Semeru Chapter 1
-
Upload
wahyu-widhi -
Category
Documents
-
view
232 -
download
0
description
Transcript of Semeru Chapter 1
halaman 2
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
SEMERU keMbali kuteMukan jejak MU di MahaMERU
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 3
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 4
Khyber Pass Trip to Semeru
thread yang muncul tgl 7 Mei 2010, ajakan di salah satu forum
komunitas terbesar di indonesia, kaSkuS, [http://www.kaskus.
us/showthread.php?t=4052162] sepertinya merupakan tawaran
menarik yang langsung akut meracuni pikiran saya.
teringat perjalanan pertama ke Semeru sekitar tahun 1993 lalu
dengan Rahmat, Samodro, dani – ndoet, Wendra - badak. kenangan
indah berbagi canda dan tawa selama perjalanan menuju salah satu
puncak tertinggi di Pulau jawa ini berputar seakan mengundang saya
untuk sekali lagi kembali menjemput kedamaian di pegunungan.
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 5
tapi masalahnya, sudah hampir 10 tahun saya berhenti dari kegiatan yang namanya mendaki
gunung ini. terahkir tahun 2000 ketika menjadi guide mengantar beberapa orang siswa
pertukaran pelajar dari australia menjejakan kaki di Puncak Hargo dumilah, Gunung lawu.
Setelah itu bisa dibilang saya menanggalkan semua perlengkapan kegiatan pendakian. Walau
terkadang masih beberapa kali melakukan perjalanan ke alam bebas, tapi bukan lagi mendaki
gunung.
ada saja alasan yang membuat saya enggan untuk menapaki kembali jalan tanah yang
menanjak di gunung. entah karena kondisi tubuh yang jauh lebih “subur” dibanding ketika dulu
masih SMa yang hampir 1 bulan sekali mendaki gunung di seputaran jawa. tidak tahan dingin,
takut capek, sudah tidak kuat lagi, tidak ada waktu dan banyak alasan cengeng lainnya yang
membuat puncak gunung menjadi salah satu mimpi yang sepertinya akan sulit digapai kembali.
tapi entah, ketika membaca thread ajakan ke Gunung Semeru tersebut, semua kambing hitam
yang menjadi penghalang seakan kalah dengan kerinduan untuk kembali merasakan dinginnya
udara pegunungan. kerinduan untuk menemukan kembali perasaan damai ketika berdekatan
dengan alam.
Saya harus kembali ke Semeru, ujar saya dalam hati seakan mencoba mengalahkan berbagai
penyanggahan dalam hati yang mencoba menggoyahkan keinginan tersebut.
Setelah kontak dengan Yudi, koordinator dari khyber Pass, maka kepastian untuk berangkat
ke Semeru sudah di tangan. Saatnya untuk melakukan beberapa latihan fisik supaya tidak
terlalu drop nanti ketika come back. 10 tahun merupakan waktu yang cukup lama dan postur
tubuh saya jauh dari ideal untuk bisa berjalan sembari membawa ransel di pundak. Saya harus
berusaha semaksimal mungkin supaya momentum tersebut tidak sia sia.
alasan lainnya sebenarnya adalah semenjak saya bermain dengan kamera digital, belum pernah
lagi saya kembali mengabadikan keindahannya. Padahal di gunung, seingat saya banyak obyek
menarik untuk diabadikan, terutama untuk para pengemar foto keindahan alam. dulu waktu
masih sering naik gunung, masih menggunakan kamera analog, dengan budget ala kadarnya
yang hanya mampu membeli 1 – 2 rol film kualitas ekonomi. Itupun kadang kalau tiap selesai
pendakian hanya dicetak dalam bentuk thumbnail kecil kecil baru nanti kalau ada yang cukup
bagus dicetak 3R. dan itupun sebagian besar diisi foto pose di atas puncak, atau pas matahari
terbit.. hahaha..
jadi saya pengen banget bisa mengabadikan keindahan alam di Semeru nanti. apalagi melihat
skedule perjalanan 5d4n di Semeru yang “toleran” terhadap ngesoter seperti saya ini :d
“kapan lagi bisa ngesot sambil moto2 nyante di gunung sama banyak orang kan” ujar ku
meyakinkan diri sendiri :p
foto Ranu kumbolo, tahun 1993, kamera analog
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 6
bekal yang dibawa untuk rencana perjalanan 5d4n di Semeru.
karena untuk keperluan pribadi jadi saya bawa ala kadarnya..
yang gak begitu sulit untuk diproses, dan cukup kalorinya.
Selain itu karena perlengkapan masak saya yang cuma mini
trangia jadi pengennya yang ringkes cepat jadi
Perbekalan yang dibawa mulai dari biskuit kering, coklat, susu
coklat, indomie, roti tawar, coco crunch, quacker, kornet, abon,
mentega. Selain itu minuman penghangat tubuh, seperti kopi
dan jahe instant.
Cukup gak ya bekalnya ? ... lama gak naek gunung euyyyy jadi
bingung mo bawa apa saja :d
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 7
Senin, 26 Juli 2010karena saya masih di Solo, jadi nanti ketemu dengan rombongan utama di dalam kereta Senja
bengawan di Stasiun jebres sekitar pukul 23.00. dari Solo juga ada teman, 2 orang, aldee
(Vespa kuning)dan temannya. dari rumah saya diantar dengan menggunakan mobil perang
nya Wawis. “Harusnya pake mobil ini buat ke bromo pak” ujarku karena setelah dari Semeru
memang rencana nya kami akan bertemu di bromo untuk hunting bareng. tidak berapa lama
kemudian di lampu merah jebres, mobil nya dengan sukses mogok.. ngokkkk.. seakan protes
mendengar mau diajak ke bromo.
Setelah dicoba berkali kali tidak ada hasil, maka Wawis kemudian menelpon ayahnya untuk
membantu kembali menghidupkan mobilnya.. hahaha.. baru dibilangin mau dibawa ke bromo
aja sudah semaput mobilnya.
Selasa, 27 Juli 2010. 02.00 pagi kereta Senja bengawan yang akan membawa kami ke Malang pun tiba.. Rombongan
dari jakarta sudah tampak kucel tapi masih tetap ceria setelah menempuh perjalanan selama
hampir 12 jam. Setelah berkenalan sebentar kemudian kami pun ikutan terlelap sampai
ahkirnya kereta tiba di Stasiun kota baru, Malang, sekitar pukul 9 pagi. di sini rombongan
kami bertambah dengan beberapa teman rombongan dari bandung yang sudah datang duluan
dengan kereta Malabar.
dengan mencarter colt berwarna biru tua, kami pun segera menuju ke tumpang. kami
beristirahat sembari mengatur kembali perbekalan di rumah Cak nun. Rumah sekaligus bengkel
dan juga tempat mangkal jeep off road yang biasa mengantar tamu ke Ranu Pane maupun ke
bromo. Mandi supaya lebih segar, makan, dan sekedar mengistirahatkan badan sebelum jam
12 siang nanti kami akan memulai perjalanan menuju Ranu Pane.
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 8
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 9
Salah satu persyaratan untuk pendakian ke Gunung Semeru adalah surat sehat. Ya iyalah,
masak surat sakit :p.. naek gunung gitu lhoh. karena sebagian dari kami belum mengantongi
surat sehat maka kami mampir ke puskesmas Tumpang. Dan hasilnya semua sehat walafiat,
karena hanya di tensi tekanan darah sama ditimbang :d. Saya jadi teringat waktu masih SMa
dulu aktif di pencinta alam PlaSMa 4 SOlO. tiap kali ada pendakian masal beberapa teman
melipir ke rumah. ayah dokter.. hehe.. jadi pada minta surat keterangan sehat.
jangan lupa juga untuk mengurus surat ijin di kantor balai taman nasional bromo tengger
Semeru (tn btS), gak mahal kok, cuma 1.500 / hari. di sana juga sempat tertarik dengan kaos
dengan gambar sablon gunung Semeru, lumayan buat kenang – kenangan.
jeep yang kami tumpangi berupa jeep tOYOta yang sudah mengalami proses kanibalisasi
sehingga bagian belakang menjadi bak cukup luas dengan pagar besi untuk pegangan di sisi
sisinya. di sini nanti para penumpang berjubelan sembari berpegangan di jalan yang tidak rata
selama beberapa jam menuju ke Ranu Pane.
Saya teringat perjalanan ke Semeru dulu juga berangkat dari Malang ini. Tapi karena kami hanya
ber lima sehingga kami harus menunggu minimal 12 orang penumpang jeep untuk bisa naik ke
atas. Kalau tidak ya dihitung carter. Jadi kami harus menghabiskan waktu sambil tidur-tiduran,
bermain kartu, hingga ahkirnya bermalam di Tumpang. Baru keesokan harinya berangkat ke Ranu
Pane. Itupun beberapa kali dalam perjalanan jeep batuk batuk ketika menaiki tanjakan. “Turun
turun !! bantu dorong !!” teriak beberapa penumpang.. jadilah kami penumpang yang berdesak
desakan dalam bak belakang jeep bak ikan sarden, bergegas turun dan mendorong mobil melewati
tanjakan.. “Sudah bayar tapi masih harus kerja rodi” canda salah seorang penumpang.
kondisi sekarang lebih bagus daripada perjalanan dulu. karena kami menyewa 2 mobil jeep
sehingga penumpang di bak belakang tidak terlalu berjejal. Masih cukup lapang tidak harus
berdempetan. Selain itu kami juga tidak perlu harus bergegas turun ketika jalan menanjak,
karena kondisi jeepnya cukup bagus sehingga bisa melumat tanjakan demi tanjakan dengan
pelan dan pasti.
mengurus surat sehat di puskesmas
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 10
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 11
Selepas pertigaan jemplang, ke arah bantengan, pemandangan punggungan tengger terlihat
sedikit tertutup mendung. bentangan alam dengan savana kecoklatan di dasarnya dan semakin
ke atas berubah kehijauan. kami berhenti sebentar untuk berfoto narsis dengan latar belakang
punggungan sembari melemaskan badan yang barusan terombang ambing di bak belakang.
podho ngopo tho bocah bocah iki petangkringan ning kono ?
(pada ngapain sih kok orang orang ini pada berdiri di situ ?)
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 12
Segarnya udara pegunungan dan pemandangan indah di depan mata..
ini lah salah satu alasan kenapa perjalanan ke alam bebas buat saya sangat menyenangkan.
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 13
Setelah beristirahat sejenak kami pun bersiap melanjutkan perjalanan. tapi apa daya mobil jeep
putih yang mengangkut kami agak rewel. jadinya supir harus membuka kap mesin dan mulai
bereksperimen supaya jeep segera berangkat lagi. 10 menit kemudian kami sudah berteriak
teriak di bak belakang jeep yang menyusuri jalan tanah menuju Ranu Pane… Yihaaaaa !!!
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 14
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 15
28 Juli 2011Pagi itu, langit cerah sekali. biru pekat bergradasi dari muda ke biru tua. awan putih berarak
bergerak lambat, menyempurnakan pagi itu, kabut pagi melayang rendah di bawah bukit .
Saya terbangun dengan badan agak capek tapi hati riang menikmati indahnya pagi di Ranu
Pane. Menghirup udara segar penuh kebebasan..Meresapi energi pagi
beberapa rekan tampak menyiapkan perlengkapan perjalanan sembari menunggu sarapan
pagi pengisi energi di jalan.
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 16
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 17
Pukul 08:00 kamipun bergerak beriringan meninggalkan pos Ranu Pane.
Perjalanan sampai ke pintu gerbang masuk ke jalur pendakian awalnya berupa jalan beraspal,
setelah itu berbelok masuk jalan setapak melewati ladang penduduk. dari situ nanti akan ada
papan penunjuk jalur pendakian ke Semeru yang berupa jalan ber paving. Mulai dari sini jalan
menanjak yang cukup membuat dengkul nyut nyutan dan napas nyap nyapan.
Seleksi alami pun terjadi dan saya tergabung dalam rombongan paling belakang karena
menyadari stamina yang ala kadarnya ini. dari awal sudah ditanamkan keyakinan dalam
hati, “Alon alon waton klakon” (biar lambat asal sampai tujuan). beberapa rekan menyebut
perjalanan ke gunung dengan tempo berjalan yang lambat seperti kami ini dengan sebutan
ngesot (merayap). Maka saya, Yudhi, dan aldee tergabung dalam trio kwek kwek yang berjalan
lambat dan sering berhenti buat sekedar (pura puranya) kalau saya memotret pemandangan
indah dan mereka berdua menemani hahaha..
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 18
kami berkumpul kembali di POS 1,sekitar pukul 09.15, dimana kami datang dan rombongan
yang sudah menunggu cukup lama langsung bersiap untuk berangkat :d.. tak apalah.. yang
penting kita menikmati perjalanan dan tahu dengan kemampuan diri sendiri.
apalagi bisa dibilang beban yang di bawa cukup membuat bahu jadi pegal2 semua :p tas
kamera di depan, berisi 450d + 10-22 ditambah 70-200 F/4 l nOn iS. di belakang tas deuter
45+10 l berisi perlengkapan perjalanan dan bekal makanan serta air minum yang cukup untuk
perjalanan hingga ke Ranu kumbolo. lumayan buat newbie yang come back setelah 10 tahun
menghilang dari peredaran ini :p
jalan dari POS 1 ke POS 2 masih berupa setapak tapi sudah berganti menjadi jalan tanah bukan
paving lagi. kondisi jalan cukup landai dengan beberapa spot yang agak menanjak lumayan
memanaskan paha. Sering sering minum air walau belum terlalu haus untuk mencegah
dehidrasi. Salah satu saran kalau tidak dari om don Hasman terngiang di pikiran. Walau saat itu
memang kondisi cukup mendung tapi keringat juga masih bercucuran membasahi wajah dan
tubuh. jadi tiap berisitirahat sembari melemaskan otot saya gunakan untuk meneguk air walau
cuma sedikit.
Sekitar pukul 10 lebih kami bertiga, trio kwek kwek ini sampai di POS 2. istirahat sebentar
sembari menikmati segarnya udara pegunungan, kemudian kami melanjutkan perjalanan lagi.
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 19
O iya.. untuk ukuran waktu perjalanan kami bertiga ini jangan di jadikan pedoman ya..
melenceng jauh.. soalnya kami team ngesot + + (plus leyeh leyeh plus napas kembang kempis
:p). dan mohon maaf kalau yang bisa saya ceritakan cuma jalur jalan yang sepi karena memang
saya berjalan di bagian paling ahkir rombongan hahaha.
dari POS 2 ke POS 3 di salah satu lokasi terdapat longsoran yang mungkin baru beberapa hari
terjadi. kami harus berjalan cukup berhati hati supaya tidak ikutan tergelencir dan menglundung
ke bawah. tapi lumayan juga bisa jadi ajang foto foto an :d
berjalan bak robot dengan satu tangan memengang tongkat jalan dan satunya lagi terayun
ayun bebas menyusuri jalur setapak. Sesekali tangan menyeka keringat yang bercucuran di
kepala. lain kali menggeser tali tas, mengecek supaya ransel tetap nyaman dipanggul.
Saya teringat dulu waktu melewati POS 2 – POS 3 ada kejadian dimana Samodro dengan wajah
agak ketakutan berbisik, “Bek, tampaknya ada yang menarik narik tasku”. Karena sama sama
agak ketakutan jadi cuma kubilang, “ah perasaan aja kali Sam”. Tapi lama kelamaan, tarikan di
tas Samodro tambah sering, seperti ada yang sengaja memegang ranselnya, sehingga ahkirnya
Samodro minta untuk aku cek apa ada sesuatu.. sedikit was was aku liat tas Samodro, dan
ahkirnya tertawa ngakak..
Sebelum berangkat, kami memang dapat kabar kalau di Ranu Kumbolo ada banyak ikan yang besar
besar.. “bisa buat lauk makan siang” seloroh seorang rekan waktu itu. Karena itu Samodro ahkirnya
menyempatkan membawa tongkat pancing dengan tali senar yang sudah terikat dan dimasukan
ke dalam Ransel. Nah entah bagaimana kail pancing nya bisa keluar dari tas dan tersangkut ke
salah satu dahan selama perjalanan. Mungkin waktu merunduk runduk atau bersentuhan dengan
ranting pohon. Dicoba ditelusuri sampai cukup jauh masih saja tali senar nya belum ketemu ujung
nya dimana.. ahkirnya dengan masih tetap tertawa tali senarnya dipotong saja.
Dipikirnya parno tenyata cuma karena senar.. itulah kalau jalan dengan rombongan penakut :p
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 20
untung jalan setapak dari Ranu Pane menuju Ranu kumbolo ini cukup jelas dan tidak banyak
percabangan. tak lama kemudian kami bertemu dengan beberapa rekan yang masih bertahan
di POS 3. kabut cukup tebal lumayan mengurangi jarak pandang sehingga kami putuskan
istirahat dulu sembari menuggu kabut menyingkir.
di samping POS 3 ini jalan menanjak sudah menunggu kami.. eng ing eng.. tahu gitu tadi
tidak banyak istirahat di POS 3.. mendingan nanjak dulu baru setelah itu beristirahat.. tapi ya
sudah terlanjur mau apa lagi :p dengan semangat membara, menapaki jalan tanah cukup licin,
mencoba mencari dahan yang cukup kuat untuk menjadi pegangan yang bisa sekalian untuk
menopang badan bergerak ke atas…
tapi semangat membara dan
badan yang tegar berjalan
hanya bisa bertahan beberapa
saat, setelah itu kembali nafas
memburu, keringat bercendol
cendol, dan kaki tegang yang
mengiringi setiap perjalanan
hingga sampai ke jalan yang
kembali datar.. puff…
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 21
tak lama berselang kami bertemu rombongan yang turun.. ealah ternyata juga dari satu
komunitas kaSkuS juga.. jadi lah saling lempar cendol.. wkwkwkw.. Sampai ketemu lagi Gan !
kabut tampak semakin tebal, dan ahkirnya di tengah jalan hujan deras pun menyambut
perjalanan kami. Segera kukeluarkan jas hujan dan bergegas berjalan mengikuti rekan lainnya.
POS 4 sudah tidak begitu jauh lagi, sesaat ketika kulirik jalur trekking Gunung Semeru yang
saya dapatkan dari website navigasi.net.
Hujan tampaknya juga membuat rekan rekan lain berhenti di POS 4. Waktu sudah menunjukan
sekitar pukul 14 siang. kami pun mengeluarkan bekal dan memanfaatkan waktu untuk membuat
makan siang sembari menunggu hujan reda.
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 22
Seharusnya kalau cuaca cerah, kita bisa menikmati Ranu kumbolo dari POS 4 ini. tapi karena
kabut tebal sehingga hanya hamparan putih yang mengantung di depan kami.
Sesekali ketika kabut beranjak naik kami bisa melihat permukaan danau yang tenang di bawah.
Setelah cuaca cukup bagus, kami pun kembali melanjutkan perjalanan. POS Ranu kumbolo
sudah tidak terlalu jauh lagi.. tinggal mengikuti jalur turun kemudian naik bukit sedikit dan
sampailah kita ke sana.
Perjalanan pertama ke Semeru dulu, kami sangat bersemangat ketika melihat Ranu Kumbolo
dari POS IV ini. Bahkan dalam perjalanan turun kami berceloteh sampai ke danau akan langsung
mandi di sana. Benar juga, setelah melepaskan lelah dan mengisi perut, ber lima, dengan hanya
menggunakan celana dalam, kami berlarian ke arah danau. Menceburkan diri ke air, menikmati
kesegaran alam. Tapi sensasinya hanya bertahan sebentar, karena setelah itu rasa dingin langsung
merasuk ke dalam seluruh jaringan tubuh.. membuat tubuh menggigil.. hahaha.. tapi kami masih
sempat berpose bersama, saya ingat dengan membawa papan kayu bekas pos serasa di pantai,
penjaga pantai ala baywatch.. Kalau di film TV itu dikelilingi cewek berbikini, sedang kami di sini
cowok ber celana dalam sembari bibir gemeletuk kedinginan..
entah sekarang siapa yang masih menyimpan foto foto kenangan perjalanan ke Semeru dulu..
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 23
Pemandangan indah yang terpapar di depan mata ketika kami sudah dekat dengan
permukaan danau membuat saya ingin lebih berlama lama memotret mengabadikan
kabut tipis yang melayang di atas danau ini. tapi karena takut keburu sore maka
saya hanya mengambil beberapa jepretan dan segera kembali berjalan menyusuri
jalan setapak.
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 24
Sekitar pukul 14.30 kami sudah berkumpul di dalam Ranu kumbolo. Rencana awal
sebenarnya kami akan bermalam di kali mati. tapi karena kondisi cuaca yang yang
kurang bagus dan ada kemungkinan hujan maka diputuskan untuk bermalam di Ranu
kumbolo saja dan baru besok pagi nya mengejar kali Mati.
Wah.. leganya… Ransel sudah
tergeletak di atas matras. badan
sudah cukup pulih setelah
beristirahat. kopi panas disiapkan
untuk mengembalikan energi dan
menghangatkan badan yang sempat
kedinginan terkena hujan.
Seingat saya dulu hanya ada
satu rumah kayu di Ranu
kumbolo ini. tapi sekarang ini
ada bangunan baru terbuat
dari semen sedangkan rumah
kayu nya sudah cukup rusak,
lubang di mana mana.
karena saat itu tidak terlalu
ramai pendaki sehingga kami
bisa membuat tenda di dalam
bangunan supaya lebih hangat.
Saya sendiri karena belum
punya tenda jadi ikut numpang
di tenda pendaki lain :d
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 25
Sekitar pukul 5 sore cuaca mulai cukup cerah,
walau mendung masih tampak enggan untuk
pergi, tak apalah, saat nya hunting landscape
sebentar !!!
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 26
Malam itu setelah makan malam,
gerimis masih sesekali menyelimuti malam di Ranu kumbolo,
dan saya pun tidur nyenyak sekali di dalam hangatnya sleeping bag
z z zzzzzz
(harap sabar menanti chapter berikutnya ya.....)
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 27
Silakan hujat kami melalui :
email : [email protected]
twit : @widhibek atau @lndscpindonesia
facebook : http://www.facebook.com/pages/landscape-indonesia/114876005232224
www.LandscapeIndonesia.com
info update ebook perjalanan terbaru silakan di pantengin di sini :
www.landscapeindonesia.com/review/book/292-koleksi-ebook-keindahan-indonesia
SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru
halaman 28