Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata...

69
9 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 TINJAUAN UMUM 2.1.1 Gambaran Universitas Bina Nusantara Binus University pada awalnya adalah sebuah lembaga pendidikan komputer jangka pendek yang berdiri pada tanggal 21 Oktober 1974 dengan nama Modern Computer Course. Berkat landasan yang kuat, visi yang jelas, dan dedikasi tinggi yang berkesinambungan, lembaga ini terus berkembang. Pada tanggal 1 Juli 1981, karena banyaknya peminat dan pesatnya pertumbuhan, lembaga pendidikan komputer ini berkembang menjadi Akademi Teknik Komputer (ATK) dengan jurusan Manajemen Informatika dan Teknologi Informasi. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 13 Juli 1984, ATK mendapat status Terdaftar dan berubah menjadi Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Jakarta. Kemudian pada tanggal 1 Juli 1985, dibuka jurusan Komputerisasi Akuntansi, dan pada tanggal 21 September 1985, AMIK Jakarta berganti nama menjadi AMIK Bina Nusantara. Dalam usia mudanya, sebuah prestasi emas ditoreh AMIK Bina Nusantara dengan terpilih sebagai Akademi Komputer Terbaik oleh Depdikbud melalui Kopertis Wilayah III Jakarta pada tanggal 17 Maret 1986. Berkat

Transcript of Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata...

Page 1: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

9

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

2.1 TINJAUAN UMUM

2.1.1 Gambaran Universitas Bina Nusantara

Binus University pada awalnya adalah sebuah lembaga pendidikan

komputer jangka pendek yang berdiri pada tanggal 21 Oktober 1974 dengan

nama Modern Computer Course. Berkat landasan yang kuat, visi yang jelas, dan

dedikasi tinggi yang berkesinambungan, lembaga ini terus berkembang.  Pada

tanggal 1 Juli 1981, karena banyaknya peminat dan pesatnya pertumbuhan,

lembaga pendidikan komputer ini berkembang menjadi Akademi Teknik

Komputer (ATK) dengan jurusan Manajemen Informatika dan Teknologi

Informasi. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 13 Juli 1984, ATK

mendapat status Terdaftar dan berubah menjadi Akademi Manajemen

Informatika dan Komputer (AMIK) Jakarta. Kemudian pada tanggal 1 Juli 1985,

dibuka jurusan Komputerisasi Akuntansi, dan pada tanggal 21 September 1985,

AMIK Jakarta berganti nama menjadi AMIK Bina Nusantara. 

Dalam usia mudanya, sebuah prestasi emas ditoreh AMIK Bina

Nusantara dengan terpilih sebagai Akademi Komputer Terbaik oleh Depdikbud

melalui Kopertis Wilayah III Jakarta pada tanggal 17 Maret 1986. Berkat makin

meningkatnya kebutuhan masyarakat akan tenaga-tenaga andal dalam bidang

teknologi informasi, pada tanggal 1 Juli 1986, Sekolah Tinggi Manajemen

Informatika dan Komputer (STMIK) Bina Nusantara didirikan dengan Program

Strata-1 (S1) jurusan Manajemen Informatika dan Teknik Informatika.

Bersamaan dengan itu juga dibuka jurusan Teknik Komputer (S1).  Pada tanggal

9 November 1987, AMIK Bina Nusantara dilebur ke dalam STMIK Bina

Nusantara sehingga terbentuk sebuah lembaga yang menyelenggarakan Program

Diploma III (DIII) dan Strata-1 (S1). STMIK Bina Nusantara berhasil

memperoleh status "Disamakan" untuk semua jurusan dan jenjang pada tanggal

18 Maret 1992, dan pada tanggal 10 Mei 1993 mendapat kepercayaan untuk

Page 2: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

10

membuka Program Magister Manajemen Sistem Informasi, salah satu Program

Pascasarjana pertama di Indonesia di bidang tersebut.  

Pada tanggal 8 Agustus 1996, Binus University berdiri dan secara sah

diakui oleh pemerintah. STMIK Bina Nusantara kemudian melebur ke dalam

Binus University pada tanggal 20 Desember 1998, sehingga memiliki beberapa

fakultas diantaranya adalah fakultas ilmu komputer, fakultas ekonomi, fakultas

teknik, fakultas sastra, fakultas MIPA, dan program pascasarjana. 

2.1.2 Gambaran Sekolah dan Studi Arsitektur

Definisi Sekolah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI3), sekolah adalah

bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan

memberi pelajaran (menurut tingkatannya), watu atau pertemua ketika murid

diberi pelajaran, usaha menuntut kepandaian.

Definisi Sekolah Arsitektur

Arsitektur adalah ilmu dan seni merancangan bangunan. Menurut

Vitruvius dalam bukunya yang berjudul De Architectura, bangunan yang baik

seharunya memiliki 3 aspek yaitu Estetika (Venustas), kekuatan (Firmitas), dan

kegunaan (Utilitas), arsitektur dapat dikatakan sebagai penyeimbang dan

kooordinator antara ketiga aspek tersebut. Bila diterkaitkan dengan sekolah

maka sekolah arsitektur merupakan wadah bagi mahasiswanya untuk belajar

merancangan bangunan dengan berbagai bidang multi-disiplin termasuk

diantaranya matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah,

filsafat, dan lain-lain. Dalam proyek ini, Pembangunan sekolah arsitektur akan

menjadikan jurusan arsitektur binus berubah menjadi fakultas yang berdiri

sendiri dengan berbagai peminatan penjurusan di dalamnya.

Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

Page 3: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

11

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru,2006).

Dikenal dalam reputasi yang baik dalam hal Teknologi Informasi,

Universitas Binus pun memiliki jurusan arsitektur yang tidak lepas dari muatan

teknologi informasinya, baik itu dalam tahap proses desainnya ataupun dalam

proses pembangunannya. Sejalan dengan pengembangan teknologi informasi

yang dikembangkan di jurusan arsitektur, beberapa perusahaan besar dewasa ini

memerlukan karyawan yang menguasai teknologi informasi. Tiap arsitek harus

menguasai baik desain arsitektur maupun teknologi informasi. Kecakapan-

kecakapan dasar pada program studi arsitektur mempunyai pendekatan yang

berbeda dalam kurikulum di mana teknologi informasi dimanfaatkan semaksimal

mungkin dan harus dikuasai oleh tiap lulusan. Kurikulum itu didasarkan pada

Kurikulum Nasional dan Kriteria Kompetensi menurut studi banding dengan

beberapa Perguruan Tinggi di luar negeri. Di samping itu untuk menanggapi

kebutuhan fasilitas perumahan di kota–kota besar, Jurusan Arsitektur Binus juga

menambahkan "pembangunan perumahan" sebagai suatu bagian dari kurikulum.

Seluruh kurikulum didukung oleh sistem MCL (Multi Channel Learning), maka

siswa dapat dengan mudah belajar, secara sistematis, variatif, dan terintegrasi

dengan Binusmaya.

Program Inti

Program studi arsitektur dikelompokkan ke dalam tiga kelompok untuk

memaksimalkan efektivitas dari tiap hal. Pokok materi yang tercakup di

kelompok ini adalah Perencanaan dan Perancangan, Teknologi Bangunan, Teori

dan Komunikasi Arsitektur.

Program Pilihan

Sasaran dari kelompok adalah ini untuk mendukung para siswa dengan

pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan oleh bisnis dan

industri. Materi untuk kelompok ini akan selalu disesuaikan dengan tuntutan

pasar terkini, sehingga para lulusan disiapkan untuk berkompetisi dalam pasar

dunia kerja.

Page 4: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

12

Peminatan

Di dalam penjurusan terdapat tiga pilihan konsentrasi, yaitu :

1. Aplikasi Komputer

Pembelajaran Aplikasi Komputer diperkaya dengan basis Teknologi

Informasi, Multimedia dan perangkat lunak yang berhubungan dengan

arsitektur (Auto CAD, 3d-Max, Revit, Rhino, Sketch-Up, ArchiCAD,

Ecotect, Adobe). Pengetahuan ini, memberi kemampuan mengembangkan

rancangan dengan memanfaatkan Teknologi Informasi. Pilihan ini

menyiapkan para siswa untuk menjadi arsitek profesional dengan ketrampilan

Teknologi Informasi.

2. Interior

Pembelajaran Interior akan diperkaya dengan modul-modul materi Interior

dan presentasi Interior. Maksud dari peminatan ini, adalah untuk menguasai

cara menciptakan suasana nyaman bagi pemakai ruang. Tujuannya adalah

untuk untuk menyiapkan para siswa menjadi arsitek profesional dengan

wawasan Interior yang baik.

3. Real Estate

Pembelajaran Real Estate diperkaya dengan program pembangunan

perumahan. Tujuan dari peminatan ini adalah untuk menyiapkanan siswa

menjadi arsitek profesional dengan wawasan perumahan.

Berikut adalah kurikulum arsitektur yang sudah diterapkan di Binus University :

1. Semester 1 berisi mata kuliah pengantar arsitektur, estetika, teknik

komunikasi arsitektur, mdetode perancangan arsitektur, perancangan

arsitektur I, bahasa inggris dan character building I

2. Semester 2 berisi mata kuliah bahasa inggris II, komputasi design I, teknologi

banhan, perancangan arsitektur II, arsitektur tradisional, teknologi bangunan

I, dan character building II

3. Semester 3 berisi mata kuliah bahas inggris III, komputasi desain II,

perancangan tapak , perancangan arsitektur III, arisktetur modern, teknologi

bangunan II, dan perilaku dalam arsitektur

Page 5: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

13

4. Semester 4 berisi mata kuliah character building III, entrepreneurship,

arsitektur tropis, perancangan arsitektur IVdan teknologi bangunan III.

Kemudian akan dilakukan pembukaan kelas peminatan yaitu real estate,

digital arsitektur, dan interior dengan mata kuliah peminatan khusus.

5. Semester 5 berisi character building IV, fisika bangunan, perancangan

arsitektur V, utilitas, dan teknologi bangunan IV serta mata kuliah khusus

kelas peminatan

6. Semester 6 berisi arsitektur perkotaan, menegemen proyek, arsitektur

berkelanjutan, metode penelitian arsitektur, dan mata kuliah peminatan.

7. Semester 7 berisi mata kuliah seminar, kota dan pemukiman serta proses

kerja praktek

8. Semester 8 hanya berisi tugas akhir

Ruang Kelas

Ruang kelas adalah suatu ruangan tempat kegiatan belajar mengajar

dilangsungkan. Dalam sekolah arsitektur Binus terdapat kelas-kelas diantaranya

yaitu:

1. Kelas teori, kelas yang digunakan untuk mata kuliah yang bersifat teori

Page 6: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

14

Foto 2.1.1. Kelas teori binus.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2. Kelas studio, kelas yang berisi meja khusus untuk menggambar.

Foto 2.1.2. Kelas StudioArsitektur

Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Lab komputer, kelas yang digunakan untuk pembelajaran yang menggunakan

komputer.

Foto 2.1.3. Laboratorium komputer

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2.1.3 Gambaran Sekolah Berasrama

Page 7: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

15

Menurut Sutrisno Muslimin (2008), seorang dosen ilmu sosial

Universitas Negeri Jakarta, Sekolah Berasrama adalah alternatif terbaik buat

para orang tua menyekolahkan anak mereka dalam kondisi apapun. Selama 24

jam anak hidup dalam pemantauan dan control yang total dari pengelola, guru,

dan pengasuh di seklolah-sekolah berasrama. Anak betul-betul dipersiapkan

untuk masuk kedalam dunia nyata dengan modal yang cukup, tidak hanya

kompetensi akademis, tapi skill-skill lainnya dipersiapkan sehingga mereka

mempunyai senjata yang ampuh untuk memasuki dan manaklukan dunia ini. Di

sekolah berasrama anak dituntut untuk dapat menjadi manusia yang

berkontribusi besar bagi kemanusiaan. Oleh sebab itu dukungan fasilitas terbaik,

tenaga pengajar berkualitas, dan lingkungan yang kondusif harus didorong untuk

dapat mencapai cita-cita tersebut. Ada beberapa keunggulan Boarding School

jika dibandingkan dengan sekolah regular yaitu:

1. Program Pendidikan Paripurna

Umumnya sekolah-sekolah regular terkonsentrasi pada kegiatan-

kegiatan akademis sehingga banyak aspek hidup anak yang tidak tersentuh.

Hal ini terjadi karena keterbatasan waktu yang ada dalam pengelolaan

program pendidikan pada sekolah regular. Sebaliknya, sekolah berasrama

dapat merancang program pendidikan yang komprehensif-holistic dari

program pendidikan keagamaan, academic development, life skill(soft skill

dan hard skill) sampai membangun wawasan global. Bahkan pembelajaran

tidak hanya sampai pada tataran teoritis, tapi juga implementasi baik dalam

konteks belajar ilmu ataupun belajar hidup.  

2. Fasilitas Lengkap

Sekolah berasrama mempunyai fasilitas yang lengkap; mulai dari

fasilitas sekolah yaitu  kelas belajar yang baik(AC, 24 siswa, smart board,

mini library, camera), laboratorium, clinic, sarana olah raga semua cabang

olah raga, Perpustakaan, kebun dan taman hijau. Sementara di asrama

fasilitasnya adalah kamar(telepon, TV, AC, Pengering Rambut, tempat

handuk, karpet diseluruh ruangan, tempat cuci tangan, lemari kamar mandi,

gantungan pakaian dan lemari cuci, area belajar pribadi, lemari es, detector

Page 8: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

16

kebakaran, jam dinding, lampu meja, cermin besar, rak-rak yang luas, pintu

darurat dengan pintu otomatis. Sedangkan fasilitas dapur terdiri dari: meja

dan kursi yang besar, perlengkapan makan dan pecah belah yang lengkap,

microwape, lemari es, ketel otomatis, pembuat roti sandwich, dua toaster

listrik, tempat sampah, perlengkapan masak memasak lengkap, dan kursi

yang nyaman.

3. Guru yang Berkualitas

Sekolah-sekolah berasrama umumnya menentukan persyaratan

kualitas guru yang lebih jika dibandingkan dengan sekolah konvensional.

Kecerdasan intellectual, social, spiritual, dan kemampuan paedagogis-

metodologis serta adanya ruh mudarris pada setiap guru di sekolah

berasrama. Ditambah lagi kemampuan bahsa asing: Inggris, Arab, Mandarin,

dll. Sampai saat ini dalam penilaian saya sekolah-sekolah berasrama(boarding

school) belum mampu mengintegrasikan guru sekolah dengan guru asrama.

Masih terdapat dua kutub yang sangat ekstrim antara kegiatan pendidikan

dengan kegiatan pengasuhan. Pendidikan dilakukan oleh guru sekolah dan

pengasuhan dilakukan oleh guru asrama.

4. Lingkungan yang Kondusif

Dalam sekolah berasrama semua elemen yang ada dalam komplek

sekolah terlibat dalam proses pendidikan. Aktornya tidak hanya guru atau

bisa dibalik gurunya bukan hanya guru mata pelajaran, tapi semua orang

dewasa yang ada di boarding school adalah guru. Siswa tidak bisa lagi

diajarkan bahasa-bahasa langit, tapi siswa melihat langsung praktek

kehidupan dalam berbagai aspek. Guru tidak hanya dilihatnya di dalam kelas,

tapi juga kehidupan kesehariannya. Sehingga ketika kita mengajarkan tertib

bahasa asing misalnya maka semuanya dari mulai tukang sapu sampai

principal berbahasa asing. Begitu juga dalam membangun religius socity,

maka semua elemen yang terlibat mengimplementasikan agama secara baik.

5. Siswa yang heterogen

Sekolah berasrama mampu menampung siswa dari berbagai latar

belakang yang tingkat heteroginitasnya tinggi. Siswa berasal dari berbagai

Page 9: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

17

daerah yang mempunyai latar belakang social, budaya, tingkat kecerdasan,

kempuan akademik  yang sangat beragam. Kondisi ini sangat kondusif untuk

membangun wawasan national dan siswa terbiasa berinteraksi dengan teman-

temannya yang berbeda sehingga sangat baik bagi anak untuk melatih

wisdom anak dan menghargai pluralitas.

6. Jaminan Keamanan

Sekolah berasrama berupaya secara total untuk menjaga keamanan

siswa-siswinya. Makanya, banyak sekolah asrama yang mengadop pola

pendidikan militer untuk menjaga keamanan siswa-siswinya. Tata tertib

dibuat sangat rigid lengkap dengan sangsi-sangsi bagi pelanggarnya. Daftar

“dosa” dilist sedemikan rupa dari dosa kecil, menengah sampai berat.

Jaminan keamanan diberikan sekolah berasarama, mulai dari jaminan

kesehatan(tidak terkena penyakit menular), tidak NARKOBA, terhindar dari

pergaulan bebas, dan jaminan keamanan fisik(tauran dan perpeloncoan), serta

jaminan pengaruh kejahatan dunia maya. 

7. Jaminan Kualitas

Sekolah berasrama dengan program yang komprehensif-holistik,

fasilitas yang lengkap, guru yang berkualitas, dan lingkungan yang kondusif

dan terkontrol,  dapat memberikan jaminan kualitas jika dibandingkan dengan

sekolah konvensional. Dalam sekolah berasrama, pintar tidak pintarnya anak,

baik dan tidak baiknya anak sangat tergantung pada sekolah karena 24 jam

anak bersama sekolah. Hampir dapat dipastikan  tidak ada variable lain yang

“mengintervensi” perkembangan dan progresivits pendidikan anak, seperti

pada sekolah konvensional yang masih dibantu oleh lembaga bimbingan

belajar, lembaga kursus dan lain-lain. Sekolah-sekolah berasrama dapat

melakukan treatment individual, sehingga setiap siswa dapat melejikan bakat

dan potensi individunya.

2.2 TINJAUAN KHUSUS

2.2.1 Pengertian Arsitektur Berkelanjutan

Page 10: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

18

Arsitektur berkelanjutan diibaratkan interseksiional dari 3 buah lingkaran

yang menghubungkan permasalahan komunitas sosial, ekonomi, dan

lingkungan, sebagaimananya yang dapat menyelesaikan ketiga permasalahan

tersebut adalah seorang arsitek.

Gambar 2.2.1. Diagram Sustainable Daniel EW.

Sumber : Google Books

Arsitektur berkelanjutan dikategorikan untuk menggambarkan strategi,

komponen, dan teknologi dimana semuanya mengacu untuk menciptakan

bangunan yang mempunyai efek baik kepada lingkungan sekitarnya, kategori

tersebut adalah berdasarkan:

1. Cahaya matahari

2. Penghawaan ruang dalam

3. Panas matahari

4. Ventilasi alami

5. Efisiensi energy

6. Menciptakan energi

7. Bangunan minim limbah

8. Konservasi air

9. Management sampah kering

Page 11: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

19

10. Pembaharuan energi

11. Pembaharuan lahan

Sustainable architecture : principles, Paradigms, and Case Study karya

dari James Steele

Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan

kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu

karyawan ke karyawan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat

terkait. Dari 2 buah buku yang diambil pengertiannya mengenai sustainable

desain mereka membahas hal yang sama yaitu bagaimana keterkaitan aspek

sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam mendesain. Berikut adalah aspek-aspek

tersebut bila dijabarkan :

1. Keberlanjutan berdasarkan aspek lingkungan sekitar

Pengertian arsitektur berkelanjutan yang pembangunan

mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama karena

memungkinkan terjadinya keterpaduan antarekosistem, yang dikaitkan

dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis

manusia, seperti iklim planet, keberagaman hayati, dan perindustrian.

Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah mencapai taraf

pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan semakin

kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari

berbagai eksploitasi terhadap alam tersebut.

2. Keberlanjutan berdasarkan aspek sosial

Pengertian arsitektur berkelanjutan berdasarkan keadaan sosial sekitar

adalah pembangunan yang minimal mampu mempertahankan karakter dari

keadaan sosial setempat. Namun, akan lebih baik lagi apabila pembangunan

tersebut justru meningkatkan kualitas sosial yang telah ada. Setiap orang yang

terlibat dalam pembangunan tersebut, baik sebagai subjek maupun objek,

Page 12: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

20

haruslah mendapatkan perlakuan yang adil. Hal ini diperlukan agar tercipta

suatu stabilitas sosial sehingga terbentuk budaya yang kondusif.

3. Keberlanjutan berdasarkan aspek ekonomi

Pengertian arsitektur berkelanjutan berdasarkan keadaan ekonomi

sekitar adalah Yaitu pembangunan yang relatif rendah biaya inisisi dan

operasinya. Selain itu, dari segi ekonomi bisa mendatangkan profit juga,

selain menghadirkan benefit seperti yang telah dilakukan pada aspek-aspek

yang telah disebutkan sebelumnya. Pembangunan ini memilki ciri produktif

secara kuantitas dan kualitasnya, serta memberikan peluang kerja dan

keuntungan lainnya untuk individu kelas menengah dan bawah.

Dapat dikatakan desain yang sustainable adalah desain yang memiliki

kemampuan untuk menjalankan fungsinya secara terus menerus, mampu

meningkatkan taraf hidup penggunanya dan ramah lingkungan. Ramah

lingkungan berarti tidak mengganggu ekosistem, menurut Kisho Kurokawa

dalam prinsip pemikirannya sustainable design adalah grow and recycle,

tumbuh dan dapat mendaur ulang, sustainable design akan berkembang pada

setiap bangunan baru dengan sendirinya akibat merambahnya isu pemanasan

global sekarang ini. Menurut sub-komite dari bangunan sustainable, definisi

sustainable architecture adalah sebuah bangunan yang didesain dengan (Ando

et al.19) :

1. Untuk menghemat penggunaan energi dan sumber daya yang ada serta

meminimalkan racun yang merupakan emisi polutan dalam rumah

2. Untuk mengharmonisasikan desain dengan iklim lokal, tradisi, budaya

dan lingkungan sekitar.

3. Untuk dapat terus berkelanjutan dan dapt meningkatkan kualitas hidup

manusia sementara menjaga kapasitas dari ekosistem pada level lokal

maupun global

Bangunan Hemat Energi

Page 13: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

21

Sebuah wacana tentang perlawanan terhadap Global warming pun segera

menjadi sorotan dunia saat ini, tidak terkecuali negara Indonesia yang tercatat

memiliki nilai respon tertinggi 12,6% dari 9 negara lainnya (China, Australia

dan Negara Asia Tenggara) dalam green building survey awal tahun lalu.

Meskipun demikian, Indonesia menempati posisi ke-8 dengan nilai Green

Building Involvemen yang hanya bernilai 38% (konferensi BCI Asia FuturArc

Forum 2008). Itu berarti bahwa penerapan konsep desain yang berwawasan

lingkungan di Indonesia masih sangat perlu ditingkatkan.

Praktisi arsitek, Henry Feriadi mengatakan, pendidikan tentang arsitektur

hemat energi sebenarnya telah diperkenalkan sejak 1970. Namun, dalam

perkembangannya tidak lagi dipedulikan, karena murahnya tarif sumber

energi.”TDL ( tarif dasar listrik ) di Indonesia masih relatif murah, sehingga

orang2 tidak berpikir harus berhemat,”

Arsitektur yang ekologis akan tercipta apabila dalam proses berarsitektur

menggunakan pendekatan desain yang ekologis (alam sebagai basis desain).

Proses pendekatan desain arsitektur yang menggabungkan alam dengan

teknologi, menggunakan alam sebagai basis design, strategi konservasi,

perbaikan lingkungan, dan bisa diterapkan pada semua tingkatan dan skala untuk

menghasilkan suatu bentuk bangunan, lansekap, permukiman dan kota yang

revolusioner dengan menerapkan teknologi dalam perancangannya. Perwujudan

dari desain ekologi arsitektur adalah bangunan yang berwawasan lingkungan

yang sering disebut dengan green building. Hal ini erat kaitannya dengan konsep

arsitektur hijau yang merupakan bagian dari arsitektur berkelanjutan (sustainable

architecture).

Melalui studi banding dan kelompok kerja, SNI Gedung Hemat Energi 

yang telah disusun oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan

Konservasi Energi (DJEBTKE) akan dilengkapi dengan building

code konservasi energi pada bangunan. SNI yang telah disusun oleh DJEBTKE

adalah:

1. Konservasi Energi Selubung Bangunan pada Bangunan Gedung

2. Konservasi Energi Sistem Tata Udara pada Bangunan Gedung

Page 14: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

22

3. Konservasi Energi Sistem Pencahayaan pada Bangunan Gedung

4. Prosedur Audit Energi pada Bangunan Gedung

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

mendorong pembangunan bangunan berarsitektur lokal terasa lebih ramah

lingkungan dan selaras dengan lingkungan asal. Desain bangunan (green

building) hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang

mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah

lingkungan (green product).

Bangunan hijau mensyaratkan layout desain bangunan (10 persen),

konsumsi dan pengelolaan air bersih (10 persen), pemenuhan energi listrik (30

persen), bahan bangunan (15 persen), kualitas udara dalam (20 persen), dan

terobosan inovasi (teknologi, operasional) sebesar 15 persen.

Bangunan dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan

hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void

berimbang yang secara klimatik tropis berfungsi untuk sirkulasi pengudaraan

dan pencahayaan alami merata ke seluruh ruangan agar hemat energi.

2.2.2 Pengertian Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami diartikan sebagai cahaya yang masuk ke dalam

ruangan pada bangunan yang berasal dari cahaya matahari. Sebelum masuk

kedalam ruangan melalui bukaan, cahaya ini dapat diproses terlebih dahulu

dengan menggunakan ”shading”. Shading dimaksudkan sebagai penyaring

cahaya yang masuk kedalam ruangan sehingga menghasilkan kualitas

pencahayaan pada ruang yang diinginkan.

Pengertian Cahaya

Menurut The Concise Oxford English Dictionary Cahaya didefinisikan

sebagai unsur alam yang mampu merangsang indera penglihat (mata) atau media

atau kondisi dari ruang dimana memungkinkan mata untuk melihat atau bagian

dari spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata.

Page 15: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

23

Cahaya didefinisikan sebagai bagian dari spektrum elektromagnetik yang

dapat ditangkap oleh mata. Cahaya yang nampak adalah cahaya yang dapat

dirasakan oleh mata. Penglihatan adalah kemampuan mata untuk merasakan

cahaya. Cara kerjanya dapat dianalogikan seperti cara kerja video kamera.

Semua cahaya yang terlihat seolah-olah terdiri dari kumpulan satu atau

lebih photon yang menyebar melalui ruang seperti gelombang elektromagnetik.

Pada saat gelap total, mata mampu untuk merasakan photon tunggal, tetapi

secara umum apa yang terlihat pada kehidupan sehari-hari adalah cahaya yang

terbentuk dari milyaran photon yang dihasilkan oleh sumber cahaya dan dari

pantulan objek. Bila melihat ke sekeliling ruangan, kemungkinan sumber cahaya

di dalam ruang memproduksi photon dan objek dalam ruang yang memantulkan

photon tersebut. Mata dapat menyerap beberapa dari photon ini mengalir melalui

ruang dan inilah cahaya yang terlihat.

Satuan kuat cahaya yang dikeluarkan oleh sumber cahaya adalah lumen,

namun lumen tidak mendeskripsikan bagaimana keluaran cahaya

didistribusikan. Kandela (Candlepower) mendeskripsikan intensitas sinar pada

semua arah. Lumen dari suatu sumber cahaya akan menerangi permukaan, maka

Iluminasi adalah satuan dari jumlah kekuatan cahaya yang jatuh pada setiap

meter persegi permukaan semu suatu sumber cahaya atau suatu permukaan yang

diterangi. Pada saat gelombang cahaya menyentuh sebuah objek, apa yang

terjadi padanya tergantung energi yang terdapat pada gelombang cahaya

tersebut.

Berdasarkan tiga faktor, empat hal yang berbeda dapat terjadi saat

cahaya menyentuh sebuah objek adalah sebagai berikut:

1. Gelombang dapat dipantulkan atau menyebar pada objek.

2. Gelombang dapat diserap oleh objek.

3. Gelombang dapat dibelokkan melalui objek.

4. Gelombang dapat melewati objek tanpa ada efek dan lebih dari satu dari

beberapa kemungkinan dapat terjadi dengan segera.

Tranmisi adalah bila frekuensi atau energi dari gelombang cahaya

berikutnya lebih tinggi atau lebih rendah dari frekuensi yang dibutuhkan untuk

Page 16: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

24

membuat elektron dalam material bergetar, kemudian elektron tidak akan

menangkap energi dalam cahaya dan gelombang akan melewati material tanpa

berubah. Sebagai hasil, material akan transparan pada frekuensi cahaya. Berikut

adalah skema pemasukan cahaya dapat masuk ke dalam bangunan:

Gambar 2.2.2. Diagram cahaya masuk dalam ruang

Sumber : Sustainable Design”ecology,architecture, and Planning

Keterangan :

1. Cahaya langsung dari matahari pada bidang kerja.

2. Cahaya pantulan dari benda-benda sekitar.

3. Cahaya pantulan dari halaman, yang untuk kedua kalinya dipantulkan

oleh langit-langit dan/atau dinding ke arah bidang kerja.

4. Cahaya yang jatuh dilantai dan dipantulkan lagi oleh langit-langit

Difraksi dan Diagram Matahari

Sudut jatuh ditentukan oleh posisi relatif matahari dan tempat

pengamatan di bumi serta tergantung pada sudut lintang geografis tempat

Page 17: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

25

pengamatan, musim dan lama penyinaran harian yang ditentukan oleh garis

bujur geografis tempat pengamatan. Menurut Lippsmeier untuk orientasi

bangunan dan perlindungan terhadap cahaya matahari, berlaku aturan-aturan

dasar berikut:

1. Sebaiknya fasade terbuka menghadap ke selatan atau utara, agar meniadakan

radiasi langsung dari cahaya matahari rendah dan konsentrasi tertentu yang

menimbulkan panas

2. Pada daerah iklim tropika basah diperlukan pelindung untuk semua lubang

bangunan terhadap cahaya langsung dan tidak langsung, bahkan bila perlu

untuk seluruh bidang bangunan, karena bila langit tertutup awan, seluruh

bidang langit merupakan sumber cahaya.

3. Di daerah iklim tropika kering dalam musim panas diperlukan pelindung

untuk lubang-lubang pada dinding bangunan tertutup. Dalam musim dingin

kadang-kadang dibutuhkan juga Sudut jatuhnya cahaya matahari dapat

ditentukan melalui pengamatan langsung, perhitungan matematis dan

penggambaran grafis.

2.2.3 Pemanfaatan Pencahayaan dan Aplikasi

Memanfaatkan cahaya mahari yang masuk ke dalam bangunan dapat

mengontrol pula penggunaan energi pada bangunan, namun pemasukan cahaya

kedalam bangunan menimbulkan banyak permasalahan terutama dikaitkan

dengan panas dan visual. Panas yang masuk ke dalam bangunan akibat cahaya

matahari yang masuk langsung ke dalam sehingga suhu dalam ruang

meninggkat. Dalam visualisasi juga berpengaruh misal sebuah ruangan yang

membutuhkan kaca besar untuk mengambil view sebesar-besarnya namun hal

tersebut dapat membuat cahaya matahari masuk langsung. Berikut adalah hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam mengontrol cahaya matahari yang masuk ke

dalam bangunan untuk memperoleh kenyamanan pengguna ruangnya:

1. Pembayangan

Bayangan dari cahaya matahari diperlukan dalam mengurangi panas

akibat cahaya matahari yang terkena ke bangunan, bila digabungkan dengan

Page 18: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

26

konsep arah peletakan bangunan yang tepat maka pembayangan akan lebih

efektif. Penggunaan kaca hemat energi (low-transmission glass) tidak dapat

mengalahkan keefektifan dari penggunaan pembayangan pada bangunan

karena kaca hemat energi hanya mampu mencegah cahaya matahari yang

masuk sebanyak 10% (William. M, 2003)

Gambar 2.2.3. Perbandingan pembayangan dan kaca rendah energi

Sumber : Sunlight as Formgiver For Architecture

2. Pengalihan pencahayaan matahari

Distribusi cahaya dimana cahaya dibutuhkan untuk meminimalisir

penggunaan cahaya buatan, namun dalam keadaan nyata distribusi cahaya

matahari pada bangunan tidak tersebar secara merata, hanya daerah dekat

jendela memiliki pencahayaan paling kuat, yang dapat dilakukan adalah

dengan mengalihkan cahaya agar tingkat penerangan setiap area ruang

merata.

Page 19: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

27

Gambar 2.2.4. Pemantulan cahaya dalam ruang

Sumber : Sunlight as Formgiver For Architecture

3. Pengambilan view ke luar

Maksimalkan view ke luar bangunan dengan membuka bukaan ke arah

view bagus dan menghalangi view ke arah area tidak bagus. Penggunaan kisi-

kisi pada bukaan merupakan solusi untuk membiarkan cahaya masuk namun

view yang tidak bagus dapat terhalangi

Gambar 2.2.5. Ilustrasi penghalangan view

Sumber : Sunlight as Formgiver For Architecture

Penggunaan langit-langit sebagai elemen pemantulan cahaya

Pada umumnya bangunan tidak memperhatikan lapisan atas ruangan

padahal bagian plafon merupakan elemen penting dalam pemantulan cahaya

yang masuk. Dalam menerapkan elemen pemantulan cahaya pada langit-langit

bangunan diperlukan beberapa hal yang diperhatikan yaitu:

1. Letakan sumber cahaya sejauh mungkin dari langit-langit

Hal ini dapat dilakukan dengan menaikan tinggi plafon atau menurunkan

sumber masuknya cahaya.

Page 20: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

28

Gambar 2.2.6. ilustrasi plafon tinggi dan sumber cahaya rendah

Sumber : Sunlight as Formgiver For Architecture

2. Letak dan pilih bentuk elemen pemantul untuk mengarahkan cahaya

Untuk menghindari silau cahaya matahari yang masuk maka bentuk dan

letak elemen pemantul perlu di perhatikan nantinya agar tepat dipantulkan

langit-langit.

Gambar 2.2.7. ilustrasi elemen pemantul cahaya

Sumber : Sunlight as Formgiver For Architecture

3. Penggunaan material yang memiliki daya reflektif tinggi

Gambar 2.2.8. ilustrasi perbandingan material reflektif dan tidak reflektif

Sumber : Sunlight as Formgiver For Architecture

4. Perluas area pemantulan pada langit-langit

Page 21: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

29

Dengan memberikan elemen bentuk tambahan pada langit-langit akan

memperluasan area pantulan cahaya dari luar

Gambar 2.2.9. ilustrasi perbandingan material reflektif dan tidak reflektif pada langit-

langit

Sumber : Sunlight as Formgiver For Architecture

Penggunaan lightshelf dalam pemasukan cahaya

Lightshelf memiliki bentuk seperti 2 buah kanopi dengan membantu

pembayangan pada bukaan tanpa menghalangi view, lightshelf juga membantu

pemantulan cahaya ke dalam ruang secara tidak langsung. Penggunaan

lightshelft pada bangunan memang mahal dalam konstruksinya disbanding

menggunakan kisi-kisi namun dari sisi perawatannya sangat minim dibanding

elemen pelindung cahaya matahari lainnya. Berikut adalah jenis-jenis lightshelf

yang dapat diterapkan pada bangunan:

1. Penerapan lightshelf dengan meletakannya diatas jendela kemudian elemen

horizontal diletakan seperti kanopi dan diberi penerusan hingga ke dalam

banguan sehingga pemantulan dapat terjadi dengan baik

Gambar 2.2.10. ilustrasi elemen pemantul cahaya 1

Sumber : Sunlight as Formgiver For Architecture

Page 22: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

30

2. Penerapan lightshelf dengan meletakannya diatas jendela kemudian elemen

horizontal dibuat menurun untuk memantulkan cahaya keluar, tipe lightshelf

seperti ini digunakan untuk ruangan yang tidak membutuhkan cahaya terlalu

banyak tetapi menginginkan bentuk fasade bukaan yang sama seperti

ruangan yang memerlukan cahaya lebih.

Gambar 2.2.11. ilustrasi elemen pemantul cahaya 2

Sumber : Sunlight as Formgiver For Architecture

3. Penerapan lightshelf dengan meletakannya diatas jendela kemudian elemen

horizontal dibuat menghadap ke dalam ruang untuk memantulkan cahaya

matahari lebih banyak.

Gambar 2.2.12. ilustrasi elemen pemantul cahaya 3

Sumber : Sunlight as Formgiver For Architecture

4. Penerapan lightshelf sama dengan seperti contoh-contoh diatasnya namun

ada penambahan elemen vertikal guna menambah pantulan cahaya matahari

ke dalam bangunan, tipe lightshelf ini biasanya diterapkna bagi bangunan

Page 23: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

31

yang susah utnuk mendapat pencahayaan dari luar ataupun pada bagunan

yang menghadap sisi utara dan selatan.

Gambar 2.2.13. ilustrasi elemen pemantul cahaya 4

Sumber : Sunlight as Formgiver For Architecture

Penggunaan cahaya matahari central dari atas bangunan

Pemasukan cahaya dari atas (toplighting) memiliki banyak manfaat

diataranya adalah dapat diletakan dimana saja dengan pengaruh yang kecil

terhadap struktur atas bangunan, biaya lebih murah karena tidak perlu

menghasilkan bentukan-bentukan bukaan pada massa bangunan, efisien dalam

menjangkau area gelap dalam bangunan, dan sekaligus memberikan view ke atas

langit. Namun, pencahayaan pun memiliki kelemahan yaitu dapat menyebabkan

panas berlebih pada dalam bangunan akibat cahaya dari atas dapat masuk

dengan langsung ke bangunan. Pengatasan cahaya yang masuk secara langsung

tersebut dapat diatasi dengan membuat cahaya tersebut dipantulkan melalui

dinding samping bangunannya.

Gambar 2.2.14. ilustrasi pemantulan cahaya dari atas melalui dinding

Page 24: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

32

Sumber : Sunlight as Formgiver For Architecture

Selain dinding samping bangunan, elemen estetika dalam bangunan pun

dapat diterapkan hal yang sama dalam teori pemantulan matahari langsung,

diantaranya adalah kolam pantul, kolam ikan, sculpture dan lain-lain.

Gambar 2.2.15. ilustrasi pemanatulan cahaya melalui elemen lain

Sumber : Sunlight as Formgiver For Architecture

Berikut adalah jenis-jenis bukaan dari atas yang digunakan untuk

pemasukan cahaya matahari dari atas bangunan:

6

Page 25: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

33

Gambar 2.2.16. Jenis bukaan pemasukan cahaya dari atas

Sumber : Sunlight as Formgiver For Architecture

Keterangan:

1. Court, adalah sebuah area terbuka keatas dan disekitarnya dikelilingi

dinding bangunan

2. Atrium, adalah bagian tengah ruangan atau bangunan yang bagian

atasnya dibuka hingga atap

3. Lightcourt, sebuah area lapang yang dirancang untuk memaksimalkan

pencahayaan pada bangunan yang berdekatan

4. Litrium, sebuah atrium yang dirancang untuk memaksimalkan cahaya

pada bangunan yang berdekatan

5. Lightwell, bukaan vertikal yang melewati satu atau beberapa lantai

dalam bangunan untuk menyalurkan cahaya alami pada area yang

berdekatan.

6. Pengamplikasian elemen tegak terhadap bukaan atas untuk

pemantulan cahaya matahari masuk ke dalam ruang

Bentuk bangunan dan massa bangunan mempengaruhi bagaimana cara

cahaya matahari dapat masuk ke dalam bangunan. Bukaan bangunan adalah

faktor utama dalam element fasade yang membentuk komposisi tampak suatu

bangunan, dan bukaan tersebut menjadi faktor penting untuk membuat cahaya

matahari masuk ke dalam bangunan contohnya skylight, clerestory light, jendela,

dan pantulan cahaya dari ruangan lain. Antara skylight dan clerestory light

(jendela yang berada di dinding atas) sama-sama memberikan peluang cahaya

masuk lebih banyak karena berasal dari atas. Berikut adalah contoh-contoh

bukaan berdasarkan cara pemasukan cahayanya :

1. Bukaan yang diletakan tinggi sekitar 2,5 kali tinggi dari jendela, bukaan ini

mengoptimalkan cahaya matahari yang masuk

Page 26: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

34

Gambar 2.2.17. Cahaya jendela tinggi

Sumber : Gelfand Partners Architect

2. Bukaan yang biasa pada bangunan-bangunan umumnya yang diletakan

ditengah tinggi dindingnya, jenis bukaan ini untuk mengoptimalkan view ke

sekitar.

Gambar 2.2.18. Cahaya jendela tengah

Sumber : Gelfand Partners Architect

3. Bukaan dari atas / skylight pada tengah bangunan menciptakan

sumber cahaya masuk ketika skylight berikutnya membantu

menyeimbangkan pencahayaan ruangan

Page 27: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

35

Gambar 2.2.19. Cahaya skylight

Sumber : Gelfand Partners Architect

Jendela dan Ruang Kelas

Kata jendela “Window” berasal dari Old Norse vindauga, asal kata vindr

"wind" dan auga "eye". Kata "Vindauga" masih digunakan di Icelandic, dialek

bangsa Norwegia yang digunakan untuk menyebut window. Kata window

dikenal pada awal abad 13, dimaksudkan kepada lubang tanpa kaca pada bagian

dalam atap. Secara historis “windows” dirancang dengan permukaan paralel

pada dinding vertikal bangunan. Rancangannya membolehkan cahaya matahari

dan panas menekan masuk kedalam bangunan. Rancangan umum

kemiringannya kira-kira 45-35 derajat dari sudut datangnya cahaya matahari.

Gambar 2.2.20. Jenis-jenis jendela

Sumber : Gelfand Partners Architect

Jendela/bukaan barangkali salah satu aspek paling kompleks dari

lingkungan kelas. Jendela dapat menyediakan suatu kelas dengan pencahayaan

alami, pandangan- pandangan, ventilasi dan komunikasi dengan dunia luar.

Mereka dapat juga membiarkan ketidak nyamanan termal, silau, kebisingan dan

kebingungan- kebingungan

menuju kelas.

Page 28: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

36

Gambar 2.2.21. Macam-macam shading bangunan

Sumber : Gelfand Partners Architect

Menurut Mary Guzowski rancangan dan bentuk jendela adalah

pertimbangan yang paling akhir. Ukuran, posisi, karakteristik seksional, dan

berhubungan dengan permukaan lainnya akhirnya mendefinisikan pengalaman

luminasi di dalam ruang. Jendela memainkan banyak peran dan mengambil

banyak tugas. Jendela dapat ditempatkan didalam, penyaring dari bagian luar,

bingkai dari pemandangan danbanyak lainnya. Banyak program, estetika dan

faktor pengalaman dipertimbangkan dalam menentukan bentuk jendela yang

sesuai. Perhatian tertentu adalah ukuran jendela, lokasi dan detail.

Ukuran Jendela

Perhatian selalu kepada ukuran jendela (atau Glazing Area/daerah kaca)

karena dampak dari daerah kaca pada konsumsi energi. Ukuran jendela dan

pengaruhnya pada pencahayaan alami harus selalu dipertimbangkan dari

perspektif yang lebih luas dimana mungkin termasuk hubungan pada lokasi,

potensi lokasi atau mood dari cahaya, kenyamanan manusia, wayfinding,

artikulasi dari bentuk, dan relief visual.

Jendela yang kecil secara tipikal menciptakan kutub yang berbeda dari

pencahayaan yang menghadirkan ruang dengan irama dari cahaya dan bayangan.

Jendela yang kecil mendefinisikan batasan antara bagian dalam dan bagian luar

yang mana ditekankan oleh kontras antara Massa dan Dinding dan daerah kecil

dari kaca. Apabila ukuran jendela ditambah akan bersesuaian dengan

pengurangan keduanya kontras cahaya dan bayangan dan batasan antara bagian

dalam dan bagian luar. Jendela yang kecil dapat digunakan untuk membingkai

pemandangan tertentu atauhubungan pada bagian luar, fokus perhatian pada

tampilan lingkungan yang spesial atau unik. Sebaliknya ukuran jendela yang

Page 29: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

37

besar menciptakan kekurangan batasan diskriminasi antara bagian luar dan

bagian dalam-hal itu memasukkan lokasi dan landscape kepada interior.

Posisi Jendela

Posisi jendela pada dinding atau plafon berpengaruh bagaimana cahaya

akan didistribusikan dan hubungan apa yang akan terjadi dengan pekerjaan,

aktivitas dan pengalaman dalam ruang. Jendela rendah, sebagai contoh,

menyediakan kesempatan untuk mengambil keuntungan dari pemantulan cahaya

dari tanah, yang mana dapat dilangsungkan kembali dari permukaan eksterior

dan lantai untuk membawa cahaya kedalam ruang (mengasumsikan bahwa

warna-cahaya permukaan digunakan dan lantai tidak dihalangi oleh objek).

Posisi jendela yang rendah, kesempatan yang terbaik untuk memberikan

hubungan visual langsung kepada lokasi dan landscape. Posisi jendela yang

sedang sangat populer untuk mengkombinasikan pemandangan, pemantulan

cahaya, dan optimalisasi lokasi untuk ventilasi dalam yang dekat dengan

penghuni. Apabila tinggi jendela ditambah, menjadi sangat privasi. Jendela yang

tinggi menggantikan hubungan visual dari bumi menuju langit, yang juga

membolehkan cahaya untuk menekan kedalam pada ruang. Harus lebih hati-hati

dengan jendela yang tinggi karena permukaan dibawah jendela mungkin keluar

dari pembayangan, dapat menciptakan kontras yang berlebihan antara jendela

dan dinding.

2.2.4 Hubungan Cahaya dengan Aspek Lainnya

Hubungan Cahaya dan Manusia

Cahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam dan

energi kalor sebesar 6 juta kkal akan menciptakan energi dalam wujud dan

bentuk yang berbeda. Area pencahayaan melingkupi banyak cara. Tiap lapisan

cahaya dapat dijelajahi dan kembangkan. Infleksi (perubahan) cahaya dapat

menjadi inspirasi dan motivasi dalam ruang, mengantarkan imaginasi dan

mensublimasi (menaikkan) impian menjadi alam kenyataan.

Page 30: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

38

Perancangan pencahayaan yang baik harus diperuntukkan tidak hanya

bagi kebutuhan akan tampilan visual, tetapi juga untuk kebutuhan biologis

manusia akan cahaya yang juga berhubungan dengan gaya hidup dan

kebudayaan.

1. Kebutuhan akan orientasi spasial, sistem pencahayaan harus dapat membantu

menunjukkan tempat dan arah.

2. Kebutuhan akan orientasi waktu, sistem pencahayaan harus dapat

memberikan feedback akan jalannya waktu yang dibutuhkan oleh jam internal

dalam tubuh manusia.

3. Kebutuhan untuk mengerti bentuk struktur , kebutuhan untuk mengerti bentuk

fisik dapat dikacaukan oleh pencahayaan yang bertentangan dengan realita

fisik, dengan kegelapan yang pekat, maupun dengan penerangan tersebar

yang meratakan penampilan objek.

4. Kebutuhan untuk fokus pada kegiatan, pencahayaan dapat membantu

membentuk susunan kegiatan dan dengan memberikan penerangan lebih pada

area kegiatan yang paling relevan.

5. Kebutuhan untuk ruang personal, cahaya dan daerah gelap pada ruang besar

dapat membantu mendefinisikan ruang personal bagi setiap individu.

Hubungan Cahaya dan Ruang

Ruang selalu melingkupi keberadaan manusia. Melalui pewadahan

ruanglah manusia bergerak, melihat bentuk-bentuk dan benda-benda, mendengar

suara-suara, merasakan angin bertiup, mencium bau semerbak bunga-bunga

kebun yang mekar. Itulah ruang seperti kayu atau batu, meskipun sifatnya tak

berbentuk. Pada ruang, bentuk visual, kualitas cahaya, dimensi dan skala

ditentukan oleh batas-batas yang telah ditentukan oleh unsur-unsur bentuk.

Ruang ada disebelah dalam dan luar bangunan, disekitar dan diantara

bangunan-bangunan. Itulah elemen dimana manusia bereaksi apabila mengalami

lingkungan mereka.

Page 31: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

39

Hubungan Cahaya, Bentuk, dan Massa Bangunan

Menurut Mary Guzowski Rancangan Massa Bangunan yang bijaksana

selalu memperhatikan pemanfaatan pencahayaan alami untuk menghemat biaya,

cara perawatan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk iluminasi. Banyak

preseden yang berkembang pada bangunan sekolah dari abad 19 dan awal abad

20 yang mengungkapkan strategi pencahayaan alami yang sukses melalui Massa

Bangunan yang tipis, atrium, lightwells dan courtyard. Strategi ini digunakan

untuk memanfaatkan pencahayaan alami, mengurangi kelebihan kontras dari

cahaya secara sepihak (satu-sisi), menambah distrbusi pencahayaan alami, dan

memberikan view yang baik. Beragam konfigurasi untuk pencahayaan

diantaranya bentuk L, bentuk U, Donut, dan bentuk tipis linear.

1. Bentuk Linear

Massa Bangunan dengan konfigurasi linear memiliki rasio panjang-

lebar yang menempatkan sidelighting dengan batasan yang cukup. Orientasi

menjadi sangat penting karena satu aspek dari bangunan lebih panjang dari

aspek lainnya. Bila panjang memiliki orientasi ke arah Timur-Barat,

pencahayaan alami dapat dipasangkan dengan pemanasan pasif atau

pendinginan menurut musim. Berlawanan apabila panjang memiliki orientasi

ke arah sumbu Utara-Selatan, dapat membentuk simetri, antara bentuk

bangunan dan pergerakan matahari Timur-Barat, dimana mengacu kepada

pergerakan matahari harian. Pada orientasi yang lain, lokasi jendela

membutuhkan pertimbangan secara hati-hati di dalam konteks luminasi dan

objektermal. Apabila Bentuk Linear memiliki aspek panjang dan pendek,

kesempatan yang berbeda pada setiap sisi bangunan. Tergantung kepada

orientasi, iklim, arah mata angin, dan program, setiap façade mungkin

ditampilkan secara berbeda untuk memasukkan atau mengendalikan

pencahayaan, pemanfaatan matahari, dan ventilasi.

2. Bentuk Terpusat

Bentuk Terpusat memiliki internal core yang secara tipikal sebuah

vocal point disekitarnya dimana ruang yang lain terorganisasi.

Page 32: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

40

Kecenderungan kepada fokus internal, dimana melihat bagian sebaik melihat

bagian dalam. Massa Bangunan yang tebal dihasilkan dari pemusatan dimana

secara umum sama dengan rasio panjang- lebar. Biasanya untuk mengurangi

kedalamna yang nyata dari bentuk terpusat dengan memasukkan atrium,

lightwells atau courtyard, secara keseluruhan cenderung menjadi focal point

dari bangunan. Bentuk Terpusat mungkin hanya menggunakan satudari

strategi ini, meskipun tidak biasa untuk menemukan atrium, lightwells atau

courtyard pada bangunan yang sama, profil bangunan yang tipis dan zoning

aktivitas luminasi secara hati-hati (penempatan wilayah servis, gudang dan

sirkulasi pada interior melawan pencahayaan didekat selubung batas) dapat

membantu untukmenyediakan pencahayaan. Dimana massa yang tebal

dengan banyak lantai tidak dapat dihindarkan pada lokasi, programmatic,

estetika dan perhatian ekonomis.

3. Bentuk Cluster

Bentuk Bangunan Cluster tidak terpisahkan lebih sedikit sulit untuk

pencahayaan alami dibandingkan Bentuk Bangunan Tebal. Karena Bentuk

Cluster adalah susunan dari rangkaian massa-massa kecil dalam beragam

konfigurasi,wilayah permukaan yang luas sangat baik untuk toplighting atau

sidelighting. Ruang negative antara massa (bagian dalam dan bagian luar) dan

sayap bangunan dapat juga digunakan untuk menghasilkan dan membawa

cahaya menuju ruang yang bersebelahan.

Hubungan Cahaya dan Orientasi Bangunan

Perlu diperhatikan dalam orientasi banguan dapal tapak karena dengan

kita memperhatikan arah orientasi banguunan maka dapat mempertahankan

keseimbangan antara periode kekurangan panas dimana radiasi diperlukan dan

periode kelebihan panas dimana radiasi matahari harus dihindari. Lintasan

matahari pun bervariasi tergantung pada musim dan lokasi tapak, Indonesia

terletak di daerah tropis lembab sehingga membutuhkan perlakuan khusus,

berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan :

1. Bentuk bangunan memanjang arah timur-barat dengan bidang timur

Page 33: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

41

2. dan barat sekecil mungkin

3. Mengurangi pemanasan matahari

4. Memanfaatkan angin agar terjadi pendinginan karena penguapan.

5. Sebaiknya memasang kisi peneduh matahari pada jendela dan ruang outdoor.

Gambar 2.2.22. Orientasi Matahari Tropis Lembab

Sumber : Buku Fisika Jl2

2.2.5 Standar Besar Kekuatan Cahaya Berdasarkan Ruang

Standar tingkat pencahayaan dalam ruang akan mempengaruhi

bagaimana desain besarnya bukaan bangunan nantinya, sehingga kekuatan

cahaya tidak akan berlebihan dan ditempatkan pada sesuai fungsi ruang sehingga

tidak akan menimbulkan efek panas yang berlebih dalam ruang namun akan

menghemat pemakaian pencahayaan buatan dalam ruangan. Dalam tingkatan

pencahayaannya diatur oleh SNI, berikut adalah rincian garis besarnya:

No Fungsi RuangTingkat

Pencahayaan (Lux)

1 Hunian (Asrama) Teras 60 Ruang Tamu 120 - 250 Ruang Makan 120 - 250 Ruang Kerja 120 - 250 Kamar Tidur 120 - 250

Page 34: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

42

Kamar Mandi 250 Dapur / Pantry 250 Lobby, koridor 100 Ballroom 200 Cafetaria 250

2 Sekolah Ruang Guru 350 Ruang Komputer 350 Ruang rapat 300 Ruang gambar Kerja kasar dengan detail besar 200 Kerja Umum detail wajar 400 Kerja Lumayan detail 600 Kerja detail kecil (rakit barang,jahit) 900

Kerja sangat detail (potong batu, ukur benda

kecil) 1300-2000 Kerja luar biasa detail (arloji, instrumen kecil) 2000-3000 Gudang Arsip 150 Ruang arsip aktif 300 Ruang kelas 250 Perpustakaan 300 Laboratorium 500 Kantin 200

Tabel 2.2.1. Kekuatan standar pencahayaam

2.2.6 Pengaruh Pencahayaan pada Thermal Ruang

Pencahayaan yang masuk secara tidak langsung menyebabkan kondisi

themal ruang menjadi meningkat, prinsip ini ditulis oleh Robert Vale dalam

bukunya yang berjudul Green Architecture for A Sustainable Future dengan

menyebutkan bagaimana pencahayaan tidak lepas dengan pengaruh themal dari

matahari itu sendiri. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kenyaman

thermal dalam ruangan :

1. Transmisi Panas

Mengurangi transmisi panas dari dinding-dinding massif yang

terkena radiasi matahari langsung, dengan melakukan penyelesaian

rancangan tertentu, misalnya:

a. Membuat dinding lapis (berongga) yang diberi ventilasi pada rongganya.

Page 35: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

43

b. Menenpatkan ruang-ruang service (tangga, toilet, pantry, gudang, dan

sebgainya).

c. Memberi ventilasi pada ruang antara atap dan langit-langit (pada

bangunan rendah) agar tidak terjadi akumulasi panas pada ruang tersebut.

2. Orientasi Bangunan Utara-Selatan (Memanjang Timur-Barat)

Efek dari orientasi bangunan, ketebalan dinding, dan warna dinding

terhadap suhu udara di dalam bangunan diperlihatkan oleh percobaan

Givoni. Di kawasan sekitar equator, sisi barat-timur mendapatkan panas

yang lebih tinggi disbanding sisi utara-selatan. Dalam percobaan dengan

dinding warna putih, terlihat bahwa suhu udara ruang berfluktuasi terhadap

suhu udara luar. Pada siang hari umumnya suhu udara di dalam bangunan

lebih rendah dibanding suhu luar, sementara malam hari suhu udara di

dalam bangunan lebih tinggi disbanding suhu luar.

Semakin tebal dinding, fluktuasi semakin kecil, karena kondisi suhu

udara di dalam bangunan semakin stabil. Efek orientasi bangunan terhadap

suhu udara di dalam bangunan juga tampak jelas. Suhu ruang rata-rata pada

sisi dinding timur-barat lebih tinggi disbanding suhu ruang pada sisi selatan.

Perbedaan suhu ruang rata-rata timur-barat dengan ruang sisi selatan

mencapai hamper 1°C untuk dinding tipis (10cm) dan lebih dari 1,5°C untuk

dinding tebal (20cm).

3. Organisasi ruang

Dengan meletakan aktivitas/ruang utama di tengah tangunan, diapit

oleh ruang-ruang penunjang/service di Sisi timur-barat. Dinding ruang di

bagian barat akan mendapatkan radiasi matahari siang dan sore yang sangat

tinggi, dan membuat ruang di dalamnya panas.

4. Memaksimalkan Pelepasan Panas Bangunan

Pelepasan panas bangunan ke udara di sekitarnya terjadi melalui

proses radiasi, konduksi, dan konveksi. Pelepasan panas bangunan melalui

proses radiasi umumnya terjadi pada malam hari ketika suhu udara sekitar

bangunan turun, maka terjadi perpindahan panassecara radiasi dari

bangunan ke udara di sekitarnya. Pelepasan panas melalui proses konduksi

Page 36: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

44

terjadi dari bangunan ke tanah, dimana panas bangunan mengalir melalui

struktur, dinding, dan lantai ke tanah di bawahnya. Sementara itu, pelepasan

panas melalu konveksi terjadi setiap waktu, dimana angin yang bersuhu

lebih rendah dari suhu bangunanakan bersinggungan dengan bagian-bagian

bangunan seperti atap, dinding, termasuk bagian dalam bangunan (melalui

proses ventilasi). Udara yang bergerak (angin) mengambil panas dari

bagian-bagian bangunan yang disentuhnya sehingga bagian bangunan

teresebut menjadi lebih dingin.

Salah satu hal penting adalah membuat rancangan bangunan yang

memungkinkan perpindahan panas secara konveksi berlangsung optimal,

yakni membuat bukaan, jendela, jalusi, dan sebagainya yang memungkinkan

ventilasi udara silang terjadi secara optimal di dalam bangunan. Aliran

udara sangat berpengaruh menciptakan ‘efek dingin’ pada tubuh manusia

sehingga sangat membantu pencapaian kenyamanan termis manusia.

5. Meninimalkan Radiasi Panas dari Plafon (untuk Lantai Teratas)

Untuk meminimalkan radiasi panas yang berasal dari plafon, perlu

diusahakan agar ‘ruang atap’, yakni ruang diantara penutup atap dan langit-

langit, diberi ventilasi semaksimal mungkin. Dalam membuat bukaan perlu

dicegah masuknya burung atau kelelawar ke dalam ‘ruang atap’, untuk itu

lubang-lubang ventilasi perlu diberi kawat (ayakan pasir). Atap yang cukup

tinggi (volume ruang antara penutup atap dan langit-langit besar) membantu

mengurangi pemanasan ruang-ruang yang berada di bawahnya.

6. Hindari Radiasi Matahari Memasuki Bangunan atau Mengenai Bidang Kaca

Ketika sinar matahari secara langsung menembus bidang kaca,

radiasi yang dipancarkan matahari dalam bentuk gelombang pendek akan

memanaskan benda-benda di dalam bangunan tersebut seperti lantai, meja,

kursi, manusia, serta kaca itu sendiri. Akibat pemanasan tersebut, benda-

benda akan memancarkan kembali radiasinya, dalam bentuk gelombang

panjang, ke udara di sekelilingnya.

Karena bahan kaca umumnya tidak dapat meneruskan gelombang

panjang, panas yang ditimbulkan oleh benda-benda tersebut akhirnya tidak

Page 37: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

45

dapat keluar dari bangunan dan terperangkap di dalamnya. Hal ini

mengakibatkan kenaikan suhu ruang akibat radiasi. Peristiwa ini disebut

dengan the green house effect. Rumah kaca memanaskan ruang akibat dari

pemanasan benda-benda di dalam ruang. Pemanasan ini sering kali dijawab

dengan memasang mesin pendingin (AC), sehingga memerlukan energi

yang seharusnya tidak perlu. Selasar di tepi bangunan mencegah masuknya

radiasi matahari secara langsung ke bidang kaca, dapat mencegah

terjadinya efek rumah kaca.

7. Manfaatkan Radiasi Matahari Tidak Langsung untuk Menerangi Ruang

dalam Bangunan

Untuk menerangi ruang, usahakan mengambil cahaya langit, bukan

cahaya langsung matahari. Cahaya langit adalah cahaya yang dihasilkan dari

cahaya diffuse matahari. Cahaya ini tidak memberikan efek pemanasan

terhadap ruang yang diterangi.

Untuk daerah di wilayah selatan equator seperti Bandung dan

Jakarta, sisi selatan banguan tidak akan mendapatkan cahaya langsung

matahari antara April hingga September. Sementara untuk sisi utara tidak

akan mendapatkan cahaya langsung antara Oktober hingga Maret. Sky light

plafon merupakan penerangan alami yang diciptakan dari plafon yang

diemnsinya dibuat optimal agar cahaya masuk secukupnya tanpa

memanaskan ruang.

8. Optimalkan Ventilasi Silang (untuk Bangunan Non-AC)

Jika ruang tidak menggunakan AC, usahakan agar terjadi aliran

udara yang menerus (ventilasi silang) di dalam rumah, terutama bagi ruang-

ruang yang dirasa panas. Dari sisi akustik hal ini memang kurang

menguntungkan, namun ini merupakan pilihan, mana yang perlu

dikalahkan. Aliran udara penting untukmenciptakan efek dingin bagi tubuh

manusia. Ventilasi silang terjadi jika ada sedikit dua bukaan di sisi yang

berbeda di bangunan.

9. Warna dan Tekstur Dinding Luar Bangunan

Page 38: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

46

Warna terang cenderung memantulkan panas, sementara itu warna

gelap menyerap lebih banyak panas. Tekstur kasar menyerap lebih banyak

panas disbanding tekstur halus.

10. Rancangan Ruang Luar

Meminimalkan penggunaan material keras (beton, aspal) untuk

menutup permukaan halaman, taman atau parkir tanpa adanya peneduh.

Material keras yang terkena radiasi matahari langsung akan menaikkan suhu

udara di sekitar rumah dan akhirnya membuat ruangan di dalam rumah

panas.

2.3 STUDI BANDING

2.3.1 Bangunan Asrama

1. Asrama Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Deklarasi UNESCO merumuskan empat pilar konsep pendidikan

perguruan tinggi, yaitu selalu belajar untuk mencari tahu guna menguasai bidang

ilmu (learning how to know), selalu belajar belajar melatih diri untuk

memperoleh keterampilan dalam mengaplikasikan bidang ilmu (learning to do),

selalu belajar untuk memerankan profesi bidang ilmu (learning to be), dan selalu

belajar untuk  bagaimana hidup bermasyarakat (learning how to live together).

Dalam pelaksanaan pendidikan perguruan tinggi, IPB menjabarkan dan

mengaplikasikan deklarasi tersebut dalam lima pilar konsep pendidikan, yaitu

profesionalisme, kepekaan sosial, kepedulian terhadap lingkungan, jiwa

kewirausahaan dan moral.

Oleh karena itu, didirikan Asrama TPB IPB sebagai perwujudan dari

pelaksanaan lima pilar konsep pendidikan tersebut. Dalam pelaksanaannya

asrama ini diwajibkan bagi mahasiswa baru tingkat 1 program sarjana IPB

dengan masa kepenghunian 1 tahun.

Page 39: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

47

Gambar 2.3.1. Asrama Mahasiswa IPB

Sumber : google

Asrama TPB IPB telah menjadi benchmark bagi berbagai perguruan

tinggi dalam pengelolaan asrama serta pembinaan mahasiswa. Hal ini terlihat

pada berbagai kunjungan ke asrama TPB untuk melakukan studi banding. Selain

telah menjadi benchmark bagi berbagai perguruan tinggi, Asrama Tingkat

Persiapan Bersama memiliki berbagai keunggulan lainnya diantaranya :

1. Mahasiswa mendapatkan pembinan akademik, multibudaya dan kesempatan

mengikuti program-program pengembangan diri.

2. Mahasiswa mempunyai peluang berinteraksi dengan berbagai latar belakang

bidang ilmu, budaya, agama dan suku.

3. Tersedianya jasa layanan terpadu berupa klinik kesehatan, cyber asrama

(internet gratis), kantin, dan warung.

4. Akses pada fasilitas akademik dengan waktu lebih leluasa baik siang

maupun malam hari.

Asrama TPB IPB merupakan Asrama yang wajib dihuni oleh Mahasiswa

Tingkat Pertama selama satu tahun (2 semester). Fasilitas Asrama TPB IPB :

1. Fasilitas Gedung 

Asrama TPB IPB  memiliki dua lokasi, yaitu : Asrama Putri dan Asrama

Putra.

Page 40: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

48

Asrama Putri terdiri dari empat Gedung, yaitu : Gedung A1,  Gedung A2,

Gedung A3, Gedung Rusunawa.

Asrama Putra terdiri dari tiga Gedung, yaitu : Gedung C1,  Gedung C2,

Gedung C3.

Fasilitas Gedung : Televisi, Ruang bersama, Mushola, Halaman tempat

jemuran, kamar mandi, tempat mencuci pakaian, dll.

Setiap gedung memiliki 10 lorong. Masing-masing lorong teridiri dari

13-14 kamar

Fasilitas Lorong : Setrika, Pemanas air / Dispenser, dll.

2.  Fasilitas Kamar

Kamar Asrama TPB IPB dihuni oleh 4 orang mahasiswa.

Fasilitas kamar : Tempat tidur susun, meja belajar   (@1 meja belajar),

Lampu Belajar, Rak Handuk, Lemari Pakaian (@1 lemari), Gantungan

Pakaian.

3. Fasilitas Penunjang

Londry / Bibi cuci

Penyediaan Minuman Galon

Lapangan Olahraga (Lap.Basket, Lap. Volly, dll.)

Ambulance

Kantin Asrama

Mini Market (Agri Mart)

Pusat Fotocopy

Koperasi

Bus Transportasi

Lab Komputer/ Cyber Mahasiswa Asrama

Penjernihan Air, dll

2. Asrama Mahasiswa Binus University (Binus Square)

Asrama Binus atau dinamakan Binus Square merupakan desain

hasilkompetisi terbatas dengan mengundang beberapa konsultan arsitektur untuk

mendesain bangunan 4 tower (hall) Binus – Hall of Residence. Dari kompetisi

Page 41: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

49

terbatas ini, Aaronpurbo Architecture Studio kemudian memenangkan kompetisi

ini pada tahun 2008. Dari tahun 2008 sampai tahun 2009, pihak arsitek banyak

mengadakan penyesuaian desain bangunan berkaitan dengan persyaratan tata

kota di DKI Jakarta.  Menurut Aaron Purbo, Principal Architect dari Aaronpurbo

Architecture Studio, kendala yang ditemui ketika mendesain Binus Square

adalah jumlah kamar yang banyak. Ada sekitar 1.750 kamar

termasuk guest room. Bangunan yang difungsikan sebagai  asrama ini terdiri

dari 4 hall, dimana 2 hall untuk pria dan 2 hall untuk wanita, sehingga perlu

solusi yang baik untuk mengontrolnya.

Site bangunan banyak terpotong GSB. Dari 1,5 Ha yang dimiliki, hanya

9.000m² yang digunakan, yang 5.000m² diberikan ke Pemda untuk perencanan

jalan dan daerah hijau. Hal ini juga menyebabkan orientasi bangunan menjadi

berbeda. Setiap kamar di bangunan ini mendapatkan pencahayaan alami.

Bahkan, setiap kamar juga mempunyai view dan jendela yang dilengkapi dengan

balkon. Selain untuk menikmati pemandangan kota Jakarta, di salah satu dinding

area balkon juga dimanfaatkan untuk menempatkan outdoorpendingin udara

(AC) individual. Setiap lantai bangunan memiliki koridor yang panjang, oleh

karenanya diperlukan bukaan di area tengah koridor. Bukaan ini dibuat setinggi

2 lantai, yang kemudian dijadikan aksen pada fasade dan berfungsi sebagai teras

bersama. Fungsi dari void ini adalah sebagai sirkulasi udara dan pencahayaan

alami koridor, sehingga area koridor tidak perlu menggunakan AC dan

penerangan buatan pada siang hari. Void-void ini menjadi aksen bangunan yang

juga menjadi salah satu kelebihan arsitektur bangunan.

Gambar 2.3.2. Gedung Binus Square

Page 42: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

50

Sumber : google

Konsep awal yang ditawarkan arsitek kepada owner adalah meletakkan

posisi bangunan dengan  menghindari hadap barat dan timur. Jadi orientasi

bangunan menghadap ke arah utara dan selatan. Kemudian membagi dua hall

perempuan dan dua hall laki-laki dengan kontrol hanya satu, yaitu di lantai

dasar. Di lantai dasar ada lobby besar yang digunakan bersama. Dari lobby besar

kemudian masuk lagi ke lobby kecil untuk masuk ke masing-masing hall.

Lobby utama dilengkapi dengan fasilitas lounge, game room, ruang baca,

ruang  meeting/conference room, kantor pengelola, dan di bagian depan

ada tenant-tenant kecil. Semua fasilitas di lantai dasar dipakai bersama-sama.

Area besmen dimanfaatkan terutama untuk ruang mekanikal elektrikal, STP,

dan ground water tank. Area bersama di lantai 2-3 dilengkapi dengan fasilitas

ruang makan. Di area belakang yang berdekatan dan kolam renang, terdapat

gym dan BBQ area. Dari sini para penghuni tidak bisa masuk ke kamar. Untuk

dapat ke kamar, mereka harus turun terlebih dahulu ke lobby.

Gambar 2.3.3. Fasilitas Binus Square

Sumber : google

Void membuat cahaya dan angin bisa masuk. Pada area tempat

menunggu lift juga di buat dengan menggunakan material kaca sehingga cahaya

alami tetap bisa masuk di siang hari. Berdasarkan hasil survey, fasilitas yang ada

di Binus Square yaitu:

keamanan security selama 24 jam

Page 43: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

51

restaurant/kantin/foodcourt

laundry

ruang fitness

ruang permainan

ruang baca

meeting room

lapangan basket/futsal

beberapa toko retail (circle dan tempat fotocopy)

lounge

kolam renang

bus shelter

bbq area

Spesifikasi bangunan dalam tapak adalah sebagai berikut :

Lift : 7 Unit

Luas Lahan : 1,4 ha

Luas bangunan : 50.000 m2

Jumlah hall : 4 hall / tower

Jumlah lantai : 18 Lantai

Jumlah kamar : 1540 kamar

Luas kamar single : 7,5 m2

Luas kamar double : 12,5 m2

Jumah guest room : 138 unit

Kesimpulan dari membandingkan 2 contoh bangunan asrama ini adalah

dengan membandingkan fasilitas apa saja yang berada dalam suatu asrama,

tipikal tata ruang dalam bangunannya, dan lain-lain diharapkan dapat menjadi

pedoman dalam menrancang suatu asrama. Terutama pada Binus Square, karena

pada bangunan binus square peneliti melakukan survey langsung berbeda

dengan asrama IPB yang pengumpulan datanya menggunakan studi literature.

Pada asrama Binus suasana ruang lebih modern dibanding asrama IPB yang

Page 44: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

52

terkesan kusam dan kumuh, dengan penataan eksterior yang futuristic dan

interior yang modern menambah daya jual dan daya tarik bagi mahasiswa yang

ingin tinggal di asrama Binus.

2.3.1 Bangunan sekolah

Austin E. Knowlton School of Architecture

Contoh sekolah arsitektur karya dari Mack Scogin Merrill Elam

Architects, sekolah ini mengajarkan arsitektur berkelanjutan kepada

mahasiswanya melalui contoh nyata dengan menerapkannya pada konsep

bangunan langsung. Sekolah ini menerapkan ruang sosialisasi yang besar,

bentuk arsikektural yang unik, penempatan kawasan, dan bangunan yang

interaktif.

Sekolah ini merupakan bagian dari Ohio State University kampus lama,

sekat dengan suangai dan stadium sepak bola. Bentuk dasar dari bangunan

sekolah yang kota menggambarkan keadaan kota sekitar dengan menempatkan

bangunan sekolahnya menjadi bangunan yang hijau. Berdampingan dengan

sekolah bisnis Ohio University membuat sekolah arsitektur ini menawarkan

sebuah jalur pedestrian yang nyaman dengan menempatkan dirinya menjadi

bagian dari pedestrian yang menghubungakan kedua fakultas tersebut.

Gambar 2.3.4. Eksterior Sekolah Arsitektur Austin E.K

Sumber : Archdaily

Page 45: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

53

Pada pintu masuk utama, sikulasi vertikal dimulai, sistem sirkulasi

bergerak keatas dan melalui bangunan, kelas studio dan menunjukan beberapa

ruang dalam bangunan, kantor fakultar diletakan disepanjang sirkulasi tersebut

dan langsung dapat melihat ke area studo agar dapat mengawasi keadaan dalam

kelas studio.

Fasilitasnya diantara lain adalah 45 studio, 65 kantor, sebuah auditorium,

dan perpustakaan, dengan beberapa tempat workshop kayu, kafe, lab komputer,

kelas dan tempat pameran.

Gambar 2.3.5. Interior Sekolah Arsitektur Austin E.K

Sumber : Archdaily

Page 46: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

54

High Performance Schools Workshop Twenhofel Middle School

Gambar 2.3.6. Twenhofel Middle School

Sumber : Archdaily

Twenhofel Middle School adalah sekolah yang mengadopsi pencahayaan

alami sebagai sistem dalam penghematan energi pada bangunan. Twenhofel

Middle School terletak di Kenton, Inggris, berikut adalah spesifikasi bangunan

sekolah yang menjadikannya bagunan berarsitektur berkelanjutan:

1. Pencahaayaan alami pada bangunan

2. Sistem penangkapan air hujan

3. Penggunaan solar panel pada bangunan

4. Seritfikasi LEED

Gambar 2.3.7. Ruang Twenhofel Middle School

Sumber : Archdaily

Page 47: Sekolah dana Asrama Arsitektur Binus di Permata …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewCahaya matahari dengan kecepatan rambat kira-kira 360.106 km/jam

55

Bangunan didirikan pada sumbu Utara-Selatan untuk menyediakan

rancangan pencahayaan alami yang optimal. Gymnasium, perpustakaan, Ruang

yang bersifat umum dan semua ruangan kelas adalah menggunakan pencahayaan

alami dengan glass clearstories. Memberikan pencahayaan alami 70% setiap

waktu, jadi mengurangi biaya energi. Penyaring silau elektrik dioperasikan

diantara clearstoryglass didalam gymnasium untuk mengelapkan untuk

penampilannyya. Pencahayaan alami dari ruang kelas kualitas kesehatan udara

ruang dalam diperhatikan secara kritis untuk menyediakan lingkungan belajar

yang efektif. Penelitian sudah menunjukkan pencahayaan alami didalam ruang

kelas meningkatkan prestasi siswa dan meningkatkan kepuasan staf. Penelitian ini

menunjukkan prestasi meningkat 20 % untuk matematika dan 26 % dalam

membaca lebih dari periode satu tahun.