Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan...
Transcript of Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan...
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
7
BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT
OUTDOOR MOTOCROSS DAN SUPERCROSS
2.1 Tinjauan Umum Sirkuit
2.1.1 Pengertian
Secara Umum sirkuit dapat diartikan lintasan atau jalur yang saling
beruhubungan dan membentuk lingkaran dari satu titik ke titik lainnya yang
menjadi arena untuk memperlihatkan atau mengadu kecepatan dan keterampilan
dalam mengendarai kendaraan kepada banyak orang, dimana orang yang
melakukan hal tersebut disebut dengan pembalap.
Sirkuit dapat diartikan jalan yang melingkar atau berbentuk lingkaran yang
dipergunakan untuk berbagai perlombaan (Poewardarminta, 1978).
2.1.2 Klasifikasi Sirkuit Bahan Alami
Ada beberapa jenis balap motor yang menggunakan bahan alami sebagai
lintasanyan seperti Grass Track, Motocross, Supercross, maupun Motocross
Freestyle. Dari keempat jenis balap motor pada lintasan alami atau bisa juga
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
8
dimasukkan olahraga golongan dirt bike, motocross dan supercross menggunakan
jenis kendaraan yang sama hanya saja panjang lintasan dan jenis rintangan yang
tersedia.
Lintasan motocross lebih datar dibandingkan dengan supercross. Umumnya
lintasan motocross lebih panjang dan hanya memiliki rintangan seperti table top
(jumpingan besar dengan puncak rata), single jump (jumpingan besar biasa) dan
beberapa gabungan singgle jump. Pembalap dapat memacu kendaraan lebih
kencang karena tikungan pada lintasan motocross memiliki radius lebih besar,
serta masih adanya trek lurus sehingga pembalap bisa agak lebih santai. Contoh
sirkuit motocross dalam gambar 2.1.
Gambar 2.1 Sirkuit Motocross
(Sumber : www.mxbrothers.com)
Sedangkan untuk lintasan supercross jumlah rintangan dan tikungan yang
lebih banyak dari motocross. Radius dari tikungan juga lebih kecil dari tikungan
pada lintasan motocross. Disini pembalap supercross harus memiliki daya tahan
tubuh dan keahlian yang mencukupi karena minimnya banyaknya jenis rintangan
dan minim dengan lintasan yang datar. Pada umumnya lintasan supercross dapat
menggunakan areal yang tidak begitu luas, sehingga sering event supercross yang
bertaraf internasional dapat dilakukan di dalam stadion sepak bola, bisbol,
maupun american footbal dengan lintasan yang ditata di atas lapangan stadion
tersebut tetapi ada juga yang lintasan supercross yang berada selain di outdoor
dan bersifat permanen. Contoh sirkuit supercross dalam gambar 2.2
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
9
Gambar 2.2 Sirkuit Supercross
(Sumber : www.motousa.com)
2.2 Standar Sirkuit Motocross dan Supercross
Standar sirkuit Motocross dan Supercross di Indonesia mengacu pada
peraturan yang dikeluarkan oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI), standar yang
dikeluarkan oleh IMI masih memungkinkan untuk mengadakan perlombaan
tingkat interasional yang menggunakan standar yang diakui oleh IMI seperti
perlombaan yang diadakan oleh FIM atau AMA. Menurut standar sirkuit yang
dikeluarakan IMI pada tahun 2013 dijabarkan sebagai berikut:
Umum
Lintasan motocross dan supercorss terbuat dari bahan yang sama, yaitu
harus terbuat dari bahan semata - mata alami yaitu pasir atau tanah. Lintasan
tidak melewati genangan air, tidak berbatu, dan tidak ada penggunaan beton
di atas lintasan demi keamanan pembalap. Lintasan juga harus bersih dari
segala jenis penghalang seprti pohon. Lintasan dapat dibuat permanen atau
sementara.
Ukuran
Panjang lintasan minimal 1.200 meter walaupun masih dapat dikurangi
karena adanya suatu kondisi yang buruk sehingga panjang lintasan hanya
mendekati 1.200 meter dan lintasan tidak boleh lebih dari 2000 meter. Lebar
lintasan pada titik tertentu minimal 5 meter dengan rekomendasi lebar lintasan
adalah 8 meter. ). Jarak bebas antara lintasan dengan semua rintangan
yang ada diatas permukaan tanah harus minimum 3 meter. (Lihat gambar
2.3)
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
10
Gambar 2.3 Ukuran Standar Sirkuit
(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)
Kecepatan
Tidak ada lintasan lurus yang terlalu panjang sehingga pembalap hanya
mempunyai batas kecepatan maximum 55 km per jam.
Keamanan pembalap dan penonton
Pada tiap sisi diseluruh lintasan harus ada daerah netral yang cukup
lebar dan memadai untuk keamanan pembalap dan penonton. Lebar
daerah netral bisa berbeda - beda menurut keadaannya, dengan jarak
minimal 1 meter. Pada daerah netral harus dipasang pagar dibagian
penonton dan dipasang pembatas disisi bagian lintasan. Pemasangan
pembatas didaerah bebas harus tidak lebih tinggi dari 500 mm diatas
permukaan tanah dan mempunyai lebar / diameter maksimum 25 mm.
(Lihat Gambar 2.4).
Sewaktu - waktu penggunaan pembatas penonton akan digunakan dari
besi, harus terbuat dari bentuk yang sama, tanpa adanya sudut yang lancip
pada tiap sambungan. Pembatas lintasan haruslah pembatas yang tidak
membahayakan pembalap. Lintasan yang terletak sejajar dengan lintasan
lainnya harus dipisahkan dan dilindungi oleh pagar pembatas dari pagar
kayu, karung tumpukan rumput / pasir atau pagar plastik. Tali juga dapat
digunakan untuk memisahkan lintasan tetapi tidak boleh sebagai pengganti
dari tanda lapangan. Perhatian yang khusus harus diberikan / ditempatkan
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
11
pada lintasan - lintasan yang berjajar rapat tersebut sehingga tidak ada
keuntungan yang tidak adil yang bisa diperoleh pembalap yang melakukan
pemotongan lintasan tersebut.
Lintasan diusahakan harus dalam keadaan basah atau diberikuan zat
tertentu agar membuat massa debu menjadi berat dan mengurangi debu yang
bertebangan dari lintasan, jika perlu setiap saat sebelum antara balapan
harus dengan kondisi yang sama, hal ini dimaksudkan untuk menjaga dan
menjamin penonton dan pembalap bebas dari debu yang berlebihan. Sistem
penyiraman yang effisien harus disediakan untuk menyiram seluruh lintasan
Gambar 2.4 Keamanan pembalap dan penonton
(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)
Pemberian pagar pembatas di daerah garis finis untuk mencegah team,
press, penonton dan lainnya untuk menyerbu lintasan pada saat balapan
berakhir dengan tinggi pagar minimum 1,5 meter.
Rintangan
Ada beberapa jenis dan nama rintangan pada motocross seperti singgle
jump, double jump, triple jump, superball (lumba-lumba), table top, dan
camel. Dimana ketinggian jump minimal 1,5 meter dan tetap memperhatikan
sudut awalan dari jump.
Daerah start
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
12
Daerah start harus dipasang pagar untuk mendapatkan standar keamanan
yang baik untuk orang - orang, dan diperlukan batas - batas pada daerah
ini agar tidak bisa dimasuki oleh orang yang tidak berkepentingan.
Pintu start harus berada pada garis melintang yang sama, jadi semua
pembalap mempunyai kesempatan yang sama. Untuk Kejuaraan Nasional
tidak diperbolehkan adanya baris kedua. Pintu start yang harus
disediakan adalah sebanyak 30 posisi (minimum). Panjang dari lintasan
lurus setelah start tidak boleh lebih dari 125 meter ( jarak dari pintu start
ketitik dalam tikungan pertama ). Minimum panjang lintasan lurus setelah
start adalah 80 meter. Pada daerah ini bebas dari rintangan atau jump.
(Lihat Gambar 2.5)
Gambar 2.5 Denah Start
(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)
Waiting Zone
Harus adanya pembatas antara daerah start dengan daerah waiting zone,
dimana didalam waiting zone harus dipasang pembatas untuk menaruh
kendaraan. Waiting zone harus harus bersifat tertutup dan hanya bisa diakses
oleh orang yang berkepentingan dengan tingkat keamanan yang cukup tinggi.
(Lihat Gambar 2.6)
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
13
Gambar 2.6 Waiting Zone
(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)
Pos Signal
Pos signal atau pos bendera berada pada titik-titik tertentu dan terlihat
jelas oleh pembalap dan seluruh panitia. Panitia yang berada pada pos
bendera harus berada di posisi aman dari resiko kecelakaan.
Pencatat waktu dan lap score
Pencatat waktu dan lap scorer harus berada pada satu garis dengan
garis finish. Harus dibuat garis putih yang melintas didepan pencatat
waktu dan tempat pencatat waktu dan harus berhadapan dengan lintasan.
Daerah perbaikan dan signal
Sepanjang lintasan harus ada suatu daerah untuk perbaikan dan signal
selama balapan. Daerah perbaikan dan signal harus dibatasi dengan pagar.
Harus ada satu pintu masuk dan satu pintu keluar untuk memudahkan
pembalap masuk dan keluar daerah ini. Daerah ini harus terlihat secara
jelas oieh pembalap. Untuk alasan keamanan, daerah ini harus memiliki
jarak aman dari daerah jump. (Lihat Gambar 2.7)
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
14
Gambar 2.7 Denah Perbaikan
(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)
Pintu start
Pintu start harus melintang dan melipat / turun pada saat dipergunakan.
Konstruksi pintu start harus kuat dan kaku. Petugas pembuka pintu start
dan mekanikal alat pembuka harus tertutup total dari penglihatan
pembalap. Minimum tinggi dari pintu start adalah 50 cm. Konstruksi
dasar beton dari pintu start tidak boleh memiliki lebar lebih dari 60 cm.
Adanya pembatas dibelakang pintu start agar pembalap tidak dapat
memundurkan kendaraannya. Jarak antara pintu start dengan pembatas
dibelakang harus 3 meter. Pintu start juga harus dilengkapi dengan
perlengkapan yang mencegah pintu supaya tidak naik lebih dari 80
(delapan puluh) derajat dari garis horizontal tanah. Untuk panjang minimal
pintu start dalam Kejuaraan Nasional adalah 30 meter (Lihat Gambar 2.8)
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
15
Gambar 2.8 Pintu Start
(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)
Paddock Pembalap
Paddock pembalap harus ada, diusahakan daerah paddock dalam posisi
melintang (disesuaikan dengan kondisi di site). Dapat diakses oleh
kendaraan pengangkut dengan baik. Perhatian khusus harus diberikan untuk
saluran pembuangan air. Penempatan dan pengaturan parker didaerah
paddock harus dijamin dapat menampung kendaraan yang diperlukan.
Sirkulasi sekitar paddock harus lancar dan dapat diakses kendaraan setiap
saat. Harus adanya penempatan pemadam kebakaran (minimum APAR).
Perlu adanya pemisahan antara parkir pribadi dengan kendaraan pengangkut.
Paddock pembalap harus mempunyai jalur langsung menuju daerah start..
Adanya lintasan uji coba dan dapat digunakan sebagai tempat parkir
motocross setelah pertandingan (waiting zone juga dapat dipergunakan jika
dipagar) (Lihat Gambar 2.9)
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
16
Gambar 2.9 Paddock Pembalap
(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)
Ruang pers
Penyediaan ruangan perss conference sebagai tempat mengadakan tanya
jawab antara pembalap, panitia, pengelola, wartawan, dan masyarakat umum.
Persyaratan khusus fasilitas sirkuit
o Lokasi dan kantor panitia harus terletak di pintu masuk sirkuit
o Paddock pembalap harus dilengkapi dengan kamar mandi dan toilet untuk
pria dan wanita dan diusahakan adanya tempat air minum. Didaerah
paddock pembalap dekat dengan pos medical dan pos pemadam
kebakaran. Juga harus terdapat peralatan yang perlu untuk scrutineering
dan pemerikasan administrasi didaerah tertutup.
o Minimum pemasangan instalasi untuk ruang pers harus tersedia 1 ruang
kerja dengan meja dan kursi.
o Ruang rapat harus bersifat akustik. Ruangan tersebut harus dapat dan
mudah dicapai oleh pembalap, utusan Industri dan lainnya untuk
bertanya dan menyampaikan protes.
o Adanya sistem pengeras, dapat dibuat kombinasi atau terpisah untuk
penonton atau pembalap. Sistem pengeras suara untuk penonton harus
dapat didengar oleh semua penonton, begitu juga di daerah paddock.
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
17
o Penonton harus mendapatkan fasilitas tribun penonton, parkir penonton,
pos kesehatan, pos pemadam kebakaran dan kantin
Emergency
o Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan ruangan untuk melakukan pelayanan kesehatan dengan
fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan.
o Pemadam Kebakaran
Pemadam kebakaran harus disiapkan diseluruh lintasan (pada titik
tertentu). Dianjurkan menggunakan bahan pemadam DTE atau BCF
Stadar Tribun Penonton
Gambar 2.10 Potongan Tribun Penonton
(Sumber : Standar GOR, Departement PU)
o Pemisahan antara tribun dan arena dipergunakan pagar transparan dengan
tingga minimal 1,00 m, dan maksimal 1,20 m (Lihat Gambar 2.10)
o Tribun yang berupa balkon dipergunakan pagar dengan tinggi bagian
masif minimal 0.40 m dan tinggi keseluruhan antara 1,00 – 1,20 m
(Lihat Gambar 2.11)
o Jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan dari tribun minimal 1,20
m (Lihat Gambar 2.11)
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
18
Gambar 2.11 Jarak Antar Tempat Duduk
(Sumber : Standar GOR, Departement PU)
o Setiap 8-10 deret tempat duduk terdapat koridor (Lihat Gambar 2.12)
Gambar 2.12 Standar Tata Letak Tempat Duduk di Tribun
(Sumber : Standar GOR, Departement PU)
2.3 Tinjauan Umum Motocross dan Supercross
2.4.1 Pengertian Motocross dan Supercross
2.4.1.1 Pengertian Motocross
Motocross adalah kejuaraan cross country yang dilaksanakan didalam
sirkuit dengan menggunakan rintangan – rintangan yang menggunakan
kendaraan khusus yaitu special engine atau kendaraan yang disesuaikan
dengan peraturan Federation International Motocross (IMI Peraturan
Motocross)
2.4.1.2 Pengertian Supercross
Supercross adalah balap motor sport yang melibatkan sepeda motor off-
road pada jalur tanah artifisial buatan yang terdiri dari melompat curam
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
19
dan rintangan. Perbedaan dengan Motocross terdapat pada jumlah
rintangan yang ada di lintasan, dimana jumlah rintangan pada lintasan
Supercross lebih banyak dibandingkan Motocross sehingga menuntut
pembalap Supercross memiliki daya tahan lebih tinggi.
2.5 Peraturan Motocross dan Supercross
Peratuan Motocross dan Supercross menggunakan acian dari Peraturan Ikatan
Motor Indonesia (IMI) Kejuaraan Motocross Nasional Edisi 2013
2.5.1 Pembalap
a. Pembalap Motocross
o Kelas 65 CC (umur minimum 10 tahun dan maksumum 12 tahun)
o Kelas 85 CC (umur minimum 11 tahun dan maksimum 14 tahun)
o Kelas MX2 Junior (umur minimum 13 tahun dan maksimum 17 tahun)
o Kelas MX2 (umur diatas 15 tahun)
Balapan Tambahan Non Kejuaraan Nasional:
o Kelas 50 CC (umur maksimum 8 tahun)
o Kelas 65 CC (umur minimum 8 tahun dan maksimum 10 tahun)
o Kelas MX2 Novice (Umur di atas 18 tahun , bukan pembalap kelas MX2
junior, bukan pembalap kelas 85 cc dan bukan pembalap Grasstrack
kategori Senior) untuk kategorinya Maksimum 2 tahun masuk 3 besar
dikelas ini harus naik ke MX 2.
o Kelas MX1 (umur diatas 16 tahun) Pesertanya kategori MX2 (bukan MX2
junior dan MX2 Novice ) Tahun 2013 masih diperbolehkan menggunakan
sepeda motor dengan spesifikasi MX2 / 125 cc karena kelas ini masih
sosialisasi.
Kategori Grade A , B dan C tidak ada lagi mulai tahun 2012 para peserta
menyesuaikan kelas yang ada sesuai dengan kategori dan usianya dan
berdasarkan daftar yang dikeluarkan oleh PP IMI.
b. Pembalap Supercross
o Kelas 85 cc (umur minimum 11 tahun dan maksimum 14 tahun)
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
20
o Kelas 125 cc /MX2 Junior (umur minimum 13 tahun dan maksimum 17
tahun). Pembalap kategori ini tidak pernah terdaftar dalam Kategori MX2
Grade A dan Tahun 2011 dan sebelumnya. (Maksimum 2 tahun masuk 3
besar dikelas ini harus naik ke MX 2)
o Kelas 125 cc / MX2 (mur di atas 15 tahun)
2.5.2 Kendaraan dan Kelas
Perlombaan ini terbuka untuk kendaraan jenis Motocross dan Enduro sesuai
dengan peraturan tehnik FIM (Appendix 01, Motocross Technical Rules)
a. Kendaraan dan Kelas Motocross
Kelas – kelas untuk Kejuaraan Nasional Motocross adalah :
Kejuaraan Nasional Motocross Minimum CC Maksimum CC
Kelas 65 CC :
2 Tak
50 CC
65 CC
Kelas 85 CC:
2 Tak
4 Tak
80 CC
75 CC
85 CC
150 CC
Kelas 125 MX2 dan MX2 Junior:
2 Tak
4 Tak
100 CC
175 CC
125 CC
250 CC
b. Kendaraan dan Kelas Supercross
Kelas – kelas untuk Kejuaraan Nasional Supercross adalah :
Kejuaraan Nasional Motocross Minimum CC Maksimum CC
Kelas 85 CC:
2 Tak
4 Tak
50 CC
75 CC
85 CC
150 CC
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
21
Kelas 125 MX2 dan MX2 Junior:
2 Tak
4 Tak
100 CC
175 CC
125 CC
250 CC
2.6 Tinjauan terhadap Proyek Sejenis
2.6.1 Sirkuit di Banjar Kangin Pecatu
Sirkuit ini berada di daerah perbukitan Pecatu tepatnya di Banjar Kangin
Pecatu. Sirkuit yang dimiliki oleh Tsuyoshi Shinjo ini termasuk sirkuit
Supercross dan Motocross dengan luas areal 2 hektar. Lokasi sirkuit cukup jauh
dari pemukiman warga dan masih minim petunjuk jalan untuk menuju lokasi
sirkuit, sehingga sirkuit ini cukup susah untuk ditemukan oleh orang luar.
Rintangan yang ada di lintasan berupa tiga buah triple jump, satu camel, dua
lumba-lumba serta satu table top. Tanah yang digunakan di lintasan merupakan
tanah yang berkualitas bagus yang didatangkan langsung dari daerah Tabanan
(Lihat Gambar 2.13). Fasilitas yang ada di sirkuit hanya terdiri dari lintasan
dengan tambahan berupa adanya lampu penerangan di sekitar lintasan sehingga
memungkinnkan untuk para pemain Motocross dapat mencoba motornya sampai
malam dan menara kontrol dengan ruang pengelola sirkuit dibawahnya dimana
bangunan ini hanya berukuran sekitar 3m x 3m. Untuk fasilitas seperti paddock,
daerah scrutineering, waiting zone, pos signal hanya bersifat semi permanen dan
baru dipasang berupa tenda jika ada perlombaan, sehingga pada hari biasa hanya
terlihat lintasan saja dan satu menara kontrol.
Gambar 2.13 Sirkuit di Banjar Kangin Pecatu
(Sumber : Observasi, 25 Oktober 2015)
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
22
2.6.2 Trek Motocross IMI Korwil Kabupaten Bogor
Sirkuit Motocross IMI Korwil Kabupaten Bogor ini berlokasi di
Gor Pakansari Cibinong Kabupaten Bogor. Luas areal trek Motocross
+/- 4 hektare dengan panjang sirkuit 1,3 kilo meter. (Lihat Gambar
2.14)
Gambar 2.14 Trek Motocross IMI Korwil
(Sumber : Otomotifnet.com)
Trek dengan panjang 1,3 km dengan kombinasi trek variatif ada
berm, table top serta camel berundak dipersiapkan menjadi tuan
rumah kejurnas motocross. Peruntukan lintasan untuk perlombaan
Motocross, Grass Track dan Enduro.
2.6.3 Daytona International Speedway, Amerika Serikat
Daytona International Speedway merupakan trek balap di Daytona Beach,
Florida, Amerika Serikat. Sejak dibuka pada tahun 1959, telah menjadi tuan
rumah dari Daytona 500, balapan paling bergengsi di NASCAR. Selain
NASCAR, sirkuit ini juga menjadi tuan rumah balapan ARCA, AMA
Superbike, USCC, SCCA, dan Motocross.
Selama Daytona Beach Bike Week, trek supercross dibangun antara pit
jalan dan bagian tri-oval dari trek (Lihat Gambar 2.15). Historis trek telah
digunakan lebih pasir dari kotoran, memberikan tantangan yang unik untuk
pengendara. The 2008-2013 track konfigurasi yang dirancang oleh mantan
juara, Ricky Carmichael. Daytona telah menyelenggarakan AMA Supercross
Championship putaran tanpa terputus sejak tahun 1971.
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
23
Gambar 2.15 Trek Supercross Daytona
(Sumber : www.motoxaddicts.com)
2.6.4 Kesimpulan Studi Banding
Dari 3 (tiga) studi banding yang telah dijabarkan dapat diambil kesimpulan
seperti berikut:
Tabel 2.1. Kesimpulan Studi Banding
No Nama Sirkuit Lokasi Luas Rintangan
1 Sirkuit di Banjar
Kangin Pecatu
Bukit Pecatu,
Kabupaten
Badung 2 Hektar
- triple jump
- camel
- lumba-lumba
- table top
2 Trek Motocross IMI
Korwil
Gor Pakansari
Cibinong
Kabupaten
Bogor 4 Hektar
- berm
- camel
- single jump
- table top
3 Supercross Daytona
Daytona
Beach,
Florida,
Amerika
Serikat.
3 Hektar
- triple jump
- camel
- lumba-lumba
- table top
Sumber : Hasil Analisa
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
24
2.7 Spesifikasi Umum Sirkuit Motocross dan Supercross
2.7.1 Pengertian
Sirkuit Motocross dan Supercross adalah lintasan yang digunakan untuk
memperlihatkan dan mengadu kecepatan menggunakan kendaraan berjenis
motocross dengan melewati lintasan yang menggunakan bahan alami (tanah atau
pasir) dimana pembalap harus melewati berbagai jenis rintangan. Perbedaan
lintasan motocross dengan supercross pada jumlah rintangan pada lintasan
supercross lebih banyak daripada motocross.
2.7.2 Fungsi
Fungsi utama dari sirkuit adalah mewadahi event – event kejuaraan balap
daerah maupun nasional, tetapi masih tetap memungkinkan untuk digunakan
sebagai sarana latihan ketangkasan bermotor, penyaluran hobi, rekreasi ataupun
sebagai fasilitas pembinaan olahraga motocross dan supercross.
2.7.3 Tujuan
a. Dapat menampung dan memfasilitasi para pecinta olahraga motocross atau
supercross dengan menyediakan sarana untuk mengadakan event kejuaraan,
latihan dan pembinaan olahraga motocross.
b. Menciptakan destinasi wisata baru mengingat olahraga ini merupakan
olahraga universal sehingga memungkinkan untuk menarik wisatawan
hingga kancah internasional dan membantu meningkatkan parawisata
daerah sekitar.
2.7.4 Persyaratan lokasi
a. Persyaratan lokasi dari segi akomodasi haruslah berada di daerah yang
mudah diakses, strategis, memungkinkan untuk mendapatkan ketertarikan
masyarakat sehingga olahraga ini dapat berkembang dengan pesat.
b. Kemudahan mendapatkan material dan kemudahan akomodasi alat berat
untuk pembentukan lintasan yang terbuat dari bahan alami.
c. Berada jauh dari pemukiman atau perumahan karena olahraga ini dapat
menimbulkan kebisingan yang tinggi karena suara dari kendaraan.
Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung
25
2.7.5 Klasifikasi fasilitas
a. Fasilitas utama, terdiri dari sirkuit beserta juga dengan paddock, waiting
zone, pit lane, dan ruang panitia.
b. Fasilitas penunjang, terdiri dari ruang pers, gym, stage, show room, ruang
merchendise, toko spare part, money charger, food court atau retaurant,
toilet, parkir, tribun penonton dan lain – lain.
c. Fasilitas pengelola, berupa fasilitas yang menunjang operational sirkuit
yaitu ruang manajemen, ruang staaf, loker pegawai dan lain – lain.
d. Fasilitas service, berupa fasilitas penunjang fisik bangunan sirkuit seperti
ruang MEP, penampungan sampah, gudang dan lainnya.
2.7.6 Kegiatan yang akan diwadahai
a. Kegiatan utama yang akan diwadahi berupa kegiatan perlombaan, latihan,
pembinaan yang akan dilakukan pembalap maupun penggemar olahraga ini
dan juga ada kegiatan yang dilakukan tim mekanik di peddock , dari pihak
panitia yang melakukan kegiatan penjurian serta pengunjung yang datang
untuk menonton.
b. Kegiatan penunjang berupa kegiatan yang dilakukan pihak manajemen
sirkuit yang dilakukan di areal pengelola, serta kegiatan pers yang dilakukan
wartawan seperti conference perss.
c. Kegiatan pelayanan seperti toilet, food court dan restaurant, toilet umum
dan kegiatan yang dapat memberikan pelayan maksimal pada pengunjung
seperti, show room, gym maupun kegiatan rekreasi yang dilakukan
wisatawan yang berkunjung untuk berkeliling yang ingin mengenal olahraga
ini.
2.7.7 Kelembagaan dan pengelolaan
Manajemen akan dikelola sepenuhnya oleh perusahaan swasta dengan alasan
profesionalisme dan bekerja sama dengan pemerintah setempat agar
memudahkan mengembangkan olahraga ini dan meningkatkan parawisata
setempat.