Samudra Ekspresi
Embed Size (px)
Transcript of Samudra Ekspresi

9 7 8 6 2 3 6 3 8 6 0 2 6

Badiatul Muchlisin - Hanna - Bambang Prakoso - Evie Suryani Pohan - Nopiar Rahman Hamidah Bachwar - Muh. Fihris Khalik - Trini Haryanti - Maya Veri Oktavia
Chandra Alfindodes - Yoseph Nai Helly - Fientje Watak - Ifonilla Yenianti - Kasrani LatiefKang Hayat - Muhammad Faisal - Sri Astuti Kusnadi - Wuriyanti - Budi Harsono - Safwan
Mamuk Slamet Marwanto - Titiek Setyani - Alid Fari - Nurchasanah - Jamilludin - Saifullah Bayu S D - Arif Hidayat - Sunarmi - Enny Kannoya - Muhsin Kalida
SamudraEkspresi
- Antologi Puisi -
KATA PENGANTAR:
Prof. Dr. H. Hanna, M.Pd.Pegiat Literasi, Pengurus Pusat GPMB,
Guru Besar Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari

SAMUDRA EKSPRESIAntologi Puisi©2021, Badiatul Muchlisin, dkk.
ISBN: 978-623-6386-02-6xviii + 262 hlm, 14,5 x 20,5 cm
Cetakan Pertama, Juli 2021
Penulis : Badiatul Muchlisin, dkk.Editor : Muhsin KalidaTata Letak Isi & Desain Sampul : Rasyid Hidayat
Diterbitkan oleh:Lembaga Ladang KataJl. Garuda, Gang Panji 1, No. 335RT 7 RW 40 Kampung Kepanjen, Banguntapan, BantulEmail: [email protected]: @cetakbuku.ladangkata
kerjasama dengan:Yasuka InstituteNologaten Gang Selada 106A CT Depok Sleman, Yogyakartaemail: [email protected]

Samudra Ekspresi | iii
MENGANTAR INDONESIA DENGAN LITERASI
Prof. Dr. H. Hanna, M.Pd.Pegiat Literasi, Pengurus Pusat GPMB,
Guru Besar Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari
Kutitip negara ini lewat literasi, mungkin hanya dengan frase itu yang mengilhami saya menulis kata pengantar dalam buku puisi “Samudra Ekpsresi” ini. Saya berasumsi setelah membaca
keinginan para penulis, pegiat dan relawan literasi yang tertuang dalam puisi nusantara yang ditulis oleh para teman-teman seniman puisi. Ya, begitulah indahnya seni, seni sastra. Ia bukanlah sebuah kalimat mono-tafsir, tapi multi-tafsir. Puisi yang tertuang dalam buku ini membuka banyak ruang pada tiap individu dalam berinterpretasi, karena disampaikan dalam pemikiran yang tepat di lubuk, tepat di rasa, apa yang sedang mereka rasakan saat ini. Sebenarnya tidak bisa dipungkiri, bahwa menulis puisi merupakan suatu proses yang gampang-gampang susah, gampangnya karena mengasa otak dengan nurani, susahnya karena mengurai kata demi kata menjadi satu makna, membawa alam sadar pembacanya menafsirkan makna, karena sastra memang tidak sulit, tapi juga tak gampang untuk bisa mengerti apa makna, atau pesan.
Sesuai judulnya, sebelum saya mulai membicarakan buku kumpulan puisi “Samudra Ekpsresi” karya teman-teman penulis dari

iv | Samudra Ekspresi
nusantara yang disponsori oleh Bung Muhsin Kalida, seorang visioner dan kreator handal, saya perlu mengucapkan rasa terima kasih kepada beliau, demikian juga kepada seluruh penulis, pegiat dan relawan yang ikhlas menjadikan Indonesia menjadi negeri literasi.
Buku berjudul “Samudra Ekpsresi” berisi 162 puisi yang ditulis oleh 31 penulis dari nusantara ini dikerjakan tidak kurang dari 10 hari. Keinginan para penulis meresensi buku ini sebagai sarana melatih kemampuan mereka menulis. Namun demikian kami harus sadar, tentang diri kami yang sebegitu beraninya meresensi puisi-puisi yang ada di dalam buku ini sebagai wujud cinta kami pada literasi.
Kita perlu pahami bahwa cinta dalam bahasa Ibrani, memiliki tiga definisi yang sangat signifikan, antara lain: AGAPE (cinta yang berkaitan dengan Tuhan), EROS (cinta murni, suci yang tidak berkaitan dengan nafsu, antar sesama manusia) dan FILIA (cinta sesama manusia yang biasanya melibatkan nafsu dan hasrat untuk saling memiliki). Dan ketiga makna cinta itulah yang dituangkan oleh para penulis dalam “Samudra Ekpsresi” mengantarkan Indonesia dalam berliterasi.
Kendari, 22 Juni 2021

Samudra Ekspresi | v
SAMUDRA EKSPRESI; Dari Sapaan Kreatif Menuju Karya Produktif
Dr. H. Muhsin Kalida, MA., M.Pd.Editor, Psychowriter
Sebagai editor dalam buku Samudra Ekspresi ini, merupakan sebuah kebanggaan tersendiri, karena bukan saja memahami makna kata dan kalimat, tetapi juga melakukan rihlah pustaka.
Karakter tulisan cukup berasa siapa penulisnya, dari mana dan di mana berada, siapa dan apa latar belakang aktivitasnya, ya, begitulah kira-kira. Samudra Ekspresi, satu sisi sebuah produk kenikmatan ekspresi, sisi lain juga membaca pegiat literasi nusantara dari puisi, dalam Samudra Ekspresi ini.
Dalam perspektif kaca mata yang sangat subyektif editor, ini sejarah unik. Bermula dari Group WA yang bertitel GPMB & Pegiat Literasi Nasional, dibuat dan motori oleh Pengurus Pusat (PP) Gerakan Pemasyarakat Minat Baca (GPMB), tanpa ada deskripsi, tanpa ada SOP, berawal diharapkan menjadi ajang silaturahim dan koordinasi Pengurus Pusat dan Daerah GPMB, dan para Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK). Satu setengah tahun lebih, editor memandang group yang diharapkan sebagai ajang koordinasi, secara organisatoris ternyata kurang berfungsi untuk koordinasi antar pengurus antar kepala dinas. Uniknya, setelah editor mencoba japri beberapa anggota yang belum akrab secara interpersonal, samplingnya cukup menyentak…! ternyata

vi | Samudra Ekspresi
bukan pengurus dan bukan kepala dinas, kemudian, bukan kepala dinas dan bukan pengurus, kemudian guru, kemudian kenalan webinar, anggota pengajian, malah ada yang nanya siapa dan di mana GPMB, dan lain-lain. Hadeeh.. Ternyata, selama ini editor salah pakai kaca mata.
Saat itu, berkah tugas koordinasi wilayah (korwil) dan hobi rihlah pustaka, menghimpun dan menyimpan kontak para pegiat literasi nusantara, terutama wilayah Jawa, memasukkan dan menambahkan sekitar 90an peserta yang terdiri dari para pegiat literasi, penulis, pengurus GPMB, pengurus komunitas baca, kepala DPK, ASN DPK, masuk nyaris bersamaan. Sebulan menyapa, sebulan bercanda, sebulan saling tukar informasi, sebulan menata emosi, dan Alhamdulillah, buku Samudra Ekspresi yang ada di tangan pembaca ini, cukup menjadi bukti bahwa group WA tersebut menjadi dinamis dan produktif. Pernak-pernik naik-turunnya tensi dalam group, itu biasa, karena dinamika.
***Dalam perspektif filosofis, membaca dan menulis adalah fitrah
manusia. Jika ada pertanyaan sejak kapan manusia hidup, maka jawaban utamanya adalah sejak manusia mulai berani membaca dan menulis. Wahyu pertama kali landing ke bumi, Allah SWT memberi perintah yang sangat jelas, yaitu membaca dan menulis, iqra’ (bacalah!) dan al-qalam (pena). Dua kalimat ini tak perlu penafsiran dan diplomasi panjang kali lebar, sekali dibaca maupun didengar, maksud perintah tersebut sangat jelas, bahwa Allah melalui Al-Quran memerintahkan membaca dan menulis.
Membaca, memang memiliki arti dan makna yang banyak, membaca teks maupun membaca apa saja dengan makna yang lebih luas, seperti membaca alam sebagai tanda-tanda kebesaran Tuhan.

Samudra Ekspresi | vii
Namun, semua penafsiran itu mengalir menuju satu titik, yaitu membaca adalah awal dari segala peradaban. Kemudian Allah memberi kata al-qalam (pena) dalam QS Al-Alaq ayat ke 4, “Yang mengajar (manusia) dengan perantara qalam (pena)”, makna secara bebas, berpikir dengan pena dan kertas, jika ingin menjadi pembelajar dan pegiat literasi yang kaaffah (sempurna), jika ingin memiliki kompetensi yang tinggi dalam beraksi, setelah membaca harus dilanjutkan dengan menulis. Jadi, menulis adalah hal utama dan harus diutamakan. Menulis adalah bagian dari perintah agama, hukumnya wajib, terutama bagi para pegiat literasi. Bahkan saking pentingnya tradisi menulis, sayyidina Ali bin Abi Thalib memberi nasihat, “ikatlah ilmu pengetahuan itu dengan menuliskannya”.
Tulisan adalah warisan yang hebat untuk anak-cucu manusia ke depan. Bisa dibayangkan, andai kitab Al-Quran itu tidak tertulis, tentu ummat Islam akan kepayahan mempelajari ajaran agama. Jika para ulama shalih terdahulu (salafunasshalihun) tidak menuliskan hadits, tentu ummat Islam tidak akan pernah tahu apa dan bagaimana kalimat-kalimat dan akhlak dari Rasulullah SAW. Bahkan, sejarah sudah memberi petunjuk, dialog peradaban antara agama dan peradaban lain bisa terjadi, salah satu faktor terpenting adalah melalui karya tulis.
Menulis dan kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku tentunya jauh lebih berkualitas dari pada menulis status yang terkadang isinya tidak jelas di medsos, apalagi sedang berkiprah pada gerakan literasi. Dengan demikian, menghimpun puisi bertopik literasi, dari seluruh nusantara yang telah diadakan dan menghasilkan produk buku ini, merupakan salah satu cara untuk mengalihkan energi positif kepada hal-hal yang mendukung para pegiat literasi untuk menulis. Dari sisi psikologis, menulis akhirnya menjadi cara terbaik untuk mengekspresikan segala perasaan dan pikiran-pikiran yang brillian

viii | Samudra Ekspresi
secara bermartabat. Mari kita gerakkan, dan dukung Gerakan Indonesia Menulis (GIM).
Melalui buku ini, telah memberi bukti yang sangat jelas, setidaknya ada dua pelajaran penting: Pertama, menulis ternyata bukanlah pekerjaan yang sulit, jika ada usaha dan kerja keras, setiap orang bisa menjadi penulis. Kedua, menerbitkan dan mencetak buku ternyata tidak sulit. Tidak harus menunggu tua, sejak muda, anak-anak, dan kita semua bisa menerbitkan buku, dengan ringan, mudah, cepat dan menyenangkan. Tentu pengalaman ini akan menjadi kenangan yang tak mudah dilupakan oleh para penulis buku ini. Karena, para penulis belum pernah kopdar, belum pernah tatap muka, muncul guyonan yang kreatif, ternyata berdampak produktif. Kurang dari sepuluh hari menulis sekenanya, kurang dari sepuluh hari proses edit, layout, desain cover, ISBN, pengadaan kata pengantar dan testimoni, candaan itu menjadi bim-salabim, naskah siap naik cetak… Sangat mudah dan sederhana...
Akhirnya, selamat atas terbitnya buku Samudra Ekspresi ini, semoga segera disusul karya-karya dahsyat berikutnya. Aamiin yaa Rabbal ‘Aalamiin.

Samudra Ekspresi | ix
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ] MENGANTAR INDONESIA DENGAN LITERASI . iii
. Prof. Dr. H. Hanna, M.Pd. ] SAMUDRA EKSPRESI;
. Dari Sapaan Kreatif Menuju Karya Produktif ................ v
. Dr. H. Muhsin Kalida, MA., M.Pd.DAFTAR ISI ........................................................................ ix
BADIATUL MUCHLISIN ................................................ 1
] ASAL-USUL AKU JATUH CINTA PADA BUKU ...... 2] AKU, IBU, DAN BUKU .............................................. 4] SAJAK KAMPUNG HALAMAN ................................. 6
HANNA ............................................................................ 9
] Tersentak 1 IBUKU TETAP JAYA ................................ 10] Tersentak 2 IBUKU TAK PERNAH BOHONG .......... 11] Tersentak 3 IBUKU, MENGANDUNGKU ................. 13] Tersentak 4 AKU IBUMU ............................................ 15] Tersentak 5 CINTA IBUKU ......................................... 17

x | Samudra Ekspresi
BAMBANG PRAKOSO .................................................... 19] JALAN SUNYI ............................................................. 20] DISEBUTNYA CORONA ........................................... 21] SEGERA ....................................................................... 22] KEKASIH ..................................................................... 23] KUKIRIMKAN SENYUM ........................................... 24] SILAU ........................................................................... 26] LAMPU PERSIA .......................................................... 27] SEPIRING DUPA ........................................................ 28] DIKEBIRI .................................................................... 30] PANGUNG RINDU .................................................... 32] IBU-IBU ....................................................................... 33] MAHA CINTA ............................................................. 34
EVIE SURYANI POHAN ................................................. 35] MENJIWAI LITERASI ................................................ 36] TANTANGAN MEMBACA ........................................ 37] PASUKAN MATAHARI .............................................. 38] BUKU ADA DI MANA ............................................... 40] BUKAN MOBIL BIASA .............................................. 41] PERPUSTAKAAN BAGAI MERCUSUAR .................. 42
NOPIAR RAHMAN ......................................................... 43] PEMUSTAKA .............................................................. 44] TERJERUMUS ATAU DIJERUMUSKAN .................. 46] MEMULAI ................................................................... 48] JIWAKU ....................................................................... 49

Samudra Ekspresi | xi
] HARUS TAHU… ......................................................... 50] GIAT… ........................................................................ 51] NYALIKU .................................................................... 52] PAHIT DAN MANIS ................................................... 53] PENAKU ...................................................................... 54] ANGIN ......................................................................... 55
HAMIDAH BACHWAR ................................................... 57] VIRUS MEMATIKAN ITU... ...................................... 58] WARRZUQNII FAHMAN (BUKU) ........................... 60] TATAP NANAR SANG GARUDA .............................. 61] SALAM HORMAT PADA ALAM ............................... 62] REBON ........................................................................ 63
MUH. FIHRIS KHALIK .................................................. 65] SYAIR KEMBARA ....................................................... 66] SYAIR AIR MATA ........................................................ 67] SYAIR KELANA ........................................................... 68] SYAIR RINDU ............................................................. 69] RISALAH KECIL ......................................................... 70] SYAIR GELOMBANG ................................................. 71] CAHAYA-MU .............................................................. 72
TRINI HARYANTI ........................................................... 73] AKU MILIKMU ........................................................... 74] KATA TAK BERSUARA ............................................... 76

xii | Samudra Ekspresi
MAYA VERI OKTAVIA ..................................................... 79] MONOLOG SANG GURU ........................................ 80] MEMAKNA KATA ...................................................... 84] MUNAJAT ................................................................... 85] TAPAK MENUJU HAKIKAT ...................................... 86] MENTAWAJJUHIMU, IBU ........................................ 87
CHANDRA ALFINDODES ............................................. 89] BERAWAL DARI AKHIR ............................................ 90] CAHAYA ...................................................................... 92] KELAKAR .................................................................... 94
YOSEPH NAI HELLY ...................................................... 97] APALAH DAYAKU ...................................................... 98] ENTALAH ................................................................... 100� PUSTAKAWAN MENCIPTAKAN PELUANG ........ 101] TERANG DARI TIMUR ............................................. 103] PAK TUA...................................................................... 104] TERANG TERUS ........................................................ 106] TERLALU CEPAT ....................................................... 107] MERDEKA BELAJAR ................................................. 109] MENULIS .................................................................... 111] KEINDAHAN .............................................................. 112] KERAS HATI ............................................................... 113] PEJUANG LITERASI .................................................. 114] BUKU CINTA ............................................................. 116� TUNJUKKANLAH DIRIMU ................................. 117

Samudra Ekspresi | xiii
] HATIKU TERTAMBAT DI PERPUSTAKAAN ....... 118] SEANDAINYA ....................................................... 120] MINAT BACA ........................................................ 121] GAIRAH MELIUK-LIUK ............................................ 123] CAPLOK ................................................................ 124] LORONG KEHIDUPAN ........................................ 125] KITAB-KITAB ........................................................ 126] NGARAI ................................................................. 128] ATLANTIS ............................................................. 129
FIENTJE WATAK ............................................................. 131] JIKA NANTI SENJAKU TIBA .................................... 132] REFLEKSI SENJA ........................................................ 134
IFONILLA YENIANTI ..................................................... 137 ] KU DIDIK ANAKKU DENGAN KATA SAYANG ..... 138 ] KUDIDIK ANAKKU UNTUK SPORTIF ................... 140 ] KELAK ENGKAU MAU JADI APA ............................ 142 ] KU DIDIK ANAKKU MENJADI PEMIMPIN ........... 143
KASRANI LATIEF............................................................ 145 ] BUKU ........................................................................... 146 ] KARYAKU .................................................................... 147
KANG HAYAT .................................................................. 149
] MENULIS, KEMULIAAN DAN KEBERKAHAN...... 150 ] SETETES TINTA DI UJUNG JARI ............................ 152

xiv | Samudra Ekspresi
MUHAMMAD FAISAL .................................................... 153
] SEKEPING MASA DEPAN ......................................... 154 ] DIMANA ..................................................................... 155
SRI ASTUTI KUSNADI ................................................... 157
] RASA ............................................................................ 158 ] KATAMU ..................................................................... 159
WURIYANTI .................................................................... 161
] MEMBACA ITU HOBIKU ......................................... 162 ] INDONESIAKU .......................................................... 163 ] MIMPI ......................................................................... 164 ] GURUKU..................................................................... 165 ] SEKOLAHKU .............................................................. 166 ] LITERASI ..................................................................... 167 ] KEHENINGAN MALAM ........................................... 168 ] KARTINI MASA KINI ................................................ 169 ] BUKU ........................................................................... 170 ] MENULIS .................................................................... 171 ] BUKU USANG TERMAKAN WAKTU ...................... 172 ] PANCASILA ................................................................. 173 ] WAKTU ....................................................................... 174
BUDI HARSONO ............................................................ 175
] LITERASI ..................................................................... 176 ] LITERASIMU .............................................................. 177

Samudra Ekspresi | xv
] SEMBELIT LITERASI ................................................. 178 ] TITIP ........................................................................... 179 ] ATLANTIS DI HATI ................................................... 180
SAFWAN ........................................................................... 181
] DAHAGAMU .............................................................. 182 ] JANGAN ABAIKAN AKU ........................................... 183
MAMUK SLAMET MARWANTO ................................... 185
] GUNDAH .................................................................... 186 ] INTROSPEKSI DIRI ................................................... 187 ] LITERASI ..................................................................... 188 ] NYANYIAN SIANG HARI .......................................... 189 ] KAN KUSAPA .............................................................. 190 ] MEMBACA .................................................................. 191 ] TARIAN PENA ............................................................ 192 ] RINDU BACA ............................................................. 193 ] SRIKANDI LEMBAH TIDAR ..................................... 194 ] BUKU-BUKU DIRIMU .............................................. 195 ] SYAIR KERINDUAN .................................................. 196 ] MENCOBA MEMAHAMIMU ................................... 197 ] CATATAN PERJALANAN ........................................... 199 ] TULISAN IMAJINER .................................................. 201 ] KUDA HITAM ............................................................ 202 ] MULTI TALENTA ....................................................... 203

xvi | Samudra Ekspresi
] KUDA PUTIH ............................................................. 204 ] MENYAMBUT JANJI ................................................. 206 ] MENYAMBUT JANJI KE 2 ........................................ 207 ] SUASANA HATI .......................................................... 208 ] KUDA HITAM 2 ......................................................... 209 ] DUET BERSAMA ........................................................ 210 ] MENYAMBUT JANJI KE 3 ........................................ 211
TITIEK SETYANI ............................................................ 213
] SAMA HINGGA AKHIR HAYAT ............................... 214 ] PERJALANAN PANJANG ........................................... 216 ] DILEMA ...................................................................... 217 ] KEPADA SEJENGKAL TANAH MERAH .................. 218 ] JERITAN EMAK DI SEBERANG ............................... 220 ] BUNGA DESA ............................................................. 221 ] SEPI .............................................................................. 222 ] HENING ..................................................................... 223
ALID FARI ....................................................................... 225
] YANG TERJADI .......................................................... 226 ] KITA SEPASANG KECEWA ....................................... 228
NURCHASANAH ............................................................ 231
] BU GURU KANGEN NAK ......................................... 232 ] BALITA MEMBACA.................................................... 234

Samudra Ekspresi | xvii
JAMILLUDIN .................................................................. 237
] AKU DAN BUKU KEHIDUPAN ............................... 238 ] BACA (LAH) ................................................................ 239
SAIFULLAH ..................................................................... 241
] LUPA MEMBACA ....................................................... 242 ] KALI BAMBU BERSIMPUH ...................................... 243
BAYU S D ......................................................................... 245
] HANGAT UFUK BARAT ............................................ 246
ARIF HIDAYAT ................................................................ 247
] AKU HANYA MANUSIA BIASA ................................ 248 ] CINTAKU BERSEMI SAAT ERUPSI MERAPI .......... 249
SUNARMI ........................................................................ 251
] HADIRMU .................................................................. 252
ENNY KANNOYA ............................................................ 253
] PEREMPUAN SETUMPUK CUCIAN ....................... 254
MUHSIN KALIDA ........................................................... 255
] MISTERI PERINTAH MEMBACA ............................ 256 ] RIHLAH PUSTAKA .................................................... 258 ] MENULIS EKSPRESI TERDAHSYAT ....................... 260


1
BADIATUL MUCHLISINPegiat Literasi, Penulis,
Grobogan, Jawa Tengah

2 | Samudra Ekspresi
ASAL-USUL AKU JATUH CINTA PADA BUKU
Karya: Badiatul Muchlisin
di sebuah desa kecildi sebuah madrasah soredi salah satu ruang kelasnyatersebutlah lemari buku tuadengan ratusan buku-buku di dalamnya
lemari buku itu di pojokan kelas letaknyadi situlah aku biasa menghabiskan waktusaat teman-teman kecilku asyik bermain gunduaku lebih suka membaca bukusaat teman-teman kecilku asyik gegojekanaku asyik melahap bacaan
aku selalu kagum dengan cerita-cerita di buku yang kubacaseperti tentang regu pramuka

Samudra Ekspresi | 3
yang sukses menggulung komplotan penjahatatau seorang anak yang berjasa pada kampungnya
bertahun buku di lemari itu tak pernah bertambahhingga aku lulus dari madrasahmungkin, sampai kiniatau kini buku-buku itu sudah raibaku tak tahu
tapi lemari buku di madrasah itutapi lemari buku di pojokan kelas ituadalah tempat pertama kali aku jatuh cinta pada buku
Bugel, Juni 2021

4 | Samudra Ekspresi
AKU, IBU, DAN BUKUKarya: Badiatul Muchlisin
setiap pulang mengajaribu membawakan sejumlah buku untukkubuku-buku cerita anak
seusai aku melahap tandas buku-buku ituibu pun membawa kembali buku-buku ituuntuk kemudian membawakan buku-buku baruuntukku
begitulah ibukuseorang perempuan desa bersahajapegawai negeri sipilguru agama islamsebuah sekolah dasar di desa yang berjarak sekira sembilan kilometer dari desakukini ibu sudah pensiun

Samudra Ekspresi | 5
menikmati masa tuanya di kampung halamannya
bagiku, ibu adalah sosokyang—bukan hanya surgakuada di telapak kakinyatapi juga ibusosok yang pertama kalimembawakuke dalam surga ilmu bernama buku
Bugel, Juni 2021

6 | Samudra Ekspresi
SAJAK KAMPUNG HALAMANKarya: Badiatul Muchlisin
berziarah ke kampung halamanmemungut serpihan tapak kenanganyang menyerpih di pelataran madrasahjuga di sepanjang jalan dusun tanah tumpah darah
dulu semua masih bersahajabermain jithungan di bawah terang purnamabermain galasin, atau gobag sodor kami menyebutnyadi pelataran madrasah yang lumayan luasnya
dulu, hujan adalah kado dari langityang kami bisa pesta air dan bolasungai lusi laksana bengawan surga tempat berenang-renang dan berkejaran di bening airnya
sekarang, semua berlalu, zaman telah amat majutapak-tapak kenangan itu mulai sirnaanak-anak hanya karib dengan gawaisetan gepeng itu membius amatlah piawai

Samudra Ekspresi | 7
Berukudon, nama kampung halamankubetapa pun tetaplah pelabuhan rindutempat aku pulang menenun kenangan ihwal suatu masa pada zaman yang telah silam
Bugel, Juli 2019


9
HANNAPegiat Literasi, Pengurus Pusat GPMB,
Guru Besar Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari

10 | Samudra Ekspresi
Tersentak 1
IBUKU TETAP JAYAKarya: Hanna
Dalam tidurku yang nyenyak Dalam mimpiku yang tak terayakkan Kudengar dirimu dalam cercaan segelintir orangTersentak, terbangun dari lelap tidurkuTersentak, terbangun dari ayakan-ayakan mimpiku Pikiran berkecamuk karenamu Hati berteriak karenamuAdakah engkau melakukan kesalahan fatal dalam jejakmu?
Ah tidak kurasaBerita itu hanya patamorgana, yang tak pasti Yang pasti adalah kamu tetap jaya dalam setiap langkahmuMembawa Indonesia maju Minat baca tak pernah bohongYang bohong adalah mereka yang bohongLiterasiku maju. Kendari, 12 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 11
Tersentak 2
IBUKU TAK PERNAH BOHONGKarya: Hanna
Ibuku, aku takut dan gemetar
Ibarat hidup, tapi tak hidup
Ibarat tak hidup, tapi hidup
Ibu, engkau kehilangan arah dalam cerita orang
Ku jejaki lorong-lorong di medsos, di internet, di koran-koran
Terbitan internasional apalagi nasional, terlebih regional
Orang bilang, beritamu sangat mengahantui kemajuanku
Kemjaun negeriku Indonesia
Engkau terpuruk, engkau merosot
Prestasimu hilang, kata mereka
Tapi itu kata mereka
Tetapi kataku
Ibuku adalah ibuku yang melahirkan aku
Ibuku yang melahirka bangsa ini
Ibuku yang melahirkan tanah tumpah darahku
Kami tak berani menyatakan ibu salah, ibuku mati

12 | Samudra Ekspresi
Tetapi meskipun itu kenyataannya, ibuku tetap maju
Bersama literasi yang benar
Kita menolak bahwa ibuku tiada, ibuku mati
Itu hanyalah patamorgana yang tak pasti
Kendari, 12 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 13
Tersentak 3
IBUKU, MENGANDUNGKUKarya: Hanna
Ibuku…
Aku tak tahan mendengar
Cemoohan mereka tentang dirimu
Ibu…
Izinkan aku
Menapaki Lorong-lorong berita ketidak pastian itu
Malam terasa siang, siang terasa malam
Tanpa tujuanku ke mana-mana
Hawa dingin masuk ke badanku yang hampa, kata orang
Padahal tak pernah ada
Kunang-kunang adalah sepermainanku, mencari jejakmu
Kehadiran dalam kegelapan
Kegelapan adalah wujudku
Anak yang kau kandung
Anak yang kau besarkan dengan keringatmu

14 | Samudra Ekspresi
Tidak ada pikiranTidak ada perasaanTidak ada suatu apaKecuali kembali pada fitrahmu Literasi ini akan menjadi rujukan hidupkuWalaupun keadaan tak berdaya Membuat diriku bangkit bersamamu Dalam kandungan negeri Indonesia MajuKandungan Indonesia tercintaKadang-kadang aku merasa terbuang ke hutan sana Dijauhi oleh mereka, ditolak oleh mereka Tapi kamu adalah ibu kandungku
Bu… Hidup ini adalah patamorgana
Bu…Mereka mengisi waktu dengan pertengkaran tanpa masalah
Bu…Yakinlah bahwa akrobat pemikiran mereka Hanyalah merusak bangsaku, merusak negerikuMerusak di mana aku di kandung
Kendari, 12 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 15
Tersentak 4
AKU IBUMUKarya: Hanna
AnakkuCucuku aku ibumuAku mbahmu Akulah yang membesarkan kalian Aku tak pernah bohong, tak pernah dusta Tetapi sehebat apapun kalianSekuat apapun kalian, aku tak berdaya
Kabut fajar menyusut dengan perlahanIlmuku, pikiranku bagaikan bunga-bunga berguguranDi halaman buku, dalam rak-rak ituAku tak tersentuh, aku tak dipandang perpustakaan.Di tepi rumahmu hanyalah hiasan
Padahal aku siap memberikan apa yang kau minta Ilmu, filsafat, kedokteran, pendidikan dan apa sajaHanya kau tak mau menganggapku ibumu, mbahmuJangan tergoda dengan media sosial

16 | Samudra Ekspresi
Aku adalah ibumu, mbahmu Siap mengawalmu menjadi bahagiaBerliterasilah, membacalah, itu pintakuJangan kau menjadi angkatan pongah Jadilah angkatan cendikia karena literasi Pintaku untukmu wahai anakku, cucuku Kendari, 13 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 17
Tersentak 5
CINTA IBUKUKarya: Hanna
Dalam lorong-lorong buku ituDalam setiap ruang perpustakaan ituDalam lorong-lorong media sosial ituEngkau kucari, kata-kata dan petuahmu kuanalisisCeritamu kuceritakan kembali kepada orang Karena dalam ceritamu penuh maknaKarena mengandung waktu yang selalu mengimbangiAku bangga memiliki engkau ibu Aku terhormat karena engkau ibu
Cintaku kepadamu wahai ibu Ikhlas dan tanpa pamrih Tanpa paksaan, mungkin karena aku mencintaimu Ibu aku tahu, karena aku maka aku mencarimuMengejarmu dengan cinta Mengejarmu dengan napas-napas ikhlas Cintaku kepadamu ibu Sangat mendalam

18 | Samudra Ekspresi
Sekarang aku menyadariUmurku dalam bercinta sudah tak dapat kupastikan Tak dapat dikatakan dengan rumus sehebat apapun Dan cintaku kutemukan dalam bait-bait petuahmu
Kendari, 12 Juni 2021

19
BAMBANG PRAKOSOPegiat Literasi, Ketua Yayasan IQRO Semesta, Wakil Ketua GPMB
Jawa Timur, Dosen JIP FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jawa Timur.

20 | Samudra Ekspresi
JALAN SUNYIKarya: Bambang Prakoso
Mengambil peran sebagai pemberiMengambil posisi sebagi penyalaMengambil sikap atas keadaanMengambil alih tugas negara
Jalannya sunyiLakunya senyapSikapnya tangguhTerhampar samudra cinta di hatinya
Ia terus menjalankan tugas kehidupanIa terus dimandati yang tak sudah-sudahIa terus berkeringat, perannya tak surut-surutIa tak pernah mengada, karena bersandar pada ketiadaan
Sidoarjo, 2021

Samudra Ekspresi | 21
DISEBUTNYA CORONAKarya: Bambang Prakoso
Manusia pikirannya dangkalManusia akalnya mampetManusia hatinya kerasManusia mulutnya bau busuk
Tak mampu lagi mengenali Tak peka lagi menyikapi Tak segan mengibah yang henti-hentiTak selesai-selesai menghakimi
Kecil tak terperi lebih kecil dari partikel, proton, electron, nanoBerselancar dipembuluh darahMengacaukan hajat hidup manusia di muka bumiMengacaukan hati dan pikiran yang diperbudak nafsu
Tapi semesta tersenyum dengan turunnya makhluk iniSemesta beserta orkestranya bermunajat, bertasbih, berdzikirSemesta melantunkan syukur siang malamSemesta mengekspresikan penuh suka cita
Sidoarjo, 2021

22 | Samudra Ekspresi
SEGERAKarya: Bambang Prakoso
Sudah tidak zamannya bersair tentang rembulan dan anggurSudah tidak zamannya menegaskan keadaanSudah tidak zamannya mimpi basah sepanjang malamSudah tidak zamannya merasa korban keadaan
Jangan orgasme dengan khayalmu meluluJangan harap perubahan dengan wacana semantikmuJangan terus biarkan mulutmu orasi tanpa aplikasiJangan terus-terusan kau buat regulasi rongsokan
Lihatlah semuanya sudah sumpah serapahLihatlah semua sudah menyampah Lihatlah semua sudah gerahLihatlah semua sudah lelah
Segeralah ambil posisiSegera berkeringatlah Segeralah ambil tugas mulia iniSegera
Sidoarjo, 2021

Samudra Ekspresi | 23
KEKASIHKarya: Bambang Prakoso
Kekasih…Aku kasmaran Tapi bukan pada sosokmuAku kasmaran…Pada, jauh di dalam dirimu
Bukan pada paras ayumuBukan pada jasad kemayumuBukan pada dada dan bokongmuAh… apalagi pada sela pangkal pahamuTidak kekasih…
Izinkan aku bersandar pada kerapuhan yang membatu Izinkan aku menemanimu dengan syair nakalkuIzinkan aku bersamamu tanpa merengkuhmuIzinkan mengabadikanmu dalam benak dan hatiku
Hingga aku tak tahu lagi Ke mana aku alamatkan rindu iniSemua tentangmu sudah dalam dirikuYang aku tahu itu bukan kau.. kekasih.
Sidoarjo, 2021

24 | Samudra Ekspresi
KUKIRIMKAN SENYUMKarya: Bambang Prakoso
Singgahlah barang semalam atau dua malam di kotakuKukirimkan senyum dan buah tangan padamu kekasihSekedar bercengkrama mengenang yang hampir hilangUntuk menawar kangen yang mengkristal
Sudah lama mendekap rasa Sudah lama menemani dalam doaSudah lama menulis bait kata cinta Sudah lama menepi di ujung sunyi dekat jantung
Ah.. ternyata hadirmu hanya sebentar Menemani makan dan minum teh sajaAku berharap lebih lama bukan sekecap suaLekas kau pamit menyusulnya
Tapi wangimu tetap tinggal tak jua sirna Senyummu menancap kuatMatamu menawanku dengan hangatSemakin membuatku kerepotan menikam kangen ini

Samudra Ekspresi | 25
Kekasih aku menunggumu kembali Tak peduli terhempas di ujung sepiGunung hanya sezahra diabanding rindukuLautan hanya sepetak dibanding cintaku
Jogjakarta, 2015

26 | Samudra Ekspresi
SILAUKarya: Bambang Prakoso
Engkau risau menafsir hasilEngkau risau menafsir angkaEngkau risau menafsir diskonEngkau risau menafsir galau
Tak lagi titis karena silauTak lagi kritis karena angpauTak lagi idealis karena jogloTak lagi mengemis suara karena sudah menguasai seni pidato
Di sini aku membatu kakuMenelan ludah berulang-ulangKeringat-keringat tak lagi berlinangLembab bukan karena keringat
Kulit sudah sekering pelepah pisangLadang gersang kerontang Sawah-sawah ikut menanggung malangKeluarga-keluarga galih-tutup lubang
Surabaya, 2016

Samudra Ekspresi | 27
LAMPU PERSIAKarya: Bambang Prakoso
Di mana kini engkau cintaDi mana kini engkau cahayaDi mana kini engkau rasaDi mana kini engkau dinda
Patah hati ini terasa kekal Tak sanggup disangkal oleh hayalTak sanggup ditampung oleh samudraTak sanggup digambarkan dengan segala kata
Murung seperti bola lampu sebul dari PersiaSedih melurup liupPedih melurup sayupSedih, sedih, sedih, benarkah engkau hilang
Lalu ke mana aku harus mencari Lalu ke mana aku harus mengenangSayang.. asmaraku yang malangOh.. kini aku mengerti Yatim piatu sudah cintaku
Surabaya, 2016

28 | Samudra Ekspresi
SEPIRING DUPAKarya: Bambang Prakoso
Ritual sakral memenuhi ruang pikirBerebut kebenaran jadi budaya anyaranSepanjang jalan dipenuhi wajah yang lelahMenatapku penuh putus asa
Tangan-tangan besi yang tak kasat mataTerus-menerus mempermainkan makhluk lemahSepanjang jalan dipenuhi nestapa laraIa terus mencari di sela bait kehidupan kejam wibawamu
Dari dekat menyaksikan sakit yang dihujamkanDari dekat mendengarkan serutan derita lapaDari dekat mengayak kedermawanan sikap biadapDari dekat menyaksikan kepongahan yang semakin menganga
Sabdamu dijadikan alat politikSabdamu dijadikan kendaraan keserakahan golonganSabdamu dijadikan hukum tertinggi kepentinganSabdamu dijadikan penghakiman final atas kehidupan

Samudra Ekspresi | 29
Oleh karena salah kaprah semakin mbabrahSepiring dupa dari bumi Kupersembah kepadamu lagitSemoga tidak menjadi kesia-siaan atas semesta raya
Surabaya, 2021

30 | Samudra Ekspresi
DIKEBIRIKarya: Bambang Prakoso
Mereka turun ke medan laga seadanya Ugal-ugalan tanpa budaya Ahli memelintir isu di layar kacaSesuka hati memainkan musik irama barbar
Membiarkan televisi merampas prestasiMembiarkan televisi beternak bencongMembiarkan perayaan yang merendahkan martabatMembiarkan tontonan nihil tuntunan
Sekolah menjadi ceruk korupsiKepala sekolah kongkalikong kwitansi ompongKualitas pendidikan rongsokan disokongPendidikan azaz komoditi dikultuskan oleh budak cukong
Perpustakaan dibiarkan kosong ilmuPerpustakaan dibiarkan kosong tanpa lakuPerpustakaan sebagai gudang buku paket dan proyekanPerpustakaan mati sebelum ajal datang

Samudra Ekspresi | 31
Lalu pidato dengan penuh semangat, sampai mimbar bergetarSambil jari menunjuk kelangit dengan nada sengitKualitas pendidikan kita unggul Menjadi negara yang berdikariEh… tak taunya hanya dikebiri karena krisis literasi Surabaya, 2021

32 | Samudra Ekspresi
PANGUNG RINDUKarya: Bambang Prakoso
Jika digelar perayaan cintaAkulah yang pertama menselebrasinyaJika digelar panggung rinduAkulah yang pertama pentas mencumbumuJika digelar karpet merah asmaraAkulah yang pertama melenggang menari ria
Sayang.. perayaan menemui jalan buntuJadilah aku menggerutu pilu sembiluSayang.. panggung sudah bubarTinggalah aku meraut sabar hambar kekalSayang.. pagelaran karpet merah batalTinggalah aku memungut sisa-sisa tawakal dangkal
Hati ingin menyirami seminyaTapi takut dikatakan tuna moralHati ingin menemaninya Tapi nurani menimbang-nimbang kepantasanSampailah hati pada titik puncak kehampaanHingga memutuskanMenemaninya dalam syair bait doa
Surabaya, 2021

Samudra Ekspresi | 33
IBU-IBUKarya: Bambang Prakoso
Ibu-ibu di kampungku memasak dengan bumbu kasih sayangDisajikan seadanya tanpa garamIbu-ibu di kampungku saling membantu Tanpa membuat proposal dan menyiarkannya di TV
Bapak-bapak di kampungku bekerja baktiTanpa kong-kalikong dan korupsiDan tak mungkin disiarkan di TV.. ah geliApalagi pencitraan mengais-ais simpati seperti partai
Dalam perayaan ulang tahun kemerdekaan Bapak-bapak dan Ibu-ibu gotong-royongMendirikan panggung untuk pentas dramaDengan tema “maling-maling berdasi”
Kata mereka…Gemah ripah lowjinawi Toto raharjoAdem diem tentrem Hanya tinggal cerita di surga yang disebut Endonesia
Surabaya, 2021

34 | Samudra Ekspresi
MAHA CINTAKarya: Bambang Prakoso
Paduan keselarasan yang dinamisKeterbukaan semesta yang produktifKemerdekaan yang berdaulat atas cinta
Bukan jasadnya yang meliuk dan melenturBukan mata indahnya yang berbinarBukan bibirnya yang merah merekah Bukan lidahnya yang mengucap terkesiap
Luapan rasa dan persenggamaan cinta yang menakjubkanKedalaman ilmu, keluasan pengetahuan yang pasrah pada semesta rayaSemakin menangga pengetahuan dan wawasan Semakin produktif dan padat karya, cipta, rasa
Semakin jernih hatinya Semakin tajam batinyaSemakin lembut nuraninyaSemakin menukik keliang jiwa Menyamudra menyatu dengan sang Maha Cinta
Surabaya, 2021

35
EVIE SURYANI POHAN Pegiat Literasi, Pendiri Rumah Baca 3 MEV, traveller, beberapa tulisan dimuat di citizen reporter harian Surya, merupakan hasil dari sebuah
perjalanan buku Around The Vietnam (Catatan dari Negeri Naga Biru), selain itu juga menulis buku (antologi) lebih dari 17 judul, Ketua Forum Taman Baca Masyarakat (TBM) Surabaya dan Pengurus GPBM
Prov. Jawa Timur.

36 | Samudra Ekspresi
MENJIWAI LITERASIKarya: Evie Pohan
Jalan sepi nan panjangJalan tak bertuan Jalan tak berbatasTapi harus dilewati
Celoteh..Pendongeng bertubi-tubiBerfikir ada yang mendengar walau sekian menit
Coba lihat... Tekunkah si anak mendengar, menyimakkah...Coba lihat apa yang dibaca... bukunyakah
Sementara aku peduliSementara banyak yang tidak peduliLiterasi sepi berjalan Taman baca tidak seharum melati
Bekasi, 06 Mei 2021

Samudra Ekspresi | 37
TANTANGAN MEMBACAKarya: Evie Pohan
Tak perlu bersuarakah?Tak perlu intonasikah?Tidak perlu
Ada buku yang dibacaTidak perlu tebalAsal kau mengerti apa maknanya
Buku yang kau sukaBukan buku sembaranganAda nilai terkandung Tiap kata Tiap bait
Yang mengantar keberhasilanmu kelakDan, kau akan berterima kasih Pada sebuah buku Yang tertidur dipelukanmu
Bekasi, 03 Juni 2021

38 | Samudra Ekspresi
PASUKAN MATAHARIKarya: Evie Pohan
Rak kusam penuh sesakDijejali ratusan bukuSementara tampak beberapa menyembulKesempitan
Rak-rak taman baca Diam membisu yang kutemui siang ituTaman baca masyarakat Berkurang peminatnyaSayangnya
Pandemi persoalannyaPetugasnya banyak yang tak bersiaga...Sayang memang Kasihan anak-anak yang jenuh di rumah
Taman baca itu tak lagi menarik Biasanya dipenuhi pemustaka cilikKadang hanya sekedar melihat ada buku baruSekarang sepi...

Samudra Ekspresi | 39
Sementara di tempat lain para pejuang literasi Berusaha menarik pemustaka Agar terus membaca dan menulisSampai nafas terakhir berhembus
Bekasi, 09 Juni 2021

40 | Samudra Ekspresi
BUKU ADA DI MANAKarya: Evie Pohan
Aku hanya ingin mereka suka bukuAku hanya ingin mereka cinta bukuAku ingin mereka selalu menjinjing bukuDi mana-mana bawa buku
Harapanku kelak Mereka tidak mudah diadu dombaPintar cerdas secara mandiriPemimpin yang amanah
Aku ingin ada Adam Malik yunior Aku ingin ada Habibie yunior Buku buku baru lahir dari jari dan pena merekaBuku jendela dunia Buku membuka wawasanBuku bukan sekedarnyaPercayalah
Bekasi, 09 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 41
BUKAN MOBIL BIASAKarya: Evie Pohan
Menuju sekolah ke sekolah Dengan jadwal ketatMobil pemberian CSRMelaju semangat
Keceriaan menunggu di pintu gerbangDisambutBagai seorang pahlawanTanpa tanda jasa
Buku-buku bertebaran Sekejab Jejeran siswapun sekejab berlaluSeperti kedipan mata
Kewalahan tapi bahagiaBuku disajikan dengan pas Sementara roda berhenti Amal jariyah terus mengalir
Bekasi, 10 Juni 2021

42 | Samudra Ekspresi
PERPUSTAKAAN BAGAI MERCUSUARKarya: Evie Pohan
Terombang ambing di tengah lautMenerangi lautan luasBagai penunjuk jalan kapal tersesat
Bagaikan perpustakaan Menerangi kebodohanMeluruskan yang tersesat Menarik tarik
Jangan biarkan kesepian di sanaBerlabuhlahAmbil buku setumpukCintai
Jangan tersesat lagi Ada Qur’an penunjuk kehidupan Buku dan Qur’an wajib dibaca Iqra
Bekasi, 11 Juni 2021

43
NOPIAR RAHMANPustakawan Sekolah, Founder TBM Grup Literasi Gawi Hantiring
Seruyan,
Pengelola Perpustakaan Cendekia SMP Tunas Agro
Seruyan, Kalimantan Tengah

44 | Samudra Ekspresi
PEMUSTAKAKarya: Nopiar Rahman
Tiap hari kalian masuk ke perpustakaanTertib dan beraturan Satu persatu menunjukkan kartu ke scannerTanda kalian mengunjungi perpustakaan
Pemustaka…Satu dua dan tiga jam Membolak balik kertas buku bacaanTak nampak lelah kalian di siniBersenda gurau tanpa nyaringSambil menyahuti bunyi kipas angin Yang bergantung di langit-langit
Pemustaka…Lebih satu tahun rasanya Kalian tidak datang ke perpustakaanHanya meminjam dan membaca lewat dunia mayaTak ada lagi langkah kaki kalian masuk ke ruangan Tak ada lagi sapa dan senyum kalian

Samudra Ekspresi | 45
pemustaka…Dari jauh kami memantau Berapa banyak yang pinjam dan baca Lewat layanan maya Nyatanya tak sebanyak waktu tatap muka
Pemustaka…Pinjam dan bacalah apa yang sudah kami sediakan Walau pendemi ini masih berlangsung
Seruyan Raya, 07 Juni 2021

46 | Samudra Ekspresi
TERJERUMUS ATAU DIJERUMUSKANKarya: Nopiar Rahman
12 tahun lalu… Ketika aku masuk ke siniDisodorkan 2 pilihan Tetap ikut tut wuri handayani Atau mengelola ruang yang berisi bahan bacaan
12 tahun… Ketika kujalani Dua pilihan itu bersama-samaTernyata waktuku banyak mengelola Ruang penuh bahan bacaan
12 tahun lalu…Melalui proses suka atau tidak suka Kujalani sebaik mungkin Tuk mewujudkan ruangan ituBermanfaat dan berguna bagi warga semua
12 tahun lalu..Sampai sekarang Aku bisa belajar banyak halSebelumnya, aku tidak dapat di ruang lain

Samudra Ekspresi | 47
12 tahun lalu…Aku bekutak-katik di ruangPenuh buku bacaan Aku peroleh hasil yang luar biasa
12 tahun lalu…Aku raih beberapa torehan Yang membuat aku bangga semuanya
12 tahun lalu…Ruangan ini berbeda dengan sekarangAku sulap dengan belajar Lewat seminar, bimtek, workshop dan diklat
12 tahun…Ruangan itu Kini, bernama Perpustakaan Cendekia
Seruyan Raya, 10 Juni 2021

48 | Samudra Ekspresi
MEMULAIKarya: Nopiar Rahman
Mulai…kuketik satu-persatu huruf dan angka kumulai susun satu baris, satu kalimat dan satu paragrap
Mulai…berlomba dangan waktu yang terus berjalan seakan tidak mau ketinggalan dengan huruf dan angka yang kuketikkan
Mulai…Kususun lagi kalimat dan paragraphagar tidak putus di tengah jalan
Mulai…kini kususun bab demi babagar indah dan nyaman dibaca
Mulai…kuakhiri dengan biodataku agar si pembaca tahu itu karyaku Seruyan Raya, 10 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 49
JIWAKUKarya: Nopiar Rahman
Satu…Langkah demi langkah mulai kukerjakanAgar semua tahu ini ada di sini
Satu…Usaha yang pasti Akan memeras tenaga, pikiran, materi dan waktu
Satu…Tekad dan kemauan Serta, kolaborasi pasti akan terwujud
Satu…Kesungguhan akan kerja kerasTekad yang kuatAkan mewujudkan cita–cita grup literasi Gawi Hantatiring Seruyan Berjalan dan berlariAamiin…
Seruyan Raya, 10 Juni 2021

50 | Samudra Ekspresi
HARUS TAHU…Karya: Nopiar Rahman
Ketika sesuatu dikerjakan dengan sungguh-sungguhTentu, kan ada hasilnya
Ketika sesutau itu bermanfaat Tentu kan kita bagikan ke lainnya
Ketika yang lain membuat seperti yang kita buatTentu, kita akan senang
Ketika semuanya tahu Tentu, yang lain kan melihat ke kita
Seruyan Raya, 10 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 51
GIAT…Karya: Nopiar Rahman
Panas hujan kulaluiTanpa hentiTerang gelap kulewatiTanpa takut
Satu per satu kukerjakanAgar tercipta hasil yang baikDan bermanfaat
Tidak mudah kuajak merekaTuk duduk, selonjor dan bersandarAgar selalu membaca dan membaca
Satu, dua, tiga terus kulanjutkanAgar menjadi kebiasaanTidak mudah merubah hal Yang belum biasa dilakukan
Bergiatlah bersama Gawi HantatiringTBM grup literasi di Seruyan Raya….
Seruyan Raya, 11 Juni 2021

52 | Samudra Ekspresi
NYALIKUKarya: Nopiar Rahman
Tak apa, kulakukan walau orang lain tertawakan Tak apa, kukerjakan walau orang lain tersenyumTak apa, kugiatkan walau orang lain terperangah
Tak apa–apa dimulai dari kecilTapi kemudian menjadi besarYa, pasti perlu pengorbanan
Bisa tenaga, pikiran, uang dan waktu Semua terbayarkan Dengan rasa yang memuncak Dan kegembiraan para anak–anak bangsa ini…
Tak apa kulakukan Asal baik pasti menuai kebaikanTak apa mulai nol, Asal nyaliku terus terbakar Untuk generasi emas bangsa
Tak apa TBM grup literasi Gawi Hantatiting mulai nol Tapi asa dan usaha tetap berjalan Siap songsong masa depan lebih baik
Seruyan Raya, 15 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 53
PAHIT DAN MANISKarya: Nopiar Rahman
Orang berlomba dalam kesuksesanOrang berlomba dalam keberhasilanTentu, tidak mudah Pasti ada usaha dan tekad di belakangnya
Orang berlomba dalam pendidikan Orang berlomba dalam raih pengetahuan Tentu, tidak senyaman dilihatPasti ada kemauan dan kesungguhan di belakangnya
Usaha, tekad, kemauan dan kesungguhan Sesuatu yang pasti awalnya pahit tapiAkhirnya manis…Pahit dan manis selalu mengiringi jalan tuk keberhasilanTapi yakinlah Endingnya pasti manis

54 | Samudra Ekspresi
PENAKUKarya: Nopiar Rahman
Tak akan merubah kertas putih ini tanpa pena Tak akan berarti kertas putih tanpa tulisanMaka, pakailah pena untuk menulis…
Tulislah apa yang ada di pikiran Bukan memikirkan apa yang akan ditulisTulis saja… Ya, apa saja Maka, jadilah tulisan

Samudra Ekspresi | 55
ANGINKarya: Nopiar Rahman
Semilir angin Dari kipas-kipas yang bergantungan Membunyikan di kesepian pagi harikuMenyemangatiku dalam berkegiatanHari ini dan esok
Semilir angin membuatku nyamanSenyaman matahari bersinar Menembus kaca-kaca di ruangan Memberi sinar pagi Nan sejuk dan cerah
Semilir angin Menggugah semangatku Tuk selalu ingat Tuk bersyukur kepada-Nya Tanpa henti


57
HAMIDAH BACHWARPegiat Literasi Sekolah, S2 Manajemen Pendidikan,
Aktivis Pramuka, Kepala SD di Indramayu - Jawa Barat

58 | Samudra Ekspresi
VIRUS MEMATIKAN ITU...Karya: Hamidah Bachwar
Betapa pilu aku memandangmuWajah mungil mata bulat menggemaskan dan luguYang kutinggalkan barang beberapa waktu...
Betapa pilu aku susah payah mengenalimu...Wajah polosmu, laku baikmu, diksi-diksimu...Tak seperti saat engkau masih dalam dekapanku...
Dekapan penuh hangat dan cintaBukan karantina mandiri, Tapi ruang-ruang kelas yang tak terisolasiBukan ancaman ketakutan akan mati Tapi semangat memacu prestasi
Lelah kami mengajarimu tentang pekerti....Satu persatu, dari waktu ke waktuKeteladanan kami yang kami jagakan untukmuAgar menjadi penanda dan pengingatmu...Kata-kata baik yang kupilihkan untukmuAgar santun bahasamu sesantun bahasaku...

Samudra Ekspresi | 59
Hilang...Lenyap...Menjadi asap yang menyebar Laksana virus corona yang dahsyat
Betapa susah payah Aku mengenalimu kembali muridku....
(Semoga corona segera pergi ...)
Indramayu, Juni 2021

60 | Samudra Ekspresi
WARRZUQNII FAHMAN (BUKU)Karya: Hamidah Bachwar
Riuh rendah suaramuMenyirat duka menyirat sukaMendendang balada ataupun lagu cinta...
Riuh rendah suaramuMeski tanpa pengeras suara Hadirmu menyeruak menembus dinding bahkan yang berkedap suara
Bertumpuk huruf berderet kataMenjalin memilih mencipta maknaTak selalu tentang konsep rumit seperti bahasa matematikaDan tak selalu ringan tentang sang kancil menipu buayaTapi engkau pintu pembuka rizki kefahaman yang mengalir menjadi rahmat untuk manusia
Indramayu, 10 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 61
TATAP NANAR SANG GARUDAKarya: Hamidah Bachwar
Menatap tajam mata garuda di balik punggung negeriNanar memandangi hijau hutan yang hilang, dan... Sungai yang mengalir sampah laksana air bah
Menatap tajam mata garudaMenyaksikan anak anak negeri berebut posisiMemprovokasi dan tak lelah saling menyakiti
Kepak sayapnya terabai seperti tak lagi berartiLelah mengangkasa tanpa rasa banggaHelai prasasti pita terbentang...Usang berdebu tak terbacaBahwa kita ber Bhineka Tunggal Ika
Indramayu, Januari 2019

62 | Samudra Ekspresi
SALAM HORMAT PADA ALAMKarya: Hamidah Bachwar
Salam hormat aku sampaikanPada angin yang bertiup teramat kencangPada air dan hujan yang datang bersamaanPada laut yang geloranya teramat bersemangat
Salam hormat aku sampaikanTanpa mengurangi hormatkuAtas sabda Tuhan kepadamuMaka kuminta pengertianmu tuan...
Bertiuplah sekedar mengingatkan...Jangan menghancurkanMenderaslah sekedar membasahkan ...Jangan memporandakanGelorakanlah sebagai pertunjukan keagunganJangan menghempaskan...
Salam hormat aku sampaikan...Pada angin, pada air, pada lautan...
Indramayu, Desember 2009.

Samudra Ekspresi | 63
REBONKarya: Hamidah Bachwar
Senja hampir saja usaiTemaramnya indah membuaiBias cahaya menebar kilau jingga di tepian pantai
Penyudu udang rebon bersiap pulangLelah menebar harapanMenjaring impianAnak anak nelayan menunggu riangSenyum istri nelayan mengembangMemandangi tumbu penuh udang
Terselip rasa getir memandangi tubuh suami yang memucat sekujur badanKerana berendam berjam-jamTapi udang rebonya adalah harapan Udang rebonya adalah jawabanUdang rebonya adalah investasi mengatasi lapar
Saat mentari meninggi esok hariProses berkarya dimulai

64 | Samudra Ekspresi
Irama antan bertalu berpacu waktuMeminta terik siang sabar menunggu dan mendung berlaluMenumbuk lelah meramu cita-citaMempersembahkan karya tiada henti... TERASI..
Pantai Dadap, Indramayu, 2021

65
MUH. FIHRIS KHALIKDosen Universitas Islam Makassar, Pemerhati literasi

66 | Samudra Ekspresi
SYAIR KEMBARAKarya: La Fihris
Gemuruh ombak dalam hatimu, hempaskanlahGejolak bara dalam pikiranmu, luapkanlahKarena kau manusiaBukan MalaikatBukan Tuhan
Daya, 09 Oktober 2020

Samudra Ekspresi | 67
SYAIR AIR MATAKarya: La Fihris
..... Jangan biarkan Air matamu...... menetes ke air lautKarena itu, Tidak akan mengubah ......air asin Menjadi tawar....
Auditorium, Rabu, 07 Oktober 2020

68 | Samudra Ekspresi
SYAIR KELANAKarya: La Fihris
Pagi ini,Aku melihat kesunyian Dalam kehampaan yg menderuSuara hati berkecamuk tanpa maknaSiang ini, Aku melihat mentari Tertutup kabut kebisuan Hingga aku berbisik pelan ‘ada apa?’Sore ini, Aku melihat rona merah menguning di ufuk senja,Aku bertanya kepada langit ‘ini isyarat atau kepastian’Malam ini, Aku melihat terang dalam kegelapan malamAku tersentak kagum Dan mengucapkan ‘terima kasih Tuhan’
Rahmatul Asri, Ahad, 11 Oktober 2020

Samudra Ekspresi | 69
SYAIR RINDUKarya: La Fihris
Bila kudengar nyanyian rindu di hatiTerasa sepi melanda Bagai anak musafir kehausanMenanti setetes air Penyejuk rasa dahaga
Sukma di jiwa Menangis mengiringi setiap detak jantungku Yang membelah hidup jadi pusaraKarena cinta telah bersemayam dalam dirinya
Langit-langit kehidupan Mengantarkan kedamaian sebagai penyejuk nan wangi Yang membawa rahasia hati....
Makassar, 12 Oktober 2020

70 | Samudra Ekspresi
RISALAH KECILKarya: La Fihris
Inilah bait-bait syair para pujanggaYang mengias diri bah permataMenjalani peristiwa-peristiwa intuisi Dan, mengisinya dengan kelembutan hati...
Kata dan pena Dialah sahabat sejati bagi diriTulus mengabdi atas sejuta rasa dideritanya
Dan Cahaya kemuliaan terpancar di wajahnyaSeakan hidup seribu tahun lagi Menanti usianya
Risalah Kecil ini adalah goresan kelana sang hamba merajut impian di dunia nyata
Daya, 13 Oktober 2020

Samudra Ekspresi | 71
SYAIR GELOMBANGKarya: La Fihris
Dengarkanlah a-ku ber-nya-nyi Berdendang ri-a bersama sen-ja Di atas g-elombang sunyi memandang cin-ta
Nyanyian ji-wa Menerpa ha-ti jadi hayal Menggapai ba-yang muntahkan suk-ma
Simaklah na-da dan irama-nya Walau kau harus pejamkan ma-ta Dan mengucur-kan air mata
Lalu,
Bergegaslah mencari apa itu mak-na Sebab, Nun jauh di sana prahara memanggil-manggil Hingga, Sebatang kara ber-ce-rita tentang ada dan ti-ada
Unggahan revisi, 08 Januari 1998Makassar sebelum fajar, 13 Juni 2021

72 | Samudra Ekspresi
CAHAYA-MUKarya: La Fihris
Seberkas cahaya-MUMenyingkap relung-relung dalam jasadkuMengangkat dosa-dosaku dari air mata yang kualirkan untuk-MU Saat kehilangan kemudi di atas perahu kehidupan ini
Seberkas cahaya-MU Mensucikan aku dari lautan maksiatDari iblis-iblis kehidupan duniawi
Lalu, Kubungkus dalam syahadatku, shalatku, puasaku, Sehingga di setiap detik aku ada dalam diri-MU

73
TRINI HARYANTILahir di Rembang. Sejak tahun 2.000 sudah aktif sebagai pegiat literasi.
Fokus di program mengembangankan perpustakaan di berbagai daerah di Indonesia, di bawah Yayasan Pengembangan
Perpustakaan Indonesia (YPPI).
Saat ini, eksis sebagai social worker dengan program woment empowerment di daerah Rembang – Jawa Tengah.

74 | Samudra Ekspresi
AKU MILIKMUKarya: Trini Haryanti
Apalah artinya iniKertas berjilid dengan taburan tinta hitam
Menumpuk dan berjajar dalam lemari cantik di ruang sejuk Dalam gedung semegah ini
Tiada guna jika teronggokTiada arti jika tanpa disentuhTiada arti jika tanpa dibuka dan dibaca
Aku ini boleh kau bawa kemanapunAku ini silahkan kau miliki dgn sepenuh jiwamuAku ini tanpa arti jika tergeletak tanpa dimengerti.Aku ini penuh tinta hitam yang berjejer cantik membentuk artiAku ini deretan kata yg penuh maknaAku ini susunan bait yg merindumu untuk kau lafalkan kembali.Agar aku bisa membantu mu, untuk hidup lebih baik lagi
Apa kau masih ragu padaku, bukalahApa kau masih ragu atas isi tubuhku, bacalah

Samudra Ekspresi | 75
Aku sahabat setiamu Aku buku.!!!!Yg membantu menuntunmu
Jangan kau biarkan aku teronggok ketika kau sudah selesai memahamiku.Serahkan pada sahabat dan keluargamuAgar aku bermakna bagi semuaRelakan aku hidup bersama siapa sajaKau yakinlah bahwa aku ini bermakna bagi mereka juga.

76 | Samudra Ekspresi
KATA TAK BERSUARAKarya: Trini Haryanti
Kuhujani hatiku dengan kata-kata, tak bersuaraTergerak, tersentak dari bisikan tak bersuara
Semakin kupahami dan terus saja kutelusuri kata-kata tak bersuara itu
Semakin aku merasakan aliran darah dan detak jantungku beraromaGetaran tak berirama, hatiku mulai gelisahBiografi orang yang kukagumi semakin membuat kepalaku terguncang keras.
Apakah kehebatan dari tokoh biografi itu mampu aku pahami?Mampu aku teladani?Mampukah aku melangkah bersama perjuangannya?
Kembali kutelan kata tak bersuara itu semakin banyak Tak bisa kumuntahkan karena kata tak bersuara itu sudah memenuhi rongga-rongga darahku

Samudra Ekspresi | 77
Kututup buku biografi itu Kupejamkan matakepenatan ini membawaku memasuki mimpi dalam tidur pulasku
Sekarang aku sadarKata tak bersuara yang pernah aku telan dan memasuku rongga-rongga darahku telah mendorongkuMenguatkan hidupkuMemberi semangat naluriku menjadi pejuang tak berartiTanpa nama, tanpa kata
Terus mengalir derassemakin deras memberi arti kehidupan bagi setiap insan
Buku biografi itu membawa wujud mimpiku jadi nyata
Aku kemudian menuliskan kembali semua mimpi-mimpiku dari sekian kata tak bersuaraYang telah kutelan
MerdekakuKarena aku banyak membaca.


79
MAYA VERI OKTAVIAPegiat Literasi, pengelola TBM Mekar Insani dengan Gerakan Cinta
Buku Sejak Dini, Pengasuh Pondok Pesantren Menulis “KUTUB”, Pengurus Forum TBM Kota Yogyakarta, Ketua 2 HIMPAUDI Kota
Yogyakarta.

80 | Samudra Ekspresi
MONOLOG SANG GURUKarya: Maya Veri Oktavia
Embun masih menyambangi pagiDengan tetesan yang meretas di dedaunanMentari pun menyapa semesta bumiDengan sinar yang menjentera asa di kehidupan
Ritme alam memusar pada fitrahnyaMenggiring masa atas apa yang tersabdaSaat mata memandang lekat tubuh duniaYang merangkak kian menuaBetapa terlihat semakin rapuh oleh sentuhan coronaTercabik raga hingga lemah tak berdayaMemporandakan siklus menjadi tak berirama
Para pekerja menjadi amnesiaUntuk menghitung rugi labaOtak limbung memusar pada kecemasanAntara minim penghasilan atau dirumahkanSementara keluarga, Kebutuhan hidup merengsek untuk diperjuangkanSemua mendadak menjadi pahlawanDokter menjadi yang terdepan bagi yang terpapar corona

Samudra Ekspresi | 81
Guru mengawal Pendidikan generasi bangsaPenguasa berkonsolidasi meramu kebijakan paripurnaSuami berpeluh memperjuangkan hak keluargaSemua berperan nyata meski tak cukup dituliskan melalui kata
Andai saja ada kesempatan untuk bisa tawar menawarAtau sekedar meminta sang corona berkabar Menanya batas waktu visa yang diamanatkan TuhanUntuk disampaikan pada penghuni bumi agar tak blingsatanTapi apalah daya,Sepertinya sang tokoh belum tampil mengemukaTerlepas ada tiadanya konspirasi dibaliknyaUntuk sanggup bertransaksi dengan sang coronaSaling memberikan keuntungan dalam kerjasamaBermigrasi atau mutasi menjadi pilihan yang dipintaBermigrasi ke planet mars dan touring ke angkasaAtau bermutasi menjadi virus yang baik hati dan tidak sombongHa..ha..ha.. Terhibur juga dengan khayalan ala kadarnyaNyatanya corona memaksa keadaan untuk tetap selalu siagaHingga ketidakpastian memutar waktu bergerak entah ke mana
Hai lihatlah..Gedung-gedung yang bertuanPerkantoran riuh oleh tumpukan pekerjaanSekolah–sekolah ramai dengan materi yang diajarkanWarung-warung makan sibuk dengan olahan yang dijajakan

82 | Samudra Ekspresi
Rumah hunian hiruk pikuk dengan tugas baru yang diadaptasikan Tapi sunyi senyap dari sapaanLengang dari candaanTerjeda dari pertemuanSemua terbungkus oleh sistem yang di-online-kan
Gegap gempita dunia pedidikan berinovasiMembongkar pasang strategi di sana siniBukan untuk mengejar nilai akademik, kata sang ahliMelainkan nilai budi pekerti yang musti terus terstimulasiMengilhami pribadi para generasi negeri Untuk memake-up wajah pendidikan agar lebih berartiTapi akankah bisa terjadi?
Cobalah lihat di sini…Gang sekolah laiknya lorong waktu yang tak bertepiHanya terdengar ketukan sepatu di atas ubin lantaiAyunan, bola dunia, tangga pelangi terdiam menantiTangan mungil menjamahnya bagai dongeng sang peri Meja kursi di ruang kelas tertata rapiSunyi tanpa penghuni
Belajar di jalan sunyiMenatap layar tanpa interaksiSementara wajah polos itu menanti sapaan kamiSenyumnya tak menemui sambutan yang memadai

Samudra Ekspresi | 83
Celotehnya tercekat oleh signal yang tak pastiSesekali kedua tangan mereka melambaiSekedar untuk memantik simpatiMenahan gebalau rindu tiada terperiPada dekap kasih dan sapa sang guru yang dinanti
Kami yang dielu-elukan pahlawan negeriTetap berdarma baktiMeski kompetensi tak selalu bisa mengimbangiMelesat cepat berlaga dalam arus informasi teknologiDan profesi tak selalu berbanding lurus dengan gajiYang terkadang menorehkan gamang pada niat diriSyukurlah, Tuhan masih menjaga hati kamiAlirkan energi untuk bisa selalu berdamai dengan situasiMemampukan dalam ketangguhan yang terus diujiUntuk tetap berpijak mengabdiPada pendidikan anak usia dini.
Yogyakarta, 01 Juni 2021

84 | Samudra Ekspresi
MEMAKNA KATAKarya: Maya Veri Oktavia
Tak perlu kau tulisakan kata bijak sang pujanggaKalau kau tak sanggup memaknaCukuplah abjad-abjad sederhanaYang kau rajut dalam sebuah kataDari hikmah perjalanan hidupmu yang nyataDan ketika kata tak lagi bertuahDan laku menjauh dari hikmahMaka kendali rasa bukan lagi pada pikirAtau sekedar ucap bibirAkan tetapi pada hati yang senantiasa berdzikir

Samudra Ekspresi | 85
MUNAJATKarya: Maya Veri Oktavia
Heningkan hati meski sesaat Agar diri tunduk dalam taubatHingga karam nafsu kesumatLuruh tipu muslihatDan jauhkan hidup dari maksiat
Beningkan pikir meski sekelebatAgar diri khusyu bermunajatPintakan diri menjadi sebaik-baik ummatAgar selamatlah hidup dunia akhirat

86 | Samudra Ekspresi
TAPAK MENUJU HAKIKATKarya: Maya Veri Oktavia
Saat diri kembali teringat Kata–katanya yang begitu sempurna terumpat,Laku dan ucapnya pun teguh menghujatPada rekayasa cerita yang dibuat-buatNasehatnya pun tampak terselubung siasatSungguh, bikin hati ini terasa pahit melumatHuruf berjejal terpasung dalam benak yang mampatLesatan pikiran bejat pun mengurung nafsu kesumatPerlahan lunglai tangan ini menjamah pintu rahmatPasrahkan diri melarung pada puncak hikmatLalu mata ini tercekat pada singgasana yang terpahatUkiran kesabaran dan keikhlasan begitu indah terlihatPupuslah keliaran kesumatUmpat dan hujatTerdengar menjadi bahasa terindah untuk sebuah petuah yang keramatDan menjadi ramuan obat hati yang berkhasiatMembunuh kesombongan diri hingga lumatDi penghujungnya, sampan jiwa mengarus pada sungai nikmatMengalir bermuara di kedalaman samudera hakikat.

Samudra Ekspresi | 87
MENTAWAJJUHIMU, IBUKarya: Maya Veri Oktavia
Dalam jarakYang menjeda raga tuk bersua denganmu, ibuTlah memasungku dalam rindu yang tak berkesudahanTingkah polah kata saat menyapamu dari kejauhanHanyalah lesatan rasa sesaat yang tak lunas teruraiMenggantung harap untuk bisa bersujud Mencium harum surga di ujung telapak kakimu
Kilas pandangku dari balik jendelaMenatap Sentuhan tangan hujan yang menyambangi semestaMengalirkan kehidupan pada mekarnya kelopak bungaDan pancang tegak pepohonanSeperti itulah doamu, ibuDoa yang yang tak pernah kenal musimSenantiasa mengada, mamancang takdir di hidupku.Dari lemah tak berdaya Engkau kokohkan aku dengan doa dan petuahmuBahkan dalam emosimuTersebab ulahku yang tak sadar dosaBukan kesumat yang terbabarMelainkan rintih keluh yang tergugu dalam doa bijakmu

88 | Samudra Ekspresi
Maka mentawajuhimu, ibuMenjadi laku saat kata kelu dalam rinduMelarung resah dan gelisah di lautan doaku untukmu Tenang jiwa saat engkau hadir dalam masyukkuSaling sapa, berkabar, dan membabar hikmah yang tersabdaDan dalam hadirmu senantiasa menguntai doaMenyebab pintu-pintu arsy terbukaKarena sejatinya hadirmu Tuhan mengada.

89
CHANDRA ALFINDODESPegiat Literasi, Duta Baca Kota Pekanbaru
Pengurus GPMB Kota Pekanbaru

90 | Samudra Ekspresi
BERAWAL DARI AKHIRKarya: Chandra Alfindodes
Menggerus waktu hingga kian menua Menggaris asa seolah masa tak hingga Belia seolah semua bermula Renta bak akhir cerita
Hidup kan matiMuda kan berlaluSuka duka kan segera tiadaSadarlah, masa kini menghitung sisaHidup suka, duka, lara dan ceria hanya warnaHitam putih, cerah dan kelam, kita yang ciptaSudah berakhir sejak semua bermulaSemua tak lama
Lihatlah akhir dari semua awalanDeru dera jadikan amalan Tanam tuai jadikan patokan
Akhir sendiri, sepi, hanya bualan ketakutanGelagat tawa lupa pengalaman

Samudra Ekspresi | 91
Awal kita terlahir itu adalah akhiranAku, kamu, kita dari awal akan berakhir di kafanMari gigih meski penuh perihMari giat meski penuh guratMari kobar meski penuh memar
Mudah ketika engkau sadar semua berawal dari akhir Engkau akan kuat melawan arus hiruk-pikuk dunia yang kikir Bekal kehidupan mengarungi kehidupan abadi akan terpikir Berawal dari akhir Bukan berakhir dari awal
Pekanbaru, 12 juni 2021

92 | Samudra Ekspresi
CAHAYAKarya: Chandra Alfindodes
Cahaya, meneroka celah kegelapan
Cahaya, menembus ruang kehampaan
Cahaya, menjamah relung kesunyian
Cahaya adalah kebangkitan
Cahaya adalah keIlahian
Cahaya adalah kemuliaan
Cahaya adalah harapan
Cahaya adalah keindahan
Hari ini, negeriku butuh cahaya
Namun, banyak cahaya yang tak terlihat oleh si buta
banyak cahaya yang tak teraba oleh si anosmia
banyak cahaya yang tak tersentuh dengan rangka belaka
Corona, kau peredup
Corona, kau pengelam
Corona, kau membuat senja

Samudra Ekspresi | 93
Mari bersama menyambut terbitnya cahaya
Mari bangkit mencipta asa yang masih ada
Pagi kan datang lagi,
Malam kan segera menyelimuti diri,
Mari rangkul diri kepada cahaya abadi
Majapahit, Kampar, 12 Juni 2021

94 | Samudra Ekspresi
KELAKARKarya: Chandra Alfindodes
Inilah negeriku tercintaGemah ripah loh jinawiCoba tantang aku !Dengan lantang aku berani teriak!Kami tak pernah akrab dengan kemiskinan!Orangtua, guru, pimpinan sudah pasti jadi panutan!Kearifan lokal dan kebudayaan sudah pasti sangat dilestarikan!
Coba tantang aku!Dengan lantang aku berani teriak!Di negeriku, kami bhinneka tunggal ika!Di negeriku, kami PancasilaDi negeriku, kamu timur aku barat,itu tak ada. Kita semua sama!Di negeriku, kami tak pernah lupa jasa pahlawan yang telah tiada. Frans Kaisiepo? Pasti semua kenal Kamu becanda ya...
Di negeriku kami anti korupsiMencari solusi bukan saling membenciDi negeriku tak ada yang namanya sensasi

Samudra Ekspresi | 95
Semua pekerja kau kan temukan disana siniPengangguran kan sudah digaji!
Kami tak pernah jadikan tiktok sumber informasiBocil, wajib belajar ngaji apalagi nyantriAnak remaja remaji sadar banget tak boleh umbar mesra bak suami istriApa? Kasus aborsi? Gak mungkin pernah terjadi!!
Hai kamu! Iya kamu?!Apalagi yang membuatmu jengah tinggal di sini?Sini ngopi duluTemani aku di sini sembari berbagiKita nikmati secangkir kopi VietnamBeras Thailand juga sedang dijerang


97
YOSEPH NAI HELLYLahir di Biboke Selatan, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT). Menyelesaikan pendidikan SD, SMP, dan SMA di Dili (1978-
1987). Selanjutnya menyelesaikan pendidikan Diploma IV Pertanahan (1997–2001), dan Master of Art di Universitas Gadja Mada (UGM, 2008–2010). Aktivitas sehari-hari sebagai Penulis, Pegiat Literasi,
dan pengelola perpustakaan di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta.

98 | Samudra Ekspresi
APALAH DAYAKUKarya: Yoseph Nai Helly
Aku tertidur di siang bolong
Bahkan aku tak sadar walau panas menusuk
Tidurku pulas diselingi mimpi indah
Tentang tidur dan tidur yang tak berakhir
Aku baru sadar setelah malam menjemput
Sambil mencekik leherku, dengan sepoinya angin
Yang menghembuskan wewangian arak tradisional
Kaget bukan kepalang karena pesawat sudah tinggal landas
Aku tertawa terpingkal-pingkal, sial, ketinggalan...
Aroma arak masih menyengat hidung, juga otakku
Rupanya rasa kantukku belum purna dari raga ini
Ingin melanjutkan mimpi yang terputus sesaat tadi
Ternyata aku belum makan seharian
Makananku hanyalah angin yang bertiup
Dari laut menuju gunung
Membuat udara yang kuhirup

Samudra Ekspresi | 99
Keluar-masuk seharusnya segar
Namun, lama-lama menjadi penyakit
Perutku bisa kembung.... Sial
Tubuh ini perlu makanan, juga minuman
Agar tetap sehat, kuat dan bertenaga
Bukan hanya otak yang butuh makan
Bukan juga ruhani saja yang perlu makan.
Yogyakarta, 03 Juni 2021

100 | Samudra Ekspresi
ENTALAHKarya: Yoseph Nai Helly
Malam semakin larutAku tak cukup dayaMataku tinggal 5 wattSenyumpun telah tiada
Kuyakin bahwa malam sedang bercumbu, entahlah dengan siapa ku tak tahu, mungkin bulan mengerti, atau bintang yang sedang mengintip, entahlah...
Malam semakin merangsak maju dan terus berhimpitan dengan anginBulan mengawasi Tanpa kata-kata Ia adil tuk memberi cahaya tanpa pamrih
EntahlahAkupun tak ada kataHanya sebercak cahaya melintas Berkelebat dengan cepat, dan berlalu..
Yogyakarta, 03 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 101
PUSTAKAWAN MENCIPTAKAN PELUANG
Karya: Yoseph Nai Helly
Siapakah pustakawan itu ?Pustakawan tidak begitu familiar Di kalangan lembaga pendidikan sekalipun Apalagi masyarakat umum Nun jauh di padang savana yang masih asli alami.
Pustakawan tertinggal dari profesi guruGuru dikenal dengan sebutan pahlawan tanpa tanda jasaWalau sebutan ini masih bisa diperdebatkan Kok bisa pahlawan tanpa tanda jasa..? Bagaimana mungkin..?
Pustakawan… Harus menjadi pahlawan dengan seabrek jasa Bayangkan, Tanpa seorang pustakawan di lembaga pendidikanSemua orang yang pernah menempuh pendidikanTahu jasa seorang pustakawan

102 | Samudra Ekspresi
Pustakawan banyak membacaWalau hanya sebatas judulTapi, ia peka terhadap judul sebuah tulisanIa paham tentang kategori ilmu yang dibaca Pustakawan mengetahui ilmu dari klasifikasinyaMendeskripsikan secara mendalam
Pustakawan harus menciptakan peluang pekerjaanSebab banyak buku berada di perpustakaanBegitu banyak ilmu berada di dalam genggamannya Jangan sampai pustakawan mendapat julukan“tikus mati dalam lumbung padi”
Pustakawan pasti membacaMenelaahMembayangkanDan menemukan solusi sebagai peluang Untuk kesejahteraan banyak orang Tidak hanya di lingkungan sebuah lembaga sajaNamun antar lembagaHingga sampai kepada masyarakat Di berbagai pelosok negeri.
Yogyakarta, 03 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 103
TERANG DARI TIMURKarya: Yoseph Nai Helly
Fajar telah menyingsing menyingkap tirai kabut dari timur Ia menyapa siapa saja penuh ceriaDi hari keempat bulan juni 2021
Bagai buku satu halaman telah dibuka Tuk dibaca, dimengerti, dipahamidiurai agar hidup lebih hidupSemua orang bergegas mengayunkan langkah maju walau tak tahu ke mana arah yang harus dipilih demi tujuan hidup ceria
Ayo majuTeruslah melangkahBacalah peta walau butaSebab terang telah datang dari timur
Sumberan, 04 Juni 2021

104 | Samudra Ekspresi
PAK TUAKarya: Yoseph Nai Helly
Langkah kakinya mulai tersendattak selincah waktu muda usianya sudah lanjut sudah lebih dari enam puluhan
Pak tua… Begitulah sapaan para kenalannyasetiap berpapasan ia selalu menyapadengan menjawab, Oi
Pandangannya fokus hanya pada satu arah Ya ke depan nun jauhIa mulai sulit menoleh ke belakangtidak seperti waktu muda dulu
Pak tua…Mulai lamban dalam gerakan tapi ia punya semangat hidupia bisa jadi teladan kaum muda belia

Samudra Ekspresi | 105
Pak tua…Masih kerja keras dia loper koran harian yang masih bertahanIa memenuhi dahaga para pembaca di jalanan.
Yogyakarta, 04 Juni 2021

106 | Samudra Ekspresi
TERANG TERUSKarya: Yoseph Nai Helly
Terus terangSetiap buku yang kubaca selalu ada pesan dari penulisPesannya unik, juga khusus
Pesannya jelasTentang pengetahuan yang ia milikitentang ilmu yang ia kuasai, tentang kehidupan
Terus terang..Pengalaman penulis satu dengan lainnya selalu berbeda karena penulis punya ciri khas
Terus terang..Dengan baca bukuOtakku, pikiranku, jiwaku, terang terus
Kasihan, 05 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 107
TERLALU CEPATKarya: Yoseph Nai Helly
Terlalu cepat kau menilaikuKau bilang aku butaJuga, aku tak pahamAku terima saja
Terlalu cepatKau menuduh akuKurang pandai, kurang pintar, kurang cerdasAku terima saja
Terlalu cepatKau bereaksi padaku aku tak mengenalmuAku kira kau juga tak mengenalku
Kau sangat sensitifKau sok tahuKau perlu banyak bacaKau juga perlu giat belajar

108 | Samudra Ekspresi
Belajarlah kepadaAlam, pada mereka yang sedang menikmati kopi pahit, pada mereka yang tak sekolah pada mereka yang senang kedamaian.
Godean, 05 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 109
MERDEKA BELAJARKarya: Yoseph Nai Helly
Aku bingungKepada siapakah aku bertanya?Kemanakah aku harus berseru..! Siapakah yang akan mendengarkan aku?
Aku mau belajar tentang sesuatu Tentang dunia lainBelajar bersama teman-temankuBelajar bersama guru-guruku
Sebab aku sudah bosan belajar sendiriTembok sudah aku coret-coret Pohon-pohon juga demikianBahkan wajahku tak luput dari tinta Yang kubeli di toko alat tulis
Sampai kapan aku harus merdeka belajar Bukankah merdeka itu adalah ketidakmerdekaan? Aku mencoba bertanya kepada rumput Tapi rumput pun menggelengkan kepala

110 | Samudra Ekspresi
Aku tanya pada burung Tapi ia malah berkicau gembira Ia tak perduli padakuBahkan iapun menjauh dariku
Sampai kapan, aku merdeka belajar? Sampai aku dapat memahami maknakah? Atau sampai aku bosan belajar? Semoga Tuhan mendengarkan ocehanku.
Kasihan, 05 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 111
MENULISKarya: Yoseph Nai Helly
Menulis itu mudahKata guruku yang pandai menulisMenulis itu gampang, Segampang berbicara Menulis itu mudah, jika segera dilakukanItulah kebiasaan para penulis
Menulis itu mudahBisakah saya lakukanBagaimana caranyaMulainya dari mana..?
Menulislah...Apa saja yang melintas dalam pikiran jangan biarkan ide berlaluTangkap.. tuangkan dalam media apa saja
Menulislah...Mulai sekarangTentang apa sajaTentang siapa saja
Melati, 05 Juni 2021

112 | Samudra Ekspresi
KEINDAHANKarya: Yoseph Nai Helly
Tahukah kau tentang keindahan..? Bagai bunga berwarna-warniIbarat gadis memasuki masa puberIa akan memancarkan cahaya berkilauan
Barisan bukit tersusun rapi lekukan lembah-lembah membentuk ngarai hijaunya tumbuhan rerumputan dengan bunga serba berwarna
Kata-kata pun seindah bunga anggrekLiukan huruf-huruf membentuk artiPaham, ibarat aroma bunga melatiDan kau masih saja bersembunyi..?
Ayo, keluarlahTulislah namamu di lembaran maknaAgar kau dikenal dunia sebab kaupun pembawa peradaban.
Mlati, 05 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 113
KERAS HATIKarya: Yoseph Nai Helly
Walau hatimu sekeras batu aku takkan mundur selangkah punAku bagai air yang terus menetesi hingga kau meleleh
Walau kau terus menghindar aku takkan goyahHatiku sudah bulat, niatku pantang menyerah
Air akan terus mengalir hingga menembus batasDan laut kan jadi saksi semua yang cairYang datang dari segala penjuru
Terus sajalah keras hatimu sebab air akan terus mengaliriDari semua arah hingga kau luluh
Tekadku bulatSebab buku pedomanku baca hobyku sepanjang hari dan menulis tujuanku.
Kasihan, 06 Juni 2021

114 | Samudra Ekspresi
PEJUANG LITERASIKarya: Yoseph Nai Helly
Tak kusangkaJiwamu terpanggil secara alamiahTuk mencerdaskan anak-anak negriYang tercecer tanpa pengetahuan
Tak kubayangkanNalurimu selaksaSinga-singa AfrikaYang mengintai mangsa
Pengetahuanmu tak kalah dari seorang profesorKebijaksanaamu tak perlu diragukankepedulianmu lebih dari para pecintayang tak kan mencari kedamaian
Kau pejuang literasi yang tak pernah duduk dengan tenang kau terus saja ada di depantuk bangkitkan semangat membaca menulis hingga ujung negri

Samudra Ekspresi | 115
Pejuang literasi tak kan padam semangatnya gairahnya terus menggebu niatnya menghancurkan kegelapan tuk terangnya anak cucu kelak.
Sumberan, 07 Juni 2021

116 | Samudra Ekspresi
BUKU CINTAKarya: Yoseph Nai Helly
Lembaran kertas suci yang berisi kata-kata cintatelah mengalir dalam darahkuya, darah yang terus merontakmendidih hingga tumpah sendiri
Kata-kata ajaib itu bagai obat dari alam yang mengalir demi luka dalam yang tak pernah sembuhBuku cinta memuat kata-kata cinta yang kadang dihindari para tetua namun tak sedikit yang memesan
Buku cinta Menyulut hasratMencari korban yang tergoda tanpa telaahTanpa disadari
Buku cinta Mengajarkan kesetiaania jujur apa adanyaia pergi dan datang tak diundang juga tak disadari.
Yogyakarta, 07 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 117
TUNJUKKANLAH DIRIMUKarya: Yoseph Nai Helly
Jika, kau punya panorama, tunjukkanJika, kau miliki warnah yang elok, tampilkanJika, kau beraroma semerbak, keluarkanSbab kau takkan terbukti dalam bayangan
Jika saja kau dapat melihat kau dapat berbicara kau dapat mendengarkan alamTunjukkanlah agar kamipun tahu
Tunjukkanlah dirimuAgar kami tak hanya menduga tampakkanlah wacanamu jadi nyata biar seluruh bumi menyaksikan dengan gempita
Tunjukkanlah dirimu Jika, kau memang ada tunjukkanlah karyamu walau sederhana tunjukkanlah agar dunia tak bersedih tunjukkanlah agar cerita tentangmu tak hampa..
Yogyakarta, 09 Juni 2021

118 | Samudra Ekspresi
HATIKU TERTAMBAT DI PERPUSTAKAAN
Karya: Yoseph Nai Helly
Awalnya biasa saja
Ada gedung yang biasa-biasa saja
Apa perduliku tentang perpustakaan?
Tempat apa itu?
Sepertinya ada rasa ingin tahu
aku penasaran
kepo, gitu kata generasi Z
Apa sih isinya..?
Kukuatkan hati, bulatkan pikiran
ayunkan langkah dengan pasti masuk perpustakaan
Woaw... ternyata..
Banyak orang
banyak ceweknya yang kece-kece
aku suka tempat ini
gumamku dalam hati

Samudra Ekspresi | 119
Aku menelususri lorong-lorong dengan seksama
rak demi rak kulewati dengan teliti
buku ada di mana-mana
warna pun bervariasi
Begitu juga pengunjungnya
Aku suka tempat ini
Aku mulai tertarik
Banyak ceweknya
Banyak bukunya
Gamping, 10 Juni 2021

120 | Samudra Ekspresi
SEANDAINYAKarya: Yoseph Nai Helly
SeandainyaAku mengenalmuKita akan bersuka riaDi kolong yang asyik
Akan ada ceritaTentang pohon araYang hidup di padang gurunSebab dia punya caranya sendiri
Bisa bermain pasir dengan sukacitaMemendamkan raga yang masih liar Menenangkan atma dengan khusukDi alam yang penuh misteri
Kita kan berbagi rinduTentang masa laluTentang kenyataanJuga tentang angan-angan
Gamping, 10 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 121
MINAT BACAKarya: Yoseph Nai Helly
Tatkala negeriku divonis Tentang minat baca masyarakatAku hanyut dalam kesedihan Mungkinkah negeriku kurang membaca?Bukankah negeriku konsumen hape terbesar di bumi ini? Hatiku terenyuh diguncang warta itu
Aku sadar... Tuk berbuat sesuatu tentang minat bacaTentang vonis sepihak Aku harus melawanAku harus membacaBaca buku apa saja, tentang apa saja
Aku harus berminatAku harus bergairah Tuk menggagalkan vonis itu tentang minat bacaAlunan musik relaksasi Kusiapkan di berbagai sudut ruangSuara seruling bambu Menemani syair indah tentang kehidupan

122 | Samudra Ekspresi
Aku mulai bergairahKulahap setiap kata penuh sukacitaTuk raih catatan terbaik Dan batalkan vonis sepihak itu.
Tegalrejo, 11 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 123
GAIRAH MELIUK-LIUKKarya: Yoseph Nai Helly
Gairahnya yang menakjubkanTubuh meliuk-liuk menanti pangantinnya cobra menggoyang, tubuhnya berputar-putar
Bagaikan tarian India yang penuh semangatmeliuk-liuk menghentakkan kaki kesana kemari mengikuti bunyi gendang dan seruling yang menggelombang
Tangan seorang penulis takkan berhenti sepanjang hayat ia tahu akan kenangan hidupnya yang lebih indahdi kala ia telah tiada nanti
Idenya takkan pernah pudar gairahnya tak lekang sepanjang jaman tangannya meninggalkan kenangansebab ia penulis sejati
Kasihan, 11 Juni 2021

124 | Samudra Ekspresi
CAPLOKKarya: Yoseph Nai Helly
Hatiku semakin risau,Betapa nuraniku telah dicaplok Dalam keheningan malamDan aku, hanya membisu tanpa perlawanan
Apalah daya.. Aku hanyalah seekor semut yang masih bertahan Menumpang hidup dalam hamparan savana luas
Rerumputan pun telah dicaplok oleh dunia, Yang dikuasai oleh nafsu, rakusSang Yang pun ragu antara senyum dan cemberut
Tanah-tanah semakin gersanggunung-gunung menangis kehilangan air sebab hutan pun dicaplok dari akar hingga tak bertunas
Sumberan, 11 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 125
LORONG KEHIDUPANKarya: Yoseph Nai Helly
Kutelusuri lorong-lorong jagad ada terang, juga gelapmereka adalah sahabat sejati mereka takkan diceraikan oleh siapapun
Matahari menjabat di siang hari tak ada satupun yang dapat mewakilinya ia tunggal nan abadi
Bulan, juga bintang-bintangmereka menguasai kegelapan malam namun, tak selamanya sebab mereka butuh waktu tuk istirahat
Buku bagai matahari ia adalah pengetahuan yang tak berakhir setiap insan yang membaca akan terang selamanya
Lorong-lorong kehidupan adalah terang juga gelaptinggal memilih terang atau gelap membaca atau tidak adalah pilihan kitatahu atau tidak tergantung kita.
Mlati, 12 Juni 2021

126 | Samudra Ekspresi
KITAB-KITABKarya: Yoseph Nai Helly
Aku tahu...Banyak kitab telah ditulisBahkan sebelum aku ada Aku bukanlah tulisan ituMelainkan aku hanyalah aku
Aku telah mendengar... Derunya suara di padang gurun Meneriakkan kata sakti yang datang dari langitKatanya “bertobatlah”
Aku pun jadi ragu...Siapakah yang harus ku percaya Yang kubaca? Atau yang kudengar? Atau yang tak aku ketahui..?
Aku mencoba Untuk memahami tapi aku tak bisa Akan kutanyakan pada Sang Maha GuruYang bertengger di atas kebijaksanaan

Samudra Ekspresi | 127
Semoga aku mengertiMelalui tanda-tandaAku pahami siulan angin tak sengajaNamun terencana nan terukur
Sumberan, 13 Juni 2021

128 | Samudra Ekspresi
NGARAIKarya: Yoseph Nai Helly
Kususuri ngarai nan berkelok-kelok Diantara tebing-tebing terjal Betapa indahnya
Ikan-ikan pun kegirangan Sambil memohonkan puja pujiMenyambutku sambil memamerkan insan yang tetap terjaga
Kususuri dusun-dusun yang begitu indah Dengan pohon-pohon rindangYang daunnya berguguran setelah musim bunga
Orang-orang dusun merindukan literasi tuk kesejahteraanMereka ingin hidup lebih baik dalam kemakmuran Mereka ingin bahagia hingga akhir jaman.
Sumberan, 13 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 129
ATLANTISKarya: Yoseph Nai Helly
Atlantis, dimanakah kau ?Kata orangKau tempat di mana batu mengeluarkan air Yang segar nan manisTempat kayu dan pohon mengeluarkan makanan yang lezat
Atlantis...Dimanakah wajahmu yang sesunggunya..? Katanya kau berada di daerah tropis yang sangat subur
Atlantis... Banyak orang pandai di seberang sanaSaling klaim tentang dirimu Ada yang bilang di kutub utaraAda pula bilang di kutub selatan, bahkan tempat lain
Tapi, aku bilang kau ada di dekat sini Diantara pulau-pulau yang indah nan permai Diantara rayuan pulau kelapa dengan nyiur melambai

130 | Samudra Ekspresi
Tanahnya yang suburKekayaan alam melimpah ruahRakyatnya makmurMemiliki teknologi yang majuSayang, atlantis telah tiadaSudah musnah dari peradaban dunia.
Kasihan, 10 Juni 2021

131
FIENTJE WATAKASN, Dosen Luar Biasa (DLB), Pegiat Literasi, Pegiat Perpustakaan, Fasilitator Literasi Nasional, Founder Kampung Literasi Kawanua
Plus Mancanegara (KaliKaCa), Founder VALSGI, Founder Komunitas AksaraBRI, ect.

132 | Samudra Ekspresi
JIKA NANTI SENJAKU TIBAKarya: FinStel Watak
Jika nanti senja itu tibaBingkai iniCukup mengindahkan istana kecilku nanti di dunia
Cukup sederhanaCukup yang eleganLayakkan dengan balutan lampin murniTerlindung dari teriknya suryaDan hangat dari gigilnya dingin
Hindari menghiasinya dengan KambojaApalagi kembang Sedap-MalamMohon kelilingiku dengan hijau lestariDan warna lestari lainnya
Tak perlu kunjungiku setiap hariseminggu, ataupun sebulan sekalikarena kutahu padatnya giat demi hidupCukup titip namaku di sisi kusyukItu lebih elok dan berkah bagi kehidupanyang tengah dijalani di dunia...Kecuali jika punya waktu bersela

Samudra Ekspresi | 133
Jika rindu Akan kebaikan yang kuikhlaskanTersenyumlah dalam haru...
Jika terkenang kebermanfaatan atas tuluskuKenanglah dalam sujud...
Jika ingat akan ketidakbaikankuyang terlanjur terlepasIngatlah senyumku yang tulus...Karena gadingpun, retak tanpa nyaris
Suatu saat...Bila isakmu karena terlukatersakiti kecewa dan mendukakan…pun Bila bahagiamu karena sukacitaSetialah mensyukurinya
Ini jika senjaku tiba nanti
Pavilium Literasi, Manado, Januari 2020

134 | Samudra Ekspresi
REFLEKSI SENJAKarya: FinStel Watak
Bukan sekedar mengusul atau meminta Tapi menuntut dengan ancaman alternatif psikologi...
Pada hati dan jiwa pengemisYang selalu meminta penuh harap Agar dimengertiAgar dimaklumiAgar dipahamiAgar ditolerirAgar diturutiTanpa berpikir logisTanpa menyadariTakut kehilangan pamorAli-ali membinaDan tak sanggup menerima kenyataanBahwa sudah bukan waktunya kita lagi
Di sisi lain...
Pada hati dan jiwa pengemisYang selalu meminta penuh harap

Samudra Ekspresi | 135
Ironis… Jumlah angka usia kita makin bertambahWaktu menikmati dunia pun kian berkurangFisikpun makin renta Jalan tertatih, ucap nyaris tak jelas Dan bebauan tanah dunia terus mendekatSeakan menonjok pikiran keruhMengecam judes ucap bibir kitaDan mencekik munafik busuk hati kita
Jika terus mengumbar iblisMerendahkanMenghakimi dan berbagi pikiran negatifMaka segala karma yang ditaburDi masa jelang senjaPasti kan dituai juga
Segalanya akan balik merenggut keakuanKeangkuhan dan arogansi yang berkarat di hidup
Wahai… Sejatinya hati dan jiwa pengemisYang selalu meminta penuh harap...Terus…Apa yang sepantasnya kami teladaniSementara, super arogansi di masa laluMasih saja mendarah-daging di ego

136 | Samudra Ekspresi
Ingatlah wahai hati dan jiwa pengemis Yang selalu setia meminta penuh harapMereka yang diam dan manggutBukan berarti bisa dipaksa menurut kehendak Bukan pula bisa diperlakukan semaunya kita! ~bahwa sedetik ke depanMaaf dan ampunanSudah mewangi harum Di jagat raya hingga ke surga
~bahwa pedang-pedang aksaraDoa-doa pengampunan dan syukurDari mereka yang direndahkanDifitnah dan dizolimiLebih tajam menghujam Dari kuasa iblis berginju di garis kening Yang melampaui alis sesungguhnya...
Tuhan ku… Tuhan yang Maha Adil
Pavilium Literasi, Manado, 01 April 2021

137
IFONILLA YENIANTIPegiat Literasi, Pustakawan IAIN Salatiga
Ketua FTBM Kab. Salatiga, Jawa Tengah

138 | Samudra Ekspresi
KU DIDIK ANAKKU DENGAN KATA SAYANG
Karya: Ifonilla Yenianti
Anakku sayang
Sejak engkau lahir di dunia ini
Berbagai doa kupanjatkan untuk kebahagiaanmu Suatu saat
Kau tanyakan mengapa harus mengamini semua doa ibu Kuceritakan tentang bagaimana doa seorang ibu
Yang menjadikan putranya menjadi imam besar masjidil haram Beliau Syeikh Abdurrahman as-Sudais
Anakku sayang
Arti hidup tak hanya sebatas dunia
Arti hidup tak sebatas seberapa harta yang engkau miliki Dengan berbagai ikhtiarmu
Hidupmu akan berarti
Ketika engkau belajar dan mengajarkannya Hidupmu akan berarti
Ketika tanganmu ada di atas tangan-tangan orang lain Hidupmu akan berarti
Ketika jika engkau tunduk bersyukur atas semua karunia-nya

Samudra Ekspresi | 139
Anakku sayang
Kata orang, kasih ibu sepanjang jalan
Kata orang, kasih anak hanya sepanjang galah Betapa kaya dan pintarnya engkau nanti Katakan pada orang-orang
Kasih anak sepanjang hayat, kasih ibu sepanjang hidup
Salatiga, 13 Juni 2021

140 | Samudra Ekspresi
KUDIDIK ANAKKU UNTUK SPORTIF
Karya: Ifonilla Yenianti
Anakku sayang
Kata sportif
Dalam sebuah pertandingan, mudah dikatakan Tetapi sulit untuk bisa menjadi sportif
Ego, gengsi, pingin menang sendiri, pingin hebat sendiri Menjadikan kata sportif hanya sebagai kata-kata saja
Anakku sayang
Menang kalah dalam suatu pertandingan adalah hal yang lumprah Bagaikan tangan kanan dan kiri...
Tangan kanan, kita lambangkan kemenangan tangan kiri, kita lambangkan kekalahan Tetapi dalam suatu permainan
harus ada tangan kanan dan kiri
Siapa yang akan menjadi tangan kanan siapa yang akan menjadi tangan kiri
Semua tergantung pada usaha dan takdir dari-NYa

Samudra Ekspresi | 141
Anakku sayang
Sportif bukan berarti harus mengalah Sportif juga bukan harus menang
Tetapi sportif itu bisa menerima kekalahan Dan, bisa belajar dari kekalahan
Lawan dan kawan kata yang hanya dibedakan dengan satu huruf saja Belajarlah dari lawan dan rangkullah lawan sebagai kawan
Salatiga, 13 Juni 2021

142 | Samudra Ekspresi
KELAK ENGKAU MAU JADI APAKarya: Ifonilla Yenianti
Anakku sayangKelak engkau mau jadi apa?Tentunya hanya Allah lah yang Maha Mengetahui Tapi tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras Tidak ada kesuksesan tanpa disertai doa
Nasehat mbahmu duluMencangkullah dengan pena, apa maksudnya?Belajar di waktu muda bagaikan mengukir di atas batuDan Allah akan menaikkan derajat orang-orang yang berilmu Kelak ilmu akan membawamu dalam kemuliaan
Suatu hari engkau bertanya Mengapa ilmu harus dicari?Ibarat naik tanggaEngkau akan menaikinya satu demi satu tangga Ibarat minumEngkau harus merendahkan gelasmu untuk bisa diisi
Ibarat batu yang kerasengkau tetesi air terus menerus
Anakku sayangKelak engkau jadi apa? Itu tidak penting bagi ibuBelajarlah dengan tekun dan sungguh-sungguh Muliakan hidupmu dengan keberkahan ilmu
Salatiga, 13 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 143
KU DIDIK ANAKKU MENJADI PEMIMPIN
Karya: Ifonilla Yenianti
Anakku sayangIbu selalu menyambut kedatanganmu dengan sorak gembiraKakaaaak... adeeeeek.... Suara yang engkau hafal, teriakan yang engkau tahu betul milik siapa Menyambut kedatanganmu dengan mata berbinar binar penuh gembira
Anakku sayangSalam menjadi kata kunci kehadiranmuDzikir sebagai ciri khasmu seusai sujudmuIya menjadikan kunci surgamu, menjawab semua permintaan ibumuTawadhu’mu menjadi penghias wajahmu
Anakku sayangTahukah apa maksud ibumu menyambutmu dengan sorak gembira?Tahukah apa maksud ibumu menjadikan salam sebagai kunci kehadiranmu?Tahukah apa maksud ibumu menjadikan dzikirmu sebagai ciri khasmu?

144 | Samudra Ekspresi
Tahukah apa maskud ibumu menjadikan kata iya mu menjadi kunci surgamu?Tahukah kamu maksud tawadhu’mu menjadi penghias wajahmu?
Anakku sayangEngkau akan menjadi imam untuk keluargamu dan masyarakatmu kelakMaka ibu menyambutmu dengan sorak gembira untuk membesarkan hatimu Bahwa kamu adalah seorang yang dinantikan banyak orang sebagai pemimpin Salam, dzikir, “iya” mu pada permintaan ibumu dan tawadhu’ mu Menjadi kunci keberhasilanmu menjadi seorang pemimpin yang sholeh
Salatiga, 13 Juni 2021

145
KASRANI LATIEFPegiat Literasi,
Ketua GPMB Kab. Paser, Kalimantan Timur

146 | Samudra Ekspresi
BUKUKarya: Kasrani Latief
Aku senang dengan muKe mana aku pergi aku selalu memikirkanmuPikiranku tidak pernah terlepas darimuKau sahabat sejatiku
Aku senang membacamuKarena kau adalah sumber ilmuSetiap saat aku sempatkan membacamuAgar bertambah ilmuku
Denganmu aku temukan setumpuk ilmuAda cerita, ada kelucuan denganmuEntah itu dalam gambar atau ceritamuKau sangat berjasa untukku
Bagiku dan bagi semua yang membacamuAku hanya berpesan untuk teman-temankuAnggaplah buku sebagai teman baikmuTerima kasihku, untukmu buku.
Paser, 12 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 147
KARYAKUKarya: Kasrani Latief
Di malam yang sunyi Aku merenung diriUsiaku semakin bertambah hariPerubahan semakin menjadi Dan duniapun tak terasa sudah menjadi
Aku bertanya, apa karyaku Sudah kuhitung namun belum kutau Semakin mata kupejam, semakin jauh ingatanku Di usia ini belum banyak karyaku
Aku torehkan pena di kertas-kertas bukuSebagai bukti sejarah bagi anak cucukuTulisan menorehkan kisah karyakuSebagai bukti suatu masa lampauYang akan menjadi budaya gemilau
Tulisan penaku, teruskan karyaku Untuk langkahku selalu bersamamuUntuk masa depanku dan dan anak-anakku Mencari harapan baru, Jaya Paser-ku.
Paser, 15 Juni 2021


149
KANG HAYATPenulis, Editor, Trainer,
Dosen Universitas Islam Malang (UNISMA), Malang - Jawa Timur

150 | Samudra Ekspresi
MENULIS, KEMULIAAN DAN KEBERKAHAN
Karya: Kang Hayat
Menulislah, senyampang kuat untuk merangkai kata
Menulislah, selama pikiran terus bergerak
Menulislah, selama jiwa dan raga terasa bahagia
Menulislah, sebagai warisan anak cucu dan generasi kelak
Banyak kemanfaatan yang kau dapat
Banyak kebaikan yang kau raih
Banyak kebahagiaan yang kau rasa
Banyak keberkahan yang terlimpahkan
Banyak kenikmatan yang kau terima
Banyak keikhlasan yang kau ekspresikan
Banyak kedamaian yang kau sebarkan
Banyak kesejahteraan yang kau tanamkan
Banyak ketentraman yang kau perjuangkan
Banyak keindahan yang kau lukiskan
Sungguh, menulis itu pekerjaan yang mulia
Sungguh, menulis itu membawa pada hidup yang berkah

Samudra Ekspresi | 151
Sungguh, menulis itu menjadikan diri istimewa
Sungguh, menulis itu menjadikan diri banyak sedekah
Ayo… Menulislah
Kelak namamu akan ditulis
Malang, 12 Juni 2021

152 | Samudra Ekspresi
SETETES TINTA DI UJUNG JARIKarya: Kang Hayat
Kala matahari menunjukkan sinarnyaSemerbak cahaya menyinari bumiTak ada yang bisa menghalanginyaBuatnya terus menampakkan diri
Pepohonan bersorak ria memanjatkan syukurAda secercah harapan pada setetes embun pagiPada diri yang terus melatih tafakkurMelaui setetes tinta di ujung jari
Ku gerakkan jari jemari ini hingga melebihi kecepatan pikirKu tekadkan hati ini untuk terus merajut kebaikan lewat tintaKu gesekkan sel-sel otak dan pikiran membentuk kataKu bingkai dalam dalam balut mewujud nyata
Hingga akhirnya menjadi monumen kehidupan yang terus abadiItulah setetes tinta yang terus ada dan tak pernah sirnaZaman akan terus mengenangnyaHingga tiada lagi orang yang mampu membacanya
Karena masa adalah tinta yang digores melalui peradaban
Malang, 12 Juni 2021

153
MUHAMMAD FAISALPegiat Literasi, Pengurus Pusat Forum TBM,
Founder Buku untuk Natuna

154 | Samudra Ekspresi
SEKEPING MASA DEPANKarya: Muhammad Faisal
Sekeping masa depan dipanggulnya dalam genggamanPeluh menggelayut terhempas asaTerdekap debu lautTermakan deru kapalKotor asap menggumpal tak kau hirau
Pagi adalah jiwamuTak ada keluhTak ada jeritTak enyah
Sekeping masa depan Ada padamuJika senja kau hirup Adat dan adab tak terkikisNusa bangsa menantimu.
Natuna, 13 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 155
DIMANAKarya: Muhammad Faisal
Dimana akuKetika kau sapa dengan pantun, puisi dan cerpenmuAku lupa, aku khilaf dan cuek akan celotehmuSibuk ragaku menari memanjakan kerontang mimpiku yang kosong
Dimana akuKetika buku yang kau gotong dengan peluhKau larung dengan cinta tak kusesapMengeringkan kemarau jiwa dengan elegi
Dimana akuKetika pintu-pintu Peradaban mulia dibukaDisibaknya kerumitan Keruwetan buhul masalahAku diam
Mengapa akuBungkam menodai marwahAngkuh meluluhkan pilar-pilar citaSementara lukisan masa depan negeri ada di tanganku.
Natuna, 13 Juni 2021


157
SRI ASTUTI KUSNADIPegiat Literasi Sekolah,
Guru SMPN 1 Enrekang – Sulawesi Selatan

158 | Samudra Ekspresi
RASAKarya: Sri Astuti Kusnadi
Ya Allah malam ciptaan-MUGelap, hitam, pekat, takut
Takutku akan malamTakutku akan gelapTakutku akan pekatTakutku akan takut
Terhempas oleh rasa takut akan kehilanganKehilangan nikmat-MuRasa itu mengoyak kalbuku

Samudra Ekspresi | 159
KATAMUKarya: Sri Astuti Kusnadi
Deras meluncur dari bibirmuKuat menghunjam kalbukuHaruskah senyata ituTak tahu malu
Andai meluncur selembut saljuKalbu tak akan senduTanpa perlu dirayuRasa malupun kan berlalu


161
WURIYANTIPegiat Literasi Sekolah,
Pustakawan SMP IT Pesantren Qur’an Kayuwalang, Cirebon – Jawa Barat

162 | Samudra Ekspresi
MEMBACA ITU HOBIKUKarya: Wuriyanti
Membaca itu hobikuItu kulakukan di waktu senggangkuRasanya asyik kalau sudah bercengkerama dengan bukuHilang rasanya penat di benakku
Membaca itu hobikuSetiap hari aku membaca bukuBanyak yang kudapat dengan membaca bukuAku jadi banyak tahu sesuatu
Membaca itu hobikuBeragam buku yang kubaca hingga cerita seruSemuanya membuatku bertambah ilmuBijaksana menyikapi hal yang baru
Ayo saudaraku kita membaca bukuAgar hidupmu makin bermutuJangan kau buang sisa waktumuDengan hanya duduk termangu
Ayo saudaraku kita membaca bukuKita sambut kesuksesanmuBerbagi ilmu janganlah jemuAgar hidupmu berkah sepanjang waktu

Samudra Ekspresi | 163
INDONESIAKUKarya: Wuriyanti
Terdiri dari beribu-ribu pulauBeragam adat budaya, bangsa dan sukuSeni dan tradisi sumber kekayaanmuBersatu padu dalam naunganmu
Hamparan sawah menghijau disana siniDeru ombak lautan riuh bersorak soraiSemilir angin melambai-lambaiHanyut terpana aku terbuai
Indonesiaku, sungguh aku cinta padamuWalau banyak negeri yang elok singgah di hatikuEngkau tetap nomer satuTakkan pernah terganti oleh apapun itu
Indonesiaku, kini terlihat bermuram durjaDihantam banyak bencana dan malapetakaSedih hatiku tak terhinggaMelihatmu lemah, terkulai tak berdaya
Meratap menangis tiadalah gunaHanya akan menambah duka nestapaBangkitlah Indonesiaku JayaSubur, makmur dan sentosa

164 | Samudra Ekspresi
MIMPIKarya: Wuriyanti
Rambut terurai panjang menjuntaiTertiup angin seolah melambaiGiginya putih tersusun rapiSenyumnya manis terlihat lesung pipi
Aduhai gadis pujaan hatiSiapakah namamu wahai si pencuri hatiBolehkah aku memperkenalkan diriAgar dapat saling mengenali
Aduh gadis cantik jelitaPandai juga engkau bergayaBercerita sambil berdendang riaMembawakan lagu pantun jenaka
Aduh gadis sungguh mempesonaWajahmu sumringah hingga aku terpanaBerharap akan berjumpa lama
Ternyata hari telah berganti pagiKemanakah gadis pujaan hatiHilang pergi tanpa permisi
Baru sadar ternyata aku bermimpi

Samudra Ekspresi | 165
GURUKUKarya: Wuriyanti
Tekun sabar menuntun kamiTidak tersirat sedikitpun sesal di hatiWalau aku terkadang nakal sekaliEngkau tak pernah berkeluh diri
Banyak ilmu yang kau beriNasehatmu kan kuingat sampai nantiWalau waktu terus bergantiSayangku padamu tak kan pernah terganti
Janji baktimu pada ibu PertiwiMengabdi dengan segenap hatiWalau aral rintangan datang silih bergantiTeguhkan diri demi cita-cita terpenuhi
Guruku jasamu tak kan pernah kulupaWalau umurku makin menuaDuhai pahlawan tanpa tanda jasaKan ku kenang kau sepanjang masa
Tangan menengadah seraya berdoaAku memohon berkah pada yang kuasaAgar engkau dapat surganyaAtas imbalan ikhlas ridhonya

166 | Samudra Ekspresi
SEKOLAHKUKarya: Wuriyanti
Sekolahku bersih dan asriTempatku belajar dan menggali potensiMenimbah ilmu agar tidak merugiDi hari tua bisa mumpuni
Cat tembok nya berwarna warniDipandang amatlah serasiSeindah pelangi di pagi hariBak selendang bidadari
Sekolahku hijau dan rindangSenangnya hatiku tertawa riangMengkaji ilmu janganlah bimbangMenggapai cita setinggi bintang
Sekolahku sedap dipandangMembuatku amatlah senangTak jemu aku datang bertandangMenjemput impian mengisi peluang
Ayo kawan kita pergi ke sekolaMenuntut ilmu selagi mudaMenggapai kejora menembus cakrawalaAgar hidup jaya sentosa

Samudra Ekspresi | 167
LITERASIKarya: Wuriyanti
Bukan sekedar baca dan tulisBukan pula perihal sok melankolisMelainkan terlahir dari hati yang ikhlasYang peduli sesama seluas laut yang lepas
Bukan sekedar rasa ingin memberiTapi rasa peduli yang memberi artiTerhadap sesama yang berhati nuraniToleransi tinggi yang penuh maknawi
Literasi adalah cinta kasihCinta dan kasih sayang bukan sekedar pamrihIndahnya berbagi memberi sumbangsihRasa empati bentuk belas kasih
Literasi adalah karuniaAnugerah yang kuasa untuk semestaBukan sekedar untuk dijaga

168 | Samudra Ekspresi
KEHENINGAN MALAMKarya: Wuriyanti
Hening malam sunyi sepiAku terjaga dari mimpiMimpi yang tak kunjung usaiHiruk pikuk urusan duniawi
Di malam kelam aku mengaduSeakan berbisik membujuk rayuHati terasa hampa kelabuMengusung beban yang kian memburu
Sajadah panjang terhamparTempatku mengadu seraya berujarHasrat hati yang kian terkaparBerharap belas kasihmu Duh Gusti yang Maha Besar
Duh Gusti yang Maha AgungTempatku mengadu kala tersandungAir mata menetes di pipi tak terbendungTeringat dosa yang kian menggunung
Di malam gelap gulitaTangan menengadah seraya berdoaAgar terlepas dari beban yang makin menderaBerharap ada solusi yang nyata

Samudra Ekspresi | 169
KARTINI MASA KINIKarya: Wuriyanti
Awan tertutup mendung kelabuHembusan angin menerpa seakan berseruMenyapa alam yang kini merajuk membisuTerpaku terbungkus kenestapaan yang mengharu
Habis gelap terbitlah terangAlam gulita berganti terang benderangMenapaki jalan yang kian menantangBergerak serentak menuju Padang ilalang
Kami kini mampu berdikariBerdiri tegak menyongsong hariBerbakti kepada ibu PertiwiMengukir prestasi di segala lini
Kami Kartini masa kiniBukan untuk berseteru dengan lelakiBukan pula sekedar unjuk gigiKontribusi kami membangun negeri
Kami Kartini masa kiniIndah menawan dan berbudi pekertiMampu berekspresi tak sekedar bersolek diriYang berdaya saing dan uji kompetensi diri

170 | Samudra Ekspresi
BUKUKarya: Wuriyanti
Goresan tinta memenuhi kertasSeuntai kata terlihat jelasTersirat makna bukan hanya sekilasMaksud dan tujuan sangatlah selaras
Aksara dan huruf tersusun rapiLekuk tubuhmu terkesan seksiAuramu memancar berseriPesonamu sungguh mencuri hati
Semakin aku menyelamiRelung tabir rahasia sejatiLambang bukti jati diriSeorang yang mumpuni
Jendela dunia di genggamanmuJati diri seorang yang bermutuMenggali ilmu di segala penjuruLayaknya murid kepada guru

Samudra Ekspresi | 171
MENULISKarya: Wuriyanti
Menulis itu asikMembuat orang makin menarikKadang menuai banyak intrikKadang juga terlihat pelik
Menulis itu anugerahGagasan dan ide dapat di unggahBerbagi info dan cerita indahBerbagai ragam budaya dan khasanah
Menulis itu adalah sesuatuTempat curhat dan mengaduKadang kala cerita piluMembuat orang makin terharu
Menulis itu adalah budayaCinta, seni dan indahnya panoramaHingga jauh lebih bermaknaBijaksana menyikapi hal yang ada
Ayo kawan jangan di tundaMenulislah selagi bisaWalau kita jauh di mataAkan di kenang selamanya

172 | Samudra Ekspresi
BUKU USANG TERMAKAN WAKTUKarya: Wuriyanti
Aku rindu suasana ituSuasana dimana saling berseteruTapi bukan untuk beraduMelainkan saling uji padu
Kita saling jejak pendapatWalau kadang tidak sepakatTapi tetap serakyatDemi tercapai mufakat
Kini semua sirnaHanya kenangan yang tersisaApa kau masih merasaBahwa kita masih bersama
Di sini aku menunggumuTeringat waktu kita bersama duluBersama sama mencari sesuatuBuku usang yang termakan waktu
Buku usang itu masih di siniMenunggu kita untuk kembaliBersama saling berbagiMembuka tabir yang masih tersimpan rapi

Samudra Ekspresi | 173
PANCASILAKarya: Wuriyanti
Tegak berdiri kokoh bak ksatriaMengepakkan sayapmu mengayomi nusantaraTak gentar menghadapi kendala yang adaWalau badai datang menerpa
Garuda lambang keagungan bangsaBhinneka tunggal Ika semboyan negaraWalau berbeda beda kita tetap satu juaSatu kesatuan Indonesia tercinta
Pancasila dasar negara kitaSebagai pemersatu bangsaTradisi adat istiadat boleh berbedaTapi kita Indonesia jaya
Pancasila bukti jati diriAnugerah dari IlahiJanji setia pada ibu PertiwiNKRI harga mati
Pancasila akan tetap mumpuniWalau apapun yang terjadiEngkau tetap di hatiKini maupun nanti

174 | Samudra Ekspresi
WAKTUKarya: Wuriyanti
Kemajuan zaman berkembang pesatBak pesawat yang akan mendaratMelaju kencang seakan melompatMemacu waktu berlomba cepat
Teknologi semakin majuImajinasi pun ikut terpacuMenghitung waktu yang pergi berlaluSeakan berlomba berganti melaju
Waktu itu semakin usangMenjanjikan sebuah peluangHingga terbuai angan menerawangMenanti asa yang tak kunjung datang
Waktu itu memberi artiBila kita saling berbagiBukan hanya sekedar janjiMemberi solusi di segala kondisi
Waktu itu masih tersisaSelagi nafas masih terasaMengharap ridha yang kuasaAgar selalu lurus di jalannya

175
BUDI HARSONOGuru, Pegiat Literasi, Pengelola TBM Pecuk Pintar
Kab. Tulungagung – Jawa Timur

176 | Samudra Ekspresi
LITERASIKarya: Budi Harsono
Ketika pagi menyapa literasiAda pipit hinggap di lembar kertas tak berpenghuniIkut bergoyang pamer puisi
Tak dinyana banyak burung iriMencibir dengan kicauan nyinyirBerkicau dengan gaya mengigaudan dakuMenyanjung berharap nimbrung
LiterasiBukan li bergumul terasiYang mampu memancing emosiNamun literat dalam berbagai situasiSeperti burung-burungYang mampu menikmati anginDi ranting bergoyang tak pasti

Samudra Ekspresi | 177
LITERASIMUKarya: Budi Harsono
Ah kamuPenuh pamer menebar pesonaUnjuk gigi segar terbaca bergengsi
LiterasimuMembuat aku tak peduliTenang karyamu yang berbalut ambisi
LiterasikuUntuk akar rumput yang sering terinjak sapiDiam tak berontak menerawang sepi

178 | Samudra Ekspresi
SEMBELIT LITERASIKarya: Budi Harsono
Menahan sakitMenyimpan masalah pelikTak terungkap dalam adu delikSembelitKupaksakan mengintip catatan kakiBisa diprediksiAtaukah memang mencuri inspirasiSembelit literasiHarus berani berargumentasi

Samudra Ekspresi | 179
TITIPKarya: Budi Harsono
Titip opo ngintipHanya suara tanpa dataatas kamu minta bermaknaIni bukan pemilu yang keren dengan titip suara
Entengnya membisikkan kata titip tanpa mau mengintipMinimal mengutiplahAgar tertera dataYang bisa dibaca mata Dan, dieja pemilik suara

180 | Samudra Ekspresi
ATLANTIS DI HATIKarya: Budi Harsono
Atlantis, kau ada di hatikuSubur penuh pesonaMakmur penuh tawa
AtlantisMembahana dalam doaMenggelora menata maknaMerengkuh jiwa nan penuh cinta
AtlantisCermin diri nan mandiriMenengadah pada Sang Hyang WidhiPasrah pada Gusti
Tulungahung, Juni 2021

181
SAFWANPensiunan ASN, Pegiat Literasi,
Pendiri & Pengelola Pondok Baca d’Piyalun, Pangkalan Bun,
Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah

182 | Samudra Ekspresi
DAHAGAMUKarya: Safwan
Desak jiwaku ingin bertamu Bertumpuk melayang bersama waktu Di tengahmu akan hadir rindu Kuyakin kau menunggu
Jalan ragu mengiringiku Apakah kau menyambutkuSaat aku kurang laku Karena tergerus waktu
Walaupun tersipu keluar sembunyimu Senyummu ragu menyambutku Satu, satu, berebut menyerbu Hadirku terpasung bersama hausmu
Pangkalan Bun, Juni 2021

Samudra Ekspresi | 183
JANGAN ABAIKAN AKUKarya: Safwan
Hiruk-pikuk peradaban menepisku Aku tergerus waktu Dibujuk rayumu aku kurang laku Aku teronggok kaku, membisu ditemani debu
Namun, aku adalah aku, yang tak luntur oleh waktu Penunggu yang tak tumbang diterjang waktu Kau tahu, aku adalah pintu Yang selalu terbuka menuntunmu
Pangkalan Bun, Juni 2021


185
MAMUK SLAMET MARWANTO Salesman, Penulis Puisi,
Depok – Sleman – DI Yogyakarta

186 | Samudra Ekspresi
GUNDAHKarya: Mamuk SMPA
Ketika angin lembah membawaku kemariKuterpaku di hamparan sawah dan pematang salak pondohSambil sesekali kulihat burung Anis merah yang mulai langkaBerkicauan dari ranting satu ke ranting yang lain Begitu indah berbagi kegembiraan denganku yang sedang termangu
Turi, 04 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 187
INTROSPEKSI DIRIKarya: Mamuk SMPA
Kutenggelam dalam rangkaian kata-kataKueja satu-persatu aksara ha na ca ra kaDa ta sa wa laPa dha ja ya nyaMa ga ba tha ngaDalam kesunyian hening malamDi kesendirian keterasingan langkahkuDalam memahami kenyataan kehidupan iniYang semakin hari tak habis-habisnya kusesaliKenapa aku pernah mengingkari diriku sendiriAlhamdulillah Allah SWT segera memperingatkankuKeluar-masuk rumah sakit menahan derita tak terperiSemoga pengingkaran ini Menjadi pelajaran negeri yang kukagumi sepenuh hati
Semarang, 03 Juni 2021

188 | Samudra Ekspresi
LITERASIKarya: Mamuk SMPA
Tak terasa sudah siang amat teriknyaDadaku bergelombang ditempa waktuBergemuruh penuh nafsu dan ambisiMerangkai kata memuja asmaraBagaimana li yang tanpa terasiBagai gpmb yang tanpa bukuBagaikan langkah-langkah yang tanpa arah dan tujuanMarilah kita satukan janji setia Serta pemurnian niat tulusUntuk saling memberi dalam mengembangkan literasiAgar selalu bergerak di setiap perubahanTanpa lelah tanpa nggresahApalagi penuh dengan keluh-kesahTersenyumlah...
Masjid Agung, Sleman, 05 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 189
NYANYIAN SIANG HARIKarya: Mamuk SMPA
Dan terjagalah aku dari sebuah mimpiMimpi-mimpi yang selama ini kuhidupiTanpa kusadari dalam alam bawah sadarkuTanpa kusengaja berkembang dengan sendirinyaBagai kembang bermekaran di sore hariWarna-warni memikat hati tanpa menyakitiBagai pelangi bersanding penuh misteri
Tak terasa kumandang adzan terdengar sayup-sayupSegera bergegas tancap gas berburu dengan waktuAgar tak tersendat, tercekat dalam kerongkongan iniPuja dan puji janganlah hanya dalam janjiPerlu dikerjakan dengan laku dan lelaku kesungguhan hatiAgar terus terhubung berkesinambungan dengan Sang KhalikSeiring perjalanan sang waktuDi setiap sudut keadaan kehidupan kita sehari-hari
Masjid Agung, Sleman, 03 Juni 2021

190 | Samudra Ekspresi
KAN KUSAPAKarya: Mamuk SMPA
Kusapa dirimu dan dirinya penuh pesonaKusapa Sang Pencipta dengan do’a yang menggema Kusapa semilir angin yang lembut berbisik di daun telingaku dari balik jendelaKusapa Tuhanku dengan penuh kelembutan dalam kepatuhan yang tulus
Kusapa semburat mentari penuh kehangatanKuhirup napasku dalam-dalam penuh tarikan rasa syukurKusapa air dengan mengguyurkan ke seluruh tubuh ini Kusapa hari ini dengan melangkahkan kaki menuju tanggung -jawabku sebagai lelakiDengan ringan penuh semangat melakukan pekerjaan
Nologaten, 05 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 191
MEMBACAKarya: Mamuk SMPA
Kubaca kalimat-kalimat ituKucermati baris demi barisKutelaah kata-kata sampai ke aksaraHingga huruf per hurufTernyata selalu ada persambungan- persambungan yang membawa kebenaran dan keindahan
Tapi juga...Bisa saja menimbulkan pertengkaran-pertengkaran Apabila tidak jeli dalam melihat dan memahami kata-kata Karena bisa jadi kalimat kebenaran yang ia tulis saat ituMenjadi salah setelah selesai menyelesaikannyaKarena kebenaran berkembang sesuai dengan ruang dan waktu Tapi kalau keindahan pastilah akan menyejukkan Sekaligus, merekatkan kebersamaanKarena dia universalEssensi dari kebenaran juga kekhusukkan
Nologaten, 05 Juni 2021

192 | Samudra Ekspresi
TARIAN PENAKarya: Mamuk SMPA
Senja sore hari yang datang menjemputkuSetelah seharian bekerja di atas rodaDi batas cakrawala Kulihat lambaian tangan-tangan kecil menari-nariMembuatku terkesima dalam bayangan waktu
Dengan gemulai membawa pena menari-nariUntuk menuliskan cerita cintaDi langit-langit semesta dirinyaMenggambarkan isi hatinyaTentang hari ini, esok dan lusaBahwa hidup ini tidaklah mudahSemudah kita menuliskan kata-kataAtaupun merencanakan kehidupan kitaApalagi tinggal di zona aman dan menyenangkan
Terus bergerak, terus melangkahBerkarya dan bekerja Terus membacaBaik yang tersurat maupun yang tersirat
Nologaten, 05 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 193
RINDU BACAKarya: Mamuk SMPA
Ingin kutuliskan sebuah syair kerinduanKerinduan tentang gemar membacaMembaca buku, membaca keadaanSerta membaca alam sekitar kita
Dengan membaca membuka wawasan kitaDengan membaca dapat melakukan hipotesa-hipotesa Dengan membaca menumbuhkan pengetahuan kitaDengan banyak membaca akan melahirkan kepenulisan kita Aku jadi rindu masa kecilkuBikin layang-layangkereta-keretaan dan senapan dari batang kembang tebuAtau bikin egrang untuk menyeberangi sungai Dan bermain sepak bola bersama teman-teman Hemm...Sungguh indah mengenangkan masa kecilku
Jogoyudan, 05 Juni 2021

194 | Samudra Ekspresi
SRIKANDI LEMBAH TIDARKarya: Mamuk SMPA
Di tengah bincang-bincang siang hariKutemukan Mutiara PertiwiDengan semangat literasiKau bangun pondasi kokoh berdiri
Meski diterjang awan panas dan lahar dinginSemangat dan cipta citamu tak bergeming diseret arusWalau kadang hampir tenggelam
Tapi kau mampu bangkit dan semakin berkibar
Sapta pesona literasi yang engkau cetuskanSerta tanamkan dalam keyakinanmuMembuatku terkagum-kagum melihat kiprahnya
Karena bersama kesulitan bersama pula kemudahanDan waktu telah banyak membuktikan kata-kata itu
Kalasan, 07 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 195
BUKU-BUKU DIRIMUKarya: Mamuk SMPA
Kubuka kancing-kancing itu satu-persatuKulucuti tabir gelap yang menyelimutiKupandangi putih mulus tubuhnyaDan kunikmati lekuk-lekuk keindahanmu penuh rindu
Dari Ha Na Ca Ra sampai KaDari Ma hingga NgaMau ngapain kitaMengapa kita diada-adakanMengapa kita diperjalankanMengapa kita unik satu sama lainnya
Sehingga sampai berjuta-jutaBahkan bermiliar-miliar keunikanYang saling melengkapi serta menguatkan
Menjadikan keindahan yang luar biasaMengagumkan...Jika disandingkan...Dengan mesra... tanpa cela
Nologaten, 09 Juni 2021 06.09

196 | Samudra Ekspresi
SYAIR KERINDUANKarya: Mamuk SMPA
Kubuka lembaran-lembaran ituSeperti permintaan dan keinginanmuKucermati barisan kata-kata ituDan kubaca kalimat-kalimatmu
Tak satupun yang kumengertiTak sepatah katapun dapat kumaknaiSelalu saja ada yang mengganjal dalam hatikuMengusik serta merecoki pemikiranku
Sehingga aku gagal memahamimuTertatih-tatih untuk jalan bersamamuBuyar sudah rencana yang sudah tertata rapi
Bait-bait syair kerinduanTentang ketenanganTentang kebersamaanKenyamanan juga keindahan
Nologaten, 09 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 197
MENCOBA MEMAHAMIMUKarya: Mamuk SMPA
Telah kubaca isi hatimuDan kucoba memahamimuKeseharianmu, langkah-langkahmuDalam memaknai kebersamaan ini
Memaknai kehidupan ini, sertaMenjalaninya dengan penuh kesungguhan
Ternyata jauh berbeda dari keinginankuBagai bumi dan langit yang takkan pernah bersatuSecara linier
Padahal sesungguhnya mereka saling melengkapiDan selalu bersama di setiap waktu perputaran kehidupanSaling berkelindan satu sama lainnyaTiada henti dalam keseimbangan
Sungguh aku merindukan syair keindahan ituTernyata aku masih harus lebih luas, lebih dalam Serta lebih panjang

198 | Samudra Ekspresi
Menggunakan jarak pandangkuDalam melihatmu, memahamimu
Bukannya dengan kesempitan dan kedangkalanSerta cekaknya pemikiranku dalam memandangmuBukannya harus sesuai keinginan-keinginankuDalam memahamimu
Nologaten, 10 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 199
CATATAN PERJALANANKarya: Mamuk SMPA
Bangunlah wahai anak-anakkuMentari telah hadir dengan senyum penuh seriMenyelusup serta menerangi dunia tanpa pamrihTersembul hangat dari peraduannyaMenyelimuti celah-celah bilik anyaman bambuSegeralah bangun dari tidur pulasmuSegeralah bergerak mengisi hari-harimu
Karena rainassan akan membungkammu Perlahan tanpa kau sadariRevolusi roda, revolusi industriHingga revolusi digital telah datangBagai banjir bandang peradaban
Kokohkan pribadi ksatriamuTeguhkan keyakinanmuTemukan kesejatianmuLuaskan kesadaranmu
Bahwa engkau makan dari hasil panenanSawah ladang Nusantaramu

200 | Samudra Ekspresi
Dan engkau minumpun dari air telaga warna NusantaraSerta engkau warnai sayur-mayur NusantaramuDengan cita-rasa rempah-rempahnya
Kembangkan nalurimu karena itu fadillahmuIjtihad terus-menerus dengan karyamuDan landasi ilmumu dengan spiritual yang mendalam, meluas, memanjangAgar kesejatianmu tak tercerabut dari akar asal-muasalmu
Kalasan-Morangan, 09 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 201
TULISAN IMAJINERKarya: Mamuk SMPA
Revolusi digital datang dengan derasnyaAkan menggilas berbagai itikad konvensionalSerta menenggelamkan segala kondisiYang berdiri bimbang apalagi sempoyonganTak menancapkan akar kehidupannyaDengan kokoh dan semakin dalam
Melakukan segala sesuatu tanpa perhitungan dan kejelasanHanya anut-grubyuk penuh keraguanYang tak jelas juntrungnyaAkan tergilas peradaban jaman
Morangan-Cebongan, 09 Juni 2021

202 | Samudra Ekspresi
KUDA HITAMKarya: Mamuk SMPA
Tarik-tarik kekang kendali kuda hitamkuBerlari kencang menembus batasKunikmati berserabutnya angin liarTerterabas kecepatan
Sambil menyapakuMengingatkan tuk selalu bersemangatDisetiap waktuMengisi hari-hari penuh makna
Dengan berkarya dan bekerjaMenulis tentu sajaApalagi membacaPenuh sendau-gurau bersahaja
Godean, 09 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 203
MULTI TALENTAKarya: Mamuk SMPA
Kebanyakan putra-putri NusantaraBegitu banyak talenta yang dimilikinyaApalagi sumber daya alamnyaHayatinya, serta segalanya
Dengan sering membaca alam, serta lingkungannyaMenjadi terampil mengerjakan apa sajaTumbuhkan rasa percaya dirimu yang pernah hilangBangunlah kembali rasa itu
Bacalah sastra para pujanggaKan kau temukan betapa agungAdi-luhungnya peradaban nenek-moyangmu
Bacalah sejarah panjang merekaTeruskan ketersambungan dari sejarahnyaMaka engkau bukan lagi menjadiBayi tabung merekaBayi tabung bangsa-bangsa manca
Nologaten, 10 Juni 2021

204 | Samudra Ekspresi
KUDA PUTIHKarya: Mamuk SMPA
Kuistirahatkan kuda hitamku dari diriku
Bukannya bosan, atau sudah tak bertenaga
Tapi hanya kupindahkan ke teman baruku
Agar kelak dapat membaca perjalanannya
Untuk menjadi semangat kerjanya
Serta acuan dalam berkarya
Baik pekerjaan maupun kepenulisan
Sekarang kuhela kuda putihku
Dengan perlahan serta bersahaja
Untuk adaptasi timbang-rasa
Agar menyatu ruh dan jiwaku bersamanya
Bagaimanapun juga kau adalah kuda putih pacuan
Kuelus lehermu penuh kasih-sayang
Kusapa matamu dengan hati yang lembut
Dan kubelai rambutmu penuh cinta

Samudra Ekspresi | 205
Dan kulihat kaki-kaki yang kuat seperti kuda Sembrani
Yang akan mendukung dan membersamaiku
Disetiap perjalanan panjang kehidupan
Terus berlari menyambut janji
Sampai batas waktuku
Kan tetap bersama
Dalam suka maupun duka
Tetap setia dalam keindahan
Randugunting, 10 Juni 2021

206 | Samudra Ekspresi
MENYAMBUT JANJIKarya: Mamuk SMPA
Pagi yang sejuk hari iniDiselimuti kabut tipisSisa dingin malam
Kusibak perlahanDalam mencari karunia-NyaKuayunkan langkah-langkah kecil iniPenuh harap-harap cemas
Selain-Nya siapa yang dapat menentukanYang bisa kita lakukan hanyalahSekedar mengusahakan penuh kesungguhan
Dan terpenting sudah disangkan-paraniSelanjutnya terserah Dia
Silahkan bertebaran di muka bumiDalam rangka menyambut janji
Demangan-Randugunting, 11 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 207
MENYAMBUT JANJI KE 2Karya: Mamuk SMPA
Rintik hujan pagi iniMembuatku syahdu di peraduanMenuliskan kata merangkai maknaMembingkai asa dalam cakrawala pandang
Masihkah ada hari esok yang kujelangTuk merajut selimut yang koyak
Hanya senandung kecil menuju tetesan air hujanTuk kembali menyambut janji
Nologaten, 12 Juni 2021

208 | Samudra Ekspresi
SUASANA HATIKarya: Mamuk SMPA
Sudah empat belas hariTanpa kata-kataApalagi canda-ria mewarnai suasana
Hanya muka masam dan cemberutKau hidangkan dalam tatapan
Tak pernah jelas apa yang engkau inginkanAku bimbang dalam kepalsuan
Ah... bagaimana aku berjalanDalam keseimbangan
Aku ambil airUntuk wudlu sebentarMembersihkan hati serta akal pikiran
Nologaten, 12 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 209
KUDA HITAM 2Karya: Mamuk SMPA
Wahai kuda hitamkuTernyata suratan kehidupanKau tetap harus bersamaku
Entah tutur apa yang berkembang di sekitarmuHingga kau selalu mengikutiku
Seolah tanpaku kau merasa senduMerindu disetiap waktu yang datang menjemputmu
Ah...akupun begituMeski pernah ada luka diantara kitaYang membuatku lupa akan dirinyaMengisi hari-hari penuh dengan kesibukan yang padat
Ah... entah mengapaPerasaan itu masih tetap adaDan kujaga tanpa kusengajaTanpa kusadari jua
Kalasan-Rejodani, 12 Juni 2021

210 | Samudra Ekspresi
DUET BERSAMAKarya: Mamuk SMPA
Kebersamaan sore ini sungguh menakjubkanMenulis puisi, menggubah laguUntuk dinyanyikan bersamaAku pegang kata-kata dan adikkupun mulai petik gitarnya
Satu dua dan tiga, satu dua dan tigaDo re mi fa sol, do re mi fa solBegitulah bunyinyaPenuh kegembiraanPenuh persaudaraan
Semoga bermanfaatSemoga dapat menghibur banyak orangBegitulah pintaku, begitulah harapankuSemoga menjadi senandung malam
Nologaten, 12 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 211
MENYAMBUT JANJI KE 3Karya: Mamuk SMPA
Sudah kutuliskan berbaris-baris tentangmuSudah kuukir setiap kalimatmu dalam perjalanankuTak pernah merasa lelah pencarianku dalam menemukanmu
Karena hanya dengan begitu hatiku kan merasa tenangKarena hanya dengan begitu hidupku kan penuh artiKarena hanya dengan begitu kejelasan tujuan kehidupan kan terjaga
Kekhawatiran dan kegelisahan tentu saja pernah menghinggapiMerasa gagal dalam kesedihanpun tentu saja juga pernah kualamiItu manusiawi...
Yang terpenting adalah bahwa tujuan dan impianHarus tetap diujudkan dan diusahakanSecara terus-menerus tanpa hentiJangan pernah menyerah dalam kebimbanganUntuk menyambut Janji
Nologaten, 13 Juni 2021


213
TITIEK SETYANINama pena Titiek Setya, Pembina FLP Cabang Blitar, Ketua PPMI Blitar
Raya. Penyiar Radio AsaFM, Ketua 2 GPMB Kota Blitar,
Pengajar Bahasa Inggris di UPT SMPN 1 Kanigoro dan UPBJJ UT Malang Jawa - Timur

214 | Samudra Ekspresi
SAMA HINGGA AKHIR HAYATKarya: Titiek Setya
Perempuan bersenyum memukau itu memasang jeratMenebar pesona dengan kekuatan rasa Melayani meski dia telah bersuami Melepas hasrat meraih nikmatDi atas keranda biduk pernikahan masing-masing
Tali pernikahan terurai lepas dengan alasan yang terulasBenar atau tidak siapa peduliCinta telah menjadi raja pada diriOetari pergi Sanusi menyerah pasrah Pada kekuatan cinta mereka
Melangkah di kehidupan yang berat penuh tempaanUang tak ada belajar terus berjalanInggit setengah baya berjuang menutup semua dengan kaki dan tangan ringkih Menghias sejarah
Menemani, menjaga dan menguatkanBerpindah sari satu pembuangan

Samudra Ekspresi | 215
ke pembuangan hingga berakhir di BengkuluDua puluh tahun menemani hilang arti Di balik senyum manis FatmawatiInggit tak sanggup berbagi diapun pergi
Luka rasa salah mengejar bak bayangan di siang hari Tak lepas meski seinciKaki melangkah mencari belahan hati meski hanya untuk berucap maaf berharap kembali
“Tidak usah meminta maaf KusPimpinlah negara dengan baikSeperti cita-cita kita dahulu di rumah ini”
“Negara kita iniUntuk kita semuaUntuk seluruh rakyat Dan, untuk seluruh keturunan bangsa kita”
Dia kembali dalam beda ikatan, namun sama hingga akhir hayat.
Blitar, 01 Juni 2021

216 | Samudra Ekspresi
PERJALANAN PANJANGKarya: Titiek Setya
Kisahku bak pelangi di senja hariMerah, jingga, kuning, hijau,biru, nila dan unguBerlapis indah menawan hatiTerjalin rapat menyatu
Senja temaram, pelangi hilang tertelan malamAku terseok, tertatih mencari dekap rembulanHasratku penuh, harapku tiada terbenamBulan menghilang putus harapan
Terseok berjalan tertatih-tatihHela nafas tersengalMata batin merintihAkankah jiwa terpenggal?
Lelah menanti datangmu sang rembulanHingga dipenghujung malam tibaBolehkah aku mengukir impianMungkinkah esok mentari ‘kan tiba
Blitar, 21 Maret 2021

Samudra Ekspresi | 217
DILEMAKarya: Titiek Setya
Maju, mundur atau jalan di tempatHasrat yang patah terpotong zamanInginku terbang mengangkasaTapi sayap ini patah berserakAtau aku harus hentikan?Hapus segala niat berkembangDiam membisu di sudut bibirHati meronta tiada berakhirAhh...Biarlah kutapakiJalan beronak pasti ‘kan berakhirHarap membumbung sirnakan raguMajuMundur...MajuMelajuSemu
Blitar, 28 Mei 2021

218 | Samudra Ekspresi
KEPADA SEJENGKAL TANAH MERAHKarya: Titiek Setya
Sejengkal tanah merahBasah oleh rerintik hujan Diiring tetes air mata duka kehilangan pengantar jenazah
Masih terbayang jelas Lemah gemulai indah Langkah dalam setiap malam
Bau pengharum semerbak dari seluruh tubuh menebar pesonaMerah membara gincuHingga ranumnya pemoles pipi pengikat jiwaSatu per satu berlapis bergerak perlahan Bak lembaran film berjalan
Kepada sejengkal tanah merah Jidat merapat dalam setiap tangis berserah
Pasrahkan jiwa dan raga dalam penilaian illahi

Samudra Ekspresi | 219
Di mana dia datang dan kembaliHitam putih garis kehidupan tersulam indah takkan terhapusBeratus anak jalanan berdukaKehilangan dewi penyelamat kehidupanTerkubur dalam sejengkal tanah merah.
Blitar Subuh, 03 Juni 2017, 03 Juni 2021

220 | Samudra Ekspresi
JERITAN EMAK DI SEBERANGKarya: Titiek Setya
Kering sudah peluh ini terperahTinggal puing lelah berantaiHancur sudah badan ini tergadaiDalam impian yang membumbung tinggi dan punahLuluh lantak jiwa ini tertaliKurun waktu yang tiada hentiTanpa batas, tanpa tepiTautkan jiwa ragaDalam kontrak kerjaCacian silih bergantiHinaan tiada hentiDalam napas tersisaAdakah pesan ini ‘kan sampaiTegakah kau menari di atas lukaBara siksa api duniaHanya harap ‘kan tersisaMenghantarkan engkau berjayaTak terpuruk seperti emak
Blitar, 05 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 221
BUNGA DESAKarya: Titiek Setya
Kau ‘tak lagi bodoh seperti duluMungkin engkau telah melewati takdirWajah yang dulu lugu pupusBerganti gincu mewarnai bibir
Langkah gemulai penuh pesonaKemolekanmu bak harta tak ternilaiTapi engkau lupa akan kodrat wanita
Jika ada pengingat jiwaKembali, jalani nilai hakikiSenyampang ada waktu tersisaBenahi sucikan diri
Jalan terjal ‘kan selalu siap menghadangAkankah kau mampu laluiBunga Desa dambaan jiwa melenggangDunia, akhirat ‘kan kau gapai
Blitar, 17 Juni 2017, 07 Juni 2021

222 | Samudra Ekspresi
SEPIKarya: Titiek Setya
Malam kelam takkan hadirkan rasaHilang bayangmu menuai laraIngar-bingar alam tertelan sepiPedih perih ‘tak berperi
Menarilah di atas duka nestapaTertawalah puaskan jiwaKan kusulam hati tercerai beraiDalam rajut Ilahi Robbi
Hati berserah pasrahkan ragaAtas segala kehendak-NyaSepi takkan matikan diriPun penghantar ke altar suciSendiri
Blitar, 05 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 223
HENINGKarya: Titiek Setya
‘Kan kucari hening yang beningKeseimbangan jiwa dan ragaPelantun kidung duniaPengejar ada setelah tiadaAkankah ada di sudut malam kelamAtau terselip di antara senyum mentariAku ‘kan terus berlariMencari dan mencariMana bisa kujumpaBila hanya di dalam diriHening, beningDalam peluk-MuAbadi
Blitar, 06 Juni 2021


225
ALID FARIPegiat Literasi dan Kopi, Nadir Syndicate,
Kab. Kotawaring Barat – Kalimantan Tengah

226 | Samudra Ekspresi
YANG TERJADIKarya: Alid Fari
Sebelum sore berhenti menetes dari bubuk-bubuk langitdan yang tersisa hanya temaramHendak ke mana lagi kita menebar jala?
Sebelum kaladi seperdua tigapuluhatau sesudah bubuk kopi menyentuh dasar cangkir lalu malam tak lagi bisa kau nikmati Sampai renta kita menjajakan kata-kataberbagai macam rupanyaAda yang warna-warni, monokrom,bahkan menyala dalam gelap Redup dalam nyalaGelisah berbunga larik
Kaupetik satulalu kaupetik seribulalu kaulemparkan saja ke sudut kamar

Samudra Ekspresi | 227
ke perempatan lampu merah, ke selokanTak ada wanginya, Katamu
Sebelum beku malam lumer sampai bau masam kata menjajakan kita-kitaberbagai warna warninyaAda yang rupanyaternyata macam-macambahkan monoton Tapi, belum saja kata-kita dapat dijerat mata-kota.

228 | Samudra Ekspresi
KITA SEPASANG KECEWAKarya: Alid Fari
Kereta sudah berangkatTanda asapnya siap kauhirupBibirku sudah siap kaukecupMinumlah dari air mataku, karsa.
-- Sudah berapa kecewa kauciptaDemi senyum satu jiwaYang ternyata serta-mertaSerta-merta citaPorak-poranda butaHancur-lebur, kita
Jendela yogyakarta Seketika tirai kutepiskan Semburat sejuk surakartaMenghempas lelapku
Kau dan aku bukan lagi sebuah bangga

Samudra Ekspresi | 229
Bibirnya kukecup Sementara kejam resahku Menyiksamu memaksa mengakuMengakulah!
-- Berdarah-darah lembaranmuSaatnya kaupakai baju
Mungkin besokAtau subuh lusaKetika ribuan pendosa Menjelajahi tubuhmuYang sudah kuberi tanda di situSudah berapa kecewa? Mengakulah.!


231
NURCHASANAH Pegiat Literasi,
Guru di Kementerian Agama Kab. Cilacap – Jawa Tengah

232 | Samudra Ekspresi
BU GURU KANGEN NAKKarya: Nurchasanah
Meja kursi kecil bertumpuk di pojok kelas
Gulungan karpet terbungkus rapat
Hiasan dinding berselimut debu
Lantai keramik hijau tak lagi mengkilat
Bu Guru Kangen Nak
Kapan lagi kunikmati gelak candamu?
Kapan lagi kudengar tangisanmu?
Kapan lagi ada rengekan berebut minta dipangku ?
Dan kapan lagi ada usapan ingusmu di bajuku?
Hari berganti pekan
Bahkan pekan berganti bulan dan tahun
Belum ada alarm penanda
Kapan bisa memelukmu erat
Bu Guru Kangen Nak

Samudra Ekspresi | 233
Tangan mungilmu
Memegang erat benda pipih itu
Kau tekan tombol-tombolnya
Kau rekam suara manjamu
Kau bilang, bu guru kapan sekolah lagi?
Bu Guru Kangen Nak
Anakku..
Saat ini, jarak kita terhalang layar bening
Bu guru hanya bisa menyentuh wajahmu dalam layar kaca
Kangen yang menggunung kapan terkuak
Ya Allah
Rasa kangen anak-anak sudah tak terbendung
Kami mohon
Semoga wabah ini segera berakhir.. Aamiin
Dan kami bisa berpelukan lagi.. Aamiin

234 | Samudra Ekspresi
BALITA MEMBACAKarya: Nurchasanah
Jari mungilmu mengambil kursiKau tarik kursi dengan berbagai gayaAlhamdulillah, akhirnyaKursi sampai ke rak bukuDengan hati-hati kau naik kursi untuk mengambil buku
Kau ambil satu buku yang covernya warna warniLalu kau turun dari kursi dengan penuh hati-hatiKau duduk di lantaiKau pandangi buku yang penuh gambar
Jari mungilmu membuka bukuLembar demi lembar Dan bibirmu komat kamitTerkadang bibirmu tersenyumTerkadang bola mata sipitmu terbelalak
Satu buku sudah kau lahab habis nakKau buka semua halamanDengan lantangnya bibirmu membaca mantera

Samudra Ekspresi | 235
Itulah fase membaca pada usiamu nakDari mulai membuka bukuMembolak balik lembaran bukuKomat kamitnya bibirmu memamerkan kelihaianmu Meski kau belum tahu huruf per huruf
Tetap semangat anakkuSatu saat akan tiba Dirimu benar-benar mampu mengejaSatu saat nanti kamu akan mampu membaca isi dunia


237
JAMILLUDINAktif menulis di koran lokal,
Aktif pada gerakan Dai Jogja Menulis, Pengurus Daerah GPMB DIY

238 | Samudra Ekspresi
AKU DAN BUKU KEHIDUPANKarya : Kang Jamil
Lembaran kisah bertebaranBerisi air mata, bahagia bahkan Gelak tawaSeakan menjadi warna tanpa rupaPenuh rahasia
Berjilid cerita, berjuta rasaSeakan mencari ujung yang tak bertepiGoresan tinta yang tak terbacaBukan sekedar tatapan harapanItulah arti kehidupan
Hingga waktu menjadi laluAngin melawan arahTersadarkan tak lagi berdayaTua dalam kehampaanMencari makna kehidupan
Bantul, 11 Januari 2021

Samudra Ekspresi | 239
BACA (LAH)Karya : Kang Jamil
Bacalah ......Apapun yang tersiratTemukan makna Jadikan obat, jadikan pengingatBaca pun membawa pada zikir
Bacalah ....Apapun yang tersuratDi dalamnya ada hikmahSemakin dalam membacaKan menemukan jati diri
MakaBacalah .....
Kediri, 20 Juni 2021


241
SAIFULLAHPenulis, Pegiat Literasi, Pengurus GPMB Kab. Probolinggo
Ketua Syaikh Badri Institute dan Ketua Yayasan Kali Bambu Mandiri
Probolinggo - Jawa Timur

242 | Samudra Ekspresi
LUPA MEMBACAKarya: Saifullah
Jika Iqra’ sebagai perintah membaca Dari Tuhan kitaKita sebagai hambaMasihkah berdiam diri dalam kegelapan malamLupakah diri sebagai hamba akan perintah Tuhan-nyaMasih tak sudikah tuk membaca Jika sebagai hamba masih larut dalam halusinasi
Rugi diri Tak ada artiBaca tentu tak sekadar membacaBukan pula tak paham budaya bangsaDunia tak lagi cerahSecerah bangsa Dan cinta tanah airnya
Probolinggo, 15 Juni 2021

Samudra Ekspresi | 243
KALI BAMBU BERSIMPUHKarya: Saifullah
MerundukMelambai-lambai Daun bersujud bersajadahkan bumiAir kali pun bersahut-sahutan kecilMenengadah pada Ilahi RobbiDi sekeliling nan sepiKala angin menyentuhnyaLembut rasa tak luput sentuhan jiwaPepohonan pun bergoyang-goyangKali Bambu dulu dan kiniMenyegarkan filosofi kehidupanDekapan tangan berkolaborasi dengan alam Kali Bambu menyapa dalam lamunan dan harapanHingga suara serakDoa telah kupanjatkan


245
BAYU S DPegiat Literasi
Pangkalan Bun, Kab. Kotawaringin Barat – Kalimantan Tengah

246 | Samudra Ekspresi
HANGAT UFUK BARATKarya: Bayu S D
Tenggelam akhirnya Diselimuti tanya Bisakah aku memeluknya Walaupun hanya bias belaka
Semoga saja bertemu lagi secerah purnama Akankah seindah waktu itu ? Saat aku tak mengerti sebuah tresna Semoga, tetap indah lembayung senja

247
ARIF HIDAYAT ASN Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab. Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta

248 | Samudra Ekspresi
AKU HANYA MANUSIA BIASAKarya: Arif Hidayat
Maaf saudara-saudaraBukanlah seorang pujanggaYang pandai merangkai kataYang diobral pada kaum wanita.
Aku hanya manusia biasaYang tak bisa berpura-puraYang tak mampu sampaikan rasaKarena mencintainya cukup buatku bahagia.
Tempel, 05 Juni 2021ABG (Anake Bakul Genteng)

Samudra Ekspresi | 249
CINTAKU BERSEMI SAAT ERUPSI MERAPI
Karya: Arif Hidayat
Posko Relawan kala itu menjadi saksi,
Saksi rasa cinta yang tumbuh dalam hati,
Cinta pada seorang gadis yang tak layak untuk dipacari,
Tapi sangat tepat untuk dijadikan seorang istri,
Waktu berjalan hari terus berganti
Kucoba memperkenalkan diri dengan berat hati,
Kudatang ke rumahnya sekedar bersilaturahmi,
Tapi dia tetap sembunyi hanya ayah yang menemui,
Siang malam ku lalui,
Hujan panas ku hadapi,
Demi bidadari pujaan hati,
yang membuangku dari sunyi sepi
Banyak yang datang ungkapkan rasa sayang,
Tidak buatku.. yang datang untuk meminang,

250 | Samudra Ekspresi
Nikmat mana lagi yang kau dustakan,
ketika dia dan keluarga menerima lamaran,
misteri dua bulan tak terpecahkan,
akhirnya kini muncul sebuah jawaban.
Tanggal sebelas
Bulan sebelas
Dua Ribu sebelas
Dia menerimaku dengan ikhlas
Tak selamanya musibah membawa masalah,
Erupsi Merapi memberiku sebuah berkah,
Menghadirkan istri yang solehah,
Mendampingiku membentuk keluarga sakinah.

251
SUNARMIASN, Pegiat Literasi,
Pangkalan Bun, Kab. Kotawaringi Barat - Kalimantan Tengah

252 | Samudra Ekspresi
HADIRMUKarya: Sunarmi
Kau hadir bagai angin Tak berwarna tak berupa Tapi ada nyata
Kau hadir memporakporandakan jiwa raga Meluluhlantakkan persaudaraan pertemanan Menghancurkan perputaran roda kehidupan Kau hadir membuat kami saling curiga
Tak percaya Karenamu saudara-saudara kami terkapar Mengerang Tumbang Kapankah kau pergi Agar kami dapat hidup saling berdampingan
Pangkalan Bun, Juni 2021

253
ENNY KANNOYAPegiat Literasi, Tukang Masak Dapur Ujung Atap
Pangkalan Bun, Kab. Kotawaringin Barat – Kalimantan Tengah

254 | Samudra Ekspresi
PEREMPUAN SETUMPUK CUCIANKarya: Enny Kannoya
Aku mau jadi presiden, dan kau tertawaAku tetap mau jadi presiden, kau bisa apa? Kau terbahak, aku menyalak
Aku kusam dan membuatmu mualAku begini oleh daki keringat pada baju-baju kotormu! Aku begini karena kotormu, tuan!
Aku perempuan yang kau patahkan pensilnya, kau robek bukunya dan kau tenggelamkan dalam ember tumpukan cucian! Aku masih, tetap ingin jadi presiden.Kau mau apa?
Nanti, tak akan ada Larni lagi di rumahmuLarni yang tangannya pucat kaku oleh detergen murahanmu

255
MUHSIN KALIDAPsychowriter, Pegiat Lierasi, Direktur Yasuka Institute,
Pengurus Pusat GPMB, Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

256 | Samudra Ekspresi
MISTERI PERINTAH MEMBACAKarya: Muhsin Kalida
Kala itu
Huru hara telah melanda
Berbagai kompetisi meraja lela
Bahkan, persaingan sastra telah membara…
Maksud hati bukan menghindari
Mengasingkan diri untuk strategi
Menghindari berbagai aksi
Melintasi dan melintasi bebatuan menuju ruang sunyi
Gua Hira’… ya, di situ menutup diri dan kontemplasi
Bukan sehari atau dua hari
Tetapi, butuh berhari-hari
---
Dalam keheningan yang hening..
Tiba-tiba… suara itu…
Bagaikan gemuruh badai gurun
Bak petir menggempar berduyun-duyun

Samudra Ekspresi | 257
Semakin dekat dan semakin menembus ubun
Jiwa raga tergetar ke relung-relung
Mengiringi satu kata dahsyat yang turun…
Iqra’..!
Dia sangat terkejut
Dan terperangah...
Iqra’..! Yaa Muhammad..!
Dia gemetar, terdiam
Dan, keringat bercucuran..
Yaa Muhammad, Iqra’..!
Semakin gemetar dan tambah menggigil
Berusaha keras untuk memahami
Makna kata-kata yang dibawa sang Jibril
Ekhemmm…
1443 tahun jadi misteri
Kala itu ‘membaca’ telah landing ke bumi
Bukan sekadar gerakan literasi
Tetapi, merupakan perintah Ilahi
Jogja, 05 Juni 2021

258 | Samudra Ekspresi
RIHLAH PUSTAKAKarya: Muhsin Kalida
Ketika ada trend kata hijrah
Brandingku istilah rihlah
Ketika dibilang sering pindah
Istikharahku menanam sejarah
Ya, itulah rihlah
Rihlah itu, jalan-jalan
Rihlah itu, berpetualang
Rihlah itu, sana sini rekreasi
Rihlah itu, mencari dan thalabul ilmi
Rihlah itu, mengkaji dan meneliti
Pustaka itu, bukan sekar konsep
Pustaka itu, bukan sekedar himpunan resep
Pustaka itu, bukan sekedar praktek keilmuan
Pustaka itu, bukan sekedar perbukuan
Pustaka itu, bukan sekedar kitab dan pengkajian
Tapi, lebih dari itu

Samudra Ekspresi | 259
Rihlah pustaka itu,
bukan sekedar jalan-jalan,
Tetapi konsep sebagai pegangan
Rihlah pustaka itu…
bukan sekedar berpetualang,
Tetapi juga praktek-praktek ilmu pengetahuan
Rihlah pustaka itu…
bukan sekedar rekreasi
Tetapi wisata literasi
Rihlah pustaka itu…
bukan sekedar sana sini mengaji
Tetapi juga meneliti dan mengkaji
Tulungagung, 12 Juni 2021

260 | Samudra Ekspresi
MENULIS EKSPRESI TERDAHSYATKarya: Muhsin Kalida
Jika ada yang bertanyaKapan manusia hidup?Maka, maka jawabannya Sejak mulai berani membaca dan menulis
Membaca adalah fitrah manusiaMenulis adalah… ya, fitrah manusia jugaMisteri kata al-qalam dalam ayat-NyaBukan sekedar bermakna pena
Iqra’, bukan sekedar qauliyahAl-qalam, bukan sekedar qauliyahKeduanya tak bisa dipisah-pisah
jika ingin jadi pegiat literasi yang sempurnajika ingin menjadi pembelajar yang kaaffah Maka menulislah..!
Jika kita, bukan anak rajaJika kita, bukan anak ilmuan ternama

Samudra Ekspresi | 261
Jika kita, ingin dikenal oleh massaJika kita, ingin dikenang oleh masaMaka, menulislah..!
Andai kata Al-Qur’an tidak tertulis Jika ulama terdahulu tidak menuliskan HaditsTentu kita akan menangis histerisKarena, kita tidak akan mengenal ajaran agamaKarena, kita tidak akan mengenal akhlak Rasul-NyaMaka, Alhamdulillah, ada warisan tertulis keduanya
Kitab dan buku adalah sahabat terdekatMembaca adalah aktivitas terhebatDan, menulis adalah ekspresi terdahsyat
Jogja, 15 Juni 2015
