SAP Edit bdds=

34
SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF Oleh : 1. Sabatina Windyaningrum 125070600111006 2. Rolis Rohmania H. 125070600111007 3. Ely Septyani 125070600111008 4. Anggie Diniayuningrum 125070600111009 Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran

description

ujhgghfy

Transcript of SAP Edit bdds=

SATUAN ACARA PENYULUHANASI EKSKLUSIF

Oleh :1. Sabatina Windyaningrum1250706001110061. Rolis Rohmania H.1250706001110071. Ely Septyani1250706001110081. Anggie Diniayuningrum125070600111009

Program Studi S1 KebidananFakultas Kedokteran Universitas BrawijayaDesember 2014SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN LUKA PERINEUM DAN LUKA SC

Topik: ASI EksklusifSasaran: Ibu hamil dan ibu yang memiliki anak usia kurang dari 6 bulan.Tempat: Posyandu Desa GadingkasriHari/tanggal: Rabu, 19 Mei 2015Waktu: 08.0010.00Pemateri: 1. Sabatina Windyaningrum 2. Anggie Diniayuningrum

A. Latar BelakangAir Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan (Depkes RI, 2005). Manfaat dari pemberian ASI eksklusif sangat luar biasa. Bagi bayi, ASI eksklusif adalah makanan dengan kandungan gizi yang paling sesuai untuk kebutuhan bayi, melindungi dari berbagai infeksi dan memberikan hubungan kasih sayang yang mendukung semua aspek perkembangan bayi, termasuk kesehatan dan kecerdasan bayi. Bagi ibu, memberikan ASI secara eksklusif dapat mengurangi pendarahan pada saat persalinan, menunda kesuburan dan meringankan beban ekonomi (Roesli, 2008).Program Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) khususnya ASI Eksklusif merupakan program prioritas pemerintah, karena manfaatnya yang luas terhadap status gizi dan kesehatan bayi. Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 33 tahun 2012 juga menjelaskan kewajiban bagi setiap ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Program ini berkaitan dengan Deklarasi Innocenti (Italia) tahun 1990 tentang perlindungan, promosi, dan dukungan terhadap penggunaan ASI, disepakati untuk pencapaian pemberian ASI Eksklusif sebesar 80 % pada tahun 2000. Salah satu kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi Kesejahteraan Anak tahun 1990 adalah semua keluarga mengetahui pentingnya mendukung wanita memberikan ASI saja untuk 4 sampai 6 bulan pertama kehidupan anak. Untuk mendukung pemberian ASI Eksklusif di Indonesia, pada tahun 1990 pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) yang salah satu tujuannya adalah untuk membudayakan perilaku menyusui secara eksklusif kepada bayi dari lahir sampai dengan berumur 4 bulan. Pada tahun 2004, sesuai dengan anjuran badan kesehatan dunia (WHO), pemberian ASI Eksklusif ditingkatkan menjadi 6 bulan (KEPMENKES RI NO. 450/MENKES/SK/VI/2004).Menurut WHO-UNICEF pada tahun 2002 dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding menerapkan cara pemberian makan pada bayi yang baik dan benar yaitu menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan dan mulai umur 6 bulan, bayi mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Data Susenas (2007-2008) cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 06 bulan di Indonesia menunjukkan penurunan dari 62,2 % (2007) menjadi 56,2 % (2008). Sedangkan cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6 % (2007) menjadi 24,3 % (2008). Sementara jumlah bayi di bawah enam bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7 % pada 2002 menjadi 27,9 % pada 2003 (Riskesdas, 2010).Beberapa kendala lain yang menjadi faktor penghambat pemberian ASI khususnya eksklusif yaitu gencarnya promosi susu formula baik melalui pendekatan kelembagaan maupun melalui media, bahkan langsung melalui ibu-ibu (Soetjiningsih, 2012). Faktor penghambat lain yaitu kurangnya rasa percaya diri pada ibu bahwa ASI cukup untuk bayinya, adanya langkah ibu yang terburu-buru memberikan makanan atau susu lain sebelum ASI keluar, perilaku ibu-ibu yang membuang kolostrum karena dilihat kotor dan dianggap membahayakan kesehatan bayinya, dan banyak ibu kembali bekerja setelah cuti kehamilan yang menyebabkan penggunaan susu botol atau susu formula secara dini sehingga mengganti kedudukan ASI. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan mengingat begitu pentingnya ASI eksklusif bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi (Ramaiah, 2005).Dari penjelasan di atas menjadi alasan kami untuk melakukan acara penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu menyusui di desa Gadingkasri Malang tentang ASI eksklusif guna meningkatkan kesadaran ibu-ibu tentang manfaat ASI eksklusif dan menunjukkan bahwa ibu yag bekerja di luar rumah bukan menjadi alasan untuk tidak menyusui bayinya. Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan ilmu-ilmu yang telah didapat dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan disampaikan kepada khalayak umum.

B. Sub Pokok BahasanASI EksklusifC. Tujuan Tujuan Instruksional UmumPada akhir proses penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengerti, memahami dan mampu menerapkan ASI Eksklusif pada anak. Tujuan Instruksional KhususSetelah mengikuti kegiatan mengenai ASI Eksklusifdiharapkan dapat memahami dan mendiskripsikan:1. Usia Pemberian ASI Eksklusif2. Pentingnya ASI Eksklusif3. Cara Pemberian ASI EksklusiD. Strategi Media(Alat bantu)1. Leaflet2. Poster3. LCD4. Laptop5. PowerPoint Slide Show Metode1. Persentasi/Ceramah dengan media slideshow, poster, dan leaflet2. Demonstrasi dengan mnggunakan video3. Tanya-jawab

E. Persiapan1. Menyiapkan pokok bahasan2. Menyiapkan video demonstrasi3. Menyiapkan tempat, waktu, dan sasaran

F. Rencana Kegiatan PenyuluhanTAHAPAN KEGIATANWAKTUDURASIMEDIA DAN ALATKEGIATAN PENYAJIKEGIATAN PESERTAMETODE

G. Evaluasi1. Evaluasi Struktural SAP sudah dipersiapkan Media sudah dipersiapkan Waktu, tempat, dan sasaran sudah sesuai2. Evaluasi Proses Audiance aktif Pemaparan materi sesuai dengan konsep dan waktu yang sudah ditentukan Media yang digunakan sesuai kebutuhan3. Evaluasi Hasil

MATERIA. ASI EKSKLUSIF1. DefinisiASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2009). ASI Eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun (Kristiyansari, 2009). ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan (Depkes RI, 2005).ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara Ibu melalui proses menyusui (Khasanah, 2011). Air susu ibu selain sebagai sumber nutrisi dapat memberi perlindungan kepada bayi melalui berbagai zat kekebalan yang dikandungnya. Walaupun ibu dalam kondisi kekurangan gizi sekalipun, ASI tetap mengandung nutrisi esensial yang cukup untuk bayi dan mampu mengatasi infeksi melalui komponen sel fagosit dan imunoglobulin (Munasir dan Kurniati, 2008)Pemberian ASI yang dianjurkan adalah ASI eksklusif selama 6 bulan yang diartikan bahwa bayi hanya mendapatkan ASI saja tanpa makanan atau minuman lain termasuk air putih (Matondang, dkk, 2008). Pemberian ASI secara eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan (Roesli, 2009). Menurut Sulistyawati (2009) Komposisi asi sampai dengan 6 bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, meskipun tanpa tambahan makanan atau produk minuman pendamping. Berdasarkan beberapa penelitin bahwa pemberian makanan pendamping asi justru akan menyebabkan pengurangan kapasitas lambung bayi dalam menampung asupan cairan asi sehingga pemenuhan asi yang seharusnya maksimal telah tergantikan oleh makanan pendamping.

2. Kandungan ASIMenurut Bahiyatun (2008) ASI dalam stadium laktasi di bedakan menjadi : a. Kolostrum Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara mengandung tisuue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium Disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-3 Komposisi dari kolostrum ini dari hari kehari selalu berubah Merupakan cairan viskus kental dengan warna kental kekuning-kuningan dan lebih kuning daripada susu yang matur Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang Lebih banyak mengandung protein daripada ASI yang matur teteapi berbeda dari ASI yang matur. Dalam kolostrum, protein yang utama adalah globulin Lebih banyak antibodi daripada Asi yang matur. Selain itu dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan Kadar karbohidrat dan lemak lebih rendah dari pada aASI yang matur Mineral terutama Natrium, kalium dan klorida lebih tinggi daripada susu matur Total energi rendah jika di bandingkan dengan susu matur Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi daripada ASI yang matur sedangkan vitamin yang larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah Bila dipanaskan akan menggumpal pH lebih alkalis Lpidinya lebih banyak mengandung kolesterol dan lestin Terdapat tripsin inhibitor sehingga hidrolisi protein yanga ada didalam usu menjadi kuranng sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambah kadar antibody pada bayi Volume berkisar 150-300ml/jam b. Air susu peralihan Merupakan asi peralihan dari kolostrum, menjadi asi yang matur Disekresi dari hari ke 4 sampau dengan hari ke 10 dari masa laktasi. Kadar protein makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak serta volume juga semakin meningkat c. Air susu matur Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya komposisi relatif konstan. Merupakan cairan berwarna putih kekuningan yang berasal dai CA-kasein, riboflafin dan karoten yang terdapat di dalamnya Tidak menggumpal jika dipanaskan Terdapat faktor antimikrobial, antara lain : Antibodi terhadap bakteri dan viru s Faktor resisten terhadap stafilokokus Sel penghasil interferon Saat biokimia yang khas kapasitas bufer yang rendah dan adanya faktor bifidius Hormond. Laktoferin merupakan suatu iron binding protein yan bersifat bakteriostatik yang kuat terhadap escheria coli dan juga menghambat pertumbuhan Candida albicans Menurut Bahiyatun (2008) Komposisi ASI berdasarkan kandungan zat gizi : a. Protein, dalam protein mempunyai keistimewaan dalam ASI yaitu Rasio protein kasein ASI adalah 60;40, sedangkan susu sapi rasionya 20:80 ASI mengandung alfa-laktalbumin Asi mengandung asam amino esensial taurin yang tinggi Kadar metiolin dalam asi lebih rendah Kadar tirosin dan fenilalanin pada ASI rendah Kadar poliamin dan nukleotid yang penting untuk sintesis protein pada ASI lebih tinggi bila di bandingkan dengan ASI b. Karbohidrat ASI mengandung karbohidrat yang lebih tinggi Karbohidrat yang utama adalah laktosac. Lemak Bentuk emulsi lebih sempurna Kadar asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 kali Kolesterol di perlukan untuk mielinisasi sistem saraf pusat dan di perkirakan juga berfungsi dalam pembentukan enzim.d. Mineral ASI mengandung mineral yang lengkap Total mineral dalam masa laktasi konstan Fe dan CA paling stabil tidak di pengaruhi diet ibu Garam organik yang tersapt dalam ASI terutama kalium,kalsium derta natrium dari asam klorida dan fofat e. Air 88% ASI terdiri dari air yang berguna untuk melarutkan zat-zat yang terdapat di dalamnya yang sekaligus juga dpat meredakan rangsangan haus bayi f. Vitamin Kandungan vitamin dalam ASI yang lengkap dan cukup yaitu vitamin A,D dan C akan tetapi golongan vitamin B kecuali riboflavin dan asam panotenat kurang.

3. Manfaat ASI EksklusifBerikut ini merupakan menfaat ASI eksklusif bagi bayi, ibu, keluarga, dan negara.3.1 Untuk Bayi Pemberian ASI membantu bayi untuk memulai kehidupannya dengan baik. Kolostrum atau susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk mencegah infeksi dan membuat bayi kuat. Penting sekali untuk segera memberi ASI pada bayi dalam jam pertama sesudah lahir dan kemudian setiap 2 atau 3 jam. ASI mudah dicerna oleh bayi, ASI saja tanpa makanan tambahan lain merupakan cara terbaik pemberian makanan bayi dalam 4-6 bulan pertama kehidupannya. Sesudah 6 bulan, beberapa makanan lain yang baik harus di tambahkan ke dalam menu bayi. Pemberian ASI pada umumnya harus disarankan selama satu tahun pertama kehidupan anak. (Bahiyatun, 2008) 3.2 Untuk Ibu Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan, lemak yang ditimbun disekitar panggul dan paha pada masa kehamilan akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali, resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan botol dan mensterilkannya, ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan tanpa membawa perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada susu formula, ASI selalu steril dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan bayinya, ibu dapat memperoleh manfaat fisik dan emotional (Prasetyono,2009). 3.3 Untuk Keluarga Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu, serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika bayi sehat berarti menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu repot membawa berbagai peralatan susu ketika bepergian ( Roesli, 2009 ). 3.4 Untuk Masyarakat dan Negara Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lainnya, bayi sehat membuat negara lebih sehat, penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit, memperbaiki kelangsungan hidup anak karena dapat menurunkan angka kematian, ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus di produksi (Prasetyono, 2009)

3.5 Faktor-faktor yang Memengaruhi Tindakan Pemberian ASI Menurut Soetjiningsih (1997), faktor-faktor yang memengaruhipenggunaan ASI yaitu : Faktor psikologis meliputi : takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita dan tekanan batin. Faktor fisik yaitu ibu menderita sakit seperti payudara bengkak dan panas. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. Meningkatnya promosi susu formula sebagai pengganti ASI. Penjelasan yang salah dari petugas kesehatan untuk menggunakan PASI. Kecenderungan pergeseran perilaku Ibu dalam memberikan ASI pada bayi merupakan kebiasaaan setiap orang untuk mencoba-coba memberikan Pendamping ASI (PASI) pada bayinya. Perilaku menyusui adalah suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh ibu terhadap bayinya untuk mendapatkan yang terbaik (Notoatmodjo, 1993).

3.6 Praktik Pemberian ASI Eksklusif3.6.1 Pemberian ASI EkslusifPemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun. Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan ini sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian ASI bersama-sama dengan makanan padat setelah bayi berumur 6 bulan.(Roesli, 2000).Pemberian ASI harus berlanjut paling tidak selama dua tahun. (Sphere& Pujiono, 2006)Bayi dapat menentukan sendiri kapan ia perlu menyusui dan kapan ia merasa cukup. Bayi yang merasa cukup menyusu, biasanya akan melepaskan puting payudara dan tertidur. Ibu bisa memberikan payudara satunya yang belum sempat dihisap pada waktu menyusui berikutnya agar kedua payudara mendapatkan stimulasi yang sama. Pastikan ibu menyusukannya secara bergantian. (Sisworaharjo& Chakrawati, 2010)3.6.2 Lama dan Frekuensi MenyusuiMenurut Khasanah (2011) sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan atau kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 sampai 2 minggu kemudian. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI. Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara tetapi tidak terlalu ketat.3.6.3 Pengeluaran ASIMenurut Suryoprajogo (2009) apabila ASI berlebihan sampai keluar memancar maka sebelum menyusui sebaiknya ASI dikeluarkan terlebih dahulu untuk menghindari bayi tersedak atau enggan menyusu. Pengeluaran ASI juga berguna pada ibu bekerja yang akan meninggalkan ASI bagi bayinya dirumah yang mempunyai masalah menghisap (misal BBLR), menghilangkan bendungan atau memacu produksi ASI saat ibu sakit dan tidak dapat langsung menyusui bayinya.

3.7 Pemberian ASI Eksklusif Bagi Ibu BekerjaBagi ibu bekerja tentunya menjadi dilema ketika ia ingin memberikan ASI eksklusif pada bayinya selama 6 bulan. ASI eksklusif merupakan pemberian ASI pada bayi selama 6 bulan tanpa dicampur susu formula atua makanan tambahan. Untuk itu bagi ibu yang bekerja, jika ingin mempertahankan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, perlu mencari solusi terbaik. Sebenarnya ibu dapat menyiapkan stok ASI yang memadai untuk bayinya selama ia bekerja, yaitu dengan cara memompa ASI, lalu disimpan di botol yang disterilkan lalu disimpan dalam lemari pendingin. Untuk diberikan pada bayi, ASI cukup dipanaskan bersama botolnya.ASI dapat tahan hingga 5 hari dan jika dibekukan ASI dapat tahan hingga 6 bulan.Sebaiknya pisahkan dari bahan makanan lainnya dan ditulis tanggal pada setiap botol.Apabila ASI itu digunakan letakkan botol di dalam wadah yang berisi air hangat, jangan gunakan microwave. Pastikan susu mencair dan kocok dengan lembut sebelum diberikan pada bayi (Novita, 2007).Pemberian ASI eksklusif ini tidak selamanya harus langsung dari payudara ibunya. Ternyata, ASI yang ditampung dari payudara ibu dan ditunda pemberiannya kepada bayi melalui metode penyimpanan yang benar relatif masih sama kualitasnya dengan ASI yang langsung dari payudara ibunya(Sulistyawati, 2009).

3.8 Cara Memerah Air Susu IbuTeknik memerah ASI menurut Sulistyawati (2009):3.8.1 Memerah ASI dengan menggunakan tangan3.8.1.1.1 Letakkan ibu jari dan dua jari lainnya sekitar 1-1,5 cm dari aerola. Hindari melingkari jari pada aerola. Posisi jari seharusnya tidak berada di jam 12 dan jam 4.3.8.1.1.2 Dorong ke arah dada. Hindari meregangkan jari. Bagi ibu yang payudaranya besar, angkat dan dorong ke arah dada. Gulung menggunakan ibu jari dan jari lainnya secara bersamaan.3.8.1.1.3 Gerakkan ibu jari dan jari lainnya hingga menekan gudang ASI hingga kosong. Jika dilakukan dnegan cepat, ibu tidak akan merasa kesakitan dan memerah. 3.8.1.1.4 Putar ibu jari dan jari-jari lainnya ke titik gudang ASI lainnya.Prosedur berikut diutamakan bagi para ibu yang memberikan ASI eksklusif dan bagi mereka yang ingin meningkatkan produksi ASI optimal.3.8.1.1.5 Perahlah kedua payudara hingga ASI kosong dari gudang payudara (ditandai dengan aliran ASI yang menurun).3.8.1.1.6 Lakukan prosedur stimulasi refleks keluarnya ASI agar ASI mudah dikeluarkan (massage, stroke, dan shake) pada kedua payudara. Prosedur tersebut dapat dilakukan kapan pun.3.8.1.1.7 Ulangi seluruh proses memerah ASI pada tiap payudara dan teknik stimulasi refleks keluarnya ASI sekali atau dua kali. Aliran ASI biasanya menurun pada kali kedua atau ketiga. Ini artinya gudang ASI mengering.Keseluruhan prosedur umumnya membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit.3.8.1.1.8 Perahlah tiap payudara selama 5-7 menit3.8.1.1.9 Pijat, stroke, guncang3.8.1.1.10 Perahlah lagi tiap payudara selama 3-5 menit3.8.1.1.11 Pijat, stroke, guncang3.8.1.1.12 Perahlah lagi tiap payudara selama 2-3 menit3.8.2 Memerah ASI dengan menggunakan pompa1. Pompa ASI manual Tipe terompet : tidak dapat disterilkan bagian bola karetnya, tekanan negatif yang dihasilkan sukar dikontrol, dan tidak dianjurkan untuk memakai pompa jenis ini. Tipe silindris atau piston: semua bagian dapat disterilkan dan tekanan negatif yang dihasilkan dapat lebih diatur.2. Pompa ASI listrikPetunjuk pemakaian pompa ASI listrik: Cuci bersih kedua tangan Bersihkan payudara dengan kain yang lembab. Jangan gunakan sabun atau alkohol. Duduk dengan nyaman dan santai. Jika perlu gunakan pijakan kaki. Pijat payudara sebelum dipompa. Keluarkan dengan tangan beberapa tetes ASI yang menetes pertama, kemudian dibuang (untuk meminimalkan jumlah bakteri yang dapat mencemari ASI). Pegang corong pompa susu (breashield) antara telunjuk dan jari tengah, serta tekan dengan lembut, tetapi kuat di atas puting. Sementara itu, sangga payudara sedikit dengan tangan yang sama. Nyalakan pompa susu dan mulailah dengan tingkat isapan yang paling umum. Coba dengan tingkat isapan yang berbeda-beda. Pilih tingkat isapan yang bekerja terbaik da paling nyaman. Para ibu kembali bekerja sering mulai menghentikan pemberian ASI karena harus berpisah dengan bayinya. Ibu-ibu tersebut sebenarnya dapat terus memberikan ASI dengan sukses dan eksklusif di dalam 6 bulan pertama, serta melanjutkan pemberian ASI selama sekurang-kurangnya 2 tahun sekalipun harus bekerja. Seorang ibu dapat memilih untuk memerah ASI dengan berbagai cara: Pemerahan manual (memerah ASI dengan tangan) Menggunakan pompa payudara Menggunakan metode botol yang dihangatkan.Bila ibu kesulitan memerah ASI, tak ada salahnya jika ibu menggunakan alat perah ASI. Ada dua jenis perah ASI, yakni alat perah (seperti pompa) yang digunakan secara manual dan secara elektrik. Namun demikian, ibu bisa pula memerah ASI dengan tangan yaitu dengan cara memijat aerola menggunakan ibu jari dan telunjuk. Usahakan besar daya pompa sama dengan besar daya hisap bayi. Serta usahakan agar daya pompa untuk kedua payudara sama. Bagi yang belum terbiasa cara ini memang tidak mudah. Namun, dengan menggunakan teknik yang benar dan berlatih maka cara ini akan lebih praktis dan mudah karena ibu tidak perlu membawa alat perah ASI kemana-mana (Sisworaharjo & Chakrawati, 2010).Cara pemberian ASI melalui cangkir: Gendong bayi pada pangkuan anda dalam posisi setengah tegak Dekatkan cangkir pada bibir bayi, dan miringkan cangkir itu agar cairan ASI terasa pada bibir bayi. Biarkan cangkir itu tersangga dengan ringan pada bibir bawahnya. Bayi dengan BBLR akan mulai meminum ASI dengan menggunakan lidahnya Bayi yang aterm akan menghisap ASI dan mungkin ASI itu tercecer. Jangan menuang ASI ke dalam mulut bayi, karena cara ini membuatnya tersedak. Setelah bayi selesei menyusu, dia akan menutup mulutnya dan tidak menghisap ASI lagi. Pastikan untuk mengukur asupan ASI selama periode 24 jam karena bayi mungkin tidak selalu mengonsumsi ASI dengan jumlah yang sama(Gibney, 2005).

3.9 Cara Penyimpanan Air Susu IbuASI dapat bertahan selama 2 jam pada suhu ruang. Untuk penyimpanan yang relatif lama, dapat disimpan dalam lemari pendingin. Pastikan botol untuk menyimpan ASI dalam keadaan steril, terbuat dari kaca, tertutup rapat, dan terhindar dari cahaya matahari langsung. Kolostrum (ASI pertama yang keluar) juga dapat disimpan selama 24 jam dalam suhu 27-32 derajat celcius. Asi yang dikeluarkan beberapa hari pascapersalinan dapat disimpan sekitar 4-6 jam dalam suhu 25 derajat celcius. Untuk waktu yang lebih lama, ASI dapat disimpan dalam lamri es bersuhu 0-4 derajat celcius, dimana ASI dapat bertahan dalam waktu 8 hari.Jika ASI diperah tidak akan digunakan dalam waktu 48 jam setelah diperah, ibu bida membekukannya. ASI perah dapat bertahan selama kurang lebih 2 minggu, jika disimpan di freezer pada suhu -15 derajat celcius dalam kulkas. Jika menggunakan kulkas yang freezernya terpisah (memiliki pintu sendiri), ASI dapat bertahan lebih lama yaitu selama sekitar 3-6 bulan karena freezer yang terpisah memungkinkan pintu tidak dibuka-tutup secara berulang kali. Apabilla ingin memberikan ASI perah tersebut hangatkan terlebih dahulu di dalam mangkuk berisi air hangat. Setelah hangat, berikan ASI dengan menggunakan sendok. Jangan gunakan botol susu untuk memberikannya agar bayi tidak bingung puting. Jika ASI perah itu tersisa jangan masukkan kembali ke dalam lemari es. Ibu tidak perlu khawatir kualitas ASI mengalami penurunan. Selama disimpan dengan baik dan benar kualitas ASI kan terjada dengan baik dan bayi ibu tetap mendapatkan nutrisi sesuai yang dibutuhkan (Sisworaharjo & Chakrawati, 2010).Untuk itu bagi ibu yang bekerja, jika ingin mempertahankan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, perlu mencari solusi terbaik. Sebenarnya ibu dapat menyiapkan stok ASI yang memadai untuk bayinya selama ia bekerja, yaitu dengan cara memompa ASI, lalu disimpan di botol yang disterilkan lalu disimpan dalam lemari pendingin. Untuk diberikan pada bayi, ASI cukup dipanaskan bersama botolnya. ASI dapat tahan hingga 5 hari dan jika dibekukan ASI dapat tahan hingga 6 bulan. Sebaiknya pisahkan dari bahan makanan lainnya dan ditulis tanggal pada setiap botol. Apabila ASI itu digunakan letakkan botol di dalam wadah yang berisi air hangat, jangan gunakan microwave. Pastikan susu mencair dan kocok dengan lembut sebelum diberikan pada bayi (Novita, 2007).Menurut Sulistyawati(2009) penyimpanan ASI dapat dilakukan selama: 4-8 jam dalam temperatur ruangan (19-25 derajat celcius), bila kolostrum (susu awal) masih bertahan selama 12 jam. 1-8 hari di lemari es (0-4 derajat celcius) 2 minggu sampai 4 bulan di freezer lemari es. 4 bulan dalam peti freezer.

3.10 Masalah Dalam Pemberian ASI EksklusifKegagalan pemberian ASI eksklusif akan menyebabkan kekurangan jumlah sel otak sebanyak 15% 20%, sehingga menghambat perkembangan kecerdasan bayi pada tahap selanjutnya. Ada beberapa masalah menyusui terkait dengan ibu yaitu :3.10.1 Pembengkakan PayudaraPembengkakan payudara ialah respon payudara terhadap hormon-hormon laktasi dan adanya air susu. Payudara mambengkak dan menekan saluran air susu, sehingga bayi tidak memperoleh air susu. Rasa nyeri dapat menjalar ke aksila.Perawatan yang lebih baik dapat dilakukan dengan menggunakan es yang diletakkan di payudara. Es akan mengurangi pembengkakan,sehingga sejumlah air susu yang cukup dapat dikeluarkan untuk membuat areola menjadi lunak (Bobak, 2005). Payudara dapat menjadi sangat bengkak jika bayi tidak sering menyusu atau kurang efisien dalam mengisap selama beberapa hari pertama setelah ASI keluar. Payudara memang sedikit bengkak disaat sedang mulai menyusui, bengkak yang ekstrem menyebabkan pembengkakan dari duktus susu dalam payudara dan pembuluh daerah di area dada (Juwono, 2004).3.10.2 Putting yang luka Puting susu dapat terasa nyeri pada beberapa hari pertama. Puting yang luka dapat dicegah atau dibatasi dengan mengambil posisi yang benar dan dengan menghindari pembengkakan sebelum hal ini terjadi (Bobak, 2005).3.10.3 Saluran Yang TersumbatKadang-kadang saluran air susu tersumbat, menimbulkan nyeri di payudara, yang terlihat bengkak dan panas. Saluran yang tersumbat ini dapat di sebabkan oleh pengosongan payudara yang tidak baik, pemakaian bra yang terlalu ketat, posisi menyusui yang tidak benar, atau selalu menggunakan posisi yang sama (Bobak, 2005).3.10.4 AffterpainsIbu yang menyusui dapat mengalami affterpains.Affterpains lebih sering terjadi pada ibu multipara daripada ibu primipara. Affterpains Ini dapat cukup kuat sehingga ibu merasa tidak nyaman dan ketegangannya dapat mengganggu proses pemberian makan pada bayi (Bobak, 2005).3.10.5 Persepsi Tentang Jumlah Susu Yang Tidak AdekuatSuplai air susu yang tidak cukup jarang menjadi masalah, karena isapan menstimulasi aliran susu dalam waktu cukup lama seharusnya dapat memberikan suplai susu dan jumlah besar (Bobak, 2005).3.10.6 MastitisMastitis merupakan suatu infeksi payudara yang disebabkan oleh bakteri dalam sisstem duktus.Mastitis menyebabkan bengkak, panas, dan nyeri, biasanya hanya pada satu payudara, dan juga menyebabkan ibu menyusui merasa demam dan sakit (Juwono, 2004).

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.Bahiyatun. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGCBobak, M. Irene, et. al. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Alih. Bahasa : Maria A. Wijayarini. Jakarta : EGC.Gibney, Michael J. 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.Juwono, Lilian. 2004. Pemberian Makanan Tambahan. Jakarta: EGC.KEPMENKES RI NO. 450/MENKES/SK/VI/2004Khasanah, Nur. 2011. ASI atau Susu Formula ya?. Jogjakarta : FlashBookKristiyansari, W. 2009. ASI: Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: NUHA MEDIKA Matondang C.S., Munatsir Z., Sumadiono. 2008. Aspek Imunologi Air Susu Ibu Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak, Edisi II. Jakarta : IDAINovita, Windya. 2007. Serba-Serbi Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.Ramaiah, S. 2005. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC. Roesli U. 2009. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus AgriwidyaSisworaharjo, Chakrawati. Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. Semarang: Penebar Plus.Soetjiningsih. 1997.ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.Sphere, Pujiono. 2006. Piagam Kemnsn & Std Min Dalam Respon Bcn. Jakarta: PT GrasindoSulistyawati,A. 2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: ANDI Suryoprajogo, M. 2009. Keajaiban Menyusui. Yogyakarta: Fitramaya.

Lampiran 1Daftar Hadir Peserta

NONAMATTD

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40