Sap Patuh Obat

10
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Minum Obat Sub Pokok Bahasan : Patuh Minum Obat Sasaran : Keluarga klien gan gguan jiwa Tempat : Poli Rawat Jalan RSJ Pr ov. Jabar Waktu : 30 menit Hari / Tanggal : Senin, 30 Maret 2015 1. Latar Belakang Menurut Dharmadi (2002) mengemukakan bahwa, skizofrenia merupakan penyakit gangguan jiwa terberat yang dialami manusia, bahkan bisa dinilai lebih buruk dibanding penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV), bukan karena tidak bisa diobati, tetapi penyembuhannya yang membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan menurut Siswono (2003) mengemukakan bahwa, Sekitar 1% sampai 2% dari seluruh penduduk dunia akan mengidap skizofrenia pada suatu waktu dalam hidupnya. Ada beberapa hal yang bisa memicu kekambuhan skizofrenia, antara lain penderita tidak minum obat dan tidak kontrol ke dokter secara teratur,

description

SAP KEP. JIWA

Transcript of Sap Patuh Obat

SATUANACARAPENYULUHAN

PokokBahasan:MinumObatSubPokokBahasan:PatuhMinumObatSasaran:KeluargakliengangguanjiwaTempat:PoliRawatJalanRSJProv.JabarWaktu:30menitHari / Tanggal :Senin,30Maret2015 1. LatarBelakangMenurut Dharmadi (2002) mengemukakan bahwa, skizofrenia merupakanpenyakit gangguan jiwa terberat yang dialami manusia, bahkan bisa dinilai lebih burukdibanding penderitaHuman Immunodeficiency Virus (HIV), bukan karena tidak bisa diobati, tetapi penyembuhannya yang membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan menurut Siswono (2003) mengemukakan bahwa, Sekitar 1% sampai 2% dari seluruhpenduduk dunia akan mengidap skizofrenia pada suatu waktu dalam hidupnya.Ada beberapa hal yang bisa memicu kekambuhan skizofrenia, antara lainpenderita tidak minum obat dan tidak kontrol ke dokter secara teratur, menghentikansendiri obat tanpa persetujuan dari dokter, kurangnya dukungan dari keluarga danmasyarakat, serta adanya masalah kehidupan yang berat yang membuat stress, sehinggapenderita kambuh dan perlu dirawat di rumah sakit.Oleh karena itu pengawasan minum obat oleh keluarga dengan gangguan jiwasangat penting demi kesembuhan pasien gangguan jiwa.

2. Tujuana. TujuanInstruksionalUmum(TIU)Setelah diberikan penyuluhan tentang penyuluhan kesehatan jiwa selama 15 menit diharapkan keluarga mampu memahami tentang pemberian obat.b. TujuanInstruksionalKhusus(TIK)Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 20 menit diharapkan keluargaklienmampu:1)Menyebutkanmanfaatobat 2)Menyebutkan5benarpemberianobat.3) Menyebutkan akibat Jika Pustus Obat

3. Kegiatan Pembelajaran NOTAHAPKEGIATANMEDIA

1.Pembukaan(5 menit) Mengucapkan salam Memperkenalkan diri Menjelaskan maksud dan tujuan Apersepsi dengan cara menggali pengetahuan yang dimiliki peserta kepatuhan minum obatmenjawab salammendengarkan

2.Pelaksanaan(20 menit) Menjelaskan materi tentang kepatuhan minum obat (manfaat, 5B pemberian Obat, Akibat putus obat ) Tanya jawabLeafletMendengarkanmenjawab

3.Penutup(5 menit) Mengevaluasi peserta tentang materi yang telah diberikan. Menutup dengan salamMenjawab salam

4. MateriTerlampir5. MediaDanAlata. Leafletb. 6. MetodeMetode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah a. Ceramahb. Diskusic. Tanyajawab.7. Evaluasia. Standart Persiapan Menyiapkan materi penyuluhan Menyiapkan materi penyuluhan, leaflet.b. Evaluasi Hasil Peserta mampu mengetahui tentang manfaat patuh minum obat Peserta mampu mengetahui 5B pemberian obat. Peserta mampu mengetahui tentang akibat putus obat.

Lampiran:Materi

PMO atau PENGAWAS MINUM OBAT Adalah orang yang ditunjuk untuk mengawasi dan mengingatkan pasien untuk minum obat untuk menjamin seseorang menyelesaikan pengobatan. PMO sebaiknya adalah seseorangyang dekat dan dipercaya oleh klien sehingga klien akan menuruti ketika minum obat.A. ManfaatObat1.Membantuistirahat2. Membantumengendalikanemosi3. Membantumengendalikanperilaku4. Membantuprosespikir(konsentrasi)

B. PrinsipLimabenarPemberianObat1. BenarPasienSebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas ditempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbaldapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari caraidentifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayiharus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.2. BenarObatObat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan namadagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa namageneriknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya ataukandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol ataukemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat danbotolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yangdiminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat.Jika labelnya tidak terbaca, isinyatidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saatmemberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.3. BenarDosisSebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.4. BenarCara/RuteObat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yangmenentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerjayang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral,topikal,rektal,inhalasi.1). Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai,karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.2) Parenteral kata ini berasal dari bahasa Yunani,para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melaluisaluran cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus).3) Topikal yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.4) Rektal obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoriayang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untukmemperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid(anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obatperektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obatdalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakandalambentuksupositoria.5) Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafasmemiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna5. BenarWaktuIni sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untukmencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harusdiminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberisatu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untukmenghindariiritasiyangberlebihanpadalambungmisalnyaasammefenamat.

C. Tanda-tandaKekambuhan1. Ada penawaran minum obat (menolak minum obat)2. Sulit tidur dan mondar-mandir3. Malas berbicara dengan orang lain4. Banyak menyendiri dan melamun5. Malas melakukan aktifitas harian6. Malas perawatan diri7. Malas cemas dan khawatir yang berlebihan8. Cepat marah dan mudah tersinggung9. Keluyuran/pergi tanpa tujuan10. Merusak tanaman dan mengganggu lingkungan11. Merusak alat-alat rumah tangga12. Memukul atau melukai orang lain13. Melukai diri sendiri (mencoba bunuh diri)14. Mengatakan keinginan untuk mati/bunuh diri15. Mengancam orang lain16. Teriak-teriak17. Bicara dan tertawa sendiri

DAFTARPUSTAKAKaplan , Harold I. (1998).Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta WidyaMedika.Keliat, B.A. Diktat Kuliah FK. UI : Terapi Aktifitas Kelompok, Jakarta 1994.Keliat, Budi A. (2009).Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:EGCStuart, Gail W. (2006).Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGChttp://www.docstoc.com/docs/35697079/KTI-Isolasi-Sosialhttp://andreyrsj.blogspot.com/2010/06/asuhan-keperawatan-askep-isolasi-sosial.htmlhttp://nursingbegin.com/prinsip-enam-benar-dalam-pemberian-obat/.