SEBAB AKIBAT · 1 SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIRDAN KEKERINGAN BAB I...
Transcript of SEBAB AKIBAT · 1 SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIRDAN KEKERINGAN BAB I...
Tahun 2015
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
Dibuat Oleh : Djoko Suryanto
Ground Water Hydrology University of Roorkee, India Email : [email protected]
Tantangan Perubahan Cuaca dalam aspek : Lingkungan,
Sosial ,Banjir,dan Keamanan Bendungan
SEBAB AKIBAT
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T. karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “ Solusi Banjir
Jakarta, Simpanlah Hujan Untuk Mencegah Banjir dan Kekeringan “ ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai banjir yang terjadi di Jakarta dan solusi yang dapat
dilakukan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Tangerang, 22 April 2015
Penyusun
Djoko Suryanto
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan ...................................................................... 2
BAB II METODOLOGI PENULISAN MAKALAH ...................... 3
2.1. Data Yang Digunakan ............................................................... 3
2.2. Metodologi ................................................................................ 4
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 5
3.1. Hasil Penelitian ......................................................................... 19
3.1.1. Kronologi Terjadinya Banjir ................................................ 21
3.1.2. Informasi Perubahan Normal Curah Hujan .......................... 21
3.1.3. Alih Fungsi Lahan DAS Ciliwung ...................................... 22
3.2. Pembahasan .............................................................................. 29
3.2.1. Solusi Banjir Jakarta ............................................................. 21
3.2.2. Menyimpan Air Hujan .......................................................... 22
3.2.3. Rekomendasi Solusi Banjir Di Jakarta ................................. 22
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 19
4.1. Kesimpulan ............................................................................... 19
v
4.2. Saran ......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 20
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Banjir yang pernah terjadi di DKI Jakarta ......................................... 5
Tabel 3.2 Alih fungsi lahan di sub DAS Ciliwung Hulu ................................... 9
Tabel 3.3. Debit banjir di DKI Jakarta ............................................................... 15
Tabel 3.4 Perhitungan debit di Sungai Ciliwung melalui pipa dari Srengseng . 18
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 . Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi DKI Jakarta .......................... 3
Gambar 3.1 Grafik kenaikan debit puncak di St. Katulampa ................................ 6
Gambar 3.2 Grafik perubahan normal curah hujan Stasiun Jawa Barat 40 tahun
terakhir ............................................................................................... 7
Gambar 3.3. Grafik perubahan normal curah hujan Stasiun DKI Jakarta 40 tahun
terakhir ............................................................................................... 7
Gambar 3.4. Grafik curah hujan bulanan Jakarta tahun 1866-2003 ....................... 8
Gambar 3.5. Perubahan penutupan lahan di Daerah Aliran Sungai Ciliwung ...... 9
Gambar 3.6. Perubahan penutupan lahan di Daerah DKI Jakarta .......................... 10
Gambar 3.7. Grafik kenaikan debit puncak di St. Katulampa ................................ 11
Gambar 3.8 . Grafik penurunan debit minimum di St. Katulampa ......................... 11
Gambar 3.9. Siklus hidrology ................................................................................. 12
Gambar 3.10. Posisi awal pemasangan Pipa ............................................................ 18
1
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang berfungsi sangat vital bagi
kehidupan mahluk hidup yang ada di muka bumi. Untuk itu air perlu dilindungi agar dapat
tetap bermanfaat bagi kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya. Pengertian tersebut
menunjukan bahwa air memiliki peran yang sangat strategis dan harus tetap tersedia dan
lestari, sehingga mampu mendukung kehidupan dan pelaksanaan pembangunan di masa
kini maupun di masa mendatang. Tanpa adanya air maka kehidupan tidak akan dapat
berjalan.
Pengelolaan sumber daya air yang kurang tepat merupakan salah satu faktor
terjadinya ketidakseimbangan sehingga pada musim penghujan terjadi banjir dan pada
musim kemarau terjadi kekeringan. Di setiap musim hujan, banjir menjadi salah satu
masalah yang serius. Berdasarkan catatan sejarah, hampir 400 tahun sudah terjadi banjir
di Jakarta, Berbagai macam solusi telah dilakukan untuk mengatasi banjir di Jakarta,
mengapa banjir terus terjadi, Karena selama ini yang dilakukan untuk mencegah banjir
bukan penyebabnya
Berdasarkan catatan sejarah banjir, ketika Jakarta disebut Batavia, kota ini
beberapa kali banjir, antara lain, pada tahun 1621 sampai 1942 pada masa pemerintahan
kolonial Belanda, frekuensi banjir datang setiap 20 tahun, Kemudian pada periode terakhir,
banjir terjadi pada tahun 1976, sampai 2015 pada periode ini frekuensi banjir datang setiap
10 tahun, 5 tahun dan terakir sekali setiap 1 tahun. Dari tahun 1621 sampai tahun 1942
selama 321 tahun terjadi banjir besar 16 kali,dan dari tahun 1942 sampai tahun 2015
selama 73 tahun terjadi banjir besar 16 kali, dari data data tersebut frequensi banjir di masa
pemerintahan Belanda terjadi 20 tahun sekali dan di masa Kemerdekaan sampai masa
Reformasi frequensi banjir terjadi 5 tahun sekali.
Hampir 400 tahun lamanya atau tepatnya 394 tahun sudah terjadi banjir di Jakarta,
berbagai macam solusi telah dilakukan untuk mengatasi banjir di jakarta , mengapa
beberapa solusi banjir tersebut juga belum bisa menyelesaikannya ,padahal curah hujan
selama 150 tahun terakhir relative sama besarnya, yang di lakukan untuk mencegah banjir
di jakarta saat ini belum tepat karena selama ini penyebab utama terjadinya banjir belum
diselesaikan secara tepat
2
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mencegah banjir dan kekeringan di Wilayah Jakarta dengan melakukan
pengkajian kejadian banjir selama kurang lebih 44 tahun terakhir.
2. Melakukan penelitian secara filosofi diturunkannya hujan oleh Allah SWT maksud dan
tujuan hujan itu diciptakan,menganalisa data debit bagaimana proses terjadinya
banjir dan mengetahui penyebabnya karena banjir itu adalah akibat dari lingkungan
yang telah mengalami perubahan dari proses urbanisasi, Analisa kejadian banjir dan
permasalahannya tersebut dikaji dalam pengamatan ini dan juga rekomendasi untuk
mencegah banjir di Jakarta di sajikan dalam hasil akhir kegiatan penelitian ini.
Kemudian menentukan solusi yang tepat dan yang bisa dilaksanakan, karena ada
beberapa solusi secara teknik penyelesaiannya benar tapi sulit di implementasikan.
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
3
BAB II
METODOLOGI PENULISAN MAKALAH
2.1. Data Yang Digunakan
Mengkaji secara filosofi dari hujan itu sendiri mengapa hujan itu diturunkan oleh
Allah SWT, dengan melalui Kitab Suci Al’Quran kita mendapatkan maksud dan tujuan di
turunkannya hujan tersebut,dan mengenai data hujan dari BMKG yang telah diteliti
melalui hasil kajian bahwa hujan itu tetap (buku Laporan akhir Penyusunan Rencana
Detail Penanganan Banjir Di Wilayah Jabodetabekjur oleh Kementrian Kehutanan dan
Lingkungan Hidup ) serta beberapa laporan dari Penelitihan tentang sungai Ciliwung,
Pengamatan ini mengambil salah satu sungai yang sangat berpengaruh dampak dari
akibat terjadinya banjir di wilayah Jakarta.
Gambar 1.1. Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi DKI Jakarta
(Sumber : Dinas PU DKI Jakarta,2010)
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
4
2.2. Metodologi
Tahapan metode pengamatan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengkaji secara filosofi mengapa hujan itu terjadi dan apa tujuannya , data ini kita
mencari di kitab suci Al”Quran dan ada 34 surat dan 42 ayat tentang hujan.
2. Curah Hujan yang selama ini dianggap sebagai penyebab utama datangnya banjir,
ternyata setiap bulannya selama 40 tahun relative sama besarnya atau tetap.
Adanya Banjir karena adanya peningkatan debit disungai sehingga kapasitas sungai
tidak mampu lagi menampungnya, akhirnya meluap menjadi genangan. Sesuai data
peningkatan debit ini terjadi dimusim hujan dan penurunan debit terjadi dimusim kemarau.
Terjadinya debit secara teori ilmu Hydrology adalah sebagai berikut :
Metode Rasional : Q = C. I. A
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
5
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Penelitian
Berdasarkan catatan sejarah banjir, ketika Jakarta disebut Batavia, kota ini
beberapa kali mengalami banjir, antara lain, pada tahun 1621 sampai 1942 pada masa
pemerintahan kolonial Belanda, frekuensi banjir datang setiap 20 tahun, Kemudian pada
periode terakhir, banjir terjadi pada tahun 1976, sampai 2015 pada periode ini frekuensi
banjir datang setiap 10 tahun, 5 tahun dan terakir sekali setiap 1 tahun.
Tabel 3.1. Banjir yang pernah terjadi di DKI Jakarta
(Sumber : Sejarah Banjir Jakarta Musyafak, Staf di Balai Penelitian dan Pengembanagn Agama Semarang Senin, 23 Februari 2015 )
3.1.1. Kronologi Terjadinya Banjir
Banjir di jakarta adalah meningkatnya debit sungai yang melintasi wilayah Jakarta,
dan daya tampung atau kapasitas sungai sudah tidak mampu untuk mengalirkan
peningkatan debit tersebut, ini terjadi dari tahun 1970 sampai sekarang pada 13 sungai
yang ada di Jakarta mengalami peningkatan setiap tahunnya.
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
1621 1876 1942 1999
1654 1892 1976 2002
1670 1895 1977 2005
1699 1899 1979 2007
1714 1904 1984 2012
1725 1909 1994 2013
1854 1918 1996 2014
1872 1932 1997 2015
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
6
Gambar 3.1. Grafik kenaikan debit puncak di St. Katulampa
(Sumber : Rencana Detail Penanganan Banjir di wilayah Jabodetabekjur (2) Dep KLH )
Jadi banjir adalah terjadinya peningkatan debit disungai, maka untuk mengatasi
banjir tersebut harus mengurangi debit disungai. Mengapa ada peningkatan debit di
sungai, padahal curah hujan bulanan relative sama besarnya, seperti data dibawah ini
hasil monitoring oleh BMKG di 85 Stasiun dari 12 Provinsi di Indonesia.
3.1.2. Informasi Perubahan Normal Curah Hujan
Terjadinya fenomena perubahan iklim di Indonesia dapat diamati dari terjadinya
perubahan rata-rata curah hujan jangka panjang di wilayah tersebut. Dalam rangka
menyediakan informasi yang memuat identifikasi wilayah yang mengalami perubahan
rata-rata curah hujan jangka panjang di Indonesia, maka Pusat Perubahan Iklim dan
Kualitas Udara BMKG mengeluarkan Informasi Perubahan Normal Curah Hujan dalam
bentuk atlas.
Perubahan normal curah hujan memuat informasi perubahan normal curah hujan
30 tahunan di wilayah Indonesia. Data yang digunakan adalah data rata-rata bulanan
curah hujan selama periode tahun 1971 – 2010 yang dikumpulkan dari titik – titik
pengamatan yang tersebar di seluruh Indonesia. Perubahan normal curah hujan dihitung
berdasarkan selisih antara rata-rata bulanan curah hujan periode tahun 1981 – 2010
dengan rata-rata bulanan curah hujan periode tahun 1971 – 2000. Ada 85 titik
pengamatan ( Sts. Hujan ) di 12 Provinsi ( diambil contoh di 6 stasiun dari 85 stasiun )
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
7
Gambar 3.2. Grafik perubahan normal curah hujan Stasiun Jawa Barat 40 tahun terakhir
( Sumber : BMKG )
Gambar 3.3. Grafik perubahan normal curah hujan Stasiun DKI Jakarta 40 tahun terakhir
( Sumber : BMKG )
Perubahan iklim yang ditandai dengan perubahan pola hujan dan jumlah intensitas
hujan sering dianggap sebagai faktor yang menyebabkan kejadian banjir di kawasan
Jabodetabek. Namun demikian, berdasarkan data curah hujan bulanan dan harian yang
ada di kawasan ini tidak dapat menjelaskan bahwa terdapat perubahan pola dan
intensitas hujan. Data curah hujan bulanan di stasiun Jakarta Obs (1866-2003) yang
disajikan pada Gambar 3.21 menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan pola hujan di
kawasan ini. Dengan kata lain, anggapan bahwa penyebab utama banjir wilayah
Jabodetabek akibat perubahan iklim dan curah hujan adalah sama sekali tidak berdasar
data dan fakta.
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
8
Gambar 3.4. Grafik curah hujan bulanan Jakarta tahun 1866-2003
( Sumber : Rencana Detail Penanganan Banjir di wilayah Jabodetabekjur (1) Dep. KLH )
Setelah melihat data data curah hujan diatas, berarti ada yang salah dalam
mengelola hujan di Indonesia, karena ternyata bukan hujan penyebab utama adanya
peningkatan debit di sungai. Mari kita mencari penyebab dari terjadinya peningkatan debit
di sungai yang kita sebut sebagai Banjir karena meluapnya air di sungai sungai tersebut.
Debit yang membuat Banjir, sedangkan adanya debit adalah karena turunnya hujan,
padahal curah hujan relative sama besarnya setiap bulannya. Mari kita menghitung
bagaimana proses terjadinya debit disungai, sesuai teori dari Ilmu Hidrologi. Untuk
Menghitung Debit Sungai,dengan Metode Rasional adalah :
Q = C. I. A
Dimana :
C = COEF. RUNOFF ( INI PARAMETER YANG BERUBAH )
I = INTENSITAS HUJAN ( CURAH HUJAN BULANAN TETAP )
A = LUAS DAS ( TETAP )
Dari data tersebut curah hujan relative sama selama 150 th.Luas DAS ( Daerah
Aliran Sungai ) ini juga tetap luasnya. Dari tiga parameter dalam rumus debit tersebut,
kalau ada peningkatan Debit di sungai berarti yang berubah parameter C, inilah penyebab
banjir yang sesungguhnya karena parameter ( I) dan ( A) tetap, jadi solusinya Adalah
memperbaiki koefisien runoff ( atau aliran permukaan).Peta dibawah ini membuktikan
adanya perubahan nilai C yaitu dengan kerusakan atau terjadi perubahan tutupan lahan (
luas resapan air berkurang ) di DAS Ciliwung.
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
9
3.1.3. Alih Fungsi Lahan DAS Ciliwung
Pada musim hujan kondisi lahan yang berpenutup permanen menyebabkan
sebagian besar volume air hujan ditransfer menjadi aliran permukaan langsung
(directrunoff). Akibatnya besaran (magnitude) banjir: intensi- tas, frekuensi dan durasinya
terus meningkat seperti yang terjadi di Jakarta dan beberapa kota besar di tanah air
belakangan ini.
Tabel 3.2. Alih fungsi lahan di sub DAS Ciliwung Hulu
Penggunaan lahan
1981 1990 2000 Ha % Ha % Ha %
Hutan 4469,5 30,0 3143,4 21,1 2993,5 20,1Semak belukar 881,3 5,9 87,5 5,8 278,7 1,9Kebun campuran 1077,0 7,2 1151,7 7,7 1582,0 10,6Kebun karet 57,5 0,4 0,0 0,0 0,0 0,0Kebun teh 2928,0 19,6 3838,6 25,7 3094,8 20,7Kebun terbuka 73,7 0,5 107,2 0,7 11,7 0,1Pemukiman 699,8 4,7 2482,2 16,6 3954,9 26,5Sawah 3833,4 25,7 2703,9 18,1 1363,7 9,1Tegalan 899,9 6,0 6196,0 4,1 1640,8 11,0Total 14920,2 100,0 14920,2 100,0 14920,2 100,0
(Sumber : Data dan Fakta Lahan Pertanian, 2015)
Perubahan alih fungsi lahan pada DAS Ciliwung memang tidak dapat dihindari
terkait dengan tekanan jumlah penduduk dan tuntutan kebutuhan kehidupan yang terus
meningkat hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah pemukiman yang sangat pesat.
Gambar 3.5. Perubahan penutupan lahan di Daerah Aliran Sungai Ciliwung
(Sumber : Penanganan Banjir Jabodetabekjur Direktorat Jenderal Penataan Ruang 16 januarri 2008 )
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
10
Gambar 3.6. Perubahan penutupan lahan di Daerah DKI Jakarta
(Sumber : Laboratorium Perencanaan Wilayah Departemen Geografi Facultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitan Indonesia, )
Pemisahan aliran dasar dengan menggunakan metode Fixed Based Length
menghasilkan persamaan regresi seperti yang ditampilkan pada gambar 7 dan 8 untuk
debit yang diamati pada tanggal 16 Januari dan 4 Maret 2013. Persamaan yang diperoleh
pada tanggal 16 Januari 2013 adalah y1 = - 2.125x + 30.75 dan y2= 1.825x – 24.55 .
Sementara persamaan yang diperoleh pada tanggal 4 Maret 2013 adalah y1 = - 0.275x +
7.35 dan y2 = 1.125x – 17.85 . Persamaan tersebut kemudian digunakan untuk
menentukan besaran aliran dasar atau baseflow.
Nilai aliran dasar pada tanggal 16 Januari 2013 adalah 167.6 m3/liter dan nilai
aliran permukaan langsungnya adalah 178.3 m3/liter, sementara untuk pengamatan pada
tanggal 4 Maret 2013, nilai aliran dasar adalah 113.3 m3/liter dan nilai aliran permukaan
langsungnya adalah 206.9 m3/liter. Bila dibandingkan dari debit yang masuk, maka nilai
DRO pada tanggal 16 Januari 2013 sebesar 0.52 dan pada tanggal 4 Maret 2013 sebesar
0.65 . Nilai tersebut juga berarti bahwa dari curah hujan yang masuk ke dalam DAS
Ciliwung Hulu dan menjadi debit aliran sungai akan dilimpaskan sebesar 52% pada
tanggal 16 Januari 2013 dan 65% pada tanggal 4 Maret 2013 (Departemen Geofisika dan
Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB, Tahun 2013 )
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
11
Gambar 3.7. Grafik kenaikan debit puncak di St. Katulampa
(Sumber : Rencana Detail Penanganan Banjir di wilayah Jabodetabekjur (2) Dep KLH )
Gambar 3.8. Grafik penurunan debit minimum di St. Katulampa
(Sumber : Rencana Detail Penanganan Banjir di wilayah Jabodetabekjur (2) Dep KLH )
Penyebab Banjir adalah adanya perubahan tutupan lahan atau berkurangnya luas
resapan air di daerah aliran sungai, akibatnya terjadi peningkatan runoff atau aliran
permukaan yang mengalir kesungai maka terjadilah Banjir.
3.2. Pembahasan
3.2.1.Solusi Banjir Jakarta
Untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta terlebih dahulu perlu mengacu pada
hokum sebab akibat. Dimana berdasarkan hukum sebab akibat mengandung makna “Jika
Anda melakukan hal yang sama, maka hasilnya sama. Perubahan tidak akan terjadi
sampai Anda mengubah penyebabnya”.
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
12
Hukum Sebab – Akibat Non Phisik :
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Q.S. Al Zalzalah : 7
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun,niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. pula Q.S. Al Zalzalah : 8
Simpanlah hujan untuk mencegah banjir dan kekeringan, sesuai firman Allah “Dan
Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu
menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa
menghilangkannya” (QS. Al Mukminun ayat 18.).
Firman tersebut dasar utama yang membuat prinsip yang saya yakini akan
bermanfaat untuk indonesia kedepan,dan selama ini ada yang salah dalam mengelola
hujan di indonesia sehingga terjadi dengan istilah, musim hujan banjir, musim kemarau
kekeringan ini karena ada kekeliruan dalam mengelola hujan tersebut alasan saya
berdasarkan firman Allah sebagai berikut :
“Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila
hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka
menjadi gembira” (Al Qur”an, surat 30; ayat 48)
Hujan merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT bagi semua makhluk di
alam semesta ini. Tetesan air yang turun dari langit menjadi sumber kehidupan bagi
semua makhluk hidup. Berkat kekuasaan Allah , setiap saat air asin yang 97 % dari
jumlah air di Bumi berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu kembali lagi menuju
daratan. Kehidupan makhluk hidup pun bergantung pada Hydrology cycle
Gambar 3.9. Siklus hidrology
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
13
Maksud di turunkannya hujan adalah Rahmat Allah untuk seluruh makhluk di alam
semesta ini sebagai sumber kehidupan dan menjadi sumber sumber di bumi bertujuan
untuk memberikan keyakinan , keimanan ; peringatan bagi umatnya untuk di maknahi
sebagai hikmah bagi umat yang bertaqwa kepada Allah SWT.
Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum
kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih,Al
Furqaan : 48 dan Al A`raaf : 57
'Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami
hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari
dalam kubur).'‘Alquran surah Az-Zukhruf [43] ayat 11,
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman? '‘Alquran surah Al-Anbiyaa [21] ayat 30,
”Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air
dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkannya-
Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi
kering lalu Kami melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-
derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-
orang yang berakal”. (QS.Az-Zumar,:21).
Penjelasan firman Allah SWT tersebut , maksud,tujuan dan fungsinya hujan
adalah rahmat, sumber kehidupan dan sumber-sumber dibumi. Untuk mengelola hujan
harus sesuai dengan filosofi yang telah di firmankan oleh Allah SWT. dalam kitab suci
Al’Quran. Prinsipnya air hujan harus dikelola , karena hujan itu Rahmat dari Allah SWT
dan semua mahkluk membutuhkan air hujan ( air tawar ).
Menyelesaikan masalah banjir harus menyimpan air hujan sebanyak banyaknya di
bumi sesuai yang di firmankan oleh Allah SWT “Dan Kami turunkan air dari langit
menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya
Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya” (QS. Al Mukminun ayat 18.).
3.2.2. Menyimpan Air Hujan
Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk menyimpan air hujan adalah antara
lain :
1. Pembuatan sumur resapan di DAS,( 500 000 titik sumur resapan di DAS ciliwung).
2. Biopori di DAS
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
14
3. Pembuatan Waduk di DAS
4. Pembuatan tandon air seperti situ-situ
5. Reboisasi hutan di DAS .
6. Teknik Pemanenan Air Hujan (RAIN WATER HARVESTING) dan lain sebagainya
Dalam menerapkan Metode diatas baik pelaksanaannya maupun manfaatnya
memakan waktu cukup lama dan banyak kendala dilapangan untuk penanggulangan
Banjir di Jakarta Seperti :
1. Pembuatan sumur resapan, cara ini akan efektive jika dilakukan di setiap rumah
karena air hujan tertangkap langsung tetapi pelaksanaannya terkendala
dilapangan,system anggaran tidak memungkinkan untuk membuat konstruksi di aset
pribadi. Kalau dilakukan dilapangan kurang efektive.
2. Biopori ini terlalu banyak jumlahnya, dan kurang efektive dari segi penangkapan
hujannya.
3. Pembuatan waduk terkendala lahan jika dibuat pada masa sekarang dan hasilnya
tidak signifikan, seperti waduk ciawi , Pengaruhnya terhadap banjir Jakarta hanya
8%," kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto (Djokir) di kantornya, Jakarta,
Rabu (22/1/2014)
4. Pembuatan tandon air seperti situ situ inipun terkendala dengan penyiapan lahan dan
volume tampungannya juga tidak signifikan untuk mengurangi banjir Jakarta.
5. Reboisasi hutan memerlukan waktu cukup lama, ini dilakukan untuk jangka panjang
dalam rangka untuk memperbaiki daerah resapan di DAS.
6. Pemanenan Air hujan juga terkendala karena ini perlu partisipasi Masyarakat,swasta
dan kebijakan Pemerintah yang didukung oleh seluruh rakyat Indonesia.
3.2.3.Rekomendasi Solusi Banjir Di Jakarta
Metode yang sangat cepat dan manfaatnyapun cukup banyak dan metode ini juga
menyimpan curah hujan di bumi untuk dimanfaatkan, mudah pemeliharaannya dan umur
konstruksinya cukup lama relative seterusnya, yaitu dengan membuat saluran tertutup
dengan memakai bahan pipa galvanes dengan diameter 10 m yang ditanam sepanjang
sungai ciliwung antara Srenseng sampai Muara Baru dengan panjang kurang lebih 26.5
km dan dengan perbedaan beda tinggi 40 m dengan kedalaman kurang lebih 5 m
dibawah dasar sungai.
Metode ini konsep teman saya yaitu Bapak Sudirman Indra.( Bapak Ancin ) teknik
tersebut juga sebagai Waduk didalam tanah , air hujan disimpan didalam Pipa dan dapat
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
15
dimanfaatkan secara terus menerus untuk berbagai keperluan dan jika debit banjir baru di
buang kelaut seperlunya untuk mengurangi luapan di sungai.
Adapun manfaat atau keuntungan dari metode ini antara lain :
1. Menurunkan debit di sungai ciliwung antara 437 m3/det.dengan menurunnya debit di
sungai ciliwung berarti menurunnya luas daerah genangan di jakarta, Berikut kejadian
banjir di Jakarta selama 24 tahun terakhir.
Tabel 3.3. Debit banjir di DKI Jakarta
13. 2001 412 Debit Rencana
14. 2002 526 Kala Ulang 100 Tahun
No. BANJIR
TAHUN Debit ( m
3/det ) Keterangan
1. 1989 144 Debit Rencana
2. 1990 202,76 Kala Uang 100 Tahun
3. 1991 276,25 570 m3/det
4. 1992 307,47
5. 1993 339,68 Debit PIPA : 437 m3/det
6. 1994 629,97
7. 1995 188,88
8. 1996 552,27
9. 1997 514,66
10. 1998 477,89
11. 1999 339,68
12. 2000 441,95
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
16
15. 2003 216,91 570 m3/det
16. 2004 216,91
17. 2005 307,47 Debit PIPA : 437 m3/det di
srenseng
18. 2006 216,91
19. 2007 629,97 579,01 m3/det di depok
20. 2008 451
21 2009 307,47 Hasilnya mengurangi 87,50 %
`22 2010 629,97 Dari banjir yang terjadi.
23 2011 216,91
24 2012 246,05
( Sumber : Analisis Frekuensi Debit Maksimum Menggunakan Distribusi Gumbel di Bendung Katulampa Fikri Ramadhan Lubis )
Dari kejadian banjir tersebut, jika metode ini dilakukan maka akan mengurangi banjir
sebesar 87,50 % dari banjir yang terjadi di sungai Ciliwung selama 24 tahun , ini
hasilnya sangat significan lebih dari 10 kali lipat jika dibandingkan dengan
pembuatan waduk ciawi.
2. Secara otomatis menurunnya kerugian yang di akibatkan oleh terjadinya banjir yang terjadi
seperti tahun tahun berikut : tahun 2002 sebesar Rp.9.8 triliun ; tahun 2007 Rp. 5.16 triliun ;
tahun 2013 Rp. 20 triliun dan tahun 2014 Rp. 5 triliun dan tahun 2015 Rp. 2 triliun, kerugian
rata rata Rp. 8,4 triliun per tahun.
3 Air yang ditampung di dalam pipa bisa untuk sumber air baku guna beberapa keperluan
seperti untuk PDAM, untuk industri, untuk pemadam kebakaran, untuk pertanian dan
peternakan dan lain lain, serta kualitas airnya dijamin masih baik tidak tercemar oleh Industri.
4 Debit andalannya selama 1 tahun 157 juta m3/tahun,( debit katulampa ) atau dari debit rata
rata tahunan 1 milyart m3/tahun ( data rata rata tahunan katu lampa ) dengan tersedianya air
baku yang mengalir dalam pipa tersebut, DKI di untungkan bisa mengurangi anggaran
pengeluaran untuk membeli air dari jatiluhur sebesar dalam 1 m3 Rp. 220 x 1000 000 000 =
Rp. 220.000.000.000
Asumsi kebutuhan untuk PDAM = 30 liter/hari/orang = 130 juta m3/tahun atau 27000
liter/detik = 850 juta m3/tahun.
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
17
DKI akan mampu memenuhi kebutuhan air baku sepanjang tahun, tidak membeli air dari
Jatiluhur dan Tangerang.
5 Air dalam pipa bisa dimanfaatkan untuk penggerak turbin yang akan menghasilakan listrik
untuk pompa di Waduk Pluit, dan di sungai lainnya.
Estimasi Daya Hydrolis Air jika Q = 50 m3/det ( debit rata rata bulanan ) mendapatkan Daya
sebesar = 19.700 Kw.
6 Tanpa pembebasan lahan, karena dibangun di dalam sungai ciliwung.
7 Untuk parivisata, karena airnya akan memancar di tepi pantai muara baru.
8 Debit air akan terjamin sepanjang musim hujan maupun musim kemarau karena dilengkapi
dengan pintu pengaturan, jika debit katulampa besar pintu akan dibuka 100 % sehingga debit
banjir tersebut bisa dikendalikan didalam pipa, kemudian kalau pipa sudah penuh akan
dilepas kelaut, jadi ada sisa debit yang akan dimanfaatkan, berbeda dengan penanganan
yang sekarang sudah berjalan debit banjir seluruhnya terbuang percuma kelaut, dan jika
musim kemarau terjadi kekeringan, karena hujan di indonesia terjadi hanya 6 bulan dalam
setahun dan pada waktu musim kemarau tidak ada cadangan air di Daerah Aliran Sungai
karena air hujan 75 % sampai 95 % menjadi runoff disebabkan oleh penutupan luas lahan
resapan air di DAS Ciliwung.
9 Dengan system Resevoir dalam tanah tersebut, pada daerah aliran sungai secara berkala kita
lakukan perbaikan ( atau tangkapan air hujan kita optimalkan ke dalam tanah ) maka runoff
akan menurun sehingga debit puncakpun menurun, akirnya air hujan yang terbuang kelaut
makin sedikit karena antara runoff dan infiltrasi ketanah makin seimbang, sehingga hampir
seluruh curah hujan bisa kita manfaatkan, system ini akirnya sesuai dengan firman Allah
SWT.bahwa air hujan itu Rahmat bagi semua makluk karena, sebagai sumber kehidupan,
sebagai sumber sumber di Bumi, dan sangat berbeda dengan penanganan banjir selama ini
yang dilakukan dengan menormalisasi sungai untuk menyesuaikan debit yang makin tahun
makin meningkat dan selalu dibuang kelaut, tanpa memikirkan bagaimana kalau musim
kemarau datang dan di daerah resapan sudah tidak ada air hujan yang meresap akirnya
sungai menjadi kering.
Berdasarkan data hasil penilitian curah hujan bulanan 150 tahun relative sama, dan jika
hujan turun pada musimnya hanya selama 6 bulan, jika selama 6 bulan itu hampir 75 % terbuang
kelaut maka pada musim kemarau akan terjadi kekeringan, dan pada saat ini Jakarta juga masih
defisit air baku kurang lebih 9000 liter/detik, ini akan terus terjadi bahkan akan lebih
mengkawatirkan jika pemikiran dalam mengelola curah hujan masih seperti saat ini, yaitu untuk
mengatasi banjir selalu dibuang kelaut, hampir 400 tahun pemikiran ini belum berubah dengan
penulisan makalah ini yang sudah masuk tahun ke 4 ( empat ) ini kembali saya informasikan
kepada pembuat kebijakan di Jakarta maupun di Indonesia supaya direnungkan makna dari tulisan
saya ini, dan Alhamdullilah sudah 3 kali konsep saya ini tentang menyimpan air hujan sudah saya
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
18
presentasikan kepada Tim Gubernur DKI tgl 18 Nopember 2014, dengan Gubernur DKI tanggal 5
Februari 2015 dan terakhir dengan PAM Jaya tanggal 3 Maret 2015.
Berikut ini hasil sementara perhitungan yang telah kami lakukan dengan
mempergunakan rumus Hanzen-williems.
Tabel
3.4.
Perhitungan debit di Sungai Ciliwung melalui pipa dari Srengseng
(Sumber : https://www.easycalculation.com/.../hazen-william.. )
Demikian konsep dari Bapak Sudirman Indra.( Bapak Acin ) insya Allah konsep ini segera
bisa di aplikasikan untuk membebaskan Jakarta dari banjir dan defisit air baku , dengan konsep ini
debit banjir yang rutin setiap tahun datang di jakarta akan berkurang 80 % karena telah ditangkap
di wilayah Srenseng melalui PIPA yang langsung mengalir kelaut.
Gambar 3.10. Posisi awal pemasangan Pipa
(Sumber : Jakarta Floods. Hongjoo Hahm. World Bank. JanJaap Brinkman. Deltares - Delft
Hydraulics. The World Bank. Jakarta flood management. Part 1 )
No. Formula debit melalui
pipa Debit ( m
3/det )
1. Formula Hazen –
Williems
437
19
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
1. Hujan adalah Rahmat, Sumber Kehidupan, sumber sumber di bumi maka kita wajib
bersyukur dengan melakukan pengelolaan dengan benar yaitu dengan cara
menyimpannya untuk dimanfaatkan seluruh mahkluk di darat.
2. Penyebab Banjir adalah berkurangnya luas resapan di Daerah Aliran Sungai akibat alih
fungsi. Pertambahan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor perubahan alih fungsi
di Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari penambahan perubahan alih fungsi lahan untuk
pemukiman.
3. Untuk menyimpan air hujan dengan beberapa metode sesuai teknik sipil mengalami
kendala dalam mengatasi Banjir di Jakarta.
4. Maka alternative pembangunan waduk bawah tanah dengan pemasangan pipa solusi
yang paling tepat dengan syarat
Untuk jangka panjang perbaikan di wilayah Daerah Aliran sungai harus secara berkala
dilakukan guna menjaga resapan air tetap diusahakan sampai kondisi menjadi aliran
limpasan hanya 25 % , kondisi sekarang aliran limpasan sudah mencapai 75 %
Dengan kembalinya aliran permukan dan resapan sudah dalam kondisi baik, maka musim
hujan debit di sungai sudah mulai menurun dan musim kemarau debit disungai juga akan
ada peningkatan, sehinga seluruh hujan yang turun selama kurang lebih 6 bulan dalam
satu tahun akan lebih banyak dimanfaatkan dari pada yang terbuang kelaut.
4.2. Saran
1. Pemikiran untuk menampung air hujan dalam pengelolaan sumber daya air sangat
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air untuk semua makhluk hidup.
2. Curah hujan di Indonesia relative tetap, setiap tahun terjadi Banjir dan kekeringan dari
indikator tersebut saya berkeyakinan, ada yang salah dalam mengelola hujan di
Indonesia, dengan alasan tidak mengikuti filosofi diturunkannya Hujan oleh Allah SWT
melalui kitabNYA Al’Quran.
20
DAFTAR PUSTAKA
Al’Qur’an Online. 2013. https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=1DyeU__kK4a6uASZ3oLADA#
q=alquran+online, users6.nofeehost.com/alquranonline/AlQuran.asp.
KN Mutreja,1986 . Applied Hydrology U.P. Irrigation Departement Roorkee, New Delhi, India.
Pramono,Irfan B. 2009 .Sumur Resapan, Salah Satu Teknologi dalam Menanggulangi Banjir
di DAS Ciliwung. Jakarta,
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=1DyeU__kK4a6uASZ3oLADA#q=irfan+budi+pramo
no+sumur+resapan+ciliwung,( diakses tahun 2013)
Sinukaban, Naik. 2008, Jakarta Banjir karena Salah Urus DAS Ciliwung
https://bebasbanjir2025.wordpress.com/artikel-tentang-banjir/naik-sinukaban/ (diakses2013)
BPDAS citarum-ciliwung(1)(2) Bebas Banjir2015
https://bebasbanjir2025.wordpress.com/konsep.../bpdas-citarum-ciliwung(diakses 2012)
BMKG, Informasi Perubahan Normal Curah Hujan,
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=1DyeU__kK4a6uASZ3oLADA#q=informasi+peruba
han+curah+hujan (diakses tahun 2012)
May Parlindungan , Analisis Karakteristik Jejaring Sungai Ciliwung Hulu Untuk Menentukan
Pola Hidrograf Banjir.
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=1DyeU__kK4a6uASZ3oLADA#q=analistis+karakteri
sti+jejaring+.....+May+parlindungan (diakses tahun 2014)
Syahyuti, Buyung. 2015. Data dan Fakta Lahan Pertanian,
http://syahyutitanah.blogspot.com/2015/04/alih-fungsi-lahan-di-sub-das-ciliwung.html
Tahun 2015
SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK
MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN
Dibuat Oleh : Djoko Suryanto
Ground Water Hydrology University of Roorkee, India Email : [email protected]
Tantangan Perubahan Cuaca dalam aspek : Lingkungan,
Sosial ,Banjir,dan Keamanan Bendungan
SEBAB AKIBAT
Kepada Yth.
Ir.Tri Bayu Adji,MA/Tri Hartanto,ST
Balai Bendungan,Gedung Balai Bendungan,
Jl.Sapta Taruna Raya Komplek PU
Pasar Jum’at – Jakarta Selatan
ASSALAMUALAIKUM Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Seminar Tantangan Perubahan Cuaca dalam aspec : Banjir dengan judul : SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN dengan tepat waktu
Tak ada gading yang tak retak.Demikian pula tak ada karya yang sempurna ,Oleh karena itu, penyaji mengharapkan kritik dan saran dari pembahas untuk kemajuan makalah ini di masa mendatang.
Akhir kata, diharapkan makalah ini dapat menyelesaikan masalah Banjir yang terjadi di Jakarta, Selain itu penulis berharap melalui seminar ini,peserta seminar dapat mendiskusikan makalah yang saya sampaikan tersebut.
Demikian makalah ini saya sampaikan, atas perhatiaanya di ucapkan terima kasih
Tangerang, 22 April 2015
Wassalam
Djoko Suryanto,ME
Ground Water Hydrology
Hp : 08129526683