SEKSIO SESAREA

ATAS PERMINTAAN

WAWANG SETIAWAN SUKARYA

M K E K PUSAT

HUKUMETIKA

DISIPLIN

NORMADALAM PRAKTIK KEDOKTERAN

ATURAN

HUKUM

KEDOKTERAN

ATURAN

PENERAPAN

ETIKA

KEDOKTER

AN(KODEKI)

ATURAN

PENERAPAN

KEILMUAN

KEDOKTERAN

3 CIRI PROFESIONAL :

▪ PUNYA ilmu & teknologi kedokteran yg cukup

▪PUNYA keterampilan klinik yang baik

▪PUNYA niat, sikap dan perilaku yg etis.

SETIAP PROFESI HARUS

MEMPUNYAI CIRI-CIRI KHAS

UNTUK SETIAP KELOMPOKNYA

BAGAIMANA MENYIKAPI KEINGINAN DILAKUKAN SEKSIO SESAREA ATAS

PERMINTAAN PASIEN DAN ATAU KELUARGANYA

EMPAT KAIDAH MORAL

A. MENGHORMATI MARTABAT MANUSIA (RESPECT FOR PERSON)

B. BERBUAT BAIK (BENEFICENCE)

C. TIDAK BERBUAT YANG MERUGIKAN (NON-MALEFICENCE)

D. KEADILAN (JUSTICE)

KEWAJIBAN SEORANG DOKTER

▪ DALAM MENYIKAPI TUNTUTAN PASIEN / KELUARGANYA TERHADAP TINDAKAN

MEDIS TERTENTU MAKA DOKTER SEBAGAI PROFESIONAL TIDAK AKAN TERLEPAS

DARI KODEKI , HAK & KEWAJIBAN YANG HARUS DIMILIKI DAN DILAKSANAKAN OLEH

SEORANG DOKTER SERTA PERATURAN PER-UU YANG BERLAKU

MASALAH :• BAGAIMANA SIKAP SEORANG DOKTER TERHADAP

TINDAKAN MEDIK TERTENTU YANG DIINGINKAN PASIEN ?

• DOKTER HARUS MENGHORMATI HAK OTONOMI PASIEN, TETAPI DOKTER TETAP HARUS BEKERJA

SESUAI DENGAN STANDAR PROFESI MENURUT ATURAN PROFESI, UU DAN KODEKI

FIGO / 2006 MELALUI COMMITTEE FOR THE STUDY OF ETHICAL ASPECTS OF HUMAN

REPRODUCTION AND WOMEN’S HEALTH

• TINDAKAN INVASIF (mis : BEDAH) TETAP MERUPAKAN INTERVENSI MEDIK YG

BERPOTENSI BERBAHAYA.

• DOKTER MEMPUNYAI TUGAS PROFESIONAL UNTUK TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN YANG

DAPAT MEMBAHAYAKAN PASIENNYA DAN MENJALANKAN ETIK YG TELAH DITETAPKAN

ORGANISASINYA

• SHG DOKTER HENDAKNYA MELAKUKAN PROSEDUR & PENGOBATAN YANG

BERMANFAAT BAGI KESEHATAN PASIEN BERDASARKAN BUKTI PENELITIAN

KEDOKTERAN

DOKTER TIDAK WAJIB

MELAKUKAN SUATU TINDAKAN YANG

SECARA MEDIS TIDAK BERMANFAAT

FIGO / 2006 MELALUI COMMITTEE FOR THE STUDY OF ETHICAL ASPECTS OF HUMAN REPRODUCTION AND WOMEN’S HEALTH :

• TINDAKAN MEDIK (MISAL BEDAH) YANG DILAKUKAN TANPA INDIKASI MEDIS, SECARA ETIK TIDAK DAPAT DIBENARKAN.

• DOKTER MEMPUNYAI TANGGUNG JAWAB DALAM MEMBERIKAN INFORMASI DAN KONSELING YG BENAR KPD PASIEN.

BEAUCHAMP DAN CHILDRESS:

• BILA ADA PERTENTANGAN ANTARA 2 PRINSIP, MAKA KEDUA PRINSIP YG BERTENTANGAN TSB HARUS DIANGGAP SEBAGAI TITIK PERMULAAN.

• INI BERARTI PRINSIP2 TSB BUKAN SESUATU YG MUTLAK, TETAPI HARUS DIPERTIMBANGKAN LAGI & SALAH SATU HARUS MENGALAH JIKA BERHADAPAN DGN PRINSIP YG DIANGGAP PENTING.

BAGAIMANA DOKTER

HARUS BERSIKAP APABILA PASIEN

TETAP BERSIKUKUH AGAR DILAKUKAN

TINDAKAN MEDIK TERTENTU KE DIRINYA

PADAHAL

TIDAK ADA INDIKASI MEDIS ?

LAURENCE B. MCCULLOUGH & FRANK A. CHERVENAK LEBIH TEGAS :

DENGAN MENGHORMATI HAK OTONOMI PASIEN, DAN HAK PASIEN UNTUK MENENTUKAN TINDAKAN APA

YANG AKAN DILAKUKAN TERHADAP TUBUHNYA

BUKAN BERARTI SEORANG DOKTER HARUS ATAU WAJIB MENGERJAKAN SUATU PROSEDUR YANG LEBIH

BERISIKO, TANPA INDIKASI MEDIK

• MENJUNJUNG TINGGI, MENGHAYATI DAN

MENGAMALKAN SUMPAH DAN ATAU JANJI

DOKTER (PASAL 1)

• DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN

KEDOKTERANNYA, SEORANG DOKTER TIDAK

BOLEH DIPENGARUHI OLEH SESUATU YANG

MENGAKIBATKAN HILANGNYA KEBEBASAN &

KEMANDIRIAN PROFESI (PASAL 3)

KODE ETIK KEDOKTERAN

SEORANG DOKTER WAJIB, DALAM SETIAP

PRAKTIK MEDISNYA, MEMBERIKAN PELAYANAN

SECARA KOMPETEN DENGAN KEBEBASAN

TEKNIS DAN MORAL SEPENUHNYA, DISERTAI

RASA KASIH SAYANG (COMPASSION) DAN

PENGHORMATAN ATAS MARTABAT MANUSIA

(PASAL 8)

Pasal (2) KODEKI “ Seorang dokter wajib selalu

melakukan pengambilan keputusan profesional

secara independen, dan mempertahankan perilaku

profesional dalam ukuran yang tertinggi” dan

Pasal (14) : “ Seorang dokter wajib bersikap tulus

ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan dan

keterampilannya untuk kepentingan pasien, yang

ketika ia tidak mampu melakukan suatu

pemeriksaan atau pengobatan , atas persetujuan

pasien/keluarganya, ia wajib merujuk pasien kepada

dokter yang mempunyai keahlian untuk itu”.

BEAUCHAMP DAN CHILDRESS:

• BILA ADA PERTENTANGAN ANTARA 2 PRINSIP, MAKA KEDUA PRINSIP

YG BERTENTANGAN TSB HARUS DIANGGAP SEBAGAI TITIK PERMULAAN.

• INI BERARTI PRINSIP2 TSB BUKAN SESUATU YG MUTLAK, TETAPI

HARUS DIPERTIMBANGKAN LAGI & SALAH SATU HARUS MENGALAH

JIKA BERHADAPAN DGN PRINSIP YG DIANGGAP PENTING.

ACOG

SC BERPOTENSI MANFAAT:• BANTU IBU NGATUR RENCANA PASCA PERSALINAN PERAWATAN ANAK LEBIH MATANG

• MENGURANGI RISIKO INKONTINENSIA URIN POSTPARTUM DALAM JANGKA PENDEK

• MENURUNKAN MORBIDITAS DAN MORTALITAS TERKAIT KEHAMILAN SEROTINUS

• RISIKO KECIL KELAHIRAN MATI ANAK PADA TERM AKHIR

• MENGURANGI MORBIDITASDAN MORTALITAS JANIN PERSALINAN PERVAGINAM (CEDERA

PLEKSUS BRACHIALIS PADA DISTOSIA BAHU

• TRAUMA KLAVIKULA, TENGKORAK ATAU HUMERUS

• ASFIKSIA INTRAPARTUM TERKAIT PROLAPS UMBILIKALIS, ABRUPTIO PLACENTAE

• INFEKSI PERINATAL TERMASUK H.I.V , HERPES SIMPLEKS

STUDI ETIK DI AMERIKA

▪ MEMENUHI PERMINTAAN PASIEN

▪ MEMINTA IBU MEMPERTIMBANGKAN KEMBALI KEINGINANNYA

UNTUK MEMASTIKAN OTONOMI PASIEN MEMANG SUNGGUH-

SUNGGUH

▪ INFORMED CONSENT MENYELURUH (KHUSUS)

▪ ACOG (2006) SC ON REQUEST BOLEH ASAL TELAH INFORMED

CONSENT YANG JELAS SPERTI KEMUNGKINAN KOMPLIKASI AKIBAT

SC SEPERTI KEMATIAN IBU, EMBOLI, INFEKSI, PERLENGKETAN,

KOMPLIKASI ANESTESI, SC BERULANG

UUPK NO. 29 TAHUN 2004

HAK PASIEN

▪ MEMILIH PENGOBATAN UNTUK DIRINYA

▪ MENDAPAT PENJELASAN TENTANG TINDAKAN MEDIK UNTUK DIRINYA

▪ HAK MENOLAK ATAU MENYETUJUI TINDAKAN MEDIK YANG AKAN

DILAKUKAN TERHADAP DIRINYA

KODE ETIK PASAL 10 (2012) DOKTER WAJIB MENGHORMATI HAK PASIEN

POGI 2011

• PERTEMUAN FETOMATERNAL DAN PIT POGI

• SC ON REQUEST BUKAN SUATU BENTUK PELANGGARAN ETIK KALAU DILAKUKAN INFORMED CONSENT KHUSUS (PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK S,C DENGAN FORMAT KHUSUS YANG DILEASKAN LGS OEH DR NYA DIDAMPINGI SAKSI DARI DR DAN PASIEN)

SURAT PERSETUJUAN:

• PERMINTAAN TERTULIS EKSPLISIT BAHWA ATAS PERMINTAAN PASIEN

• PERNYATAAN TELAH DIBERI PENJELASAN OLEH DOKTER (SEBENARNYA DAPAT PERVAGINAM, SC TIDAK LEBIH BAIK/LEBIH BERISIKO)

• RISIKO DAPAT TERJADI TERHADAP IBU DAN JANIN

SYARAT LAIN:

• USIA KEHAMILAN > 39 MINGGU

• ARAHAN DOKTER TENTANG INFORMASI MEDIS TENTANG TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN

• MENGHORMATI OTONOMI PASIEN

• MEMENUHI KEWAJIBAN DOKTER DALAM OPTIMALISASI KESEHATAN IBU DAN JANIN