SENGATAN SERANGGA

download SENGATAN SERANGGA

of 7

Transcript of SENGATAN SERANGGA

SENGATAN SERANGGASengatan serangga dan pagutan ular merupakan bagian dari kegawatan karena lingkungan. Penatalaksanaannya tergantung dari jenis hewan itu sendiri. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui jenis binatang itu dari anamnesis pasien.

GIGITAN LABA-LABA PERTAPA DAN NEKROSIS ARACHNIDISM Nekrosis kulit yang berat dan nekrosis jaringan subkutis diikuti pengeracunan disebabkan oleh Laxosceles recluse, laba-laba coklat, dan empat spesies terakhir dari Laxosceles yang banyak terdapat di Amerika Tengah dan Utara. Laba-laba lain yang menyebabkan ulkus nekrotik termasuk dalam jenis laba-laba hobo (Tegenaria agrestis). Laba-laba recluse berwarana coklat dan mempunyai warna ungu gelap berbentuk titik pada permukaan dorsal. Laba-laba hobo coklat dengan tanda abu-abu dan labalaba kantung dapat berwarna kuning pucat, hijau atau coklat. Cairan jernih dari laba-laba ini berisi esterase, fosfatase alkalin protease dan enzim lain yang menyebabkan nekrosis jaringan dan hemolisis. Mulanya gigitan tidak nyeri atau terasa panas. Setelah beberapa jam terasa nyeri dan gatal dengan indurasi di sekililing gigitan ada daerah pucat iskemik dan daerah kemerahan. Pada banyak kasus dapat sembuh tanpa terapi dalam waktu 2-3 hari. Pada kasus yang berat, kemerahan merata dan di bagian tengah ada perdarahan dan nekrosis disertai timbulnya bula. Timbul jaringan kehitaman dan terkelupas yang beberapa minggu kemudian meninggalkan ulkus yang diameternya bias mencapai 25 cm dan kadangkadang membuat jaringan cekung. Proses penyembuhan bisa 3 hingga 6 bulan. Bila mengenai jaringan lemak, penyembuhan bisa sampai 3 tahun. Komplikasi lokal bisa melukai jaringan saraf dan infeksi sekunder. Demam, nyeri, mual, muntah, mialgia, atralgia, makulopapular dan leukositosis dapat timbul setelah 72

jam gigitan serangga. Jarang terjadi komplikasi akut berupa anemia hemolitik, hemoglobinuria dan gagal ginjal. Penatalaksanaan y Tindakan awal dengan membersihkan gigitan, balut dengan balutan yang steril dan beri kompres dingin, angkat dan lakukan imobilisasi bagian yang baru digigit. y y Bila ada indikasi, beri analgetik, antihistamin, antibiotic, dan profilaksis tetanus. Pada 47- 72 jam pertama diberi dapson, inhibitor luekosit yang dapat menghentikan lesi yang yang akan menjadi nekrosis. Dapson diberikan per-oral 50-100 mg 2 kali/hari, setelah dipastikan tidak ada G6 phosphatase dehydrogenase G6PD deficiency. y Bila efek lokal atau sistemik dari glukorkotikoid tidak nampak maka lebih potensial digunakan Laxosceles yang spesifik antivenin. y y Debridement dilanjutkan dengan skin drafting. Paisen dimonitor terhadap tanda-tanda hemolisis, gagal ginjal dan penyakit sistemik yang lain.

SENGATAN KALAJENGKING Sengatan tersebut menimbulkan rasa nyeri dan panas yang potensial menimbulkan pengeracunan yang mematikan. Kalajengking yang mematikan terdiri dari 30-1000 spesies (yang telah diketahui) dan menyebabkan 5000 kematian tiap tahunnya. Penatalaksanaannya y Sengatan dari spesies yang tidak mematikan, sebaiknya diberi es batu, analgetik atau antihistamin. y Umumnya sengatan hanya menimbulkan nyeri lokal dapat ditangani di rumah dengan instruksi kembali ke gawar darurat bila terjadi perkembangan penyakit menjadi gangguan saraf dan otot atau saraf kranial.

y

Perlakuakn pasien dengan tenang, berikan tekanan dengan kompres dingin pada sengatan agar mengurangi absorbsi racun. Berikan infuse intravena midazolam untuk mengontrol agitasi, gerakan otot yang tidak beraturan yang disebabkan oleh sengatan kalajengking.

y

Pemantauan selama pengobatan dapat diberi sedatif dan atau narkotik jika perlu terutama pasien yang mengalami gejala-gejala neuromuskular untuk mencegah terjadinya henti nafas.

y

Hipertensi dan edema pulmonal dapat dikontrol dengan nifedipin, hidralazin, atau prazosin dan bradiaritmia bisa dikontrol dengan atropin.

SENGATAN HYMENOPTERA Yang termasuk di dalamnya adalah lebah, tawon dan semut. Toksin polipeptida pada lebah madu termasuk mielitin yang dapat merusak sel membrane; degranulasi protein sel mas dapat menyebabkan pelepasan histamine berupa apamin (neurotoksin); adolapin (anti inflamasi). Enzim dalam racun terdiri dari hialuronidase yang merupakan sebagian besar komponen dan fosfolipase yang merupakan mayor venom allergen. Sengatan lebih menimbulkan nyeri, bengkak dan reaksi kemerahan, edem lokal dan bengkak yang timbul setelah beberapa jam. Gigitan multiple dapat menyebabkan mual, diare, edem menyeluruh, dispnea, hipontensi dan kolaps. Rabdomiolisis dan hemolisis intravaskuler dpat menyebabkan gagal ginjal. Kematian akibat efek langsung terjadi bila sengatan lebah madu antara 300-500 sengatan. Penatalaksanaan Pda sengatan dibersihkan, diberi desinfektan dan diberi es batu. Bila perlu diberikan analgetik, antihistamin oral dan losio kalamin topical. Reaksi local yang cukup luas diobati dengan glukokortikoid. Pasien dengan banyak sengatan dimonitor selama 24 jam untuk mencegah terjadinya gagal ginjal dan koagulopati.

SENGATAN SEMUT API DAN SEMUT LAIN

Semut merah coklat atau semut coklat hitam menyengat kulit manusia dengan kekuatan rahang ketika menyemprotkan racun. Racun alkaloid berisi piperidines sitotoksik dan hemolitik serta beberapa protein dengan enzim aktif. Mula-mula timbul reaksi kemerahan, dan rasa terbakar timbul dalam 30 menit, terjadi pustula steril dalam waktu 24 jam. Pustule menjadi ulkus dalam waktu 48 jam dan sembuh dalam 10 hari bila terjadi infeksi sekunder. Eritema yang cukup luas dan edema dapat timbul dalam beberapa hari walaupun tak selalu terjadi. Pada kasus yang berat dapat terjadi penekanan saraf dan pembuluh darah. Sengatan diberi esa batu, glukokortikoid topikal dan antihistamin oral. Pustula ditutu dengan perban dan diberi antibiotic bila ada indikasi. Epineprin dan terapi suportif lainnya diberikan bila ada reaksi anafilaktik.

GIGITAN KUTU Umumnya kutu yang menggit manusia adalah kutu anjing, kutu kucing atau kutu tikus yang punya sarang dan tinggal pada pejamu. Larva kutu memakan butir-butir darah pejamu yang mengering yang dikeluarkan oleh kutu dewasa pada waktu makan. Pada orang yang sensitif akan timbul eritema, papul, urtika vesikel dan infeksi bakteri pada tempat gigitan. Pengobatan dengan antihistamin dan antipruritus. Pencegahannya yaitu dengan menyemprotkan insektisida seperti pyrethin, DDT, atau malathion.

1. Impetigi Kontagiosa / Krustosa y Etiologi : bakteri Streptococcus B hemolyticus Terdapat pada anak anak

y Gejala klinis : -

- Tidak disertai gejala umum - Tempat predileksi muka (sekitar lubang hidung dan mulut) mudah pecah jadi krusta - Kelainan kulit berupa eritema dan vesikula

- Krusta akan menyebar di perifeer, sedangkan di tengah menyembuh

- Bila krusta dilepas akan tampak erosi di bawahnya - Kalau tidak diobati akan timbul lesi lesi baru dalam beberapa minggu. Namun setelah itu cendrung sembuh sendiri. y Pemeriksaan : Darah tepi Leukositosis Usapan vesikel dengan pewarnaan Gram ditemukan kokus gram positif y Terapi : Umum - Jaga higienitas Khusus - Secara topical dibersihkan lesinya - Kompres dengan larutan permanganas kalikus - Kalau lesi kering olesi salep yang mengandung mupirosin2% yang mengandung antibakteri - Antibiotik topikal lainnya yang dapat dipakai yaitu asam fusidat dan gentamisin - Secara sistemk dapat diberikan penisilin V per oral, eritromisin, amoksisilin atau sefalosporin.

DERMATITIS SEBOROIKAAdalah peradangan kulit pada daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea. Etio: diduga karena peningkatan aktivitas kelenjar sebasea Epidemiologi dan insidensi: Semua bangsa Sering pada dewasa, dan lebih sering pada pria Lebih sering pada orang yang banyak makan berlemak dan minum alcohol Factor risiko: kulit yang lembab P. ovale tumbuh lebih subur. Kepala tampak eritematous

Gejala: kulit tampak bermingak

dan skuama halus sampai kasar. Kulit yang berminyak hasilkan skuama putih berminyak juga. Penderita sangat gatal. Lokasi: tempat yang banyak mengandung kelj. Sebasea kulit kepala, belakang telinga, alis

mata, cuping hidung, ketiak, dada, antar scapula dan daerah supra pubis. UKK: Makula eritematous yang ditutupi oleh apul miliar berbatas tidak tegas Skuama halus putih berminyak (kadang) erosi dengan krustayang telah mongering berwarna kekuningan.

HistoPA: Epidermis Dermis parakeratosis fokal dengan abses munro pelebaran ujung pembuluh darah di puncak stratum papilaris + sebukan sel

neutrofil dan monosit. Obat: Sistemik: a. Anti histamine H1 b. Vit.B comp c. Kortikosteroid oral d. Antibiotic Topical: a. Cuci rambut dengan selenium sulfide, atau larutan salisil 1% atau larutan belerang 24% b. Kortikosteroid local atau krim.