sapta modul1blok13

17

Click here to load reader

Transcript of sapta modul1blok13

Page 1: sapta modul1blok13

BATUK

Bronkus dan trakea sangat sensitive terhadap sentuhan ringan, sehingga bila terdapat

benda asing atau penyebab iritasi lainnya walaupun dalam jumlah yang sedikit akan

menimbulkan reflex batuk. Laring dan karina (tempat trakea bercabang jadi bronkus) adalah

tempat yang paling sensitive, dan bronkiolus terminalis dan bahan alveoli bersifat sensitive

terhadap rangsangan bahan kimia yang korosif seperti gas sulfur dioksida atau klorin.impuls

aferen yang berasal dari saluran pernapasan terutama berjalan melalui nervus vagus menuju

medulla otak. Di sana, suatu rangkaian peristiwa otomatis digerakkan oleh lintasan neuronal

medulla, yang menyebabkan efek sebagai berikut:

Kira-kira 2,5 liter udara diinspirasi. Epiglotis dan pita suara menutup erat-erat untuk

menjerat udara dalam paru. Lalu, otot-otot perut dan otot ekspirasi lainnya berkontraksi dengan

kuat mendorong diafragma. Akibatnya, tekanan dalam paru meningkat sampai 100 mmHg atau

lebih. Selanjutnya, pita suara dan epiglotis tiba-tiba terbuka lebar, sehingga udara bertekanan

tinggi kira-kira denga kecepatan 75-100 mil per jam dalam paru meledak keluar. Udara yang

mengalir dengan cepat tersebut biasanya membawa pula benda asing yang terdapat dalam

bronkus atau trakea.

Hal yang paling penting, adalah kompresi kuat pada paru yang menyebabkan bronkus

dan trakea menjadi kolaps melalui invaginasi bagian yang tidak berkartilago kea rah dalam,

akibatnya udara yang meledak tersebut benar-benar mengalir melalui celah-celah bronkus dan

trakea.

Batuk berdahak (Produksi sputum)

Sputum atau dahak adalah bahan yang dikeluarkan bersamaan dengan batuk. Sekitar

75-100cc . sputum disekresikan setiap hari oleh bronkus. Melalui gerak silia, ia dibawa ke atas

tenggorok (aktivitas muco-cilliary clearence) dan ditelan secara tidak disadari bersama-sama

saliva. Peningkatan jumlah produksi merupakan manifestasi Bronkitis paling dini. Sputum dapat

mengandung debris sel, mukus, darah, pus dan mikroorganisme.

Sputum harus dilukiskan berdasarkan warnanya, konsistensi, jumlah, waktu terjadi ,dan

ada tidaknya darah. Sputum yang tidk terinfeksi tidak berbau, transparan dan berwarna putih

Page 2: sapta modul1blok13

atau abu keputihan, menyerupai mukus, disebut mukoid. Sputum yang putih seperti air, disebut

serous Sputum terinfeksi warna kekuningan, agak kental, disebut muko-purulen dan disebut

purulen jika berupa pus atau warna hijau tua. Pada Pneumonia, sputumnya berkarat (rusty).

Pada Bronkiektasis, penderita mengeluarkan dahak banyak, dan bisa dibedakan adanya 3 lapisan

dengan konsistensi yang berbeda. Jika penderita mengeluarkan dahaknya dengan berdehem,

sangat mungkin itu berasal dari saluran napas atas (=post nasal drip).

Batuk darah (Hemoptisis)

Hemoptisis adalah batuk yang disertai pengeluaran darah, baik mencakup darah segar

(frank haemoptysis) ataupun juga sputum yang mengandung darah (blood streak). Implikasinya

sangat berbeda. Batuk yang disertai pengeluaran darah segar menunjukkan gejala yang sangat

penting karena mengarah ke penyakit berat. Keluarnya darah biasanya berkaitan dengan lesi

kavitas pada paru (sering terjadi pada TB Paru), Tumor paru, penyakit Jantung tertentu atau

Emboli paru. Sputum yang mengandung darah biasanya berkaitan dengan TB Paru, merokok

atau infeksi saluran napas atas, tetapi dapat juga dijumpai pada tumor atau penyakit yang lebih

berat. Setiap proses supurasi di dalam saluran pernapasan atau paru-paru dapat menimbulkan

hemoptisis. Bronkitis mungkin penyebab tersering dari hemoptisis. Bronkiektasis dan

Karsinoma Bronkogenik juga merupakan penyebab utama. Hemoptisis yang terjadi pada tumor

paru dapat disebabkan oleh invasi sel tumor pada mukosa, nekrosis tumor, atau pneumonia

disebelah distal obstruksi bronkus oleh tumor. Pneumonia yang disebabkan oleh

Pneumokokkus khas menghasilkan sputum seperti yang seperti karat. Sputum merah muda dan

berbusa dapat disebabkan oleh Edema paru.

Kadang-kadang pasien mengalami sensasi hangat di dalam dada pada lokasi sumber

hemoptisis. Oleh karena itu adalah berguna untuk menanyakan kepada pasien apakah ia

mengalami sensasi yang sama. Informasi ini dapat mengarahkan untuk melakukan pemeriksaan

fisik yang cermat dan foto rontgen.

Pasien yang baru mengalami operasi beresiko mengalami Tromboflebitis vena profunda

dengan emboli paru . Wanita yang minum pil KB juga mempunyai resiko untuk menderita

Page 3: sapta modul1blok13

penyakit emboli paru. Hemoptisis terjadi bila emboli pulmuner menyebabkan infark dengan

nekrosis parenkim paru.

Episode hemoptisis yang berulang dapat disebabkan oleh Bronkiektasis, Tuberkulosis

atau Mitral Stenosis. Fibrilasi atrium merupakan penyebab yang sering terjadinya fenomena

emboli untuk denyut jantung tidak teratur.

DISPNEA (Sesak Napas)

Dispnea berarti penderitaan mental yang diakibatkan oleh ketidakmampuan ventilasi

untuk memenuhi kebutuhan udara. Sinonim yang sering dipakai adalah ”Air Hunger”.

Paling sedikit ada tiga faktor yang sering menyertai perkembangan sensasi dispnea.

Yaitu, (1) kelainan gas-gas pernapasan dalam cairan tubuh, terutama hiperkapnia dan hipoksia

(dengan porsi yang jauh lebih sedikit), (2) jumlah kerja yang harus dilakukan oleh otot-otot

pernapasan untuk menghasilkan ventilasi yang memadai dan, (3) keadaan pikiran orang tersebut.

Seseorang menjadi sangat dispnea terutama karena pembentukan karbondioksida yang

berlebihan dalam cairan tubuh. Namun, pada suatu waktu, kadar karbondioksida dan oksigen

dalam cairan tubuh dalam batas normal, tetapi untuk mencapai gas-gas ini dalam batas yang

normal, orang tersenut harus bernapas dengan kuat. Pada keadaan seperti ini, aktivitas otot-otot

pernapasan yang kuat seringkali memberi sensasi dispnea pada orang tersebut.

Akhirnya, pernapasan orang tersebut mungkin sudah normal kembali, tetapi masih mengalami

dispnea karena perasaannya masih abnormal. Keadaan ini sering disebut Dispnea neurogenik

atau Dispnea emosional. Misalnya, hampir setiap orang yang pada suatu saat memikirkan

aktivitas bernapas, sekonyong-konyong ia mulai bernapas lebih dalam dari biasanya karena ada

perasaan dispnea ringan. Perasaan ini semakin bertambah bila orang tersebut mempunyai rasa

takut secara psikis bahwa dia tidak dapat memperoleh udara yang cukup, seperti ketika

memasuki ruangan yang sempit atau yang ramai.

Page 4: sapta modul1blok13

Patofisiologi sesak nafas dapat dibagi sebagai berikut:

1) oksigenasi jaringan menurun

Penyakit atau keadaan tertentu dapat menyebabkan kecepatan pengiriman oksigen ke

jaringan menurun, seperti perdarahan anemia, perubahan hemoglobin dapat menyebabkan

sesak nafas.

2) kebutuhan oksigen meningkat

Penyakit atau keadaan tertentu seperti infeksi akut yang membutuhkan oksigen lebih banyak

karena peningkatan metabolisme akan menyebabkan sensasi sesak nafas

3) kerja pernafasan meningkat

penyakit parenkim paru seperti pneumonia, sembab paru akan menyebabkan elastisitas paru

berkurang serta penyakit yang menyebabkan penyempitan saluran nafas dapat menyebabkan

ventilasi paru menurun. Untuk mengimbangi keadaan ini otot pernafasan bekerja lebih keras,

keadaan ini menimbulkan peningkatan metabolisme.

4) rangsangan pada sitem saraf pusat

penyakit yang menyerang sistem saraf pusat dapat menimbulkan serangan sesak nafas secara

tiba-tiba. Belum diketahui mekanisme pasti bagaimana hal ini dapat terjadi.

5) penyakit neuromuskuler

banyak penyakit yang dapat menyebabkan gangguan sistem pernafasan jika mengenai

diafragma, seperti miastenia gravis dan amiotropik lateral sklerosis. Tetapi ekanismenya

belum diketahui secara jelas.

Klasifikasi sesak nafas:

Sesuai dengan berat ringannya keluhan, sesak nafas dapat dibagi menjadi 5 tingkat:

a) Sesak nafas tingkat I

Tidak ada hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Tetapi sesak nafas terjadi bila

penderita melakukan aktifitas yang berat dari biasanya.

b) Sesak nafas tingkat II

Page 5: sapta modul1blok13

Sesak nafas terjadi bila penderita melakukan aktifitas yang berat dari biasanya. Tetapi tidak

terjadi bila melakukan aktifitas yang biasa. Seperti naik tangga dan berlari.

c) Sesak nafas tingkat III

Sesak nafas sudah timbul saat penderita melakukan kegiatan sehari-hari, tetapi penderita

masih dapat melakukan tanpa bantuan orang lain.

d) Sesak nafas tingkat IV

Penderita sudah sesaki napas pada waktu melakukanh kegiatan sehari-hari seperti mandi,

berpakaian, dll. Sehingga memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan kegiatan

sehari-hari. Sesak napas belum tampak pada waktu penderita istirahat.

e) Sesak nafas tingkat V

Penderita harus membatasi diri dalam melakukan kegiatan dan aktivitas sehari-hari yang

pernah dilakukan secara rutin. Keterbatasan ini menyebabkan penderita lebih banyak

berada di tempat tidur. Untuk memenuhi segala kebutuhannya, penderita sangat

bergantung pada orang lain.

NYERI DADA

Rasa nyeri timbul bila ada kerusakan jaringan, dan hal ini yang menyebabkan individu

bereaksi memindahkan stimulus nyeri. Rasa nyeri secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

rasa nyeri cepat-tajam dan rasa nyeri lambat-tumpul. Bila diberikan stimulus, rasa nyeri cepat

timbul dalam waktu kira-kira 0,1 detik, sedangkan rasa nyeri lambat timbul setelah 1 detik atau

lebih dan kemudian secara perlahan bertambah selama beberapa detik dan bahkan beberapa

menit.

Sedangkan nyeri dada sendiri dapat disebabkan oleh penyakit jantung, paru atau nyeri

alih dari abdomen. Ada dua jenis nyeri dada karena penyakit paru : nyeri pleuritik dan nyeri

trakeobronkial.

Nyeri Pleuritik

Berupa nyeri tajam, menusuk, pada umumnya terlokalisir di suatu tempat di toraks dan makin

memburuk dengan bernapas dalam ataupun batuk. Penyebabnya bisa dari Gangguan Mekanis

Page 6: sapta modul1blok13

(pneumotoraks,hemotoraks), Gangguan Peradangan (infeksi,infark paru), Neoplasma Paru

(primer,metastase), Penyakit Autoimun (LES,Artritis Reumatoid.Skleroderma)

Nyeri Trakeobronkitis

Nyeri Trakeobronkitis adalah sensasi terbakar di daerah substernal yang makin memburuk

dengan batuk. Hal ini disebabkan oleh radang akut pada cabang trakeobeonkial.

DEMAM

Demam, yang berarti suhu tubuh diatas normal dapat disebabkan oleh kelainan di dalam otak

sendiri atau oleh bahan-bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. beberapa

penyebab demam (dan juga menurunnya suhu tubuh) meliputi penyakit yang disebabkan oleh

bakteri, tuomor otak, dan keadaan lingkungan yang dapat berakhir dengan heatstroke.

Sebagian besar protein, hasil pemecahan protein dan beberapa zat tertentu lainnya, terutama

toksin liposakarida yang dilepaskan dari membran sel bakteri, dapat menyebabkan peningkatan

set-point pada termostat di hipotalamus. Zat yang menimbulakan efek seperti ini disebut sebagai

pirogen. Ketika set-point di hipotalamus menjadi lebih tinggi dari normal, semua mekanisme

untuk meningkatkan suhu tubuh terlibat, termasuk penyimpanan panas dan pembentukan panas.

Mekanisme Kerja Pirogen dalam Menyebabkan Demam

Apabila bakteri atau hasil pemecahan bakteri terdapat di jaringan atau dalam darah, keduanya

akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula

besar. Seluruh sel ini selanjutnya akan melepaskan zat Interleukin-1 yang disebut juga leukosit

pirogen atau pirogen endogen ke dalam cairan tubuh. Setelah mencapai hipotalamus, segera

mengaktifkan proses demam, pertama-tama dengan menginduksi pembentukan salah satu

prostaglandin, atau zat lain yang mirip yang nantinya bekerja membangkitkan reaksi demam.

Adanya peningkatan titik patokan ini dikarenakan termostat tubuh (hipotalamus) merasa bahwa

suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil.

Adanya proses mengigil ( pergerakan otot rangka) ini ditujukan untuk menghasilkan panas tubuh

yang lebih banyak dan terjadilah suatu keadaan yang dinamakan demam Ketika pembentukan

Prostaglandin dihambat, demam sama sekali tidak terjadi. Sebenarnya hal ini yang menjelaskan

kinerja obat penurun demam seperti aspirin bekerja.

Page 7: sapta modul1blok13

FARINGITIS

Definisi

Faringitis akut adalah suatu sindrom inflamasi dari faring dan/atau tonsil yang disebabkan oleh

beberapa grup mikroorganisme yang berbeda. Faringitis dapat menjadi bagian dari infeksi

saluran napas atas atau infeksi lokal didaerah faring.

Jenis Faringitis

Faringitis Virus Faringitis Bakteri

Biasanya tidak ditemukan nanah di

tenggorokanSering ditemukan nanah di tenggorokan

Demam ringan atau tanpa demam Demam ringan sampai sedang

Jumlah sel darah putih normal atau

agak meningkat

Jumlah sel darah putih meningkat ringan

sampai sedang

Kelenjar getah bening normal atau

sedikit membesar

Pembengkakan ringan sampai sedang pada

kelenjar getah bening

Tes apus tenggorokan memberikan

hasil negatif

Tes apus tenggorokan memberikan hasil

positif untuk strep throat

Pada biakan di laboratorium tidak

tumbuh bakteriBakteri tumbuh pada biakan di laboratorium

Etiologi

Faringitis akut baik yang disertai demam atau tidak, pada umumnya disebabkan oleh virus

seperti Rhinovirus, Adenovirus, Parainfluenzavirus, Coksakievirus, Coronavirus, Echovirus,

Epstein-Bar virus (mononukleosis) dan Cytomegalovirus. Dari golongan bakteri seperti

streptokokus beta hemolitikus kelompok A, merupakan kelompok bakteri yang sering

ditemukan, sedangkan jenis bakteri yang lain seperti Neisseria gonorrhoeae, Corynobacterium

diphtheriae, Chlamydia pneumonia, grup C dan G streptokokus.

Page 8: sapta modul1blok13

Penyebab faringitis yang lain seperti Candida albicans (Monilia) sering didapatkan pada bayi dan

orang dewasa yang dalam keadaan lemah atau terimunosupresi. Hal-hal seperti udara kering,

rokok, neoplasia, intubasi endotrakeal, alergi, dan luka akibat zat kimia dapat juga menyebabkan

faringitis.

Patogenesis

Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila epitel

terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan

infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian edema dan

sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan kemudian

cendrung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh

darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu

terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak

pada dinding faring posterior, atau terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan membengkak.

Gejala

Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan nyeri

menelan.Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau ringan dan

tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah. Gejala lainnya adalah:

- demam

- pembesaran kelenjar getah bening di leher

- peningkatan jumlah sel darah putih.

Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih merupakan

gejala khas untuk infeksi karena bakteri.

Diagnosa

Temuan-temuan fisik yang paling mungkin ditemukan berhubungan dengan penyakit yang

disebabkan oleh streptokokus adalah kemerahan pada kelenjar-kelenjar tonsil beserta tiang-tiang

lunak, terlepas dari ada atau tidaknya limfadenitis dan eksudasi-eksudasi. Gambaran-gambaran

Page 9: sapta modul1blok13

ini walaupun sering ditemukan pada faringitis yang disebabkan oleh streptokokus, tidak bersifat

diagnostik dan dengan frekuensi tertentu dapat pula dijumpai pada faringitis yang disebabkan

oleh virus. Konjungtivitis, rinitis, batuk, dan suara serak jarang terjadi pada faringitis yang

disebabkan streptokokus dan telah dibuktikan, adanya 2 atau lebih banyak lagi tanda-tanda atau

gejala-gejala ini memberikan petunjuk pada diagnosis infeksi virus. Bahan biakan tenggorokan

merupakan satu-satunya metode yang dapat dipercaya untuk membedakan faringitis oleh virus

dengan streptokokus. Menurut Simon, diagnosa standar streptokokus beta hemolitikus kelompok

A adalah kultur tenggorok karena mempunyai sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi tergantung

dari teknik, sample dan media. Bakteri yang lain seperti gonokokus dapat diskrening dengan

media Thayer-Martin hangat. Virus dapat dikultur dengan media yang khusus seperti pada

Epstein-Bar virus menggunakan monospot. Secara keseluruhan dari pemeriksaan laboratorium

ditemukan adanya leukositosis.

Terapi

Terapi faringitis virus adalah aspirin atau asetaminofen, cairan dan istirahat baring.

Komplikasi seperti sinusitis atau pneumonia biasanya disebabkan oleh invasi bakteri karena

adanya nekrosis epitel yang disebabkan oleh virus. Antibiotik dicadangkan untuk komplikasi ini.

Faringitis streptokokus paling baik diobati dengan pemberian penisilin oral (200.000-250.000

unit penisilin G,3-4 kali sehari, selama 10 hari). Pemberian obat ini biasanya akan menghasilkan

respon klinis yang cepat dengan terjadinya suhu badan dalam waktu 24 jam. Eritromisin atau

klindamisin merupakan obat lain dengan hasil memuaskan, jika penderita alergi terhadap

penisilin.

Dengan tambahan untuk mencukupi terapi antibiotik terhadap pasien-pasien yang

menderita faringitis, tanpa menghiraukan etiologinya, seharusnya diberikan antipiretik untuk

mengatasi nyeri atau demam. Obat yang dianjurkan seperti ibuprofen atau asetaminofen. Jika

penderita menderita nyeri tenggorokan yang sangat hebat, selain terapi obat, pemberian kompres

panas atau dingin pada leher dapat membantu meringankan nyeri. Berkumur-kumur dengan

larutan garam hangat dapat pula memberikan sedikit keringanan gejala terhadap nyeri

tenggorokan, dan hal ini dapat disarankan pada anak-anak yang lebih besar untuk dapat bekerja

sama.

Page 10: sapta modul1blok13

Seorang anak dengan infeksi streptokokus tidak akan menularkan lagi kepada orang-

orang lain dalam beberapa jam setelah mendapatkan pengobatan antibiotik. Sementara itu anak-

anak dengan infeksi virus akan tetap dapat menularkan selama beberapa hari.

LARINGITIS

Definisi

Laringitis adalah peradangan pada laring (pangkal tenggorok). Laringitis adalah peradangan pada

laring yang terjadi karena banyak sebab. Inflamasi laring sering terjadi sebagai akibat terlalu

banyak menggunakan suara, pemajanan terhadap debu, bahan kimiawi, asap, dan polutan

lainnya, atau sebagai bagian dari infeksi saluran nafas atas. Kemungkinan juga disebabkan oleh

infeksi yang terisolasi yang hanya mengenai pita suara.

Laring terletak di puncah saluran udara yang menuju ke paru-paru (trakea) dan

mengandung pita suara.

Penyebab

Penyebab yang paling sering adalah infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya

common cold).

Laringitis juga bisa menyertai bronkitis, pneumonia, influenza, pertusis, campak dan difteri.

Laringitis bisa terjadi akibat:

Penggunaan suara yang berlebihan

Reaksi alergi

Menghirup iritan (misalnya asap rokok).

Gejala

Gejala biasanya berupa perubahan suara berupa serak sampai hilangnya suara. Tenggorokan

terasa gatal dan tidak nyaman.

Perubahan suara (suara jadi parau/serak = disphonia, atau menghilang/aphonia)

Page 11: sapta modul1blok13

Perubahan suara bisa terjadi karena dari adanya parese atau bengkaknya plika vokalis, baik

sebagai akibat dari overuse of the voice, post Thyroidectomy, excessive smoking, Laringitis,

dan penggunaan obat-obat kortikosteroid inhalasi. Bagaimanapun, patut diingat, adanya

suara parau yang disertai batuk lembu (Bovine cough), patut dicurigai adanya paralisis n.

Reccurent laryngicus akibat kompresi tumor paru atau akibat pembesaran kelenjar getah bening

mediastinum.

Gejala lainnya yang juga bisa ditemukan:

demam

tidak enak badan

kesulitan menelan

sakit tenggorokan.

Pembengkakan laring menyebabkan terjadinya gangguan pernafasan.

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Dengan cermin kecil

bersudut seperti yang digunakan dokter gigi, dokter bisa melihat kemerahan dan pembengkakan

pada laring.

Pengobatan

Pengobatan pada infeksi oleh virus tergantung kepada gejalanya. Penderita sebaiknya

mengistirahatkan pita suaranya dengan tidak bicara atau bicara dengan berbisik. Menghirup uap

bisa meringankan gejala dan membantu penyembuhan daerah yang meradang.

Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik.