Sejarah munculnya daulah

40
BAB II PEMBAHASAN A. SEJARAH MUNCULNYA DAULAH ‘ABASIYAH Masa pemerintahan daulah Bani Abbasiyah, adalah masa kejayaan Islam , berpusat di Bagdad (Irak). Pengaruh meliputi dunia islam bagian timur. Sezaman dengan ini pula, pemerintahan Bani Umayah, masih bertahan dan berkembang diwilyah barat; yaitu disebagian daratan Eropa; yakni di Andalusia (spanyol). Dengan demikina pada masa ini merupakan masa kejayaan islam secara keseluruhan Afrika utara sampai Spanyol di bagian barat. Setelah kekuasaan umayah runtuh, maka digantikan oleh Bani Abbasiyah. Dengan berdirinya pemerintahan bani Abbasiyah, maka pusat pemertintahan dipindahkan dari Syiria ke Irak atau dari kota Damaskus/Syiria (pusat pemerintahan Dinasti Umayah) ke kota Bagdad/Irak (menjadi pusat pemerintahan Bani Abbasiyah). Perubahan kekuasaan tersebut menyebabkan terjadinya beberapa persoalan mendasar didalam pemerintahaan, juga berubah , antara lain seperti

description

 

Transcript of Sejarah munculnya daulah

Page 1: Sejarah munculnya daulah

BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH MUNCULNYA DAULAH ‘ABASIYAH

Masa pemerintahan daulah Bani Abbasiyah, adalah masa kejayaan

Islam , berpusat di Bagdad (Irak). Pengaruh meliputi dunia islam bagian

timur. Sezaman dengan ini pula, pemerintahan Bani Umayah, masih bertahan

dan berkembang diwilyah barat; yaitu disebagian daratan Eropa; yakni di

Andalusia (spanyol). Dengan demikina pada masa ini merupakan masa

kejayaan islam secara keseluruhan Afrika utara sampai Spanyol di bagian

barat.

Setelah kekuasaan umayah runtuh, maka digantikan oleh Bani

Abbasiyah. Dengan berdirinya pemerintahan bani Abbasiyah, maka pusat

pemertintahan dipindahkan dari Syiria ke Irak atau dari kota Damaskus/Syiria

(pusat pemerintahan Dinasti Umayah) ke kota Bagdad/Irak (menjadi pusat

pemerintahan Bani Abbasiyah).

Perubahan kekuasaan tersebut menyebabkan terjadinya beberapa

persoalan mendasar didalam pemerintahaan, juga berubah , antara lain

seperti sifat kesukuan dan fanatisme Arab untuk memegang kekuasaan yang

terjadi pada zaman Bani Umayah , semakin memundar pada zaman

pemerintahan bani Abbasiyah. Masalah sistem pemerintahan pada zaman

bani Abbassiyah sendiri berangsur-angsur kehilangan ras Arabnya, karena

mereka semakin sadar bahwa Bani Abbasiyah memperoleh kekuasaan atas

Page 2: Sejarah munculnya daulah

bantuan Mawali/Muallaf (orang yang masauk islam terutama yang berasal

dari non Arab). 1

Menjelang akhir daulah Umawiyah, terjadi bermacam-macam

kekacauan yang antara lain disebakan :

1. Penindasan yang terus menerus terhadap pengikut Ali dan Bani Hasyim

pada umumnya.

2. Merendahkan kaum muslimin yang bukan bangsa Arab sehingga mereka

tidak diberi kesempatan dalam pemerintahan.

3. Pelanggran terhadap ajaran islam dan hak-hak asasi manusia dengan

terang-terangan.

Oleh karna itu, logis kalau Bani Hasyim mencari jalan keluar dengan

mendirikan gerakan rahasia untuk menumbangkan Daulah Umawiyah.

Gerakan ini menghimpun :

1. Keturuna Ali (Alawiyin) pemimpinnya Abu Sulaimah;

2. Keturunan Abbas (Abbasiyah) pemimpinnya Ibrahim Al-Iman;

3. Keturuna bangsa persia pemimpinnya Abu Muslim Al-Khurasany.

Mereka memusatkan kegiatannya di khurasan dengan usaha ini, pada

tahun 132 H/750 M tumbanglah Daulah Umawiyah dengan terbunuhnya

Marwan Bin Muhamad, Khalifah terakhir . dengan terbunuhnya Marwan

mulailah berdiri Daulah Abbsiyah dengan di ankatnya kalifah pertama

Abdullah Bin Muhamad, dengan gelar Al-Abbas Al-Saffah, pada tahun 132-

136 H/750-754 M.

Pada masa Daulah Abbasiyah berkali-kali terjadi perubahan corak

kebudayaan islam sesuai dengan terjadinya perubahan dibidang politik

ekonomi dan sosial :

1 Rusydi rasyid Muhammad, Sejarah Pendidikan dan Peradaban Islam dari Masa Umayah Hingga Kemerdekaan Indonesia, (Yogyakarta:penerbit Cakrawala publishing, 2009),hlm.39.

Page 3: Sejarah munculnya daulah

1. Masa Abbasiyah I; semenjak lahirnya Daulah Abbsiyah tahun 132 h/1750

sampai meninggalkan Khalifah Al-Wasiq tahun 232 H/847 M.

2. Masa Abbsiyah II tahun 232 -334 H/847 -946 M mulia khalifah Al-

Mutawakkil sampai berdirinya Daulah Buwaihi di Baghdad.

3. Masa abbasiyah III tahun 334-447 H/946-1055 M, dari berdirinya Daulah

Buwaihi sampai masuknya kaum salju ke Baghdad.

4. Masa Abbasiyah IV tahun 447-656 H/1055-1258 M dari masuknya orang-

orang salju ke baghdad sampai jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa tarta

di bawah pimpinan hulagu.

Politik yang dijalankan oleh Abbasiyah 1.

1. Kekuasaan sepenuhnya dipegang oleh khalifah yang mempertahankan

keturunan Arab murni di bantu oleh Wazir, mentri Gubernur dan para

panglima beserta pegawai-pegawainya yang berasal dari berbagai bangsa

dan pada masa ini yang sedang banyak di angkat dari golongan Mawali

turunan persia.

2. Kota Baghdaab sebagai ibu kota negara, menjadi pusat kegiatan politik,

sosial budaya dan kebudayaan, dijadikan kota internasional yang terbuka

untuk segala bangsa dan keyakinan sehingga terkumpullah di sana

bangsa-bangsa Arab, Turki,Persia, Rumawi,Qibthi, Hindi, Berbari,K dan

sebagainya.

3. Ilmu pengetahuan di pandang sebagai sesuatu byang sangat penting dan

mulia. Para khaliafah dan para pembesar lainnya membuka kemungkinan

seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Para khalifah sendiri pada umunya adalah ulama yang mencintai ilmu,

menghormati sarjana dan memuliakan pujangga.

4. Kebebasan berpikir di akuai sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran

dibebaskan benar-benar dari belenggu taklid, kondisi yang menyebabkan

Page 4: Sejarah munculnya daulah

orang berleluasa mengeluarkan pendapat dalam segala bidang aqidah,

filsafat, ibadah, dan sebagainya.

5. Para menteri turunan Persia di beri hak penuh dalam menjalankan

pemerintahan sehingga mereka memegang peranan penting dalam

membina tamadun islam. Mereka sangat mencintai ilmu dan

mengornbankan kekayaannya untuk meningkatkan kecerdasan rakyat

dan memajukan ilmu pengetahuan.

Politik Daulah Abbasiyah II,III,IV:

1. Kekuasaan khalifah sudah lemah bahkan kadang-kadang hanya sebagai

lambang saja. Kekuasaan sebebnarnya di tanggung wazir atau panglima

atau sultan yang berkuasa di Baghdad sehingga kadang-kadang nasib

khalifah bergantung pada selera penguasa, di angkat di turunkan atau

dibunuh, oleh karna itu, kekuasaan politik sentral. Jatuh dibawanya

karena negara-negara bagian (kerajaan kecil) tidak menghiraukan lagi

pemerintah pusat kecuali pengakuan secara politis saja. Demikian juga

kekuasaan militer pusat karena masing-masing penglima membentuk

kekuasaan dan pemerintahan sendiri. Berdirilah kerajaan di sebelah

kerajaan disebelah barat Baghdad :

a. Di Andalus berdiri daulah Ummayah II yang mengangkat Abdur

Rahman an-nasir sebagai khalifah (Amirul Mu’minin).

b. Di tunisia golongan Syiah ismaliyah mendirikan Daulah Al-Mahdi

menjadi khalifah (Amiru Mu’minin) dan mendirikan kota Mahdiyah

dalam perkembanagan selanjutnya Fatimiyah menguasai seluruh

Afrika utara memindahkan ibu kotanya keM]esir yaitu dengan

mendirikan kota Kairo dan perguruan tinggi Al-Azhar.

c. Sebelum daulah Fatimiyah, Afrika Utara di bagi oleh Daulah

Idrisiyahh di Maroko, Aghlabiyah di Yunisia, Ikhsyidiyah di Mesir.

Page 5: Sejarah munculnya daulah

d. Di halab dan musil berdiri Daulah Bani Hamdan.

Di sebelah Timur ibu kota Baghdad berdiri Daulah :

1. Bani Tahir di Hurasan

2. Bani Samman di Bukhara

3. Bani Gaznawiyah di Afganistan.

2. Kota Baghdad bukanlah satu-satunya kota Internasional dan terbesar,

sebab masing-masing kerajaan berlomba-lomba untuk mendirikan kota

yang menyaingi kota Baghdad.

3. Kalau keadaan politik dan militer merosot, ilmu pengetahuan tambah

maju dengan pesatnya. Hal ini disebabkan masing-masing kerajaan,

masing-masing amir atau khalifah atau sultan berlomba-lomba untuk

memajukan ilmu pengetahuan, berlomkba-lomba untuk mendirikan

perpustakaan, mengumpulkan para ilmuwan, para pengaran,

penerjemahm memberikan kedudukan terhormat kepada ulama dan

pujangga.2

Kelompok (Sekte) kaisaniyah (Syiah Fafidhah) mengatakan bahwa

Imamah berada di tangan Muhammad Bin Ali Bin Abi Thalib (Ibnu Hanafiyah).

Kemudian mereka menyeruh bahwa setelah itu iIamah adalah milik sah Abu

Hasyim yang dengan keras mengkritik pemerintahan Umawiyah. Sebelum

meninggal dia meminta kepada anakpamannya Muhammad bin Ali bin

Abdullah Ibnu-Abbas yang bermukim di Hamimah Hordania untuk merebut

kekuasaan Bani Umayyah dan menyerahkannya untuk Ahli bait Rasulullah.

Proses berdirinya Abasiyah dengan tokoh-tokohnya melalui beberapa

tahap perjuangan yaitu :

2 Sunanto Musyirifah, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta :Penerbit Kencana,2011),hlm.51-53

Page 6: Sejarah munculnya daulah

1. Gerakan rahasia (100-129 H/718-746 M).

Muhammad di kenal dengan sebagai sosok yang sangat ambisius .

maka dia segera melahirkan pemikiran untuk mendirikan pemerintahan

Abbsiyah. Dia mulai gerakannnya ini sejak tahun 100 H. Dia menjadikan

Hamimmah sebagai sentral perencanaan, konsolidasi, dan sistem kerja

gerakan, sedangkan, kufah dijadikan sebagai pusat pembentukan opini

dan khurasan sebagai pusat penebaran opini itu.

Dia memilih orang-orang yang sangat terpilih dan kapabel untuk

menebarkan pemikiran dan rencananya ini. Sehingga, gerakan ini

belangsung dengan sangat rahasia dan sangat lamban. Mereka

menggunakan nama Ahlul Bait. Apa yang dia kerjakan sangat rencana

serta penuh siasat daan cemerlang.

Setelah muhammad meninggal, anaknya yang bernama Ibrahim

menggantikannya pada tahun 125 H/742 M. Pada saat itu pemerintahan

bani umawiyah telah mengalami kemunduran yang sangat setelah

meninggalnya Hisyam bin Abdul Malik. Pada saat yang sama gerakan

Abbasiyah semakin gencar dan tersebar kemana-mana.

2. Gerakan dengn terang-terangan serta penaklulkan Khurasan dan Irak.

Pada tahun 129 h/746 M Ibrahim memerintahkan kepada Salahy

seorang panglimanya yang dikenal Abu Muslim al-khurasani (salah

seorang panglima militer yang cemerlang dan berbahaya serta cerdik)

untuk mendeklarasikan gerakan ini di khurasan. Abu Muslim pun

melakukan apa yang diperintahkan oleh Ibrahim. Namun Marwan bin

Muhammad (khalifah terakhir Bani Umayyah) menangkap dan

memenjarakan ibrahim.3

3 Al-Usairy Ahmad, Sejarah Islam, (jakarta:penerbit Akbar Media Eka Sarana,2003),hlm.215-216

Page 7: Sejarah munculnya daulah

B. SUKSESI KEPEMIMPINAN MASA BANI ABBASIYAH

Abdullah Ibn Muhammad alias Abu Abbas diumumkan sebagai

khalifah pertama Dinasti Abbasiyah tahun 750 M. dalam khutbah pelantikan

yang disampaikan di masjid Kufah, ia berjanji akan memerintah sebaik-

baiknya dan melaksanakan syariat Islam. Selain itu ia menyebut dirinya

dengan As-Saffa (penumpah darah) yang akhirnya menjadi julukannya. Hal ini

sebenarnya akan menjadi preseden yang buruk bagi suatu kekuasaan,

dimana kekuatan tergantung kepada pembunuhan yang ia jadikan sebagai

alat pembenar bagi kebijakan politiknya.

Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari

tahun 132 H-656 H. selama Dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang

ditetapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya.

Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik itu, pemerintahan

Abbasiyah di bagi menjadi 5 periode :

1. Periode I (132 H/750 M- 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia

pertama, Khalifah yang memerintah adalah As-Saffah 132-126 H, Ja’far al-

Mansur 136-158 H, al-Mahdi 158-169 H, al-Hadi 169-170 H, Harun ar-Rasyid

170-193 H, al-Amin 193-198 H, al-Ma’mun 198-218 H, al-Mu’tasim 218-227

H, al-Watsiq 227-232 H.

2. Periode II (232 H/847 M – 334 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki

pertama, Khalifah yang memerintah adalah al-Mutawakkil 232-247 H, al-

Muntashir 247-248 H, al-Musta’in 248-252 H, al-Mu’tazz 252-255 H, al-

Muhtadi 255-256 H, al-Mu’tamid 256-279 H, al-Mu’tadhid 279 – 289 H, al-

Muktafi 289-295 H, al-Muqtadir 295-320 H, al-Qahir 220-222 H, ar-Radhi

322-329 H, al-Muttaqi 329-333 H, al-Mustakfi 333-334 H.

Page 8: Sejarah munculnya daulah

3. Periode III (334 H/945 M – 447 H/1055 M), disebut kekuasaan Dinasti Buwaih

dalam pemerintahan Khalifah Abbasiyah atau masa pemerintahan Persia

kedua. Khalifah yang memerintah adalah al-Muthi’ 334-363 H, ath-Tha’I 363

– 381 H, al-Qadir 381 – 422 H.

4. Periode IV (447 H/1055 M – 590 H/1194 M), disebut masa kekuasaan Dinasti

Saljuk dalam pemerintahan Abbasiyah atau masa pengaruh Turki kedua.

Khalifah yang memerintah adalah al-Qa’in 422-467 H, al-Muqtadi 467-487 H,

al-Mustazhhir 487-512 H, al-Mustasyid 512-529 H, ar-Rasyid 529-530 H, al-

Muqtafi 530-555 H, al-Munstanjid 555-566 H, al-Mustadhi’ 566-575 H.

5. Periode V (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), disebut masa khalifah bebas dari

pengaruh Dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar Baghdad

sampai jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Tartar di bawah pemimpin

Hulaqu Khan tahun 656 H. khalifah yang memerintah adalah an-Nashir 575-

622 H, azh-Zahir 622-623 H, al-Mustanshir 623-640 H, al-Musta’shim 640-656

H.4

C. BIOGRAFI PARA KHALIFAH DAULAH ABBASIYAH

Khalifah yang memerintah masa dinasti Abasiyyah ada 37 khalifah. Adapun

gambaran khalifah-khalifah tersebut dapat dilihat berikut ini :5

No Nama Mulai Berakhir lama Umur Peride

1 Abu Abbas

al-saffah

132 H/750 M 136 H/754

M

4 thn 33 thn Periode

I

2 Abu Ja’far

al-Mansur

136 H/754 M 158 H/755

M

22 thn 63 thn

3 Mahdi bin 158 H/775 M 169 H/785 10 thn 43 thn

4 Yatim Badri , Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada) hlm.49-505

Page 9: Sejarah munculnya daulah

al-Mansyur M

4 Hadi bin

Mahdin

169 H/785 M 170 H/786

M

1 thn 3 bln 62 thn

5 Harun al-

Rasyid

170 H/786 M 193 H/809

M

23 thn 2

bln

47 thn

6 Al-Amin 193 H/809 M 198 H/813

M

4 thn 8 bln 28 thn

7 Al-Ma’mun 198 H/813 M 218 H/833

M

20 thn 48 thn

8 Al-

Mu’tashin

218 H/833 M 227 H/842

M

8 thn 8 bln 38 thn

9 Al-Wasiq 227 H/842 M 232 H/847

M

5 thn 9 bln 32 thn

10 mutawakkil 232 H/847 M 247 H/861

M

14 thn 9

bln

40 thn Periode

II

11 Al-

Muntashir

247 H/861 M 248 H/862

M

6 bln 26 thn

12 Al-Musta’in 248 H/862 M 252 H/866

M

9 thn 9 bln 31 thn

13 Al-Mu’tazz 252H/866M 252 H/868

M

24 thn

14 Muhtadie

bin al-

Watsiq

252 H/868 M 256 H/869

M

38 thn

15 Mu’tamid

bin

Mutawakkil

256 H/869 M 279 H/892

M

50 thn

Page 10: Sejarah munculnya daulah

16 Mu’tahdid

bin al-

Muwaffaq

279 H/892 M 289 H/902

M

47 thn

17 Muktafie

bin

Mu’tahdid

289 H/902 M 295 H/908

M

33 thn

18 Muqtadir

bin

Mu’tahdid

295 H/908 M 320 H/932

M

38 thn

19 Al-Qahir bin

Mu’tahdid

320 H/932 M 322 H/934

M

35 thn

20 Ar-Radhie

bin

Muqtadir

322 H/934 M 329 H/940

M

32 thn

21 Al-Muttaqie

bin

Muqtadir

329 H/940 M 333 H/944

M

60 thn

22 Mustakhfie

bin

Muktafie

333 H/944 M 334 H/945

M

42 thn

23 Al-Mu’thie

bin

Muqtadir

334 H/945 M 363 H/973

M

63 thn Periode

Buwaih

i-yah/P

ersi ke224 At-Tai bin

al-Muthie

363 H/973 M 381 H/991

M

76 thn

25 Al-Qadir bin

ishaq

381 H/991 M 422 H/1031

M

86 thn

Page 11: Sejarah munculnya daulah

26 Al-Qaim bin

Al-Qadir

422 H/1031

M

467 H/1074

M

76 thn

27 Muaqtadie

bin

Muhammad

467H/1074

M

487 H/1074

M

38 thn Periode

Saljuqiy

ah/Turk

i ke228 Mustadzar

bin

Muqtadie

487 H/1074

M

512 H/1118

M

41 thn

29 Mustarsyid

bin

Mustazhir

512 H/1118

M

529 H/1134

M

43 thn

30 Al-Muqtafie

bin

Mustadhir

529 H/1134

M

530 H/1135

M

4o

thn

31 Al-Rasyid

bin

Mustarsyid

530 H/1135

M

555 H/1160

M

66 thn

32 Al-Muqtafie

bin

Mustanjid

555 H/1160

M

566 H/1170

M

48 thn

33 Mustadhie

bin

Mustanjid

566 H/1170

M

575 H/1179

M

39 thn

34 Al-Nashir

bin

Mustadhie

575 H/1179

M

622 H/1225

M

46 thn 11

bln

70 thn

35 Al-Zahir bin 622 H/1225 623 H/1226 53 thn

Page 12: Sejarah munculnya daulah

al- Nashir M M

36 Mustanshir

bin al- Zahir

623 H/1226

M

641 H/1243

M

52 thn

37 Muta’shim

bin

Mustanshir

641 H/1243

M

656

H/1257 M

50 thn

Di antara khalifah Abbasiyah di atas, khalifah 10 pertamalah yang di anggap

berjasa dalam meletakkan pondasi pemerintahan Abbasiyah.

1. Abul Abbas As-Shafah (750-754)

Masa pemerintahan Abu Al-Abbas, pemdiri dinasti ini sangat singkat,

yaitu dari tahun750 M sampai 754 M.karena pembina sebernanya dari

daulat Abbasiyah adalah Abu Ja’far Al-Mansyur (754-775 M). Dia dengan

keras menghadpi lawan-lawannya dari Bani Umayyah, Kharij, dan juga

Syia’ah yang merasakan di kucilkan dari kekuasaan. Untuk

mengamalkankekuasaannya, tokoh-tokoh besar yang mungkin menjadi

saingan satu persatu di singkirkan.6

2. Abu ja’far Al-mansyur (754-774 M)

Pada masa beliau, sikapnya terhadap keluarga Umayyah, kjawarij dan

Syiah tidak jauh berbeda dengan kakaknya tetap berupaya

m,emusnahkannya. Untuk mengamalkan kekuasaannya, tokoh-tokoh yang

besar yang munkin menjadi saingan baginya satu persatu disingkirkannya.

Abdullah bin Ali dan Shalih bin Ali, keduanya adalah pamannya sendiri yang

ditunjuk sebagai gubernur oleh khalifah sebelum Syiria dan mesir, karna tidak 6 Yatim Badri , Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada) hlm.50

Page 13: Sejarah munculnya daulah

sedia membaiatnya, dibunuh oleh Abu Muslim Al-Khurasani atas perintah

beliau.

3. Abu Abdullah Muhammad Al-mahdi (775-785 M)

Pada masa beliau suasana pemerintahan mulai kondusif, para

tahanan politik dilepaskan agar dapat bekerja dan ikut aktif dalam

membangun negara. Namun demikian masih juga ada gerakan yang beliau

berantas, yaitu gerakan kaum Zindik. Kaum Zindik adalah golongan atheist,

mereka tidak mempetrcayai ajaran Islam (tidak mengakui adanya tuhan).

Karena tindak mereka itu membahayakan ketentraman umum, maka beliau

membentuk jawatan “Shaibuz Zanadiqah” yaitu yang istimewah bertugas

menumpas kaum Zindik.

Perluasan daerah dengan melaui teluk persia, beliau mengirimkan

pasukaan ke india, memperoleh kemenangan dapat meruntuhkan kuil dan

patung Budha. Maka pihak India menderita kerugian kebudayaan yang tak

terkira. Tetapi sebaliknya al-mahdi juga menderita kerugioan sebab

pasukannya yang mati karena kapalnya setelah kembali tenggelam di teluk

persia.

4. Abu Muhammad Al-Hadi (785-786)

Pada masa beliau (Al-Mahdi)ini memerintah terjadi pemberontak

kelompok Syi’ah, khawarij. Kedua kelompok ini selalu mengadakan

pemberontakkan, baik dimasa bani Umayyah hingga Abbasiyah. Karena

berkeyakinan bahwa yang berhak memegang Daulah Islamiyah adalah

keturunan Sayyidana Ali, dan disamping itu juga mereka menghendaki

ddaulah islamiyah itu dipilih secara demokrasi.

5. Abu Ja’far harun Ar-Rasyiid (786-809 M)

Harun Ar-Rasyid dalah merupakan khalifah Dinasti Abbasiyah yang

agak lama memegang jabatan lebih kurang daari 23 tahun. Dalam masa

Page 14: Sejarah munculnya daulah

perintahan, beliau membawa nama baik negara. Sebab, beliau selain seorang

khalifah yang bijaksana dalam memimpin juga taat kepad agama, dermawan

serta sangat menghargai para alim ulama, cerdik-cerdikiawan, seniman.

Disamping itu, beliau sanagt disenangi oleh rakyatnya karena sifat-sifat yang

dimilikinya tersebut7

6. Muhammad al-Amien

Dia bernama Muhammad al-Amien bin Harun ar-Rasyid. Ibunya

bernama Zubaidah bunti Ja’far ibnul-Manshur .Tidak ada seorang pun

khalifah Bani Abbasyiah dimana yah dan ibunya berasal dari Bani Hasyim

kecuali dia sendiri .

Ayahnya telah membaiatnya sebagai khalifah, lalu untuk

saudaranya al-Makmun, kemudian untuk Qasim. Dia di beri kekuasaan di

Irak, sedangkan al-Makmun di Khurasan. Ar-Rasyid telah membaiat

keduanya di Mekkah dan mengambil janji setia dari mereka untuk tidak

berselisih . Baiat ini disaksikan sekian orang yang hadir . Sedangkan, tulisan

baiat disimpan didalam ka’bah .

Namun, ada seorang yang bernama Al-Fadhl ibnur-Rabi’-salah

seorang menteri Al-Amien Yang mendorongnya untuk mencopot posisi putra

mahkota dari adiknya dan memberikannya kepada anak yang bernama Musa.

Ternyata Al-amien termakan tipuan ini dan dia merobek surat baiat. Maka,

al-makmun segera memberontak.

Pada tahun 195 H/810 M, al-Amien mengirimkan dua

pasukan untuk memerangi saudaranya . Namun, kedua pasukan iniberhasil

7 Al-Usairy Ahnmad,Sejarah isam,(jakarta:Akbar Media Eka Sarana,)hlm 220-237

Page 15: Sejarah munculnya daulah

dihancurkan oleh Thahir bin Husein, panglima perang al-Makmun. Setahun

setelahnya kembali mereka mengalami kekalahan yang sangat telak

7. Abdullah al-Makmun (198-218 h/ 813-833 m)

Dia bernama Abdullah al-Makmun bin Harun ar-Rasyid . Harun

ar- Rasyid telah membaiat kedua anaknya yang bernama al-Amien baru

kemudian al-Makmun. Namun, al-Amien memecat saudaranya dari

posisinya sebagaimana kita sebutkan sebelum ini. Setelah melalui

pertarungan berdarah dan melalui tipu daya menrti yang bernam al-Fhadl

bin Sahl, al-Makmun berhasil menaklukkannya dan berhasil memgang

pucuk Khalifah pada tahun 198 H/812 M.

1. Peristiwa-peristiwa penting pada masa perintahannya

Pertama, pembontakan Baghdad dan penunnjukan Ibrahim al-

Mahdi sebagai Khalifah.

Dia mengangkat Ali Bin Musa ar-Ridha (salah seorang cucu Husein) berkat

pendekatan yang dilakukan oleh al-fadhl bin Sahl seorang penganut Syiah

Rafidhah. Keputusan ini membuat penduduk Baghdad Barat menurunkan al-

Makmun dari kekuasaannya dan membaiat pamannya yang bernama Ibrahim

pada tahun 210 H/816 H.

Kedua, Al-Khurramiyah. Ini merupakan salah satu madzhab kaum

zindiq dan sebagai kelanjutan dari pemikiran Mazdakisme di Iran. Nama ini

dinisbatkan kepada sebuah kota di Persia yang bernama Khurramah.

Khurramiyah ini menghalalkan semua yang haram.

Ketiga, Fitnah bahwa Al-quran adalah makhluk. Ini terjadi pada masa

pemerintahan al-makmum pada tahun 218 H/833 M. Fitnah ini terjadi karena

Page 16: Sejarah munculnya daulah

munculnya pendapat yang mengatakan bahwa Al-Quran itu adalah makhluk

dan bukan wahyu yang diturunkan. Al-Makmum sendiri meyakini pendapat

ini adalah benar. Pendapat yang sebnarnya dilahirkan oleh orang-orang

mu’tazilah.

2. Penaklukan-penaklukan pada masa pemerintahannya

Penaklukan pada masanya sangatlah terbatas di masa-masa

pemerintahan Bani Abbasiyah. Penaklukan yag sebenarnya telah

terhentisejak akhir pemerintahan Bani Umawiyah. Dia hanya mampu

menaklukkan Laz, sebuah tempat di Dailam, pada tahun 202 H/ 817 M.

Sebagaimana penaklukan terjadi di Nawbah dan Bujat. Al-Makmum adalah

orang pertama yang mendtangkan pasukan dari turki.

3. Sistem putera mahkota

Jasa besar yang mungkin bisa kita catat dari Al-Makmum adalah

Dia merupakan khalifah Abbasiyah pertama yang bisa mengambil pelajaran

dari peristiwa-peristiwa sejarah. Dia melihat bahwa pemerintahan (khilafah)

bukanlah miliknya secara khusus yang kemudian harus diwariskan kepada

anak-anaknya. Pemerintahan dalam pandangannya bertujuan untuk

kemashlahatan umum. Karenanya harus diperhatikan kebaikan dan

kemashlahatan manusia.

Dia tidak menjadikan anaknya sebagai penggantinya melainkan dia

menganggkat saudaranya sebab dia menganggap bahwa saudaranya lebih

memiliki banyak kelebihan dari anaknya sendiri baik dari sisi keberanian

maupun kapabilitas.

Al-Makmum meninggal pada tahun 218 H/833 M setelah berkuasa selama 20

tahun.

8. Abu Ishaq AL-Mu’tashim (218-227 h/ 833-841 m)

Page 17: Sejarah munculnya daulah

Dia bernama Muhammad Bin Haru ar-Rasyid. Naik sebagai khalifah

pada tahun 218 H/ 833 M. Setelah saudaranya dan karena mendapatkan

wasiat dari saudaranya itu. Dia banyak mengangkat banyak pasukan dari

orang-orang Turki sehingga jumlah mereka semakin banyakdi Baghdad. Maka

dia membangun sebuah kota untuk mereka yang dikenal dengan sebutan

Samura’. Tampaknya al-Mu’tashim kehilangan kepercayaan pada orang-

orang Arab dan Persi. Sehingga dia mengambil orang=orang Turki sebagai

orang-orang dekatnya.

Adapunperistiwa-peristiwa penting dizamannya yakni:

1. Gerakan Babik al-Khurrami

2. Penaklukan Amuriyah

9. Harun al-Watsiq (227-232 h/ 841-846 m)

Dia adalah Harun Bin Muhammad al-Mu’tashim. Menjadi khalifah setelah

ayahnya, al-Mu’tashim, pada tahun 227 H/ 841 M. Pada masanya tidak

terjadi sebuah peristiwa penting yang sangat signifikan.

Harun al-Watsiq meninggal pada tahun 223 H/ 846 M, setelah

pemerintahannya selama lima tahun.

10. J’far al-mutawakkil (232-247 h/ 846-861 m)

Da bernama Ja’far bin Muhammad al-Mu’tashim. Diangkat

sebagai khalifah setelah saudaranya, al-Watsiq. Dia melarang sangat keras

pendapat yang mengatakan bahwa Al-quran adalah makhluk. Dia menghapus

bid’ah ini dan sangat menaruh hormat kepada Imam Ahmad Bin Hambal.

Adapun peristiwa penting di masanya yakni :

Page 18: Sejarah munculnya daulah

1. Orang-orang Romawi melakukan penyerangan di Dimyath, Mesir, namun

behasil ditaklukkan dan sisanya kembali ke negerinya. Ini terjadi pada tahun

238 H/ 852 M.

2. Anaknya yang bernama al-Muntashir melakukan konspirasi bersama-sama

dengan pemmpin Turki, lalu mereka membunuh al-Mutawakkil, ini terjadi

pada tahun 247 H/ 861 M. Dia menjadi khilafah selama lima belas tahun.

3. Dengan meninggalnya al-Mutawakkil, maka berakhir pulalah masa

pemerintahan Bani Abbasiyah periodepertama.8

D. KEMAJUAN DAULAH ABBASIYAH DAN SUMBANGANNYA TERHADAP ISLAM

Telah disebutkan, bahwa khalifah di Baghdad yang didirikan oleh

Saffah dan Mansur mencapai masa keemasannya mulai dari Mansur sampai

Wathiq dan yang paling jaya adalah periode Harun dan putranya, Ma’mun.

Istana khalifah Harun yang identik dengan megah dan penug dengan

kehadiran para pujangga, ilmuwan dan tokoh – tokoh penting dunia. Dengan

Harun tercatat buku legendaris cerita 1001 malam9

Masa ini adalah masa keemasan atau masa kejayaan umat Islam

sebagian pusat dunia dalam berbagai aspek peradaban. Kemajuan itu hampir

mencakup semua aspek kehidupan:

a. Administrasi pemerintah dengan biro-bironya.

b. Sistem organisasi militer

c. Administrasi wilayah pemerintah

8 9 Ahmad Syafii Maarif , Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam,2007.Jogyakarta: Pustaka book publusher, hal.167

Page 19: Sejarah munculnya daulah

d. Pertanian, perdangan dan industri

e. Islamiyah pemerintah

f. Kajian dalam bidang kedokteran, astronomi, matematika, geografi,

historiografi,filsafat Islam, teologi,hukum(fiqh),dan etika Islam,sastra,

seni,dan penerjemahan.

g. Pendidikan, kesenian, asitektur, meliputi pendidikan dasar

(Kuttab ),menengah dan perguruan tinggi; perpustakaan dan toko buku,

media tulis, seni rupa, seni musik dan arsitektur 10

1. Biro- Biro pemerintahan Abbasiyah

Di samping biro pajak, Dinasti Abbasiyah juga memiliki kanror

pengawas (Diwan al-Ziman) yang pertama kali diperkenalkan oleh al-Mahdi;

dewan korespondensi atau kantor arsip (Diwan al-Tawqi)yang menangani

surat-surat resmi;dokumen politik serta instruksi dan ketetapan

khalifah;dewan penyelidik keluhan;depertemen kepolisian dan pos.

Ciri penting pemerintahan Dinasti Abbasiyah adalah adanya

depertemen pos, yang dikepalai oleh seorang pejabat yang disebut Shahih al-

Barid. Pada masa Dinasti umayyah, Mu’awiyah, seperti yang telah kita bahas,

adalah khalifah pertama yang membentuk layanan pos, ‘Abd al-Malik

memperluas layanan pos ke seluruh wilayah kerajaan, dan al-Wahid

memanfaatkan jasa pos untuk pelaksanaan pembangunan.

2. Sistem Organisasi Militer

Kekhalifahan Arab tidak pernah memiliki pasukan reguler dalam

jumlah besar, terorganisir denagn baik, berdisiplin tinggi, serta mendapat

pelatihan dan pengajaran secara reguler. Pasukan pengawal khalifah

10 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam , 2008 , Bandung: Pustaka setia hal.130

Page 20: Sejarah munculnya daulah

mungkin merupakan satu-satunya pasukan tetap yang masing-masing

mengepalai sekelompok pasukan.

3. Administrasi Wilayah pemerintahan

Pembagia wilayah kerajaan Umayyah ke dalam provinsi yang dipimpin

oleh seorang gubernur ( tunggal amir atau amil ) sama dengan pola

pemerintahan pada kekuasaan Bazantium dan Persia.Pembagian ini tidak

mengalami perubahan pada pemerintahan Dinasti Abbasiyah.Berikut ini

merupaka provnsi – provinsi utama pada masa kekhalifaan Bghdad:1. Afrika

sebelah barat Gurun Libya bersama dengan sisilia, 2. Mesir, 3. Suriah dan

Palestina,yang terkadang dipisakan, 4. Hijaz dan yamamah ( Arab Tengah ), 5.

Yaman dan Arab Selatan, 6. Bahrain dan Oman,dengan Bashrah dan Irak

sebagai ibukotanya, 7.Sawad atau Irak ( Mesopotania bawah ), dengan kota

uatamanya setelah Baghdad. Yaitu kuffah dan wash, 8. Jazirah ( yaitu

kawasan Asyiria kuno, bukan Semenanjung Arab ), dengan ibukota Mosul, 9.

Azerbaijan, dengan kota – kota besarnya, seperti Ardabil, dan tirbiz, dan

Maraghah, 10. Jibal (perbukitan , Mesir kuno ), kemudia dikenal dengan Irak

Ajami ( iraknya orang Persia) dengan kota utamanya adalah Ramadan.11

4. Perdagangan dan Industri

Sejak masa khalifah kedua Abbasiyah, Al-Mansur, sumber Arab palig awal

yang menyingung tentang hubungan maritim Arab dan persia dengan india

dan Cina berasal dari laporan perjalanan Sulaiman At=Tajir dan para

pedagang muslim lainnya pada abad ke-3 Hijriah. Tulang punggung pedagang

ini adalah sultra, kontribusi terbesar orang Cina kepada dunia barat. Biasanya

jalur perdangan yang disebut ‘ jalan sultra’, mnyusuri samarkand Turkistan

11 K. Hitti,Philip, History Of The Arabs, (New York: Palgrave Macmillan,2002),hlm401-411

Page 21: Sejarah munculnya daulah

Cina, sebuah wilayah yag kini tidak banyak dilalui dibanding wilayah –

wilayah dunia lainnya yang sudah dihuni dan perperadaban.

5. Bidang kedokteran

Nama paling terkenal dalam catatan kedokteran Arab setelah Ar-Razi

adalah Ibn Sina ( Avicena, yang masuk ke bahasa latin melalui bahasa Ibrani,

Aven Sina,980-1037),yang disebut oleh orang Arab sebagai Asy-Syaikkah Ar-

Ra’is lebih menguasai kedoktern daripada Ibn Sina, sedangkan Ibn Sina lebih

menguasai filsafat daripada Ar-Razi. Dalam diri seorang dokter, filosof, dan

penyair inilah ilmu pengetahuan Arab mencapai titik puncaknya dan

berinkarnasi.

Diantara karya-karya ilmiahnya, dua buku yag paling unggul adalah

kitab Asy-Syifah ( buku tentang penyembuhan), sebuah buku ensiklopedia

filsafat yang didasarkan atas tradisi Aristotelian yang lebih dipengaruhi oleh

neo-Platonisme dan teologi Islam, karena Al-Qonun fi Ath-Thibb, yang

merupakan kodifikasi pemikiran kedokteran Yunani – Arab.

6. Pendidikan , perpustakaan, dan toko buku

Lembaga pendidikan Islam pertama untuk pengajaran yang lebih tinggi

tingkatannya adalag Bait Al-Hikmah ( rumah kebijakan ) yang didirikan leh Al-

Ma’mun (830 M ) di baghdad ibukotanya negara. Selain berfungsi sebagai

biro penerjemahan, lembaga ini juga dikenal sebagai pusat kajian akademis

dan perpustakaan umum, serta memiliki sebuah observatorium.

Perpustakaan ( khizanat al-kutub ) dibangun di Syiraz oleh penguasa

Buwaihi, Adud Ad-Dawlah(977-982) yang semua buku-bukunya disusun

Page 22: Sejarah munculnya daulah

diatas lemari – lemari, didaftar dalam katalog, dan diatur dengan bai oleh

staf administrator yang berjaga secara bergiliran.

Selain perpustakaan, gambaran tentang budaya baca pada periode ini

bisa juga dilihat dari banyaknya toko buku. Toko-toko itu, yang juga berfungsi

sebagai agen pendidikan, mulai muncul sejak awal kekhalifaan Abbasiyah.12

E. KEMUNDURAN DINASTI ABBASIYAH

Berakhirnya kekuasaan Dinasti Selju atas Bagdad atau khalifah

Abbasiyah merupakan awal dari peride kelima.periode ini, khalifah Abbasiyah

tidak lagi berada di bawah kekuasaan suatu Dinasti tertentu, walaupun banyak

sekali dinasti Islam berdiri.

Faktor-faktor kemunduran Abbasiyah :

1. Persaingan Antar Bangsa

Khalifah Abbasiyah didirikan oleh Bani Abbasiyah yang bersekutu

dengan orang Persia. Persekutuan di latar belakangi oleh persamaan nasib

kedua golongan itu pada masa bani umayyah berkuasa. Kedua sama-sama

tertindas.

2. Kemerosotan Ekonomi

Khalifah Abbasiyah juga mengalami kemunduran di bidang ekonomi

bersamaan dengan kemunduran di bidang politik. Pada peride pertama,

pemerintah bani Abbasiyah merupakan pemerintahan terkaya. Dana yang

masuk lebih besar dari yang keluar, sehingga Bait al-al-Mal penuh dengan

harta. Pertambahan dana yang besar diperoleh antara lain ri al-kharaj,

semacam pajak hasil bumi.12 Ahmad Syafii Maarif , Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam,2007.Jogyakarta: Pustaka book publusher, hal.167

Page 23: Sejarah munculnya daulah

3. Konflik Keagamaan

Fanatisme keagamaan berkaitan erat dengan persoalan kebangsaan.

Karna cita-cita orang persia tidak sepenuhnya tercapai, kekecewaan

mendorong sebagian mereka mempropagandanya ajaran Manuaisme,

Zoroasterisme, dan Mazdakisme. Munculnya gerakan yang dikenal dengan

gerakan Zindiq ini menggoda rasa para keimanan para khalifah.

4. Ancaman Dari Luar

Apa yang disebutkan di atas adalah faktor-faktor internal. Disamping

itu, ada pula faktor-faktor internal yang menyebabkan khalifah Abbasiyah

lemah dan ahirnya hancur. Pertama, perang salib yang berlangsung beberapa

gelombang atau periode dan menelan banyak korban. Kedua, serangan

tentra Mongol kewilayah kekuasaan Islam.13

F. SEBAB – SEBAB KEHANCURAN DINASTI ABBASIYAH

Sejak abad ke – 7 M bangsa Arab dengan cepat seklai menguasai satu

persatu wilayah kemajuan dunia saat itu sampai mereka pernah menjadi

penguasa yag sangat kuat dian peta kekuatan Islam melebar sampai Asia,

Afrika,dan Eropa Barat Daya.Walaupun Dinasti Abbasiyah berkuasa selam

lima abad ( 750 – 1258 M ), kemegahan dinasti ini dalam waktu relatif tidak

panjang dan bahkan sempat menempatkan dirinya sebagai negara terkuat

dan tertinggi ketika itu, ternyata akhirnya kejayaan itu menuju kulminasi,

pasca kekuasaan khalifah Wasiq ( 842 – 847 ) 14

13 Yatim Badri , Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada) hlm.80-8514 Ahmad Syafii Maarif , Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam,2007.Jogyakarta: Pustaka book publusher, hal.167

Page 24: Sejarah munculnya daulah

1. Faktor Internal

a. Lemahnya semangat patriotisme negara. Menybabkan jiwa jihad yang

diajarkan Islam tidak berdaya lagi menahan segala amukan yang

datang , baik dari dalam maupun dari luar.

b. Hilangya sifat amanah dalam segala perjanjian yang dibuat, sehingga

kerusakan moral dan kerendahan budi menghancurkan sifat-sift baik

yag mendukung negara selama ini.

c. Tidak percaya pada kekuatan sendiri. Dalam mengatasi berbagai

pemberontakan, khalifah menundang kekuatan asing. Akibatnya

kekuatan asing tersebut memanfaatkan kelemahan khalifah.

d. Fanatik Madzhab persaingan dan perebutan yang tiada henti antara

Abbasiyah dan Allawiyah mnyebabkan kekuatan umat Islam menjadi

lemah, bahkan hancur berkeping – keping .

e. Kemerosotan ekonomi terjadi karena kebanyakan biaya yang

digunakan untuk anggaran tentara,banyaknya pemberontakan dan

kebiasaan para penguasa untuk berfoya – foya, kehidupan para

khalifah dan keluarganya serta pejabat – pejabat negara yang hidup

mewah, jenis pengeluaran yang semakin beragam, serta pejabat yang

korupsi, dan semakin sempinya wilayah kekuasaan khalifah karena

telah banyak provisi yang telah memisahkan diri.

2. Faktor Eksternal

Adanya kebijakan untuk lebih mengutamakan pembinaan peradaban

dan kebudayaan isalam daripada politik, provinsi – provinsi tertentu

dipinggiran mulai melepaskan diri dari genggaman penguasa Bani

Abbasiyah. Mereka bukan sekedar memisahkan diri dari kekuasaan

khalifah,tetapi memberontak dan berusaha merebut pusat kekuasaan di

baghdad. Hal ini dimanfaatkan oleh pihak luar dan banyak

Page 25: Sejarah munculnya daulah

mengorbankan uat, yang berarti juga pemerintahan tandingan ini dapat

dilakukan atas bantuan bani salju tau buyah.15

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini yaitu :

1. Sejarah berdirinya abbasiyah karna

a. Gerakan rahaasia (100-129 H/718-746 M).

b. Gerakan dengn terang-terangan serta penaklulkan Khurasan dan

Irak.

2. Suksesi Kepemimpinan Masa Daullah ‘Abbasiya

Suksesi pemerintahan pada Daullah ‘Abbasiya menjadi 5 periode

a. Periode I (132 H/750 M- 232 H/847 M)

b. Periode II (232 H/847 M – 334 H/945 M)

15 Supriadin Dedi, Sejarah Peradaban Islam,Bandung :penerbit Pustaka Setia,2008,hlm,139-141

Page 26: Sejarah munculnya daulah

c. Periode III (334 H/945 M – 447 H/1055 M)

d. Periode IV (447 H/1055 M – 590 H/1194 M)

e. Periode V (590 H/1194 M – 656 H/1258 M)

3. Biografi Para Khalifah Daullah‘Abbasiyah

37 khalifah pada masa Abbasiyah,khalifah 7 pertamalah yang di

anggap bejasa pada pemerintahan abbasiyah.

4. Kemajuan daulah Abbasiyah

a. Administrasi pemerintah dengan biro-bironya.

b. Sistem organisasi militer

c. Administrasi wilayah pemerintah

d. Pertanian, perdangan dan industri

e. Islamiyah pemerintah

f. Kajian dalam bidang kedokteran, astronomi, matematika,

geografi, historiografi,filsafat Islam, teologi,hukum(fiqh),dan etika

Islam,sastra, seni,dan penerjemahan.

5. Faktor kemundurqn daulah Abbasiyah

a. Faktol internal

b. Faktor ekternal

Page 27: Sejarah munculnya daulah

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar Istianah, Sejarah Peradaban Islam, Malang : UIN-malang Press, 2008.

Ahmad Syafii Maarif , Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam,.Jogyakarta:

Pustaka book publisher, 2007.

Al-Usairy Ahmad, Sejarah Islam, jakarta: Akbar Media Eka Sarana,2003.

Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam , Bandung: Pustaka setia, 2008.

K. Hitti,Philip, History Of The Arabs, (New York: Palgrave Macmillan,2002.

Rusydi rasyid Muhammad, Sejarah Pendidikan dan Peradaban Islam, Cakrawala

publishing, 2009.

Page 28: Sejarah munculnya daulah

Sunanto Musyirifah, Sejarah Islam Klasik,Jakarta :Kencana,2011.

Yatim Badri , Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Penerbit Raja

Grafindo Persada.2000.