Sejarah

download Sejarah

If you can't read please download the document

description

hjhjhjhjhjhjhjhjhjhjhj

Transcript of Sejarah

Penentuan harga gas bumi di setiap wilayah berbeda-beda tergantung dari mekanisme pasar dan kesepakatan antara penjual dan pembeliPenentuan harga gas bumi di setiap wilayah berbeda-beda tergantung dari mekanisme pasar dan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Secara umum, penentuan harga gas bumi internasional dibedakan atas tiga wilayah yaitu :1.AsiaHarga gas bumi di wilayah Asia dikaitkan dengan harga Japan Crude Coctail (JCC) melalui suatu formula yang disebut kurva s.2.EropaHarga gas bumi di Eropa dikaitkan dengan harga minyak mentah Brent dan produk-produk turunannya seperti gasoil dan fuel oil.3.Amerika dan InggrisHarga gas bumi di Amerika ditentukan oleh penawaran dan permintaan gas bumi pada Henry hub (titik yang terdapat di Negara Bagian Lousiana di mana 17 pipa gas bertemu, sehingga menciptakan titik referensi kompetitif ditambah faktor perbedaan geografi)Harga gas di Inggris selain dikaitkan dengan harga minyak mentah Brent juga ditentukan oleh penawaran dan permintaan gas bumi pada berbagai titik temu di NBP (National Battlefield Park).Dalam pembangunan kilang LNG Base Load, terutama yang memerlukan pinjaman dana (loan), kepastian komitmen jualbeli jangka panjang merupakan hal yang mutlak diperlukan baik untuk menunjang pengembalian investasi (lender concern) maupun keuntungan finansial calon penjual LNG. Hal-hal prinsip yang penting dalam kesepakatan tersebut antara lain kuantitas, kualitas dan formula harga LNG. Kuantitas dinyatakan dalam besaran energi panas atau kalori (mis. juta MMBtu/tahun), kualitas dalam satuan kalori per volume gas (misaslnya Btu/scf). Sedangkan harga dinyatakan untuk setiap nilai panas (misalnya US$/MMBtu). Kualitas produksi LNG pada setiap fasilitas idak selalu sama tergantung komposisi as terutama Methane, kalori NG Arun & Badak sekitar 1110 tu/scf. Khusus untuk LNG Tangguh komposisinya sekitar sekitar 1000 Btu/scf. Secara teoritis range negosiasi penetapan harga LNG berada pada batas maksimum berupa kemampuan pihak pembeli (maximum buyer affordability) dan batas minimum kembalinya investasi capex/opex pihak penjual (minimum seller acceptability). Di antara batas tersebut terangkum semua variabel penunjang misalnya resiko, kehandalan pasokan, jaminan penerimaan, kompetisi antar gas/minyak/batubara, fiskal, margin keuntungan, market opportunity, dan faktor tekanan sosial politik (misalnya government constraint). Periode Awal Di Asia, Jepang mulai mengimpor LNG dari Alaska sejak tahun 1969. Saat itu harga LNG ditetapkan fixed sekitar US$ 0,53/MMBtu untuk kurang lebih selama 4 tahun. Harga gas ini relatif sebanding dengan harga minyak yang berkisar pada harga US$ 3,3/barel atau setara US$ 0,55/MMBtu Lihat Grafik 1 (Rule of thumb konversi US$/barel ke US$/MMBtu adalah dibagi 6)1.Perioda tahun 1973 - 1999 (Seller Market) Krisis minyak, akibat adanya embargo pada tahun 1973 (perang Yom Kipur) dimana harga minyak naik 400% menjadi US$ 12/barel, menjadi salah satu alasan yang semakin mendukung pemakaian gas sebagai alternatif bahan bakar. Bahkan beberapa negara memasukkannya sebagai salah satu komponen penting dalam strategi energi mixed-nya (minyak, nuklir, gas, batubara). Pada perioda 70an, kapasitas produksi LNG dunia masih terbatas dan peningkatan kebutuhan gas kedepan diperkirakan mencapai 20 persen. Biaya pembangunan kilang berkisar pada harga US$ 400/ton dan mayoritas produser ada di Asia, terutama Indonesia. Proses negosiasi jual beli lebih berpihak pada penjual dan harga LNG yang disepakati menggunakan formula yang dibuat relatif terhadap harga paritas minyak (oil parity) dalam bentuk persamaan linear sederhana. Formula harga LNG secara umum dinyatakan sebagai Harga LNG (Y) = aX + b, dimana a adalah slope dengan harga