SAP-Polio.doc

17

Click here to load reader

Transcript of SAP-Polio.doc

Page 1: SAP-Polio.doc

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA IBU DAN KELUARGA DENGAN

ANAK YANG MENDAPAT VAKSINASI POLIO DI POSYANDU MELATI

SURABAYA

Disusun Oleh :

1. Farah Tsurayya M 131111005

2. Annisa Agustina 131111013

3. Eli Sazana 131111020

4. Miftakhur Roifah 131111027

5. Hartono 131111041

6. Yulia Dyah Asmarani 131111049

7. M. Fathur Rohman 131111057

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2013

1

Page 2: SAP-Polio.doc

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul : Pendidikan kesehatan pada ibu dengan anak yang mendapat

imunisasi polio di Posyandu Melati Surabaya

Sasaran : Ibu dan keluarga dengan anak yang mendapat imunisasi polio di

Posyandu Melati Surabaya

Hari/Tanggal : Senin/ 16 September 2013

Tempat : Ruang Posyandu Melati Surabaya

Pelaksana : Mahasiswa Fakultas Keperawatan UNAIR

Waktu : Pukul 09.00 – 09.30 WIB

I. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapat penyuluhan selama 30 menit, Ibu dan keluarga di

Posyandu Melati Surabaya dapat menambah pengetahuan tentang penyakit

polio dan pencegahannya sedini mungkin.

II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapat penyuluhan, ibu dan keluarga anak dapat :

1. Mengetahui definisi penyakit Polio dan penyebabnya

2. Mengetahui jenis-jenis penyakit Polio

3. Mengetahui tanda dan gejala penyakit Polio

4. Memahami pentingnya pencegahan penyakit Polio

5. Mengetahui prosedur imunisasi Polio dengan benar

III. Materi

1. Konsep pemahaman penyakit Polio

2. Konsep prosedur Imunisasi Polio

IV. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

V. Media

1. LCD

2. Leaflet

2

Page 3: SAP-Polio.doc

VI. Setting Tempat

Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan penyuluh

Keterangan :

: Penyuluh

: Moderator

: Fasilitator

: Observer

: Peserta

VII. Pengorganisasian

1. Pembimbing akademik : Ilya Krisnana, S.Kep., Ns., M. Kep

2. Penyaji : Hartono

Eli Sazana

Tugas Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan

3. Moderator : M. Fathur Rohman

Tugas Moderator : Menjalankan jalannya penyuluhan

4. Observer : Yulia Dyah Asmarani

Annisa Agustina

Tugas Observer : Menilai jalannya penyuluhan

5. Fasilitator : Farah Tsurayya M

Miftakhur Roifah

Tugas Fasilitator : Membantu dan mengondisikan peserta

3

Page 4: SAP-Polio.doc

VIII. Pelaksanaan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1 3 Menit Pembukaan:

a. Membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam

b. Memperkenalkan diri

c. Kontrak waktu

d. Menjelaskan tujuan dari

penyuluhan.

e. Menyebutkan materi penyuluhan

yang akan diberikan

a. Menjawab salam

b. Mendengarkan

c. Memperhatikan

2 10 Menit Pelaksanaan :

Mengkaji pengetahuan ibu dan tau

keluarga anak tentang Polio

Menjelaskan tentang:

a. Pengertian penyakit polio

b. Penyebab penyakit polio

c. Jenis-jenis penyakit polio

d. Penularan penyakit polio

e. Tanda dan gejala penyakit polio

f. Pencegahan penyakit polio

g. Prosedur imunisasi polio

a. Mendengarkan dan

memperhatikan

3 10 menit Diskusi:

a. Memberikan kesempatan pada

peserta untuk mengajukan

pertanyaan kemudian

didiskusikan bersama dan

menjawab pertanyaan

a. Mengajukan

pertanyaan

4 5 Menit Evaluasi :

a. Menanyakan pada peserta

tentang materi yang diberikan

a. Menjawab dan

menjelaskan

4

Page 5: SAP-Polio.doc

dan reinforcement kepada peserta

bila dapat menjawab dan

menjelaskan kembali pertanyaan/

materi.

pertanyaan

5 2 Menit Terminasi :

a. Memberikan leaflet kepada

peserta.

b. Mengucapkan terima kasih

kepada peserta

c. Mengucapkan salam

a. Mendengarkan dan

membalas salam

IX. Evaluasi

1. Kriteria struktur

a. Kontrak waktu dan tempat diberikan pada hari sebelum acara

dilakukan

b. Pembuatan SAP, leaflet, dilakukan maksimal 1 hari

sebelumnya

c. Peserta di tempat yang telah ditentukan

d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan

sebelum dan saat penyuluhan dilaksanakan.

2. Kriteria proses

a. Peserta (Ibu dan keluarga dengan anak) antusias terhadap

materi penyuluhan

b. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan

c. Pelaksanaan kegiatan sesuai SAP

d. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description

3. Kriteria hasil

a. Peserta dapat mengikuti acara dari awal sampai selesai

b. Acara dimulai tepat waktu

c. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah

dijelaskan

5

Page 6: SAP-Polio.doc

MATERI PENYULUHAN

A. Konsep Pemahaman Penyakit Polio

A.1 Pengertian

Poliomyelitis (polio) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

virus dan sebagian besar menyerang anak-anak berusia di bawah 5 tahun.

Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus

(PV). Polio tidak ada obatnya, pertahanan satu-satunya adalah

imunisasi.Virus polio masuk ke tubuh melalui mulut, dari air atau

makanan yang tercemar kotoran penderita polio. Juga disebabkan kurang

terjaganya kebersihan diri dan lingkungan. Virus ini menyerang system

syaraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan seumur hidup dalam waktu

beberapa lama (Miller N, 2004).

A.2 Jenis Polio

a. Polio non-paralisis

Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu,

dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa

lembek jika disentuh.

b. Polio paralisis spinal

Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang,

menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada

batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan

kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita

akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan

terjadi pada kaki. Setelah virus polio menyerang usus, virus ini akan

diserap oleh pembulu darah kapiler pada dinding usus dan diangkut

seluruh tubuh. Virus Polio menyerang saraf tulang belakang dan syaraf

motorik yang mengontrol gerakan fisik. Pada periode inilah muncul

gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan

atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh

bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan

6

Page 7: SAP-Polio.doc

memengaruhi sistem saraf pusat dan menyebar sepanjang serabut saraf.

Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus

akan menghancurkan syaraf motorik. Syaraf motorik tidak memiliki

kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan

bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki

menyebabkan tungkai menjadi lemas, kondisi ini disebut acute flaccid

paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat

menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada)

dan abdomen (perut), disebut quadriplegia (Sutiko A, 2005)

c. Polio bulbar

Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami

sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung syaraf

motorik yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim

sinyal ke berbagai syaraf yang mengontrol pergerakan bola mata; saraf

trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air

mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori yang mengatur pendengaran;

saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbagai

fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang

mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang

mengatur pergerakan leher.

Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan

kematian. Lima hingga sepuluh persen penderita yang menderita polio

bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak dapat

bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf

kranial yang bertugas mengirim 'perintah bernapas' ke paru-paru.

Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi penelanan;

korban dapat 'tenggelam' dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan

penyedotan atau diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan

yang disekresikan sebelum masuk ke dalam paru-paru. Namun

trakesotomi juga sulit dilakukan apabila penderita telah menggunakan

'paru-paru besi' (iron lung). Alat ini membantu paru-paru yang lemah

dengan cara menambah dan mengurangi tekanan udara di dalam tabung.

7

Page 8: SAP-Polio.doc

Kalau tekanan udara ditambah, paru-paru akan mengempis, kalau

tekanan udara dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan demikian

udara terpompa keluar masuk paru-paru. Infeksi yang jauh lebih parah

pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian.

Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung

usia penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio

jenis ini harus hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan.

Polio bulbar dan spinal sering menyerang bersamaan dan merupakan sub

kelas dari polio paralisis. Polio paralisis tidak bersifat permanen.

Penderita yang sembuh dapat memiliki fungsi tubuh yang mendekati

normal (Chin, 2006)

A.3 Tanda dan Gejala

a. Demam

b. Rasa lelah

c. Sakit kepala

d. Muntah-muntah

e. Rasa kaku pada leher

f. Rasa sakit pada kaki atau tangan

B. Konsep Prosedur Imunisasi Polio

Satu-satunya cara mencegah dan membasmi polio adalah melalui

imunisasi polio, yaitu suatu bentuk pemberian vaksin yang berupa virus polio

yang telah dilemahkan. Tujuan pemberian vaksin ini adalah mencegah

terjadinya infeksi virus polio.

Imunisasi polio ada dua macam yaitu:

1. Oral polio vaccine atau vaksin tetes mulut

2. Inactivated polio vaccine, cara pemberiannya dengan disuntikkan.

Oral polio vaccine atau vaksin tetes mulut polio relatif mudah diberikan,

murah, dan mendekati rute penyakit aslinya. Sementara proses vaksinasi

melalui penyuntikan memiliki efek proteksi lebih baik namun mahal dan tidak

punya efek epidemiologis.

8

Page 9: SAP-Polio.doc

1. Sasaran Imunisasi Polio

Balita umur 0-59 bulan, atau 0-5 tahun

2. Waktu Pemberian Imunisasi Polio

Yaitu pemberian pada usia bulan 0, 2, 4, dan 6. Kemudian dilanjutkan pada

bulan ke 18 dan ketika anak berumur 5 tahun.

3. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

1. Efek samping yang umum dari Vaksin Polio yang dilemahkan:

a. Sakit otot

b. Sedikit demam

c. Sakit, merah dan bengkak di tempat suntikan

d. Bincul kecil sementara di tempat suntikan

2. Efek samping yang amat jarang

Jika reaksi ringan terjadi, mungkin selama 1 atau 2 hari. Efek

samping dapat dikurangi dengan:

a. Minum lebih banyak air

b. Tidak berpakaian terlalu hangat

c. Meletakkan kain dingin yang basah pada tempat suntikan yang

sakit

9

Page 10: SAP-Polio.doc

d. Memberikan parasetamol kepada anak Anda untuk mengurangi

segala rasa kurang enak (perhatikan dosis yang dianjurkan menurut

usia anak anda)

e. Jika reaksi parah atau berkelanjutan, atau jika khawatir, silakan

hubungi dokter atau rumah sakit.

4. Pemeriksaan Pra-Imunisasi

Sebelum Anda atau anak Anda diimunisasikan, beri tahu kepada dokter atau

perawat jika ada antara hal berikut yang berkenaan:

a. Sakit pada hari imunisasi (suhu badan melebihi 38.5°C)

b. Pernah mengalami reaksi parah terhadap vaksin manapun

c. Pernah mengalami alergi parah terhadap komponen vaksin

manapun

10

Page 11: SAP-Polio.doc

DAFTAR PERTANYAAN PENYULUHAN

MAHASISWA ANGKATAN 2011

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TANGGAL 16 SEPTEMBER 2013

NO NAMA PERTANYAAN JAWABAN

11

Page 12: SAP-Polio.doc

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. Cessation Of Routine Oral Polio Vaccine (OPV) Use After Global Polio Eradication. World Heart Organisztion . 2005.

Anonymous. Eradikasi Polio dan Permasalahannya. Ilmu kesehatan anak XXXV. Kapita selekta ilmu kesehatan anak IV; 2005.

Behrman, Richard. E. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC

Cahyono, dr. J. B. Suharjo. B. Dkk. 2010. Vaksinasi, Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi. Yogyakarta : Kanisius

Chin, James. 2006. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Infomerdika. Jakarta

Miller N. The polio vaccine: a critical assessment of its arcane history, efficacy, and long-term health-related consequences. N.Z. Miller/Medical Veritas 1 (2004) 239–251

Sutiko A, Rahmawaty. Acute Flaccid Paralysis. Medan: Muslim Indonesia University ; 2005

12