SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai...

38
-1- SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELINGPADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH. PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING I. PENDAHULUAN Pada Abad ke-21, setiap peserta didik dihadapkan pada situasi kehidupan yang kompleks, penuh peluang dan tantangan serta ketidakmenentuan. Dalam konstelasi kehidupan tersebut setiap peserta didik memerlukan berbagai kompetensi hidup untuk berkembang secara efektif, produktif, dan bermartabat serta bermaslahat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Pengembangan kompetensi hidup memerlukan sistem layanan pendidikan pada satuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran mata pelajaran/bidang studi dan manajemen saja, tetapi juga layanan khusus yang bersifat psiko-edukatif melalui layanan bimbingan dan konseling. Berbagai aktivitas bimbingan dan konseling dapat diupayakan untuk mengembangkan potensi dan kompetensi hidup peserta didik/konseli yang efektif serta memfasilitasi mereka secara sistematik, terprogram, dan kolaboratif agar setiap peserta didik/konseli betul-betul mencapai kompetensi perkembangan atau pola perilaku yang diharapkan. Kurikulum 2013 memuat program peminatan peserta didik yang merupakan suatu proses pemilihan dan pengambilan keputusan oleh peserta didik yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada pada satuan pendidikan. Muatan peminatan peserta didik meliputi peminatan kelompok mata pelajaran, mata pelajaran, lintas peminatan, pendalaman peminatan dan ekstra kurikuler. Dalam konteks tersebut, layanan bimbingan dan konseling membantu peserta didik untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusan dirinya secara bertanggungjawab sehingga mencapai kesuksesan, kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Di samping itu, bimbingan dan konseling membantu peserta didik/konseli dalam memilih, meraih dan mempertahankan karir untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera. Sesuai dengan arah dan spirit Kurikulum 2013, paradigma bimbingan dan konseling memandang bahwa setiap peserta didik/konseli memiliki potensi untuk berkembang secara optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang dimiliki, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggungjawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya.

Transcript of SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai...

Page 1: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-1-

SALINAN

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 111 TAHUN 2014

TENTANG

BIMBINGAN DAN KONSELINGPADA PENDIDIKAN

DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH.

PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING

I. PENDAHULUAN

Pada Abad ke-21, setiap peserta didik dihadapkan pada situasi kehidupan

yang kompleks, penuh peluang dan tantangan serta ketidakmenentuan.

Dalam konstelasi kehidupan tersebut setiap peserta didik memerlukan

berbagai kompetensi hidup untuk berkembang secara efektif, produktif,

dan bermartabat serta bermaslahat bagi diri sendiri dan lingkungannya.

Pengembangan kompetensi hidup memerlukan sistem layanan pendidikan

pada satuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan layanan

pembelajaran mata pelajaran/bidang studi dan manajemen saja, tetapi juga

layanan khusus yang bersifat psiko-edukatif melalui layanan bimbingan

dan konseling. Berbagai aktivitas bimbingan dan konseling dapat

diupayakan untuk mengembangkan potensi dan kompetensi hidup peserta

didik/konseli yang efektif serta memfasilitasi mereka secara sistematik,

terprogram, dan kolaboratif agar setiap peserta didik/konseli betul-betul

mencapai kompetensi perkembangan atau pola perilaku yang diharapkan.

Kurikulum 2013 memuat program peminatan peserta didik yang

merupakan suatu proses pemilihan dan pengambilan keputusan oleh

peserta didik yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang

yang ada pada satuan pendidikan. Muatan peminatan peserta didik

meliputi peminatan kelompok mata pelajaran, mata pelajaran, lintas

peminatan, pendalaman peminatan dan ekstra kurikuler. Dalam konteks

tersebut, layanan bimbingan dan konseling membantu peserta didik untuk

memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan

merealisasikan keputusan dirinya secara bertanggungjawab sehingga

mencapai kesuksesan, kesejahteraan dan kebahagiaan dalam

kehidupannya. Di samping itu, bimbingan dan konseling membantu peserta

didik/konseli dalam memilih, meraih dan mempertahankan karir untuk

mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera.

Sesuai dengan arah dan spirit Kurikulum 2013, paradigma bimbingan dan

konseling memandang bahwa setiap peserta didik/konseli memiliki potensi

untuk berkembang secara optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas

tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang

dimiliki, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang

memungkinkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan keputusan

secara sehat dan bertanggungjawab serta memiliki daya adaptasi tinggi

terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya.

Page 2: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-2-

Setiap peserta didik/konseli satu dengan lainnya berbeda dalam hal

kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik dan latar belakang

keluarga serta pengalaman belajarnya. Perbedaan tersebut menggambarkan

adanya variasi kebutuhan pengembangan secara utuh dan optimal melalui

layanan bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan dan konseling

mencakup kegiatan yang bersifat pencegahan, perbaikan dan

penyembuhan, pemeliharaan dan pengembangan.

Layanan bimbingan dan konseling dalam implementasi kurikulum 2013

dilaksanakan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling sesuai

dengan tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya tujuan

pendidikan nasional, dan khususnya membantu peserta didik/konseli

mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan

bahagia dalam kehidupannya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan

kolaborasi dan sinergisitas kerja antara konselor atau guru bimbingan dan

konseling, guru mata pelajaran, pimpinan sekolah/madrasah, staf

administrasi, orang tua, dan pihak lainyang dapat membantu kelancaran

proses dan pengembangan peserta didik/konseli secara utuh dan optimal

dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.

II. TUJUAN

Pedoman ini dimaksudkan untuk memberi arah penyelenggaraan layanan

bimbingan dan konseling dalam implementasi kurikulum 2013. Secara

khusus bertujuan untuk:

1. Memfasilitasi Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dalam

merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan tindak lanjut

layanan bimbingan dan konseling;

2. Memberi acuan dalam mengembangkan program layanan bimbingan

dan konseling secara utuh dan optimal dengan memperhatikan hasil

evaluasi dan daya dukung sarana dan prasarana yang dimiliki;

3. Memberi acuan dalam monitoring, evaluasi dan supervisi

penyelenggaraan bimbingan dan konseling.

III. PENGGUNA

Pengguna pedoman ini mencakup pihak-pihak sebagai berikut.

1. Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling;

2. Pimpinan satuan pendidikan;

3. Dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan

kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya;

4. Pengawas pendidikan dan pengawas bimbingan dan konseling;

5. Lembaga pendidikan calon guru bimbingan dan konseling atau

konselor;

6. Organisasi profesi bimbingan dan konseling; dan

7. Komite sekolah/madrasah.

Page 3: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-3-

IV. LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional pada satuan

pendidikan dilakukan olehtenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau

Guru Bimbingan dan Konseling. Konselor adalah seseorang yang

berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan

dan konseling dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan

Konseling/ Konselor.Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan

konseling yangdihasilkan Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan (LPTK)

dapat ditugasi sebagai Guru Bimbingan dan Konseling untuk

menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada satuan

pendidikan.

Guru Bimbingan dan Konseling yang bertugas pada satuan pendidikan

tetapi belum memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi yang

ditentukan, secara bertahap ditingkatkan kualifikasi akademik dan

kompetensinya sehingga mencapai standar yang ditentukan sebagaimana

yang diatur dalam Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor yaitu Sarjana Pendidikan

(S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus Pendidikan

Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor.

Program Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor

(PPGBK/K) menghasilkan tenaga pendidik profesional dalam bidang

bimbingan dan konseling/ Konselor. Kurikulum pendidikan profesi guru

bimbingan dan konseling sama dengan kurikulum pendidikan profesi

konselor, dengan demikian lulusan program PPGBK/K menghasilkan

pendidik profesional dalam bidang bimbingan dan konseling yang disebut

konselor atau guru bimbingan dan konseling yang dianugerahi gelar

Gr.Kons.

A. Pengertian

Pengertian beberapa istilah yang terdapat dalam pedoman ini sebagai berikut.

1. Bimbingan dan Konselingsebagai bagian integral dari pendidikan

adalah upaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam

rangka tercapainya perkembangan yang utuh dan optimal.

2. Layanan Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif,

logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh

konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi

perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai kemandirian,

dalam wujud kemampuan memahami, menerima, mengarahkan,

mengambil keputusan, dan merealisasikan diri secara bertanggung

jawab sehingga mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam

kehidupannya.

Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara langsung

(tatap muka) antara guru bimbingan dan konseling atau konselor

dengan konseli dan tidak langsung (menggunakan media tertentu),

dan diberikan secara individual (jumlah peserta didik/konseli yang

dilayani satu orang), kelompok (jumlah peserta didik/konseli yang

dilayani lebih dari satu orang), klasikal (jumlah peserta didik/konseli

yang dilayani lebih dari satuan kelompok), dan kelas besar atau

Page 4: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-4-

lintas kelas (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani lebih dari

satuan klasikal).

3. Konselor adalah pendidik profesional yang berkualifikasi akademik

minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan

Konseling dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan

Konseling/ Konselor.

4. Guru Bimbingan dan Konseling adalah pendidik yang berkualifikasi

akademik minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang

Bimbingan dan Konseling dan memiliki kompetensi di bidang

Bimbingan dan Konseling.

5. Konseli adalah penerima layanan bimbingan dan konseling pada

satuan pendidikandalam rangka realisasi tugas-tugas perkembangan

secara utuh dan optimalserta mencapaikemandirian dalam

kehidupannya.

6. Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling di satuan pendidikan

bertugas merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan

melakukan tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling.

B. Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling

1. Fungsi layanan bimbingan dan konseling terdiri dari;

a. Pemahaman yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman

yang lebih baik terhadap dirinya dan lingkungannya

(pendidikan, pekerjaan, budaya, dan norma agama).

b. Fasilitasi yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam

mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi,

selaras dan seimbang seluruh aspek pribadinya.

c. Penyesuaian yaitu membantu konseli agar dapat menyesuaikan

diri dengan diri sendiri dan dengan lingkungannya secara

dinamis dan konstruktif.

d. Penyaluran yaitu membantu konseli merencanakan pendidikan,

pekerjaan dan karir masa depan, termasuk juga memilih

program peminatan, yang sesuai dengan kemampuan, minat,

bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadiannya.

e. Adaptasi yaitu membantu para pelaksana pendidikan termasuk

kepala satuan pendidikan, staf administrasi,dan guru mata

pelajaran atau guru kelas untuk menyesuaikan program dan

aktivitas pendidikan dengan latar belakang pendidikan, minat,

kemampuan, dan kebutuhan peserta didik/konseli.

f. Pencegahan yaitu membantu peserta didik/konseli dalam

mengantisipasi berbagai kemungkinan timbulnya masalah dan

berupaya untuk mencegahnya, supaya peserta didik/konseli

tidak mengalami masalah dalam kehidupannya.

g. Perbaikan dan Penyembuhan yaitu membantu peserta

didik/konseli yang bermasalah agar dapat memperbaiki

kekeliruan berfikir, berperasaan, berkehendak, dan bertindak.

Konselor atau guru bimbingan dan konseling melakukan

Page 5: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-5-

memberikan perlakuan terhadap konseli supaya memiliki pola

fikir yang rasional dan memiliki perasaan yang tepat, sehingga

konseli berkehendak merencanakan dan melaksanakan tindakan

yang produktif dan normatif.

h. Pemeliharaan yaitu membantu peserta didik/konseli supaya

dapat menjaga kondisi pribadi yang sehat-normal dan

mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam

dirinya.

i. Pengembangan yaitu menciptakan lingkungan belajar yang

kondusif, yang memfasilitasi perkembangan peserta

didik/konseli melalui pembangunan jejaring yang bersifat

kolaboratif.

j. Advokasi yaitu membantu peserta didik/konseli berupa

pembelaan terhadap hak-hak konseli yang mengalami perlakuan

diskriminatif.

2. Tujuan layanan bimbingan dan konseling

Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu

peserta didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan

kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas

perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar,

karir secara utuh dan optimal. Tujuan khusus layanan bimbingan

dan konseling adalah membantu konseli agar mampu: (1) memahami

dan menerima diri dan lingkungannya; (2) merencanakan kegiatan

penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di masa

yang akan datang; (3) mengembangkan potensinya seoptimal

mungkin; (4) menyesuaikan diri dengan lingkungannya; (5)

mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam

kehidupannya dan (6) mengaktualiasikan dirinya secara

bertanggung jawab.

C. Asas dan Prinsip Bimbingan dan Konseling

1. Asas layanan bimbingan dan konseling

a. Kerahasiaan yaitu asas layanan yang menuntut konselor atau

guru bimbingan dan konseling merahasiakan segenap data dan

keterangan tentang peserta didik/konseli, sebagaimana diatur

dalam kode etik bimbingan dan konseling.

b. Kesukarelaan, yaitu asas kesukaan dan kerelaan peserta

didik/konseli mengikuti layanan yang diperlukannya.

c. Keterbukaan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan

dan konseling yang bersifat terbuka dan tidak berpura-pura

dalam memberikan dan menerima informasi.

d. Keaktifan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan

konseling kepada peserta didik/konseli memerlukan keaktifan

dari kedua belah pihak.

Page 6: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-6-

e. Kemandirian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan

dan konseling yang merujuk pada tujuan agar peserta didik/

konseli mampu mengambil keputusan pribadi, sosial, belajar, dan

karir secara mandiri.

f. Kekinian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan

konseling yang berorientasi pada perubahan situasi dan kondisi

masyarakat di tingkat lokal, nasional dan global yang

berpengaruh kuat terhadap kehidupan peserta didik/konseli.

g. Kedinamisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan

dan konseling yang berkembang dan berkelanjutan dalam

memandang tentang hakikat manusia, kondisi-kondisi perubahan

perilaku, serta proses dan teknik bimbingan dan konseling

sejalan perkembangan ilmu bimbingan dan konseling.

h. Keterpaduan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan

dan konseling yang terpadu antara tunjuan bimbingan dan

konseling dengan tujuan pendidikan dan nilai – nilai luhur yang

dijunjung tinggi dan dilestarikan oleh masyarakat.

i. Keharmonisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan

dan konseling yang selaras dengan visi dan misi sekolah, nilai

dan norma kehidupan yang berlaku di masyarakat.

j. Keahlian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan

konseling berdasarkan atas kaidah-kaidah akademik dan etika

profesional, dimana layanan bimbingan dan konseling hanya

dapat diampu oleh tenaga ahli bimbingan dan konseling.

k. Tut wuri handayani yaitu suatu asas pendidikan yang

mengandung makna bahwa konseloratau guru bimbingan dan

konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta

didik/konseli untuk mencapai tingkat perkembangan yang utuh

dan optimal.

2. Prinsip bimbingan dan konseling

a. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua peserta

didik/konseli dan tidak diskriminatif. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua peserta didik/konseli, baik

yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa tanpa diskriminatif.

b. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap peserta didik bersifat unik (berbeda satu sama lainnya) dan dinamis, dan melalui bimbingan peserta didik/konseli dibantu

untuk menjadi dirinya sendiri secara utuh.

c. Bimbingan dan konseling menekankan nilai-nilai positif.

Bimbingan dan konseling merupakan upaya memberikan bantuan kepada konseli untuk membangun pandangan positif dan mengembangkan nilai-nilai positif yang ada pada dirinya dan

Page 7: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-7-

lingkungannya.

d. Bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab bersama.

Bimbingan dan konseling bukan hanya tanggung jawab konselor atau guru bimbingan dan konseling, tetapi tanggungjawab guru-

guru dan pimpinan satuan pendidikan sesuai dengan tugas dan kewenangan serta peran masing-masing.

e. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam

bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling diarahkan untuk membantu peserta didik/konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan serta merealisasikan

keputusannya secara bertanggungjawab.

f. Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting

(adegan) kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya berlangsung pada satuan pendidikan, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri,

lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya.

g. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan. Penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak terlepas dari upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

h. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia. Interaksi antar guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan peserta didik harus senantiasa selaras dan

serasi dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh kebudayaan dimana layanan itu dilaksanakan.

i. Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel dan adaptif serta

berkelanjutan. Layanan bimbingan dan konseling harus

mempertimbangkan situasi dan kondisi serta daya dukung

sarana dan prasarana yang tersedia.

j. Bimbingan dan konseling diselenggarakan oleh tenaga profesional

dan kompeten. Layanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh

tenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan

dan Konseling yang berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan

(S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus

Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dari

Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan yang terakreditasi.

k. Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil

analisis kebutuhan peserta didik/konseli dalam berbagai aspek

perkembangan.

l. Program bimbingan dan konseling dievaluasi untuk mengetahui

keberhasilan layanan dan pengembangan program lebih lanjut.

D. Komponen Bimbingan dan Konseling

Layanan bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional yang

diselenggarakan pada satuan pendidikan mencakup komponen

program, bidang layanan, struktur dan program layanan, kegiatan dan

alokasi waktu layanan. Komponen program meliputi layanan dasar,

layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif, dan

Page 8: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-8-

dukungan sistem, sedangkan bidang layanan terdiri atas bidang

layanan pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Komponen program dan bidang layanan dituangkan ke dalam program

tahunan dan semesteran dengan mempertimbangkan komposisi,

proporsi dan alokasi waktu layanan, baik di dalam maupun di luar

kelas.

Program kerja layanan bimbingan dan konseling disusun berdasarkan

hasil analisis kebutuhan peserta didik/konseli dan struktur program

dengan menggunakan sistematika minimal meliputi: rasional, visi dan

misi, deskripsi kebutuhan, komponen program, bidang layanan, rencana

operasional, pengembangan tema/topik, pengembangan RPLBK,

evaluasi-pelaporan-tindak lanjut, dan anggaran biaya.

1. Komponen Program

Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan secara

keseluruhan dikemas dalam empat komponen layanan, yaitu

komponen: (a) layanan dasar, (b) layanan peminatan dan

perencanaan individual, (c) layanan responsif, dan (d) dukungan

sistem.

a. Layanan Dasar

1) Pengertian

Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan

kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka

mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang

dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian).

2) Tujuan

Layanan dasar bertujuan membantu semua konseli agar

memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan hidup, atau

dengan kata lain membantu konseli agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal. Secara rinci tujuan pelayanan ini dapat dirumuskan sebagai

upaya untuk membantu konseli agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama), (2) mampu

mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak

bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya, (3) mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan mampu mengatasi masalahnya sendiri, dan (4) mampu mengembangkan dirinya

dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dalam komponen layanan

dasar antara lain; asesmen kebutuhan, bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, pengelolaan media informasi, dan

layanan bimbingan dan konseling lainnya.

Page 9: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-9-

3) Fokus Pengembangan

Untuk mencapai tujuan tersebut, fokus pengembangan

kegiatan yang dilakukan diarahkan pada perkembangan aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini

berkaitan erat dengan upaya membantu peserta didik/konseli dalam upaya mencapai tugas-tugas perkembangan dan tercapainya kemandirian dalam kehidupannya.

b. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual

1) Pengertian

Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk

mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan

peserta didik/konseli dengan orientasi pemusatan, perluasan,

dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan

kejuruan.Peminatan peserta didik dalam Kurikulum 2013

mengandung makna: (1) suatu pembelajaran berbasis minat

peserta didik sesuai kesempatan belajar yang ada dalam

satuan pendidikan; (2) suatu proses pemilihan dan penetapan

peminatan belajar yang ditawarkan oleh satuan pendidikan; (3)

merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan

oleh peserta didik tentang peminatan belajar yang didasarkan

atas pemahaman potensi diri dan pilihan yang tersedia pada

satuan pendidikan serta prospek peminatannya; (4)merupakan

proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta

didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar serta

perkembangan optimal dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan nasional; dan (5) layanan peminatan peserta didik

merupakan wilayah garapan profesi bimbingan dan konseling,

yang tercakup pada layanan perencanaan individual.Layanan

Perencanaan individual adalah bantuan kepada peserta

didik/konseli agar mampu merumuskan dan melakukan

aktivitas-aktivitas sistematik yang berkaitan dengan

perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman tentang

kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman terhadap

peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.

Pemahaman konseli secara mendalam, penafsiran hasil

asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan

peluang dan potensi yang dimiliki konseli amat diperlukan

sehingga peserta didik/konseli mampu memilih dan

mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan

potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan

kebutuhan khusus peserta didik/konseli.

2) Tujuan

Peminatan dan perencanaan individual secara umum

bertujuan untuk membantu konseli agar (1) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu

merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial,

Page 10: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-10-

belajar, maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah

dirumuskannya. Tujuan peminatan dan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya

memfasilitasi peserta didik/konseli untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan pribadi- sosial oleh dirinya sendiri.

Isi layanan perencanaan individual meliputi memahami secara khusus tentang potensi dan keunikan perkembangan dirinya sendiri.Dengan demikian meskipun peminatan dan

perencanaan individual ditujukan untuk seluruh peserta didik/konseli, layanan yang diberikan lebih bersifat individual

karena didasarkan atas perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing peserta didik/konseli.

Layanan peminatan peserta didik secara khusus ditujukan

untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan,

dan kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik dalam sekelompok mata pelajaran keilmuan, maupun kemampuan

dalam bidang keahlian, program keahlian, dan paket keahlian.

3) Fokus Pengembangan

Fokus pengembangan layanan peminatan peserta didik diarahkan pada kegiatan meliputi; (1) pemberian informasi

program peminatan; (2)melakukan pemetaan dan penetapan peminatan peserta didik (pengumpulan data, analisis data, interpretasi hasil analisis data dan penetapan peminatan

peserta didik); (3) layanan lintas minat; (4) layanan pendalaman minat; (5)layanan pindah minat; (6) pendampingan dilakukan melalui bimbingan klasikal,

bimbingankelompok, konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi, (7) pengembangan dan penyaluran; (8) evaluasi

dan tindak lanjut. Konselor atau guru bimbingan dan konseling berperan penting dalam layanan peminatan peserta didik dalam implementasi kurikulum 2013 dengan cara

merealisasikan 8 (delapan) kegiatan tersebut. Dalam penetapan peminatan peserta didik/konseli SMTA memperhatikan data

tentangnilai rapor SMP/MTs atau yang sederajat, nilai Ujian Nasional SMP/MTs atau yang sederajat, minat peserta didik dengan persetujuan orang tua/wali, dan rekomendasi guru

Bimbingan dan Konseling/Konselor SMP/MTs atau yang sederajat. Untuk menuju peminatan peserta didik/konseli yang tepat memerlukan arahan semenjak usia dini, dan secara

sistematis dapat dimulai semenjak menempuh pendidikan formal.

Fokus perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Secara rinci cakupan fokus tersebut antara lain mencakup

pengembangan aspek:(1) pribadi yaitu tercapainya pemahaman diri dan pengembangan konsep diri yang positif, (2) sosial

yaitu tercapainya pemahaman lingkungan dan pengembangan keterampilan sosial yang efektif, (3) belajar yaitu tercapainya

Page 11: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-11-

efisiensi dan efektivitas belajar, keterampilan belajar, dan peminatan peserta didik/konseli secara tepat, dan (4) karir

yaitu tercapainya kemampuan mengeksplorasi peluang-peluang karir, mengeksplorasi latihan pekerjaan, memahami

kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif.

c. Layanan Responsif

1) Pengertian Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli yang menghadapi masalah dan memerlukan

pertolongan dengan segera, agar peserta didik/konseli tidak mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas

perkembangannya. Strategi layanan responsif diantaranya konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus

(referral).

2) Tujuan

Layanan responsif bertujuan untuk membantu peserta didik/konseli yang sedang mengalami masalah tertentu menyangkut perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Bantuan yang diberikan bersifat segera, karena dikhawatirkan dapat menghambat perkembangan dirinya dan berlanjut ke tingkat yang lebih serius. Konselor atau Guru

Bimbingan dan Konseling hendaknya membantu peserta didik/konseli untuk memahami hakikat dan ruang lingkup

masalah, mengeksplorasi dan menentukan alternatif pemecahan masalah yang terbaik melalui proses interaksi yang unik. Hasil dari layanan ini, peserta didik/konseli

diharapkan dapat mengalami perubahan pikiran, perasaa, kehendak, atau perilaku yang terkait dengan perkembangan

pribadi, sosial, belajar, dan karir.

3) Fokus Pengembangan

Fokus layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli yang secara nyata mengalami masalah yang mengganggu perkembangan diri dan secara potensial

menghadapi masalah tertentu namun dia tidak menyadari bahwa dirinya memiliki masalah. Masalah yang dihadapi

dapat menyangkut ranah pribadi, sosial, belajar, atau karir. Jika tidak mendapatkan layanan segera dari Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling maka dapat menyebabkan

peserta didik/konseli mengalami penderitaan, kegagalan, bahkan mengalami gangguan yang lebih serius atau lebih

kompleks. Masalah peserta didik/konseli dapat berkaitan dengan berbagai hal yang dirasakan mengganggu kenyamanan hidup atau menghambat perkembangan diri

konseli, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangan.

Untuk memahami kebutuhan dan masalah peserta

didik/konseli dapat diperoleh melalui asesmen kebutuhan dan analisis perkembangan peserta didik/konseli, dengan

Page 12: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-12-

menggunakan berbagai instrumen, misalnya angket konseli, pedoman wawancara, pedoman observasi, angket sosiometri,

daftar hadir peserta didik/konseli, leger, inventori tugas-tugas perkembangan (ITP), psikotes dan alat ungkap masalah

(AUM).

d. Dukungan Sistem

1) Pengertian

Ketiga komponen program (layanan dasar, layanan peminatan dan perencanan individual, dan responsif) sebagaimana telah

disebutkan sebelumnya merupakan pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli secara

langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi),

dan pengembangan kemampuan profesional konselor atau guru bimbingan dan konseling secara berkelanjutan, yang

secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik/konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik/konseli dan mendukung efektivitas dan efisiensi

pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

2) Tujuan

Komponen program dukungan sistem bertujuan memberikan dukungan kepada konselor atau guru bimbingan dan

konseling dalam memperlancar penyelenggaraan komponen-komponen layanan sebelumnya dan mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan pada satuan pendidikan.

Dukungan sistem meliputi kegiatan pengembangan jejaring, kegiatan manajemen, pengembangan keprofesian secara

berkelanjutan.

3) Fokus Pengembangan

Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang meliputi (1) konsultasi,

(2) menyelenggarakan program kerjasama, (3) berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan satuan pendidikan, (4) melakukan penelitian dan pengembangan.

Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan terselenggara dan tujuannya tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan yang bermutu, dalam

arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai bagian

integral dari sistem pendidikan secara utuh diarahkan untuk memberikan kesempatan kepada Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan kapasitas dan

kompetensi melalui serangkaian pendidikan dan pelatihan dalam jabatan maupun kegiatan-kegiatan pengembangan

Page 13: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-13-

dalam organisasi profesi Bimbingan dan Konseling, baik di tingkat pusat, daerah, dan kelompok musyawarah Guru

Bimbingan dan Konseling. Melalui kegiatan tersebut, peningkatan kapasitas dan kompetensi Konselor atau Guru

Bimbingan dan Konseling dapat mendorong meningkatnya kualitas layanan bimbingan dan konseling.

2. Bidang Layanan

Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi

perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Pada hakikatnya perkembangan tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak

dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli.

a. Bimbingan dan konseling pribadi

1) Pengertian

Suatu proses pemberian bantuan dari konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli untuk

memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat

mencapai perkembangan pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.

2) Tujuan

Bimbingan dan konseling pribadi dimaksudkan untuk membantu peserta didik/konseli agar mampu (1) memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya,

baik kondisi fisik maupun psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara

baik, (4) mencapai keselarasan perkembangan antara cipta-rasa-karsa, (5) mencapai kematangan/kedewasaan cipta-

rasa-karsa secara tepat dalam kehidupanya sesuai nilai-nilai luhur, dan (6) mengakualisasikan dirinya sesuai dengan potensi diri secara optimal berdasarkan nilai-nilai luhur

budaya dan agama.

3) Ruang Lingkup

Secara garis besar, lingkup materi bimbingan dan konseling pribadi meliputi pemahaman diri, pengembangan kelebihan

diri, pengentasan kelemahan diri, keselarasan perkembangan cipta-rasa-karsa, kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa, dan aktualiasi diri secara bertanggung jawab. Materi

bimbingan dan konseling pribadi tersebut dapat dirumuskan berdasarkan analisis kebutuhan pengembangan diri peserta

didik, kebijakan pendidikan yang diberlakukan, dan kajian pustaka.

Page 14: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-14-

b. Bimbingan dan konseling sosial

1) Pengertian

Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan

dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan

memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.

2) Tujuan

Bimbingan dan konseling sosial bertujuan untuk membantu peserta didik/konseli agar mampu (1) berempati terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial

budaya, (3) menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku, (5)

berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling

menguntungkan.

3) Ruang Lingkup

Secara umum, lingkup materi bimbingan dan konseling sosial meliputi pemahaman keragaman budaya, nilai-nilai dan

norma sosial, sikap sosial positif (empati, altruistis, toleran, peduli, dan kerjasama), keterampilan penyelesaian konflik secara produktif, dan keterampilan hubungan sosial yang

efektif.

c. Bimbingan dan konseling belajar

1) Pengertian Proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan

konseling kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki

kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga

dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya.

2) Tujuan

Bimbingan dan konseling belajar bertujuan membantu peserta didik untuk (1) menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar; (2)

memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif; (3) memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat; (4) memiliki

keterampilan belajar yang efektif; (5) memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya; dan (6) memiliki kesiapan menghadapi ujian.

Page 15: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-15-

3) Ruang Lingkup

Lingkup bimbingan dan konseling belajar terdiri atas sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang menunjang efisiensi dan keefektivan belajar pada satuan pendidikan dan sepanjang

kehidupannya; menyelesaikan studi pada satuan pendidikan, memilih studi lanjut, dan makna prestasi akademik dan non akademik dalam pendidikan, dunia kerja dan kehidupan

masyarakat.

d. Bimbingan dan konseling karir

1) Pengertian

Proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/ konseli untuk mengalami

pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri

dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.

2) Tujuan

Bimbingan dan konseling karir bertujuan menfasilitasi

perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidup peserta didik/konseli. Dengan demikian, peserta didik akan (1)

memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan; (2) memiliki

pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir; (3) memiliki sikap positif terhadap dunia kerja; (4) memahami relevansi

kemampuan menguasai pelajaran dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi

cita-cita karirnya masa depan; (5) memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan kemampuan yang dituntut,

lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja; memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional

untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi;

membentuk pola-pola karir; mengenal keterampilan, kemampuan dan minat; memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

3) Ruang Lingkup

Ruang lingkup bimbingan karir terdiri atas pengembangan sikap positif terhadap pekerjaan, pengembangan keterampilan menempuh masa transisi secara positif dari masa bersekolah

ke masa bekerja, pengembangan kesadaran terhadap berbagai pilihan karir, informasi pekerjaan, ketentuan sekolah dan pelatihan kerja, kesadaran akan hubungan

beragam tujuan hidup dengan nilai, bakat, minat, kecakapan, dan kepribadian masing-masing. Untuk itu secara berurutan

Page 16: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-16-

dan berkesinambungan, kompetensi karir peserta didik difasilitasi bimbingan dan konseling dalam setiap jenjang

pendidikan dasar dan menengah.

3. Struktur Program Layanan

a. Sistematika Program layanan. Program layanan bimbingan dan konseling di satuan pendidikan

disusun sekurang-kurangnya dengan menggunakan sistematika sebagai berikut.

1) Rasional

Perlu dirumuskan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program satuan

pendidikan. Rumusan konsep dasar kaitan antara bimbingan dan konseling dengan pembelajaran/implementasi kurikulum, dampak perkembangan iptek dan konteks sosial

budaya hidup masyarakat (termasuk peserta didik), dan hal-hal lain yang dianggap relevan.

2) Visi dan Misi

Sajian visi dan misi bimbingan dan konseling harus sesuai

dengan visi dan misi sekolah/madrasah, oleh karena itu sajikan visi dan misi sekolah/madrasah kemudian rumuskan visi dan misi program layanan bimbingan dan konseling.

3) Deskripsi Kebutuhan

Rumusan didasarkan atas hasil asesmen kebutuhan (need assessment) peserta didik/konseli dan lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai

peserta didik/konseli.

4) Tujuan

Rumusan tujuan yang akan dicapai disusun dalam bentuk

perilaku yang harus dikuasai peserta didik/ konseli setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling.

5) Komponen Program.

Komponen program bimbingan dan konseling di satuan

pendidikan meliputi: (1) Layanan Dasar, (2) Layanan Peminatanan peserta didik dan Perencanaan Individual (3)

Layanan Responsif, dan (4) Dukungan sistem.

6) Bidang layanan

Bidang layanan bimbingan dan konseling meliputi pribadi, sosial, belajar dan karir. Materi layanan bimbingan klasikal disajikan secara proporsional sesuai dengan hasil asesmen

kebutuhan 4 (empat) bidang layanan.

Page 17: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-17-

7) Rencana Operasional (Action Plan)

Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin

program bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien. Rencana kegiatan adalah uraian detil dari

program yang menggambarkan struktur isi program, baik kegiatan untuk memfasilitasi peserta didik/konseli mencapai kemandirian dalam kehidupannya.

8) Pengembangan Tema/Topik.

Tema/topik ini merupakan rincian lanjut dari identifikasi

diskripsi kebutuhan peserta didik dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir.

Pengembangan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling (RPLBK).

RPLBK dikembangkan sesuai dengan tema/topikdan

sistematika yang diatur dalam panduan penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan.

9) Evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut.

Rencana evaluasiperkembangan peserta didik/konseli

didasarkan pada rumusan tujuan yang ingin dicapai dari layanan yang dilakukan. Di samping itu, perlu dilakukan evaluasi keterlaksanaan program, dan hasilnya sebagai

bentuk akuntabilitas layanan bimbingan dan konseling. Hasil eveluasi harus dilaporkan dan diakhiri dengan rekomendasi

tentang tindak lanjut pengembangan program selanjutnya.

10) Anggaran biaya.

Rencana anggaran biaya untuk mendukung implementasi program layanan bimbingan dan konseling disusun secara realistik dan dapat dipertanggungjawabkan secara

transparan. Rancangan biaya dapat memuat kebutuhan biaya operasional layanan bimbingan dan konseling dan

pengembangan profesi bimbingan dan konseling.

b. Program Layanan

Program layanan bimbingan dan konseling disusun dan diselenggarakan sebagai berikut.

1) Program Tahunan, yaitu program layanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan mencakup komponen, strategi dan bidang layanan selama satu tahun ajaran untuk masing-

masing kelas rombongan belajar pada satuan pendidikan.

2) Program Semesteran yaitu program layanan bimbingan dan

konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester merupakan jabaran kegiatan lebih rinci dari program tahunan.

Page 18: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-18-

4. Kegiatan dan Alokasi Waktu Layanan

a. Kegiatan Layanan

Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan diselenggarakan oleh tenaga pendidik profesional yaitu Konselor

atau Guru Bimbingan dan Konseling. Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan di dalam kelas (bimbingan klasikal) dan di luar kelas. Kegiatan bimbingan dan konseling di dalam kelas

dan di luar kelas merupakan satu kesatuan dalam layanan profesional bidang bimbingan dan konseling. Layanan dirancang dan dilaksanakan dengan memperhatikan keseimbangan dan

kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, serta mensinkronkan dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan

kegiatan ekstra kurikuler.

Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan secara terprogram berdasarkan asesmen kebutuhan (need assessment)

yang dianggap penting (skala prioritas) dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan (scaffolding). Semua peserta didik harus

mendapatkan layanan bimbingan dan konseling secara terencana, teratur dan sistematis serta sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu, Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling dialokasikan jam

masuk kelas selama 2 (dua) jam pembelajaran per minggu setiap kelas secara rutin terjadwal.Layanan bimbingan dan konseling di

dalam kelas bukan merupakan mata pelajaran bidang studi, namun terjadwal secara rutin di kelas dimaksudkan untuk melakukan asesmen kebutuhan layanan bagi peserta

didik/konseli dan memberikan layanan yang bersifat pencegahan, perbaikan dan penyembuhan, pemeliharaan, dan atau pengembangan.

1) Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas.

a) Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas

(bimbingan klasikal) merupakan layanan yang dilaksanakan dalam seting kelas, diberikan kepada semua peserta didik, dalam bentuk tatap muka terjadwal dan rutin setiap

kelas/perminggu.

b) Volume kegiatan tatap muka secara klasikal (bimbingan klasikal) adalah 2 (dua) jam per kelas (rombongan belajar)

perminggu dan dilaksanakan secara terjadwal di kelas.

c) Materi layanan bimbingan klasikal meliputi empat bidang

layanan Bimbingan dan Konselingdiberikan secara proporsioal sesuai kebutuhan peserta didik/konseli yang meliputi aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan

karirdalamkerangka pencapaian perkembangan optimal peserta didik dan tujuan pendidikan nasional.

d) Materi layanan bimbingan klasikal disusun dalam bentuk rencanapelaksanaan layanan bimbingan klasikal (RPLBK).

e) Bimbingan klasikal diberikan secara runtut dan terjadwal

di kelas dan dilakukan oleh konselor yaitu pendidik profesional yang minimal berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S1)dalam bidang Bimbingan dan Konseling dan

lulus pendidikanprofesi guru bimbingan dan konseling/konselor, atau guru Bimbingan dan konseling

Page 19: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-19-

yang berkualifikasi minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan bersertifikat pendidik.

2) Layanan bimbingan dan konseling di luar kelas.

a) Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di luar kelas, meliputi konseling individual, konseling kelompok, bimbingan kelompok, bimbingan kelas besar atau lintas

kelas, konsultasi, konferensi kasus, kunjungan rumah (home visit), advokasi, alih tangan kasus, pengelolaan media informasi yang meliputi website dan/atau leaflet dan/atau

papan bimbingan dan konseling, pengelolaan kotak masalah, dan kegiatanlain yang mendukung kualitas layanan

bimbingan dan konseling yang meliputi panajemen program berbasis kompetensi, penelitian dan pengembangan,pengembangan keprofesian berkelanjutan

(PKB), serta kegiatan tambahan yang relevan dengan profesi bimbingan dan konseling atau tugas kependidikan

atau lainnya yang berkaitan dengan tugas profesi bimbingan dan konseling yang didasarkan atas tugas dari pimpinan satuan pendidikan atau pemerintah. Berikut ini

penjelasan beberapa kegiatan profesi bimbingan dan konseling yang di luar kelas.

Konseling individual merupakan kegiatan terapeutik yang

dilakukan secara perseorangan untuk membantu peserta didik/konseli yang sedang mengalami masalah atau

kepedulian tertentu yang bersifat pribadi. Dalam pelaksanaannya, peserta didik/konseli dibantu oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling untuk

mengidentifikasimasalah,penyebabmasalah, menemukan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan terbaik untuk mewujudkan keputusannya dengan penuh

tanggung jawab dalam kehidupannya.

Konseling kelompok merupakan kegiatan terapeutik yang

dilakukan dalam situasi kelompokuntuk membantu menyelesaikan masalah individu yang bersifat rahasia. Dalam pelaksanaannya, peserta didik/konseli dibantu oleh

Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dan anggota kelompok untuk mengidentifikasi masalah, penyebab

masalah, menemukan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan terbaik dan mewujudkan keputusannya dengan penuh tanggung jawab.

Bimbingan kelompok merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli melalui kelompok-kelompok kecil terdiri atas dua sampai sepuluh orang untuk maksud

pencegahan masalah, pemeliharaan nilai-nilai atau pengembangan keterampilan-keterampilan hidup yang

dibutuhkan. Bimbingan kelompok harus dirancang sebelumnya dan harus sesuai dengan kebutuhan nyata anggota kelompok. Topik bahasan dapat ditetapkan

berdasarkan kesepakatan angggota kelompok atau dirumuskan sebelumnya oleh Konselor atau Guru

Bimbingan dan Konseling berdasarkan pemahaman atas data tertentu. Topiknya bersifat umum (common problem)

Page 20: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-20-

dan tidak rahasia. seperti: cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, pergaulan sosial, persahabatan,

penanganan konflik, mengelola stress.

Bimbingan kelas besar atau lintas kelas, Bimbingan lintas

kelas merupakan kegiatan yang bersifat pencegahan, pengembangan yang bertujuan memberikan pengalaman, wawasan, serta pemahaman yang menjadi kebutuhan

peserta didik, baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar, serta karir. Salah satu contoh kegiatan bimbingan lintas kelas adalah career day.

Konsultasi merupakan kegiatan berbagi pemahaman dan kepedulian antara konselor atau guru bimbingan dan

konseling dengan guru mata pelajaran, orang tua, pimpinan satuan pendidikan, atau pihak lain yang relevan dalam upaya membangun kesamaan persepsi dan memperoleh

dukungan yang diharapkan dalam memperlancar pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling.

Konferensi kasus (case conference) merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh konselor atau guru pembimbing dengan maksud membahas permasalahan peserta

didik/konseli. Dalam pelaksanaannya, melibatkan pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi penyelesaian masalah peserta didik/konseli.

Kunjungan rumah (home visit) merupakan kegiatan mengunjungi tempat tinggal orangtua/wali peserta

didik/konseli dalam rangka klarifikasi, pengumpulan data, konsultasi dan kolaborasi untuk penyelesaian masalah peserta didik/konseli.

Alih tangan kasus (referral) adalah pelimpahan penanganan masalah peserta didik/konseli yang membutuhkan keahlian di luar kewenangan konselor atau guru bimbingan dan

konseling. Alih tangan kasus dilakukan dengan menuliskan masalah konseli dan intervensi yang telah dilakukan, serta

dugaan masalah yang relevan dengan keahlian profesional yang melakukan alih tangan kasus.

Advokasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang

dimaksudkan untuk memberi pendampingan peserta didik/konseli yang mengalami perlakuan tidak mendidik,

diskriminatif, malpraktik, kekerasan, pelecehan, dan tindak kriminal.

Kolaborasi adalah kegiatan fundamental layanan BK dimana

Konselor atau guru bimbingan dan konseling bekerja sama dengan berbagai pihak atas dasar prinsip kesetaraan, saling pengertian, saling menghargai dan saling mendukung.

Semua upaya kolaborasi diarahkan pada suatu kepentingan bersama, yaitu bagaimana agar setiap peserta didik/konseli

mencapai perkembangan yang optimal dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karirnya. Kolaborasi dilakukan antara konselor atau guru bimbingan

dan konseling dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, atau pihak lain yang relevan untuk membangun

pemahaman dan atau upaya bersama dalam membantu

Page 21: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-21-

memecahkan masalah dan mengembangkan potensi peserta didik/konseli.

Pengelolaan Media informasi merupakan kegiatan penyampaian informasi yang ditujukan untuk membuka dan

memperluas wawasan peserta didik/konseli tentang berbagai hal yang bermanfaat dalam pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir, yang diberikan secara tidak

langsung melalui media cetak atau elektronik (seperti web site, buku, brosur, leaflet, papan bimbingan)

Pengelolaan kotak masalah merupakan kegiatan penjaringan

masalah dan pemberian umpan balik terhadap peserta didik yang memasukan surat masalah kedalam sebuah kotak

yang menampung masalah-masalah peserta didik.

Manajemen Program berbasis komptensi. Dalam hal pengelolaan bimbingan dan konseling secara operasional,

kepala sekolah mendelegasikan kewenangan kepada koordinator bimbingan dan konseling sebagai tugas

tambahan yang ditugaskan kepada konselor atau guru bimbingan dan konseling yang berlatar belakang Sarjana Pendidikan (S-1) bidang Bimbingan dan Konseling dan telah

lulus pendidikan profesi guru bimbingan dan konseling/konselor, atau minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling.

Penelitian dan Pengembangan. Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dituntut menggunakan temuan-

temuan baru atau mengembangkan cara-cara baru dalam melaksanakan tugas-tugas keprofesiannya. Upaya yang dapat dilakukan antara lain melakukan penelitian mandiri,

penelitian kelompok bersama teman sejawat, penelitian berkolaboratif dengan pakar di perguruan tinggi. Proses dan hasil penelitian dan pengembangan disebarluaskan kepada

berbagai pihak melalui jurnal, forum konvensi dan forum ilmiah lainnya, rubrik media cetak maupun elektronik.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Dalam upaya memberikan layanan profesi dan pengabdian terbaik serta merespons dinamika tuntutan dan tantangan profesi,

konselor atau guru bimbingan dan konseling berusaha secara terus-menerus mengembangkan sikap, pengetahuan,

dan keterampilan melalui pendidikan dan latihandalam jabatan, studi lanjut dan aktif dalam organisasi profesi pada tataran lokal, regional, nasional, dan internasional.

b) Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di luar kelas dapat dihitung jam kerja dengan menggunakan tabel berikut ini.

Tabel 1. Perhitungan Ekuivalensi Kegiatan Layanan bimbingan dan konseling

di luar kelas dengan jam kerja.

No. KEGIATAN URAIAN PELAPORAN DURASI JUMLAH

PERTEMUAN

EKUIVALEN

1. Konseling individual,

Melaksanakan layanan konseling

Disusun laporan dan status

40 menit untuk SMTP,

1 pertemuan setara dengan 2 jam

Page 22: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-22-

No. KEGIATAN URAIAN PELAPORAN DURASI JUMLAH

PERTEMUAN

EKUIVALEN

baik peserta didik datang sendiri maupun dipanggil

konseling dan 45 menit untuk SMTA

pelajaran

20-39 menit

2 pertemuan atau 2 konseli

setara dengan 2 jam pelajaran

2. Konseling kelompok,

Melaksana kan layanan konseling kelompok

baik peserta didik datanng sendiri maupun dipanggil

Disusun laporan, dan tersedia RPLBK serta

status konseling

40 menit untuk SMTP, dan 45

menit untuk SMTA

1 pertemuan setara dengan 2 jam pelajaran

20-39 menit

2 pertemuan atau 2 Kelompok

3. Bimbingan kelompok,

Melaksanakan layanan bimbingan kelompok baik peserta didik datanng sendiri maupun dipanggil

Disusun laporan, dan tersedia RPLBK serta status bimbingan

40 menit untuk SMTP, dan 45 menit untuk SMTA

1 pertemuan setara dengan 2 jam pelajaran

20-39 menit

2 pertemuan atau 2 Kelompok

4. Bimbingan klasikal

Melaksana kan layanan tatap di kelas secara terstruktur dan terprogram secara berkelanjutan berupa asesmen kebutuhan atau materi

bidang layanan pribadi, belajar, sosial atau karir

Disusun laporan, dan tersedia RPLBK serta perkemba ngan peserta didik

2 x 40 menit untuk SMTP, dan 2 x 45 menit untuk SMTA

1 pertemuan setara dengan 2 jam pelajaran

5. Bimbingan kelas besar atau lintas kelas.

Melaksana kan layanan tatap muka dengan peserta didik 100 – 160 peserta

Disusun laporan dan dilengkapi surat/foto yang relevan

100–120 menit

1 pertemuan setara dengan 3 jam pelajaran

Page 23: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-23-

No. KEGIATAN URAIAN PELAPORAN DURASI JUMLAH

PERTEMUAN

EKUIVALEN

didik/ konseli

6. Konsultasi Memberi kan layanan konsultasi kepada peserta didik, orang tua, dan pendidik/tenaga kependidi kan dalam upaya perkembangan peserta didik/konseli.

Tersedia catatan Konsultasi

+/- 20 menit

2 pertemuan atau 2 konseli

setara dengan 1 jam pelajaran

7. Kolaborasi dengan Guru

Melaksanakan kolaborasi kerja dalam melaksanakan tugas profesi bimbingan dan konseling

Tersedia catatan Komunikasi

Menye suaikan

1 bidang studi 1 pertemuan

setara 1 jam pelajaran

8. Kolaborasi dengan Orang Tua

Melaksana kan kolaborasi dengan orang tua untuk kepentingan kesuksesan peserta didik dan tercapainya layanan bimbingan

dan konseling

Tersedia catatan komunikasi

Menye suaikan

1 pertemuan untuk orang tua dari 1 peserta didik

setara 1 jam peajaran

1 pertemuan untuk orang tua satu kelas/lintas kelas peserta didik

setara 2 jam pelajaran

9. Kolaborasi dengan ahli lain

Melaksana kan kolaborasi dengan ahli lain untuk kepentingan kesuksesan peserta didik dan tercapainya

Disusun laporan dan tersedia naskah kerjasama atau surat penugasan dari kepala satuan pendidikan

Menye suaikan

1 ahli 1 pertemuan

setara 1 jam pelajaran

Page 24: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-24-

No. KEGIATAN URAIAN PELAPORAN DURASI JUMLAH

PERTEMUAN

EKUIVALEN

tujuan layanan bimbingan dan konseling

10. Kolaborasi dengan Lembaga Lain

Melaksana kan kolaborasi dengan lembaga untuk kepentingan kesuksesan peserta didik dan tercapainya layanan bimbingan dan konseling

Disusun laporan dan tersedia naskah kerja sama atau surat penugasan dari kepala satuan pendidikan

Menye suaikan

1 lembaga 1 pertemuan

setara 2 jam pelajaran

11. Konferensi kasus,

Melaksana kan pertemuan kasus dalam upaya penyelesai an masalah yang dihadapi konselidengan melibatkan pihak lain yang relevan

Tersedia catatan /notulen Konferensi Kasus dan status penyelesaian kasus

Menye suaikan

1 kali Setara 2 jam pelajaran

12. Kunjungan rumah (home visit),

Melaksana kan kunjungan ke tempat tinggal orangtua/

wali peserta didik/konseli dalam rangka klarifikasi, pengumpulan data, konsultasi dan kolaborasi untuk pengembangan diri

Disusun laporan kunjungan rumah dan surat penugasan

dari kepala satuan pendidikan

Menye suaikan (40 – 60 menit efektif pertemua

n langsung dengan orang tua/ wali peserta didik).

1 kali Setara 1 jam pelajaran

Page 25: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-25-

No. KEGIATAN URAIAN PELAPORAN DURASI JUMLAH

PERTEMUAN

EKUIVALEN

peserta didik/ konseli.

13. Layanan advokasi,

Melaksana kan kegiatan pendampingan peserta didik

Disusun Laporan advokasi

Menye suaikan

1 kali Setara dengan 1 jam pelajaran

14. Pengelolaan papan Bimbingan

Memberi kan layanan bimbingan dan konseling melalui media papan bimbingan dalam bidang perkembangan pribadi, sosial, belajar atau karir

Tersedia dokumen dan bukti pernah dipasang dalam papan bimbingan

1 karya 1 kali (10 – 15 hari sekali)

Setara 2 jam pelajaran

15. Pengelolaan kotak masalah,

Memberi kan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan surat dari peserta didik /koseli

Tersedia bukti surat dari peserta didik/konseli dan layanan yang telah diberikan

1 mas alah

1 kali pertemuan

Setara 1 jam pelajaran

16. Pengelolaan leaflet,

Memberi kan layanan bimbingan dan konseling melalui media

leaflet bimbingan dalam bidang perkembangan pribadi, sosial, belajar atau karir

Tersedia leaflet dan bukti dibagikan kepada pserta didik

1 karya 1 kali cetak Setara 2 jam pelajaran

17. Pengembangan media BK,

Pembuatan atau pengemban

Hasil rekayasa/kreatifitas

1 karya 1 kali setara 2 jam pelajaran

Page 26: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-26-

No. KEGIATAN URAIAN PELAPORAN DURASI JUMLAH

PERTEMUAN

EKUIVALEN

gan hasil kreatifitas guru bimbingan dan konseling atau konselor sekolah berupa alat peraga, cetak, elektronik , film dan

komputer

berupa: softcopy (power poin, pengembangan excel), pengembangan film dan flash, elektronik dan non elektronik

18. Kegiatan tambahan

Melaksanakan tugas sebagai pembina ekstra kurikuler dan instruktur, dll.

Disusun laporan dan tersedia bukti fisik.

Menye suaikan

Menyesuai kan

tidak dihitung untuk beban tugas kerja, tetapi dapat dihitung untuk kepentingan kenaikan pangkat/jabatan

Melaksanakan tugas sebagai koordinator bimbingan dan konseling,

Tersedia bukti surat penugasan dari kepala satuan pendidikan

Menye suaikan

satu minggu setara 4 jam pembelajar an

19. Melaksana kan dan menindaklanjuti asesment kebutuhan

Melaksana kan asesmen kebutuhan layanan dan mengumpulkan data peminatan

Disusun laporan dan ada dokumennya

Menye suaikan

Terprogram setara 2 jam pelajaran

20. Menyusun dan melaporkan program kerja

Membuat persiapan sampai menjadi program setiap semester diikuti pembuatan pelaporan kegiatan

Hasil need assessment dan program tahunan dan semesteran,

Menye suaikan

setiap bulan Tidak dihitung tetapi harus dilakukan

21. Membuat Melaksanakan dan

Form Laporan

Menye menyesuaika Tidak dihitung

Page 27: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-27-

No. KEGIATAN URAIAN PELAPORAN DURASI JUMLAH

PERTEMUAN

EKUIVALEN

evaluasi melaporkan evaluasi pelaksanaan program

evaluasi suaikan n tetapi harus dilakukan

22. Melaksana kan administrasi dan manajemen Bimbingan dan Konseling

Mengelola buku masalah, buku kasus, menginventarisir dan input data harian, data pendampingan peminatan, merekap dan mengana lisis kehadiran; absensi, keterlambatan, bolos dan dispensasi yang ditindak lanjuti

tersedia administrasi layanan bimbingan dan konseling (misalnya :buku masalah, buku kasus, buku komunikasi, data siswa di computer, lembar kerja/ porto folio, rekap absensi, surat panggilan orang tua, dll)

Menye suaikan

setiap minggu

setara 1 jam pelajaran

Keterangan

1. Beban kerja seorang Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling adalah 150 – 160 peserta didik ekuivalen 24 jam pembelajaran.

2. Peserta didik/konseli yang diampu 80, berarti untuk memenuhi

persyaratan jumlah minimal adalah 70, dan 150 – 160 adalah ekuivalen 24 jam pembelajaran. Bila diekuivalenkan dengan jam pembelajaran, maka

masih kekurangan 11 jam pembelajaran ( 70 dibagi 160 dikalikan 24=10,5 dibulatkan menjadi 11 jam pembelajaran).

3. Berdasarkan tabel kegiatan bimbingan dan konseling terebut diatas dapat

digunakan untuk memenuhi jumlah jam kerja minimal bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling.

b. Alokasi Waktu Layanan

Pengaturan proporsi prakiraan waktu layanan setiap komponen

program Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan dalam Kurikulum 2013 diatur dalam Tabel 2. Besaran persentase dalam setiap layanan dan setiap jenjang satuan pendidikan didasarkan

data hasil asesmen kebutuhan peserta didik/konseli dan satuan pendidikan. Dengan demikian besaran persentase bisa berbeda-

beda antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lainnya, karena sangat tergantung hasil asesmen kebutuhan.

Page 28: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-28-

Tabel 2.Alokasi Waktu Layanan Bimbingan dan Konseling

Program SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK/MAK

Layanan Dasar 45 – 55% 35 – 45% 25 – 35%

Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual

5 – 10% 15 – 25% 25 – 35%

Layanan Responsif 20 – 30% 25 – 35% 15 – 25%

Dukungan Sistem 10 – 15% 10 – 15% 10 – 15%

Pengaturan waktu bekerja bagi konselor atau guru Bimbingan dan

Konseling di dalam melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan mengacu pada ketentuan

sebagaimana diatur pada Tabel 2. Alokasi jam kerja pada setiap layanan Bimbingan dan Konseling bergantung pada besaran persentase dari setiap layanan.

Tabel 3. Contoh Perhitungan Alokasi Waktu Layanan Bimbingan

dan Konseling

Program Pembagian waktu Layanan

(24 – 40 Jam Kerja)

Layanan Dasar 35 % x (24 - 40 jam kerja) = 8 – 14 jam kerja

Layanan Responsif 25 % x (24 – 40 jam kerja) = 6 – 10 jam kerja

Layanan Peminatan dan

Perencanaan Individual

30 % x (24- 40 jam kerja) = 7 – 12 jam kerja

Dukungan sistem 10 % x (24 -40 jam kerja) = 3 – 4 jam kerja

Penetapan persentase pada setiap satuan pendidikan didasarkan pada hasil analisis kebutuhan pada setiap satuan pendidikan,

sehingga angka persentase bisa berbeda antara satuan pendidikan satu dengan satuan lainnya.

Pengakuan jam kerja konselor atau guru Bimbingan dan

Konseling diperhitungkan dengan rasio 1: (150 - 160) ekuivalen dengan jam kerja 24 jam. Konselor atau Guru Bimbingan dan

Konseling yang rasionya dengan konseli kurang dari 1:150 maka jam kerjanya dapat dihitung dengan menggunakan satuan jam kinerja profesi bimbingan dan konseling, yaitu melaksanakan

berbagai kegiatan profesi bimbingan dan konseling dengan bukti aktivitasnya terdokumentasikan. Penghargaan jam kerja

diekuivalenkan dengan jumlah peserta didik/konseli yang kurang adalah jumlah peserta didik/konseli yang dilayani dibagi 160 dikalikan 24 jam. Sedangkan konselor atau Guru Bimbingan dan

Konseling yang rasionya melebihi 1 : 160 maka kelebihan jam kerjanya dihitung dengan menambahkan setiap satu rombongan belajar dalam satuan pendidikan dan setiap satuan rombongan

belajar dihargai dua jam pembelajaran.Contoh : jumlah peserta didik/konseli yang dilayani sejumlah 191, ukuran jumlah kelas

adalah 32, maka kelebihan 31 tidak dihitung kelebihan beban tugas, namun bila jumlahnya 192, maka dapat dihitung sebagai tambahan jam kerja sejumlah 2 jam pelajaran/perminggu.

Page 29: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-29-

Perhitungan jumlah peserta didik/konseli dalam setiap rombongan belajar sesuai dengan ketentuan standar nasional

yang berlaku.

Secara bertahap, kinerja profesi bimbingan dan konseling pada

satuan pendidikan dapat menggunakan perhitungan kinerja profesional bimbingan dan konseling bukan dihitung berdasarkan jumlah peserta didik/ konseli yang menjadi tanggung jawabnya.

Bukti kinerja profesional konselor atau guru bimbingan dan konseling yang memadai sesuai ketentuan dapat dipergunakan sebagai pemenuhan syarat memperoleh pengakuan dan

penghargaan sesuai peraturan.

5. Mekanisme Pengelolaan Layanan

Secara berurutan, mekanisme pengelolaan bimbingan dan konseling ditata dan mencakup tahapan analisis kebutuhan, perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut pengembangan program.

a. Analisis kebutuhan

Program bimbingan dan konseling dirancang berdasar data

kebutuhan peserta didik, sekolah, dan orangtua.Data kebutuhan

dikumpulkan dan ditelaah untuk memperbaharui tujuan dan

rencana program bimbingan dan konseling.Bimbingan dan

konseling direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi serta

ditindaklanjuti berbasis prioritas data kebutuhan yang difasilitasi

pemenuhanya dalam bidang dan komponen bimbingan dan

konseling.

Kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan orangtua

diidentifikasi dengan berbagai instrumen non tes dan tes atau

dengan pengumpulan fakta, laporan diri, observasi, dan tes, yang

diselenggakan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling

sendiri atau fihak lain yang lebih berkewenangan. Hasil

identifikasi dianalisis dan diinterpretasi untuk menentukan skala

prioritas layanan bimbingan dan konseling.

b. Perencanaan

Perencanaan (action plans) sebagai alat yang berguna untuk

merespon kebutuhan yang telah teridentifikasi,

mengimplementasikan tahap-tahap khusus untuk memenuhi

kebutuhan, dan mengidentifikasi fihak yang bertanggungjawab

terhadap setiap tahap, serta mengatur jadwal dalam program

tahunan dan semesteran serta pengimplementasiannya.Dengan

demikian, sejak awal telah dirancang efisiensi dan keefektivan

program dan rencana pengukuran akuntabilitasnya.Program

bimbingan dan konseling direncanakan sebagai program tahunan

dan program semesteran.

Page 30: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-30-

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus memperhatikan

aspek penggunaan data dan penggunaan waktu yang tersebar ke

dalam kalender akademik.

Aspek pertama adalah penggunaan data. Kumpulan data akan

memberikan informasi penting dalam pelaksanaan program dan

akan diperlukan untuk mengevaluasi program dalam kaitannya

dengan kemajuan yang diraih peserta didik/konseli. Data

dikumpulkan sepanjang proses pelaksanaan bimbingan dan

konseling sehubungan dengan perencanaan apa yang dikerjakan,

apa yang tidak dikerjakan, apa yang berubah atau ditingkatkan.

Data yang dikumpulkan dipilah menjadi data tiga: (1)data jangka

pendek yaitu data setiap akhir aktivitas, (2)data jangka

menengah merupakan data kumpulan dari periode waktu

tertentu, misalnya program semesteran maka data yang

dimaksud adalah data selama satu semester untuk mengukur

indikator kemajuan ke arah pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan, dan (3)data jangka panjang merupakan data akhri

serangkaian program misalnya program tahunan yang

merupakan data hasil seluruh aktivitas dan dampaknya pada

perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta didik.

Aspek kedua adalah penggunaan waktu yang tersebar dalam

kalender akademik. Proporsi waktu perencanaan dan

pelaksanaan setiap komponen dan bidang bimbingan dan

konseling harus memperhatikan tingkat satuan pendidikan,

kebutuhan peserta didik, jumlah konselor atau guru bimbingan

dan konseling, jumlah peserta didik yang dilayani.Perhatian

utama ditujukan kepada kebutuhan peserta didik sebagai hasil

analisis kebutuhan. Persentase dalam distribusi waktu konselor

atau guru bimbingan dan konseling dalam setiap komponen

program bimbingan dan konseling juga harus memperhatikan

tingkatan kelas dalam satuan pendidikan.Sebagian besar waktu

konselor atau guru bimbingan dan konseling (80%-85%) untuk

pelayanan langsung kepada peserta didik, sisanya (15%-20%)

untuk aktivitas manajemen dan administrasi.Kalender aktivitas

bimbingan dan konseling sebagai perencanaan program semua

komponen dan bidang bimbingan dan konseling diatur sejalan

dengan kalender akademik satuan pendidikan.

d. Evaluasi

Evaluasi dalam bimbingan dan konseling merupakan proses

pembuatan pertimbangan secara sistematis mengenai keefektivan

dalam mencapai tujuan program bimbingan dan konseling

berdasar pada ukuran (standar) tertentu. Dengan demikian

evaluasi merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan dan

menganalisis informasi tentang efisiensi, keefektivan, dan

dampak dari program dan layanan bimbingan dan konseling

terhadap perkembangan pribadi, sosial belajar, dan karir peserra

didik/konseli. Evaluasi berkaitan dengan akuntabilitas yaitu

Page 31: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-31-

sebagai ukuran seberapa besar tujuan bimbingan dan konseling

telah dicapai.

e. Pelaporan

Pelaporan proses dan hasil dari pelaksanaan program

dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan bagaimana peserta

didik berkembang sebagai hasil dari layanan bimbingan dan

konseling. Laporan akan digunakan sebagai pendukung program

lanjutan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program

selanjutnya. Laporan jangka pendek akan menfasilitasi evaluasi

aktivitas program jangka pendek. Laporan jangka menengah dan

jangka panjang akan merefleksikan kemajuan ke arah perubahan

dalam diri semua peserta didik. Isi dan format laporan sejalan

dengan kebutuhan untuk menyampaikan informasi secara efektif

krpada seluruh pemangku kepentingan. Laporan juga akan

menjadi informasi penting bagi pengembangan profesionalitas

yang diperlukan bagi konselor atau guru bimbingan dan

konseling.

f. Tindak lanjut

Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan bimbingan

dan konseling akan menjadi alat penting dalam tindak lanjut

untuk mendukung program sejalan dengan yang direncanakan,

mendukung setiap peserta didik yang dilayani, mendukung

digunakannya materi yang tepat, mendokumentasi proses,

persepsi, dan hasil program secara rinci, mendokumentasi

dampak jangka pendek, menengah dan jangka panjang, atas

analisis keefektivan program digunakan untuk mengambil

keputusan apakah program dilanjutkan, direvisi, atau

dihentikan, meningkatkan program, seta dihgunakan untuk

mendukung perubahan-perubahan dalam sistem sekolah.

E. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling

Strategi layanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan berbagai

upaya yang dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling

untuk memfasilitasi peserta didik/konseli mencapai kemandirian dalam

kehidupannya. Strategi layanan bimbingan dan konseling dibedakan

atas jumlah individu yang dilayani, jenis dan intensitas masalah yang

dihadapi peserta didik/ konseli, dan cara komunikasi layanan. Strategi

layanan bimbingan dan konseling berdasarkan jumlah individu yang

dilayani dilaksanakan melalui layanan individual, layanan kelompok,

layanan klasikal, atau layanan kelas besar atau lintas kelas. Strategi

layanan bimbingan dan konseling berdasarkan jenis dan intensitas

masalah yang dihadapi peserta didik/konseli dilaksanakan melalui

bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, bimbingan individual,

konseling individual, konseling kelompok, atau advokasi. Strategi

layanan bimbingan dan konseling berdasarkan cara komunikasi layanan

dilaksanakan melalui tatap muka antara konselor atau guru bimbingan

Page 32: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-32-

dan konseling dengan peserta didik/konseli atau menggunakan media

tertentu, baik media cetak maupun elektronik. Media bimbingan dan

konseling yang dimaksudkan misalnya : papan bimbingan, kotak

masalah, leaflet, website, email, buku, telepon, dan lainnya.

F. SARANA, PRASARANA, PEMBIAYAAN

Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan layanan dan membantu tercapainya

tujuan pendidikan nasional memerlukan sarana, prasarana, dan pembiayanan yang memadai.

1. Ruang Bimbingan dan Konseling

Ruang kerja bimbingan dan konseling memiliki kontribusi

keberhasilan layanan bimbingan dan konseling pada satuan

pendidikan. Ruang kerja bimbingan dan konseling disiapkan dengan

ukuran yang memadai, dilengkapi dengan perabot/perlatannya,

diletakan pada lokasi yang mudah untuk akses layanan dan kondisi

lingkungan yang sehat. Di samping ruangan, dapat dibangun taman

sekolah yang berfungsi ganda yaitu untuk kepentingan taman satuan

pendidikan, dapat juga ada disain untuk layanan bimbingan dan

konseling di taman.

Ukuran ruang bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan

kebutuhan jenis dan jumlah ruangan. Ruang kerja konselor atau guru bimbingan dan konselor disiapkan secara terpisah dan antar

ruangan tidak tembus pandang dan suara. Jenis ruangan yang diperlukan antara antara lain (1) ruang kerja sekaligus ruang konseling individual, (2) ruang tamu, (3) ruang bimbingan dan

konseling kelompok, (4) ruang data, (5) ruang konseling pustaka (bibliocounseling) dan (6) ruang lainnya sesuai dengan perkembangan profesi bimbingan dan konseling. Jumlah ruang disesuaikan dengan

jumlah peserta didik/konseli dan jumlah konselor atau guru bimbingan dan konseling yang ada pada satuan pendidikan.

Fasilitas ruangan yang diharapkan tersedia ialah ruangan tempat bimbingan yang khusus dan teratur, serta perlengkapan lain yang memungkinkan tercapainya proses pelayanan bimbingan dan

konseling yang bermutu. Ruangan itu hendaknya sedemikian rupa sehingga di satu segi para peserta didik/konseli yang berkunjung ke

ruangan tersebut merasa nyaman, dan segi lain di ruangan tersebut dapat dilaksanakan pelayanan dan kegiatan bimbingan lainnya sesuai dengan asas-asas dan kode etik bimbingan dan konseling.

Khusus ruangan konseling individual harus merupakan ruangan yang memberi rasa aman, nyaman dan menjamin kerahasiaan konseli.

Di dalam ruangan hendaknya juga dapat disimpan segenap perangkat instrumen bimbingan dan konseling, himpunan data

peserta didik, dan berbagai data serta informasi lainnya. Ruangan tersebut hendaknya juga mampu memuat berbagai penampilan, seperti penampilan informasi pendidikan dan jabatan. Yang tidak

kalah penting ialah, ruangan itu hendaklah nyaman yang menyebabkan para pelaksana bimbingan dan konseling betah

Page 33: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-33-

bekerja. Kenyamanan itu merupakan modal utama bagi kesuksesan program layanan bimbingan dan konseling yang disediakan.

Adapun contoh minimal ruang bimbingan dan konseling seperti tertera pada gambar berikut;

Alternatif contoh penataan ruang kerja profesi bimbingan dan konseling

RUANG BK KELOMPOK RUANG BK KELOMPOK

RUANG KERJA

DAN RUANG KONSELING

R. TAMU

R. S

TA

FF

RUANG KERJA

DAN RUANG KONSELING

RUANG KERJA

DAN RUANG KONSELING

RUANG BIBLIOTERAPI RUANG DATA

6000 5000 5000

40

00

20

00

40

00

40

00

30

00

30

00

3000 3000 5000 1000 4000

16000

10

00

0

Page 34: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-34-

Alternatif contoh penataan ruang kerja profesi BimbinganKonseling

RUANG BK KELOMPOK

RUANG KERJA

DAN RUANG KONSELING

R. TAMU

R. S

TA

FF

RUANG KERJA

DAN RUANG KONSELING

RUANG KERJA

DAN RUANG KONSELING

RUANG BIBLIOTERAPIRUANG DATA

3000 5000 5000

40

00

20

00

400

0

40

00

30

00

30

00

3000 3000 5000 1000 4000

16000

10

000

3000

RUANG KERJA

DAN RUANG KONSELINGRUANG KERJA

DAN RUANG KONSELING

2. Fasilitas Penunjang

Selain ruangan, fasilitas lain yang diperlukan untuk penyelenggaraan

bimbingan dan konseling antara lain:

a. Dokumen program bimbingan dan konseling yang disiman dalam almari.

b. Instrumen pengumpul data dan kelengkapan administrasi

seperti:

1) Alat pengumpul data berupa tes.

2) Alat pengumpul data teknik non-tes yaitu: biodata peserta

didik/konseli, pedoman wawancara, pedoman observasi, catatan anekdot, daftar cek, skala penilaian, angket (angket

peserta didik dan orang tua), biografi dan autobiografi, angket sosiometri, AUM, ITP, format RPLBK, format-format surat (panggilan, referal, kunjungan rumah), format pelaksanaan

pelayanan, dan format evaluasi.

3) Alat penyimpan data, dapat berbentuk kartu, buku pribadi,

map dan file dalam komputer. Bentuk kartu ini dibuat dengan ukuran-ukuran serta warna tertentu, sehingga mudah untuk disimpan dalam almari/ filing cabinet. Untuk menyimpan

berbagai keterangan, informasi atau pun data untuk masing-masing peserta didik, maka perlu disediakan map pribadi. Mengingat banyak sekali aspek-aspek data peserta didik yang

perlu dan harus dicatat, maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat menghimpun data secara keseluruhan yaitu buku

pribadi.

4) Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alat bantu bimbingan perlengkapan administrasi,

seperti alat tulis menulis, blanko surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus, dan agenda surat,

buku-buku panduan, buku informasi tentang studi lanjutan atau kursus-kursus, modul bimbingan, atau buku materi pelayanan bimbingan, buku hasil wawancara, laporan

Page 35: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-35-

kegiatan pelayanan, data kehadiran peserta didik, leger Bimbingan dan Konseling, buku realisasi kegiatan Bimbingan

dan Konseling, bahan-bahan informasi pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar maupun karir, dan

buku/ bahan informasi pengembangan keterampilan hidup, perangkat elektronik (seperti komputer, tape recorder, film, dan CD interaktif, CD pembelajaran, OHP, LCD, TV); filing

cabinet/ lemari data (tempat penyimpanan dokumentasi dan data peserta didik/konseli), dan papan informasi Bimbingan dan Konseling.

Dalam kerangka pikir dan kerangka kerja Bimbingan dan Konseling terkini, para konselor atau guru bimbingan dan

konselingpada satuan pendidikan perlu terampil menggunakan perangkat komputer, perangkat komunikasi dan berbagai software untuk membantu mengumpulkan data,

mengolah data, menampilkan data maupun memaknai data sehingga dapat diakases secara cepat dan secara interaktif.

Perangkat tersebut memiliki peranan yang sangat strategis dalam pelayananBimbingan dan konseling pada satuan pendidikan.

Dalam konteks ini, para konselor atau guru bimbingan dan konseling

dituntut untuk menguasai sewajarnya penggunaan beberapa

perangkat lunak dan perangkat keras komputer. Banyak sekali

perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan oleh konselor atau guru

bimbingan dan konseling dalam upaya memberikan pepelayanan

terbaik, efisien, dan daya jangkau pelayanan yang lebih luas kepada

para peserta didik/konseli. Sebagai contoh perangkat lunak itu

antara lain, program database peserta didik, perangkat ungkap

masalah, analisis tugas dan tingkat perkembangan peserta didik, dan

beberapa perangkat tes tertentu.

Komputer yang disediakan di ruang bimbingan dan konseling

hendaknya memiliki memori yang cukup besar karena akan

menyimpan semua data peserta didik, memiliki kelengkapan audio

agar dapat dimanfaatkan setiap peserta didik untuk menggunakan

berbagai CD interaktif informasi maupun pelatihan sesuai dengan

kebutuhan dan masalah, serta kelengkapan akses internet agar dapat

mengakses informasi penting yang diperlukan peserta didik maupun

dimanfaatkan peserta didik untuk melakukan e-counseling.

Salah satu perangkat lunak yang dapat dipergunakan untuk

mendeteksi kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling adalah

Inventori Tugas Perkembangan (ITP). Pengolahan data secara

komputerisasi memungkinkan kebutuhan peserta didik terdeteksi

secara rinci sehingga dapat diturunkan manjadi program umum

satuan pendidikan, program untuk tingkatan kelas maupun program

individual setiap peserta didik/konseli. Kondisi ini memungkinkan

karena data setiap peserta didik, data peserta didik/konseli dalam

kelompok kelas, data peserta didik/konseli sebagai bagian dari

tingkatan kelas maupun data seluruh satuan pendidikan dapat

tertampilkan.

Berbagai film dan CD interaktif sebagai bahan penunjang

pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar dan karir juga

Page 36: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-36-

harus tersedia, sehingga para peserta didik tidak hanya memperoleh

informasi melalui buku atau papan informasi. Media bimbingan

merupakan pendukung optimalisasi layanan bimbingan dan

konseling.

3. Pembiayaan

Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari

pengelolaan bimbingan dan konseling. Perlu dirancang dengan

cermat berapa anggaran yang diperlukan untuk mendukung

implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam

Anggaran dan Belanja Satuan Pendidikan.Memilih strategi

pengelolaan yang tepat dalam usaha mencapai tujuan program

layanan bimbingan dan konseling memerlukan analisis terhadap

anggaran yang dimiliki. Strategi pengelolaan program yang dipilih

harus disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki.

Kebijakan satuan pendidikansetiap satan pendidikan harus

memberikan dukunganterhadap penyelenggaraan layanan bimbingan

dan konseling. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus

diperlakukan sebagai kegiatan yang utuh dari seluruh program

pendidikan.

Adapun komponen anggaran meliputi:

a. Anggaran untuk semua aktivitas yang tercantum pada program

Bimbingan dan Konseling.

b. Anggaran untuk aktivitas pendukung (seperti untuk asesmen

kebutuhan, kunjungan rumah, pengadaan pustaka terapi/buku

pendukung, mengikuti diklat/seminar/workshop atau kegiatan

profesi bimbingan dan konseling, studi lanjut, kegiatan

musyawarah guru bimbingan dan konseling, pengadaan

instrumen bimbingan dan konseling, dan lainnya yang relevan

untuk operasional layanan bimbingan dan konselinh.

c. Anggaran untuk pengembangan dan peningkatan kenyamanan ruang atau pemberian layanan bimbingan dan konseling (seperti pembenahan ruangan, pengadaan buku-buku untuk konseling

pustaka, penyiapan perangkat konseling kelompok).

Sumber biaya selain dari RKAS (rencana kegiatan dan anggaran

Sekolah/Madrasah), dengan dukungan kebijakan Kepala Sekolah/Madrasah jika memungkinkan dapat mengakses dana dari sumber-sumber lain melalui kesepakatan lembaga dengan pihak lain,

atau menggunakan sumber yang dialokasikan oleh komite Sekolah/Madrasah.

V. PENYELENGGARA LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PIHAK YANG DILIBATKAN

A. Penyelenggara Layanan Bimbingan dan Konseling:

1) Satuan pendidikan SD/MI/SDLB

a. Penyelenggara layanan bimbingan dan konselingdi SD/MI/SDLB

adalah konselor atau guru bimbingan dan konseling.

Page 37: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-37-

b. Pada satu SD/MI/SDLB atau gugus/sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkatkonseloratau guru Bimbingan dan Konseling untuk

menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling.

c. Konselor atauguru bimbingan dan konseling dapat bekerja sama

dengan guru kelasdalam membantu tercapainya perkembangan peserta didik/konseli dalam bidang layanan pribadi, sosial, belajar, dan karir secara utuh dan optimal.

2) Satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB

a. Penyelenggara layanan bimbingan dan konseling di

SMP/MTs/SMPLB adalah Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling.

b. Setiap satuan pendidikan di SMP/MTs/SMPLB diangkat sejumlah Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dengan rasio 1 : (150 - 160) (satu konselor atau guru bimbingan dan konseling

melayani 150 - 160 orang peserta didik/konseli).

c. Setiap SMP/MTs/SMPLB diangkat koordinatorbimbingan dan

konseling yangberlatar belakang Sarjana Pendidikan(S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus pendidikan profesi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor.

3) Satuan pendidikan SMA/MA/SMALB, SMK/MAK

a. Penyelenggara layanan bimbingan dan konseling di

SMA/MA/SMALB, SMK/MAK adalah konselor atau guru bimbingan dan konseling.

b. Setiapsatuan pendidikan SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK diangkat sejumlah konseloratau guru bimbingan dan konseling dengan rasio 1 :(150-160) (satu konselor atau guru bimbingan dan

konseling melayani 150 - 160 orang peserta didik/konseli).

c. Setiap satuan pendidikan SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK, diangkat koordinator bimbingan dan konseling yang berlatar belakang

minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus pendidikan profesi guru bimbingan dan

konseling/konselor; atau minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling.

B. Pihak lain yang dilibatkan

1. Dalam melaksanakan tugas layanan bimbingan dan konseling

Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dapat bekerjasama dengan berbagai pihak di dalam satuan pendidikan (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, staf

administrasi sekolah) dan di luar satuan pendidikan (pengawas pendidikan, komite sekolah, orang tua, organisasi profesi bimbingan dan konseling, dan profesi lain yang relevan).

2. Keterlibatan berbagai pihak dalam mendukung pelaksanaan layanan bimbingan konseling dapat dilakukan dalam bentuk kerjasama

seperti: mitra layanan, sumber data/informasi, konsultan, dan narasumber melalui strategi layanan kolaborasi, konsultasi, kunjungan, ataupun referal.

Page 38: SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI · PDF filekecerdasan , bakat, minat ... konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai ... dan melalui

-38-

VI. PENUTUP

Bimbingan dan konseling dalam implementasi kurikulum 2013 memiliki

peranan yang sangat pentingdalam membantu tercapainya tujuan

pendidikan nasional, dan membantu peserta didik/konseli dalam

mencapai pengembangan potensinya secara optimal, kemandirian dalam

kehidupannya, dan pengambilan keputusan dan pilihan untuk

mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera dan peduli

kemaslahatan umum.Bimbingan dan konseling menyelenggarakan layanan

peminatan peserta didik agar implementasi kurikulum 2013 berjalan

lancar mencapai tujuan pedidikan.

Guna mencapai tujuan tersebut, maka penyelenggaraan layanan

bimbingan dan konseling harus dilakukan oleh tenaga profesional yang

memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi akademik dan kompetensi

profesional sebagaimana yang tertuang dalam Permendiknas No. 27 Tahun

2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor,

yaitu Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling dan

telah lulus pendidikan profesi guru bimbingan dan konseling/konselor

(PPGBK/K).

Pedoman ini sebagai acuan dasar dalam penyelenggaraan bimbingan dan

konseling pada satuan pendidikan. Selanjutnya, sebagai langkah lanjut

untuk operasional penyelenggaraan bimbingan dan konseling pada satuan

pendidikan disusun Panduan Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling

di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK oleh Direktur Jenderal

Pendidikan Dasar atau Direktur Jenderal Pendidikan Menengah sesuai

dengan kewenangannya.

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH

Salinan sesuai dengan aslinya,

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

TTD.

Ani Nurdiani Azizah

NIP 195812011985032001