Sejarah Uang Indonesia Dari MA Hingga Rupiah

8
@Superembul SEJARAH UANG INDONESIA DARI MA HINGGA RUPIAH Sejarah Uang Indonesia Masa Pra-Penjajahan 1. Uang masa Kerajaan Mataram Kuno Sejarah dan perkembangan mata uang di Indonesia sudah dimulai sejak masa jaya Kerajaan Mataram Kuno, yakni sekitar tahun 850 M. Kerajaan ini menggunakan koin-koin emas dan perak berbentuk kotak sebagai alat tukarnya. Koin-koin Kerajaan Mataram memiliki tiga satuan berbeda, yang nominalnya paling besar yakni Masa atau Ma dengan berat 2,4 gram; satu langkah di bawah Ma adalah Atak

description

Hanya untuk ilmu pengetahuan dengan menggabungkan unsur Sejarah & Ekonomi

Transcript of Sejarah Uang Indonesia Dari MA Hingga Rupiah

Page 1: Sejarah Uang Indonesia Dari MA Hingga Rupiah

@Superembul

SEJARAH UANG INDONESIA DARI MA HINGGA RUPIAH

Sejarah Uang Indonesia Masa Pra-Penjajahan

1. Uang masa Kerajaan Mataram Kuno 

Sejarah dan perkembangan mata uang di Indonesia sudah dimulai sejak masa jaya Kerajaan Mataram Kuno, yakni sekitar tahun 850 M. Kerajaan ini menggunakan koin-koin emas dan perak berbentuk kotak sebagai alat tukarnya.

Koin-koin Kerajaan Mataram memiliki tiga satuan berbeda, yang nominalnya paling besar yakni Masa atau Ma dengan berat 2,4 gram; satu

langkah di bawah Ma adalah Atak dengan berat 1,2 gram, 1 Atak setara dengan ½ Ma; dan Kupang atau Ku dengan berat 0,6 gram, 1 Ku setara dengan ½ Atak.

2. Uang masa Kerajaan Jenggala 

Page 2: Sejarah Uang Indonesia Dari MA Hingga Rupiah

Kerajaan Jenggala yang berkuasa di wilayah timur Pulau Jawa juga turut menorehkan sejarah uang Indonesia. Pada masa jayanya, yakni tahun 1042 – 1130 M, koin-koin emas dan perak tetap digunakan meski terdapat perubahan pada desain dan bentuk.

Selain koin-koin emas dan perak, kerajaan ini juga menggunakan uang kepeng dari Cina sebagai alat pembayaran resmi (bahkan lebih sering digunakan daripada koin emas dan perak). Ini adalah bukti pengaruh hubungan dagang dengan bangsa Cina. 

3. Uang masa Kerajaan Majapahit 

Keberadaan uang di Indonesia pun tidak terlepas dari sebuah kerajaan digdaya di nusantara, Kerajaan Majapahit.

Berdiri pada 1293 – 1500 M, Kerajaan Majapahit kembali menggunakan mata uang Ma, seperti Kerajaan Mataram Kuno. Tidak hanya Ma, kerajaan ini juga memiliki satuan mata uang Tahil, yang juga berupa koin emas. 

Selain itu, Kerajaan Majapahit juga menggunakan uang-uang dari emas dan perak dalam berbagai bentuk: segiempat, setengah atau seperempat lingkaran, segitiga, trapesium, bahkan bentuk yang tidak jelas.

Ini menunjukkan bahwa rupa uang tersebut tidak penting. Selama ada cap bergambar teratai atau jambangan di permukaannya, uang tersebut bisa digunakan.

Ada juga Gobog Wayang, sebuah keeping uang dengan lubang di tengahnya. Gobog Wayang merupakan bentuk satuan mata uang yang ada dalam pengaruh budaya Cina.

Page 3: Sejarah Uang Indonesia Dari MA Hingga Rupiah

4. Uang masa Kerajaan Samudra Pasai

Setelah lenyapnya Kerajaan Hindu di Indonesia, zaman berganti menjadi Kerajaan Islam. Salah satunya adalah Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan yang terletak di ujung Pulau Sumatera ini mempunyai mata uang yang dinamakan Dirham.

Uang Dirham di Samudra Pasai dikeluarkan oleh Sultan Malik Al Zahir tahun 1297 hingga 1326 dan didominasi oleh tulisan arab dengan nama Malik al Zahir dan Sultan al Adul di sisi yang lain. 

Malik al Zahir adalah petinggi teladan. Uang yang dikeluarkan setiap periode selalu mencantumkan nama Malik Al Zahir. Nilai 16 Dirham sama nilainya dengan 1 Real Spanyol atau nilai 5 Dirham sama dengan 1 Silling Inggris. 

Dirham Samudra Pasai berkadar emas 70% dan 22 karat. Kemudian dalam perkembangannya kandungan emas terus diturunkan. Nilai mata uang Dirham dibuat dengan nilai 1 Dirham dan 1/2 Dirham.

5. Uang masa Kerajaan Buton 

Berbeda dengan kerajaan-kerajaan lain di nusantara yang menggunakan koin emas dan perak sebagai alat tukar, Kerajaan

Buton memberi warna sendiri pada sejarah Indonesia.

Mereka menggunakan uang berbahan kain tenun sebagai alat tukar. Uang Kerajaan Buton ini disebut Kampua, terbuat dari sehelai tenunan persegi panjang yang ditenun oleh puteri-puteri istana. Corak dan desain Kampua dibuat berbeda setiap tahun untuk mengantisipasi pemalsuan. 

6. Uang masa Kesultanan Banten

Dalam sejarah uang Indonesia sebelum era penjajahan, uang Kasha adalah mata uang Kesultanan Banten. Dibuat pada 1550 – 1596 M, koin emas ini juga

Page 4: Sejarah Uang Indonesia Dari MA Hingga Rupiah

mencerminkan pengaruh Cina pada desainnya dan pengaruh Arab pada ukirannya. Selain itu terdapat pula koin-koin tembaga dan timah.

7. Uang masa Kerajaan Gowa

Kerajaan yang terkenal dengan kisah patriotik Sultan Hasanuddin ini mengukir sejarah uang Indonesia dengan mengeluarkan mata uang Jingara.

Jingara menggunakan campuran timah dan tembaga sebagai bahannya.

8. Uang masa Kesultanan Cirebon

Sejarah uang Indonesia pada masa Kesultanan Cirebon juga tidak terlepas dari pengaruh Cina.

Kesultanan Cirebon membuat mata uang dengan bantuan seorang Cina, mata uang tersebut disebut Picis. Picis terbuat dari timah tipis dan mudah pecah.

9. Uang Kesultanan Sumenep

Sejarah uang Indonesia di Kesultanan Sumenep terkait dengan masuknya Spanyol ke Indonesia.

Kesultanan Sumenep menggunakan uang Spanyol sebagai alat tukar. Selain itu, kerajaan ini juga memanfaatkan uang gulden Belanda dan uang thaler Austria.

Sejarah Uang Indonesia Masa Penjajahan

“Gulden pada sejarah uang Indonesia sempat ditarik dari peredaran karena berukirkan Ratu Wilhelmina dengan rambut yang terurai”

Perekonomian Indonesia di masa penjajahan Belanda tidak terlepas dari peran pemerintahan kolonial Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).

VOC menyebarluaskan penggunaan mata uang Gulden Hindia-Belanda dalam kegiatan perekonomian di nusantara.

Page 5: Sejarah Uang Indonesia Dari MA Hingga Rupiah

Selain gulden, mata uang lain yang digunakan—khususnya di wilayah Sumatra dan Jawa adalah dolar Sumatra dan rupiah Jawa (keduanya hanya bertahan sampai tahun 1824 Masehi).

Keduanya punah karena pemerintah kolonial menegaskan penggunaan gulden.

Gulden pada sejarah uang Indonesia sempat ditarik dari peredaran karena berukirkan Ratu Wilhelmina dengan rambut yang terurai. Penarikan dari peredaran ini dilakukan karena dianggap sebagai penggambaran tidak sopan kepada seorang bangsawan.

Gulden berjaya di Indonesia untuk waktu yang relatif lama. Bahkan pada masa pemerintahan kolonial Jepang pun mata uang Belanda ini masih digunakan.

Hanya saja, pada gulden di masa penjajahan Jepang tertera tulisan “De Japansche Regering” (“pemerintah Jepang”). Selain itu, pemerintah kolonial Jepang juga mengedarkan mata uangnya sendiri, yaitu Dai Nippon Teikoku Seihu.

Selain gulden dan mata uang Jepang, mata uang lain yang pernah beredar dalam masa sejarah Indonesia adalah mata uang rupiah Hindia-Belanda. Mata uang ini diperkenalkan di tahun 1944 tetapi hanya bertahan satu tahun karena terimbas peperangan (Perang Dunia II).

Sejarah Uang Indonesia Pasca-Kemerdekaan

Dalam sejarah Indonesia, mata uang yang secara resmi beredar pada awal masa kemerdekaan adalah mata uang Jepang, gulden Hindia-Belanda, dan mata uang De Javasche Bank.

Inflasi mata uang sempat terjadi pada mata uang Jepang, terkait kekalahannya dalam Perang Dunia II. 

Rakyat kecil Indonesia adalah pihak yang paling dirugikan atas inflasi tersebut, karena rakyat kecil Indonesia saat itu paling banyak menggunakan mata uang Jepang dalam kegiatan ekonomi sehari-hari.

Kerugian rakyat kecil dalam sejarah uang Indonesia diperparah dengan diturunkannya kebijakan Panglima AFNEI yang menduduki Indonesia tahun 1946.

Page 6: Sejarah Uang Indonesia Dari MA Hingga Rupiah

Kebijakan tersebut berisi pemberlakuan mata uang NICA sebagai alat transaksi resmi di Indonesia. Kebijakan ini menuai protes dari pihak pemerintah Indonesia karena mata uang NICA dianggap merugikan rakyat pribumi dan mengacaukan stabilitas perekonomian Indonesia yang baru saja merdeka.

Sikap protes pemerintah Indonesia ditunjukkan dengan dikeluarkannya kebijakan pelarangan menggunakan mata uang NICA dalam bertransaksi.

Langkah besar sejarah uang Indonesia yang pertama dalam mengatasi dilema penggunaan mata uang dengan pasukan AFNEI adalah diterbitkannya ORI (Oeang Republik Indonesia).

Pada 26 Oktober 1946, pemerintah Indonesia dengan tegas dan berani mengeluarkan mata uang baru dan melarang penggunaan mata uang asing mana pun, termasuk NICA.

Rakyat Indonesia yang baru merdeka mendukung sepenuhnya langkah berani ini. Rakyat banyak menggunakan ORI, sebagai simbol keberpihakannya kepada pemerintah Indonesia.

Pada masa penggunaan mata uang ORI inilah, Indonesia menggoreskan perubahan-perubahan besar di bidang perbankan, seperti berdirinya Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan sebagainya.

Pendirian bank-bank nasional ini sebenarnya merupakan bentuk akuisisi pemerintah Indonesia terhadap aset-aset peninggalan para pemerintah sebelumnya, terutama pemerintah penjajah Jepang.

Dalam perkembangan ekonomi dan sejarah uang Indonesia, mata uang ORI hanya digunakan hingga tahun 1949.

Selanjutnya, Bank Indonesia memperkenalkan Rupiah

sebagai mata uang resmi Indonesia. Rupiah, yang berasal dari kata rupee, yaitu mata uang India sebenarnya sudah ada sejak masa pemerintahan penjajahan Belanda, tetapi kalah pamor dibandingkan mata uang gulden.

Page 7: Sejarah Uang Indonesia Dari MA Hingga Rupiah

Gambar Uang di Indonesia :