SEJARAH ALAT TUKAR

79
SEJARAH ALAT TUKAR SEJARAH ALAT TUKAR (UANG) INTERNASIONAL DARI LOGAM HINGGA KERTAS PENDAHULUAN Uang merupakan inovasi besar dalam peradaban perekonomian dunia. Dan sudah ada sejak zaman nabi Yusuf As, sejak ribuan tahun yang lalu sebelum kelahiran Nabi muhammad SAW. Posisi uang sangat strategis dalam satu sistem ekonomi, dan sulit digantikan variabel lainnya. Bisa dikatakan uang merupakan bagian yang terintegrasi dalam satu sistem ekonomi Sepanjang sejarah peradabannya, uang memainkan peran penting dalam perjalanan kehidupan moderen, Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang. awalnya manusia bermuamalah dengan cara barter (saling tukar menukar barang), benda-benda yang dipilih bernilai tinggi, langkah, dan dapat di terima secara umum sebagai alat tukar, Barang-barang yang dianggap indah dan bernilai, seperti kerang, pernah dijadikan sebagai alat tukar sebelum manusia menemukan uang logam (logam mulia), Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang yang kemudian berkembang dan berevolusi mengikuti perjalanan sejarah. Dari perkembangan inilah, uang kemudian bisa dikatagorikan dalam tiga jenis, yaitu uang barang, uang kertatas dan uang giral atau uang kredit. PEMBAHASAN Sejarah uang

Transcript of SEJARAH ALAT TUKAR

Page 1: SEJARAH ALAT TUKAR

SEJARAH ALAT TUKAR

SEJARAH ALAT TUKAR (UANG) INTERNASIONAL DARI LOGAM HINGGA

KERTAS

PENDAHULUAN

Uang merupakan inovasi besar dalam peradaban perekonomian dunia. Dan sudah ada

sejak zaman nabi Yusuf As, sejak ribuan tahun yang lalu sebelum kelahiran Nabi muhammad

SAW. Posisi uang sangat strategis dalam satu sistem ekonomi, dan sulit digantikan variabel

lainnya. Bisa dikatakan uang merupakan bagian yang terintegrasi dalam satu sistem ekonomi

Sepanjang sejarah peradabannya, uang memainkan peran penting dalam perjalanan

kehidupan moderen, Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan

yang panjang. awalnya manusia bermuamalah dengan cara barter (saling tukar menukar barang),

benda-benda yang dipilih bernilai tinggi, langkah, dan dapat di terima secara umum sebagai alat

tukar, Barang-barang yang dianggap indah dan bernilai, seperti kerang, pernah dijadikan sebagai

alat tukar sebelum manusia menemukan uang logam (logam mulia), Kemudian muncul apa yang

dinamakan dengan uang yang kemudian berkembang dan berevolusi mengikuti perjalanan

sejarah. Dari perkembangan inilah, uang kemudian bisa dikatagorikan dalam tiga jenis, yaitu

uang barang, uang kertatas dan uang giral atau uang kredit.

PEMBAHASAN

  Sejarah uang

Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha

memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat

pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri,

apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. Karena jenis

kebutuhanya masih sederhana, mereka belum membutuhkan orang lain. Masing- masing

individu memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Dalam priode yang dikenal sebagai priode

prabarter, manusia belum mengenal transaksi perdagangan atau kegiatan jual-beli.

Dan ketika jumlah manusia semakin bertambah dan peradabannya semakin maju,

kegiatan dan transaksi anata sesama pun meningkat tajam jumlah dan jenis kebutuhan manusia

pun semakin beragam, mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi

Page 2: SEJARAH ALAT TUKAR

sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh

barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan

barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem

barter’, yaitu barang yang ditukar dengan barang. Maka priode itu disebut dengan zaman barter.

Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di

antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan

dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang

yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir

sama nilainya. Dan semakin beragmnya kebutuhan manusia, semakin sulit menciptakan situasi

(double coincidence of wants) keinginan yang sama pada waktu bersamaan. Keadaan tersebut

akan mempersulit muamalah antara manusia. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-

pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. benda-

benda yang dapat diterima oleh umum, benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh

atau memiliki nilai magis dan mistik), Barang-barang yang dianggap indah dan bernilai, seperti

kerang ini, pernah dijadikan sebagai alat tukar sebelum manusia menemukan uang logam.

Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan

itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga

penentuan nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit

dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut

sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.

Kemudian pilihan terhadap barang yang bisa digunakan sebagai alat tukar (uang), jatuh

pada logam-logam mulia, seperti emas dan perak. Ada sejumlah alasan mengapa emas dan perak

dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama

dan tidak mudah rusak, mudah dipecah menjadi bagian-bagian yang kecil dengan tetap

mempunyai nilai yang utuh, dan mudah dipindah-pindahkan. Uang logam emas dan perak juga

disebut sebagai uang penuh (full bodied money). Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama

dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap

orang berhak menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak

terbatas dalam menyimpan uang logam.

Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan

tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam

Page 3: SEJARAH ALAT TUKAR

mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk

transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas

Ketika uang logam masih digunakan sebagai uang resmi dunia, ada beberapa pihak yang

melihat peluang meraih keuntungan dari kepemilikan mereka atas emas dan perak. Berdasarkan

hal tersebut , pandai emas dan bank mengeluar kan surat (uang kertas), Mula-mula uang kertas

yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat atau perantara untuk

melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang

yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan

sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya,

masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai

gantinya, mereka menjadikan ‘kertas-bukti’ tersebut sebagai alat tukar yang sah.

Uang kertas, sekarang menjadi alat tukar yang dominan, dan semua sistem perekonomian

menggunakannya sebagai alat tukar utama. Malah sekarang uang yang dikeluarkan oleh bank

sentral tidak lagi didukung oleh cadangan emas. Ada keuntungan penggunaan uang kertas,

diantaranya :

         Biaya pembuatan rendah

         Pengirimananya mudah

         Penambahan dan pengurangannya lebih mudah dan cepat, serta dapat di pecah-pecahkan dalam

jumlah berapa pun.

  Fungsi uang

Pada awalnya fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar guna memperlancar pertukaran. Namun, seiring perkembangan zaman fungsi uang pun sudah beralih dari alat tukar ke fungsi yang lebih luas, uang sekarang ini telah memiliki berbagai fungsi sehingga benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat sebagai pengguna uang .

Fungsi-fungsi dari uang secara umum, adalah sebagai berikut: 1.      Alat tukar-menukar

Yaitu berfungsi sebagai alat untuk membeli atau menjual suatu barang maupun jasa. Dengan kata lain, uang dapat dilakukan untuk membayar terhadap barang yang akan dibeli atau diterima sebagai alat tukar dapat dilakukan terhadap segala jenis barang dan jasa yang ditawarkan.

2.      Satuan hitung

Fungsi uang sebagai satuan hitung menunjukkan nilai dari barang dan jasa yang dijual atau dibeli. Besar kecilnya nilai yang dijadikan sebagai satuan hitung dalam menentukan harga

Page 4: SEJARAH ALAT TUKAR

barang dan jasa secara mudah. Dengan adanya uang akan lebih mempermudah keseragaman dalam satuan hitung.

3.      Penimbun kekayaan

Dengan menyimpan uang berarti kita menyimpan atau menimbun kekayaan sejumlah uang yang disimpan , karena nilai uang tersebut tidak akan berubah. Uang yang disimpan menjadi kekayaan dapat berupa uang tunai maupun uang yang disimpan dibank dalam bentuk rekening.

4.      Standar pencicilan uang

Dengan adanya uang akan mempermudah menentukan setandar pencicilan utang piutang secara tepat dan cepat, baik secara tunai maupun secara angsuran.

  Kriteria uang

1.      Ada jaminan

2.      Diskusi umum

3.      Nilai yang setabil

4.      Mudah disimpan

5.      Mudah dibawa

6.      Tidak mudah rusak

7.      Mudah dibagi

8.      Suplai harus elastis

  Jenis-jenis uang

1.      Berdasarkan bahan

a.       Uang logam

b.      Uang kertas

2.      Berdasarkan nilai

a.       Bernilai penuh (full bodied money)

b.      Tidak bernilai penuh (representatif full bodied money)

3.      Berdasarkan lembaga

a.       Uang kartal,

b.      Uang giral,

Page 5: SEJARAH ALAT TUKAR

c.       Uang barang (commodity money)

4.      Berdasarkan kawasan

a.       Uang lokal,

b.      Uang regional,

c.       Uang internasional

  Uang dalam pandangan islam

Dalam sejarah islam, uang merupakan sesuatu yang di adopsi dari peradaban Romawi

dan Persia. Karena penggunaan dan konsep uang tidak bertentangan dengan ajaran islam. Dinar

adalah mata uang emas yang diambil dari romawi dan dirham adalah mata uang perak warisan

peradaban persia. Perihal dalam Al-Quran dan hadist dua logam mulia ini, emas dan perak

disebutkan baik dalam fungsinya sebagai mata uang atau sebagai harta dan lambang kekayaan

yang disimpan. Misalnya dalam QS. At-taubah ayat 34

* $pk ��r'¯»t� tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä ¨bÎ) #Z��ÏW�2 �ÆÏiB Í$� t6ômF{$#

Èb$t7÷d��9$#ur tbqè=ä.ù'u �s9 tAºuqøBr& Ĩ$¨Y9$# È@ÏÜ»t6ø9$$Î/ �cr ��ÝÁt�ur

`tã È@�Î6y � «!$# 3 �úïÏ%©!$#ur �crã �É\õ3t� |=yd©%!$# sp�ÒÏÿø9$#ur �wur

$pktXqà)ÏÿZã � �Îû È@�Î6y � «!$# Nèd÷ �Åe³t7sù A>#x �yèÎ/ 5O�Ï9r& ÇÌÍÈ

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-

orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil

dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan

emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada

mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.

Dan dalam Al- Qur’an juga di ceritahkan kisah Nabi Yusuf yang dibuang kedalam sumur

oleh saudara-saudaranya. Lalu ada para musafir yang menimba air di sumur tersebut, kemudian

ditemukanlah nabi yusuf oleh para musafir, kemudian mereka menjual yusuf sebagai budak

dengan harga yang murah hanya beberapa dirham saja. Dengan jelasnya ayat tersebut

menggunakan kata dirham yang berarti mata uang logam dari perak.

Page 6: SEJARAH ALAT TUKAR

Dari cerita yang terkandung dalam Al-Quran jelas bahwa penggunaan dua logam mulia

(bimetalisme) sebagai mata uang telah dilakukan oleh manusia sejak ribuan tahun sebelum

kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Pada dasarnya, uang berfungsi sebagai alat perantara pertukaran barang dan jasa. Barang

apa pun bisa menjadi uang selama diterima oleh pihak-pihak yang bertransaksi. Pada skala

individu, akan jauh lebih mudah bagi seseorang untuk menggunakan satu jenis uang saja yang

diterima oleh semua mitra transaksinya.

  Mata uang nternasional

Dolar AS disepakati menjadi mata uang internasional pada konferensi Bretton Woods di

bulan Juli 1944. Pemilihan dolar AS merupakan pertengahan antara sistem nilai tukar

mengambang yang penuh ketidakpastian dan menghambat perdagangan internasional dengan

standar emas yang terlalu restriktif.

Pada sistem ini, negara-negara sepakat untuk mematok nilai tukar mata uangnya terhadap

dolar AS. Di sisi lain, Amerika Serikat menjamin konvertibilitas dolar terhadap emas yang waktu

itu pada level 35 dolar AS per ons emas.

Menurut Robert Triffin (1960) menangkap dilema yang dihadapi oleh AS dengan sistem

ini. Ia berpendapat bahwa mata uang suatu negara tidak dapat bertahan sebagai alat pembayaran

internasional. AS harus terus mengalami defisit neraca perdagangan untuk memenuhi kebutuhan

dolar masyarakat internasional. Di sisi lain, meningkatnya pasokan dolar di luar negeri

melemahkan nilai tukar dolar AS terhadap emas di negara lain. Selisih ini mendorong arus

keluarnya emas besar-besaran dari AS.

Pada Agustus 1971, Pemerintah AS di bawah presiden Nixon menghentikan

konvertibilitas dolar terhadap emas. Akibatnya, nilai tukar dolar terhadap emas dan komoditas

lain merosot. Negara lain terpaksa memutuskan patokan nilai tukar mata uang mereka ke dolar

untuk mencegah penularan inflasi AS ke perekonomian domestik. Sejak saat itu, sistem nilai

tukar dunia kembali ke rezim mengambang.

Walau sudah tidak lagi menjadi patokan, dolar AS tetap menjadi mata uang utama

transaksi internasional dan komponen mayoritas cadangan devisa semua negara. Hal ini

disebabkan transaksi internasional sudah terbiasa dinilai dan dibayar dengan dolar. Selain itu,

dengan skala ekonominya yang besar, AS masih menjadi mitra dagang utama sebagian besar

negara.

Page 7: SEJARAH ALAT TUKAR

Alternatif lain dari Keynes, sendiri memiliki usulan alternatif mata uang internasional

yang disebut dengan bancor. Bancor merupakan mata uang internasional yang nilainya

ditetapkan dalam 30 macam komoditas, termasuk emas. Dengan demikian, harga komoditas-

komoditas tersebut dalam satuan bancor akan stabil.

Gubernur Bank Rakyat China, Zhou Xiaochuan, menyebutkan, gagasan bancor dari

Keynes berpandangan jauh ke depan. Mengadopsi gagasan bancor, Zhou mengusulkan

pengadopsian Special Drawing Right (SDR) IMF sebagai mata uang internasional. Ia

berargumen, karena SDR tidak diterbitkan oleh satu negara, mata uang ini akan terhindar dari

dilema Triffin. Emas dan bancor ala Keynes atau Zhou sama-sama terhindar dari dilema Triffin.

Bancor memiliki keunggulan fleksibilitas pasokan dibandingkan emas. Akan tetapi, produksi

bancor yang teregulasi akan tetap menghadapi risiko digunakan untuk kepentingan pihak yang

berkuasa.

Pada akhirnya, pemilihan mata uang internasional tidak dapat menjadi keputusan sepihak

satu negara. Penetapan mata uang internasional harus melalui koordinasi dan kesepakatan antar

negara.

Tugas-5 Perkembangan Alat Tukar

Uang Sebagai Alat Tukar

Apa yang Anda pikirkan apabila mendengar 'alat tukar'. Kebanyakan dari Anda pasti langsung mengkaitkan dengan uang. Uang memang merupakan alat tukar yang dapat diterima secara umum. Namun, beberapa abad yang lalu, alat tukar tidak harus berupa uang. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Emas dan perak juga dapat dijadikan sebagai alat tukar kalau dapat diterima secara umum. Namun, apakah uang selalu dijadikan alat tukar?

Perkembangan alat tukar di Indonesia diawali dengan adanya sistem barter. Sebelum adanya sistem barter, setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika mereka lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi pribadi, dan lain-lain. Intinya adalah apa yang diperoleh manusia, itulah yang

Page 8: SEJARAH ALAT TUKAR

dimafaatkan untuk kebutuhannya. Perkembangan selanjutnya menghadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, manusia harus mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya, muncullah sistem barter.

Awal Munculnya Alat Tukar

Barter adalah kegiatan tukar-menukar barang atau jasa yang terjadi tanpa perantara uang. Manusia dihadapkan pada kenyataan bahwa untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, manusia harus mencari seseorang atau beberapa orang yang membutuhkan sesuatu yang kita punya, sehingga dapat dilakukan proses tukar-menukar, misalnya pada kehidupan masyarakat zaman dahulu. Pekerjaan yang dapat dilakukan zaman dahulu hanya sedikit, seperti berburu, bercocok tanam, menangkap ikan, dan beternak.

Penggambaran proses barter yang sering terjadi

Sistem barter tidak bertahan selamanya dalam dunia perdagangan. Semakin hari, manusia semakin dapat merasakan kesulitan dalam melakukan sistem barter tersebut. Kebanyakan, kesulitan yang mereka hadapi adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya (disebut juga kehendak ganda yang selaras atau double coincidence of wants). Selain itu, ada juga kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat

Page 9: SEJARAH ALAT TUKAR

dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya dan barang yang dibarter tidak dapat dipecah-pecah menjadi satuan kecil untuk membagi nilainya. Kesulitan-kesulitan tersebut mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam hal pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar.

Sistem tukar-menukar dengan menggunakan benda-benda tertentu disebut juga uang barang. Benda-benda yang ditetapkan sebagai uang barang adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generally accepted), benda-benda bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai, khasiat, keistimewaan atau fungsi tertentu yang dianggap berharga), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari, seperti garam yang digunakan oleh orang Romawi sebagai alat tukar, maupun sebagai alat pembayaran upah. Contoh lain dari benda-benda yang dapat digunakan sebagai alat ukur selain garam antara lain, manik-manik, kulit kerang, tanah liat, tembaga, dan sebagainya.

Kulit kerang yang sering digunakan sebagai uang barang

Sistem uang barang terlihat seperti sistem yang lebih maju dan lebih efektif, karena sudah jelas alat tukarnya. Namun, seperti sistem barter, sistem tersebut mengalami kesulitan-kesulitan dalam pertukaran tetap. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain, nilai yang dipertukarkan belum mempunyai pecahan, banyak jenis uang barang yang beredar dan hanya berlaku di masing-masing daerah, sulit untuk penyimpanan (storage) dan pengangkutan (transportation), dan kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.

Page 10: SEJARAH ALAT TUKAR

Di Indonesia, uang logam sudah digunakan sebagai alat tukar atau alat transaksi sejak zaman-zaman kerajaan. Uang logam pertama kali muncul pada saat raja Asshurbanipal mengadakan hubungan dagang dengan raja Gyges. Asshurbanipal terkejut karena raja Gyges menggunakan uang dalam transaksi perdagangannya. Bahkan, negara-negara besar yang terlebih dahulu mengadakan hubungan perdagangan dengan Asshurbanipal belum pernah menggunakan uang dalam melakukan transaksi. Macam-macam uang digunakan pada zaman itu, dari yang berbahan kulit kerang, logam mulia, gigi, dan lain sebagainya. Namun kesulitan-kesulitan mulai muncul, seperti kesulitan dalam hal membedakan kulit kerang yang kecil dengan yang besar dan kesulitan dalam hal daya tahan lama. Lalu, muncullah ide untuk membuat uang logam.

Uang logam yang berlaku pada zaman kerajaan

Mengapa uang logam? Karena, apabila kita melihat dari salah satu kesulitan dalam penggunaan uang barang sebagai alat tukar, yaitu kurangnya daya tahan benda-benda yang digunakan sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama, dan dikaitkan dengan logam, maka uang logam merupakan solusinya. Uang logam tahan lama dan tidak mudah rusak. Selain itu, logam dipilih sebagai bahan uang karena digemari umum, nilainya bisa ditentukan, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan.

Uang logam biasanya terbuat dari emas, perak, perunggu, tembaga, dan alumunium, karena logam-logam tersebut diyakini nilainya tidak akan berkurang walaupun sudah lama digunakan. Uang logam juga disebut-sebut sebagai uang penuh (full bodied money) yang artinya nilai uang yang tertera di permukaan sama dengan nilai yang terkandung di dalamnya. Pada saat itu, setiap orang berhak

Page 11: SEJARAH ALAT TUKAR

menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.

Proses pembuatan uang logam diawali dengan menimbang dan menentukan kadarnya. Para penguasa memerintahkan tukang tempa logam untuk menempa logam menjadi ukuran yang lebih kecil. Setelah ditempa, logam tersebut diberi gambar dan cap resmi. Kepingan logam diberi angka yang menunjukkan nilainya, biasa disebut nilai nominal.

Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul suatu anggapan kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia, terutama emas dan perak, sangat terbatas. Pemberlakuan uang logam memiliki kelemahan-kelemahan, seperti cadangan emas dan perak di berbagai wilayah tidak sama, serta sulit dipindahkan atau disimpan, terutama dalam jumlah besar. Selain itu, emas dan perak memiliki fungsi lain sehingga ada pembatasan untuk memakainya sebagai uang.

Karena penggunaan uang logam sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar, sehingga diciptakanlah uang kertas. Uang kertas diberlakukan untuk mengatasi kesulitan dalam penggunaan uang logam. Mula-mula, uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat atau perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya.

Uang kertas yuan, yen, dan dolar

Page 12: SEJARAH ALAT TUKAR

Dalam perjalanannya, penggunaan uang kertas berkembang menjadi atribut dan simbol sebuah negara. Namun, sebagai garansi dari negara yang bertanggung jawab atas peredarannya, maka jumlah uang kertas yang diterbitkan selalu dikaitkan dengan jumlah cadangan emas yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan. Sekitar tahun 1976, ketergantungan pencetakan uang kertas sudah tidak lagi dihubungkan dengan cadangan emas, tetapi dibiarkan bergulir dan terjun ke pasar besar menghadapi hukum penawaran dan permintaan sebagaimana yang tumbuh dalam hukum ekonomi.

Setelah munculnya uang kertas, manusia masih menghadapi kesulitan-kesulitan dengan uang kertas, terutama kesulitan dalam membayar suatu barang dengan jumlah yang cukup besar. Membawa lembaran uang yang banyak juga terlihat sangat merepotkan. Akhirnya, dibuatlah suatu bentuk uang untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut, yang disebut uang giral. Uang giral merupakan simpanan uang atau rekening dana di bank yang dapat dipakai sebagai alat pembayaran dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan telegraphic transfer. Adanya uang giral, menyebabkan transaksi pembayaran dalam jumlah yang besar menjadi lebih praktis dan aman.

Contoh cek yang dikeluarkan oleh Bank of Tokyo

Perkembangan Alat Tukar di Indonesia

Perkembangan alat tukar di Indonesia dimulai setelah Indonesia berhasil meraih kemerdekaan pada tahun 1945. Keadaan ekonomi Indonesia pada awal kemerdekaan ditandai dengan hiperinflasi akibat peredaran beberapa mata uang yang tidak terkendali, sementara pemerintah RI belum memiliki

Page 13: SEJARAH ALAT TUKAR

mata uang. Ada tiga mata uang yang dinyatakan berlaku oleh pemerintah RI pada tanggal 1 Oktober 1945, yaitu mata uang Jepang, mata uang Hindia Belanda, dan mata uang De Javasche Bank.

Mata uang Jepang

Mata uang Hindia Belanda

Page 14: SEJARAH ALAT TUKAR

Mata uang De Javasche Bank

Pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) Letjen Sir Montagu Stopford memperparah kekacauan ekonomi akibat hiperinflasi dengan mengumumkan pemberlakuan mata uang NICA di seluruh wilayah Indonesia yang telah diduduki oleh pasukan AFNEI. Kebijakan tersebut diprotes keras oleh pemerintah RI, karena melanggar persetujuan bahwa masing-masing pihak tidak boleh mengeluarkan mata uang baru selama belum adanya penyelesaian politik. Namun, protes keras ini diabaikan oleh AFNEI, sehingga pemerintah RI mengeluarkan kebijakan yang melarang seluruh rakyat Indonesia menggunakan mata uang NICA sebagai alat tukar.

Page 15: SEJARAH ALAT TUKAR

Mata uang NICA nominal 50, 10, dan 500

Pada tanggal 26 Oktober 1946, pemerintah RI memberlakukan mata uang baru ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai alat tukar yang sah di seluruh wilayah RI. Sejak saat itu mata uang Jepang, mata uang Hindia Belanda dan mata uang De Javasche Bank dinyatakan tidak berlaku lagi. Untuk mengatur nilai tukar ORI dengan valuta asing yang ada di Indonesia, pemerintah RI pada tanggal 1 November 1946 mengubah Yayasan Pusat Bank pimpinan Margono Djojohadikusumo menjadi Bank Negara Indonesia (BNI). Beberapa bulan sebelumnya pemerintah juga telah mengubah bank pemerintah kedudukan Jepang Shomin Ginko menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Tyokin Kyoku menjadi Kantor Tabungan Pos (KTP). Semua bank ini berfungsi sebagai bank umum yang dijalankan oleh pemerintah RI.

Pada tahun 1946, tepatnya pada tanggal 4 Januari 1946, ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Karena perpindahan ibukota tersebut, pemerintah RI mengeluarkan beberapa mata uang ORI yang telah diperbaharui. Pada seri ORI II, III, IV, dan ORI Baru, kita dapat melihat sesuatu yang berbeda dari ORI I, yaitu adanya tulisan 'Djogjakarta' dan bukan lagi 'Djakarta'. Seri ORI II hanya memilik 4 pecahan dan tiga diantaranya, yaitu pecahan 5, 10, dan 100 rupiah memiliki bentuk yang sama seperti seri ORI I. Hanya pecahan 25 rupiah saja yang berbeda. Uang-uang seri ini tidak mempunyai pengamanan yang baik, hanya kualitas kertas dan rahasia pada kode kontrol nomor seri saja yang membedakan apakah uang ini asli atau palsu.

Page 16: SEJARAH ALAT TUKAR

Seri ORI I (Jakarta, 17 Oktober 1945)

Seri ORI II (Yogyakarta, 1 Januari 1947)

Selanjutnya pada tahun 1947, pemerintah mengeluarkan seri ORI III. Uang-uang seri ini sedikit berbeda dari seri-seri sebelumnya. Seri ORI III memiliki 7 pecahan, dari yang terkecil, yaitu 1/2 rupiah, sampai yang terbesar, yaitu 250 rupiah. Selain itu, pada seri ini terdapat pecahan 100 rupiah Maramis, yang hanya bisa dikalahkan oleh pecahan 600 rupiah pada seri ORI IV. Seri ORI IV merupakan seri yang unik, karena seri ini terdiri dari pecahan-pecahan yang sangat ganjil nominalnya, yaitu 40 rupiah, 75 rupiah, 100 rupiah Hatta, 400 rupiah, dan tentunya 600 rupiah, yang merupakan salah satu uang kertas terlangka dan termahal. Seri ORI III dan ORI IV sama-sama memiliki kekurangan, yaitu banyaknya versi yang palsu sehingga harus dapat mempelajari rahasia kode kontrolnya.

Page 17: SEJARAH ALAT TUKAR

Pecahan 0,5 rupiah seri ORI III

Pecahan 40 rupiah seri ORI IV

Tahun 1949, merupakan tahun yang besar bagi perkembangan uang di Indonesia. Selain diterbitkannya seri ORI Baru, uang rupiah ditetapkan dan dinyatakan secara resmi sebagai mata uang resmi negara Indonesia, tepatnya pada tanggal 2 November 1949. Pemerintah memandang bahwa Indonesia perlu mengeluarkan mata uang sendiri, bukan hanya sebagai alat pembayaran, tetapi juga sebagai tanda atau lambang utama bahwa Indonesia sudah menjadi negara yang benar-benar merdeka. Perkataan 'rupiah' berasal dari kata 'rupee', yang merupakan mata uang India.

Berdirinya negara Republik Indonesia Serikat, yang merupakan salah satu hasil kesepakatan dari Konferensi Meja Bundar, membuat pemerintah mengeluarkan uang dengan seri baru, yaitu seri RIS. Seri RIS yang bertanggal 1 Januari 1950 merupakan seri penggati seri-seri ORI. Seri yang beredar hanya terdiri dari 2 pecahan, yaitu pecahan 5 dan 10 rupiah. Selanjutnya pada tahun 1951 dan 1953, seri uang yang digunakan adalah seri pemandangan alam. Mengapa disebut 'seri pemandangan alam'? Karena, gambar pada uang-uang di seri ini merupakan gambar yang mengintrepretasi keindahan pemandangan alam di Indonesia. Seri yang dikeluarkan pada tahun 1951 dan 1953 memiliki gambar yang sama, tetapi tanda tangan yang tertera berbeda.

Page 18: SEJARAH ALAT TUKAR

Pecahan 5 dan 10 rupiah seri RIS

Pecahan 1 dan 2,5 seri pemandangan alam

Sebelum seri pemandangan alam diterbitkan kembali, uang-uang seri kebudayaan dikeluarkan dan mulai diedarkan pada tahun 1952. Seri kebudayaan ini merupakan seri yang pertama kali dicetak oleh Bank Indonesia. Sebelumnya, semua fungsi moneter termasuk mencetak uang baru, dilakukan oleh De Javasche Bank. Oleh karena itu, banyak orang yang beranggapan bahwa uang seri ini memiliki nilai khusus karena merupakan awal dari sejarah uang kertas di Indonesia. Keindahan design dari seni ini hampir tidak bisa dibantah lagi, penuh dengan sentuhan budaya lokal. Tema atau design yang mirip dengan seri ini masih dapat ditemukan pada seri berikutnya, namun secara perlahan mulai menghilang dan makin sulit untuk menemukan uang dengan design seperti seri kebudayaan.

Page 19: SEJARAH ALAT TUKAR

Uang-uang seri kebudayaan

Dapat kita lihat dari perkembangan uang dari tahun 1945-1953, bahwa dari tahun ke tahun, perkembangan uang hanya terletak pada nominal dan desgin nya. Pergantian uang pun terlalu sering karena selalu dikeluarkannya seri baru dengan gambar atau design yang lebih menarik. Menanggapi hal tersebut, pemerintah langsung mengeluarkan dan menetapkan bentuk uang yang akan digunakan masyarakat sebagai alat tukar untuk tahun 2000-2005. Untuk mengapresiasi para pahlawan yang telah berjasa terhadap Indonesia, Bank Indonesia mengeluarkan secara lengkap pecahan baru dari nominal yang paling kecil, yaitu 1.000 rupiah, sampai nominal yang paling besar, yaitu 100.000 rupiah, dengan gambar pahlawan nasional. Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan dan menetapkan uang logam 50, 100, 500 rupiah sebagai alat tukar dan alat pembayaran yang sah di Indonesia.

Uang-uang yang diberlakukan di Indonesia sejak tahun 2000-sekarang

Page 20: SEJARAH ALAT TUKAR

Sampai detik ini, uang-uang yang diterbitkan tersebut masih digunakan sebagai alat tukar dan alat pembayaran. Namun, tidak langsung uang-uang yang kita gunakan sekarang diterbitkan dalam bersamaan. Uang yang pertama kali diterbitkan adalah pecahan 1.000 rupiah pada tahun 2000 dan juga uang logam 100 rupiah dan 500 rupiah dari bahan kuningan mulai digunakan secara umum, pecahan 5.000 rupiah diterbitkan pada tahun berikutnya, uang logam diperindah dan diterbitkan pecahan 500 rupiah dari bahan alumunium pada tahun 2003, pecahan 20.000 dan 100.000 rupiah pada tahun berikutnya, pecahan 10.000 dan 50.000 rupiah diterbitkan pada tahun berikutnya, pecahan 2.000 rupiah diterbitkan pada tahun 2009, dan yang terakhir adalah uang logam 1.000 rupiah yang diedarkan mulai 10 Juli 2010.

Pecahan 2.000 rupiah yang berlaku sekarang

Uang logam 1.000 rupiah yang berlaku sekarang

Walaupun penetapan seri uang yang digunakan sebagai alat tukar dan alat pembayaran belum berubah, masyarakat di Indonesia merasa bahwa uang kertas dan logam dapat memberatkan mereka

Page 21: SEJARAH ALAT TUKAR

dalam hal transaksi uang dalam jumlah yang cukup besar. Mendesaknya kebutuhan masyarakat akan adanya sebuah alat tukar yang mudah, praktis, dan aman, menimbulkan munculnya uang giral yang diciptakan oleh bank umum. Masyarakat Indonesia merasa bahwa uang giral memudahkan pembayaran karena tidak perlu menghitung uang, alat pembayaran yang dapat diterima untuk jumlah yang tidak terbatas, lebih aman karena risiko uang hilang lebih kecil dan bila hilang, bisa segera dilaporkan ke bank yang mengeluarkan cek atau bilyet giro dengan cara pemblokiran.

Berbicara mengenai sejarah uang, tentu Anda akan dihadapkan pada pertanyaanpertanyaan berikut:1. Kapan uang itu diciptakan ? 2. Siapa yang menciptakan ? 3. Bagaimana perkembangan selanjutnya ?

Dari ketiga pertanyaan diatas, maka Anda bisa menjawab dan memulai untuk membahas sejarah perkembangan uang.

Ada anggapan bahwa uang diciptakan pertama kali di negeri Cina lebih kurang 2700 SM (Sebelum Masehi) oleh Huang (Kaisar Kuning). Sejarah purba juga telah mencatat bahwa orang Assyria, Phunisia, dan Mesir juga telah menggunakan uang sebagai alat tukar.

Akan tetapi dari seluruh perkembangan uang di negara manapun awalnya dimulai setelah orang mengenal kegiatan tukar-menukar, dan tukar-menukar yang pertama dilakukan di antaranya dimulai tukar-menukar antara barang dengan barang yang disebut Barter.

Pertukaran dengan cara barter ini awalnya berjalan lancar dan tidak memiliki hambatan apapun. Akan tetapi setelah manusia semakin banyak ragam kebutuhan maka cara barter mulai mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya. Kesulitan-kesulitan itu di antaranya disebabkan:

1. Sulitnya menemukan orang yang memiliki barang yang dikehendaki dan juga mau menukarkan barang tersebut dengan barang yang kita miliki.

2. Sulit mendapatkan barang yang sama nilainya untuk dipertukarkan.

3. Tidak adanya kesamaan untuk membayar di kemudian hari.4. Tidak terdapat suatu cara menyimpan kekayaan atau daya beli umum.

Dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi seperti disebutkan di atas, akhirnya cara barter banyak yang ditinggalkan.

“Coba Anda amati apakah di daerah sekitar Anda masih ada penggunaan cara barter dalam jual beli!”

Page 22: SEJARAH ALAT TUKAR

Setelah mengalami kesulitan dengan cara barter, orang mulai mencari alternatif lain yang dapat dijadikan sebagai alat yang dapat dipergunakan dalam pertukaran. Kemungkinan semacam itu baru dapat diatasi setelah digunakan suatu benda yang memiliki syarat: 1. dapat diterima; 2. digemari dimana-mana; 3. yang setiap waktu dapat ditukar dengan barang apa saja;4. sulit mendapatkannya.

Supaya lebih paham,“Coba Anda bertanya kepada orang yang usianya sudah tua.” Apakah dahulu ada barang / benda yang dijadikan sebagai alat tukar? Jika ada minta disebutkan contohnya.

Benda-benda yang secara perkembangannya banyak dijadikan sebagai alat pertukaran di antaranya ada yang berupa kulit binatang, kerang dari laut, dan benda-benda yang memiliki syarat di atas. Benda itu yang disebut Uang Barang.

Penggunaan uang barang ini tidak dapat terus dipergunakan sebagai alat pertukaran, hal ini disebabkan karena ada kesulitan dalam ukuran,berat, bentuk dan jaminan lain yang tidak pasti. Dari permasalahan ini orang mulai mencari benda/logam yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:1. Tidak mudah rusak. 2. Diterima oleh umum. 3. Mudah disimpan dan mudah dibawa-bawa. 4. Harganya tinggi walaupun dalam jumlah yang kecil. 5. Sifatnya sama dan dapat saling mengganti. 6. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai. 7. Harganya tetap dalam jangka waktu panjang.

Dari persyaratan di atas maka alternatif benda yang dijadikan alat tukar adalah emas dan perak. Hal ini seperti kita dapatkan sekarang dalam mata uang beberapa negara seperti India, nama mata uangnya Rupee yang artinya perak, Belanda, nama mata uangnya Golden yang artinya

Page 23: SEJARAH ALAT TUKAR

emas. Uang yang terbuat dari emas dan perak disebut uang logam dan uang ini disebut juga sebagai full bodied money, karena nilai uang ini dijamin penuh (100%) oleh bodynya, artinya antara nilai nominal dan nilai bahan sama.

“Coba Anda perhatikan di film yang menceritakan suatu kerajaan, biasanya akan ada pembayaran transaksi dengan uang emas!”

Perkembangan selanjutnya, karena logam termasuk barang yang terbatas jumlahnya, maka orang mencari benda yang dapat dijadikan uang, dan akhirnya uang dibuat dari kertas, mengapa dibuat dari kertas? Alasannya: 1. Jumlahnya dapat memadai dengan kebutuhan 2. Biaya pembuatannya tidak begitu mahal.

Penerimaan uang kertas oleh masyarakat di antaranya karena adanya kepercayaan.

Sejarah Perkembangan Uang 1. Tahap sebelum barter Pada tahap ini masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri. Apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. 2. Tahap barter Tahap selanjutnya menghadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri mereka mencari dari orang yang mau menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya. Akibatnya barter, yaitu barang ditukar dengan barang. Namun akhirnya dirasakan ada kesulitan-kesulitan dengan sistem ini, di antaranya:

a. Kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya.

b. Kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya.

Untuk mengatasinya mulai timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. 3. Tahap uang barang Pada masa ini timbul benda-benda yang selalu dipakai dalam pertukaran. Kesulitan yang dialami oleh manusia dalam barter adalah kesulitan mempertemukan orang-orang yang saling membutuhkan dalam waktu bersamaan. Kesulitan itu telah mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam hal pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generaly accepted). Benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari. Misalnya, garam oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar, maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang. Orang Inggris menyebut upah sebagai salary, yang berasal dari bahasa Latin Salarium yang berarti garam. Orang

Page 24: SEJARAH ALAT TUKAR

Romawi membayar upah dengan salarium (garam). Penduduk asli Bandiagara di pedalaman benua Afrika mempertukarkan hasil pertaniannya, dari sebakul tomat dengan sejumlah kebutuhan harian, susu, gandum dan sejenisnya. Transaksi yang awalnya dilakukan dengan barter ini kemudian berkembang dengan menggunakan alat tukar yang terbuat dari hasil bumi seperti coklat dan sejenisnya (uang komoditi) Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan pertukaran tetap ada diantaranya:

- Nilai yang dipertukarkan belum mempunyai pecahan. - Banyak jenis uang barang yang beredar dan hanya berlaku di masing-masing daerah.

- Sulit untuk penyimpanan (storage) dan pengangkutan (transportation).

- Mudah hancur atau tidak tahan lama.

4. Tahap uang logam Tahap selanjutnya adalah tahap uang logam. Logam dipilih sebagai bahan uang karena:

- digemari umum - tahan lama dan tidak mudah rusak

- memiliki nilai tinggi

- mudah dipindah-pindahkan

- mudah dipecah-pecah dengan tidak mengurangi nilainya

Bahan yang memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang yang terbuat dari emas dan perak disebut uang logam. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai Uang Penuh (full bodied money), artinya nilai intrinsik (nilai bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang menempa uang, melebur, dan memakainya dan setiap orang mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam. Penggunaan emas dan perak sebagai bahan uang dalam bentuk koin diciptakan oleh Croesus di Yunani sekitar 560-546 SM. Bersamaan dengan itu, medium uang yang berfungsi sebagai instrumen alat bayar mulai dikembangkan, dibuat dari berbagai benda padat lainnya seperti tembikar, keramik atau perunggu. Sejalan dengan perkembangan perekonomian, maka perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam juga berkembang. Sedangkan jumlah logam mulia terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar (sulit dalam hal penyimpanan dan pengangkutan). Sehingga terciptalah uang kertas. 5. Tahap uang kertas Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti kepemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pande emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Selanjutnya masyarakat tidak lagi menggunakan emas – secara langsung – sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya mereka menjadikan kertas bukti tersebut sebagai alat tukar. Desa Jachymod di Ceko, Eropa Timur, dianggap sebagai wilayah pertama yang menggunakan mata uang yang diberi nama dollar, yang merupakan mata uang yang paling populer di abad modern.. Mulanya disebut Taler, kemudian orang Italia mengejanya Tallero, lidah Belanda menuturkan daler, Hawai dala, dalam dialek Inggris diungkapkan sebagai dollar. Embrio dollar dibuat dari bahan baku perak dan emas dalam bentuk koin. Pada mulanya, taler sendiri adalah sebutan

Page 25: SEJARAH ALAT TUKAR

mata uang yang berkembang di daratan benua Eropa sejak abad ke-16 yang jenisnya lebih dari 1500. namun dalam peradaban modern, masing-masing bangsa atau negara menciptakan sebutan tersendiri bagi mata uangnya untuk menunjukkan statusnya yang independen. Dalam sejarah pemakaian kertas sebagai bahan pembuat uang, Cina dianggap sebagai bangsa yang pertama menemukannya, yaitu sekitar abad pertama Masehi, pada masa Dinasti T’ang. Benjamin Franklin (AS) ditetapkan sebagai Bapak Uang Kertas karena ia yang pertama kali mencetak dollar dari bahan kertas, yang semula digunakan untuk membiayai perang kemerdekaan Amerika Serikat. Sebagai penghormatan pemerintah terhadap Benjamin Franklin, potretnya diabadikan di lembaran mata uang dollar pecahan terbesar yaitu USD 100. Dalam perjalanannya penggunaan uang kertas berkembang menjadi atribut dan simbol sebuah negara. Namun sebagai garansi dari negara yang bertanggung jawab atas peredarannya, maka jumlah uang kertas yang diterbitkan selalu dikaitkan dengan jumlah cadangan emas yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan. sekitar tahun 1976, ketergantungan pencetakan uang kertas sudah tidak lagi dihubungkan dengan cadangan emas, tetapi dibiarkan bergulir dan terjun ke pasar besar menghadapi hukum penawaran dan permintaan sebagaimana yang tumbuh dalam hukum ekonomi.

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang.Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran. Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran. Pada awalnya di Indonesia, uang —dalam hal ini uang kartal— diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi. Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya

Page 26: SEJARAH ALAT TUKAR

muncullah sistem'barter'yaitu barang yang ditukar dengan barang. Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generally accepted) benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang: orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam. Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama. Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money). Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam. Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul suatu anggapan kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan 'kertas-bukti' tersebut sebagai alat tukar. Suatu benda dapat dijadikan sebagai "uang" jika benda tersebut telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Pertama, benda itu harus diterima secara umum (acceptability). Agar dapat diakui sebagai alat tukar umum suatu benda harus memiliki nilai tinggi atau —setidaknya— dijamin keberadaannya oleh pemerintah yang berkuasa. Bahan yang dijadikan uang juga harus tahan lama (durability), kualitasnya cenderung sama (uniformity), jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta tidak mudah dipalsukan (scarcity). Uang juga harus mudah dibawa, portable, dan mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility), serta memiliki nilai yang cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of value). Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu uang kartal (sering pula disebut sebagai common money) dan uang giral. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Sedangkan yang dimaksud dengan uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik

Page 27: SEJARAH ALAT TUKAR

sesuai kebutuhan. Uang ini hanya beredar di kalangan tertentu saja, sehingga masyarakat mempunyai hak untuk menolak jika ia tidak mau barang atau jasa yang diberikannya dibayar dengan uang ini. Untuk menarik uang giral, orang menggunakan cek. Teori nilai uang membahas masalah-masalah keuangan yang berkaitan dengan nilai uang. Nilai uang menjadi perhatian para ekonom, karena tinggi atau rendahnya nilai uang sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Hal ini terbukti dengan banyaknya teori uang yang disampaikan oleh beberapa ahli. Teori uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis. Uang adalah salah satu topik utama dalam pembelajaran ekonomi dan finansial. Monetarisme adalah sebuah teori ekonomi yang kebanyakan membahas tentang permintaan dan penawaran uang. Sebelum tahun 80-an, masalah stabilitas permintaan uang menjadi bahasan utama karya-karya Milton Friedman, Anna Schwartz, David Laidler, dan lainnya. Kebijakan moneter bertujuan untuk mengatur persediaan uang, inflasi, dan bunga yang kemudian akan memengaruhi output dan ketenagakerjaan. Inflasi adalah turunnya nilai sebuah mata uang dalam jangka waktu tertentu dan dapat menyebabkan bertambahnya persediaan uang secara berlebihan. Interest rate, biaya yang timbul ketika meminjam uang, adalah salah satu alat penting untuk mengontrol inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Bank sentral seringkali diberi tanggung jawab untuk mengawasi dan mengontrol persediaan uang, interest rate, dan perbankan. Krisis moneter dapat menyebabkan efek yang besar terhadap perekonomian, terutama jika krisis tersebut menyebabkan kegagalan moneter dan turunnya nilai mata uang secara berlebihan yang menyebabkan orang lebih memilih barter sebagai cara bertransaksi. Ini pernah terjadi di Rusia, sebagai contoh, pada masa keruntuhan Uni Soviet - Tokoh Ilmuwan Penemu - http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2012/07/sejarah-uang-sebagai-alat-tukar.html

Pengertian dan Fungsi UangDalam peradaban modern, hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat tidak ada yang tidak terkait atau tidak ada yang tidak membutuhkan uang. Begitu pentingnya peran uang dalam kehidupan masyarakat, sehingga hampir tidak ada aktivitas kehidupan anggotanya yang bebas berurusan dengan uang. Meskipun pada awalnya uang hanya berperan sebagai alat bantu untuk memudahkan umat manusia melakukan tukar menukar barang maupun jasa, tetapi sejalan dengan perkembangan peradaban, uang telah mengambil peran yang amat penting dalam kehidupan, sehingga dapat dinyatakan secara umum, bahwa dalam peradaban modern, orang tidak lagi dapat hidup tanpa uang. Pernyataan itu benar belaka, oleh karena dalam peradaban modern, apa saja dapat diperoleh dengan uang, sebab uang diterima sebagai alat pembayaran untuk beragam barang dan jasa yang dibutuhkan oleh manusia.

Page 28: SEJARAH ALAT TUKAR

Sejarah Adanya Uang di Indonesia

Penerimaan uang sebagai alat yang dapat dipergunakan untuk mendapatkan barang dan jasa serta pembayaran lain oleh masyarakat secara umum, menjadikan uang amat penting bagi kehidupan dan orang memburunya sebagai sarana untuk meraih kekayaan dan kesejahteraan hidup.Dalam konteks kehidupan perekonomian secara umum, seringkali uang dianalogkan dengan darah dalam tubuh yang menopang kehidupan. Kenyataannya, kehidupan ekonomi masyarakat tidak akan hidup tanpa peran uang di dalamnya. Kuat dan lesunya kehidupan ekonomi suatu masyarakat, sebagian besar amat ditentukan oleh lancar tidaknya aliran uang dalam perekonomian. Seperti halnya darah dalam tubuh, bila volumenya berlebihan akan mengakibatkan sakit, demikian pula sebaliknya, bila volumenya kurang, juga akan mengakibatkan tubuh lesu dan tidak sehat. Uangpun demikian, bila jumlahnya melebihi kebutuhan dalam perekonomian, maka akan mengakibatkan kehidupan ekonomi tidak normal, dan sebaliknya bila kurang akan mengakibatkan kelesuan bagi perekonomian. Untuk mengaturnya diperlukan pemahaman yang baik atas faktor-faktor yang mempengaruhi peredaran atau aliran uang. Demikianlah uang dapat menjadi sesuatu yang sangat penting untuk menggiatkan kehidupan perekonomian, akan tetapi uang juga dapat menjadi penyebab lesu bahkan runtuhnya kegiatan perekonomian. Terkait dengan itu diperlukan pemahaman yang baik tentang segala sesuatu berkenaan dengan uang, agar kita dapat memfungsikannya dengan baik bagi peningkatan kehidupan ekonomi.

a. Pengertian UangOrang awam seringkali memaknai uang dalam pengertian yang bermacam-macam. Kata uang seringkali disinonimkan dengan kekayaan. Bila ada orang menyatakan, “Badrun kaya” diartikan dia memiliki banyak uang. Dalam hal ini, bisa jadi Badrun memang memiliki banyak uang, tetapi yang dimilikinya bukan sekedar uang, mungkin dia juga memiliki saham, obligasi, mobil, rumah mewah dan barang-barang lain yang bukan sekedar uang. Secara umum orang awam

Page 29: SEJARAH ALAT TUKAR

mengidentikkan uang dengan kekayaan, oleh karena uang begitu fleksibel untuk dapat diubah menjadi barang dan jasa yang menopang tingkat kekayaan seseorang. Demikian pula orang awam seringkali menyamakan kata uang dengan pendapatan. Bila ada ungkapan, “Susie berhasil memperoleh pekerjaan yang baik dan menerima banyak uang setiap bulannya.” Uang dalam ungkapan tersebut, sebenarnya lebih tepat dinyatakan sebagai pendapatan, yaitu suatu aliran penerimaan yang diperoleh seseorang per unit waktu tertentu, dalam bentuk upah atau gaji karena kerja yang telah dijalaninya. Oleh karena aliran penerimaan tersebut biasanya dalam bentuk uang, maka orang awam menyamakan pengertian uang dengan pendapatan.

Kalangan ekonom mengartikan uang dengan cara yang lebih spesifik, yaitu segala sesuatu yang diterima secara umum dalam pembayaran untuk memperoleh barang dan jasa atau dalam pembayaran kembali hutang (Mishkin, 2004). Sebagai alat pembayaran, dengan pengertian tersebut, uang dapat dipahami sebagai mata uang biasa (currency) yang umum dipakai masyarakat dalam berbagai transaksi berupa lembaran kertas atau koin dari logam. Terkait dengan itu Kasmir (2003) memaknai uang sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu. Pada kenyataannya, masing-masing negara memang memiliki mata uangnya sendiri-sendiri dan umumnya mata uang tersebut hanya laku di negara yang bersangkutan. Meskipun demikian ada mata uang yang banyak diterima di berbagai negara, seperti US dollar dan Euro (dan dalam perkembangannya nanti, diperkirakan beberapa kawasan regional, seperti kawasan Asia Tenggara, Asia Timur, Amerika Selatan akan mengikuti jejak negara-negara Eropa untuk menggunakan satu jenis mata uang tertentu sebagai alat transaksi). Dalam perkembangan perekonomian, uang sebagai alat pembayaran tidak terbatas hanya berupa mata uang biasa yang umum dipakai dalam masyarakat, akan tetapi bisa pula berupa cek, atau kartu kredit, dan oleh karena dapat diterima sebagai alat pembayaran, maka keduanya dapat pula disebut sebagai uang. Pada golongan masyarakat yang telah maju, justru cek atau kartu kredit yang banyak dipergunakan sebagai alat pembayaran, meskipun untuk pembayaran akhirnya, tetap menggunakan mata uang biasa.

Sejak pertama peradaban manusia mengenal uang sebagai alat bantu pembayaran, hingga saat ini telah terjadi evolusi dalam sistem pembayaran. Perkembangan cara masyarakat untuk melakukan pembayaran dalam transaksi ekonomi akan mempengaruhi makna uang di masa-masa yang akan datang.

1)Uang Komoditas (Commodity Money)Pada perkembangan awal, mata uang sebagai alat pembayaran berupa barang atau komoditas yang diterima secara umum oleh masyarakat. Agar barang tersebut dapat diterima secara umum, maka harus berupa barang yang berharga. Sejarah mencatat ada beragam barang yang pernah dipakai masyarakat sebagai mata uang, akan tetapi yang banyak dipakai adalah logam mulia berupa emas atau perak. Sebagai alat transaksi, legalitas kedua logam tersebut sebagai alat pembayaran ditentukan dengan membentuknya menjadi keping uang logam. Hampir di setiap peradaban masyarakat kemudian mengenal mata uang yang terbuat dari emas atau perak. Penggunaan komoditas sebagai mata uang dirasakan tidak efisien, terutama untuk transaksi yang memerlukan mata uang dalam jumlah yang amat besar. Selain itu dilihat dari sisi keamanan juga tidak menguntungkan. Dapat digambarkan bila seseorang pada waktu itu melakukan transaksi

Page 30: SEJARAH ALAT TUKAR

yang memerlukan pembayaran dalam jumlah yang besar, maka untuk membawa uang logam yang amat banyak tentunya memerlukan biaya pengangkutan dan juga memerlukan pengamanan yang intensif, oleh karena jumlah uang yang demikian besar akan menarik penjahat untuk beraksi. Ketidakpraktisan penggunaan mata uang yang terbuat dari logam, menyebabkan manusia mencari alat pembayaran lain yang lebih praktis.

2) Uang Kepercayaan (Fiat Money)Kesulitan teknis dalam penggunaan uang komoditas, memunculkan kertas sebagai penggantinya, dan kemudian masyarakat mengenal mata uang kertas (paper currency). Pada masa awal pemakaiannya, oleh karena nilai bahan yang berupa kertas pada dasarnya sangatlah kecil bila dibandingkan dengan perannya sebagai alat tukar menukar, maka penerimaan atas uang kertas dalam transaksi, haruslah dijamin oleh logam mulia, artinya pemilik uang kertas sewaktu-waktu dapat menukarkannya dengan logam mulia yang menjadi jaminannya. Kepercayaan masyarakat bahwa uang kertas yang mereka terima benar-benar dijamin oleh logam mulia, merupakan hal paling penting pada proses awal penerimaan kertas sebagai alat pembayaran. Sejarah mencatat, pada mulanya karena kesulitan teknis dengan uang komoditas yang berupa logam mulia, masyarakat mulai menyimpan uang logamnya di bank, dan menerima surat bukti penyimpanan uang. Surat bukti penyimpanan uang logam inilah yang sebenarnya menjadi embrio lahirnya uang kertas, oleh karena surat bukti tersebut lama kelamaan dapat dipergunakan sebagai alat transaksi, dan siapapun pemegangnya dapat menukarkannya dengan uang logam yang tersimpan di bank.

Kepercayaan atas mata uang kertas yang pada awalnya tumbuh dari penerimaan masyarakat karena dijamin oleh uang logam, akhirnya berkembang menjadi kepercayaan yang bertumpu pada legalitas oleh pemerintah, pada saat mata uang kertas dicetak dan diedarkan oleh pemerintah. Pada tahap ini jaminan logam mulia atas uang kertas yang beredar pada prinsipnya menjadi tidak penting lagi, oleh karena mata uang yang dimaksud secara hukum penggunaannya menjadi sah dan diterima oleh masyarakat suatu negara tanpa memperdulikan lagi dapat ditukarkan dengan logam mulia atau tidak. Meskipun demikian dalam hubungannya dengan kepentingan untuk menjaga nilai mata uang suatu negara dibandingkan dengan mata uang negara lain, biasanya negara perlu memiliki cadangan logam mulia (biasanya emas) sebagai jaminan. Pada tahap perkembangan selanjutnya, penerimaan suatu uang kertas tertentu yang didasarkan pada kepercayaan, tidak lagi terbatas pada kawasan satu negara, mata uang dari negara yang kuat perekonomiannya dan produk-produknya banyak beredar di pasaran internasional seperti Amerika Serikat, diterima di berbagai negara dan menjadi standar pembayaran internasional. Selain itu melalui kesepakatan bersama, di suatu kawasan regional tertentu dapat diberlakukan pula suatu mata uang tertentu, seperti mata uang Euro yang berlaku di kawasan Eropa.

3) Cek (Checks)Sebagai alat pembayaran umum yang diterima oleh masyarakat, uang kertaspun tidak terlepas dari kesulitan teknis seperti halnya uang komoditas terutama terkait dengan masalah keamanan. Untuk mengatasinya, dunia perbankan kemudian mengembangkan cek, yaitu suatu perintah dari

Page 31: SEJARAH ALAT TUKAR

seseorang kepada bank untuk mentransfer uang dari rekening orang yang bersangkutan kepada rekening orang lain ketika orang tersebut mendepositokan cek yang dimaksud. Melalui mekanisme pembayaran dengan cek, efisiensi sistem pembayaran dapat ditingkatkan, oleh karena dengan mekanisme yang dimaksud, tidak diperlukan pemindahan mata uang. Untuk transaksi dalam jumlah yang besar, penggunaan cek sangat menguntungkan, apalagi bila pihak-pihak yang melakukan transaksi sama-sama memiliki rekening pada satu bank, proses pembayaran hanya merupakan proses pemindah bukuan saldo yang ada pada rekening pihak-pihak yang bersangkutan. Proses yang agak rumit dialami bila antara pihak yang bertransaksi memiliki rekening pada bank yang berbeda, karena diperlukan proses clearing antar bank.

4) Pembayaran Elektronik (Electronic Payment)Penggunaan komputer yang meluas dan perkembangan jaringan komunikasi melalui komputer dengan internet, menciptakan sistem pembayaran yang jauh lebih murah, mudah dan efisien dari segi waktu dibandingkan sistem pembayaran dengan menggunakan cek. Tentu saja hal tersebut berlaku bagi golongan masyarakat yang telah mampu memanfaatkan teknologi komputer dalam sistem pembayaran elektronik. Dengan mengakses web site yang disediakan oleh bank, seseorang dapat melakukan pembayaran hanya dengan mengeclick beberapa pilihan di komputernya, sehingga tidak hanya biaya yang dapat dihemat, proses pembayaran hampir dapat dikatakan menjadi menyenangkan (Mishkin, 2004). Pada tahap perkembangan terakhir bahkan pembayaran elektronik dapat dilakukan dengan mudah melalui telepon genggam (handphone).

5) Uang Elektronik (E-Money)Pembayaran elektronik selain menggantikan pembayaran dengan cek, juga dapat menggantikan pembayaran secara tunai dalam bentuk uang eletronik (e-money), yaitu uang yang keberadaannya hanya dalam bentuk elektronik. Bentuk pertama dari uang elektronik berupa kartu debit (debit card). Dalam keseharian umum dikenal dengan kartu kredit yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen dalam pembelian barang dan jasa melalui transfer pembayaran dari rekening bank konsumen yang bersangkutan ke rekening pedagang secara elektronik. Selain lebih aman, penggunaan kartu debit lebih efisien dibandingkan pembayaran secara tunai maupun dengan cek. Selain itu penggunaannya juga makin meluas, makin banyak toko, supermarket maupun pusat-pusat pembelanjaan dan beberapa pelayanan jasa seperti hotel, jasa transportasi, menyediakan layanan pembayaran dengan menggunakan kartu debit.

Selain dalam bentuk kartu kredit, beberapa bank menerbitkan ATM yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan pembayaran secara elektronik seperti kartu debit.Perkembangan lebih lanjut dari uang elektronik ada dalam bentuk stored-value card. Bentuk paling sederhana dari stored-value card dibeli sebagai pembayaran dimuka, seperti halnya pembelian kartu telpon prabayar. Bentuk stored-value card yang lebih canggih dikenal dengan kartu pintar (smart card). Kartu yang dimaksud berisi chip komputer yang dapat diisi dengan nilai tunai digital dari pemilik rekening bank kapanpun dibutuhkan. Kartu pintar dapat diisi dari

Page 32: SEJARAH ALAT TUKAR

mesin ATM, komputer pribadi yang dilengkapi dengan pembaca kartu pintar, atau telepon yang dilengkapi perlengkapan khusus. Setelah berisi nilai tunai digital, kartu pintar dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran seperti halnya kartu debit.

Bentuk ketiga dari uang elektronik disebut sebagai e-cash, yang dapat dipergunakan untuk melakukan transaksi lewat internet, terutama untuk pembelian barang dan jasa. Seseorang dapat memperoleh e-cash dengan cara membuka rekening dengan suatu bank yang memiliki jaringan internet, dan kemudian bank mentranfer e-cash ke komputer pribadi yang bersangkutan. Dengan e-cash seseorang dapat membeli barang dan jasa yang ditawarkan lewat internet dan secara otomatis e-cash ditransfer dari komputer pribadi ke komputer penjual barang dan jasa. Pedagang dapat mentransfer dana dari rekening bank konsumen sebelum barang dan jasa dikirimkan.Demikianlah evolusi perkembangan sistem pembayaran. Ke depan dengan makin maraknya pembayaran secara elektronik, dimungkinkan akan terbentuk masyarakat yang bertransaksi tanpa uang tunai (cashless), karena pembayaran cukup dilakukan secara elektronik melalui komputer. Meskipun demikian selama pengadaan komputer dan perlengkapan lainnya masih sulit dijangkau oleh kalayak ramai, ataupun keamanan pembayaran melalui jaringan komputer masih belum terjamin, karena masih banyaknya ditemui kasus para hacker (pembajak data elektronik) yang mampu mengakses database atau rekening bank dan melakukan pencurian dengan memindahkan rekening orang lain ke rekening pribadinya, maka laju percepatan jumlah anggota masyarakat yang memanfaatkan sistem pembayaran elektronik akan terhambat, dan prediksi bahwa nantinya masyarakat tidak lagi memerlukan uang tunai, dianggap sebagai hal yang terlalu berlebihan (Mishkin, 2004).

b. Fungsi UangSeperti halnya evolusi yang terjadi pada cara pembayaran, fungsi uang juga mengalami perkembangan sejalan dengan kebutuhan manusia terhadap uang dalam kehidupan perekonomian mereka. Pada awalnya uang hanya berfungsi sebagai alat untuk memperlancar pertukaran yang semula dilakukan dengan barter (pertukaran in natura). Kesulitan untuk menentukan kesamaan nilai barang yang akan dipertukarkan dengan cara barter, dapat diatasi dengan memanfaatkan uang sebagai media, sehingga selain berfungsi sebagai alat untuk mempermudah pertukaran (means of exchange), uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account). Pada tahap selanjutnya sejalan dengan perkembangan peradaban dan aktivitas ekonomi, fungsi uangpun mengalami perkembangan. Secara terperinci fungsi uang dalam kehidupan manusia dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Uang sebagai alat tukar menukar (means of exchange)Sebagai alat tukar menukar, uang membawa efisiensi dalam kehidupan ekonomi. Selain mempermudah proses pertukaran atau traksaksi, dengan uang dapat dihemat waktu yang diperlukan oleh manusia untuk mempertukarkan barang dan jasa. Sebagai gambaran, dalam perekonomian barter, pertukaran barang dan jasa dilakukan tanpa uang, bila seorang dokter ingin

Page 33: SEJARAH ALAT TUKAR

menukarkan jasa layanan kesehatan yang dimiliki untuk mendapatkan makanan, maka dia harus mencari petani yang menghasilkan beras, untuk menemukan petani yang membutuhkan layanan kesehatan tentu saja tidak mudah, selain itu juga dibutuhkan waktu. Bila dalam rentang waktu tertentu tidak ada petani yang sakit dan membutuhkan jasa dokter, bukan tidak mungkin dokter yang bersangkutan akan mati kelaparan. Kesulitan dan waktu yang diperlukan untuk menukarkan barang dan jasa, disebut dengan biaya transaksi (transaction cost), dan hal itu muncul dalam ekonomi barter, oleh karena setiap kali akan melakukan pertukaran seseorang harus menemukan orang lain yang menginginkan barang atau jasa miliknya, dan sekaligus juga ingin menukarkan barang atau jasa yang dimilikinya. Proses pertukaran memerlukan suatu “kejadian yang secara kebetulan menimbulkan keinginan ganda (double coincidence of wants)”.Dengan uang, biaya transaksi dapat ditekan, dan keharusan untuk menemukan double coincidence of wants dapat dihilangkan. Dengan adanya uang sebagai alat pertukaran, dokter dalam contoh tadi dapat memberikan layanan kepada siapa saja yang mau membayar jasanya, dan dengan uang yang diperoleh, dia dapat membeli makanan yang dibutuhkan kepada petani manapun yang mau menjual bahan makanan. Dengan demikian selain menekan biaya transaksi, keberadaan uang dalam pertukaran juga mendorong masing-masing orang untuk menekuni pekerjaannya, tanpa harus merisaukan apakah ada orang lain yang menginginkan hasil pekerjaannya untuk dipertukarkan. Uang telah mendorong terjadinya spesialisasi atau pembagian kerja dalam kehidupan ekonomi masyarakat.Sebagai alat tukar, jenis barang yang dijadikan uang mengalami perubahan dan perkembangan, mulai dari daun-daunan, kerang, kulit, bebatuan, tenunan benang, tembakau, wiski, rokok, hingga ke logam mulia dan kertas. Dalam bentuknya yang sekarang, umum dipakai uang yang terbuat dari logam dan kertas, dan sebagai media pertukaran uang seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) diterima dan dikenal secara umum (acceptability and cognizability), (2) mudah dibakukan (easily standardized), sehingga mudah ditetapkan nilainya, (3) dapat dibagi-bagi dalam satuan-satuan hitung yang lebih kecil (divisibility), sehingga memudahkan pertukaran, (4) mudah dibawa dan tidak mudah rusak (portability and durability), (5) memiliki nilai yang stabil (stability of value), (6) jumlahnya mencukupi sesuai dengan kebutuhan perekonomian (elasticity of supply), dan (7) tidak mudah ditiru atau dipalsukan (difficult to counterfeit).

2) Uang sebagai satuan hitung (unit of account)Sebagai konsekuensi dari fungsi alat pertukaran, uang seharusnya juga berfungsi sebagai satuan hitung. Artinya uang digunakan sebagai penentu nilai atau harga barang dan jasa. Dengan fungsi sebagai satuan hitung, pertukaran barang dan jasa akan mudah dilaksanakan, karena nilai atau harga barang dan jasa yang dipertukarkan menjadi jelas satuan-satuan pengukuran nilainya. Demikian pula dengan berfungsinya uang sebagai satuan hitung, jasa ataupun kerja seseorang dapat dinilai dengan uang, demikian pula kekayaan, hutang, ataupun karya seseorang juga dapat dinilai dengan uang. Menurut Rimsky (2002), esensi dari fungsi uang sebagai satuan hitung adalah untuk menentukan stabilitas dan keseragaman penggunaan uang dalam proses pertukaran di berbagai tempat.

Page 34: SEJARAH ALAT TUKAR

3) Uang sebagai penimbun kekayaan (store of value)Oleh karena penerimaan uang oleh masyarakat luas, uang dapat pula dimanfaatkan untuk menimbun kekayaan, dengan memiliki uang, berarti memiliki barang dan jasa, oleh karena dengan uang setiap saat dapat diperoleh barang dan jasa sebagai ukuran kekayaan. Seseorang menimbun kekayaan dalam bentuk uang pada umumnya didorong oleh keinginan berjaga-jaga dalam pemenuhan kebutuhannya di masa yang akan datang. Sebagai alat untuk menimbun kekayaan, uang sebenarnya tidak lebih baik dibandingkan dengan barang-barang kekayaan lain seperti tanah, rumah, emas, berlian, bahkan saham atau obligasi. Mengingat barang-barang yang bersangkutan relatif nilainya stabil dan bahkan berpeluang naik nilainya di masa-masa mendatang. Meskipun demikian ada kelebihan uang yang tidak dimiliki oleh barang-barang kekayaan tersebut, yaitu uang merupakan kekayaan yang memiliki likuiditas (liquidity), artinya uang dengan mudah dapat diwujudkan menjadi barang dan jasa apa saja untuk memenuhi kebutuhan.Seberapa baik uang berfungsi sebagai alat penimbun kekayaan, sangat dipengaruhi oleh stabilitas daya beli uang atau tingkat harga barang dan jasa. Bila tingkat harga barang secara keseluruhan naik dua kali lipat, maka daya beli uang akan turun menjadi tinggal setengahnya. Penurunan daya beli uang dapat diistilahkan dengan inflasi, dan hal ini dapat mengakibatkan jumlah kekayaan yang ditimbun (dalam bentuk uang) mengalami penurunan. Selain itu penurunan nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing juga dapat menyebabkan kekayaan yang ditimbun dalam bentuk uang mengalami penurunan. Oleh karena dengan penurunan tersebut, berarti daya beli uang domestik yang ditimbun untuk ditukarkan dengan mata uang asing, atau barang dan jasa dari luar negeri juga akan menurun. Berdasarkan hal tersebut, fungsi uang sebagai penimbun kekayaan, mempersyaratkan adanya stabilitas nilai uang.

4) Uang sebagai standar pembayaran yang ditangguhkan (standard for deferred payments)Fungsi uang sebagai standar pembayaran yang ditangguhkan seringkali disebut pula sebagai standar pencicilan hutang. Artinya uang dapat dipergunakan untuk menentukan nilai hutang-piutang baik yang pembeyaran dilakukan dengan cara tunai maupun angsuran. Berdasarkan nilai uang dapat ditentukan nilai hutang-piutang pada saat pencairannya dan waktu pelunasannya di masa yang akan datang. Sama seperti fungsi uang sebagai alat penimbun kekayaan, untuk memenuhi fungsi ini, stabilitas nilai uang menjadi syarat yang diperlukan, terutama stabilitas nilai yang terkait dengan daya beli uang dan nilai mata uang domestik dibandingkan dengan mata uang asing (inflasi dan deflasi).

5) Uang sebagai komoditas (commodity)

Page 35: SEJARAH ALAT TUKAR

Dalam perkembangannya, uang yang semula hanya berfungsi sebagai alat tukar menukar, berfungsi pula sebagai komoditas yang dapat diperdagangkan. Hal ini nyata dalam perdagangan valuta asing. Kondisi ini muncul karena dalam perekonomian, kurs mata uang suatu negara senantiasa fluktuatif terhadap mata uang atau valuta asing. Uang sebagai barang dagangan diperjual belikan, dengan harapan dapat meraih keuntungan dari naik turunnya kurs yang terjadi setiap waktu.

Demikianlah fungsi-fungsi uang yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan perekonomian. Dengan fungsinya tersebut, uang telah menempati posisi yang penting dalam kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun dalam kehidupan bersama di masyarakat.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Peredaran UangUang yang dimaknai sebagai segala sesuatu yang diterima secara umum dalam pembayaran untuk mendapatkan barang dan jasa, pada prinsipnya dilandasi oleh perilaku manusia yang mempercayai bahwa kekayaan dalam bentuk uang (aset uang) akan diterima oleh orang lain sebagai pembayaran. Sejalan dengan perkembangan sistem pembayaran, aset uang tersebut cakupannya menjadi sangat luas dari sekedar mata uang kertas atau logam dan cek yang dipergunakan secara luas dalam kegiatan ekonomi sehari-hari, yang biasanya disebut dengan uang kartal dan uang giral. Hal ini membawa konsekuensi bagi pengukuran kuantitas uang yang beredar dalam masyarakat, diperlukan ketepatan definisi tentang alat pembayaran apa saja yang dapat dimaknai sebagai aset uang dan perlu dihitung sebagai bagian dari kuantitas uang yang beredar.Perkembangan dunia perbankan dan lembaga-lembaga keuangan non bank yang banyak menawarkan inovasi produk-produk jasa layanan pembayaran, menjadikan pengukuran kuantitas uang yang beredar makin kompleks

SEJARAH UANGUang yang kita kenal sekarang ini mengalami proses perkembangan yang panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.

Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia kepada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya. Akibatnya timbul “barter”, yaitu barang yang ditukar dengan barang.Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini, di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang

Page 36: SEJARAH ALAT TUKAR

dimilikinya; dan kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar.

Kesulitan dalam sistem barter mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam hal pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generaly accpeted). Benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari. Misalnya, garam oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar, maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang; orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam.

Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan, sehingga sulit menentukan nilai uang; penyimpanan (storage) dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan; serta timbulnya kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.

Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan

Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money), artinya nilai intrinsik (nilai bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang menempa uang, melebur, menjual, dan memakainya dan setiap orang mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.

Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah, sedangkan jumlah logam mulia (emas dan perak) terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar (sulit dalam pengangkutan dan penyimpanan). Sehingga lahirlah uang kertas.

Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya.

Selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan ‘kertas-bukti’ tersebut sebagai alat tukar

Sepanjang sejarah, masyarakat telah membuat, mengatur dan mengedarkan mata uang mereka sendiri. Disamping menjamin agar kebutuhan tiap-tiap anggota masyarakat terpenuhi, mata uang masyarakat juga melindungi masyarakat dari ketidakstabilan perekonomian diluarnya. Pada masa

Page 37: SEJARAH ALAT TUKAR

lalu bentuk mata uang disesuaikan dengan beberapa barang yang ada pada masa tersebut. Demikian pula pada saat ini, sistem ekonomi modern yang kita lihat saat ini merupakan modernisasi mata uang masyarakat.

Sistem pembayaran di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu sistem pembayaran tunai dan non tunai. Dalam Undang-Undang (UU) No. 11/1953 ditetapkan bahwa Bank Indonesia (BI) hanya mengeluarkan uang kertas dengan nilai lima rupiah ke atas, sedangkan pemerintah berwenang mengeluarkan uang kertas dan uang logam dalam pecahan di bawah lima rupiah. Uang kertas pertama yang dikeluarkan oleh BI adalah uang kertas bertanda tahun 1952 dalam tujuh pecahan. Selanjutnya, berdasarkan UU No. 13/1968, BI mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang kertas dan uang logam sebagai alat pembayaran yang sah dalam semua pecahan. Sejak saat itu, pemerintah tidak lagi menerbitkan uang kertas dan uang logam. Uang logam pertama yang dikeluarkan oleh BI adalah emisi tahun 1970. Pada era 1990-an, BI mengeluarkan uang dalam pecahan besar, yaitu Rp 20.000 (1992), Rp 50.000 (1993), dan Rp 100.000 (1999). Hal itu dilakukan guna memenuhi kebutuhan uang pecahan besar seiring dengan perkembangan ekonomi yang tengah berlangsung saat itu.

Sementara itu, dalam bidang pembayaran non tunai, BI telah memulai langkahnya dengan menetapkan diri sebagai kantor perhitungan sentral menjelang akhir tahun 1954. Sebagai bank sentral, sejak awal BI telah berupaya keras dalam pengawasan dan penyehatan sistem pembayaran giral. BI juga terus berusaha untuk menyempurnakan berbagai sistem pembayaran giral dalam negeri dan luar negeri. Pada periode 1980 sampai dengan 1990-an, pertumbuhan ekonomi semakin membaik dan volume transaksi pembayaran non tunai juga semakin meningkat. Oleh karena itu, BI mulai menggunakan sistem yang lebih efektif dan canggih dalam penyelesaian transaksi pembayaran non tunai. Berbagai sistem seperti Semi Otomasi Kliring Lokal (SOKL) dengan basis personal computer dan Sistem Transfer Dana Antar Kantor Terotomasi dan Terintegrasi (SAKTI) dengan sistem paperless transaction terus dikembangkan dan disempurnakan. Akhirnya, BI berhasil menciptakan berbagai perangkat sistem elektronik seperti BI-LINE, Sistem Kliring Elektronik Jakarta (SKEJ), Real Time Gross Settlement (RTGS), Sistem Informasi Kliring Jarak Jauh (SIKJJ), kliring warkat antar wilayah kerja (intercity clearing), dan Scriptless Securities Settlement System (S4) yang semakin mempermudah pelaksanaan pembayaran non tunai di Indonesia.

Incoming search terms:sejarah uang,sejarah uang di indonesia,sejarah uang indonesia,makalah sejarah perkembangan uang di indonesia,sejarah perkembangan uang di indonesia,sejarah perkembangan lembaga keuangan dan non bank di indonesia,sejarah munculnya uang,perkembangan uang di indonesia,sejarah terbentuknya uang sebagai alat tukar menukar,sejarah perkembangan uang

  Sejarah Perkembangan UangAda anggapan bahwa uang diciptakan pertama kali di negeri Cina lebih kurang 2700 SM(Sebelum Masehi) oleh Huang (Kaisar Kuning). Sejarah purba juga telah mencatat bahwa orangAssyria, Phunisia, dan Mesir juga telah menggunakan uang sebagai alat tukar.Akan tetapi dari seluruh perkembangan uang di negara manapun awalnya dimulaisetelah orang mengenal kegiatan tukar-menukar. Berikut akan dijelaskan tahap- tahapperkembangan penggunaan uang.1. Tahap sebelum

Page 38: SEJARAH ALAT TUKAR

barterPada tahap ini masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusahamemenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri. Apa yang diperolehnya itulah yangdimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.2. Tahap barterTahap selanjutnya menghadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksisendiri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Akibatnya dilakukan system barter, yaitubarang ditukar dengan barang.Namun akhirnya dirasakan ada kesulitan-kesulitan dengan sistem ini, di antaranya:- Kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga maumenukarkan barang yang dimilikinya.- Kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilaipertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya.Untuk mengatasinya mulai timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-bendatertentu untuk digunakan sebagai alat tukar.3. Tahap uang barangPada masa ini timbul benda-benda yang selalu dipakai dalam pertukaran. Kesulitan yangdialami oleh manusia dalam barter adalah kesulitan mempertemukan orang-orang yang salingmembutuhkan dalam waktu bersamaan. Kesulitan itu telah mendorong manusia untukmenciptakan kemudahan dalam hal pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu

SEJARAH ALAT TUKAR Sejak zaman dahulu perekonomian merupakan salah satu bagian penting dalam masyarakat. Hal ini menyebabkan perkembangan dalam perekonomian semakin cepat. Transaksi merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian. Alat transaksi tersebut juga mengalami perkembangan yang pesat hingga saat ini. Apakah pernah terbayang di benak anda bagaimana transaksi yang dilakukan dahulu ketika mata uang belum dikenal?Mari kita telusuri lebih lanjut mengenai hal ini..

Perkembangan alat tukar di dunia semakin berkembang dari zaman ke zaman. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah transaksi antar dua pihak sejak zaman barter sampai penggunaan kredit card seperti pada zaman sekarang. Berikut adalah tahap perkembangan alat tukar.

Sebelum manusia mengenal penggunaan uang sebagai alat transaksi,perekonomian berjalan dengan menggunakan sistem barter.Barter adalah pertukaran barang yang telah disetujui oleh kedua belah pihak yang berpartisipasi dalam transaksi tersebut.Benda - benda yang umum digunakan dalam barter adalah hasil kerajinan.Hasil bumi atau hewan ternak juga sering digunakan sebagai alat barter.

Uang pertama kali ditemukan dipenghujung millennium ketiga SM di Mesopotamia. Bentuknya seperti tablet yang terbuat dari lempung kemudian dibentuk koin, bertuliskan huruf paku. Lalu beberapa puluh tahun kemudian mata uang bangsa Mesopotamia berubah memakai koin perak.Melalui fase sejarah yang berliku dalam ribuan tahun, uang berubah dalam bentuk lain. Setelah ada koin perak, perunggu, emas, tembaga lahirlah uang kertas, tentu saja kertas klasik. Pertamakali muncul di Cina. Penemunya Ts’ai Lun yang hidup di negeri kuno sekitar abad kedua Masehi. Lun konon membuat kertas pertama dari kulit kayu pohon murbei yang daunnya sebagai pakan ulat untuk industri sutra Cina.Sejarah yang lain mengatakan, jauh sebelum Lun orang Mesopotamia juga sudah pernah membuat uang kertas. Namun berulangkali gagal karena bahan baku yang dipakai tidak sekuat bahan yang digunakan Lun. Di Cina pada jaman kaisar Tsing 300 tahun sebelum Lun juga pernah dicoba oleh pegawai kerajaan. Namun kandas sebab bahan bakunya mudah sobek. Baru setelah tahu bahwa Lun menemukan kulit kayu murbei adalah bahan yang kuat, dan Lun sendiri berhasil membuktikan bahan itu layak menjadi bahanbaku mata uang, akhirnya para birokrat kerajaan Cina memproduksi mata uang kertas

Page 39: SEJARAH ALAT TUKAR

pertama di dunia. Uang kertas cukup lama beredar di Cina dan di negeri lain tetap memakai uang koin. Baru setelah Marcopolo singgah ke Cina pada abad ke-13, bangsa lain mengenal uang kertas dan meniru kreasi bangsa Cina itu. Uang koin maupun uang kertas tetap digunakan sebagai alat transaksi pada berbagai mata uang di seluruh penjuru dunia. Keduanya masuk kategori uang tradisional, sebab kini kita sudah mendapatkan uang dalam bentuk baru, yakni uang elektronik. Uang elektronik banyak bentuknya ketimbang uang koin maupun uang kertas. Kita mengenal istilah uang dalam beberapa jenis, seperti e-cash, e-money, cyber cash, DigiCash, cyberbuck, dan entah berapa banyak lagi. Jack Weatherford mengatakan, “uang elektronik menyerupai bentuk-bentuk uang primitif yang beraneka ragam-kulit kerang cowrie, gigi binatang, dan manik-manik.”

Fakta lucu mengenai uang di Indonesia:

Pertama perhatikan gambar Kapitan Pattimura dan arahkan pandangan anda di kancing baju yang bawah dekat dengan golok/parang, kalau susah pakailah kaca pembesar atau mikroskop. Yup anda betul bukankah itu si Mr. Smiley Mungkin sebenarnya si desainer uang ini tidak bermaksud demikian, tapi yang terjadi adalah bentuk Smiley ini tercetak di semua lembaran uang seribu rupiah yang beredar....

Diposkan oleh phoenixon999 di 18.41

Uang didefinisikan sebagai alat tukar yang diterima secara umum. Pengertian alat tukar (medium of exchange) adalah segala hal yang secara luas diterima dalam suatu masyarakat sebagai penukar barang atau jasa. Dengan demikian, komoditas-komoditas yang pernah dipakai seperti gerabah, jagung, gading dan lainnya adalah uang karena pada saat itu diterima secara umum dan dapat disebut uang jika benda tersebut berfungsi sebagai alat tukar dan berlaku secara umum. Syarat-syarat uang adalah sebagai berikut : 1. Harus diterima secara umum2. Harus memiliki nilai relatif tinggi dibandingkan dengan beratnya. 3. Harus bisa dipecah-pecah tanpa mengurangi nilainya. 4. Tidak mudah dipalsukan dan 5. Nilainya rekatif stabil

Ringkasan Modul 1 KB 4 dan KB 5

FUNGSI DAN JENIS-JENIS UANG

A. Fungsi Uang Dalam MasyarakatFungsi uang paling tidak ada tiga, yaitu:

1. Sebagai alat tukar menukar;Artinya dengan uang kita dapat melakukan berbagai transaksi, baik jual-beli,

Page 40: SEJARAH ALAT TUKAR

utang-piutang, sewa-menyewa, membayar pajak, dan sebagainya. Dengan kata lain, uang dapat digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan kita. Jadi peranan uang sangat vital dalam kehidupan kita.

Dalam masyarakat primitif, tukar menukar dilakukan secara barter, yaitu pertukaran barang dengan barang. Pertukaran secara barter ini memiliki hambatan mendasar, seperti kedua belah pihak yang hendak melakukan barter saling membutuhkan barang yang hendak dipertukarkan. Kondisi saling membutuhkan barang ini disebut dengan istilah ‘double coincidence of wants’. Hambatan lain adalah berapa harga atau nilai suatu barang terhadap barang lainnya jika akan dipertukarkan?

Fungsi uang sebagai alat tukar menukar dan sebagai alat satuan hitung dikatakan sebagai fungsi primer uang.

2. Sebagai satuan pengukur nilaiFungsi uang sebagai satuan pengukur nilai atau satuan hitung artinya adalah dengan uang maka nilai suatu barang dapat dihitung dan diperbandingkan. Sebagai contoh di Indonesia mata uang Rupiah adalah dasar pengukur nilai dari barang dan jasa yang diperdagangkan di pasar. Dengan Rupiah, maka kita dapat mengukur nilai sebuah pesawat TV, komputer, sepeda motor, mobil, dan sebagainya. Dengan diketahuinya nilai rupiah dari barang-barang tersebut, maka kita dapat membandingkan nilai barang yang satu dengan barang lainnya. Coba Anda bayangkan bila dalam suatu perekonomian tidak dikenal adanya uang, bisa saja harga sebuah pesawat TV hanya setengah dari harga mobil.

3. Sebagai alat penimbun atau penyimpan kekayaanArtinya bahwa dengan memiliki simpanan uang berarti kita memiliki sejumlah harta yang likuiditasnya tinggi, karena harta yang kita miliki tidak hanya berupa barang seperti rumah, mobil, perhiasan, dan lain-lain, tetapi bisa juga dalam bentuk uang, baik dalam bentuk uang tunai atau ‘cash’ maupun dalam bentuk surat-surat berharga, seperti sertifikat deposito. Fungsi uang sebagai penyimpan kekayaan dikatakan sebagai fungsi sekunder.

B. Jenis-jenis UangPenggolongan uang dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu:

1. Berdasarkan material atau bahannya, uang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:* uang kertas, dan * uang logam. Uang kertas dalam bahasa Inggris disebut paper money atau folding money (uang lipatan). Nilai intrinsik atau nilai materil uang kertas relatif kecil sekali, namun uang ini banyak dipergunakan. Alasan penggunaan uang kertas adalah:

a. Ongkos pembuatannya relatif kecil bila dibandingkan dengan ongkos pembuatan uang logam;

Page 41: SEJARAH ALAT TUKAR

b. Mudah dibawa (praktis);

c. Mudah dalam pemenuhannya, dimana tidak perlu melakukan penambangan lebih dahulu.

Masyarakat percaya dan mau menerima uang kertas sebagai alat penukar, alat pembayaran, dan alat penimbun harta, karena masyarakat percaya kepada badan penciptanya, yaitu Bank Indonesia, sebagai bank sentral. Apabila masyarakat kurang atau tidak percaya terhadap badan penciptanya, maka masyarakat cenderung tidak mau menahan uang tersebut dalam waktu yang relatif lama. Masyarakat cenderung akan secepatnya membelanjakan uang tersebut. Hal ini terjadi ketika negara mengalami hiperinflasi, seperti pada masa Orde Lama tahun 1960-an.

Mengenai uang logam, bahannya bisa dari emas, perak, platina, timah, aluminium, nikel, atau perunggu. Kedua jenis uang ini, yaitu uang kertas dan uang logam, biasa disebut dengan uang kartal. Dalam bentuk uang kertas kita mengenal pecahan mulai dari Rp. 100,- sampai pecahan Rp. 100.000,- yang belum lama ini diterbitkan oleh Bank Indonesia. Sedang dalam bentuk uang logam atau koin, kita mengenal pecahan mulai dari Rp. 25,- sampai dengan Rp. 1.000,-.Pada uang kartal biasanya terdapat tulisan atau logo Bank Indonesia (BI), karena yang menerbitkan memang Bank Indonesia.

2. Berdasarkan nilainya, uang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

o uang bernilai penuh atau full bodied money,

o dan uang yang tidak bernilai penuh atau representative full bodied money atau disebut juga dengan token money.

Pertama, uang bernilai penuh atau full bodied money artinya adalah nilai yang terkandung di dalam bahan uang atau nilai intrinsik sama dengan nilai nominalnya yaitu angka yang tertera pada uang tersebut. Uang bernilai penuh ini terbuat dari bahan logam, biasanya logam emas atau perak. Persyaratan lain untuk uang bernilai penuh adalah:

1. Ada kebebasan masing-masing orang untuk menempa mata uang tersebut, melebur, menjual, dan memakainya.

2. Tiap orang mempunyai hak yang tidak terbatas dalam menyimpan (menimbun) uang logam.

Perlakuan masyarakat terhadap uang bernilai penuh, yaitu apabila:

o Nilai materi (intrinsik) > nilai nominal, masyarakat cenderung melebur uang sehingga jumlah uang beredar semakin berkurang. Akibatnya nilai uang menjadi semakin tinggi. Sebaliknya, dengan dileburnya uang logam, maka jumlah logam di pasar meningkat, sehingga harga logam akan menurun.

Page 42: SEJARAH ALAT TUKAR

o Nilai materi (intrinsik) < nilai nominal, masyarakat cenderung akan menempa logam untuk dijadikan uang. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya jumlah logam di pasar, dan naiknya harga logam.

Kedua adalah uang yang tidak bernilai penuh atau representative full bodied money atau token money, artinya adalah uang yang nilai intrinsiknya atau nilai bahan uang lebih kecil dari nilai nominalnya. Sebagai suatu barang, maka nilai uang itu relatif tidak berarti. Sebagai contoh adalah uang kertas pecahan Rp 100.000,- yang belum lama ini diterbitkan oleh Bank Indonesia. Nilai nominal atau daya beli uang tersebut adalah Rp. 100.000, sedang nilai bahannya, yaitu kertas, relatif tidak berarti, mungkin nilainya tidak sampai Rp 1.000,-.

3. Penggolongan berikutnya adalah berdasarkan badan atau lembaga pembuatnya, dimana uang dapat dibedakan menjadi:

o uang kartal, dan

o uang giral.

Dengan demikian uang kartal bisa dilihat dari segi materi atau bahannya, maupun badan penciptanya. Dilihat dari badan penciptanya, uang kartal ini diterbitkan atau dikeluarkan oleh bank sentral, yaitu Bank Indonesia.

Sedangkan uang giral dibuat dan diedarkan oleh bank-bank umum, baik bank umum milik pemerintah maupun bank umum swasta, baik swasta domestik maupun swasta asing. Pengertian uang giral sendiri atau demand deposits money adalah uang tunai milik nasabah yang dititipkan pada bank, yang pengambilannya dapat dilakukan

setiap saat, baik dengan menggunakan cek maupun bilyet giro. Dengan kata lain, uang giral adalah saldo rekening koran nasabah di bank.

Di samping itu ada satu jenis uang lagi yaitu uang quasi (quasi money atau near money). Termasuk ke dalam uang quasi adalah tabungan, deposito berjangka, obligasi pemerintah, serta rekening valuta asing milik swasta domestik. Uang quasi ini tidak termasuk ke dalam penggolongan uang berdasarkan badan pencipta uang.

Berdasarkan kawasan atau daerah berlakunya, uang dapat dibedakan menjadi:

o uang domestik, dan

o uang internasional.

Uang domestik adalah uang yang berlaku hanya di suatu negara tertentu, di luar negara tersebut uang itu mungkin tidak berlaku. Sebagai contoh adalah uang Rupiah. Rupiah merupakan mata uang yang sah berlaku di negara kita, sedangkan di luar Indonesia sebagai alat tukar Rupiah tidak berlaku.

Page 43: SEJARAH ALAT TUKAR

Sedangkan uang internasional tidak hanya berlaku di negara asalnya, tetapi juga berlaku sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional di banyak negara bahkan seluruh dunia. Sebagai contoh adalah mata uang $US, Poundsterling, Yen, Mark Jerman, dan beberapa mata uang lainnya.

Definisi uangDalam Ekonomi Tradisional Uang didefinisikan Sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.

Dalam ilmu ekonomi modern definisi Uang adalah sb :Menurut D.H. Robertson dalam bukunya Money, disebutkan bahwa uang adalah sesuatu yang bisa diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang-barang.Menurut R.G. Thomas dalam bukunya Our Modern Banking menjelaskan uang adalah sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.Menurut A.C. Pigou dalam bukunya The Veil of Money, yang dimaksud uang adalah alat tukar.

Menurut fungsinya Uang diartikan : uang adalah sebagai satuan nilai dan sebagai standar pembayaran yang tertunda – tidak menolong untuk menentukan “benda” yang termasuk dalam penawaran uang dan mana yang tidak termasuk, karena benda-benda tersebut berupa abstraksi yang dapat dihubungkan dengan banyak benda lain yang berbeda”. (Stephen M.Golgfeld dan Lester V. Chandler 11)

Definisi uang menurut hukum menyebutkan bahwa uang tidak memuaskan untuk keperluan analisis ekonomi. Alasannya antara lain, bahwa orang mungkin menolak menerima benda-benda secara hukum yang didefinisikan sebagai uang dan mungkin bahkan menolakuntuk menjual barang dan jasa kepada mereka yang memberikan alat pembayaran yang sah dalam pembayarannya.(Stephen M.Golgfeld dan Lester V. Chandler 11)

Menurut George Simmel, uang memiliki kemampuan mentransformasikan atau mengubah dunia sosial ke dalam dunia aritmatik, uang juga merupakan “sarana reifikasi paling murni: karena kemampuan kalkulatifnya.

Menurut Emile Durkheim, uang dapat dipahami sebagai fakta sosial yang keberadaannya dalam masyarakat bersifat bebas dari motif-motif personal, obyektif bahkan bersifat memaksa terhadap individu.

Menurut Talcote Parsons, uang tidak hanya sebagai instrument ekonomi tetapi juga bahasa simbolik yang terbagi, ini bukan komoditi melainkan penanda.

Menurut Zelizer, uang menunjukkan pada konsep ”special monies. Sebagian besar diskusi tentang uang yang dilakukan oleh para antropolog tersebut hanya berurusan dengan bentuk-bentuk uang primitif.

Fungsi UangFungsi pokok uang :

Page 44: SEJARAH ALAT TUKAR

Uang mempunyai satu tujuan fundamental dalam sistem ekonomi, yaitu :• Memudahkan pertukaran barang dan jasa.• Mempersingkat waktu dan usaha yang diperlukan untuk melakukan perdagangan.

Fungsi-fungsi asli uang :

• Uang sebagai satuan nilaiFungsi uang yang pertama dikenal dengan berbagai sebutan, salah satunya yang paling umum adalah satuan nilai (unit of value), standar nilai (standard of value), satuan hitung (unit of account), nilai ukur umum (common measure of value) dan nilai denominasi umum (common denominator of value)Semua istilah-istilah ini mewakili satu gagasan yang umum : Satuan moneter berfungsi sebagai satuan terhadap mana nilai dari barang dan jasa diukur dan dinyatakan.

• Uang sebagai alat tukarAdalah Uang dapat digunakan sebagai alat untuk mempermudah pertukaran. Agar uang dapat berfungsi dengan baik diperlukan kepercayaan masyarakat. Masyarakat harus bersedia dan rela menerimanya.Berbagai istilah telah diberikan untuk fungsi uang yang kedua ini: alat tukar (medium of exchange), perantara pembayaran (medium of payment), alat sirkulasi (sirculating medium), dan alat pembayaran (means of payment).Satu-satunya syarat yang diperlukan untuk obyek yang akan digunakan sebagai uang adalah bahwa orang umumnya bersedia menerimanya dalam pertukaran barang dan jasa.

• Uang sebagai gudang nilai (store of value)Fungsi ketiga dari uang, yang sebagian besar yang berasal dari fungsi alat tukar, ialah bahwa uang itu berfungsi sebagai gudang nilai. Yang dimaksud dengan fungsi ini pada dasarnya adalah bahwa uang itu berfungsi sebagai alat tukar, baik sepanjang waktu maupun sewaktu-waktu.

• Uang sebagai alat penimbun kekayaanSetelah uang digunakan sebagai satuan nilai dan diterima secara umum sebagai alat pembayaran, dengan cepat uang itu digunakan secara luas sebagai alat penimbun kekayaan.Semua orang dan preusan bisnis bebas memilih dalam bentuk apa, mereka akan menimbun kekayaan mereka, menetukan berapa yang akan mereka pegang dalam bentuk uang dalam berbagai bentuk non moneter dan merubahnya dari waktu ke waktu untuk mencapaiproporsi yang menurut mereka paling menguntungkan berdasarkan penghasilan, keamanan dan likuiditas.

• Uang sebagai unit perhitunganUntuk menentukan harga sejenis barang diperlukan satuan hitung, juga dengan adanya satuan hitung, kita dapat mengadakan perbandingan harga satu barang dengan barang lain. Walaupun uang hampir selalu berfungsi sebagai unit perhitungan, namun ada contoh-contoh sejarah dimana hal itu tidak terjadi. Dalam hiper – inflasi (inflasi yang sangat besar). Misalnya, bila harga-harga naik hampir setiap jam, para pedagang mengadakan pembukuan dengan menggunakan istilah valuta asing, dengan nilai yang lebihstabil daripada nilai mata uang dalam negeri walaupun mata uang dalam negeri itu terus beredar. Dengan alasan ini beberapa sarjana dan ahli ekonomi lebih suka berfikir tentang unit perhitungan sebagaimana yang diharapkan, tetapi tidak harus merupakan sifat dan milik (property) uang. Tetapi untuk segala tujuan yang praktis, uang itu berfungsi sebagai unit perhitungan.

Page 45: SEJARAH ALAT TUKAR

Fungsi Turunan, yaitu :• Sebagai alat pembayaran yang sahTidak semua orang dapat menciptakan uang terutama uang kartal, karena uang hanya dikeluarkan oleh lembaga tertentu, di Indonesia dikeluarkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral.

• Alat penyimpan kekayaan dan pemindah kekayaan.Dengan uang, kekayaan berupa tanah, gedung, dapat dipindah pemilikannya dengan menggunakan uang.

• Alat pendorong kegiatan ekonomi.Apabila nilai uang stabil, orang senang menggunakan uang itu dalam kegiatan ekonomi, selanjutnya apabila kegiatan ekonomi meningkat, uang dalam peredaran harus ditambah sesuai dengan kebutuhan.

• Standar pencicilan utang.Uang dapat berfungsi sebagai standar untuk melakukan pembayaran dikemudian hari, pembayaran berjangka panjang atau pencicilan utang.

Jenis-Jenis UangUang yang beredar dalam masyarakat atau menurut lembaga yang mengeluarkan dapat dibedakan dalam 2 (dua) jenis, yaitu :• Uang kartalUang kartal adalah alat pembayaran yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari.• Uang giralUang giral merupakan uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Untuk menarik uang ini, orang menggunakan cek. Cek yang dibuat atas nama statu rekening deposito merupakan perintah kepada bank untuk membayar kepada orang yang ditunjuk pemilik rekening.Uang giral merupakan uang yang sah secara ekonomi tetapi secara hukum tidak, artinya hanya berlaku pada kalangan tertentu saja sehingga orang yang menolak pembayaran dengan uang giral contohnya cek tidak dapat dituntut. Untuk mengambil uang giral dapat digunakan cek atau giro.a) Cek merupakan suatu perintah kepada bank untuk membayarkan sejumlah dana, dimana cek dikenal ada tiga macam:1. Cek atas unjuk2. Cek atas nama3. Cek silang.b) Giro Bilyet adalah surat perintah nasabah bank untuk memindahkan sejumlah uang dari rekeningnya kepada rekening nasabah yang lain yang ditunjuk. Jadi Giro bilyet tidak dapat ditukarkan dengan uang tunai di bank penerimanya.

Jenis-jenis uang menurut bahan pembuatannya dibedakan menjadi :

• Uang logamUang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang efisien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak mudah dikenali dan diterima orang. Disamping itu, emas dan perak tidak mudah musan. Emas dan perak juga mudah dibagi-bagi menjadi unityang lebih kecil. Di zaman sekarang, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai

Page 46: SEJARAH ALAT TUKAR

nominalnya. Nilai nominal itu merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat tertentu terkandung di dalamnya.

Uang logam memiliki tiga macam nilai, yaitu :1. Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang.2. Nilai Nominal yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp.100,00,-), atau lima ratus rupiah (Rp. 500,00,-).3. Nilai Tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan statu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00,- hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp. 1.000,00,- dapat ditukarkan dengan semangkukbakso.

• Uang kertasUang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaranyang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).

Jenis-jenis uang menurut nilainya dibedakan menjadi :

• Uang penuh (Full bodied Money)Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera diatas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain nilai nominal = nilai intrinsik. Jika uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.Contoh : uang emas dan uang perak.

• Uang tanda (Token Money)Nilai uang dikatakan sebagai uang tanda apabila nilai yang tertera diatas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat uang Rp. 1.000,00,- pemerintah mengeluarkan biaya Rp. 750,00,-.Contoh : uang kertas

Menurut J.M. Keynes ada 3 (tiga) alasan orang memegang uang, yaitu :

• Motif Transaksi (Transaction Motive)Permintaan uang untuk bertransaksi mengacu kepada penggunaan uang untuk transaksi sehari-hari dalam pemenuhan kebutuhan seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah dan pembayaran listrik.

• Motif SpekulasiPermintaan uang untuk ditujukan memperoleh keuntungan secara cepat, karena mengetahui peluang ekonomi yang menguntungkan.

• Motif Berjaga-jaga (Precantionary Motive)Permintaan uang untuk ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan darurat yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya, penambahan uang untuk membayar kenaikan harga yang mendadak.

Page 47: SEJARAH ALAT TUKAR

Uang memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari karena dengan uang kita dapat memenuhi kebutuhan hidup kita. Sehingga tidak heran bila ada statement bahwa uang merupakan darah dari perekonomian. Walaupun orang bijak mengatakan bahwa uang bukanlah segala-galanya, namun hidup tanpa uang adalah sebuah derita. Berikut ini adalah pengertian dan definisi uang: # TRI KUNAWANGSIH & ANTO PRACOYOUang merupakan alat tukar yang diterima pleh masyarakat sebagai alat pembayaran yang sah atas kesatuan hitungnya # RIMSKY K. JUDISSENOUang adalah suatu media yang diterima dan digunakan oleh para pelaku ekonomi untuk memudahkan dalam bertransaksi # IMA RAHMAWATIUang adalah benda yang disetujui oleh masyarakat umum sebagai alat perantara tukar menukar dalam perdagangan  # A.C. PIGOUUang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat tukar # H. ROBERTSONUang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran barang dan jasa # R. S. SAYERSUang adalah sesuatu yang umum diterima sebagai alat pembayaran # ROLLIN G. THOMASUang adalah segala sesuatu yang tersedia dan umumnya sebagai alat pembayaran untuk pembelian barang dan jasa, serta untuk pelunasan utang # WALKERUang adalah semua hal yang dapat dilakukan oleh uang itu. Dengan kata lain uang adalah uang karena fungsinya sebagai uang dan bukan karena fungsi-fungsi yang lain # HUKUMuang adalah benda yang merupakan alat pembayaran yang sah

Bentuk Dan Macam/Jenis Uang - Kartal, Giral, Kuasi, Fiat, Komoditas Dan Hampir Likuid Sempurna

Page 48: SEJARAH ALAT TUKAR

Submitted by godam64 on Wed, 26/12/2007 - 23:16

A. Bentuk-Bentuk Uang Disertai Arti Definisi / Pengertian

1. Uang Fiat / Uang Token

Uang fiat adalah uang yang nilai nominalnya jauh lebih tinggi daripada bahan pembuat uang tersebut. Uang tersebut menjadi berharga karena pemerintah dan masyarakat telah sepakat untuk menerima uang tersebut dengan nilai tertentu. Contoh : uang Rp. 50.000,- biaya produksinya mungkin tidak sampa Rp. 20.000 perlembarnya, namun lembaran uang tersebut memiliki nilai sama dengan emas senilai Rp. 50.000,-.

2. Uang Komoditas

Uang Komoditas adalah uang yang nilai bahan pembuatnya / komoditas bahan sama dengan nilai nominal uang tersebut. Contoh : Jaman dulu perunggu, perak dan emas dijadikan sebagai alat tukar transaksi ekonomi yang nilainya berbeda-beda satu sama lain di mana emas lebih tinggi dari perak dan perak lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan perunggu.

3. Uang Hampir Likuid Sempurna

Uang hampir likuid sempurna adalah suatu aset yang dapat dijadikan sebagai uang namun tidak semua pelaku ekonomi mau menerima sebagai alat pembayaran karena harus ditukarkan lebih dulu dengan uang likuid (uang fiat dan komoditas) jika ingin digunakan pada seluruh pelaku ekonomi. Contohnya seperti cek yang dapat dipakai di beberapa tempat sebagai alat pembayaran yang dapat dicairkan menjadi uang sungguhan.

B. Macan dan Jenis- Jenis Uang Disertai Arti Definisi / Pengertiannya

1. Uang Kartal

Uang kartal adalah uang yang dijadikan sebagai alat transaksi sah dan wajib diterima seluruh masyarakat pada perekonomian. Uang kartal umumnya berbentuk uang kertas dan uang logam yang di Indonesia dibuat oleh Bank Indonesia selaku bank sentral yang diberi hak tunggal mencetak yang / hak oktroi. Uang dilindungi oleh Undang-Undang di mana pelaku pemalsuan uang diancam oleh hukuman denda dan kurungan penjara. Contoh uang kartal seperti uang logam Rp. 100,- uang kertas Rp. 1.000,- dan lain sebagainya.

2. Uang Giral

Uang giral adalah suatu tagihan pada bank umum yang dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran dan transaksi yang sah dan masyarakt tidak wajib menerima pembayarannya. Uang giral dapat dibilang mudah, aman dan praktis karena dalam melakukan transaksi di mana seseorang tidak perlu menghitung dan membawa banyak uang kontan, jika hilang atau jatuh ke

Page 49: SEJARAH ALAT TUKAR

tangan orang jahat dapat segera diblokir dan mudah dalam penggunaannya. Contoh uang giral yaitu adalah seperti cek, giro, telegraphic transfer, dan lain-lain.

3. Uang Kuasi

Uang kuasi adalah surata atau sertifikat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran yang sah. Contoh uang kuasi adalah saham, obligasi, dan lain-lain.

-----

Tambahan :Uang memiliki banyak nama duit, fulus, doku, hepeng, dan lain sebagainya. Temukan artikel mengenai uang lainnya di situs Organisasi.Org ini melalui fungsi pencarian di menu sebelah kiri.

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang.Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.

Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.

Pada awalnya di Indonesia, uang —dalam hal ini uang kartal— diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.

Sejarah

Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. Perkembangan

Page 50: SEJARAH ALAT TUKAR

selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem'barter'yaitu barang yang ditukar dengan barang. Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generally accepted) benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang: orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam.

Barang-barang yang dianggap indah dan bernilai, seperti kerang ini, pernah dijadikan sebagai alat tukar sebelum manusia menemukan uang logam.

Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama. Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat

Page 51: SEJARAH ALAT TUKAR

tersebut adalah emas dan perak. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money). Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam. Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul suatu anggapan kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan 'kertas-bukti' tersebut sebagai alat tukar.

Fungsi

Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran barang dengan barang, juga untuk menghindarkan perdagangan dengan cara barter. Secara lebih rinci, fungsi uang dibedakan menjadi dua yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.

Fungsi asli

Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai penyimpan nilai.

Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran.

Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.

Fungsi Turunan

Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi turunan. Fungsi turunan itu antara lain:

Uang sebagai alat pembayaran yang sah

Page 52: SEJARAH ALAT TUKAR

Kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang semakin bertambah dan beragam tidak dapat dipenuhi melalui cara tukar-menukar atau barter. Guna mempermudah dalam mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan, manusia memerlukan alat pembayaran yang dapat diterima semua orang, yaitu uang.

Uang sebagai alat pembayaran utang

Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan datang.

Uang sebagai alat penimbun kekayaan

Sebagian orang biasanya tidak menghabiskan semua uang yang dimilikinya untuk keperluan konsumsi. Ada sebagian uang yang disisihkan dan ditabung untuk keperluan di masa datang.

Uang sebagai alat pemindah kekayaan

Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lain dapat memindahkan kekayaannya yang berupa tanah dan bangunan rumah ke dalam bentuk uang dengan cara menjualnya. Di tempat yang baru dia dapat membeli rumah yang baru dengan menggunakan uang hasil penjualan rumah yang lama.

Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi

Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah dalam melakukan investasi. Dengan adanya kegiatan investasi, kegiatan ekonomi akan semakin meningkat.

Syarat-syarat

Suatu benda dapat dijadikan sebagai "uang" jika benda tersebut telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Pertama, benda itu harus diterima secara umum (acceptability). Agar dapat diakui sebagai alat tukar umum suatu benda harus memiliki nilai tinggi atau —setidaknya— dijamin keberadaannya oleh pemerintah yang berkuasa. Bahan yang dijadikan uang juga harus tahan lama (durability), kualitasnya cenderung sama (uniformity), jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta tidak mudah dipalsukan (scarcity). Uang juga harus mudah dibawa, portable, dan mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility), serta memiliki nilai yang cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of value).

Jenis

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Jenis-jenis uang

Page 53: SEJARAH ALAT TUKAR

Uang rupiah

Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu uang kartal (sering pula disebut sebagai common money) dan uang giral. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Sedangkan yang dimaksud dengan uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Uang ini hanya beredar di kalangan tertentu saja, sehingga masyarakat mempunyai hak untuk menolak jika ia tidak mau barang atau jasa yang diberikannya dibayar dengan uang ini. Untuk menarik uang giral, orang menggunakan cek.

Menurut bahan pembuatannya

Dinar dan Dirham, dua contoh mata uang logam.

Uang menurut bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu uang logam dan uang kertas.

Uang logam

Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam; biasanya dari emas atau perak karena kedua logam itu memiliki nilai yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah dikenali, sifatnya yang tidak mudah hancur, tahan lama, dan dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai. Uang logam memiliki tiga macam nilai:

1. Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang.

Page 54: SEJARAH ALAT TUKAR

2. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp. 100,00), atau lima ratus rupiah (Rp. 500,00).

3. Nilai tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00 hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp. 10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk bakso).

Ketika pertama kali digunakan, uang emas dan uang perak dinilai berdasarkan nilai intrinsiknya, yaitu kadar dan berat logam yang terkandung di dalamnya; semakin besar kandungan emas atau perak di dalamnya, semakin tinggi nilainya. Tapi saat ini, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum atau tertulis di mata uang tersebut.

Uang kertas

Sementara itu, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).

Menurut nilainya

Menurut nilainya, uang dibedakan menjadi uang penuh (full bodied money) dan uang tanda (token money)

Uang Penuh (full bodied money)

Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut. Jika uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.

Uang Tanda (token money)

Sedangkan yang dimaksud dengan uang tanda adalah apabila nilai yang tertera diatas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.

Teori nilai uang

Teori nilai uang membahas masalah-masalah keuangan yang berkaitan dengan nilai uang. Nilai uang menjadi perhatian para ekonom, karena tinggi atau rendahnya nilai uang sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Hal ini terbukti dengan banyaknya teori uang yang disampaikan oleh beberapa ahli. Teori uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.

Page 55: SEJARAH ALAT TUKAR

Teori uang statis

Teori Uang Statis atau disebut juga "teori kualitatif statis" bertujuan untuk menjawab pertanyaan: apakah sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai beredar? Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi. Yang termasuk teori uang statis adalah:

Teori Metalisme (Intrinsik) oleh KMAPP

Uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai logam yang dijadikan uang itu. Contoh: uang emas dan uang perak.

Teori Konvensi (Perjanjian) oleh Devanzati dan Montanari

Teori ini menyatakan bahwa uang dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat untuk mempermudah pertukaran.

Teori Nominalisme

Uang diterima berdasarkan nilai daya belinya.

Teori Negara

Asal mula uang karena negara, apabila negara menetapkan apa yang menjadi alat tukar dan alat bayar maka timbullah uang. Jadi uang bernilai karena adanya kepastian dari negara berupa undang-undang pembayaran yang disahkan.

Teori uang dinamis

Teori ini mempersoalkan sebab terjadinya perubahan dalam nilai uang. Teori dinamis antara lain:

Teori Kuantitas dari David Ricardo

Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Apabila jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat, maka nilai uang akan menurun menjadi setengah dari semula, dan juga sebaliknya.

Teori Kuantitas dari Irving Fisher

Teori yang telah dikemukakan David Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving Fisher dengan memasukan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang.

Teori Persediaan Kas

Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.

Page 56: SEJARAH ALAT TUKAR

Teori Ongkos Produksi

Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.

Uang dalam ekonomi

Uang adalah salah satu topik utama dalam pembelajaran ekonomi dan finansial. Monetarisme adalah sebuah teori ekonomi yang kebanyakan membahas tentang permintaan dan penawaran uang. Sebelum tahun 80-an, masalah stabilitas permintaan uang menjadi bahasan utama karya-karya Milton Friedman, Anna Schwartz, David Laidler, dan lainnya.

Kebijakan moneter bertujuan untuk mengatur persediaan uang, inflasi, dan bunga yang kemudian akan memengaruhi output dan ketenagakerjaan. Inflasi adalah turunnya nilai sebuah mata uang dalam jangka waktu tertentu dan dapat menyebabkan bertambahnya persediaan uang secara berlebihan. Interest rate, biaya yang timbul ketika meminjam uang, adalah salah satu alat penting untuk mengontrol inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Bank sentral seringkali diberi tanggung jawab untuk mengawasi dan mengontrol persediaan uang, interest rate, dan perbankan.

Krisis moneter dapat menyebabkan efek yang besar terhadap perekonomian, terutama jika krisis tersebut menyebabkan kegagalan moneter dan turunnya nilai mata uang secara berlebihan yang menyebabkan orang lebih memilih barter sebagai cara bertransaksi. Ini pernah terjadi di Rusia, sebagai contoh, pada masa keruntuhan Uni Soviet.