Seminar IDE Nanok New

18
1 BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah yang mendasari penelitian yang akan dilakukan, tujuan, manfaat dan batasan masalah. 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini perkembangan teknologi informasi sangat cepat seiring dengan kebutuhan akan informasi dan pertumbuhan tingkat kecerdasan manusia. Saat ini telah banyak sistem informasi yang digunakan untuk menunjang dan menyelesaikan suatu permasalahan yang biasanya timbul dalam suatu organisasi, perusahaan atau instansi pemerintahan. Sistem informasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari suatu organisasi ataupun instansi agar lebih efektif dan efisien serta mudah dalam penerimaan informasi yang ingin disampaikan. Begitu juga dalam bidang Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) yaitu teknologi yang menjadi alat bantu dan sangat esensial untuk menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dengan bantuan data atribut dan keruangan. Sistem Informasi Geografis (SIG) mempunyai kemampuan untuk dapat mengubah suatu sistem dari yang semula menggunakan konvensional yaitu sistem yang hanya dapat menampilkan data atribut saja menjadi sebuah sistem yang mempunyai basis grafis atau gambar berikut dengan data keruangan beserta atributnya. Dalam perkembangannya Sistem Informasi Geografis dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan, salah satu contohnya adalah penerapan Sistem Informasi Geografis untuk menentukan rute terpendek manuju suatu tempat. Sebagai ibukota dari provinsi Bali, Denpasar merupakan salah satu kota dengan jalur lalu lintas terpadat di Indonesia. Dengan banyak adanya jalan-jalan besar atau jalan-jalan kecil yang memadati kota Denpasar sehingga untuk

description

aplikasi GIS berbasis web yang dapat menentukan rute terpendek ambulan dalam melakukan penjemputan atau pengantaran pasien yang mengalami kecelakaan atau dalam keadaan krodit di kawasan Denpasar dengan menggunakan Algoritma Floyd-Warshall dan mengimplementasikan algoritma tersebut kedalam aplikasi GIS ini.

Transcript of Seminar IDE Nanok New

Page 1: Seminar IDE Nanok New

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah

yang mendasari penelitian yang akan dilakukan, tujuan, manfaat dan batasan

masalah.

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi ini perkembangan teknologi informasi sangat cepat

seiring dengan kebutuhan akan informasi dan pertumbuhan tingkat kecerdasan

manusia. Saat ini telah banyak sistem informasi yang digunakan untuk menunjang

dan menyelesaikan suatu permasalahan yang biasanya timbul dalam suatu

organisasi, perusahaan atau instansi pemerintahan. Sistem informasi diharapkan

dapat meningkatkan kinerja dari suatu organisasi ataupun instansi agar lebih

efektif dan efisien serta mudah dalam penerimaan informasi yang ingin

disampaikan. Begitu juga dalam bidang Sistem Informasi Geografis (SIG) atau

Geographic Information System (GIS) yaitu teknologi yang menjadi alat bantu

dan sangat esensial untuk menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan

menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dengan bantuan data atribut dan

keruangan.

Sistem Informasi Geografis (SIG) mempunyai kemampuan untuk dapat

mengubah suatu sistem dari yang semula menggunakan konvensional yaitu sistem

yang hanya dapat menampilkan data atribut saja menjadi sebuah sistem yang

mempunyai basis grafis atau gambar berikut dengan data keruangan beserta

atributnya. Dalam perkembangannya Sistem Informasi Geografis dapat dijadikan

sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan, salah satu contohnya adalah

penerapan Sistem Informasi Geografis untuk menentukan rute terpendek manuju

suatu tempat.

Sebagai ibukota dari provinsi Bali, Denpasar merupakan salah satu kota

dengan jalur lalu lintas terpadat di Indonesia. Dengan banyak adanya jalan-jalan

besar atau jalan-jalan kecil yang memadati kota Denpasar sehingga untuk

Page 2: Seminar IDE Nanok New

2

melakukan perjalanan ke suatu tempat terlebih dahulu perlu untuk melakukan

penentuan rute terpendeknya sehingga perjalanan ke tempat tujuan jadi lebih

cepat. Hal ini merupakan salah satu masalah bagi setiap operator ambulan rumah

sakit yang ada di Denpasar bagaimana mereka menentukan rute terpendek menuju

tempat pasien, sehingga penjemputan pasien dapat dilakukan dengan cepat.

Mengingat ambulan merupakan sarana yang sangat penting bagi suatu rumah

sakit, ambulan merupakan kendaraan yang berfungsi menjemput pasien yang

mengalami kecelakaan di suatu tempat atau dalam keadaan krodit di tempat

tinggalnya. Kecepatan penjemputan atau pengantaran pasien sangat penting

karena kecepatan penjemputan tersebut sangat berpengaruh terhadap keselamatan

jiwa pasien. Jika penjemputan atau pengantaran lambat maka akan berakibat

buruk terhadap pasien yang sedang dalam keadaan sakit. Menentukan rute

terpendek menuju rumah pasien atau tempat terjadinya kecelakaan merupakan hal

yang sangat berpengaruh terhadap kecepatan penjemputan. Mengingat kecepatan

penjemputan berkaitan dengan kecepatan laju mobil ambulan dan kejelian

operator dalam mencari rute terpendek menuju ke tempat pasien, maka dalam

menentukan rute terpendek menuju tempat pasien perlu dilakukan pengecekan

peta terlebih dahulu.

Dari penjelasan diatas muncul suatu ide untuk membuat aplikasi yang

dapat memperlihatkan rute terpendek ambulan dalam melakukan penjemputan

atau pengantaran pasien di kawasan Denpasar dengan membuat suatu aplikasi GIS

berbasis web untuk menampilkan rute terpendek ambulan dalam penjemputan

atau pengantaran pasien di kawasan Denpasar dengan menggunakan Algoritma

Floyd-Warshall dan mengimplementasikannya ke dalam aplikasi GIS ini.

Algoritma Floyd-Warshall merupakan salah satu varian dari pemrograman

dinamis, yaitu suatu metode yang melakukan pemecahan masalah dengan

memandang solusi yang akan diperoleh sebagai suatu keputusan yang saling

terkait. Dengan menggunakan algoritma ini diharapkan dapat menghasilkan rute

terpendek dengan benar dan effisien. Disamping dengan menggunakan Algoritma

Floyd-Warshall pembuatan program ini juga akan di dukung oleh beberapa

program-program untuk membuat Peta, Database, Membuat tampilan web dan

Page 3: Seminar IDE Nanok New

3

server koneksi ke web itu sendiri seperti, Arc View untuk membuat peta, PostGis

untuk membangun database peta, Php untuk membuat tampilan web dan

Mapserver yang merupakan aplikasi client untuk menampilkan data peta pada

web browser dan tidak tergantung pada web server yang digunakan.

Dengan adanya aplikasi ini diharapkan dapat menampilkan rute terpendek

ambulan dalam melakukan penjemputan atau pengantaran pasien di kawasan

Denpasar. Setelah sistem memproses input yang dimasukkan operator ambulan,

sistem akan menampilkan peta jalur terpendek menuju tujuan dari operator.

Sehingga operator ambulan dapat dengan mudah mengetahui jalan yang akan

dilewati menuju ke tempat pasien dan dengan adanya sistem ini diharapkan dapat

membantu operator ambulan dengan cepat dan tepat dalam menentukan rute

terpendek menuju tempat pasien.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat diambil

dari penelitian ini adalah bagaimana cara membangun aplikasi GIS berbasis web

dan mengimplementasikan Algoritma Floyd-Warshall kedalam aplikasi GIS ini

untuk mendapatkan rute terpendek ambulan menuju tempat pasien yang

membutuhkan pertolongan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun aplikasi GIS berbasis

web yang dapat menentukan rute terpendek ambulan dalam melakukan

penjemputan atau pengantaran pasien yang mengalami kecelakaan atau dalam

keadaan krodit di kawasan Denpasar dengan menggunakan Algoritma Floyd-

Warshall dan mengimplementasikan algoritma tersebut kedalam aplikasi GIS ini.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan kemudahan kepada

operator ambulan dalam menentukan rute terpendek menuju ke tempat pasien

yang membutuhkan pertolongan dengan memanfaatkan aplikasi GIS berbasis web

Page 4: Seminar IDE Nanok New

4

yang dibangun dengan menggunakan Algoritma Floyd-Warshall dalam

menentukan perhitungan rute terpendeknya, sehingga operator ambulan dapat

dengan mudah mendapatkan informasi jalan-jalan yang harus dilewati dalam

penjemputan atau pengantaran pasien, sehingga penjemputan pasien menjadi lebih

cepat.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Adapun ruang lingkup dan batasan masalah dalam penulisan ini adalah:

1. Sistem yang dibuat berbasiskan Web.

2. Data yang digunakan dalam pembahasan maupun tinjauan yaitu mengenai

informasi tentang pencarian rute terpendek ambulan rumah sakit yang

terdapat di kota Denpasar.

3. Permasalahan yang diangkat berupa bagaimana sebuah peta digital dapat

memberikan informasi rute terpendek penjalanan ambulan dalam

menjemput pasien.

4. Interaksi antara sistem dan user menggunakan WEB desain yang dibuat

sedemikian rupa sehingga bersiafat user friendly yang apa bila ingin

mecari rute terpendek user tinggal menginputkan nama rumah sakit dan

tempat pasien berada, maka akan tampil output peta yang menampilkan

rute terpendek.

Page 5: Seminar IDE Nanok New

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan membahas tentang teori-teori penunjang yang mendasari

dalam pembahasan, yaitu Algoritma Floyd-Warshall dan program-program yang

mendukung dalam pembuatan aplikasi GIS ini.

2.1 Algoritma Floyd-Warshall (Dynamic Programming)

Algoritma Floyd-Warshall Merupakan salah satu varian dari pemrograman

dinamis (Dynamic Programming), yaitu suatu metode yang melakukan

pemecahan masalah dengan memandang solusi yang akan diperoleh sebagai suatu

keputusan yang saling terkait. Artinya solusi-solusi tersebut dibentuk dari solusi

yang berasal dari tahap sebelumnya dan ada kemungkinan solusi lebih dari satu.

Algoritma Floyd-Warshall memiliki input graf berarah dan berbobot (V, E), yang

berupa daftar titik (node/vertex V) dan daftar sisi (edge E). Jumlah bobot sisi-sisi

pada sebuah jalur adalah bobot jalur tersebut. Sisi pada E diperbolehkan memiliki

bobot negatif, akan tetapi tidak diperbolehkan bagi graf ini untuk memiliki siklus

dengan bobot negatif. Algoritma ini menghitung bobot terkecil dari semua jalur

yang menghubungkan sebuah pasangan titik, dan melakukannya sekaligus untuk

semua pasangan titik.

2.1.1 Analisis Algoritma Floyd-Warshall

Algoritma Floyd-Warshall membandingkan semua kemungkinan lintasan

pada graf untuk setiap sisi dari semua simpul. Hal tersebut bisa terjadi karena

adanya perkiraan pengambilkan keputusan (pemilihan jalur terpendek) pada setiap

tahap antara dua simpul, hingga perkiraan tersebut diketahui sebagai nilai optimal.

Misalkan terdapat suatu graf G dengan simpul-simpul V yang masing-masing

bernomor 1 s.d. N (sebanyak N buah). Misalkan pula terdapat suatu fungsi

shortestPath (i, j, k) yang mengembalikan kemungkinan jalur terpendek dari i ke j

dengan hanya memanfaatkan simpul 1 s.d. k sebagai titik perantara. Tujuan akhir

penggunaan fungsi ini adalah untuk mencari jalur terpendek dari setiap simpul i

Page 6: Seminar IDE Nanok New

6

ke simpul j dengan perantara simpul 1 s.d. k+1. Ada dua kemungkinan yang

terjadi:

a. Jalur terpendek yang sebenarnya hanya berasal dari simpul-simpul yang

berada antara 1 hingga k.

b. Ada sebagian jalur yang berasal dari simpul-simpul i s.d. k+1, dan juga dari

k+1 hingga j.

2.2 Sistem Informasi Geografis

Definisi sistem informasi geografis selalu berkembang, bertambah dan

bervariasi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya definisi yang telah ada. Selain itu,

SIG juga merupakan suatu bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru

digunakan oleh banyak bidang disiplin ilmu, dan berkembang dengan pesat.

Berikut ini beberapa definisi-definisi Sistem Informasi Geografis:

1. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan (capturing),

menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa dan

menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan

bumi (Rice20).

2. SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang

memungkinkan untuk mengelola (manage), menganalisa, memetakan informasi

spasial berikut data atributnya (data deskritif) dengan akurasi kartografi

(Basic20).

3. SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer,

perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien

untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisa dan

menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi (Esri90).

Sistem informasi geografis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem

sebagai berikut:

1. Data Input

Page 7: Seminar IDE Nanok New

7

Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial

dan atribut dari berbagai sumbernya.

2. Data Output

Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian

basis data baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy.

3. Data Management

Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam

sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diupdate dan

diedit.

4. Data Manipulation & Analysis

Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG.

2.2.1 Sistem Informasi Geografis Berbasis Web

SIG berbasis web adalah sebuah aplikasi SIG yang dapat dijalankan dan

diaplikasikan pada suatu web browser. Baik aplikasi tersebut dijalankan dalam

suatu jaringan global yaitu internet, maupun dalam suatu jaringan lokal atau

jaringan LAN, atau dalam suatu komputer yang memiliki web server.

2.2.2 Model Data Sistem Informasi Geografis

2.2.2.1 Data Spasial

Data spasial mempunyai pengertian sebagai suatu data yang mengacu pada

posisi, obyek, dan hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data spasial

merupakan salah satu sistem dari informasi, dimana didalamnya terdapat

informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi, dibawah permukaan bumi,

perairan, kelautan dan bawah atmosfir. Data spasial dan informasi turunannya

digunakan untuk menentukan posisi dari identifikasi suatu elemen di permukaan

bumi.

Page 8: Seminar IDE Nanok New

8

2.2.2.2 Data non Spasial

Data non-spasial adalah data yang merepresentasikan aspek deskripsi dari

fenomena yang dimodelkan yang mencakup items dan properti, sehingga

informasi yang disampaikan akan semakin beragam. Contoh data non-spasial

adalah: Nama Kabupaten, Jumlah penduduk, Jumlah penduduk laki-laki, Jumlah

penduduk perempuan, Nama bupati, Alamat kantor pemerintahan, Alamat web

site, Nama gunung.

2.3 ArcView

Perangkat lunak sistem informasi geografi saat ini telah banyak dijumpai

dipasaran. Masing-masing perangkat lunak ini mempunyai kelebihan dan

kekurangan dalam menunjang analisis informasi geografi. Salah satu yang sering

digunakan saat ini adalah ArcView. ArcView yang merupakan salah satu

perangkat lunak Sistem Infrmasi geografi yang di keluarkan oleh ESRI

(Environmental Systems Research Intitute). ArcView dapat melakukan pertukaran

data, operasi-operasi matematik, menampilkan informasi spasial maupun atribut

secara bersamaan, membuat peta tematik, menyediakan bahasa pemograman

(script) serta melakukan fungsi-fungsi khusus lainnya dengan bantuan extensions

seperti spasial analyst dan image analyst (ESRI).

ArcView dalam operasinya menggunakan, membaca dan mengolah data

dalam format Shapefile, selain itu ArcView jaga dapat memanggil data-data

dengan format BSQ, BIL, BIP, JPEG, TIFF, BMP, GeoTIFF atau data grid yang

berasal dari ARC/INFO serta banyak lagi data-data lainnya. Setiap data spasial

yang dipanggil akan tampak sebagai sebuah Theme dan gabungan dari theme-

theme ini akan tampil dalam sebuah view. ArcView mengorganisasikan

komponen-komponen programnya (view, theme, table, chart, layout dan script)

dalam sebuah project. Project merupakan suatu unit organisasi tertinggi di dalam

ArcView.

Salah satu kelebihan dari ArcView adalah kemampaunnya berhubungan

dan berkerja dengan bantuan extensions. Extensions (dalam konteks perangkat

lunak SIG ArcView) merupakan suatu perangkat lunak yang bersifat “plug-in”

Page 9: Seminar IDE Nanok New

9

dan dapat diaktifkan ketika penggunanya memerlukan kemampuan fungsionalitas

tambahan (Prahasta). Extensions bekerja atau berperan sebagai perangkat lunak

yang dapat dibuat sendiri, telah ada atau dimasukkan (di-instal) ke dalam

perangkat lunak ArcView untuk memperluas kemampuan-kemampuan kerja dari

ArcView itu sendiri. Contoh-contoh extensions ini seperti Spasial Analyst, Edit

Tools v3.1, Geoprocessing, JPGE (JFIF) Image Support, Legend Tool, Projection

Utility Wizard, Register and Transform Tool dan XTools Extensions.

2.4 MapServer

MapServer adalah sebuah lingkungan pengembangan bersifat sumber

terbuka (open source) untuk pengembangan aplikasi internet yang memungkinkan

pengolahan spasial. Bisa dijalankan sebagai sebuah program CGI atau melalui

Mapscript yang mendukung beberapa bahasa pemrograman. MapServer dulunya

dikembangkan oleh Universitas Minnesota. MapServer asalnya dikembangkan

dengan dukungan NASA, yang membutuhkan sebuah cara untuk membuat citra

satelit mereka bisa tersedia untuk umum.

2.4.1 Cara Kerja MapServer

Map Server bekerja secara berdampingan dengan applikasi web server.

Web Server menerima request peta melalui MapServer. MapServer mengenerate

request terhadap peta dan mengirimkannya ke web server seperti pada gambar

berikut:

Page 10: Seminar IDE Nanok New

10

Gambar Cara Kerja MapServer

Fungsi utama dari MapServer adalah melakukan pembacaan data dari

banyak sumber dan menempatkannya kedalam layer-layer secara bersamaan

menjadi file graphic. Salah satu layernya bisa saja berupa gambar satelit. Setiap

layer saling overlay satu dengan lainnya dan ditampilkan kedalam web browser.

2.5 PostgreSQL

PostgreSQL adalah sebuah sistem basis data yang disebarluaskan secara

bebas menurut Perjanjian lisensi BSD. Piranti lunak ini merupakan salah satu

basis data yang paling banyak digunakan saat ini, selain MySQL dan Oracle.

PostgreSQL menyediakan fitur yang berguna untuk replikasi basis data. Fitur-fitur

yang disediakan PostgreSQL antara lain DB Mirror, PGPool, Slony, PGCluster,

dan lain-lain.

Page 11: Seminar IDE Nanok New

11

2.6 PHP

PHP (PHP Hypertext Preprocessor) yang merupakan bahasa

pemrogramman berbasis web yang memiliki kemampuan untuk memproses data

dinamis. PHP dikatakan sebagai sebuah server-side embedded script language

artinya sintaks-sintaks dan perintah yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan

oleh server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa. Aplikasi-aplikasi yang

dibangun oleh PHP pada umumnya akan memberikan hasil pada web browser,

tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server. Pada prinsipnya server

akan bekerja apabila ada permintaan dari client. Dalam hal ini client

menggunakan kode-kode PHP untuk mengirimkan permintaan ke server (dapat

dilihat pada gambar dibawah). Ketika menggunakan PHP sebagai server-side

embedded script language maka server akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Membaca permintaan dari client/browser

b. Mencari halaman/page di server

c. Melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan modifikasi

pada halaman/page.

d. Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui internet atau

intranet.

Gambar Skema Kerja PHP

Page 12: Seminar IDE Nanok New

12

BAB III

GAMBARAN UMUM SISTEM DAN METODE PERANCANGAN

Bab ini membahas mengenai metode perancangan serta gambaran umum

sistem. Bagaimana sistem yang akan dibuat dan sejauh mana ruang lingkup dari

sistem yang akan dibuat.

3.1 Gambaran Umum Sistem

Sistem informasi geografis ini merupakan sistem yang akan memberikan

informasi jalur terpendek menuju ke tempat pasien, dimana inputan dari operator

berupa asal rumah sakit dan posisi pasien berada, maka sisitem ini akan

memproses inputan tersebut, sehingga di temukan hasil jalur terpendek perjalanan

ambulan menuju tempat atau posisi pasien yang diinputkan operator ambulan.

Adapun blog diagram jalannya sistem ini dapat dilihat sebagai berikut:

Input Proses Output

Peta

1. Rumah Sakit Asal

2. Posisi Pasien

Pencarian Rute

dengan Algoritma

Floyd-Warshall

Tampilan Hasil

Pencarian Rute

Terpendek

Database

Gambar Blok Diagram

Dari blok diagram di atas dapat dilihat inputan yang di masukkan oleh

pasien pada blok Input berupa rumah sakit asal dan posisi pasien dalam sebuah

Page 13: Seminar IDE Nanok New

13

peta digital. Kemudian pada blok Prosses akan dilakukan pencarian jalur

terpendek ke posisi pasien dengan menggunakan Algoritma Floyd-Warshall,

setelah mendapatkan hasil jalur terpendek kemudian akan di tampilkan di output

sistem berupa peta jalan dengan jalur terpendek menuju ke posisi pasien seperti

pada blok Output pada blok diagram diatas.

3.2 Perancangan Sistem

Ada beberapa bagian penting dalam melakukan pemodelan atau

perancangan sistem, yaitu melakukan pembuatan dan perancangan alur sistem,

yaitu Data Flow Diagram (DFD), Flowchart sistem dan penyusunan struktur

Database.

3.2.1 Alur Proses Sistem

Untuk lebih memperjelas alur dari sistem informasi geografis pencarian

rute terpendek ambulan ini dapat dilihat pada flowchart berikut ini:

Mulai

Login

RS Asal Posisi Pasien

Pencarian Rute

Terpendek

Rute

Terpendek

Tampilan Peta Jalan

Hasil Pencarian Rute

Terpendek

Maintenance

Gambar Flowchart Alur Sistem

Page 14: Seminar IDE Nanok New

14

Dari flowchart di atas dapat kita lihat flowchart tersebut menjelaskan alur

jalannya proses yang terjadi pada sistem. Dimulai dari peoses login user, proses

login ini dilakukan agar user dapat masuk ke sistem dengan account yang telah di

registrasikannya, kemudian proses maintenance, pada proses maintenance ini user

dapat memperbaharui accountnya, memperbaharui inputan rumas sakit asal dan

posisi pasien. Kemudian inputan dari user berupa rumah sakit asal dan posisi

pasien tersebut akan di proses ke dalam proses pencarian jalur terpendek dengan

algoritma Floyd-Warshall. Hasil dari pencarian tersebut akan disimpan pada

database, kemudian akan ditampilkan pada layout web berupa peta dengan jalan

jalur terpendek menuju posisi pasien.

3.2.2 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan

notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya

sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur dan jelas.

DFD merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan sistem, DFD

ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses,

diagram alur kerja, atau model fungsi. Adapun manfaat DFD adalah sebagai

berikut :

Sebagai alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk

menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang

dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun

komputerisasi.

Sebagai salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya

bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks

dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah

alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi

sistem.

Merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan

konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun

rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem

Page 15: Seminar IDE Nanok New

15

kepada pemakai maupun pembuat program. Berikut merupakan DFD dari

sistem informasi geografis pencarian jalur terpendek ambulan.

3.2.2.1 Diagram Cortex Sistem

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan

menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level

tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari

sistem. Diagram kortek akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem.

Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam

diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram

konteks.

0

SIG Pencarian Rute

Terpendek

Operator

AmbulanAdmin

RS Asal, Posisi

Pasien, Data Operator

Tampilan Rute

Terpendek

Data Peta

Gambar Diagram Cortex

Dari diagram cortex diatas dapat dilihat terdapat dua entitas, yaitu entitas

operator ambulan dan entitas admin. Entitas operator ambulan merupakan user

dari sistem ini. Pada entitas tersebut data inputan yang mengalir dari entitas

operator ambulan adalah RS asal, posisi pasien dan data operator itu sendiri.

Kemudian data yang mengalir ke entitas operator ambulan ini adalah data

tampilan jalur terpendek menuju posisi pasien. Entitas admin pada diagram cortex

diatas merupakan pengelola dari sistem informasi geografis penentuan jalur

terpendek ini. Entitas ini akan menginputkan data peta dan memperbaharui data

peta, sehingga peta menjadi terupdate.

Page 16: Seminar IDE Nanok New

16

3.2.2.2 DFD Level 0 Sistem Pencarian Rute Terpendek

DFD level 0 merupakan dekomposisi dari cortex diagram yang akan

menggambarkan tiap-tiap proses yang terdapat dalam Sistem Informasi Geografis

Penentuan Jalur Tependek Ambulan Rumah Sakit. Berikut merupakan DFD level

0 dari sistem informasi ini:

1

Maintenence

2

Pencarian Rute

Terdekat (Metode)

Operator

Ambulan

RS Asal, Posisi

Pasien, Data Operator

D1

D2

D3

Admin D4

Tampilan Hasil Rute

Terpendek

Data RS Asal

Data Jalan

Data Operator

Data Rute Terpendek

Data R

S A

sal,

Data Jalan

Has

il P

enca

rian

Ru

te T

erp

end

ek

Data Peta

Data Rute

Terpendek

Data

Operator

Update Data Operator

Data Jalan

Data RS Asal

Gambar DFD level 0 Sistem Pencarian Rute Terpendek

Dari DFD level 0 di atas dapat dilihat bahwa pada sistem ini terdapat dua

proses utama yang merancang sistem yaitu proses maintenance dan proses

pencarian rute dengan algoritma Floyd-Warshall. Pada proses maintenance

operator ambulan atau user dapat menginputkan posisi pasien, menginputkan

rumah sakit asal dan menginputkan data dari operator atau user. Kemudian proses

pencarian rute terpendek dengan algoritma Floyd-warshall akan melakukan

pencarian rute terpendek menuju posisi pasien dari titik asal yaitu rumah sakit.

Hasil dari pencarian ini akan disimpan di database, kemudian akan di tampilkan

berupa sebuah peta pada web sehingga setiap operator rumah sakit di kawasan

Page 17: Seminar IDE Nanok New

17

Denpasar dapt mengakses sistem ini dan dapat membantu memudahkan dalam

mencari jalur terpendek menuju posisi pasien.

3.2.3 Rancangan Masukan dan Keluaran Sistem

Untuk memberikan gambaran awal tentang tampilan user interface sistem

informasi geografis pencarian jalur terpendek ambulan dan bagaimana kira-kira

desain aplikasi sistem yang akan dibangun, maka perlu dibuatkan gambaran user

interface dari sistem ini sebagai berikut:

3.2.3.1 Rancangan Masukkan Sistem (Input)

Rancangan masukkan atau input dari sistem ini berupa form Rumah Sakit

asal dan form Posisi pasien yang akan tampil pada web sistem ini. Pada form

Rumah sakit asal, operator ambulan dapat memilih rumah sakit yang berada di

kawasan denpasar sesuai tempat operator ambulan bekerja yang sudah disediakan

oleh sistem. Kemudian operator ambulan dapat menginputkan posisi pasien

berada dengan menulis nama jalan tempat pasien berada. Setelah inputan lengkap

maka sistem akan memproses inputan pasien sehingga mendapatkan hasil

pencarian rute terpendek ke posisi pasien. Berikut merupakan kira-kira gambaran

form input dari sistem ini:

Page 18: Seminar IDE Nanok New

18

3.2.3.2 Rancangan Keluaran Sistem (Output)

Setelah proses pencarian selesai dan mendapatkan hasil jalur terpendek,

maka hasil tersebut akan di tampilkan pada halaman web dengan menampilkan

peta kota Denpasar dengan jalur terdekat menuju posisi pasien.