Senin, 23 Januari 2017 Politik & Hukum Kebinekaan Jadi ...gelora45.com/news/SP_20170123_5.pdf ·...

1
5 Suara Pembaruan Senin, 23 Januari 2017 Politik & Hukum [JAKARTA] Indonesia akan menjadi bangsa yang kuat apabila sanggup mengelola kebinekaan dengan cinta kasih. Meningkatkan rasa tenggang rasa merupakan keniscayaan. Demikian penegasan sejumlah partai politik (parpol) dalam menghadapi dinamika politik, yang tengah melanda bangsa ini. "Kita harus bisa mengelo- la perbedaan berdasarkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Meningkatkan tenggang rasa adalah sesuatu yang mutlak. Kita tidak boleh tercabik oleh kekerasan dan perbedaan," kata Ketua Umum partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), saat mem- berikan sambutan pada acara Natal Nusantara PD, di Jakarta, Sabtu (21/1). Menurutnya, para tokoh agama dan masyarakat mem- punyai tanggung jawab moral mengatasi dinamika kehidupan politik Tanah Air. Dia optimistis etika politik yang diimbangi kebaikan moral, mampu menye- lesaikan persoalan kebangsaan. "Kita akan mampu hadapi tantangan apapun demi masa depan yang lebih baik," ujarnya. Presiden RI ke-6 tersebut juga mengajak umat Kristiani agar menjadi garam dan lentera. Di tempat terpisah, KH Nuril Arifin Husein (Gus Nuril) menyerukan agar tak ada lagi tudingan-tudingan kafir terha- dap penganut agama yang resmi diakui oleh negara. Sebab hal demikian bisa memecah belah bangsa. Pernyataan itu disampaikan oleh KH Nuril Arifin Husein sebelum mengikuti acara “Ngaji Kebangsaan,” yang digelar DPP PDI-P, di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (21/1) malam. Kata Gus Nuril, Negara telah meresmikan enam agama. Yakni agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. "Maka sesuai dasar negara kita, Pancasila dan UUD 1945, tak boleh pengikuti agama resmi ini dikafirkan. Perlu ada pene- gasan atas hal itu," kata KH Nuril Arifin Husein. Dia menilai, Negara harus hadir dan melakukan tindakan tegas pada orang yang senang mengkafirkan, baik yang sea- gama maupun yang tak seaga- ma. Baginya, ketegasan Negara penting untuk mengembalikan semua rakyat kepada komitmen kebangsaan dan Bhinneka Tunggal Ika. Menurut dia, kondisi Indonesia saat ini memang menggiurkan untuk dipecah. Dan sumbu paling pendek adalah dengan membenturkan agama. Kalau tak diantisipasi, akan menghancurkan segala sendi kebangsaan, yang sudah dikokohkan para Pendiri Bangsa. "Ini tak bisa dibenarkan. Kita lihat, mulai penghinaan negara, presiden sebagai simbol kene- garaan, sampai ke bemper persatuan yakni ulama NU, ada gerakan neokhawarij, yang diusung Timur Tengah dan dibiayai beberapa negara," jelasnya. "Ini tujuannya satu. Memecah belah Indonesia. Tampak mana yang setia, dan mana pengkhianat yang akan menggantikan Pancasila dengan dasar syariah agama." Dia menyerukan kepada semua elemen bangsa Indonesia, agar tak menoleransi keadaan saat ini yang karut marut. Di mana semua orang bisa dengan bebas dianggap bromocorah dan dikafirkan. "Kalau tak mau dengan Pancasila, kami persilakan kembali ke Arab dan negeri lain," katanya. Semangat Toleransi Sementara itu, keanekara- gaman merupakan potensi dan harus dilihat sebagai sebuah kekuatan pemersatu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui keanekara- gaman, Indonesia sudah dike- nal sebagai masyarakat yang kaya dan memiliki semangat toleransi. "Kita harus melihat keane- karagaman merupakan poten- si dan suatu kekuatan. Oleh sebab itu, seluruh umat bera- gama tentunya juga harus mengedepankan semangat toleransi," kata Sekretaris DPW Partai Nasdem DKI Jakarta Wibi Andrino, dalam perayaan natal Partai Nasdem DKI Jakarta, Minggu (22/1). Wibi Andrino berharap dengan adanya perayaan Natal yang betemakan “Aku Takkan Goyah Untuk Selama-Lamanya” tersebut, masyarakat khususnya para kader Nasdem dapat sela- lu menjaga kerukunan antaru- mat beragama di Indonesia, terutama di ibukota Jakarta. "Melalui perayaan Natal ini, Partai Nasdem DKI mengajak seluruh kader-kader Nasdem bersama masyarakat agar men- jaga kerukunan antarumat ber- agama di Indonesia, damai di hati damai di bumi," ucapnya. Dirinya juga berharap, melalui perayaan Natal bisa kembali menanamkan kemba- li sikap tenggang rasa yang merupakan pegangan hidup bermasyarakat di Indonesia. [MJS/C-6/Y-7] Kebinekaan Jadi Landasan Kuat Hadapi Kondisi Bangsa ANTARA/SIGID KURNIAWAN (Kiri ke kanan) Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia PDI-P Hamka Haq, Ketua Umum Patriot Garuda Nusantara Gus Nuril, dan rohaniwan Romo Benny Susetyo mengha- diri acara Ngaji Kebangsaan di Kantor DPP PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (21/1).

Transcript of Senin, 23 Januari 2017 Politik & Hukum Kebinekaan Jadi ...gelora45.com/news/SP_20170123_5.pdf ·...

5Sua ra Pem ba ru an Senin, 23 Januari 2017 Politik & Hukum

[JAKARTA] Indonesia akan menjadi bangsa yang kuat apabila sanggup mengelola kebinekaan dengan cinta kasih. Meningkatkan rasa tenggang rasa merupakan keniscayaan. Demikian penegasan sejumlah partai politik (parpol) dalam menghadapi dinamika politik, yang tengah melanda bangsa ini.

"Kita harus bisa mengelo-la perbedaan berdasarkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Meningkatkan tenggang rasa adalah sesuatu yang mutlak. Kita tidak boleh tercabik oleh kekerasan dan perbedaan," kata Ketua Umum partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), saat mem-berikan sambutan pada acara Natal Nusantara PD, di Jakarta, Sabtu (21/1).

Menurutnya, para tokoh agama dan masyarakat mem-punyai tanggung jawab moral mengatasi dinamika kehidupan politik Tanah Air. Dia optimistis etika politik yang diimbangi kebaikan moral, mampu menye-lesaikan persoalan kebangsaan. "Kita akan mampu hadapi tantangan apapun demi masa depan yang lebih baik," ujarnya.

Presiden RI ke-6 tersebut juga mengajak umat Kristiani agar menjadi garam dan

lentera. Di tempat terpisah, KH

Nuril Arifin Husein (Gus Nuril) menyerukan agar tak ada lagi tudingan-tudingan kafir terha-dap penganut agama yang resmi diakui oleh negara. Sebab hal demikian bisa memecah belah bangsa.

Pernyataan itu disampaikan oleh KH Nuril Arifin Husein sebelum mengikuti acara “Ngaji Kebangsaan,” yang digelar DPP PDI-P, di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (21/1) malam.

Kata Gus Nuril, Negara telah meresmikan enam agama. Yakni agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

"Maka sesuai dasar negara kita, Pancasila dan UUD 1945, tak boleh pengikuti agama resmi ini dikafirkan. Perlu ada pene-gasan atas hal itu," kata KH Nuril Arifin Husein.

Dia menilai, Negara harus hadir dan melakukan tindakan tegas pada orang yang senang mengkafirkan, baik yang sea-gama maupun yang tak seaga-ma. Baginya, ketegasan Negara penting untuk mengembalikan semua rakyat kepada komitmen kebangsaan dan Bhinneka Tunggal Ika.

Menurut dia, kondisi

Indonesia saat ini memang menggiurkan untuk dipecah. Dan sumbu paling pendek adalah dengan membenturkan agama. Kalau tak diantisipasi, akan menghancurkan segala sendi kebangsaan, yang sudah dikokohkan para Pendiri Bangsa.

"Ini tak bisa dibenarkan. Kita lihat, mulai penghinaan negara, presiden sebagai simbol kene-garaan, sampai ke bemper persatuan yakni ulama NU, ada gerakan neokhawarij, yang

diusung Timur Tengah dan dibiayai beberapa negara," jelasnya.

"Ini tujuannya satu. Memecah belah Indonesia. Tampak mana yang setia, dan mana pengkhianat yang akan menggantikan Pancasila dengan dasar syariah agama."

Dia menyerukan kepada semua elemen bangsa Indonesia, agar tak menoleransi keadaan saat ini yang karut marut. Di mana semua orang bisa dengan

bebas dianggap bromocorah dan dikafirkan.

"Kalau tak mau dengan Pancasila, kami persilakan kembali ke Arab dan negeri lain," katanya.

Semangat ToleransiSementara itu, keanekara-

gaman merupakan potensi dan harus dilihat sebagai sebuah kekuatan pemersatu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui keanekara-

gaman, Indonesia sudah dike-nal sebagai masyarakat yang kaya dan memiliki semangat toleransi.

"Kita harus melihat keane-karagaman merupakan poten-si dan suatu kekuatan. Oleh sebab itu, seluruh umat bera-gama tentunya juga harus mengedepankan semangat toleransi," kata Sekretaris DPW Partai Nasdem DKI Jakarta Wibi Andrino, dalam perayaan natal Partai Nasdem DKI Jakarta, Minggu (22/1).

Wibi Andrino berharap dengan adanya perayaan Natal yang betemakan “Aku Takkan Goyah Untuk Selama-Lamanya” tersebut, masyarakat khususnya para kader Nasdem dapat sela-lu menjaga kerukunan antaru-mat beragama di Indonesia, terutama di ibukota Jakarta.

"Melalui perayaan Natal ini, Partai Nasdem DKI mengajak seluruh kader-kader Nasdem bersama masyarakat agar men-jaga kerukunan antarumat ber-agama di Indonesia, damai di hati damai di bumi," ucapnya.

Dirinya juga berharap, melalui perayaan Natal bisa kembali menanamkan kemba-li sikap tenggang rasa yang merupakan pegangan hidup bermasyarakat di Indonesia. [MJS/C-6/Y-7]

Kebinekaan Jadi Landasan Kuat Hadapi Kondisi Bangsa

ANTARA/Sigid KuRNiAwAN

(Kiri ke kanan) Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, Ketua umum Baitul Muslimin indonesia Pdi-P Hamka Haq, Ketua umum Patriot garuda Nusantara gus Nuril, dan rohaniwan Romo Benny Susetyo mengha-diri acara Ngaji Kebangsaan di Kantor dPP Pdi-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (21/1).