sensorik 8C

download sensorik 8C

of 39

Transcript of sensorik 8C

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    1/39

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran

    dan keseimbangan anatominya juga sangat rumit). Indera pendengaran berperan penting

     pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk 

     perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan

    orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.

    roses mendengar sebenarnya sudah terjadi segera setelah bayi dilahirkan normal ke

    dunia, bahkan organ pendengaran sudah berfungsi seperti layaknya orang de!asa tatkala

     janin berusia "# minggu kehamilan. $anin sudah dapat memberikan reaksi ketika diberikan

    stimulus berupa nada murni berfrek!ensi tinggi melalui microphone yang ditempatkan

     pada perut ibu seperti yang dilaporkan pertama kali oleh seorang peneliti yang bernama

    $ohansson et al pada tahun %&'.

    emudian dalam perjalanan hidupnya sejak dilahirkan, bayi akan mendapat input

    suara-suara yang ada dilingkungan sekitarnya sehari-hari secara terus menerus. *alam

    keadaan pendengaran normal, rangsangan suara tadi akan direkam dan dipersepsikan

    dipusat sensorik diotak sehingga anak dapat mengenal suara yang pernah didengarnya.

    endengaran sebagai salah satu indera, memegang peranan yang sangat penting karena

     perkembangan bicara sebagai komponen utama komunikasi pada manusia sangat

    tergantung pada fungsi pendengaran.*ari uraian diatas sangatlah jelas hubungan antara

    kemampuan anak untuk mendengar dan kemampuan untuk berbicara. +pabila terjadigangguan pendengaran sejak dini maka akan terjadi pula gangguan perkembangan bicara

    1.2 Rumusan Masalah

    %. agaimana anatomi dan fisiologi dari telinga tengah

    ". agaimana definisi dari penyakit / dan /S

    0. agaimana etiologi dari penyakit / dan /S

    . agaimana patofisiologi dari penyakit / dan /S

    1

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    2/39

    1. agaimana 2eb f 3aution (23) dari penyakit / dan /S

    '. agaimana manifestasi klinis dari penyakit / dan /S

    4. +pa saja klasifikasi dari penyakit / dan /S 5. +pa saja pemeriksaan penunjang dari penyakit / dan /S

    &. agaimana penatalaksanaan dari penyakit / dan /S

    %#. +pa saja komplikasi dari penyakit / dan /S

    1.3 Tujuan

    %. /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi telinga tengah.

    ". /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami definisi dari penyakit / dan

    /S.

    0. /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami etiologi dari penyakit / dan

    /S.

    . /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami patofisiologi dari penyakit / dan

    /S.1. /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami 2eb f 3aution (23) dari penyakit

    / dan /S.'. /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari penyakit /

    dan /S.

    4. /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami klasifikasi dari penyakit / dan

    /S.

    5. /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang dari penyakit

    / dan /S.&. /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami penatalaksanaan dari penyakit /

    dan /S.%#. /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami komplikasi dari penyakit / dan

    /S.

    BAB II

    TINAUAN TE!RI

    2.1 Anat"m# $an %#s#"l"g# Tel#nga Tengah

    Telinga tengah terdiri dari membran timpani, kavum timpani, tuba 6ustachius dan

     prosessus mastoideus (*hingra, "##4).

    2.1.1Mem&ran T#m'an#

    2

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    3/39

    /embran timpani dibentuk dari dinding lateral kavum timpani yang memisahkan

    liang telinga luar dari kavum timpani. /embran ini memiliki panjang vertikal rata-

    rata &-%# mm dan diameter antero-posterior kira-kira 5-& mm dengan ketebalannya

    rata-rata #,% mm (*hingra, "##4). Secara +natomis membran timpani dibagi dalam "

     bagian, yaitu7 ars tensa dan pars flaksida. ars tensa merupakan bagian terbesar dari

    membran timpani suatu permukaan yang tegang dan bergetar dengan sekelilingnya

    yang menebal dan melekat di anulus timpanikus pada sulkus timpanikus pada tulang

    dari tulang temporal. ars flaksida atau membran Shrapnell , letaknya dibagian atas

    muka dan lebih tipis dari pars tensa. ars flaksida dibatasi oleh " lipatanyaitu plika

    maleolaris anterior (lipatan muka) dan plika maleolaris posterior (lipatan belakang)

    (*hingra, "##4).

    8ambar ".%. /embran timpani (robst dan 8revers, "##')

    2.1.2 (a)um t#m'an#avum timpani merupakan rongga yang disebelah lateral dibatasi oleh membran

    timpani, disebelah medial oleh promontorium, di sebelah superior oleh tegmen

    timpani dan inferior oleh bulbus jugularis dan n. 9asialis. *inding posterior dekat ke

    atap, mempunyai satu saluran disebut aditus, yang menghubungkan kavum timpani

    dengan antrum mastoid melalui epitimpanum. ada bagian posterior ini, dari medial

    ke lateral, terdapat eminentia piramidalis yang terletak di bagian superior-medial

    dinding posterior, kemudian sinus posterior yang membatasi eminentia piramidalis

    dengan tempat keluarnya korda timpani (:elmi, "##1).

    3

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    4/39

    8ambar "." avum timpani (robst dan 8revers, "##')

    avum timpani terutama berisi udara yang mempunyai ventilasi ke nasofaring

    melalui tuba 6ustachius. /enurut ketinggian batas superior dan inferior membran

    timpani, kavum timpani dibagi menjadi tiga bagian, yaitu epitimpanum yang

    merupakan bagian kavum timpani yang lebih tinggi dari batas superior membran

    timpani, mesotimpanum yang merupakan ruangan di antara batas atas dengan batas

     ba!ah membran timpani, dan hipotimpanum yaitu bagian kavum timpani yang

    terletak lebih rendah dari batas ba!ah membran timpani. *i dalam kavum timpani

    terdapat tiga buah tulang pendengaran (osikel), dari luar ke dalam maleus, inkus dan

    stapes. Selain itu terdapat juga korda timpani, muskulus tensor timpani dan

    ligamentum muskulus stapedius (:elmi, "##1; *hingra, "##4).

    2.1.3 Tu&a Eustha*h#us

    Tuba 6ustachius disebut juga tuba auditory atau tuba faringotimpani, bentuknya

    seperti huruf S. Tuba ini merupakan saluran yang menghubungkan antara kavum

    timpani dengan nasofaring. Tuba 6ustachius terdiri dari " bagian yaitu 7 bagian

    tulang yang terdapat pada bagian belakang dan pendek (%

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    5/39

    8ambar ".0. Tuba 6ustachius (robst dan 8revers, "##')

    9ungsi tuba 6usthachius untuk ventilasi telinga yang mempertahankan keseimbangan

    tekanan udara di dalam kavum timpani dengan tekanan udara luar, drainase sekret

    yang berasal dari kavum timpani menuju ke nasofaring dan menghalangi masuknya

    sekret dari nasofaring menuju ke kavum timpani (*hilon, "###; :elmi, "##1).

    2.1.+ Pr"sesus Mast"#$eus

    =ongga mastoid berbentuk seperti segitiga dengan puncak mengarah ke kaudal. +tap

    mastoid adalah fossa kranii media. *inding medial adalah dinding lateral fosa kranii

     posterior. Sinus sigmoid terletak di ba!ah duramater pada daerah tersebut dan padadinding anterior mastoid terdapat aditus ad antrum (*hingra, "##4).

    2.2 De,#n#s# $ar# !MP $an !M-( 

    titis media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,tuba

     Eustachius, antrum mastoid, dan sel > sel mastoid. titismedia berdasarkan gejalanya

    dibagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif, dimana masing > masing

    memiliki bentuk yang akut dan kronis. Selain itu, juga terdapat jenis otitis media spesifik,

    seperti otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitika. titis media yang lain adalah otitis

    media adhesiva. (*jaafar, "##4)titis /edia +kut (/+) adalah peradangan telinga tengah dengan gejala dan tanda-

    tanda yang bersifat cepat dan singkat. 8ejala dan tanda klinik lokal atau sistemik dapat

    terjadi secara lengkap < sebagian, baik berupa otalgia, demam, gelisah, mual, muntah,

    diare,serta otore, apabila telah terjadi perforasi membran timpani. ada pemeriksaan

    5

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    6/39

    otoskopik juga dijumpai efusi telinga tengah (uchman, "##0). Terjadinya efusi telinga

    tengah atau inflamasi telinga tengah ditandai dengan membengkak pada membran timpani

    atau bulging , mobilitas yang terjadi pada membran timpani, terdapat cairan di belakang

    membran timpani, dan otore (erschner, "##4).

    titis media kronis adalah peradangan telinga tengah yang gigih, secara khas untuk 

    sedikitnya satu bulan serta orang a!am biasanya menyebut congek. (+lfatih, "##4)

    8ambar ". agian Telinga Tengah ?ormal dan titis /edia

    2.3 Et#"l"g# $ar# !MP $an !M-( 

    a. Et#"l"g# !MP

    %. akteri

    akteri piogenik merupakan penyebab / yang tersering. /enurut penelitian, '1-

    41@ kasus / dapat ditentukan jenis bakteri piogeniknya melalui isolasi bakteri

    terhadap kultur cairan atau efusi telinga tengah. asus lain tergolong sebagai non-

     patogenik karena tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya. Tiga jenis bakteri

     penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus pneumoniae (#@), diikuti oleh

     Haemophilus influenzae ("1-0#@) dan  Moraxella catarhalis ( %#-%1@). ira-kira 1@

    kasus dijumpai patogen-patogen yang lain seperti Streptococcus pyogenes (group A

    beta-hemolytic), Staphylococcus aureus, dan organisme gram negatif. Staphylococcus

    aureus dan organisme gram negatif banyak ditemukan pada anak dan neonatus yang

    menjalani ra!at inap di rumah sakit. Haemophilus influenzae sering dijumpai pada anak 

     balita. $enis mikroorganisme yang dijumpai pada orang de!asa juga sama dengan yang

    dijumpai pada anak-anak (erschner, "##4).

    6

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    7/39

    ". Airus

    Airus juga merupakan penyebab /. Airus dapat dijumpai tersendiri atau bersamaan

    dengan bakteri patogenik yang lain. Airus yang paling sering dijumpai pada anak-anak,

    yaitu respiratory syncytial virus (=SA), influenza virus, atau adenovirus (sebanyak 0#-

    #@). ira-kira %#-%1@ dijumpai  parainfluenza virus rhinovirus atau enterovirus.

    Airus akan memba!a dampak buruk terhadap fungsi tuba  Eustachius, menganggu

    fungsi imun lokal, meningkatkan adhesi bakteri, menurunkan efisiensi obat antimikroba

    dengan menganggu mekanisme farmakokinetiknya (erschner, "##4). *engan

    menggunakan teknik polymerase chain reaction (3=) dan virus specific enzyme-lin!ed 

    immunoabsorbent assay (6BIS+), virus-virus dapat diisolasi dari cairan telinga tengah

     pada anak yang menderita /+ pada 41@ kasus (uchman, "##0).

    &. Et#"l"g# !M-( 

    titis media kronis terjadi akibat adanya lubang pada gendang telinga (perforasi)

    (/ediastore,"##&). erforasi gendang telinga bisa disebabkan oleh7 otitis media akut

     penyumbatan tuba eustakius cedera akibat masuknya suatu benda ke dalam telinga atau

    akibat perubahan tekanan udara yang terjadi secara tiba-tiba luka bakar karena panas

    atau Cat kimia. *apat juga disebabkan karena bakteri, antara lain7

    a. Streptococcus.

     b. Stapilococcus.

    c. *iplococcus pneumonie.d. :emopilus influens.

    e. 8ram ositif 7 S. yogenes, S. +lbus.

    f. 8ram ?egatif 7 roteus spp, sedomonas spp, 6. 3oli.g. uman anaerob 7 +lergi, diabetes melitus, T3 paru.

    7

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    8/39

    8ambar ".1 agian telinga normal (kanan) dan perforasi gendang telinga (kiri)

    enyebab /S juga antara lain7

    %. Bingkungan

    :ubungan penderita /S dan faktor sosioekonomi belum jelas, tetapi kelompok 

    sosioekonomi rendah memiliki insiden /S yang lebih tinggi. Tetapi sudah

    hampir dipastikan hal ini berhubungan dengan kesehatan secara umum, diet, dan

    tempat tinggal yang padat.

    ". 8enetik 9aktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama apakah insiden /S 

     berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor genetik.

    Sistem sel-sel udara mastoid lebih kecil pada penderita otitis media, tapi belum

    diketahui apakah hal ini primer atau sekunder.0. =i!ayat otitis media sebelumnya

    Secara umum dikatakan otitis media kronis merupakan kelanjutan dari otitis media

    akut dan atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak diketahui faktor apa yang

    menyebabkan satu telinga dan bukan yang lainnya berkembang menjadi keadaan

    kronis.

    . Infeksiakteri yang diisolasi dari mukopus atau mukosa telinga tengah hampir tidak 

     bervariasi pada otitis media kronik yang aktif. eadaan ini menunjukkan bah!a

    metode kultur yang digunakan adalah tepat. rganisme yang terutama dijumpai

    adalah bakteri 8ram (-), flora tipe usus, dan beberapa organisme lainnya.

    1. Infeksi Saluran ernafasan +tas (IS+)anyak penderita mengeluh keluarnya sekret telinga sesudah terjadi infeksi saluran

    nafas atas. Infeksi virus dapat mempengaruhi mukosa telinga tengah menyebabkan

    menurunnya daya tahan tubuh terhadap organisme yang secara normal berada dalam

    telinga tengah, sehingga memudahkan pertumbuhan bakteri.

    '. +utoimunenderita dengan penyakit autoimun akan memiliki insiden lebih besar terhadap

    /S.

    4. +lergienderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi dibanding

    yang bukan alergi. Dang menarik adalah dijumpainya sebagian penderita yang alergi

    terhadap antibiotik tetes telinga atau bakteri atau toksin-toksinnya, namun hal ini

     belum terbukti kemungkinannya.

    8

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    9/39

    5. 8angguan fungsi tuba eustachius

    ada otitis media kronis aktif tuba eustachius sering tersumbat oleh edema tetapi

    apakah hal ini merupakan fenomena primer atau sekunder masih belum diketahui.

    ada telinga yang inaktif berbagai metode telah digunakan untuk mengevaluasi

    fungsi tuba eustachius dan umumnya menyatakan bah!a tuba tidak mungkin

    mengembalikan tekanan negatif menjadi normal.

    2.+ Pat",#s#"l"g# $ar# !MP $an !M-( 

    Emumnya otitis media dari nasofaring kemudian mengenai telinga tengah, kecuali pada

    kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang membocorkan membran

    timpani. Stadium a!al komplikasi ini dimulai dengan hipertermi dan edema pada mukosa

    tuba eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh hiperplasi

    limfoid pada sub mukosa. 8angguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnyacairan eksudat dan transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat

    rentan terhadap infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor 

    ketahanan tubuh pejamu dan virulensi bakteri akan menentukan progresifitas penyakit.

    titis media akut dan kronis yang juga diketahui sebagai otitis media supuratif dan

     purulent adalah sama dengan patofisiologinya.

    3ara masuk bakteri pada kebanyakan pasien kemungkinan melalui tuba eusthachii

    akibat kontaminasi sekret dalam nasofaring. +gen infeksi masuk kedalam telinga tengah

    menyebabkan peradangan dalam mukosa yang menimbulkan bengkak dan iritasi tulang

    atau osikel (tulang pendengaran pada telinga tengah) proses ini diikuti dengan

     pembentukan peradangan eksudat purulent. Serangan terjadi secara mendadak atau akut

    dengan durasi yang relatif pendek sekitar 0 minggu atau kurang.

    titis media kronis biasanya mengikuti kondisi akut yang berulang, berlangsung lebih

    lama, dan dapat dihubungkan dengan morbiditas atau injury yang lebih luas dalam struktur 

    telinga tengah baik akut maupun kronis. Tanda dan gejala penyakit ini disebabkan oleh

    tekanan cairan pada rongga telinga tengah, tuba eusthacheus dan proses infeksi. erusakan

    tulang > tulang pada telinga tengah berkembang menjadi perforasi membrane, jatuhnya

    material terinfeksi ke telinga luar. enyakit dan pengobatan menjadi lebih rumit dengan

    adanya otitis eksterna. 9aktor penyebab biasanya saling berkaitan otitis media serosa

    dikarakteristikan oleh akumulasi cairan steril dibelakang membran timpani. titis media

    serosa dapat mendahului atau menjadi komplikasi jangka panjang otitis media akut. 6fusi

    9

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    10/39

    ahan tekanan udara tiba – tiba (alergi, infeksi, sumbatan)

    t

    $n

    r

    %angguan tube eusta&hius

    Pen&egahan in'asi kuman tergangguuman masuk ke telinga tengah

     "eradi er$si #ada kanalis semisirkularisPeradangan "ekanan udara negatif di telinga tenga

    MK : Resiko Cidera*fusi

    +etraksi membran tim#ani

    antaran udara -ang diterima menurun

    MK : Gangguan Persepsi Sensori

    .eningkatkan #r$duksi &airan ser$sa

    /kumulasi &airan muk$sa ser$sa

     "indakan mast$idekt$mi

    MK :

    Nyeri Akut

    Ansietas

    Resiko Infeksi

    +u#tur membran tim#ani karena desakan

    !ekret keluar dan berbau tidak enak ($t$rrh$e)

    MK : Gangguan Citra Tubuh

    Peng$batan tidak tuntas 0 e#is$de berulang

    MK : Resiko Infeksi

    urangn-a inf$rmasi

    MK : Desiensi Pengetahuan

    nfeksi berlanut d#t sam#ai ke telinga dalam

     "eradi er$si #ada kanalis semisirkularis

    Pening 0 'ertig$

    eseimbangan tubuh m

    MK : Resiko Cidera ! Trau

    cairan mungkin menetap pada telinga tengah mencapai beberapa bulan. etika cairan

    menetap lebih lama dan mulai menebal akhirnya menjadi komplikasi otitis media adesiva.

    titis media serosa dan kronik yang tidak diobati menyebabkan penebalan dan perlukaan

     pada struktur telinga tengah dan tulang. ?ekrosis oksikel mengakibatkan destruksi struktur 

    telinga tengah. embedahan osikel penting dilakukan untuk mengatasi ketulian.

    2. /e& !, 0aut#"n /!0 $ar# !MP $an !M-( 

    1

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    11/39

    2. Man#,estas# (l#n#s $ar# !MP $an !M-( 

    a. Man#,estas# (l#n#s !MP

    8ejala klinis / bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien. ada anak 

    yang sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga, di

    samping suhu tubuh yang tinggi. iasanya terdapat ri!ayat batuk pilek sebelumnya.

    ada anak yang lebih besar atau pada orang de!asa, selain rasa nyeri, terdapat

    gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang mendengar. ada

     bayi dan anak kecil, gejala khas /+ adalah suhu tubuh tinggi dapat mencapai 0&,1F3

    (pada stadium supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba anak menjerit !aktu

    tidur, diare, kejang-kejang dan kadang-kadang anak memegang telinga yang sakit. ila

    terjadi ruptur membran timpani, maka sekret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun

    dan anak tidur tenang (*jaafar, "##4).enilaian klinik / digunakan untuk menentukan berat atau ringannya suatu

     penyakit. enilaian berdasarkan pada pengukuran temperatur, keluhan orang tua pasien

    tentang anak yang gelisah dan menarik telinga atau tugging , serta membran timpani

    yang kemerahan dan membengkak atau bulging .

    /enurut *agan ("##0) dalam Titisari ("##1), skor / adalah seperti berikut7

    Skor Suhu (F3) 8elisahTarik 

    telinga

    emerahan

     pada membran

    timpani

    engkak pada

    membran timpani

    (bulging )

    # G05,# Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

    % 05,#- 05,1 =ingan =ingan =ingan =ingan

    " 05,'- 0&,# Sedang Sedang Sedang Sedang

    0 H0&,# erat erat erat erat, termasuk 

    otore

    &. Man#,estas# (l#n#s !M-( 

    /S memiliki beberapa gambaran klinis, antara lain telinga berair (sekret) dimana

    sekret bersifat purulen (kental) atau mukoid (seperti air dan encer) tergantung stadium

    11

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    12/39

     peradangan. Sekret yang sangat bau, ber!arna kuning abu-abu kotor memberi kesan

    kolesteatoma dan produk degenerasinya. *apat terlihat keping-keping kecil, ber!arna

     putih, mengkilap (*hingra, "##4).

    8angguan pendengaran berupa tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran.

    8angguan pendengaran bervariasi namun jarang melebihi 1# d. erforasi membran

    timpani pada yang jinak biasanya sentral, bisa di anterior, posterior atau inferior dari

    malleus. ada yang ganas di daerah atik atau posterosuperior. /ukosa kavum timpani

    tampak pada perforasi membran timpani yang besar. Secara normal !arnanya merah

    muda, saat terjadi inflamasi !arnanya menjadi merah, udem dan lunak. adang-kadang

    tampak polip (*hingra, "##4).

    2.4 (las#,#kas# $ar# !MP $an !M-( 

    a. (las#,#kas# !MP

    / dalam perjalanan penyakitnya dibagi menjadi lima stadium, bergantung pada

     perubahan pada mukosa telinga tengah, yaitu stadium oklusi tuba  Eustachius, stadium

    hiperemis atau stadium pre-supurasi, stadium supurasi, stadium perforasi dan stadium

    resolusi (*jaafar, "##4).

    8ambar ".' /embran Timpani ?ormal

    %. Stadium klusi Tuba Eustachius

    ada stadium ini, terdapat sumbatan tuba  Eustachius yang ditandai oleh retraksi

    membran timpani akibat terjadinya tekanan intratimpani negatif di dalam telinga

    tengah, dengan adanya absorpsi udara. =etraksi membran timpani terjadi dan posisi

    malleus menjadi lebih horiContal, refleks cahaya juga berkurang. 6dema yang terjadi

     pada tuba Eustachius  juga menyebabkannya tersumbat. Selain retraksi, membran

    12

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    13/39

    timpani kadang-kadang tetap normal dan tidak ada kelainan, atau hanya ber!arna

    keruh pucat. 6fusi mungkin telah terjadi tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sulit

    dibedakan dengan tanda dari otitis media serosa yang disebabkan oleh virus dan

    alergi. Tidak terjadi demam pada stadium ini (*jaafar, "##4; *hingra, "##4).

    ". Stadium :iperemis atau Stadium re-supurasi

    ada stadium ini, terjadi pelebaran pembuluh darah di membran timpani, yang

    ditandai oleh membran timpani mengalami hiperemis, edema mukosa dan adanya

    sekret eksudat serosa yang sulit terlihat. :iperemis disebabkan oleh oklusi tuba yang

     berpanjangan sehingga terjadinya invasi oleh mikroorganisme piogenik. roses

    inflamasi berlaku di telinga tengah dan membran timpani menjadi kongesti. Stadium

    ini merupakan tanda infeksi bakteri yang menyebabkan pasien mengeluhkan otalgia,

    telinga rasa penuh dan demam. endengaran mungkin masih normal atau terjadi

    gangguan ringan, tergantung dari cepatnya proses hiperemis. :al ini terjadi karena

    terdapat tekanan udara yang meningkat di kavum timpani. 8ejala-gejala berkisar 

    antara dua belas jam sampai dengan satu hari (*jaafar, "##4; *hingra, "##4).

    8ambar7 ".4 /embran Timpani :iperemis

    0. Stadium Supurasi

    Stadium supurasi ditandai oleh terbentuknya sekret eksudat purulen atau bernanah ditelinga tengah dan juga di sel-sel mastoid. Selain itu edema pada mukosa telinga

    tengah menjadi makin hebat dan sel epitel superfisial terhancur. Terbentuknya

    eksudat yang purulen di kavum timpani menyebabkan membran timpani menonjol

    atau bulging ke arah liang telinga luar .

    13

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    14/39

    ada keadaan ini, pasien akan tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat serta

    rasa nyeri di telinga bertambah hebat. asien selalu gelisah dan tidak dapat tidur 

    nyenyak. *apat disertai dengan gangguan pendengaran konduktif. ada bayi demam

    tinggi dapat disertai muntah dan kejang.

    Stadium supurasi yang berlanjut dan tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan

    iskemia membran timpani, akibat timbulnya nekrosis mukosa dan submukosa

    membran timpani. Terjadi penumpukan nanah yang terus berlangsung di kavum

    timpani dan akibat tromboflebitis vena-vena kecil, sehingga tekanan kapiler 

    membran timpani meningkat, lalu menimbulkan nekrosis. *aerah nekrosis terasa

    lebih lembek dan ber!arna kekuningan atau yello" spot .

    eadaan stadium supurasi dapat ditangani dengan melakukan miringotomi. edah

    kecil ini kita lakukan dengan menjalankan insisi pada membran timpani sehingga

    nanah akan keluar dari telinga tengah menuju liang telinga luar. Buka insisi pada

    membran timpani akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi ruptur, lubang

    tempat perforasi lebih sulit menutup kembali. /embran timpani mungkin tidak 

    menutup kembali jikanya tidak utuh lagi (*jaafar, "##4; *hingra, "##4).

    8ambar7".5 /embran Timpani #ulging dengan us urulen

    . Stadium erforasi

    Stadium perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga sekret berupa

    nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar.

    adang-kadang pengeluaran sekret bersifat pulsasi (berdenyut). Stadium ini sering

    disebabkan oleh terlambatnya pemberian antibiotik dan tingginya virulensi kuman.

    14

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    15/39

    Setelah nanah keluar, anak berubah menjadi lebih tenang, suhu tubuh menurun dan

    dapat tertidur nyenyak.

    $ika mebran timpani tetap perforasi dan pengeluaran sekret atau nanah tetap

     berlangsung melebihi tiga minggu, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif 

    subakut. $ika kedua keadaan tersebut tetap berlangsung selama lebih satu setengah

    sampai dengan dua bulan, maka keadaan itu disebut otitis media supuratif kronik 

    (*jaafar, "##4; *hingra, "##4).

    8ambar ".& 7 /embran Timpani eforasi

    1. Stadium =esolusi

    eadaan ini merupakan stadium akhir /+ yang dia!ali dengan berkurangnya dan berhentinya otore. Stadium resolusi ditandai oleh membran timpani berangsur normal

    hingga perforasi membran timpani menutup kembali dan sekret purulen akan

     berkurang dan akhirnya kering. endengaran kembali normal. Stadium ini

     berlangsung !alaupun tanpa pengobatan, jika membran timpani masih utuh, daya

    tahan tubuh baik, dan virulensi kuman rendah.

    +pabila stadium resolusi gagal terjadi, maka akan berlanjut menjadi otitis media

    supuratif kronik. egagalan stadium ini berupa perforasi membran timpani menetap,dengan sekret yang keluar secara terus-menerus atau hilang timbul.

    titis media supuratif akut dapat menimbulkan gejala sisa berupa otitis media serosa.

    titis media serosa terjadi jika sekret menetap di kavum timpani tanpa mengalami

     perforasi membran timpani (*jaafar, "##4; *hingra, "##4).

    15

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    16/39

    &. (las#,#kas# !M-( 

    Secara klinis /S dapat dibagi atas " tipe yaitu 7 tipe tubotimpanal (tipe mukosa

    tipe benigna) dan tipe atikoantral (tipe tulang tipe maligna).

    %. Tipe Tubotimpanal

    enyakit tubotimpanal ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dengan

    gejala klinik yang bervariasi dari luas serta tingkat keparahan penyakit. eberapa

    faktor lain yang mempengaruhi keadaan ini terutama patensi tuba 6ustachius, infeksi

    saluran nafas atas, pertahanan mukosa terhadap infeksi yang gagal pada pasien

    dengan daya tahan tubuh yang rendah, disamping itu campuran bakteri aerob dan

    anaerob, luas dan derajat perubahan mukosa, serta migrasi sekunder dari epitel

    skuamous (*hingra, "##4).

    Secara klinis penyakit tipe tubotimpanal terbagi atas7 penyakit aktif dan tidak aktif.

    ada yang aktif terdapat sekret pada telinga dan tuli. iasanya didahului oleh

     perluasan infeksi saluran nafas atas melalui tuba 6utachius atau setelah berenang,

    kuman masuk melalui liang telinga luar. Sekret bervariasi dari mukoid sampai

    mukopurulen. Ekuran perforasi bervariasi dari sebesar jarum sampai perforasi

    subtotal pada pars tensa. $arang di temukan polip yang besar pada liang telinga luar.

    Sedangkan yang tidak aktif, pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang

    kering dengan mukosa telinga tengah yang pucat. 8ejala yang dijumpai berupa tuli

    konduktif ringan. 8ejala lain yang dijumpai seperti vertigo, tinitus,atau suatu rasa

     penuh dalam telinga (*hingra, "##4).

    ". Tipe +tikoantral

    ada tipe atikoantral ditemukan adanya kolesteatom yang berbahaya. enyakit

    atikoantral lebih sering mengenai pars flaksida dan khasnya dengan terbentuknya

    kantong retraksi yang terdapatnya tumpukan keratin yang sampai menghasilkan

    kolesteatom. olesteatom adalah suatu massa amorf, konsistensi seperti mentegadanber!arna putih. olesteatom dapat dibagi atas " tipe yaitu7

    a.  $rimary ac%uired cholesteatoma

    dimana kolesteatom terjadi pada daerah atik atau pars flaksida.

     b. Secondary ac%uired cholesteatoma

    16

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    17/39

    yang berkembang dari suatu kantong retraksi yang disebabkan peradangan kronis,

     biasanya bagian posterosuperior dari pars tensa. hasnya perforasi marginal pada

     bagian posterosuperior.

    2.5 Pemer#ksaan Penunjang $ar# !MP $an !M-( 

    a) emeriksaan penunjang%. +udiometrik 

    ada pemeriksaan audiometric digunakan untuk mengetahui tuli kondusif, penderita

    /S biasanya didapati tuli konduktif. Tapi dapat pula dijumpai adanya tuli

    sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar dan letak perforasi membran

    timpani serta keutuhan dan mobilitas.". 9oto rontgent

    Entuk mengetahui patologi mastoid.

    0. toskop

    Entuk melihat perforasi membran timpani.

    8ambar ".%# toskop

     b) emeriksaan =adiologi%. royeksi Schuller 

    /emperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. 9oto ini

     berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen.

    ". royeksi /ayer atau !en

    *iambil dari arah dan anterior telinga tengah. +kan tampak gambaran tulang- tulang

     pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah

    mengenai struktur-struktur.

    0. royeksi Stenver 

    17

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    18/39

    /emperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang lebih jelas

    memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis semisirkularis.

    royeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat

    menunjukan adanya pembesaran.

    . royeksi 3hause III/emberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat memperlihatkan

    kerusakan dini dinding lateral atik. olitomografi dan atau 3T scan dapat

    menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom.

    1. akteriologi

    akteri yang sering dijumpai pada /adalah seudomonas

    aeruginosa, Stafilokokus aureus dan roteus. Sedangkan bakteri pada /S+

    Streptokokus pneumonie, :. influensa, dan /oreJella kataralis. akteri lain yang

    dijumpai pada /S 6. 3oli, *ifteroid, lebsiella, dan bakteri anaerob adalahacteriodes sp.

    2.6 Penatalaksanaan $ar# !MP $an !M-( 

    a. Penatalaksanaan !MP

    %. engobatan

    enatalaksanaan /+ tergantung pada stadium penyakitnya. engobatan pada

    stadium a!al ditujukan untuk mengobati infeksi saluran napas, dengan pemberian

    antibiotik, dekongestan lokal atau sistemik, dan antipiretik. Tujuan pengobatan pada

    otitis media adalah untuk menghindari komplikasi intrakrania dan ekstrakrania yang

    mungkin terjadi, mengobati gejala, memperbaiki fungsi tuba  Eustachius,

    menghindari perforasi membran timpani, dan memperbaiki sistem imum lokal dan

    sistemik (Titisari, "##1).

    ada stadium oklusi tuba, pengobatan bertujuan untuk membuka kembali tuba

     Eustachius sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang. *iberikan obat tetes

    hidung :3l efedrin #,1 @ dalam larutan fisiologik untuk anak kurang dari %" tahun

    atau :3l efedrin % @ dalam larutan fisiologis untuk anak yang berumur atas %" tahun

     pada orang de!asa. Sumber infeksi harus diobati dengan pemberian antibiotik 

    (*jaafar, "##4).

    ada stadium hiperemis dapat diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan

    analgesik. *ianjurkan pemberian antibiotik golongan penisilin atau eritromisin. $ika

    terjadi resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavulanat atau

    sefalosporin. Entuk terapi a!al diberikan penisilin intramuskular agar 

    18

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    19/39

    konsentrasinya adekuat di dalam darah sehingga tidak terjadi mastoiditis terselubung,

    gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan. +ntibiotik diberikan

    minimal selama 4 hari. ila pasien alergi tehadap penisilin, diberikan eritromisin.

    ada anak, diberikan ampisilin 1#-%## mg

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    20/39

    " tahun ke atas+ntibiotik jika gejala berat,

    observasi jika gejala ringanbservasi

    *iagnosis pasti /+ harus memiliki tiga kriteria, yaitu bersifat akut, terdapat

    efusi telinga tengah, dan terdapat tanda serta gejala inflamasi telinga tengah. 8ejala

    ringan adalah nyeri telinga ringan dan demam kurang dari 0&F3 dalam " jam

    terakhir. Sedangkan gejala berat adalah nyeri telinga sedang-berat atau demam 0&F3.

    ilihan observasi selama 5-4" jam hanya dapat dilakukan pada anak usia enam

     bulan sampai dengan dua tahun, dengan gejala ringan saat pemeriksaan, atau

    diagnosis meragukan pada anak di atas dua tahun.  &ollo"-up dilaksanakan dan

     pemberian analgesia seperti asetaminofen dan ibuprofen tetap diberikan pada masa

    observasi (erschner, "##4).

    /enurut  American Academic of $ediatric ("##), amoksisilin merupakan  first-

    line terapi dengan pemberian 5#mg

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    21/39

    Indikasi miringostomi pada anak dengan /+ adalah nyeri berat, demam,

    komplikasi /+ seperti paresis nervus fasialis, mastoiditis, labirinitis, dan infeksi

    sistem saraf pusat. /iringotomi merupakan terapi third-line  pada pasien yang

    mengalami kegagalan terhadap dua kali terapi antibiotik pada satu episode /+.

    Salah satu tindakan miringotomi atau timpanosintesis dijalankan terhadap anak 

    /+ yang respon kurang memuaskan terhadap terapi  second-line, untuk 

    menidentifikasi mikroorganisme melalui kultur (erschner, "##4).

     b. Timpanosintesis

    /enurut luestone (%&&') dalam Titisari ("##1), timpanosintesis merupakan

     pungsi pada membran timpani, dengan analgesia lokal supaya mendapatkan sekret

    untuk tujuan pemeriksaan. Indikasi timpanosintesis adalah terapi antibiotik tidak 

    memuaskan, terdapat komplikasi supuratif, pada bayi baru lahir atau pasien yang

    sistem imun tubuh rendah. /enurut uchman ("##0), pipa timpanostomi dapat

    menurun morbiditas /+ seperti otalgia, efusi telinga tengah, gangguan

     pendengaran secara signifikan dibanding dengan plasebo dalam tiga penelitian

     prospertif, randomized trial yang telah dijalankan.c. +denoidektomi

    +denoidektomi efektif dalam menurunkan risiko terjadi otitis media dengan efusi

    dan /+ rekuren, pada anak yang pernah menjalankan miringotomi dan insersi

    tuba timpanosintesis, tetapi hasil masih tidak memuaskan. ada anak kecil dengan

    /+ rekuren yang tidak pernah didahului dengan insersi tuba, tidak dianjurkan

    adenoidektomi, kecuali jika terjadi obstruksi jalan napas dan rinosinusitis rekuren

    (erschner, "##4).

    &. Penatalaksanaan !M-( 

    rinsip penatalaksanaan /S dapat dibagi atas penatalaksanaan medis danbedah.

    enatalaksanaan medis adalah aural toilet, yaitu pembersihan telinga dari sekret,dan

    terapi antimikroba topikal, yaitu pemberian tetes telinga antibiotik topikal (/ills,%&&4).

    enatalaksanaan bedah dari /S adalah operasi mastoidektomi, yang terdiridari

    mastoidektomi sederhana yang bertujuan untuk mengevakuasi penyakit yang

    hanyaterbatas pada rongga mastoid, dan mastoidektomi radikal yang bertujuan untuk 

    mengeradikasi seluruh penyakit di mastoid dan telinga tengah, di mana rongga mastoid,

    telinga tengah, dan liang telinga luar digabungkan menjadi satu ruangan sehingga

    21

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    22/39

    drainase mudah. Entuk kasus-kasus yang akan dilakukan perbaikan fungsi pendengaran

    dilakukan timpanoplasti ($ohnson, "##0).

    2.17 ("m'l#kas# !MP $an !M-( 

    %. titis media kronik ditandai dengan ri!ayat keluarnya cairan secara kronik dari satu

    atau dua telinga.

    ". $ika gendang telinga telah pecah lebih dari " minggu, risiko infeksi menjadi sangat

    umum.

    0. Emumnya penanganan yang dilakukan adalah mencuci telinga dan mengeringkannya

    selama beberapa minggu hingga cairan tidak lagi keluar.

    . titis media yang tidak diobati dapat menyebar ke jaringan sekitar telinga tengah,

    termasuk otak. ?amun komplikasi ini umumnya jarang terjadi.

    1. Salah satunya adalah mastoiditis pada % dari %### anak dengan /+ yang tidak

    diobati.

    '. titis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran

     permanen.

    4. 3airan di telinga tengah dan otitis media kronik dapat mengurangi pendengaran anak

    serta menyebabkan masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa.

    5. titis media dengan efusi didiagnosa jika cairan bertahan dalam telinga tengah selama

    0 bulan atau lebih (=iece :, "###).

    BAB III

    A-UHAN (EPERA/ATAN

    3.1 Pengkaj#an

    a. *ata biografi pasien

    Identitas

     ?ama pasien, umur, suku atau bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.

     b. =i!ayat esehatan%. =i!ayat esehatan Sekarang

    =i!ayat adanya kelainan nyeri pada telinga, penggunaan minyak,kapas lidi, peniti

    untuk membersihkan telinga.

    ". =i!ayat esehatan *ahulu

    =i!ayat infeksi saluran atas yang berulang,ri!ayat alergi,ri!ayat /+ berkurang,

    ri!ayat penggunaan obat, ri!ayat operasi.

    22

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    23/39

    0. =i!ayat esehatan eluarga

    aji apakah di dalam keluarga klien ada yang mengalami sakit yang sama. +pakah

    ada ri!ayat penyakit keturunan, apakah keluarga klien pernah mengalami penyakit

    telinga, sebab dimungkinkan /S berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang

    dikaitkan sebagai faktor genetik.. =i!ayat sikososial

    aji bagaimana hubungan klien dengan keluarganya dan interaksi sosial terhadap

    lingkungan.

    c. emeriksaan 9isik  

    %. eadaan umum

    eadaan umum pada penderita / dan /S7 tampak lemah, dan merasa

    kesakitan akibat nyeri yang dirasakan pada telinga. esadaran7 composmentis.

    ". Tanda > Tanda AitalTekanan *arah 7 G %"#

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    24/39

     b. +pakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi

    c. aji konsistensi + dan + klien

    d. +pakah klien merasakan nyeri saat + dan +ebanyakan klien tidak mengalami gangguan dalam pola eliminasi. 8angguan

     biasanya pada ketergantungan klien pada bantuan keluarga untuk melakukan

    eliminasi.

    ) ola +ktivitasada pola ini kita mengkaji7

    a. agaimanakah perubahan pola aktivitas klien ketika dira!at di rumah sakit

     b. aji aktivitas yang dapat dilakukan klien secara mandiri

    c. aji tingkat ketergantungan klien 7# mandiri

    % membutuhkan alat bantu

    " membutuhkan penga!asan

    0 membutuhkan bantuan dari orang lain ketergantungan

    d. +pakah klien mengeluh mudah lelahiasanya klien akan mengalami *ispnea, suara nafas menurun

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    25/39

    8angguan konsep diri yang dialami klien akan terjadi bila klien sudah mengalami

    gangguan atau kehilangan fungsi pendengarannya.5) ola eran

    ada pola ini kita mengkaji7

    a. agaimanakah peran klien di dalam keluarganya

     b. +pakah terjadi perubahan peran dalam keluarga klienc. agaimanakah hubungan sosial klien terhadap masyarakat sekitarnya

    iasanya klien akan terganggu dalam berhubungan dengan pasangan serta akan

    sulit berperan dengan baik dalam keluarga, khususnya.

    &) ola =eproduksi dan Seksualitas

    ada pola ini kita mengkaji7

    a. agaimanakah status reproduksi klien b. +pakah klien masih mengalami siklus menstrusi (jika !anita)

    lien tidak mengalami gangguan dalam reproduksi dan seksualitasnya

    %#) ola oping dan Toleransi Stress

    ada pola ini kita mengkaji7a. +pakah klien mengalami stress terhadap kondisinya saat ini

     b. agaimanakah cara klien menghilangkan stress yang dialaminyac. +pakah klien mengkonsumsi obat penenang

    iasanya klien akan mengalami cemas dengan penyakit yang dideritanya.

    %%) ola ?ilai dan epercayaanada pola ini kita mengakaji7

    a. aji agama dan kepercayaan yang dianut klien

     b. +pakah terjadi perubahan pola dalam beribadah klien

    d. emeriksaan enunjang

    %. Tes audiometri 7 *idapatkan hasil pendengaran menurun.". Mray 7 Terhadap kondisi patologi, misal kolestetoma, kekaburan mastoid.

    0. emeriksaan pendengaran.

    . Tes suara bisikan, tes garputala.

    3.2 D#agn"sa (e'era8atan

    %. 8angguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran.

    ". erubahan persepsi < sensori berhubungan dengan obstruksi, infeksi di telinga atau

    kerusakan di saraf pendengaran.

    0. +nsietas berhubungan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri,

    hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi.. ?yeri berhubungan dengan proses peradangan.

    3.3 Inter)ens#

    0.0.% 8angguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran

     Tujuan 7 8angguan komunikasi berkurang < hilang.

     *engan riteria hasil 7

    25

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    26/39

    %. lien akan memakkia alat bantu dengar (jika sesuai)

    ". /enerima pesan melalui metoda pilihan (misal 7 komunikasi tulisan, bahas lambang,

     bebicara dengan jelas pada telinga yang baik)

    Intervensi kepera!atan 7

    %. *apatkan apa metode komunikasi yang diinginkan dan catat pada rencana pera!atan

    metode yang digunakan oleh staf dan klien, (seperti7 tulisan, berbicara, bahasa isyarat).

    =asional 7 *engan mengetahui metode komunikasi yang diinginkan oleh klien maka

    metode yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan

    klien.

    ". aji kemampuan untuk menerima pesan secara verbal.

    =asional 7 esan yang ingin disampaikan oleh pera!at kepada klien dapat diterima

    dengan baik oleh klien.

    0. 8unakan faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran dan pemahaman.

    a. icara dengan jelas, menghadap individu.

     b. Elangi jika klien tidak memahami seluruh isi pembicaraan.

    c. 8unakan rabaan dan isyarat untuk meningkatkan komunikasi.

    d. Aalidasi pemahaman individu .

    =asional 7 /emungkinkan komunikasi dua arah anatara pera!at dengan klien dapat

     berjalan dnegan baik dan klien dapat menerima pesan pera!at secara tepat.

    0.0." erubahan persepsi < sensori berhubungan dengan obstruksi, infeksi di telinga atau

    kerusakan di saraf pendengaran

    Tujuan 7 ersepsi < sensoris baik.

    riteria hasil 7

    lien akan mengalami peningkatan persepsi < sensoris pendengaran sampai pada tingkat

    fungsional.

    Intervensi kepera!atan 7%. +jarkan klien untuk menggunakan dan mera!at alat pendengaran secara tepat.

    =asional 7 eefektifan alat pendengaran tergantung pada tipe gangguan <

    ketulian, serta pera!atannya yang tepat.". Instruksikan klien untuk menggunakan teknik > teknik yang aman sehingga dapat

    mencegah terjadinya ketulian lebih jauh.

    26

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    27/39

    =asional 7 +pabila penyebab pokok ketulian tidak progresif, maka pendengaran

    yang tersisa sensitif terhadap trauma dan infeksi, sehingga harus dilindungi.0. bservasi tanda > tanda a!al kehilangan pendengaran yang lanjut.

    =asional 7 *iagnosa dini terhadap keadaan telinga atau terhadap masalah >

    masalah pendengaran rusak secara permanen.. Instruksikan klien untukmenghabiskan seluruh antibiotik yang diresepkan (baik

    itu antibiotik sistemik maupun lokal).

    =asional 7 enghentian terapi antibiotika sebelum !aktunya dapat menyebabkan

    organisme sisa berkembang biak sehingga infeksi akan berlanjut.

    0.0.0 +nsietas berhubungan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri,

    hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi

    Tujuan 7 +nsietas berkurang < hilang.riteria hasil 7

    %. lien mampu mengungkapkan ketakutan < kekuatirannya.". =espon klien tampak tersenyum.

    Intervensi kepera!atan 7a. $ujur kepada klien ketika mendiskusikan mengenai kemungkinan kemajuan

    dari fungsi pendengarannya untuk mempertahankan harapan klien dalam

     berkomunikasi.

    =asional 7 /enunjukan kepada klien bah!a dia dapat berkomunikasi dengan

    efektif tanpa menggunakan alat khusus, sehingga dapat mengurangi rasa

    cemasnya.

     b. erikan informasi mengenai kelompok yang juga pernah mengalami

    gangguan seperti yang dialami klien untuk memberikan dukungan kepada

    klien.

    =asional 7:arapan > harapan yang tidak reaslistik tidak dapat mengurangi

    kecemasan, justru malah menimbulkan ketidak percayaan klien terhadap

     pera!at.c. erikan informasi mengenai sumber > sumber dan alat > alat yang tesedia

    yang dapat membantu klien.

    =asional 7 /emungkinkan klien untukmemilih metode komunikasi yang

     paling tepat untuk kehidupannyasehari > hari disesuaikan dengan tingkat

    ketrampilannya sehinga dapat mengurangi rasa cemas dan frustasinya.

    27

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    28/39

    0.0. ?yeri berhubungan dengan proses peradangan

    Tujuan 7 ?yeri yang dirasakan klien berkurang rasa

    riteria hasil 7 lien mengungkapkan bah!a nyeri berkurang, klien mampu melakukan

    metode pengalihan suasana

    Intervensi epera!atan7

    %. +jarkan klien untuk mengalihkan suasana dengan melakukan metode relaksasi

    saat nyeri yang teramat sangat muncul, relaksasi seperti menarik napas panjang

    =asional 7 /etode pengalihan suasana dengan melakukan relaksasi bisa

    mengurangi nyeri yang diderita klien". ompres dingin di sekitar area telinga

    =asional 7 ompres dingin bertujuan mengurangi nyeri karena rasa nyeri

    teralihkan oleh rasa dingin di sekitar area telinga

    0. +tur posisi klien

    =asional 7 osisi yang sesuai akan membuat klien merasa nyaman

    28

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    29/39

    BAB I9

    APLI(A-I (A-U-

    (asus

    +n. N (%" tahun) dira!at dengan keluhan telinga bagian sebelah sinistra suka

    mengeluarkan cairan sudah sebulan berlangsung. Sudah pernah berobat ke dokter tapi belum ada

     perubahan. eluhan lain yang suka dirasakan serangan vertigo hebat yang kadang > kadang

    muncul. *ari pemeriksaan dengan menggunakan thoscope ada perforasi di pars flaksida dekat

    gendang telinga. *an saat dites dengan audiogram menunjukkan kesan tuli konduktif. :asil

    =adiologi 7 mastoid tampak sklerotik, hal ini akibat erosi oleh koleasteatoma. *okter 

    mendiagnosa +n. N mengalami titis /edia urulenta (/), dan besok adan dipersiapkan

    untuk dilakukan mastoidektomi. eluarga +n. N sangat cemas telinga anaknya akan di operasi.

    Tanda-tanda vital saat ini T* 7 %%#

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    30/39

    ". =i!ayat esehatan

    a. eluhan Etama

    lien datang ke rumah sakit hari Senin, "& februari "#%' dengan keluhan sudah %

     bulan ini telinga kirinya mengeluarkan cairan, kadang > kadang timbul vertigo hebat

    dan sudah ke dokter namun tidak ada perubahan. b. =i!ayat esehatan Sekarang

    Setelah dilakukan pemeriksaan oleh pera!at = didapatkan hasil pemeriksaan dengan

    menggunakan othorschop ada perforasi di pars flaksida dekat gendang telinga, saat di

    test audiogram menunjukkan kesan tuli konduktif, hasil radiologi 7 mastoid tampak 

    sklerotik, akibat adanya koleasteatoma, hasil pemeriksaan TTA 7 T* 7 %%#

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    31/39

     ?afsu makan klien menurun, karena klien merasa mual, muntah, dan susah

    menelan. Sebelum masuk =S porsi makan pasien % piring nasi, tetapi setelah

    masuk =S porsi makan klien hanya 0 > 1 sendok makan bubur. erat badan

    sebelum sakit #kg, setelah sakit 0'kg.

    0) ola 6liminasi+ dan + sebelum dan saat sakit tidak mengalami gangguan. Tidak 

    merasakan nyeri baik !aktu + dan +. + 7 "J sehari, pagi dan sore

    dengan konsistensi lembek. + 7 0 > 1J sehari. lien tidak menggunakan alat

     bantu tetapi saat terserang vertigo klien meminta bantuan keluarga untuk ke kamar 

    mandi.

    ) ola +ktivitas

    +ktivitas klien saat di =S masih bisa beraktivitas seperti biasa, mengerjakan

    sesuatu secara mandiri tanpa alat bantu, bantuan keluarga maupun tenaga medis.Tetapi bila klien tiba > tiba terserang vertigo maka klien meminta bantuan

    keluarga sementara untuk beraktifitas.

    1) ola Istirahat Tidur 

    lien terlihat sering terbangun saat istirahat karena nyeri yang ia rasakan pada

    telinganya sehingga jam istirahat klien tidak terpenuhi.

    ') ola ognitif 

    esadaran klien 7 3omposmentis (sadar penuh)9ungsi indra pendengaran klien terganggu, telinga terasa berdenging dan nyeri.

    Saat berkomunikasi dengan orang lain klien menggunakan suara sedikit keras,

    atau dengan cara non verbal seperti menulis di kertas. Sehingga klien merasa tidak 

    nyaman dengan keadaannyaa sekarang.

    4) ola ersepsi *irilien merasa kurang percaya diri karena kehilangan fungsi pendengarannya. Ia

     juga merasa kurang percaya diri ketika telinganya mengeluarkan kotoran dengan

     bau yang tidak sedap.5) ola eran

    lien lebih sering terdiam, jarang berkomunikasi dengan orang > orang

    sekitarnya.&) ola =eproduksi dan Seksualitas

    lien tidak mengalami gangguan dalam reproduksi dan seksualitasnya.

    %#) ola oping dan Toleransi Stresslien terlihat cemas dan gelisah setelah mengetahui penyakit yang dideritanya

    dan dianjurkan untuk melakukan tindakan operasi.

    %%) ola ?ilai dan epercayaan

    31

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    32/39

    Tidak ada perubahan dalam pola beribadah klien, klien tetap beribadah menurut

    agama dan keyakinannya.

    . *ata fokus

    DATA -UBE(TI% DATA !BE(TI%a. lien mengeluh sudah % bulan ini

    telinga kirinya mengeluarkan cairan.

     b. lien mengeluh vertigo hebat kadang

     > kadang muncul.c. lien mengatakan sudah berobat ke

    dokter namun tidak ada perubahan.d. lien dan keluarga klien mengatakan

    cemas akan tindakan oprasi.

    e. emungkinan klien mengeluhtelinganya terasa penuh.

    f. lien mengatakan pendengarannya

     berkurang.

    a. ada telinga klien terdapat cairan

    yang purulent.

     b. Tanda-tanda vital 7

    T* 7 %%#

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    33/39

    cairan yang purulent  :asil pemeriksaan othoscope

    adanya perforasi di pars

    flaksida dekat gendang telinga

      :asil test audiogram tampak kesan tuli konduktif 

    D- ;

      lien mengeluh sudah %

     bulan ini telinga kirinya

    mengeluarkan cairan  lien mengeluh vertigo hebat

    kadang-kadang muncul

    D!;  Tanda-tanda vital 7

    T* 7 %%#

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    34/39

    terlihat cemas dan takut

    +.2. D#agn"sa (e'era8atan

    +.  re perasi%.  8angguan persepsi sensori auditori b

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    35/39

    olaborasi 7

    %.  olaborasi pemberian analgetik 

    3 Setelah dilakukan tindakan

    kepera!atan selama 0J" jam

    diharapkan engetahuan pasien

    tentang penatalaksanaan /+

    meningkat dengan criteria hasil 7

    %.  asien menyatakan paham

    dengan informasi yang

    disampaikan pera!at

    ".  asien mampu

    mendemonstrasikan prosedur  pencegahan dan pengobatan

    dengan tepat.

    /andiri 7

    a.  aji tingkat pengetahuan pasien

     b.  erikan informasi berkenaan dengan

    kebutuhan pasien

    c.  Susun bersama hasil yang diharapkan

    dalam bentuk kecil dan realistik untuk 

    memberikan gambaran pada pasien

    tentang keberhasilan

    d.  eri upaya penguatan pada pasien

    e.  8unakan bahasa yang mudah dipahamif.  eri kesempatan pada pasien untuk 

     bertanya

    g.  *apatkan umpan balik selama diskusi

    dengan pasien

    h.  ertahankan kontak mata selama diskusi

    dengan pasien

    i.  erikan informasi langkah demi

    langkah dan lakukan demonstrasi ulang

     bila mengajarkan prosedur 

     j.  eri pujian atau reinforcement positif 

     pada klien

    + Setelah dilakukan tindakan

    kepera!atan selama " jam

    diharapkan ecemasan pasien

     berkurang < hilang dengancriteria hasil 7

    %.  asien dan keluarga tidak cemas

    ".  eluarga mau menemani pasien

    /andiri 7

    %.  aji tingkat kecemasan pasien dan

    keluarga tentang prosedur tindakan

     pembedahan".  $elaskan pada pasien tentang apa yang

    harus dilakukan sebelum dan sesudah

    tindakan pembedahan

    0.  erikan reinforcement positif atas

    kemampuan pasien

    35

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    36/39

    .  Bibatkan keluarga untuk memberikan

    semangat pada pasien

    .  ost perasi 

    N!

    D<

    TUUAN DAN (RITERIA

    HA-IL

    INTER9EN-I

    1 setelah dilakukan tindakan

    kepera!atan selama 0O" jam

    nyeri pasien teratasi dengan

    kriteria hasil 7

    %.   ?yeri hilang".  Skala nyeri #

    /andiri 7

    %.  aji tingkat nyeri pasien

    ".  aji faktor yang memperberat dan

    memperingan nyeri

    0.  +jarkan teknik relaksasi untuk menghilangkan nyeri

    .  +njarkan pada pasien untuk banyak 

    istirahat baring

    1.  eri posisi yang nyaman

    olaborasi 7

    %.  olaborasi pemberian analgetik 

    2 Setelah dilakukan tindakan

    kepera!atan selama 0 J " jam

    diharapkan =esiko infeksi tidak 

    terjadi dengan kriteria hasil 7

    %.  Infeksi tidak terjadi

    ".  Buka operasi dalam kondisi baik 

    %.  /andiri 7

    ".  aji kemungkinan terjadi infeksi <

    tanda-tanda infeksi

    0.  bservasi pasien

    .  Bakukan pera!atan ganti balutan

    dengan teknik steril setelah " jam dari

    operasi

    1.  aji keadaan daerah poerasi

    '.  8anti tampon setiap hari

    4.  asang pembalut tekan bila dilakukan

    insisi mastoid

    5.  ersihkan daerah operasi setelah " > 0

    minggu

    36

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    37/39

    &.  +njurkan pasien untuk kontrol

    olaborasi 7

    1.  olaborasi pemberian antibiotik 

    BAB 9

    PENUTUP

    +.1 (es#m'ulan

    37

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    38/39

    %. Telinga tengah terdiri dari membran timpani, kavum timpani, tuba 6ustachius dan

     prosessus mastoideus (*hingra, "##4).". titis media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,tuba

     Eustachius, antrum mastoid, dan sel > sel mastoid.

    0. titis media kronis terjadi akibat adanya lubang pada gendang telinga (perforasi)(/ediastore,"##&).*an bisa terjadi karna adanya bakteri.

    . Emumnya otitis media dari nasofaring kemudian mengenai telinga tengah, kecuali pada

    kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang membocorkan

    membran timpani.

    1. 8ejala klinis / bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien. ada anak yang

    sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga, di samping suhu

    tubuh yang tinggi. iasanya terdapat ri!ayat batuk pilek sebelumnya.

    '. / dalam perjalanan penyakitnya dibagi menjadi lima stadium, bergantung pada

     perubahan pada mukosa telinga tengah, yaitu stadium oklusi tuba  Eustachius, stadium

    hiperemis atau stadium pre-supurasi, stadium supurasi, stadium perforasi dan stadium

    resolusi (*jaafar, "##4).

    4. omplikasi titis media kronik ditandai dengan ri!ayat keluarnya cairan secara kronik 

    dari satu atau dua telinga, jika gendang telinga telah pecah lebih dari " minggu, risiko

    infeksi menjadi sangat umum.

    +.2 -aran

    Sebaiknya tidak mencoba pemindahan serumen telinga di rumah dengan cotton bud, jepit

    rambut, pensil, atau peralatan lain apa pun. Tindakan seperti itu biasanya hanya

    memasukkan lilin lebih banyak dan bisa merusakkan gendang pendengar dan akan

    mengalami penyumbatan pada bagian telinga dalam.Sabun dan air di atas sehelai !aslap

    menyediakan higienis telinga eksternal yang memadai.

    DA%TAR PU-TA(A

    3arpenito, Bynda $uall. "##%. uku Saku *iagnosis epera!atan. 683. $akarta.

    8eorge B, +dams. %&&4. 6IS 7 uku ajar enyakit T:T. 6disi '. 683. $akarta.

    38

  • 8/18/2019 sensorik 8C

    39/39

    edoman *iagnosis dan Terapi, Bab