Satuan Proses
description
Transcript of Satuan Proses
SATUAN PROSES
ALKANA DAN ALKENA
DISUSUN OLEH
KELAS 2.KC
KELOMPOK I
HIKMA TURIYA (061430401225)
MELIA (061430401228)
SANDI SATRIA WIBISENO (061430401237)
SITI RAHAYU (061430401241)
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2015
ALKANA
I. PENDAHULUAN
Alkana (juga disebut dengan parafin) adalah senyawa kimia hidrokarbon
jenuh asiklis. Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana
adalah sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus
umum untuk alkana adalah CnH2n+2. Alkana yang paling sederhana adalah
metana dengan rumus CH4. Tidak ada batasan berapa karbon yang dapat
terikat bersama. Beberapa jenis minyak dan wax adalah contoh alkana dengan
atom jumlah atom karbon yang besar, bisa lebih dari 10 atom karbon.
Setiap atom karbon mempunyai 4 ikatan (baik ikatan C-H atau ikatan C-
C), dan setiap atom hidrogen mesti berikatan dengan atom karbon (ikatan H-
C). Sebuah kumpulan dari atom karbon yang terangkai disebut juga dengan
rumus kerangka. Secara umum, jumlah atom karbon digunakan untuk
mengukur berapa besar ukuran alkana tersebut (contohnya: C2-alkana).
II. SIFAT-SIFAT DARI ALKANA
Sifat Fisik
- Alkana adalah senyawa nonpolar, dengan gaya antar molekulnya adalah
gaya van der Waals sehingga titik lebur dan titik didih alkana lebih rendah
dari senyawa polar dengan berat molekul sama
- Alkana dengan 1-4 atom karbon (metana, etana, propana, dan butana)
pada temperature kamar berwujud gas
- Alkana dengan 5-17 atom karbon berwujud cair pada temperature kamar
- Alkana dengan atom karbon lebih dari 17 berwujud padat pada
temperature kamar
- Alkana tidak larut dalam air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar
Tabel. Sifat Fisik Pada Alkana
Sifat Kimia
- Oksidasi
Alkana dapat teroksidasi membentuk karbondioksida dan air disertai
pembebasan energi. Contoh:
CH4 + 2 O2 CO2 + 2 H2O + Energi
- Halogenasi
Alkana dapat bereaksi dengan halogen dibawah pengaruh panas
membentuk alkil halida dengan hasil samping hidrogen klorida. Contoh :
CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl
- Nitrasi
Alkana dapat bereaksi dengan asam nitrat pada suhu 150-475 0C
membentuk nitroalkana dengan hasil samping uap air. Contoh :
CH4 + HO-NO2 CH3-NO2 + H2O
- Sulfonasi
Alkana dapt bereaksi dengan asam sulfat berasap (oleum)menghasilkan
asam alkana sulfonat dan air. Contoh
CH4 + HO-HSO3 CH3-HSO3 + H2O
- Isomerisasi
Beberapa alkana dapat mengalami reaksi isomerisasi. Contoh :
CH3-CH2-CH2-CH3 CH3-CH-CH3
CH3
Alkana Jumlah Isomer
C4H10 2
C5H12 3
C6H14 5
C7H16 9
C8H18 28
C9H20 35
C10H22 75
Tabel. Jumlah Isomer Pada Alkana
Alkana Alkil
CH4 = metana CH3- = metal
C2H6 = etana C2H5- = etil
C3H8 = propana C3H7- = propil
C4H10 = butana C4H9- = butil
C5H12 = pentane C5H11- = pentil
(amil)
C6H14 = heksana C6H13- = heksil
C7H16 = heptana C7H15- = heptil
C8H18 = oktana C8H17- = oktil
C9H20 = nonana C9H19- = nonil
C10H22 = dekana C20H21- = dekil
Tabel. Senyawa Alkil
III. TATA NAMA SENYAWA PADA ALKANA
Cara memberi nama senyawa alkana menurut aturan IUPAC
- Untuk rantai lurus (tak bercabang), diberi nama normal alkana yang
disingkat n-alkana
Contoh :
CH3-CH2-CH2-CH3 (n-butana)
- Untuk alkana yang bercabang
Menentukan rantai utama, yaitu rantai yamg terpanjang, selain rantai
utama ada rantai cabang (gugus alkil)
Rantai utama diberi nomor, dimulai dari ujung rantai yang mulai
cabangnya terdekat ke arahnya
Contoh :
CH3-CH-CH2-CH2-CH2-CH3
CH3
C1-C2-C3-C4-C5-C6
C
Urutan penulisan nama
Nomor cabang, nama cabang (alkil), nama alkana rantai utama.
Contoh :
CH3-CH-CH2-CH2-CH2-CH3
CH3
2-metil heksana
- Untuk alkana yang memiliki cabang sama, nama cabang digabung jadi
satu dengan awalan di, tri, tetra untuk 2, 3, 4, cabang sama. Contoh :
CH3
CH3-CH2-CH-CH-CH3 2,3-dimetil pentane
CH3
- Jika alkana memiliki cabang yang berbeda, diurutkan berdasarkan urutan
abjad
CH3-CH2-CH-CH-CH2-CH2-CH3
CH3 CH2
CH3
Huruf e (etil) lebih dulu daripada huruf m (metil)
IV. REAKSI-REAKSI PADA ALKANA
- Penghalogenan
Reaksi antara alkana dengan halogen disebut dengan reaksi "halogenasi
radikal bebas". Atom hidrogen pada alkana akan secara bertahap
digantikan oleh atom-atom halogen. Radikal bebas adalah senyawa yang
ikut berpartisipasi dalam reaksi, biasanya menjadi campuran pada
produk. Reaksi halogenasi merupakan reaksi eksotermik dan dapat
menimbulkan ledakan. Reaksi ini sangat penting pada industri untuk
menghalogenasi hidrokarbon. Ada 3 tahap:
1. Inisiasi:
radikal halogen terbentuk melalui homolisis. Biasanya, diperlukan
energi dalam bentuk panas atau cahaya.
2. Reaksi rantai atau Propagasi:
radikal halogen akan mengabstrak hidrogen dari alkana untuk
membentuk radikal alkil.
3. Terminasi rantai:
tahap dimana radikal-radikal bergabung.
Alkana dapat bereaksi dengan halogen (F2, Cl2, Br2, I2) menghasilkan
alkil halida
CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl (metil klorida)
C2H6 + Br2 C2H5Br + HBr (etil bromida)
Urutan reaktifitas unsure halogen: F2 > Cl2 > Br2 > I2
Reaksi dengan I2 berlangsung sangat lambat
Reaksi alkana dengan Cl2 dan Br2 berlangsung dengan tidak seberapa
cepat sehingga mudah dikendalikan
Reaksi dengan F2 berlangsung sangat cepat sehingga sulit
dikendalikan
- Pembakaran (Oksidasi)
Semua alkana dapat bereaksi dengan oksigen pada reaksi pembakaran,
meskipun pada alkana-alkana suku tinggi reaksi akan semakin sulit untuk
dilakukan seiring dengan jumlah atom karbon yang bertambah. Rumus
umum pembakaran adalah:
CnH(2n+2 ) + O2 → n CO2 (n+1) + H2O
Ketika jumlah oksigen tidak cukup banyak, maka dapat juga membentuk
karbon monoksida, seperti pada reaksi berikut ini:
CnH(2n+2) + n O2 → n CO + (n+1) H2O
Contoh reaksi, metana:
C3H8 + 5 O2 3 CO2 + 4 H2O
- Pirolisis atau Cracking
Cracking akan memecah molekul besar menjadi molekul-molekul yang
lebih kecil. Reaksi cracking dapat dilakukan dengan metode pemanasan
atau dengan katalis. Metode cracking dengan pemanasan akan melibatkan
mekanisme homolitik dengan pembentukan radikal bebas. Metode
cracking dengan bantuan katalis biasanya melibatkan katalis asam,
prosesnya akan menyebabkan pemecahan ikatan heterolitik dengan
menghasilkan ion yang muatannya berbeda. Ion yang dihasilkan biasanya
berupa karbokation dan anion hidrida yang tidak stabil.
V. PENGGUNAAN ALKANA
1. Bahan Bakar
Secara umum, alkana berguna sebagai bahan bakar dan bahan baku dalam
industri petrokimia.
- Metana, berguna sebagai bahan bakar untuk memasak, dan bahan baku
pembuatan zat kimia seperti H2 dan NH3.
- Etana, berguna sebagai bahan bakar untuk memasak dan sebagai
refrigerant dalam sistem pendinginan dua tahap untuk suhu rendah.
- Propana, merupakan komponen utama gas elpiji untuk memasak dan
bahan baku senyawa organik.
- Butana, berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet
sintesis.
- Oktana, merupakan komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor,
yaitu bensin.
Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling
menjadi bensin, sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai
heksadekana (C16H34) akan disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan
bakar jet. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan berbentuk
gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin,
butana (C4H10), digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena
tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin menyala pada
musim dingin.
Bensin merupakan salah satu fraksi minyak bumi yang banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama digunakan sebagai bahan
bakar pada mesin pembakaran dalam, misalnya pada mobil dan sepeda
motor. Penggunaan bensin sebagai bahan bakar tidak terlepas dari
besarnya energi yang dihasilkan dari pembakaran bensin tersebut. Pada
dasarnya, bensin merupakan campuran senyawa- senyawa hidrokarbon
yang terdiri dari isomer- isomer heptana dan oktana. Jika bensin yang
digunakan sebagai bahan bakar mesin tersebut terdiri dari heptana dan
oktana rantai lurus, maka di dalam mesin, bensin tersebut tidak terbakar
dengan sempurna, sehingga menimbulkan bunyi ketukan (knocking) yang
mengganggu gerakan piston dalam mesin. Hal ini menyebabkan mesin
tidak berfungsi dengan baik (kehilangan sejumlah energi), dan pada tahap
selanjutnya dapat merusak mesin.
Sementara itu, bila bensin yang digunakan sebagai bahan bakar
mesin terdiri dari heptana dan oktana yang bercabang, maka pembakaran
yang terjadi di dalam mesin sangat efektif (menghasilkan energi yang
besar) sehingga jumlah ketukan mesin dapat dikurangi. Kualitas bensin
dapat ditentukan berdasarkan jumlah ketukan yang ditimbulkannya, dan
dinyatakan dengan bilangan oktan. Jika bensin mempunyai bilangan oktan
tinggi, maka bensin tersebut berkualitas baik dan sebaliknya, bensin yang
mempunyai bilangan oktan rendah merupakan bensin yang tidak baik
digunakan sebagai bahan bakar. Bilangan oktan pada bensin dinyatakan
dengan angka 0 sampai 100. Untuk menentukan bilangan oktan, digunakan
dua jenis senyawa sebagai pembanding yaitu, n-heptana (alkana rantai
lurus, bilangan oktan=0) dan isooktana (alkana rantai bercabang, bilangan
oktan= 100) yang keduanya merupakan senyawa yang terdapat pada
bensin.
Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam
industri tidak terbakar sempurna. Pembakaran sempurna senyawa
hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk karbon dioksida dan uap air.
Sedangkan pembakaran tak sempurna membentuk karbon monoksida dan
uap air.
2. Pelarut
Rantai karbon dengan C5-7 semuanya ringan, dan mudah menguap,
nafta jernih. Senyawaan tersebut digunakan sebagai pelarut, cairan pencuci
kering (dry clean), dan produk cepat-kering lainnya. Semua alkana
merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang
baik untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana
bercampur dengan air, lapisan alkana berada di atas, sebab massa jenisnya
lebih kecil daripada 1. Petroleum ether atau heksan adalah bahan pelarut
lemak nonpolar yang paling banyak digunakan karena harganya relatif
murah, kurang berbahaya terhadap risiko kebakaran dan ledakan, serta
lebih selektif untuk lemak nonpolar.
3. Sumber Hidrogen dan Bahan Mentah Industri
Gas alam dan gas petroleum merupakan sumber hidrogen dalam
industri, misalnya industri amonia dan pupuk. Ketika alkana dipanaskan
sampai temperatur tinggi dalam udara vakum, alkana akan pecah
atau terpecah menjadi molekul yang lebih kecil. Perengkahan
metana (CH4) menghasilkan serbuk karbon murni, seperti yang digunakan
pada ban mobil; pembentukan pelapis intan buatan; dan
menghasilkan hidrogen, sebagai bahan mentah untuk industri kimia.
CH4(g) → C(s) + 2H2(g)
Perengkahan etana menghasilkan etena, salah satu bahan mentah
yang penting dalam industri kimia (terutama dalam pembuatan
plastik) sama halnya seperti hidrogen.
C2H6(g) → CH2=CH2(g) + H2(g)
4. Pelumas
Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi
oli/pelumas. Pelumas adalah alkana suhu tinggi (jumlah atom karbon tiap
molekulnya cukup besar, misalnya C18H38. Proses cracking atau alkilasi
penting untuk minyak bumi dalam mencari senyawa yang lebih
dibutuhkan oleh konsumen, yaitu untuk mendapatkan bensin lebih banyak
dari minyak pelumas. Contoh cracking adalah minyak diesel (C16-C24)
dan minyak pelumas (C20-C30) yang dipecah menjadi bensin (C4-C10) dan
senyawa lain yang lebih banyak digunakan.
5. Bahan baku untuk senyawa organik lain
Minyak bumi dan gas alam merupakan bahan baku utama untuk
sintesis berbagai senyawa organik seperti alkohol, asam cuka dan lain-lain.
6. Pendingin Kulkas
Seiring dengan kesadaran banyak pihak tentang penggunaan gas
freon yang sudah tidak ramah lingkungan lagi, muncul yang namanya
Metil Klorida atau Monoklor metana. Senyawa yang dihasilkan dari reaksi
subtitusi alkana dengan gas klor ini banyak digunakan sebagai pada
pendingan kulkas. Zat ini lebih ramah lingkungan karena tidak merusak
ozon.
CH4 + Cl2 → CH⎯ 3Cl + HCl
7. Obat Bius
Kegunaan senyawa alkana berikutnya adalah kloroform. Kloroform
merupakan hasil reaksi subtitusi metana dengan gas klor berlebih. Zat ini
berupa cairan yang dahulu digunakan sebagai bahan anestesi, pemati rasa
atau lebih dikenal dengan nama obat bius. Dalam dunia medis zat ini
sangat penting guna membantu mengurangi rasa sakit saat operasi tetapi
karena sifatnya yang toksik terhadap hati, maka senyawa ini tidak lagi
digunakan sebagai bahan anestesi. International Agency for Research on
Cancer (IARC) menggolongkan kloroform ke dalam Grup 2B,
kemungkinan karsinogenik terhadap manusia. Selain itu, kloroform pada
suhu kamar punya wujud cair sering digunakan sebagai bahan pelarut
organik.
8. Memadamkan Api
Alkana terhalogenasi sempurna, seperti karbon tetraklorida (CCl4),
dani.bromoklorodifluorometana (BCF) dapat memadamkan api. Zat-zat
tersebut mempunyai massa jenis yang cukup besar sehingga dapat
mengusir udara dan memadamkan api, dimana cairan menguap dan
memadamkan api dengan cara menghambat reaksi berantai kimia dari
proses pembakaran. Tetapi pada suhu tinggi CCl4 dapat bereaksi dengan
air membentuk fosgen (COCl2), suatu gas yang sangat beracun sehingga
ditarik dan dilarang. BCF juga dapat merusak ozon dilapisi statosfir
sehingga penggunakan bahan tersebut dilarang.
ALKENA
I. PENDAHULUAN
Alkena (senyawa hidrokarbon tak jenuh) adalah sebuah kelompok
hidrokarbon (senyawa-senyawa yang hanya mengandung hidrogen dan
karbon) yang mengandung ikatan karbon-karbon rangkap (C=C) . Suku
a lkena yang pa l i ng kec i l t e rd i r i da r i dua a tom C , ya i t u
e t ena . Nama alkena sesuai dengan nama alkana dengan mengganti
akhiran – ana menjadi -ena. Rumus molekul untuk alkena adalah CnH2n.
II. SIFAT-SIFAT DARI ALKENA
Sifat Fisik
- Pada suhu kamar, tiga suku yang pertama adalah gas, suku-suku
berikutnya adalah cair dan suku-suku tinggi berbentuk padat. Jika
cairan alkena dicampur dengan air maka kedua cairan itu akan
membentuk lapisan yang saling tidak bercampur. Karena kerpatan
cairan alkena lebih kecil dari 1 maka cairan alkena berada di atas
lapisan air.
- Dapat terbakar dengan nyala yang berjelaga karena kadar karbon alkena
lebih tinggi daripada alkana yang jumlah atom karbonnya sama.
Tabel. Sifat Fisik Pada Alkena
Sifat Kimia
Sifat khas dari alkena adalah terdapatnya ikatan rangkap dua antara dua buah
atom karbon. Ikatan rangkap dua ini merupakan gugus fungsional dari alkena
sehingga menentukan adanya reaksi-reaksi yang khusus bagi alkena, yaitu adisi,
polimerisasi dan pembakaran
- Alkena dapat mengalami adisi Adisi adalah pengubahan ikatan
rangkap (tak jenuh) menjadi ikatan tunggal (jenuh) dengan cara
menangkap atom/gugus lain. Pada adisi alkena 2 atom/gugus atom
ditambahkan pada ikatan rangkap C=C sehingga diperoleh ikatan
tunggal C-C. Beberapa contoh reaksi adisi pada alkena:
a. Reaksi alkena dengan hidrogen (hidrogenasi)
Reaksi ini akan menghasilkan alkana.
b. Reaksi alkena dengan halogen (halogenisasi)
c. Asam Halogenida
Urutan kereaktifan adisi asam halogenida : HI > HBr > HCl.
Kaidah Aturan Markovnikoff
Pada adisi bagian negative dari zat yang diadisi terikat pada C
yang mempunyai H paling sedikit. Pada asam halogenida,
halogen terikat pada atom C yang mempunyai H tersedikit dan
H pada atom C dengan atom H terbanyak.
CH3-CH=CH2 + HBr CH3-CH-CH3 2-
monobromo-propana
Br
Efek peroksida (anti Markovnikoff) yang dikemukakan oleh
Kharash
Jika ada peroksida (misalnya benzoil peroksida) adisi HBr
berlangsung terbalik dari yang dikemukakan Markovnikoff.
CH3-CH=CH2 + HBr Peroksida CH3-CH2-CH2Br 1-
monobromo-propana
d. Penghidratan (hidrasi) Alkena
Hidrolisis alkena akan menghasilkan suatu alkohol. Contoh :
CH2=CH2+H2O CH3-CH2-OH
e. Reaksi alkena dengan asam sulfat (H2SO4)
CH2=CH2(g) + H2SO4
CH3-CH2-SO3+ H2O
C2H5OH + H2SO4
f. Polimerisasi adisi pada alkena
Pada senyawa alkena jika antara molekul-molekul (manomer)
yang sama mengadakan reaksi adisi, maka akan terbentuk
molekul-molekul besar dengan rantai yang panjang. Peristiwa ini
disebut polimerisasi. Polimer-polimer sintesis banyak dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari. Contoh polimer dari alkena
misalnya polietilen (plastik), polivinil klorida (pipa paralon), dan
politetraetena (teflon).
Polimerisasi etena : n/2(CH2=CH2)
(CH2)n Etena katalis polietena
- Pembakaran alkena
C2H4(g) + 3O2(g) 2CO2(g) + 2H2O(g) , bersifat eksotermik
- Reaksi oksidasi alkena
OH-CH2=CH2 + KMnO4 CH2OH-CH2OH Etena 1,2-
etanadiol (etilen
glikol).
III. TATA NAMA SENYAWA ALKENA
Tata nama alkena menurut IUPAC adalah sebagai berikut:
1. Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu
ke ujung yang lain yang melewati ikatan rangkap, berilah nama alkena
sesuai jumlah atom C pada rantai induk.
2. Penomoran. Penomoran dimulai dari ujung rantai induk yang terdekat dengan rangkap.
3. Jika terdapat cabang berilah nama cabang dengan alkil sesuai jumlah
atom C cabang tersebut. Jika terdapat lebih dari satu cabang, aturan
penamaan sesuai dengan aturan pada tatanama alkana.
4. Urutan penamaan: nomor cabang-nama cabang-nomor rangkap-rantai
induk
Contoh:
5. 3-metil-1-butena (benar) 2-metil-3-butena (salah)
Isomer alkena
Etena (C2H4) dan propena (C3H6) tidak mempunyai isomeri katena hanya ada satu struktur.
Isomer dari Butena (C4H8):
IV. PENGGUNAAN PADA ALKENA
1. Etena; digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena
(PE).
2. Propena, digunakan untuk membuat plastik Beberapa kegunaan
monomer dan polimer, yaitu polimer untuk membuat serat sintesis dan
peralatan memasak.
Kursi yang berbahan baku plastik polipropilena (PP)
Selain itu terdapat beberapa kegunaan lain dari senyawa alkena
Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
Untuk memasakkan buah-buahan
Bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol.
PERTANYAAN DAN PENYELESAIAN
Pertanyaan 1 : (Aqila)
Sebutkan dan jelaskan aplikasi dari alkana dan alkena ?
Jawaban 1 : (Melia)
Aplikasi dari senyawa alkana
1. Bahan Bakar
- Metana, berguna sebagai bahan bakar untuk memasak, dan bahan baku
pembuatan zat kimia seperti H2 dan NH3.
- Etana, berguna sebagai bahan bakar untuk memasak dan sebagai refrigerant
dalam sistem pendinginan dua tahap untuk suhu rendah.
- Propana, merupakan komponen utama gas elpiji untuk memasak dan bahan
baku senyawa organik.
- Butana, berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet
sintesis.
- Oktana, merupakan komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor,
yaitu bensin.
2. Pelarut
Rantai karbon dengan C5-7 semuanya ringan, dan mudah menguap, nafta jernih.
Senyawaan tersebut digunakan sebagai pelarut, cairan pencuci kering (dry
clean), dan produk cepat-kering lainnya. Semua alkana merupakan senyawa
polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana adalah
pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana bercampur dengan air, lapisan
alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1.
3. Sumber Hidrogen dan Bahan Mentah Industri
Gas alam dan gas petroleum merupakan sumber hidrogen dalam industri,
misalnya industri amonia dan pupuk. Ketika alkana dipanaskan
sampai temperatur tinggi dalam udara vakum, alkana akan pecah atau terpecah
menjadi molekul yang lebih kecil.
4. Pelumas
Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas.
Pelumas adalah alkana suhu tinggi (jumlah atom karbon tiap molekulnya cukup
besar, misalnya C18H38.
5. Bahan baku untuk senyawa organik lain
Minyak bumi dan gas alam merupakan bahan baku utama untuk sintesis
berbagai senyawa organik seperti alkohol, asam cuka dan lain-lain.
6. Pendingin Kulkas
Senyawa yang dihasilkan dari reaksi subtitusi alkana dengan gas klor ini
banyak digunakan sebagai pada pendingan kulkas. Zat ini lebih ramah
lingkungan karena tidak merusak ozon.
CH4 + Cl2 ⎯→ CH3Cl + HCl
7. Obat Bius
Kegunaan senyawa alkana berikutnya adalah kloroform. Kloroform merupakan
hasil reaksi subtitusi metana dengan gas klor berlebih. Zat ini berupa cairan
yang dahulu digunakan sebagai bahan anestesi, pemati rasa atau lebih dikenal
dengan nama obat bius. Dalam dunia medis zat ini sangat penting guna
membantu mengurangi rasa sakit saat operasi tetapi karena sifatnya yang toksik
terhadap hati, maka senyawa ini tidak lagi digunakan sebagai bahan anestesi.
8. Memadamkan Api
Alkana terhalogenasi sempurna, seperti karbon tetraklorida (CCl4), dan
bromoklorodifluorometana (BCF) dapat memadamkan api. Zat-zat tersebut
mempunyai massa jenis yang cukup besar sehingga dapat mengusir udara dan
memadamkan api, dimana cairan menguap dan memadamkan api dengan cara
menghambat reaksi berantai kimia dari proses pembakaran.
Aplikasi dari senyawa alkena
1. Etena; digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena (PE).
2. Propena, digunakan untuk membuat plastik Beberapa kegunaan monomer dan
polimer, yaitu polimer untuk membuat serat sintesis dan peralatan memasak.
3. Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
4. Untuk memasakkan buah-buahan
Pertanyaan 2 : (Samapta Probowisnu)
Apa fungsi dari penomoran pada senyawa alkana dan alkena dan jelasskan apakah
senyawa tersebut berbahaya atau tidak ?
Jawaban 2 : (Sandi Satria Wibiseno)
Dilakukan penomoran pada senyawa alkana maupun alkena ialah untuk
mengetahui jenis dari pemanfaatannya. Disamping itu ada senyawa yang
berbahaya atau tidak, hal tersebut dilihat dari pemanfaatannya dalam kehidupan
sehari-hari. Seperti yang diketahui jika suatu bahan melebihi kapasitasnya maka
akan terjadi kecelakaan. Sebagai contoh etena yang berguna sebagai bahan baku
plastik sedangkan propana yang digunakan sebagai bahan baku gas elpiji. Hal
tersebut tidak terlepas dari penggunaannya sendiri.
Pertanyaan 3 : (Ria Afriany)
Sebutkan diantara senyawa alkana dan alkena, manakah yang lebih reaktif dan
mengapa senyawa tersebut dapat lebih reaktif serta bagaimana kereaktifan dari
senyawa tersebut ?
Jawaban 3 : (Siti Rahayu)
Diantara kedua senyawa tersebut yang paling reaktif ialah senyawa alkena. Hal
tersebut disebabkan alkena mempunyai ikatan rangkap dua yang tidak dimiliki
senyawa alkana yang hanya mempunyai satu ikatan dengan unsur lain. Jika
mempunyai ikatan rangkap dua maka akan lebih memudahkan senyawa tersebut
unttuk berikatan dengan unsur lain. Kereaktifan dari senyawa alkena sendiri
karena alkena itu dapat lebih mudah utuk berikatan dan kekuatan ikatannya lemah
dengan atom lain.
Pertanyaan 4 : (Rally Art Indah)
Pada senyawa alkana pasti terdapat jumlah isomer. Keisomeran dari senyawa itu
sendiri seperti apa? Dan tolong contohkan serta jelaskan dari posisi/letak isomer-
isomer tersebut!
Jawaban 4 : (Hikma Turiya)
Terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu isomer atau keisomeran.
Sebagaimana isomer adalah senyawa yang berbeda tetapi mempunyai rumus
molekul yang sama. Bisa dicontohkan salah satu senyawa alkana dimana C6H14
mempunyai jumlah isomer 5, sehingga dapat di buktikan sebagai berikut:
1. CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 (n-heksana)
2. CH3 1-CH 2-CH2 3-CH2
4-CH3 5 (2-metil-pentana)
CH3
3. CH3 1-CH 2-CH 3-CH2
4 (2,3-dimetil-butana)
CH3 CH3
4. CH3 1-CH 2-CH2 3-CH3
4 (2-etil butana)
C2H5
5. CH3 1-CH2 2-CH 3-CH2
4-CH3 5 (3-metil-pentana)
CH3
Dari pembuktian diatas dapat diketahui jika benar pada C6H14 terdapat 5 isomer.
Dimana dengan jumlah atom C yang 6 dan atom H 14.
KESIMPULAN
I. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui perbedaan dari senyawa
alkana dan alkena terlebih dahulu harus mengenal arti dari keduanya. Selain itu
mengetahui cara penomoran dan penamaan kedua senyawa baik melalui Trivia
ataupun IUPAC dengan tatanama senyawa yang telah ditentukan. Baik alkana
maupun alkena masing-masing mempunyai keisomeran dimana isomer adalah
senyawa yang berbeda tetapi mempunyai rumus molekul yang sama. Intinya
hanya rumus kimianya saja yang berbeda namun tetap memiliki fungsi yang
sama.
Penggunaan senyawa alkana dan alkena dalam kehidupan sehari-hari
cukup membantu. Sepertt senyawa alkana yang berfungsi sebagai bahan bakar,
obat bius, sumber energi, pelarut, pendingin kulkass, bahan baku senyawa
organik lain dan bahkan untuk memadamkan api. Senyawa alkena sangat
berperan penting dalam bahan baku pembuatan plastik, obat bius dan untuk
memasakkan buah. Namun jika untuk mamasakkan buah fungsinya kurang
efektif karena akan membahayakan kandunga buah dan kurang bermanfaat
untuk dikonsumsi.