dan perkembangannya

Konsep baik interaktif tersebut mengandung makna bahwa sekalipundaya-daya dasar itu cenderung pada kebaikan dan kebenaran tetapiperkembangan kepribadian peserta didik tidak serta merta memperoleh

38Godman Ibn Tufayl Hayy Ibn Yaqzan h 67

138

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

kualitas dari potensi sifat dasarnya semata melainkan terjalin secarainteraktif dengan pertolongan yang diberikan berikut dukungan keseluruhansituasi dan lingkungan sekitarnya

Jika dicermati bagaimana kekuatan dunia eksternal itu turut memberiurunan dan mempengaruhi manusia dalam menentukan masa depannyaapakah memilih beriman atau sebaliknya dapat diperhatikan pada pernyataanQS al-Kahfi1828-29 sebagai berikut

Dan besabarlah kamu bersama sama dengan orang orang yang menyeruTuhannya di pagi dan di senja hari dengan mengharap keridhaannya danjanganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mangharapkanperhiasan kehidupan dunia ini dan janganlah kamu mengikuti orangyang hatinya telah kami lalaikan dari mengingati kami serta menurutihawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melampaui batas

Dan katakanlah kebenaran itu datangnya dari Allah maka barangsiapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman dan barang siapayang ingin kafir biarlah ia kafir

Ayat yang disebut paling akhir menjelaskan bahwa pada dasarnyamanusia itu memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiriapakah dia mau beriman kepada Allah swt atau sebaliknya sebagaimanifestasi dari kehendak bebas yang dimilikinya Akan tetapi jika dikaitkandengan pernyataan ayat yang mendahuluinya terlihat di sana bahwapertama sekali al-Qurrsquoan menghimbau agar manusia senantiasa tegarberada atau memilih lingkungan yang baik sebagai wadah dalam berinteraksidan jangan sampai memilih lingkungan orang orang yang hanya mengikutihawa nafsunya belaka karena hal itu membawa pengaruh yang menyesatkan

Jika urutan atau susunan ayat di atas ditangkap sebagai satu kesatuanyang berkorelasi sekurang kurangnya dapat dimaknai bahwa wadahdan lingkungan seseorang ikut mempengaruhinya dalam merealisasikanpilihannya apakah beriman atau tidak Jadi seperti telah dikemukakandi atas bahwa faktor eksternal akan ikut memberikan peluang dalammemberikan polesan warna dalam mengambil sikap dan menetapkanpilihannya sesuai dengan kehendak dan kemauan bebas yang dimilikinya

Adanya kebebasan atau kemerdekaan yang diberikan Tuhan kepadamanusia untuk menentukan masa depannya sendiri mengisyaratkan

139

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dengan kesadarannya sendiri Akan tetapi banyak fakta yang menunjukkanbahwa keterjerumusan seseorang ke lembah kenistaan bukan atas pilihansadarnya Melainkan karena terpengaruh oleh lingkungan yang mengitarinyaOleh karena itulah Tuhan mengingatkan manusia agar senantiasamemelihara diri dari pengaruh pengaruh buruk yang berasal dari lingkunganyang buruk karena hal itu dapat merusak fitrah beragama manusia yangselalu cenderung pada kebaikan dan kebenaran

Dengan demikian berinteraksi dengan lingkungan yang baik akanmendukung terbukanya kesadaran fitrah aslinya Sebaliknya interaksiyang tidak mendukung bagi perjalanan fitrah menuju kesempurnaannyasesuai dengan tujuan agama akan tetapi memberi peluang bagi terjadinyapilihan bebas yang menyimpang Dikatakan memberi peluang bagiterjadinya pilihan bebas yang menyimpang Dikatakan memberi peluangkarena lingkungan bukanlah raja yang paling menentukan segala-galanya bagi pembentukan kepribadian seperti yang dikampanyekanoleh kalangan empirisme dan behaviorisme

Berkaitan dengan hal ini dalam salah satu ayat al-Qurrsquoan mengemukakankisah isteri Firrsquoaun yang tetap beriman kepada Allah sekalipun suamidan lingkungan kehidupannya adalah orang orang yang zalim dan antiTuhan QS al-Tahricircm6611 ldquoDan Allah membuat isteri Firrsquoaun perumpamaanbagi orang-orang yang beriman ketika ia berkata ldquoya Tuhanku bangunkahuntukku sebuah rumah di sisimu dalam surga dan selamatkanlah akudari Firrsquoaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yangzalimrdquo Ayat tersebut telah mengisyaratkan bahwa sekalipun interaksimanusia yang telah berbekal fitrah dengan dunia eksternalnya memberikanpeluang dan urunan dalam mempengaruhi kepribadian seseorangNamun lingkungan bukanlah faktor satu satunya yang mempengaruhiperilaku manusia karena apabila fitrah beragama tetap terpeliharamaka manusia akan dapat membebaskan diri dari pengaruh lingkunganyang sesat sebagaimana isteri Firarsquoun memelihara fitrah itu melaluiibadah dan doa-doanya kepada Tuhan sebagai ganti dari menaati suamidan lingkungannya yang anti Tuhan39

Implikasi paedagogisnya ialah apabila sejak dini strategi dan polabantuan yang diberikan pada subyek didik serta keseluruhan situasi dan

39Penjelasan mengenai hal ini lihat Abdullah EducationTheory h 60

140

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

lingkungan yang mengitarinya tidak mendukung perkembangan fitrahnyamaka mungkin sekali ia akan gagal memelihara itu kelak Bila hal itu terjadimaka bukan kualitas fitrah itulah yang menampakan dalam sikap dankepribadiannya yang menyebabkan kehendak dan kemauan bebasnyatidak lagi memilih iman dan kebenaran tetapi justru sebaliknya dia mungkinakan memilih atau terjerumus menjadi Yahudi Nasrani dan Majusi

Bertolak dari uraian yang menghantarkan pada formulasi bahwa sifatdasar peserta didik yang apabila dikaitkan dengan lingkungan eksternalnyaterentang dengan sifat baik-interaktif pada hakikatnya mengandungdua makna sekaligus Pertama karena manusia itu pada dasarnya baikkarena fitrahnya yang dimilikinya cenderung bepihak pada kebaikan dankebenaran Pandangan terhadap semua peserta didik didasarkan padasikap positif Kedua karena kualitas perilaku yang ditampilkan manusiaitu pada dasarnya dipengaruhi pula oleh hasil interaksinya dengan duniaeksternalnya maka pandangan terhadap usaha usaha pendidikan didasarkanpada sikap yang optimis bahwa benih yang baik apabila ditanamkandi lahan yang subur dan baik serta dipupuk dengan siraman yang baikakan menghasilkan tanaman yang diharapkan bakal berbuah baik

Oleh karena itulah tak seorang pun di antara peserta didik yang bolehdipandang sebagai manusia yang jahat anti sosial dan tak bermoral karenasesungguhnya mereka lahir atas dasar fitrah yang baik Kalau dalamkenyataannya terdapat peserta didik yang berperilaku negatif yang mungkindisebabkan oleh pengalaman yang dilaluinya di lingkungan rumah tanggadanatau dalam pergaulannya sehari-hari tidak mendukung terjadinyapertumbuhan moral yang sehat maka para pendidik berkewajiban untukmenolongnya dengan berbagai macam pendekatan yang berlandaskankasih sayang agar sifat-sifat negatif itu dapat diminimalkan untuk kemudiansecara berangsur-angsur berubah menjadi positif Memang mungkinbahwa orang lain melihat perikelakuan peserta didik tersebut sudah sampaipada tingkat yang memprihatinkan namun bagi seorang pendidik muslimakan tetap menghargainya sebagai manusia yang memiliki sifat dasaryang fitrah yang berarti bahwa di dalam dirinya masih ada kebaikanyang perlu dibantu mengaktualkannya

Di sinilah makna pendekatan kasih sayang yang banyak dikemukakanoleh para ahli didik muslim perlu dimaknai secara kreatif Dalam hal iniguru dituntut untuk terus menerus berusaha dalam menemukan butiran

141

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

butiran mutiara entah berapa pun kecilnya di balik perilaku peserta didikyang terlihat bagaikan memprihatinkan itu Kalau sekiranya sejak awalguru telah mempersiapkannya tak lebih dari seekor keledai liar dan kudabinal yang perlu dicerca bahkan dihajar dengan rotan karena bertolakdari rasa kebencian bukan atas dasar kasih sayang maka sulitlah untukmelihat bahwa di dalam diri peserta didik masih terdapat sudut sudutkecil yang masih memancarkan cahaya kebaikan Cahaya yang agak kabusdan samar itu sesungguhnya masih bisa bersinar cemerlang apabila setiapsudutnya diasah dan diasuh agar berkembang menuju kesempurnaannya

Proses Pembelajaran dalam Konsep Pendidikan IslamTelah dikemukakan bahwa sifat fitrah manusia itu terdapat pada

seluruh aspek rohaniah dan jasmaniah manusia baik berupa kecenderungansifat dasar moral maupun bakat bakat dan keterampilan yang secarakeseluruhan perlu dikembangkan menuju kesempurnaan Semua bakatdan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik tersebut pada prinsipnyaberguna bagi kehidupan yang oleh Abduh diumpamakan seperti buahtin yang secara keseluruhan dapat dimakan dan tak ada satupun yangbisa diabaikan40 Jadi mengabaikan bakat-bakat yang dimiliki pesertadidik sama artinya dengan mengabaikan nikmat dan rahmat Tuhanatau telah melakukan kecurangan dalam pendidikan Berkenaan denganhal itu Imam al-Ghazali pernah mengatakan bahwa pendidikan yangbaik tidaklah mengikis dan melenyapkan sifat sifat dasar dan bakat-bakat yang dibawa lahir oleh manusia karena perbuatan itu melenyapkanhakikat kemanusiaan itu sendiri Sebab sifat dasar dan pembawaan itumerupakan anugerah Tuhan guna mempersiapkan manusia mencapaitujuan hidup kemanusiaannya secara baik dan benar41

Patut dicatat bahwa semua kecenderungan dan bakat yang pesertadidik baru dapat diaktualkan setelah peserta didik memperoleh pengalamandan pengetahuan yang memadai sebagai manifestasi dari keterbukaannyamenerima pengaruh dari luar Dengan demikian tidak semua yang ingindiketahui peserta didik dapat diperolehnya dengan sendirinya tanpa

40Muhammad Abduh Tafsir Juz lsquoAmma terj Haidar Bagir (Bandung Mizan1999) h 243

41Sulaiman Mazhab h 42

142

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bantuan orang lain Sifat ketergantungan ini walau bukan ketergantungantotal mengakui adanya kedaulatan pendidik sebagai pemberi bantuanyang diperkirakan dapat mengaktualkan dan mengembangkan potensipotensi bawaan yang dimilikinya

Konsep yang demikian pada dasarnya membuat suatu pengakuanbahwa peserta didik dan pendidik masing masing memiliki kedaulatanyang sama sama aktif dalam rentangan sejajar yang saling bekerja samasaling memberi dan menerima dalam arti yang sesungguhnya Hubunganpendidik dengan peserta didik dalam proses pembelajaran semacam inimerupakan hubungan dua pribadi yang secara hakiki setara

Apabila konsep seperti itu harus dihadapkan pada salah satu di antaradua pilihan terpusat pada guru atau terpusat pada peserta didik makapersoalannya menjadi sedikit rumit Dilihat dari posisi guru yang dikonsepsikansebagai pelaku yang aktif walau bagaimana pun pastilah memberi peluangbagi terselenggaranya proses pembelajaran yang terpusat pada guruSebaliknya dilihat dari posisi peserta didik yang dikonsepsikan juga sebagaipelaku yang juga aktif memberi peluang pula untuk menerapkan prosespembelajaran yang terpusat pada peserta didik

Oleh karena kedua bentuk proses pembelajaran tersebut sama samaberpeluang untuk dilaksanakan dapat diperkirakan bahwa proses pem-belajaran yang hanya terpusat pada guru atau terpusat pada peserta didiksaja Tidak mendapat tempat dalam konsep pendidikan Islam Penerimaannyahanya mungkin dilakukan apabila kedua bentuk proses pembelajarantadi ditempatkan secara proporsional dengan menundukkannya dalamsuatu bentuk penyelenggaraan yang memberi kemungkinan bagi pendidikdan peserta didik mendapat kesempatan yang sama dalam merealisasikankeaktifan dan kedaulatannya masing-masing

Titik pusat proses pembelajaran semacam itu tidak lagi dapat dilihatsebagai suatu proses pembelajaran yang terpusat pada guru atau terpusatpada peserta didik tetapi keduanya merupakan dua personal yang memilikikedaulatan yang berimbang dalam satu jalinan kerja sama untuk memperolehmanfaat yang sebesar besarnya dari nilai-nilai yang berpusat pada kebaikandan kebenaran Islam Dengan kata lain proses pembelajarannya menjaditerpusat pada nilai Artinya semua kegiatan mengajar yang dilakukanguru dan semua kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik berlangsungdalam pengendalian nilai-nilai Islam

143

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena proses pembelajarannya tidak lagi terpusat pada gurudan tidak pula pada peserta didik saja tetapi terpusat pada nilai Sehinggaproses pembelajarannya kadang-kadang terlihat bagaikan terpusat padaguru dan terkadang bagaikan terpusat pada peserta didik Hal yang demikianmerupakan konsekuensi logis dari tuntutan nilai-nilai yang dikandungoleh suatu materi bidang studi

Dilihat dari interaksi segi tiga dalam suatu proses pembelajaran yaitupendidik peserta didik dan materi bidang studi maka kedudukan bidangstudi menempati posisi strategis yang ikut memberikan arah bagaimanaseyogyanya proses pembelajaran itu berlangsung Suatu bidang studiatau pokok bahasan tertentu mungkin menuntut pendekatan yang lebihterpusat pada guru apabila nilai-nilai materi dan tujuan pembelajarannyabermaksud membekali peserta didik sejumlah pengetahuan siap ataumembekali mereka dengan premis-premis pendahuluan sebagai bekalpengetahuan yang menjadi landasan konsultatif untuk melakukanpenjelajahan intelektual selanjutnya Sebaliknya bidang studi ataupokok bahasan tertentu menghendaki pendekatan yang lebih terpusatpada peserta didik apabila nilai nilai dan tujuan belajarnya merupakanpengembangan pengetahuan siap menuju pengetahuan baru baik padatingkat aplikasinya maupun dalam rangka pemecahan masalah gunamengambil suatu keputusan baru atas inisiatif peserta didik

Walaupun peluang untuk melaksanakan suatu proses pembelajaranyang lebih terpusat pada guru tetap ada dan memungkinkan diselenggarakannamun tidak berarti bahwa gurulah satu satunya pelaku yang aktif sementarapeserta didik dibiarkan pasif Dalam hal ini guru menurut konsep pendidikanIslam tetap mengusahakan agar tetap tercipta suasana belajar yang mampumembangkitkan antusiasme dan keaktifan belajar di kalangan pesertadidiknya42

Proses penyajian materi pelajaran yang kadangkala bisa terpusatpada guru dan bisa pula pada peserta didik sesungguhnya identik denganproses penyajian materi al-Qurrsquoan Menurut Quraish Shihab penyajianmateri al-Qurrsquoan itu ada yang melalui pembuktian argumentatif yangdikemukakan langsung oleh al-Qurrsquoan itu sendiri dan ada pula yang

42Husain dan Ashraf Criss h 112

144

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya dapat dibuktikan oleh manusia melalui penalaran akalnya43 Inidianjurkan oleh al-Qurrsquoan untuk dilakukan pada saat mengemukakanmateri tersebut44 Kata Shihab sambil mengutip pendapat Abdul Karimal-Khatib yaitu agar akal manusia merasa bahwa ia berperan dalammenemukan hakikat materi yang disajikan itu sehingga merasa memilikidan bertanggung jawab untuk membelanya45

Jadi teacher centered tidaklah selamanya buruk dan student centeredtidak pula selamanya unggul melainkan tergantung pada nilai-nilai yangterkandung dalam materi bidang studinya Itu sebabnya seperti dikemukakandi depan bahwa proses pembelajaran dalam konsep pendidikan Islamterpusat pada nilai yang memberi kemungkinan bagi kedua model prosespembelajaran di atas untuk dilaksanakan Dalam hal menyangkut dengankeimanan kepada Allah umpamanya tentulah berbahaya membiarkanpeserta didik menarik kesimpulannya sendiri sebagaimana dituntut olehproses pembelajaran student centered tanpa didahului dengan memberikanpremis premis pendahuluan tentang bagaimana sesungguhnya konsepsiiman menurut tuntunan al-Qurrsquoan Hal ini sama bahayanya denganmenggiring mahasiswa misalnya sebagaimana acapkali dilakukan olehteacher centered untuk berpihak pada salah satu pendapatteori yang keduapendapatteori itu secara teoritis sesungguhnya sama benarnya Dalam kasusseperti ini seorang pendidik seyogyanya memberikan bantuan kepada pesertadidik untuk menemukan kekuatan dan kelemahan teori-teori tersebut yangpada gilirannya terpulang kepada peserta didik untuk menarik kesimpulannya

Dalam konteks inilah kedudukan pendidik benar-benar berfungsisebagai pelatih pengajar dan pendidik yang setiap saat membantu pesertadidik menemukan solusi terhadap berbagai problem yang dihadapinyadan membantunya dalam pengembangan potensi-potensi yang dimilikinyaagar tumbuh dan berkembang secara optimal

Kedudukan yang demikian mempertegas konsep pendidikan Islammengenai posisi dan hubungan guru dengan peserta didiknya yang salingmengakui kedaulatannya masing-masing sebagai hubungan dua pribadi

43M Quraish Shihab Membumikan al-Quran Fungsi dan Peran Wahyu DalamKehidupan Masyarakat (Bandung Mizan 1982) h 175

44Ibid45Ibid

145

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang secara hakiki setara dan dapat bekerja sama dalam satu jalinaninteraksi yang sama -sama aktif Dengan konsep pendidikan bukanlahsebagai pemberi intruksi yang serba menggurui dalam segala hal dantidak pula membiarkan peserta didik menempuh perjalanannya sendiritanpa bimbingan

Suasana dan kegiatan belajar yang demikian tidak akan mudahterwujud dengan sendirinya tanpa diiringi dengan usaha dan siasat yangdirencanakan oleh pendidik dalam hal ini guru sebagai pendidik berusahamelibatkan seluruh aktifitas mental peserta didik dalam setiap kegiatanpembelajaran dengan menciptakan kondisi belajar dalam suasana amandan menggairahkan Dengan begitu keinginan dan kegiatan belajar tumbuhdengan sendirinya berdasarkan niat yang tulus tanpa merasa dibebanidan tanpa harus menunggu perintah

Dalam konteks inilah kewibawaan dan keteladanan guru sebagaiseorang peserta didik merupakan kunci keberhasilan dalam mewujudkansuasana belajar aktif Itu berarti bahwa kewibawaan dan keteladananguru tetap merupakan alat dan media pendidikan yang tak tergantikanoleh media apapun Kewibawaan itu walau bagaimanapun hanya akanlahir di dalam kebulatan kepribadian guru tehadap sesuatu yang bernilaipositif yang pantas untuk dihargai dan diteladani Keberhasilan pendidikanIslam pada masa keemasannya kata Husain dan Ashraf terutama disebabkankarena kukuhnya kewibawaan dan keteladanan yang ditampilkan oleh parapendidiknya Hasilnya adalah bahwa setelah para pelajar itu meninggalkansekolah atau universitas tetap tersimpan dalam hati dan pikiran merekapribadi-pribadi agung yang kepadanya mereka pernah menimba ilmupengetahuan46

Memang tidak terbayangkan seorang guru mendapat penilaianpositif dari peserta diidiknya jika sikap dan kelakuannya sama sekalitidak dapat diterima secara moral atau tidak mecerminkan nilai yangdisampaikannya Hal semacam ini akan menimbulkan dampak negatifyaitu peserta didik akan meniru kebiasaan kebiasaan buruk tersebut danatau mulai memandang rendah pengajar mereka yang tak lebih sebagaiorang gajian yang mencari penghidupan di lapangan pendidikan

46Husain dan Ashraf Crisis h 134

146

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Pupusnya penghargaan peserta kepada guru menyebabkan terputusnyarelasi kewibawaan guru kepada peserta didik Bila hal itu terjadi makatingkat pengetahuan yang tinggi dan keampuhan metode pembelajaransudah tidak banyak lagi memberikan pengaruh dalam menciptakan situasibelajar dengan kesadaran yang tinggi Sebaliknya bila guru dapat menampilkancontoh yang benar sebagai pancaran kebulatan kepribadiannya makapeserta didik akan memberikan penilaian positif kepadanya

Selain kewibawaan yang berpangkal dari adanya keteladanan makakondisi dan suasana belajar yang bersuasana aman dan menggairahkanmerupakan prasyarat utama dalam menciptakan situasi belajar atas dasarsuka rela dan kesadaran Suasana belajar semacam ini menurut paraahli didik muslim akan lebih mudah tercipta bila hubungan guru danpeserta didik dibangun atas dasar kasih sayang dalam arti yang positif

Bila kepribadian semacam ini dapat diterapkan guru dalam setiapkegiatan dan proses pembelajaran maka kehadirannya di ruangan kelassenantiasa ditunggu tunggu peserta didiknya karena kehadirannya itumenimbulkan rasa aman dan menggairahkan Kepatuhan dan rasa hormatpeserta didik kepada pendidiknya sebagaimana yang banyak dituntutpara pendidik Islam bukanlah kepatuhan semu dan serba terpaksa tetapiberpangkal dari penghargaan mereka terhadap sikap positif yang ditampilkanpara pendidik mereka Sikap kebaikan dan kelembutan yang telah dicontohkanNabi Muhammad saw Dalam mendidik umatnya merupakan suatu perilakuyang semestinya melekat dalam kepribadian guru kata al-Ghazali mem-pertegas penjelasannya47

Adalah benar kalau sekiranya Nabi Muhammad saw bersikap kerasdan kasar niscaya para sahabatnya sudah lama meninggalkan beliauTetapi karena sifat sifatnya yang lemah lembut pemaaf dan senang melakukankontak kontak aktif dengan bermusyawarah (QS Ali lsquoImracircn3 159)beliau berhasil menimbulkan rasa aman dan kesetiaan penuh di kalanganpara sahabatnya

Bertolak dari penelusuran dan pembahasan yang telah dilakukandapat disimpulkan bahwa hubungan pendidik dengan peserta didik dalamkegiatan dan proses pembelajaran merupakan hubungan antar pribadi

47Ibid h 21

147

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang secara hakiki setara yang memberi kemungkinan bagi pendidikdan peserta didik secara bersama sama merealisasikan keaktifan dankedaulatannya masing masing yang saling menghargai dan menjunjungtinggi nilai-0nilai pergaulan edukatif Dalam pendidikan Islam al-lsquoalimwal mutalsquoallim syarikani fi aljr Dengan demikian maka proses pembelajaranyangdikonsepsikan pendidikan Islam lebih mengarah pada proses pembelajaranyang terpusat pada nilai yakni tidak hanya didominasi oleh guru sepertidiintrodusir oleh kalangan optimisme pendidikan dan tidak pula terpusatpada peserta didik seperti dipropogandakan kelompok naturalisme melaluipendidikan laissez faire

Melalui proses pembelajaran yang terpusat pada nilai pendidik danpeserta didik sama sama memiliki kedaulatan yang berimbang dalamhubungan saling bekerja sama untuk memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya dari nilai-nilai kebaikan dan kebenaran Islam Hal ini berartidiharapkan timbul dari kerelaan dan kesadaran peserta didik dalam setiapproses pembelajaran dengan menciptakan kondisi belajar aman danmenggairahkan sehingga keinginan dan kegiatan belajar termotivasidengan sendirinya berdasarkan niat yang tulus Dalam konteks inilahkewibawaan guru sebagai pendidik muslim yang memancar dari segenapkompetensi kepribadiannya sebagai imamah dan teladan keutamaanyang pantas dihormati dan dihargai merupakan kunci keberhasilan dalammewujudkan suasana belajar aktif di samping adanya kemampuanprofesional dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai seorang pendidik

148

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

MENELUSURI IDENTITAS DESAINKURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Istilah kurikulum berasal dari bahasa Latin yang dalam pengertianaslinya sebagai a running course or race course aspeciality a chariot

race course Perkembangan selanjutnya terutama setelah kurikulummenjadi istilah teknis dalam dunia pendidikan kurikulum itu secaraumum berubah makna menjadi rencana pelajaran (lesson plan)

Berbagai sumber yang membahas tentang kurikulum mengajukanbermacam-macam definisi mulai dari yang tradisional atau pengertianyang lazim digunakan kalangan umumawam sampai pada pengertianyang seluas-luasnya Secara sederhana kurikulum didefinisikan sebagaimatapelajaran yang diajarkan di sekolah Betapapun sederhananya definisidi atas akan tetapi sampai pada saat ini definisi seperti ini masih banyakdianut oleh para pengelola pendidikan

Dalam konteks seperti di atas kurikulum seperti dikemukakan olehHilda Taba dipandang sebagai suatu rencana pelajaran (a plan for learning)1

Artinya bahwa kurikulum tersebut disusun atau dirancang sedemikianrupa adalah untuk memperlancar proses belajar mengajar dalam bimbingandan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan bersama-samadengan tenaga pendidikannya2 Akan tetapi banyak para ahli kurikulumyang tidak puas dengan pengertian yang terbatas pada kegiatan sekolahyang direncanakan saja melainkan meliputi semua peristiwa yang terjadi

1Hilda Taba Curriculum Development Theory and Practice (New York SanFransisco Harcourt Brace amp World Inc) h 9

2S Nasution Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta Bina Aksara 1989) h 5

149

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dalam pengawasan sekolah sehingga kurikulum merupakan keseluruhandari berbagai kegiatan sekolah mulai dari kegiatan seperti kepramukaanpagelaran kesenian dan kegiatan lainnya yang dilakukan peserta didikdi dalam dan di luar sekolah asalkan masih berkaitan dengan pengembanganpengetahuan bakat dan minat peserta didik Konsep seperti itu terlihatjelas pada rumusan kurikulum yang dinyatakan sebagai ldquothe total affortof the school to bring about desired outcomes in school in out-of-schoolsituationsrdquo3 Berdasarkan rumusan ini kurikulum tidak lagi sekedarrencana mata pelajaran melainkan segala usaha sekolah untuk mencapaitujuan yang diinginkan Lebih dari itu kurikulum tidak lagi terbatas padasituasi di dalam persekolahan akan tetapi meliputi situasi di luar sekolahDefinisi lain yang juga terbilang luas merumuskan kurikulum sebagaildquoa sequence of potential experiences set up in school for the purpose discipliningchildren and youth in group ways of thinking and actingrdquo4 Dalam definisiini penekanannya tidak lagi sekedar matapelajaran atau sekedar kegiatanpersekolahanmelainkan sudah menjurus pada aspek sosial yaitu mempersiapkangenerasi muda menjadi anggota masyarakat

Di samping itu ada pula yang disebut sebagai kurikulum tersembunyi(hidden curriculum) yaitu suatu pengalaman yang tersaji sedemikianrupa tetapi tidak termasuk sebagai yang direncanakan seperti wawasankeilmuan yang dimiliki pendidik sikap dan penampilan pendidik sehari-hari hubungan pendidik dengan peserta didiknya dan lain-lain yang padadasarnya dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian peserta didikwalaupun tidak ada satu perincian khusus yang mengaturnya secaratertulis Dapat dikatakan bahwa kurikulum tersembunyi berada dalamsikap kecenderungan dan keinginan pendidik ke mana peserta diarahkansecara sengaja atau tidak baik yang mendukung maupun yang bertentangandengan tujuan kurikulum itu sendiri Kelihatannya disadari atau tidakoleh pendidik ternyata wawasan keilmuan yang dimilikinya termasuksikap dan kepribadian yang ditampilkannya sehari-hari menjadi hiddencurriculum yang turut serta mempengaruhi perkembangan kepribadianpeserta didik

3JG Saylor dan WM Alexeander Curriculum Planning fot Better Teachingand Learning (New York Rinehart 1954) h 3

4BO Smith WO Stanley dan HJ Shores Fundamentals of CurriculumDevelopment (Work Book 1957) h 3

150

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian berbagai penelitian dan pembahasan mengenaikurikulum dapat dilakukan secara meluas karena ruang lingkupnya bisameliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan proses belajar-mengajar di dalam dan di luar sekolah dan dapat pula disederhanakanmenurut keperluannya Akan tetapi yang terpenting adalah bagaimanapola-pola pengorganisasian kurikulum itu dilakukan terutama dalam mem-pertimbangkan kedudukan kurikulum sebagai upaya untuk merencanakankegiatan proses pembelajaran Dalam hubungan ini tentu saja bahanmateri pelajaran harus dituangkan dalam sebuah organisasidesain kurikulumyang sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan Oleh karena itulahdalam tulisan ini pembahasan kurikulum yang dimaksud lebih menitikberatkanpada pendeskripsian konsep-konsep dasar pengorganisasiian atau desainkurikulum sebagai upaya untuk melakukan identifikasi terhadap identitaskurikulum pendidikan Islam

Beberapa Desain KurikulumDalam dunia pendidikan desain kurikulum atau sering juga disebut

organisasi kurikulum tumbuh dalam corak yang berbeda-beda karenaadanya perbedaan tujuan pendidikan yang hendak dicapai5 Adanyaperbedaan itu dapat diilustrasikan tentang berbeda-bedanya desain setiapbangunan yang sangat tergantung pada tujuan bangunan itu didirikanDesain bangunan gedung sekolah umpamanya akan berbeda dengandesain bangunan toko bangunan tempat tinggal dan lain-lain Demikianlahpula halnya dengan desain kurikulum yang bertalian erat dengan tujuanutama diselenggarakannya pendidikan itu apakah untuk tujuan penguasaanilmu pengetahuan misalnya atau untuk kepentingan kebudayaan masyarakattertentu dan lain sebagainya Oleh karena itulah seperti dicontohkan olehNasution bahwa pendidikan yang bertujuan untuk mentransformasikanilmu pengetahuan kepada peserta didik akan lebih sesuai memilih desainsubject curriculum Akan tetapi jika kebutuhan kebudayaanmasyarakatyang lebih diutamakan maka desain yang bersifat integrated curriculumdiperkirakan lebih sesuai6

5Taba Curriculum Development h 136S Nasution Pengembangan Kurikulum (Bandung Citra Aditya Bakti 1991)

h 106

151

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sekalipun organisasi atau desain kurikulum tumbuh dalam corakyang berbeda-beda akan tetapi secara garis besar masih dapat diklasifikasikanke dalam dua pola pengorganisasian yang setiap pola sekurang-kurangnyaterdiri atas dua model desain kurikulum yaitu

Pertama pola kurikulum berdasarkan matapelajaran atau disiplinilmu (subject curriculum) yang terdiri atas desain kurikulum yang menyajikanmatapelajaran secara terpisah-pisah (separate-subject curriculum) dandesain kurikulum gabungan (correlated curriculum)

Kedua pola kurikulum interdisipliner yang terdiri atas desain kurikulumterpadu (integrated curriculum) dan kurikulum inti (core curriculum)Hal ini berarti bahwa sekurang-kurangnya ada empat model desainkurikulum yang berkembang yang secara ringkas dapat diikhtisarkansebagai berkut

Desain Kurikulum dengan Matapelajaran Terpisah-Pisah

Ciri khusus desain kurikulum yang menyajikan matapelajaran secaraterpisah-pisah ditandai dengan dipaparkan atau dideretkannya sejumlahmatapelajaran atau disiplin ilmu secara terpisah-pisah tanpa berusahamencari persinggungan di antara berbagai matapelajaran tersebut Kurikulumitu didesain sedemikian rupa karena pada dasarnya bertujuan agar pesertadidik mengenal dan menguasai kembali hasil kebudayaan dan pengetahuanumat manusia yang telah dikumpulkan sejak berabad-abad pada masalalu Dalam hal ini peserta didik sebagai generasi muda tak perlu lagi mencariatau menemukan kembali suatu pengetahuan yang telah diperoleh olehgenerasi terdahulu Menurut sejarahnya desain kurikulum inilah yangpaling tua dan sampai sekarang masih menduduki tempat yang palingdominan7 Hal ini didukung oleh faktor kemudahan dalam menyajikanbahan atau isi pelajaran berikut evaluasinya karena dapat disusun dengancara yang lebih sistematis sesuai dengan kekhususan disiplin ilmunyamasing-masing Bahkan secara ekstrim matapelajaran-matapelajaranyang masih serumpun dapat dipisah-pisah satu sama lainnya Sebagaicontoh matapelajaran bahasa Arab misalnya dapat dipecah-pecah menjadi

7S Nasution Pengembangan Kurikulum (Bandung PT Citra Aditya Bakti1991) h 107

152

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

beberapa matapelajaran seperti nahu saraf terjemah mufradat mutalaahmuhadasah dan sebagainya Demikian juga halnya dengan matapelajaranlainnya yang dapat disajikan secara terpisah-pisah seperti ilmu ukur ruangmisalnya disajikan secara terpisah dari ilmu ukur sudut yang di antarakeduanya seakan-akan tidak memiliki titik singgung lagi

Dalam pada itu karena jumlah pengalaman dan penemuan manusiadalam bidang ilmu dan teknologi semakin bercabang yang kemudianmembangun disiplinnya masing-masing menyebabkan jumlah matapelajaransemakin bertambah Sebagai dampaknya kurikulum pun cenderungsemakin membengkak Apalagi muncul pula suatu ldquokesombongan intelektualrdquodi kalangan sebahagian gurudosenpendidik atau pelaksana pendidikanyang memaksakan agar disiplin ilmu yang dimilikinya atau matapelajaranyang dikuasainya ldquomasukrdquo dalam kurikulum tanpa mempertimbangkanurgensi dan beban studi yang harus dipikul oleh peserta didik Keadaanseperti ini segera merisaukan para ahli terutama ketika dihadapkan padapernyataan apakah kurikulum harus berisikan semua matapelajaranatau disiplin ilmu yang berkembang Apakah seluruh matapelajaranyang muncul di tengah-tengah masyarakat harus dipelajari peserta didik

Desain kurikulum gabungan seperti akan dikemukakan berikut inidapat dipandang sebagai jalan pintas dalam menanggulangi permasalahandi atas karena desain kurikulum ini merupakan modifikasi kurikulumyang menyajikan matapelajaran yang terpisah-pisah

Desain Kurikulum Gabungan

Lahirnya desain kurikulum gabungan seperti yang sudah diisyaratkandi depan pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengkorelasikan duaatau lebih dari beberapa matapelajaran yang serumpun menjadi suatumatapelajaran Hal itu bertujuan agar pengetahuan peserta didik tidakterlepas-lepas atau terpecah-pecah Oleh karena itulah diperlukan suatudesain kurikulum yang diperkirakan dapat untuk menyatukan antaradua atau lebih matapelajaran yang serumpun di dalam satu matapelajaranatau bidang studi Matapelajaran yang berkenaan dengan sejarah geografiekonomi antropologi sosiologi dan psikologi umpamanya dapat digabungkanmenjadi satu yang sering disebut sebagai matapelajaran Ilmu PengetahuanSosial (IPS) Demikian juga matapelajaran Agama IPA (Ilmu PengetahuanAlam) Matematika Bahasa dan lain-lain yang merupakan gabungan dari

153

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

beberapa matapelajaran seperti misalnya dapat dilihat dalam Kurikulum1975 di Indonesia yang mulai memberlakukan kurikulum semacam ini8

Penggabungan matapelajaran serumpun dimaksud seperti dikemukakanoleh S Nasution bukan sekedar tindakan teknis administratif yang meng-haruskan sejumlah pelajaran yang serumpun disajikan secara berurutanpada jam-jam tertentu Karena apabila hal itu terjadi maka gabungan itumenjadi bersifat semu yang memungkinkan guru matapelajaran sejarah misalnyalebih mengutamakan matapelajarannya dan menjadikan matapelajaranilmu sosial lainnya hanya sebagai pelengkap9 Oleh karena itulah sebagaiusaha untuk mengupayakan terjadinya korelasi yang sesungguhnyadiperlukan sebuah fokus pembahasan yang berisikan tujuan teori prinsip-pripsip umum yang dapat melahirkan suatu gabungan yang wajar

Dengan adanya kurikulum gabungan ini diperkirakan pengetahuanyang dimiliki oleh peserta didik menjadi lebih terintegrasi dan bisa mencegahpenguasaan bahan yang banyak tetapi dangkal dan terlepas-lepas yangmenyebabkan mudah dilupakan serta tidak fungsional

Jika dibandingkan antara kedua desain kurikulum di atas yaitu kurikulumyang menyajikan matapelajaran secara terpisah-pisah dengan kurikulumgabungan sekalipun memiliki beberapa perbedaan nyata tetapi sesungguhnyamasih mengacu pada satu pola yang lebih terpusat pada penguasaanmatapelajaran atau disiplin ilmu Pola kurikulum seperti itu relatif lebihmudah disusun dan disesuaikan dengan perubahan karena dapat dipersempitdan diperluas hanya dengan menambah dan mengurangi jumlah matapelajaranmenurut keperluannya Akibat karena adanya kemudahan seperti itulahyang antara lain menyebabkan kurikulum menjadi ldquosering-sering diubahrdquosehingga banyak menimbulkan ldquokegelisahanrdquo bagi praktek penyelenggaraannya

Dari perspektif di atas haruslah diakui bahwa desain kurikulum yangpernah diberlakukan di Indonesia mulai tingkat Sekolah Dasar sampaiPerguruan Tinggi adalah pola kurikulum yang didasarkan pada penguasaanmatapelajaran atau disiplin ilmu tak terkecuali kurikulum IAIN danSTAIN yang terselenggara dewasa ini apakah itu desain kurikulum yangmatapelajaran terpisah-terpisah atau pun kurikulum gabungan

8Ibid h 1119Ibid h 110

154

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sedikit perlu disinggung bahwa khusus di lingkungan IAINSTAINpembaharuan atau perubahan kurikulum yang dipandang agak berbedadengan kurikulum-kurikulum sebelumnya adalah kurikulum tahun1995 Terlepas dari adanya beberapa kritik terhadap kurikulum tahun1995 itu seperti terlalu membebani mahasiswa dengan 160 SKS jugaterdapat sejumlah topik inti yang tumpang tindih serta tidak seimbangnyajumlah SKS antar matapelajaran banyak yang menilainya sebagai kurikulumterbaik yang pernah dimiliki IAIN Akan tetapi siapa yang menduga bahwahanya lebih kurang dua tahun kemudian (1997) kurikulum ini diubahlagi sebelum sempat dievaluasi apalagi disempurnakan sebagaimanalayaknya sebuah kurikulum

Adalah benar lahirnya kurikulum tahun 1997 dikatakan bukansebagai penggantian kurikulum tetapi disebut-sebut sebagai ldquokurikulummodifikasirdquo Benarkah sekedar modifikasi Sesungguhnya jika dicermatidengan seksama bukanlah sekedar modifikasi melainkan mengalamiperubahan yang cukup berarti baik dari segi bahanmateri maupunjumlah SKS serta sekuensi matapelajarannya

Persoalan yang segera timbul ialah mengapa demikian mudahnyamengubah dan memodifikasi sebuah kurikulum Jawabannya adalahbahwa pengorganisasian kurikulum tersebut masih berpolakan padapenguasaan matapelajaran atau disiplin ilmu yang sangat mudah untukdiubah dan dimodifikasi hanya dengan cara menambah atau mengurangibahan dan matapelajaran saja

Desain Kurikulum Terpadu

Akan halnya desain kurikulum terpadu sebagai bagian dari polakurikulum interdisipliner berusaha melibatkan berbagai disiplin ilmusecara integral dengan suatu wawasan bahwa masalah-masalah yangtimbul dalam kehidupan tidak hanya melibatkan satu matapelajaranatau disiplin ilmu yang serumpun saja tetapi melibatkan berbagai disiplinilmu secara interdisipliner

Dengan demikian kurikulum terpadu ini tidak lagi bertumpu padapenguasaan matapelajaran saja tetapi lebih mengarah pada pemecahanmasalah dengan mengintegrasikan beberapa matapelajaran yang dipandangfungsional untuk memecahkan masalah tersebut dalam satu poros

155

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang disebut Hilda Taba sebagai integrating threads atau focusing centers10

Karena itu pelaksanaannya lebih mengutamakan koordinasi dan pertaliandari berbagai materi matapelajaran guna memecahkan suatu masalahDengan demikian seluruh materi pelajaran dan pengetahuan yang akandisajikan difokuskan pada masalah tertentu dalam satu poros yang berisikantujuan prinsip-prinsip umum teori atau masalah yang akan dipecahkanSingkatnya kurikulum terpadu ini dikembangkan atas dasar perlunyamemusatkan perhatian dan pengarahan kemampuan terhadap pemecahanmasalah walaupun tetap dalam batas-batas adanya berbagai matapelajaranatau disiplin ilmu Hanya saja karena pusat perhatiannya lebih menjuruspada kemampuan pemecahan masalah daripada sekedar menguasaimatapelajaran menyebabkan penerapan desain kurikulum semacamini secara penuh akan mendapat hambatan ketika berhadapan denganurgensi ujian akhir atau masuk ke jenjang persekolahan yang lebih tinggiyang umumnya masih didasarkan pada penguasaan matapelajaran

Desain Kurikulum Inti

Berkenaan dengan kurikulum inti sebagai bagian dari kurikulumyang interdisipliner pada intinya bertolak dari suatu wawasan bahwasesungguhnya ada sejumlah ilmu pengetahuan bahan-bahan atau masalah-masalah yang fundamental dan hakiki yang harus dikuasai atau dipahamipeserta didik secara baik dan benar pada setiap tingkat dan jenis sekolahKarena itu sebagian ahli menyebut kurikulum inti sebagai programpendidikan umum (general education)11 Tetapi tidak semua setuju denganpendapat seperti itu karena program pendidikan umum dapat sajadimasukkan dalam kurikulum berdesain lain Sedangkan ciri kurikuluminti terletak pada pengintegrasian program pendidikan umum ke berbagaidisiplin ilmu lainnya secara interdisipliner dengan tetap mengakui adanyabatas-batas matapelajaran sesuai dengan kekhususan disiplin ilmunyamasing-masing

Kurikulum dengan desain ini sebagaimana dikemukakan oleh Fauncedan Bossing dalam buku mereka Developing the Core Curiculum yang

10Taba Curriculum Development h 30011DK Kolit Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Ende Flores Nusa

Indah 1976) h 62

156

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

secara khusus membahas kurikulum inti menyatakan bahwa ciri umumkurikulum jenis ini adalah ldquoa continuous carefully planned series of experiencewich are based on significant personal and social problems and wich involvelearnings of common concern to al youtshrdquo12

Hal itu menunjukkan bahwa ada empat ciri pokok daripada kurikuluminti yaitu (1) merupakan rangkaian pengalaman yang saling berkaitan(2) direncanakan secara kontiniu (3) dilaksanakan atas dasar adanyapermasalahan baik yang bersifat pribadi atau pun sosial dan (4) diperuntukkanbagi semua peserta didik

Jika dibandingkan dengan desain kurikulum lainnya kurikuluminti ini sedikit agak mirip dengan kurikulum terpadu Hanya saja kurikuluminti masih menekankan adanya bahan pelajaran tertentu yang menempatiposisi strategis yang harus dikuasai peserta didik untuk semua jenissekolah dan tingkatan guna mencapai tujuan tertentu Matapelajaranyang dipandang strategis itulah yang mendapat prioritas untuk difungsikandengan matapelajaran lainnya secara interdisipliner guna mencapaitujuan tertentu terutama dalam memecahkan berbagai masalah yangtimbul dalam kehidupan

Ilmu Pengetahuan dalam Kurikulum Pendidikan IslamDari berbagai desain kurikulum yang dikemukakan di atas terlihat

jelas bagaimana matapelajaran yang berisikan ilmu pengetahuan ditempatkansedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai Berdasarkanhal itu timbul pertanyaan ldquoke desain kurikulum yang bagaimanakahkurikulum pendidikan Islam dapat dikelompokkan dan bagaimana sosokilmu pengetahuan dalam kurikulum pendidikan Islamrdquo Untuk menjawabpertanyaan ini pertama-tama yang harus dilakukan ialah menelusuribagaimana sebenarnya klasifikasi ilmu pengetahuan dalam Islam sebagaimanatelah dikemukakan oleh para pemikir Muslim

Dalam hal ini seperti tercatat dalam sejarah bahwa usaha yang pertamasekali dilaksanakan oleh kaum Muslim dalam mengklasifikasikan ilmu

12RC Faunce and NR Bossing Developing the Core Curriculum (New YorkPretice-Hall 1958) h 54

157

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengetahuan telah dilakukan oleh al-Kindi pada abad ke-3 H (abad 9 M)baru kemudian disusul oleh al-Facircracircbicirc (w339 H950 M) sebagai filosof muslimyang besar pengaruhnya dalam mengklasifikasikan ilmu pengetahuanKlasifikasi inilah dengan sedikit perubahan dan modifikasi dikembangkanlagi oleh Ibn Sicircnacirc (w 428 H1037 M)13

Selanjutnya dengan semakin berkembangnya pengetahuan danmengkristalnya kebudayaan Islam zaman pertengahan maka banyaksarjana berpendapat bahwa pembahasan dan klasifikasi yang palinglengkap dan mendetail mengenai ilmu pengetahuan banyak dilakukanoleh dua tokoh terkemuka dalam Islam yaitu Imam al-Ghazacirclicirc (w 505 H1111 M) dan Ibn Khalducircn (w808 H1406)14 Demikian strategisnya pemikirankedua tokoh ini sehingga pemikiran-pemikiran keduanya perlu dikemukakansebagai bagian dari penelusuran konsep pengetahuan dan kurikulumpendidikan Islam

Sebagai catatan bahwa al-Ghazacirclicirc(450-505 H1058-1111 M) dilahirkandi Iran di dekat sebuah kota yang pada masa sekarang ini disebut MasyhadIa dianggap sebagai seorang tokoh yang memiliki pemikiran yang orisinildan paling luas Pembahasan tentang ilmu pengetahuan sebagaimanatermuat dalam Kitab al-lsquoIlmi sebagai salah satu bab dari kitab Ihyacirc lsquoUlucircmal-Dicircn karya al-Ghazacirclicirc dipandang sebagai pembahasan yang cukup orisinildalam pengklasifikasian ilmu pengetahuan dalam Islam15

Jika dicermati dengan seksama al-Ghazacirclicirc mencoba mengklasifikasikanilmu pengetahuan berdasarkan tiga kriteria yaitu (1) berdasarkan tingkatkewajiban mempelajarinya (2) berdasarkan sumbernya dan (3) berdasarkanfungsi sosialnya16

Pengklasifikasian ilmu pengetahuan berdasarkan tingkat kewajibandalam mempelajari oleh al-Ghazacirclicirc dibagi ke dalam dua kelompok yaitu (a)

13Lihat Syed Ali Ashraf New Horizons in Muslim Education (Camridge IslamicAcademy 1985) h23-26

14Ibid suatu pembahasan dan diskusi singkat mengenai al-Ghazali dan Khaldundan pengklasifikasian ilmu pengetahuan lihat S Waqar Akhmed Husaini EnvironmentalSystems Engineering (London The Macmilan Press Ltd 1980) khususnya pada bab III

15Kitab al-lsquoIlm dari Ihya lsquoUlum al-Din ini telah diterjemahkan yang disertaidengan catatan-catatan oleh NA Faris dengan judul Book of Knowledge Selengkapnyalihat NA Faris of Knowledge (Lahore SMAshraf 1966)

16Lih Book of Knowledge h 46-79

158

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengetahuan yang diwajibkan bagi setiap individu Muslim (fardu lsquoain) dan(b) pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat Muslim (fardu kifayah)

Pengetahuan yang diwajibkan kepada setiap individu Muslim tanpaterkecuali yang disebut sebagai fardu lsquoain pertama-tama ialah pengetahuanmengenai lima rukun Islam (arkan al-Islam) yang wajib diketahui dandiamalkan secara individu oleh setiap Muslim seperti mengucapkan duakalimat syahadat menegakkan salat berpuasa pada bulan Ramadhanmembayar zakat dan menunaikan ibadah haji Termasuk pula sebagaiilmu yang fardu lsquoain untuk dipelajari adalah yang berkaitan dengan hal-haldan perbuatan yang dihalalkan dan keyakinan-keyakinan serta perbuatandari keadaan hatijiwa yang secara lebih lanjut disebut oleh al-Ghazacirclicircsebagai lsquoilmu al-mulsquoamilat dan lsquoilmu al-mukasyafah17

Ilmu al-Mursquoamilat yang disebutkan di atas lazimnya berkenaan denganhukum sipil Islam Akan tetapi al-Ghazacirclicirc mengidentikkannya denganldquoilmu mengenai keadaan hatijiwardquo atau etika Islam Ilmu ini mengajarkannilai-nilai yang mulia dan melarang tindakan-tindakan yang tidak mem-pedulikan nilai-nilai tersebut seperti tindakan-tindakan yang dianggaptercela oleh kesusilaan pribadi dan masyarakat Nilai-nilai mulia inisesungguhnya telah dicontohkan dalam sirah Nabi dan di dalam kehidupantokoh-tokoh salaf al-saleh Termasuk bagian dari ldquoilmu mengenai keadaanhatijiwardquo yang terpuji itu adalah takut kepada Allah menaruh harapankepada Allah tabah murah hati jujur kepatuhan terhadap hukum-hukum dan perintah-perintah Allah dalam keadaan yang bagaimanapunjuga Termasuk juga dorongan-dorongan hati yang tercela merupakansegala perbuatan yang jahat yang tidak memperdulikan nilai-nilai kebajikanseperti dengki kikir takut miskin ingin dipuji memuliakan orang-orangkaya dan menghinakan orang miskin tidak mempedulikan kebenaranmemaafkan kesalahan diri sendiri dengan membesar-besarkan kesalahanorang lain dan lain-lain yang seumpama dengan di atas

Jadi semua dorongan dan perbuatan nyata seperti di atas bagi al-Ghazacirclicirc disebut sebagai lsquoilmu al-mulsquoamilat yang wajib dipelajari olehsetiap Muslim secara individu Ilmu ini menurut al-Ghazali harus ditanamkandi dalam keyakinan-keyakinan dan perbuatan-perbuatan sesempurnamungkin sebagai kewajiban seumur hidup bagi setiap orang Muslim

17Ibid h 80

159

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Selanjutnya lsquoilmu al-Mukasyafah (ilmu mengenai wahyu-spritual)yaitu pengetahuan esoteris tentang rahasia atau misteri transcendentalmisalnya malaikat-malaikat sifat-sifat Allah dan kenabian Keharusanbagi setiap individu Muslim untuk meyakini adanya rahasia-rahasia tersebutRahasia-rahasia itu hanya dibukakan kepada Nabi dan kepada ldquoorang-orang tertentu yang dekat kepada Allahrdquo Ilmu tersebut tidak akan dapatdijangkau oleh para teolog dan filosof dan karena argumentasi ini pulalahorang-orang harus dicegah untuk menceburkan diri bagi mendalamirahasia-rahasia tersebut Sebagai gantinya orang-orang seyogianya didoronguntuk menuntut ilmu-ilmu pengetahuan yang dibolehkan oleh syariat

Berkenaan dengan pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat(fardu kifayah) sebagaimana dimaksudkan oleh al-Ghazacirclicirc merupakansuatu kewajiban (fardu) bagi keseluruhan masyarakat Muslim Hanyamanusia-manusia yang kompeten dalam jumlah yang dibutuhkan danmencukupi harus memutuskan diri di dalam setiap disiplin-disiplin danbidang-bidang yang diperlukan bagi tegaknya sebuah peradaban IslamBidang-bidang tersebut menurut al-Ghazacirclicirc adalah ldquoSetiap ilmu pengetahuanyang tidak dapat dikesampingkan bila menginginkan adanya kesejahteraanduniardquo18 Sedangkan apabila tanpa lsquodisiplin-disiplin dan bidang-bidangitu maka masyarakat akan menghadapi kesulitan-kesulitan yang picikrdquo19

Disiplin dalam bidang-bidang tersebut antara lain seperti pertanianjurisprudensi kedokteran politik dan keahlian teknik

Selain itu sebagaimana telah dikemukakan di atas al-Ghazacirclicirc jugamengklasifikaskan ilmu berdasarkan sumbernya yang dapat dibedakanantara ilmu syarilsquoiyyah (lsquoulucircm syarlsquoiyyah) dengan ilmu non-syarlsquoiyyah(lsquoulucircm ghairu syarlsquoiyyah)

lsquoUlucircm syarlsquoiyyah adalah ilmu yang bersumber dari wahyu dan diperolehdari pada Nabi dan bukan dari penggunaan akal seperti ilmu hitungatau yang berkaitan dengan eksprimen-eksprimen yang dilakukan manusiaseperti kedokteran pertanian atau yang berasal dari pendengaran sepertibahasa Pembagian ilmu dari lsquoulucircm syarlsquoiyyah ini yaitu adanya sumber-sumber primer (al-Qurrsquoan dan Hadis) dan yang berasal dari sumber-sumber

18Ibid h 37 35 juga h 919Ibid

160

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

sekunder yang terdiri atas ilmu cabang (furulsquo) seperti fikih dan ilmu pengetahuanyang berkenaan dengan keadaan jiwahati seperti telah dikemukakanterdahulu Termasuk dalam kelompok ini ilmu-ilmu muqaddimah (bantuan)dan mutammimat (tambahan) Ilmu-ilmu muqaddimah yang dimaksudkanialah ilmu yang berfungsi sebagai alat atau instrument untuk mempelajariilmu-ilmu syarlsquoiyyah seperti bahasa Arab Sedangkan ilmu mutammimatadalah ilmu yang juga berguna untuk mempelajari sumber-sumbersyarlsquoiyyah yang primer Dengan demikian apa yang disebut ilmu-ilmusyarlsquoiyyah itu mencakup ilmu-ilmu yang non-syarlsquoiyyah yaitu berbagaiilmu yang diperlukan untuk memahami syarlsquoiyah secara deduktif

Khusus ilmu-ilmu non-syarlsquoiyyah adalah ilmu pengetahuan yangbersumber dari temuan akal dan eksprimen serta akulturasi Ilmu pengetahuanini bersifat mubah sepanjang tidak dilarang dengan tegas oleh syarirsquoahyang oleh karena itu secara prima facie dapat dibenarkan oleh hukum

Akan halnya klasifikasi ilmu pengetahuan berdasarkan fungsi sosialnyaoleh al-Ghazacirclicirc dibedakan menjadi ilmu-ilmu yang terpuji (mahmud)dan ilmu-ilmu yang tercela (mazmumah) Ilmu-ilmu yang terpuji adalahilmu-ilmu yang bermanfaat dan dapat dijadikan bermanfaat bagi kemanusiaandan peradaban duniawinya seperti ilmu kedokteran ilmu pertanianilmu hitung dan ilmu-ilmu yang bermanfaat lainnya Sedangkan ilmu-ilmu yang tercela adalah ilmu yang dapat merusak keimanan kepadaAllah baik karena zatnya memang bertentangan dengan syariyah sepertiilmu-ilmu magis azimat-azimat teologi dealektis astrologi dan seumpamadengan itu atau pun karena alasan-alasan sosiologis Alasan sosiologisyang dimaksudkan al-Ghazacirclicirc bisa jadi karena pengetahuan itu memangbertentangan dengan doktrin-doktrin atau tujuan-tujuan syarirsquoah ataukarena peranan dan dampak sosial yang ditimbulkannya dapat menimbulkankerugian bagi pelakunya sendiri atau kepada orang lain walaupun zatilmu pengetahuan itu sendiri tidak tercela

Kembali pada pokok masalah terutama jika kurikulum pendidikanIslam dipolakan pada klasifikasi ilmu pengetahuan yang dikemukakanoleh al-Ghazali di atas dapatlah dikatakan bahwa kurikulum pendidikanIslam terkelompok ke dalam desain kurikulum inti Alasan utamanyaialah karena di dalam kurikulum tersebut terdapat matapelajaran ataupengetahuan fardu lsquoain atau wajib diketahui dan dipelajari oleh setiap

161

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

peserta didik Muslim pada setiap tingkat dan jenis persekolahan danada pula yang bersifat fardu kifayah

Pada masa belakangan ini klasifikasi itu dikukuhkan lagi oleh SyedMuhammad al-Naquib al-Attas (1931) Dalam hal ini al-Attas yang menjadinarasumber pada beberapa pertemuan konferensi pendidikan Islam sedunia menyatakan bahwa ilmu-ilmu fardu lsquoain merupakan ilmu yangdinisbatkan dan diperoleh melalui wahyu al-Qurrsquoan dan Sunnah Syariahhikmah tauhid berikut cabang-cabangnya serta ilmu-ilmu yang menjadipersyaratan untuk mengetahui dan mengamalkannya Dalam hal initermasuk pengetahuan yang berkaitan dengan Iman Islam Ihsan20

Sementara yang fardu kifayah ialah segala macam ilmu yang diperolehdengan pengalaman pengamatan dan penelitian atau yang dijangkauoleh akal dan dipandang berguna untuk melayani kebutuhan praktiskehidupan manusia dalam masyarakat negara dan dunia21

Klasifikasi seperti di atas merupakan suatu indikasi bahwa adasejumlah pengetahuan inti yang menjadi isi kurikulum untuk disajikankepada setiap peserta didik sebagai matapelajaran atau disiplin ilmuyang fardu lsquoain dalam mempelajarinya karena melalui matapelajarantersebut peserta didik dapat mengenal secara baik dan benar mengenaikewajiban-kewajiban sebagaimana dituntun dalam agama

Disamping itu ada pula matapelajaran lain yang dirancang sedemikianrupa untuk kepentingan masyarakat banyak yang dapat mengangkatharkat kehidupan masyarakat sebagaimana dicita-citakan Islam Apabilatidak ada orang yang kompoten dalam jumlah yang mencukupi danmenguasai disiplin ilmu tersebut kemungkinan sekali menimbulkankendala bagi masyarakat dalam mengupayakan kesejahteraannyaSekiranya pada suatu kota dibutuhkan 20 orang Dokter Wanita SpesialisPenyakit Kandungan dan Kebidanan untuk melayani ibu-ibu hamil yangakan melahirkan maka masyarakat Muslim di kota itu wajib berusahaagar ada 20 orang dokter wanita tersebut Sebab jika belum tersedia dengan

20Syed Muhammad al-Naquib al-Attas ldquoPreliminary Thought on the Natureof Knowledge and the Definition and Aims of Educationrdquo ed Syed Muhammadal-Naquib al-Attas Aims and Objectives of Islamic Education (Jeddah King AbdulAziz University 1979) h 40

21Ibid h 38-41

162

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

jumlah tersebut akan banyaklah wanita-wanita Muslim yang menampakkanauratnya kepada dokter laki-laki Jadi selama jumlah tersebut belumterpenuhi kewajiban fardu kifayah masyarakat kota tersebut belumtunai Disiplin ilmu untuk tujuan seperti itulah yang disebut fardu kifayahdalam mempelajarinya

Akan tetapi perlu dicatat bahwa ilmu-ilmu fardu kifayahyang dimaksudkanoleh al-Ghazacirclicirc harus benar-benar bebas dan terpelihara dari unsur-unsurilmu tercela (mazmum) baik karena zatnya maupun karena tercela disebabkanalasan-alasan sosiologis seperti telah dikemukakan di atas

lsquoAbd al-Rahmacirc n Ibn Khalducircn (732-808 H-1332-1406 M) memilikikesamaan pandangan dengan al-Ghazali dalam hal meneruskan klasifikasitradisional kaum Muslim terhadap ilmu pengetahuan sambil menambahkansumbangan-sumbangannya sendiri Perbedaan terpenting yang dikemukakanoleh Ibn Khaldun adalah ketika menjelaskan ilmu-ilmu pengetahuanyang ada dalam kebudayaan kaum Muslim yaitu adanya pembagianilmu pengetahuan menjadi lsquoulucircm al-naqliyah dan lsquoulucircm al-lsquoaqliyah

lsquoUlucircm al-naqliyah yang dimaksudkan Khalducircn ialah ilmu pengetahuansyarrsquoiyyah yang diperoleh berdasarkan wahyu melalui satu metode yangdisebutnya sebagai metode kenabian yaitu metode yang tidak menggunakanproses-proses rasional dan dapat memperoleh pengertian yang jelasdan langsung mengenai syarirsquoah Ilmu pengetahuan yang terkelompokdalam lsquoulucircm al-naqliyah ini antara lain al-Qurrsquoan Hadis Fikih TeologiSufisme dan Bahasa Arab22 Lebih lanjut dikemukakannya bahwa pengetahuanyang diperoleh melalui metode kenabian ini adalah pengetahuan mengenaildquosegala sesuatu yang berada di luar jangkauan persepsirdquo yaitu segalasesuatu yang bersifat spiritual atau yang termasuk ke dalam domainteologi serta metafisika dan nilai-nilai untuk membeda-bedakan antarakejahatan dan kebajikan23

Adapun yang dimaksud Ibn Khalducircn dengan lsquoulucircm al-lsquoaqliyah adalahilmu pengetahuan yang diperoleh melalui kemampuan oleh fikir manusiayang disebut sebagai pengetahuan ldquofilosofisrdquo atau rasional Pengetahuanini diperoleh melalui metode demonstratif yaitu dengan menyempurnakan

22Syed Ali Ashraf New Horizons h 3323Lihat M Mahdi Ibn Khaldunrsquos Philosophy of History (London George Allen

amp Unwin Ltd 1957) h 79-81 dan 109

163

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

kemampuan berfikir manusia Lapangan pengetahuan filosofis itu dibatasikepada hal-hal yang ada hal-hal yang dapat diamati hal-hal yang dicapaioleh persepsi dan apersepsi dengan menggunakan tiga tingkatan intelekyaitu melihat bereksprimen dan berteori24

Ada empat buah ilmu pengetahuan pokok yang termasuk ke dalamlsquoulum al-aqliyah dan masing-masing di antaranya terbagi lagi ke dalambeberapa subdevisi yang banyak jumlahnya Keempat ilmu pengetahuanpokok itu adalah (a) logika (b) ilmu-ilmu pengetahuan alam atau yangbersifat fisik seperti kedokteran dan pertanian (c) metafisika dan (d) ilmu-ilmu matematika seperti geometri ilmu hitung musik dan astronomilsquoUlucircm al-lsquoaqliyah ini disebut juga sebagai ilmu alamiah karena setiap orangberkesanggupan menguasai ilmu-ilmu ini karena sifat manusia sebagaimakhluk yang berakal sebagaimana dijelaskan Ibn Khaldun sebagai berkut

Dengan menggunakan konsep Ibn Khaldun di atas sekurang-kurangnyasuatu susunan kurikulum pendidikan Islam haruslah terdiri dari ilmu-ilmu naqliyah dan ilmu lsquoaqliyah Ilmu naqliyah menempati posisi yangcukup strategis karena sifat kebenarannya bersifat abadi (perennial)dan benar dengan sendirinya tanpa harus didahului oleh hipotesis-hipotesis tertentu Sedangkan ilmu-ilmu lsquoaqliyah karena kebenarannyahanya berdasarkan pembuktian dan penemuan (acquired) yang tidakbisa tidak harus tetap dikonsultasikan kepada yang pertama Atasdasar itu maka ilmu-ilmu naqliyah dilihat dari sisi desain kurikulummerupakan saripati kurikulum yang menjiwai segenap matapelajaranlain yang dibutuhkan dalam kehidupan

Sampai di sini memang belum jelas terlihat ciri desain kurikuluminti seperti yang hendak dikatakan pada pasal ini walaupun secara samar-samar gambaran dasarnya sudah mulai menampak Tetapi jika diperhatikanhasil Konferensi Pertama Pendidikan Islam Internasional Tahun 1977 diMakkah yang mengelompokkan ilmu pengetahuan kepadardquopengetahuanabadirdquo (perennial knowledge) dan ldquopengetahuan perolehanrdquo (acquieredknowledge)25 Pengelompokan tersebut secara nyata masih berakar pada

24Ibid25Firs World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter Islamic University

Cooperation of Indonesia 1977) h 4

164

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

klasifikasi ilmu pengetahuan yang dibuat oleh al-Ghazacirclicirc dan Ibn KhalducircnIlmu-ilmu fardu lsquoain yang dimaksudkan al-Ghazacirclicircatau lsquoulucircm al-naqliyahyang disebut oleh Khalducircn pada dasarnya merupakan pengetahuan abadi(perennial knowledge) Sementara itu ilmu-ilmu fardu kifayah versi al-Ghazacirclicirc atau lsquoulum al-aqliyah versi Ibn Khaldun merupakan pengetahuanperolehan (perennial knowledge) Kedua kelompok disiplin ilmu ini sepertidinyatakan dalam rekomendasi konferensi tahun 1977 yang lalu adalahdisajikan secara integratif yang selengkapnya disebutkan

21 Untuk mencapai tujuan dan sasaran akhir pendidikan maka pengetahuandapat dikelompokkan menjadi dua kategori

a) Memberikan ldquopengetahuan abadirdquo yang didasarkan pada wahyuIlahi yang disampaikan melalui al-Qurrsquoan dan Sunnah dan segalayang dapat ditarik dari keduanya dengan menggaris bawahibahasa Arab sebagai kunci untuk memahami keduanya

b) ldquoPengetahuan perolehanrdquo yaitu termasuk ilmu-ilmu sosial alamdan terapan yang rentan terhadap pertumbuhan kuantitatifdan pelipatgandaan yang variasinya terbatas dan merupakanpinjam-meminjam antar kebudayaan dapat dipertahankansepanjang sesuai dengan syarirsquoah sebagai sumber nilai

22 Harus ada pengetahuan ini yang ditarik dari keduanya dengan tekananutama pada yang pertama terutama pada syariah yang diwajibkanbagi semua Muslim pada semua tingkat pendidikan dari yang tinggisampai yang terendah yang diatur tahapannya sedemikian rupa sehinggaterpenuhi standar pada setiap tahapan Hal ini dilakukan bersama-sama dengan kewajiban belajar bahasa Arab yang merupakan bagianpokok dalam kurikulum inti Hanya dengan kedua inilah peradabanIslam dapat dilestarikan serta kepribadian Muslim dapat dipertahankan26

Sekalipun rekomendasi di atas tidak secara eksplisit menegaskankurikulum pendidikan Islam mengikuti organisasi atau desain kurikuluminti tetapi kecenderungan seperti itu hampir tidak diragukan lagi terutamajika diperhatikan bahwa kelompok pengetahuan pertama yang disebutpengetahuan abadi (perennial) ndashal-Qurrsquoan dan Sunnah berikut cabang-

26Ibid

165

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

cabangnya ndashmenempati posisi yang lebih strategis dari pengetahuankelompok kedua ndashpengetahuan perolehan (acquired) ndashyang secara hirarkisberada di bawah kelompok yang pertama

Kemudian dengan menyimak pernyataan bahwa harus ada pengetahuaninti yang dapat ditarik dari kedua kelompok pengetahuan itu terutamapada yang pertama khususnya syarirsquoah yang diwajibkan bagi semuaMuslim untuk semua tingkatan dan jenjang pendidikan telah menunjukkancirri-ciri kurikulum inti

Dengan demikian jelaslah bahwa pada prinsipnya kurikulum pendidikanIslam menggunakan desain kurikulum inti yang menempatkan pengetahuanabadi (al-Qurrsquoan dan Sunnah berikut cabang-cabangnya) atau kelompokilmu-ilmu fardu lsquoain atau lsquoulucircm al-naqliyah sebagai program pendidikanumum yang diintegrasikan ke berbagai disiplin ilmu pengetahuan perolehanatau kelompok ilmu-ilmu fardu kifayah secara interdisipliner dengantetap mengakui adanya batas-batas matapelajaran sesuai dengan kekhususandisiplin ilmunya masing-masng

Realisasi Pengembangan Kurikulum IntiJika pengetahuan abadi dijadikan sebagai inti kurikulum yang

penyajiannya diintegrasikan secara interdisipliner ke berbagai matapelajaranlainnya maka persoalan selanjutnya yang menyangkut realisasi ialahldquoMatapelajaran apa sajakah yang termasuk dalam pengetahuan abadi iturdquo

Berdasarkan Konferensi Kedua Pendidikan Islam Internasional tahun1980 di Islamabad Pakistan ditetapkan bahwa kelompok pengetahuanabadi (perennial knowledge) terdiri atas dua bagian utama yaitu al-Qurrsquoan dan bahan tambahan27 Dengan rincian sebagai berikut

1 al-Qurrsquoan

11 Qiraa Hifz dan Tafsir12 As-Sunnah13 Sirah Nabi14 Tauhid

27Lihat Second World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter IslamicUniversity Cooperation of Indonesia 1981) h 3

166

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

15 Usul al-Fikih dan Fikih dan16 Bahasa Arab Alqurrsquoan yang meliputi Fonologi sintaksis dan

Semantik

2 Bahan-bahan tambahan21 Metafisika Islam22 Perbandingan Agama dan23 Kebudayaan Islam yang disesuaikan menurut kebutuhan

Adapun kelompok pengetahuan perolehan (acquired knowledge)terdiri berbagai matapelajaran lainnya sesuai dengan jenis dan macamprogram studi yang ditetapkan mulai dari ilmu-ilmu imajinatif seperti senidan sastera ilmu-ilmu intelektual dan studi-studi sosial ilmu-ilmu kealamanilmu-ilmu terapan dan rekayasateknologi sampai pada ilmu-ilmu praktis28

Dengan demikian sekiranya desain kurikulum inti dapat diterimasebagai alternatif dalam mendesain kurikulum pendidikan Islam makasemua matapelajaran yang terkelompok sebagai pengetahuan abadidapat dipandang bagaikan tersusun dalam dua strata ndashmeminjam istilahyang dikemukakan Prof Noeng Muhadjirndashyaitu sebagai Studi IslamTeologik (SIT) sebagai lapisan pertama dan Studi Islam Interdisipliner(SII) sebagai lapisan kedua29

Sebagai Studi Islam Teologik kedudukannya merupakan matapelajaranyang disajikan secara eksplisit sebagaimana halnya penyajian matapelajaranyang lain dan tujuannya pun tetap sama dengan tujuan pembelajaranmatapelajaran sesuai dengan esensi disiplin keilmuannya menjadi prasyaratuntuk dapat mendalami dan mengamalkan ajaran Islam secara baikdan benar Akan halnya ilmu pengetahuan lainnya terutama dilihat darikedudukannya sebagai Studi Islam Interdisipliner maka penyajiannyatidak lagi eksplisit melainkan tersebar secara implisit dan terpadu dalamsetiap program matapelajaran baik ke dalam rumpun ilmu-ilmu alamdan sosial maupun rumpun humaniora

28Ibid29Neong Muhadjir ldquoKerangka Dasar Pemikiran Penyusunan Program Kurikulum

al-Islam dan Kemuhammadiyahanrdquo Warta PTM Th IV No 9 Maret 1990 h 3

167

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan menggunakan desain kurikulum seperti itu maka kurikulumyang ditetapkan pemerintah tidak perlu diubah sehingga tidak menjadipenghalang dalam mengikuti ujian akhir atau ujian lainnya yang ditetapkanpemerintah karena semua materi dan bahan studinya tetap sama Halyang membedakannya hanyalah strategis dan teknik penyajian materinyayang mengimplisitkan nilai-nilai ajaran Islam terhadap semua matapelajaranbaik pada ranah kognitif maupun pada ranah afektif dan kinerja

Meskipun demikian tidak berarti bahwa nilai-nilai yang hendakdiimplisitkan itu hanya berada dalam benak para guru atau dosen yanghanya disajikan apabila teringat dalam program yang serba kebetulanmelainkan menghendaki suatu susunan yang sistematis dan berencanabaik pada materi maupun tujuan pembelajarannya sehingga tidak satupun dari setiap matapelajaran yang bisa dilepaskan dari iman dan kesalehansebagaimana hendak dikatakan oleh rumpun pengetahuan abadi tadi

Hubungan Studi Islam Teologik (SIT) dengan Studi Islam Interdisipliner(SII) merupakan hubungan silang SII merujuk dan berkonsultasi padaSIT sementara SIT menjiwai penuh program SII

Adalah benar untuk merealisasikan kurikulum seperti ini tentu sajamemerlukan tersedianya buku-buku pelajaran atau buku daras yangtelah mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuan yang bersumberkan ajaranIslam sebagai terkandung dalam esensi pengetahuan abadi terutamasebagai bahan bacaan bagi peserta didik Jadi semua matapelajaran mulaidari yang bernama kewiraan psikologi sosiologi antropologi teknologimatematika dan entah apapun nama yang disandangnya mau atau tidaksuka atau tidak ldquowajib berkonsultasirdquo pada nilai-nilai yang terkandungpada rumpun pengetahuan abadi tadi

Di samping itu tak kalah pentingnya adalah tersedianya tenagapengajar yang bukan saja menguasai materi dan substansi keilmuanyang disajikannya tetapi lebih dari itu memiliki pemahaman yang kuattentang kandungan nilai-nilai abadi itu sehingga dengan demikian pakguru atau pak dosen tadi mampu mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuanabadi itu ke dalam materi matapelajaran yang diajarkannya

Sebagai penutup ada beberapa hal yang hendak ditegaskan kembalidi sini bahwa kurikulum walau bagaimanapun sebuah perencanaan untukmenghantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan suci yang diinginkan

168

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bersama baik oleh pendidik atau peserta didik Sebagai suatu perencanaanmaka realisasinya banyak tergantung pada kemauan dan kemampuanpendidik untuk terus menerus berbenah diri dari waktu ke waktu dengantidak pernah berhenti Apalagi kehidupan pada era globalisasi sekarangini membuat berbagai temuan-temuan ilmu pengetahuan semakin bercabangKarena itu pengetahuan-pengetahuan praktis yang diperoleh setahunyang lalu ternyata sudah banyak yang basi pada masa seperti ini sehinggadiperlukan upaya penyegaran yang terus menerus

169

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

KEDUDUKAN GURU SEBAGAI PENDIDIKDALAM SISTEM PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH

Salah satu gugatan dari gerakan reformasi tahun 1998 terhadappendidikan di Indonesia ialah rendahnya kualitas pendidikan yang

jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain bahkan dengannegara-negara ASEAN sekalipun Oleh karena itu lahirnya Undang-undang tentang Sisdiknas Tahun 2003 dan disusul pula dengan lahirnyaUndang-undang tentang Guru dan Dosen Tahun 2006 merupakan jawabanpendahuluan terhadap tuntutan reformasi tersebut

Dalam kedua Undang-undang tersebut terutama Undang-undangtentang Guru dan Dosen telah menempatkan peran sentral tenaga pendidikdalam meningkatkan kualias pendidikan sebagai sesuatu yang tak bisadiabaikan Tenaga pendidik baik guru atau pun dosen bagaikan jiwa atauroh bagi batang tubuh pendidikan Betapa pun menterengnya gedung-gedung pendidikan dengan seperangkat alat pembelajaran yang serbacanggih tidak akan berarti sama sekali tanpa kehadiran guru Apapun modeldan proses pembelajaran yang diberlakukan serta hebatnya pengembangankurikulum dalam perdebatan-perdebatan teoritis pada akhirnya gurulahjuga yang banyak menentukan keberhasilan pendidikan itu

Dalam pada itu organisasi Muhammadiyah sejak dicetuskan kelahirannyaoleh KH Ahmad Dahlan tahun 1912 yang lalu telah dengan giatnyamenyelenggarakan pendidikan di Indonesia hingga sekarang ini Dalamperjalanan waktu yang demikian panjang Muhammadiyah juga telahmenyumbangkan berbagai konsep dan pemikiran tentang pendidikan

170

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang cukup panjang untuk diurai satu persatu Salah satu di antaranyaadalah konsep dan pemikiran Muhammadiyah mengenai guru sebagaitenaga pendidik Untuk itulah tulisan ringkas berikut ini akan mengetengahkansuatu analisis singkat mengenai konsep dasar dan pemikiran Muhammadiyahmengenai guru yang diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiranbagi pengembangan peran sentral guru dalam penyelenggaraan pendidikandi Indonesia khususnya pendidikan yang berbasis agama

Hakikat Guru sebagai PendidikUndang-undang tentang Guru dan Dosen tahun 2005 mendefinisikan

guru sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik mengajarmembimbing melatih menilai dan mengevaluasi peserta didik padapendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal pendidikan dasardan pendidikan menengah

Dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Siksidiknasmendefinisikan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yangmengabdikan diri dan diangkat untuk menyelenggarakan pendidikanSedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagaiguru dosen pamong belajar widyaiswara tutor instruktur fasilitatordan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasidalam penyelenggaraan pendidikan

Dengan demikian pendapat yang mengatakan bahwa pendidik bukanhanya guru memang tak bisa disangkal Orangtua adalah pendidik utamabagi anak-anaknya Para pemimpin dapat menjadi pendidik bagi orang-orang yang dipimpinnya bahkan seorang teman sebaya pun bisa menjadipendidik bagi teman sebayanya Jadi siapa pun yang melibatkan diridan mengambil peranan dalam memberikan bimbingan pengajarandanatau pelatihan terhadap orang lain bisa disebut sebagai pendidikasalkan di dalamnya seperti dikatakan Noeng Muhadjir ldquoterdapat upaya-upaya normatif untuk membantu orang lain agar dapat berkembangke arah yang lebih baikrdquo1

1Uraian yang lebih terperinci tentnag spesialisasi pendidik yang non gurulihat Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendiidkan(Yogyakarta Penerbit Rake Sarasin PO Box 83 1997) h 102

171

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Luasnya pengertian pendidik itu juga tertera dalam Pedoman PokokPendidikan Muhammadiyah yang tercermin dalam difinisi pendidikanMuktamar Muhammadiyah ke 38 tahun 1971 di Ujung Pandang yangmenegaskan

Pendidikan Muhammadiyah ialah semua kegiatan yang dilakukan olehanggota-anggota Muhammadiyah biar di dalam atau di luar hubunganorganisasi terhadap anak-anak sendiri anak-anak sesama anggotaMuhammadiyah ataupun anak-anak bukan anggota Muhammadiyahyang bertujuan membimbing perkembangan anak-anak dimaksudmenjadi manusia Muslim yang bercita-cita menegakkan dan menjunjungtinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya2

Luasnya pengertian pendidikan tersebut mengisyaratkan luasnyapengertian pendidik yang tidak terbatas hanya pada pengertian pendidikdalam jabatannya sebagai guru Oleh karena itu tanpa bermaksud mengabaikanpentingnya fungsi dan peranan tenaga kependidikan lainnya yang bukanguru perlu ditegaskan di sini bahwa pembahasan terhadap hakikat pendidikdalam tulisan ini lebih ditekankan pada pengertian pendidik dalamjabatannya sebagai guru

Persoalannya sekarang ialah bagaimanakah Muhammadiyah mem-formulasikan guru sebagai pendidik

Sepanjang penelusuran yang telah dilakukan terhadap sejumlahdokumen yang berkaitan dengan pendidikan Muhammadiyah tidak ditemukansuatu pernyataan khusus dari Muhammadiyah mengenai definisi guruatau pendidik Bahkan bukuPedoman Guru Muhammadiyah yang diperkirakanberisi pernyataan tersebut samasekali tidak mengemukakannya kecualihanya mengatakan bahwa ldquoguru Muhammadiyah adalah seorang guruyang mengajar pada sekolah Muhammadiyah baik yang diangkat langsungoleh Persyerikatan maupun yang diperbantukan pada Persyerikatanrdquo3

2Hasil-hasil Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-38 di Udjung PandangTahun 1971 (Jogjakarta PP Muhammadiyah 1971) h 11

3Pedoman Guru Muhammadiyah (Jakarta PP Muhammadiyah Majlis Pendidikandan Pengajaran 1977) h 16

172

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Walaupun demikian dalam berbagai pernyataan yang dikemukakannyadapat dirangkum suatu pengertian bahwa guru dalam Muhammadiyahadalah tenaga kependidikan yang diberi kepercayaan menjadi penanggungjawab kurikuler dengan tugas pokok sebagai pembimbing pendidik pengajarpelatih dan pembimbing peserta didik pada perguruan MuhammadiyahPengertian guru seperti itu hampir tidak berbeda dengan pengertian gurupada umumnya Akan tetapi jika diperhatikan penjelasan Muhammadiyahmengenai hakikat guru sebagai pendidik ditemukan konse-konsep yang spesifikterutama ketika Muhammadiyah memformulasikan guru-gurunya sebagai(1) pengemban amanat khilafah (2) pengemban amanat risalah Islamiyah(3) Pembina akhlak Muhammadiyah dan (4) pembimbing dan penyuluh4

Dari empat konsep guru yang disebutkan di atas terlihat di sini bahwapertama sekali Muhammadiyah menempatkan guru sebagai pengembanamanat khilafah Secara kebahasaan kata khilafah berarti ldquoperwakilanrdquo(deputyship) sedangkan manusia sebagai pelakunya disebut khalifah yangberarti ldquowakilrdquo (deputy)5 Oleh karena pengertian khilafah tersebut dikaitkanMuhammadiyah sesuai dengan peranan manusia sebagai khalifatullahmaka pengertian ldquopengemban amanat khilafah tersebut didefinisikansebagai ldquoPenanggung jawab pelaksana perwakilan ke Tuhananrdquo6

Konsep tersebut dikemukakan sedemikian rupa berkaitan erat denganbesarnya tanggung jawab yang diemban guru dalam melaksanakanfungsi dan peranannya sebagai pendidik yang menurut Muhammadiyahmerupakan tugas yang cukup berat dan sekaligus nikmat karena merasaterpercaya menunaikan tugas suci dari Allah swt7 Menurut Muhammadiyahtidak semua guru dapat disebut sebagai pengemban amanat khilafahsebagaimana juga halnya tidak semua orang dapat menjadi khalifah yangsebenarnya Dalam hubungan ini KH Mas Mansyur tokoh Muhammadiyahyang pernah menjadi pucuk pimpinan organisasi ini selama lebih kurang10 tahun (1932-1942) menyebutkan tiga kualitas khusus yang seyogianyadimiliki seorang khalifah yaitu (1) suka dan sanggup memelihara kewajibandan tanggung jawabnya (2) mampu membuat pilihan yang terbaik

4Ibid h 16 dan 215Hans Wehr A Dictioneri of Modern Written Arabic (London Macdonald amp

Evans Ltd 1980) h 2576Pedoman h167Ibid

173

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

(3) memiliki sifat kasih sayang sehingga dapat merasakan apa yangdibutuhkan oleh orang lain kepada dirinya8 Untuk itulah kata Mas Mansurmelanjutkan ldquodia akan berusaha memenuhinya sesuai dengan kemampuanyang dimilikinya dan kalau ketiga pasal itu tidak dipenuhi maka tetaplahmanusia tidak dapat menjadi khalifah di duniahelliprdquo9

Sekalipun buku Pedoman Guru Muhammadiyah tidak menyebutkansecara eksplisit ketiga kualitas tersebut sebagai sifat-sifat khusus yangseyogianya dimiliki guru pengemban amanat khilafah namun pernyataannyamengenai perlunya guru memiliki semangat pengabdian cinta profesidan berwatak kasih sayang10 telah merangkum ketiga kualitas di atasDikatakan bahwa hanya guru yang memiliki semangat pengabdianlahyang akan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab karenamerasa yakin bahwa tugas yang dilaksanakannya adalah manisfestasidari peribadatannya kepada Tuhan11 Pengabdian tersebut dinyatakansebagai landasan filosofis bagi profesi guru dalam mendidik yang dengannyapara guru dapat merasakan bahwa profesi pendidik merupakan bagiandari kehidupannya seperti terlihat dalam petikan berikut

hellip dalam menjalankan tugas profesinya dia merasakan bahwa tugasmendidik dan mengajar sehari-hari adalah bagian dari hidupnya Denganmemiliki jiwa cinta pada profesinya memanifestasikan watak kasihsayang kepada anak didik Pribadi kasih sayang merupakan jabatanrasa yang menyatukan antara jiwa seorang guru dengan anak didikDia memandang anak didik bukan sebagai obyek fisik tetapi hellip sebagaisatu kesatuan subyek antara dia dan anak didiknya Sedang tali pengikatnyaadalah rasa kasih sayang yang dilandasi atas cinta yang murnibersendikan atas prinsip pengabdian hellip12

Pernyataan di atas mempertegas wawasan pendidikan Muhammadiyahmengenai guru yang bukan sekadar mengajar tetapi sekaligus mendidik

8Mas Mansyur ldquoKhalifah di Duniardquo dalam Amir Hamzah Wirjosukarto edKH Mas Mansyur Pemikiran tentang Islam dan Muhammadiyah (Yogyakarta PTHanindita 1988) h 42

9Ibid h 4310Pedoman h 1911Ibid h 1612Ibid h 19

174

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Bahkan kata mendidik didahulukan dari kata mengajar yang dapatditafsirkan sebagai ungkapan untuk menyatakan bahwa peran mendidiklebih diutamakan daripada sekedar mengajar Mendidik sudah mengimplisitkanmengajar sedangkan mengajar belum tentu mendidik Sasaran utamapengajaran adalah pengalihan pengetahuan sedangkan pendidikan selainpengalihan pengetahuan juga sekaligus penginternalisasian nilai-nilaiMengajar mungkin dapat dikatakan sebagai tugas yang tergolong ringanasalkan guru tersebut menguasai bahan pelajaran serta mampu menggunakanteknik dan proses pembelajarannya maka dengan sendirinya dia diperkirakandapat mentransfer pengetahuan yang diajarkannya Akan tetapi karenaguru dalam konsep Muhammadiyah bukan sekadar mengajar tetapi sekaligusmendidik maka peranannya tidak sekedar mentransfer pengetahuan tetapidipundaknya terpikul amanah untuk menanamkan atau menginternalisasikannilai-nilai keutamaan serta mengembangkan sikap watak dan kepribadianluhur bagi peserta didik Hal inilah yang kelihatannya ditekankan Muhammadiyahsebagai peran penting yang diemban seorang guru pengemban amanahkhilafah seperti terangkum dalam pernyataan Muhammadiyah yangmengemukakan bahwa seorang guru Muhammadiyah dapat disebutmenunaikan amanat khilafah dalam profesinya bila dia dalam menjalankantugasnya menegakkan menyebarkan menyantuni memantapkanmembimbingkan nilai-nilai keutamaan pada anak didik13

Tampaklah bahwa tugas dan tanggung jawab kekhalifahan seorangguru yang dimaksudkan Muhammadiyah di atas pada intinya ialahmengupayakan terinternalisasikannya nilai-nilai keutamaan kepadapeserta didik Nilai-nilai keutamaan itu tiada lain adalah nilai-nilai kebaikandan kebajikan seperti terkandung dalam ajaran Islam14

Adalah benar menanamkan nilai-nilai keutamaan seperti diharapkanMuhammadiyah di atas bukanlah pekerjaan ringan yang hanya cukupmengandalkan penguasaan bahan pelajaran dalam proses pembelajaranmenginternalisasikan nilai-nilai adalah tugas guru yang mampu memerankanperbuatan mengajarnya menjadi perbuatan yang benar-benar mendidikMenjadi pendidik yang dapat menginternalisasikan nilai-nilai menurutsalah seorang pakar pendidikan di Indonesia Mochtar Buchori selain

13Ibid14Ibid

175

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

menjadi pengajar yang baik setidak-tidaknya dapat menggali nilai-nilaiyang dapat disentuh materi pelajaran serta memahami sifat dan kepribadianpeserta didik yang dapat dirangsang pertumbuhannya melalui penyajianmateri pelajaran itu15

Jadi penguasaan terhadap ilmu yang diajarkan baik materisubstansiilmu itu sendiri maupun nilai-nilai yang dikandungnya termasuk pemahamanterhadap sifat dan kepribadian peserta didik adalah modal dasar seorangpendidik Dalam konteks inilah Muhammadiyah seperti tertera padakutipan di atas menekakankan pentingnya guru memiliki rasa cinta baikprofesi maupun terhadap peserta didik

Cinta profesi adalah komitmen profesional yang menurut Muhammadiyahmenuntut kesedian guru selalu berusaha meningkatkan kualitasnya baikpenguasaan materi dan kandungan nilainya maupun metode pembelajarannyaDi samping itu untuk memahami sifat-sifat dan kepribadian pesertadidik yang perlu dirangsang pertumbuhannya maka seorang pendidikmemandang peserta didik bukan sebagai obyek fisik melainkan sebagaikesatuan subyek antara dirinya dengan peserta didik Dengan cara sepertiitu para guru bukan saja dapat melakukan kontak-kontak aktif denganpeserta didik tetapi lebih jauh dapat menyelami kebutuhan dan perkembangankepribadian mereka

Memperhatikan beratnya tugas dan tanggung jawab guru dalammenginternalisasikan nilai-nilai keutamaan tidaklah berlebihan jikaMuhammadiyah pertama-tama menempatkan guru sebagai pengembangamanat khilafah Apalagi jika diperhatikan bahwa amanah dan tanggungjawab guru bukan saja berasal dari orangtua dan masyarakat yang mem-percayakan putera-puteri mereka untuk dididik atau sekadar memenuhiamanah instansi yang mengangkatnya sebagai guru Tetapi lebih dariitu seperti disebutkan Muhammadiyah merupakan amanah dari Allahswt yang seluruhnya dipertanggungjawabkan kepada-Nya16

Akan halnya guru yang dikonsepsikan sebagai pengemban amanatrisalah Islamiyah merupakan penajaman makna dari konsep guru sebagai

15Muchtar Buchori Ilmu Pendidikan amp Praktek Pendidikan dalam Renungan(Yogyakarta PT Tiara Wacana Yogya bekerja sama dengan IKIP MuhammadiyahJakarta Press 1994) h 30

16Pedoman h 17

176

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengemban amanat khilafah Hanya saja dengan konsep tersebutMuhammadiyah memberi penekanan khusus bahwa tugas mengajardan mendidik tidak terpisahkan dari tugas-tugas dakwah yang secaramenerus mengajak dan menuntun subjek didik tetap berpegang teguhpada nilai-nilai dan kebenaran ajaran Islam

Sebagai konsekuensinya Muhammadiyah menekankan dengantandas bahwa ldquotiap-tiap mata pelajaran diintegrasikan denga risalahIslamiyahhelliprdquo17 Oleh karena itu bidang studi apa pun yang disajikantidak bisa dilepaskan pertautannya dengan nilai-nilai ajaran Islam Bidangstudi matematika misalnya jika dilihat berdasarkan materinya bukanlahpelajaran akhlak atau budi pekerti akan tetapi bagi guru pengembanamanat risalah Islamiyah akan selalu mempertanyakan kepada dirinyasendiri apakah materi mata pelajaran matematikan yang disajikannyaitu dapat merangsang tumbuhnya nilai-nilai kebajikan Islam dalamdiri peserta didik seperti kejujuran ketelitian Dan nilai-nilai kebaikanlainnya Sekiranya dapat bagaimana caranya Mencari jawaban melaluiperbuatan nyata atas pertanyaan pernyataan tadi merupakan komitmenguru pengemban amanat risalah Islamiyah

Konsep tersebut dikonkritkan lagi dengan memformulasikan gurusebagai Pembina akhlak Muhammadiyah Konsep ini mengandung maksudbahwa seorang guru bukan saja sebagai pengajar ilmu yang ahli atauseorang pelatih yang cekatan tetapi lebih dari itu bahwa dia adalah pendidikyang dalam kebulatan kepribadiannya terdapat suatu yang bernilaipositif dan pantas untuk dihargai dan diteladani peserta didik khususnyadan masyarakat pada umumnya Hal tersebut ditekankan Muhammadiyahsebagai berikut

Guru bukan sekadarhellipseorang guru Muhammadiyah bukan hanyasekadar memiliki ilmu hellip metodik didaktik dan hellip ilmu jiwa tetapihellipmerupakan manusia teladan dalam kelasnya bahkan dalam kehidupanprivenya sehari-hari Sebab secara kritis hellip yang dilihat anak pertamakali hellip bukanlah ilmu dan metodik didaktik pak guru tetapi lebihtertuju pada hal ikhwal akhlak dan sifat pribadi pak guru Penilaianpositif dari anak didik terhadap akhlak pribadi guru merupakan faktor

17Ibid

177

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang besar dalam keberhasilan proses pemberian pelajaran kepadaanak didik18

Selanjutnya berkenaan dengan konsep Muhammadiyah yang mem-formulaskan guru sebagai pembimbing dan penyuluh pada prinsipnyaingin menegaskan bahwa mendidik bukanlah tugas yang serba mengguruiserta tidak membiarkan peserta didik menempuh perjalanan pribadinyayang lepas dari bimbingan dan konseling terhadap berbagai kesulitanyang dijumpai ketika berhadapan dengan peserta didik yang selengkapnyadinyatakan sebagai berikut

Seorang guru Muhammadiyah sekaligus diri sebagai pemberi bimbingandan penyuluhan kepada anak didik akan memanfaatkan sekaligus tidakhanya mengatasi kesulitan-kesulitan belajar tetapi diarahkan semaksimalmungkin untuk menyantuni anak didik yang dibimbingnya untuk menjadianak yang mantap taqwa ibadatnya kepada Tuhan Yang Maha Esa19

Tugas guru sebagai pembimbing dan penyuluh atau tepatnya konselingpada dasarnya memang ditujukan untuk mengoptimalkan kemampuanpeserta didik dalam belajar Oleh karena itu guru akan tetap mengusahakanatau mencarikan jalan keluar dari berbagai kesulitan-kesulitan yangdialami peserta didik dalam belajar dan dalam kehidupan sosial lainnyadi dalam dan di luar sekolah

Memang pengertian seperti itulah yang secara umum sering digunakandalam melaksanakan bimbingan dan konseling Akan tetapi bagi Muhammadiyahseperti terlihat pada kutipan di atas tidak hanya membatasinya sampaidi situ tetapi mengarahkannya menjadi lebih bermanfaat untuk memantapkankeimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah swt Berdasarkankeempat konsep guru yang dikemukakan Muhammadiyah di atas jelasterlihat tali temalinya yang terpilih menjadi dalam kesatuan sifat sebagaihakikat guru sebagai pendidik Persoalan yang segera timbul di sini ialahkompotensi apakah yang seyogianya dimiliki guru yang disebut Muhammadiyahsebagai pengemban amanat khilafah pengemban amanat risalah IslamiyahPembina akhlak serta pembimbing dan penyuluh itu

18Ibid19Ibid

178

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Berkenaan dengan hal tersebut pertama sekali Muhammadiyahmenekankan perlunya guru memiliki kebulatan kepribadian Muslimyang terdiri dari enam sikap mental yaitu (1) siap menjalankan perintahTuhan (2) berjiwa pengabdian (3) ikhlas beramal (4) memusatkansegala sesuatu hanya kepada Allah (5) aktif melaksanakan ibadah dan(6) yakin pada keseluruhankebenaran agama Islam20

Dengan keenam sikap mental tersebut seorang guru seperti yangdiharapkan Muhammadiyah akan memiliki sikap dan kepribadian yangmantap seimbang dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi berbagaimasalah yang dijumpai dalam melaksanakan profesinya sehari-hari21

Selain itu agar operasionalisasi pendidikan dan pengajaran dapatterselenggara secara sistematis Muhammadiyah menetapkan delapankemampuan profesional yang seyogianya dimiliki guru yaitu (1) keserasianpenampilan (2) penguasaan bahan (3) kemampuan merencanakanprogram (4) ketepatan memilih dan menerapkan metode pengajaran(5) kesesuaian memilih dan menggunakan alat bantu pengajaran (6)kemampuan mengelola kelas (7) kemampuan melaksanakan evaluasi(8) kemampuan melaksanakan bimbingan22 Adanya kompetensi kepribadianyang terdiri atas enam sikap mental serta ditambah dengan delapankemampuan pokok guru sebagai kompetensi professional merupakansyarat ideal seorang guru bagi Muhammadiyah yang diperkirakan dapatmenghantarkannya menjadi seorang guru yang efektif

Konsep-konsep tersebut apabila dikembalikan pada hakikat dasarseorang guru sebagai pemberi bantuan kepada peserta didik denganmelakukan upaya-upaya normatif agar dapat berkembang ke arah yanglebih baik sebagaimana telah didefinisikan Muhammadiyah seperti diatas akan terlihat kandungannya bersangkut paut dengan transinternalisasinilai-nilai seperti yang akan dikemukakan berikut ini

20Ibid21Ibid22Penjelasan Kurikulum Pendidikan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (Jakarta

PP Muhammadiyah Majlis PPK 1982) h 3

179

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Hubungan Guru dengan Nilai-NilaiTelah disinggung di depan bahwa tugas pendidikan pada umumnya

dan guru pada khususnya adalah untuk membantu peserta didik berkembangke arah yang lebih baik Hal itu berarti bahwa upaya untuk menginternalisasikannilai-nilai kepada peserta didik seperti kebajikan keadilan kesuciankeindahan kecerdasan dan nilai-nilai lainnya yang senapas denganmakna dan hakikat kebaikan merupakan sesuatu yang melekat dalamtugas-tugas seorang guru

Nilai23 dan kebaikan sekalipun identik tapi masih terbedakan Sesuatuyang baik boleh jadi menjadi tidak bernilai dalam suatu peristiwa dankeadaan Mengajar itu adalah salah satu contoh perbuatan yang baiktetapi mengajarkan yang tak bermanfaat atau yang tak mungkin dilakukanseperti mengajar si bisu agar pandai menyanyi sama sekali tidak bernilaiTegasnya kebaikan merupakan sesuatu yang normatif dan universalsementara nilai adalah pemberian bentuk nyata dalam menyikapi kebaikanitu sebagai sesuatu yang berharga serta pantas menjadi dambaan Mengajarpeserta didik supaya bersyukur kepada Tuhan belum tentu menginternalisasikannilai-nilai Akan tetapi mengupayakan mereka agar memiliki sikap bahwabersyukur kepada Tuhan misalnya melalui salat puasa dan lain-lainsebagai sesuatu yang dirasakan berharga bila dilaksanakan adalah pendidikanyang menginternalisasikan nilai-nilai

Contoh sederhana tadi memperlihatkan urgensi nilai dalam pendidikanwalaupun dalam kenyataannya penerimaan dan pengembangan niai-nilai sebagai bagian integral dari pendidikan cukup bervariasi bahkanada yang menolaknya karena menganggap internalisasi nilai-nilai itubukan kegiatan dari pendidikan

Penolakan terhadap campur tangan pendidikan dalam menanamkannilai-nilai dapat dilihat dalam wawasan naturalisme pendidikan yangmengkonsepsikan sifat dasar peserta didik dalam rentangan ldquobaik aktifrdquoArtinya karena peserta didik telah diciptakan Tuhan dengan sifat dasaryang baik dan secara otomatis dapat berkembang secara aktif tanpa

23Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta Balai Pustaka 1990) h 615di sini dijelaskan bahwa pengertian nilai mengandung banyak arti tetapi yangdimaksudkan di dalam pembahasan ini ialah ldquosifat-sifat (hal-hal) yang pentingatau berguna bagi kemanusiaanrdquo

180

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bantuan pendidikan Karena itu guru tidak perlu menanamkan nilai-nilai apa pun kepada mereka Sebagai konsekuensinya pendidikan tidakdifungsikan untuk menanamkan nilai-nilai kebajikan dan kebenarankecuali hanya menjaga agar peserta didik jangan sampai dirasuki pikiranmenyesatkan Hal ini tampak jelas dari pendapat tokoh utama aliranini JJ Rousseau yang mengatakan ldquohellip the first education hould bepurely negative It consists not in teaching virtue and truth but ini preservingthe heart from vice and the mind from24

Sikap Rousseau di atas tentulah tidak mendapat tempat dalamsistem pendidikan Islam Semua ahli didik Muslim mulai dari Sahnun(202-256 H) al-Ghazali (450-505 H) Ibn Khaldun (732-808) dan lain-lain menempatkan pendidikan moral dan penanaman nilai-nilai Islamke dalam hati sanubari peserta didik merupakan mahkota pendidikannya25

Yang hal sama juga menjadi sikap pendidikan Muhammadiyah karenapandangan yang mengabaikan pendidikan nilai bertolak belakang denganajakan al-Qurrsquoan yang menyerukan

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepadakebajikan menyuruh kepada yang marsquoruf dan mencegah dari yang munkarmerekalah orang-orang yang beruntung (QS Ali lsquoImracircn3 104)

Aliran pendidikan lainnya sekalipun berbeda wawasan dalammenyikapi pendidikan nilai tetapi terdapat semacam kesamaan wawasanbahwa internalisasi nilia-nilai merupakan unsur penting dalam pendidikanBerkaitan dengan hal ini terdapat tiga golongan guru yang masing-masing mempertahankan pendiriannya Guru yang disebut sebagaiarsitek nilai-nilai berhadap-hadapan dengan guru yang disebut sebagaipelestari nilai-nilai merupakan dua kubu yang sama sekali berbeda dalammenyikapi internalisasi nilai Sementara kubu ketiga yang disebut sebagaiguru yang berpandangan demokratis terhadap nilai-nilai berusahamensintesiskan keduanya26

24William Boyd ed The Emile of Jean Jacques Rousseau (London WilliamHeinemann Ltd 1960) h 41

25Muhammad Munir Mursi Al-Tarbiyah al-Islacircmiyyah Ushucircluha wa Tawuruhafi al Bilacircdi al-lsquoAracircbiyyah (QAHIRAH Alamu al Kutub 1997) h 110-135

26Morris L Bigge Learning Theories For Teacher (New York Harper amp RowPublisher Inc 1974) h 282

181

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Guru sebagai arsitek nilai-nilai merupakan seorang innovator nilaiyang senantiasa melakukan pembaharuan nilai-nilai dan menanamkannyakepada peserta didik baik langsung ataupun tersamar melalui penyajianberbagai bidang studi Walaupun mereka sadar bahwa terus menerusmelakukan kreasi terhadap nilai-nilai kadang-kadang bisa menggoyahkanmasyarakat karena bertentangan dengan tradisi yang melembaga tetapikonsisten dengan sikap dan pandangan mereka bahwa tidak ada yangstatis melainkan bergulir ke depan sebagai perubahan yang terus menerusmenyebabkan kreasi terus menerus mutlak dilakukan27

Dari sudut tinjauan filsafat pendidikan guru arsitek nilai-nilai inidapat dikelompokkan sebagai penganut progresivisme yang memandangbanyak hal mempunyai sifat yang serba fleksibel relatif temporal dandinamis28 Oleh karena itu pendidikan diterjemahkan sebagai rekonstruksipengalaman yang terus menerus29

Akan halnya guru yang disebut sebagai pelestari nilai-nilai menempatiposisi yang sama sekali berbeda dengan guru arsitek nilai-nilai Jika guruarsitek nilai-nilai ini memandang banyak hal serba fleksibel dan dinamis makaguru pelestari nilai-nilai ini memandang tindakan yang demikian dapatmenimbulkan situasi yang labil sebab tidak ada lagi pegangan nilai yang tetap

Dalam kedudukannya sebagai pelestari nilai-nilai mereka hanyamewariskan nilai-nilai yang mereka pandang sebagai nilai-nilai pilihanyaituyang telah melembaga dan teruji oleh perubahan zaman dan keadaanCara pandang guru pelestari nilai-nilai identik dengan penganut filsafatpendidikan esensialisme pada umumnya terutama dilihat dari keberatanmereka terhadap faham yang memandang segala sesuatu serba fleksibel30

Pendidik dengan demikian diartikan sebagai upaya untuk menghantardan melestarikan nilai-nilai pilihan tersebut ke dalam jiwa peserta didik31

Sementara guru yang disebut berpandangan demokratis terhadapnilai-nilai berusaha melakukan sintesis antara kedua golongan di atas

27Ibid28Imam Barnadib Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode (Yogyakarta

Yayasan Penerbit IKIP Yogyakarta 1994)h 33 dan 3829Ibid h 2530Ibid h 3831Ibid h 25

182

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dalam hal ini mereka menampilkan diri bagaikan ilmuwan murni yangbekerja di laboratorium Apabila materi persoalan yang dihadapinyaberkaitan dengan nilai maka tujuan utamanya bukan segera untukmelakukan kreasi atau melestarikannya tetapi penyelidikan lebih dahuluguna menentukan nilai-nilai yang perlu dikreasi atau dilestarikan32 Sikapguru yang disebut terakhir ini pada dasarnya tidak membuat pilihansubyektif terhadap nilai-nilai Seluruh nilai yang berkembang ditengah-tengah masyarakat ditempatkan pada posisi sejajar yang serba mungkindikreasi atau dilestarikan tergantung pada manfaatnya

Bagaimana halnya dengan guru Muhammadiyah Dengan mempelajaribeberapa peranan dan sikap yang mungkin diambil guru dalam menginter-nalisasikan nilai-nilai persoalan selanjutnya ialah bagaimanakah wawasanpendidikan Muhammdiyah mengonsepsikan guru dalam menginternalisasikannilai-nilai

Telah disinggung di depan bahwa Muhammadiyah yang tetap berusahauntuk berpegang teguh terhadap prinsip-prinsip Islam memformulasikanguru-gurunya antara lain sebagai pengemban amanat khilafah daririsalah Islamiyah yang pada dasarnya menempatkan mereka sebagaiagen pewarisan nilai-nilai Hal ini jelas terlihat ketika Muhammadiyahmembicarakan konsep ibadah atau pengabdian seorang guru denganmenyandarkannya pada pernyataan Alqurrsquoan

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekamenyembahku (QS al-Zacircriyacirct51 56)

Berpedoman pada ayat inilah Muhammadiyah mengemukakanpandangannya bahwa seorang guru bukan saja dituntut untuk melakukanritus-ritus keagamaan sebagai ibadah yang bersifat vertikal kepada Tuhanmelainkan juga dituntut untuk melaksanakan pengabdian horizontalberupa internalisasi ilmu pengetahuan yang mengimplisitkan nilai-nilaikeutamaan kepada peserta didik seperti tercermin dalam pernyataan berikut

Pengabdian di sini ada yang bersifat vertikal dalam hal ini sembahsungkemnya seorang guru kepada Allah dengan sembahyang yangrajib dan khusyursquo dan yang bersifat horizontal dalam hal ini dengan

32Bigge Learning h 282

183

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

menuangkan ilmu yang dimilikinya dengan penyampaian nilai-nilaikeutamaan kepada anak didik dengan maksud utama agar anak didiknyadapat memanfaatkan dan mengembangkan nilai-nilai keutamaantersebut untuk dirinya masyarakat dan manusia pada umumnya33

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa guru dalam konsep Muhammadiyahbukan saja dipandang telah melalaikan ibadah hanya karena melalaikanibadah vertikalnya kepada Allah melainkan juga karena lalai dalammenginternalisasikan nilai-nilai keutamaan kepada peserta didik

Hal tersebut merupakan bukti bahwa guru dalam wawasan pendidikanMuhammadiyah berperan aktif membantu peserta didik agar menghayatidan mengamalkan nilai-nilai serta menempatkannya sebagai bagianintegral dalam seluruh kehidupan mereka Penyampaiannya bukan hanyasesuatu yang ditambahkan atau sekadar dikait-kaitkan dalam proses belajarmengajar melainkan menempati posisi sentral dalam sistem pendidikanMuhammadiyah karena penunaiannya termasuk dalam ruang lingkupperibadatan seorang guru

Sekalipun dalam penyebutannya Muhammadiyah masih membedakanguru agama dengan guru bidang studi umum tetapi kedudukannyasebagai penyampai nilai-nilai ajaran Islam mempunyai tanggung jawabyang sama dan tidak dibeda-bedakan Oleh karena itulah Muhammadiyahsengaja menegaskan bahwa ldquoTiap-tiap mata pelajaran diintegrasikandengan risalah Islamiyahhelliprdquo34 Karena itu agak aneh kedengarannya ketikaRusli Karim mengkritik bahwa guru agama sajalah dalam Muhammadiyahyang diberi peran mempertautkan peserta didik pada nilai-nilai keislamandan tidak bagi guru bidang studi lainnya Selengkapnya dikatakan demikian

Seakan akan hanya agama saja yang mempertautkan siswamahasiswakepada hal-hal yang transcendentalkeislaman sedangkan gurubidang studi dibiarkan leluasa mengajarkannya tanpa diharuskanmenghubungkannya dengan nilai-nilai transcendental tersebutDengan kata lain hanya dalam mata pelajaran agama Islam saja siswamahasiswa berada dalam kawasan intelektual nilai-nilai ajaran Islam35

33Pedoman h 1934Ibid h 1735M Rusli Karin ldquoPendidikan Muhammaduyah Dilihat dari Perspektif Islamrdquo

184

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sekiranya kritik di atas itu didasarkan pada pengamatan terhadappraktik pendidikan Muhammadiyah yang terselenggara selama ini tentulahmasih bisa dipahami Akan tetapi secara konsepsional seperti terlihatdalam penegasan Muhammadiyah di depan bahwa bidang studi apapun yang disajikan guru apakah itu matematika biologi filsafat atauyang lainnya tidak bisa dipelaskan pertautannya dengan ajaran Islam

Dengan alasan-alasan seperti itulah Muhammadiyah antara lainmemformulasikan guru-gurunya sebagai pengemban amanat khilafahdan risalah Islamiyah di samping memberi penekanan bahwa setiap guruharus memiliki sikap mental seorang Muslim seperti telah dikemukakandi depan sebagai kompotensi kepribadian seorang pendidik Artinyabahwa guru bukan saja ahli secara akademis dalam mengintegrasikanbidang studinya untuk meneguhkan keimanan peserta didiknya bahkankeimanan dan kesalehan itu pun memancar dari sikap mental yang dimilikinya

Jika demikian apakah seorang guru dalam Muhammadiyah terkelompokmenjadi agen pelestari nilai-nilai atau sebagai agen pembaharuan nilai-nilai Atau mungkin berpandangan demokratis terhadap nilai-nilai

Berhadapan dengan persoalan di atas tampaknya Muhammadiyahpertama-tama menempatkan gurunya sebagai agen pelestarian nilai-nilai terutama nilai-nilai ajaran agama Dalam hal ini pengertian agamayang dimaksudkan Muhammadiyah adalah sebagai berikut

Agama yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammadsaw ialah apa yang diturunkan Allah di dalam al-Qurrsquoan dan yangtersebut dalam Sunnah yang shahih berupa perintah-perintah danlarangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia di duniadan akhirat36 Kita harus selalu mengembangkan pemahaman terhadapayat-ayat al-Qurrsquoan Jangan hanya berhenti pada satu titik sajaSebab apa Sebab hakikat wahyu adalah ilmu Allah yang dalamnyahalusnya dan luasnya tidak ada batasnya karena dimaksudkanuntuk membimbing manusia sampai akhir zaman Kemampuan

M Yunan Yusuf Pulungan Sjaiful Ridjal Anwar Abbas edsCita dan Citra Muhammadiyah(Jakarta Pustaka Panjimas 1985) h 95

36HImpunan Putusan Tarjih (Yogyakarta Pimpinan Pusat Muhammadiyah1967) h 276

185

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

berpikir manusia zaman ini hanya bisa memahami sebagian sajaKelak jika ilmu pengalaman dan metodenya berkembang mestinyaakan bisa selalu memimpin perkembangan ke masa depan Begituprinsip Muhammadiyah dalam memahami al-Qurrsquoan Yaitu harusmampu menggunakan akal pikiran secara cerdas dan bebas sertadinamis progresif Sehingga dapat menemukan kandungan Alqurrsquoanyang mendekati makna yang sebenarnya37

Sekalipun pemahaman terhadap al-Qurrsquoan seperti disebutkan Tamimydi atas belum seluruhnya final yang memberi kemungkinan untuk terusmenerus dikaji dan menafsirkan kandungan maknanya maka hal itusama sekali tidak dimaksudkan untuk mengubah Alqurrsquoan sebagai wahyuTuhan yang tidak diragukan lagi kebenarannya Kalau pun terjadi perbedaanpendapat ketika menafsirkan dan menerapkannya bukan berarti meng-kreasinya kecuali hanya berusaha memahaminya dengan sekuat tenagadan pikiran Itu pun menurut Muhammadiyah terbatas pada ayat yangmasih samar atau zanniy atau untuk menetapkan kepastian hukum yangtidak dijumpai nas yang tegas baik dalam Alqurrsquoan maupun SunnahKegiatan inilah yang disebut dengan ijtihad38

Memang tercampurnya pemikiran manusia ketika menafsirkanatau memutuskan suatu ketetapan hukum dalam kegiatan ijtihad sepertidikatakan Fazlur Rahman adalah mungkin39 Tetapi hal itu hendaklahdinilai sebagai kewajaran yang tak terelakkan dalam melakukan penilaiandan pertimbangan ketika menetapkan sesuatu keputusan dan bukansebagai kesengajaan Bahkan hasil ijtihad boleh jadi meleset dari yangdikehendaki Tuhan karena terbatasnya kemampuan manusia dalammenjangkau kebenaran yang sehakiki mungkin Akan tetapi hal tersebutbukanlah dosa bahkan masih disediakan pahala40 sebagai imbalan atas

37Djindar Tamimy ldquoAgama Islam Menurut Faham Muhammadiyahrdquo dalamTim Pembina Al-Islam dan Kemuhammadiyaan Universitas Muhammadiyah Malangeds Muhammadiyah Sejarah Pemikiran dan Amal Usaha (Malang KerjasamaTiara Wacana Yogya dengan Universitas Muhammadiyah Malnga Press 1990) h 73

38Islam dan Dakwah Pergumulan Antara Nilai dan Realitas (YogyakartaPP Muhammadiyah Majlis Tabligh 1988) h 62

39Fazlur Rahman Islam (Chicago University of Chicago Press 1979) h 7240Imam Muslim meriwayatkan hadis yang berasal dari lsquoAmr bin lsquoAsh bahwa

Nabi saw bersabda ldquoApabila hakim menertapkan suatu hukum dengan berijtihad

186

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tanggung jawab moral yang diembannya dalam melakukan usaha sungguh-sungguh guna memperoleh kepastian hukum seperti yang dikehendakisyariat Islam asalkan dilakukan dengan cara yang benar dan oleh orangyang memenuhi syarat melakukan ijtihad

Oleh karena itu menafsirkan Alqurrsquoan ataupun melakukan ijtihadguna memperoleh kepastian hukum tidak dilakukan dengan independensipenuh dari kedua sumber pokok hukum Islam (al-Qurrsquoan dan Sunnah)Ijtihad hanya diakui benar kata Said Ramadan jika pemikiran rasionalitu tidak bertentangan dengan al-Qurrsquoan dan Sunnah41

Jadi walaupun Muhammadiyah menegaskan bahwa pintu ijtihadmasihterbuka bukan berarti memberi peluang untuk melakukan kreasi terhadapajaran wahyu melainkan seperti dijelaskan seorang tokoh MuhammadiyahKH Sahlan Rosidi hanyalah semata-mata untuk mengungkapkan kebenaranyang terkandung di dalam al-Qurrsquoan dan Sunnah Rasul saw42

Keteguhan Muhammadiyah dalam mempertahankan keabadiannilai-nilai Ilahiyah tercermin pula dalam rumusan Matan Keyakinandan Cita-cita Hidup Muhammadiyah hasil putusan Sidang Tanwir tahun1969 di Ponogoro yang antara lain menegaskan

1 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya akidah Islam yang murnibersih dari gejala segala kemusyrikan bidrsquoah dan khufarat tanpamengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut ajaran Islam

2 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak muliadengan berpedoman kepada ajaran al-Qurrsquoan dan Sunnah Rasultidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia

3 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkanoleh Rasul saw tanpa tambahan dan perobahan manusia

4 Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mursquoamalat duniawiyat

kemudian ketetapannya itu ternyata benar maka ia mendapat dua pahala Apabilakeliru maka kepadanya diberikan satu pahalardquo Selengkapnya lihat Shahih Muslimbi Sarh al-Nawawi juz XII (Beirut Dar al Fikr 1972) h 13

41Said Ramadhan Islamic Law Its Scope and Equety (London MacmillanLtd 1970) h 75

42KH Sahlan Rosidi Kemuhammadiyah untuk Perguruan Tinggi Muhammadiyahjilid I (Solo Mutiara Solo 1982) h 100

187

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkanajaran Agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang inisebagai ibadah kepada Allah swt43

Apabila butir 41 sampai 43 pada kutipan di atas diperhatikan denganseksama terlihat di sana bahwa dalam masalah aqidah akhlak dan ibadah(ibadah mahdah) menunjukkan keteguhan dan ketegaran Muhammadiyahuntuk mempertahankan dan melestarikan keasliannya sejauh yang mungkinbisa terpahami dari kandungan makna (aldilalah) Qurrsquoan dan SunnahRasul-Nya Berbeda halnya dengan butir 44 yang berkaitan denganmasalah pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat yang terkesanlebih longgar jika dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya

Hal tersebut bisa dipahami karena dalam masalah akidah dan urusanibadah atau dalam keseluruhan urusan agama (lsquoumur al-din) tidak bisaditerima kreativitas Melakukan kreasi apa pun terhadapnya merupakanperbuatan bidrsquoah yang menyesatkan Namun dalam hal mursquoamalahduniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) tidak seluruhnyadiatur ajaran agama secara absolute Hal itu menunjukkan adanya peluanguntuk turut campurnya pemikiran manusia dalam menetapkan teoristrategi dan teknik-teknik penerapannya Menurut Muhammadiyah bahwakebanyakan yang bersangkutpaut dengan pengolahan alam raya danpembinaan masyarakat termasuk menentukan teori strategi dan tatacara pengelolaannya tidak termasuk yang diatur dan ditentukan agamasecara mutlak tetapi ditentukan kemampuan pikir manusia yang termasukdalam kategori lsquoumur al-dunya (urusan dunia)44 yang didefinisikanMuhammadiyah sebagai berikut

Yang dimaksud urusan dunia dalam sabda Rasulullah saw lsquoKamulebih mengerti urusan duniamursquo ialah segala perkara yang tidak menjaditugas diutusnya para Nabi (yaitu perkara-perkarapekerjaan-pekerjaanurusan-urusan yang diserahkan sepenuhnya kepada kebijaksanaanmanusia45

43Djindar Tamimy dan Djarnawi Hadikusuma Penjelasan Anggaran Dasar danKepribadian Muhammadiyah (Yogyakarta PP Muhammadiyah 1972) h 58

44Ibid h 2445HImpunan h 276

188

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian segala macam nilai yang terwujud atas dasarkesepakatan bersama umat manusia atau hasil temuah oleh pikir dankreasi manusia yang diistilahkan oleh Noeng Muhadjir sebagai ldquonilai-nilai insaniyahrdquo46 adalah nilai-nilai yang memungkinkan untuk diubahdan diperbaharui karena didasarkan kepada kepentingan dan manfaatumum Pembaharuan dan pengembangannya diserahkan sepenuhnyaatas inisiatif dan kebijakan-intelektual manusia karena termasuk dalamkategori lsquoumur al-dunya

Sekalipun nilai-nilai yang bersifat insan ini memberi peluang bagiakal budi manusia untuk mengubah mengembangkan memodifikasidan memperbaharuinya namun tidak berarti dapat dilakukan sewenang-wenang tanpa mengindahkan petunjuk agama sebab semua kegiatandalam bidang ini dalam pandangan Muhammadiyah merupakan ibadahkepada Allah swt47 Hal itu menunjukkan hubungan kedua nilai-nilaiitu tertata secara hirarkis yang pertama bersifat mutlak (absolute) danbenar dengan sendirinya Sedangkan yang kedua bersifat tergantung(contingent) yang hanya diakui benar bila tidak bertentangan dengannilai-nilai yang mutlak48

Dengan demikian dalam masalah pengolahan dunia dan pembinaanmasyarakat kreativitas justru digalakkan dengan tetap memperhatikanprinsip-prinsip dasar agama sebagai sumber acuannya Hal semacaminilah yang dituju oleh pernyataan-pernyataan Muhammadiyah yangmengemukakan perlunya pengintegrasian seluruh bidang studi denganrisalah Islamiyah49

Agaknya hasil integrasi seperti itulah yang dimaksud Noeng Muhadjirsebagai ldquokebenaran integrative Ilahiyatrdquo50 karena apabila nilai-nilaiinsane tersebut terintegrasi dengan nilai-nilai Ilahiyah maka bobotnyamenjadi lebih berkualitas baik sebagai teori dan konsep ataupun hanyasebagai aplikasi praktis karena telah memancarkan kebenaran Ilahiyat

46Muhadjir Ilmu h 2147Tamimy dan Hadikusuma Penjelasan h 5848Rosidi Kemuhammadiyaan jilid I h 9449Pedoman h 1750Noeng Muhadjir Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta Rake Sarasin

PO Box 83) cetII h 218

189

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena itulah sehingga tidak terlihat keberatan Muhammadiyahmengambil manfaat dari hasil-hasil pemikiran manusia dari manapundatangnya yang telah terbukti baik untuk kemanusiaan Kesedian AhmadDahlan mengadopsi pendidikan gubernemen dengan mengintegrasikannilai-nilai ke dalamnya yang kemudian menjadi model sekolah Muhammadiyahserta kesediannya meniru model kepanduan gubernemen yang kemudiandiintegrasikannya dengan semangat keislaman yang melahirkan kepanduanHizbul Wathon Muhammadiyah merupakan contoh konkrit bahwa hal-hal yang berkaitan dengan sarana teknik dan metode yang dihasilkanmanusia dari golongan manapun datangnya bukan suatu hal yang ditabukanMuhammadiyah untuk mengadopsi dan mengadaptasikannya ke dalamsistem pendidikan Pengakuan terhadap eksistensi nilai-nilai insaniyahsebagai hasil kreativitas manusia ini menunjukkan bahwa Muhammadiyahselain mengonsepsikan guru-gurunya sebagai ldquopelestari nilai-nilairdquo padasatu sisi seperti telah diulas di depan maka guru pun sekaligus diberi peranansebagai ldquoagen pembaharuan nilai-nilairdquo pada sisi yang lain

Kedua peranan ini tidaklah terpisah Sebagai agen pelestari nilai-nilaiIlahiyat maka guru sejauh yang dapat dilakukannya diharapkan dapatberperan menerjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai normatif Ilahiyatmenjadi lebih operasional yang dapat dilaksanakan secara mudah dan nyata51

Jika demikian apakah wawasan pendidikan Muhammadiyah cenderungmengukuhkan guru-gurunya sebagai seorang yang berpandangan demokratisterhadap nilai-nilai yang kadang-kadang tampil sebagai agen pelestarinyadan terkadang sebagai egen pembaharuannya

Secara sepintas mungkin dapat dibenarkan tetapi jika diteliti lebihseksama tidaklah demikian terutama jika diperhatikan bahwa guru yangdisebut berpandangan demokratis terhadap nilai-nilai menempatkansemua nilai dalam kedudukan sama dan sejajar yang semuanya layakuntuk dilestarikan atau diperbaharui tergantung pada kemanfaatannyabagi kebaikan umum Sedangkan Muhammadiyah tidak menempatkansemua nilai dalam kedudukan yang sama karena nilai-nilai Ilahiyat bersifatabsolut sedangkan nilai-nilai insaniyah bersifat tergantung sekalipunkeduanya dapat dikoherensikan menjadi kebenaran Ilahiyat integratif

51Lihat Islam h 66

190

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Apabila nilai-nilai Insaniyah dapat diintegarasikan dengan nilai-nilai Ilahiyat atau nilai-nilai ilmu pengetahuan dapat diintegrasikandengan nilai-nilai agama tidak beralasan untuk khawatir terjadinyasekularisme dalam pendidikan Islam atau seperti yang dikatakan AminRais bahwa setidaknya secara teoritis konsepsional pendidikan dalampandangan Islam tidak mungkin tersekularisasi karena keimanan dankesalehan senantiasa inheren dalam proses pendidikannya52 Dengankatan lain sekularisme hanya akan terjadi bila pendidikan Islam gagalmengintegrasikan nilai-nilai Insaniyah atau nilai-nilai ilmu pengetahuanke dalam nilai-nilai ajaran agama yang bersifat absolut itu

Sebagai sesuatu yang absolut tentulah penerimaannya bukan atas dasarkeraguan melainkan dengan keyakinan bahwa segala hal yang dititahkanAllah dan Rasul-Nya adalah benar secara keseluruhan yang tak memilikiruang untuk memperoleh kreasi apa pun

Atas dasar itu pandangan yang menempatkan nilai-nilai dalamkedudukan yang sama dan sejajar hanya dapat dikenakan pada nilai-nilai insaniyah saja dan tidak untuk nilai-nilai Ilahiyat

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila berhadapannilai-nilai Ilahiyat maka guru-guru Muhammadiyah dikonsepsikan sebagaipelestari nilai-nilai yang radikal sedangkan terhadap nilai-nilai insaniyahdikonsepsikan sebagai pemimpin yang berpandangan demokratis karenaadanya peluang untuk melakukan penilaian kritis apakah layak dilestarikanatau diperbaharui Hal itu sejalan dengan prinsip tajdid dalam Muhammadiyahyang mengandung makna ganda Tajdid berarti ldquopemurnianrdquo yaitu kembalikepada keaslian dan kemurnian sebagaimana ditetapkan Qurrsquoan danSunnah bila sasarannya adalah soal-soal prinsip perjuangan yang sifatnyatetap dan tidak berubah Tajdid juga berarti modernisasi atau pembaharuanbila sasarannya menyangkut masalah-masalah yang berkenaan denganurusan metode sistem teknik strategi dan taktik perjuangan dan nilai-nilai lain yang sifatnya bisa berubah sesuai dengan perubahan zaman53

52Rais Cakrawala h 16053Ideologi Kejakinan Hidup Muhammadiyah Hasil Kerdja Panitya Tadjdid

seksi Ideologi amp Chittah Perdjoangan Muhammadiyahrdquo Bulletin Suara MuhammadiyahNo 9I1968 (Nomor Mursquotamar Muhammadijah ke 37) tahun 1968 h 6 lihatjuga Yusuf Abdullah Puar Perjuangan dan Pengabdian Muhammadiyah (JakartaPustaka Antara 1989) h 159

191

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dalam ukuran kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi moderndewasa ini menyebabkan harapan terhadap peran guru sebagai agenpembaharuan yang mempersiapkan generasi beriman dan kreatif semakinbesar pula tuntunannya Jika tidak maka kepercayaan masyarakat terhadappendidikan akan memudar Agaknya inilah yang dimaksudkan oleh Huseindan Ashraf ketika memformulasikan sebagai pendapat yang munculdalam Konferensi Pendidikan Islam Internasional Pertama tahun 1977di Makkah dalam pernyataan ringkas mengatakan ldquosociety needs leaderstrained in Islamic values but educated to meet the need of the modern societyrdquo54

Melakukan pembaharuan tidak selamanya harus membuang nilai-nilai lama Bahkan sejumlah nilai-nilai lama yang telah terbukti ampuhdalam meningkatkan taraf hidup dan harkat kemanusiaan yang beradabperlu dipertahankan lebih terhadap nilai-nilai Ilahiyah yang telah diterimasebagai kebenaran absolut tanpa keraguan Dalam hal ini guru turut pulamenunjang lestarinya nilai-nilai yang perlu dipertahankan Tanpa nilai-nilai abadi dan tetap sebagai acuan dan sumber konsultasi bagi semua nilaiciptaan manusia menyebabkan pembaharuan yang dilaksanakan itu dapatberdampak negatif bagi pertumbuhan kreativitas peserta didik yang tumbuhmenjadi tanpa kendali sehingga pada gilirannya menggoyahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat

Di sinilah terlihat keunikan konsep tersebut yang pada satu sisimengkonsepsikan guru sebagai agen pelestarian nilai-nilai Ilahiyahyang mampu menerjemahkan dan menjabarkannya secara lebih operasionalSedangkan pada sisi yang lain mengkonsepsikan sebagai agen pembaharuannilai-nilai insaniyah yang mengangkatnya menjadi lebih berkualitaskarena tetap bersentuhan dengan iman dan kesalehan Konsepsi semacamini bukanlah terpisah satu sama lain kalaupun dapat terbedakan bagaikandua sisi dari sekeping mata uang yang tanpa salah satunya tidak akanberharga dan dihargai

Bertolak dari penelusuran dan pembahasan yang telah dilakukansekurang-kurangnya ada dua kesimpulan pokok yang dapat diketengahkanPertama bahwa hakikat guru sebagai pendidik dalam sistem pendidikan

54Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf Crisis in Muslim Education (JeddahKing Abdulaziz University 1978) h 35

192

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Muhammadiyah berpangkal pada wawasan yang memformulasikanguru-gurunya sebagai pengemban amanat khilafah dan risalah Islamiahsekaligus sebagai Pembina akhlak pembimbing dan penyuluh Formulasitersebut pada dasarnya hendak mengkonkritkan fungsi dan perananguru sebagai pelayan pendidikan profesional yang dijiwai oleh semangatajaran Islam dengan memberikan bantuan pendidikan kepada pesertadidik agar mereka dapat megembangkan dan mengaktualisasikan potensi-potensi alamiahnya yang cenderung pada kebaikan dan kebenaran Islam

Kedua bahwa keberhasilan pendidikan yang diharapkan Muhammadiyahbanyak tergantung pada kemampuan dan kemauan guru dalam melaksanakanfungsi dan peranannya baik sebagai agen pelestarian nilai-nilai maupunsebagai agen pembaharuan yang mengarahkan pengembangan pesertadidik sebagai generasi beriman dan beramal saleh serta memiliki kreativitasyang tinggi dalam meningkatkan tarap hidup dan harkat kemanusiaanyang lebih baik dari yang telah pernah dicapai oleh generasi sebelumnya

193

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

INOVASI PEMBERDAYAAN MASJIDDALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

ISLAM DI SINGAPURA

Singapura adalah negara pulau yang terletak dekat ujung selatanSemenanjung Malaya dan termasuk wilayah Malaya Luas daerah

Singapura hanya 615 km Tanahnya berbukit-bukit tetapi subur banyakmenghasilkan timah dan karet seperti di jazirah Malaya Di hadapanSingapura terbentang selat Malaka sedang di sebelah Timur Laut dibatasilaut Cina selatan

Penduduk Singapura dewasa ini berjumlah sekitar 45 juta orangdan hanya 14 yang beragama Islam yang umumnya etnis MelayuSebagaimana halnya di negara-negara lain pusat peribadatan komunitasmuslim adalah Masjid Terdapat 69 buah Masjid di Singapura yangtersebar di berbagai wilayah dan 22 buah di antaranya terdapat di wilayahestate perumahan dan perkantoran

Masjid sebagaimana sudah umum diketahui merupakan tempatperibadatan umat Islam dan sekaligus sebagai lembaga dakwah danpendidikan Sejarah mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW telahmemfungsikan Masjid Nabawi di Madinah sebagai lembaga pendidikanDi Masjid ini Nabi SAW mengajarkan dan menjawab berbagai persoalanagama yang ditanyakan oleh para sahabat Demikian pula setelah Islamberkembang ke berbagai daerah lainnya tetap memperlihatkan bahwapendidikan Islam hampir semuanya bermula dari Masjid Setelah lembaga-lembaga pendidikan secara formal berdiri seperti maktab dan madrasahbarulah pendidikan Islam ada yang beralih dari Masjid meskipun Masjid

194

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tetap dijadikan sebagai lembaga pendidikan yang khusus mengajarkanilmu dan masalah-masalah keagamaan Terdapat berbagai alasan sehinggapendidikan beralih dari Masjid antara lain karena keributan yang dibuatoleh para pelajar terutama anak-anak bisa mengurangi ketenangan orang-orang yang sedang melaksanakan salat zikir atau iktikaf di Masjid

Hal yang sama pada masa lalu pernah terjadi di Singapura yaituketika madrasah mulai berdiri awal abad ke-20 seperti madrasah al-Saghof (1912) dan madrasah al-Junaid (1927) menyebabkan pendidikanIslam secara formal ikut beralih dari Masjid dan Masjid lebih berfungsisebagai tempat beribadah Fungsi pendidikan Masjid tidak lebih hanyasebagai lembaga pendidikan Islam yang tidak jauh berbeda dengan masjid-masjid yang ada di Indonesia Tetapi pada dasawarsa terakhir ini inovasibaru terhadap pendidikan Masjid telah berubah Masjid-masjid yang adadi Singapura telah memperlihatkan sesuatu yang berbeda dengan masjid-masjid yang ada di Indonesia Masjid-masjid tersebut secara fungsionaltelah diberdayakan secara nyata sebagai lembaga pendidikan

Tulisan ini secara ringkas akan membicarakan sebuah deskripsi singkattentang inovasi pemberdayaan Masjid dalam mengembangkan pendidikanIslam di Singapura yang beberapa di antaranya memungkinkan untuk diadopsiatau paling tidak diacungi jempol sebagai sebuah keberhasilan inovasi1

Sekilas tentang SingapuraSingapura adalah sebuah negara Republik berbentuk Parlementer

dan merupakan sebuah negara kota di Asia Tenggara yang terletak dipenghujung Semenanjung Malaysia berhampiran dengan Johor (Malaysia)dan Kepulauan Riau (Indonesia) Singapura yang hanya seluas 270 milpersegi merupakan salah satu negara yang paling padat di dunia Sebagainegara pulau Singapura memiliki beberapa pulau kecil yang lain sepertiPulau Tekong Pulau Ubin dan Pulau dan Sentosa Lokasi tertinggi diSingapura berada di Bukit Timah dengan ketinggian 164 M

1Tanpa menyebutkan letak dan tempatnya sebagian data yang tersaji dalam tulisanini adalah hasil observasi dan wawancara penulis dengan sejumlah ustaz dan pengurusmasjid-masjid di Singapura yang berlangsung tanggal 23-27 Januari 2007

195

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sebagian besar penduduk Singapura tanpa mempersoalkan agamaras dan keturunannya bermukim di flat-flat atau di rumah-rumah susunyang disediakan oleh Badan Pengembangan Perumahan Singapura atauHousing Development Board (HDB) semacam lembaga Perumnas di Indonesiaguna mengembangkan permukiman modern asri dan nyaman Pendirianrumah susun ini selain untuk mengubah wajah permukiman Singapuradari model perkampungan menjadi kota modern juga dimaksudkansebagai upaya harmonisasi penduduknya yang multi kultural Pemerintahmengharuskan mereka tinggal bersama antar beragam etnis dan agamadi rumah susun seperti itu agar dapat hidup berdampingan secara damai

Telah disinggung di depan bahwa penduduk Singapura dewasa inisekitar 45 juta orang yang multirasial multilingual dan multi agama77 penduduknya adalah etnis Cina 14 etnis Melayu yang merupakanpenduduk asli 8 etnis India dan 1 adalah etnis dari berbagai bangsaMayoritas etnis Cina menganut agama Buddha Tao atau Kong Hu CuAgama Islam dianut oleh mayoritas etnis Melayu Hanya sebagian kecilsaja Agama Islam menjadi anutan etnis Cina (01) India dan Pakistan(218) dan 65 etnis lainnya Mayoritas etnis India memeluk agamaHindu sedangkan agama Kristen dianut oleh minoritas etnis Cina Indiadan ada juga sebagian kecil oleh etnis Melayu Mereka pada umumnyadapat hidup berdampingan secara damai dan saling menolong membinaumatnya masing-masing

Ada empat bahasa resmi yang digunakan sehari-hari di Singapurayaitu Inggris Mandarin Melayu dan Tamil Bahasa Melayu memangmendapat tempat terhormat karena ditetapkan sebagai bahasa nasionalwalaupun dalam praktiknya lebih bersifat simbolis Hal ini terlihat daripenggunaannya secara resmi hanya terdengar ketika menyanyikan ldquoMajulahSingapurardquo lagu kebangsaan Singapura yang diciptakan oleh ZubirSaid (1907ndash1987) seorang komponis dan pemain film kelahiran SumateraBaratndashIndonesia Selain itu bahasa Melayu juga digunakan pada waktulatihan dan perintah baris-berbaris ldquoAngkat senjatahellip belok kiri majujalan dan seterusnyardquo seperti yang lazim digunakan oleh pasukan tentaradan polisi

Pemerintah Singapura lebih menekankan penggunaan bahasa Inggrissebagai bahasa pengantar dan bahkan ditetapkan sebagai bahasa administrasiperkantoran Penggunaan bahasa Melayu hanya terbatas di kalangan

196

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

etnis Melayu saja Hanya sebagian kecil saja kalangan etnis Cina danIndia yang benar-benar fasih dalam bahasa nasional itu pun mayoritasdaripada mereka adalah penduduk yang telah bermukim di negeri inisebelum Singapura merdeka

Sejak kedatangan Islam di Singapura sekitar abad ke-15 prosesislamisasi telah berlangsung bersama datangnya Islam dari Malaka danSumatera Ketika itu Singapura masih berada di bawah Kerajaan Malakayang menjadi pusat penyebaran Islam ke negeri-negeri sekitarnya termasukSingapura Pada waktu itu negara pulau yang didirikan Raffles ini masihbernama Tamasek Pada waktu itu Kerajaan Islam Aceh sudah lebihdahulu menjadi pusat perkembangan dan pendidikan Islam yang berpengaruhdi negeri-negeri Malayu termasuk Singapura Bukanlah sebuah nostalgiajika dikatakan bahwa etnis Melayu yang kini merupakan kelompok minoritaspernah menjadi kelompok mayoritas setidak-tidaknya sebelum Raffles(1818) mendatangkan orang-orang Cina ke negeri Singa itu

Sebagai negara pulau yang cukup strategis menjadi kota perdaganganmenyebabkan banyak pedagang Arab yang singgah di pulau ini Para pedagangtersebut selain berdakwah juga melakukan perdagangan Karena itulahwarga keturanan Arab yang dewasa ini sudah memelayukan diri (menjadiMelayu) bermukim di Singapura Konon 23 tanah di Singapura padaakhir abad ke-18 dimiliki oleh warga keturunan Arab di antaranya adalahmilik Aljunaid Alsagoff Alkaff dan Bin Thalib bin Yamani Sekarang yangtinggal hanya tanah milik Bin Thalib bin Yamani2 Tidak mengherankan jikasejumlah Masjid bersejarah di Singapura didirikan oleh warga keturunanArab seperti Masjid Alkaff Masjid Baalawi Masjid Alsagoff dan MasjidAljunaid School3

Sebagaimana halnya di Indonesia Kampung Arab terdapat jugadi Singapura yaitu di Arab Street Kampung Glam tempat Masjid Sultanyang terkenal itu walaupun sekarang ini di Arab Street tidak banyaklagi dijumpai warga keturunan Arab Padahal Singapura yang dibangunRaffles (1819) pernah menjadi pusat persinggahan para imigran Arab

2Alwi Shahab ldquoMenjelajahi Kampung Arab di Negeri Singardquo dalam httpwwwrepublika coid koran_detailaspid=258671ampkat_id=84 Diunduh pada28 Januari 2009

3Ibid

197

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

sebelum mereka tiba di Indonesia Puncaknya adalah pada pertengahanabad ke-19 ketika pelayaran dengan kapal uap antara Timur Jauh danArab mengalami perkembangan pesat Sejak itulah perpindahan pendudukdari Hadramaut ke Nusantara menjadi lebih mudah

Sejarah tidak dapat melupakan peran orang-orang Arab dalammenyiarkan Islam melalui pengembangan pendidikan Islam di SingapuraSalah seorang di antaranya adalah ulama asal Yaman (Hadramaut)bernama Syed Abu Bakar Taha Alsagoff bin Aljuneid Beliau adalah seorangdalsquoi dan penyebar Islam pertama di negeri pulau itu Setelah menyelesaikanstudinya di Makkah dan mendengar langsung keadaan Islam di Singapuradari para pedagang beliau segera memutuskan pergi ke Singapura sekitartahun 1916 untuk tujuan dakwah Tidak puas hanya berdakwah padatahun 1927 sebagai kedatangan yang kedua kalinya di Singapura SyedAbu Bakar memutuskan menetap untuk mengembangkan Islam Halyang pertama dilakukannya adalah mendirikan Madrasah Aljuniedsebagai lembaga pendidikan Islam yang sampai sekarang merupakanmadrasah tersohor di Singapura Pengabdiannya pada masyarakat IslamSingapura dilakukannya hingga wafat pada tahun 19564

Pada masa modern terutama setelah negara ini memperoleh kemerdekaannyapada tanggal 9 Agustus 1965 dengan melepaskan diri dari federasi MalaysiaSingapura berhasil mencapai tingkat standar hidup yang paling tinggidi Asia5 Karena itulah di samping lokasinya yang tidak terlalu jauh dariIndonesia ditambah lagi kemajuan teknologinya yang sudah tinggilingkungannya yang aman dan standar hidup yang relatif baik membuatSingapura menjadi salah satu negara yang paling banyak dikunjungiwarga Indonesia ada yang ingin melanjutkan studi berdagang danlain-lain juga tidak kalah banyaknya sekedar ingin melancong

Pendidikan Islam Pada Masa PenjajahanKehadiran Raffles yang mendatangkan keturunan Cina ke Singapura

awal abad ke-19 dan menyulap Singupara menjadi kota perdagangan

4lsquoIslam di Singapura Menuju Komunitas Muslim yang Majursquo dalam Republika(27 Januari 2002)

5Grolier Family Encyclopedia (Connecticut Grolier Incorporated 1995) h 90

198

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan etnis Melayu asli menjaditerpinggirkan karena kalah bersaing dengan para pendatang Secarasosio-ekonomi Muslim Melayu yang merupakan komunitas terbesarpenganut Islam tersebut kebanyakan hidup dengan standar ekonomiyang lebih rendah dibandingkan dengan saudara Muslim mereka yangnon-Melayu apalagi jika dibanding dengan etnis China6 Keadaan iniberdampak luas bagi pelbagai lapangan kehidupan Muslim termasukdalam hal pendidikan Islam Dalam konteks ini tidak ditemukan adanyalembaga pendidikan Islam yang benar-benar berkualitas yang dapatmemberikan alternatif bagi anak-anak Muslim turut aktif mengambilperan yang meyakinkan bagi pembangunan dan kemajuan Singapura

Lembaga-lembaga pendidikan Islam pada masa awal sebagaimanadi negeri-negeri Muslim lainnya adalah pendidikan agama yang diberikandi masjid-masjid dan pada sejumlah lembaga pendidikan madrasahPada tahun 1800-an masjid-masjid di Singapura lebih banyak terdapatdi kawasan bandar berdekatan dengan kawasan Kampong Glam danRochore yang pada masa itu mayoritas penduduknya beragama IslamDi kedua kampung inilah pengembangan pendidikan Islam berlangsungdengan berbagai kelebihan dan kekurangannya Masjid-masjid ini selaluramai karena selain tempat beribadah dan pendidikan juga menjaditempat persinggahan para muballigh dan pedagang dari luar negeri Sambilberdagang mereka berdakwah di masjid-masjid dengan mengumpulkanjamacirclsquoah Muslim yang datang dari berbagai kawasan Daerah-daerahtempat ini berlokasi pada masa sekarang sudah berubah menjadi daerahwisata akan tetapi di sana masih tetap berdiri kokoh Masjid Sultan yangbersejarah itu

Masjid yang pertama sekali berdiri di Singapura ialah Masjid Omaryang dibangun pada tahun 1820 di Omar Road Di Kampung Melakajuga terdapat Masjid Kampung Malaka yang berdekatan dengan pulauSaigon tidak jauh dari muara Sungai Singapura Masjid paling tua inisezaman dengan masa pemerintahan Raffles yang sampai sekarang

6Sharon Siddique dan Yang Razali Kassim lsquoMuslim Society Higher Educationand Development The Case of Singaporersquo dalam Muslim Society Higher Educationand Development in Shoutheast Asia (Pasir Panjang-Singapore Institut of SoutheastAsian Studies 1987) h129

199

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

masih berdiri kokoh Atas biaya wakaf Aljunied dan dana dari masyarakatIslam Singapura Masjid ini diperbaharui lagi pada tahun 1981 Di sampingitu terdapat pula Masjid Sultan di North Bridge Road dan Masjid HajjahFatimah di Jawa Road dan masih banyak lagi Masjid-Masjid bersejarahlainnya di Singapura

Di Masjid-masjid itulah pendidikan Islam dilaksanakan mulai daribelajar baca-tulis al-Qurrsquoan tauhid fikih dan akhlak yang diikuti olehberbagai lapisan umur Selain di Masjid didirikan pula madrasah sebagaisarana pendidikan Islam yang secara khusus merupakan tempat untukmempelajari pengetahuan agama Madrasah-madrasah tersebut telahberdiri sejak awal abad ke-20 antara lain seperti Madrasah Alsagoff al-Arabiyah yang didirikan oleh Syed Mohamed Alsagoff pada tahun 1912yang sekarang terletidak di Jalan Sultan Singapura Selanjutnya padatahun 1927 seperti telah disinggung di atas berdiri pula Madrasah Aljunieddi Victoria Street yang didirikan oleh Syed Abu Bakar Taha Alsagoff binAljuneid Tahun 1936 berdiri pula Madrasah Al-Maarif di Tanjong Katong

Pendidikan Islam yang diselenggarakan di Masjid dan madrasah-madrasah itu telah memberikan kontribusi positif bagi pengembanganpendidikan Islam di Singapura Tetapi seiring dengan perkembanganSingapura sebagai jajahan Inggris yang ikut membonceng gerakanmisionaris Kristen yang selalu berupaya untuk mengeliminir peran madrasahdan secara defacto pula terdukung oleh sikap pemerintah kolonial yangsekuler menyebabkan peran madrasah menjadi termarginalkan Halini dengan jelas diungkapkan oleh Syed Muhd Khairudin Aljunied danDayang Istiaisyah Hussin dalam tulisan mereka menyatidakan Next wasthe growing threat of Christian missionary movements which were reinforcedby the role of British colonialists in marginalizing and delimiting the developmentand growth of the madrasah into an integrated educational institution7

Terpinggirkannya pendidikan madrasah oleh pendidikan sekulermenyebabkan penyelenggaraan pendidikan Islam baik di masjid-masjidmaupun di madrasah semakin kehilangan kewibawaannya Hal inidiperparah lagi karena lembaga-lembaga pendidikan Islam tidak dapat

7Syed Muhd Khairudin Aljunied dan Dayang Istiaisyah Hussin lsquoEstrangedFrom the Ideal Past Historical Revolution of Madrassahs in Singaporersquo dalam Journalof Muslim Minority Affairs Volume 25 Issue 2 August 2005 h 249

200

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mengikuti perubahan dan perkembangan zaman bahkan terkesan konservatifdan tidak memiliki akses dalam memberdayakan kehidupan masyarakatMuslim Apalagi penyelenggaraan pendidikan madrasah pada masa itumasih dikelola dengan manajemen tradisional berikut kurikulum yangtidak menjanjikan untuk bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikansekuler menyebabkan pendidikan Islam tidak lebih sebagai lembagapendidikan sambilan ada dan tiadanya tidak menjadi hitungan

Adalah benar bahwa pada masa-masa awal pun atau tepatnya padatahun 1871 pendidikan al-Qurrsquoan sudah mendapat ldquoperhatianrdquo daripenjajah Inggris AM Skinner pejabat pemerintah yang berwenangmengurus pendidikan bagi sekolah-sekolah Melayu mengeluarkan peraturanpendidikan al-Qurrsquoan yang terkesan diskriminatif yaitu (1) al-Qurrsquoanboleh diajarkan di sekolah tetapi harus tetap terpisah dari pelajaran Melayu(2) Kelas pagi harus dipergunakan untuk pengajaran pelajaran Melayudan al-Qurrsquoan hanya terbatas pada pengajaran sore hari dan (3) Penggajiandari pemerintah untuk guru-guru hanya didasarkan pada pengajaranpelajaran Melayu saja Sedangkan para orang tua harus membantumembayar guru-guru yang mengajar al-Qurrsquoan jika tidak guru tersebutboleh menolak pengajaran8

Keadaan yang demikian menyebabkan lembaga-lembaga pendidikanIslam untuk masa-masa selanjutnya secara perlahan telah menjadi pendidikannomor dua di Singapura dan sama sekali tidak dapat dijadikan sebagai tumpuanuntuk menggapai mobilitas sosial secara vertikal Hal inilah yang kemudianmenjadi salah satu faktor bagi orang tua Muslim di Singapura ldquoterpaksardquomemprioritaskan pendidikan sekuler kepada anak-anak mereka danmenomorduakan pendidikan agama Sebagaimana halnya di negara-negaraAsia Tenggara lainnya pendidikan sekuler modern selain lebih berkualitasjuga dianggap sebagai sarana yang paling efektif bagi mobilitas sosial

Singapura memang merupakan negara paling maju dibanding dengannegara Asia Tenggara lainnya Berbagai sistem dan pranata sosial ekonomidan industri yang dibangun dan dikembangkan secara modern telahmemberikan kontibusi positif bagi pembangunan sektor ekonomi yangtentu saja berdampak positif bagi kemakmuran negara dan kesejahteraan

8Siddique dan Kassim Muslim Society h 131

201

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rakyat Karena itulah Singapura secara terus menerus melakukan pembangunandan pengembangan sistem pendidikan modern agar bisa sejajar dengannegara-negara maju lainnya Sekalipun begitu orang awam mengatakannyasebagai lsquosuratan tanganrsquo kelompok Melayu Muslim dalam waktu yangcukup lama tetap bagaikan batu berlumut yang tidak dapat ikut bergelindingdalam kemajuan pendidikan tersebut Hal ini menjadi cukup jelas jikadiperhatikan data yang dikeluarkan oleh Muslim Relegious Council ofSingapuraMajelis Ugama Islam Singapura (MUIS) yang menginformasikanbahwa sampai tahun 1980 jumlah orang Melayu yang dapat menyelesaikanstudinya di Perguruan Tinggi hanya kurang lebih 650 orang

Adanya aksentuasi kebijakan dwi-bahasa oleh Pemerintah dan terutamakeputusan untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa wajib disekolah-sekolah telah ikut menurunkan kualitas sekolah-sekolah dasarMelayu termasuk madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam MaryTurnbull melukiskan keadaan ini dengan mengatakan bahwa sekolah-sekolah Melayu tidak akan mampu mengantarkan peserta didiknya untukmenjalani pola kehidupan modern yang serba komersial di SingapuraSekolah-sekolah dasar tradisional demikian Turnbull melanjutkan telahmembiarkan kebanyakan anak-anak Melayu terkebelakang dari pembangunanSingapura9

Kebijakan inilah yang menurut Alwi Shahab dalam analisisnyaterhadap keberadaan pendidikan madrasah di Singapura menjadi salahsatu faktor yang banyak mengakibatkan sekolah-sekolah Melayu bubar10

Hal ini sedikit banyak menggugat kedudukan pendidikan madrasahuntuk segera mengubah dasar tradisinya menyesuaikan diri denganperkembangan situasi

Era Baru Pendidikan MasjidSegera setelah Singapura memisahkan diri daripada Negara Federasi

Malaysia pada tahun 1965 maka pada Agustus 1966 matahari pendidikan

9Mary Turnbull A History of Singapore 1819-1975 (Singapore Oxford UniversityPress 1997) h 146

10Alwi Shihab lsquoMadrasah Aljunied Kebanggan Melayu Singapurarsquo Republika(24 Nopember 2006)

202

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Islam mulai menyembul terutama setelah Parlemen Singapura mengeluarkanPengaturan Pelaksanaan Hukum IslamAdministration af Muslim LawAct (AMLA) Hal inilah yang kemudian menghantarkan masyarakat MuslimSingapura pada suatu era baru dalam sejarah perundangan dan administrasidi negara ini Pada masa pembentukannya Perdana Menteri Singapuramengatakan ldquoYang Dipertuan Agong akan menjadi kepala agama Islamdi Singapura dan akan dibentuk sebuah Dewan Agama Islam untuk menjadipenasehat yang Dipertuan Agong dalam hal-hal yang berkaitan denganmasalah agama Islam11

Di bawah perundangan tersebut tepatnya dua tahun kemudian (1968)Dewan Agama Islam itu dibentuk yang diberi nama Moslem RelegiousCouncil of Singapore atau Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) Sekalipuntidak sama persis dapat dikatakan bahwa MUIS setingkat dengan DepartemenAgama di Indonesia MUIS pada dasarnya adalah penasehat Presidendalam hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam dan bertanggung jawabmengatur administrasi hukum Islam di Singapura seperti mengumpulkanzakat macircl dan zakat fitrah pengaturan perjalanan ibadah haji pembangunanmasjid organisasi sekolah-sekolah agama serta pemberian beasiswa bagipelajar Muslim pengangkatan mufti dan wewenang mengeluarkan fatwa12

Kehadiran MUIS memiliki peran strategis dalam pembangunan komunitasMuslim Singapura Pembangunan masjid-masjid tersebut yang dipersiapkansebagai pusat perberdayaan masyarakat Islam Singapura telah memberikankemungkinan yang lebih luas bagi pembinaan masyarakat Muslim Dalamkurun waktu lima tahun (1975-1980) MUIS membangun 6 unit Masjidbaru di New Towns dengan daya tampung antara 1000 sampai 2000 jamarsquoahsetiap Masjid Kemudian dalam kurun waktu lima tahun berikutnya(1981-1986) dibangun pula 9 unit Masjid baru yang diharapkan dapatmenampung sekitar 15000-35000 jamaah13

Dana pembangunan masjid tersebut bukan berasal dari bantuanpemerintah melainkan murni dana yang dihimpun dari dan oleh masyarakatMuslim Singapura Tahun 1975 MUIS mencoba menghimpun dana dari

11Ahmad bin Muhammad Ibrahim lsquoThe Legal Status in Singaporersquo dalamMalayan Law Journal Singapura 1965 h13 Taufiq Abdullah Tradisi dan KebangkitanIslam Asia Tenggara (Jakarta LP3S 1988) h 385

12Siddique dan Kassim Muslim Society h 148-14913Abdullah Tradisi dan Kebangkitan Islam h 406-407

203

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

masyarakat Islam melalui sumbangan langsung tetapi dengan cara itu ternyatatidak efektif karena dana yang terkumpul tidak seperti yang diharapkanKarena itulah pada tahun 1977 beberapa pengurus MUIS menghadapPerdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew mengutarakan kesulitanmereka Dari pertemuan inilah diperoleh persetujuan untuk membentukDana Pembangunan Masjid (DPM) atau Mosque Building Fund (MBF)dan disepakatinya masyarakat Muslim yang bekerja untuk menyumbangdana pembangunan Masjid sebesar $05 (50 sen) melalui pemotongangaji secara langsung pada tempat-tempat mereka bekerja Akhir tahun1977 jumlah ini naik menjadi $1 Terhitung mulai tanggal 1 Juli 2005besaran sumbangan untuk MBF melalui pemotongan gaji berkisar antaraS2-$11 tergantung dari pendapatan masing-masing karyawan14

Masjid pertama yang didirikan dengan menggunakan dana MBFadalah Masjid Muhajirin di Braddell Road 275 Masjid ini didirikan padatahun 1977 dan menelan dana sebesar $918000 Kemudian susul menyusulsejumlah Masjid lainnya dapat berdiri megah dengan segala kelengkapannyaDari69 Masjid yang terdapat di Singapura sekarang ini 19 buah di antaranyaadalah masjid yang dibangun melalui dana MBF tersebut15

Kelengkapan masjid yang dimasudkan bukan sekadar ruanganyang terhampar luas sebagai tempat salat berjamaah ditambah dengankamar-kamar untuk berwuduk seperti pada umumnya dijumpai padamasjid-masjid di Indonesia Masjid-masjid tersebut dilengkapi denganruangan-ruangan yang tertata secara artistik bersih dan rapi Demikianpula pada sejumlah sayapnya dan atau pada beberapa lantai di atasnyadengan berbagai ukuran dijumpai sejumlah ruangan seperti yang dapatdisaksikan dewasa ini Ada yang difungsikan sebagai perkantoran ruangpertemuan ruang olah raga ruang teater dan ruang belajar

Dengan kelengkapan yang demikian masjid-masjid tersebut dapatdifungsi-perankan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat Muslimyang di dalamnya terdapat taman kanak-kanak dan madrasah sebagaipendidikan agama komplementer bagi peserta didik yang belajar di sekolah-sekolah nasional kursus-kursus agama kursus ibadah haji kursus bahasa

14Mardianah Nurdjali ldquoMuslim Singapura Potong Gaji Untuk Bangun Masjidrdquodalam httpwwwbisniscom Diunduh pada tanggal 28 Januari 2009

15Ibid

204

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Arab pelayanan perpustakaan penataran dan kursus-kursus pelatihankepemimpinan dan pengembangan masyarakat bimbingan keluargapengumpulan zakat serta bermacam-macam kegiatan sekolah untukmengisi waktu luang (hari libur)16 Program-program tersebut memberikanpeluang yang semakin baik terhadap peningkatan pendidikan MuslimSingapura baik secara kuantitatif maupun kualitatif Sekalipun begitukeadaan ini telah memberikan energi baru bagi komunitas Muslim Singapurauntuk mengejar lajunya perkembangan pendidikan nasional Singapurayang meluncur ke depan mengimbangi perubahan global yang demikian cepat

Sistem pendidikan nasional Singapura yang terstruktur dan sistematistelah memberikan kesempatan belajar mulai dari tingkat pra-sekolahdasar sampai tingkat pascasarjana Ada empat tingkatan pendidikanyang terselenggara di Singapura junior college pra-universitas politeknikatau Institute of Technical Education (D3) universitas dan pascasarjana17

Dalam hal ini setiap anak usia tiga tahun sudah diharuskan mengikutipra-taman kanak-kanak sebagai kelompok belajar sambil bermain melatihotak dan refleksibilitasnya dengan tingkatan-tingkatan Pre-NurseryPlay Group (usia 3 tahun) Nursery (usia 4 tahun) Taman Kanak-KanakI (usia 5 tahun) Taman Kanak-kanak II (usia 6 tahun) Bagi anak yangsudah berusia 7 tahun wajib memasuki pendidikan dasar (Primary School)selama 6 Tahun Pendidikan dasar tersebut terdiri atas 4 tahun tingkatdasar yaitu dari Dasar 1 sampai 4 dan 2 tahun tingkat orientasi yaitudari Dasar5 sampai6 Pada akhir tingkat Dasar6 peserta didik akan mengikutiujian akhir yang disebut PSLE (Primary School Leaving Examination =Ujian Meninggalkan Sekolah Dasar) dan melanjutkan ke PendidikanLanjutan (Secondary Education) jika lulus

Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan lanjutan selama duatahun (Secondary 1 dan 2) peserta didik akan ditempatkan pada kelasunggulan (express) atau kelas normal tergantung dari hasil PSLE-nyaPeserta didik yang berada pada kelas unggulan akan belajar selama 4

16Kuntowijoyo Paradigma Islam Interprestasi Untuk Aksi (Bandung Mizan1998) h 61

17lsquoSingaporersquos Education Systemrsquo online dalam httpwwwSgboxcomSingaporeeducation html diunduh pada tanggal 24 Maret 2009 Lihat jugaSuara Merdeka 17 Mei 2006

205

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tahun dari kelas tingkat lanjutan 1 sampai 4 dan 5 tahun sampai kelastingkat lanjutan 5 pada pelajaran normal

Pada akhir pendidikan tingkat Lanjutan 4 atau 5 tahun merekaakan mengikuti ujian akhir untuk memperoleh ijazah Cambridge GeneralCertificate Examination (GCE) Ijazah ini merupakan syarat untuk melanjutkanke pendidikan pasca tingkat lanjutan (Post Secondary Education) baikpada Junior College (2 tahun) Pre-University Center (3 tahun) Polytechnicatau Institut of Education (3 tahun) atau boleh juga dengan menempuhalternatif lain dengan memasuki sekolah tinggi swasta

Pada tingkat pendidikan yang memakan waktu 2 sampai 3 tahunitu peserta didik akan mempunyai berbagai pilihan mata kuliah daridisiplin ilmu yang lebih beragam tergantung pada kesenangan merekadan hasil GCE-nya Di samping itu lebih ditekankan kepada program yangmemberikan dukungan kebutuhan yang dituntut oleh dunia industriPeserta didik yang belajar di sekolah-sekolah yang telah disebutkan di atasakan mempunyai kesempatan belajar di perguruan tinggi yang akanmenghantarkan mereka pada berbagai Perguruan Tinggi baik dalam maupunluar negeri atau memilih sekolah-sekolah tinggi swasta yang memilikilink dengan universitas-universitas yang terkenal di dunia internasional

Praktik yang kadang kala ditempuh sebagai alternatif untuk bisacepat memperoleh akses terhadap pemerolehan sertifikat (ijazah) tingkatdiploma atau tingkat sarjana adalah dengan mengambil mata kuliahpada sekolah-sekolah tinggi swasta mana saja yang kebanyakannyatelah memperoleh sertifikat penjaminan mutu (quality assurance) baikdi dalam danatau luar negari Pada umumnya sekolah tinggi swastatersebut memiliki link dengan universitas-universitas di luar negeri Bahankuliah sarana training ujian dan ijazah dikeluarkan secara langsungoleh universitas-universitas tersebut

Keteraturan sistem dan manajerial pendidikan tersebut menghantarkanpendidikan nasional di Singapura yang nota bene adalah pendidikansekuler memberi akses dan peluang yang cukup besar bagi peserta didiknyauntuk memperoleh pendidikan yang layak Apalagi sarana pendidikankurikulum proses pembelajaran dan pusat sumber belajarnya benar-benar mencukupi yang kelak mengantarkan peserta didik segera memperolehmobilitas yang tinggi

206

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Apabila menoleh sejenak ke belakang sesungguhnya kelompokMuslim Melayu Singapura sudah lama merasakan ketertinggalan merekadalam bidang pendidikan bila dibandingkan dengan etnis lainnya Menyadarikeadaan itulah pada tahun 1968 sebuah organisasi guru yang bernamaKesatuan Guru-guru Melayu Singapura (KGMS) menyelenggarakan sebuahSeminar Nasional Pendidikan Beberapa persoalan mendasar yang mengemukadalam seminar itu tertuang dalam beberapa rekomendasinya yaitu (1)menyerukan pada pemerintah agar menerapkan perlakuan yang samadalam pendidikan tanpa diskriminasi (2) mempersiapkan Tun Seri Lanangdan Sang Nila Utama sebagai sekolah elite untuk meningkatkan standarpendidikan Melayu dan (3) mendirikan sebuah universitas berbahasa Melayu18

Dikarenakan seruan tersebut ldquotidak ditanggapirdquo oleh Pemerintahmaka pada tahun 1970 KGMS membuat usulan baru tentang sistempendidikan nasional Hal terpenting dari usulan tersebut dalam kaitannyadengan pendidikan Islam ialah adanya sebuah rekomendasi agar pengetahuanagama Islam dijadikan sebagai mata pelajaran wajib bagi seluruh murid-murid beragama Islam19 Barulah setelah 12 tahun kemudian melaluiberbagai pendekatan dan upaya yang tidak mengenal lelah KementerianPendidikan Singapura pada tahun 1982 mewajibkan pengajaran agamaIslam di sekolah-sekolah Pemerintah itu pun hanya diperuntukkan bagimurid-murid beragama Islam di sekolah lanjutan20

Menyadari rendahnya mutu pendidikan dan kebutuhan mendesakuntuk meningkatkan standar hidup Melayu Muslim melalui pendidikandibentuklah Majelis Pendidikan Kanak-Kanak Islam (MENDAKI) padatahun 1981 Tujuannya adalah untuk menangani berbagai persoalanpendidikan Islam Melayu mulai tahap pra-sekolah hingga pendidikantinggi Dalam program kerjanya MENDAKI segera merancang suatubentuk penyelenggaraan pendidikan yang mensinkronkan pendidikankeagamaan dengan pendidikan sekuler secara simultan21

18Sharon Siddique dan Yang Razali Kassim Muslim Society h 14719Ibid20M Kamal Hasan ldquoSome Dimension of Islamic Education in Southeast Asiardquo

dalam Taufiq Abdullah and Sharon Siddique (ed) Islam and Society in SoutheastAsia (Pasir Panjang-Singapore Institute of Southeast Asian Studies 1986) h 46

21 Ibid

207

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sekalipun sinkronisasi tersebut merupakan suatu keharusan yangtidak terelakkan dalam konteks politik pendidikan Islam di Singapuratetapi bila dilihat dari hakikat pendidikan Islam sesungguhnya strategisemacam itu merupakan bagian dari tujuan pendidikan Islam yang tidakingin hanya mempersiapkan peserta didiknya menjadi seorang spiritualismetulen yang kakinya tidak berpijak di bumi dan tidak pula menjadikanpeserta didiknya menjadi seorang materialisme yang tidak memilikibekal menuju akhirat Pendidikan Islam pada hakikatnya mempersiapkanpeserta didiknya yang selalu seimbang dalam kedua aspek tersebut

Dalam kongres MENDAKI tahun 1982 sejumlah persoalan pendidikanIslam di Singapura telah diidentifikasi Paling tidak ada 15 poin pentingyang menjadi permasalahan utama pendidikan Islam di Singapura22

yang secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut

1 Tujuan pendidikan Islam harus dirumuskan dalam kaitannya dengansistem pendidikan Nasional secara keseluruhan

2 Pendidikan madrasah dipandang gagal dalam mencapai misinyaapakah untuk menghasilkan lulusan yang mampu mengejar pendidikanyang lebih tinggi atau pun juga untuk mempersiapkan peserta didiknyamenjadi ulama

3 Banyak lulusan dari lembaga pendidikan Islam tidak memilih profesiyang sesuai dengan yang telah mereka pelajari

4 Sistem yang ada sekarang tidak memungkinkan bagi setiap orangIslam untuk menerima pendidikan agama yang memadai Pengetahuanagama Islam di sekolah-sekolah pemerintah hanya tersedia bagi kelas3 dan 4 sekolah lanjutan dan metode pengajarannya pun masihjauh dari yang diharapkan

5 Pendidikan Tinggi Islam belum tersedia

6 Banyak orangtua mengirimkan anak-anak mereka ke madrasahhanya setelah mereka gagal memasuki sekolah-sekolah pemerintah

7 Belum adanya kurikulum yang standar sehingga mempersulit penilaianmutu lulusan madrasah

22Abdullah Tradisi dan kebangkitan Islam h 419-420

208

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

8 Tidak adanya suatu kesatuan pola pengelolaan pendidikan Islamuntuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya

9 Rendahnya materi pembelajaran di samping buku-buku bahan ajaryang ada telah ketinggalan zaman

10 Kurangnya dana pendidikan yang sekaligus berakibat kepada rendahnyastatus ekonomi guru agama Hanya guru-guru agama yang berasaldari sekolah-sekolah pemerintah saja yang gajinya seragam

11 Untuk 315510 orang penduduk beragama Islam hanya ada 210 guruagama (1980) Rendahnya pendapatan guru agama ini telah menyurutkanminat kaum muda untuk memilih profesi menjadi guru agama

12 Banyak bahan bacaan dan buku wajib yang diimpor pada kenyataannyayang tidak relevan dengan kondisi hidup di Singapura yang industrialis

13 Silabus dan metode pengajaran telah ketinggalan zaman

14 Orientasi materalistis dalam masyarakat menyebabkan pemahamanIslam di kalangan kaum muda Islam saling bertentangan

15 Banyak orang Islam yang sesungguhnya memerlukan pendidikanIslam namun kenyataan sosial memperlihatkan bahwa hanya pendidikansekulerlah yang memberi jaminan masa depan yang lebih baik

Adalah menarik bahwa kongres MENDAKI pada tahun 1982 ituyang pembukaannya dihadiri oleh Perdana Menteri Singapura Lee KuanYew dalam pidatonya mengemukakan bahwa salah satu persoalan pokokyang dihadapi oleh komunitas Melayu untuk mendapatkan pendidikanyang layak di Singapura adalah rendahnya kemampuan para lulusannyadalam bahasa Inggris Lee Kuan Yew menganjurkan agar persoalan inisegera dicarikan solusinya Pada kata sambutannya Perdana MenteriSingapura itu menganjurkan agar setiap orang tua di samping menggunakanbahasa ibu seyogyanya menggunakan bahasa Inggris di rumah agar putra-putri mereka bisa mencapai EL1 Jika orangtua tidak mampu berbahasaInggris maka anak-anak mereka harus berbahasa Inggris dengan abangkakak dan para tetangganya23 Pernyataan Lee ini dapat dimaknai bahwasesungguhnya pemerintah menyadari sepenuhnya persoalan yang melandapendidikan di kalangan komunitas Melayu di Singapura

23Siddique dan Kassim Muslim Society h 158

209

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Tidak cukup dengan mendirikan MENDAKI para pemimpin Muslimjuga mendirikan DANAMAIS (Dana Masyarakat Islam) yang ide awalpendiriannya dipublikasikan oleh Ahmad Mattar pada Desember 1984dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan sosio-ekonomi danpendidikan umat24 Kedua organisasi ini dapat dipandang sebagai simbolharapan dan aspirasi Muslim untuk mencapai puncak dan kemajuanyang lebih tinggi sebagai sebuah komunitas yang ingin memberikanpartisipasi yang lebih berarti bagi pembangunan nasional Singapura

Pemerintah juga memberikan dukungan aktif kepada MENDAKI danmengizinkan Muslim Singapura untuk memberikan kontribusinya bagidana pendidikan MENDAKI Peningkatan sumber-sumber keuangan yangdimiliki diharapkan dapat menopang berbagai program MENDAKI di masamendatang DANAMAIS diharapkan dapat menempuh jalan yang sama

Pada masa-masa selanjutnya seperti yang terlihat dewasa ini terdapathubungan kerjasama yang semakin erat antara Pemerintah dan pemimpinMuslim Kedekatan hubungan itu dapat dimaknai sebagai refleksi munculnyakesadaran baru bahwa berbagai problema keterbelakangan Muslimdi bidang pendidikan dan ekonomi pada dasarnya adalah merupakansalah satu masalah nasional Singapura Pemerintah sudah menyadaribahwa menciptakan warga Muslim yang lebih baik di bidang pendidikansehingga mampu memberikan sumbangan bagi pembangunan Singapuraadalah untuk kepentingan bersama25

Pemberdayaan Masjid sebagai Lembaga PendidikanTelah dikemukakan di depan bahwa sejumlah masjid di Singapura

telah lama melaksanakan pendidikan Islam dalam bentuk madrasahparoh waktu Dewasa ini paling tidak ada 33 buah Masjid dari 69 Masjidyang ada di Singapura melaksanakan program pendidikan seperti ituPada masa-masa sebelumnya penyelenggaraan madrasah paroh waktudi masjid-masjid tersebut belum terkelola dalam manajemen penyelenggaraan

24Ibid h 16225Omar Farouk ldquoMuslim Asia Tenggara Dari Sejarah Menuju Kebangkitan

Islamrdquo dalam Saiful Muzani (ed) Pembangunan dan Kebangkitan Islam di AsiaTenggara (Jakarta LP3ES 1993) h 46

210

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang terstruktur dan sistematis Masing-masing masjid menyelenggarakanpendidikan berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang telah berlangsungselama bertahun-bertahun persis seperti pengelolaan pendidikan masjiddi Indonesia dewasa ini

Awal tahun 2000-an melalui Singapore Islamic Education System(SIES) yang dibentuk oleh MUIS merancang berbagai strategi pembelajaranIslam yang terselenggara di Masjid-Masjid Singapura yang diperkirakandapat menjangkau semua lapisan usia Program yang diluncurkan padatahun 2004 ini disebut dengan seri program aLIVE (Learning IslamicValues Everyday) untuk semua peringkat usia mulai kanak-kanak hinggadewasa yang disesuaikan dengan keperluan khusus masyarakat Islamdalam suasana kosmopolitan dan kehidupan modern

Seri program aLIVE tersebut terdiri atas lima tingkatan yaitu(1) Kids aLIVE untuk usia 5-8 tahun (2) Teens aLIVE untuk usia9-12 tahun (3) Tweens aLIVE untuk usia 13-15 tahun (4) YouthaLIVE untuk usia 16-24 tahun dan (5) Adult aLIVE untuk usia 25tahun ke atas

Program pembelajaran pada Kids aLIVE setara dengan tamankanak-kanak yang mendapat sambutan hangat dari komunitas MuslimSingapura yang secara berduyun-duyun mengirimkan putera-puterimereka belajar di sana mulai dari belajar baca-tulis al-Qurrsquoan pengenalandasar-dasar agama dan terutama penanaman nilai-nilai akhlakul karimah

Khusus program Teens aLIVE Tweens aLIVE dan Youth aLIVEpada umumnya membuka program pendidikan madrasah paroh waktuDi madrasah-madrasah inilah para orang tua mengirimkan anaknya untukkelas-kelas agama Ada yang setiap hari ada yang beberapa kali sepekanada juga yang hanya di akhir pekan yang pada umumnya merupakankegiatan di luar sekolah umum mereka Termasuk dalam kegiatan iniadalah pendidikan yang dilaksanakan pada masa liburan sekolah

Materi belajar pada masa liburan sekolah tidak terbatas pada pelajaranagama semata melainkan meliputi berbagai pengetahuan yang menopangkeberhasilan belajar di sekolah seperti bahasa Inggris Matematika Sainsdan sebagainya Beberapa Masjid seperti Masjid al-Mukminin menyediakansatu ruangan khusus sebagai tempat berkumpul para remaja untuk belajarbersama atau mengikuti program tuition semacam bimbingan belajar

211

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

untuk persiapan ujian sekolah Masjid Kassim bahkan menyediakanbeberapa ruang kelas dengan fasilitas air conditioner dan koneksi internetwireless sebagai tempat belajar bagi pelajar-pelajar menjelang musim ujian

Kegiatan tersebut bukan saja berguna untuk meningkatkan prestasibelajar tetapi sekaligus memberikan motivasi dalam menumbuhkankesadaran baru bagi keluarga Muslim Singapura untuk meraih prestasibelajar yang mampu bersaing dengan etnis lainnya Dampak positif yangditimbulkannya adalah semakin meningkatnya jumlah para pelajar (76)yang berhasil memasuki sekolah menengah dibandingkan dengan tahun1993 Demikian juga kelulusan dalam memperoleh ijazah GCE (CambridgeGeneral Certificate Examination) meningkat mencapai 12 dibandingkandengan capaian sepuluh tahun sebelumnya Peningkatan yang samaterjadi bagi kelulusan memasuki pra-Universiti Politeknik atau ITE(Institute of Technical Education) yang mencapai kenaikan sebesar 33dibandingkan dengan yang pernah dicapai tahun 199326

Bersamaan dengan itu dalam kaitannya dengan Masjid-Masjidyang sudah dikenal memiliki kecenderungan dan kekhususan dalammengembangkan ilmu-ilmu keislaman seperti fikih tahfiz al-Qurrsquoanhadis dan lain-lain Oleh MUIS potensi ini dikukuhkan untuk dilestarikandengan memberi dukungan penuh baik manajerial sarana dan prasaranamaupun pengembangan metodologisnya agar lebih efektif dan efisiendalam mencapai tujuan Sekurang-kurangnya ada sembilan masjiddi Singapura yang memiliki kekhususan dalam mengembangkan ilmu-ilmu keislaman seperti tertera di bawah ini

No NAMA MASJID KEKHUSUSAN1 Masjid Kampong Siglap Al-QuranTahfiz2 Masjid Omar Kampung Melaka Al-QuranTahfiz3 Masjid Asy-Syafaah Ilmu Hadits4 Masjid Asy-Syakirin Peradaban Islam5 Masjid An-Nur Bahasa Arab6 Masjid An-Naeem Pemikiran Islam7 Masjid Darussalam Islam dan Pemikiran Barat8 Masjid Al-Iman Ilmu Fiqih9 Masjid An-Nahdhah Pusat Harmoni

26lsquoPelancaran Rangkaian Pendidikan dan Forum Dasar MENDAKI 2004rsquo dalamwwwmendakiorg Diunduh pada tanggal 12 Januari 2009

212

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan ditetapkannya masjid Kampong Siglap atau Masjid OmarKampung Malaka sebagai pusat tahfiz al-Qurrsquoan maka kegiatan-kegiatannyalebih terkonsentrasi untuk program tahfiz Spesialis-spesialis tahfiz punakan berkumpul di situ sehingga orang akan tahu harus pergi ke Masjidmana kalau ingin mendalami tahfiz ke Masjid mana untuk mendalamibahasa Arab dan ke Masjid mana pula untuk mendalami Islam dalamkonteks peradaban barat

Demikian pula halnya dengan Masjid al-Nahdhah sebagai pusatharmoni yang kegiatan-kegiatannya tidak saja diperuntukkan bagikalangan Muslim melainkan juga sebagai syiar Islam kepada non-MuslimSejak didirikan tahun 2006 masjid ini sudah berulang kali mengundangberbagai kelompok masyarakat termasuk petinggi pemerintah SingapuraLee Hsien Loong dan Wong Kan Seng untuk berkunjung ke Harmony Centresemacam museum peradaban Islam Di masjid itulah budaya dan peradabanIslam ditampilkan dalam berbagai buku slide lukisan grafik dan gambar-gambar dengan imej menarik dalam satu ruangan khusus asri dan nyamanSecara keseluruhan masjid ini sengaja memperlihatkan Islam sebagairahmatan li al-lsquoacirclamicircn bukan saja diperuntukkan bagi suku bangsa tertentukelompok dan golongan tertentu melainkan untuk semua dan untukkesejahteraan seluruh penghuni jagat raya

Untuk memperkokoh fungsi dan peranan masjid sebagai pusatpemberdayaan masyarakat Muslim maka MUIS menyusun tiga langkahstrategis yang disebut (1) Masjid Mesra Belia (2) Masjid Mesra Keluargadan (3) Masjid Mesra Masyarakat27

Masjid mesra belia merupakan program yang mengupayakan agarmasjid bersahabat bagi kelompok remaja dan pemuda sehingga mereka

No NAMA MASJID KEKHUSUSAN1 Masjid Kampong Siglap Al-QuranTahfiz2 Masjid Omar Kampung Melaka Al-QuranTahfiz3 Masjid Asy-Syafaah Ilmu Hadits4 Masjid Asy-Syakirin Peradaban Islam5 Masjid An-Nur Bahasa Arab6 Masjid An-Naeem Pemikiran Islam7 Masjid Darussalam Islam dan Pemikiran Barat8 Masjid Al-Iman Ilmu Fiqih9 Masjid An-Nahdhah Pusat Harmoni

27Mohamed Ali bin Haji Atan ldquoPengurusan Masjid Pengalaman RepublikSingapurardquo dalam wwwscribdcomdoc39818Manajemen-Masjid-Singapuradiunduh pada tanggal 23 Februari 2009

213

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

merasa betah untuk tetap selalu berada di dalamnya Program kegiatanyang dilaksanakan selain menyelenggarakan pendidikan seperti telahdikemukakan di depan beberapa masjid dilengkapi dengan ruang olahraga dan seni Pekerja sosial (youth worker) telah ditempatkan pada masjid-masjid tersebut untuk menangani berbagai persoalan remaja dan pemudasecara lebih profesional Kecuali itu kelompok usia muda telah diikutsertakandalam pengelolaan masjid Tidak mengherankan jika 80 dari seluruhimam tetap masjid Singapore berusia antara 25-39 tahun yang dapatdikelompokkan sebagai usia muda28 Dengan demikian kesan masjidsebagai tempat berkumpul ldquoorang-orang tuardquo sudah hilang sama sekali

Khusus program Masjid mesra keluarga beberapa masjid sepertimasjid Al-Khair misalnya telah menyediakan tempat ibadah jamaahkhusus untuk keluarga Selain itu terdapat pula program kursus-kursusrumah tangga pra pernikahan dan konsling keluarga sakinah Programyang dipegang oleh imam eksekutif masing-masing masjid ini tidakberhenti setelah pasangan menikah melainkan juga masih memberikankonseling pernikahan bagi yang memerlukan Beberapa masjid lainnyamenyiapkan program ldquotemu jamaahrdquo (Meet Jemaah Session) sebagai acararamah tamah yang pada intinya untuk mengukuhkan ukhuwwah IslamiyahSecara terprogram pengurus masjid mengadakan kunjungan ke rumah-rumah warga yang bukan jamaah inti masjid Tujuannya adalah selainuntuk menyampaikan program kegiatan masjid juga sekaligus untukmemantau sekiranya ada penduduk yang bermasalah dan memerlukanbantuan tanpa mempersoalkan agama dan suku bangsanya Bantuanyang diberikan ada yang bersifat langsung atau ditindaklanjuti denganmenghubungkannya kepada badan-badan pemberi bantuan Bualanmesra dengan jamaah yang dilakukan oleh imam-imam tersebut baikdi Masjid atau ketika mengunjungi rumah-rumah warga secara berkalatelah menumbuhkan suasana akrab dan harmonis sehingga Islam sebagairahmatan li al-`acirclamicircn terlihat dengan amat jelas

Agar pelaksanaan kegiatan masjid-masjid tersebut dalam berbagaibidang menjadi lebih kompetitif dalam tahun2000 MUIS telah menetapkanMosque Excellence System (MES) yang berfungsi untuk memberikan kriteria

28MUIS lsquoPengurusan Masjid Pengalaman Republik Singapurarsquo dalam httpwwwmanaje-men_Masjid_Singaporehtml diunduh pada tanggal 28 Februari 2009

214

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

atau patokan-patokan capaian bagi Masjid-Masjid untuk kategori-kategoritertentu Sistem ini diiringi dengan pemberian Mosque Excellence Awardyang memberikan dorongan bagi masjid-masjid tersebut berkompetisisecara positif menjadi yang terbaik Kriterianya didasarkan pada anugerahyang berlaku pada Singapore Quality Award (SQA) sebagaimana yangditerapkan dalam pemberian anugerah (award) pada Malcolm BaldridgeAmerika Serikat Hal itu menunjukkan bahwa ukuran keberhasilan pengelolaanberbagai program kegiatan Masjid telah mengikuti standar internasional

Upaya untuk mewujudkan berbagai program pendidikan dakwahdan kegiatan sosial keagamaan lainnya menjadi lebih aktif dan proakatiftentulah menghendaki kemauan dan kerja keras serta sistem manajemenyang terandalkan dari seluruh pengelola Masjid yang disebut LembagaPentadbiran Masjid (LPM) Karena itulah MUIS sebagai lembaga tertinggidalam urusan keagamaan di negara ini telah menetapkan prosedur danmekanisme rekrutmen pengurus dan anggota LPM secara ketat dan rigitguna memastikan bahwa hanya orang-orang yang memiliki kompetensidan profesionalitas sajalah yang diberi kepercayaan untuk memikulamanah dan tanggung jawab sebagai pengurus LPM Apalagi lembagaini bukan sekadar mengurus dewan musala sebagai tempat peribadatansaja melainkan meliputi berbagai kegiatan pendidikan sosial ekonomidan hubungan kerjasama

Proses rekrutmen dimulai dengan mengundang individu-individuyang berminat untuk berkhidmat (mengabdi) sebagai pengurus LPMUndangan tersebut terbuka untuk umum yang disebarluaskan melaluipengumuman di masjid-masjid dan berbagai surat kabar di Singapura Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pemohon selain kelayakan kompetensipersonal dan sosial khususnya yang berkenaan dengan kepribadian danhubungan sosial seorang calon di tengah-tengah masyarakat juga berkaitandengan kompetensi profesional dan manajerial seorang pemohon khususnyayang berkaitan dengan kemampuan untuk mengemban tugas sesuaidengan bidang yang dipercayakan kepadanya

Dalam melakukan seleksi MUIS tidak terpaku pada seleksi berkas danlsquorekod jenayahrsquo para pemohon melainkan tetap mengindahkan masukandan pertimbangan para tokoh masyarakat dan ulama-ulama seniorbaik diminta ataupun tidak sehingga benar-benar dapat diyakini bahwapemohon layak untuk diangkat sebagai pengurus LPM Bagi pemohon

215

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang pernah mengabdi sebagai sukarelawan dalam berbagai unit (jawatankuasa kecil) kepengurusan Masjid akan lebih diutamakan karena lsquorekodjenayahrsquo dan kompetensinya memang sudah teruji oleh pengalamanLebih dari itu ditetapkan pula bahwa setiap individu hanya diperkenankanmemegang jabatan-jabatan penting dalam kepengurusan seperti ketuasetia usaha (sekretaris) dan bendahara tidak lebih dari dua periode berturut-turut Satu periode kepungurusan adalah selama dua tahun Jabatan-jabatan utama yang dimaksudkan mulai dari Ketua sampai Bendahara

Semua pengurus dan anggota LPM yang diangkat oleh MUIS tetapmempedomani peraturan dan ketentuan teknis yang ditetapkan oleh MUISataupun pedoman-pedoman pokok yang dikeluarkan oleh Akta PelaksanaanHukum IslamAdministration af Muslim Law Act (AMLA) Singapuratermasuk dalam hal pengelolaan keuangan Sebagai contoh bahwa LPMhanya berhak mengeluarkan uang tidak lebih dari $10000 Lebih dariitu hanya dapat digunakan apabila mendapat izin atau persetujuan MUIS

Untuk memelihara keterawasan pengelolaan keuangan maka pejabatLPM yang ditunjuk menangani pekerjaan ini wajib membuat perencanaankerja dan pelaporan pertanggung jawaban secara akuntabel menurutprosedur dan mekanisme yang berlaku di Singapura Secara terus menerusMUIS melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan danadengan menggunakan jasa auditor independen untuk melakukan auditsecara lebih teliti Hal ini dilakukan untuk memelihara transparansi pengelolaankeuangan kepada publik apalagi sebahagian besar sumber keuanganMasjid berasal masyarakat baik melalui Mosque Building Fund (MBF)maupun sumbangan-sumbangan lainnya untuk berbagai kegiatan Masjid

Dari deskripsi di atas jelas terlihat bahwa Singapura yang seringdisebut sebagai salah satu contoh pemerintah yang berjalan the bestexample of government that works Parameternya adalah kualitas manajemendan perencanaan yang dimilikinya termasuk perencanaan dan manajemanMasjidnya yang perlu dipelajari dan diadopsi

PenutupDengan latar belakangkan masyarakat yang mengalami kemajuan

yang pesat dan terus berubah Masjid di Singapura secara proaktif telahmemainkan peran pemberdayaan sehingga sentiasa relevan dengan

216

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

perubahan Institusi Masjid terus menerus berinovasi agar dapat menjadipenggerak bagi jalinan pembangunan dan khidmat masyarakat seluruhnegara Masjid-Masjid di Singapura telah mengalami reformasi setarafdengan organisasi dan institusi terkemuka di Singapura

MUIS telah melancarkan usaha yang sangat penting dalam melakukaninovasi pemberdayaan Masjid yang bukan sekadar coba-coba atau kebetulanbelaka melainkan dengan suatu perencanaan yang matang (deliberate)dan penuh perhitungan Karena itulah tingkat kebaruannya (novelitity)benar-benar dirasakan oleh komunitas Muslim Singapura sebagai pendidikanyang memberikan harapan-harapan baru karena mereka yakin bahwaputusan inovasi yang dilancarkan oleh MUIS tersebut sejalan dengancita-cita dan tujuan pendidikan Islam

Tingkat keberterimaan (acceptabilty) inovasi pemberdayaan Masjidtersebut bukan saja berasal dari kalangan Muslim Singapura melainkanoleh seluruh warga Singapura tanpa mempersoalkan agama ras danketurunannya disebabkan ikut merasakan manfaatnya karena ruh keislamanyang dibangun oleh MUIS dilandasi oleh semangat rahmatan li al-lsquoacirclamicircn

Usaha-usaha memakmurkan masjid telah menampakkan hasilnyadan institusi Masjid di Singapura telah berjaya mengubah diri untukmenjadi institusi yang kokoh dan disegani dengan menempatkan dirisecara strategik di kawasan-kawasan kejiranan serta menawarkan berbagaiprogram mulai dari keagamaan sampai meliputi program kemasyarakatanyang didukung dengan rangkaian kerjasama yang kuat dengan jawatankuasa-jawatankuasa penduduk dan kejiranan (qaryah) Peranan MUIS sebagaipenguasa agama tertinggi Singapura adalah untuk memberi kepastianbahwa usaha murni dapat berlanjut tanpa henti dengan peningkatanmutu dan pengukuhan manajemen dan pengelolaan institusi Masjidsebagai pusat pemberdayaan bagi pembelajaran Islam dan pembangunansosial sesuatu yang menjadi inspirasi kepada semua

217

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

DAFTAR PUSTAKA

ldquoIslam di Singapura Menuju Komunitas Muslim yang Majurdquo dalamRepublika (27 Januari 2002)

lsquoAbd al-Ghacircni lsquoAbud Ficirc al-Tarbiyah al-Islacircmiyah (Kairo Dacircr al-Fikr 1997)

lsquoAbdurrahman an-Nahlawi lsquoUlucircm al-Tarbiyah al-Islacircmiyah wa Asalibihaficirc al-Baiti wa al-Madrasah wa al-Mujtamalsquo (Beirut Dacircr al-Fikr1989)

lsquoUmar al-Toumy al-Syaibani al-Ushucircs al-Nafsiyah li Rilsquoayat al-Sabab(Beirut Dacircr al-Tarbiyah 1975)

ldquoIdeologi Kejakinan Hidup Muhammadiyah Hasil Kerdja Panitya Tadjdidseksi Ideologi amp Chittah Perdjoangan Muhammadiyahrdquo dalamBulletin Suara Muhammadiyah No 9I1968 (Nomor MursquotamarMuhammadijah ke 37) tahun 1968

ldquoPelancaran Rangkaian Pendidikan dan Forum Dasar Mendaki 2004rdquodalam wwwmendakiorg Diunduh pada tanggal 12 Januari 2009

ldquoSingaporersquos Education Systemrdquo dalam httpwwwsgboxcom Diunduhpada tanggal 24 Maret 2009

A Ali Mukti Alam Pikiran Modern di India dan Pakistan (BandungMizan 1996)

Abdul Aziz Dahlan ldquoFilsafatrdquo dalam Taufik Abdullah (ed) EnsiklopediTematis Dunia Islam Pemikiran dan Peradaban (Jakarta IchtiarBaru van Hoeve 2003)

Abdul Rahman Salih lsquoAbdullah Education Theory A Qurrsquoanic Outlook(Makkah Umm al-Qura Universitas 1982)

Abdurrahman Badawi ldquoMiskawaihrdquo dalam MM Sharif (ed) A Historyof Muslim Philosophy Vol I (Wiesbaden Otto Harrosowitz 1963)

218

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Abraham Maslow the Further Reaches of Human Nature (New YorkThe Viking Press 1974)

Abucirc lsquoAbdillah Muhammad bin Ismacirclsquoicircl bin Ibracirchicircm al-Bukhacircricirc Shacirchicirchal-Bukhacircricirc Jilid II (Beirut Dacircr al-Fikr tt)

Abucirc Hamicircd al-Ghazacirclicirc Micirczacircn al-Alsquomal ditahqiq Sulaiman Dunia (KairoDacircr al-Malsquoarif 1984)

Ahmad Amin Etika (Ilmu Akhlak) terj Farid Marsquoruf (Jakarta BulanBintang 1986)

Ahmad Amin Zulsquoamacirc al-Ishlah ficirc al-Ashr al-Hadicircts (Kairo Makatabahal-Nahdhah al-Mishriyyah 1979)

Ahmad Amicircn Zuhr al-Islacircm Juz II (Beirut Dacircr al-Kitab al-lsquoAracircbicirc 1969)

Ahmad Azhar Basyir Miskawaih Riwayat Hidup dan Filsafatnya (YogyakartaNur Cahaya 1988)

Ahmad bin Muhammad Ibrahim ldquoThe Legal Status in Singaporerdquodalam Malayan Law Journal Singapura 1965)

Ahmad Musthafa al-Maracircghicirc Tafsicircr al-Maracircghicirc Jilid V (Mesir Musthafaal-Bacircbicirc al-Halabi 1974)

Ahmad Sadali ldquoPembaharuan Pendidikan Tinggi Islamrdquo dalam SerialMedia Dakwah (Jakarta DDII tt)

Al Rasyidin ldquoIsu-isu Krusial dalam Pendidikan Nasional Belajar Memeta-kan Masalahrdquo dalam Jurnal Pemikiran Islam dan Kependidikanal-Tarsquolim Vol XII No 22 2005

Albert Bandura Principles of Behavior Modication (New York Holt-Rinehart and Winston Inc 1979)

Albert Hourani Arabic Thought in the Liberal Age 1798-1939 (CambridgeCambridge University Press 1962)

Alwi Shihab ldquoMadrasah Aljunied Kebanggan Melayu Singapurardquo dalamRepublika (24 Nopember 2006)

Alwi Shihab ldquoMenjelajahi Kampung Arab di Negeri Singardquo dalamhttpwwwrepublikacoid Diunduh pada 28 Januari 2009

Anwar Jundi Pancaran Pemikiran Islam terj Afif Mohammad (BandungPustaka 1985)

219

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ary Nilandari Memahat Kata Memugar Dunia (Bandung MLC 2005)

BF SkinnerScience and Human Behavior (New York Academic Press 1980)

BO Smith WO Stanley and HJ Shores Fundamentals of CurriculumDevelopment (Work Book 1957)

Benjafield A History of Psychology (Boston Allyn and Bacon 1996)

Bertrand Russell the Scientific Outlook (New York Norton 1962)

DK Kolit Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Ende Flores NusaIndah 1976)

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam DewanRedaksi Ensiklopedi Islam Ensiklopedi Islam (Jakarta IchtiarBaru van Hoeve 2003)

Djarsquofar Siddik ldquoPeran Sentral Guru-guru Keilmuan dalam InternalisasiNilai-nilai Moralrdquo dalam al-Tarsquolim Jurnal Pemikiran Islam danKependidikan No 25 Tahun 2006

Djarsquofar Siddik ldquoPsikologi Humanistik Upaya Awal Mengeluarkan PsikologMuslim dari Lubang Biawakrdquo Miqot No 77 (Juli-Agustus 1993)

Djarsquofar Siddik Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam (Bandung CitapustakaMedia 2006)

Djindar Tamimy dan Djarnawi Hadikusuma Penjelasan Anggaran Dasar danKepribadian Muhammadiyah (Yogyakarta PP Muhammadiyah1972)

Djindar Tamimy ldquoAgama Islam Menurut Paham Muhammadiyahrdquodalam Tim Pembina al-Islam dan Kemuhammadiyahan UniversitasMuhammadiyah Malang (eds) Muhammadiyah Sejarah Pemikirandan Amal Usaha (Malang Tiara Wacana Yogya-UniversitasMuhammadiyah Malnga Press 1990)

Erwin IJ Rosenthal Islam in the Modern National State (CambridgeCambridge University Press 1965)

Fachruddin Azmi ldquoSertifikasi Guru Telaah Urgensinya terhadap Kompetensidan Profesionalisme Guru Agamardquo dalam MIQOT Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol XXXIII No 1 Januari-Juni 2009

Fasli Jalal ldquoSertifikasi Guru Untuk Mewujudkan Pendidikan yang BermuturdquoMakalah disampaikan pada seminar Pendidikan yang diselenggarakanoleh PPs Unair Surabaya tanggal 28 April 2007

220

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Fathiyah Hasan Sulaimacircn Mazhacirchib ficirc al-Tarbiyah Bahts ficirc al-Mazhabal-Tarbawi lsquoinda al-Ghazacirclicirc (Mesir Dacircr al-Hana li al-Tibalsquoah waal-Nasyr 1985)

Fazlur Rahman Islam (Chicago University of Chicago Press 1979)

First World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter IslamicUniversity of Indonesia 1977)

Frank G Goble Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslowterj A Supratiknya (Yogyakarta Kanisius 1987)

Frederick Suppe (ed) The Structure of Scientific Theories (ChicagoUniversity of Illinois Press 1974)

George H Keiffer Bioethics A Textbook of Issues (Menlo Park Ca Addison-Wesley Publishing Company 1979)

Grolier Family Encyclopedia (Connecticut Grolier Incorporated 1995)

HAR Gibb the Encyclopaedia of Islam Vol I (London Luzac amp Co 1960)

Hans Wehr A Dictionary of Modern Written Arabic (London Macdonaldamp Evans Ltd 1980)

Harold HTitus Marilyn S Smith dan Richard T Nolan Persoalan-persoalanFilsafat terj HM Rasyidi (Jakarta Bulan Bintang 1984)

Harun Nasution Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (Jakarta UIPress 1985)

Harun Nasution Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan(Jakarta Bulan Bintang 1975)

Hasan Langgulung Manusia dan Pendidikan (Jakarta Pustaka Al-Husna 1986)

Hasan Langgulung Teori-teori Kesehatan Mental (Jakarta PustakaAl-Husna 1988)

Hasil-hasil Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-38 di UdjungPandang Tahun 1971 (Jogjakarta PP Muhammadiyah 1971)

Hasyimsyah Nasution Filsafat Islam (Jakarta Gaya Media Pratama 1999)

Hilda Taba Curriculum Development Theory and Practice (New YorkSan Fransisco Harcourt Brace amp World Inc)

Himpunan Putusan Tarjih(Yogyakarta Pimpinan Pusat Muhammadiyah1967)

221

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ibn Miskawaih Menuju Kesempurnaan Akhlak Buku Daras PertamaTentang Filsafat Etika terj Helmi Hidayat (Bandung Mizan 1997)

Ibn Miskawaih The Refinement of Character trans CK Zurayk (BeirutAmerican University Press 1968

Imam Barnadib Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode (YogyakartaYayasan Penerbit IKIP Yogyakarta 1994)

Immanuel Kant Critique of Pure Reason transl Norman Kemp SmithUnabridged Edition (New York St Martinrsquos Press 1965)

Ira M Lapidus History of Islamic Societies (Cambridge CambridgeUniversity Press 1988)

Islam dan Dakwah Pergumulan Antara Nilai dan Realitas (YogyakartaPP Muhammadiyah Majlis Tabligh 1988)

J Golsdtain Social Psycology (New York Academic Press 1980)

J Sudarminta ldquoDimensi Etis Pendidikan Keilmuanrdquo makalah seminarMeningkatkan Profesionalitas Guru dalam Rangka MenghadapiTantangan Pendidikan di Masa Depan pada Dies Natalis XXXIIIIKIP Sanata Dharma Tanggal 19 Oktober 1988

J Sudarminta ldquoProfesionalitas Guru dalam Rangka Menghadapi Tantang-an Pendidikan di Masa Depanrdquo Makalah seminar dalam rangkaDies Natalis XXXIII IKIP Sanata Dharma Yogyakarta tanggal19 Oktober 1988

JB Watson Behaviorisme (Chicago Universitas of Chicago Press 1959)

JG Saylor and WM Alexeander Curriculum Planning fot Better Teachingand Learning (New York Rinehart 1954)

JJ Rousseau ldquoEmilerdquo dalam Steven M Cahn (ed) the PhilosophicalFundations of Education (New York Harper amp Row Publisher 1970)

JP Chaplin Dictionary of Psychology (New York Dell Publishing CoInc 1983)

Jacques Maritain the Education of Man edited and with an Introductionby Donald and Idella Gallagher (Notre Dame University of NotreDame Press 1967)

John L Esposito Ancaman Islam Mitos dan Realitas terj AlwiyyahAbdurrahman (Bandung Mizan 1966)

222

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

John L Esposito the Oxford Encyclopaedia of the Modern World (NewYork Oxford University Press 1955)

John S Brubacher A History History of the Problem of Education (NewYork McGraw-Hill Book Company Inc 1947)

Jujun S Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (JakartaPustaka Sinar Harapan 1987)

Jujun S Suriasumantri Ilmu dalam Perspektif Moral Sosial dan Politik(Jakarta Gramedia 1986)

KH Sahlan RosidiKemuhammadiyahan untuk Perguruan Tinggi MuhammadiyahJilid I (Solo Mutiara Solo 1982)

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta Balai Pustaka 1990)

Karl Mannheim et al Sigmund Freud An Introduction (London Routledgeamp Kegan Paul Ltd 1950)

Kuntowijoyo Paradigma Islam Interprestasi Untuk Aksi (Bandung Mizan1998)

Len Evan Goodman Ibn Tufaylrsquos Hayy Ibn Yaqzan A Philosophical TaleTranslated With Introduction and Notes (New York Twayne PublisherInc 1972)

Logan Wilson and William L Kolb (ed) Sociological Analysis (NewYork Hartcourt Brace and Company 1949)

Loren R Graham Between Science and Values (New York ColumbiaUniversitty Press 1981)

M Kamal Hasan ldquoSome Dimension of Islamic Education in SoutheastAsiardquo dalam Taufiq Abdullah and Sharon Siddique (ed) Islamand Society in Southeast Asia (Pasir Panjang-Singapore Institutof Souteast Asian Studies 1986)

M Luthfi Jumlsquoah Taricirckh Falsafah al-Islacircm (Mesir tp 1927)

M Mahdi Ibn Khaldunrsquos Philosophy of History (London George Allenamp Unwin Ltd 1957)

M Quraish Shihab Membumikan al-Quran Fungsi dan Peran Wahyudalam Kehidupan Masyarakat (Bandung Mizan 1982)

M Quraish Shihab Wawasan Alquran Tafsir Maudhursquoi atas Pelbagai PersoalanUmat (Bandung Mizan 1996)

223

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

M Rusli Karim ldquoPendidikan Muhammadiyah Dilihat dari PerspektifIslamrdquo dalam M Yunan Yusuf Pulungan et al (eds) Cita danCitra Muhammadiyah (Jakarta Pustaka Panjimas 1985)

Majelis Ugama Islam Singapura ldquoPengurusan Masjid PengalamanRepublik Singapurardquo dalam httpwwwmanaje-men_Masjid_Singaporehtml Diunduh 28 Februari 2009

Malik B Badri The Dilemma of Muslim Psychologist (London LondonPublishers 1979)

Mardianah Nurdjali ldquoMuslim Singapura Potong Gaji Untuk Bangun Masjidrdquodalam httpwwwbisniscom Diunduh pada tanggal 28 Januari2009

Mary Turnbull A History of Singapore 1819-1975 (Singapore OxfordUniversity Press 1997)

Mas Mansyur ldquoKhalifah di Duniardquo dalam Amir Hamzah Wirjosukarto(ed) KH Mas Mansyur Pemikiran tentang Islam dan Muhammadiyah(Yogyakarta Hanindita 1988)

Mazheruddin Siddiqi Modern Reformist Thought in The Muslim World(India Adam Publishers amp Distributors 1993)

Mohamed Ali bin Haji Atan ldquoPengurusan Masjid Pengalaman Republik Singapurardquodalam httpswwwscribdcomdocument39818manajemen-masjid-singapura Diunduh pada tanggal 23 Februari 2009

Morris L Bigge Learning Theories for Teacher (New York Harper ampRow Publisher Inc 1974)

Muchtar Buchori Ilmu Pendidikan dan Praktik Pendidikan dalam Renungan(Yogyakarta Tiara Wacana Yogya-IKIP Muhammadiyah JakartaPress 1994)

Muhammad lsquoAbduh Tafsicircr Juz lsquoAmma terj Haidar Baqir (BandungMizan 1999)

Muhammad al-Khudary Bek Ushucircl al-Fiqh (Beirut Dacircr al-Fikr 1981)

Muhammad Hasbie Ash-Shiddieqy Hakikat Islam dan Unsur UnsurAgama (Kudus Menara Kudus 1978)

Muhammad Iqbal Metafisika Persia terj Joebar Ayoeb (Bandung Mizan1990)

Muhammad Jawacircd Mughniyah al-Tafsicircr al-Kacircsyaf juz V (Beirut Dacircral-lsquoIlm li al-Malacircyin tt)

224

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Muhammad Munir Mursi al-Tarbiyah al-Islacircmiyyah Ushucircluha wa Tacircwuruhaficirc al-Bilacircd al-lsquoAracircbiyyah (Kairo Alsquolam al-Kutub 1997)

Muhammad Rasyid Ridhacirc Tafsicircr al-Manacircr Jilid II (Kairo al-Manacircr 1327 H)

Muhammad Syarif Khan dan Muhammad Anwar Salim Muslim Philosophyand Philosophers (New Delhi SB Nangia 1994)

Muhsin Labib Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla Shadra (JakartaAl-Huda 2005)

Mulyadhi Kartanegara Integrasi Ilmu Sebuah Rekonstruksi Holistik(Jakarta Arasy 2005)

Musthafa Fahmi Al-Syuzuz al-Nafsi (Kairo Dar al-Misriyah 1978)

NA Faris Book of Knowledge (Lahore SM Ashraf 1986)

Noeng Muhadjir ldquoKerangka Dasar Pemikiran Penyusunan ProgramKurikulum al-Islam dan Kemuhammadiyahanrdquo dalam WartaPTM Th IV No 9 Maret 1990

Noeng Muhadjir ldquoPendidikan dalam Perspektif Qurrsquoanirdquo makalah padaSeminar dan Lokakarya pendidikan al-Qurrsquoan UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta 16-18 Desember 1989

Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu TeoriPendidikan (Yokyakarta Rake Sarasin 1997)

Noeng Muhadjir Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta RakeSarasin PO Box 83)

Oliver Leaman ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam Seyyed Hossein Nasr dan OliverLeaman (ed) The History of Islamic Philosophy (London-NewYork Kegal Paul 2003)

Omar Farouk ldquoMuslim Asia Tenggara Dari Sejarah Menuju KebangkitanIslamrdquo dalam Saiful Muzani (ed) Pembangunan dan KebangkitanIslam di Asia Tenggara (Jakarta LP3ES 1993)

Pedoman Guru Muhammadiyah (Jakarta PP Muhammadiyah MajlisPendidikan dan Pengajaran 1977)

Penjelasan Kurikulum Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (JakartaPP Muhammadiyah Majlis PPK 1982)

Philips H Phenix Philosophy of Education (New York Holt Rinehart ampWinston Inc 1961)

225

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

RC Faunce and NR Bossing Developing the Core Curriculum (NewYork Pretice-Hall 1958)

RS Shankland lsquoConversations with Albert Einsteinrsquo dalam AmericanJournal of Physics vol 31 1963

Rajendra Prasad (ed) A Historical-Developmental Study of ClassicalIndian Philosophy of Morals (New Delhi Center for Studies inCivilizations 2009)

S Nasution Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta Bina Aksara 1989)

S Nasution Pengembangan Kurikulum (Bandung Citra Aditya Bakti 1991)

S Waqar Akhmed Husaini Environmental Systems Engineering (LondonThe Macmilan Press Ltd 1980)

Said Ramadhan Islamic Law Its Scope and Equety (London MacmillanLtd 1970)

Second World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter IslamicUniversity Cooperation of Indonesia 1981)

Seyyed Hossein Nasr Islamic Philosophy from Its Origin to the Present(New York State University of New York Press 2006)

Sharon Siddique dan Yang Razali Kassim ldquoMuslim Society HigherEducation and Development The Case of Singaporerdquo dalam MuslimSociety Higher Education and Development in Shoutheast Asia (PasirPanjang-Singapore Institut of Southeast Asian Studies 1987)

Sigmund Freud An Outline of Psychoanalysis (New York Norton 1940)

SM Ziauddin Alawi Muslim Educational Thought in Middle Ages (NewDelhi Adam Publishers and Distributors 1988)

Syed Abul Hasan Ali Nadwi Muslim in India (Lucknow Academy ofIslamic Research and Publication 1977)

Syed Abul Hasan Ali Nadwi Western Civilization Islam and Muslim(Lucknow Academy of Islamic Research and Publication 1978)

Syed Ali Ashraf New Horizon in Muslim Education (Cambridge IslamicAcademy 1985)

Syed Muhammad al-Naquib al-Attas ldquoPreliminary Thought on theNature of Knowledge and the Definition and Aims of Educationrdquo

226

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dalam Syed Muhammad al-Naquib al-Attas (ed) Aims and Objectivesof Islamic Education (Jeddah King Abdul Aziz University 1979)

Syed Muhammad al-Naquib al-Attas The Concept of Education in Islam (KualaLumpur Muslim Youth Movement of Malaysia (ABIM) 1980)

Syed Muhd Khairudin Aljunied dan Dayang Istiaisyah Hussin ldquoEstrangedFrom the Ideal Past Historical Revolution of Madrassahs in Singaporerdquodalam Journal of Muslim Minority Affairs Vol25 Issue2 August 2005

Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf Crisis in MuslimEducation(Jeddah King Abdulaziz University 1978)

Taufiq Abdullah Tradisi dan Kebangkitan Islam Asia Tenggara (JakartaLP3S 1988)

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (JakartaImperial Bhakti Utama 2007)

WC Smith Islamic in Modern History (USA A Mentor Book 1959)

WC Smith Modern Islamic in India A Social Analysis (New Delhi UshaPublication 1979)

William Boyd (ed) the Emile of Jean Jacques Rousseau (London WilliamHeinemann Ltd 1960)

William Montgomery Watt Islamic Philosophy and Theology (EdinburghEdinburgh University Press 1985) h 1985)

Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah al-Qurrsquoanal-Qurrsquoan dan Terjemahannya(Jakarta Departemen Agama RI 1978)

Yusuf Abdullah Puar Perjuangan dan Pengabdian Muhammadiyah (JakartaPustaka Antara 1989)

Zakiah Daradjat Kesehatan Mental (Jakarta Ruhama 1992)

227

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

BIODATA PENULIS

Djarsquofar Siddik dilahirkan di T Dalam-Asahan 15 Juni 1953 Profesordalam bidang Ilmu Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyahdan Keguruan UIN Sumatera Utara Beberapa karya ilmiah akademiknyaadalah Pendidikan Keluarga Masyarakat dan Sekolah (Yogyakarta PustakaKeluarga 1998) Ilmu Pendidikan (Yogyakarta Karisma Pendidikan 1999)Islam dan Pendidikan Akal (Yogyakarta Pustaka Keluarga 2001) PendidikanMuhammadiyah Perspektif Ilmu Pendidikan (Bandung Citapustaka Media2007) Jejak Langkah Intelektual Islam Epistemologi Tokoh dan Karya(Medan IAIN Press 2010) Lembaga-lembaga Pendidikan Al Washliyahdi Sumatera Utara 2000-2010 (Medan Pusat Penelitian IAIN SumateraUtara 2012) dan Eksistensi MDTA Al Washliyah dalam MemajukanPendidikan Islam di Kabupaten Batubara 2007-2014 (Medan FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara 2015) Beberapa artikelakademik telah dihasilkannya terutama dalam bidang pendidikan Islam

Rosnita lahir di Medan 16 Agustus 1958 merupakan Dosen FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan Saat inimenjabat sebagai Kepala Program Studi Tadris Biologi pada FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan MenyelesaikanMaster of Arts dalam bidang Pendidikan Islam dari Program PascasarjanaIAIN Sumatera Utara Telah menghasilkan beberapa buku dan artikelilmiah terutama dalam bidang evaluasi pendidikan

228

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

  • coverrrr1pdf
  • Buku Djas Full Textpdf
    • Djas-coverpdf
    • Djas Isipdf
Page 4: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAMDimensi Teoretis dan Praktis

Penulis Prof Dr Djarsquofar Siddik MA danDra Hj Rosnita MA

Editor Dr Jarsquofar MA

Copyright copy 2018 pada penulisHak cipta dilindungi undang-undang

All rights reserved

Penata letak SamsidarPerancang sampul Aulia Grafika

Diterbitkan olehPERDANA PUBLISHING

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana(ANGGOTA IKAPI No 022SUT11)

Jl Sosro No 16-A Medan 20224Telp 061-77151020 7347756 Faks 061-7347756

E-mail perdanapublishinggmailcomContact person 08126516306

Cetakan pertama November 2018

ISBN 978-602-5674-62-4

Dilarang memperbanyak menyalin merekam sebagianatau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau

bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit atau penulis

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya Atas takdir-Nya akhirnya penulis mampu menyelesaikan buku

ini dengan baik Selawat dan salam semoga selalu disampaikan kepadaNabi Muhammad saw berserta untuk keluarga dan para sahabat-Nya Akhirnyabuku ini dapat juga selesai diterbitkan dengan judul Serba-Serbi PendidikanIslam Dimensi Teoretis dan Praktis Sesungguhnya buku ini merupakan hasilpenelitian dan perenungan penulis dalam menggeluti disiplin pendidikanIslam Dalam proses penerbitan buku ini penulis mendapatkan bantuandalam berbagai bentuk mulai dari persoalan teknis sampai perkarapenerbitan naskah Sebab itu dalam kesempatan kali ini kami mengucapkanterima kasih kepada Dr Jarsquofar MA dan ananda Helma Fitri SPd yangtelah berkenan mengumpulkan bagian-bagian buku ini yang terserakdalam berbagai tempat kemudian mengetik dan mengeditnya sehinggaakhirnya menjadi sebuah naskah yang layak terbit Terima kasih kepadaananda Irfa Waldi Nasution dan Amrullah Siagian yang turut memeriksakata demi kata dalam buku ini Akhirnya kami mengucapkan terimakasih kepada Prof Dr Saidurrahman MAg (Rektor UIN Sumatera UtaraMedan) dan Prof Dr Syafaruddin MPd (Wakil Rektor UIN SumateraUtara bidang Akademik) yang berkenan membiayai pencetakan naskahbuku ini Kepada saudara Asrul Daulay MSi kami mengucapkanterima kasih atas bantuan penerbitannya selama ini

Sekian terima kasih

Medan 30 Nopember 2018

Penulis

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

vi

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar vDaftar Isi vi

Integrasi Ilmu dan Nilai-nilai Agama dalam Pembelajaran 1

Pembentukan Akhlak Anak Usia Dini MenurutIbn Miskawaih 23

Emansipasi Perempuan Muslimah Rekonstruksi TeologiPendidikan Perempuan 45

Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam 59

Pandangan Pendidikan Islam terhadap Teori Belajar DisiplinMental Humanistik 84

Peranan Pendidikan Islam dalam Mempersiapkan SumberDaya Manusia Muslim 96

Menelusuri Konsep Proses Pembelajaran dalam SistemPendidikan Islam 123

Menelusuri Identitas Desain Kurikulum Pendidikan Islam 148

Kedudukan Guru sebagai Pendidik dalam SistemPendidikan Muhammadiyah 169

Inovasi Pemberdayaan Masjid dalam PengembanganPendidikan Islam di Singapura 193

Daftar Pustaka 217

Biodata Penulis 227

1

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

INTEGRASI ILMU DAN NILAI-NILAIAGAMA DALAM PEMBELAJARAN

Hubungan antara ilmu dan agama ataupun moral dalam kegiatanberilmu masih sering diperdebatkan Hal inimdashwalau bagaimana

punmdashberpengaruh pada sikap dalam mengajarkan ilmu apakah ilmuitu disajikan secara ldquomurnirdquo tanpa mengimplisitshykan nilai-nilai moralkeagamaan atau tidak

Ada pendapat yang mengatakan bahwa keduanyamdashilmu dan nilai-nilai moral keagamaanmdashmerupakan dua dunia yang bukan hanyaberbeda melainkan juga sama sekali terpisah dan mesti tetap dijagaagar senantiasa terpisah Pendapat kedua mengatakan bahwa kendatiada perbedaan wilayah antara ilmu dan moral keagamaan bahwakeduanya saling berhubungan

Untuk mencermati pendapat yang saling berlawanan itu tulisanini akan memberikan ulasan singkat tentang kedua pola pikir tersebutyang kemudian dilanjutkan pada perbincangan khusus mengenai internalisasinilai-nilai agama melalui pendidikan keilmuan

Benarkah Ilmu dan Agama TerpisahAdanya upaya memisahkan kegiatan berilmu dengan nilai-nilai agama

atau moral tidaklah timbul dengan sendirinya melainkan dilatar-belakangioleh premis yang dikemukakan para ilmuan Barat bahwa ilmu tak adakaitannya dengan masalah-masalah moral keagamaan Ilmu dan moraladalah dua bidang yang sama sekali terpisah karenanya setiap usaha

2

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

untuk menghubungkan keduanya hanya akan merusak hakikat dankekhasan masing-masing Ilmu adalah bebas-nilai demikian slogan yangdikemukakan para pedukung pendapat ini Penganut pendapat ini sebagai-mana dipaparkan Sudarminta selalu berargumentasi bahwa bidangpenyelidikan ilmu adalah dunia fakta atau apa yang senyatanya ada (what isdas sain) sedangkan moral keagamaan bergerak dalam dunia nilai-nilaiatau apa yang seharusnya dilakukan (what ought to be donedas sollen)1

Secara garis besar setidaknya ada tiga argumen yang mendukungpemisahan ilmu dan moral keagamaan yaitu (1) untuk menjaga otonomiilmu dan menghindari konflik dengan otoritas kebenaran di luar ilmu(2) untuk menjaga kemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah dan (3)adanya bukti-bukti keberhasilan pragmatis rasionalitas metodis yangbebas nilai2

Argumen pertama yang didasarkan kepada pandangan untuk menjagaotonomi ilmu dan menghindari konflik dengan otoritas kebenaran diluar ilmu setidaknya dalam kaca mata Barat cukup argumentatif danpantas mendapat perhatian secara serius karena berawal dari traumasejarah mengenai pertentangan antara ilmuan dengan dogmatika Gerejayang terjadi pada awal abad ke 17

Sejarah mencatat bahwa muncul dan berkembangnya ilmu pengetahuanmodern seperti yang dapat disaksikan dewasa ini memang tidak bisadilepaskan dari usaha perjuangan memperoleh otonomi dari penentuan-penentuan di luar ilmu khususnya dari kungkungan pandangan-pandanganfilosofis dan teologis tertentu Pengadilan inkuisisi yang menjatuhkanhukuman ekskomunikasi pada Gallileo pada tahun1633 karena pembelaannyaatas teori astronomi heliosentris Copernicus (1473-1543) telah dianggapbertentangan dengan ajaran resmi Gereja waktu itu karena secara dogmatisGerejawan mempertahankan teori astronomi geosentris Ptolomeus (abad2) adalah sebuah ironi dalam sejarah bagaimana kebenaran bisa terkorbankanbila ilmu kehilangan otonominya

1Penjelasan menarik mengenai hal ini lihat J Sudarminta ldquoProfesionalitas Gurudalam Rangka Menghadapi Tantangan Pendidikan di Masa Depanrdquo dalam Makalahseminar dalam rangka Dies Natalis XXXIII IKIP Sanata Dharma Yogyakartatanggal 19 Oktober 1988

2Ibid h 7

3

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Adalah benar bahwa kebenaran ilmiah akan terus menerus terkorbankandan kemanusiaan dirugikan apabila otonomi ilmu tidak dijaga terutamaapabila kekuasaan baik politik adat maupun titah-titah keagamaanyang hanya mengandalkan dogmatisme sempit ingin campur tangandalam penentuan internal kebenaran ilmiah Ilmu baru memungkinkantumbuh dan berkembang hanya apabila ada iklim yang menjamin suatukebebasan intelektual Bila kegiatan berilmu dibatasi atau bahkan dikekangoleh suatu ideologi politik atas dogmatisme keagamaan yang sempitmaka penentuan tentang mana yang benar secara ilmiah dan mana yangtidak akan mengalami kekacauan Kebenaran ilmu tidak lagi ditentukanoleh kaidah-kaidah ilmu itu sendiri melainkan harus ldquotunduk dan patuhrdquooleh sesuatu di luar ilmu yang menyebabkan cita-cita ilmu untuk mengejarkebenaran yang rasional objektif dan universal akan menjadi terganjal

Usaha untuk memperjuangkan dan mempertahankan otonomi ilmudari kekuasaan di luar ilmu inilah yang memunculkan sikap sekularistikdan anti keagamaan Pandangan sekularis ini pulalah yang kemudianmelanda hampir seluruh kegiatan berilmu di seantero dunia Peradabanberilmu di dunia Islam juga tak urung ikut dilanda prahara sekularistikmelalui penetrasi Barat yang masuk ke negeri-negeri Islam Dari sinilahawal mula terjadinya dikotomi ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu non agamahampir pada semua negeri Islam3 Pertentangan antara lembaga-lembagapendidikan tradisional dengan lembaga-lembaga pendidikan resmi yangdikuasai oleh pemerintah baik tersamar atau terang-terangan menjaditak terelakkan

Pemisahan ilmu dan moral ndash menurut sebagian para pembelanyamdashbukan dimaksudkan untuk mengecilkan makna dan hakikat agamamelainkan sebagai misi suci untuk menghindari konflik antara ilmudengan otoritas kebenaran di luar ilmu seperti halnya otoritas keagamaanDalam pandangan ini otonomi ilmu adalah otonomi yang relatif karenalembaga-lembaga di luar ilmu juga punya otonomi tersendiri sehinggailmu bukanlah satu-satunya otoritas yang berhak memaklumkan dirisebagai penentu kebenaran yang objektif dan rasional Ilmu secara ontologishanya bergerak dalam dunia sejauh batas-batas cakupan pengalaman

3Mulyadi Kartanegara Integrasi Ilmu Sebuah Rekonstruksi Holistik (JakartaArasy Mizan dan UIN Jakarta Press 2005) h 20

4

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

empiris manusia Padahal hidup manusia bukan hanya bersifat jasmani belakamelainkan juga bersifat rohani yang meliputi berbagai dimensi yangsesungguhnya dapat mengungguli pengalaman empiris manusia Secaraepistemologis ilmu juga hanyalah sebagai salah satu bentuk pengetahuanmanusia Bentuk metodis tertentu yang mencirikan ilmu yang seringdisebut sebagai bentuk hipotetiko-deduktif-verifikatif merupakan bentukmetodis yang tidak berlaku begitu saja untuk bentuk-bentuk pengetahuanmanusia yang lain

Siapa pun mengakui bahwa sesungguhnya ada bentuk-bentuk kebenaranlain di samping kebenaran yang disajikan oleh ilmu Kendati ilmu merupakansalah satu sendi peradaban manusia modern yang secara normatif adalahbaik tetapi ilmu itu sendiri tanpa dilengkapi dengan sendi-sendi yang lainniscaya tidak akan mampu menyangga bangunan peradaban manusiayang diperkirakan dapat menjamin kebahagiaan hidup para warganya

Kesadaran akan pentingnya menjaga otonomi ilmu pada satu pihakdan otonomi lembaga di luar ilmu pada pihak lain seperti lembaga keagamaanmisalnya dalam hal penentuan kebenaran menelorkan paham yang disebutldquorestrictionismerdquo4 atau paham pembatasan wilayah hegemoni Salah seorangpenganut paham ini yang cukup terkenal adalah Arthur S Eddington(1882-1944) seorang pakar astrofisika dari Inggris Ia berpendapat bahwakebenaran ilmu dan agama tidak akan pernah bertentangan karenakeduanya berbicara tentang hal yang sama sekali lain Ia beranggapanbahwa ilmu yang tidak lain hanyalah suatu sistem simbol-simbol yangdihubungkan oleh rumus-rumus persamaan matematis hanya menyangkutdimensi pengalaman manusia yang cukup dangkal Sebagai suatu sistemsimbol-simbol saja ilmu tak mungkin berbicara tentang hakikat kehidupanmanusia yang mendalam Ilmu dengan segala sumbangannya masihmeninggalkan ruang kosong dalam kehidupan manusia yang perlu diisioleh agama5

Pandangan Eddington yang merasa masih perlu memisahkan ilmudan agama menggemakan pandangan Immanuel Kant yang hidup seabadsebelumnya (1724-1804) Bagi Kant bidang gerak dan kegiatan ilmu

4Loren R Graham Between Science and Values (New York Columbia UniversittyPress 1981) h 8

5Ibid h 78-81

5

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya terbatas pada dunia phenomenal yakni dunia sejauh menampakkandiri dan ditangkap oleh pengalaman inderawi manusia Sedangkan bidangnilai-nilai moral dan keagamaan terletak dalam dunia noumenal yaitusuatu dunia yang tak pernah bisa dialami secara inderawi ataupun diketahuioleh nalar saja melainkan hanya bisa dipikirkan melalui akal budi dan iman6

Gema filsafat Kant seperti tercermin dalam pandangan Eddingtonjuga nampak dalam pandangannya bahwa ilmu hanyalah merupakansistem simbol-simbol yang dihubungkan dengan rumus-rumus persamaanmatematis dan tak mampu menjawab masalah-masalah hakiki dalamkehidupan manusia Sebagaimana Kant yang ingin membatasi bidanggerak kegiatan dan wewenang ilmu guna memberi ruang gerak padaagama dan moral Eddington memandang ilmu sebagai kegiatan yangtidak menyentuh masalah-masalah hakiki kehidupan manusia agar nilai-nilai keagamaan bisa tetap dijunjung tinggi dan bisa memperlihatkanbetapa penting dan mutlaknya agama itu bagi manusia

Dalam arti tertentu Albert Einstein juga termasuk ilmuwan yangmenganut restriksionisme karena secara tersurat ia pun menolakadanya hubungan langsung antara ilmu dan etika Dengan tegas ia menyatakanldquoIlmu hanya dapat mengetahui dengan pasti apa yang senyatanya adadan bukan apa yang semestinya ada di luar wilayah ilmu berbagaimacam keputusan yang menyangkut nilai-nilai tetap senantiasa diperlukanrdquo7

Sikap restriksionis Einstein diperkuat sewaktu ia berhadapan denganpara pengkritiknya di Jerman yang mengaitkan teori relativitasnyadengan paham relativisme moral yang menolak kemutlakan nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral Einstein menolak usaha-usaha untukmengaitkan teori fisika modern dengan masalah-masalah sosial dan topik-topik moral keagamaan kebebasan kehendak dan ilmu-ilmu sosialsebagaimana kadang-kadang dibuat oleh rekannya pakar ilmu alamNiels Bohr Einstein mengkritik Bohr sebagai ilmuwan yang menganggapdiri bagaikan seorang nabi8

6Immanuel Kant Critique of Pure Reason Translated by Norman Kemp SmithUnabridged Edition (New York St Martinrsquos Press 1965) h 29-30 dan 257-275

7Lihat Graham Between h 408Dikutip dalam RS Shankland ldquoConversations with Albert Einsteinrdquo dalam

American Journal of Physics vol 31 1963 h 50

6

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kendati begitu Einstein sama sekali bukan seorang ilmuwan yangtidak peduli akan tanggung jawab moralnya terhadap masyarakat Banyaktulisannya menyangkut masalah-masalah sosial yang tidak langsungberhubungan dengan kegiatan ilmiahnya karena dia yakin bahwa ilmuwanmdashsebagaimana warga negara yang lain mdash mempunyai tanggung jawabyang penting dalam masyarakat Ia menolak pandangan yang melarangpara ilmuwan berpolitik Dengan pandangan seperti itu bisa dikatakanbahwa Einstein bukanlah seorang penganut paham restriksionisme yangketat meskipun dikotomi keilmuan tetap cukup kuat dalam pandangan-pandangannya

Argumen kedua yang lebih menekankan pada upaya menjaga kemurniandan objektivitas kebenaran ilmiah erat sekali kaitannya dengan argumenpokok pertama seperti dikemukakan di atas Argumen kedua ini jugamendukung pemisahan antara ilmu dan moral keagamaan guna menjagakemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah yang citranya bisa dirusakoleh pertimbangan nilai-nilai di luar nilai kognitif keilmuan Dalam halini kenalaran (rasionalitas) ilmu kadang-kadang dikaitkan dengan sifatargumentasi ilmu yang melulu bersifat logis lugas dan objektif bebas dariberbagai macam pertimbangan nilai Pertimbangan nilai telah dicurigaisebagai penyebab terjadinya sikap yang berat sebelah (bias) yang dapatmerusak citra keilmuan Keobjektifan hasil pengumpulan dan analisisdata pemilihan dan pegolahan permasalahan mdash menurut para pendukungargumen ini mdash sering menjadi cacat (distorted) disebabkan oleh dan adanyapertimbangan nilai-nilai atau paham moral keagamaan para ilmuwan

Guna mempertahankan cita-cita kemurnian ilmu dan mengejarobjektivitas kebenaran tersebut pada permulaan abad ini Max Webermemperjuangkan pentingnya pemisahan antara fakta dan penilaian(facts and values) antara ilmu sosial dan kebijakan sosial (social scienceand social policy)9 Bersama Werner Sombart dan Edgar Jafee pada tahun

9Empat tulisan Weber berkenaan dengan argumentasinya mengenai perlunyapemisahan ilmu dan nilai-nilai adalah ldquoObjektivity in Social Science and SocialPolicyrdquo (1904) ldquoThe Logic of the Cultural Sciencesrdquo (1905) ldquoThe Meaning oflsquoEthical Neutralityrsquo in Sociology and Economicrdquo (1917) dan ldquoScience as a VocationrdquoKetiga tulisan pertama dapat dibaca dalam kumpulam essay The Methodology ofthe Social Sciences translated and edited by Edward A Shils and Henry A FinchGlencoe 111 The Free Press 1949 Sedangkan tulisan yang keempat antara lain

7

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

1904 Weber melancarkan kampanyenya dengan mempergunakan majalahmereka Archiv fur Sozialwissenschaft und Sozialpolitik melawan sikapdari Verein fur Sosialpolitik yang dikuasai pemerintah Bismarck Cita-cita Weber adalah untuk membebaskan kegiatan ilmiah dari pendikteankepentingan pemerintah atau rezim yang sedang berkuasa MenurutWeber para ilmuwan yang masuk dalam Verein banyak yang sudah tidakkritis lagi atau bahkan telah menjual kebebasan mereka sebagai ilmuwanMereka telah melalaikan pentingnya memisahkan tugas mereka sebagaiilmuwan dari tugas mereka sebagai warganegara Kelalaian ini dalampandangan Weber adalah suatu pengkhianatan atas cita-cita kegiatanilmiah yang harus bersifat rasional objektif dan tak pernah boleh memihak

Rasionalitas keilmuan menurut Weber adalah rasionalitas bebas-nilai yakni rasionalitas yang terletak dalam cita-cita objektivitas kebenaransebagaimana terdapat dalam ilmu alam objektivitas yang bebas dariketerlibatan subjek pengamat dan membiarkan objeknya sendiri berbicaratentang dirinya Ilmu termasuk ilmu sosial seperti sosiologi mesti berusahauntuk mengerti hal yang diselidiki tidak hanya secara intuitif-interpretatifyang mengandalkan verstehen melainkan harus sampai ke perumusanhukum yang bisa dipakai sebagai dasar ramalan ilmiah atau prediksiatas apa yang akan terjadi

Akan halnya argumen yang ketiga yaitu berkenaan adanya bukti-buktikeberhasilan pragmatis rasionalitas metodis yang bebas-nilai biasanyadiajukan sebagai pendukung usaha pemisahan ilmu dan moral keagamaanjuga Perlu ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan rasionalitas metodisbebas nilai adalah paham rasionalitas ala Weber yang menganggappertimbangan nilai-nilai mdash termasuk nilai-nilai moral keagamaan dalamkeilmuan mdash dipandang sebagai distorsi atau pembuat cacat keobjektifanilmu Dalam paham rasionalitas ini tujuan tidak pernah dipersoalkankarena yang menjadi pokok persoalan hanyalah penemuan sarana untukmencapai tujuan Dengan keberhasilan pragmatis yang dimaksudkanadalah keberhasilan sesaat dalam memecahkan masalah (get the job done)

Dalam paham rasionalitas metodis mdash atau kadang disebut jugarasionalitas instrumental atau rasionalitas teknologis mdash setiap peristiwaatau kejadian dan bahkan perbuatan-perbuatan manusia bisa diterangkansepenuhnya berdasarkan lsquoefficient causersquo-nya dan dari situ bisa ditemukansuatu hukum penyebab (causalitas) yang keberlakuannya menyerupai

8

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hukum alam dalam ilmu alam Keterangan yang melibatkan lsquofinal causersquodianggap tidak ilmiah karena tak pernah bisa diamati secara empiris Rasionalitasmetodis melahirkan pendekatan yang bersifat materialistik dan mekanikalterhadap alam semesta Pendekatan ilmiah yang telah melahirkan teknologimodern sehingga rahasia alam semesta diketahui hukum-hukum penyebabnyaAlam tidak lagi hanya untuk dimengerti melainkan pertama-tama danterutama untuk dikuasai dan dimanfaatkan Inilah perubahan sikappendekatan yang oleh Bertrand Russell disebut sebagai perubahandari sikap kontemplatif ke sikap manipulatif10

Secara pragmatis pendekatan semacam ini rupa-rupanya telah membawakeberhasilan besar dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapimanusia Revolusi teknologi memang membawa banyak manfaat dalammeningkatkan taraf hidup manusia Rasionalitas metodis yang bebas-nilai telah membebaskan manusia dari perbedaan yang mereka katakanbertele-tele dan tak habis-habisnya mengenai nilia-nilai dan membantumemusatkan tenaga dan perhatian pada pemecahan masalah-masalahkonkret seperti pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia pangansandang papan perumahan prasarana ekonomi dan sebagainya Atasdasar argumentasi kegunaan praktis ini maka pemisahan ilmu denganpertimbangan-pertimbangan moral pun menjadi dibenarkan

Ilmu dan Agama Tidak TerpisahPaparan di atas menyajikan tiga argumen pokok yang biasanya dipergunakan

untuk mendasari pandangan yang membela dan memperjuangkanpemisahan ilmu dan moral keagamaan Pertanyaannya kini benarkahilmu terpisah dari nilai-nilai moral keagamaan Dalam konteks itu paparanberikut akan coba mendiskusikan benar-tidaknya ilmu terpisah darinilai-nilai moral keagamaan

Sebagai sebuah diskusi kiranya perlu dilakukan peninjauan secarakritis terhadap argumen-argumen yang menyatakan bahwa ilmu mestiterpisah dengan moral keagamaan Dengan cara seperti itu sekalipun

dalam Logan Wilson and William L Kolb (Ed) Sociological Analysis (NewYork Hartcourt Brace and Company 1949) h 5-16

10Bertrand Russell The Scientific Outlook (New York Norton 1962) h 261

9

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tanpa mengingkari adanya kebenaran yang terkandung dalam argumen-argumen tersebut akan tetapi setidak-tidaknya dapat ditemukan suatuargumentasi rasional bahwa sesungguhnya pemisahan ilmu dan moralkeagamaan memiliki sisi-sisi lemah yang sesungguhnya masih perluuntuk direkonstruksi

Karena itu tanpa harus berdebat mengenai pentingnya mempertahankanotonomi ilmu dari campur tangan kekuasaan di luar ilmu serta perlunyamemperhatikan perbedaan yang sesungguhnya antara bidang ilmudan bidang moral keagamaan guna menghindarkan kekacauan pahamdapat dikatakan bahwa penyelesaian berupa restriksionisme sepertiyang dikemukakan Eddington atau Kant hanyalah penyelesaian yangsemu Secara sepintas argumen yang mereka berikan cukup meyakinkandan layak diterima karena keduanya sama-sama diakui pentingnya danyang satu tak bisa dikorbankan demi yang lain Pada satu pihak parailmuwan bisa terus melaksanakan kegiatan ilmiahnya tanpa khawatirakan adanya campur tangan dari atau akan adanya akibat-akibat yangtidak diinginkan bagi dunia di luar ilmu Pada pihak yang lain kaumagamawan dan teolog dapat terus berpegang dan mengajarkan nilai-nilai yang mereka yakini sebagai sesuatu yang baik dan benar tanpakhawatir terancam keberlakuannya oleh kemajuan ilmu

Penyelesaian kompromis di atas secara sepintas memuaskan berbagaipihak Kendati begitu penyelesaian ini merupakan penyelesaian yangsemu dan dikotomis karena hidup manusia tidak bisa dikotak-kotakkanKegiatan keilmuan sebagai kegiatan manusia tidak bisa sepenuhnyadiisolasikan dari kegiatan-kegiatan manusia yang lain Ilmuwan sebagaiwarga masyarakat tidak bisa melepaskan diri dari tata nilai yang menjagatatanan dan keutuhan masyarakat Seorang ilmuwan mempunyai kewajibansosial tertentu dalam masyarakat suatu kewajiban yang dalam pelaksanaannyatidak pernah bisa dilepaskan dari nilai-nilai moral

Di samping itu dalam kasus Eddington mengenai usahanya untukmemisahkan kegiatan keilmuan dari kegiatan keagamaan dalam praktektidak membebaskan dirinya dari mengaitkan keduanya yang secarakritis telah dicatat oleh Loren Graham11 Seandainya Eddington konsisten

11Graham Betwen h 78-79

10

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dengan prinsipnya bahwa tak ada sesuatu pun yang terjadi dalam ilmuyang dapat mempengaruhi kehidupan keagamaan ia pasti tidak akanmenulis beberapa buku yang bertujuan untuk menunjukkan bahwaperkembangan-perkembangan baru dalam fisika modern (teori relativitasdan mekanika quantum) tidak perlu berpengaruh pada sikap orang dalammenghayati perkembangan baru dalam fisika modern yang secara defacto berpengaruh pada sikap orang dalam menghayati agamanya

Sehubungan dengan posisi Kant yang menyatakan bahwa moralitasmdashyang berada dalam lingkup noumenal mdash tidak ada hubungan sesuatudengan ilmu mdash yang berada dalam lingkup phenomenal mdash secara teoritisposisi ini tak bisa dipertahankan Manusia yang konkret ini terlibat dalamdua dunia dan memakai dua aspek dari akal budi sekaligus Pandanganbahwa ilmu bersifat pengetahuan teoritis dan bisa dipisahkan dari bidangpraktis dalam banyak hal sudah diperlemah oleh kenyataan bahwa dewasaini ilmu dan teknologi teori dan praktis sudah semakin erat berkaitanTidak ada hasil ilmu yang begitu saja bersifat netral karena melulu bersifatteoretis yang tidak memiliki dampak sosial penggunaannya Ilmu modernmerupakan suatu kegiatan berantai suatu penemuan pada suatu bidangacapkali mempengaruhi penemuan-penemuan di bidang lain Sebagaicontoh kajian tentang pertumbuhan hormon tetumbuhan diikuti olehpengembangan obat kimia herbisida yang digunakan untuk penggundulansemak belukar dalam perang Vietnam12 Ini berarti bahwa sesuatu yangterjadi dalam suatu laboratorium biokimia tidak bisa begitu saja dipisahkandari kepentingan-kepentingan industri yang dalam hal ini adalah industriperdagangan obat dan industri perang juga kepentingan politik Tidaklahmudah untuk memisahkan suatu aspek kegiatan ilmiah dari aspek-aspekyang lain Suatu hal yang sepintas nampaknya netral bisa mempunyaidampak pada yang lain bila dikaitkan dengan kegiatan lain Apalagi dewasaini jarak waktu antara hasil kajian laboratorium dengan penerapannyasecara teknologis ternyata sudah semakin singkat Ini membawa akibatbahwa kesempatan untuk melakukan evaluasi terhadap dampak-dampaksosial daripada hasil-hasil penyelidikan ilmu semakin sedikit Masalahnya

12George H Keiffer Bioethics A Textbook of Issues (Menlo Park Ca Addison-Wesley Publishing Company 1979) h 13 Dalam buku ini banyak dibicarakanbeberapa permasalahan berkaitan dengan hubungan antara ilmu dan masyarakat

11

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

menjadi lebih tajam lagi kalau dikaitkan dengan kenyataan bahwa seringkaliuang bicara lebih keras daripada kebenaran

Tambahan pula dewasa ini ilmu juga sudah begitu berkembangsehingga bidang penyelidikannya bukan lagi hanya menyangkut alamkebendaan yang ada di luar manusia melainkan menjadikan manusiaitu sendiri sebagai objek penyelidikannya Ilmu genetika misalnya denganretasnya kode-kode genetis DNA yang dalam arti tertentu telah membukatabir misteri kehidupan dan bisa terlibat dalam proses reproduksi manusiaHal ini akan membawa manusia masuk ke pintu gerbang suatu zaman yangmempertontonkan bahwa ilmu bukan lagi merupakan suatu saranayang membantu manusia untuk mencapai tujuan hidupnya melainkanjuga ldquomenciptakanrdquo tujuan hidup itu sendiri Dengan menjadikan manusiasebagai objek penyelidikan ilmu telah melibatkan hal-hal yang menyangkutmartabat manusia sendiri berikut hakikat kehidupannya Dalam halseperti ini tidak bisa dikatakan lagi bahwa ilmu itu bersifat netral ataubebas nilai dan merupakan bidang yang terpisah dari moral keagamaan13

Berkaitan dengan argumen pokok kedua tanpa harus menyangkalpentingnya menjaga kemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah perludisadari bahwa tidak semua bentuk keterlibatan subjek peneliti (ilmuwan)dengan tata nilainya pada proses penelitian ilmiah dengan sendirinyamerusak citra kemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah Usaha untukmembebaskan diri dari sikap-sikap a priori kecondongan-kecondongan(bias) pribadi dan kehidupan sosial para ilmuwan14 khususnya dalampemilihan suatu metode penelitian pencatatan pelaporan dan penganalisaandata memang merupakan suatu hal yang hakiki dalam setiap kegiatanilmiah Hasil-hasil penelitian ilmiah yang diwarnai oleh bias pribadi dankelompok dan tidak terbuka pada pengecekan kembali oleh komunitasilmuwan dengan sendirinya tidaklah tidak sahih (valid) Khusus dalam kontekstersebut tujuan yang ingin dicapai oleh para penganjur dan pendukungpemisahan ilmu dan moral memang perlu dipertimbangkan

13Jujun S Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (JakartaPustaka Sinar Harapan 1987) h 253-257

14Membebaskan diri dari apa yang oleh Francis Bacon disebut empat ldquoidolardquo yangbisa menjerat ilmuwan ke arah ldquoanticipationes naturaerdquo yakni ldquoidola tribusrdquo (prasangkabangsa manusia pada umumnya) ldquoidola specusrdquo (prasangka seleranya sendiri) ldquoidolaForirdquo (prasangka massa) dan ldquoidola theetrirdquo (prasangka faham pemikiran lama)

12

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kendati begitu pengejaran kebenaran ilmiah dalam bentuk kebenaranyang melulu bersifat objektif bebas dari segala keterlibatan subjek sebagaimanadicita-citakan oleh ilmu alam kelihatannya merupakan suatu ideal yangtidak pernah sepenuhnya tercapai Kelirulah untuk memandang bentukkebenaran seperti itu sebagai model segala kebenaran Semua kebenaranpengetahuan itu bersifat objektif-subjektif Apabila pengetahuan yangdimaksudkan merupakan pengetahuan yang menempatkan manusiasebagai obyek forma dan materinya sebagaimana halnya ilmu-ilmusosial kemanusiaan akan semakin tinggilah derajat keterlibatan subjekDalam hal ini pemakaian model objektivitas ilmu alam sebagai modelsegala ilmu tidaklah memadai Bahkan sejak tahun 1950-an di kalanganpara ilmuwan sendiri mulai disadari bahwa paham fisikalisme yangingin menjadikan fisika sebagai model segala ilmu merupakan pahamyang tidak bisa dipertahankan Demikian pula pengertian objektivitaskebenaran sebagaimana dicita-citakan oleh aliran positivisme (prinsipverifikasi berdasarkan pengamatan inderawi) tidak bisa sepenuhnyaberlaku bahkan untuk bidang ilmu alam sendiri15 Perumusan kebenaranyang dipandang objektif dalam ilmu alam pun tidak lepas dari keterlibatansang subjek atau ilmuwan

Alasan untuk membebaskan ilmuwan dari segala bentuk pertimbangannilai termasuk pertimbangan moral keagamaan dengan menyatakanbahwa ilmuwan itu selalu netral dan hanya mengejar kebenaran demikebenaran saja kadang-kadang menjadi dalih pelarian dari tanggungjawab sosial Kegiatan keilmuan bagaimanapun juga mesti diletakkandalam usaha untuk menjadikan kehidupan manusia di dunia ini lebihbaik dan sejahtera Untuk itu kegiatan keilmuan tidak bisa dilepaskandari asas-asas moral Secara moral ilmu harus ditujukan untuk kebaikanmanusia dan jangan sampai merendahkan martabatnya atau mengubahhakikat kemanusiaan16 Dalam pandang seorang muslim bahwa ilmuharuslah berkaitan langsung untuk mewujudkan kesejahteraan umatmanusia seluruhnya baik di sini di dunia ini maupun di sana yaitu padakehidupan akhirat nanti

15Mengenai pergeseran paham dalam perjalanan sejarah filsafat ilmu ini lihatmisalnya Frederick Suppe (ed) The Structure of Scientific Theories (Chicago Universityof Illinois Press 1974) h 4

16Suriasumantri Filsafat h 235

13

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Akan halnya dengan adanya bukti-bukti keberhasilan pragmatis pahamrasionalitas metodologis atau instrumental yang sifatnya bebas nilaibelumlah membenarkan pemisahan ilmu dari pertimbangan-pertimbanganmoral keagamaan Sesuatu yang secara sepintas merupakan keberhasilandalam menjawab suatu persoalan yang muncul belum tentu bahwa dalamjangka panjang bukanlah suatu yang merugikan Sebagai contoh dalambidang pendidikan misalnya secara pragmatis mendidik para tenagakerja yang langsung bisa memenuhi permintaan pasaran kerja dapatdilihat sebagai suatu keberhasilan dalam karya pendidikan Namun semuaorang tahu bahwa sekiranya proses pendidikan berjalan begitu terusdalam jangka panjang maka masyarakat akan dirugikan karena dalammenghadapi tantangan-tantangan masa depan masyarakat bukan hanyamemerlukan tenaga kerja berupa tukang-tukang guru-guru yang pintarmengajar atau para pelaksana kebijakan lainnya melainkan juga danterutama butuh para pemimpin dan pemikir yang giat penuh daya ciptadan mampu mengadakan pembaruan terus menerus Pendidikan yanghanya mengacu pada pencetakan tukang-tukang seperti tersirat dalamtujuan jangka pendek program pendidikan diploma dewasa ini yanghanya ingin mengisi lowongan pekerjaan saja pasti tidak akan mampuuntuk menjawab tantangan-tantangan tersebut

Kembali ke masalah kesuksesan pragmatis rasionalitas teknologisyang bebas nilai tak dapat dipungkiri bahwa teknologi modern sebagaianak ilmu yang cepat besar dan berprestasi tinggi sungguh telah banyakmenyumbang bagi peningkatan kesejahteraan manusia Manusia telahbanyak dibebaskan dari keterbatasan-keterbatasannya dalam berhadapandengan kedahsyatan kekuatan alam Kegersangan tanah gelora lautantinggi dan perkasanya gunung keganasan iklim gempa bumi gelombangtsunami yang mengegerkan letusan gunung berapi dan sebagainyamerupakan tantangan-tantangan yang ldquoseyogianyardquo semakin mampudijawab oleh manusia Manusia semakin mampu menundukkan danmenjadikan alam bermanfaat bagi kehidupan

Sekalipun begitu manusia juga seyogianya semakin menyadariambivalensi sumbangan yang diberikan oleh ilmu dan teknologi ini Cukupbanyak masalah kehidupan bisa dipecahkan dengan bantuan ilmu danteknologi tetapi keduanya sekaligus juga memunculkan masalah-masalahbaru yang tidak kalah pentingnya untuk segera mendapatkan perhatian

14

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Umat manusia memang semakin dibebaskan dari kesewenangan alamtetapi ldquokitardquo bukannya semakin dibebaskan dari kesewenangan sesamamanusia

Perkembangan ilmu dan teknologi tanpa disertai oleh pendidikan hatinurani moral atau pendidikan agama seperti diibaratkan oleh Sudarmintaakan sama halnya dengan memberikan senjata api kepada para lsquopremanrsquo17

Senjata api bagi Pak polisi biasanya dipakai untuk mengabdi paling tidakdiharapkan demikian Tetapi jika dihadiahkan untuk lsquopremanrsquo makahal itu akan digunakannya untuk melakukan kejahatan Agaknya takperlu diulang lagi di sini hal-hal yang sudah sering dinyatakan sebagaidampak negatif kemajuan ilmu dan teknologi bila kemajuan itu dilepaskandari pertimbangan-pertimbangan moral keagamaan yang menjadi sendikehidupan manusia

Berdasar paparan di atas kiranya menjadi jelas bahwa kendati ilmu danmoral untuk menghindarkan kekacauan perlu tetap disadari perbedaannyanamun keduanya sebagai termasuk bidang kegiatan manusia yangsama-sama perlu tidak pernah bisa untuk dipisahkan Ilmu baru akanmencapai tujuannya untuk kebaikan manusia tanpa merendahkanmartabatnya dan tanpa mengubah hakikat kemanusiaan bila kegiatankeilmuan didasari oleh asas-asas moral

Pada sisi lain cita-cita hidup moral juga akan dibantu perwujudannyasecara penuh dengan memanfaatkan ilmu sebagai sarana yang berdayaguna untuk mencapai tujuan kesejahteraan umat manusia di dunia iniMoral dan keagamaan diperlukan manusia untuk merumuskan nilai-nilai yang memberi makna dan tujuan terakhir (ultimate) bagi hidupnyasedangkan ilmu diperlukan manusia yang hidup di dunia ini sebagaisarana budaya untuk mencapai tujuan tersebut Jadi keduanya memangtidak perlu dipisahkan dengan suatu dikotomi yang tidak mengenal integrasi

Internalisasi Nilai-nilai Agama Melalui Bidang Studi KeilmuanAdalah suatu keharusan jika guru kimia lebih menitik beratkan

pembelajarannya kepada hal-hal yang berkaitan dengan ilmu kimia

17Sudarminta ldquoProfesionalitasrdquo h 16

15

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Guru fisika menitik beratkan kepada hal-hal yang berkenaan denganilmu fisika Begitu juga halnya dengan guru-guru pendidikan agamayang lebih menekankan pembelajarannya kepada hal-hal yang berkaitandengan agama dan ilmu-ilmu keagamaan Akan tetapi persoalannyamenjadi lain jika dipertanyakan ldquoGuru manakah yang paling bertanggungjawab dalam mengajarkan atau menginternalisasikan nilai-nilai moralkeagamaan kepada peserta didikrdquo

Siapa pun sah-sah saja untuk mengatakan bahwa hal-hal yangberkaitan dengan nilai-nilai moral keagamaan adalah tanggung jawabguru agama karena didasarkan pada pandangan bahwa hal-hal yangberkaitan dengan moral atau akhlak merupakan bagian dari pendidikanagama Memang pendidikan moral atau akhlak merupakan aspek pendidikanagama Akan tetapi membebankan semua persoalan moral dan aktualisasinyadalam kehidupan peserta didik sehari-hari hanya kepada guru agamasangatlah tidak adil tanpa mengikut sertakan guru-guru bidang studilainnya Pembebanan tanggung jawab seperti itu kelihatannya bukansaja dipahami oleh masyarakat awam melainkan juga dipersepsikanoleh sebagian guru Tidak mengherankan jika ada persoalan-persoalanmoral di kalangan peserta didik di suatu sekolah seorang guru tega-teganya berkata ldquoSaya kan hanya guru matematikardquo

Guru matematika guru kimia guru olah raga dan semua gurubertanggung jawab untuk mewujudkan pencapaian tujuan pendidikannasional yang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 3dinyatakan bahwa ldquoPendidikan nasional hellip bertujuan untuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia cakap kreatif mandiridan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawabrdquoJadi agar peserta didik dapat menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia dan seterusnya tentulahbukan hanya menjadi tanggung jawab guru agama tanpa kesertaandan kebersamaan guru-guru bidang studi lainnya

Seperti sudah dikatakan di depan bahwa guru bidang studi ilmuseperti guru bidang studi IPA IPS Matematika dan yang lainnya memangbukanlah guru moral atau guru agama Pendidikan moral keagamaan padaldquoanakrdquo dalam arti langsung lebih merupakan tanggung jawab keluargadan lembaga keagamaan yang bersangkutan daripada tangung jawab

16

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

sekolah sekalipun sekolah seperti tersurat dalam tujuan pendidikannasional tetap bertanggung jawab bagi keberhasilan pendidikan agamaKarena itu sekolah memiliki peranan penting dalam pembinaan moralpeserta didik Tujuan pendidikan nasional bukan sekedar berusaha mewujudkanterbentuknya pribadi yang cerdas dan terampil saja tetapi lebih dariitu terwujudnya manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa berakhlak mulia cakap kreatif mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab

Untuk mencapai tujuan tersebut kiranya perlu bagi para guru ilmuagar tidak hanya mengajarkan atau menyampaikan ilmunya begitusaja pada peserta didik melainkan juga melihat relevansi ilmu itu dalamrangka pembentukan pribadi peserta didik Dalam hal ini setiap guruapa pun bidang studinya idealnya menyadari beberapa asas moral yangperlu diperhatikan dalam kegiatan keilmuan Hal ini akan membantuguru untuk menempatkan disiplin ilmunya dalam konteks pembentukanpribadi peserta didik

Seperti dirumuskan Jujun S Suriasumantri dalam bukunya Ilmudalam Perspektif Moral Sosial dan Politik18 ada 18 asas moral yang perludiperhatikan dalam kegiatan keilmuan Asas moral itu pada dasarnyabisa dikelompokan menjadi dua yakni kelompok asas moral membentuktanggung jawab profesional dan kelompok yang membentuk tanggungjawab sosial Dalam kelompok yang pertama Jujun S Suriasumantrimemasukkan asas-asas (1) kebenaran (2) kejujuran (3) tanpa kepentinganlangsung (4) menyandarkan pada kekuatan argumentasi (5) rasional(6) objektif (7) kritis (8) terbuka (9) pragmatis dan (10) netral Tergolongdalam kelompok kedua adalah asas (11) pemilihan objek penelaahanyang tidak mengubah kodrat manusia (12) yang tidak merendahkanmartabat manusia (13) yang tidak mencampuri permasalahan tentangkehidupan (14) bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup manusiadengan memperhatikan kodrat manusia (15) martabat manusia (16)keseimbangankelestarian alam dengan penggunaanpemanfaatanpeningkatan ilmiah secara (17) komunal dan (18) universal

18Jujun S Suriasumantri Ilmu dalam Perspektif Moral Sosial dan Politik(Jakarta Gramedia 1986) h 13

17

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Asas-asas moral ini bukanlah suatu bahan pelajaran yang harusdisampaikan oleh seorang guru ilmu pada peserta didiknya melainkansesuatu yang pantas disadari dan perlu meresapi seluruh proses pengajaranilmunya Seorang guru ilmu sekali lagi bukanlah guru agama secaralangsung pada peserta didik Namun kalau dia sungguh-sungguh sebagaiseorang guru profesional yang berarti menguasai secara sungguh-sungguhsubstansi ilmunya dan metode yang tepat untuk penyampaiannya diabisa menjadi fasilitator untuk pendidikan moral keagamaan kepada pesertadidik Mengapa demikian Karena siapapun sesungguhnya tidak mungkinmenjadi guru suatu ilmu secara profesional kalau tidak mengindahkanasas-asas moral kegiatan keilmuan sebagaimana dirumuskan di ataskhususnya asas-asas yang masuk dalam kelompok pertama yakni kelompoktanggung jawab profesional Mengajarkan ilmu secara sungguh-sungguhsesuai dengan tuntutan ilmunya mengandung suatu dimensi moralkeagamaan karena pendidikan keilmuan itu sendiri bisa dijadikan sebagaisalah satu wahana pendidikan moral

Berkenaan dengan hal ini sekali lagi pernyataan Suriasumantriperlu kiranya untuk disimak ketika berkata ldquoKalau kita kaji lebih dalammaka sebenarnya pendidikan keilmuan juga merupakan sumber pendidikanetika hellip Pendidikan di negara kita belum memanfaatkan pendidikankeilmuan sebagai salah satu wahana pendidikan moral19

Dalam penjelasannya Suriasumantri mengatakan bahwa seorangilmuwan yang dididik untuk mencari kebenaran dengan metode tertentuyang dapat diandalkan lambat laun dia akan menganggap hal ini sebagaikategori moral Demikian juga sikap-sikap moral seperti kejujurankeberanian untuk membela kebenaran kendati harus disertai pengorbanansikap toleran dan tidak picik dapat pula dikembangkan dengan penanamansikap-sikap ilmiah20

Suatu anggapan bahwa pendidikan moral keagamaan hanya bisadilakukan sungguh-sungguh bila hal itu dilakukan secara formal melaluipembelajaran bidang studi agama tidak perlu dibantah karena hal itusudah dan akan terus terlaksana Akan tetapi lepas dari pembelajaransemacam itu nilai-nilai moral keagamaan sesungguhnya terliput juga

19Ibid h 3220Ibid h 32-33 151-52

18

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dalam pendidikan keilmuan melalui berbagai bidang studi yang adaseperti matematika kimia fisika ilmu-ilmu kealaman dan lain-lain

Sekiranya hal ini sungguh-sungguh diimplementasikan secara nyatamaka para pendidik agama akan sangat terbantu karena para guruilmu walaupun tanpa bermaksud mengajarkan pendidikan agamanamun bisa menginternalisasikan sikap-sikap ilmiah yang mengarahpada terbentuknya pribadi yang bermoral luhur

Sikap-sikap ilmiah tersebut antara lain seperti dikemukakan olehSudarminta21 sebagai berikut

1 Sikap cinta akan kebenaran yang akan memberikan dorongan untukterus menerus dengan segala ketelitian ketekunan keterbukaankerendahan hati dan kejujuran mau mencari jawaban yang lebihmemuaskan dan sesuai dengan kenyataan

2 Sikap objektif yang berusaha menghindarkan diri dari pamrih sikapa priori dan kecondongan-kecondongan subjektif (bias) yang meng-akibatkan distorsi atas hasil penelitian

3 Sikap bertanggung jawab atas ilmunya baik pada komunitas ilmuwanmaupun pada masyarakat luas yang langsung atau tidak langsungcepat atau lambat akan terkena oleh buah pemikiran dan penelitiannya

4 Sikap logis dan kritis yang tidak begitu saja menerima anggapan yangberlaku dalam masyarakat melainkan berusaha untuk mencari danmenemukan dasar penalaran di balik anggapan tersebut yang secarakeseluruhan merupakan sikap-sikap yang relevan bagi pembentukanpribadi yang berakhlak mulia

Sebagaimana dikemukan banyak ahli didik termasuk Jacques Maritaindalam bukunya The Education of Man22 bahwa pengembangan rasakesadaran akan kenyataan nilai-nilai akhlak dan nilai-nilai spiritual sertausaha-usaha untuk memadukan ilmu dan kebijaksanaan hidup bukanlahprivilege suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu Karena itu semuadisiplin ilmu termasuk ilmu-ilmu pasti alam dan teknologi bisa menunjang

21Sudarminta ldquoProfesionalitasrdquo h 1322Jacques Maritain The Education of Man Edited and with an Introduction by

Donald and Idella Gallagher (Notre Dame University of Notre Dame Press 1967) h 106

19

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengembangan tersebut karena yang penting adalah inspirasi dasaryang menjiwai seluruh pembelajarannya Menurut Islam tidak ada satumata pelajaran pun yang bebas dari sentuhan iman dan amal saleh23

Sebagai contoh pengembangan rasa kesadaran akan kenyataan dannilai keluhuran manusia bisa ditunjang dengan memusatkan pengajaranilmu-ilmu pada pengembangan daya cipta akal budi manusia dan dayapegas yang tak terbatas dari kekuatan moral keagamaannya Pesertadidik perlu dibantu untuk semakin menyadari daya cipta manusia yangmengagumkan bagaimana manusia terus bergerak maju dalam mencaripengetahuan dan bagaimana manusia terus mencari akal dalam usahauntuk menguasai dan menjadikan sumber daya alam benar-benar bermanfaatselain untuk kehidupan masa kini juga kehidupan masa depan di akhiratkelak Dalam konteks ini rasa syukur dapat ditumbuhkan kepada sangPencipta dan Penguasa Alam Dalam hal ini pentinglah bahwa ilmu bukanhanya diajarkan sebagai barang jadi dalam bentuk serangkaian rumus-rumus atau teori atau tumpukan informasi yang harus dihapal dandimuntahkan kembali waktu ulangan melainkan lebih-lebih sebagaiproses pencarian dan penemuan pengetahuan yang rumus-rumus danrangkaian informasi tersebut berfungsi sebagai alat dalam proses pencarian24

yang di dalamnya ada rahasia-rahasia Ilahi untuk direnungkan disimakdan pada akhirnya memunculkan rasa haru Di sinilah pentingnyamenekankan aspek kesejarahan dari setiap ilmu dan dalam kontekssejarah nyata ilmu-ilmu bisa kelihatan bagaimana suatu pengetahuandihasilkan dari suatu proses pencarian dan pergulatan pikiran yang lamadan bukan suatu barang jadi yang begitu saja diwariskan dari zamanke zaman sebagai gagasan-gagasan yang mandek dan mandul Denganmengenali proses tersebut peserta didik bisa dibantu untuk menyadarikesuburan daya cipta akal budi dan imajinasi manusia dan bisa diajak untuksendiri melatihnya dalam memperoleh dan mengembangkan pengetahuannyadan pada akhirnya berkesimpulan bahwa semua pengetahuan bersumberdari yang Ahad dari Tuhan Yang Maha Satu Pengkajian bagaimanapenemuan-penemuan ilmiah senyatanya terjadi juga akan menyadarkan

23Djarsquofar Siddik Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam (Bandung CitapustakaMedia 2006) h 80

24Soeriasumantri Ilmu h 29

20

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

peserta didik betapa pentingnya peranan imajinasi kreatif dalam usahamemajukan ilmu pengetahuan dan akal pikiran diciptakan Tuhan adalahuntuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia Betapa meruginyasetiap orang yang tidak menggunakan akal pikirannya karena Tuhantelah menciptakannya sebagai sesuatu yang amat berharga yang tidakdimiliki makhluk-makhluk lain selain manusia

Jika dalam rangkaian pembelajaran ilmu tersebut para guru telahberusaha sekuat tenaga menginternalisasikan nilai-nilai akidah tentangkekuasaan Allah Yang Maha Pencipta dalam setiap ilmu yang diajarkannyamaka kelak nilai-nilai iman dan akhlacircq al-karicircmah akan terpancar dalamsikap hidup dan kepribadian peserta didiknya Sebagai seorang Muslimsebagaimana pernah diungkapkan Ahmad Sadali peserta didiknya akanmelihat bahwa mengalirnya air pohon pimping yang bergetar ditiupangin sepoi luka yang menyembuh bertaut kembali meluncurnya kapaldi atas lautan mengembangnya rasa haru karena tali temali kecapi dipetikgetaran senandung musik tegaknya jembatan beton dan lain-lain lagiakan jelas baginya bahwa di situ dia memandang dengan mata imannyaldquoWajahrdquo dan keperkasaan Allah Sedangkan jembatan yang diiringi hubungandengan tali Allah dan sekaligus kemampuan manusia menggunakanrahmat Allah ketika mengkonstruksikannya itu adalah lebih mengandungrahmat Allah daripada jembatan yang dibuatnya dengan scientific rationalismsaja semata-mata betapapun kuat mengarungi masa pada tampak lahirnya25

Dengan dipandu imamnya ia merasakan getaran Ilahi dalam dirinyaketika membaca firman Allah

Dia-lah Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamusebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya untuk menyuburkantumbuh-tumbuhan yang pada tempat tumbuhnya kamu menggembalakanternakmu Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman zaitun kurma anggur dan segala macam buah-buahanSesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaanAllah) bagi kaum yang memikirkan26

25Ahmad Sadali ldquoPembaharuan Pendidikan Tinggi Islamrdquo dalam Serial MediaDakwah (Jakarta DDII Tt) h 26

26Qurlsquoacircn an-Nahl16 11-12

21

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Di sinilah pentingnya menekankan aspek kesejarahan dari setiapilmu Dalam konteks sejarah ilmu-ilmu bisa kelihatan bagaimana suatupengetahuan dihasilkan dari suatu proses pencarian dan pergulatan pikiranyang lama dan bukan suatu barang jadi yang begitu saja diwariskan darizaman ke zaman sebagai gagasan-gagasan mandek dan mandul Denganmengenali proses tersebut peserta didik bisa dibantu untuk menyadaribahwa semua ilmu berasal dari Allah Ada yang abadi karena diwahyukanmelalui para Nabi (perennial knowledge) dan ada yang diperoleh melaluipencaharian manusia dengan menggunakan kemampuan-kemampuanakalnya (acquired knowledge) yang juga berasal dari Allah27

Dalam hubungan ini nilai hormat terhadap kebebasan dan penemuandiri yang amat hakiki dalam rangka pembentukan seorang pribadibermoral yang otonom misalnya dapat dikembangkan melalui usahaguru untuk memperlakukan peserta didik sebagai subjek yang secaraaktif ikut berperan-serta dalam memperoleh dan menggunakan pengetahuanserta keterampilannya dan bukan sekedar sebagai objek yang menjadisasaran pengajarannya

Peserta didik adalah pribadi yang hidup dan pendidikan tentulahditujukan untuk merangsang dan membimbing pengembangan dirimereka Akal budi mereka bukanlah suatu barang mati atau sekedarwadah yang perlu diisi melainkan sesuatu yang aktif dan interaktifbisa dilatih dan diberdayakan untuk terus tanggap terhadap rangsanganpara pendidiknya yang telah menginternalisasikan iman dan kesalehandalam setiap pembelajaran yang dilakukannya28

PenutupSebagai kata pemungkas dalam uraian cukuplah apabila dikatakan

bahwa ilmu teknologi dan seni akan kehilangan makna apabila terpisahdari agama dan nilai-nilai yang dikandungnya Dalam konteks pendidikanbahwa sekalipun tidak mendidikkan moral agama secara langsung para

27Djarsquofar Siddik Konsep h 11828Djarsquofar Siddik ldquoPeran Sentral Guru-guru Keilmuan dalam Internalisasi Nilai-

nilai Moralrdquo dalam Al-Tarsquolim Jurnal Pemikiran Islam dan Kependidikan No25 Tahun 2006 h 120

22

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

guru ilmu apakah itu guru fisika guru biologi guru IPA guru bahasaatau guru ilmu lainnya asalkan secara setia menepati asas-asas moralilmunya niscaya dapat menjadikan pembelajaran berbagai disiplin ilmuitu sebagai wahana penginternalisasian nilai-nilai moral keagamaan

23

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

PEMBENTUKAN AKHLAK ANAKUSIA DINI MENURUT IBN MISKAWAIH

Di Indonesia pendidikan Islam merupakan sub-bagian dari sistempendidikan nasional Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional (UU SISDIKNAS) Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwapendidikan nasional bertujuan ldquountuk berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiridan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawabrdquo1

Dengan demikian pendidikan Islam sebagai bagian dari sistem pendidikannasional juga berupaya menggapai misi tujuan pendidikan nasionaltersebut

Berdasarkan rumusan undang-undang tersebut dapat disimpulkanbahwa tujuan pendidikan nasional ini mencakup tiga dimensi pendidikanyaitu pendidikan jasmani pendidikan akal dan pendidikan akhlak Dikatakanmencakup pendidikan jasmani dikarenakan tujuan pendidikan nasionaladalah menciptakan peserta didik yang sehat Disebut mencakup pendidikanakal adalah karena pendidikan nasional bertujuan membentuk pesertadidik yang berilmu cakap dan kreatif Sedangkan dikatakan mencakuppendidikan akhlak adalah karena pendidikan nasional memiliki misi untukmelahirkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa berakhlak mulia mandiri dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggungjawab Dari urutan teks tampak bahwa

1Lihat Undang-undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan NasionalNo 20 tahun 2003 h 4

24

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pendidikan nasional mengutamakan pendidikan akhlak yang dibuktikandari pernyataan awal tujuan pendidikan nasional yaitu ldquountuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak muliardquo Dapat disimpulkanbahwa pendidikan nasional tidak hanya memerhatikan integrasi pendidikanakal semata tetapi juga pendidikan jasmani dan pendidikan akhlak

Akan tetapi banyak fakta menjadi bukti kuat bahwa lembaga-lembagapendidikan di Indonesia belum mampu mencapai tujuan pendidikannasional secara maksimal Kegagalan tersebut mencakup kegagalan dalampendidikan akal pendidikan jasmani dan pendidikan akhlak Kegagalandalam pendidikan akal misalnya dapat dilihat dari kualitas sumber dayamanusia Indonesia dalam skala global Sampai tahun 2007 HumanDevelopment Index (HDI) Indonesia masih menempati posisi 107 dari 174negara Selain itu World Competitiveness Yearbook menempatkan peringkatdaya saing sumber daya manusia Indonesia dari urutan ke-39 pada tahun2007 dan menjadi urutan ke-46 dari 47 negara pada akhir abad XX2

Menurut laporan International Educational Acheivement (IEA) diketahuibahwa kemampuan membaca peserta didik Sekolah Dasar di Indonesiaberada para urutan ke-38 dari39 negara yang diteliti Sedangkan kemampuanmatematika peserta didik Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Indonesiaberada pada urutan ke-39 dari42 negara dan kemampuan Ilmu PengetahuanAlam (IPA) berada pada urutan ke-10 dari 42 negara peserta3 Berbagaidata ini membuktikan bahwa tujuan nasional dalam cakupan pendidikanakal belum tercapai secara maksimal

Kegagalan dalam bidang pendidikan jasmani dapat diketahui darisejumlah laporan berikut Asosiasi Toilet Indonesia pada tahun 2011melaporkan bahwa kebersihan toilet umum di Indonesia mendudukiperingkat 12 terburuk dari 18 negara di Asia bahkan Indonesia berada

2Al Rasyidin ldquoIsu-isu Krusial dalam Pendidikan Nasional Belajar MemetakanMasalahrdquo dalam Jurnal Pemikiran Islam dan Kependidikan al-Tarsquolim Vol XIINo 22 2005

3Program Pembangunan Nasional 2000-2004 (Jakarta Sinar Grafika 2001)h 166 Fachruddin Azmi ldquoSertifikasi Guru Telaah Urgensinya terhadap Kompetensidan Profesionalisme Guru Agamardquo dalam MIQOT Jurnal Ilmu-ilmu KeislamanVol XXXIII No 1 Januari-Juni 2009 h 139

25

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

di bawah Vietnam4 Pada tahun 2010 Badan Perencanaan PembangunanNasional melaporkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-3dalam urutan negara dengan layanan sanitasi terburuk di Asia TenggaraDilaporkan bahwa sebanyak 70 juta warga Indonesia masih membuangair sembarangan5 Sementara itu Kementerian Pariwisata melaporkanbahwa tingkat kebersihan Indonesia menempati peringkat 120 dari139 negara dunia Artinya Indonesia adalah negara terjorok di urutanke-19 di dunia6 Data ini menjadi indikator kuat bahwa penyelenggaraanpendidikan jasmani di Indonesia belum menuai hasil maksimal

Kegagalan dalam pendidikan akhlak dapat dilihat dari sejumlahfakta tentang perilaku peserta didik di Indonesia Berdasarkan laporanpenelitian Komisi Nasional Perlindungan Anak tahun 2010 diketahuibahwa 627 persen remaja SMP di Indonesia sudah tidak perawan 937persen siswa SMP dan SMA pernah melakukan ciuman 212 persen remajaSMP mengaku pernah aborsi dan 97 persen remaja SMP dan SMA pernahmelihat film forno7 Selain itu perilaku korupsi juga menjadi indikatorlain bahwa pendidikan akhlak di Indonesia masih mandul Data dariPolitical amp Economic Risk Consultancy (PERC) menyebutkan bahwa Indonesiamenjadi negara paling korup dari 16 negara di kawasan Asia Pasifik8

Laporan Transparency International (TI) tahun 2011 menyebutkan bahwaIndonesia masih berada satu kelompok dengan negara-negara terkorupdi dunia seperti Argentina Meksiko Suriname dan Tanzania Sedangkanlaporan KPK menyebutkan bahwa Kementerian Agama sebagai lembagayang mengurusi masalah keagamaan menjadi lembaga paling korupdi Indonesia9 Data-data ini menjadi bukti lain bahwa tujuan pendidikannasional yang salah satunya adalah menciptakan peserta didik yangberakhlak mulia belum tercapai secara maksimal dan para pendidikberbagai institusi pendidikan di Indonesia masih perlu merealisasikankonsep pendidikan akhlak secara baik dan benar

4Toilet Umum di Indonesia Tergolong Terburuk di Asiardquo dalam Kompas(14 Oktober 2011)

5Sanitasi Buruk Kerugian Triliunanrdquo dalam Kompas (21 Oktober 2010)6Indonesia Negara Terjorok ke-19 di Duniardquo dalam Kompas (13 April 2012)7627 Persen Remaja SMP Tidak Perawanrdquo dalam Kompas (13 Juni 2010)8Survei PERC Indonesia Terkorup di Asia Pasifikrdquo dalam Kompas (22 Februari 2012)9Indonesia Masih Negara Terkoruprdquo dalam Suara Karya (2 Desember 2011)

26

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Berdasarkan tinjauan faktual di atas dapat disimpulkan bahwatujuan pendidikan nasional Indonesia belum tercapai secara maksimalBerbagai data di atas menjadi indikator lain bahwa bangsa Indonesiakhususnya sejumlah besar peserta didiknya belum memiliki akhlak muliaPerilaku para peserta didik dan pejabat pemerintahan sebagai out putinstitusi pendidikan masih jauh dari akhlak mulia Melihat problem inipihak pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS)dan Kementrian Agama (KEMENAG) telah menerapkan sejumlah kebijakanuntuk mengatasi sejumlah problem pendidikan ini meski hasilnya belummenggembirakan

Tampaknya kegagalan bangsa Indonesia dalam rangka mencapaitujuan pendidikan nasional adalah belum adanya sinergi antara pendidikankeluarga pendidikan sekolah dan pendidikan masyarakat Dalam tataranpraktik pemerintah masih hanya mengandalkan pendidikan sekolahdalam rangka mencapai tujuan pendidikan padahal pendidikan sekolahmembutuhkan peran pendidikan keluarga dan pendidikan masyarakatKegagalan pendidikan formal seperti sekolah dan madrasah sejauh inisalah satunya adalah karena pendidikan informal seperti lingkungankeluarga belum maksimal dalam menjalankan perannya

Dalam hal ini tujuan pendidikan nasional akan berhasil tercapaisecara maksimal manakala pendidik dalam keluarga maupun dalamlingkungan sekolah baik orangtua maupun para guru telah memahamidan mampu mengaplikasikan teori pembentukan akhlak bagi anak usiadini Teori ini penting diketahui bahwa akhlak anak mulai dan harusdibentuk bukan ketika mereka beranjak remaja apalagi dewasa melainkanketika mereka masih berusia masih dini

Dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 28 telah disebutkanbahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikandasar Pendidikan anak usia dini bisa diselenggarakan melalui jalur pendidikanformal nonformal dan informal Dalam hal ini pendidikan anak usiadini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK)Raudhatul Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat Pendidikan anakusia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain(KB) Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajatPendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai

27

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikutipendidikan dasar10

Perilaku menyimpang anak bangsa selama ini lebih dikarenakanoleh belum maksimalnya implementasi teori pembentukan akhlak anaksejak usia dini oleh orangtua dan guru Pada dasarnya teori tersebuttelah dikenalkan sejak lama oleh salah seorang filosof akhlak Muslimyakni Ibn Miskawaih Tulisan ini akan mencoba untuk menganalisispemikirannya tentang teori pembentukan akhlak mulia bagi anak usiadini Harapannya teori ini mampu dipahami dan diaplikasikan secaranyata oleh pendidik Muslim di Indonesia baik orangtua maupun gurudalam rangka membentuk akhlak mulia anak usia dini sebagai salahsatu dari agenda tujuan pendidikan nasional

Ibn Miskawaih Filosof Akhlak MuslimDalam dunia pemikiran Islam menurut Nasr dan Amin Ibn Miskawaih

dikenal sebagai penulis karya filsafat etika terkemuka11 meski tidak banyakahli mengikuti dan melanjutkan usaha Ibn Miskawaih dalam mengembangkanteori akhlak12 Padahal teorinya tentang akhlak sangat bagus dan terusmenjadi inspirasi para ahli pendidikan Islam Rajendra Prasad bahkanmensejajarkan Ibn Miskawaih dengan para filosof etika terkemukaseperti al-Facircracircbicirc Ibn Sicircnacirc dan al-Thucircsicirc13 Apresiasi ini menunjukkankebesaran Ibn Miskawaih dalam bidang akhlak

Ibn Miskawaih dilahirkan di kota Ray (Iran) pada tahun 320 H932 M14 dan wafat di Isfahan Iran pada 9 Shafar 421 H151030 M16

10Lihat UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 h 9 3011Seyyed Hossein Nasr Islamic Philosophy from Its Origin to the Present (New

York State University of New York Press 2006) h 112 139 Ahmad Amin Etika(Ilmu Akhlak) terj Farid Marsquoruf (Jakarta Bulan Bintang 1986) h 149

12Ahmad Azhar Basyir Miskawaih Riwayat Hidup dan Filsafatnya (YogyakartaNur Cahaya 1988) h 4

13Rajendra Prasad (ed) A Historical-Developmental Study of Classical IndianPhilosophy of Morals (New Delhi Center for Studies in Civilizations 2009) h 518

14M Luthfi Jumlsquoah Taricirckh Falsafah al-Islacircm (Mesir tp 1927) h 30415Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam Dewan Redaksi

Ensiklopedi Islam Ensiklopedi Islam (Jakarta Ichtiar Baru van Hoeve 2003) h 16216Muhammad Iqbal Metafisika Persia terj Joebar Ayoeb (Bandung Mizan

1990) h 50

28

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ia adalah seorang penganut mazhab Syilsquoah Mazhab ini adalah mazhabyang cukup berkembang di Persia sejak era Dinasti Buwaihi bahkansampai sekarang

Ibn Miskawaih menghabiskan waktu muda dengan mempelajarikarya-karya dalam berbagai bidang Ia belajar sejarah dengan mengkajikitab Taricirckh al-Thabacircricirc di bawah asuhan Abucirc Bakar Ahmad ibn Kacircmilal-Qacircdhicirc (w 960 M) Dalam bidang filsafat ia berguru kepada Ibn al-Khammar yang menguasai karya-karya Aristoteles17 dan al-Hasan binSiwacircr yang mumpuni dalam bidang filsafat dan kedokteran18 Para gurunyatersebut dikenal sebagai mufassir terkemuka ajaran Aristoteles19 Ia jugadiketahui menguasai ilmu bahasa ilmu kedokteran ilmu fikih hadismatematika musik dan ilmu militer20 Dengan demikian ia mumpuni dalambanyak bidang meskipun ia lebih dikenal sebagai pakar filsafat akhlak

Ibn Miskawaih mengenyam pendidikan ketika dunia Islam mengalamikemajuan pesat dan karya-karya berbagai peradaban sangat mudahdiperoleh Selama belajar ia menelaah seluruh karya filsafat dari berbagaiperadaban seperti Yunani Persia India dan Romawi21 Tidak salah bilaberbagai pemikiran tokoh-tokoh dari berbagai peradaban itu memberikanpengaruh besar terhadap pemikiran Ibn Miskawaih khususnya pemikirannyadalam bidang akhlak Dalam bidang ini ia mengkombinasikan pemikiranPlato Aristoteles dan Galen dengan al-Qurlsquoan dan hadis22

Selama kehidupannya Ibn Miskawaih hidup dalam lingkungandinasti Buwaihi bahkan mendapat posisi terhormat Ia pernah bekerjakepada al-Muhallabi seorang wazir pangeran Buwaihi Mulsquoiz al-Daulahdi Baghdad23 Selain itu ia cukup akrab dengan Ibn al-lsquoAmicircd di Ray wazir

17Hasyimsyah Nasution Filsafat Islam (Jakarta Gaya Media Pratama 1999)h 56

18Abdul Aziz Dahlan ldquoFilsafatrdquo dalam Taufik Abdullah (ed) Ensiklopedi TematisDunia Islam Pemikiran dan Peradaban (Jakarta Ichtiar Baru van Hoeve 2003)h 195-196 Muhsin Labib Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla Shadra (JakartaAl-Huda 2005) h 110

19Ary Nilandari Memahat Kata Memugar Dunia (Bandung MLC 2005) h 4320Ahmad Amicircn Zuhr al-Islacircm Juz II (Beirut Dacircr al-Kitab al-lsquoAracircbicirc 1969) h 6621SM Ziauddin Alawi Muslim Educational Thought in Middle Ages (New Delhi

Adam Publishers and Distributors 1988) h 3022Ibid23Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam ldquoIbn Miskawaihrdquo h 162

29

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dari Rukn al-Daulah salah seorang saudara Mursquoiz al-Daulah Ibn al-lsquoAmicircdadalah tokoh sastra terkenal dan pustakawan Pada saat itu Ibn al-lsquoAmicircddiangkat menjadi wazir oleh Rukn al-Daulah Akibat kedekatan denganIbn al-lsquoAmicircd Ibn Miskawaih mendapat kedudukan terhormat di ibukotapemerintahan Dinasti Buwaihi tersebut24 Pada tahun 970 M al-lsquoAmicircdwafat lalu Abu al-Fath diangkat menjadi wazir Ibn Miskawaih tetapmemeroleh kedudukan terhormat sampai Abu al-Fath wafat tahun 976 MAkan tetapi jabatan wazir diambil alih oleh oposisi Abu al-Fath yaknial-Shahib ibn lsquoAbbad Akibatnya Ibn Miskawaih tersingkir dan segerameninggalkan Ray dan berangkat menuju Baghdad untuk bekerja kepadapenguasa Dinasti Buwaihi yakni lsquoAdhud al-Daulah Pada masa ini IbnMiskawaih diangkat sebagai bendahara dinasti Buwaihi bahkan sampaipada kekuasaan Shamsham al-Daulah (w 998 M) dan Baharsquo al-Daulah(w 1012 M)25

Selama periode ini Ibn Miskawaih menyaksikan para petinggi dinastisaling berebut pengaruh dan berkuasa tanpa memperhatikan akhlakIa menyaksikan bahwa kemajuan Dinasti Buwaihi dalam bidang ilmudan teknologi tidak diimbangi dengan kemajuan dan integritas akhlakIa sadar bahwa semua ini terjadi karena lemahnya sistem politik kurangnyaperhatian penguasa terhadap akhlak sehingga akhlak masyarakat ikutmengalami dekadensi dibuktikan merajalelanya kejahatan dan kemaksiatanTampaknya kondisi ini membuat Ibn Miskawaih mengambil peran sebagaiagen perubah kondisi masyarakat dengan menulis karya-karya dalambidang akhlak

Karenanya meski disibukkan oleh berbagai aktifitas dalam lingkunganistana Ibn Miskawaih tetap produktif menulis hingga menghasilkanbanyak karya seperti Tahdzicircb al-Akhlacircq Tajacircrib al-Umacircm Uns al-Faridal-Fauz al-Akbacircr al-Fauz al-Ashgacircr al-Jamilsquo al-Siyacircrsquo Tarticircb al-Salsquoacircdahal-Mustaufa Kitab al-Asyribah Ajwibah wa Asrsquoilah ficirc al Nafs wa al-lsquoAqlRisacirclah ficirc al-Lazzah wa al-Alam ficirc Jauhar al-Nafs al-Jawacircb ficirc al-Masacircrsquoilal-Tsalas Risacirclah ficirc Jawacircb ficirc Sursquoal lsquoAlicirc ibn Muhammad Abucirc Hayyan al-Shucircficirc

24Oliver Leaman ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam Seyyed Hossein Nasr dan OliverLeaman (ed) The History of Islamic Philosophy (London-New York Kegal Paul2003) h 252

25Labib Para Filosof h 110-111

30

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

ficirc Haqicircqah al-lsquoAql dan Thaharah al-Nafs26 Menurut Watt buku-buku IbnMiskawaih banyak digunakan oleh para tokoh belakangan seperti al-Ghazacirclicirc27 seorang yang menulis kitab Ihyacircrsquo lsquoUlucircm al-Dicircn Gagasan IbnMiskawaih dalam bidang akhlak terdapat dalam kitab Tahdzicircb al-Akhlacircq

Anwar Jundi mengungkap bahwa Ibn Miskawaih ahli dalam banyakbidang antara lain sejarah filsafat kimia dan logika Sedangkan keahliannyadalam bidang sastra dan prosa sangat memukai para pujangga semasanya28

Kemampuannya dalam bidang kedokteran juga mengimbangi kemampuannyadalam bidang kedokteran29

Tujuan Pendidikan AkhlakIbn Miskawaih menjabarkan konsep pendidikan akhlak secara luas

dalam karyanya yang berjudul Tahzib al-Akhlacircq Dalam kitab tersebutia menegaskan bahwa akhlak adalah suatu keadaan jiwa dan keadaanini menyebabkan jiwa bertindak tanpa dipikir dan dipertimbangkanterlebih dahulu30 Ia membagi asal keadaan jiwa ini menjadi dua jenisyaitu alamiah dan bertolak dari watak dan tercipta melalui kebiasaandan latihan Menurutnya akhlak itu alami sifatnya namun akhlak jugadapat berubah cepat atau lambat melalui disiplin serta nasehat-nasehatyang mulia Pada mulanya keadaan ini terjadi karena dipertimbangkandan dipikirkan namun kemudian melalui praktik terus menerus akanmenjadi akhlak31 Dengan demikian sesuai dengan definisi tersebut

26Abdurrahman Badawi ldquoMiskawaihrdquo dalam MM Sharif (ed) A Historyof Muslim Philosophy Vol I (Wiesbaden Otto Harrosowitz 1963) h 469-470Corbin History of Islamic Philosophy h 176

27William Montgomery Watt Islamic Philosophy and Theology (EdinburghEdinburgh University Press 1985) h 1985) h 70-71

28Anwar Jundi Pancaran Pemikiran Islam terj Afif Mohammad (BandungPustaka 1985) h 131

29Muhammad Syarif Khan dan Muhammad Anwar Salim Muslim Philosophyand Philosophers (New Delhi SB Nangia 1994) h 67

30Ibn Miskawaih The Refinement of Character trans CK Zurayk (Beirut AmericanUniversity Press 19680 h 6-7 Ibn Miskawaih Menuju Kesempurnaan AkhlakBuku Daras Pertama Tentang Filsafat Etika terj Helmi Hidayat (Bandung Mizan1997) h 56 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Ilmu dan Aplikasi Pendidikan(Jakarta Imperial Bhakti Utama 2007) h 21 Alawi Muslim Educational h 31

31Ibn Miskawaih The Refinement of Character h 6-7

31

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

akhlak anak usia dini bertolak dari wataknya dan ia dapat berubah melaluilatihan dan pembiasaan

Berdasarkan karya Ibn Miskawaih setidaknya ada tiga tujuan pendidikanakhlak Pertama Mencetak tingkah laku manusia yang baik sehinggamanusia itu dapat berperilaku terpuji dan sempurna sesuai dengan hakikatnyasebagai manusia Kedua Mengangkat manusia dari derajat yang palingtercela derajat yang dikutuk oleh Allah SWT Ketiga Mengarahkan manusiamenjadi manusia yang sempurna (al-insacircn al-kacircmil)32 Dalam konteksini tujuan pendidikan akhlak anak usia dini adalah menumbuhkan danmembentuk perilaku mulia dalam diri anak agar dapat menjadi manusiasempurna sehingga anak dapat menjadi manusia mulia di hadapanAllah SWT

Ibn Miskawaih telah menegaskan bahwa kesempurnaan manusia memilikihierarki Kesempurnaan manusia terdiri atas dua macam kesempurnaankognitif dan kesempurnaan praktis Kesempurnaan kognitif akan terwujudapabila manusia mendapatkan banyak ilmu sehingga pandangan dankerangka berpikir manusia menjadi benar Sedangkan kesempurnaanpraktis ialah kesempurnaan akhlak Dalam hal ini kesempurnaan kognitifberkenaan dengan kesempurnaan praktis Kesempurnaan teoritis tidaklengkap tanpa kesempurnaan praktis dan kesempurnaan praktis tidaklengkap tanpa kesempurnaan teoritis karena Islam menghendaki ilmusebagai permulaan dan perbuatan sebagai akhir Dalam hal ini kesempurnaanmanusia terwujud manakala kesempurnaan teoritis dan praktis salingmendukung33 Dalam perspektif ini kesempurnaan anak usia dini sebagaiseorang manusia terletak pada kemampuan anak mencapai kesempurnaankognitif (ilmu) dan kesempurnaan praktis (akhlak) Artinya ilmu danakhlak menjadi indikator kesempurnaan seorang anak

Konsep Ibn Miskawaih tentang manusia sempurna (al-insacircn al-kacircmil) dapat dilacak dalam kitab Tahzicircb al-Akhlacircq Ia menulis bahwamanusia terdiri atas dua unsur tubuh dan jiwa Tubuh manusia terdiriatas materi dan bentuk Tubuh manusia dan segala potensinya memerolehilmu pengetahuan melalui panca indera Karenanya tubuh membutuhkaninderanya Selain itu tubuh juga memiliki keinginan terhadap hal-hal

32Ibid h 60-6333Ibid h 64-65

32

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang bersifat inderawi Apabila keinginan tersebut terpenuhi makakekuatan tubuh akan bertambah dan tubuh akan menjadi kesempurnaanSementara itu jiwa tidak cocok dengan hal-hal material Apabila jiwaberhasil menjauhi hal-hal material maka ia akan semakin sempurnaDalam hal ini jiwa memiliki kecenderungan kepada selain hal-hal materialJiwa mendambakan sesuatu hal yang lebih mulia dari hal-hal jasmaniahJiwa ingin menjauhkan diri dari segala kenikmatan jasmani dan berharapmemeroleh kenikmatan akal Kesenangan jiwa adalah bahwa ia inginmengetahui hakikat Ketuhanan34 Dengan demikian secara substansitubuh dan jiwa berbeda dan keduanya memiliki perbedaan kecenderungan

Dengan kata lain menurut Ibn Miskawaih karena manusia terdiriatas dua unsur (tubuh dan jiwa) maka kebahagiaan meliputi kedua unsurtersebut Artinya kebahagiaan terdiri atas dua tingkat yakni kebahagiaanjasmani dan kebahagiaan jiwa Menurutnya kebahagiaan seorang manusiaberada pada salah satu dari dua tingkatan tersebut Pertama Ketika manusiaitu berada pada tingkatan hal-hal jasmani menyatu dengan keadaan-keadaan rendah mereka dan berbahagia di dalamnya Keadaan-keadaanrendah ini diartikan sebagai segala hal yang dapat dijangkau oleh inderaKedua ketika manusia itu mencari hal-hal mulia berupaya mendapatkanmenyukai dan merasa puas dengannya Ketika manusia itu berada padatingkatan ruhani dekat dengan hal-hal spiritual dan berbahagia di dalamnyaBersamaan dengan ini manusia mengamati dan menelaah hal-hal materialmengambil pelajaran darinya merenungkan tanda-tanda kebesaranIlahi dan bukti-bukti kearifan mengikuti contoh-contohnya mengaturnyamelimpahkan bermacam-macam kebaikan padanya dan memandunyamemeroleh kebaikan demi kebaikan sebatas kesanggupannya Jadi seorangmanusia akan bahagia bila ia berada pada salah satu dari dua tingkatan itu35

Tetapi menurut Ibn Miskawaih kesempurnaan manusia itu terletakpada kebahagiaan jiwa bukan kebahagiaan jasmani36 Dalam hal inipendidik baik orangtua maupun guru bertugas membimbing anak agarmeraih kebahagiaan jiwa dengan melatih untuk tidak tergantung kepadadan mulai meminimalisir kebahagiaan jasmani sebab akhlak mulia akan

34Ibid h 35-37 Alawi Muslim Educational h 2935Ibid h 95-9736Ibid h 64-65

33

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tumbuh sepanjang anak hanya lebih memerhatikan kebahagiaan jiwadaripada kebahagiaan jasmani

Ibn Miskawaih membagi kekuatan jiwa seorang manusia menjaditiga jenis kekuatan akal (al-quwwah al-nacircthiqahthe rational faculty)kekuatan syahwat (al-quwwah syahwiyyahthe concupiscent faculty)dan kekuatan ghadab (al-quwwah al-ghadabiyyahthe irascible faculty)Al-quwwah al-nathiqah adalah sebuah fakultas yang berkaitan denganberpikir dan mempertimbangkan sesuatu Fakultas ini dinamakan fakultasraja dan fakultas ini menggunakan otak sebagai sarananya Sementaraal-quwwah syahwiyyah adalah sebuah fakultas yang berkaitan denganmarah berani ingin berkuasa menghargai diri dan menginginkankehormatan Fakultas ini dinamakan fakultas binatang dan organ tubuhyang digunakannya adalah hati Kemudian al-quwwah al-ghadabiyyahadalah sebuah fakultas yang berkenaan dengan nafsu syahwat dan makankeinginan pada nikmatnya makanan dan minuman serta bersetubuhFakultas ini dinamakan fakultas binatang buas dan menggunakan organjantung adalah sarananya37 Para pendidik harus memahami denganbenar bahwa anak usia dini sebagai manusia memiliki ketiga kekuatanjiwa ini dan mereka harus mengetahui fungsi serta kekuatan dan kelebihansetiap kekuatan karena hal tersebut sangat berkaitan dengan pembentukanakhlak anak

Ibn Miskawaih menghendaki jiwa anak menjadi jiwa sempurnaKesempurnaan jiwa akan tersebut terletak pada kecenderungannyakepada jiwa itu sendiri yakni ilmu dan tidak cenderung pada keinginanjasmani Kebajikan jiwa diukur dari sejauh mana jiwa anak mengupayakankebajikan dan menginginkannya Kesempurnaan ini akan terus meningkatketika jiwa anak memperhatikan jiwanya sendiri serta berusaha kerasmenyingkirkan segala rintangan bagi pencapaian tingkat kesempurnaanini Tetapi Ibn Miskawaih mengakui bahwa pencapaian tingkat kesempurnaanini memiliki banyak penghambat Penghambat ini tidak lain adalah segalahal yang bersifat jasmani dan inderawi Apabila penghambat ini berhasildihadapi oleh jiwa anak sehingga suci dari segala perbuatan tercelamaka kesempurnaan akan tercapai38 Jadi kesempurnaan jiwa anak

37Ibid h 43-44 Alawi Muslim Educational Thought h 3038Ibid h 39

34

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

akan terwujud manakala jiwanya telah suci dari nafsu jasmani Denganbegitu pendidik harus membimbing dan memotivasi anak agar cenderungkepada ilmu dan kecenderungan tersebut hanya akan muncul manakalaanak tidak cenderung kepada kenikmatan jasmani Karenanya pendidikharus mulai sejak dini mengurangi ketergantungan anak terhadap kenikmatanjasmani karena ketergantungan tersebut akan mengurangi anak cintaterhadap ilmu dan pada akhirnya jiwa anak tidak akan mencapai kesempurnaanJadi pendidik harus mulai menyucikan jiwa anak dari nafsu jasmanidan hal ini menjadi syarat mutlak pembentukan akhlak anak

Menurut Ibn Miskawaih jiwa anak akan bisa menjadi sempurnamanakala jiwanya berhasil melahirkan kebajikan-kebajikan Menurutnyatiga kekuatan jiwa manusia yakni al-quwwah al-nacircthiqah al-quwwahsyahwiyah dan al-quwwah ghadacircbiyah mampu melahirkan berbagaisifat keutamaan asalkan al-quwwah al-nacircthiqah mampu menjadi pemimpindari dua kekuatan jiwa lainnya (al-quwwah syahwiyah dan al-quwwahghacircdabiyah) Adapun jumlah keutamaan tersebut adalah sama denganjumlah kekuatan jiwa manusia dan kebalikan dari keutamaan-keutamaanini Menurut Ibn Miskawaih ketika jiwa berpikir cenderung kepada ilmumaka jiwa ini akan mencapai sikap arif Kemudian ketika aktifitas jiwakebinatangan dikendalikan oleh jiwa berpikir dan jiwa itu tidak tenggelamdalam memenuhi keinginannya sendiri maka jiwa ini akan mencapaikebajikan sikap sederhana yang diiringi oleh kebajikan dermawanSedangkan ketika jiwa amarah memadai dan mematuhi segala aturanyang ditetapkan oleh jiwa berpikir serta tidak bangkit pada waktu yangtidak tepat maka jiwa ini akan mencapai kebajikan sikap sabar yangdiiringi kebajikan sikap berani Dari ketiga kebajikan itu akan munculsatu kebajikan lain sebagai pelengkap dan penyempurna tiga kebajikanitu yakni kebajikan sifat adil dan sikap adil ini berhubungan dengantepat antara kebajikan satu dengan kebajikan lainnya39 Dengan demikiankesempurnaan jiwa manusia terletak pada sejauh mana jiwa manusiamemunculkan empat keutamaan (kebajikan) manusia yakni sikap arifsederhana berani dan adil Dalam konteks ini maka pendidik harusmelatih sejak dini kekuatan akal anak sehingga akal menjadi pemimpindan pengendali jiwa kebinatangannya Hal ini dapat dilakukan dengan

39Ibid h 44

35

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

cara membiasakan anak untuk cenderung dan cinta kepada ilmu sejakdini sehingga anak akan mulai menjadi arif sederhana berani dan adil

Menurut Ibn Miskawaih keempat keutamaan ini memiliki lawannyaLawan dari keempat keutamaan ini ada empat yakni bodoh rakus pengecutdan lalim Keempat sifat ini dapat dikatakan sebagai penyakit jiwa danmenimbulkan banyak kepedihan seperti perasaan takut sedih marahberbagai jenis cinta dan keinginan40 Dengan melatih akal anak danmemulai serta terus menanamkan kecintaan kepada ilmu ke dalamdirinya dengan melatih anak untuk mengurangi dan menikmati nafsujasmani maka anak akan memiliki keutamaan-keutamaan tersebutdan menghancurkan lawan-lawan dari semua keutamaan tersebut

Dalam kitab Tahzicircb al-Akhlacircq Ibn Miskawaih telah memberikandefinisi dari empat keutamaan tersebut dan berbagai macam dari keempatkeutamaan itu Pertama Kearifan adalah keutamaan dari jiwa berpikirdan mengetahui Kearifan ini memiliki bagian-bagian seperti pintar ingatberpikir cepat memahami dan benar pemahamannya jernih pikiranserta mampu belajar dengan mudah Kedua Sederhana adalah keutamaandari bagian hawa nafsu Ketiga Keberanian adalah keutamaan jiwa amarahKeberanian ini dibagi menjadi beberapa bagian yakni besar jiwa ulettegar tabah menguasai diri perkasa serta ulet dalam bekerja Sederhanaini memiliki bagian-bagian yakni rasa malu tenang dermawan integritaspuas loyal berdisiplin diri optimis kelembutan anggun berwibawa danwarak Keempat Keadilan adalah kebajikan jiwa yang timbul akibatmenyatunya tiga kebajikan tersebut Keadilan ini dibagi atas beberapabagian yakni bersahabat bersemangat sosial silaturahmi memberiimbalan bersikap baik dalam kerjasama jeli dalam memutuskan masalahcinta kasih beribadah jauh dari rasa dengki memberi imbalan terbaikmeski sedang ditimpa keburukan berpenampilan lembut berwibawadalam segala bidang menjauhkan diri dari bermusuhan tidak menceritakanhal yang tidak layak mengikuti orang-orang yang berkata dengan benartidak bicara tentang sesama Muslim bila tidak ada kebaikannya menjauhidiri dari kata-kata buruk tidak suka banyak bicara apalagi untuk menjatuhkanseseorang tidak peduli pada perkataan orang kikir waktu berbicara didepan umum mendalami masalah seseorang yang perlu dibantu dan

40Ibid h 45

36

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mengulang pertanyaan bila belum jelas41 Dengan demikian tiga kekuatanjiwa manusia tersebut mampu melahirkan empat keutamaan dan turunandari empat keutamaan tersebut manakala kekuatan berpikir menjadipengendali dua kekuatan jiwa lain Artinya pendidik harus mampu mendidikkekuatan berpikir (akal) anak agar mampu mengendalikan dua kekuatanjiwa anak lainnya

Ibn Miskawaih menegaskan bahwa berbagai keutamaan tersebutjuga tidak akan bisa dicapai manakala anak diasingkan dari masyarakatSebab keutamaan-keutamaan itu hanya akan diperoleh manakala anaktersebut bersosialisasi dengan masyarakat Anak memerlukan sebuahkomunitas terbaik agar ia bisa mencapai kebahagiaan Seorang anakharus bergaul dengan manusia lain sebab mereka akan dapat melengkapieksistensinya serta kemanusiaannya Tanpa berinteraksi dengan suatumasyarakat maka anak itu tidak akan mampu memiliki dan membiasakankeutamaan42 Tetapi anak harus berada dalam masyarakat yang berakhlakkarena hal tersebut dapat menjadi sarana bagi anak untuk mengenalakhlak mulia apalagi setiap anak suka meniru orang dewasa

Pembentukan Akhlak Anak Usia DiniDalam UU SISDIKNAS No 20 Tahun2003 pasal28 menjelaskan bahwa

pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikandasar baik melalui jalur pendidikan formal (sekolah) nonformal (masyarakat)maupun informal (keluarga) Pendidikan anak usia dini ini diselenggarakanuntuk anak sejak lahir sampai berusia enam tahun43 Dengan pendidikananak usia dini ini diharapkan seluruh potensi anak dapat berkembangdengan baik baik potensi jasmani maupun ruhaninya

Dalam periode ini pembentukan akhlak seorang anak sangat pentingKegagalan Sejumlah lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikannasional yang salah satunya adalah akhlak mulia adalah karena pendidikankeluarga gagal dalam menjalankan perannya dalam menanamkan akhlakmulia sejak dini Semestinya akhlak mulia mulai diajarkan dan dibiasakan

41Ibid h 45-5042Ibid h 54 Khan dan Salim Muslim Philosophy h 6843Lihat UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 h 9 30

37

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

oleh anak sejak berusia dini bukan ketika anak tersebut sudah beranjakdewasa

Dalam hal ini Ibn Miskawaih telah memberikan pedoman-pedomantentang pendidikan akhlak anak berusia dini Menurutnya seorang pendidikbaik orangtua maupun guru harus memahami bahwa jiwa seorang anakibarat sebagai mata rantai antara jiwa binatang dengan jiwa manusiaberakal Pada jiwa anak-anak jiwa binatang berakhir sementara jiwamanusia mulai muncul Karenanya anak-anak harus dididik mulai denganmenyesuaikan rencana-rencananya dengan urutan daya-daya yang adapada anak-anak yakni daya keinginan daya marah dan daya berpikirDengan daya keinginan anak-anak dididik dalam hal adab makan minumdan berpakaian Sementara daya berani diterapkan untuk mengarahkandaya marahnya Sedangkan daya berpikir dilatih dengan menalar sehinggaanak akan dapat mengendalikan berbagai tingkah laku44

Ibn Miskawaih menyatakan bahwa seorang pendidik baik orangtuamaupun guru harus menyadari bahwa akhlak anak-anak muncul sejakawal pertumbuhannya Mereka tidak akan menutupi setiap perilakunyasecara sengaja dan sadar sebagaimana dilakukan orang dewasa Seoranganak terkadang merasa malas untuk memperbaiki akhlaknya Akhlakmereka juga bervariasi mulai dari yang berkarakter keras sampai yangberkarakter pemalu Kadang-kadang akhlak anak-anak itu baik tetapiada juga yang berakhlak buruk seperti kikir keras kepala dan dengkiKeberadaan berbagai karakter anak ini menjadi bukti bahwa anak-anakmemiliki tingkatan karakter yang tidak sama Dengan kata lain sebagianmereka tanggap dan sebagian lainnya tidak sebagian mereka lembutdan sebagian lagi keras sebagian mereka baik dan sebagian lain burukdan sebagian mereka berada pada posisi tengah di antara dua kubu iniSebagai pendidik maka orangtua dan guru harus mendisiplinkan akhlakmereka Jika berbagai tabiat buruk diabaikan tidak didisiplinkan bahkantidak dikoreksi maka mereka akan tumbuh berkembang mengikuti tabiatburuknya tersebut Selama hidupnya kondisi akhlaknya tidak akan berubahdan mereka akan memuaskan diri sesuai dengan selera tabiatnya45 Dengan

44Ibn Miskawaih The Refinement of Character h 60 Alawi Muslim EducationalThought h 32-33

45Ibid h 50

38

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

demikian pendidik mesti mendisiplinkan akhlak anak sejak usia dinisebab pembiaran terhadap tabiat anak akan membuat mereka terbiasadengan tabiat buruk

Dalam hal ini seorang pendidik harus menyadari bahwa jika seoranganak sudah dididik dengan kenikmatan jasmani sejak usia dini sehinggajiwa dan raganya telah terbiasa dengan hal-hal yang bersifat jasmaniah itumaka hal ini sangat membahayakan anak Pendidik hendaknya mengajarianak bahwa semua kesenangan dan kenikmatan jasmani tersebut sebagaikesengsaraan dan kerugian bukan sebagai kebahagiaan dan keberuntunganPendidik hendaknya mengajari anak agar menjauhkan dirinya darikenikmatan jasmani secara perlahan-lahan46

Dengan demikian seorang pendidik harus mampu memahami jiwaanak-anak secara umum Pendidik harus paham bahwa seorang anakmemiliki sifat pemalu Ia akan menundukkan kepalanya ke bawah dantakut serta tidak berani menatap wajah orang dewasa Sebab merekasudah mulai mampu membedakan baik dan buruk Rasa malunya itumerupakan pengekangan diri yang terjadi karena anak itu khawatirjika ada keburukan yang muncul dari dalam dirinya Jiwa seperti ini siapmenerima pendidikan dan cocok untuk dibina47 Bila demikian pendidikharus mulai membina dan membiasakan anak dengan akhlak mulia

Kemudian Ibn Miskawaih memberikan pedoman bahwa syariatagama dapat menjadi faktor penting lain untuk meluruskan akhlak seoranganak Syariat agama dapat membiasakan anak untuk melakukan perbuatanyang baik Syariat agama mampu mempersiapkan diri anak untuk menerimakebijaksanaan mengupayakan kebajikan dan mencapai kebahagiaan melaluiberpikir dan penalaran yang benar Sebagai pendidik orangtua dan guruharus mendidik anak-anak agar selalu menaati syariat agama agar merekamemiliki tingkah laku yang baik Hal ini dilakukan melalui nasehat sertapemberian ganjaran dan hukuman Jika anak telah membiasakan diridengan perilaku ini dan kondisi ini terus berlangsung lama maka merekaakan melihat hasil dari perilaku mereka itu48 Dalam hal ini seorangpendidik hendaknya mendidik anak untuk senantiasa mengikuti syariat

46Ibid h 70-7147Ibid h 7248Ibid h 59-60

39

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

agama agar terbiasa mengerjakan kewajiban-kewajiban agama membacabuku-buku akhlak agar akhlak mulia terinternalisasi secara baik dalamdirinya melalui dalil-dalil rasional dan mempelajari matematika sehinggaterbiasa dengan perkataan dan argumentasi yang benar dan tepat

Ibn Miskawaih memberikan pedoman lain bahwa seorang pendidikbaik orangtua maupun guru harus mengetahui kekurangan-kekurangantubuh dan jiwa dengan berbagai kebutuhannya agar dapat melenyapkanberbagai kekurangan tersebut dalam diri anak serta dapat memperbaikinyaSeorang pendidik harus mengetahui kekurangan-kekurangan jasmanidan kebutuhan-kebutuhan primernya untuk dapat melenyapkan kekurangan-kekurangan itu serta memperbaikinya Kebutuhan-kebutuhan jasmaniseorang anak antara lain makanan minuman dan pakaian Karena ituseorang pendidik harus mengarahkan anak-anaknya agar memenuhikebutuhan jasmaninya dengan arif Pendidik harus mengajarkan anakagar jangan melampaui batas dalam memenuhi kebutuhan tubuhnyaDalam konteks jiwa maka seorang pendidik harus mengetahui kekurangan-kekurangan jiwa dan kebutuhan-kebutuhan dasarnya untuk dapatmelenyapkan berbagai kekurangan tersebut lalu memperbaikinya Kebutuhan-kebutuhan jiwa tersebut antara lain pengetahuan mendapatkan objek-objek pikiran membuktikan kebenaran pendapat dan menerima kebenaranSeorang pendidik harus mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan jiwa anakini serta mengetahui kekurangan dan melenyapkan kekurangan tersebut49

Dalam hal ini menurut Ibn Miskawaih seorang pendidik juga harusmampu menjauhkan diri anak dari berbagai penyakit jiwa Pendidik harusmampu mengidentifikasi pelbagai penyakit jiwa serta cara penyembuhannyaPenyakit-penyakit jiwa itu tidak lain adalah lawan dari kebajikan-kebajikanjiwa Penyakit-penyakit jiwa itu adalah seperti bodoh rakus pengecutdan lalim Ibn Miskawaih membagi lagi kejahatan dan kehinaan menjadidelapan bagian Jumlah ini dua kali jumlah kebajikan yang empat Kedelapanbagian itu adalah sembrono pengecut memperturutkan hawa nafsubodoh tolol lalim dan berwatak budak Kedelapan penyakit jiwa anakini sebagai tanda keburukan jiwa sangat bertolak belakang dengan empatkebajikan sebagai tanda kesehatan jiwa50

49Ibid h 669-67050Ibid h 162-195

40

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ibn Miskawaih menegaskan bahwa penyakit jiwa manusia memilikibentuk-bentuk yang lain Pertama Sifat marah Penyebab marah ini adalahsombong cekcok mental peminta canda tawa mengolok-olok mengejekberkhianat suka kemasyhuran dan bersaing diri Sifat marah ini menimbulkanhal-hal buruk seperti menyesal mengharap dihukum cepat atau lambatperubahan tempramen serta kepedihan Sifat marah ini dapat disembuhkandengan cara menyingkirkan sebab-sebab marah melemahkan daya marahmencabut substansi marah dan melindungi diri dari akibat-akibatnyaSelain itu sifat marah dapat disembuhkan melalui cara menghentikansikap melampaui batas

Kedua Sifat takut Sifat ini disebabkan oleh sejumlah hal yakni merasabakal terjadi sesuatu yang buruk serta takut pada kejadian-kejadian yangakan terjadi Sebenarnya kejadian ini baru sebatas kemungkinan saja sehinggabisa terjadi dan bisa tidak terjadi Karena itu jangan ditetapkan di dalamhati bahwa hal itu pasti terjadi karena hal ini membuat takut Selain itu sifattakut disebabkan oleh pilihan buruk dan dosa sendiri Hal ini dapat disembuhkandengan jalan mengekang diri untuk tidak mengulangi perbuatan itu tidakmelakukan perbuatan bahaya dan meninggalkan semua perbuatan keji

Ketiga Sifat sedih Sifat ini disebabkan oleh hilangnya sesuatu yangsangat disukai atau gagal mendapatkan sesuatu yang dicari Hal ini karenaseseorang serakah mengikuti nafsu jasmani dan merasa rugi ketikasalah satu dari itu semua gagal diperoleh Penyembuhannya dilakukanmelalui memberikan pemahaman tentang hakikat dirinya dan menjelaskanbahwa seluruh alam semesta akan hancur karena tidak kekal Jika halini telah dilakukan maka seseorang yang terkena penyakit sedih hatitidak akan sedih lagi Jika sudah demikian maka ia akan mengarahkantujuannya bukan kepada hal-hal jasmaniah lagi melainkan ke tujuan-tujuan suci dan hanya mencari kebaikan-kebaikan kekal saja51 Dalamhal ini Ibn Miskawaih menghendaki agar seorang pendidik menjauhkananak dari berbagai penyakit jiwa ini dengan terlebih dahulu mengetahuipenyebab dan solusi mengatasi berbagai penyakit jiwa tersebut

Selain itu Ibn Miskawaih telah memberikan pedoman bahwa seorangpendidik baik orangtua maupun guru harus menyadari bahwa kehidupan

51Ibid h 162-195

41

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

utama anak-anak memerlukan dua syarat yakni syarat kejiwaan dansyarat sosial Kedua syarat tersebut akan diuraikan di bawah ini

Syarat KejiwaanSyarat kejiwaan adalah upaya menumbuhkan watak cinta anak

usia dini terhadap kebaikan Penumbuhan watak cinta tersebut sangatmudah bagi anak yang berbakat baik tetapi sulit bagi anak-anak tidakberbakat Bagi anak yang tidak berbakat penumbuhan watak cinta anakusia dini tersebut bisa dilakukan dengan cara latihan dan pembiasaan diriagar cenderung pada kebaikan52 Dengan demikian seorang pendidik baikorangtua maupun guru harus mulai mengajari melatih dan membiasakananak agar suka melakukan kebaikan sejak dini

Ibn Miskawaih memberikan beberapa cara praktis mengenai pembiasaandalam melakukan kebaikan kepada anak usia dini Pertama pendidikharus membiasakan anak untuk melaksanakan kewajiban-kewajibanagama Kedua seorang pendidik harus mengajari anak agar berpakaianbaik dan sesuai dengan jenis kelaminnya serta memakai pakaian putihKetiga pendidik hendaknya memerintahkan seorang anak agar menghapalpelajaran-pelajaran dan syair-syair berkenaan dengan sikap terpuji Keempatpendidik hendaknya mengajari anak tentang adab makan dan minumyang baik terutama mengajari anak bahwa tujuan makan adalah bukandemi kenikmatan semata melainkan demi kesehatan Makan tidak bolehberlebihan dan melampaui batas Pendidik harus memberi anak banyakmakan pada malam hari sebab makan pada siang hari akan membuatanak menjadi malas mengantuk dan otaknya menjadi lamban Kelimapendidik hendaknya mengajari anak agar tidak menyembunyikan perbuatanburuknya Keenam pendidik harus mengajari anak agar anak itu tidaktidur terlalu lama dan tidur di tempat mewah karena akibatnya membuatotak anak menjadi tumpul dan mematikan pikirannya Pendidik harusmembiasakan anak hidup sederhana Ketujuh pendidik harus mengajarianak berolah raga seperti berjalan bergerak dan berkuda Pendidik harusmengajari anak agar tidak berjalan secara tergesa-gesa dan tidak bersikapangkuhKedelapan pendidik harus mengajari anak agar tidak memanjangkan

52Ibid h 60

42

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rambut bila anak tersebut laki-laki tidak boleh memakai pakaian yangtidak sesuai dengan jenis kelaminnya tidak boleh memakai perhiasantidak membanggakan kedua orangtuanya tidak boleh sombong dan kerashati Kesembilan pendidik harus mengajari anak agar tidak meludahmenguap dan membuang ingus ketika sedang bersama orang lain Pendidikharus membiasakan anak tidak berbohong dan tidak boleh bersumpahKesepuluh pendidik harus mengajari anak agar membiasakan untuk tidakbanyak bicara dan hanya menjawab pertanyaan Hendaknya anak itumendengarkan kata-kata orangtua dan diam di hadapan orang dewasaAnak diajari agar tidak berkata kotor sumpah menuduh dan bicarasenonoh Anak harus dibiasakan dengan kata-kata baik dan bermukamanis kepada orang lain Anak mesti diajari untuk mandiri Kesebelaspendidik harus mengajari anak agar ketika dipukul guru tidak boleh mengadudan tidak boleh meminta perlindungan orang lain karena tindakan ituhanya pantas dilakukan para budak Keduabelas pendidik tidak bolehmenakuti anak Anak harus diberi semangat dan diberikan hadiah bilaberbuat baik Upayakan mereka agar mereka benci kepada perhiasandan agar mereka lebih takut pada keduanya ketimbang takut pada hewanbuas Ketigabelas pendidik harus membiasakan anak agar taat kepadaorangtua dan gurunya dan memperkenankan anak bermain denganpermainan baik Keempatbelas pendidik harus memuji anak ketika anaktersebut melakukan kebaikan dan akhlak mulia53 Dalam hal ini gagasanIbn Miskawaih tentang cara membiasakan anak melakukan kebaikanmesti dilakukan sedini mungkin sebelum anak beranjak dewasa

Syarat SosialSyarat sosial adalah bahwa pendidik harus memilih teman-teman

terbaik untuk anak berusia dini Caranya adalah dengan menjauhkananak dari lingkungan pergaulan dengan teman-temannya yang berakhlakburuk dan menjauhkan anak dari lingkungan keluarga pada saat-saattertentu dan memasukkan mereka ke lingkungan sosial yang baik54

Karena itu pendidik harus memilih teman bergaul yang berakhlak mulia

53Ibid h 162-195 Alawi Muslim Educational h 3454Ibid h 60

43

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

untuk anaknya Seorang anak tidak boleh dibiarkan bergaul denganorang-orang yang berakhlak tercela karena orang-orang seperti ituakan merusak jiwanya Sebab jiwa anak masih begitu sederhana karenabelum mampu menerima gambar apa pun dan belum mempunyai pendapatuntuk mengubahkan dari satu keadaan kepada keadaan lain Jika jiwaanak itu telah menerima perilaku tertentu maka anak ini akan tumbuhsesuai dengan jiwa seperti perilaku yang diterimanya Sebab itu jiwaseorang anak harus diupayakan agar mencintai kebaikan dan membencikeburukan55

Dalam hal ini salah satu metode dari Ibn Miskawaih dalam mendidikjiwa agar menjadi sempurna adalah tidak bergaul dengan orang-orangyang jiwanya tidak berakhlak Jika seseorang ingin mendidik jiwanyamaka orang tersebut harus menjauhi orang-orang keji suka berbuatdosa bangga dan tenggelam dalam dosa Bergaul dengan orang-orangseperti mereka akan membuat jiwa anak menjadi kotor dan jiwa kotortidak dapat dibersihkan kecuali melalui waktu yang sangat lama Karenanyaseseorang harus bergaul dengan orang yang berjiwa mulia suka mencaridan ingin memiliki kebajikan rindu dan suka kepada ilmu56 Prinsip dasarini menghendaki bahwa seorang pendidik harus menjauhkan anak dariorang-orang yang berakhlak tercela dan mereka hanya boleh bergauldengan orang-orang yang berakhlak mulia dan berilmu

Pendidikan nasional memiliki tujuan mulia dan ideal Sistem pendidikannasional hendak mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertakwaberakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab Pemerintah Indonesiatelah menelurkan banyak kebijakan demi mendukung pencapaian tujuanpendidikan nasional tersebut meskipun capaian-capaian pemerintahbelum menuai hasil maksimal Buktinya pembangunan akhlak anakbangsa masih menjadi sebuah problem pendidikan tersendiri dan belumterselesaikan Perumusan konsep pendidikan karakter yang disponsori olehKementerian Pendidikan Nasional menjadi agenda penting belakanganini demi mewujudkan anak bangsa yang berkarakter Namun konsep inibaru beberapa tahun saja dicetuskan sehingga hasilnya belum bisa dilihat

55Ibid h 72-7456Ibid h 162-164

44

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dalam perspektif pendidikan Islami gagasan pendidikan karaktertelah lama digagas oleh Ibn Miskawaih Dalam hal ini lembaga-lembagapendidikan Islam seharusnya telah lama memainkan peranan dalammembentuk karakter anak bangsa mengingat gagasan akhlak Ibn Miskawaihtelah lama dikenal oleh pendidik-pendidik Muslim Namun gagasantersebut kurang direalisasikan secara baik sehingga lembaga-lembagapendidikan Islam modern belum begitu sukses melahirkan peserta didikyang berkarakter mulia

Deskripsi pembentukan akhlak anak usia dini menurut Ibn Miskawaihmemberikan pelajaran bahwa pendidik Muslim baik orangtua maupunguru harus mampu menanamkan dan membiasakan akhlak muliadalam diri anak sejak dini Terlebih dahulu para pendidik harus memahamihakikat kejiwaan anak-anak lalu mulai mengajarkan menanamkandan membiasakan akhlak mulia dalam diri mereka Poin penting darigagasan Ibn Miskawaih adalah bahwa pengajaran nasehat pembiasaanpendisiplinan pemberian hukuman dan ganjaran sangat penting dilakukanoleh pendidik kepada anak sejak dini Dalam hal ini pendidik harus mulaimengajari dan membiasakan anak untuk berakhlak mulia dan menjauhiakhlak tercela membiasakan anak untuk mulai menaati syariat agamadan tidak membiarkan anak hidup bersama dengan manusia-manusiayang tidak berakhlak Mendidik akhlak anak sejak usia dini akan lebihberhasil daripada mendidik anak ketika sudah beranjak remaja

45

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

EMANSIPASI PEREMPUAN MUSLIMAHRekonstruksi Teologi Pendidikan

Perempuan

Ajaran Islam yang telah menempatkan perempuan dalam kedudukanterhormat dan mulia merupakan kenyataan yang tak terbantah

Akan tetapi jika dipertanyakan sejauh manakah tingkat kesejajaranantara perempuan dengan laki-laki masih merupakan persoalan yangdiperdebatkan Apabila perdebatan tersebut dipelajari dengan seksamaternyata kebanyakannya sudah menjadi premis yang tak terucapkanbahwa dalam banyak hal dan dalam banyak aspek kehidupan ternyataharus didominasi kaum laki-laki Apabila tradisi masyarakat ldquokitardquo sampaisekarang masih berpegang ketat pada budaya patriarki Hal ini turutmenumbuhkan suasana kondusif dalam dunia pendidikan yang samasekali belum mendukung munculnya ilmuwan dari kalangan perempuanbaik dalam pemikiran keagamaan maupun dalam bidang-bidang sainsdan intelektual Tak banyak nama-nama perempuan Muslimah yangmenghiasi khazanah intelektual dan jumlahnya pun sangat tidak sebandingdengan populasi kaum mereka yang mendiami permukaan bumi

Kenyataan ini bisa jadi disebabkan sumber-sumber yang menjadilandasan tradisi Islam al-Qurrsquoan Hadis Fikih danatau yang lainnyajika tidak dikatakan semuanya maka kebanyakannya ditafsirkan olehlaki-laki yang dengan otoritas keintelektualannya telah merumuskanbaik secara teologis ontologis sosiologis maupun ekskatologis tentangstatus perempuan dalam Islam Karena itu ldquostatus perempuanrdquo yang

46

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

banyak ditemukan sekarang ini hampir seluruhnya merupakan hasildari bias intelektual kaum lelaki Sikap dan pemahaman seperti inisemakin mengental manakala kaum laki-laki memahami secara sempithakikat makna salah satu hadis Nabi Saw tentang penciptaan perempuanyang berasal dari tulang rusuk Adam As yang tak lain adalah laki-lakiKarena itu selalu dikumandangkan bahwa asal mula kejadian perempuanjauh berbeda dengan kejadian laki-laki Jika Adam diciptakan dari tanahdengan segala keistimewaannya maka perempuan hanya tercipta danatau berasal dari pada bagian tubuh Adam sendiri

Sikap dan pemahaman seperti secara gradual menjadi teologi pendidikanyang ditransformasikan oleh berbagai lembaga pendidikan Islam baikformal nonformal ataupun informal secara turun temurun Banyakbuku prosa syarsquoir ataupun hikayat-hikayat yang kadang-kadang berbumbudongeng ikut serta menyebarluaskan teologi pendidikan seperti ituAgaknya emansipasi perempuan Muslimah tak akan pernah berubahjika teologi pendidikan mengenai emansipasi perempuan Muslim tidakdirekonstruksi

Oleh karena itulah tulisan singkat di bawah ini paling tidak dapatdijadikan sebagai pembuka kata untuk mendiskusikan secara lebih lanjuttentang teologi pendidikan Islam ketika berbincang tentang emansipasiperempuan Muslimah

Penciptaan Perempuan Prosa Hikayat LamaPendidikan sebagaimana didefinisikan oleh Hussain dan Ashraf

(1979 36) merupakan penyebaran dan internalisasi nilai dari berbagaipengalaman kumulatif baik berupa keyakinan sikap pengetahuan maupunpenerapannya yang dinilai positif dan bermanfaat oleh satu generasike generasi selanjutnya yang tersimpan dalam berbagai kitab tradisiadat istiadat cerita-cerita rakyat (folklores) dan sebagainya Karenaitu penyebaran berbagai cerita tentang proses penciptaan perempuanyang diinternalisasikan melalui berbagai media komunikasi dan pendidikanseperti hikayat misalnya tentulah merupakan sebuah proses pendidikanManakala hikayat-hikayat itu dilandasi oleh suatu keyakinan agamamaka hal itu merupakan bagian teologi yang diyakini kebenarannya

47

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kisah dan hikayat-hikayat seperti itulah yang sering didongengkanseorang ibu sebagai pengantar tidur bagi anaknya yang masih balitaDari ramuan berbagai sumber cerita-cerita tersebut seperti diilustrasikandi bawah ini telah menggambarkan sebuah peristiwa menarik tentangAdam dan Hawa sebagai berikut

Syahdan demikianlah hikayat bermula manakala Allah swt telahmenyempurnakan penciptaan Adam as yang ditempatkan pada suatutaman surga yang tak terbayangkan keindahannya Rumput-rumputnyayang menghijau bagaikan beledru lembut melebihi kehalusan permadanibuatan Istambul Buah-buahan dan bunganya mekar semerbak denganaroma yang harum mewangi Belalang dan kupu-kupu yang berbulu indahterbang berpasang-pasangan Menjangan kijang dan rusa bertanduk emasberlarian ke sana sini Merak selindit perkutut dan burung dara tak henti-hentinya bernyanyi ditimpali seruling siulan burung-burung kecil yangterbang beramai-ramai membuat lengkungan bagaikan bianglala pagi

Dalam suasana seperti itulah Adam sebagai puncak ciptaan diantara makhluk-makhluk lainnya hanya bisa bermenung dalam kesendirianyang mencekam Tak ada teman bicara tak ada siapa pun yang bisadiajak bersendagurau Adam terpesona melihat keindahan merak yangmengembangkan ekornya tetapi sang merak tak kunjung mendekatBarulah ketika Adam menggenggam seuntai bijian gandum sang merakberanjak dekat dan Adam dapat membelai keindahan bulunya Tetapitak berlangsung lama karena sang merak jantan memanggilnya pergitak menoleh lagi Sahdan burung dara pun hinggap pula ke tangannyamemagut gandum yang tersisa tetapi sang jantan segera mengajaknyaterbang mengangkasa berputar-putar semakin meninggi

Adam benar-benar kesepian yang berujung pada perasaan pilu dankegalauan hati Tubuhnya melemah dan kemudian tanpa terasa meneteskanair mata membasahi lutut hingga mengalir ke ujung-ujung jari kaki yangmengantarkan tidur mendidih rusuk kanannya dalam kegundahanyang mencekam

Para malaikat yang terus menerus menyaksikan keadaan itu segeramenghadap Tuhan meminta penjelasan mengapa gerangan sang khalifahyang baru saja mereka hormati karena ilmunya yang tak tertandingiitu bisa berubah menjadi sedih Tuhan yang Mengetahui akan segalanya

48

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

segera bertitah sekalipun belum menyampaikan laporan pandanganmatanya Titah itu tidak lain kecuali mereka harus segera mengambilldquotulang rusukrdquo Adam As yang diubahciptakan menjadi seorang perempuanyang bernama Hawa Hawa lah yang kemudian diciptakan untuk Adamsebagai istri dan teman berbincang menghalau sepi dan kesedihanmenganut cinta dan kasih sayang lsquoma dama al-dunya muntasira darsquowatal-mahabbah lan tazalarsquo kata sebuah syair menutup cerita

Demikianlah cerita berbumbu dongeng selalu dituturkan bahwaasal mula perempuan itu diciptakan hanyalah untuk menjadi teman-pasangan Adam dan kemudian menjadi istri sebagai tempat berlabuhnyabenih-benih cinta anak cucu keturunan Adam Berkatalah sahibul hikayatselanjutnya bahwa perempuan itu adalah seorang yang lemah karenatercipta dari tubuh yang sudah melemah Perempuan itu seorang penyedihkarena tercipta dari pelukan doa yang berurai air mata Perempuan itukeras hati yang tak tertundukkan oleh rasio tinggi karena tercipta daritulang rusuk yang amat dekat dengan ulu hati Perempuan itu juga penurutdan mudah tunduk melutut sampai keujung kaki karena tercipta dariderai air mata yang membasahi lutut hingga ke ujung jari kaki

Dominasi Laki-Laki Muara HikayatPemaparan hikayat singkat di atas dengan berbagai versi dan variasinya

agaknya sering menjadi dongeng para orangtua di desa kepada sanganak yang berangkat dewasa Sadar atau tidak hikayat yang demikian telahmenjadi sumber pengetahuan yang dididikkan dan ditransinternalisasikansecara informal bahkan formal yang berlangsung secara kontiniu denganbumbu-bumbu ajaran keagamaan yang secara gradual telah menciptakansuatu teologi pendidikan yang kemudian menjadi sandaran filosofikpendidikan dalam mempersiapkan ke mana anak perempuan itu hendakdiarahkan

Mungkin muara atau boleh juga hanya kebetulan bahwa yang mudahterlihat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari menunjukkan bahwakesejajaran (emansipasi) perempuan dengan laki-laki belumlah setaraPerempuan ditempatkan sebagai makhluk lemah yang memerlukan belaskasih Ironisnya kaum perempuan pun ikut pula mempersiapkan dirisebagai makhluk yang perlu dikasihani yang memandang laki-laki sebagai

49

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

makhluk yang amat perkasa bukan saja dari segi otot atau unsur fisiknyamelainkan juga dalam berbagai bidang keterampilan dan intelektualnya

Dapat disaksikan bahwa dalam berbagai budaya ternyata kedudukanperempuan sebagai istri telah terkondisi sebagai konco wingking orangrumah hala bahas yang terkekang dalam bilik-bilik rumah yang sempitdan hanya sedikit memperoleh kesempatan menapak dunia di luar rumahnyaItu pun kata sebagian orang kalau keadaan benar-benar darurat kecualijika ldquomembandelrdquo sebab praktik selalu lebih longgar dari ajaran Berkenaandengan hal ini Quraish Shihab dalam Meuleman ed (1993 8) sengajamenjelaskan pendapat seorang pakar tafsir al-Qurtubi (w 761 H) yangdikenal sebagai mufasir kenamaan khususnya dalam bidang hukumketika menjelaskan surat al-Ahzab33 33 sampai pada kesimpulan denganmengatakan lsquoagama penuh dengan tuntutan agar wanita-wanita tinggaldi rumah mereka dan tidak keluar kecuali karena darurat

Tak usah heran jika masyarakat masih banyak yang mempersiapkananak-anak perempuan mereka hanya untuk ldquomeniti karierrdquo sebagai calonibu rumah tangga yang mengabdi untuk suami dan anak-anak yang bakaldilahirkannya karena pada perhelatan perkawinannya duhulu pun sangisteri telah mencuci kaki suaminya dan berjalan di belakang punggungsuaminya yang agaknya dapat dimaknai sebagai simbol bahwa kesejajaranperempuan hanya berada di belakang kaum laki-laki

Selanjutnya tidak pula mengherankan jika sampai sekarang mayoritaskaum Hawa menerima dengan pasif keadaan mereka Mereka hampir-hampir tidak menyadari bagaimana hak-hak kemanusiaan mereka dieksploitasioleh masyarakat yang berpusat pada dan didominasi kaum laki-lakidengan menekankan bahwa Islam telah memberikan kepada kaumHawa hak-hak yang lebih dibanding dengan tradisi pada agama-agamalain Bagi perempuan Muslimah yang sejak berabad-abad diperbudaksecara fisik mental dan emosional menganalisis pengalaman pribadimereka merupakan suatu pekerjaan nalar yang sangat melelahkanSebagai misal seperti dikemukakan oleh Ghazy Muhahid dalam artikelnyaEducation for Girl in Saudi Arabia (1987 36-39) bahwa tingkat melekhuruf terendah lebih banyak ditemukan di negara-negara Islam dan initerjadi di antara setengah miliyar perempuan Muslimah terutama yanghidup di daerah pedesaan

50

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena itulah dalam mempermasalahkan emansipasi perempuanMuslimah tulisan singkat ini lebih terkonsentrasi pada perbincanganteoretis di sekitar teologi pendidikan perempuan lebih-lebih karena masalahteologi pendidikan telah dan akan tetap menghantarkan keluarga-keluargaMuslim pada sebuah persepsi dan aksi tentang dunia perempuan

Tidak Ada Kesejajaran Teologi AwalDalam pengamatan yang serba sepintas kelihatannya tradisi masyarakat

Islam sampai sekarang masih sangat ketat berpegang pada patriarkiKondisi seperti inilah agaknya yang menyebabkan terciptanya suatusuasana kondusif dalam dunia pendidikan yang sama sekali tidak mendukungmunculnya ilmuwan dari kalangan perempuan terutama yang ahli dalampemikiran keagamaan juga dalam bidang-bidang sains dan intelektualHanya karena keluarbiasaanlah terdapat sejumlah nama perempuanMuslimah yang menghiasi khazanah intelektual dan jumlahnya sangattidak sebanding dengan populasi kaum Hawa yang mendiami planetbumi Allah ini

Kondisi yang demikian boleh jadi berpangkal dari berbagai sumberyang menjadi landasan tradisi Islam terutama Alqurrsquoan Hadis dan Fikihhampir atau bahkan semuanya ditafsirkan oleh laki-laki yang denganotoritas keintelektualannya telah mendefinisikan baik secara teologisontologis sosiologis maupun eskatologis tentang status perempuan dalamIslam karena itu ldquostatus perempuanrdquo yang banyak ditemukan sekarangini kebanyakannya merupakan hasil dari bias intelektual kaum laki-laki

Bias itu menjadi amat terasa ketika kaum lelaki memahami bahwaasal mula kejadian perempuan jauh berbeda dengan asal mula kejadianlaki-laki Jika Adam diciptakan dari tanah dengan segala keistimewaannyamaka perempuan tercipta danatau berasal dari diri Adam sendiri

Teologi pemahaman seperti itu tentulah tidak dibuat-buat karenaboleh jadi bersumber dari makna harfiah hadis Nabi saw yang berasaldari Abu Hurairah dan diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dan ad-Darimi yang menyatakan ldquoSaling pesanlah untuk berbuat baik kepadaperempuan karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkokrdquo(Bukhari Kitab Nikah Hadis ke 4787)

51

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Barangkali berangkat dari makna harfiah hadis inilah menyebabkanbanyak para mufassir yang tak lain adalah laki-laki seperti misalnyaal-Jalalain Ibn Katsir al-Qurthubi al-Biqarsquoi Abu as-Sursquoud bahkanat-Thabari ketika memahami surah al-Nisarsquo4 1 yang menyatakan

Hai sekalian manusia bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telahmenciptakan kamu dari seorang diri dan dari padanya Allah menciptakanisterinya dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkanlaki-laki dan perempuan yang banyak (QS al-Nisacircrsquo4 1)

Menurut Shihab (1993 4) para mufasir di atas telah menafsirkankata al-nafs dengan Adam Hal itu berarti bahwa nafs yang diartikandengan Adam terimplikasi pada kata zaujuha (pasangan) yang dipahamisebagai istri Adam (Hawa) yang tidak lain bahwa perempuan memangdiciptakan daripada diri Adam itu sendiri

Dengan pemahaman seperti itu kata Shihab selanjutnya (1993)sehingga seorang pakar tafsir al-Qurthubi dalam kitab al-Jamilsquo li Ahkamal-Qurrsquoacircn dalam juz I (1967 301) mengatakan bahwa istri Adam diciptakandari tulang rusuk kiri Adam yang bengkok sehingga perempuan itubersifat lsquoaujarsquo yaitu bengkok dan tidak lurus

Secara tak langsung pendapat yang demikian telah menjadi bagiandari teologi pendidikan perempuan yang dikembangkan secara berkelanjutanoleh berbagai lembaga pendidikan Islam seperti madrasah dan pondok-pondok pesantren termasuk melalui pendidikan nonformal yang tersebarmelalui berbagai majlis-majlis tarsquolim dan lebih-lebih lagi telah ditransinter-nalisasikan melalui pendidikan keluarga sebagai wadah pendidikan informal

Teologi pendidikan perempuan seperti itu kemungkinannya menjadibanyak dianut di lingkungan Pondok Pesantren di Indonesia yang disebarkanmelalui kitab-kitab kuning yang menjadi andalan sumber belajar parasantri dan santriahnya Dalam konteks ini Masdar F Masrsquoudi seorang tokohmuda dari kalangan Nahdlatul Ulama yang kesehariannya bergelut dengandunia kepesantrenan dan pembela keunggulan kitab kuning namuntetap kritis pernah mengatakan (1993 155) ldquoDalam lembaran kitabkuning garis besar pandangannya terhadap perempuan memangcukup jelas bahwa perempuan kedudukannya berada di bawah lelakirdquo

52

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Masrsquoudi (1993 162-163) berkesimpulan bahwa ada tiga faktor utamayang menyebabkan hal itu terjadi Pertama ajaran al-Qurrsquoan dan HadisNabi sendiri memang tidak punya pretensi untuk mensejajarkan perempuandan lelaki sekurang-kurangnya sebagaimana diobsesikan oleh parapenganjur emansipasi wanita masa kini Kedua para penulis kitab kuninghampir semuanya adalah lelaki Bias kelelakiannya pun menjadi sulitdihindari Ketiga kitab kuning sendiri adalah produk budaya zamannyazaman pertengahan Islam yang didominasi oleh cita rasa budaya TimurTengah yang secara keseluruhan memang sangat laki-laki

Dalam kaitan yang sama Martin van Bruinessen (1993 165) seorangpeneliti keagamaan dari negeri Belanda yang pernah menjadi Gurubesarpada Program Pascasarjana IAIN Jakarta dan Yogyakarta ketika menanggapimakalah Masrsquoudi di atas mengomentari bahwa walaupun pembahasanperempuan dalam kitab kuning seperti dikemukakan Masrsquoudi memangtidak enak didengar tetapi sulit untuk dibantah Bruinessen menambahkanbahwa dalam salah satu kitab kuning seperti pernah dituturkan FazlurRahman dalam seminar ldquoNew in Islamic Studiesrdquo yang diselenggarakan olehLIPI di Jakarta tahun 1985 berisi penjelasan bahwa rendahnya martabatwanita ternyata bukan saja di dunia ini melainkan juga di akhirat kelakDisebutkan pula bahwa menurut pendapat sebagian ulama tradisionalyang termuat dalam kitab kuning tersebut bahwa betapa pun tingginyatingkat dan kualitas kesalehan seseorang perempuan namun tidak akanmungkin mendapat pahala yang setaraf dengan laki-laki saleh karenasetiap bulan selama beberapa hari seorang perempuan diharamkanberibadah sehingga baik jumlah salat fardu maupun jumlah hari puasayang dilakukannya adalah lebih sedikit daripada jumlah kewajibanagama yang bisa dilakukan laki-laki

Tampak di sini bahwa bukan saja dari segi asal penciptaannya yangdipandang berbeda sebagai penyebab ketidak sejajaran perempuan danlaki-laki melainkan juga fungsi biologis perempuan seperti adanya haid(mens) menjadi salah satu alasan untuk merendahkan martabat perempuanSekalipun begitu seperti dikatakan Bruinessen bahwa tidak semua ulamatradisional setuju dengan pendapat demikian Akan tetapi pendapat-pendapat senada baik yang paling ekstrim maupun yang kurang ekstrimtelah mengkristal menjadi pendapat yang berakumulasi dalam teologipendidikan perempuan Muslimah

53

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Adapun unsurmisogini(memandang agak rendah terhadap perempuan)seperti dikemukakan di atas menyebabkan teologi pendidikan perempuansecara tak sengaja membuat rumusan aksi bahwa tidak akan pernahada kesejajaran (emansipasi) antara perempuan dengan laki-laki karenapenciptaannya pun sama sekali tidak dalam keadaan setara

Rumusan seperti itu bisa muncul menjadi sebuah persepsi yang melekatbagi semua penyelenggara pendidikan baik laki-laki maupun perempuankarena didukung oleh sebuah asumsi dasar sebagaimana dikatakan seorangpembela emansipasi perempuan Muslimah dari Pakistan Riffat Hassan(1987 98) bahwa apabila perempuan dan laki-laki diciptakan secaratak sejajar oleh Tuhan maka mereka tidak bisa sejajar pada waktu-waktuselanjutnya Oleh karena itu segala usaha untuk mensejajarkan (emantipational)merupakan upaya yang bertentangan dengan fitrah alami (sunnatullah)sekalipun hal itu merupakan sesuatu yang mustahil

Teologi pendidikan perempuan seperti disebutkan di atas sesungguhnyabukan saja muncul di lingkungan pendidikan Islam melainkan juga telahlebih dahulu menerpa pendidikan yang diselenggarakan golongan Yahudidan Kristen Bahkan ada yang berpendapat teologi mereka inilah yang dengantak sengaja meminjam pernyataan Masrsquoudi telah mempengaruhi cita rasabudaya Timur Tengah zaman pertengahan Islam yang melahirkan ulamatradisional yang menyusun berbagai kitab kuning seperti disebutkan di atas

Di antara berbagai landasan teologi pendidikan Yahudi dan Kristententang perempuan terdapatnya asumsi teologis yang mendasari strukturanggapan bahwa laki-laki lebih unggul dari perempuan paling tidaktiga asumsi sebagai berikut

1 Bahwa makhluk pertama diciptakan Tuhan adalah laki-laki sedangkanperempuan diyakini tercipta dari tulang rusuk laki-laki pada kemudianhari maka secara ontologis perempuan itu derivatif dan sekunder

2 Bahwa makhluk perempuanlah yang menjadi sebab utama terjadinyadosa (dosa warisan) yang menyebabkan terusirnya seluruh manusiadari Taman Eden karena itu semua anak perempuan dipandang denganrasa benci hina dan curiga

3 Bahwa perempuan diciptakan bukan saja dari laki-laki tetapi jugauntuk laki-laki sehingga eksistensinya hanyalah sekunder pelengkaptidak mempunyai makna fundamental

54

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Orang Islam awam percaya sebagaimana juga halnya orang Yahudidan Kristen awam bahwa Adamlah ciptaan Tuhan yang pertama danbahwa Hawa (Eva) dibuat dari rusuk Adam Dapat diperkirakan bahwaorang-orang Islam akan terkejut jika diberitakan bahwa kepercayaanyang sudah mengakar itu besar kemungkinan berasal dari al-Kitab (Bible)yang menurut Muhammad Abduh dan Rasyid Rida dalam Tafsir al-ManarIV (1952323) sepenuhnya bertentangan dengan ajaran al-Qurrsquoan Kenyataanyang tragis dan agak mengherankan adalah bahwa para Muslimah yangberpendidikan Barat sekalipun kurang juga menyadari betapa kejiwaanIslam banyak dipengaruhi oleh pikiran dan sikap Yahudi dan Kristendalam hal yang berkaitan dengan ontologi keperempuanan

Jika ditelusuri uraian al-Kitab (Bible) tentang penciptaan berasaldari dua sumber yang berbeda yakni dari tradisi Yahwis (abad 10 SM) dantradisi Imamat (abad 5 SM) yang kemudian memunculkan dua tradisiyang berbeda Di dalam al-Kitab terdapat empat acuan tentang penciptaanperempuan (a) Genesis (kejadian) 126-27 (b) tradisi (imamat) 27(c) tradisi (Yahwis) 218-24 dan (d) tradisi (imamat) 51-2

Penelitian terhadap teks-teks tersebut yang dilakukan oleh sejumlahorang menunjukkan bahwa istilah Adam pada umumnya berfungsi sebagaiistilah umum bagi umat manusia Dalam hal ini Swindler (1956 134)dengan tegas mengatakan ldquoTidaklah betul jika kata Adam dalam KitabKejadian 11 sampai 222 itu diartikan sebagai ldquolaki-lakirdquo atau sebagainama orang ldquoAdamrdquo Akan tetapi begitulah keadaannya sehingga SheilaCollin (1987 17) juga berkomentar bahwa cikal bakal dari sikap tunduknyaperempuan dan kecenderungannya akan keburukan adalah berawaldari tradisi Yahudi dan budaya agama Yahudi

Mungkin akan terasa sangat aneh dan ironis jika pada masa sekarangini semakin banyak orang Yahudi dan Kristen yang menolak penafsirantradisional tentang penciptaan perempuan sementara itu orang-orangIslam yang pada umumnya memusuhi dan meremehkan literatur keagamaanorang Yahudi dan Kristen justru tetap berpegang teguh pada mitos di atasdan menganggapnya penting untuk mempertahankan integritas ke-Islamannya

Jika hal ini terus berkelanjutan dan teologi pendidikan Islam tidakdirekonstruksi ulang maka akan benarlah sebuah ldquoolok-olok lelaki dewasardquobahwa sehebat-hebat perempuan akan merasa puas sekalipun beradadi bawah laki-laki

55

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Alternatif Kesejajaran Teologi LanjutanSuatu asumsi dasar yang diperkirakan dapat mendukung kesejajaran

perempuan dengan laki-laki adalah bahwa laki-laki dan perempuandiciptakan sama di hadapan Allah yang diyakini sebagai sumber penentunilai tertinggi maka tidak mungkin kedua jenis makhluk itu menjaditidak sejajar secara esensial seiring dengan berjalannya waktu Ketidaksejajaranmereka dalam dunia patriarki kata Riffat Hasan (1987 98) merupakanpelanggaran terhadap rencana Tuhan

Jika ditelusuri lebih seksama ternyata Alquran menguraikan penciptaanmanusia dalam kurang lebih 30 bagian yang terpencar dalam berbagaijuz dan surat Secara umum al-Qurrsquoan menyatakan penciptaan manusia(dan alam semesta) dalam dua acara sebagai suatu proses evolusi denganberbagai tahapan fase yang kadang-kadang disebut bersamaan dan kadangterpisah Dalam bagian-bagian yat tentang penciptaan manusia secaraldquokonkritrdquo maupun ldquoanalisisrdquo tidak terdapat keterangan yang menyatakanbahwa laki-laki dan perempuan diciptakan secara terpisah atau berbedaDalam hal ini Quraish Shihab (1993 4) dengan tegas mengemukakanldquoKita dapat berkata bahwa tidak ada satu petunjuk yang pasti dari ayat Alquranyang dapat menghantar kita untuk menyatakan bahwa perempuan diciptakandari tulang rusuk atau bahwa unsur penciptaannya berbeda dengan lelakirdquoDengan demikian dapat disimpulkan bahwa al-Qurrsquoan menggunakanistilah alegori ldquofeminimrdquo dan ldquomaskulinrdquo tanpa ada pengistimewaan tertentupada salah satunya

Muhammad Iqbal (1981 171) menyatakan bahwa ayat-ayat Alquranyang menerangkan asal mula kejadian manusia menggunakan istilah-istilah sepertibasyaral-insandanan-nas dalam menggambarkan penciptaanfisik manusia Kata Adam adalah kata benda maskulin tetapi genderdalam linguistik tidak berarti jenis kelamin Dengan demikian jika Adamtidak harus berart laki-laki maka zauj (pasangan) Adam pun belum tentuperempuan Pada kenyataannya pun kata zauj juga suatu kata bendamaskulin dan berbeda dengan kata Adam yang mempunyai bentuk feminimyaitu zaujatun Perlu ditekankan di sini bahwa kata yang paling tepatuntuk zauj bukan berarti ldquoisterirdquo ataupun ldquosuamirdquo tetapi ldquopasanganrdquoAlquran menggukan katan zauj tidak hanya untuk manusia tetapi jugauntuk flora dan fauna

56

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian jika penafsiran al-nafs dalam surat al-Nisarsquo 41seperti dikemukakan pada bagian terdahulu diartikan sebagai ldquodiri Adamsendirirdquo maka penafsiran yang lebih moderat dan cenderung membelakesejajaran perempuan dengan laki-laki terlihat dengan amat jelas padapenafsiran Muhammad Abduh dan Rasyid Rida yang memaknai katanafs dengan jenis Hal itu berarti bahwa kejadian laki-laki dan perempuansama-sama berasal dari jenis yang sama tanpa perbedaan yang pertamatidak lebih superior dari yang kedua

Berkaitan dengan hadis yang menyatakan bahwa perempuan diciptakandari rusuk yang bengkok tidak lagi dipahami secara harfiah melainkandimaknai secara metaforis yang memperingatkan kepada kaum laki-lakiagar arif dan bijaksana menghadapi kaum perempuan dengan tidakmenganggap enteng terhadap perempuan walaupun secara fisik terlihatlebih halus dan lebih lembut melainkan bisa menjadi lebih garang danlebih keras dari dan dibandingkan dengan kerasnya tulang rusuk laki-laki

Pemaknaan seperti itu jelas terlihat lebih banyak berasal dari kalanganulama kontemporer walaupun masih belum semuanya karena masihterdapat sejumlah tokoh yang masih mempertahankan pendapat-pendapatulama tradisional

Memang penolakan terhadap hadis tersebut sebagai hadis yang benar-benar berasal dari Nabi antara lain berasal dari seorang tokoh perempuanMuslimah dari Maroko Fatimah Marnisi Perempuan yang gemar mempelajariberbagai tafsir hadis terutama sirah Nabi ini sampai pada kesimpulan(1987 95-96) bahwa dengan mempelajari kearifan dan bijaksananyaRasul saw dalam memperlakukan kaum perempuan sangat tidak mungkinkatanya menganalisis hadis tersebut pernah diucapkan Rasul Oleh karenaitu ia mempelajari sumber isnadshynya dalam hal ini adalah Abu Hurairahyang menurut penilaiannya merupakan seorang yang anti perempuankarena secara psikologis mengalami kesulitan menghadapi perempuanyang mungkin disebabkan kelainan psiko-seksual

Lebih dari itu secara tematik semua hadis yang berkenaan denganldquotulang rusukrdquo tersebut kelihatannya berkaitan dengan permasalahankeluarga (ahwal al-syakhshiyah) yang sama sekali tidak atau bukanberkaitan dengan tema proses penciptaan Imam Bukhari dan ad-Darimimisalnya menempatkan hadis tersebut dalam kitabbab nikah sedangkanImam Muslim menempatkannya dalam kitabbab penyusuan

57

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Akan tetapi pandangan seperti itu masih belum mengakar sebagaiteologi pendidikan karena harus diakui bahwa kekuatan lama masihcukup kuat terhunjam dalam lubuk sanubari para penganjur agamapada berbagai lembaga pendidikan

Oleh karena itulah khususnya pada saat ini sangat perlu dilakukansuatu pembahasan tentang isu teologi perempuan dalam Islam agartidak saja perempuan tetapi juga kaum laki-laki Muslim dapat terbebaskandari struktur dan hukum yang sebahagian orang merasa agak kurang adilUpaya ini seyogyanya dipromotori dari dan oleh kaum Hawa itu sendiri

Agaknya perlulah disyukuri dengan tampilnya Qasim Amin yangberhasil menyuguhkan karya emansipasinya Tahrir al-Marrsquoah (EmansipasiKaum Wanita 1899) dan al-Marrsquoah al-Jadidah (Wanita Modern 1900)dari Mesir juga Mumtaz Ali dari India yang telah menyokong gerakanemansipasi kaum Hawa Namun hal ini belum bisa mengobati rasa kesalketika melihat bahwa sampai masa kini yang bercirikan ilmu pengetahuanmasih sedikit sekali perempuan yang ahli dalam bidang teologi Islam dansains intelektual Lebih dari itu interpretasi romantis Amin dan al-Mumtazmasih menunjukkan bahwa ldquokitardquo mungkin tidak menyadari betapamendasar isu menjadi kepedulian utamanya yaitu kesejajaran sosialperempuan dan laki-laki dalam masyarakat yang didominasi dan terpusatpada laki-laki Sayangnya pula banyak aktivis hak asasi perempuan Islamyang juga tidak menyadari bahwa mitos inilah yang mendasari sikapdan struktur yang anti perempuan yang ingin mereka ubah

Untuk semua itu teologi pendidikan perempuan masa lalu perlusegera ditinjau ulang dan teologi pendidikan perempuan yang lebihmembebaskan perlu segera dirumuskan Jika tidak maka pendidikankita pun akan memiliki andil yang cukup besar dalam menghina-dinakansuatu kaum padahal dari rahim sejenis kaum itu pulalah semua manusiadilahirkan

Emansipasi yang Menggelisahkan Wacana PembahasanBelum lagi tabuh genderang emansipasi perempuan abad ke-20

menggema diperdengarkan seorang penyair Jawa Kuno Ronggowarsitopernah berdendang ldquoPerempuan sekarang ini mau ke mana pada saatpintu sudah terbuka dan anak tangga telah dijulurkan ada yang kembali

58

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

ogah-ogahan ada yang terus menghilang walau sesekali bersembunyidipersimpangan menjaja senyum dan kerampinganrdquo

Jelas tersimpul suatu kegelisahan seorang ayah melihat anak gadisnyayang baru saja memperoleh sedikit kebebasan tetapi telah kehilangankepribadian Sekiranya sang penyair hidup di abad ini syairnya tidak akanbisa indah lagi karena banyak perempuan-perempuan telah memproklamirkandiri sebagai kaum bebas yang bebas dalam menentukan kebebasannyaBukan saja bebas menentukan jodohnya bebas memilih pekerjaan yangdisukainya melainkan telah menuntut bebas untuk memilih pasangansejenisnya dengan berlindung di balik hak asasi keperempuanannya

Agaknya kebebasan itu tentulah tidak menjadi tuntutan perempuanMuslimah akan tetapi bukan hal yang mustahil jika gerakan emansipasitanpa batas sebagai tuntutan emansipasi wanita Barat menelusupmasuk dalam ranji silsilah emansipasi perempuan Muslimah

Oleh karena itulah jika dipertanyakan emansipasi apakah yangseyogyanya dicari perempuan Muslimah sekarang ini maka jawabannyaadalah sebuah emansipasi yang bebas dari dominasi dan bias kaum lelakiyang menyesatkan tetapi tidak membebaskan diri dari nilai-nilai dankebenaran ajaran Tuhan

59

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

KESEHATAN MENTALDALAM PERSPEKTIF ISLAM

Pengertian Kesehatan Mental

Kesehatan Mental merupakan dua kata yang dialihbahasakandari istilah Mental Hygiene yaitu suatu disiplin ilmu yang membahas

kesehatan mental atau kesehatan jiwa yang dalam bahasa Arab disebutdengan al-shihhah al-nafsiyah

Fokus utama yang menjadi obyek materi kesehatan mental ialahmanusia khususnya yang berkaitan dengan masalah-masalah kesehatanjiwamental manusia sedangkan obyek formanya berkenaan denganpersoalan bagaimana mengusahakan secara sistematis dan berencanaagar kesehatan mental manusia itu dapat terpelihara dari berbagai gejalagangguan jiwa dan penyakit jiwa Singkatnya seperti dikatakan ZakiahDaradjat bagaimana mengupayakan agar mentaljiwa yang sehat benar-benar dapat terwujud dalam pengertian terhindar dari berbagai gejalagangguan kesehatan jiwa (neuroses) dan terhindar dari penyakit-penyakitjiwa (psychoses) merupakan obyek utama pembahasan kesehatan mental1

Sebagai suatu disiplin ilmu kesehatan mental merupakan cabangpsikologi termuda yang diterapkan untuk menyelidiki sebab-sebabterjadinya gangguan jiwa dan penyakit jiwa dan berusaha menemukan

1Zakiah Daradjat Kesehatan Mental (Jakarta Ruhama 1992) h 1

60

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

langkah-langkah pencegahan (preventive) dan penyembuhannya (curative)untuk mewujudkan mental yang sehat2

Meskipun disiplin ilmu ini tergolong muda namun banyak ahliberpendapat bahwa kesehatan mental merupakan ldquomahkotardquo dari ilmu-ilmu psikologi3 Dikatakan demikian karena di dalamnya berpadu berbagaiteori psikologi mulai dari persoalan yang menyangkut dengan fungsi-fungsi jiwa sampai pada masalah-masalah yang mempengaruhi jiwadan tingkah laku manusia

Dewasa ini seiring dengan semakin meningkatnya berbagai bentukkecemasan dan kegelisahan sebagai dampak lain dari globalisasi denganberbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu dan teknologi menyebabkansemakin banyak manusia sadar ataupun tidak telah dirasuki oleh berbagaidepresi mental seperti phobia obsesi kompulsi dan berbagai goncangankejiwaan Akibatnya muncullah perasaan was-was gelisah cemassehingga semakin sibuk pulalah manusia mencari ketenteraman dankebahagian hidup Agaknya tak berlebihan jika ada yang memperkirakanbahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi kesehatan mentalakan lebih populer dari cabang-cabang psikologi lainnya

Apakah Kesehatan Mental ItuSesungguhnya cukup banyak definisi kesehatan mental yang dijumpai

dalam berbagai literatur dengan redaksi yang bermacam-macam Dalamhal ini Zakiah Daradjat mengemukakan empat macam definisi kesehatanmental yaitu

1 Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejalagangguan jiwa (neuroses) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychoses)

2 Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diridengan diri sendiri dengan orang lain dan dengan masyarakat sertalingkungan di mana ia hidup

2JP Chaplin Dictionary of Psychology (New York Dell Publishing Co Inc1983) h 291

3Hasan Langgulung Teori-teori Kesehatan Mental (Jakarta Pustaka Al-Husna1988) h 5

61

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

3 Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuanuntuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi bakatdan pembawaan yang ada semaksimal mungkin sehingga membawakepada kebahagiaan dirinya dan orang lain serta terhindar darigangguan-gangguan dan penyakit jiwa

4 Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupanuntuk menghadapi problema-problema yang biasa terjadi dan merasakansecara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya4

Dari keempat definisi di atas kendati masing-masing menunjukanpenekanan arti yang berbeda tetapi jika digabungkan dan dianalisislebih rinci akan diperoleh pemaknaan yang bukan sekedar definisitetapi juga mencakup ciri-ciri orang yang bermental sehat yakni terhindaratau terpelihara dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa

Ciri-ciri utama kepribadian yang terpelihara dari berbagai gangguandan penyakit-penyakit jiwa antara lain (a) mampu menyesuaikan diribaik dengan keadaan dirinya sendiri maupun dengan orang lain danlingkungannya (b) sanggup menghadapi problema dan gangguan-gangguan yang biasa terjadi (c) memiliki integrasi dan harmonisasifungsi-fungsi kejiwaan sehingga terhindar dari berbagai macam pertentanganbatin (konflik) (d) dapat merasakan ketenteraman dan kebahagiaanatas keadaan dan kemampuan yang dimilikinya (e) dapat mengembangkandan memanfaatkan segenap potensi dan bakat-bakat yang dimilikinyasecara optimal untuk kepentingan dirinya dan orang lain

Lima ciri mental sebagai spesifikasi kepribadian yang bermental sehatdimaksud tidak akan terwujud dalam diri seseorang yang menderita gangguanjiwa (neuroses) lebih-lebih bagi penderita penyakit jiwa (psychoses)Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa antara neuroses (gangguan jiwa)dengan psychoses (penyakit jiwa) mempunyai perbedaan arti yang sangattajam yang perlu dipilah secara tegas agar terhindar dari kejumbuhan makna

Penderita gejala gangguan kejiwaan (neuroses) masih dapat menyatakankeluhan atas gangguan yang dideritanya walaupun tidak dapat mengetahui

4Zakiah Daradjat Kesehatan Mental h 11-13

62

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

secara meyakinkan apa yang menjadi penyebabnya Namun akibatgangguan tersebut si penderita merasakan secara meyakinkan bahwadirinya telah kehilangan rasa ketenteraman dan kebahagiaan hidupSedangkan penderita penyakit jiwa (psychoses) secara nyata telah menampilkankelainan tingkah laku tetapi si penderita sama sekali sudah tidak merasakandan tidak menyadari adanya kelainan yang ditampilkannya Oranglain sajalah yang dapat melihat dan mengetahui bahwa orang tersebutmempunyai suatu kelainan dari manusia normal Dalam bahasa sehari-hari orang seperti ini selalu disebut ldquoorang gilardquo ldquosintingrsquo ldquotak warasrdquodan yang seumpama dengan itu5

Telah dikatakan di depan bahwa pribadi yang bermental sehat itu akanterhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa apalagi penyakit jiwa yangdalam hal ini fungsi-fungsi jiwanya masih terintegrasi secara harmonissehingga pikiran perasaan kata hati pandangan dan keyakinan hidupnyatetap sejalan dan saling bekerja sama antara satu dengan lainnya Manusiayang memiliki kepribadian seperti inilah yang benar-benar terhindardari keputus-asaan pertentangan batin keragu-raguan dan dari berbagaibentuk kecemasan lainnya

Dengan gambaran seperti itulah kepribadian yang bermental sehatdapat mengecap arti kehidupan yang penuh makna serta memiliki vitalitashidup yang tinggi walaupun masih perlu digarisbawahi bahwa keharmonisanyang benar-benar sempurna agaknya tidak pernah ada Hal yang dapatdiketahui ialah seberapa jauh jarak seseorang dari kesehatan mentalyang wajar dan normal Tingkat kenormalan ini pun dibatasi pula olehkriteria yang berlaku umum sebab seperti dikemukakan Zakiah Daradjat6

bahwa anak yang terlalu bodoh atau yang sangat cerdas pun cenderungmelakukan reaksi yang di luar kewajaran (abnormal) Keabnormalansemacam ini tidak dapat disebut sebagai gejala gangguan atau penyakitjiwa karena perilaku ldquotidak wajarrdquo yang ditampilkannya itu hanyadisebabkan berbedanya batas kemampuan yang ada pada dirinya (superioratau inferior) dibandingkan dengan orang lain7

5Musthafa Fahmi Al-Syuzuz al-Nafsi (Kairo Dacircr al-Mishriyah 1978) h 526Zakiah Daradjat Kesehatan Mental h 147Ibid h 14

63

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Terlepas dari kasus-kasus seperti di atas karena keabnormalan yangdisebabkan kecerdasan dapat ditempatkan sebagai suatu pengecualianNamun suatu keabnormalan emosi atau keabnormalan tindakan padaumumnya adalah disebabkan terganggunya kesehatan mental Manakalakesehatan mental seseorang benar-benar telah terganggu hampir dapatdipastikan bahwa dirinya akan kehilangan hidup yang penuh maknadan sekaligus kehilangan vitalitas dan kebahagiaan hidup seperti yangdiidam-idamkan oleh semua orang

Adakah Kesehatan Mental Dalam IslamSebagaimana psikologi pada umumnya kesehatan mental ini pun

kelihatannya lebih didominasi oleh teori-teori Barat modern yang sekulerHal inilah yang menyebabkan banyak pakar Muslim yang gelisah danmerasa keberatan sambil melemparkan kritik yang cukup tajam8 Halini mudah dipahami karena konsep dan teori yang digunakannya seringmengecilkan arti hidup keagamaan Agaknya itulah sebabnya mengapaMohammad Qutb seorang pakar Muslim dari Mesir melarang umatIslam mempelajari psikologi karena berpotensi merusak akidah Islamiyah9

Terlepas dari setuju atau tidak pada pendapat tersebut namun halitu mengindikasikan adanya sesuatu yang kurang pas antara konseppsikologi Barat dengan nilai-nilai dasar ajaran Islam Kenyataan itulahyang segera mendorong para cendikawan Muslim untuk menampilkanpsikologi yang menyandarkan danatau mengkonsultasikan teori-teoriyang digunakannya pada al-Qurrsquoan dan Sunnah Hal ini cukup menggembirakankarena dewasa ini telah mulai banyak terbit buku-buku yang membicarakanpsikologi Islam meskipun masih dalam mencari bentuk dan belumterumuskan secara jelas

Dengan demikian sah-sah saja jika ada sebagian orang yang berpandanganbahwa kesehatan mental hanyalah sebagai cabang psikologi an sich yang

8Lihat misalnya Malik B Badri The Dilemma of Muslim Psychologist (LondonLondon Publishers 1979) juga Djarsquofar Siddik ldquoPsikologi Humanistik UpayaAwal Mengeluarkan Psikolog Muslim dari Lubang Biawakrdquo dalam Miqot No77 (Juli-Agustus 1993) h 1-4

9Hasan Langgulung Manusia dan Pendidikan (Jakarta Pustaka Al-Husna1986) h 317

64

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

berasal dari produk pikiran murni manusia yang tidak mempunyai sangkutpaut dengan Islam atau bukan Islam Pandangan seperti itu boleh jadibenar jika wawasan berilmu yang digunakan menganut konsep-konseppragmatisisme-sekularisme Akan tetapi mdashsekurang-kurangnya dalamperspektif Islammdash pandangan seperti itu tertolak dengan sendirinyakarena di dalam konsep Islam bahwa ilmu dan teknologi berikut keseluruhanaplikasinya tidak dapat dilepaskan dari iman dan kesalehan

Sikap Islam vis-a-vis kesehatan mental mdashdalam pengertian yangluas dari makna kata itumdashsejak awal sekali telah amat jelas Kenyataanyang paling mendasar ialah bahwa al-Qurrsquoan dan Sunnah memberikandorongan yang kuat bagi pemeluknya untuk memelihara kesehatanfisik dan mentalnya Dalam berbagai ayatnya al-Qurrsquoan telah mengisyaratkanagar setiap orang bersungguh-sungguh memelihara kesemaptaan ldquohatirdquosehingga terhindar dari berbagai penyakit dan gangguan Hati yang

dalam al-Qurrsquoan disebut dengan al-qalb (ŏ ήΥAacuteέordf)

qulub ( permilordm οpermilήpermilΥAacuteέ)

dan jamaknya al-qulub(ŏ ήΥAacuteέordf)

qulub ( permilordm οpermilήpermilΥAacuteέ) yang dalam terminologi kesehatan mental merupakan bagiandari fungsi-fungsi jiwa dan mental manusia secara berulang-ulangdisebut dalam al-Qurrsquoan lebih kurang 150 kata

Dari lebih kurang 150 kali kata qalb dimaksud lebih dari 10 ayatberisi pernyataan atau penjelasan bahwa di dalam hati (kalbu) manusiaitu terdapat penyakit Di samping itu dapat pula dikemukakan bahwadari lebih kurang 25 kali al-Qurrsquoan berbicara tentang penyakit denganberbagai derivasinya maka lebih dari 10 kali di antaranya membicarakanadanya penyakit yang terdapat di dalam qalb itu sendiri antara laindinyatakan sebagai berikut

Dalam hati mereka itu ada penyakit lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagimereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta (QS al-Baqarah2 10)

Pada ayat yang lain juga disebutkan yaitu

65

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu sebagaicobaan bagi orang-orang yang di hatinya ada penyakit dan yang kasarhatinya Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu benar-benardalam permusuhan yang sangat (QS al-Hajj22 53)

Al-Qurrsquoan tidak saja berbicara tentang penyakit-penyakit qalb tetapisekaligus pula menjelaskan mengenai penanggulangannya sepertidinyatakan dalam surat al-Rarsquod13 28yang berbunyi

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteramdengan mengingat Allah Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati (pikiran dan perasaan) menjadi tenteram (QS al-Ralsquod13 28)

Ayat-ayat di atas merupakan fakta bahwa al-Qurrsquoan telah meng-ungkapkan dasar-dasar kesehatan mental Namun perlu digarisbawahibahwa al-Qurrsquoan bukanlah buku kesehatan mental Al-Qurrsquoan adalahhudan yaitu kitab yang memberi petunjuk atas segala sesuatu bagi umatmanusia terutama dalam menjalani hidup dan kehidupannya secarabaik dan benar di bumi ini agar memperoleh kebaikan dan kebahagianhidup di akhirat kelak Wahyu Ilahi yang diabadikan dalam kitab sucial-Qurrsquoan tidak hanya berisikan doktrin-doktrin keimanan dan kewajiban-kewajiban religius atau petunjuk-petunjuk ritual semata melainkanmencakup berbagai pedoman bagi seluruh umat manusia dan merupakantibyacircnan li kulli syayrsquoi (QS al-Nahl16 89) dalam berbagai bidang danlapangan kehidupan seperti politik sosial ekonomi dan lain-lainnyaKarena itulah bagi orang beriman pesan-pesan al-Qurrsquoan dan Sunnahmerupakan konsep dasar dalam menentukan hakikat substansi danevolusi kehidupan manusia Muslim Sekurang-kurangnya dapat dikatakanbahwa al-Qurrsquoan menetapkan das sollen yang harus diterjemahkan menjadidas sein pada tingkat keseriusan yang tinggi sebagaimana Allah swtmemberi petunjuk kapada Nabi Yahya as dalam firman-Nya

Hai Yahya Ambilah kitab suci itu dengan penuh keseriusan (QSMaryam19 12)

hellip

66

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian paling tidak secara partikular al-Qurrsquoan berisikanberbagai petunjuk mengenai kesehatan mental sehingga tidak diragukanlagi bahwa Islam memiliki konsep-konsep kesehatan mental Karenaitu tidak bisa tidak konsep-konsep mengenai kesehatan mental dalamIslam haruslah digali dari al-Qurrsquoan dan Sunnah Nabi saw sebagai landasanteoritik keilmuannya Lebih-lebih lagi karena sifat hakiki dari kesehatanmental dalam perspektif Islam terletak pada sumber dan landasannyayang khas Islam pada satu sisi dan pada sisi lain terletak pada tujuannyayang diarahkan untuk mencapai cita-cita perwujudan hidup muslim yangbermental sehat agar dapat menyembah Allah dengan sebenar-benarnyaserta dapat mambangun struktur kehidupan duniawinya bersama-samadengan orang lain secara benar dan baik

Atas dasar itu maka konsep-konsep kesehatan mental yang bertentangandengan iman dan kesalehan serta tidak membantu dalam usaha mencapaitujuan hidup muslim merupakan kesehatan mental yang ditolak sertatidak mendapat tempat dalam khazanah keilmuan Islam meskipun teori-teori yang ditawarkan terlihat cukup rasional dan logis Itulah sebabnyakesehatan mental yang hanya bertujuan sukses duniawi saja atau semata-mata untuk mencapai kepuasan hidup di dunia belaka dengan mengabaikantujuan akhirat bukanlah konsep kesehatan mental yang Islami sepertidiingatkan al-Qurrsquoan dalam surat Yucircnus10 7-8 sebagai berikut

Sesungguhnya orang-orang yang tidak percaya akan adanya pertemuandengan Kami dan mereka telah merasakan suatu kepuasan (ketenteraman)dengan kehidupan dunia ini dengan melalaikan ayat-ayat Kami merekaitu tempatnya di neraka sebagai akibat dari apa yang mereka kerjakan(QS Yucircnus10 7-8)

Dapat diformulasikan bahwa kesehatan mental dalam perspektifIslam membuat rentangan sukses yang seimbang dalam serba-serbiyaitu kesuksesan duniawi dan kesuksesan ukhrawi seperti diabadikanpada sebuah dorsquoa dalam al-Qurrsquoan

67

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan diakhirat dan peliharalah kami dari siksaan api neraka (QS al-Baqarah2 201)

Bertolak dari uraian di atas jelas bahwa kesehatan mental dalamperspektif Islam yang menjadikan al-Qurrsquoan al-karim sebagai landasanteoritiknya menekankan arti dan hakekat kesehatan mental manusiauntuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat Artinya ialahbahwa kebahagiaan atau kesehatan mental Islami meliputi telaah yangmenyangkut segi-segi kehidupan duniawi dalam rangka mencapaitujuan ukhrawi Kesehatan mental di dunia mencakup kajian bagaimanamengupayakan agar kehidupan di dunia selamat dari berbagai gangguandan penyakit-penyakit yang mungkin menimpa jiwa seseorang denganmengimplisitkan nilai-nilai keselamatan di akhirat Hal itu berarti kesehatanmental dalam Islam senantiasa menginternalisasikan nilai iman danamal saleh dalam berbagai kajian dan tindakannya baik secara teoritikmaupun operasionalisasi praktisnya Inilah yang membedakan kesehatanmental dalam perspektif Islam dengan kesehatan mental lain pada umumnyaSekalipun begitu Islam tidak akan menafikan pengalaman-pengalamandan capaian-capaian yang telah diperoleh orang lain tentang kesehatanmental yang terbukti baik dan bermanfaat asalkan konsep dan aplikasinyatidak bertentangan dengan ajaran Islam

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental Islami ialahsuatu kajian yang bersifat teoretik dan praktik mengenai kesehatan mentalmanusia dengan mendasarkan konsep teoritiknya kepada al-QurrsquoanManakala sampai pada permasalahan tentang bagaimana operasionalisasisistemiknya dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan kesehatan mentalmaka tidak ada penghalang untuk memanfaatkan sepenuhnya setiaptemuan atau percobaan yang telah terbukti berhasil dilakukan oleh umatmanusia berbilang bangsa sepanjang tidak bertentangan dengan ajarandan konsep tujuan hidup Muslim

hellip

68

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Konsep Dasar Kesehatan Mental Dalam IslamPada prinsipnya konsep dasar kesehatan mental itu bersifat universal

karena obyek materinya adalah manusia Akan tetapi cara pandangyang berbeda tentang siapa sebenarnya manusia itu menyebabkan tiap-tiap mazhab psikologi berbeda pandangan dalam menetapkan konsepdasar kesehatan mentalnya

Mazhab behaviorisme misalnya terutama jika diperhatikan penjelasanyang dikemukakan oleh Albert Bandura seorang tokoh kontemporerbehaviorisme terlihat jelas bahwa mazhab ini memandang manusiabagaikan organisme pasif yang dikuasai oleh berbagai stimuli (stimulus)yang terdapat dalam lingkungannya Menurut konsep ini manusia dapatdimanipulasi atau dikontrol oleh stimuli-stimuli tertentu Tingkah lakumanusia sangat ditentukan oleh sejauh mana kesesuaian respons denganstimuli yang ada Terjadinya kelainan tingkah laku manusia itu menurutmereka hanya disebabkan terjadinya ketidaksuaian antara stimuli danresponsnya10

Mazhab psikoanalisis yang dikembangkan Freud memandangmanusia sebagai organisme yang reaktif karena dipengaruhi oleh naluri-naluri internal yang ada dalam diri manusia berupa eros (naluri hidup)dan tanatos (naluri perusak) Naluri untuk hidup ini dipengaruhi olehdorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan seksual dan kebutuhanpenjagaan terhadap diri Karena itu konsep kesehatan mental yangdikembangkan mazhab psikoanalisis ini lebih menonjolkan kajiannyapada perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan seksual manusia Hampirsemua analisisnya mengenai kesehatan mental manusia selalu dikaitkandengan masalah-masalah seks11

Adapun mazhab psikologi humanistik yang dipopulerkan Maslowmemiliki pandangan yang optimistis terhadap manusia dengan menekankanteorinya bahwa manusia itu mempunyai kemauan aktif untuk berkembang

10Albert Bandura Principles of Behavior Modication (New York Holt-Rinehartand Winston Inc 1979) h 73-75 Benjafield A History of Psychology (BostonAllyn and Bacon 1996) h 230-234

11Sigmund Freud An Outline of Psychoanalysis (New York Norton 1940)h 17-22 Karl Mannheim et al Sigmund Freud An Introduction (London Routledgeamp Kigan Paul Ltd 1950) h 10-12

69

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

secara sehat kalau kebutuhan-kebutuhan asasi manusia itu terpenuhisecara layak Kebutuhan yang mereka maksudkan meliputi kebutuhan-kebutuhan fisik kebutuhan tumbuh kebutuhan aman kebutuhanpengalaman baru kebutuhan kasih sayang dan kebutuhan penghargaanKebutuhan-kebutuhan itulah yang selalu menuntut untuk dipuaskanagar manusia memiliki mental yang sehat Jika tidak akan muncullahberbagai gangguan kesehatan mental12

Tampaklah sekarang bahwa setiap aliran psikologi memiliki perbedaanpandangan mengenai konsep dasar kesehatan mental sebagai pengaruhlangsung dari berbedanya cara pandang terhadap konsep manusia itusendiri Karena itu sifat dan spesifikasi konsep kesehatan mental dalamperspektif Islam dan yang membedakannya dari kesehatan mental lainnyaakan lebih mudah dipahami jika konsep manusia yang mendasari teorinyadicermati dengan saksama karena seperti telah dikemukakan bahwasuatu citra tentang manusia akan mempengaruhi pandangan tentangkonsep kesehatan mental

Berkenaan dengan itu pertama sekali perlu ditegaskan bahwa Islammengkonsepsikan manusia terdiri atas substansi fisik dan non-fisik jasmanidan rohani serta kelengkapan lainnya sebagai alat untuk mengembangkandan melaksanakan tugas-tugas kemanusiaannya seperti penginderaandan akal-pikiran sebagaimana dinyatakan dalam al-Qurrsquoan sebagai berikut

Dialah Tuhan yang menjelmakan segala ciptaan-Nya dengan kejadianyang indah dengan memulakan ciptaan manusia dari tanah Kemudianturunan manusia itu selanjutnya dijadikan dari saripati air yang hinaDisempurnakan-Nya ciptaan-Nya itu dengan meniupkan ruh (ciptaan)-Nya ke dalam ciptaan-Nya itu dan diciptakan-Nya pula bagi kamu pendengaran

12Abraham Maslow The Further Reaches of Human Nature (New York TheViking Press 1974) h 90-96

70

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

penglihatan dan afrsquoidah (pikiran dan perasaan) Betapa sedikit sekalikamu yang mensyukuri nikmat itu (QS al-Sajdah32 7-9)

Mengomentari ayat di atas Imam al-Ghazacirclicirc menulis

Insacircn adalah makhluk yang dicipta dari tubuh yang boleh dilihatoleh pandangan dan jiwa yang bisa ditanggapi oleh akal dan basirahtetapi tidak dengan panca indera Tubuh dikaitkan dengan tanah danruhnya pada nafs atau dirijiwa Yang dimaksud oleh Allah mengenairuh itu ialah apa yang kita ketahui sebagai jiwa atau al-nafs Denganayat ini Allah mengisyaratkan kepada orang yang berpandanganjauh bahwa jiwa atau al-nafs itu memiliki peran penting yang jauhlebih besar dari jasad yang terpacak ke bumi13

Berdasarkan keterangan Imam al-Ghazacirclicirc berkenaan dengan ayatdi atas terlihat jelas bahwa di dalam diri manusia itu terdapat unsur ruhyang memiliki peranan lebih dibandingkan dengan tubuh atau jasadmanusia Bahkan dapat dikatakan bahwa ruh (jiwamental) inilah yanglebih banyak mempengaruhi tindakan manusia

Sekalipun jiwamental itu dipandang memiliki peranan penting dalamkehidupan manusia tetapi bukan berarti Islam mengabaikan aspek jasadatau jasmaniahnya Bahkan melalui hadis Nabi dinyatakan bahwa manusiaberkewajiban untuk memenuhi segala yang dibutuhkan oleh kelengkapan-kelengkapan yang diberikan Tuhan kepadanya sebagaimana dinyatakandalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imamal-Bukhacircricirc sebagai berikut

Sesungguhnya Tuhanmu mempunyai hak atas kamu dirimu (jiwa)punya hak atas kamu Jasadmu punya hak atas kamu maka tunaikanlahhaknya masing-masing (Riwayat al-Bukhacircricirc)

Islam sebagai agama fitrah yang seimbang dalam serba-serbi ketikamenata kehidupan insani tidak saja mengakui adanya unsur rohanidan jasmani itu saja melainkan keberadaannya merupakan satu kesatuan

λΥſ Σſ fl ƒ άќ aeligĶΟ ōΥſ Ψωή yuml oline ŵέrsaquo ōΥſ Ψωή Ψoline Πιέrsaquo ōΥſ Ψωή ΨŖẃέ euroordf

13Abu Hamicirc d al-Ghazacirclicirc Mizan al-Alsquomal tahqiq Sulaiman Dunia (KairoDacircr al-Malsquoacircrif 1984) h 21

71

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang tak terpisahkan Dalam hal ini Islam selalu berusaha untuk meneguhkanpertautan yang berimbang dalam membina kepribadian setiap muslimkarena manusia dalam pandangan Islam tidak sekedar lembaga tubuhnyasaja dan tidak pula sekedar unsur rohani dan akal-pikirannya saja tetapimerupakan satu kesatuan dari seluruh unsur tersebut yang saling berkaitandan melengkapi

Ajaran Islam kata al-Syaibani tidak dapat menerima jasmani yangterpisah dari ruh atau rohani yang mendepak kebutuhan jasmaniah manusiaIslam hanya mengakui persenyawaan yang menyeluruh Itulah sebabnyaIslam tidak dapat menerima keperkasaan jasmaniah yang kering darisentuhan iman dan amal saleh serta tidak rela membiarkan manusiamenjadi seorang penaka bintang dalam kehidupan spiritualnya tetapikerdil dalam aspek jasmaniahmaterialnya14

Unsur rohani manusia butuh pada spiritual dan akal (intelek) butuhilmu pengetahuan sedangkan jasad atau jasmani menghendaki pemenuhankebutuhan biologis dan material Ketiga jenis kebutuhan ini spiritualintelektual dan material merupakan ldquolingkungan dalam bagi diri manusiayang paling hakikirdquo (intrinsic internal environmental) Dikatakan demikiankarena setiap individu sejak semula jadi telah menuntut kebutuhan inisesuai dengan fitrah kejadiannya Roh yang berasal dari tiupan ruh Tuhanmempunyai kecenderungan spiritual yang menuntut untuk dipenuhiJasmani yang berasal dari bumi (tanah) sebagaimana makhluk-makhlukbumi yang lain menuntut kebutuhan material Sedangkan akal menuntutkebutuhan pengetahuan sesuai dengan kedudukannya sebagai pengikatatau mata rantai penghubung atau antara jasmaniah dan rohaniah15

Karena itu sesuai dengan hadis Nabi yang dikutip pada bagianterdahulu maka ketiga kebutuhan tersebut perlu mendapat pelayananyang semestinya dalam membina kepribadian Muslim Mengabaikansalah satunya dengan memprioritaskan yang lain sama artinya denganmengkhianati fitrah kejadian manusia yang pada gilirannya akanmenimbulkan kepribadian yang serba labil

14Umar al-Toumy al-Syaibani al-Ushush al-Nafsiyah li Rialsquoayt al-Sabab(Beirut Dacircr al-Tarbiyah 1975) h 132

15Syed Muhammad al-Naquib al-Attas The Concept of Education in Islam(Kuala Lumpur Muslim Youth Movement of Malaysia (ABIM) 1980) h 27

72

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Menurut Islam unsur pokok dari mental manusia itu ialah kalbu(qalb) atau ldquohatirdquo Pada qalb inilah berhimpun kekuatan-kekuatan mental(muscles of mental) seperti kemampuan memahami dan kemampuanmerasakan Qalb inilah yang merupakan tempat berpusatnya penyakitdan gangguan kesehatan mental

Mengenai kemampuan qalb dalam memahami merenungkan danmengetahui atau yang seumpama dengan itu bisa dipetik dari penjelasan-penjelasan al-Qurrsquoan antara lain

Mereka mempunyai kalbu tetapi tidak digunakannya untuk memahami(QS al-Alsquoracircf7 179)

Allah menutup kalbu mereka sehingga mereka tidak dapat mengetahuilagi (QS al-Taubah9 93)

Tidaklah mereka merenungkan al-Qurrsquoan ataukah kalbu mereka sudahterkunci rapat (QS Muhammad47 24)

Kemampuan-kemampuan qalb dalam melakukan pemahamanpengertian pengetahuan dan lainnya juga disebutkan dalam al-Qurrsquoandengan istilah lsquoaql ((άΥΖ)

( ) merupakan syarat keimanan bersama-sama dengan pengikraran

) Karena itu tidaklah aneh jika 49 kali al-Qurrsquoan menyebut istilah lsquoaql tetapi tak satupun dalam bentuk katabenda mujarrad melainkan semuanya dalam bentuk kata kerja aktifHal ini besar kemungkinan disebabkan karena perbuatan memahami(talsquoaqqul) merupakan potensi dari qalb

Potensi lsquoaql yang melekat pada qalb seperti sudah disebutkan didepan berfungsi sebagai pengikat yang menghubungkan aspek jasmaniahdan rohaniah sejalan dengan pengertian lsquoaql itu sendiri yang dalambahasa Arab diartikan sebagai penghubung pengikat dan simpulan16

hellip hellip

hellip

16Ibn Manzur Lisan al-lsquoArab juz XIII h 485-486 Ahmad Mushtafa al-MaraghiTafsicircr al-Maraghi juz I (Mesir Mushtafa al-Babi al-Halabi 1978) h 82

73

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Jadi kedudukan akal sebagai mata rantai penghubung itu menyebabkanperanannya menjadi sangat penting Di sisi agama akal mendapat peng-hormatan yang besar sehingga para mujtahid menjadikannya sebagaimaslahah bagi asas hukum Sementara akal menjadi penentu pula untukmencari atau menetapkan maslahah tersebut

Demikian pula orang-orang yang telah merusak akalnya tidak lagidibebani kewajiban agama sama sekali karena dipandang sudah tidakdapat menghadirkan kalbunya dalam melaksanakan kewajiban agamanya17

Hal ini karena pengakuan dan pembenaran yang dibuat oleh kalbuyang selalu diistilahkan dengan tasdiq bi al-qalb

(άΥΖ)

( ) merupakan syarat keimanan bersama-sama dengan pengikraran merupakansyarat keimanan bersama-sama dengan pengikraran dengan lisandan perbuatan

Adapun kemampuan-kemampuan qalb dalam aspek emosi sepertikegembiraan ketakutan senang susah dan lain-lain yang seumpamadengan itu cukup banyak dijumpai dalam al-Qurrsquoan antara lain

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yangapabila disebut nama Allah gemetarlah kalbunya dan bila dibacakanayat-ayatnya bertambahlah iman mereka (sebab itu) kepada Tuhanlahmereka bertawakal (QS al-Anfacircl8 2)

Dan Allah tidak menjadikannya (bala bantuan) melainkan sebagai suatukegembiraan agar kalbumu menjadi tenteram (QS al-Anfacircl8 10)

Kelak akan Aku jadikan rasa ketakutan di dalam kalbu orang-orangkafir itu (QS al-Anfacircl8 12)

hellip

hellip hellip hellip

hellip hellip

17Muhammad al-Khudary Bek Ushul al-Fiqh (Kairo Dacircr al-Fikr 1981) h 93

74

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Secara implisit sejumlah ayat di atas mengisyaratkan bahwa al-qalb yang ada dalam diri manusia memiliki kemampuan memahami(cognitive) dan sekaligus kemampuan emosi (affective) Karena itugangguan-gangguan dan penyakit mental yang diderita oleh manusiaberpangkal pada qalb tersebut Agaknya karena itulah al-Qurrsquoan tidakmenyebutkan adanya penyakit akal tetapi justeru menyebut penyakitkalbu yang sekurang-kurangnya seperti telah disebutkan di depanditemukan lebih dari 10 ayat

Karena terdapatnya gangguan dan penyakit pada qalb maka al-Qurrsquoanmemberi petunjuk pula untuk mengobatinya sebagaimana firman Allah

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram denganmengingat Allah Ingatlah hanya dengan mengingat Allah kalbu (pikirandan perasaan) akan memperoleh ketenteraman (QS al-Ralsquod13 28)

Nabi juga bersabda

Tenangkanlah kalbumu setiap saat sebab jika ia kalut ia pun menjadibuta (riwayat Tabrani)

Pada hadis yang lain Nabi saw juga bersabda

Kebajikan ialah apa saja yang karenanya dapat menenangkan nafsdan menenteramkan qalb Dosa ialah apa saja yang menyebabkan nafsmenjadi tidak tenang dan qalb menjadi tidak tenteram (riwayat Ahmad)

Ayat dan hadis-hadis di atas memberi petunjuk yang jelas tentangpentingnya memelihara kalbu karena di dalam kalbulah sumber ber-semayamnya kebaikan kesehatan dan kebahagiaan Dalam hal ini Nabisaw bersabda

ŧ ωγΖ ŧ ήќ euroordf ōνθōΟ ŝΖ‛ ΗŖ ŝΖ‛ ordm οήΥέordf οſ rsaquoasymp

έordfŧ ũΪ ‛ ōβλωέordfỳ ΠιέordfeuroĶγΌordfrsaquoλωέordfŏ ήΥέordfΰŬЂrsaquoΰέōβηΪ oline Ũλωέordf ỳ Πιέordfŏ ήΥέordf λωέordf ηŋγΎψ ΰέrsaquo

Ђordfeuroordfrsaquo oline ŵέordf ŝΜΈβordfƒordfλήќaelig oline Ο ordfƒordfrsaquo oline Ο oline ŵέordfŏ ήΥέordf χμrsaquo Ђordf λήќ

ŧ ωγΖ ŧ ήќ euroordf ōνθōΟ ŝΖ‛ ΗŖ ŝΖ‛ ordm οήΥέordf οſ rsaquoasymp

έordfŧ ũΪ ‛ ōβλωέordfỳ ΠιέordfeuroĶγΌordfrsaquoλωέordfŏ ήΥέordfΰŬЂrsaquoΰέōβηΪ oline Ũλωέordf ỳ Πιέordfŏ ήΥέordf λωέordf ηŋγΎψ ΰέrsaquo

Ђordfeuroordfrsaquo oline ŵέordf ŝΜΈβordfƒordfλήќaelig oline Ο ordfƒordfrsaquo oline Ο oline ŵέordfŏ ήΥέordf χμrsaquo Ђordf λήќ

75

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ketahuilah bahwa di dalam diri manusia terdapat suatu mudghahjika ia baik maka baiklah seluruh tubuh tetapi jika rusak maka rusaklahseluruh tubuh itulah yang disebut kalbu (riwayat Syaikhani)

Bertolak dari uraian yang telah dikemukakan jelaslah bahwa letakkesehatan mental dalam Islam itu terpusat pada al-qalb Agaknya tidakkeliru jika dikatakan bahwa dalam terminologi kitab suci mental yangsehat disebut sebagai qalbun salim Qalb yang salim (sejahterasehat)bukan saja menghantarkan kebahagiaan di dunia tetapi juga sebagaimodal untuk mencapai kebahagiaan di akhirat

Qalbun salim yang berkaitan dengan kehidupan duniawi dilukiskanoleh Allah swt tentang Nabi Ibrahim yang memiliki kalbu yang sucidan sehat serta kukuh dalam menghadapi tantangan kaumnya tanpaada perasaan ragu-ragu tidak ada kekhawatiran kecuali hanya berimansepenuhnya kepada Tuhan Hal itulah yang menghantarkannya memperolehsukses gemilang dalam melaksanakan tugas-tugas kenabiannya Allahswt berfirman mengenai hal ini

Ketahuilah ketika ia (Ibrahim) kepada Tuhan dengan qalbun salim(kalbu yang sejahtera) dan berkata kepada bapaknya dan kaumnyaldquoApakah yang kamu sembah iturdquo (QS al-Saffat37 83-84)

Memang demikianlah sebagaimana yang dikemukakan ZakiahDaradjat bahwa keimanan itulah yang memupuk dan mengembangkanfungsi-fungsi jiwa dan sekaligus memelihara keseimbangan mentalserta menjamin ketenteraman jiwa18

Qalbun salim bukan saja menjamin kebahagiaan di dunia tetapisekaligus menjamin kebahagiaan di akhirat seperti dijelaskan dalamQurrsquoan

ŧ ωγΖ ŧ ήќ euroordf ōνθōΟ ŝΖ‛ ΗŖ ŝΖ‛ ordm οήΥέordf οſ rsaquoasymp

έordfŧ ũΪ ‛ ōβλωέordfỳ ΠιέordfeuroĶγΌordfrsaquoλωέordfŏ ήΥέordfΰŬЂrsaquoΰέōβηΪ oline Ũλωέordf ỳ Πιέordfŏ ήΥέordf λωέordf ηŋγΎψ ΰέrsaquo

Ђordfeuroordfrsaquo oline ŵέordf ŝΜΈβordfƒordfλήќaelig oline Ο ordfƒordfrsaquo oline Ο oline ŵέordfŏ ήΥέordf χμrsaquo Ђordf λήќ

18Zakiah Daradjat Kesehatan Mental h 101

76

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Pada waktu itu harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna (di akhirat)untuk menolong kecuali orang-orang yang datang menghadap Allahdengan qalbun salim (Qs al-Syualsquoracircrsquo26 88-89)

Demikianlah gambaran sepintas mengenai konsep dasar kesehatanmental dalam Islam yang memandang manusia dalam satu kesatuanutuh yang terdiri dari unsur rohani dan jasmani Kedua unsur ini salingmempengaruhi Pengaruh yang datang dari dunia sekitar akan dikelola dandiorganisir oleh al-qalb sebagai aspek penting dalam mentalitas kemanusiaanseorang muslim Jika qalb dengan segenap potensi-potensinnya berupakemampuan fikir dan kemampuan rasa itu terpelihara dengan baik makastimuli yang bagaimana pun buruknya tidak dapat menggoyahkannyaTetapi jika qalb ini lemah tidak bersentuhan dengan iman dan kesalehanmaka sangat memungkinkanqalb itu akan goyah Goyahnya qalb merupakanindikator adanya gangguan kesehatan mental

Jika ada pribahasa mengatakan al-lsquoaql al-salim fi jism al-salimal-salim(ΰέoline έordf ΰoline Ŵ ΰέoline έordf άΥΗέordf) maka

-salim fi qalb al-salim(ΰέoline έordf ŏ ήΤ ΰέoline έordf ΰoline ŵέordf) karenayang

maka tak salah pula jika dikatakan al-jism

al-salim fi qalb al-salim

al-salim(ΰέoline έordf ΰoline Ŵ ΰέoline έordf άΥΗέordf) maka

-salim fi qalb al-salim(ΰέoline έordf ŏ ήΤ ΰέoline έordf ΰoline ŵέordf) karenayang karena hanya di dalammental yang sehatlah terdapat jasad yang sehat sebab hanya di dalam kalbuyang sejahtera dari berbagai gangguan dan penyakitlah yang menghantarkanmanusia dapat meraih sukses di dunia dan sukses di akhirat

Beberapa Gangguan dan Penyakit Mental dalam IslamMenurut kesehatan mental dalam Islam bahwa seseorang yang

bermental sehat atau memiliki qalbun salim dicirikan kepada orang-orang yang menyembah Allah dengan penuh kesadaran dan penghayatanserta berkemampuan dalam membangun struktur kehidupan duniawinyabersama-sama dengan orang lain berdasarkan tuntunan syariah IslamAtau dengan singkat dapat dikatakan bahwa suatu hal yang menjadikriteria mental yang sehat dalam Islam itu ialah sejauh mana seseorangdapat melakukan secara baik dan benar mengenai hubungan vertikalnyadengan Tuhan serta hubungan horizontalnya dengan manusia (QSAli lsquoImracircn3 112)

77

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian manakala terjadi hambatan yang bersifat psikologisdalam mewujudkan kedua bentuk hubungan di atas maka Islam memandangkeadaan tersebut sebagai gangguan atau penyakit-penyakit mental Halitu berarti bahwa iman dan amal saleh atau ibadah dalam arti yang seluas-luasnya merupakan faktor penentu yang mempengaruhi tingkah laku manusia19

Menurut Islam selama iman dan amal saleh tetap terinternalisasidalam kepribadian seorang muslim maka hal itu sebagai pertanda bahwaseseorang itu telah memiliki kesehatan mental yang wajar dan akanmemperoleh sukses duniawi serta sukses ukhrawi Sebaliknya akibathampanya internalisasi nilai-nilai iman dan amal saleh yang terintegrasidalam diri seseorang akan menjadi sumber segala penyakit mentalMungkin penyakit-penyakit atau gangguan tersebut tampil dalam berbagaibentuk atau gejala yang teramati seperti riya nifaq hasad wis-waskibir dan lain-lain lagi yang seluruhnya merupakan perwujudan darial-amrad al-qalbiyah (penyakit-penyakit kalbu)

Berkenaan dengan jenis-jenis gangguan dan penyakit mental dalamkonsep kesehatan mental Islami Hasan Langgulung di dalam bukunyaTeori-teori Kesehatan Mental mengemukakan beberapa macam jenis-jenis penyakit mental yang dikemukakan oleh pakar-pakar Islam Penyakit-penyakit tersebut antara lain ialah riyarsquo hasad dan dengki rakus was-was bicara berlebihan melaknati orang janji bohong mengadu dombamencaci dari belakang marah bersangatan bakhil ketakutan berlebihansombong berbangga-banggam cinta dunia dan harta dan cinta pangkatkekuasaan20

Secara sepintas terlihat bahwa jenis-jenis gejala penyakitgangguanmental yang dikemukakan oleh pakar-pakar Islam terlihat berbeda denganyang dikenal pada kesehatan mental pada umumnya terutama yangberasal dari psikologi Barat Akan tetapi jika diperhatikan secara cermatmaka yang disebut oleh teori-teori Barat mengenai gejala-gejala dangangguan penyakit mental itu masih terkelompok di dalam bentuk-bentukatau jenis penyakit yang disebutkan di atas Dalam hal ini psikologi Baratcenderung memberi nama terhadap gejala-gejala yang bersifat khusus

19Langgulung Manusia dan Pendidikan h 32820Ibid h 328-361

78

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

seperti neurasthenia hysteria psichasthenia dan lain-lain lagi Sedangkanpara pakar Muslim lebih menekankan mengenai sebab-sebab terjadinyagangguan tersebut

Sebagai contoh dapat disebutkan bahwa phobia kompulsi dan obsesiyang terkelompok sebagai gangguan jiwa yang bersifat psychastheniaitu jika ditelusuri lebih lanjut akan ditemukan faktor-faktor penyebabnyayang sangat mungkin diakibatkan oleh salah satu atau lebih dari faktor-faktor penyebab yang disebut oleh pakar-pakar Islam di atas

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gejala-gejala gangguankesehatan jiwa yang banyak dibicarakan dalam teori kesehatan mentalBarat itu adalah akibat gangguan atau penyakit mental yang diistilahkandengan riyarsquo was-was rakus hasad dan lain-lain lagi

Mengapa penyakit-penyakit seperti yang dikemukakan oleh pakar-pakar kesehatan mental dalam Islam itu bisa timbul dalam diri manusiaDalam hal ini para teoritisi Muslim memberi jawaban bahwa sesungguhnyadi dalam diri manusia terdapat kelemahan tertentu yang senantiasadiintai oleh setan untuk menjerumuskan manusia Titik kelemahan itusebenarnya dapat dijaga dan dibentengi jika iman dan amal saleh tetapintegral di dalam kalbu manusia Sebaliknya apabila iman telah melemahmaka hal itu merupakan peluang bagi para setan untuk menggoda danmempengaruhi manusia dengan berbagai instrumennya sebagai stimuli-stimuli yang bersifat sursquo (jahat) dan tidak wajar

Beberapa titik kelemahan manusia itu antara lain dijelaskan Allahswt dalam al-Qurrsquoan yaitu

Pertama bersifat tergesa-gesa dan ceroboh seperti disebutkan dalamal-Qurrsquoan

Dan manusia berdorsquoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendorsquoa untuk kebaikanDan adalah manusia itu serba tergesa-gesa (QS al-Isracircrsquo17 11)

Kedua bersifat suka membantah seperti difirmankan-Nya

79

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalamal-Qurrsquoan ini bermacam-macam perumpamaan Dan manusia itu adalahmakhluk yang paling banyak membantah (QS al-Kahfi18 54)

Ketiga bersifat keluh kesah dan gelisah serta kikir Allah berfirman

Sesungguhnya manusia itu bersifat keluh kesah lagi kikir Apabila iaditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikania amat kikir (QS al-Malsquoacircrij70 20-22)

Keempat bersifat mudah putus asa dan putus harapan yang di dalamal-Qurrsquoan disebutkan

Manusia tak jemu memohon kebaikan dan jika dikenai malapetakaia pun putus asa lagi putus harapan (QS Fushshilat41 49)

Kelima bersifat penakut dan lemah sebagaimana dijelaskan dalamQurrsquoan

Manusia itu tercipta dalam keadaan lemah (QS al-Nisacirc4 28)

Keenam bersifat cinta harta seperti dikemukakan dalam al-Qurrsquoan

Sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta (QSal-lsquoAdiyat100 8)

Masih cukup banyak lagi penjelasan-penjelasan al-Qurrsquoan tentangsifat-sifat manusia baik yang bersifat positif maupun yang yang mengarahkepada sifat-sifat negatif

Adanya kecenderungan manusia untuk berbuat kebajikan dankejahatan itu tercermin dalam penjelasan al-Qurrsquoan pada surah al-Syamsayat 7-10 sebagai berikut

hellip

80

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dan jiwa serta penyempurnaan (penciptaan) Nya maka Allah mengilhamkankapada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan sesungguhnya beruntunglahorang-orang yang mensucikannya dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya (QS al-Syams91 7-10)

Adanya peluang bagi manusia untuk menempuh jalan kefasikanmerupakan sisi kelemahan manusia yang senantiasa ditunggu-tunggudan diintai oleh setan yang memanfaatkan setiap kesempatan itu untukmempengaruhi pikiran dan perasaan (af-idah) manusia agar mengikutiajakannya Dalam hal ini sebagaimana diisyaratkan dalam al-Qurrsquoanbahwa sasaran utama bagi setan adalah pikiran dan perasaan manusiaseperti dijelaskan dalam surah al-Anlsquoacircm ayat 112-113 sebagai berikut

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh yaitusetan-setan yang berwujud manusia dan jin sebagian mereka membisikkankepada yang lain dengan perkataan yang indah-indah untuk menipumanusia Dan juga agar fikiran dan perasaan (afrsquoidah) manusia yangtidak beriman pada kehidupan akhirat cenderung untuk mengikutibisikan itu mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengajarkanapa yang mereka (syaitan) kerjakan (QS al-Anlsquoacircm6 112-113)

Kemampuan setan mempengaruhi pikiran dan atau perasaan manusiaitu menyebabkan qalb menjadi goyah dan labil Dalam hal ini ada duakemungkinan yang akan timbul Pertama jika frekuensi kegoyahan itusampai merusak hubungan antara qalb dan nafs akan timbullah tingkah

81

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

laku neurotik Kedua jika kegoyahan itu merusak hubungan antara qalbdan ruh akan timbullah berbagai penyakit mental yang disebut denganistilah tingkah laku psychoses

Salah satu dari bentuk gejala tingkah laku psychoses itu ialah bahwaada sesuatu yang dirasakan oleh penderita yang tidak sesuai dengantindakannya tetapi yang dirasakannya itu tidak sesuai pula denganyang diucapkannya Inilah yang dinamakan dengan rusak akal yakniterputusnya hubungan antara unsur materialjasmaniah dengan unsurrohaniyah

Rusak akal atau gila (junun) dalam pandangan Islam terbagi dalamdua katagori Pertama disebut dengan ldquogila sungguhanrdquo (zunun asliy)Kedua disebut dengan ldquogila kambuhanrdquo atau ldquogila terputus-putusrdquo (zunun tari)

Di kalangan para fukaha masalah zunun (gila) ini banyak mendapatperhatian terutama karena berkaitan dengan kewajiban melaksanakanibadah seperti salat puasa zakat haji dan lain-lain Bagi zunun asliytidak ada kewajiban agama sama sekali sedangkan zunun tari (gilayang terputus-putus) maka pada waktu ia menderita penyakit itu makatidak ada beban kewajiban agama yang dikenakan padanya tetapi bilaia dalam keadaan sehat maka kewajiban agama tetap terpikul dipundaknya

Suatu hal yang menarik dari kesimpulan-kesimpulan hukum sepertidi atas ialah bahwa pakar-pakar Islam telah membuat pengelompokanmasalah tingkah laku psychoses sedemikian rupa yang merupakan kajianmenarik di kalangan pakar-pakar kesehatan mental dewasa ini Hal itumerupakan salah satu indikator bahwa Islam sangat menaruh perhatianterhadap masalah-masalah kesehatan mental

Contoh lain dapat dikemukakan bahwa akibat hilang akal (zunun)dapat mempengaruhi dalam meringankan tanggung jawab pidana daripelakunya di pengadilan Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor-faktorkesehatan mental turut dipertimbangkan dalam penetapan hukum Islam

Lebih dari yang disebutkan di atas Islam menganjurkan kepadapemeluknya jika ditimpa oleh sesuatu penyakit baik fisik maupun mentalagar segera berobat Menurut Islam atas izin Tuhan tidak ada penyakityang tidak dapat disembuhkan terutama jika dilakukan secara tepatdan benar Inilah salah satu makna dari pernyataan Allah ldquoBertanyalahkamu pada yang ahlirdquo (QS al-Nahl 43)

82

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Rasulullah saw bersabda

Dari Abu Hurairah ra Nabi saw bersabda lsquoBagi setiap penyakit yangditurunkan Allah maka akan ada obat yang diturunkannyarsquo (RiwayatBukhacircricirc)

Selain anjuran berobat sebagai tindakan kuratif Islam juga memberikanperingatan ldquowanti-wantirdquo kepada pemeluknya agar terhindar dari berbagaipenyakit termasuk penyakit dan gangguan kesehatan mental

Berkenaan dengan itu Islam mengajarkan untuk memelihara diriagar jangan sampai tertular oleh moral yang jelek seperti dinyatakanNabi saw bahwa sulsquou al-khuluqi tursquodi (moral jelek itu menular) Demikianpula Islam menganjurkan agar memelihara keturunan dari penyakityang diperkirakan dapat menular kepada anak cucunya sebagaimanaSabda Nabi saw yang berbunyi

Pilihlah (tempat yang sesuai) untuk benih (sperma) mu karena keturunanmempunyai pengaruh besar yang bisa mengelirukan (riwayat Ahmad)

Jauhilah (hati-hatilah) daun hijau beracun yang berkembang mekarDaun hijau beracun yang manakah yang engkau maksudkan itu yaRasulullah Maka Nabi menjawab Itulah wanita yang cantik tetapitumbuh di tanah lumpur yang buruk (riwayat Ahmad)

Berdasarkan hadis di atas jelas terlihat bahwa Rasul saw mengingatkanagar dalam memilih jodoh hendaklah diambil wanita baik-baik sehatdan berasal dari keturunan yang sehat pula serta tidak dari keturunanyang sangat mungkin membawa bibit-bibit penyakit termasuk penyakitmoral yang diistilahkan dengan hadrau al-diman

laquo ‛ radic lozẃΗέordf euroōΟ ΰΪ ΠΎιέordf ordfrsaquoǾŨ

ΰΩōψordfηβ έordf microordfẃΈǽrsaquoōβrsaquo άωΥΟmicroordfẃΈǽōψ ηβ έordfŸōΥΟ ĝ ordf Ÿο‛ asymp Ωsumẃγέordf ņω⅜έordf ŧ ŗמγέordf microōιoline Ǻέordf

laquo ‛ radic lozẃΗέordf euroōΟ ΰΪ ΠΎιέordf ordfrsaquoǾŨ

ΰΩōψordfηβ έordf microordfẃΈǽrsaquoōβrsaquo άωΥΟmicroordfẃΈǽōψ ηβ έordfŸōΥΟ ĝ ordf Ÿο‛ asymp Ωsumẃγέordf ņω⅜έordf ŧ ŗמγέordf microōιoline Ǻέordf

laquo ‛ radic lozẃΗέordf euroōΟ ΰΪ ΠΎιέordf ordfrsaquoǾŨ

ΰΩōψordfηβ έordf microordfẃΈǽrsaquoōβrsaquo άωΥΟmicroordfẃΈǽōψ ηβ έordfŸōΥΟ ĝ ordf Ÿο‛ asymp Ωsumẃγέordf ņω⅜έordf ŧ ŗמγέordf microōιoline Ǻέordf

83

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Demikianlah gambaran tentang gangguan-gangguan dan penyakit-penyakit mental dalam tinjauan kesehatan mental Islami Dalam halini jelas terlihat bahwa Islam memberikan dorongan yang kuat bagi parapemeluknya untuk melakukan tindakan kuratif dan preventif terhadaphal-hal yang memungkinkan timbulnya berbagai penyakit atau gangguankesehatan mental tersebut

84

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

PANDANGAN PENDIDIKAN ISLAMTERHADAP TEORI BELAJAR DISIPLIN

MENTAL HUMANISTIK

Pendahuluan

Salah satu di antara teori belajar yang telah lama muncul dalambentuknya yang telah mengalami pembaharuan dan hingga kini

masih berpengaruh dalam dunia pendidikan ialah teori Disiplin MentalHumanistik (Humanistic Mental Disciplin) Dalam hal-hal tertentu teoriini memiliki persamaan dengan teori belajar yang berkembang dalamIslam sehingga kadang-kadang terutama yang kurang hati-hati bisaterjebak kagum sambil mengidentikkannya dengan teori belajar IslamPadahal dalam beberapa hal yang prinsipil tidak dapat diidentikkan dengankonsep teori belajar Islam

Atas dasar itulah uraian-uraian berikut mencoba mengetengahkanhasil penelusuran singkat tentang hakikat teori belajar Disiplin MentalHumanistik (untuk selanjutnya disingkat Mental Humanistik) yang kemudianakan didiskusikan dengan konsep pendidikan Islam Dengan harapansuatu pengenalan terhadap konsep teori belajar Mental Humanistik akanlebih memadai sehingga bisa terbedakan dengan konsep pendidikan Islam

Hakikat Belajar Menurut Disiplin MentalSebelum lebih jauh membicarakan teori belajar Mental Humanistik

perlu diketengahkan terlebih dahulu hakikat dan pengertian ldquoDisiplinMentalrdquo

85

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Rumpun teori Disiplin Mental yang terdiri dari empat kelompokteori belajar (Humanistic Theistik Natural Unfoldment dan teori Appersepsi)berakar pada teori bahwa manusia tersusun dari dua subtansi yaitumind dan organisme biologis Mind merupakan subtansi non-fisik yangdapat dikembangkan melalui latihan Ingatan keinginan pertimbanganketetapan hati dan yang sejenisnya merupakan ldquootot-ototrdquo (muscles)bagi mind Jika otot-otot fisik dapat dilatih dan dikembangkan makaotot-otot mind dapat dilatih menuju kesempurnaannya Kualitas dankuantitas latihan yang diberikan kepadanya akan menentukan tarafkemampuannya Jika latihan diberikan secara adekwat maka mindakan beroperasi secara otomatis (Bigge 1982 10-11)

Dengan demikian maka belajar bagi Mental Humanistik adalah upayamemperkuat unsur mental melalui pendisiplinan kemampuan-kemampuanmind yang pada gilirannya akan menghasilkan kualitas yang intelijenDengan kata lain belajar adalah melatih kemampuan rasional

Kalangan Disiplin Mental percaya sepenuhnya bahwa manusia yangbenar-benar manusia apabila ia dikontrol oleh rasionalnya Bila rasionalitasmanusia dilatih sedemikian rupa maka manusia akan mampu memecahkansegala macam problema Sesuai dengan itu maka belajar merupakanproses pembentukan jiwa yang rasional yang dengan demikian berbagaimacam kekuatan mental seperti imajinasi ingatan keinginan dankemampuan berfikir merupakan proses pendisiplinan mental (Bigge1982 24) Orientasi seperti ini merupakan salah satu perbedaan yangcukup prinsipil antara teori Disiplin Mental dengan teori belajar lainnyabaik teori-teori yang dibangun atas pandangan behavioristik maupunteori-teori kognitif

Teori behavioristik misalnya memandang manusia sebagai organismeyang pasif dan dikuasai oleh stimulus-stimulus lingkungannya Iniberarti bahwa manusia dapat dikontrol melalui stimulus-stimulus yangdikondisikan sedemikian rupa Sementara teori kognitif memandangmanusia sebagai sumber dari semua kegiatan Manusia bebas membuatpilihan dalam setiap situasi atas dasar kesadaran dirinya (self awareness)sebagai suatu wawasan untuk menumbuhkan semacam ldquopemahamanatau pengertianrdquo yang sering disebut dengan istilah insight (Soemadi1983 14-15)

86

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dapat disimpulkan bahwa ciri utama Disiplin Mental yaitu membelajarkanmanusia bukan melalui stimulus-stimulus yang dikondisikan dan bukanpula melalui proses pengembangan insight melainkan melalui prosespendisiplinan mental dengan memberikan latihan-latihan terhadap mind

Sistem Psikologi Mental HumanistikSistem psikologi Mental Humanistik berakar pada pemikiran humanisme

klasik (classical Humanism) yang menurut mereka semata-mata didasarkanpada nilai dan kepentingan hidup manusia Pemikiran humanisme klasikdilandasi oleh pemikiran Yunani kuno yang memandang rational mind(akal) sebagai sumber kebajikan tertinggi bagi manusia Karena keistimewaaninilah menyebabkan kaum humanis lebih mempercayai akal dari padawahyu sebagaimana mereka mengatakan bahwa manusia ternyatalebih baik dari kitab suci (Bigge 1982 28)

Tokoh-tokoh yang mempengaruhi humanisme klasik ialah parafilosof abad ke 4 SM terutama Plato dan Aristoteles Inti pemikiran Platoyang menjadi acuan psikologi humanistik ialah bahwa mind merupakansuatu subtansi non-fisik yang berhubungan erat dengan tubuh tetapiperbedaan keduanya cukup nyata terutama karena fisik menghendakiruang dan waktu sedangkan mind tidak

Bagi Plato mind yang kadang-kadang disebut juga ldquojiwardquo yang berasaldari ldquodunia iderdquo merupakan sesuatu yang adikodrati dan tidak mengalamiperubahan sedangkan dunia fisik akan terus menerus mengalami perubahanOleh karena itu maka pengetahuan yang benar mestilah berasal daridunia ide Manusia menurut Plato telah membawa ide (ide bawaan)dari dunia ide yang menjadi milik jiwa yang rasional Karena itu manusiaperlu diingatkan kembali kepada dunia ide yang telah dilihatnya sebelumia hidup di dunia sekarang ini (Hadiwijono I 1983 43)

Lebih lanjut Plato memisahkan jiwa manusia menjadi tiga unsuryaitu akal kehendak dan keinginan Akal berkaitan dengan kebijaksanaankehendak berkaitan dengan keberanian dan keinginan berkaitan denganpengendalian diri Unsur yang terakhir ini sama sekali tidak dapat mengaturdirinya sendiri melainkan harus dikontrol oleh ldquojiwa rasionalrdquo (Haroldet al 1983 67)

87

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Bagi Aristoteles murid Plato yang paling jenius ini meskipun dalambeberapa hal berbeda pendapat dengan sang guru karena memandangmind bukan sebagai subtansi tetapi lebih merupakan bentuk namunia juga berkesimpulan bahwa akal dan jiwa rasional merupakan kekuatantertinggi yang dimiliki manusia Dengan demikian baik Plato maupunAristo yang merupakan tokoh sandaran klasik kaum humanis menganggapbelajar itu memberikan pendidikan bagi akal disamping pendidikan yangberkaitan dengan seni-satera untuk mengarahkan kehendak dan keinginanmenjadi lebih baik bagi kepentingan kemampuan intelektual manusia

Pada umumnya para pendukung teori ini berpendapat bahwa sifatrasional manusia merupakan evidensi tersendiri Permulaan dan akhirdari keaktifan manusia terletak pada rasionalitas itu Konsep ini melahirkankonsep dasar tentang pembebasan yakni keunggulan rasio bisa membebaskandiri dari hal-hal yang merendahkan martabat kemanusiaan sepertikebodohan keraguan dan ignoransi Sebab itu maka transfer belajaryang mereka kembangkan ialah bagaimana mengolah mind sebaik-baiknya (Bigge 1982 11)

Tampaknya teori ini memandang rasionalitas manusia bagaimanalahan subur yang harus diolah dan ditanami dengan bibit-bibit unggulagar hasilnya memuaskan Robert M Hutckins tokoh kontemporer abadke 20 yang mendukung teori ini membuat pernyataan bahwa tugasmanusia adalah mengubah alam sekitar dan bukan menyesuai denganperubahan Karena itu tutur Hutchin selanjutnya peserta didik harusdipersenjatai dengan sebaik-baiknya Senjata itu adalah nilai-nilai yangtinggi Nilai-nilai tertinggi yang dimaksudkan kalangan Mental Humanistikadalah belajar untuk berfikir (learning to reason)

Agaknya timbul pernyataan mengapa rasionalitas yang harus diolahHal ini tiada lain karena mereka percaya bahwa jiwa rasional yang dimilikimanusia menempati kedudukan yang dominan dalam kehidupan manusiatermasuk dalam aspek moral sebagaimana yang telah digariskan olehPlato bahwa rasionalitaslah yang mengarahkan moral Akal itu merdekadan abadi dalam wataknya yang esensial dan hanya akal sajalah yangdapat masuk dalam watak benda-benda Setiap orang pasti memilikinyahanya saja bagi yang tidak terlatih menyebabkan akal itu dalam keadaanistirahat Bagaimana membangunkan akal dari ketidurannya merupakanfungsi utama belajar yang karenanya fungsi transfer belajar bagi Mental

88

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Humanistik ialah bagaimana upaya pendidikan agar kemampuan berfikiritu benar-benar terlatih secara adekwat

Baik para tokoh klasiknya maupun yang kontemporer berpandanganoptimis terhadap pendidikan kecerdasan khususnya dalam pandanganmereka bahwa manusia yang pandai adalah manusia yang bermoraltinggi sebab mengetahui yang benar berarti melakukakannya sebaliknyakejahatan tak lain hanyalah disebabkan kebodohan

Asumsi selanjutnya yang mereka kemukakan tentang moral ialahbahwa asal moral pada dasarnya bersifat netral tidak berkecenderunganpada kebaikan dan kejahatan Dari segi ini tampak perbedaan yang jelasantara teori ini dengan kalangan Disiplin Mental Teistik yang dimotorioleh pendidikan geraja mdashterpengaruh oleh kepercayaan dosa warisanmdashberanggapan bahwa dasar moral manusia pada dasarnya jahat Jugaberbeda dengan teori Natural Unfoldment yang sama-sama dari rumpunDisiplin Mental menganggap asal moral manusia pada dasarnya baikSedangkan teori-teori belajar yang lain tampak kesesuaiannya denganMental Humanistik dalam hal menyatakan sifat dasar moral manusiabersifat netral

Meskipun teori mereka ini mempunyai kesimpulan yang sama dengansebahagian besar teori-teori belajar yan lain tapi bukan berarti dasar dantitik tolak pandangan mereka sama khusus dalam hal-hal yang mempengaruhimoral itu sendiri Bagi Mental Humanistik seperti juga telah dikemukakandi atas berasumsi bahwa hanya akal atau kemampuan fikirlah yangmengarahkan dan mempengaruhi moral manusia Ini berarti bahwasubstansi mind bersifat aktif Jelasnya segenap hasil dari tindakan manusiaberasal dari dalam dan bukan dari luar sebagaimana kebanyakan dikemukakanoleh teori belajar yang lain Teori Behavioristik misalnya mengemukakanbahwa stimulus-stimuluslah yang mempengaruhi tindakan manusia

Jadi kalau kebanyakan teori belajar menyatakan bahwa sifat dasarmoral manusia bersifat netral tetapi sifat kenetralannya kemungkinanpasif atau reaktif namun bagi Mental Humanistik bersifat netral-aktifIni berarti bahwa manusia bagi mereka harus dipandang dari dua sisiPertama bahwa asal moral manusia sama sekali tidak berpihak padakebaikan dan kajahatan Kebaikan dan kejahatan hanya berkaitan dengankualitas rasional seseorang Kedua bahwa rasio itu sendiri bersifat aktif

89

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang karenanya tugas pendidikan hanya menyempurnakan keaktifanitu sendiri

Penekanannya Dalam MengajarOleh karena intelek manusia hanya akan berfungsi dengan baik jika

mendapat latihan secara maksimal maka yang perlu mendapat tekanandalam mengajar ialah melatih kemampuan fikir peserta didik agar mampuberfikir rasional Tugas guru kata mereka bukanlah agar peserta didikldquopandai berfikirrdquo tetapi melatihnya agar memiliki kemampuan berfikirSebab itu proses belajarnya bukan terpusat pada instruksional tetapilebih mementingkan proses penemuan (discovery)

Mortimer J Adler seorang tokoh utama Disiplin Humanistik abadke 20 seorang pengagum Robert Hutchin dan ketua kelompok Padeia (thePaideia gorup) yang banyak melakukan kritik terhadap model pendidikandi Amerika sekarang ini yang menurut pendapatnya terlalu verbal danlebih bersifat menggurui peserta didik mengatakan dalam ulasannya

Belajar yang sesungguhnya mestilah bersifat aktif tidak pasif Belajaritu bagaimana menggunakan fikiran dan tidak sekedar daya ingatanBelajar itu adalah proses penemuan yang para peserta didiknyamerupakan agen utama dan bukan guru (Adler 1982 34)

Dengan pendapat itu maka tugas guru adalah membantu penemuandan membangkitkan aktivitas pikiran siswa Meskipun begitu Adler jugamengakui fungsi instruksional tetapi hanya sebagai alat untuk menolongpeserta didik yang lemah Bagaimana caranya membantu peserta didikdalam proses penemuan itu Dalam hal ini Adler kembali memberikanpenjelasan sebagai berkut

Dengan mengundang dan melayani pertanyaan-pertanyaan denganmendorong dan memelihara usaha mencari tahu dengan menyelaisecara membantu berbagai latihan dan drill yang beragam denganmembimbing diskusi-diskusi dengan memberikan ujian-ujian yangmenimbulkan respon-respon konstruktif tidak hanya membuat tandaperiksa pada formulir-formulir yang dicetak (Adler 1982 35)

90

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Mungkin juga benar seperti dikemukakan Adler selanjutnya bahwaada kemungkinan proses penemuan itu terjadi tanpa bantuan tetapi halini hanya terbatas bagi yang jenius sedangkan kebanyakannya memerlukanbantuan Disinilah guru berfungsi sebagai pembantu dalam proses penemuanbukan sebagai orang yang tahu yang berusaha memasukkan pengetahuanyang mereka punyai ke dalam pikiran-pikiran peserta didiknya

Dari pernyataan-pernyataan Adler ini tampaknya bahwa yangdipentingkandalam mengajar bagi kalangan Mental Humanistik ialah mengembangkan-potensi fikir peserta didik sedemikian rupa melalui berbagai macam latihanpenemuan (discovery) Karenanya pula mereka lebih mengandalkanmetode pengajaran Socrates suatu cara mengajar yang disebut meieutickarena cara itu dianggap unggul dalam membantu siswa dalam melahirkanide-ide Cara tersebut seperti telah diterangkan Adler di atas ialah denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik guna membantumeningkatkan pikiran dari suatu keadaan kurang memahami kepadakeadaan lebih memahami atau mengapreasi

Pandangan Pendidikan Islam Suatu EvaluasiPertama-tama haruslah digarisbawahi bahwa gagasan teori belajar

dalam Islam berakar pada gagasan Islam mengenai alam semesta danmanusia mikrokosmos penciptaan Adanya pertanyaan-pertanyaanseperti adanya Tuhan penciptaan dunia tuntutan kepada kebenarankemerdekaan kehendak dan lain-lain menjadi sangat penting dalamteori belajar Islam yang pada hakikatnya bersifat metafisika Suatuteori yang bersifat negatif terhadap Tuhan wahyu alam semesta danmanusia tidak dapat diterima dalam konsep Islam Karenanya Islamtidak akan mempersoalkan konsepsi belajar humanistik yang menekankankepentingan untuk semua dan sesama manusia Islam hanya menjadikeberatan ketika keberadaan manusia diletakkan melebihi keberadaanTuhan dan akal melebihi keunggulan wahyu sebagaimana yang dipamerkanoleh kaum humanis

Secara historik antara rasio dan wahyu dalam Islam memang pernahdipertentangkan dan sampai kini imbasnya masih tetap berlanjut tetapipenyelarasan pemahaman terhadap keduanya telah dilakukan dan ternyatawahyu tidak pernah diturunkan Sejumlah tokoh pengagum rasio dalam

91

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Islam seperti al-Kindicirc Ibn Sicircnacirc dan Ibn Rusyd tidak pernah berhasilmenggoyahkan Suhrawardi al-Ghazacirclicirc Ibnu Taimiyah dan lain-lainnyadengan gemilang menegakkan ketiggian wahyu

Sekalipun al-Kindi al-Facircracircbicirc dan Ibnu Sicircnacirc banyak dipengaruhioleh Plato dan terutama Aristoteles tetapi mereka tidak pernah mengadopsiajaran-ajaran Aristoteles yang nyata-nyata bertentangan dengan IslamMereka kebanyakan hanya memanfaatkan metode-metode argumentasiyang logis dari Yunani sementara materi ajarannya berdasarkan ajaranwahyu Karenanya apabila ada anggapan bahwa para filosof Muslimgaya Aristoteles telah menyembelih keyakinan agama merupakankekeliruan Yang mereka tekankan adalah penggunaan akal sebagaipelengkap wahyu Ibnu Rusyd dan Ibnu Thufail pentolan-pentolan rasiodi dunia Islam (Spanyol) yang meyakini keselarasan wahyu dan akalpada akhirnya setuju bahwa wahyulah yang dapat melindungi manusiadari kekeliruan Abtsal sang pahlawan Ibn Thufail dalam nofel filsafatnyaHayy bil Yaqzan telah nyata-nyata menerima wahyu sebagai penyelamatyang aman Menurut Hayyi rasio murni pada akhirnya berbahaya walaupundengan rasio itu juga ia bisa sampai pada kesimpulan yang sama denganagama tapi tak pernah puas akan kepastiannya mecuali setelah memperolehrincian dari wahyu (Goodman 1972 65)

Novel Hayy bin Yaqzan yang banyak dijadikan rujukan bagi pendidikanakal dalam Islam bahkan mempunyai pengaruh yang luas dalam pendidikannaturalisme Barat ternyata tidak pernah menyatakan bahwa kemampuanakal melebihi kitab suci seperti yang dikumandangkan kalangan humanismeklasik

Konsep belajar dalam Islam tidak sekadar pemenuhan kebutuhanrasio tetapi meliputi pemenuhan segenap kebutuhan rohani dan jasmaniyang seimbang yang serba serbi Benar bahwa mind yang dimiliki manusiamerupakan lahan yang harus disemai dengan benih-benih pilihan Hanyasaja tidak dibatasi pada kemampuan pikir semata melainkan juga zikirsebab konsep akal dalam Alqurrsquoan merupakan perpaduan dan keselarasanfakultas fikr dan zikir atau rasio dan intelek (Djarsquofar Siddik 1988 92)

Memang al-Qurrsquoan berulang kali memberi dorongan kepada manusiaakan menggunakan rasionya agar sekuat tenaga untuk melakukan observasiempiris terhadap alam raya beserta segenap isinya Tetapi hendaklah

92

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

diingat bahwa dalam waktu yang sama Alqurrsquoan juga menganjurkanagar manusia menggunakan inteleknya sekaligus sehingga rasio danintelek dapat bekerjasama dalam satu jaringan kesatuan Dengan caraitu maka capaian akal tidak akan berat sebelah kepada salah satu keduanyaHal ini nampak jelas dari penggambaran Alqurrsquoan mengenai manusiayang mendapatkan julukanulu al-albab yaitu orang-orang yang menggunakanintelek dan rasionya secara bersama-sama dalam melakukan observasiterhadap alam raya sebagaimana dijelaskan Tuhan dalam firman-Nya

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinyamalam siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau dudukatau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentangpenciptaan langit dan bumi (seraya berkata) ldquoya Tuhan kami tiadalahEngkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau makapeliharalah kami dari siksa api nerakardquo (QS Ali lsquoImracircn3 190-191)

Sekurang-kurangnya ayat di atas telah memberikan penjelasanbahwa orang-orang yang menggunakan akalnya secara baik dan benar(ulu al-albab) dalam usaha mereka memahami rahasia alam jagat rayaini dilaksanakan melalui dua sarana sekaligus yaitu zikir (yadzkurunaAllah) dan fikr (yatafakkaruna fi khalq al-samawati wa al-ardl) Dalamhal ini Musthafa al-Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan bahwauntuk memperoleh hidayah dan keutamaan akal tidak akan mencukupijika hanya dilakukan dengan zikir semata melainkan harus dibarengidengan fikir Dengan kedua cara itulah demikan Al-Maraghi menyimpulkanmanusia akan memperoleh keberuntungan dan keselamatan Hanyaorang-orang yang berzikir lagi berfikir sajalah yang dengan benar dapatmemahami rahasia alam jagat raya dan tahu manfaat dan kegunaanciptaan-ciptaan-Nya itu untuk maslahat-maslahat yang benar

Secara harfiah zikir berarti menyebut nama Tuhan berulang-ulanguntuk mengingat Tuhan dengan bacaan-bacaan tertentu sebagai upacararitual peribadatan Akan tetapi yang dimaksud dengan zikir tidak terbatassampai di situ melainkan sebagai sikap mental yang tumbuh akibat darihubungan yang terus menerus dengan Yang Maha Mutlak sehinggamenumbuhkan kesadaran moral yang mampu mengatasi berbagai problemayang secara lahiriyah tampak rumit

93

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Zikir merupakan manisfestasi intelek sementara fikir sebagai manisfestasijiwa-rasional yang kedua-duanya tergabung dalam pengertian akal menurutIslam Dapatlah dikatakan bahwa dalam perspektif Islam akal merupakankesatupaduan intelek dan rasio tanpa dikotomi sebagaimana juga Islammemandang manusia dalam kesatuan rohani dan jasmani Melalui rasionyamanusia memperoleh informasi yang diterimanya melalui saluran inderawikemudian mengolahnya dengan informasi-informasi lain yang pernahditerimanya dengan membuat serangkaian analisis dan sintesis Padasaat yang sama intelek manusia yang kaya dengan nilai-nilai moraletika dan cinta akan memberikan arah kepada rasio dan mengambilkesimpulan-kesimpulan atau dalam menentapkan berbagai keputusanItulah yang disebut sebagai akal yang sehat (al-lsquoaql al-salimi) yang hanyaterjadi jika aspek fikir dan zikir dikembangkan secara simultan Jikatidak maka akibatnya bisa fatal dan desruktif sebab kesimpulan danatau keputusan-keputusan yang ditetapkan akal hanya berdasarkanpertimbangan fikir atau rasio semata bukanlah sebagai keputusan akalyang utuh dan sehat Suatu keputusan akal yang utuh dan sehat bukansaja benar secara rasional melainkan juga dapat dipertanggungjawabkansecara moral

Muhammad Iqbal filosof dan penyair muslim kenamaan dari Pakistandalam karya-karyanya banyak menyinggung tentang pentingnya zikirdan fikir penting diperhatikan jikwa ingin membangun kembali agamadan peradaban Islam Dalam bukunya Javid Namah (Kitab keabadian)antara lain dia menulis

Faqir Qurrsquoani memadukan zikir dan fikirTak pernah kelihat kesempurnaan fikir tanpa zikir

Menurut Iqbal zikir dan fikir adalah dua pendekatan yang mestidipadukan dalam kehidupan Yang pertama merupakan pendekatan imantransendental dan vital Sedangkan yang kedua merupakan pendekatanrasional sekalipun bertenaga kuat namun tanpa pendekatan pertamaakan layu dan hampa

Betapa pentingnya memadukan fikir dan zikir rasio dan intelekotak dan kalbu dalam penyelenggaraan pendidikan akal menurut konsepIslam merupakan tanggung jawab yang besar bagi segenap penyelenggaraanpendidikan Islam masa kini dan masa mendatang Penekanan unsur

94

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rasio saja seperti yang dikonsepsikan teori belajar Mental Humanistikbertentangan dengan konsep Islam

Bagi seorang muslim manusia lahir dalam keadaan fitrah yangberarti telah memihak pada kebenaran Tuhan Kalaupun pada akhirnyaada manusia yang melakukan kejahatan ketika berinteraksi dengandunia luarnya maka hal itu merupakan konsekuensi logis dari kemerdekaandan kebebasan yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk memilihberiman dan atau membangkang (QS al-Kahf18 29) Kebebasanuntuk memilih itu lengkap tersedia prasaranana fa alhamaha fujuraha wa taqwaha (QS al-Syams91 8)

Dengan demikian Islam tidak sependapat dengan Mental Humanistikyang memandang manusia sebagai netral tidak berpihak pada kebaikanIslam dengan konsep fitrah telah dengan tegas memandang manusiaberpihak pada kebenaran Kalau toh manusia melakukan tindakan kejahatanmaka hal itu merupakan hasil interaksi yang keliru dari suatu pilihankeliru dan menyimpang sehingga terpengaruh melakukannya danuntuk itu ia harus mempertanggungjawabkannya di pengadilan Tuhan

Islam tidak menolak berbagai macam teknik dan metode mengajaryang dipandang terbukti berhasil asal penerapannya dilakukan secaraproporsional misanya penggunaan metode discovery yang diunggulkanoleh Mental Humanistik Akan tetapi perlu dicatat bahwa metode discoveryselalu diawali dengan premis kesangsian Karenanya metode ini hanyacocok untuk yang fisika tetapi tidak yang metafisika juga tidak untukmoral Dalam Islam proses untuk memperoleh kebenaran bukan melaluipremis kesangsian sebagai yang diunggulkan oleh Cartesian tetapi melaluikeyakinan atau premis kepastian yaitu kepercayaan akan adanya yangGhaib Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana

PenutupUraian isi tidak semestinya jika harus diakhiri sampai di sini karena

banyak hal yang masih belum diungkapkan secara rinci Akan tetapi secaraglobal telah memadai untuk mengenal teori Belajar Mental Humanistik danperbedaan-perbedaan padangan yang prinsipil dengan konsep pendidikanIslam Dari uraian tersebut hal yang penting hendak ditekankan ialah

95

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bahwa konsep teori belajar dalam Islam haruslah selaras dengan sistemkeyakinannya sendiri Penyelewengan dari hal itu akan menggeser cita-cita pendidikan Islam yang bersifat semesta dan terpadu Karena ketidaksamaanmetafisika pendidikannya menyebabkan berbedanya konsep belajar yangditawarkannya Tuntunan metafisika berlandaskan wahyu mengundangspritual tanpa harus membuang rasio tetapi menundukkannya dalampengendalian wahyu sehingga hasil belajarnya sarat dengan nilaiterhindar dari konsep bebas nilai yang sekarang menjadi kecenderunganpendidikan sekuler mengecilkan arti kehadiran Tuhan dalam capaian-capaiannya

96

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

PERANAN PENDIDIKAN ISLAMDALAM MEMPERSIAPKAN

SUMBER DAYA MANUSIA MUSLIM

P endidikan Islam sebagaimana banyak diperbincangkan paraahli tidak dapat dibatasi pada pendidikan yang hanya mengajarkan

ilmu pengetahuan agama saja melainkan meliputi berbagai aktivitasyang mentransformasikan berbagai ilmu pengetahuan termasuk di dalamnyapengetahuan agama teknologi seni dan budaya yang berlandaskan ajaranIslam Karena tidak ada perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanpada umumnya kecuali dalam hal memposisikan iman dan kesalehanhidup berlandaskan ajaran Islam sebagai tujuan fundamentalnya

Oleh karena itulah pendidikan Islam diarahkan untuk mempersiapkanpeserta didik agar mengenal Allah dan segenap ajaran-ajarannya sertadapat mengamalkannya secara baik dan benar di samping mempersiapkanmereka agar dapat menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan seniyang dapat digunakannya untuk mewujudkan peranannya sebagai SDMmuslim yang mampu membangun struktur kehidupan dan peradabandunia berdasarkan iman dan ketakwaannya kepada Allah swt

Persoalan yang segera muncul adalah ilmu dan keterampilan yangbagaimanakah yang perlu diinternalisasikan dalam upaya pengembanganSDM yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh masyarakatUntuk menjawab persoalan ini tentu saja rancang bangun kurikulumproses pembelajaran dan peran sentral tenaga pendidik perlu mendapatperhatian serius Untuk tujuan itulah tulisan singkat di bawah ini akanmendiskusikannya secara ringkas

97

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sosok Lembaga Pendidikan IslamPendidikan dalam pengertian yang umum sering diterjemahkan

sebagai penyebaran dan internalisasi nilai dari berbagai pengalamankomulatif baik berupa keyakinan sikap pengetahuan maupun penerapannyayang dinilai positif dan bermanfaat oleh satu generasi ke generasi selanjutnyaPengalaman tersebut ada yang tersimpan dalam kitab dan buku-bukuada pula dalam cerita-cerita rakyat (folklore) tradisi adat istiadat dansebagainya1 Dalam perspektif ini sebagaimana telah dikemukakan diatas bahwa tidak ada perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanlainnya karena pendidikan pada umumnya sebagaimana banyak didefinisikanpara pakar merupakan upaya normatif untuk membantu orang laindapat berkembang ke tingkat yang secara normatif menjadi lebih baik2

Perbedaan pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya ialah nilaitinggi yang diberikannya pada iman dan kesalehan hidup berdasarkanajaran Islam sebagai salah satu dari tujuan fundamentalnya3 Dalamkonteks inilah perlu dibedakan antara lembaga pendidikan keagamaandengan lembaga pendidikan Islam

Lembaga pendidikan keagamaan dalam Islam yang pada belakanganini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No 55 Tahun 2007 tentangPendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan adalah lembaga pendidikanyang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan perananyang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama Islamdanatau menjadi ahli ilmu agama Islam yang berwawasan luas kritiskreatif inovatif dan dinamis (mutafaqqih fiddin) dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa yang beriman bertakwa dan berakhlak mulia

Di Indonesia lembaga pendidikan keagamaan ini antara lain dikenalsebagai pendidikan pesantren dan diniyah baik formal maupun nonformalDalam bentuk formal baik satuan jenis ataupun jenjang pendidikannyaterentang mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi Isipengajarannya lebih terfokus pada ilmu pengetahuan yang bersumber

1Syed Sajjad Husain and Syed Ali Ashraf Crisis in Muslim Education (JeddahKing Abd Aziz University 1979) h 36

2Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan(Yokyakarta Rake Sarasin PO Box 83 1997) h 102

3Husain and Ashraf Crisis h 38

98

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dari ajaran Islam seperti al-Qurrsquoan hadis fikih tauhid dan lain-lain ditambahdengan beberapa pengetahuan lainnya4

Sedangkan lembaga pendidikan Islam yang dimaksudkan merupakanwadah tempat berkiprahnya berbagai aktivitas pendidikan yang berlandaskanajaran Islam yang seluruh teori dan konsep-konsep yang dikembangkannyaadalah khas manusia muslim dari dan oleh manusia muslim Tujuanpokok dari lembaga pendidikan ini sebagaimana dikemukakan dalamKonferensi Dunia Pertama Pendidikan Islam tahun 1977 di Makkah yangdihadiri 313 orang sarjana Muslim dari berbagai Negara secara bulat-bulat telah menyatakan dalam suatu konsensus bersama ldquoThe aim ofMuslim education is the creation Of the lsquogoot and righteous manrsquo whoworships Allah in true sense the term build up the sturucture of his earthlylife according to the sharirsquoah (Law) and emplous to subserve his faith5

Inti pokok dari kandungan pengertian di atas ialah bahwa pendidikanIslam pada hakikatnya ingin menciptakan ldquomanusia yang baik dan benarrdquoKriterianya dicirikan kepada dua hal sekaligus Pertama pendidikan harusmemungkinkan manusia memahami Tuhannya sedemikian rupa sehinggamanusia dapat melaksanakan peribadatannya kepada Allah denganpenuh penghayatan akan ke-Esaan-Nya dan memenuhi seluruh tuntutandan tuntutan syariat Islam Kedua pendidikan harus memungkinkanmanusia memahami jalan-jalan Allah di alam semesta ini agar manusiamemiliki kemampuan untuk mengolah dan memanfaatkan semua ciptaanAllah yang diperuntukkannya bagi kesejahteraan umat manusia dengancara-cara yang benar guna menopang keimanan dan memperkuat agama-Nya

Dengan pengertian seperti itu hakikat pendidikan Islam sebagaimanaditegaskan oleh Ashraf tidak lagi terbatas hanya sebagai pengajaran

4Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 menyebutkan bahwa pendidikandiniyah dasar formal wajib memasukkan muatan pendidikan kewarganegaraanbahasa Indonesia matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pelaksanaanprogram wajib belajar (Ps 18 ayat 1) Sedangkan untuk pendidikan diniyah menengahformal wajib memasukkan muatan pendidikan kewarganegaraan bahasa Indonesiamatematika ilmu pengetahuan alam serta seni dan budaya (Pasal 18 ayat 1) Khususuntuk pendidikan tinggi wajib memasukkan muatan pendidikan kewarganegaraandan bahasa Indonesia (Ps 20 ayat 2)

5First World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter Islamic Universityof Indonesia 1977) h 2

99

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

teologis atau pengajaran al-Qurrsquoan hadis fikih dan yang seumpama denganitu sebagaimana banyak dipahami sebelum Konferensi Dunia PertamaPendidikan Islam tahun 19776 Lembaga pendidikan seperti itu yang disebutldquopendidikan keagamaanrdquo di Indonesia merupakan bagian pendidikanIslam Sekalipun demikian seperti dikemukakan oleh Ashraf lebih lanjutmasih terdapat sejumlah intelektual muslim dan sejumlah negara muslimyang menggunakan istilah ldquopendidikan Islamrdquo dalam pengertian ldquopendidikankeagamaanrdquo saja meskipun semakin banyak pula yang menyadari pengertianpendidikan secara lebih luas7

Pengertian pendidikan yang bersifat luas itu kelihatannya telahmendapat pengakuan resmi oleh semua negara-negara Islam sepertidinyatakan dalam ldquoDeklarasi Makkahrdquo yang ditandatangani oleh semuaKepala Negara Muslim yang berbunyi sebagai berikut

Dengan meyakini ajaran Islam yang mengajarkan bahwa pencarianpengetahuan wajib bagi semua Muslim kami menyatakan tekadbekerjasama dalam menyebarkan pendidikan lebih luas lagi danmemperkuat lembaga-lembaga pendidikan Islam sehingga kebodohandan ketertinggalan dapat diberantas dan mengambil langkah-langkahyang memperkokoh kurikulum pendidikan Islam dan menggalakkanpenelitian dan ijtihad di kalangan para pemikir Muslim dan Ulamasembari menyebarluaskan studi-studi sains dan teknologi modern8

Cuplikan deklarasi di atas mengisyaratkan bahwa muatan pendidikanIslam tidak lagi sekadar ldquoilmu agamardquo dalam pengertian yang khususkalau enggan mengatakannya sempit tetapi meliputi sains dan teknologiHal itu sejalan dengan rekomendasi Konferensi Dunia Pendidikan Islamtahun 1977 yang menyatakan bahwa konsep ilmu dalam Islam tidakmembatasi dan menghalangi ilmu-ilmu pengetahuan teoretis empirisdan terapan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip iman9

Berdasarkan hal itu agar lembaga pendidikan Islam memiliki kemampuanmaksimal dalam memberdayakan umat maka seluruh aktivitasnya seyogianya

6Syed Ali Ashraf New Horizon in Muslim Education (Cambridge IslamicAcademy 1985) h 84

7Ibid8Ibid9First world h 3

100

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

ditujukan pada dua hal Pertama berupaya untuk mempersiapkan manusiaagar mengenal Allah dan segenap ajaran-ajarannya serta dapat meng-amalkannya secara baik dan benar Untuk mencapai hal tersebut tidakbisa lain kecuali membekali setiap individu dengan ilmu pengetahuanyang dapat menghantarkannya melakukan kewajiban-kewajiban agamanyasebagai kompetensi umum yang mesti dimiliki setiap Muslim agar imandan semua ibadahnya terselenggara dengan khidmat dan penuh penghayatansesuai dengan tuntunan yang disyariatkan Allah sebagaimana Allahswt telah menegaskan bahwa fungsi manusia hanya untuk beribadahkepada-Nya (QS al-Dzacircriyacirct51 56)

Kedua mempersiapkan peserta didik agar dapat menguasai ilmupengetahuan dan teknologi sebagai kompetensi khusus yang dapatdigunakannya untuk mewujudkan peranannya sebagai sumber dayamanusia (SDM) muslim yang khalifatullah dan mampu membangunstruktur kehidupan dan peradaban dunia Untuk mencapai tujuan tersebuttidak bisa lain kecuali membekalinya dengan ilmu pengetahuan danteknologi yang bisa menghantarkannya memiliki keahlian guna melaksanakankewajiban kifacircyahnya berupa kemampuan khusus yang menghasilkansesuatu yang diperlukan masyarakat banyak Dalam hal ini terkandungmaksud bahwa pendidikan Islam berupaya mewujudkan SDM Muslimyang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakanperanannya selaku khalifah Allah untuk memakmurkan bumi sebagaitindak lanjut dari ibadahnya kepada Allah (QS Hucircd11 61)

Sekalipun Tuhan menyuruh umat manusia tanpa terkecuali untukberibadah dan sekaligus untuk memakmurkan bumi tetapi dalam ayatlain Allah juga memberikan penjelasan agar manusia bekerja sesuaidengan syakilah atau kemampuan khusus yang dimilikinya sebagaimanadifirmankan Allah

Katakanlah ldquoTiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masingrdquo Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benarjalan-Nya (QS al-Isracircrsquo17 84)

101

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Secara harfiah kata syakilah dalam ayat di atas dapat diterjemahkansebagai jalan cara tertentu atau metode10 Jadi berbuat atau bekerja menurutsyakilah masing-masing menunjukkan bahwa tiap-tiap orang mempunyaicara tertentu dalam bekerja Jawad Mugniyah menafsirkan kata syakilahsebagai kemampuan khusus bahwa di dalam diri seseorang terdapat satuatau lebih kemampuan khusus yang belum tentu dimiliki orang lain11

Kemampuan khusus inilah yang memberi peluang bagi setiap orangsebagai SDM muslim untuk berbagi tugas dalam melaksanakan peranannyasesuai dengan syakilah yang dimilikinya di tengah-tengah umat danmasyarakat Dengan cara berbagi tugas itulah pemberdayaan umat lebihmemungkinkan dilaksanakan Oleh karena itu lembaga pendidikan Islamyang diperkirakan tetap eksis memainkan peranannya dalam pemberdayaanumat ialah lembaga pendidikan yang mampu mempersiapkan pesertadidik sesuai dengan spesialisasi atau kemampuan-kemampuan khususyang dibutuhkan oleh masyarakat Dalam konteks inilah diperlukan suatujaringan kerjasama di antara berbagai lembaga pendidikan itu untukberbagi tugas tentang spesialisasi atau kemampuan-kemampuan khususyang akan dikembangkannya

Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan KeterampilanSesuai dengan persoalan di atas permasalahan pokok yang segera

hendak dijawab sekarang ini ialah materi ilmu pengetahuan apa sajakahyang seyogianya disajikan dalam upaya pengembangan SDM Muslimyang memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh masyarakat

Untuk menjawab pertanyaan ini tidak mudah akan tetapi dengan meminjampola pengklasifikasian ilmu pengetahuan seperti yang dikembangkan olehImam al-Ghazali (450-505 H) agaknya benang merah persoalan akan ditemukan

Salah satu pola pengklasifikasian ilmu yang dilakukan oleh al-Ghazaliialah dengan membagi tingkat kewajiban mempelajari ilmu pengetahuanke dalam dua kelompok yaitu

10Hans Wehr A Dictionary of Modern Written Arabic (London Macdonaldamp Evans Ltd 1974) h 483

11Muhammad Jawad Mugniyah al-Tafsir al-Kasyif juz V (Beirut Dar al-lsquoIlm li al-Malayin tt) h 77

102

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

1 Kelompok pengetahuan yang diwajibkan bagi setiap individu muslim(fardu lsquoain)

2 Kelompok pengetahuan yang diwajibkan kepada anggota masyarakatmuslim (fardu kifayah)12

Kelompok pengetahuan yang diwajibkan kepada setiap individumuslim tanpa terkecuali yang disebut sebagai fardu lsquoain adalah pengetahuan-pengetahuan mengenai lima rukun Islam yang wajib diketahui dan diamalkansecara individu oleh setiap muslim seperti mengucapkan dua kalimatmengucapkan dua kalimat syahadat menegakkan shalat berpuasa padabulan ramadhan membayar zakat dan menunaikan ibadah haji jugatermasuk yang berkaitan dengan hal-hal dan perbuatan yang dihalalkandan keyakinan-keyakinan serta perbuatan dari keadaan hatijiwa yangsecara lebih lanjut disebutnya lsquoilmu al-Mursquoamilat dan lsquoilmu al-Mukasyafah13

Berkenaan dengan pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat(fardu kifayah) sebagaimana dimaksudkan oleh al-Ghazali merupakansuatu kewajiban (fardu) bagi keseluruhan masyarakat Muslim Hanyamanusia-manusia yang kompeten dalam jumlah yang dibutuhkan danmencukupi (kifayah) harus memutuskan diri di dalam setiap disiplin-disiplin dan bidang-bidang yang diperlukan bagi tegaknya sebuah peradabanIslam Bidang-bidang tersebut menurut al-Ghazali adalah ldquoSetiap ilmupengetahuan yang tidak dapat dikesampingkan bila menginginkan adanyakesejahteraan duniardquo Sedangkan apabila tanpa lsquodisiplin-disiplin danbidang-bidang itu maka masyarakat akan menghadapi kesulitan-kesulitan

12Fathiyah Hasan Sulaimacircn Mazacirchib fi al-Tarbiyah Bahts fi al-Mazacirchib al-Tarbiyah lsquoind al-Ghazacirclicirc (Mesir Dar al-hana li al-Tibarsquoah wa al-Nasr 1958) h 32

13Ilmu al-Mursquoamilat disebut al-Ghazacirclicirc sebagai ldquoilmu mengenai keadaan hatidan jiwardquo atau etika Islam Ilmu ini wajib dipelajari oleh setiap Muslim secara individudan ditanamkan di dalam keyakinan-keyakinan dan perbuatan-perbuatan sesempurnamungkin sebagai kewajiban seumur hidup bagi setiap individu Sedangkan lsquoilmal-mukasyafah (ilmu mengenal wahyu-spritual) yaitu pengetahuan esotoris tentangrahasia atau misteri transendental misalnya malaikat-malaikat sifat-sifat Allahdan kenabian Keharusan bagi setiap individu adalah adanya keyakinan kepadarahasia-rahasia ini Sedangkan rahasia-rahasia itu hanya dibukakan kepada Nabidan kepada orang-orang tertentu yang dekat kepada Allah Selengkapnya lihatldquoKitab al-rsquoIlmrdquo dalam Ihyacircrsquo al-lsquoUlucircm al-Dicircn Kitab ini telah diterjemahkan disertaidengan catatan-catatan NA Faris dengan judul Book of Knowledge Selengkapnyalihat NA Faris Book of Knowledge (Lahore SM Ashraf 1986) h 46-79

103

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang picikrdquo14 Disiplin dalam bidang-bidang tersebut antara lain sepertipertanian jurisprudensi kedokteran politik dan keahlian teknik danilmu pengetahuan dan teknologi lainnya yang menjadi kebutuhan bagipeningkatan kesejahteraan umat manusia

Dalam konteksi ini secara lebih tegas lsquoAbd al-Gani lsquoAbud mengomentaripandangan al-Ghazali di atas dengan mengatakan bahwa jika pada suatudaerah atau wilayah diperlukan sekurang sepuluh orang SDM muslimdengan keahlian tertentu misalnya dokter kesehatan agar kebutuhanmasyarakat akan tenaga ahli (dokter) tersebut dipandang mencukupi(kifayah) untuk kepentingan masyarakat dalam bidang kesehatan makasemua anggota masyarakat di daerah itu akan menanggung dosa jikajumlah tersebut belum terpenuhi15

Hal ini menunjukkan bahwa lembaga pendidikan Islam bersama-sama dengan masyarakat perlu mempersiapkan berbagai SDM muslimyang berkualitas sesuai dengan kebutuhan umat Lembaga-lembagapendidikan Islam bukan saja wajib dalam mempersiapkan para ahliagama (mutafaqqih fiddin) saja tetapi sekaligus wajib pula mempersiapkanpara spesialis keilmuan dengan keahlian yang beraneka ragam sesuaidengan kebutuhan masyarakat banyak agar masyarakat tersebut dapatmembangun peradaban dan kesejahteraannya Dengan kata lain pendidikanIslam selain mempersiapkan ldquoulama yang cendikiardquo sekali juga mempersiapkanldquocendikia yang ulamardquo

Ulama yang cedikia yang dimaksudkan di sini adalah para ahli agamayang kaya dengan berbagai bidang keilmuan lainnya sehingga memilikiketangguhan dalam mengemban tugas masa depan dalam kehidupanmasyarakat yang kompleks dengan pola pikir yang serba kompleks pulaHal itu terutama karena di dalam masyarakat modern sekarang ini sangatdiperlukan kehadiran ldquoulama yang cendikiardquo yang mampu melakukanpenyesuaian-penyesuaian metodologis dalam menyajikan materi ajaranagama sesuai dengan pola pikir masyarakat yang dihadapinya Ulamaseperti inilah yang diperkirakan bisa tetap eksis memainkan peranansebagai pendidik dan penuntun umat karena mampu menerjemahkan dan

14Ibid h 35 dan 37 lihat juga h 915rsquoAbd al-Gani lsquoAbud Fi al-Tarbiyah al-Islacircmiyah (Cairo Dacircr al-Fikr 1997)

h 32

104

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mempertahankan nilai-nilai ajaran Islam agar tetap tegak serta memilikidaya kenyal ketika berhadapan dengan berbagai perubahan yang bagaimanapunbentuknya Jadi ldquoulama yang cendikiardquo yang dimaksudkan adalah ulamayang dilengkapi ilmu-ilmu pengetahuan yang relevan untuk mendukungkemampuannya dalam menerjemahkan ajaran agama berikut metodepenyajian materinya yang mudah dicerna oleh masyarakat modern

Akan halnya prototype spesialis kelimuan lainnya adalah para ahliyang menguasai disiplin ilmu yang digelutinya secara mendalam sertasekaligus diperkaya dengan ilmu-ilmu agama yang memadai sehinggailmu tersebut dapat disumbangkannya untuk membangun peradabanmasyarakat serta tidak akan kering dari sentuhan iman dan amal salehPrototype inilah yang dimaksudkan dengan ldquocendikia yang ulamardquo

Dengan demikian SDM muslim yang diharapkan hadir untuk mengisipola kehidupan masyarakat modern yang diperkirakan dapat memberdayakanumat sekarang ini ialah SDM muslim dengan prototype ldquoulama yangcendikiardquo dan ldquocendikia yang ulamardquo

Persoalan baru yang segera muncul ialah bagaimanakah merancangkurikulum dan proses pembelajarannya sehingga pesan-pesan pendidikanitu dapat diwujudkan secara maksimal Dalam konteks inilah uraianberikut akan membahas dengan ringkas mengenai rancangan kurikulumdan proses pembelajaran sebagai isi pesan lembaga pendidikan

Rancangan Kurikulum dan Proses PembelajaranPada tataran konsep yang lebih mutakhir ilmu-ilmu yang disebut

al-Ghazali sebagai fardu lsquoain dalam mempelajarinya itu disebut sebagaipengetahuan abadi (perennial knowledge) sementara yang fardu kifayahdisebut sebagai pengetahuan perolehan (acquired knowledge)16 Keduakelompok ilmu ini seperti dinyatakan dalam rekomendasi KonferensiDunia Pertama Pendidikan Islam tahun 1977 di Makkah yang laluhendaklah disajikan secara integratif dalam sebuah pengorganisasiankurikulum yang disebut dengan istilah kurikulum inti (core curriculum)yang selengkapnya disebutkan sebagai berikut

16First world h 4

105

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

1 In order to achieve the ultimate aims and objectives of education knowledgebe classified in to the following two categories

a Given perennial knowledgersquo based on the Devine revalation presentedin the Qurrsquoan and Sunnah and all that can be derived from them withemphasis on the Arabic language as the key to the understanding of both

b Acquired knowledgersquo including social natural and applied sciencessusceptible to quantitative growth and multiplication limited variationsand cross cultural borrowings as long as consistency with the Sharirsquoahas the source of values is maintained

2 There must be a core knowledge drawn from both with major emphasison the first sepecially on the Sharirsquoah rich must be made obligatory toall Muslims at all levels of the educational system from the highest to thelowest graduated to conform to the standards of each level This alongwith the compulsory teaching of Arabic should form the major sectionof the core curriculum These two alone can sustain Islamic civilizationand preserve the identity of the Muslim17

Sekalipun rekomendasi di atas tidak secara ekspilisit menegaskankurikulum pendidikan Islam mengikuti pengorganisasian kurikulum inti(core curriculum) tetapi kecenderungan seperti itu hampit tidak diragukanlagi terutama jika diperhatikan bahwa kelompok pengetahuan pertamayang disebut pengetahuan abadi (perennial) ndashal-Qurrsquoan dan Sunnahberikut cabang-cabangnya ndashmenempati posisi yang lebih strategis daripengetahuan kelompok keduandashpegetahuan perolehan (acquired)ndashyangsecara hirarkis berada di bawah kelompok yang pertama

Kemudian dengan menyimak pernyataan bahwa harus ada pengetahuaninti yang dapat ditarik dari kedua kelompok pengetahuan itu terutamapada yang pertama khususnya Syariah yang diwajibkan bagi semuaMuslim untuk semua tingkat dan jenjang pendidikan telah menunjukkanciri-ciri kurikulum inti

Dengan demikian jelaslah bahwa pada prinsipnya kurikulum pendidikanIslam menggunakan pengorganisasian kurikulum inti yang menempatkanpengetahuan abadi ndashal-Qurrsquoan dan Sunnah berikut cabang-cabangnyandash

17Ibid

106

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

atau kelompok ilmu-ilmu fardu lsquoain atau lsquoulum an-naqliyah sebagai programpendidikan umum yang diintegrasikan ke berbagai disiplin ilmu pengetahuanperolehan atau kelompok ilmu-ilmu fardu kifayah secara interdisiplinerdengan tetap mengakui adanya batas-batas matapelajaran sesuai dengankekhususan disiplin ilmunya masing-masing

Jika pengetahuan abadi tersebut dijadikan sebagai inti kurikulumyang penyajiannya diintegrasikan secara interdisipliner ke berbagaimatapelajaran lainnya maka persoalan selanjutnya yang menyangkutrealisasi ialah ldquoMatapelajaran apa sajakah yang termasuk dalam pengetahuanabadi iturdquo

Berdasarkan hasil Konferensi Dunia Pertama Pendidikan Islam Tahun1980 di Islamabad Pakistan ditetapkan bahwa kelompok pengetahuanabadi (perennial knowledge) terdiri atas dua bagian utama yaitu al-Qurrsquoandan materi tambahan18 dengan rincian sebagai berkut19

1 al-Qurrsquoan11 Qiraah Hifz dan Tafsir12 As-Sunnah13 Sirah Nabi14 Tauhid15 Usul al-Fikih dan Fikih dan16 Bahasa Arab al-Qurrsquoan yang meliputi Fonologi sintaksis dan

Semantik

2 Materi tambahan21 Metafisika Islam22 Perbandingan Agama dan23 Kebudayaan Islam yang disesuaikan menurut kebutuhan

Sedangkan kelompok pengetahuan perolehan (acquired knowledge)terdiri berbagai matapelajaran lainnya sesuai dengan jenis dan macamprogram studi yang ditetapkan mulai dari ilmu-ilmu imajinatif sepertiseni dan sastera ilmu-ilmu intelektual dan studi-studi sosial ilmu-ilmu

18Second World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter Islamic UneversityCooperation of Indonesia 1981) h 3

19Ibid

107

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

kealaman ilmu-ilmu terapan dan rekayasa teknologi sampai pada ilmu-ilmu praktis dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang diperkirakanberguna untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia20

Dengan demikian sekiranya desain kurikulum inti dapat diterimasebagai alternatif dalam mendesain kurikulum pendidikan Islam makasemua matapelajaran yang terkelompok sebagai pengetahuan abadidapat dipandang bagaikan tersusun dalam dua strata ndashmeminjam istilahyang dikemukakan Noeng Muhadjir ndashyaitu sebagai Studi Islam Teologik(SIT) sebagai lapisan pertama dan Studi Islam Interdisipliner (SII) sebagailapisan kedua21

Sebagai Studi Islam Teologik kedudukannya merupakan matapelajaranyang disajikan secara eksplisit sebagaimana halnya penyajian matapelajaranyang lain dan tujuannya pun tetap sama dengan tujuan pembelajaranmatapelajaran sesuai dengan esensi disiplin keilmuannya menjadi prasyaratuntuk dapat mendalami dan mengamalkan ajaran Islam secara baik danbenar Akan halnya ilmu pengetahuan lainnya terutama dilihat darikedudukannya sebagai Studi Islam Interdisipliner maka penyajiannyatidak lagi eksplisit melainkan tersebar secara implisit dan terpadu dalamsetiap program matapelajaran baik ke dalam rumpun ilmu-ilmu alamdan sosial maupun rumpun humaniora

Dengan menggunakan desain kurikulum seperti itu maka kurikulumyang ditetapkan pemerintah tidak perlu diubah sehingga tidak menjadipenghalang dalam mengikuti ujian akhir atau ujian lainnya yang ditetapkanpemerintah karena semua materi dan bahan studinya tetap sama Halyang membedakannya hanyalah strategis dan teknik penyajian materinyayang mengimplisitkan nilai-nilai ajaran Islam terhadap semua matapelajaranbaik pada ranah kognitif maupun pada ranah afektif dan kinerja

Meskipun demikian tidak berarti bahwa nilai-nilai yang hendakdiimplisitkan itu hanya berada dalam benak para guru atau dosen yanghanya disajikan apabila teringat dalam program yang serba kebetulanmelainkan menghendaki suatu susunan yang sistematis dan berencana

20Ibid21Neong Muhadjir ldquoKerangka Dasar Pemikiran Penyusunan Program Kurikulum

al-Islam dan Kemuhammadiyahanrdquo Warta PTM Th IV No 9 Maret 1997 h 3

108

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

baik pada materi maupun tujuan pembelajarannya sehingga tidak satupun dari setiap matapelajaran yang bisa dilepaskan dari iman dan kesalehansebagaimana hendak dikatakan oleh rumpun pengetahuan abadi tadi

Hubungan Studi Islam Teologik (SIT) dengan Studi Islam Interdisipliner(SII) merupakan hubungan silang SII merujuk dan berkonsultasi padaSIT sementara SIT menjiwai penuh program SII

Adalah benar untuk merealisasikan kurikulum seperti ini tentu sajamemerlukan tersedianya buku-buku pelajaran atau buku daras yangtelah mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuan yang bersumberkan ajaranIslam sebagai terkandung dalam esensi pengetahuan abadi terutamasebagai bahan bacaan bagi peserta didik Jadi semua matapelajaran mulaidari yang bernama kewiraan psikologi sosiologi antropologi teknologimatematika dan entah apapun nama yang disandangnya mau atautidak suka atau tidak ldquowajib berkonsultasirdquo pada nilai-nilai yang terkandungpada rumpun pengetahuan abadi tadi

Di samping itu tak kalah pentingnya adalah tersedianya tenagapengajar yang bukan saja menguasai materi dan substansi keilmuanyang disajikannya tetapi lebih dari itu memiliki pemahaman yang kuattentang kandungan nilai-nilai abadi itu sehingga dengan demikian guruatau dosen tadi mampu mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuan abadiitu ke dalam materi matapelajaran yang diajarkannya

Peran Sentral Tenaga PendidikPendidikan yang bermutu memiliki kaitan ke depan (forward linkage)

dan kaitan ke belakang (backward linkage)22 Forward linkage bermaknabahwa pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkankehidupan bangsa yang maju modern dan sejahtera Sejarah perkembangandan pembangunan bangsa-bangsa telah mengajarkan bahwa bangsayang maju modern makmur dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yangmemiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu Backward linkage

22Fasli Jalal ldquoSertifikasi Guru Untuk Mewujudkan Pendidikan yang BermuturdquoMakalah disampaikan pada seminar Pendidikan yang diselenggarakan oleh PPsUnair Surabaya tanggal 28 April 2007 h 1

109

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mengandung makna bahwa pendidikan yang bermutu sangat tergantungpada keberadaan guru yang bermutu Di sinilah latak peran sentral gurusebagai tenaga pendidik profesional tanpa mempersoalkan bidang studiatau mata kuliah yang diajarkannya dalam menghantarkan keberhasilanlembaga pendidikan dalam memberdayakan umat

Dalam kehidupan masyarakat luas yang berperan sebagai guruutama adalah para lsquoulama dan ahl al-dzikr (QS an-Nahl16 43 al-Anbiyarsquo21 7) Baik lsquoulama maupun ahl al-dzikr sekalipun pengertiannya masihdapat dibedakan akan tetapi secara personal keduanya merupakan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang mendalam dan memilikiotoritas keilmuan dalam bidangnya yang tentu saja memiliki sifat-sifat yang terpuji Orang-orang seperti itulah yang diberi amanah sebagaiguru dalam Islam Oleh karena itu tidak mengherankan jika para pakarpendidikan Islam menetapkan syarat-syarat yang cukup ketat sebagaikriteria yang menjadi kompetensi personal seorang guru di dalam Islamseperti khasyyah istiqamah sabar berilmu cerdas dan terampil penyantundan berbagai sifat terpuji lainnya yang menunjukkan kemulian danketeladanannya sebagai pemegang amanah jabatan profesi guru

Dengan kompetensi personal seperti itu para guru muslim diberitugas dan tanggung jawab mulia untuk menuntun generasinya ke jalanAllah dan membebaskan mereka dari berbagai jebakan kesesatan entahdari manapun datangnya dan sekaligus menuntun umat agar mau danmampu melaksanakan fungsi dan peranannya sebagai hamba Allah dankhalifah Allah Hal itu berarti bahwa tugas mendidik merupakan tugasyang mulia dan Allah swt menempatkan orang-orang yang berimandan berilmu pengetahuan lebih tinggi derajatnya bila dibandingkan denganmanusia lainnya

Oleh karena strategisnya peranan guru dalam pendidikan Islammenyebabkan ditemukan berbagai persyaratan yang dimiliki seseoranguntuk dapat diangkat sebagai guru antara lain meliputi persyaratankedewasaan dan kesehatan persyaratan moral serta persyaratan kompetensi

Selain syarat-syarat di atas para ahli didik muslim masih merumuskanberbagai pedoman lain yang menyangkut dengan sifat sikap dan perbuatanyang seyogianya dimiliki oleh seorang pendidik muslim An-Nahlawimisalnya mengemukakan beberapa pedoman yang seyogianya dimiliki

110

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dan dilakukan oleh pendidik yaitu memiliki watak dan sifat rabbaniyahikhlas sabar jujur senantiasa membekali diri dengan ilmu dan kesediaanuntuk terus mengkajinya mampu menggunakan metode mengajarsecara variatif maupun mengelola kelas tegas dan proporsional dalambertindak memahami kehidupan psikis peserta didik tanggap terhadapberbagai kondisi dan perkembangan dunia yang mempengaruhi jiwakeyakinan dan pola pikir peserta didik serta bersikap adil23

Mendidik menurut konsep Islam tidak sekedar mengajar melainkanjuga melatih membiasakan membimbing memberi dorongan mengembangkanmenggerakkan mengarahkan memberi contoh teladan dan memfasilitasiproses pembelajaran guna memberdayakan segenap potensi atau daya-daya yang dimiliki peserta didik secara maksimal Hal inilah antara lainyang menjadi tugas pokok seorang guru

Persoalan yang segera muncul adalah apakah tugas-tugas yangsedemikian merupakan tugas semua guru atau hanya tugas para ustazdan guru agama saja Tentu saja ya Walaupun ada anggapan padasebagian orang bakan juga di kalangan para guru bahwa yang palingbertanggung jawab dalam menuntun peserta didik ke jalan yang benarhanya para ustaz atau guru agama Hal-hal yang berkaitan denganmoral dan akhlak seakan-akan hanya menjadi tanggung jawab paraguru agama dan sama sekali tidak menjadi tanggung jawab bagi gurulainnya Tidak mengherankan jika pada suatu sekolah ketika berhadapandengan perkelakuan siswa yang sudah keterlaluan seorang guru kimiatega-teganya berkata ldquoWah saya ini kan hanya mengajar kimiardquo

Adalah benar bahwa guru kimia guru olahraga atau guru-gurulainnya bukanlah guru agama dan guru moral Bahkan pendidikan moralpada anak dalam arti langsung lebih merupakan tanggung jawab keluargadaripada tanggung jawab lembaga pendidikan Kendati guru secaranyata sekolah punya peranan penting dalam pembinaan generasi mudadalam bidang moral dan keagamaan Apalagi tujuan pendidikan Islambukan hanya mengupayakan terbentuknya pribadi yang cerdas danterampil tetapi juga bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

23Abdurrahman an-Nahlawi lsquoUlum al-Tarbiyah al-Islamiyah wa Asalibihafi al-Baiti wa al-Madrasah wa al-Mujtamarsquo (Beirut Dar al-Fikr 1989) h 239

111

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa berakhlak mulia dan seterusnya

Untuk mencapai tujuan tersebut kiranya perlu bagi semua guruapakah itu guru kimia guru fisika dan lain-lain dalam kedudukannyasebagai seorang guru untuk tidak hanya mengajarkan atau menyampaikanilmunya begitu saja kepada peserta didik melainkan juga melihat relevansiilmu itu dalam rangka pembentukan pribadi peserta didik Singkatnyapara guru tidak saja puas hanya karena telah mengajarkan ilmu sajamelainkan juga mesti mengimplisitkan nilai-nilai kebaikan dan kebenarandalam setiap mata pelajaran yang disajikannya

Mungkin banyak juga orang yang segera tergelitik ketika JujunSuriasumantri berkata ldquoKalau kita kaji lebih dalam maka sebenarnyapendidikan keilmuan juga merupakan sumber pendidikan etika helliprdquo24 ldquoPendidikandi negara kitardquo kata Suriasumatri lebih lanjut ldquobelum memanfaatkanpendidikan keilmuan sebagai salah satu wahana pendidikan moralrdquo25

Dalam penjelasannya Surisumantri mengatakan bahwa seorangilmuwan yang dididik untuk mencari kebenaran dengan metode tertentuyang dapat diandalkan lambat laun dia akan menganggap hal ini sebagaikategori moral Demikian juga sikap-sikap moral seperti kejujurankeberanian untuk membela kebenaran kendati harus disertai pengorbanansikap toleran dan tidak picik dapat pula dikembangkan dengan penanamansikap-sikap ilmiah26 Gagasan menarik dan kiranya pantas mendapattanggapan dari kaum guru

Ada memang yang beranggapan bahwa masalah akhlak atau moralhanya bisa dilakukan sungguh-sungguh bila dilakukan secara formalmelalui pembelajaran budi pekerti atau pendidikan agama Hal ini kiranyamemang perlu karena lepas dari pembelajaran semacam itu nilai-nilaimoral yang kiranya terliput dalam pendidikan keilmuan pun akan takdisadari dan terabaikan Kendati begitu permasalahan moral dan ataupendidikan agama akan sangat terbantu bila para guru ilmu walaupuntak secara ekspilisit bermaksud mengajarkan akhlak akan tetapi bisa

24Jujun S Suriasumantri Ilmu dalam Perspektif Moral Sosial dan Politik(Jakarta Gramedia 1986) h 23

25Ibid26Ibid

112

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dan dapat menginternalisasikan sikap-sikap ilmiah yang mengarahpada terbentuknya pribadi yang berakhlak mulia Sikap-sikap ilmiahtersebut antara lain seperti (a) sikap cinta akan kebenaran yang akanmemberikan dorongan untuk terus menerus dengan segala ketelitianketekunan keterbukaan kerendahan hati dan kejujuran mau mencarijawaban yang lebih memuaskan dan sesuai dengan kenyataan (b) sikapobjektif yang berusaha menghindarkan diri dari pamrih sikap a prioridan kecondongan-kecondongan subyektif (bias) yang mengakibatkandistorsi atas hasil penelitian (c) sikap bertanggung jawab atas ilmunyabaik pada komunitas ilmuwan maupun pada masyarakat luas yanglangsung atau tidak langsung cepat atau lambat akan terkena oleh buahpemikiran dan penelitiannya (d) sikap logis dan kritis yang tidak begitusaja menerima anggapan yang berlaku dalam masyarakat melainkanberusaha untuk mencari dan menemukan dasar penalaran di balikanggapan tersebut yang secara keseluruhan merupakan sikap-sikapyang relevan bagi pembentukan pribadi yang berakhlak mulia

Pengembangan rasa kesadaran akan kenyataan nilai-nilai moralserta usaha-usaha untuk memadukan ilmu dan kebijaksanaan hidupbukanlah privilege suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu Semuadisiplin ilmu termasuk sains dan teknologi bisa menunjang pengembangantersebut karena yang penting adalah inspirasi dasar yang menjiwaiseluruh pembelajarannya Menurut Islam tidak ada satu matapelajaranpun yang bebas dari sentuhan iman dan amal saleh

Sebagai contoh misalnya pengembangan rasa kesadaran akan kenyataandan nilai keluhuran manusia bisa ditunjang dengan memusatkan pengajaranilmu-ilmu pada pengembangan daya cipta akal budi manusia dan dayapegas yang tak terbatas dari kekuatan rohaninya Seperti didik perlu dibantuuntuk semakin menyadari daya cipta manusia yang mengagumkanbagaimana manusia terus mencari akal dalam usaha untuk menguasaidan memanfaatkan sumber-sumber alam Dalam hal ini perlu disadaribahwa ilmu bukan hanya diajarkan sebagai barang jadi atau dalambentuk serangkaian rumus-rumus atau teori atau tumpukan informasiyang harus dihapal dan dimuntahkan kembali waktu ulangan melainkansebagai proses pencarian dan penemuan pengetahuan di mana rumus-rumus dan rangkaian informasi berfungsi sebagai alat dalam prosespencarian tersebut

113

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Jika dalam rangkaian pembelajaran ilmu tersebut para guru telahberusaha sekuat tenaga menginternalisasikan nilai-nilai akidah tentangkekuasaan Allah Yang Maha Pencipta dalam setiap ilmu yang dididikkannyamaka kelak nilai-nilai iman dan akhlak mulia akan terpancar dalamsikap hidup dan keperibadian peserta didiknya Sebagai seorang Muslimkata Ahmad Sadali peserta didiknya akan melihat bahwa mengalirnyaair pohon pimping yang bergetar ditiup angin sepoi luka yang menyembuhbertaut kembali meluncurnya kapal di atas lautan mengembangnyarasa haru karena tali temali kecapi dipetik getaran senandung musiktegaknya jembatan beton dan lain-lain lagi akan jelas baginya bahwadi situ dia memandang dengan mata imannya ldquoWajahrdquo dan keperkasaanAllah Sedangkan jembatan yang diiringi hubungan dengan tali Allahdan sekaligus memampuan manusia menggunakan rahmat Allah ketikamengonstruksinya lebih mengandung rahmat Allah daripada jembatanyang dibuatnya dengan scientific rationalism semata-mata betapapunkuat mengarungi masa pada tampak lahirnya27 Dengan dipandu imannyaia merasakan getaran Ilahi dalam dirinya ketika membaca firman Allah

Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanamanzaitun korma anggur dan segala macam buah-buahan Sesungguhnyapada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagikaum yang memikirkan Dan Dia menundukkan malam dan siang mataharidan bulan untukmu dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu)dengan perintah-Nya Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benarada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahamimemikirkan(QS al-Nahl16 11-12)

27Ahmad Sadali ldquoPembaharuan Pendidikan Tinggi Islamrdquo dalam SerialMedia Dakwah (Jakarta DDII tt) h 26

114

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Di sinilah pentingnya menekankan aspek kesejarahan dari setiapilmu Dalam konteks sejarah ilmu-ilmu bisa kelihatan bagaimana suatupengetahuan dihasilkan dari suatu proses pencarian dan pergulatan pikiranyang lama dan bukan suatu barang jadi yang begitu saja diwariskan darizaman ke zaman sebagai gagasan-gagasan mandek dan mandul Denganmengenali proses tersebut peserta didik bisa dibantu untuk menyadari bahwasemua ilmu berasal dari Allah Ada yang diwahyukan melalui para Nabi(perennial knowledge) dan ada yang diperoleh melalui pencaharian manusiadengan menggunakan kemampuan akalnya (acquired knowledge) yangjuga berasal dari Allah

Peserta didik adalah pribadi yang hidup dan pendidikan mesti ditujukanuntuk merangsang dan membimbing pengembangan diri mereka Akalbudi mereka bukanlah suatu barang mati atau sekadar wadah yangperlu di isi melainkan sesuatu yang aktif dan interaktif dan bisa dilatihdan diberdayakan untuk terus tanggap terhadap rangsangan para gurunyaTanpa harus mendidikkan moral secara langsung para guru merekaapakah itu guru agama atau guru ilmu lainnya dengan menepati secarasetia asas-asas moral ilmunya sesungguhnya dapat menjadikan pem-belajarannya berbagai disiplin sebagai salah satu wahana penginternalisasiannilai-nilai akhlaq al-karimah

Sikap moral manakah yang semestinya dimiliki oleh guru dalammengajar ilmunya Terlalu gegabah jika sikap dan etika yang seyogianyadimiliki oleh para guru tanpa mempersoalkan apakah guru agama atauguru ilmu hanya direduksi menjadi beberapa saja katakanlah dua atautiga sikap etis karena walau bagaimanapun sikap moral itu tidak mudahuntuk disederhanakan Sekalipun begitu tanpa bermaksud menyederhanakanyang sesungguhnya kompleks sekurang-kurangnya ada tiga sikap etisyang seyogianya dimiliki oleh guru adalah (1) tanggung jawab profesi(2) cinta profesi dan (3) cinta terhadap peserta didik28

Sikap etis yang pertama perlu dimiliki seorang guru dalam mengajarkanilmunya adalah sikap tanggung jawab sebagai guru Nabi saw bersabda

28Lihat J Sudarminta ldquoDimensi Etis Pendidikan Keilmuanrdquo makalah seminarMeningkatkan Profesionalitas Guru dalam Rangka Menghadapi Tantangan Pendidikandi Masa Depan pada Dies Natalis XXXIII IKIP Sanata Dharma tanggal 19 Oktober1988 h 12-16

115

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Setiap kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadapapa yang dipimpinnya seorang kepala keluarga adalah pemimpinkeluarganya yang bertanggung jawab atas kepemimpinannya iburumah tangga adalah pemimpin di lingkungan rumah tangga suaminyadan bertanggung jawab atas kemimpinannya pelayan pun adalahpemimpin bagi harta majikannya dan bertanggung jawab terhadapbarang yang dipimpinnya (HR al-Bukhacircricirc)

Dalam hal ini tugas dan tanggung jawab kepemimpinan seorangguru bukan sekedar pengajar tetapi juga pengarah dan pembimbingyang dalam kebulatan kepribadiannya merupakan teladan keutamaanPengajaran merupakan bagian hakiki dari pendidikan formal di sekolahnamun mendidik itu lebih dari mengajar Sasaran pengajaran adalahpengalihan atau penularan pengetahuan (transfer of knowledge) Dalammendidik selain pengalihan pengetahuan diperlukan transinternalisasinilai-nilai Pendidikan melibatkan baik pengajaran ilmu yang sungguhbernilai untuk dipelajari maupun pembentukan sikap-sikap yang secaramoral bisa diterima

Dalam mendidik seorang guru seyogianya mengindahkan arti dannilai atau kegunaan ilmu itu dalam kehidupan manusia pada umumnyadan kehidupan peserta didik khususnya Sikap tanggung jawab profesionalsebagai guru bisa diungkapkan dalam usaha menghindarkan agar ilmuyang diajarkan tidak hanya membebani kepada peserta didik denganserangkaian rumus-rumus konsep-konsep teori-teori yang perlu dihafaluntuk kajian dan dilupakan sesudahnya Secara pribadi seorang gurumestilah yakin bahwa ilmunya itu memang berguna dan bermanfaat bagimanusia Jika tidak berarti sang guru hanya mengajarkan buih yangakan lenyap ditelan bumi al-Qurrsquoan melukiskan hal ini sebagai berikut

Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganyaAdapun yang memberi manfaat kepada manusia Maka ia tetap dibumi (QS al-Ralsquod13 17)

Kata bermanfaat tidak perlu diartikan secara pragmatis-ekonomisyang melulu mempertanyakan cash-value atau kemungkinan pasarannya

hellip hellip

116

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

melainkan kegunaan yang lebih luas antara lain meyakini bahwa ilmunyamengandung nilai-nilai kesalehan yang oleh karena itu perlu untuk dipelajari

Seorang guru dikatakan memiliki sikap tanggung jawab profesionalkalau dia bisa melihat di mana tempat dan sumbangan ilmunya itu dalampembinaan dan pemberdayaan peserta didik Guru yang tidak meyakiniilmu yang diajarkannya itu benar-benar bernilai sangat tidak mungkinakan membuat peserta didiknya tertarik untuk mempelajari apalagi mengkajidan mengembangkannya lebih lanjut Tak seorang pun mau membelibuah yang oleh penjualnya sendiri dinyatakan busuk29

Tanggung jawab profesional juga terungkap dalam usaha yangsungguh-sungguh untuk menguasai bidang ilmu yang diajarkan Kalaupengetahuan guru mengenai bidang ilmu yang diajarkan hanya berselisihsejengkal dua jengkal dengan peserta didiknya tentulah tidak bisa dikatakansebagai guru yang bertanggung jawab Sebutan guru untuk dirinya jugamenjadi tidak pada tempatnya Guru profesional selain pendidik ia jugaseorang ilmuwan

Menyampaikan sejumlah informasi saja pada peserta didik belumberarti mengajar Dalam pembelajaran mesti terkandung suatu intenseatau maksud bahwa seseorang memang belajar sesuatu sebagai hasildari apa yang dibuat oleh guru dan perlu adanya pengakuan oleh keduabelah pihak guru dan peserta didik akan tugas dan kewajiban masing-masing yang berlandaskan cinta (mahabbah)

Cinta (mahabbah) yang dimaksud setidaknya melibatkan tiga unsuryaitu guru peserta didik dan matapelajaran atau disiplin ilmu yangdiajarkan Ketiga unsur ini menyatu secara integral Jadi sikap etis keduayang erat hubungan dengan yang pertama adalah sikap cinta terhadapprofesinya sendiri sebagai guru terhadap peserta didiknya dan terhadapilmu yang diajarkannya

Cinta terhadap profesi adalah sesuatu yang menggairahkan Siapapun akan kecewa ketika bertemu dengan seorang guru yang malu-maludan nada merendah memperkenalkan profesinya ldquoAh saya cuman gurukokrdquo Sekiranya semua guru bersikap begini betapa menderitanya parapeserta didik yang memiliki guru yang tak percaya diri

29Ibid

117

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kurang atau tidak adanya sikap cinta dan kebanggaan terhadapprofesinya sebagai seorang guru ini kadang kala bukan kemauannyasendiri akan tetapi rupa-rupanya sebagian dari masyarakat ldquokitardquo sekarangini kurang memberikan penghargaan yang selayaknya pada profesikeguruan dan kependidikan Dalam masyarakat sekarang ini sudahada yang mengarah ke masyarakat yang kurang sehat karena harkatsejati kemanusiaan seseorang kurang mendapat penghargaan yangsemestinya karena menilai seseorang dari seberapa banyak uang yangbisa dihasilkan Padahal di dalam Islam profesi guru itu mendapat tempatmulia bahkan dalam banyak hadis Nabi saw yang memposisikan gurusebagai seorang syuhada dan mendapat tempat terhormat di sisi Tuhan

Selain cinta terhadap profesi seorang guru mestilah memiliki sikapcinta pada peserta didiknya yaitu memiliki keprihatinan terhadap perkembanganbakat dan kemampuan yang ada pada peserta didik Dia prihatin terhadapditangkap atau tidaknya dimengerti atau tidaknya dipahami atau tidaknyaakan ilmu yang disajikannya Dalam memilih materi dan metode pengajaransituasi dan kondisi peserta didik diperhitungkan Seorang guru yangcinta terhadap peserta didiknya tidak akan bangga menceritakan padaorang lain bahwa hanya 50 dari peserta didiknya yang lulus dalam UjianNasional Ia tidak akan menjatuhkan penilaian bahwa hal itu merupakankesalahan peserta didiknya

Cinta itu bersifat menciptakan atau kreatif Seseorang yang mencintaiakan berusaha melihat mengakui dan memperkembangkan hal-halpositif yang ada dalam diri orang yang dicintainya Hal-hal yang negatiftidak ditutup-tutupi tetapi bukan menjadi fokus perhatiannya Seorangguru muslim semestinya meyakini bahwa setiap peserta didik tanpa mem-persoalkan latar belakang keluarga etnis dan pendidikan ayah ibunyapastilah memiliki fitrah yang dapat dikembangkan ke arah yang lebihbaik Jika ada peserta didik yang perkelakuannya sudah sampai padatarap yang memprihatinkan maka guru muslim tetap menghargainyasebagai manusia yang memiliki sifat dasar (fitrah) yang baik bahwadi dalam diri peserta didiknya masih ada kebaikan yang perlu dibantuaktualisasinya Seorang guru muslim akan berusaha menemukan butir-butir mutiara entah berapa kecilnya di balik kubangan lumpur kerusakanoleh lingkungan yang membentuk peserta didiknya Guru yang sejaksemula menganggap peserta didiknya tak lebih dari keledai-keledai tolol

118

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang perlu dipukul dengan rotan akan sangat sulit melihat bahwa dalamdiri peserta didik ada bakat-bakat dan kemampuan yang sesungguhnyabisa tetapi belum diperkembangkan Dalam banyak hal peserta didikakan memandang dirinya dan bertingkah laku sebagaimana dipandangoleh gurunya Sekiranya pandangan atau cap para guru bersifat gegabahtentu akan merugikan bagi perkembangan pribadi peserta didik selanjutnya

Sikap cinta terhadap profesinya sebagai seorang guru perlu diwujudkanpula dalam kecintaan terhadap ilmu yang menjadi pengajarannya Kecintaanterhadap ilmunya akan merangsang daya imajinasi dan daya cipta seorangguru untuk terus menggeluti permasalahan-permasalahan yang dimunculkanoleh ilmunya dan berusaha untuk meneliti lebih lanjut dan memper-kembangkannya Segi afektif dari pendidikan keilmuan ini perlu diperhatikandalam menyampaikan ilmu kepada peserta didik Sikap aktif kreatif daninovatif berkaitan erat dengan ada tidaknya kecintaan terhadap ilmu yangmenjadi bidang pengajarannya Usaha-usaha penelitian dan pengembanganhanya bisa muncul dari seorang guru yang yang mencintai ilmunya30

Sikap etis ketiga yang semestinya dimiliki oleh seorang guru bahwadalam dirinya ada yang pantas untuk digugu dan ditiru Keteladananguru merupakan pokok pangkal keberhasilan pembelajaran31 Dalamhal ini kebutuhan peserta didik untuk mendapatkan panutan atau tokohideal dalam diri seorang manusia konkrit merupakan salah satu halyang perlu diperhatikan karena itu akan berpengaruh bagi pertumbuhankepribadian mereka Dalam hal ini pendidikan Islam sangat membantuuntuk memperkenalkan para tokoh yang memberi teladan hidup

Gagasan mengenai guru sebagai teladan keutamaan sebagaimanaketeladanan Nabi saw sebagai uswah al-hasanah mungkin bagi sebagianorang dianggap terlalu ideal dan menuntut terlalu banyak dari seorangguru Sekalipun tidak bisa seratus persen meniru Nabi saw tetapi palingtidak dari ukuran-ukuran akhlak yang dapat diterima oleh masyarakatIslam merupakan sesuatu yang perlu dipertahankan mulai dari segimoral keilmuan sampai pada perkataan perbuatan pergaulan bahkandalam berbusana Adalah tak wajar jika seorang guru muslimah misalnya

30Ibid31An-Nahlawi lsquoUlum al-Tarbiyah h 168

119

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

berani tampai sebagai guru padahal dia masih gemar menggunakanpakaian yang memperlihatkan lekuk-liku tubuhnya di hadapan yangbukan muhrimnya

Memang dalam kenyataan sehari-hari terutama karena terpengaruhpada konsep-konsep pendidikan liberal masih ada orang yang memperdebatkanapakah hanya orang yang bermoral baik saja yang memungkinkan bisamenjadi guru yang baik apalagi kalau ilmu yang dimaksud adalah ilmuyang sedikit banyak tidak langsung menyangkut manusia seperti sainskimia geologi mekanika ukur matematika dan sebagainya

Kata mereka bahwa sebagai guru yang baik seorang guru memangsemestinya dituntut punya sikap-sikap yang tidak bertentangan dengannorma dan nilai-nilai akhlak Kendati begitu orang toh mungkin masihbisa mempertanyakan apakah seseorang tidak bisa menjadi guru fisikayang baik kendati secara moral mungkin kelakuannya pantas dicelasebab sebaliknya bisa juga terjadi bahwa sebagai pribadi seseorang itusecara moral memang pantas diteladani tetapi sebagai guru kimia iasama sekali tidak memuaskan

Pandangan seperti di atas menurut konsep Islam tentu saja tertolakdengan sendirinya Apa pun alasannya seorang guru diwajibkan untukmemenuhi syarat bukan hanya sebagai orang yang pandai dan bermetodologitapi juga orang yang berbudi orang yang beriman yang perbuatannyasendiri dapat memberikan pengaruh pada jiwa peserta didiknya Bukanhanya apa yang diajarkannya saja yang penting apa yang dia lakukancara dia membawa diri sikapnya di dalam dan di luar kelas semuanyadiharapkan sesuai dengan cita-cita yang tanpa keraguan sedikit punditerima oleh peserta didiknya

Konsep yang demikian berkaitan dengan besarnya tanggung jawabyang diemban guru dalam melaksanakan fungsi dan peranannya sebagaiseorang guru yang telah dipercayai sebagai pemegang amanah Ilahiuntuk mengemban tugas suci sebagai imamah dan teladan keutamaannyabagi peserta didik khususnya dan masyarakat pada umumnya

Perlu digarisbawahi bahwa fungsi dan peranan seorang guru tidaklahberhenti pada tugas-tugas di depan kelas atau pada penelaahan ilmiahdan membahas kita-kitab dan tidak pula terbatas pada forum diskusiformal lainnya yang ilmunya hanya tersebar di kalangan elitis intelektual

120

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

semata Tetapi lebih dari itu seorang guru bertanggung jawab dalammemberikan pendidikan bagi generasi bangsa sebagai bagian kompetensisosial seorang guru Ketidak pedulian terhadap tanggung jawab ini samaartinya dengan melakukan kejahatan Bahkan dalam Alqurrsquoan disebutkan

Dan siapakah yang lebih zalim dari pada mereka yang mengkhianatikesaksian yang diberikan Allah untuk mereka (QS Al-Baqarah2 140)

Apa artinya semua ini tak lain ialah bahwa pada diri guru dituntutadanya kompotensi sosial yaitu suatu sikap yang menyatu dengan masyarakattidak uzlah tidak mengisolir diri dari masyarakat yang serba majemuktempat bersimpang siurnya aneka macam persoalan Dalam kondisi sepertiini guru tampil sebagai pendamping masyarakat yang dengan keterbukaandan keikhlasannya turut merasakan segenap persoalan-persoalan yangdihadapi oleh umat yang sekaligus turut mencari dan menemukan pemecahanmasalah tersebut Sikap inilah yang disebut-sebut sebagai kompetensikemasyarakatan seorang guru

Dalam banyak hal sesuatu masalah ternyata tidak dapat diselesaikanoleh guru secara individual kecuali oleh segenap anggota masyarakatAkan tetapi karena masalah itu mungkian cukup rumit dan esoteriksehingga masyarakat tidak dapat menempatkan permasalahan dalamproporsi yang sebenarnya Pada masalah seperti ini peranan guru menjadisesuatu yang imperatif karena dialah yang memiliki keilmuan yangluas untuk menempatkan masalah tersebut pada proporsi yang sebenarnyaDengan bahasa yang komunikatif dan dapat dicerna oleh masyarakatguru berkewajiban menyampaikan hal itu kepada masyarakat Ibaratseseorang yang melihat tanda-tanda bahwa hujan akan turun makaburu-buru dia memberitahukan agar orang menyediakan payung

Kadang kala terdapat suatu masalah yang secara nyata disadarioleh masyarakat akan tetapi karena mereka kurang memahami hakikatpermasalahan itu menyebabkan sering timbul sikap-sikap ekstrim darianggota masyarakat danatau tidak bereaksi karena ketidaktahuan merekaTak jarang pula ada warga masyarakat yang ingin tampil memecahkanmasalah itu secara irrasional dan radikal Dalam kondisi seperti ini seorang

hellip hellip

121

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

guru yang arif akan tampil mengemban tanggung jawab sosialnya memberikanperspektif yang proporsional sehingga pemecahan masalah berlangsungsecara obyektif

Banyak hal yang dapat dilakukan guru dalam rangka tanggungjawab dan kompetensi sosialnya sesuai dengan kemampuan dan keahlianyang dimilikinya lebih-lebih dalam mengawal moral dan memberikaninformasi menasihati atau memberikan opini tetapi lebih dari itu dibarengidengan memberikan contoh teladan yang baik (uswah al-hasanah) Dalamhal ini melalui sosok berkepribadian muslim yang takwa tahan ujisabar dan lain-lain sebagainya Dengan ilmu yang dimilikinya ia akantampil memberi tuntunan membimbing dan memecahkan permasalahanyang dihadapi oleh masyarakat

Selanjutnya sebagaimana telah dikemukakan di depan betapa besarnyaperanan dan tanggung jawab yang terpikul di pundak guru karena merekalahyang mewarisi tugas-tugas kenabian dalam memimpin dan membimbingumat dalam menempuh jalan yang lurus Karena itulah kelahiran dankehadiran guru yang benar-benar mewarisi sifat-sifat kenabian dalammemimpin dan membimbing umat setiap saat tetap ditunggu-tunggusebagai dambaan dan tumpuan harapan

Dewasa ini sesuai dengan pola hidup era reformasi yang ditandaidengan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telahbergulir dengan cepatnya menyebabkan berbagai aspek kehidupan semakinbercabang Banyak hal yang dahulu tidak pernah terbayangkan akanterjadi bahkan diperkirakan tidak akan pernah ada dan tidak akan terjaditernyata telah ada dan terjadi secara nyata Kenyataan itu akan turutmengubah pola pikir masyarakat yang sudah tentu tidak dapat lagi didekatidengan pola pikir yang tradisional Oleh karena itu berbagai kemajuanilmu pengetahuan dan teknologi berikut hasil-hasil yang dicapainyaitu boleh jadi akan membuat sebahagian orang dalam mempertahankankebenaran ajaran agamanya secara terbuka dan terang-terangan sekalipunimannya masih bergelora hanya disebabkan ketidakmampuannya memberikanjawaban akurat ketika berhadapan dengan masyarakat yang memilikipola pikir yang demikian Mungkin dia lebih baik diam daripada harusdipermalukan

122

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Masyarakat yang demikian tentu tidak bisa lagi didekati hanyadengan menawarkan ajaran moral yang menawarkan penggalan ayat-ayat al-Qurrsquoan sebagai penyejuk rasa saja Bagi masyarakat seperti itutentunya diperlukan guru dengan spesialisasi keilmuan yang ulamayang ahl al-dzikr sebagaimana sudah disebutkan di depan

Dengan demikian untuk membangun masyarakat yang telah mengalamikemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti pada zaman sekarangini maka pendidikan Islam tidak akan cukup hanya sekedar mempersiapkanguru ahli agama saja atau mutafaqqih fiddin semata karena kemajuanzaman yang semakin kompleks akan ikut mengubah pola pikir masyarakatmasa lalu Masyarakat yang maju memerlukan banyak ahl al-dzikr atauspesialisasi keilmuan dengan tuntunan keahlian khusus yang bermacam-macam yang diharapkan dapat membangun masyarakat dan peradabanIslam Dalam konteks inilah peran guru atau guru yang memiliki otoritaskeilmuan dalam bidangnya niscaya akan banyak memberi sumbanganbagi kepentingan masyarakat dan dalam upaya memberdayakan umat

Deskripsi di atas hanyalah gambaran ringkas suatu tampilan guruyang memiliki kompetensi sosial dengan suatu kepekaan terhadap denyutnadi kehidupan masyarakat bukan sebagai kelompok elit yang eksklusifdari panggilan hati nurani umat Kehadirannya di tengah-tengah masyarakatbenar-benar dirasakan manfaatnya yang pada gilirannya lahirlah pengakuanterhadap status peranan dan profesinya sebagai guru Legitimasi inimeskipun bukan merupakan syarat atau prasyarat untuk menjadi gurutapi harus diakui bahwa legitimasi itu lahir dari internalisasi dan tampilanseorang yang berkepribadian guru berkemampuan mendidik dan memainkanperanan sosial sebagai seorang guru

Pendidikan Islam pada hakikatnya tidak rela melihat manusia terciptamenjadi makhluk spiritual yang perkasa di dunia langit tapi tak pernahmenginjak bumi sebaiknya pendidikan Islam juga tidak akan membiarkanmanusia tercipta sebagai makhluk material yang kehilangan bekal menujukebahagian akhirat Pendidikan Islam ingin mempersiapkan manusiasebagai sumber daya yang seimbang dalam serba-serbi siap berbagi tugasmembangun peradaban dunia serta siap mengarungi kehidupan untukkehidupan untuk kebahagiaan nanti

123

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

MENELUSURI KONSEP PROSESPEMBELAJARAN DALAM SISTEM

PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan pada umumnya dapat diterjemahkan sebagai penyebarandan internalisasi nilai dari berbagai pengalaman kumulatif yang

diwariskan oleh satu generasi ke generasi selanjutnya Pengalaman-pengalaman tersebut tersimpan dalam berbagai kitab cerita rakyattradisi dan adat istiadat dan sebagainya Baik berupa keyakinan dansikap hidup ataupun kumpulan pengetahuan berikut penerapannyayang dinilai positif dan bermanfaat bagi kehidupan1 Dalam perspektifini tidak ada perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanlainnya karena pendidikan pada umumnya sebagaimana didefinisikansecara ringkas oleh Noeng Muhadjir merupakan ldquoupaya normatif untukmembantu orang lain berkembang ke tingkat yang normatif lebih baikrdquo2

Sifat yang sesungguhnya dari suatu sistem pendidikan dan perbedaannyadengan sistem sistem lainnya sebagaimana dikemukakan oleh Husaindan Ashraf hanya akan bisa dipahami jika konsep dasar pendidikan itudipelajari dengan seksama3 Dalam hal ini seperti mereka jelaskan lebihlanjut bahwa perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanBarat modern umpamanya ialah nilai tinggi yang diberikan oleh pendidik

1Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf Crisis in Muslim Education (JeddahKing Abdul Aziz Universitas 1979) h 36

2Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan(Yogyakarta Rake Sarasin 1987) h 102

3Husain dan Ashraf Crisis h 43

124

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Islam dan Iman dan kesalehan hidup berdasarkan ajaran Islam sebagaisalah satu dari tujuan fundamentalnya4 Karena itu seperti dikemukakanlsquoAbdul Rahman Shalih lsquoAbdullah bahwa pendidikan Islam itu berikut teoridan konsep al-Qurrsquoan5

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pendidikan Islammerupakan kegiatan pendidikan yang berlandaskan ajaran Islam yangsemua teori dan konsep konsep yang dikembangkannya khas manusiaMuslim dari dan oleh manusia muslim serta bertujuan untuk mencapaicita-cita dan tujuan hidup muslim Karena itulah cakupan pembahasannyaberada dalam lingkup ilmu pendidikan Islam yang obyek materinya adalahmanusia khususnya yang sedang berkembang sedangkan obyek formalnyaialah bagaimana mengupayakan secara berencana dan sistematis denganmetode yang bertanggung jawab agar perkembangan itu menjadi terarahyang secara normatif lebih baik untuk mencapai tujuan hidup sepanjangyang bisa dipahami umat Islam mengenai tujuan hidup Muslim berdasarkanal-Qurrsquoan dan Sunnah

Al-Qurrsquoan dan Sunnah memang bukanlah kitab ilmu pendidianakan tetapi sesuai dengan tujuan dan fungsi al-Qurrsquoan diturunkan sebagaitibyanan li kulli syayrsquo yaitu petunjuk untuk mencapai hidup bahagia di duniadan di akhirat tentulah di dalamnya banyak terdapat petunjuk mengenaipendidikan Karena itulah para ahli pendidikan Islam selalu berusahamelakukan ijtihad atau berusaha dengan sekuat tenaga dan pikiran untukmenemukan dan mengembangkan teori dan konsep pendidikan Islamberdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunah Dengan demikian teori dan konsepkonsep pendidikan Islam beserta penerapan yang mereka kemukakanwalaupun dalam garis besarnya banyak persamaan karena mangacupada sumber yang sama al-Qurrsquoan dan Sunnah tetapi dalam perinciannyakadangkala terdapat berbagai perbedaan sebagai konsekuensi logis dariperbedaan wawasan ketika merumuskan unsur-unsur dan komponenpendidikan itu sendiri antara lain mengenai konsep-konsep tentangpeserta didik dan pendidik mengapa dan bagaimana seyogyanya prosespembelajaran itu dilaksanakan

4Ibid h385Abdul Rahman Salih lsquoAbdullah Education Theory A Qurrsquoanic Outlook (Makkah

Umm al-Qura Universitas 1982) h 43

125

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena itulah proses pembelajaran dalam sistem pendidikanIslam sebagaimana akan dikemukakan dalam uraian uraian berikuthendaklah dipahami sebagai pergulatan pemikiran para ahli didik muslimdalam merumuskan sebagaimana seyogyanya proses pembelajaranitu dilaksanakan

Proses Pembelajaran Empirisme vs NaturalismeSekalipun kegiatan belajar mengajar merupakan dua hal yang berbeda

tetapi apabila keduanya dihubungkan akan merupakan kegiatan searahyang tercakup dalam proses pembelajaran Dalam konteks ini persoalanyang selalu muncul kepermukaan ialah adanya konsep konsep dan praktikpendidikan yang menempatkan posisi dan hubungan guru dengan pesertadidik secara berbeda bahkan bertolak belakang Ada proses pembelajaranyang terpusat pada guru dan ada yang terpusat pada peserta didik

Munculnya praktik proses pembelajaran yang hanya terpusat padaguru atau yang terpusat pada peserta didik hanyalah sebagai gejala danbukan sebagai penyebab Hal ini akan lebih jelas jika ditelusuri lebihseksama pendidikan yang berpegang teguh pada proses pembelajaranyang didominasi oleh guru misalnya telah mencirikan diri atau bersandarsecara langsung ataupun tidak pada aliran empirisme pendidikan sebagaisalah satu kubu pendidikan konvensional yang dipelopori oleh Filosofbangsa Inggris John Locke Aliran ini yang memandang peserta didikbagaikan kertas putih yang belum bertulis (tabularasa) dan sepenuhnyasiap menerima apa saja pun yang dikehendaki penulisnya6 Menurut teoriini perkembangan peserta didik dan masa depan peserta didik sepenuhnyaditentukan oleh lingkungan dan pendidikan sehingga nasib dan masadepan peserta didik dikondisikan oleh lingkungannya termasuk pendidikanyang dengan sengaja diberikan padanya Peserta didik dianggap sebagaiorganisme pasif yang tak berdaya menghadapi lingkungannya Itulahsebab aliran dapat dikelompokkan berpandangan netral-pasif terhadappeserta didik Dikatakan berpandangan netral karena kalangan empirismetidak percaya sedikitpun bahwa manusia memiliki sifat dasar yang mempunyai

6John S Brubacher A History History of The Problem of Education (New YorkMcGraw-Hill Book Company Inc 1947) h 116 dan 142

126

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

potensi atau kecenderungan pada kebaikan atau kejahatan Dikatakan pasifkarena mereka menganggap manusia bagaikan organisme yang pasifdan dapat dibentuk sesuka hati7 Kearah mana peserta didik hendak dibawadan dikembangkan terserah pada kemauan pendidikan Jika ditanyakanapakah mendidik itu Jawabannya adalah ldquomembentuk manusia menurutkehendak pendidikrdquo Karena itu teori ini disebut juga sebagai aliran ldquooptimismependidikanrdquo sebagai antonim pesimisme pendidikan dari SchopenhauerDengan optimisme yang berlebihan Locke menempatkan pendidik danpendidikan berkuasa penuh menentukan nasib dan perkembangan masadepan peserta didik Hal itu berarti bahwa peserta didik ditempatkan dalamposisi yang serba pasif dan guru dalam posisi yang serba aktif Akibatnyaproses pembelajarannya pun didominasi oleh guru ldquolearning becamereceptive rather than activerdquo kata Brubacher dalam menegaskan analisisnya8

Sekalipun aliran empirisme pendidikan ini dikatakan banyak orangsudah ketinggalan zaman dan kuno tetapi gemanya masih mempengaruhiperkembangan teori-teori selanjutnya Kalangan behavioris sebagai salahsatu mazhab psikologi abad ke-20 yang cukup berpengaruh sampai saatini meskipun tidak terang-terangan menyandarkan teorinya pada tabularasatetapi pandangannya yang mengetengahkan sifat dasar manusia bersifatldquonetral-pasifrdquo9 Menyebabkan mereka pun tidak jauh berbeda denganaliran empirisme Bahkan berdasarkan ranji silsilah yang disusun Goldsteinternyata psikologi behaviorisme merupakan cucu dari aliran empirismeJohn Locke yang bernenek buyut kepada Aristoteles sebagai tokoh pertamayang memperkenalan konsep tabularasa10

Seorang tokoh behaviorisme kenamaan JB Watson yang secaratidak langsung berada di bawah pengaruh aliran empirisme pendidikandalam usahanya yang ingin membuktikan

Keabsahan hubungan respons dan stimulus akhirnya akan sampaipada suatu kesimpulan bahwa manusia itu dapat dibentuk sesuai keinginannyasebagaimana Watson dengan agak angkuh pernah berkata

7Penjelasan mengenai konsep konsep netral-pasif netral-aktif netral-interaktifjahat-aktif dan baik aktif dapat dilihat dalam Morris L Bigge Learning Theoriesfor Teacher (New York Harper amp Row Publisher Inc 1974) h 14-16

8Brubacher A History h 169Bigge Learning h 1110J Golsdtain Social Psycology (New York Academic Press 1980) h 20

127

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Give me a dozen healthy infants well-formed and my own specified worldto bring them up in and Irsquoll guarantee to take any one at random andtrain him to become any type of specialist I might select-doctor Lawyerartist merchant-chief and yes even beggarndashman and thief regardless ofhis talent penchants tendencies abilities vocations and race of hisancestors11

Sikap Watson yang tidak memandang dengan sebelah mata punmengenai adanya potensi atau kecenderungan moral yang memilikimanusia sejak awal kejadiannya Sikap ini tetap diikuti dan diteruskanoleh aliran aliran behaviorisme yang paling mutakhir sekalipun12 Salahsatu diantaranya dapat dicontohkan pernyataan behavioris lainnyaSkinner yang menyatakan ldquoThe environment determines the individualeven when he alter the environmentrdquo13

Jadi persolan yang paling mendasar terhadap teori empirisme palingtidak dalam pandangan Islam bukanlah terletak pada pernyataan tabularasatersebut tetapi menukik pada asumsi ldquonetral-pasifrdquo yang mendasari teoriitu Konsep inilah yang sulit untuk dicerna terutama dilihat dari sudutpandang Islam

Kalau hanya sekedar menyatakan bahwa seorang anak lahir bagaikankertas putih Imam al-Ghazacirclicirc juga telah mengemukakan pendapatnyabahwa manusia yang lahir ke dunia ini menerima ukiran yang digoreskankepadanya sesuai dengan keinginan pengukirnya Sekalipun begitu al-Ghazacirclicirctidak pernah menganggap manusia bersifat ldquonetral-pasifrdquo bahkan dalampandangannya manusia atau peserta didik ke dunia ini telah dibekaliTuhan dengan sifat sifat yang baik untuk membantu tercapainya tujuanhidup manusia yang sebenarnya Selanjutnya merupakan tugas parapendidik untuk mengembangkan dan mengarahkan sifat bawaan tersebutmencapai tujuan sucinya14 Jadi pernyataan al-Ghazacirclicirc yang bernadatabularasa itu sama sekali tidak mengasumsikan sifat dasar manusia

11JB Watson Behaviorisme (Chicago Universitas of Chicago Press 1959) h 8212Bigge Learning h 1113BF Skinner Science and Human Behavior (New York Academic Press

1980) h 2014Fathiyah Hasan Sulaiman Mazhacircbib fi al-Tarbiyah Bahts fi al-Mazhab al-

Tarbawi ind al-Ghazacirclicirc (Mesir Dacircr al-Hana li al-Tibarsquoah wa al-Nasyr 1985) h 32

128

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bersifat netral atau kosong bahkan dengan tegas menyatakan sifat dasarmanusia tersebut adalah baik

Berbeda halnya dengan empirisme pendidikan seperti telah dikemukakandi atas aliran naturalisme pendidikan yang dimotori oleh filosofis bangsaPrancis Rousseau mengkonsepsikan sifat dasar peserta didik dalam rentanganbaik aktif Itu berarti bahwa bahwa peserta didik dipandang telah memilikisifat dasar yang baik baik secara alamiah dapat pembantu peserta didiksehingga praktek kependidikannya lebih terpusat pada peserta didik15

Hal demikian terlihat jelas ketika Rousseau menulis dalam bukunya Emileyang berusaha meyakinkan orang bahwa setiap anak pada dasarnyabaik dan tak seorang pun lahir membawa bibit kejahatan Sifat jahatitu baru tumbuh setelah peserta didik berhubungan dengan manusiaPada bagian pertama dari buku Emile Roesseau mengatakan Everythingis good as it comes from the hands of the maker of the word but degneratesonce it gets into the hands of man16

Menurut Rousseau sifat dasar yang baik itu dapat tumbuh secaraotomatis tanpa harus melalui pendidikan yang diberikan orang lainmelainkan dengan menyerahkannya kepada alam Menurut pendapatnyapendidikan yang diberikan oleh alam yang terbentang dan berlangsungsecara alamiyah pula tentulah akan lebih baik daripada pendidikanbuatan manusia17

Pandangan kaum naturalisme yang merendahkan pendidikan buatanmanusia ini dapat pula diperhatikan dari pernyataan Luciant Arreat ahlididik bangsa Prancis dan salah seorang pengikut ajaran Rousseau dengannada mengejek pernah berkata pendidikan Itu adalah omong kosong belakadan praktek yang menggelikan sepanjang zaman Tetapi jangan mengatakannyaterlalu keras karena banyak orang mencari penghidupan di sana18

Pendidikan bagi naturalisme adalah proses laissez faire yaitu membiarkanpeserta didik tumbuh secara alamiah Kalaupun pendidikan dilaksanakan

15JJ Rousseau ldquoEmilerdquo dalam Steven M Cahn (ed) The Philosophical Fundationsof Education (New York Harper amp Row Publisher 1970) h 156 dan 160

16Ibid h 15517Ibid h 15718Philips H Phenix Philosophy of Education (New York Holt Rinehart amp

Winston Inc 1961) h 48

129

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya bermanfaat untuk memantau dan menjaga agar pengaruh keburukanmanusia lainnya tidak mengganggu pertumbuhan peserta didik yang secarakodrati memang baik Tampak di sini bahwa Rousseau berbeda denganThomas Hobbes yang menganggap manusia apabila tidak diikat oleh suatuorganisasi masyarakat akan menampilkan sifat asli kebinatangannya19

Hobbes adalah salah seorang tokoh sebagai sifat asli kebinatangannyaHobbes adalah salah seorang tokoh sebagai contoh konkrit yang memilikipandangan mengenai manusia dengan sifat ldquojahat-aktifrdquo Sebab menurutpendapatnya sifat dasar manusia itu tak berbeda dengan binatang yangakan memangsa sesamanya bersaing loba dan anti sosial Jika dibiarkanmaka manusia itu akan melakukan penindasan dan memangsa sesamanyauntuk melepaskan watak asli kebinatangannya itu20 Pandangan yangsecara tegas menyatakan bahwa sifat dasar manusia itu burukjahat dansekaligus aktif berasal dari kalangan Theistic Mental Discipline yang dipeloporioleh gereja selaras dengan kepercayaan tentang dosa warisan21 Karenaitu membiarkan subyek didik tumbuh secara alamiah tanpa bersemayamdalam diri manusia sejak awal kejadiannya Baik-aktif itu untuk tokohkanak-kanak) dari Jerman Dalam mazhab Psikolog modern Pandanganseperti itu masih tetap mewarnai teori-teori yang dikembangkan AbrahamMaslowPaulGoodman dan John Holt22Tetapi nama nama terakhir yang dikenalsebagai tokoh-tokoh psikologi humanistik tidaklah seekstrim Rousseau

Abraham Maslow misalnya tidak menyetujui pendidikan yang hanyadidasarkan pada laissez faire karena pemberian kebebasan dalam mengasuhanak menurut pendapatnya harus diimbangi dengan keharusan mengajarkandisiplin moral dan nilai-nilai23

Dalam khazanah pemikiran muslim pandangan yang seakan akanmengasumsikan manusia dengan rentangan sifat baik-aktif dijumpaidalam konsep pemikiran Ibn Tufayl seorang pemikir muslim dari Kordova

19Mengenal persamaan dan perbedaan antara Rousseau dan Hobbes lihatHarold H Titus Marilyn S Smith dan Richard T Nolan Persoalan-persoalanFilsafat terj HM Rasyidi (Jakarta Bulan Bintang 1984) h 46

20Ibid21Bigge Learning h 1122Ibid h 3423Lihat Frank G Goble Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslow

terj A Supratiknya (Yogyakarta Kanisius 1987) h 113-114

130

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kalau Rousseau menyampaikan gagasannya lewat kisah Emile makaenam abad sebelumnya Ibn Tufayl telah menggambarkannya melaluikisah Hayy Ibn Yaqzan yang menceritakan seorang anak manusia bernamahayyan Ibn Yaqzan yang sejak kecil hidup sendirian di hutan dan dipeliharaoleh seekor rusa Lewat tahap-tahap perkembangan kemampuan akalnyaHayyan dapat mencapai hakikat kebenaran tanpa harus melalui prosesbelajar dari manusia lain24 Akan tetapi dia tidak bermaksud menjauhkanmanusia dari masyarakat melainkan ingin menjelaskan bahwa daya akalmempunyai kemampuan aktif yang dapat berkembang melalui pengamatanterhadap alam sekitarnya walaupun pada akhirnya perkembangan tersebuttidak sempurna sebagaimana Hayy baru memperoleh perincian tentangajaran agama setelah bertemu dengan pemuda Absal Dari dialah Hayymengenal bahasa dan mengenal tata peribadatan yang diajarkan agama25

Terlihat disini bahwa Ibn Hayy Thufayl tetap mengakui perananguru yang dapat memberikan arah dan nilai-nilai yang tepat dalammenjalani hidup secara benar Dapat dikatakan bahwa konsep yang bernadaldquobaik-aktifrdquo seperti yang diperkenalkan Ibn Tufayl ini hanya didorongobsesinya bahwa kemampuan akal manusia memiliki kekuatan untukmenggapai yang transendental sekalipun Jadi perbedaan wawasandalam mengkonsepsikan hakikat peserta didik menimbulkan perbedaanyang nyata dalam memposisikan guru di tengah peserta didiknya Empirismemenganggap guru sebagai satu satunya pelaku perubahan yang aktifsementara naturalisme menempatkannya pada posisi yang pasif

Oleh karena aliran empirisme menempatkan guru secara ekstrimsebagai pelaku perubahan yang aktif Aliran ini mengkonsepsikan prosespembelajarannya hanya terpusat pada guru Dalam konteks ini posisiguru benar benar sebagai pemegang kedaulatan absolut Kegiatan belajarpeserta didik sepenuhnya bergantung pada kehendak dan kekuasaanguru Praktek pendidikan seperti ini biasanya berlangsung dalam komunikasisatu arah tanpa hubungan timbal balik dalam arti yang sesungguhnyaGuru adalah guru peserta didik adalah peserta didik Hubungan keduanya

24Len Evan Goodman Ibn Tufaylrsquos Hayy Ibn Yaqzan A Philosophical TaleTranslated With Introduction and Notes (New York Twayne Publisher Inc 1972) h 67

25Ibid h 65

131

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya sebagai pemberi dan penerima Guru menempatkan diri sebagaisatu-satunya pelaku perubahan yang aktif Sementara peserta didikditempatkan sebagai penerima informasi dari pengajaran yang pasifBigge menyebut guru itu sebagai authoritarian teachers26

Sebaliknya kalangan naturalisme seperti telah diulas di depanmenempatkan guru pada posisi yang pasif dan memposisikan pesertadidik sebagai pelaku yang aktif menyebabkan proses pembelajarannyamenjadi terpusat pada peserta didik Dalam hal ini peserta didiklah yangaktif sedangkan guru lebih menampakkan diri sebagai pelakon yangpasif Sebagai konsekuensinya maka proses belajar berlangsung secaraleissez faire Guru bersikap menjauh dari memberi pengarahan terhadappeserta didik Guru memang hadir dan selalu siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta didik walaupun pada prinsipnya gurutersebut sengaja membiarkan mereka mengambil inisiatif sendiri Pesertadidiklah yang memutuskan apa yang ingin mereka lakukan dan bagaimanacara melakukannya27 Guru tak akan pernah risau jika sekiranya murid-muridnya menetapkan kesimpulan diskusi yang mereka lakukan bahwasesungguhnya Tuhan sekarang ini sudah mulai sakit-sakitan atau Tuhantidak ada Tugas guru dalam konsep semacam ini hanyalah sebagai fasilitatorserta memelihara situasi belajar agar tetap menyenangkan sehingga pesertadidik merasa betah dalam belajar Give the child the wish and any method willthen be suitable kata Brubacher menirukan perkataan Rousseau sebagaitokoh utama di balik teori yang mempraktikkan pendidikan semacam ini28

Islam dan Fitrah Perkembangan Peserta DidikPertama sekali perlu dikemukakan bahwa Islam telah dengan tegas

menolak konsep Theistik Mental Discipline yang memandang pesertadidik memiliki sifat dasar yang bad active sebagaimana Islam secarategas menolak adanya ldquodosa warisanrdquo yang diyakini kalangan Nasrani

Adalah benar bahwa Islam mengakui keabsahan kisah kejatuhan NabiAdam As sebagai akibat dari dosa yang diperbuatnya karena terpengaruh

26Bigge Learning h 20827Ibid h 28528Brubacher A Historis h 208

132

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rayuan Iblis untuk memakan buah pohon khuldi padahal sebelumnyatelah diperingatkan Tuhan agar tidak mendekati pohon tersebut Dalamhal ini sekalipun Adam telah melakukan suatu kesalahan tetapi Islamtidak menafsirkannya sebagai dosa yang melekat pada anak cucunyaBahkan Adam segera menyadari kesalahannya dan memohonkan ampunanTuhan dengan taubat yang sungguh-sungguh dosa-dosa Adam telahdiampuni oleh Allah Kisah pengampunan ini cukup sering menjaditema-tema dakwah dalam Islam guna menekankan kesucian manusiayang lahir tanpa dosa karena kesahannya telah diampuni Allah swtsebagaimana dinyatakan QS al-Baqarah ldquokemudian Allah menerimabeberapa kalimat dari Tuhannya maka Allah menerima taubatnyasesungguhnya Allah ldquoMaha penerima taubat lagi Maha Penyayangrdquo

Hal inilah yang menjadi pangkal keyakinan bahwa tak ada dosa yangdiwariskan kepada anak cucunya malah sebaliknya Islam meyakini bahwasetiap manusia suci dari dosa dan kesalahan Bahkan lebih dari itu manusiadalam pandangan Islam memiliki fitrah beragama sebagaimana dijelaskanNabi Muhammad saw dalam hadisnya bahwa tak seorang pun di antaramanusia dilahirkan ke dunia ini kecuali atas dasar fitrah kedua orangtuanyalah yang menyebabkannya menjadi Yahudi Majusi dan Nasrani29

Fitrah yang berasal dari kata Arab dalam pengertian yang umumialah asal kejadian jati diri atau bawaan sejak lahir (nature)30 Dalamal-Qurrsquoan kata fitrah yang sama antara lain dinyatakan

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah fitrahAllah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu tidak adaperubahan pada fitrah Allah Itulah Agama yang lurus tetapi kebanyakanmanusia tidak mengetahui

Dengan demikian seperti dikemukakan oleh Quraish Shihab bahwaapabila pengertian fitrah itu ditilik dari segi bahasa dan dikaitkan puladengan pernyataan al-Qurrsquoan mengenai fitrah manusia maka dapat ditarikkesimpulan bahwa manusia sejak awal kejadiannya telah memiliki potensi

29Lihat al-Imacircm Abu lsquoAbdillah Muhammad bin Ismacirclsquoil bin Ibracirchicircm al-Bukhacircricirc Shahicirch al-Bukhacircricirc juz 2 (Beirut Dacircr al-Fikr tt) h 97

30Hans Wehr A Dictionary of Modem Written Arabic (London Macdonaldamp Evans Ltd 1980) h 720

133

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

beragama yang lurus31 Potensi tersebut menurut Muhammad Abduhada yang bersifat nafsiyah atau Ilahiyah dan ada pula yang lsquoaqliyah32 Yangbersifat nafsiyah atau Ilahiyah sama untuk semua orang Sementara yanglsquoaqliyah dapat berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya33

Lebih lanjut dapat diberikan penjelasan tambahan sebagai berikutfitrah Allah maksudnya ciptaan Allah Manusia diciptakan Allah mempunyainaluri beragama yaitu agama tauhid Kalau ada manusia tidak beragamatauhid maka hal itu tidak wajar Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalahlantaran pengaruh lingkungan34

Dengan demikian jelaslah bahwa fitrah yang diberikan Allah kepadamanusia itu bersifat tetap dan tak akan berubah Karena itulah Alqurrsquoanmenghimbau manusia agar tetap teguh dalam mempertahankan nilai-nilai fitrah itu secara konsekuen untuk mencapai tujuan sucinya yaituagama diturunkan Allah kepada manusia adalah agar manusia dapatmengharungi hidup dan penghidupannya di bumi ini sesuai dengan fitrahaslinya Dalam konteks inilah Hasbi Ash-Siddieqy menjelaskan bahwatujuan beragama itu adalah untuk melepaskan fitrah manusia dari ikatan-ikatan yang menghalangi perjalanan fitrah itu menuju kepada puncakkesempurnaan baik dalam kehidupan perseorangan maupun dalamkehidupan kolektif35

Jadi karena agama itu merupakan fitrah Allah dan manusia diciptakanatas dasar fitrah itu pula maka yang menjadi inti kemanusiaan itu adalahfitrah itu sendiri Fitrahlah yang membuat manusia memiliki keluhuranjiwa yang secara alamiah berkeinginan suci dan berpihak pada kebaikandan kebenaran Tuhan Kalau dalam kenyataannya terdapat manusia yangmenyimpang dari fitrah aslinya maka hal itu disebabkan kesadaranfitrahnya tidak dapat aktual atau terlalu lemah dan tidak berdaya menghadapi

31M Quraish Shihab Wawasan Alquran Tafsir Maudhursquoi atas Pelbagai PersoalanUmat (Bandung Mizan 1996) h 264

32Muhammad Racircsyid Ridhacirc Tafsicircr al-Manacircr juz II (Kairo al-Manar 1327H) h 410-411

33Ibid34Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah al-Qurrsquoan al-Qurrsquoan dan Terjemahannya

(Jakarta Departemen Agama RI1978) h 64535Muhammad Hasbi Asy Shiddieqy Hakikat Islam dan Unsur Unsur Agama

(Kudus Penerbit Menara Kudus 1978) h7

134

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

halang rintangan tipu daya hawa nafsunya sendiri Sebaliknya apabilakesadaran fitrah manusia telah terbuka dan aktual maka fitrah itulahyang akan mengantarkan manusia pada kepribadian yang senantiasaberada dan berpihak pada kebenaran serta menolak segala macam kepalsuan

Oleh karena itu sudah cukup jelas bahwa berdasarkan konsep inidakwah dan pendidikan mutlak diperlukan sepanjang zaman sebagaimanaTuhan telah mengutus para Nabi untuk menyadarkan manusia pada hakikatfitrahnya Dengan demikian dapat dipahami bahwa Islam tidak hanyamenolak konsep bad active kalangan pendidikan gereja saja tetapi sekaligusmenolak konsep konsep ldquonetralrdquo yang dikembangkan oleh teori teoriempirisme nativisme dan konveregensi atau pun teori-teori psikologimazhab behaviorisme dan kognitivisme

Dengan konsep fitrah seperti itu Islam mengajarkan bahwa pesertadidik lahir pada hakikatnya memiliki sifat dasar yang baik dan memilikipotensi yang cenderung pada kebaikan Fitrah yang demikian melekatdalam seluruh aspek kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhankemanusiaannya baik pada tingkat metafisika dan religius inteligensisosio kultural termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan biologis sepertimakan minum dan kawin Hal itu berarti bahwa semua potensi dankecenderungan yang terdapat dalam diri peserta didik pada dasarnyatercipta dalam keadaan fitrah yang baik dan tak satu pun diciptakan untuktujuan yang jahat atau buruk Hal tersebut sebagai bekal persiapannyauntuk melaksanakan fungsinya selaku khalifah Allah yang diamanahkanTuhan untuk membuat kemakmuran membangun menciptakan memeliharakeamanan dan ketertibannya

Impilikasi paedagogisnya adalah bahwa pendidikan mengembantugas untuk mengupayakan agar kecenderungan kecenderungan religiusinteligensi sosio kultural dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologisbenar-benar terarah sesuai dengan tujuan penciptaannya sehingga senantiasarelevan dengan fitrah aslinya yang cinta pada kebaikan dan kebenaranMenghapus kecenderungan kecenderungan tersebut sama artinya denganperkembangan Perbuatan yang mencoba untuk mengubah sifat dasarmanusia identik dengan perbuatan setan yang berusaha untuk mengubahciptaan Allah sebagaimana dijelaskan dalam QS al-Nisacircrsquo4119

135

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dan aku (setan) benar benar akan menyesatkan mereka dan akanmembangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruhmereka (memotong-motong telinga-telinga binatang ternak) lalumereka benar benar memotongnya dan aku suruh mereka (mengubahciptaan Allah) lalu mereka benar benar mengubahnya Barang siapayang menjadikan syetan menjadi pelindung selain Allah makasesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata

Menurut Musthafa al-Maraghi yang dimaksud dengan ldquomengubahciptaan Allahrdquo pada ayat di atas selain melakukan perusakan terhadaporgan tubuh manusia seperti pengebirian juga termasuk perusakan terhadappsiko spiritual manusia dengan cara menyesatkan fitrah manusia yangsemula cenderung pada kesucian dibelokkan menjadi gemar pada berbagaiperbuatan sesat dan hina36

Dengan demikian maka konsep-konsep yang dikemukakan olehteori empirisme nativisme dan konvergensi sama sekali tidak sejalandengan konsep fitrah seperti di atas sebagaimana pernah dinyatakanoleh Noeng Muhdjir

Dalam ilmu pendidikan kita mengenal teori-teori perkembangan yangdisebut (1) teori biologisme atau teori paedagogik pesimisme (2) teoriempirisme atau teori tabularasa dan (3) teori konvergensi Jalan fikiranQurrsquoani berbeda dengan jalan fikiran ketiga teori perkembangan tersebutTeori biologisme mengakui adanya bakat baik dan bakat jahat SedangkanAlqurrsquoan berpendapat bahwa anak itu dan fikiran Qurrsquoani berbeda denganjalan fikiran ketiga teori perkembangan tersebut Teori biologismemengakui adanya bakat baik dan bakat jahat sedangkan Qurrsquoaniberpendapat bahwa anak lahir dalam bakat baik malahan berkeimananLingkungan yang menjadikan dia majusi dan lain-lain SehinggaQurrsquoani bukan penganut biologisme bukan empirisme dan juga bukankonveregensi Dan dapat kami sebut teori perkembangan pesertadidik yang Islami adalah teori fitrah teori yang mengakui bahwaanak lahir itu pada hakikatnya baik37

36Ahmad Musthafa al-Maracircghy Tafsicircr al-Maracircghy jilid V (Mesir Mustafaal-Babi al-Halabi 1974) h 120

37Noeng Muhadjir ldquoPendidikan Dalam Persspektif Qurrsquoanirdquo makalah padaSeminar dan Lokakarya Pendidikan al-Quran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta16-18 Desember 1989 h 12

136

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Jika teori yang dikemukakan di atas mengakui bahwa anak lahirke permukaan bumi ini dengan bakat bakat dan potensi yang baik makapersolannya sekarang ialah apakah konsep fitrah yang dikatakan memilikisifat dasar yang cenderung pada kebaikan dan kebenaran itu sama danselaras dengan konsepgood active yangdiketengahkan oleh aliran naturalismeRousseau

Dalam hal ini seperti telah disebutkan di depan bahwa Rousseaudengan konsep good active itu berpandangan negatif terhadap pendidikanMenurut pendapatnya seperti telah dikemukakan di depan bahwa sifatdasar manusia itu pada dasarnya baik sekaligus aktif yang sendirinyadapat berkembang dengan atau tanpa bantuan pendidikan SebaliknyaIslam mengetengahkan bahwa untuk mengaktualkan berbagai kebaikanseperti terkandung dalam makna fitrah tersebut masih memerlukanbantuan agar dapat aktual dan berkembang menjadi lebih berkualitassebagaimana Tuhan telah dengan sengaja mengutus para Rasul sawuntuk menyempurnakan akhlak umatnya

Jadi membiarkan peserta didik tumbuh secara alamiah tanpa bantuanpendidikan seperti yang dikonsepsikan oleh Rousseau sangat memungkinkannyakehilangan arah dalam menempuh perjalanan menuju kebaikan dankebenaran tersebut karena disesatkan oleh berbagai pengaruh yang datangdari dirinya Apalagi sarana dan kemampuan untuk menerima pengaruhyang menyesatkan danatau menyelamatkan sama-sama tersedia didalam diri setiap manusia sebagaimana dinyatakan al-Qurrsquoan bahwa Allahtelah mengilhamkan kepada jiwa manusia itu sarana untuk melakukankejahatan dan kebaikan

Oleh karena adanya sarana dan peluang bagi manusia untuk menerimapengaruh buruk baik maka pendidikan dalam arti yang seluas luasnyamenjadi lebih fungsional untuk memberi kesempatan yang sebesar besarnyabagi pertumbuhan segenap daya yang cenderung pada kebaikan dankebenaran itu sebagai terkandung dalam makna fitrah tersebut karenadaya-daya itu masih merupakan benih-benih yang perlu ditumbuh suburkanSekalipun demikian Islam tidak mengingkari adanya keaktifan daya-daya pada kebaikan tersebut yang secara alamiah memiliki potensi untukberkembang tetapi karena potensinya masih lemah baik rohaniah maupunjasmaniahnya sehingga masih perlu memperoleh berbagai macam bantuandan pertolongan sebagai tugas pokok pendidikan

137

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Secara singkat dapat dikatakan bahwa peserta didik dalam pandanganIslam memang memiliki daya untuk berkembang dan siap pula untukdikembangkan Akan tetapi tidak berarti peserta didik tersebut dapatdiperlakukan sebagai manusia yang sama sekali pasif melainkan memilikikemampuan dan keaktifan yang mampu membuat pilihan dan penilaianmenerima menolak atau menemukan alternatif lain yang lebih sesuai denganpilihannya sebagai perwujudan dari adanya kehendak dan kemauan bebasnya

Jadi kalaupun Islam mengakui bahwa daya-daya yang dimilikipeserta didik secara kodrati memang memiliki keaktifan akan tetapimembiarkannya tumbuh secara alamiah berdasarkan kodratnya sendirisangat memungkinkan pertumbuhannya tidak seperti yang diharapkanKisah Hayy ibn Yaqzan yang dilukiskan dengan sangat bagusnya olehIbn Tufayl seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu merupakansebuah ilustrasi dalam hal ini Patut dicatat bahwa sekalipun Hayy dapattumbuh secara alamiah berdasarkan kodratnya sendiri akan tetapipertumbuhannya tidak sempurna sebelum Hayy belajar kepada Absal38

Oleh karena itulah semua ahli didik Muslim sepakat dalam mengakuiperlunya pertolongan yang bermacam macam melalui pembiasaanbimbingan pengajaran dan pendidikan untuk mengaktualkan seluruhdaya yang dimiliki peserta didik

Jika pada satu sisi Islam mengakui keaktifan daya-daya sifat dasarmanusia yang cenderung pada kebaikan dan kebenaran tersebut danpada sisi lain mengakui kedaulatan pendidikan sebagai usaha pertolonganuntuk mengaktualkan dan menumbuh suburkan daya-daya itu maka dapatdiformulasikan bahwa pendidikan Islam telah mengkonsepsikan hakikatperkembangan peserta didik dalam rentangan waktu baik interaktif yangterbuka ke dalam maupun keluar Terbuka ke dalam karena pertumbuhannyamerupakan dorongan dari sifat dasarnya yang cinta pada kebaikan dankebenaran Terbuka keluar karena dialog yang terjadi dengan dunialuarnya ikut mewarnai pertumbuhan dan perkembangannya

Konsep baik interaktif tersebut mengandung makna bahwa sekalipundaya-daya dasar itu cenderung pada kebaikan dan kebenaran tetapiperkembangan kepribadian peserta didik tidak serta merta memperoleh

38Godman Ibn Tufayl Hayy Ibn Yaqzan h 67

138

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

kualitas dari potensi sifat dasarnya semata melainkan terjalin secarainteraktif dengan pertolongan yang diberikan berikut dukungan keseluruhansituasi dan lingkungan sekitarnya

Jika dicermati bagaimana kekuatan dunia eksternal itu turut memberiurunan dan mempengaruhi manusia dalam menentukan masa depannyaapakah memilih beriman atau sebaliknya dapat diperhatikan pada pernyataanQS al-Kahfi1828-29 sebagai berikut

Dan besabarlah kamu bersama sama dengan orang orang yang menyeruTuhannya di pagi dan di senja hari dengan mengharap keridhaannya danjanganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mangharapkanperhiasan kehidupan dunia ini dan janganlah kamu mengikuti orangyang hatinya telah kami lalaikan dari mengingati kami serta menurutihawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melampaui batas

Dan katakanlah kebenaran itu datangnya dari Allah maka barangsiapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman dan barang siapayang ingin kafir biarlah ia kafir

Ayat yang disebut paling akhir menjelaskan bahwa pada dasarnyamanusia itu memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiriapakah dia mau beriman kepada Allah swt atau sebaliknya sebagaimanifestasi dari kehendak bebas yang dimilikinya Akan tetapi jika dikaitkandengan pernyataan ayat yang mendahuluinya terlihat di sana bahwapertama sekali al-Qurrsquoan menghimbau agar manusia senantiasa tegarberada atau memilih lingkungan yang baik sebagai wadah dalam berinteraksidan jangan sampai memilih lingkungan orang orang yang hanya mengikutihawa nafsunya belaka karena hal itu membawa pengaruh yang menyesatkan

Jika urutan atau susunan ayat di atas ditangkap sebagai satu kesatuanyang berkorelasi sekurang kurangnya dapat dimaknai bahwa wadahdan lingkungan seseorang ikut mempengaruhinya dalam merealisasikanpilihannya apakah beriman atau tidak Jadi seperti telah dikemukakandi atas bahwa faktor eksternal akan ikut memberikan peluang dalammemberikan polesan warna dalam mengambil sikap dan menetapkanpilihannya sesuai dengan kehendak dan kemauan bebas yang dimilikinya

Adanya kebebasan atau kemerdekaan yang diberikan Tuhan kepadamanusia untuk menentukan masa depannya sendiri mengisyaratkan

139

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dengan kesadarannya sendiri Akan tetapi banyak fakta yang menunjukkanbahwa keterjerumusan seseorang ke lembah kenistaan bukan atas pilihansadarnya Melainkan karena terpengaruh oleh lingkungan yang mengitarinyaOleh karena itulah Tuhan mengingatkan manusia agar senantiasamemelihara diri dari pengaruh pengaruh buruk yang berasal dari lingkunganyang buruk karena hal itu dapat merusak fitrah beragama manusia yangselalu cenderung pada kebaikan dan kebenaran

Dengan demikian berinteraksi dengan lingkungan yang baik akanmendukung terbukanya kesadaran fitrah aslinya Sebaliknya interaksiyang tidak mendukung bagi perjalanan fitrah menuju kesempurnaannyasesuai dengan tujuan agama akan tetapi memberi peluang bagi terjadinyapilihan bebas yang menyimpang Dikatakan memberi peluang bagiterjadinya pilihan bebas yang menyimpang Dikatakan memberi peluangkarena lingkungan bukanlah raja yang paling menentukan segala-galanya bagi pembentukan kepribadian seperti yang dikampanyekanoleh kalangan empirisme dan behaviorisme

Berkaitan dengan hal ini dalam salah satu ayat al-Qurrsquoan mengemukakankisah isteri Firrsquoaun yang tetap beriman kepada Allah sekalipun suamidan lingkungan kehidupannya adalah orang orang yang zalim dan antiTuhan QS al-Tahricircm6611 ldquoDan Allah membuat isteri Firrsquoaun perumpamaanbagi orang-orang yang beriman ketika ia berkata ldquoya Tuhanku bangunkahuntukku sebuah rumah di sisimu dalam surga dan selamatkanlah akudari Firrsquoaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yangzalimrdquo Ayat tersebut telah mengisyaratkan bahwa sekalipun interaksimanusia yang telah berbekal fitrah dengan dunia eksternalnya memberikanpeluang dan urunan dalam mempengaruhi kepribadian seseorangNamun lingkungan bukanlah faktor satu satunya yang mempengaruhiperilaku manusia karena apabila fitrah beragama tetap terpeliharamaka manusia akan dapat membebaskan diri dari pengaruh lingkunganyang sesat sebagaimana isteri Firarsquoun memelihara fitrah itu melaluiibadah dan doa-doanya kepada Tuhan sebagai ganti dari menaati suamidan lingkungannya yang anti Tuhan39

Implikasi paedagogisnya ialah apabila sejak dini strategi dan polabantuan yang diberikan pada subyek didik serta keseluruhan situasi dan

39Penjelasan mengenai hal ini lihat Abdullah EducationTheory h 60

140

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

lingkungan yang mengitarinya tidak mendukung perkembangan fitrahnyamaka mungkin sekali ia akan gagal memelihara itu kelak Bila hal itu terjadimaka bukan kualitas fitrah itulah yang menampakan dalam sikap dankepribadiannya yang menyebabkan kehendak dan kemauan bebasnyatidak lagi memilih iman dan kebenaran tetapi justru sebaliknya dia mungkinakan memilih atau terjerumus menjadi Yahudi Nasrani dan Majusi

Bertolak dari uraian yang menghantarkan pada formulasi bahwa sifatdasar peserta didik yang apabila dikaitkan dengan lingkungan eksternalnyaterentang dengan sifat baik-interaktif pada hakikatnya mengandungdua makna sekaligus Pertama karena manusia itu pada dasarnya baikkarena fitrahnya yang dimilikinya cenderung bepihak pada kebaikan dankebenaran Pandangan terhadap semua peserta didik didasarkan padasikap positif Kedua karena kualitas perilaku yang ditampilkan manusiaitu pada dasarnya dipengaruhi pula oleh hasil interaksinya dengan duniaeksternalnya maka pandangan terhadap usaha usaha pendidikan didasarkanpada sikap yang optimis bahwa benih yang baik apabila ditanamkandi lahan yang subur dan baik serta dipupuk dengan siraman yang baikakan menghasilkan tanaman yang diharapkan bakal berbuah baik

Oleh karena itulah tak seorang pun di antara peserta didik yang bolehdipandang sebagai manusia yang jahat anti sosial dan tak bermoral karenasesungguhnya mereka lahir atas dasar fitrah yang baik Kalau dalamkenyataannya terdapat peserta didik yang berperilaku negatif yang mungkindisebabkan oleh pengalaman yang dilaluinya di lingkungan rumah tanggadanatau dalam pergaulannya sehari-hari tidak mendukung terjadinyapertumbuhan moral yang sehat maka para pendidik berkewajiban untukmenolongnya dengan berbagai macam pendekatan yang berlandaskankasih sayang agar sifat-sifat negatif itu dapat diminimalkan untuk kemudiansecara berangsur-angsur berubah menjadi positif Memang mungkinbahwa orang lain melihat perikelakuan peserta didik tersebut sudah sampaipada tingkat yang memprihatinkan namun bagi seorang pendidik muslimakan tetap menghargainya sebagai manusia yang memiliki sifat dasaryang fitrah yang berarti bahwa di dalam dirinya masih ada kebaikanyang perlu dibantu mengaktualkannya

Di sinilah makna pendekatan kasih sayang yang banyak dikemukakanoleh para ahli didik muslim perlu dimaknai secara kreatif Dalam hal iniguru dituntut untuk terus menerus berusaha dalam menemukan butiran

141

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

butiran mutiara entah berapa pun kecilnya di balik perilaku peserta didikyang terlihat bagaikan memprihatinkan itu Kalau sekiranya sejak awalguru telah mempersiapkannya tak lebih dari seekor keledai liar dan kudabinal yang perlu dicerca bahkan dihajar dengan rotan karena bertolakdari rasa kebencian bukan atas dasar kasih sayang maka sulitlah untukmelihat bahwa di dalam diri peserta didik masih terdapat sudut sudutkecil yang masih memancarkan cahaya kebaikan Cahaya yang agak kabusdan samar itu sesungguhnya masih bisa bersinar cemerlang apabila setiapsudutnya diasah dan diasuh agar berkembang menuju kesempurnaannya

Proses Pembelajaran dalam Konsep Pendidikan IslamTelah dikemukakan bahwa sifat fitrah manusia itu terdapat pada

seluruh aspek rohaniah dan jasmaniah manusia baik berupa kecenderungansifat dasar moral maupun bakat bakat dan keterampilan yang secarakeseluruhan perlu dikembangkan menuju kesempurnaan Semua bakatdan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik tersebut pada prinsipnyaberguna bagi kehidupan yang oleh Abduh diumpamakan seperti buahtin yang secara keseluruhan dapat dimakan dan tak ada satupun yangbisa diabaikan40 Jadi mengabaikan bakat-bakat yang dimiliki pesertadidik sama artinya dengan mengabaikan nikmat dan rahmat Tuhanatau telah melakukan kecurangan dalam pendidikan Berkenaan denganhal itu Imam al-Ghazali pernah mengatakan bahwa pendidikan yangbaik tidaklah mengikis dan melenyapkan sifat sifat dasar dan bakat-bakat yang dibawa lahir oleh manusia karena perbuatan itu melenyapkanhakikat kemanusiaan itu sendiri Sebab sifat dasar dan pembawaan itumerupakan anugerah Tuhan guna mempersiapkan manusia mencapaitujuan hidup kemanusiaannya secara baik dan benar41

Patut dicatat bahwa semua kecenderungan dan bakat yang pesertadidik baru dapat diaktualkan setelah peserta didik memperoleh pengalamandan pengetahuan yang memadai sebagai manifestasi dari keterbukaannyamenerima pengaruh dari luar Dengan demikian tidak semua yang ingindiketahui peserta didik dapat diperolehnya dengan sendirinya tanpa

40Muhammad Abduh Tafsir Juz lsquoAmma terj Haidar Bagir (Bandung Mizan1999) h 243

41Sulaiman Mazhab h 42

142

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bantuan orang lain Sifat ketergantungan ini walau bukan ketergantungantotal mengakui adanya kedaulatan pendidik sebagai pemberi bantuanyang diperkirakan dapat mengaktualkan dan mengembangkan potensipotensi bawaan yang dimilikinya

Konsep yang demikian pada dasarnya membuat suatu pengakuanbahwa peserta didik dan pendidik masing masing memiliki kedaulatanyang sama sama aktif dalam rentangan sejajar yang saling bekerja samasaling memberi dan menerima dalam arti yang sesungguhnya Hubunganpendidik dengan peserta didik dalam proses pembelajaran semacam inimerupakan hubungan dua pribadi yang secara hakiki setara

Apabila konsep seperti itu harus dihadapkan pada salah satu di antaradua pilihan terpusat pada guru atau terpusat pada peserta didik makapersoalannya menjadi sedikit rumit Dilihat dari posisi guru yang dikonsepsikansebagai pelaku yang aktif walau bagaimana pun pastilah memberi peluangbagi terselenggaranya proses pembelajaran yang terpusat pada guruSebaliknya dilihat dari posisi peserta didik yang dikonsepsikan juga sebagaipelaku yang juga aktif memberi peluang pula untuk menerapkan prosespembelajaran yang terpusat pada peserta didik

Oleh karena kedua bentuk proses pembelajaran tersebut sama samaberpeluang untuk dilaksanakan dapat diperkirakan bahwa proses pem-belajaran yang hanya terpusat pada guru atau terpusat pada peserta didiksaja Tidak mendapat tempat dalam konsep pendidikan Islam Penerimaannyahanya mungkin dilakukan apabila kedua bentuk proses pembelajarantadi ditempatkan secara proporsional dengan menundukkannya dalamsuatu bentuk penyelenggaraan yang memberi kemungkinan bagi pendidikdan peserta didik mendapat kesempatan yang sama dalam merealisasikankeaktifan dan kedaulatannya masing-masing

Titik pusat proses pembelajaran semacam itu tidak lagi dapat dilihatsebagai suatu proses pembelajaran yang terpusat pada guru atau terpusatpada peserta didik tetapi keduanya merupakan dua personal yang memilikikedaulatan yang berimbang dalam satu jalinan kerja sama untuk memperolehmanfaat yang sebesar besarnya dari nilai-nilai yang berpusat pada kebaikandan kebenaran Islam Dengan kata lain proses pembelajarannya menjaditerpusat pada nilai Artinya semua kegiatan mengajar yang dilakukanguru dan semua kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik berlangsungdalam pengendalian nilai-nilai Islam

143

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena proses pembelajarannya tidak lagi terpusat pada gurudan tidak pula pada peserta didik saja tetapi terpusat pada nilai Sehinggaproses pembelajarannya kadang-kadang terlihat bagaikan terpusat padaguru dan terkadang bagaikan terpusat pada peserta didik Hal yang demikianmerupakan konsekuensi logis dari tuntutan nilai-nilai yang dikandungoleh suatu materi bidang studi

Dilihat dari interaksi segi tiga dalam suatu proses pembelajaran yaitupendidik peserta didik dan materi bidang studi maka kedudukan bidangstudi menempati posisi strategis yang ikut memberikan arah bagaimanaseyogyanya proses pembelajaran itu berlangsung Suatu bidang studiatau pokok bahasan tertentu mungkin menuntut pendekatan yang lebihterpusat pada guru apabila nilai-nilai materi dan tujuan pembelajarannyabermaksud membekali peserta didik sejumlah pengetahuan siap ataumembekali mereka dengan premis-premis pendahuluan sebagai bekalpengetahuan yang menjadi landasan konsultatif untuk melakukanpenjelajahan intelektual selanjutnya Sebaliknya bidang studi ataupokok bahasan tertentu menghendaki pendekatan yang lebih terpusatpada peserta didik apabila nilai nilai dan tujuan belajarnya merupakanpengembangan pengetahuan siap menuju pengetahuan baru baik padatingkat aplikasinya maupun dalam rangka pemecahan masalah gunamengambil suatu keputusan baru atas inisiatif peserta didik

Walaupun peluang untuk melaksanakan suatu proses pembelajaranyang lebih terpusat pada guru tetap ada dan memungkinkan diselenggarakannamun tidak berarti bahwa gurulah satu satunya pelaku yang aktif sementarapeserta didik dibiarkan pasif Dalam hal ini guru menurut konsep pendidikanIslam tetap mengusahakan agar tetap tercipta suasana belajar yang mampumembangkitkan antusiasme dan keaktifan belajar di kalangan pesertadidiknya42

Proses penyajian materi pelajaran yang kadangkala bisa terpusatpada guru dan bisa pula pada peserta didik sesungguhnya identik denganproses penyajian materi al-Qurrsquoan Menurut Quraish Shihab penyajianmateri al-Qurrsquoan itu ada yang melalui pembuktian argumentatif yangdikemukakan langsung oleh al-Qurrsquoan itu sendiri dan ada pula yang

42Husain dan Ashraf Criss h 112

144

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya dapat dibuktikan oleh manusia melalui penalaran akalnya43 Inidianjurkan oleh al-Qurrsquoan untuk dilakukan pada saat mengemukakanmateri tersebut44 Kata Shihab sambil mengutip pendapat Abdul Karimal-Khatib yaitu agar akal manusia merasa bahwa ia berperan dalammenemukan hakikat materi yang disajikan itu sehingga merasa memilikidan bertanggung jawab untuk membelanya45

Jadi teacher centered tidaklah selamanya buruk dan student centeredtidak pula selamanya unggul melainkan tergantung pada nilai-nilai yangterkandung dalam materi bidang studinya Itu sebabnya seperti dikemukakandi depan bahwa proses pembelajaran dalam konsep pendidikan Islamterpusat pada nilai yang memberi kemungkinan bagi kedua model prosespembelajaran di atas untuk dilaksanakan Dalam hal menyangkut dengankeimanan kepada Allah umpamanya tentulah berbahaya membiarkanpeserta didik menarik kesimpulannya sendiri sebagaimana dituntut olehproses pembelajaran student centered tanpa didahului dengan memberikanpremis premis pendahuluan tentang bagaimana sesungguhnya konsepsiiman menurut tuntunan al-Qurrsquoan Hal ini sama bahayanya denganmenggiring mahasiswa misalnya sebagaimana acapkali dilakukan olehteacher centered untuk berpihak pada salah satu pendapatteori yang keduapendapatteori itu secara teoritis sesungguhnya sama benarnya Dalam kasusseperti ini seorang pendidik seyogyanya memberikan bantuan kepada pesertadidik untuk menemukan kekuatan dan kelemahan teori-teori tersebut yangpada gilirannya terpulang kepada peserta didik untuk menarik kesimpulannya

Dalam konteks inilah kedudukan pendidik benar-benar berfungsisebagai pelatih pengajar dan pendidik yang setiap saat membantu pesertadidik menemukan solusi terhadap berbagai problem yang dihadapinyadan membantunya dalam pengembangan potensi-potensi yang dimilikinyaagar tumbuh dan berkembang secara optimal

Kedudukan yang demikian mempertegas konsep pendidikan Islammengenai posisi dan hubungan guru dengan peserta didiknya yang salingmengakui kedaulatannya masing-masing sebagai hubungan dua pribadi

43M Quraish Shihab Membumikan al-Quran Fungsi dan Peran Wahyu DalamKehidupan Masyarakat (Bandung Mizan 1982) h 175

44Ibid45Ibid

145

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang secara hakiki setara dan dapat bekerja sama dalam satu jalinaninteraksi yang sama -sama aktif Dengan konsep pendidikan bukanlahsebagai pemberi intruksi yang serba menggurui dalam segala hal dantidak pula membiarkan peserta didik menempuh perjalanannya sendiritanpa bimbingan

Suasana dan kegiatan belajar yang demikian tidak akan mudahterwujud dengan sendirinya tanpa diiringi dengan usaha dan siasat yangdirencanakan oleh pendidik dalam hal ini guru sebagai pendidik berusahamelibatkan seluruh aktifitas mental peserta didik dalam setiap kegiatanpembelajaran dengan menciptakan kondisi belajar dalam suasana amandan menggairahkan Dengan begitu keinginan dan kegiatan belajar tumbuhdengan sendirinya berdasarkan niat yang tulus tanpa merasa dibebanidan tanpa harus menunggu perintah

Dalam konteks inilah kewibawaan dan keteladanan guru sebagaiseorang peserta didik merupakan kunci keberhasilan dalam mewujudkansuasana belajar aktif Itu berarti bahwa kewibawaan dan keteladananguru tetap merupakan alat dan media pendidikan yang tak tergantikanoleh media apapun Kewibawaan itu walau bagaimanapun hanya akanlahir di dalam kebulatan kepribadian guru tehadap sesuatu yang bernilaipositif yang pantas untuk dihargai dan diteladani Keberhasilan pendidikanIslam pada masa keemasannya kata Husain dan Ashraf terutama disebabkankarena kukuhnya kewibawaan dan keteladanan yang ditampilkan oleh parapendidiknya Hasilnya adalah bahwa setelah para pelajar itu meninggalkansekolah atau universitas tetap tersimpan dalam hati dan pikiran merekapribadi-pribadi agung yang kepadanya mereka pernah menimba ilmupengetahuan46

Memang tidak terbayangkan seorang guru mendapat penilaianpositif dari peserta diidiknya jika sikap dan kelakuannya sama sekalitidak dapat diterima secara moral atau tidak mecerminkan nilai yangdisampaikannya Hal semacam ini akan menimbulkan dampak negatifyaitu peserta didik akan meniru kebiasaan kebiasaan buruk tersebut danatau mulai memandang rendah pengajar mereka yang tak lebih sebagaiorang gajian yang mencari penghidupan di lapangan pendidikan

46Husain dan Ashraf Crisis h 134

146

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Pupusnya penghargaan peserta kepada guru menyebabkan terputusnyarelasi kewibawaan guru kepada peserta didik Bila hal itu terjadi makatingkat pengetahuan yang tinggi dan keampuhan metode pembelajaransudah tidak banyak lagi memberikan pengaruh dalam menciptakan situasibelajar dengan kesadaran yang tinggi Sebaliknya bila guru dapat menampilkancontoh yang benar sebagai pancaran kebulatan kepribadiannya makapeserta didik akan memberikan penilaian positif kepadanya

Selain kewibawaan yang berpangkal dari adanya keteladanan makakondisi dan suasana belajar yang bersuasana aman dan menggairahkanmerupakan prasyarat utama dalam menciptakan situasi belajar atas dasarsuka rela dan kesadaran Suasana belajar semacam ini menurut paraahli didik muslim akan lebih mudah tercipta bila hubungan guru danpeserta didik dibangun atas dasar kasih sayang dalam arti yang positif

Bila kepribadian semacam ini dapat diterapkan guru dalam setiapkegiatan dan proses pembelajaran maka kehadirannya di ruangan kelassenantiasa ditunggu tunggu peserta didiknya karena kehadirannya itumenimbulkan rasa aman dan menggairahkan Kepatuhan dan rasa hormatpeserta didik kepada pendidiknya sebagaimana yang banyak dituntutpara pendidik Islam bukanlah kepatuhan semu dan serba terpaksa tetapiberpangkal dari penghargaan mereka terhadap sikap positif yang ditampilkanpara pendidik mereka Sikap kebaikan dan kelembutan yang telah dicontohkanNabi Muhammad saw Dalam mendidik umatnya merupakan suatu perilakuyang semestinya melekat dalam kepribadian guru kata al-Ghazali mem-pertegas penjelasannya47

Adalah benar kalau sekiranya Nabi Muhammad saw bersikap kerasdan kasar niscaya para sahabatnya sudah lama meninggalkan beliauTetapi karena sifat sifatnya yang lemah lembut pemaaf dan senang melakukankontak kontak aktif dengan bermusyawarah (QS Ali lsquoImracircn3 159)beliau berhasil menimbulkan rasa aman dan kesetiaan penuh di kalanganpara sahabatnya

Bertolak dari penelusuran dan pembahasan yang telah dilakukandapat disimpulkan bahwa hubungan pendidik dengan peserta didik dalamkegiatan dan proses pembelajaran merupakan hubungan antar pribadi

47Ibid h 21

147

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang secara hakiki setara yang memberi kemungkinan bagi pendidikdan peserta didik secara bersama sama merealisasikan keaktifan dankedaulatannya masing masing yang saling menghargai dan menjunjungtinggi nilai-0nilai pergaulan edukatif Dalam pendidikan Islam al-lsquoalimwal mutalsquoallim syarikani fi aljr Dengan demikian maka proses pembelajaranyangdikonsepsikan pendidikan Islam lebih mengarah pada proses pembelajaranyang terpusat pada nilai yakni tidak hanya didominasi oleh guru sepertidiintrodusir oleh kalangan optimisme pendidikan dan tidak pula terpusatpada peserta didik seperti dipropogandakan kelompok naturalisme melaluipendidikan laissez faire

Melalui proses pembelajaran yang terpusat pada nilai pendidik danpeserta didik sama sama memiliki kedaulatan yang berimbang dalamhubungan saling bekerja sama untuk memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya dari nilai-nilai kebaikan dan kebenaran Islam Hal ini berartidiharapkan timbul dari kerelaan dan kesadaran peserta didik dalam setiapproses pembelajaran dengan menciptakan kondisi belajar aman danmenggairahkan sehingga keinginan dan kegiatan belajar termotivasidengan sendirinya berdasarkan niat yang tulus Dalam konteks inilahkewibawaan guru sebagai pendidik muslim yang memancar dari segenapkompetensi kepribadiannya sebagai imamah dan teladan keutamaanyang pantas dihormati dan dihargai merupakan kunci keberhasilan dalammewujudkan suasana belajar aktif di samping adanya kemampuanprofesional dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai seorang pendidik

148

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

MENELUSURI IDENTITAS DESAINKURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Istilah kurikulum berasal dari bahasa Latin yang dalam pengertianaslinya sebagai a running course or race course aspeciality a chariot

race course Perkembangan selanjutnya terutama setelah kurikulummenjadi istilah teknis dalam dunia pendidikan kurikulum itu secaraumum berubah makna menjadi rencana pelajaran (lesson plan)

Berbagai sumber yang membahas tentang kurikulum mengajukanbermacam-macam definisi mulai dari yang tradisional atau pengertianyang lazim digunakan kalangan umumawam sampai pada pengertianyang seluas-luasnya Secara sederhana kurikulum didefinisikan sebagaimatapelajaran yang diajarkan di sekolah Betapapun sederhananya definisidi atas akan tetapi sampai pada saat ini definisi seperti ini masih banyakdianut oleh para pengelola pendidikan

Dalam konteks seperti di atas kurikulum seperti dikemukakan olehHilda Taba dipandang sebagai suatu rencana pelajaran (a plan for learning)1

Artinya bahwa kurikulum tersebut disusun atau dirancang sedemikianrupa adalah untuk memperlancar proses belajar mengajar dalam bimbingandan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan bersama-samadengan tenaga pendidikannya2 Akan tetapi banyak para ahli kurikulumyang tidak puas dengan pengertian yang terbatas pada kegiatan sekolahyang direncanakan saja melainkan meliputi semua peristiwa yang terjadi

1Hilda Taba Curriculum Development Theory and Practice (New York SanFransisco Harcourt Brace amp World Inc) h 9

2S Nasution Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta Bina Aksara 1989) h 5

149

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dalam pengawasan sekolah sehingga kurikulum merupakan keseluruhandari berbagai kegiatan sekolah mulai dari kegiatan seperti kepramukaanpagelaran kesenian dan kegiatan lainnya yang dilakukan peserta didikdi dalam dan di luar sekolah asalkan masih berkaitan dengan pengembanganpengetahuan bakat dan minat peserta didik Konsep seperti itu terlihatjelas pada rumusan kurikulum yang dinyatakan sebagai ldquothe total affortof the school to bring about desired outcomes in school in out-of-schoolsituationsrdquo3 Berdasarkan rumusan ini kurikulum tidak lagi sekedarrencana mata pelajaran melainkan segala usaha sekolah untuk mencapaitujuan yang diinginkan Lebih dari itu kurikulum tidak lagi terbatas padasituasi di dalam persekolahan akan tetapi meliputi situasi di luar sekolahDefinisi lain yang juga terbilang luas merumuskan kurikulum sebagaildquoa sequence of potential experiences set up in school for the purpose discipliningchildren and youth in group ways of thinking and actingrdquo4 Dalam definisiini penekanannya tidak lagi sekedar matapelajaran atau sekedar kegiatanpersekolahanmelainkan sudah menjurus pada aspek sosial yaitu mempersiapkangenerasi muda menjadi anggota masyarakat

Di samping itu ada pula yang disebut sebagai kurikulum tersembunyi(hidden curriculum) yaitu suatu pengalaman yang tersaji sedemikianrupa tetapi tidak termasuk sebagai yang direncanakan seperti wawasankeilmuan yang dimiliki pendidik sikap dan penampilan pendidik sehari-hari hubungan pendidik dengan peserta didiknya dan lain-lain yang padadasarnya dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian peserta didikwalaupun tidak ada satu perincian khusus yang mengaturnya secaratertulis Dapat dikatakan bahwa kurikulum tersembunyi berada dalamsikap kecenderungan dan keinginan pendidik ke mana peserta diarahkansecara sengaja atau tidak baik yang mendukung maupun yang bertentangandengan tujuan kurikulum itu sendiri Kelihatannya disadari atau tidakoleh pendidik ternyata wawasan keilmuan yang dimilikinya termasuksikap dan kepribadian yang ditampilkannya sehari-hari menjadi hiddencurriculum yang turut serta mempengaruhi perkembangan kepribadianpeserta didik

3JG Saylor dan WM Alexeander Curriculum Planning fot Better Teachingand Learning (New York Rinehart 1954) h 3

4BO Smith WO Stanley dan HJ Shores Fundamentals of CurriculumDevelopment (Work Book 1957) h 3

150

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian berbagai penelitian dan pembahasan mengenaikurikulum dapat dilakukan secara meluas karena ruang lingkupnya bisameliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan proses belajar-mengajar di dalam dan di luar sekolah dan dapat pula disederhanakanmenurut keperluannya Akan tetapi yang terpenting adalah bagaimanapola-pola pengorganisasian kurikulum itu dilakukan terutama dalam mem-pertimbangkan kedudukan kurikulum sebagai upaya untuk merencanakankegiatan proses pembelajaran Dalam hubungan ini tentu saja bahanmateri pelajaran harus dituangkan dalam sebuah organisasidesain kurikulumyang sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan Oleh karena itulahdalam tulisan ini pembahasan kurikulum yang dimaksud lebih menitikberatkanpada pendeskripsian konsep-konsep dasar pengorganisasiian atau desainkurikulum sebagai upaya untuk melakukan identifikasi terhadap identitaskurikulum pendidikan Islam

Beberapa Desain KurikulumDalam dunia pendidikan desain kurikulum atau sering juga disebut

organisasi kurikulum tumbuh dalam corak yang berbeda-beda karenaadanya perbedaan tujuan pendidikan yang hendak dicapai5 Adanyaperbedaan itu dapat diilustrasikan tentang berbeda-bedanya desain setiapbangunan yang sangat tergantung pada tujuan bangunan itu didirikanDesain bangunan gedung sekolah umpamanya akan berbeda dengandesain bangunan toko bangunan tempat tinggal dan lain-lain Demikianlahpula halnya dengan desain kurikulum yang bertalian erat dengan tujuanutama diselenggarakannya pendidikan itu apakah untuk tujuan penguasaanilmu pengetahuan misalnya atau untuk kepentingan kebudayaan masyarakattertentu dan lain sebagainya Oleh karena itulah seperti dicontohkan olehNasution bahwa pendidikan yang bertujuan untuk mentransformasikanilmu pengetahuan kepada peserta didik akan lebih sesuai memilih desainsubject curriculum Akan tetapi jika kebutuhan kebudayaanmasyarakatyang lebih diutamakan maka desain yang bersifat integrated curriculumdiperkirakan lebih sesuai6

5Taba Curriculum Development h 136S Nasution Pengembangan Kurikulum (Bandung Citra Aditya Bakti 1991)

h 106

151

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sekalipun organisasi atau desain kurikulum tumbuh dalam corakyang berbeda-beda akan tetapi secara garis besar masih dapat diklasifikasikanke dalam dua pola pengorganisasian yang setiap pola sekurang-kurangnyaterdiri atas dua model desain kurikulum yaitu

Pertama pola kurikulum berdasarkan matapelajaran atau disiplinilmu (subject curriculum) yang terdiri atas desain kurikulum yang menyajikanmatapelajaran secara terpisah-pisah (separate-subject curriculum) dandesain kurikulum gabungan (correlated curriculum)

Kedua pola kurikulum interdisipliner yang terdiri atas desain kurikulumterpadu (integrated curriculum) dan kurikulum inti (core curriculum)Hal ini berarti bahwa sekurang-kurangnya ada empat model desainkurikulum yang berkembang yang secara ringkas dapat diikhtisarkansebagai berkut

Desain Kurikulum dengan Matapelajaran Terpisah-Pisah

Ciri khusus desain kurikulum yang menyajikan matapelajaran secaraterpisah-pisah ditandai dengan dipaparkan atau dideretkannya sejumlahmatapelajaran atau disiplin ilmu secara terpisah-pisah tanpa berusahamencari persinggungan di antara berbagai matapelajaran tersebut Kurikulumitu didesain sedemikian rupa karena pada dasarnya bertujuan agar pesertadidik mengenal dan menguasai kembali hasil kebudayaan dan pengetahuanumat manusia yang telah dikumpulkan sejak berabad-abad pada masalalu Dalam hal ini peserta didik sebagai generasi muda tak perlu lagi mencariatau menemukan kembali suatu pengetahuan yang telah diperoleh olehgenerasi terdahulu Menurut sejarahnya desain kurikulum inilah yangpaling tua dan sampai sekarang masih menduduki tempat yang palingdominan7 Hal ini didukung oleh faktor kemudahan dalam menyajikanbahan atau isi pelajaran berikut evaluasinya karena dapat disusun dengancara yang lebih sistematis sesuai dengan kekhususan disiplin ilmunyamasing-masing Bahkan secara ekstrim matapelajaran-matapelajaranyang masih serumpun dapat dipisah-pisah satu sama lainnya Sebagaicontoh matapelajaran bahasa Arab misalnya dapat dipecah-pecah menjadi

7S Nasution Pengembangan Kurikulum (Bandung PT Citra Aditya Bakti1991) h 107

152

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

beberapa matapelajaran seperti nahu saraf terjemah mufradat mutalaahmuhadasah dan sebagainya Demikian juga halnya dengan matapelajaranlainnya yang dapat disajikan secara terpisah-pisah seperti ilmu ukur ruangmisalnya disajikan secara terpisah dari ilmu ukur sudut yang di antarakeduanya seakan-akan tidak memiliki titik singgung lagi

Dalam pada itu karena jumlah pengalaman dan penemuan manusiadalam bidang ilmu dan teknologi semakin bercabang yang kemudianmembangun disiplinnya masing-masing menyebabkan jumlah matapelajaransemakin bertambah Sebagai dampaknya kurikulum pun cenderungsemakin membengkak Apalagi muncul pula suatu ldquokesombongan intelektualrdquodi kalangan sebahagian gurudosenpendidik atau pelaksana pendidikanyang memaksakan agar disiplin ilmu yang dimilikinya atau matapelajaranyang dikuasainya ldquomasukrdquo dalam kurikulum tanpa mempertimbangkanurgensi dan beban studi yang harus dipikul oleh peserta didik Keadaanseperti ini segera merisaukan para ahli terutama ketika dihadapkan padapernyataan apakah kurikulum harus berisikan semua matapelajaranatau disiplin ilmu yang berkembang Apakah seluruh matapelajaranyang muncul di tengah-tengah masyarakat harus dipelajari peserta didik

Desain kurikulum gabungan seperti akan dikemukakan berikut inidapat dipandang sebagai jalan pintas dalam menanggulangi permasalahandi atas karena desain kurikulum ini merupakan modifikasi kurikulumyang menyajikan matapelajaran yang terpisah-pisah

Desain Kurikulum Gabungan

Lahirnya desain kurikulum gabungan seperti yang sudah diisyaratkandi depan pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengkorelasikan duaatau lebih dari beberapa matapelajaran yang serumpun menjadi suatumatapelajaran Hal itu bertujuan agar pengetahuan peserta didik tidakterlepas-lepas atau terpecah-pecah Oleh karena itulah diperlukan suatudesain kurikulum yang diperkirakan dapat untuk menyatukan antaradua atau lebih matapelajaran yang serumpun di dalam satu matapelajaranatau bidang studi Matapelajaran yang berkenaan dengan sejarah geografiekonomi antropologi sosiologi dan psikologi umpamanya dapat digabungkanmenjadi satu yang sering disebut sebagai matapelajaran Ilmu PengetahuanSosial (IPS) Demikian juga matapelajaran Agama IPA (Ilmu PengetahuanAlam) Matematika Bahasa dan lain-lain yang merupakan gabungan dari

153

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

beberapa matapelajaran seperti misalnya dapat dilihat dalam Kurikulum1975 di Indonesia yang mulai memberlakukan kurikulum semacam ini8

Penggabungan matapelajaran serumpun dimaksud seperti dikemukakanoleh S Nasution bukan sekedar tindakan teknis administratif yang meng-haruskan sejumlah pelajaran yang serumpun disajikan secara berurutanpada jam-jam tertentu Karena apabila hal itu terjadi maka gabungan itumenjadi bersifat semu yang memungkinkan guru matapelajaran sejarah misalnyalebih mengutamakan matapelajarannya dan menjadikan matapelajaranilmu sosial lainnya hanya sebagai pelengkap9 Oleh karena itulah sebagaiusaha untuk mengupayakan terjadinya korelasi yang sesungguhnyadiperlukan sebuah fokus pembahasan yang berisikan tujuan teori prinsip-pripsip umum yang dapat melahirkan suatu gabungan yang wajar

Dengan adanya kurikulum gabungan ini diperkirakan pengetahuanyang dimiliki oleh peserta didik menjadi lebih terintegrasi dan bisa mencegahpenguasaan bahan yang banyak tetapi dangkal dan terlepas-lepas yangmenyebabkan mudah dilupakan serta tidak fungsional

Jika dibandingkan antara kedua desain kurikulum di atas yaitu kurikulumyang menyajikan matapelajaran secara terpisah-pisah dengan kurikulumgabungan sekalipun memiliki beberapa perbedaan nyata tetapi sesungguhnyamasih mengacu pada satu pola yang lebih terpusat pada penguasaanmatapelajaran atau disiplin ilmu Pola kurikulum seperti itu relatif lebihmudah disusun dan disesuaikan dengan perubahan karena dapat dipersempitdan diperluas hanya dengan menambah dan mengurangi jumlah matapelajaranmenurut keperluannya Akibat karena adanya kemudahan seperti itulahyang antara lain menyebabkan kurikulum menjadi ldquosering-sering diubahrdquosehingga banyak menimbulkan ldquokegelisahanrdquo bagi praktek penyelenggaraannya

Dari perspektif di atas haruslah diakui bahwa desain kurikulum yangpernah diberlakukan di Indonesia mulai tingkat Sekolah Dasar sampaiPerguruan Tinggi adalah pola kurikulum yang didasarkan pada penguasaanmatapelajaran atau disiplin ilmu tak terkecuali kurikulum IAIN danSTAIN yang terselenggara dewasa ini apakah itu desain kurikulum yangmatapelajaran terpisah-terpisah atau pun kurikulum gabungan

8Ibid h 1119Ibid h 110

154

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sedikit perlu disinggung bahwa khusus di lingkungan IAINSTAINpembaharuan atau perubahan kurikulum yang dipandang agak berbedadengan kurikulum-kurikulum sebelumnya adalah kurikulum tahun1995 Terlepas dari adanya beberapa kritik terhadap kurikulum tahun1995 itu seperti terlalu membebani mahasiswa dengan 160 SKS jugaterdapat sejumlah topik inti yang tumpang tindih serta tidak seimbangnyajumlah SKS antar matapelajaran banyak yang menilainya sebagai kurikulumterbaik yang pernah dimiliki IAIN Akan tetapi siapa yang menduga bahwahanya lebih kurang dua tahun kemudian (1997) kurikulum ini diubahlagi sebelum sempat dievaluasi apalagi disempurnakan sebagaimanalayaknya sebuah kurikulum

Adalah benar lahirnya kurikulum tahun 1997 dikatakan bukansebagai penggantian kurikulum tetapi disebut-sebut sebagai ldquokurikulummodifikasirdquo Benarkah sekedar modifikasi Sesungguhnya jika dicermatidengan seksama bukanlah sekedar modifikasi melainkan mengalamiperubahan yang cukup berarti baik dari segi bahanmateri maupunjumlah SKS serta sekuensi matapelajarannya

Persoalan yang segera timbul ialah mengapa demikian mudahnyamengubah dan memodifikasi sebuah kurikulum Jawabannya adalahbahwa pengorganisasian kurikulum tersebut masih berpolakan padapenguasaan matapelajaran atau disiplin ilmu yang sangat mudah untukdiubah dan dimodifikasi hanya dengan cara menambah atau mengurangibahan dan matapelajaran saja

Desain Kurikulum Terpadu

Akan halnya desain kurikulum terpadu sebagai bagian dari polakurikulum interdisipliner berusaha melibatkan berbagai disiplin ilmusecara integral dengan suatu wawasan bahwa masalah-masalah yangtimbul dalam kehidupan tidak hanya melibatkan satu matapelajaranatau disiplin ilmu yang serumpun saja tetapi melibatkan berbagai disiplinilmu secara interdisipliner

Dengan demikian kurikulum terpadu ini tidak lagi bertumpu padapenguasaan matapelajaran saja tetapi lebih mengarah pada pemecahanmasalah dengan mengintegrasikan beberapa matapelajaran yang dipandangfungsional untuk memecahkan masalah tersebut dalam satu poros

155

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang disebut Hilda Taba sebagai integrating threads atau focusing centers10

Karena itu pelaksanaannya lebih mengutamakan koordinasi dan pertaliandari berbagai materi matapelajaran guna memecahkan suatu masalahDengan demikian seluruh materi pelajaran dan pengetahuan yang akandisajikan difokuskan pada masalah tertentu dalam satu poros yang berisikantujuan prinsip-prinsip umum teori atau masalah yang akan dipecahkanSingkatnya kurikulum terpadu ini dikembangkan atas dasar perlunyamemusatkan perhatian dan pengarahan kemampuan terhadap pemecahanmasalah walaupun tetap dalam batas-batas adanya berbagai matapelajaranatau disiplin ilmu Hanya saja karena pusat perhatiannya lebih menjuruspada kemampuan pemecahan masalah daripada sekedar menguasaimatapelajaran menyebabkan penerapan desain kurikulum semacamini secara penuh akan mendapat hambatan ketika berhadapan denganurgensi ujian akhir atau masuk ke jenjang persekolahan yang lebih tinggiyang umumnya masih didasarkan pada penguasaan matapelajaran

Desain Kurikulum Inti

Berkenaan dengan kurikulum inti sebagai bagian dari kurikulumyang interdisipliner pada intinya bertolak dari suatu wawasan bahwasesungguhnya ada sejumlah ilmu pengetahuan bahan-bahan atau masalah-masalah yang fundamental dan hakiki yang harus dikuasai atau dipahamipeserta didik secara baik dan benar pada setiap tingkat dan jenis sekolahKarena itu sebagian ahli menyebut kurikulum inti sebagai programpendidikan umum (general education)11 Tetapi tidak semua setuju denganpendapat seperti itu karena program pendidikan umum dapat sajadimasukkan dalam kurikulum berdesain lain Sedangkan ciri kurikuluminti terletak pada pengintegrasian program pendidikan umum ke berbagaidisiplin ilmu lainnya secara interdisipliner dengan tetap mengakui adanyabatas-batas matapelajaran sesuai dengan kekhususan disiplin ilmunyamasing-masing

Kurikulum dengan desain ini sebagaimana dikemukakan oleh Fauncedan Bossing dalam buku mereka Developing the Core Curiculum yang

10Taba Curriculum Development h 30011DK Kolit Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Ende Flores Nusa

Indah 1976) h 62

156

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

secara khusus membahas kurikulum inti menyatakan bahwa ciri umumkurikulum jenis ini adalah ldquoa continuous carefully planned series of experiencewich are based on significant personal and social problems and wich involvelearnings of common concern to al youtshrdquo12

Hal itu menunjukkan bahwa ada empat ciri pokok daripada kurikuluminti yaitu (1) merupakan rangkaian pengalaman yang saling berkaitan(2) direncanakan secara kontiniu (3) dilaksanakan atas dasar adanyapermasalahan baik yang bersifat pribadi atau pun sosial dan (4) diperuntukkanbagi semua peserta didik

Jika dibandingkan dengan desain kurikulum lainnya kurikuluminti ini sedikit agak mirip dengan kurikulum terpadu Hanya saja kurikuluminti masih menekankan adanya bahan pelajaran tertentu yang menempatiposisi strategis yang harus dikuasai peserta didik untuk semua jenissekolah dan tingkatan guna mencapai tujuan tertentu Matapelajaranyang dipandang strategis itulah yang mendapat prioritas untuk difungsikandengan matapelajaran lainnya secara interdisipliner guna mencapaitujuan tertentu terutama dalam memecahkan berbagai masalah yangtimbul dalam kehidupan

Ilmu Pengetahuan dalam Kurikulum Pendidikan IslamDari berbagai desain kurikulum yang dikemukakan di atas terlihat

jelas bagaimana matapelajaran yang berisikan ilmu pengetahuan ditempatkansedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai Berdasarkanhal itu timbul pertanyaan ldquoke desain kurikulum yang bagaimanakahkurikulum pendidikan Islam dapat dikelompokkan dan bagaimana sosokilmu pengetahuan dalam kurikulum pendidikan Islamrdquo Untuk menjawabpertanyaan ini pertama-tama yang harus dilakukan ialah menelusuribagaimana sebenarnya klasifikasi ilmu pengetahuan dalam Islam sebagaimanatelah dikemukakan oleh para pemikir Muslim

Dalam hal ini seperti tercatat dalam sejarah bahwa usaha yang pertamasekali dilaksanakan oleh kaum Muslim dalam mengklasifikasikan ilmu

12RC Faunce and NR Bossing Developing the Core Curriculum (New YorkPretice-Hall 1958) h 54

157

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengetahuan telah dilakukan oleh al-Kindi pada abad ke-3 H (abad 9 M)baru kemudian disusul oleh al-Facircracircbicirc (w339 H950 M) sebagai filosof muslimyang besar pengaruhnya dalam mengklasifikasikan ilmu pengetahuanKlasifikasi inilah dengan sedikit perubahan dan modifikasi dikembangkanlagi oleh Ibn Sicircnacirc (w 428 H1037 M)13

Selanjutnya dengan semakin berkembangnya pengetahuan danmengkristalnya kebudayaan Islam zaman pertengahan maka banyaksarjana berpendapat bahwa pembahasan dan klasifikasi yang palinglengkap dan mendetail mengenai ilmu pengetahuan banyak dilakukanoleh dua tokoh terkemuka dalam Islam yaitu Imam al-Ghazacirclicirc (w 505 H1111 M) dan Ibn Khalducircn (w808 H1406)14 Demikian strategisnya pemikirankedua tokoh ini sehingga pemikiran-pemikiran keduanya perlu dikemukakansebagai bagian dari penelusuran konsep pengetahuan dan kurikulumpendidikan Islam

Sebagai catatan bahwa al-Ghazacirclicirc(450-505 H1058-1111 M) dilahirkandi Iran di dekat sebuah kota yang pada masa sekarang ini disebut MasyhadIa dianggap sebagai seorang tokoh yang memiliki pemikiran yang orisinildan paling luas Pembahasan tentang ilmu pengetahuan sebagaimanatermuat dalam Kitab al-lsquoIlmi sebagai salah satu bab dari kitab Ihyacirc lsquoUlucircmal-Dicircn karya al-Ghazacirclicirc dipandang sebagai pembahasan yang cukup orisinildalam pengklasifikasian ilmu pengetahuan dalam Islam15

Jika dicermati dengan seksama al-Ghazacirclicirc mencoba mengklasifikasikanilmu pengetahuan berdasarkan tiga kriteria yaitu (1) berdasarkan tingkatkewajiban mempelajarinya (2) berdasarkan sumbernya dan (3) berdasarkanfungsi sosialnya16

Pengklasifikasian ilmu pengetahuan berdasarkan tingkat kewajibandalam mempelajari oleh al-Ghazacirclicirc dibagi ke dalam dua kelompok yaitu (a)

13Lihat Syed Ali Ashraf New Horizons in Muslim Education (Camridge IslamicAcademy 1985) h23-26

14Ibid suatu pembahasan dan diskusi singkat mengenai al-Ghazali dan Khaldundan pengklasifikasian ilmu pengetahuan lihat S Waqar Akhmed Husaini EnvironmentalSystems Engineering (London The Macmilan Press Ltd 1980) khususnya pada bab III

15Kitab al-lsquoIlm dari Ihya lsquoUlum al-Din ini telah diterjemahkan yang disertaidengan catatan-catatan oleh NA Faris dengan judul Book of Knowledge Selengkapnyalihat NA Faris of Knowledge (Lahore SMAshraf 1966)

16Lih Book of Knowledge h 46-79

158

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengetahuan yang diwajibkan bagi setiap individu Muslim (fardu lsquoain) dan(b) pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat Muslim (fardu kifayah)

Pengetahuan yang diwajibkan kepada setiap individu Muslim tanpaterkecuali yang disebut sebagai fardu lsquoain pertama-tama ialah pengetahuanmengenai lima rukun Islam (arkan al-Islam) yang wajib diketahui dandiamalkan secara individu oleh setiap Muslim seperti mengucapkan duakalimat syahadat menegakkan salat berpuasa pada bulan Ramadhanmembayar zakat dan menunaikan ibadah haji Termasuk pula sebagaiilmu yang fardu lsquoain untuk dipelajari adalah yang berkaitan dengan hal-haldan perbuatan yang dihalalkan dan keyakinan-keyakinan serta perbuatandari keadaan hatijiwa yang secara lebih lanjut disebut oleh al-Ghazacirclicircsebagai lsquoilmu al-mulsquoamilat dan lsquoilmu al-mukasyafah17

Ilmu al-Mursquoamilat yang disebutkan di atas lazimnya berkenaan denganhukum sipil Islam Akan tetapi al-Ghazacirclicirc mengidentikkannya denganldquoilmu mengenai keadaan hatijiwardquo atau etika Islam Ilmu ini mengajarkannilai-nilai yang mulia dan melarang tindakan-tindakan yang tidak mem-pedulikan nilai-nilai tersebut seperti tindakan-tindakan yang dianggaptercela oleh kesusilaan pribadi dan masyarakat Nilai-nilai mulia inisesungguhnya telah dicontohkan dalam sirah Nabi dan di dalam kehidupantokoh-tokoh salaf al-saleh Termasuk bagian dari ldquoilmu mengenai keadaanhatijiwardquo yang terpuji itu adalah takut kepada Allah menaruh harapankepada Allah tabah murah hati jujur kepatuhan terhadap hukum-hukum dan perintah-perintah Allah dalam keadaan yang bagaimanapunjuga Termasuk juga dorongan-dorongan hati yang tercela merupakansegala perbuatan yang jahat yang tidak memperdulikan nilai-nilai kebajikanseperti dengki kikir takut miskin ingin dipuji memuliakan orang-orangkaya dan menghinakan orang miskin tidak mempedulikan kebenaranmemaafkan kesalahan diri sendiri dengan membesar-besarkan kesalahanorang lain dan lain-lain yang seumpama dengan di atas

Jadi semua dorongan dan perbuatan nyata seperti di atas bagi al-Ghazacirclicirc disebut sebagai lsquoilmu al-mulsquoamilat yang wajib dipelajari olehsetiap Muslim secara individu Ilmu ini menurut al-Ghazali harus ditanamkandi dalam keyakinan-keyakinan dan perbuatan-perbuatan sesempurnamungkin sebagai kewajiban seumur hidup bagi setiap orang Muslim

17Ibid h 80

159

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Selanjutnya lsquoilmu al-Mukasyafah (ilmu mengenai wahyu-spritual)yaitu pengetahuan esoteris tentang rahasia atau misteri transcendentalmisalnya malaikat-malaikat sifat-sifat Allah dan kenabian Keharusanbagi setiap individu Muslim untuk meyakini adanya rahasia-rahasia tersebutRahasia-rahasia itu hanya dibukakan kepada Nabi dan kepada ldquoorang-orang tertentu yang dekat kepada Allahrdquo Ilmu tersebut tidak akan dapatdijangkau oleh para teolog dan filosof dan karena argumentasi ini pulalahorang-orang harus dicegah untuk menceburkan diri bagi mendalamirahasia-rahasia tersebut Sebagai gantinya orang-orang seyogianya didoronguntuk menuntut ilmu-ilmu pengetahuan yang dibolehkan oleh syariat

Berkenaan dengan pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat(fardu kifayah) sebagaimana dimaksudkan oleh al-Ghazacirclicirc merupakansuatu kewajiban (fardu) bagi keseluruhan masyarakat Muslim Hanyamanusia-manusia yang kompeten dalam jumlah yang dibutuhkan danmencukupi harus memutuskan diri di dalam setiap disiplin-disiplin danbidang-bidang yang diperlukan bagi tegaknya sebuah peradaban IslamBidang-bidang tersebut menurut al-Ghazacirclicirc adalah ldquoSetiap ilmu pengetahuanyang tidak dapat dikesampingkan bila menginginkan adanya kesejahteraanduniardquo18 Sedangkan apabila tanpa lsquodisiplin-disiplin dan bidang-bidangitu maka masyarakat akan menghadapi kesulitan-kesulitan yang picikrdquo19

Disiplin dalam bidang-bidang tersebut antara lain seperti pertanianjurisprudensi kedokteran politik dan keahlian teknik

Selain itu sebagaimana telah dikemukakan di atas al-Ghazacirclicirc jugamengklasifikaskan ilmu berdasarkan sumbernya yang dapat dibedakanantara ilmu syarilsquoiyyah (lsquoulucircm syarlsquoiyyah) dengan ilmu non-syarlsquoiyyah(lsquoulucircm ghairu syarlsquoiyyah)

lsquoUlucircm syarlsquoiyyah adalah ilmu yang bersumber dari wahyu dan diperolehdari pada Nabi dan bukan dari penggunaan akal seperti ilmu hitungatau yang berkaitan dengan eksprimen-eksprimen yang dilakukan manusiaseperti kedokteran pertanian atau yang berasal dari pendengaran sepertibahasa Pembagian ilmu dari lsquoulucircm syarlsquoiyyah ini yaitu adanya sumber-sumber primer (al-Qurrsquoan dan Hadis) dan yang berasal dari sumber-sumber

18Ibid h 37 35 juga h 919Ibid

160

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

sekunder yang terdiri atas ilmu cabang (furulsquo) seperti fikih dan ilmu pengetahuanyang berkenaan dengan keadaan jiwahati seperti telah dikemukakanterdahulu Termasuk dalam kelompok ini ilmu-ilmu muqaddimah (bantuan)dan mutammimat (tambahan) Ilmu-ilmu muqaddimah yang dimaksudkanialah ilmu yang berfungsi sebagai alat atau instrument untuk mempelajariilmu-ilmu syarlsquoiyyah seperti bahasa Arab Sedangkan ilmu mutammimatadalah ilmu yang juga berguna untuk mempelajari sumber-sumbersyarlsquoiyyah yang primer Dengan demikian apa yang disebut ilmu-ilmusyarlsquoiyyah itu mencakup ilmu-ilmu yang non-syarlsquoiyyah yaitu berbagaiilmu yang diperlukan untuk memahami syarlsquoiyah secara deduktif

Khusus ilmu-ilmu non-syarlsquoiyyah adalah ilmu pengetahuan yangbersumber dari temuan akal dan eksprimen serta akulturasi Ilmu pengetahuanini bersifat mubah sepanjang tidak dilarang dengan tegas oleh syarirsquoahyang oleh karena itu secara prima facie dapat dibenarkan oleh hukum

Akan halnya klasifikasi ilmu pengetahuan berdasarkan fungsi sosialnyaoleh al-Ghazacirclicirc dibedakan menjadi ilmu-ilmu yang terpuji (mahmud)dan ilmu-ilmu yang tercela (mazmumah) Ilmu-ilmu yang terpuji adalahilmu-ilmu yang bermanfaat dan dapat dijadikan bermanfaat bagi kemanusiaandan peradaban duniawinya seperti ilmu kedokteran ilmu pertanianilmu hitung dan ilmu-ilmu yang bermanfaat lainnya Sedangkan ilmu-ilmu yang tercela adalah ilmu yang dapat merusak keimanan kepadaAllah baik karena zatnya memang bertentangan dengan syariyah sepertiilmu-ilmu magis azimat-azimat teologi dealektis astrologi dan seumpamadengan itu atau pun karena alasan-alasan sosiologis Alasan sosiologisyang dimaksudkan al-Ghazacirclicirc bisa jadi karena pengetahuan itu memangbertentangan dengan doktrin-doktrin atau tujuan-tujuan syarirsquoah ataukarena peranan dan dampak sosial yang ditimbulkannya dapat menimbulkankerugian bagi pelakunya sendiri atau kepada orang lain walaupun zatilmu pengetahuan itu sendiri tidak tercela

Kembali pada pokok masalah terutama jika kurikulum pendidikanIslam dipolakan pada klasifikasi ilmu pengetahuan yang dikemukakanoleh al-Ghazali di atas dapatlah dikatakan bahwa kurikulum pendidikanIslam terkelompok ke dalam desain kurikulum inti Alasan utamanyaialah karena di dalam kurikulum tersebut terdapat matapelajaran ataupengetahuan fardu lsquoain atau wajib diketahui dan dipelajari oleh setiap

161

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

peserta didik Muslim pada setiap tingkat dan jenis persekolahan danada pula yang bersifat fardu kifayah

Pada masa belakangan ini klasifikasi itu dikukuhkan lagi oleh SyedMuhammad al-Naquib al-Attas (1931) Dalam hal ini al-Attas yang menjadinarasumber pada beberapa pertemuan konferensi pendidikan Islam sedunia menyatakan bahwa ilmu-ilmu fardu lsquoain merupakan ilmu yangdinisbatkan dan diperoleh melalui wahyu al-Qurrsquoan dan Sunnah Syariahhikmah tauhid berikut cabang-cabangnya serta ilmu-ilmu yang menjadipersyaratan untuk mengetahui dan mengamalkannya Dalam hal initermasuk pengetahuan yang berkaitan dengan Iman Islam Ihsan20

Sementara yang fardu kifayah ialah segala macam ilmu yang diperolehdengan pengalaman pengamatan dan penelitian atau yang dijangkauoleh akal dan dipandang berguna untuk melayani kebutuhan praktiskehidupan manusia dalam masyarakat negara dan dunia21

Klasifikasi seperti di atas merupakan suatu indikasi bahwa adasejumlah pengetahuan inti yang menjadi isi kurikulum untuk disajikankepada setiap peserta didik sebagai matapelajaran atau disiplin ilmuyang fardu lsquoain dalam mempelajarinya karena melalui matapelajarantersebut peserta didik dapat mengenal secara baik dan benar mengenaikewajiban-kewajiban sebagaimana dituntun dalam agama

Disamping itu ada pula matapelajaran lain yang dirancang sedemikianrupa untuk kepentingan masyarakat banyak yang dapat mengangkatharkat kehidupan masyarakat sebagaimana dicita-citakan Islam Apabilatidak ada orang yang kompoten dalam jumlah yang mencukupi danmenguasai disiplin ilmu tersebut kemungkinan sekali menimbulkankendala bagi masyarakat dalam mengupayakan kesejahteraannyaSekiranya pada suatu kota dibutuhkan 20 orang Dokter Wanita SpesialisPenyakit Kandungan dan Kebidanan untuk melayani ibu-ibu hamil yangakan melahirkan maka masyarakat Muslim di kota itu wajib berusahaagar ada 20 orang dokter wanita tersebut Sebab jika belum tersedia dengan

20Syed Muhammad al-Naquib al-Attas ldquoPreliminary Thought on the Natureof Knowledge and the Definition and Aims of Educationrdquo ed Syed Muhammadal-Naquib al-Attas Aims and Objectives of Islamic Education (Jeddah King AbdulAziz University 1979) h 40

21Ibid h 38-41

162

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

jumlah tersebut akan banyaklah wanita-wanita Muslim yang menampakkanauratnya kepada dokter laki-laki Jadi selama jumlah tersebut belumterpenuhi kewajiban fardu kifayah masyarakat kota tersebut belumtunai Disiplin ilmu untuk tujuan seperti itulah yang disebut fardu kifayahdalam mempelajarinya

Akan tetapi perlu dicatat bahwa ilmu-ilmu fardu kifayahyang dimaksudkanoleh al-Ghazacirclicirc harus benar-benar bebas dan terpelihara dari unsur-unsurilmu tercela (mazmum) baik karena zatnya maupun karena tercela disebabkanalasan-alasan sosiologis seperti telah dikemukakan di atas

lsquoAbd al-Rahmacirc n Ibn Khalducircn (732-808 H-1332-1406 M) memilikikesamaan pandangan dengan al-Ghazali dalam hal meneruskan klasifikasitradisional kaum Muslim terhadap ilmu pengetahuan sambil menambahkansumbangan-sumbangannya sendiri Perbedaan terpenting yang dikemukakanoleh Ibn Khaldun adalah ketika menjelaskan ilmu-ilmu pengetahuanyang ada dalam kebudayaan kaum Muslim yaitu adanya pembagianilmu pengetahuan menjadi lsquoulucircm al-naqliyah dan lsquoulucircm al-lsquoaqliyah

lsquoUlucircm al-naqliyah yang dimaksudkan Khalducircn ialah ilmu pengetahuansyarrsquoiyyah yang diperoleh berdasarkan wahyu melalui satu metode yangdisebutnya sebagai metode kenabian yaitu metode yang tidak menggunakanproses-proses rasional dan dapat memperoleh pengertian yang jelasdan langsung mengenai syarirsquoah Ilmu pengetahuan yang terkelompokdalam lsquoulucircm al-naqliyah ini antara lain al-Qurrsquoan Hadis Fikih TeologiSufisme dan Bahasa Arab22 Lebih lanjut dikemukakannya bahwa pengetahuanyang diperoleh melalui metode kenabian ini adalah pengetahuan mengenaildquosegala sesuatu yang berada di luar jangkauan persepsirdquo yaitu segalasesuatu yang bersifat spiritual atau yang termasuk ke dalam domainteologi serta metafisika dan nilai-nilai untuk membeda-bedakan antarakejahatan dan kebajikan23

Adapun yang dimaksud Ibn Khalducircn dengan lsquoulucircm al-lsquoaqliyah adalahilmu pengetahuan yang diperoleh melalui kemampuan oleh fikir manusiayang disebut sebagai pengetahuan ldquofilosofisrdquo atau rasional Pengetahuanini diperoleh melalui metode demonstratif yaitu dengan menyempurnakan

22Syed Ali Ashraf New Horizons h 3323Lihat M Mahdi Ibn Khaldunrsquos Philosophy of History (London George Allen

amp Unwin Ltd 1957) h 79-81 dan 109

163

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

kemampuan berfikir manusia Lapangan pengetahuan filosofis itu dibatasikepada hal-hal yang ada hal-hal yang dapat diamati hal-hal yang dicapaioleh persepsi dan apersepsi dengan menggunakan tiga tingkatan intelekyaitu melihat bereksprimen dan berteori24

Ada empat buah ilmu pengetahuan pokok yang termasuk ke dalamlsquoulum al-aqliyah dan masing-masing di antaranya terbagi lagi ke dalambeberapa subdevisi yang banyak jumlahnya Keempat ilmu pengetahuanpokok itu adalah (a) logika (b) ilmu-ilmu pengetahuan alam atau yangbersifat fisik seperti kedokteran dan pertanian (c) metafisika dan (d) ilmu-ilmu matematika seperti geometri ilmu hitung musik dan astronomilsquoUlucircm al-lsquoaqliyah ini disebut juga sebagai ilmu alamiah karena setiap orangberkesanggupan menguasai ilmu-ilmu ini karena sifat manusia sebagaimakhluk yang berakal sebagaimana dijelaskan Ibn Khaldun sebagai berkut

Dengan menggunakan konsep Ibn Khaldun di atas sekurang-kurangnyasuatu susunan kurikulum pendidikan Islam haruslah terdiri dari ilmu-ilmu naqliyah dan ilmu lsquoaqliyah Ilmu naqliyah menempati posisi yangcukup strategis karena sifat kebenarannya bersifat abadi (perennial)dan benar dengan sendirinya tanpa harus didahului oleh hipotesis-hipotesis tertentu Sedangkan ilmu-ilmu lsquoaqliyah karena kebenarannyahanya berdasarkan pembuktian dan penemuan (acquired) yang tidakbisa tidak harus tetap dikonsultasikan kepada yang pertama Atasdasar itu maka ilmu-ilmu naqliyah dilihat dari sisi desain kurikulummerupakan saripati kurikulum yang menjiwai segenap matapelajaranlain yang dibutuhkan dalam kehidupan

Sampai di sini memang belum jelas terlihat ciri desain kurikuluminti seperti yang hendak dikatakan pada pasal ini walaupun secara samar-samar gambaran dasarnya sudah mulai menampak Tetapi jika diperhatikanhasil Konferensi Pertama Pendidikan Islam Internasional Tahun 1977 diMakkah yang mengelompokkan ilmu pengetahuan kepadardquopengetahuanabadirdquo (perennial knowledge) dan ldquopengetahuan perolehanrdquo (acquieredknowledge)25 Pengelompokan tersebut secara nyata masih berakar pada

24Ibid25Firs World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter Islamic University

Cooperation of Indonesia 1977) h 4

164

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

klasifikasi ilmu pengetahuan yang dibuat oleh al-Ghazacirclicirc dan Ibn KhalducircnIlmu-ilmu fardu lsquoain yang dimaksudkan al-Ghazacirclicircatau lsquoulucircm al-naqliyahyang disebut oleh Khalducircn pada dasarnya merupakan pengetahuan abadi(perennial knowledge) Sementara itu ilmu-ilmu fardu kifayah versi al-Ghazacirclicirc atau lsquoulum al-aqliyah versi Ibn Khaldun merupakan pengetahuanperolehan (perennial knowledge) Kedua kelompok disiplin ilmu ini sepertidinyatakan dalam rekomendasi konferensi tahun 1977 yang lalu adalahdisajikan secara integratif yang selengkapnya disebutkan

21 Untuk mencapai tujuan dan sasaran akhir pendidikan maka pengetahuandapat dikelompokkan menjadi dua kategori

a) Memberikan ldquopengetahuan abadirdquo yang didasarkan pada wahyuIlahi yang disampaikan melalui al-Qurrsquoan dan Sunnah dan segalayang dapat ditarik dari keduanya dengan menggaris bawahibahasa Arab sebagai kunci untuk memahami keduanya

b) ldquoPengetahuan perolehanrdquo yaitu termasuk ilmu-ilmu sosial alamdan terapan yang rentan terhadap pertumbuhan kuantitatifdan pelipatgandaan yang variasinya terbatas dan merupakanpinjam-meminjam antar kebudayaan dapat dipertahankansepanjang sesuai dengan syarirsquoah sebagai sumber nilai

22 Harus ada pengetahuan ini yang ditarik dari keduanya dengan tekananutama pada yang pertama terutama pada syariah yang diwajibkanbagi semua Muslim pada semua tingkat pendidikan dari yang tinggisampai yang terendah yang diatur tahapannya sedemikian rupa sehinggaterpenuhi standar pada setiap tahapan Hal ini dilakukan bersama-sama dengan kewajiban belajar bahasa Arab yang merupakan bagianpokok dalam kurikulum inti Hanya dengan kedua inilah peradabanIslam dapat dilestarikan serta kepribadian Muslim dapat dipertahankan26

Sekalipun rekomendasi di atas tidak secara eksplisit menegaskankurikulum pendidikan Islam mengikuti organisasi atau desain kurikuluminti tetapi kecenderungan seperti itu hampir tidak diragukan lagi terutamajika diperhatikan bahwa kelompok pengetahuan pertama yang disebutpengetahuan abadi (perennial) ndashal-Qurrsquoan dan Sunnah berikut cabang-

26Ibid

165

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

cabangnya ndashmenempati posisi yang lebih strategis dari pengetahuankelompok kedua ndashpengetahuan perolehan (acquired) ndashyang secara hirarkisberada di bawah kelompok yang pertama

Kemudian dengan menyimak pernyataan bahwa harus ada pengetahuaninti yang dapat ditarik dari kedua kelompok pengetahuan itu terutamapada yang pertama khususnya syarirsquoah yang diwajibkan bagi semuaMuslim untuk semua tingkatan dan jenjang pendidikan telah menunjukkancirri-ciri kurikulum inti

Dengan demikian jelaslah bahwa pada prinsipnya kurikulum pendidikanIslam menggunakan desain kurikulum inti yang menempatkan pengetahuanabadi (al-Qurrsquoan dan Sunnah berikut cabang-cabangnya) atau kelompokilmu-ilmu fardu lsquoain atau lsquoulucircm al-naqliyah sebagai program pendidikanumum yang diintegrasikan ke berbagai disiplin ilmu pengetahuan perolehanatau kelompok ilmu-ilmu fardu kifayah secara interdisipliner dengantetap mengakui adanya batas-batas matapelajaran sesuai dengan kekhususandisiplin ilmunya masing-masng

Realisasi Pengembangan Kurikulum IntiJika pengetahuan abadi dijadikan sebagai inti kurikulum yang

penyajiannya diintegrasikan secara interdisipliner ke berbagai matapelajaranlainnya maka persoalan selanjutnya yang menyangkut realisasi ialahldquoMatapelajaran apa sajakah yang termasuk dalam pengetahuan abadi iturdquo

Berdasarkan Konferensi Kedua Pendidikan Islam Internasional tahun1980 di Islamabad Pakistan ditetapkan bahwa kelompok pengetahuanabadi (perennial knowledge) terdiri atas dua bagian utama yaitu al-Qurrsquoan dan bahan tambahan27 Dengan rincian sebagai berikut

1 al-Qurrsquoan

11 Qiraa Hifz dan Tafsir12 As-Sunnah13 Sirah Nabi14 Tauhid

27Lihat Second World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter IslamicUniversity Cooperation of Indonesia 1981) h 3

166

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

15 Usul al-Fikih dan Fikih dan16 Bahasa Arab Alqurrsquoan yang meliputi Fonologi sintaksis dan

Semantik

2 Bahan-bahan tambahan21 Metafisika Islam22 Perbandingan Agama dan23 Kebudayaan Islam yang disesuaikan menurut kebutuhan

Adapun kelompok pengetahuan perolehan (acquired knowledge)terdiri berbagai matapelajaran lainnya sesuai dengan jenis dan macamprogram studi yang ditetapkan mulai dari ilmu-ilmu imajinatif seperti senidan sastera ilmu-ilmu intelektual dan studi-studi sosial ilmu-ilmu kealamanilmu-ilmu terapan dan rekayasateknologi sampai pada ilmu-ilmu praktis28

Dengan demikian sekiranya desain kurikulum inti dapat diterimasebagai alternatif dalam mendesain kurikulum pendidikan Islam makasemua matapelajaran yang terkelompok sebagai pengetahuan abadidapat dipandang bagaikan tersusun dalam dua strata ndashmeminjam istilahyang dikemukakan Prof Noeng Muhadjirndashyaitu sebagai Studi IslamTeologik (SIT) sebagai lapisan pertama dan Studi Islam Interdisipliner(SII) sebagai lapisan kedua29

Sebagai Studi Islam Teologik kedudukannya merupakan matapelajaranyang disajikan secara eksplisit sebagaimana halnya penyajian matapelajaranyang lain dan tujuannya pun tetap sama dengan tujuan pembelajaranmatapelajaran sesuai dengan esensi disiplin keilmuannya menjadi prasyaratuntuk dapat mendalami dan mengamalkan ajaran Islam secara baikdan benar Akan halnya ilmu pengetahuan lainnya terutama dilihat darikedudukannya sebagai Studi Islam Interdisipliner maka penyajiannyatidak lagi eksplisit melainkan tersebar secara implisit dan terpadu dalamsetiap program matapelajaran baik ke dalam rumpun ilmu-ilmu alamdan sosial maupun rumpun humaniora

28Ibid29Neong Muhadjir ldquoKerangka Dasar Pemikiran Penyusunan Program Kurikulum

al-Islam dan Kemuhammadiyahanrdquo Warta PTM Th IV No 9 Maret 1990 h 3

167

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan menggunakan desain kurikulum seperti itu maka kurikulumyang ditetapkan pemerintah tidak perlu diubah sehingga tidak menjadipenghalang dalam mengikuti ujian akhir atau ujian lainnya yang ditetapkanpemerintah karena semua materi dan bahan studinya tetap sama Halyang membedakannya hanyalah strategis dan teknik penyajian materinyayang mengimplisitkan nilai-nilai ajaran Islam terhadap semua matapelajaranbaik pada ranah kognitif maupun pada ranah afektif dan kinerja

Meskipun demikian tidak berarti bahwa nilai-nilai yang hendakdiimplisitkan itu hanya berada dalam benak para guru atau dosen yanghanya disajikan apabila teringat dalam program yang serba kebetulanmelainkan menghendaki suatu susunan yang sistematis dan berencanabaik pada materi maupun tujuan pembelajarannya sehingga tidak satupun dari setiap matapelajaran yang bisa dilepaskan dari iman dan kesalehansebagaimana hendak dikatakan oleh rumpun pengetahuan abadi tadi

Hubungan Studi Islam Teologik (SIT) dengan Studi Islam Interdisipliner(SII) merupakan hubungan silang SII merujuk dan berkonsultasi padaSIT sementara SIT menjiwai penuh program SII

Adalah benar untuk merealisasikan kurikulum seperti ini tentu sajamemerlukan tersedianya buku-buku pelajaran atau buku daras yangtelah mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuan yang bersumberkan ajaranIslam sebagai terkandung dalam esensi pengetahuan abadi terutamasebagai bahan bacaan bagi peserta didik Jadi semua matapelajaran mulaidari yang bernama kewiraan psikologi sosiologi antropologi teknologimatematika dan entah apapun nama yang disandangnya mau atau tidaksuka atau tidak ldquowajib berkonsultasirdquo pada nilai-nilai yang terkandungpada rumpun pengetahuan abadi tadi

Di samping itu tak kalah pentingnya adalah tersedianya tenagapengajar yang bukan saja menguasai materi dan substansi keilmuanyang disajikannya tetapi lebih dari itu memiliki pemahaman yang kuattentang kandungan nilai-nilai abadi itu sehingga dengan demikian pakguru atau pak dosen tadi mampu mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuanabadi itu ke dalam materi matapelajaran yang diajarkannya

Sebagai penutup ada beberapa hal yang hendak ditegaskan kembalidi sini bahwa kurikulum walau bagaimanapun sebuah perencanaan untukmenghantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan suci yang diinginkan

168

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bersama baik oleh pendidik atau peserta didik Sebagai suatu perencanaanmaka realisasinya banyak tergantung pada kemauan dan kemampuanpendidik untuk terus menerus berbenah diri dari waktu ke waktu dengantidak pernah berhenti Apalagi kehidupan pada era globalisasi sekarangini membuat berbagai temuan-temuan ilmu pengetahuan semakin bercabangKarena itu pengetahuan-pengetahuan praktis yang diperoleh setahunyang lalu ternyata sudah banyak yang basi pada masa seperti ini sehinggadiperlukan upaya penyegaran yang terus menerus

169

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

KEDUDUKAN GURU SEBAGAI PENDIDIKDALAM SISTEM PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH

Salah satu gugatan dari gerakan reformasi tahun 1998 terhadappendidikan di Indonesia ialah rendahnya kualitas pendidikan yang

jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain bahkan dengannegara-negara ASEAN sekalipun Oleh karena itu lahirnya Undang-undang tentang Sisdiknas Tahun 2003 dan disusul pula dengan lahirnyaUndang-undang tentang Guru dan Dosen Tahun 2006 merupakan jawabanpendahuluan terhadap tuntutan reformasi tersebut

Dalam kedua Undang-undang tersebut terutama Undang-undangtentang Guru dan Dosen telah menempatkan peran sentral tenaga pendidikdalam meningkatkan kualias pendidikan sebagai sesuatu yang tak bisadiabaikan Tenaga pendidik baik guru atau pun dosen bagaikan jiwa atauroh bagi batang tubuh pendidikan Betapa pun menterengnya gedung-gedung pendidikan dengan seperangkat alat pembelajaran yang serbacanggih tidak akan berarti sama sekali tanpa kehadiran guru Apapun modeldan proses pembelajaran yang diberlakukan serta hebatnya pengembangankurikulum dalam perdebatan-perdebatan teoritis pada akhirnya gurulahjuga yang banyak menentukan keberhasilan pendidikan itu

Dalam pada itu organisasi Muhammadiyah sejak dicetuskan kelahirannyaoleh KH Ahmad Dahlan tahun 1912 yang lalu telah dengan giatnyamenyelenggarakan pendidikan di Indonesia hingga sekarang ini Dalamperjalanan waktu yang demikian panjang Muhammadiyah juga telahmenyumbangkan berbagai konsep dan pemikiran tentang pendidikan

170

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang cukup panjang untuk diurai satu persatu Salah satu di antaranyaadalah konsep dan pemikiran Muhammadiyah mengenai guru sebagaitenaga pendidik Untuk itulah tulisan ringkas berikut ini akan mengetengahkansuatu analisis singkat mengenai konsep dasar dan pemikiran Muhammadiyahmengenai guru yang diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiranbagi pengembangan peran sentral guru dalam penyelenggaraan pendidikandi Indonesia khususnya pendidikan yang berbasis agama

Hakikat Guru sebagai PendidikUndang-undang tentang Guru dan Dosen tahun 2005 mendefinisikan

guru sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik mengajarmembimbing melatih menilai dan mengevaluasi peserta didik padapendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal pendidikan dasardan pendidikan menengah

Dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Siksidiknasmendefinisikan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yangmengabdikan diri dan diangkat untuk menyelenggarakan pendidikanSedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagaiguru dosen pamong belajar widyaiswara tutor instruktur fasilitatordan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasidalam penyelenggaraan pendidikan

Dengan demikian pendapat yang mengatakan bahwa pendidik bukanhanya guru memang tak bisa disangkal Orangtua adalah pendidik utamabagi anak-anaknya Para pemimpin dapat menjadi pendidik bagi orang-orang yang dipimpinnya bahkan seorang teman sebaya pun bisa menjadipendidik bagi teman sebayanya Jadi siapa pun yang melibatkan diridan mengambil peranan dalam memberikan bimbingan pengajarandanatau pelatihan terhadap orang lain bisa disebut sebagai pendidikasalkan di dalamnya seperti dikatakan Noeng Muhadjir ldquoterdapat upaya-upaya normatif untuk membantu orang lain agar dapat berkembangke arah yang lebih baikrdquo1

1Uraian yang lebih terperinci tentnag spesialisasi pendidik yang non gurulihat Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendiidkan(Yogyakarta Penerbit Rake Sarasin PO Box 83 1997) h 102

171

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Luasnya pengertian pendidik itu juga tertera dalam Pedoman PokokPendidikan Muhammadiyah yang tercermin dalam difinisi pendidikanMuktamar Muhammadiyah ke 38 tahun 1971 di Ujung Pandang yangmenegaskan

Pendidikan Muhammadiyah ialah semua kegiatan yang dilakukan olehanggota-anggota Muhammadiyah biar di dalam atau di luar hubunganorganisasi terhadap anak-anak sendiri anak-anak sesama anggotaMuhammadiyah ataupun anak-anak bukan anggota Muhammadiyahyang bertujuan membimbing perkembangan anak-anak dimaksudmenjadi manusia Muslim yang bercita-cita menegakkan dan menjunjungtinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya2

Luasnya pengertian pendidikan tersebut mengisyaratkan luasnyapengertian pendidik yang tidak terbatas hanya pada pengertian pendidikdalam jabatannya sebagai guru Oleh karena itu tanpa bermaksud mengabaikanpentingnya fungsi dan peranan tenaga kependidikan lainnya yang bukanguru perlu ditegaskan di sini bahwa pembahasan terhadap hakikat pendidikdalam tulisan ini lebih ditekankan pada pengertian pendidik dalamjabatannya sebagai guru

Persoalannya sekarang ialah bagaimanakah Muhammadiyah mem-formulasikan guru sebagai pendidik

Sepanjang penelusuran yang telah dilakukan terhadap sejumlahdokumen yang berkaitan dengan pendidikan Muhammadiyah tidak ditemukansuatu pernyataan khusus dari Muhammadiyah mengenai definisi guruatau pendidik Bahkan bukuPedoman Guru Muhammadiyah yang diperkirakanberisi pernyataan tersebut samasekali tidak mengemukakannya kecualihanya mengatakan bahwa ldquoguru Muhammadiyah adalah seorang guruyang mengajar pada sekolah Muhammadiyah baik yang diangkat langsungoleh Persyerikatan maupun yang diperbantukan pada Persyerikatanrdquo3

2Hasil-hasil Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-38 di Udjung PandangTahun 1971 (Jogjakarta PP Muhammadiyah 1971) h 11

3Pedoman Guru Muhammadiyah (Jakarta PP Muhammadiyah Majlis Pendidikandan Pengajaran 1977) h 16

172

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Walaupun demikian dalam berbagai pernyataan yang dikemukakannyadapat dirangkum suatu pengertian bahwa guru dalam Muhammadiyahadalah tenaga kependidikan yang diberi kepercayaan menjadi penanggungjawab kurikuler dengan tugas pokok sebagai pembimbing pendidik pengajarpelatih dan pembimbing peserta didik pada perguruan MuhammadiyahPengertian guru seperti itu hampir tidak berbeda dengan pengertian gurupada umumnya Akan tetapi jika diperhatikan penjelasan Muhammadiyahmengenai hakikat guru sebagai pendidik ditemukan konse-konsep yang spesifikterutama ketika Muhammadiyah memformulasikan guru-gurunya sebagai(1) pengemban amanat khilafah (2) pengemban amanat risalah Islamiyah(3) Pembina akhlak Muhammadiyah dan (4) pembimbing dan penyuluh4

Dari empat konsep guru yang disebutkan di atas terlihat di sini bahwapertama sekali Muhammadiyah menempatkan guru sebagai pengembanamanat khilafah Secara kebahasaan kata khilafah berarti ldquoperwakilanrdquo(deputyship) sedangkan manusia sebagai pelakunya disebut khalifah yangberarti ldquowakilrdquo (deputy)5 Oleh karena pengertian khilafah tersebut dikaitkanMuhammadiyah sesuai dengan peranan manusia sebagai khalifatullahmaka pengertian ldquopengemban amanat khilafah tersebut didefinisikansebagai ldquoPenanggung jawab pelaksana perwakilan ke Tuhananrdquo6

Konsep tersebut dikemukakan sedemikian rupa berkaitan erat denganbesarnya tanggung jawab yang diemban guru dalam melaksanakanfungsi dan peranannya sebagai pendidik yang menurut Muhammadiyahmerupakan tugas yang cukup berat dan sekaligus nikmat karena merasaterpercaya menunaikan tugas suci dari Allah swt7 Menurut Muhammadiyahtidak semua guru dapat disebut sebagai pengemban amanat khilafahsebagaimana juga halnya tidak semua orang dapat menjadi khalifah yangsebenarnya Dalam hubungan ini KH Mas Mansyur tokoh Muhammadiyahyang pernah menjadi pucuk pimpinan organisasi ini selama lebih kurang10 tahun (1932-1942) menyebutkan tiga kualitas khusus yang seyogianyadimiliki seorang khalifah yaitu (1) suka dan sanggup memelihara kewajibandan tanggung jawabnya (2) mampu membuat pilihan yang terbaik

4Ibid h 16 dan 215Hans Wehr A Dictioneri of Modern Written Arabic (London Macdonald amp

Evans Ltd 1980) h 2576Pedoman h167Ibid

173

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

(3) memiliki sifat kasih sayang sehingga dapat merasakan apa yangdibutuhkan oleh orang lain kepada dirinya8 Untuk itulah kata Mas Mansurmelanjutkan ldquodia akan berusaha memenuhinya sesuai dengan kemampuanyang dimilikinya dan kalau ketiga pasal itu tidak dipenuhi maka tetaplahmanusia tidak dapat menjadi khalifah di duniahelliprdquo9

Sekalipun buku Pedoman Guru Muhammadiyah tidak menyebutkansecara eksplisit ketiga kualitas tersebut sebagai sifat-sifat khusus yangseyogianya dimiliki guru pengemban amanat khilafah namun pernyataannyamengenai perlunya guru memiliki semangat pengabdian cinta profesidan berwatak kasih sayang10 telah merangkum ketiga kualitas di atasDikatakan bahwa hanya guru yang memiliki semangat pengabdianlahyang akan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab karenamerasa yakin bahwa tugas yang dilaksanakannya adalah manisfestasidari peribadatannya kepada Tuhan11 Pengabdian tersebut dinyatakansebagai landasan filosofis bagi profesi guru dalam mendidik yang dengannyapara guru dapat merasakan bahwa profesi pendidik merupakan bagiandari kehidupannya seperti terlihat dalam petikan berikut

hellip dalam menjalankan tugas profesinya dia merasakan bahwa tugasmendidik dan mengajar sehari-hari adalah bagian dari hidupnya Denganmemiliki jiwa cinta pada profesinya memanifestasikan watak kasihsayang kepada anak didik Pribadi kasih sayang merupakan jabatanrasa yang menyatukan antara jiwa seorang guru dengan anak didikDia memandang anak didik bukan sebagai obyek fisik tetapi hellip sebagaisatu kesatuan subyek antara dia dan anak didiknya Sedang tali pengikatnyaadalah rasa kasih sayang yang dilandasi atas cinta yang murnibersendikan atas prinsip pengabdian hellip12

Pernyataan di atas mempertegas wawasan pendidikan Muhammadiyahmengenai guru yang bukan sekadar mengajar tetapi sekaligus mendidik

8Mas Mansyur ldquoKhalifah di Duniardquo dalam Amir Hamzah Wirjosukarto edKH Mas Mansyur Pemikiran tentang Islam dan Muhammadiyah (Yogyakarta PTHanindita 1988) h 42

9Ibid h 4310Pedoman h 1911Ibid h 1612Ibid h 19

174

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Bahkan kata mendidik didahulukan dari kata mengajar yang dapatditafsirkan sebagai ungkapan untuk menyatakan bahwa peran mendidiklebih diutamakan daripada sekedar mengajar Mendidik sudah mengimplisitkanmengajar sedangkan mengajar belum tentu mendidik Sasaran utamapengajaran adalah pengalihan pengetahuan sedangkan pendidikan selainpengalihan pengetahuan juga sekaligus penginternalisasian nilai-nilaiMengajar mungkin dapat dikatakan sebagai tugas yang tergolong ringanasalkan guru tersebut menguasai bahan pelajaran serta mampu menggunakanteknik dan proses pembelajarannya maka dengan sendirinya dia diperkirakandapat mentransfer pengetahuan yang diajarkannya Akan tetapi karenaguru dalam konsep Muhammadiyah bukan sekadar mengajar tetapi sekaligusmendidik maka peranannya tidak sekedar mentransfer pengetahuan tetapidipundaknya terpikul amanah untuk menanamkan atau menginternalisasikannilai-nilai keutamaan serta mengembangkan sikap watak dan kepribadianluhur bagi peserta didik Hal inilah yang kelihatannya ditekankan Muhammadiyahsebagai peran penting yang diemban seorang guru pengemban amanahkhilafah seperti terangkum dalam pernyataan Muhammadiyah yangmengemukakan bahwa seorang guru Muhammadiyah dapat disebutmenunaikan amanat khilafah dalam profesinya bila dia dalam menjalankantugasnya menegakkan menyebarkan menyantuni memantapkanmembimbingkan nilai-nilai keutamaan pada anak didik13

Tampaklah bahwa tugas dan tanggung jawab kekhalifahan seorangguru yang dimaksudkan Muhammadiyah di atas pada intinya ialahmengupayakan terinternalisasikannya nilai-nilai keutamaan kepadapeserta didik Nilai-nilai keutamaan itu tiada lain adalah nilai-nilai kebaikandan kebajikan seperti terkandung dalam ajaran Islam14

Adalah benar menanamkan nilai-nilai keutamaan seperti diharapkanMuhammadiyah di atas bukanlah pekerjaan ringan yang hanya cukupmengandalkan penguasaan bahan pelajaran dalam proses pembelajaranmenginternalisasikan nilai-nilai adalah tugas guru yang mampu memerankanperbuatan mengajarnya menjadi perbuatan yang benar-benar mendidikMenjadi pendidik yang dapat menginternalisasikan nilai-nilai menurutsalah seorang pakar pendidikan di Indonesia Mochtar Buchori selain

13Ibid14Ibid

175

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

menjadi pengajar yang baik setidak-tidaknya dapat menggali nilai-nilaiyang dapat disentuh materi pelajaran serta memahami sifat dan kepribadianpeserta didik yang dapat dirangsang pertumbuhannya melalui penyajianmateri pelajaran itu15

Jadi penguasaan terhadap ilmu yang diajarkan baik materisubstansiilmu itu sendiri maupun nilai-nilai yang dikandungnya termasuk pemahamanterhadap sifat dan kepribadian peserta didik adalah modal dasar seorangpendidik Dalam konteks inilah Muhammadiyah seperti tertera padakutipan di atas menekakankan pentingnya guru memiliki rasa cinta baikprofesi maupun terhadap peserta didik

Cinta profesi adalah komitmen profesional yang menurut Muhammadiyahmenuntut kesedian guru selalu berusaha meningkatkan kualitasnya baikpenguasaan materi dan kandungan nilainya maupun metode pembelajarannyaDi samping itu untuk memahami sifat-sifat dan kepribadian pesertadidik yang perlu dirangsang pertumbuhannya maka seorang pendidikmemandang peserta didik bukan sebagai obyek fisik melainkan sebagaikesatuan subyek antara dirinya dengan peserta didik Dengan cara sepertiitu para guru bukan saja dapat melakukan kontak-kontak aktif denganpeserta didik tetapi lebih jauh dapat menyelami kebutuhan dan perkembangankepribadian mereka

Memperhatikan beratnya tugas dan tanggung jawab guru dalammenginternalisasikan nilai-nilai keutamaan tidaklah berlebihan jikaMuhammadiyah pertama-tama menempatkan guru sebagai pengembangamanat khilafah Apalagi jika diperhatikan bahwa amanah dan tanggungjawab guru bukan saja berasal dari orangtua dan masyarakat yang mem-percayakan putera-puteri mereka untuk dididik atau sekadar memenuhiamanah instansi yang mengangkatnya sebagai guru Tetapi lebih dariitu seperti disebutkan Muhammadiyah merupakan amanah dari Allahswt yang seluruhnya dipertanggungjawabkan kepada-Nya16

Akan halnya guru yang dikonsepsikan sebagai pengemban amanatrisalah Islamiyah merupakan penajaman makna dari konsep guru sebagai

15Muchtar Buchori Ilmu Pendidikan amp Praktek Pendidikan dalam Renungan(Yogyakarta PT Tiara Wacana Yogya bekerja sama dengan IKIP MuhammadiyahJakarta Press 1994) h 30

16Pedoman h 17

176

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengemban amanat khilafah Hanya saja dengan konsep tersebutMuhammadiyah memberi penekanan khusus bahwa tugas mengajardan mendidik tidak terpisahkan dari tugas-tugas dakwah yang secaramenerus mengajak dan menuntun subjek didik tetap berpegang teguhpada nilai-nilai dan kebenaran ajaran Islam

Sebagai konsekuensinya Muhammadiyah menekankan dengantandas bahwa ldquotiap-tiap mata pelajaran diintegrasikan denga risalahIslamiyahhelliprdquo17 Oleh karena itu bidang studi apa pun yang disajikantidak bisa dilepaskan pertautannya dengan nilai-nilai ajaran Islam Bidangstudi matematika misalnya jika dilihat berdasarkan materinya bukanlahpelajaran akhlak atau budi pekerti akan tetapi bagi guru pengembanamanat risalah Islamiyah akan selalu mempertanyakan kepada dirinyasendiri apakah materi mata pelajaran matematikan yang disajikannyaitu dapat merangsang tumbuhnya nilai-nilai kebajikan Islam dalamdiri peserta didik seperti kejujuran ketelitian Dan nilai-nilai kebaikanlainnya Sekiranya dapat bagaimana caranya Mencari jawaban melaluiperbuatan nyata atas pertanyaan pernyataan tadi merupakan komitmenguru pengemban amanat risalah Islamiyah

Konsep tersebut dikonkritkan lagi dengan memformulasikan gurusebagai Pembina akhlak Muhammadiyah Konsep ini mengandung maksudbahwa seorang guru bukan saja sebagai pengajar ilmu yang ahli atauseorang pelatih yang cekatan tetapi lebih dari itu bahwa dia adalah pendidikyang dalam kebulatan kepribadiannya terdapat suatu yang bernilaipositif dan pantas untuk dihargai dan diteladani peserta didik khususnyadan masyarakat pada umumnya Hal tersebut ditekankan Muhammadiyahsebagai berikut

Guru bukan sekadarhellipseorang guru Muhammadiyah bukan hanyasekadar memiliki ilmu hellip metodik didaktik dan hellip ilmu jiwa tetapihellipmerupakan manusia teladan dalam kelasnya bahkan dalam kehidupanprivenya sehari-hari Sebab secara kritis hellip yang dilihat anak pertamakali hellip bukanlah ilmu dan metodik didaktik pak guru tetapi lebihtertuju pada hal ikhwal akhlak dan sifat pribadi pak guru Penilaianpositif dari anak didik terhadap akhlak pribadi guru merupakan faktor

17Ibid

177

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang besar dalam keberhasilan proses pemberian pelajaran kepadaanak didik18

Selanjutnya berkenaan dengan konsep Muhammadiyah yang mem-formulaskan guru sebagai pembimbing dan penyuluh pada prinsipnyaingin menegaskan bahwa mendidik bukanlah tugas yang serba mengguruiserta tidak membiarkan peserta didik menempuh perjalanan pribadinyayang lepas dari bimbingan dan konseling terhadap berbagai kesulitanyang dijumpai ketika berhadapan dengan peserta didik yang selengkapnyadinyatakan sebagai berikut

Seorang guru Muhammadiyah sekaligus diri sebagai pemberi bimbingandan penyuluhan kepada anak didik akan memanfaatkan sekaligus tidakhanya mengatasi kesulitan-kesulitan belajar tetapi diarahkan semaksimalmungkin untuk menyantuni anak didik yang dibimbingnya untuk menjadianak yang mantap taqwa ibadatnya kepada Tuhan Yang Maha Esa19

Tugas guru sebagai pembimbing dan penyuluh atau tepatnya konselingpada dasarnya memang ditujukan untuk mengoptimalkan kemampuanpeserta didik dalam belajar Oleh karena itu guru akan tetap mengusahakanatau mencarikan jalan keluar dari berbagai kesulitan-kesulitan yangdialami peserta didik dalam belajar dan dalam kehidupan sosial lainnyadi dalam dan di luar sekolah

Memang pengertian seperti itulah yang secara umum sering digunakandalam melaksanakan bimbingan dan konseling Akan tetapi bagi Muhammadiyahseperti terlihat pada kutipan di atas tidak hanya membatasinya sampaidi situ tetapi mengarahkannya menjadi lebih bermanfaat untuk memantapkankeimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah swt Berdasarkankeempat konsep guru yang dikemukakan Muhammadiyah di atas jelasterlihat tali temalinya yang terpilih menjadi dalam kesatuan sifat sebagaihakikat guru sebagai pendidik Persoalan yang segera timbul di sini ialahkompotensi apakah yang seyogianya dimiliki guru yang disebut Muhammadiyahsebagai pengemban amanat khilafah pengemban amanat risalah IslamiyahPembina akhlak serta pembimbing dan penyuluh itu

18Ibid19Ibid

178

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Berkenaan dengan hal tersebut pertama sekali Muhammadiyahmenekankan perlunya guru memiliki kebulatan kepribadian Muslimyang terdiri dari enam sikap mental yaitu (1) siap menjalankan perintahTuhan (2) berjiwa pengabdian (3) ikhlas beramal (4) memusatkansegala sesuatu hanya kepada Allah (5) aktif melaksanakan ibadah dan(6) yakin pada keseluruhankebenaran agama Islam20

Dengan keenam sikap mental tersebut seorang guru seperti yangdiharapkan Muhammadiyah akan memiliki sikap dan kepribadian yangmantap seimbang dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi berbagaimasalah yang dijumpai dalam melaksanakan profesinya sehari-hari21

Selain itu agar operasionalisasi pendidikan dan pengajaran dapatterselenggara secara sistematis Muhammadiyah menetapkan delapankemampuan profesional yang seyogianya dimiliki guru yaitu (1) keserasianpenampilan (2) penguasaan bahan (3) kemampuan merencanakanprogram (4) ketepatan memilih dan menerapkan metode pengajaran(5) kesesuaian memilih dan menggunakan alat bantu pengajaran (6)kemampuan mengelola kelas (7) kemampuan melaksanakan evaluasi(8) kemampuan melaksanakan bimbingan22 Adanya kompetensi kepribadianyang terdiri atas enam sikap mental serta ditambah dengan delapankemampuan pokok guru sebagai kompetensi professional merupakansyarat ideal seorang guru bagi Muhammadiyah yang diperkirakan dapatmenghantarkannya menjadi seorang guru yang efektif

Konsep-konsep tersebut apabila dikembalikan pada hakikat dasarseorang guru sebagai pemberi bantuan kepada peserta didik denganmelakukan upaya-upaya normatif agar dapat berkembang ke arah yanglebih baik sebagaimana telah didefinisikan Muhammadiyah seperti diatas akan terlihat kandungannya bersangkut paut dengan transinternalisasinilai-nilai seperti yang akan dikemukakan berikut ini

20Ibid21Ibid22Penjelasan Kurikulum Pendidikan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (Jakarta

PP Muhammadiyah Majlis PPK 1982) h 3

179

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Hubungan Guru dengan Nilai-NilaiTelah disinggung di depan bahwa tugas pendidikan pada umumnya

dan guru pada khususnya adalah untuk membantu peserta didik berkembangke arah yang lebih baik Hal itu berarti bahwa upaya untuk menginternalisasikannilai-nilai kepada peserta didik seperti kebajikan keadilan kesuciankeindahan kecerdasan dan nilai-nilai lainnya yang senapas denganmakna dan hakikat kebaikan merupakan sesuatu yang melekat dalamtugas-tugas seorang guru

Nilai23 dan kebaikan sekalipun identik tapi masih terbedakan Sesuatuyang baik boleh jadi menjadi tidak bernilai dalam suatu peristiwa dankeadaan Mengajar itu adalah salah satu contoh perbuatan yang baiktetapi mengajarkan yang tak bermanfaat atau yang tak mungkin dilakukanseperti mengajar si bisu agar pandai menyanyi sama sekali tidak bernilaiTegasnya kebaikan merupakan sesuatu yang normatif dan universalsementara nilai adalah pemberian bentuk nyata dalam menyikapi kebaikanitu sebagai sesuatu yang berharga serta pantas menjadi dambaan Mengajarpeserta didik supaya bersyukur kepada Tuhan belum tentu menginternalisasikannilai-nilai Akan tetapi mengupayakan mereka agar memiliki sikap bahwabersyukur kepada Tuhan misalnya melalui salat puasa dan lain-lainsebagai sesuatu yang dirasakan berharga bila dilaksanakan adalah pendidikanyang menginternalisasikan nilai-nilai

Contoh sederhana tadi memperlihatkan urgensi nilai dalam pendidikanwalaupun dalam kenyataannya penerimaan dan pengembangan niai-nilai sebagai bagian integral dari pendidikan cukup bervariasi bahkanada yang menolaknya karena menganggap internalisasi nilai-nilai itubukan kegiatan dari pendidikan

Penolakan terhadap campur tangan pendidikan dalam menanamkannilai-nilai dapat dilihat dalam wawasan naturalisme pendidikan yangmengkonsepsikan sifat dasar peserta didik dalam rentangan ldquobaik aktifrdquoArtinya karena peserta didik telah diciptakan Tuhan dengan sifat dasaryang baik dan secara otomatis dapat berkembang secara aktif tanpa

23Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta Balai Pustaka 1990) h 615di sini dijelaskan bahwa pengertian nilai mengandung banyak arti tetapi yangdimaksudkan di dalam pembahasan ini ialah ldquosifat-sifat (hal-hal) yang pentingatau berguna bagi kemanusiaanrdquo

180

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bantuan pendidikan Karena itu guru tidak perlu menanamkan nilai-nilai apa pun kepada mereka Sebagai konsekuensinya pendidikan tidakdifungsikan untuk menanamkan nilai-nilai kebajikan dan kebenarankecuali hanya menjaga agar peserta didik jangan sampai dirasuki pikiranmenyesatkan Hal ini tampak jelas dari pendapat tokoh utama aliranini JJ Rousseau yang mengatakan ldquohellip the first education hould bepurely negative It consists not in teaching virtue and truth but ini preservingthe heart from vice and the mind from24

Sikap Rousseau di atas tentulah tidak mendapat tempat dalamsistem pendidikan Islam Semua ahli didik Muslim mulai dari Sahnun(202-256 H) al-Ghazali (450-505 H) Ibn Khaldun (732-808) dan lain-lain menempatkan pendidikan moral dan penanaman nilai-nilai Islamke dalam hati sanubari peserta didik merupakan mahkota pendidikannya25

Yang hal sama juga menjadi sikap pendidikan Muhammadiyah karenapandangan yang mengabaikan pendidikan nilai bertolak belakang denganajakan al-Qurrsquoan yang menyerukan

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepadakebajikan menyuruh kepada yang marsquoruf dan mencegah dari yang munkarmerekalah orang-orang yang beruntung (QS Ali lsquoImracircn3 104)

Aliran pendidikan lainnya sekalipun berbeda wawasan dalammenyikapi pendidikan nilai tetapi terdapat semacam kesamaan wawasanbahwa internalisasi nilia-nilai merupakan unsur penting dalam pendidikanBerkaitan dengan hal ini terdapat tiga golongan guru yang masing-masing mempertahankan pendiriannya Guru yang disebut sebagaiarsitek nilai-nilai berhadap-hadapan dengan guru yang disebut sebagaipelestari nilai-nilai merupakan dua kubu yang sama sekali berbeda dalammenyikapi internalisasi nilai Sementara kubu ketiga yang disebut sebagaiguru yang berpandangan demokratis terhadap nilai-nilai berusahamensintesiskan keduanya26

24William Boyd ed The Emile of Jean Jacques Rousseau (London WilliamHeinemann Ltd 1960) h 41

25Muhammad Munir Mursi Al-Tarbiyah al-Islacircmiyyah Ushucircluha wa Tawuruhafi al Bilacircdi al-lsquoAracircbiyyah (QAHIRAH Alamu al Kutub 1997) h 110-135

26Morris L Bigge Learning Theories For Teacher (New York Harper amp RowPublisher Inc 1974) h 282

181

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Guru sebagai arsitek nilai-nilai merupakan seorang innovator nilaiyang senantiasa melakukan pembaharuan nilai-nilai dan menanamkannyakepada peserta didik baik langsung ataupun tersamar melalui penyajianberbagai bidang studi Walaupun mereka sadar bahwa terus menerusmelakukan kreasi terhadap nilai-nilai kadang-kadang bisa menggoyahkanmasyarakat karena bertentangan dengan tradisi yang melembaga tetapikonsisten dengan sikap dan pandangan mereka bahwa tidak ada yangstatis melainkan bergulir ke depan sebagai perubahan yang terus menerusmenyebabkan kreasi terus menerus mutlak dilakukan27

Dari sudut tinjauan filsafat pendidikan guru arsitek nilai-nilai inidapat dikelompokkan sebagai penganut progresivisme yang memandangbanyak hal mempunyai sifat yang serba fleksibel relatif temporal dandinamis28 Oleh karena itu pendidikan diterjemahkan sebagai rekonstruksipengalaman yang terus menerus29

Akan halnya guru yang disebut sebagai pelestari nilai-nilai menempatiposisi yang sama sekali berbeda dengan guru arsitek nilai-nilai Jika guruarsitek nilai-nilai ini memandang banyak hal serba fleksibel dan dinamis makaguru pelestari nilai-nilai ini memandang tindakan yang demikian dapatmenimbulkan situasi yang labil sebab tidak ada lagi pegangan nilai yang tetap

Dalam kedudukannya sebagai pelestari nilai-nilai mereka hanyamewariskan nilai-nilai yang mereka pandang sebagai nilai-nilai pilihanyaituyang telah melembaga dan teruji oleh perubahan zaman dan keadaanCara pandang guru pelestari nilai-nilai identik dengan penganut filsafatpendidikan esensialisme pada umumnya terutama dilihat dari keberatanmereka terhadap faham yang memandang segala sesuatu serba fleksibel30

Pendidik dengan demikian diartikan sebagai upaya untuk menghantardan melestarikan nilai-nilai pilihan tersebut ke dalam jiwa peserta didik31

Sementara guru yang disebut berpandangan demokratis terhadapnilai-nilai berusaha melakukan sintesis antara kedua golongan di atas

27Ibid28Imam Barnadib Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode (Yogyakarta

Yayasan Penerbit IKIP Yogyakarta 1994)h 33 dan 3829Ibid h 2530Ibid h 3831Ibid h 25

182

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dalam hal ini mereka menampilkan diri bagaikan ilmuwan murni yangbekerja di laboratorium Apabila materi persoalan yang dihadapinyaberkaitan dengan nilai maka tujuan utamanya bukan segera untukmelakukan kreasi atau melestarikannya tetapi penyelidikan lebih dahuluguna menentukan nilai-nilai yang perlu dikreasi atau dilestarikan32 Sikapguru yang disebut terakhir ini pada dasarnya tidak membuat pilihansubyektif terhadap nilai-nilai Seluruh nilai yang berkembang ditengah-tengah masyarakat ditempatkan pada posisi sejajar yang serba mungkindikreasi atau dilestarikan tergantung pada manfaatnya

Bagaimana halnya dengan guru Muhammadiyah Dengan mempelajaribeberapa peranan dan sikap yang mungkin diambil guru dalam menginter-nalisasikan nilai-nilai persoalan selanjutnya ialah bagaimanakah wawasanpendidikan Muhammdiyah mengonsepsikan guru dalam menginternalisasikannilai-nilai

Telah disinggung di depan bahwa Muhammadiyah yang tetap berusahauntuk berpegang teguh terhadap prinsip-prinsip Islam memformulasikanguru-gurunya antara lain sebagai pengemban amanat khilafah daririsalah Islamiyah yang pada dasarnya menempatkan mereka sebagaiagen pewarisan nilai-nilai Hal ini jelas terlihat ketika Muhammadiyahmembicarakan konsep ibadah atau pengabdian seorang guru denganmenyandarkannya pada pernyataan Alqurrsquoan

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekamenyembahku (QS al-Zacircriyacirct51 56)

Berpedoman pada ayat inilah Muhammadiyah mengemukakanpandangannya bahwa seorang guru bukan saja dituntut untuk melakukanritus-ritus keagamaan sebagai ibadah yang bersifat vertikal kepada Tuhanmelainkan juga dituntut untuk melaksanakan pengabdian horizontalberupa internalisasi ilmu pengetahuan yang mengimplisitkan nilai-nilaikeutamaan kepada peserta didik seperti tercermin dalam pernyataan berikut

Pengabdian di sini ada yang bersifat vertikal dalam hal ini sembahsungkemnya seorang guru kepada Allah dengan sembahyang yangrajib dan khusyursquo dan yang bersifat horizontal dalam hal ini dengan

32Bigge Learning h 282

183

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

menuangkan ilmu yang dimilikinya dengan penyampaian nilai-nilaikeutamaan kepada anak didik dengan maksud utama agar anak didiknyadapat memanfaatkan dan mengembangkan nilai-nilai keutamaantersebut untuk dirinya masyarakat dan manusia pada umumnya33

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa guru dalam konsep Muhammadiyahbukan saja dipandang telah melalaikan ibadah hanya karena melalaikanibadah vertikalnya kepada Allah melainkan juga karena lalai dalammenginternalisasikan nilai-nilai keutamaan kepada peserta didik

Hal tersebut merupakan bukti bahwa guru dalam wawasan pendidikanMuhammadiyah berperan aktif membantu peserta didik agar menghayatidan mengamalkan nilai-nilai serta menempatkannya sebagai bagianintegral dalam seluruh kehidupan mereka Penyampaiannya bukan hanyasesuatu yang ditambahkan atau sekadar dikait-kaitkan dalam proses belajarmengajar melainkan menempati posisi sentral dalam sistem pendidikanMuhammadiyah karena penunaiannya termasuk dalam ruang lingkupperibadatan seorang guru

Sekalipun dalam penyebutannya Muhammadiyah masih membedakanguru agama dengan guru bidang studi umum tetapi kedudukannyasebagai penyampai nilai-nilai ajaran Islam mempunyai tanggung jawabyang sama dan tidak dibeda-bedakan Oleh karena itulah Muhammadiyahsengaja menegaskan bahwa ldquoTiap-tiap mata pelajaran diintegrasikandengan risalah Islamiyahhelliprdquo34 Karena itu agak aneh kedengarannya ketikaRusli Karim mengkritik bahwa guru agama sajalah dalam Muhammadiyahyang diberi peran mempertautkan peserta didik pada nilai-nilai keislamandan tidak bagi guru bidang studi lainnya Selengkapnya dikatakan demikian

Seakan akan hanya agama saja yang mempertautkan siswamahasiswakepada hal-hal yang transcendentalkeislaman sedangkan gurubidang studi dibiarkan leluasa mengajarkannya tanpa diharuskanmenghubungkannya dengan nilai-nilai transcendental tersebutDengan kata lain hanya dalam mata pelajaran agama Islam saja siswamahasiswa berada dalam kawasan intelektual nilai-nilai ajaran Islam35

33Pedoman h 1934Ibid h 1735M Rusli Karin ldquoPendidikan Muhammaduyah Dilihat dari Perspektif Islamrdquo

184

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sekiranya kritik di atas itu didasarkan pada pengamatan terhadappraktik pendidikan Muhammadiyah yang terselenggara selama ini tentulahmasih bisa dipahami Akan tetapi secara konsepsional seperti terlihatdalam penegasan Muhammadiyah di depan bahwa bidang studi apapun yang disajikan guru apakah itu matematika biologi filsafat atauyang lainnya tidak bisa dipelaskan pertautannya dengan ajaran Islam

Dengan alasan-alasan seperti itulah Muhammadiyah antara lainmemformulasikan guru-gurunya sebagai pengemban amanat khilafahdan risalah Islamiyah di samping memberi penekanan bahwa setiap guruharus memiliki sikap mental seorang Muslim seperti telah dikemukakandi depan sebagai kompotensi kepribadian seorang pendidik Artinyabahwa guru bukan saja ahli secara akademis dalam mengintegrasikanbidang studinya untuk meneguhkan keimanan peserta didiknya bahkankeimanan dan kesalehan itu pun memancar dari sikap mental yang dimilikinya

Jika demikian apakah seorang guru dalam Muhammadiyah terkelompokmenjadi agen pelestari nilai-nilai atau sebagai agen pembaharuan nilai-nilai Atau mungkin berpandangan demokratis terhadap nilai-nilai

Berhadapan dengan persoalan di atas tampaknya Muhammadiyahpertama-tama menempatkan gurunya sebagai agen pelestarian nilai-nilai terutama nilai-nilai ajaran agama Dalam hal ini pengertian agamayang dimaksudkan Muhammadiyah adalah sebagai berikut

Agama yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammadsaw ialah apa yang diturunkan Allah di dalam al-Qurrsquoan dan yangtersebut dalam Sunnah yang shahih berupa perintah-perintah danlarangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia di duniadan akhirat36 Kita harus selalu mengembangkan pemahaman terhadapayat-ayat al-Qurrsquoan Jangan hanya berhenti pada satu titik sajaSebab apa Sebab hakikat wahyu adalah ilmu Allah yang dalamnyahalusnya dan luasnya tidak ada batasnya karena dimaksudkanuntuk membimbing manusia sampai akhir zaman Kemampuan

M Yunan Yusuf Pulungan Sjaiful Ridjal Anwar Abbas edsCita dan Citra Muhammadiyah(Jakarta Pustaka Panjimas 1985) h 95

36HImpunan Putusan Tarjih (Yogyakarta Pimpinan Pusat Muhammadiyah1967) h 276

185

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

berpikir manusia zaman ini hanya bisa memahami sebagian sajaKelak jika ilmu pengalaman dan metodenya berkembang mestinyaakan bisa selalu memimpin perkembangan ke masa depan Begituprinsip Muhammadiyah dalam memahami al-Qurrsquoan Yaitu harusmampu menggunakan akal pikiran secara cerdas dan bebas sertadinamis progresif Sehingga dapat menemukan kandungan Alqurrsquoanyang mendekati makna yang sebenarnya37

Sekalipun pemahaman terhadap al-Qurrsquoan seperti disebutkan Tamimydi atas belum seluruhnya final yang memberi kemungkinan untuk terusmenerus dikaji dan menafsirkan kandungan maknanya maka hal itusama sekali tidak dimaksudkan untuk mengubah Alqurrsquoan sebagai wahyuTuhan yang tidak diragukan lagi kebenarannya Kalau pun terjadi perbedaanpendapat ketika menafsirkan dan menerapkannya bukan berarti meng-kreasinya kecuali hanya berusaha memahaminya dengan sekuat tenagadan pikiran Itu pun menurut Muhammadiyah terbatas pada ayat yangmasih samar atau zanniy atau untuk menetapkan kepastian hukum yangtidak dijumpai nas yang tegas baik dalam Alqurrsquoan maupun SunnahKegiatan inilah yang disebut dengan ijtihad38

Memang tercampurnya pemikiran manusia ketika menafsirkanatau memutuskan suatu ketetapan hukum dalam kegiatan ijtihad sepertidikatakan Fazlur Rahman adalah mungkin39 Tetapi hal itu hendaklahdinilai sebagai kewajaran yang tak terelakkan dalam melakukan penilaiandan pertimbangan ketika menetapkan sesuatu keputusan dan bukansebagai kesengajaan Bahkan hasil ijtihad boleh jadi meleset dari yangdikehendaki Tuhan karena terbatasnya kemampuan manusia dalammenjangkau kebenaran yang sehakiki mungkin Akan tetapi hal tersebutbukanlah dosa bahkan masih disediakan pahala40 sebagai imbalan atas

37Djindar Tamimy ldquoAgama Islam Menurut Faham Muhammadiyahrdquo dalamTim Pembina Al-Islam dan Kemuhammadiyaan Universitas Muhammadiyah Malangeds Muhammadiyah Sejarah Pemikiran dan Amal Usaha (Malang KerjasamaTiara Wacana Yogya dengan Universitas Muhammadiyah Malnga Press 1990) h 73

38Islam dan Dakwah Pergumulan Antara Nilai dan Realitas (YogyakartaPP Muhammadiyah Majlis Tabligh 1988) h 62

39Fazlur Rahman Islam (Chicago University of Chicago Press 1979) h 7240Imam Muslim meriwayatkan hadis yang berasal dari lsquoAmr bin lsquoAsh bahwa

Nabi saw bersabda ldquoApabila hakim menertapkan suatu hukum dengan berijtihad

186

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tanggung jawab moral yang diembannya dalam melakukan usaha sungguh-sungguh guna memperoleh kepastian hukum seperti yang dikehendakisyariat Islam asalkan dilakukan dengan cara yang benar dan oleh orangyang memenuhi syarat melakukan ijtihad

Oleh karena itu menafsirkan Alqurrsquoan ataupun melakukan ijtihadguna memperoleh kepastian hukum tidak dilakukan dengan independensipenuh dari kedua sumber pokok hukum Islam (al-Qurrsquoan dan Sunnah)Ijtihad hanya diakui benar kata Said Ramadan jika pemikiran rasionalitu tidak bertentangan dengan al-Qurrsquoan dan Sunnah41

Jadi walaupun Muhammadiyah menegaskan bahwa pintu ijtihadmasihterbuka bukan berarti memberi peluang untuk melakukan kreasi terhadapajaran wahyu melainkan seperti dijelaskan seorang tokoh MuhammadiyahKH Sahlan Rosidi hanyalah semata-mata untuk mengungkapkan kebenaranyang terkandung di dalam al-Qurrsquoan dan Sunnah Rasul saw42

Keteguhan Muhammadiyah dalam mempertahankan keabadiannilai-nilai Ilahiyah tercermin pula dalam rumusan Matan Keyakinandan Cita-cita Hidup Muhammadiyah hasil putusan Sidang Tanwir tahun1969 di Ponogoro yang antara lain menegaskan

1 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya akidah Islam yang murnibersih dari gejala segala kemusyrikan bidrsquoah dan khufarat tanpamengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut ajaran Islam

2 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak muliadengan berpedoman kepada ajaran al-Qurrsquoan dan Sunnah Rasultidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia

3 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkanoleh Rasul saw tanpa tambahan dan perobahan manusia

4 Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mursquoamalat duniawiyat

kemudian ketetapannya itu ternyata benar maka ia mendapat dua pahala Apabilakeliru maka kepadanya diberikan satu pahalardquo Selengkapnya lihat Shahih Muslimbi Sarh al-Nawawi juz XII (Beirut Dar al Fikr 1972) h 13

41Said Ramadhan Islamic Law Its Scope and Equety (London MacmillanLtd 1970) h 75

42KH Sahlan Rosidi Kemuhammadiyah untuk Perguruan Tinggi Muhammadiyahjilid I (Solo Mutiara Solo 1982) h 100

187

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkanajaran Agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang inisebagai ibadah kepada Allah swt43

Apabila butir 41 sampai 43 pada kutipan di atas diperhatikan denganseksama terlihat di sana bahwa dalam masalah aqidah akhlak dan ibadah(ibadah mahdah) menunjukkan keteguhan dan ketegaran Muhammadiyahuntuk mempertahankan dan melestarikan keasliannya sejauh yang mungkinbisa terpahami dari kandungan makna (aldilalah) Qurrsquoan dan SunnahRasul-Nya Berbeda halnya dengan butir 44 yang berkaitan denganmasalah pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat yang terkesanlebih longgar jika dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya

Hal tersebut bisa dipahami karena dalam masalah akidah dan urusanibadah atau dalam keseluruhan urusan agama (lsquoumur al-din) tidak bisaditerima kreativitas Melakukan kreasi apa pun terhadapnya merupakanperbuatan bidrsquoah yang menyesatkan Namun dalam hal mursquoamalahduniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) tidak seluruhnyadiatur ajaran agama secara absolute Hal itu menunjukkan adanya peluanguntuk turut campurnya pemikiran manusia dalam menetapkan teoristrategi dan teknik-teknik penerapannya Menurut Muhammadiyah bahwakebanyakan yang bersangkutpaut dengan pengolahan alam raya danpembinaan masyarakat termasuk menentukan teori strategi dan tatacara pengelolaannya tidak termasuk yang diatur dan ditentukan agamasecara mutlak tetapi ditentukan kemampuan pikir manusia yang termasukdalam kategori lsquoumur al-dunya (urusan dunia)44 yang didefinisikanMuhammadiyah sebagai berikut

Yang dimaksud urusan dunia dalam sabda Rasulullah saw lsquoKamulebih mengerti urusan duniamursquo ialah segala perkara yang tidak menjaditugas diutusnya para Nabi (yaitu perkara-perkarapekerjaan-pekerjaanurusan-urusan yang diserahkan sepenuhnya kepada kebijaksanaanmanusia45

43Djindar Tamimy dan Djarnawi Hadikusuma Penjelasan Anggaran Dasar danKepribadian Muhammadiyah (Yogyakarta PP Muhammadiyah 1972) h 58

44Ibid h 2445HImpunan h 276

188

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian segala macam nilai yang terwujud atas dasarkesepakatan bersama umat manusia atau hasil temuah oleh pikir dankreasi manusia yang diistilahkan oleh Noeng Muhadjir sebagai ldquonilai-nilai insaniyahrdquo46 adalah nilai-nilai yang memungkinkan untuk diubahdan diperbaharui karena didasarkan kepada kepentingan dan manfaatumum Pembaharuan dan pengembangannya diserahkan sepenuhnyaatas inisiatif dan kebijakan-intelektual manusia karena termasuk dalamkategori lsquoumur al-dunya

Sekalipun nilai-nilai yang bersifat insan ini memberi peluang bagiakal budi manusia untuk mengubah mengembangkan memodifikasidan memperbaharuinya namun tidak berarti dapat dilakukan sewenang-wenang tanpa mengindahkan petunjuk agama sebab semua kegiatandalam bidang ini dalam pandangan Muhammadiyah merupakan ibadahkepada Allah swt47 Hal itu menunjukkan hubungan kedua nilai-nilaiitu tertata secara hirarkis yang pertama bersifat mutlak (absolute) danbenar dengan sendirinya Sedangkan yang kedua bersifat tergantung(contingent) yang hanya diakui benar bila tidak bertentangan dengannilai-nilai yang mutlak48

Dengan demikian dalam masalah pengolahan dunia dan pembinaanmasyarakat kreativitas justru digalakkan dengan tetap memperhatikanprinsip-prinsip dasar agama sebagai sumber acuannya Hal semacaminilah yang dituju oleh pernyataan-pernyataan Muhammadiyah yangmengemukakan perlunya pengintegrasian seluruh bidang studi denganrisalah Islamiyah49

Agaknya hasil integrasi seperti itulah yang dimaksud Noeng Muhadjirsebagai ldquokebenaran integrative Ilahiyatrdquo50 karena apabila nilai-nilaiinsane tersebut terintegrasi dengan nilai-nilai Ilahiyah maka bobotnyamenjadi lebih berkualitas baik sebagai teori dan konsep ataupun hanyasebagai aplikasi praktis karena telah memancarkan kebenaran Ilahiyat

46Muhadjir Ilmu h 2147Tamimy dan Hadikusuma Penjelasan h 5848Rosidi Kemuhammadiyaan jilid I h 9449Pedoman h 1750Noeng Muhadjir Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta Rake Sarasin

PO Box 83) cetII h 218

189

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena itulah sehingga tidak terlihat keberatan Muhammadiyahmengambil manfaat dari hasil-hasil pemikiran manusia dari manapundatangnya yang telah terbukti baik untuk kemanusiaan Kesedian AhmadDahlan mengadopsi pendidikan gubernemen dengan mengintegrasikannilai-nilai ke dalamnya yang kemudian menjadi model sekolah Muhammadiyahserta kesediannya meniru model kepanduan gubernemen yang kemudiandiintegrasikannya dengan semangat keislaman yang melahirkan kepanduanHizbul Wathon Muhammadiyah merupakan contoh konkrit bahwa hal-hal yang berkaitan dengan sarana teknik dan metode yang dihasilkanmanusia dari golongan manapun datangnya bukan suatu hal yang ditabukanMuhammadiyah untuk mengadopsi dan mengadaptasikannya ke dalamsistem pendidikan Pengakuan terhadap eksistensi nilai-nilai insaniyahsebagai hasil kreativitas manusia ini menunjukkan bahwa Muhammadiyahselain mengonsepsikan guru-gurunya sebagai ldquopelestari nilai-nilairdquo padasatu sisi seperti telah diulas di depan maka guru pun sekaligus diberi peranansebagai ldquoagen pembaharuan nilai-nilairdquo pada sisi yang lain

Kedua peranan ini tidaklah terpisah Sebagai agen pelestari nilai-nilaiIlahiyat maka guru sejauh yang dapat dilakukannya diharapkan dapatberperan menerjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai normatif Ilahiyatmenjadi lebih operasional yang dapat dilaksanakan secara mudah dan nyata51

Jika demikian apakah wawasan pendidikan Muhammadiyah cenderungmengukuhkan guru-gurunya sebagai seorang yang berpandangan demokratisterhadap nilai-nilai yang kadang-kadang tampil sebagai agen pelestarinyadan terkadang sebagai egen pembaharuannya

Secara sepintas mungkin dapat dibenarkan tetapi jika diteliti lebihseksama tidaklah demikian terutama jika diperhatikan bahwa guru yangdisebut berpandangan demokratis terhadap nilai-nilai menempatkansemua nilai dalam kedudukan sama dan sejajar yang semuanya layakuntuk dilestarikan atau diperbaharui tergantung pada kemanfaatannyabagi kebaikan umum Sedangkan Muhammadiyah tidak menempatkansemua nilai dalam kedudukan yang sama karena nilai-nilai Ilahiyat bersifatabsolut sedangkan nilai-nilai insaniyah bersifat tergantung sekalipunkeduanya dapat dikoherensikan menjadi kebenaran Ilahiyat integratif

51Lihat Islam h 66

190

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Apabila nilai-nilai Insaniyah dapat diintegarasikan dengan nilai-nilai Ilahiyat atau nilai-nilai ilmu pengetahuan dapat diintegrasikandengan nilai-nilai agama tidak beralasan untuk khawatir terjadinyasekularisme dalam pendidikan Islam atau seperti yang dikatakan AminRais bahwa setidaknya secara teoritis konsepsional pendidikan dalampandangan Islam tidak mungkin tersekularisasi karena keimanan dankesalehan senantiasa inheren dalam proses pendidikannya52 Dengankatan lain sekularisme hanya akan terjadi bila pendidikan Islam gagalmengintegrasikan nilai-nilai Insaniyah atau nilai-nilai ilmu pengetahuanke dalam nilai-nilai ajaran agama yang bersifat absolut itu

Sebagai sesuatu yang absolut tentulah penerimaannya bukan atas dasarkeraguan melainkan dengan keyakinan bahwa segala hal yang dititahkanAllah dan Rasul-Nya adalah benar secara keseluruhan yang tak memilikiruang untuk memperoleh kreasi apa pun

Atas dasar itu pandangan yang menempatkan nilai-nilai dalamkedudukan yang sama dan sejajar hanya dapat dikenakan pada nilai-nilai insaniyah saja dan tidak untuk nilai-nilai Ilahiyat

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila berhadapannilai-nilai Ilahiyat maka guru-guru Muhammadiyah dikonsepsikan sebagaipelestari nilai-nilai yang radikal sedangkan terhadap nilai-nilai insaniyahdikonsepsikan sebagai pemimpin yang berpandangan demokratis karenaadanya peluang untuk melakukan penilaian kritis apakah layak dilestarikanatau diperbaharui Hal itu sejalan dengan prinsip tajdid dalam Muhammadiyahyang mengandung makna ganda Tajdid berarti ldquopemurnianrdquo yaitu kembalikepada keaslian dan kemurnian sebagaimana ditetapkan Qurrsquoan danSunnah bila sasarannya adalah soal-soal prinsip perjuangan yang sifatnyatetap dan tidak berubah Tajdid juga berarti modernisasi atau pembaharuanbila sasarannya menyangkut masalah-masalah yang berkenaan denganurusan metode sistem teknik strategi dan taktik perjuangan dan nilai-nilai lain yang sifatnya bisa berubah sesuai dengan perubahan zaman53

52Rais Cakrawala h 16053Ideologi Kejakinan Hidup Muhammadiyah Hasil Kerdja Panitya Tadjdid

seksi Ideologi amp Chittah Perdjoangan Muhammadiyahrdquo Bulletin Suara MuhammadiyahNo 9I1968 (Nomor Mursquotamar Muhammadijah ke 37) tahun 1968 h 6 lihatjuga Yusuf Abdullah Puar Perjuangan dan Pengabdian Muhammadiyah (JakartaPustaka Antara 1989) h 159

191

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dalam ukuran kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi moderndewasa ini menyebabkan harapan terhadap peran guru sebagai agenpembaharuan yang mempersiapkan generasi beriman dan kreatif semakinbesar pula tuntunannya Jika tidak maka kepercayaan masyarakat terhadappendidikan akan memudar Agaknya inilah yang dimaksudkan oleh Huseindan Ashraf ketika memformulasikan sebagai pendapat yang munculdalam Konferensi Pendidikan Islam Internasional Pertama tahun 1977di Makkah dalam pernyataan ringkas mengatakan ldquosociety needs leaderstrained in Islamic values but educated to meet the need of the modern societyrdquo54

Melakukan pembaharuan tidak selamanya harus membuang nilai-nilai lama Bahkan sejumlah nilai-nilai lama yang telah terbukti ampuhdalam meningkatkan taraf hidup dan harkat kemanusiaan yang beradabperlu dipertahankan lebih terhadap nilai-nilai Ilahiyah yang telah diterimasebagai kebenaran absolut tanpa keraguan Dalam hal ini guru turut pulamenunjang lestarinya nilai-nilai yang perlu dipertahankan Tanpa nilai-nilai abadi dan tetap sebagai acuan dan sumber konsultasi bagi semua nilaiciptaan manusia menyebabkan pembaharuan yang dilaksanakan itu dapatberdampak negatif bagi pertumbuhan kreativitas peserta didik yang tumbuhmenjadi tanpa kendali sehingga pada gilirannya menggoyahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat

Di sinilah terlihat keunikan konsep tersebut yang pada satu sisimengkonsepsikan guru sebagai agen pelestarian nilai-nilai Ilahiyahyang mampu menerjemahkan dan menjabarkannya secara lebih operasionalSedangkan pada sisi yang lain mengkonsepsikan sebagai agen pembaharuannilai-nilai insaniyah yang mengangkatnya menjadi lebih berkualitaskarena tetap bersentuhan dengan iman dan kesalehan Konsepsi semacamini bukanlah terpisah satu sama lain kalaupun dapat terbedakan bagaikandua sisi dari sekeping mata uang yang tanpa salah satunya tidak akanberharga dan dihargai

Bertolak dari penelusuran dan pembahasan yang telah dilakukansekurang-kurangnya ada dua kesimpulan pokok yang dapat diketengahkanPertama bahwa hakikat guru sebagai pendidik dalam sistem pendidikan

54Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf Crisis in Muslim Education (JeddahKing Abdulaziz University 1978) h 35

192

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Muhammadiyah berpangkal pada wawasan yang memformulasikanguru-gurunya sebagai pengemban amanat khilafah dan risalah Islamiahsekaligus sebagai Pembina akhlak pembimbing dan penyuluh Formulasitersebut pada dasarnya hendak mengkonkritkan fungsi dan perananguru sebagai pelayan pendidikan profesional yang dijiwai oleh semangatajaran Islam dengan memberikan bantuan pendidikan kepada pesertadidik agar mereka dapat megembangkan dan mengaktualisasikan potensi-potensi alamiahnya yang cenderung pada kebaikan dan kebenaran Islam

Kedua bahwa keberhasilan pendidikan yang diharapkan Muhammadiyahbanyak tergantung pada kemampuan dan kemauan guru dalam melaksanakanfungsi dan peranannya baik sebagai agen pelestarian nilai-nilai maupunsebagai agen pembaharuan yang mengarahkan pengembangan pesertadidik sebagai generasi beriman dan beramal saleh serta memiliki kreativitasyang tinggi dalam meningkatkan tarap hidup dan harkat kemanusiaanyang lebih baik dari yang telah pernah dicapai oleh generasi sebelumnya

193

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

INOVASI PEMBERDAYAAN MASJIDDALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

ISLAM DI SINGAPURA

Singapura adalah negara pulau yang terletak dekat ujung selatanSemenanjung Malaya dan termasuk wilayah Malaya Luas daerah

Singapura hanya 615 km Tanahnya berbukit-bukit tetapi subur banyakmenghasilkan timah dan karet seperti di jazirah Malaya Di hadapanSingapura terbentang selat Malaka sedang di sebelah Timur Laut dibatasilaut Cina selatan

Penduduk Singapura dewasa ini berjumlah sekitar 45 juta orangdan hanya 14 yang beragama Islam yang umumnya etnis MelayuSebagaimana halnya di negara-negara lain pusat peribadatan komunitasmuslim adalah Masjid Terdapat 69 buah Masjid di Singapura yangtersebar di berbagai wilayah dan 22 buah di antaranya terdapat di wilayahestate perumahan dan perkantoran

Masjid sebagaimana sudah umum diketahui merupakan tempatperibadatan umat Islam dan sekaligus sebagai lembaga dakwah danpendidikan Sejarah mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW telahmemfungsikan Masjid Nabawi di Madinah sebagai lembaga pendidikanDi Masjid ini Nabi SAW mengajarkan dan menjawab berbagai persoalanagama yang ditanyakan oleh para sahabat Demikian pula setelah Islamberkembang ke berbagai daerah lainnya tetap memperlihatkan bahwapendidikan Islam hampir semuanya bermula dari Masjid Setelah lembaga-lembaga pendidikan secara formal berdiri seperti maktab dan madrasahbarulah pendidikan Islam ada yang beralih dari Masjid meskipun Masjid

194

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tetap dijadikan sebagai lembaga pendidikan yang khusus mengajarkanilmu dan masalah-masalah keagamaan Terdapat berbagai alasan sehinggapendidikan beralih dari Masjid antara lain karena keributan yang dibuatoleh para pelajar terutama anak-anak bisa mengurangi ketenangan orang-orang yang sedang melaksanakan salat zikir atau iktikaf di Masjid

Hal yang sama pada masa lalu pernah terjadi di Singapura yaituketika madrasah mulai berdiri awal abad ke-20 seperti madrasah al-Saghof (1912) dan madrasah al-Junaid (1927) menyebabkan pendidikanIslam secara formal ikut beralih dari Masjid dan Masjid lebih berfungsisebagai tempat beribadah Fungsi pendidikan Masjid tidak lebih hanyasebagai lembaga pendidikan Islam yang tidak jauh berbeda dengan masjid-masjid yang ada di Indonesia Tetapi pada dasawarsa terakhir ini inovasibaru terhadap pendidikan Masjid telah berubah Masjid-masjid yang adadi Singapura telah memperlihatkan sesuatu yang berbeda dengan masjid-masjid yang ada di Indonesia Masjid-masjid tersebut secara fungsionaltelah diberdayakan secara nyata sebagai lembaga pendidikan

Tulisan ini secara ringkas akan membicarakan sebuah deskripsi singkattentang inovasi pemberdayaan Masjid dalam mengembangkan pendidikanIslam di Singapura yang beberapa di antaranya memungkinkan untuk diadopsiatau paling tidak diacungi jempol sebagai sebuah keberhasilan inovasi1

Sekilas tentang SingapuraSingapura adalah sebuah negara Republik berbentuk Parlementer

dan merupakan sebuah negara kota di Asia Tenggara yang terletak dipenghujung Semenanjung Malaysia berhampiran dengan Johor (Malaysia)dan Kepulauan Riau (Indonesia) Singapura yang hanya seluas 270 milpersegi merupakan salah satu negara yang paling padat di dunia Sebagainegara pulau Singapura memiliki beberapa pulau kecil yang lain sepertiPulau Tekong Pulau Ubin dan Pulau dan Sentosa Lokasi tertinggi diSingapura berada di Bukit Timah dengan ketinggian 164 M

1Tanpa menyebutkan letak dan tempatnya sebagian data yang tersaji dalam tulisanini adalah hasil observasi dan wawancara penulis dengan sejumlah ustaz dan pengurusmasjid-masjid di Singapura yang berlangsung tanggal 23-27 Januari 2007

195

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sebagian besar penduduk Singapura tanpa mempersoalkan agamaras dan keturunannya bermukim di flat-flat atau di rumah-rumah susunyang disediakan oleh Badan Pengembangan Perumahan Singapura atauHousing Development Board (HDB) semacam lembaga Perumnas di Indonesiaguna mengembangkan permukiman modern asri dan nyaman Pendirianrumah susun ini selain untuk mengubah wajah permukiman Singapuradari model perkampungan menjadi kota modern juga dimaksudkansebagai upaya harmonisasi penduduknya yang multi kultural Pemerintahmengharuskan mereka tinggal bersama antar beragam etnis dan agamadi rumah susun seperti itu agar dapat hidup berdampingan secara damai

Telah disinggung di depan bahwa penduduk Singapura dewasa inisekitar 45 juta orang yang multirasial multilingual dan multi agama77 penduduknya adalah etnis Cina 14 etnis Melayu yang merupakanpenduduk asli 8 etnis India dan 1 adalah etnis dari berbagai bangsaMayoritas etnis Cina menganut agama Buddha Tao atau Kong Hu CuAgama Islam dianut oleh mayoritas etnis Melayu Hanya sebagian kecilsaja Agama Islam menjadi anutan etnis Cina (01) India dan Pakistan(218) dan 65 etnis lainnya Mayoritas etnis India memeluk agamaHindu sedangkan agama Kristen dianut oleh minoritas etnis Cina Indiadan ada juga sebagian kecil oleh etnis Melayu Mereka pada umumnyadapat hidup berdampingan secara damai dan saling menolong membinaumatnya masing-masing

Ada empat bahasa resmi yang digunakan sehari-hari di Singapurayaitu Inggris Mandarin Melayu dan Tamil Bahasa Melayu memangmendapat tempat terhormat karena ditetapkan sebagai bahasa nasionalwalaupun dalam praktiknya lebih bersifat simbolis Hal ini terlihat daripenggunaannya secara resmi hanya terdengar ketika menyanyikan ldquoMajulahSingapurardquo lagu kebangsaan Singapura yang diciptakan oleh ZubirSaid (1907ndash1987) seorang komponis dan pemain film kelahiran SumateraBaratndashIndonesia Selain itu bahasa Melayu juga digunakan pada waktulatihan dan perintah baris-berbaris ldquoAngkat senjatahellip belok kiri majujalan dan seterusnyardquo seperti yang lazim digunakan oleh pasukan tentaradan polisi

Pemerintah Singapura lebih menekankan penggunaan bahasa Inggrissebagai bahasa pengantar dan bahkan ditetapkan sebagai bahasa administrasiperkantoran Penggunaan bahasa Melayu hanya terbatas di kalangan

196

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

etnis Melayu saja Hanya sebagian kecil saja kalangan etnis Cina danIndia yang benar-benar fasih dalam bahasa nasional itu pun mayoritasdaripada mereka adalah penduduk yang telah bermukim di negeri inisebelum Singapura merdeka

Sejak kedatangan Islam di Singapura sekitar abad ke-15 prosesislamisasi telah berlangsung bersama datangnya Islam dari Malaka danSumatera Ketika itu Singapura masih berada di bawah Kerajaan Malakayang menjadi pusat penyebaran Islam ke negeri-negeri sekitarnya termasukSingapura Pada waktu itu negara pulau yang didirikan Raffles ini masihbernama Tamasek Pada waktu itu Kerajaan Islam Aceh sudah lebihdahulu menjadi pusat perkembangan dan pendidikan Islam yang berpengaruhdi negeri-negeri Malayu termasuk Singapura Bukanlah sebuah nostalgiajika dikatakan bahwa etnis Melayu yang kini merupakan kelompok minoritaspernah menjadi kelompok mayoritas setidak-tidaknya sebelum Raffles(1818) mendatangkan orang-orang Cina ke negeri Singa itu

Sebagai negara pulau yang cukup strategis menjadi kota perdaganganmenyebabkan banyak pedagang Arab yang singgah di pulau ini Para pedagangtersebut selain berdakwah juga melakukan perdagangan Karena itulahwarga keturanan Arab yang dewasa ini sudah memelayukan diri (menjadiMelayu) bermukim di Singapura Konon 23 tanah di Singapura padaakhir abad ke-18 dimiliki oleh warga keturunan Arab di antaranya adalahmilik Aljunaid Alsagoff Alkaff dan Bin Thalib bin Yamani Sekarang yangtinggal hanya tanah milik Bin Thalib bin Yamani2 Tidak mengherankan jikasejumlah Masjid bersejarah di Singapura didirikan oleh warga keturunanArab seperti Masjid Alkaff Masjid Baalawi Masjid Alsagoff dan MasjidAljunaid School3

Sebagaimana halnya di Indonesia Kampung Arab terdapat jugadi Singapura yaitu di Arab Street Kampung Glam tempat Masjid Sultanyang terkenal itu walaupun sekarang ini di Arab Street tidak banyaklagi dijumpai warga keturunan Arab Padahal Singapura yang dibangunRaffles (1819) pernah menjadi pusat persinggahan para imigran Arab

2Alwi Shahab ldquoMenjelajahi Kampung Arab di Negeri Singardquo dalam httpwwwrepublika coid koran_detailaspid=258671ampkat_id=84 Diunduh pada28 Januari 2009

3Ibid

197

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

sebelum mereka tiba di Indonesia Puncaknya adalah pada pertengahanabad ke-19 ketika pelayaran dengan kapal uap antara Timur Jauh danArab mengalami perkembangan pesat Sejak itulah perpindahan pendudukdari Hadramaut ke Nusantara menjadi lebih mudah

Sejarah tidak dapat melupakan peran orang-orang Arab dalammenyiarkan Islam melalui pengembangan pendidikan Islam di SingapuraSalah seorang di antaranya adalah ulama asal Yaman (Hadramaut)bernama Syed Abu Bakar Taha Alsagoff bin Aljuneid Beliau adalah seorangdalsquoi dan penyebar Islam pertama di negeri pulau itu Setelah menyelesaikanstudinya di Makkah dan mendengar langsung keadaan Islam di Singapuradari para pedagang beliau segera memutuskan pergi ke Singapura sekitartahun 1916 untuk tujuan dakwah Tidak puas hanya berdakwah padatahun 1927 sebagai kedatangan yang kedua kalinya di Singapura SyedAbu Bakar memutuskan menetap untuk mengembangkan Islam Halyang pertama dilakukannya adalah mendirikan Madrasah Aljuniedsebagai lembaga pendidikan Islam yang sampai sekarang merupakanmadrasah tersohor di Singapura Pengabdiannya pada masyarakat IslamSingapura dilakukannya hingga wafat pada tahun 19564

Pada masa modern terutama setelah negara ini memperoleh kemerdekaannyapada tanggal 9 Agustus 1965 dengan melepaskan diri dari federasi MalaysiaSingapura berhasil mencapai tingkat standar hidup yang paling tinggidi Asia5 Karena itulah di samping lokasinya yang tidak terlalu jauh dariIndonesia ditambah lagi kemajuan teknologinya yang sudah tinggilingkungannya yang aman dan standar hidup yang relatif baik membuatSingapura menjadi salah satu negara yang paling banyak dikunjungiwarga Indonesia ada yang ingin melanjutkan studi berdagang danlain-lain juga tidak kalah banyaknya sekedar ingin melancong

Pendidikan Islam Pada Masa PenjajahanKehadiran Raffles yang mendatangkan keturunan Cina ke Singapura

awal abad ke-19 dan menyulap Singupara menjadi kota perdagangan

4lsquoIslam di Singapura Menuju Komunitas Muslim yang Majursquo dalam Republika(27 Januari 2002)

5Grolier Family Encyclopedia (Connecticut Grolier Incorporated 1995) h 90

198

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan etnis Melayu asli menjaditerpinggirkan karena kalah bersaing dengan para pendatang Secarasosio-ekonomi Muslim Melayu yang merupakan komunitas terbesarpenganut Islam tersebut kebanyakan hidup dengan standar ekonomiyang lebih rendah dibandingkan dengan saudara Muslim mereka yangnon-Melayu apalagi jika dibanding dengan etnis China6 Keadaan iniberdampak luas bagi pelbagai lapangan kehidupan Muslim termasukdalam hal pendidikan Islam Dalam konteks ini tidak ditemukan adanyalembaga pendidikan Islam yang benar-benar berkualitas yang dapatmemberikan alternatif bagi anak-anak Muslim turut aktif mengambilperan yang meyakinkan bagi pembangunan dan kemajuan Singapura

Lembaga-lembaga pendidikan Islam pada masa awal sebagaimanadi negeri-negeri Muslim lainnya adalah pendidikan agama yang diberikandi masjid-masjid dan pada sejumlah lembaga pendidikan madrasahPada tahun 1800-an masjid-masjid di Singapura lebih banyak terdapatdi kawasan bandar berdekatan dengan kawasan Kampong Glam danRochore yang pada masa itu mayoritas penduduknya beragama IslamDi kedua kampung inilah pengembangan pendidikan Islam berlangsungdengan berbagai kelebihan dan kekurangannya Masjid-masjid ini selaluramai karena selain tempat beribadah dan pendidikan juga menjaditempat persinggahan para muballigh dan pedagang dari luar negeri Sambilberdagang mereka berdakwah di masjid-masjid dengan mengumpulkanjamacirclsquoah Muslim yang datang dari berbagai kawasan Daerah-daerahtempat ini berlokasi pada masa sekarang sudah berubah menjadi daerahwisata akan tetapi di sana masih tetap berdiri kokoh Masjid Sultan yangbersejarah itu

Masjid yang pertama sekali berdiri di Singapura ialah Masjid Omaryang dibangun pada tahun 1820 di Omar Road Di Kampung Melakajuga terdapat Masjid Kampung Malaka yang berdekatan dengan pulauSaigon tidak jauh dari muara Sungai Singapura Masjid paling tua inisezaman dengan masa pemerintahan Raffles yang sampai sekarang

6Sharon Siddique dan Yang Razali Kassim lsquoMuslim Society Higher Educationand Development The Case of Singaporersquo dalam Muslim Society Higher Educationand Development in Shoutheast Asia (Pasir Panjang-Singapore Institut of SoutheastAsian Studies 1987) h129

199

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

masih berdiri kokoh Atas biaya wakaf Aljunied dan dana dari masyarakatIslam Singapura Masjid ini diperbaharui lagi pada tahun 1981 Di sampingitu terdapat pula Masjid Sultan di North Bridge Road dan Masjid HajjahFatimah di Jawa Road dan masih banyak lagi Masjid-Masjid bersejarahlainnya di Singapura

Di Masjid-masjid itulah pendidikan Islam dilaksanakan mulai daribelajar baca-tulis al-Qurrsquoan tauhid fikih dan akhlak yang diikuti olehberbagai lapisan umur Selain di Masjid didirikan pula madrasah sebagaisarana pendidikan Islam yang secara khusus merupakan tempat untukmempelajari pengetahuan agama Madrasah-madrasah tersebut telahberdiri sejak awal abad ke-20 antara lain seperti Madrasah Alsagoff al-Arabiyah yang didirikan oleh Syed Mohamed Alsagoff pada tahun 1912yang sekarang terletidak di Jalan Sultan Singapura Selanjutnya padatahun 1927 seperti telah disinggung di atas berdiri pula Madrasah Aljunieddi Victoria Street yang didirikan oleh Syed Abu Bakar Taha Alsagoff binAljuneid Tahun 1936 berdiri pula Madrasah Al-Maarif di Tanjong Katong

Pendidikan Islam yang diselenggarakan di Masjid dan madrasah-madrasah itu telah memberikan kontribusi positif bagi pengembanganpendidikan Islam di Singapura Tetapi seiring dengan perkembanganSingapura sebagai jajahan Inggris yang ikut membonceng gerakanmisionaris Kristen yang selalu berupaya untuk mengeliminir peran madrasahdan secara defacto pula terdukung oleh sikap pemerintah kolonial yangsekuler menyebabkan peran madrasah menjadi termarginalkan Halini dengan jelas diungkapkan oleh Syed Muhd Khairudin Aljunied danDayang Istiaisyah Hussin dalam tulisan mereka menyatidakan Next wasthe growing threat of Christian missionary movements which were reinforcedby the role of British colonialists in marginalizing and delimiting the developmentand growth of the madrasah into an integrated educational institution7

Terpinggirkannya pendidikan madrasah oleh pendidikan sekulermenyebabkan penyelenggaraan pendidikan Islam baik di masjid-masjidmaupun di madrasah semakin kehilangan kewibawaannya Hal inidiperparah lagi karena lembaga-lembaga pendidikan Islam tidak dapat

7Syed Muhd Khairudin Aljunied dan Dayang Istiaisyah Hussin lsquoEstrangedFrom the Ideal Past Historical Revolution of Madrassahs in Singaporersquo dalam Journalof Muslim Minority Affairs Volume 25 Issue 2 August 2005 h 249

200

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mengikuti perubahan dan perkembangan zaman bahkan terkesan konservatifdan tidak memiliki akses dalam memberdayakan kehidupan masyarakatMuslim Apalagi penyelenggaraan pendidikan madrasah pada masa itumasih dikelola dengan manajemen tradisional berikut kurikulum yangtidak menjanjikan untuk bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikansekuler menyebabkan pendidikan Islam tidak lebih sebagai lembagapendidikan sambilan ada dan tiadanya tidak menjadi hitungan

Adalah benar bahwa pada masa-masa awal pun atau tepatnya padatahun 1871 pendidikan al-Qurrsquoan sudah mendapat ldquoperhatianrdquo daripenjajah Inggris AM Skinner pejabat pemerintah yang berwenangmengurus pendidikan bagi sekolah-sekolah Melayu mengeluarkan peraturanpendidikan al-Qurrsquoan yang terkesan diskriminatif yaitu (1) al-Qurrsquoanboleh diajarkan di sekolah tetapi harus tetap terpisah dari pelajaran Melayu(2) Kelas pagi harus dipergunakan untuk pengajaran pelajaran Melayudan al-Qurrsquoan hanya terbatas pada pengajaran sore hari dan (3) Penggajiandari pemerintah untuk guru-guru hanya didasarkan pada pengajaranpelajaran Melayu saja Sedangkan para orang tua harus membantumembayar guru-guru yang mengajar al-Qurrsquoan jika tidak guru tersebutboleh menolak pengajaran8

Keadaan yang demikian menyebabkan lembaga-lembaga pendidikanIslam untuk masa-masa selanjutnya secara perlahan telah menjadi pendidikannomor dua di Singapura dan sama sekali tidak dapat dijadikan sebagai tumpuanuntuk menggapai mobilitas sosial secara vertikal Hal inilah yang kemudianmenjadi salah satu faktor bagi orang tua Muslim di Singapura ldquoterpaksardquomemprioritaskan pendidikan sekuler kepada anak-anak mereka danmenomorduakan pendidikan agama Sebagaimana halnya di negara-negaraAsia Tenggara lainnya pendidikan sekuler modern selain lebih berkualitasjuga dianggap sebagai sarana yang paling efektif bagi mobilitas sosial

Singapura memang merupakan negara paling maju dibanding dengannegara Asia Tenggara lainnya Berbagai sistem dan pranata sosial ekonomidan industri yang dibangun dan dikembangkan secara modern telahmemberikan kontibusi positif bagi pembangunan sektor ekonomi yangtentu saja berdampak positif bagi kemakmuran negara dan kesejahteraan

8Siddique dan Kassim Muslim Society h 131

201

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rakyat Karena itulah Singapura secara terus menerus melakukan pembangunandan pengembangan sistem pendidikan modern agar bisa sejajar dengannegara-negara maju lainnya Sekalipun begitu orang awam mengatakannyasebagai lsquosuratan tanganrsquo kelompok Melayu Muslim dalam waktu yangcukup lama tetap bagaikan batu berlumut yang tidak dapat ikut bergelindingdalam kemajuan pendidikan tersebut Hal ini menjadi cukup jelas jikadiperhatikan data yang dikeluarkan oleh Muslim Relegious Council ofSingapuraMajelis Ugama Islam Singapura (MUIS) yang menginformasikanbahwa sampai tahun 1980 jumlah orang Melayu yang dapat menyelesaikanstudinya di Perguruan Tinggi hanya kurang lebih 650 orang

Adanya aksentuasi kebijakan dwi-bahasa oleh Pemerintah dan terutamakeputusan untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa wajib disekolah-sekolah telah ikut menurunkan kualitas sekolah-sekolah dasarMelayu termasuk madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam MaryTurnbull melukiskan keadaan ini dengan mengatakan bahwa sekolah-sekolah Melayu tidak akan mampu mengantarkan peserta didiknya untukmenjalani pola kehidupan modern yang serba komersial di SingapuraSekolah-sekolah dasar tradisional demikian Turnbull melanjutkan telahmembiarkan kebanyakan anak-anak Melayu terkebelakang dari pembangunanSingapura9

Kebijakan inilah yang menurut Alwi Shahab dalam analisisnyaterhadap keberadaan pendidikan madrasah di Singapura menjadi salahsatu faktor yang banyak mengakibatkan sekolah-sekolah Melayu bubar10

Hal ini sedikit banyak menggugat kedudukan pendidikan madrasahuntuk segera mengubah dasar tradisinya menyesuaikan diri denganperkembangan situasi

Era Baru Pendidikan MasjidSegera setelah Singapura memisahkan diri daripada Negara Federasi

Malaysia pada tahun 1965 maka pada Agustus 1966 matahari pendidikan

9Mary Turnbull A History of Singapore 1819-1975 (Singapore Oxford UniversityPress 1997) h 146

10Alwi Shihab lsquoMadrasah Aljunied Kebanggan Melayu Singapurarsquo Republika(24 Nopember 2006)

202

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Islam mulai menyembul terutama setelah Parlemen Singapura mengeluarkanPengaturan Pelaksanaan Hukum IslamAdministration af Muslim LawAct (AMLA) Hal inilah yang kemudian menghantarkan masyarakat MuslimSingapura pada suatu era baru dalam sejarah perundangan dan administrasidi negara ini Pada masa pembentukannya Perdana Menteri Singapuramengatakan ldquoYang Dipertuan Agong akan menjadi kepala agama Islamdi Singapura dan akan dibentuk sebuah Dewan Agama Islam untuk menjadipenasehat yang Dipertuan Agong dalam hal-hal yang berkaitan denganmasalah agama Islam11

Di bawah perundangan tersebut tepatnya dua tahun kemudian (1968)Dewan Agama Islam itu dibentuk yang diberi nama Moslem RelegiousCouncil of Singapore atau Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) Sekalipuntidak sama persis dapat dikatakan bahwa MUIS setingkat dengan DepartemenAgama di Indonesia MUIS pada dasarnya adalah penasehat Presidendalam hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam dan bertanggung jawabmengatur administrasi hukum Islam di Singapura seperti mengumpulkanzakat macircl dan zakat fitrah pengaturan perjalanan ibadah haji pembangunanmasjid organisasi sekolah-sekolah agama serta pemberian beasiswa bagipelajar Muslim pengangkatan mufti dan wewenang mengeluarkan fatwa12

Kehadiran MUIS memiliki peran strategis dalam pembangunan komunitasMuslim Singapura Pembangunan masjid-masjid tersebut yang dipersiapkansebagai pusat perberdayaan masyarakat Islam Singapura telah memberikankemungkinan yang lebih luas bagi pembinaan masyarakat Muslim Dalamkurun waktu lima tahun (1975-1980) MUIS membangun 6 unit Masjidbaru di New Towns dengan daya tampung antara 1000 sampai 2000 jamarsquoahsetiap Masjid Kemudian dalam kurun waktu lima tahun berikutnya(1981-1986) dibangun pula 9 unit Masjid baru yang diharapkan dapatmenampung sekitar 15000-35000 jamaah13

Dana pembangunan masjid tersebut bukan berasal dari bantuanpemerintah melainkan murni dana yang dihimpun dari dan oleh masyarakatMuslim Singapura Tahun 1975 MUIS mencoba menghimpun dana dari

11Ahmad bin Muhammad Ibrahim lsquoThe Legal Status in Singaporersquo dalamMalayan Law Journal Singapura 1965 h13 Taufiq Abdullah Tradisi dan KebangkitanIslam Asia Tenggara (Jakarta LP3S 1988) h 385

12Siddique dan Kassim Muslim Society h 148-14913Abdullah Tradisi dan Kebangkitan Islam h 406-407

203

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

masyarakat Islam melalui sumbangan langsung tetapi dengan cara itu ternyatatidak efektif karena dana yang terkumpul tidak seperti yang diharapkanKarena itulah pada tahun 1977 beberapa pengurus MUIS menghadapPerdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew mengutarakan kesulitanmereka Dari pertemuan inilah diperoleh persetujuan untuk membentukDana Pembangunan Masjid (DPM) atau Mosque Building Fund (MBF)dan disepakatinya masyarakat Muslim yang bekerja untuk menyumbangdana pembangunan Masjid sebesar $05 (50 sen) melalui pemotongangaji secara langsung pada tempat-tempat mereka bekerja Akhir tahun1977 jumlah ini naik menjadi $1 Terhitung mulai tanggal 1 Juli 2005besaran sumbangan untuk MBF melalui pemotongan gaji berkisar antaraS2-$11 tergantung dari pendapatan masing-masing karyawan14

Masjid pertama yang didirikan dengan menggunakan dana MBFadalah Masjid Muhajirin di Braddell Road 275 Masjid ini didirikan padatahun 1977 dan menelan dana sebesar $918000 Kemudian susul menyusulsejumlah Masjid lainnya dapat berdiri megah dengan segala kelengkapannyaDari69 Masjid yang terdapat di Singapura sekarang ini 19 buah di antaranyaadalah masjid yang dibangun melalui dana MBF tersebut15

Kelengkapan masjid yang dimasudkan bukan sekadar ruanganyang terhampar luas sebagai tempat salat berjamaah ditambah dengankamar-kamar untuk berwuduk seperti pada umumnya dijumpai padamasjid-masjid di Indonesia Masjid-masjid tersebut dilengkapi denganruangan-ruangan yang tertata secara artistik bersih dan rapi Demikianpula pada sejumlah sayapnya dan atau pada beberapa lantai di atasnyadengan berbagai ukuran dijumpai sejumlah ruangan seperti yang dapatdisaksikan dewasa ini Ada yang difungsikan sebagai perkantoran ruangpertemuan ruang olah raga ruang teater dan ruang belajar

Dengan kelengkapan yang demikian masjid-masjid tersebut dapatdifungsi-perankan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat Muslimyang di dalamnya terdapat taman kanak-kanak dan madrasah sebagaipendidikan agama komplementer bagi peserta didik yang belajar di sekolah-sekolah nasional kursus-kursus agama kursus ibadah haji kursus bahasa

14Mardianah Nurdjali ldquoMuslim Singapura Potong Gaji Untuk Bangun Masjidrdquodalam httpwwwbisniscom Diunduh pada tanggal 28 Januari 2009

15Ibid

204

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Arab pelayanan perpustakaan penataran dan kursus-kursus pelatihankepemimpinan dan pengembangan masyarakat bimbingan keluargapengumpulan zakat serta bermacam-macam kegiatan sekolah untukmengisi waktu luang (hari libur)16 Program-program tersebut memberikanpeluang yang semakin baik terhadap peningkatan pendidikan MuslimSingapura baik secara kuantitatif maupun kualitatif Sekalipun begitukeadaan ini telah memberikan energi baru bagi komunitas Muslim Singapurauntuk mengejar lajunya perkembangan pendidikan nasional Singapurayang meluncur ke depan mengimbangi perubahan global yang demikian cepat

Sistem pendidikan nasional Singapura yang terstruktur dan sistematistelah memberikan kesempatan belajar mulai dari tingkat pra-sekolahdasar sampai tingkat pascasarjana Ada empat tingkatan pendidikanyang terselenggara di Singapura junior college pra-universitas politeknikatau Institute of Technical Education (D3) universitas dan pascasarjana17

Dalam hal ini setiap anak usia tiga tahun sudah diharuskan mengikutipra-taman kanak-kanak sebagai kelompok belajar sambil bermain melatihotak dan refleksibilitasnya dengan tingkatan-tingkatan Pre-NurseryPlay Group (usia 3 tahun) Nursery (usia 4 tahun) Taman Kanak-KanakI (usia 5 tahun) Taman Kanak-kanak II (usia 6 tahun) Bagi anak yangsudah berusia 7 tahun wajib memasuki pendidikan dasar (Primary School)selama 6 Tahun Pendidikan dasar tersebut terdiri atas 4 tahun tingkatdasar yaitu dari Dasar 1 sampai 4 dan 2 tahun tingkat orientasi yaitudari Dasar5 sampai6 Pada akhir tingkat Dasar6 peserta didik akan mengikutiujian akhir yang disebut PSLE (Primary School Leaving Examination =Ujian Meninggalkan Sekolah Dasar) dan melanjutkan ke PendidikanLanjutan (Secondary Education) jika lulus

Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan lanjutan selama duatahun (Secondary 1 dan 2) peserta didik akan ditempatkan pada kelasunggulan (express) atau kelas normal tergantung dari hasil PSLE-nyaPeserta didik yang berada pada kelas unggulan akan belajar selama 4

16Kuntowijoyo Paradigma Islam Interprestasi Untuk Aksi (Bandung Mizan1998) h 61

17lsquoSingaporersquos Education Systemrsquo online dalam httpwwwSgboxcomSingaporeeducation html diunduh pada tanggal 24 Maret 2009 Lihat jugaSuara Merdeka 17 Mei 2006

205

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tahun dari kelas tingkat lanjutan 1 sampai 4 dan 5 tahun sampai kelastingkat lanjutan 5 pada pelajaran normal

Pada akhir pendidikan tingkat Lanjutan 4 atau 5 tahun merekaakan mengikuti ujian akhir untuk memperoleh ijazah Cambridge GeneralCertificate Examination (GCE) Ijazah ini merupakan syarat untuk melanjutkanke pendidikan pasca tingkat lanjutan (Post Secondary Education) baikpada Junior College (2 tahun) Pre-University Center (3 tahun) Polytechnicatau Institut of Education (3 tahun) atau boleh juga dengan menempuhalternatif lain dengan memasuki sekolah tinggi swasta

Pada tingkat pendidikan yang memakan waktu 2 sampai 3 tahunitu peserta didik akan mempunyai berbagai pilihan mata kuliah daridisiplin ilmu yang lebih beragam tergantung pada kesenangan merekadan hasil GCE-nya Di samping itu lebih ditekankan kepada program yangmemberikan dukungan kebutuhan yang dituntut oleh dunia industriPeserta didik yang belajar di sekolah-sekolah yang telah disebutkan di atasakan mempunyai kesempatan belajar di perguruan tinggi yang akanmenghantarkan mereka pada berbagai Perguruan Tinggi baik dalam maupunluar negeri atau memilih sekolah-sekolah tinggi swasta yang memilikilink dengan universitas-universitas yang terkenal di dunia internasional

Praktik yang kadang kala ditempuh sebagai alternatif untuk bisacepat memperoleh akses terhadap pemerolehan sertifikat (ijazah) tingkatdiploma atau tingkat sarjana adalah dengan mengambil mata kuliahpada sekolah-sekolah tinggi swasta mana saja yang kebanyakannyatelah memperoleh sertifikat penjaminan mutu (quality assurance) baikdi dalam danatau luar negari Pada umumnya sekolah tinggi swastatersebut memiliki link dengan universitas-universitas di luar negeri Bahankuliah sarana training ujian dan ijazah dikeluarkan secara langsungoleh universitas-universitas tersebut

Keteraturan sistem dan manajerial pendidikan tersebut menghantarkanpendidikan nasional di Singapura yang nota bene adalah pendidikansekuler memberi akses dan peluang yang cukup besar bagi peserta didiknyauntuk memperoleh pendidikan yang layak Apalagi sarana pendidikankurikulum proses pembelajaran dan pusat sumber belajarnya benar-benar mencukupi yang kelak mengantarkan peserta didik segera memperolehmobilitas yang tinggi

206

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Apabila menoleh sejenak ke belakang sesungguhnya kelompokMuslim Melayu Singapura sudah lama merasakan ketertinggalan merekadalam bidang pendidikan bila dibandingkan dengan etnis lainnya Menyadarikeadaan itulah pada tahun 1968 sebuah organisasi guru yang bernamaKesatuan Guru-guru Melayu Singapura (KGMS) menyelenggarakan sebuahSeminar Nasional Pendidikan Beberapa persoalan mendasar yang mengemukadalam seminar itu tertuang dalam beberapa rekomendasinya yaitu (1)menyerukan pada pemerintah agar menerapkan perlakuan yang samadalam pendidikan tanpa diskriminasi (2) mempersiapkan Tun Seri Lanangdan Sang Nila Utama sebagai sekolah elite untuk meningkatkan standarpendidikan Melayu dan (3) mendirikan sebuah universitas berbahasa Melayu18

Dikarenakan seruan tersebut ldquotidak ditanggapirdquo oleh Pemerintahmaka pada tahun 1970 KGMS membuat usulan baru tentang sistempendidikan nasional Hal terpenting dari usulan tersebut dalam kaitannyadengan pendidikan Islam ialah adanya sebuah rekomendasi agar pengetahuanagama Islam dijadikan sebagai mata pelajaran wajib bagi seluruh murid-murid beragama Islam19 Barulah setelah 12 tahun kemudian melaluiberbagai pendekatan dan upaya yang tidak mengenal lelah KementerianPendidikan Singapura pada tahun 1982 mewajibkan pengajaran agamaIslam di sekolah-sekolah Pemerintah itu pun hanya diperuntukkan bagimurid-murid beragama Islam di sekolah lanjutan20

Menyadari rendahnya mutu pendidikan dan kebutuhan mendesakuntuk meningkatkan standar hidup Melayu Muslim melalui pendidikandibentuklah Majelis Pendidikan Kanak-Kanak Islam (MENDAKI) padatahun 1981 Tujuannya adalah untuk menangani berbagai persoalanpendidikan Islam Melayu mulai tahap pra-sekolah hingga pendidikantinggi Dalam program kerjanya MENDAKI segera merancang suatubentuk penyelenggaraan pendidikan yang mensinkronkan pendidikankeagamaan dengan pendidikan sekuler secara simultan21

18Sharon Siddique dan Yang Razali Kassim Muslim Society h 14719Ibid20M Kamal Hasan ldquoSome Dimension of Islamic Education in Southeast Asiardquo

dalam Taufiq Abdullah and Sharon Siddique (ed) Islam and Society in SoutheastAsia (Pasir Panjang-Singapore Institute of Southeast Asian Studies 1986) h 46

21 Ibid

207

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sekalipun sinkronisasi tersebut merupakan suatu keharusan yangtidak terelakkan dalam konteks politik pendidikan Islam di Singapuratetapi bila dilihat dari hakikat pendidikan Islam sesungguhnya strategisemacam itu merupakan bagian dari tujuan pendidikan Islam yang tidakingin hanya mempersiapkan peserta didiknya menjadi seorang spiritualismetulen yang kakinya tidak berpijak di bumi dan tidak pula menjadikanpeserta didiknya menjadi seorang materialisme yang tidak memilikibekal menuju akhirat Pendidikan Islam pada hakikatnya mempersiapkanpeserta didiknya yang selalu seimbang dalam kedua aspek tersebut

Dalam kongres MENDAKI tahun 1982 sejumlah persoalan pendidikanIslam di Singapura telah diidentifikasi Paling tidak ada 15 poin pentingyang menjadi permasalahan utama pendidikan Islam di Singapura22

yang secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut

1 Tujuan pendidikan Islam harus dirumuskan dalam kaitannya dengansistem pendidikan Nasional secara keseluruhan

2 Pendidikan madrasah dipandang gagal dalam mencapai misinyaapakah untuk menghasilkan lulusan yang mampu mengejar pendidikanyang lebih tinggi atau pun juga untuk mempersiapkan peserta didiknyamenjadi ulama

3 Banyak lulusan dari lembaga pendidikan Islam tidak memilih profesiyang sesuai dengan yang telah mereka pelajari

4 Sistem yang ada sekarang tidak memungkinkan bagi setiap orangIslam untuk menerima pendidikan agama yang memadai Pengetahuanagama Islam di sekolah-sekolah pemerintah hanya tersedia bagi kelas3 dan 4 sekolah lanjutan dan metode pengajarannya pun masihjauh dari yang diharapkan

5 Pendidikan Tinggi Islam belum tersedia

6 Banyak orangtua mengirimkan anak-anak mereka ke madrasahhanya setelah mereka gagal memasuki sekolah-sekolah pemerintah

7 Belum adanya kurikulum yang standar sehingga mempersulit penilaianmutu lulusan madrasah

22Abdullah Tradisi dan kebangkitan Islam h 419-420

208

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

8 Tidak adanya suatu kesatuan pola pengelolaan pendidikan Islamuntuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya

9 Rendahnya materi pembelajaran di samping buku-buku bahan ajaryang ada telah ketinggalan zaman

10 Kurangnya dana pendidikan yang sekaligus berakibat kepada rendahnyastatus ekonomi guru agama Hanya guru-guru agama yang berasaldari sekolah-sekolah pemerintah saja yang gajinya seragam

11 Untuk 315510 orang penduduk beragama Islam hanya ada 210 guruagama (1980) Rendahnya pendapatan guru agama ini telah menyurutkanminat kaum muda untuk memilih profesi menjadi guru agama

12 Banyak bahan bacaan dan buku wajib yang diimpor pada kenyataannyayang tidak relevan dengan kondisi hidup di Singapura yang industrialis

13 Silabus dan metode pengajaran telah ketinggalan zaman

14 Orientasi materalistis dalam masyarakat menyebabkan pemahamanIslam di kalangan kaum muda Islam saling bertentangan

15 Banyak orang Islam yang sesungguhnya memerlukan pendidikanIslam namun kenyataan sosial memperlihatkan bahwa hanya pendidikansekulerlah yang memberi jaminan masa depan yang lebih baik

Adalah menarik bahwa kongres MENDAKI pada tahun 1982 ituyang pembukaannya dihadiri oleh Perdana Menteri Singapura Lee KuanYew dalam pidatonya mengemukakan bahwa salah satu persoalan pokokyang dihadapi oleh komunitas Melayu untuk mendapatkan pendidikanyang layak di Singapura adalah rendahnya kemampuan para lulusannyadalam bahasa Inggris Lee Kuan Yew menganjurkan agar persoalan inisegera dicarikan solusinya Pada kata sambutannya Perdana MenteriSingapura itu menganjurkan agar setiap orang tua di samping menggunakanbahasa ibu seyogyanya menggunakan bahasa Inggris di rumah agar putra-putri mereka bisa mencapai EL1 Jika orangtua tidak mampu berbahasaInggris maka anak-anak mereka harus berbahasa Inggris dengan abangkakak dan para tetangganya23 Pernyataan Lee ini dapat dimaknai bahwasesungguhnya pemerintah menyadari sepenuhnya persoalan yang melandapendidikan di kalangan komunitas Melayu di Singapura

23Siddique dan Kassim Muslim Society h 158

209

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Tidak cukup dengan mendirikan MENDAKI para pemimpin Muslimjuga mendirikan DANAMAIS (Dana Masyarakat Islam) yang ide awalpendiriannya dipublikasikan oleh Ahmad Mattar pada Desember 1984dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan sosio-ekonomi danpendidikan umat24 Kedua organisasi ini dapat dipandang sebagai simbolharapan dan aspirasi Muslim untuk mencapai puncak dan kemajuanyang lebih tinggi sebagai sebuah komunitas yang ingin memberikanpartisipasi yang lebih berarti bagi pembangunan nasional Singapura

Pemerintah juga memberikan dukungan aktif kepada MENDAKI danmengizinkan Muslim Singapura untuk memberikan kontribusinya bagidana pendidikan MENDAKI Peningkatan sumber-sumber keuangan yangdimiliki diharapkan dapat menopang berbagai program MENDAKI di masamendatang DANAMAIS diharapkan dapat menempuh jalan yang sama

Pada masa-masa selanjutnya seperti yang terlihat dewasa ini terdapathubungan kerjasama yang semakin erat antara Pemerintah dan pemimpinMuslim Kedekatan hubungan itu dapat dimaknai sebagai refleksi munculnyakesadaran baru bahwa berbagai problema keterbelakangan Muslimdi bidang pendidikan dan ekonomi pada dasarnya adalah merupakansalah satu masalah nasional Singapura Pemerintah sudah menyadaribahwa menciptakan warga Muslim yang lebih baik di bidang pendidikansehingga mampu memberikan sumbangan bagi pembangunan Singapuraadalah untuk kepentingan bersama25

Pemberdayaan Masjid sebagai Lembaga PendidikanTelah dikemukakan di depan bahwa sejumlah masjid di Singapura

telah lama melaksanakan pendidikan Islam dalam bentuk madrasahparoh waktu Dewasa ini paling tidak ada 33 buah Masjid dari 69 Masjidyang ada di Singapura melaksanakan program pendidikan seperti ituPada masa-masa sebelumnya penyelenggaraan madrasah paroh waktudi masjid-masjid tersebut belum terkelola dalam manajemen penyelenggaraan

24Ibid h 16225Omar Farouk ldquoMuslim Asia Tenggara Dari Sejarah Menuju Kebangkitan

Islamrdquo dalam Saiful Muzani (ed) Pembangunan dan Kebangkitan Islam di AsiaTenggara (Jakarta LP3ES 1993) h 46

210

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang terstruktur dan sistematis Masing-masing masjid menyelenggarakanpendidikan berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang telah berlangsungselama bertahun-bertahun persis seperti pengelolaan pendidikan masjiddi Indonesia dewasa ini

Awal tahun 2000-an melalui Singapore Islamic Education System(SIES) yang dibentuk oleh MUIS merancang berbagai strategi pembelajaranIslam yang terselenggara di Masjid-Masjid Singapura yang diperkirakandapat menjangkau semua lapisan usia Program yang diluncurkan padatahun 2004 ini disebut dengan seri program aLIVE (Learning IslamicValues Everyday) untuk semua peringkat usia mulai kanak-kanak hinggadewasa yang disesuaikan dengan keperluan khusus masyarakat Islamdalam suasana kosmopolitan dan kehidupan modern

Seri program aLIVE tersebut terdiri atas lima tingkatan yaitu(1) Kids aLIVE untuk usia 5-8 tahun (2) Teens aLIVE untuk usia9-12 tahun (3) Tweens aLIVE untuk usia 13-15 tahun (4) YouthaLIVE untuk usia 16-24 tahun dan (5) Adult aLIVE untuk usia 25tahun ke atas

Program pembelajaran pada Kids aLIVE setara dengan tamankanak-kanak yang mendapat sambutan hangat dari komunitas MuslimSingapura yang secara berduyun-duyun mengirimkan putera-puterimereka belajar di sana mulai dari belajar baca-tulis al-Qurrsquoan pengenalandasar-dasar agama dan terutama penanaman nilai-nilai akhlakul karimah

Khusus program Teens aLIVE Tweens aLIVE dan Youth aLIVEpada umumnya membuka program pendidikan madrasah paroh waktuDi madrasah-madrasah inilah para orang tua mengirimkan anaknya untukkelas-kelas agama Ada yang setiap hari ada yang beberapa kali sepekanada juga yang hanya di akhir pekan yang pada umumnya merupakankegiatan di luar sekolah umum mereka Termasuk dalam kegiatan iniadalah pendidikan yang dilaksanakan pada masa liburan sekolah

Materi belajar pada masa liburan sekolah tidak terbatas pada pelajaranagama semata melainkan meliputi berbagai pengetahuan yang menopangkeberhasilan belajar di sekolah seperti bahasa Inggris Matematika Sainsdan sebagainya Beberapa Masjid seperti Masjid al-Mukminin menyediakansatu ruangan khusus sebagai tempat berkumpul para remaja untuk belajarbersama atau mengikuti program tuition semacam bimbingan belajar

211

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

untuk persiapan ujian sekolah Masjid Kassim bahkan menyediakanbeberapa ruang kelas dengan fasilitas air conditioner dan koneksi internetwireless sebagai tempat belajar bagi pelajar-pelajar menjelang musim ujian

Kegiatan tersebut bukan saja berguna untuk meningkatkan prestasibelajar tetapi sekaligus memberikan motivasi dalam menumbuhkankesadaran baru bagi keluarga Muslim Singapura untuk meraih prestasibelajar yang mampu bersaing dengan etnis lainnya Dampak positif yangditimbulkannya adalah semakin meningkatnya jumlah para pelajar (76)yang berhasil memasuki sekolah menengah dibandingkan dengan tahun1993 Demikian juga kelulusan dalam memperoleh ijazah GCE (CambridgeGeneral Certificate Examination) meningkat mencapai 12 dibandingkandengan capaian sepuluh tahun sebelumnya Peningkatan yang samaterjadi bagi kelulusan memasuki pra-Universiti Politeknik atau ITE(Institute of Technical Education) yang mencapai kenaikan sebesar 33dibandingkan dengan yang pernah dicapai tahun 199326

Bersamaan dengan itu dalam kaitannya dengan Masjid-Masjidyang sudah dikenal memiliki kecenderungan dan kekhususan dalammengembangkan ilmu-ilmu keislaman seperti fikih tahfiz al-Qurrsquoanhadis dan lain-lain Oleh MUIS potensi ini dikukuhkan untuk dilestarikandengan memberi dukungan penuh baik manajerial sarana dan prasaranamaupun pengembangan metodologisnya agar lebih efektif dan efisiendalam mencapai tujuan Sekurang-kurangnya ada sembilan masjiddi Singapura yang memiliki kekhususan dalam mengembangkan ilmu-ilmu keislaman seperti tertera di bawah ini

No NAMA MASJID KEKHUSUSAN1 Masjid Kampong Siglap Al-QuranTahfiz2 Masjid Omar Kampung Melaka Al-QuranTahfiz3 Masjid Asy-Syafaah Ilmu Hadits4 Masjid Asy-Syakirin Peradaban Islam5 Masjid An-Nur Bahasa Arab6 Masjid An-Naeem Pemikiran Islam7 Masjid Darussalam Islam dan Pemikiran Barat8 Masjid Al-Iman Ilmu Fiqih9 Masjid An-Nahdhah Pusat Harmoni

26lsquoPelancaran Rangkaian Pendidikan dan Forum Dasar MENDAKI 2004rsquo dalamwwwmendakiorg Diunduh pada tanggal 12 Januari 2009

212

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan ditetapkannya masjid Kampong Siglap atau Masjid OmarKampung Malaka sebagai pusat tahfiz al-Qurrsquoan maka kegiatan-kegiatannyalebih terkonsentrasi untuk program tahfiz Spesialis-spesialis tahfiz punakan berkumpul di situ sehingga orang akan tahu harus pergi ke Masjidmana kalau ingin mendalami tahfiz ke Masjid mana untuk mendalamibahasa Arab dan ke Masjid mana pula untuk mendalami Islam dalamkonteks peradaban barat

Demikian pula halnya dengan Masjid al-Nahdhah sebagai pusatharmoni yang kegiatan-kegiatannya tidak saja diperuntukkan bagikalangan Muslim melainkan juga sebagai syiar Islam kepada non-MuslimSejak didirikan tahun 2006 masjid ini sudah berulang kali mengundangberbagai kelompok masyarakat termasuk petinggi pemerintah SingapuraLee Hsien Loong dan Wong Kan Seng untuk berkunjung ke Harmony Centresemacam museum peradaban Islam Di masjid itulah budaya dan peradabanIslam ditampilkan dalam berbagai buku slide lukisan grafik dan gambar-gambar dengan imej menarik dalam satu ruangan khusus asri dan nyamanSecara keseluruhan masjid ini sengaja memperlihatkan Islam sebagairahmatan li al-lsquoacirclamicircn bukan saja diperuntukkan bagi suku bangsa tertentukelompok dan golongan tertentu melainkan untuk semua dan untukkesejahteraan seluruh penghuni jagat raya

Untuk memperkokoh fungsi dan peranan masjid sebagai pusatpemberdayaan masyarakat Muslim maka MUIS menyusun tiga langkahstrategis yang disebut (1) Masjid Mesra Belia (2) Masjid Mesra Keluargadan (3) Masjid Mesra Masyarakat27

Masjid mesra belia merupakan program yang mengupayakan agarmasjid bersahabat bagi kelompok remaja dan pemuda sehingga mereka

No NAMA MASJID KEKHUSUSAN1 Masjid Kampong Siglap Al-QuranTahfiz2 Masjid Omar Kampung Melaka Al-QuranTahfiz3 Masjid Asy-Syafaah Ilmu Hadits4 Masjid Asy-Syakirin Peradaban Islam5 Masjid An-Nur Bahasa Arab6 Masjid An-Naeem Pemikiran Islam7 Masjid Darussalam Islam dan Pemikiran Barat8 Masjid Al-Iman Ilmu Fiqih9 Masjid An-Nahdhah Pusat Harmoni

27Mohamed Ali bin Haji Atan ldquoPengurusan Masjid Pengalaman RepublikSingapurardquo dalam wwwscribdcomdoc39818Manajemen-Masjid-Singapuradiunduh pada tanggal 23 Februari 2009

213

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

merasa betah untuk tetap selalu berada di dalamnya Program kegiatanyang dilaksanakan selain menyelenggarakan pendidikan seperti telahdikemukakan di depan beberapa masjid dilengkapi dengan ruang olahraga dan seni Pekerja sosial (youth worker) telah ditempatkan pada masjid-masjid tersebut untuk menangani berbagai persoalan remaja dan pemudasecara lebih profesional Kecuali itu kelompok usia muda telah diikutsertakandalam pengelolaan masjid Tidak mengherankan jika 80 dari seluruhimam tetap masjid Singapore berusia antara 25-39 tahun yang dapatdikelompokkan sebagai usia muda28 Dengan demikian kesan masjidsebagai tempat berkumpul ldquoorang-orang tuardquo sudah hilang sama sekali

Khusus program Masjid mesra keluarga beberapa masjid sepertimasjid Al-Khair misalnya telah menyediakan tempat ibadah jamaahkhusus untuk keluarga Selain itu terdapat pula program kursus-kursusrumah tangga pra pernikahan dan konsling keluarga sakinah Programyang dipegang oleh imam eksekutif masing-masing masjid ini tidakberhenti setelah pasangan menikah melainkan juga masih memberikankonseling pernikahan bagi yang memerlukan Beberapa masjid lainnyamenyiapkan program ldquotemu jamaahrdquo (Meet Jemaah Session) sebagai acararamah tamah yang pada intinya untuk mengukuhkan ukhuwwah IslamiyahSecara terprogram pengurus masjid mengadakan kunjungan ke rumah-rumah warga yang bukan jamaah inti masjid Tujuannya adalah selainuntuk menyampaikan program kegiatan masjid juga sekaligus untukmemantau sekiranya ada penduduk yang bermasalah dan memerlukanbantuan tanpa mempersoalkan agama dan suku bangsanya Bantuanyang diberikan ada yang bersifat langsung atau ditindaklanjuti denganmenghubungkannya kepada badan-badan pemberi bantuan Bualanmesra dengan jamaah yang dilakukan oleh imam-imam tersebut baikdi Masjid atau ketika mengunjungi rumah-rumah warga secara berkalatelah menumbuhkan suasana akrab dan harmonis sehingga Islam sebagairahmatan li al-`acirclamicircn terlihat dengan amat jelas

Agar pelaksanaan kegiatan masjid-masjid tersebut dalam berbagaibidang menjadi lebih kompetitif dalam tahun2000 MUIS telah menetapkanMosque Excellence System (MES) yang berfungsi untuk memberikan kriteria

28MUIS lsquoPengurusan Masjid Pengalaman Republik Singapurarsquo dalam httpwwwmanaje-men_Masjid_Singaporehtml diunduh pada tanggal 28 Februari 2009

214

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

atau patokan-patokan capaian bagi Masjid-Masjid untuk kategori-kategoritertentu Sistem ini diiringi dengan pemberian Mosque Excellence Awardyang memberikan dorongan bagi masjid-masjid tersebut berkompetisisecara positif menjadi yang terbaik Kriterianya didasarkan pada anugerahyang berlaku pada Singapore Quality Award (SQA) sebagaimana yangditerapkan dalam pemberian anugerah (award) pada Malcolm BaldridgeAmerika Serikat Hal itu menunjukkan bahwa ukuran keberhasilan pengelolaanberbagai program kegiatan Masjid telah mengikuti standar internasional

Upaya untuk mewujudkan berbagai program pendidikan dakwahdan kegiatan sosial keagamaan lainnya menjadi lebih aktif dan proakatiftentulah menghendaki kemauan dan kerja keras serta sistem manajemenyang terandalkan dari seluruh pengelola Masjid yang disebut LembagaPentadbiran Masjid (LPM) Karena itulah MUIS sebagai lembaga tertinggidalam urusan keagamaan di negara ini telah menetapkan prosedur danmekanisme rekrutmen pengurus dan anggota LPM secara ketat dan rigitguna memastikan bahwa hanya orang-orang yang memiliki kompetensidan profesionalitas sajalah yang diberi kepercayaan untuk memikulamanah dan tanggung jawab sebagai pengurus LPM Apalagi lembagaini bukan sekadar mengurus dewan musala sebagai tempat peribadatansaja melainkan meliputi berbagai kegiatan pendidikan sosial ekonomidan hubungan kerjasama

Proses rekrutmen dimulai dengan mengundang individu-individuyang berminat untuk berkhidmat (mengabdi) sebagai pengurus LPMUndangan tersebut terbuka untuk umum yang disebarluaskan melaluipengumuman di masjid-masjid dan berbagai surat kabar di Singapura Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pemohon selain kelayakan kompetensipersonal dan sosial khususnya yang berkenaan dengan kepribadian danhubungan sosial seorang calon di tengah-tengah masyarakat juga berkaitandengan kompetensi profesional dan manajerial seorang pemohon khususnyayang berkaitan dengan kemampuan untuk mengemban tugas sesuaidengan bidang yang dipercayakan kepadanya

Dalam melakukan seleksi MUIS tidak terpaku pada seleksi berkas danlsquorekod jenayahrsquo para pemohon melainkan tetap mengindahkan masukandan pertimbangan para tokoh masyarakat dan ulama-ulama seniorbaik diminta ataupun tidak sehingga benar-benar dapat diyakini bahwapemohon layak untuk diangkat sebagai pengurus LPM Bagi pemohon

215

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang pernah mengabdi sebagai sukarelawan dalam berbagai unit (jawatankuasa kecil) kepengurusan Masjid akan lebih diutamakan karena lsquorekodjenayahrsquo dan kompetensinya memang sudah teruji oleh pengalamanLebih dari itu ditetapkan pula bahwa setiap individu hanya diperkenankanmemegang jabatan-jabatan penting dalam kepengurusan seperti ketuasetia usaha (sekretaris) dan bendahara tidak lebih dari dua periode berturut-turut Satu periode kepungurusan adalah selama dua tahun Jabatan-jabatan utama yang dimaksudkan mulai dari Ketua sampai Bendahara

Semua pengurus dan anggota LPM yang diangkat oleh MUIS tetapmempedomani peraturan dan ketentuan teknis yang ditetapkan oleh MUISataupun pedoman-pedoman pokok yang dikeluarkan oleh Akta PelaksanaanHukum IslamAdministration af Muslim Law Act (AMLA) Singapuratermasuk dalam hal pengelolaan keuangan Sebagai contoh bahwa LPMhanya berhak mengeluarkan uang tidak lebih dari $10000 Lebih dariitu hanya dapat digunakan apabila mendapat izin atau persetujuan MUIS

Untuk memelihara keterawasan pengelolaan keuangan maka pejabatLPM yang ditunjuk menangani pekerjaan ini wajib membuat perencanaankerja dan pelaporan pertanggung jawaban secara akuntabel menurutprosedur dan mekanisme yang berlaku di Singapura Secara terus menerusMUIS melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan danadengan menggunakan jasa auditor independen untuk melakukan auditsecara lebih teliti Hal ini dilakukan untuk memelihara transparansi pengelolaankeuangan kepada publik apalagi sebahagian besar sumber keuanganMasjid berasal masyarakat baik melalui Mosque Building Fund (MBF)maupun sumbangan-sumbangan lainnya untuk berbagai kegiatan Masjid

Dari deskripsi di atas jelas terlihat bahwa Singapura yang seringdisebut sebagai salah satu contoh pemerintah yang berjalan the bestexample of government that works Parameternya adalah kualitas manajemendan perencanaan yang dimilikinya termasuk perencanaan dan manajemanMasjidnya yang perlu dipelajari dan diadopsi

PenutupDengan latar belakangkan masyarakat yang mengalami kemajuan

yang pesat dan terus berubah Masjid di Singapura secara proaktif telahmemainkan peran pemberdayaan sehingga sentiasa relevan dengan

216

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

perubahan Institusi Masjid terus menerus berinovasi agar dapat menjadipenggerak bagi jalinan pembangunan dan khidmat masyarakat seluruhnegara Masjid-Masjid di Singapura telah mengalami reformasi setarafdengan organisasi dan institusi terkemuka di Singapura

MUIS telah melancarkan usaha yang sangat penting dalam melakukaninovasi pemberdayaan Masjid yang bukan sekadar coba-coba atau kebetulanbelaka melainkan dengan suatu perencanaan yang matang (deliberate)dan penuh perhitungan Karena itulah tingkat kebaruannya (novelitity)benar-benar dirasakan oleh komunitas Muslim Singapura sebagai pendidikanyang memberikan harapan-harapan baru karena mereka yakin bahwaputusan inovasi yang dilancarkan oleh MUIS tersebut sejalan dengancita-cita dan tujuan pendidikan Islam

Tingkat keberterimaan (acceptabilty) inovasi pemberdayaan Masjidtersebut bukan saja berasal dari kalangan Muslim Singapura melainkanoleh seluruh warga Singapura tanpa mempersoalkan agama ras danketurunannya disebabkan ikut merasakan manfaatnya karena ruh keislamanyang dibangun oleh MUIS dilandasi oleh semangat rahmatan li al-lsquoacirclamicircn

Usaha-usaha memakmurkan masjid telah menampakkan hasilnyadan institusi Masjid di Singapura telah berjaya mengubah diri untukmenjadi institusi yang kokoh dan disegani dengan menempatkan dirisecara strategik di kawasan-kawasan kejiranan serta menawarkan berbagaiprogram mulai dari keagamaan sampai meliputi program kemasyarakatanyang didukung dengan rangkaian kerjasama yang kuat dengan jawatankuasa-jawatankuasa penduduk dan kejiranan (qaryah) Peranan MUIS sebagaipenguasa agama tertinggi Singapura adalah untuk memberi kepastianbahwa usaha murni dapat berlanjut tanpa henti dengan peningkatanmutu dan pengukuhan manajemen dan pengelolaan institusi Masjidsebagai pusat pemberdayaan bagi pembelajaran Islam dan pembangunansosial sesuatu yang menjadi inspirasi kepada semua

217

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

DAFTAR PUSTAKA

ldquoIslam di Singapura Menuju Komunitas Muslim yang Majurdquo dalamRepublika (27 Januari 2002)

lsquoAbd al-Ghacircni lsquoAbud Ficirc al-Tarbiyah al-Islacircmiyah (Kairo Dacircr al-Fikr 1997)

lsquoAbdurrahman an-Nahlawi lsquoUlucircm al-Tarbiyah al-Islacircmiyah wa Asalibihaficirc al-Baiti wa al-Madrasah wa al-Mujtamalsquo (Beirut Dacircr al-Fikr1989)

lsquoUmar al-Toumy al-Syaibani al-Ushucircs al-Nafsiyah li Rilsquoayat al-Sabab(Beirut Dacircr al-Tarbiyah 1975)

ldquoIdeologi Kejakinan Hidup Muhammadiyah Hasil Kerdja Panitya Tadjdidseksi Ideologi amp Chittah Perdjoangan Muhammadiyahrdquo dalamBulletin Suara Muhammadiyah No 9I1968 (Nomor MursquotamarMuhammadijah ke 37) tahun 1968

ldquoPelancaran Rangkaian Pendidikan dan Forum Dasar Mendaki 2004rdquodalam wwwmendakiorg Diunduh pada tanggal 12 Januari 2009

ldquoSingaporersquos Education Systemrdquo dalam httpwwwsgboxcom Diunduhpada tanggal 24 Maret 2009

A Ali Mukti Alam Pikiran Modern di India dan Pakistan (BandungMizan 1996)

Abdul Aziz Dahlan ldquoFilsafatrdquo dalam Taufik Abdullah (ed) EnsiklopediTematis Dunia Islam Pemikiran dan Peradaban (Jakarta IchtiarBaru van Hoeve 2003)

Abdul Rahman Salih lsquoAbdullah Education Theory A Qurrsquoanic Outlook(Makkah Umm al-Qura Universitas 1982)

Abdurrahman Badawi ldquoMiskawaihrdquo dalam MM Sharif (ed) A Historyof Muslim Philosophy Vol I (Wiesbaden Otto Harrosowitz 1963)

218

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Abraham Maslow the Further Reaches of Human Nature (New YorkThe Viking Press 1974)

Abucirc lsquoAbdillah Muhammad bin Ismacirclsquoicircl bin Ibracirchicircm al-Bukhacircricirc Shacirchicirchal-Bukhacircricirc Jilid II (Beirut Dacircr al-Fikr tt)

Abucirc Hamicircd al-Ghazacirclicirc Micirczacircn al-Alsquomal ditahqiq Sulaiman Dunia (KairoDacircr al-Malsquoarif 1984)

Ahmad Amin Etika (Ilmu Akhlak) terj Farid Marsquoruf (Jakarta BulanBintang 1986)

Ahmad Amin Zulsquoamacirc al-Ishlah ficirc al-Ashr al-Hadicircts (Kairo Makatabahal-Nahdhah al-Mishriyyah 1979)

Ahmad Amicircn Zuhr al-Islacircm Juz II (Beirut Dacircr al-Kitab al-lsquoAracircbicirc 1969)

Ahmad Azhar Basyir Miskawaih Riwayat Hidup dan Filsafatnya (YogyakartaNur Cahaya 1988)

Ahmad bin Muhammad Ibrahim ldquoThe Legal Status in Singaporerdquodalam Malayan Law Journal Singapura 1965)

Ahmad Musthafa al-Maracircghicirc Tafsicircr al-Maracircghicirc Jilid V (Mesir Musthafaal-Bacircbicirc al-Halabi 1974)

Ahmad Sadali ldquoPembaharuan Pendidikan Tinggi Islamrdquo dalam SerialMedia Dakwah (Jakarta DDII tt)

Al Rasyidin ldquoIsu-isu Krusial dalam Pendidikan Nasional Belajar Memeta-kan Masalahrdquo dalam Jurnal Pemikiran Islam dan Kependidikanal-Tarsquolim Vol XII No 22 2005

Albert Bandura Principles of Behavior Modication (New York Holt-Rinehart and Winston Inc 1979)

Albert Hourani Arabic Thought in the Liberal Age 1798-1939 (CambridgeCambridge University Press 1962)

Alwi Shihab ldquoMadrasah Aljunied Kebanggan Melayu Singapurardquo dalamRepublika (24 Nopember 2006)

Alwi Shihab ldquoMenjelajahi Kampung Arab di Negeri Singardquo dalamhttpwwwrepublikacoid Diunduh pada 28 Januari 2009

Anwar Jundi Pancaran Pemikiran Islam terj Afif Mohammad (BandungPustaka 1985)

219

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ary Nilandari Memahat Kata Memugar Dunia (Bandung MLC 2005)

BF SkinnerScience and Human Behavior (New York Academic Press 1980)

BO Smith WO Stanley and HJ Shores Fundamentals of CurriculumDevelopment (Work Book 1957)

Benjafield A History of Psychology (Boston Allyn and Bacon 1996)

Bertrand Russell the Scientific Outlook (New York Norton 1962)

DK Kolit Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Ende Flores NusaIndah 1976)

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam DewanRedaksi Ensiklopedi Islam Ensiklopedi Islam (Jakarta IchtiarBaru van Hoeve 2003)

Djarsquofar Siddik ldquoPeran Sentral Guru-guru Keilmuan dalam InternalisasiNilai-nilai Moralrdquo dalam al-Tarsquolim Jurnal Pemikiran Islam danKependidikan No 25 Tahun 2006

Djarsquofar Siddik ldquoPsikologi Humanistik Upaya Awal Mengeluarkan PsikologMuslim dari Lubang Biawakrdquo Miqot No 77 (Juli-Agustus 1993)

Djarsquofar Siddik Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam (Bandung CitapustakaMedia 2006)

Djindar Tamimy dan Djarnawi Hadikusuma Penjelasan Anggaran Dasar danKepribadian Muhammadiyah (Yogyakarta PP Muhammadiyah1972)

Djindar Tamimy ldquoAgama Islam Menurut Paham Muhammadiyahrdquodalam Tim Pembina al-Islam dan Kemuhammadiyahan UniversitasMuhammadiyah Malang (eds) Muhammadiyah Sejarah Pemikirandan Amal Usaha (Malang Tiara Wacana Yogya-UniversitasMuhammadiyah Malnga Press 1990)

Erwin IJ Rosenthal Islam in the Modern National State (CambridgeCambridge University Press 1965)

Fachruddin Azmi ldquoSertifikasi Guru Telaah Urgensinya terhadap Kompetensidan Profesionalisme Guru Agamardquo dalam MIQOT Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol XXXIII No 1 Januari-Juni 2009

Fasli Jalal ldquoSertifikasi Guru Untuk Mewujudkan Pendidikan yang BermuturdquoMakalah disampaikan pada seminar Pendidikan yang diselenggarakanoleh PPs Unair Surabaya tanggal 28 April 2007

220

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Fathiyah Hasan Sulaimacircn Mazhacirchib ficirc al-Tarbiyah Bahts ficirc al-Mazhabal-Tarbawi lsquoinda al-Ghazacirclicirc (Mesir Dacircr al-Hana li al-Tibalsquoah waal-Nasyr 1985)

Fazlur Rahman Islam (Chicago University of Chicago Press 1979)

First World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter IslamicUniversity of Indonesia 1977)

Frank G Goble Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslowterj A Supratiknya (Yogyakarta Kanisius 1987)

Frederick Suppe (ed) The Structure of Scientific Theories (ChicagoUniversity of Illinois Press 1974)

George H Keiffer Bioethics A Textbook of Issues (Menlo Park Ca Addison-Wesley Publishing Company 1979)

Grolier Family Encyclopedia (Connecticut Grolier Incorporated 1995)

HAR Gibb the Encyclopaedia of Islam Vol I (London Luzac amp Co 1960)

Hans Wehr A Dictionary of Modern Written Arabic (London Macdonaldamp Evans Ltd 1980)

Harold HTitus Marilyn S Smith dan Richard T Nolan Persoalan-persoalanFilsafat terj HM Rasyidi (Jakarta Bulan Bintang 1984)

Harun Nasution Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (Jakarta UIPress 1985)

Harun Nasution Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan(Jakarta Bulan Bintang 1975)

Hasan Langgulung Manusia dan Pendidikan (Jakarta Pustaka Al-Husna 1986)

Hasan Langgulung Teori-teori Kesehatan Mental (Jakarta PustakaAl-Husna 1988)

Hasil-hasil Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-38 di UdjungPandang Tahun 1971 (Jogjakarta PP Muhammadiyah 1971)

Hasyimsyah Nasution Filsafat Islam (Jakarta Gaya Media Pratama 1999)

Hilda Taba Curriculum Development Theory and Practice (New YorkSan Fransisco Harcourt Brace amp World Inc)

Himpunan Putusan Tarjih(Yogyakarta Pimpinan Pusat Muhammadiyah1967)

221

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ibn Miskawaih Menuju Kesempurnaan Akhlak Buku Daras PertamaTentang Filsafat Etika terj Helmi Hidayat (Bandung Mizan 1997)

Ibn Miskawaih The Refinement of Character trans CK Zurayk (BeirutAmerican University Press 1968

Imam Barnadib Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode (YogyakartaYayasan Penerbit IKIP Yogyakarta 1994)

Immanuel Kant Critique of Pure Reason transl Norman Kemp SmithUnabridged Edition (New York St Martinrsquos Press 1965)

Ira M Lapidus History of Islamic Societies (Cambridge CambridgeUniversity Press 1988)

Islam dan Dakwah Pergumulan Antara Nilai dan Realitas (YogyakartaPP Muhammadiyah Majlis Tabligh 1988)

J Golsdtain Social Psycology (New York Academic Press 1980)

J Sudarminta ldquoDimensi Etis Pendidikan Keilmuanrdquo makalah seminarMeningkatkan Profesionalitas Guru dalam Rangka MenghadapiTantangan Pendidikan di Masa Depan pada Dies Natalis XXXIIIIKIP Sanata Dharma Tanggal 19 Oktober 1988

J Sudarminta ldquoProfesionalitas Guru dalam Rangka Menghadapi Tantang-an Pendidikan di Masa Depanrdquo Makalah seminar dalam rangkaDies Natalis XXXIII IKIP Sanata Dharma Yogyakarta tanggal19 Oktober 1988

JB Watson Behaviorisme (Chicago Universitas of Chicago Press 1959)

JG Saylor and WM Alexeander Curriculum Planning fot Better Teachingand Learning (New York Rinehart 1954)

JJ Rousseau ldquoEmilerdquo dalam Steven M Cahn (ed) the PhilosophicalFundations of Education (New York Harper amp Row Publisher 1970)

JP Chaplin Dictionary of Psychology (New York Dell Publishing CoInc 1983)

Jacques Maritain the Education of Man edited and with an Introductionby Donald and Idella Gallagher (Notre Dame University of NotreDame Press 1967)

John L Esposito Ancaman Islam Mitos dan Realitas terj AlwiyyahAbdurrahman (Bandung Mizan 1966)

222

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

John L Esposito the Oxford Encyclopaedia of the Modern World (NewYork Oxford University Press 1955)

John S Brubacher A History History of the Problem of Education (NewYork McGraw-Hill Book Company Inc 1947)

Jujun S Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (JakartaPustaka Sinar Harapan 1987)

Jujun S Suriasumantri Ilmu dalam Perspektif Moral Sosial dan Politik(Jakarta Gramedia 1986)

KH Sahlan RosidiKemuhammadiyahan untuk Perguruan Tinggi MuhammadiyahJilid I (Solo Mutiara Solo 1982)

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta Balai Pustaka 1990)

Karl Mannheim et al Sigmund Freud An Introduction (London Routledgeamp Kegan Paul Ltd 1950)

Kuntowijoyo Paradigma Islam Interprestasi Untuk Aksi (Bandung Mizan1998)

Len Evan Goodman Ibn Tufaylrsquos Hayy Ibn Yaqzan A Philosophical TaleTranslated With Introduction and Notes (New York Twayne PublisherInc 1972)

Logan Wilson and William L Kolb (ed) Sociological Analysis (NewYork Hartcourt Brace and Company 1949)

Loren R Graham Between Science and Values (New York ColumbiaUniversitty Press 1981)

M Kamal Hasan ldquoSome Dimension of Islamic Education in SoutheastAsiardquo dalam Taufiq Abdullah and Sharon Siddique (ed) Islamand Society in Southeast Asia (Pasir Panjang-Singapore Institutof Souteast Asian Studies 1986)

M Luthfi Jumlsquoah Taricirckh Falsafah al-Islacircm (Mesir tp 1927)

M Mahdi Ibn Khaldunrsquos Philosophy of History (London George Allenamp Unwin Ltd 1957)

M Quraish Shihab Membumikan al-Quran Fungsi dan Peran Wahyudalam Kehidupan Masyarakat (Bandung Mizan 1982)

M Quraish Shihab Wawasan Alquran Tafsir Maudhursquoi atas Pelbagai PersoalanUmat (Bandung Mizan 1996)

223

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

M Rusli Karim ldquoPendidikan Muhammadiyah Dilihat dari PerspektifIslamrdquo dalam M Yunan Yusuf Pulungan et al (eds) Cita danCitra Muhammadiyah (Jakarta Pustaka Panjimas 1985)

Majelis Ugama Islam Singapura ldquoPengurusan Masjid PengalamanRepublik Singapurardquo dalam httpwwwmanaje-men_Masjid_Singaporehtml Diunduh 28 Februari 2009

Malik B Badri The Dilemma of Muslim Psychologist (London LondonPublishers 1979)

Mardianah Nurdjali ldquoMuslim Singapura Potong Gaji Untuk Bangun Masjidrdquodalam httpwwwbisniscom Diunduh pada tanggal 28 Januari2009

Mary Turnbull A History of Singapore 1819-1975 (Singapore OxfordUniversity Press 1997)

Mas Mansyur ldquoKhalifah di Duniardquo dalam Amir Hamzah Wirjosukarto(ed) KH Mas Mansyur Pemikiran tentang Islam dan Muhammadiyah(Yogyakarta Hanindita 1988)

Mazheruddin Siddiqi Modern Reformist Thought in The Muslim World(India Adam Publishers amp Distributors 1993)

Mohamed Ali bin Haji Atan ldquoPengurusan Masjid Pengalaman Republik Singapurardquodalam httpswwwscribdcomdocument39818manajemen-masjid-singapura Diunduh pada tanggal 23 Februari 2009

Morris L Bigge Learning Theories for Teacher (New York Harper ampRow Publisher Inc 1974)

Muchtar Buchori Ilmu Pendidikan dan Praktik Pendidikan dalam Renungan(Yogyakarta Tiara Wacana Yogya-IKIP Muhammadiyah JakartaPress 1994)

Muhammad lsquoAbduh Tafsicircr Juz lsquoAmma terj Haidar Baqir (BandungMizan 1999)

Muhammad al-Khudary Bek Ushucircl al-Fiqh (Beirut Dacircr al-Fikr 1981)

Muhammad Hasbie Ash-Shiddieqy Hakikat Islam dan Unsur UnsurAgama (Kudus Menara Kudus 1978)

Muhammad Iqbal Metafisika Persia terj Joebar Ayoeb (Bandung Mizan1990)

Muhammad Jawacircd Mughniyah al-Tafsicircr al-Kacircsyaf juz V (Beirut Dacircral-lsquoIlm li al-Malacircyin tt)

224

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Muhammad Munir Mursi al-Tarbiyah al-Islacircmiyyah Ushucircluha wa Tacircwuruhaficirc al-Bilacircd al-lsquoAracircbiyyah (Kairo Alsquolam al-Kutub 1997)

Muhammad Rasyid Ridhacirc Tafsicircr al-Manacircr Jilid II (Kairo al-Manacircr 1327 H)

Muhammad Syarif Khan dan Muhammad Anwar Salim Muslim Philosophyand Philosophers (New Delhi SB Nangia 1994)

Muhsin Labib Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla Shadra (JakartaAl-Huda 2005)

Mulyadhi Kartanegara Integrasi Ilmu Sebuah Rekonstruksi Holistik(Jakarta Arasy 2005)

Musthafa Fahmi Al-Syuzuz al-Nafsi (Kairo Dar al-Misriyah 1978)

NA Faris Book of Knowledge (Lahore SM Ashraf 1986)

Noeng Muhadjir ldquoKerangka Dasar Pemikiran Penyusunan ProgramKurikulum al-Islam dan Kemuhammadiyahanrdquo dalam WartaPTM Th IV No 9 Maret 1990

Noeng Muhadjir ldquoPendidikan dalam Perspektif Qurrsquoanirdquo makalah padaSeminar dan Lokakarya pendidikan al-Qurrsquoan UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta 16-18 Desember 1989

Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu TeoriPendidikan (Yokyakarta Rake Sarasin 1997)

Noeng Muhadjir Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta RakeSarasin PO Box 83)

Oliver Leaman ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam Seyyed Hossein Nasr dan OliverLeaman (ed) The History of Islamic Philosophy (London-NewYork Kegal Paul 2003)

Omar Farouk ldquoMuslim Asia Tenggara Dari Sejarah Menuju KebangkitanIslamrdquo dalam Saiful Muzani (ed) Pembangunan dan KebangkitanIslam di Asia Tenggara (Jakarta LP3ES 1993)

Pedoman Guru Muhammadiyah (Jakarta PP Muhammadiyah MajlisPendidikan dan Pengajaran 1977)

Penjelasan Kurikulum Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (JakartaPP Muhammadiyah Majlis PPK 1982)

Philips H Phenix Philosophy of Education (New York Holt Rinehart ampWinston Inc 1961)

225

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

RC Faunce and NR Bossing Developing the Core Curriculum (NewYork Pretice-Hall 1958)

RS Shankland lsquoConversations with Albert Einsteinrsquo dalam AmericanJournal of Physics vol 31 1963

Rajendra Prasad (ed) A Historical-Developmental Study of ClassicalIndian Philosophy of Morals (New Delhi Center for Studies inCivilizations 2009)

S Nasution Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta Bina Aksara 1989)

S Nasution Pengembangan Kurikulum (Bandung Citra Aditya Bakti 1991)

S Waqar Akhmed Husaini Environmental Systems Engineering (LondonThe Macmilan Press Ltd 1980)

Said Ramadhan Islamic Law Its Scope and Equety (London MacmillanLtd 1970)

Second World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter IslamicUniversity Cooperation of Indonesia 1981)

Seyyed Hossein Nasr Islamic Philosophy from Its Origin to the Present(New York State University of New York Press 2006)

Sharon Siddique dan Yang Razali Kassim ldquoMuslim Society HigherEducation and Development The Case of Singaporerdquo dalam MuslimSociety Higher Education and Development in Shoutheast Asia (PasirPanjang-Singapore Institut of Southeast Asian Studies 1987)

Sigmund Freud An Outline of Psychoanalysis (New York Norton 1940)

SM Ziauddin Alawi Muslim Educational Thought in Middle Ages (NewDelhi Adam Publishers and Distributors 1988)

Syed Abul Hasan Ali Nadwi Muslim in India (Lucknow Academy ofIslamic Research and Publication 1977)

Syed Abul Hasan Ali Nadwi Western Civilization Islam and Muslim(Lucknow Academy of Islamic Research and Publication 1978)

Syed Ali Ashraf New Horizon in Muslim Education (Cambridge IslamicAcademy 1985)

Syed Muhammad al-Naquib al-Attas ldquoPreliminary Thought on theNature of Knowledge and the Definition and Aims of Educationrdquo

226

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dalam Syed Muhammad al-Naquib al-Attas (ed) Aims and Objectivesof Islamic Education (Jeddah King Abdul Aziz University 1979)

Syed Muhammad al-Naquib al-Attas The Concept of Education in Islam (KualaLumpur Muslim Youth Movement of Malaysia (ABIM) 1980)

Syed Muhd Khairudin Aljunied dan Dayang Istiaisyah Hussin ldquoEstrangedFrom the Ideal Past Historical Revolution of Madrassahs in Singaporerdquodalam Journal of Muslim Minority Affairs Vol25 Issue2 August 2005

Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf Crisis in MuslimEducation(Jeddah King Abdulaziz University 1978)

Taufiq Abdullah Tradisi dan Kebangkitan Islam Asia Tenggara (JakartaLP3S 1988)

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (JakartaImperial Bhakti Utama 2007)

WC Smith Islamic in Modern History (USA A Mentor Book 1959)

WC Smith Modern Islamic in India A Social Analysis (New Delhi UshaPublication 1979)

William Boyd (ed) the Emile of Jean Jacques Rousseau (London WilliamHeinemann Ltd 1960)

William Montgomery Watt Islamic Philosophy and Theology (EdinburghEdinburgh University Press 1985) h 1985)

Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah al-Qurrsquoanal-Qurrsquoan dan Terjemahannya(Jakarta Departemen Agama RI 1978)

Yusuf Abdullah Puar Perjuangan dan Pengabdian Muhammadiyah (JakartaPustaka Antara 1989)

Zakiah Daradjat Kesehatan Mental (Jakarta Ruhama 1992)

227

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

BIODATA PENULIS

Djarsquofar Siddik dilahirkan di T Dalam-Asahan 15 Juni 1953 Profesordalam bidang Ilmu Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyahdan Keguruan UIN Sumatera Utara Beberapa karya ilmiah akademiknyaadalah Pendidikan Keluarga Masyarakat dan Sekolah (Yogyakarta PustakaKeluarga 1998) Ilmu Pendidikan (Yogyakarta Karisma Pendidikan 1999)Islam dan Pendidikan Akal (Yogyakarta Pustaka Keluarga 2001) PendidikanMuhammadiyah Perspektif Ilmu Pendidikan (Bandung Citapustaka Media2007) Jejak Langkah Intelektual Islam Epistemologi Tokoh dan Karya(Medan IAIN Press 2010) Lembaga-lembaga Pendidikan Al Washliyahdi Sumatera Utara 2000-2010 (Medan Pusat Penelitian IAIN SumateraUtara 2012) dan Eksistensi MDTA Al Washliyah dalam MemajukanPendidikan Islam di Kabupaten Batubara 2007-2014 (Medan FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara 2015) Beberapa artikelakademik telah dihasilkannya terutama dalam bidang pendidikan Islam

Rosnita lahir di Medan 16 Agustus 1958 merupakan Dosen FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan Saat inimenjabat sebagai Kepala Program Studi Tadris Biologi pada FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan MenyelesaikanMaster of Arts dalam bidang Pendidikan Islam dari Program PascasarjanaIAIN Sumatera Utara Telah menghasilkan beberapa buku dan artikelilmiah terutama dalam bidang evaluasi pendidikan

228

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

  • coverrrr1pdf
  • Buku Djas Full Textpdf
    • Djas-coverpdf
    • Djas Isipdf
Page 5: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya Atas takdir-Nya akhirnya penulis mampu menyelesaikan buku

ini dengan baik Selawat dan salam semoga selalu disampaikan kepadaNabi Muhammad saw berserta untuk keluarga dan para sahabat-Nya Akhirnyabuku ini dapat juga selesai diterbitkan dengan judul Serba-Serbi PendidikanIslam Dimensi Teoretis dan Praktis Sesungguhnya buku ini merupakan hasilpenelitian dan perenungan penulis dalam menggeluti disiplin pendidikanIslam Dalam proses penerbitan buku ini penulis mendapatkan bantuandalam berbagai bentuk mulai dari persoalan teknis sampai perkarapenerbitan naskah Sebab itu dalam kesempatan kali ini kami mengucapkanterima kasih kepada Dr Jarsquofar MA dan ananda Helma Fitri SPd yangtelah berkenan mengumpulkan bagian-bagian buku ini yang terserakdalam berbagai tempat kemudian mengetik dan mengeditnya sehinggaakhirnya menjadi sebuah naskah yang layak terbit Terima kasih kepadaananda Irfa Waldi Nasution dan Amrullah Siagian yang turut memeriksakata demi kata dalam buku ini Akhirnya kami mengucapkan terimakasih kepada Prof Dr Saidurrahman MAg (Rektor UIN Sumatera UtaraMedan) dan Prof Dr Syafaruddin MPd (Wakil Rektor UIN SumateraUtara bidang Akademik) yang berkenan membiayai pencetakan naskahbuku ini Kepada saudara Asrul Daulay MSi kami mengucapkanterima kasih atas bantuan penerbitannya selama ini

Sekian terima kasih

Medan 30 Nopember 2018

Penulis

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

vi

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar vDaftar Isi vi

Integrasi Ilmu dan Nilai-nilai Agama dalam Pembelajaran 1

Pembentukan Akhlak Anak Usia Dini MenurutIbn Miskawaih 23

Emansipasi Perempuan Muslimah Rekonstruksi TeologiPendidikan Perempuan 45

Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam 59

Pandangan Pendidikan Islam terhadap Teori Belajar DisiplinMental Humanistik 84

Peranan Pendidikan Islam dalam Mempersiapkan SumberDaya Manusia Muslim 96

Menelusuri Konsep Proses Pembelajaran dalam SistemPendidikan Islam 123

Menelusuri Identitas Desain Kurikulum Pendidikan Islam 148

Kedudukan Guru sebagai Pendidik dalam SistemPendidikan Muhammadiyah 169

Inovasi Pemberdayaan Masjid dalam PengembanganPendidikan Islam di Singapura 193

Daftar Pustaka 217

Biodata Penulis 227

1

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

INTEGRASI ILMU DAN NILAI-NILAIAGAMA DALAM PEMBELAJARAN

Hubungan antara ilmu dan agama ataupun moral dalam kegiatanberilmu masih sering diperdebatkan Hal inimdashwalau bagaimana

punmdashberpengaruh pada sikap dalam mengajarkan ilmu apakah ilmuitu disajikan secara ldquomurnirdquo tanpa mengimplisitshykan nilai-nilai moralkeagamaan atau tidak

Ada pendapat yang mengatakan bahwa keduanyamdashilmu dan nilai-nilai moral keagamaanmdashmerupakan dua dunia yang bukan hanyaberbeda melainkan juga sama sekali terpisah dan mesti tetap dijagaagar senantiasa terpisah Pendapat kedua mengatakan bahwa kendatiada perbedaan wilayah antara ilmu dan moral keagamaan bahwakeduanya saling berhubungan

Untuk mencermati pendapat yang saling berlawanan itu tulisanini akan memberikan ulasan singkat tentang kedua pola pikir tersebutyang kemudian dilanjutkan pada perbincangan khusus mengenai internalisasinilai-nilai agama melalui pendidikan keilmuan

Benarkah Ilmu dan Agama TerpisahAdanya upaya memisahkan kegiatan berilmu dengan nilai-nilai agama

atau moral tidaklah timbul dengan sendirinya melainkan dilatar-belakangioleh premis yang dikemukakan para ilmuan Barat bahwa ilmu tak adakaitannya dengan masalah-masalah moral keagamaan Ilmu dan moraladalah dua bidang yang sama sekali terpisah karenanya setiap usaha

2

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

untuk menghubungkan keduanya hanya akan merusak hakikat dankekhasan masing-masing Ilmu adalah bebas-nilai demikian slogan yangdikemukakan para pedukung pendapat ini Penganut pendapat ini sebagai-mana dipaparkan Sudarminta selalu berargumentasi bahwa bidangpenyelidikan ilmu adalah dunia fakta atau apa yang senyatanya ada (what isdas sain) sedangkan moral keagamaan bergerak dalam dunia nilai-nilaiatau apa yang seharusnya dilakukan (what ought to be donedas sollen)1

Secara garis besar setidaknya ada tiga argumen yang mendukungpemisahan ilmu dan moral keagamaan yaitu (1) untuk menjaga otonomiilmu dan menghindari konflik dengan otoritas kebenaran di luar ilmu(2) untuk menjaga kemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah dan (3)adanya bukti-bukti keberhasilan pragmatis rasionalitas metodis yangbebas nilai2

Argumen pertama yang didasarkan kepada pandangan untuk menjagaotonomi ilmu dan menghindari konflik dengan otoritas kebenaran diluar ilmu setidaknya dalam kaca mata Barat cukup argumentatif danpantas mendapat perhatian secara serius karena berawal dari traumasejarah mengenai pertentangan antara ilmuan dengan dogmatika Gerejayang terjadi pada awal abad ke 17

Sejarah mencatat bahwa muncul dan berkembangnya ilmu pengetahuanmodern seperti yang dapat disaksikan dewasa ini memang tidak bisadilepaskan dari usaha perjuangan memperoleh otonomi dari penentuan-penentuan di luar ilmu khususnya dari kungkungan pandangan-pandanganfilosofis dan teologis tertentu Pengadilan inkuisisi yang menjatuhkanhukuman ekskomunikasi pada Gallileo pada tahun1633 karena pembelaannyaatas teori astronomi heliosentris Copernicus (1473-1543) telah dianggapbertentangan dengan ajaran resmi Gereja waktu itu karena secara dogmatisGerejawan mempertahankan teori astronomi geosentris Ptolomeus (abad2) adalah sebuah ironi dalam sejarah bagaimana kebenaran bisa terkorbankanbila ilmu kehilangan otonominya

1Penjelasan menarik mengenai hal ini lihat J Sudarminta ldquoProfesionalitas Gurudalam Rangka Menghadapi Tantangan Pendidikan di Masa Depanrdquo dalam Makalahseminar dalam rangka Dies Natalis XXXIII IKIP Sanata Dharma Yogyakartatanggal 19 Oktober 1988

2Ibid h 7

3

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Adalah benar bahwa kebenaran ilmiah akan terus menerus terkorbankandan kemanusiaan dirugikan apabila otonomi ilmu tidak dijaga terutamaapabila kekuasaan baik politik adat maupun titah-titah keagamaanyang hanya mengandalkan dogmatisme sempit ingin campur tangandalam penentuan internal kebenaran ilmiah Ilmu baru memungkinkantumbuh dan berkembang hanya apabila ada iklim yang menjamin suatukebebasan intelektual Bila kegiatan berilmu dibatasi atau bahkan dikekangoleh suatu ideologi politik atas dogmatisme keagamaan yang sempitmaka penentuan tentang mana yang benar secara ilmiah dan mana yangtidak akan mengalami kekacauan Kebenaran ilmu tidak lagi ditentukanoleh kaidah-kaidah ilmu itu sendiri melainkan harus ldquotunduk dan patuhrdquooleh sesuatu di luar ilmu yang menyebabkan cita-cita ilmu untuk mengejarkebenaran yang rasional objektif dan universal akan menjadi terganjal

Usaha untuk memperjuangkan dan mempertahankan otonomi ilmudari kekuasaan di luar ilmu inilah yang memunculkan sikap sekularistikdan anti keagamaan Pandangan sekularis ini pulalah yang kemudianmelanda hampir seluruh kegiatan berilmu di seantero dunia Peradabanberilmu di dunia Islam juga tak urung ikut dilanda prahara sekularistikmelalui penetrasi Barat yang masuk ke negeri-negeri Islam Dari sinilahawal mula terjadinya dikotomi ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu non agamahampir pada semua negeri Islam3 Pertentangan antara lembaga-lembagapendidikan tradisional dengan lembaga-lembaga pendidikan resmi yangdikuasai oleh pemerintah baik tersamar atau terang-terangan menjaditak terelakkan

Pemisahan ilmu dan moral ndash menurut sebagian para pembelanyamdashbukan dimaksudkan untuk mengecilkan makna dan hakikat agamamelainkan sebagai misi suci untuk menghindari konflik antara ilmudengan otoritas kebenaran di luar ilmu seperti halnya otoritas keagamaanDalam pandangan ini otonomi ilmu adalah otonomi yang relatif karenalembaga-lembaga di luar ilmu juga punya otonomi tersendiri sehinggailmu bukanlah satu-satunya otoritas yang berhak memaklumkan dirisebagai penentu kebenaran yang objektif dan rasional Ilmu secara ontologishanya bergerak dalam dunia sejauh batas-batas cakupan pengalaman

3Mulyadi Kartanegara Integrasi Ilmu Sebuah Rekonstruksi Holistik (JakartaArasy Mizan dan UIN Jakarta Press 2005) h 20

4

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

empiris manusia Padahal hidup manusia bukan hanya bersifat jasmani belakamelainkan juga bersifat rohani yang meliputi berbagai dimensi yangsesungguhnya dapat mengungguli pengalaman empiris manusia Secaraepistemologis ilmu juga hanyalah sebagai salah satu bentuk pengetahuanmanusia Bentuk metodis tertentu yang mencirikan ilmu yang seringdisebut sebagai bentuk hipotetiko-deduktif-verifikatif merupakan bentukmetodis yang tidak berlaku begitu saja untuk bentuk-bentuk pengetahuanmanusia yang lain

Siapa pun mengakui bahwa sesungguhnya ada bentuk-bentuk kebenaranlain di samping kebenaran yang disajikan oleh ilmu Kendati ilmu merupakansalah satu sendi peradaban manusia modern yang secara normatif adalahbaik tetapi ilmu itu sendiri tanpa dilengkapi dengan sendi-sendi yang lainniscaya tidak akan mampu menyangga bangunan peradaban manusiayang diperkirakan dapat menjamin kebahagiaan hidup para warganya

Kesadaran akan pentingnya menjaga otonomi ilmu pada satu pihakdan otonomi lembaga di luar ilmu pada pihak lain seperti lembaga keagamaanmisalnya dalam hal penentuan kebenaran menelorkan paham yang disebutldquorestrictionismerdquo4 atau paham pembatasan wilayah hegemoni Salah seorangpenganut paham ini yang cukup terkenal adalah Arthur S Eddington(1882-1944) seorang pakar astrofisika dari Inggris Ia berpendapat bahwakebenaran ilmu dan agama tidak akan pernah bertentangan karenakeduanya berbicara tentang hal yang sama sekali lain Ia beranggapanbahwa ilmu yang tidak lain hanyalah suatu sistem simbol-simbol yangdihubungkan oleh rumus-rumus persamaan matematis hanya menyangkutdimensi pengalaman manusia yang cukup dangkal Sebagai suatu sistemsimbol-simbol saja ilmu tak mungkin berbicara tentang hakikat kehidupanmanusia yang mendalam Ilmu dengan segala sumbangannya masihmeninggalkan ruang kosong dalam kehidupan manusia yang perlu diisioleh agama5

Pandangan Eddington yang merasa masih perlu memisahkan ilmudan agama menggemakan pandangan Immanuel Kant yang hidup seabadsebelumnya (1724-1804) Bagi Kant bidang gerak dan kegiatan ilmu

4Loren R Graham Between Science and Values (New York Columbia UniversittyPress 1981) h 8

5Ibid h 78-81

5

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya terbatas pada dunia phenomenal yakni dunia sejauh menampakkandiri dan ditangkap oleh pengalaman inderawi manusia Sedangkan bidangnilai-nilai moral dan keagamaan terletak dalam dunia noumenal yaitusuatu dunia yang tak pernah bisa dialami secara inderawi ataupun diketahuioleh nalar saja melainkan hanya bisa dipikirkan melalui akal budi dan iman6

Gema filsafat Kant seperti tercermin dalam pandangan Eddingtonjuga nampak dalam pandangannya bahwa ilmu hanyalah merupakansistem simbol-simbol yang dihubungkan dengan rumus-rumus persamaanmatematis dan tak mampu menjawab masalah-masalah hakiki dalamkehidupan manusia Sebagaimana Kant yang ingin membatasi bidanggerak kegiatan dan wewenang ilmu guna memberi ruang gerak padaagama dan moral Eddington memandang ilmu sebagai kegiatan yangtidak menyentuh masalah-masalah hakiki kehidupan manusia agar nilai-nilai keagamaan bisa tetap dijunjung tinggi dan bisa memperlihatkanbetapa penting dan mutlaknya agama itu bagi manusia

Dalam arti tertentu Albert Einstein juga termasuk ilmuwan yangmenganut restriksionisme karena secara tersurat ia pun menolakadanya hubungan langsung antara ilmu dan etika Dengan tegas ia menyatakanldquoIlmu hanya dapat mengetahui dengan pasti apa yang senyatanya adadan bukan apa yang semestinya ada di luar wilayah ilmu berbagaimacam keputusan yang menyangkut nilai-nilai tetap senantiasa diperlukanrdquo7

Sikap restriksionis Einstein diperkuat sewaktu ia berhadapan denganpara pengkritiknya di Jerman yang mengaitkan teori relativitasnyadengan paham relativisme moral yang menolak kemutlakan nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral Einstein menolak usaha-usaha untukmengaitkan teori fisika modern dengan masalah-masalah sosial dan topik-topik moral keagamaan kebebasan kehendak dan ilmu-ilmu sosialsebagaimana kadang-kadang dibuat oleh rekannya pakar ilmu alamNiels Bohr Einstein mengkritik Bohr sebagai ilmuwan yang menganggapdiri bagaikan seorang nabi8

6Immanuel Kant Critique of Pure Reason Translated by Norman Kemp SmithUnabridged Edition (New York St Martinrsquos Press 1965) h 29-30 dan 257-275

7Lihat Graham Between h 408Dikutip dalam RS Shankland ldquoConversations with Albert Einsteinrdquo dalam

American Journal of Physics vol 31 1963 h 50

6

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kendati begitu Einstein sama sekali bukan seorang ilmuwan yangtidak peduli akan tanggung jawab moralnya terhadap masyarakat Banyaktulisannya menyangkut masalah-masalah sosial yang tidak langsungberhubungan dengan kegiatan ilmiahnya karena dia yakin bahwa ilmuwanmdashsebagaimana warga negara yang lain mdash mempunyai tanggung jawabyang penting dalam masyarakat Ia menolak pandangan yang melarangpara ilmuwan berpolitik Dengan pandangan seperti itu bisa dikatakanbahwa Einstein bukanlah seorang penganut paham restriksionisme yangketat meskipun dikotomi keilmuan tetap cukup kuat dalam pandangan-pandangannya

Argumen kedua yang lebih menekankan pada upaya menjaga kemurniandan objektivitas kebenaran ilmiah erat sekali kaitannya dengan argumenpokok pertama seperti dikemukakan di atas Argumen kedua ini jugamendukung pemisahan antara ilmu dan moral keagamaan guna menjagakemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah yang citranya bisa dirusakoleh pertimbangan nilai-nilai di luar nilai kognitif keilmuan Dalam halini kenalaran (rasionalitas) ilmu kadang-kadang dikaitkan dengan sifatargumentasi ilmu yang melulu bersifat logis lugas dan objektif bebas dariberbagai macam pertimbangan nilai Pertimbangan nilai telah dicurigaisebagai penyebab terjadinya sikap yang berat sebelah (bias) yang dapatmerusak citra keilmuan Keobjektifan hasil pengumpulan dan analisisdata pemilihan dan pegolahan permasalahan mdash menurut para pendukungargumen ini mdash sering menjadi cacat (distorted) disebabkan oleh dan adanyapertimbangan nilai-nilai atau paham moral keagamaan para ilmuwan

Guna mempertahankan cita-cita kemurnian ilmu dan mengejarobjektivitas kebenaran tersebut pada permulaan abad ini Max Webermemperjuangkan pentingnya pemisahan antara fakta dan penilaian(facts and values) antara ilmu sosial dan kebijakan sosial (social scienceand social policy)9 Bersama Werner Sombart dan Edgar Jafee pada tahun

9Empat tulisan Weber berkenaan dengan argumentasinya mengenai perlunyapemisahan ilmu dan nilai-nilai adalah ldquoObjektivity in Social Science and SocialPolicyrdquo (1904) ldquoThe Logic of the Cultural Sciencesrdquo (1905) ldquoThe Meaning oflsquoEthical Neutralityrsquo in Sociology and Economicrdquo (1917) dan ldquoScience as a VocationrdquoKetiga tulisan pertama dapat dibaca dalam kumpulam essay The Methodology ofthe Social Sciences translated and edited by Edward A Shils and Henry A FinchGlencoe 111 The Free Press 1949 Sedangkan tulisan yang keempat antara lain

7

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

1904 Weber melancarkan kampanyenya dengan mempergunakan majalahmereka Archiv fur Sozialwissenschaft und Sozialpolitik melawan sikapdari Verein fur Sosialpolitik yang dikuasai pemerintah Bismarck Cita-cita Weber adalah untuk membebaskan kegiatan ilmiah dari pendikteankepentingan pemerintah atau rezim yang sedang berkuasa MenurutWeber para ilmuwan yang masuk dalam Verein banyak yang sudah tidakkritis lagi atau bahkan telah menjual kebebasan mereka sebagai ilmuwanMereka telah melalaikan pentingnya memisahkan tugas mereka sebagaiilmuwan dari tugas mereka sebagai warganegara Kelalaian ini dalampandangan Weber adalah suatu pengkhianatan atas cita-cita kegiatanilmiah yang harus bersifat rasional objektif dan tak pernah boleh memihak

Rasionalitas keilmuan menurut Weber adalah rasionalitas bebas-nilai yakni rasionalitas yang terletak dalam cita-cita objektivitas kebenaransebagaimana terdapat dalam ilmu alam objektivitas yang bebas dariketerlibatan subjek pengamat dan membiarkan objeknya sendiri berbicaratentang dirinya Ilmu termasuk ilmu sosial seperti sosiologi mesti berusahauntuk mengerti hal yang diselidiki tidak hanya secara intuitif-interpretatifyang mengandalkan verstehen melainkan harus sampai ke perumusanhukum yang bisa dipakai sebagai dasar ramalan ilmiah atau prediksiatas apa yang akan terjadi

Akan halnya argumen yang ketiga yaitu berkenaan adanya bukti-buktikeberhasilan pragmatis rasionalitas metodis yang bebas-nilai biasanyadiajukan sebagai pendukung usaha pemisahan ilmu dan moral keagamaanjuga Perlu ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan rasionalitas metodisbebas nilai adalah paham rasionalitas ala Weber yang menganggappertimbangan nilai-nilai mdash termasuk nilai-nilai moral keagamaan dalamkeilmuan mdash dipandang sebagai distorsi atau pembuat cacat keobjektifanilmu Dalam paham rasionalitas ini tujuan tidak pernah dipersoalkankarena yang menjadi pokok persoalan hanyalah penemuan sarana untukmencapai tujuan Dengan keberhasilan pragmatis yang dimaksudkanadalah keberhasilan sesaat dalam memecahkan masalah (get the job done)

Dalam paham rasionalitas metodis mdash atau kadang disebut jugarasionalitas instrumental atau rasionalitas teknologis mdash setiap peristiwaatau kejadian dan bahkan perbuatan-perbuatan manusia bisa diterangkansepenuhnya berdasarkan lsquoefficient causersquo-nya dan dari situ bisa ditemukansuatu hukum penyebab (causalitas) yang keberlakuannya menyerupai

8

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hukum alam dalam ilmu alam Keterangan yang melibatkan lsquofinal causersquodianggap tidak ilmiah karena tak pernah bisa diamati secara empiris Rasionalitasmetodis melahirkan pendekatan yang bersifat materialistik dan mekanikalterhadap alam semesta Pendekatan ilmiah yang telah melahirkan teknologimodern sehingga rahasia alam semesta diketahui hukum-hukum penyebabnyaAlam tidak lagi hanya untuk dimengerti melainkan pertama-tama danterutama untuk dikuasai dan dimanfaatkan Inilah perubahan sikappendekatan yang oleh Bertrand Russell disebut sebagai perubahandari sikap kontemplatif ke sikap manipulatif10

Secara pragmatis pendekatan semacam ini rupa-rupanya telah membawakeberhasilan besar dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapimanusia Revolusi teknologi memang membawa banyak manfaat dalammeningkatkan taraf hidup manusia Rasionalitas metodis yang bebas-nilai telah membebaskan manusia dari perbedaan yang mereka katakanbertele-tele dan tak habis-habisnya mengenai nilia-nilai dan membantumemusatkan tenaga dan perhatian pada pemecahan masalah-masalahkonkret seperti pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia pangansandang papan perumahan prasarana ekonomi dan sebagainya Atasdasar argumentasi kegunaan praktis ini maka pemisahan ilmu denganpertimbangan-pertimbangan moral pun menjadi dibenarkan

Ilmu dan Agama Tidak TerpisahPaparan di atas menyajikan tiga argumen pokok yang biasanya dipergunakan

untuk mendasari pandangan yang membela dan memperjuangkanpemisahan ilmu dan moral keagamaan Pertanyaannya kini benarkahilmu terpisah dari nilai-nilai moral keagamaan Dalam konteks itu paparanberikut akan coba mendiskusikan benar-tidaknya ilmu terpisah darinilai-nilai moral keagamaan

Sebagai sebuah diskusi kiranya perlu dilakukan peninjauan secarakritis terhadap argumen-argumen yang menyatakan bahwa ilmu mestiterpisah dengan moral keagamaan Dengan cara seperti itu sekalipun

dalam Logan Wilson and William L Kolb (Ed) Sociological Analysis (NewYork Hartcourt Brace and Company 1949) h 5-16

10Bertrand Russell The Scientific Outlook (New York Norton 1962) h 261

9

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tanpa mengingkari adanya kebenaran yang terkandung dalam argumen-argumen tersebut akan tetapi setidak-tidaknya dapat ditemukan suatuargumentasi rasional bahwa sesungguhnya pemisahan ilmu dan moralkeagamaan memiliki sisi-sisi lemah yang sesungguhnya masih perluuntuk direkonstruksi

Karena itu tanpa harus berdebat mengenai pentingnya mempertahankanotonomi ilmu dari campur tangan kekuasaan di luar ilmu serta perlunyamemperhatikan perbedaan yang sesungguhnya antara bidang ilmudan bidang moral keagamaan guna menghindarkan kekacauan pahamdapat dikatakan bahwa penyelesaian berupa restriksionisme sepertiyang dikemukakan Eddington atau Kant hanyalah penyelesaian yangsemu Secara sepintas argumen yang mereka berikan cukup meyakinkandan layak diterima karena keduanya sama-sama diakui pentingnya danyang satu tak bisa dikorbankan demi yang lain Pada satu pihak parailmuwan bisa terus melaksanakan kegiatan ilmiahnya tanpa khawatirakan adanya campur tangan dari atau akan adanya akibat-akibat yangtidak diinginkan bagi dunia di luar ilmu Pada pihak yang lain kaumagamawan dan teolog dapat terus berpegang dan mengajarkan nilai-nilai yang mereka yakini sebagai sesuatu yang baik dan benar tanpakhawatir terancam keberlakuannya oleh kemajuan ilmu

Penyelesaian kompromis di atas secara sepintas memuaskan berbagaipihak Kendati begitu penyelesaian ini merupakan penyelesaian yangsemu dan dikotomis karena hidup manusia tidak bisa dikotak-kotakkanKegiatan keilmuan sebagai kegiatan manusia tidak bisa sepenuhnyadiisolasikan dari kegiatan-kegiatan manusia yang lain Ilmuwan sebagaiwarga masyarakat tidak bisa melepaskan diri dari tata nilai yang menjagatatanan dan keutuhan masyarakat Seorang ilmuwan mempunyai kewajibansosial tertentu dalam masyarakat suatu kewajiban yang dalam pelaksanaannyatidak pernah bisa dilepaskan dari nilai-nilai moral

Di samping itu dalam kasus Eddington mengenai usahanya untukmemisahkan kegiatan keilmuan dari kegiatan keagamaan dalam praktektidak membebaskan dirinya dari mengaitkan keduanya yang secarakritis telah dicatat oleh Loren Graham11 Seandainya Eddington konsisten

11Graham Betwen h 78-79

10

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dengan prinsipnya bahwa tak ada sesuatu pun yang terjadi dalam ilmuyang dapat mempengaruhi kehidupan keagamaan ia pasti tidak akanmenulis beberapa buku yang bertujuan untuk menunjukkan bahwaperkembangan-perkembangan baru dalam fisika modern (teori relativitasdan mekanika quantum) tidak perlu berpengaruh pada sikap orang dalammenghayati perkembangan baru dalam fisika modern yang secara defacto berpengaruh pada sikap orang dalam menghayati agamanya

Sehubungan dengan posisi Kant yang menyatakan bahwa moralitasmdashyang berada dalam lingkup noumenal mdash tidak ada hubungan sesuatudengan ilmu mdash yang berada dalam lingkup phenomenal mdash secara teoritisposisi ini tak bisa dipertahankan Manusia yang konkret ini terlibat dalamdua dunia dan memakai dua aspek dari akal budi sekaligus Pandanganbahwa ilmu bersifat pengetahuan teoritis dan bisa dipisahkan dari bidangpraktis dalam banyak hal sudah diperlemah oleh kenyataan bahwa dewasaini ilmu dan teknologi teori dan praktis sudah semakin erat berkaitanTidak ada hasil ilmu yang begitu saja bersifat netral karena melulu bersifatteoretis yang tidak memiliki dampak sosial penggunaannya Ilmu modernmerupakan suatu kegiatan berantai suatu penemuan pada suatu bidangacapkali mempengaruhi penemuan-penemuan di bidang lain Sebagaicontoh kajian tentang pertumbuhan hormon tetumbuhan diikuti olehpengembangan obat kimia herbisida yang digunakan untuk penggundulansemak belukar dalam perang Vietnam12 Ini berarti bahwa sesuatu yangterjadi dalam suatu laboratorium biokimia tidak bisa begitu saja dipisahkandari kepentingan-kepentingan industri yang dalam hal ini adalah industriperdagangan obat dan industri perang juga kepentingan politik Tidaklahmudah untuk memisahkan suatu aspek kegiatan ilmiah dari aspek-aspekyang lain Suatu hal yang sepintas nampaknya netral bisa mempunyaidampak pada yang lain bila dikaitkan dengan kegiatan lain Apalagi dewasaini jarak waktu antara hasil kajian laboratorium dengan penerapannyasecara teknologis ternyata sudah semakin singkat Ini membawa akibatbahwa kesempatan untuk melakukan evaluasi terhadap dampak-dampaksosial daripada hasil-hasil penyelidikan ilmu semakin sedikit Masalahnya

12George H Keiffer Bioethics A Textbook of Issues (Menlo Park Ca Addison-Wesley Publishing Company 1979) h 13 Dalam buku ini banyak dibicarakanbeberapa permasalahan berkaitan dengan hubungan antara ilmu dan masyarakat

11

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

menjadi lebih tajam lagi kalau dikaitkan dengan kenyataan bahwa seringkaliuang bicara lebih keras daripada kebenaran

Tambahan pula dewasa ini ilmu juga sudah begitu berkembangsehingga bidang penyelidikannya bukan lagi hanya menyangkut alamkebendaan yang ada di luar manusia melainkan menjadikan manusiaitu sendiri sebagai objek penyelidikannya Ilmu genetika misalnya denganretasnya kode-kode genetis DNA yang dalam arti tertentu telah membukatabir misteri kehidupan dan bisa terlibat dalam proses reproduksi manusiaHal ini akan membawa manusia masuk ke pintu gerbang suatu zaman yangmempertontonkan bahwa ilmu bukan lagi merupakan suatu saranayang membantu manusia untuk mencapai tujuan hidupnya melainkanjuga ldquomenciptakanrdquo tujuan hidup itu sendiri Dengan menjadikan manusiasebagai objek penyelidikan ilmu telah melibatkan hal-hal yang menyangkutmartabat manusia sendiri berikut hakikat kehidupannya Dalam halseperti ini tidak bisa dikatakan lagi bahwa ilmu itu bersifat netral ataubebas nilai dan merupakan bidang yang terpisah dari moral keagamaan13

Berkaitan dengan argumen pokok kedua tanpa harus menyangkalpentingnya menjaga kemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah perludisadari bahwa tidak semua bentuk keterlibatan subjek peneliti (ilmuwan)dengan tata nilainya pada proses penelitian ilmiah dengan sendirinyamerusak citra kemurnian dan objektivitas kebenaran ilmiah Usaha untukmembebaskan diri dari sikap-sikap a priori kecondongan-kecondongan(bias) pribadi dan kehidupan sosial para ilmuwan14 khususnya dalampemilihan suatu metode penelitian pencatatan pelaporan dan penganalisaandata memang merupakan suatu hal yang hakiki dalam setiap kegiatanilmiah Hasil-hasil penelitian ilmiah yang diwarnai oleh bias pribadi dankelompok dan tidak terbuka pada pengecekan kembali oleh komunitasilmuwan dengan sendirinya tidaklah tidak sahih (valid) Khusus dalam kontekstersebut tujuan yang ingin dicapai oleh para penganjur dan pendukungpemisahan ilmu dan moral memang perlu dipertimbangkan

13Jujun S Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (JakartaPustaka Sinar Harapan 1987) h 253-257

14Membebaskan diri dari apa yang oleh Francis Bacon disebut empat ldquoidolardquo yangbisa menjerat ilmuwan ke arah ldquoanticipationes naturaerdquo yakni ldquoidola tribusrdquo (prasangkabangsa manusia pada umumnya) ldquoidola specusrdquo (prasangka seleranya sendiri) ldquoidolaForirdquo (prasangka massa) dan ldquoidola theetrirdquo (prasangka faham pemikiran lama)

12

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kendati begitu pengejaran kebenaran ilmiah dalam bentuk kebenaranyang melulu bersifat objektif bebas dari segala keterlibatan subjek sebagaimanadicita-citakan oleh ilmu alam kelihatannya merupakan suatu ideal yangtidak pernah sepenuhnya tercapai Kelirulah untuk memandang bentukkebenaran seperti itu sebagai model segala kebenaran Semua kebenaranpengetahuan itu bersifat objektif-subjektif Apabila pengetahuan yangdimaksudkan merupakan pengetahuan yang menempatkan manusiasebagai obyek forma dan materinya sebagaimana halnya ilmu-ilmusosial kemanusiaan akan semakin tinggilah derajat keterlibatan subjekDalam hal ini pemakaian model objektivitas ilmu alam sebagai modelsegala ilmu tidaklah memadai Bahkan sejak tahun 1950-an di kalanganpara ilmuwan sendiri mulai disadari bahwa paham fisikalisme yangingin menjadikan fisika sebagai model segala ilmu merupakan pahamyang tidak bisa dipertahankan Demikian pula pengertian objektivitaskebenaran sebagaimana dicita-citakan oleh aliran positivisme (prinsipverifikasi berdasarkan pengamatan inderawi) tidak bisa sepenuhnyaberlaku bahkan untuk bidang ilmu alam sendiri15 Perumusan kebenaranyang dipandang objektif dalam ilmu alam pun tidak lepas dari keterlibatansang subjek atau ilmuwan

Alasan untuk membebaskan ilmuwan dari segala bentuk pertimbangannilai termasuk pertimbangan moral keagamaan dengan menyatakanbahwa ilmuwan itu selalu netral dan hanya mengejar kebenaran demikebenaran saja kadang-kadang menjadi dalih pelarian dari tanggungjawab sosial Kegiatan keilmuan bagaimanapun juga mesti diletakkandalam usaha untuk menjadikan kehidupan manusia di dunia ini lebihbaik dan sejahtera Untuk itu kegiatan keilmuan tidak bisa dilepaskandari asas-asas moral Secara moral ilmu harus ditujukan untuk kebaikanmanusia dan jangan sampai merendahkan martabatnya atau mengubahhakikat kemanusiaan16 Dalam pandang seorang muslim bahwa ilmuharuslah berkaitan langsung untuk mewujudkan kesejahteraan umatmanusia seluruhnya baik di sini di dunia ini maupun di sana yaitu padakehidupan akhirat nanti

15Mengenai pergeseran paham dalam perjalanan sejarah filsafat ilmu ini lihatmisalnya Frederick Suppe (ed) The Structure of Scientific Theories (Chicago Universityof Illinois Press 1974) h 4

16Suriasumantri Filsafat h 235

13

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Akan halnya dengan adanya bukti-bukti keberhasilan pragmatis pahamrasionalitas metodologis atau instrumental yang sifatnya bebas nilaibelumlah membenarkan pemisahan ilmu dari pertimbangan-pertimbanganmoral keagamaan Sesuatu yang secara sepintas merupakan keberhasilandalam menjawab suatu persoalan yang muncul belum tentu bahwa dalamjangka panjang bukanlah suatu yang merugikan Sebagai contoh dalambidang pendidikan misalnya secara pragmatis mendidik para tenagakerja yang langsung bisa memenuhi permintaan pasaran kerja dapatdilihat sebagai suatu keberhasilan dalam karya pendidikan Namun semuaorang tahu bahwa sekiranya proses pendidikan berjalan begitu terusdalam jangka panjang maka masyarakat akan dirugikan karena dalammenghadapi tantangan-tantangan masa depan masyarakat bukan hanyamemerlukan tenaga kerja berupa tukang-tukang guru-guru yang pintarmengajar atau para pelaksana kebijakan lainnya melainkan juga danterutama butuh para pemimpin dan pemikir yang giat penuh daya ciptadan mampu mengadakan pembaruan terus menerus Pendidikan yanghanya mengacu pada pencetakan tukang-tukang seperti tersirat dalamtujuan jangka pendek program pendidikan diploma dewasa ini yanghanya ingin mengisi lowongan pekerjaan saja pasti tidak akan mampuuntuk menjawab tantangan-tantangan tersebut

Kembali ke masalah kesuksesan pragmatis rasionalitas teknologisyang bebas nilai tak dapat dipungkiri bahwa teknologi modern sebagaianak ilmu yang cepat besar dan berprestasi tinggi sungguh telah banyakmenyumbang bagi peningkatan kesejahteraan manusia Manusia telahbanyak dibebaskan dari keterbatasan-keterbatasannya dalam berhadapandengan kedahsyatan kekuatan alam Kegersangan tanah gelora lautantinggi dan perkasanya gunung keganasan iklim gempa bumi gelombangtsunami yang mengegerkan letusan gunung berapi dan sebagainyamerupakan tantangan-tantangan yang ldquoseyogianyardquo semakin mampudijawab oleh manusia Manusia semakin mampu menundukkan danmenjadikan alam bermanfaat bagi kehidupan

Sekalipun begitu manusia juga seyogianya semakin menyadariambivalensi sumbangan yang diberikan oleh ilmu dan teknologi ini Cukupbanyak masalah kehidupan bisa dipecahkan dengan bantuan ilmu danteknologi tetapi keduanya sekaligus juga memunculkan masalah-masalahbaru yang tidak kalah pentingnya untuk segera mendapatkan perhatian

14

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Umat manusia memang semakin dibebaskan dari kesewenangan alamtetapi ldquokitardquo bukannya semakin dibebaskan dari kesewenangan sesamamanusia

Perkembangan ilmu dan teknologi tanpa disertai oleh pendidikan hatinurani moral atau pendidikan agama seperti diibaratkan oleh Sudarmintaakan sama halnya dengan memberikan senjata api kepada para lsquopremanrsquo17

Senjata api bagi Pak polisi biasanya dipakai untuk mengabdi paling tidakdiharapkan demikian Tetapi jika dihadiahkan untuk lsquopremanrsquo makahal itu akan digunakannya untuk melakukan kejahatan Agaknya takperlu diulang lagi di sini hal-hal yang sudah sering dinyatakan sebagaidampak negatif kemajuan ilmu dan teknologi bila kemajuan itu dilepaskandari pertimbangan-pertimbangan moral keagamaan yang menjadi sendikehidupan manusia

Berdasar paparan di atas kiranya menjadi jelas bahwa kendati ilmu danmoral untuk menghindarkan kekacauan perlu tetap disadari perbedaannyanamun keduanya sebagai termasuk bidang kegiatan manusia yangsama-sama perlu tidak pernah bisa untuk dipisahkan Ilmu baru akanmencapai tujuannya untuk kebaikan manusia tanpa merendahkanmartabatnya dan tanpa mengubah hakikat kemanusiaan bila kegiatankeilmuan didasari oleh asas-asas moral

Pada sisi lain cita-cita hidup moral juga akan dibantu perwujudannyasecara penuh dengan memanfaatkan ilmu sebagai sarana yang berdayaguna untuk mencapai tujuan kesejahteraan umat manusia di dunia iniMoral dan keagamaan diperlukan manusia untuk merumuskan nilai-nilai yang memberi makna dan tujuan terakhir (ultimate) bagi hidupnyasedangkan ilmu diperlukan manusia yang hidup di dunia ini sebagaisarana budaya untuk mencapai tujuan tersebut Jadi keduanya memangtidak perlu dipisahkan dengan suatu dikotomi yang tidak mengenal integrasi

Internalisasi Nilai-nilai Agama Melalui Bidang Studi KeilmuanAdalah suatu keharusan jika guru kimia lebih menitik beratkan

pembelajarannya kepada hal-hal yang berkaitan dengan ilmu kimia

17Sudarminta ldquoProfesionalitasrdquo h 16

15

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Guru fisika menitik beratkan kepada hal-hal yang berkenaan denganilmu fisika Begitu juga halnya dengan guru-guru pendidikan agamayang lebih menekankan pembelajarannya kepada hal-hal yang berkaitandengan agama dan ilmu-ilmu keagamaan Akan tetapi persoalannyamenjadi lain jika dipertanyakan ldquoGuru manakah yang paling bertanggungjawab dalam mengajarkan atau menginternalisasikan nilai-nilai moralkeagamaan kepada peserta didikrdquo

Siapa pun sah-sah saja untuk mengatakan bahwa hal-hal yangberkaitan dengan nilai-nilai moral keagamaan adalah tanggung jawabguru agama karena didasarkan pada pandangan bahwa hal-hal yangberkaitan dengan moral atau akhlak merupakan bagian dari pendidikanagama Memang pendidikan moral atau akhlak merupakan aspek pendidikanagama Akan tetapi membebankan semua persoalan moral dan aktualisasinyadalam kehidupan peserta didik sehari-hari hanya kepada guru agamasangatlah tidak adil tanpa mengikut sertakan guru-guru bidang studilainnya Pembebanan tanggung jawab seperti itu kelihatannya bukansaja dipahami oleh masyarakat awam melainkan juga dipersepsikanoleh sebagian guru Tidak mengherankan jika ada persoalan-persoalanmoral di kalangan peserta didik di suatu sekolah seorang guru tega-teganya berkata ldquoSaya kan hanya guru matematikardquo

Guru matematika guru kimia guru olah raga dan semua gurubertanggung jawab untuk mewujudkan pencapaian tujuan pendidikannasional yang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 3dinyatakan bahwa ldquoPendidikan nasional hellip bertujuan untuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia cakap kreatif mandiridan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawabrdquoJadi agar peserta didik dapat menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia dan seterusnya tentulahbukan hanya menjadi tanggung jawab guru agama tanpa kesertaandan kebersamaan guru-guru bidang studi lainnya

Seperti sudah dikatakan di depan bahwa guru bidang studi ilmuseperti guru bidang studi IPA IPS Matematika dan yang lainnya memangbukanlah guru moral atau guru agama Pendidikan moral keagamaan padaldquoanakrdquo dalam arti langsung lebih merupakan tanggung jawab keluargadan lembaga keagamaan yang bersangkutan daripada tangung jawab

16

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

sekolah sekalipun sekolah seperti tersurat dalam tujuan pendidikannasional tetap bertanggung jawab bagi keberhasilan pendidikan agamaKarena itu sekolah memiliki peranan penting dalam pembinaan moralpeserta didik Tujuan pendidikan nasional bukan sekedar berusaha mewujudkanterbentuknya pribadi yang cerdas dan terampil saja tetapi lebih dariitu terwujudnya manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa berakhlak mulia cakap kreatif mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab

Untuk mencapai tujuan tersebut kiranya perlu bagi para guru ilmuagar tidak hanya mengajarkan atau menyampaikan ilmunya begitusaja pada peserta didik melainkan juga melihat relevansi ilmu itu dalamrangka pembentukan pribadi peserta didik Dalam hal ini setiap guruapa pun bidang studinya idealnya menyadari beberapa asas moral yangperlu diperhatikan dalam kegiatan keilmuan Hal ini akan membantuguru untuk menempatkan disiplin ilmunya dalam konteks pembentukanpribadi peserta didik

Seperti dirumuskan Jujun S Suriasumantri dalam bukunya Ilmudalam Perspektif Moral Sosial dan Politik18 ada 18 asas moral yang perludiperhatikan dalam kegiatan keilmuan Asas moral itu pada dasarnyabisa dikelompokan menjadi dua yakni kelompok asas moral membentuktanggung jawab profesional dan kelompok yang membentuk tanggungjawab sosial Dalam kelompok yang pertama Jujun S Suriasumantrimemasukkan asas-asas (1) kebenaran (2) kejujuran (3) tanpa kepentinganlangsung (4) menyandarkan pada kekuatan argumentasi (5) rasional(6) objektif (7) kritis (8) terbuka (9) pragmatis dan (10) netral Tergolongdalam kelompok kedua adalah asas (11) pemilihan objek penelaahanyang tidak mengubah kodrat manusia (12) yang tidak merendahkanmartabat manusia (13) yang tidak mencampuri permasalahan tentangkehidupan (14) bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup manusiadengan memperhatikan kodrat manusia (15) martabat manusia (16)keseimbangankelestarian alam dengan penggunaanpemanfaatanpeningkatan ilmiah secara (17) komunal dan (18) universal

18Jujun S Suriasumantri Ilmu dalam Perspektif Moral Sosial dan Politik(Jakarta Gramedia 1986) h 13

17

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Asas-asas moral ini bukanlah suatu bahan pelajaran yang harusdisampaikan oleh seorang guru ilmu pada peserta didiknya melainkansesuatu yang pantas disadari dan perlu meresapi seluruh proses pengajaranilmunya Seorang guru ilmu sekali lagi bukanlah guru agama secaralangsung pada peserta didik Namun kalau dia sungguh-sungguh sebagaiseorang guru profesional yang berarti menguasai secara sungguh-sungguhsubstansi ilmunya dan metode yang tepat untuk penyampaiannya diabisa menjadi fasilitator untuk pendidikan moral keagamaan kepada pesertadidik Mengapa demikian Karena siapapun sesungguhnya tidak mungkinmenjadi guru suatu ilmu secara profesional kalau tidak mengindahkanasas-asas moral kegiatan keilmuan sebagaimana dirumuskan di ataskhususnya asas-asas yang masuk dalam kelompok pertama yakni kelompoktanggung jawab profesional Mengajarkan ilmu secara sungguh-sungguhsesuai dengan tuntutan ilmunya mengandung suatu dimensi moralkeagamaan karena pendidikan keilmuan itu sendiri bisa dijadikan sebagaisalah satu wahana pendidikan moral

Berkenaan dengan hal ini sekali lagi pernyataan Suriasumantriperlu kiranya untuk disimak ketika berkata ldquoKalau kita kaji lebih dalammaka sebenarnya pendidikan keilmuan juga merupakan sumber pendidikanetika hellip Pendidikan di negara kita belum memanfaatkan pendidikankeilmuan sebagai salah satu wahana pendidikan moral19

Dalam penjelasannya Suriasumantri mengatakan bahwa seorangilmuwan yang dididik untuk mencari kebenaran dengan metode tertentuyang dapat diandalkan lambat laun dia akan menganggap hal ini sebagaikategori moral Demikian juga sikap-sikap moral seperti kejujurankeberanian untuk membela kebenaran kendati harus disertai pengorbanansikap toleran dan tidak picik dapat pula dikembangkan dengan penanamansikap-sikap ilmiah20

Suatu anggapan bahwa pendidikan moral keagamaan hanya bisadilakukan sungguh-sungguh bila hal itu dilakukan secara formal melaluipembelajaran bidang studi agama tidak perlu dibantah karena hal itusudah dan akan terus terlaksana Akan tetapi lepas dari pembelajaransemacam itu nilai-nilai moral keagamaan sesungguhnya terliput juga

19Ibid h 3220Ibid h 32-33 151-52

18

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dalam pendidikan keilmuan melalui berbagai bidang studi yang adaseperti matematika kimia fisika ilmu-ilmu kealaman dan lain-lain

Sekiranya hal ini sungguh-sungguh diimplementasikan secara nyatamaka para pendidik agama akan sangat terbantu karena para guruilmu walaupun tanpa bermaksud mengajarkan pendidikan agamanamun bisa menginternalisasikan sikap-sikap ilmiah yang mengarahpada terbentuknya pribadi yang bermoral luhur

Sikap-sikap ilmiah tersebut antara lain seperti dikemukakan olehSudarminta21 sebagai berikut

1 Sikap cinta akan kebenaran yang akan memberikan dorongan untukterus menerus dengan segala ketelitian ketekunan keterbukaankerendahan hati dan kejujuran mau mencari jawaban yang lebihmemuaskan dan sesuai dengan kenyataan

2 Sikap objektif yang berusaha menghindarkan diri dari pamrih sikapa priori dan kecondongan-kecondongan subjektif (bias) yang meng-akibatkan distorsi atas hasil penelitian

3 Sikap bertanggung jawab atas ilmunya baik pada komunitas ilmuwanmaupun pada masyarakat luas yang langsung atau tidak langsungcepat atau lambat akan terkena oleh buah pemikiran dan penelitiannya

4 Sikap logis dan kritis yang tidak begitu saja menerima anggapan yangberlaku dalam masyarakat melainkan berusaha untuk mencari danmenemukan dasar penalaran di balik anggapan tersebut yang secarakeseluruhan merupakan sikap-sikap yang relevan bagi pembentukanpribadi yang berakhlak mulia

Sebagaimana dikemukan banyak ahli didik termasuk Jacques Maritaindalam bukunya The Education of Man22 bahwa pengembangan rasakesadaran akan kenyataan nilai-nilai akhlak dan nilai-nilai spiritual sertausaha-usaha untuk memadukan ilmu dan kebijaksanaan hidup bukanlahprivilege suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu Karena itu semuadisiplin ilmu termasuk ilmu-ilmu pasti alam dan teknologi bisa menunjang

21Sudarminta ldquoProfesionalitasrdquo h 1322Jacques Maritain The Education of Man Edited and with an Introduction by

Donald and Idella Gallagher (Notre Dame University of Notre Dame Press 1967) h 106

19

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengembangan tersebut karena yang penting adalah inspirasi dasaryang menjiwai seluruh pembelajarannya Menurut Islam tidak ada satumata pelajaran pun yang bebas dari sentuhan iman dan amal saleh23

Sebagai contoh pengembangan rasa kesadaran akan kenyataan dannilai keluhuran manusia bisa ditunjang dengan memusatkan pengajaranilmu-ilmu pada pengembangan daya cipta akal budi manusia dan dayapegas yang tak terbatas dari kekuatan moral keagamaannya Pesertadidik perlu dibantu untuk semakin menyadari daya cipta manusia yangmengagumkan bagaimana manusia terus bergerak maju dalam mencaripengetahuan dan bagaimana manusia terus mencari akal dalam usahauntuk menguasai dan menjadikan sumber daya alam benar-benar bermanfaatselain untuk kehidupan masa kini juga kehidupan masa depan di akhiratkelak Dalam konteks ini rasa syukur dapat ditumbuhkan kepada sangPencipta dan Penguasa Alam Dalam hal ini pentinglah bahwa ilmu bukanhanya diajarkan sebagai barang jadi dalam bentuk serangkaian rumus-rumus atau teori atau tumpukan informasi yang harus dihapal dandimuntahkan kembali waktu ulangan melainkan lebih-lebih sebagaiproses pencarian dan penemuan pengetahuan yang rumus-rumus danrangkaian informasi tersebut berfungsi sebagai alat dalam proses pencarian24

yang di dalamnya ada rahasia-rahasia Ilahi untuk direnungkan disimakdan pada akhirnya memunculkan rasa haru Di sinilah pentingnyamenekankan aspek kesejarahan dari setiap ilmu dan dalam kontekssejarah nyata ilmu-ilmu bisa kelihatan bagaimana suatu pengetahuandihasilkan dari suatu proses pencarian dan pergulatan pikiran yang lamadan bukan suatu barang jadi yang begitu saja diwariskan dari zamanke zaman sebagai gagasan-gagasan yang mandek dan mandul Denganmengenali proses tersebut peserta didik bisa dibantu untuk menyadarikesuburan daya cipta akal budi dan imajinasi manusia dan bisa diajak untuksendiri melatihnya dalam memperoleh dan mengembangkan pengetahuannyadan pada akhirnya berkesimpulan bahwa semua pengetahuan bersumberdari yang Ahad dari Tuhan Yang Maha Satu Pengkajian bagaimanapenemuan-penemuan ilmiah senyatanya terjadi juga akan menyadarkan

23Djarsquofar Siddik Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam (Bandung CitapustakaMedia 2006) h 80

24Soeriasumantri Ilmu h 29

20

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

peserta didik betapa pentingnya peranan imajinasi kreatif dalam usahamemajukan ilmu pengetahuan dan akal pikiran diciptakan Tuhan adalahuntuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia Betapa meruginyasetiap orang yang tidak menggunakan akal pikirannya karena Tuhantelah menciptakannya sebagai sesuatu yang amat berharga yang tidakdimiliki makhluk-makhluk lain selain manusia

Jika dalam rangkaian pembelajaran ilmu tersebut para guru telahberusaha sekuat tenaga menginternalisasikan nilai-nilai akidah tentangkekuasaan Allah Yang Maha Pencipta dalam setiap ilmu yang diajarkannyamaka kelak nilai-nilai iman dan akhlacircq al-karicircmah akan terpancar dalamsikap hidup dan kepribadian peserta didiknya Sebagai seorang Muslimsebagaimana pernah diungkapkan Ahmad Sadali peserta didiknya akanmelihat bahwa mengalirnya air pohon pimping yang bergetar ditiupangin sepoi luka yang menyembuh bertaut kembali meluncurnya kapaldi atas lautan mengembangnya rasa haru karena tali temali kecapi dipetikgetaran senandung musik tegaknya jembatan beton dan lain-lain lagiakan jelas baginya bahwa di situ dia memandang dengan mata imannyaldquoWajahrdquo dan keperkasaan Allah Sedangkan jembatan yang diiringi hubungandengan tali Allah dan sekaligus kemampuan manusia menggunakanrahmat Allah ketika mengkonstruksikannya itu adalah lebih mengandungrahmat Allah daripada jembatan yang dibuatnya dengan scientific rationalismsaja semata-mata betapapun kuat mengarungi masa pada tampak lahirnya25

Dengan dipandu imamnya ia merasakan getaran Ilahi dalam dirinyaketika membaca firman Allah

Dia-lah Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamusebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya untuk menyuburkantumbuh-tumbuhan yang pada tempat tumbuhnya kamu menggembalakanternakmu Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman zaitun kurma anggur dan segala macam buah-buahanSesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaanAllah) bagi kaum yang memikirkan26

25Ahmad Sadali ldquoPembaharuan Pendidikan Tinggi Islamrdquo dalam Serial MediaDakwah (Jakarta DDII Tt) h 26

26Qurlsquoacircn an-Nahl16 11-12

21

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Di sinilah pentingnya menekankan aspek kesejarahan dari setiapilmu Dalam konteks sejarah ilmu-ilmu bisa kelihatan bagaimana suatupengetahuan dihasilkan dari suatu proses pencarian dan pergulatan pikiranyang lama dan bukan suatu barang jadi yang begitu saja diwariskan darizaman ke zaman sebagai gagasan-gagasan mandek dan mandul Denganmengenali proses tersebut peserta didik bisa dibantu untuk menyadaribahwa semua ilmu berasal dari Allah Ada yang abadi karena diwahyukanmelalui para Nabi (perennial knowledge) dan ada yang diperoleh melaluipencaharian manusia dengan menggunakan kemampuan-kemampuanakalnya (acquired knowledge) yang juga berasal dari Allah27

Dalam hubungan ini nilai hormat terhadap kebebasan dan penemuandiri yang amat hakiki dalam rangka pembentukan seorang pribadibermoral yang otonom misalnya dapat dikembangkan melalui usahaguru untuk memperlakukan peserta didik sebagai subjek yang secaraaktif ikut berperan-serta dalam memperoleh dan menggunakan pengetahuanserta keterampilannya dan bukan sekedar sebagai objek yang menjadisasaran pengajarannya

Peserta didik adalah pribadi yang hidup dan pendidikan tentulahditujukan untuk merangsang dan membimbing pengembangan dirimereka Akal budi mereka bukanlah suatu barang mati atau sekedarwadah yang perlu diisi melainkan sesuatu yang aktif dan interaktifbisa dilatih dan diberdayakan untuk terus tanggap terhadap rangsanganpara pendidiknya yang telah menginternalisasikan iman dan kesalehandalam setiap pembelajaran yang dilakukannya28

PenutupSebagai kata pemungkas dalam uraian cukuplah apabila dikatakan

bahwa ilmu teknologi dan seni akan kehilangan makna apabila terpisahdari agama dan nilai-nilai yang dikandungnya Dalam konteks pendidikanbahwa sekalipun tidak mendidikkan moral agama secara langsung para

27Djarsquofar Siddik Konsep h 11828Djarsquofar Siddik ldquoPeran Sentral Guru-guru Keilmuan dalam Internalisasi Nilai-

nilai Moralrdquo dalam Al-Tarsquolim Jurnal Pemikiran Islam dan Kependidikan No25 Tahun 2006 h 120

22

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

guru ilmu apakah itu guru fisika guru biologi guru IPA guru bahasaatau guru ilmu lainnya asalkan secara setia menepati asas-asas moralilmunya niscaya dapat menjadikan pembelajaran berbagai disiplin ilmuitu sebagai wahana penginternalisasian nilai-nilai moral keagamaan

23

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

PEMBENTUKAN AKHLAK ANAKUSIA DINI MENURUT IBN MISKAWAIH

Di Indonesia pendidikan Islam merupakan sub-bagian dari sistempendidikan nasional Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional (UU SISDIKNAS) Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwapendidikan nasional bertujuan ldquountuk berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiridan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawabrdquo1

Dengan demikian pendidikan Islam sebagai bagian dari sistem pendidikannasional juga berupaya menggapai misi tujuan pendidikan nasionaltersebut

Berdasarkan rumusan undang-undang tersebut dapat disimpulkanbahwa tujuan pendidikan nasional ini mencakup tiga dimensi pendidikanyaitu pendidikan jasmani pendidikan akal dan pendidikan akhlak Dikatakanmencakup pendidikan jasmani dikarenakan tujuan pendidikan nasionaladalah menciptakan peserta didik yang sehat Disebut mencakup pendidikanakal adalah karena pendidikan nasional bertujuan membentuk pesertadidik yang berilmu cakap dan kreatif Sedangkan dikatakan mencakuppendidikan akhlak adalah karena pendidikan nasional memiliki misi untukmelahirkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa berakhlak mulia mandiri dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggungjawab Dari urutan teks tampak bahwa

1Lihat Undang-undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan NasionalNo 20 tahun 2003 h 4

24

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pendidikan nasional mengutamakan pendidikan akhlak yang dibuktikandari pernyataan awal tujuan pendidikan nasional yaitu ldquountuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak muliardquo Dapat disimpulkanbahwa pendidikan nasional tidak hanya memerhatikan integrasi pendidikanakal semata tetapi juga pendidikan jasmani dan pendidikan akhlak

Akan tetapi banyak fakta menjadi bukti kuat bahwa lembaga-lembagapendidikan di Indonesia belum mampu mencapai tujuan pendidikannasional secara maksimal Kegagalan tersebut mencakup kegagalan dalampendidikan akal pendidikan jasmani dan pendidikan akhlak Kegagalandalam pendidikan akal misalnya dapat dilihat dari kualitas sumber dayamanusia Indonesia dalam skala global Sampai tahun 2007 HumanDevelopment Index (HDI) Indonesia masih menempati posisi 107 dari 174negara Selain itu World Competitiveness Yearbook menempatkan peringkatdaya saing sumber daya manusia Indonesia dari urutan ke-39 pada tahun2007 dan menjadi urutan ke-46 dari 47 negara pada akhir abad XX2

Menurut laporan International Educational Acheivement (IEA) diketahuibahwa kemampuan membaca peserta didik Sekolah Dasar di Indonesiaberada para urutan ke-38 dari39 negara yang diteliti Sedangkan kemampuanmatematika peserta didik Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Indonesiaberada pada urutan ke-39 dari42 negara dan kemampuan Ilmu PengetahuanAlam (IPA) berada pada urutan ke-10 dari 42 negara peserta3 Berbagaidata ini membuktikan bahwa tujuan nasional dalam cakupan pendidikanakal belum tercapai secara maksimal

Kegagalan dalam bidang pendidikan jasmani dapat diketahui darisejumlah laporan berikut Asosiasi Toilet Indonesia pada tahun 2011melaporkan bahwa kebersihan toilet umum di Indonesia mendudukiperingkat 12 terburuk dari 18 negara di Asia bahkan Indonesia berada

2Al Rasyidin ldquoIsu-isu Krusial dalam Pendidikan Nasional Belajar MemetakanMasalahrdquo dalam Jurnal Pemikiran Islam dan Kependidikan al-Tarsquolim Vol XIINo 22 2005

3Program Pembangunan Nasional 2000-2004 (Jakarta Sinar Grafika 2001)h 166 Fachruddin Azmi ldquoSertifikasi Guru Telaah Urgensinya terhadap Kompetensidan Profesionalisme Guru Agamardquo dalam MIQOT Jurnal Ilmu-ilmu KeislamanVol XXXIII No 1 Januari-Juni 2009 h 139

25

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

di bawah Vietnam4 Pada tahun 2010 Badan Perencanaan PembangunanNasional melaporkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-3dalam urutan negara dengan layanan sanitasi terburuk di Asia TenggaraDilaporkan bahwa sebanyak 70 juta warga Indonesia masih membuangair sembarangan5 Sementara itu Kementerian Pariwisata melaporkanbahwa tingkat kebersihan Indonesia menempati peringkat 120 dari139 negara dunia Artinya Indonesia adalah negara terjorok di urutanke-19 di dunia6 Data ini menjadi indikator kuat bahwa penyelenggaraanpendidikan jasmani di Indonesia belum menuai hasil maksimal

Kegagalan dalam pendidikan akhlak dapat dilihat dari sejumlahfakta tentang perilaku peserta didik di Indonesia Berdasarkan laporanpenelitian Komisi Nasional Perlindungan Anak tahun 2010 diketahuibahwa 627 persen remaja SMP di Indonesia sudah tidak perawan 937persen siswa SMP dan SMA pernah melakukan ciuman 212 persen remajaSMP mengaku pernah aborsi dan 97 persen remaja SMP dan SMA pernahmelihat film forno7 Selain itu perilaku korupsi juga menjadi indikatorlain bahwa pendidikan akhlak di Indonesia masih mandul Data dariPolitical amp Economic Risk Consultancy (PERC) menyebutkan bahwa Indonesiamenjadi negara paling korup dari 16 negara di kawasan Asia Pasifik8

Laporan Transparency International (TI) tahun 2011 menyebutkan bahwaIndonesia masih berada satu kelompok dengan negara-negara terkorupdi dunia seperti Argentina Meksiko Suriname dan Tanzania Sedangkanlaporan KPK menyebutkan bahwa Kementerian Agama sebagai lembagayang mengurusi masalah keagamaan menjadi lembaga paling korupdi Indonesia9 Data-data ini menjadi bukti lain bahwa tujuan pendidikannasional yang salah satunya adalah menciptakan peserta didik yangberakhlak mulia belum tercapai secara maksimal dan para pendidikberbagai institusi pendidikan di Indonesia masih perlu merealisasikankonsep pendidikan akhlak secara baik dan benar

4Toilet Umum di Indonesia Tergolong Terburuk di Asiardquo dalam Kompas(14 Oktober 2011)

5Sanitasi Buruk Kerugian Triliunanrdquo dalam Kompas (21 Oktober 2010)6Indonesia Negara Terjorok ke-19 di Duniardquo dalam Kompas (13 April 2012)7627 Persen Remaja SMP Tidak Perawanrdquo dalam Kompas (13 Juni 2010)8Survei PERC Indonesia Terkorup di Asia Pasifikrdquo dalam Kompas (22 Februari 2012)9Indonesia Masih Negara Terkoruprdquo dalam Suara Karya (2 Desember 2011)

26

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Berdasarkan tinjauan faktual di atas dapat disimpulkan bahwatujuan pendidikan nasional Indonesia belum tercapai secara maksimalBerbagai data di atas menjadi indikator lain bahwa bangsa Indonesiakhususnya sejumlah besar peserta didiknya belum memiliki akhlak muliaPerilaku para peserta didik dan pejabat pemerintahan sebagai out putinstitusi pendidikan masih jauh dari akhlak mulia Melihat problem inipihak pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS)dan Kementrian Agama (KEMENAG) telah menerapkan sejumlah kebijakanuntuk mengatasi sejumlah problem pendidikan ini meski hasilnya belummenggembirakan

Tampaknya kegagalan bangsa Indonesia dalam rangka mencapaitujuan pendidikan nasional adalah belum adanya sinergi antara pendidikankeluarga pendidikan sekolah dan pendidikan masyarakat Dalam tataranpraktik pemerintah masih hanya mengandalkan pendidikan sekolahdalam rangka mencapai tujuan pendidikan padahal pendidikan sekolahmembutuhkan peran pendidikan keluarga dan pendidikan masyarakatKegagalan pendidikan formal seperti sekolah dan madrasah sejauh inisalah satunya adalah karena pendidikan informal seperti lingkungankeluarga belum maksimal dalam menjalankan perannya

Dalam hal ini tujuan pendidikan nasional akan berhasil tercapaisecara maksimal manakala pendidik dalam keluarga maupun dalamlingkungan sekolah baik orangtua maupun para guru telah memahamidan mampu mengaplikasikan teori pembentukan akhlak bagi anak usiadini Teori ini penting diketahui bahwa akhlak anak mulai dan harusdibentuk bukan ketika mereka beranjak remaja apalagi dewasa melainkanketika mereka masih berusia masih dini

Dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 28 telah disebutkanbahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikandasar Pendidikan anak usia dini bisa diselenggarakan melalui jalur pendidikanformal nonformal dan informal Dalam hal ini pendidikan anak usiadini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK)Raudhatul Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat Pendidikan anakusia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain(KB) Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajatPendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai

27

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikutipendidikan dasar10

Perilaku menyimpang anak bangsa selama ini lebih dikarenakanoleh belum maksimalnya implementasi teori pembentukan akhlak anaksejak usia dini oleh orangtua dan guru Pada dasarnya teori tersebuttelah dikenalkan sejak lama oleh salah seorang filosof akhlak Muslimyakni Ibn Miskawaih Tulisan ini akan mencoba untuk menganalisispemikirannya tentang teori pembentukan akhlak mulia bagi anak usiadini Harapannya teori ini mampu dipahami dan diaplikasikan secaranyata oleh pendidik Muslim di Indonesia baik orangtua maupun gurudalam rangka membentuk akhlak mulia anak usia dini sebagai salahsatu dari agenda tujuan pendidikan nasional

Ibn Miskawaih Filosof Akhlak MuslimDalam dunia pemikiran Islam menurut Nasr dan Amin Ibn Miskawaih

dikenal sebagai penulis karya filsafat etika terkemuka11 meski tidak banyakahli mengikuti dan melanjutkan usaha Ibn Miskawaih dalam mengembangkanteori akhlak12 Padahal teorinya tentang akhlak sangat bagus dan terusmenjadi inspirasi para ahli pendidikan Islam Rajendra Prasad bahkanmensejajarkan Ibn Miskawaih dengan para filosof etika terkemukaseperti al-Facircracircbicirc Ibn Sicircnacirc dan al-Thucircsicirc13 Apresiasi ini menunjukkankebesaran Ibn Miskawaih dalam bidang akhlak

Ibn Miskawaih dilahirkan di kota Ray (Iran) pada tahun 320 H932 M14 dan wafat di Isfahan Iran pada 9 Shafar 421 H151030 M16

10Lihat UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 h 9 3011Seyyed Hossein Nasr Islamic Philosophy from Its Origin to the Present (New

York State University of New York Press 2006) h 112 139 Ahmad Amin Etika(Ilmu Akhlak) terj Farid Marsquoruf (Jakarta Bulan Bintang 1986) h 149

12Ahmad Azhar Basyir Miskawaih Riwayat Hidup dan Filsafatnya (YogyakartaNur Cahaya 1988) h 4

13Rajendra Prasad (ed) A Historical-Developmental Study of Classical IndianPhilosophy of Morals (New Delhi Center for Studies in Civilizations 2009) h 518

14M Luthfi Jumlsquoah Taricirckh Falsafah al-Islacircm (Mesir tp 1927) h 30415Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam Dewan Redaksi

Ensiklopedi Islam Ensiklopedi Islam (Jakarta Ichtiar Baru van Hoeve 2003) h 16216Muhammad Iqbal Metafisika Persia terj Joebar Ayoeb (Bandung Mizan

1990) h 50

28

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ia adalah seorang penganut mazhab Syilsquoah Mazhab ini adalah mazhabyang cukup berkembang di Persia sejak era Dinasti Buwaihi bahkansampai sekarang

Ibn Miskawaih menghabiskan waktu muda dengan mempelajarikarya-karya dalam berbagai bidang Ia belajar sejarah dengan mengkajikitab Taricirckh al-Thabacircricirc di bawah asuhan Abucirc Bakar Ahmad ibn Kacircmilal-Qacircdhicirc (w 960 M) Dalam bidang filsafat ia berguru kepada Ibn al-Khammar yang menguasai karya-karya Aristoteles17 dan al-Hasan binSiwacircr yang mumpuni dalam bidang filsafat dan kedokteran18 Para gurunyatersebut dikenal sebagai mufassir terkemuka ajaran Aristoteles19 Ia jugadiketahui menguasai ilmu bahasa ilmu kedokteran ilmu fikih hadismatematika musik dan ilmu militer20 Dengan demikian ia mumpuni dalambanyak bidang meskipun ia lebih dikenal sebagai pakar filsafat akhlak

Ibn Miskawaih mengenyam pendidikan ketika dunia Islam mengalamikemajuan pesat dan karya-karya berbagai peradaban sangat mudahdiperoleh Selama belajar ia menelaah seluruh karya filsafat dari berbagaiperadaban seperti Yunani Persia India dan Romawi21 Tidak salah bilaberbagai pemikiran tokoh-tokoh dari berbagai peradaban itu memberikanpengaruh besar terhadap pemikiran Ibn Miskawaih khususnya pemikirannyadalam bidang akhlak Dalam bidang ini ia mengkombinasikan pemikiranPlato Aristoteles dan Galen dengan al-Qurlsquoan dan hadis22

Selama kehidupannya Ibn Miskawaih hidup dalam lingkungandinasti Buwaihi bahkan mendapat posisi terhormat Ia pernah bekerjakepada al-Muhallabi seorang wazir pangeran Buwaihi Mulsquoiz al-Daulahdi Baghdad23 Selain itu ia cukup akrab dengan Ibn al-lsquoAmicircd di Ray wazir

17Hasyimsyah Nasution Filsafat Islam (Jakarta Gaya Media Pratama 1999)h 56

18Abdul Aziz Dahlan ldquoFilsafatrdquo dalam Taufik Abdullah (ed) Ensiklopedi TematisDunia Islam Pemikiran dan Peradaban (Jakarta Ichtiar Baru van Hoeve 2003)h 195-196 Muhsin Labib Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla Shadra (JakartaAl-Huda 2005) h 110

19Ary Nilandari Memahat Kata Memugar Dunia (Bandung MLC 2005) h 4320Ahmad Amicircn Zuhr al-Islacircm Juz II (Beirut Dacircr al-Kitab al-lsquoAracircbicirc 1969) h 6621SM Ziauddin Alawi Muslim Educational Thought in Middle Ages (New Delhi

Adam Publishers and Distributors 1988) h 3022Ibid23Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam ldquoIbn Miskawaihrdquo h 162

29

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dari Rukn al-Daulah salah seorang saudara Mursquoiz al-Daulah Ibn al-lsquoAmicircdadalah tokoh sastra terkenal dan pustakawan Pada saat itu Ibn al-lsquoAmicircddiangkat menjadi wazir oleh Rukn al-Daulah Akibat kedekatan denganIbn al-lsquoAmicircd Ibn Miskawaih mendapat kedudukan terhormat di ibukotapemerintahan Dinasti Buwaihi tersebut24 Pada tahun 970 M al-lsquoAmicircdwafat lalu Abu al-Fath diangkat menjadi wazir Ibn Miskawaih tetapmemeroleh kedudukan terhormat sampai Abu al-Fath wafat tahun 976 MAkan tetapi jabatan wazir diambil alih oleh oposisi Abu al-Fath yaknial-Shahib ibn lsquoAbbad Akibatnya Ibn Miskawaih tersingkir dan segerameninggalkan Ray dan berangkat menuju Baghdad untuk bekerja kepadapenguasa Dinasti Buwaihi yakni lsquoAdhud al-Daulah Pada masa ini IbnMiskawaih diangkat sebagai bendahara dinasti Buwaihi bahkan sampaipada kekuasaan Shamsham al-Daulah (w 998 M) dan Baharsquo al-Daulah(w 1012 M)25

Selama periode ini Ibn Miskawaih menyaksikan para petinggi dinastisaling berebut pengaruh dan berkuasa tanpa memperhatikan akhlakIa menyaksikan bahwa kemajuan Dinasti Buwaihi dalam bidang ilmudan teknologi tidak diimbangi dengan kemajuan dan integritas akhlakIa sadar bahwa semua ini terjadi karena lemahnya sistem politik kurangnyaperhatian penguasa terhadap akhlak sehingga akhlak masyarakat ikutmengalami dekadensi dibuktikan merajalelanya kejahatan dan kemaksiatanTampaknya kondisi ini membuat Ibn Miskawaih mengambil peran sebagaiagen perubah kondisi masyarakat dengan menulis karya-karya dalambidang akhlak

Karenanya meski disibukkan oleh berbagai aktifitas dalam lingkunganistana Ibn Miskawaih tetap produktif menulis hingga menghasilkanbanyak karya seperti Tahdzicircb al-Akhlacircq Tajacircrib al-Umacircm Uns al-Faridal-Fauz al-Akbacircr al-Fauz al-Ashgacircr al-Jamilsquo al-Siyacircrsquo Tarticircb al-Salsquoacircdahal-Mustaufa Kitab al-Asyribah Ajwibah wa Asrsquoilah ficirc al Nafs wa al-lsquoAqlRisacirclah ficirc al-Lazzah wa al-Alam ficirc Jauhar al-Nafs al-Jawacircb ficirc al-Masacircrsquoilal-Tsalas Risacirclah ficirc Jawacircb ficirc Sursquoal lsquoAlicirc ibn Muhammad Abucirc Hayyan al-Shucircficirc

24Oliver Leaman ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam Seyyed Hossein Nasr dan OliverLeaman (ed) The History of Islamic Philosophy (London-New York Kegal Paul2003) h 252

25Labib Para Filosof h 110-111

30

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

ficirc Haqicircqah al-lsquoAql dan Thaharah al-Nafs26 Menurut Watt buku-buku IbnMiskawaih banyak digunakan oleh para tokoh belakangan seperti al-Ghazacirclicirc27 seorang yang menulis kitab Ihyacircrsquo lsquoUlucircm al-Dicircn Gagasan IbnMiskawaih dalam bidang akhlak terdapat dalam kitab Tahdzicircb al-Akhlacircq

Anwar Jundi mengungkap bahwa Ibn Miskawaih ahli dalam banyakbidang antara lain sejarah filsafat kimia dan logika Sedangkan keahliannyadalam bidang sastra dan prosa sangat memukai para pujangga semasanya28

Kemampuannya dalam bidang kedokteran juga mengimbangi kemampuannyadalam bidang kedokteran29

Tujuan Pendidikan AkhlakIbn Miskawaih menjabarkan konsep pendidikan akhlak secara luas

dalam karyanya yang berjudul Tahzib al-Akhlacircq Dalam kitab tersebutia menegaskan bahwa akhlak adalah suatu keadaan jiwa dan keadaanini menyebabkan jiwa bertindak tanpa dipikir dan dipertimbangkanterlebih dahulu30 Ia membagi asal keadaan jiwa ini menjadi dua jenisyaitu alamiah dan bertolak dari watak dan tercipta melalui kebiasaandan latihan Menurutnya akhlak itu alami sifatnya namun akhlak jugadapat berubah cepat atau lambat melalui disiplin serta nasehat-nasehatyang mulia Pada mulanya keadaan ini terjadi karena dipertimbangkandan dipikirkan namun kemudian melalui praktik terus menerus akanmenjadi akhlak31 Dengan demikian sesuai dengan definisi tersebut

26Abdurrahman Badawi ldquoMiskawaihrdquo dalam MM Sharif (ed) A Historyof Muslim Philosophy Vol I (Wiesbaden Otto Harrosowitz 1963) h 469-470Corbin History of Islamic Philosophy h 176

27William Montgomery Watt Islamic Philosophy and Theology (EdinburghEdinburgh University Press 1985) h 1985) h 70-71

28Anwar Jundi Pancaran Pemikiran Islam terj Afif Mohammad (BandungPustaka 1985) h 131

29Muhammad Syarif Khan dan Muhammad Anwar Salim Muslim Philosophyand Philosophers (New Delhi SB Nangia 1994) h 67

30Ibn Miskawaih The Refinement of Character trans CK Zurayk (Beirut AmericanUniversity Press 19680 h 6-7 Ibn Miskawaih Menuju Kesempurnaan AkhlakBuku Daras Pertama Tentang Filsafat Etika terj Helmi Hidayat (Bandung Mizan1997) h 56 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Ilmu dan Aplikasi Pendidikan(Jakarta Imperial Bhakti Utama 2007) h 21 Alawi Muslim Educational h 31

31Ibn Miskawaih The Refinement of Character h 6-7

31

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

akhlak anak usia dini bertolak dari wataknya dan ia dapat berubah melaluilatihan dan pembiasaan

Berdasarkan karya Ibn Miskawaih setidaknya ada tiga tujuan pendidikanakhlak Pertama Mencetak tingkah laku manusia yang baik sehinggamanusia itu dapat berperilaku terpuji dan sempurna sesuai dengan hakikatnyasebagai manusia Kedua Mengangkat manusia dari derajat yang palingtercela derajat yang dikutuk oleh Allah SWT Ketiga Mengarahkan manusiamenjadi manusia yang sempurna (al-insacircn al-kacircmil)32 Dalam konteksini tujuan pendidikan akhlak anak usia dini adalah menumbuhkan danmembentuk perilaku mulia dalam diri anak agar dapat menjadi manusiasempurna sehingga anak dapat menjadi manusia mulia di hadapanAllah SWT

Ibn Miskawaih telah menegaskan bahwa kesempurnaan manusia memilikihierarki Kesempurnaan manusia terdiri atas dua macam kesempurnaankognitif dan kesempurnaan praktis Kesempurnaan kognitif akan terwujudapabila manusia mendapatkan banyak ilmu sehingga pandangan dankerangka berpikir manusia menjadi benar Sedangkan kesempurnaanpraktis ialah kesempurnaan akhlak Dalam hal ini kesempurnaan kognitifberkenaan dengan kesempurnaan praktis Kesempurnaan teoritis tidaklengkap tanpa kesempurnaan praktis dan kesempurnaan praktis tidaklengkap tanpa kesempurnaan teoritis karena Islam menghendaki ilmusebagai permulaan dan perbuatan sebagai akhir Dalam hal ini kesempurnaanmanusia terwujud manakala kesempurnaan teoritis dan praktis salingmendukung33 Dalam perspektif ini kesempurnaan anak usia dini sebagaiseorang manusia terletak pada kemampuan anak mencapai kesempurnaankognitif (ilmu) dan kesempurnaan praktis (akhlak) Artinya ilmu danakhlak menjadi indikator kesempurnaan seorang anak

Konsep Ibn Miskawaih tentang manusia sempurna (al-insacircn al-kacircmil) dapat dilacak dalam kitab Tahzicircb al-Akhlacircq Ia menulis bahwamanusia terdiri atas dua unsur tubuh dan jiwa Tubuh manusia terdiriatas materi dan bentuk Tubuh manusia dan segala potensinya memerolehilmu pengetahuan melalui panca indera Karenanya tubuh membutuhkaninderanya Selain itu tubuh juga memiliki keinginan terhadap hal-hal

32Ibid h 60-6333Ibid h 64-65

32

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang bersifat inderawi Apabila keinginan tersebut terpenuhi makakekuatan tubuh akan bertambah dan tubuh akan menjadi kesempurnaanSementara itu jiwa tidak cocok dengan hal-hal material Apabila jiwaberhasil menjauhi hal-hal material maka ia akan semakin sempurnaDalam hal ini jiwa memiliki kecenderungan kepada selain hal-hal materialJiwa mendambakan sesuatu hal yang lebih mulia dari hal-hal jasmaniahJiwa ingin menjauhkan diri dari segala kenikmatan jasmani dan berharapmemeroleh kenikmatan akal Kesenangan jiwa adalah bahwa ia inginmengetahui hakikat Ketuhanan34 Dengan demikian secara substansitubuh dan jiwa berbeda dan keduanya memiliki perbedaan kecenderungan

Dengan kata lain menurut Ibn Miskawaih karena manusia terdiriatas dua unsur (tubuh dan jiwa) maka kebahagiaan meliputi kedua unsurtersebut Artinya kebahagiaan terdiri atas dua tingkat yakni kebahagiaanjasmani dan kebahagiaan jiwa Menurutnya kebahagiaan seorang manusiaberada pada salah satu dari dua tingkatan tersebut Pertama Ketika manusiaitu berada pada tingkatan hal-hal jasmani menyatu dengan keadaan-keadaan rendah mereka dan berbahagia di dalamnya Keadaan-keadaanrendah ini diartikan sebagai segala hal yang dapat dijangkau oleh inderaKedua ketika manusia itu mencari hal-hal mulia berupaya mendapatkanmenyukai dan merasa puas dengannya Ketika manusia itu berada padatingkatan ruhani dekat dengan hal-hal spiritual dan berbahagia di dalamnyaBersamaan dengan ini manusia mengamati dan menelaah hal-hal materialmengambil pelajaran darinya merenungkan tanda-tanda kebesaranIlahi dan bukti-bukti kearifan mengikuti contoh-contohnya mengaturnyamelimpahkan bermacam-macam kebaikan padanya dan memandunyamemeroleh kebaikan demi kebaikan sebatas kesanggupannya Jadi seorangmanusia akan bahagia bila ia berada pada salah satu dari dua tingkatan itu35

Tetapi menurut Ibn Miskawaih kesempurnaan manusia itu terletakpada kebahagiaan jiwa bukan kebahagiaan jasmani36 Dalam hal inipendidik baik orangtua maupun guru bertugas membimbing anak agarmeraih kebahagiaan jiwa dengan melatih untuk tidak tergantung kepadadan mulai meminimalisir kebahagiaan jasmani sebab akhlak mulia akan

34Ibid h 35-37 Alawi Muslim Educational h 2935Ibid h 95-9736Ibid h 64-65

33

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tumbuh sepanjang anak hanya lebih memerhatikan kebahagiaan jiwadaripada kebahagiaan jasmani

Ibn Miskawaih membagi kekuatan jiwa seorang manusia menjaditiga jenis kekuatan akal (al-quwwah al-nacircthiqahthe rational faculty)kekuatan syahwat (al-quwwah syahwiyyahthe concupiscent faculty)dan kekuatan ghadab (al-quwwah al-ghadabiyyahthe irascible faculty)Al-quwwah al-nathiqah adalah sebuah fakultas yang berkaitan denganberpikir dan mempertimbangkan sesuatu Fakultas ini dinamakan fakultasraja dan fakultas ini menggunakan otak sebagai sarananya Sementaraal-quwwah syahwiyyah adalah sebuah fakultas yang berkaitan denganmarah berani ingin berkuasa menghargai diri dan menginginkankehormatan Fakultas ini dinamakan fakultas binatang dan organ tubuhyang digunakannya adalah hati Kemudian al-quwwah al-ghadabiyyahadalah sebuah fakultas yang berkenaan dengan nafsu syahwat dan makankeinginan pada nikmatnya makanan dan minuman serta bersetubuhFakultas ini dinamakan fakultas binatang buas dan menggunakan organjantung adalah sarananya37 Para pendidik harus memahami denganbenar bahwa anak usia dini sebagai manusia memiliki ketiga kekuatanjiwa ini dan mereka harus mengetahui fungsi serta kekuatan dan kelebihansetiap kekuatan karena hal tersebut sangat berkaitan dengan pembentukanakhlak anak

Ibn Miskawaih menghendaki jiwa anak menjadi jiwa sempurnaKesempurnaan jiwa akan tersebut terletak pada kecenderungannyakepada jiwa itu sendiri yakni ilmu dan tidak cenderung pada keinginanjasmani Kebajikan jiwa diukur dari sejauh mana jiwa anak mengupayakankebajikan dan menginginkannya Kesempurnaan ini akan terus meningkatketika jiwa anak memperhatikan jiwanya sendiri serta berusaha kerasmenyingkirkan segala rintangan bagi pencapaian tingkat kesempurnaanini Tetapi Ibn Miskawaih mengakui bahwa pencapaian tingkat kesempurnaanini memiliki banyak penghambat Penghambat ini tidak lain adalah segalahal yang bersifat jasmani dan inderawi Apabila penghambat ini berhasildihadapi oleh jiwa anak sehingga suci dari segala perbuatan tercelamaka kesempurnaan akan tercapai38 Jadi kesempurnaan jiwa anak

37Ibid h 43-44 Alawi Muslim Educational Thought h 3038Ibid h 39

34

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

akan terwujud manakala jiwanya telah suci dari nafsu jasmani Denganbegitu pendidik harus membimbing dan memotivasi anak agar cenderungkepada ilmu dan kecenderungan tersebut hanya akan muncul manakalaanak tidak cenderung kepada kenikmatan jasmani Karenanya pendidikharus mulai sejak dini mengurangi ketergantungan anak terhadap kenikmatanjasmani karena ketergantungan tersebut akan mengurangi anak cintaterhadap ilmu dan pada akhirnya jiwa anak tidak akan mencapai kesempurnaanJadi pendidik harus mulai menyucikan jiwa anak dari nafsu jasmanidan hal ini menjadi syarat mutlak pembentukan akhlak anak

Menurut Ibn Miskawaih jiwa anak akan bisa menjadi sempurnamanakala jiwanya berhasil melahirkan kebajikan-kebajikan Menurutnyatiga kekuatan jiwa manusia yakni al-quwwah al-nacircthiqah al-quwwahsyahwiyah dan al-quwwah ghadacircbiyah mampu melahirkan berbagaisifat keutamaan asalkan al-quwwah al-nacircthiqah mampu menjadi pemimpindari dua kekuatan jiwa lainnya (al-quwwah syahwiyah dan al-quwwahghacircdabiyah) Adapun jumlah keutamaan tersebut adalah sama denganjumlah kekuatan jiwa manusia dan kebalikan dari keutamaan-keutamaanini Menurut Ibn Miskawaih ketika jiwa berpikir cenderung kepada ilmumaka jiwa ini akan mencapai sikap arif Kemudian ketika aktifitas jiwakebinatangan dikendalikan oleh jiwa berpikir dan jiwa itu tidak tenggelamdalam memenuhi keinginannya sendiri maka jiwa ini akan mencapaikebajikan sikap sederhana yang diiringi oleh kebajikan dermawanSedangkan ketika jiwa amarah memadai dan mematuhi segala aturanyang ditetapkan oleh jiwa berpikir serta tidak bangkit pada waktu yangtidak tepat maka jiwa ini akan mencapai kebajikan sikap sabar yangdiiringi kebajikan sikap berani Dari ketiga kebajikan itu akan munculsatu kebajikan lain sebagai pelengkap dan penyempurna tiga kebajikanitu yakni kebajikan sifat adil dan sikap adil ini berhubungan dengantepat antara kebajikan satu dengan kebajikan lainnya39 Dengan demikiankesempurnaan jiwa manusia terletak pada sejauh mana jiwa manusiamemunculkan empat keutamaan (kebajikan) manusia yakni sikap arifsederhana berani dan adil Dalam konteks ini maka pendidik harusmelatih sejak dini kekuatan akal anak sehingga akal menjadi pemimpindan pengendali jiwa kebinatangannya Hal ini dapat dilakukan dengan

39Ibid h 44

35

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

cara membiasakan anak untuk cenderung dan cinta kepada ilmu sejakdini sehingga anak akan mulai menjadi arif sederhana berani dan adil

Menurut Ibn Miskawaih keempat keutamaan ini memiliki lawannyaLawan dari keempat keutamaan ini ada empat yakni bodoh rakus pengecutdan lalim Keempat sifat ini dapat dikatakan sebagai penyakit jiwa danmenimbulkan banyak kepedihan seperti perasaan takut sedih marahberbagai jenis cinta dan keinginan40 Dengan melatih akal anak danmemulai serta terus menanamkan kecintaan kepada ilmu ke dalamdirinya dengan melatih anak untuk mengurangi dan menikmati nafsujasmani maka anak akan memiliki keutamaan-keutamaan tersebutdan menghancurkan lawan-lawan dari semua keutamaan tersebut

Dalam kitab Tahzicircb al-Akhlacircq Ibn Miskawaih telah memberikandefinisi dari empat keutamaan tersebut dan berbagai macam dari keempatkeutamaan itu Pertama Kearifan adalah keutamaan dari jiwa berpikirdan mengetahui Kearifan ini memiliki bagian-bagian seperti pintar ingatberpikir cepat memahami dan benar pemahamannya jernih pikiranserta mampu belajar dengan mudah Kedua Sederhana adalah keutamaandari bagian hawa nafsu Ketiga Keberanian adalah keutamaan jiwa amarahKeberanian ini dibagi menjadi beberapa bagian yakni besar jiwa ulettegar tabah menguasai diri perkasa serta ulet dalam bekerja Sederhanaini memiliki bagian-bagian yakni rasa malu tenang dermawan integritaspuas loyal berdisiplin diri optimis kelembutan anggun berwibawa danwarak Keempat Keadilan adalah kebajikan jiwa yang timbul akibatmenyatunya tiga kebajikan tersebut Keadilan ini dibagi atas beberapabagian yakni bersahabat bersemangat sosial silaturahmi memberiimbalan bersikap baik dalam kerjasama jeli dalam memutuskan masalahcinta kasih beribadah jauh dari rasa dengki memberi imbalan terbaikmeski sedang ditimpa keburukan berpenampilan lembut berwibawadalam segala bidang menjauhkan diri dari bermusuhan tidak menceritakanhal yang tidak layak mengikuti orang-orang yang berkata dengan benartidak bicara tentang sesama Muslim bila tidak ada kebaikannya menjauhidiri dari kata-kata buruk tidak suka banyak bicara apalagi untuk menjatuhkanseseorang tidak peduli pada perkataan orang kikir waktu berbicara didepan umum mendalami masalah seseorang yang perlu dibantu dan

40Ibid h 45

36

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mengulang pertanyaan bila belum jelas41 Dengan demikian tiga kekuatanjiwa manusia tersebut mampu melahirkan empat keutamaan dan turunandari empat keutamaan tersebut manakala kekuatan berpikir menjadipengendali dua kekuatan jiwa lain Artinya pendidik harus mampu mendidikkekuatan berpikir (akal) anak agar mampu mengendalikan dua kekuatanjiwa anak lainnya

Ibn Miskawaih menegaskan bahwa berbagai keutamaan tersebutjuga tidak akan bisa dicapai manakala anak diasingkan dari masyarakatSebab keutamaan-keutamaan itu hanya akan diperoleh manakala anaktersebut bersosialisasi dengan masyarakat Anak memerlukan sebuahkomunitas terbaik agar ia bisa mencapai kebahagiaan Seorang anakharus bergaul dengan manusia lain sebab mereka akan dapat melengkapieksistensinya serta kemanusiaannya Tanpa berinteraksi dengan suatumasyarakat maka anak itu tidak akan mampu memiliki dan membiasakankeutamaan42 Tetapi anak harus berada dalam masyarakat yang berakhlakkarena hal tersebut dapat menjadi sarana bagi anak untuk mengenalakhlak mulia apalagi setiap anak suka meniru orang dewasa

Pembentukan Akhlak Anak Usia DiniDalam UU SISDIKNAS No 20 Tahun2003 pasal28 menjelaskan bahwa

pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikandasar baik melalui jalur pendidikan formal (sekolah) nonformal (masyarakat)maupun informal (keluarga) Pendidikan anak usia dini ini diselenggarakanuntuk anak sejak lahir sampai berusia enam tahun43 Dengan pendidikananak usia dini ini diharapkan seluruh potensi anak dapat berkembangdengan baik baik potensi jasmani maupun ruhaninya

Dalam periode ini pembentukan akhlak seorang anak sangat pentingKegagalan Sejumlah lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikannasional yang salah satunya adalah akhlak mulia adalah karena pendidikankeluarga gagal dalam menjalankan perannya dalam menanamkan akhlakmulia sejak dini Semestinya akhlak mulia mulai diajarkan dan dibiasakan

41Ibid h 45-5042Ibid h 54 Khan dan Salim Muslim Philosophy h 6843Lihat UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 h 9 30

37

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

oleh anak sejak berusia dini bukan ketika anak tersebut sudah beranjakdewasa

Dalam hal ini Ibn Miskawaih telah memberikan pedoman-pedomantentang pendidikan akhlak anak berusia dini Menurutnya seorang pendidikbaik orangtua maupun guru harus memahami bahwa jiwa seorang anakibarat sebagai mata rantai antara jiwa binatang dengan jiwa manusiaberakal Pada jiwa anak-anak jiwa binatang berakhir sementara jiwamanusia mulai muncul Karenanya anak-anak harus dididik mulai denganmenyesuaikan rencana-rencananya dengan urutan daya-daya yang adapada anak-anak yakni daya keinginan daya marah dan daya berpikirDengan daya keinginan anak-anak dididik dalam hal adab makan minumdan berpakaian Sementara daya berani diterapkan untuk mengarahkandaya marahnya Sedangkan daya berpikir dilatih dengan menalar sehinggaanak akan dapat mengendalikan berbagai tingkah laku44

Ibn Miskawaih menyatakan bahwa seorang pendidik baik orangtuamaupun guru harus menyadari bahwa akhlak anak-anak muncul sejakawal pertumbuhannya Mereka tidak akan menutupi setiap perilakunyasecara sengaja dan sadar sebagaimana dilakukan orang dewasa Seoranganak terkadang merasa malas untuk memperbaiki akhlaknya Akhlakmereka juga bervariasi mulai dari yang berkarakter keras sampai yangberkarakter pemalu Kadang-kadang akhlak anak-anak itu baik tetapiada juga yang berakhlak buruk seperti kikir keras kepala dan dengkiKeberadaan berbagai karakter anak ini menjadi bukti bahwa anak-anakmemiliki tingkatan karakter yang tidak sama Dengan kata lain sebagianmereka tanggap dan sebagian lainnya tidak sebagian mereka lembutdan sebagian lagi keras sebagian mereka baik dan sebagian lain burukdan sebagian mereka berada pada posisi tengah di antara dua kubu iniSebagai pendidik maka orangtua dan guru harus mendisiplinkan akhlakmereka Jika berbagai tabiat buruk diabaikan tidak didisiplinkan bahkantidak dikoreksi maka mereka akan tumbuh berkembang mengikuti tabiatburuknya tersebut Selama hidupnya kondisi akhlaknya tidak akan berubahdan mereka akan memuaskan diri sesuai dengan selera tabiatnya45 Dengan

44Ibn Miskawaih The Refinement of Character h 60 Alawi Muslim EducationalThought h 32-33

45Ibid h 50

38

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

demikian pendidik mesti mendisiplinkan akhlak anak sejak usia dinisebab pembiaran terhadap tabiat anak akan membuat mereka terbiasadengan tabiat buruk

Dalam hal ini seorang pendidik harus menyadari bahwa jika seoranganak sudah dididik dengan kenikmatan jasmani sejak usia dini sehinggajiwa dan raganya telah terbiasa dengan hal-hal yang bersifat jasmaniah itumaka hal ini sangat membahayakan anak Pendidik hendaknya mengajarianak bahwa semua kesenangan dan kenikmatan jasmani tersebut sebagaikesengsaraan dan kerugian bukan sebagai kebahagiaan dan keberuntunganPendidik hendaknya mengajari anak agar menjauhkan dirinya darikenikmatan jasmani secara perlahan-lahan46

Dengan demikian seorang pendidik harus mampu memahami jiwaanak-anak secara umum Pendidik harus paham bahwa seorang anakmemiliki sifat pemalu Ia akan menundukkan kepalanya ke bawah dantakut serta tidak berani menatap wajah orang dewasa Sebab merekasudah mulai mampu membedakan baik dan buruk Rasa malunya itumerupakan pengekangan diri yang terjadi karena anak itu khawatirjika ada keburukan yang muncul dari dalam dirinya Jiwa seperti ini siapmenerima pendidikan dan cocok untuk dibina47 Bila demikian pendidikharus mulai membina dan membiasakan anak dengan akhlak mulia

Kemudian Ibn Miskawaih memberikan pedoman bahwa syariatagama dapat menjadi faktor penting lain untuk meluruskan akhlak seoranganak Syariat agama dapat membiasakan anak untuk melakukan perbuatanyang baik Syariat agama mampu mempersiapkan diri anak untuk menerimakebijaksanaan mengupayakan kebajikan dan mencapai kebahagiaan melaluiberpikir dan penalaran yang benar Sebagai pendidik orangtua dan guruharus mendidik anak-anak agar selalu menaati syariat agama agar merekamemiliki tingkah laku yang baik Hal ini dilakukan melalui nasehat sertapemberian ganjaran dan hukuman Jika anak telah membiasakan diridengan perilaku ini dan kondisi ini terus berlangsung lama maka merekaakan melihat hasil dari perilaku mereka itu48 Dalam hal ini seorangpendidik hendaknya mendidik anak untuk senantiasa mengikuti syariat

46Ibid h 70-7147Ibid h 7248Ibid h 59-60

39

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

agama agar terbiasa mengerjakan kewajiban-kewajiban agama membacabuku-buku akhlak agar akhlak mulia terinternalisasi secara baik dalamdirinya melalui dalil-dalil rasional dan mempelajari matematika sehinggaterbiasa dengan perkataan dan argumentasi yang benar dan tepat

Ibn Miskawaih memberikan pedoman lain bahwa seorang pendidikbaik orangtua maupun guru harus mengetahui kekurangan-kekurangantubuh dan jiwa dengan berbagai kebutuhannya agar dapat melenyapkanberbagai kekurangan tersebut dalam diri anak serta dapat memperbaikinyaSeorang pendidik harus mengetahui kekurangan-kekurangan jasmanidan kebutuhan-kebutuhan primernya untuk dapat melenyapkan kekurangan-kekurangan itu serta memperbaikinya Kebutuhan-kebutuhan jasmaniseorang anak antara lain makanan minuman dan pakaian Karena ituseorang pendidik harus mengarahkan anak-anaknya agar memenuhikebutuhan jasmaninya dengan arif Pendidik harus mengajarkan anakagar jangan melampaui batas dalam memenuhi kebutuhan tubuhnyaDalam konteks jiwa maka seorang pendidik harus mengetahui kekurangan-kekurangan jiwa dan kebutuhan-kebutuhan dasarnya untuk dapatmelenyapkan berbagai kekurangan tersebut lalu memperbaikinya Kebutuhan-kebutuhan jiwa tersebut antara lain pengetahuan mendapatkan objek-objek pikiran membuktikan kebenaran pendapat dan menerima kebenaranSeorang pendidik harus mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan jiwa anakini serta mengetahui kekurangan dan melenyapkan kekurangan tersebut49

Dalam hal ini menurut Ibn Miskawaih seorang pendidik juga harusmampu menjauhkan diri anak dari berbagai penyakit jiwa Pendidik harusmampu mengidentifikasi pelbagai penyakit jiwa serta cara penyembuhannyaPenyakit-penyakit jiwa itu tidak lain adalah lawan dari kebajikan-kebajikanjiwa Penyakit-penyakit jiwa itu adalah seperti bodoh rakus pengecutdan lalim Ibn Miskawaih membagi lagi kejahatan dan kehinaan menjadidelapan bagian Jumlah ini dua kali jumlah kebajikan yang empat Kedelapanbagian itu adalah sembrono pengecut memperturutkan hawa nafsubodoh tolol lalim dan berwatak budak Kedelapan penyakit jiwa anakini sebagai tanda keburukan jiwa sangat bertolak belakang dengan empatkebajikan sebagai tanda kesehatan jiwa50

49Ibid h 669-67050Ibid h 162-195

40

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ibn Miskawaih menegaskan bahwa penyakit jiwa manusia memilikibentuk-bentuk yang lain Pertama Sifat marah Penyebab marah ini adalahsombong cekcok mental peminta canda tawa mengolok-olok mengejekberkhianat suka kemasyhuran dan bersaing diri Sifat marah ini menimbulkanhal-hal buruk seperti menyesal mengharap dihukum cepat atau lambatperubahan tempramen serta kepedihan Sifat marah ini dapat disembuhkandengan cara menyingkirkan sebab-sebab marah melemahkan daya marahmencabut substansi marah dan melindungi diri dari akibat-akibatnyaSelain itu sifat marah dapat disembuhkan melalui cara menghentikansikap melampaui batas

Kedua Sifat takut Sifat ini disebabkan oleh sejumlah hal yakni merasabakal terjadi sesuatu yang buruk serta takut pada kejadian-kejadian yangakan terjadi Sebenarnya kejadian ini baru sebatas kemungkinan saja sehinggabisa terjadi dan bisa tidak terjadi Karena itu jangan ditetapkan di dalamhati bahwa hal itu pasti terjadi karena hal ini membuat takut Selain itu sifattakut disebabkan oleh pilihan buruk dan dosa sendiri Hal ini dapat disembuhkandengan jalan mengekang diri untuk tidak mengulangi perbuatan itu tidakmelakukan perbuatan bahaya dan meninggalkan semua perbuatan keji

Ketiga Sifat sedih Sifat ini disebabkan oleh hilangnya sesuatu yangsangat disukai atau gagal mendapatkan sesuatu yang dicari Hal ini karenaseseorang serakah mengikuti nafsu jasmani dan merasa rugi ketikasalah satu dari itu semua gagal diperoleh Penyembuhannya dilakukanmelalui memberikan pemahaman tentang hakikat dirinya dan menjelaskanbahwa seluruh alam semesta akan hancur karena tidak kekal Jika halini telah dilakukan maka seseorang yang terkena penyakit sedih hatitidak akan sedih lagi Jika sudah demikian maka ia akan mengarahkantujuannya bukan kepada hal-hal jasmaniah lagi melainkan ke tujuan-tujuan suci dan hanya mencari kebaikan-kebaikan kekal saja51 Dalamhal ini Ibn Miskawaih menghendaki agar seorang pendidik menjauhkananak dari berbagai penyakit jiwa ini dengan terlebih dahulu mengetahuipenyebab dan solusi mengatasi berbagai penyakit jiwa tersebut

Selain itu Ibn Miskawaih telah memberikan pedoman bahwa seorangpendidik baik orangtua maupun guru harus menyadari bahwa kehidupan

51Ibid h 162-195

41

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

utama anak-anak memerlukan dua syarat yakni syarat kejiwaan dansyarat sosial Kedua syarat tersebut akan diuraikan di bawah ini

Syarat KejiwaanSyarat kejiwaan adalah upaya menumbuhkan watak cinta anak

usia dini terhadap kebaikan Penumbuhan watak cinta tersebut sangatmudah bagi anak yang berbakat baik tetapi sulit bagi anak-anak tidakberbakat Bagi anak yang tidak berbakat penumbuhan watak cinta anakusia dini tersebut bisa dilakukan dengan cara latihan dan pembiasaan diriagar cenderung pada kebaikan52 Dengan demikian seorang pendidik baikorangtua maupun guru harus mulai mengajari melatih dan membiasakananak agar suka melakukan kebaikan sejak dini

Ibn Miskawaih memberikan beberapa cara praktis mengenai pembiasaandalam melakukan kebaikan kepada anak usia dini Pertama pendidikharus membiasakan anak untuk melaksanakan kewajiban-kewajibanagama Kedua seorang pendidik harus mengajari anak agar berpakaianbaik dan sesuai dengan jenis kelaminnya serta memakai pakaian putihKetiga pendidik hendaknya memerintahkan seorang anak agar menghapalpelajaran-pelajaran dan syair-syair berkenaan dengan sikap terpuji Keempatpendidik hendaknya mengajari anak tentang adab makan dan minumyang baik terutama mengajari anak bahwa tujuan makan adalah bukandemi kenikmatan semata melainkan demi kesehatan Makan tidak bolehberlebihan dan melampaui batas Pendidik harus memberi anak banyakmakan pada malam hari sebab makan pada siang hari akan membuatanak menjadi malas mengantuk dan otaknya menjadi lamban Kelimapendidik hendaknya mengajari anak agar tidak menyembunyikan perbuatanburuknya Keenam pendidik harus mengajari anak agar anak itu tidaktidur terlalu lama dan tidur di tempat mewah karena akibatnya membuatotak anak menjadi tumpul dan mematikan pikirannya Pendidik harusmembiasakan anak hidup sederhana Ketujuh pendidik harus mengajarianak berolah raga seperti berjalan bergerak dan berkuda Pendidik harusmengajari anak agar tidak berjalan secara tergesa-gesa dan tidak bersikapangkuhKedelapan pendidik harus mengajari anak agar tidak memanjangkan

52Ibid h 60

42

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rambut bila anak tersebut laki-laki tidak boleh memakai pakaian yangtidak sesuai dengan jenis kelaminnya tidak boleh memakai perhiasantidak membanggakan kedua orangtuanya tidak boleh sombong dan kerashati Kesembilan pendidik harus mengajari anak agar tidak meludahmenguap dan membuang ingus ketika sedang bersama orang lain Pendidikharus membiasakan anak tidak berbohong dan tidak boleh bersumpahKesepuluh pendidik harus mengajari anak agar membiasakan untuk tidakbanyak bicara dan hanya menjawab pertanyaan Hendaknya anak itumendengarkan kata-kata orangtua dan diam di hadapan orang dewasaAnak diajari agar tidak berkata kotor sumpah menuduh dan bicarasenonoh Anak harus dibiasakan dengan kata-kata baik dan bermukamanis kepada orang lain Anak mesti diajari untuk mandiri Kesebelaspendidik harus mengajari anak agar ketika dipukul guru tidak boleh mengadudan tidak boleh meminta perlindungan orang lain karena tindakan ituhanya pantas dilakukan para budak Keduabelas pendidik tidak bolehmenakuti anak Anak harus diberi semangat dan diberikan hadiah bilaberbuat baik Upayakan mereka agar mereka benci kepada perhiasandan agar mereka lebih takut pada keduanya ketimbang takut pada hewanbuas Ketigabelas pendidik harus membiasakan anak agar taat kepadaorangtua dan gurunya dan memperkenankan anak bermain denganpermainan baik Keempatbelas pendidik harus memuji anak ketika anaktersebut melakukan kebaikan dan akhlak mulia53 Dalam hal ini gagasanIbn Miskawaih tentang cara membiasakan anak melakukan kebaikanmesti dilakukan sedini mungkin sebelum anak beranjak dewasa

Syarat SosialSyarat sosial adalah bahwa pendidik harus memilih teman-teman

terbaik untuk anak berusia dini Caranya adalah dengan menjauhkananak dari lingkungan pergaulan dengan teman-temannya yang berakhlakburuk dan menjauhkan anak dari lingkungan keluarga pada saat-saattertentu dan memasukkan mereka ke lingkungan sosial yang baik54

Karena itu pendidik harus memilih teman bergaul yang berakhlak mulia

53Ibid h 162-195 Alawi Muslim Educational h 3454Ibid h 60

43

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

untuk anaknya Seorang anak tidak boleh dibiarkan bergaul denganorang-orang yang berakhlak tercela karena orang-orang seperti ituakan merusak jiwanya Sebab jiwa anak masih begitu sederhana karenabelum mampu menerima gambar apa pun dan belum mempunyai pendapatuntuk mengubahkan dari satu keadaan kepada keadaan lain Jika jiwaanak itu telah menerima perilaku tertentu maka anak ini akan tumbuhsesuai dengan jiwa seperti perilaku yang diterimanya Sebab itu jiwaseorang anak harus diupayakan agar mencintai kebaikan dan membencikeburukan55

Dalam hal ini salah satu metode dari Ibn Miskawaih dalam mendidikjiwa agar menjadi sempurna adalah tidak bergaul dengan orang-orangyang jiwanya tidak berakhlak Jika seseorang ingin mendidik jiwanyamaka orang tersebut harus menjauhi orang-orang keji suka berbuatdosa bangga dan tenggelam dalam dosa Bergaul dengan orang-orangseperti mereka akan membuat jiwa anak menjadi kotor dan jiwa kotortidak dapat dibersihkan kecuali melalui waktu yang sangat lama Karenanyaseseorang harus bergaul dengan orang yang berjiwa mulia suka mencaridan ingin memiliki kebajikan rindu dan suka kepada ilmu56 Prinsip dasarini menghendaki bahwa seorang pendidik harus menjauhkan anak dariorang-orang yang berakhlak tercela dan mereka hanya boleh bergauldengan orang-orang yang berakhlak mulia dan berilmu

Pendidikan nasional memiliki tujuan mulia dan ideal Sistem pendidikannasional hendak mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertakwaberakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab Pemerintah Indonesiatelah menelurkan banyak kebijakan demi mendukung pencapaian tujuanpendidikan nasional tersebut meskipun capaian-capaian pemerintahbelum menuai hasil maksimal Buktinya pembangunan akhlak anakbangsa masih menjadi sebuah problem pendidikan tersendiri dan belumterselesaikan Perumusan konsep pendidikan karakter yang disponsori olehKementerian Pendidikan Nasional menjadi agenda penting belakanganini demi mewujudkan anak bangsa yang berkarakter Namun konsep inibaru beberapa tahun saja dicetuskan sehingga hasilnya belum bisa dilihat

55Ibid h 72-7456Ibid h 162-164

44

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dalam perspektif pendidikan Islami gagasan pendidikan karaktertelah lama digagas oleh Ibn Miskawaih Dalam hal ini lembaga-lembagapendidikan Islam seharusnya telah lama memainkan peranan dalammembentuk karakter anak bangsa mengingat gagasan akhlak Ibn Miskawaihtelah lama dikenal oleh pendidik-pendidik Muslim Namun gagasantersebut kurang direalisasikan secara baik sehingga lembaga-lembagapendidikan Islam modern belum begitu sukses melahirkan peserta didikyang berkarakter mulia

Deskripsi pembentukan akhlak anak usia dini menurut Ibn Miskawaihmemberikan pelajaran bahwa pendidik Muslim baik orangtua maupunguru harus mampu menanamkan dan membiasakan akhlak muliadalam diri anak sejak dini Terlebih dahulu para pendidik harus memahamihakikat kejiwaan anak-anak lalu mulai mengajarkan menanamkandan membiasakan akhlak mulia dalam diri mereka Poin penting darigagasan Ibn Miskawaih adalah bahwa pengajaran nasehat pembiasaanpendisiplinan pemberian hukuman dan ganjaran sangat penting dilakukanoleh pendidik kepada anak sejak dini Dalam hal ini pendidik harus mulaimengajari dan membiasakan anak untuk berakhlak mulia dan menjauhiakhlak tercela membiasakan anak untuk mulai menaati syariat agamadan tidak membiarkan anak hidup bersama dengan manusia-manusiayang tidak berakhlak Mendidik akhlak anak sejak usia dini akan lebihberhasil daripada mendidik anak ketika sudah beranjak remaja

45

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

EMANSIPASI PEREMPUAN MUSLIMAHRekonstruksi Teologi Pendidikan

Perempuan

Ajaran Islam yang telah menempatkan perempuan dalam kedudukanterhormat dan mulia merupakan kenyataan yang tak terbantah

Akan tetapi jika dipertanyakan sejauh manakah tingkat kesejajaranantara perempuan dengan laki-laki masih merupakan persoalan yangdiperdebatkan Apabila perdebatan tersebut dipelajari dengan seksamaternyata kebanyakannya sudah menjadi premis yang tak terucapkanbahwa dalam banyak hal dan dalam banyak aspek kehidupan ternyataharus didominasi kaum laki-laki Apabila tradisi masyarakat ldquokitardquo sampaisekarang masih berpegang ketat pada budaya patriarki Hal ini turutmenumbuhkan suasana kondusif dalam dunia pendidikan yang samasekali belum mendukung munculnya ilmuwan dari kalangan perempuanbaik dalam pemikiran keagamaan maupun dalam bidang-bidang sainsdan intelektual Tak banyak nama-nama perempuan Muslimah yangmenghiasi khazanah intelektual dan jumlahnya pun sangat tidak sebandingdengan populasi kaum mereka yang mendiami permukaan bumi

Kenyataan ini bisa jadi disebabkan sumber-sumber yang menjadilandasan tradisi Islam al-Qurrsquoan Hadis Fikih danatau yang lainnyajika tidak dikatakan semuanya maka kebanyakannya ditafsirkan olehlaki-laki yang dengan otoritas keintelektualannya telah merumuskanbaik secara teologis ontologis sosiologis maupun ekskatologis tentangstatus perempuan dalam Islam Karena itu ldquostatus perempuanrdquo yang

46

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

banyak ditemukan sekarang ini hampir seluruhnya merupakan hasildari bias intelektual kaum lelaki Sikap dan pemahaman seperti inisemakin mengental manakala kaum laki-laki memahami secara sempithakikat makna salah satu hadis Nabi Saw tentang penciptaan perempuanyang berasal dari tulang rusuk Adam As yang tak lain adalah laki-lakiKarena itu selalu dikumandangkan bahwa asal mula kejadian perempuanjauh berbeda dengan kejadian laki-laki Jika Adam diciptakan dari tanahdengan segala keistimewaannya maka perempuan hanya tercipta danatau berasal dari pada bagian tubuh Adam sendiri

Sikap dan pemahaman seperti secara gradual menjadi teologi pendidikanyang ditransformasikan oleh berbagai lembaga pendidikan Islam baikformal nonformal ataupun informal secara turun temurun Banyakbuku prosa syarsquoir ataupun hikayat-hikayat yang kadang-kadang berbumbudongeng ikut serta menyebarluaskan teologi pendidikan seperti ituAgaknya emansipasi perempuan Muslimah tak akan pernah berubahjika teologi pendidikan mengenai emansipasi perempuan Muslim tidakdirekonstruksi

Oleh karena itulah tulisan singkat di bawah ini paling tidak dapatdijadikan sebagai pembuka kata untuk mendiskusikan secara lebih lanjuttentang teologi pendidikan Islam ketika berbincang tentang emansipasiperempuan Muslimah

Penciptaan Perempuan Prosa Hikayat LamaPendidikan sebagaimana didefinisikan oleh Hussain dan Ashraf

(1979 36) merupakan penyebaran dan internalisasi nilai dari berbagaipengalaman kumulatif baik berupa keyakinan sikap pengetahuan maupunpenerapannya yang dinilai positif dan bermanfaat oleh satu generasike generasi selanjutnya yang tersimpan dalam berbagai kitab tradisiadat istiadat cerita-cerita rakyat (folklores) dan sebagainya Karenaitu penyebaran berbagai cerita tentang proses penciptaan perempuanyang diinternalisasikan melalui berbagai media komunikasi dan pendidikanseperti hikayat misalnya tentulah merupakan sebuah proses pendidikanManakala hikayat-hikayat itu dilandasi oleh suatu keyakinan agamamaka hal itu merupakan bagian teologi yang diyakini kebenarannya

47

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kisah dan hikayat-hikayat seperti itulah yang sering didongengkanseorang ibu sebagai pengantar tidur bagi anaknya yang masih balitaDari ramuan berbagai sumber cerita-cerita tersebut seperti diilustrasikandi bawah ini telah menggambarkan sebuah peristiwa menarik tentangAdam dan Hawa sebagai berikut

Syahdan demikianlah hikayat bermula manakala Allah swt telahmenyempurnakan penciptaan Adam as yang ditempatkan pada suatutaman surga yang tak terbayangkan keindahannya Rumput-rumputnyayang menghijau bagaikan beledru lembut melebihi kehalusan permadanibuatan Istambul Buah-buahan dan bunganya mekar semerbak denganaroma yang harum mewangi Belalang dan kupu-kupu yang berbulu indahterbang berpasang-pasangan Menjangan kijang dan rusa bertanduk emasberlarian ke sana sini Merak selindit perkutut dan burung dara tak henti-hentinya bernyanyi ditimpali seruling siulan burung-burung kecil yangterbang beramai-ramai membuat lengkungan bagaikan bianglala pagi

Dalam suasana seperti itulah Adam sebagai puncak ciptaan diantara makhluk-makhluk lainnya hanya bisa bermenung dalam kesendirianyang mencekam Tak ada teman bicara tak ada siapa pun yang bisadiajak bersendagurau Adam terpesona melihat keindahan merak yangmengembangkan ekornya tetapi sang merak tak kunjung mendekatBarulah ketika Adam menggenggam seuntai bijian gandum sang merakberanjak dekat dan Adam dapat membelai keindahan bulunya Tetapitak berlangsung lama karena sang merak jantan memanggilnya pergitak menoleh lagi Sahdan burung dara pun hinggap pula ke tangannyamemagut gandum yang tersisa tetapi sang jantan segera mengajaknyaterbang mengangkasa berputar-putar semakin meninggi

Adam benar-benar kesepian yang berujung pada perasaan pilu dankegalauan hati Tubuhnya melemah dan kemudian tanpa terasa meneteskanair mata membasahi lutut hingga mengalir ke ujung-ujung jari kaki yangmengantarkan tidur mendidih rusuk kanannya dalam kegundahanyang mencekam

Para malaikat yang terus menerus menyaksikan keadaan itu segeramenghadap Tuhan meminta penjelasan mengapa gerangan sang khalifahyang baru saja mereka hormati karena ilmunya yang tak tertandingiitu bisa berubah menjadi sedih Tuhan yang Mengetahui akan segalanya

48

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

segera bertitah sekalipun belum menyampaikan laporan pandanganmatanya Titah itu tidak lain kecuali mereka harus segera mengambilldquotulang rusukrdquo Adam As yang diubahciptakan menjadi seorang perempuanyang bernama Hawa Hawa lah yang kemudian diciptakan untuk Adamsebagai istri dan teman berbincang menghalau sepi dan kesedihanmenganut cinta dan kasih sayang lsquoma dama al-dunya muntasira darsquowatal-mahabbah lan tazalarsquo kata sebuah syair menutup cerita

Demikianlah cerita berbumbu dongeng selalu dituturkan bahwaasal mula perempuan itu diciptakan hanyalah untuk menjadi teman-pasangan Adam dan kemudian menjadi istri sebagai tempat berlabuhnyabenih-benih cinta anak cucu keturunan Adam Berkatalah sahibul hikayatselanjutnya bahwa perempuan itu adalah seorang yang lemah karenatercipta dari tubuh yang sudah melemah Perempuan itu seorang penyedihkarena tercipta dari pelukan doa yang berurai air mata Perempuan itukeras hati yang tak tertundukkan oleh rasio tinggi karena tercipta daritulang rusuk yang amat dekat dengan ulu hati Perempuan itu juga penurutdan mudah tunduk melutut sampai keujung kaki karena tercipta dariderai air mata yang membasahi lutut hingga ke ujung jari kaki

Dominasi Laki-Laki Muara HikayatPemaparan hikayat singkat di atas dengan berbagai versi dan variasinya

agaknya sering menjadi dongeng para orangtua di desa kepada sanganak yang berangkat dewasa Sadar atau tidak hikayat yang demikian telahmenjadi sumber pengetahuan yang dididikkan dan ditransinternalisasikansecara informal bahkan formal yang berlangsung secara kontiniu denganbumbu-bumbu ajaran keagamaan yang secara gradual telah menciptakansuatu teologi pendidikan yang kemudian menjadi sandaran filosofikpendidikan dalam mempersiapkan ke mana anak perempuan itu hendakdiarahkan

Mungkin muara atau boleh juga hanya kebetulan bahwa yang mudahterlihat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari menunjukkan bahwakesejajaran (emansipasi) perempuan dengan laki-laki belumlah setaraPerempuan ditempatkan sebagai makhluk lemah yang memerlukan belaskasih Ironisnya kaum perempuan pun ikut pula mempersiapkan dirisebagai makhluk yang perlu dikasihani yang memandang laki-laki sebagai

49

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

makhluk yang amat perkasa bukan saja dari segi otot atau unsur fisiknyamelainkan juga dalam berbagai bidang keterampilan dan intelektualnya

Dapat disaksikan bahwa dalam berbagai budaya ternyata kedudukanperempuan sebagai istri telah terkondisi sebagai konco wingking orangrumah hala bahas yang terkekang dalam bilik-bilik rumah yang sempitdan hanya sedikit memperoleh kesempatan menapak dunia di luar rumahnyaItu pun kata sebagian orang kalau keadaan benar-benar darurat kecualijika ldquomembandelrdquo sebab praktik selalu lebih longgar dari ajaran Berkenaandengan hal ini Quraish Shihab dalam Meuleman ed (1993 8) sengajamenjelaskan pendapat seorang pakar tafsir al-Qurtubi (w 761 H) yangdikenal sebagai mufasir kenamaan khususnya dalam bidang hukumketika menjelaskan surat al-Ahzab33 33 sampai pada kesimpulan denganmengatakan lsquoagama penuh dengan tuntutan agar wanita-wanita tinggaldi rumah mereka dan tidak keluar kecuali karena darurat

Tak usah heran jika masyarakat masih banyak yang mempersiapkananak-anak perempuan mereka hanya untuk ldquomeniti karierrdquo sebagai calonibu rumah tangga yang mengabdi untuk suami dan anak-anak yang bakaldilahirkannya karena pada perhelatan perkawinannya duhulu pun sangisteri telah mencuci kaki suaminya dan berjalan di belakang punggungsuaminya yang agaknya dapat dimaknai sebagai simbol bahwa kesejajaranperempuan hanya berada di belakang kaum laki-laki

Selanjutnya tidak pula mengherankan jika sampai sekarang mayoritaskaum Hawa menerima dengan pasif keadaan mereka Mereka hampir-hampir tidak menyadari bagaimana hak-hak kemanusiaan mereka dieksploitasioleh masyarakat yang berpusat pada dan didominasi kaum laki-lakidengan menekankan bahwa Islam telah memberikan kepada kaumHawa hak-hak yang lebih dibanding dengan tradisi pada agama-agamalain Bagi perempuan Muslimah yang sejak berabad-abad diperbudaksecara fisik mental dan emosional menganalisis pengalaman pribadimereka merupakan suatu pekerjaan nalar yang sangat melelahkanSebagai misal seperti dikemukakan oleh Ghazy Muhahid dalam artikelnyaEducation for Girl in Saudi Arabia (1987 36-39) bahwa tingkat melekhuruf terendah lebih banyak ditemukan di negara-negara Islam dan initerjadi di antara setengah miliyar perempuan Muslimah terutama yanghidup di daerah pedesaan

50

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena itulah dalam mempermasalahkan emansipasi perempuanMuslimah tulisan singkat ini lebih terkonsentrasi pada perbincanganteoretis di sekitar teologi pendidikan perempuan lebih-lebih karena masalahteologi pendidikan telah dan akan tetap menghantarkan keluarga-keluargaMuslim pada sebuah persepsi dan aksi tentang dunia perempuan

Tidak Ada Kesejajaran Teologi AwalDalam pengamatan yang serba sepintas kelihatannya tradisi masyarakat

Islam sampai sekarang masih sangat ketat berpegang pada patriarkiKondisi seperti inilah agaknya yang menyebabkan terciptanya suatusuasana kondusif dalam dunia pendidikan yang sama sekali tidak mendukungmunculnya ilmuwan dari kalangan perempuan terutama yang ahli dalampemikiran keagamaan juga dalam bidang-bidang sains dan intelektualHanya karena keluarbiasaanlah terdapat sejumlah nama perempuanMuslimah yang menghiasi khazanah intelektual dan jumlahnya sangattidak sebanding dengan populasi kaum Hawa yang mendiami planetbumi Allah ini

Kondisi yang demikian boleh jadi berpangkal dari berbagai sumberyang menjadi landasan tradisi Islam terutama Alqurrsquoan Hadis dan Fikihhampir atau bahkan semuanya ditafsirkan oleh laki-laki yang denganotoritas keintelektualannya telah mendefinisikan baik secara teologisontologis sosiologis maupun eskatologis tentang status perempuan dalamIslam karena itu ldquostatus perempuanrdquo yang banyak ditemukan sekarangini kebanyakannya merupakan hasil dari bias intelektual kaum laki-laki

Bias itu menjadi amat terasa ketika kaum lelaki memahami bahwaasal mula kejadian perempuan jauh berbeda dengan asal mula kejadianlaki-laki Jika Adam diciptakan dari tanah dengan segala keistimewaannyamaka perempuan tercipta danatau berasal dari diri Adam sendiri

Teologi pemahaman seperti itu tentulah tidak dibuat-buat karenaboleh jadi bersumber dari makna harfiah hadis Nabi saw yang berasaldari Abu Hurairah dan diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dan ad-Darimi yang menyatakan ldquoSaling pesanlah untuk berbuat baik kepadaperempuan karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkokrdquo(Bukhari Kitab Nikah Hadis ke 4787)

51

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Barangkali berangkat dari makna harfiah hadis inilah menyebabkanbanyak para mufassir yang tak lain adalah laki-laki seperti misalnyaal-Jalalain Ibn Katsir al-Qurthubi al-Biqarsquoi Abu as-Sursquoud bahkanat-Thabari ketika memahami surah al-Nisarsquo4 1 yang menyatakan

Hai sekalian manusia bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telahmenciptakan kamu dari seorang diri dan dari padanya Allah menciptakanisterinya dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkanlaki-laki dan perempuan yang banyak (QS al-Nisacircrsquo4 1)

Menurut Shihab (1993 4) para mufasir di atas telah menafsirkankata al-nafs dengan Adam Hal itu berarti bahwa nafs yang diartikandengan Adam terimplikasi pada kata zaujuha (pasangan) yang dipahamisebagai istri Adam (Hawa) yang tidak lain bahwa perempuan memangdiciptakan daripada diri Adam itu sendiri

Dengan pemahaman seperti itu kata Shihab selanjutnya (1993)sehingga seorang pakar tafsir al-Qurthubi dalam kitab al-Jamilsquo li Ahkamal-Qurrsquoacircn dalam juz I (1967 301) mengatakan bahwa istri Adam diciptakandari tulang rusuk kiri Adam yang bengkok sehingga perempuan itubersifat lsquoaujarsquo yaitu bengkok dan tidak lurus

Secara tak langsung pendapat yang demikian telah menjadi bagiandari teologi pendidikan perempuan yang dikembangkan secara berkelanjutanoleh berbagai lembaga pendidikan Islam seperti madrasah dan pondok-pondok pesantren termasuk melalui pendidikan nonformal yang tersebarmelalui berbagai majlis-majlis tarsquolim dan lebih-lebih lagi telah ditransinter-nalisasikan melalui pendidikan keluarga sebagai wadah pendidikan informal

Teologi pendidikan perempuan seperti itu kemungkinannya menjadibanyak dianut di lingkungan Pondok Pesantren di Indonesia yang disebarkanmelalui kitab-kitab kuning yang menjadi andalan sumber belajar parasantri dan santriahnya Dalam konteks ini Masdar F Masrsquoudi seorang tokohmuda dari kalangan Nahdlatul Ulama yang kesehariannya bergelut dengandunia kepesantrenan dan pembela keunggulan kitab kuning namuntetap kritis pernah mengatakan (1993 155) ldquoDalam lembaran kitabkuning garis besar pandangannya terhadap perempuan memangcukup jelas bahwa perempuan kedudukannya berada di bawah lelakirdquo

52

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Masrsquoudi (1993 162-163) berkesimpulan bahwa ada tiga faktor utamayang menyebabkan hal itu terjadi Pertama ajaran al-Qurrsquoan dan HadisNabi sendiri memang tidak punya pretensi untuk mensejajarkan perempuandan lelaki sekurang-kurangnya sebagaimana diobsesikan oleh parapenganjur emansipasi wanita masa kini Kedua para penulis kitab kuninghampir semuanya adalah lelaki Bias kelelakiannya pun menjadi sulitdihindari Ketiga kitab kuning sendiri adalah produk budaya zamannyazaman pertengahan Islam yang didominasi oleh cita rasa budaya TimurTengah yang secara keseluruhan memang sangat laki-laki

Dalam kaitan yang sama Martin van Bruinessen (1993 165) seorangpeneliti keagamaan dari negeri Belanda yang pernah menjadi Gurubesarpada Program Pascasarjana IAIN Jakarta dan Yogyakarta ketika menanggapimakalah Masrsquoudi di atas mengomentari bahwa walaupun pembahasanperempuan dalam kitab kuning seperti dikemukakan Masrsquoudi memangtidak enak didengar tetapi sulit untuk dibantah Bruinessen menambahkanbahwa dalam salah satu kitab kuning seperti pernah dituturkan FazlurRahman dalam seminar ldquoNew in Islamic Studiesrdquo yang diselenggarakan olehLIPI di Jakarta tahun 1985 berisi penjelasan bahwa rendahnya martabatwanita ternyata bukan saja di dunia ini melainkan juga di akhirat kelakDisebutkan pula bahwa menurut pendapat sebagian ulama tradisionalyang termuat dalam kitab kuning tersebut bahwa betapa pun tingginyatingkat dan kualitas kesalehan seseorang perempuan namun tidak akanmungkin mendapat pahala yang setaraf dengan laki-laki saleh karenasetiap bulan selama beberapa hari seorang perempuan diharamkanberibadah sehingga baik jumlah salat fardu maupun jumlah hari puasayang dilakukannya adalah lebih sedikit daripada jumlah kewajibanagama yang bisa dilakukan laki-laki

Tampak di sini bahwa bukan saja dari segi asal penciptaannya yangdipandang berbeda sebagai penyebab ketidak sejajaran perempuan danlaki-laki melainkan juga fungsi biologis perempuan seperti adanya haid(mens) menjadi salah satu alasan untuk merendahkan martabat perempuanSekalipun begitu seperti dikatakan Bruinessen bahwa tidak semua ulamatradisional setuju dengan pendapat demikian Akan tetapi pendapat-pendapat senada baik yang paling ekstrim maupun yang kurang ekstrimtelah mengkristal menjadi pendapat yang berakumulasi dalam teologipendidikan perempuan Muslimah

53

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Adapun unsurmisogini(memandang agak rendah terhadap perempuan)seperti dikemukakan di atas menyebabkan teologi pendidikan perempuansecara tak sengaja membuat rumusan aksi bahwa tidak akan pernahada kesejajaran (emansipasi) antara perempuan dengan laki-laki karenapenciptaannya pun sama sekali tidak dalam keadaan setara

Rumusan seperti itu bisa muncul menjadi sebuah persepsi yang melekatbagi semua penyelenggara pendidikan baik laki-laki maupun perempuankarena didukung oleh sebuah asumsi dasar sebagaimana dikatakan seorangpembela emansipasi perempuan Muslimah dari Pakistan Riffat Hassan(1987 98) bahwa apabila perempuan dan laki-laki diciptakan secaratak sejajar oleh Tuhan maka mereka tidak bisa sejajar pada waktu-waktuselanjutnya Oleh karena itu segala usaha untuk mensejajarkan (emantipational)merupakan upaya yang bertentangan dengan fitrah alami (sunnatullah)sekalipun hal itu merupakan sesuatu yang mustahil

Teologi pendidikan perempuan seperti disebutkan di atas sesungguhnyabukan saja muncul di lingkungan pendidikan Islam melainkan juga telahlebih dahulu menerpa pendidikan yang diselenggarakan golongan Yahudidan Kristen Bahkan ada yang berpendapat teologi mereka inilah yang dengantak sengaja meminjam pernyataan Masrsquoudi telah mempengaruhi cita rasabudaya Timur Tengah zaman pertengahan Islam yang melahirkan ulamatradisional yang menyusun berbagai kitab kuning seperti disebutkan di atas

Di antara berbagai landasan teologi pendidikan Yahudi dan Kristententang perempuan terdapatnya asumsi teologis yang mendasari strukturanggapan bahwa laki-laki lebih unggul dari perempuan paling tidaktiga asumsi sebagai berikut

1 Bahwa makhluk pertama diciptakan Tuhan adalah laki-laki sedangkanperempuan diyakini tercipta dari tulang rusuk laki-laki pada kemudianhari maka secara ontologis perempuan itu derivatif dan sekunder

2 Bahwa makhluk perempuanlah yang menjadi sebab utama terjadinyadosa (dosa warisan) yang menyebabkan terusirnya seluruh manusiadari Taman Eden karena itu semua anak perempuan dipandang denganrasa benci hina dan curiga

3 Bahwa perempuan diciptakan bukan saja dari laki-laki tetapi jugauntuk laki-laki sehingga eksistensinya hanyalah sekunder pelengkaptidak mempunyai makna fundamental

54

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Orang Islam awam percaya sebagaimana juga halnya orang Yahudidan Kristen awam bahwa Adamlah ciptaan Tuhan yang pertama danbahwa Hawa (Eva) dibuat dari rusuk Adam Dapat diperkirakan bahwaorang-orang Islam akan terkejut jika diberitakan bahwa kepercayaanyang sudah mengakar itu besar kemungkinan berasal dari al-Kitab (Bible)yang menurut Muhammad Abduh dan Rasyid Rida dalam Tafsir al-ManarIV (1952323) sepenuhnya bertentangan dengan ajaran al-Qurrsquoan Kenyataanyang tragis dan agak mengherankan adalah bahwa para Muslimah yangberpendidikan Barat sekalipun kurang juga menyadari betapa kejiwaanIslam banyak dipengaruhi oleh pikiran dan sikap Yahudi dan Kristendalam hal yang berkaitan dengan ontologi keperempuanan

Jika ditelusuri uraian al-Kitab (Bible) tentang penciptaan berasaldari dua sumber yang berbeda yakni dari tradisi Yahwis (abad 10 SM) dantradisi Imamat (abad 5 SM) yang kemudian memunculkan dua tradisiyang berbeda Di dalam al-Kitab terdapat empat acuan tentang penciptaanperempuan (a) Genesis (kejadian) 126-27 (b) tradisi (imamat) 27(c) tradisi (Yahwis) 218-24 dan (d) tradisi (imamat) 51-2

Penelitian terhadap teks-teks tersebut yang dilakukan oleh sejumlahorang menunjukkan bahwa istilah Adam pada umumnya berfungsi sebagaiistilah umum bagi umat manusia Dalam hal ini Swindler (1956 134)dengan tegas mengatakan ldquoTidaklah betul jika kata Adam dalam KitabKejadian 11 sampai 222 itu diartikan sebagai ldquolaki-lakirdquo atau sebagainama orang ldquoAdamrdquo Akan tetapi begitulah keadaannya sehingga SheilaCollin (1987 17) juga berkomentar bahwa cikal bakal dari sikap tunduknyaperempuan dan kecenderungannya akan keburukan adalah berawaldari tradisi Yahudi dan budaya agama Yahudi

Mungkin akan terasa sangat aneh dan ironis jika pada masa sekarangini semakin banyak orang Yahudi dan Kristen yang menolak penafsirantradisional tentang penciptaan perempuan sementara itu orang-orangIslam yang pada umumnya memusuhi dan meremehkan literatur keagamaanorang Yahudi dan Kristen justru tetap berpegang teguh pada mitos di atasdan menganggapnya penting untuk mempertahankan integritas ke-Islamannya

Jika hal ini terus berkelanjutan dan teologi pendidikan Islam tidakdirekonstruksi ulang maka akan benarlah sebuah ldquoolok-olok lelaki dewasardquobahwa sehebat-hebat perempuan akan merasa puas sekalipun beradadi bawah laki-laki

55

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Alternatif Kesejajaran Teologi LanjutanSuatu asumsi dasar yang diperkirakan dapat mendukung kesejajaran

perempuan dengan laki-laki adalah bahwa laki-laki dan perempuandiciptakan sama di hadapan Allah yang diyakini sebagai sumber penentunilai tertinggi maka tidak mungkin kedua jenis makhluk itu menjaditidak sejajar secara esensial seiring dengan berjalannya waktu Ketidaksejajaranmereka dalam dunia patriarki kata Riffat Hasan (1987 98) merupakanpelanggaran terhadap rencana Tuhan

Jika ditelusuri lebih seksama ternyata Alquran menguraikan penciptaanmanusia dalam kurang lebih 30 bagian yang terpencar dalam berbagaijuz dan surat Secara umum al-Qurrsquoan menyatakan penciptaan manusia(dan alam semesta) dalam dua acara sebagai suatu proses evolusi denganberbagai tahapan fase yang kadang-kadang disebut bersamaan dan kadangterpisah Dalam bagian-bagian yat tentang penciptaan manusia secaraldquokonkritrdquo maupun ldquoanalisisrdquo tidak terdapat keterangan yang menyatakanbahwa laki-laki dan perempuan diciptakan secara terpisah atau berbedaDalam hal ini Quraish Shihab (1993 4) dengan tegas mengemukakanldquoKita dapat berkata bahwa tidak ada satu petunjuk yang pasti dari ayat Alquranyang dapat menghantar kita untuk menyatakan bahwa perempuan diciptakandari tulang rusuk atau bahwa unsur penciptaannya berbeda dengan lelakirdquoDengan demikian dapat disimpulkan bahwa al-Qurrsquoan menggunakanistilah alegori ldquofeminimrdquo dan ldquomaskulinrdquo tanpa ada pengistimewaan tertentupada salah satunya

Muhammad Iqbal (1981 171) menyatakan bahwa ayat-ayat Alquranyang menerangkan asal mula kejadian manusia menggunakan istilah-istilah sepertibasyaral-insandanan-nas dalam menggambarkan penciptaanfisik manusia Kata Adam adalah kata benda maskulin tetapi genderdalam linguistik tidak berarti jenis kelamin Dengan demikian jika Adamtidak harus berart laki-laki maka zauj (pasangan) Adam pun belum tentuperempuan Pada kenyataannya pun kata zauj juga suatu kata bendamaskulin dan berbeda dengan kata Adam yang mempunyai bentuk feminimyaitu zaujatun Perlu ditekankan di sini bahwa kata yang paling tepatuntuk zauj bukan berarti ldquoisterirdquo ataupun ldquosuamirdquo tetapi ldquopasanganrdquoAlquran menggukan katan zauj tidak hanya untuk manusia tetapi jugauntuk flora dan fauna

56

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian jika penafsiran al-nafs dalam surat al-Nisarsquo 41seperti dikemukakan pada bagian terdahulu diartikan sebagai ldquodiri Adamsendirirdquo maka penafsiran yang lebih moderat dan cenderung membelakesejajaran perempuan dengan laki-laki terlihat dengan amat jelas padapenafsiran Muhammad Abduh dan Rasyid Rida yang memaknai katanafs dengan jenis Hal itu berarti bahwa kejadian laki-laki dan perempuansama-sama berasal dari jenis yang sama tanpa perbedaan yang pertamatidak lebih superior dari yang kedua

Berkaitan dengan hadis yang menyatakan bahwa perempuan diciptakandari rusuk yang bengkok tidak lagi dipahami secara harfiah melainkandimaknai secara metaforis yang memperingatkan kepada kaum laki-lakiagar arif dan bijaksana menghadapi kaum perempuan dengan tidakmenganggap enteng terhadap perempuan walaupun secara fisik terlihatlebih halus dan lebih lembut melainkan bisa menjadi lebih garang danlebih keras dari dan dibandingkan dengan kerasnya tulang rusuk laki-laki

Pemaknaan seperti itu jelas terlihat lebih banyak berasal dari kalanganulama kontemporer walaupun masih belum semuanya karena masihterdapat sejumlah tokoh yang masih mempertahankan pendapat-pendapatulama tradisional

Memang penolakan terhadap hadis tersebut sebagai hadis yang benar-benar berasal dari Nabi antara lain berasal dari seorang tokoh perempuanMuslimah dari Maroko Fatimah Marnisi Perempuan yang gemar mempelajariberbagai tafsir hadis terutama sirah Nabi ini sampai pada kesimpulan(1987 95-96) bahwa dengan mempelajari kearifan dan bijaksananyaRasul saw dalam memperlakukan kaum perempuan sangat tidak mungkinkatanya menganalisis hadis tersebut pernah diucapkan Rasul Oleh karenaitu ia mempelajari sumber isnadshynya dalam hal ini adalah Abu Hurairahyang menurut penilaiannya merupakan seorang yang anti perempuankarena secara psikologis mengalami kesulitan menghadapi perempuanyang mungkin disebabkan kelainan psiko-seksual

Lebih dari itu secara tematik semua hadis yang berkenaan denganldquotulang rusukrdquo tersebut kelihatannya berkaitan dengan permasalahankeluarga (ahwal al-syakhshiyah) yang sama sekali tidak atau bukanberkaitan dengan tema proses penciptaan Imam Bukhari dan ad-Darimimisalnya menempatkan hadis tersebut dalam kitabbab nikah sedangkanImam Muslim menempatkannya dalam kitabbab penyusuan

57

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Akan tetapi pandangan seperti itu masih belum mengakar sebagaiteologi pendidikan karena harus diakui bahwa kekuatan lama masihcukup kuat terhunjam dalam lubuk sanubari para penganjur agamapada berbagai lembaga pendidikan

Oleh karena itulah khususnya pada saat ini sangat perlu dilakukansuatu pembahasan tentang isu teologi perempuan dalam Islam agartidak saja perempuan tetapi juga kaum laki-laki Muslim dapat terbebaskandari struktur dan hukum yang sebahagian orang merasa agak kurang adilUpaya ini seyogyanya dipromotori dari dan oleh kaum Hawa itu sendiri

Agaknya perlulah disyukuri dengan tampilnya Qasim Amin yangberhasil menyuguhkan karya emansipasinya Tahrir al-Marrsquoah (EmansipasiKaum Wanita 1899) dan al-Marrsquoah al-Jadidah (Wanita Modern 1900)dari Mesir juga Mumtaz Ali dari India yang telah menyokong gerakanemansipasi kaum Hawa Namun hal ini belum bisa mengobati rasa kesalketika melihat bahwa sampai masa kini yang bercirikan ilmu pengetahuanmasih sedikit sekali perempuan yang ahli dalam bidang teologi Islam dansains intelektual Lebih dari itu interpretasi romantis Amin dan al-Mumtazmasih menunjukkan bahwa ldquokitardquo mungkin tidak menyadari betapamendasar isu menjadi kepedulian utamanya yaitu kesejajaran sosialperempuan dan laki-laki dalam masyarakat yang didominasi dan terpusatpada laki-laki Sayangnya pula banyak aktivis hak asasi perempuan Islamyang juga tidak menyadari bahwa mitos inilah yang mendasari sikapdan struktur yang anti perempuan yang ingin mereka ubah

Untuk semua itu teologi pendidikan perempuan masa lalu perlusegera ditinjau ulang dan teologi pendidikan perempuan yang lebihmembebaskan perlu segera dirumuskan Jika tidak maka pendidikankita pun akan memiliki andil yang cukup besar dalam menghina-dinakansuatu kaum padahal dari rahim sejenis kaum itu pulalah semua manusiadilahirkan

Emansipasi yang Menggelisahkan Wacana PembahasanBelum lagi tabuh genderang emansipasi perempuan abad ke-20

menggema diperdengarkan seorang penyair Jawa Kuno Ronggowarsitopernah berdendang ldquoPerempuan sekarang ini mau ke mana pada saatpintu sudah terbuka dan anak tangga telah dijulurkan ada yang kembali

58

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

ogah-ogahan ada yang terus menghilang walau sesekali bersembunyidipersimpangan menjaja senyum dan kerampinganrdquo

Jelas tersimpul suatu kegelisahan seorang ayah melihat anak gadisnyayang baru saja memperoleh sedikit kebebasan tetapi telah kehilangankepribadian Sekiranya sang penyair hidup di abad ini syairnya tidak akanbisa indah lagi karena banyak perempuan-perempuan telah memproklamirkandiri sebagai kaum bebas yang bebas dalam menentukan kebebasannyaBukan saja bebas menentukan jodohnya bebas memilih pekerjaan yangdisukainya melainkan telah menuntut bebas untuk memilih pasangansejenisnya dengan berlindung di balik hak asasi keperempuanannya

Agaknya kebebasan itu tentulah tidak menjadi tuntutan perempuanMuslimah akan tetapi bukan hal yang mustahil jika gerakan emansipasitanpa batas sebagai tuntutan emansipasi wanita Barat menelusupmasuk dalam ranji silsilah emansipasi perempuan Muslimah

Oleh karena itulah jika dipertanyakan emansipasi apakah yangseyogyanya dicari perempuan Muslimah sekarang ini maka jawabannyaadalah sebuah emansipasi yang bebas dari dominasi dan bias kaum lelakiyang menyesatkan tetapi tidak membebaskan diri dari nilai-nilai dankebenaran ajaran Tuhan

59

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

KESEHATAN MENTALDALAM PERSPEKTIF ISLAM

Pengertian Kesehatan Mental

Kesehatan Mental merupakan dua kata yang dialihbahasakandari istilah Mental Hygiene yaitu suatu disiplin ilmu yang membahas

kesehatan mental atau kesehatan jiwa yang dalam bahasa Arab disebutdengan al-shihhah al-nafsiyah

Fokus utama yang menjadi obyek materi kesehatan mental ialahmanusia khususnya yang berkaitan dengan masalah-masalah kesehatanjiwamental manusia sedangkan obyek formanya berkenaan denganpersoalan bagaimana mengusahakan secara sistematis dan berencanaagar kesehatan mental manusia itu dapat terpelihara dari berbagai gejalagangguan jiwa dan penyakit jiwa Singkatnya seperti dikatakan ZakiahDaradjat bagaimana mengupayakan agar mentaljiwa yang sehat benar-benar dapat terwujud dalam pengertian terhindar dari berbagai gejalagangguan kesehatan jiwa (neuroses) dan terhindar dari penyakit-penyakitjiwa (psychoses) merupakan obyek utama pembahasan kesehatan mental1

Sebagai suatu disiplin ilmu kesehatan mental merupakan cabangpsikologi termuda yang diterapkan untuk menyelidiki sebab-sebabterjadinya gangguan jiwa dan penyakit jiwa dan berusaha menemukan

1Zakiah Daradjat Kesehatan Mental (Jakarta Ruhama 1992) h 1

60

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

langkah-langkah pencegahan (preventive) dan penyembuhannya (curative)untuk mewujudkan mental yang sehat2

Meskipun disiplin ilmu ini tergolong muda namun banyak ahliberpendapat bahwa kesehatan mental merupakan ldquomahkotardquo dari ilmu-ilmu psikologi3 Dikatakan demikian karena di dalamnya berpadu berbagaiteori psikologi mulai dari persoalan yang menyangkut dengan fungsi-fungsi jiwa sampai pada masalah-masalah yang mempengaruhi jiwadan tingkah laku manusia

Dewasa ini seiring dengan semakin meningkatnya berbagai bentukkecemasan dan kegelisahan sebagai dampak lain dari globalisasi denganberbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu dan teknologi menyebabkansemakin banyak manusia sadar ataupun tidak telah dirasuki oleh berbagaidepresi mental seperti phobia obsesi kompulsi dan berbagai goncangankejiwaan Akibatnya muncullah perasaan was-was gelisah cemassehingga semakin sibuk pulalah manusia mencari ketenteraman dankebahagian hidup Agaknya tak berlebihan jika ada yang memperkirakanbahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi kesehatan mentalakan lebih populer dari cabang-cabang psikologi lainnya

Apakah Kesehatan Mental ItuSesungguhnya cukup banyak definisi kesehatan mental yang dijumpai

dalam berbagai literatur dengan redaksi yang bermacam-macam Dalamhal ini Zakiah Daradjat mengemukakan empat macam definisi kesehatanmental yaitu

1 Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejalagangguan jiwa (neuroses) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychoses)

2 Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diridengan diri sendiri dengan orang lain dan dengan masyarakat sertalingkungan di mana ia hidup

2JP Chaplin Dictionary of Psychology (New York Dell Publishing Co Inc1983) h 291

3Hasan Langgulung Teori-teori Kesehatan Mental (Jakarta Pustaka Al-Husna1988) h 5

61

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

3 Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuanuntuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi bakatdan pembawaan yang ada semaksimal mungkin sehingga membawakepada kebahagiaan dirinya dan orang lain serta terhindar darigangguan-gangguan dan penyakit jiwa

4 Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupanuntuk menghadapi problema-problema yang biasa terjadi dan merasakansecara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya4

Dari keempat definisi di atas kendati masing-masing menunjukanpenekanan arti yang berbeda tetapi jika digabungkan dan dianalisislebih rinci akan diperoleh pemaknaan yang bukan sekedar definisitetapi juga mencakup ciri-ciri orang yang bermental sehat yakni terhindaratau terpelihara dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa

Ciri-ciri utama kepribadian yang terpelihara dari berbagai gangguandan penyakit-penyakit jiwa antara lain (a) mampu menyesuaikan diribaik dengan keadaan dirinya sendiri maupun dengan orang lain danlingkungannya (b) sanggup menghadapi problema dan gangguan-gangguan yang biasa terjadi (c) memiliki integrasi dan harmonisasifungsi-fungsi kejiwaan sehingga terhindar dari berbagai macam pertentanganbatin (konflik) (d) dapat merasakan ketenteraman dan kebahagiaanatas keadaan dan kemampuan yang dimilikinya (e) dapat mengembangkandan memanfaatkan segenap potensi dan bakat-bakat yang dimilikinyasecara optimal untuk kepentingan dirinya dan orang lain

Lima ciri mental sebagai spesifikasi kepribadian yang bermental sehatdimaksud tidak akan terwujud dalam diri seseorang yang menderita gangguanjiwa (neuroses) lebih-lebih bagi penderita penyakit jiwa (psychoses)Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa antara neuroses (gangguan jiwa)dengan psychoses (penyakit jiwa) mempunyai perbedaan arti yang sangattajam yang perlu dipilah secara tegas agar terhindar dari kejumbuhan makna

Penderita gejala gangguan kejiwaan (neuroses) masih dapat menyatakankeluhan atas gangguan yang dideritanya walaupun tidak dapat mengetahui

4Zakiah Daradjat Kesehatan Mental h 11-13

62

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

secara meyakinkan apa yang menjadi penyebabnya Namun akibatgangguan tersebut si penderita merasakan secara meyakinkan bahwadirinya telah kehilangan rasa ketenteraman dan kebahagiaan hidupSedangkan penderita penyakit jiwa (psychoses) secara nyata telah menampilkankelainan tingkah laku tetapi si penderita sama sekali sudah tidak merasakandan tidak menyadari adanya kelainan yang ditampilkannya Oranglain sajalah yang dapat melihat dan mengetahui bahwa orang tersebutmempunyai suatu kelainan dari manusia normal Dalam bahasa sehari-hari orang seperti ini selalu disebut ldquoorang gilardquo ldquosintingrsquo ldquotak warasrdquodan yang seumpama dengan itu5

Telah dikatakan di depan bahwa pribadi yang bermental sehat itu akanterhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa apalagi penyakit jiwa yangdalam hal ini fungsi-fungsi jiwanya masih terintegrasi secara harmonissehingga pikiran perasaan kata hati pandangan dan keyakinan hidupnyatetap sejalan dan saling bekerja sama antara satu dengan lainnya Manusiayang memiliki kepribadian seperti inilah yang benar-benar terhindardari keputus-asaan pertentangan batin keragu-raguan dan dari berbagaibentuk kecemasan lainnya

Dengan gambaran seperti itulah kepribadian yang bermental sehatdapat mengecap arti kehidupan yang penuh makna serta memiliki vitalitashidup yang tinggi walaupun masih perlu digarisbawahi bahwa keharmonisanyang benar-benar sempurna agaknya tidak pernah ada Hal yang dapatdiketahui ialah seberapa jauh jarak seseorang dari kesehatan mentalyang wajar dan normal Tingkat kenormalan ini pun dibatasi pula olehkriteria yang berlaku umum sebab seperti dikemukakan Zakiah Daradjat6

bahwa anak yang terlalu bodoh atau yang sangat cerdas pun cenderungmelakukan reaksi yang di luar kewajaran (abnormal) Keabnormalansemacam ini tidak dapat disebut sebagai gejala gangguan atau penyakitjiwa karena perilaku ldquotidak wajarrdquo yang ditampilkannya itu hanyadisebabkan berbedanya batas kemampuan yang ada pada dirinya (superioratau inferior) dibandingkan dengan orang lain7

5Musthafa Fahmi Al-Syuzuz al-Nafsi (Kairo Dacircr al-Mishriyah 1978) h 526Zakiah Daradjat Kesehatan Mental h 147Ibid h 14

63

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Terlepas dari kasus-kasus seperti di atas karena keabnormalan yangdisebabkan kecerdasan dapat ditempatkan sebagai suatu pengecualianNamun suatu keabnormalan emosi atau keabnormalan tindakan padaumumnya adalah disebabkan terganggunya kesehatan mental Manakalakesehatan mental seseorang benar-benar telah terganggu hampir dapatdipastikan bahwa dirinya akan kehilangan hidup yang penuh maknadan sekaligus kehilangan vitalitas dan kebahagiaan hidup seperti yangdiidam-idamkan oleh semua orang

Adakah Kesehatan Mental Dalam IslamSebagaimana psikologi pada umumnya kesehatan mental ini pun

kelihatannya lebih didominasi oleh teori-teori Barat modern yang sekulerHal inilah yang menyebabkan banyak pakar Muslim yang gelisah danmerasa keberatan sambil melemparkan kritik yang cukup tajam8 Halini mudah dipahami karena konsep dan teori yang digunakannya seringmengecilkan arti hidup keagamaan Agaknya itulah sebabnya mengapaMohammad Qutb seorang pakar Muslim dari Mesir melarang umatIslam mempelajari psikologi karena berpotensi merusak akidah Islamiyah9

Terlepas dari setuju atau tidak pada pendapat tersebut namun halitu mengindikasikan adanya sesuatu yang kurang pas antara konseppsikologi Barat dengan nilai-nilai dasar ajaran Islam Kenyataan itulahyang segera mendorong para cendikawan Muslim untuk menampilkanpsikologi yang menyandarkan danatau mengkonsultasikan teori-teoriyang digunakannya pada al-Qurrsquoan dan Sunnah Hal ini cukup menggembirakankarena dewasa ini telah mulai banyak terbit buku-buku yang membicarakanpsikologi Islam meskipun masih dalam mencari bentuk dan belumterumuskan secara jelas

Dengan demikian sah-sah saja jika ada sebagian orang yang berpandanganbahwa kesehatan mental hanyalah sebagai cabang psikologi an sich yang

8Lihat misalnya Malik B Badri The Dilemma of Muslim Psychologist (LondonLondon Publishers 1979) juga Djarsquofar Siddik ldquoPsikologi Humanistik UpayaAwal Mengeluarkan Psikolog Muslim dari Lubang Biawakrdquo dalam Miqot No77 (Juli-Agustus 1993) h 1-4

9Hasan Langgulung Manusia dan Pendidikan (Jakarta Pustaka Al-Husna1986) h 317

64

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

berasal dari produk pikiran murni manusia yang tidak mempunyai sangkutpaut dengan Islam atau bukan Islam Pandangan seperti itu boleh jadibenar jika wawasan berilmu yang digunakan menganut konsep-konseppragmatisisme-sekularisme Akan tetapi mdashsekurang-kurangnya dalamperspektif Islammdash pandangan seperti itu tertolak dengan sendirinyakarena di dalam konsep Islam bahwa ilmu dan teknologi berikut keseluruhanaplikasinya tidak dapat dilepaskan dari iman dan kesalehan

Sikap Islam vis-a-vis kesehatan mental mdashdalam pengertian yangluas dari makna kata itumdashsejak awal sekali telah amat jelas Kenyataanyang paling mendasar ialah bahwa al-Qurrsquoan dan Sunnah memberikandorongan yang kuat bagi pemeluknya untuk memelihara kesehatanfisik dan mentalnya Dalam berbagai ayatnya al-Qurrsquoan telah mengisyaratkanagar setiap orang bersungguh-sungguh memelihara kesemaptaan ldquohatirdquosehingga terhindar dari berbagai penyakit dan gangguan Hati yang

dalam al-Qurrsquoan disebut dengan al-qalb (ŏ ήΥAacuteέordf)

qulub ( permilordm οpermilήpermilΥAacuteέ)

dan jamaknya al-qulub(ŏ ήΥAacuteέordf)

qulub ( permilordm οpermilήpermilΥAacuteέ) yang dalam terminologi kesehatan mental merupakan bagiandari fungsi-fungsi jiwa dan mental manusia secara berulang-ulangdisebut dalam al-Qurrsquoan lebih kurang 150 kata

Dari lebih kurang 150 kali kata qalb dimaksud lebih dari 10 ayatberisi pernyataan atau penjelasan bahwa di dalam hati (kalbu) manusiaitu terdapat penyakit Di samping itu dapat pula dikemukakan bahwadari lebih kurang 25 kali al-Qurrsquoan berbicara tentang penyakit denganberbagai derivasinya maka lebih dari 10 kali di antaranya membicarakanadanya penyakit yang terdapat di dalam qalb itu sendiri antara laindinyatakan sebagai berikut

Dalam hati mereka itu ada penyakit lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagimereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta (QS al-Baqarah2 10)

Pada ayat yang lain juga disebutkan yaitu

65

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu sebagaicobaan bagi orang-orang yang di hatinya ada penyakit dan yang kasarhatinya Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu benar-benardalam permusuhan yang sangat (QS al-Hajj22 53)

Al-Qurrsquoan tidak saja berbicara tentang penyakit-penyakit qalb tetapisekaligus pula menjelaskan mengenai penanggulangannya sepertidinyatakan dalam surat al-Rarsquod13 28yang berbunyi

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteramdengan mengingat Allah Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati (pikiran dan perasaan) menjadi tenteram (QS al-Ralsquod13 28)

Ayat-ayat di atas merupakan fakta bahwa al-Qurrsquoan telah meng-ungkapkan dasar-dasar kesehatan mental Namun perlu digarisbawahibahwa al-Qurrsquoan bukanlah buku kesehatan mental Al-Qurrsquoan adalahhudan yaitu kitab yang memberi petunjuk atas segala sesuatu bagi umatmanusia terutama dalam menjalani hidup dan kehidupannya secarabaik dan benar di bumi ini agar memperoleh kebaikan dan kebahagianhidup di akhirat kelak Wahyu Ilahi yang diabadikan dalam kitab sucial-Qurrsquoan tidak hanya berisikan doktrin-doktrin keimanan dan kewajiban-kewajiban religius atau petunjuk-petunjuk ritual semata melainkanmencakup berbagai pedoman bagi seluruh umat manusia dan merupakantibyacircnan li kulli syayrsquoi (QS al-Nahl16 89) dalam berbagai bidang danlapangan kehidupan seperti politik sosial ekonomi dan lain-lainnyaKarena itulah bagi orang beriman pesan-pesan al-Qurrsquoan dan Sunnahmerupakan konsep dasar dalam menentukan hakikat substansi danevolusi kehidupan manusia Muslim Sekurang-kurangnya dapat dikatakanbahwa al-Qurrsquoan menetapkan das sollen yang harus diterjemahkan menjadidas sein pada tingkat keseriusan yang tinggi sebagaimana Allah swtmemberi petunjuk kapada Nabi Yahya as dalam firman-Nya

Hai Yahya Ambilah kitab suci itu dengan penuh keseriusan (QSMaryam19 12)

hellip

66

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian paling tidak secara partikular al-Qurrsquoan berisikanberbagai petunjuk mengenai kesehatan mental sehingga tidak diragukanlagi bahwa Islam memiliki konsep-konsep kesehatan mental Karenaitu tidak bisa tidak konsep-konsep mengenai kesehatan mental dalamIslam haruslah digali dari al-Qurrsquoan dan Sunnah Nabi saw sebagai landasanteoritik keilmuannya Lebih-lebih lagi karena sifat hakiki dari kesehatanmental dalam perspektif Islam terletak pada sumber dan landasannyayang khas Islam pada satu sisi dan pada sisi lain terletak pada tujuannyayang diarahkan untuk mencapai cita-cita perwujudan hidup muslim yangbermental sehat agar dapat menyembah Allah dengan sebenar-benarnyaserta dapat mambangun struktur kehidupan duniawinya bersama-samadengan orang lain secara benar dan baik

Atas dasar itu maka konsep-konsep kesehatan mental yang bertentangandengan iman dan kesalehan serta tidak membantu dalam usaha mencapaitujuan hidup muslim merupakan kesehatan mental yang ditolak sertatidak mendapat tempat dalam khazanah keilmuan Islam meskipun teori-teori yang ditawarkan terlihat cukup rasional dan logis Itulah sebabnyakesehatan mental yang hanya bertujuan sukses duniawi saja atau semata-mata untuk mencapai kepuasan hidup di dunia belaka dengan mengabaikantujuan akhirat bukanlah konsep kesehatan mental yang Islami sepertidiingatkan al-Qurrsquoan dalam surat Yucircnus10 7-8 sebagai berikut

Sesungguhnya orang-orang yang tidak percaya akan adanya pertemuandengan Kami dan mereka telah merasakan suatu kepuasan (ketenteraman)dengan kehidupan dunia ini dengan melalaikan ayat-ayat Kami merekaitu tempatnya di neraka sebagai akibat dari apa yang mereka kerjakan(QS Yucircnus10 7-8)

Dapat diformulasikan bahwa kesehatan mental dalam perspektifIslam membuat rentangan sukses yang seimbang dalam serba-serbiyaitu kesuksesan duniawi dan kesuksesan ukhrawi seperti diabadikanpada sebuah dorsquoa dalam al-Qurrsquoan

67

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan diakhirat dan peliharalah kami dari siksaan api neraka (QS al-Baqarah2 201)

Bertolak dari uraian di atas jelas bahwa kesehatan mental dalamperspektif Islam yang menjadikan al-Qurrsquoan al-karim sebagai landasanteoritiknya menekankan arti dan hakekat kesehatan mental manusiauntuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat Artinya ialahbahwa kebahagiaan atau kesehatan mental Islami meliputi telaah yangmenyangkut segi-segi kehidupan duniawi dalam rangka mencapaitujuan ukhrawi Kesehatan mental di dunia mencakup kajian bagaimanamengupayakan agar kehidupan di dunia selamat dari berbagai gangguandan penyakit-penyakit yang mungkin menimpa jiwa seseorang denganmengimplisitkan nilai-nilai keselamatan di akhirat Hal itu berarti kesehatanmental dalam Islam senantiasa menginternalisasikan nilai iman danamal saleh dalam berbagai kajian dan tindakannya baik secara teoritikmaupun operasionalisasi praktisnya Inilah yang membedakan kesehatanmental dalam perspektif Islam dengan kesehatan mental lain pada umumnyaSekalipun begitu Islam tidak akan menafikan pengalaman-pengalamandan capaian-capaian yang telah diperoleh orang lain tentang kesehatanmental yang terbukti baik dan bermanfaat asalkan konsep dan aplikasinyatidak bertentangan dengan ajaran Islam

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental Islami ialahsuatu kajian yang bersifat teoretik dan praktik mengenai kesehatan mentalmanusia dengan mendasarkan konsep teoritiknya kepada al-QurrsquoanManakala sampai pada permasalahan tentang bagaimana operasionalisasisistemiknya dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan kesehatan mentalmaka tidak ada penghalang untuk memanfaatkan sepenuhnya setiaptemuan atau percobaan yang telah terbukti berhasil dilakukan oleh umatmanusia berbilang bangsa sepanjang tidak bertentangan dengan ajarandan konsep tujuan hidup Muslim

hellip

68

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Konsep Dasar Kesehatan Mental Dalam IslamPada prinsipnya konsep dasar kesehatan mental itu bersifat universal

karena obyek materinya adalah manusia Akan tetapi cara pandangyang berbeda tentang siapa sebenarnya manusia itu menyebabkan tiap-tiap mazhab psikologi berbeda pandangan dalam menetapkan konsepdasar kesehatan mentalnya

Mazhab behaviorisme misalnya terutama jika diperhatikan penjelasanyang dikemukakan oleh Albert Bandura seorang tokoh kontemporerbehaviorisme terlihat jelas bahwa mazhab ini memandang manusiabagaikan organisme pasif yang dikuasai oleh berbagai stimuli (stimulus)yang terdapat dalam lingkungannya Menurut konsep ini manusia dapatdimanipulasi atau dikontrol oleh stimuli-stimuli tertentu Tingkah lakumanusia sangat ditentukan oleh sejauh mana kesesuaian respons denganstimuli yang ada Terjadinya kelainan tingkah laku manusia itu menurutmereka hanya disebabkan terjadinya ketidaksuaian antara stimuli danresponsnya10

Mazhab psikoanalisis yang dikembangkan Freud memandangmanusia sebagai organisme yang reaktif karena dipengaruhi oleh naluri-naluri internal yang ada dalam diri manusia berupa eros (naluri hidup)dan tanatos (naluri perusak) Naluri untuk hidup ini dipengaruhi olehdorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan seksual dan kebutuhanpenjagaan terhadap diri Karena itu konsep kesehatan mental yangdikembangkan mazhab psikoanalisis ini lebih menonjolkan kajiannyapada perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan seksual manusia Hampirsemua analisisnya mengenai kesehatan mental manusia selalu dikaitkandengan masalah-masalah seks11

Adapun mazhab psikologi humanistik yang dipopulerkan Maslowmemiliki pandangan yang optimistis terhadap manusia dengan menekankanteorinya bahwa manusia itu mempunyai kemauan aktif untuk berkembang

10Albert Bandura Principles of Behavior Modication (New York Holt-Rinehartand Winston Inc 1979) h 73-75 Benjafield A History of Psychology (BostonAllyn and Bacon 1996) h 230-234

11Sigmund Freud An Outline of Psychoanalysis (New York Norton 1940)h 17-22 Karl Mannheim et al Sigmund Freud An Introduction (London Routledgeamp Kigan Paul Ltd 1950) h 10-12

69

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

secara sehat kalau kebutuhan-kebutuhan asasi manusia itu terpenuhisecara layak Kebutuhan yang mereka maksudkan meliputi kebutuhan-kebutuhan fisik kebutuhan tumbuh kebutuhan aman kebutuhanpengalaman baru kebutuhan kasih sayang dan kebutuhan penghargaanKebutuhan-kebutuhan itulah yang selalu menuntut untuk dipuaskanagar manusia memiliki mental yang sehat Jika tidak akan muncullahberbagai gangguan kesehatan mental12

Tampaklah sekarang bahwa setiap aliran psikologi memiliki perbedaanpandangan mengenai konsep dasar kesehatan mental sebagai pengaruhlangsung dari berbedanya cara pandang terhadap konsep manusia itusendiri Karena itu sifat dan spesifikasi konsep kesehatan mental dalamperspektif Islam dan yang membedakannya dari kesehatan mental lainnyaakan lebih mudah dipahami jika konsep manusia yang mendasari teorinyadicermati dengan saksama karena seperti telah dikemukakan bahwasuatu citra tentang manusia akan mempengaruhi pandangan tentangkonsep kesehatan mental

Berkenaan dengan itu pertama sekali perlu ditegaskan bahwa Islammengkonsepsikan manusia terdiri atas substansi fisik dan non-fisik jasmanidan rohani serta kelengkapan lainnya sebagai alat untuk mengembangkandan melaksanakan tugas-tugas kemanusiaannya seperti penginderaandan akal-pikiran sebagaimana dinyatakan dalam al-Qurrsquoan sebagai berikut

Dialah Tuhan yang menjelmakan segala ciptaan-Nya dengan kejadianyang indah dengan memulakan ciptaan manusia dari tanah Kemudianturunan manusia itu selanjutnya dijadikan dari saripati air yang hinaDisempurnakan-Nya ciptaan-Nya itu dengan meniupkan ruh (ciptaan)-Nya ke dalam ciptaan-Nya itu dan diciptakan-Nya pula bagi kamu pendengaran

12Abraham Maslow The Further Reaches of Human Nature (New York TheViking Press 1974) h 90-96

70

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

penglihatan dan afrsquoidah (pikiran dan perasaan) Betapa sedikit sekalikamu yang mensyukuri nikmat itu (QS al-Sajdah32 7-9)

Mengomentari ayat di atas Imam al-Ghazacirclicirc menulis

Insacircn adalah makhluk yang dicipta dari tubuh yang boleh dilihatoleh pandangan dan jiwa yang bisa ditanggapi oleh akal dan basirahtetapi tidak dengan panca indera Tubuh dikaitkan dengan tanah danruhnya pada nafs atau dirijiwa Yang dimaksud oleh Allah mengenairuh itu ialah apa yang kita ketahui sebagai jiwa atau al-nafs Denganayat ini Allah mengisyaratkan kepada orang yang berpandanganjauh bahwa jiwa atau al-nafs itu memiliki peran penting yang jauhlebih besar dari jasad yang terpacak ke bumi13

Berdasarkan keterangan Imam al-Ghazacirclicirc berkenaan dengan ayatdi atas terlihat jelas bahwa di dalam diri manusia itu terdapat unsur ruhyang memiliki peranan lebih dibandingkan dengan tubuh atau jasadmanusia Bahkan dapat dikatakan bahwa ruh (jiwamental) inilah yanglebih banyak mempengaruhi tindakan manusia

Sekalipun jiwamental itu dipandang memiliki peranan penting dalamkehidupan manusia tetapi bukan berarti Islam mengabaikan aspek jasadatau jasmaniahnya Bahkan melalui hadis Nabi dinyatakan bahwa manusiaberkewajiban untuk memenuhi segala yang dibutuhkan oleh kelengkapan-kelengkapan yang diberikan Tuhan kepadanya sebagaimana dinyatakandalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imamal-Bukhacircricirc sebagai berikut

Sesungguhnya Tuhanmu mempunyai hak atas kamu dirimu (jiwa)punya hak atas kamu Jasadmu punya hak atas kamu maka tunaikanlahhaknya masing-masing (Riwayat al-Bukhacircricirc)

Islam sebagai agama fitrah yang seimbang dalam serba-serbi ketikamenata kehidupan insani tidak saja mengakui adanya unsur rohanidan jasmani itu saja melainkan keberadaannya merupakan satu kesatuan

λΥſ Σſ fl ƒ άќ aeligĶΟ ōΥſ Ψωή yuml oline ŵέrsaquo ōΥſ Ψωή Ψoline Πιέrsaquo ōΥſ Ψωή ΨŖẃέ euroordf

13Abu Hamicirc d al-Ghazacirclicirc Mizan al-Alsquomal tahqiq Sulaiman Dunia (KairoDacircr al-Malsquoacircrif 1984) h 21

71

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang tak terpisahkan Dalam hal ini Islam selalu berusaha untuk meneguhkanpertautan yang berimbang dalam membina kepribadian setiap muslimkarena manusia dalam pandangan Islam tidak sekedar lembaga tubuhnyasaja dan tidak pula sekedar unsur rohani dan akal-pikirannya saja tetapimerupakan satu kesatuan dari seluruh unsur tersebut yang saling berkaitandan melengkapi

Ajaran Islam kata al-Syaibani tidak dapat menerima jasmani yangterpisah dari ruh atau rohani yang mendepak kebutuhan jasmaniah manusiaIslam hanya mengakui persenyawaan yang menyeluruh Itulah sebabnyaIslam tidak dapat menerima keperkasaan jasmaniah yang kering darisentuhan iman dan amal saleh serta tidak rela membiarkan manusiamenjadi seorang penaka bintang dalam kehidupan spiritualnya tetapikerdil dalam aspek jasmaniahmaterialnya14

Unsur rohani manusia butuh pada spiritual dan akal (intelek) butuhilmu pengetahuan sedangkan jasad atau jasmani menghendaki pemenuhankebutuhan biologis dan material Ketiga jenis kebutuhan ini spiritualintelektual dan material merupakan ldquolingkungan dalam bagi diri manusiayang paling hakikirdquo (intrinsic internal environmental) Dikatakan demikiankarena setiap individu sejak semula jadi telah menuntut kebutuhan inisesuai dengan fitrah kejadiannya Roh yang berasal dari tiupan ruh Tuhanmempunyai kecenderungan spiritual yang menuntut untuk dipenuhiJasmani yang berasal dari bumi (tanah) sebagaimana makhluk-makhlukbumi yang lain menuntut kebutuhan material Sedangkan akal menuntutkebutuhan pengetahuan sesuai dengan kedudukannya sebagai pengikatatau mata rantai penghubung atau antara jasmaniah dan rohaniah15

Karena itu sesuai dengan hadis Nabi yang dikutip pada bagianterdahulu maka ketiga kebutuhan tersebut perlu mendapat pelayananyang semestinya dalam membina kepribadian Muslim Mengabaikansalah satunya dengan memprioritaskan yang lain sama artinya denganmengkhianati fitrah kejadian manusia yang pada gilirannya akanmenimbulkan kepribadian yang serba labil

14Umar al-Toumy al-Syaibani al-Ushush al-Nafsiyah li Rialsquoayt al-Sabab(Beirut Dacircr al-Tarbiyah 1975) h 132

15Syed Muhammad al-Naquib al-Attas The Concept of Education in Islam(Kuala Lumpur Muslim Youth Movement of Malaysia (ABIM) 1980) h 27

72

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Menurut Islam unsur pokok dari mental manusia itu ialah kalbu(qalb) atau ldquohatirdquo Pada qalb inilah berhimpun kekuatan-kekuatan mental(muscles of mental) seperti kemampuan memahami dan kemampuanmerasakan Qalb inilah yang merupakan tempat berpusatnya penyakitdan gangguan kesehatan mental

Mengenai kemampuan qalb dalam memahami merenungkan danmengetahui atau yang seumpama dengan itu bisa dipetik dari penjelasan-penjelasan al-Qurrsquoan antara lain

Mereka mempunyai kalbu tetapi tidak digunakannya untuk memahami(QS al-Alsquoracircf7 179)

Allah menutup kalbu mereka sehingga mereka tidak dapat mengetahuilagi (QS al-Taubah9 93)

Tidaklah mereka merenungkan al-Qurrsquoan ataukah kalbu mereka sudahterkunci rapat (QS Muhammad47 24)

Kemampuan-kemampuan qalb dalam melakukan pemahamanpengertian pengetahuan dan lainnya juga disebutkan dalam al-Qurrsquoandengan istilah lsquoaql ((άΥΖ)

( ) merupakan syarat keimanan bersama-sama dengan pengikraran

) Karena itu tidaklah aneh jika 49 kali al-Qurrsquoan menyebut istilah lsquoaql tetapi tak satupun dalam bentuk katabenda mujarrad melainkan semuanya dalam bentuk kata kerja aktifHal ini besar kemungkinan disebabkan karena perbuatan memahami(talsquoaqqul) merupakan potensi dari qalb

Potensi lsquoaql yang melekat pada qalb seperti sudah disebutkan didepan berfungsi sebagai pengikat yang menghubungkan aspek jasmaniahdan rohaniah sejalan dengan pengertian lsquoaql itu sendiri yang dalambahasa Arab diartikan sebagai penghubung pengikat dan simpulan16

hellip hellip

hellip

16Ibn Manzur Lisan al-lsquoArab juz XIII h 485-486 Ahmad Mushtafa al-MaraghiTafsicircr al-Maraghi juz I (Mesir Mushtafa al-Babi al-Halabi 1978) h 82

73

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Jadi kedudukan akal sebagai mata rantai penghubung itu menyebabkanperanannya menjadi sangat penting Di sisi agama akal mendapat peng-hormatan yang besar sehingga para mujtahid menjadikannya sebagaimaslahah bagi asas hukum Sementara akal menjadi penentu pula untukmencari atau menetapkan maslahah tersebut

Demikian pula orang-orang yang telah merusak akalnya tidak lagidibebani kewajiban agama sama sekali karena dipandang sudah tidakdapat menghadirkan kalbunya dalam melaksanakan kewajiban agamanya17

Hal ini karena pengakuan dan pembenaran yang dibuat oleh kalbuyang selalu diistilahkan dengan tasdiq bi al-qalb

(άΥΖ)

( ) merupakan syarat keimanan bersama-sama dengan pengikraran merupakansyarat keimanan bersama-sama dengan pengikraran dengan lisandan perbuatan

Adapun kemampuan-kemampuan qalb dalam aspek emosi sepertikegembiraan ketakutan senang susah dan lain-lain yang seumpamadengan itu cukup banyak dijumpai dalam al-Qurrsquoan antara lain

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yangapabila disebut nama Allah gemetarlah kalbunya dan bila dibacakanayat-ayatnya bertambahlah iman mereka (sebab itu) kepada Tuhanlahmereka bertawakal (QS al-Anfacircl8 2)

Dan Allah tidak menjadikannya (bala bantuan) melainkan sebagai suatukegembiraan agar kalbumu menjadi tenteram (QS al-Anfacircl8 10)

Kelak akan Aku jadikan rasa ketakutan di dalam kalbu orang-orangkafir itu (QS al-Anfacircl8 12)

hellip

hellip hellip hellip

hellip hellip

17Muhammad al-Khudary Bek Ushul al-Fiqh (Kairo Dacircr al-Fikr 1981) h 93

74

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Secara implisit sejumlah ayat di atas mengisyaratkan bahwa al-qalb yang ada dalam diri manusia memiliki kemampuan memahami(cognitive) dan sekaligus kemampuan emosi (affective) Karena itugangguan-gangguan dan penyakit mental yang diderita oleh manusiaberpangkal pada qalb tersebut Agaknya karena itulah al-Qurrsquoan tidakmenyebutkan adanya penyakit akal tetapi justeru menyebut penyakitkalbu yang sekurang-kurangnya seperti telah disebutkan di depanditemukan lebih dari 10 ayat

Karena terdapatnya gangguan dan penyakit pada qalb maka al-Qurrsquoanmemberi petunjuk pula untuk mengobatinya sebagaimana firman Allah

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram denganmengingat Allah Ingatlah hanya dengan mengingat Allah kalbu (pikirandan perasaan) akan memperoleh ketenteraman (QS al-Ralsquod13 28)

Nabi juga bersabda

Tenangkanlah kalbumu setiap saat sebab jika ia kalut ia pun menjadibuta (riwayat Tabrani)

Pada hadis yang lain Nabi saw juga bersabda

Kebajikan ialah apa saja yang karenanya dapat menenangkan nafsdan menenteramkan qalb Dosa ialah apa saja yang menyebabkan nafsmenjadi tidak tenang dan qalb menjadi tidak tenteram (riwayat Ahmad)

Ayat dan hadis-hadis di atas memberi petunjuk yang jelas tentangpentingnya memelihara kalbu karena di dalam kalbulah sumber ber-semayamnya kebaikan kesehatan dan kebahagiaan Dalam hal ini Nabisaw bersabda

ŧ ωγΖ ŧ ήќ euroordf ōνθōΟ ŝΖ‛ ΗŖ ŝΖ‛ ordm οήΥέordf οſ rsaquoasymp

έordfŧ ũΪ ‛ ōβλωέordfỳ ΠιέordfeuroĶγΌordfrsaquoλωέordfŏ ήΥέordfΰŬЂrsaquoΰέōβηΪ oline Ũλωέordf ỳ Πιέordfŏ ήΥέordf λωέordf ηŋγΎψ ΰέrsaquo

Ђordfeuroordfrsaquo oline ŵέordf ŝΜΈβordfƒordfλήќaelig oline Ο ordfƒordfrsaquo oline Ο oline ŵέordfŏ ήΥέordf χμrsaquo Ђordf λήќ

ŧ ωγΖ ŧ ήќ euroordf ōνθōΟ ŝΖ‛ ΗŖ ŝΖ‛ ordm οήΥέordf οſ rsaquoasymp

έordfŧ ũΪ ‛ ōβλωέordfỳ ΠιέordfeuroĶγΌordfrsaquoλωέordfŏ ήΥέordfΰŬЂrsaquoΰέōβηΪ oline Ũλωέordf ỳ Πιέordfŏ ήΥέordf λωέordf ηŋγΎψ ΰέrsaquo

Ђordfeuroordfrsaquo oline ŵέordf ŝΜΈβordfƒordfλήќaelig oline Ο ordfƒordfrsaquo oline Ο oline ŵέordfŏ ήΥέordf χμrsaquo Ђordf λήќ

75

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ketahuilah bahwa di dalam diri manusia terdapat suatu mudghahjika ia baik maka baiklah seluruh tubuh tetapi jika rusak maka rusaklahseluruh tubuh itulah yang disebut kalbu (riwayat Syaikhani)

Bertolak dari uraian yang telah dikemukakan jelaslah bahwa letakkesehatan mental dalam Islam itu terpusat pada al-qalb Agaknya tidakkeliru jika dikatakan bahwa dalam terminologi kitab suci mental yangsehat disebut sebagai qalbun salim Qalb yang salim (sejahterasehat)bukan saja menghantarkan kebahagiaan di dunia tetapi juga sebagaimodal untuk mencapai kebahagiaan di akhirat

Qalbun salim yang berkaitan dengan kehidupan duniawi dilukiskanoleh Allah swt tentang Nabi Ibrahim yang memiliki kalbu yang sucidan sehat serta kukuh dalam menghadapi tantangan kaumnya tanpaada perasaan ragu-ragu tidak ada kekhawatiran kecuali hanya berimansepenuhnya kepada Tuhan Hal itulah yang menghantarkannya memperolehsukses gemilang dalam melaksanakan tugas-tugas kenabiannya Allahswt berfirman mengenai hal ini

Ketahuilah ketika ia (Ibrahim) kepada Tuhan dengan qalbun salim(kalbu yang sejahtera) dan berkata kepada bapaknya dan kaumnyaldquoApakah yang kamu sembah iturdquo (QS al-Saffat37 83-84)

Memang demikianlah sebagaimana yang dikemukakan ZakiahDaradjat bahwa keimanan itulah yang memupuk dan mengembangkanfungsi-fungsi jiwa dan sekaligus memelihara keseimbangan mentalserta menjamin ketenteraman jiwa18

Qalbun salim bukan saja menjamin kebahagiaan di dunia tetapisekaligus menjamin kebahagiaan di akhirat seperti dijelaskan dalamQurrsquoan

ŧ ωγΖ ŧ ήќ euroordf ōνθōΟ ŝΖ‛ ΗŖ ŝΖ‛ ordm οήΥέordf οſ rsaquoasymp

έordfŧ ũΪ ‛ ōβλωέordfỳ ΠιέordfeuroĶγΌordfrsaquoλωέordfŏ ήΥέordfΰŬЂrsaquoΰέōβηΪ oline Ũλωέordf ỳ Πιέordfŏ ήΥέordf λωέordf ηŋγΎψ ΰέrsaquo

Ђordfeuroordfrsaquo oline ŵέordf ŝΜΈβordfƒordfλήќaelig oline Ο ordfƒordfrsaquo oline Ο oline ŵέordfŏ ήΥέordf χμrsaquo Ђordf λήќ

18Zakiah Daradjat Kesehatan Mental h 101

76

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Pada waktu itu harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna (di akhirat)untuk menolong kecuali orang-orang yang datang menghadap Allahdengan qalbun salim (Qs al-Syualsquoracircrsquo26 88-89)

Demikianlah gambaran sepintas mengenai konsep dasar kesehatanmental dalam Islam yang memandang manusia dalam satu kesatuanutuh yang terdiri dari unsur rohani dan jasmani Kedua unsur ini salingmempengaruhi Pengaruh yang datang dari dunia sekitar akan dikelola dandiorganisir oleh al-qalb sebagai aspek penting dalam mentalitas kemanusiaanseorang muslim Jika qalb dengan segenap potensi-potensinnya berupakemampuan fikir dan kemampuan rasa itu terpelihara dengan baik makastimuli yang bagaimana pun buruknya tidak dapat menggoyahkannyaTetapi jika qalb ini lemah tidak bersentuhan dengan iman dan kesalehanmaka sangat memungkinkanqalb itu akan goyah Goyahnya qalb merupakanindikator adanya gangguan kesehatan mental

Jika ada pribahasa mengatakan al-lsquoaql al-salim fi jism al-salimal-salim(ΰέoline έordf ΰoline Ŵ ΰέoline έordf άΥΗέordf) maka

-salim fi qalb al-salim(ΰέoline έordf ŏ ήΤ ΰέoline έordf ΰoline ŵέordf) karenayang

maka tak salah pula jika dikatakan al-jism

al-salim fi qalb al-salim

al-salim(ΰέoline έordf ΰoline Ŵ ΰέoline έordf άΥΗέordf) maka

-salim fi qalb al-salim(ΰέoline έordf ŏ ήΤ ΰέoline έordf ΰoline ŵέordf) karenayang karena hanya di dalammental yang sehatlah terdapat jasad yang sehat sebab hanya di dalam kalbuyang sejahtera dari berbagai gangguan dan penyakitlah yang menghantarkanmanusia dapat meraih sukses di dunia dan sukses di akhirat

Beberapa Gangguan dan Penyakit Mental dalam IslamMenurut kesehatan mental dalam Islam bahwa seseorang yang

bermental sehat atau memiliki qalbun salim dicirikan kepada orang-orang yang menyembah Allah dengan penuh kesadaran dan penghayatanserta berkemampuan dalam membangun struktur kehidupan duniawinyabersama-sama dengan orang lain berdasarkan tuntunan syariah IslamAtau dengan singkat dapat dikatakan bahwa suatu hal yang menjadikriteria mental yang sehat dalam Islam itu ialah sejauh mana seseorangdapat melakukan secara baik dan benar mengenai hubungan vertikalnyadengan Tuhan serta hubungan horizontalnya dengan manusia (QSAli lsquoImracircn3 112)

77

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian manakala terjadi hambatan yang bersifat psikologisdalam mewujudkan kedua bentuk hubungan di atas maka Islam memandangkeadaan tersebut sebagai gangguan atau penyakit-penyakit mental Halitu berarti bahwa iman dan amal saleh atau ibadah dalam arti yang seluas-luasnya merupakan faktor penentu yang mempengaruhi tingkah laku manusia19

Menurut Islam selama iman dan amal saleh tetap terinternalisasidalam kepribadian seorang muslim maka hal itu sebagai pertanda bahwaseseorang itu telah memiliki kesehatan mental yang wajar dan akanmemperoleh sukses duniawi serta sukses ukhrawi Sebaliknya akibathampanya internalisasi nilai-nilai iman dan amal saleh yang terintegrasidalam diri seseorang akan menjadi sumber segala penyakit mentalMungkin penyakit-penyakit atau gangguan tersebut tampil dalam berbagaibentuk atau gejala yang teramati seperti riya nifaq hasad wis-waskibir dan lain-lain lagi yang seluruhnya merupakan perwujudan darial-amrad al-qalbiyah (penyakit-penyakit kalbu)

Berkenaan dengan jenis-jenis gangguan dan penyakit mental dalamkonsep kesehatan mental Islami Hasan Langgulung di dalam bukunyaTeori-teori Kesehatan Mental mengemukakan beberapa macam jenis-jenis penyakit mental yang dikemukakan oleh pakar-pakar Islam Penyakit-penyakit tersebut antara lain ialah riyarsquo hasad dan dengki rakus was-was bicara berlebihan melaknati orang janji bohong mengadu dombamencaci dari belakang marah bersangatan bakhil ketakutan berlebihansombong berbangga-banggam cinta dunia dan harta dan cinta pangkatkekuasaan20

Secara sepintas terlihat bahwa jenis-jenis gejala penyakitgangguanmental yang dikemukakan oleh pakar-pakar Islam terlihat berbeda denganyang dikenal pada kesehatan mental pada umumnya terutama yangberasal dari psikologi Barat Akan tetapi jika diperhatikan secara cermatmaka yang disebut oleh teori-teori Barat mengenai gejala-gejala dangangguan penyakit mental itu masih terkelompok di dalam bentuk-bentukatau jenis penyakit yang disebutkan di atas Dalam hal ini psikologi Baratcenderung memberi nama terhadap gejala-gejala yang bersifat khusus

19Langgulung Manusia dan Pendidikan h 32820Ibid h 328-361

78

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

seperti neurasthenia hysteria psichasthenia dan lain-lain lagi Sedangkanpara pakar Muslim lebih menekankan mengenai sebab-sebab terjadinyagangguan tersebut

Sebagai contoh dapat disebutkan bahwa phobia kompulsi dan obsesiyang terkelompok sebagai gangguan jiwa yang bersifat psychastheniaitu jika ditelusuri lebih lanjut akan ditemukan faktor-faktor penyebabnyayang sangat mungkin diakibatkan oleh salah satu atau lebih dari faktor-faktor penyebab yang disebut oleh pakar-pakar Islam di atas

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gejala-gejala gangguankesehatan jiwa yang banyak dibicarakan dalam teori kesehatan mentalBarat itu adalah akibat gangguan atau penyakit mental yang diistilahkandengan riyarsquo was-was rakus hasad dan lain-lain lagi

Mengapa penyakit-penyakit seperti yang dikemukakan oleh pakar-pakar kesehatan mental dalam Islam itu bisa timbul dalam diri manusiaDalam hal ini para teoritisi Muslim memberi jawaban bahwa sesungguhnyadi dalam diri manusia terdapat kelemahan tertentu yang senantiasadiintai oleh setan untuk menjerumuskan manusia Titik kelemahan itusebenarnya dapat dijaga dan dibentengi jika iman dan amal saleh tetapintegral di dalam kalbu manusia Sebaliknya apabila iman telah melemahmaka hal itu merupakan peluang bagi para setan untuk menggoda danmempengaruhi manusia dengan berbagai instrumennya sebagai stimuli-stimuli yang bersifat sursquo (jahat) dan tidak wajar

Beberapa titik kelemahan manusia itu antara lain dijelaskan Allahswt dalam al-Qurrsquoan yaitu

Pertama bersifat tergesa-gesa dan ceroboh seperti disebutkan dalamal-Qurrsquoan

Dan manusia berdorsquoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendorsquoa untuk kebaikanDan adalah manusia itu serba tergesa-gesa (QS al-Isracircrsquo17 11)

Kedua bersifat suka membantah seperti difirmankan-Nya

79

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalamal-Qurrsquoan ini bermacam-macam perumpamaan Dan manusia itu adalahmakhluk yang paling banyak membantah (QS al-Kahfi18 54)

Ketiga bersifat keluh kesah dan gelisah serta kikir Allah berfirman

Sesungguhnya manusia itu bersifat keluh kesah lagi kikir Apabila iaditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikania amat kikir (QS al-Malsquoacircrij70 20-22)

Keempat bersifat mudah putus asa dan putus harapan yang di dalamal-Qurrsquoan disebutkan

Manusia tak jemu memohon kebaikan dan jika dikenai malapetakaia pun putus asa lagi putus harapan (QS Fushshilat41 49)

Kelima bersifat penakut dan lemah sebagaimana dijelaskan dalamQurrsquoan

Manusia itu tercipta dalam keadaan lemah (QS al-Nisacirc4 28)

Keenam bersifat cinta harta seperti dikemukakan dalam al-Qurrsquoan

Sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta (QSal-lsquoAdiyat100 8)

Masih cukup banyak lagi penjelasan-penjelasan al-Qurrsquoan tentangsifat-sifat manusia baik yang bersifat positif maupun yang yang mengarahkepada sifat-sifat negatif

Adanya kecenderungan manusia untuk berbuat kebajikan dankejahatan itu tercermin dalam penjelasan al-Qurrsquoan pada surah al-Syamsayat 7-10 sebagai berikut

hellip

80

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dan jiwa serta penyempurnaan (penciptaan) Nya maka Allah mengilhamkankapada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan sesungguhnya beruntunglahorang-orang yang mensucikannya dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya (QS al-Syams91 7-10)

Adanya peluang bagi manusia untuk menempuh jalan kefasikanmerupakan sisi kelemahan manusia yang senantiasa ditunggu-tunggudan diintai oleh setan yang memanfaatkan setiap kesempatan itu untukmempengaruhi pikiran dan perasaan (af-idah) manusia agar mengikutiajakannya Dalam hal ini sebagaimana diisyaratkan dalam al-Qurrsquoanbahwa sasaran utama bagi setan adalah pikiran dan perasaan manusiaseperti dijelaskan dalam surah al-Anlsquoacircm ayat 112-113 sebagai berikut

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh yaitusetan-setan yang berwujud manusia dan jin sebagian mereka membisikkankepada yang lain dengan perkataan yang indah-indah untuk menipumanusia Dan juga agar fikiran dan perasaan (afrsquoidah) manusia yangtidak beriman pada kehidupan akhirat cenderung untuk mengikutibisikan itu mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengajarkanapa yang mereka (syaitan) kerjakan (QS al-Anlsquoacircm6 112-113)

Kemampuan setan mempengaruhi pikiran dan atau perasaan manusiaitu menyebabkan qalb menjadi goyah dan labil Dalam hal ini ada duakemungkinan yang akan timbul Pertama jika frekuensi kegoyahan itusampai merusak hubungan antara qalb dan nafs akan timbullah tingkah

81

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

laku neurotik Kedua jika kegoyahan itu merusak hubungan antara qalbdan ruh akan timbullah berbagai penyakit mental yang disebut denganistilah tingkah laku psychoses

Salah satu dari bentuk gejala tingkah laku psychoses itu ialah bahwaada sesuatu yang dirasakan oleh penderita yang tidak sesuai dengantindakannya tetapi yang dirasakannya itu tidak sesuai pula denganyang diucapkannya Inilah yang dinamakan dengan rusak akal yakniterputusnya hubungan antara unsur materialjasmaniah dengan unsurrohaniyah

Rusak akal atau gila (junun) dalam pandangan Islam terbagi dalamdua katagori Pertama disebut dengan ldquogila sungguhanrdquo (zunun asliy)Kedua disebut dengan ldquogila kambuhanrdquo atau ldquogila terputus-putusrdquo (zunun tari)

Di kalangan para fukaha masalah zunun (gila) ini banyak mendapatperhatian terutama karena berkaitan dengan kewajiban melaksanakanibadah seperti salat puasa zakat haji dan lain-lain Bagi zunun asliytidak ada kewajiban agama sama sekali sedangkan zunun tari (gilayang terputus-putus) maka pada waktu ia menderita penyakit itu makatidak ada beban kewajiban agama yang dikenakan padanya tetapi bilaia dalam keadaan sehat maka kewajiban agama tetap terpikul dipundaknya

Suatu hal yang menarik dari kesimpulan-kesimpulan hukum sepertidi atas ialah bahwa pakar-pakar Islam telah membuat pengelompokanmasalah tingkah laku psychoses sedemikian rupa yang merupakan kajianmenarik di kalangan pakar-pakar kesehatan mental dewasa ini Hal itumerupakan salah satu indikator bahwa Islam sangat menaruh perhatianterhadap masalah-masalah kesehatan mental

Contoh lain dapat dikemukakan bahwa akibat hilang akal (zunun)dapat mempengaruhi dalam meringankan tanggung jawab pidana daripelakunya di pengadilan Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor-faktorkesehatan mental turut dipertimbangkan dalam penetapan hukum Islam

Lebih dari yang disebutkan di atas Islam menganjurkan kepadapemeluknya jika ditimpa oleh sesuatu penyakit baik fisik maupun mentalagar segera berobat Menurut Islam atas izin Tuhan tidak ada penyakityang tidak dapat disembuhkan terutama jika dilakukan secara tepatdan benar Inilah salah satu makna dari pernyataan Allah ldquoBertanyalahkamu pada yang ahlirdquo (QS al-Nahl 43)

82

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Rasulullah saw bersabda

Dari Abu Hurairah ra Nabi saw bersabda lsquoBagi setiap penyakit yangditurunkan Allah maka akan ada obat yang diturunkannyarsquo (RiwayatBukhacircricirc)

Selain anjuran berobat sebagai tindakan kuratif Islam juga memberikanperingatan ldquowanti-wantirdquo kepada pemeluknya agar terhindar dari berbagaipenyakit termasuk penyakit dan gangguan kesehatan mental

Berkenaan dengan itu Islam mengajarkan untuk memelihara diriagar jangan sampai tertular oleh moral yang jelek seperti dinyatakanNabi saw bahwa sulsquou al-khuluqi tursquodi (moral jelek itu menular) Demikianpula Islam menganjurkan agar memelihara keturunan dari penyakityang diperkirakan dapat menular kepada anak cucunya sebagaimanaSabda Nabi saw yang berbunyi

Pilihlah (tempat yang sesuai) untuk benih (sperma) mu karena keturunanmempunyai pengaruh besar yang bisa mengelirukan (riwayat Ahmad)

Jauhilah (hati-hatilah) daun hijau beracun yang berkembang mekarDaun hijau beracun yang manakah yang engkau maksudkan itu yaRasulullah Maka Nabi menjawab Itulah wanita yang cantik tetapitumbuh di tanah lumpur yang buruk (riwayat Ahmad)

Berdasarkan hadis di atas jelas terlihat bahwa Rasul saw mengingatkanagar dalam memilih jodoh hendaklah diambil wanita baik-baik sehatdan berasal dari keturunan yang sehat pula serta tidak dari keturunanyang sangat mungkin membawa bibit-bibit penyakit termasuk penyakitmoral yang diistilahkan dengan hadrau al-diman

laquo ‛ radic lozẃΗέordf euroōΟ ΰΪ ΠΎιέordf ordfrsaquoǾŨ

ΰΩōψordfηβ έordf microordfẃΈǽrsaquoōβrsaquo άωΥΟmicroordfẃΈǽōψ ηβ έordfŸōΥΟ ĝ ordf Ÿο‛ asymp Ωsumẃγέordf ņω⅜έordf ŧ ŗמγέordf microōιoline Ǻέordf

laquo ‛ radic lozẃΗέordf euroōΟ ΰΪ ΠΎιέordf ordfrsaquoǾŨ

ΰΩōψordfηβ έordf microordfẃΈǽrsaquoōβrsaquo άωΥΟmicroordfẃΈǽōψ ηβ έordfŸōΥΟ ĝ ordf Ÿο‛ asymp Ωsumẃγέordf ņω⅜έordf ŧ ŗמγέordf microōιoline Ǻέordf

laquo ‛ radic lozẃΗέordf euroōΟ ΰΪ ΠΎιέordf ordfrsaquoǾŨ

ΰΩōψordfηβ έordf microordfẃΈǽrsaquoōβrsaquo άωΥΟmicroordfẃΈǽōψ ηβ έordfŸōΥΟ ĝ ordf Ÿο‛ asymp Ωsumẃγέordf ņω⅜έordf ŧ ŗמγέordf microōιoline Ǻέordf

83

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Demikianlah gambaran tentang gangguan-gangguan dan penyakit-penyakit mental dalam tinjauan kesehatan mental Islami Dalam halini jelas terlihat bahwa Islam memberikan dorongan yang kuat bagi parapemeluknya untuk melakukan tindakan kuratif dan preventif terhadaphal-hal yang memungkinkan timbulnya berbagai penyakit atau gangguankesehatan mental tersebut

84

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

PANDANGAN PENDIDIKAN ISLAMTERHADAP TEORI BELAJAR DISIPLIN

MENTAL HUMANISTIK

Pendahuluan

Salah satu di antara teori belajar yang telah lama muncul dalambentuknya yang telah mengalami pembaharuan dan hingga kini

masih berpengaruh dalam dunia pendidikan ialah teori Disiplin MentalHumanistik (Humanistic Mental Disciplin) Dalam hal-hal tertentu teoriini memiliki persamaan dengan teori belajar yang berkembang dalamIslam sehingga kadang-kadang terutama yang kurang hati-hati bisaterjebak kagum sambil mengidentikkannya dengan teori belajar IslamPadahal dalam beberapa hal yang prinsipil tidak dapat diidentikkan dengankonsep teori belajar Islam

Atas dasar itulah uraian-uraian berikut mencoba mengetengahkanhasil penelusuran singkat tentang hakikat teori belajar Disiplin MentalHumanistik (untuk selanjutnya disingkat Mental Humanistik) yang kemudianakan didiskusikan dengan konsep pendidikan Islam Dengan harapansuatu pengenalan terhadap konsep teori belajar Mental Humanistik akanlebih memadai sehingga bisa terbedakan dengan konsep pendidikan Islam

Hakikat Belajar Menurut Disiplin MentalSebelum lebih jauh membicarakan teori belajar Mental Humanistik

perlu diketengahkan terlebih dahulu hakikat dan pengertian ldquoDisiplinMentalrdquo

85

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Rumpun teori Disiplin Mental yang terdiri dari empat kelompokteori belajar (Humanistic Theistik Natural Unfoldment dan teori Appersepsi)berakar pada teori bahwa manusia tersusun dari dua subtansi yaitumind dan organisme biologis Mind merupakan subtansi non-fisik yangdapat dikembangkan melalui latihan Ingatan keinginan pertimbanganketetapan hati dan yang sejenisnya merupakan ldquootot-ototrdquo (muscles)bagi mind Jika otot-otot fisik dapat dilatih dan dikembangkan makaotot-otot mind dapat dilatih menuju kesempurnaannya Kualitas dankuantitas latihan yang diberikan kepadanya akan menentukan tarafkemampuannya Jika latihan diberikan secara adekwat maka mindakan beroperasi secara otomatis (Bigge 1982 10-11)

Dengan demikian maka belajar bagi Mental Humanistik adalah upayamemperkuat unsur mental melalui pendisiplinan kemampuan-kemampuanmind yang pada gilirannya akan menghasilkan kualitas yang intelijenDengan kata lain belajar adalah melatih kemampuan rasional

Kalangan Disiplin Mental percaya sepenuhnya bahwa manusia yangbenar-benar manusia apabila ia dikontrol oleh rasionalnya Bila rasionalitasmanusia dilatih sedemikian rupa maka manusia akan mampu memecahkansegala macam problema Sesuai dengan itu maka belajar merupakanproses pembentukan jiwa yang rasional yang dengan demikian berbagaimacam kekuatan mental seperti imajinasi ingatan keinginan dankemampuan berfikir merupakan proses pendisiplinan mental (Bigge1982 24) Orientasi seperti ini merupakan salah satu perbedaan yangcukup prinsipil antara teori Disiplin Mental dengan teori belajar lainnyabaik teori-teori yang dibangun atas pandangan behavioristik maupunteori-teori kognitif

Teori behavioristik misalnya memandang manusia sebagai organismeyang pasif dan dikuasai oleh stimulus-stimulus lingkungannya Iniberarti bahwa manusia dapat dikontrol melalui stimulus-stimulus yangdikondisikan sedemikian rupa Sementara teori kognitif memandangmanusia sebagai sumber dari semua kegiatan Manusia bebas membuatpilihan dalam setiap situasi atas dasar kesadaran dirinya (self awareness)sebagai suatu wawasan untuk menumbuhkan semacam ldquopemahamanatau pengertianrdquo yang sering disebut dengan istilah insight (Soemadi1983 14-15)

86

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dapat disimpulkan bahwa ciri utama Disiplin Mental yaitu membelajarkanmanusia bukan melalui stimulus-stimulus yang dikondisikan dan bukanpula melalui proses pengembangan insight melainkan melalui prosespendisiplinan mental dengan memberikan latihan-latihan terhadap mind

Sistem Psikologi Mental HumanistikSistem psikologi Mental Humanistik berakar pada pemikiran humanisme

klasik (classical Humanism) yang menurut mereka semata-mata didasarkanpada nilai dan kepentingan hidup manusia Pemikiran humanisme klasikdilandasi oleh pemikiran Yunani kuno yang memandang rational mind(akal) sebagai sumber kebajikan tertinggi bagi manusia Karena keistimewaaninilah menyebabkan kaum humanis lebih mempercayai akal dari padawahyu sebagaimana mereka mengatakan bahwa manusia ternyatalebih baik dari kitab suci (Bigge 1982 28)

Tokoh-tokoh yang mempengaruhi humanisme klasik ialah parafilosof abad ke 4 SM terutama Plato dan Aristoteles Inti pemikiran Platoyang menjadi acuan psikologi humanistik ialah bahwa mind merupakansuatu subtansi non-fisik yang berhubungan erat dengan tubuh tetapiperbedaan keduanya cukup nyata terutama karena fisik menghendakiruang dan waktu sedangkan mind tidak

Bagi Plato mind yang kadang-kadang disebut juga ldquojiwardquo yang berasaldari ldquodunia iderdquo merupakan sesuatu yang adikodrati dan tidak mengalamiperubahan sedangkan dunia fisik akan terus menerus mengalami perubahanOleh karena itu maka pengetahuan yang benar mestilah berasal daridunia ide Manusia menurut Plato telah membawa ide (ide bawaan)dari dunia ide yang menjadi milik jiwa yang rasional Karena itu manusiaperlu diingatkan kembali kepada dunia ide yang telah dilihatnya sebelumia hidup di dunia sekarang ini (Hadiwijono I 1983 43)

Lebih lanjut Plato memisahkan jiwa manusia menjadi tiga unsuryaitu akal kehendak dan keinginan Akal berkaitan dengan kebijaksanaankehendak berkaitan dengan keberanian dan keinginan berkaitan denganpengendalian diri Unsur yang terakhir ini sama sekali tidak dapat mengaturdirinya sendiri melainkan harus dikontrol oleh ldquojiwa rasionalrdquo (Haroldet al 1983 67)

87

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Bagi Aristoteles murid Plato yang paling jenius ini meskipun dalambeberapa hal berbeda pendapat dengan sang guru karena memandangmind bukan sebagai subtansi tetapi lebih merupakan bentuk namunia juga berkesimpulan bahwa akal dan jiwa rasional merupakan kekuatantertinggi yang dimiliki manusia Dengan demikian baik Plato maupunAristo yang merupakan tokoh sandaran klasik kaum humanis menganggapbelajar itu memberikan pendidikan bagi akal disamping pendidikan yangberkaitan dengan seni-satera untuk mengarahkan kehendak dan keinginanmenjadi lebih baik bagi kepentingan kemampuan intelektual manusia

Pada umumnya para pendukung teori ini berpendapat bahwa sifatrasional manusia merupakan evidensi tersendiri Permulaan dan akhirdari keaktifan manusia terletak pada rasionalitas itu Konsep ini melahirkankonsep dasar tentang pembebasan yakni keunggulan rasio bisa membebaskandiri dari hal-hal yang merendahkan martabat kemanusiaan sepertikebodohan keraguan dan ignoransi Sebab itu maka transfer belajaryang mereka kembangkan ialah bagaimana mengolah mind sebaik-baiknya (Bigge 1982 11)

Tampaknya teori ini memandang rasionalitas manusia bagaimanalahan subur yang harus diolah dan ditanami dengan bibit-bibit unggulagar hasilnya memuaskan Robert M Hutckins tokoh kontemporer abadke 20 yang mendukung teori ini membuat pernyataan bahwa tugasmanusia adalah mengubah alam sekitar dan bukan menyesuai denganperubahan Karena itu tutur Hutchin selanjutnya peserta didik harusdipersenjatai dengan sebaik-baiknya Senjata itu adalah nilai-nilai yangtinggi Nilai-nilai tertinggi yang dimaksudkan kalangan Mental Humanistikadalah belajar untuk berfikir (learning to reason)

Agaknya timbul pernyataan mengapa rasionalitas yang harus diolahHal ini tiada lain karena mereka percaya bahwa jiwa rasional yang dimilikimanusia menempati kedudukan yang dominan dalam kehidupan manusiatermasuk dalam aspek moral sebagaimana yang telah digariskan olehPlato bahwa rasionalitaslah yang mengarahkan moral Akal itu merdekadan abadi dalam wataknya yang esensial dan hanya akal sajalah yangdapat masuk dalam watak benda-benda Setiap orang pasti memilikinyahanya saja bagi yang tidak terlatih menyebabkan akal itu dalam keadaanistirahat Bagaimana membangunkan akal dari ketidurannya merupakanfungsi utama belajar yang karenanya fungsi transfer belajar bagi Mental

88

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Humanistik ialah bagaimana upaya pendidikan agar kemampuan berfikiritu benar-benar terlatih secara adekwat

Baik para tokoh klasiknya maupun yang kontemporer berpandanganoptimis terhadap pendidikan kecerdasan khususnya dalam pandanganmereka bahwa manusia yang pandai adalah manusia yang bermoraltinggi sebab mengetahui yang benar berarti melakukakannya sebaliknyakejahatan tak lain hanyalah disebabkan kebodohan

Asumsi selanjutnya yang mereka kemukakan tentang moral ialahbahwa asal moral pada dasarnya bersifat netral tidak berkecenderunganpada kebaikan dan kejahatan Dari segi ini tampak perbedaan yang jelasantara teori ini dengan kalangan Disiplin Mental Teistik yang dimotorioleh pendidikan geraja mdashterpengaruh oleh kepercayaan dosa warisanmdashberanggapan bahwa dasar moral manusia pada dasarnya jahat Jugaberbeda dengan teori Natural Unfoldment yang sama-sama dari rumpunDisiplin Mental menganggap asal moral manusia pada dasarnya baikSedangkan teori-teori belajar yang lain tampak kesesuaiannya denganMental Humanistik dalam hal menyatakan sifat dasar moral manusiabersifat netral

Meskipun teori mereka ini mempunyai kesimpulan yang sama dengansebahagian besar teori-teori belajar yan lain tapi bukan berarti dasar dantitik tolak pandangan mereka sama khusus dalam hal-hal yang mempengaruhimoral itu sendiri Bagi Mental Humanistik seperti juga telah dikemukakandi atas berasumsi bahwa hanya akal atau kemampuan fikirlah yangmengarahkan dan mempengaruhi moral manusia Ini berarti bahwasubstansi mind bersifat aktif Jelasnya segenap hasil dari tindakan manusiaberasal dari dalam dan bukan dari luar sebagaimana kebanyakan dikemukakanoleh teori belajar yang lain Teori Behavioristik misalnya mengemukakanbahwa stimulus-stimuluslah yang mempengaruhi tindakan manusia

Jadi kalau kebanyakan teori belajar menyatakan bahwa sifat dasarmoral manusia bersifat netral tetapi sifat kenetralannya kemungkinanpasif atau reaktif namun bagi Mental Humanistik bersifat netral-aktifIni berarti bahwa manusia bagi mereka harus dipandang dari dua sisiPertama bahwa asal moral manusia sama sekali tidak berpihak padakebaikan dan kajahatan Kebaikan dan kejahatan hanya berkaitan dengankualitas rasional seseorang Kedua bahwa rasio itu sendiri bersifat aktif

89

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang karenanya tugas pendidikan hanya menyempurnakan keaktifanitu sendiri

Penekanannya Dalam MengajarOleh karena intelek manusia hanya akan berfungsi dengan baik jika

mendapat latihan secara maksimal maka yang perlu mendapat tekanandalam mengajar ialah melatih kemampuan fikir peserta didik agar mampuberfikir rasional Tugas guru kata mereka bukanlah agar peserta didikldquopandai berfikirrdquo tetapi melatihnya agar memiliki kemampuan berfikirSebab itu proses belajarnya bukan terpusat pada instruksional tetapilebih mementingkan proses penemuan (discovery)

Mortimer J Adler seorang tokoh utama Disiplin Humanistik abadke 20 seorang pengagum Robert Hutchin dan ketua kelompok Padeia (thePaideia gorup) yang banyak melakukan kritik terhadap model pendidikandi Amerika sekarang ini yang menurut pendapatnya terlalu verbal danlebih bersifat menggurui peserta didik mengatakan dalam ulasannya

Belajar yang sesungguhnya mestilah bersifat aktif tidak pasif Belajaritu bagaimana menggunakan fikiran dan tidak sekedar daya ingatanBelajar itu adalah proses penemuan yang para peserta didiknyamerupakan agen utama dan bukan guru (Adler 1982 34)

Dengan pendapat itu maka tugas guru adalah membantu penemuandan membangkitkan aktivitas pikiran siswa Meskipun begitu Adler jugamengakui fungsi instruksional tetapi hanya sebagai alat untuk menolongpeserta didik yang lemah Bagaimana caranya membantu peserta didikdalam proses penemuan itu Dalam hal ini Adler kembali memberikanpenjelasan sebagai berkut

Dengan mengundang dan melayani pertanyaan-pertanyaan denganmendorong dan memelihara usaha mencari tahu dengan menyelaisecara membantu berbagai latihan dan drill yang beragam denganmembimbing diskusi-diskusi dengan memberikan ujian-ujian yangmenimbulkan respon-respon konstruktif tidak hanya membuat tandaperiksa pada formulir-formulir yang dicetak (Adler 1982 35)

90

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Mungkin juga benar seperti dikemukakan Adler selanjutnya bahwaada kemungkinan proses penemuan itu terjadi tanpa bantuan tetapi halini hanya terbatas bagi yang jenius sedangkan kebanyakannya memerlukanbantuan Disinilah guru berfungsi sebagai pembantu dalam proses penemuanbukan sebagai orang yang tahu yang berusaha memasukkan pengetahuanyang mereka punyai ke dalam pikiran-pikiran peserta didiknya

Dari pernyataan-pernyataan Adler ini tampaknya bahwa yangdipentingkandalam mengajar bagi kalangan Mental Humanistik ialah mengembangkan-potensi fikir peserta didik sedemikian rupa melalui berbagai macam latihanpenemuan (discovery) Karenanya pula mereka lebih mengandalkanmetode pengajaran Socrates suatu cara mengajar yang disebut meieutickarena cara itu dianggap unggul dalam membantu siswa dalam melahirkanide-ide Cara tersebut seperti telah diterangkan Adler di atas ialah denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik guna membantumeningkatkan pikiran dari suatu keadaan kurang memahami kepadakeadaan lebih memahami atau mengapreasi

Pandangan Pendidikan Islam Suatu EvaluasiPertama-tama haruslah digarisbawahi bahwa gagasan teori belajar

dalam Islam berakar pada gagasan Islam mengenai alam semesta danmanusia mikrokosmos penciptaan Adanya pertanyaan-pertanyaanseperti adanya Tuhan penciptaan dunia tuntutan kepada kebenarankemerdekaan kehendak dan lain-lain menjadi sangat penting dalamteori belajar Islam yang pada hakikatnya bersifat metafisika Suatuteori yang bersifat negatif terhadap Tuhan wahyu alam semesta danmanusia tidak dapat diterima dalam konsep Islam Karenanya Islamtidak akan mempersoalkan konsepsi belajar humanistik yang menekankankepentingan untuk semua dan sesama manusia Islam hanya menjadikeberatan ketika keberadaan manusia diletakkan melebihi keberadaanTuhan dan akal melebihi keunggulan wahyu sebagaimana yang dipamerkanoleh kaum humanis

Secara historik antara rasio dan wahyu dalam Islam memang pernahdipertentangkan dan sampai kini imbasnya masih tetap berlanjut tetapipenyelarasan pemahaman terhadap keduanya telah dilakukan dan ternyatawahyu tidak pernah diturunkan Sejumlah tokoh pengagum rasio dalam

91

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Islam seperti al-Kindicirc Ibn Sicircnacirc dan Ibn Rusyd tidak pernah berhasilmenggoyahkan Suhrawardi al-Ghazacirclicirc Ibnu Taimiyah dan lain-lainnyadengan gemilang menegakkan ketiggian wahyu

Sekalipun al-Kindi al-Facircracircbicirc dan Ibnu Sicircnacirc banyak dipengaruhioleh Plato dan terutama Aristoteles tetapi mereka tidak pernah mengadopsiajaran-ajaran Aristoteles yang nyata-nyata bertentangan dengan IslamMereka kebanyakan hanya memanfaatkan metode-metode argumentasiyang logis dari Yunani sementara materi ajarannya berdasarkan ajaranwahyu Karenanya apabila ada anggapan bahwa para filosof Muslimgaya Aristoteles telah menyembelih keyakinan agama merupakankekeliruan Yang mereka tekankan adalah penggunaan akal sebagaipelengkap wahyu Ibnu Rusyd dan Ibnu Thufail pentolan-pentolan rasiodi dunia Islam (Spanyol) yang meyakini keselarasan wahyu dan akalpada akhirnya setuju bahwa wahyulah yang dapat melindungi manusiadari kekeliruan Abtsal sang pahlawan Ibn Thufail dalam nofel filsafatnyaHayy bil Yaqzan telah nyata-nyata menerima wahyu sebagai penyelamatyang aman Menurut Hayyi rasio murni pada akhirnya berbahaya walaupundengan rasio itu juga ia bisa sampai pada kesimpulan yang sama denganagama tapi tak pernah puas akan kepastiannya mecuali setelah memperolehrincian dari wahyu (Goodman 1972 65)

Novel Hayy bin Yaqzan yang banyak dijadikan rujukan bagi pendidikanakal dalam Islam bahkan mempunyai pengaruh yang luas dalam pendidikannaturalisme Barat ternyata tidak pernah menyatakan bahwa kemampuanakal melebihi kitab suci seperti yang dikumandangkan kalangan humanismeklasik

Konsep belajar dalam Islam tidak sekadar pemenuhan kebutuhanrasio tetapi meliputi pemenuhan segenap kebutuhan rohani dan jasmaniyang seimbang yang serba serbi Benar bahwa mind yang dimiliki manusiamerupakan lahan yang harus disemai dengan benih-benih pilihan Hanyasaja tidak dibatasi pada kemampuan pikir semata melainkan juga zikirsebab konsep akal dalam Alqurrsquoan merupakan perpaduan dan keselarasanfakultas fikr dan zikir atau rasio dan intelek (Djarsquofar Siddik 1988 92)

Memang al-Qurrsquoan berulang kali memberi dorongan kepada manusiaakan menggunakan rasionya agar sekuat tenaga untuk melakukan observasiempiris terhadap alam raya beserta segenap isinya Tetapi hendaklah

92

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

diingat bahwa dalam waktu yang sama Alqurrsquoan juga menganjurkanagar manusia menggunakan inteleknya sekaligus sehingga rasio danintelek dapat bekerjasama dalam satu jaringan kesatuan Dengan caraitu maka capaian akal tidak akan berat sebelah kepada salah satu keduanyaHal ini nampak jelas dari penggambaran Alqurrsquoan mengenai manusiayang mendapatkan julukanulu al-albab yaitu orang-orang yang menggunakanintelek dan rasionya secara bersama-sama dalam melakukan observasiterhadap alam raya sebagaimana dijelaskan Tuhan dalam firman-Nya

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinyamalam siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau dudukatau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentangpenciptaan langit dan bumi (seraya berkata) ldquoya Tuhan kami tiadalahEngkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau makapeliharalah kami dari siksa api nerakardquo (QS Ali lsquoImracircn3 190-191)

Sekurang-kurangnya ayat di atas telah memberikan penjelasanbahwa orang-orang yang menggunakan akalnya secara baik dan benar(ulu al-albab) dalam usaha mereka memahami rahasia alam jagat rayaini dilaksanakan melalui dua sarana sekaligus yaitu zikir (yadzkurunaAllah) dan fikr (yatafakkaruna fi khalq al-samawati wa al-ardl) Dalamhal ini Musthafa al-Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan bahwauntuk memperoleh hidayah dan keutamaan akal tidak akan mencukupijika hanya dilakukan dengan zikir semata melainkan harus dibarengidengan fikir Dengan kedua cara itulah demikan Al-Maraghi menyimpulkanmanusia akan memperoleh keberuntungan dan keselamatan Hanyaorang-orang yang berzikir lagi berfikir sajalah yang dengan benar dapatmemahami rahasia alam jagat raya dan tahu manfaat dan kegunaanciptaan-ciptaan-Nya itu untuk maslahat-maslahat yang benar

Secara harfiah zikir berarti menyebut nama Tuhan berulang-ulanguntuk mengingat Tuhan dengan bacaan-bacaan tertentu sebagai upacararitual peribadatan Akan tetapi yang dimaksud dengan zikir tidak terbatassampai di situ melainkan sebagai sikap mental yang tumbuh akibat darihubungan yang terus menerus dengan Yang Maha Mutlak sehinggamenumbuhkan kesadaran moral yang mampu mengatasi berbagai problemayang secara lahiriyah tampak rumit

93

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Zikir merupakan manisfestasi intelek sementara fikir sebagai manisfestasijiwa-rasional yang kedua-duanya tergabung dalam pengertian akal menurutIslam Dapatlah dikatakan bahwa dalam perspektif Islam akal merupakankesatupaduan intelek dan rasio tanpa dikotomi sebagaimana juga Islammemandang manusia dalam kesatuan rohani dan jasmani Melalui rasionyamanusia memperoleh informasi yang diterimanya melalui saluran inderawikemudian mengolahnya dengan informasi-informasi lain yang pernahditerimanya dengan membuat serangkaian analisis dan sintesis Padasaat yang sama intelek manusia yang kaya dengan nilai-nilai moraletika dan cinta akan memberikan arah kepada rasio dan mengambilkesimpulan-kesimpulan atau dalam menentapkan berbagai keputusanItulah yang disebut sebagai akal yang sehat (al-lsquoaql al-salimi) yang hanyaterjadi jika aspek fikir dan zikir dikembangkan secara simultan Jikatidak maka akibatnya bisa fatal dan desruktif sebab kesimpulan danatau keputusan-keputusan yang ditetapkan akal hanya berdasarkanpertimbangan fikir atau rasio semata bukanlah sebagai keputusan akalyang utuh dan sehat Suatu keputusan akal yang utuh dan sehat bukansaja benar secara rasional melainkan juga dapat dipertanggungjawabkansecara moral

Muhammad Iqbal filosof dan penyair muslim kenamaan dari Pakistandalam karya-karyanya banyak menyinggung tentang pentingnya zikirdan fikir penting diperhatikan jikwa ingin membangun kembali agamadan peradaban Islam Dalam bukunya Javid Namah (Kitab keabadian)antara lain dia menulis

Faqir Qurrsquoani memadukan zikir dan fikirTak pernah kelihat kesempurnaan fikir tanpa zikir

Menurut Iqbal zikir dan fikir adalah dua pendekatan yang mestidipadukan dalam kehidupan Yang pertama merupakan pendekatan imantransendental dan vital Sedangkan yang kedua merupakan pendekatanrasional sekalipun bertenaga kuat namun tanpa pendekatan pertamaakan layu dan hampa

Betapa pentingnya memadukan fikir dan zikir rasio dan intelekotak dan kalbu dalam penyelenggaraan pendidikan akal menurut konsepIslam merupakan tanggung jawab yang besar bagi segenap penyelenggaraanpendidikan Islam masa kini dan masa mendatang Penekanan unsur

94

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rasio saja seperti yang dikonsepsikan teori belajar Mental Humanistikbertentangan dengan konsep Islam

Bagi seorang muslim manusia lahir dalam keadaan fitrah yangberarti telah memihak pada kebenaran Tuhan Kalaupun pada akhirnyaada manusia yang melakukan kejahatan ketika berinteraksi dengandunia luarnya maka hal itu merupakan konsekuensi logis dari kemerdekaandan kebebasan yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk memilihberiman dan atau membangkang (QS al-Kahf18 29) Kebebasanuntuk memilih itu lengkap tersedia prasaranana fa alhamaha fujuraha wa taqwaha (QS al-Syams91 8)

Dengan demikian Islam tidak sependapat dengan Mental Humanistikyang memandang manusia sebagai netral tidak berpihak pada kebaikanIslam dengan konsep fitrah telah dengan tegas memandang manusiaberpihak pada kebenaran Kalau toh manusia melakukan tindakan kejahatanmaka hal itu merupakan hasil interaksi yang keliru dari suatu pilihankeliru dan menyimpang sehingga terpengaruh melakukannya danuntuk itu ia harus mempertanggungjawabkannya di pengadilan Tuhan

Islam tidak menolak berbagai macam teknik dan metode mengajaryang dipandang terbukti berhasil asal penerapannya dilakukan secaraproporsional misanya penggunaan metode discovery yang diunggulkanoleh Mental Humanistik Akan tetapi perlu dicatat bahwa metode discoveryselalu diawali dengan premis kesangsian Karenanya metode ini hanyacocok untuk yang fisika tetapi tidak yang metafisika juga tidak untukmoral Dalam Islam proses untuk memperoleh kebenaran bukan melaluipremis kesangsian sebagai yang diunggulkan oleh Cartesian tetapi melaluikeyakinan atau premis kepastian yaitu kepercayaan akan adanya yangGhaib Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana

PenutupUraian isi tidak semestinya jika harus diakhiri sampai di sini karena

banyak hal yang masih belum diungkapkan secara rinci Akan tetapi secaraglobal telah memadai untuk mengenal teori Belajar Mental Humanistik danperbedaan-perbedaan padangan yang prinsipil dengan konsep pendidikanIslam Dari uraian tersebut hal yang penting hendak ditekankan ialah

95

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bahwa konsep teori belajar dalam Islam haruslah selaras dengan sistemkeyakinannya sendiri Penyelewengan dari hal itu akan menggeser cita-cita pendidikan Islam yang bersifat semesta dan terpadu Karena ketidaksamaanmetafisika pendidikannya menyebabkan berbedanya konsep belajar yangditawarkannya Tuntunan metafisika berlandaskan wahyu mengundangspritual tanpa harus membuang rasio tetapi menundukkannya dalampengendalian wahyu sehingga hasil belajarnya sarat dengan nilaiterhindar dari konsep bebas nilai yang sekarang menjadi kecenderunganpendidikan sekuler mengecilkan arti kehadiran Tuhan dalam capaian-capaiannya

96

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

PERANAN PENDIDIKAN ISLAMDALAM MEMPERSIAPKAN

SUMBER DAYA MANUSIA MUSLIM

P endidikan Islam sebagaimana banyak diperbincangkan paraahli tidak dapat dibatasi pada pendidikan yang hanya mengajarkan

ilmu pengetahuan agama saja melainkan meliputi berbagai aktivitasyang mentransformasikan berbagai ilmu pengetahuan termasuk di dalamnyapengetahuan agama teknologi seni dan budaya yang berlandaskan ajaranIslam Karena tidak ada perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanpada umumnya kecuali dalam hal memposisikan iman dan kesalehanhidup berlandaskan ajaran Islam sebagai tujuan fundamentalnya

Oleh karena itulah pendidikan Islam diarahkan untuk mempersiapkanpeserta didik agar mengenal Allah dan segenap ajaran-ajarannya sertadapat mengamalkannya secara baik dan benar di samping mempersiapkanmereka agar dapat menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan seniyang dapat digunakannya untuk mewujudkan peranannya sebagai SDMmuslim yang mampu membangun struktur kehidupan dan peradabandunia berdasarkan iman dan ketakwaannya kepada Allah swt

Persoalan yang segera muncul adalah ilmu dan keterampilan yangbagaimanakah yang perlu diinternalisasikan dalam upaya pengembanganSDM yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh masyarakatUntuk menjawab persoalan ini tentu saja rancang bangun kurikulumproses pembelajaran dan peran sentral tenaga pendidik perlu mendapatperhatian serius Untuk tujuan itulah tulisan singkat di bawah ini akanmendiskusikannya secara ringkas

97

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sosok Lembaga Pendidikan IslamPendidikan dalam pengertian yang umum sering diterjemahkan

sebagai penyebaran dan internalisasi nilai dari berbagai pengalamankomulatif baik berupa keyakinan sikap pengetahuan maupun penerapannyayang dinilai positif dan bermanfaat oleh satu generasi ke generasi selanjutnyaPengalaman tersebut ada yang tersimpan dalam kitab dan buku-bukuada pula dalam cerita-cerita rakyat (folklore) tradisi adat istiadat dansebagainya1 Dalam perspektif ini sebagaimana telah dikemukakan diatas bahwa tidak ada perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanlainnya karena pendidikan pada umumnya sebagaimana banyak didefinisikanpara pakar merupakan upaya normatif untuk membantu orang laindapat berkembang ke tingkat yang secara normatif menjadi lebih baik2

Perbedaan pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya ialah nilaitinggi yang diberikannya pada iman dan kesalehan hidup berdasarkanajaran Islam sebagai salah satu dari tujuan fundamentalnya3 Dalamkonteks inilah perlu dibedakan antara lembaga pendidikan keagamaandengan lembaga pendidikan Islam

Lembaga pendidikan keagamaan dalam Islam yang pada belakanganini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No 55 Tahun 2007 tentangPendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan adalah lembaga pendidikanyang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan perananyang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama Islamdanatau menjadi ahli ilmu agama Islam yang berwawasan luas kritiskreatif inovatif dan dinamis (mutafaqqih fiddin) dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa yang beriman bertakwa dan berakhlak mulia

Di Indonesia lembaga pendidikan keagamaan ini antara lain dikenalsebagai pendidikan pesantren dan diniyah baik formal maupun nonformalDalam bentuk formal baik satuan jenis ataupun jenjang pendidikannyaterentang mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi Isipengajarannya lebih terfokus pada ilmu pengetahuan yang bersumber

1Syed Sajjad Husain and Syed Ali Ashraf Crisis in Muslim Education (JeddahKing Abd Aziz University 1979) h 36

2Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan(Yokyakarta Rake Sarasin PO Box 83 1997) h 102

3Husain and Ashraf Crisis h 38

98

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dari ajaran Islam seperti al-Qurrsquoan hadis fikih tauhid dan lain-lain ditambahdengan beberapa pengetahuan lainnya4

Sedangkan lembaga pendidikan Islam yang dimaksudkan merupakanwadah tempat berkiprahnya berbagai aktivitas pendidikan yang berlandaskanajaran Islam yang seluruh teori dan konsep-konsep yang dikembangkannyaadalah khas manusia muslim dari dan oleh manusia muslim Tujuanpokok dari lembaga pendidikan ini sebagaimana dikemukakan dalamKonferensi Dunia Pertama Pendidikan Islam tahun 1977 di Makkah yangdihadiri 313 orang sarjana Muslim dari berbagai Negara secara bulat-bulat telah menyatakan dalam suatu konsensus bersama ldquoThe aim ofMuslim education is the creation Of the lsquogoot and righteous manrsquo whoworships Allah in true sense the term build up the sturucture of his earthlylife according to the sharirsquoah (Law) and emplous to subserve his faith5

Inti pokok dari kandungan pengertian di atas ialah bahwa pendidikanIslam pada hakikatnya ingin menciptakan ldquomanusia yang baik dan benarrdquoKriterianya dicirikan kepada dua hal sekaligus Pertama pendidikan harusmemungkinkan manusia memahami Tuhannya sedemikian rupa sehinggamanusia dapat melaksanakan peribadatannya kepada Allah denganpenuh penghayatan akan ke-Esaan-Nya dan memenuhi seluruh tuntutandan tuntutan syariat Islam Kedua pendidikan harus memungkinkanmanusia memahami jalan-jalan Allah di alam semesta ini agar manusiamemiliki kemampuan untuk mengolah dan memanfaatkan semua ciptaanAllah yang diperuntukkannya bagi kesejahteraan umat manusia dengancara-cara yang benar guna menopang keimanan dan memperkuat agama-Nya

Dengan pengertian seperti itu hakikat pendidikan Islam sebagaimanaditegaskan oleh Ashraf tidak lagi terbatas hanya sebagai pengajaran

4Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 menyebutkan bahwa pendidikandiniyah dasar formal wajib memasukkan muatan pendidikan kewarganegaraanbahasa Indonesia matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pelaksanaanprogram wajib belajar (Ps 18 ayat 1) Sedangkan untuk pendidikan diniyah menengahformal wajib memasukkan muatan pendidikan kewarganegaraan bahasa Indonesiamatematika ilmu pengetahuan alam serta seni dan budaya (Pasal 18 ayat 1) Khususuntuk pendidikan tinggi wajib memasukkan muatan pendidikan kewarganegaraandan bahasa Indonesia (Ps 20 ayat 2)

5First World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter Islamic Universityof Indonesia 1977) h 2

99

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

teologis atau pengajaran al-Qurrsquoan hadis fikih dan yang seumpama denganitu sebagaimana banyak dipahami sebelum Konferensi Dunia PertamaPendidikan Islam tahun 19776 Lembaga pendidikan seperti itu yang disebutldquopendidikan keagamaanrdquo di Indonesia merupakan bagian pendidikanIslam Sekalipun demikian seperti dikemukakan oleh Ashraf lebih lanjutmasih terdapat sejumlah intelektual muslim dan sejumlah negara muslimyang menggunakan istilah ldquopendidikan Islamrdquo dalam pengertian ldquopendidikankeagamaanrdquo saja meskipun semakin banyak pula yang menyadari pengertianpendidikan secara lebih luas7

Pengertian pendidikan yang bersifat luas itu kelihatannya telahmendapat pengakuan resmi oleh semua negara-negara Islam sepertidinyatakan dalam ldquoDeklarasi Makkahrdquo yang ditandatangani oleh semuaKepala Negara Muslim yang berbunyi sebagai berikut

Dengan meyakini ajaran Islam yang mengajarkan bahwa pencarianpengetahuan wajib bagi semua Muslim kami menyatakan tekadbekerjasama dalam menyebarkan pendidikan lebih luas lagi danmemperkuat lembaga-lembaga pendidikan Islam sehingga kebodohandan ketertinggalan dapat diberantas dan mengambil langkah-langkahyang memperkokoh kurikulum pendidikan Islam dan menggalakkanpenelitian dan ijtihad di kalangan para pemikir Muslim dan Ulamasembari menyebarluaskan studi-studi sains dan teknologi modern8

Cuplikan deklarasi di atas mengisyaratkan bahwa muatan pendidikanIslam tidak lagi sekadar ldquoilmu agamardquo dalam pengertian yang khususkalau enggan mengatakannya sempit tetapi meliputi sains dan teknologiHal itu sejalan dengan rekomendasi Konferensi Dunia Pendidikan Islamtahun 1977 yang menyatakan bahwa konsep ilmu dalam Islam tidakmembatasi dan menghalangi ilmu-ilmu pengetahuan teoretis empirisdan terapan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip iman9

Berdasarkan hal itu agar lembaga pendidikan Islam memiliki kemampuanmaksimal dalam memberdayakan umat maka seluruh aktivitasnya seyogianya

6Syed Ali Ashraf New Horizon in Muslim Education (Cambridge IslamicAcademy 1985) h 84

7Ibid8Ibid9First world h 3

100

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

ditujukan pada dua hal Pertama berupaya untuk mempersiapkan manusiaagar mengenal Allah dan segenap ajaran-ajarannya serta dapat meng-amalkannya secara baik dan benar Untuk mencapai hal tersebut tidakbisa lain kecuali membekali setiap individu dengan ilmu pengetahuanyang dapat menghantarkannya melakukan kewajiban-kewajiban agamanyasebagai kompetensi umum yang mesti dimiliki setiap Muslim agar imandan semua ibadahnya terselenggara dengan khidmat dan penuh penghayatansesuai dengan tuntunan yang disyariatkan Allah sebagaimana Allahswt telah menegaskan bahwa fungsi manusia hanya untuk beribadahkepada-Nya (QS al-Dzacircriyacirct51 56)

Kedua mempersiapkan peserta didik agar dapat menguasai ilmupengetahuan dan teknologi sebagai kompetensi khusus yang dapatdigunakannya untuk mewujudkan peranannya sebagai sumber dayamanusia (SDM) muslim yang khalifatullah dan mampu membangunstruktur kehidupan dan peradaban dunia Untuk mencapai tujuan tersebuttidak bisa lain kecuali membekalinya dengan ilmu pengetahuan danteknologi yang bisa menghantarkannya memiliki keahlian guna melaksanakankewajiban kifacircyahnya berupa kemampuan khusus yang menghasilkansesuatu yang diperlukan masyarakat banyak Dalam hal ini terkandungmaksud bahwa pendidikan Islam berupaya mewujudkan SDM Muslimyang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakanperanannya selaku khalifah Allah untuk memakmurkan bumi sebagaitindak lanjut dari ibadahnya kepada Allah (QS Hucircd11 61)

Sekalipun Tuhan menyuruh umat manusia tanpa terkecuali untukberibadah dan sekaligus untuk memakmurkan bumi tetapi dalam ayatlain Allah juga memberikan penjelasan agar manusia bekerja sesuaidengan syakilah atau kemampuan khusus yang dimilikinya sebagaimanadifirmankan Allah

Katakanlah ldquoTiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masingrdquo Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benarjalan-Nya (QS al-Isracircrsquo17 84)

101

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Secara harfiah kata syakilah dalam ayat di atas dapat diterjemahkansebagai jalan cara tertentu atau metode10 Jadi berbuat atau bekerja menurutsyakilah masing-masing menunjukkan bahwa tiap-tiap orang mempunyaicara tertentu dalam bekerja Jawad Mugniyah menafsirkan kata syakilahsebagai kemampuan khusus bahwa di dalam diri seseorang terdapat satuatau lebih kemampuan khusus yang belum tentu dimiliki orang lain11

Kemampuan khusus inilah yang memberi peluang bagi setiap orangsebagai SDM muslim untuk berbagi tugas dalam melaksanakan peranannyasesuai dengan syakilah yang dimilikinya di tengah-tengah umat danmasyarakat Dengan cara berbagi tugas itulah pemberdayaan umat lebihmemungkinkan dilaksanakan Oleh karena itu lembaga pendidikan Islamyang diperkirakan tetap eksis memainkan peranannya dalam pemberdayaanumat ialah lembaga pendidikan yang mampu mempersiapkan pesertadidik sesuai dengan spesialisasi atau kemampuan-kemampuan khususyang dibutuhkan oleh masyarakat Dalam konteks inilah diperlukan suatujaringan kerjasama di antara berbagai lembaga pendidikan itu untukberbagi tugas tentang spesialisasi atau kemampuan-kemampuan khususyang akan dikembangkannya

Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan KeterampilanSesuai dengan persoalan di atas permasalahan pokok yang segera

hendak dijawab sekarang ini ialah materi ilmu pengetahuan apa sajakahyang seyogianya disajikan dalam upaya pengembangan SDM Muslimyang memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh masyarakat

Untuk menjawab pertanyaan ini tidak mudah akan tetapi dengan meminjampola pengklasifikasian ilmu pengetahuan seperti yang dikembangkan olehImam al-Ghazali (450-505 H) agaknya benang merah persoalan akan ditemukan

Salah satu pola pengklasifikasian ilmu yang dilakukan oleh al-Ghazaliialah dengan membagi tingkat kewajiban mempelajari ilmu pengetahuanke dalam dua kelompok yaitu

10Hans Wehr A Dictionary of Modern Written Arabic (London Macdonaldamp Evans Ltd 1974) h 483

11Muhammad Jawad Mugniyah al-Tafsir al-Kasyif juz V (Beirut Dar al-lsquoIlm li al-Malayin tt) h 77

102

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

1 Kelompok pengetahuan yang diwajibkan bagi setiap individu muslim(fardu lsquoain)

2 Kelompok pengetahuan yang diwajibkan kepada anggota masyarakatmuslim (fardu kifayah)12

Kelompok pengetahuan yang diwajibkan kepada setiap individumuslim tanpa terkecuali yang disebut sebagai fardu lsquoain adalah pengetahuan-pengetahuan mengenai lima rukun Islam yang wajib diketahui dan diamalkansecara individu oleh setiap muslim seperti mengucapkan dua kalimatmengucapkan dua kalimat syahadat menegakkan shalat berpuasa padabulan ramadhan membayar zakat dan menunaikan ibadah haji jugatermasuk yang berkaitan dengan hal-hal dan perbuatan yang dihalalkandan keyakinan-keyakinan serta perbuatan dari keadaan hatijiwa yangsecara lebih lanjut disebutnya lsquoilmu al-Mursquoamilat dan lsquoilmu al-Mukasyafah13

Berkenaan dengan pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat(fardu kifayah) sebagaimana dimaksudkan oleh al-Ghazali merupakansuatu kewajiban (fardu) bagi keseluruhan masyarakat Muslim Hanyamanusia-manusia yang kompeten dalam jumlah yang dibutuhkan danmencukupi (kifayah) harus memutuskan diri di dalam setiap disiplin-disiplin dan bidang-bidang yang diperlukan bagi tegaknya sebuah peradabanIslam Bidang-bidang tersebut menurut al-Ghazali adalah ldquoSetiap ilmupengetahuan yang tidak dapat dikesampingkan bila menginginkan adanyakesejahteraan duniardquo Sedangkan apabila tanpa lsquodisiplin-disiplin danbidang-bidang itu maka masyarakat akan menghadapi kesulitan-kesulitan

12Fathiyah Hasan Sulaimacircn Mazacirchib fi al-Tarbiyah Bahts fi al-Mazacirchib al-Tarbiyah lsquoind al-Ghazacirclicirc (Mesir Dar al-hana li al-Tibarsquoah wa al-Nasr 1958) h 32

13Ilmu al-Mursquoamilat disebut al-Ghazacirclicirc sebagai ldquoilmu mengenai keadaan hatidan jiwardquo atau etika Islam Ilmu ini wajib dipelajari oleh setiap Muslim secara individudan ditanamkan di dalam keyakinan-keyakinan dan perbuatan-perbuatan sesempurnamungkin sebagai kewajiban seumur hidup bagi setiap individu Sedangkan lsquoilmal-mukasyafah (ilmu mengenal wahyu-spritual) yaitu pengetahuan esotoris tentangrahasia atau misteri transendental misalnya malaikat-malaikat sifat-sifat Allahdan kenabian Keharusan bagi setiap individu adalah adanya keyakinan kepadarahasia-rahasia ini Sedangkan rahasia-rahasia itu hanya dibukakan kepada Nabidan kepada orang-orang tertentu yang dekat kepada Allah Selengkapnya lihatldquoKitab al-rsquoIlmrdquo dalam Ihyacircrsquo al-lsquoUlucircm al-Dicircn Kitab ini telah diterjemahkan disertaidengan catatan-catatan NA Faris dengan judul Book of Knowledge Selengkapnyalihat NA Faris Book of Knowledge (Lahore SM Ashraf 1986) h 46-79

103

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang picikrdquo14 Disiplin dalam bidang-bidang tersebut antara lain sepertipertanian jurisprudensi kedokteran politik dan keahlian teknik danilmu pengetahuan dan teknologi lainnya yang menjadi kebutuhan bagipeningkatan kesejahteraan umat manusia

Dalam konteksi ini secara lebih tegas lsquoAbd al-Gani lsquoAbud mengomentaripandangan al-Ghazali di atas dengan mengatakan bahwa jika pada suatudaerah atau wilayah diperlukan sekurang sepuluh orang SDM muslimdengan keahlian tertentu misalnya dokter kesehatan agar kebutuhanmasyarakat akan tenaga ahli (dokter) tersebut dipandang mencukupi(kifayah) untuk kepentingan masyarakat dalam bidang kesehatan makasemua anggota masyarakat di daerah itu akan menanggung dosa jikajumlah tersebut belum terpenuhi15

Hal ini menunjukkan bahwa lembaga pendidikan Islam bersama-sama dengan masyarakat perlu mempersiapkan berbagai SDM muslimyang berkualitas sesuai dengan kebutuhan umat Lembaga-lembagapendidikan Islam bukan saja wajib dalam mempersiapkan para ahliagama (mutafaqqih fiddin) saja tetapi sekaligus wajib pula mempersiapkanpara spesialis keilmuan dengan keahlian yang beraneka ragam sesuaidengan kebutuhan masyarakat banyak agar masyarakat tersebut dapatmembangun peradaban dan kesejahteraannya Dengan kata lain pendidikanIslam selain mempersiapkan ldquoulama yang cendikiardquo sekali juga mempersiapkanldquocendikia yang ulamardquo

Ulama yang cedikia yang dimaksudkan di sini adalah para ahli agamayang kaya dengan berbagai bidang keilmuan lainnya sehingga memilikiketangguhan dalam mengemban tugas masa depan dalam kehidupanmasyarakat yang kompleks dengan pola pikir yang serba kompleks pulaHal itu terutama karena di dalam masyarakat modern sekarang ini sangatdiperlukan kehadiran ldquoulama yang cendikiardquo yang mampu melakukanpenyesuaian-penyesuaian metodologis dalam menyajikan materi ajaranagama sesuai dengan pola pikir masyarakat yang dihadapinya Ulamaseperti inilah yang diperkirakan bisa tetap eksis memainkan peranansebagai pendidik dan penuntun umat karena mampu menerjemahkan dan

14Ibid h 35 dan 37 lihat juga h 915rsquoAbd al-Gani lsquoAbud Fi al-Tarbiyah al-Islacircmiyah (Cairo Dacircr al-Fikr 1997)

h 32

104

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mempertahankan nilai-nilai ajaran Islam agar tetap tegak serta memilikidaya kenyal ketika berhadapan dengan berbagai perubahan yang bagaimanapunbentuknya Jadi ldquoulama yang cendikiardquo yang dimaksudkan adalah ulamayang dilengkapi ilmu-ilmu pengetahuan yang relevan untuk mendukungkemampuannya dalam menerjemahkan ajaran agama berikut metodepenyajian materinya yang mudah dicerna oleh masyarakat modern

Akan halnya prototype spesialis kelimuan lainnya adalah para ahliyang menguasai disiplin ilmu yang digelutinya secara mendalam sertasekaligus diperkaya dengan ilmu-ilmu agama yang memadai sehinggailmu tersebut dapat disumbangkannya untuk membangun peradabanmasyarakat serta tidak akan kering dari sentuhan iman dan amal salehPrototype inilah yang dimaksudkan dengan ldquocendikia yang ulamardquo

Dengan demikian SDM muslim yang diharapkan hadir untuk mengisipola kehidupan masyarakat modern yang diperkirakan dapat memberdayakanumat sekarang ini ialah SDM muslim dengan prototype ldquoulama yangcendikiardquo dan ldquocendikia yang ulamardquo

Persoalan baru yang segera muncul ialah bagaimanakah merancangkurikulum dan proses pembelajarannya sehingga pesan-pesan pendidikanitu dapat diwujudkan secara maksimal Dalam konteks inilah uraianberikut akan membahas dengan ringkas mengenai rancangan kurikulumdan proses pembelajaran sebagai isi pesan lembaga pendidikan

Rancangan Kurikulum dan Proses PembelajaranPada tataran konsep yang lebih mutakhir ilmu-ilmu yang disebut

al-Ghazali sebagai fardu lsquoain dalam mempelajarinya itu disebut sebagaipengetahuan abadi (perennial knowledge) sementara yang fardu kifayahdisebut sebagai pengetahuan perolehan (acquired knowledge)16 Keduakelompok ilmu ini seperti dinyatakan dalam rekomendasi KonferensiDunia Pertama Pendidikan Islam tahun 1977 di Makkah yang laluhendaklah disajikan secara integratif dalam sebuah pengorganisasiankurikulum yang disebut dengan istilah kurikulum inti (core curriculum)yang selengkapnya disebutkan sebagai berikut

16First world h 4

105

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

1 In order to achieve the ultimate aims and objectives of education knowledgebe classified in to the following two categories

a Given perennial knowledgersquo based on the Devine revalation presentedin the Qurrsquoan and Sunnah and all that can be derived from them withemphasis on the Arabic language as the key to the understanding of both

b Acquired knowledgersquo including social natural and applied sciencessusceptible to quantitative growth and multiplication limited variationsand cross cultural borrowings as long as consistency with the Sharirsquoahas the source of values is maintained

2 There must be a core knowledge drawn from both with major emphasison the first sepecially on the Sharirsquoah rich must be made obligatory toall Muslims at all levels of the educational system from the highest to thelowest graduated to conform to the standards of each level This alongwith the compulsory teaching of Arabic should form the major sectionof the core curriculum These two alone can sustain Islamic civilizationand preserve the identity of the Muslim17

Sekalipun rekomendasi di atas tidak secara ekspilisit menegaskankurikulum pendidikan Islam mengikuti pengorganisasian kurikulum inti(core curriculum) tetapi kecenderungan seperti itu hampit tidak diragukanlagi terutama jika diperhatikan bahwa kelompok pengetahuan pertamayang disebut pengetahuan abadi (perennial) ndashal-Qurrsquoan dan Sunnahberikut cabang-cabangnya ndashmenempati posisi yang lebih strategis daripengetahuan kelompok keduandashpegetahuan perolehan (acquired)ndashyangsecara hirarkis berada di bawah kelompok yang pertama

Kemudian dengan menyimak pernyataan bahwa harus ada pengetahuaninti yang dapat ditarik dari kedua kelompok pengetahuan itu terutamapada yang pertama khususnya Syariah yang diwajibkan bagi semuaMuslim untuk semua tingkat dan jenjang pendidikan telah menunjukkanciri-ciri kurikulum inti

Dengan demikian jelaslah bahwa pada prinsipnya kurikulum pendidikanIslam menggunakan pengorganisasian kurikulum inti yang menempatkanpengetahuan abadi ndashal-Qurrsquoan dan Sunnah berikut cabang-cabangnyandash

17Ibid

106

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

atau kelompok ilmu-ilmu fardu lsquoain atau lsquoulum an-naqliyah sebagai programpendidikan umum yang diintegrasikan ke berbagai disiplin ilmu pengetahuanperolehan atau kelompok ilmu-ilmu fardu kifayah secara interdisiplinerdengan tetap mengakui adanya batas-batas matapelajaran sesuai dengankekhususan disiplin ilmunya masing-masing

Jika pengetahuan abadi tersebut dijadikan sebagai inti kurikulumyang penyajiannya diintegrasikan secara interdisipliner ke berbagaimatapelajaran lainnya maka persoalan selanjutnya yang menyangkutrealisasi ialah ldquoMatapelajaran apa sajakah yang termasuk dalam pengetahuanabadi iturdquo

Berdasarkan hasil Konferensi Dunia Pertama Pendidikan Islam Tahun1980 di Islamabad Pakistan ditetapkan bahwa kelompok pengetahuanabadi (perennial knowledge) terdiri atas dua bagian utama yaitu al-Qurrsquoandan materi tambahan18 dengan rincian sebagai berkut19

1 al-Qurrsquoan11 Qiraah Hifz dan Tafsir12 As-Sunnah13 Sirah Nabi14 Tauhid15 Usul al-Fikih dan Fikih dan16 Bahasa Arab al-Qurrsquoan yang meliputi Fonologi sintaksis dan

Semantik

2 Materi tambahan21 Metafisika Islam22 Perbandingan Agama dan23 Kebudayaan Islam yang disesuaikan menurut kebutuhan

Sedangkan kelompok pengetahuan perolehan (acquired knowledge)terdiri berbagai matapelajaran lainnya sesuai dengan jenis dan macamprogram studi yang ditetapkan mulai dari ilmu-ilmu imajinatif sepertiseni dan sastera ilmu-ilmu intelektual dan studi-studi sosial ilmu-ilmu

18Second World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter Islamic UneversityCooperation of Indonesia 1981) h 3

19Ibid

107

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

kealaman ilmu-ilmu terapan dan rekayasa teknologi sampai pada ilmu-ilmu praktis dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang diperkirakanberguna untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia20

Dengan demikian sekiranya desain kurikulum inti dapat diterimasebagai alternatif dalam mendesain kurikulum pendidikan Islam makasemua matapelajaran yang terkelompok sebagai pengetahuan abadidapat dipandang bagaikan tersusun dalam dua strata ndashmeminjam istilahyang dikemukakan Noeng Muhadjir ndashyaitu sebagai Studi Islam Teologik(SIT) sebagai lapisan pertama dan Studi Islam Interdisipliner (SII) sebagailapisan kedua21

Sebagai Studi Islam Teologik kedudukannya merupakan matapelajaranyang disajikan secara eksplisit sebagaimana halnya penyajian matapelajaranyang lain dan tujuannya pun tetap sama dengan tujuan pembelajaranmatapelajaran sesuai dengan esensi disiplin keilmuannya menjadi prasyaratuntuk dapat mendalami dan mengamalkan ajaran Islam secara baik danbenar Akan halnya ilmu pengetahuan lainnya terutama dilihat darikedudukannya sebagai Studi Islam Interdisipliner maka penyajiannyatidak lagi eksplisit melainkan tersebar secara implisit dan terpadu dalamsetiap program matapelajaran baik ke dalam rumpun ilmu-ilmu alamdan sosial maupun rumpun humaniora

Dengan menggunakan desain kurikulum seperti itu maka kurikulumyang ditetapkan pemerintah tidak perlu diubah sehingga tidak menjadipenghalang dalam mengikuti ujian akhir atau ujian lainnya yang ditetapkanpemerintah karena semua materi dan bahan studinya tetap sama Halyang membedakannya hanyalah strategis dan teknik penyajian materinyayang mengimplisitkan nilai-nilai ajaran Islam terhadap semua matapelajaranbaik pada ranah kognitif maupun pada ranah afektif dan kinerja

Meskipun demikian tidak berarti bahwa nilai-nilai yang hendakdiimplisitkan itu hanya berada dalam benak para guru atau dosen yanghanya disajikan apabila teringat dalam program yang serba kebetulanmelainkan menghendaki suatu susunan yang sistematis dan berencana

20Ibid21Neong Muhadjir ldquoKerangka Dasar Pemikiran Penyusunan Program Kurikulum

al-Islam dan Kemuhammadiyahanrdquo Warta PTM Th IV No 9 Maret 1997 h 3

108

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

baik pada materi maupun tujuan pembelajarannya sehingga tidak satupun dari setiap matapelajaran yang bisa dilepaskan dari iman dan kesalehansebagaimana hendak dikatakan oleh rumpun pengetahuan abadi tadi

Hubungan Studi Islam Teologik (SIT) dengan Studi Islam Interdisipliner(SII) merupakan hubungan silang SII merujuk dan berkonsultasi padaSIT sementara SIT menjiwai penuh program SII

Adalah benar untuk merealisasikan kurikulum seperti ini tentu sajamemerlukan tersedianya buku-buku pelajaran atau buku daras yangtelah mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuan yang bersumberkan ajaranIslam sebagai terkandung dalam esensi pengetahuan abadi terutamasebagai bahan bacaan bagi peserta didik Jadi semua matapelajaran mulaidari yang bernama kewiraan psikologi sosiologi antropologi teknologimatematika dan entah apapun nama yang disandangnya mau atautidak suka atau tidak ldquowajib berkonsultasirdquo pada nilai-nilai yang terkandungpada rumpun pengetahuan abadi tadi

Di samping itu tak kalah pentingnya adalah tersedianya tenagapengajar yang bukan saja menguasai materi dan substansi keilmuanyang disajikannya tetapi lebih dari itu memiliki pemahaman yang kuattentang kandungan nilai-nilai abadi itu sehingga dengan demikian guruatau dosen tadi mampu mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuan abadiitu ke dalam materi matapelajaran yang diajarkannya

Peran Sentral Tenaga PendidikPendidikan yang bermutu memiliki kaitan ke depan (forward linkage)

dan kaitan ke belakang (backward linkage)22 Forward linkage bermaknabahwa pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkankehidupan bangsa yang maju modern dan sejahtera Sejarah perkembangandan pembangunan bangsa-bangsa telah mengajarkan bahwa bangsayang maju modern makmur dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yangmemiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu Backward linkage

22Fasli Jalal ldquoSertifikasi Guru Untuk Mewujudkan Pendidikan yang BermuturdquoMakalah disampaikan pada seminar Pendidikan yang diselenggarakan oleh PPsUnair Surabaya tanggal 28 April 2007 h 1

109

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mengandung makna bahwa pendidikan yang bermutu sangat tergantungpada keberadaan guru yang bermutu Di sinilah latak peran sentral gurusebagai tenaga pendidik profesional tanpa mempersoalkan bidang studiatau mata kuliah yang diajarkannya dalam menghantarkan keberhasilanlembaga pendidikan dalam memberdayakan umat

Dalam kehidupan masyarakat luas yang berperan sebagai guruutama adalah para lsquoulama dan ahl al-dzikr (QS an-Nahl16 43 al-Anbiyarsquo21 7) Baik lsquoulama maupun ahl al-dzikr sekalipun pengertiannya masihdapat dibedakan akan tetapi secara personal keduanya merupakan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang mendalam dan memilikiotoritas keilmuan dalam bidangnya yang tentu saja memiliki sifat-sifat yang terpuji Orang-orang seperti itulah yang diberi amanah sebagaiguru dalam Islam Oleh karena itu tidak mengherankan jika para pakarpendidikan Islam menetapkan syarat-syarat yang cukup ketat sebagaikriteria yang menjadi kompetensi personal seorang guru di dalam Islamseperti khasyyah istiqamah sabar berilmu cerdas dan terampil penyantundan berbagai sifat terpuji lainnya yang menunjukkan kemulian danketeladanannya sebagai pemegang amanah jabatan profesi guru

Dengan kompetensi personal seperti itu para guru muslim diberitugas dan tanggung jawab mulia untuk menuntun generasinya ke jalanAllah dan membebaskan mereka dari berbagai jebakan kesesatan entahdari manapun datangnya dan sekaligus menuntun umat agar mau danmampu melaksanakan fungsi dan peranannya sebagai hamba Allah dankhalifah Allah Hal itu berarti bahwa tugas mendidik merupakan tugasyang mulia dan Allah swt menempatkan orang-orang yang berimandan berilmu pengetahuan lebih tinggi derajatnya bila dibandingkan denganmanusia lainnya

Oleh karena strategisnya peranan guru dalam pendidikan Islammenyebabkan ditemukan berbagai persyaratan yang dimiliki seseoranguntuk dapat diangkat sebagai guru antara lain meliputi persyaratankedewasaan dan kesehatan persyaratan moral serta persyaratan kompetensi

Selain syarat-syarat di atas para ahli didik muslim masih merumuskanberbagai pedoman lain yang menyangkut dengan sifat sikap dan perbuatanyang seyogianya dimiliki oleh seorang pendidik muslim An-Nahlawimisalnya mengemukakan beberapa pedoman yang seyogianya dimiliki

110

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dan dilakukan oleh pendidik yaitu memiliki watak dan sifat rabbaniyahikhlas sabar jujur senantiasa membekali diri dengan ilmu dan kesediaanuntuk terus mengkajinya mampu menggunakan metode mengajarsecara variatif maupun mengelola kelas tegas dan proporsional dalambertindak memahami kehidupan psikis peserta didik tanggap terhadapberbagai kondisi dan perkembangan dunia yang mempengaruhi jiwakeyakinan dan pola pikir peserta didik serta bersikap adil23

Mendidik menurut konsep Islam tidak sekedar mengajar melainkanjuga melatih membiasakan membimbing memberi dorongan mengembangkanmenggerakkan mengarahkan memberi contoh teladan dan memfasilitasiproses pembelajaran guna memberdayakan segenap potensi atau daya-daya yang dimiliki peserta didik secara maksimal Hal inilah antara lainyang menjadi tugas pokok seorang guru

Persoalan yang segera muncul adalah apakah tugas-tugas yangsedemikian merupakan tugas semua guru atau hanya tugas para ustazdan guru agama saja Tentu saja ya Walaupun ada anggapan padasebagian orang bakan juga di kalangan para guru bahwa yang palingbertanggung jawab dalam menuntun peserta didik ke jalan yang benarhanya para ustaz atau guru agama Hal-hal yang berkaitan denganmoral dan akhlak seakan-akan hanya menjadi tanggung jawab paraguru agama dan sama sekali tidak menjadi tanggung jawab bagi gurulainnya Tidak mengherankan jika pada suatu sekolah ketika berhadapandengan perkelakuan siswa yang sudah keterlaluan seorang guru kimiatega-teganya berkata ldquoWah saya ini kan hanya mengajar kimiardquo

Adalah benar bahwa guru kimia guru olahraga atau guru-gurulainnya bukanlah guru agama dan guru moral Bahkan pendidikan moralpada anak dalam arti langsung lebih merupakan tanggung jawab keluargadaripada tanggung jawab lembaga pendidikan Kendati guru secaranyata sekolah punya peranan penting dalam pembinaan generasi mudadalam bidang moral dan keagamaan Apalagi tujuan pendidikan Islambukan hanya mengupayakan terbentuknya pribadi yang cerdas danterampil tetapi juga bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

23Abdurrahman an-Nahlawi lsquoUlum al-Tarbiyah al-Islamiyah wa Asalibihafi al-Baiti wa al-Madrasah wa al-Mujtamarsquo (Beirut Dar al-Fikr 1989) h 239

111

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa berakhlak mulia dan seterusnya

Untuk mencapai tujuan tersebut kiranya perlu bagi semua guruapakah itu guru kimia guru fisika dan lain-lain dalam kedudukannyasebagai seorang guru untuk tidak hanya mengajarkan atau menyampaikanilmunya begitu saja kepada peserta didik melainkan juga melihat relevansiilmu itu dalam rangka pembentukan pribadi peserta didik Singkatnyapara guru tidak saja puas hanya karena telah mengajarkan ilmu sajamelainkan juga mesti mengimplisitkan nilai-nilai kebaikan dan kebenarandalam setiap mata pelajaran yang disajikannya

Mungkin banyak juga orang yang segera tergelitik ketika JujunSuriasumantri berkata ldquoKalau kita kaji lebih dalam maka sebenarnyapendidikan keilmuan juga merupakan sumber pendidikan etika helliprdquo24 ldquoPendidikandi negara kitardquo kata Suriasumatri lebih lanjut ldquobelum memanfaatkanpendidikan keilmuan sebagai salah satu wahana pendidikan moralrdquo25

Dalam penjelasannya Surisumantri mengatakan bahwa seorangilmuwan yang dididik untuk mencari kebenaran dengan metode tertentuyang dapat diandalkan lambat laun dia akan menganggap hal ini sebagaikategori moral Demikian juga sikap-sikap moral seperti kejujurankeberanian untuk membela kebenaran kendati harus disertai pengorbanansikap toleran dan tidak picik dapat pula dikembangkan dengan penanamansikap-sikap ilmiah26 Gagasan menarik dan kiranya pantas mendapattanggapan dari kaum guru

Ada memang yang beranggapan bahwa masalah akhlak atau moralhanya bisa dilakukan sungguh-sungguh bila dilakukan secara formalmelalui pembelajaran budi pekerti atau pendidikan agama Hal ini kiranyamemang perlu karena lepas dari pembelajaran semacam itu nilai-nilaimoral yang kiranya terliput dalam pendidikan keilmuan pun akan takdisadari dan terabaikan Kendati begitu permasalahan moral dan ataupendidikan agama akan sangat terbantu bila para guru ilmu walaupuntak secara ekspilisit bermaksud mengajarkan akhlak akan tetapi bisa

24Jujun S Suriasumantri Ilmu dalam Perspektif Moral Sosial dan Politik(Jakarta Gramedia 1986) h 23

25Ibid26Ibid

112

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dan dapat menginternalisasikan sikap-sikap ilmiah yang mengarahpada terbentuknya pribadi yang berakhlak mulia Sikap-sikap ilmiahtersebut antara lain seperti (a) sikap cinta akan kebenaran yang akanmemberikan dorongan untuk terus menerus dengan segala ketelitianketekunan keterbukaan kerendahan hati dan kejujuran mau mencarijawaban yang lebih memuaskan dan sesuai dengan kenyataan (b) sikapobjektif yang berusaha menghindarkan diri dari pamrih sikap a prioridan kecondongan-kecondongan subyektif (bias) yang mengakibatkandistorsi atas hasil penelitian (c) sikap bertanggung jawab atas ilmunyabaik pada komunitas ilmuwan maupun pada masyarakat luas yanglangsung atau tidak langsung cepat atau lambat akan terkena oleh buahpemikiran dan penelitiannya (d) sikap logis dan kritis yang tidak begitusaja menerima anggapan yang berlaku dalam masyarakat melainkanberusaha untuk mencari dan menemukan dasar penalaran di balikanggapan tersebut yang secara keseluruhan merupakan sikap-sikapyang relevan bagi pembentukan pribadi yang berakhlak mulia

Pengembangan rasa kesadaran akan kenyataan nilai-nilai moralserta usaha-usaha untuk memadukan ilmu dan kebijaksanaan hidupbukanlah privilege suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu Semuadisiplin ilmu termasuk sains dan teknologi bisa menunjang pengembangantersebut karena yang penting adalah inspirasi dasar yang menjiwaiseluruh pembelajarannya Menurut Islam tidak ada satu matapelajaranpun yang bebas dari sentuhan iman dan amal saleh

Sebagai contoh misalnya pengembangan rasa kesadaran akan kenyataandan nilai keluhuran manusia bisa ditunjang dengan memusatkan pengajaranilmu-ilmu pada pengembangan daya cipta akal budi manusia dan dayapegas yang tak terbatas dari kekuatan rohaninya Seperti didik perlu dibantuuntuk semakin menyadari daya cipta manusia yang mengagumkanbagaimana manusia terus mencari akal dalam usaha untuk menguasaidan memanfaatkan sumber-sumber alam Dalam hal ini perlu disadaribahwa ilmu bukan hanya diajarkan sebagai barang jadi atau dalambentuk serangkaian rumus-rumus atau teori atau tumpukan informasiyang harus dihapal dan dimuntahkan kembali waktu ulangan melainkansebagai proses pencarian dan penemuan pengetahuan di mana rumus-rumus dan rangkaian informasi berfungsi sebagai alat dalam prosespencarian tersebut

113

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Jika dalam rangkaian pembelajaran ilmu tersebut para guru telahberusaha sekuat tenaga menginternalisasikan nilai-nilai akidah tentangkekuasaan Allah Yang Maha Pencipta dalam setiap ilmu yang dididikkannyamaka kelak nilai-nilai iman dan akhlak mulia akan terpancar dalamsikap hidup dan keperibadian peserta didiknya Sebagai seorang Muslimkata Ahmad Sadali peserta didiknya akan melihat bahwa mengalirnyaair pohon pimping yang bergetar ditiup angin sepoi luka yang menyembuhbertaut kembali meluncurnya kapal di atas lautan mengembangnyarasa haru karena tali temali kecapi dipetik getaran senandung musiktegaknya jembatan beton dan lain-lain lagi akan jelas baginya bahwadi situ dia memandang dengan mata imannya ldquoWajahrdquo dan keperkasaanAllah Sedangkan jembatan yang diiringi hubungan dengan tali Allahdan sekaligus memampuan manusia menggunakan rahmat Allah ketikamengonstruksinya lebih mengandung rahmat Allah daripada jembatanyang dibuatnya dengan scientific rationalism semata-mata betapapunkuat mengarungi masa pada tampak lahirnya27 Dengan dipandu imannyaia merasakan getaran Ilahi dalam dirinya ketika membaca firman Allah

Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanamanzaitun korma anggur dan segala macam buah-buahan Sesungguhnyapada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagikaum yang memikirkan Dan Dia menundukkan malam dan siang mataharidan bulan untukmu dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu)dengan perintah-Nya Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benarada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahamimemikirkan(QS al-Nahl16 11-12)

27Ahmad Sadali ldquoPembaharuan Pendidikan Tinggi Islamrdquo dalam SerialMedia Dakwah (Jakarta DDII tt) h 26

114

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Di sinilah pentingnya menekankan aspek kesejarahan dari setiapilmu Dalam konteks sejarah ilmu-ilmu bisa kelihatan bagaimana suatupengetahuan dihasilkan dari suatu proses pencarian dan pergulatan pikiranyang lama dan bukan suatu barang jadi yang begitu saja diwariskan darizaman ke zaman sebagai gagasan-gagasan mandek dan mandul Denganmengenali proses tersebut peserta didik bisa dibantu untuk menyadari bahwasemua ilmu berasal dari Allah Ada yang diwahyukan melalui para Nabi(perennial knowledge) dan ada yang diperoleh melalui pencaharian manusiadengan menggunakan kemampuan akalnya (acquired knowledge) yangjuga berasal dari Allah

Peserta didik adalah pribadi yang hidup dan pendidikan mesti ditujukanuntuk merangsang dan membimbing pengembangan diri mereka Akalbudi mereka bukanlah suatu barang mati atau sekadar wadah yangperlu di isi melainkan sesuatu yang aktif dan interaktif dan bisa dilatihdan diberdayakan untuk terus tanggap terhadap rangsangan para gurunyaTanpa harus mendidikkan moral secara langsung para guru merekaapakah itu guru agama atau guru ilmu lainnya dengan menepati secarasetia asas-asas moral ilmunya sesungguhnya dapat menjadikan pem-belajarannya berbagai disiplin sebagai salah satu wahana penginternalisasiannilai-nilai akhlaq al-karimah

Sikap moral manakah yang semestinya dimiliki oleh guru dalammengajar ilmunya Terlalu gegabah jika sikap dan etika yang seyogianyadimiliki oleh para guru tanpa mempersoalkan apakah guru agama atauguru ilmu hanya direduksi menjadi beberapa saja katakanlah dua atautiga sikap etis karena walau bagaimanapun sikap moral itu tidak mudahuntuk disederhanakan Sekalipun begitu tanpa bermaksud menyederhanakanyang sesungguhnya kompleks sekurang-kurangnya ada tiga sikap etisyang seyogianya dimiliki oleh guru adalah (1) tanggung jawab profesi(2) cinta profesi dan (3) cinta terhadap peserta didik28

Sikap etis yang pertama perlu dimiliki seorang guru dalam mengajarkanilmunya adalah sikap tanggung jawab sebagai guru Nabi saw bersabda

28Lihat J Sudarminta ldquoDimensi Etis Pendidikan Keilmuanrdquo makalah seminarMeningkatkan Profesionalitas Guru dalam Rangka Menghadapi Tantangan Pendidikandi Masa Depan pada Dies Natalis XXXIII IKIP Sanata Dharma tanggal 19 Oktober1988 h 12-16

115

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Setiap kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadapapa yang dipimpinnya seorang kepala keluarga adalah pemimpinkeluarganya yang bertanggung jawab atas kepemimpinannya iburumah tangga adalah pemimpin di lingkungan rumah tangga suaminyadan bertanggung jawab atas kemimpinannya pelayan pun adalahpemimpin bagi harta majikannya dan bertanggung jawab terhadapbarang yang dipimpinnya (HR al-Bukhacircricirc)

Dalam hal ini tugas dan tanggung jawab kepemimpinan seorangguru bukan sekedar pengajar tetapi juga pengarah dan pembimbingyang dalam kebulatan kepribadiannya merupakan teladan keutamaanPengajaran merupakan bagian hakiki dari pendidikan formal di sekolahnamun mendidik itu lebih dari mengajar Sasaran pengajaran adalahpengalihan atau penularan pengetahuan (transfer of knowledge) Dalammendidik selain pengalihan pengetahuan diperlukan transinternalisasinilai-nilai Pendidikan melibatkan baik pengajaran ilmu yang sungguhbernilai untuk dipelajari maupun pembentukan sikap-sikap yang secaramoral bisa diterima

Dalam mendidik seorang guru seyogianya mengindahkan arti dannilai atau kegunaan ilmu itu dalam kehidupan manusia pada umumnyadan kehidupan peserta didik khususnya Sikap tanggung jawab profesionalsebagai guru bisa diungkapkan dalam usaha menghindarkan agar ilmuyang diajarkan tidak hanya membebani kepada peserta didik denganserangkaian rumus-rumus konsep-konsep teori-teori yang perlu dihafaluntuk kajian dan dilupakan sesudahnya Secara pribadi seorang gurumestilah yakin bahwa ilmunya itu memang berguna dan bermanfaat bagimanusia Jika tidak berarti sang guru hanya mengajarkan buih yangakan lenyap ditelan bumi al-Qurrsquoan melukiskan hal ini sebagai berikut

Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganyaAdapun yang memberi manfaat kepada manusia Maka ia tetap dibumi (QS al-Ralsquod13 17)

Kata bermanfaat tidak perlu diartikan secara pragmatis-ekonomisyang melulu mempertanyakan cash-value atau kemungkinan pasarannya

hellip hellip

116

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

melainkan kegunaan yang lebih luas antara lain meyakini bahwa ilmunyamengandung nilai-nilai kesalehan yang oleh karena itu perlu untuk dipelajari

Seorang guru dikatakan memiliki sikap tanggung jawab profesionalkalau dia bisa melihat di mana tempat dan sumbangan ilmunya itu dalampembinaan dan pemberdayaan peserta didik Guru yang tidak meyakiniilmu yang diajarkannya itu benar-benar bernilai sangat tidak mungkinakan membuat peserta didiknya tertarik untuk mempelajari apalagi mengkajidan mengembangkannya lebih lanjut Tak seorang pun mau membelibuah yang oleh penjualnya sendiri dinyatakan busuk29

Tanggung jawab profesional juga terungkap dalam usaha yangsungguh-sungguh untuk menguasai bidang ilmu yang diajarkan Kalaupengetahuan guru mengenai bidang ilmu yang diajarkan hanya berselisihsejengkal dua jengkal dengan peserta didiknya tentulah tidak bisa dikatakansebagai guru yang bertanggung jawab Sebutan guru untuk dirinya jugamenjadi tidak pada tempatnya Guru profesional selain pendidik ia jugaseorang ilmuwan

Menyampaikan sejumlah informasi saja pada peserta didik belumberarti mengajar Dalam pembelajaran mesti terkandung suatu intenseatau maksud bahwa seseorang memang belajar sesuatu sebagai hasildari apa yang dibuat oleh guru dan perlu adanya pengakuan oleh keduabelah pihak guru dan peserta didik akan tugas dan kewajiban masing-masing yang berlandaskan cinta (mahabbah)

Cinta (mahabbah) yang dimaksud setidaknya melibatkan tiga unsuryaitu guru peserta didik dan matapelajaran atau disiplin ilmu yangdiajarkan Ketiga unsur ini menyatu secara integral Jadi sikap etis keduayang erat hubungan dengan yang pertama adalah sikap cinta terhadapprofesinya sendiri sebagai guru terhadap peserta didiknya dan terhadapilmu yang diajarkannya

Cinta terhadap profesi adalah sesuatu yang menggairahkan Siapapun akan kecewa ketika bertemu dengan seorang guru yang malu-maludan nada merendah memperkenalkan profesinya ldquoAh saya cuman gurukokrdquo Sekiranya semua guru bersikap begini betapa menderitanya parapeserta didik yang memiliki guru yang tak percaya diri

29Ibid

117

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kurang atau tidak adanya sikap cinta dan kebanggaan terhadapprofesinya sebagai seorang guru ini kadang kala bukan kemauannyasendiri akan tetapi rupa-rupanya sebagian dari masyarakat ldquokitardquo sekarangini kurang memberikan penghargaan yang selayaknya pada profesikeguruan dan kependidikan Dalam masyarakat sekarang ini sudahada yang mengarah ke masyarakat yang kurang sehat karena harkatsejati kemanusiaan seseorang kurang mendapat penghargaan yangsemestinya karena menilai seseorang dari seberapa banyak uang yangbisa dihasilkan Padahal di dalam Islam profesi guru itu mendapat tempatmulia bahkan dalam banyak hadis Nabi saw yang memposisikan gurusebagai seorang syuhada dan mendapat tempat terhormat di sisi Tuhan

Selain cinta terhadap profesi seorang guru mestilah memiliki sikapcinta pada peserta didiknya yaitu memiliki keprihatinan terhadap perkembanganbakat dan kemampuan yang ada pada peserta didik Dia prihatin terhadapditangkap atau tidaknya dimengerti atau tidaknya dipahami atau tidaknyaakan ilmu yang disajikannya Dalam memilih materi dan metode pengajaransituasi dan kondisi peserta didik diperhitungkan Seorang guru yangcinta terhadap peserta didiknya tidak akan bangga menceritakan padaorang lain bahwa hanya 50 dari peserta didiknya yang lulus dalam UjianNasional Ia tidak akan menjatuhkan penilaian bahwa hal itu merupakankesalahan peserta didiknya

Cinta itu bersifat menciptakan atau kreatif Seseorang yang mencintaiakan berusaha melihat mengakui dan memperkembangkan hal-halpositif yang ada dalam diri orang yang dicintainya Hal-hal yang negatiftidak ditutup-tutupi tetapi bukan menjadi fokus perhatiannya Seorangguru muslim semestinya meyakini bahwa setiap peserta didik tanpa mem-persoalkan latar belakang keluarga etnis dan pendidikan ayah ibunyapastilah memiliki fitrah yang dapat dikembangkan ke arah yang lebihbaik Jika ada peserta didik yang perkelakuannya sudah sampai padatarap yang memprihatinkan maka guru muslim tetap menghargainyasebagai manusia yang memiliki sifat dasar (fitrah) yang baik bahwadi dalam diri peserta didiknya masih ada kebaikan yang perlu dibantuaktualisasinya Seorang guru muslim akan berusaha menemukan butir-butir mutiara entah berapa kecilnya di balik kubangan lumpur kerusakanoleh lingkungan yang membentuk peserta didiknya Guru yang sejaksemula menganggap peserta didiknya tak lebih dari keledai-keledai tolol

118

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang perlu dipukul dengan rotan akan sangat sulit melihat bahwa dalamdiri peserta didik ada bakat-bakat dan kemampuan yang sesungguhnyabisa tetapi belum diperkembangkan Dalam banyak hal peserta didikakan memandang dirinya dan bertingkah laku sebagaimana dipandangoleh gurunya Sekiranya pandangan atau cap para guru bersifat gegabahtentu akan merugikan bagi perkembangan pribadi peserta didik selanjutnya

Sikap cinta terhadap profesinya sebagai seorang guru perlu diwujudkanpula dalam kecintaan terhadap ilmu yang menjadi pengajarannya Kecintaanterhadap ilmunya akan merangsang daya imajinasi dan daya cipta seorangguru untuk terus menggeluti permasalahan-permasalahan yang dimunculkanoleh ilmunya dan berusaha untuk meneliti lebih lanjut dan memper-kembangkannya Segi afektif dari pendidikan keilmuan ini perlu diperhatikandalam menyampaikan ilmu kepada peserta didik Sikap aktif kreatif daninovatif berkaitan erat dengan ada tidaknya kecintaan terhadap ilmu yangmenjadi bidang pengajarannya Usaha-usaha penelitian dan pengembanganhanya bisa muncul dari seorang guru yang yang mencintai ilmunya30

Sikap etis ketiga yang semestinya dimiliki oleh seorang guru bahwadalam dirinya ada yang pantas untuk digugu dan ditiru Keteladananguru merupakan pokok pangkal keberhasilan pembelajaran31 Dalamhal ini kebutuhan peserta didik untuk mendapatkan panutan atau tokohideal dalam diri seorang manusia konkrit merupakan salah satu halyang perlu diperhatikan karena itu akan berpengaruh bagi pertumbuhankepribadian mereka Dalam hal ini pendidikan Islam sangat membantuuntuk memperkenalkan para tokoh yang memberi teladan hidup

Gagasan mengenai guru sebagai teladan keutamaan sebagaimanaketeladanan Nabi saw sebagai uswah al-hasanah mungkin bagi sebagianorang dianggap terlalu ideal dan menuntut terlalu banyak dari seorangguru Sekalipun tidak bisa seratus persen meniru Nabi saw tetapi palingtidak dari ukuran-ukuran akhlak yang dapat diterima oleh masyarakatIslam merupakan sesuatu yang perlu dipertahankan mulai dari segimoral keilmuan sampai pada perkataan perbuatan pergaulan bahkandalam berbusana Adalah tak wajar jika seorang guru muslimah misalnya

30Ibid31An-Nahlawi lsquoUlum al-Tarbiyah h 168

119

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

berani tampai sebagai guru padahal dia masih gemar menggunakanpakaian yang memperlihatkan lekuk-liku tubuhnya di hadapan yangbukan muhrimnya

Memang dalam kenyataan sehari-hari terutama karena terpengaruhpada konsep-konsep pendidikan liberal masih ada orang yang memperdebatkanapakah hanya orang yang bermoral baik saja yang memungkinkan bisamenjadi guru yang baik apalagi kalau ilmu yang dimaksud adalah ilmuyang sedikit banyak tidak langsung menyangkut manusia seperti sainskimia geologi mekanika ukur matematika dan sebagainya

Kata mereka bahwa sebagai guru yang baik seorang guru memangsemestinya dituntut punya sikap-sikap yang tidak bertentangan dengannorma dan nilai-nilai akhlak Kendati begitu orang toh mungkin masihbisa mempertanyakan apakah seseorang tidak bisa menjadi guru fisikayang baik kendati secara moral mungkin kelakuannya pantas dicelasebab sebaliknya bisa juga terjadi bahwa sebagai pribadi seseorang itusecara moral memang pantas diteladani tetapi sebagai guru kimia iasama sekali tidak memuaskan

Pandangan seperti di atas menurut konsep Islam tentu saja tertolakdengan sendirinya Apa pun alasannya seorang guru diwajibkan untukmemenuhi syarat bukan hanya sebagai orang yang pandai dan bermetodologitapi juga orang yang berbudi orang yang beriman yang perbuatannyasendiri dapat memberikan pengaruh pada jiwa peserta didiknya Bukanhanya apa yang diajarkannya saja yang penting apa yang dia lakukancara dia membawa diri sikapnya di dalam dan di luar kelas semuanyadiharapkan sesuai dengan cita-cita yang tanpa keraguan sedikit punditerima oleh peserta didiknya

Konsep yang demikian berkaitan dengan besarnya tanggung jawabyang diemban guru dalam melaksanakan fungsi dan peranannya sebagaiseorang guru yang telah dipercayai sebagai pemegang amanah Ilahiuntuk mengemban tugas suci sebagai imamah dan teladan keutamaannyabagi peserta didik khususnya dan masyarakat pada umumnya

Perlu digarisbawahi bahwa fungsi dan peranan seorang guru tidaklahberhenti pada tugas-tugas di depan kelas atau pada penelaahan ilmiahdan membahas kita-kitab dan tidak pula terbatas pada forum diskusiformal lainnya yang ilmunya hanya tersebar di kalangan elitis intelektual

120

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

semata Tetapi lebih dari itu seorang guru bertanggung jawab dalammemberikan pendidikan bagi generasi bangsa sebagai bagian kompetensisosial seorang guru Ketidak pedulian terhadap tanggung jawab ini samaartinya dengan melakukan kejahatan Bahkan dalam Alqurrsquoan disebutkan

Dan siapakah yang lebih zalim dari pada mereka yang mengkhianatikesaksian yang diberikan Allah untuk mereka (QS Al-Baqarah2 140)

Apa artinya semua ini tak lain ialah bahwa pada diri guru dituntutadanya kompotensi sosial yaitu suatu sikap yang menyatu dengan masyarakattidak uzlah tidak mengisolir diri dari masyarakat yang serba majemuktempat bersimpang siurnya aneka macam persoalan Dalam kondisi sepertiini guru tampil sebagai pendamping masyarakat yang dengan keterbukaandan keikhlasannya turut merasakan segenap persoalan-persoalan yangdihadapi oleh umat yang sekaligus turut mencari dan menemukan pemecahanmasalah tersebut Sikap inilah yang disebut-sebut sebagai kompetensikemasyarakatan seorang guru

Dalam banyak hal sesuatu masalah ternyata tidak dapat diselesaikanoleh guru secara individual kecuali oleh segenap anggota masyarakatAkan tetapi karena masalah itu mungkian cukup rumit dan esoteriksehingga masyarakat tidak dapat menempatkan permasalahan dalamproporsi yang sebenarnya Pada masalah seperti ini peranan guru menjadisesuatu yang imperatif karena dialah yang memiliki keilmuan yangluas untuk menempatkan masalah tersebut pada proporsi yang sebenarnyaDengan bahasa yang komunikatif dan dapat dicerna oleh masyarakatguru berkewajiban menyampaikan hal itu kepada masyarakat Ibaratseseorang yang melihat tanda-tanda bahwa hujan akan turun makaburu-buru dia memberitahukan agar orang menyediakan payung

Kadang kala terdapat suatu masalah yang secara nyata disadarioleh masyarakat akan tetapi karena mereka kurang memahami hakikatpermasalahan itu menyebabkan sering timbul sikap-sikap ekstrim darianggota masyarakat danatau tidak bereaksi karena ketidaktahuan merekaTak jarang pula ada warga masyarakat yang ingin tampil memecahkanmasalah itu secara irrasional dan radikal Dalam kondisi seperti ini seorang

hellip hellip

121

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

guru yang arif akan tampil mengemban tanggung jawab sosialnya memberikanperspektif yang proporsional sehingga pemecahan masalah berlangsungsecara obyektif

Banyak hal yang dapat dilakukan guru dalam rangka tanggungjawab dan kompetensi sosialnya sesuai dengan kemampuan dan keahlianyang dimilikinya lebih-lebih dalam mengawal moral dan memberikaninformasi menasihati atau memberikan opini tetapi lebih dari itu dibarengidengan memberikan contoh teladan yang baik (uswah al-hasanah) Dalamhal ini melalui sosok berkepribadian muslim yang takwa tahan ujisabar dan lain-lain sebagainya Dengan ilmu yang dimilikinya ia akantampil memberi tuntunan membimbing dan memecahkan permasalahanyang dihadapi oleh masyarakat

Selanjutnya sebagaimana telah dikemukakan di depan betapa besarnyaperanan dan tanggung jawab yang terpikul di pundak guru karena merekalahyang mewarisi tugas-tugas kenabian dalam memimpin dan membimbingumat dalam menempuh jalan yang lurus Karena itulah kelahiran dankehadiran guru yang benar-benar mewarisi sifat-sifat kenabian dalammemimpin dan membimbing umat setiap saat tetap ditunggu-tunggusebagai dambaan dan tumpuan harapan

Dewasa ini sesuai dengan pola hidup era reformasi yang ditandaidengan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telahbergulir dengan cepatnya menyebabkan berbagai aspek kehidupan semakinbercabang Banyak hal yang dahulu tidak pernah terbayangkan akanterjadi bahkan diperkirakan tidak akan pernah ada dan tidak akan terjaditernyata telah ada dan terjadi secara nyata Kenyataan itu akan turutmengubah pola pikir masyarakat yang sudah tentu tidak dapat lagi didekatidengan pola pikir yang tradisional Oleh karena itu berbagai kemajuanilmu pengetahuan dan teknologi berikut hasil-hasil yang dicapainyaitu boleh jadi akan membuat sebahagian orang dalam mempertahankankebenaran ajaran agamanya secara terbuka dan terang-terangan sekalipunimannya masih bergelora hanya disebabkan ketidakmampuannya memberikanjawaban akurat ketika berhadapan dengan masyarakat yang memilikipola pikir yang demikian Mungkin dia lebih baik diam daripada harusdipermalukan

122

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Masyarakat yang demikian tentu tidak bisa lagi didekati hanyadengan menawarkan ajaran moral yang menawarkan penggalan ayat-ayat al-Qurrsquoan sebagai penyejuk rasa saja Bagi masyarakat seperti itutentunya diperlukan guru dengan spesialisasi keilmuan yang ulamayang ahl al-dzikr sebagaimana sudah disebutkan di depan

Dengan demikian untuk membangun masyarakat yang telah mengalamikemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti pada zaman sekarangini maka pendidikan Islam tidak akan cukup hanya sekedar mempersiapkanguru ahli agama saja atau mutafaqqih fiddin semata karena kemajuanzaman yang semakin kompleks akan ikut mengubah pola pikir masyarakatmasa lalu Masyarakat yang maju memerlukan banyak ahl al-dzikr atauspesialisasi keilmuan dengan tuntunan keahlian khusus yang bermacam-macam yang diharapkan dapat membangun masyarakat dan peradabanIslam Dalam konteks inilah peran guru atau guru yang memiliki otoritaskeilmuan dalam bidangnya niscaya akan banyak memberi sumbanganbagi kepentingan masyarakat dan dalam upaya memberdayakan umat

Deskripsi di atas hanyalah gambaran ringkas suatu tampilan guruyang memiliki kompetensi sosial dengan suatu kepekaan terhadap denyutnadi kehidupan masyarakat bukan sebagai kelompok elit yang eksklusifdari panggilan hati nurani umat Kehadirannya di tengah-tengah masyarakatbenar-benar dirasakan manfaatnya yang pada gilirannya lahirlah pengakuanterhadap status peranan dan profesinya sebagai guru Legitimasi inimeskipun bukan merupakan syarat atau prasyarat untuk menjadi gurutapi harus diakui bahwa legitimasi itu lahir dari internalisasi dan tampilanseorang yang berkepribadian guru berkemampuan mendidik dan memainkanperanan sosial sebagai seorang guru

Pendidikan Islam pada hakikatnya tidak rela melihat manusia terciptamenjadi makhluk spiritual yang perkasa di dunia langit tapi tak pernahmenginjak bumi sebaiknya pendidikan Islam juga tidak akan membiarkanmanusia tercipta sebagai makhluk material yang kehilangan bekal menujukebahagian akhirat Pendidikan Islam ingin mempersiapkan manusiasebagai sumber daya yang seimbang dalam serba-serbi siap berbagi tugasmembangun peradaban dunia serta siap mengarungi kehidupan untukkehidupan untuk kebahagiaan nanti

123

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

MENELUSURI KONSEP PROSESPEMBELAJARAN DALAM SISTEM

PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan pada umumnya dapat diterjemahkan sebagai penyebarandan internalisasi nilai dari berbagai pengalaman kumulatif yang

diwariskan oleh satu generasi ke generasi selanjutnya Pengalaman-pengalaman tersebut tersimpan dalam berbagai kitab cerita rakyattradisi dan adat istiadat dan sebagainya Baik berupa keyakinan dansikap hidup ataupun kumpulan pengetahuan berikut penerapannyayang dinilai positif dan bermanfaat bagi kehidupan1 Dalam perspektifini tidak ada perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanlainnya karena pendidikan pada umumnya sebagaimana didefinisikansecara ringkas oleh Noeng Muhadjir merupakan ldquoupaya normatif untukmembantu orang lain berkembang ke tingkat yang normatif lebih baikrdquo2

Sifat yang sesungguhnya dari suatu sistem pendidikan dan perbedaannyadengan sistem sistem lainnya sebagaimana dikemukakan oleh Husaindan Ashraf hanya akan bisa dipahami jika konsep dasar pendidikan itudipelajari dengan seksama3 Dalam hal ini seperti mereka jelaskan lebihlanjut bahwa perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikanBarat modern umpamanya ialah nilai tinggi yang diberikan oleh pendidik

1Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf Crisis in Muslim Education (JeddahKing Abdul Aziz Universitas 1979) h 36

2Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan(Yogyakarta Rake Sarasin 1987) h 102

3Husain dan Ashraf Crisis h 43

124

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Islam dan Iman dan kesalehan hidup berdasarkan ajaran Islam sebagaisalah satu dari tujuan fundamentalnya4 Karena itu seperti dikemukakanlsquoAbdul Rahman Shalih lsquoAbdullah bahwa pendidikan Islam itu berikut teoridan konsep al-Qurrsquoan5

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pendidikan Islammerupakan kegiatan pendidikan yang berlandaskan ajaran Islam yangsemua teori dan konsep konsep yang dikembangkannya khas manusiaMuslim dari dan oleh manusia muslim serta bertujuan untuk mencapaicita-cita dan tujuan hidup muslim Karena itulah cakupan pembahasannyaberada dalam lingkup ilmu pendidikan Islam yang obyek materinya adalahmanusia khususnya yang sedang berkembang sedangkan obyek formalnyaialah bagaimana mengupayakan secara berencana dan sistematis denganmetode yang bertanggung jawab agar perkembangan itu menjadi terarahyang secara normatif lebih baik untuk mencapai tujuan hidup sepanjangyang bisa dipahami umat Islam mengenai tujuan hidup Muslim berdasarkanal-Qurrsquoan dan Sunnah

Al-Qurrsquoan dan Sunnah memang bukanlah kitab ilmu pendidianakan tetapi sesuai dengan tujuan dan fungsi al-Qurrsquoan diturunkan sebagaitibyanan li kulli syayrsquo yaitu petunjuk untuk mencapai hidup bahagia di duniadan di akhirat tentulah di dalamnya banyak terdapat petunjuk mengenaipendidikan Karena itulah para ahli pendidikan Islam selalu berusahamelakukan ijtihad atau berusaha dengan sekuat tenaga dan pikiran untukmenemukan dan mengembangkan teori dan konsep pendidikan Islamberdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunah Dengan demikian teori dan konsepkonsep pendidikan Islam beserta penerapan yang mereka kemukakanwalaupun dalam garis besarnya banyak persamaan karena mangacupada sumber yang sama al-Qurrsquoan dan Sunnah tetapi dalam perinciannyakadangkala terdapat berbagai perbedaan sebagai konsekuensi logis dariperbedaan wawasan ketika merumuskan unsur-unsur dan komponenpendidikan itu sendiri antara lain mengenai konsep-konsep tentangpeserta didik dan pendidik mengapa dan bagaimana seyogyanya prosespembelajaran itu dilaksanakan

4Ibid h385Abdul Rahman Salih lsquoAbdullah Education Theory A Qurrsquoanic Outlook (Makkah

Umm al-Qura Universitas 1982) h 43

125

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena itulah proses pembelajaran dalam sistem pendidikanIslam sebagaimana akan dikemukakan dalam uraian uraian berikuthendaklah dipahami sebagai pergulatan pemikiran para ahli didik muslimdalam merumuskan sebagaimana seyogyanya proses pembelajaranitu dilaksanakan

Proses Pembelajaran Empirisme vs NaturalismeSekalipun kegiatan belajar mengajar merupakan dua hal yang berbeda

tetapi apabila keduanya dihubungkan akan merupakan kegiatan searahyang tercakup dalam proses pembelajaran Dalam konteks ini persoalanyang selalu muncul kepermukaan ialah adanya konsep konsep dan praktikpendidikan yang menempatkan posisi dan hubungan guru dengan pesertadidik secara berbeda bahkan bertolak belakang Ada proses pembelajaranyang terpusat pada guru dan ada yang terpusat pada peserta didik

Munculnya praktik proses pembelajaran yang hanya terpusat padaguru atau yang terpusat pada peserta didik hanyalah sebagai gejala danbukan sebagai penyebab Hal ini akan lebih jelas jika ditelusuri lebihseksama pendidikan yang berpegang teguh pada proses pembelajaranyang didominasi oleh guru misalnya telah mencirikan diri atau bersandarsecara langsung ataupun tidak pada aliran empirisme pendidikan sebagaisalah satu kubu pendidikan konvensional yang dipelopori oleh Filosofbangsa Inggris John Locke Aliran ini yang memandang peserta didikbagaikan kertas putih yang belum bertulis (tabularasa) dan sepenuhnyasiap menerima apa saja pun yang dikehendaki penulisnya6 Menurut teoriini perkembangan peserta didik dan masa depan peserta didik sepenuhnyaditentukan oleh lingkungan dan pendidikan sehingga nasib dan masadepan peserta didik dikondisikan oleh lingkungannya termasuk pendidikanyang dengan sengaja diberikan padanya Peserta didik dianggap sebagaiorganisme pasif yang tak berdaya menghadapi lingkungannya Itulahsebab aliran dapat dikelompokkan berpandangan netral-pasif terhadappeserta didik Dikatakan berpandangan netral karena kalangan empirismetidak percaya sedikitpun bahwa manusia memiliki sifat dasar yang mempunyai

6John S Brubacher A History History of The Problem of Education (New YorkMcGraw-Hill Book Company Inc 1947) h 116 dan 142

126

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

potensi atau kecenderungan pada kebaikan atau kejahatan Dikatakan pasifkarena mereka menganggap manusia bagaikan organisme yang pasifdan dapat dibentuk sesuka hati7 Kearah mana peserta didik hendak dibawadan dikembangkan terserah pada kemauan pendidikan Jika ditanyakanapakah mendidik itu Jawabannya adalah ldquomembentuk manusia menurutkehendak pendidikrdquo Karena itu teori ini disebut juga sebagai aliran ldquooptimismependidikanrdquo sebagai antonim pesimisme pendidikan dari SchopenhauerDengan optimisme yang berlebihan Locke menempatkan pendidik danpendidikan berkuasa penuh menentukan nasib dan perkembangan masadepan peserta didik Hal itu berarti bahwa peserta didik ditempatkan dalamposisi yang serba pasif dan guru dalam posisi yang serba aktif Akibatnyaproses pembelajarannya pun didominasi oleh guru ldquolearning becamereceptive rather than activerdquo kata Brubacher dalam menegaskan analisisnya8

Sekalipun aliran empirisme pendidikan ini dikatakan banyak orangsudah ketinggalan zaman dan kuno tetapi gemanya masih mempengaruhiperkembangan teori-teori selanjutnya Kalangan behavioris sebagai salahsatu mazhab psikologi abad ke-20 yang cukup berpengaruh sampai saatini meskipun tidak terang-terangan menyandarkan teorinya pada tabularasatetapi pandangannya yang mengetengahkan sifat dasar manusia bersifatldquonetral-pasifrdquo9 Menyebabkan mereka pun tidak jauh berbeda denganaliran empirisme Bahkan berdasarkan ranji silsilah yang disusun Goldsteinternyata psikologi behaviorisme merupakan cucu dari aliran empirismeJohn Locke yang bernenek buyut kepada Aristoteles sebagai tokoh pertamayang memperkenalan konsep tabularasa10

Seorang tokoh behaviorisme kenamaan JB Watson yang secaratidak langsung berada di bawah pengaruh aliran empirisme pendidikandalam usahanya yang ingin membuktikan

Keabsahan hubungan respons dan stimulus akhirnya akan sampaipada suatu kesimpulan bahwa manusia itu dapat dibentuk sesuai keinginannyasebagaimana Watson dengan agak angkuh pernah berkata

7Penjelasan mengenai konsep konsep netral-pasif netral-aktif netral-interaktifjahat-aktif dan baik aktif dapat dilihat dalam Morris L Bigge Learning Theoriesfor Teacher (New York Harper amp Row Publisher Inc 1974) h 14-16

8Brubacher A History h 169Bigge Learning h 1110J Golsdtain Social Psycology (New York Academic Press 1980) h 20

127

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Give me a dozen healthy infants well-formed and my own specified worldto bring them up in and Irsquoll guarantee to take any one at random andtrain him to become any type of specialist I might select-doctor Lawyerartist merchant-chief and yes even beggarndashman and thief regardless ofhis talent penchants tendencies abilities vocations and race of hisancestors11

Sikap Watson yang tidak memandang dengan sebelah mata punmengenai adanya potensi atau kecenderungan moral yang memilikimanusia sejak awal kejadiannya Sikap ini tetap diikuti dan diteruskanoleh aliran aliran behaviorisme yang paling mutakhir sekalipun12 Salahsatu diantaranya dapat dicontohkan pernyataan behavioris lainnyaSkinner yang menyatakan ldquoThe environment determines the individualeven when he alter the environmentrdquo13

Jadi persolan yang paling mendasar terhadap teori empirisme palingtidak dalam pandangan Islam bukanlah terletak pada pernyataan tabularasatersebut tetapi menukik pada asumsi ldquonetral-pasifrdquo yang mendasari teoriitu Konsep inilah yang sulit untuk dicerna terutama dilihat dari sudutpandang Islam

Kalau hanya sekedar menyatakan bahwa seorang anak lahir bagaikankertas putih Imam al-Ghazacirclicirc juga telah mengemukakan pendapatnyabahwa manusia yang lahir ke dunia ini menerima ukiran yang digoreskankepadanya sesuai dengan keinginan pengukirnya Sekalipun begitu al-Ghazacirclicirctidak pernah menganggap manusia bersifat ldquonetral-pasifrdquo bahkan dalampandangannya manusia atau peserta didik ke dunia ini telah dibekaliTuhan dengan sifat sifat yang baik untuk membantu tercapainya tujuanhidup manusia yang sebenarnya Selanjutnya merupakan tugas parapendidik untuk mengembangkan dan mengarahkan sifat bawaan tersebutmencapai tujuan sucinya14 Jadi pernyataan al-Ghazacirclicirc yang bernadatabularasa itu sama sekali tidak mengasumsikan sifat dasar manusia

11JB Watson Behaviorisme (Chicago Universitas of Chicago Press 1959) h 8212Bigge Learning h 1113BF Skinner Science and Human Behavior (New York Academic Press

1980) h 2014Fathiyah Hasan Sulaiman Mazhacircbib fi al-Tarbiyah Bahts fi al-Mazhab al-

Tarbawi ind al-Ghazacirclicirc (Mesir Dacircr al-Hana li al-Tibarsquoah wa al-Nasyr 1985) h 32

128

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bersifat netral atau kosong bahkan dengan tegas menyatakan sifat dasarmanusia tersebut adalah baik

Berbeda halnya dengan empirisme pendidikan seperti telah dikemukakandi atas aliran naturalisme pendidikan yang dimotori oleh filosofis bangsaPrancis Rousseau mengkonsepsikan sifat dasar peserta didik dalam rentanganbaik aktif Itu berarti bahwa bahwa peserta didik dipandang telah memilikisifat dasar yang baik baik secara alamiah dapat pembantu peserta didiksehingga praktek kependidikannya lebih terpusat pada peserta didik15

Hal demikian terlihat jelas ketika Rousseau menulis dalam bukunya Emileyang berusaha meyakinkan orang bahwa setiap anak pada dasarnyabaik dan tak seorang pun lahir membawa bibit kejahatan Sifat jahatitu baru tumbuh setelah peserta didik berhubungan dengan manusiaPada bagian pertama dari buku Emile Roesseau mengatakan Everythingis good as it comes from the hands of the maker of the word but degneratesonce it gets into the hands of man16

Menurut Rousseau sifat dasar yang baik itu dapat tumbuh secaraotomatis tanpa harus melalui pendidikan yang diberikan orang lainmelainkan dengan menyerahkannya kepada alam Menurut pendapatnyapendidikan yang diberikan oleh alam yang terbentang dan berlangsungsecara alamiyah pula tentulah akan lebih baik daripada pendidikanbuatan manusia17

Pandangan kaum naturalisme yang merendahkan pendidikan buatanmanusia ini dapat pula diperhatikan dari pernyataan Luciant Arreat ahlididik bangsa Prancis dan salah seorang pengikut ajaran Rousseau dengannada mengejek pernah berkata pendidikan Itu adalah omong kosong belakadan praktek yang menggelikan sepanjang zaman Tetapi jangan mengatakannyaterlalu keras karena banyak orang mencari penghidupan di sana18

Pendidikan bagi naturalisme adalah proses laissez faire yaitu membiarkanpeserta didik tumbuh secara alamiah Kalaupun pendidikan dilaksanakan

15JJ Rousseau ldquoEmilerdquo dalam Steven M Cahn (ed) The Philosophical Fundationsof Education (New York Harper amp Row Publisher 1970) h 156 dan 160

16Ibid h 15517Ibid h 15718Philips H Phenix Philosophy of Education (New York Holt Rinehart amp

Winston Inc 1961) h 48

129

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya bermanfaat untuk memantau dan menjaga agar pengaruh keburukanmanusia lainnya tidak mengganggu pertumbuhan peserta didik yang secarakodrati memang baik Tampak di sini bahwa Rousseau berbeda denganThomas Hobbes yang menganggap manusia apabila tidak diikat oleh suatuorganisasi masyarakat akan menampilkan sifat asli kebinatangannya19

Hobbes adalah salah seorang tokoh sebagai sifat asli kebinatangannyaHobbes adalah salah seorang tokoh sebagai contoh konkrit yang memilikipandangan mengenai manusia dengan sifat ldquojahat-aktifrdquo Sebab menurutpendapatnya sifat dasar manusia itu tak berbeda dengan binatang yangakan memangsa sesamanya bersaing loba dan anti sosial Jika dibiarkanmaka manusia itu akan melakukan penindasan dan memangsa sesamanyauntuk melepaskan watak asli kebinatangannya itu20 Pandangan yangsecara tegas menyatakan bahwa sifat dasar manusia itu burukjahat dansekaligus aktif berasal dari kalangan Theistic Mental Discipline yang dipeloporioleh gereja selaras dengan kepercayaan tentang dosa warisan21 Karenaitu membiarkan subyek didik tumbuh secara alamiah tanpa bersemayamdalam diri manusia sejak awal kejadiannya Baik-aktif itu untuk tokohkanak-kanak) dari Jerman Dalam mazhab Psikolog modern Pandanganseperti itu masih tetap mewarnai teori-teori yang dikembangkan AbrahamMaslowPaulGoodman dan John Holt22Tetapi nama nama terakhir yang dikenalsebagai tokoh-tokoh psikologi humanistik tidaklah seekstrim Rousseau

Abraham Maslow misalnya tidak menyetujui pendidikan yang hanyadidasarkan pada laissez faire karena pemberian kebebasan dalam mengasuhanak menurut pendapatnya harus diimbangi dengan keharusan mengajarkandisiplin moral dan nilai-nilai23

Dalam khazanah pemikiran muslim pandangan yang seakan akanmengasumsikan manusia dengan rentangan sifat baik-aktif dijumpaidalam konsep pemikiran Ibn Tufayl seorang pemikir muslim dari Kordova

19Mengenal persamaan dan perbedaan antara Rousseau dan Hobbes lihatHarold H Titus Marilyn S Smith dan Richard T Nolan Persoalan-persoalanFilsafat terj HM Rasyidi (Jakarta Bulan Bintang 1984) h 46

20Ibid21Bigge Learning h 1122Ibid h 3423Lihat Frank G Goble Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslow

terj A Supratiknya (Yogyakarta Kanisius 1987) h 113-114

130

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Kalau Rousseau menyampaikan gagasannya lewat kisah Emile makaenam abad sebelumnya Ibn Tufayl telah menggambarkannya melaluikisah Hayy Ibn Yaqzan yang menceritakan seorang anak manusia bernamahayyan Ibn Yaqzan yang sejak kecil hidup sendirian di hutan dan dipeliharaoleh seekor rusa Lewat tahap-tahap perkembangan kemampuan akalnyaHayyan dapat mencapai hakikat kebenaran tanpa harus melalui prosesbelajar dari manusia lain24 Akan tetapi dia tidak bermaksud menjauhkanmanusia dari masyarakat melainkan ingin menjelaskan bahwa daya akalmempunyai kemampuan aktif yang dapat berkembang melalui pengamatanterhadap alam sekitarnya walaupun pada akhirnya perkembangan tersebuttidak sempurna sebagaimana Hayy baru memperoleh perincian tentangajaran agama setelah bertemu dengan pemuda Absal Dari dialah Hayymengenal bahasa dan mengenal tata peribadatan yang diajarkan agama25

Terlihat disini bahwa Ibn Hayy Thufayl tetap mengakui perananguru yang dapat memberikan arah dan nilai-nilai yang tepat dalammenjalani hidup secara benar Dapat dikatakan bahwa konsep yang bernadaldquobaik-aktifrdquo seperti yang diperkenalkan Ibn Tufayl ini hanya didorongobsesinya bahwa kemampuan akal manusia memiliki kekuatan untukmenggapai yang transendental sekalipun Jadi perbedaan wawasandalam mengkonsepsikan hakikat peserta didik menimbulkan perbedaanyang nyata dalam memposisikan guru di tengah peserta didiknya Empirismemenganggap guru sebagai satu satunya pelaku perubahan yang aktifsementara naturalisme menempatkannya pada posisi yang pasif

Oleh karena aliran empirisme menempatkan guru secara ekstrimsebagai pelaku perubahan yang aktif Aliran ini mengkonsepsikan prosespembelajarannya hanya terpusat pada guru Dalam konteks ini posisiguru benar benar sebagai pemegang kedaulatan absolut Kegiatan belajarpeserta didik sepenuhnya bergantung pada kehendak dan kekuasaanguru Praktek pendidikan seperti ini biasanya berlangsung dalam komunikasisatu arah tanpa hubungan timbal balik dalam arti yang sesungguhnyaGuru adalah guru peserta didik adalah peserta didik Hubungan keduanya

24Len Evan Goodman Ibn Tufaylrsquos Hayy Ibn Yaqzan A Philosophical TaleTranslated With Introduction and Notes (New York Twayne Publisher Inc 1972) h 67

25Ibid h 65

131

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya sebagai pemberi dan penerima Guru menempatkan diri sebagaisatu-satunya pelaku perubahan yang aktif Sementara peserta didikditempatkan sebagai penerima informasi dari pengajaran yang pasifBigge menyebut guru itu sebagai authoritarian teachers26

Sebaliknya kalangan naturalisme seperti telah diulas di depanmenempatkan guru pada posisi yang pasif dan memposisikan pesertadidik sebagai pelaku yang aktif menyebabkan proses pembelajarannyamenjadi terpusat pada peserta didik Dalam hal ini peserta didiklah yangaktif sedangkan guru lebih menampakkan diri sebagai pelakon yangpasif Sebagai konsekuensinya maka proses belajar berlangsung secaraleissez faire Guru bersikap menjauh dari memberi pengarahan terhadappeserta didik Guru memang hadir dan selalu siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta didik walaupun pada prinsipnya gurutersebut sengaja membiarkan mereka mengambil inisiatif sendiri Pesertadidiklah yang memutuskan apa yang ingin mereka lakukan dan bagaimanacara melakukannya27 Guru tak akan pernah risau jika sekiranya murid-muridnya menetapkan kesimpulan diskusi yang mereka lakukan bahwasesungguhnya Tuhan sekarang ini sudah mulai sakit-sakitan atau Tuhantidak ada Tugas guru dalam konsep semacam ini hanyalah sebagai fasilitatorserta memelihara situasi belajar agar tetap menyenangkan sehingga pesertadidik merasa betah dalam belajar Give the child the wish and any method willthen be suitable kata Brubacher menirukan perkataan Rousseau sebagaitokoh utama di balik teori yang mempraktikkan pendidikan semacam ini28

Islam dan Fitrah Perkembangan Peserta DidikPertama sekali perlu dikemukakan bahwa Islam telah dengan tegas

menolak konsep Theistik Mental Discipline yang memandang pesertadidik memiliki sifat dasar yang bad active sebagaimana Islam secarategas menolak adanya ldquodosa warisanrdquo yang diyakini kalangan Nasrani

Adalah benar bahwa Islam mengakui keabsahan kisah kejatuhan NabiAdam As sebagai akibat dari dosa yang diperbuatnya karena terpengaruh

26Bigge Learning h 20827Ibid h 28528Brubacher A Historis h 208

132

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rayuan Iblis untuk memakan buah pohon khuldi padahal sebelumnyatelah diperingatkan Tuhan agar tidak mendekati pohon tersebut Dalamhal ini sekalipun Adam telah melakukan suatu kesalahan tetapi Islamtidak menafsirkannya sebagai dosa yang melekat pada anak cucunyaBahkan Adam segera menyadari kesalahannya dan memohonkan ampunanTuhan dengan taubat yang sungguh-sungguh dosa-dosa Adam telahdiampuni oleh Allah Kisah pengampunan ini cukup sering menjaditema-tema dakwah dalam Islam guna menekankan kesucian manusiayang lahir tanpa dosa karena kesahannya telah diampuni Allah swtsebagaimana dinyatakan QS al-Baqarah ldquokemudian Allah menerimabeberapa kalimat dari Tuhannya maka Allah menerima taubatnyasesungguhnya Allah ldquoMaha penerima taubat lagi Maha Penyayangrdquo

Hal inilah yang menjadi pangkal keyakinan bahwa tak ada dosa yangdiwariskan kepada anak cucunya malah sebaliknya Islam meyakini bahwasetiap manusia suci dari dosa dan kesalahan Bahkan lebih dari itu manusiadalam pandangan Islam memiliki fitrah beragama sebagaimana dijelaskanNabi Muhammad saw dalam hadisnya bahwa tak seorang pun di antaramanusia dilahirkan ke dunia ini kecuali atas dasar fitrah kedua orangtuanyalah yang menyebabkannya menjadi Yahudi Majusi dan Nasrani29

Fitrah yang berasal dari kata Arab dalam pengertian yang umumialah asal kejadian jati diri atau bawaan sejak lahir (nature)30 Dalamal-Qurrsquoan kata fitrah yang sama antara lain dinyatakan

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah fitrahAllah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu tidak adaperubahan pada fitrah Allah Itulah Agama yang lurus tetapi kebanyakanmanusia tidak mengetahui

Dengan demikian seperti dikemukakan oleh Quraish Shihab bahwaapabila pengertian fitrah itu ditilik dari segi bahasa dan dikaitkan puladengan pernyataan al-Qurrsquoan mengenai fitrah manusia maka dapat ditarikkesimpulan bahwa manusia sejak awal kejadiannya telah memiliki potensi

29Lihat al-Imacircm Abu lsquoAbdillah Muhammad bin Ismacirclsquoil bin Ibracirchicircm al-Bukhacircricirc Shahicirch al-Bukhacircricirc juz 2 (Beirut Dacircr al-Fikr tt) h 97

30Hans Wehr A Dictionary of Modem Written Arabic (London Macdonaldamp Evans Ltd 1980) h 720

133

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

beragama yang lurus31 Potensi tersebut menurut Muhammad Abduhada yang bersifat nafsiyah atau Ilahiyah dan ada pula yang lsquoaqliyah32 Yangbersifat nafsiyah atau Ilahiyah sama untuk semua orang Sementara yanglsquoaqliyah dapat berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya33

Lebih lanjut dapat diberikan penjelasan tambahan sebagai berikutfitrah Allah maksudnya ciptaan Allah Manusia diciptakan Allah mempunyainaluri beragama yaitu agama tauhid Kalau ada manusia tidak beragamatauhid maka hal itu tidak wajar Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalahlantaran pengaruh lingkungan34

Dengan demikian jelaslah bahwa fitrah yang diberikan Allah kepadamanusia itu bersifat tetap dan tak akan berubah Karena itulah Alqurrsquoanmenghimbau manusia agar tetap teguh dalam mempertahankan nilai-nilai fitrah itu secara konsekuen untuk mencapai tujuan sucinya yaituagama diturunkan Allah kepada manusia adalah agar manusia dapatmengharungi hidup dan penghidupannya di bumi ini sesuai dengan fitrahaslinya Dalam konteks inilah Hasbi Ash-Siddieqy menjelaskan bahwatujuan beragama itu adalah untuk melepaskan fitrah manusia dari ikatan-ikatan yang menghalangi perjalanan fitrah itu menuju kepada puncakkesempurnaan baik dalam kehidupan perseorangan maupun dalamkehidupan kolektif35

Jadi karena agama itu merupakan fitrah Allah dan manusia diciptakanatas dasar fitrah itu pula maka yang menjadi inti kemanusiaan itu adalahfitrah itu sendiri Fitrahlah yang membuat manusia memiliki keluhuranjiwa yang secara alamiah berkeinginan suci dan berpihak pada kebaikandan kebenaran Tuhan Kalau dalam kenyataannya terdapat manusia yangmenyimpang dari fitrah aslinya maka hal itu disebabkan kesadaranfitrahnya tidak dapat aktual atau terlalu lemah dan tidak berdaya menghadapi

31M Quraish Shihab Wawasan Alquran Tafsir Maudhursquoi atas Pelbagai PersoalanUmat (Bandung Mizan 1996) h 264

32Muhammad Racircsyid Ridhacirc Tafsicircr al-Manacircr juz II (Kairo al-Manar 1327H) h 410-411

33Ibid34Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah al-Qurrsquoan al-Qurrsquoan dan Terjemahannya

(Jakarta Departemen Agama RI1978) h 64535Muhammad Hasbi Asy Shiddieqy Hakikat Islam dan Unsur Unsur Agama

(Kudus Penerbit Menara Kudus 1978) h7

134

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

halang rintangan tipu daya hawa nafsunya sendiri Sebaliknya apabilakesadaran fitrah manusia telah terbuka dan aktual maka fitrah itulahyang akan mengantarkan manusia pada kepribadian yang senantiasaberada dan berpihak pada kebenaran serta menolak segala macam kepalsuan

Oleh karena itu sudah cukup jelas bahwa berdasarkan konsep inidakwah dan pendidikan mutlak diperlukan sepanjang zaman sebagaimanaTuhan telah mengutus para Nabi untuk menyadarkan manusia pada hakikatfitrahnya Dengan demikian dapat dipahami bahwa Islam tidak hanyamenolak konsep bad active kalangan pendidikan gereja saja tetapi sekaligusmenolak konsep konsep ldquonetralrdquo yang dikembangkan oleh teori teoriempirisme nativisme dan konveregensi atau pun teori-teori psikologimazhab behaviorisme dan kognitivisme

Dengan konsep fitrah seperti itu Islam mengajarkan bahwa pesertadidik lahir pada hakikatnya memiliki sifat dasar yang baik dan memilikipotensi yang cenderung pada kebaikan Fitrah yang demikian melekatdalam seluruh aspek kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhankemanusiaannya baik pada tingkat metafisika dan religius inteligensisosio kultural termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan biologis sepertimakan minum dan kawin Hal itu berarti bahwa semua potensi dankecenderungan yang terdapat dalam diri peserta didik pada dasarnyatercipta dalam keadaan fitrah yang baik dan tak satu pun diciptakan untuktujuan yang jahat atau buruk Hal tersebut sebagai bekal persiapannyauntuk melaksanakan fungsinya selaku khalifah Allah yang diamanahkanTuhan untuk membuat kemakmuran membangun menciptakan memeliharakeamanan dan ketertibannya

Impilikasi paedagogisnya adalah bahwa pendidikan mengembantugas untuk mengupayakan agar kecenderungan kecenderungan religiusinteligensi sosio kultural dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologisbenar-benar terarah sesuai dengan tujuan penciptaannya sehingga senantiasarelevan dengan fitrah aslinya yang cinta pada kebaikan dan kebenaranMenghapus kecenderungan kecenderungan tersebut sama artinya denganperkembangan Perbuatan yang mencoba untuk mengubah sifat dasarmanusia identik dengan perbuatan setan yang berusaha untuk mengubahciptaan Allah sebagaimana dijelaskan dalam QS al-Nisacircrsquo4119

135

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dan aku (setan) benar benar akan menyesatkan mereka dan akanmembangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruhmereka (memotong-motong telinga-telinga binatang ternak) lalumereka benar benar memotongnya dan aku suruh mereka (mengubahciptaan Allah) lalu mereka benar benar mengubahnya Barang siapayang menjadikan syetan menjadi pelindung selain Allah makasesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata

Menurut Musthafa al-Maraghi yang dimaksud dengan ldquomengubahciptaan Allahrdquo pada ayat di atas selain melakukan perusakan terhadaporgan tubuh manusia seperti pengebirian juga termasuk perusakan terhadappsiko spiritual manusia dengan cara menyesatkan fitrah manusia yangsemula cenderung pada kesucian dibelokkan menjadi gemar pada berbagaiperbuatan sesat dan hina36

Dengan demikian maka konsep-konsep yang dikemukakan olehteori empirisme nativisme dan konvergensi sama sekali tidak sejalandengan konsep fitrah seperti di atas sebagaimana pernah dinyatakanoleh Noeng Muhdjir

Dalam ilmu pendidikan kita mengenal teori-teori perkembangan yangdisebut (1) teori biologisme atau teori paedagogik pesimisme (2) teoriempirisme atau teori tabularasa dan (3) teori konvergensi Jalan fikiranQurrsquoani berbeda dengan jalan fikiran ketiga teori perkembangan tersebutTeori biologisme mengakui adanya bakat baik dan bakat jahat SedangkanAlqurrsquoan berpendapat bahwa anak itu dan fikiran Qurrsquoani berbeda denganjalan fikiran ketiga teori perkembangan tersebut Teori biologismemengakui adanya bakat baik dan bakat jahat sedangkan Qurrsquoaniberpendapat bahwa anak lahir dalam bakat baik malahan berkeimananLingkungan yang menjadikan dia majusi dan lain-lain SehinggaQurrsquoani bukan penganut biologisme bukan empirisme dan juga bukankonveregensi Dan dapat kami sebut teori perkembangan pesertadidik yang Islami adalah teori fitrah teori yang mengakui bahwaanak lahir itu pada hakikatnya baik37

36Ahmad Musthafa al-Maracircghy Tafsicircr al-Maracircghy jilid V (Mesir Mustafaal-Babi al-Halabi 1974) h 120

37Noeng Muhadjir ldquoPendidikan Dalam Persspektif Qurrsquoanirdquo makalah padaSeminar dan Lokakarya Pendidikan al-Quran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta16-18 Desember 1989 h 12

136

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Jika teori yang dikemukakan di atas mengakui bahwa anak lahirke permukaan bumi ini dengan bakat bakat dan potensi yang baik makapersolannya sekarang ialah apakah konsep fitrah yang dikatakan memilikisifat dasar yang cenderung pada kebaikan dan kebenaran itu sama danselaras dengan konsepgood active yangdiketengahkan oleh aliran naturalismeRousseau

Dalam hal ini seperti telah disebutkan di depan bahwa Rousseaudengan konsep good active itu berpandangan negatif terhadap pendidikanMenurut pendapatnya seperti telah dikemukakan di depan bahwa sifatdasar manusia itu pada dasarnya baik sekaligus aktif yang sendirinyadapat berkembang dengan atau tanpa bantuan pendidikan SebaliknyaIslam mengetengahkan bahwa untuk mengaktualkan berbagai kebaikanseperti terkandung dalam makna fitrah tersebut masih memerlukanbantuan agar dapat aktual dan berkembang menjadi lebih berkualitassebagaimana Tuhan telah dengan sengaja mengutus para Rasul sawuntuk menyempurnakan akhlak umatnya

Jadi membiarkan peserta didik tumbuh secara alamiah tanpa bantuanpendidikan seperti yang dikonsepsikan oleh Rousseau sangat memungkinkannyakehilangan arah dalam menempuh perjalanan menuju kebaikan dankebenaran tersebut karena disesatkan oleh berbagai pengaruh yang datangdari dirinya Apalagi sarana dan kemampuan untuk menerima pengaruhyang menyesatkan danatau menyelamatkan sama-sama tersedia didalam diri setiap manusia sebagaimana dinyatakan al-Qurrsquoan bahwa Allahtelah mengilhamkan kepada jiwa manusia itu sarana untuk melakukankejahatan dan kebaikan

Oleh karena adanya sarana dan peluang bagi manusia untuk menerimapengaruh buruk baik maka pendidikan dalam arti yang seluas luasnyamenjadi lebih fungsional untuk memberi kesempatan yang sebesar besarnyabagi pertumbuhan segenap daya yang cenderung pada kebaikan dankebenaran itu sebagai terkandung dalam makna fitrah tersebut karenadaya-daya itu masih merupakan benih-benih yang perlu ditumbuh suburkanSekalipun demikian Islam tidak mengingkari adanya keaktifan daya-daya pada kebaikan tersebut yang secara alamiah memiliki potensi untukberkembang tetapi karena potensinya masih lemah baik rohaniah maupunjasmaniahnya sehingga masih perlu memperoleh berbagai macam bantuandan pertolongan sebagai tugas pokok pendidikan

137

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Secara singkat dapat dikatakan bahwa peserta didik dalam pandanganIslam memang memiliki daya untuk berkembang dan siap pula untukdikembangkan Akan tetapi tidak berarti peserta didik tersebut dapatdiperlakukan sebagai manusia yang sama sekali pasif melainkan memilikikemampuan dan keaktifan yang mampu membuat pilihan dan penilaianmenerima menolak atau menemukan alternatif lain yang lebih sesuai denganpilihannya sebagai perwujudan dari adanya kehendak dan kemauan bebasnya

Jadi kalaupun Islam mengakui bahwa daya-daya yang dimilikipeserta didik secara kodrati memang memiliki keaktifan akan tetapimembiarkannya tumbuh secara alamiah berdasarkan kodratnya sendirisangat memungkinkan pertumbuhannya tidak seperti yang diharapkanKisah Hayy ibn Yaqzan yang dilukiskan dengan sangat bagusnya olehIbn Tufayl seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu merupakansebuah ilustrasi dalam hal ini Patut dicatat bahwa sekalipun Hayy dapattumbuh secara alamiah berdasarkan kodratnya sendiri akan tetapipertumbuhannya tidak sempurna sebelum Hayy belajar kepada Absal38

Oleh karena itulah semua ahli didik Muslim sepakat dalam mengakuiperlunya pertolongan yang bermacam macam melalui pembiasaanbimbingan pengajaran dan pendidikan untuk mengaktualkan seluruhdaya yang dimiliki peserta didik

Jika pada satu sisi Islam mengakui keaktifan daya-daya sifat dasarmanusia yang cenderung pada kebaikan dan kebenaran tersebut danpada sisi lain mengakui kedaulatan pendidikan sebagai usaha pertolonganuntuk mengaktualkan dan menumbuh suburkan daya-daya itu maka dapatdiformulasikan bahwa pendidikan Islam telah mengkonsepsikan hakikatperkembangan peserta didik dalam rentangan waktu baik interaktif yangterbuka ke dalam maupun keluar Terbuka ke dalam karena pertumbuhannyamerupakan dorongan dari sifat dasarnya yang cinta pada kebaikan dankebenaran Terbuka keluar karena dialog yang terjadi dengan dunialuarnya ikut mewarnai pertumbuhan dan perkembangannya

Konsep baik interaktif tersebut mengandung makna bahwa sekalipundaya-daya dasar itu cenderung pada kebaikan dan kebenaran tetapiperkembangan kepribadian peserta didik tidak serta merta memperoleh

38Godman Ibn Tufayl Hayy Ibn Yaqzan h 67

138

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

kualitas dari potensi sifat dasarnya semata melainkan terjalin secarainteraktif dengan pertolongan yang diberikan berikut dukungan keseluruhansituasi dan lingkungan sekitarnya

Jika dicermati bagaimana kekuatan dunia eksternal itu turut memberiurunan dan mempengaruhi manusia dalam menentukan masa depannyaapakah memilih beriman atau sebaliknya dapat diperhatikan pada pernyataanQS al-Kahfi1828-29 sebagai berikut

Dan besabarlah kamu bersama sama dengan orang orang yang menyeruTuhannya di pagi dan di senja hari dengan mengharap keridhaannya danjanganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mangharapkanperhiasan kehidupan dunia ini dan janganlah kamu mengikuti orangyang hatinya telah kami lalaikan dari mengingati kami serta menurutihawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melampaui batas

Dan katakanlah kebenaran itu datangnya dari Allah maka barangsiapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman dan barang siapayang ingin kafir biarlah ia kafir

Ayat yang disebut paling akhir menjelaskan bahwa pada dasarnyamanusia itu memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiriapakah dia mau beriman kepada Allah swt atau sebaliknya sebagaimanifestasi dari kehendak bebas yang dimilikinya Akan tetapi jika dikaitkandengan pernyataan ayat yang mendahuluinya terlihat di sana bahwapertama sekali al-Qurrsquoan menghimbau agar manusia senantiasa tegarberada atau memilih lingkungan yang baik sebagai wadah dalam berinteraksidan jangan sampai memilih lingkungan orang orang yang hanya mengikutihawa nafsunya belaka karena hal itu membawa pengaruh yang menyesatkan

Jika urutan atau susunan ayat di atas ditangkap sebagai satu kesatuanyang berkorelasi sekurang kurangnya dapat dimaknai bahwa wadahdan lingkungan seseorang ikut mempengaruhinya dalam merealisasikanpilihannya apakah beriman atau tidak Jadi seperti telah dikemukakandi atas bahwa faktor eksternal akan ikut memberikan peluang dalammemberikan polesan warna dalam mengambil sikap dan menetapkanpilihannya sesuai dengan kehendak dan kemauan bebas yang dimilikinya

Adanya kebebasan atau kemerdekaan yang diberikan Tuhan kepadamanusia untuk menentukan masa depannya sendiri mengisyaratkan

139

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dengan kesadarannya sendiri Akan tetapi banyak fakta yang menunjukkanbahwa keterjerumusan seseorang ke lembah kenistaan bukan atas pilihansadarnya Melainkan karena terpengaruh oleh lingkungan yang mengitarinyaOleh karena itulah Tuhan mengingatkan manusia agar senantiasamemelihara diri dari pengaruh pengaruh buruk yang berasal dari lingkunganyang buruk karena hal itu dapat merusak fitrah beragama manusia yangselalu cenderung pada kebaikan dan kebenaran

Dengan demikian berinteraksi dengan lingkungan yang baik akanmendukung terbukanya kesadaran fitrah aslinya Sebaliknya interaksiyang tidak mendukung bagi perjalanan fitrah menuju kesempurnaannyasesuai dengan tujuan agama akan tetapi memberi peluang bagi terjadinyapilihan bebas yang menyimpang Dikatakan memberi peluang bagiterjadinya pilihan bebas yang menyimpang Dikatakan memberi peluangkarena lingkungan bukanlah raja yang paling menentukan segala-galanya bagi pembentukan kepribadian seperti yang dikampanyekanoleh kalangan empirisme dan behaviorisme

Berkaitan dengan hal ini dalam salah satu ayat al-Qurrsquoan mengemukakankisah isteri Firrsquoaun yang tetap beriman kepada Allah sekalipun suamidan lingkungan kehidupannya adalah orang orang yang zalim dan antiTuhan QS al-Tahricircm6611 ldquoDan Allah membuat isteri Firrsquoaun perumpamaanbagi orang-orang yang beriman ketika ia berkata ldquoya Tuhanku bangunkahuntukku sebuah rumah di sisimu dalam surga dan selamatkanlah akudari Firrsquoaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yangzalimrdquo Ayat tersebut telah mengisyaratkan bahwa sekalipun interaksimanusia yang telah berbekal fitrah dengan dunia eksternalnya memberikanpeluang dan urunan dalam mempengaruhi kepribadian seseorangNamun lingkungan bukanlah faktor satu satunya yang mempengaruhiperilaku manusia karena apabila fitrah beragama tetap terpeliharamaka manusia akan dapat membebaskan diri dari pengaruh lingkunganyang sesat sebagaimana isteri Firarsquoun memelihara fitrah itu melaluiibadah dan doa-doanya kepada Tuhan sebagai ganti dari menaati suamidan lingkungannya yang anti Tuhan39

Implikasi paedagogisnya ialah apabila sejak dini strategi dan polabantuan yang diberikan pada subyek didik serta keseluruhan situasi dan

39Penjelasan mengenai hal ini lihat Abdullah EducationTheory h 60

140

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

lingkungan yang mengitarinya tidak mendukung perkembangan fitrahnyamaka mungkin sekali ia akan gagal memelihara itu kelak Bila hal itu terjadimaka bukan kualitas fitrah itulah yang menampakan dalam sikap dankepribadiannya yang menyebabkan kehendak dan kemauan bebasnyatidak lagi memilih iman dan kebenaran tetapi justru sebaliknya dia mungkinakan memilih atau terjerumus menjadi Yahudi Nasrani dan Majusi

Bertolak dari uraian yang menghantarkan pada formulasi bahwa sifatdasar peserta didik yang apabila dikaitkan dengan lingkungan eksternalnyaterentang dengan sifat baik-interaktif pada hakikatnya mengandungdua makna sekaligus Pertama karena manusia itu pada dasarnya baikkarena fitrahnya yang dimilikinya cenderung bepihak pada kebaikan dankebenaran Pandangan terhadap semua peserta didik didasarkan padasikap positif Kedua karena kualitas perilaku yang ditampilkan manusiaitu pada dasarnya dipengaruhi pula oleh hasil interaksinya dengan duniaeksternalnya maka pandangan terhadap usaha usaha pendidikan didasarkanpada sikap yang optimis bahwa benih yang baik apabila ditanamkandi lahan yang subur dan baik serta dipupuk dengan siraman yang baikakan menghasilkan tanaman yang diharapkan bakal berbuah baik

Oleh karena itulah tak seorang pun di antara peserta didik yang bolehdipandang sebagai manusia yang jahat anti sosial dan tak bermoral karenasesungguhnya mereka lahir atas dasar fitrah yang baik Kalau dalamkenyataannya terdapat peserta didik yang berperilaku negatif yang mungkindisebabkan oleh pengalaman yang dilaluinya di lingkungan rumah tanggadanatau dalam pergaulannya sehari-hari tidak mendukung terjadinyapertumbuhan moral yang sehat maka para pendidik berkewajiban untukmenolongnya dengan berbagai macam pendekatan yang berlandaskankasih sayang agar sifat-sifat negatif itu dapat diminimalkan untuk kemudiansecara berangsur-angsur berubah menjadi positif Memang mungkinbahwa orang lain melihat perikelakuan peserta didik tersebut sudah sampaipada tingkat yang memprihatinkan namun bagi seorang pendidik muslimakan tetap menghargainya sebagai manusia yang memiliki sifat dasaryang fitrah yang berarti bahwa di dalam dirinya masih ada kebaikanyang perlu dibantu mengaktualkannya

Di sinilah makna pendekatan kasih sayang yang banyak dikemukakanoleh para ahli didik muslim perlu dimaknai secara kreatif Dalam hal iniguru dituntut untuk terus menerus berusaha dalam menemukan butiran

141

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

butiran mutiara entah berapa pun kecilnya di balik perilaku peserta didikyang terlihat bagaikan memprihatinkan itu Kalau sekiranya sejak awalguru telah mempersiapkannya tak lebih dari seekor keledai liar dan kudabinal yang perlu dicerca bahkan dihajar dengan rotan karena bertolakdari rasa kebencian bukan atas dasar kasih sayang maka sulitlah untukmelihat bahwa di dalam diri peserta didik masih terdapat sudut sudutkecil yang masih memancarkan cahaya kebaikan Cahaya yang agak kabusdan samar itu sesungguhnya masih bisa bersinar cemerlang apabila setiapsudutnya diasah dan diasuh agar berkembang menuju kesempurnaannya

Proses Pembelajaran dalam Konsep Pendidikan IslamTelah dikemukakan bahwa sifat fitrah manusia itu terdapat pada

seluruh aspek rohaniah dan jasmaniah manusia baik berupa kecenderungansifat dasar moral maupun bakat bakat dan keterampilan yang secarakeseluruhan perlu dikembangkan menuju kesempurnaan Semua bakatdan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik tersebut pada prinsipnyaberguna bagi kehidupan yang oleh Abduh diumpamakan seperti buahtin yang secara keseluruhan dapat dimakan dan tak ada satupun yangbisa diabaikan40 Jadi mengabaikan bakat-bakat yang dimiliki pesertadidik sama artinya dengan mengabaikan nikmat dan rahmat Tuhanatau telah melakukan kecurangan dalam pendidikan Berkenaan denganhal itu Imam al-Ghazali pernah mengatakan bahwa pendidikan yangbaik tidaklah mengikis dan melenyapkan sifat sifat dasar dan bakat-bakat yang dibawa lahir oleh manusia karena perbuatan itu melenyapkanhakikat kemanusiaan itu sendiri Sebab sifat dasar dan pembawaan itumerupakan anugerah Tuhan guna mempersiapkan manusia mencapaitujuan hidup kemanusiaannya secara baik dan benar41

Patut dicatat bahwa semua kecenderungan dan bakat yang pesertadidik baru dapat diaktualkan setelah peserta didik memperoleh pengalamandan pengetahuan yang memadai sebagai manifestasi dari keterbukaannyamenerima pengaruh dari luar Dengan demikian tidak semua yang ingindiketahui peserta didik dapat diperolehnya dengan sendirinya tanpa

40Muhammad Abduh Tafsir Juz lsquoAmma terj Haidar Bagir (Bandung Mizan1999) h 243

41Sulaiman Mazhab h 42

142

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bantuan orang lain Sifat ketergantungan ini walau bukan ketergantungantotal mengakui adanya kedaulatan pendidik sebagai pemberi bantuanyang diperkirakan dapat mengaktualkan dan mengembangkan potensipotensi bawaan yang dimilikinya

Konsep yang demikian pada dasarnya membuat suatu pengakuanbahwa peserta didik dan pendidik masing masing memiliki kedaulatanyang sama sama aktif dalam rentangan sejajar yang saling bekerja samasaling memberi dan menerima dalam arti yang sesungguhnya Hubunganpendidik dengan peserta didik dalam proses pembelajaran semacam inimerupakan hubungan dua pribadi yang secara hakiki setara

Apabila konsep seperti itu harus dihadapkan pada salah satu di antaradua pilihan terpusat pada guru atau terpusat pada peserta didik makapersoalannya menjadi sedikit rumit Dilihat dari posisi guru yang dikonsepsikansebagai pelaku yang aktif walau bagaimana pun pastilah memberi peluangbagi terselenggaranya proses pembelajaran yang terpusat pada guruSebaliknya dilihat dari posisi peserta didik yang dikonsepsikan juga sebagaipelaku yang juga aktif memberi peluang pula untuk menerapkan prosespembelajaran yang terpusat pada peserta didik

Oleh karena kedua bentuk proses pembelajaran tersebut sama samaberpeluang untuk dilaksanakan dapat diperkirakan bahwa proses pem-belajaran yang hanya terpusat pada guru atau terpusat pada peserta didiksaja Tidak mendapat tempat dalam konsep pendidikan Islam Penerimaannyahanya mungkin dilakukan apabila kedua bentuk proses pembelajarantadi ditempatkan secara proporsional dengan menundukkannya dalamsuatu bentuk penyelenggaraan yang memberi kemungkinan bagi pendidikdan peserta didik mendapat kesempatan yang sama dalam merealisasikankeaktifan dan kedaulatannya masing-masing

Titik pusat proses pembelajaran semacam itu tidak lagi dapat dilihatsebagai suatu proses pembelajaran yang terpusat pada guru atau terpusatpada peserta didik tetapi keduanya merupakan dua personal yang memilikikedaulatan yang berimbang dalam satu jalinan kerja sama untuk memperolehmanfaat yang sebesar besarnya dari nilai-nilai yang berpusat pada kebaikandan kebenaran Islam Dengan kata lain proses pembelajarannya menjaditerpusat pada nilai Artinya semua kegiatan mengajar yang dilakukanguru dan semua kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik berlangsungdalam pengendalian nilai-nilai Islam

143

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena proses pembelajarannya tidak lagi terpusat pada gurudan tidak pula pada peserta didik saja tetapi terpusat pada nilai Sehinggaproses pembelajarannya kadang-kadang terlihat bagaikan terpusat padaguru dan terkadang bagaikan terpusat pada peserta didik Hal yang demikianmerupakan konsekuensi logis dari tuntutan nilai-nilai yang dikandungoleh suatu materi bidang studi

Dilihat dari interaksi segi tiga dalam suatu proses pembelajaran yaitupendidik peserta didik dan materi bidang studi maka kedudukan bidangstudi menempati posisi strategis yang ikut memberikan arah bagaimanaseyogyanya proses pembelajaran itu berlangsung Suatu bidang studiatau pokok bahasan tertentu mungkin menuntut pendekatan yang lebihterpusat pada guru apabila nilai-nilai materi dan tujuan pembelajarannyabermaksud membekali peserta didik sejumlah pengetahuan siap ataumembekali mereka dengan premis-premis pendahuluan sebagai bekalpengetahuan yang menjadi landasan konsultatif untuk melakukanpenjelajahan intelektual selanjutnya Sebaliknya bidang studi ataupokok bahasan tertentu menghendaki pendekatan yang lebih terpusatpada peserta didik apabila nilai nilai dan tujuan belajarnya merupakanpengembangan pengetahuan siap menuju pengetahuan baru baik padatingkat aplikasinya maupun dalam rangka pemecahan masalah gunamengambil suatu keputusan baru atas inisiatif peserta didik

Walaupun peluang untuk melaksanakan suatu proses pembelajaranyang lebih terpusat pada guru tetap ada dan memungkinkan diselenggarakannamun tidak berarti bahwa gurulah satu satunya pelaku yang aktif sementarapeserta didik dibiarkan pasif Dalam hal ini guru menurut konsep pendidikanIslam tetap mengusahakan agar tetap tercipta suasana belajar yang mampumembangkitkan antusiasme dan keaktifan belajar di kalangan pesertadidiknya42

Proses penyajian materi pelajaran yang kadangkala bisa terpusatpada guru dan bisa pula pada peserta didik sesungguhnya identik denganproses penyajian materi al-Qurrsquoan Menurut Quraish Shihab penyajianmateri al-Qurrsquoan itu ada yang melalui pembuktian argumentatif yangdikemukakan langsung oleh al-Qurrsquoan itu sendiri dan ada pula yang

42Husain dan Ashraf Criss h 112

144

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

hanya dapat dibuktikan oleh manusia melalui penalaran akalnya43 Inidianjurkan oleh al-Qurrsquoan untuk dilakukan pada saat mengemukakanmateri tersebut44 Kata Shihab sambil mengutip pendapat Abdul Karimal-Khatib yaitu agar akal manusia merasa bahwa ia berperan dalammenemukan hakikat materi yang disajikan itu sehingga merasa memilikidan bertanggung jawab untuk membelanya45

Jadi teacher centered tidaklah selamanya buruk dan student centeredtidak pula selamanya unggul melainkan tergantung pada nilai-nilai yangterkandung dalam materi bidang studinya Itu sebabnya seperti dikemukakandi depan bahwa proses pembelajaran dalam konsep pendidikan Islamterpusat pada nilai yang memberi kemungkinan bagi kedua model prosespembelajaran di atas untuk dilaksanakan Dalam hal menyangkut dengankeimanan kepada Allah umpamanya tentulah berbahaya membiarkanpeserta didik menarik kesimpulannya sendiri sebagaimana dituntut olehproses pembelajaran student centered tanpa didahului dengan memberikanpremis premis pendahuluan tentang bagaimana sesungguhnya konsepsiiman menurut tuntunan al-Qurrsquoan Hal ini sama bahayanya denganmenggiring mahasiswa misalnya sebagaimana acapkali dilakukan olehteacher centered untuk berpihak pada salah satu pendapatteori yang keduapendapatteori itu secara teoritis sesungguhnya sama benarnya Dalam kasusseperti ini seorang pendidik seyogyanya memberikan bantuan kepada pesertadidik untuk menemukan kekuatan dan kelemahan teori-teori tersebut yangpada gilirannya terpulang kepada peserta didik untuk menarik kesimpulannya

Dalam konteks inilah kedudukan pendidik benar-benar berfungsisebagai pelatih pengajar dan pendidik yang setiap saat membantu pesertadidik menemukan solusi terhadap berbagai problem yang dihadapinyadan membantunya dalam pengembangan potensi-potensi yang dimilikinyaagar tumbuh dan berkembang secara optimal

Kedudukan yang demikian mempertegas konsep pendidikan Islammengenai posisi dan hubungan guru dengan peserta didiknya yang salingmengakui kedaulatannya masing-masing sebagai hubungan dua pribadi

43M Quraish Shihab Membumikan al-Quran Fungsi dan Peran Wahyu DalamKehidupan Masyarakat (Bandung Mizan 1982) h 175

44Ibid45Ibid

145

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang secara hakiki setara dan dapat bekerja sama dalam satu jalinaninteraksi yang sama -sama aktif Dengan konsep pendidikan bukanlahsebagai pemberi intruksi yang serba menggurui dalam segala hal dantidak pula membiarkan peserta didik menempuh perjalanannya sendiritanpa bimbingan

Suasana dan kegiatan belajar yang demikian tidak akan mudahterwujud dengan sendirinya tanpa diiringi dengan usaha dan siasat yangdirencanakan oleh pendidik dalam hal ini guru sebagai pendidik berusahamelibatkan seluruh aktifitas mental peserta didik dalam setiap kegiatanpembelajaran dengan menciptakan kondisi belajar dalam suasana amandan menggairahkan Dengan begitu keinginan dan kegiatan belajar tumbuhdengan sendirinya berdasarkan niat yang tulus tanpa merasa dibebanidan tanpa harus menunggu perintah

Dalam konteks inilah kewibawaan dan keteladanan guru sebagaiseorang peserta didik merupakan kunci keberhasilan dalam mewujudkansuasana belajar aktif Itu berarti bahwa kewibawaan dan keteladananguru tetap merupakan alat dan media pendidikan yang tak tergantikanoleh media apapun Kewibawaan itu walau bagaimanapun hanya akanlahir di dalam kebulatan kepribadian guru tehadap sesuatu yang bernilaipositif yang pantas untuk dihargai dan diteladani Keberhasilan pendidikanIslam pada masa keemasannya kata Husain dan Ashraf terutama disebabkankarena kukuhnya kewibawaan dan keteladanan yang ditampilkan oleh parapendidiknya Hasilnya adalah bahwa setelah para pelajar itu meninggalkansekolah atau universitas tetap tersimpan dalam hati dan pikiran merekapribadi-pribadi agung yang kepadanya mereka pernah menimba ilmupengetahuan46

Memang tidak terbayangkan seorang guru mendapat penilaianpositif dari peserta diidiknya jika sikap dan kelakuannya sama sekalitidak dapat diterima secara moral atau tidak mecerminkan nilai yangdisampaikannya Hal semacam ini akan menimbulkan dampak negatifyaitu peserta didik akan meniru kebiasaan kebiasaan buruk tersebut danatau mulai memandang rendah pengajar mereka yang tak lebih sebagaiorang gajian yang mencari penghidupan di lapangan pendidikan

46Husain dan Ashraf Crisis h 134

146

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Pupusnya penghargaan peserta kepada guru menyebabkan terputusnyarelasi kewibawaan guru kepada peserta didik Bila hal itu terjadi makatingkat pengetahuan yang tinggi dan keampuhan metode pembelajaransudah tidak banyak lagi memberikan pengaruh dalam menciptakan situasibelajar dengan kesadaran yang tinggi Sebaliknya bila guru dapat menampilkancontoh yang benar sebagai pancaran kebulatan kepribadiannya makapeserta didik akan memberikan penilaian positif kepadanya

Selain kewibawaan yang berpangkal dari adanya keteladanan makakondisi dan suasana belajar yang bersuasana aman dan menggairahkanmerupakan prasyarat utama dalam menciptakan situasi belajar atas dasarsuka rela dan kesadaran Suasana belajar semacam ini menurut paraahli didik muslim akan lebih mudah tercipta bila hubungan guru danpeserta didik dibangun atas dasar kasih sayang dalam arti yang positif

Bila kepribadian semacam ini dapat diterapkan guru dalam setiapkegiatan dan proses pembelajaran maka kehadirannya di ruangan kelassenantiasa ditunggu tunggu peserta didiknya karena kehadirannya itumenimbulkan rasa aman dan menggairahkan Kepatuhan dan rasa hormatpeserta didik kepada pendidiknya sebagaimana yang banyak dituntutpara pendidik Islam bukanlah kepatuhan semu dan serba terpaksa tetapiberpangkal dari penghargaan mereka terhadap sikap positif yang ditampilkanpara pendidik mereka Sikap kebaikan dan kelembutan yang telah dicontohkanNabi Muhammad saw Dalam mendidik umatnya merupakan suatu perilakuyang semestinya melekat dalam kepribadian guru kata al-Ghazali mem-pertegas penjelasannya47

Adalah benar kalau sekiranya Nabi Muhammad saw bersikap kerasdan kasar niscaya para sahabatnya sudah lama meninggalkan beliauTetapi karena sifat sifatnya yang lemah lembut pemaaf dan senang melakukankontak kontak aktif dengan bermusyawarah (QS Ali lsquoImracircn3 159)beliau berhasil menimbulkan rasa aman dan kesetiaan penuh di kalanganpara sahabatnya

Bertolak dari penelusuran dan pembahasan yang telah dilakukandapat disimpulkan bahwa hubungan pendidik dengan peserta didik dalamkegiatan dan proses pembelajaran merupakan hubungan antar pribadi

47Ibid h 21

147

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang secara hakiki setara yang memberi kemungkinan bagi pendidikdan peserta didik secara bersama sama merealisasikan keaktifan dankedaulatannya masing masing yang saling menghargai dan menjunjungtinggi nilai-0nilai pergaulan edukatif Dalam pendidikan Islam al-lsquoalimwal mutalsquoallim syarikani fi aljr Dengan demikian maka proses pembelajaranyangdikonsepsikan pendidikan Islam lebih mengarah pada proses pembelajaranyang terpusat pada nilai yakni tidak hanya didominasi oleh guru sepertidiintrodusir oleh kalangan optimisme pendidikan dan tidak pula terpusatpada peserta didik seperti dipropogandakan kelompok naturalisme melaluipendidikan laissez faire

Melalui proses pembelajaran yang terpusat pada nilai pendidik danpeserta didik sama sama memiliki kedaulatan yang berimbang dalamhubungan saling bekerja sama untuk memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya dari nilai-nilai kebaikan dan kebenaran Islam Hal ini berartidiharapkan timbul dari kerelaan dan kesadaran peserta didik dalam setiapproses pembelajaran dengan menciptakan kondisi belajar aman danmenggairahkan sehingga keinginan dan kegiatan belajar termotivasidengan sendirinya berdasarkan niat yang tulus Dalam konteks inilahkewibawaan guru sebagai pendidik muslim yang memancar dari segenapkompetensi kepribadiannya sebagai imamah dan teladan keutamaanyang pantas dihormati dan dihargai merupakan kunci keberhasilan dalammewujudkan suasana belajar aktif di samping adanya kemampuanprofesional dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai seorang pendidik

148

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

MENELUSURI IDENTITAS DESAINKURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Istilah kurikulum berasal dari bahasa Latin yang dalam pengertianaslinya sebagai a running course or race course aspeciality a chariot

race course Perkembangan selanjutnya terutama setelah kurikulummenjadi istilah teknis dalam dunia pendidikan kurikulum itu secaraumum berubah makna menjadi rencana pelajaran (lesson plan)

Berbagai sumber yang membahas tentang kurikulum mengajukanbermacam-macam definisi mulai dari yang tradisional atau pengertianyang lazim digunakan kalangan umumawam sampai pada pengertianyang seluas-luasnya Secara sederhana kurikulum didefinisikan sebagaimatapelajaran yang diajarkan di sekolah Betapapun sederhananya definisidi atas akan tetapi sampai pada saat ini definisi seperti ini masih banyakdianut oleh para pengelola pendidikan

Dalam konteks seperti di atas kurikulum seperti dikemukakan olehHilda Taba dipandang sebagai suatu rencana pelajaran (a plan for learning)1

Artinya bahwa kurikulum tersebut disusun atau dirancang sedemikianrupa adalah untuk memperlancar proses belajar mengajar dalam bimbingandan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan bersama-samadengan tenaga pendidikannya2 Akan tetapi banyak para ahli kurikulumyang tidak puas dengan pengertian yang terbatas pada kegiatan sekolahyang direncanakan saja melainkan meliputi semua peristiwa yang terjadi

1Hilda Taba Curriculum Development Theory and Practice (New York SanFransisco Harcourt Brace amp World Inc) h 9

2S Nasution Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta Bina Aksara 1989) h 5

149

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dalam pengawasan sekolah sehingga kurikulum merupakan keseluruhandari berbagai kegiatan sekolah mulai dari kegiatan seperti kepramukaanpagelaran kesenian dan kegiatan lainnya yang dilakukan peserta didikdi dalam dan di luar sekolah asalkan masih berkaitan dengan pengembanganpengetahuan bakat dan minat peserta didik Konsep seperti itu terlihatjelas pada rumusan kurikulum yang dinyatakan sebagai ldquothe total affortof the school to bring about desired outcomes in school in out-of-schoolsituationsrdquo3 Berdasarkan rumusan ini kurikulum tidak lagi sekedarrencana mata pelajaran melainkan segala usaha sekolah untuk mencapaitujuan yang diinginkan Lebih dari itu kurikulum tidak lagi terbatas padasituasi di dalam persekolahan akan tetapi meliputi situasi di luar sekolahDefinisi lain yang juga terbilang luas merumuskan kurikulum sebagaildquoa sequence of potential experiences set up in school for the purpose discipliningchildren and youth in group ways of thinking and actingrdquo4 Dalam definisiini penekanannya tidak lagi sekedar matapelajaran atau sekedar kegiatanpersekolahanmelainkan sudah menjurus pada aspek sosial yaitu mempersiapkangenerasi muda menjadi anggota masyarakat

Di samping itu ada pula yang disebut sebagai kurikulum tersembunyi(hidden curriculum) yaitu suatu pengalaman yang tersaji sedemikianrupa tetapi tidak termasuk sebagai yang direncanakan seperti wawasankeilmuan yang dimiliki pendidik sikap dan penampilan pendidik sehari-hari hubungan pendidik dengan peserta didiknya dan lain-lain yang padadasarnya dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian peserta didikwalaupun tidak ada satu perincian khusus yang mengaturnya secaratertulis Dapat dikatakan bahwa kurikulum tersembunyi berada dalamsikap kecenderungan dan keinginan pendidik ke mana peserta diarahkansecara sengaja atau tidak baik yang mendukung maupun yang bertentangandengan tujuan kurikulum itu sendiri Kelihatannya disadari atau tidakoleh pendidik ternyata wawasan keilmuan yang dimilikinya termasuksikap dan kepribadian yang ditampilkannya sehari-hari menjadi hiddencurriculum yang turut serta mempengaruhi perkembangan kepribadianpeserta didik

3JG Saylor dan WM Alexeander Curriculum Planning fot Better Teachingand Learning (New York Rinehart 1954) h 3

4BO Smith WO Stanley dan HJ Shores Fundamentals of CurriculumDevelopment (Work Book 1957) h 3

150

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian berbagai penelitian dan pembahasan mengenaikurikulum dapat dilakukan secara meluas karena ruang lingkupnya bisameliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan proses belajar-mengajar di dalam dan di luar sekolah dan dapat pula disederhanakanmenurut keperluannya Akan tetapi yang terpenting adalah bagaimanapola-pola pengorganisasian kurikulum itu dilakukan terutama dalam mem-pertimbangkan kedudukan kurikulum sebagai upaya untuk merencanakankegiatan proses pembelajaran Dalam hubungan ini tentu saja bahanmateri pelajaran harus dituangkan dalam sebuah organisasidesain kurikulumyang sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan Oleh karena itulahdalam tulisan ini pembahasan kurikulum yang dimaksud lebih menitikberatkanpada pendeskripsian konsep-konsep dasar pengorganisasiian atau desainkurikulum sebagai upaya untuk melakukan identifikasi terhadap identitaskurikulum pendidikan Islam

Beberapa Desain KurikulumDalam dunia pendidikan desain kurikulum atau sering juga disebut

organisasi kurikulum tumbuh dalam corak yang berbeda-beda karenaadanya perbedaan tujuan pendidikan yang hendak dicapai5 Adanyaperbedaan itu dapat diilustrasikan tentang berbeda-bedanya desain setiapbangunan yang sangat tergantung pada tujuan bangunan itu didirikanDesain bangunan gedung sekolah umpamanya akan berbeda dengandesain bangunan toko bangunan tempat tinggal dan lain-lain Demikianlahpula halnya dengan desain kurikulum yang bertalian erat dengan tujuanutama diselenggarakannya pendidikan itu apakah untuk tujuan penguasaanilmu pengetahuan misalnya atau untuk kepentingan kebudayaan masyarakattertentu dan lain sebagainya Oleh karena itulah seperti dicontohkan olehNasution bahwa pendidikan yang bertujuan untuk mentransformasikanilmu pengetahuan kepada peserta didik akan lebih sesuai memilih desainsubject curriculum Akan tetapi jika kebutuhan kebudayaanmasyarakatyang lebih diutamakan maka desain yang bersifat integrated curriculumdiperkirakan lebih sesuai6

5Taba Curriculum Development h 136S Nasution Pengembangan Kurikulum (Bandung Citra Aditya Bakti 1991)

h 106

151

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sekalipun organisasi atau desain kurikulum tumbuh dalam corakyang berbeda-beda akan tetapi secara garis besar masih dapat diklasifikasikanke dalam dua pola pengorganisasian yang setiap pola sekurang-kurangnyaterdiri atas dua model desain kurikulum yaitu

Pertama pola kurikulum berdasarkan matapelajaran atau disiplinilmu (subject curriculum) yang terdiri atas desain kurikulum yang menyajikanmatapelajaran secara terpisah-pisah (separate-subject curriculum) dandesain kurikulum gabungan (correlated curriculum)

Kedua pola kurikulum interdisipliner yang terdiri atas desain kurikulumterpadu (integrated curriculum) dan kurikulum inti (core curriculum)Hal ini berarti bahwa sekurang-kurangnya ada empat model desainkurikulum yang berkembang yang secara ringkas dapat diikhtisarkansebagai berkut

Desain Kurikulum dengan Matapelajaran Terpisah-Pisah

Ciri khusus desain kurikulum yang menyajikan matapelajaran secaraterpisah-pisah ditandai dengan dipaparkan atau dideretkannya sejumlahmatapelajaran atau disiplin ilmu secara terpisah-pisah tanpa berusahamencari persinggungan di antara berbagai matapelajaran tersebut Kurikulumitu didesain sedemikian rupa karena pada dasarnya bertujuan agar pesertadidik mengenal dan menguasai kembali hasil kebudayaan dan pengetahuanumat manusia yang telah dikumpulkan sejak berabad-abad pada masalalu Dalam hal ini peserta didik sebagai generasi muda tak perlu lagi mencariatau menemukan kembali suatu pengetahuan yang telah diperoleh olehgenerasi terdahulu Menurut sejarahnya desain kurikulum inilah yangpaling tua dan sampai sekarang masih menduduki tempat yang palingdominan7 Hal ini didukung oleh faktor kemudahan dalam menyajikanbahan atau isi pelajaran berikut evaluasinya karena dapat disusun dengancara yang lebih sistematis sesuai dengan kekhususan disiplin ilmunyamasing-masing Bahkan secara ekstrim matapelajaran-matapelajaranyang masih serumpun dapat dipisah-pisah satu sama lainnya Sebagaicontoh matapelajaran bahasa Arab misalnya dapat dipecah-pecah menjadi

7S Nasution Pengembangan Kurikulum (Bandung PT Citra Aditya Bakti1991) h 107

152

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

beberapa matapelajaran seperti nahu saraf terjemah mufradat mutalaahmuhadasah dan sebagainya Demikian juga halnya dengan matapelajaranlainnya yang dapat disajikan secara terpisah-pisah seperti ilmu ukur ruangmisalnya disajikan secara terpisah dari ilmu ukur sudut yang di antarakeduanya seakan-akan tidak memiliki titik singgung lagi

Dalam pada itu karena jumlah pengalaman dan penemuan manusiadalam bidang ilmu dan teknologi semakin bercabang yang kemudianmembangun disiplinnya masing-masing menyebabkan jumlah matapelajaransemakin bertambah Sebagai dampaknya kurikulum pun cenderungsemakin membengkak Apalagi muncul pula suatu ldquokesombongan intelektualrdquodi kalangan sebahagian gurudosenpendidik atau pelaksana pendidikanyang memaksakan agar disiplin ilmu yang dimilikinya atau matapelajaranyang dikuasainya ldquomasukrdquo dalam kurikulum tanpa mempertimbangkanurgensi dan beban studi yang harus dipikul oleh peserta didik Keadaanseperti ini segera merisaukan para ahli terutama ketika dihadapkan padapernyataan apakah kurikulum harus berisikan semua matapelajaranatau disiplin ilmu yang berkembang Apakah seluruh matapelajaranyang muncul di tengah-tengah masyarakat harus dipelajari peserta didik

Desain kurikulum gabungan seperti akan dikemukakan berikut inidapat dipandang sebagai jalan pintas dalam menanggulangi permasalahandi atas karena desain kurikulum ini merupakan modifikasi kurikulumyang menyajikan matapelajaran yang terpisah-pisah

Desain Kurikulum Gabungan

Lahirnya desain kurikulum gabungan seperti yang sudah diisyaratkandi depan pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengkorelasikan duaatau lebih dari beberapa matapelajaran yang serumpun menjadi suatumatapelajaran Hal itu bertujuan agar pengetahuan peserta didik tidakterlepas-lepas atau terpecah-pecah Oleh karena itulah diperlukan suatudesain kurikulum yang diperkirakan dapat untuk menyatukan antaradua atau lebih matapelajaran yang serumpun di dalam satu matapelajaranatau bidang studi Matapelajaran yang berkenaan dengan sejarah geografiekonomi antropologi sosiologi dan psikologi umpamanya dapat digabungkanmenjadi satu yang sering disebut sebagai matapelajaran Ilmu PengetahuanSosial (IPS) Demikian juga matapelajaran Agama IPA (Ilmu PengetahuanAlam) Matematika Bahasa dan lain-lain yang merupakan gabungan dari

153

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

beberapa matapelajaran seperti misalnya dapat dilihat dalam Kurikulum1975 di Indonesia yang mulai memberlakukan kurikulum semacam ini8

Penggabungan matapelajaran serumpun dimaksud seperti dikemukakanoleh S Nasution bukan sekedar tindakan teknis administratif yang meng-haruskan sejumlah pelajaran yang serumpun disajikan secara berurutanpada jam-jam tertentu Karena apabila hal itu terjadi maka gabungan itumenjadi bersifat semu yang memungkinkan guru matapelajaran sejarah misalnyalebih mengutamakan matapelajarannya dan menjadikan matapelajaranilmu sosial lainnya hanya sebagai pelengkap9 Oleh karena itulah sebagaiusaha untuk mengupayakan terjadinya korelasi yang sesungguhnyadiperlukan sebuah fokus pembahasan yang berisikan tujuan teori prinsip-pripsip umum yang dapat melahirkan suatu gabungan yang wajar

Dengan adanya kurikulum gabungan ini diperkirakan pengetahuanyang dimiliki oleh peserta didik menjadi lebih terintegrasi dan bisa mencegahpenguasaan bahan yang banyak tetapi dangkal dan terlepas-lepas yangmenyebabkan mudah dilupakan serta tidak fungsional

Jika dibandingkan antara kedua desain kurikulum di atas yaitu kurikulumyang menyajikan matapelajaran secara terpisah-pisah dengan kurikulumgabungan sekalipun memiliki beberapa perbedaan nyata tetapi sesungguhnyamasih mengacu pada satu pola yang lebih terpusat pada penguasaanmatapelajaran atau disiplin ilmu Pola kurikulum seperti itu relatif lebihmudah disusun dan disesuaikan dengan perubahan karena dapat dipersempitdan diperluas hanya dengan menambah dan mengurangi jumlah matapelajaranmenurut keperluannya Akibat karena adanya kemudahan seperti itulahyang antara lain menyebabkan kurikulum menjadi ldquosering-sering diubahrdquosehingga banyak menimbulkan ldquokegelisahanrdquo bagi praktek penyelenggaraannya

Dari perspektif di atas haruslah diakui bahwa desain kurikulum yangpernah diberlakukan di Indonesia mulai tingkat Sekolah Dasar sampaiPerguruan Tinggi adalah pola kurikulum yang didasarkan pada penguasaanmatapelajaran atau disiplin ilmu tak terkecuali kurikulum IAIN danSTAIN yang terselenggara dewasa ini apakah itu desain kurikulum yangmatapelajaran terpisah-terpisah atau pun kurikulum gabungan

8Ibid h 1119Ibid h 110

154

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sedikit perlu disinggung bahwa khusus di lingkungan IAINSTAINpembaharuan atau perubahan kurikulum yang dipandang agak berbedadengan kurikulum-kurikulum sebelumnya adalah kurikulum tahun1995 Terlepas dari adanya beberapa kritik terhadap kurikulum tahun1995 itu seperti terlalu membebani mahasiswa dengan 160 SKS jugaterdapat sejumlah topik inti yang tumpang tindih serta tidak seimbangnyajumlah SKS antar matapelajaran banyak yang menilainya sebagai kurikulumterbaik yang pernah dimiliki IAIN Akan tetapi siapa yang menduga bahwahanya lebih kurang dua tahun kemudian (1997) kurikulum ini diubahlagi sebelum sempat dievaluasi apalagi disempurnakan sebagaimanalayaknya sebuah kurikulum

Adalah benar lahirnya kurikulum tahun 1997 dikatakan bukansebagai penggantian kurikulum tetapi disebut-sebut sebagai ldquokurikulummodifikasirdquo Benarkah sekedar modifikasi Sesungguhnya jika dicermatidengan seksama bukanlah sekedar modifikasi melainkan mengalamiperubahan yang cukup berarti baik dari segi bahanmateri maupunjumlah SKS serta sekuensi matapelajarannya

Persoalan yang segera timbul ialah mengapa demikian mudahnyamengubah dan memodifikasi sebuah kurikulum Jawabannya adalahbahwa pengorganisasian kurikulum tersebut masih berpolakan padapenguasaan matapelajaran atau disiplin ilmu yang sangat mudah untukdiubah dan dimodifikasi hanya dengan cara menambah atau mengurangibahan dan matapelajaran saja

Desain Kurikulum Terpadu

Akan halnya desain kurikulum terpadu sebagai bagian dari polakurikulum interdisipliner berusaha melibatkan berbagai disiplin ilmusecara integral dengan suatu wawasan bahwa masalah-masalah yangtimbul dalam kehidupan tidak hanya melibatkan satu matapelajaranatau disiplin ilmu yang serumpun saja tetapi melibatkan berbagai disiplinilmu secara interdisipliner

Dengan demikian kurikulum terpadu ini tidak lagi bertumpu padapenguasaan matapelajaran saja tetapi lebih mengarah pada pemecahanmasalah dengan mengintegrasikan beberapa matapelajaran yang dipandangfungsional untuk memecahkan masalah tersebut dalam satu poros

155

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang disebut Hilda Taba sebagai integrating threads atau focusing centers10

Karena itu pelaksanaannya lebih mengutamakan koordinasi dan pertaliandari berbagai materi matapelajaran guna memecahkan suatu masalahDengan demikian seluruh materi pelajaran dan pengetahuan yang akandisajikan difokuskan pada masalah tertentu dalam satu poros yang berisikantujuan prinsip-prinsip umum teori atau masalah yang akan dipecahkanSingkatnya kurikulum terpadu ini dikembangkan atas dasar perlunyamemusatkan perhatian dan pengarahan kemampuan terhadap pemecahanmasalah walaupun tetap dalam batas-batas adanya berbagai matapelajaranatau disiplin ilmu Hanya saja karena pusat perhatiannya lebih menjuruspada kemampuan pemecahan masalah daripada sekedar menguasaimatapelajaran menyebabkan penerapan desain kurikulum semacamini secara penuh akan mendapat hambatan ketika berhadapan denganurgensi ujian akhir atau masuk ke jenjang persekolahan yang lebih tinggiyang umumnya masih didasarkan pada penguasaan matapelajaran

Desain Kurikulum Inti

Berkenaan dengan kurikulum inti sebagai bagian dari kurikulumyang interdisipliner pada intinya bertolak dari suatu wawasan bahwasesungguhnya ada sejumlah ilmu pengetahuan bahan-bahan atau masalah-masalah yang fundamental dan hakiki yang harus dikuasai atau dipahamipeserta didik secara baik dan benar pada setiap tingkat dan jenis sekolahKarena itu sebagian ahli menyebut kurikulum inti sebagai programpendidikan umum (general education)11 Tetapi tidak semua setuju denganpendapat seperti itu karena program pendidikan umum dapat sajadimasukkan dalam kurikulum berdesain lain Sedangkan ciri kurikuluminti terletak pada pengintegrasian program pendidikan umum ke berbagaidisiplin ilmu lainnya secara interdisipliner dengan tetap mengakui adanyabatas-batas matapelajaran sesuai dengan kekhususan disiplin ilmunyamasing-masing

Kurikulum dengan desain ini sebagaimana dikemukakan oleh Fauncedan Bossing dalam buku mereka Developing the Core Curiculum yang

10Taba Curriculum Development h 30011DK Kolit Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Ende Flores Nusa

Indah 1976) h 62

156

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

secara khusus membahas kurikulum inti menyatakan bahwa ciri umumkurikulum jenis ini adalah ldquoa continuous carefully planned series of experiencewich are based on significant personal and social problems and wich involvelearnings of common concern to al youtshrdquo12

Hal itu menunjukkan bahwa ada empat ciri pokok daripada kurikuluminti yaitu (1) merupakan rangkaian pengalaman yang saling berkaitan(2) direncanakan secara kontiniu (3) dilaksanakan atas dasar adanyapermasalahan baik yang bersifat pribadi atau pun sosial dan (4) diperuntukkanbagi semua peserta didik

Jika dibandingkan dengan desain kurikulum lainnya kurikuluminti ini sedikit agak mirip dengan kurikulum terpadu Hanya saja kurikuluminti masih menekankan adanya bahan pelajaran tertentu yang menempatiposisi strategis yang harus dikuasai peserta didik untuk semua jenissekolah dan tingkatan guna mencapai tujuan tertentu Matapelajaranyang dipandang strategis itulah yang mendapat prioritas untuk difungsikandengan matapelajaran lainnya secara interdisipliner guna mencapaitujuan tertentu terutama dalam memecahkan berbagai masalah yangtimbul dalam kehidupan

Ilmu Pengetahuan dalam Kurikulum Pendidikan IslamDari berbagai desain kurikulum yang dikemukakan di atas terlihat

jelas bagaimana matapelajaran yang berisikan ilmu pengetahuan ditempatkansedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai Berdasarkanhal itu timbul pertanyaan ldquoke desain kurikulum yang bagaimanakahkurikulum pendidikan Islam dapat dikelompokkan dan bagaimana sosokilmu pengetahuan dalam kurikulum pendidikan Islamrdquo Untuk menjawabpertanyaan ini pertama-tama yang harus dilakukan ialah menelusuribagaimana sebenarnya klasifikasi ilmu pengetahuan dalam Islam sebagaimanatelah dikemukakan oleh para pemikir Muslim

Dalam hal ini seperti tercatat dalam sejarah bahwa usaha yang pertamasekali dilaksanakan oleh kaum Muslim dalam mengklasifikasikan ilmu

12RC Faunce and NR Bossing Developing the Core Curriculum (New YorkPretice-Hall 1958) h 54

157

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengetahuan telah dilakukan oleh al-Kindi pada abad ke-3 H (abad 9 M)baru kemudian disusul oleh al-Facircracircbicirc (w339 H950 M) sebagai filosof muslimyang besar pengaruhnya dalam mengklasifikasikan ilmu pengetahuanKlasifikasi inilah dengan sedikit perubahan dan modifikasi dikembangkanlagi oleh Ibn Sicircnacirc (w 428 H1037 M)13

Selanjutnya dengan semakin berkembangnya pengetahuan danmengkristalnya kebudayaan Islam zaman pertengahan maka banyaksarjana berpendapat bahwa pembahasan dan klasifikasi yang palinglengkap dan mendetail mengenai ilmu pengetahuan banyak dilakukanoleh dua tokoh terkemuka dalam Islam yaitu Imam al-Ghazacirclicirc (w 505 H1111 M) dan Ibn Khalducircn (w808 H1406)14 Demikian strategisnya pemikirankedua tokoh ini sehingga pemikiran-pemikiran keduanya perlu dikemukakansebagai bagian dari penelusuran konsep pengetahuan dan kurikulumpendidikan Islam

Sebagai catatan bahwa al-Ghazacirclicirc(450-505 H1058-1111 M) dilahirkandi Iran di dekat sebuah kota yang pada masa sekarang ini disebut MasyhadIa dianggap sebagai seorang tokoh yang memiliki pemikiran yang orisinildan paling luas Pembahasan tentang ilmu pengetahuan sebagaimanatermuat dalam Kitab al-lsquoIlmi sebagai salah satu bab dari kitab Ihyacirc lsquoUlucircmal-Dicircn karya al-Ghazacirclicirc dipandang sebagai pembahasan yang cukup orisinildalam pengklasifikasian ilmu pengetahuan dalam Islam15

Jika dicermati dengan seksama al-Ghazacirclicirc mencoba mengklasifikasikanilmu pengetahuan berdasarkan tiga kriteria yaitu (1) berdasarkan tingkatkewajiban mempelajarinya (2) berdasarkan sumbernya dan (3) berdasarkanfungsi sosialnya16

Pengklasifikasian ilmu pengetahuan berdasarkan tingkat kewajibandalam mempelajari oleh al-Ghazacirclicirc dibagi ke dalam dua kelompok yaitu (a)

13Lihat Syed Ali Ashraf New Horizons in Muslim Education (Camridge IslamicAcademy 1985) h23-26

14Ibid suatu pembahasan dan diskusi singkat mengenai al-Ghazali dan Khaldundan pengklasifikasian ilmu pengetahuan lihat S Waqar Akhmed Husaini EnvironmentalSystems Engineering (London The Macmilan Press Ltd 1980) khususnya pada bab III

15Kitab al-lsquoIlm dari Ihya lsquoUlum al-Din ini telah diterjemahkan yang disertaidengan catatan-catatan oleh NA Faris dengan judul Book of Knowledge Selengkapnyalihat NA Faris of Knowledge (Lahore SMAshraf 1966)

16Lih Book of Knowledge h 46-79

158

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengetahuan yang diwajibkan bagi setiap individu Muslim (fardu lsquoain) dan(b) pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat Muslim (fardu kifayah)

Pengetahuan yang diwajibkan kepada setiap individu Muslim tanpaterkecuali yang disebut sebagai fardu lsquoain pertama-tama ialah pengetahuanmengenai lima rukun Islam (arkan al-Islam) yang wajib diketahui dandiamalkan secara individu oleh setiap Muslim seperti mengucapkan duakalimat syahadat menegakkan salat berpuasa pada bulan Ramadhanmembayar zakat dan menunaikan ibadah haji Termasuk pula sebagaiilmu yang fardu lsquoain untuk dipelajari adalah yang berkaitan dengan hal-haldan perbuatan yang dihalalkan dan keyakinan-keyakinan serta perbuatandari keadaan hatijiwa yang secara lebih lanjut disebut oleh al-Ghazacirclicircsebagai lsquoilmu al-mulsquoamilat dan lsquoilmu al-mukasyafah17

Ilmu al-Mursquoamilat yang disebutkan di atas lazimnya berkenaan denganhukum sipil Islam Akan tetapi al-Ghazacirclicirc mengidentikkannya denganldquoilmu mengenai keadaan hatijiwardquo atau etika Islam Ilmu ini mengajarkannilai-nilai yang mulia dan melarang tindakan-tindakan yang tidak mem-pedulikan nilai-nilai tersebut seperti tindakan-tindakan yang dianggaptercela oleh kesusilaan pribadi dan masyarakat Nilai-nilai mulia inisesungguhnya telah dicontohkan dalam sirah Nabi dan di dalam kehidupantokoh-tokoh salaf al-saleh Termasuk bagian dari ldquoilmu mengenai keadaanhatijiwardquo yang terpuji itu adalah takut kepada Allah menaruh harapankepada Allah tabah murah hati jujur kepatuhan terhadap hukum-hukum dan perintah-perintah Allah dalam keadaan yang bagaimanapunjuga Termasuk juga dorongan-dorongan hati yang tercela merupakansegala perbuatan yang jahat yang tidak memperdulikan nilai-nilai kebajikanseperti dengki kikir takut miskin ingin dipuji memuliakan orang-orangkaya dan menghinakan orang miskin tidak mempedulikan kebenaranmemaafkan kesalahan diri sendiri dengan membesar-besarkan kesalahanorang lain dan lain-lain yang seumpama dengan di atas

Jadi semua dorongan dan perbuatan nyata seperti di atas bagi al-Ghazacirclicirc disebut sebagai lsquoilmu al-mulsquoamilat yang wajib dipelajari olehsetiap Muslim secara individu Ilmu ini menurut al-Ghazali harus ditanamkandi dalam keyakinan-keyakinan dan perbuatan-perbuatan sesempurnamungkin sebagai kewajiban seumur hidup bagi setiap orang Muslim

17Ibid h 80

159

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Selanjutnya lsquoilmu al-Mukasyafah (ilmu mengenai wahyu-spritual)yaitu pengetahuan esoteris tentang rahasia atau misteri transcendentalmisalnya malaikat-malaikat sifat-sifat Allah dan kenabian Keharusanbagi setiap individu Muslim untuk meyakini adanya rahasia-rahasia tersebutRahasia-rahasia itu hanya dibukakan kepada Nabi dan kepada ldquoorang-orang tertentu yang dekat kepada Allahrdquo Ilmu tersebut tidak akan dapatdijangkau oleh para teolog dan filosof dan karena argumentasi ini pulalahorang-orang harus dicegah untuk menceburkan diri bagi mendalamirahasia-rahasia tersebut Sebagai gantinya orang-orang seyogianya didoronguntuk menuntut ilmu-ilmu pengetahuan yang dibolehkan oleh syariat

Berkenaan dengan pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat(fardu kifayah) sebagaimana dimaksudkan oleh al-Ghazacirclicirc merupakansuatu kewajiban (fardu) bagi keseluruhan masyarakat Muslim Hanyamanusia-manusia yang kompeten dalam jumlah yang dibutuhkan danmencukupi harus memutuskan diri di dalam setiap disiplin-disiplin danbidang-bidang yang diperlukan bagi tegaknya sebuah peradaban IslamBidang-bidang tersebut menurut al-Ghazacirclicirc adalah ldquoSetiap ilmu pengetahuanyang tidak dapat dikesampingkan bila menginginkan adanya kesejahteraanduniardquo18 Sedangkan apabila tanpa lsquodisiplin-disiplin dan bidang-bidangitu maka masyarakat akan menghadapi kesulitan-kesulitan yang picikrdquo19

Disiplin dalam bidang-bidang tersebut antara lain seperti pertanianjurisprudensi kedokteran politik dan keahlian teknik

Selain itu sebagaimana telah dikemukakan di atas al-Ghazacirclicirc jugamengklasifikaskan ilmu berdasarkan sumbernya yang dapat dibedakanantara ilmu syarilsquoiyyah (lsquoulucircm syarlsquoiyyah) dengan ilmu non-syarlsquoiyyah(lsquoulucircm ghairu syarlsquoiyyah)

lsquoUlucircm syarlsquoiyyah adalah ilmu yang bersumber dari wahyu dan diperolehdari pada Nabi dan bukan dari penggunaan akal seperti ilmu hitungatau yang berkaitan dengan eksprimen-eksprimen yang dilakukan manusiaseperti kedokteran pertanian atau yang berasal dari pendengaran sepertibahasa Pembagian ilmu dari lsquoulucircm syarlsquoiyyah ini yaitu adanya sumber-sumber primer (al-Qurrsquoan dan Hadis) dan yang berasal dari sumber-sumber

18Ibid h 37 35 juga h 919Ibid

160

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

sekunder yang terdiri atas ilmu cabang (furulsquo) seperti fikih dan ilmu pengetahuanyang berkenaan dengan keadaan jiwahati seperti telah dikemukakanterdahulu Termasuk dalam kelompok ini ilmu-ilmu muqaddimah (bantuan)dan mutammimat (tambahan) Ilmu-ilmu muqaddimah yang dimaksudkanialah ilmu yang berfungsi sebagai alat atau instrument untuk mempelajariilmu-ilmu syarlsquoiyyah seperti bahasa Arab Sedangkan ilmu mutammimatadalah ilmu yang juga berguna untuk mempelajari sumber-sumbersyarlsquoiyyah yang primer Dengan demikian apa yang disebut ilmu-ilmusyarlsquoiyyah itu mencakup ilmu-ilmu yang non-syarlsquoiyyah yaitu berbagaiilmu yang diperlukan untuk memahami syarlsquoiyah secara deduktif

Khusus ilmu-ilmu non-syarlsquoiyyah adalah ilmu pengetahuan yangbersumber dari temuan akal dan eksprimen serta akulturasi Ilmu pengetahuanini bersifat mubah sepanjang tidak dilarang dengan tegas oleh syarirsquoahyang oleh karena itu secara prima facie dapat dibenarkan oleh hukum

Akan halnya klasifikasi ilmu pengetahuan berdasarkan fungsi sosialnyaoleh al-Ghazacirclicirc dibedakan menjadi ilmu-ilmu yang terpuji (mahmud)dan ilmu-ilmu yang tercela (mazmumah) Ilmu-ilmu yang terpuji adalahilmu-ilmu yang bermanfaat dan dapat dijadikan bermanfaat bagi kemanusiaandan peradaban duniawinya seperti ilmu kedokteran ilmu pertanianilmu hitung dan ilmu-ilmu yang bermanfaat lainnya Sedangkan ilmu-ilmu yang tercela adalah ilmu yang dapat merusak keimanan kepadaAllah baik karena zatnya memang bertentangan dengan syariyah sepertiilmu-ilmu magis azimat-azimat teologi dealektis astrologi dan seumpamadengan itu atau pun karena alasan-alasan sosiologis Alasan sosiologisyang dimaksudkan al-Ghazacirclicirc bisa jadi karena pengetahuan itu memangbertentangan dengan doktrin-doktrin atau tujuan-tujuan syarirsquoah ataukarena peranan dan dampak sosial yang ditimbulkannya dapat menimbulkankerugian bagi pelakunya sendiri atau kepada orang lain walaupun zatilmu pengetahuan itu sendiri tidak tercela

Kembali pada pokok masalah terutama jika kurikulum pendidikanIslam dipolakan pada klasifikasi ilmu pengetahuan yang dikemukakanoleh al-Ghazali di atas dapatlah dikatakan bahwa kurikulum pendidikanIslam terkelompok ke dalam desain kurikulum inti Alasan utamanyaialah karena di dalam kurikulum tersebut terdapat matapelajaran ataupengetahuan fardu lsquoain atau wajib diketahui dan dipelajari oleh setiap

161

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

peserta didik Muslim pada setiap tingkat dan jenis persekolahan danada pula yang bersifat fardu kifayah

Pada masa belakangan ini klasifikasi itu dikukuhkan lagi oleh SyedMuhammad al-Naquib al-Attas (1931) Dalam hal ini al-Attas yang menjadinarasumber pada beberapa pertemuan konferensi pendidikan Islam sedunia menyatakan bahwa ilmu-ilmu fardu lsquoain merupakan ilmu yangdinisbatkan dan diperoleh melalui wahyu al-Qurrsquoan dan Sunnah Syariahhikmah tauhid berikut cabang-cabangnya serta ilmu-ilmu yang menjadipersyaratan untuk mengetahui dan mengamalkannya Dalam hal initermasuk pengetahuan yang berkaitan dengan Iman Islam Ihsan20

Sementara yang fardu kifayah ialah segala macam ilmu yang diperolehdengan pengalaman pengamatan dan penelitian atau yang dijangkauoleh akal dan dipandang berguna untuk melayani kebutuhan praktiskehidupan manusia dalam masyarakat negara dan dunia21

Klasifikasi seperti di atas merupakan suatu indikasi bahwa adasejumlah pengetahuan inti yang menjadi isi kurikulum untuk disajikankepada setiap peserta didik sebagai matapelajaran atau disiplin ilmuyang fardu lsquoain dalam mempelajarinya karena melalui matapelajarantersebut peserta didik dapat mengenal secara baik dan benar mengenaikewajiban-kewajiban sebagaimana dituntun dalam agama

Disamping itu ada pula matapelajaran lain yang dirancang sedemikianrupa untuk kepentingan masyarakat banyak yang dapat mengangkatharkat kehidupan masyarakat sebagaimana dicita-citakan Islam Apabilatidak ada orang yang kompoten dalam jumlah yang mencukupi danmenguasai disiplin ilmu tersebut kemungkinan sekali menimbulkankendala bagi masyarakat dalam mengupayakan kesejahteraannyaSekiranya pada suatu kota dibutuhkan 20 orang Dokter Wanita SpesialisPenyakit Kandungan dan Kebidanan untuk melayani ibu-ibu hamil yangakan melahirkan maka masyarakat Muslim di kota itu wajib berusahaagar ada 20 orang dokter wanita tersebut Sebab jika belum tersedia dengan

20Syed Muhammad al-Naquib al-Attas ldquoPreliminary Thought on the Natureof Knowledge and the Definition and Aims of Educationrdquo ed Syed Muhammadal-Naquib al-Attas Aims and Objectives of Islamic Education (Jeddah King AbdulAziz University 1979) h 40

21Ibid h 38-41

162

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

jumlah tersebut akan banyaklah wanita-wanita Muslim yang menampakkanauratnya kepada dokter laki-laki Jadi selama jumlah tersebut belumterpenuhi kewajiban fardu kifayah masyarakat kota tersebut belumtunai Disiplin ilmu untuk tujuan seperti itulah yang disebut fardu kifayahdalam mempelajarinya

Akan tetapi perlu dicatat bahwa ilmu-ilmu fardu kifayahyang dimaksudkanoleh al-Ghazacirclicirc harus benar-benar bebas dan terpelihara dari unsur-unsurilmu tercela (mazmum) baik karena zatnya maupun karena tercela disebabkanalasan-alasan sosiologis seperti telah dikemukakan di atas

lsquoAbd al-Rahmacirc n Ibn Khalducircn (732-808 H-1332-1406 M) memilikikesamaan pandangan dengan al-Ghazali dalam hal meneruskan klasifikasitradisional kaum Muslim terhadap ilmu pengetahuan sambil menambahkansumbangan-sumbangannya sendiri Perbedaan terpenting yang dikemukakanoleh Ibn Khaldun adalah ketika menjelaskan ilmu-ilmu pengetahuanyang ada dalam kebudayaan kaum Muslim yaitu adanya pembagianilmu pengetahuan menjadi lsquoulucircm al-naqliyah dan lsquoulucircm al-lsquoaqliyah

lsquoUlucircm al-naqliyah yang dimaksudkan Khalducircn ialah ilmu pengetahuansyarrsquoiyyah yang diperoleh berdasarkan wahyu melalui satu metode yangdisebutnya sebagai metode kenabian yaitu metode yang tidak menggunakanproses-proses rasional dan dapat memperoleh pengertian yang jelasdan langsung mengenai syarirsquoah Ilmu pengetahuan yang terkelompokdalam lsquoulucircm al-naqliyah ini antara lain al-Qurrsquoan Hadis Fikih TeologiSufisme dan Bahasa Arab22 Lebih lanjut dikemukakannya bahwa pengetahuanyang diperoleh melalui metode kenabian ini adalah pengetahuan mengenaildquosegala sesuatu yang berada di luar jangkauan persepsirdquo yaitu segalasesuatu yang bersifat spiritual atau yang termasuk ke dalam domainteologi serta metafisika dan nilai-nilai untuk membeda-bedakan antarakejahatan dan kebajikan23

Adapun yang dimaksud Ibn Khalducircn dengan lsquoulucircm al-lsquoaqliyah adalahilmu pengetahuan yang diperoleh melalui kemampuan oleh fikir manusiayang disebut sebagai pengetahuan ldquofilosofisrdquo atau rasional Pengetahuanini diperoleh melalui metode demonstratif yaitu dengan menyempurnakan

22Syed Ali Ashraf New Horizons h 3323Lihat M Mahdi Ibn Khaldunrsquos Philosophy of History (London George Allen

amp Unwin Ltd 1957) h 79-81 dan 109

163

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

kemampuan berfikir manusia Lapangan pengetahuan filosofis itu dibatasikepada hal-hal yang ada hal-hal yang dapat diamati hal-hal yang dicapaioleh persepsi dan apersepsi dengan menggunakan tiga tingkatan intelekyaitu melihat bereksprimen dan berteori24

Ada empat buah ilmu pengetahuan pokok yang termasuk ke dalamlsquoulum al-aqliyah dan masing-masing di antaranya terbagi lagi ke dalambeberapa subdevisi yang banyak jumlahnya Keempat ilmu pengetahuanpokok itu adalah (a) logika (b) ilmu-ilmu pengetahuan alam atau yangbersifat fisik seperti kedokteran dan pertanian (c) metafisika dan (d) ilmu-ilmu matematika seperti geometri ilmu hitung musik dan astronomilsquoUlucircm al-lsquoaqliyah ini disebut juga sebagai ilmu alamiah karena setiap orangberkesanggupan menguasai ilmu-ilmu ini karena sifat manusia sebagaimakhluk yang berakal sebagaimana dijelaskan Ibn Khaldun sebagai berkut

Dengan menggunakan konsep Ibn Khaldun di atas sekurang-kurangnyasuatu susunan kurikulum pendidikan Islam haruslah terdiri dari ilmu-ilmu naqliyah dan ilmu lsquoaqliyah Ilmu naqliyah menempati posisi yangcukup strategis karena sifat kebenarannya bersifat abadi (perennial)dan benar dengan sendirinya tanpa harus didahului oleh hipotesis-hipotesis tertentu Sedangkan ilmu-ilmu lsquoaqliyah karena kebenarannyahanya berdasarkan pembuktian dan penemuan (acquired) yang tidakbisa tidak harus tetap dikonsultasikan kepada yang pertama Atasdasar itu maka ilmu-ilmu naqliyah dilihat dari sisi desain kurikulummerupakan saripati kurikulum yang menjiwai segenap matapelajaranlain yang dibutuhkan dalam kehidupan

Sampai di sini memang belum jelas terlihat ciri desain kurikuluminti seperti yang hendak dikatakan pada pasal ini walaupun secara samar-samar gambaran dasarnya sudah mulai menampak Tetapi jika diperhatikanhasil Konferensi Pertama Pendidikan Islam Internasional Tahun 1977 diMakkah yang mengelompokkan ilmu pengetahuan kepadardquopengetahuanabadirdquo (perennial knowledge) dan ldquopengetahuan perolehanrdquo (acquieredknowledge)25 Pengelompokan tersebut secara nyata masih berakar pada

24Ibid25Firs World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter Islamic University

Cooperation of Indonesia 1977) h 4

164

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

klasifikasi ilmu pengetahuan yang dibuat oleh al-Ghazacirclicirc dan Ibn KhalducircnIlmu-ilmu fardu lsquoain yang dimaksudkan al-Ghazacirclicircatau lsquoulucircm al-naqliyahyang disebut oleh Khalducircn pada dasarnya merupakan pengetahuan abadi(perennial knowledge) Sementara itu ilmu-ilmu fardu kifayah versi al-Ghazacirclicirc atau lsquoulum al-aqliyah versi Ibn Khaldun merupakan pengetahuanperolehan (perennial knowledge) Kedua kelompok disiplin ilmu ini sepertidinyatakan dalam rekomendasi konferensi tahun 1977 yang lalu adalahdisajikan secara integratif yang selengkapnya disebutkan

21 Untuk mencapai tujuan dan sasaran akhir pendidikan maka pengetahuandapat dikelompokkan menjadi dua kategori

a) Memberikan ldquopengetahuan abadirdquo yang didasarkan pada wahyuIlahi yang disampaikan melalui al-Qurrsquoan dan Sunnah dan segalayang dapat ditarik dari keduanya dengan menggaris bawahibahasa Arab sebagai kunci untuk memahami keduanya

b) ldquoPengetahuan perolehanrdquo yaitu termasuk ilmu-ilmu sosial alamdan terapan yang rentan terhadap pertumbuhan kuantitatifdan pelipatgandaan yang variasinya terbatas dan merupakanpinjam-meminjam antar kebudayaan dapat dipertahankansepanjang sesuai dengan syarirsquoah sebagai sumber nilai

22 Harus ada pengetahuan ini yang ditarik dari keduanya dengan tekananutama pada yang pertama terutama pada syariah yang diwajibkanbagi semua Muslim pada semua tingkat pendidikan dari yang tinggisampai yang terendah yang diatur tahapannya sedemikian rupa sehinggaterpenuhi standar pada setiap tahapan Hal ini dilakukan bersama-sama dengan kewajiban belajar bahasa Arab yang merupakan bagianpokok dalam kurikulum inti Hanya dengan kedua inilah peradabanIslam dapat dilestarikan serta kepribadian Muslim dapat dipertahankan26

Sekalipun rekomendasi di atas tidak secara eksplisit menegaskankurikulum pendidikan Islam mengikuti organisasi atau desain kurikuluminti tetapi kecenderungan seperti itu hampir tidak diragukan lagi terutamajika diperhatikan bahwa kelompok pengetahuan pertama yang disebutpengetahuan abadi (perennial) ndashal-Qurrsquoan dan Sunnah berikut cabang-

26Ibid

165

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

cabangnya ndashmenempati posisi yang lebih strategis dari pengetahuankelompok kedua ndashpengetahuan perolehan (acquired) ndashyang secara hirarkisberada di bawah kelompok yang pertama

Kemudian dengan menyimak pernyataan bahwa harus ada pengetahuaninti yang dapat ditarik dari kedua kelompok pengetahuan itu terutamapada yang pertama khususnya syarirsquoah yang diwajibkan bagi semuaMuslim untuk semua tingkatan dan jenjang pendidikan telah menunjukkancirri-ciri kurikulum inti

Dengan demikian jelaslah bahwa pada prinsipnya kurikulum pendidikanIslam menggunakan desain kurikulum inti yang menempatkan pengetahuanabadi (al-Qurrsquoan dan Sunnah berikut cabang-cabangnya) atau kelompokilmu-ilmu fardu lsquoain atau lsquoulucircm al-naqliyah sebagai program pendidikanumum yang diintegrasikan ke berbagai disiplin ilmu pengetahuan perolehanatau kelompok ilmu-ilmu fardu kifayah secara interdisipliner dengantetap mengakui adanya batas-batas matapelajaran sesuai dengan kekhususandisiplin ilmunya masing-masng

Realisasi Pengembangan Kurikulum IntiJika pengetahuan abadi dijadikan sebagai inti kurikulum yang

penyajiannya diintegrasikan secara interdisipliner ke berbagai matapelajaranlainnya maka persoalan selanjutnya yang menyangkut realisasi ialahldquoMatapelajaran apa sajakah yang termasuk dalam pengetahuan abadi iturdquo

Berdasarkan Konferensi Kedua Pendidikan Islam Internasional tahun1980 di Islamabad Pakistan ditetapkan bahwa kelompok pengetahuanabadi (perennial knowledge) terdiri atas dua bagian utama yaitu al-Qurrsquoan dan bahan tambahan27 Dengan rincian sebagai berikut

1 al-Qurrsquoan

11 Qiraa Hifz dan Tafsir12 As-Sunnah13 Sirah Nabi14 Tauhid

27Lihat Second World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter IslamicUniversity Cooperation of Indonesia 1981) h 3

166

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

15 Usul al-Fikih dan Fikih dan16 Bahasa Arab Alqurrsquoan yang meliputi Fonologi sintaksis dan

Semantik

2 Bahan-bahan tambahan21 Metafisika Islam22 Perbandingan Agama dan23 Kebudayaan Islam yang disesuaikan menurut kebutuhan

Adapun kelompok pengetahuan perolehan (acquired knowledge)terdiri berbagai matapelajaran lainnya sesuai dengan jenis dan macamprogram studi yang ditetapkan mulai dari ilmu-ilmu imajinatif seperti senidan sastera ilmu-ilmu intelektual dan studi-studi sosial ilmu-ilmu kealamanilmu-ilmu terapan dan rekayasateknologi sampai pada ilmu-ilmu praktis28

Dengan demikian sekiranya desain kurikulum inti dapat diterimasebagai alternatif dalam mendesain kurikulum pendidikan Islam makasemua matapelajaran yang terkelompok sebagai pengetahuan abadidapat dipandang bagaikan tersusun dalam dua strata ndashmeminjam istilahyang dikemukakan Prof Noeng Muhadjirndashyaitu sebagai Studi IslamTeologik (SIT) sebagai lapisan pertama dan Studi Islam Interdisipliner(SII) sebagai lapisan kedua29

Sebagai Studi Islam Teologik kedudukannya merupakan matapelajaranyang disajikan secara eksplisit sebagaimana halnya penyajian matapelajaranyang lain dan tujuannya pun tetap sama dengan tujuan pembelajaranmatapelajaran sesuai dengan esensi disiplin keilmuannya menjadi prasyaratuntuk dapat mendalami dan mengamalkan ajaran Islam secara baikdan benar Akan halnya ilmu pengetahuan lainnya terutama dilihat darikedudukannya sebagai Studi Islam Interdisipliner maka penyajiannyatidak lagi eksplisit melainkan tersebar secara implisit dan terpadu dalamsetiap program matapelajaran baik ke dalam rumpun ilmu-ilmu alamdan sosial maupun rumpun humaniora

28Ibid29Neong Muhadjir ldquoKerangka Dasar Pemikiran Penyusunan Program Kurikulum

al-Islam dan Kemuhammadiyahanrdquo Warta PTM Th IV No 9 Maret 1990 h 3

167

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan menggunakan desain kurikulum seperti itu maka kurikulumyang ditetapkan pemerintah tidak perlu diubah sehingga tidak menjadipenghalang dalam mengikuti ujian akhir atau ujian lainnya yang ditetapkanpemerintah karena semua materi dan bahan studinya tetap sama Halyang membedakannya hanyalah strategis dan teknik penyajian materinyayang mengimplisitkan nilai-nilai ajaran Islam terhadap semua matapelajaranbaik pada ranah kognitif maupun pada ranah afektif dan kinerja

Meskipun demikian tidak berarti bahwa nilai-nilai yang hendakdiimplisitkan itu hanya berada dalam benak para guru atau dosen yanghanya disajikan apabila teringat dalam program yang serba kebetulanmelainkan menghendaki suatu susunan yang sistematis dan berencanabaik pada materi maupun tujuan pembelajarannya sehingga tidak satupun dari setiap matapelajaran yang bisa dilepaskan dari iman dan kesalehansebagaimana hendak dikatakan oleh rumpun pengetahuan abadi tadi

Hubungan Studi Islam Teologik (SIT) dengan Studi Islam Interdisipliner(SII) merupakan hubungan silang SII merujuk dan berkonsultasi padaSIT sementara SIT menjiwai penuh program SII

Adalah benar untuk merealisasikan kurikulum seperti ini tentu sajamemerlukan tersedianya buku-buku pelajaran atau buku daras yangtelah mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuan yang bersumberkan ajaranIslam sebagai terkandung dalam esensi pengetahuan abadi terutamasebagai bahan bacaan bagi peserta didik Jadi semua matapelajaran mulaidari yang bernama kewiraan psikologi sosiologi antropologi teknologimatematika dan entah apapun nama yang disandangnya mau atau tidaksuka atau tidak ldquowajib berkonsultasirdquo pada nilai-nilai yang terkandungpada rumpun pengetahuan abadi tadi

Di samping itu tak kalah pentingnya adalah tersedianya tenagapengajar yang bukan saja menguasai materi dan substansi keilmuanyang disajikannya tetapi lebih dari itu memiliki pemahaman yang kuattentang kandungan nilai-nilai abadi itu sehingga dengan demikian pakguru atau pak dosen tadi mampu mengimplisitkan nilai-nilai pengetahuanabadi itu ke dalam materi matapelajaran yang diajarkannya

Sebagai penutup ada beberapa hal yang hendak ditegaskan kembalidi sini bahwa kurikulum walau bagaimanapun sebuah perencanaan untukmenghantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan suci yang diinginkan

168

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bersama baik oleh pendidik atau peserta didik Sebagai suatu perencanaanmaka realisasinya banyak tergantung pada kemauan dan kemampuanpendidik untuk terus menerus berbenah diri dari waktu ke waktu dengantidak pernah berhenti Apalagi kehidupan pada era globalisasi sekarangini membuat berbagai temuan-temuan ilmu pengetahuan semakin bercabangKarena itu pengetahuan-pengetahuan praktis yang diperoleh setahunyang lalu ternyata sudah banyak yang basi pada masa seperti ini sehinggadiperlukan upaya penyegaran yang terus menerus

169

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

KEDUDUKAN GURU SEBAGAI PENDIDIKDALAM SISTEM PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH

Salah satu gugatan dari gerakan reformasi tahun 1998 terhadappendidikan di Indonesia ialah rendahnya kualitas pendidikan yang

jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain bahkan dengannegara-negara ASEAN sekalipun Oleh karena itu lahirnya Undang-undang tentang Sisdiknas Tahun 2003 dan disusul pula dengan lahirnyaUndang-undang tentang Guru dan Dosen Tahun 2006 merupakan jawabanpendahuluan terhadap tuntutan reformasi tersebut

Dalam kedua Undang-undang tersebut terutama Undang-undangtentang Guru dan Dosen telah menempatkan peran sentral tenaga pendidikdalam meningkatkan kualias pendidikan sebagai sesuatu yang tak bisadiabaikan Tenaga pendidik baik guru atau pun dosen bagaikan jiwa atauroh bagi batang tubuh pendidikan Betapa pun menterengnya gedung-gedung pendidikan dengan seperangkat alat pembelajaran yang serbacanggih tidak akan berarti sama sekali tanpa kehadiran guru Apapun modeldan proses pembelajaran yang diberlakukan serta hebatnya pengembangankurikulum dalam perdebatan-perdebatan teoritis pada akhirnya gurulahjuga yang banyak menentukan keberhasilan pendidikan itu

Dalam pada itu organisasi Muhammadiyah sejak dicetuskan kelahirannyaoleh KH Ahmad Dahlan tahun 1912 yang lalu telah dengan giatnyamenyelenggarakan pendidikan di Indonesia hingga sekarang ini Dalamperjalanan waktu yang demikian panjang Muhammadiyah juga telahmenyumbangkan berbagai konsep dan pemikiran tentang pendidikan

170

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang cukup panjang untuk diurai satu persatu Salah satu di antaranyaadalah konsep dan pemikiran Muhammadiyah mengenai guru sebagaitenaga pendidik Untuk itulah tulisan ringkas berikut ini akan mengetengahkansuatu analisis singkat mengenai konsep dasar dan pemikiran Muhammadiyahmengenai guru yang diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiranbagi pengembangan peran sentral guru dalam penyelenggaraan pendidikandi Indonesia khususnya pendidikan yang berbasis agama

Hakikat Guru sebagai PendidikUndang-undang tentang Guru dan Dosen tahun 2005 mendefinisikan

guru sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik mengajarmembimbing melatih menilai dan mengevaluasi peserta didik padapendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal pendidikan dasardan pendidikan menengah

Dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Siksidiknasmendefinisikan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yangmengabdikan diri dan diangkat untuk menyelenggarakan pendidikanSedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagaiguru dosen pamong belajar widyaiswara tutor instruktur fasilitatordan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasidalam penyelenggaraan pendidikan

Dengan demikian pendapat yang mengatakan bahwa pendidik bukanhanya guru memang tak bisa disangkal Orangtua adalah pendidik utamabagi anak-anaknya Para pemimpin dapat menjadi pendidik bagi orang-orang yang dipimpinnya bahkan seorang teman sebaya pun bisa menjadipendidik bagi teman sebayanya Jadi siapa pun yang melibatkan diridan mengambil peranan dalam memberikan bimbingan pengajarandanatau pelatihan terhadap orang lain bisa disebut sebagai pendidikasalkan di dalamnya seperti dikatakan Noeng Muhadjir ldquoterdapat upaya-upaya normatif untuk membantu orang lain agar dapat berkembangke arah yang lebih baikrdquo1

1Uraian yang lebih terperinci tentnag spesialisasi pendidik yang non gurulihat Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendiidkan(Yogyakarta Penerbit Rake Sarasin PO Box 83 1997) h 102

171

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Luasnya pengertian pendidik itu juga tertera dalam Pedoman PokokPendidikan Muhammadiyah yang tercermin dalam difinisi pendidikanMuktamar Muhammadiyah ke 38 tahun 1971 di Ujung Pandang yangmenegaskan

Pendidikan Muhammadiyah ialah semua kegiatan yang dilakukan olehanggota-anggota Muhammadiyah biar di dalam atau di luar hubunganorganisasi terhadap anak-anak sendiri anak-anak sesama anggotaMuhammadiyah ataupun anak-anak bukan anggota Muhammadiyahyang bertujuan membimbing perkembangan anak-anak dimaksudmenjadi manusia Muslim yang bercita-cita menegakkan dan menjunjungtinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya2

Luasnya pengertian pendidikan tersebut mengisyaratkan luasnyapengertian pendidik yang tidak terbatas hanya pada pengertian pendidikdalam jabatannya sebagai guru Oleh karena itu tanpa bermaksud mengabaikanpentingnya fungsi dan peranan tenaga kependidikan lainnya yang bukanguru perlu ditegaskan di sini bahwa pembahasan terhadap hakikat pendidikdalam tulisan ini lebih ditekankan pada pengertian pendidik dalamjabatannya sebagai guru

Persoalannya sekarang ialah bagaimanakah Muhammadiyah mem-formulasikan guru sebagai pendidik

Sepanjang penelusuran yang telah dilakukan terhadap sejumlahdokumen yang berkaitan dengan pendidikan Muhammadiyah tidak ditemukansuatu pernyataan khusus dari Muhammadiyah mengenai definisi guruatau pendidik Bahkan bukuPedoman Guru Muhammadiyah yang diperkirakanberisi pernyataan tersebut samasekali tidak mengemukakannya kecualihanya mengatakan bahwa ldquoguru Muhammadiyah adalah seorang guruyang mengajar pada sekolah Muhammadiyah baik yang diangkat langsungoleh Persyerikatan maupun yang diperbantukan pada Persyerikatanrdquo3

2Hasil-hasil Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-38 di Udjung PandangTahun 1971 (Jogjakarta PP Muhammadiyah 1971) h 11

3Pedoman Guru Muhammadiyah (Jakarta PP Muhammadiyah Majlis Pendidikandan Pengajaran 1977) h 16

172

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Walaupun demikian dalam berbagai pernyataan yang dikemukakannyadapat dirangkum suatu pengertian bahwa guru dalam Muhammadiyahadalah tenaga kependidikan yang diberi kepercayaan menjadi penanggungjawab kurikuler dengan tugas pokok sebagai pembimbing pendidik pengajarpelatih dan pembimbing peserta didik pada perguruan MuhammadiyahPengertian guru seperti itu hampir tidak berbeda dengan pengertian gurupada umumnya Akan tetapi jika diperhatikan penjelasan Muhammadiyahmengenai hakikat guru sebagai pendidik ditemukan konse-konsep yang spesifikterutama ketika Muhammadiyah memformulasikan guru-gurunya sebagai(1) pengemban amanat khilafah (2) pengemban amanat risalah Islamiyah(3) Pembina akhlak Muhammadiyah dan (4) pembimbing dan penyuluh4

Dari empat konsep guru yang disebutkan di atas terlihat di sini bahwapertama sekali Muhammadiyah menempatkan guru sebagai pengembanamanat khilafah Secara kebahasaan kata khilafah berarti ldquoperwakilanrdquo(deputyship) sedangkan manusia sebagai pelakunya disebut khalifah yangberarti ldquowakilrdquo (deputy)5 Oleh karena pengertian khilafah tersebut dikaitkanMuhammadiyah sesuai dengan peranan manusia sebagai khalifatullahmaka pengertian ldquopengemban amanat khilafah tersebut didefinisikansebagai ldquoPenanggung jawab pelaksana perwakilan ke Tuhananrdquo6

Konsep tersebut dikemukakan sedemikian rupa berkaitan erat denganbesarnya tanggung jawab yang diemban guru dalam melaksanakanfungsi dan peranannya sebagai pendidik yang menurut Muhammadiyahmerupakan tugas yang cukup berat dan sekaligus nikmat karena merasaterpercaya menunaikan tugas suci dari Allah swt7 Menurut Muhammadiyahtidak semua guru dapat disebut sebagai pengemban amanat khilafahsebagaimana juga halnya tidak semua orang dapat menjadi khalifah yangsebenarnya Dalam hubungan ini KH Mas Mansyur tokoh Muhammadiyahyang pernah menjadi pucuk pimpinan organisasi ini selama lebih kurang10 tahun (1932-1942) menyebutkan tiga kualitas khusus yang seyogianyadimiliki seorang khalifah yaitu (1) suka dan sanggup memelihara kewajibandan tanggung jawabnya (2) mampu membuat pilihan yang terbaik

4Ibid h 16 dan 215Hans Wehr A Dictioneri of Modern Written Arabic (London Macdonald amp

Evans Ltd 1980) h 2576Pedoman h167Ibid

173

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

(3) memiliki sifat kasih sayang sehingga dapat merasakan apa yangdibutuhkan oleh orang lain kepada dirinya8 Untuk itulah kata Mas Mansurmelanjutkan ldquodia akan berusaha memenuhinya sesuai dengan kemampuanyang dimilikinya dan kalau ketiga pasal itu tidak dipenuhi maka tetaplahmanusia tidak dapat menjadi khalifah di duniahelliprdquo9

Sekalipun buku Pedoman Guru Muhammadiyah tidak menyebutkansecara eksplisit ketiga kualitas tersebut sebagai sifat-sifat khusus yangseyogianya dimiliki guru pengemban amanat khilafah namun pernyataannyamengenai perlunya guru memiliki semangat pengabdian cinta profesidan berwatak kasih sayang10 telah merangkum ketiga kualitas di atasDikatakan bahwa hanya guru yang memiliki semangat pengabdianlahyang akan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab karenamerasa yakin bahwa tugas yang dilaksanakannya adalah manisfestasidari peribadatannya kepada Tuhan11 Pengabdian tersebut dinyatakansebagai landasan filosofis bagi profesi guru dalam mendidik yang dengannyapara guru dapat merasakan bahwa profesi pendidik merupakan bagiandari kehidupannya seperti terlihat dalam petikan berikut

hellip dalam menjalankan tugas profesinya dia merasakan bahwa tugasmendidik dan mengajar sehari-hari adalah bagian dari hidupnya Denganmemiliki jiwa cinta pada profesinya memanifestasikan watak kasihsayang kepada anak didik Pribadi kasih sayang merupakan jabatanrasa yang menyatukan antara jiwa seorang guru dengan anak didikDia memandang anak didik bukan sebagai obyek fisik tetapi hellip sebagaisatu kesatuan subyek antara dia dan anak didiknya Sedang tali pengikatnyaadalah rasa kasih sayang yang dilandasi atas cinta yang murnibersendikan atas prinsip pengabdian hellip12

Pernyataan di atas mempertegas wawasan pendidikan Muhammadiyahmengenai guru yang bukan sekadar mengajar tetapi sekaligus mendidik

8Mas Mansyur ldquoKhalifah di Duniardquo dalam Amir Hamzah Wirjosukarto edKH Mas Mansyur Pemikiran tentang Islam dan Muhammadiyah (Yogyakarta PTHanindita 1988) h 42

9Ibid h 4310Pedoman h 1911Ibid h 1612Ibid h 19

174

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Bahkan kata mendidik didahulukan dari kata mengajar yang dapatditafsirkan sebagai ungkapan untuk menyatakan bahwa peran mendidiklebih diutamakan daripada sekedar mengajar Mendidik sudah mengimplisitkanmengajar sedangkan mengajar belum tentu mendidik Sasaran utamapengajaran adalah pengalihan pengetahuan sedangkan pendidikan selainpengalihan pengetahuan juga sekaligus penginternalisasian nilai-nilaiMengajar mungkin dapat dikatakan sebagai tugas yang tergolong ringanasalkan guru tersebut menguasai bahan pelajaran serta mampu menggunakanteknik dan proses pembelajarannya maka dengan sendirinya dia diperkirakandapat mentransfer pengetahuan yang diajarkannya Akan tetapi karenaguru dalam konsep Muhammadiyah bukan sekadar mengajar tetapi sekaligusmendidik maka peranannya tidak sekedar mentransfer pengetahuan tetapidipundaknya terpikul amanah untuk menanamkan atau menginternalisasikannilai-nilai keutamaan serta mengembangkan sikap watak dan kepribadianluhur bagi peserta didik Hal inilah yang kelihatannya ditekankan Muhammadiyahsebagai peran penting yang diemban seorang guru pengemban amanahkhilafah seperti terangkum dalam pernyataan Muhammadiyah yangmengemukakan bahwa seorang guru Muhammadiyah dapat disebutmenunaikan amanat khilafah dalam profesinya bila dia dalam menjalankantugasnya menegakkan menyebarkan menyantuni memantapkanmembimbingkan nilai-nilai keutamaan pada anak didik13

Tampaklah bahwa tugas dan tanggung jawab kekhalifahan seorangguru yang dimaksudkan Muhammadiyah di atas pada intinya ialahmengupayakan terinternalisasikannya nilai-nilai keutamaan kepadapeserta didik Nilai-nilai keutamaan itu tiada lain adalah nilai-nilai kebaikandan kebajikan seperti terkandung dalam ajaran Islam14

Adalah benar menanamkan nilai-nilai keutamaan seperti diharapkanMuhammadiyah di atas bukanlah pekerjaan ringan yang hanya cukupmengandalkan penguasaan bahan pelajaran dalam proses pembelajaranmenginternalisasikan nilai-nilai adalah tugas guru yang mampu memerankanperbuatan mengajarnya menjadi perbuatan yang benar-benar mendidikMenjadi pendidik yang dapat menginternalisasikan nilai-nilai menurutsalah seorang pakar pendidikan di Indonesia Mochtar Buchori selain

13Ibid14Ibid

175

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

menjadi pengajar yang baik setidak-tidaknya dapat menggali nilai-nilaiyang dapat disentuh materi pelajaran serta memahami sifat dan kepribadianpeserta didik yang dapat dirangsang pertumbuhannya melalui penyajianmateri pelajaran itu15

Jadi penguasaan terhadap ilmu yang diajarkan baik materisubstansiilmu itu sendiri maupun nilai-nilai yang dikandungnya termasuk pemahamanterhadap sifat dan kepribadian peserta didik adalah modal dasar seorangpendidik Dalam konteks inilah Muhammadiyah seperti tertera padakutipan di atas menekakankan pentingnya guru memiliki rasa cinta baikprofesi maupun terhadap peserta didik

Cinta profesi adalah komitmen profesional yang menurut Muhammadiyahmenuntut kesedian guru selalu berusaha meningkatkan kualitasnya baikpenguasaan materi dan kandungan nilainya maupun metode pembelajarannyaDi samping itu untuk memahami sifat-sifat dan kepribadian pesertadidik yang perlu dirangsang pertumbuhannya maka seorang pendidikmemandang peserta didik bukan sebagai obyek fisik melainkan sebagaikesatuan subyek antara dirinya dengan peserta didik Dengan cara sepertiitu para guru bukan saja dapat melakukan kontak-kontak aktif denganpeserta didik tetapi lebih jauh dapat menyelami kebutuhan dan perkembangankepribadian mereka

Memperhatikan beratnya tugas dan tanggung jawab guru dalammenginternalisasikan nilai-nilai keutamaan tidaklah berlebihan jikaMuhammadiyah pertama-tama menempatkan guru sebagai pengembangamanat khilafah Apalagi jika diperhatikan bahwa amanah dan tanggungjawab guru bukan saja berasal dari orangtua dan masyarakat yang mem-percayakan putera-puteri mereka untuk dididik atau sekadar memenuhiamanah instansi yang mengangkatnya sebagai guru Tetapi lebih dariitu seperti disebutkan Muhammadiyah merupakan amanah dari Allahswt yang seluruhnya dipertanggungjawabkan kepada-Nya16

Akan halnya guru yang dikonsepsikan sebagai pengemban amanatrisalah Islamiyah merupakan penajaman makna dari konsep guru sebagai

15Muchtar Buchori Ilmu Pendidikan amp Praktek Pendidikan dalam Renungan(Yogyakarta PT Tiara Wacana Yogya bekerja sama dengan IKIP MuhammadiyahJakarta Press 1994) h 30

16Pedoman h 17

176

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

pengemban amanat khilafah Hanya saja dengan konsep tersebutMuhammadiyah memberi penekanan khusus bahwa tugas mengajardan mendidik tidak terpisahkan dari tugas-tugas dakwah yang secaramenerus mengajak dan menuntun subjek didik tetap berpegang teguhpada nilai-nilai dan kebenaran ajaran Islam

Sebagai konsekuensinya Muhammadiyah menekankan dengantandas bahwa ldquotiap-tiap mata pelajaran diintegrasikan denga risalahIslamiyahhelliprdquo17 Oleh karena itu bidang studi apa pun yang disajikantidak bisa dilepaskan pertautannya dengan nilai-nilai ajaran Islam Bidangstudi matematika misalnya jika dilihat berdasarkan materinya bukanlahpelajaran akhlak atau budi pekerti akan tetapi bagi guru pengembanamanat risalah Islamiyah akan selalu mempertanyakan kepada dirinyasendiri apakah materi mata pelajaran matematikan yang disajikannyaitu dapat merangsang tumbuhnya nilai-nilai kebajikan Islam dalamdiri peserta didik seperti kejujuran ketelitian Dan nilai-nilai kebaikanlainnya Sekiranya dapat bagaimana caranya Mencari jawaban melaluiperbuatan nyata atas pertanyaan pernyataan tadi merupakan komitmenguru pengemban amanat risalah Islamiyah

Konsep tersebut dikonkritkan lagi dengan memformulasikan gurusebagai Pembina akhlak Muhammadiyah Konsep ini mengandung maksudbahwa seorang guru bukan saja sebagai pengajar ilmu yang ahli atauseorang pelatih yang cekatan tetapi lebih dari itu bahwa dia adalah pendidikyang dalam kebulatan kepribadiannya terdapat suatu yang bernilaipositif dan pantas untuk dihargai dan diteladani peserta didik khususnyadan masyarakat pada umumnya Hal tersebut ditekankan Muhammadiyahsebagai berikut

Guru bukan sekadarhellipseorang guru Muhammadiyah bukan hanyasekadar memiliki ilmu hellip metodik didaktik dan hellip ilmu jiwa tetapihellipmerupakan manusia teladan dalam kelasnya bahkan dalam kehidupanprivenya sehari-hari Sebab secara kritis hellip yang dilihat anak pertamakali hellip bukanlah ilmu dan metodik didaktik pak guru tetapi lebihtertuju pada hal ikhwal akhlak dan sifat pribadi pak guru Penilaianpositif dari anak didik terhadap akhlak pribadi guru merupakan faktor

17Ibid

177

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang besar dalam keberhasilan proses pemberian pelajaran kepadaanak didik18

Selanjutnya berkenaan dengan konsep Muhammadiyah yang mem-formulaskan guru sebagai pembimbing dan penyuluh pada prinsipnyaingin menegaskan bahwa mendidik bukanlah tugas yang serba mengguruiserta tidak membiarkan peserta didik menempuh perjalanan pribadinyayang lepas dari bimbingan dan konseling terhadap berbagai kesulitanyang dijumpai ketika berhadapan dengan peserta didik yang selengkapnyadinyatakan sebagai berikut

Seorang guru Muhammadiyah sekaligus diri sebagai pemberi bimbingandan penyuluhan kepada anak didik akan memanfaatkan sekaligus tidakhanya mengatasi kesulitan-kesulitan belajar tetapi diarahkan semaksimalmungkin untuk menyantuni anak didik yang dibimbingnya untuk menjadianak yang mantap taqwa ibadatnya kepada Tuhan Yang Maha Esa19

Tugas guru sebagai pembimbing dan penyuluh atau tepatnya konselingpada dasarnya memang ditujukan untuk mengoptimalkan kemampuanpeserta didik dalam belajar Oleh karena itu guru akan tetap mengusahakanatau mencarikan jalan keluar dari berbagai kesulitan-kesulitan yangdialami peserta didik dalam belajar dan dalam kehidupan sosial lainnyadi dalam dan di luar sekolah

Memang pengertian seperti itulah yang secara umum sering digunakandalam melaksanakan bimbingan dan konseling Akan tetapi bagi Muhammadiyahseperti terlihat pada kutipan di atas tidak hanya membatasinya sampaidi situ tetapi mengarahkannya menjadi lebih bermanfaat untuk memantapkankeimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah swt Berdasarkankeempat konsep guru yang dikemukakan Muhammadiyah di atas jelasterlihat tali temalinya yang terpilih menjadi dalam kesatuan sifat sebagaihakikat guru sebagai pendidik Persoalan yang segera timbul di sini ialahkompotensi apakah yang seyogianya dimiliki guru yang disebut Muhammadiyahsebagai pengemban amanat khilafah pengemban amanat risalah IslamiyahPembina akhlak serta pembimbing dan penyuluh itu

18Ibid19Ibid

178

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Berkenaan dengan hal tersebut pertama sekali Muhammadiyahmenekankan perlunya guru memiliki kebulatan kepribadian Muslimyang terdiri dari enam sikap mental yaitu (1) siap menjalankan perintahTuhan (2) berjiwa pengabdian (3) ikhlas beramal (4) memusatkansegala sesuatu hanya kepada Allah (5) aktif melaksanakan ibadah dan(6) yakin pada keseluruhankebenaran agama Islam20

Dengan keenam sikap mental tersebut seorang guru seperti yangdiharapkan Muhammadiyah akan memiliki sikap dan kepribadian yangmantap seimbang dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi berbagaimasalah yang dijumpai dalam melaksanakan profesinya sehari-hari21

Selain itu agar operasionalisasi pendidikan dan pengajaran dapatterselenggara secara sistematis Muhammadiyah menetapkan delapankemampuan profesional yang seyogianya dimiliki guru yaitu (1) keserasianpenampilan (2) penguasaan bahan (3) kemampuan merencanakanprogram (4) ketepatan memilih dan menerapkan metode pengajaran(5) kesesuaian memilih dan menggunakan alat bantu pengajaran (6)kemampuan mengelola kelas (7) kemampuan melaksanakan evaluasi(8) kemampuan melaksanakan bimbingan22 Adanya kompetensi kepribadianyang terdiri atas enam sikap mental serta ditambah dengan delapankemampuan pokok guru sebagai kompetensi professional merupakansyarat ideal seorang guru bagi Muhammadiyah yang diperkirakan dapatmenghantarkannya menjadi seorang guru yang efektif

Konsep-konsep tersebut apabila dikembalikan pada hakikat dasarseorang guru sebagai pemberi bantuan kepada peserta didik denganmelakukan upaya-upaya normatif agar dapat berkembang ke arah yanglebih baik sebagaimana telah didefinisikan Muhammadiyah seperti diatas akan terlihat kandungannya bersangkut paut dengan transinternalisasinilai-nilai seperti yang akan dikemukakan berikut ini

20Ibid21Ibid22Penjelasan Kurikulum Pendidikan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (Jakarta

PP Muhammadiyah Majlis PPK 1982) h 3

179

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Hubungan Guru dengan Nilai-NilaiTelah disinggung di depan bahwa tugas pendidikan pada umumnya

dan guru pada khususnya adalah untuk membantu peserta didik berkembangke arah yang lebih baik Hal itu berarti bahwa upaya untuk menginternalisasikannilai-nilai kepada peserta didik seperti kebajikan keadilan kesuciankeindahan kecerdasan dan nilai-nilai lainnya yang senapas denganmakna dan hakikat kebaikan merupakan sesuatu yang melekat dalamtugas-tugas seorang guru

Nilai23 dan kebaikan sekalipun identik tapi masih terbedakan Sesuatuyang baik boleh jadi menjadi tidak bernilai dalam suatu peristiwa dankeadaan Mengajar itu adalah salah satu contoh perbuatan yang baiktetapi mengajarkan yang tak bermanfaat atau yang tak mungkin dilakukanseperti mengajar si bisu agar pandai menyanyi sama sekali tidak bernilaiTegasnya kebaikan merupakan sesuatu yang normatif dan universalsementara nilai adalah pemberian bentuk nyata dalam menyikapi kebaikanitu sebagai sesuatu yang berharga serta pantas menjadi dambaan Mengajarpeserta didik supaya bersyukur kepada Tuhan belum tentu menginternalisasikannilai-nilai Akan tetapi mengupayakan mereka agar memiliki sikap bahwabersyukur kepada Tuhan misalnya melalui salat puasa dan lain-lainsebagai sesuatu yang dirasakan berharga bila dilaksanakan adalah pendidikanyang menginternalisasikan nilai-nilai

Contoh sederhana tadi memperlihatkan urgensi nilai dalam pendidikanwalaupun dalam kenyataannya penerimaan dan pengembangan niai-nilai sebagai bagian integral dari pendidikan cukup bervariasi bahkanada yang menolaknya karena menganggap internalisasi nilai-nilai itubukan kegiatan dari pendidikan

Penolakan terhadap campur tangan pendidikan dalam menanamkannilai-nilai dapat dilihat dalam wawasan naturalisme pendidikan yangmengkonsepsikan sifat dasar peserta didik dalam rentangan ldquobaik aktifrdquoArtinya karena peserta didik telah diciptakan Tuhan dengan sifat dasaryang baik dan secara otomatis dapat berkembang secara aktif tanpa

23Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta Balai Pustaka 1990) h 615di sini dijelaskan bahwa pengertian nilai mengandung banyak arti tetapi yangdimaksudkan di dalam pembahasan ini ialah ldquosifat-sifat (hal-hal) yang pentingatau berguna bagi kemanusiaanrdquo

180

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

bantuan pendidikan Karena itu guru tidak perlu menanamkan nilai-nilai apa pun kepada mereka Sebagai konsekuensinya pendidikan tidakdifungsikan untuk menanamkan nilai-nilai kebajikan dan kebenarankecuali hanya menjaga agar peserta didik jangan sampai dirasuki pikiranmenyesatkan Hal ini tampak jelas dari pendapat tokoh utama aliranini JJ Rousseau yang mengatakan ldquohellip the first education hould bepurely negative It consists not in teaching virtue and truth but ini preservingthe heart from vice and the mind from24

Sikap Rousseau di atas tentulah tidak mendapat tempat dalamsistem pendidikan Islam Semua ahli didik Muslim mulai dari Sahnun(202-256 H) al-Ghazali (450-505 H) Ibn Khaldun (732-808) dan lain-lain menempatkan pendidikan moral dan penanaman nilai-nilai Islamke dalam hati sanubari peserta didik merupakan mahkota pendidikannya25

Yang hal sama juga menjadi sikap pendidikan Muhammadiyah karenapandangan yang mengabaikan pendidikan nilai bertolak belakang denganajakan al-Qurrsquoan yang menyerukan

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepadakebajikan menyuruh kepada yang marsquoruf dan mencegah dari yang munkarmerekalah orang-orang yang beruntung (QS Ali lsquoImracircn3 104)

Aliran pendidikan lainnya sekalipun berbeda wawasan dalammenyikapi pendidikan nilai tetapi terdapat semacam kesamaan wawasanbahwa internalisasi nilia-nilai merupakan unsur penting dalam pendidikanBerkaitan dengan hal ini terdapat tiga golongan guru yang masing-masing mempertahankan pendiriannya Guru yang disebut sebagaiarsitek nilai-nilai berhadap-hadapan dengan guru yang disebut sebagaipelestari nilai-nilai merupakan dua kubu yang sama sekali berbeda dalammenyikapi internalisasi nilai Sementara kubu ketiga yang disebut sebagaiguru yang berpandangan demokratis terhadap nilai-nilai berusahamensintesiskan keduanya26

24William Boyd ed The Emile of Jean Jacques Rousseau (London WilliamHeinemann Ltd 1960) h 41

25Muhammad Munir Mursi Al-Tarbiyah al-Islacircmiyyah Ushucircluha wa Tawuruhafi al Bilacircdi al-lsquoAracircbiyyah (QAHIRAH Alamu al Kutub 1997) h 110-135

26Morris L Bigge Learning Theories For Teacher (New York Harper amp RowPublisher Inc 1974) h 282

181

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Guru sebagai arsitek nilai-nilai merupakan seorang innovator nilaiyang senantiasa melakukan pembaharuan nilai-nilai dan menanamkannyakepada peserta didik baik langsung ataupun tersamar melalui penyajianberbagai bidang studi Walaupun mereka sadar bahwa terus menerusmelakukan kreasi terhadap nilai-nilai kadang-kadang bisa menggoyahkanmasyarakat karena bertentangan dengan tradisi yang melembaga tetapikonsisten dengan sikap dan pandangan mereka bahwa tidak ada yangstatis melainkan bergulir ke depan sebagai perubahan yang terus menerusmenyebabkan kreasi terus menerus mutlak dilakukan27

Dari sudut tinjauan filsafat pendidikan guru arsitek nilai-nilai inidapat dikelompokkan sebagai penganut progresivisme yang memandangbanyak hal mempunyai sifat yang serba fleksibel relatif temporal dandinamis28 Oleh karena itu pendidikan diterjemahkan sebagai rekonstruksipengalaman yang terus menerus29

Akan halnya guru yang disebut sebagai pelestari nilai-nilai menempatiposisi yang sama sekali berbeda dengan guru arsitek nilai-nilai Jika guruarsitek nilai-nilai ini memandang banyak hal serba fleksibel dan dinamis makaguru pelestari nilai-nilai ini memandang tindakan yang demikian dapatmenimbulkan situasi yang labil sebab tidak ada lagi pegangan nilai yang tetap

Dalam kedudukannya sebagai pelestari nilai-nilai mereka hanyamewariskan nilai-nilai yang mereka pandang sebagai nilai-nilai pilihanyaituyang telah melembaga dan teruji oleh perubahan zaman dan keadaanCara pandang guru pelestari nilai-nilai identik dengan penganut filsafatpendidikan esensialisme pada umumnya terutama dilihat dari keberatanmereka terhadap faham yang memandang segala sesuatu serba fleksibel30

Pendidik dengan demikian diartikan sebagai upaya untuk menghantardan melestarikan nilai-nilai pilihan tersebut ke dalam jiwa peserta didik31

Sementara guru yang disebut berpandangan demokratis terhadapnilai-nilai berusaha melakukan sintesis antara kedua golongan di atas

27Ibid28Imam Barnadib Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode (Yogyakarta

Yayasan Penerbit IKIP Yogyakarta 1994)h 33 dan 3829Ibid h 2530Ibid h 3831Ibid h 25

182

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dalam hal ini mereka menampilkan diri bagaikan ilmuwan murni yangbekerja di laboratorium Apabila materi persoalan yang dihadapinyaberkaitan dengan nilai maka tujuan utamanya bukan segera untukmelakukan kreasi atau melestarikannya tetapi penyelidikan lebih dahuluguna menentukan nilai-nilai yang perlu dikreasi atau dilestarikan32 Sikapguru yang disebut terakhir ini pada dasarnya tidak membuat pilihansubyektif terhadap nilai-nilai Seluruh nilai yang berkembang ditengah-tengah masyarakat ditempatkan pada posisi sejajar yang serba mungkindikreasi atau dilestarikan tergantung pada manfaatnya

Bagaimana halnya dengan guru Muhammadiyah Dengan mempelajaribeberapa peranan dan sikap yang mungkin diambil guru dalam menginter-nalisasikan nilai-nilai persoalan selanjutnya ialah bagaimanakah wawasanpendidikan Muhammdiyah mengonsepsikan guru dalam menginternalisasikannilai-nilai

Telah disinggung di depan bahwa Muhammadiyah yang tetap berusahauntuk berpegang teguh terhadap prinsip-prinsip Islam memformulasikanguru-gurunya antara lain sebagai pengemban amanat khilafah daririsalah Islamiyah yang pada dasarnya menempatkan mereka sebagaiagen pewarisan nilai-nilai Hal ini jelas terlihat ketika Muhammadiyahmembicarakan konsep ibadah atau pengabdian seorang guru denganmenyandarkannya pada pernyataan Alqurrsquoan

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekamenyembahku (QS al-Zacircriyacirct51 56)

Berpedoman pada ayat inilah Muhammadiyah mengemukakanpandangannya bahwa seorang guru bukan saja dituntut untuk melakukanritus-ritus keagamaan sebagai ibadah yang bersifat vertikal kepada Tuhanmelainkan juga dituntut untuk melaksanakan pengabdian horizontalberupa internalisasi ilmu pengetahuan yang mengimplisitkan nilai-nilaikeutamaan kepada peserta didik seperti tercermin dalam pernyataan berikut

Pengabdian di sini ada yang bersifat vertikal dalam hal ini sembahsungkemnya seorang guru kepada Allah dengan sembahyang yangrajib dan khusyursquo dan yang bersifat horizontal dalam hal ini dengan

32Bigge Learning h 282

183

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

menuangkan ilmu yang dimilikinya dengan penyampaian nilai-nilaikeutamaan kepada anak didik dengan maksud utama agar anak didiknyadapat memanfaatkan dan mengembangkan nilai-nilai keutamaantersebut untuk dirinya masyarakat dan manusia pada umumnya33

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa guru dalam konsep Muhammadiyahbukan saja dipandang telah melalaikan ibadah hanya karena melalaikanibadah vertikalnya kepada Allah melainkan juga karena lalai dalammenginternalisasikan nilai-nilai keutamaan kepada peserta didik

Hal tersebut merupakan bukti bahwa guru dalam wawasan pendidikanMuhammadiyah berperan aktif membantu peserta didik agar menghayatidan mengamalkan nilai-nilai serta menempatkannya sebagai bagianintegral dalam seluruh kehidupan mereka Penyampaiannya bukan hanyasesuatu yang ditambahkan atau sekadar dikait-kaitkan dalam proses belajarmengajar melainkan menempati posisi sentral dalam sistem pendidikanMuhammadiyah karena penunaiannya termasuk dalam ruang lingkupperibadatan seorang guru

Sekalipun dalam penyebutannya Muhammadiyah masih membedakanguru agama dengan guru bidang studi umum tetapi kedudukannyasebagai penyampai nilai-nilai ajaran Islam mempunyai tanggung jawabyang sama dan tidak dibeda-bedakan Oleh karena itulah Muhammadiyahsengaja menegaskan bahwa ldquoTiap-tiap mata pelajaran diintegrasikandengan risalah Islamiyahhelliprdquo34 Karena itu agak aneh kedengarannya ketikaRusli Karim mengkritik bahwa guru agama sajalah dalam Muhammadiyahyang diberi peran mempertautkan peserta didik pada nilai-nilai keislamandan tidak bagi guru bidang studi lainnya Selengkapnya dikatakan demikian

Seakan akan hanya agama saja yang mempertautkan siswamahasiswakepada hal-hal yang transcendentalkeislaman sedangkan gurubidang studi dibiarkan leluasa mengajarkannya tanpa diharuskanmenghubungkannya dengan nilai-nilai transcendental tersebutDengan kata lain hanya dalam mata pelajaran agama Islam saja siswamahasiswa berada dalam kawasan intelektual nilai-nilai ajaran Islam35

33Pedoman h 1934Ibid h 1735M Rusli Karin ldquoPendidikan Muhammaduyah Dilihat dari Perspektif Islamrdquo

184

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sekiranya kritik di atas itu didasarkan pada pengamatan terhadappraktik pendidikan Muhammadiyah yang terselenggara selama ini tentulahmasih bisa dipahami Akan tetapi secara konsepsional seperti terlihatdalam penegasan Muhammadiyah di depan bahwa bidang studi apapun yang disajikan guru apakah itu matematika biologi filsafat atauyang lainnya tidak bisa dipelaskan pertautannya dengan ajaran Islam

Dengan alasan-alasan seperti itulah Muhammadiyah antara lainmemformulasikan guru-gurunya sebagai pengemban amanat khilafahdan risalah Islamiyah di samping memberi penekanan bahwa setiap guruharus memiliki sikap mental seorang Muslim seperti telah dikemukakandi depan sebagai kompotensi kepribadian seorang pendidik Artinyabahwa guru bukan saja ahli secara akademis dalam mengintegrasikanbidang studinya untuk meneguhkan keimanan peserta didiknya bahkankeimanan dan kesalehan itu pun memancar dari sikap mental yang dimilikinya

Jika demikian apakah seorang guru dalam Muhammadiyah terkelompokmenjadi agen pelestari nilai-nilai atau sebagai agen pembaharuan nilai-nilai Atau mungkin berpandangan demokratis terhadap nilai-nilai

Berhadapan dengan persoalan di atas tampaknya Muhammadiyahpertama-tama menempatkan gurunya sebagai agen pelestarian nilai-nilai terutama nilai-nilai ajaran agama Dalam hal ini pengertian agamayang dimaksudkan Muhammadiyah adalah sebagai berikut

Agama yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammadsaw ialah apa yang diturunkan Allah di dalam al-Qurrsquoan dan yangtersebut dalam Sunnah yang shahih berupa perintah-perintah danlarangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia di duniadan akhirat36 Kita harus selalu mengembangkan pemahaman terhadapayat-ayat al-Qurrsquoan Jangan hanya berhenti pada satu titik sajaSebab apa Sebab hakikat wahyu adalah ilmu Allah yang dalamnyahalusnya dan luasnya tidak ada batasnya karena dimaksudkanuntuk membimbing manusia sampai akhir zaman Kemampuan

M Yunan Yusuf Pulungan Sjaiful Ridjal Anwar Abbas edsCita dan Citra Muhammadiyah(Jakarta Pustaka Panjimas 1985) h 95

36HImpunan Putusan Tarjih (Yogyakarta Pimpinan Pusat Muhammadiyah1967) h 276

185

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

berpikir manusia zaman ini hanya bisa memahami sebagian sajaKelak jika ilmu pengalaman dan metodenya berkembang mestinyaakan bisa selalu memimpin perkembangan ke masa depan Begituprinsip Muhammadiyah dalam memahami al-Qurrsquoan Yaitu harusmampu menggunakan akal pikiran secara cerdas dan bebas sertadinamis progresif Sehingga dapat menemukan kandungan Alqurrsquoanyang mendekati makna yang sebenarnya37

Sekalipun pemahaman terhadap al-Qurrsquoan seperti disebutkan Tamimydi atas belum seluruhnya final yang memberi kemungkinan untuk terusmenerus dikaji dan menafsirkan kandungan maknanya maka hal itusama sekali tidak dimaksudkan untuk mengubah Alqurrsquoan sebagai wahyuTuhan yang tidak diragukan lagi kebenarannya Kalau pun terjadi perbedaanpendapat ketika menafsirkan dan menerapkannya bukan berarti meng-kreasinya kecuali hanya berusaha memahaminya dengan sekuat tenagadan pikiran Itu pun menurut Muhammadiyah terbatas pada ayat yangmasih samar atau zanniy atau untuk menetapkan kepastian hukum yangtidak dijumpai nas yang tegas baik dalam Alqurrsquoan maupun SunnahKegiatan inilah yang disebut dengan ijtihad38

Memang tercampurnya pemikiran manusia ketika menafsirkanatau memutuskan suatu ketetapan hukum dalam kegiatan ijtihad sepertidikatakan Fazlur Rahman adalah mungkin39 Tetapi hal itu hendaklahdinilai sebagai kewajaran yang tak terelakkan dalam melakukan penilaiandan pertimbangan ketika menetapkan sesuatu keputusan dan bukansebagai kesengajaan Bahkan hasil ijtihad boleh jadi meleset dari yangdikehendaki Tuhan karena terbatasnya kemampuan manusia dalammenjangkau kebenaran yang sehakiki mungkin Akan tetapi hal tersebutbukanlah dosa bahkan masih disediakan pahala40 sebagai imbalan atas

37Djindar Tamimy ldquoAgama Islam Menurut Faham Muhammadiyahrdquo dalamTim Pembina Al-Islam dan Kemuhammadiyaan Universitas Muhammadiyah Malangeds Muhammadiyah Sejarah Pemikiran dan Amal Usaha (Malang KerjasamaTiara Wacana Yogya dengan Universitas Muhammadiyah Malnga Press 1990) h 73

38Islam dan Dakwah Pergumulan Antara Nilai dan Realitas (YogyakartaPP Muhammadiyah Majlis Tabligh 1988) h 62

39Fazlur Rahman Islam (Chicago University of Chicago Press 1979) h 7240Imam Muslim meriwayatkan hadis yang berasal dari lsquoAmr bin lsquoAsh bahwa

Nabi saw bersabda ldquoApabila hakim menertapkan suatu hukum dengan berijtihad

186

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tanggung jawab moral yang diembannya dalam melakukan usaha sungguh-sungguh guna memperoleh kepastian hukum seperti yang dikehendakisyariat Islam asalkan dilakukan dengan cara yang benar dan oleh orangyang memenuhi syarat melakukan ijtihad

Oleh karena itu menafsirkan Alqurrsquoan ataupun melakukan ijtihadguna memperoleh kepastian hukum tidak dilakukan dengan independensipenuh dari kedua sumber pokok hukum Islam (al-Qurrsquoan dan Sunnah)Ijtihad hanya diakui benar kata Said Ramadan jika pemikiran rasionalitu tidak bertentangan dengan al-Qurrsquoan dan Sunnah41

Jadi walaupun Muhammadiyah menegaskan bahwa pintu ijtihadmasihterbuka bukan berarti memberi peluang untuk melakukan kreasi terhadapajaran wahyu melainkan seperti dijelaskan seorang tokoh MuhammadiyahKH Sahlan Rosidi hanyalah semata-mata untuk mengungkapkan kebenaranyang terkandung di dalam al-Qurrsquoan dan Sunnah Rasul saw42

Keteguhan Muhammadiyah dalam mempertahankan keabadiannilai-nilai Ilahiyah tercermin pula dalam rumusan Matan Keyakinandan Cita-cita Hidup Muhammadiyah hasil putusan Sidang Tanwir tahun1969 di Ponogoro yang antara lain menegaskan

1 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya akidah Islam yang murnibersih dari gejala segala kemusyrikan bidrsquoah dan khufarat tanpamengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut ajaran Islam

2 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak muliadengan berpedoman kepada ajaran al-Qurrsquoan dan Sunnah Rasultidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia

3 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkanoleh Rasul saw tanpa tambahan dan perobahan manusia

4 Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mursquoamalat duniawiyat

kemudian ketetapannya itu ternyata benar maka ia mendapat dua pahala Apabilakeliru maka kepadanya diberikan satu pahalardquo Selengkapnya lihat Shahih Muslimbi Sarh al-Nawawi juz XII (Beirut Dar al Fikr 1972) h 13

41Said Ramadhan Islamic Law Its Scope and Equety (London MacmillanLtd 1970) h 75

42KH Sahlan Rosidi Kemuhammadiyah untuk Perguruan Tinggi Muhammadiyahjilid I (Solo Mutiara Solo 1982) h 100

187

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkanajaran Agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang inisebagai ibadah kepada Allah swt43

Apabila butir 41 sampai 43 pada kutipan di atas diperhatikan denganseksama terlihat di sana bahwa dalam masalah aqidah akhlak dan ibadah(ibadah mahdah) menunjukkan keteguhan dan ketegaran Muhammadiyahuntuk mempertahankan dan melestarikan keasliannya sejauh yang mungkinbisa terpahami dari kandungan makna (aldilalah) Qurrsquoan dan SunnahRasul-Nya Berbeda halnya dengan butir 44 yang berkaitan denganmasalah pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat yang terkesanlebih longgar jika dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya

Hal tersebut bisa dipahami karena dalam masalah akidah dan urusanibadah atau dalam keseluruhan urusan agama (lsquoumur al-din) tidak bisaditerima kreativitas Melakukan kreasi apa pun terhadapnya merupakanperbuatan bidrsquoah yang menyesatkan Namun dalam hal mursquoamalahduniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) tidak seluruhnyadiatur ajaran agama secara absolute Hal itu menunjukkan adanya peluanguntuk turut campurnya pemikiran manusia dalam menetapkan teoristrategi dan teknik-teknik penerapannya Menurut Muhammadiyah bahwakebanyakan yang bersangkutpaut dengan pengolahan alam raya danpembinaan masyarakat termasuk menentukan teori strategi dan tatacara pengelolaannya tidak termasuk yang diatur dan ditentukan agamasecara mutlak tetapi ditentukan kemampuan pikir manusia yang termasukdalam kategori lsquoumur al-dunya (urusan dunia)44 yang didefinisikanMuhammadiyah sebagai berikut

Yang dimaksud urusan dunia dalam sabda Rasulullah saw lsquoKamulebih mengerti urusan duniamursquo ialah segala perkara yang tidak menjaditugas diutusnya para Nabi (yaitu perkara-perkarapekerjaan-pekerjaanurusan-urusan yang diserahkan sepenuhnya kepada kebijaksanaanmanusia45

43Djindar Tamimy dan Djarnawi Hadikusuma Penjelasan Anggaran Dasar danKepribadian Muhammadiyah (Yogyakarta PP Muhammadiyah 1972) h 58

44Ibid h 2445HImpunan h 276

188

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan demikian segala macam nilai yang terwujud atas dasarkesepakatan bersama umat manusia atau hasil temuah oleh pikir dankreasi manusia yang diistilahkan oleh Noeng Muhadjir sebagai ldquonilai-nilai insaniyahrdquo46 adalah nilai-nilai yang memungkinkan untuk diubahdan diperbaharui karena didasarkan kepada kepentingan dan manfaatumum Pembaharuan dan pengembangannya diserahkan sepenuhnyaatas inisiatif dan kebijakan-intelektual manusia karena termasuk dalamkategori lsquoumur al-dunya

Sekalipun nilai-nilai yang bersifat insan ini memberi peluang bagiakal budi manusia untuk mengubah mengembangkan memodifikasidan memperbaharuinya namun tidak berarti dapat dilakukan sewenang-wenang tanpa mengindahkan petunjuk agama sebab semua kegiatandalam bidang ini dalam pandangan Muhammadiyah merupakan ibadahkepada Allah swt47 Hal itu menunjukkan hubungan kedua nilai-nilaiitu tertata secara hirarkis yang pertama bersifat mutlak (absolute) danbenar dengan sendirinya Sedangkan yang kedua bersifat tergantung(contingent) yang hanya diakui benar bila tidak bertentangan dengannilai-nilai yang mutlak48

Dengan demikian dalam masalah pengolahan dunia dan pembinaanmasyarakat kreativitas justru digalakkan dengan tetap memperhatikanprinsip-prinsip dasar agama sebagai sumber acuannya Hal semacaminilah yang dituju oleh pernyataan-pernyataan Muhammadiyah yangmengemukakan perlunya pengintegrasian seluruh bidang studi denganrisalah Islamiyah49

Agaknya hasil integrasi seperti itulah yang dimaksud Noeng Muhadjirsebagai ldquokebenaran integrative Ilahiyatrdquo50 karena apabila nilai-nilaiinsane tersebut terintegrasi dengan nilai-nilai Ilahiyah maka bobotnyamenjadi lebih berkualitas baik sebagai teori dan konsep ataupun hanyasebagai aplikasi praktis karena telah memancarkan kebenaran Ilahiyat

46Muhadjir Ilmu h 2147Tamimy dan Hadikusuma Penjelasan h 5848Rosidi Kemuhammadiyaan jilid I h 9449Pedoman h 1750Noeng Muhadjir Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta Rake Sarasin

PO Box 83) cetII h 218

189

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Oleh karena itulah sehingga tidak terlihat keberatan Muhammadiyahmengambil manfaat dari hasil-hasil pemikiran manusia dari manapundatangnya yang telah terbukti baik untuk kemanusiaan Kesedian AhmadDahlan mengadopsi pendidikan gubernemen dengan mengintegrasikannilai-nilai ke dalamnya yang kemudian menjadi model sekolah Muhammadiyahserta kesediannya meniru model kepanduan gubernemen yang kemudiandiintegrasikannya dengan semangat keislaman yang melahirkan kepanduanHizbul Wathon Muhammadiyah merupakan contoh konkrit bahwa hal-hal yang berkaitan dengan sarana teknik dan metode yang dihasilkanmanusia dari golongan manapun datangnya bukan suatu hal yang ditabukanMuhammadiyah untuk mengadopsi dan mengadaptasikannya ke dalamsistem pendidikan Pengakuan terhadap eksistensi nilai-nilai insaniyahsebagai hasil kreativitas manusia ini menunjukkan bahwa Muhammadiyahselain mengonsepsikan guru-gurunya sebagai ldquopelestari nilai-nilairdquo padasatu sisi seperti telah diulas di depan maka guru pun sekaligus diberi peranansebagai ldquoagen pembaharuan nilai-nilairdquo pada sisi yang lain

Kedua peranan ini tidaklah terpisah Sebagai agen pelestari nilai-nilaiIlahiyat maka guru sejauh yang dapat dilakukannya diharapkan dapatberperan menerjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai normatif Ilahiyatmenjadi lebih operasional yang dapat dilaksanakan secara mudah dan nyata51

Jika demikian apakah wawasan pendidikan Muhammadiyah cenderungmengukuhkan guru-gurunya sebagai seorang yang berpandangan demokratisterhadap nilai-nilai yang kadang-kadang tampil sebagai agen pelestarinyadan terkadang sebagai egen pembaharuannya

Secara sepintas mungkin dapat dibenarkan tetapi jika diteliti lebihseksama tidaklah demikian terutama jika diperhatikan bahwa guru yangdisebut berpandangan demokratis terhadap nilai-nilai menempatkansemua nilai dalam kedudukan sama dan sejajar yang semuanya layakuntuk dilestarikan atau diperbaharui tergantung pada kemanfaatannyabagi kebaikan umum Sedangkan Muhammadiyah tidak menempatkansemua nilai dalam kedudukan yang sama karena nilai-nilai Ilahiyat bersifatabsolut sedangkan nilai-nilai insaniyah bersifat tergantung sekalipunkeduanya dapat dikoherensikan menjadi kebenaran Ilahiyat integratif

51Lihat Islam h 66

190

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Apabila nilai-nilai Insaniyah dapat diintegarasikan dengan nilai-nilai Ilahiyat atau nilai-nilai ilmu pengetahuan dapat diintegrasikandengan nilai-nilai agama tidak beralasan untuk khawatir terjadinyasekularisme dalam pendidikan Islam atau seperti yang dikatakan AminRais bahwa setidaknya secara teoritis konsepsional pendidikan dalampandangan Islam tidak mungkin tersekularisasi karena keimanan dankesalehan senantiasa inheren dalam proses pendidikannya52 Dengankatan lain sekularisme hanya akan terjadi bila pendidikan Islam gagalmengintegrasikan nilai-nilai Insaniyah atau nilai-nilai ilmu pengetahuanke dalam nilai-nilai ajaran agama yang bersifat absolut itu

Sebagai sesuatu yang absolut tentulah penerimaannya bukan atas dasarkeraguan melainkan dengan keyakinan bahwa segala hal yang dititahkanAllah dan Rasul-Nya adalah benar secara keseluruhan yang tak memilikiruang untuk memperoleh kreasi apa pun

Atas dasar itu pandangan yang menempatkan nilai-nilai dalamkedudukan yang sama dan sejajar hanya dapat dikenakan pada nilai-nilai insaniyah saja dan tidak untuk nilai-nilai Ilahiyat

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila berhadapannilai-nilai Ilahiyat maka guru-guru Muhammadiyah dikonsepsikan sebagaipelestari nilai-nilai yang radikal sedangkan terhadap nilai-nilai insaniyahdikonsepsikan sebagai pemimpin yang berpandangan demokratis karenaadanya peluang untuk melakukan penilaian kritis apakah layak dilestarikanatau diperbaharui Hal itu sejalan dengan prinsip tajdid dalam Muhammadiyahyang mengandung makna ganda Tajdid berarti ldquopemurnianrdquo yaitu kembalikepada keaslian dan kemurnian sebagaimana ditetapkan Qurrsquoan danSunnah bila sasarannya adalah soal-soal prinsip perjuangan yang sifatnyatetap dan tidak berubah Tajdid juga berarti modernisasi atau pembaharuanbila sasarannya menyangkut masalah-masalah yang berkenaan denganurusan metode sistem teknik strategi dan taktik perjuangan dan nilai-nilai lain yang sifatnya bisa berubah sesuai dengan perubahan zaman53

52Rais Cakrawala h 16053Ideologi Kejakinan Hidup Muhammadiyah Hasil Kerdja Panitya Tadjdid

seksi Ideologi amp Chittah Perdjoangan Muhammadiyahrdquo Bulletin Suara MuhammadiyahNo 9I1968 (Nomor Mursquotamar Muhammadijah ke 37) tahun 1968 h 6 lihatjuga Yusuf Abdullah Puar Perjuangan dan Pengabdian Muhammadiyah (JakartaPustaka Antara 1989) h 159

191

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dalam ukuran kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi moderndewasa ini menyebabkan harapan terhadap peran guru sebagai agenpembaharuan yang mempersiapkan generasi beriman dan kreatif semakinbesar pula tuntunannya Jika tidak maka kepercayaan masyarakat terhadappendidikan akan memudar Agaknya inilah yang dimaksudkan oleh Huseindan Ashraf ketika memformulasikan sebagai pendapat yang munculdalam Konferensi Pendidikan Islam Internasional Pertama tahun 1977di Makkah dalam pernyataan ringkas mengatakan ldquosociety needs leaderstrained in Islamic values but educated to meet the need of the modern societyrdquo54

Melakukan pembaharuan tidak selamanya harus membuang nilai-nilai lama Bahkan sejumlah nilai-nilai lama yang telah terbukti ampuhdalam meningkatkan taraf hidup dan harkat kemanusiaan yang beradabperlu dipertahankan lebih terhadap nilai-nilai Ilahiyah yang telah diterimasebagai kebenaran absolut tanpa keraguan Dalam hal ini guru turut pulamenunjang lestarinya nilai-nilai yang perlu dipertahankan Tanpa nilai-nilai abadi dan tetap sebagai acuan dan sumber konsultasi bagi semua nilaiciptaan manusia menyebabkan pembaharuan yang dilaksanakan itu dapatberdampak negatif bagi pertumbuhan kreativitas peserta didik yang tumbuhmenjadi tanpa kendali sehingga pada gilirannya menggoyahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat

Di sinilah terlihat keunikan konsep tersebut yang pada satu sisimengkonsepsikan guru sebagai agen pelestarian nilai-nilai Ilahiyahyang mampu menerjemahkan dan menjabarkannya secara lebih operasionalSedangkan pada sisi yang lain mengkonsepsikan sebagai agen pembaharuannilai-nilai insaniyah yang mengangkatnya menjadi lebih berkualitaskarena tetap bersentuhan dengan iman dan kesalehan Konsepsi semacamini bukanlah terpisah satu sama lain kalaupun dapat terbedakan bagaikandua sisi dari sekeping mata uang yang tanpa salah satunya tidak akanberharga dan dihargai

Bertolak dari penelusuran dan pembahasan yang telah dilakukansekurang-kurangnya ada dua kesimpulan pokok yang dapat diketengahkanPertama bahwa hakikat guru sebagai pendidik dalam sistem pendidikan

54Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf Crisis in Muslim Education (JeddahKing Abdulaziz University 1978) h 35

192

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Muhammadiyah berpangkal pada wawasan yang memformulasikanguru-gurunya sebagai pengemban amanat khilafah dan risalah Islamiahsekaligus sebagai Pembina akhlak pembimbing dan penyuluh Formulasitersebut pada dasarnya hendak mengkonkritkan fungsi dan perananguru sebagai pelayan pendidikan profesional yang dijiwai oleh semangatajaran Islam dengan memberikan bantuan pendidikan kepada pesertadidik agar mereka dapat megembangkan dan mengaktualisasikan potensi-potensi alamiahnya yang cenderung pada kebaikan dan kebenaran Islam

Kedua bahwa keberhasilan pendidikan yang diharapkan Muhammadiyahbanyak tergantung pada kemampuan dan kemauan guru dalam melaksanakanfungsi dan peranannya baik sebagai agen pelestarian nilai-nilai maupunsebagai agen pembaharuan yang mengarahkan pengembangan pesertadidik sebagai generasi beriman dan beramal saleh serta memiliki kreativitasyang tinggi dalam meningkatkan tarap hidup dan harkat kemanusiaanyang lebih baik dari yang telah pernah dicapai oleh generasi sebelumnya

193

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

INOVASI PEMBERDAYAAN MASJIDDALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

ISLAM DI SINGAPURA

Singapura adalah negara pulau yang terletak dekat ujung selatanSemenanjung Malaya dan termasuk wilayah Malaya Luas daerah

Singapura hanya 615 km Tanahnya berbukit-bukit tetapi subur banyakmenghasilkan timah dan karet seperti di jazirah Malaya Di hadapanSingapura terbentang selat Malaka sedang di sebelah Timur Laut dibatasilaut Cina selatan

Penduduk Singapura dewasa ini berjumlah sekitar 45 juta orangdan hanya 14 yang beragama Islam yang umumnya etnis MelayuSebagaimana halnya di negara-negara lain pusat peribadatan komunitasmuslim adalah Masjid Terdapat 69 buah Masjid di Singapura yangtersebar di berbagai wilayah dan 22 buah di antaranya terdapat di wilayahestate perumahan dan perkantoran

Masjid sebagaimana sudah umum diketahui merupakan tempatperibadatan umat Islam dan sekaligus sebagai lembaga dakwah danpendidikan Sejarah mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW telahmemfungsikan Masjid Nabawi di Madinah sebagai lembaga pendidikanDi Masjid ini Nabi SAW mengajarkan dan menjawab berbagai persoalanagama yang ditanyakan oleh para sahabat Demikian pula setelah Islamberkembang ke berbagai daerah lainnya tetap memperlihatkan bahwapendidikan Islam hampir semuanya bermula dari Masjid Setelah lembaga-lembaga pendidikan secara formal berdiri seperti maktab dan madrasahbarulah pendidikan Islam ada yang beralih dari Masjid meskipun Masjid

194

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tetap dijadikan sebagai lembaga pendidikan yang khusus mengajarkanilmu dan masalah-masalah keagamaan Terdapat berbagai alasan sehinggapendidikan beralih dari Masjid antara lain karena keributan yang dibuatoleh para pelajar terutama anak-anak bisa mengurangi ketenangan orang-orang yang sedang melaksanakan salat zikir atau iktikaf di Masjid

Hal yang sama pada masa lalu pernah terjadi di Singapura yaituketika madrasah mulai berdiri awal abad ke-20 seperti madrasah al-Saghof (1912) dan madrasah al-Junaid (1927) menyebabkan pendidikanIslam secara formal ikut beralih dari Masjid dan Masjid lebih berfungsisebagai tempat beribadah Fungsi pendidikan Masjid tidak lebih hanyasebagai lembaga pendidikan Islam yang tidak jauh berbeda dengan masjid-masjid yang ada di Indonesia Tetapi pada dasawarsa terakhir ini inovasibaru terhadap pendidikan Masjid telah berubah Masjid-masjid yang adadi Singapura telah memperlihatkan sesuatu yang berbeda dengan masjid-masjid yang ada di Indonesia Masjid-masjid tersebut secara fungsionaltelah diberdayakan secara nyata sebagai lembaga pendidikan

Tulisan ini secara ringkas akan membicarakan sebuah deskripsi singkattentang inovasi pemberdayaan Masjid dalam mengembangkan pendidikanIslam di Singapura yang beberapa di antaranya memungkinkan untuk diadopsiatau paling tidak diacungi jempol sebagai sebuah keberhasilan inovasi1

Sekilas tentang SingapuraSingapura adalah sebuah negara Republik berbentuk Parlementer

dan merupakan sebuah negara kota di Asia Tenggara yang terletak dipenghujung Semenanjung Malaysia berhampiran dengan Johor (Malaysia)dan Kepulauan Riau (Indonesia) Singapura yang hanya seluas 270 milpersegi merupakan salah satu negara yang paling padat di dunia Sebagainegara pulau Singapura memiliki beberapa pulau kecil yang lain sepertiPulau Tekong Pulau Ubin dan Pulau dan Sentosa Lokasi tertinggi diSingapura berada di Bukit Timah dengan ketinggian 164 M

1Tanpa menyebutkan letak dan tempatnya sebagian data yang tersaji dalam tulisanini adalah hasil observasi dan wawancara penulis dengan sejumlah ustaz dan pengurusmasjid-masjid di Singapura yang berlangsung tanggal 23-27 Januari 2007

195

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sebagian besar penduduk Singapura tanpa mempersoalkan agamaras dan keturunannya bermukim di flat-flat atau di rumah-rumah susunyang disediakan oleh Badan Pengembangan Perumahan Singapura atauHousing Development Board (HDB) semacam lembaga Perumnas di Indonesiaguna mengembangkan permukiman modern asri dan nyaman Pendirianrumah susun ini selain untuk mengubah wajah permukiman Singapuradari model perkampungan menjadi kota modern juga dimaksudkansebagai upaya harmonisasi penduduknya yang multi kultural Pemerintahmengharuskan mereka tinggal bersama antar beragam etnis dan agamadi rumah susun seperti itu agar dapat hidup berdampingan secara damai

Telah disinggung di depan bahwa penduduk Singapura dewasa inisekitar 45 juta orang yang multirasial multilingual dan multi agama77 penduduknya adalah etnis Cina 14 etnis Melayu yang merupakanpenduduk asli 8 etnis India dan 1 adalah etnis dari berbagai bangsaMayoritas etnis Cina menganut agama Buddha Tao atau Kong Hu CuAgama Islam dianut oleh mayoritas etnis Melayu Hanya sebagian kecilsaja Agama Islam menjadi anutan etnis Cina (01) India dan Pakistan(218) dan 65 etnis lainnya Mayoritas etnis India memeluk agamaHindu sedangkan agama Kristen dianut oleh minoritas etnis Cina Indiadan ada juga sebagian kecil oleh etnis Melayu Mereka pada umumnyadapat hidup berdampingan secara damai dan saling menolong membinaumatnya masing-masing

Ada empat bahasa resmi yang digunakan sehari-hari di Singapurayaitu Inggris Mandarin Melayu dan Tamil Bahasa Melayu memangmendapat tempat terhormat karena ditetapkan sebagai bahasa nasionalwalaupun dalam praktiknya lebih bersifat simbolis Hal ini terlihat daripenggunaannya secara resmi hanya terdengar ketika menyanyikan ldquoMajulahSingapurardquo lagu kebangsaan Singapura yang diciptakan oleh ZubirSaid (1907ndash1987) seorang komponis dan pemain film kelahiran SumateraBaratndashIndonesia Selain itu bahasa Melayu juga digunakan pada waktulatihan dan perintah baris-berbaris ldquoAngkat senjatahellip belok kiri majujalan dan seterusnyardquo seperti yang lazim digunakan oleh pasukan tentaradan polisi

Pemerintah Singapura lebih menekankan penggunaan bahasa Inggrissebagai bahasa pengantar dan bahkan ditetapkan sebagai bahasa administrasiperkantoran Penggunaan bahasa Melayu hanya terbatas di kalangan

196

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

etnis Melayu saja Hanya sebagian kecil saja kalangan etnis Cina danIndia yang benar-benar fasih dalam bahasa nasional itu pun mayoritasdaripada mereka adalah penduduk yang telah bermukim di negeri inisebelum Singapura merdeka

Sejak kedatangan Islam di Singapura sekitar abad ke-15 prosesislamisasi telah berlangsung bersama datangnya Islam dari Malaka danSumatera Ketika itu Singapura masih berada di bawah Kerajaan Malakayang menjadi pusat penyebaran Islam ke negeri-negeri sekitarnya termasukSingapura Pada waktu itu negara pulau yang didirikan Raffles ini masihbernama Tamasek Pada waktu itu Kerajaan Islam Aceh sudah lebihdahulu menjadi pusat perkembangan dan pendidikan Islam yang berpengaruhdi negeri-negeri Malayu termasuk Singapura Bukanlah sebuah nostalgiajika dikatakan bahwa etnis Melayu yang kini merupakan kelompok minoritaspernah menjadi kelompok mayoritas setidak-tidaknya sebelum Raffles(1818) mendatangkan orang-orang Cina ke negeri Singa itu

Sebagai negara pulau yang cukup strategis menjadi kota perdaganganmenyebabkan banyak pedagang Arab yang singgah di pulau ini Para pedagangtersebut selain berdakwah juga melakukan perdagangan Karena itulahwarga keturanan Arab yang dewasa ini sudah memelayukan diri (menjadiMelayu) bermukim di Singapura Konon 23 tanah di Singapura padaakhir abad ke-18 dimiliki oleh warga keturunan Arab di antaranya adalahmilik Aljunaid Alsagoff Alkaff dan Bin Thalib bin Yamani Sekarang yangtinggal hanya tanah milik Bin Thalib bin Yamani2 Tidak mengherankan jikasejumlah Masjid bersejarah di Singapura didirikan oleh warga keturunanArab seperti Masjid Alkaff Masjid Baalawi Masjid Alsagoff dan MasjidAljunaid School3

Sebagaimana halnya di Indonesia Kampung Arab terdapat jugadi Singapura yaitu di Arab Street Kampung Glam tempat Masjid Sultanyang terkenal itu walaupun sekarang ini di Arab Street tidak banyaklagi dijumpai warga keturunan Arab Padahal Singapura yang dibangunRaffles (1819) pernah menjadi pusat persinggahan para imigran Arab

2Alwi Shahab ldquoMenjelajahi Kampung Arab di Negeri Singardquo dalam httpwwwrepublika coid koran_detailaspid=258671ampkat_id=84 Diunduh pada28 Januari 2009

3Ibid

197

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

sebelum mereka tiba di Indonesia Puncaknya adalah pada pertengahanabad ke-19 ketika pelayaran dengan kapal uap antara Timur Jauh danArab mengalami perkembangan pesat Sejak itulah perpindahan pendudukdari Hadramaut ke Nusantara menjadi lebih mudah

Sejarah tidak dapat melupakan peran orang-orang Arab dalammenyiarkan Islam melalui pengembangan pendidikan Islam di SingapuraSalah seorang di antaranya adalah ulama asal Yaman (Hadramaut)bernama Syed Abu Bakar Taha Alsagoff bin Aljuneid Beliau adalah seorangdalsquoi dan penyebar Islam pertama di negeri pulau itu Setelah menyelesaikanstudinya di Makkah dan mendengar langsung keadaan Islam di Singapuradari para pedagang beliau segera memutuskan pergi ke Singapura sekitartahun 1916 untuk tujuan dakwah Tidak puas hanya berdakwah padatahun 1927 sebagai kedatangan yang kedua kalinya di Singapura SyedAbu Bakar memutuskan menetap untuk mengembangkan Islam Halyang pertama dilakukannya adalah mendirikan Madrasah Aljuniedsebagai lembaga pendidikan Islam yang sampai sekarang merupakanmadrasah tersohor di Singapura Pengabdiannya pada masyarakat IslamSingapura dilakukannya hingga wafat pada tahun 19564

Pada masa modern terutama setelah negara ini memperoleh kemerdekaannyapada tanggal 9 Agustus 1965 dengan melepaskan diri dari federasi MalaysiaSingapura berhasil mencapai tingkat standar hidup yang paling tinggidi Asia5 Karena itulah di samping lokasinya yang tidak terlalu jauh dariIndonesia ditambah lagi kemajuan teknologinya yang sudah tinggilingkungannya yang aman dan standar hidup yang relatif baik membuatSingapura menjadi salah satu negara yang paling banyak dikunjungiwarga Indonesia ada yang ingin melanjutkan studi berdagang danlain-lain juga tidak kalah banyaknya sekedar ingin melancong

Pendidikan Islam Pada Masa PenjajahanKehadiran Raffles yang mendatangkan keturunan Cina ke Singapura

awal abad ke-19 dan menyulap Singupara menjadi kota perdagangan

4lsquoIslam di Singapura Menuju Komunitas Muslim yang Majursquo dalam Republika(27 Januari 2002)

5Grolier Family Encyclopedia (Connecticut Grolier Incorporated 1995) h 90

198

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan etnis Melayu asli menjaditerpinggirkan karena kalah bersaing dengan para pendatang Secarasosio-ekonomi Muslim Melayu yang merupakan komunitas terbesarpenganut Islam tersebut kebanyakan hidup dengan standar ekonomiyang lebih rendah dibandingkan dengan saudara Muslim mereka yangnon-Melayu apalagi jika dibanding dengan etnis China6 Keadaan iniberdampak luas bagi pelbagai lapangan kehidupan Muslim termasukdalam hal pendidikan Islam Dalam konteks ini tidak ditemukan adanyalembaga pendidikan Islam yang benar-benar berkualitas yang dapatmemberikan alternatif bagi anak-anak Muslim turut aktif mengambilperan yang meyakinkan bagi pembangunan dan kemajuan Singapura

Lembaga-lembaga pendidikan Islam pada masa awal sebagaimanadi negeri-negeri Muslim lainnya adalah pendidikan agama yang diberikandi masjid-masjid dan pada sejumlah lembaga pendidikan madrasahPada tahun 1800-an masjid-masjid di Singapura lebih banyak terdapatdi kawasan bandar berdekatan dengan kawasan Kampong Glam danRochore yang pada masa itu mayoritas penduduknya beragama IslamDi kedua kampung inilah pengembangan pendidikan Islam berlangsungdengan berbagai kelebihan dan kekurangannya Masjid-masjid ini selaluramai karena selain tempat beribadah dan pendidikan juga menjaditempat persinggahan para muballigh dan pedagang dari luar negeri Sambilberdagang mereka berdakwah di masjid-masjid dengan mengumpulkanjamacirclsquoah Muslim yang datang dari berbagai kawasan Daerah-daerahtempat ini berlokasi pada masa sekarang sudah berubah menjadi daerahwisata akan tetapi di sana masih tetap berdiri kokoh Masjid Sultan yangbersejarah itu

Masjid yang pertama sekali berdiri di Singapura ialah Masjid Omaryang dibangun pada tahun 1820 di Omar Road Di Kampung Melakajuga terdapat Masjid Kampung Malaka yang berdekatan dengan pulauSaigon tidak jauh dari muara Sungai Singapura Masjid paling tua inisezaman dengan masa pemerintahan Raffles yang sampai sekarang

6Sharon Siddique dan Yang Razali Kassim lsquoMuslim Society Higher Educationand Development The Case of Singaporersquo dalam Muslim Society Higher Educationand Development in Shoutheast Asia (Pasir Panjang-Singapore Institut of SoutheastAsian Studies 1987) h129

199

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

masih berdiri kokoh Atas biaya wakaf Aljunied dan dana dari masyarakatIslam Singapura Masjid ini diperbaharui lagi pada tahun 1981 Di sampingitu terdapat pula Masjid Sultan di North Bridge Road dan Masjid HajjahFatimah di Jawa Road dan masih banyak lagi Masjid-Masjid bersejarahlainnya di Singapura

Di Masjid-masjid itulah pendidikan Islam dilaksanakan mulai daribelajar baca-tulis al-Qurrsquoan tauhid fikih dan akhlak yang diikuti olehberbagai lapisan umur Selain di Masjid didirikan pula madrasah sebagaisarana pendidikan Islam yang secara khusus merupakan tempat untukmempelajari pengetahuan agama Madrasah-madrasah tersebut telahberdiri sejak awal abad ke-20 antara lain seperti Madrasah Alsagoff al-Arabiyah yang didirikan oleh Syed Mohamed Alsagoff pada tahun 1912yang sekarang terletidak di Jalan Sultan Singapura Selanjutnya padatahun 1927 seperti telah disinggung di atas berdiri pula Madrasah Aljunieddi Victoria Street yang didirikan oleh Syed Abu Bakar Taha Alsagoff binAljuneid Tahun 1936 berdiri pula Madrasah Al-Maarif di Tanjong Katong

Pendidikan Islam yang diselenggarakan di Masjid dan madrasah-madrasah itu telah memberikan kontribusi positif bagi pengembanganpendidikan Islam di Singapura Tetapi seiring dengan perkembanganSingapura sebagai jajahan Inggris yang ikut membonceng gerakanmisionaris Kristen yang selalu berupaya untuk mengeliminir peran madrasahdan secara defacto pula terdukung oleh sikap pemerintah kolonial yangsekuler menyebabkan peran madrasah menjadi termarginalkan Halini dengan jelas diungkapkan oleh Syed Muhd Khairudin Aljunied danDayang Istiaisyah Hussin dalam tulisan mereka menyatidakan Next wasthe growing threat of Christian missionary movements which were reinforcedby the role of British colonialists in marginalizing and delimiting the developmentand growth of the madrasah into an integrated educational institution7

Terpinggirkannya pendidikan madrasah oleh pendidikan sekulermenyebabkan penyelenggaraan pendidikan Islam baik di masjid-masjidmaupun di madrasah semakin kehilangan kewibawaannya Hal inidiperparah lagi karena lembaga-lembaga pendidikan Islam tidak dapat

7Syed Muhd Khairudin Aljunied dan Dayang Istiaisyah Hussin lsquoEstrangedFrom the Ideal Past Historical Revolution of Madrassahs in Singaporersquo dalam Journalof Muslim Minority Affairs Volume 25 Issue 2 August 2005 h 249

200

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

mengikuti perubahan dan perkembangan zaman bahkan terkesan konservatifdan tidak memiliki akses dalam memberdayakan kehidupan masyarakatMuslim Apalagi penyelenggaraan pendidikan madrasah pada masa itumasih dikelola dengan manajemen tradisional berikut kurikulum yangtidak menjanjikan untuk bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikansekuler menyebabkan pendidikan Islam tidak lebih sebagai lembagapendidikan sambilan ada dan tiadanya tidak menjadi hitungan

Adalah benar bahwa pada masa-masa awal pun atau tepatnya padatahun 1871 pendidikan al-Qurrsquoan sudah mendapat ldquoperhatianrdquo daripenjajah Inggris AM Skinner pejabat pemerintah yang berwenangmengurus pendidikan bagi sekolah-sekolah Melayu mengeluarkan peraturanpendidikan al-Qurrsquoan yang terkesan diskriminatif yaitu (1) al-Qurrsquoanboleh diajarkan di sekolah tetapi harus tetap terpisah dari pelajaran Melayu(2) Kelas pagi harus dipergunakan untuk pengajaran pelajaran Melayudan al-Qurrsquoan hanya terbatas pada pengajaran sore hari dan (3) Penggajiandari pemerintah untuk guru-guru hanya didasarkan pada pengajaranpelajaran Melayu saja Sedangkan para orang tua harus membantumembayar guru-guru yang mengajar al-Qurrsquoan jika tidak guru tersebutboleh menolak pengajaran8

Keadaan yang demikian menyebabkan lembaga-lembaga pendidikanIslam untuk masa-masa selanjutnya secara perlahan telah menjadi pendidikannomor dua di Singapura dan sama sekali tidak dapat dijadikan sebagai tumpuanuntuk menggapai mobilitas sosial secara vertikal Hal inilah yang kemudianmenjadi salah satu faktor bagi orang tua Muslim di Singapura ldquoterpaksardquomemprioritaskan pendidikan sekuler kepada anak-anak mereka danmenomorduakan pendidikan agama Sebagaimana halnya di negara-negaraAsia Tenggara lainnya pendidikan sekuler modern selain lebih berkualitasjuga dianggap sebagai sarana yang paling efektif bagi mobilitas sosial

Singapura memang merupakan negara paling maju dibanding dengannegara Asia Tenggara lainnya Berbagai sistem dan pranata sosial ekonomidan industri yang dibangun dan dikembangkan secara modern telahmemberikan kontibusi positif bagi pembangunan sektor ekonomi yangtentu saja berdampak positif bagi kemakmuran negara dan kesejahteraan

8Siddique dan Kassim Muslim Society h 131

201

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

rakyat Karena itulah Singapura secara terus menerus melakukan pembangunandan pengembangan sistem pendidikan modern agar bisa sejajar dengannegara-negara maju lainnya Sekalipun begitu orang awam mengatakannyasebagai lsquosuratan tanganrsquo kelompok Melayu Muslim dalam waktu yangcukup lama tetap bagaikan batu berlumut yang tidak dapat ikut bergelindingdalam kemajuan pendidikan tersebut Hal ini menjadi cukup jelas jikadiperhatikan data yang dikeluarkan oleh Muslim Relegious Council ofSingapuraMajelis Ugama Islam Singapura (MUIS) yang menginformasikanbahwa sampai tahun 1980 jumlah orang Melayu yang dapat menyelesaikanstudinya di Perguruan Tinggi hanya kurang lebih 650 orang

Adanya aksentuasi kebijakan dwi-bahasa oleh Pemerintah dan terutamakeputusan untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa wajib disekolah-sekolah telah ikut menurunkan kualitas sekolah-sekolah dasarMelayu termasuk madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam MaryTurnbull melukiskan keadaan ini dengan mengatakan bahwa sekolah-sekolah Melayu tidak akan mampu mengantarkan peserta didiknya untukmenjalani pola kehidupan modern yang serba komersial di SingapuraSekolah-sekolah dasar tradisional demikian Turnbull melanjutkan telahmembiarkan kebanyakan anak-anak Melayu terkebelakang dari pembangunanSingapura9

Kebijakan inilah yang menurut Alwi Shahab dalam analisisnyaterhadap keberadaan pendidikan madrasah di Singapura menjadi salahsatu faktor yang banyak mengakibatkan sekolah-sekolah Melayu bubar10

Hal ini sedikit banyak menggugat kedudukan pendidikan madrasahuntuk segera mengubah dasar tradisinya menyesuaikan diri denganperkembangan situasi

Era Baru Pendidikan MasjidSegera setelah Singapura memisahkan diri daripada Negara Federasi

Malaysia pada tahun 1965 maka pada Agustus 1966 matahari pendidikan

9Mary Turnbull A History of Singapore 1819-1975 (Singapore Oxford UniversityPress 1997) h 146

10Alwi Shihab lsquoMadrasah Aljunied Kebanggan Melayu Singapurarsquo Republika(24 Nopember 2006)

202

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Islam mulai menyembul terutama setelah Parlemen Singapura mengeluarkanPengaturan Pelaksanaan Hukum IslamAdministration af Muslim LawAct (AMLA) Hal inilah yang kemudian menghantarkan masyarakat MuslimSingapura pada suatu era baru dalam sejarah perundangan dan administrasidi negara ini Pada masa pembentukannya Perdana Menteri Singapuramengatakan ldquoYang Dipertuan Agong akan menjadi kepala agama Islamdi Singapura dan akan dibentuk sebuah Dewan Agama Islam untuk menjadipenasehat yang Dipertuan Agong dalam hal-hal yang berkaitan denganmasalah agama Islam11

Di bawah perundangan tersebut tepatnya dua tahun kemudian (1968)Dewan Agama Islam itu dibentuk yang diberi nama Moslem RelegiousCouncil of Singapore atau Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) Sekalipuntidak sama persis dapat dikatakan bahwa MUIS setingkat dengan DepartemenAgama di Indonesia MUIS pada dasarnya adalah penasehat Presidendalam hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam dan bertanggung jawabmengatur administrasi hukum Islam di Singapura seperti mengumpulkanzakat macircl dan zakat fitrah pengaturan perjalanan ibadah haji pembangunanmasjid organisasi sekolah-sekolah agama serta pemberian beasiswa bagipelajar Muslim pengangkatan mufti dan wewenang mengeluarkan fatwa12

Kehadiran MUIS memiliki peran strategis dalam pembangunan komunitasMuslim Singapura Pembangunan masjid-masjid tersebut yang dipersiapkansebagai pusat perberdayaan masyarakat Islam Singapura telah memberikankemungkinan yang lebih luas bagi pembinaan masyarakat Muslim Dalamkurun waktu lima tahun (1975-1980) MUIS membangun 6 unit Masjidbaru di New Towns dengan daya tampung antara 1000 sampai 2000 jamarsquoahsetiap Masjid Kemudian dalam kurun waktu lima tahun berikutnya(1981-1986) dibangun pula 9 unit Masjid baru yang diharapkan dapatmenampung sekitar 15000-35000 jamaah13

Dana pembangunan masjid tersebut bukan berasal dari bantuanpemerintah melainkan murni dana yang dihimpun dari dan oleh masyarakatMuslim Singapura Tahun 1975 MUIS mencoba menghimpun dana dari

11Ahmad bin Muhammad Ibrahim lsquoThe Legal Status in Singaporersquo dalamMalayan Law Journal Singapura 1965 h13 Taufiq Abdullah Tradisi dan KebangkitanIslam Asia Tenggara (Jakarta LP3S 1988) h 385

12Siddique dan Kassim Muslim Society h 148-14913Abdullah Tradisi dan Kebangkitan Islam h 406-407

203

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

masyarakat Islam melalui sumbangan langsung tetapi dengan cara itu ternyatatidak efektif karena dana yang terkumpul tidak seperti yang diharapkanKarena itulah pada tahun 1977 beberapa pengurus MUIS menghadapPerdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew mengutarakan kesulitanmereka Dari pertemuan inilah diperoleh persetujuan untuk membentukDana Pembangunan Masjid (DPM) atau Mosque Building Fund (MBF)dan disepakatinya masyarakat Muslim yang bekerja untuk menyumbangdana pembangunan Masjid sebesar $05 (50 sen) melalui pemotongangaji secara langsung pada tempat-tempat mereka bekerja Akhir tahun1977 jumlah ini naik menjadi $1 Terhitung mulai tanggal 1 Juli 2005besaran sumbangan untuk MBF melalui pemotongan gaji berkisar antaraS2-$11 tergantung dari pendapatan masing-masing karyawan14

Masjid pertama yang didirikan dengan menggunakan dana MBFadalah Masjid Muhajirin di Braddell Road 275 Masjid ini didirikan padatahun 1977 dan menelan dana sebesar $918000 Kemudian susul menyusulsejumlah Masjid lainnya dapat berdiri megah dengan segala kelengkapannyaDari69 Masjid yang terdapat di Singapura sekarang ini 19 buah di antaranyaadalah masjid yang dibangun melalui dana MBF tersebut15

Kelengkapan masjid yang dimasudkan bukan sekadar ruanganyang terhampar luas sebagai tempat salat berjamaah ditambah dengankamar-kamar untuk berwuduk seperti pada umumnya dijumpai padamasjid-masjid di Indonesia Masjid-masjid tersebut dilengkapi denganruangan-ruangan yang tertata secara artistik bersih dan rapi Demikianpula pada sejumlah sayapnya dan atau pada beberapa lantai di atasnyadengan berbagai ukuran dijumpai sejumlah ruangan seperti yang dapatdisaksikan dewasa ini Ada yang difungsikan sebagai perkantoran ruangpertemuan ruang olah raga ruang teater dan ruang belajar

Dengan kelengkapan yang demikian masjid-masjid tersebut dapatdifungsi-perankan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat Muslimyang di dalamnya terdapat taman kanak-kanak dan madrasah sebagaipendidikan agama komplementer bagi peserta didik yang belajar di sekolah-sekolah nasional kursus-kursus agama kursus ibadah haji kursus bahasa

14Mardianah Nurdjali ldquoMuslim Singapura Potong Gaji Untuk Bangun Masjidrdquodalam httpwwwbisniscom Diunduh pada tanggal 28 Januari 2009

15Ibid

204

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Arab pelayanan perpustakaan penataran dan kursus-kursus pelatihankepemimpinan dan pengembangan masyarakat bimbingan keluargapengumpulan zakat serta bermacam-macam kegiatan sekolah untukmengisi waktu luang (hari libur)16 Program-program tersebut memberikanpeluang yang semakin baik terhadap peningkatan pendidikan MuslimSingapura baik secara kuantitatif maupun kualitatif Sekalipun begitukeadaan ini telah memberikan energi baru bagi komunitas Muslim Singapurauntuk mengejar lajunya perkembangan pendidikan nasional Singapurayang meluncur ke depan mengimbangi perubahan global yang demikian cepat

Sistem pendidikan nasional Singapura yang terstruktur dan sistematistelah memberikan kesempatan belajar mulai dari tingkat pra-sekolahdasar sampai tingkat pascasarjana Ada empat tingkatan pendidikanyang terselenggara di Singapura junior college pra-universitas politeknikatau Institute of Technical Education (D3) universitas dan pascasarjana17

Dalam hal ini setiap anak usia tiga tahun sudah diharuskan mengikutipra-taman kanak-kanak sebagai kelompok belajar sambil bermain melatihotak dan refleksibilitasnya dengan tingkatan-tingkatan Pre-NurseryPlay Group (usia 3 tahun) Nursery (usia 4 tahun) Taman Kanak-KanakI (usia 5 tahun) Taman Kanak-kanak II (usia 6 tahun) Bagi anak yangsudah berusia 7 tahun wajib memasuki pendidikan dasar (Primary School)selama 6 Tahun Pendidikan dasar tersebut terdiri atas 4 tahun tingkatdasar yaitu dari Dasar 1 sampai 4 dan 2 tahun tingkat orientasi yaitudari Dasar5 sampai6 Pada akhir tingkat Dasar6 peserta didik akan mengikutiujian akhir yang disebut PSLE (Primary School Leaving Examination =Ujian Meninggalkan Sekolah Dasar) dan melanjutkan ke PendidikanLanjutan (Secondary Education) jika lulus

Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan lanjutan selama duatahun (Secondary 1 dan 2) peserta didik akan ditempatkan pada kelasunggulan (express) atau kelas normal tergantung dari hasil PSLE-nyaPeserta didik yang berada pada kelas unggulan akan belajar selama 4

16Kuntowijoyo Paradigma Islam Interprestasi Untuk Aksi (Bandung Mizan1998) h 61

17lsquoSingaporersquos Education Systemrsquo online dalam httpwwwSgboxcomSingaporeeducation html diunduh pada tanggal 24 Maret 2009 Lihat jugaSuara Merdeka 17 Mei 2006

205

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

tahun dari kelas tingkat lanjutan 1 sampai 4 dan 5 tahun sampai kelastingkat lanjutan 5 pada pelajaran normal

Pada akhir pendidikan tingkat Lanjutan 4 atau 5 tahun merekaakan mengikuti ujian akhir untuk memperoleh ijazah Cambridge GeneralCertificate Examination (GCE) Ijazah ini merupakan syarat untuk melanjutkanke pendidikan pasca tingkat lanjutan (Post Secondary Education) baikpada Junior College (2 tahun) Pre-University Center (3 tahun) Polytechnicatau Institut of Education (3 tahun) atau boleh juga dengan menempuhalternatif lain dengan memasuki sekolah tinggi swasta

Pada tingkat pendidikan yang memakan waktu 2 sampai 3 tahunitu peserta didik akan mempunyai berbagai pilihan mata kuliah daridisiplin ilmu yang lebih beragam tergantung pada kesenangan merekadan hasil GCE-nya Di samping itu lebih ditekankan kepada program yangmemberikan dukungan kebutuhan yang dituntut oleh dunia industriPeserta didik yang belajar di sekolah-sekolah yang telah disebutkan di atasakan mempunyai kesempatan belajar di perguruan tinggi yang akanmenghantarkan mereka pada berbagai Perguruan Tinggi baik dalam maupunluar negeri atau memilih sekolah-sekolah tinggi swasta yang memilikilink dengan universitas-universitas yang terkenal di dunia internasional

Praktik yang kadang kala ditempuh sebagai alternatif untuk bisacepat memperoleh akses terhadap pemerolehan sertifikat (ijazah) tingkatdiploma atau tingkat sarjana adalah dengan mengambil mata kuliahpada sekolah-sekolah tinggi swasta mana saja yang kebanyakannyatelah memperoleh sertifikat penjaminan mutu (quality assurance) baikdi dalam danatau luar negari Pada umumnya sekolah tinggi swastatersebut memiliki link dengan universitas-universitas di luar negeri Bahankuliah sarana training ujian dan ijazah dikeluarkan secara langsungoleh universitas-universitas tersebut

Keteraturan sistem dan manajerial pendidikan tersebut menghantarkanpendidikan nasional di Singapura yang nota bene adalah pendidikansekuler memberi akses dan peluang yang cukup besar bagi peserta didiknyauntuk memperoleh pendidikan yang layak Apalagi sarana pendidikankurikulum proses pembelajaran dan pusat sumber belajarnya benar-benar mencukupi yang kelak mengantarkan peserta didik segera memperolehmobilitas yang tinggi

206

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Apabila menoleh sejenak ke belakang sesungguhnya kelompokMuslim Melayu Singapura sudah lama merasakan ketertinggalan merekadalam bidang pendidikan bila dibandingkan dengan etnis lainnya Menyadarikeadaan itulah pada tahun 1968 sebuah organisasi guru yang bernamaKesatuan Guru-guru Melayu Singapura (KGMS) menyelenggarakan sebuahSeminar Nasional Pendidikan Beberapa persoalan mendasar yang mengemukadalam seminar itu tertuang dalam beberapa rekomendasinya yaitu (1)menyerukan pada pemerintah agar menerapkan perlakuan yang samadalam pendidikan tanpa diskriminasi (2) mempersiapkan Tun Seri Lanangdan Sang Nila Utama sebagai sekolah elite untuk meningkatkan standarpendidikan Melayu dan (3) mendirikan sebuah universitas berbahasa Melayu18

Dikarenakan seruan tersebut ldquotidak ditanggapirdquo oleh Pemerintahmaka pada tahun 1970 KGMS membuat usulan baru tentang sistempendidikan nasional Hal terpenting dari usulan tersebut dalam kaitannyadengan pendidikan Islam ialah adanya sebuah rekomendasi agar pengetahuanagama Islam dijadikan sebagai mata pelajaran wajib bagi seluruh murid-murid beragama Islam19 Barulah setelah 12 tahun kemudian melaluiberbagai pendekatan dan upaya yang tidak mengenal lelah KementerianPendidikan Singapura pada tahun 1982 mewajibkan pengajaran agamaIslam di sekolah-sekolah Pemerintah itu pun hanya diperuntukkan bagimurid-murid beragama Islam di sekolah lanjutan20

Menyadari rendahnya mutu pendidikan dan kebutuhan mendesakuntuk meningkatkan standar hidup Melayu Muslim melalui pendidikandibentuklah Majelis Pendidikan Kanak-Kanak Islam (MENDAKI) padatahun 1981 Tujuannya adalah untuk menangani berbagai persoalanpendidikan Islam Melayu mulai tahap pra-sekolah hingga pendidikantinggi Dalam program kerjanya MENDAKI segera merancang suatubentuk penyelenggaraan pendidikan yang mensinkronkan pendidikankeagamaan dengan pendidikan sekuler secara simultan21

18Sharon Siddique dan Yang Razali Kassim Muslim Society h 14719Ibid20M Kamal Hasan ldquoSome Dimension of Islamic Education in Southeast Asiardquo

dalam Taufiq Abdullah and Sharon Siddique (ed) Islam and Society in SoutheastAsia (Pasir Panjang-Singapore Institute of Southeast Asian Studies 1986) h 46

21 Ibid

207

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Sekalipun sinkronisasi tersebut merupakan suatu keharusan yangtidak terelakkan dalam konteks politik pendidikan Islam di Singapuratetapi bila dilihat dari hakikat pendidikan Islam sesungguhnya strategisemacam itu merupakan bagian dari tujuan pendidikan Islam yang tidakingin hanya mempersiapkan peserta didiknya menjadi seorang spiritualismetulen yang kakinya tidak berpijak di bumi dan tidak pula menjadikanpeserta didiknya menjadi seorang materialisme yang tidak memilikibekal menuju akhirat Pendidikan Islam pada hakikatnya mempersiapkanpeserta didiknya yang selalu seimbang dalam kedua aspek tersebut

Dalam kongres MENDAKI tahun 1982 sejumlah persoalan pendidikanIslam di Singapura telah diidentifikasi Paling tidak ada 15 poin pentingyang menjadi permasalahan utama pendidikan Islam di Singapura22

yang secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut

1 Tujuan pendidikan Islam harus dirumuskan dalam kaitannya dengansistem pendidikan Nasional secara keseluruhan

2 Pendidikan madrasah dipandang gagal dalam mencapai misinyaapakah untuk menghasilkan lulusan yang mampu mengejar pendidikanyang lebih tinggi atau pun juga untuk mempersiapkan peserta didiknyamenjadi ulama

3 Banyak lulusan dari lembaga pendidikan Islam tidak memilih profesiyang sesuai dengan yang telah mereka pelajari

4 Sistem yang ada sekarang tidak memungkinkan bagi setiap orangIslam untuk menerima pendidikan agama yang memadai Pengetahuanagama Islam di sekolah-sekolah pemerintah hanya tersedia bagi kelas3 dan 4 sekolah lanjutan dan metode pengajarannya pun masihjauh dari yang diharapkan

5 Pendidikan Tinggi Islam belum tersedia

6 Banyak orangtua mengirimkan anak-anak mereka ke madrasahhanya setelah mereka gagal memasuki sekolah-sekolah pemerintah

7 Belum adanya kurikulum yang standar sehingga mempersulit penilaianmutu lulusan madrasah

22Abdullah Tradisi dan kebangkitan Islam h 419-420

208

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

8 Tidak adanya suatu kesatuan pola pengelolaan pendidikan Islamuntuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya

9 Rendahnya materi pembelajaran di samping buku-buku bahan ajaryang ada telah ketinggalan zaman

10 Kurangnya dana pendidikan yang sekaligus berakibat kepada rendahnyastatus ekonomi guru agama Hanya guru-guru agama yang berasaldari sekolah-sekolah pemerintah saja yang gajinya seragam

11 Untuk 315510 orang penduduk beragama Islam hanya ada 210 guruagama (1980) Rendahnya pendapatan guru agama ini telah menyurutkanminat kaum muda untuk memilih profesi menjadi guru agama

12 Banyak bahan bacaan dan buku wajib yang diimpor pada kenyataannyayang tidak relevan dengan kondisi hidup di Singapura yang industrialis

13 Silabus dan metode pengajaran telah ketinggalan zaman

14 Orientasi materalistis dalam masyarakat menyebabkan pemahamanIslam di kalangan kaum muda Islam saling bertentangan

15 Banyak orang Islam yang sesungguhnya memerlukan pendidikanIslam namun kenyataan sosial memperlihatkan bahwa hanya pendidikansekulerlah yang memberi jaminan masa depan yang lebih baik

Adalah menarik bahwa kongres MENDAKI pada tahun 1982 ituyang pembukaannya dihadiri oleh Perdana Menteri Singapura Lee KuanYew dalam pidatonya mengemukakan bahwa salah satu persoalan pokokyang dihadapi oleh komunitas Melayu untuk mendapatkan pendidikanyang layak di Singapura adalah rendahnya kemampuan para lulusannyadalam bahasa Inggris Lee Kuan Yew menganjurkan agar persoalan inisegera dicarikan solusinya Pada kata sambutannya Perdana MenteriSingapura itu menganjurkan agar setiap orang tua di samping menggunakanbahasa ibu seyogyanya menggunakan bahasa Inggris di rumah agar putra-putri mereka bisa mencapai EL1 Jika orangtua tidak mampu berbahasaInggris maka anak-anak mereka harus berbahasa Inggris dengan abangkakak dan para tetangganya23 Pernyataan Lee ini dapat dimaknai bahwasesungguhnya pemerintah menyadari sepenuhnya persoalan yang melandapendidikan di kalangan komunitas Melayu di Singapura

23Siddique dan Kassim Muslim Society h 158

209

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Tidak cukup dengan mendirikan MENDAKI para pemimpin Muslimjuga mendirikan DANAMAIS (Dana Masyarakat Islam) yang ide awalpendiriannya dipublikasikan oleh Ahmad Mattar pada Desember 1984dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan sosio-ekonomi danpendidikan umat24 Kedua organisasi ini dapat dipandang sebagai simbolharapan dan aspirasi Muslim untuk mencapai puncak dan kemajuanyang lebih tinggi sebagai sebuah komunitas yang ingin memberikanpartisipasi yang lebih berarti bagi pembangunan nasional Singapura

Pemerintah juga memberikan dukungan aktif kepada MENDAKI danmengizinkan Muslim Singapura untuk memberikan kontribusinya bagidana pendidikan MENDAKI Peningkatan sumber-sumber keuangan yangdimiliki diharapkan dapat menopang berbagai program MENDAKI di masamendatang DANAMAIS diharapkan dapat menempuh jalan yang sama

Pada masa-masa selanjutnya seperti yang terlihat dewasa ini terdapathubungan kerjasama yang semakin erat antara Pemerintah dan pemimpinMuslim Kedekatan hubungan itu dapat dimaknai sebagai refleksi munculnyakesadaran baru bahwa berbagai problema keterbelakangan Muslimdi bidang pendidikan dan ekonomi pada dasarnya adalah merupakansalah satu masalah nasional Singapura Pemerintah sudah menyadaribahwa menciptakan warga Muslim yang lebih baik di bidang pendidikansehingga mampu memberikan sumbangan bagi pembangunan Singapuraadalah untuk kepentingan bersama25

Pemberdayaan Masjid sebagai Lembaga PendidikanTelah dikemukakan di depan bahwa sejumlah masjid di Singapura

telah lama melaksanakan pendidikan Islam dalam bentuk madrasahparoh waktu Dewasa ini paling tidak ada 33 buah Masjid dari 69 Masjidyang ada di Singapura melaksanakan program pendidikan seperti ituPada masa-masa sebelumnya penyelenggaraan madrasah paroh waktudi masjid-masjid tersebut belum terkelola dalam manajemen penyelenggaraan

24Ibid h 16225Omar Farouk ldquoMuslim Asia Tenggara Dari Sejarah Menuju Kebangkitan

Islamrdquo dalam Saiful Muzani (ed) Pembangunan dan Kebangkitan Islam di AsiaTenggara (Jakarta LP3ES 1993) h 46

210

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang terstruktur dan sistematis Masing-masing masjid menyelenggarakanpendidikan berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang telah berlangsungselama bertahun-bertahun persis seperti pengelolaan pendidikan masjiddi Indonesia dewasa ini

Awal tahun 2000-an melalui Singapore Islamic Education System(SIES) yang dibentuk oleh MUIS merancang berbagai strategi pembelajaranIslam yang terselenggara di Masjid-Masjid Singapura yang diperkirakandapat menjangkau semua lapisan usia Program yang diluncurkan padatahun 2004 ini disebut dengan seri program aLIVE (Learning IslamicValues Everyday) untuk semua peringkat usia mulai kanak-kanak hinggadewasa yang disesuaikan dengan keperluan khusus masyarakat Islamdalam suasana kosmopolitan dan kehidupan modern

Seri program aLIVE tersebut terdiri atas lima tingkatan yaitu(1) Kids aLIVE untuk usia 5-8 tahun (2) Teens aLIVE untuk usia9-12 tahun (3) Tweens aLIVE untuk usia 13-15 tahun (4) YouthaLIVE untuk usia 16-24 tahun dan (5) Adult aLIVE untuk usia 25tahun ke atas

Program pembelajaran pada Kids aLIVE setara dengan tamankanak-kanak yang mendapat sambutan hangat dari komunitas MuslimSingapura yang secara berduyun-duyun mengirimkan putera-puterimereka belajar di sana mulai dari belajar baca-tulis al-Qurrsquoan pengenalandasar-dasar agama dan terutama penanaman nilai-nilai akhlakul karimah

Khusus program Teens aLIVE Tweens aLIVE dan Youth aLIVEpada umumnya membuka program pendidikan madrasah paroh waktuDi madrasah-madrasah inilah para orang tua mengirimkan anaknya untukkelas-kelas agama Ada yang setiap hari ada yang beberapa kali sepekanada juga yang hanya di akhir pekan yang pada umumnya merupakankegiatan di luar sekolah umum mereka Termasuk dalam kegiatan iniadalah pendidikan yang dilaksanakan pada masa liburan sekolah

Materi belajar pada masa liburan sekolah tidak terbatas pada pelajaranagama semata melainkan meliputi berbagai pengetahuan yang menopangkeberhasilan belajar di sekolah seperti bahasa Inggris Matematika Sainsdan sebagainya Beberapa Masjid seperti Masjid al-Mukminin menyediakansatu ruangan khusus sebagai tempat berkumpul para remaja untuk belajarbersama atau mengikuti program tuition semacam bimbingan belajar

211

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

untuk persiapan ujian sekolah Masjid Kassim bahkan menyediakanbeberapa ruang kelas dengan fasilitas air conditioner dan koneksi internetwireless sebagai tempat belajar bagi pelajar-pelajar menjelang musim ujian

Kegiatan tersebut bukan saja berguna untuk meningkatkan prestasibelajar tetapi sekaligus memberikan motivasi dalam menumbuhkankesadaran baru bagi keluarga Muslim Singapura untuk meraih prestasibelajar yang mampu bersaing dengan etnis lainnya Dampak positif yangditimbulkannya adalah semakin meningkatnya jumlah para pelajar (76)yang berhasil memasuki sekolah menengah dibandingkan dengan tahun1993 Demikian juga kelulusan dalam memperoleh ijazah GCE (CambridgeGeneral Certificate Examination) meningkat mencapai 12 dibandingkandengan capaian sepuluh tahun sebelumnya Peningkatan yang samaterjadi bagi kelulusan memasuki pra-Universiti Politeknik atau ITE(Institute of Technical Education) yang mencapai kenaikan sebesar 33dibandingkan dengan yang pernah dicapai tahun 199326

Bersamaan dengan itu dalam kaitannya dengan Masjid-Masjidyang sudah dikenal memiliki kecenderungan dan kekhususan dalammengembangkan ilmu-ilmu keislaman seperti fikih tahfiz al-Qurrsquoanhadis dan lain-lain Oleh MUIS potensi ini dikukuhkan untuk dilestarikandengan memberi dukungan penuh baik manajerial sarana dan prasaranamaupun pengembangan metodologisnya agar lebih efektif dan efisiendalam mencapai tujuan Sekurang-kurangnya ada sembilan masjiddi Singapura yang memiliki kekhususan dalam mengembangkan ilmu-ilmu keislaman seperti tertera di bawah ini

No NAMA MASJID KEKHUSUSAN1 Masjid Kampong Siglap Al-QuranTahfiz2 Masjid Omar Kampung Melaka Al-QuranTahfiz3 Masjid Asy-Syafaah Ilmu Hadits4 Masjid Asy-Syakirin Peradaban Islam5 Masjid An-Nur Bahasa Arab6 Masjid An-Naeem Pemikiran Islam7 Masjid Darussalam Islam dan Pemikiran Barat8 Masjid Al-Iman Ilmu Fiqih9 Masjid An-Nahdhah Pusat Harmoni

26lsquoPelancaran Rangkaian Pendidikan dan Forum Dasar MENDAKI 2004rsquo dalamwwwmendakiorg Diunduh pada tanggal 12 Januari 2009

212

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Dengan ditetapkannya masjid Kampong Siglap atau Masjid OmarKampung Malaka sebagai pusat tahfiz al-Qurrsquoan maka kegiatan-kegiatannyalebih terkonsentrasi untuk program tahfiz Spesialis-spesialis tahfiz punakan berkumpul di situ sehingga orang akan tahu harus pergi ke Masjidmana kalau ingin mendalami tahfiz ke Masjid mana untuk mendalamibahasa Arab dan ke Masjid mana pula untuk mendalami Islam dalamkonteks peradaban barat

Demikian pula halnya dengan Masjid al-Nahdhah sebagai pusatharmoni yang kegiatan-kegiatannya tidak saja diperuntukkan bagikalangan Muslim melainkan juga sebagai syiar Islam kepada non-MuslimSejak didirikan tahun 2006 masjid ini sudah berulang kali mengundangberbagai kelompok masyarakat termasuk petinggi pemerintah SingapuraLee Hsien Loong dan Wong Kan Seng untuk berkunjung ke Harmony Centresemacam museum peradaban Islam Di masjid itulah budaya dan peradabanIslam ditampilkan dalam berbagai buku slide lukisan grafik dan gambar-gambar dengan imej menarik dalam satu ruangan khusus asri dan nyamanSecara keseluruhan masjid ini sengaja memperlihatkan Islam sebagairahmatan li al-lsquoacirclamicircn bukan saja diperuntukkan bagi suku bangsa tertentukelompok dan golongan tertentu melainkan untuk semua dan untukkesejahteraan seluruh penghuni jagat raya

Untuk memperkokoh fungsi dan peranan masjid sebagai pusatpemberdayaan masyarakat Muslim maka MUIS menyusun tiga langkahstrategis yang disebut (1) Masjid Mesra Belia (2) Masjid Mesra Keluargadan (3) Masjid Mesra Masyarakat27

Masjid mesra belia merupakan program yang mengupayakan agarmasjid bersahabat bagi kelompok remaja dan pemuda sehingga mereka

No NAMA MASJID KEKHUSUSAN1 Masjid Kampong Siglap Al-QuranTahfiz2 Masjid Omar Kampung Melaka Al-QuranTahfiz3 Masjid Asy-Syafaah Ilmu Hadits4 Masjid Asy-Syakirin Peradaban Islam5 Masjid An-Nur Bahasa Arab6 Masjid An-Naeem Pemikiran Islam7 Masjid Darussalam Islam dan Pemikiran Barat8 Masjid Al-Iman Ilmu Fiqih9 Masjid An-Nahdhah Pusat Harmoni

27Mohamed Ali bin Haji Atan ldquoPengurusan Masjid Pengalaman RepublikSingapurardquo dalam wwwscribdcomdoc39818Manajemen-Masjid-Singapuradiunduh pada tanggal 23 Februari 2009

213

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

merasa betah untuk tetap selalu berada di dalamnya Program kegiatanyang dilaksanakan selain menyelenggarakan pendidikan seperti telahdikemukakan di depan beberapa masjid dilengkapi dengan ruang olahraga dan seni Pekerja sosial (youth worker) telah ditempatkan pada masjid-masjid tersebut untuk menangani berbagai persoalan remaja dan pemudasecara lebih profesional Kecuali itu kelompok usia muda telah diikutsertakandalam pengelolaan masjid Tidak mengherankan jika 80 dari seluruhimam tetap masjid Singapore berusia antara 25-39 tahun yang dapatdikelompokkan sebagai usia muda28 Dengan demikian kesan masjidsebagai tempat berkumpul ldquoorang-orang tuardquo sudah hilang sama sekali

Khusus program Masjid mesra keluarga beberapa masjid sepertimasjid Al-Khair misalnya telah menyediakan tempat ibadah jamaahkhusus untuk keluarga Selain itu terdapat pula program kursus-kursusrumah tangga pra pernikahan dan konsling keluarga sakinah Programyang dipegang oleh imam eksekutif masing-masing masjid ini tidakberhenti setelah pasangan menikah melainkan juga masih memberikankonseling pernikahan bagi yang memerlukan Beberapa masjid lainnyamenyiapkan program ldquotemu jamaahrdquo (Meet Jemaah Session) sebagai acararamah tamah yang pada intinya untuk mengukuhkan ukhuwwah IslamiyahSecara terprogram pengurus masjid mengadakan kunjungan ke rumah-rumah warga yang bukan jamaah inti masjid Tujuannya adalah selainuntuk menyampaikan program kegiatan masjid juga sekaligus untukmemantau sekiranya ada penduduk yang bermasalah dan memerlukanbantuan tanpa mempersoalkan agama dan suku bangsanya Bantuanyang diberikan ada yang bersifat langsung atau ditindaklanjuti denganmenghubungkannya kepada badan-badan pemberi bantuan Bualanmesra dengan jamaah yang dilakukan oleh imam-imam tersebut baikdi Masjid atau ketika mengunjungi rumah-rumah warga secara berkalatelah menumbuhkan suasana akrab dan harmonis sehingga Islam sebagairahmatan li al-`acirclamicircn terlihat dengan amat jelas

Agar pelaksanaan kegiatan masjid-masjid tersebut dalam berbagaibidang menjadi lebih kompetitif dalam tahun2000 MUIS telah menetapkanMosque Excellence System (MES) yang berfungsi untuk memberikan kriteria

28MUIS lsquoPengurusan Masjid Pengalaman Republik Singapurarsquo dalam httpwwwmanaje-men_Masjid_Singaporehtml diunduh pada tanggal 28 Februari 2009

214

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

atau patokan-patokan capaian bagi Masjid-Masjid untuk kategori-kategoritertentu Sistem ini diiringi dengan pemberian Mosque Excellence Awardyang memberikan dorongan bagi masjid-masjid tersebut berkompetisisecara positif menjadi yang terbaik Kriterianya didasarkan pada anugerahyang berlaku pada Singapore Quality Award (SQA) sebagaimana yangditerapkan dalam pemberian anugerah (award) pada Malcolm BaldridgeAmerika Serikat Hal itu menunjukkan bahwa ukuran keberhasilan pengelolaanberbagai program kegiatan Masjid telah mengikuti standar internasional

Upaya untuk mewujudkan berbagai program pendidikan dakwahdan kegiatan sosial keagamaan lainnya menjadi lebih aktif dan proakatiftentulah menghendaki kemauan dan kerja keras serta sistem manajemenyang terandalkan dari seluruh pengelola Masjid yang disebut LembagaPentadbiran Masjid (LPM) Karena itulah MUIS sebagai lembaga tertinggidalam urusan keagamaan di negara ini telah menetapkan prosedur danmekanisme rekrutmen pengurus dan anggota LPM secara ketat dan rigitguna memastikan bahwa hanya orang-orang yang memiliki kompetensidan profesionalitas sajalah yang diberi kepercayaan untuk memikulamanah dan tanggung jawab sebagai pengurus LPM Apalagi lembagaini bukan sekadar mengurus dewan musala sebagai tempat peribadatansaja melainkan meliputi berbagai kegiatan pendidikan sosial ekonomidan hubungan kerjasama

Proses rekrutmen dimulai dengan mengundang individu-individuyang berminat untuk berkhidmat (mengabdi) sebagai pengurus LPMUndangan tersebut terbuka untuk umum yang disebarluaskan melaluipengumuman di masjid-masjid dan berbagai surat kabar di Singapura Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pemohon selain kelayakan kompetensipersonal dan sosial khususnya yang berkenaan dengan kepribadian danhubungan sosial seorang calon di tengah-tengah masyarakat juga berkaitandengan kompetensi profesional dan manajerial seorang pemohon khususnyayang berkaitan dengan kemampuan untuk mengemban tugas sesuaidengan bidang yang dipercayakan kepadanya

Dalam melakukan seleksi MUIS tidak terpaku pada seleksi berkas danlsquorekod jenayahrsquo para pemohon melainkan tetap mengindahkan masukandan pertimbangan para tokoh masyarakat dan ulama-ulama seniorbaik diminta ataupun tidak sehingga benar-benar dapat diyakini bahwapemohon layak untuk diangkat sebagai pengurus LPM Bagi pemohon

215

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

yang pernah mengabdi sebagai sukarelawan dalam berbagai unit (jawatankuasa kecil) kepengurusan Masjid akan lebih diutamakan karena lsquorekodjenayahrsquo dan kompetensinya memang sudah teruji oleh pengalamanLebih dari itu ditetapkan pula bahwa setiap individu hanya diperkenankanmemegang jabatan-jabatan penting dalam kepengurusan seperti ketuasetia usaha (sekretaris) dan bendahara tidak lebih dari dua periode berturut-turut Satu periode kepungurusan adalah selama dua tahun Jabatan-jabatan utama yang dimaksudkan mulai dari Ketua sampai Bendahara

Semua pengurus dan anggota LPM yang diangkat oleh MUIS tetapmempedomani peraturan dan ketentuan teknis yang ditetapkan oleh MUISataupun pedoman-pedoman pokok yang dikeluarkan oleh Akta PelaksanaanHukum IslamAdministration af Muslim Law Act (AMLA) Singapuratermasuk dalam hal pengelolaan keuangan Sebagai contoh bahwa LPMhanya berhak mengeluarkan uang tidak lebih dari $10000 Lebih dariitu hanya dapat digunakan apabila mendapat izin atau persetujuan MUIS

Untuk memelihara keterawasan pengelolaan keuangan maka pejabatLPM yang ditunjuk menangani pekerjaan ini wajib membuat perencanaankerja dan pelaporan pertanggung jawaban secara akuntabel menurutprosedur dan mekanisme yang berlaku di Singapura Secara terus menerusMUIS melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan danadengan menggunakan jasa auditor independen untuk melakukan auditsecara lebih teliti Hal ini dilakukan untuk memelihara transparansi pengelolaankeuangan kepada publik apalagi sebahagian besar sumber keuanganMasjid berasal masyarakat baik melalui Mosque Building Fund (MBF)maupun sumbangan-sumbangan lainnya untuk berbagai kegiatan Masjid

Dari deskripsi di atas jelas terlihat bahwa Singapura yang seringdisebut sebagai salah satu contoh pemerintah yang berjalan the bestexample of government that works Parameternya adalah kualitas manajemendan perencanaan yang dimilikinya termasuk perencanaan dan manajemanMasjidnya yang perlu dipelajari dan diadopsi

PenutupDengan latar belakangkan masyarakat yang mengalami kemajuan

yang pesat dan terus berubah Masjid di Singapura secara proaktif telahmemainkan peran pemberdayaan sehingga sentiasa relevan dengan

216

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

perubahan Institusi Masjid terus menerus berinovasi agar dapat menjadipenggerak bagi jalinan pembangunan dan khidmat masyarakat seluruhnegara Masjid-Masjid di Singapura telah mengalami reformasi setarafdengan organisasi dan institusi terkemuka di Singapura

MUIS telah melancarkan usaha yang sangat penting dalam melakukaninovasi pemberdayaan Masjid yang bukan sekadar coba-coba atau kebetulanbelaka melainkan dengan suatu perencanaan yang matang (deliberate)dan penuh perhitungan Karena itulah tingkat kebaruannya (novelitity)benar-benar dirasakan oleh komunitas Muslim Singapura sebagai pendidikanyang memberikan harapan-harapan baru karena mereka yakin bahwaputusan inovasi yang dilancarkan oleh MUIS tersebut sejalan dengancita-cita dan tujuan pendidikan Islam

Tingkat keberterimaan (acceptabilty) inovasi pemberdayaan Masjidtersebut bukan saja berasal dari kalangan Muslim Singapura melainkanoleh seluruh warga Singapura tanpa mempersoalkan agama ras danketurunannya disebabkan ikut merasakan manfaatnya karena ruh keislamanyang dibangun oleh MUIS dilandasi oleh semangat rahmatan li al-lsquoacirclamicircn

Usaha-usaha memakmurkan masjid telah menampakkan hasilnyadan institusi Masjid di Singapura telah berjaya mengubah diri untukmenjadi institusi yang kokoh dan disegani dengan menempatkan dirisecara strategik di kawasan-kawasan kejiranan serta menawarkan berbagaiprogram mulai dari keagamaan sampai meliputi program kemasyarakatanyang didukung dengan rangkaian kerjasama yang kuat dengan jawatankuasa-jawatankuasa penduduk dan kejiranan (qaryah) Peranan MUIS sebagaipenguasa agama tertinggi Singapura adalah untuk memberi kepastianbahwa usaha murni dapat berlanjut tanpa henti dengan peningkatanmutu dan pengukuhan manajemen dan pengelolaan institusi Masjidsebagai pusat pemberdayaan bagi pembelajaran Islam dan pembangunansosial sesuatu yang menjadi inspirasi kepada semua

217

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

DAFTAR PUSTAKA

ldquoIslam di Singapura Menuju Komunitas Muslim yang Majurdquo dalamRepublika (27 Januari 2002)

lsquoAbd al-Ghacircni lsquoAbud Ficirc al-Tarbiyah al-Islacircmiyah (Kairo Dacircr al-Fikr 1997)

lsquoAbdurrahman an-Nahlawi lsquoUlucircm al-Tarbiyah al-Islacircmiyah wa Asalibihaficirc al-Baiti wa al-Madrasah wa al-Mujtamalsquo (Beirut Dacircr al-Fikr1989)

lsquoUmar al-Toumy al-Syaibani al-Ushucircs al-Nafsiyah li Rilsquoayat al-Sabab(Beirut Dacircr al-Tarbiyah 1975)

ldquoIdeologi Kejakinan Hidup Muhammadiyah Hasil Kerdja Panitya Tadjdidseksi Ideologi amp Chittah Perdjoangan Muhammadiyahrdquo dalamBulletin Suara Muhammadiyah No 9I1968 (Nomor MursquotamarMuhammadijah ke 37) tahun 1968

ldquoPelancaran Rangkaian Pendidikan dan Forum Dasar Mendaki 2004rdquodalam wwwmendakiorg Diunduh pada tanggal 12 Januari 2009

ldquoSingaporersquos Education Systemrdquo dalam httpwwwsgboxcom Diunduhpada tanggal 24 Maret 2009

A Ali Mukti Alam Pikiran Modern di India dan Pakistan (BandungMizan 1996)

Abdul Aziz Dahlan ldquoFilsafatrdquo dalam Taufik Abdullah (ed) EnsiklopediTematis Dunia Islam Pemikiran dan Peradaban (Jakarta IchtiarBaru van Hoeve 2003)

Abdul Rahman Salih lsquoAbdullah Education Theory A Qurrsquoanic Outlook(Makkah Umm al-Qura Universitas 1982)

Abdurrahman Badawi ldquoMiskawaihrdquo dalam MM Sharif (ed) A Historyof Muslim Philosophy Vol I (Wiesbaden Otto Harrosowitz 1963)

218

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Abraham Maslow the Further Reaches of Human Nature (New YorkThe Viking Press 1974)

Abucirc lsquoAbdillah Muhammad bin Ismacirclsquoicircl bin Ibracirchicircm al-Bukhacircricirc Shacirchicirchal-Bukhacircricirc Jilid II (Beirut Dacircr al-Fikr tt)

Abucirc Hamicircd al-Ghazacirclicirc Micirczacircn al-Alsquomal ditahqiq Sulaiman Dunia (KairoDacircr al-Malsquoarif 1984)

Ahmad Amin Etika (Ilmu Akhlak) terj Farid Marsquoruf (Jakarta BulanBintang 1986)

Ahmad Amin Zulsquoamacirc al-Ishlah ficirc al-Ashr al-Hadicircts (Kairo Makatabahal-Nahdhah al-Mishriyyah 1979)

Ahmad Amicircn Zuhr al-Islacircm Juz II (Beirut Dacircr al-Kitab al-lsquoAracircbicirc 1969)

Ahmad Azhar Basyir Miskawaih Riwayat Hidup dan Filsafatnya (YogyakartaNur Cahaya 1988)

Ahmad bin Muhammad Ibrahim ldquoThe Legal Status in Singaporerdquodalam Malayan Law Journal Singapura 1965)

Ahmad Musthafa al-Maracircghicirc Tafsicircr al-Maracircghicirc Jilid V (Mesir Musthafaal-Bacircbicirc al-Halabi 1974)

Ahmad Sadali ldquoPembaharuan Pendidikan Tinggi Islamrdquo dalam SerialMedia Dakwah (Jakarta DDII tt)

Al Rasyidin ldquoIsu-isu Krusial dalam Pendidikan Nasional Belajar Memeta-kan Masalahrdquo dalam Jurnal Pemikiran Islam dan Kependidikanal-Tarsquolim Vol XII No 22 2005

Albert Bandura Principles of Behavior Modication (New York Holt-Rinehart and Winston Inc 1979)

Albert Hourani Arabic Thought in the Liberal Age 1798-1939 (CambridgeCambridge University Press 1962)

Alwi Shihab ldquoMadrasah Aljunied Kebanggan Melayu Singapurardquo dalamRepublika (24 Nopember 2006)

Alwi Shihab ldquoMenjelajahi Kampung Arab di Negeri Singardquo dalamhttpwwwrepublikacoid Diunduh pada 28 Januari 2009

Anwar Jundi Pancaran Pemikiran Islam terj Afif Mohammad (BandungPustaka 1985)

219

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ary Nilandari Memahat Kata Memugar Dunia (Bandung MLC 2005)

BF SkinnerScience and Human Behavior (New York Academic Press 1980)

BO Smith WO Stanley and HJ Shores Fundamentals of CurriculumDevelopment (Work Book 1957)

Benjafield A History of Psychology (Boston Allyn and Bacon 1996)

Bertrand Russell the Scientific Outlook (New York Norton 1962)

DK Kolit Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Ende Flores NusaIndah 1976)

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam DewanRedaksi Ensiklopedi Islam Ensiklopedi Islam (Jakarta IchtiarBaru van Hoeve 2003)

Djarsquofar Siddik ldquoPeran Sentral Guru-guru Keilmuan dalam InternalisasiNilai-nilai Moralrdquo dalam al-Tarsquolim Jurnal Pemikiran Islam danKependidikan No 25 Tahun 2006

Djarsquofar Siddik ldquoPsikologi Humanistik Upaya Awal Mengeluarkan PsikologMuslim dari Lubang Biawakrdquo Miqot No 77 (Juli-Agustus 1993)

Djarsquofar Siddik Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam (Bandung CitapustakaMedia 2006)

Djindar Tamimy dan Djarnawi Hadikusuma Penjelasan Anggaran Dasar danKepribadian Muhammadiyah (Yogyakarta PP Muhammadiyah1972)

Djindar Tamimy ldquoAgama Islam Menurut Paham Muhammadiyahrdquodalam Tim Pembina al-Islam dan Kemuhammadiyahan UniversitasMuhammadiyah Malang (eds) Muhammadiyah Sejarah Pemikirandan Amal Usaha (Malang Tiara Wacana Yogya-UniversitasMuhammadiyah Malnga Press 1990)

Erwin IJ Rosenthal Islam in the Modern National State (CambridgeCambridge University Press 1965)

Fachruddin Azmi ldquoSertifikasi Guru Telaah Urgensinya terhadap Kompetensidan Profesionalisme Guru Agamardquo dalam MIQOT Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol XXXIII No 1 Januari-Juni 2009

Fasli Jalal ldquoSertifikasi Guru Untuk Mewujudkan Pendidikan yang BermuturdquoMakalah disampaikan pada seminar Pendidikan yang diselenggarakanoleh PPs Unair Surabaya tanggal 28 April 2007

220

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Fathiyah Hasan Sulaimacircn Mazhacirchib ficirc al-Tarbiyah Bahts ficirc al-Mazhabal-Tarbawi lsquoinda al-Ghazacirclicirc (Mesir Dacircr al-Hana li al-Tibalsquoah waal-Nasyr 1985)

Fazlur Rahman Islam (Chicago University of Chicago Press 1979)

First World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter IslamicUniversity of Indonesia 1977)

Frank G Goble Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslowterj A Supratiknya (Yogyakarta Kanisius 1987)

Frederick Suppe (ed) The Structure of Scientific Theories (ChicagoUniversity of Illinois Press 1974)

George H Keiffer Bioethics A Textbook of Issues (Menlo Park Ca Addison-Wesley Publishing Company 1979)

Grolier Family Encyclopedia (Connecticut Grolier Incorporated 1995)

HAR Gibb the Encyclopaedia of Islam Vol I (London Luzac amp Co 1960)

Hans Wehr A Dictionary of Modern Written Arabic (London Macdonaldamp Evans Ltd 1980)

Harold HTitus Marilyn S Smith dan Richard T Nolan Persoalan-persoalanFilsafat terj HM Rasyidi (Jakarta Bulan Bintang 1984)

Harun Nasution Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (Jakarta UIPress 1985)

Harun Nasution Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan(Jakarta Bulan Bintang 1975)

Hasan Langgulung Manusia dan Pendidikan (Jakarta Pustaka Al-Husna 1986)

Hasan Langgulung Teori-teori Kesehatan Mental (Jakarta PustakaAl-Husna 1988)

Hasil-hasil Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-38 di UdjungPandang Tahun 1971 (Jogjakarta PP Muhammadiyah 1971)

Hasyimsyah Nasution Filsafat Islam (Jakarta Gaya Media Pratama 1999)

Hilda Taba Curriculum Development Theory and Practice (New YorkSan Fransisco Harcourt Brace amp World Inc)

Himpunan Putusan Tarjih(Yogyakarta Pimpinan Pusat Muhammadiyah1967)

221

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Ibn Miskawaih Menuju Kesempurnaan Akhlak Buku Daras PertamaTentang Filsafat Etika terj Helmi Hidayat (Bandung Mizan 1997)

Ibn Miskawaih The Refinement of Character trans CK Zurayk (BeirutAmerican University Press 1968

Imam Barnadib Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode (YogyakartaYayasan Penerbit IKIP Yogyakarta 1994)

Immanuel Kant Critique of Pure Reason transl Norman Kemp SmithUnabridged Edition (New York St Martinrsquos Press 1965)

Ira M Lapidus History of Islamic Societies (Cambridge CambridgeUniversity Press 1988)

Islam dan Dakwah Pergumulan Antara Nilai dan Realitas (YogyakartaPP Muhammadiyah Majlis Tabligh 1988)

J Golsdtain Social Psycology (New York Academic Press 1980)

J Sudarminta ldquoDimensi Etis Pendidikan Keilmuanrdquo makalah seminarMeningkatkan Profesionalitas Guru dalam Rangka MenghadapiTantangan Pendidikan di Masa Depan pada Dies Natalis XXXIIIIKIP Sanata Dharma Tanggal 19 Oktober 1988

J Sudarminta ldquoProfesionalitas Guru dalam Rangka Menghadapi Tantang-an Pendidikan di Masa Depanrdquo Makalah seminar dalam rangkaDies Natalis XXXIII IKIP Sanata Dharma Yogyakarta tanggal19 Oktober 1988

JB Watson Behaviorisme (Chicago Universitas of Chicago Press 1959)

JG Saylor and WM Alexeander Curriculum Planning fot Better Teachingand Learning (New York Rinehart 1954)

JJ Rousseau ldquoEmilerdquo dalam Steven M Cahn (ed) the PhilosophicalFundations of Education (New York Harper amp Row Publisher 1970)

JP Chaplin Dictionary of Psychology (New York Dell Publishing CoInc 1983)

Jacques Maritain the Education of Man edited and with an Introductionby Donald and Idella Gallagher (Notre Dame University of NotreDame Press 1967)

John L Esposito Ancaman Islam Mitos dan Realitas terj AlwiyyahAbdurrahman (Bandung Mizan 1966)

222

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

John L Esposito the Oxford Encyclopaedia of the Modern World (NewYork Oxford University Press 1955)

John S Brubacher A History History of the Problem of Education (NewYork McGraw-Hill Book Company Inc 1947)

Jujun S Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (JakartaPustaka Sinar Harapan 1987)

Jujun S Suriasumantri Ilmu dalam Perspektif Moral Sosial dan Politik(Jakarta Gramedia 1986)

KH Sahlan RosidiKemuhammadiyahan untuk Perguruan Tinggi MuhammadiyahJilid I (Solo Mutiara Solo 1982)

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta Balai Pustaka 1990)

Karl Mannheim et al Sigmund Freud An Introduction (London Routledgeamp Kegan Paul Ltd 1950)

Kuntowijoyo Paradigma Islam Interprestasi Untuk Aksi (Bandung Mizan1998)

Len Evan Goodman Ibn Tufaylrsquos Hayy Ibn Yaqzan A Philosophical TaleTranslated With Introduction and Notes (New York Twayne PublisherInc 1972)

Logan Wilson and William L Kolb (ed) Sociological Analysis (NewYork Hartcourt Brace and Company 1949)

Loren R Graham Between Science and Values (New York ColumbiaUniversitty Press 1981)

M Kamal Hasan ldquoSome Dimension of Islamic Education in SoutheastAsiardquo dalam Taufiq Abdullah and Sharon Siddique (ed) Islamand Society in Southeast Asia (Pasir Panjang-Singapore Institutof Souteast Asian Studies 1986)

M Luthfi Jumlsquoah Taricirckh Falsafah al-Islacircm (Mesir tp 1927)

M Mahdi Ibn Khaldunrsquos Philosophy of History (London George Allenamp Unwin Ltd 1957)

M Quraish Shihab Membumikan al-Quran Fungsi dan Peran Wahyudalam Kehidupan Masyarakat (Bandung Mizan 1982)

M Quraish Shihab Wawasan Alquran Tafsir Maudhursquoi atas Pelbagai PersoalanUmat (Bandung Mizan 1996)

223

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

M Rusli Karim ldquoPendidikan Muhammadiyah Dilihat dari PerspektifIslamrdquo dalam M Yunan Yusuf Pulungan et al (eds) Cita danCitra Muhammadiyah (Jakarta Pustaka Panjimas 1985)

Majelis Ugama Islam Singapura ldquoPengurusan Masjid PengalamanRepublik Singapurardquo dalam httpwwwmanaje-men_Masjid_Singaporehtml Diunduh 28 Februari 2009

Malik B Badri The Dilemma of Muslim Psychologist (London LondonPublishers 1979)

Mardianah Nurdjali ldquoMuslim Singapura Potong Gaji Untuk Bangun Masjidrdquodalam httpwwwbisniscom Diunduh pada tanggal 28 Januari2009

Mary Turnbull A History of Singapore 1819-1975 (Singapore OxfordUniversity Press 1997)

Mas Mansyur ldquoKhalifah di Duniardquo dalam Amir Hamzah Wirjosukarto(ed) KH Mas Mansyur Pemikiran tentang Islam dan Muhammadiyah(Yogyakarta Hanindita 1988)

Mazheruddin Siddiqi Modern Reformist Thought in The Muslim World(India Adam Publishers amp Distributors 1993)

Mohamed Ali bin Haji Atan ldquoPengurusan Masjid Pengalaman Republik Singapurardquodalam httpswwwscribdcomdocument39818manajemen-masjid-singapura Diunduh pada tanggal 23 Februari 2009

Morris L Bigge Learning Theories for Teacher (New York Harper ampRow Publisher Inc 1974)

Muchtar Buchori Ilmu Pendidikan dan Praktik Pendidikan dalam Renungan(Yogyakarta Tiara Wacana Yogya-IKIP Muhammadiyah JakartaPress 1994)

Muhammad lsquoAbduh Tafsicircr Juz lsquoAmma terj Haidar Baqir (BandungMizan 1999)

Muhammad al-Khudary Bek Ushucircl al-Fiqh (Beirut Dacircr al-Fikr 1981)

Muhammad Hasbie Ash-Shiddieqy Hakikat Islam dan Unsur UnsurAgama (Kudus Menara Kudus 1978)

Muhammad Iqbal Metafisika Persia terj Joebar Ayoeb (Bandung Mizan1990)

Muhammad Jawacircd Mughniyah al-Tafsicircr al-Kacircsyaf juz V (Beirut Dacircral-lsquoIlm li al-Malacircyin tt)

224

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

Muhammad Munir Mursi al-Tarbiyah al-Islacircmiyyah Ushucircluha wa Tacircwuruhaficirc al-Bilacircd al-lsquoAracircbiyyah (Kairo Alsquolam al-Kutub 1997)

Muhammad Rasyid Ridhacirc Tafsicircr al-Manacircr Jilid II (Kairo al-Manacircr 1327 H)

Muhammad Syarif Khan dan Muhammad Anwar Salim Muslim Philosophyand Philosophers (New Delhi SB Nangia 1994)

Muhsin Labib Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla Shadra (JakartaAl-Huda 2005)

Mulyadhi Kartanegara Integrasi Ilmu Sebuah Rekonstruksi Holistik(Jakarta Arasy 2005)

Musthafa Fahmi Al-Syuzuz al-Nafsi (Kairo Dar al-Misriyah 1978)

NA Faris Book of Knowledge (Lahore SM Ashraf 1986)

Noeng Muhadjir ldquoKerangka Dasar Pemikiran Penyusunan ProgramKurikulum al-Islam dan Kemuhammadiyahanrdquo dalam WartaPTM Th IV No 9 Maret 1990

Noeng Muhadjir ldquoPendidikan dalam Perspektif Qurrsquoanirdquo makalah padaSeminar dan Lokakarya pendidikan al-Qurrsquoan UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta 16-18 Desember 1989

Noeng Muhadjir Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu TeoriPendidikan (Yokyakarta Rake Sarasin 1997)

Noeng Muhadjir Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta RakeSarasin PO Box 83)

Oliver Leaman ldquoIbn Miskawaihrdquo dalam Seyyed Hossein Nasr dan OliverLeaman (ed) The History of Islamic Philosophy (London-NewYork Kegal Paul 2003)

Omar Farouk ldquoMuslim Asia Tenggara Dari Sejarah Menuju KebangkitanIslamrdquo dalam Saiful Muzani (ed) Pembangunan dan KebangkitanIslam di Asia Tenggara (Jakarta LP3ES 1993)

Pedoman Guru Muhammadiyah (Jakarta PP Muhammadiyah MajlisPendidikan dan Pengajaran 1977)

Penjelasan Kurikulum Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (JakartaPP Muhammadiyah Majlis PPK 1982)

Philips H Phenix Philosophy of Education (New York Holt Rinehart ampWinston Inc 1961)

225

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

RC Faunce and NR Bossing Developing the Core Curriculum (NewYork Pretice-Hall 1958)

RS Shankland lsquoConversations with Albert Einsteinrsquo dalam AmericanJournal of Physics vol 31 1963

Rajendra Prasad (ed) A Historical-Developmental Study of ClassicalIndian Philosophy of Morals (New Delhi Center for Studies inCivilizations 2009)

S Nasution Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta Bina Aksara 1989)

S Nasution Pengembangan Kurikulum (Bandung Citra Aditya Bakti 1991)

S Waqar Akhmed Husaini Environmental Systems Engineering (LondonThe Macmilan Press Ltd 1980)

Said Ramadhan Islamic Law Its Scope and Equety (London MacmillanLtd 1970)

Second World Conference on Muslim Education (Jakarta Inter IslamicUniversity Cooperation of Indonesia 1981)

Seyyed Hossein Nasr Islamic Philosophy from Its Origin to the Present(New York State University of New York Press 2006)

Sharon Siddique dan Yang Razali Kassim ldquoMuslim Society HigherEducation and Development The Case of Singaporerdquo dalam MuslimSociety Higher Education and Development in Shoutheast Asia (PasirPanjang-Singapore Institut of Southeast Asian Studies 1987)

Sigmund Freud An Outline of Psychoanalysis (New York Norton 1940)

SM Ziauddin Alawi Muslim Educational Thought in Middle Ages (NewDelhi Adam Publishers and Distributors 1988)

Syed Abul Hasan Ali Nadwi Muslim in India (Lucknow Academy ofIslamic Research and Publication 1977)

Syed Abul Hasan Ali Nadwi Western Civilization Islam and Muslim(Lucknow Academy of Islamic Research and Publication 1978)

Syed Ali Ashraf New Horizon in Muslim Education (Cambridge IslamicAcademy 1985)

Syed Muhammad al-Naquib al-Attas ldquoPreliminary Thought on theNature of Knowledge and the Definition and Aims of Educationrdquo

226

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

dalam Syed Muhammad al-Naquib al-Attas (ed) Aims and Objectivesof Islamic Education (Jeddah King Abdul Aziz University 1979)

Syed Muhammad al-Naquib al-Attas The Concept of Education in Islam (KualaLumpur Muslim Youth Movement of Malaysia (ABIM) 1980)

Syed Muhd Khairudin Aljunied dan Dayang Istiaisyah Hussin ldquoEstrangedFrom the Ideal Past Historical Revolution of Madrassahs in Singaporerdquodalam Journal of Muslim Minority Affairs Vol25 Issue2 August 2005

Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf Crisis in MuslimEducation(Jeddah King Abdulaziz University 1978)

Taufiq Abdullah Tradisi dan Kebangkitan Islam Asia Tenggara (JakartaLP3S 1988)

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (JakartaImperial Bhakti Utama 2007)

WC Smith Islamic in Modern History (USA A Mentor Book 1959)

WC Smith Modern Islamic in India A Social Analysis (New Delhi UshaPublication 1979)

William Boyd (ed) the Emile of Jean Jacques Rousseau (London WilliamHeinemann Ltd 1960)

William Montgomery Watt Islamic Philosophy and Theology (EdinburghEdinburgh University Press 1985) h 1985)

Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah al-Qurrsquoanal-Qurrsquoan dan Terjemahannya(Jakarta Departemen Agama RI 1978)

Yusuf Abdullah Puar Perjuangan dan Pengabdian Muhammadiyah (JakartaPustaka Antara 1989)

Zakiah Daradjat Kesehatan Mental (Jakarta Ruhama 1992)

227

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

BIODATA PENULIS

Djarsquofar Siddik dilahirkan di T Dalam-Asahan 15 Juni 1953 Profesordalam bidang Ilmu Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyahdan Keguruan UIN Sumatera Utara Beberapa karya ilmiah akademiknyaadalah Pendidikan Keluarga Masyarakat dan Sekolah (Yogyakarta PustakaKeluarga 1998) Ilmu Pendidikan (Yogyakarta Karisma Pendidikan 1999)Islam dan Pendidikan Akal (Yogyakarta Pustaka Keluarga 2001) PendidikanMuhammadiyah Perspektif Ilmu Pendidikan (Bandung Citapustaka Media2007) Jejak Langkah Intelektual Islam Epistemologi Tokoh dan Karya(Medan IAIN Press 2010) Lembaga-lembaga Pendidikan Al Washliyahdi Sumatera Utara 2000-2010 (Medan Pusat Penelitian IAIN SumateraUtara 2012) dan Eksistensi MDTA Al Washliyah dalam MemajukanPendidikan Islam di Kabupaten Batubara 2007-2014 (Medan FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara 2015) Beberapa artikelakademik telah dihasilkannya terutama dalam bidang pendidikan Islam

Rosnita lahir di Medan 16 Agustus 1958 merupakan Dosen FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan Saat inimenjabat sebagai Kepala Program Studi Tadris Biologi pada FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan MenyelesaikanMaster of Arts dalam bidang Pendidikan Islam dari Program PascasarjanaIAIN Sumatera Utara Telah menghasilkan beberapa buku dan artikelilmiah terutama dalam bidang evaluasi pendidikan

228

SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM Dimensi Teoretis dan Praktis

  • coverrrr1pdf
  • Buku Djas Full Textpdf
    • Djas-coverpdf
    • Djas Isipdf
Page 6: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 7: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 8: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 9: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 10: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 11: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 12: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 13: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 14: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 15: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 16: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 17: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 18: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 19: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 20: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 21: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 22: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 23: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 24: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 25: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 26: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 27: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 28: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 29: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 30: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 31: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 32: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 33: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 34: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 35: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 36: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 37: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 38: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 39: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 40: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 41: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 42: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 43: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 44: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 45: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 46: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 47: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 48: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 49: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 50: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 51: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 52: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 53: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 54: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 55: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 56: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 57: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 58: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 59: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 60: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 61: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 62: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 63: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 64: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 65: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 66: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 67: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 68: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 69: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 70: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 71: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 72: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 73: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 74: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 75: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 76: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 77: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 78: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 79: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 80: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 81: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 82: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 83: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 84: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 85: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 86: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 87: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 88: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 89: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 90: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 91: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 92: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 93: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 94: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 95: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 96: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 97: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 98: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 99: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 100: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 101: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 102: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 103: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 104: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 105: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 106: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 107: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 108: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 109: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 110: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 111: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 112: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 113: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 114: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 115: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 116: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 117: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 118: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 119: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 120: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 121: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 122: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 123: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 124: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 125: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 126: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 127: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 128: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 129: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 130: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 131: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 132: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 133: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 134: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 135: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 136: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 137: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 138: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 139: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 140: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 141: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 142: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 143: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 144: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 145: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 146: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 147: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 148: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 149: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 150: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 151: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 152: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 153: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 154: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 155: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 156: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 157: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 158: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 159: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 160: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 161: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 162: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 163: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 164: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 165: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 166: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 167: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 168: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 169: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 170: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 171: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 172: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 173: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 174: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 175: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 176: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 177: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 178: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 179: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 180: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 181: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 182: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 183: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 184: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 185: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 186: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 187: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 188: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 189: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 190: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 191: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 192: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 193: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 194: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 195: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 196: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 197: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 198: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 199: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 200: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 201: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 202: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 203: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 204: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 205: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 206: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 207: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 208: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 209: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 210: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 211: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 212: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 213: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 214: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 215: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 216: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 217: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 218: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 219: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 220: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 221: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 222: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 223: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 224: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 225: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 226: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 227: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 228: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 229: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 230: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 231: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 232: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 233: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala
Page 234: SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan ...repository.uinsu.ac.id/5627/1/BUKU-SERBA-SERBI...SERBA-SERBI PENDIDIKAN ISLAM: Dimensi Teoretis dan Praktis v KATA PENGANTAR Segala