Sejarah Perkembangan Pariwisata Indonesia, Trend Produk, dan Pemasaran 2015

52

description

Tugas Mata Kuliah Pariwisata Nasional oleh Bapak Haryadi Darmawan(Maret 2014)

Transcript of Sejarah Perkembangan Pariwisata Indonesia, Trend Produk, dan Pemasaran 2015

  • Oleh :Achmad RifqiDandy Anugera

    Syifa PF

  • Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena hanya dengan rahmat dan karunia-

    Nya laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

    Makalah dengan judul Parwisiata Indonesia: Sejarah Pembangunan Kepariwisataan

    Nasional, Trend produk dan Pasar, dan Pemasaran Pariwisata sebagai salah satu persyaratan

    dalam menyelesaikan UTS mata kuliah Pariwisata Nasional yang merupakan kegiatan

    akademik untuk mahasiswa di Program Studi Destinasi Pariwisata, Jurusan Kepariwisataan,

    Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima

    kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    Bapak Hariadi Darmawan, selaku dosen mata kuliah Pariwisata Nasional

    Ibu Selvi Novianti, selaku dosen mitra (partner) mata kuliah Pariwisata Nasional

    Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, saran dan kritik yang

    sifatnya membangun kami harapkan dari semua pihak.

    Bandung, 14 March 2015

    Penyusun,

    Tim Penulis

  • i

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secara resmi telah

    terbentuk pada tanggal 21 Desember 2011 berdasarkan Peraturan Presiden

    Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden

    Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian

    Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian

    Negara.

    Dengan mempertimbangkan lingkungan strategis global dan berbagai

    arah kebijakan pembangunan nasional bidang pariwisata dan ekonomi kreatif,

    serta Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk

    Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 2025, dan Instruksi

    Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, maka

    Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki visi untuk mewujudkan

    kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia dengan

    menggerakkan kepariwisataan dan ekonomi kreatif.

    Pengembangan kepariwisataan akan difokuskan kepada 7 minat

    khusus,yaitu: (1) wisata budaya dan sejarah; (2) wisata alam dan ekowisata; (3)

    wisata olah raga rekreasi meliputi: menyelam, selancar, kapal layar, treking dan

    mendaki, golf, bersepeda, dan maraton; (4) wisata kapal pesiar; (5) wisata

    kulinerdan belanja; (6) wisata kesehatan dan kebugaran; dan (7) wisata

    konvensi,insentif, pameran dan even.

    Berbeda dengan sektor kepariwisataan, ekonomi kreatif merupakan

    sector baru yang diangkat oleh pemerintah untuk dikelola hingga tingkat

    Kementerian. Sebelumnya, sektor ekonomi kreatif belum dikelola secara

    terkoordinasi ditingkat Kementerian tetapi tersebar di beberapa Kementerian

    yang terkait. Diangkatnya sektor ekonomi kreatif hingga di tingkat

    Kementerian oleh pemerintah, disebabkan oleh karena sektor ekonomi kreatif

  • ii

    memiliki nilaistrategis bagi Indonesia, yaitu: kontribusi ekonomi yang

    signifikan, penciptaan iklim bisnis yang positif, mengangkat citra dan identitas

    bangsa, menggunakan sumber daya terbarukan, mendorong terciptanya

    inovasi, dan memberikan dampak sosial yang positif.

    Pembangunan kepariwisataan dilakukan di daerah-daerah sehingga

    koordinasi dan kolaborasi pengembangan destinasi dan pemasaran wisata

    harus didorong pada tingkat daerah dengan menjunjung tinggi prinsip

    pembangunan berkeadilan.

    Pariwisata memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian

    Indonesia. Dampak kepariwisataan terhadap PDB nasional ditahun 2011

    sebesar Rp.296,97 triliun, 4,00% dari PDB nasional. Penciptaan PDB di sektor

    pariwisata terjadi melalui pengeluaran wisatawan nusantara, anggaran

    pariwisata pemerintah, pengeluaran wisatawan mancanegara, daninvestasi

    pada usaha pariwisata yang meliputi: (1) Usaha daya tarik wisata; (2) Usaha

    kawasan pariwisata; (3) Jasa transportasi wisata; (4) Jasa perjalanan wisata; (5)

    Jasa makanan dan minuman; (6) Penyediaan akomodasi; (7) Penyelenggaraan

    kegiatan hiburan dan rekreasi; (8) Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan

    insentif, konferensidan pameran; (9) Jasa informasi pariwisata; (10) Jasa

    konsultan pariwisata; (11) Jasa pramuwisata; (12) Wisatatirta; dan (13) Spa.

    Selain pencipta nilai tambah, sektor pariwisata menyerap banyak

    tenaga kerja. Tahun 2011, dampak kepariwisataan terhadap penyerapan

    tenaga kerja sebesar 8,53 juta orang, 7,75% dari tenaga kerja nasional. Di

    tahun yang sama, ekonomi kreatif menyerap 11,66 juta tenaga kerja, 10,63%

    dari total nasional. Strategi pro-poor dan pro-job sangat sesuai pada kedua

    sektor.

    Sektor pariwisata juga merupakan pencipta devisa yang tinggi. Tahun

    2012 sektor pariwisata menciptakan devisa sebesar US$ 9,12 miliar, meningkat

    dari US$ 8,55 miliar di tahun 2011. Peningkatan penerimaan devisa di tahun

    2012 tidak saja bersumber dari peningkatan jumlah wisatawan mancanegara

  • iii

    dari 7,64 juta di tahun 2011 dan menjadi 8,04 juta ditahun 2012, tetapi juga

    bersumber dari peningkatan rata-rata pengeluaran dari US$ 1.118,26 di tahun

    2011, menjadi US$1,133,81 di tahun 2012. Dengan kata lain, peningkatan

    kuantitas devisa kepariwisataan diikuti dengan peningkatan kualitas.

    Sementara itu, sektor ekonomi menyumbang ekspor yang jauh lebih

    tinggi dari nilai impornya. (Sumber BPS: angka sangat-sangat sementara).

  • 1

    DAFTAR ISI SEJARAH PARIWISATA INDONESIA ........................................................................................................ 2

    1.Masa Penjajahan Belanda ................................................................................................................... 3

    A. Keadaan Transport ....................................................................................................................... 5

    B. Kebudayaan .................................................................................................................................... 7

    C. Promosi ............................................................................................................................................ 8

    D. Organisasi Kepariwisataan ......................................................................................................... 9

    2. Masa Pendudukan Jepang .............................................................................................................. 10

    3. Setelah Indonesia Merdeka ............................................................................................................. 11

    Lahirnya Yayasan Tourisme Indonesia ............................................................................................ 13

    Lahirnya DTI (Dewan Tourisme Indonesia) .................................................................................... 13

    Lahirnya Dewan Pariwisata Indonesia (DEPARI) .......................................................................... 15

    Pembentukan Lembaga Pariwisata Nasional (LPN) ................................................................... 16

    Perkembangan Pariwisata Indonesia dalam PELITA I ................................................................ 17

    Perkembangan Pariwisata pada PELITA II ...................................................................................... 18

    Perkembangan Pariwisata pada PELITA III .................................................................................... 19

    Perkembangan Pariwisata selama PELITA IV ................................................................................ 21

    Perkembangan Pariwisata pada PELITA V ..................................................................................... 21

    Perkembangan Pariwisata pada PELITA VI .................................................................................... 23

    TREND PRODUK DESTINASI PARIWISATA NASIONAL.24

    1. Eco-tourism...25

    2. Cultural-tourism,,,.28

    3. Marine-tourism...,,,32

    TREND PRODUK DESTINASI PARIWISATA INTERNATIONAL.35

    TEND PASAR DAN PEMASARAN DESTINASI PARIWISAT NASIONAL DAN

    INTERNASIONAL.38

    DAFTAR PUSTAKA..43

  • 2

  • 3

    SEJARAH PARIWISATA INDONESIA

    Dalam sejarah nusantara, diketahui bahwa kebiasaan mengadakan perjalanan telah

    dijumpai sejak lama.Dalam buku Nagara Kartagama, pada abad14, Raja Hayam Wuruk

    dilaporkan telah mengelilingi Majapahit dengan diikutioleh para pejabat Negara.Ia menjelajahi

    daerah Jawa Timur dengan mengendarai pedati. Pada awal abad 20, Susuhunan Pakubuwono X

    dikenal sebagai raja yang sangat suka mengadakan perjalanan. Hampir setiap tahun beliau

    mengadakan perjalanan ke Jawa Tengah , sambil memberikan hadiah berupa uang. Dalam

    tradisi kerajaan Mataram, raja atau penguasa daerah harus melakukan unjuk kesetiaan pada

    keratin dua kali setiap tahunnya, sambil membawa para pejabat, pekerja yang mengangkut

    logistik dan barang persembahan untuk raja. Darisinilah, pariwisata Indonesia terus

    berkembang, sesuai dengan keadaan politik,sosial dan budaya masyarakatnya.

    Kemajuan pesat pariwisata Indonesia sendiri, tidak terlepas dari usahayang dirintis sejak

    beberapa dekade yang lalu. Menurut Oka A. Yoeti (1996:24), berdasarkan kurun waktu

    perkembangan, Sejarah Pariwisata Indonesia dapatdibagi menjadi tiga periode penting yaitu ;

    periode masa penjajahan Belanda,masa pendudukan Jepang, dan setelah Indonesia merdeka

    1. Masa Penjajahan Belanda Kegiatan kepariwisataan dimulai dengan penjelajahan yang dilakukan pejabat

    pemerintah, missionaris atau orang swasta yang akan membuka usaha perkebunan di daerah

    pedalaman. Para pejabat Belanda yang dikenai kewajiban untuk menulis laporan pada setiap

    akhir perjalanannya. Pada laporan itulah terdapat keterangan mengenai peninggalan purbakala,

    keindahan alam, seni budaya masyarakat nusantara.

    Pada awal abad ke-19, daerah Hindia Belanda mulai berkembang menjadisuatu daerah

    yang mempunyai daya tarik luar biasa bagi para pengadu nasib dari Negara Belanda.Mereka

    berkelana ke nusantara, membuka lahan perkebunan dalam skala kecil. Perjalanan dari satu

    daerah ke daerah lain, dari nusantara ke Negara Eropa menjadi hal yang lumrah, sehingga

    dibangunlah sarana dan prasarana yang menjadi penunjang kegiatan tersebut.

  • 4

    Kegiatan kepariwisataan masa penjajahan Belanda dimulai secara resmi, sejak tahun

    1910 1912 setelah keluarnya keputusan Gubernur jenderal atas pembentukan Vereeneging

    Toeristen Verkeer (VTV) yang merupakan suatu birowisata atau tourist bureau pada masa itu.

    Saat itu kantor tersebut digunakan pula oleh maskapai penerbangan swasta Belanda KNILM

    Koninklijke Nederlandsch Indische Luchtfahrt Maatschapijj. yang memegang monopoli di

    kawasan Hindia Belanda saat itu.

    Meningkatnya perdagangan antar benua Eropa dan Asia dan Indonesia pada khususnya,

    meningkatkan lalu lintas manusia yang melakukan perjalanan untuk berbagai kepentingan

    masing-masing. Untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik untuk mereka yang

    melakukan perjalanan ini maka didirikan untuk pertama kali suatu cabang Travel Agent di Jalan

    Majapahit No. 2 Jakarta pada Tahun 1926 yang bernama Lissone Lindeman (LISLIND) yang

    berpusat di Belanda. Sekarang tempat tersebut digunakan oleh PT NITOUR.

    Tahun 1928 Lislind berganti menjadi NITOUR (Nederlandsche Indische Touristen Bureau)

    yang merupakan bagian dari KNILM.Saat itu kegiatan pariwisata lebih banyak didominasi oleh

    orang kulit putih saja, sedangkan bangsa pribumi sangat sedikit bahkan dapat dikatakan tidak

    ada.Perusahaan perjalanan wisata saat itu tidak berkembang karena Nitour dan KNILM

    memegang monopoli.

    Pertumbuhan hotel di Indonesia sesungguhnya mulai di kenal pada abad 19ini meskipun

    terbatas pada beberapa kota seperti di Batavia ;Hotel Des Indes, Hotel der nederlanden, Hotel

    Royal, dan Hotel Rijswijk. Di Surabaya berdiri pula Hotel Sarkies, Hotel Oranye, di Semarang

    didirikan Hotel Du pavillion, kemudian di Medan Hotel de Boer, dan Hotel Astoria, di Makassar

    Hotel Grand dan Hotel Staat. Fungsi hotel saat itu lebih banyak digunakan untuk tamu-tamu

    dari penumpang kapal laut dari Eropa.Mengingat belum adanya kendaraan bermotor untuk

    membawa tamu tamu tersebut dari pelabuhan ke hotel dan sebaliknya, maka digunakan

    kereta kuda serupa cikar.

    Memasuki abad 20, mulailah perkembangan usaha akomodasi hotel ke kotalainnya

    seperti Palace Hotel di Malang, Stier Hotel di Solo, Hotel Van Hangel, Preanger dan Homann di

    bandung, Grand Hotel di Yogyakarta, Hotel Salak di Bogor, dan kemudian setelah kendaraan

    bermotor digunakan dan jalan raya sudah berkembang, muncul pula hotel baru di kota lainnya

  • 5

    seperti : Hotel merdeka di Bukittinggi, Hotel Grand Hotel lembang di luar kota Bandung,

    kemudian berdiri pula di Dieng, Lumajang, Kopeng, Tawang mangu, Prapat, Malino, Garut,

    Sukabumi, disusul oleh kota-kota lainnya.

    Perkembangan masyarakat yang seiring dengan perkembangan jaman mempertinggi

    pula frekuensi perjalanan masyarakat non kulit putih sehingga berkembang pula bentuk usaha

    akomodasi ini menjadi Penginapan besar (Hotel) dan Penginapan kecil (Losmen). Sebagai

    gambaran perbandingan tingat penghunian kamar pada tahun 2014 dengan 2015 di Indonesia

    dapat dilihat dalam tabel ini.

    Tabel 1.1

    A. Keadaan Transport

    a. Penerbangan udara

    Keadaan transport penerbangan yang menghubungkan Indonesia dengannegara

    lain saat itu di monopoli oleh KNILM . Tahun 1927 dilakukan penerbangan dengan

    pesawat fokker dari lapangan terbang schipol di Belanda keCililitan (airport Batavia

    waktu itu) yang ditempuh sekitar 15 hari mengingat alatangkut yang belum secanggih

    saat ini. Di dalam kawasan Indonesia sendiridilakukan penerbangan terbatas yang

  • 6

    menghubungkan Batavia (Cililitan), Bandung (Andir), Semarang (Simongan), dan

    Surabaya (Morokrembangan).

    b. Transportasi Laut

    Seperti halnya KNILM pada tahun 1927, angkutan laut dimonopoli oleh KPM,

    namun ada pula maskapai lain yang diijinkan melayani rute-rute tertentu seperti The

    Loyd Triestino yang bekerja sama dengan Marritima Italiana yang menghubungkan

    Genoa-Loghorn-Naples dan Batavia, kemudian ke Semarang dan Surabaya. Sedangkan

    World Cruises yang beroperasi ke Indonesia adalah :

    Canadian Pacific (Express of Australia)

    American Express (Bergenland)

    Caledonia (Frank and Clark)

    Franconia (Thomas Cook and Son)

    Rijndam (Floating University)

    Samaria (Roymand & Withcomb)

    c. Kereta Api

    Jaringan Kereta api pertama kali dibangun oleh Belanda dalam untuk

    kepentingan militer dan angkutan barang. Pembangunan rel kereta api dalam rangka

    membangun jalan raya pos Anyer-Panarukan, pembangunan rel kereta api Semarang-

    Tanggung pada tahun 1867, menjadi bukti akan adanya hal ini. Angkutan kereta api

    baru mulai efektif di pulau Jawa pada tanggal 1 Oktober 1927. Pada waktu itu para

    penumpang dapat melakukan reservasi tiga jam sebelum kereta berangkat. Hubungan

    kereta api masih terbatas yaitu menghubungkan :

    Batavia Buitenzorg, 4 kali sehari

    Batavia Bandung, 4 kali sehari

    Batavia Garut, 2 kali sehari

  • 7

    Batavia Yogyakarta, 1 kali sehari

    Batavia Semarang (via Cirebon), 1 kali sehari

    d. Taksi

    Pada masa ini, telah pula dikenal alat angkut taksi yang disewaborongkan

    sebagaimana halnya jaman kini untuk beberapa hari tour dari Batavia seperti :

    2 days tour ke Bandung

    3 days tour ke garut

    6 days tour ke Yogyakarta

    10 days tour ke Surabaya

    Penyelenggaraan Tour Kegiatan tour sejak tahun 1927 telah dikembangkan

    terutama di pulauJawa dan Sumatra yang dikoordinir oleh LISLIND (Lissone

    Lindeman).Lislind menyediakan tour natal dari Weltervreden ke Preanger Regencies di

    Bandung danke Central Java.Perjalanan tersebut ditempuh selama 6 hari melalui

    Bandung, Garut, Yogyakarta, dengan tarif f. 140/orang. Disamping itu tersedia pula

    pakettour 14 days in Java by motor car and train combination, kemudian 14 days

    inSumatra, dan berbagai pilihan lainnya.

    B. Kebudayaan

    Pada masa itu Indonesia telah dikunjungi oleh orang-orang ternama dalam

    bidang kebudayaan. Dua diantaranya yang terkenal adalah :

    Lepopold Chaikosvky, conductor Philadephia Symphony Orchestra

    Dr. Rabindranath Tagore, budayawan dunia yang mempelajari pengaruh

    hindudalam kebudayaan Jawa, dan juga meneliti candi-candi hindu di Jawa dan

    Bali.

  • 8

    C. Promosi

    Promosi telah diberi perhatian besar meskipun saat itu model dan teknologi

    promosi belum secanggih masa kini. Tercatat pada tahun 1913 telah dibuat guide book

    oleh VTV (Vereeneging Touristen Verkeer) yang dapat dikatakan baik sekali dalam

    mengenalkan daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah,Jawa Timur, Bali, Lombok, kawasan

    Sumatra, Toraja di Sulawesi Selatan, yang dicetak dalam kemasan mewah dengan

    menggunakan bahasa Inggris.Pada tahun 1923 beredar pula surat kabar mingguan yang

    merupakan JavaTourist Guide yang diterbitkan oleh Toerist Enquiry Office Garoet yang

    berisi informasi tentang Express Train Service, News from abroad in brief, Who-Where-

    When to Hotels, Postal News, Short and Useful sentences, dan artikel kepariwisataan

    lainnya.

    Selain dikeluarkan oleh lembaga yang bertanggung jawab dalam hal pariwisata,

    material promosi dikeluarkan pula oleh perusahaan yang mengelola usaha pariwisata,

    yang telah menyadari pentingnya promosi. Beberapa guide book yang diterbitkan

    antara lain :

    Guide to see Dieng Plateau, dikeluarkan oleh Hotel Dieng

    Guide to West Java, dikeluarkan oleh Hotel Savoy Homann

    Demikian pula guide book yang dikeluarkan oleh hotel lainnya.

    Di negeri Belanda sendiri banyak diterbitkan artikel mengenai

    pariwisataIndonesia, terutama dalam majalah TOURISM yang banyak mempromosikan

    Indonesia sebagai daerah tujuan wisata.Bahan-bahan promosi yang dikeluarkan oleh

  • 9

    VTV cukup beragam dan dicetak dalam kemasan yang baik. Untuk menyebarkan brosur-

    brosur pariwisata tersebut dan menampung pertanyaan serta pusat informasi pariwisata

    Indonesia, di kota Paris pada tahun 1920 didirikan kantor yang bernama Official Tourist

    Bureau for Holland and The Netherland Indie, yang beralamat di 42 Boulevard Raspail,

    Paris, suatu daerah perkotaan/pusat bisnis yang mewah.

    D. Organisasi Kepariwisataan

    Pada masa pendudukan Belanda ini sudah banyak model jasa yang disediakan

    oleh badan atau organisasi pariwisata swasta dalam rangka pengembangan pariwisata

    di daerah. Beberapa organisasi diantaranya adalah :-

    Tourist Association Garoet, didirikan tahun 1923

    Tourist Association Magelang, didirikan tahun 1926

    Bandung Vooruit, didirikan tahun 1926

    Cabang-cabang VTV di setiap Daerah Tujuan Wisata lainnya. Dari beberapa

    catatan di kantor VTV, bahwa pada tahun 1926 wisatawan dari luar Indonesia yang

    mendatangi kantor tersebut untuk meminta informasi pariwisata dapat digambarkan

    sebagai berikut :

    Tabel 1.2

  • 10

    Tabel 1.3

    Dari catatan VTV itu pula diketahui bahwa sejak tahun 1927 Pulau Balimulai

    dikenal oleh wisman dan jumlah kunjungannya meningkat sebanyak 100 % bila

    dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    2 Masa Pendudukan Jepang

    Berkobarnya Perang Dunia II yang disusul dengan pendudukan Jepang

    keIndonesia menyebabkan keadaan pariwisata sangat terlantar.Saat itu dapatvdikatakan

    sebagai masa kelabu bagi dunia kepariwisataan Indonesia.Semuanya porak

    poranda.Kesempatan dan keadaan yang tidak menentu serta keadaan ekonomi yang

    sangat sulit, Kelangkaan pangan, papan dan sandang, tidak memungkinkan orang untuk

    berwisata.Kunjungan wisatawan mancanegara dapat dikatakan tidak ada.

    Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, masa pendudukan Jepangtercatat

    sebagai masa yang yangat pedih dan sulit .Ketakutan, kegelisahanmerajalela, paceklik,

    perampasan harta oleh tentara Jepang membuat duniakepariwisataan nusantara

  • 11

    mati.Banyak sarana dan prasarana publik dijadikan.sarana untuk menghalangi masuknya

    musuh dalam suatu wilayah, obyek wisata terbengkalai dan tidak terurus. Banyak

    hotel yang diambil alih oleh Jepang dan diubah fungsi untuk keperluan rumah sakit,

    asrama, dan hotel-hotel yang lebih bagus disita untuk ditempati para perwira

    Jepang.Data dan informasi pariwisata dalam masa pendudukan Jepang dapat

    dikatakan tidak tersedia.

    3. Setelah Indonesia Merdeka Setelah Indonesia merdeka, dunia kepariwisataan Indonesia mulaimerangkak lagi.

    Meskipun pemerintahan Indonesia baru berdiri, namun pemerintah Indonesia waktu itu

    telah memikirkan untuk mengelola pariwisata.Menjelang akhir tahun 1946, Bupati

    Kepala Daerah Wonosobo, mempunyai inisiatif untuk mengorganisasikan kegiatan

    perhotelan di Indonesia denganmenugaskan tiga orang pajabat setempat : WSoetanto,

    Djasman Sastro Hoetomo,dan R. Alwan. Melalui mereka inilah lahir Badan Pusat Hotel

    Negara, yangmerupakan organisasi perhotelan pertama di Indonesia.

    Pada tanggal 1 Juli 1947 pemerintah Indonesia mulai menghidupkankembali

    industri industri di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pariwisata.Sektor pariwisata

    mulai menunjukkan geliatnya. Hal ini ditandai dengan suratkeputusan wakil presiden

    (Dr. Mohamad Hatta),sebagai Ketua Panitia Pemikir Siasat Ekonomi, di Jogjakarta, untuk

    mendirikan suatu badan yang mengelolahotel-hotel yang sebelumnya dikuasai

    pemerintah pendudukan.Badan yang baru dibentuk itu bernama HONET (Hotel National

    &Tourism) dan diketuai oleh R Tjipto Ruslan. Badan tersebut segera mengambilalih

    hotel hotel yang terdapat di daerah : Yogyakarta, Surakarta, Madiun,Cirebon,

    Sukabumi, Malang, Sarangan, Purwokerto, Pekalongan, yang semuanyadiberi nama

    hotel merdeka.

  • 12

    Terjadinya KMB (Konferensi Meja Bundar) pada tahun 1949mengakibatkan

    perkembangan lain, mengingat salah satu isi perjanjian KMBadalah bahwa seluruh harta

    kekayaan milik Belanda harus dikembalikan kepada pemiliknya. Oleh karena itu ahirnya

    HONET dibubarkan dan selanjutnya berdiribadan hukum NV HORNET yang merupakan

    badan satu-satunya yangmenjalankan aktivitas di bidang perhotelan dan pariwisata.

    Tahun 1952 dengan keputusan presiden RI, dibentuk Panitia InterDepartemental

    Urusan Turismeyang diketuai oleh Nazir St. Pamuncak dengansekertaris RAM

    Sastrodanukusumo. Tugas panitia tersebut antara lain menjajagikemungkinan

    terbukanya kembali Indonesia sebagai daerah tujuan wisata. PadaTahun 1953 beberapa

    tokoh perhotelan ahirnya mendirikan Serikat GabunganHotel dan Tourisme Indonesia

    (SERGAHTI) yang diketuai oleh A Tambayong, pemilik hotel Orient yang berkedudukan

    di Bandung. Badan tersebut dibantu pulaoleh S Saelan (pemilik hotel Cipayung di

    Bogor), dan M Sungkar Alurmei(Direktur hotel Pavilion/Majapahit di Jakarta), yang

    kemudian medirikan cabangdan menetapkan komisaris di masing masing daerah di

    wilayah Indonesia.Keanggotaan SERGAHTI pada saat itu mencakup seluruh hotel di

    Indonesia.

    Disamping SERGAHTI, beberapa pejabat tinggi Negara yang posisinya

    adakaitannya dengan dengan aspek parwisata Indonesia dan beberapa anggota

    elitemasyarakat yang peduli terhadap potensi pariwisata nasional mendirikan

    YayasanTourisme Indonesia atau YTI pada tahun 1955, yang nantinya akan

    menjadiDEPARI, Dewan Pariwisata Indonesia yangmenjadi cikal bakal Departeman

    Pariwisata dan Budaya saat ini. Hal ini akandibahas lebih rinci pada paparan di bawah

    Pada tahun 1955 Bank Industri Negara mendirikan perusahaan berbadanhukum

    perseroan terbatas dengan nama PT NATOUR Ltd. (National HotelandTourism

    Corporation Limited). Perusahaan ini dipimpin oleh Singgih dan SHaryowiguno, dan

    memiliki hotel di Jakarta (Hotel Transaera), Bali (Hotel Bali,Kuta Beach Hotel, dan Sindhu

    Beach), Jayapura (Hotel Jayapura).

  • 13

    Lahirnya Yayasan Tourisme Indonesia Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955, membawa dampak terhadap

    perkembangan kepariwisataan Indonesia.Kunjungan wisatawan keIndonesia meningkat

    kembali, disertai dengan meningkatnya gairah kebangkitanusaha pariwisata

    lainnya.Untuk meningkatkan efektifitas usaha pariwisata,dibentuklah YTI (Yayasan

    Tourisme Indonesia), dengan satu tujuan yaitumemberi arti dan kontribusi terhadap

    perekonomian Indonesia.Badan ini bersifatnon komersial, diurus oleh insan pariwisata

    swasta maupun pemerintah yangdibiayai oleh donatur dan sokongan berbagai

    pihak.Gerakan dan promosi YTIdalam mempopulerkan wisata turut pula meningkatkan

    gairah wisata.Parawartawan media cetak dan elektronik saat itu cukup membawa

    dampak positif dalam perkembangan pariwisata. Kemudahan peraturan imigrasi untuk

    masuk dankeluar Indonesia, serta bea cukai yang dipermudah, ditambah lagi dengan

    adanyakerja sama dengan organisasi pariwiisata internasional semakin mendorong

    perkembangan pariwista Indonesia saat itu.

    Lahirnya DTI (Dewan Tourisme Indonesia) Pada tanggal 12 sampai dengan 14 Januari 1957 YTI mengadakanMusyawarah

    Nasional Tourisme I. Dalam musyawarah ini terbentuk DewanTourisme Indonesia (DTI)

    melalui SK Kementrian Perhubungan RI Nomor H2/2/21 tanggal 8 April 1957, dan

    dikukuhkan menjadi satu-satunya badan pengelola pengembangan pariwisata. Dengan

    demikian maka semua badan lain diwilayah Indonesia lebur ke dalam DTI.DTI cukup

    berkembang dan menghasilkan beberapa kegiatan antara lain :

    Kemudahan visa kunjungan ke Indonesia di seluruh KBRI di luar negeri

    Pengiriman SDM ke luar negeri untuk meningkatkan pengetahuan pariwisata

    Menjadi anggota organisasi-organisasi pariwisata dunia

  • 14

    Menerima kunjungan tim riset PATA dalam rangka promosi pariwisataIndonesia

    melalui PATA

    Menghadiri konferensi konferensi pariwisata dunia

    PT Nitour dan Hotel Des Indes saat itu memegang jaringan terbesar dalam

    pengaturan wisatawan mancanegara di Indonesia.Atas ijin pemerintah, DTImembeli

    Nitour untuk dapat lebih mengembangkan kegiatannya.

    Pada masa peralihan tersebut, situasi keamanan di Indonesia memanassehingga

    muncul ancaman pembatalan kunjungan 4.500 wisman eks kapal pesiar Statendam,

    Kungsholn, Lurline, Caronia, dan Bergensjord yang diageni olehAmexco dan Thomas

    Cooks Atas lobi intens DTI dengan para operator tersebut,kunjungan wisman ahirnya

    terjadi dan berhasil sukses. Prestasi ini memperkukuhkepercayaan pemerintah kepada

    DTI sebagai badan pengembang pariwisata.

    Awal tahun 1958 DTI mengadakan Musyawarah Turisme II di Tretes.Salah satu

    hasil musyawarah adalah masalah keuangan organisasi, yang memerlukan

    pengembangan bentuk usaha dari non komersil menjadi komersil agar dapat

    mengembangkan usaha pariwisata yang diakuisisi.Terdapat pula hal penting yaitu istilah

    pariwisata yang mulai dipakai dalam munas ini yang dipopulerkan oleh GPH

    Djatikusumo yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan darat.

    Setelah menghadiri konferensi IUOTO (International Union of Official Travel

    Organization) Sultan Hamengkubuwono IX lebih berperan dalam pariwisata dunia,

    kemudian menteri perhubungan darat mengeluarkan keputusan Nomor H2/3/1960

    tanggal 14 Maret 1960 yang intinya adalah :-

    Menunjuk DTI sebagai satu satunya badan yang bertanggung jawab untuk

    mengatur turisme Indonesia

    Mengadakan penyusunan kembali DTI

  • 15

    Dalam menyusun rencana pengembangan Ekonomi Indonesia, DewanPerancang

    Nasional (DEPERNAS) memasukan pariwisata sebagai bagian dalam pengembangan

    perekonomian negara.Hal inilah yang menjadi titik tolak penting pariwisata Indonesia,

    yang menempatkan pariwisata sebagai bagian perekonomiannegara.Dalam rancangan

    pembangunan nasional, DEPERNAS bersama MPRSmelalui Ketetapan MPRS No. 1/1960

    menetapkan proyek pariwisata sebagaisumber pembiayaan pembangunan nasional.

    Lahirnya Dewan Pariwisata Indonesia (DEPARI)

    Dalam usaha untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan, pemerintah

    melalui Kepres Nomor 65 berdasarkan UUD 1945 ayat 4 danKetetapan MPRS Nomor

    I/1960, menetapkan ;Pertama, Membentuk panitia penampung orang asing, yang

    diketuai oleh SultanHamengkubuwono IXKedua , Memberi tugas kepada dewan

    tersebut agar :

    Mempermudah masuknya orang asing ke Indonesia

    Menetapkan kebijaksanaan pengawasan

    Meningkatkan kesadaran wisata kepada seluruh masyarakat

    Memberi masukan kepada pemerintah dalam upaya pengembangan pariwisata

    Indonesia

    Munas DTI III yang dilaksanakan pada tanggal 3 sampai 4 Agustus 1961 diJakarta

    kemudian menghasilkan beberapa keputusan antara lain :

    Perobahan nama DTI menjadi Dewan Pariwisata Indonesia (DEPARNAS)

    Dukungan terhadap ketua Depari untuk melaksanakan tugas yang

    dibebankanoleh pemerintah

    Persetujuan pelaksanaan konferensi PATA di Indonesia Tahun 1963

    Peletakan dasar-dasar usaha pariwisata seperti akomodasi internasional,

    travelagents, perbaikan dan perluasan sarana transportasi, penambahan frekuensi

    penerbangan.

  • 16

    Setahun kemudian dalam usaha menyediakan sumber daya manusia, pemerintah

    mendirikan Akademi Perhotelan di Bandung yang kemudian menjadi NHI/BPLP/STP,

    dan diikuti pula oleh berdirinya Akademi Pariwisata (AKTRIPA) Indonesia dibawah

    yayasan YAPARI, yang kemudian sekarang menjadi STIEPAR-YAPARI. Penyelenggaraan

    konferensi PATA ke XII di Jakarta dengan workshop di Bandung, ternyata mampu

    menempatkan Indonesia menjadi salah satu jaringan pariwisata penting di kawasan

    Pasifik dan Timur jauh. Demikian pula posisi dalam organisasi pariwisata dunia dimana

    Sri Sultan hamengkubuwono IX menjadi Vice President dalam konferensi pariwisata di

    Roma.

    Pembentukan Lembaga Pariwisata Nasional (LPN) Runtuhnya kabinet seratus menteri menandai sirnanya orde lama danmunculnya

    kabinet AMPERA yang diketuai oleh Suharto.Pada waktu inilahdibentuk LPN (Lembaga

    Pariwisata Nasional).Pengurus YTI dikukuhkan sebagai penasihat LPN.Untuk mendukung

    program pemerintah, beberapa tokoh pariwisata menghimpun diri dalam Himpunan

    Perintis Pariwisata (RINTIS PARIWISATA) pada tanggal 21 Desember 1967.Pada masa itu

    peran gubernur DKI Ali sadikinsangat mendukung perkembangan pariwisata di Jakarta

    dan Indonesia.

    Di Bandung berdiri pula asosiasi pengusaha usaha pariwisata yangdisebut West

    Java Tourist Association (WTA) yang banyak menggerakan pariwisata di Jawa Barat.

    Babak Baru Pariwisata Indonesia

    Tanggal 22 maret 1969, LPN dibubarkan melalui Kepres Nomor 3Tahun 1969, dan

    dilebur ke dalam Departemen perhubungan dengan status Direktorat Jenderal yang

    berkantor di Jalan MH Thamrin 61, sedangkan kantor di jalan Diponegoro 25 diserahkan

    kembali kepada DEPARI yang merupakan organisasi swasta.

  • 17

    Keluarnya Kepres Nomor 30 tahun 1969 pada tanggal 22 Maret 1969tentang

    Pengembangan Pariwisata Nasional, memperluas wawasan perencanaan pariwisata

    karena perencanaan dibuat oleh DEPARNAS yang beranggotakan menteri menteri

    yang berkaitan dengan pariwisata. Inpres nomor 9 Tahun 1969 mengembangkan tugas

    Departemen Perhubungan mengingat dalam pasal 2 Inpres tersebut dinyatakan bahwa:

    1) Pengembangan pariwisata ditujukan untuk menghasilkan devisa, pendapatan

    masyarakat, kesempatan berusaha dan kesempatan kerja,dan mendorong usaha

    dan industri lainnya.

    2) Memperkenalkan keindahan dan budaya Indonesia.

    3) Meningkatkan persahabatan dan persaudaraan nasional dan internasional.

    Untuk memperlancar pelaksanaan rencana pengembangan pariwisata, dibentuk

    BAPPARNAS (Badan Pengembangan Pariwisata Nasional) yang keanggotaannya terdiri

    dari kalangan pemerintah dan swasta.Badan ini merupakan induk dari BAPPARDA yang

    ada di masing-masing propinsi untuk memberi masukan kepada pemerintah.

    Perkembangan Pariwisata Indonesia dalam PELITA I Pada pelita I yang dimulai tahun 1969, situasi dalam negeri masih dipenuhi oleh

    gejolak politik dan pemerintah masih memprioritaskan penataan perangkat politik

    nasional. Pariwisata masih belum dianggap cukup penting sehingga belum terdapat

    dalam GBHN meskipun pemerintah telah mengeluarkan kebijaksanaan nasional bidang

    pariwisata melalui keppres nomor 30 tahun 1969 tanggal 22 Maret 1969 yaitu

    pembubaran LPN dan pembentukan Dirjen pariwisata. Pariwisata dalam GBHN, baru

    terdapat selintas dalam GBHN tahun 1978, namun diperluas dalam GBHN 1983, 1988

    dan 1993.Dalam masa inilah terbentuk asosiasi PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran

    Indonesia pada tangga l9 Februari 1969, dan ASITA (Association of the Indonesian Tour

  • 18

    and Travel Agencies) pada tanggal 7 Januari 1971. Pertumbuhan wisatawan

    mancanegara selama PELITA I dapat digambakan sebagai berikut :

    Tabel 1.4

    Sebagai gambaran pula bahwa di saat yang sama jumlah kunjungan wisman ke

    Hongkong adalah 900.000, ke Jepang 800.000, Thailand 800.000. Halitu menunjukan

    bahwa kunjungan ke Indonesia masih sangat rendah.Pada tahap ini pembangunan di

    Indonesia terfokus pada pemenuhan kebutuhan pangan, upaya pembangunan

    pariwisata hanya terfokus pada pemugaran bangunan bersejarah seperti kuil, keraton di

    Jawa dan Bali.

    Pelita I menandai pula dibentuknya lembaga diklat pariwisata di Bandung oleh

    pemerintah sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan SDM pariwisata.

    Perkembangan Pariwisata pada PELITA II Pada PELITA II antara tahun 1974 1978 banyak menghasilkan perbaikandalam

    produk pariwisata dan kebijaksanaan pokok yang mendasari pengaturandan

    pengawasan terhadap usaha pariwisata.Studi kepariwisataan dan pembuatan rencana

  • 19

    induk telah mulai diperhatikan, demikian pula perbaikan infrastruktur dan pembuatan

    daya tarik wisata baru, begitu juga promosi.

    Kenaikan jumlah wisman pada PELITA I dapat terlihat dalam tabel berikut :

    Tabel 1.5

    Perkembangan Pariwisata pada PELITA III Permulaan Pelita III dimulai dengan tercapainya jumlah kunjungan

    wismansebanyak 500.000 orang, sementara jumlah kamar hotel tersedia telah

    mencapai53.965 kamar.Lama tinggal wisman sudah mencapai 7 hari dan pengeluaran

    rata rata per hari mencapai USD 40.

    Kebijaksanaan pemerintah yang mendorong perkembangan pariwisata nasional,

    dan pendirian kantor promosi di luar negeri seperti di : Frankfurt, San Fransisco, Tokyo,

    Sidney, dan Singapura sangat memacu pertumbuhan jumlah kunjungan wisman.

    Disamping itu terjadi pula pergerakan penumpang transportasi udara yang cukup

    menonjol dalam wilayah Indonesia sebagaimana tergambar dalam tabel berikut:

    Tabel 1.6

  • 20

    Sebaran wisatawan pada Pelita III ini telah meliputi 10 Daerah tujuan wisata

    (DTW) meskipun jumlah kunjungan ke masing-masing DTW belum merata. Di sisi lain,

    perkembangan terjadi pula dalam bidang diklat pariwisata.Tercatat 24 lemdiklat

    pariwisata di berbagai wilayah Indonesia. Jumlah wisman selama PELITA III dapat

    digambarkan sebagai berikut:

    Tabel 1.7

    Dapat ditambahkan bahwa ketika tahun 80-an, Indonesia mengalami jatuhnya

    ekspor minyak, sehingga pemerintah mulai mencari pilihan ekspor non migas.

    Kebijaksanaan pembangunan ditujukan untuk menciptakan iklim yang baik , untuk

    mendukung penanaman modal yang berkaitan dengan industri dankepariwisataan, dan

    memdorong pengembangan pariwisata di daerah yang sudahada kegiatan

    pariwisatanya. Peran serta masyarakat dan perbaikan kelembagaan mendapat perhatian

    khusus.

  • 21

    Perkembangan Pariwisata selama PELITA IV Kebijaksanaan bebas visa untuk 38 negara, penambahan tiga bandar udaradi

    Biak, Manado dan Ambon, penetapan 13 point entries melalui udara, berfungsinya 9

    pelabuhan laut serta berbagai kebijaksanaan lainnya seperti pengaturan, produk,

    pemasaran, penanaman modal, Sumber Daya Manusia, dan Litbang pariwisata telah

    meningkatkan jumlah kunjungan wisman sehinggamencapai 1,2 juta orang pada tahun

    1985 atau mengalami pertumbuhan rata-rata14 % per tahun sejak tahun 1981.

    Tabel 1.8

    Perkembangan Pariwisata pada PELITA V Tujuh Kebijaksanaan strategi pokok pariwisata dalam Pelita V yaitu :

    Promosi pariwisata yang konsisten

    Penambahan aksesibilitas

    Mempertinggi kualitas pelayanan dan produk pariwisata

    Pengembangan daerah tujuan wisata

    Promosi daya tarik alam, satwa, dan wisata bahari6.

    Mempertinggi kualitas SDM.

  • 22

    Melaksanakan kampanye wisata melalui Sapta Pesona.

    Berdirinya 17 perusahaan jasa konvensi yang memulai kiprahnya dalam

    penyelenggaraan konvensi internasional, perjalanan insentif dan penyelenggaraan

    pameran menambah ramainya dunia kepariwisataan Indonesia saat itu.Pada tahun 1988

    terdapat pula pembangunan dan perluasan 67 hotel berbintang dan dikeluarkan ijin

    penanaman modal untuk 7 proyek pariwisatalainnya senilai Rp. 107,5 milyar.

    Tabel 1.9

    Bagian akhir dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahap Iadalah masa

    pemantapan, pada masa itu pemerintah mengumumkan SaptaPesona Produk Pariwisata

    Indonesia:

    a. Keamanan

    b. Ketertiban

    c. Kebersihan

    d. Kesehatan

    e. Keindahan

    f. Keramahan

    g. Kenangan

  • 23

    Pada tahun 1991, pemerintah mencanangkan Visit Indonesia Year /Tahun Kunjungan

    Indonesia.

    Perkembangan Pariwisata pada PELITA VI Pada tahun 1992 melalui Keppres nomor 60/1992 pemerintahmencanangkan

    DEKUNI (Dekade Kunjungan Indonesia) yaitu tema tahunan pariwisata sampai dengan

    tahun 2000 yaitu :

    1. Tahun 1993 : Tahun Lingkungan Hidup

    2. Tahun 1994 : Tahun Peranan Wanita dalam Pembangunan Pemuda danOlahraga

    3. Tahun 1995 : 50 Tahun Kemerdekaan

    4. Tahun 1996 : Tahun Bahari dan Dirgantara

    5. Tahun 1997 : Tahun Telekomunikasi

    6. Tahun 1998 : Tahun Seni dan Budaya

    7. Tahun 1999 : Tahun Kriya dan Rekayasa

    8. Tahun 2000 : Tahun Pemanfaatan Teknologi Untuk Peningkatan Kualitas Hidup

    Dalam kurun waktu tahun 1994 1998 pembangunan pariwisata sudah dapat

    menunjukan peran nyata untuk perekonomian negara yang sedang mengalami

    krisis.meskipun pada ahir Pelita ditandai dengan menghangatnya kondisi politik dan

    ancaman terhadap keamanan wisatawan, namun jumlah wisman mencapai 5,3 juta

    orang, dibawah prediksi sebanyak 6 juta orang. Namun peningkatan terjadi dalam

    jumlah kunjungan wisnus yaitu sebanyak 83.669.000 orang.

    Pada akhir Pelita VI ini ditandai pula dengan penajaman visi dan misi pariwisata,

    serta berbagai studi untuk mendukung rencana induk pengembangan pariwisata

    nasional.Kemajuan lainnya dicapai pula oleh sarana pariwisata lainnyaseperti.

    Akomodasi : 270.379 Kamar

  • 24

    Biro Perjalanan : 1.370 Buah

    Pramuwisata : 6.586 Orang

    Jika kita rangkumkan., PELITA VI yang termasuk pada Rencana Pembangunan

    Jangka Panjang Tahap II. ini, maka pembangunan kepariwisataanIndonesia, mengacu

    pada : pengembangan sumber daya manusia , baik jumlah maupun kiuantitas,

    keberlanjutan dalm pemanfaatan sumber daya alam dan budaya, pembangunan

    pariwisata ditujukan untuk pengembangan wilayah yang belum berkembang. Secara

    implisit terdapat pergeseran yang dapt dikelompokkan menjadi 3 kategori : dari

    pembangunan fisik ke pembangunan non fisik, darikuantitas ke kualitas, dan dari

    keubtungan ekonomi ke keberlanjutan ( Myra P Gunawan dalam Perencanaan Pariwisata

    Berkelanjutan, Pariwisata Indonesia : Dulu, kini dan yang akan datang 1997:20)

  • 25

  • 26

    Tren wisata Indonesia pada tahun 2015 ini telah mengalami perubahan paradigma yang

    cukup besar, yaitu perubahan dari Mass tourism menjadi wisata minat khusus seperti

    yang telah dipaparkan di atas. Menurut Menteri Pariwisata

    Arief Yahya bahwa kekuatan pariwisata di Indonesia terdiri dari 3 unsur, yaitu :

    1. Nature yang berpotensi

    sebesar 60%, dikembangkan

    dalam produk wisata ekologi,

    wisata bahari, dan wisata

    petualangan

    2. Culture yang berpotensi

    sebesar 35%, dikembangkan

    sebagai wisata heritage dan

    religi, wisata kuliner dan

    belanja, serta wisata kota dan desa.

    3. Manmade yang berpotensi sebesar 5% dikembangkan sebagai wisata MICE dan

    event, wisata olahraga, dan wisata kawasan terpadu (integrated resort).

    TREND PRODUK DESTINASI

    PARIWISATA NASIONAL

    35%

    5% 60%

    0

    Kekuatan Pariwisata Indonesia

    Culture

    Manmade

    Nature

  • 27

    Ecotourism Destination

    1. Wisata Ekologi (Ecotourism)

    Definisi ekowisata yang pertama diperkenalkan oleh organisasi The Ecotourism

    Society (1990) sebagai berikut : Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke

    area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan

    melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat

    Dari definisi tersebut maka kegiatan ekowisata lebih mengutamakan pada

    usaha-usaha dalam skala kecil dan menekankan pada kepentingan pelestarian

    lingkungan dan sosial masyarakat setempat.

    Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan ekowisata adalah :

    1. 1. Jumlah pengunjung terbatas atau diatur supaya sesuai dengan daya dukung l

    ingkungan dan sosial-budaya masyarakat

    2. 2. Menerapkan pola wisata ramah lingkungan

    3. 3. Menerapkan pola wisata ramah budaya dan adat setempat

    4. 4. Memberikan dampak secara langsung terhadap peningkatan perekonomian

    5. masyarakat setempat

    6. 5. Tidak memerlukan modal yang besar untuk pembangunan infrastruktur

    7. pendukung

  • 28

    Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam pengembangan ekowisata :

    A. Keberlanjutan Ekowisata dari Aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan

    Keberlanjutan ekowisata didukung oleh tiga aspek yang saling

    berkaitan yaitu aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Sesuai dengan UU No.

    10, 2009 tentang Kepariwisataan, kinerja pembangunan pariwisata seharusnya

    tidak hanya dievaluasi berdasarkan kontribusinya pada pertumbuhan

    ekonomi, tetapi juga atas kontribusnya terhadap peningkatan kesejahteraan

    masyarakat, pengurangan pengangguran dan kemiskinan, pelestarian

    sumberdaya alam dan lingkungan, pengembangan budaya, perbaikan atas

    citra bangsa, cinta tanah air, identitas nasional dan kesatuan dan

    persahabatan internasional.

    B. Pengembangan institusi masyarakat lokal dan kemitraan

    Aspek organisasi dan kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan

    ekowisata juga menjadi isu kunci: pentingnya dukungan yang profesional

    dalam menguatkan organisasi lokal secara kontinyu, mendorong usaha yang

    mandiri dan menciptakan kemitraan yang adil dalam pengembangan

    ekowisata

    C. Ekonomi berbasis masyarakat

    Salah satu penerapan ekonomi berbasis masyarakat adalah sistem

    akomodasiHomestay. Pemilik rumah dapat merasakan secara langsung

    manfaat ekonomi dari kunjungan turis, dan distribusi manfaat di masyarakat

    lebih terjamin.Sistemhomestay mempunyai nilai tinggi sebagai produk

    ekowisata di mana seorang turis mendapatkan kesempatan untuk belajar

    mengenai alam, budaya masyarakat dan kehidupan sehari-hari di lokasi

    tersebut. Pihak turis dan pihak tuan rumah bisa saling mengenal dan belajar

    satu sama lain, dan dengan itu dapat menumbuhkan toleransi dan

    pemahaman yang lebih baik. Homestay sesuai dengan tradisi keramahan

    orang Indonesia.

    D. Edukasi

  • 29

    Edukasi dalam kegiatan ekowisata dilakukan dengan memperkenalkan

    kepada wisatawan tentang pentingnya perlindungan alam dan penghargaan

    terhadap kebudayaan lokal.Pusat Informasi wisata menjadi hal yang penting

    dan dapat juga dijadikan pusat kegiatan dengan tujuan meningkatkan nilai

    dari pengalaman seorang turis yang bisa memperoleh informasi yang lengkap

    tentang lokasi atau kawasan dari segi budaya, sejarah, alam, dan menyaksikan

    pentas seni, kerajinan dan produk budaya lainnya.

    E. Pengembangan dan penerapan site plan dan pengelolaan lokasi

    ekowisata

    Daya dukung (carrying capacity) lokasi wisata perlu diperhatikan

    sebelum perkembanganya ekowisata berdampak negative terhadap alam dan

    budaya setempat. Aspek dari daya dukung yang perlu dipertimbangkan

    adalah: jumlah turis/tahun; lamanya kunjungan turis dan berapa sering lokasi

    yang rentan secara ekologis boleh dikunjungi. Zonasi kawasan wisata dan

    pengelolaannya adalah salah satu pendekatan yang bisa menjaga nilai

    konservasi dan keberlanjutan kawasan ekowisata.

    Kelima prinsip pengembangan ekowisata akan bisa diterapkan , apabila

    ada sinergi antar stake holder yang terlibat, baik dari pihak pemerintah, pihak

    pengelola ekowisata, wisatawan dan tentunya masyarakat lokal di sekitar

    kawasan ekowisata.

    Regulasi yang telah ditetapkan oleh Kementrian Pariwisata menyangkut

    ekowisata, adalah :

    1. PP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/2010 (Tentang Pengusahaan

    Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa Taman Nasional Taman Hutan

    Raya, dan Taman Wisata Alam).

    2. UU REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/2009 Tentang Kepariwisataan.

    3. PENJELASAN UU REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/2009 Tentang

    Kepariwisataan.

  • 30

    2. Wisata Bahari (Marine Tourism)

    Wisata Bahari atau yang biasa disebut dengan Marine Tourism tengah

    mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah, mengingat akan besarnya

    wilayah perairan Indonesia dan potensi pengembangan wisata bahari yang

    cukup potensial. Selain di Indonesia wisata Bahari juga merupakan tren wisata

    dunia saat ini. Adapun tren wisata bahari itu antara lain :

    Segmen industri tertua dan terbesar.

    Abad 19: pasar untuk segmen orang kaya Eropa dan Amerika

    Abad 20: pasar berkembang ke segmentasi pasar yang lebih luas

    Munculnya segmen niche market / luxury market di dunia pariwisata

    dengan menggunakan moda transportasi kapal

    wisata/yacht/cruise/seaplane

    Bergesernya paradigma mass tourism menjadi special interest oleh

    segmen pasar tertentu

    Kecepatan investasi pariwisata pulau-pulau kecil di seluruh dunia semakin

    meningkat

    Selain itu tren pariwisata untuk resort Bahari, antara lain :

    MARINE TOURISM

  • 31

    1954: Hotel Fontainebleau dibuka di Miami Beach merubah pola industri

    pariwisata dunia dengan konsep resor bahari (seluruh fasilitas dan

    amenitas wisatawan berada di satu kawasan).

    1960 an: Resort wisata bahari berkembang ke seluruh dunia

    1990 an: industri wisata bahari berkembang pesat

    Perkiraan ke 2020:

    Matured as market (matang sebagai suatu pasar)

    Expected to remain flat (kurva pertumbuhan mendatar)

    Seiring dengan perkembangan tren wisata Bahari yang telah menjadi

    perhatian wisatawan di seluruh dunia. Maka Indonesia pun pada tahun 2015

    tengah mengembangkan wisata Bahari, pariwisata bahari juga merupakan

    salah satu prime-over pariwisata Indonesia, karena :

    1. Letak strategis di kawasan yang diapit oleh dua benua dan dua samudera;

    2. Pengembangan yacht diyakini mempuyai efek berganda (multiplier effects)

    yang dapat menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan

    masyarakat, mendatangkan devisa bagi negara dan dapat mendorong

    konservasi lingkungan;

  • 32

    3. Menjadi economic breakthrough yang menjangkau daerah terpencil dan

    wilayah perbatasan;

    4. Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat yang tinggal di pulau-pulau

    kecil dan terluar

    5. Diversifikasi produk dan lokasi wisata yang selama ini berkiblat ke Bali;

    6. Berdampak positif dalam menumbuhkan kembali jiwa dan budaya bahari

    untuk mendorong terwujudnya negara maritim yang tangguh .

    Tantangan perkembangan wisata bahari di Indonesia, adalah :

    Belum terbentuknya sistem pengembangan pariwisata yang terintegrasi

    dengan infrastruktur, organisasi pengelolaan, dan sistem pemasaran

    terpadu

    Rendahnya kesadaran masyarakat dan investor dalam negeri dalam

    mengembangan sumber daya laut.

    Citra keamanan nasional dan pengelolaan sumber daya laut.

  • 33

    Peralatan wisata bahari digolongkan sebagai barang mewah sehingga

    pajak mahal.

    Pendekatan kebijakan wisata bahari :

    Membangun iklim pelayanan satu pintu (single window) untuk kemudahan

    perizinan.

    Peran aktif stakeholder khususnya organisasi-organisasi yang bergerak di

    bidang pariwisata dalam mengembangkan wisata bahari

    Integrasi manajemen pengelolaan destinasi (DMO) oleh seluruh

    stakeholder untuk meningkatkan daya saing.

    Integrasi pemasaran wisata bahari.

    Meningkatkan komitmen stake holder pariwisata untuk mengembangkan

    pariwisata bahari secara berkelanjutan melalui:

    1. Penguatan peran serta masyarakat dalam pengembangan wisata

    bahari.

    2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir dan nelayan melalui

    kegiatan wisata bahari.

    3. Perluasan lapangan kerja bagi masyarakat pesisir pantai dan nelayan.

    4. Meningkatnya dukungan global terhadap peningkatan kesejahteraan

    masyarakat pesisir pantai dan nelayan.

    Meningkatnya upaya pelestarian biodiversity laut melalui:

    1. Peningkatan upaya-upaya preservasi dan konservasi biota laut sebagai

    daya tarik wisata bahari.

    2. Menurunkan perusakan biota laut sebagai akibat dari penangkapan ikan

    oleh nelayan dengan menggunakan bahan peledak.

    3. Pengurangan secara drastis pengambilan terumbu karang dan ikan hias

    untuk sumber penghidupan.

  • 34

    Unsur pariwisata ke dua yang tengah dikembangkan oleh Kementrian

    Pariwisata Indonesia menurut Menteri Pariwisata Bapak Arief Yahya adalah

    Cultural.Unsur ke dua ini meliputi wisata heritage dan religi, wisata kuliner dan

    belanja, serta wisata kota dan desa. Bangsa Indonesia saat ini tinggal di 13.466

    lebih pulau yang terdiri dari 200 juta lebih jiwa dan 200 etnik yang berbeda

    menjadikan Indonesia sebagai Negara yang mempunyai berbagai macam

    keanekaragaman budaya.

    Mayoritas peduduk Indonesia memeluk agama Islam, sedangkan di Bali

    agama Hindu lebih dominan. Di daerah lainnya seperti Minahasa di Sulawesi

    Utara, dataran tinggi Toraja di Sulawesi Selatan, pulau Nusa Tenggara, dan

    sebagian besar Papua, dataran tinggi Batak dan juga Pulau Nias di Sumatra

    Utara, mayoritas penduduknya beragama Katholik dan Protestan. Secara

    keseluruhan pada dasarnya masyarakat Indonesia sangat religius.Pancasila

    sebagai dasar falsafah negara Indonesia membawa masyarakatnya untuk

    memiliki sikap toleransi terhadap setiap penganut agama, adat dan tradisi.Hal

    itu semakin diperkuat dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang

    berarti "Meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua".

    Kesenian dan perayaan.

    Di pesisir kepulauan Indonesia banyak budaya kuno yang berakar,

    sementara sepanjang sejarah selama berabad-abad hingga saat ini Indonesia

    telah dipengaruhi oleh budaya India, Cina, Arab, hingga Eropa. Akhir-akhir ini

    budaya populer global termasuk internet telah berpengaruh besar dalam cara

    hidup masyarakatnya. Budaya asing dan tradisi, bagaimanapun diserap dan

    CULTURAL TOURISM

  • 35

    diasimilasi oleh masyarakatnya yang menciptakan kreasi baru yang unik yang

    tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia.

    Pada 2 Oktober 2009, UNESCO mengakui Batik Indonesia sebagai

    benda Warisan Budaya Dunia, mengikuti Keris Indonesia yang sudah diakui

    sebelumnya, dan Wayang Kulit. Berikutnya Angklung menyusul diakui

    UNESCO pada tanggal 18 November 2010 sebagai warisan budaya

    dunia.Baru-baru ini Tari Saman asal Gayo Lues, Aceh juga dikukuhkan

    dalam List of Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safe guarding

    UNESCO pada 24 November 2011.

    Indonesia memang kaya akan kesenian dan kerajinan. Dalam bidang

    tekstil, Sumatera menghasilkan sarung tenun emas dan perak terbaik, yang

    dikenal sebagai songket. Wanita di Sulawesi Selatan membuat sutra tenunan

    berwarna-warni, sementara Bali, Flores dan Timor menghasilkan beberapa

    tekstil terbaik dari serat alami dengan menggunakan motif rumit.

    Dalam kerajinan kayu, perajin Bali memproduksi patung yang indah,

    seperti halnya suku Asmat di Papua, baik tradisional maupun modern.

    Pengrajin di Jawa Tengah menghasilkan perabotan ukir yang halus sedangkan

    pembuat kapal dari bugis Sulawesi Selatan terus membangun kapal

    layar "Phinisi" yang agung di laut Indonesia sampai hari ini.

    Berbagai jenis perbedaan budaya dan tradisi di seluruh negara ini juga

    dinyatakan dalam acara yang banyak dan menarik, baik acara agama atau

    acara terkenal yang diselenggarakan sepanjang tahun.Anda dapat melihat

    upacara agama Hindu Dharma yang meriah diadakan terus menerus di Bali,

    prosesi pemerintahan selama Sekaten di Yogyakarta, serta Festival Tabot di

    Bengkulu.Sumatera, untuk memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad,

    Hasan dan Husein.Upacara Waisak agama Budha diadakan setiap tahun di

    sekitar Borobudur, seperti festival Toa Peh Kong Cina di Manado.Sedangkan

    Hari Raya kematian diadakan di Toraja, kedua duanya diadakan di pulau

  • 36

    Sulawesi, dan upacara Kasada yang diadakan setiap akhir tahun di Gunung

    Bromo, Jawa Timur, untuk menenangkan jiwa nenek moyang dan para Dewa.

    Indonesia juga kaya dengan pentas seni.Sendra Tari Ramayana yang

    indah digelar pada musim kemarau di pelataran Candi Prambanan saat sinar

    bulan purnama.Tari-tarian Indonesia sangat beragam, dramatis, dan

    menghibur. Mulai dari tari yang bersinkronisasi yaitu tari saman dari Aceh

    sampai tarian yang gemulai dari Jawa yang diiringi suara gamelan, atau tari

    perang di Kalimantan, Papua, dan Sulawesi.

    Pengaruh Cina dapat terlihat di sepanjang Pantai Utara Jawa mulai dari

    motif batik Cirebon dan Pekalongan sampai mebel dan pintu ukiran yang

    halus dari Kudus, Jawa Tengah.Ada juga baju pengantin sulam emas yang

    rumit dirangkai begitu elok dari Sumatra Barat.

    Indonesia tidak melulu kebudayaan warisan leluhur. Saat ini, dalam

    bidang musik, di ibukota Jakarta, Java Jazz Festival menjadi acara music jazz

    tahunan bagi musisi jazz Indonesia dan mancanegara. Indonesia juga bangga

    memiliki beberapa band ternama, penyanyi rock dan pop terbaik. Band

    seperti Nidji, Ungu, Slank, dan penyanyi seperti Iwan Fals, Rossa, Anggun,

    Agnes Monica, Krisdayanti, Ari Lasso, dan masih banyak lagi yang lainnya.

    Mereka tidak pernah gagal membuat sensasi panggung bahkan telah

    menghibur penggemarnya hingga negara tetangga seperti Malaysia dan

    Singapura.

    Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang tersebar ke dalam

    200 etnik, karena itu destinasi wisata berbasis budaya di Indonesia telah

    menjadi sorotan baik bagi wisatawan lokal maupun Internasional.

  • 37

    Pada tahun 2014 2015 ini tingkat kunjungan destinasi wisata telah

    dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti konflik di beberapa Negara,

    teroris, penyebaran penyakit, dan keadaan ekonomi global yang

    mempengaruhi minat perjalanan wisatawan dunia. Namun berbagai macam

    permasalahan ini tidak menyurutkan minat wisatawan untuk melakukan

    perjalanan wisata, dibuktikan dengan adanya kenaikan sebesar 4,5% pada

    tahun 2014 yang terhitung semenjak tahun 2011 serta wisatawan pun kerap

    menaikan anggaran wisata nya sebanyak 6%.

    Minat wisatawan akan perjalalanan ke kota kota besar dunia

    merupakan salah satu sector wisata yang pertumbuhannya berkembang

    sangat pesat, adapun tren destinasi kota kota besar tersebut, antara lain :

    Tabel 2.1

    Tabel kunjungan wisatawan

    Rank. Metropolitan destination

    areas

    Trips in mn.

    1 Paris 18,8

    2 New York 18,5

    3 London 16,1

    4 Bangkok 14,6

    5 Barcelona 12,4

    Sumber : World Travel Monitor.

    TREND PRODUK

    DESTINASI PARIWISATA

    INTERNASIONAL

  • 38

    Eropa masih menjadi tren destinasi unggulan bagi wisatawan dunia

    terbukti dari peningkatan selama tahun 2014 tingkat kunjungan wisatawan

    mengalami peningkatan sebesar 3- 4%. Negara Negara di Eropa yang

    merupakan destinasi wisata unggulan, antara lain Yunani, Spanyol, Turki,

    Jerman, dan Inggris.

    Konflik kekerasan dan permasalahan politik yang terjadi di beberapa

    Negara seperti Thailand, Kenya, Timur tengah serta penyebaran penyakit

    Ebola yang terjadi di beberapa Negara di Afrika Barat telah mempengaruhi

    minat perjalanan wisatawan menuju kawasan kawasan tersebut karena

    alasan keamanan dan kesehatan. Sehingga para wisatawan beralih kepada

    destinasi destinasi wisata yang baru seperti di kawasan Negara Negara

    pecahan Uni Soviet dan Eropa Timur, yang juga merupakan pasar baru bagi

    pariwisata dunia.

    Sepanjang tahun 2014 -2015 Eropa dan Asia masih menjadi destinasi

    wisata unggulan bagi wisatawan di dunia, berikut ini adalah table pasar dan

    destinasi yang menjadi unggulan.

    Tabel 2.2

    Rank. Top long haul

    SOURCE MARKETS

    Top long haul

    SOURCE DESTINATION

    1 USA

    USA

    2 Inggris Inggris

    3 China Thailand

    4 Kanada Itali

    5 Jepang China

    6 Jerman Jerman

    Sumber : World Travel Monitoring.

  • 39

  • 40

    TREND PASAR DAN PEMASARAN

    WISATA NASIONAL DAN

    INTERNASIONAL

    Untuk pasar wisata Indonesia berdasarkan dari data yang diperoleh dari

    TripAdvisor yang merupakan salah satu situs perjalanan terbesar dunia

    mengungkapkan bahwa:

    1. Tahun 2015 sebanyak 41% wisatawan ingin menaikkan anggaran

    wisata, hal ini melampaui wisatawan yang ingin menurunkan

    anggarannya, yaitu sebesar 23%

    2. Sebanyak 46% wisatawan dari wisatawan Indonesia akan menaikkan

    anggarannya pada tahun 2015 ini, dan 60% dari mereka

    mengindikasikan bahwa berlibur adalah sesuatu yang berhak mereka

    dan keluarga dapatkan, serta hanya 19% wisatawan yang akan

    menurunkan anggarannya.

    3. Pada tahun 2013 wisatawan Indonesia menghabiskan rata rata

    30.842.000 untuk berlibur.

    4. Tahun 2014 wisatawan Indonesia rata rata menghabiskan 32.150.000

    untuk berlibur, hal ini mengalami kenaikan sebesar 4% dari tahun 2013.

    5. Tahun 2015 wisatawan Indonesia berencana untuk melakukan

    perjalanan ke luar negeri dengan jumlah rata rata peningkatan

    sebesar 25%, melebihi jumlah rata rata sebesar 15%.

    6. Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat adalah 3 negara tujuan wisata

    impian bagi wisatawan Indonesia untuk 24 bulan ke depan.

  • 41

    Untuk tren pasar Internasional berdasarkan hasil laporan ITB TRAVEL AND

    TOURISM TRENDS 2014/2015 adalah sebagai berikut :

    1. Global tourism remains on course in spite of crises

    Wisatawan di seluruh dunia pada tahun 2014 telah melakukan

    perjalanan luar negeri lebih banyak dari tahun tahun sebelumnya,

    walaupun banyak terjadi peperangan, teroris, dan ancaman penyakit

    serta berbagai penyimpangan kondisi ekonomi di berbagai Negara.

    Jumlah perjalanan keluar negeri pada tahun 2014 telah meningkat

    sebesar 4,5%.

    2. Improving world economy to support travel and tourism

    Perkembangan ekonomi global akan mengalami kenaikan yang

    cukup drastic pada tahun 2015. Pertumbuhan ekonomi yang pesat ini

    akan berdampak pada pariwisata dunia.

    3. More international travel and higher spending

    Pariwisata dunia telah mengalami berbagai macam masalah

    pada tahun 2014, seperti kekerasan dan masalah politik di beberapa

    Negara seperti Thailand, Kenya, dan beberapa Negara di Timurtengah.

    Dan permasalahan penyaki tebola yang terjadi di beberapa Negara di

    Afrika barat telah menimbulkan kecemasan bagi para wisatawan

    dunia.Tetapi berbagai macam ancaman yang timbul ini tidak membuat

    pariwisata dunia mengalami kemunduran, dibuktikan dengan

    peningkatan perjalanan sebesar 4,5% pada tahun 2014 dari tahun 2011,

    dan kenaikan sebesar 6% dalam pengeluaran anggaran wisatawan

    sebesar 1,750 miliardolar.

    4. Asia and the Americas drive global growth.

  • 42

    Perjalanan luar negeri pada tahun 2014 telah dipengaruhi oleh

    perekonomian Asia sebesar 8%, Amerika Selatan sebesar 5%, dan

    Amerika Utara sebesar 5%. Trend pasar dunia dalam perjalanan

    wisatawan keluar negeri berdasarkan hasil laporan ITB WORLD TRAVEL

    TRENDS REPORT menunjukan bahwa wisatawan dunia lebih banyak

    bepergian ke Asia danAmerika.

    Tabel 3.1

    World travel trends (change in % over respective previous year)

    2011 2012 2013 2014

    Outbond trips +5% +4% +4% +4,5%

    Outbond nights +4% +2% +4% +3%

    Outbonds

    spending in Euro

    +8% +4% +6% +6%

    Sumber : World Travel Monitor 2014, IPK Internasional.

    Tabel 3.2

    Rank. Top long haul

    SOURCE MARKETS

    Top long haul

    SOURCE DESTINATION

    1 USA

    USA

    2 Inggris Inggris

    3 China Thailand

    4 Kanada Itali

    5 Jepang China

  • 43

    6 Jerman Jerman

    Sumber : World Travel Monitor 2014, IPK Internasional.

    5. City trips are fastest growing market segments.

    Dalam kurun waktu 5 tahun peningkatan perjalanan wisata yang

    dilakukan oleh wisatawan dunia telah banyak mengalami peningkatan

    khususnya pada waktu waktulibur, menurut World Travel Monitor

    kegiatan wisata pantai telah meningkat sebesar 18% dalam waktu 5

    tahun kebelakang hingga tahun 2014.Perjalanan menuju kota kota

    besar di dunia telah mengalami peningkatan drastic sebesar 58% dari

    target pasar yang direncanakan yaitu 20%. Menurut Travel World

    Monitor Paris adalah kota metropolitan yang berada dalam peringkat

    satu dalam sebuah destinasi wisata kota dengan 18,8 juta kunjungan

    internasional pada tahun 2013, diikuti oleh New York, London,

    Bangkok, Barcelona, danSingapura.

    Tabel 3.3

    Tabel kunjungan wisatawan di kota kota besar

    Rank. Metropolitan destination areas Trips in mn.

    1 Paris 18,8

    2 New York 18,5

    3 London 16,1

    4 Bangkok 14,6

    5 Barcelona 12,4

    6 Singapura 10,6

    Sumber : World Travel Monitor 2014, IPK Internasional.

  • 44

    6. Internet booking head towards saturation ?

    Padatahun 2014 pemesanan akomodasi, transportasi, serta jasa

    wisata online telah mengalami kenaikan yang cukup drastis sebesar 7%

    menjadi 66% dari tahun sebelumnya, hal ini memungkinkan kenaikan

    akan terjadi lagi menuju 70% pada pasar yang sudah berkembang.

    Sementara itu social media seperti blogs dan berbagai macam forum

    wisata dunia telah menjadi semakin popular dikalangan wisatawan, dan

    dapat menjadi acuan untuk perencanaan wisata.

    7. World Tourism Organization expects 4 - 4,5% growth in inbound

    tourism this years.

    Menurut UNWTO tingkat kunjungan wisatawan di beberapa

    Negara telah meningkat sebesar 4,8% di 8 bulan pertama pada tahun

    2014.Beberapa Negara teratas yang mengalami peningkatan

    kunjungan wisatawan, antara lain America meningkat sebesar 8%, asia

    pasifik meningkat sebesar 5%, dan Eropa meningkat sebesar 4%,

    sementara itu wilayah afrika dan timur tengah mengalami kenaikan

    sebesar 3%.

    8. Ebola impact on tourism to Africa

    Penyebaran virus Ebola yang meningkat di Africa telah

    mengakibatkan dampak yang buruk bagi pariwisata dunia.

    9. Positive outlook for 2015

    Berdasarkan survey dari World Travel Monitor pada tahun 2015

    perjalanan wisata akan meningkat sebesar 4 5%. Asia akan menjadi

    kawasan yang memiliki wisatawan yang melakukan perjalanan wisata

    diikuti oleh Eropa dan Amerika.

    10. Free Visa.

    Untuk wisatawan di tingkat asia perjalanan wisata sangat

    dipengaruhi oleh kebijakan bebas visa yang diberlakukan untuk dari 5

  • 45

    negara, yaitu Tiongkok, Jepang, Rusia, Korea Selatan, dan Australia.

    Dari 5 negara, wisatawan asal Tiongkok diperkirakan akan

    mendominasi jumlah wisatawan yang datang ke Tanah Air

  • 46

    DAFTAR PUSTAKA

    Puskompublik.(2014).Prospek cerah target pariwisata 2015 ditetapkan sebesar

    10juta wisman/(online).Tersedia : http://www.parekraf.go.id.

    (12 April 2015).

    Hidayat feriawan.(2015).Kecanggihan teknologi bakal warnai tren wisata di

    2015/(online).Tersedia : http://www.beritasatu.com.(12 April 2015).

    Setyono, Budi.(2014).Ekowisata bukan sekedar wisata alam/(online).Tersedia :

    http://green.kompasiana.com.(12 April 2015)

    Messe Berlin, ITB world travel trends report.Desember 2014.

    Germany.Berlin.

    Ferbianty, Dieny.2007.Sejarah pariwisata Indonesia.Institut Teknologi Bandung,

    Bandung

    Indecon.(2014).Regulasi/(online).Tersedia : http://www.indecon.or.id.

    (12 April 2015)

    Anonim.(2014).Ini tren wisata 2015/(online).Tersedia :

    http://www.indonesia.travel/id.(12 April 2015)