Semua Bab Skripsi

137
ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA (VOLUNTARY DISCLOSURE) DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun oleh : WAHYUNI WIJAYANTI NIM : 109082000157 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

description

Skripsi

Transcript of Semua Bab Skripsi

Page 1: Semua Bab Skripsi

ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE

DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN

SUKARELA (VOLUNTARY DISCLOSURE) DALAM LAPORAN TAHUNAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh :

WAHYUNI WIJAYANTI

NIM : 109082000157

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: Semua Bab Skripsi
Page 3: Semua Bab Skripsi
Page 4: Semua Bab Skripsi
Page 5: Semua Bab Skripsi
Page 6: Semua Bab Skripsi

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Wahyuni Wijayanti

2. Tempat, Tanggal lahir : Pekalongan, 6 Oktober 1989

3. Alamat : Slawi Kulon RT 003/001

Kec. Slawi, Kab. Tegal

4. Telepon : 0856 9788 0265

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri Panjang Wetan 02 Pekalongan Tahun 1995-2001

2. SMP Negeri 01 Pekalongan Tahun 2001-2004

3. SMA Negeri 01 Pekalongan Tahun 2004-2007

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013

(Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Akuntansi)

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Divisi Keuangan Usaha ATK Koperasi Mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah periode 2011

2. Divisi Keuangan Usaha Cafetaria Koperasi Mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah periode 2012

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Katnawi

2. Ibu : Endang Sugati

3. Alamat : Slawi Kulon RT 003/001, Kab. Tegal

4. Anak ke dari : 6 dari 6 bersaudara

Page 7: Semua Bab Skripsi

vii

ABSTRACT

This study was to analyze the effect of voluntary disclosure in the annualreport to the corporate governance and company characteristic. Corporategovernance was reflected by the proportion of independent commissioners andcommissioners size, while the characteristic of the company was reflected bycompany size, profitability and leverage. In this study, the population was publiclytraded manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange the period2009 to 2011. Sampling technique was done by purposive sampling. Number ofmanufacturing companies that used a sample of 58 companies for a total studysample was 174 annual reports. The analytical method used was multipleregression analysis.

Results of this study indicated that company size has significant effectpositively with regression coefficient 0,016 and significant degree is 0,035.Leverage has negative significant effect with regression coefficient -0,024 andsignificant degree is 0,009. While the proportion of independent commissioners,commissioners size, and profitability didn’t have significant effect on voluntarydisclosure in the annual report.

Keywords: Voluntary Disclosure, Proportion of Independent Commissioners,Commissioners Size, Company Size, Profitability, and Leverage

Page 8: Semua Bab Skripsi

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh antara pengungkapansukarela dalam laporan tahunan dengan corporate governance dan karakteristikperusahaan. Corporate governance dicerminkan dengan proporsi dewan komisarisindependen dan ukuran dewan komisaris, sedangkan karakteristik perusahaandicerminkan dengan ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage. Populasidalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur go public yang terdaftar diBEI periode 2009 sampai 2011. Teknik pengambilan sampel dilakukan denganpurposive sampling. Jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan sampelsebanyak 58 perusahaan sehingga total sampel penelitian adalah 174 laporantahunan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruhsignifikan positif dengan koefisien regresi sebesar 0,016 dan tingkat signifikansi0,035. Variabel leverage berpengaruh signifikan negatif dengan koefisien regresisebesar -0,024 dan tingkat signifikansi 0,009. Sedangkan proporsi dewankomisaris independen, ukuran dewan komisaris dan profitabilitas tidakberpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan.

Kata kunci : Pengungkapan Sukarela, Proporsi Dewan Komisaris Independen,Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, danLeverage.

Page 9: Semua Bab Skripsi

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam

semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW

sebagai uswatun khasanah yang telah menuntun umatnya dari kegelapan menuju

terang benderang.

Tak lupa penulis juga menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak

yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, baik bantuan secara moril

maupun materiil. Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada

1. Kedua orang tua penulis yang selalu mencurahkan kasih sayang, motivasi,

doa tiada henti dan dukungan untuk menjadi yang terbaik.

2. Keluarga besar di Pekalongan dan Tegal yang selalu mendoakan dan

memberi semangat kepada penulis. Semua kakak penulis yang selalu

memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri

terutama makis. Terima kasih atas kasih sayang yang telah diberikan.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Rini, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM, Ak selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dosen Pembimbing Skripsi I

yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan

skripsi ini.

7. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang

telah meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan serta

dukungan dalam proses penulisan skripsi ini.

Page 10: Semua Bab Skripsi

x

8. Seluruh dosen yang telah mengajarkan ilmunya dan karyawan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu penulis demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moril maupun

materiil kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah berusaha dengan semaksimal

mungkin memberikan yang terbaik. Namun tidak mustahil jika pepatah, ”tak ada

gading yang tak retak“ masih ada dalam penyusunan skripsi ini. Kesempurnaan

skripsi ini memang semata-mata adalah berkat karunia Allah SWT. Oleh karena

itu, penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun dari berbagai

pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat dan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 14 Mei 2013

Wahyuni Wijayanti

Page 11: Semua Bab Skripsi

xi

DAFTAR ISI

No Keterangan Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............................v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ix

DAFTAR ISI......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang Penelitian ................................................................1

B. Perumusan Masalah..........................................................................9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................10

1. Tujuan Penelitian ......................................................................10

2. Manfaat Penelitian ....................................................................11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 12

A. Tinjauan Literatur .........................................................................12

Page 12: Semua Bab Skripsi

xii

1. Pengungkapan dalam Laporan Tahunan ...................................12

a. Pengertian Pengungkapan ....................................................12

b. Tujuan Pengungkapan ......................................................... 14

c. Jenis Pengungkapan .............................................................15

d. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) ..................16

2. Corporate Governance .............................................................21

a. Proporsi Dewan Komisaris Independen .............................. 23

b. Ukuran Dewan Komisaris .................................................... 24

3. Karakteristik Perusahaan ......................................................... 26

a. Ukuran Perusahaan ............................................................. 27

b. Profitabilitas ........................................................................ 29

c. Leverage .............................................................................. 31

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ................ 34

1. Proporsi dewan komisaris independen dengan pengungkapan

sukarela .................................................................................... 34

2. Ukuran dewan komisaris dengan pengungkapan sukarela ...... 34

3. Ukuran perusahaan dengan pengungkapan sukarela ............. 35

4. Profitabilitas dengan pengungkapan sukarela .......................... 35

5. Leverage dengan pengungkapan sukarela ............................... 36

6. Proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris,

ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage dengan

pengungkapan sukarela ............................................................ 36

C. Penelitian Sebelumnya ................................................................ 37

Page 13: Semua Bab Skripsi

xiii

D. Kerangka Pemikiran .................................................................... 42

E. Hipotesis ...................................................................................... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 46

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 46

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 46

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 48

1. Penelitian Pustaka (Library Research) .................................... 48

2. Penelitian Lapangan (Field Research) ......................................48

D. Metode Analisis Data .................................................................... 49

1. Statistik Deskriptif .....................................................................49

2. Uji Asumsi Klasik......................................................................49

a. Uji Multikolonieritas.............................................................50

b. Uji Heteroskedatisitas ...........................................................50

c. Uji Normalitas.......................................................................51

d. Uji Autokorelasi ...................................................................51

3. Uji Hipotesis ..............................................................................52

4. Uji Statistik ................................................................................53

a. Koefisien Determinasi .........................................................53

b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)..................................54

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Statistik t) ..............55

E. Operasional Variabel Penelitian .................................................... 55

1. Variabel Dependen (terikat) ......................................................55

2. Variabel Independen (bebas) ....................................................60

Page 14: Semua Bab Skripsi

xiv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 64

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................................. 64

1. Deskripsi Objek Penelitian ........................................................64

2. Deskripsi Sampel Penelitian ......................................................66

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian..................................................69

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................69

2. Uji Asumsi Klasik .....................................................................73

a. Uji Multikolonieritas.............................................................74

b. Uji Heteroskedatisitas .......................................................... 75

c. Uji Normalitas ..................................................................... 77

d. Uji Autokorelasi ...................................................................79

3. Uji Hipotesis ..............................................................................81

a. Koefisien Determinasi ..........................................................81

b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)..................................82

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Statistik t) ...............83

4. Analisis Regresi Berganda ....................................................... 86

BAB V PENUTUP...........................................................................................93

A. Kesimpulan.....................................................................................93

B. Implikasi ........................................................................................95

C. Saran ...............................................................................................96

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................97

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................101

Page 15: Semua Bab Skripsi

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Penelitian – penelitian Terdahulu.............................................................. 37

3.1 Operasional Variabel ................................................................................ 63

4.1 Proses Seleksi Sampel .............................................................................. 67

4.2 Daftar Nama Perusahaan Sampel ............................................................. 68

4.3 Statistik Deskriptif .................................................................................... 70

4.4 Uji Multikolonieritas Sebelum Lag Y....................................................... 74

4.5 Uji Multikolonieritas Setelah Lag Y ........................................................ 75

4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum Lag Y ......................................... 76

4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Lag Y ........................................... 77

4.8 Hasil Uji Normalitas Sebelum Lag Y ...................................................... 78

4.9 Hasil Uji Normalitas Setelah Lag Y.......................................................... 79

4.10 Hasil Uji Autokorelasi Sebelum Lag Y ................................................... 80

4.11 Hasil Uji Autokorelasi Setelah Lag Y....................................................... 80

4.12 Koefeisien Determinasi (Adjusted R Square) ......................................... 82

4.13 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ............................................... 83

4.14 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ............................. 84

Page 16: Semua Bab Skripsi

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran..................................................................... 44

Page 17: Semua Bab Skripsi

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Data Nama Perusahaan Sampel Berdasarkan Jenis Produk ................. 101

2 Indeks Pengungkapan Sukarela (VD) .................................................. 105

3 Corporate Governance ........................................................................ 108

4 Karakteristik Perusahaan ..................................................................... 111

5 Hasil Output SPSS Sebelum lag Y ...................................................... 116

6 Hasil Output SPSS Setelah Lag Y ....................................................... 119

Page 18: Semua Bab Skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perusahaan – perusahaan di Indonesia yang sudah melakukan

penawaran saham kepada publik (go public) wajib menyampaikan laporan

keuangan perusahaan secara periodik. Hal ini dikarenakan laporan

keuangan perusahaan merupakan sumber informasi bagi para investor

untuk mengambil keputusan investasi di pasar modal. Selain itu, laporan

keuangan perusahaan menjadi laporan pertanggungjawaban pihak

manajemen kepada pemegang saham atas pengelolaan sumber daya

perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), tujuan laporan

keuangan yaitu menyampaikan informasi yang menyangkut posisi

keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam

pengambilan keputusan ekonomi.

Laporan perusahaan yang disampaikan kepada Bapepam dapat berupa

laporan keuangan maupun laporan tahunan. Laporan keuangan tersebut

terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan

ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian

integral laporan keuangan. Sedangkan laporan tahunan adalah laporan

yang diterbitkan setahun sekali, berisi data keuangan (laporan keuangan)

dan informasi non-keuangan (Sudarmadji dan Sularto, 2007:1).

1

Page 19: Semua Bab Skripsi

2

Pengungkapan informasi dalam laporan tahunan merupakan suatu

komponen yang signifikan dalam mencapai sarana akuntabilitas publik.

Perusahaan diharapkan lebih transparan dan akuntabilitas dalam

pengungkapan laporan tahunan perusahaan. Informasi yang ada dalam

laporan tahunan menjadi dasar utama bagi para pengambil keputusan

seperti investor, kreditor dan pengguna informasi lainnya. Informasi

tersebut diharapkan mampu mengurangi tingkat risiko dan ketidakpastian

yang dihadapi para pengambil keputusan. Agar informasi yang terdapat

dalam laporan tahunan dapat dipahami oleh penggunanya, perusahaan

memerlukan pengungkapan (disclosure) secara memadai. Disclosure yang

luas dibutuhkan oleh pengguna informasi khususnya investor dan kreditor

guna mengambil keputusan investasi. Namun, tidak semua informasi yang

dimiliki perusahaan harus diungkapkan secara detail dan transparan.

Menurut Darrough (1993) dalam Almilia dan Retrinasari (2007:1),

pengungkapan laporan tahunan dibagi menjadi dua, yaitu pengungkapan

wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary

disclosure). Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) adalah

pengungkapan yang disyaratkan oleh standar akuntansi dan peraturan yang

berlaku. Sedangkan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) adalah

pengungkapan yang bebas dilakukan manajemen perusahaan untuk

memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang

relevan untuk pengambilan keputusan para pemakai laporan tahunan.

Page 20: Semua Bab Skripsi

3

Selama ini, kebijakan luas pengungkapan sukarela dapat berbeda

antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Perbedaan luas

pengungkapan sukarela tersebut menurut Hardiningsih (2008:67) dapat

dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan seperti budaya perusahaan,

bidang usaha, proses produksi, pasar, sumber daya dan lain-lain. Struktur

meliputi ukuran (size) perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk

melunasi kewajiban. Kinerja (performance) meliputi likuiditas perusahaan

dan laba (profitabilitas). Sedangkan dari pendekatan pasar meliputi faktor-

faktor kualitatif seperti tipe industri, tipe auditor dan status perusahaan.

Pengungkapan (disclosure) dibutuhkan oleh perusahaan. Perusahaan

terkadang membuat pengungkapan yang lebih luas guna mendapatkan

keuntungan. Tampaknya, kompetisi atas investasi dana merupakan faktor

pendorong utama dalam meningkatkan pengungkapan oleh perusahaan.

Disclosure juga menjadi salah satu upaya mewujudkan transparansi dalam

dunia bisnis sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pengguna laporan

keuangan. Merebaknya skandal akuntansi yang terjadi di dunia menjadi

penyebab menurunnya tingkat kepercayaan para pengguna laporan

tahunan terutama para investor.

Skandal akuntansi yang pernah terjadi menimpa perusahaan tekstil

raksasa Jepang, Kanebo Limited. Perusahaan melambungkan keuntungan

sebesar $2 milyar lebih dari 5 tahun periode. Health South Corporation

juga melakukan kecurangan dengan overstated pendapatan perusahaan

sebesar $14 milyar untuk memenuhi harapan investor. Kasus – kasus ini

Page 21: Semua Bab Skripsi

4

telah melanggar prinsip corporate governance (www.bizcovering.com/

history). Prinsip ini meliputi prinsip transparansi terutama informasi dalam

mengambil keputusan dan mempengaruhi harga saham. Kasus akuntansi

tersebut dapat diminimalisir apabila perusahaan menerapkan

pengungkapan yang lebih transparan dan lebih luas guna melindungi

kepentingan publik dan mampu menjawab kekhawatiran investor.

Di sisi lain pengungkapan sukarela juga menjadi value added di mata

investor. Salah satunya pengungkapan sukarela mengenai pengelolaan

lingkungan hidup yang penting bagi keberlangsungan industri manufaktur.

Isu lingkungan menjadi salah satu pendorong inovasi dan peningkatan

daya saing bagi perusahaan (www.menlh.go.id). Peningkatan daya saing

ini akan berdampak pada nilai perusahaan di mata investor yang

mempengaruhi harga saham perusahaan.

Perusahaan yang menerapkan corporate governance akan menjadi

daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya. Penerapan

corporate governance akan berdampak pada pengungkapan informasi

perusahaan kepada publik sehingga mengurangi asimetri informasi.

Investor menjadi merasa yakin bahwa dana yang diinvestasikannya

digunakan secara efisien dan efektif untuk kepentingan perusahaan, bukan

kepentingan manajemen. Corporate governance yang baik sejatinya akan

memberikan perlindungan bagi para pihak pemangku kepentingan dalam

perusahaan seperti misalnya pemegang saham (investor) dan kreditor,

sehingga mereka akan mendapat feedback atas investasi yang ditanamkan.

Page 22: Semua Bab Skripsi

5

Selain itu, karakteristik perusahaan juga erat kaitannya dengan

pengungkapan (disclosure) informasi atas perusahaan. Karateristik

perusahaan seperti profitabilitas, ukuran perusahaan, dan leverage

menunjukkan posisi keuangan dan kondisi perusahaan. Kondisi ini

mencerminkan bagaimana manejemen mengelola perusahaan dengan

menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Apabila

kinerja perusahaan baik, manajemen akan melakukan pengungkapan yang

lebih luas, begitu pun sebaliknya.

Penelitian mengenai pengaruh corporate governance telah dilakukan

oleh Linda dan Febrianty (2010). Dalam penelitiannya tersebut

membuktikan bahwa ukuran dewan komisaris mempunyai hubungan

positif dengan voluntary disclosure. Allegrini dan Greco (2011) serta Al-

Janadi, et al (2013) juga menemukan bukti adanya korelasi positif antara

ukuran dewan komisaris dengan jumlah pengungkapan sukarela. Namun,

Primastuti dan Achmad (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

jumlah dewan komisaris tidak berhubungan dengan luas pengungkapan

informasi strategis. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa proporsi

dewan komisaris independen berpengaruh signifikan dan positif terhadap

luas pengungkapan informasi strategis. Nandi dan Ghosh (2012)

mengemukakan bahwa proporsi dewan komisaris independen berpengaruh

terhadap voluntary disclosure. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian Wijaya (2009) dan Achmad (2012) yang menunjukkan bahwa

proporsi dewan komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap

Page 23: Semua Bab Skripsi

6

pengungkapan sukarela. Hasil yang masih beragam membuat peneliti

tertarik untuk menguji kembali pengaruh ukuran dewan komisaris dan

proporsi dewan komisaris independen terhadap pengungkapan sukarela.

Perusahaan besar akan mengungkapkan informasi yang luas. Hal ini

sejalan dengan penelitian Hardiningsih (2008), Mujiyono dan Nany

(2010), dan Septiani (2011). Hasil penelitian membuktikan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela.

Perusahaan yang memiliki profitabilitas akan melakukan disclosure

yang lebih luas. Barako (2007) dalam penelitiannya di Kenya

membuktikan adanya korelasi positif antara ROA dan pengungkapan

sukarela. Hal ini sejalan dengan penelitian Rouf (2010) yang menemukan

bukti bahwa profitabilitas mempunyai hubungan dengan pengungkapan

sukarela. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih (2008) dan

Septiani (2011) menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan sukarela.

Barako (2007), Nandi dan Ghosh (2012) serta Primastuti dan Achmad

(2012) menemukan bukti adanya pengaruh signifikan antara leverage dan

pengungkapan sukarela. Namun, Mujiyono dan Nany (2010) dan Septiani

(2011) mengungkapkan bahwa leverage perusahaan tidak berpengaruh

terhadap luas voluntary disclosure.

Berdasarkan uraian di atas, penting untuk mencermati penerapan

mekanisme corporate governance sehingga diharapkan pengungkapan

sukarela dapat diterapkan oleh perusahaan. Corporate governance dalam

Page 24: Semua Bab Skripsi

7

penelitian ini mengacu pada proporsi dewan komisaris independen dan

ukuran dewan komisaris dalam sebuah perusahaan. Karakteristik dari

masing-masing perusahaan juga akan mempengaruhi perusahaan dalam

melakukan voluntary disclosure. Karakteristik perusahaan ini meliputi

ukuran perusahaan, profitabilitas yang diperoleh perusahaan dan leverage

perusahaan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Analisis Pengaruh Corporate Governance dan

Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sukarela

(Voluntary Disclosure) dalam Laporan Tahunan (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2009-2011)“.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang

dilakukan oleh Primastuti dan Achmad (2012). Adapun perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:

1. Penelitian ini menggunakan tiga tahun periode laporan tahunan yaitu

tahun 2009, 2010 dan 2011. Penelitian yang dilakukan sebelumnya

hanya menggunakan dua periode yaitu tahun 2009 dan 2010.

2. Penelitian ini tidak menggunakan variabel kepemilikan institusional,

kepemilikan manajerial, dan jumlah rapat dewan komisaris. Penelitian

ini hanya menggunakan variabel proporsi dewan komisaris

independen dan jumlah dewan komisaris dalam memproksikan

penerapan corporate governance di perusahaan sampel. Hal ini

dikarenakan pada penelitian sebelumnya kepemilikan institusional

Page 25: Semua Bab Skripsi

8

dan kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap luas pengungkapan sukarela. Selain itu, proporsi dewan

komisaris independen dan jumlah dewan komisaris yang digunakan

dalam penelitian ini sudah mampu mewakili penerapan corporate

governance yang bertindak sebagai dewan komisaris dalam

mengawasi kegiatan agen (manajemen) dan melindungi kepentingan

prinsipal (pemegang saham).

3. Indeks pengungkapan sukarela dalam penelitian ini menggunakan 47

item pengungkapan, sedangkan penelitian terdahulu hanya

menggunakan 8 item indeks pengungkapan informasi strategis.

Peneliti menggunakan variabel corporate governance yang terdiri atas

proporsi dewan komisaris independen dan ukuran dewan komisaris.

Sedangkan karakteristik perusahaan dalam penelitian ini terdiri atas

ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage. Pemilihan variabel

proporsi dewan komisaris independen dan ukuran dewan komisaris ini

menjadi menarik perhatian karena kedua komponen ini sangat erat

kaitannya dengan pengungkapan yang akan dilakukan perusahaan.

Karakteristik perusahaan juga menjadi sorotan dalam pengungkapan

karena hal ini menyangkut kondisi perusahaan itu sendiri yang akan

diinformasikan ke publik. Selain itu, penelitian terdahulu yang masih

memberikan hasil beragam membuat peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut.

Page 26: Semua Bab Skripsi

9

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan

perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan

perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

5. Apakah leverage perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

6. Apakah proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan

komisaris, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage perusahaan

berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur

yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

Page 27: Semua Bab Skripsi

10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan:

a. Menguji pengaruh proporsi dewan komisaris independen tehadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan

tahunan perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek

Indonesia.

b. Menguji pengaruh ukuran dewan komisaris tehadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan

tahunan perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek

Indonesia.

c. Menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

d. Menguji pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

e. Menguji pengaruh leverage terhadap pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

f. Menguji pengaruh proporsi dewan komisaris independen, ukuran

dewan komisaris, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage

perusahaan secara simultan terhadap pengungkapan sukarela

Page 28: Semua Bab Skripsi

11

(voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia

2. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini berguna untuk memberikan wawasan dalam ilmu

pengetahuan khususnya bidang ekonomi. Hasil penelitian juga

diharapkan memperluas dan memperkuat penelitian sebelumnya.

b. Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu untuk meningkatkan aspek

pengungkapan laporan tahunan perusahaan khususnya

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) agar akuntabilitas

publik dan transparansi dapat tercapai.

c. Investor

Penelitian ini dapat menambah informasi bagi investor sebagai

alat bantu pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

d. Pemerintah

Penelitian ini diharapkan mampu mendorong pemerintah

memperluas item pengungkapan dalam laporan tahunan.

Page 29: Semua Bab Skripsi

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Pengungkapan dalam Laporan Tahunan

a. Pengertian Pengungkapan

Pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan menjadi ajang

untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata investor terutama

pengungkapan yang bersifat sukarela. Laporan tahunan adalah laporan

yang diterbitkan setahun sekali, berisi data keuangan (laporan

keuangan) dan informasi non-keuangan. Laporan keuangan adalah

informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen suatu perusahaan

kepada pihak eksternal dan internal perusahaan. Sedangkan informasi

non-keuangan yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan

pengungkapannya tergantung dari kondisi dan kebutuhan masing-

masing perusahaan. Laporan tahunan menjadi media komunikasi

informasi keuangan dan informasi lainnya kepada pemegang saham,

kreditor, dan stakeholder. Selain itu, laporan tahunan juga dijadikan

media pertanggungjawaban manajer dalam pelaksanaan tugasnya

menjalankan perusahaan.

Hendriksen dan Breda (2002:429) mengemukakan bahwa

pengungkapan diartikan sebagai penyampaian (release) informasi.

Para akuntan cenderung menggunakan dalam batasan yang lebih

12

Page 30: Semua Bab Skripsi

13

sempit, yaitu penyampaian informasi keuangan tentang perusahaan

dalam laporan keuangan, umumnya laporan tahunan.

Pengungkapan (disclosure) berarti memberikan data yang

bermanfaat kepada pihak yang memerlukan, dalam hal ini

stakeholder. Dalam laporan keuangan, disclosure mengandung arti

bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan

yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha (Chariri, 2001

dalam Hardiningsih, 2008:69). Jadi, dapat disimpulkan bahwa

pengungkapan adalah penyampaian informasi atau data mengenai

kegiatan perusahaan kepada para pemangku kepentingan, terutama

shareholder (pemegang saham).

Standar dan praktik dalam pengungkapan dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu undang-undang, tingkat perkembangan

ekonomi, politik, pendidikan, budaya, dan faktor lainnya. Perusahaan

go public yang kepemilikannya ada pada pemegang saham

menekankan proteksi terhadap investor. Pengungkapan yang lebih

luas menjadi salah satu upaya dalam merespon akuntabilitas

perusahaan terhadap masyarakat luas (publik). Perlindungan terhadap

investor dilakukan oleh sebagian besar bursa saham dengan lembaga

peraturan professional dan pemerintah dengan menentukan laporan

dan kebutuhan akan adanya pengungkapan informasi perusahaan.

Informasi ini diharapkan mampu dijadikan dasar bagi investor untuk

mengevaluasi kinerja dan prospek perusahaan.

Page 31: Semua Bab Skripsi

14

Proteksi terhadap investor dilakukan dengan cara penerimaan

informasi dan pengawasan secara berkala. Pengungkapan yang

dilakukan perusahaan harus memadai agar investor dapat

membandingkan antar perusahaan (komparabilitas) sebagai acuan

dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Selain itu,

pengungkapan yang menyeluruh dan dapat dipercaya akan

meningkatkan kepercayaan investor, di mana akan berdampak pada

peningkatan likuiditas, penurunan biaya transaksi, dan meningkatkan

kualitas pasar secara keseluruhan (Frost dan Lang, 1996 dalam Choi

dan Meek, 2010:179).

b. Tujuan Pengungkapan

Menurut Belkaoui dan Riahi (2006:338) tujuan dari

pengungkapan dinyatakan sebagai berikut:

1) Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan memberikan

pengukuran yang relevan atas hal-hal tersebut di luar

pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan.

2) Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan untuk memberikan

pengukuran yang bermanfaat bagi hal-hal tersebut.

3) Untuk memberikan informasi yang akan membantu investor dan

kreditor menilai resiko dan potensial dari hal-hal yang diakui

dan tidak diakui.

4) Untuk memberikan informasi penting yang memungkinkan

pengguna laporan keuangan melakukan perbandingan dalam

Page 32: Semua Bab Skripsi

15

satu tahun dan diantara beberapa tahun.

5) Untuk memberikan informasi mengenai arus kas masuk atau

arus kas keluar di masa depan.

6) Untuk membantu para investor menilai pengembalian dari

investasi mereka.

c. Jenis Pengungkapan

Pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan terdiri atas

dua jenis (Meek, et al, 1995 dalam Hardiningsih, 2008:67) antara lain:

1) Pengungkapan wajib (mandatory disclosure)

Pengungkapan wajib adalah pengungkapan informasi yang

diwajibkan dalam laporan tahunan perusahaan yang diwajibkan

dan diatur oleh suatu peraturan pasar modal.

2) Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi

melebihi yang diwajibkan karena dipandang relevan dengan

kebutuhan pemakai laporan keuangan.

Informasi yang terdapat dalam laporan tahunan harus

diungkapkan yang proporsi pengungkapannya tidak hanya bergantung

pada kemampuan pembacanya, tetapi juga bergantung pada standar

yang ditetapkan. Menurut Hendriksen dan Breda (2002:432) terdapat

tiga konsep pengungkapan yaitu:

Page 33: Semua Bab Skripsi

16

1) Pengungkapan cukup (adequate disclosure)

Pengungkapan yang cukup yaitu pengungkapan minimum yang

disyaratkan oleh peraturan yang berlaku, di mana informasi dan

angka-angka yang disajikan dalam laporan tahuanan dapat

diinterpretasikan oleh investor dan para pihak yang

berkepentingan.

2) Pengungkapan wajar (fair disclosure)

Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung menyiratkan

suatu etika, yaitu memberikan perlakuan yang sama kepada

semua pemakai laporan keuangan untuk menerima informasi

yang handal sehingga tidak ada ketimpangan informasi antar

para pembacanya.

3) Pengungkapan penuh (full disclosure)

Pengungkapan penuh menyangkut penyajian informasi yang

relevan. Bagi sebagian orang pengungkapan penuh berarti

penyajian informasi secara berlimpah sehingga tidak tepat.

Menurut mereka terlalu banyak informasi akan membahayakan.

Karena penyajian rinci dan yang tidak penting justru akan

mengaburkan informasi yang signifikan dan membuat laporan

keuangan sulit ditafsir oleh para penggunanya.

d. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)

Semua perusahaan publik diwajibkan untuk memenuhi

pengungkapan minimum, tetapi secara substansial perusahaan akan

Page 34: Semua Bab Skripsi

17

berbeda-beda dalam hal jumlah pegungkapan informasinya ke pasar

modal (Healy dan Palepu,1993 dalam Hardiningsih, 2008:70).

Tingkatan pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan tergantung

pada tingkatan pengungkapan yang disediakan oleh sumber-sumber

lain. Salah satu pertimbangan manajemen dalam mengungkapkan

informasi perusahaan secara sukarela (voluntary disclosure) lebih

banyak dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat. Perusahaan akan

mengungkapkan informasi secara sukarela apabila manfaat yang

diperoleh perusahaan dari pengungkapan informasi tersebut lebih

besar dari biaya yang dikeluarkan (cost-benefit consideration). Oleh

karena itu, sebelum manajemen menyebarkan informasi perusahaan,

biaya dan manfaat dari penyediaaan informasi tersebut harus

diperbandingkan.

Informasi dalam laporan keuangan merupakan sinyal bagi para

investor dalam memberikan prospek atau pandangan terhadap

perusahaan yang bersangkutan. Hal ini menyebabkan informasi yang

disajikan oleh manajemen harus dapat dipercaya, lengkap, dan tepat

waktu, sehingga memungkinkan investor untuk melakukan

pengambilan keputusan investasi yang tepat. Keputusan tepat yang

diambil investor sebelum berinvestasi akan berdampak pada hasil

(feedback) yang sesuai harapan.

Manajemen sebagai agen diberi wewenang oleh pemegang

saham (principal) untuk mengelola perusahaan. Manajemen

Page 35: Semua Bab Skripsi

18

perusahaan mempunyai lebih banyak informasi daripada pihak luar

mengenai kinerja perusahaan saat ini maupun kinerja masa depan.

Padahal, pemegang saham sebagai pihak yang memberikan mandat

membutuhkan informasi yang mendetail dan berkala mengenai

perusahaan. Manajemen berinisiatif untuk mengungkap informasi

perusahaan secara sukarela dalam laporan tahunan. Menurut Choi dan

Meek (2010:176), pengungkapan informasi ini juga dilakukan

manajemen karena:

1) Voluntary disclosure berdampak pada likuiditas saham

perusahaan

2) Voluntary disclosure dapat mengurangi cost of capital (biaya

modal)

3) Voluntary disclosure berdampak pada biaya transaksi yang lebih

rendah dalam perdagangan sekuritas perusahaan

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

voluntary disclosure sejatinya sangat bermanfaat bagi perusahaan.

Karena dengan adanya voluntary disclosure, maka nilai perusahaan di

mata investor akan meningkat yang tercermin dari harga saham

perusahaan tersebut. Harga saham bagi perusahaan mengindikasikan

kemudahan perusahaan dalam memperoleh dana di pasar modal.

Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) merupakan salah

satu indikator adanya praktek good corporate governance. Beberapa

aspek internal yang dianggap mempengaruhi keputusan voluntary

Page 36: Semua Bab Skripsi

19

disclosure adalah corporate governane dan culture characteristic.

Perusahaan - perusahaan yang sudah listed di bursa saham bersaing

untuk mendapatkan dana dari para investor dengan cara memberikan

informasi akuntansi. Biasanya, manajemen akan secara sukarela

memberikan informasi kepada para investor sehingga diharapkan

pasar akan meresponnya. Respon pasar ini tercermin melalui harga

saham yang meningkat. Harga saham yang meningkat ini akan

meningkatkan pula nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan

dianggap baik di mata investor. Pemberian informasi akuntansi juga

diharapkan mampu mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara

pihak manajemen (agen) dengan para pemegang saham (prinsipal)

sehingga agency conflict dapat diminimalisir.

Teori keagenan (agency theory) dikemukakan oleh Jensen dan

Meckling pada tahun 1976. Teori ini menganalogikan bahwa

manajemen berlaku sebagai agen dan pemegang saham (shareholder)

berlaku sebagai prinsipal. Prinsipal mendelegasikan wewenangnya

kepada agen untuk mengelola perusahaan dan mengambil keputusan

yang terkait dengan perusahaan guna kepentingan prinsipal. Sebagai

bentuk pertanggungjawaban, agen akan melaporkan keadaan

perusahaan melalui pelaporan keuangan. Dalam teori keagenan

terkadang timbul asimetri informasi antara prinsipal dan agen. Hal ini

disebabkan agen berinteraksi secara langsung dalam kegiatan

operasional perusahaan sehingga mengetahui lebih banyak informasi

Page 37: Semua Bab Skripsi

20

mengenai perusahaan, sedangkan prinsipal hanya mengandalkan

laporan yang dibuat oleh agen untuk mengetahui informasi

perusahaan.

Pengungkapan berkaitan erat dengan praktik corporate

governance dalam sebuah perusahaan. Hal ini tercermin melalui suatu

teori agensi (agency theory). Teori agensi berdasarkan literatur

empiris menyatakan adanya hubungan substitusi dan pelengkap antara

corporate governance dan pengungkapan. Selain itu, tata kelola

perusahaan (corporate governance) dan pengungkapan sukarela

adalah dua mekanisme kontrol yang digunakan untuk melindungi

investor dan mengurangi konflik keagenan (Septiani, 2011:5).

Shareholder hanya mengandalkan laporan tahunan perusahaan

saja untuk mengetahui kondisi dan kinerja manajemen dalam sebuah

perusahaan. Terkadang ada konflik yang timbul antara shareholder

dan manajemen (agency conflict). Oleh karena itu,guna mengurangi

konflik keagenan diperlukan suatu mekanisme eksternal seperti

pengungkapan sukarela pada laporan tahunan perusahaan. Adanya

suatu pengungkapan seyogyanya mampu menjembatani kepentingan

pemegang saham dengan manajemen perusahaan Selain itu, praktik

corporate governance dalam perusahaan juga diharapkan mampu

meminimalisir agency conflict yang terjadi antara agen dan prinsipal.

Pihak manajemen perusahaan berkeinginan untuk memberi

sinyal berupa informasi akuntansi dan pengungkapan sukarela

Page 38: Semua Bab Skripsi

21

(voluntary disclosure) kepada pasar untuk bersaing mendapatkan dana

dari investor (signalling theory). Signalling theory menyebutkan

bahwa manajemen perusahaan yang bertindak sebagai agen memiliki

dorongan untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal sebagai

mekanisme untuk mengurangi asimetri informasi. Untuk mendapatkan

respon pasar maka perusahaan memberikan sinyal berupa

pengungkapan informasi perusahaan yang menggambarkan

bagaimana perusahaan mampu menjadi investasi yang potensial bagi

investor. Informasi ini meningkatkan ekspektasi investor terhadap

perusahaan dan diharapkan mampu meningkatkan nilai perusahaan di

mata publik. Perusahaan dianggap dapat memberikan prospek masa

depan yang lebih menjanjikan sehingga hal ini berimbas terhadap

harga saham yang lebih tinggi (Alvarez, et al, 2008:601).

2. Corporate Governance

Salah satu kriteria suatu perusahaan dikatakan baik apabila

perusahaan itu telah menerapkan corporate governance (CG). Berbagai

atribut CG berguna untuk mengendalikan agency problem dengan

memastikan bahwa para manajer telah bertindak sesuai dengan

kepentingan para pemegang saham (Wijaya, 2009:396).

OECD (2004) dalam Linda dan Febrianty (2010:190), corporate

governance adalah seperangkat tata hubungan di antara manajemen,

direksi, dewan komisaris, pemegang saham dan para pemangku

Page 39: Semua Bab Skripsi

22

kepentingan (stakeholder) lainnya yang mengatur dan mengarahkan

kegiatan perusahaan. Corporate governance memiliki 5 asas, antara lain

akuntabilitas, transparansi, responsibilitas, independensi dan fairness.

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (2012)

dalam publikasinya dengan menerapkan corporate governance, ada

beberapa manfaat yang dapat diperoleh, antara lain:

a. Mudah untuk meningkatkan modal

b. Menurunkan biaya modal

c. Meningkatkan kinerja bisnis dan peningkatan kinerja ekonomi

d. Berdampak baik pada harga saham (karena situasi Indonesia saat ini,

privatisasi BUMN dapat berkontribusi secara signifikan terhadap

anggaran negara)

Pemerintah juga mengeluarkan Surat Keputusan Menteri

Negara/Kepala Badan Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha

Milik Negara No. Kep-23/M-PM.PBUMN/2000 tanggal 31 Mei 2000,

yang diperbaharui dengan Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-

117/MMBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktik CG

pada BUMN. BUMN diwajibkan menjadikan prinsip-prinsip CG sebagai

landasan operasional kegiatan usaha dan memberikan pedoman yang lebih

rinci bagi BUMN untuk menerapkan CG berdasarkan prinsip-prinsip

transparansi, kemandirian, akuntabilitas, responsibilitas, serta kewajaran.

Keberadaan corporate governance menjadi salah satu alat proteksi

bagi kepentingan pemegang saham (prinsipal) yang hanya memiliki sedikit

Page 40: Semua Bab Skripsi

23

informasi tentang perusahaan. Corporate governance menjadi suatu

mekanisme pengawasan yang mendorong direksi melakukan kegiatan

operasional perusahaan demi kepentingan pemegang saham. Dalam

penelitian ini hanya ada dua proksi yang menggambarkan corporate

governance, yaitu proporsi dewan komisaris independen dan ukuran

dewan komisaris.

a. Proporsi Dewan Komisaris Independen

Dewan komisaris dapat terdiri dari komisaris yang tidak berasal

dari pihak terafiliasi yang dikenal sebagai komisaris independen dan

komisaris yang terafiliasi. Komisaris yang terafiliasi adalah pihak

yang mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan

pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris

lain, serta dengan perusahaan itu sendiri. Mantan anggota direksi dan

dewan komisaris yang terafiliasi serta karyawan perusahaan, untuk

jangka waktu tertentu termasuk dalam kategori terafiliasi (Komite

Nasional Kebijakan Governance, 2006:13).

Unsur komisaris independen dalam struktur organisasi

perusahaan beranggotakan dewan komisaris yang berasal dari luar

perusahaan berfungsi untuk menyeimbangkan dalam pengambilan

keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang

saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait (Juniarti dan

Sentosa, 2009:90). Ketentuan mengenai dewan komisaris independen

diatur dalam Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No:Kep-

Page 41: Semua Bab Skripsi

24

305/BEJ/07-2004 Tentang Pencatatan Saham dan Efek bersifat

Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.

Berdasarkan peraturan tersebut, perusahaan yang listing di Bursa Efek

Indonesia harus memiliki dewan komisaris independen yang

jumlahnya sekurang-kurangnya 30% dari seluruh jumlah anggota

dewan komisaris.

Komisaris independen diharapkan dapat bertindak semata-mata

demi kepentingan perusahaan, dalam hal ini pemegang saham.

Komisaris independen menjamin adanya mekanisme pengawasan

terhadap kinerja manejemen dapat berjalan secara efektif. Namun,

komisaris independen memiliki akses yang terbatas terhadap

informasi yang menyangkut perusahaan. Hal ini disebabkan dewan

komisaris independen tidak turut andil dalam kegiatan operasional

perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengungkapan

informasi akuntansi perusahaan agar asimetri informasi dapat

diminimalisir dan agency conflict dapat dicegah. Selain itu, fungsi

pengawasan yang dilakukan dewan komisaris dapat mendorong

terlaksananya good corporate governance (Achmad, 2012:3).

b. Ukuran Dewan Komisaris

Menurut Undang-Undang No 40 Tahun 2007 pasal 108 Tentang

Perseroan Terbatas, dewan komisaris bertugas mengawasi

kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perusahaan serta

memberikan nasehat kepada direksi. Selain itu, ditegaskan kembali

Page 42: Semua Bab Skripsi

25

dalam UUPT No 40 Tahun 2007 pasal 108 ayat (5) dijelaskan bahwa

perusahaan yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada

masyarakat atau berbentuk Perseroan Terbuka wajib memiliki paling

sedikitnya 2 (dua) anggota dewan komisaris. Oleh karena itu, jumlah

anggota dewan komisaris dalam tiap perusahaan berbeda – beda yang

disesuaikan dengan komplekstisitas perusahaan dengan tetap

memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan.

Dalam susunan keanggotaan dewan komisaris terdiri atas

komisaris utama, komisaris independen, dan komisaris. Kedudukan

masing-masing anggota dewan komisaris termasuk komisaris utama

adalah setara. Komisaris utama sebagai primus inter pares bertugas

mengkoordinasikan kegiatan dewan komisaris (Komite Nasional

Kebijakan Governance, 2006:13).

Di Indonesia, perusahaan - perusahaan yang listed di Bursa Efek

Indonesia maupun Bursa Efek Syariah harus melaporkan laporan

keuangannya secara periodik sesuai peraturan berlaku. Perusahaan

yang go public dan listed di BEI ini diatur dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan

Terbatas. Undang-undang ini mengatur fungsi dewan direksi dan

dewan komisaris. Dewan direksi ini mempunyai tanggung jawab

untuk memimpin perusahaan dan terlibat secara langsung dalam

kegiatan operasional. Sedangkan dewan komisaris hanya bertugas

untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen dan

Page 43: Semua Bab Skripsi

26

bertindak untuk memberikan masukan kepada dewan direksi. Dewan

komisaris dalam melakukan tugas pengawasannya juga memberikan

jaminan transparansi yang dilakukan oleh manajemen.

Dewan komisaris memegang peranan penting dalam

pelaksanaan corporate governance. Dewan komisaris juga diberikan

wewenang untuk mengambil keputusan atas nama pemilik (Patelli dan

Prencilpe, 2007 dalam Achmad, 2012:2). Namun, pengambilan

keputusan yang dilakukan dewan komisaris hanya dalam lingkup

fungsinya sebagai pengawas, sehingga keputusan mengenai kegiatan

operasional perusahaan tetap menjadi tanggung jawab dewan direksi.

3. Karakteristik Perusahaan

Lang dan Lundolm (1993) dalam Hardiningsih (2008:67)

menggolongkan karakteristik perusahaan dalam 3 pendekatan.

Karakteristik perusahaan tersebut berkaitan dengan struktur, kinerja, dan

pasar. Struktur perusahaan meliputi ukuran (size) perusahaan dan

kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban (leverage). Kinerja

(performance) perusahaan meliputi likuiditas perusahaan dan laba

(profitabilitas). Sedangkan dari pendekatan pasar meliputi faktor-faktor

kualitatif seperti tipe industri, tipe auditor dan status perusahaan. Namun,

dalam penelitian ini tidak semuanya akan diungkap, hanya beberapa

variabel saja yang menjadi sorotan antara lain ukuran perusahaan,

profitabilitas dan leverage perusahaan.

Page 44: Semua Bab Skripsi

27

a. Ukuran Perusahaan (size)

Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan dan

struktur kepemilikan yang dimilikinya. Ukuran perusahaan berkaitan

dengan pengungkapan yang akan dilakukannya dalam rangka

penawaran umum (go public). Perusahaan besar yang telah go public

akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak daripada

perusahaan kecil karena menyangkut beberapa hal, salah satunya teori

keagenan. Teori keagenan (agency theory) menjadi sorotan dalam

pengungkapan informasi perusahaan go public karena menyangkut

berbagai macam pihak yang berkepentingan. Perusahaan besar akan

memiliki biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil.

Oleh karena itu, agar biaya keagenan dapat diminimalisir, perusahaan

besar akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas

(Hardiningsih, 2008:71).

Ukuran perusahaan juga mencerminkan jaringan operasional

perusahaan. Perusahaan besar memiliki berbagai macam produk yang

dihasilkan dan beroperasi di berbagai tempat, termasuk di luar negeri.

Selain itu, perusahaan besar juga memiliki karyawan berketrampilan

tinggi dalam rangka pengungkapan informasi. Oleh karenanya, ukuran

perusahaan dapat mempengaruhi dalam pengungkapan informasi.

Perusahaan besar merupakan entitas yang banyak disorot oleh

pasar maupun oleh publik.Pengungkapan informasi yang lebih banyak

menjadi bagian dari upaya perusahaan guna menghindari resiko dan

Page 45: Semua Bab Skripsi

28

mewujudkan akuntabilitas publik. Di samping itu, perusahaan besar

memiliki sumber daya yang besar pula. Adanya sumber daya yang

besar tersebut, perusahaan besar perlu dan mampu membiayai

penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi yang

diungkapkan perusahaan sekaligus menjadi bahan utuk keperluan

pengungkapan informasi kepada pihak eksternal. Hal ini membuat

perusahaan besar tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan untuk

melakukan pengungkapan secara lengkap (Sudarmadji dan Sularto,

2007:3).

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan

ukuran (size) sebuah perusahaan, antara lain:

1) Ukuran total asset

Asset yang dimiliki oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan

usahanya terdiri atas asset lancar dan asset tetap. Perusahaan

yang memiliki asset tetap yang besar menunjukkan bahwa

kegiatan operasi perusahaan akan dapat ditopang dengan baik

yang tercermin melalui revenue yang diperoleh perusahaan.

2) Hasil penjualan bersih

Analisis penjualan selama ini memberikan perhatian kepada

pertumbuhan permintaan produk perusahaan sebagai hal yang

penting terhadap kesuksesan investasi. Namun, pertumbuhan

dalam kemampuan menghasilkan laba, bukan penjualan per unit

merupakan tujuan yang ingin dicapai.

Page 46: Semua Bab Skripsi

29

3) Kapitalisasi pasar (market capitalized)

Semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran

uang dan semakin besar kapitalisasi pasar. Hal ini menyebabkan

perusahaan semakin dikenal masyarakat (investor).

Oleh karena itu dapat dilihat bahwa ukuran perusahaan

menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besar

kecilnya modal yang digunakan, total asset yang dimiliki, atau total

penjualan yang diperolehnya.

b. Profitabilitas

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009), indikator kinerja

perusahaan terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan

potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa

depan. Prospek yang bagus akan menarik minat investor untuk

berinvestasi dalam suatu perusahaan sehingga diperlukan

pengungkapan yang lebih luas pada laporan tahunan perusahaan.

Rasio profitabilitas menjadi bentuk penilaian terhadap kinerja

manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan

oleh laba yang dihasilkan. Hal ini berarti bahwa rasio profitabilitas

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

dengan menggunakan asset maupun modal perusahaan (Sjahrial dan

Purba, 2011:40). Secara garis besar, laba yang dihasilkan perusahaan

berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Page 47: Semua Bab Skripsi

30

Semakin tinggi rasio profitabilitas, berarti semakin tinggi kemampuan

perusahaan memperoleh laba.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengukur

profitabilitas, antara lain:

1) Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio antara laba bersih

setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio NPM mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dalam

tingkat penjualan. Semakin tinggi NPM menunjukkan bahwa

perusahaan mampu menghasilkan laba yang tinggi pula pada

tingkat penjualan tertentu.

2) Return On Assey (ROA)

Return On Assey (ROA) merupakan asset yang menunjukkan

kemampuan perusahaan menghasilkan laba terhadap total asset

setelah dikurangi beban bunga dan pajak. ROA mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa lalu.

Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan akan

semakin baik karena tingkat pengembalian investasi (return)

yang semakin besar.

3) Return On Equity (ROE)

Return On Equity adalah rasio yang menunjukkan ukuran

profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. ROE

merupakan rasio laba bersih setelah pajak terhadap modal

Page 48: Semua Bab Skripsi

31

sendiri yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan laba

yang tersedia bagi pemegang saham

4) Gross Profit Margin

Gross profit margin merupakan rasio profitabilitas yang

mengukur laba kotor yang dihasilkan dari setiap penjualan.

5) Operating Ratio

Operating ratio merupakan rasio yang mengukur biaya operasi

dari setiap penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.

c. Leverage

Leverage merupakan kemampuan perusahan dalam memenuhi

pembayaran semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek

maupun kewajiban jangka panjang. Tingkat pengelolaan kewajiban

(leverage) berkaitan dengan bagaimana perusahaan didanai, apakah

perusahaan didanai lebih banyak menggunakan kewajiban atau modal

yang berasal dari pemegang saham. Semakin tinggi tingkat leverage

suatu perusahaan maka akan semakin besar pula agency cost. Dalam

hal ini perusahaan akan cenderung mengungkapkan mengapa kondisi

kewajiban mereka berada pada angka tersebut kepada publik sehingga

diharapkan investor cukup jelas mengetahui kondisi kewajiban

perusahaan.

Tingkat rasio leverage yang besar menimbulkan keraguan akan

kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan

usahanya di masa depan. Hal ini dikarenakan sebagian besar dana

Page 49: Semua Bab Skripsi

32

yang diperoleh perusahaan akan digunakan untuk membiayai utang

sehingga dana untuk beroperasi akan semakin berkurang. Kreditor

pada umumnya lebih menyukai debt ratio yang rendah angka rasionya

karena jika terjadi likuidasi, kerugian yang dialami kreditor dapat

diminimalisir (Widyantari, 2011:28).

Menurut Syamsudin (2001) dalam Hardiningsih (2008:72)

leverage dapat dihitung melalui 3 pendekatan yaitu:

1) Debt Ratio (rasio utang)

Utang mencakup kewajiban / utang lancar (jangka pendek)

maupun jangka panjang. Kreditor pada umumnya menyukai

rasio kewajiban yang rendah karena dalam keadaan demikian

berarti tersedia dana penyangga yang besar bagi kreditor apabila

terjadi likuidasi pada suatu perusahaan. Bagi pemilik (insider)

rasio kewajiban yang tinggi dapat melipatgandakan laba atau

mungkin dapat juga mengurangi kendali atas perusahaan karena

adanya penjualan saham ke pasar modal. Rasio ini mengukur

berapa besar asset perusahaan yang dibiayai oleh kreditor yang

diperoleh dengan membandingkan total kewajiban (total

liabilities) dengan total asset. Rasio ini merupakan rasio yang

paling menyeluruh karena memasukkan proporsi kewajiban

jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang terhadap

asset. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar perusahaan

tersebut didanai oleh kreditor.

Page 50: Semua Bab Skripsi

33

2) Debt to Equity Ratio

Rasio ini menunjukkan suatu upaya untuk memperlihatkan

proporsi relatif dari klaim pemberi pinjaman terhadap hak-hak

kepemilikan dan digunakan sebagai ukuran peranan kewajiban

(utang). Versi ini menganalisis proporsi kewajiban yang

melibatkan rasio total kewajiban, biasanya kewajiban lancar dan

semua jenis kewajiban jangka panjang terhadap total ekuitas

pemilik. Rasio ini juga menunjukkan hubungan antara pinjaman

jangka panjang yang diberikan oleh kreditor dengan jumlah

modal sendiri yang berasal dari pemegang saham. Rasio ini

diperoleh dari perbandingan rasio total liabilities terhadap

stockholders equity.

3) Debt to Total Capitalization Ratio

Rasio ini merupakan versi analisis proporsi kewajiban yang

lebih mendalam yang melibatkan rasio kewajiban jangka

panjang terhadap kapitalisasi. Kapitalisasi didefinisikan sebagai

jumlah klaim jangka panjang terhadap perusahaan baik

kewajiban maupun ekuitas pemilik yang tidak termasuk

didalamnya kewajiban jangka pendek (kewajiban lancar). Rasio

ini mengukur berapa besar modal jangka panjang perusahaan

(total capitalization) yang dibiayai oleh kreditor. Rasio ini

diperoleh dari perbandingan long term debt dengan total

capitalization.

Page 51: Semua Bab Skripsi

34

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab

akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya (Hamid,

2012:26). Perumusan hipotesis pada penelitian ini berdasarkan teori dan

penelitian-penelitian terdahulu yang bertujuan untuk menguji pengaruh

corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan.

1. Proporsi dewan komisaris independen dengan pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure)

Akhtaruddin, et al, (2009) mengungkapkan bahwa proporsi dewan

komisaris independen yang tinggi berhubungan dengan transparansi

perusahaan dalam bentuk luasnya pengungkapan informasi. Selain itu,

penelitian yang dilakukan oleh Barako (2007) dan Al Janadi (2013)

menemukan bukti bahwa proporsi dewan komisaris independen

berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan

perusahaan. Berdasarkan argumen tersebut, maka dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

Ha1 : Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif

terhadap pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

2. Ukuran dewan komisaris dengan pengungkapan sukarela (voluntary

disclosure)

Ukuran dewan komisaris yang besar akan meningkatkan kapasitas

pengawasan terhadap manajemen, mengurangi masalah keagenan dan

Page 52: Semua Bab Skripsi

35

pengungkapan yang lebih transparan (Hasan, 2013). Hal ini karena adanya

peningkatan pengawasan terhadap kinerja manajemen dan transparansi

yang lebih besar bagi pemegang saham (Allegrini dan Greco, 2011).

Penelitian Rouf (2010) dan Achmad (2012) juga menemukan bukti

hubungan positif ukuran dewan dan luas pengungkapan sukarela.

Berdasarkan argument , maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha2 : ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

3. Ukuran perusahaan (size) dengan pengungkapan sukarela (voluntary

disclosure)

Pengungkapan informasi secara sukarela dilakukan sebagai cara

untuk mengurangi biaya-biaya keagenan (Hardiningsih, 2008). Nuryaman

(2009) menambahkan bahwa perusahaan besar banyak disorot oleh publik

dan analis pasar modal sehingga akan memberikan informasi yang lebih

banyak. Nandi dan Ghosh (2012) serta Al Janadi (2013) menemukan bukti

ukuran perusahaan berhubungan positif dengan tingkat pengungkapan

sukarela. Berdasarkan argument tersebut, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

Ha3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure)

4. Profitabilitas dengan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

Kondisi perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan

mendorong manajer untuk mengungkapkan lebih banyak informasi

Page 53: Semua Bab Skripsi

36

akuntansi dalam laporan tahunannya karena menyangkut kompensasi bagi

para manajernya (Lang dan Lundholm, 1993 dalam Nandi dan Ghosh,

2012). Penelitian Al-Moataz dan Hussaainey (2009) dan Kolsi (2012) juga

menemukan bukti bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela. Berdasarkan argumen tersebut, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha4 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure)

5. Leverage dengan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

Kolsi (2012) mengungkapkan bahwa leverage yang tinggi akan

berdampak pada pengungkapan informasi yang lebih luas sebagai bentuk

perlindungan kepada investor dan kreditur. Al Shammari (2008) juga

mengemukakan bahwa perusahaan dengan leverage tinggi akan

mengungkapkan informasi untuk memenuhi tuntutan dari pemegang

saham karena resiko ekuitas yang lebih tinggi. Berdasarkan argumen

tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha5 : Leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure)

6. Proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris,

ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage dengan pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure)

Primastuti dan Achmad (2012) mengungkapkan bahwa secara

bersama-sama (simultan) indeks pengungkapan informasi strategis dapat

Page 54: Semua Bab Skripsi

37

dijelaskan oleh variabel jumlah dewan komisaris, proporsi komisaris

independen, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage. Berdasarkan

argumen tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha6 : proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris,

ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage berpengaruh

positif terhadap pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

C. Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai pengungkapan sukarela telah banyak dilakukan oleh

peneliti-peneliti terdahulu. Tabel 2.1 di bawah ini menunjukkan hasil – hasil

penelitian mengenai pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).

Tabel 2.1Penelitian – penelitian Terdahulu

No

NamaPeneliti(Tahun)

JudulPenelitian

VariabelDependen

VariabelIndependen

Hasil Penelitian

1. YaseenAl-Janadi,et al(2013)

Corporategovernan-cemechanis-ms andvoluntarydisclosureinSaudiArabia

Voluntarydisclosure

a. Direktur non-eksekutif

b. ukuran dewanc. kualitas auditd. kepemilikan

pemerintahe. CEO dualityf. Proporsi

Angota dewanyangberhubungankeluarga

g. anggotakomite audityangindependen

a.Direktur non-eksekutif, ukurandewan, kualitas audit danukuran perusahaanmempunyai hubungan yangsignifikan positif terhadapvoluntary disclosure.

b. CEO duality, kepemilikanpemerintah berpengaruhsignifikan negatif terhadapvoluntary disclosure.

c. Proporsi dewan yanghubungan keluarga, anggotakomite auditindependen,tidakberhubungan signifikanterhadap voluntary disclosure

Page 55: Semua Bab Skripsi

38

NoNama

Peneliti(Tahun)

JudulPenelitian

VariabelDependen

Variabel Independen Hasil Penelitian

2. SinungPrimastutidanTarmiziAchmad(2012)

PengaruhCorporategovernancedankarakteris-tikPerusahaanterhadapLuasPengungka-panInformasi

LuasPengung-kapanInformasiStrategis

a. Kepemilikanmanajerial

b. Kepemilikaninstitusional

c. Jumlah dewankomisaris

d. Proporsi komisarisindependen

e. Jumlah rapatdewan komisaris

f. Ukuranperusahaan

g. Leverageh. Profitabilitas

a.Kepemilikanmanajerial, proporsikomisarisindependen,ukuranperusahaan danprofitabiltasberhubungan signifikandengan arah positifterhadap luaspengungkapaninformasi strategis.

b. Kepemilikaninstitusional danleverage berhubungansignifikan negatif

c.Jumlah dewankomisaris dan jumlahrapat dewan komisaristidak berhubungandengan luaspengungkapaninformasi strategis.

3. SunilNandi danSantanuKumarGhosh(2012)

Corporategovernanceattributes,firmcharacteris-tics andthe level ofcorporatedisclosure:Evidencefrom theIndianlisted firms

The LevelofCorporateDisclosure

a. Ukuran dewanb. Proporsi dewan

non eksekutifc. Proporsi anggota

komite auditd. Kontrol

hubunganKeluarga

e. Struktur dualleadership

f. Ukuranperusahaan

g. Profitabilitash. Leveragei. Likuiditasj. Umur perusahaan

a.Ukuran dewan, Proporsianggota komiteaudit,kontrol hubungankeluarga,Struktur dua leader-ship,ukuran perusahaanprofitabilitas,danlikuiditas berpengaruhpositif terhadapvoluntary disclosure.

b.Leverage,Umur peru-sahaan,dan Proporsidireksi non-eksekutifberpengaruh negatif ter-hadap voluntarydisclosure.

Lanjutan Tabel 2.1

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 56: Semua Bab Skripsi

39

NoNama

Peneliti(Tahun)

JudulPenelitian

VariabelDependen

VariabelIndependen

Hasil Penelitian

4. TarmiziAchmad(2012)

Dewankomisarisdantransparansi:Teorikeagenanatau teoristewardship

Luaspengungkapansukarela

Teorikeagenanterdiri atas

a. Ukuran dewanb. Intensitas

pertemuandewan

c. Komite audit

Teoristewardship:

a. Proporsi dawnindependen(outsider)

b. Proporsidewan insider

a. Ukuran dewan, intensitaspertemuan dewan, jumlahinsider dan jumlah komiteaudit berpengaruhsignifikan terhadapvoluntary disclosure

b. Proporsi dewanindependen tidakmemiliki pengaruh positifdan signifikan terhadappengungkapan sukarela

5. AdityaSeptiani(2011)

AnalisisDewanKomisaris,KomiteAudit dalamkaitannnyadenganPelaksanaanPengungka-pan Sukarela(voluntarydisclosure)

PengungkapanSukarela(voluntarydisclosure)

a. KomposisiDewanKomisaris

b. UkuranDewanKomisaris

c. Komite Audit,KomiteKompensasidan Nominasidilakukanoleh DireksiIndependen

d. AktifitasDewanKomisaris danKomite Audit

e. UkuranPerusahaan

f. Leverageg. Profitabilitas

c. Proporsi dewankomisaris independen,komite audit, komitekompensasi dan nominasidilakukan oleh direksiindependen, profitabilitasdan leverage tidakberpengaruh signifikanterhadap jumlahinformasi yangdiungkapkan

b. Jumlah dewankomisaris,jumlahpertemuan, dan ukuranperusahaan ada korelasipositif dengan jumlahpengungkapan sukarelalaporan tahunan

Bersambung ke halaman berikutnya

Lanjutan Tabel 2.1

Page 57: Semua Bab Skripsi

40

NoNama

Peneliti(Tahun)

JudulPenelitian

VariabelDependen

VariabelIndependen

Hasil Penelitian

6. MarcoAllegrinidanGiulioGreco(2011)

Corporateboards,auditcommitteesandvoluntarydisclosure:evidencefrom ItalianListedCompanies

Voluntarydisclosurelaporantahunanperusahaan

a. DewanIndependen

b. Ukuran Dewanc. CEO-dualityd. Direktur

Independene. Komite Dewanf. Ketentuan

Komite Dewandan KomiteAudit

a.Ukuran dewan,frekuensi pertemuankomite auditberhubungan positifdengan tingkatpengungkapan sukarela.

b.Komite dewan,komposisi dewan,direktur independentidak berpengaruhterhadap pengungkapansukarela.

c.CEO-duality berpe-ngaruh negatif terhadappengungkapan sukarela

7. Linda danMayaFebriantyL (2010)

KinerjaPerusahaandalamPerspektifAgencyTheori danSignalingTheori

Kinerjakeuanganperusahaan

a. CorporateGovernance

b. VoluntaryDisclosureterhadapHubunganCorporategovernance

Hubungan corporategovernance dan voluntarydisclosure sebagaivariabel interveningterhadap kinerja keuanganberpengaruh positif secarasignifikan

8. Md.AbdurRouf(2010)

CorporateCharacteris-ticsGovernance attributesand theextent ofVoluntarydisclosureinBangladesh

LuasVoluntaryDisclosureLaporanKeuanganTahunan diBangladesh

a. KarakteristikPerusahaan(Ukuran peru-sahaan danprofitabilitas)

b. Atributgovernance(Direktur Inde-penden noneksekutif,komi-te audit,strukturkepemimpinan,ukurandewan,strukturkepemilikan)

a. Ukuran dewan, strukturkepemimpinan dewan,komite audit danukuran perusahaanmempunyai hubunganpositif denganvoluntary disclosure

b. Voluntary disclosureberhubungan negatifdengan proporsiDirektur IndependenNon Eksekutif, strukturkepemilikan danprofitabilitasperusahaan.

Lanjutan Tabel 2.1

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 58: Semua Bab Skripsi

41

NoNama

Peneliti(Tahun)

Judul PenelitianVariabel

DependenVariabel

IndependenHasil Penelitian

9. MujiyonodanMagdalenaNany (2010)

PengaruhLeverage,Saham Publik,Size, danKomite Auditterhadap LuasPengungka-panSukarela

LuasPengung-kapanSukarela

a. Leverageb. Saham

Publikc. Sized. Proporsi

KomiteAuditIndependen

a. Size berpengaruhpositif signifikandengan luas peng-ungkapansukarela.

b. leverage,sahampublik dan komiteaudit independenberpengaruhnegatif tidaksignifikanterhadap luaspeng- ungkapansukarela

10. Riesanti EdieWijaya(2009)

KeberadaanCorporategovernance danKon-disiFinancialDistressedterhadapVoluntaryDisclosure

Voluntarydisclosure

a. KondisiFinancialDistress

b. ProporsiDewankomisarisIndependen

c. Keberadaan KomiteAuditor

d. KualitasAuditor

a.Financial distress,proporsi dewankomisaris,keberada-an komiteaudit tidakberpengaruhdengan voluntarydisclosure

b.Kualitas audit ber-pengaruhsignifikanvoluntarydisclosure

11. PancawatiHardiningsih(2008)

Analisis factor-faktor yangMempengaruhiVoluntaryDisclosureLaporanTahunanPerusahaan

Voluntarydisclosure

a. PorsiKepemilikan saham

b. Basisperusahaan

c. Return OnInvestment

d. SizePerusahaan

e. Leverage

a.Porsi kepemilikansaham, basisperusahaan, sizeberpengaruhterhadap voluntarydisclosure

b.ROI dan leveragetak berpengaruhdengan voluntarydisclosure

Lanjutan Tabel 2.1

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 59: Semua Bab Skripsi

42

NoNama

Peneliti(Tahun)

JudulPenelitian

VariabelDependen

VariabelIndependen

Hasil Penelitian

12. DulachaBarako(2007)

Determinantsof voluntarydisclosuresin Kenyancompaniesannualreports

Voluntarydisclosure

a. Corporategover-nance(proporsidirektur non-eksekutif,strukturkepemimpinan,komite audit)

b. Strukturkepemili-kan(publik daninstitusional)

c. Karakteristik pe-rusahaan(ukuranperusahaan,leverage,diaudit BigFour, profita-bilitas,likuiditas)

Atribut corporategovernance,strukturkepemilikan dankarakteritikperusahaanberpengaruhterhadappengungkapansukarela

D. Kerangka Pemikiran

Hamid (2012:25) mengungkapkan bahwa kerangka pemikiran

merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan

pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori

dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang

ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi

kualitatif, dan atau gabungan dari keduanya. Ada beberapa masalah yang

terdapat dalam penelitian ini yaitu corporate governance dan karakteristik

Sumber : Diolah Dari Berbagai Referensi

Lanjutan Tabel 2.1

Page 60: Semua Bab Skripsi

43

perusahaan. Corporate governance dalam penelitian ini diproksikan dengan

proporsi dewan komisaris independen dan ukuran dewan komisaris.

Sedangkan karakteristik perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan

ukuran (size) perusahaan, profitabilitas dan leverage. Variabel tersebut,

corporate governance dan karakteristik perusahaan, diduga mempengaruhi

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan

perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat digambarkan kerangka pemikiran

dalam penelitian ini. Gambar di bawah ini menunjukkan kerangka pemikiran

dalam penelitian yaitu menguji pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen.

Page 61: Semua Bab Skripsi

44

Gambar 2.1Skema Kerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel Dependen

UkuranPerusahaan (SIZE)

X3

Profitabilitas(PROFIT)

X4

Leverage (LEV)X5

Pengungkapan

Sukarela (VD)

Y

Proporsi DewanKomisaris

Independen (IND)X1

Ukuran DewanKomisaris (COM)

X2

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi dan Saran

Metode Analisis : Regresi Berganda

Adanya asimetri informasi antara investor (prinsipal) dan manajemen (agen)

sehingga menimbulkan agency conflict

Basis Teori

Analisis Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap

Pengungkapan Sukarela ( Voluntary Disclosure ) dalam Laporan Tahunan

Page 62: Semua Bab Skripsi

45

E. Hipotesis

Dari uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

Ha1 : Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif

terhadap pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

Ha2 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

Ha3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure)

Ha4 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure)

Ha5 : Leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure)

Ha6 : Proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris,

ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage berpengaruh

positif terhadap pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

Page 63: Semua Bab Skripsi

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Populasi dalam penelitian ini menggunakan perusahaan-perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 sampai 2011.

Data yang berkaitan dengan permasalahan ini diperoleh dengan

mengambil sampel penelitian dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI. Jenis data yang dikumpulkan mencakup data laporan tahunan selama

periode penelitian yaitu tahun 2009, 2010 dan 2011. Penelitian ini

dilakukan untuk menganalisis pengaruh proporsi dewan komisaris

independen (ind), ukuran dewan komisaris (com), ukuran perusahaan

(size), profitabilitas (profit), dan leverage (lev) terhadap pengungkapan

sukarela (vd) dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur.

B. Metode Penentuan Sampel

Penelitian ini dilakukan dengan mengamati seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

observasi 2009 sampai 2011. Peneliti mengumpulkan data dari laporan

keuangan dan laporan tahunan perusahaan. Sampel pada penelitian ini

adalah perusahaan yang termasuk dalam industri manufaktur yang

terdaftar di BEI selama periode tahun 2009-2011. Metode yang digunakan

peneliti dalam pemilihan sampel penelitian adalah purposive sampling

46

Page 64: Semua Bab Skripsi

47

dengan teknik berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yang

merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya

diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Teknik penarikan

sampel purposive ini dilakukan dengan cara memilih sampel dari suatu

populasi berdasarkan pada informasi yang tersedia (Sarwono dan Suhayati,

2010:50). Pertimbangan dalam pemilihan sampel pada umumnya

disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian, yaitu:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2009

sampai 2011 dan telah menerbitkan serta mempublikasikan laporan

keuangan auditan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31

Desember 2009, 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2011.

2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berarti bahwa

laporan keuangan yang telah diaudit dan dipublikasikan sehingga

ketersediaan dan kemudahan memperoleh data dapat terpenuhi.

3. Laporan tahunan perusahaan manufaktur menggunakan bahasa

Indonesia dalam pelaporan keuangannya dan mata uang rupiah

dalam pelaporan unit moneternya.

4. Perusahaan listing atau terdaftar di BEI dari awal periode

pengamatan dan tidak delisting sampai akhir periode pengamatan.

Pengambilan sampel pada periode 2009-2011 didasarkan karena

peneliti ingin memperoleh informasi terkini mengenai keterkaitan antara

mekanisme penerapan corporate governance dan karakteristik perusahaan

terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan suatu

Page 65: Semua Bab Skripsi

48

perusahaan. Laporan tahunan menjadi salah satu sumber informasi bagi

keputusan investor dalam menginvestasikan dananya melalui pasar saham.

Keputusan investasi ini biasanya dipengaruhi oleh ketersediaan informasi

akuntansi pada laporan keuangan perusahaan dan informasi non keuangan

dalam laporan tahunan perusahaan.

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara yang dicatat oleh

pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan

historis yang telah tersusun dalam data dokumenter yang dipublikasikan

dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2002:147).

Peneliti memperoleh data-data penelitian yang bersumber dari:

1. Penelitian pustaka (library research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang

sedang diteliti melalui buku, jurnal, laporan penelitian, tesis,

internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Penelitian lapangan (field research)

Seluruh data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari IDX

Fact Book dan laporan tahunan perusahaan dalam industri

manufaktur tahun 2009, 2010 dan 2011 yang telah dipublikasikan

secara lengkap di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Page 66: Semua Bab Skripsi

49

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

analisis regresi yang perhitungannya menggunakan SPSS versi 20.0.

Regresi digunakan untuk mengukur besarnya pegaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Analisis regresi ada 2 jenis, yaitu regresi

linier sederhana dan regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan

regresi linier berganda karena variabel independen yang digunakan lebih

dari satu variabel. Metode analisis regresi berganda yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis

dan uji statistik.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai

maksimum dan nilai minimum. Statistik deskriptif ini

menggambarkan sebuah data menjadi informasi yang lebih jelas dan

mudah untuk dipahami dalam menginterpretasikan hasil analisis data

dan pembahasannya. Statistik deskriptif dalam penelitian juga menjadi

proses transformasi data dalam bentuk tabulasi. Tabulasi menyajikan

ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel

numerik dan grafik (Indriantoro dan Supomo, 2002:170).

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah

persamaan regresi yang telah ditentukan merupakan persamaan yang

Page 67: Semua Bab Skripsi

50

dapat menghasilkan estimasi yang tidak bias. Uji asumsi klasik ini

terdiri dari:

a. Uji Multikolonieritas

Multikolonieritas adalah suatu kondisi yang menunjukkan

satu atau lebih variabel independen terdapat korelasi dengan

variabel independen lainnya. Uji multikolonieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ada korelasi antar variabel

independen (bebas).

Model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi korelasi di

antara variabel independen. Adanya multikolonieritas dapat dilihat

dari tolerance value atau nilai tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF). Batas dari nilai tolerance adalah 0,01 dan batas VIF

adalah 10. Apabila nilai tolerance dibawah 0,01 atau nilai VIF

diatas 10 maka terjadi multikolonieritas (Ghozali, 2011:108).

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan suatu varian pengganggu

yang tidak mempunyai varian yang sama untuk setiap observasi,

sehingga mengakibatkan penaksiran regresi yang tidak efisien. Uji

heteroskedastisitas bertujuan untuk megetahui apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain.

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji

statistik karena lebih dapat menginterpretasikan hasil pengamatan.

Page 68: Semua Bab Skripsi

51

Uji statistik yang digunakan adalah uji glejser. Uji glejser

dilakukan dengan cara meregres nilai absolute residual terhadap

variabel independen. Kebanyakan data crossection mengandung

situasi heteroskedatisitas karena data ini menghimpun data yang

mewakili berbagai ukuran baik ukuran kecil, sedang maupun besar

(Ghozali, 2011:139).

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel pengganggu

(residual) dalam model regresi memiliki distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi datanya normal

atau mendekati normal. Uji F dan uji t mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Variabel pengganggu atau

residual dapat dideteksi berdistribusi normal dengan menggunakan

dua pendekatan analisis, yaitu analisis grafik dan uji statistik.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji statistik non-

parametik Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas data.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya

(t-1). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering

ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan”

Page 69: Semua Bab Skripsi

52

pada seorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi

“gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada periode

berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi (Ghozali, 2011:110).

Autokorelasi dapat dideteksi dengan beberapa cara yaitu uji

Durbin-Watson, uji Lagrange Multiplier, Run Test dan uji Box

Pierce dan Ljung Box. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Run Test. Uji run test sebagai bagian dari statistik non-parametik

digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi

yang tinggi. Apabila nilai Asymp. Sig. > 0,05 maka data terjadi

secara random dan tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.

3. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

regresi berganda (multiple regression). Model regresi berganda

umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel

independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran

interval atau rasio dalam suatu persamaan linier.

Analisis regresi berganda merupakan eksistensi dari model regresi

dalam analisis bivariate yang umumnya digunakan untuk menguji

pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel

dependen. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan atas

enam variabel dengan menggunakan rumus persamaan matematis

seperti di bawah ini:

Page 70: Semua Bab Skripsi

53

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4X4 + β5X5 + ε

Dimana :

Y = Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

α = Konstanta (tetap)

β1- β5 = Koefisien variabel independen, apabila nilai β positif

maka akan terjadi kenaikan pada variabel dependen

(Y), sedangkan jika nilai β negatif akan terjadi

penurunan pada variabel dependen (Y)

X1 = Proporsi dewan komisaris independen (IND)

X2 = Ukuran dewan komisaris (COM)

X3 = Ukuran perusahaan (SIZE)

X4 = Profitabilitas (PROFIT)

X5 = Leverage (LEV)

ε = Kesalahan baku/ error

4. Uji Statistik

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

Page 71: Semua Bab Skripsi

54

untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum

koefisien determinasi untuk data silang (crosssection) relatif

rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing

pengamatan.

Kelemahan mendasar dalam menggunakan koefisien

determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan dalam model. Apabila satu variabel independen

ditambah, R2 akan meningkat tanpa mempedulikan apakah variabel

tersebut berpengaruh secara siginifikan atau tidak terhadap variabel

dependen. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan nilai

adjusted R2 untuk mengevaluasi model regresi. Nilai adjusted R2

mampu naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan dalam model regresi. Seperti halnya koefisien

determinasi (R2), nilai adjusted R2 juga berkisar antara nol dan

satu. Apabila mendekati nilai 1 berarti semakin kuat kemampuan

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya

(Ghozali, 2011:97).

b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)

Uji F pada dasarnya menunjukkkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk

menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria

pengambilan keputusan bahwa apabila nilai signifikansi > 0,05

Page 72: Semua Bab Skripsi

55

maka Ha ditolak, sedangkan apabila nilai signifikansi < 0,05 maka

Ha diterima (Ghozali, 2011:98).

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t-test

ini pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:99). Kriteria

pengambilan keputusan dilakukan dengan tingkat signifikansi 5 %.

Hipotesis diterima jika tingkat signifikansi < 5% (kurang dari 0,05)

dan hipotesis ditolak apabila tingkat signifikansi > 5%.

E. Operasional Variabel Penelitian

Data dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua variabel

yaitu variabel dependen dan variabel independen. Berikut ini akan

diuraikan definisi mengenai variabel yang digunakan beserta dengan

dimensi,operasional, indikator dan skala pengukurannya.

1. Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian

utama peneliti. Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan

atau dipengaruhi variabel independen (Indriantoro dan Supomo,

2002:63). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil voluntary

disclosure (VD) sebagai variabel dependen. Pengungkapan sukarela

Page 73: Semua Bab Skripsi

56

adalah pengungkapan informasi melebihi yang diwajibkan karena

dipandang relevan dengan kebutuhan pemakai laporan keuangan.

Indikator luas pengungkapan sukarela berupa indeks voluntary

disclosure, yang merupakan rasio antara jumlah item informasi yang

diungkapkan dengan jumlah item informasi yang seharusnya

diungkapkan. Makin besar indeks voluntary disclosure berarti semakin

luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan.

Indeks voluntary disclosure pada penelitian ini menggunakan

empat indikator. Indikator tersebut sebelumnya telah digunakan oleh

Barako (2007) pada perusahaan go public di Kenya. Selain itu, indeks

ini juga pernah diterapkan di Indonesia melalui penelitian yang

dilakukan oleh Linda dan Febrianty (2010). Indikator voluntary

disclosure tersebut terdiri atas :

a. Indikator informasi umum dan strategis, sebanyak 13 item

b. Indikator data ekonomi, sebanyak 9 item

c. Indikator informasi mengenai gambaran ke depan, sebanyak 8 item

d. Indikator pengungkapan sosial dan dewan, sebanyak 17 item

Berikut adalah rincian item indeks voluntary disclosure yang

digunakan dalam penelitian ini :

a. Indikator informasi umum dan strategis

1) Informasi yang berkaitan dengan pandangan umum ekonomi

2) Misi perusahaan

3) Riwayat atau sejarah singkat perusahaan

Page 74: Semua Bab Skripsi

57

4) Struktur organisasi

5) Deskripsi barang yang diproduksi

6) Deskripsi jaringan pemasaran barang (produk)

7) Kontribusi perusahaan terhadap perekonomian nasional

8) Strategi bisnis perusahaan saat ini

9) Kemungkinan adanya pengaruh strategi bisnis perusahaan

terhadap kinerja masa kini

10) Analisis pasar saham

11) Pengungkapan tentang persaingan industri

12) Pembahasan mengenai perkembangan ekonomi regional

13) Informasi tentang stabilitas politik regional

b. Indikator data ekonomi

1) Ikhtisar data keuangan 6 (enam) tahun terakhir atau lebih

2) Ulasan hasil keuangan saat ini

3) Pembahasan faktor yang mendasari kinerja perusahaan

4) Pernyataan yang berfokus untuk menciptakan kekayaan

seperti misalnya pernyataan nilai tambah perusahaan

5) Tambahan informasi inflasi yang disesuaikan dengan laporan

keuangan

6) Return On Assets (ROA)

7) Pengembalian dana pemegang saham

8) Rasio likuiditas

Page 75: Semua Bab Skripsi

58

9) Rasio gearing

c. Indikator informasi mengenai gambaran atau prospek ke depan

1) Faktor yang dapat mempengaruhi kinerja masa depan

perusahaan

2) Kemungkinan adanya pengaruh strategi bisnis perusahaan

terhadap kinerja masa depan

3) Pengembangan produk baru

4) Rencana belanja modal

5) Rencana pengeluaran untuk riset dan pengembangan

6) Rencana pengeluaran untuk iklan dan publisitas

7) Ramalan atau prediksi laba per saham

8) Ramalan atau prediksi pendapatan dan laba

d. Indikator pengungkapan sosial dan dewan

1) Jumlah karyawan untuk 2 tahun terakhir atau lebih

2) Alasan atau penyebab perubahan jumlah karyawan

3) Produktivitas per karyawan

4) Indikator produktivitas karyawan

5) Indikasi tentang moril karyawan seperti absensi dan

pemogokan karyawan

6) Informasi tentang keselamatan kerja karyawan

7) Data kecelakaan kerja

8) Pernyataan tentang Corporate Social Responsibility (CSR)

9) Pernyataan tentang kebijakan lingkungan

Page 76: Semua Bab Skripsi

59

10) Aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan

11) Informasi tentang keterlibatan atau partisipasi masyarakat

12) Nama direktur

13) Umur direktur

14) Kualifikasi akademik direktur

15) Pengalaman bisnis direktur

16) Kepemilikan saham oleh dewan direksi dan pihak lain yang

berkepentingan seperti opsi saham

17) Pengungkapan yang berkaitan dengan tanggung jawab,

pengalaman dan latar belakang manajemen senior

Pengukurannya dengan menggunakan indeks artinya sebuah item

diberi skor 1 jika diungkapkan dan skor 0 jika tidak diungkapkan.

Perhitungan untuk mencari angka indeks ditentukan dengan formulasi

sebagai berikut:

Indeks =

Dimana :

n = jumlah item indeks voluntary disclosure yang diungkapkan

K = total indeks voluntary disclosure yang seharusnya diungkapkan

Semakin banyak item voluntary disclosure yang dimuat dalam

laporan tahunan berarti semakin besar indeks tingkat voluntary

disclosure perusahaan. Perusahaan dengan angka indeks yang lebih

Page 77: Semua Bab Skripsi

60

tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut melakukan praktek

pengungkapan sukarela secara lebih komprehensif dibandingkan

dengan perusahaan lain.

2. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel

terikat, baik secara positif maupun secara negatif. Jika terdapat

variabel dependen maka variabel independen juga harus hadir, dan di

setiap unit kenaikan dalam variabel independen maka akan terdapat

pula kenaikan atau penurunan dalam variabel dependen (terikat).

Dalam penelitian ini, variabel independen terdiri dari 2 kelompok yaitu

corporate governance (proporsi dewan komisaris independen dan

ukuran dewan komisaris) dan karakteristik perusahaan (ukuran

perusahaan, profitabilitas, dan leverage). Tujuan peneliti adalah untuk

menjelaskan dan memprediksi apakah penerapan CG dan karakteristik

perusahaan mempengaruhi atau tidak mempengaruhi voluntary

disclosure laporan tahunan suatu perusahaan. Hal itu dapat secara

umum dipaparkan sebagai berikut:

a. Corporate Governance

1) Proporsi Dewan Komisaris Independen

Unsur komisaris independen dalam struktur organisasi

perusahaan beranggotakan dewan komisaris yang berasal dari

luar perusahaan. Berdasarkan Keputusan Direksi PT Bursa

Efek Jakarta Nomor : Kep-305/BEJ/07-2004 Tentang Peraturan

Page 78: Semua Bab Skripsi

61

Nomor I-A tertanggal 19 Juli 2004, perusahaan yang listed di

Bursa Efek Indonesia harus memiliki dewan komisaris

independen dengan jumlah yang sekurang-kurangnya 30% dari

seluruh jumlah anggota dewan komisaris. Oleh karena itu,

dalam penelitian ini menggunakan variabel proporsi dewan

komisaris independen yang diukur:

Proporsi komisaris independen = jumlah komisaris independenjumlah anggota dewan komisaris

Data proporsi komisaris independen disajikan dalam skala rasio

yang dilambangkan dengan IND.

2) Ukuran Dewan Komisaris

Dewan komisaris bertugas mengawasi kebijaksanaan

direksi dalam menjalankan perusahaan serta memberikan

nasehat kepada direksi. Ukuran dewan komisaris diproyeksikan

dengan jumlah anggota dewan komisaris yang terdapat dalam

perusahaan. Data ukuran dewan komisaris disajikan dalam

skala nominal dengan lambang COM.

b. Karakteristik Perusahaan

1) Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan berkaitan dengan besarnya perusahaan

yang diukur berdasarkan total asset. Secara umum, perusahaan

besar akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak

Page 79: Semua Bab Skripsi

62

daripada perusahaan kecil. Ukuran perusahaan dalam penelitian

ini dihitung dengan menggunakan rumus:

Ukuran perusahaan = log (total asset)

Penelitian ini menggunakan total aset dalam mengetahui

ukuran perusahaan, karena berdasarkan penelitian Fitriani

(2001) dalam Almilia dan Retrinasari (2007) total asset lebih

menunjukkan ukuran perusahaan dibandingkan dengan

kapitalisasi pasar. Data ukuran perusahaan disajikan dalam

skala nominal dengan lambang SIZE.

2) Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai perusahaan

dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga menunjukkan

tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini

ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan

pendapatan investasi. Analisis rasio profitabilitas yang

digunakan adalah ROA yang dirumuskan sebagai berikut:

ROA = laba bersih setelah pajaktotal asset

Rasio ROA menunjukkan besarnya laba bersih yang

diperoleh perusahaan apabila diukur dari total nilai asset. Data

profitabilitas disajikan dalam skala rasio dengan lambang

PROFIT.

Page 80: Semua Bab Skripsi

63

3) Leverage

Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi pembayaran semua kewajibannya, baik kewajiban

jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Data

leverage disajikan dalam skala rasio dengan lambang LEV.

Besarnya leverage diukur dengan rasio:

Debt Ratio = total kewajibantotal asset

Berdasarkan penjelasan di atas, maka operasional variabel

penelitian dapat disajikan dalam Tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala

Dep

ende

n Pengungkapan sukarelalaporan tahunanperusahaan (VD)

Indeks VD = nK

Rasio

Inde

pend

en

Proporsi DewanKomisaris Independen

(IND)

Proporsi dewan =

jumlah komisaris independentotal anggota dewan komisaris

Rasio

Ukuran DewanKomisaris (COM)

Ukuran dewan = jumlah dewan

komisarisNominal

Ukuran perusahaan(SIZE)

Ukuran perusahaan = log (total asset) Nominal

Profitabilitas (PROFIT) ROA = laba bersih setelah pajaktotal asset

Rasio

Leverage (LEV) Debt ratio = total kewajibantotal asset

Rasio

Page 81: Semua Bab Skripsi

64

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009

sampai 2011. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini

termasuk dalam sektor industri manufaktur. Hal ini dipilih karena

pertimbangan jumlah perusahaan yang masuk dalam kategori industri

manufaktur paling banyak dibandingkan dengan industri lain di BEI.

Dengan demikian, industri manufaktur mampu mewakili perusahaan-

perusahaan dari industri lain yang terdaftar di BEI. Selain itu, industri

manufaktur merupakan salah satu sektor yang paling diminati oleh

kalangan investor seiring mulai pulihnya perdagangan internasional

(www.imq21.com). Sehingga industri ini menjadi sorotan bagi para

investor dalam menanamkan investasinya.

Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah 3 tahun yaitu

tahun 2009, 2010, dan 2011. Penggunaan data yang up to date juga

diharapkan mampu menggambarkan kondisi pada saat ini sehingga lebih

relevan dengan tahun penelitian.

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

diklasifikasikan berdasarkan jenis produk yang dihasilkan, antara lain:

64

Page 82: Semua Bab Skripsi

65

a. Industri Dasar dan Kimia, meliputi:

1) Industri semen

2) Industri keramik, porselen dan kaca

3) Industri logam dan sejenisnya

4) Industri kimia

5) Industri plastik dan kemasan

6) Industri pakan ternak

7) Industri kayu dan pengolahan

8) Industri pulp dan kertas

b. Aneka Industri, meliputi:

1) Industri otomotif dan komponen

2) Industri tekstil dan garmen

3) Industri alas kaki

4) Industri kabel

5) Industri elektronika

c. Industri Barang Konsumsi, meliputi:

1) Industri makanan dan minuman

2) Industri rokok

3) Industri farmasi

4) Indusrti peralatan rumah tangga

5) Industri kosmetik dan barang keperluan rumah tangga

Page 83: Semua Bab Skripsi

66

2. Deskripsi Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih sampel dengan metode

purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ditentukan (judgement sampling). Sampel yang dipilih oleh peneliti

adalah perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini, yaitu dewan komisaris independen, jumlah dewan

komisaris, total laba bersih, total asset, dan total kewajiban.

Pertimbangan dalam pemilihan sampel pada umumnya disesuaikan

dengan tujuan atau masalah penelitian, yaitu:

a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2009

sampai 2011

b. Perusahaan menerbitkan serta mempublikasikan laporan keuangan

auditan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember

2009, 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2011.

c. Laporan tahunan perusahaan manufaktur menggunakan bahasa

Indonesia dalam pelaporan keuangannya dan mata uang rupiah

dalam pelaporan unit moneternya.

d. Perusahaan listing atau terdaftar di BEI dari awal periode

pengamatan dan tidak delisting sampai akhir periode pengamatan.

Tabel 4.1 di bawah ini menyajikan proses seleksi sampel

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.

Page 84: Semua Bab Skripsi

67

Tabel 4.1Proses Seleksi Sampel

No KriteriaPelanggaran

KriteriaJumlah

1. Total perusahaan manufaktur yang listing diBEI tahun 2009-2011

131

2. Perusahaan yang melaporkan laporankeuangan periode 2009-2011

(64) 67

3. Laporan keuangan perusahaan untuk tahunyang berakhir 31 Desember

(1) 66

4. Laporan keuangan menggunakan bahasaIndonesia dan mata uang rupiah dalampelaporan keuangannya

(8) 58

Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 58

Tahun pengamatan 3Jumlah total sampel 174

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa total perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI berjumlah 131. Namun, berdasarkan

hasil seleksi sampel hanya ada 58 perusahaan manufaktur. Periode

pengamatan yang diambil oleh peneliti adalah 3 (tiga) tahun, yaitu tahun

2009, 2010, dan 2011. Jadi, total sampel yang diteliti sebanyak 174 data

laporan tahunan perusahaan manufaktur.

Dari proses seleksi sampel tersebut diperoleh perusahaan yang

menjadi sampel dalam penelitian ini. Tabel 4.2 menyajikan daftar nama

perusahaan sampel.

Page 85: Semua Bab Skripsi

68

Tabel 4.2Daftar Nama Perusahaan Sampel

No Nama Perusahaan Kode

1. PT Akasha Wira International Tbk ADES

2. PT Polychem Indonesia Tbk ADMG3. PT Alaska Industrindo Tbk ALKA4. PT Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI5. PT Asahimas Flat Glass Tbk AMFG6. PT Argo Pantes Tbk ARGO7. PT Arwana Citra Mulia Tbk ARNA8. PT Astra International Tbk ASII9. PT Astra Auto Part Tbk AUTO10. PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk BIMA11. PT Indo Kordsa Tbk BRAM12. PT Berlina Tbk BRNA13. PT Beton Jaya Manunggal Tbk BTON14. PT Budi Acid Jaya Tbk BUDI15. PT Delta Djakarta Tbk DLTA16. PT Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA17. PT Ever Shine Textile Industry Tbk ESTI18. PT Eterindo Wahanatama Tbk ETWA19. PT Fajar Surya Wisesa Tbk FASW20. PT Gudang Garam Tbk GGRM21. PT Gajah Tunggal Tbk GJTL22. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP23. PT Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR24. PT Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk IKAI25. PT Indofarma Tbk INAF26. PT Indal Aluminium Industry Tbk INAI27. PT Indofood Sukses Makmur TbK INDF28. PT Indospring Tbk INDS29. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP30. PT Jembo Cable Company Tbk JECC31. PT Kimia Farma Tbk KAEF32. PT KMI Wire and Cable Tbk KBLI33. PT Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk KBRI34. PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS35. PT Kalbe Farma Tbk KLBF36. PT Krakatau Steel Tbk KRAS37. PT Lion Metal Works Tbk LION38. PT Lionmesh Prima Tbk LMSH

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 86: Semua Bab Skripsi

69

No Nama Perusahaan Kode39. PT Multistrada Arah Sarana Tbk MASA40. PT Merck Tbk MERK41. PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI42. PT Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL43. PT Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS44. PT Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN45. PT Pyridam Tbk PYFA46. PT Bentoel International Investama Tbk RMBA47. PT Siearad Produce Tbk SIPD48. PT Sekar Laut Tbk SKLT49. PT Holcim Indonesia Tbk SMCB50. PT Selamat Sempurna Tbk SMSM51. PT Suparma Tbk SPMA52. PT Sunson Textile Manufacturer Tbk SSTM53. PT Mandom Indonesia Tbk TCID54. PT Trias Sentosa Tbk TRST55. PT Tempo Scan Pasifik Tbk TSPC56. PT Unilever Indonesia UNVR57. PT Voksel Electric Tbk VOKS58. PT Yana Prima Hasta Persada Tbk YPAS

Sumber : Data Diolah

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan model

regresi berganda. Tujuannya adalah memperoleh gambaran yang

menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (corporate governance

dan karakteristik perusahaan) terhadap variabel dependen yaitu

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Uji data statistik deskriptif menggambarkan kualitas data

penelitian yang tercermin pada nilai mean dan standar deviasi. Apabila

nilai mean lebih besar daripada standar deviasi maka kualitas data

Lanjutan Tabel 4.2

Page 87: Semua Bab Skripsi

70

dapat dikatakan baik. Deskripsi variabel penelitian mengenai

pengungkapan sukarela laporan tahunan, proporsi dewan komisaris

independen, ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, profitabilitas

dan leverage dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

IND 174 .25000 1.00000 .4328107 .14366080

COM 174 2 11 4.57 1.909

SIZE 174 10.84376 14.18617 12.1362773 .68684715

PROFIT 174 -.61852 .41620 .0838103 .11031604

LEV 174 .07391 3.21000 .5103084 .40469409

VD 174 .49000 .79000 .6539655 .05910526

Valid N (listwise) 174

Sumber : Data Diolah (Output SPSS 20.0)

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa variabel pengungkapan

sukarela atau voluntary disclosure (VD) memiliki nilai rata – rata

sebesar 0,6539 lebih besar dibandingkan standar deviasinya yaitu

0,059. Variabel proporsi dewan komisaris independen (IND)

menunjukkan rata – rata 0,4328 lebih besar dibandingkan dengan

standar deviasinya sebesar 0,1436. Kondisi ini menunjukkan bahwa

secara rata-rata perusahaan sampel telah memenuhi syarat minimal

30% anggota dewan komisaris independen sesuai peraturan Bapepam.

Variabel jumlah dewan komisaris (COM) menunjukkan rata – rata

Page 88: Semua Bab Skripsi

71

4,57 lebih besar dibandingkan dengan standar deviasinya sebesar

1,909. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) menunjukkan rata – rata

12,136 dan variabel leverage menunjukkan rata-rata sebesar 0,5103.

Sedangkan variabel profitabilitas memiliki mean 0,0838 lebih kecil

dibandingkan dengan standar deviasinya sebesar 0,1103. Hal ini

menunjukkan kualitas data profitabilitas kurang baik.

Pada variabel pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan

(VD) yang minimum adalah 0,49 atau 49% yang diperoleh PT Sunson

Textile Manufacturer Tbk (SSTM) untuk tahun 2009, sedangkan

tingkat pengungkapan sukarela maksimal diperoleh PT Indocement

Tunggal Prakasa Tbk (INTP) sebesar 79% pada tahun 2011. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan sudah melakukan pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure) atas laporan tahunan perusahaan.

Namun, perusahaan masih menimbang antara cost and benefit atas

kebijakannya dalam melakukan pengungkapan sukrela. Manajemen

perusahaan akan melakukan pengungkapan yang lebih luas apabila

benefit (manfaat) yang didapatkan lebih besar dari biaya

pengungkapan (cost) informasi itu sendiri. Biaya pengungkapan

informasi yang harus dikeluarkan perusahaan terdiri dari biaya

langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung meliputi biaya

pengumpulan, biaya pemrosesan pengumpulan, biaya pemrosesan,

biaya pengauditan, dan biaya penyebaran informasi. Sedangkan biaya

tidak langsung meliputi biaya litigasi yaitu biaya yang timbul karena

Page 89: Semua Bab Skripsi

72

pengungkapan informasi yang tidak mencukupi atau pengungkapan

informasi yang menyesatkan (Hardiningsih, 2008:70).

Variabel proporsi dewan komisaris independen (IND) yang

diproyeksikan dengan rasio komisaris independen dengan jumlah

dewan komisaris mempunyai nilai minimum sebesar 25% yang

dimiliki oleh 5 perusahaan yaitu PT Alaska Industrindo Tbk (ALKA),

PT Berlina Tbk (BRNA), PT Ever Shine Textile Industry Tbk (ESTI),

PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA), dan PT Krakatau Steel Tbk

(KRAS). Sedangkan nilai maksimum 100% dimiliki PT Arwana Citra

Mulia Tbk (ARNA). Hal ini mencerminkan bahwa masih ada

perusahaan yang belum memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh

Bapepam yaitu proporsi komisaris independen di perusahaan minimal

30% dari keseluruhan jumlah dewan komisaris.

Variabel jumlah dewan komisaris (COM) paling sedikit 2 orang

dimiliki oleh PT Arwana Citra Mulia Tbk (ARNA), PT Beton Jaya

Manunggal Tbk (BTON), PT Merck Tbk (MERK), PT Inti Keramik

Alam Asri Industri Tbk (IKAI), PT Kertas Basuki Rahmat Indonesia

Tbk (KBRI), dan PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS).

Sedangkan nilai maksimum dari jumlah dewan komisaris dimiliki oleh

PT Astra International Tbk (ASII) sebanyak 11 orang. Hal ini

mencerminkan bahwa perusahaan telah memenuhi UU No 40 tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas karena mempunyai paling sedikit 2

orang anggota dewan komisaris.

Page 90: Semua Bab Skripsi

73

Variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan transformasi

logaritma dari total asset menunjukkan nilai minimum sebesar 10,843

dimiliki oleh PT Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON) dan nilai

maksimum sebesar 14,186 dimiliki oleh PT Astra International Tbk

(ASII). Variabel profitabilitas diukur menggunakan Return On Assets

(ROA) yang menunjukkan nilai ROA minimum diperoleh -0,6185 atau

-61,85% dan ROA terbesar adalah 0,4162 atau 41,62%. Perusahaan

dengan nilai ROA terendah yaitu PT Kertas Basuki Rahmat Indonesia

Tbk (KBRI), dan perusahaan dengan nilai ROA tertinggi adalah PT

Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP). Perusahaan yang memiliki

nilai ROA yang besar menunjukkan kemampuan perusahaan yang baik

yang diproyeksikan melalui perbandingan antara laba bersih dan total

asetnya. Nilai leverage minimum diperoleh sebesar 0,0739 dan nilai

leverage maksimum adalah sebesar 3,21. Perusahaan dengan leverage

terendah yaitu PT Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON) dan perusahaan

dengan nilai leverage tertinggi diperoleh PT Primarindo Asia

Infrastructur Tbk (BIMA).

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan uji

multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, dan uji

autokorelasi.

Page 91: Semua Bab Skripsi

74

a. Uji Multikolonieritas

Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik yaitu model regresi yang

tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk

mengetahui ada atau tidaknya multikoloniearitas dapat dilihat dari

nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF) yang

terdapat pada masing-masing variabel seperti pada tabel 4.4 berikut

Tabel 4.4Uji Multikoloniearitas sebelum Lag Y

Coefficientsa

ModelCollinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

IND .825 1.213

COM .527 1.897

SIZE .504 1.983

PROFIT .934 1.071

LEV .933 1.072a. Dependent Variable : VDSumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)

Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

menunjukkan tidak ada variabel independen yang nilai tolerance

kurang dari 0,10. Hal ini berarti tidak ada korelasi antar variabel

independen. Suatu model regresi juga dinyatakan bebas dari

multikolonieritas jika mempunyai nilai VIF dibawah 10. Dari tabel

4.4 juga dapat diketahui bahwa pada model regresi, semua variabel

Page 92: Semua Bab Skripsi

75

independen memiliki nilai VIF yang rendah dan jauh di bawah

angka 10 yang berarti bahwa tidak terjadi multikolonieritas dalam

model regresi.

Tabel 4.5Uji Multikolonieritas Setelah Lag Y

Coefficientsa

ModelCollinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

IND .825 1.212

COM .525 1.905

SIZE .490 2.039

PROFIT .932 1.073

LEV .930 1.076

lag_VD .942 1.061a. Dependent Variable : VD

Sumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)

Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai tolerance berada di

atas 0,10 dan nilai VIF di bawah 10. Oleh karena itu, model regresi

dalam penelitian ini tidak terjadi multikoloniearitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Kebanyakan data crossection mengandung situasi yang

heteroskedastisitas karena data ini menghimpun berbagai data yang

Page 93: Semua Bab Skripsi

76

mewakili semua ukuran baik kecil, sedang, maupun besar (Ghozali,

2011:139). Penelitian ini menggunakan uji statistik dengan uji

glejser. Apabila variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen (kurang dari 5%), maka terjadi

heteroskedastisitas. Namun, apabila probabilitas signifikansi di atas

5% maka dapat dikatakan bahwa model regresi tidak mengandung

adanya heteroskedatisitas. Hasil dari uji heteroskedatisitas dapat

dilihat dalam tabel 4.6 adalah:

Tabel 4.6Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum lag Y

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .155 .059 2.651 .009

IND -.013 .020 -.052 -.631 .529

COM -.002 .002 -.085 -.830 .407

SIZE -.008 .005 -.154 -1.474 .142

PROFIT -.032 .025 -.100 -1.300 .195

LEV -.004 .007 -.045 -.579 .564a. Dependent Variable : ABSRES1

Sumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi

semua variabel di atas 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 94: Semua Bab Skripsi

77

Tabel 4.7Hasil Uji Heteroskedastisitas setelah lag Y

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .105 .056 1.872 .063

IND .002 .018 .008 .099 .921

COM .000 .002 .010 .095 .924

SIZE -.008 .005 -.181 -1.673 .096

PROFIT -.021 .023 -.075 -.950 .344

LEV .003 .006 .044 .561 .575

lag_VD .044 .042 .082 1.044 .298

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dalam model regresi

tingkat signifikansi semua variabel di atas 5% atau 0,05. Hasil

output dalam tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada satupun

variabel independen yang signifikan mempengaruhi variabel

dependen nilai absolut lag VD. Kondisi ini menunjukkan bahwa

dalam penelitian tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel

pengganggu atau residual dalam model regresi mempunyai

distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan analisis uji statistik untuk mengetahui residual

berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik non parametik

Kolmogorov Smirnov (K-S) mempunyai kriteria jika nilai Asymp.

Sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data dapat dikatakan terkena

a. Dependent Variable : ABSRES2

Page 95: Semua Bab Skripsi

78

problem normalitas. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik

tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil. Data mengenai uji

normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.8Hasil Uji Normalitas Sebelum Lag Y

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 174

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation .05427280

Most Extreme Differences

Absolute .085

Positive .070

Negative -.085

Kolmogorov-Smirnov Z 1.122

Asymp. Sig. (2-tailed) .161

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.Sumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)

Dari data pada tabel 4.8 dapat dikatakan bahwa data

residual terdistribusi normal. Hal ini tercermin dari nilai Asymp.

Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu sebesar 0,161.

Data dalam tabel 4.9 di bawah ini menunjukkan hasil

bahwa residual terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai

Asymp Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu sebesar 0,177. Kondisi ini

berarti bahwa data residual tetap terdistribusi normal.

Page 96: Semua Bab Skripsi

79

Tabel 4.9Hasil Uji Normalitas Setelah Lag Y

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 173

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation .04580391

Most Extreme

Differences

Absolute .084

Positive .051

Negative -.084

Kolmogorov-Smirnov Z 1.100

Asymp. Sig. (2-tailed) .177

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.Sumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan apakah dalam model regresi

linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Problem autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Kondisi ini sering

ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena adanya

“gangguan” pada individu atau kelompok cenderung

mempengaruhi “gangguan” pada individu atau kelompok yang

sama pada periode berikutnya. Penelitian ini menggunakan

pengujian run test untuk menguji apakah antar residual terdapat

korelasi yang tinggi. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05

maka persamaan regresi dikatakan terkena problem autokorelasi.

Page 97: Semua Bab Skripsi

80

Tabel 4.10Hasil Uji Autokorelasi Sebelum Lag Y

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea .00267

Cases < Test Value 87

Cases >= Test Value 87

Total Cases 174

Number of Runs 49

Z -5.930

Asymp. Sig. (2-tailed) .000a. Median

Sumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa residual dalam persamaan

regresi tidak random dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini

menyimpulkan terjadi autokorelasi dalam data penelitian. Oleh

karena itu, problem autokorelasi perlu dilakukan pengobatan

dengan cara lag terhadap variabel Y (Hamja, 2012:166).

Tabel 4.11Hasil Uji Autokorelasi Setelah Lag Y

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea .00301

Cases < Test Value 86

Cases >= Test Value 87

Total Cases 173

Number of Runs 83

Z -.686

Asymp. Sig. (2-tailed) .493a. MedianSumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)

Page 98: Semua Bab Skripsi

81

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa residual dalam persamaan

regresi random atau acak dengan nilai signifikansi 0,493 > 0,05.

Hal ini menyimpulkan bahwa setelah dilakukan pengobatan dengan

lag Y tidak terjadi autokorelasi dalam data tersebut.

3. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dalam

pengolahan datanya. Analisis ini menggunakan uji statistik t dan uji

statistik F dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% atau

0,05. Apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha

diterima, sebaliknya apabila tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05

maka Ha ditolak.

a. Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1.

Apabila nilai koefisien determinasi mendekati satu, maka variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

dalam memprediksi variabel dependen. Penelitian ini menggunakan

koefisien determinasi dengan menggunakan nilai adjusted R-square

untuk mengevaluasi model regresi. Nilai adjusted R-square dalam

penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.12 di bawah ini.

Page 99: Semua Bab Skripsi

82

Tabel 4.12Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .635a .403 .381 .04662435

a. Predictors: (Constant), lag_VD, COM, LEV, IND, PROFIT, SIZE

b. Dependent Variable: VDSumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)

Dari tampilan output SPSS dalam tabel 4.12 dapat dilihat

bahwa besarnya adjusted R-square sebesar 0,381 atau 38,1%. Hal

ini berarti 38,1% variabel dependen tingkat pengungkapan sukarela

(VD) dapat dijelaskan secara signifikan oleh variasi variabel

independen. Variabel independen tersebut adalah proporsi dewan

komisaris independen, ukuran dewan komisaris, ukuran

perusahaan, profitabilitas, dan leverage. Sedangkan sisanya sebesar

61,9% (100% - 38,1%) dijelaskan oleh variabel lain di luar model

regresi dalam penelitian ini.

b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)

Uji F menunjukkan semua variabel independen yang ada

dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka

Ha diterima. Pengaruh secara simultan variabel proporsi dewan

komisaris independen, ukuran dewan komisaris, ukuran

perusahaan, profitabilitas dan leverage dapat dilihat pada tabel 4.13

Page 100: Semua Bab Skripsi

83

Tabel 4.13Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression .243 6 .041 18.667 .000b

Residual .361 166 .002

Total .604 172a. Dependent Variable: VDb. Predictors: (Constant), lag_VD, COM, LEV, IND, PROFIT, SIZESumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)

Hasil pengolahan data dalam tabel 4.13 melalui uji Anova

atau F-test terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.

Nilai probabilitas pengujian lebih kecil dari 0,05 menunjukkan

model regresi dapat digunakan secara bersama - sama untuk

memprediksi tingkat pengungkapan sukarela (VD). Hal ini

membuktikan bahwa proporsi dewan komisaris independen, ukuran

dewan komisaris, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage

bersama – sama secara simultan berpengaruh positif terhadap

indeks pengungkapan sukarela. Hal ini menyimpulkan bahwa Ha

diterima dalam model regresi penelitian ini.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

masing-masing variabel independen untuk menjelaskan variabel -

variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05.

Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka koefisien regresi signifikan

Page 101: Semua Bab Skripsi

84

dan Ha diterima. Sedangkan apabila nilai probabilitas lebih dari

0,05 maka koefisien regresi tidak signifikan dan Ha ditolak.

Tabel 4.14Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .142 .083 1.716 .088

IND -.010 .027 -.024 -.369 .713

COM .001 .003 .016 .199 .842

SIZE .016 .007 .182 2.124 .035

PROFIT .026 .033 .049 .790 .430

LEV -.024 .009 -.165 -2.655 .009

lag_VD .510 .062 .510 8.247 .000

a. Dependent Variable: VDSumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)

Pada tabel 4.14 terlihat bahwa ada 3 variabel independen

yaitu proporsi komisaris independen, ukuran dewan komisaris, dan

profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan (variabel dependen)

yaitu sebesar 0,713, 0,842 dan 0,430 (karena lebih besar daripada

tingkat signifikansi 5%). Sedangkan variabel independen ukuran

perusahaan dan leverage mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel tingkat pengungkapan sukarela, dengan tingkat

signifikansi masing-masing sebesar 0,035 dan 0,009 (lebih kecil

Page 102: Semua Bab Skripsi

85

dari tingkat signifikansi 5%). Berikut ini akan dijelaskan lebih

lanjut mengenai hasil dari tabel 4.14

1) Proporsi Dewan Komisaris Independen (IND)

Proporsi dewan komisaris independen yang

dilambangkan dengan IND berdasarkan tabel mempunyai nilai

t sebesar -0,369 dan tingkat signifikansi sebesar 0,713 atau

lebih besar dari 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa secara

parsial variabel proporsi dewan komisaris independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela dalam

laporan tahunan perusahaan manufaktur.

2) Ukuran Dewan Komisaris (COM)

Variabel ukuran dewan komisaris yang diukur dengan

jumlah dewan komisaris dalam suatu perusahaan mempunyai

nilai t sebesar 0,199 dan tingkat signifikansi sebesar 0,842 atau

lebih besar dari 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa secara

parsial variabel ukuran dewan komisaris independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela dalam

laporan tahunan perusahaan manufaktur.

3) Ukuran Perusahaan (SIZE)

Variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan

logaritma dari total asset mempunyai nilai t sebesar 2,124 dan

tingkat signifikansi sebesar 0,035 atau lebih kecil dari 0,05.

Hal ini menyimpulkan bahwa secara parsial variabel ukuran

Page 103: Semua Bab Skripsi

86

VD = 0,142 - 0,010IND + 0,001COM + 0,016SIZE + 0,026PROFIT - 0,024LEV + Ɛ

perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur.

4) Profitabilitas (PROFIT)

Variabel profitabilitas yang diproksikan Return on Asset

(ROA) mempunyai nilai t sebesar 0.790 dan tingkat

signifikansi sebesar 0,430 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini

menyimpulkan bahwa secara parsial variabel profitabilitas

tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela

dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur.

5) Leverage (LEV)

Variabel leverage yang diproksikan dengan Debt Ratio

mempunyai nilai t sebesar -2,655 dan tingkat signifikansi

sebesar 0,009 atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini menyimpulkan

bahwa secara parsial variabel leverage berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan

tahunan perusahaan manufaktur.

4. Analisis Regresi Berganda

Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat dari tabel 4.14

dengan persamaan regresi sebagai berikut :

Page 104: Semua Bab Skripsi

87

Persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa nilai konstanta

sebesar 0,142 yang berarti jika variabel independen yaitu proporsi

komisaris independen, ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan,

profitabilitas, dan leverage bernilai 0 atau diabaikan maka nilai

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan (VD)

bernilai 0,142 atau 14,2%.

Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan

mempunyai nilai minimum sebesar 49% dan nilai maksimum sebesar

79% dengan nilai rata-rata 65,396%. Hal ini menunjukkan bahwa

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan paling

rendah sebesar 23 item dari total 47 item pengungkapan sukarela,

sedangkan paling tinggi sebesar 37 item yang diungkapkan. Rata –

rata pengungkapan sukarela yang ada dalam laporan tahunan

perusahaan manufaktur sebesar 31 item yang diungkapkan. Hal ini

menyiratkan bahwa perusahaan telah melakukan pengungkapan

sukarela guna memenuhi informasi kepada publik. Pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure) diharapkan mampu untuk mengurangi

asimetri informasi antara agen dan principal, sehingga agency conflict

dapat diminimalisir. Pengungkapan sukarela juga menjadi bentuk

akuntabilitas kepada publik terutama para pemangku kepentingan.

Berdasarkan analisis regresi dapat dilihat bahwa variabel

corporate governance yang diwakili oleh proporsi dewan komisaris

Page 105: Semua Bab Skripsi

88

independen dan ukuran dewan komisaris tidak mempunyai pengaruh

secara signifikan terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan

tahunan perusahaan manufaktur. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien

regresi negatif sebesar -0,010 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,713 > 0,05 untuk variabel IND. Karena tingkat signifikansi lebih

besar dari α = 5% ,maka Ha1 ditolak. Penelitian ini tidak berhasil

membuktikan bahwa proporsi dewan komisaris independen

berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya

(2009), Allegrini dan Greco (2011), Achmad (2012) dan Yunita

(2012). Berbagai kemungkinan dapat menjadi alasan ketidakefisienan

keberadaan dewan komisaris independen seperti tingkat independensi

dan keprofesionalan dalam menjalankan tugas sebagai komisaris

independen. Walaupun proporsi dewan komisaris independen tinggi

bukan berarti independensi dan tingkat profesionalitasnya tinggi pula.

Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja dewan komisaris itu

sendiri. Selain itu, pemegang saham mayoritas memegang kendali

perusahaan sehingga dewan komisaris independen tidak dapat

meningkatkan kinerjanya. Ada kemungkinan perusahaan memenuhi

kriteria keberadaan komisaris independen sebesar 30% hanya

mengikuti peraturan BAPEPAM sebagai bentuk formalitas belaka.

Variabel ukuran dewan komisaris menunjukkan koefisien regresi

positif sebesar 0,001 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,842 > 0,05.

Page 106: Semua Bab Skripsi

89

Kondisi ini menyimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan.

Hal ini terlihat dari variabel COM yang mempunyai tingkat

signifikansi lebih besar dari α = 5% ,sehingga Ha2 ditolak. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Primastuti

dan Achmad (2012) dan Hasan (2013). Keberadaan dewan komisaris

yang besar dalam perusahaan tidak serta merta meningkatkan

pengungkapan sukarela. Ukuran dewan komisaris yang besar justru

akan semakin sulit dalam penerapan kebijakan pengawasan

perusahaan. Hal ini dikarenakan adanya keanekaragaman pendapat,

masalah koordinasi dan komunikasi dalam menentukan kebijakan

sehingga menjadi kurang efektif dalam hal pengawasan. Jumlah

dewan komisaris yang ada di perusahaan seharusnya disesuaikan

dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan

efektivitas dalam pengambilan keputusan (KNKG, 2006:13).

Variabel karakteristik perusahaan dalam penelitian ini mengacu

pada 3 aspek yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage.

Variabel ukuran perusahaan (SIZE) yang mempunyai koefisien regresi

positif sebesar 0.016 dan tingkat signifikansi 0,035 < 0,05

menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan mempunyai

pengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan sukarela dalam

laporan tahunan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa Ha3 diterima

karena tingkat signifikansi variabel SIZE lebih kecil dari α = 5%.

Page 107: Semua Bab Skripsi

90

Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma total asset

menunjukkan perusahaan berukuran besar cenderung mempunyai

biaya keagenan yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan

kecil. Pengungkapan informasi yang lebih luas diharapkan akan

mampu mengurangi biaya keagenan yang dikeluarkan oleh

perusahaan.

Selain itu, perusahaan besar biasanya menjadi sorotan bagi

publik dan pasar dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan

investasi. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar akan

memberikan informasi yang lebih banyak dibandingkan perusahaan

kecil. Pengungkapan informasi perusahaan yang melebihi ketentuan

yang ada menjadi salah satu upaya bagi perusahaan guna mencapai

akuntabilitas publik. Di sisi lain, perusahaan besar juga memerlukan

informasi yang besar pula guna memenuhi keperluan internal

perusahaan. Informasi yang diungkapkan tersebut sekaligus menjadi

bahan bagi pengungkapan informasi kepada pihak di luar perusahaan

(pihak eksternal). Hal ini menyimpulkan bahwa perusahaan besar

tidak memerlukan biaya tambahan untuk dapat melakukan

pengungkapan informasi yang lebih lengkap. Kondisi ini didukung

oleh ketrampilan karyawan yang tinggi di perusahaan besar untuk

menerapkan sistem pelaporan manajemen dengan teknologi modern

sehingga mampu mengungkapkan informasi yang lebih luas. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih

Page 108: Semua Bab Skripsi

91

(2008), Nuryaman (2009), Mujiyono dan Nany (2010), Septiani

(2011), Nandi dan Ghosh (2012) dan Al-Janadi (2013).

Variabel profitabilitas yang diukur dengan rasio Return On Asset

(ROA) mempunyai koefisien regresi positif sebesar 0,026 dan tingkat

signifikansi sebesar 0,430 > 0,05. Hal ini menujukkan bahwa variabel

PROFIT tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela dalam

laporan tahunan. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 5%

maka Ha4 ditolak. Profitabilitas yang tinggi sudah menjadi sumber

informasi bagi investor sehingga perusahaan tidak memerlukan

pengungkapan sukarela lebih luas lagi guna menarik perhatian

investor. Hal ini menyiratkan bahwa informasi laba nampaknya sudah

menjadi suatu informasi yang informatif bagi investor. Selain itu,

variabel profitabilitas memiliki mean 0,0838 lebih kecil dibandingkan

dengan standar deviasinya 0,1103. Hal ini menunjukkan kualitas data

profitabilitas kurang baik yang memungkinkan hasil penelitian yang

diperoleh mengalami bias. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sudarmadji dan Sularto (2007),

Alvarez, et al (2008), Hardiningsih (2008), dan Septiani (2011).

Variabel leverage yang diukur dengan debt ratio mempunyai

koefisien regresi -0,024 dan tingkat signifikansi sebesar 0,009 < 0,05.

Hal ini memperlihatkan bahwa variabel LEV mempunyai pengaruh

signifikan terhadap pengungkapan sukarela karena tingkat signifikansi

lebih kecil dari α = 5%. Nilai koefisien regresi -0.024 menunjukkan

Page 109: Semua Bab Skripsi

92

hubungan yang negatif, artinya peningkatan leverage justru akan

menurunkan tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan.

Karena mempunyai pengaruh yang signifikan negatif, maka Ha5

ditolak. Rasio leverage mengukur seberapa besar aset perusahaan yang

dibiayai oleh kreditor dengan cara membandingkannya dengan total

liabilitas, baik liabilitas jangka pendek maupun liabilitas jangka

panjang. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar perusahaan

didanai oleh kreditor. Dalam kondisi yang demikian maka perusahaan

akan cenderung melakukan pengungkapan sukarela yang lebih sedikit.

Hal ini dikarenakan rasio leverage yang tinggi akan membuat investor

ragu dalam mengambil keputusan berinvestasi di perusahaan tersebut.

Di sisi lain, perusahaan yang berada dalam kondisi debt market

kurang prima akan mencoba memanfaatkan bank dan lembaga

keuangan non-bank untuk tujuan penggalangan dana. Situasi ini

memungkinkan perusahaan untuk tidak mengungkapkan informasi

yang lebih luas kepada publik. Bank tidak memperhatikan apakah

perusahaan telah memberikan informasi yang lebih mendalam dalam

hal pengungkapan sukarela kepada pihak kreditor. Pihak bank akan

lebih memperhatikan pemenuhan persyaratan perusahaan pada 5C,

yaitu character, capability, collateral, condition of economy, dan

capital (Juniarti dan Sentosa, 2009:97). Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Nandi dan Ghosh (2012) dan

Primastuti dan Achmad (2012).

Page 110: Semua Bab Skripsi

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini menguji tentang pengaruh corporate governance dan

karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan sukarela (voluntary

disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan. Analisis pengaruh yang

dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda

dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS) Ver. 20. Data

sampel yang digunakan sebanyak 174 perusahaan manufaktur go public

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 sampai 2011.

Hasil pengujian dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa

variabel proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan

tahunan perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2009), Allegrini dan Greco

(2011), Achmad (2012) dan Yunita (2012).

2. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa

variabel ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan

perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Primastuti dan Achmad (2012) dan Hasan (2013).

93

Page 111: Semua Bab Skripsi

94

3. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa

variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan

perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Hardiningsih (2008), Nuryaman (2009),

Mujiyono dan Nany (2010), Septiani (2011), Nandi dan Ghosh (2012)

dan Al-Janadi, et al (2013).

4. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa

variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sudarmadji dan Sularto (2007), Alvarez, et al (2008),

Hardiningsih (2008) dan Septiani (2011).

5. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa

variabel leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan

perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Nandi dan Ghosh (2012) dan Primastuti dan

Achmad (2012).

6. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa

variabel proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan

komisaris, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage secara

simultan berpengaruh positif terhadap pengungkapan sukarela

Page 112: Semua Bab Skripsi

95

(voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Primastuti dan Achmad (2012).

B. Implikasi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi di bidang ilmu

pengetahuan. Penelitian ini juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas

dan memperkuat penelitian yang telah ada sebelumnya. Hasil penelitian ini

akan menambah keberagaman informasi dan hasil penelitian yang terkait

dengan pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh perusahaan.

Perusahaan yang besar akan melakukan pengungkapan yang besar pula

untuk kepentingan internal maupun eksternal perusahaan. Implikasinya

perusahaan akan melakukan pengungkapan sukarela yang lebih luas selain

yang ditetapkan oleh peraturan yang berlaku. Hal ini diharapkan mampu

untuk meningkatkan aspek transparansi dan akuntabilitas publik.

Pengungkapan yang lebih luas dan relevan seyogyanya mampu

meningkatkan kualitas informasi laporan tahunan sebagai salah satu dasar

pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi Informasi yang

diungkapkan dalam laporan tahunan juga dapat dijadikan sebagai bahan

evaluasi bagi investor untuk menilai kinerja, kondisi, dan prospek

perusahaan sebelum investor melakukan keputusan berinvestasi.

Perusahaan yang mempunyai leverage akan melakukan pengungkapan

sukarela guna melindungi kepentingan kreditur dalam kaitannya dengan

Page 113: Semua Bab Skripsi

96

pemenuhan kebutuhan informasi. Namun di sisi lain, perusahaan dengan

rasio leverage yang tinggi akan membuat investor ragu dalam mengambil

keputusan berinvestasi di perusahaan tersebut. Implikasinya adalah

perusahaan akan melakukan pengungkapan sukarela yang lebih sedikit

apabila rasio leverage tinggi. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada

kreditur, maka perusahaan akan memberikan private access untuk

memenuhi kebutuhan informasi bagi para kreditur.

C. Saran

Penelitian mengenai pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) di

masa mendatang diharapkan dapat mempertimbangkan saran berikut ini:

1. Penelitian selanjutnya agar menggunakan jenis perusahaan yang

berbeda sebagai pembanding dan menggunakan periode penelitian

lebih dari 3 tahun agar hasil penelitian lebih akurat.

2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel corporate

governance lainnya seperti kepemilikan institusional, kepemilikan

manajerial, dewan direksi, dan komite audit.

3. Penelitian selanjutnya menggunakan item-item pengungkapan

sukarela lebih terkini yang berlaku untuk perusahaan go public di

Indonesia.

Page 114: Semua Bab Skripsi

97

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Tarmizi, “Dewan Komisaris dan Transparansi : Teori Keagenan atauTeori Stewardship”, Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol 16 No. 1, 2012.

Akhtaruddin, Mohamed, et al, “Corporate Governance and Voluntary Disclosurein Corporate Annual Reports of Malaysian Listed Firms”, Vol. 7 No. 1, 2009

Al-Janadi, Yaseen et al, “Corporate Governance Mechanisms and VoluntaryDisclosure I in Saudi Arabia”, Research Journal of Finance and Accounting,Vol 4 No 4, 2013.

Allegrini, Marco dan Giulio Greco, “Corporate boards, audit committees andvoluntary disclosure: evidence from Italian Listed Companies”, SpringerScience - Business Media, LLC, 2011.

Almilia, Luciana Spica dan Ikka Retrinasari, “Analisis Pengaruh KarakteristikPerusahaan Terhadap kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan TahunanPerusahaan manufaktur yang Terdaftar di BEJ”, Proceeding SeminarNasional FE Universitas Trisakti, Jakarta, 2007.

Al-Moataz, Ehsan dan Khaled Hussainey, “Determinants of CorporateGovernance Disclosure in Saudi Companies”, Journal of Economic andManagement, 2009.

Al-Shammari, Bader, “Voluntary Disclosure in Kuwait Corporate AnnualReport”, Review of Business Research, Vol.8, 2008.

Alvarez, I.G., et al, “Voluntary and compulsory information disclosed online: Theeffect of industry concentration and other explanatory factors”, OnlineInformation Review, Emerald Group publishing Limited, Vol 32 No 5, 2008.

Barako, Dulacha, “Determinants of Voluntary Disclosures in Kenyan CompaniesAnnual Reports”, African Journal of Business Management Vol 1 (5)”,2007.

Belkaoui, Ahmed Riahi, “Teori Akuntansi”, Edisi Kelima, Penerbit SalembaEmpat, Jakarta, 2006.

Bursa Efek Indonesia, “IDX Fact Book”, diakses pada tanggal 12 Februari 2013dari http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/factbook.aspx

Page 115: Semua Bab Skripsi

98

Bursa Efek Indonesia, “Laporan Tahunan Bursa Efek Indonesia”, diakses padatanggal 10 Februari 2013 dari http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx

Choi, Frederick dan Gary Meek, “Akuntansi Internasional”, Buku 1 Edisi 6,Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2010.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), ”What is CorporateGovernance”, diakses pada tanggal 2 Februari 2013 darihttp://www.fcgi.or.id/corporate-governance/about-good-corporate-governance. html.

Gernon dan Meek, “Akuntansi Perspektif Internasional Edisi 5”, Andi Publisher,Yogyakarta, 2006.

Ghozali Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS19”, Edisi 5 Cetakan V, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,Semarang, 2011.

Hamid, Abdul, “Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UINJakarta, 2012.

Hamja, Yahya, “Ekonometri”, Diktat Kuliah, Bandung , 2012.

Hardiningsih, Pancawati, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi VoluntaryDisclosure Laporan Tahunan Perusahaan”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol15 No. 1, 2008.

Hasan, Mostafa Kamal, ”Corporate Governance Characteristics and VoluntaryDisclosure: The Case of UAE Listed Corporations”, International Conferenceon Business, Economics, and Accounting, 2013.

Hendriksen, Eldon dan Michael Van Breda, “Teori Akunting”, Edisi Kelima,Penerbit Interaksara, Jakarta, 2002.

Ikatan Akuntan Indonesia, “Standar Akuntansi Keuangan”, Salemba Empat,Jakarta, 2009.

Indra, “Industri Manufaktur Makin Diminati Investor Asing”, diakses padatanggal 18 Januari 2013 dari http://www.imq21.com/news/read/82820/20120808/150422/Industri-Manufaktur-Makin-Diminati-Investor-Asing.html

Page 116: Semua Bab Skripsi

99

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis UntukAkuntansi dan Manajemen”, Edisi Pertama, Lembaga Penerbit BPFE,Yogyakarta, 2002.

Juniarti dan Agnes Andriyani Sentosa, “Pengaruh Good Corporate Governance,Voluntary Disclosure terhadap Biaya Hutang (Cost of Debts)”, JurnalAkuntansi dan Keuangan, Vol 11 No 2, 2009.

Kementrian Lingkungan Hidup, “Hasil Penilaian Program Peringkat KinerjaPerusahaan (PROPER) Dalam Perlindungan dan Pengelolaan LingkunganPeriode 2011-2012”, diakses pada tanggal 29 Juli 2013 darihttp://www.menlh.go.id/hasil-penilaian-program-peringkat-kinerja-perusahaan-proper-dalam-perlindungan-dan-pengelolaan-lingkungan-periode-2011-2012/

Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-305/BEJ/07-2004 diaksestanggal 3 Maret 2013 dari www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/.../id-ID/Peraturan_I-A_Gabung.pdf

Kolsi, Mohamed Chakib, “The Determinants of Corporate Voluntary Disclosure :Evidence from the Tunisian Capital Market”, The IUP Journal of AccountingResearch & Audit Practices, Vol. XI No. 4, 2012.

Komite Nasional Kebijakan Governance, “Pedoman Umum Good CorporateGovernance Indonesia 2006”, diakses pada 2 Maret 2013 dariwww.bapepam.go.id/.../Pedoman%20GCG%20Indonesia%202006.pdf.

Linda dan Maya Febrianty. “Kinerja Perusahaan dalam Perspektif Agency Theoridan Signaling Theori”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 9 No 2, 2010.

Mujiyono dan Magdalena Nany, “Pengaruh Leverage, Saham Publik, Size danKomite Audit terhadap Luas Pengungkapan Sukarela”. Jurnal DinamikaAkuntansi. Vol 2 No 2, 2010.

Nandi, Sunil dan Santanu Kumar Ghosh, “Corporate governance attributes, firmcharacteristics and the level of corporate disclosure: Evidence from theIndian listed firms”, Decision Science Letters 2, 2012.

Nuryaman, ”Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan danMekanisme Corporate Governance Terhadap pengungkapan Sukarela”,Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol 6 No 1, 2009.

Primastuti, Sinung dan Tarmizi Achmad, “Pengaruh Corporate Governance danKarakteristik Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan InformasiStrategis”, Diponegoro Journal of Accounting, Vol 1 No 2, 2012.

Page 117: Semua Bab Skripsi

100

Rouf, Abdur, “Corporate Characteristics, Governance Attributes and The Extentof voluntary Disclosure in Bangladesh”, Asian Journal of ManagementResearch, 2010.

Sarvani, Valli, “10 Major Accounting Scandals”, diakses pada tanggal 13 Januari2013 dari http://bizcovering.com/history/10-major-accounting-scandals/

Sarwono, Jonathan dan Ely Suhayati, “Riset Akuntansi menggunakan SPSS”,Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010.

Sjahrial, Dermawan dan Djahotman Purba, ”Analisa Laporan Keuangan : CaraMudah dan Praktis Memahami Laporan Keuangan”, Jakarta : Penerbit MitraWacana Media, 2011.

Septiani, Aditya, “Analisis Dewan Komisaris, Komite Audit dalam Kaitannyadengan Pelaksanaan Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)”,Laporan Akhir Kegiatan Penelitian Universitas Diponegoro Semarang, 2011.

Sudarmadji, Ardi Murdoko dan Lana Sularto, “Pengaruh Ukuran Perusahaan,Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap LuasVoluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”, Proceeding PESATGunadarma. Vol 2, 2007.

Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/MMBU/2002 tanggal 1 Agustus2002 tentang Penerapan Praktik GCG pada BUMN diakses pada tanggal 2Maret 2013 dari www.iicg.org/.../ Kepmen_BUMN_ 2002_117 _ Praktek _GCG_BUMN.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang PerseroanTerbatas diakses pada tanggal 2 Maret 2013 dariwww.bapepam.go.id/.../UU%2040%202007%20Perseroan%20Terbatas

Widyantari, A.A. Ayu Putri, “Opini Audit Going Concern dan Faktor-faktor yangMempengaruhinya : Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa EfekIndonesia”, Tesis Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar,2011.

Wijaya, Riesanti Edie, “Keberadaan Corporate Governance dan KondisiFinancial Distressed terhadap Voluntary Disclosure”, Jurnal Keuangan danPerbankan. Vol 13 No 3, 2009.

Yunita, Nancy. “Pengaruh Corporate Governance terhadap Voluntary Disclosuredan Biaya Hutang”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol 1 No 1, 2012.

Page 118: Semua Bab Skripsi

101

LAMPIRAN 1

Page 119: Semua Bab Skripsi

102

LAMPIRAN 1

DAFTAR NAMA PERUSAHAAN SAMPEL BERDASARKAN JENIS PRODUK

INDUSTRI DASAR KIMIA

SEMENPT Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP

PT Holcim Indonesia Tbk SMCB

KERAMIK,PORSELEN DAN

KACA

PT Asahimas Flat Glass Tbk AMFG

PT Arwana Citra Mulia Tbk ARNA

PT Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk IKAI

PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS

LOGAM DANSEJENISNYA

PT Alaska Industrindo Tbk ALKA

PT Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI

PT Beton Jaya Manunggal Tbk BTON

PT Indal Aluminium Industry Tbk INAI

PT Krakatau Steel Tbk KRAS

PT Lion Metal Works Tbk LION

PT Lionmesh Prima Tbk LMSH

PT Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL

KIMIAPT Budi Acid Jaya Tbk BUDI

PT Eterindo Wahanatama Tbk ETWA

PLASTIK DANKEMASAN

PT Berlina Tbk BRNA

PT Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR

PT Trias Sentosa Tbk TRST

PT Yana Prima Hasta Persada Tbk YPAS

PAKAN TERNAK PT Siearad Produce Tbk SIPD

PULP DAN KERTAS

PT Fajar Surya Wisesa Tbk FASW

PT Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk KBRI

PT Suparma Tbk SPMA

SEKTOR ANEKA INDUSTRI

OTOMOTIF DANKOMPONEN

PT Astra International Tbk ASII

PT Astra Auto Part Tbk AUTO

PT Indo Kordsa Tbk BRAM

PT Gajah Tunggal Tbk GJTL

PT Indospring Tbk INDS

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 120: Semua Bab Skripsi

103

LANJUTAN TABEL DAFTAR NAMA PERUSAHAAN SAMPEL

BERDASARKAN JENIS PRODUK

OTOMOTIF DANKOMPONEN

PT Multistrada Arah Sarana Tbk MASA

PT Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS

PT Selamat Sempurna Tbk SMSM

TEKSTIL DANGARMENT

PT Polychem Indonesia Tbk ADMG

PT Argo Pantes Tbk ARGO

PT Ever Shine Textile Industry Tbk ESTI

PT Sunson Textile Manufacturer Tbk SSTM

ALAS KAKI PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk BIMA

KABEL

PT Jembo Cable Company Tbk JECC

PT KMI Wire and Cable Tbk KBLI

PT Voksel Electric Tbk VOKS

SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI

MAKANAN DANMINUMAN

PT Akasha Wira International Tbk ADES

PT Delta Djakarta Tbk DLTA

PT Indofood Sukses Makmur TbK INDF

PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI

PT Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN

PT Sekar Laut Tbk SKLT

SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI

ROKOK

PT Gudang Garam Tbk GGRM

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP

PT Bentoel International Investama Tbk RMBA

FARMASI

PT Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA

PT Indofarma Tbk INAF

PT Kimia Farma Tbk KAEF

PT Kalbe Farma Tbk KLBF

PT Merck Tbk MERKPT Pyridam Tbk PYFAPT Tempo Scan Pasifik Tbk TSPC

KOSMETIKA DANBARANG

KEPERLUANRUMAH TANGGA

PT Mandom Indonesia Tbk TCID

PT Unilever Indonesia UNVR

Sumber : Data Diolah

Page 121: Semua Bab Skripsi

104

LAMPIRAN 2

Page 122: Semua Bab Skripsi

105

INDEKS PENGUNGKAPAN SUKARELA (VD)

No KodeTahun

2009 2010 2011

1. ADES 0,66 0,66 0,64

2. ADMG 0,68 0,66 0,68

3. ALKA 0,55 0,55 0,55

4. ALMI 0,53 0,57 0,60

5. AMFG 0,64 0,64 0,64

6. ARGO 0,64 0,66 0,68

7. ARNA 0,64 0,66 0,66

8. ASII 0,68 0,64 0,66

9. AUTO 0,68 0,68 0,70

10. BIMA 0,57 0,60 0,57

11. BRAM 0,64 0,66 0,66

12. BRNA 0,72 0,72 0,72

13. BTON 0,60 0,64 0,62

14. BUDI 0,68 0,68 0,68

15. DLTA 0,66 0,68 0,68

16. DVLA 0,60 0,68 0,68

17. ESTI 0,60 0,62 0,64

18. ETWA 0,70 0,68 0,68

19. FASW 0,66 0,64 0,68

20. GGRM 0,64 0,70 0,70

21. GJTL 0,62 0,68 0,68

22. HMSP 0,68 0,68 0,64

23. IGAR 0,51 0,53 0,55

24. IKAI 0,74 0,74 0,74

25. INAF 0,70 0,68 0,72

26. INAI 0,55 0,55 0,55

27. INDF 0,68 0,70 0,66

28. INDS 0,66 0,68 0,66

29. INTP 0,72 0,77 0,79

LAMPIRAN 2

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 123: Semua Bab Skripsi

106

No Kode 2009 2010 2011

30. JECC 0,57 0,57 0,60

31. KAEF 0,74 0,70 0,72

32. KBLI 0,64 0,62 0,64

33. KBRI 0,66 0,64 0,62

34. KIAS 0,66 0,66 0,68

35. KLBF 0,70 0,77 0,77

36. KRAS 0,70 0,72 0,70

37. LION 0,66 0,66 0,68

38. LMSH 0,70 0,70 0,70

39. MASA 0,64 0,66 0,64

40. MERK 0,66 0,66 0,66

41. MLBI 0,64 0,64 0,64

42. NIKL 0,70 0,72 0,66

43. PRAS 0,51 0,53 0,53

44. PSDN 0,64 0,64 0,66

45. PYFA 0,68 0,72 0,77

46. RMBA 0,70 0,68 0,66

47. SIPD 0,66 0,66 0,66

48. SKLT 0,55 0,57 0,57

49. SMCB 0,72 0,72 0,70

50. SMSM 0,77 0,77 0,77

51. SPMA 0,72 0,72 0,72

52. SSTM 0,49 0,57 0,57

53. TCID 0,66 0,64 0,66

54. TRST 0,64 0,62 0,60

55. TSPC 0,55 0,55 0,62

56. UNVR 0,68 0,68 0,66

57. VOKS 0,62 0,64 0,64

58. YPAS 0,57 0,60 0,66

Sumber : Data Diolah

LANJUTAN TABEL INDEKS PENGUNGKAPAN SUKARELA (VD)

Page 124: Semua Bab Skripsi

107

LAMPIRAN 3

Page 125: Semua Bab Skripsi

108

No KodeProporsi Dewan Komisaris

Independen Ukuran Dewan Komisaris

2009 2010 2011 2009 2010 20111. ADES 0,33 0,33 0,33 3 3 3

2. ADMG 0,40 0,40 0,40 5 5 5

3. ALKA 0,25 0,25 0,25 4 4 4

4. ALMI 0,40 0,40 0,40 5 5 5

5. AMFG 0,428 0,33 0,33 7 6 6

6. ARGO 0,40 0,40 0,40 5 5 5

7. ARNA 1 1 1 2 3 3

8. ASII 0,50 0,45 0,45 10 11 11

9. AUTO 0,33 0,30 0,40 9 10 10

10. BIMA 0,50 0,50 0,50 4 4 4

11. BRAM 0,285 0,428 0,428 7 7 7

12. BRNA 0,25 0,50 0,50 4 4 4

13. BTON 0,50 0,50 0,50 2 2 2

14. BUDI 0,40 0,40 0,33 5 5 3

15. DLTA 0,40 0,40 0,40 5 5 5

16. DVLA 0,33 0,50 0,428 3 6 7

17. ESTI 0,25 0,33 0,33 4 3 3

18. ETWA 0,67 0,67 0,25 3 3 4

19. FASW 0,33 0,33 0,33 3 3 3

20. GGRM 0,80 0,75 0,75 5 4 4

21. GJTL 0,428 0,375 0,375 7 8 8

22. HMSP 0,40 0,40 0,40 5 5 5

23. IGAR 0,67 0,33 0,33 3 3 3

24. IKAI 0,50 0,50 0,50 2 2 2

25. INAF 0,33 0,50 0,40 3 4 5

26. INAI 0,40 0,40 0,40 5 5 5

27. INDF 0,30 0,30 0,33 10 10 9

28. INDS 0,33 0,33 0,33 3 3 3

29. INTP 0,428 0,428 0,428 7 7 7

CORPORATE GOVERNANCE

LAMPIRAN 3

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 126: Semua Bab Skripsi

109

LANJUTAN TABEL CORPORATE GOVERNANCE

No. KodeProporsi Dewan Komisaris

Independen Ukuran Dewan Komisaris

2009 2010 2011 2009 2010 201130. JECC 0,67 0,67 0,67 3 3 3

31. KAEF 0,60 0,60 0,40 5 5 5

32. KBLI 0,40 0,40 0,40 5 5 5

33. KBRI 0,50 0,33 0,67 2 3 3

34. KIAS 0,50 0,33 0,33 2 3 6

35. KLBF 0,33 0,33 0,33 6 6 6

36. KRAS 0,25 0,50 0,40 4 4 5

37. LION 0,33 0,33 0,33 3 3 3

38. LMSH 0,33 0,33 0,33 3 3 3

39. MASA 0,60 0,50 0,40 5 4 5

40. MERK 0,33 0,50 0,33 3 2 3

41. MLBI 0,40 0,285 0,428 5 7 7

42. NIKL 0,40 0,33 0,33 5 6 6

43. PRAS 0,33 0,33 0,33 3 3 3

44. PSDN 0,33 0,33 0,33 6 6 6

45. PYFA 0,33 0,33 0,33 3 3 3

46. RMBA 0,50 0,50 0,40 4 4 5

47. SIPD 0,40 0,67 0,67 5 3 3

48. SKLT 0,33 0,33 0,33 3 3 3

49. SMCB 0,428 0,57 0,57 7 7 7

50. SMSM 0,33 0,33 0,33 3 3 3

51. SPMA 0,60 0,60 0,60 5 5 5

52. SSTM 0,33 0,33 0,33 6 6 6

53. TCID 0,40 0,40 0,40 5 5 5

54. TRST 0,33 0,33 0,33 3 3 3

55. TSPC 0,67 0,67 0,67 3 3 3

56. UNVR 0,75 0,75 0,80 4 4 5

57. VOKS 0,50 0,40 0,40 4 5 5

58. YPAS 0,33 0,33 0,33 3 3 3

Sumber : Data Diolah

Page 127: Semua Bab Skripsi

110

LAMPIRAN 4

Page 128: Semua Bab Skripsi

111

No KodeUkuran Perusahaan Profitabilitas Leverage

2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011

1. ADES 11,25112 11,51121 11,49975 0,09154 0,09756 0,08185 0,61736 0,69220 0,60213

2. ADMG 12,57053 12,57590 12,71993 0,01447 0,00998 0,05507 0,70689 0,66827 0,50979

3. ALKA 11,12932 11,20193 11,41243 0,05434 0,02611 0,03857 0,74066 0,75497 0,81213

4. ALMI 12,1703 12,17729 12,25322 0,01770 0,02907 0,01807 0,68813 0,66374 0,71163

5. AMFG 12,29499 12,37523 12,42985 0,03412 0,13949 0,12525 0,22464 0,22327 0,20270

6. ARGO 12,16467 12,15480 12,16223 -0,05184 -0,08753 -0,07467 0,97487 0,85163 0,92882

7. ARNA 11,91523 11,94109 11,91987 0,07766 0,09052 0,11393 0,57660 0,52464 0,41892

8. ASII 13,94909 14,05253 14,18617 0,11289 0,12729 0,11585 0,44982 0,47997 0,50601

9. AUTO 12,66698 12,74709 12,84287 0,16540 0,20430 0,14456 0,27176 0,26544 0,32184

10. BIMA 10,97718 10,94089 10,96154 0,13004 0,10488 0,02662 3,12932 3,21000 3,08074

11. BRAM 12,13022 12,17398 12,22014 0,05343 0,08988 0,04065 0,16662 0,19016 0,27612

12. BRNA 11,70520 11,74108 11,80886 0,03994 0,06310 0,06801 0,60323 0,59346 0,60478

13. BTON 10,84376 10,95339 11,07451 0,13453 0,09344 0,16128 0,07391 0,18514 0,22399

14. BUDI 12,20380 12,29394 12,32701 0,09158 0,02344 0,02965 0,51014 0,59213 0,61803

15. DLTA 11,88106 11,85039 11,84271 0,16636 0,19697 0,20841 0,21147 0,16261 0,17701

16. DVLA 11,89410 11,93151 11,96768 0,09223 0,12982 0,13026 0,29184 0,24998 0,21585

17. ESTI 11,71505 11,76586 11,80409 0,01481 0,00255 0,00514 0,50507 0,56076 0,59581

Bersambung ke halaman berikutnya

LAMPIRAN 4

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

Page 129: Semua Bab Skripsi

112

No KodeUkuran Perusahaan Profitabilitas Leverage

2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011

18. ETWA 11,72900 11,72704 11,79289 0,01944 0,07154 0,11754 0,50574 0,43194 0,39431

19. FASW 12,56481 12,65273 12,69338 0,07538 0,06296 0,02681 0,56838 0,59720 0,63500

20. GGRM 13,43506 13,48773 13,59205 0,12690 0,13487 0,12520 0,32494 0,30647 0,37192

21. GJTL 12,94827 13,01584 13,06274 0,10198 0,08009 0,05917 0,69915 0,65997 0,61652

22. HMSP 13,24838 13,31229 13,28727 0,28715 0,31286 0,41620 0,40925 0,50230 0,47349

23. IGAR 11,50271 11,54092 11,55094 0,07785 0,09253 0,10257 0,19114 0,15607 0,18278

24. IKAI 11,88361 11,80874 11,73941 -0,04653 -0,06090 -0,09224 0,59388 0,47207 0,47361

25. INAF 11,86215 11,86567 12,04724 0,00292 0,01709 0,03316 0,58969 0,57590 0,45359

26. INAI 11,67248 11,58996 11,73582 -0,02726 0,04094 0,04843 0,86442 0,79510 0,80513

27. INDF 13,60620 13,67464 13,72905 0,05140 0,06246 0,05743 0,61627 0,47430 0,41010

28. INDS 11,79319 11,88639 12,05680 0,09461 0,09237 0,10548 0,73325 0,70561 0,44526

29. INTP 13,12308 13,18600 13,25891 0,20688 0,21015 0,19816 0,19375 0,14633 0,13318

30. JECC 11,76892 11,74974 11,79729 0,02697 0,00182 0,04737 0,82543 0,82435 0,79667

31. KAEF 12,19385 12,21940 12,25388 0,04000 0,08370 0,09573 0,36305 0,32780 0,30193

32. KBLI 11,69084 11,77420 12,03484 0,04219 0,08126 0,05879 0,53205 0,51112 0,33557

33. KBRI 12,04080 11,89551 11,87191 0,01835 -0,61852 -0,02502 0,51430 0,18261 0,09354

34. KIAS 12,12074 12,10248 12,31168 0,02070 0,01151 -0,01010 0,83670 0,79489 0,47796

35. KLBF 12,81174 12,84711 12,91774 0,14331 0,18291 0,17913 0,26094 0,17922 0,21253

Bersambung ke halaman berikutnya

LANJUTAN TABEL KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

Page 130: Semua Bab Skripsi

113

No KodeUkuran Perusahaan Profitabilitas Leverage

2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011

36. KRAS 13,10707 13,24512 13,33267 0,03866 0,06043 0,04765 0,54307 0,46397 0,51863

37. LION 11,43356 11,48273 11,56326 0,12387 0,12712 0,14361 0,16055 0,14469 0,17428

38. LMSH 10,86232 10,89321 10,99131 0,03296 0,09400 0,11118 0,45459 0,40172 0,41641

39. MASA 12,40416 12,48265 12,67544 0,06895 0,05795 0,03014 0,42444 0,46382 0,62692

40. MERK 11,63746 11,63826 11,76670 0,33804 0,27324 0,39556 0,18385 0,16503 0,15436

41. MLBI 11,99715 12,05579 12,08665 0,34270 0,38952 0,41549 0,89396 0,58546 0,56564

42. NIKL 11,78414 11,96268 11,96439 0,06904 0,08127 -0,02091 0,29726 0,46884 0,51796

43. PRAS 11,62399 11,66461 11,68297 -0,08608 0,00066 0,00281 0,81332 0,70720 0,70991

44. PSDN 11,54855 11,61764 11,62466 0,09176 0,03116 0,03047 0,50861 0,53326 0,51043

45. PYFA 10,99973 11,00254 11,07201 0,03775 0,04175 0,04382 0,2928 0,23225 0,30192

46. RMBA 12,68970 12,69043 12,80168 -0,03023 0,04459 0,04831 0,60958 0,56563 0,64520

47. SIPD 12,21519 12,31297 12,42187 0,02267 0,02975 0,00835 0,28176 0,40021 0,51883

48. SKLT 11,29267 11,29967 11,33090 0,06526 0,02424 0,02790 0,42161 0,40662 0,42634

49. SMCB 12,86126 13,01859 13,03943 0,12329 0,07937 0,09709 0,54356 0,34600 0,31261

50. SMSM 11,97389 12,02821 12,05571 0,14108 0,14096 0,17668 0,42202 0,46727 0,41012

51. SPMA 12,15614 12,17320 12,19083 0,01880 0,01988 0,02131 0,51923 0,51787 0,51574

52. SSTM 11,94311 11,94074 11,92606 0,03549 0,01137 -0,02857 0,64290 0,62958 0,64541

53. TCID 11,99766 12,02005 12,05341 0,12529 0,12552 0,12383 0,11444 0,09430 0,09767

Bersambung ke halaman berikutnya

LANJUTAN TABEL KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

Page 131: Semua Bab Skripsi

114

No KodeUkuran Perusahaan Profitabilitas Leverage

2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011

54. TRST 12,28368 12,30740 12,32888 0,07487 0,06737 0,06753 0,40430 0,39002 0,37798

55. TSPC 12,51363 12,55505 12,62843 0,11031 0,13620 0,13318 0,25119 0,26322 0,28337

56. UNVR 12,87419 12,93958 13,02046 0,40669 0,38925 0,39718 0,50453 0,53468 0,64884

57. VOKS 12,09271 12,05172 12,19674 0,04327 0,00894 0,07032 0,69647 0,65732 0,68428

58. YPAS 11,28134 11,30289 11,34930 0,09700 0,10548 0,07436 0,35298 0,34532 0,33731

LANJUTAN TABEL KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

Page 132: Semua Bab Skripsi

115

LAMPIRAN 5

Page 133: Semua Bab Skripsi

116

HASIL OUTPUT SPSS SEBELUM LAG Y

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression .095 5 .019 6.250 .000b

Residual .510 168 .003

Total .604 173a. Dependent Variable: VDb. Predictors: (Constant), LEV, IND, COM, PROFIT, SIZE

2. Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea .00267

Cases < Test Value 87

Cases >= Test Value 87

Total Cases 174

Number of Runs 49

Z -5.930

Asymp. Sig. (2-tailed) .000a. Median

3. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .155 .059 2.651 .009

IND -.013 .020 -.052 -.631 .529

COM -.002 .002 -.085 -.830 .407

SIZE -.008 .005 -.154 -1.474 .142

PROFIT -.032 .025 -.100 -1.300 .195

LEV -.004 .007 -.045 -.579 .564a. Dependent Variable : ABSRES1

Page 134: Semua Bab Skripsi

117

4. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .351 .093 3.786 .000

IND -.008 .032 -.019 -.249 .804

COM -.001 .003 -.045 -.466 .642

SIZE .027 .009 .310 3.110 .002

PROFIT .037 .039 .070 .949 .344

LEV -.029 .011 -.198 -2.697 .008

a. Dependent Variable: VD

5. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 174

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation .05427280

Most Extreme Differences

Absolute .085

Positive .070

Negative -.085

Kolmogorov-Smirnov Z 1.122

Asymp. Sig. (2-tailed) .161

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

6. Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

IND 174 .25000 1.00000 .4328107 .14366080

COM 174 2 11 4.57 1.909

SIZE 174 10.84376 14.18617 12.1362773 .68684715

PROFIT 174 -.61852 .41620 .0838103 .11031604

LEV 174 .07391 3.21000 .5103084 .40469409

VD 174 .49000 .79000 .6539655 .05910526

Valid N (listwise) 174

Page 135: Semua Bab Skripsi

118

LAMPIRAN 6

Page 136: Semua Bab Skripsi

119

HASIL OUTPUT SPSS SETELAH LAG Y

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1

Regression .243 6 .041 18.667 .000b

Residual .361 166 .002

Total .604 172a. Dependent Variable: VDb. Predictors: (Constant), lag_VD, COM, LEV, IND, PROFIT, SIZE

2. Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea .00301

Cases < Test Value 86

Cases >= Test Value 87

Total Cases 173

Number of Runs 83

Z -.686

Asymp. Sig. (2-tailed) .493a. Median

3. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .105 .056 1.872 .063

IND .002 .018 .008 .099 .921

COM .000 .002 .010 .095 .924

SIZE -.008 .005 -.181 -1.673 .096

PROFIT -.021 .023 -.075 -.950 .344

LEV .003 .006 .044 .561 .575

lag_VD .044 .042 .082 1.044 .298a. Dependent Variable: ABSRES2

Page 137: Semua Bab Skripsi

120

4. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .142 .083 1.716 .088

IND -.010 .027 -.024 -.369 .713

COM .001 .003 .016 .199 .842

SIZE .016 .007 .182 2.124 .035

PROFIT .026 .033 .049 .790 .430

LEV -.024 .009 -.165 -2.655 .009

lag_VD .510 .062 .510 8.247 .000

a. Dependent Variable: VD

5. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 173

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation .04580391

Most Extreme

Differences

Absolute .084

Positive .051

Negative -.084

Kolmogorov-Smirnov Z 1.100

Asymp. Sig. (2-tailed) .177a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.

6. Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .635a .403 .381 .04662435a. Predictors: (Constant), lag_VD, COM, LEV, IND, PROFIT, SIZEb. Dependent Variable : VD