Semikonduktor LED
description
Transcript of Semikonduktor LED
BAB I
PENDAHULUAN
Apabila kita berbicara tentang elektronika maka tidak akan lepas dari semikonduktor.
Memang pada awal kelahirannya elektronika didefenisikan sebagai cabang ilmu listrik yang
mempelajari pergerakan muatan didalam gas ataupun vakum. Penerapannya sendiri juga
menggunakan komponen-komponen yang utamanya memanfaat kedua medium ini, yang
dikenal sebagai Vacuum Tube. Akan tetapi sejak ditemukannya transistor, terjadi perubahan
trend dimana penggunaan semikonduktor sebagai pengganti material komponen semakin
populer dikalangan praktisi elektronika. Puncaknya adalah saat ditemukannya Rangkaian
Terpadu (Integrated Circuit) pada akhir dekade 50-an yang telah menyederhanakan berbagai
rangkaian yang sebelumnya berukuran besar menjadi sangat kecil. Selain itu penggunaan
material semikonduktor juga memberikan fleksibilitas dalam penerapannya.
Operasi semua komponen benda padat seperti dioda, LED, Transistor Bipolar dan
FET serta Op-Amp atau rangkaian terpadu lainnya (solid state) didasarkan atas sifat-sifat
semikonduktor. Secara umum semikonduktor adalah bahan yang sifat-sifat kelistrikannya
terletak antara sifat-sifat konduktor dan isolator. Sifat-sifat kelistrikan konduktor maupun
isolator tidak mudah berubah oleh pengaruh temperatur, cahaya atau medan magnit, tetapi
pada semikonduktor sifat-sifat tersebut sangat sensitif.
1
BAB II
ISI
A. LED
LED (Light Emitting Diode atau Light Emitting Device) merupakan salah satu diode
semikonduktor yang dirancang untuk menghasilkan sejumlah besar cahaya monokromatis
yang tidak koheren dengan rentang panjang gelombang yang sempit ketika diberi tegangan
maju. LED dan bagian-bagiannya disajikan pada Gambar:
Arus maju yaitu arus dimana potensial positif (kutub positif (anoda) sumber arus)
disambungkan pada bagian positif dari LED dan potensial negatif (kutub negatif sumber arus)
dishubungkan pada bagian negatif (katoda) dari LED (lihat gambar 1). Sedangkan cahaya
monokromatis tidak koheren yaitu cahaya dengan rentang panjang gelombang artinya
walaupun sebagai cahaya monokromatis tetapi masih memiliki rentang panjang gelombang
(lihat tabel). Untuk membedakan anoda dan katoda dapat dilihat dari kaki atau tangkai LED,
yang bertangkai panjang merupakan anoda (kutub negatif) sedangkan yang lebih pendek
merupakan katoda (kutup positif).
Pada awal penemuan LED hanya terdiri dari warna merah, kuning dan hijau.
Sekarang LED yang tersedia berfariasi mulai dari yang bekerja pada rentang panjang
gelombang sinar tampak, ultraviolet hingga inframerah. LED yang berfariasi ini dapat
diperoleh dengan cara mengganti bahan semikonduktor pada chip LED atau dengan
menggabungkan bahan semikonduktor dari warna merah, kuning dan hijau yang telah
diperoleh sebelumnya. Karena warna yang dihasilkan sangat banyak, aplikasi LED kini
2
sangat beragam misalnya menambah keindahan desain interion dan eksterion. Bahkan kini
LED dengan cahaya merah dan LED dengan cahaya biru dimanfaatkan untuk membantu
melangsungkan proses fotosintesis pada tanaman-tanaman yang ada dalam sebuah ruangan.
Chip LED yang dibungkus menggunakan bohlam plastik pada umumnya mempunyai
tegangan rusak yang relatif rendah. Bila diberikan tegangan beberapa volt ke arah terbalik
akan menyebabkan sifat isolator searah LED jebol sehingga arus dapat mengalir ke arah
sebaliknya.
B. Jenis- Jenis LED Dan Bahan Semikonduktor Penyusunnya
Warna berbagai LED dengan panjang gelombang masing-masing LED serta penyusunnya
seperti yang tertera pada tabel di halaman selanjutnya:
Warna Panjang Gelombang (nm) Bahan Semikonduktor Penyusun
IR λ> 760 Gallium arsenida (GaAs)
Aluminium gallium arsenida
(AlGaAs)
Merah 610 < λ < 760 Aluminium gallium arsenida(AlGaAs)
Gallium arsenida fosfida (GaAsP)
Aluminium gallium indium fosfida
(AlGaInP)
Gallium(III) fosfida (GaP)
Jingga 590 < λ < 610 Gallium arsenida fosfida (GaAsP)
Aluminium gallium indium fosfida
(AlGaInP)
Gallium(III) fosfida (GaP)
Kuning 570 < λ < 590 Gallium arsenida fosfida (GaAsP)
Aluminium gallium indium fosfida
(AlGaInP)
Gallium(III) fosfida (GaP)
Hijau 500 < λ < 570 Indium gallium nitrida (InGaN) /
gallium(III)nitrida
Gallium(III) fosfida (GaP)
3
Aluminium gallium indium fosfida
(AlGaInP)
Aluminium gallium fosfida (AlGaP)
Biru 450 < λ < 500 Seng selenida (ZnSe)
Indium gallium nitrida (InGaN)
Silikon karbida (SiC) sebagai substrat
Silikon (Si) sebagai substrat – dalam
pengembangan
Violet 400 < λ < 450 Indium gallium nitrida (InGaN)
Ungu Berbagai jenis LED dua warna (biru dan merah, biru
dengan fosfor merah, atau putih
dengan plastik ungu)
UV λ < 400 berlian (235 nm)
Boron nitride (215 nm) [ 34 ] [ 35 ] Boron
nitrida (215 nm)
Aluminium nitride (AlN) (210 nm) [ 36 ] Aluminium nitrida (AlN) (210
nm)
Aluminium gallium nitride (AlGaN)
Aluminium galium nitrida (AlGaN)
Aluminium gallium indium nitride
(AlGaInN) — (down to 210 nm) [ 37 ]
Indium gallium aluminium nitrida
(AlGaInN) – (hingga 210 nm)
Putih Spektrum luas Dioda UV/biru dengan fosfor kuning
Macam-macam LED :
1. Dioda Emiter Cahaya . Sebuah dioda emisi cahaya dapat mengubah arus listrik langsung
menjadi cahaya. Dengan mengubah-ubah jenis dan jumlah bahan yang digunakan untuk
4
bidang temu PN. LED dapat dibentuk agar dapat memancarkan cahaya dengan panjang
gelombang yang berbeda-beda. Warna yang biasa dijumpai adalah merah, hijau dan kuning.
2. LED Warna Tunggal . LED warna tunggal adalah komponen yang paling banya dijumpai.
Sebuah LED warna tunggal mempunyai bidang temu PN pada satu keping silicon. Sebuah
lensa menutupi bidang temu PN tersebut untuk memfokuskan cahaya yang dipancarkan.
3. LED Tiga Warna Tiga Kaki . satu kaki merupakan anoda bersama dari kedua LED. Satu
kaki dihubungkan ke katoda LED merah dan kaki lainnya dihubungkan ke katoda LED hijau.
Apabila anoda bersamanya dihubungkan ke bumi, maka suatu tegangan pada kaki merah atau
hijau akan membuat LED menyala. Apabila satu tegangan diberikan pada kedua katoda
dalam waktu yang bersama, maka kedua LED akan menyala bersama-sama. Pencampuran
warna merah dan hijau akan menghasilkan warna kuning.
4. LED Tiga Warna Dua Kaki Disini, dua bidang temu PN dihubungkan dalam arah yang
berlawanan. Warna yang akan dipancarkan LED ditentukan oleh polaritas tegangan pada
kedua LED. Suatu sunyal yang dapat mengubah polaritas akan menyebabkan kedua LED
menyala dan menghasilkan warna kuning.
5. . Led Seven Segmen biasanya digunakan untuk menampilkan angka berupa angka 0
sampai 9, angka – angka tersebut dapat ditampilkan dengan mengubah nyala dari 7 segmen
yang ada pada led yang disusun seperti gambar dibawah ini :
Gambar LED Seven Segmen :
Led Seven Segmen, terdapat dua macam, yaitu common anoda dan common Catoda :
5
1. Common Catoda berarti seven segmen tersebut terdiri dari led – led dimana Catoda nya
(Kutub -) di hubungkan menjadi satu
2. Common anoda, skema nya adalah seperti dibawah ini :
Gambar Common Anode :
Led seven segmen tersebut dapat diaktifkan dengan menghubungkan dengan perangkat
kontrol seperti mikrokontroler, seperti di bawah ini :
6
C. Cara Kerja LED
Karena LED adalah salah satu jenis dioda maka LED memiliki 2 kutub yaitu anoda dan
katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila ada arus listrik mengalir dari anoda menuju
katoda. Pemasangan kutub LED tidak boleh terebalik karena apabila terbalik kutubnya maka
LED tersebut tidak akan menyala. Led memiliki karakteristik berbeda-beda menurut warna
yang dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir pada led maka semakin terang pula
cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan
10mA-20mA dan pada tegangan 1,6V – 3,5 V menurut karakter warna yang dihasilkan.
Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka led akan terbakar. Untuk menjaga agar
LED tidak terbakar perlu kita gunakan resistor sebagai penghambat arus.
.
Gambar LED :
Simbol LED:
Sebuah LED :
7
Tegangan kerja / jatuh tegangan pada sebuah menurut warna yang dihasilkan :
1. Infra merah : 1,6 V
2. Merah : 1,8 V – 2,1 V
3. Oranye : 2,2 V
4. Kuning : 2,4 V
5. Hijau : 2,6 V
6. Biru : 3,0 V – 3,5 V
7. Putih : 3,0 – 3,6 V
8. Ultraviolet : 3,5 V
Berdasarkan Hukum Ohm, V=I.R
Keterangan : V = tegangan, I = arus listrik, R = Resistor.
Apabila kita mencari nilai resistor maka : R = V/I
R =(Vs-Vd) / I
Vs = tegangan sumber(batry,accu,power suply).
Vd = jatuh tegangan.
D. KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN LAMPU LED
Berikut merupakan keunggulan dan kekurangan lampu LED :
1. LED mempunyai umur penggunaan yang lebih lama dibanding lampu biasa. LED bisa
mencapai keawetan hingga 100 ribu jam.
2. LED mempunyai efisiensi energy yang lebih baik dibanding lampu lainnya. Bahkan
LED bisa hemat energy hingga 80 – 90 persen. Selain itu LED juga memiliki
tegangan DC yang rendah.
3. LED mengeluarkan cahaya yang tidak panas. LED tidak mempunyai sinar UV dan
energy panas.
4. LED mempunyai ukuran yang praktis dan mini
5. LED dikarenakan hanya membutuhkan konsumsi listrik yang sedikit maka akan
membuat hemat biaya dalam hal irit biaya listrik
6. LED mempunyai dampak positip bagi lingkungan dikarenakan tidak mempunyai
kandungan merkuri dan tidak menambah pemanasan global dikarenakan efisiensi
energy sehingga hanya membutuhkan konsumsi energy yang rendah.
8
Selain itu dikarenakan berasal dari bahan semi konduktor sehingga LED tidak dibuat dari
bahan karbon. Selain keunggulan dan kelebihan lampu LED diatas, lampu LED juga
mempunyai kekurangan dimana membuat orang sedikit berpikir untuk membelinya. Berikut
kekurangan lampu LED :
1. Harga lampu LED sendiri yang cukup mahal
2. Jika suhu lingkungan tidak stabil maka dapat menyebabkan LED mengalami
gangguan elektrik.
3. Intensitas cahaya yang termasuk kecil.
Walaupun LED mempunyai kekurangan tersebut, namun jika melihat dan
mempertimbangkan kelebihan dan keunggulan LED tersebut membuat LED memang layak
untuk dipertimbangkan. Bahkan sebagian besar sudah mulai mengganti lampu ruangan
dengan lampu LED. Hal ini dikarenakan efisiensi LED yang sangat menarik. Bayangkan saja,
lampu LED 8 watt akan lebih terang dibandingkan lampu biasa atau neon sebesar 20 watt.
Dari sini bisa dihitung berapa efisiensi dari biaya pemakaian listrik. Selain itu garansi lampu
LED lebih panjang dibandingkan dengan lampu biasa dikarenakan lampu LED itu sendiri
memang mempunyai waktu nyala yang lebih lama.
E. APLIKASI LED
LED untuk Interior Mobil :
Buat yang mau mempercantik mobil dengan kerlap-kerlip cahaya lampu LED (light-emitting diode) yang hemat energi serta mampu memberikan efek cahaya dengan maksimal. Lampu LED memiliki watt sangat kecil dari pada lampu yang biasa digunakan untuk penerangan di kendaraan. LED merupakan semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang
9
tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai, dan bisa juga ultraviolet atau inframerah. LED sendiri identik dengan kendaraan modifikasi, namun perannya kini sudah banyak diaplikasi dengan kendaraan harian. Instalasi LED yang apik membuat kendaan makin tampil ciamik.
Keuntungan interior mobil jika menggunakan LED adalah :
1. Jauh lebih hemat energy dibandingkan lampu bohlam, sehingga lebih menghemat pasokan lirtrik di dalam mobil
2. Tidak menimbulkan panas, sehingga aman dan tidak menimbulkan efek maupun bahaya di dalam mobil
3. Pemakaian bisa lebih tahan lama dan lebih awet dari pada lampu bohlam biasa. Karena LED dapat bertahan lama sampai 15.000 – 20.000 Jam, sedangkan lampu Bohlam 5.000 Jam
Untuk pemasangan LED tidaklah sulit, bahkan membutuhkan waktu singkat, karena LED sudah dirancang Plug and Play, sehingga pemilik mobil bisa memasangnya sendiri. Contohnya seperti memasang LED pada lampu plafon Innova, Tinggal copot mika lampu plafon kemudian copot bohlam dari soketnya. Kemudian pasangkan LED pada soket lampu plafon dan tutup kembali mikanya.
Lampu LED yang biasa digunakan untuk Interior Mobil :
10
LED untuk Lampu Senter
1. LED Headlamp
Adalah sebuah senter LED yang diikatkan di depan kepala kita, untuk menerangi langkah kita di malam hari atau tempat – tempat gelap lainnya, sehingga kita tidak perlu memegang senter tersebut. Senter LED ini menggunakan 12 lampu LED yang sangat terang. Cahayanya putih dan lebih terang dibandingkan lampu senter biasa. Pemakaiannya sangat irit dan hemat baterai. Features – featuresnya antara lain adalah menggunakan lampu LED putih yang sangat terang, LED life time 100000 jam, desain waterproof, ringan dan nyaman dipakaikan di kepala, konsumsi daya yang sangat kecil, menggunakan tiga buah baterai AAA. Alat ini sangat cocok digunakan oleh dokter, pendaki gunung, mancing di malam hari, dan lain sebagainya.
Contoh LED Headlamp :
2. Flashlight 21 LED
Adalah senter dengan menggunakan 21 lampu LED putih, sehingga menghasilkan sinar putih yang sangat terang. Pemakaiannya sangat irit dan hemat baterai. Cocok untuk digunakan di rumah, mobil, kamping, dan lain sebagainya. Spesifikasi dari Flashlight 21 LED ini adalah alumunium body, LED life time 100000 jam, menggunakan 3x baterai AAA.
Contoh Flashlight 21 LED :
11
Teknologi LED
1. Fungsi fisikal
Sebuah LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah dioda normal,
LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau di-dop, dengan
ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa-
muatan - elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektroda dengan voltase berbeda.
Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan
melepas energi dalam bentuk photon.
2. Emisi cahaya
Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena itu warnanya, tergantung
dari selisih pita energi dari bahan yang membentuk p-n junction. Sebuah dioda normal,
biasanya terbuat dari silikon atau germanium, memancarkan cahaya tampak inframerah
dekat, tetapi bahan yang digunakan untuk sebuah LED memiliki selisih pita energi antara
cahaya inframerah dekat, tampak, dan ultraungu dekat.
3. Polarisasi
Tak seperti lampu pijar dan neon, LED mempunyai kecenderungan polarisasi. Chip LED
mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila diberikan arus maju.
Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan arus
listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberikan arus terbalik,
hanya akan ada sedikit arus yang melewati chip LED. Ini menyebabkan chip LED tidak akan
mengeluarkan emisi cahaya.
Chip LED pada umumnya mempunyai tegangan rusak yang relatif rendah. Bila diberikan
tegangan beberapa volt ke arah terbalik, biasanya sifat isolator searah LED akan jebol
menyebabkan arus dapat mengalir ke arah sebaliknya.
4. Tegangan maju
Karakteristik chip LED pada umumnya adalah sama dengan karakteristik dioda yang hanya
memerlukan tegangan tertentu untuk dapat beroperasi. Namun bila diberikan tegangan yang
terlalu besar, LED akan rusak walaupun tegangan yang diberikan adalah tegangan maju.
12
Tegangan yang diperlukan sebuah dioda untuk dapat beroperasi adalah tegangan maju (Vf).
5. Sirkuit LED
Sirkuit LED dapat didesain dengan cara menyusun LED dalam posisi seri maupun paralel.
Bila disusun secara seri, maka yang perlu diperhatikan adalah jumlah tegangan yang
diperlukan seluruh LED dalam rangkaian tadi. Namun bila LED diletakkan dalam keadaan
paralel, maka yang perlu diperhatikan menjadi jumlah arus yang diperlukan seluruh LED
dalam rangkaian ini.
Menyusun LED dalam rangkaian seri akan lebih sulit karena tiap LED mempunyai tegangan
maju (Vf) yang berbeda. Perbedaan ini akan menyebabkan bila jumlah tegangan yang
diberikan oleh sumber daya listrik tidak cukup untuk membangkitkan chip LED, maka
beberapa LED akan tidak menyala. Sebaliknya, bila tegangan yang diberikan terlalu besar
akan berakibat kerusakan pada LED yang mempunyai tegangan maju relatif rendah.
Pada umumnya, LED yang ingin disusun secara seri harus mempunyai tegangan maju yang
sama atau paling tidak tak berbeda jauh supaya rangkaian LED ini dapat bekerja secara baik.
5. Substrat LED
Pengembangan LED dimulai dengan alat inframerah dan merah dibuat dengan gallium
arsenide. Perkembagan dalam ilmu material telah memungkinkan produksi alat dengan
panjang gelombang yang lebih pendek, menghasilkan cahaya dengan warna bervariasi.
LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi, menghasilkan warna
sebagai berikut:
aluminium gallium arsenide (AlGaAs) - merah dan inframerah
gallium aluminium phosphide - hijau
gallium arsenide/phosphide (GaAsP) - merah, oranye-merah, oranye, dan kuning
gallium nitride (GaN) - hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
gallium phosphide (GaP) - merah, kuning, dan hijau
zinc selenide (ZnSe) - biru
indium gallium nitride (InGaN) - hijau kebiruan dan biru
indium gallium aluminium phosphide - oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau
13
silicon carbide (SiC) - biru
diamond (C) - ultraviolet
silicon (Si) - biru (dalam pengembangan) sapphire (Al2O3) - biru
DAFTAR PUSTAKA
14
Sze,S.M, 1985. Semiconductor Devaies, Physics and Technology.
John Willey & Sons.
Takahashi,K & Konagai, M, 1986. Amorphous Silicon Solar Cells.
North Oxford Academic.V
http://budditechnonika.blogspot.com/2010/01/teori-semikonduktor.html
http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/04/kegunaan-semikonduktor.html
15