SENIN, 12 DESEMBER 2011 Sondang Lulus Terhormat · luka bakar parah yang dideri-tanya mencapai 98%....

1
M EGAPOLITAN 7 VINI MARIYANE ROSYA J AJARAN sivitas akade- mik Universitas Bung Karno (UBK) kemarin menunjukkan rasa du- kanya pascakematian pe- laku bakar diri di depan Istana merdeka, Jakarta Pusat, Son- dang Hutagalung, 22. Ratusan mahasiswa dan staf pengajar UBK turut menyemayamkan jenazah Sondang. Sondang secara mengejut- kan melakukan aksi bakar diri pada Rabu (7/12) lalu. Setelah menjalani perawatan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) selama tiga hari, Sondang pun menghembuskan napas ter- akhir, Sabtu (10/12) sore, akibat luka bakar parah yang dideri- tanya mencapai 98%. Hingga kini belum diketahui pasti motif Sondang melakukan aksi bakar diri itu. Ratusan rekannya pun meng- iringi jasad Sondang dengan berjalan kaki dari RSCM menu- ju kampus UBK sembari terus meneriakkan kata-kata sim- pati untuk Sondang. Sondang dianggap rela menjadi martir penegakan hukum dan HAM di negeri ini. “Untuk sahabat perjuangan kami,” teriak salah satu rekannya sambil mem- bawa foto Sondang. Sesampainya di kampus UBK, Pembantu Rektor III Bi- dang Kemahasiswaan Daniel Panda pun menyatakan pihak kampus telah bersepakat un- tuk memberikan gelar sarjana kehormatan kepada Sondang Hutagalung. Mahasiswa ting- kat akhir fakultas hukum itu dinilai pantas mendapatkan titel sarjana kehormatan. “Ber- dasarkan masukan dari tokoh- tokoh masyarakat, organisasi, dan lain-lainnya untuk membe- rikan gelar sarjana kehormatan, kami nilai Sondang pantas mendapatkannya” ungkap Daniel. UBK, lanjut Daniel, men- dukung perjuangan Sondang untuk penegakan hukum dan HAM di Indonesia. Apa yang dilakukan Sondang, menurut Daniel, merupakan wujud eks- presi terhadap kondisi negeri ini. “Saya mewakili UBK me- nyampaikan terima kasih atas perjuangan Sondang selama ini,” tuturnya. Namun, Daniel berharap tidak ada satu pun maha- siswanya yang mengikuti jejak Sondang. Membela rakyat, imbuhnya, dapat dilakukan de- ngan banyak cara. “Kami dari pihak UBK sangat berharap aksi seperti itu tidak terjadi lagi karena banyak aksi (lain) yang bisa dilakukan. Secara akademisi saya berharap tidak terjadi lagi aksi ini (bakar diri) karena kan ada pilihan lain. Terlalu mahal pengorbanan- nya,” tandasnya. Pahlawan Sementara itu, Ketua De- wan Kurator UBK Rahmawati Soekarnoputri menilai Sondang sudah sepantasnya diperlaku- kan sebagai pahlawan. “Almarhum Sondang pantas mendapatkan penghormatan bagaikan pahlawan,” ungkap Rahmawati sesaat sebelum me- lepas jenazah Sondang untuk dimakamkan di TPU Pondok Kelapa. Rahma mengaku banyak me- nerima cerita dan kesan positif mengenai Sondang. Dari cerita teman-teman Sondang, Rahma mengaku kagum dengan kon- sistensinya untuk turun ke jalan membantu orang-orang miskin. Menurut Rahma, Sondang merupakan mahasiswa yang mampu menyeimbangkan aktivitas kampus dengan ak- tivitas aksi turun di jalan. Si- kap tersebut menurut Rahma patut dicontoh. “Dia dasar (bergerak)-nya jelas, anaknya cerdas dan tidak ugal-ugalan. Dia sudah skripsi, tapi belum sempat diwisuda,” tandasnya. (J-4) [email protected] W ARGA Gang Wira Bumi di Jalan Bakti, Pluit Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara, gempar ketika warga mereka, Abdul Jalil alias Adul alias Ayub, 24, ditetapkan polisi sebagai tersangka penusukan Christopher Melky Tanujaya, 16. Sebab Adul yang tinggal di rumah Nomor 23 RT7/RW 7 itu dikenal bukan sebagai pemuda yang tega berbuat kejam seperti dituduhkan polisi. Nasir, 40, ayah tersangka, mengatakan polisi awalnya datang ke rumahnya pada Kamis (8/12) sekitar pukul 14.30 WIB tanpa menyebutkan sama sekali perihal pembunuhan. Kedatangan polisi hanya disaksikan Nunung, 40, bibi Adul dan Rasyni, ibunda Adul yang sedang menderita stroke. Nunung menuturkan, pada awal kedatangan, polisi berpura-pura akan memesan kaus klub sepak bola pada Adul. “Si Adul mengira akan dapat kerjaan, ya senang. Lalu datang lagi polisi lagi dua orang pukul 16.30 WIB sama si Adul untuk mengambil jaket klub sepak bola warna kebiruan. Bukan sweater seperti kata polisi. Adul tidak punya sweater,” urainya. Pakaian tersebutlah yang kemudian dijadikan barang bukti oleh polisi. Sejak kepergian sore itu, Adul tak kunjung pulang. Pihak keluarga pun mulai khawatir. Tiba-tiba pada pukul 01.30 WIB, Adul akhirnya pulang bersama para polisi. Narowi, 21, alias Mawi, adik Adul, pun terbangun dengan kegaduhan pada dini hari tersebut. Ia melihat Adul tampak kebingungan mencari pisau untuk diserahkan kepada polisi. “Itu pisau yang ada di talenan dapur tiap hari. Adul itu seperti orang kebingungan saja,” jelas Mawi. Adul tersadar adiknya terbangun. “Dia melihat ke arah saya sambil bilang. ‘Tenang, tidur saja, Wi. Ini sih paling cuma 1 x 24 jam,” ujarnya menirukan kata- kata kakaknya itu. Mawi berasumsi, kedatangan polisi tersebut hanya karena masalah suporter sepak bola Persija. Sebelum pergi, bibinya, Nunung, sempat mendengar Adul berkata pada polisi, “Sudah ya, Pak, saya boleh pulang sekarang ya.” Sejumlah warga pun berkumpul di sekitar rumah Nasir. Mereka tak percaya Adul dapat melakukan pembunuhan. Apalagi pada malam kejadian, Adul berada di wilayah sekitar Gang Wira Bumi. “Anaknya baik, bunuh kecoa saja dia tak akan sanggup,” ujar Ati, 31, tetangga Adul. Seratusan warga berduyun-duyun menuju Polsek Penjaringan, Jumat malam itu sambil berseru, “Bebaskan Adul!” Ternyata Adul tak berada di sana. Petugas mengantar ayah dan salah satu anggota keluarga Adul menuju Polres Jakarta Utara, tempat Adul ditahan. Pascapertemuan, Nasir terlihat limbung. “Sekarang saya merasa puas. Saya sudah dengar, dia mengakui sendiri perbuatannya. Biar dia merasakan akibatnya,” ujarnya parau. (Anata Syah Fitri/J-3) SATU dari dua warga negara Iran yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Pemuda Tangerang, hingga kemarin sore belum tertangkap. Narapidana itu adalah Ali Akbar Farahani bin Taghi yang ditahan karena kasus penyelundupan narkotika di Bandara Soekarno-Hatta. Seorang narapidana lainnya, Mehrdad Ghaledar bin Mahdi, yang juga ditahan di LP itu dalam kasus yang sama, ditangkap petugas LP sesaat setelah melarikan diri pada Sabtu (10/12). “Kami sudah koordinasi dengan pihak kepolisian dan petugas Imigrasi untuk segera melakukan penyelidikan keberadaan napi tersebut,” kata Kunto, Kepala LP Kelas II-A Pemuda di Tangerang, Banten, kemarin. Lebih jauh Kunto menjelaskan, kedua WN Iran tersebut ber- usaha kabur setelah membuka rel central lock dengan kunci inggris. Kemudian secara bersama-sama mereka keluar pintu kamar dan melewati depan musala untuk mengambil tangga yang sepertinya sudah dipersiapkan. (SM/J-3) UNTUK menerapkan Peraturan Daerah (Perda) No 10/2011 ten- tang Penyandang Cacat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Ja- karta membangun fasilitas umum memberikan kemudahan bagi penyandang cacat untuk menikmati transportasi massa favorit warga Jakarta, yaitu bus Trans-Jakarta. Salah satunya, 15 halte yang dibangun di Koridor XI (Kampung Melayu-Pulogebang) dengan fasilitas untuk penyandang disabilitas, khususnya tunanetra. Hal itu dikemukakan Kepala Seksi Fasilitasi Pendukung Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Erna Yuni dalam acara Desimenasi Informasi Wartawan Balai Kota DKI, di Cisarua, Jawa Barat, akhir pekan lalu. “Sehingga mereka dengan mudah bisa masuk ke halte, masuk ke bus Trans-Jakarta dan keluarnya pun mudah. Di dalam bus pun, sudah disediakan tempat duduk khusus bagi mereka,” ujarnya. Selain itu, lanjut Erna, di halte Kantor Wali Kota Jakarta Timur dibangun dua toilet, satu untuk umum dan satu khusus untuk penyandang disabilitas.(Ssr/J-3) POLDA Metro Jaya menempatkan pos pemantauan yang diguna- kan untuk melakukan pengaturan dan pengamanan di sepanjang pembangunan gorong-gorong di Jalan Jenderal Sudirman. Direktur Lalu lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Dwi Sigit Nurmansyah mengungkapkan, pendirian pos itu dilakukan akibat seringnya terjadi kecelakaan serta kemacetan di sepanjang pem- bangunan gorong-gorong di ruas Jalan Jenderal Sudirman. “Kami mendirikan tenda sebagai pos untuk mengamankan jalan tersebut,” terang Sigit. Dalam penjagaan di ruas Jalan Jenderal Sudirman, pihaknya menempatkan personel kepolisian di titik-titik yang dianggap rawan dan padat. Ia memberi contoh di kawasan Semanggi, de- pan kampus Atmajaya, dan sekitar Senayan. Pengerjaan gorong- gorong di ruas Jalan Jenderal Sudirman itu akan dilakukan hingga 15 Desember. (ED/J-3) SENIN, 12 DESEMBER 2011 Itu pisau yang ada di talenan dapur tiap hari. Adul itu seperti orang kebingungan saja.” Mawi adik Adul LINTAS BERITA Napi yang Kabur masih Berkeliaran Fasilitas Tunanetra di Halte Busway Polisi Dirikan Pos Gorong-Gorong VI lak m da m UB Sondang Lulus Terhormat Aksi Sondang dianggap sebagai perjuangan untuk penegakan hukum dan HAM di Indonesia. Pengakuan itu Meluncur dari Mulut Adul PENGHORMATAN UNTUK SONDANG: Mahasiswa UBK dan para aktivis melepas mobil ambulans setelah melakukan penghormatan terakhir untuk Sondang Hutagalung di Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta, kemarin. Sondang, pelaku bakar diri di depan Istana Merdeka pada 7 Desember 2011 tersebut meninggal dunia pada hari Sabtu (10/12) pukul 17.45 WIB, dan dimakamkan Minggu (11/12) siang di TPU Pondok Kelapa. MI/M IRFAN

Transcript of SENIN, 12 DESEMBER 2011 Sondang Lulus Terhormat · luka bakar parah yang dideri-tanya mencapai 98%....

MEGAPOLITAN 7

VINI MARIYANE ROSYA

JAJARAN sivitas akade-mik Universitas Bung Karno (UBK) kemarin menunjukkan rasa du-kanya pascakematian pe-

laku bakar diri di depan Istana merdeka, Jakarta Pusat, Son-dang Hutagalung, 22. Ratusan mahasiswa dan staf pengajar UBK turut menyemayamkan

jenazah Sondang.Sondang secara mengejut-

kan melakukan aksi bakar diri pada Rabu (7/12) lalu. Setelah menjalani perawatan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) selama tiga hari, Sondang pun menghembuskan napas ter-akhir, Sabtu (10/12) sore, akibat luka bakar parah yang dideri-tanya mencapai 98%. Hingga kini belum diketahui pasti

motif Sondang melakukan aksi bakar diri itu.

Ratusan rekannya pun meng-iringi jasad Sondang dengan berjalan kaki dari RSCM menu-ju kampus UBK sembari terus meneriakkan kata-kata sim-pati untuk Sondang. Sondang dianggap rela menjadi martir penegakan hukum dan HAM di negeri ini. “Untuk sahabat perjuangan kami,” teriak salah satu rekannya sambil mem-bawa foto Sondang.

Sesampainya di kampus UBK, Pembantu Rektor III Bi-dang Kemahasiswaan Daniel

Panda pun menyatakan pihak kampus telah bersepakat un-tuk memberikan gelar sarjana kehormatan kepada Sondang Hutagalung. Mahasiswa ting-kat akhir fakultas hukum itu dinilai pantas mendapatkan titel sarjana kehormatan. “Ber-dasarkan masukan dari tokoh-tokoh masyarakat, organisasi, dan lain-lainnya untuk membe-rikan gelar sarjana kehormatan, kami nilai Sondang pantas mendapatkannya” ungkap Daniel.

UBK, lanjut Daniel, men-dukung perjuangan Sondang

untuk penegakan hukum dan HAM di Indonesia. Apa yang dilakukan Sondang, menurut Daniel, merupakan wujud eks-presi terhadap kondisi negeri ini. “Saya mewakili UBK me-nyampaikan terima kasih atas perjuangan Sondang selama ini,” tuturnya.

Namun, Daniel berharap tidak ada satu pun maha-siswanya yang mengikuti jejak Sondang. Membela rakyat, imbuhnya, dapat dilakukan de-ngan banyak cara. “Kami dari pihak UBK sangat berharap aksi seperti itu tidak terjadi lagi karena banyak aksi (lain) yang bisa dilakukan. Secara akademisi saya berharap tidak terjadi lagi aksi ini (bakar diri) karena kan ada pilihan lain. Terlalu mahal pengorbanan-nya,” tandasnya.

PahlawanSementara itu, Ketua De-

wan Kurator UBK Rahmawati Soekarnoputri menilai Sondang sudah sepantasnya diperlaku-kan sebagai pahlawan.

“Almarhum Sondang pantas mendapatkan penghormatan bagaikan pahlawan,” ungkap Rahmawati sesaat sebelum me-lepas jenazah Sondang untuk dimakamkan di TPU Pondok Kelapa.

Rahma mengaku banyak me-nerima cerita dan kesan positif mengenai Sondang. Dari cerita teman-teman Sondang, Rahma mengaku kagum dengan kon-sistensinya untuk turun ke jalan membantu orang-orang miskin.

Menurut Rahma, Sondang merupakan mahasiswa yang mampu menyeimbangkan aktivitas kampus dengan ak-tivitas aksi turun di jalan. Si-kap tersebut menurut Rahma patut dicontoh. “Dia dasar (bergerak)-nya jelas, anaknya cerdas dan tidak ugal-ugalan. Dia sudah skripsi, tapi belum sempat diwisuda,” tandasnya. (J-4)

[email protected]

WARGA Gang Wira Bumi di Jalan Bakti, Pluit Selatan,

Penjaringan, Jakarta Utara, gempar ketika warga mereka, Abdul Jalil alias Adul alias Ayub, 24, ditetapkan polisi sebagai tersangka penusukan Christopher Melky Tanujaya, 16. Sebab Adul yang tinggal di rumah Nomor 23 RT7/RW 7 itu dikenal bukan sebagai pemuda yang tega berbuat kejam seperti dituduhkan polisi.

Nasir, 40, ayah tersangka, mengatakan polisi awalnya datang ke rumahnya pada Kamis (8/12) sekitar pukul 14.30 WIB tanpa menyebutkan sama sekali perihal pembunuhan. Kedatangan

polisi hanya disaksikan Nunung, 40, bibi Adul dan Rasyni, ibunda Adul yang sedang menderita stroke.

Nunung menuturkan, pada awal kedatangan, polisi berpura-pura akan memesan kaus klub sepak bola pada Adul. “Si Adul mengira akan dapat kerjaan, ya senang. Lalu datang lagi polisi lagi dua orang pukul 16.30 WIB sama si Adul untuk mengambil jaket klub sepak bola warna kebiruan. Bukan sweater seperti kata polisi. Adul tidak punya sweater,” urainya.

Pakaian tersebutlah yang kemudian dijadikan barang bukti oleh polisi.

Sejak kepergian sore itu, Adul tak kunjung pulang. Pihak keluarga pun mulai

khawatir. Tiba-tiba pada pukul 01.30 WIB, Adul akhirnya pulang bersama para polisi. Narowi, 21, alias Mawi, adik Adul, pun terbangun dengan kegaduhan pada dini hari tersebut. Ia melihat Adul tampak kebingungan mencari pisau untuk diserahkan kepada polisi. “Itu pisau yang ada di talenan dapur tiap hari. Adul itu seperti orang kebingungan saja,” jelas Mawi.

Adul tersadar adiknya terbangun. “Dia melihat ke arah saya sambil bilang. ‘Tenang, tidur saja, Wi. Ini sih paling cuma 1 x 24 jam,” ujarnya menirukan kata-kata kakaknya itu. Mawi berasumsi, kedatangan polisi tersebut hanya karena masalah suporter sepak bola Persija.

Sebelum pergi, bibinya, Nunung, sempat mendengar Adul berkata pada polisi, “Sudah ya, Pak, saya boleh pulang sekarang ya.”

Sejumlah warga pun berkumpul di sekitar rumah Nasir. Mereka tak percaya Adul dapat melakukan pembunuhan. Apalagi pada malam kejadian, Adul berada di wilayah sekitar Gang Wira Bumi. “Anaknya baik, bunuh kecoa saja dia tak akan sanggup,” ujar Ati, 31, tetangga Adul. Seratusan warga berduyun-duyun menuju Polsek Penjaringan, Jumat malam itu sambil berseru, “Bebaskan Adul!”

Ternyata Adul tak berada di sana. Petugas mengantar ayah dan salah satu anggota keluarga Adul menuju Polres Jakarta Utara, tempat Adul ditahan. Pascapertemuan, Nasir terlihat limbung. “Sekarang saya merasa puas. Saya sudah dengar, dia mengakui sendiri perbuatannya. Biar dia merasakan akibatnya,” ujarnya parau. (Anata Syah Fitri/J-3)

SATU dari dua warga negara Iran yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Pemuda Tangerang, hingga kemarin sore belum tertangkap. Narapidana itu adalah Ali Akbar Farahani bin Taghi yang ditahan karena kasus penyelundupan narkotika di Bandara Soekarno-Hatta.

Seorang narapidana lainnya, Mehrdad Ghaledar bin Mahdi, yang juga ditahan di LP itu dalam kasus yang sama, ditangkap petugas LP sesaat setelah melarikan diri pada Sabtu (10/12).

“Kami sudah koordinasi dengan pihak kepolisian dan petugas Imigrasi untuk segera melakukan penyelidikan keberadaan napi tersebut,” kata Kunto, Kepala LP Kelas II-A Pemuda di Tangerang, Banten, kemarin.

Lebih jauh Kunto menjelaskan, kedua WN Iran tersebut ber-usaha kabur setelah membuka rel central lock dengan kunci inggris. Kemudian secara bersama-sama mereka keluar pintu kamar dan melewati depan musala untuk mengambil tangga yang sepertinya sudah dipersiapkan. (SM/J-3)

UNTUK menerapkan Peraturan Daerah (Perda) No 10/2011 ten-tang Penyandang Cacat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Ja-karta membangun fasilitas umum memberikan kemudahan bagi penyandang cacat untuk menikmati transportasi massa favorit warga Jakarta, yaitu bus Trans-Jakarta. Salah satunya, 15 halte yang dibangun di Koridor XI (Kampung Melayu-Pulogebang) dengan fasilitas untuk penyandang disabilitas, khususnya tunanetra.

Hal itu dikemukakan Kepala Seksi Fasilitasi Pendukung Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Erna Yuni dalam acara Desimenasi Informasi Wartawan Balai Kota DKI, di Cisarua, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

“Sehingga mereka dengan mudah bisa masuk ke halte, masuk ke bus Trans-Jakarta dan keluarnya pun mudah. Di dalam bus pun, sudah disediakan tempat duduk khusus bagi mereka,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Erna, di halte Kantor Wali Kota Jakarta Timur dibangun dua toilet, satu untuk umum dan satu khusus untuk penyandang disabilitas.(Ssr/J-3)

POLDA Metro Jaya menempatkan pos pemantauan yang diguna-kan untuk melakukan pengaturan dan pengamanan di sepanjang pembangunan gorong-gorong di Jalan Jenderal Sudirman.

Direktur Lalu lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Dwi Sigit Nurmansyah mengungkapkan, pendirian pos itu dilakukan akibat seringnya terjadi kecelakaan serta kemacetan di sepanjang pem-bangunan gorong-gorong di ruas Jalan Jenderal Sudirman.

“Kami mendirikan tenda sebagai pos untuk mengamankan jalan tersebut,” terang Sigit.

Dalam penjagaan di ruas Jalan Jenderal Sudirman, pihaknya menempatkan personel kepolisian di titik-titik yang dianggap rawan dan padat. Ia memberi contoh di kawasan Semanggi, de-pan kampus Atmajaya, dan sekitar Senayan. Pengerjaan gorong-gorong di ruas Jalan Jenderal Sudirman itu akan dilakukan hingga 15 Desember. (ED/J-3)

SENIN, 12 DESEMBER 2011

Itu pisau yang ada di talenan dapur

tiap hari. Adul itu seperti orang kebingungan saja.”

Mawiadik Adul

LINTAS BERITANapi yang Kabur masih Berkeliaran

Fasilitas Tunanetra di Halte Busway

Polisi Dirikan Pos Gorong-Gorong

VI

lakmdamUB

Sondang Lulus Terhormat

Aksi Sondang dianggap sebagai perjuangan untuk penegakan hukum dan HAM di Indonesia.

Pengakuan itu Meluncur dari

Mulut Adul

PENGHORMATAN UNTUK SONDANG: Mahasiswa UBK dan para aktivis melepas mobil ambulans setelah melakukan penghormatan terakhir untuk Sondang Hutagalung di Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta, kemarin. Sondang, pelaku bakar diri di depan Istana Merdeka pada 7 Desember 2011 tersebut meninggal dunia pada hari Sabtu (10/12) pukul 17.45 WIB, dan dimakamkan Minggu (11/12) siang di TPU Pondok Kelapa.

MI/M IRFAN