SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN...

66
KONSEP RATE OF PROFIT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (APLIKASI DI BANK SYARIAH) DISERTASI Oleh: TRISILADI SUPRIYANTO 09300008010067 Pembimbing: 1. Prof. Dr. Sri Edi Swasono, S.E, MPIA 2. Prof. Dr. Fathurrahman Djamil, M.A. SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014/1435 H

Transcript of SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN...

Page 1: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

i  

KONSEP RATE OF PROFIT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

(APLIKASI DI BANK SYARIAH)

DISERTASI

Oleh: TRISILADI SUPRIYANTO

09300008010067

Pembimbing: 1. Prof. Dr. Sri Edi Swasono, S.E, MPIA 2. Prof. Dr. Fathurrahman Djamil, M.A.

SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014/1435 H

Page 2: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

ii  

Page 3: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

iii  

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan hidayah dan taufiq-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan disertasi ini, yang berjudul “Konsep Rate of Profit Perspektif Ekonomi Islam (Aplikasi Di Bank Syariah)”. Salawat dan salam disampaikan atas junjungan Nabi Muhammad saw, para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari sepenuhnya, upaya penyelesaian disertasi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik materil maupun moril. Untuk itu dengan segala keikhlasan penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A., selaku Rektor Universitas Islam (UIN) syarif Hidayatullah Jakarta, dan Prof Dr. Azyumardi Azra, M.A. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.

Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada guru guru penulis Prof.Dr. Sri Edi Swasono, SE dan Prof. Dr. Fathurrahman Djamil, M.A. selaku promotor yang telah sabar membimbing, mengarahkan dan memberi masukan dalam penulisan disertasi ini sehingga disertasi ini dapat terselesaikan. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Zainun Kamal, MA, Prof Dr. Yunasril Ali, M.A, dan Prof. Dr. Abuddin Nata, MA, Prof. Dr. Amsal Bachtiar, M.A., Prof. Dr. Ahmad Rodoni, Prof. Didik J. Rachbini, Ph.D, MSc, Prof. Dr. Huzaimah Tahido Yanggo, M.A, Prof. Dr. Uswatun Hasanah, MA, Dr. Asep Saepudin Jahar, MA yang telah membaca, mengoreksi dan menguji disertasi ini baik pada saat verifikasi menjelang ujian-ujian maupun pada saat proposal, Work in Progress I-IV sampai dengan Ujian Pendahuluan Disertasi, semoga Allah membalas kebaikan bapak-ibu semua.

Ucapan terimakasih yang tidak terhingga juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Suwito, M.A., Dr. Yusuf Rahman, M.A., Dr. Fuad Jabali, M.A., Dr. Anwar Abbas, MM, yang telah banyak memberi arahan dan bimbingan dalam penulisan disertasi ini semenjak penulisan proposal hingga selesainya penulisan disertasi ini. Semua dosen Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mentransfer ilmu selama perkuliahan. Seluruh karyawan/karyawati sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang membantu administrasi demi kelancaran perkuliahan penulis. Kepala perpustakaan sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mempermudah dalam mengakses referensi demi kelancaran penulisan disertasi ini.

Rasa hormat yang tak terhingga juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda almarhum Wasrap Hadi dan Ibunda Hj. Susilah, kakak penulis Roni Susetyo, SE, adik penulis Ir. Priyo Hertoto, MM dan Yudi Hartono, MBA yang selalu memberi dukungan kepada penulis dalam penyelesaian disertasi ini. Penulis juga mengucapkan beribu terima kasih kepada mertua penulis, Bapak Muhammad Sabir dan Ibu Mardiana atas doa dan dukungan moril yang selalu menyertai dalam menyelesaikan disertasi ini.

Page 4: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

iv  

Disertasi ini dapat diselesaikan juga berkat cinta dan kasih sayang yang begitu besar serta pengorbanan belahan jiwaku Dr. Gusniarti, MA, yang selalu menghibur dan memberikan dukungan di saat saat sulit dalam menyelesaikan disertasi ini. Engkau telah memberikan energi cinta sejati di saat saat aku sangat membutuhkan dan maaf jika aku belum bisa menjadi suami dan imam yang baik.

Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada sahabat sahabat penulis khususnya Syafrudin Anhar, SE, MM, Muslih Ansori Wahid dan lain lain yang telah banyak memberikan dukungan dan sharing ilmu dalam penyelesaian disertasi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan disertasi, untuk segala kritik dan saran penulis ucapkan terimakasih. Mudah-mudahan segala amal dan keikhlasan semua pihak yang membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung akan dibalas Allah dengan balasan yang berlipat ganda.

Ciputat, Januari 2015

Trisiladi Supriyanto 

Page 5: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

 v 

Page 6: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

vi  

Page 7: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

 vii 

Page 8: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

viii  

Page 9: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

 ix 

Page 10: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

x  

Page 11: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

 xi 

Page 12: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xii  

Page 13: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

 xiii 

Page 14: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xiv  

Page 15: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xv  

ABSTRAK

Kesimpulan besar disertasi ini adalah bahwa konsep rate of profit yang diaplikasikan pada bank syariah belum sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dalam menciptakan harga pembiayaan yang rendah, berkeadilan dan stabil sehingga belum menghasilkan distribusi pendapatan yang berkeadilan baik kepada nasabah dana, bank dan nasabah pembiayaan sesuai tujuan ekonomi Islam dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Disertasi ini menolak pendapat Muhammad Taqi Usmani, Sheikh Nizam

Yacoubi, Imam Tanthawi dan Mahmoud El-Gamal, yang membolehkan penggunaan suku bunga yang bersifat ribawi sebagai benchmark, antara lain LIBOR (London Interbank Offered Rate) dalam penentuan rate of profit di bank syariah. Mengkonstruksikan dan menemukan konsep rate of profit sebagai instrument distribusi pengganti konsep bunga (rate of interest) dalam sistem ekonomi Islam sangat penting untuk menciptakan standarisasi metodologi penentuan rate of profit dan benchmark yang Islami di bank syariah. Disertasi ini mendukung pendapat Muhammad Uzair, Metwally, Umar Chapra, Nejatullah Siddiqi<, Hossein Askari, Zamir Iqbal, Iraj Toutounchian dan Abbas Mirakhor yang berpendapat bahwa rate of profit dengan sistem bagi hasil dapat menciptakan keadilan distributif dalam pendapatan dan kekayaan masyarakat.

Sumber data primer yang digunakan diperoleh dari buku-buku dan journal-

journal international. Buku-buku yang menjadi data primer adalah : (1) Wahbah al-Zuhaili, Al-Mu‘a>malah al-Ma>liyyah al-Mu‘a>s}irah,; (2) Ali Ahmad al-Nadwi>, Jamharah al-Qawa>‘id al- Fiqhi>yah fi> al-Mu’amala>t al-Ma>li>yah; (3) Sayyid Sa>biq, Fiqh al-Sunnah; (4) Ibn Rushd, Bida>yah al-Mujtahid wa Niha>yah al-Muqtasid; (5) Kadim As} S{adr, Money and Monetary Policies in Early Islamic Period (6) Masudul Alam. Choudhury, Generalized Theory of Islamic Development Financing ;(7) Umer Chapra, “Monetary Management in an Islamic Economy, “Islamic Economic Studies Journal”, (8) Mokhtar M. Metwally, Teori dan Model Ekonomi Islam, trans. Husein Swait (9) Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10) Ali Ahmad al-Nadwi>, Jamharah al-Qawa>‘id al- Fiqhi>yah fi> al-Mu’amala>t al-Ma>li>yah ;(11) Muhammad Taqi Usmani, An Introduction to Islamic Finance (12) Mohsin S. Khan and Abbas Mirakhor, “The Financial System and Monetary Policy in an Islamic Economy”, dan lain-lain

Selain itu, data sekunder yang diperoleh melalui hasil pengolahan data pihak

kedua dan penelitian lapangan baik berupa data kualitatif maupun kuantitatif di Bank Syariah seperti Bank Syariah Mandiri memperkuat analisa empiris terhadap konsep rate of profit pada disertasi ini . Data sekunder diperoleh dari : Peraturan Bank Sentral , Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri, Laporan Distribusi Bagi Hasil, Dokumen di Lembaga Keuangan Syariah

Page 16: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xvi  

Metode analisis penelitian ini utamanya menggunakan documentary research (documentary analysis), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa data atau fakta yang disusun secara logis dari berbagai data baik primer maupun sekunder. Metode analisis lainnya adalah metode survey (survey analitik), yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan maksud untuk menarik kesimpulan guna mendapatkan arti yang lebih jauh yang tersembunyi di balik data. Selanjutnya dari kedua metode ini melalui penelitian secara deskriptif dan inferensial, penulis memformulasikan konsep “rate of profit ” secara matematis agar bisa digunakan secara operasional baik secara makro (dalam sistem moneter) maupun secara mikro (dalam sistem keuangan Islam) sebagai solusi agar aplikasi rate of profit ini dapat mewujudkan keadilan ekonomi (equitable distribution of income) dan kemakmuran masyarakat (equitable distribution of wealth).

Page 17: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xvii  

ABSTRACT

Major conclusions of this dissertation is that the concept of rate of profit on Islamic banks have not been applied in accordance with the principles of sharia in creating low financing rates, equitable and stable so as it doesn’t produce an equitable distribution of income both to the customer funds, banks and financing customers to the purpose of Islamic economics in the public welfare.

This dissertation argues against the idea of Muhammad Taqi Usmani, Sheikh

Nizam Yacoubi, Imam Tanthawi and Mahmoud El-Gamal, which allows the use of interest rate as a benchmark, such as LIBOR (London Interbank Offered Rate) in the determination of the rate of profit in Islamic banks. Constructing and finding the concept of rate of profit as a substitute distribution instrument concept of interest in the Islamic economic system is essential for creating a standardized methodology of determining the rate of profit and the Islamic benchmark in Islamic banks.

This dissertation supports the opinion of Muhammad Uzair, Metwally, Umar

Chapra, Nejatullah Siddiqi <, Hossein Askari, Zamir Iqbal, Iraj Toutounchian and Abbas Mirakhor who found the rate of profit can create distributive justice in income and wealth of society.

The primary data source used were obtained from books and international

journals. The books which became the primary data are: (1) Wahbah al-Zuhaili, Al-Mu'a> instead of al-Ma> liyyah al-Mu'a> s} irah,; (2) Ali Ahmad al-Nadwi>, Jamharah al-Qawa> 'id al Fiqhi> yah fi> al-Mu'amala> t al-Ma> li> well; (3) Sayyid Sa> biq, Fiqh al-Sunnah; (4) Ibn Rushd, Bida> yah al-Mujtahid wa Niha> yah al-Muqtasid; (5)} S {Kadim As adr, Money and Monetary Policies in Early Islamic Period (6) Natural Masudul. Choudhury, Generalized Theory of Islamic Development Financing; (7) Umer Chapra, "Monetary Management in an Islamic Economy," Journal of Islamic Economic Studies", (8) Mokhtar M. Metwally, Theories and Models of Islamic Economics, trans. Hussein Swait (9) Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10) Ali Ahmad al-Nadwi>, Jamharah al-Qawa> 'id al Fiqhi> yah fi> al-Mu'amala> t al-Ma>li>yyah; (11) Muhammad Taqi Usmani, An Introduction to Islamic Finance (12) Mohsin S. Khan and Abbas Mirakhor, "The Financial System and Monetary Policy in an Islamic Economy", and others

In addition, the secondary data obtained from the results of the second data

processing and field research in the form of qualitative and quantitative data like Bank Syariah Mandiri Bank strengthen the empirical analysis of the concept of rate of profit in this dissertation. Secondary data were obtained from: Regulation of the Central Bank, Bank Syariah Mandiri Financial Statements, Profit Distribution Report, and Document on Islamic Financial Institutions.

Page 18: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xviii  

This study analyzes the main method uses documentary research (documentary analysis), the research done by analyzing the data or facts that are logically composed from a variety of data both primary and secondary. Other analytical method is a survey method (analytical survey), i.e the research activities carried out with the intention to draw conclusions in order to gain further meaning hidden behind the data. Furthermore, both of these methods through research is descriptive and inferential, the author formulate the concept of "rate of profit" mathematically to be used operationally both macro (in the monetary system) and micro (in the Islamic financial system) as a solution for the application rate of this profit which can realize economic justice (equitable distribution of income) and the prosperity of society (equitable distribution of wealth).

Page 19: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xix  

البحث ملخص

مع یتفق ال اإلسالمي البنك في الربح معدل فكرة أن البحث ھذا نتیجة أثبتت

إلى یؤدي وذلك. والمستقر والمستوي الضعیف اإلنفاق سعر إیجاد في الشریعة األسس

في االجتماعیة الرفاھیة إیجاد في اإلسالمي االقتصاد أغراض مع یتماشى الذي العدل عدم

.العمالء تمویل أم البنك أم العمالء ألموال أكان سواء الدخل توزیع

Nizam Yacoubi یعقوب نظام والشیخ عثماني تقي محمد رأي یرد البحث وھذا

الربوي الفائدة سعر استفادة إباحة إلى ذھبوا الذین الجمال ومحمود الطنطاوي واإلمام

. اإلسالمي البنك في الربح معدل إثبات في لندن بنوك بین الفائدة معدّل ومنھا كالمؤشر،

االقتصاد نظام في الفائدة لسعر البدیلة التوزیع كأداة الربح معدل فكرة وإیجاد صیاغة إن

المبنیین والمؤشر الربح معدل إثبات في منھج معیار إلیجاد وذلك. للغایة مھم اإلسالمي

عذیر محمد رآه ما البحث ھذا ویؤكد. اإلسالمیة البنوك في اإلسالمیة األسس على

عسكري وحسین صدیقي هللا ونجاة Umar Chapra تشافرى وعمرMetwalli ومیتوالي

معدل أن من میراخور وعباس Iraj Toutounchian توتوىتشیان وعراج إقبال وزمیر

.االجتماعیة والثروة التوزیع في العدل یوجدا أن یمكن والمضاربة الربح

المعاملة. 1 وھي العالمیة والمجالت الكتب من األولیة البیانات جمع تم وقد

لعلي المالیة المعامالت في الفقھیة القواعد جمھرة. 2 الزحیلي، لوھبة المعاصرة المالیة

الرشد، البن المقتصد ونھایة المجتھد بدایة. 4 السابق، للسید السنة فقھ. 3 الندوي، أحمد

5. Money and Monetary Policies in Earl Islamic Period 7 ، الصدر لخادم.

Monetary Management in an Islamic Economy تشافرا لعمر Umer Chapra،8.

Teori dan Model Ekonomi Islam,trans (میتوالي. م لمختار) سویت ترجمة،حسین

Page 20: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xx  

Mokhtar M. Metwally،9. Issues in Islamic Bangking 10 صدیقي، هللا لنجاة. An

Introduction to Islamic Finance 11 عثماني، تقي لمحمد. The Financial System

and Monetary Policy in an Islamic Economy وما میراخار وعباس خان. س لمحسن

.ذلك إلى

الطرف من البیانات معالجة خالل من علیھا الحصول تم التي الثانویة والبیانات

كالبنك اإلسالمیة البنوك في نوعیة أم كیفیة البیانات أكانت سواء المیدانیة والدراسة الثاني

. البحث ھذا في الربح معدل لفكرة التجریبي التحلیل تؤكد Mandiri ماندیري اإلسالمي

اإلسالمي للبنك المالیة قسم وتقاریر المركزي البنك نظم من الثانویة البیانات جمع تم وقد

.الشریعة المالیة مؤسسة في الموجودة والوثائق المضاربة توزیع وتقاریر ماندیري

بحث وھو الوثائقیة الدراسة منھج فھو البحث ھذا في المستخدم المنھج وأما

أن إلى باإلضافة وذلك. ثانویة أو أولیة كانت سواء علمیا ترتیبا المرتبة للبیانات تحلیلي

على للحصول االستنتاج إلى یرمى بحث وھو المسحیة الدراسة منھج أیضا یستخدم البحث

خالل ومن المنھجین خالل من الباحث ویصوغ. البیانات في یكمن الذي المضمون

الناحیة من إما عملیا استخدامھا لیتم الربح معدل فكرة واالستنتاجي الوصفي البحث

ولیكون) اإلسالمي المال نظام في( الدقیقة الناحیة من وإما) المالي النظام في( الموسعة

.االجتماعیة والرفاھیة الدخل توزیع في العدل خلق في حالّ الربح معدل تنفیذ

Page 21: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xxi  

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

b  =   ب

t  =   ت

th  =    ث

j  =    ج

h{  =    ح

kh  =   خ

d  =   د

dh  =   ذ

 r  =   ر

 

z  =   ز

s   =   س

sh  =   ش

s{   =   ص

d{   =   ض

t{  =   ط

z{  =   ظ

‘  =   ع

gh  =  غ

 

 f  =   ف

q  =   ق

k  =   ك

 l  =   ل

m  =   م

 n  =   ن

h  =   ه

w  =   و

 y  =   ي

Pengecualian Transliterasi

Adalah kata-kata bahasa Arab yang telah lazim digunakan di dalam bahasa Indonesia

dan menjadi bagian dalam bahasa Indonesia, seperti kata salat tidak ditransliterasi

dengan “salah” kecuali menghadirkannya dalam konteks aslinya.

Page 22: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xxii  

Page 23: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xxiii  

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................ i KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. iii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .................................................................................. v PERSETUJUAN PROMOTOR I ......................................................................................... vii PERSETUJUAN PROMOTOR II ........................................................................................ ix PERSETUJUAN HASIL UJIAN PENDAHULUAN .......................................................... xi BERITA ACARA SIDANG UJIAN DOKTOR ................................................................... xiii ABSTRAK ........................................................................................................................... xv

Abstrak (Indonesia) .......................................................................................... xv Abstrak ( Inggris) .............................................................................................. xvii Abstrak (Arabic) ............................................................................................... xvix

PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................................................... xxi DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xxiii DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xxvii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xxxi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 23 C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 24 D. Perumusan Masalah ................................................................................. 24 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian. .............................................................. 25 F. Metodologi Penelitian ............................................................................. 26 G. Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................................ 29 H. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 31 I. Sistematika Penyusunan laporan Penelitian. .......................................... 35

BAB II DISKURSUS KONSEP RATE OF PROFIT, RATE OF INTEREST

(BUNGA) DAN RIBA PERSPEKTIF EKONOMI KONVENSIONAL ........ 37

A. Riba Perspektif Ekonomi Konvensional ................................................. 38 B. Diskursus Rate of Interest dalam Ekonomi Konvensional ..................... 43 C. Kelemahan Teori Bunga Secara Ilmiah .................................................. 55 D. Diskursus Rate of Profit Perspektif Ekonomi Konvensional. ............... 62

BAB III DISKURSUS RATE OF PROFIT PERSPEKTIF FIKIH DAN EKONOMI ISLAM .................................................................... 81

A. Konsep Rate of Profit Perspektif Fikih .................................................... 81 1. Konsep Harga yang Adil Perspektif Fikih. ....................................... 84 2. Konsep Keuntungan yang Adil Perspektif Fikih ............................... 89 3. Konsep Keuntungan yang Ribawi dalam Perspektif Fikih ................ 92

B. Konsep Rate of Profit Perspektif Ekonomi Islam .................................... 102 1. Modifikasi dari teori CAPM (Capital Asset Pricing Model ) ............ 109 2. Menggunakan Benchmark .................................................................. 111

C. Diskursus Rate of Profit Perspektif Ekonomi Islam.............................. 124

Page 24: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xxiv  

D. Konsep Riba dan Rate of Profit Perspektif Pemikir Muslim Modermist dan Konservatif. ..................................................................... 137

BAB IV HUBUNGAN RATE OF PROFIT DENGAN STABILITAS

KEUANGAN DI BANK SYARIAH DAN PENGARUHNYA PADA EKONOMI MAKRO ...................................................................................... 145 A. Peran Rate of Profit dalam Stabilitas Keuangan Syariah yang Diukur

dari Net Margin dalam Asset Liability Management Bank ..................... 145 B. Management Rate of Profit untuk Menciptakan Distribusi Pendapatan

yang Berkeadilan (Equitable Distribution Of Income) dalam Investasi pada Bank Syariah .................................................................................... 168

C. Peran Rate of Profit dalam Stabilitas Pasar Keuangan yang Diukur dari Volatilitas Nilai Asset Keuangan Syariah ......................................... 174 1. Penggunaan Income Smoothing tanpa Cadangan PER (Profit

Equalization Reserve) ........................................................................ 182 2. Penggunaan Income Smoothing dengan Cadangan PER (Profit

Equalization Reserve) ........................................................................ 183 D. Studi Empiris Kestabilan Keuangan di Bank Syariah dalam

Pengelolaan Asset Liability ...................................................................... 185 E. Analisis Fikih: Peran Penggunaan Riba al-Fad}l, Maysir dan Gharar

dalam Rate of Profit pada Bank Syariah yang Menyebabkan Ketidakstabilan Pendapatan yang Adil .................................................... 189

BAB V APLIKASI RATE OF PROFIT DALAM EKONOMI MIKRO:

PENENTUAN IMBAL HASIL PADA PEMBIAYAAN SYARIAH . 199

A. Menentukan Harga Rate of Profit pada Bank Syariah. 199 1. Penentuan Rate of Profit yang Bersifat Pasti dalam Akad

Pertukaran dan Perbandingannya dengan Bunga yang Bersifat Tetap ................................................................................................. 206

2. Teknik Penentuan Rate of Profit yang Bersifat Tidak Pasti Pada Akad Kerjasama dengan Nisbah Bagi Hasil ..................................... 221

B. Perbedaan Konsep Rate of Profit dan Rate of Interest dalam Aplikasinya pada Bank Syariah dan Konvensional ................................ 226 1. Perbedaan Konsep Rate of Profit dan Rate of Interest dalam

Aplikasinya pada Bank Syariah dan Konvensional dalam Transaksi Jangka Pendek .................................................................. 227

2. Perbedaan Konsep Rate of Profit dan Rate of Interest dalam Aplikasinya pada Bank Syariah dan Konvensional dalam Transaksi Jangka Panjang ................................................................. 237

3. Perbedaan Konsep Rate of Profit dan Rate of Interest dalam Aplikasinya pada Kartu Kredit Syariah dan konvensional .............. 241

C. Mengelola Risiko Rate of Profit pada Bank Syariah .............................. 244 1. Metode Mitigasi Risiko Pasar pada Bank Syariah dengan Metode

Penyesuaian Rate of Profit sesuai dengan Business Cycle-nya (Maturity adjusted Gap management).............................................. 245

2. Metode Mitigasi Risiko Pasar pada Bank Syariah dengan Metode Duration Gap .................................................................................... 253

Page 25: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xxv  

BAB VI PENUTUP ........................................................................................................ 261

A. Kesimpulan .............................................................................................. 261 B. Rekomendasi ............................................................................................. 264

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 267 GLOSSARY ......................................................................................................................... 283 INDEKS KATA .................................................................................................................... 293 INDEKS AL-QUR’AN ......................................................................................................... 305 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................................... 309 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ 313

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xxvi  

 

Page 27: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xxvii  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbedaaan Akad dengan Variasi Rate of Profit pada Bank Sentral di Negara-Negara Islam ........................................................ 9 Tabel 2.1 Variasi Jenis Bunga pada Masa Yunani ................................ 38 Tabel 2.2 Jenis Bunga pasa Masa Romawi ............................................ 38 Tabel 2.3 Tiga Periode Proses Pembolehan Bunga oleh Pemuka

Agama Kristen ....................................................................... 39

Tabel 2.4 Pemetaan Teori Suku Bunga Ekonom Konvensional ........... 54

Tabel 2.5 Pengaruh Faktor terhadap Struktur Suku Bunga Surat Berharga ................................................................................. 58

Tabel 2.6 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil .......................................... 67 Tabel 2.7 Diskursus Rate of profit Perspektif Ekonomi

Konvensional ......................................................................... 72 Tabel 3.1 Perbandingan Riba dan Bunga ............................................... 100 Tabel 3.2 Pemetaan Pemikiran Ekonomi Muslim tentang Rate

of Profit ................................................................................ 134 Tabel 4.1 Pengaruh Suku Bunga dan Gap Asset-Liability

terhadap Net income Bank ................................................... 155 Tabel 4.2 Teori Sumber dan Penggunaan Dana di Bank Syariah.......... 157 Tabel 4.3 Neraca Ideal Bank Syariah Berdasarkan Jangka

Waktu..................................................................................... 159 Tabel 4.4 Akad dan Jangka Waktu ......................................................... 162

Tabel 4.5 Distribusi Bagi Hasil Di Bank Syariah Mandiri Periode: Juni 2009 ................................................................. 172

Tabel 4.6 Daftar Harga Obligasi Syariah Negara per tanggal 4 Juni 2010 ................................................................................ 178

Tabel 4.7 Teknik Perhitungan Nisbah antara Nasabah dan Bank Syariah ................................................................................... 173

Page 28: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xxviii  

Tabel 5.1 Teknik Penentuan Interest Rate di Bank Konvensional ......................................................................... 202

Tabel 5.2 Teknik Penentuan Rate of Profit di Bank Syariah ................ 204

Tabel 5.3 Perbandingan Perhitungan Margin di Bank Syariah dan Bunga Tetap di Bank Konvensional ............................... 211

Tabel 5.4 Hypotetical Example Teknik Perhitungan Rate of Profit/Margin yang bersifat Tidak Pasti pada Transaksi Mud}a>rabah. ........................................................... 222

Tabel 5.5 Teknik Perhitungan Expected Rate of Profit/Return pada Transaksi Mud}a>rabah .................................................... 223

Tabel 5.6 Teknik Penentuan Nisbah pada Transaksi Muda>}rabah dengan Rate of Profit yang Tidak Pasti ............................... 225

Tabel 5.7 Struktur Rate of Interest (Suku Bunga) pada Transaksi Kredit Bank Konvensional .................................... 228

Tabel 5.8 Struktur Rate of Profit (Margin) pada Transaksi Mura>bah}ah Bank Syariah ...................................................... 229

Tabel 5.9 Pertumbuhan 10.000 Unit Uang setelah 50 Tahun dengan tingkat suku bunga yang Berbeda-beda .................... 236

Tabel 5.10. Kredit Pemilikan Rumah di Bank Konvensional dengan rate of interest 8 % Jangka Waktu 30 tahun ............. 238

Tabel 5.11 Pembiayaan Pemilikan Rumah dengan Akad Musha>rakah Mutana>qis}ah (MMQ) dengan Rate of profit berupa sewa dengan equivalent rate 8 % jangka waktu 30 tahun ...................................................................... 238

Tabel 5.12 Praktek Perhitungan Bunga Kredit di Bank Konvensional ......................................................................... 242

Tabel 5.13 Perbandingan Pembebanan Bunga pada Kartu Kredit Bank Konvensional di BNI Konvensional dan Pengenaan Rate of Profit (Ujrah) pada Transaksi Kartu Kredit Syariah di BNI Syariah (Hasanah Card) .......... 243

Tabel 5.14 Profil Penyesuaian Rate of profit(Interest) di Bank (Repricing Profile) ................................................................. 248

Tabel 5.15 Laporan Profil Sensitivitas Rate (of Profit) secara Aggregat ................................................................................. 249

Tabel 5.16 Profil Pendapatan Bersih Bank dengan asumsi variable pasar tidak berubah .................................................. 250

Tabel 5.17 Profil Pendapatan Bersih Bank dengan Asumsi Variable Pasar Berubah Naik 1% .......................................... 250

Page 29: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xxix  

Tabel 5.18 Profil Pendapatan Bersih Bank dengan Berbagai Skenario Perubahan Variable Pasar ....................................... 251

Tabel 5.19 Metode Eliminasi Riba dan Maysir dalam Rate of Profit ........................................................................ 255

Tabel 5.20 Perbedaan Rate of Profit dan Rate of Interest ...................... 256

Page 30: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xxx  

Page 31: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xxxi  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Flow Chart Pembahasan Disertasi ................................... 31

Gambar 2.1 Redefinisi Bunga oleh Para Sarjana Kristen Abad XII-XVI ............................................................................. 40

Gambar 2.2 Medieval Contractum Trinius (Pada Abad Pertengahan) .................................................................... 41

Gambar 3.1 Kategori Riba ................................................................... 101

Gambar 3.2 Rate of profit pada Akad Syariah .................................... 104

Gambar 3.3 Patokan Rate of profit dalam pembiayaaan

Syariah .............................................................................. 123

Gambar 3.4 Pemetaan Ekonom Muslim dalam Rate of Profit ............. 137

Gambar 3.5 ‘Illat Pelarangan Riba Secara Makro dan Mikro ............... 139

Gambar 3.6 Flow Chart Pelarangan Riba dalam Sektor

Moneter ............................................................................ 141

Gambar 4.1 Teknik Seleksi Akad Investasi untuk Menghindari Praktek Riba (Penambahan Rate of Profit tanpa ‘Iwad) ................................................................................ 162

Gambar 4.2 Teknik Seleksi Akad untuk Pembiayaan Modal Kerja Secara Syariah ......................................................... 163

Gambar 4.3 Teknik Seleksi Akad untuk Pembiayaan Konsumtif Secara Syariah ................................................ 164

Gambar 4.4 Prinsip Bagi Hasil Usaha di Bank Syariah ....................... 169

Gambar 4.5 Distribusi Hasil Usaha berdasarkan Revenue dan Profit Loss Sharing ........................................................... 170

Gambar 4.6 Proses Pembentukan Dana Cadangan Profit Equalization Reserve untuk Menutupi Kerugian karena Ketidakstabilan Net Margin/Income .................... 184

Gambar 4.7 Rate of Profit Bank Syariah Mandiri .............................. 186

Gambar 4.8 Tren suku Bunga SBI Periode 2004-2009 ........................ 187

Gambar 4.9 Perbandingan Suku Bunga SBI dan Rate of Profit Bank Syariah Periode 2004-2009 ..................................... 187

Gambar 4:10 Perbedaan antara Ghorm dan Ghara>r ................................ 195

Page 32: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

xxxii  

Gambar 5.1 Analisa Mas}lah}ah Metode Annuitas dengan konsep Time Value of Money ....................................................... 233

Gambar 5.2 Analisa Maslahah Metode Proporsional dengan Konsep Economic Value of Time .................................... 234

Gambar 5.3. Siklus Suku Bunga dan Waktu Repricing Asset-Liability ………………………………………... .............. 252

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 33: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

1  

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelarangan riba di dalam Al-Qur’an dan sebagai gantinya dihalalkannya jual-beli1 memerlukan konsep yang aplikatif sebagai konsekuensi penghapusan bunga dalam penerapannya pada sistem ekonomi Islam. Konsep aplikatif pengganti bunga ini di dalam Al-Qur’an disebutkan diperoleh dari jalan perniagaan tanpa adanya penganiayaan2, sedangkan di dalam literatur ekonomi Islam, antara lain disebut sebagai (expected) rate of profit 3atau tingkat keuntungan. Beberapa ekonom konvensional menyebutnya sebagai rate of profit seperti Von Neumann dan Pierro Sraffa, marginal rate of profit dalam konsep Thornton, dan Wicksell menyebutnya sebagai natural rate of profit. Secara konsep pemikiran, terjadi perbedaan pandangan di kalangan ekonom konvensional maupun Islam. Dalam tataran aplikasi konsep rate of profit sebagai pengganti konsep bunga sangat penting, mengingat pengelolaan kebijakan sistem keuangan syariah saat ini, baik di tingkat makro maupun mikro masih belum memiliki konsep yang jelas.

Pada tingkat makro, aplikasi rate of profit misalnya pada bank sentral di negara-negara yang telah menerapkan sebagian sistem ekonomi Islam atau sistem perbankan ganda (dual banking system)4 atau seluruhnya sistem ekonomi Islam (single economic system)5

                                                            1 QS. Al Baqarah (2): 275 2 QS. Annisa’ (4) : 29 3M.A. Choudury, Generalized Theory of Islamic Development

Financing (London: The Edwin Mellen Press, 1997), 47. 4Negara-negara yang menerapkan dual banking system di mana

keberadaan lembaga keuangan syariah berdampingan dengan lembaga keuangan konvensional (dualisme sistem) seperti Malaysia, Indonesia, London dan lain lain. Lihat Ibrahim Warde, Islamic Finance in the Global Economy (Edinburgh: Edinburgh University Press, 2000), 112-113.

5Pakistan, Iran dan Sudah merupakan pelopor negara yang menjalankan lembaga keuangannya secara total atau single banking system. Lihat Ibrahim Warde, Islamic Finance in the Global Economy 112-113.

Page 34: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

2  

penerapannya berbeda-beda.6 Bank-bank sentral tersebut ternyata menggunakan akad-akad yang berbeda dalam menciptakan dan menggunakan instrumen pengendalian moneternya.

Di Sudan, bank sentralnya menggunakan prinsip Musha>rakah Negara (prinsip kerjasama) melalui instrument keuangan yang dikenal sebagai Government Musha>rakah Certificate (GMCs), Central Bank Musha>raka Certificates (CMCs) dan Government Investment Certificates (GICs)7 yang berjangka waktu 1-2 tahun, dan GICs yang setara dengan Obligasi (Sukuk) Pemerintah yang berjangka waktu di atas 3 tahun.

Tidak jauh berbeda dengan Sudan, akad musha>rakah8 juga di gunakan di Pakistan di samping akad atau prinsip mud}a>rabah9. Bank Sentral Pakistan menggunakan instrument keuangan dengan prinsip musha>rakah yaitu Participation Term Certficates (PTCs), Certificates of Musharaka (COMs) dan Term Finance Certificates (TFCs) yang berjangka waktu panjang dan Mud}a>rabah Certificates10 dengan akad mud}a>rabah muqayyadah. Sedangkan di Iran, antara lain juga menggunakan akad mud}a>rabah yang dikenal dengan nama National Participation Paper (NPP).11                                                             

6Lihat Mohsin S. Khan and Abbas Mirakhor, The Framework and Practice of Islamic Banking: Theoritical Studies in Islamic Banking and Finance (North Haledon :Islamic Publication International, 1987), 1.

7Lihat Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), 150.

8Musha>rakah atau syirkah adalah akad antara dua orang yang berserikat pada pokok harta dan keuntungan. Lihat Sayyid Sa>biq, Fiqh al-Sunnah, Jilid ke-3, 294.

9Ulama Hanabilah mendefinisikan mud}a>rabah dengan “Memberikan harta untuk perdagangan kepada orang lain dan keuntungan (dibagi) pada keduanya”. Lihat Ibnu Qudamah, al-Mughni (Kairo: Da>r al-Manar, 1367H), Jilid 5, 124. Ulama Malikiyah mendefinisikan “Pemodal memberikan uang dalam jumlah tertentu dan diketahui kepada pedagang dengan (memberikan) bagian dari keuntungan (yang diperolah)”. Lihat Al-Khatib al-Syaibani, Mughni al-Mukhtaj (Bayru>t: Da>r al-Fikr, 1994), Jilid ke-2, 209. Ulama Hanafiyah mendefinisikan “Akad kerja sama untuk mencari keuntungan di mana modal dari pemiliknya dan kerja dari pihak pengusaha”. Lihat Hasyiayah ibn ‘Abidin, Rad al-Mukhtar (Bayru>t: Da>r al-Fikr, tth), jilid ke-5, 645. Kemudian Ulama Syafi’iyah mendefinisikan “Akad yang menghendaki Seseorang memberikan harta kepada orang lain untuk diperdagangkan dan keduanya mendapat bagian keuntungan yang disepakati bersama. Lihat Abdurrahman al Jaziri, Kitab al Fiqh ‘ala> al Maza>hib al Arba’ah (Bayru>t: Da>r al Kutub al ‘Ilmiyah, 1990), Juz. III, 42.

10Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, 179. 11Hossein Askari, Zamir Iqbal and Abbas Mirakhor, New issues in

Islamic Finance and Economics : Progress and Challenges (Singapore: John Wiley &Sons (Asia) Pte.Ltd., 2009), 183.

Page 35: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

3  

Malaysia menggunakan akad-akad yang lebih bervariasi yaitu instrumen keuangan syariah yang digunakan Bank Negara Malaysia Mud{a>rabah Money Market Operation dengan jangka waktu di bawah 1 tahun12, Bank Negara Monetary Notes (BNMN) dengan akad mura>bah}ah komoditi dengan jangka waktu 1-12 bulan, Malaysian Islamic Treasury Bills (MITB) dengan akad bay‘ al-‘inah yang setara dengan Treasury Bills yang dikeluarkan Federal Reserve dengan jangka waktu 1-2 tahun, Government Investment Issues dengan akad bay‘ al-‘inah dengan jangka waktu sampai 3 tahun, Sukuk Bank Negara Malaysia Ijarah (SBNMI) dengan akad ija>rah berjangka waktu panjang (di atas 5 tahun) dengan harga-sewa yang ditentukan fixed atau variable setiap 6 bulan sekali13. Jadi variasi akad yang digunakan di Malaysia yaitu mud{a>rabah, mura>bah}ah14, bay‘ al-‘inah dan ija>rah.

Di Indonesia, Bank Indonesia saat ini menggunakan instrument keuangan syariah dengan akad ju‘a>lah15 untuk instrument pengendalian moneter, yaitu Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)16. Akad ju‘a>lah ini digunakan setelah sebelumnya Bank Indonesia menggunakan akad wadi>‘ah17 pada instrument Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) yang saat ini sudah tidak digunakan lagi18. Sebelumnya, dalam penentuan rate SWBI digunakan sistem bonus dengan hasil bonus yang mendekati

                                                            12Saiful Azhar Rosly, Islamic Interbank Money Market : Critical Issues

on Islamic Banking and Financial Markets (Kuala Lumpur :Dinamas Publishing, 2005), 595-601.

13Mohd Azmi Omar, Muhammad Abduh dan Raditya Sukmana. Fundamentals of Islamic Money and Capital Markets (Singapore: John Wiley & Sons Singapore Pte. Ltd, No Year), 60.

14Mura>bah}ah adalah jual beli dengan harga pokok ditambah dengan keuntungan yang diketahui. Lihat Ibn Quda>mah, al-Mugni, (Kairo: Maktab al-Qa>hirah, 1968), Juz ke-4, 199.

15Ju’a>lah adalah janji memberikan imbalan tertentu atas pencapaian hasil yang telah ditentukan dari suatu pekerjaan. Seperti reward bagi orang yang mengembalikan property atau binatang yang hilang. Lihat Mohd. Ma’sum Billah, Modern Transaction Under Shariah (Selangor: Ilmiah Publishers, 2003), 53.

16Rifki Ismal, The Indonesian Islamic Banking: Theory and Practices (Jakarta: Gramata Publishing, 2011), 211-212.

17Wadi>‘ah adalah menempatkan sesuatu bukan pada pemiliknya supaya dijaga atau memberikan kekuasaan kepada orang lain untuk menjaga hartanya. Penjelasan lebih lanjut bisa Lihat Abd al-Rahma>n al-Ja>ziri>, Al-Fiqh ‘ala Maza>hib al-Arba’ah (Bayru>t: Da>r Al-Qalam, t. th), 248.

18Bank Indonesia, “Peraturan Bank Indonesia No. 10/11/PBI/2008 Sertifikat Bank Indonesia Syariah”, http://www.bi.go.id/id/peraturan/moneter/ Pages /pbi_ 101108. aspx (diakses 20 Januari 2013).

Page 36: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

4  

suku bunga rata rata PUAB (Pasar Uang Antar Bank). Suku bunga rata-rata PUAB ini tidak memiliki konsep yang jelas tentang asal usul bonus yang dibagikan kepada perbankan syariah, mengingat Bank Sentral di Indonesia tidak memiliki investasi di pasar keuangan berdasarkan akad syariah.

SWBI diperkenalkan pada Februari 2004 berdasarkan PBI No. 6/7/PBI/200419 sebagai fasilitas penitipan dana jangka pendek bagi BUS dan UUS berdasarkan prinsip wadi>’ah. Berdasarkan prinsip wadi>’ah maka SWBI tidak menjanjikan imbal hasil, namun BI akan memberikan bonus sesuai kebijakan BI, yang berkisar antara 3-4 %. Jenis SWBI hanya ada untuk jangka waktu 1 bulan. Hal ini kontras dengan SBI yang memiliki banyak pilihan jangka waktu dari 1,3, 6 dan 12 dengan bunga 7-8 %, sehingga SWBI dipandang sebagai bentuk unequal treatment. Demikian juga dengan instrument pengganti SWBI yaitu SBIS20 yang menggunakan akad ju‘a>lah.21 Karakter SBI Syariah secara umum disamakan dengan SBI dengan jangka waktu antara 1-12 bulan, penerbitan dengan sistem lelang dan imbal hasil yang sesuai.

Majelis Ulama Indonesia dalam fatwa DSN-MUI menjelaskan bahwa ju‘a>lah adalah janji atau komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan (reward/’iwad/ju’l) tertentu atas pencapaian hasil yang ditentukan dari suatu pekerjaan. 22 Aplikasi akad ju‘a>lah dalam SBIS di

                                                            19Bank Indonesia, “Peraturan Bank Indonesia Nomor : 6/7/Pbi/2004

Tentang Sertifikat Wadiah Bank Indonesia: Gubernur Bank Indonesia. http://www.bi.go.id/id/ peraturan/ arsip- peraturan/ Moneter2004/PBI-6-7-04.pdf (Diakses 20 Januari 2013).

20 Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Lihat Bank Indonesia, “Peraturan Bank Indonesia No. 10/11/PBI/2008 Sertifikat Bank Indonesia Syariah”, http://www.bi.go.id/id/peraturan/moneter/ Pages /pbi_ 101108. aspx (diakses 20 Januari 2013).

21Secara resmi Bank Indonesia telah mengganti SWBI dengan SBI Syariah pada bulan April 2008 berdasarkan PBI No. 10/11/PBI/2008. Lihat Imam Wahyudi dan Fenny Rosmanita, “Pasar Uang Syariah Instrument Formal yang Tak Formal”, dalam Indonesia Shari’ah Economic Outlook (ISEO) 2011 (Jakarta: PEBS-FEUI, 2011), 58. Lihat juga Bank Indonesia, “Peraturan Bank Indonesia No. 10/11/PBI/2008 Sertifikat Bank Indonesia Syariah”, http://www.bi.go.id/id/peraturan/moneter/ Pages /pbi_ 101108. aspx (diakses 20 Januari 2013).

22Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia, “Fatwa”, Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 62/DSN-MUI/XI/2007 tentang Akad Ju‘a>lah, http://www.dsnmui.or.id/index. php?mact= News,cntnt01, detail,0&cntnt01 articleid=64&cntnt01origid =59&cntnt01 detailtemplate=Fatwa &cntnt01 returnid=61 dan Fatwa Dewan syariah Nasiona; Nomor 64/DSN-MUI/XII/2007 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah Ju‘a>lah (SBIS Ju‘a>lah). Lihat Dewan

Page 37: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

5  

mana BI betindak sebagai ja>’il (pemberi pekerjaan) dan bank syariah sebagai maj’ul lah adalah pihak yang menerima pekerjaan dengan obyek/underlying ju‘a>lah (mahal aqd) adalah partisipasi bank syariah untuk membantu BI dalam mengendalikan moneter melalui penyerapan likuiditas dari masyarakat.

SBI Syariah memiliki beberapa perbedaan prinsipil dengan SBI. Selain tidak mempergunakan bunga, SBI Syariah tidak diperdagangkan di pasar sekunder serta bank peserta lelang diwajibkan memiliki FDR (Financing to Deposit Ratio)23 minimal 80%. Dengan karakter seperti ini, SBI Syariah tidak akan mendorong ekspansi moneter dan tetap mendorong intermediasi perbankan. SBI Syariah dengan skim ju‘a>lah terlihat mengandung unsur riba, sebab ada ziya>dah (pertambahan) tanpa adanya ‘iwad} (aktivitas di sektor riil). Obyek akad ju‘a>lah cenderung tidak jelas di mana jasa pihak kedua karena menyimpan dana di SBI Syariah untuk mengontrol moneter24. Sistem imbalan yang digunakan dalam instrument ini adalah hadiah dari hasil lelang SBIS yang ditawarkan kepada bank-bank syariah, dengan dasar akad ju‘a>lah yang diqiyaskan dengan hadith Rasulullah SAW tentang lelang piala raja, yang akan diberikan kepada pemenang lomba.

Perbedaan konsep instrument pengendalian moneter antar negara Islam dan penggantian akad instrument pengendalian moneter di Indonesia, dari wadi>‘ah menjadi ju‘a>lah25, menimbulkan pertanyaan mendasar tentang konsep rate of profit (keuntungan sebagai tambahan yang sah dalam transaksi) sebagai pengganti suku bunga (tambahan yang tidak sah/unlawful gains). Dalam praktek terdapat perbedaan-perbedaan dalam akad dan produk bank syariah, selain memiliki persamaan secara prinsip dan umum. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut antara lain : 1) sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara, 2) aliran                                                                                                                                        Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia, “Fatwa”, http://www.dsnmui.or.id/ index.php?mact= News,cntnt01,detail,0&cntnt01articleid=66&cntnt01origid= 59& cntnt 01detailtemplate=Fatwa&cntnt01returnid=61. (diakses 15 Februari 2014).

23Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio pembiayaan terhadap Dana Pihak Ketiga yang diterima oleh bank. Lihat Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Jakarta: Ghalia Jakarta, 2005), 25. FDR digunakan untuk bank syariah sedangkan untuk bank konvensional digunakan LDR (Loan to Deposit Rasio) yaitu perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. Lihat Slamet Riyadi, Banking Asset and Liability Management (Jakarta: LPFE-UI, 2006), 65.

24 Imam Wahyudi dan Fenny Rosmanita, “Pasar Uang Syariah Instrument Formal yang Tak Formal”, dalam Indonesia Shari’ah Economic Outlook (ISEO) 2011 (Jakarta: PEBS-FEUI, 2011), 58-59.

25 Rifki Ismal, The Indonesian Islamic Banking: Theory and Practices, 211.

Page 38: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

6  

pemikiran atau mazhab yang dianut oleh negara atau mayoritas penduduk muslimnya, 3) kedudukan bank syariah dalam undang-undang dan 4) Pendekatan pengembangan produk yang dipilih26. Dari keempat faktor ini, dalam konteks konsep rate of profit, perbedaan akad dan produk sangat nyata karena masing-masing negara dan penduduknya memiliki mazhab yang berbeda-beda. Negara-negara Muslim di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Indonesia yang menganut mazhab Syafi’i dapat berbeda pendapat dengan negara negara muslim di Timur Tengah yang menganut mazhab Hambali. Sebagai contoh ulama Timur Tengah berpendapat bahwa utang sama dengan uang, sehingga aset keuangan syariah hanya bisa dijual dengan harga yang sama untuk menghindari terjadinya transaksi riba> al-fad}l27. Sementara itu ulama di Malaysia berpendapat bahwa utang adalah sama dengan harta (debt=property). Implikasinya adalah dalam penerapan akad dan produk bank syariah berbeda-beda seperti dipaparkan sebelumnya dalam instrument keuangan di berbagai negara. Perbedaan dalam penerapannya antara lain dibolehkannya penjualan surat berharga syariah di atas pokok (di atas par) atau di bawah pokok (di bawah par).

Penggunaan akad bay‘ al-‘inah (jual beli dalam satu kontrak dengan harga yang berbeda) di Malaysia baik untuk operasi moneter maupun dalam penerbitan sukuk (obligasi syariah) di pasar perdana dibolehkan sementara di negara-negara Timur Tengah dilarang termasuk di Indonesia. Bay‘ al-‘inah merupakan penjualan dua kali di mana peminjam dan orang yang meminjamkan menjual dan kemudian membeli kembali suatu obyek di antara dua pihak tersebut dengan tujuan menjual dengan harga yang lebih tinggi berdasarkan kredit28, dengan hasil bersih berupa rate of profit yang secara fixed dan pasti (fixed dan predetermined) ditentukan di depan. Rate of profit yang bersifat pasti dan fixed ini umumnya menggunakan benchmark bunga (rate of interest).

Rosly dan Sanusi menyimpulkan bahwa dalam upaya mempertahankan struktur dasar obligasi konvensional pada keuangan Islam, yaitu memberikan return (rate of profit-penulis) secara tetap (fixed ) para pakar syariah dan praktisi, bisa saja telah mengaplikasikan hukum-hukum syariah secara salah, di mana implikasinya di Malaysia saat ini menjadi legitimasi bagi penerbitan obligasi Islam dengan menggunakan

                                                            26Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah. (Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada, 2007), 131. 27Riba al-fad}l adalah tukar menukar uang atau jual beli uang dengan

uang (bay al-nuqu>d bi al-nuqu>d) atau makanan dengan makanan. Keharamannya berdasarkan sunnah dan ijma’. Lihat Sayyid Sa>biq, Fiqh al-Sunnah, (Bayru>t: Da>r al-Fikr, 1989), Jilid ke-3, 178.

28Lihat Saiful Azhar Rosly, Critical Issues on Islamic Banking and Financial Markets (Kuala Lumpur: Dinamas, 2005), 445-448.

Page 39: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

7  

akad bay‘ al-‘inah adalah meragukan29. Sementara dalam transaksi di pasar sekunder, sukuk di Malaysia menggunakan akad bay‘ al-dayn30 yang juga dilarang oleh jumhur ulama di Timur Tengah dan di Indonesia31.

Praktek akad tawa>ruk (beli dan jual tunda dengan kontrak yang melibatkan 3 pihak yang berbeda), dibolehkan di Timur Tengah sementara ulama di Indonesia tetap dilarang. Ulama yang membolehkan adalah Abdullah bin Ba>z dan Ibn Ut}aimi>n, sedangkan ulama yang melarang adalah Ibn Taymiyyah dan Abu Hani>fah32. Perbedaan tempat mempengaruhi sudut pandang dan aplikasi di masing-masing negara.

Walaupun perbedaan-perbedaan pada produk, jasa dan instrument keuangan syariah yang sangat divergen, bervariasi dan tidak adanya standard telah difasilitasi oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization of Islamic Financial Institution) dan IFSB (Islamic Financial Service Board) untuk melakukan konvergensi, standarisasi produk dan operasi bank syariah secara internasional, namun menurut penulis perbedaan dalam konsep rate of profit sebagai pengganti rate of interest (suku bunga) dalam penentuan harga produk bank syariah sangat penting untuk disepakati. Kesepakatan sangat diperlukan mengingat perbedaan pandangan tentang penggunaan benchmark rate of profit juga sangat tajam.

Abbas Mirakhor sebagaimana dikutip oleh Emmy Abdul Halim dalam bukunya Global Leaders in Islamic Finance: Industry Milestones an Reflections memberikan contoh bahwa Timur Tengah, Eropa dan Malaysia, menggunakan benchmark LIBOR (London Interbank Offered Rates) secara luas untuk produk produk keuangan syariah di bank syariah. Abbas Mirakhor juga menambahkan bahwa benchmark alternatif atau pengganti bisa saja digunakan dengan syarat bahwa benchmark tersebut harus dapat diterima oleh masyarakat keuangan syariah di negara-negara lain yang menggunakan benchmarknya sendiri.33 Pendapat ini sama dengan pendapat Mahmoud A. El Gamal, yang mengatakan bahwa

                                                            29Saiful Azhar Rosly dan Sanusi Mahmood, “The Application of Bay’al-

inah and Bay‘ al-dayn in Malaysian Islamic Bonds: An Islamic Analysis”, International Journal of Islamic Financial Services, Vol.1, No.2, Jul-Sep 1999 (http://www.islamic-finance.net/Journal.html).

30Lihat Saiful Azhar Rosly, Critical Issues on Islamic Banking and Financial Markets , 435 – 439.

31Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2007), 136.

32Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, 131. 33Emmy Abdul Alim, Global Leaders in Islamic Finance: Industry

Milestones an Reflections (Singapore : John Wiley & Sons, 2014), 157.

Page 40: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

8  

Islamic Benchmark harus memiliki market depth (kedalaman pasar) yang cukup atau likuiditas yang cukup untuk dapat diterima secara luas34. Aspek penggunaan rate of profit dengan menggunakan benchmark yang bersifat absolutely fixed (tetap dalam jangka panjang) dan tidak dilakukan penyesuaian (modifikasi) dengan tolok ukur suku bunga (rate of interest) bank konvensional, mengandung risiko pelaksanaan non-syariah yang bersifat sistemik dan menghilangkan sistem keuangan Islam dengan konsep rate of profit yang sesuai dengan syariah.

Dalam praktek sistem keuangan Islam, terjadi perbedaan pendapat tentang penggunaan akad-akad dalam instrument operasi moneter, yaitu negara-negara dengan instrument moneter dengan rate of profit yang ditentukan di belakang (ex post) dan negara yang menggunakan instrument moneter dengan rate of profit yang ditentukan di depan. Negara-negara yang menerapkan instrumen moneter dengan rate of profit yang ditentukan di belakang (ex-post) seperti yang telah dipaparkan di depan adalah Sudan, Iran dan Pakistan dengan akad musha>rakah dan mud}a>rabah,35 sedangkan negara yang menerapkan instrument moneter dengan rate of profit yang ditentukan di depan (ex ante) adalah Malaysia, yaitu dengan akad bay‘ al-‘inah dan mura>bah}ah36. Menurut penulis, perbedaan penggunaan instrument moneter ini disebabkan perbedaan pandangan tentang efektivitas pengendalian moneter untuk mengatur uang yang beredar. Instrumen dengan rate of profit yang ditentukan di depan dianggap lebih efektif dalam menarik uang yang beredar. Untuk lebih jelasnya bentuk akad dan variasi rate of profit pada bank sentral di negara-negara Muslim dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1.

Perbedaaan Akad dengan Variasi Rate of Profit pada Bank Sentral di Negara-Negara Islam37

                                                            34Mahmoud A. El-Gamal, Islamic Finance: Law, Economics and

Practice (New York: Cambridge University Press, 2006), 77. 35Lihat Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, 179 dan Hossein

Askari, Zamir Iqbal and Abbas Mirakhor, New issues in Islamic Finance and Economics: Progress and Challenges, 183.

36Saiful Azhar Rosly, Islamic Interbank Money Market: Critical Issues on Islamic Banking and Financial Markets, 595-601 dan Mohd Azmi Omar, Muhammad Abduh dan Raditya Sukmana, Fundamentals of Islamic Money and Capital Markets, 60.

37Data diolah penulis dari Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, 17 9 dan Saiful Azhar Rosly, Islamic Interbank Money Market: Critical Issues on Islamic Banking and Financial Markets, 595-601 serta Mohd Azmi Omar,

Page 41: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

9  

Bank Sentral

Instrumen moneter dengan rate of profit yang bersifat pasti/fixed (ex ante)

Instrumen moneter dengan rate of profit yang bersifat tidak pasti/variable (ex post)

Sudan Tidak ada Musha>rakah dan Mud}a>rabah

Pakistan Ija>rah Musharakah dan Mud}a>rabah

Iran Tidak ada Musharakah dan mud}a>rabah

Malaysia Bay‘ al-‘inah, mura>bah>ah, ija>rah

Mud}a>rabah

Indonesia Tidak ada Ju‘a>lah Pada tingkat mikro, aplikasi rate of profit sering menjadi masalah

karena tidak adanya tolok-ukur (benchmark) dalam penetapan profit margin pada akad jual-beli mura>bah}ah dan biaya sewa pada akad ija>rah pada transaksi di perbankan syariah atau bank syariah di negara-negara Islam lainnya38. Selain itu terjadi perbedaan aplikasi tentang penerapan rate of profit pada akad-akad dan produk jual beli dan sewa dari sisi jangka waktu.

Beberapa negara muslim menerapkan margin/mark up mura>bah}ah dan ujrah pada transaksi ija>rah yang ditetapkan di depan (ex ante) secara fixed dalam jangka waktu panjang. Di Pakistan, mura>bah}ah dengan margin tetap dapat digunakan baik dalam jangka waktu pendek, menengah maupun panjang. Di Inggris, akad mura>bah}ah bahkan digunakan dalam transaksi pembiayaan rumah dengan jangka waktu sangat panjang 20-25 tahun39. Berbeda negara, maka berbeda pula dalam mengaplikasikan akad jual belinya.

Perbedaan penggunaan rate of profit dalam akad jual beli yang bersifat pasti dan ditentukan di depan (fixed and predetermined) dengan jangka waktu yang panjang juga telah menjadi perdebatan. Saiful Azhar Rosli berpendapat bahwa pengenaan rate of profit yang berlebihan

                                                                                                                                       Muhammad Abduh dan Raditya Sukmana, Fundamentals of Islamic Money and Capital Markets, 60.

38Mahmoud A. El-Gamal, Islamic Finance: Law, Economics and Practice (New York: Cambridge University Press, 2006), 77.

39Jonathan Langton, Cristina Trullots and Abdullah Q. Turkistani, Islamic Economics and Finance: A European Perspective (Hampshire UK: Palgrave Macmillan, 2011), 124.

Page 42: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

10  

(excesive) dalam transaksi jual beli mengandung unsur ghaban fa>hish40 yang dilarang oleh Islam41. Sedangkan Yahia Abdul Rahman berpendapat bahwa rate of profit yang digunakan dalam transaksi mura>bah}ah tidak bisa dalam bentuk fixed dan berjangka panjang karena akan terkena riba> al- fad}l akibat tidak dilakukannya mark to the market 42yang sesuai dengan harga pasar dalam periode pembiayaan43. Menurut Hennie Van Greuning dan Zamir Iqbal yang menyatakan bahwa secara teoritis, mura>bah}ah dan salam seharusnya hanya digunakan untuk transaksi jangka pendek44. Jadi secara teoritis akad mura>bah}ah lebih cocok diterapkan untuk transaksi jangka pendek dari sisi konsep rate of profit-nya.

Critical issue lainnya yang menjadi penekanan dalam perdebatan konsep rate of profit sebagai pengganti rate of interest ini adalah bahwa apakah bank syariah yang menjalankan fungsi bisnisnya yang berbasis jual beli telah memasukkan unsur ‘iwa>d atau imbal nilai (counter value) atau ziya>dah (pertambahan tanpa adanya aktivitas di sektor riil) dalam penentuan rate of profit-nya. Sesuai teori rate of profit Islami, keuntungan yang diambil harus mengandung 3 unsur yaitu : 1) nilai tambah atau value addition karena adanya unsur kerja (kasb), 2) pengambilan risiko atau risk taking (ghurm) karena adanya risiko perubahan harga pada barang yang diperdagangkan dan 3) penanggungan kewajiban jika terjadi kecacatan pada barang yang diperjualbelikan atau liability (d}ama>n)45.

                                                            40Ghaban fa>hish adalah keuntungan yang bersifat tidak lazim dan

eksploitatif terhadap kondisi pasar yang ada. Lihat Ibn Taymiyyah, Majmu>’ah al-Fata>wa> Syaikh al-Isla>m (Riyad}: Matabi’ al-Riyad}, 1963), Vol. 25, 299.

41Saiful Azhar Rosly, Critical Issues on Islamic Banking and Financial Markets (Kuala Lumpur: Dinamas, 2005),

42 Mark to market adalah suatu metodologi untuk menentukan harga yang adil dari suatu produk atau jasa berdasarkan nilai pasar yang riil dalam pasar terbuka. Lihat Yahia Abdul Rahman, The Art of Islamic Banking and Finance: Tools and Techniques for Community-Based Banking (New Jersey: John Wiley & Sons, 2010), 54.

43Yahia Abdul Rahman, The Art of Islamic Banking and Finance: Tools and Techniques for Community-Based Banking (New Jersey: John Wiley & Sons, 2010), 53-55

44Hennie Van Greuning and Zamir Iqbal, Risk Aanalysis for Islamic Bank (Washington: World Bank, 2008), 15

45Saiful Azhar Rosly, Islamic Interbank Money Market: Critical Issues on Islamic Banking and Financial Markets, 595-601.

Page 43: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

11  

Berkenaan dengan besarnya rate of profit, Rasulullah SAW sendiri tidak secara tegas menentukan kadar atau batasan dari keuntungan (tah}di>d al-ribh}). Dalam Mejelle, Effendi Ismail Haqqi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan keuntungan yang berlebihan adalah tidak melampaui: 1) 1/20 (5%) dari total harga barang; 2) 1/10 (10%) dari harga hewan dan; 3) 1/5 (20%) dari harga rumah (real estate)46. Keuntungan yang dimaksud di sini menurut penulis adalah profit dalam bay‘ naqdan atau jual beli tunai (bukan jual beli tunda). Pendapat yang sama dikatakan oleh Al-Ghazali, bahwa rate of profit untuk barang sebesar antara 5-10 persent dari harga barang tersebut47

Sementara ini, bank-bank syariah di pusat keuangan dunia, masih menggunakan LIBOR (London Inter-Bank Offered Rates) atau rata-rata suku bunga kredit dari bank-bank terbesar di London. Sedangkan di Indonesia, perbankan syariah masih menggunakan JIBOR (Jakarta Inter-Bank Offered Rates) atau suku bunga rata-rata bank-bank terbesar di Indonesia dalam penentuan suku bunga pembiayaan syariah seperti KPR, Kredit Multi Guna dan kredit lainnya. Penggunaan LIBOR atau JIBOR pada dasarnya adalah suku bunga yang dikenakan oleh 5 (lima) bank terbesar baik di pusat keuangan dunia seperti London, dalam transaksi pinjaman antar bank di pasar uang (money market) yang ditentukan berdasarkan kekuatan penawaran dan permintaan uang (money supply and demand) sebagai cost of funds dan bukan berdasarkan harga di pasar barang dan jasa misalnya dalam hal transaksi mura>bah}ah pembiayaan mobil atau jasa sewa menyewa (ija>rah) mobil sebagai Islamic benchmark.

Mahmoud A. El-Gamal48 mendukung penggunaan conventional benchmark yaitu LIBOR sebagai benchmark mark up pada transaksi jual beli. Menurut guru besar ekonomi dan statistik dan ketua program studi Islamic Economics, Finance and Management di Rice University ini penggunaan “Islamic Benchmark”49 tidak perlu dan tidak praktis serta                                                             

46Mejelle Majallah el Ahkam-I adliya (translation) by C.R. Tyler and D.G. Demetriads, Effendi Ismail Haqqi (Kuala Lumpur: The Other Press, 2004).

47S.M. Ghazanfar, Medievel Islamic Economic Thought : Filling the “Great gap” in European Economics (London: Routledge Curzon, 2003), 201.

48Mahmoud A. El-Gamal adalah professor ekonomi dan statistik, ketua program studi Islamic Economics, Finance and Management, Department of Economics di Rice University, Houston. Lihat http:// www.ruf.rice.edu/~elgamal /files /newvita. pdf

49Islamic Benchmark di sini maksudnya adalah benchmark tersendiri yang akan digunakan dalam pasar keuangan syariah yang tidak menggunakan suku bunga sebagai patokan (penulis).

Page 44: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

12  

berbahaya karena meskipun ia mengakui bahwa implicit rate (rate yang dikenakan sebenarnya) dalam keuangan syariah berbeda-beda tergantung dari kualitas underlying asset, tetapi benchmark Islam dalam pasar keuangan syariah ini tidak cukup mendalam dan tidak memiliki likiduitas yang baik untuk membentuk implicit rate yang uniform (seragam) sebagai patokan melakukan transaksi50. Mahmoud A. El-Gamal sepertinya melihat kepada beragamnya akad yang digunakan dalam benchmark Islam seperti jual beli, sewa menyewa, kerja sama dan lain lain dibandingkan konvensional yang hanya menggunakan akad utang piutang membuat benchmark Islam lebih sulit.

Berbeda dengan Mahmoud A. El-Gamal, Mohsin S. Khan51 dan Abbas Mirakhor52 berpendapat bahwa dalam sistem ekonomi Islam, rate of return dalam financial asset ditentukan oleh rate of return dari bank financing yang akan digunakan sebagai benchmark.53 Ini berarti bahwa Mohsin S. Khan dan Mirakhor tidak setuju bahwa LIBOR yang menggunakan suku bunga dijadikan sebagai benchmark dalam keuangan syariah. Abbas Mirakhor, 20 tahun kemudian bersama Hassan Askari dan Zamir Iqbal, mengembangkan lagi pemikirannya tentang benchmark ini dalam bukunya “New issues in Islamic Finance and Economics: Progress and Challenge” bahwa dalam sistem ekonomi Islam, benchmark untuk mark up pada akad jual beli seharusnya adalah rate of return dari sektor riil.54 Kata lain dari rate of return di atas adalah rate of profit dalam menilai sekuritas syariah.

Perbedaan pendapat tentang penggunaan LIBOR yang menggunakan suku bunga, apakah bisa dijadikan sebagai benchmark

                                                            50 Mamoud A. El-Gamal. Islamic Finance: Law, Economics, and

Practice, 79. 51Mohsin S. Khan berasal dari Pakistan, direktur Departemen Timur

Tengah dan Asia Tengah di International Monetary Fund (IMF), dosen senior di London school of Economic. Lihat http://www.imf.org/external/ np/bio/eng/mk. htm

52Abbas Mirakhor lahir di Iran, memperoleh gelar PhD dari Kansas State University in USA. Mengajar di berbagai universitas dan bergabung di IMF sampai tahun 2008. Sekarang Direktur Islamic Finance di International Centre for Education in Islamic Finance (INCEIF), Malaysia. Lihat http://www.inceif.org/faculty-members/prof-dr-abbas-mirakhor.

53 Mohsin S. Khan and Abbas Mirakhor, “The Financial System and Monetary Policy in an Islamic Economy”, Journal of Research in Islamic Economics, King Abdul Aziz University, Vol. 1, (1989), http://www.kau.edu.sa /Files/320/Researches /51007_21144. pdf (diakses 10 Mei 1013), 50.

54Hossein Askari, Zamir Iqbal and Abbas Mirakhor, New issues in Islamic Finance and Economics: Progress and Challenges, (Singapore: John Wiley &Sons (Asia) Pte.Ltd., 2009), 179.

Page 45: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

13  

dalam pasar keuangan syariah secara umum disebabkan karena penggunaan LIBOR sebagai benchmark dalam mark up akad jual beli hanya sebagai point of reference (titik acuan) terhadap cost of capital (biaya modal) dalam pasar keuangan syariah yang saat ini hidup berdampingan (co-exist) dengan pasar keuangan konvensional.

Di samping Islamic benchmark dalam penentuan harga produk pasar keuangan syariah, Islamic benchmark juga diperlukan sebagai acuan dalam menentukan keputusan investasi dalam manejemen keuangan. Pada ekonomi konvensional, discount rate (tingkat diskonto) yang merupakan konsep ex ante atau pre determined (ditentukan di depan) dan menggunakan suku bunga (interest) berperan dalam menentukan harga aset finansial. Contoh penerapan discount rate ini adalah dalam penentuan harga obligasi di pasar sekunder yaitu dalam menentukan harga sekarang (present value) dari sebuah obligasi konvensional, yang menggunakan suku bunga sebagai discount rate-nya. Permasalahan muncul ketika pasar keuangan syariah yang tidak mengenal suku bunga dan konsep ex ante sebagai pengukur nilai waktu dari uang (time value of money). Alat ukur apa yang akan digunakan untuk mewakili discount rate dalam kerangka keuangan syariah. Dalam hal ini berbeda-beda pendapat ekonom Muslim.

Fahim Khan berpendapat bahwa discount rate yang Islami bisa dilihat dari tingkat imbal hasil deposito di Bank Islam. Alasan yang digunakan adalah bahwa untuk mendekati nilai waktu dari uang (time vale of money), kita memerlukan suatu portofolio di mana risikonya hampir tidak ada (almost non existant) dan dapat diabaikan sehingga hanya risiko murni karena waktu yang dapat dipertimbangkan. Jadi hanya rate of return dari portofolio yang tidak berisiko yang dapat mewakili discount rate. Hanya diversifikasi dari portofolio yang dapat mengurangi risiko atau dengan kata lain, rate of return dari proyek-proyek yang telah terdistribusi yang dapat menjadi proxy dari nilai waktu dari uang. Rate of return seperti ini mendekati pencerminan risiko yang harus ditanggung yang berhubungan dengan waktu yang tidak pasti. Oleh karena itu, Fahim Khan mengusulkan rate of return atau equivalent rate dari deposito bank syariah agar dapat mewakili discount rate Islam,55 sebab hal tersebut diperoleh setelah bank syariah mendistribusikan dana deposito tadi ke proyek-proyek yang terdiversifikasi ke dalam berbagai segment dan mendapatkan return dari proyek-proyek tersebut untuk dibayarkan kepada pemegang deposito.

Kenyataan tentang adanya penggunaan discount rate ini pada masa awal Islam, Kadim As S}adr juga menjelaskan dalam bukunya “Money and Monetary Policies in Early Islamic Period in Essays on                                                             

55 M. Fahim Khan. Essays in Islamic Economy: Time Value of Money and Discounting in Islamic Perspective. (Leicester, UK: The Islamic Foundation, 1995), 168.

Page 46: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

14  

Iqtisad: Islamic Approach to Economic Problems” bahwa pada masa awal Islam sudah terdapat konsep discount rate di mana jika barang dibeli secara tunai maka harga lebih murah atau jika barang tersebut dibeli secara tunda dengan cicilan dalam jangka waktu tertentu maka harganya lebih mahal.56 Selanjutnya Kadim As S}adr juga menjelaskan bahwa dalam kebijakan moneter pada masa awal Islam, dalam rangka meningkatkan investasi maka tingkat profit dari barang yang dijual secara tunda diturunkan.57Kebijakan moneter dengan menaikkan atau menurunkan harga jual tunda instrument syariah yang berdasarkan akad jual beli yang diraktekkan pada jaman Nabi SAW ini dengan demikian bisa dijadikan salah satu dasar teori moneter bagi Bank Sentral untuk melakukan kebijakan pengendalian moneter dengan sistem bebas bunga.

Hal ini juga menunjukkan bahwa harga tunai dan harga tunda bisa berbeda. Harga tunda lebih besar disebabkan adanya kemungkinan keuntungan (rate of profit) dari perputaran barang selama waktu tertunda tersebut. Perbedaan konsep pembebanan atau pengakuan rate of profit atas harga tunda, di dalam aplikasinya di bank syariah terpecah ke dalam 2 pendapat yang tajam yaitu : 1) perhitungan harga tunda berdasarkan konsep rate of (compounded) interest dengan sistem effective rate58 dan 2) perhitungan harga tunda berdasarkan konsep bebas bunga (rate of profit) dengan sistem proporsional (flat rate)59. Perbedaan pembebanan

                                                            56 Kadim As-S}adr menjelaskan “… The Variable existing in the markets

of the early Islamic period consisted of the cash prices of goods and services, their credit prices, the period of credit transaction, the rate of profit in trading activities, the rate of return in investment, the price of factors of production, the period of qard hasan loans and the rate of discount on permissible debt instrument. Lihat Kadim As-S}adr. Money and Monetary Policies in Early Islamic Period in Essays on Iqtisad : Islamic Approach to Economic Problems. (Silver Spring, USA: Nur Corp, 1989), 216.

57 Kadim juga menjelaskan “…Monetary policy in the early Islamic Period seems to have been directed towards lowering the rate of return on trade credit and promissory notes as much as possible in order to encourage investment”. Lihat Kadim As-S}adr. Money and Monetary Policies in Early Islamic Period in Essays on Iqtisad: Islamic Approach to Economic Problems, 217.

58 Iraj Toutounchian, Islamic Money and Banking : Integrating Moneyju‘a>lahtal Theory (Singapore : John Wiley & Sons (Asia) Pte. Ltd, 2009), 221-222.

59Slamet Wiyono dan Taufan Maulamin. Memahami Akuntansi Syariah di Indonesia : Aplikasi pada Entitas Perbankan Syariah, Takaful, Entitas Syariah lainnya dan Entitas Konvensional yang Melakukan Transaksi Syariah. (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012, 131).

Page 47: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

15  

ini bahkan sampai saat ini masih menjadi perdebatan di tingkat otoritas yaitu : antara Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). BI melalui Surat Bank Indonesia No.9/634/DPbS tanggal 20 April 2007 meminta bank syariah untuk menggunakan metode proporsional dalam pembebanan margin, sementara OJK memberikan opsi kepada bank syariah untuk melakukan pembebanan baik metode proporsional atau efektif. Hal ini menunjukkan OJK belum memiliki konsep yang jelas tentang rate of profit.

Kenyataan ini tentunya menimbulkan pertanyaan mendasar tentang konsep margin (rate of profit ) dalam sistem keuangan Islam, yang semestinya memiliki karakter tersendiri. Oleh karena itu dalam penerapan rate of profit ini seharusnya bank syariah tidak hanya mengekor atau melihat suku bunga dari perbankan konvensional seperti LIBOR, SIBOR dan JIBOR tetapi diharapkan bank-bank syariah memiliki benchmark tersendiri, terlepas dari sistem bunga yang dipraktekkan pada sistem keuangan konvensional.

Disertasi ini bertujuan menemukan konsep pengganti bunga dalam ekonomi Islam yaitu rate of profit. Konsep rate of profit ini bahkan di kalangan ekonom-ekonom muslim sendiri, dipersepsikan dengan konsep yang berbeda-beda di antara mazhab pemikiran ekonomi Islam seperti Baqr Al-S}adr dari Aliran Klasik (Iqtishaduna), Abdul Mannan, Umer Chapra, M. M. Metwally, M. Fahim Khan dari Aliran Mainstream (Ekonom Islamic Development Bank) dan Masudul Alam Choudury dari aliran Alternatif.

Konsep pengganti bunga dalam perekonomian Islam sangat penting, karena teori permintaan uang diperoleh dari konsep tentang rate of profit ini, yang selanjutnya akan menentukan kebijakan moneter suatu negara untuk mengatur jumlah uang yang beredar (M), sebagaimana teori yang ditemukan oleh Irving Fisher dan dikembangkan oleh Marshal Pigou60 dari mazhab ekonomi konvensional beraliran klasik. Jumlah uang yang beredar (M) atau Money Demand/Supply ini menurut para ekonom dipengaruhi oleh berbagai faktor, tergantung kepada aliran ekonomi yang dianut seperti John Maynard Keynes (1883 M – 1946 M) (Neo Klasik), Marshal-Pigou (Monetarist), Hayek (Austrian) dan mazhab pemikiran ekonomi Islam seperti Muh}ammad Ba>qr as} S}adr, Ka>d}i>m As} S{adr (Mazhab Iqtishaduna), Umer Chapra, Mokhtar M. Metwally (Mazhab Mainstream) dan Masudul Alam Choudury (Mazhab Alternatif).

                                                            60Teori permintaan uang pertama kali dikemukakan oleh Irving Fisher

dengan rumus M.V = P.O dimana M=Money Supply, V=Velocity of Money, P=Price Level, O=Output Riil dan dikembangkan oleh Marshall Pigou. Lihat Frederick Mishkin , The Economics of Money, Banking and Financial Market (New York: Addison Wesley Longman, Edisi ke-6, 2001), 538-539.

Page 48: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

16  

Perbedaan konsep ini menjadi sangat berlawanan tentang teori nilai waktu dari uang (time value of money), yang merupakan tema utama dalam disertasi ini. Ekonom konvensional berpendapat bahwa waktu memiliki nilai uang atau yang disebut sebagai konsep time value of money, atas dasar asumsi bahwa nilai uang pada masa yang akan datang dianalogikan dengan jumlah populasi makhluk hidup. Rumus ini kemudian diadopsi begitu saja dalam ilmu finance konvensional, dengan rumus : future value = present value (1 + bunga).61 Hal ini yang menjadi perbedaan utama bank konvensional dan bank syariah dimana dalam sistem operasional bank konvensional, prinsip dasar yang digunakan pada dasarnya adalah buatan manusia (man made) tanpa adanya tuntunan dari nilai-nilai Al Qur’an dan Al Hadist62 . Konsep time value of money di atas yang kemudian di sebut sebagai simple interest, dikembangkan kemudian dengan konsep compounded interest (bunga berbunga). Ini adalah sesuatu kekeliruan besar. Di dalam sistem ekonomi Islam tidak mengenal time value of money, melainkan apa yang disebut sebagai economic value of time di mana waktu mempunyai economic value jika dan hanya jika waktu tersebut dimanfaatkan dengan menambah faktor produksi yang lain, sehingga menjadi modal (capital) dan dapat memperoleh return,63. Oleh beberapa ekonom Islam return tersebut disebut sebagai rate of profit, yang di dalam istilah finance konvensional disebut sebagai discount rate.

Masalah rate of profit ini, baik di kalangan ekonom konvensional maupun ekonom muslim terjadi perbedaan pandangan yang tajam yang akan dijelaskan dalam landasan teori, sehingga menyebabkan dalam aplikasinya baik di sektor mikro ekonomi (lembaga keuangan) masih mengikuti perhitungan sistem bunga dan pada sektor makro ekonomi terjadi perbedaan penetapan rate of profit dasar yang sangat bervariasi pada kebijakan bank sentral di beberapa negara seperti Iran, Sudan, Pakistan, Bangladesh, Inggris dan Malaysia. Oleh karena itu penulis berpendapat harus ditemukan konsep rate of profit dalam ekonomi Islam secara jelas karena konsep ini merupakan pengganti konsep bunga dalam ekonomi konvensional pada tataran operasional.

Disertasi ini ditulis untuk menjelaskan perbedaan secara komprehensif konsep pengganti bunga dalam Ekonomi Islam yaitu rate of profit, sehingga konsep ini secara operasional bisa digunakan dalam penentuan kebijakan pemerintah pada tingkat kebijakan makro seperti

                                                            61 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2007), 88. 62 Abu Umar Faruq Ahmad, Developments in Islamic Banking Practice :

The Experience of Bangladesh (Boca Raton, Florida: Universal Publishers, 2010), 80.

63 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami, 88.

Page 49: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

17  

tingkat penentuan return Sukuk Negara untuk pengelolaan APBN, melakukan pengendalian moneter berdasarkan prinsip-prinsip syariah di Bank Indonesia sesuai dengan Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia maupun dalam penentuan rate of return, ekuivalen rate dan margin pada transaksi yang berdasarkan akad jual beli seperti mura>bah}ah, istis}na>, ija>rah dan sala>m dan dasar untuk perhitungan nisbah bagi hasil pada transaksi mud}a>rabah dan musha>rakah pada tingkat mikro seperti lembaga keuangan (bank, asuransi, pasar modal dan lain-lain) dan kegunaan lainnya seperti pada asset and liability management64 dan manajemen risiko bank syariah.

Selain itu disertasi ini ditulis untuk mempertanyakan keabsahan kesimpulan akademisi seperti Mahmoud A. El-Gamal65 yang mendukung penggunaan conventional benchmark yaitu LIBOR sebagai benchmark mark up pada transaksi jual beli. Ia mengatakan bahwa penggunaan “Islamic Benchmark”66 tidak perlu dan tidak praktis serta berbahaya karena meskipun ia mengakui bahwa implicit rate (rate yang dikenakan sebenarnya) dalam keuangan syariah berbeda-beda tergantung dari kualitas underlying asset, tetapi benchmark Islam dalam pasar keuangan syariah ini tidak cukup mendalam dan tidak memiliki likiduitas yang baik untuk membentuk implicit rate yang uniform (seragam) sebagai patokan melakukan transaksi. Padahal ekonom neoklasik John Maynard Keynes (1883 M – 1946 M) secara jelas menyatakan bahwa dia tidak melihat adanya teori yang menjelaskan atau adanya justifikasi ekonomi terhadap eksistensi bunga baik bunga yang bersifat tetap (fixed) atau yang bersifat mengambang (variable) dan ditentukan di depan (pre determined atau ex ante) dalam suatu transaksi hutang. Menurut Keynes bahwa kehadiran bunga lebih disebabkan karena teori Liquidity Preference yang dikembangkannya sendiri yaitu yang menjelaskan kenapa para rentenir menerapkan bunga terhadap uang yang dipinjamkannya dari pada justifikasi pembenaran bunga.67 Dengan kata lain, Keynes pada dasarnya                                                             

64 Asset and liability management adalah suatu proses planning, organizing, actuating dan controlling untuk mendapatkan penetapan kebijaksanaan di bidang pengelolaan permodalan (equity), pencarian dana (funding), penggunaan dana (asset). Lihat Slamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, 21.

65Mahmoud A. El-Gamal adalah professor ekonomi dan statistik, ketua program studi Islamic Economics, Finance and Management, Department of Economics di Rice University, Houston. Lihat http:// www.ruf.rice.edu/~elgamal /files /newvita. pdf

66Islamic Benchmark di sini maksudnya adalah benchmark tersendiri yang akan digunakan dalam pasar keuangan syariah yang tidak menggunakan suku bunga sebagai patokan (penulis).

67John Maynar Keynes, A Treatise on Money (New York : Macmillan, 1930), Chapter 13.

Page 50: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

18  

tidak setuju dengan penerapan perhitungan bunga majemuk (compounded interest) pada transaksi hutang, akan tetapi menyetujui adanya kompensasi atas pengganti dana yang seharusnya dapat digunakan jika tidak dipinjamkan. Kompensasi atas pengganti dana ini, menurut M. Fahim Khan68, dalam sistem keuangan syariah ditentukan oleh profit sharing, yang dinotasikan dengan “a”, sebagai bagian dari rate of profit dari financial asset (Q). Keseimbangan di pasar barang di ekonomi Islam digambarkan dengan rumus, Y = C + I + G di mana C adalah konsumsi sektor privat dengan rumus C = bo + b(1-t)Y, I adalah investasi di sistem ekonomi Islam yang tidak mengenal bunga dan oleh karena itu di rumuskan sebagai I = io – i.a, di mana a adalah rate of profit yang ingin dicari sedangkan G adalah pengeluaran pemerintah. 69

Berbeda dengan rumus Keynes (1883 M – 1946 M), yang menyatakan bahwa Investasi sebagai fungsi dari suku bunga sehingga suku bunga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara positif, Fahim Khan dari rumus ini menyatakan bahwa hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan rate of profit bersifat bertolak belakang, tetapi di sini Fahim Khan tidak menjelaskan keseimbangan rate of profit yang dicari secara makroekonomi ini apakah bisa digunakan untuk Bank Sentral dalam menentukan “rate of profit ” instrument pengendali moneter atau untuk menentukan “rate of profit ” rata-rata industri nasional atau dapat juga digunakan untuk rate of profit pembiayaan di bank syariah (bank financing) seperti transaksi mura>bah}ah.

Berbeda dengan Fahim Khan, Hossein Askari menggambarkan rate of profit sebagai hasil keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan setelah diperhitungkan seluruh biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja (labor), depresiasi modal (capital), bahan baku dan pajak. 70 Profit juga menghargai risiko dan kewirausahawan. Dengan tidak adanya bunga dan hutang (kredit) dalam perekonomian, maka Ekonomi Islam yang didasarkan kepada penyertaan (shareholding) dan profit akan selalu berada dalam keseimbangan dan kebal terhadap ketidakstabilan dan inflasi. Distorsi yang dihasilkan oleh bunga dan terjadinya kontraksi dan ekspansi yang bersifat siklus tidak akan terjadi dalam Ekonomi Islam,                                                             

68M. Fahim Khan adalah Professor Ekonomi dari Boston University, Amerika. Saat ini bekerja sebagai Chairman of Riphah Center of Islamic Business, Riphah Internasional University, Islamabad, Pakistan setelah sebelumnya menjabat sebagai direktur IRTI (Islamic Resecarch and Training Institute dan beberapa posisi di Ministry of Planning, Pemerintah Pakistan. Lihat irtipms.org/Fahim Khan_E.asp atau http://www.mihe.org.uk/fahim-khan.

69M. Fahim Khan, Essays in Islamic Economics (Leicester: The Islamic Foundation, 1995), 220-224.

70 Hossein Askari, The Stability of Islamic Finance (London: Wiley, 2010), 17.

Page 51: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

19  

karena rate of profit berhubungan langsung dengan ekonomi riil. Rate of profit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa kategori bunga. Misalnya bunga untuk risk free paper seperti SBI di Indonesia dan T-Bills di Amerika Serikat lebih rendah dari rate of profit.71 Dalam ekonomi Islam, kredit konsumsi unsich tanpa underlying barang dan jasa atau kontrak bisnis tidak dikenal oleh karena itu modal hanya digunakan secara efisien dan produktif pada investasi yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan. Oleh karena itu dalam ekonomi Islam, kapasitas untuk menghasilkan lapangan kerja dan pertumbuhan secara substansial lebih besar dari pada perekonomian yang didasarkan atas bunga. Spekulasi yang didasarkan atas suku bunga dan turunan produk suku bunga seperti leverage, produk-produk derivative seperti forward, option, future, interest rate swap, currency swap dan lain-lain , asset backed securitization, margin trading dan lainnya dilarang dalam ekonomi Islam, oleh karena itu ekonomi Islam kebal terhadap rekayasa penciptaan profit dari spekulator yang semuanya berdasarkan suku bunga yang bersifat ex-ante, seperti spekulasi yang dilakukan melalui produk-produk diatas.

Saat ini sudah sangat diperlukan pengganti konsep bunga seperti yang diperintahkan oleh Al Qur’an dan hadis, yaitu melalui perniagaan72 atau jual beli dengan rate of profit sebagai komponen penunjang utama dalam sistem ekonomi yang sesuai dengan nilai-nilai dasar Islam. Para ekonom klasik sebenarnya telah mengutarakan konsep rate of profit seperti Adam Smith (1723 M – 1790 M)73 yang telah mengkritik bunga

                                                            71 Aswath Damodaran, Investment Valuation Tools and Techniques for

Determining the Value of Any Asset, (Canada: John Wiley & Sons, 2002), 156-157.

72 QS. Annisa’ (4) : 29 

73 John Adam Smith (lahir di Kirkcaldy, Skotlandia, 5 Juni 1723 – wafat di Edinburgh, Skotlandia, 17 Juli 1790 dalam umur 67 tahun), adalah seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern. Karyanya yang terkenal adalah buku “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations” (disingkat The Wealth of Nations) adalah buku pertama yang menggambarkan sejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta dasar-dasar perkembangan perdagangan bebas dan kapitalisme. Adam Smith adalah salah satu pelopor sistem ekonomi Kapitalisme. Sistem ekonomi ini muncul pada abad 18 di Eropa Barat dan pada abad 19 mulai terkenal di sana. Lihat Museum biografi, “Biografi Adam Smith - Bapak Ilmu Ekonomi Dunia”, http://museumbiografi. blogspot. com/2013/11/biografi-adam-smith-bapak-ilmu-ekonomi.html.

Page 52: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

20  

sebagai penyederhanaan dari rate of profit.74 Wicksel (1851 M – 1926 M)75 menyebutnya sebagai natural rate of profit 76 dan Keynes (1883 M – 1946 M) yang menyebutnya sebagai marginal efficiency of capital.77 J. Von Neumann (1903 M – 1957)78 bahkan dalam kesimpulannya mengatakan bahwa rate of profit pada dasarnya sama dengan rate of interest79. Para ekonom di atas menyebut dengan istilah yang sedikit berbeda tapi dengan maksud yang sama.

Konsep rate of profit dalam ekonomi Islam sangat ditentukan oleh premis dasar tentang definisi ekonomi menurut mazhab pemikiran ekonomi Islam. Mazhab Iqtishaduna beranggapan bahwa sumber daya alam pada dasarnya tidak terbatas, rate of profit sebagai komponen utama (rukun) dalam transaksi perdagangan sebagai pengganti riba dijelaskan sebagai perbedaan antara harga jual komoditi pada transaksi tunda dan harga tunai saat ini atau Pt/Po.80 Dalam mazhab mainstream, rate of profit lebih didefnisikan sebagai imbalan sebagai ganti rugi

                                                            74Adam Smith, An Inquiry Into the Nature and Cause of the Wealth of

Nations, An Electronic Classic Series Publication. Chapter 9, 85, http://www2. hn.psu.edu /faculty/jmanis/adam-smith/wealth-nations.pdf (diakses 17 November 2013).

75 Wicksell atau lengkapnya Johan Gustaf Knut Wicksell (1851 M – 1926 M) adalah seorang ekonom Swedia yang dikenal juga sebagai bapak Stockholm School of Economics, salah seorang penemu ekonomi makro modern. Karyanya berfokus pada tingkat riil dan tingkat bunga nominal , the marginal productivity of capital, dan faktor-faktor penentu tingkat harga. Lihat http://www.econlib.org/library/ briefbios.html#wicksell (diakses 17 Desember 2013).

76Wicksell, Lectures in Political Economy, trans. E. Classen (London : Routledge, 1934), 148.

77J.M. Keynes, The General Theory of Employment, Interest and Money (New York: Macmillan, 1936), Chapter 13, 202, 217.

78 John von Neumann lahir di Budapest, Hungary tahun 1903 dan wafat tahun 1957 di Washington D.C., USA. J. von Neumann adalah salah satu dari enam professor matematika (JW Alexander, A Einstein, M. Morse, O Veblen, J von Neumann dan H Weyl) pada tahun 1933 pada Institute of Advanced Study yang baru didirikan di Princeton. Lihat http://www-history.mcs.st-and.ac.uk/Biographies /Von_Neumann.html (diakses 20 Maret 2014).

79J.V. Neumann, A Model of General Economy Equilibriumin J.A. Kregel, Rate of Profit, Distribution and Growth: Two Views (USA : Aldine Transaction, 1971), 15

80Kadim As-S}adr. Money and Monetary Policies in Early Islamic Period in Essays on Iqtisad : Islamic Approach to Economic Problems. (Silver Spring, USA : Nur Corp, 1989), 216.

Page 53: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

21  

terhadap dana yang idle.81 Sedangkan mazhab alternative, rate of profit didefinisikan sebagai profit sharing atau expected rate of profit, yang merupakan harapan keuntungan yang bisa didapatkan dari menginvestasikan uang di sektor riil.82 Perbedaan pendapat dan permasalahan rate of profit ini dapat berimbas baik secara makro maupun mikro.

Secara makro permasalahan rate of profit dapat menyangkut penggunaan akad yang diambil pemerintah dalam menentukan return sukuk pemerintah dan Bank Sentral dalam pengendalian keuangan syariah terutama dalam menyerap dan melonggarkan likuiditas. Secara mikro permasalahan rate of profit dapat terjadi pada penentuan margin dan bagi hasil serta dalam metoda pembebanan margin (flat/efektif) dalam transaksi perbankan baik transaksi yang bersifat jual beli atau kerjasama seperti mud}a>rabah dan musha>rakah. Rate of profit sangat penting artinya dalam ilmu keuangan, karena perannya yang sangat sentral dalam menilai asset keuangan. Dalam ilmu keuangan konvensional, harga asset keuangan lebih besar ditentukan oleh naik turunnya suku bunga, karena nilai present value atau harga sekarang dari asset tersebut dinilai berdasarkan nilai diskonto dari arus uang yang akan datang, dengan menggunakan tingkat suku bunga sebagai alat ukurnya.

Permasalahannya adalah dalam kenyataannya saat ini dalam kebijakan makroekonomi, kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral tidak jelas dan tidak mengikuti salah satu mazhab di atas. Dengan mengambil akad wadi>‘ah dan ju‘a>lah pada transaksi SWBI dan saat ini berevolusi menjadi SBIS, Bank Indonesia belum mempunyai konsep yang jelas tentang rate of profit sebagai pengganti bunga yang berfungsi sebagai pengendali moneter pada kebijakan keuangan syariah. Jika dibandingkan dengan kasus di negara lain, Malaysia sudah lebih jelas dalam penetapan kebijakan sektor keuangan syariahnya dalam hal ini penetapan akad pada instrument pengendali kebijakan keuangan, yaitu dengan akad mud}a>rabah dan bay‘ al ‘inah83. Indonesia seharusnya dapat mengikuti langkah Malaysia mengingat sudah banyak investasi syariah yang memiliki rating yang baik seperti Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), sehingga Bank Indonesia dapat menempatkan kelebihan likuiditas syariahnya pada instrument ini yang pada akhirnya dibagihasilkan kepada bank bank syariah nasional.

                                                            81M.M. Metwally, Teori dan Model Ekonomi Islam, terj. Husein Sawit

(Jakarta: Bangkit Daya Insana, 1995) , 90-93. 82M.A. Choudhury, Generalized Theory of Islamic Development

Financing (London : The Edwin Mellen Press, 1997), 47. 83Abdul Ghaffar Ismail, Money, Islamic Banks and the Real Economy

(Kuala Lumpur: Cengage Learning, 2010), 155-159.

Page 54: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

22  

Sementara dalam level mikro, kebijakan yang diambil perbankan syariah dalam menentukan rate of profit atau margin pada transaksi berbasis jual-beli seperti mura>bah}ah pada dasarnya mengikuti tingkat suku bunga yang berlaku di bank-bank konvensional. Saat ini sudah sangat diperlukan benchmark keuangan syariah memiliki standard yang terpisah dengan bank konvensional hal penentuan rate of profit jika dibandingkan dengan bunga karena pada dasarnya konsep rate of profit adalah konsep ex post sedangkan bunga pada dasarnya adalah konsep ex-ante atau predetermined.

Metode pembebanan rate of profit yang menghasilkan keadilan distributif pada pendapatan yang merupakan tujuan ekonomi Islam seharusnya dapat diatur atau disusun dalam peraturan otoritas sehingga dapat menjadi dasar aplikasinya di lembaga keuangan syariah. Amanah konstitusi dalam Pasal 33 Undang Undang Dasar 1945, dapat dijadikan dasar bagi otoritas seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menyusun aturan rate of profit yang dapat menciptakan keadilan ekonomi dalam distribusi pendapatan dan kekayaan. Amanah tersebut mengatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Sri Edi Swasono84 mengatakan

                                                            84Prof Sri Edi Swasono Nitidiningrat lahir di Ngawi pada tanggal 16 September

1940. Suami dari Prof Dr. Meutia Farida Hatta, M.A. ini dibesarkan di Solo. Prof. Edi biasa panggilan beliau menyelesaikan studi sajana Ekonomi, FEUI pada tahun 1963, kemudian pada tahun 1966 menyelsaikan studi MPIA, University of Pittsburgh, USA, dan pada 969 menyelesaikan studi S3 (Ph.D.) di University of Pittsburgh USA, pada usia masih muda yaitu 28 tahun. Sekarang Prof Edi Staf Pengajar/Guru Besar FEUI (1961-sekarang), Guru Besar Luar Biasa (S3 UNAIR, 2000-sekarang), Guru Besar Luar Biasa (S3 UIN, 2010-sekarang, Dosen Tamu, Diklatpim Tk I/Tk II, LAN (2000-skrng), Dosen Tamu SESKOAL (1970-sekarang), Dosen Tamu SESKOAU (1970-1981), Dosen Tamu SESKOPOL/SESPINPOL (1970-2004), Ketua Umum Regional Income Research Group (RIRG) Indonesia (1972-1980), Dosen Tamu LEMHANAS (1975-sekarang), Anggota Pokja GBHN Dewan HANKAMNAS (1975-1993), Direktur UI-Press (1978-1989), Anggota Dewan Sosial Politik ABRI (1991-1999), Ketua Umum DEKOPIN (1988-1997; Pj 2004-2009), Anggota Badan Pekerja MPR RI (1992-2004), dan lain-lain. Penasihat Menteri PPN/Ketua BAPPENAS (1993-sekarang), Penasihat Menko EKUIN (1998-2000), Penasihat Menko Perekonomian (2000-2001), Mengajar/Memberi ceramah di DN dan LN, Ketua Umum Majelis Luhur Tamansiswa (2012-2017). Beliau juga Promotor/Ko-Promotor Disertasi (S3) Pasca Sarjana (FHUI, FPsi UI, UGM, UNAIR, UIN SH, dll). Beliau telah banyak menerima tanda jasa diantaranya yang terakhir adalah Penghargaan Kebudayaan dari Sri Sultan HB X, 2013, Anugerah HB IX dari UGM (IPTEK), 19 Des 2013. Beliau telah menulis, menyunting dan menerbitkan tiga puluh tujuh buku sejak tahun 1975 s/d sekarang, diantaranya adalah Ekonomi Islam dalam Pancasila (Surabaya: Pasca UNAIR, 2008); Ekspose Ekonomika: Mewaspadai Globalisasi dan Pasar Bebas (Yogyakarta: UGM-Pustep, 2004, edisi revisi 2010); Indonesia dan Doktrin Kesejahteraan Sosial (Jakarta: Perkumpulan PraKarsa, 2010); Menolak Liberalisme dan Membangun Ekonomi Nasional (Yogyakarta: tent. Pustep UGM, 2010); Kompetitivisme vs Kooperativisme (Jakarta: Bappenas, 2012); Kebudayaan Mendesain Masa Depan (2012); Indonesia Negara Maritim (2013); Pancasila Dasar Negara (2013); Kebersamaan dan Asas Kekeluargaan: Ekonomi dan Budaya (Yogyakarta: UGM Press, 2013); Kedaulatan, Kebangsaan, Kerakyatan (UST-PRESS, 2014). Prestasi Akademis Luar

Page 55: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

23  

bahwa perekonomian harus disusun agar tidak tersusun sendiri sesuai dengan kekuatan dan kehendak pasar yang selalu memihak kepada yang berada dan bertenaga beli. Imperatif harus disusun “supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu “(QS 59:7). Ekonomi Syariah dengan demikian selaras dengan konstitusi negara dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam dan compatibility ekonomi syariah dengan ekonomi pancasila dalam perjuangannya tidak tereduksi dan lebih terpusat hanya pada upaya membangun bank-bank syariah saja, seterusnya riba hanya ditinjau dari segi bunga perbankan saja. Kehidupan ekonomi ribawi justru hidup subur di dalam sistem ekonomi yang eksploitatori secara luas, yang membiarkan terjadinya trade-off secara sistemik untuk kerugian si miskin dan si lemah yang tersubordinasi dan terdiskriminasi, yang membiarkan brutalitas laissez-faire dalam arti luas, yang justru diabaikan oleh mereka yang lengah oleh eforia dalam mengembangkan bank-bak syariah, tanpa memperhatikan perlunya dekonstruksi dan restrukturisasi sistem ekonomi yang usurious.85 Pendekatan sistem ekonomi secara struktural yang menciptakan konsep rate of profit yang non-usurious seperti yang dipaparkan oleh Sri Edi Swasono dengan demikian menjadi sangat penting.

Ketidakjelasan rate of profit baik secara konsep pemikiran di antara para ekonom konvensional dan muslim maupun dalam tataran aplikatif baik makro maupun mikro inilah yang mendorong penulis untuk membahas dan menemukan solusi atas permasalahan ini.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi

kemungkinan permasalahan yang muncul berkenaan dengan rate of profit, diantaranya adalah: 1. Pengaruh rate of profit terhadap kestabilan sistem keuangan. 2. Pengaruh rate of profit terhadap pertumbuhan ekonomi. 3. Pengaruh rate of profit terhadap inflasi. 4. Pengaruh rate of profit terhadap distribusi pendapatan pada

investasi di bank syariah yang berkeadilan (Equitable Distribution of Income)86

                                                                                                                                       Biasa Memimpin/menghitung untuk pertama kalinya Pendapatan Regional Indonesia (PDRB) 26 Provinsi (1979).

85Sri Edi Swasono, ”Ekonomi Islam dalam Pancasila”, Annual Meeting of Indonesian Economics Experts Association UNAIR-Surabaya tanggal 1-3 Agustus 2008, 36.

86Iraj Toutounchian, Islamic Money & Banking: Integrating Money in Capital Theory (Singapore: John Wiley & Sons, 2009), xx.

Page 56: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

24  

5. Pengaruh suku bunga bank konvensional terhadap rate of profit deposito pada bank syariah.

6. Faktor-faktor endogen dan exogen yang mempengaruhi rate of profit dan margin dari bank-bank Syariah

7. Konsep dan aplikasi rate of profit pada bank syariah yang menciptakan keadilan ekonomi.

C. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis

membatasi permasalah yang akan dikaji dalam disertasi ini yaitu hanya pada konsep dan aplikasi rate of profit pada bank syariah baik tingkat makro maupun mikro yang menciptakan distribusi pendapatan dan kesempatan berusaha yang berkeadilan (keadilan ekonomi). Pada tingkat makro, penulis fokus membahas aplikasi rate of profit bank syariah dalam menciptakan kestabilan distribusi pendapatan (distributive justice) pada sistem keuangan syariah antara bank dan nasabah dalam transaksi investasi dan kestabilan harga-harga aset keuangan syariah yang dapat mempengaruhi kestabilan sistem keuangan syariah secara keseluruhan. Pada tingkat mikro penulis membatasi aplikasi rate of profit pada bank syariah untuk akad-akad yang bersifat ex ante (akad jual beli seperti mura>bah}ah, salam, istisna dan akad sewa seperti ija>rah) dan ex post (mud}a>rabah dan musha>rakah) dan penerapannya dalam produk-produk perbankan syariah yang menciptakan kestabilan sistem keuangan syariah sehingga tercapai distribusi pendapatan yang berkeadilan (equitable distribution of income) baik pada investor, bank dan debitur atau keadilan ekonomi dan terciptanya kesejahteraan masyarakat (equitable distribution of wealth)

D. Perumusan Masalah

Berangkat dari pembatasan masalah di atas, maka pertanyaan besar yang timbul sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah mewujudkan konsep rate of profit di bank syariah yang dapat menciptakan keadilan ekonomi pada distribusi pendapatan dan tercapainya kesejahteraan masyarakat dalam struktur sistem ekonomi yang adil ?

Page 57: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

25  

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian ini secara garis besar adalah menemukan konsep

rate of profit menurut ekonomi Islam dengan basis bebas bunga, yang dapat digunakan dalam kehidupan ekonomi baik dalam kebijakan makro maupun mikro, dengan sistem operasional yang jelas untuk menciptakan stabilitas keuangan dan keadilan ekonomi (menciptakan equitable distribution of income and wealth) serta mewujudkan kemakmuran (menghilangkan kemiskinan dan pengangguran) melalui pertumbuhan yang stabil, sesuai tujuan syariah (maqa>s}id shari>‘ah)87. Adapun secara rinci tujuan disertasi adalah : a. Mengelaborasi, menganalisis dan mensintesiskan pokok pokok

ajaran Islam yang mengatur tentang konsep “rate of profit ” dalam sistem ekonomi Islam berdasarkan petunjuk sumber hukum Islam88, dan kerangka konseptual ini menjadi formulasi yang dapat diaplikasikan secara operasional sehingga dirasakan manfaatnya melalui penciptaan sistem distribusi pendapatan yang berkeadilan (equitable distribution of income) dan menciptakan kesejahteraan masyarakat (equitable distribution of wealth)

b. Mengkonstruksikan dan menemukan formulasi rate of profit sebagai instrument distribusi pendapatan melalui profit sharing di bank syariah yang sangat penting sebagai pengganti bunga dalam sistem distribusi hasil usaha dan kekayaan dalam ekonomi Islam.

2. Manfaat Disertasi

Hasil disertasi ini diharapkan dapat menghasilkan suatu konsep

rate of profit yang dapat digunakan secara operasional baik oleh Pemerintah dalam pengelolaan APBN dengan menggunakan instrument keuangan syariah, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dalam menjalankan kebijakan moneternya dan mengeluarkan aturan-aturan

                                                            87Dari segi bahasa maqa>s}id shari>‘ah adalah maksud atau tujuan

disyariatkannya hukum Islam. Menurut Akhmad al Raisuni sebagaimana yang dikutip oleh Fathurrahman Djamil bahwa yang menjadi bahasan utama di dalam maqa>s}id shari>‘ah adalah masalah h}ikmah dan ‘illat ditetapkannya suatu hukum. Maka maqa>s}id shari>‘ah penting untuk dibahas apalagi dalam kegiatan mu’amalat kontemporer. Lihat Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1999), 123.

88Muhammad Akram Khan, Islamic Economic: The State of The Art in Readings in the Concept and Methodology of Islamic Economics (Kuala Lumpur : CERT Publications, 2007), 143.

Page 58: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

26  

untuk mencapai tujuan pencapaian pertumbuhan ekonomi sekaligus mencapai stabilitas pada harga-harga barang pada sektor riil, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah lainnya dalam penentuan harga-harga produk keuangan syariah, pelaku bisnis dalam melakukan transaksi transaksi dengan akad syariah dengan konsep rate of profit syariah ini sehingga tercapai tujuan ekonomi untuk mensejahterakan masyarakat dan menciptakan keadilan ekonomi. Selain itu disertasi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pandangan Islam mengenai instrument distribusi pendapatan pengganti bunga (rate of interest) yaitu rate of profit yang merupakan instrument yang sangat penting untuk mencapai keadilan ekonomi dan menjadi sumbangan pemikiran dalam pengembangan wacana-wacana ekonomi Islam di Indonesia dan dunia di tingkat akademisi. F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan.

Berdasarkan bidang keilmuan, penelitian ini masuk ke dalam penelitian ekonomi Islam di mana penelitian di kaitkan dengan konsep-konsep ekonomi Islam kemudian di sesuaikan dengan fakta atau praktek ekonomi lslam di lapangan. Berdasarkan pendekatan data yang dikumpulkan, jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, catatan-catatan yang berhubungan dengan pengertian, makna dan nilai.89 Dalam penelitian kualitatif ini, penulis mencoba menjelaskan fakta yang sesungguhnya terjadi di lapangan mengenai aplikasi rate of profit di bank syariah baik di tingkat makro maupun mikro, kemudian melihat bagaimana konsep ekonomi Islam tentang rate of profit secara komprehensif. Berdasarkan tempat pelaksanaan, penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) dan penelitian lapangan (field research).90 Berdasarkan tujuan umum, maka penelitian ini masuk dalam kategori penelitian pengembangan (developmental research) sebagai sesuatu penelitian untuk menyempurnakan penelitian yang pernah ada sebelumnya.91 Penelitian ini menyempurnakan penelitian dan aplikasi                                                             

89Kaelan, Metodologi Kualitatif Bidang Filsafat (Yogyakarta: Paradigma, 2005), 5.

90Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi; Teori dan Aplikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), 14.

91Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi; Teori dan Aplikasi, 16-17.

Page 59: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

27  

rate of profit yang telah diterapkan di lembaga keuangan syariah sebelumnya. Berdasarkan taraf pencapaian, penelitian ini adalah penelitian deskriptif (descriptive research) dan penelitian inferensial (inferential research).92 Penelitian deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang terjadi di lembaga keuangan syariah baik makro dalam hal ini bank sentral maupun mikro dalam hal ini perbankan syariah. Penelitian inferensial dilakukan untuk mencari solusi sebagai bahan rekomendasi aplikasi rate of profit ini dapat mewujudkan keadilan ekonomi (equitable distribution of income) dan kemakmuran masyarakat (equitable distribution of wealth).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fikih dan ekonomi Islam untuk menganalisis konsep rate of profit dan aplikasinya serta pengaruhnya kepada distribusi pendapatan dan kekayaan yang berkeadilan melalui transaksi investasi dan pembiayaan pada bank syariah.

2. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah adalah data yang digali dari data utamanya. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari melalui hasil pengolahan pihak kedua dari penelitian lapangannya baik berupa data kualitatif maupun kuantitatif.

Sumber data primer yang digunakan diperoleh dari kitab-kitab fikih, dan buku-buku diantaranya adalah: (1) Wahbah al-Zuhayli>, Al-Mu‘a>malah al-Ma>liyyah al-Mu‘a>s}irah, (Bayrut: Dar al-Fikr, 2002); (2) Ali Ahmad al-Nadwi>, Jamharah al-Qawa>‘id al- Fiqhi>yah fi> al-Mu’amala>t al-Ma>li>yah (Bayru>t: Dal al-Qalam, 1994); (3) Sayyid Sa>biq, Fiqh al-Sunnah (Bayrut: Da>r al-Fikr, 1973), jilid III; (4) Muhammad Isma>‘i>l al-Bukha>ri>, S{ah}i>h} al-Bukha>ri> ( Da>r T{u>q al Naja>h, 1422 H); (5) Ibn Rushd, Bida>yah al-Mujtahid wa Niha>yah al-Muqtasid, (Bayrut: Dar al-Fikr, tp. th.); (6) Kadim As} S{adr, Money and Monetary Policies in Early Islamic Period (Silver Spring : Nur Corporation, 1989); (7) M.A. Choudhury, Generalized Theory of Islamic Development Financing (London : The Edwin Mellen Press, 1997); (10) Umer Chapra, “Monetary Management in an Islamic Economy”, Islamic Economic Studies Journal, Vol 4, No.1, (1996); (11) M.M. Metwally, Teori dan Model Ekonomi Islam, trans. Husein Swait (Jakarta : Bangkit Daya Insana, 1995); (12) Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking (Leicester :The Islamic Foundation, 1994); (13) Ali Ahmad al-Nadwi>, Jamharah al-Qawa>‘id al- Fiqhi>yah fi> al-Mu’amala>t al-Ma>li>yah (Bayru>t: Dal al-Qalam, 1994); (14) Muhammad

                                                            92 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi; Teori dan

Aplikasi , 17.

Page 60: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

28  

Taqi Usmani, An Introduction to Islamic Finance (Karachi, Pakistan: Maktaba Ma’ariful Qur’an); (15) Mohsin S. Khan and Abbas Mirakhor, “The Financial System and Monetary Policy in an Islamic Economy”, Journal of Research in Islamic Economics, King Abdul Aziz University, Vol. 1, (1989); (16) Hosein Askari, Zamir Iqbal, Abbas Mirakhor, New Issues in Islamic Finance and Economics : Progress and Challenges (Singapore: John Wiley and Sons (Asia)Pte.Ltd, 2009); (17) Iraj Tutounchian, Islamic Money and Banking : Integrating Money in Capital Theory, (Singapore: John Wiley and Sons (Asia) Pte. Ltd, 2009, dan lain-lain. Bahan-bahan primer lainnnya diambil dari journal-journal internasional seperti : (1) Mahmoud A. El-Gamal, Islamic Finance: Law, Economics and Practice (New York: Cambridge University Press, 2006) (2) Mohsin S. Khan and Abbas Mirakhor, “The Financial System and Monetary Policy in an Islamic Economy”, Journal of Research in Islamic Economics, King Abdul Aziz University, Vol. 1, (1989), (3) Hossein Askari, Zamir Iqbal and Abbas Mirakhor, New issues in Islamic Finance and Economics: Progress and Challenges, (Singapore: John Wiley &Sons (Asia) Pte.Ltd., 2009), (4) M. Fahim Khan. Essays in Islamic Economy: Time Value of Money and Discounting in Islamic Perspective. (Leicester, UK: The Islamic Foundation, 1995) (5) J.M. Keynes, A Treatise on Money (New York : Macmillan, 1930), Chapter 13 (6) J.M. Keynes, A Treatise on Money (New York : Macmillan, 1930), dan lain-lain.

Selain itu data sekunder yang diperoleh dari hasil pengolahan pihak kedua dari penelitian lapangannya baik berupa data kualitatif maupun kuantitatif seperti Fatwa DSN-MUI, Peraturan Bank Sentral baik di Indonesia seperti Peraturan Bank Indonesia (PBI) , Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri, Laporan Distribusi Bagi Hasil, Dokumen di Bank Syariah seperti Dokumen Kredit Bank Danamon Syariah dan observasi di Bank Syariah Mandiri memperkuat analisa empiris terhadap konsep rate of profit pada disertasi ini.

3. Pengolahan Data dan Metode Analisis

Metode analisis penelitian ini utamanya menggunakan

documentary research (documentary analysis), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa data atau fakta yang disusun secara logis dari berbagai data baik primer maupun sekunder. Metode analisis lainnya adalah metode survey (survey analitic), yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan maksud untuk menarik kesimpulan guna mendapatkan arti yang lebih jauh yang tersembunyi di balik data. Selanjutnya dari kedua metode ini penulis memformulasikan konsep “rate of profit” secara matematis agar bisa digunakan secara operasional baik secara makro (dalam sistem moneter) maupun secara mikro (dalam sistem keuangan Islam).

Page 61: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

29  

G. Penelitian Terdahulu yang Relevan.

Penelitian tentang konsep rate of profit syariah tidak banyak. Penelitian yang sering dilakukan adalah penelitian secara empiris bukan konsep. Penelitian yang pernah dilakukan yang berkenaan dengan rate of profit diantaranya: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sudin Haron dan Norafifah Ahmad

yang berjudul “The Effects of Conventional Interest Rates and Rate of profit on Funds Deposited with Islamic Banking System in Malaysia”93 dalam International Journal of Islamic Financial Services Vol 1. No. 4. Dalam penelitian ini Sudin Haron dan Norafifah Ahmad hanya meneliti pengaruh suku bank konvensional terhadap rate of profit deposito pada bank syariah di Malaysia secara empiris sedangkan konsepnya sendiri tidak dibahas. Berbeda dengan penulis, pembahasan utama disertasi ini lebih kepada bagaimana konsep rate of profit itu sendiri yang sesuai syariah dan aplikasinya pada bank syariah dalam menciptakan distribusi pendapatan yang berkeadilan dalam transaksi investasi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Abdel Hameed M. Bashir yang berjudul “Determinants of Profitability and Rate of Return Margins in Islamic Banks: Some Evidence from the Middle East”94 di Department of Economics di Grambling State University di LA, USA. Penelitian ini hanya berfokus untuk mengetahui pada faktor-faktor endogen dan exogen yang mempengaruhi profit dan margin dari bank-bank syariah khususnya di Timur Tengah. Penelitian ini tidak membahas tentang konsep rate of profit sebagai pengganti rate of interest, melainkan lebih membahas teknik untuk memaksimalkan profitability di bank-bank syariah di Timur Tengah.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmed Belouafi yang berjudul “Asset and Liability Management of an Interest Free Islamic

                                                            93Sudin Haron and Norafifah Ahmad, “The Effects of Conventional

Interest Rates and Rate of Profit on Funds Deposited with Islamic Banking System in Malaysia,” International Journal of Islamic Financial Services Vol 1. No. 4, 1999, http://www.iiibf.org/journal.html.

94Abdel Hameed M. Bashir, “Determinants of Profitability and Rate of Return Margins in Islamic Banks: Some Evidence from the Middle East,” Seventh Annual Conference in Amman, Jordan, 2000, www.erf.org.eg /CMS/uploads /pdf /1185358321 _finance4.pdf.

Page 62: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

30  

Bank”.95 Ahmad Belouafi meneliti tentang pengelolaan asset dan liability di bank syariah yang beroperasi tanpa menggunakan instrument bunga untuk mendapatkan bagaimana cara yang terbaik dalam meningkatkan profit dan menekan biaya melalui model yang dikembangkan. Penelitian ini tidak membahas tentang konsep rate of profit sebagai pengganti bunga dalam bank yang bebas bunga dalam melakukan asset-liability management di bank syariah.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Mohd Azmi Omar, Azman Md Noor dan Ahamed Kameel Mydin Meera dalam “Islamic Pricing Benchmark.”96 Penelitian ini berusaha untuk menemukan rumusan Islamic Benchmark untuk Malaysia. Penelitian lebih bersifat empiris, studi kasus Malaysia.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Martin Cihak dan Heiko Hesse, Islamic Banks and Financial Stability : An Empirical Analysis (Kuala Lumpur : International Monetary Fund Working Paper, 2008), di 77 bank syariah tersebar di Timur Tengah, Malaysia, Pakistan dan Yaman, dengan menggunakan z-score untuk mengukur stabilitas masing-masing bank, dengan kesimpulan bank syariah besar cenderung tidak stabil. Penelitian ini bersifat empiris dan tidak membahas tentang konsep rate of profit.

6. Penelitian yang dilakukan Amine Abi Aad dan Elias Raad, The Battle of Islamic and Commercial Bank: Are Islamic Bank More Cost, Revenue and Profit Efficient than Commercial Bank : an Empirical Study from The Middle East (Saarbrucken, Deuscthland : Lebanese American University,2009) juga pada dasarnya adalah penelitian empiris dan tidak menyinggung konsep rate of profit, dengan kesimpulan bank syariah rata-rata net profit-nya lebih rendah 3% dibandingkan bank konvensional.

7. Trisiladi Supriyanto, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Net Margin Pada Pengelolaan Asset-Liability bank syariah (Studi Kasus di Bank Syariah Mandiri),” Tesis, Universitas Indonesia, 2009. Penelitian ini hanya bersifat empiris untuk mengetahui hubungan pengaruh suku bunga terhadap rate of profit di Bank Syariah Mandiri dan tidak membicarakan konsep rate of profit itu sendiri.

                                                            95Ahmed Belouafi, “Asset and Liability Management of an Interest Free

Islamic Bank,” Disertasi, Management School, University of Sheffield, United Kingdom, 1993.

96Mohd Azmi Omar, Azman Md Noor dan Ahamed Kameel Mydin Meera, “Islamic Pricing Benchmark,” Research Paper, No. 17, 2010. www.ipublication.isra.my/category-82128.html

Page 63: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

31  

H. Kerangka Pemikiran Gambar 1.1

Flow Chart Pembahasan Disertasi97

                                                            97 Gambar diolah penulis.

Surat Al-Baqarah Ayat 275, 27/ Annisa’ Ayat 29/ Ali Imran Ayat 130

 و حرم الربا احل هللا البىع Rate of Interest (حرم) Rate of Profit احل) )

Ekonom konvensional (Rate of Interest)

Ekonom Muslim

Konsep Rate of ProfitMakro Mikro

Diskursus

Ekonom konvensional (Rate of Profit)

Teori Bunga Murni Pasar Barang (IS)

Time Preference Bohm Bawerk Nassau Capital Productivity Marshall Thornton Wicksell Samuelson

Teori Bunga MoneterPasar Uang (LM)

Loanable Funds A Lerner Liquidity Preference

J.M. Keynes 

Teori Bunga ModerenKedua Pasar (IS=LM)

Equlibrium Rate

A.H. Hansen 

Karl Marx (ROE) J. Von Neumann (β) Kalecki (ROI) Piero Sraffa (GNP) 

Bagi hasil

Ex-Ante (Pre Determined) Ex-Post

Benchmark Interest/Pasar Uang

Benchmark mark-up/index Pasar Barang

M. Taqi UsmaniGamal Mahmoad Hossein Askari Zamir Iqbal Abbas Mirakhor (2009)

Muhammad Uzair M. A. Choudhury Umar Chapra Metwally Nejatullah Siddiqy Fahim Khan Iraj Toutounchian

Baqr al-Sad}rKadim al-Sad}r Salman Sheikh Mohsin S. Khan Abbas Mirakhor (1989)

 

Stabilisasi Sistem Keuangan SyariahNet Income Bank Syariah

Harga Aset Keuangan Syariah

Penentuan Harga Pembiayaan Metode Pembebanan & Pencatatan

Page 64: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

32  

Ada tiga hal besar yang diteliti di sini yaitu konsep rate of profit, aplikasinya di ekonomi makro pada sistem keuangan dan aplikasinya di ekonomi mikro pada penentuan harga aset keuangan syariah, yang sesuai dengan tujuan maqa>s}hid shari>‘ah yaitu terwujudnya keadilan ekonomi dalam bentuk distribusi pendapatan dan kekayaan yang berkeadilan (equitable distribution of income and wealth) di masyarakat. Tiga aspek ini dianalisa dari sudut pandang fikih dan ekonomi Islam. Untuk lebih memahami alur pembahasan disertasi ini, dapat dilihat pada flow chart pembahasan disertasi di Gambar 1.1.

1. Konsep Rate of Profit Konsep pengganti bunga (rate of interest), yaitu rate of profit

sangat penting dalam perekonomian Islam, karena teori yang berhubungan dengan ekonomi makro seperti permintaan uang, inflasi, sistem keuangan, distribusi pendapatan dan kekayaan, serta teori yang berhubungan dengan ekonomi mikro seperti teori penentuan rate of profit yang bebas bunga dan pembebanannya yang berlawanan dengan konsep time value of money, semuanya harus berasal dari konsep rate of profit yang Islami ini. Disertasi ini bertujuan menemukan konsep pengganti bunga dalam ekonomi Islam yaitu konsep rate of profit di bank syariah. Konsep rate of profit ini di kalangan ekonom-ekonom muslim sendiri, dipersepsikan dengan konsep yang berbeda-beda di antara mazhab pemikiran ekonomi Islam seperti Baqr Al-S}adr dari Aliran Klasik (Iqtishaduna), Abdul Mannan, Umer Chapra, M. M. Metwally, M. Fahim Khan dari Aliran Mainstream (Ekonom Islamic Development Bank) dan Masudul Alam Choudury dari aliran Alternatif.

Sementara ini dengan tidak adanya konsep rate of profit ini sebagai pengganti bunga, bank-bank syariah di pusat keuangan dunia, masih menggunakan LIBOR (London Inter-Bank Offered Rates) atau rata-rata suku bunga kredit dari bank-bank terbesar di London mengikuti fatwa yang dikeluarkan oleh Muhammad Taqi Usmani98 dan Sheikh Nizam Yacoubi atau dengan kata lain konsep rate of profit disamakan dengan konsep rate of interest oleh keduanya. Penggunaan LIBOR sebagai benchmark dipraktekkan dalam penentuan profit margin (rate of profit) mura>bah}ah atau sewa ija>rah untuk produk-produk pembiayaan home financing dan commercial financing lainnya seperti pembiayaan mobil, motor dan barang-barang consumer lainnya. Sedangkan di Indonesia, perbankan syariah masih menggunakan JIBOR (Jakarta Inter-

                                                            98  Muhammad Taqi Usmani, An Introduction to Islamic Finance,

(Karachi, Pakistan: Maktaba Ma’ariful Qur’an, 1998), 118-119.  

Page 65: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

33  

Bank Offered Rates) atau suku bunga rata-rata bank-bank terbesar di Indonesia dalam penentuan suku bunga pembiayaan syariah seperti KPR, Kredit Multi Guna dan kredit lainnya. Penggunaan LIBOR atau JIBOR pada dasarnya adalah suku bunga yang dikenakan oleh 5 (lima) bank terbesar baik di pusat keuangan dunia seperti London, dalam transaksi pinjaman antar bank di pasar uang (money market) yang ditentukan berdasarkan kekuatan penawaran dan permintaan uang (money supply and demand) sebagai cost of funds dan bukan berdasarkan harga di pasar barang dan jasa misalnya dalam hal transaksi mura>bah}ah pembiayaan mobil atau jasa sewa menyewa (ija>rah) mobil sebagai Islamic benchmark.

Kenyataan ini tentunya menimbulkan pertanyaan mendasar tentang konsep margin (rate of profit ) dalam sistem keuangan Islam, yang semestinya memiliki karakter tersendiri. Untuk memahami perbedaan konsep rate of profit dan rate of interest ini, pembahasan tentang konsep rate of interest mulai dari para ekonom klasik seperti Adam Smith, David Ricardo, Bohm Bawerk, Henry Thornton, Wicksell, John Maynnard Keynes, Paul A. Samuelson, Mankiw, Rober Pindyck, Daniel Rubinfeld dan A.H. Hansen, yang telah menghasilkan teori bunga yang berevolusi mulai dari teori Bunga Murni, Teori Bunga Moneter sampai dengan Teori Bunga Moderen dan kelemahan-kelemahan teori tersebut perlu diketahui. Hal ini sangat penting agar kemudharatan yang berasal dari teori teori tersebut tidak diambil dan diaplikasikan begitu saja dalam konsep rate of profit yang saat ini sedang dikembangkan dan diharapkan dapat mewujudkan tujuan kemaslahatan dalam ekonomi Islam yaitu terciptanya keadilan ekonomi.

Masalah rate of profit ini, baik di kalangan ekonom konvensional maupun ekonom muslim terjadi perbedaan pandangan yang tajam yang akan dijelaskan dalam landasan teori, sehingga menyebabkan dalam aplikasinya baik di sektor mikro ekonomi (lembaga keuangan) masih mengikuti perhitungan sistem bunga dan pada sektor makro ekonomi terjadi perbedaan penetapan rate of profit dasar yang sangat bervariasi pada kebijakan bank sentral di beberapa negara seperti Iran, Sudan, Pakistan, Bangladesh, Inggris dan Malaysia. para ekonom Muslim juga berbeda pendapat melihat konsep rate of profit. Diantaranya Mausudul Alam Choudury, M. Fahim Khan, Kadim al-S}adr, Metwally, Muhammad Uzair, Muhammad Uzair, Umar Chapra, Nejatullah Siddiqi, Salman Sheikh, Muhammad Taqi Usmani, Iraj Toutounchian, Hossein Askari, Zamir Iqbal, Abbas Mirakhor dan Mohsin S. Khan mempunyai pandangan yang berbeda beda. Perbedaan pandangan ekonom Muslim dengan ekonom konvensional adalah bahwa ekonom Muslim merujuk pada dasar yang sama yaitu Al-Qur’an dan Sunnah sebagai rujukan utama, tetapi mencoba menterjemahkan dalam kondisi dan situasi yang berbeda sehingga pandangan mereka juga berbeda. Perbedaan konsep tentang rate of profit ini dipengaruhi oleh perbedaaan

Page 66: SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38528/1/Trisiladi... · Nejatullah Siddiqi, Issues in Islamic Banking; (10)

 

34  

aliran pemikiran atau mazhab yang dianut oleh negara atau mayoritas penduduk muslimnya, sistem ekonomi yang dianut suatu negara, kedudukan bank syariah dalam undang-undang dan pendekatan pengembangan produk yang dipilih. Apapun perbedaan pendapat yang terjadi saat ini, konsep rate of profit harus ditemukan dalam rangka mencapai keadilan ekonomi secara keseluruhan (justice) yang merupakan tujuan pokok maqa>shid s}hari>‘ah yaitu tercapainya distribusi pendapatan dan kekayaan yang berkeadilan.

2. Aplikasi Konsep Rate of Profit di Makro Ekonomi.

Konsep rate of profit sebagai instrument distribusi pendapatan dalam ekonomi Islam seharusnya menciptakan keadilan ekonomi. Rate of profit yang menciptakan keadilan ekonomi dapat dicapai melalui perannya dalam menjaga stabilitas sistem keuangan di mana terjadi distribusi pendapatan yang berkeadilan. Untuk melihat peran rate of profit sebagai dasar sistem bagi hasil yang diterapkan dalam sistem keuangan Islam, maka kita dapat melihat hubungan rate of profit ini dalam menciptakan stabilitas keuangan terutama dalam pengelolaan asset-liability lembaga keuangan yang menghasilkan net income yang stabil atau rate of profit yang akan dibagihasilkan antara nasabah dengan lembaga keuangan yang tidak terpengaruh oleh naik turunnya faktor-faktor risiko pasar termasuk pengaruh tidak langsung dari suku bunga. Untuk mencapai stabilitas keuangan tersebut, kita perlu melihat: 1) Peran rate of profit ini dalam stabilitas sistem keuangan syariah yang diukur dari net income pada asset-liability management bank syariah, 2) Peran rate of profit pada stabilitas pasar keuangan syariah yang diukur dari volatilitas nilai aset keuangan syariah, 3) Melakukan verifikasi dari hasil empiris terhadap konsep rate of profit di bank syariah.

3. Aplikasi Konsep Rate of Profit di Mikro Ekonomi. Penentuan rate of profit pada produk pembiayaan syariah

merupakan kunci bagi terciptanya keadilan ekonomi dalam pendapatan investasi dan kesejahteraan masyarakat dalam bentuk ringannya biaya usaha jika dibandingkan dengan menggunakan sistem bunga (rate of interest). Rate of profit pembiayaan yang berkeadilan akan menghasilkan rate of profit yang adil bagi nasabah dana mud}a>rabah dan bank sebagai pengelola. Dalam rate of profit pembiayaan berupa marjin, ujrah dan bagi hasil, terdapat hak nasabah dan bank dalam sistem distribusi bagi hasil di bank syariah. Tidak seperti sistem bunga di perbankan konvensional, rate of profit nasabah dengan sistem bagi hasil di bank syariah berpedoman kepada rate of profit atau keuntungan di sektor riil. Jika rate of profit di bank syariah mengikuti atau di-benchmark dengan rate of interest dengan sistem perhitungan pembebanan dan distribusi pendapatan berdasarkan prinsip time value of money dengan metode anuitas maka selain akan merugikan nasabah dana dan sebaliknya lebih