SEMINAR TESIS - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Master-15073-Presentation-pdf.pdfKASUS...
Transcript of SEMINAR TESIS - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Master-15073-Presentation-pdf.pdfKASUS...
SEMINAR TESIS
MANAJEMEN INDUSTRIMAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA
2010
ANALISIS POLA KLUSTER FORMASI KETERKAITAN ORIENTASI PASAR STUDI
KASUS SENTRA INDUSTRI KECIL MENENGAH PRODUK KULIT DI SIDOARJO JAWA TIMUR
YOHANES WIMBA AGUNG PRASETYA 9107201404
Dosen Pembimbing
Drs Haryono MSIE
LATAR BELAKANG
Adanya globalisasi perdagangan antar negara (WTO) menyebabkan harga produk kulit di Indonesia lebih mahal daripada harga produk kulit dari negara ndash negara lain Adanya bencana alam lumpur Lapindo juga menyebabkan banyak masyarakat didaerah Tanggulangin Sidoarjo kehilangan pekerjaan Adanya isu krisis global dan harga minyak dunia yang sempat melambung tinggi Hal ini dapat mempengaruhi klaster industri produk kulit tidak berjalan dengan baik didaerah Tanggulangin Sidoarjo
Objek wilayah Sidoarjo dipilih karena tiga faktor berikut - Pertama faktor usia sentra Industri Tanggulangin cukup tua ditilik dari sejarahnya sehingga amatlah menarik menganalisis pola perkembangan klusternya - Kedua kontribusinya cukup besar baik dari segi finansial unit usaha dan penyerapan tenaga kerja terhadap Kabupaten Sidoarjo dan Mojokerto - Ketiga faktor stuktur unit usaha Sentra Industri produk kulit Sidoarjo didominasi oleh industri kecil dan rumah tangga (IKRT)
PERMASALAHAN
Bagaimana menganalisis pola klaster dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara di industri produk kulit di SidoarjoBagaimana formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoFaktor - faktor apa saja yang mempengaruhi orientasi pasar produk kulit domestik atau luar negeri
TUJUAN PENELITIAN
Menganalisis pola kluster di industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi pasar domestik atau luar negeri
MANFAAT PENELITIAN
Pengembangan kluster industri produk kulit di Sidoarjo dapat meningkatkan daya saing industri pada perdagangan bebas Mengetahui tipe amp pola kluster pada industri produk kulit di SidoarjoMemberikan strategi apa yang baik amp cocok kepada sentra ndash sentra industri produk kulit serta pemerintah daerah Sidoarjo
BATASAN amp ASUMSI
Data Statistik Industri diambil dari BPS Jatim dan Dinas Perindustrian SurabayaData Statistik Industri diambil dari tahun 2002 sd 2008Analisa data menggunakan regresi logistik
TINJAUAN PUSTAKA
Orientasi pasar adalah perilaku organisasi perusahan yang mencakup pada pengumpulan penyebaran dan tanggapan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang (Jarowski BJ dan Kohli AK)
Orientasi pasar terdiri dari tiga komponen pelaku yaitu orientasi pelanggan orientasi pesaing dan koordinasi lintas fungsi (Narver dan Slater )
GAMBARAN UMUM
Formasi
Keterkaitan antar
Kluster
Orientasi Pasar
Daya SaingPasar
International
Tipe Pola Kluster
Markusen
Keunikan Biaya Rendah
Orientasi Pelanggan
Orientasi Pesaing
Koordinasi Lintas
Fungsional
Faktor Internal
-Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan
Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan
Pengusaha
-Umur Perusahaan
-Teknologi Penyamakan
Produk Kulit
Faktor Eksternal
-Badan Hukum
-Bapak Angkat
-Jaringan dgn pembeli
terbesar
-Jaringan dgn
pemasok bahan baku
- Keaktifan Promosi
Karakteristik dari anggota
Perusahaan
Prospek untuk Perusahaan
Saling Ketergantungan
antar Kluster
Budaya Orientasi Pasar
Kinerja PerusahaanFaktor Internal
-Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan TK
-Tingkat Pendidikan Pengusaha
-Umur Perusahaan
-Teknologi Penyamakan
Produk Kulit
Faktor Eksternal
-Badan Hukum
-Bapak Angkat
-Jaringan dgn pembeli terbesar
-Jaringan dgn pemasok
bahan baku
- Keaktifan PromosiPasar
Internasional
GAMBARAN UMUM
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel Kluster Industri Markusen
METODOLOGI
Diagram Alir Metodologi Penelitian
ANALISA DATA
Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan
ANALISA DATA
Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah
sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan
ANALISA DATA
Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko
ANALISA DATA
Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
ANALISIS POLA KLUSTER FORMASI KETERKAITAN ORIENTASI PASAR STUDI
KASUS SENTRA INDUSTRI KECIL MENENGAH PRODUK KULIT DI SIDOARJO JAWA TIMUR
YOHANES WIMBA AGUNG PRASETYA 9107201404
Dosen Pembimbing
Drs Haryono MSIE
LATAR BELAKANG
Adanya globalisasi perdagangan antar negara (WTO) menyebabkan harga produk kulit di Indonesia lebih mahal daripada harga produk kulit dari negara ndash negara lain Adanya bencana alam lumpur Lapindo juga menyebabkan banyak masyarakat didaerah Tanggulangin Sidoarjo kehilangan pekerjaan Adanya isu krisis global dan harga minyak dunia yang sempat melambung tinggi Hal ini dapat mempengaruhi klaster industri produk kulit tidak berjalan dengan baik didaerah Tanggulangin Sidoarjo
Objek wilayah Sidoarjo dipilih karena tiga faktor berikut - Pertama faktor usia sentra Industri Tanggulangin cukup tua ditilik dari sejarahnya sehingga amatlah menarik menganalisis pola perkembangan klusternya - Kedua kontribusinya cukup besar baik dari segi finansial unit usaha dan penyerapan tenaga kerja terhadap Kabupaten Sidoarjo dan Mojokerto - Ketiga faktor stuktur unit usaha Sentra Industri produk kulit Sidoarjo didominasi oleh industri kecil dan rumah tangga (IKRT)
PERMASALAHAN
Bagaimana menganalisis pola klaster dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara di industri produk kulit di SidoarjoBagaimana formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoFaktor - faktor apa saja yang mempengaruhi orientasi pasar produk kulit domestik atau luar negeri
TUJUAN PENELITIAN
Menganalisis pola kluster di industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi pasar domestik atau luar negeri
MANFAAT PENELITIAN
Pengembangan kluster industri produk kulit di Sidoarjo dapat meningkatkan daya saing industri pada perdagangan bebas Mengetahui tipe amp pola kluster pada industri produk kulit di SidoarjoMemberikan strategi apa yang baik amp cocok kepada sentra ndash sentra industri produk kulit serta pemerintah daerah Sidoarjo
BATASAN amp ASUMSI
Data Statistik Industri diambil dari BPS Jatim dan Dinas Perindustrian SurabayaData Statistik Industri diambil dari tahun 2002 sd 2008Analisa data menggunakan regresi logistik
TINJAUAN PUSTAKA
Orientasi pasar adalah perilaku organisasi perusahan yang mencakup pada pengumpulan penyebaran dan tanggapan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang (Jarowski BJ dan Kohli AK)
Orientasi pasar terdiri dari tiga komponen pelaku yaitu orientasi pelanggan orientasi pesaing dan koordinasi lintas fungsi (Narver dan Slater )
GAMBARAN UMUM
Formasi
Keterkaitan antar
Kluster
Orientasi Pasar
Daya SaingPasar
International
Tipe Pola Kluster
Markusen
Keunikan Biaya Rendah
Orientasi Pelanggan
Orientasi Pesaing
Koordinasi Lintas
Fungsional
Faktor Internal
-Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan
Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan
Pengusaha
-Umur Perusahaan
-Teknologi Penyamakan
Produk Kulit
Faktor Eksternal
-Badan Hukum
-Bapak Angkat
-Jaringan dgn pembeli
terbesar
-Jaringan dgn
pemasok bahan baku
- Keaktifan Promosi
Karakteristik dari anggota
Perusahaan
Prospek untuk Perusahaan
Saling Ketergantungan
antar Kluster
Budaya Orientasi Pasar
Kinerja PerusahaanFaktor Internal
-Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan TK
-Tingkat Pendidikan Pengusaha
-Umur Perusahaan
-Teknologi Penyamakan
Produk Kulit
Faktor Eksternal
-Badan Hukum
-Bapak Angkat
-Jaringan dgn pembeli terbesar
-Jaringan dgn pemasok
bahan baku
- Keaktifan PromosiPasar
Internasional
GAMBARAN UMUM
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel Kluster Industri Markusen
METODOLOGI
Diagram Alir Metodologi Penelitian
ANALISA DATA
Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan
ANALISA DATA
Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah
sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan
ANALISA DATA
Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko
ANALISA DATA
Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
LATAR BELAKANG
Adanya globalisasi perdagangan antar negara (WTO) menyebabkan harga produk kulit di Indonesia lebih mahal daripada harga produk kulit dari negara ndash negara lain Adanya bencana alam lumpur Lapindo juga menyebabkan banyak masyarakat didaerah Tanggulangin Sidoarjo kehilangan pekerjaan Adanya isu krisis global dan harga minyak dunia yang sempat melambung tinggi Hal ini dapat mempengaruhi klaster industri produk kulit tidak berjalan dengan baik didaerah Tanggulangin Sidoarjo
Objek wilayah Sidoarjo dipilih karena tiga faktor berikut - Pertama faktor usia sentra Industri Tanggulangin cukup tua ditilik dari sejarahnya sehingga amatlah menarik menganalisis pola perkembangan klusternya - Kedua kontribusinya cukup besar baik dari segi finansial unit usaha dan penyerapan tenaga kerja terhadap Kabupaten Sidoarjo dan Mojokerto - Ketiga faktor stuktur unit usaha Sentra Industri produk kulit Sidoarjo didominasi oleh industri kecil dan rumah tangga (IKRT)
PERMASALAHAN
Bagaimana menganalisis pola klaster dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara di industri produk kulit di SidoarjoBagaimana formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoFaktor - faktor apa saja yang mempengaruhi orientasi pasar produk kulit domestik atau luar negeri
TUJUAN PENELITIAN
Menganalisis pola kluster di industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi pasar domestik atau luar negeri
MANFAAT PENELITIAN
Pengembangan kluster industri produk kulit di Sidoarjo dapat meningkatkan daya saing industri pada perdagangan bebas Mengetahui tipe amp pola kluster pada industri produk kulit di SidoarjoMemberikan strategi apa yang baik amp cocok kepada sentra ndash sentra industri produk kulit serta pemerintah daerah Sidoarjo
BATASAN amp ASUMSI
Data Statistik Industri diambil dari BPS Jatim dan Dinas Perindustrian SurabayaData Statistik Industri diambil dari tahun 2002 sd 2008Analisa data menggunakan regresi logistik
TINJAUAN PUSTAKA
Orientasi pasar adalah perilaku organisasi perusahan yang mencakup pada pengumpulan penyebaran dan tanggapan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang (Jarowski BJ dan Kohli AK)
Orientasi pasar terdiri dari tiga komponen pelaku yaitu orientasi pelanggan orientasi pesaing dan koordinasi lintas fungsi (Narver dan Slater )
GAMBARAN UMUM
Formasi
Keterkaitan antar
Kluster
Orientasi Pasar
Daya SaingPasar
International
Tipe Pola Kluster
Markusen
Keunikan Biaya Rendah
Orientasi Pelanggan
Orientasi Pesaing
Koordinasi Lintas
Fungsional
Faktor Internal
-Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan
Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan
Pengusaha
-Umur Perusahaan
-Teknologi Penyamakan
Produk Kulit
Faktor Eksternal
-Badan Hukum
-Bapak Angkat
-Jaringan dgn pembeli
terbesar
-Jaringan dgn
pemasok bahan baku
- Keaktifan Promosi
Karakteristik dari anggota
Perusahaan
Prospek untuk Perusahaan
Saling Ketergantungan
antar Kluster
Budaya Orientasi Pasar
Kinerja PerusahaanFaktor Internal
-Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan TK
-Tingkat Pendidikan Pengusaha
-Umur Perusahaan
-Teknologi Penyamakan
Produk Kulit
Faktor Eksternal
-Badan Hukum
-Bapak Angkat
-Jaringan dgn pembeli terbesar
-Jaringan dgn pemasok
bahan baku
- Keaktifan PromosiPasar
Internasional
GAMBARAN UMUM
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel Kluster Industri Markusen
METODOLOGI
Diagram Alir Metodologi Penelitian
ANALISA DATA
Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan
ANALISA DATA
Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah
sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan
ANALISA DATA
Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko
ANALISA DATA
Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
PERMASALAHAN
Bagaimana menganalisis pola klaster dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara di industri produk kulit di SidoarjoBagaimana formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoFaktor - faktor apa saja yang mempengaruhi orientasi pasar produk kulit domestik atau luar negeri
TUJUAN PENELITIAN
Menganalisis pola kluster di industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi pasar domestik atau luar negeri
MANFAAT PENELITIAN
Pengembangan kluster industri produk kulit di Sidoarjo dapat meningkatkan daya saing industri pada perdagangan bebas Mengetahui tipe amp pola kluster pada industri produk kulit di SidoarjoMemberikan strategi apa yang baik amp cocok kepada sentra ndash sentra industri produk kulit serta pemerintah daerah Sidoarjo
BATASAN amp ASUMSI
Data Statistik Industri diambil dari BPS Jatim dan Dinas Perindustrian SurabayaData Statistik Industri diambil dari tahun 2002 sd 2008Analisa data menggunakan regresi logistik
TINJAUAN PUSTAKA
Orientasi pasar adalah perilaku organisasi perusahan yang mencakup pada pengumpulan penyebaran dan tanggapan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang (Jarowski BJ dan Kohli AK)
Orientasi pasar terdiri dari tiga komponen pelaku yaitu orientasi pelanggan orientasi pesaing dan koordinasi lintas fungsi (Narver dan Slater )
GAMBARAN UMUM
Formasi
Keterkaitan antar
Kluster
Orientasi Pasar
Daya SaingPasar
International
Tipe Pola Kluster
Markusen
Keunikan Biaya Rendah
Orientasi Pelanggan
Orientasi Pesaing
Koordinasi Lintas
Fungsional
Faktor Internal
-Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan
Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan
Pengusaha
-Umur Perusahaan
-Teknologi Penyamakan
Produk Kulit
Faktor Eksternal
-Badan Hukum
-Bapak Angkat
-Jaringan dgn pembeli
terbesar
-Jaringan dgn
pemasok bahan baku
- Keaktifan Promosi
Karakteristik dari anggota
Perusahaan
Prospek untuk Perusahaan
Saling Ketergantungan
antar Kluster
Budaya Orientasi Pasar
Kinerja PerusahaanFaktor Internal
-Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan TK
-Tingkat Pendidikan Pengusaha
-Umur Perusahaan
-Teknologi Penyamakan
Produk Kulit
Faktor Eksternal
-Badan Hukum
-Bapak Angkat
-Jaringan dgn pembeli terbesar
-Jaringan dgn pemasok
bahan baku
- Keaktifan PromosiPasar
Internasional
GAMBARAN UMUM
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel Kluster Industri Markusen
METODOLOGI
Diagram Alir Metodologi Penelitian
ANALISA DATA
Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan
ANALISA DATA
Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah
sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan
ANALISA DATA
Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko
ANALISA DATA
Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
TUJUAN PENELITIAN
Menganalisis pola kluster di industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi pasar domestik atau luar negeri
MANFAAT PENELITIAN
Pengembangan kluster industri produk kulit di Sidoarjo dapat meningkatkan daya saing industri pada perdagangan bebas Mengetahui tipe amp pola kluster pada industri produk kulit di SidoarjoMemberikan strategi apa yang baik amp cocok kepada sentra ndash sentra industri produk kulit serta pemerintah daerah Sidoarjo
BATASAN amp ASUMSI
Data Statistik Industri diambil dari BPS Jatim dan Dinas Perindustrian SurabayaData Statistik Industri diambil dari tahun 2002 sd 2008Analisa data menggunakan regresi logistik
TINJAUAN PUSTAKA
Orientasi pasar adalah perilaku organisasi perusahan yang mencakup pada pengumpulan penyebaran dan tanggapan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang (Jarowski BJ dan Kohli AK)
Orientasi pasar terdiri dari tiga komponen pelaku yaitu orientasi pelanggan orientasi pesaing dan koordinasi lintas fungsi (Narver dan Slater )
GAMBARAN UMUM
Formasi
Keterkaitan antar
Kluster
Orientasi Pasar
Daya SaingPasar
International
Tipe Pola Kluster
Markusen
Keunikan Biaya Rendah
Orientasi Pelanggan
Orientasi Pesaing
Koordinasi Lintas
Fungsional
Faktor Internal
-Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan
Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan
Pengusaha
-Umur Perusahaan
-Teknologi Penyamakan
Produk Kulit
Faktor Eksternal
-Badan Hukum
-Bapak Angkat
-Jaringan dgn pembeli
terbesar
-Jaringan dgn
pemasok bahan baku
- Keaktifan Promosi
Karakteristik dari anggota
Perusahaan
Prospek untuk Perusahaan
Saling Ketergantungan
antar Kluster
Budaya Orientasi Pasar
Kinerja PerusahaanFaktor Internal
-Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan TK
-Tingkat Pendidikan Pengusaha
-Umur Perusahaan
-Teknologi Penyamakan
Produk Kulit
Faktor Eksternal
-Badan Hukum
-Bapak Angkat
-Jaringan dgn pembeli terbesar
-Jaringan dgn pemasok
bahan baku
- Keaktifan PromosiPasar
Internasional
GAMBARAN UMUM
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel Kluster Industri Markusen
METODOLOGI
Diagram Alir Metodologi Penelitian
ANALISA DATA
Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan
ANALISA DATA
Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah
sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan
ANALISA DATA
Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko
ANALISA DATA
Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
BATASAN amp ASUMSI
Data Statistik Industri diambil dari BPS Jatim dan Dinas Perindustrian SurabayaData Statistik Industri diambil dari tahun 2002 sd 2008Analisa data menggunakan regresi logistik
TINJAUAN PUSTAKA
Orientasi pasar adalah perilaku organisasi perusahan yang mencakup pada pengumpulan penyebaran dan tanggapan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang (Jarowski BJ dan Kohli AK)
Orientasi pasar terdiri dari tiga komponen pelaku yaitu orientasi pelanggan orientasi pesaing dan koordinasi lintas fungsi (Narver dan Slater )
GAMBARAN UMUM
Formasi
Keterkaitan antar
Kluster
Orientasi Pasar
Daya SaingPasar
International
Tipe Pola Kluster
Markusen
Keunikan Biaya Rendah
Orientasi Pelanggan
Orientasi Pesaing
Koordinasi Lintas
Fungsional
Faktor Internal
-Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan
Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan
Pengusaha
-Umur Perusahaan
-Teknologi Penyamakan
Produk Kulit
Faktor Eksternal
-Badan Hukum
-Bapak Angkat
-Jaringan dgn pembeli
terbesar
-Jaringan dgn
pemasok bahan baku
- Keaktifan Promosi
Karakteristik dari anggota
Perusahaan
Prospek untuk Perusahaan
Saling Ketergantungan
antar Kluster
Budaya Orientasi Pasar
Kinerja PerusahaanFaktor Internal
-Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan TK
-Tingkat Pendidikan Pengusaha
-Umur Perusahaan
-Teknologi Penyamakan
Produk Kulit
Faktor Eksternal
-Badan Hukum
-Bapak Angkat
-Jaringan dgn pembeli terbesar
-Jaringan dgn pemasok
bahan baku
- Keaktifan PromosiPasar
Internasional
GAMBARAN UMUM
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel Kluster Industri Markusen
METODOLOGI
Diagram Alir Metodologi Penelitian
ANALISA DATA
Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan
ANALISA DATA
Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah
sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan
ANALISA DATA
Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko
ANALISA DATA
Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
TINJAUAN PUSTAKA
Orientasi pasar adalah perilaku organisasi perusahan yang mencakup pada pengumpulan penyebaran dan tanggapan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang (Jarowski BJ dan Kohli AK)
Orientasi pasar terdiri dari tiga komponen pelaku yaitu orientasi pelanggan orientasi pesaing dan koordinasi lintas fungsi (Narver dan Slater )
GAMBARAN UMUM
Formasi
Keterkaitan antar
Kluster
Orientasi Pasar
Daya SaingPasar
International
Tipe Pola Kluster
Markusen
Keunikan Biaya Rendah
Orientasi Pelanggan
Orientasi Pesaing
Koordinasi Lintas
Fungsional
Faktor Internal
-Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan
Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan
Pengusaha
-Umur Perusahaan
-Teknologi Penyamakan
Produk Kulit
Faktor Eksternal
-Badan Hukum
-Bapak Angkat
-Jaringan dgn pembeli
terbesar
-Jaringan dgn
pemasok bahan baku
- Keaktifan Promosi
Karakteristik dari anggota
Perusahaan
Prospek untuk Perusahaan
Saling Ketergantungan
antar Kluster
Budaya Orientasi Pasar
Kinerja PerusahaanFaktor Internal
-Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan TK
-Tingkat Pendidikan Pengusaha
-Umur Perusahaan
-Teknologi Penyamakan
Produk Kulit
Faktor Eksternal
-Badan Hukum
-Bapak Angkat
-Jaringan dgn pembeli terbesar
-Jaringan dgn pemasok
bahan baku
- Keaktifan PromosiPasar
Internasional
GAMBARAN UMUM
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel Kluster Industri Markusen
METODOLOGI
Diagram Alir Metodologi Penelitian
ANALISA DATA
Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan
ANALISA DATA
Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah
sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan
ANALISA DATA
Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko
ANALISA DATA
Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
GAMBARAN UMUM
Formasi
Keterkaitan antar
Kluster
Orientasi Pasar
Daya SaingPasar
International
Tipe Pola Kluster
Markusen
Keunikan Biaya Rendah
Orientasi Pelanggan
Orientasi Pesaing
Koordinasi Lintas
Fungsional
Faktor Internal
-Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan
Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan
Pengusaha
-Umur Perusahaan
-Teknologi Penyamakan
Produk Kulit
Faktor Eksternal
-Badan Hukum
-Bapak Angkat
-Jaringan dgn pembeli
terbesar
-Jaringan dgn
pemasok bahan baku
- Keaktifan Promosi
Karakteristik dari anggota
Perusahaan
Prospek untuk Perusahaan
Saling Ketergantungan
antar Kluster
Budaya Orientasi Pasar
Kinerja PerusahaanFaktor Internal
-Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan TK
-Tingkat Pendidikan Pengusaha
-Umur Perusahaan
-Teknologi Penyamakan
Produk Kulit
Faktor Eksternal
-Badan Hukum
-Bapak Angkat
-Jaringan dgn pembeli terbesar
-Jaringan dgn pemasok
bahan baku
- Keaktifan PromosiPasar
Internasional
GAMBARAN UMUM
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel Kluster Industri Markusen
METODOLOGI
Diagram Alir Metodologi Penelitian
ANALISA DATA
Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan
ANALISA DATA
Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah
sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan
ANALISA DATA
Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko
ANALISA DATA
Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
Budaya Orientasi Pasar
Kinerja PerusahaanFaktor Internal
-Tenaga Kerja
-Tingkat Pendidikan TK
-Tingkat Pendidikan Pengusaha
-Umur Perusahaan
-Teknologi Penyamakan
Produk Kulit
Faktor Eksternal
-Badan Hukum
-Bapak Angkat
-Jaringan dgn pembeli terbesar
-Jaringan dgn pemasok
bahan baku
- Keaktifan PromosiPasar
Internasional
GAMBARAN UMUM
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel Kluster Industri Markusen
METODOLOGI
Diagram Alir Metodologi Penelitian
ANALISA DATA
Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan
ANALISA DATA
Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah
sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan
ANALISA DATA
Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko
ANALISA DATA
Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel Kluster Industri Markusen
METODOLOGI
Diagram Alir Metodologi Penelitian
ANALISA DATA
Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan
ANALISA DATA
Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah
sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan
ANALISA DATA
Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko
ANALISA DATA
Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
TINJAUAN PUSTAKA
Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel Kluster Industri Markusen
METODOLOGI
Diagram Alir Metodologi Penelitian
ANALISA DATA
Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan
ANALISA DATA
Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah
sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan
ANALISA DATA
Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko
ANALISA DATA
Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel Kluster Industri Markusen
METODOLOGI
Diagram Alir Metodologi Penelitian
ANALISA DATA
Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan
ANALISA DATA
Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah
sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan
ANALISA DATA
Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko
ANALISA DATA
Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
METODOLOGI
Diagram Alir Metodologi Penelitian
ANALISA DATA
Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan
ANALISA DATA
Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah
sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan
ANALISA DATA
Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko
ANALISA DATA
Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
ANALISA DATA
Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan
ANALISA DATA
Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah
sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan
ANALISA DATA
Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko
ANALISA DATA
Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
ANALISA DATA
Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah
sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan
ANALISA DATA
Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko
ANALISA DATA
Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
ANALISA DATA
Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko
ANALISA DATA
Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
ANALISA DATA
Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala Markusen
Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
ANALISA DATA
Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
ANALISA DATA
Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
PEMBAHASAN
Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
PEMBAHASAN
Contoh Data Statistik Industri
0H 0H
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
PEMBAHASAN
Keterangan Variabel Regresi Logistik
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
PEMBAHASAN
Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan
Variabel Koefisien Nilai p
Status Badan Hukum (BH) -1944 0001
Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000
Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)
1425 0033
Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)
-0812 0000
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
PEMBAHASAN
Tabel 45 Tabel klasifikasi
Observed
Predicted
yPercentage Correct000 100
Step 1 y 000 38 7 844
100 2 33 943
Overall Percentage 888
Step 2 y 000 34 11 756
100 8 27 771
Overall Percentage 763
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
PEMBAHASAN
Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
PEMBAHASAN
Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke
b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing
KESIMPULAN DAN SARAN
SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing