Seminar Menur 2003 Paling Baru
-
Upload
dhodo-bocah-datebayo -
Category
Documents
-
view
232 -
download
1
description
Transcript of Seminar Menur 2003 Paling Baru
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGANA MASALAH UTAMA
ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI PADA PASIEN Sdr.”Ay” USIA 26
TAHUN DI RUANG GLATI RUMAH SAKIT JIWA MENUR-SURABAYA.
Disusun oleh :
Kurnia Wahyu Kusuma
Faruqur Rahman
Maimun Hasan
Mahardika Nurul Agustina
Maria Yovita Ngina
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKES) INSAN UNGGUL
SURABAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka rumusa masalahnya
adalah”bagaimana Asuhan keperawatan pada pasien dengan perilaku kekerasan di
Ruang kenari rumah sakit jiwa menur surabaya?”
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengembangkan loa pkir ilmiah dengan memberi asuhan
keperawatan jiwa skizofrenia terinci dengan masalh utama perilaku kekerasan
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan oengkajian pada klien dengan skizofrenia
terinci dengan masasal utama perilaku kekerasan
b. Mahasiswa mampu merunuskan dianosa keperawatan dab prioritas masalah
pada klien dengan skizofrenia terinci dengan masalah utama perilaku
kekerasan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
ISOLASI SOASIAL : MENARIK DIRI
I. KASUS (Masalah Utama)
Isolasi Soasial : Menarik Diri
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. Pengertian
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh
seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam
( Twondsend, 1998 ).
Atau suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami
penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya, pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan
tidak mampu membina hubungan yang berarti dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006 ).
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain ( Pawlin, 1993
dikutip Budi Kelliat, 2001). Menurut Townsend, M.C (1998:152) isolasi
sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang
lain dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam bagi dirinya.
Isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar dari
interaksi dan berhubungan dengan orang lain, individu merasa kehilangan
hubungan akrab, tidak mempunyai kesempatan dalam berfikir, berperasaan,
berprestasi, atau selalu dalam kegagalan. (Carpenito, L J, 1998).
Kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan hubungan
interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang
menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam
hubungan sosial (DEPKES RI 2000).
B. Penyebab
Terjadinya faktor ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di
antaranya perkembangan dan sosial budaya. Kegagalan perkembangan dapat
mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya dengan orang lain,
ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain,
tidak mampu merumuskan keinginan, keadaan menimbulkan perilaku tidak
ingin berkomunikasi dengan orang lain.
Adapun gejala klinis sebagai berikut :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Gangguan hubungan sosial
d. Percaya diri kurang
e. Menciderai diri
C. Tanda dan gejala
a. Menyendiri dalam ruangan
b. Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata
c. Sedih, afek datar
d. Perhatian dan tindakan tidak sesuai dengan usia
e. Apatis
f. Mengekspresikan penolakan atau kesepian pada orang lain
g. Menggunakan kata – kata simbolik
h. Menggunakan kata – kata yag tidak berarti
i. Kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara
j. Rendah diri
D. Akibat dari isolasi sosial
Klien dengan isolasi sosial dapat berakibat terjadinya resiko perubahan
sensori persepsi (halusinasi) atau bahkan perilaku kekerasan menciderai diri (
akibat dari harga diri rendah disertai dengan harapan yang suram, mungkin
klien akan mengakhiri hidupnya )
E. Rentang respon
Hubungan dengan orang lain dan lingkungan menimbulkan respon sosial
pada individu
Respon Adaptif Maladaptif Respon
Menyendiri Merasa sendiri Menarik diri
Otonomi Dependensi Ketergantungan
Bekerja sama Curiga Manipulasi
Interdependen Curiga
pelaskan tentang respon yang terjadi pada isolasi sosial :
a. Respon Adaptif
Respon Adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-
norma sosial dan budaya secara umum yang berlaku.Dengan kata lain
individu tersebut masih dalam batas normal ketika menyelesaikan
masalah.Berikut ini adalah sikap yang termasuk respon adaptif :
1) Menyendiri
Respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang
terjadi dilingkungan sosialnya
2) Otonomi
Kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran,dan perasaan dalam hubungan sosial
3) Bekerja keras
Kemampuan individu saling membutuhkan satu sama lain.
4) Interdependen
Saling ketergantungan antar individu dengan orang lain dalam
membina hubungan interpersonal
b. Respon Maladaptif
Respon Maladaptif adalah respon yang menyimpang dari norma sosial
dan kehidupan disuatu tempat.Berikut ini adalah perilaku yang termasuk
respon maladaptif :
1) Menarik diri
Seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan
secara terbuka dengan orang lain.
2) Ketergantungan
Seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga
tergantung dengan orang lain.
3) Manipulasi
Seseorang yang menganggu orang lain sebagai objek individu
sehingga tidak dapat dapat membina hubungan sosial secara
mendalam
4) Curiga
Seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.
F. Fase terjadinya masalah
Menurut (Stuart. G. W ; 2007 ) isolasi sosial di sebabkan oleh beberapa
faktor antara lain:
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor tumbang :
Tugas perkembangan pada fase tumbang tidak terselesaikan
2) Faktor komunikasi dalam keluarga :
Komunikasi yang tidak jelas (suatu keadaan dimana seorang
menerimapesan yang saling bertentangan dlm waktu yg bersamaan),
ekpresi emosi yang tinggi dalam keluarga yg menghambat untuk
berhubungan dengan lingkungan diluar keluarga.
3) Faktor Sosial Budaya :
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial, disebabkan
norma - norma yang salah dianut keluarga, seperti : anggota keluarga
tidak produktif ( lansia, berpenyakit kronis dan penyandang cacat)
diasingkan dari lingkungan sosialnya.
4) Faktor biologis :
Gangguan dalam otak, seperti pada skizofrenia terdapat struktur otak
yang abnormal ( atropi otak, perubahan ukuran dan bentuk sel – sel
dalam limbik dan daerah kortik
b. Faktor Presipitasi
1) Faktor eksternal :
Stressor sosial budaya : stress yang ditimbulkan oleh faktor sosial
budaya ( keluarga.
2) Faktor Internal :
Stresor psikologik : stres terjadi akibat ansietas berkepanjangan
disertaiakibat keterbatasan kemampuan membatasinya
G. Mekanisme koping
1 Perilaku curiga : regresi, proyeksi, represi
2 Perilaku dependen : regresi
3 Perilaku manipulatif : regresi, represi
4 Isolasi/ menarik diri : regresi, represi, isolasi
H. Perilaku
1 Menarik diri :
Kurang spontan, apatis, ekspresiiwajah kurang berseri, defisit perawatan
diri,wajah komunikasi kurang, isolasi diri, aktivitas menurun, kurang
berenergi, rendah diri, postur tubuh sikap fetus.
2 Curiga :
Tidak percaya orang lain, bermusuhan, isolasi sosial, paranoia
3 Manipulasi :
Kurang asertif, isolasi sosial, hargadiri rendah, tergantung pd orang lain,
ekspresi perasaan tidak langsung pada tujuan.
I. Sumber koping
Sumber koping individu harus dikaji dengan pemahaman tentang pengaruh
gangguan otak pada prilaku. Kekuatan dapat meliputi model, seperti
intelegensi dan kretifitas yang tinggi. Orang tua harus secara aktif mendidik
anak – anak dan dewasa muda tentang keterampilan koping kerena mereka
biasanya tidak hanya belajar dari pangalaman.
III. POHON MASALAH
IV. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DI KAJI
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
VI. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TINJAUAN KASUS
Pengkajian dilakukan tanggal 10 Agustus 2015. Jam 10.30 WIB. Di ruang gelatik
RSJ menur surabaya, berdasarkan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik
dan status klien.
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Inisil : Sdr. “Ay” (L)
Umur : 26 tahun
Informan : Pasien
Tanggal pengkajian : 10 Agustus 2015
RM no : 04 86 03
II. ALASAN MASUK
Tgl 05 Agustus 2015, kx masuk RSJ menur dengan keluhan diam dan tidak mau
bicara, tetapi semakin parah saat minggu ini.
Keluhan utama : kx terlihat menyendiri dan melamun, kx tampak bingung,
kontak mata kurang, kurang kooperatif, saat ditanya oleh perawat hanya diam
terkadang menjawab singkat dan pelan.
III. FAKTOR PREDIDPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masalalu ? Tidak Terkaji
2. Pengobatan sebelumnya (Tidak Terkaji )
3. Pengalaman pelaku usia korban usia saksi usia
Aniaya fisik Tidak Terkaji
Aniaya seksual Tidak Terkaji
Penolakan Tidak Terkaji
Kekerasan vdalam keluarga Tidak Terkaji
Tidakan kriminal Tidak Terkaji
Jelaskan No. 1, 2, 3 : Di RM tidak dapat riwayat gangguan jiwa
Masalah keperawatan : Maslah keperawatan belum dapat di evaluasi
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Tidak Terkaji
Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengabatan/perawat
Tidak Terkaji Tidak Terkaji Tidak Terkaji
Maslah keperawatan : Maslah keperawatan belum dapat di evaluasi
5. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan
Saat pengkajian kx ditanya tentang penglaman masalalu yang tidak
menyenangkan, kx hanya menggelengkan kepala
Maslah keperawatan : Maslah keperawatan belum dapat di evaluasi
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 110/80 mmHg N : 86 x/mnt S : 36 C P : 20 x/m
2. Ukur : TB : 163 cm BB : 41 Kg
3. Keluhan fisik : Tidak ada keluhan
Jelaskan :
Maslah keperawatan : Maslah keperawatan belum dapat di evaluasi
V. PSIKOSOSIL
1. Genogram
Jelaskan : kx dirumah tinggal sendir
Maslah keperawatam : Maslah keperawatan belum dapat di evaluasi
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Saat pengkajian kx hanya menganggukkan kepala saat
di tanya “apakah kx menyukai semua anggota tubuhnya ?”
b. Identitas : Seorang laki-laki / 26 tahun
c. Peran : Saat pengkajian kx hanya diam
d. Ideal diri : saat pengkajian kx mengatakan ingin menjadi pegawai
BANK.
e. Hargadiri : saat pengkajian kx hanya mengatakan malas jika
berkumpul dengan teman-temannya
Maslah keperawatan : Maslah keperawatan belum dapat di evaluasi
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : saat pengkajian kx hanya diam
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : saat pengkajian kx
hanya mengatakan malas jika berkumpul dengan teman-temannya
c. Hambatan dalam berhubngan dengan orang lain : kx selalu diam dan
tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Kx terlihat menyendiri dan
melamun di kamar. Kx jarang berkumpul dengan teman-temannya yang
lain.
Maslah keperwatan : Isolasi sosial : Menarik diri
4. Spiritual
a. Nilai dari keyakinan : Saat ditanya perawat “sakit ini cobaan dari tuhan
mas ?” kx hanya menganggukkan kepalanya.
b. Kegiatan ibadah :
\Saat dirumah sakit : kx terlihat tidak melakukan ibadah
Saat dirumah : ketika ditanya oleh perawat “ apakah dirumah mas rajin
ibadah?” kx hanya diam dan menunduk
Maslah keperawatan : Distres spiritual
GENOGRAM
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi
Jelaskan : kx jarang mandi, bau.
Maslah keperawatan : Maslah keperawatan belum dapat di evaluasi
2. Pembicaraan
Lambat dan tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : kx sering terdiam ketika di ajak bicara dan kadang menjawab
secara singkat.
Maslah keperawatan : Maslah keperawatan belum dapat di evaluasi
3. Aktivitas motorik
Lesu
Jelaskan : kx terlihat tidak bersemangat, kx juga jarang melakukan aktivitas
di luar kamar, menyendiri di tempat tidur.
Masalah keperawatan : Intoleransi aktivitas
4. Alam perasaan
Tidak dapat terkaji
Jelaskan : ketika ditanya tentang keluarganya dan identitas diri kx hanya
diam dan menunduk
Maslah keperawatan : Maslah keperawatan belum dapat di evaluasi
5. Afek
Afek mdatar
Jelaskan : saat pengkajian kx hanya diam ( tanpa ekspresi )
Maslah keperawatan :
6. Interaksi selama wawancara
Kontak mata kurang
Jelaskan : saat pengkajian kx terlihat hanya melihat kebawah dan kadang
melihat kemana-mana saat diajak bicara.
Maslah keperawatan : Isolasi sosia : Menarik diri
7. Persepsi
Halusinasi : Tidak Terkaji
Jelaskan : tidak terkaji adanya halusinasi
Maslah keperawatan : Maslah keperawatan belum dapat di evaluasi
8. Proses pikir
Kehilangan asosiasi (ngelantur)
Jelaskan : kx saat di tanya menjawab tidak jelas dan ngelantur
Maslah keperawatan : perubahan proses pikir : waham
9. Isi pikir : Tidak Terkaji
Waham : Tidak Terkaji
Jelaskan : Tidak terkaji adanya gangguan isi pikir : waham
Maslah keperawatan : Maslah keperawatan belum dapat di evaluasi
10. Tingkat kesadaran : Bingung
Disorientasi : tidak ada
Jelaskan : kx hanya diam saja dan terlihat bingung.
Maslah keperawatan : Maslah keperawatan belum dapat di evaluasi
11. Memori : tidak terkaji
Jelaskan : saat pengkajian kx hanya diam saja den menunduk
Maslah keperawatan : Maslah keperawatan belum dapat di evaluasi
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih
Jelaskan : pada saat di ajak bicara kx mudah beralih, kontak mata
(pandangan) kemana-mana.
Maslah keperawatan : Perubahan proses pikir
13. Kemampuan penilaian : tidak terkaji
Jelaskan : saat pengkajian kx hanya diam saja dan menunduk
Maslah keperawatan : Maslah keperawatan belum dapat di evaluasi
14. Daya tilik diri : tidak terkaji
Jelaskan : saat pengkajian kx hanya diam saja dan menunduk
Maslah keperawatan : Maslah keperawatan belum dapat di evaluasi
VII.KEBUTUHAN PULANG
1. Kemampuan klien memnuhi / menyediakan kebutuhan :
Makanan : ya
Keamanan : ya
Perawatan Kes : tidak
Pakaian : ya
Transportasi : ya
Tempat tinggal : ya
Uang : tidak
Jelaskan : Kx mampu memenuhi / menyediakan kebutuhan untuk dirinya
sendiri.
Maslah keperawatan : Tidak ada masalah.
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri :
Mandi : Bantuan minimal
Kebersihan : Bantuan minimal
Makan : Bantuan minimal
BAK/BAB : Bantuan minimal
Ganti pakaian : Bantuan minimal
Jelaskan : kx dapat melakukan perawatan diri dengan mandiri tanpa
bantuan total.
Maslah keperawatan : Tidak ada masalah.
b. Nutrisi
- Apakah anda puas dengan pola makan anda ? YA
- Apakah anda makan memisahkan diri ? Tidak
Jika Ya, jelaskan alasannya ? kx puas dengan pola makannya, karena
kx mempunyai selera makan yang
baik.
- Frekuensi makan sehari : 3 kali
- Frekuensi udapan sehari : 1 kali
- Nafsu makan : Meningkat
- Diet khusus : Tidak ada
Jelaskan : pola makan normal tanpa ada gangguan
Maslah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
c. Tidur
- Apakah ada masalah : Tidak
- Apakah anda merasa segar setelah bangun tidur : Ya
- Apakah anda kebiasaan tidur siang : Ya
Lamanya..........jam
- Apa yang menolong anda untuk tidur? “biasanya kalau ngantuk tidur”
- Waktu tidur malam : Jam 20.00 waktu bangun jam 05.00
- Sulit untuk tidur : Tidak
- Bangun terlalu pagi : Tidak
- Semnobolisme : Tidak
- Terbangun saat tidur : Tidak
- Gelisah saat tidur : Tidak
- Berbicara dalam tidur : Tidak
Jelaskan : kx tidak ditemukan maslah dalam kebiasaan tidur
Maslah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Kemampuan klien dalam
- Mengantisipasi kebutuhan sendir :
- Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri :
- Mengatur penggunaan obat :
- Melakukan pemeriksaan kesehatan (flolow up) :
Jelaskan :
Maslah keperawatan :
4. Klien memiliki sistem pendukung
Keluarga : Tidak
Profesional/terapis : Tidak
Teman sejawat : Tidak
Kelompok sosial : Tidak
Jelaskan : kx ke RSJ Menur di antar oleh Dinas Sosial
Maslah keperawatan : Maslah keperawatan belum dapat di evaluasi
5. Apakah klien menikmati saat bekerja kegiatan yang menghasilkan atau
hobi : Ya
Jelaskan : kx melakukan senam pgi setiap hari.
Maslah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
VIII. MEKANISME KOPING
Mal adaptif : Menghindar (sering diam, melamun dan menyendiri di kamar)
Maslah keperawatan : Ketidak efektifan koping individu.
IX. MASLAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
- Maslah dengan dukungan kelompok, spesifik : kx dibawa ke RSJ Menur
oleh Dinsos.
- Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : kx suka menyendiri
dan diam.
- Maslah dengan pendidikan, spesifik : kx lulusan SD.
- Maslah dengan pekerjaan, spesifik : kx tidak bekerja.
- Maslah dengan perumahan, spesifik : saat pengkajian kx mengatakan
tinggal sendiri.
- Maslah ekonomi, spesifik : tidak terkaji
- Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : semua fasilitas pelayanan
kesehatan kx di tanggung oleh Dinsos.
- Maslah lainnya, spesifik : tidak terkaji
Maslah keperawatan : Isolasi Sosial : Menarik Diri.
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Maslah keperawatan :
XI. DATA LAIN
XII.ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik : F 20. 2
Terapi Medik : CP2 2 x 100 mg
RISP 2 x 2 mg
B6 2 x 10 mg
XIII. DAFTAR MASLAH KEPERAWATAN
- Isolasi Sosial : Menarik Diri
- Distres Spiritual
- Defisit Perawatan Diri
- Kerusakan Komunikasi Verbal
- Intoleransi Aktivitas
- Perubahan Proses Pikir : Waham
- Tidak Efektifan Koping Individu
XIV. DAFTAR DIANGNOSI KEPERAWATAN
ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
ANAILSA DATA
Nama : Sdr. “Ay” NIRM : 04 86 03 Ruangan : Glatik
Tgl Data Etiologi Masalah
10-08-15 Ds : -
Do :
- Pembicaraan
membisu (kx sering
diam ketika di ajak
bicara.
- Afek datar
- Kontak mata kurang
- Penampilan tidak rapi
- Kx terlihat selalu
menyendiri dan
melamun di kamar
- Kx jarang berkumpul
dengan teman-
temannya
- Kx tidak kooperatif
Isolasi Sosial :
Menarik Diri
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Sdr. “Ay”NIRM : 04 86 03 Ruangan : Glatik
TGL DX KEP IMPLEMENTASI EVALUASI T.T
Isolasi sosial : Menarik diri
SP1 :
BHSP dengan menggunakan komunikasi terapeutik, membantu menyebutkan penyebab menarik diri, membantu menyebutkan keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
- Memberi salam dan sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal.
- Memperkenalkan diri dengan sopan.
- Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai.
- Mendiskusikan apa yang menyebabkan klien tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
- Mendiskusikan dengan klien apa saja keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
- Menjelaskan tujuan pertemuan
- Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
S : kx mengatakan namanya “Ay”
O : kx menatap perawat sebentar kemudian menoleh kemana-mana, kontak mata kurang, kx tampak diam, kx terlihat tidak betah ingin cepat pergi.
A :Sp1 belum tercapai
P : Modifikasi Sp1
SP1 :
BHSP dengan menggunakan komunikasi terapeutik, membantu menyebutkan penyebab menarik diri, membantu menyebutkan keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
- Memberi salam dan sapa klien dengan ramah.
- Menanyakan nama dan keadaan kx hari ini.
- Mendiskusikan apa yang
S : kx mengatakan namanya “Ay” dan kx mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain, kx mengatakan “ya” saat di berikan penjelasan.
O : kontak mata berkurang, kx banyak diam, kx hanya mengangguk.
A :Sp1 belum tercapai
menyebabkan klien tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
- Mendiskusikan dengan klien apa saja keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
- Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
P : Modifikasi Sp1
SP1 :
BHSP dengan menggunakan komunikasi terapeutik, membantu menyebutkan penyebab menarik diri, membantu menyebutkan keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
- Memberi salam dan sapa klien dengan ramah.
- Mendiskusikan apa yang menyebabkan klien tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
- Mendiskusikan dengan klien apa saja keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
S : kx mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain, kx mengatakan tidak akan punya teman bila tidak berinteraksi dan bergaul dengan orang lain atau kelompok.
O : kx dapat menyebutkan penyebab menarik diri, keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. Kx sudah mau mengikuti senam setiap pagi.
A :Sp1 tercapai
P : lanjut Sp2
SP2
Membantu dapat berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang pertama-seorang perawat)
- Membina hubungan saling percaya.
- Membantu klien berinteraksi dengan satu orang (pasien-perawat)
- Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh klien.
- Beri dorongan terus menerus agar klien semangat meningkatkan interaksinya.
S : kx mengatakan namanya “Ay”, hobinya bersepeda.
O : kx hanya mengangguk kontak mata berkurang.
A :Sp2 tercapai
P : lanjut Sp3
SP3
Membantu dapat berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang kedua-seorang pasien, perawat lain dan kelompok kecil)
- Membina hubungan saling percaya.
- Membantu klien berinteraksi dengan oranglain, orang kedua dan kelompok kecil.
- Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh klien.
- Beri dorongan terus menerus agar klien semangat meningkatkan interaksinya
S : kx mengatakan senang saat berkenalan dan ngobrol dengan klien lain dan perawat pada saat kegiatan TAK
O : kx mampu berhubungan/bertanya dengan kx lain, kx sudah mampu bergaul dan mengikuti kegiatan senam pagi dan TAK. Kx mulai kooperatif.
A :Sp3 tercapai
P : pertahankan Sp3
POHON MASLAH
RESIKO GANGGUAN PERSEPSI SENSORI Efek
DEFISIT PERAWATAN DIRI ISOLASI SOSIAL Core Problem
HARGA DIRI RENDAH Cause