SAP Depresi OSCA (Omen)

18
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Depresi (Kehilangan dan Berduka Pada Lansia) Sub pokok bahasan : Menjelaskan tentang pengertian kehilangan,faktor resikodan kriteria derajat dari kehilangan,tanda dan gejalakehilangan dan menejement stress dan relaksasi progresif Sasaran : Oma Shinta dari Keluarga Tn.Jaja Waktu : 10.40 – 11.00 WIB Hari/Tanggal : Rabu, 5 Desember 2012 Tempat : Di Rumah Oma Shinta, Depok Organisasi : 1. Penyuluh : Mahasiswa UPN “Veteran” Jakarta : Lukman Sulistiyadi 2. Moderator : Dewi Silvyanita 3. Fasilitator : Agus Purnama 4. Peraga : Lukman Sulistiyadi 5. Peralatan : Aldrin Nur Qowi I. Tujuan Intruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, diharapkan Oma Shinta dari Keluarga Tn.Jaja, Depok mampu mengetahui tentang depresi (kehilangan) II. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit, lansia dapat : 1. Menyebutkan pengertian depresi (kehilangan) 3

Transcript of SAP Depresi OSCA (Omen)

Page 1: SAP Depresi OSCA (Omen)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Depresi (Kehilangan dan Berduka Pada Lansia)

Sub pokok bahasan : Menjelaskan tentang pengertian kehilangan,faktor resikodan

kriteria derajat dari kehilangan,tanda dan gejalakehilangan dan

menejement stress dan relaksasi progresif

Sasaran : Oma Shinta dari Keluarga Tn.Jaja

Waktu : 10.40 – 11.00 WIB

Hari/Tanggal : Rabu, 5 Desember 2012

Tempat : Di Rumah Oma Shinta, Depok

Organisasi : 1. Penyuluh : Mahasiswa UPN “Veteran” Jakarta :

Lukman Sulistiyadi

2. Moderator : Dewi Silvyanita

3. Fasilitator : Agus Purnama

4. Peraga : Lukman Sulistiyadi

5. Peralatan : Aldrin Nur Qowi

I. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, diharapkan Oma Shinta

dari Keluarga Tn.Jaja, Depok mampu mengetahui tentang depresi

(kehilangan)

II. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit, lansia dapat :

1. Menyebutkan pengertian depresi (kehilangan)

2. Menyebutkan faktor resiko dan criteria derajat depresi (kehilangan)

3. Menyebutkan 2 dari 6 tanda dan gejala depresi (kehilangan)

4. Menyebutkan 2 dari 6 upaya pencegahan depresi (kehilangan)

5. Menyebutkan 2 dari 5 upaya penanggulangan depresi (kehilangan)

III. Materi Penyuluhan

1. Pengertian depresi (kehilangan)

3

Page 2: SAP Depresi OSCA (Omen)

2. Faktor yang menyebabkan depresi (kehilangan)

3. Tanda dan gejala depresi (kehilangan)

4. Upaya pencegahan depresi (kehilangan)

5. Upaya penanggulangan depresi (kehilangan)

IV. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi dan Tanya Jawab

3. Simulasi

V. Kegiatan Pengajaran

NO TAHAPANKEGIATAN

MEDIA METODE WAKTUPENYULUH AUDIENCE

1

2

3

4

Pembukaan

1. Salam

2. Perkenal

an

3. Kontrak

waktu

4. Kontrak

materi

Penyampai

n materi

Penyampai

an praktek

cara sarari

Diskusi

- Mengucapkan

salam

- Mengenalkan

diri

- Membina

hubungan saling

percaya

- Persiapan alat

- Menjelaskan

pengertian depresi

(kehilangan)

- Menjelaskan

faktor

menyebabkan

depresi (kehilangan)

- Menjelaskan

tanda dan gejala

depresi (kehilangan)

- Menjelaskan

upaya pencegahan

depresi (kehilangan)

- Melakukan

demonstrasi

relaksasi progressif

- Menjawab

salam

- Mendengarkan

- Memberikan

respon positif untuk

mengikuti pengajaran

- Memperhatikan

alat yang digunakan

- Mendengarkan

penjelasan

- Mendengarkan

penjelasan

- Mendengarkan

penjelasan

- Mendengarkan

penjelasan

- Mendengarkan

penjelasan

- Memperhatikan

demonstrasi

Mikrofon

e

Mikrofon

e

Lembar

balik

Peraga

Mikrofon

e

Cerama

h

Cerama

h

Demon-

strasi

Diskusi

& Tanya

Jawab

2 menit

8 menit

5 menit

3 menit

4

Page 3: SAP Depresi OSCA (Omen)

5

Penutup

1.Evaluasi

2. Salam

penutup

- Menjawab apa

yang ditanyakan

audience

- Melakukan

Tanya jawab sesuai

materi yang telah

disampaikan

- Melakukan

terminasi

Menyakan kepada

audience tentang:

* pengertian depresi

(kehilangan)

* faktor yang

menyebabkan

depresi (kehilangan)

* Menjelaskan tanda

dan gejala depresi

(kehilangan)

* Menjelaskan upaya

depresi (kehilangan)

- Memberikan

salam perpisahan

- Menyampaikan

pertanyaan sesuai

materi yang telah

disampaikan

- Menjawab

pertanyaan

- Menjawab

salam perpisahan

Mikrofon

e

Tanya

Jawab

Cerama

h

2 menit

2 menit

VI. Media & Sumber

Media : leaflet dan lembar balik

Sumber :

Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI. 2001. Pedoman Pembinaan Kesehatan

Jiwa Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan, Jakarta.

Stanley, Mickey & Patricia Gauntlett Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan

Gerontik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Nugroho, Wahyudi. 2006. Keperawatan Gerontik. Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta

Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta

-

5

Page 4: SAP Depresi OSCA (Omen)

VII. Evaluasi

a. Evaluasi struktur

- Media telah dipersiapkan

- Mahasiswi siap diberikan pendidikan kesehatan

- Kontrak waktu dan tempat sudah disepakati

b. Evaluasi proses

- Waktu dan tempat sesuai kontrak

- Mahasiswi kooperatif saat dilakukan pendidikan kesehatan

c. Evaluasi hasil

Mahasiswi dapat memahami materi dengan baik :

- Audience mampu menjelaskan kembali pengertian stress

- Audience mampu menyebutkan 2 faktor yang menyebabkan

stress

- Audience mampu menyebutkan 2 tanda dan gejala stress

- Audience mampu menyebutkan 2 upaya pencegahan stress

VIII. Lampiran

Materi

Lampiran Materi

KEHILANGAN

A. Definisi

Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang

sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan

(Lambert dan Lambert,1985,h.35). Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami

oleh setiap individu dalam rentang kehidupannya. Sejak lahir individu sudah mengalami

kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang

berbeda.

Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan

atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki. Kehilangan

merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi

tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.

Karakteristik respons kehilangan yaitu :

6

Page 5: SAP Depresi OSCA (Omen)

1. Kehilangan mempengaruhi tingkat distress individu.

2. Setiap individu mempunyai respon berbeda terhadap kehilangan.

3. Makin bermakna atau bernilai dari sesuatu yang hilang maka makin besar perasaan

kehilangan atau berduka.

4. Kehilangan mengancam konsep diri, harga diri, keamanan dan rasa makna diri.

Sumber-sumber kehilangan

1. Kehilangan objek ekternal

Mencakup segala kepemilikan yang telah usang, berpindah tempat, dicuri atau

rusak.Kedalaman berduka tergantung pada nilai dan kegunaan dari benda tersebut.

Misalnya kehilangan uang, rumah, binatang kesayangan, pindah rumah dan lain

sebagainya.

2. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal

Perpisahan dengan lingkungan yang telah dikenal selama periode tertentu atau

kepindahan secara permanen. Misalnya orang yang pindah ke kota yang baru, klien

yang sedang dirawat dirumah sakit. Perawatan disuatu institusi atau rumah sakit

mengakibatkan isolasi dari kegiatan atau rutinitasnya.

3. Kehilangan orang terdekat

Misalnya orang tua, pasangan, anak-anak, artis, teman yang terjadi karena perpisahan,

melarikan diri, dipenjara atau kematian.

4. Kehilangan aspek diri

Mencakup kehilangan bagian tubuh (misalnya anggota gerak, mata, kaki). Fungsi

tubuh (misalnya penglihatan, kekuatan otot) dan fungsi psikologis (rasa humor,ingatan

dan kepercayaan diri).

5. Kehilangan Hidup

Seseorang yang menghadapi kematian menjalani hidup, merasakan, berpikir dan

merespon terhadap kejadian dan orang sekitar.

B. Rentang Respon

Pada rentang respon kehilangan fase acceptance atau penerimaan merupakan tujuan

akhir yang adaptif dari proses.

Respon adaptif Respon Maladaptif

Denial Anger Bergaining Depresi Acceptance

7

Page 6: SAP Depresi OSCA (Omen)

Proses berduka terhadap kehilangan (Kubler-Ross)

Tahap Reaksi Respon

1. Denial

Mengikari

kenyataan

Menolak mempercayai bahwa kehilangan terjadi

secara nyata dan mengisolasi diri.

Reaksi fisik : letih, lemah, diarre, gelisah, sesak

napas, nadi cepat.

Contoh : “Tidak mungkin, berita kematian itu tidak

benar. Saya tidak percaya suami saya pasti nanti

kembali.”

2. Anger

Marah

Timbul kesadaran akan kenyataan kehilangan.

Kemarahan meningkat kadang diproyeksikan ke

orang lain, tim kesehatan atau lingkungan.

Reaksi fisik : nadi cepat, tangan mengepal, susah

tidur, muka merah, bicara kasar, agresif.

Contoh : “Saya benci dengan dia karena……..”

“Ini terjadi karena dokter tidak sungguh-sungguh

dalam pengobatannya.”

3. Bargaining

Tawar

menawar,

Penundaan

realita

kehilangan.

Klien berunding dengan cara halus untuk mencegah

kehilangan dan perasaan bersalah. Memohon pada

Tuhan. Klien juga mempunyai keinginan untuk

melakukan apa saja untuk mengubah apa yang

sudah terjadi.

Contoh :

“Kalau saja saya yang sakit, bukan anak saya…..”

“Kenapa saya ijinkan pergi. Kalau saja dia dirumah

ia tidak akan kena musibah ini.”

“seandainya saya hati-hati, pasti hal ini tidak akan

terjadi.”

4. Depresi Sikap menarik diri, perasaan kesepian, tidak mau

bicara dan putus asa. Individu bias melakukan

percobaan bunuh diri atau penggunaan obat

berlebihan.

Reaksi fisik : susah tidur, letih, menolak makan,

8

Page 7: SAP Depresi OSCA (Omen)

dorong libido menurun.

Contoh : “Biarkan saya sendiri…..”, “Tidak Usah

bawa ke rumah sakit, sudah nasib saya”

5. Acceptance

Penerimaan

Reorganisasi perasaan kehilangan, mulai menerima

kehilangan. Pikiran tentang kehilangan mulai

menurun. Mulai tidak tergantung dengan orang

lain. Mulai membuat perencanaan.

Contoh : “ya sudah, saya ikhlaskan dia pergi.”

“Apa yang harus lakukan supaya saya cepat

sembuh.” “Ya pasti dibalik bencana ini ada hikmah

yang tersembunyi.”

Individu yang dapat melalui fase-fase tersebut sampai fase penerimaan, maka ia akan

dapat mengakhiri proses berduka secara tuntas dan dapat mengatasi perasaan kehilangannya.

Namun apabila individu tersebut tetap berada pada salah satu fase atau tidak mencapai fase

penerimaan maka jika ia kembali mengalami kehilangan akan sulit mencapai fase

penerimaan.

C. Penyebab

Faktor Predisposisi

1. Genetik

Individu yang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga yang mempunyai riwayat

depresi akan sulit mengembangkan sikap optimistic dalam menghadapi masalah,

termasuk dalam menghadapi kehilangan.

2. Kesehatan fisik

Individu yang memiliki kesehatan sehat fisik dan pola hidup teratur cenderung

mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan

seseorang yang mengalami gangguan fisik.

3. Kesehatan mental

Seseorang yang mengalami gangguan jiwa, terutama yang mempunyai riwayat depresi

yang ditandai perasaan tidak berdaya, pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang

suram biasanya sangat peka terhadap situasi kehilangan.

4. Pengalaman kehilangan masa lalu.

9

Page 8: SAP Depresi OSCA (Omen)

Kehilangan yang traumatis atau perpisahan dengan orang yang berarti dimasa kanak-

kanak akan mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi kehilangan di

masa dewasa.

Factor presipitasi

Factor pencetus dari perasaan kehilangan dapat kehilangan dapat berupa stress nyata,

imajinasi individu, seperti kehilangan kesehatan, kehilangan fungsi seksual, kehilangan

peran, kehilangan harga diri, kehilangan pekerjaan dan kehilangan posisi dimasyarakat.

D. Tanda dan Gejala

Seseorang yang mengalami kehilangan sering menunjukan perilaku seperti :

1. Tidak percaya pada orang lain

2. Rasa marah

3. Putus asa

4. Menarik diri

5. Tidak mau bicara

6. Menangis

7. Kadang-kadang ada upaya bunuh diri atau ingin membunuh orang lain.

E. Penatalaksanaan

Beberapa cara untuk menanggulangi depresi:

Cara Fisik

a. Relaksasi Progresif

Gejala yang dialami : lelah, kram otot, nyeri leher dan punggung, tegang, sukar tidur,

cemas.

Lama latihan 15 menit/hari

Langkah-langkah :

Prinsip :

- Tegangkan dan lemaskan otot-otot tubuh

- Fokuskan pikiran pada perbedaan tegang dan lemas.

1. Kepalkan kedua telapak tangan, kencangkan lengan bawah dan atas, lemaskan.

2. Kerutkan dahi, tekan kepala sejauh mungkin ke belakang, putar searah jarum jam

dan sebaliknya.

3. Kerutkan otot muka, pejamkan mata kencang, mulut monyong ke depan, lidah tekan

ke langit-langit.

10

Page 9: SAP Depresi OSCA (Omen)

4. Lengkungkan punggung ke belakang, nafas dalam dari hidung, tahan dan keluarkan

dari perut dan tiup dari mulut, lemaskan

5. Tarik ibu jari kaki, kencangkan betis, paha dan bokong, lemaskan.

b. Latihan Nafas

Gejala yang dialami : capat marah, cepat tersinggung tegang dan lelah

1. Nafas lega

1) Duduk atau berdiri tegak

2) Hela nafas dalam dan tahan (sampai hitungan ke-3)

3) Keluarkan nafas dari mulut dengan suara kelegaan

4) Ulangi 5 sampai 10 kali

2. Nafas alternatif

Duduk dengan sikap nyaman

Letakan jari telunjuk dan tengah tangan kaki di dahi

Tutup lubang hidung kanan dan ibu jari

Tarik nafas pelan-pelan dari lubang hidung kiri

Tutup lubang hidung kiri dengan jari manis dan buka lubang hidung kanan

pelan-pelan

Tarik nafas pelan-pelan dari lubang hidung kanan

Tutup lubang hidung kanan dan buka lubang hidung kiri bersamaan

Hembuskan nafas melalui lubang hidung kiri

Teruskan putaran 5 kali, lalu dapat ditambah secara bertahap

Cara Pikiran

a. Hipnosis lima jari

Hafalkan langkah-hafalkan berikut :

1. Sentuh ibu jari dengan telunjuk. Kenang saat anda sehat, fisik menyenangkan

segar, habis olahraga, jalan-jalan (kenang semua keadaan fisik yang

menyenangkan )

2. Sentuh ibu jari dengan jari tengah. Kenang saat anda jatuh cinta, kasmaran,

kehangatan, atau percakapan intim (keanangan manis dengan orang yang

dicintai)

11

Page 10: SAP Depresi OSCA (Omen)

3. Senduh ibu jari dengan jari manis. Kenang saat anda mendapat pujian

penghargaan prestasi dan anda sangat berterimakasih. (kenang semua

keberhasilan dan prestasi)

4. Sentuh ibu jari dengan kelingking. Kenang semua tempat terindah yang pernah

dikunjungi, bayangkan anda disana beberapa saat.

b. Stop Berpikir”

Langkah-langkah :

i. Buat daftar pikiran yang menyenangkan/dikhawatirkan

ii. Nilai yang paling tidak menyenangkan

iii. Tarik nafas dalam, dan kosongkan pikiran

iv. Bayangkan pikiran yang paling tidak menyenangkan dan coba berpikir rasional

dan normal (sambil pejam)

v. Putuskan dengan bantuan set alarm jam 3 menit, atau hitung 1-5 atau 10. Pada

saat alarm atau hitungan akhir, katakan “STOP”

vi. Putuskan tanpa bantuan. Pada saat membayangkan pikiran yang tidak

menyenangkan, katakana “STOP”

vii. Ganti pikiran : Pada saat muncul pikiran yang tidak menyenangkan, lalu

dilawan/diganti secara atentif/positif dan rasional. Misalnya : saya selalu gagal

ujian, langsung katakana pada diri, “Tapi tidak kok yang saya lulus”

c. Berpikir Positif-Afirmasi

Langkah-langkah :

i. Buat daftar pengalaman, kemampuan dan semua hal positif yang dimiliki. (Dapat

ditambah setiap hari)

ii. Lakukan afirmasi. Katakana pada diri sendiri aspek positif yang saudara miliki.

“saya tidak mampu berkhotbah”. Afirmasi dapat diulang beberapa kali sehari.

12

Rasa bersyukur setiap hari, menghitung berkat,

kesaksian merupakan hal-hal positif yang perlu

ditambahkan pada daftar pengalaman positif

Page 11: SAP Depresi OSCA (Omen)

Cara Lingkungan

Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan social.

1. Lingkungan Fisik :

a. Rumah yang rapi, bersih, tenang, dan nyaman akan membatumengatasi situasi yang

stress

b. Warna-warna yang sejuk dan indah juga dapat member ketenangan

c. Music, suara, yang lembut akan juga member perasaan rileks

d. Pemandangan yang hijau, berbungan dan indah juga dapat member ketenangan

2. Lingkungan social :

Lingkungan social yang terdekat dengan kita adalah suami/isitri, dan anak.

Untuk itu di dalam keluarga perlu saling mengenal satu dengan yang lain. Jika istri

melihat suami sedang stress maka sebaiknya tidak menambah stimulus yang menambah

stress tetapi mendorong untuk menggunakan cara penanggulangan stress.

Berperan serta pada kegiatan lingkungan : ibadah bersama, kebersihan

lingkungan pada pengungsian ikut nmembantu kegiatan dapur umum, kegiatan social

juga.

Semua cara diatas dapat membuat stress teratasi, tetapi sumber masalah mungkin

belum selesai. Oleh karena itu dianjurkan menggunakan langkah-langkahpenyelesaian

masalah :

a. Identifikasi masalah secara obyektif

b. Identifikasi beberapa alternative penyelesaian masalah

c. Pilih dan laksanakan satu alternative

d. Evaluasi, jika belum berhasil coba cara-cara yang lain.

Alternatif tidak boleh satu, dan tidak boleh habis. Prinsipnya : selalu ada harapan

13

Stress pasti ada selama hidupJangan menghindar

Tapi hadapi dan selesaikanTuhan memberkati !

Page 12: SAP Depresi OSCA (Omen)

c. Managent stress

1. Kerekayasaan organisasi

Mengubah lingkungan kerja agar tidak dirasakan sebagai lingkungan yang penuh

stress , Memperhatikan lingkungan kerja,

2. Kerekayasaan pribadi / individu

a. Mengubah faktor-faktor dalam individu agar :

1. Ambang stress meningkat

2. Toleransi terhadap stress meningkat, dapat lebih lama bertahan pada situasi

yang penuh stress,dapat mempertahankan kesehatan

3. Teknik penenangan pikiran

1. Mengurangi kegiatan berpikir, yaitu proses berpikir dalm bentuk

merencana,mengingat, berkhayal,menalar yang secara berkesinambungan kita

lakukan dalam keadaan bangun dan sadar

2. Cara yang dapat dilakukan :

a. Meditasi

b. Pelatihan relaksasi autogenik

c. Pelatihan relaksasi neuromuscular

4. Teknik penenangan melalui aktivitas fisik

a. Menghamburkan atau untuk menggunakan sampai habis hasil-hasil stress yang

diproduksi oleh ketakutan dan ancaman

b. Mengubah sistem hormon dan saraf ke dalam sikap mempertahankan

EVALUASI

1. Jelaskan pengertian depresi (kehilangan) ?

2. Sebutkan faktor yang mneyebabkan depresi (kehilangan) ?

3. Sebutkan tanda dan gejala depresi (kehilangan) ?

4. Sebutkan upaya pencegahan agar tidak timbul depresi (kehilangan) ?

14

Page 13: SAP Depresi OSCA (Omen)

5. Sebutkan upaya penanggulangan depresi (kehilangan) ?

KUNCI JAWABAN

.

15