Sejarah Taliban

8
Sejarah Taliban By Jookut dkk Kalau mendengar Taliban pasti kebanyakan orang Islam sendiri langsung berburuk sangka. (Sumber: Dr. Muhammad Abbaas, “Bukan… Tapi Perang terhadap Islam” (diterjemahkan oleh Ibnu Bukhori), Solo: Wacana Ilmiah Press, Cet. I, April 2004, hal. 248-255 dan hal. 245-246) Setelah mujahidin meraih kemenangan, Amerika Serikat dan pengikut- pengikutnya berhasil menyebarkan permusuhan di kalangan faksi-faksi mujahidin, selain juga berhasil membunuh Kamal Sananiri pada tahun ’81, pembunuhan terhadap Dr. Abdullaah Azzaam pada tahun ’89 berhasil menciptakan perpecahan di antara faksi-faksi mujahidin. Sehingga, mereka semua saling memusuhi, sehingga hal ini menimbulkan meluasnya ketakutan di sebagian besar kawasan Afghanistan. Keadaan ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang berjiwa lemah, sehingga mereka menarik pajak dan upeti kepada masyarakat. Semakin banyaklah patroli yang berkeliling di jalan-jalan yang mengumpulkan pajak dengan paksa kepada orang-orang yang lewat dengan kendaraan mereka. Maka, setiap kelompok dari faksi-faksi itu memiliki para penarik pajak yang melakukan tindakan yang mirip dengan tindakan para mafia. Maka, merajalelalah kejahatan dengan berbagai bentuknya. Masyarakat dilanda ketakutan menyangkut keamanan jiwa, harta, kehormatan, dan hak milik mereka. Sebagian orang bertahan, sebagian lagi pergi ke luar negeri. Krisis ini semakin parah, penderitaan semakin bertambah-tambah, dan harapan semakin pupus. Keadaan ini berlangsung selama beberapa tahun, di mana masyarakat sudah kehabisan harapan untuk mendapatkan jalan keluar, karena di sana tidak ada seberkas cahaya pun di cakrawala dan tiada sepercik harapan di hati. Hanya ada kegelapan yang bertumpuk dengan kegelapan, malam gelap gulita yang sangat kelam menyelimuti seluruh kawasan Afghanistan, yang semua itu menambah beban di hati putra-putra negeri Islam yang telah dihancurkan oleh perang dan dipotong-potong oleh taring-taringnya yang tajam, sehingga ia bermalam sebagai sepotong daging yang menjadi permainan lidah orang-orang dengki atau bola yang disepak ke sana kemari oleh kaki orang-orang berdosa. Tiba-tiba, tanpa perencanaan oleh seorang pun, datanglah jalan keluar dari Allah swt. Maka, muncullah Taliban di permukaan dengan sedikit komandan tempur dan personil militer yang kecil untuk mengatakan kepada semua pihak: “Tahanlah tangan kalian dan menyingkirlah dari medan! Bukalah kota-kota, lapangan-lapangan, jalan-jalan, dan halaman-halaman,

Transcript of Sejarah Taliban

Page 1: Sejarah Taliban

Sejarah TalibanBy Jookut dkk

Kalau mendengar Taliban pasti kebanyakan orang Islam sendiri langsung berburuk

sangka.

(Sumber: Dr. Muhammad Abbaas, “Bukan… Tapi Perang terhadap Islam”

(diterjemahkan oleh Ibnu Bukhori), Solo: Wacana Ilmiah Press, Cet. I, April

2004, hal. 248-255 dan hal. 245-246)

Setelah mujahidin meraih kemenangan, Amerika Serikat dan pengikut-pengikutnya

berhasil menyebarkan permusuhan di kalangan faksi-faksi mujahidin, selain juga

berhasil membunuh Kamal Sananiri pada tahun ’81, pembunuhan terhadap Dr.

Abdullaah Azzaam pada tahun ’89 berhasil menciptakan perpecahan di antara faksi-

faksi mujahidin. Sehingga, mereka semua saling memusuhi, sehingga hal ini

menimbulkan meluasnya ketakutan di sebagian besar kawasan Afghanistan.

Keadaan ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang berjiwa lemah, sehingga mereka

menarik pajak dan upeti kepada masyarakat. Semakin banyaklah patroli yang

berkeliling di jalan-jalan yang mengumpulkan pajak dengan paksa kepada orang-

orang yang lewat dengan kendaraan mereka. Maka, setiap kelompok dari faksi-faksi

itu memiliki para penarik pajak yang melakukan tindakan yang mirip dengan

tindakan para mafia. Maka, merajalelalah kejahatan dengan berbagai bentuknya.

Masyarakat dilanda ketakutan menyangkut keamanan jiwa, harta, kehormatan, dan

hak milik mereka. Sebagian orang bertahan, sebagian lagi pergi ke luar negeri.

Krisis ini semakin parah, penderitaan semakin bertambah-tambah, dan harapan

semakin pupus. Keadaan ini berlangsung selama beberapa tahun, di mana

masyarakat sudah kehabisan harapan untuk mendapatkan jalan keluar, karena di

sana tidak ada seberkas cahaya pun di cakrawala dan tiada sepercik harapan di

hati. Hanya ada kegelapan yang bertumpuk dengan kegelapan, malam gelap gulita

yang sangat kelam menyelimuti seluruh kawasan Afghanistan, yang semua itu

menambah beban di hati putra-putra negeri Islam yang telah dihancurkan oleh

perang dan dipotong-potong oleh taring-taringnya yang tajam, sehingga ia

bermalam sebagai sepotong daging yang menjadi permainan lidah orang-orang

dengki atau bola yang disepak ke sana kemari oleh kaki orang-orang berdosa.

Tiba-tiba, tanpa perencanaan oleh seorang pun, datanglah jalan keluar dari Allah

swt. Maka, muncullah Taliban di permukaan dengan sedikit komandan tempur dan

personil militer yang kecil untuk mengatakan kepada semua pihak: “Tahanlah

tangan kalian dan menyingkirlah dari medan! Bukalah kota-kota, lapangan-

lapangan, jalan-jalan, dan halaman-halaman, dengan sukarela atau dengan

peperangan!” Lantas, mereka semua pun menyingkir dengan terpaksa dan terhina.

Gerakan Taliban bermula pada tahun 1994, pada saat sebuah kelompok kecil dari

kalangan Talib (pelajar ilmu agama; dalam bahasa Afghan, kata talib dijamakkan

Page 2: Sejarah Taliban

menjadi Taliban, dengan demikian kata taliban berarti pelajar ilmu agama) dan

Mulla Afghan di Kandahar melakukan pengusiran terhadap para perampok yang

biasa merampok kafilah (yang mengadakan perjalanan) dan melakukan

pemerkosaan kepada wanita di sekitar Kandahar. Para Talib itu, yang dipimpin oleh

Mulla Muhammad Umar berhasil merampas senjata para perampok dan

menemukan beberapa wanita yang diculik dan sebagian lagi dibunuh setelah

diperkosa. Sebagian perampok itu berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman sesuai

dengan syariat. Sebagian dari gerombolan perampok melarikan diri dari Kandahar.

Kemudian, berkembanglah euforia dan semangat di kalangan penduduk Kandahar,

lantas mereka memecat gubernur Kandahar yang berada di bawah pemerintahan

Rabbani, karena ia tidak mampu menghadapi para perampok itu. Mereka pun

mengangkat Mulla Muhammad Umar sebagai amir mereka. Mulla (Mulla adalah

mahasiswa ilmu syariah yang berhenti dari sekolah sebelum memperoleh gelar,

sedangkan maulawi adalah yang telah berhasil meraih gelar) akhirnya

mengumumkan penerapan syariat Islam di Kandahar, kawasan yang mereka kuasai.

Tersebarlah berita keamanan yang terwujud di kawasan Kandahar, sehingga

berdatanganlah delegasi para Talib dan penduduk kawasan utara dan barat yang

bertetangga dengan Kandahar. Para pelajar agama itu meminta mereka untuk

memerintah dan menerapkan syariat Islam di wilayah-wilayah mereka. Para Talib

itu membantu mereka dalam mengatur wilayah tersebut di bawah kekuasaan

mereka dan dalam penerapan syariat. Dengan demikian, Taliban telah menguasai

sekitar seperlima Afghanistan tanpa peperangan, akan tetapi karena keinginan

penduduk kawasan tersebut akan diterapkannya syariat Islam dan terciptanya

keamanan. Itulah awal mula gerakan ini. Dr. Sami Muhammad Shalih Dallal

melukiskan bagaimana gerakan Taliban sering meraih kemenangan ini tanpa

peperangan. Ia mengatakan:

“Dari rahim sekolah-sekolah agama di Kandahar, dengan fatwa para ulama di

kawasan Mayuan, muncul Taliban pada hari jumat, 15 Muharram 1415 H

bertepatan dengan 24 Juni 1994 M di medan konflik perubahan. Ia berawal dari

beberapa belas penuntut ilmu agama yang dipimpin oleh Mulla Muhammad Umar,

kemudian banyak penuntut ilmu yang bergabung dengan mereka, di mana

kebanyakan mereka itu lulusan Universitas Haqqaniyah di Peshawar, Pakistan.

Dalam sebuah pertemuan besar yang dihadiri oleh 1500 ulama Aghanistan,

terpilihlah pimpinan dan perintis gerakan Taliban, Mulla Muhammad Umar sebagai

Amirul Mukminin. Mulailah gerakan Taliban menaklukkan kawasan-kawasan

Afghanistan, satu demi satu, bermula dari kawasan Ruzajan, dengan pasukan yang

jumlahnya hanya sebanyak 313 orang, di mana kelak kekuasaannya meluas sedikit

demi sedikit. Keadaan ini terus berlangsung hingga akhirnya ia menguasai

mayoritas kawasan itu. Seluruh faksi yang semula saling bertempur sejak

kekalahan Rusia pada tahun 1989 M berhasil dikalahkannya. Pada masa itu,

Pakistan mendukung Taliban dan mempermudah gerakan para Talib ke Afghanistan

untuk bergabung dengan Taliban. Pakistan juga membuka perbatasan untuk suplai

logistik bagi Taliban. Karena kedudukan terhormat para ulama, maulawi, dan Talib

Page 3: Sejarah Taliban

di masyarakat Afghan, Taliban meraih kemajuan dengan menguasai kawasan-

kawasan lain di utara dan timur. Saat itu, Rabbani, sebagai penguasa di Kabul

belum mengumumkan sikapnya, sebagai taktiknya, karena ia mengetahui bahwa

pasukan Hikmatyar-lah yang memisahkan wilayah kekuasaan mereka dari Kabul.

Bahkan, ia menawarkan bantuan kepada mereka untuk menjadi gerakan agama

yang menjalankan tugas untuk melakukan koreksi serta amar makruf dan nahi

munkar. Akan tetapi Hikmatyar memerintahkan pasukannya untuk tidak menyerah

kepada Taliban. Terjadilah pertempuran di antara mereka di kawasan Ghazni,

kemudian ke utara hingga kawasan Kabul, di mana wilayah kekuasaannya jatuh

satu persatu tanpa peperangan atau dengan peperangan kecil, karena kebanyakan

komandan dan faksi mujahidin, bahkan juga perampok, ragu untuk terjun

berperang melawan para penuntut ilmu agama.

Beberapa faksi lain, seperti faksi Yunus Khalish dan pasukan Haqqani menyerahkan

wilayah kekuasaan mereka kepada Taliban di Paktia dan Khost. Kebanyakan

komandan Sayyaf juga enggan untuk berperang melawan para Talib itu. Mereka

menyerahkan Nankarhar dan Jalalabad kepada Taliban, karena mereka melihat

akhlak para Talib itu, serta tindakan mereka menerapkan syariat Islam, beramar

makruf nahi munkar, mewujudkan stabilitas keamanan, memburu para perampok,

dan mengamankan jalan. Kemudian, Taliban berhasil mencapai perbatasan Kabul.

Mereka menghadap kepada Rabbani dengan sejumlah tuntutan, yang paling

penting di antaranya adalah penerapan syariat Islam. Kemudian, Rabbani meminta

mereka mengirimkan delegasi untuk berunding dengannya. Akan tetapi, Mas’ud,

menteri pertahanannya, setelah berjanji kepada mereka untuk menyerahkan

senjata, menghentikan peperangan, dan berdialog dengan mereka, justru

mengkhianati mereka pada pagi hari berikutnya dan membunuh sejumlah qurra

dan penghafal al-Quran yang menjadi delegasi dari para Talib itu. Disebutkan

bahwa jumlah orang-orang yang dikhianati itu, yang dibunuh di dalam masjid

mencapai hampir 250 talib. Akhirnya, Taliban menyerang Kabul, yang dalam waktu

singkat berhasil dijatuhkan pada malam 26 September ’96, karena tidak adanya

kepercayaan di antara dua faksi yang mempertahankannya, yaitu; kelompok Mas’ud

dan kelompok Hikmatyar. Sebelum subuh, Taliban memasuki Kabul setelah terjadi

pertempuran ringan dengan sebagian penjaganya dari kelompok pasukan Mas’ud,

Rabbani, dan Sayyaf. Maka, faksi-faksi itu melarikan diri ke arah utara, untuk

menghentikan peperangan di garis Gunung Siraj, pintu gerbang koridor Salink, dan

kawasan utara. Saat itu, usia Taliban dihitung dari kemunculannya sekitar dua

tahun. Kekuasaan Taliban berhenti di kawasan timur, selatan, barat, dan barat laut,

hingga kawasan Herat. Sedangkan hampir seluruh kawasan utara yang meliputi

sekitar 15% kawasan Afghanistan dengan ibukotanya Mazar-i Syarif masih belum

dikuasai oleh Taliban.

Pada pertengahan tahun ’97, Taliban bergerak ke arah utara dan dalam sebuah

gerakan cepat berhasil menguasai sebagian besar kawasan utara, dan jatuhlah

ibukota Mazar-i Syarif ke tangan mereka. Saat itu seluruh dunia menyangka bahwa

Page 4: Sejarah Taliban

kekuasaan Afghanistan telah berada di tangan Taliban. Tetapi, sebagian milisi

Uzbek yang semula mengadakan perjanjian damai dan bekerjasama dengan

Taliban, berkhianat. Pengkhianatan ini menimbulkan pembantaian mengerikan

yang menimpa pasukan mereka di utara, di mana korban pembantaian ini mencapai

10.000 hingga 15.000 pasukan Taliban, menurut angka-angka yang disebut, dalam

pembantaian sadis, di mana kebanyakan dari mereka dikuburkan hidup-hidup

dalam kuburan masal oleh milisi Uzbek Komunis di Mazar-i Syarif bersama dengan

sekutu mereka dari golongan Syiah.

Maka, Taliban kembali bergerak ke utara dengan penuh waspada, lantas satu

persatu wilayah utara jatuh ke tangah mereka sekali lagi. Maka, pasukan Dustum

pun hancur dan ia melarikan diri ke Uzbekistan. Maka, tidak ada lagi kekuatan

militer yang melawan mereka kecuali pasukan Mas’ud yang berdiam di sebuah

lembah sempit yang terbentang dari Panshir hingga Gunung Siraj, kemudian ke

Tasyarika, hingga ke pintu gerbang Kabul bagian utara, di mana di situ ia bertahan

bersama pasukan pengikut Sayyaf. Taliban bergerak ke utara mengejar pasukan

Mas’ud melalui jalan Ghurbind, tempat yang sewaktu-waktu bisa dijadikan jalan

penyerangan bagi Mas’ud dan Sayyaf ke arah Kabul, dalam upaya menguasainya

dan mengembalikan neraca kekuatan di Afghanistan, sekali lagi.

Serangan itu benar-benar terjadi ketika pasukan Taliban masih tersebar jauh dari

ibukota Kabul, di mana pada saat itu, Kabul diselamatkan, setelah oleh karunia

Allah, oleh sekelompok mujahidin Arab.

Pemerintahan Taliban telah mengumumkan penerapan syariat Islam di seluruh

kawasan yang berada di bawah kekuasaannya dengan menjadikan Kabul yang

dikuasainya pada 27-9-1996 sebagai ibukota dan basis gerakan politiknya dan

menjadikan Kandahar sebagai tempat tinggal Amirul Mukminin dan basis gerakan

legislasi dan organisasinya.

Dalam waktu singkat, Taliban telah menguasai hampir seluruh kawasan

Afghanistan (kecuali sedikit kawasan utara yang telah kami singgung sebelumnya)

dengan memproklamirkan tujuan-tujuannya, yang secara ringkas berupa penerapan

syariat Islam secara total, penciptaan stabilitas dan keamanan di seluruh kawasan

negeri Afghanistan, pemulihan bangunan, dan pembangunan infrastruktur di

seluruh kawasan negeri Afghanistan.

Tak lama setelah itu, musuh-musuh Allah di seluruh dunia pun geger. Mereka

memperlihatkan kedengkian mereka, membidikkan anak panah mereka, dengan

harapan mereka bisa mengenai Taliban dalam satu pembunuhan atau paling tidak

mempersempit ruang geraknya. Maka, mereka mulai melontarkan tuduhan-tuduhan

sebagai berikut:

1. Taliban telah membawa Afghanistan dari cahaya peradaban yang gemerlap

kepada apa yang mereka sebut sebagai kegelapan syariat Islam.

Page 5: Sejarah Taliban

2. Melarang wanita dari kegiatan belajar dan mengajar serta menutup pintu-

pintu rumah untuk menghalangi para wanita keluar dari rumah menuju

sekolah dan universitas.

3. Melarang kaum wanita bekerja atau berkarir.

4. Mengharuskan kaum wanita mengenakan hijab.

5. Melarang minuman keras di seluruh kawasan Afghanistan.

6. Melarang musik dan lagu di panggung maupun di tempat-tempat umum.

7. Melindungi para teroris dan melatih kelompok-kelompok mujahidin.

8. Menanam ganja dan mengekspornya ke seluruh dunia.

9. Tidak mematuhi undang-undang internasional dan konvensi-konvensi antar

negara.

10.Membela kasus-kasus keislaman, khususnya intifadah di Al-Aqsha, Palestina.

Sebagai contoh, Muhammad Hasanain Haikal berkata membawakan sebuah

peristiwa menyentuh, ketika ia mengatakan:

“Agen intelijen pusat Amerika terlibat sangat intens terhadap peroalan Afghanistan,

sampai-sampai sekelompok stafnya telah menghabiskan waktu enam bulan untuk

membuat laporan tentang penyimpangan seksual bagi para pemimpin Afghan serta

pentingnya menggunakan penyimpangan seksual itu sebagai alat untuk

menundukkan mereka! Sebagai contoh nyata, agen intelijen tersebut mensinyalir

adanya perang hebat yang berlangsung selama beberapa bulan antara dua orang

pemimpin yang kedua-duanya jatuh cinta kepada anak kecil yang ditemukan oleh

salah seorang dari kedua pemimpin itu, lantas diculik oleh yang lain.”

Ya, Imperium Setan ini telah memproduksi sesuatu paling rendah yang ada pada

diri manusia yaitu nafsu seks, bermain dengan dan di atasnya. Sesungguhnya,

setiap orang memiliki titik kelemahan, jika kelemahan itu tidak ditemukan, Anda

bisa menciptakannya dengan memberikan iming-iming dan menyesatkannya. Jika

Anda tidak berhasil juga, Anda bisa mempublikasikan kelemahan itu agar

kebohongan-kebohongan dan kedustaan-kedustaan mengenainya tersebar luas.

(Sumber: Dr. Muhammad Abbaas, “Bukan… Tapi Perang terhadap Islam”

(diterjemahkan oleh Ibnu Bukhori), Solo: Wacana Ilmiah Press, Cet. I, April 2004,

hal. 236)

Dalam tuduhan-tuduhan ini, mereka telah mencampuradukkan antara kebenaran

dan kebatilan. Kebanyakan tuduhan tersebut tidak memiliki dasar kebenaran sama

sekali, melainkan semata-mata merupakan kebohongan murahan. Kebanyakan

darinya bahkan merupakan mahkota yang berkilau yang dipasangkan di dahi

Taliban.

Adapun pihak-pihak yang berada di belakang tuduhan-tuduhan ini adalah: Amerika

Serikat, Uni Eropa, Republik Rusia, beberapa republik Islam yang merdeka setelah

kejatuhan Uni Soviet, India, Yahudi di Palestina, sebagian besar negara Islam, PBB,

kaum sekuleris di seluruh negara. Semua tuduhan ini dilontarkan melalui surat

Page 6: Sejarah Taliban

kabar, majalah, buku-buku, siaran radio dan televisi, internet, dan berbagai media

informasi lainnya.

Seluruh pihak yang telah kami sebutkan tadi telah berhimpun untuk menjatuhkan

pemerintahan Taliban, meski berapapun biaya yang diperlukan dan meskipun

penderitaan yang dialami bangsa Afghanistan semakin parah.

Mereka semua menunjukkan dendam mereka dan berlindung di balik payung

Perserikatan Bangsa-bangsa. Mereka mengepung penuh Afghanistan yang

diperintah oleh Taliban. Mereka memasang pagar-pagar yang mengisolasi dan

menyerangnya dari darat dan udara, agar mereka bisa membunuh bangsa

Afghanistan dengan rasa lapar dan ketertindasan. Kemudian, sesudah itu mereka

akan mengatakan: “Ia dibunuh dan ditindas oleh Taliban!”

Adapun dari dalam, mereka menyebarkan kelompok-kelompok misionaris yang

menjelajahi sebagian besar kawasan Afghanistan dengan alasan untuk

menyelamatkan rakyat Afghanistan yang secara sistematis telah dibuat lapar dan

takut, kemudian mereka datang untuk menjadi juru selamat, seperti serigala yang

berbulu domba.

Jumlah organisasi misionaris yang aktif hingga sekarang di Afghanistan dan

diwarisi oleh Taliban dari masa-masa sebelumnya mencapai sekitar 240. Surat

Kabar Frontie Post yang terbit di Peshawar dengan bahasa Inggris, pada edisi 10

Desmber 1997, mempublikasikan bahwa organisasi NGO Men telah berhasil

mengkristenkan 100.000 rakyat Afghanistan selama 7 tahun (mulai tahun 1990

hingga 1997).

Taliban telah mengumumkan penerapan syariat Islam di seluruh bidang kehidupan.

Mereka mengeluarkan beberapa keputusan menyangkut persoalan wanita dan

perlindungannya dari penyimpangan. Mulla Muhammad Umar berkata: “Kita tidak

anti pengajaran bagi wanita, tetapi kita ingin mengatur pengajaran kaum wanita

dengan aturan-aturan syariat.”

Taliban juga telah mengeluarkan beberapa keputusan yang melarang penanaman,

produksi, dan pemakan ganja di Afghanistan, di mana sepanjang sejarah,

Afghanistan telah menjadi negara terkemuka pengekspor barang haram ini.

Ketika semua itu terjadi, maka semuanya menjadi rambu-rambu yang jelas

menunjukkan hakikat gerakan Taliban, tujuan-tujuannya, dan target-targetnya serta

sejauh mana tingkat kebenarannya. Gerakan ini telah mengajukan solusi bagi

Afghanistan yang terkucil. Ia telah berhasil mewujudkan apa yang gagal

diwujudkan oleh gerakan lain dan berdiri kukuh ketika yang lain surut ke belakang.

Berbagai upaya iming-iming maupun penyesatan tidak mampu membalikkannya

dari jalan yang telah digariskannya, ketika amirnya dengan tegas menyatakan—

sebagai jawaban atas embargo, tekanan, dan tawar-menawar yang diajukan

Page 7: Sejarah Taliban

kepadanya: “Sesungguhnya prinsip-prinsip Islam mengenai pemerintahan Islam

tidak bisa menerima kompromi atau tawar-menawar terhadapnya dengan apapun

juga.”

Adalah mustahil untuk menjelaskan seluruh sepak terjang Taliban, sekalipun

dengan menggunakan seluruh lembaran buku ini, oleh karena itu, penulis akan

memberikan gambaran sepintas, barangkali ini bisa menghilangkan berbagai

kebohongan yang diceritakan mengenainya.

Kita awali dengan kesaksian Mufti Mesir, Dr. Nashr Farid Washil, di mana beliau

mengatakan:

“Ketika kita pergi ke sana, kita akan mendapati bahwa realitas Afghanistan berbeda

sama sekali dari apa yang digambarkan dan disiarkan oleh media massa Barat

tentang Taliban dengan berbagai pengekangan, pengungkungan wanita, dan

perkebunan ganja. Kami semua, sebagai delegasi, semula memiliki kesan kuat di

benak kami bahwa Taliban benar-benar telah mengangkat syiar Islam sebagai

solusi, tetapi mereka kemudian menanam ganja untuk membiayai gerakan mereka.

Media massa Barat menyiarkan bahwa mereka mengekang dan melarang kaum

wanita dari aktivitas mengajar, mengemudi mobil, dan sebagainya, bahwa mereka

begini dan begitu. Tapi, di sana terlihatlah fakta yang tak pernah terlihat itu, bahwa

mereka tidak menanam ganja, melainkan membentuk kelompok-kelompok untuk

memberantas pertanian ganja, bahkan benar-benar membakar perkebunannya.

Mereka melarang ada satu pohon ganja pun dalam pemerintahan mereka!

Adapun kaum wanita, maka kami melihat mereka ada di jalan raya, di sepanjang

jalan raya. Mereka mengatakan: bahwa apa yang dipublikasikan itu keliru. Yang

benar adalah, ‘karena kurangnya sekolah dan gedung sekolah, disebabkan oleh

kondisi pengajaran yang buruk di negeri kami’, maka kami mulai menyiasati

keadaan, yaitu bahwa anak laki-laki, khususnya yang tertua akan menjadi

penanggung jawab dan penting bagi keluarganya; oleh karena itu, kami

mengutamakan saudara laki-laki paling besar daripada saudara-saudara lainnya,

sekalipun mereka juga sama-sama laki-laki, agar mendapat tempat di sekolah. Maka

laki-laki tertualah yang paling utama. Jadi, permasalahannya bukan perempuan

atau laki-laki, melainkan keadaan telah mengatur aktivitas dan sikap kami. Jika

keadaan pengajaran membaik, tentu setiap anak perempuan akan mendapat tempat

seperti anak laki-laki.’

Sebenarnya, kami sangat terkejut dengan keadaan yang disiarkan secara bohong

oleh media informasi Barat. Saya mengakui bahwa saya pribadi dulu mempercayai

semua pemberitaan menyangkut Taliban, akan tetapi setelah melakukan kunjungan

itu, seluruh delegasi tanpa terkecuali yakin tentang ketidakobjektifan media massa

Barat dan upayanya untuk menyesatkan seluruh dunia, khususnya mengenai

realitas Taliban dan Afghanistan.

Page 8: Sejarah Taliban

Terus terang, saya juga menganggap kunjungan ini seluruhnya bernilai positif,

karena dengan kunjungan ini kami mengerti sejauh mana kebohongan informasi-

informasi yang dipublikasikan oleh media massa Barat.

Saya katakan: sudah waktunya negara-negara Islam untuk mulai mengakui

pemerintahan Taliban. Ini merupakan pendapat delegasi Organisasi Konferensi

Islam (OKI) dan pendapat saya pribadi. Saya katakan, sudah waktunya kita

memahami bahwa kebanyakan kekuatan politik internasional menghendaki kondisi

menyedihkan ini, di mana kekuatan-kekuatan ini berupaya menciptakan perpecahan

di antara saudara-saudara seagama. Karena itu, saya menyerukan kepada dunia

Arab dan Islam untuk merevisi sikapnya terhadap pemerintah Taliban.”