Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu

21
TUGAS SISTEM MANAJEMEN MUTU PERKEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN MUTU Oleh: Rizka Titi Harjanti M0312064

description

sistem manajemen mutu

Transcript of Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu

Page 1: Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu

TUGAS SISTEM MANAJEMEN MUTU

PERKEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN MUTU

Oleh:

Rizka Titi Harjanti

M0312064

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2013

Page 2: Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu

A. Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu

Proses perkembangan menuju era mutu merupakan proses yang cukup panjang

dengan melewati berbagai pengalaman dan pendekatan metode yang bermacam-macam.

Perkembangan mutu yang terjadi tidak lepas dari awal perubahan era menuju era industri

di mana mulai dipergunakannya mesin-mesin untuk membantu proses produksi. Secara

garis besar perkembangan atau evolusi mutu adalah sebagai berikut:

Era Tanpa Mutu

Era Inpeksi

Era Pengendalian Mutu

Era Jaminan Mutu 

Era Manajemen Mutu Terpadu 

Era Sistem Manajemen Mutu (ISO) 

A. Era Tanpa Mutu 

Merupakan era di mana persaingan belum terjadi oleh karena produsen atau

pemberi pelayanan belum banyak, sehingga pelanggan pun belum diberi kesempatan

untuk memilih. Hal ini terjadi pula pada organisasi pemberi pelayanan publik. Pada

lembaga pelayanan publik yang dikelola oleh pemerintah, masyarakat sebagai

pelanggan tidak diberikan hak untuk menuntut mutu pelayanan yang lebih baik atau

yang diharapkan. Keadaan ini menyebabkan mutu pelayanan organisasi publik belum

menjadi penilaian. Pengguna hanya mengutamakan yang penting ada dan dapat

dipergunakan saja. 

B. Era Inspeksi

Era ini dimulai oleh perusahaan – perusahaan yang memproduksi barang. Hal

ini terjadi karena mulai adanya persaingan antar-produsen. Dengan demikian setiap

perusahaan mulai melakukan pengawasan terhadap produknya. Pada era ini juga mulai

dilakukan pemilahan mutu barang yang dilakukan melalui inspeksi. Namun mutu

produk hanya pada atribut yang melekat pada produk. Oleh karena itu, mutu hanya

dipandang produk yang rusak, cacat atau hanya pada penyimpangan dari atribut yang

seharusnya melekat pada produk tersebut. Era ini menekankan pada deteksi masalah,

keseragaman produk serta pengukuran dengan alat ukur yang dilakukan oleh yang

berfungsi menginspeksi. Fokus perusahaan terhadap mutu belum besar dan terbatas

pada produk akhir yaitu dilihat yang cacat atau rusak yang dibuang sedang yang baik

yang dilepas ke konsumen.

Hal 2 dari 14

Page 3: Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu

Era inspeksi ditandai dengan perhatian yang rendah dari pihak manajemen

terhadap mutu produk. Tanggung jawab terhadap mutu produk didelegasikan pada

departemen inspeksi yang bertugas hanya pada pendeteksian dan penyisihan produk

yang tidak memenuhi syarat kualitas dari produk yang baik. Pada era ini belum ada

perhatian terhadap kualitas proses dan sistem untuk merealisasikan produk tersebut.

C. Era Pengendalian Mutu

Era Pengendalian Mutu dimulai sekitar tahun 1930-an. Era ini disebut juga era

statistical control, yang lebih menekankan pada pengendalian, keseragaman produk

dan pengurangan aktivitas inspeksi serta dilakukan Departemen Teknis dan

Departemen Inspeksi. Pada era ini pula diperkenalkan pandangan baru terhadap

konsep Walter A Shewart, .Menurut pandangan ini mutu produk merupakan

serangkaian karakteristik yang melekat pada produk yang dapat diukur secara

kuantitatif. 

Di era statistical quality control atau jaman pengendalian mutu, manajemen

telah mulai memperhatikan pentingnya pendeteksian yaitu dengan cara departemen

inspeksi sudah mulai dilengkapi dengan alat dan metode statistik dalam mendeteksi

penyimpangan yang terjadi dalam atribut produk yang dihasilkan dari proses produksi.

Terdapat perubahan dalam penanganan mutu produk yaitu hasil deteksi yang secara

statistikal dari penyimpangan mulai dipergunakan oleh departemen produksi untuk

memperbaiki proses dan sistem produksi.

D. Era Jaminan Mutu (Quality Assurance) 

Era jaminan mutu ini dimulai pada sekitar tahun 1960-an yang menekankan

pada koordinasi, pemecahan masalah secara proaktif.. Pada era ini mulai dikenal

adanya konsep total Quality Control (TQC) yang diperekenalkan oleh Armand F pada

tahun 1950. 

Jaminan mutu merupakan seluruh perencanaan dan kegiatan sistematik yang

diperlukan untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa suatu barang

atau jasa dapat memenuhi persyaratan mutu. Jaminan mutu merupakan bagian dari

manajemen mutu yang difokuskan pada peningkatan kemampuan untuk memenuhi

persyaratan mutu. 

Oleh karena itu, jaminan mutu dilaksanakan secara berkesinambungan

sistematis, objektif, dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab, masalah

mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan dan selanjutnya

menetapkan serta melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan

Hal 3 dari 14

Page 4: Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu

yang tersedia, menilai hasil yang dicapai, dan menyusun saran tindak lanjut untuk

lebih meningkatkan mutu pelayanan. (Azwar, 200). 

Sejak era inilah peran manajemen mulai diperhitungkan untuk terlibat dalam

penentuan dan penanganan mutu produk. Selain itu dalam era jaminan mutu ini pula

mulai diterapkan bukan hanya pada industri manufaktur, tetapi juga pada industri

jasa. 

Di Indonesia era ini berkembang ditandai dengan dibentuknya Gugus Kendali

Mutu (GKM) di masing - masing bagian atau divisi pada setiap organisasi. Kegiatan

GKM ini diprakarsai oleh Departemen Perindustrian dan Departemen Tenaga Kerja,

kemudian diikuti oleh Departemen Kesehatan dan Departemen Lainnya. Pada era ini

GKM digalakkan bukan hanya secara parsial, tetapi lebih bersifat nasional. Hal ini

terlihat dengan dilakukannya konvensi GKM tingkat kabupaten, tingkat provinsi dan

tingkat nasional. 

Menyimak konsep era Statistical Control ini dapat diterapkan tidak hanya pada

parusahaan manufaktur, maka sejak era ini pula Manajemen Mutu mulai diterapkan

pada organisasi non barang atau organisasi jasa, seperti pada Rumah Sakit, Puskesmas

dan organisasi jasa lainnya.

E. Era Management Mutu Terpadu atau Total Quality Management

Total Quality Management (TQM) dimulai pada tahun 1980 – an, era ini

menekankan pada manajemen stratejik. TQM merupakan suatu sistem yang berfokus

kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara berkesinambungan kepuasan

pelanggan pada titik penekanan biaya agar sama dengan biaya yang sesungguhnya

untuk menghasilkan dan memberikan pelayanan. TQM juga sebuah upaya untuk

mencapai keunggulan kompetitif serta mengutamakan kebutuhan pasar dan konsumen

yang dilakukan oleh setiap orang dalam organisasi dengan leadership yang kuat dari

pimpinan. 

Management mutu terpadu atau Total Quality Management disebut pula

Continuous Quality Improvement (CQI). Total Quality yang berarti komitmen dan

pendekatan yang digunakan secara terus-menerus untuk meningkatkan setiap proses

pada setiap bagian organisasi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memenuhi bahkan

melampui harapan dan outcome dari customer. 

Tujuan dari diterapkan TQM perlu adanya perubahan budaya serta komitmen

dari seluruh jajaran mulai pimpinan puncak sampai level terbawah. Agar TQM dapat

berkelanjutan maka organisasi harus didukung oleh budaya yang mendukung yang

menekankan pada kerja kelompok, pemberdayaan dan partisipasi karyawan,

Hal 4 dari 14

Page 5: Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu

peningkatan terus menerus fokus pada pelanggan serta kepemimpinan yang tepat.

Prinsip TQM secara keseluruhan proses produk maka titik beratnya pada penanganan

kualitas pada seluruh aspek organisasi.

F. Era Sistem Manajemen Mutu 

Era ini dimulai pada sekitar tahun 1943 yaitu pada masa perang dunia II, di

mana sekutu mulai mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan peledak. Hal ini

terkait dengan mutu bahan peledak untuk keperluan militer terutama oleh pasukan

Inggris. Berdasarkan keadaan tersebut pihak militer Inggris mengembangkan

serangkaian standar yang secara umum dapat menunjukkan kemampuan suatu

perusahaan dalam menyediakan produk bermutu tinggi serta konsisten bagi

kepentingan bahan militer. 

Pada akhir tahun 1960, disusun standar sistem mutu AQAP (Allied Quality

Assurance Publicators) yaitu pengembangan standar yang sudah ada sebagai sistem

kendali dengan tujuan utamanya adalah untuk mengendalikan pemasok dalam

pemenuhan persyaratan. 

Pada tahun 1979 anggota ISO untuk Inggris yaitu British Standard Institute,

menyerahkan proposal kepada ISO agar dibentuk suatu komite teknis baru untuk

menyiapkan standar internasional yang berkaitan dengan teknik dan praktik

penjaminan mutu, maka dibentuklah komite teknis baru dengan nomor ISO/TC 176.

Sebagai hasil kerja ISO/TC 176, pada tahun 1987 dipublikasikan seri standar ISO

9000 yaitu sistem manajemen mutu yang merangkum sebagian besar standar

sebelumnya di samping peningkatan dan penjelasan standar baru.

Hal 5 dari 14

Page 6: Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu

B. Sejarah Kronologis Perkembangan Total Quality Management

Tahun PerkembanganKarakteristik

Istilah

1920Quality Control mulai di Amerika Serikat, terbatas untuk

produksi dan pabrikQC

1924 Control Chart diperkenalkan oleh W. A. Shewhart

1940

Quality Control menggunakan metode-metode statistic,

mulai diterapkan di Amerika Serikat dengan Dr. J. M. Juran

sebagai pelopor

SQC

1950

Jepang mulai menerapkan Total Quality Control.

Diperkenalkan Statistik QC oleh Dr. W.E. Deming Tokoh-

tokoh TQC lainnya, tercatat: Dr. A.V. Feigenbaum (1951)

dan Dr. J.M. Juran (1954)

TQC

1960 Jepang mulai menerapkan Quality Control Circle QCC

1968 –

1986

Penerapan QC mulai meluas ke bidang-bidang lain, yaitu

industry non manufaktur (konstruksi dan lain-lain), serta

industry jasa, terutama setelah diperkenalkannya system

manajemen dengan pengendalianyang terpadu (TQC), yang

menitikberatkan pelaksanaan proses PDCA (Plan, Do,

Check, Action) pada tahun 1978. Disamping itu, penerapan

QCC mulai merambah dunia Internasional dan salah satu

Negara yang mengadopsi konsep ini adalah Indonesia

(1980), melalui perusahaan swasta nasional yang berpartner

dengan perusahaan Jepang, yakni PT. United Tractors dan

Astra Group.

TQC

1979

Motorola memperkenalkan Metode Six Sigma, suatu

pendekatan dalam Total Quality Management yang

bertujuan menurunkan tingkat cacat, sehingga level mutu

(Yield) bisa mencapai: 99,99966 (lebih popular dengan

istilah 6 Sigma = 3,4 DPMO – Deffect per Million

Opportunity). Konsep/Metodologi ini sedemikian popular

setelah Jeck Welch dari GE (General Elektrik) USA sejak

1995 mengumumkan sukses penerapan 6 Sigma dengan

keuntungan lebih dari $ 600 juta pada tahun 1998.

TQM & 6 Sigma

Hal 6 dari 14

Page 7: Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu

1985

Perhimpunan Manajemen Mutu Indonesia (PMMI) berdiri

atas prakarsa Menteri Tenaga Kerja Repubilk Indonesia –

Laksamana TNI (Purn.) Sudomo. Organisasi ini diharapkan

menjadi “Prime Mover” Quality Movement di Indonesia.

(diluar institusi pemerintah)

GKM & TQC

1986

Menteri Perindustrian membentuk LPMT (Lembaga

Pengendalian Mutu Terpadu) yang secara khusus menjadi

lembaga TQM sector industri.

1987

ISO-9000 Standar Manajemen Mutu Internasional mulai

diperkenalkan di dunia oleh Badan ISO (International

Organization for Standarization). ISO-9000 ini sangat

menyita perhatian dunia industry karena melalui Sertifikat

ISO-9000, perusahaan penerimanya seolah-olah memiliki

“Passport“ Mutu Internasional untuk bisa merambah

keseluruhan pelosok karena diakui memiliki Standar Mutu

Internasional.

ISO 9000

1989

Di Amerika Serikat mulai didirikan The Center of Quality

Management, diprakarsai oleh 7 perusahaan besar Boston,

yang bertujuan mengakselerasikan penerapan TQM di

masing-masing perusahaan.

Dalam perkembangannya, melalui pengalaman penerapan TQM,

perusahaan-perusahaan anggota organisasi ini diperkenalkan buku

dengan judul “A New American TQM”

Di Indonesia, sejumlah menteri menyatakan tahun 1989 sebagai tahun

kebangkitan Mutu dengan ditanda tanganinya Pernyataan Bersama,

seiring dengan pergantian pengurus PMMI yang kemudian dijabat

SUDOMO selaku Chairman.

TQM

1991

Presiden Republik Indonesia Soeharto mencanangkan Bulan

Mutu, Standarisasi dan Produktivitas Nasional. PMMI resmi

ditunjuk sebagai Badan Penyelenggara Bulan Mutu hingga

saat ini dengan menamakan Kegiatannya dengan KMI

(Konvensi Mutu Indonesia) atau IQC (Indonesian Quality

Convention).

Bersamaan dengan ini, PMMI menjadi tuan rumah penyelenggara

ICQCC-Bali (International Convention on Quality Control Circle),

Konvensi Tingkat

IQC & ICQCC

Hal 7 dari 14

Page 8: Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu

1992

Indonesia resmi mengadopsi ISO-9000 sebagai Standar

Nasional dengan nama SNI-19-9000. Diawali dengan

berangkatnya 6 orang Tim-PMMI “Round The World” ke

Negara Eropa (Belanda, Belgia, Jerman dan Swiss)

mengunjungi kantor pusat ISO di Geneve-Swiss. Dan ke

Amerika Serikat dengan mengunjungi kantor pusat ASQ

(American Society for Quality) dan berakhir di Jepang

(JUSE). Misi Tim ini untuk melihat seberapa jauh Negara

lain menyambut ISO-9000, dan strategi masing-masing

Negara dalam mensosialisasikannya hasil TIM 6 bersama-

sama beberapa orang lain departemen perindustrian dan

DSN adalah terjemahan ISO-9000 kedalam bahasa

Indonesia yang kemudian sebagai cikal bakal SNI-19-9000.

ISO-9000 &

SNI-19-9000

1995

Januari, Prof. Shoji Shiba dari Jepang memberikan 6 hari

Seminar TQM atas prakarsa dan pembiayaan Laksamana

TNI (Purn.) Sudomo. Pesertanya 35 orang, 5 orang

diantaranya Pengurus PMMI yang kemudian

mengembangkan dan menyebarluaskan konsep-konsep

Shiba di Indonesia, antara lain 4 Revolutions in Management

Thinking dan WV-Model Problem Solving Approach.

1996

JUSE (Japanese Union for Scientist and Engineers),

Organisasi yang selama ini mengembangkan system

manjemen mutu di Jepang, telah memutuskan untuk

merubah istilah TQC menjadi TQM.

TQM

1997

Indonesia mengenal PDCA-TULTA (Tujuh Langkah dan

Tujuh Alat Pengendalian Mutu). Pendekatan Quality

Problem Solving yang dikembangkan berdasarkan “Gaya”

dan “Kebiasaan” pekerja di Indonesia.

2000

TULTA memperoleh pengakuan hokum atas HAKI (Hak

atas Kekayaan Intelektual) semacam Patent.

Penerapan PDCA TULTA ini meluas, hingga saat ini ratusan

perusahaan penerap TQM/QCC sudah mengadopsinya

sebagai “Problem Solving”.

TULTA

2000 PMMI resmi memperkenalkan “Six Sigma” Quality melalui

Seminar Eksekutif pada KMI-2000 di Malang. Secara

Hal 8 dari 14

Page 9: Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu

perlahan namun pasti, Six Sigma ini mulai dipakai sebagai

salah satu Metoda Problem Solving untuk meningkatkan

Mutu secara Proaktif.

2001

Di Indonesia mulai dirancang National Quality Award –

melalui pendekatan ISO-9000 Excellence Award. Salah satu

penerimanya adalah Phillips Ralin-Surabaya yang juga

penerima: European Quality Award (tahun 2002).

2002

10 negara praktisi mutu di Asia – memprakarsai pendirian

“ASIA NETWORK FOR QUALITY” (ANQ) dengan tujuan

menggalang Negara se-Asia dalam mengembangkan

pendekatan Quality-Management berbasis “ASIA-VIEW”.

Perhimpunan Manajemen Mutu Indonesia (PMMI) mewakili Indonesia.

Berikut ini organisasi-organisasi pendiri ANQ sebagai berikut:

1. China Association for Quality (CAQ)

2. Chinese Society for Quality (Chinese Taipei)

3. Hongkong Society for Quality (HKSQ)

4. Indian Society for Quality (ISQ)

5. Indonesian Quality Management Association (IQMA)

Perhimpunan Manajemen Mutu Indonesia (PMMI)

6. Iranian Society for Quality (ISQ)

7. Japanese Society for Quality Control (JSQC)

8. Korean Society for Quality Management (KSQM)

9. The Standards and Quality Association of Thailand (SQA)

10. Director for Standards and Quality, Vietnam (STAMEC)

ANQ

2003

JUSE (Japanese Union for Scientist and Engineers)

memperkenalkan e-QCC yakni pengembangan trasisional –

QCC melalui pemanfaatan Internet atau Intranet dalam

memutar PDCA-Cycle. Terutama media ini ditunjukkan

kepada kelompok-kelompok: Sales, Marketing, R&D yang

cenderung sulit bertemu, karena ditunjuk kegiatan Indonesia

memperkenalkan e-QCC pada KMI 2003-Batam.

e-QCC

2004 Indonesia memperluas forum Society-Networking Quality

Improvement Team dengan menggagas Forum Gugus Mutu

dan Sistem Saran yang digelar dalam Konvensi Mutu

Indonesia. Oleh sebab itu, di Indonesia paling tidak sudah

dikenal 3 tipe pendekatan :

1. QCC – dengan PDCA TULTA

TM2

Tim Manajemen

Mutu

Hal 9 dari 14

Page 10: Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu

2. FGM (Forum Gugus Mutu) dengan PDCA Non-Tulta

3. PSS (Perbaikan melalui Sistem Saran) dengan PDCA

Individual

Untuk Level Manajemen menengah dikenal Quality

Improvement Team dengan nama “TM2” (Tim Manajemen

Mutu) – yang sudah dipatenkan oleh PMMI. Dan tahun 2004

resmi dipromosikan ke Hongkong melalui program

kerjasama HKPC (Hongkong Productivity Center)

2012

Perhimpunan Manajemen Mutu Indonesia (PMMI) resmi

meluncurkan SQM (Sudomo Quality Medal) pada IQC 2012

di Manado.

C. Perkembangan Sistem Mutu Laboratorium

1. ISO Guide 25 : 1978

Hal 10 dari 14

Page 11: Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu

Menekankan edisi pertama sistem mutu laboratorium mulai diterapkan.

2. ISO/IEC Guide 25 : 1982

Penyempurnaan edisi pertama, sejak diterapkan standar ini perkembangan sistem mutu

laboratorium berkembang pesat. Seiring dengan semakin banyaknya penerapan ISO/

IEC Guide 25: 1982, ada kebutuhan untuk memberlakukan pendekatan sistem mutu di

pabrik, industri, maupun jasa pelayanan. Situasi tersebut mendorong perlunya disusun

pedoman dan standar baru yang disempurnakan dalam bidang jaminan mutu.

Perkembangan antara sistem manajemen mutu di industri dan di laboratorium dalam

waktu yang relatif bersamaan tersebut mendorong terbentuknya Standar Sistem

Manajemn Mutu Laboratorium.pada tahun 1988, ILAC mengadakan pertemuan dan

meminta ISO untuk merevisi lebih lanjut ISO/IEC Guide 25: 1982 dengan

mempertimbangkan perubahan dan perkembangan keadaan. IEC menyetujui revisi

tersebut pada Oktober 1990 dan kemudian disusul oleh ISO pada Desember 1990.

Edisi ketiga ini diterbitkan sebagai ISO/IEC Guide 25: 1990 tentang General

Requirements for the Competence of Testingand Calibration Laboratories.

3. ISO/IEC Guide 25 : 1990

Penyempurnaan edisi sebelumnya, lebih difokuskan pada kegiatan laboratorium yang

memperhatikan persyaratan kemampuan laboratorium yang tercantum dalam OECD

tentang GLP serta ISO seri 9000: 1987 tentang sistem manajemen mutu. ISO/IEC

Guide 25: 1990 mengadop filosofi dari elemen sistem manajemen mutu, namun tetap

mempertahankan spesifikasi kriteria teknis yang ada pada ISO Guide 25: 1978. Dalam

pedoman ISO/IEC Guide 25: 1990 dinyatakan bahwa laboratorium yang memenuhi

persyaratan standar ISO 9002: 1987 jika laboratorium tersebut menghasilkan data

pengujian dan/ atau kalibrasi. Ketentuan tersebut juga berlaku pada laboratorium

penelitian dan pengembangan dengan menambahkan elemen sistem manajemen mutu

yang disyaratkan pada ISO 9001: 1987.

4. ISO/IEC Guide 17025 : 2000

Penyempurnaan edisi sebelumnya, berisi tentang semua persyaratan yang harus

dipenuhi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi yang ingin menerapkan

sistem mutu, berkemampuan secara teknis dan dapat menghasilkan data yang valid.

D. Sistem Manajemen Mutu Laboratorium

Hal 11 dari 14

Page 12: Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu

Semakin pesatnya perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi pada akhir

1970-an membawa dampak yang sangat besar terhadap tatanan hidup manusia. Perubahan

yang sangat cepat tersebut membawa dampak di segala bidang dan di segala tatanan hidup

manusia dan mengakibatkan interaksi antar manusia tak mengenal batas karenan begitu

pesatnya perkembangan industri teknologi informasi dan komunikasi. Hal tersebut

akhirnya menimbulkan persaingan yang sangat ketat di pasar dalam negeri maupun pasar

internasional.

Meningkatnya persaingan ini akhirnya membawa pengaruh terhadap penetapan

standard mutu bagi barang dan jasa. Salah satunya standar mutu laboratorium (ISO

17025:2005). Tuntutan informasi teknis dari setiap produk yang akan diperdagangkan

menuntut sebuah laboratorium yang melakukan pengujian agar untuk meningkatkan

kompetensi dan kepercayaan terhadap hasil uji yang absah dan valid.

Contoh Sertifikat ISO 17025:2005

Audit dan sertifikasi ISO 17025:2005 pada dasarnya sama dengan ISO 9001:2000

tetapi pada ISO 9001:2000 tidak mengevaluasi kemampuan teknis laboratorium dalam

menghasilkan data hasil uji atau kalibrasi yang absah dan dapat dipercaya. Untuk

meyakinkan bahwa laboratorium tersebut mempunyai kemampuan teknis dalam

menghasilkan data yang akurat dan handal, laboratorium harus menerapkan sistem

manajemen mutu laboratorium (ISO 17025:2005). Fokus dari sistem ini adalah dengan

memperhatikan persyaratan kemampuan laboratorium dalam OECD (Organization for

Economic Cooperation Development) dan GLP (Good Laboratorium Practice) serta ISO

9001:2000 sebagai jaminan mutunya.

Hal 12 dari 14

Page 13: Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu

Faktor teknis yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Sumber daya manusia yang mempunyai kualifikasi dan pengalaman.

2. Kalibrasi dan perawatan peralatan laboratorium yang tepat.

3. Sistem jaminan mutu yang sesuai.

4. Teknik pengambilan contoh uji dan metode pengujian yang telah divalidasi.

5. Mampu telusur pengukuran dan system kalibrasi ke standard nasional /

internasional.

6. Sistem dokumentasi dan pelaporan data hasil pengujian.

7. Sarana dan lingkungan kerja pengujian.

Keuntungan dari penerapan sistem manajemen mutu ISO 17025:2005 adalah :

1. Meningkatkan kemampuan dan kepercayaan pada laboratorium kalibrasi dan

laboratorium pengujian melalui penerapan persyaratan yang berlaku.

2. Memudahkan penghapusan hambatan non-pajak perdagangan melalui penerimaan

hasil kalibrasi dan hasil uji antar negara.

3. Memudahkan kerjasama antar laboratorium dan antar instansi dalam tukar

menukar informasi, pengalaman dan harmonisasi standard dan prosedurnya.

Hal 13 dari 14

Page 14: Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. “Sistem Manajemen Mutu Laboratorium”. http://www.azamku.com/sistem-

manajemen-mutu-laboratorium/#. Diakses tanggal 10 September 2013.

Hadi, Anwar. 2000. Pemahaman dan Penerapan ISO/IEC 17025: 2005. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Hadi, Syamsi. “Sejarah Perkembangan Sistem Mutu”.

http://syamsisite.blogspot.com/2010/11/sejarah-perkembangan-manajemen-mutu.html.

Diakses tanggal 8 September 2013.

Perhimpunan Manajemen Mutu Indonesia. “Sejarah Kronologis Perkembangan Total Quality

Management”. http://pmmi-iqma.org/sejarah-kronologis-perkembangan-total-quality-

management/. Diakses tanggal 8 September 2013.

Hal 14 dari 14