Samudra Ekspresi

281
9 786236 386026

Transcript of Samudra Ekspresi

Page 1: Samudra Ekspresi

9 7 8 6 2 3 6 3 8 6 0 2 6

Page 2: Samudra Ekspresi

Badiatul Muchlisin - Hanna - Bambang Prakoso - Evie Suryani Pohan - Nopiar Rahman Hamidah Bachwar - Muh. Fihris Khalik - Trini Haryanti - Maya Veri Oktavia

Chandra Alfindodes - Yoseph Nai Helly - Fientje Watak - Ifonilla Yenianti - Kasrani LatiefKang Hayat - Muhammad Faisal - Sri Astuti Kusnadi - Wuriyanti - Budi Harsono - Safwan

Mamuk Slamet Marwanto - Titiek Setyani - Alid Fari - Nurchasanah - Jamilludin - Saifullah Bayu S D - Arif Hidayat - Sunarmi - Enny Kannoya - Muhsin Kalida

SamudraEkspresi

- Antologi Puisi -

KATA PENGANTAR:

Prof. Dr. H. Hanna, M.Pd.Pegiat Literasi, Pengurus Pusat GPMB,

Guru Besar Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari

Page 3: Samudra Ekspresi

SAMUDRA EKSPRESIAntologi Puisi©2021, Badiatul Muchlisin, dkk.

ISBN: 978-623-6386-02-6xviii + 262 hlm, 14,5 x 20,5 cm

Cetakan Pertama, Juli 2021

Penulis : Badiatul Muchlisin, dkk.Editor : Muhsin KalidaTata Letak Isi & Desain Sampul : Rasyid Hidayat

Diterbitkan oleh:Lembaga Ladang KataJl. Garuda, Gang Panji 1, No. 335RT 7 RW 40 Kampung Kepanjen, Banguntapan, BantulEmail: [email protected]: @cetakbuku.ladangkata

kerjasama dengan:Yasuka InstituteNologaten Gang Selada 106A CT Depok Sleman, Yogyakartaemail: [email protected]

Page 4: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | iii

MENGANTAR INDONESIA DENGAN LITERASI

Prof. Dr. H. Hanna, M.Pd.Pegiat Literasi, Pengurus Pusat GPMB,

Guru Besar Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari

Kutitip negara ini lewat literasi, mungkin hanya dengan frase itu yang mengilhami saya menulis kata pengantar dalam buku puisi “Samudra Ekpsresi” ini. Saya berasumsi setelah membaca

keinginan para penulis, pegiat dan relawan literasi yang tertuang dalam puisi nusantara yang ditulis oleh para teman-teman seniman puisi. Ya, begitulah indahnya seni, seni sastra. Ia bukanlah sebuah kalimat mono-tafsir, tapi multi-tafsir. Puisi yang tertuang dalam buku ini membuka banyak ruang pada tiap individu dalam berinterpretasi, karena disampaikan dalam pemikiran yang tepat di lubuk, tepat di rasa, apa yang sedang mereka rasakan saat ini. Sebenarnya tidak bisa dipungkiri, bahwa menulis puisi merupakan suatu proses yang gampang-gampang susah, gampangnya karena mengasa otak dengan nurani, susahnya karena mengurai kata demi kata menjadi satu makna, membawa alam sadar pembacanya menafsirkan makna, karena sastra memang tidak sulit, tapi juga tak gampang untuk bisa mengerti apa makna, atau pesan.

Sesuai judulnya, sebelum saya mulai membicarakan buku kumpulan puisi “Samudra Ekpsresi” karya teman-teman penulis dari

Page 5: Samudra Ekspresi

iv | Samudra Ekspresi

nusantara yang disponsori oleh Bung Muhsin Kalida, seorang visioner dan kreator handal, saya perlu mengucapkan rasa terima kasih kepada beliau, demikian juga kepada seluruh penulis, pegiat dan relawan yang ikhlas menjadikan Indonesia menjadi negeri literasi.

Buku berjudul “Samudra Ekpsresi” berisi 162 puisi yang ditulis oleh 31 penulis dari nusantara ini dikerjakan tidak kurang dari 10 hari. Keinginan para penulis meresensi buku ini sebagai sarana melatih kemampuan mereka menulis. Namun demikian kami harus sadar, tentang diri kami yang sebegitu beraninya meresensi puisi-puisi yang ada di dalam buku ini sebagai wujud cinta kami pada literasi.

Kita perlu pahami bahwa cinta dalam bahasa Ibrani, memiliki tiga definisi yang sangat signifikan, antara lain: AGAPE (cinta yang berkaitan dengan Tuhan), EROS (cinta murni, suci yang tidak berkaitan dengan nafsu, antar sesama manusia) dan FILIA (cinta sesama manusia yang biasanya melibatkan nafsu dan hasrat untuk saling memiliki). Dan ketiga makna cinta itulah yang dituangkan oleh para penulis dalam “Samudra Ekpsresi” mengantarkan Indonesia dalam berliterasi.

Kendari, 22 Juni 2021

Page 6: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | v

SAMUDRA EKSPRESI; Dari Sapaan Kreatif Menuju Karya Produktif

Dr. H. Muhsin Kalida, MA., M.Pd.Editor, Psychowriter

Sebagai editor dalam buku Samudra Ekspresi ini, merupakan sebuah kebanggaan tersendiri, karena bukan saja memahami makna kata dan kalimat, tetapi juga melakukan rihlah pustaka.

Karakter tulisan cukup berasa siapa penulisnya, dari mana dan di mana berada, siapa dan apa latar belakang aktivitasnya, ya, begitulah kira-kira. Samudra Ekspresi, satu sisi sebuah produk kenikmatan ekspresi, sisi lain juga membaca pegiat literasi nusantara dari puisi, dalam Samudra Ekspresi ini.

Dalam perspektif kaca mata yang sangat subyektif editor, ini sejarah unik. Bermula dari Group WA yang bertitel GPMB & Pegiat Literasi Nasional, dibuat dan motori oleh Pengurus Pusat (PP) Gerakan Pemasyarakat Minat Baca (GPMB), tanpa ada deskripsi, tanpa ada SOP, berawal diharapkan menjadi ajang silaturahim dan koordinasi Pengurus Pusat dan Daerah GPMB, dan para Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK). Satu setengah tahun lebih, editor memandang group yang diharapkan sebagai ajang koordinasi, secara organisatoris ternyata kurang berfungsi untuk koordinasi antar pengurus antar kepala dinas. Uniknya, setelah editor mencoba japri beberapa anggota yang belum akrab secara interpersonal, samplingnya cukup menyentak…! ternyata

Page 7: Samudra Ekspresi

vi | Samudra Ekspresi

bukan pengurus dan bukan kepala dinas, kemudian, bukan kepala dinas dan bukan pengurus, kemudian guru, kemudian kenalan webinar, anggota pengajian, malah ada yang nanya siapa dan di mana GPMB, dan lain-lain. Hadeeh.. Ternyata, selama ini editor salah pakai kaca mata.

Saat itu, berkah tugas koordinasi wilayah (korwil) dan hobi rihlah pustaka, menghimpun dan menyimpan kontak para pegiat literasi nusantara, terutama wilayah Jawa, memasukkan dan menambahkan sekitar 90an peserta yang terdiri dari para pegiat literasi, penulis, pengurus GPMB, pengurus komunitas baca, kepala DPK, ASN DPK, masuk nyaris bersamaan. Sebulan menyapa, sebulan bercanda, sebulan saling tukar informasi, sebulan menata emosi, dan Alhamdulillah, buku Samudra Ekspresi yang ada di tangan pembaca ini, cukup menjadi bukti bahwa group WA tersebut menjadi dinamis dan produktif. Pernak-pernik naik-turunnya tensi dalam group, itu biasa, karena dinamika.

***Dalam perspektif filosofis, membaca dan menulis adalah fitrah

manusia. Jika ada pertanyaan sejak kapan manusia hidup, maka jawaban utamanya adalah sejak manusia mulai berani membaca dan menulis. Wahyu pertama kali landing ke bumi, Allah SWT memberi perintah yang sangat jelas, yaitu membaca dan menulis, iqra’ (bacalah!) dan al-qalam (pena). Dua kalimat ini tak perlu penafsiran dan diplomasi panjang kali lebar, sekali dibaca maupun didengar, maksud perintah tersebut sangat jelas, bahwa Allah melalui Al-Quran memerintahkan membaca dan menulis.

Membaca, memang memiliki arti dan makna yang banyak, membaca teks maupun membaca apa saja dengan makna yang lebih luas, seperti membaca alam sebagai tanda-tanda kebesaran Tuhan.

Page 8: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | vii

Namun, semua penafsiran itu mengalir menuju satu titik, yaitu membaca adalah awal dari segala peradaban. Kemudian Allah memberi kata al-qalam (pena) dalam QS Al-Alaq ayat ke 4, “Yang mengajar (manusia) dengan perantara qalam (pena)”, makna secara bebas, berpikir dengan pena dan kertas, jika ingin menjadi pembelajar dan pegiat literasi yang kaaffah (sempurna), jika ingin memiliki kompetensi yang tinggi dalam beraksi, setelah membaca harus dilanjutkan dengan menulis. Jadi, menulis adalah hal utama dan harus diutamakan. Menulis adalah bagian dari perintah agama, hukumnya wajib, terutama bagi para pegiat literasi. Bahkan saking pentingnya tradisi menulis, sayyidina Ali bin Abi Thalib memberi nasihat, “ikatlah ilmu pengetahuan itu dengan menuliskannya”.

Tulisan adalah warisan yang hebat untuk anak-cucu manusia ke depan. Bisa dibayangkan, andai kitab Al-Quran itu tidak tertulis, tentu ummat Islam akan kepayahan mempelajari ajaran agama. Jika para ulama shalih terdahulu (salafunasshalihun) tidak menuliskan hadits, tentu ummat Islam tidak akan pernah tahu apa dan bagaimana kalimat-kalimat dan akhlak dari Rasulullah SAW. Bahkan, sejarah sudah memberi petunjuk, dialog peradaban antara agama dan peradaban lain bisa terjadi, salah satu faktor terpenting adalah melalui karya tulis.

Menulis dan kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku tentunya jauh lebih berkualitas dari pada menulis status yang terkadang isinya tidak jelas di medsos, apalagi sedang berkiprah pada gerakan literasi. Dengan demikian, menghimpun puisi bertopik literasi, dari seluruh nusantara yang telah diadakan dan menghasilkan produk buku ini, merupakan salah satu cara untuk mengalihkan energi positif kepada hal-hal yang mendukung para pegiat literasi untuk menulis. Dari sisi psikologis, menulis akhirnya menjadi cara terbaik untuk mengekspresikan segala perasaan dan pikiran-pikiran yang brillian

Page 9: Samudra Ekspresi

viii | Samudra Ekspresi

secara bermartabat. Mari kita gerakkan, dan dukung Gerakan Indonesia Menulis (GIM).

Melalui buku ini, telah memberi bukti yang sangat jelas, setidaknya ada dua pelajaran penting: Pertama, menulis ternyata bukanlah pekerjaan yang sulit, jika ada usaha dan kerja keras, setiap orang bisa menjadi penulis. Kedua, menerbitkan dan mencetak buku ternyata tidak sulit. Tidak harus menunggu tua, sejak muda, anak-anak, dan kita semua bisa menerbitkan buku, dengan ringan, mudah, cepat dan menyenangkan. Tentu pengalaman ini akan menjadi kenangan yang tak mudah dilupakan oleh para penulis buku ini. Karena, para penulis belum pernah kopdar, belum pernah tatap muka, muncul guyonan yang kreatif, ternyata berdampak produktif. Kurang dari sepuluh hari menulis sekenanya, kurang dari sepuluh hari proses edit, layout, desain cover, ISBN, pengadaan kata pengantar dan testimoni, candaan itu menjadi bim-salabim, naskah siap naik cetak… Sangat mudah dan sederhana...

Akhirnya, selamat atas terbitnya buku Samudra Ekspresi ini, semoga segera disusul karya-karya dahsyat berikutnya. Aamiin yaa Rabbal ‘Aalamiin.

Page 10: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ] MENGANTAR INDONESIA DENGAN LITERASI . iii

. Prof. Dr. H. Hanna, M.Pd. ] SAMUDRA EKSPRESI;

. Dari Sapaan Kreatif Menuju Karya Produktif ................ v

. Dr. H. Muhsin Kalida, MA., M.Pd.DAFTAR ISI ........................................................................ ix

BADIATUL MUCHLISIN ................................................ 1

] ASAL-USUL AKU JATUH CINTA PADA BUKU ...... 2] AKU, IBU, DAN BUKU .............................................. 4] SAJAK KAMPUNG HALAMAN ................................. 6

HANNA ............................................................................ 9

] Tersentak 1 IBUKU TETAP JAYA ................................ 10] Tersentak 2 IBUKU TAK PERNAH BOHONG .......... 11] Tersentak 3 IBUKU, MENGANDUNGKU ................. 13] Tersentak 4 AKU IBUMU ............................................ 15] Tersentak 5 CINTA IBUKU ......................................... 17

Page 11: Samudra Ekspresi

x | Samudra Ekspresi

BAMBANG PRAKOSO .................................................... 19] JALAN SUNYI ............................................................. 20] DISEBUTNYA CORONA ........................................... 21] SEGERA ....................................................................... 22] KEKASIH ..................................................................... 23] KUKIRIMKAN SENYUM ........................................... 24] SILAU ........................................................................... 26] LAMPU PERSIA .......................................................... 27] SEPIRING DUPA ........................................................ 28] DIKEBIRI .................................................................... 30] PANGUNG RINDU .................................................... 32] IBU-IBU ....................................................................... 33] MAHA CINTA ............................................................. 34

EVIE SURYANI POHAN ................................................. 35] MENJIWAI LITERASI ................................................ 36] TANTANGAN MEMBACA ........................................ 37] PASUKAN MATAHARI .............................................. 38] BUKU ADA DI MANA ............................................... 40] BUKAN MOBIL BIASA .............................................. 41] PERPUSTAKAAN BAGAI MERCUSUAR .................. 42

NOPIAR RAHMAN ......................................................... 43] PEMUSTAKA .............................................................. 44] TERJERUMUS ATAU DIJERUMUSKAN .................. 46] MEMULAI ................................................................... 48] JIWAKU ....................................................................... 49

Page 12: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | xi

] HARUS TAHU… ......................................................... 50] GIAT… ........................................................................ 51] NYALIKU .................................................................... 52] PAHIT DAN MANIS ................................................... 53] PENAKU ...................................................................... 54] ANGIN ......................................................................... 55

HAMIDAH BACHWAR ................................................... 57] VIRUS MEMATIKAN ITU... ...................................... 58] WARRZUQNII FAHMAN (BUKU) ........................... 60] TATAP NANAR SANG GARUDA .............................. 61] SALAM HORMAT PADA ALAM ............................... 62] REBON ........................................................................ 63

MUH. FIHRIS KHALIK .................................................. 65] SYAIR KEMBARA ....................................................... 66] SYAIR AIR MATA ........................................................ 67] SYAIR KELANA ........................................................... 68] SYAIR RINDU ............................................................. 69] RISALAH KECIL ......................................................... 70] SYAIR GELOMBANG ................................................. 71] CAHAYA-MU .............................................................. 72

TRINI HARYANTI ........................................................... 73] AKU MILIKMU ........................................................... 74] KATA TAK BERSUARA ............................................... 76

Page 13: Samudra Ekspresi

xii | Samudra Ekspresi

MAYA VERI OKTAVIA ..................................................... 79] MONOLOG SANG GURU ........................................ 80] MEMAKNA KATA ...................................................... 84] MUNAJAT ................................................................... 85] TAPAK MENUJU HAKIKAT ...................................... 86] MENTAWAJJUHIMU, IBU ........................................ 87

CHANDRA ALFINDODES ............................................. 89] BERAWAL DARI AKHIR ............................................ 90] CAHAYA ...................................................................... 92] KELAKAR .................................................................... 94

YOSEPH NAI HELLY ...................................................... 97] APALAH DAYAKU ...................................................... 98] ENTALAH ................................................................... 100� PUSTAKAWAN MENCIPTAKAN PELUANG ........ 101] TERANG DARI TIMUR ............................................. 103] PAK TUA...................................................................... 104] TERANG TERUS ........................................................ 106] TERLALU CEPAT ....................................................... 107] MERDEKA BELAJAR ................................................. 109] MENULIS .................................................................... 111] KEINDAHAN .............................................................. 112] KERAS HATI ............................................................... 113] PEJUANG LITERASI .................................................. 114] BUKU CINTA ............................................................. 116� TUNJUKKANLAH DIRIMU ................................. 117

Page 14: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | xiii

] HATIKU TERTAMBAT DI PERPUSTAKAAN ....... 118] SEANDAINYA ....................................................... 120] MINAT BACA ........................................................ 121] GAIRAH MELIUK-LIUK ............................................ 123] CAPLOK ................................................................ 124] LORONG KEHIDUPAN ........................................ 125] KITAB-KITAB ........................................................ 126] NGARAI ................................................................. 128] ATLANTIS ............................................................. 129

FIENTJE WATAK ............................................................. 131] JIKA NANTI SENJAKU TIBA .................................... 132] REFLEKSI SENJA ........................................................ 134

IFONILLA YENIANTI ..................................................... 137 ] KU DIDIK ANAKKU DENGAN KATA SAYANG ..... 138 ] KUDIDIK ANAKKU UNTUK SPORTIF ................... 140 ] KELAK ENGKAU MAU JADI APA ............................ 142 ] KU DIDIK ANAKKU MENJADI PEMIMPIN ........... 143

KASRANI LATIEF............................................................ 145 ] BUKU ........................................................................... 146 ] KARYAKU .................................................................... 147

KANG HAYAT .................................................................. 149

] MENULIS, KEMULIAAN DAN KEBERKAHAN...... 150 ] SETETES TINTA DI UJUNG JARI ............................ 152

Page 15: Samudra Ekspresi

xiv | Samudra Ekspresi

MUHAMMAD FAISAL .................................................... 153

] SEKEPING MASA DEPAN ......................................... 154 ] DIMANA ..................................................................... 155

SRI ASTUTI KUSNADI ................................................... 157

] RASA ............................................................................ 158 ] KATAMU ..................................................................... 159

WURIYANTI .................................................................... 161

] MEMBACA ITU HOBIKU ......................................... 162 ] INDONESIAKU .......................................................... 163 ] MIMPI ......................................................................... 164 ] GURUKU..................................................................... 165 ] SEKOLAHKU .............................................................. 166 ] LITERASI ..................................................................... 167 ] KEHENINGAN MALAM ........................................... 168 ] KARTINI MASA KINI ................................................ 169 ] BUKU ........................................................................... 170 ] MENULIS .................................................................... 171 ] BUKU USANG TERMAKAN WAKTU ...................... 172 ] PANCASILA ................................................................. 173 ] WAKTU ....................................................................... 174

BUDI HARSONO ............................................................ 175

] LITERASI ..................................................................... 176 ] LITERASIMU .............................................................. 177

Page 16: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | xv

] SEMBELIT LITERASI ................................................. 178 ] TITIP ........................................................................... 179 ] ATLANTIS DI HATI ................................................... 180

SAFWAN ........................................................................... 181

] DAHAGAMU .............................................................. 182 ] JANGAN ABAIKAN AKU ........................................... 183

MAMUK SLAMET MARWANTO ................................... 185

] GUNDAH .................................................................... 186 ] INTROSPEKSI DIRI ................................................... 187 ] LITERASI ..................................................................... 188 ] NYANYIAN SIANG HARI .......................................... 189 ] KAN KUSAPA .............................................................. 190 ] MEMBACA .................................................................. 191 ] TARIAN PENA ............................................................ 192 ] RINDU BACA ............................................................. 193 ] SRIKANDI LEMBAH TIDAR ..................................... 194 ] BUKU-BUKU DIRIMU .............................................. 195 ] SYAIR KERINDUAN .................................................. 196 ] MENCOBA MEMAHAMIMU ................................... 197 ] CATATAN PERJALANAN ........................................... 199 ] TULISAN IMAJINER .................................................. 201 ] KUDA HITAM ............................................................ 202 ] MULTI TALENTA ....................................................... 203

Page 17: Samudra Ekspresi

xvi | Samudra Ekspresi

] KUDA PUTIH ............................................................. 204 ] MENYAMBUT JANJI ................................................. 206 ] MENYAMBUT JANJI KE 2 ........................................ 207 ] SUASANA HATI .......................................................... 208 ] KUDA HITAM 2 ......................................................... 209 ] DUET BERSAMA ........................................................ 210 ] MENYAMBUT JANJI KE 3 ........................................ 211

TITIEK SETYANI ............................................................ 213

] SAMA HINGGA AKHIR HAYAT ............................... 214 ] PERJALANAN PANJANG ........................................... 216 ] DILEMA ...................................................................... 217 ] KEPADA SEJENGKAL TANAH MERAH .................. 218 ] JERITAN EMAK DI SEBERANG ............................... 220 ] BUNGA DESA ............................................................. 221 ] SEPI .............................................................................. 222 ] HENING ..................................................................... 223

ALID FARI ....................................................................... 225

] YANG TERJADI .......................................................... 226 ] KITA SEPASANG KECEWA ....................................... 228

NURCHASANAH ............................................................ 231

] BU GURU KANGEN NAK ......................................... 232 ] BALITA MEMBACA.................................................... 234

Page 18: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | xvii

JAMILLUDIN .................................................................. 237

] AKU DAN BUKU KEHIDUPAN ............................... 238 ] BACA (LAH) ................................................................ 239

SAIFULLAH ..................................................................... 241

] LUPA MEMBACA ....................................................... 242 ] KALI BAMBU BERSIMPUH ...................................... 243

BAYU S D ......................................................................... 245

] HANGAT UFUK BARAT ............................................ 246

ARIF HIDAYAT ................................................................ 247

] AKU HANYA MANUSIA BIASA ................................ 248 ] CINTAKU BERSEMI SAAT ERUPSI MERAPI .......... 249

SUNARMI ........................................................................ 251

] HADIRMU .................................................................. 252

ENNY KANNOYA ............................................................ 253

] PEREMPUAN SETUMPUK CUCIAN ....................... 254

MUHSIN KALIDA ........................................................... 255

] MISTERI PERINTAH MEMBACA ............................ 256 ] RIHLAH PUSTAKA .................................................... 258 ] MENULIS EKSPRESI TERDAHSYAT ....................... 260

Page 19: Samudra Ekspresi
Page 20: Samudra Ekspresi

1

BADIATUL MUCHLISINPegiat Literasi, Penulis,

Grobogan, Jawa Tengah

Page 21: Samudra Ekspresi

2 | Samudra Ekspresi

ASAL-USUL AKU JATUH CINTA PADA BUKU

Karya: Badiatul Muchlisin

di sebuah desa kecildi sebuah madrasah soredi salah satu ruang kelasnyatersebutlah lemari buku tuadengan ratusan buku-buku di dalamnya

lemari buku itu di pojokan kelas letaknyadi situlah aku biasa menghabiskan waktusaat teman-teman kecilku asyik bermain gunduaku lebih suka membaca bukusaat teman-teman kecilku asyik gegojekanaku asyik melahap bacaan

aku selalu kagum dengan cerita-cerita di buku yang kubacaseperti tentang regu pramuka

Page 22: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 3

yang sukses menggulung komplotan penjahatatau seorang anak yang berjasa pada kampungnya

bertahun buku di lemari itu tak pernah bertambahhingga aku lulus dari madrasahmungkin, sampai kiniatau kini buku-buku itu sudah raibaku tak tahu

tapi lemari buku di madrasah itutapi lemari buku di pojokan kelas ituadalah tempat pertama kali aku jatuh cinta pada buku

Bugel, Juni 2021

Page 23: Samudra Ekspresi

4 | Samudra Ekspresi

AKU, IBU, DAN BUKUKarya: Badiatul Muchlisin

setiap pulang mengajaribu membawakan sejumlah buku untukkubuku-buku cerita anak

seusai aku melahap tandas buku-buku ituibu pun membawa kembali buku-buku ituuntuk kemudian membawakan buku-buku baruuntukku

begitulah ibukuseorang perempuan desa bersahajapegawai negeri sipilguru agama islamsebuah sekolah dasar di desa yang berjarak sekira sembilan kilometer dari desakukini ibu sudah pensiun

Page 24: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 5

menikmati masa tuanya di kampung halamannya

bagiku, ibu adalah sosokyang—bukan hanya surgakuada di telapak kakinyatapi juga ibusosok yang pertama kalimembawakuke dalam surga ilmu bernama buku

Bugel, Juni 2021

Page 25: Samudra Ekspresi

6 | Samudra Ekspresi

SAJAK KAMPUNG HALAMANKarya: Badiatul Muchlisin

berziarah ke kampung halamanmemungut serpihan tapak kenanganyang menyerpih di pelataran madrasahjuga di sepanjang jalan dusun tanah tumpah darah

dulu semua masih bersahajabermain jithungan di bawah terang purnamabermain galasin, atau gobag sodor kami menyebutnyadi pelataran madrasah yang lumayan luasnya

dulu, hujan adalah kado dari langityang kami bisa pesta air dan bolasungai lusi laksana bengawan surga tempat berenang-renang dan berkejaran di bening airnya

sekarang, semua berlalu, zaman telah amat majutapak-tapak kenangan itu mulai sirnaanak-anak hanya karib dengan gawaisetan gepeng itu membius amatlah piawai

Page 26: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 7

Berukudon, nama kampung halamankubetapa pun tetaplah pelabuhan rindutempat aku pulang menenun kenangan ihwal suatu masa pada zaman yang telah silam

Bugel, Juli 2019

Page 27: Samudra Ekspresi
Page 28: Samudra Ekspresi

9

HANNAPegiat Literasi, Pengurus Pusat GPMB,

Guru Besar Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari

Page 29: Samudra Ekspresi

10 | Samudra Ekspresi

Tersentak 1

IBUKU TETAP JAYAKarya: Hanna

Dalam tidurku yang nyenyak Dalam mimpiku yang tak terayakkan Kudengar dirimu dalam cercaan segelintir orangTersentak, terbangun dari lelap tidurkuTersentak, terbangun dari ayakan-ayakan mimpiku Pikiran berkecamuk karenamu Hati berteriak karenamuAdakah engkau melakukan kesalahan fatal dalam jejakmu?

Ah tidak kurasaBerita itu hanya patamorgana, yang tak pasti Yang pasti adalah kamu tetap jaya dalam setiap langkahmuMembawa Indonesia maju Minat baca tak pernah bohongYang bohong adalah mereka yang bohongLiterasiku maju. Kendari, 12 Juni 2021

Page 30: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 11

Tersentak 2

IBUKU TAK PERNAH BOHONGKarya: Hanna

Ibuku, aku takut dan gemetar

Ibarat hidup, tapi tak hidup

Ibarat tak hidup, tapi hidup

Ibu, engkau kehilangan arah dalam cerita orang

Ku jejaki lorong-lorong di medsos, di internet, di koran-koran

Terbitan internasional apalagi nasional, terlebih regional

Orang bilang, beritamu sangat mengahantui kemajuanku

Kemjaun negeriku Indonesia

Engkau terpuruk, engkau merosot

Prestasimu hilang, kata mereka

Tapi itu kata mereka

Tetapi kataku

Ibuku adalah ibuku yang melahirkan aku

Ibuku yang melahirka bangsa ini

Ibuku yang melahirkan tanah tumpah darahku

Kami tak berani menyatakan ibu salah, ibuku mati

Page 31: Samudra Ekspresi

12 | Samudra Ekspresi

Tetapi meskipun itu kenyataannya, ibuku tetap maju

Bersama literasi yang benar

Kita menolak bahwa ibuku tiada, ibuku mati

Itu hanyalah patamorgana yang tak pasti

Kendari, 12 Juni 2021

Page 32: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 13

Tersentak 3

IBUKU, MENGANDUNGKUKarya: Hanna

Ibuku…

Aku tak tahan mendengar

Cemoohan mereka tentang dirimu

Ibu…

Izinkan aku

Menapaki Lorong-lorong berita ketidak pastian itu

Malam terasa siang, siang terasa malam

Tanpa tujuanku ke mana-mana

Hawa dingin masuk ke badanku yang hampa, kata orang

Padahal tak pernah ada

Kunang-kunang adalah sepermainanku, mencari jejakmu

Kehadiran dalam kegelapan

Kegelapan adalah wujudku

Anak yang kau kandung

Anak yang kau besarkan dengan keringatmu

Page 33: Samudra Ekspresi

14 | Samudra Ekspresi

Tidak ada pikiranTidak ada perasaanTidak ada suatu apaKecuali kembali pada fitrahmu Literasi ini akan menjadi rujukan hidupkuWalaupun keadaan tak berdaya Membuat diriku bangkit bersamamu Dalam kandungan negeri Indonesia MajuKandungan Indonesia tercintaKadang-kadang aku merasa terbuang ke hutan sana Dijauhi oleh mereka, ditolak oleh mereka Tapi kamu adalah ibu kandungku

Bu… Hidup ini adalah patamorgana

Bu…Mereka mengisi waktu dengan pertengkaran tanpa masalah

Bu…Yakinlah bahwa akrobat pemikiran mereka Hanyalah merusak bangsaku, merusak negerikuMerusak di mana aku di kandung

Kendari, 12 Juni 2021

Page 34: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 15

Tersentak 4

AKU IBUMUKarya: Hanna

AnakkuCucuku aku ibumuAku mbahmu Akulah yang membesarkan kalian Aku tak pernah bohong, tak pernah dusta Tetapi sehebat apapun kalianSekuat apapun kalian, aku tak berdaya

Kabut fajar menyusut dengan perlahanIlmuku, pikiranku bagaikan bunga-bunga berguguranDi halaman buku, dalam rak-rak ituAku tak tersentuh, aku tak dipandang perpustakaan.Di tepi rumahmu hanyalah hiasan

Padahal aku siap memberikan apa yang kau minta Ilmu, filsafat, kedokteran, pendidikan dan apa sajaHanya kau tak mau menganggapku ibumu, mbahmuJangan tergoda dengan media sosial

Page 35: Samudra Ekspresi

16 | Samudra Ekspresi

Aku adalah ibumu, mbahmu Siap mengawalmu menjadi bahagiaBerliterasilah, membacalah, itu pintakuJangan kau menjadi angkatan pongah Jadilah angkatan cendikia karena literasi Pintaku untukmu wahai anakku, cucuku Kendari, 13 Juni 2021

Page 36: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 17

Tersentak 5

CINTA IBUKUKarya: Hanna

Dalam lorong-lorong buku ituDalam setiap ruang perpustakaan ituDalam lorong-lorong media sosial ituEngkau kucari, kata-kata dan petuahmu kuanalisisCeritamu kuceritakan kembali kepada orang Karena dalam ceritamu penuh maknaKarena mengandung waktu yang selalu mengimbangiAku bangga memiliki engkau ibu Aku terhormat karena engkau ibu

Cintaku kepadamu wahai ibu Ikhlas dan tanpa pamrih Tanpa paksaan, mungkin karena aku mencintaimu Ibu aku tahu, karena aku maka aku mencarimuMengejarmu dengan cinta Mengejarmu dengan napas-napas ikhlas Cintaku kepadamu ibu Sangat mendalam

Page 37: Samudra Ekspresi

18 | Samudra Ekspresi

Sekarang aku menyadariUmurku dalam bercinta sudah tak dapat kupastikan Tak dapat dikatakan dengan rumus sehebat apapun Dan cintaku kutemukan dalam bait-bait petuahmu

Kendari, 12 Juni 2021

Page 38: Samudra Ekspresi

19

BAMBANG PRAKOSOPegiat Literasi, Ketua Yayasan IQRO Semesta, Wakil Ketua GPMB

Jawa Timur, Dosen JIP FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jawa Timur.

Page 39: Samudra Ekspresi

20 | Samudra Ekspresi

JALAN SUNYIKarya: Bambang Prakoso

Mengambil peran sebagai pemberiMengambil posisi sebagi penyalaMengambil sikap atas keadaanMengambil alih tugas negara

Jalannya sunyiLakunya senyapSikapnya tangguhTerhampar samudra cinta di hatinya

Ia terus menjalankan tugas kehidupanIa terus dimandati yang tak sudah-sudahIa terus berkeringat, perannya tak surut-surutIa tak pernah mengada, karena bersandar pada ketiadaan

Sidoarjo, 2021

Page 40: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 21

DISEBUTNYA CORONAKarya: Bambang Prakoso

Manusia pikirannya dangkalManusia akalnya mampetManusia hatinya kerasManusia mulutnya bau busuk

Tak mampu lagi mengenali Tak peka lagi menyikapi Tak segan mengibah yang henti-hentiTak selesai-selesai menghakimi

Kecil tak terperi lebih kecil dari partikel, proton, electron, nanoBerselancar dipembuluh darahMengacaukan hajat hidup manusia di muka bumiMengacaukan hati dan pikiran yang diperbudak nafsu

Tapi semesta tersenyum dengan turunnya makhluk iniSemesta beserta orkestranya bermunajat, bertasbih, berdzikirSemesta melantunkan syukur siang malamSemesta mengekspresikan penuh suka cita

Sidoarjo, 2021

Page 41: Samudra Ekspresi

22 | Samudra Ekspresi

SEGERAKarya: Bambang Prakoso

Sudah tidak zamannya bersair tentang rembulan dan anggurSudah tidak zamannya menegaskan keadaanSudah tidak zamannya mimpi basah sepanjang malamSudah tidak zamannya merasa korban keadaan

Jangan orgasme dengan khayalmu meluluJangan harap perubahan dengan wacana semantikmuJangan terus biarkan mulutmu orasi tanpa aplikasiJangan terus-terusan kau buat regulasi rongsokan

Lihatlah semuanya sudah sumpah serapahLihatlah semua sudah menyampah Lihatlah semua sudah gerahLihatlah semua sudah lelah

Segeralah ambil posisiSegera berkeringatlah Segeralah ambil tugas mulia iniSegera

Sidoarjo, 2021

Page 42: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 23

KEKASIHKarya: Bambang Prakoso

Kekasih…Aku kasmaran Tapi bukan pada sosokmuAku kasmaran…Pada, jauh di dalam dirimu

Bukan pada paras ayumuBukan pada jasad kemayumuBukan pada dada dan bokongmuAh… apalagi pada sela pangkal pahamuTidak kekasih…

Izinkan aku bersandar pada kerapuhan yang membatu Izinkan aku menemanimu dengan syair nakalkuIzinkan aku bersamamu tanpa merengkuhmuIzinkan mengabadikanmu dalam benak dan hatiku

Hingga aku tak tahu lagi Ke mana aku alamatkan rindu iniSemua tentangmu sudah dalam dirikuYang aku tahu itu bukan kau.. kekasih.

Sidoarjo, 2021

Page 43: Samudra Ekspresi

24 | Samudra Ekspresi

KUKIRIMKAN SENYUMKarya: Bambang Prakoso

Singgahlah barang semalam atau dua malam di kotakuKukirimkan senyum dan buah tangan padamu kekasihSekedar bercengkrama mengenang yang hampir hilangUntuk menawar kangen yang mengkristal

Sudah lama mendekap rasa Sudah lama menemani dalam doaSudah lama menulis bait kata cinta Sudah lama menepi di ujung sunyi dekat jantung

Ah.. ternyata hadirmu hanya sebentar Menemani makan dan minum teh sajaAku berharap lebih lama bukan sekecap suaLekas kau pamit menyusulnya

Tapi wangimu tetap tinggal tak jua sirna Senyummu menancap kuatMatamu menawanku dengan hangatSemakin membuatku kerepotan menikam kangen ini

Page 44: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 25

Kekasih aku menunggumu kembali Tak peduli terhempas di ujung sepiGunung hanya sezahra diabanding rindukuLautan hanya sepetak dibanding cintaku

Jogjakarta, 2015

Page 45: Samudra Ekspresi

26 | Samudra Ekspresi

SILAUKarya: Bambang Prakoso

Engkau risau menafsir hasilEngkau risau menafsir angkaEngkau risau menafsir diskonEngkau risau menafsir galau

Tak lagi titis karena silauTak lagi kritis karena angpauTak lagi idealis karena jogloTak lagi mengemis suara karena sudah menguasai seni pidato

Di sini aku membatu kakuMenelan ludah berulang-ulangKeringat-keringat tak lagi berlinangLembab bukan karena keringat

Kulit sudah sekering pelepah pisangLadang gersang kerontang Sawah-sawah ikut menanggung malangKeluarga-keluarga galih-tutup lubang

Surabaya, 2016

Page 46: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 27

LAMPU PERSIAKarya: Bambang Prakoso

Di mana kini engkau cintaDi mana kini engkau cahayaDi mana kini engkau rasaDi mana kini engkau dinda

Patah hati ini terasa kekal Tak sanggup disangkal oleh hayalTak sanggup ditampung oleh samudraTak sanggup digambarkan dengan segala kata

Murung seperti bola lampu sebul dari PersiaSedih melurup liupPedih melurup sayupSedih, sedih, sedih, benarkah engkau hilang

Lalu ke mana aku harus mencari Lalu ke mana aku harus mengenangSayang.. asmaraku yang malangOh.. kini aku mengerti Yatim piatu sudah cintaku

Surabaya, 2016

Page 47: Samudra Ekspresi

28 | Samudra Ekspresi

SEPIRING DUPAKarya: Bambang Prakoso

Ritual sakral memenuhi ruang pikirBerebut kebenaran jadi budaya anyaranSepanjang jalan dipenuhi wajah yang lelahMenatapku penuh putus asa

Tangan-tangan besi yang tak kasat mataTerus-menerus mempermainkan makhluk lemahSepanjang jalan dipenuhi nestapa laraIa terus mencari di sela bait kehidupan kejam wibawamu

Dari dekat menyaksikan sakit yang dihujamkanDari dekat mendengarkan serutan derita lapaDari dekat mengayak kedermawanan sikap biadapDari dekat menyaksikan kepongahan yang semakin menganga

Sabdamu dijadikan alat politikSabdamu dijadikan kendaraan keserakahan golonganSabdamu dijadikan hukum tertinggi kepentinganSabdamu dijadikan penghakiman final atas kehidupan

Page 48: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 29

Oleh karena salah kaprah semakin mbabrahSepiring dupa dari bumi Kupersembah kepadamu lagitSemoga tidak menjadi kesia-siaan atas semesta raya

Surabaya, 2021

Page 49: Samudra Ekspresi

30 | Samudra Ekspresi

DIKEBIRIKarya: Bambang Prakoso

Mereka turun ke medan laga seadanya Ugal-ugalan tanpa budaya Ahli memelintir isu di layar kacaSesuka hati memainkan musik irama barbar

Membiarkan televisi merampas prestasiMembiarkan televisi beternak bencongMembiarkan perayaan yang merendahkan martabatMembiarkan tontonan nihil tuntunan

Sekolah menjadi ceruk korupsiKepala sekolah kongkalikong kwitansi ompongKualitas pendidikan rongsokan disokongPendidikan azaz komoditi dikultuskan oleh budak cukong

Perpustakaan dibiarkan kosong ilmuPerpustakaan dibiarkan kosong tanpa lakuPerpustakaan sebagai gudang buku paket dan proyekanPerpustakaan mati sebelum ajal datang

Page 50: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 31

Lalu pidato dengan penuh semangat, sampai mimbar bergetarSambil jari menunjuk kelangit dengan nada sengitKualitas pendidikan kita unggul Menjadi negara yang berdikariEh… tak taunya hanya dikebiri karena krisis literasi Surabaya, 2021

Page 51: Samudra Ekspresi

32 | Samudra Ekspresi

PANGUNG RINDUKarya: Bambang Prakoso

Jika digelar perayaan cintaAkulah yang pertama menselebrasinyaJika digelar panggung rinduAkulah yang pertama pentas mencumbumuJika digelar karpet merah asmaraAkulah yang pertama melenggang menari ria

Sayang.. perayaan menemui jalan buntuJadilah aku menggerutu pilu sembiluSayang.. panggung sudah bubarTinggalah aku meraut sabar hambar kekalSayang.. pagelaran karpet merah batalTinggalah aku memungut sisa-sisa tawakal dangkal

Hati ingin menyirami seminyaTapi takut dikatakan tuna moralHati ingin menemaninya Tapi nurani menimbang-nimbang kepantasanSampailah hati pada titik puncak kehampaanHingga memutuskanMenemaninya dalam syair bait doa

Surabaya, 2021

Page 52: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 33

IBU-IBUKarya: Bambang Prakoso

Ibu-ibu di kampungku memasak dengan bumbu kasih sayangDisajikan seadanya tanpa garamIbu-ibu di kampungku saling membantu Tanpa membuat proposal dan menyiarkannya di TV

Bapak-bapak di kampungku bekerja baktiTanpa kong-kalikong dan korupsiDan tak mungkin disiarkan di TV.. ah geliApalagi pencitraan mengais-ais simpati seperti partai

Dalam perayaan ulang tahun kemerdekaan Bapak-bapak dan Ibu-ibu gotong-royongMendirikan panggung untuk pentas dramaDengan tema “maling-maling berdasi”

Kata mereka…Gemah ripah lowjinawi Toto raharjoAdem diem tentrem Hanya tinggal cerita di surga yang disebut Endonesia

Surabaya, 2021

Page 53: Samudra Ekspresi

34 | Samudra Ekspresi

MAHA CINTAKarya: Bambang Prakoso

Paduan keselarasan yang dinamisKeterbukaan semesta yang produktifKemerdekaan yang berdaulat atas cinta

Bukan jasadnya yang meliuk dan melenturBukan mata indahnya yang berbinarBukan bibirnya yang merah merekah Bukan lidahnya yang mengucap terkesiap

Luapan rasa dan persenggamaan cinta yang menakjubkanKedalaman ilmu, keluasan pengetahuan yang pasrah pada semesta rayaSemakin menangga pengetahuan dan wawasan Semakin produktif dan padat karya, cipta, rasa

Semakin jernih hatinya Semakin tajam batinyaSemakin lembut nuraninyaSemakin menukik keliang jiwa Menyamudra menyatu dengan sang Maha Cinta

Surabaya, 2021

Page 54: Samudra Ekspresi

35

EVIE SURYANI POHAN Pegiat Literasi, Pendiri Rumah Baca 3 MEV, traveller, beberapa tulisan dimuat di citizen reporter harian Surya, merupakan hasil dari sebuah

perjalanan buku Around The Vietnam (Catatan dari Negeri Naga Biru), selain itu juga menulis buku (antologi) lebih dari 17 judul, Ketua Forum Taman Baca Masyarakat (TBM) Surabaya dan Pengurus GPBM

Prov. Jawa Timur.

Page 55: Samudra Ekspresi

36 | Samudra Ekspresi

MENJIWAI LITERASIKarya: Evie Pohan

Jalan sepi nan panjangJalan tak bertuan Jalan tak berbatasTapi harus dilewati

Celoteh..Pendongeng bertubi-tubiBerfikir ada yang mendengar walau sekian menit

Coba lihat... Tekunkah si anak mendengar, menyimakkah...Coba lihat apa yang dibaca... bukunyakah

Sementara aku peduliSementara banyak yang tidak peduliLiterasi sepi berjalan Taman baca tidak seharum melati

Bekasi, 06 Mei 2021

Page 56: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 37

TANTANGAN MEMBACAKarya: Evie Pohan

Tak perlu bersuarakah?Tak perlu intonasikah?Tidak perlu

Ada buku yang dibacaTidak perlu tebalAsal kau mengerti apa maknanya

Buku yang kau sukaBukan buku sembaranganAda nilai terkandung Tiap kata Tiap bait

Yang mengantar keberhasilanmu kelakDan, kau akan berterima kasih Pada sebuah buku Yang tertidur dipelukanmu

Bekasi, 03 Juni 2021

Page 57: Samudra Ekspresi

38 | Samudra Ekspresi

PASUKAN MATAHARIKarya: Evie Pohan

Rak kusam penuh sesakDijejali ratusan bukuSementara tampak beberapa menyembulKesempitan

Rak-rak taman baca Diam membisu yang kutemui siang ituTaman baca masyarakat Berkurang peminatnyaSayangnya

Pandemi persoalannyaPetugasnya banyak yang tak bersiaga...Sayang memang Kasihan anak-anak yang jenuh di rumah

Taman baca itu tak lagi menarik Biasanya dipenuhi pemustaka cilikKadang hanya sekedar melihat ada buku baruSekarang sepi...

Page 58: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 39

Sementara di tempat lain para pejuang literasi Berusaha menarik pemustaka Agar terus membaca dan menulisSampai nafas terakhir berhembus

Bekasi, 09 Juni 2021

Page 59: Samudra Ekspresi

40 | Samudra Ekspresi

BUKU ADA DI MANAKarya: Evie Pohan

Aku hanya ingin mereka suka bukuAku hanya ingin mereka cinta bukuAku ingin mereka selalu menjinjing bukuDi mana-mana bawa buku

Harapanku kelak Mereka tidak mudah diadu dombaPintar cerdas secara mandiriPemimpin yang amanah

Aku ingin ada Adam Malik yunior Aku ingin ada Habibie yunior Buku buku baru lahir dari jari dan pena merekaBuku jendela dunia Buku membuka wawasanBuku bukan sekedarnyaPercayalah

Bekasi, 09 Juni 2021

Page 60: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 41

BUKAN MOBIL BIASAKarya: Evie Pohan

Menuju sekolah ke sekolah Dengan jadwal ketatMobil pemberian CSRMelaju semangat

Keceriaan menunggu di pintu gerbangDisambutBagai seorang pahlawanTanpa tanda jasa

Buku-buku bertebaran Sekejab Jejeran siswapun sekejab berlaluSeperti kedipan mata

Kewalahan tapi bahagiaBuku disajikan dengan pas Sementara roda berhenti Amal jariyah terus mengalir

Bekasi, 10 Juni 2021

Page 61: Samudra Ekspresi

42 | Samudra Ekspresi

PERPUSTAKAAN BAGAI MERCUSUARKarya: Evie Pohan

Terombang ambing di tengah lautMenerangi lautan luasBagai penunjuk jalan kapal tersesat

Bagaikan perpustakaan Menerangi kebodohanMeluruskan yang tersesat Menarik tarik

Jangan biarkan kesepian di sanaBerlabuhlahAmbil buku setumpukCintai

Jangan tersesat lagi Ada Qur’an penunjuk kehidupan Buku dan Qur’an wajib dibaca Iqra

Bekasi, 11 Juni 2021

Page 62: Samudra Ekspresi

43

NOPIAR RAHMANPustakawan Sekolah, Founder TBM Grup Literasi Gawi Hantiring

Seruyan,

Pengelola Perpustakaan Cendekia SMP Tunas Agro

Seruyan, Kalimantan Tengah

Page 63: Samudra Ekspresi

44 | Samudra Ekspresi

PEMUSTAKAKarya: Nopiar Rahman

Tiap hari kalian masuk ke perpustakaanTertib dan beraturan Satu persatu menunjukkan kartu ke scannerTanda kalian mengunjungi perpustakaan

Pemustaka…Satu dua dan tiga jam Membolak balik kertas buku bacaanTak nampak lelah kalian di siniBersenda gurau tanpa nyaringSambil menyahuti bunyi kipas angin Yang bergantung di langit-langit

Pemustaka…Lebih satu tahun rasanya Kalian tidak datang ke perpustakaanHanya meminjam dan membaca lewat dunia mayaTak ada lagi langkah kaki kalian masuk ke ruangan Tak ada lagi sapa dan senyum kalian

Page 64: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 45

pemustaka…Dari jauh kami memantau Berapa banyak yang pinjam dan baca Lewat layanan maya Nyatanya tak sebanyak waktu tatap muka

Pemustaka…Pinjam dan bacalah apa yang sudah kami sediakan Walau pendemi ini masih berlangsung

Seruyan Raya, 07 Juni 2021

Page 65: Samudra Ekspresi

46 | Samudra Ekspresi

TERJERUMUS ATAU DIJERUMUSKANKarya: Nopiar Rahman

12 tahun lalu… Ketika aku masuk ke siniDisodorkan 2 pilihan Tetap ikut tut wuri handayani Atau mengelola ruang yang berisi bahan bacaan

12 tahun… Ketika kujalani Dua pilihan itu bersama-samaTernyata waktuku banyak mengelola Ruang penuh bahan bacaan

12 tahun lalu…Melalui proses suka atau tidak suka Kujalani sebaik mungkin Tuk mewujudkan ruangan ituBermanfaat dan berguna bagi warga semua

12 tahun lalu..Sampai sekarang Aku bisa belajar banyak halSebelumnya, aku tidak dapat di ruang lain

Page 66: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 47

12 tahun lalu…Aku bekutak-katik di ruangPenuh buku bacaan Aku peroleh hasil yang luar biasa

12 tahun lalu…Aku raih beberapa torehan Yang membuat aku bangga semuanya

12 tahun lalu…Ruangan ini berbeda dengan sekarangAku sulap dengan belajar Lewat seminar, bimtek, workshop dan diklat

12 tahun…Ruangan itu Kini, bernama Perpustakaan Cendekia

Seruyan Raya, 10 Juni 2021

Page 67: Samudra Ekspresi

48 | Samudra Ekspresi

MEMULAIKarya: Nopiar Rahman

Mulai…kuketik satu-persatu huruf dan angka kumulai susun satu baris, satu kalimat dan satu paragrap

Mulai…berlomba dangan waktu yang terus berjalan seakan tidak mau ketinggalan dengan huruf dan angka yang kuketikkan

Mulai…Kususun lagi kalimat dan paragraphagar tidak putus di tengah jalan

Mulai…kini kususun bab demi babagar indah dan nyaman dibaca

Mulai…kuakhiri dengan biodataku agar si pembaca tahu itu karyaku Seruyan Raya, 10 Juni 2021

Page 68: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 49

JIWAKUKarya: Nopiar Rahman

Satu…Langkah demi langkah mulai kukerjakanAgar semua tahu ini ada di sini

Satu…Usaha yang pasti Akan memeras tenaga, pikiran, materi dan waktu

Satu…Tekad dan kemauan Serta, kolaborasi pasti akan terwujud

Satu…Kesungguhan akan kerja kerasTekad yang kuatAkan mewujudkan cita–cita grup literasi Gawi Hantatiring Seruyan Berjalan dan berlariAamiin…

Seruyan Raya, 10 Juni 2021

Page 69: Samudra Ekspresi

50 | Samudra Ekspresi

HARUS TAHU…Karya: Nopiar Rahman

Ketika sesuatu dikerjakan dengan sungguh-sungguhTentu, kan ada hasilnya

Ketika sesutau itu bermanfaat Tentu kan kita bagikan ke lainnya

Ketika yang lain membuat seperti yang kita buatTentu, kita akan senang

Ketika semuanya tahu Tentu, yang lain kan melihat ke kita

Seruyan Raya, 10 Juni 2021

Page 70: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 51

GIAT…Karya: Nopiar Rahman

Panas hujan kulaluiTanpa hentiTerang gelap kulewatiTanpa takut

Satu per satu kukerjakanAgar tercipta hasil yang baikDan bermanfaat

Tidak mudah kuajak merekaTuk duduk, selonjor dan bersandarAgar selalu membaca dan membaca

Satu, dua, tiga terus kulanjutkanAgar menjadi kebiasaanTidak mudah merubah hal Yang belum biasa dilakukan

Bergiatlah bersama Gawi HantatiringTBM grup literasi di Seruyan Raya….

Seruyan Raya, 11 Juni 2021

Page 71: Samudra Ekspresi

52 | Samudra Ekspresi

NYALIKUKarya: Nopiar Rahman

Tak apa, kulakukan walau orang lain tertawakan Tak apa, kukerjakan walau orang lain tersenyumTak apa, kugiatkan walau orang lain terperangah

Tak apa–apa dimulai dari kecilTapi kemudian menjadi besarYa, pasti perlu pengorbanan

Bisa tenaga, pikiran, uang dan waktu Semua terbayarkan Dengan rasa yang memuncak Dan kegembiraan para anak–anak bangsa ini…

Tak apa kulakukan Asal baik pasti menuai kebaikanTak apa mulai nol, Asal nyaliku terus terbakar Untuk generasi emas bangsa

Tak apa TBM grup literasi Gawi Hantatiting mulai nol Tapi asa dan usaha tetap berjalan Siap songsong masa depan lebih baik

Seruyan Raya, 15 Juni 2021

Page 72: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 53

PAHIT DAN MANISKarya: Nopiar Rahman

Orang berlomba dalam kesuksesanOrang berlomba dalam keberhasilanTentu, tidak mudah Pasti ada usaha dan tekad di belakangnya

Orang berlomba dalam pendidikan Orang berlomba dalam raih pengetahuan Tentu, tidak senyaman dilihatPasti ada kemauan dan kesungguhan di belakangnya

Usaha, tekad, kemauan dan kesungguhan Sesuatu yang pasti awalnya pahit tapiAkhirnya manis…Pahit dan manis selalu mengiringi jalan tuk keberhasilanTapi yakinlah Endingnya pasti manis

Page 73: Samudra Ekspresi

54 | Samudra Ekspresi

PENAKUKarya: Nopiar Rahman

Tak akan merubah kertas putih ini tanpa pena Tak akan berarti kertas putih tanpa tulisanMaka, pakailah pena untuk menulis…

Tulislah apa yang ada di pikiran Bukan memikirkan apa yang akan ditulisTulis saja… Ya, apa saja Maka, jadilah tulisan

Page 74: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 55

ANGINKarya: Nopiar Rahman

Semilir angin Dari kipas-kipas yang bergantungan Membunyikan di kesepian pagi harikuMenyemangatiku dalam berkegiatanHari ini dan esok

Semilir angin membuatku nyamanSenyaman matahari bersinar Menembus kaca-kaca di ruangan Memberi sinar pagi Nan sejuk dan cerah

Semilir angin Menggugah semangatku Tuk selalu ingat Tuk bersyukur kepada-Nya Tanpa henti

Page 75: Samudra Ekspresi
Page 76: Samudra Ekspresi

57

HAMIDAH BACHWARPegiat Literasi Sekolah, S2 Manajemen Pendidikan,

Aktivis Pramuka, Kepala SD di Indramayu - Jawa Barat

Page 77: Samudra Ekspresi

58 | Samudra Ekspresi

VIRUS MEMATIKAN ITU...Karya: Hamidah Bachwar

Betapa pilu aku memandangmuWajah mungil mata bulat menggemaskan dan luguYang kutinggalkan barang beberapa waktu...

Betapa pilu aku susah payah mengenalimu...Wajah polosmu, laku baikmu, diksi-diksimu...Tak seperti saat engkau masih dalam dekapanku...

Dekapan penuh hangat dan cintaBukan karantina mandiri, Tapi ruang-ruang kelas yang tak terisolasiBukan ancaman ketakutan akan mati Tapi semangat memacu prestasi

Lelah kami mengajarimu tentang pekerti....Satu persatu, dari waktu ke waktuKeteladanan kami yang kami jagakan untukmuAgar menjadi penanda dan pengingatmu...Kata-kata baik yang kupilihkan untukmuAgar santun bahasamu sesantun bahasaku...

Page 78: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 59

Hilang...Lenyap...Menjadi asap yang menyebar Laksana virus corona yang dahsyat

Betapa susah payah Aku mengenalimu kembali muridku....

(Semoga corona segera pergi ...)

Indramayu, Juni 2021

Page 79: Samudra Ekspresi

60 | Samudra Ekspresi

WARRZUQNII FAHMAN (BUKU)Karya: Hamidah Bachwar

Riuh rendah suaramuMenyirat duka menyirat sukaMendendang balada ataupun lagu cinta...

Riuh rendah suaramuMeski tanpa pengeras suara Hadirmu menyeruak menembus dinding bahkan yang berkedap suara

Bertumpuk huruf berderet kataMenjalin memilih mencipta maknaTak selalu tentang konsep rumit seperti bahasa matematikaDan tak selalu ringan tentang sang kancil menipu buayaTapi engkau pintu pembuka rizki kefahaman yang mengalir menjadi rahmat untuk manusia

Indramayu, 10 Juni 2021

Page 80: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 61

TATAP NANAR SANG GARUDAKarya: Hamidah Bachwar

Menatap tajam mata garuda di balik punggung negeriNanar memandangi hijau hutan yang hilang, dan... Sungai yang mengalir sampah laksana air bah

Menatap tajam mata garudaMenyaksikan anak anak negeri berebut posisiMemprovokasi dan tak lelah saling menyakiti

Kepak sayapnya terabai seperti tak lagi berartiLelah mengangkasa tanpa rasa banggaHelai prasasti pita terbentang...Usang berdebu tak terbacaBahwa kita ber Bhineka Tunggal Ika

Indramayu, Januari 2019

Page 81: Samudra Ekspresi

62 | Samudra Ekspresi

SALAM HORMAT PADA ALAMKarya: Hamidah Bachwar

Salam hormat aku sampaikanPada angin yang bertiup teramat kencangPada air dan hujan yang datang bersamaanPada laut yang geloranya teramat bersemangat

Salam hormat aku sampaikanTanpa mengurangi hormatkuAtas sabda Tuhan kepadamuMaka kuminta pengertianmu tuan...

Bertiuplah sekedar mengingatkan...Jangan menghancurkanMenderaslah sekedar membasahkan ...Jangan memporandakanGelorakanlah sebagai pertunjukan keagunganJangan menghempaskan...

Salam hormat aku sampaikan...Pada angin, pada air, pada lautan...

Indramayu, Desember 2009.

Page 82: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 63

REBONKarya: Hamidah Bachwar

Senja hampir saja usaiTemaramnya indah membuaiBias cahaya menebar kilau jingga di tepian pantai

Penyudu udang rebon bersiap pulangLelah menebar harapanMenjaring impianAnak anak nelayan menunggu riangSenyum istri nelayan mengembangMemandangi tumbu penuh udang

Terselip rasa getir memandangi tubuh suami yang memucat sekujur badanKerana berendam berjam-jamTapi udang rebonya adalah harapan Udang rebonya adalah jawabanUdang rebonya adalah investasi mengatasi lapar

Saat mentari meninggi esok hariProses berkarya dimulai

Page 83: Samudra Ekspresi

64 | Samudra Ekspresi

Irama antan bertalu berpacu waktuMeminta terik siang sabar menunggu dan mendung berlaluMenumbuk lelah meramu cita-citaMempersembahkan karya tiada henti... TERASI..

Pantai Dadap, Indramayu, 2021

Page 84: Samudra Ekspresi

65

MUH. FIHRIS KHALIKDosen Universitas Islam Makassar, Pemerhati literasi

Page 85: Samudra Ekspresi

66 | Samudra Ekspresi

SYAIR KEMBARAKarya: La Fihris

Gemuruh ombak dalam hatimu, hempaskanlahGejolak bara dalam pikiranmu, luapkanlahKarena kau manusiaBukan MalaikatBukan Tuhan

Daya, 09 Oktober 2020

Page 86: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 67

SYAIR AIR MATAKarya: La Fihris

..... Jangan biarkan Air matamu...... menetes ke air lautKarena itu, Tidak akan mengubah ......air asin Menjadi tawar....

Auditorium, Rabu, 07 Oktober 2020

Page 87: Samudra Ekspresi

68 | Samudra Ekspresi

SYAIR KELANAKarya: La Fihris

Pagi ini,Aku melihat kesunyian Dalam kehampaan yg menderuSuara hati berkecamuk tanpa maknaSiang ini, Aku melihat mentari Tertutup kabut kebisuan Hingga aku berbisik pelan ‘ada apa?’Sore ini, Aku melihat rona merah menguning di ufuk senja,Aku bertanya kepada langit ‘ini isyarat atau kepastian’Malam ini, Aku melihat terang dalam kegelapan malamAku tersentak kagum Dan mengucapkan ‘terima kasih Tuhan’

Rahmatul Asri, Ahad, 11 Oktober 2020

Page 88: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 69

SYAIR RINDUKarya: La Fihris

Bila kudengar nyanyian rindu di hatiTerasa sepi melanda Bagai anak musafir kehausanMenanti setetes air Penyejuk rasa dahaga

Sukma di jiwa Menangis mengiringi setiap detak jantungku Yang membelah hidup jadi pusaraKarena cinta telah bersemayam dalam dirinya

Langit-langit kehidupan Mengantarkan kedamaian sebagai penyejuk nan wangi Yang membawa rahasia hati....

Makassar, 12 Oktober 2020

Page 89: Samudra Ekspresi

70 | Samudra Ekspresi

RISALAH KECILKarya: La Fihris

Inilah bait-bait syair para pujanggaYang mengias diri bah permataMenjalani peristiwa-peristiwa intuisi Dan, mengisinya dengan kelembutan hati...

Kata dan pena Dialah sahabat sejati bagi diriTulus mengabdi atas sejuta rasa dideritanya

Dan Cahaya kemuliaan terpancar di wajahnyaSeakan hidup seribu tahun lagi Menanti usianya

Risalah Kecil ini adalah goresan kelana sang hamba merajut impian di dunia nyata

Daya, 13 Oktober 2020

Page 90: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 71

SYAIR GELOMBANGKarya: La Fihris

Dengarkanlah a-ku ber-nya-nyi Berdendang ri-a bersama sen-ja Di atas g-elombang sunyi memandang cin-ta

Nyanyian ji-wa Menerpa ha-ti jadi hayal Menggapai ba-yang muntahkan suk-ma

Simaklah na-da dan irama-nya Walau kau harus pejamkan ma-ta Dan mengucur-kan air mata

Lalu,

Bergegaslah mencari apa itu mak-na Sebab, Nun jauh di sana prahara memanggil-manggil Hingga, Sebatang kara ber-ce-rita tentang ada dan ti-ada

Unggahan revisi, 08 Januari 1998Makassar sebelum fajar, 13 Juni 2021

Page 91: Samudra Ekspresi

72 | Samudra Ekspresi

CAHAYA-MUKarya: La Fihris

Seberkas cahaya-MUMenyingkap relung-relung dalam jasadkuMengangkat dosa-dosaku dari air mata yang kualirkan untuk-MU Saat kehilangan kemudi di atas perahu kehidupan ini

Seberkas cahaya-MU Mensucikan aku dari lautan maksiatDari iblis-iblis kehidupan duniawi

Lalu, Kubungkus dalam syahadatku, shalatku, puasaku, Sehingga di setiap detik aku ada dalam diri-MU

Page 92: Samudra Ekspresi

73

TRINI HARYANTILahir di Rembang. Sejak tahun 2.000 sudah aktif sebagai pegiat literasi.

Fokus di program mengembangankan perpustakaan di berbagai daerah di Indonesia, di bawah Yayasan Pengembangan

Perpustakaan Indonesia (YPPI).

Saat ini, eksis sebagai social worker dengan program woment empowerment di daerah Rembang – Jawa Tengah.

Page 93: Samudra Ekspresi

74 | Samudra Ekspresi

AKU MILIKMUKarya: Trini Haryanti

Apalah artinya iniKertas berjilid dengan taburan tinta hitam

Menumpuk dan berjajar dalam lemari cantik di ruang sejuk Dalam gedung semegah ini

Tiada guna jika teronggokTiada arti jika tanpa disentuhTiada arti jika tanpa dibuka dan dibaca

Aku ini boleh kau bawa kemanapunAku ini silahkan kau miliki dgn sepenuh jiwamuAku ini tanpa arti jika tergeletak tanpa dimengerti.Aku ini penuh tinta hitam yang berjejer cantik membentuk artiAku ini deretan kata yg penuh maknaAku ini susunan bait yg merindumu untuk kau lafalkan kembali.Agar aku bisa membantu mu, untuk hidup lebih baik lagi

Apa kau masih ragu padaku, bukalahApa kau masih ragu atas isi tubuhku, bacalah

Page 94: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 75

Aku sahabat setiamu Aku buku.!!!!Yg membantu menuntunmu

Jangan kau biarkan aku teronggok ketika kau sudah selesai memahamiku.Serahkan pada sahabat dan keluargamuAgar aku bermakna bagi semuaRelakan aku hidup bersama siapa sajaKau yakinlah bahwa aku ini bermakna bagi mereka juga.

Page 95: Samudra Ekspresi

76 | Samudra Ekspresi

KATA TAK BERSUARAKarya: Trini Haryanti

Kuhujani hatiku dengan kata-kata, tak bersuaraTergerak, tersentak dari bisikan tak bersuara

Semakin kupahami dan terus saja kutelusuri kata-kata tak bersuara itu

Semakin aku merasakan aliran darah dan detak jantungku beraromaGetaran tak berirama, hatiku mulai gelisahBiografi orang yang kukagumi semakin membuat kepalaku terguncang keras.

Apakah kehebatan dari tokoh biografi itu mampu aku pahami?Mampu aku teladani?Mampukah aku melangkah bersama perjuangannya?

Kembali kutelan kata tak bersuara itu semakin banyak Tak bisa kumuntahkan karena kata tak bersuara itu sudah memenuhi rongga-rongga darahku

Page 96: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 77

Kututup buku biografi itu Kupejamkan matakepenatan ini membawaku memasuki mimpi dalam tidur pulasku

Sekarang aku sadarKata tak bersuara yang pernah aku telan dan memasuku rongga-rongga darahku telah mendorongkuMenguatkan hidupkuMemberi semangat naluriku menjadi pejuang tak berartiTanpa nama, tanpa kata

Terus mengalir derassemakin deras memberi arti kehidupan bagi setiap insan

Buku biografi itu membawa wujud mimpiku jadi nyata

Aku kemudian menuliskan kembali semua mimpi-mimpiku dari sekian kata tak bersuaraYang telah kutelan

MerdekakuKarena aku banyak membaca.

Page 97: Samudra Ekspresi
Page 98: Samudra Ekspresi

79

MAYA VERI OKTAVIAPegiat Literasi, pengelola TBM Mekar Insani dengan Gerakan Cinta

Buku Sejak Dini, Pengasuh Pondok Pesantren Menulis “KUTUB”, Pengurus Forum TBM Kota Yogyakarta, Ketua 2 HIMPAUDI Kota

Yogyakarta.

Page 99: Samudra Ekspresi

80 | Samudra Ekspresi

MONOLOG SANG GURUKarya: Maya Veri Oktavia

Embun masih menyambangi pagiDengan tetesan yang meretas di dedaunanMentari pun menyapa semesta bumiDengan sinar yang menjentera asa di kehidupan

Ritme alam memusar pada fitrahnyaMenggiring masa atas apa yang tersabdaSaat mata memandang lekat tubuh duniaYang merangkak kian menuaBetapa terlihat semakin rapuh oleh sentuhan coronaTercabik raga hingga lemah tak berdayaMemporandakan siklus menjadi tak berirama

Para pekerja menjadi amnesiaUntuk menghitung rugi labaOtak limbung memusar pada kecemasanAntara minim penghasilan atau dirumahkanSementara keluarga, Kebutuhan hidup merengsek untuk diperjuangkanSemua mendadak menjadi pahlawanDokter menjadi yang terdepan bagi yang terpapar corona

Page 100: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 81

Guru mengawal Pendidikan generasi bangsaPenguasa berkonsolidasi meramu kebijakan paripurnaSuami berpeluh memperjuangkan hak keluargaSemua berperan nyata meski tak cukup dituliskan melalui kata

Andai saja ada kesempatan untuk bisa tawar menawarAtau sekedar meminta sang corona berkabar Menanya batas waktu visa yang diamanatkan TuhanUntuk disampaikan pada penghuni bumi agar tak blingsatanTapi apalah daya,Sepertinya sang tokoh belum tampil mengemukaTerlepas ada tiadanya konspirasi dibaliknyaUntuk sanggup bertransaksi dengan sang coronaSaling memberikan keuntungan dalam kerjasamaBermigrasi atau mutasi menjadi pilihan yang dipintaBermigrasi ke planet mars dan touring ke angkasaAtau bermutasi menjadi virus yang baik hati dan tidak sombongHa..ha..ha.. Terhibur juga dengan khayalan ala kadarnyaNyatanya corona memaksa keadaan untuk tetap selalu siagaHingga ketidakpastian memutar waktu bergerak entah ke mana

Hai lihatlah..Gedung-gedung yang bertuanPerkantoran riuh oleh tumpukan pekerjaanSekolah–sekolah ramai dengan materi yang diajarkanWarung-warung makan sibuk dengan olahan yang dijajakan

Page 101: Samudra Ekspresi

82 | Samudra Ekspresi

Rumah hunian hiruk pikuk dengan tugas baru yang diadaptasikan Tapi sunyi senyap dari sapaanLengang dari candaanTerjeda dari pertemuanSemua terbungkus oleh sistem yang di-online-kan

Gegap gempita dunia pedidikan berinovasiMembongkar pasang strategi di sana siniBukan untuk mengejar nilai akademik, kata sang ahliMelainkan nilai budi pekerti yang musti terus terstimulasiMengilhami pribadi para generasi negeri Untuk memake-up wajah pendidikan agar lebih berartiTapi akankah bisa terjadi?

Cobalah lihat di sini…Gang sekolah laiknya lorong waktu yang tak bertepiHanya terdengar ketukan sepatu di atas ubin lantaiAyunan, bola dunia, tangga pelangi terdiam menantiTangan mungil menjamahnya bagai dongeng sang peri Meja kursi di ruang kelas tertata rapiSunyi tanpa penghuni

Belajar di jalan sunyiMenatap layar tanpa interaksiSementara wajah polos itu menanti sapaan kamiSenyumnya tak menemui sambutan yang memadai

Page 102: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 83

Celotehnya tercekat oleh signal yang tak pastiSesekali kedua tangan mereka melambaiSekedar untuk memantik simpatiMenahan gebalau rindu tiada terperiPada dekap kasih dan sapa sang guru yang dinanti

Kami yang dielu-elukan pahlawan negeriTetap berdarma baktiMeski kompetensi tak selalu bisa mengimbangiMelesat cepat berlaga dalam arus informasi teknologiDan profesi tak selalu berbanding lurus dengan gajiYang terkadang menorehkan gamang pada niat diriSyukurlah, Tuhan masih menjaga hati kamiAlirkan energi untuk bisa selalu berdamai dengan situasiMemampukan dalam ketangguhan yang terus diujiUntuk tetap berpijak mengabdiPada pendidikan anak usia dini.

Yogyakarta, 01 Juni 2021

Page 103: Samudra Ekspresi

84 | Samudra Ekspresi

MEMAKNA KATAKarya: Maya Veri Oktavia

Tak perlu kau tulisakan kata bijak sang pujanggaKalau kau tak sanggup memaknaCukuplah abjad-abjad sederhanaYang kau rajut dalam sebuah kataDari hikmah perjalanan hidupmu yang nyataDan ketika kata tak lagi bertuahDan laku menjauh dari hikmahMaka kendali rasa bukan lagi pada pikirAtau sekedar ucap bibirAkan tetapi pada hati yang senantiasa berdzikir

Page 104: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 85

MUNAJATKarya: Maya Veri Oktavia

Heningkan hati meski sesaat Agar diri tunduk dalam taubatHingga karam nafsu kesumatLuruh tipu muslihatDan jauhkan hidup dari maksiat

Beningkan pikir meski sekelebatAgar diri khusyu bermunajatPintakan diri menjadi sebaik-baik ummatAgar selamatlah hidup dunia akhirat

Page 105: Samudra Ekspresi

86 | Samudra Ekspresi

TAPAK MENUJU HAKIKATKarya: Maya Veri Oktavia

Saat diri kembali teringat Kata–katanya yang begitu sempurna terumpat,Laku dan ucapnya pun teguh menghujatPada rekayasa cerita yang dibuat-buatNasehatnya pun tampak terselubung siasatSungguh, bikin hati ini terasa pahit melumatHuruf berjejal terpasung dalam benak yang mampatLesatan pikiran bejat pun mengurung nafsu kesumatPerlahan lunglai tangan ini menjamah pintu rahmatPasrahkan diri melarung pada puncak hikmatLalu mata ini tercekat pada singgasana yang terpahatUkiran kesabaran dan keikhlasan begitu indah terlihatPupuslah keliaran kesumatUmpat dan hujatTerdengar menjadi bahasa terindah untuk sebuah petuah yang keramatDan menjadi ramuan obat hati yang berkhasiatMembunuh kesombongan diri hingga lumatDi penghujungnya, sampan jiwa mengarus pada sungai nikmatMengalir bermuara di kedalaman samudera hakikat.

Page 106: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 87

MENTAWAJJUHIMU, IBUKarya: Maya Veri Oktavia

Dalam jarakYang menjeda raga tuk bersua denganmu, ibuTlah memasungku dalam rindu yang tak berkesudahanTingkah polah kata saat menyapamu dari kejauhanHanyalah lesatan rasa sesaat yang tak lunas teruraiMenggantung harap untuk bisa bersujud Mencium harum surga di ujung telapak kakimu

Kilas pandangku dari balik jendelaMenatap Sentuhan tangan hujan yang menyambangi semestaMengalirkan kehidupan pada mekarnya kelopak bungaDan pancang tegak pepohonanSeperti itulah doamu, ibuDoa yang yang tak pernah kenal musimSenantiasa mengada, mamancang takdir di hidupku.Dari lemah tak berdaya Engkau kokohkan aku dengan doa dan petuahmuBahkan dalam emosimuTersebab ulahku yang tak sadar dosaBukan kesumat yang terbabarMelainkan rintih keluh yang tergugu dalam doa bijakmu

Page 107: Samudra Ekspresi

88 | Samudra Ekspresi

Maka mentawajuhimu, ibuMenjadi laku saat kata kelu dalam rinduMelarung resah dan gelisah di lautan doaku untukmu Tenang jiwa saat engkau hadir dalam masyukkuSaling sapa, berkabar, dan membabar hikmah yang tersabdaDan dalam hadirmu senantiasa menguntai doaMenyebab pintu-pintu arsy terbukaKarena sejatinya hadirmu Tuhan mengada.

Page 108: Samudra Ekspresi

89

CHANDRA ALFINDODESPegiat Literasi, Duta Baca Kota Pekanbaru

Pengurus GPMB Kota Pekanbaru

Page 109: Samudra Ekspresi

90 | Samudra Ekspresi

BERAWAL DARI AKHIRKarya: Chandra Alfindodes

Menggerus waktu hingga kian menua Menggaris asa seolah masa tak hingga Belia seolah semua bermula Renta bak akhir cerita

Hidup kan matiMuda kan berlaluSuka duka kan segera tiadaSadarlah, masa kini menghitung sisaHidup suka, duka, lara dan ceria hanya warnaHitam putih, cerah dan kelam, kita yang ciptaSudah berakhir sejak semua bermulaSemua tak lama

Lihatlah akhir dari semua awalanDeru dera jadikan amalan Tanam tuai jadikan patokan

Akhir sendiri, sepi, hanya bualan ketakutanGelagat tawa lupa pengalaman

Page 110: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 91

Awal kita terlahir itu adalah akhiranAku, kamu, kita dari awal akan berakhir di kafanMari gigih meski penuh perihMari giat meski penuh guratMari kobar meski penuh memar

Mudah ketika engkau sadar semua berawal dari akhir Engkau akan kuat melawan arus hiruk-pikuk dunia yang kikir Bekal kehidupan mengarungi kehidupan abadi akan terpikir Berawal dari akhir Bukan berakhir dari awal

Pekanbaru, 12 juni 2021

Page 111: Samudra Ekspresi

92 | Samudra Ekspresi

CAHAYAKarya: Chandra Alfindodes

Cahaya, meneroka celah kegelapan

Cahaya, menembus ruang kehampaan

Cahaya, menjamah relung kesunyian

Cahaya adalah kebangkitan

Cahaya adalah keIlahian

Cahaya adalah kemuliaan

Cahaya adalah harapan

Cahaya adalah keindahan

Hari ini, negeriku butuh cahaya

Namun, banyak cahaya yang tak terlihat oleh si buta

banyak cahaya yang tak teraba oleh si anosmia

banyak cahaya yang tak tersentuh dengan rangka belaka

Corona, kau peredup

Corona, kau pengelam

Corona, kau membuat senja

Page 112: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 93

Mari bersama menyambut terbitnya cahaya

Mari bangkit mencipta asa yang masih ada

Pagi kan datang lagi,

Malam kan segera menyelimuti diri,

Mari rangkul diri kepada cahaya abadi

Majapahit, Kampar, 12 Juni 2021

Page 113: Samudra Ekspresi

94 | Samudra Ekspresi

KELAKARKarya: Chandra Alfindodes

Inilah negeriku tercintaGemah ripah loh jinawiCoba tantang aku !Dengan lantang aku berani teriak!Kami tak pernah akrab dengan kemiskinan!Orangtua, guru, pimpinan sudah pasti jadi panutan!Kearifan lokal dan kebudayaan sudah pasti sangat dilestarikan!

Coba tantang aku!Dengan lantang aku berani teriak!Di negeriku, kami bhinneka tunggal ika!Di negeriku, kami PancasilaDi negeriku, kamu timur aku barat,itu tak ada. Kita semua sama!Di negeriku, kami tak pernah lupa jasa pahlawan yang telah tiada. Frans Kaisiepo? Pasti semua kenal Kamu becanda ya...

Di negeriku kami anti korupsiMencari solusi bukan saling membenciDi negeriku tak ada yang namanya sensasi

Page 114: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 95

Semua pekerja kau kan temukan disana siniPengangguran kan sudah digaji!

Kami tak pernah jadikan tiktok sumber informasiBocil, wajib belajar ngaji apalagi nyantriAnak remaja remaji sadar banget tak boleh umbar mesra bak suami istriApa? Kasus aborsi? Gak mungkin pernah terjadi!!

Hai kamu! Iya kamu?!Apalagi yang membuatmu jengah tinggal di sini?Sini ngopi duluTemani aku di sini sembari berbagiKita nikmati secangkir kopi VietnamBeras Thailand juga sedang dijerang

Page 115: Samudra Ekspresi
Page 116: Samudra Ekspresi

97

YOSEPH NAI HELLYLahir di Biboke Selatan, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT). Menyelesaikan pendidikan SD, SMP, dan SMA di Dili (1978-

1987). Selanjutnya menyelesaikan pendidikan Diploma IV Pertanahan (1997–2001), dan Master of Art di Universitas Gadja Mada (UGM, 2008–2010). Aktivitas sehari-hari sebagai Penulis, Pegiat Literasi,

dan pengelola perpustakaan di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta.

Page 117: Samudra Ekspresi

98 | Samudra Ekspresi

APALAH DAYAKUKarya: Yoseph Nai Helly

Aku tertidur di siang bolong

Bahkan aku tak sadar walau panas menusuk

Tidurku pulas diselingi mimpi indah

Tentang tidur dan tidur yang tak berakhir

Aku baru sadar setelah malam menjemput

Sambil mencekik leherku, dengan sepoinya angin

Yang menghembuskan wewangian arak tradisional

Kaget bukan kepalang karena pesawat sudah tinggal landas

Aku tertawa terpingkal-pingkal, sial, ketinggalan...

Aroma arak masih menyengat hidung, juga otakku

Rupanya rasa kantukku belum purna dari raga ini

Ingin melanjutkan mimpi yang terputus sesaat tadi

Ternyata aku belum makan seharian

Makananku hanyalah angin yang bertiup

Dari laut menuju gunung

Membuat udara yang kuhirup

Page 118: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 99

Keluar-masuk seharusnya segar

Namun, lama-lama menjadi penyakit

Perutku bisa kembung.... Sial

Tubuh ini perlu makanan, juga minuman

Agar tetap sehat, kuat dan bertenaga

Bukan hanya otak yang butuh makan

Bukan juga ruhani saja yang perlu makan.

Yogyakarta, 03 Juni 2021

Page 119: Samudra Ekspresi

100 | Samudra Ekspresi

ENTALAHKarya: Yoseph Nai Helly

Malam semakin larutAku tak cukup dayaMataku tinggal 5 wattSenyumpun telah tiada

Kuyakin bahwa malam sedang bercumbu, entahlah dengan siapa ku tak tahu, mungkin bulan mengerti, atau bintang yang sedang mengintip, entahlah...

Malam semakin merangsak maju dan terus berhimpitan dengan anginBulan mengawasi Tanpa kata-kata Ia adil tuk memberi cahaya tanpa pamrih

EntahlahAkupun tak ada kataHanya sebercak cahaya melintas Berkelebat dengan cepat, dan berlalu..

Yogyakarta, 03 Juni 2021

Page 120: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 101

PUSTAKAWAN MENCIPTAKAN PELUANG

Karya: Yoseph Nai Helly

Siapakah pustakawan itu ?Pustakawan tidak begitu familiar Di kalangan lembaga pendidikan sekalipun Apalagi masyarakat umum Nun jauh di padang savana yang masih asli alami.

Pustakawan tertinggal dari profesi guruGuru dikenal dengan sebutan pahlawan tanpa tanda jasaWalau sebutan ini masih bisa diperdebatkan Kok bisa pahlawan tanpa tanda jasa..? Bagaimana mungkin..?

Pustakawan… Harus menjadi pahlawan dengan seabrek jasa Bayangkan, Tanpa seorang pustakawan di lembaga pendidikanSemua orang yang pernah menempuh pendidikanTahu jasa seorang pustakawan

Page 121: Samudra Ekspresi

102 | Samudra Ekspresi

Pustakawan banyak membacaWalau hanya sebatas judulTapi, ia peka terhadap judul sebuah tulisanIa paham tentang kategori ilmu yang dibaca Pustakawan mengetahui ilmu dari klasifikasinyaMendeskripsikan secara mendalam

Pustakawan harus menciptakan peluang pekerjaanSebab banyak buku berada di perpustakaanBegitu banyak ilmu berada di dalam genggamannya Jangan sampai pustakawan mendapat julukan“tikus mati dalam lumbung padi”

Pustakawan pasti membacaMenelaahMembayangkanDan menemukan solusi sebagai peluang Untuk kesejahteraan banyak orang Tidak hanya di lingkungan sebuah lembaga sajaNamun antar lembagaHingga sampai kepada masyarakat Di berbagai pelosok negeri.

Yogyakarta, 03 Juni 2021

Page 122: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 103

TERANG DARI TIMURKarya: Yoseph Nai Helly

Fajar telah menyingsing menyingkap tirai kabut dari timur Ia menyapa siapa saja penuh ceriaDi hari keempat bulan juni 2021

Bagai buku satu halaman telah dibuka Tuk dibaca, dimengerti, dipahamidiurai agar hidup lebih hidupSemua orang bergegas mengayunkan langkah maju walau tak tahu ke mana arah yang harus dipilih demi tujuan hidup ceria

Ayo majuTeruslah melangkahBacalah peta walau butaSebab terang telah datang dari timur

Sumberan, 04 Juni 2021

Page 123: Samudra Ekspresi

104 | Samudra Ekspresi

PAK TUAKarya: Yoseph Nai Helly

Langkah kakinya mulai tersendattak selincah waktu muda usianya sudah lanjut sudah lebih dari enam puluhan

Pak tua… Begitulah sapaan para kenalannyasetiap berpapasan ia selalu menyapadengan menjawab, Oi

Pandangannya fokus hanya pada satu arah Ya ke depan nun jauhIa mulai sulit menoleh ke belakangtidak seperti waktu muda dulu

Pak tua…Mulai lamban dalam gerakan tapi ia punya semangat hidupia bisa jadi teladan kaum muda belia

Page 124: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 105

Pak tua…Masih kerja keras dia loper koran harian yang masih bertahanIa memenuhi dahaga para pembaca di jalanan.

Yogyakarta, 04 Juni 2021

Page 125: Samudra Ekspresi

106 | Samudra Ekspresi

TERANG TERUSKarya: Yoseph Nai Helly

Terus terangSetiap buku yang kubaca selalu ada pesan dari penulisPesannya unik, juga khusus

Pesannya jelasTentang pengetahuan yang ia milikitentang ilmu yang ia kuasai, tentang kehidupan

Terus terang..Pengalaman penulis satu dengan lainnya selalu berbeda karena penulis punya ciri khas

Terus terang..Dengan baca bukuOtakku, pikiranku, jiwaku, terang terus

Kasihan, 05 Juni 2021

Page 126: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 107

TERLALU CEPATKarya: Yoseph Nai Helly

Terlalu cepat kau menilaikuKau bilang aku butaJuga, aku tak pahamAku terima saja

Terlalu cepatKau menuduh akuKurang pandai, kurang pintar, kurang cerdasAku terima saja

Terlalu cepatKau bereaksi padaku aku tak mengenalmuAku kira kau juga tak mengenalku

Kau sangat sensitifKau sok tahuKau perlu banyak bacaKau juga perlu giat belajar

Page 127: Samudra Ekspresi

108 | Samudra Ekspresi

Belajarlah kepadaAlam, pada mereka yang sedang menikmati kopi pahit, pada mereka yang tak sekolah pada mereka yang senang kedamaian.

Godean, 05 Juni 2021

Page 128: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 109

MERDEKA BELAJARKarya: Yoseph Nai Helly

Aku bingungKepada siapakah aku bertanya?Kemanakah aku harus berseru..! Siapakah yang akan mendengarkan aku?

Aku mau belajar tentang sesuatu Tentang dunia lainBelajar bersama teman-temankuBelajar bersama guru-guruku

Sebab aku sudah bosan belajar sendiriTembok sudah aku coret-coret Pohon-pohon juga demikianBahkan wajahku tak luput dari tinta Yang kubeli di toko alat tulis

Sampai kapan aku harus merdeka belajar Bukankah merdeka itu adalah ketidakmerdekaan? Aku mencoba bertanya kepada rumput Tapi rumput pun menggelengkan kepala

Page 129: Samudra Ekspresi

110 | Samudra Ekspresi

Aku tanya pada burung Tapi ia malah berkicau gembira Ia tak perduli padakuBahkan iapun menjauh dariku

Sampai kapan, aku merdeka belajar? Sampai aku dapat memahami maknakah? Atau sampai aku bosan belajar? Semoga Tuhan mendengarkan ocehanku.

Kasihan, 05 Juni 2021

Page 130: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 111

MENULISKarya: Yoseph Nai Helly

Menulis itu mudahKata guruku yang pandai menulisMenulis itu gampang, Segampang berbicara Menulis itu mudah, jika segera dilakukanItulah kebiasaan para penulis

Menulis itu mudahBisakah saya lakukanBagaimana caranyaMulainya dari mana..?

Menulislah...Apa saja yang melintas dalam pikiran jangan biarkan ide berlaluTangkap.. tuangkan dalam media apa saja

Menulislah...Mulai sekarangTentang apa sajaTentang siapa saja

Melati, 05 Juni 2021

Page 131: Samudra Ekspresi

112 | Samudra Ekspresi

KEINDAHANKarya: Yoseph Nai Helly

Tahukah kau tentang keindahan..? Bagai bunga berwarna-warniIbarat gadis memasuki masa puberIa akan memancarkan cahaya berkilauan

Barisan bukit tersusun rapi lekukan lembah-lembah membentuk ngarai hijaunya tumbuhan rerumputan dengan bunga serba berwarna

Kata-kata pun seindah bunga anggrekLiukan huruf-huruf membentuk artiPaham, ibarat aroma bunga melatiDan kau masih saja bersembunyi..?

Ayo, keluarlahTulislah namamu di lembaran maknaAgar kau dikenal dunia sebab kaupun pembawa peradaban.

Mlati, 05 Juni 2021

Page 132: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 113

KERAS HATIKarya: Yoseph Nai Helly

Walau hatimu sekeras batu aku takkan mundur selangkah punAku bagai air yang terus menetesi hingga kau meleleh

Walau kau terus menghindar aku takkan goyahHatiku sudah bulat, niatku pantang menyerah

Air akan terus mengalir hingga menembus batasDan laut kan jadi saksi semua yang cairYang datang dari segala penjuru

Terus sajalah keras hatimu sebab air akan terus mengaliriDari semua arah hingga kau luluh

Tekadku bulatSebab buku pedomanku baca hobyku sepanjang hari dan menulis tujuanku.

Kasihan, 06 Juni 2021

Page 133: Samudra Ekspresi

114 | Samudra Ekspresi

PEJUANG LITERASIKarya: Yoseph Nai Helly

Tak kusangkaJiwamu terpanggil secara alamiahTuk mencerdaskan anak-anak negriYang tercecer tanpa pengetahuan

Tak kubayangkanNalurimu selaksaSinga-singa AfrikaYang mengintai mangsa

Pengetahuanmu tak kalah dari seorang profesorKebijaksanaamu tak perlu diragukankepedulianmu lebih dari para pecintayang tak kan mencari kedamaian

Kau pejuang literasi yang tak pernah duduk dengan tenang kau terus saja ada di depantuk bangkitkan semangat membaca menulis hingga ujung negri

Page 134: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 115

Pejuang literasi tak kan padam semangatnya gairahnya terus menggebu niatnya menghancurkan kegelapan tuk terangnya anak cucu kelak.

Sumberan, 07 Juni 2021

Page 135: Samudra Ekspresi

116 | Samudra Ekspresi

BUKU CINTAKarya: Yoseph Nai Helly

Lembaran kertas suci yang berisi kata-kata cintatelah mengalir dalam darahkuya, darah yang terus merontakmendidih hingga tumpah sendiri

Kata-kata ajaib itu bagai obat dari alam yang mengalir demi luka dalam yang tak pernah sembuhBuku cinta memuat kata-kata cinta yang kadang dihindari para tetua namun tak sedikit yang memesan

Buku cinta Menyulut hasratMencari korban yang tergoda tanpa telaahTanpa disadari

Buku cinta Mengajarkan kesetiaania jujur apa adanyaia pergi dan datang tak diundang juga tak disadari.

Yogyakarta, 07 Juni 2021

Page 136: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 117

TUNJUKKANLAH DIRIMUKarya: Yoseph Nai Helly

Jika, kau punya panorama, tunjukkanJika, kau miliki warnah yang elok, tampilkanJika, kau beraroma semerbak, keluarkanSbab kau takkan terbukti dalam bayangan

Jika saja kau dapat melihat kau dapat berbicara kau dapat mendengarkan alamTunjukkanlah agar kamipun tahu

Tunjukkanlah dirimuAgar kami tak hanya menduga tampakkanlah wacanamu jadi nyata biar seluruh bumi menyaksikan dengan gempita

Tunjukkanlah dirimu Jika, kau memang ada tunjukkanlah karyamu walau sederhana tunjukkanlah agar dunia tak bersedih tunjukkanlah agar cerita tentangmu tak hampa..

Yogyakarta, 09 Juni 2021

Page 137: Samudra Ekspresi

118 | Samudra Ekspresi

HATIKU TERTAMBAT DI PERPUSTAKAAN

Karya: Yoseph Nai Helly

Awalnya biasa saja

Ada gedung yang biasa-biasa saja

Apa perduliku tentang perpustakaan?

Tempat apa itu?

Sepertinya ada rasa ingin tahu

aku penasaran

kepo, gitu kata generasi Z

Apa sih isinya..?

Kukuatkan hati, bulatkan pikiran

ayunkan langkah dengan pasti masuk perpustakaan

Woaw... ternyata..

Banyak orang

banyak ceweknya yang kece-kece

aku suka tempat ini

gumamku dalam hati

Page 138: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 119

Aku menelususri lorong-lorong dengan seksama

rak demi rak kulewati dengan teliti

buku ada di mana-mana

warna pun bervariasi

Begitu juga pengunjungnya

Aku suka tempat ini

Aku mulai tertarik

Banyak ceweknya

Banyak bukunya

Gamping, 10 Juni 2021

Page 139: Samudra Ekspresi

120 | Samudra Ekspresi

SEANDAINYAKarya: Yoseph Nai Helly

SeandainyaAku mengenalmuKita akan bersuka riaDi kolong yang asyik

Akan ada ceritaTentang pohon araYang hidup di padang gurunSebab dia punya caranya sendiri

Bisa bermain pasir dengan sukacitaMemendamkan raga yang masih liar Menenangkan atma dengan khusukDi alam yang penuh misteri

Kita kan berbagi rinduTentang masa laluTentang kenyataanJuga tentang angan-angan

Gamping, 10 Juni 2021

Page 140: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 121

MINAT BACAKarya: Yoseph Nai Helly

Tatkala negeriku divonis Tentang minat baca masyarakatAku hanyut dalam kesedihan Mungkinkah negeriku kurang membaca?Bukankah negeriku konsumen hape terbesar di bumi ini? Hatiku terenyuh diguncang warta itu

Aku sadar... Tuk berbuat sesuatu tentang minat bacaTentang vonis sepihak Aku harus melawanAku harus membacaBaca buku apa saja, tentang apa saja

Aku harus berminatAku harus bergairah Tuk menggagalkan vonis itu tentang minat bacaAlunan musik relaksasi Kusiapkan di berbagai sudut ruangSuara seruling bambu Menemani syair indah tentang kehidupan

Page 141: Samudra Ekspresi

122 | Samudra Ekspresi

Aku mulai bergairahKulahap setiap kata penuh sukacitaTuk raih catatan terbaik Dan batalkan vonis sepihak itu.

Tegalrejo, 11 Juni 2021

Page 142: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 123

GAIRAH MELIUK-LIUKKarya: Yoseph Nai Helly

Gairahnya yang menakjubkanTubuh meliuk-liuk menanti pangantinnya cobra menggoyang, tubuhnya berputar-putar

Bagaikan tarian India yang penuh semangatmeliuk-liuk menghentakkan kaki kesana kemari mengikuti bunyi gendang dan seruling yang menggelombang

Tangan seorang penulis takkan berhenti sepanjang hayat ia tahu akan kenangan hidupnya yang lebih indahdi kala ia telah tiada nanti

Idenya takkan pernah pudar gairahnya tak lekang sepanjang jaman tangannya meninggalkan kenangansebab ia penulis sejati

Kasihan, 11 Juni 2021

Page 143: Samudra Ekspresi

124 | Samudra Ekspresi

CAPLOKKarya: Yoseph Nai Helly

Hatiku semakin risau,Betapa nuraniku telah dicaplok Dalam keheningan malamDan aku, hanya membisu tanpa perlawanan

Apalah daya.. Aku hanyalah seekor semut yang masih bertahan Menumpang hidup dalam hamparan savana luas

Rerumputan pun telah dicaplok oleh dunia, Yang dikuasai oleh nafsu, rakusSang Yang pun ragu antara senyum dan cemberut

Tanah-tanah semakin gersanggunung-gunung menangis kehilangan air sebab hutan pun dicaplok dari akar hingga tak bertunas

Sumberan, 11 Juni 2021

Page 144: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 125

LORONG KEHIDUPANKarya: Yoseph Nai Helly

Kutelusuri lorong-lorong jagad ada terang, juga gelapmereka adalah sahabat sejati mereka takkan diceraikan oleh siapapun

Matahari menjabat di siang hari tak ada satupun yang dapat mewakilinya ia tunggal nan abadi

Bulan, juga bintang-bintangmereka menguasai kegelapan malam namun, tak selamanya sebab mereka butuh waktu tuk istirahat

Buku bagai matahari ia adalah pengetahuan yang tak berakhir setiap insan yang membaca akan terang selamanya

Lorong-lorong kehidupan adalah terang juga gelaptinggal memilih terang atau gelap membaca atau tidak adalah pilihan kitatahu atau tidak tergantung kita.

Mlati, 12 Juni 2021

Page 145: Samudra Ekspresi

126 | Samudra Ekspresi

KITAB-KITABKarya: Yoseph Nai Helly

Aku tahu...Banyak kitab telah ditulisBahkan sebelum aku ada Aku bukanlah tulisan ituMelainkan aku hanyalah aku

Aku telah mendengar... Derunya suara di padang gurun Meneriakkan kata sakti yang datang dari langitKatanya “bertobatlah”

Aku pun jadi ragu...Siapakah yang harus ku percaya Yang kubaca? Atau yang kudengar? Atau yang tak aku ketahui..?

Aku mencoba Untuk memahami tapi aku tak bisa Akan kutanyakan pada Sang Maha GuruYang bertengger di atas kebijaksanaan

Page 146: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 127

Semoga aku mengertiMelalui tanda-tandaAku pahami siulan angin tak sengajaNamun terencana nan terukur

Sumberan, 13 Juni 2021

Page 147: Samudra Ekspresi

128 | Samudra Ekspresi

NGARAIKarya: Yoseph Nai Helly

Kususuri ngarai nan berkelok-kelok Diantara tebing-tebing terjal Betapa indahnya

Ikan-ikan pun kegirangan Sambil memohonkan puja pujiMenyambutku sambil memamerkan insan yang tetap terjaga

Kususuri dusun-dusun yang begitu indah Dengan pohon-pohon rindangYang daunnya berguguran setelah musim bunga

Orang-orang dusun merindukan literasi tuk kesejahteraanMereka ingin hidup lebih baik dalam kemakmuran Mereka ingin bahagia hingga akhir jaman.

Sumberan, 13 Juni 2021

Page 148: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 129

ATLANTISKarya: Yoseph Nai Helly

Atlantis, dimanakah kau ?Kata orangKau tempat di mana batu mengeluarkan air Yang segar nan manisTempat kayu dan pohon mengeluarkan makanan yang lezat

Atlantis...Dimanakah wajahmu yang sesunggunya..? Katanya kau berada di daerah tropis yang sangat subur

Atlantis... Banyak orang pandai di seberang sanaSaling klaim tentang dirimu Ada yang bilang di kutub utaraAda pula bilang di kutub selatan, bahkan tempat lain

Tapi, aku bilang kau ada di dekat sini Diantara pulau-pulau yang indah nan permai Diantara rayuan pulau kelapa dengan nyiur melambai

Page 149: Samudra Ekspresi

130 | Samudra Ekspresi

Tanahnya yang suburKekayaan alam melimpah ruahRakyatnya makmurMemiliki teknologi yang majuSayang, atlantis telah tiadaSudah musnah dari peradaban dunia.

Kasihan, 10 Juni 2021

Page 150: Samudra Ekspresi

131

FIENTJE WATAKASN, Dosen Luar Biasa (DLB), Pegiat Literasi, Pegiat Perpustakaan, Fasilitator Literasi Nasional, Founder Kampung Literasi Kawanua

Plus Mancanegara (KaliKaCa), Founder VALSGI, Founder Komunitas AksaraBRI, ect.

Page 151: Samudra Ekspresi

132 | Samudra Ekspresi

JIKA NANTI SENJAKU TIBAKarya: FinStel Watak

Jika nanti senja itu tibaBingkai iniCukup mengindahkan istana kecilku nanti di dunia

Cukup sederhanaCukup yang eleganLayakkan dengan balutan lampin murniTerlindung dari teriknya suryaDan hangat dari gigilnya dingin

Hindari menghiasinya dengan KambojaApalagi kembang Sedap-MalamMohon kelilingiku dengan hijau lestariDan warna lestari lainnya

Tak perlu kunjungiku setiap hariseminggu, ataupun sebulan sekalikarena kutahu padatnya giat demi hidupCukup titip namaku di sisi kusyukItu lebih elok dan berkah bagi kehidupanyang tengah dijalani di dunia...Kecuali jika punya waktu bersela

Page 152: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 133

Jika rindu Akan kebaikan yang kuikhlaskanTersenyumlah dalam haru...

Jika terkenang kebermanfaatan atas tuluskuKenanglah dalam sujud...

Jika ingat akan ketidakbaikankuyang terlanjur terlepasIngatlah senyumku yang tulus...Karena gadingpun, retak tanpa nyaris

Suatu saat...Bila isakmu karena terlukatersakiti kecewa dan mendukakan…pun Bila bahagiamu karena sukacitaSetialah mensyukurinya

Ini jika senjaku tiba nanti

Pavilium Literasi, Manado, Januari 2020

Page 153: Samudra Ekspresi

134 | Samudra Ekspresi

REFLEKSI SENJAKarya: FinStel Watak

Bukan sekedar mengusul atau meminta Tapi menuntut dengan ancaman alternatif psikologi...

Pada hati dan jiwa pengemisYang selalu meminta penuh harap Agar dimengertiAgar dimaklumiAgar dipahamiAgar ditolerirAgar diturutiTanpa berpikir logisTanpa menyadariTakut kehilangan pamorAli-ali membinaDan tak sanggup menerima kenyataanBahwa sudah bukan waktunya kita lagi

Di sisi lain...

Pada hati dan jiwa pengemisYang selalu meminta penuh harap

Page 154: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 135

Ironis… Jumlah angka usia kita makin bertambahWaktu menikmati dunia pun kian berkurangFisikpun makin renta Jalan tertatih, ucap nyaris tak jelas Dan bebauan tanah dunia terus mendekatSeakan menonjok pikiran keruhMengecam judes ucap bibir kitaDan mencekik munafik busuk hati kita

Jika terus mengumbar iblisMerendahkanMenghakimi dan berbagi pikiran negatifMaka segala karma yang ditaburDi masa jelang senjaPasti kan dituai juga

Segalanya akan balik merenggut keakuanKeangkuhan dan arogansi yang berkarat di hidup

Wahai… Sejatinya hati dan jiwa pengemisYang selalu meminta penuh harap...Terus…Apa yang sepantasnya kami teladaniSementara, super arogansi di masa laluMasih saja mendarah-daging di ego

Page 155: Samudra Ekspresi

136 | Samudra Ekspresi

Ingatlah wahai hati dan jiwa pengemis Yang selalu setia meminta penuh harapMereka yang diam dan manggutBukan berarti bisa dipaksa menurut kehendak Bukan pula bisa diperlakukan semaunya kita! ~bahwa sedetik ke depanMaaf dan ampunanSudah mewangi harum Di jagat raya hingga ke surga

~bahwa pedang-pedang aksaraDoa-doa pengampunan dan syukurDari mereka yang direndahkanDifitnah dan dizolimiLebih tajam menghujam Dari kuasa iblis berginju di garis kening Yang melampaui alis sesungguhnya...

Tuhan ku… Tuhan yang Maha Adil

Pavilium Literasi, Manado, 01 April 2021

Page 156: Samudra Ekspresi

137

IFONILLA YENIANTIPegiat Literasi, Pustakawan IAIN Salatiga

Ketua FTBM Kab. Salatiga, Jawa Tengah

Page 157: Samudra Ekspresi

138 | Samudra Ekspresi

KU DIDIK ANAKKU DENGAN KATA SAYANG

Karya: Ifonilla Yenianti

Anakku sayang

Sejak engkau lahir di dunia ini

Berbagai doa kupanjatkan untuk kebahagiaanmu Suatu saat

Kau tanyakan mengapa harus mengamini semua doa ibu Kuceritakan tentang bagaimana doa seorang ibu

Yang menjadikan putranya menjadi imam besar masjidil haram Beliau Syeikh Abdurrahman as-Sudais

Anakku sayang

Arti hidup tak hanya sebatas dunia

Arti hidup tak sebatas seberapa harta yang engkau miliki Dengan berbagai ikhtiarmu

Hidupmu akan berarti

Ketika engkau belajar dan mengajarkannya Hidupmu akan berarti

Ketika tanganmu ada di atas tangan-tangan orang lain Hidupmu akan berarti

Ketika jika engkau tunduk bersyukur atas semua karunia-nya

Page 158: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 139

Anakku sayang

Kata orang, kasih ibu sepanjang jalan

Kata orang, kasih anak hanya sepanjang galah Betapa kaya dan pintarnya engkau nanti Katakan pada orang-orang

Kasih anak sepanjang hayat, kasih ibu sepanjang hidup

Salatiga, 13 Juni 2021

Page 159: Samudra Ekspresi

140 | Samudra Ekspresi

KUDIDIK ANAKKU UNTUK SPORTIF

Karya: Ifonilla Yenianti

Anakku sayang

Kata sportif

Dalam sebuah pertandingan, mudah dikatakan Tetapi sulit untuk bisa menjadi sportif

Ego, gengsi, pingin menang sendiri, pingin hebat sendiri Menjadikan kata sportif hanya sebagai kata-kata saja

Anakku sayang

Menang kalah dalam suatu pertandingan adalah hal yang lumprah Bagaikan tangan kanan dan kiri...

Tangan kanan, kita lambangkan kemenangan tangan kiri, kita lambangkan kekalahan Tetapi dalam suatu permainan

harus ada tangan kanan dan kiri

Siapa yang akan menjadi tangan kanan siapa yang akan menjadi tangan kiri

Semua tergantung pada usaha dan takdir dari-NYa

Page 160: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 141

Anakku sayang

Sportif bukan berarti harus mengalah Sportif juga bukan harus menang

Tetapi sportif itu bisa menerima kekalahan Dan, bisa belajar dari kekalahan

Lawan dan kawan kata yang hanya dibedakan dengan satu huruf saja Belajarlah dari lawan dan rangkullah lawan sebagai kawan

Salatiga, 13 Juni 2021

Page 161: Samudra Ekspresi

142 | Samudra Ekspresi

KELAK ENGKAU MAU JADI APAKarya: Ifonilla Yenianti

Anakku sayangKelak engkau mau jadi apa?Tentunya hanya Allah lah yang Maha Mengetahui Tapi tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras Tidak ada kesuksesan tanpa disertai doa

Nasehat mbahmu duluMencangkullah dengan pena, apa maksudnya?Belajar di waktu muda bagaikan mengukir di atas batuDan Allah akan menaikkan derajat orang-orang yang berilmu Kelak ilmu akan membawamu dalam kemuliaan

Suatu hari engkau bertanya Mengapa ilmu harus dicari?Ibarat naik tanggaEngkau akan menaikinya satu demi satu tangga Ibarat minumEngkau harus merendahkan gelasmu untuk bisa diisi

Ibarat batu yang kerasengkau tetesi air terus menerus

Anakku sayangKelak engkau jadi apa? Itu tidak penting bagi ibuBelajarlah dengan tekun dan sungguh-sungguh Muliakan hidupmu dengan keberkahan ilmu

Salatiga, 13 Juni 2021

Page 162: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 143

KU DIDIK ANAKKU MENJADI PEMIMPIN

Karya: Ifonilla Yenianti

Anakku sayangIbu selalu menyambut kedatanganmu dengan sorak gembiraKakaaaak... adeeeeek.... Suara yang engkau hafal, teriakan yang engkau tahu betul milik siapa Menyambut kedatanganmu dengan mata berbinar binar penuh gembira

Anakku sayangSalam menjadi kata kunci kehadiranmuDzikir sebagai ciri khasmu seusai sujudmuIya menjadikan kunci surgamu, menjawab semua permintaan ibumuTawadhu’mu menjadi penghias wajahmu

Anakku sayangTahukah apa maksud ibumu menyambutmu dengan sorak gembira?Tahukah apa maksud ibumu menjadikan salam sebagai kunci kehadiranmu?Tahukah apa maksud ibumu menjadikan dzikirmu sebagai ciri khasmu?

Page 163: Samudra Ekspresi

144 | Samudra Ekspresi

Tahukah apa maskud ibumu menjadikan kata iya mu menjadi kunci surgamu?Tahukah kamu maksud tawadhu’mu menjadi penghias wajahmu?

Anakku sayangEngkau akan menjadi imam untuk keluargamu dan masyarakatmu kelakMaka ibu menyambutmu dengan sorak gembira untuk membesarkan hatimu Bahwa kamu adalah seorang yang dinantikan banyak orang sebagai pemimpin Salam, dzikir, “iya” mu pada permintaan ibumu dan tawadhu’ mu Menjadi kunci keberhasilanmu menjadi seorang pemimpin yang sholeh

Salatiga, 13 Juni 2021

Page 164: Samudra Ekspresi

145

KASRANI LATIEFPegiat Literasi,

Ketua GPMB Kab. Paser, Kalimantan Timur

Page 165: Samudra Ekspresi

146 | Samudra Ekspresi

BUKUKarya: Kasrani Latief

Aku senang dengan muKe mana aku pergi aku selalu memikirkanmuPikiranku tidak pernah terlepas darimuKau sahabat sejatiku

Aku senang membacamuKarena kau adalah sumber ilmuSetiap saat aku sempatkan membacamuAgar bertambah ilmuku

Denganmu aku temukan setumpuk ilmuAda cerita, ada kelucuan denganmuEntah itu dalam gambar atau ceritamuKau sangat berjasa untukku

Bagiku dan bagi semua yang membacamuAku hanya berpesan untuk teman-temankuAnggaplah buku sebagai teman baikmuTerima kasihku, untukmu buku.

Paser, 12 Juni 2021

Page 166: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 147

KARYAKUKarya: Kasrani Latief

Di malam yang sunyi Aku merenung diriUsiaku semakin bertambah hariPerubahan semakin menjadi Dan duniapun tak terasa sudah menjadi

Aku bertanya, apa karyaku Sudah kuhitung namun belum kutau Semakin mata kupejam, semakin jauh ingatanku Di usia ini belum banyak karyaku

Aku torehkan pena di kertas-kertas bukuSebagai bukti sejarah bagi anak cucukuTulisan menorehkan kisah karyakuSebagai bukti suatu masa lampauYang akan menjadi budaya gemilau

Tulisan penaku, teruskan karyaku Untuk langkahku selalu bersamamuUntuk masa depanku dan dan anak-anakku Mencari harapan baru, Jaya Paser-ku.

Paser, 15 Juni 2021

Page 167: Samudra Ekspresi
Page 168: Samudra Ekspresi

149

KANG HAYATPenulis, Editor, Trainer,

Dosen Universitas Islam Malang (UNISMA), Malang - Jawa Timur

Page 169: Samudra Ekspresi

150 | Samudra Ekspresi

MENULIS, KEMULIAAN DAN KEBERKAHAN

Karya: Kang Hayat

Menulislah, senyampang kuat untuk merangkai kata

Menulislah, selama pikiran terus bergerak

Menulislah, selama jiwa dan raga terasa bahagia

Menulislah, sebagai warisan anak cucu dan generasi kelak

Banyak kemanfaatan yang kau dapat

Banyak kebaikan yang kau raih

Banyak kebahagiaan yang kau rasa

Banyak keberkahan yang terlimpahkan

Banyak kenikmatan yang kau terima

Banyak keikhlasan yang kau ekspresikan

Banyak kedamaian yang kau sebarkan

Banyak kesejahteraan yang kau tanamkan

Banyak ketentraman yang kau perjuangkan

Banyak keindahan yang kau lukiskan

Sungguh, menulis itu pekerjaan yang mulia

Sungguh, menulis itu membawa pada hidup yang berkah

Page 170: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 151

Sungguh, menulis itu menjadikan diri istimewa

Sungguh, menulis itu menjadikan diri banyak sedekah

Ayo… Menulislah

Kelak namamu akan ditulis

Malang, 12 Juni 2021

Page 171: Samudra Ekspresi

152 | Samudra Ekspresi

SETETES TINTA DI UJUNG JARIKarya: Kang Hayat

Kala matahari menunjukkan sinarnyaSemerbak cahaya menyinari bumiTak ada yang bisa menghalanginyaBuatnya terus menampakkan diri

Pepohonan bersorak ria memanjatkan syukurAda secercah harapan pada setetes embun pagiPada diri yang terus melatih tafakkurMelaui setetes tinta di ujung jari

Ku gerakkan jari jemari ini hingga melebihi kecepatan pikirKu tekadkan hati ini untuk terus merajut kebaikan lewat tintaKu gesekkan sel-sel otak dan pikiran membentuk kataKu bingkai dalam dalam balut mewujud nyata

Hingga akhirnya menjadi monumen kehidupan yang terus abadiItulah setetes tinta yang terus ada dan tak pernah sirnaZaman akan terus mengenangnyaHingga tiada lagi orang yang mampu membacanya

Karena masa adalah tinta yang digores melalui peradaban

Malang, 12 Juni 2021

Page 172: Samudra Ekspresi

153

MUHAMMAD FAISALPegiat Literasi, Pengurus Pusat Forum TBM,

Founder Buku untuk Natuna

Page 173: Samudra Ekspresi

154 | Samudra Ekspresi

SEKEPING MASA DEPANKarya: Muhammad Faisal

Sekeping masa depan dipanggulnya dalam genggamanPeluh menggelayut terhempas asaTerdekap debu lautTermakan deru kapalKotor asap menggumpal tak kau hirau

Pagi adalah jiwamuTak ada keluhTak ada jeritTak enyah

Sekeping masa depan Ada padamuJika senja kau hirup Adat dan adab tak terkikisNusa bangsa menantimu.

Natuna, 13 Juni 2021

Page 174: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 155

DIMANAKarya: Muhammad Faisal

Dimana akuKetika kau sapa dengan pantun, puisi dan cerpenmuAku lupa, aku khilaf dan cuek akan celotehmuSibuk ragaku menari memanjakan kerontang mimpiku yang kosong

Dimana akuKetika buku yang kau gotong dengan peluhKau larung dengan cinta tak kusesapMengeringkan kemarau jiwa dengan elegi

Dimana akuKetika pintu-pintu Peradaban mulia dibukaDisibaknya kerumitan Keruwetan buhul masalahAku diam

Mengapa akuBungkam menodai marwahAngkuh meluluhkan pilar-pilar citaSementara lukisan masa depan negeri ada di tanganku.

Natuna, 13 Juni 2021

Page 175: Samudra Ekspresi
Page 176: Samudra Ekspresi

157

SRI ASTUTI KUSNADIPegiat Literasi Sekolah,

Guru SMPN 1 Enrekang – Sulawesi Selatan

Page 177: Samudra Ekspresi

158 | Samudra Ekspresi

RASAKarya: Sri Astuti Kusnadi

Ya Allah malam ciptaan-MUGelap, hitam, pekat, takut

Takutku akan malamTakutku akan gelapTakutku akan pekatTakutku akan takut

Terhempas oleh rasa takut akan kehilanganKehilangan nikmat-MuRasa itu mengoyak kalbuku

Page 178: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 159

KATAMUKarya: Sri Astuti Kusnadi

Deras meluncur dari bibirmuKuat menghunjam kalbukuHaruskah senyata ituTak tahu malu

Andai meluncur selembut saljuKalbu tak akan senduTanpa perlu dirayuRasa malupun kan berlalu

Page 179: Samudra Ekspresi
Page 180: Samudra Ekspresi

161

WURIYANTIPegiat Literasi Sekolah,

Pustakawan SMP IT Pesantren Qur’an Kayuwalang, Cirebon – Jawa Barat

Page 181: Samudra Ekspresi

162 | Samudra Ekspresi

MEMBACA ITU HOBIKUKarya: Wuriyanti

Membaca itu hobikuItu kulakukan di waktu senggangkuRasanya asyik kalau sudah bercengkerama dengan bukuHilang rasanya penat di benakku

Membaca itu hobikuSetiap hari aku membaca bukuBanyak yang kudapat dengan membaca bukuAku jadi banyak tahu sesuatu

Membaca itu hobikuBeragam buku yang kubaca hingga cerita seruSemuanya membuatku bertambah ilmuBijaksana menyikapi hal yang baru

Ayo saudaraku kita membaca bukuAgar hidupmu makin bermutuJangan kau buang sisa waktumuDengan hanya duduk termangu

Ayo saudaraku kita membaca bukuKita sambut kesuksesanmuBerbagi ilmu janganlah jemuAgar hidupmu berkah sepanjang waktu

Page 182: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 163

INDONESIAKUKarya: Wuriyanti

Terdiri dari beribu-ribu pulauBeragam adat budaya, bangsa dan sukuSeni dan tradisi sumber kekayaanmuBersatu padu dalam naunganmu

Hamparan sawah menghijau disana siniDeru ombak lautan riuh bersorak soraiSemilir angin melambai-lambaiHanyut terpana aku terbuai

Indonesiaku, sungguh aku cinta padamuWalau banyak negeri yang elok singgah di hatikuEngkau tetap nomer satuTakkan pernah terganti oleh apapun itu

Indonesiaku, kini terlihat bermuram durjaDihantam banyak bencana dan malapetakaSedih hatiku tak terhinggaMelihatmu lemah, terkulai tak berdaya

Meratap menangis tiadalah gunaHanya akan menambah duka nestapaBangkitlah Indonesiaku JayaSubur, makmur dan sentosa

Page 183: Samudra Ekspresi

164 | Samudra Ekspresi

MIMPIKarya: Wuriyanti

Rambut terurai panjang menjuntaiTertiup angin seolah melambaiGiginya putih tersusun rapiSenyumnya manis terlihat lesung pipi

Aduhai gadis pujaan hatiSiapakah namamu wahai si pencuri hatiBolehkah aku memperkenalkan diriAgar dapat saling mengenali

Aduh gadis cantik jelitaPandai juga engkau bergayaBercerita sambil berdendang riaMembawakan lagu pantun jenaka

Aduh gadis sungguh mempesonaWajahmu sumringah hingga aku terpanaBerharap akan berjumpa lama

Ternyata hari telah berganti pagiKemanakah gadis pujaan hatiHilang pergi tanpa permisi

Baru sadar ternyata aku bermimpi

Page 184: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 165

GURUKUKarya: Wuriyanti

Tekun sabar menuntun kamiTidak tersirat sedikitpun sesal di hatiWalau aku terkadang nakal sekaliEngkau tak pernah berkeluh diri

Banyak ilmu yang kau beriNasehatmu kan kuingat sampai nantiWalau waktu terus bergantiSayangku padamu tak kan pernah terganti

Janji baktimu pada ibu PertiwiMengabdi dengan segenap hatiWalau aral rintangan datang silih bergantiTeguhkan diri demi cita-cita terpenuhi

Guruku jasamu tak kan pernah kulupaWalau umurku makin menuaDuhai pahlawan tanpa tanda jasaKan ku kenang kau sepanjang masa

Tangan menengadah seraya berdoaAku memohon berkah pada yang kuasaAgar engkau dapat surganyaAtas imbalan ikhlas ridhonya

Page 185: Samudra Ekspresi

166 | Samudra Ekspresi

SEKOLAHKUKarya: Wuriyanti

Sekolahku bersih dan asriTempatku belajar dan menggali potensiMenimbah ilmu agar tidak merugiDi hari tua bisa mumpuni

Cat tembok nya berwarna warniDipandang amatlah serasiSeindah pelangi di pagi hariBak selendang bidadari

Sekolahku hijau dan rindangSenangnya hatiku tertawa riangMengkaji ilmu janganlah bimbangMenggapai cita setinggi bintang

Sekolahku sedap dipandangMembuatku amatlah senangTak jemu aku datang bertandangMenjemput impian mengisi peluang

Ayo kawan kita pergi ke sekolaMenuntut ilmu selagi mudaMenggapai kejora menembus cakrawalaAgar hidup jaya sentosa

Page 186: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 167

LITERASIKarya: Wuriyanti

Bukan sekedar baca dan tulisBukan pula perihal sok melankolisMelainkan terlahir dari hati yang ikhlasYang peduli sesama seluas laut yang lepas

Bukan sekedar rasa ingin memberiTapi rasa peduli yang memberi artiTerhadap sesama yang berhati nuraniToleransi tinggi yang penuh maknawi

Literasi adalah cinta kasihCinta dan kasih sayang bukan sekedar pamrihIndahnya berbagi memberi sumbangsihRasa empati bentuk belas kasih

Literasi adalah karuniaAnugerah yang kuasa untuk semestaBukan sekedar untuk dijaga

Page 187: Samudra Ekspresi

168 | Samudra Ekspresi

KEHENINGAN MALAMKarya: Wuriyanti

Hening malam sunyi sepiAku terjaga dari mimpiMimpi yang tak kunjung usaiHiruk pikuk urusan duniawi

Di malam kelam aku mengaduSeakan berbisik membujuk rayuHati terasa hampa kelabuMengusung beban yang kian memburu

Sajadah panjang terhamparTempatku mengadu seraya berujarHasrat hati yang kian terkaparBerharap belas kasihmu Duh Gusti yang Maha Besar

Duh Gusti yang Maha AgungTempatku mengadu kala tersandungAir mata menetes di pipi tak terbendungTeringat dosa yang kian menggunung

Di malam gelap gulitaTangan menengadah seraya berdoaAgar terlepas dari beban yang makin menderaBerharap ada solusi yang nyata

Page 188: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 169

KARTINI MASA KINIKarya: Wuriyanti

Awan tertutup mendung kelabuHembusan angin menerpa seakan berseruMenyapa alam yang kini merajuk membisuTerpaku terbungkus kenestapaan yang mengharu

Habis gelap terbitlah terangAlam gulita berganti terang benderangMenapaki jalan yang kian menantangBergerak serentak menuju Padang ilalang

Kami kini mampu berdikariBerdiri tegak menyongsong hariBerbakti kepada ibu PertiwiMengukir prestasi di segala lini

Kami Kartini masa kiniBukan untuk berseteru dengan lelakiBukan pula sekedar unjuk gigiKontribusi kami membangun negeri

Kami Kartini masa kiniIndah menawan dan berbudi pekertiMampu berekspresi tak sekedar bersolek diriYang berdaya saing dan uji kompetensi diri

Page 189: Samudra Ekspresi

170 | Samudra Ekspresi

BUKUKarya: Wuriyanti

Goresan tinta memenuhi kertasSeuntai kata terlihat jelasTersirat makna bukan hanya sekilasMaksud dan tujuan sangatlah selaras

Aksara dan huruf tersusun rapiLekuk tubuhmu terkesan seksiAuramu memancar berseriPesonamu sungguh mencuri hati

Semakin aku menyelamiRelung tabir rahasia sejatiLambang bukti jati diriSeorang yang mumpuni

Jendela dunia di genggamanmuJati diri seorang yang bermutuMenggali ilmu di segala penjuruLayaknya murid kepada guru

Page 190: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 171

MENULISKarya: Wuriyanti

Menulis itu asikMembuat orang makin menarikKadang menuai banyak intrikKadang juga terlihat pelik

Menulis itu anugerahGagasan dan ide dapat di unggahBerbagi info dan cerita indahBerbagai ragam budaya dan khasanah

Menulis itu adalah sesuatuTempat curhat dan mengaduKadang kala cerita piluMembuat orang makin terharu

Menulis itu adalah budayaCinta, seni dan indahnya panoramaHingga jauh lebih bermaknaBijaksana menyikapi hal yang ada

Ayo kawan jangan di tundaMenulislah selagi bisaWalau kita jauh di mataAkan di kenang selamanya

Page 191: Samudra Ekspresi

172 | Samudra Ekspresi

BUKU USANG TERMAKAN WAKTUKarya: Wuriyanti

Aku rindu suasana ituSuasana dimana saling berseteruTapi bukan untuk beraduMelainkan saling uji padu

Kita saling jejak pendapatWalau kadang tidak sepakatTapi tetap serakyatDemi tercapai mufakat

Kini semua sirnaHanya kenangan yang tersisaApa kau masih merasaBahwa kita masih bersama

Di sini aku menunggumuTeringat waktu kita bersama duluBersama sama mencari sesuatuBuku usang yang termakan waktu

Buku usang itu masih di siniMenunggu kita untuk kembaliBersama saling berbagiMembuka tabir yang masih tersimpan rapi

Page 192: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 173

PANCASILAKarya: Wuriyanti

Tegak berdiri kokoh bak ksatriaMengepakkan sayapmu mengayomi nusantaraTak gentar menghadapi kendala yang adaWalau badai datang menerpa

Garuda lambang keagungan bangsaBhinneka tunggal Ika semboyan negaraWalau berbeda beda kita tetap satu juaSatu kesatuan Indonesia tercinta

Pancasila dasar negara kitaSebagai pemersatu bangsaTradisi adat istiadat boleh berbedaTapi kita Indonesia jaya

Pancasila bukti jati diriAnugerah dari IlahiJanji setia pada ibu PertiwiNKRI harga mati

Pancasila akan tetap mumpuniWalau apapun yang terjadiEngkau tetap di hatiKini maupun nanti

Page 193: Samudra Ekspresi

174 | Samudra Ekspresi

WAKTUKarya: Wuriyanti

Kemajuan zaman berkembang pesatBak pesawat yang akan mendaratMelaju kencang seakan melompatMemacu waktu berlomba cepat

Teknologi semakin majuImajinasi pun ikut terpacuMenghitung waktu yang pergi berlaluSeakan berlomba berganti melaju

Waktu itu semakin usangMenjanjikan sebuah peluangHingga terbuai angan menerawangMenanti asa yang tak kunjung datang

Waktu itu memberi artiBila kita saling berbagiBukan hanya sekedar janjiMemberi solusi di segala kondisi

Waktu itu masih tersisaSelagi nafas masih terasaMengharap ridha yang kuasaAgar selalu lurus di jalannya

Page 194: Samudra Ekspresi

175

BUDI HARSONOGuru, Pegiat Literasi, Pengelola TBM Pecuk Pintar

Kab. Tulungagung – Jawa Timur

Page 195: Samudra Ekspresi

176 | Samudra Ekspresi

LITERASIKarya: Budi Harsono

Ketika pagi menyapa literasiAda pipit hinggap di lembar kertas tak berpenghuniIkut bergoyang pamer puisi

Tak dinyana banyak burung iriMencibir dengan kicauan nyinyirBerkicau dengan gaya mengigaudan dakuMenyanjung berharap nimbrung

LiterasiBukan li bergumul terasiYang mampu memancing emosiNamun literat dalam berbagai situasiSeperti burung-burungYang mampu menikmati anginDi ranting bergoyang tak pasti

Page 196: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 177

LITERASIMUKarya: Budi Harsono

Ah kamuPenuh pamer menebar pesonaUnjuk gigi segar terbaca bergengsi

LiterasimuMembuat aku tak peduliTenang karyamu yang berbalut ambisi

LiterasikuUntuk akar rumput yang sering terinjak sapiDiam tak berontak menerawang sepi

Page 197: Samudra Ekspresi

178 | Samudra Ekspresi

SEMBELIT LITERASIKarya: Budi Harsono

Menahan sakitMenyimpan masalah pelikTak terungkap dalam adu delikSembelitKupaksakan mengintip catatan kakiBisa diprediksiAtaukah memang mencuri inspirasiSembelit literasiHarus berani berargumentasi

Page 198: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 179

TITIPKarya: Budi Harsono

Titip opo ngintipHanya suara tanpa dataatas kamu minta bermaknaIni bukan pemilu yang keren dengan titip suara

Entengnya membisikkan kata titip tanpa mau mengintipMinimal mengutiplahAgar tertera dataYang bisa dibaca mata Dan, dieja pemilik suara

Page 199: Samudra Ekspresi

180 | Samudra Ekspresi

ATLANTIS DI HATIKarya: Budi Harsono

Atlantis, kau ada di hatikuSubur penuh pesonaMakmur penuh tawa

AtlantisMembahana dalam doaMenggelora menata maknaMerengkuh jiwa nan penuh cinta

AtlantisCermin diri nan mandiriMenengadah pada Sang Hyang WidhiPasrah pada Gusti

Tulungahung, Juni 2021

Page 200: Samudra Ekspresi

181

SAFWANPensiunan ASN, Pegiat Literasi,

Pendiri & Pengelola Pondok Baca d’Piyalun, Pangkalan Bun,

Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah

Page 201: Samudra Ekspresi

182 | Samudra Ekspresi

DAHAGAMUKarya: Safwan

Desak jiwaku ingin bertamu Bertumpuk melayang bersama waktu Di tengahmu akan hadir rindu Kuyakin kau menunggu

Jalan ragu mengiringiku Apakah kau menyambutkuSaat aku kurang laku Karena tergerus waktu

Walaupun tersipu keluar sembunyimu Senyummu ragu menyambutku Satu, satu, berebut menyerbu Hadirku terpasung bersama hausmu

Pangkalan Bun, Juni 2021

Page 202: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 183

JANGAN ABAIKAN AKUKarya: Safwan

Hiruk-pikuk peradaban menepisku Aku tergerus waktu Dibujuk rayumu aku kurang laku Aku teronggok kaku, membisu ditemani debu

Namun, aku adalah aku, yang tak luntur oleh waktu Penunggu yang tak tumbang diterjang waktu Kau tahu, aku adalah pintu Yang selalu terbuka menuntunmu

Pangkalan Bun, Juni 2021

Page 203: Samudra Ekspresi
Page 204: Samudra Ekspresi

185

MAMUK SLAMET MARWANTO Salesman, Penulis Puisi,

Depok – Sleman – DI Yogyakarta

Page 205: Samudra Ekspresi

186 | Samudra Ekspresi

GUNDAHKarya: Mamuk SMPA

Ketika angin lembah membawaku kemariKuterpaku di hamparan sawah dan pematang salak pondohSambil sesekali kulihat burung Anis merah yang mulai langkaBerkicauan dari ranting satu ke ranting yang lain Begitu indah berbagi kegembiraan denganku yang sedang termangu

Turi, 04 Juni 2021

Page 206: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 187

INTROSPEKSI DIRIKarya: Mamuk SMPA

Kutenggelam dalam rangkaian kata-kataKueja satu-persatu aksara ha na ca ra kaDa ta sa wa laPa dha ja ya nyaMa ga ba tha ngaDalam kesunyian hening malamDi kesendirian keterasingan langkahkuDalam memahami kenyataan kehidupan iniYang semakin hari tak habis-habisnya kusesaliKenapa aku pernah mengingkari diriku sendiriAlhamdulillah Allah SWT segera memperingatkankuKeluar-masuk rumah sakit menahan derita tak terperiSemoga pengingkaran ini Menjadi pelajaran negeri yang kukagumi sepenuh hati

Semarang, 03 Juni 2021

Page 207: Samudra Ekspresi

188 | Samudra Ekspresi

LITERASIKarya: Mamuk SMPA

Tak terasa sudah siang amat teriknyaDadaku bergelombang ditempa waktuBergemuruh penuh nafsu dan ambisiMerangkai kata memuja asmaraBagaimana li yang tanpa terasiBagai gpmb yang tanpa bukuBagaikan langkah-langkah yang tanpa arah dan tujuanMarilah kita satukan janji setia Serta pemurnian niat tulusUntuk saling memberi dalam mengembangkan literasiAgar selalu bergerak di setiap perubahanTanpa lelah tanpa nggresahApalagi penuh dengan keluh-kesahTersenyumlah...

Masjid Agung, Sleman, 05 Juni 2021

Page 208: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 189

NYANYIAN SIANG HARIKarya: Mamuk SMPA

Dan terjagalah aku dari sebuah mimpiMimpi-mimpi yang selama ini kuhidupiTanpa kusadari dalam alam bawah sadarkuTanpa kusengaja berkembang dengan sendirinyaBagai kembang bermekaran di sore hariWarna-warni memikat hati tanpa menyakitiBagai pelangi bersanding penuh misteri

Tak terasa kumandang adzan terdengar sayup-sayupSegera bergegas tancap gas berburu dengan waktuAgar tak tersendat, tercekat dalam kerongkongan iniPuja dan puji janganlah hanya dalam janjiPerlu dikerjakan dengan laku dan lelaku kesungguhan hatiAgar terus terhubung berkesinambungan dengan Sang KhalikSeiring perjalanan sang waktuDi setiap sudut keadaan kehidupan kita sehari-hari

Masjid Agung, Sleman, 03 Juni 2021

Page 209: Samudra Ekspresi

190 | Samudra Ekspresi

KAN KUSAPAKarya: Mamuk SMPA

Kusapa dirimu dan dirinya penuh pesonaKusapa Sang Pencipta dengan do’a yang menggema Kusapa semilir angin yang lembut berbisik di daun telingaku dari balik jendelaKusapa Tuhanku dengan penuh kelembutan dalam kepatuhan yang tulus

Kusapa semburat mentari penuh kehangatanKuhirup napasku dalam-dalam penuh tarikan rasa syukurKusapa air dengan mengguyurkan ke seluruh tubuh ini Kusapa hari ini dengan melangkahkan kaki menuju tanggung -jawabku sebagai lelakiDengan ringan penuh semangat melakukan pekerjaan

Nologaten, 05 Juni 2021

Page 210: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 191

MEMBACAKarya: Mamuk SMPA

Kubaca kalimat-kalimat ituKucermati baris demi barisKutelaah kata-kata sampai ke aksaraHingga huruf per hurufTernyata selalu ada persambungan- persambungan yang membawa kebenaran dan keindahan

Tapi juga...Bisa saja menimbulkan pertengkaran-pertengkaran Apabila tidak jeli dalam melihat dan memahami kata-kata Karena bisa jadi kalimat kebenaran yang ia tulis saat ituMenjadi salah setelah selesai menyelesaikannyaKarena kebenaran berkembang sesuai dengan ruang dan waktu Tapi kalau keindahan pastilah akan menyejukkan Sekaligus, merekatkan kebersamaanKarena dia universalEssensi dari kebenaran juga kekhusukkan

Nologaten, 05 Juni 2021

Page 211: Samudra Ekspresi

192 | Samudra Ekspresi

TARIAN PENAKarya: Mamuk SMPA

Senja sore hari yang datang menjemputkuSetelah seharian bekerja di atas rodaDi batas cakrawala Kulihat lambaian tangan-tangan kecil menari-nariMembuatku terkesima dalam bayangan waktu

Dengan gemulai membawa pena menari-nariUntuk menuliskan cerita cintaDi langit-langit semesta dirinyaMenggambarkan isi hatinyaTentang hari ini, esok dan lusaBahwa hidup ini tidaklah mudahSemudah kita menuliskan kata-kataAtaupun merencanakan kehidupan kitaApalagi tinggal di zona aman dan menyenangkan

Terus bergerak, terus melangkahBerkarya dan bekerja Terus membacaBaik yang tersurat maupun yang tersirat

Nologaten, 05 Juni 2021

Page 212: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 193

RINDU BACAKarya: Mamuk SMPA

Ingin kutuliskan sebuah syair kerinduanKerinduan tentang gemar membacaMembaca buku, membaca keadaanSerta membaca alam sekitar kita

Dengan membaca membuka wawasan kitaDengan membaca dapat melakukan hipotesa-hipotesa Dengan membaca menumbuhkan pengetahuan kitaDengan banyak membaca akan melahirkan kepenulisan kita Aku jadi rindu masa kecilkuBikin layang-layangkereta-keretaan dan senapan dari batang kembang tebuAtau bikin egrang untuk menyeberangi sungai Dan bermain sepak bola bersama teman-teman Hemm...Sungguh indah mengenangkan masa kecilku

Jogoyudan, 05 Juni 2021

Page 213: Samudra Ekspresi

194 | Samudra Ekspresi

SRIKANDI LEMBAH TIDARKarya: Mamuk SMPA

Di tengah bincang-bincang siang hariKutemukan Mutiara PertiwiDengan semangat literasiKau bangun pondasi kokoh berdiri

Meski diterjang awan panas dan lahar dinginSemangat dan cipta citamu tak bergeming diseret arusWalau kadang hampir tenggelam

Tapi kau mampu bangkit dan semakin berkibar

Sapta pesona literasi yang engkau cetuskanSerta tanamkan dalam keyakinanmuMembuatku terkagum-kagum melihat kiprahnya

Karena bersama kesulitan bersama pula kemudahanDan waktu telah banyak membuktikan kata-kata itu

Kalasan, 07 Juni 2021

Page 214: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 195

BUKU-BUKU DIRIMUKarya: Mamuk SMPA

Kubuka kancing-kancing itu satu-persatuKulucuti tabir gelap yang menyelimutiKupandangi putih mulus tubuhnyaDan kunikmati lekuk-lekuk keindahanmu penuh rindu

Dari Ha Na Ca Ra sampai KaDari Ma hingga NgaMau ngapain kitaMengapa kita diada-adakanMengapa kita diperjalankanMengapa kita unik satu sama lainnya

Sehingga sampai berjuta-jutaBahkan bermiliar-miliar keunikanYang saling melengkapi serta menguatkan

Menjadikan keindahan yang luar biasaMengagumkan...Jika disandingkan...Dengan mesra... tanpa cela

Nologaten, 09 Juni 2021 06.09

Page 215: Samudra Ekspresi

196 | Samudra Ekspresi

SYAIR KERINDUANKarya: Mamuk SMPA

Kubuka lembaran-lembaran ituSeperti permintaan dan keinginanmuKucermati barisan kata-kata ituDan kubaca kalimat-kalimatmu

Tak satupun yang kumengertiTak sepatah katapun dapat kumaknaiSelalu saja ada yang mengganjal dalam hatikuMengusik serta merecoki pemikiranku

Sehingga aku gagal memahamimuTertatih-tatih untuk jalan bersamamuBuyar sudah rencana yang sudah tertata rapi

Bait-bait syair kerinduanTentang ketenanganTentang kebersamaanKenyamanan juga keindahan

Nologaten, 09 Juni 2021

Page 216: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 197

MENCOBA MEMAHAMIMUKarya: Mamuk SMPA

Telah kubaca isi hatimuDan kucoba memahamimuKeseharianmu, langkah-langkahmuDalam memaknai kebersamaan ini

Memaknai kehidupan ini, sertaMenjalaninya dengan penuh kesungguhan

Ternyata jauh berbeda dari keinginankuBagai bumi dan langit yang takkan pernah bersatuSecara linier

Padahal sesungguhnya mereka saling melengkapiDan selalu bersama di setiap waktu perputaran kehidupanSaling berkelindan satu sama lainnyaTiada henti dalam keseimbangan

Sungguh aku merindukan syair keindahan ituTernyata aku masih harus lebih luas, lebih dalam Serta lebih panjang

Page 217: Samudra Ekspresi

198 | Samudra Ekspresi

Menggunakan jarak pandangkuDalam melihatmu, memahamimu

Bukannya dengan kesempitan dan kedangkalanSerta cekaknya pemikiranku dalam memandangmuBukannya harus sesuai keinginan-keinginankuDalam memahamimu

Nologaten, 10 Juni 2021

Page 218: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 199

CATATAN PERJALANANKarya: Mamuk SMPA

Bangunlah wahai anak-anakkuMentari telah hadir dengan senyum penuh seriMenyelusup serta menerangi dunia tanpa pamrihTersembul hangat dari peraduannyaMenyelimuti celah-celah bilik anyaman bambuSegeralah bangun dari tidur pulasmuSegeralah bergerak mengisi hari-harimu

Karena rainassan akan membungkammu Perlahan tanpa kau sadariRevolusi roda, revolusi industriHingga revolusi digital telah datangBagai banjir bandang peradaban

Kokohkan pribadi ksatriamuTeguhkan keyakinanmuTemukan kesejatianmuLuaskan kesadaranmu

Bahwa engkau makan dari hasil panenanSawah ladang Nusantaramu

Page 219: Samudra Ekspresi

200 | Samudra Ekspresi

Dan engkau minumpun dari air telaga warna NusantaraSerta engkau warnai sayur-mayur NusantaramuDengan cita-rasa rempah-rempahnya

Kembangkan nalurimu karena itu fadillahmuIjtihad terus-menerus dengan karyamuDan landasi ilmumu dengan spiritual yang mendalam, meluas, memanjangAgar kesejatianmu tak tercerabut dari akar asal-muasalmu

Kalasan-Morangan, 09 Juni 2021

Page 220: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 201

TULISAN IMAJINERKarya: Mamuk SMPA

Revolusi digital datang dengan derasnyaAkan menggilas berbagai itikad konvensionalSerta menenggelamkan segala kondisiYang berdiri bimbang apalagi sempoyonganTak menancapkan akar kehidupannyaDengan kokoh dan semakin dalam

Melakukan segala sesuatu tanpa perhitungan dan kejelasanHanya anut-grubyuk penuh keraguanYang tak jelas juntrungnyaAkan tergilas peradaban jaman

Morangan-Cebongan, 09 Juni 2021

Page 221: Samudra Ekspresi

202 | Samudra Ekspresi

KUDA HITAMKarya: Mamuk SMPA

Tarik-tarik kekang kendali kuda hitamkuBerlari kencang menembus batasKunikmati berserabutnya angin liarTerterabas kecepatan

Sambil menyapakuMengingatkan tuk selalu bersemangatDisetiap waktuMengisi hari-hari penuh makna

Dengan berkarya dan bekerjaMenulis tentu sajaApalagi membacaPenuh sendau-gurau bersahaja

Godean, 09 Juni 2021

Page 222: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 203

MULTI TALENTAKarya: Mamuk SMPA

Kebanyakan putra-putri NusantaraBegitu banyak talenta yang dimilikinyaApalagi sumber daya alamnyaHayatinya, serta segalanya

Dengan sering membaca alam, serta lingkungannyaMenjadi terampil mengerjakan apa sajaTumbuhkan rasa percaya dirimu yang pernah hilangBangunlah kembali rasa itu

Bacalah sastra para pujanggaKan kau temukan betapa agungAdi-luhungnya peradaban nenek-moyangmu

Bacalah sejarah panjang merekaTeruskan ketersambungan dari sejarahnyaMaka engkau bukan lagi menjadiBayi tabung merekaBayi tabung bangsa-bangsa manca

Nologaten, 10 Juni 2021

Page 223: Samudra Ekspresi

204 | Samudra Ekspresi

KUDA PUTIHKarya: Mamuk SMPA

Kuistirahatkan kuda hitamku dari diriku

Bukannya bosan, atau sudah tak bertenaga

Tapi hanya kupindahkan ke teman baruku

Agar kelak dapat membaca perjalanannya

Untuk menjadi semangat kerjanya

Serta acuan dalam berkarya

Baik pekerjaan maupun kepenulisan

Sekarang kuhela kuda putihku

Dengan perlahan serta bersahaja

Untuk adaptasi timbang-rasa

Agar menyatu ruh dan jiwaku bersamanya

Bagaimanapun juga kau adalah kuda putih pacuan

Kuelus lehermu penuh kasih-sayang

Kusapa matamu dengan hati yang lembut

Dan kubelai rambutmu penuh cinta

Page 224: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 205

Dan kulihat kaki-kaki yang kuat seperti kuda Sembrani

Yang akan mendukung dan membersamaiku

Disetiap perjalanan panjang kehidupan

Terus berlari menyambut janji

Sampai batas waktuku

Kan tetap bersama

Dalam suka maupun duka

Tetap setia dalam keindahan

Randugunting, 10 Juni 2021

Page 225: Samudra Ekspresi

206 | Samudra Ekspresi

MENYAMBUT JANJIKarya: Mamuk SMPA

Pagi yang sejuk hari iniDiselimuti kabut tipisSisa dingin malam

Kusibak perlahanDalam mencari karunia-NyaKuayunkan langkah-langkah kecil iniPenuh harap-harap cemas

Selain-Nya siapa yang dapat menentukanYang bisa kita lakukan hanyalahSekedar mengusahakan penuh kesungguhan

Dan terpenting sudah disangkan-paraniSelanjutnya terserah Dia

Silahkan bertebaran di muka bumiDalam rangka menyambut janji

Demangan-Randugunting, 11 Juni 2021

Page 226: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 207

MENYAMBUT JANJI KE 2Karya: Mamuk SMPA

Rintik hujan pagi iniMembuatku syahdu di peraduanMenuliskan kata merangkai maknaMembingkai asa dalam cakrawala pandang

Masihkah ada hari esok yang kujelangTuk merajut selimut yang koyak

Hanya senandung kecil menuju tetesan air hujanTuk kembali menyambut janji

Nologaten, 12 Juni 2021

Page 227: Samudra Ekspresi

208 | Samudra Ekspresi

SUASANA HATIKarya: Mamuk SMPA

Sudah empat belas hariTanpa kata-kataApalagi canda-ria mewarnai suasana

Hanya muka masam dan cemberutKau hidangkan dalam tatapan

Tak pernah jelas apa yang engkau inginkanAku bimbang dalam kepalsuan

Ah... bagaimana aku berjalanDalam keseimbangan

Aku ambil airUntuk wudlu sebentarMembersihkan hati serta akal pikiran

Nologaten, 12 Juni 2021

Page 228: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 209

KUDA HITAM 2Karya: Mamuk SMPA

Wahai kuda hitamkuTernyata suratan kehidupanKau tetap harus bersamaku

Entah tutur apa yang berkembang di sekitarmuHingga kau selalu mengikutiku

Seolah tanpaku kau merasa senduMerindu disetiap waktu yang datang menjemputmu

Ah...akupun begituMeski pernah ada luka diantara kitaYang membuatku lupa akan dirinyaMengisi hari-hari penuh dengan kesibukan yang padat

Ah... entah mengapaPerasaan itu masih tetap adaDan kujaga tanpa kusengajaTanpa kusadari jua

Kalasan-Rejodani, 12 Juni 2021

Page 229: Samudra Ekspresi

210 | Samudra Ekspresi

DUET BERSAMAKarya: Mamuk SMPA

Kebersamaan sore ini sungguh menakjubkanMenulis puisi, menggubah laguUntuk dinyanyikan bersamaAku pegang kata-kata dan adikkupun mulai petik gitarnya

Satu dua dan tiga, satu dua dan tigaDo re mi fa sol, do re mi fa solBegitulah bunyinyaPenuh kegembiraanPenuh persaudaraan

Semoga bermanfaatSemoga dapat menghibur banyak orangBegitulah pintaku, begitulah harapankuSemoga menjadi senandung malam

Nologaten, 12 Juni 2021

Page 230: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 211

MENYAMBUT JANJI KE 3Karya: Mamuk SMPA

Sudah kutuliskan berbaris-baris tentangmuSudah kuukir setiap kalimatmu dalam perjalanankuTak pernah merasa lelah pencarianku dalam menemukanmu

Karena hanya dengan begitu hatiku kan merasa tenangKarena hanya dengan begitu hidupku kan penuh artiKarena hanya dengan begitu kejelasan tujuan kehidupan kan terjaga

Kekhawatiran dan kegelisahan tentu saja pernah menghinggapiMerasa gagal dalam kesedihanpun tentu saja juga pernah kualamiItu manusiawi...

Yang terpenting adalah bahwa tujuan dan impianHarus tetap diujudkan dan diusahakanSecara terus-menerus tanpa hentiJangan pernah menyerah dalam kebimbanganUntuk menyambut Janji

Nologaten, 13 Juni 2021

Page 231: Samudra Ekspresi
Page 232: Samudra Ekspresi

213

TITIEK SETYANINama pena Titiek Setya, Pembina FLP Cabang Blitar, Ketua PPMI Blitar

Raya. Penyiar Radio AsaFM, Ketua 2 GPMB Kota Blitar,

Pengajar Bahasa Inggris di UPT SMPN 1 Kanigoro dan UPBJJ UT Malang Jawa - Timur

Page 233: Samudra Ekspresi

214 | Samudra Ekspresi

SAMA HINGGA AKHIR HAYATKarya: Titiek Setya

Perempuan bersenyum memukau itu memasang jeratMenebar pesona dengan kekuatan rasa Melayani meski dia telah bersuami Melepas hasrat meraih nikmatDi atas keranda biduk pernikahan masing-masing

Tali pernikahan terurai lepas dengan alasan yang terulasBenar atau tidak siapa peduliCinta telah menjadi raja pada diriOetari pergi Sanusi menyerah pasrah Pada kekuatan cinta mereka

Melangkah di kehidupan yang berat penuh tempaanUang tak ada belajar terus berjalanInggit setengah baya berjuang menutup semua dengan kaki dan tangan ringkih Menghias sejarah

Menemani, menjaga dan menguatkanBerpindah sari satu pembuangan

Page 234: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 215

ke pembuangan hingga berakhir di BengkuluDua puluh tahun menemani hilang arti Di balik senyum manis FatmawatiInggit tak sanggup berbagi diapun pergi

Luka rasa salah mengejar bak bayangan di siang hari Tak lepas meski seinciKaki melangkah mencari belahan hati meski hanya untuk berucap maaf berharap kembali

“Tidak usah meminta maaf KusPimpinlah negara dengan baikSeperti cita-cita kita dahulu di rumah ini”

“Negara kita iniUntuk kita semuaUntuk seluruh rakyat Dan, untuk seluruh keturunan bangsa kita”

Dia kembali dalam beda ikatan, namun sama hingga akhir hayat.

Blitar, 01 Juni 2021

Page 235: Samudra Ekspresi

216 | Samudra Ekspresi

PERJALANAN PANJANGKarya: Titiek Setya

Kisahku bak pelangi di senja hariMerah, jingga, kuning, hijau,biru, nila dan unguBerlapis indah menawan hatiTerjalin rapat menyatu

Senja temaram, pelangi hilang tertelan malamAku terseok, tertatih mencari dekap rembulanHasratku penuh, harapku tiada terbenamBulan menghilang putus harapan

Terseok berjalan tertatih-tatihHela nafas tersengalMata batin merintihAkankah jiwa terpenggal?

Lelah menanti datangmu sang rembulanHingga dipenghujung malam tibaBolehkah aku mengukir impianMungkinkah esok mentari ‘kan tiba

Blitar, 21 Maret 2021

Page 236: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 217

DILEMAKarya: Titiek Setya

Maju, mundur atau jalan di tempatHasrat yang patah terpotong zamanInginku terbang mengangkasaTapi sayap ini patah berserakAtau aku harus hentikan?Hapus segala niat berkembangDiam membisu di sudut bibirHati meronta tiada berakhirAhh...Biarlah kutapakiJalan beronak pasti ‘kan berakhirHarap membumbung sirnakan raguMajuMundur...MajuMelajuSemu

Blitar, 28 Mei 2021

Page 237: Samudra Ekspresi

218 | Samudra Ekspresi

KEPADA SEJENGKAL TANAH MERAHKarya: Titiek Setya

Sejengkal tanah merahBasah oleh rerintik hujan Diiring tetes air mata duka kehilangan pengantar jenazah

Masih terbayang jelas Lemah gemulai indah Langkah dalam setiap malam

Bau pengharum semerbak dari seluruh tubuh menebar pesonaMerah membara gincuHingga ranumnya pemoles pipi pengikat jiwaSatu per satu berlapis bergerak perlahan Bak lembaran film berjalan

Kepada sejengkal tanah merah Jidat merapat dalam setiap tangis berserah

Pasrahkan jiwa dan raga dalam penilaian illahi

Page 238: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 219

Di mana dia datang dan kembaliHitam putih garis kehidupan tersulam indah takkan terhapusBeratus anak jalanan berdukaKehilangan dewi penyelamat kehidupanTerkubur dalam sejengkal tanah merah.

Blitar Subuh, 03 Juni 2017, 03 Juni 2021

Page 239: Samudra Ekspresi

220 | Samudra Ekspresi

JERITAN EMAK DI SEBERANGKarya: Titiek Setya

Kering sudah peluh ini terperahTinggal puing lelah berantaiHancur sudah badan ini tergadaiDalam impian yang membumbung tinggi dan punahLuluh lantak jiwa ini tertaliKurun waktu yang tiada hentiTanpa batas, tanpa tepiTautkan jiwa ragaDalam kontrak kerjaCacian silih bergantiHinaan tiada hentiDalam napas tersisaAdakah pesan ini ‘kan sampaiTegakah kau menari di atas lukaBara siksa api duniaHanya harap ‘kan tersisaMenghantarkan engkau berjayaTak terpuruk seperti emak

Blitar, 05 Juni 2021

Page 240: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 221

BUNGA DESAKarya: Titiek Setya

Kau ‘tak lagi bodoh seperti duluMungkin engkau telah melewati takdirWajah yang dulu lugu pupusBerganti gincu mewarnai bibir

Langkah gemulai penuh pesonaKemolekanmu bak harta tak ternilaiTapi engkau lupa akan kodrat wanita

Jika ada pengingat jiwaKembali, jalani nilai hakikiSenyampang ada waktu tersisaBenahi sucikan diri

Jalan terjal ‘kan selalu siap menghadangAkankah kau mampu laluiBunga Desa dambaan jiwa melenggangDunia, akhirat ‘kan kau gapai

Blitar, 17 Juni 2017, 07 Juni 2021

Page 241: Samudra Ekspresi

222 | Samudra Ekspresi

SEPIKarya: Titiek Setya

Malam kelam takkan hadirkan rasaHilang bayangmu menuai laraIngar-bingar alam tertelan sepiPedih perih ‘tak berperi

Menarilah di atas duka nestapaTertawalah puaskan jiwaKan kusulam hati tercerai beraiDalam rajut Ilahi Robbi

Hati berserah pasrahkan ragaAtas segala kehendak-NyaSepi takkan matikan diriPun penghantar ke altar suciSendiri

Blitar, 05 Juni 2021

Page 242: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 223

HENINGKarya: Titiek Setya

‘Kan kucari hening yang beningKeseimbangan jiwa dan ragaPelantun kidung duniaPengejar ada setelah tiadaAkankah ada di sudut malam kelamAtau terselip di antara senyum mentariAku ‘kan terus berlariMencari dan mencariMana bisa kujumpaBila hanya di dalam diriHening, beningDalam peluk-MuAbadi

Blitar, 06 Juni 2021

Page 243: Samudra Ekspresi
Page 244: Samudra Ekspresi

225

ALID FARIPegiat Literasi dan Kopi, Nadir Syndicate,

Kab. Kotawaring Barat – Kalimantan Tengah

Page 245: Samudra Ekspresi

226 | Samudra Ekspresi

YANG TERJADIKarya: Alid Fari

Sebelum sore berhenti menetes dari bubuk-bubuk langitdan yang tersisa hanya temaramHendak ke mana lagi kita menebar jala?

Sebelum kaladi seperdua tigapuluhatau sesudah bubuk kopi menyentuh dasar cangkir lalu malam tak lagi bisa kau nikmati Sampai renta kita menjajakan kata-kataberbagai macam rupanyaAda yang warna-warni, monokrom,bahkan menyala dalam gelap Redup dalam nyalaGelisah berbunga larik

Kaupetik satulalu kaupetik seribulalu kaulemparkan saja ke sudut kamar

Page 246: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 227

ke perempatan lampu merah, ke selokanTak ada wanginya, Katamu

Sebelum beku malam lumer sampai bau masam kata menjajakan kita-kitaberbagai warna warninyaAda yang rupanyaternyata macam-macambahkan monoton Tapi, belum saja kata-kita dapat dijerat mata-kota.

Page 247: Samudra Ekspresi

228 | Samudra Ekspresi

KITA SEPASANG KECEWAKarya: Alid Fari

Kereta sudah berangkatTanda asapnya siap kauhirupBibirku sudah siap kaukecupMinumlah dari air mataku, karsa.

-- Sudah berapa kecewa kauciptaDemi senyum satu jiwaYang ternyata serta-mertaSerta-merta citaPorak-poranda butaHancur-lebur, kita

Jendela yogyakarta Seketika tirai kutepiskan Semburat sejuk surakartaMenghempas lelapku

Kau dan aku bukan lagi sebuah bangga

Page 248: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 229

Bibirnya kukecup Sementara kejam resahku Menyiksamu memaksa mengakuMengakulah!

-- Berdarah-darah lembaranmuSaatnya kaupakai baju

Mungkin besokAtau subuh lusaKetika ribuan pendosa Menjelajahi tubuhmuYang sudah kuberi tanda di situSudah berapa kecewa? Mengakulah.!

Page 249: Samudra Ekspresi
Page 250: Samudra Ekspresi

231

NURCHASANAH Pegiat Literasi,

Guru di Kementerian Agama Kab. Cilacap – Jawa Tengah

Page 251: Samudra Ekspresi

232 | Samudra Ekspresi

BU GURU KANGEN NAKKarya: Nurchasanah

Meja kursi kecil bertumpuk di pojok kelas

Gulungan karpet terbungkus rapat

Hiasan dinding berselimut debu

Lantai keramik hijau tak lagi mengkilat

Bu Guru Kangen Nak

Kapan lagi kunikmati gelak candamu?

Kapan lagi kudengar tangisanmu?

Kapan lagi ada rengekan berebut minta dipangku ?

Dan kapan lagi ada usapan ingusmu di bajuku?

Hari berganti pekan

Bahkan pekan berganti bulan dan tahun

Belum ada alarm penanda

Kapan bisa memelukmu erat

Bu Guru Kangen Nak

Page 252: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 233

Tangan mungilmu

Memegang erat benda pipih itu

Kau tekan tombol-tombolnya

Kau rekam suara manjamu

Kau bilang, bu guru kapan sekolah lagi?

Bu Guru Kangen Nak

Anakku..

Saat ini, jarak kita terhalang layar bening

Bu guru hanya bisa menyentuh wajahmu dalam layar kaca

Kangen yang menggunung kapan terkuak

Ya Allah

Rasa kangen anak-anak sudah tak terbendung

Kami mohon

Semoga wabah ini segera berakhir.. Aamiin

Dan kami bisa berpelukan lagi.. Aamiin

Page 253: Samudra Ekspresi

234 | Samudra Ekspresi

BALITA MEMBACAKarya: Nurchasanah

Jari mungilmu mengambil kursiKau tarik kursi dengan berbagai gayaAlhamdulillah, akhirnyaKursi sampai ke rak bukuDengan hati-hati kau naik kursi untuk mengambil buku

Kau ambil satu buku yang covernya warna warniLalu kau turun dari kursi dengan penuh hati-hatiKau duduk di lantaiKau pandangi buku yang penuh gambar

Jari mungilmu membuka bukuLembar demi lembar Dan bibirmu komat kamitTerkadang bibirmu tersenyumTerkadang bola mata sipitmu terbelalak

Satu buku sudah kau lahab habis nakKau buka semua halamanDengan lantangnya bibirmu membaca mantera

Page 254: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 235

Itulah fase membaca pada usiamu nakDari mulai membuka bukuMembolak balik lembaran bukuKomat kamitnya bibirmu memamerkan kelihaianmu Meski kau belum tahu huruf per huruf

Tetap semangat anakkuSatu saat akan tiba Dirimu benar-benar mampu mengejaSatu saat nanti kamu akan mampu membaca isi dunia

Page 255: Samudra Ekspresi
Page 256: Samudra Ekspresi

237

JAMILLUDINAktif menulis di koran lokal,

Aktif pada gerakan Dai Jogja Menulis, Pengurus Daerah GPMB DIY

Page 257: Samudra Ekspresi

238 | Samudra Ekspresi

AKU DAN BUKU KEHIDUPANKarya : Kang Jamil

Lembaran kisah bertebaranBerisi air mata, bahagia bahkan Gelak tawaSeakan menjadi warna tanpa rupaPenuh rahasia

Berjilid cerita, berjuta rasaSeakan mencari ujung yang tak bertepiGoresan tinta yang tak terbacaBukan sekedar tatapan harapanItulah arti kehidupan

Hingga waktu menjadi laluAngin melawan arahTersadarkan tak lagi berdayaTua dalam kehampaanMencari makna kehidupan

Bantul, 11 Januari 2021

Page 258: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 239

BACA (LAH)Karya : Kang Jamil

Bacalah ......Apapun yang tersiratTemukan makna Jadikan obat, jadikan pengingatBaca pun membawa pada zikir

Bacalah ....Apapun yang tersuratDi dalamnya ada hikmahSemakin dalam membacaKan menemukan jati diri

MakaBacalah .....

Kediri, 20 Juni 2021

Page 259: Samudra Ekspresi
Page 260: Samudra Ekspresi

241

SAIFULLAHPenulis, Pegiat Literasi, Pengurus GPMB Kab. Probolinggo

Ketua Syaikh Badri Institute dan Ketua Yayasan Kali Bambu Mandiri

Probolinggo - Jawa Timur

Page 261: Samudra Ekspresi

242 | Samudra Ekspresi

LUPA MEMBACAKarya: Saifullah

Jika Iqra’ sebagai perintah membaca Dari Tuhan kitaKita sebagai hambaMasihkah berdiam diri dalam kegelapan malamLupakah diri sebagai hamba akan perintah Tuhan-nyaMasih tak sudikah tuk membaca Jika sebagai hamba masih larut dalam halusinasi

Rugi diri Tak ada artiBaca tentu tak sekadar membacaBukan pula tak paham budaya bangsaDunia tak lagi cerahSecerah bangsa Dan cinta tanah airnya

Probolinggo, 15 Juni 2021

Page 262: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 243

KALI BAMBU BERSIMPUHKarya: Saifullah

MerundukMelambai-lambai Daun bersujud bersajadahkan bumiAir kali pun bersahut-sahutan kecilMenengadah pada Ilahi RobbiDi sekeliling nan sepiKala angin menyentuhnyaLembut rasa tak luput sentuhan jiwaPepohonan pun bergoyang-goyangKali Bambu dulu dan kiniMenyegarkan filosofi kehidupanDekapan tangan berkolaborasi dengan alam Kali Bambu menyapa dalam lamunan dan harapanHingga suara serakDoa telah kupanjatkan

Page 263: Samudra Ekspresi
Page 264: Samudra Ekspresi

245

BAYU S DPegiat Literasi

Pangkalan Bun, Kab. Kotawaringin Barat – Kalimantan Tengah

Page 265: Samudra Ekspresi

246 | Samudra Ekspresi

HANGAT UFUK BARATKarya: Bayu S D

Tenggelam akhirnya Diselimuti tanya Bisakah aku memeluknya Walaupun hanya bias belaka

Semoga saja bertemu lagi secerah purnama Akankah seindah waktu itu ? Saat aku tak mengerti sebuah tresna Semoga, tetap indah lembayung senja

Page 266: Samudra Ekspresi

247

ARIF HIDAYAT ASN Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab. Sleman

Daerah Istimewa Yogyakarta

Page 267: Samudra Ekspresi

248 | Samudra Ekspresi

AKU HANYA MANUSIA BIASAKarya: Arif Hidayat

Maaf saudara-saudaraBukanlah seorang pujanggaYang pandai merangkai kataYang diobral pada kaum wanita.

Aku hanya manusia biasaYang tak bisa berpura-puraYang tak mampu sampaikan rasaKarena mencintainya cukup buatku bahagia.

Tempel, 05 Juni 2021ABG (Anake Bakul Genteng)

Page 268: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 249

CINTAKU BERSEMI SAAT ERUPSI MERAPI

Karya: Arif Hidayat

Posko Relawan kala itu menjadi saksi,

Saksi rasa cinta yang tumbuh dalam hati,

Cinta pada seorang gadis yang tak layak untuk dipacari,

Tapi sangat tepat untuk dijadikan seorang istri,

Waktu berjalan hari terus berganti

Kucoba memperkenalkan diri dengan berat hati,

Kudatang ke rumahnya sekedar bersilaturahmi,

Tapi dia tetap sembunyi hanya ayah yang menemui,

Siang malam ku lalui,

Hujan panas ku hadapi,

Demi bidadari pujaan hati,

yang membuangku dari sunyi sepi

Banyak yang datang ungkapkan rasa sayang,

Tidak buatku.. yang datang untuk meminang,

Page 269: Samudra Ekspresi

250 | Samudra Ekspresi

Nikmat mana lagi yang kau dustakan,

ketika dia dan keluarga menerima lamaran,

misteri dua bulan tak terpecahkan,

akhirnya kini muncul sebuah jawaban.

Tanggal sebelas

Bulan sebelas

Dua Ribu sebelas

Dia menerimaku dengan ikhlas

Tak selamanya musibah membawa masalah,

Erupsi Merapi memberiku sebuah berkah,

Menghadirkan istri yang solehah,

Mendampingiku membentuk keluarga sakinah.

Page 270: Samudra Ekspresi

251

SUNARMIASN, Pegiat Literasi,

Pangkalan Bun, Kab. Kotawaringi Barat - Kalimantan Tengah

Page 271: Samudra Ekspresi

252 | Samudra Ekspresi

HADIRMUKarya: Sunarmi

Kau hadir bagai angin Tak berwarna tak berupa Tapi ada nyata

Kau hadir memporakporandakan jiwa raga Meluluhlantakkan persaudaraan pertemanan Menghancurkan perputaran roda kehidupan Kau hadir membuat kami saling curiga

Tak percaya Karenamu saudara-saudara kami terkapar Mengerang Tumbang Kapankah kau pergi Agar kami dapat hidup saling berdampingan

Pangkalan Bun, Juni 2021

Page 272: Samudra Ekspresi

253

ENNY KANNOYAPegiat Literasi, Tukang Masak Dapur Ujung Atap

Pangkalan Bun, Kab. Kotawaringin Barat – Kalimantan Tengah

Page 273: Samudra Ekspresi

254 | Samudra Ekspresi

PEREMPUAN SETUMPUK CUCIANKarya: Enny Kannoya

Aku mau jadi presiden, dan kau tertawaAku tetap mau jadi presiden, kau bisa apa? Kau terbahak, aku menyalak

Aku kusam dan membuatmu mualAku begini oleh daki keringat pada baju-baju kotormu! Aku begini karena kotormu, tuan!

Aku perempuan yang kau patahkan pensilnya, kau robek bukunya dan kau tenggelamkan dalam ember tumpukan cucian! Aku masih, tetap ingin jadi presiden.Kau mau apa?

Nanti, tak akan ada Larni lagi di rumahmuLarni yang tangannya pucat kaku oleh detergen murahanmu

Page 274: Samudra Ekspresi

255

MUHSIN KALIDAPsychowriter, Pegiat Lierasi, Direktur Yasuka Institute,

Pengurus Pusat GPMB, Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 275: Samudra Ekspresi

256 | Samudra Ekspresi

MISTERI PERINTAH MEMBACAKarya: Muhsin Kalida

Kala itu

Huru hara telah melanda

Berbagai kompetisi meraja lela

Bahkan, persaingan sastra telah membara…

Maksud hati bukan menghindari

Mengasingkan diri untuk strategi

Menghindari berbagai aksi

Melintasi dan melintasi bebatuan menuju ruang sunyi

Gua Hira’… ya, di situ menutup diri dan kontemplasi

Bukan sehari atau dua hari

Tetapi, butuh berhari-hari

---

Dalam keheningan yang hening..

Tiba-tiba… suara itu…

Bagaikan gemuruh badai gurun

Bak petir menggempar berduyun-duyun

Page 276: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 257

Semakin dekat dan semakin menembus ubun

Jiwa raga tergetar ke relung-relung

Mengiringi satu kata dahsyat yang turun…

Iqra’..!

Dia sangat terkejut

Dan terperangah...

Iqra’..! Yaa Muhammad..!

Dia gemetar, terdiam

Dan, keringat bercucuran..

Yaa Muhammad, Iqra’..!

Semakin gemetar dan tambah menggigil

Berusaha keras untuk memahami

Makna kata-kata yang dibawa sang Jibril

Ekhemmm…

1443 tahun jadi misteri

Kala itu ‘membaca’ telah landing ke bumi

Bukan sekadar gerakan literasi

Tetapi, merupakan perintah Ilahi

Jogja, 05 Juni 2021

Page 277: Samudra Ekspresi

258 | Samudra Ekspresi

RIHLAH PUSTAKAKarya: Muhsin Kalida

Ketika ada trend kata hijrah

Brandingku istilah rihlah

Ketika dibilang sering pindah

Istikharahku menanam sejarah

Ya, itulah rihlah

Rihlah itu, jalan-jalan

Rihlah itu, berpetualang

Rihlah itu, sana sini rekreasi

Rihlah itu, mencari dan thalabul ilmi

Rihlah itu, mengkaji dan meneliti

Pustaka itu, bukan sekar konsep

Pustaka itu, bukan sekedar himpunan resep

Pustaka itu, bukan sekedar praktek keilmuan

Pustaka itu, bukan sekedar perbukuan

Pustaka itu, bukan sekedar kitab dan pengkajian

Tapi, lebih dari itu

Page 278: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 259

Rihlah pustaka itu,

bukan sekedar jalan-jalan,

Tetapi konsep sebagai pegangan

Rihlah pustaka itu…

bukan sekedar berpetualang,

Tetapi juga praktek-praktek ilmu pengetahuan

Rihlah pustaka itu…

bukan sekedar rekreasi

Tetapi wisata literasi

Rihlah pustaka itu…

bukan sekedar sana sini mengaji

Tetapi juga meneliti dan mengkaji

Tulungagung, 12 Juni 2021

Page 279: Samudra Ekspresi

260 | Samudra Ekspresi

MENULIS EKSPRESI TERDAHSYATKarya: Muhsin Kalida

Jika ada yang bertanyaKapan manusia hidup?Maka, maka jawabannya Sejak mulai berani membaca dan menulis

Membaca adalah fitrah manusiaMenulis adalah… ya, fitrah manusia jugaMisteri kata al-qalam dalam ayat-NyaBukan sekedar bermakna pena

Iqra’, bukan sekedar qauliyahAl-qalam, bukan sekedar qauliyahKeduanya tak bisa dipisah-pisah

jika ingin jadi pegiat literasi yang sempurnajika ingin menjadi pembelajar yang kaaffah Maka menulislah..!

Jika kita, bukan anak rajaJika kita, bukan anak ilmuan ternama

Page 280: Samudra Ekspresi

Samudra Ekspresi | 261

Jika kita, ingin dikenal oleh massaJika kita, ingin dikenang oleh masaMaka, menulislah..!

Andai kata Al-Qur’an tidak tertulis Jika ulama terdahulu tidak menuliskan HaditsTentu kita akan menangis histerisKarena, kita tidak akan mengenal ajaran agamaKarena, kita tidak akan mengenal akhlak Rasul-NyaMaka, Alhamdulillah, ada warisan tertulis keduanya

Kitab dan buku adalah sahabat terdekatMembaca adalah aktivitas terhebatDan, menulis adalah ekspresi terdahsyat

Jogja, 15 Juni 2015

Page 281: Samudra Ekspresi