Sejarah perkembangan sosial manusia purba
-
Upload
rendrafauzi -
Category
Education
-
view
96 -
download
9
Transcript of Sejarah perkembangan sosial manusia purba
Berdasarkan penemuan alat-alat Paleolithik, dapat disimpulkan bahwa manusia purba pendukung zaman batu tua hidup dengan berburu
dan mengumpulkan makanan (hunting and food gathering). Mereka juga hidup dengan menangkap ikan di sungai. Manusia purba pada
zaman batu tua hidup berpindah-pindah (nomaden).
Menurut Teuku Jacob, bahasa komunikasi antar sesama sudah mulai terbentuk pada zaman batu tua ini .
Manusia sudah mulai berkomunikasi dengan kata kata di samping menggunakkan tanda-tanda melalui
gerakan badan.
Sebagian manusia pendukung kebudayaan mesolithikum masih tetap berburu dan mengumpulkan makanan tetapi sebagian
sudah mulai bertempat tinggal menetap di gua-gua dan bercocok tanam secara sederhana. Adapula pendukung kebudayaan
zaman batu madya yang hidup di pesisir. Mereka hidup dengan menangkap ikan, siput dan kerang.
Mereka bercocok tanam dengan amat sederhana dan dilakukan secara berpindah – pindah, sesuai dengan keadaan kesuburan tanah.
Mereka telah dapat menanam umbi-umbian. Pada zaman ini manusia sudah mulai berupaya menjinakkan binatang. Hal itu dapat
dibuktikan dengan ditemukannya fosil anjing di gua cakondo, sulawesi selatan.
Perubahan besar dalam bidang sosial budaya terjadi pada zaman batu muda. Perubahan tersebut dikenal dengan nama Revolusi
Neolithik yaitu perubahan dari mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi
menghasilkan makanan (food producing), dari kehidupan berpindah-pindah (nomaden)
menjadi kehidupan menetap.
Mereka menghasilkan makanan seperti umbi, sukun, pisang, durian, dan lain sebagainya. Dan mereka juga sudah mulai dapat beternak serta menjinakkan hewan seperti anjing, ayam, kerbau, dan babi..
Manusia pada zaman ini lebih cenderung beryempat tinggal di dekat sumber air, seperti dekat sungai,tepian danau,dan pesisir..
Pada zaman logam manusia di Indonesia hidup di desa-desa di daerah
pegunungan, dataran rendah dan tepi pantai. Mereka hidup dalam
perkampungan-perkampungan yang makin teratur dan terpimpin. Bukti-bukti sisa
tempat kediaman mereka ditemukan di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Bali, Sumbawa,
Sumba dan di beberapa pulau di Nusa Tenggara Timur dan Maluku.
Rumah pada masyarakt zaman logam bertiang
besar dengan atap melengkung, dibawahnya
terdapat kolong dipakai sebagi tempat
pemeliharaan ternak. Mata pencaharian
mereka adalah PERTANIAN, mereka juga
telah mengenal sistem irigasi sehingga ditak
terlalu mengandalkan air hujan.
Masyarakat pada masa ini telah mengenal sistem
kerja atau kehidupan berkelompok. Mereka hidup
berpindah pindah untuk memenuhi kehidupan
mereka, karena mereka hanya mengandalkan
hutan.
Kehidupan antar masyarakat sangat erat. Selain itu
mereka juga mengenal adanya pembagian
tugas, Kaum laki-laki bertugas untuk berburu
sedangkan kaum perempuan bertugas menjaga
anak-anak dan mengumpulkan buah-buahan.
Pada masing masing kelompok terdapat
pemimpin yang sangat dihormati oleh anggota
kelompok.
Manusia pada masa ini telah memiliki tempat tinggal tetap, hal ini dimaksudkan untuk mempererat hubungan antar masyarakat, iilah salah satu tanda bahwa
manusia adalah mahkluk sosial.
Kehidupan sosial yang dilaksanakan masyarakat terlihat jelas dengan adanya sistem gotong royong. Sistem ini menumbuhkan ciri-ciri masyarakat agraris dan
sosial.selain itu juga telah terdapat aturan-aturan beserta sanksinya terhadap sesuatu.
Dalam Perkembangannya, pola hidup masyarakat sosial sagat teroganisir dengan baik .