SENI TARI TOPENG MALANG

18
SENI TARI TOPENG MALANG MAKALAH Diajukan untuk mengikuti LPIR 2005 Bidang ebudayaan Tingkat SMp/MTs se-Kota Malang TIM PENELITI : ASHARINA DWI P. NAVIDA KUSUMA W. ROSYADIAH ANDINI A. DEPARTEMEN AGAMA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG I MEI 2005 KATA PENGANTAR 1

description

SENI TARI TOPENG MALANG

Transcript of SENI TARI TOPENG MALANG

Page 1: SENI TARI TOPENG MALANG

SENI TARI TOPENG MALANG

MAKALAH Diajukan untuk mengikuti LPIR 2005

Bidang ebudayaanTingkat SMp/MTs se-Kota Malang

TIM PENELITI :

ASHARINA DWI P.

NAVIDA KUSUMA W.

ROSYADIAH ANDINI A.

DEPARTEMEN AGAMA

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG I

MEI 2005

KATA PENGANTAR

1

Page 2: SENI TARI TOPENG MALANG

Assalamualaikum wr. Wb

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat dan

hidayah- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang Seni Tari

Topeng Malang, tak lupa ucapan terima kasih juga kami tujukan pada guru- guru,

orang tua, dan pihak lain yang telah membantu kami menyelesaikan tugas ini.

Makalah ini dibuat untuk mengetahui sejarah Seni Tari Topeng Malang dan

mengetahui cara melestarikannya. Karena seni Tari Topeng di Malang mulai

berkurang peminatnya. Padahal dahulu tari ini banyak digemari oleh masyarakat.

Biasanya tari ini dipakai oleh orang Jawa untuk ritual/ sembahyang memuja arwah

nenek moyang , upacara di Hari Besar, dan penyambutan para tamu.

Kami berharap, semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua, dan kami

juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini , sehingga saran

dan kritiik yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang

akan datang.

Wassalamualaikum wr. Wb

Malang, Juni 2005

Tim Penulis

DAFTAR ISI

halaman

1. KATA PENGANTAR……………………………………… ii

2

Page 3: SENI TARI TOPENG MALANG

2. DAFTAR ISI………………………………………………… iii

3. DAFTAR TABEL……………………………………………. iv

4. ABSTRAK…………………………………………………… v

5. BAB I PENDAHULUAN …………………………………... 1

1.1 Latar Belakang………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………. 2

1.3 Hipotesis…………………………………………………. 2

1.4 Tujuan Penelitian……………………………………….. 3

1.5 Manfaat Penelitian…………………………………….... 3

4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………….. 4

2.1 Sejarah Tari Topeng…………………………………… 4

2.2 Macam –Macam Topeng……………………………….. 6

5. BAB III METODE PENELITIAN ………………………... 8

3.1 Rancangan Penelitian………………………………….. 8

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian………………………… 8

3.3 Variabel Penelitian …………………………………… 8

3.4 Alat dan Bahan………………………………………… 8

3.5 Cara Kerja……………………………………………… 8

6. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…. 10

7. BAB V PENUTUP…………………………………………. 12

5.1 Kesimpulan …………………………………………… 12

5.2 Saran…………………………………………………… 12

8. DAFTAR PUSTAKA……………………………………… 13

DAFTAR TABEL

halaman

4.1 Daftar Tabel tentang Angket Tari Topeng malang…………. 10

3

Page 4: SENI TARI TOPENG MALANG

ABSTRAK

Paramita, Asharina Dwi, dkk. 2005. Makalah Tentang Seni Tari Topeng Malang.

4

Page 5: SENI TARI TOPENG MALANG

Kata kunci: tari topeng, malang

Kekayaan etnik dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisonal yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah tari topeng , namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern. Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan gaya kesenian Jawa Tengahan (Solo, Yogya), Jawa Timur-Selatan (Ponorogo, Tulungagung, Blitar) dan gaya kesenian Blambangan (Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sejarah seni tari topeng malangan. Selain itu bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara melestarikan seni tari topeng malangan dan untuk mengetahui bagaimana minat masyarakat terhadap seni tari topeng malangan.

Hasil dari penelitian ini adalah sejarah tari topeng berawal dari Airlangga(erajaan Kediri)menciptakan tari ini dan akhirnya berkembang sampai ke Malang.Cara melestarikan tarian ini agar tidak semakin tenggelam adalah dengan mempelajari, menyebarkannya lewat dunia pendidikan, dan terus mengembangkan tarian tersebut. Minat masyarakat terhadap tari topeng masih kurang. Oleh karena itu pemerintah kota perlu melakukan upaya-upaya pengembangan seni pada masyarakat.

.

5

Page 6: SENI TARI TOPENG MALANG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kota Malang adalah kota yang sebagian besar wilayahnya berupa dataran tinggi

disertai panorama yang indah. Sejak jaman kolonial, kota ini sudah dijuluki

Switzerland of Indonesia atau Paris of East Java. Terbukti dengan banyaknya taman

yang asri serta bangunan arsitektur Eropa yang sampai kini masih tetap

dipertahankan. Banyaknya objek wisata menarik disertai pelayanan masyarakat yang

sangat memuaskan.

Jumlah penduduk Kota Malang kira-kira mencapai 700.000 dengan luas sekitar

124.456 kilometer persegi. Kepadatan penduduk mencapai 5.000-12.000 jiwa

perkilometer persegi. Masyarakat Malang terkenal religius,dinamis, suka bekerja

keras dan bangga dengan identitasnya sebagai AREMA (arek Malang). Mereka

berasal dari berbagai etnik ( terutama suku Jawa, Madura, sebagian kecil arab dan

china)

Letak Kota Malang memang sangat strategis dan merupakan titik temu dari

sejumlah budaya kerajaan besar di Jawa Timur. . Di sebelah utara terdapat Gunung

Arjuna yang memisahkan penyebaran budaya Majapahit. Di sebelah timur terdapat

Pegunungan Tengger, Pegunungan Bromo, dan Pegunungan Semeru. Sebelah selatan

terdapat Segara Kidul yang bercorak budaya Mataram. Dan di bagian barat terdapat

Gunung Kawi sebagai tonggak pertumbuhan budaya perang Majapahit.

Kekayaan etnik dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap

kesenian tradisonal yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah tari topeng , namun

kini semakin tenggelam oleh kesenian modern. Gaya kesenian ini adalah wujud

pertemuan gaya kesenian Jawa Tengahan (Solo, Yogya), Jawa Timur-Selatan

(Ponorogo, Tulungagung, Blitar) dan gaya kesenian Blambangan (Pasuruan,

Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi).

Perpaduan itu beberapa budaya itu menyebabkan akar gerakan tari ini

6

Page 7: SENI TARI TOPENG MALANG

mengandung unsur kekayaan dinamis dan musik dari etnik Jawa, Madura dan Bali.

(sitar Jawa) seruling Madura (yang mirip dengan terompet Ponorogo) dan karawitan

model Blambangan.

Tari Topeng diperkirakan muncul pada masa awal abad 20 dan berkembang luas

semasa perang kemerdekaan. Tari ini adalah perlambang bagi sifat manusia,

karenanya banyak model topeng yang menggambarkan situasi yang berbeda,

menangis, tertawa, sedih, malu dan sebagainya. Bisanya tari ini ditampilkan dalam

sebuah fragmentasi hikayat atau cerita rakyat setempat tentang berbagai hal terutama

bercerita tentang kisah2 panji.

Sampai saat ini Tari Topeng masih bertahan dan masih memiliki sesepuh yaitu

Mbah Karimun yang tidak hanya memiliki keterampilan memainkan tari ini namun

juga menciptakan model - model topeng dan menceritakan kembali hikayat yang

sudah berumur ratusan tahun. Tari Topeng sudah mendekati kepunahan walaupun

masih tetap mengikuti even-even penting kesenian tradisional tingkat nasional.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah sejarah seni Tari Topeng Malang ?

2. Bagaimanakah cara melestarikan seni Tari Topeng Malang ?

3. Bagaimana minat masyarakat terhadap seni Tari Topeng Malang?

1.2 Hipotesis

1. Sejarah Tari Topeng Malangan berawal dari Prabu Airlangga putra dari

Darmawangsa Raja dari Kerajaan Kediri. Kemudian ia menyebarkannya ke

seluruh pelosok negeri termasuk Malang.

2. Cara melestarikan Seni Tari Topeng Malang adalah dengan mempelajari tarian

tersebut, menyebarkannya lewat daerah-daerah atau lembaga pendidikan, dan

memberi motivasi pada anak cucu untuk belajar menari.

7

Page 8: SENI TARI TOPENG MALANG

3. Minat masyarakat pada Seni Tari Topeng kini masih kurang.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejarah seni Tari Topeng Malang.

2. Untuk mengetahui cara melestarikan seni Tari Topeng Malang.

3. Untuk mengetahui minat masyarakat terhadap seni Tari Topeng Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat diadakannya penelitian ini adalah :

1. Dapat mengetahui sejarah seni Tari Topeng Malang.

2. Dapat mengetahui cara melestarikan seni Tari Topeng Malang.

3. Dapat mengetahui minat masyarakat terhadap seni Tari Topeng Malang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Tari Topeng

8

Page 9: SENI TARI TOPENG MALANG

Keberlangsungan seni tradisi memang sangat memerlukan peran penguasa.

Bahkan, jika penguasa mau berkesenian tradisi, bukan hanya menambah keagungan

diri, tetapi ia membuat rakyat tersuguhi kenikmatan pandang dari sebuah ritual, yang

dapat menjalar pada peresapan maknanya. Pada akhirnya, rakyat makin tercerahkan

oleh semangat keselarasan hidup dari tata nilai ritual seni tradisi itu.

Usai mengenyam ritual seni tradisi yang dipelopori oleh panutan rakyat,

maka rakyat makin terhidupi oleh roh harmonisasi, roh keselarasan. Rakyat akan

dengan enak bekerja. Rakyat akan dengan enak mengembangkan dialektika. Dan,

rakyat dengan enak pula, bahkan boleh bermimpi menjadi penguasa. (Kompas,

Jum`at 4 Januari 2002).

Rakyat juga bisa melestarikan kesenian tradisi yang bertaburan tata nilai

universal itu. Lalu, ketenteraman menjadi harta murah yang dapat terbeli oleh setiap

orang. Tetapi, sekarang para penguasa tidak begitu peduli pada kesenian, dan

akibatnya banyak seni tradisi yang hampir tenggelam.

Misalnya, Tari Topeng Malang . Tari ini dulu dipakai sebagai ritual, suguhan

untuk para tamu, dan drama tari. Namun sekarang mulai terkikis oleh kesenian

modern, misalnya, Dance Modern, Cheerleader, Balet, dll. Hal ini dapat terjadi

karena upaya pelestarian dan pengembangan Tari Topeng kurang maksimal.

(Soedarsono. 1979.( Beberapa Catatan Tentang Seni Pertunjukan Indonesia.

Yogyakarta : Konservatori)

.Meskipun demikian, masih disyukuri lantaran di Jatim masih ada juga

perguruan tinggi yang membuka Jurusan Seni Tari seperti UM, UNIBRAW, dan

UNMER. Seandainya hal itu tidak ada, tari tradisional mungkin tidak berumur

panjang. Sebab itu dia sangat mengharapkan, agar kalangan seniman yang

berkecimpung dalam dunia tari dapat mengembangkan lebih banyak lagi kreasi atau

kaderisasi.

Tari Topeng Malang sangat khas karena merupakan hasil perpaduan antara

9

Page 10: SENI TARI TOPENG MALANG

budaya Jawa Tengahan, Jawa Kulonan dan Jawa Timuran (Blambangan dan Osing)

sehingga akar gerakan tari ini mengandung unsur kekayaan dinamis dan musik dari

etnik Jawa, Madura dan Bali. Salah satu keunikannya adalah pada model alat musik

yang dipakai seperti rebab (sitar Jawa) seruling Madura (yang mirip dengan terompet

Ponorogo) dan karawitan model Blambangan. (Claire Holt. 2000. Melacak Jejak-

jejak Perkembangan Seni Indonesia).

Tari Topeng sendiri diperkirakan muncul pada masa awal abad 20 dan

berkembang luas semasa perang kemerdekaan. Tari Topeng adalah perlambang bagi

sifat manusia, karenanya banyak model topeng yang menggambarkan situasi yang

berbeda, menangis, tertawa, sedih, malu dan sebagainya ( Drs. Sumarwahyudi, dkk.

1999. Kerajinan Topeng).

Berdasarkan wawancara kepada Pak Karimun ( pengrajin Topeng Malang ),

telah kami peroleh informasi tentang sejarah tari ini. Menurutnya, Tari Topeng

diciptakan oleh Airlangga ( putra dari Darmawangsa Beguh) dari Kerajaan Kediri. Ia

kemudian menyebarkan seni tari itu sampai ke Kerajaan Singosari yang dipimpin

oleh Ken Arok.

Raja Singosari itu kemudian menggunakan Tari Topeng untuk upacara adat,

drama tari yang terdiri dari kisah Ramayana, Mahabarata, dan Panji. Selain itu, Tari

topeng juga digunakan untuk penghormatan pada para tamu dan ritual memuja arwah

nenek moyang.

Kemudian pada awal penyebaran agama islam di Indonesia, para Wali Sanga

mencoba memperbaiki tari topeng agar dapat disesuaikan dengan aturan agama

islam. Diantaranya adalah dengan merubah tata busana Tari Topeng menjadi lebih

sopan dan juga mengganti bahan alat musik Tari Topeng ( gamelan ) yang semula

dari besi kemudian diganti kuningan.

Tujuan penggantian bahan gamelan Tari Topeng menjadi kuningan adalah

untuk memperkeras alunan musik tari tersebut. Karena dengan alunan yang keras,

banyak rakyat yang akan datang ke tempat tarian itu. Dan para Wali Sanga dapat

menyebarkan agama islam di tempat itu.

10

Page 11: SENI TARI TOPENG MALANG

Pada saat zaman penjajahan, tari topeng sudah hampir punah. Dan hanya

pejabat-pejabat tinggi atau pemerintah Kolonial Belanda saja yang mengerti tentang

Tari Topeng. Tetapi ada seorang pelayan Belanda bernama Panji Reni yang

ditugaskan mencuci topeng . Ia kemudian tertarik untuk mempelajari tari tersebut.

Akhirnya, ia mencoba membuat topeng di Polowijen, Blimbing dan ternyata

hasilnya sangat memuaskan. Kemudian, ayah Pak Karimun ( Ki Man ) juga

mempelajari Tari Topeng tersebut dan mencoba membuat topeng di Kedung

Monggo, kec.Pakisaji, Malang.

Dan pada tahun 1933, Pak Karimun belajar menari topeng bersama ayahnya.

Dan akhirnya ia menjadi pengrajin topeng serta pendiri sanggar tari karena takut Tari

Topeng akan punah.

2.2 Macam – Macam Topeng

Tari Topeng adalah perlambang bagi sifat manusia, karenanya banyak model

topeng yang menggambarkan situasi yang berbeda, menangis, tertawa, sedih, malu

dan sebagainya.Tokoh –tokoh dalam tari topeng yang terkenal ada 3 pasangan. Yaitu

topeng Panji Asmara Bangun yang berwarna hijau dengan Sekartaji yang berwarna

putih. Pasangan kedua adalah topeng Gunung Sari yang berwarna putih dengan Sang

Ayu Ragil kuning yang warnyanya kuning. Serta Klono Topeng dengan Topeng

Bapang yang berwarna merah.

Arti warna putih adalah suci, warna hijau artinya kemakmuran, sedangkan

kuning berarti kebersihan dan warna merah berarti keras, murka, dan licik. Dalam

tari Topeng juga ada topeng yang bentuk hidungnya panjang, dan ini berarti laki-

laki suka mencium perempuan, juga yang mata keranjang. (Soedarsono. 1979.

Beberapa Catatan Tentang Seni Pertunjukan Indonesia. Yogyakarta : Konservatori).

11

Page 12: SENI TARI TOPENG MALANG

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei. Informasi dan data diperoleh dari

12

Page 13: SENI TARI TOPENG MALANG

wawancara dengan seniman tari dan pembuat topeng, pengamatan di sanggar tari dan

menyebarkan angket tentang respon masyarakat Malang terhadap keberadaan

kesenian tari topeng. Selanjutnya data yang diperoleh dideskripsikan secara

sistematis menggunakan kaidah-kaidah ilmiah.

3.2 Waktu dan Tempat Peneliti an

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 20 Mei 2005 dengan menggunakan

waktu sore hari efektif , hari libur nasional dan Minggu. Angket disebar di daerah

Dinoyo, Landungsari dan Tlogomas.

3.3 Alat dan Bahan

1. Angket yang berisi pertanyaan tentang Tari Topeng Malang.

2. Bolpoin.

3. Buku Catatan.

3.3. Variabel Penelitian

1. Sejarah Seni Tari Topeng Malangan.

2. Cara melestarikan seni Tari Topeng Malangan.

3. Minat masyarakat terhadap seni Tari Topeng Malangan.

3.4 Cara Kerja

a.1. Membuat angket tentang Tari Topeng Malang.

2. Menyebarkan angket pada responden yang terpilih.

3. Mentabulasi hasil angket yang telah dijawab.

b.1. Melakukan wawancara dengan tokoh sejarahwan Topeng Malang di Desa

Kedung Monggo, kec. Pakisaji, Malang.

2. Mencatat hasil wawancara.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Jawaban dari angket tentang Tari Topeng Malang :

13

Page 14: SENI TARI TOPENG MALANG

Jumlah Responden: 20

Keterangan:1. Pilihan jawaban A: Tahu 4. Pilihan jawaban A: Ya

Pilihan jawaban B: Sedikit tahu Pilihan jawaban B: TidakPilihan jawaban C: Tidak tahu 5. Pilihan jawaban A: Ya

2. Pilihan jawaban A: Pernah Pilihan jawaban B: TidakPilihan jawaban B: Tidak pernah 6. Pilihan jawaban A: Belajar menari

3. Pilihan jawaban A: Sanggar Pilihan jawaban B: Mengembangkan Pilihan jawaban B: Rumah (privat) Pilihan jawaban C: Menyebarkan tari mell lbg. pendidikanPilihan jawaban C: Sekolah Pilihan jawaban D: Lain-lain

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa:

• Untuk pertanyaan pertama tentang pengetahuan masyarakat tentang Tari

Topeng, sebanyak 50% responden menjawab tahu, 35 % sedikit tahu, dan 35%

menjawab tidak tahu. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sedikit masyaralat

yang tahu tentang Tari Topeng Malang. Oleh karena itu, perlu dilakukan

pengenalan oleh pemerintah tentang Tari Topeng Malang. Misalnya,

mengadakan Pentas Seni atau Perlombaan Tari Topeng Malang.

• Untuk pertanyaan kedua tentang tingkat belajar masyarakat terhadap Tari

Topeng Malang, sebanyak 40% responden menjawab pernah dan sebanyak 60%

responden menjawab tidak pernah. Ini menunjukkan bahwa masyarakat yang

pernah mempelajari Tari Topeng lebih sedikit daripada yang tidak pernah.

• Untuk pertanyaan ketiga tentang tempat pembelajaran Tari Topeng Malang,

sebanyak 43% responden menjawab belajar di sanggar tari, 14% menjawab di

rumah ( privat ), dan 57% menjawab di sekolah.

• Untuk pertanyaan keempat tentang minat masyarakat untuk mempelajarinya,

NO PERTANYAAN A B C1. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang Tari Topeng

Malang

50% 15% 35%

2. Tingkat belajar masyarakat pada Tari Topeng Malang 40% 60% -3. Tempat pembelajaran Tari Topeng Malang 43% 14% 57%4. Minat masyarakat yang tidak pernah belajar menari

untuk mempelajarinya

41% 58% -

5. Tingkat kemauan masyarakat untuk melestarikan Tari

Topeng Malang

65% 35% -

6. Upaya masyarakat untuk melestarikan Tari Topeng

Malang

46% 15% 38%

14

Page 15: SENI TARI TOPENG MALANG

sebanyak 58% menjawab Ya, dan 41% reponden menjawab Tidak. Hal ini

menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengerti tentang

arti seni. Dan sebaiknya Pemerintah Kota Malang perlu mengadakan seminar

agar masyarakat bisa lebih tertarik untuk belajar menari.

• Untuk pertanyaan kelima tentang tingkat kemauan masyarakat untuk

melestarikan tari, sebanyak 65% responden menjawab Ya, dan sebanyak 35%

menjawab tidak. Sebagian Masyarakat Malang memang belum menyadari

pentingnya Seni Tari. Mereka menganggap Seni Tari hanya sebagai hiburan saja.

• Dan untuk pertanyaan keenam tentang upaya masyarakat dalam melestarikan

Tari Topeng Malang sebanyak 46% responden menjawab belajar menari,

15%mengembangkan Tari Topeng Malang, dan 38& menjawab menyebarkan

tari lewat lembaga pendidikan

b. Hasil wawancara tentang sejarah dan cara pelestarian Tari Topeng pada bapak Karimun, tokoh sejarahwan Topeng Malang:

Tari Topeng diciptakan oleh Airlangga ( putra dari Darmawangsa Beguh) dari

Kerajaan Kediri. Ia kemudian menyebarkan seni tari itu sampai ke Kerajaan

Singosari yang dipimpin oleh Ken Arok.

Raja Singosari itu kemudian menggunakan Tari Topeng untuk upacara adat,

drama tari yang terdiri dari kisah Ramayana, Mahabarata, dan Panji. Selain itu, Tari

topeng juga digunakan untuk penghormatan pada para tamu dan ritual memuja arwah

nenek moyang.

Kemudian pada awal penyebaran agama Islam di Indonesia, para Wali Songo

mencoba memperbaiki tari topeng agar dapat disesuaikan dengan aturan agama

islam. Diantaranya adalah dengan merubah tata busana Tari Topeng menjadi lebih

sopan dan juga mengganti bahan alat musik Tari Topeng ( gamelan ) yang semula

dari besi kemudian diganti kuningan.

Tujuan penggantian bahan gamelan Tari Topeng menjadi kuningan adalah

untuk memperkeras alunan musik tari tersebut. Karena dengan alunan yang keras,

banyak rakyat yang akan datang ke tempat tarian itu. Dan para Wali Sanga dapat

15

Page 16: SENI TARI TOPENG MALANG

menyebarkan agama islam di tempat itu.

Pada saat zaman penjajahan, tari topeng sudah hampir punah. Dan hanya

pejabat-pejabat tinggi atau pemerintah Kolonial Belanda saja yang mengerti tentang

Tari Topeng. Tetapi ada seorang pelayan Belanda bernama Panji Reni yang

ditugaskan mencuci topeng . Ia kemudian tertarik untuk mempelajari tari tersebut.

Akhirnya, ia mencoba membuat topeng di Polowijen, Blimbing dan ternyata

hasilnya sangat memuaskan. Kemudian, ayah Pak Karimun ( Ki Man ) juga

mempelajari Tari Topeng tersebut dan mencoba membuat topeng di Kedung

Monggo, kec.Pakisaji, Malang.

Dan pada tahun 1933, Pak Karimun belajar menari topeng bersama ayahnya.

Dan akhirnya ia menjadi pengrajin topeng serta pendiri sanggar tari karena takut Tari

Topeng akan punah.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Sejarah Tari Topeng Malangan berawal dari Prabu Airlangga putra dari

Darmawangsa Raja dari Kerajaan Kediri, kemudian ia menyebarkannya ke

seluruh pelosok negeri termasuk Malang.

2. Cara melestarikan Seni Tari Topeng Malang adalah dengan mempelajari

16

Page 17: SENI TARI TOPENG MALANG

tarian tersebut secara intensif, dan menyebarkannya lewat daerah-daerah atau

lembaga pendidikan, serta memberi motivasi pada anak cucu untuk belajar

menari.

3. Minat masyarakat pada Seni Tari Topeng

5.2 Saran

1. Memasukkan pelajaran ekstrakurikuker tentang kesenian Tari Topeng

Malangan ke dalam materi wajib belajar 9 tahun, supaya tari ini tidak punah.

2. Sering mengadakan pertunjukan seni Tari Topeng Malangan, untuk

menambah minat masyarakat Malang terhadap tari ini.

DAFTAR PUSTAKA

- Dra. H.A.R.D. Kemalawati dan Dra. Kapti Asiatun. Oktober 1990. Tarian

Daerah.

- Koentjaraningrat. 1979. Skripsi.

- Drs. Sumarwahyudi, dkk. 1999. Kerajinan Topeng.

- Edi Setyawati. 2002. Indonesian Heritage. Jakarta : Groiler

International.

- Sutirjo, dkk. Karya Ilmiah Remaja. Malang : Citra Mentari.

- Soedarsono. 1979. Beberapa Catatan Tentang Seni Pertunjukan

17

Page 18: SENI TARI TOPENG MALANG

Indonesia. Yogyakarta : Konservatori.

- Claire Holt. 2000. Melacak Jejak-jejak Perkembangan Seni

Indonesia. Diterjemahkan oleh Soedarsono. Bandung : MSPI.

- Kompas. Jum’at, 4 Januari 2002.

18