Sagala. Cici Elisabet_H2007
-
Upload
agatha-eka-damara -
Category
Documents
-
view
386 -
download
8
Transcript of Sagala. Cici Elisabet_H2007
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
CALIFORNIA FRIED CHICKEN
CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR
Oleh
CICI ELISABET SAGALA
H24103108
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
ABSTRAK
CICI E SAGALA. H24103108. Analisis Strategi Pemasaran California Fried Chicken Cabang Darmaga Centre. Di bawah bimbingan W.H.LIMBONG.
Terjadinya modernisasi dalam masyarakat menyebabkan perubahan gaya
hidup masyarakat terutama dalam pola konsumsi masyarakat yang ingin serba cepat dan praktis. Hal ini mendorong pertumbuhan dalam bisnis makanan sehingga persaingan semakin ketat. Dan CFC Darmaga Centre sebagai salah satu restoran cepat saji yang ada di Bogor dituntut untuk membangun strategi yang tepat untuk mencapai keberhasilan dalam persaingan. Peneitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki oleh CFC Darmaga Centre, (2) mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi oleh CFC Darmaga Centre dan (3) merumuskan alternatif strategi pemasaran yang sesuai bagi CFC Darmaga Centre. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Responden terbagi dua, yaitu pihak manajemen restoran dan konsumen. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara langsung dengan pihak manajemen restoran serta penyebaran kuesioner kepada konsumen. Metode pengolahan dan analisis data diawali dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis dengan menggunakan matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM.
Faktor strategis internal yang menjadi kekuatan utama restoran adalah memiliki standar SOP (Standard operation procedure) dan pelayanan yang baik kepada konsumen dan yang menjadi kelemahan utama adalah kurang melakukan kegiatan promosi. Faktor strategis eksternal yang menjadi peluang utama adalah perubahan gaya hidup masyarakat dan yang menjadi ancaman utama bagi restoran adalah tingkat persaingan yang tinggi. Berdasarkan analisis matriks QSPM maka diperoleh prioritas strategi yaitu melakukan kegiatan promosi yang lebih intensif dan efektif untuk meningkatkan pangsa pasar.
iii
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
CALIFORNIA FRIED CHICKEN
CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
CICI ELISABET SAGALA
H24103108
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
CALIFORNIA FRIED CHICKEN
CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Cici Elisabet Sagala
H24103108
Menyetujui, Agustus 2007
Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc
Ketua Departemen
Tanggal Ujian: 7 Agustus 2007 Tanggal Lulus:
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sidikalang, Sumatra Utara pada tanggal 29 Mei 1985.
Penulis adalah anak kedua dari lima bersaudara pasangan Jabonar Sagala dan Rita
Samosir.
Penulis mengawali pendidikan di TK Pertiwi Sidikalang pada tahun 1990.
Pada tahun 1991, penulis memasuki Sekolah Dasar St Yosef dan lulus pada tahun
1997. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP) St Paulus Sidikalang, pada tahun 1999 melanjutkan
SLTP di Methodist 6 Medan dan lulus pada tahun 2000. Setelah tamat dari SLTP,
penulis melanjutkan di Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 4 Medan dan
lulus pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa
Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama pendidikan, penulis memperoleh beasiswa PPA (Peningkatan
Prestasi Akademik) dan pernah aktif di kegiatan Perseketuan Fakutas
FEM/FMIPA.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Skripsi ini hasil dari kegiatan penelitian pada Restoran California Fried
Chicken Darmaga Centre Bogor yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran
California Fried Chicken Cabang Darmaga Centre Bogor”. Dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Keluarga terkasih (Alm.bapak, mama, Ompung Parongil, k’Yance, Henri,
Citra, Sihar, dan Jhosua) yang memberi semangat dan dukungan doa kepada
saya.
2. Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bantuan dan masukan kepada penulis.
3. Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM dan Muhammad Najib, S.TP, MM selaku
dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis.
4. Pihak manajemen (Bapak Agustus Sani Nugroho, Ibu Dewi Ulfa, Ibu Ely,
Bapak Agus Anwar, Bapak Abdul Latief) dan karyawan Restoran California
Fried Chicken Darmaga Centre Bogor atas bantuannya selama ini.
5. Seluruh staf pengajar atas ilmu dan bimbingannya selama pendidikan penulis.
6. Staf tata usaha Departemen Manajemen (Pak Asep, Mas Adi, Mbak Dina dan
Mas Yadi) atas bantuan proses administrasi selama kuliah.
7. Boris Sinaga yang selalu sabar dan selalu ada memberikan semangat,
dukungan doa dan memberikan bantuan yang begitu banyak selama ini.
8. Sahabat terbaikku (Renta, Riri, Ria, Ita dan Riris) untuk kebersamaan selama
kuliah dan dukungan selama proses penulisan skripsi.
9. Teman-teman satu bimbingan : Uci, Veby, Mia, Nela, dan Yenni, teman
seperjuangan dalan penulisan skripsi.
10. Teman-teman seperjuangan selama empat tahun kuliah di IPB, Manajemen 40.
vii
11. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi yang tidak bisa
disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu diharapkan demi
kepentingan bersama yang lebih baik di masa yang akan datang. Akhirnya penulis
berharap semoga karya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Agustus 2007
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ............................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................... iv
DAFTAR TABEL………...................…………………………..…..... viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... x
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian....................................................................... 5 1.4. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis....................................................................... 7 2.1.1. Konsep Pemasaran.......................................................... 7 2.1.2. Konsep Strategi Pemasaran............................................. 7
2.1.3. Lingkungan Pemasaran ................................................... 7 2.1.4. Analisis Lingkungan Pemasaran ..................................... 16
2.2. Penelitian Terdahulu................................................................. 24 2.3. Kerangka Pemikiran................................................................ 25
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Lokasi Penelitian...................................................... 27 3.2. Jenis dan Sumber Data............................................................... 27 3.3. Teknik Pengambilan Sampel...................................................... 27 3.4. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 28 3.5. Pengolahan dan Analisis Data................................................... 28
IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Restoran di Indonesia dan Bogor................. 29 4.2. Gambaran Umum California Fried Chicken............................. 31
4.2.1. Sejarah, Visi dan Misi Perusahaan.................................. 31 4.2.2. Jenis Usaha...................................................................... 32 4.2.3. Struktur Organisasi.......................................................... 33
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Internal......................................................................... 36 5.1.1. Produksi dan Operasi........................................................ 36 5.1.2. Sumber Daya Manusia...................................................... 38 5.1.3. Keuangan.......................................................................... 39 5.1.4. Pemasaran......................................................................... 39 5.1.5. Sistem Informasi Manajemen........................................... 49
ix
5.2. Analisis Eksternal...................................................................... 50 5.2.1. Lingkungan Mikro........................................................... 50 5.2.2. Lingkungan Makro............................................................ 52
5.3. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman.................................................................................... 54 5.3.1. Kekuatan.......................................................................... 54 5.3.2. Kelemahan....................................................................... 55 5.3.3. Peluang............................................................................ 57 5.3.4. Ancaman.......................................................................... 58
5.4. Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran .................................. 60 5.4.1. Tahap Masukan............................................................... 60 5.4.2. Tahap Pencocokan........................................................... 62 5.4.3. Tahap Keputusan............................................................. 67
KESIMPULAN...................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 71
LAMPIRAN........................................................................................... 73
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Sub Kelompok Makanan Indonesia ………...…………………………..................... 1
2. Jumlah Restoran di Indonesia …………………………………....... 2 3. Perkembangan Restoran Fast Food di Indonesia Tahun 1997-2002.. 3 4. Perkembangan Rumah Makan dan Restoran di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan yang Disajikan Tahun 1999-2002....... 4 5. Matrik faktor strategi internal……………………………................ 18 6. Matrik faktor strategi eksternal.…………………………................. 19 7. Matrik SWOT ………………………………................................... 22 8. Matriks QSP...................................................................................... 23 9. Beberapa nama restoran fastfood asing dan lokal di Indonesia........ 30 10. Daftar restoran dan kategorinya di kota Bogor................................. 29 11. Karakteristik Respoden Restoran CFC Darmaga Centre.................. 42 12. Klasifikasi Menu CFC....................................................................... 44 13. Penilaian konsumen terhadap produk............................................... 45 14. Penilaian konsumen tehadap harga................................................... 46 15. Penilaian konsumen terhadap promosi.............................................. 48 16. Penilaian konsumen terhadap distribusi............................................. 49 17. Jumlah Penduduk kota Bogor Menurut Jenis kelamin Tahun 2006.. 53 18. Penduduk Kota Bogor Menurut Golongan Umur dan Jenis
Kelamin Tahun 2003 ..................................................................... 58 19. Matriks IFE CFC Darmaga Centre.................................................... 61 20. Matriks EFE CFC Darmaga Centre.................................................. 62 21. Analisis Matriks SWOT CFC Darmaga Centre................................ 66
DAFTAR GAMBAR
xi
No. Halaman
1. Matriks IE………………………………………………………....... 21 2. Kerangka Pemikiran Penelitian.......................................................... 26 3. Struktur Organisasi Perusahaan.......................................................... 33 4. Diagram Alir Proses Produksi............................................................ 37 5. Hasil analisis matriks IE...................................................................... 63
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Pertanyaan wawancara kepada pihak perusahaan…………................ 2. Kuesioner kepada Konsumen……...............................................….... 3. Kuesioner Penelitian............................................................................. 4. Penentuan Bobot................................................................................... 5. Penentuan Bobot Faktor Strategis Internal Pemasaran CFC
Darmaga Centre ................................................................................... 6. Penentuan Bobot Faktor Strategis Eksternal Pemasaran CFC
Darmaga Centre.................................................................................... 7. Penentuan Rating ................................................................................. 8. Penentuan Rating Faktor Strategis Internal Pemasaran CFC
Darmaga Centre.................................................................................... 9. Penentuan Rating Bobot Faktor Strategis Eksternal Pemasaran
CFC Darmaga Centre........................................................................... 10. Penentuan QSPM.................................................................................. 11. Penentuan Atractive Score Dengan Matriks QSPM............................. 12. Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Strategis Internal
Perusahaan............................................................................................ 13. Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Strategis Eksternal
Perusahaan......................................................................................... ... 14. Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Rating Faktor Strategis
Internal Perusahaan............................................................................... 15. Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Rating Faktor Strategis
Eksternal Perusahaan............................................................................ 16. Hasil Analisis Matriks IFE.................................................................... 17. Hasil Analisis Matriks EFE.................................................................. 18. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive
Score pada Strategi SO......................................................................... 19. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive
Score pada Strategi ST.......................................................................... 20. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive
Score pada Strategi WO........................................................................ 21. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive
Score pada Strategi WT........................................................................ 22. Hasil Analisis Matriks QSPM.............................................................. 23. Daftar Menu dan Harga Produk CFC Darmaga Centre........................
73 76 79 80
81
82 83
84
85 86 87
88
89
90
91 92 93
94
95
96
97 98 99
xiii
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Manusia dihadapkan pada berbagai macam kebutuhan dan keinginan.
Kebutuhan manusia dapat digolongkan menjadi kebutuhan primer, sekunder dan
kebutuhan tersier. Namun diantara berbagai kebutuhan tersebut, kebutuhan primer
yaitu makanan merupakan kebutuhan manusia yang paling pokok dan harus
terpenuhi setiap hari.
Terjadinya modernisasi dalam masyarakat menyebabkan perubahan dalam
gaya hidup masyarakat. Perubahan tersebut terlihat dari pola konsumsi
masyarakat yang serba ingin cepat dan praktis. Mobilitas masyarakat kota yang
semakin meningkat menyebabkan terbatasnya waktu untuk memasak dan
mengolah makanan sendiri sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih
makan di luar rumah. Dan bagi masyarakat sekarang ini mengkonsumsi makanan
di restoran bukan hanya untuk menghilangkan rasa lapar saja akan tetapi ada
motivasi lain yaitu untuk berkumpul, beristirahat, bertemu dengan relasi bisnis
dan hal tersebut menjadi bagian dari gaya hidup sebagian besar masyarakat kita.
Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya pengeluaran rata-rata per kapita sebulan
untuk makanan jadi pada Tabel 1.
Tabel 1. Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Sub Kelompok Makanan Indonesia.
Jenis Pengeluaran Rata-Rata Pengeluaran (%) 1980 1984 1987 1990 1993 1996 1999 2004
Makanan Pokok (beras)
36,9 32,6 30,4 31,6 25,8 24,3 27,9 18,7
Makanan Protein Tinggi (susu dan telur)
17,6 16,8 17,8 18,8 19,5 19,8 17,1 20,1
Makanan Jadi (makanan siap saji)
6,6 9,8 10,6 8,4 13,5 15,4 15,1 18,8
Makanan Lainnya (sayuran dan buah-buahan)
38,9 40,8 41,2 41,2 41,2 40,5 39,9 42,4
Sumber : Susenas Modul (1980, 1984, 1987, 1990, 1993, 1996, 1999, 2004)
Pengeluaran untuk makanan pokok mengalami penurunan yang berarti yaitu
dari 36,9 persen tahun 1980 menjadi 18,7 persen tahun 2004, sebaliknya
pengeluaran untuk makanan jadi meningkat dari 6,6 persen tahun 1980 menjadi
18,8 persen pada tahun 2004. Demikian pula pengeluran untuk makanan
berprotein tinggi (susu dan telur) mengalami peningkatan dari 17,6 persen tahun
1980 menjadi 20,1 persen pada tahun 2004. Hal ini memperlihatkan pergeseran
pola konsumsi makanan penduduk sebagai cerminan modernisasi.
Peluang besar ini banyak dimanfaatkan oleh pebisnis atau pemilik modal
untuk berusaha di bidang bisnis makanan atau restoran sehingga mendorong
peningkatan dalam pertumbuhan industri makanan hampir setiap tahunnya seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Restoran di Indonesia
Tahun Jumlah (Unit) 1993 239 1994 281 1995 297 1996 321 1997 344 1998 481 1999 484 2000 377 2003 735
Sumber : Kantor Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2003
Sejak awal tahun 1970, industri makanan di Indonesia tidak hanya terdiri
dari perusahaan makanan lokal atau tradisional. Perusahaan makanan luar negeri
mulai memasuki industri makanan di Indonesia yang menyebabkan persaingan
yang semakin ketat dalam bisnis makanan. Perusahaan tersebut merupakan
makanan cepat saji (fast food) yang menawarkan produk makanan yang khas
berupa ayam goreng, french fries, dan hamburger. Perusahaan asing tersebut
memasuki industri makanan di Indonesia dengan sistem manajemen yang berbeda
dalam pengelolaan restoran yaitu sistem waralaba (franchise). Sistem waralaba
adalah suatu sistem pemasaran atau distribusi barang dan jasa, dimana sebuah
perusahaan induk (franchisor) memberikan kepada individu atau perusahaan lain
xv
(franchisee) yang berskala kecil atau menengah, hak-hak istemewa untuk
melakukan suatu sistem usaha tertentu dengan cara yang sudah ditentukan, selama
waktu tetentu dan di suatu tempat tetentu pula. Pada saat itu, sistem waralaba
belum dikenal luas.
Bisnis makanan cepat saji (fastfood) ini mengalami perkembangan yang
pesat di Indonesia seperti ditunjukkan pada Tabel 3. Selain restoran fastfood
asing, banyak juga perusahaan makanan cepat saji waralaba domestik yang mulai
berdiri karena bisnis ini dinilai sangat menguntungkan. Salah satunya adalah
California Fried Chicken. CFC merupakan milik pribumi seratus persen dan
sekarang ini tidak ada keterkaitan bisnis sama sekali dengan pihak atau
perusahaan asing manapun. Namun karena dipilih nama California Fried Chicken
dimana California adalan nama salah satu negara bagian di AS, maka daging
ayam siap saji yang ditawarkan CFC langsung dipersepsikan sama dengan produk
siap saji lainnya dari negeri Paman Sam yang sudah lebih dahulu populer. Padahal
pemilihan nama tersebut merupakan salah satu strategi CFC agar mudah diterima
dalam masyarakat terutama kalangan remaja yang sangat menyukai aneka produk
dan budaya hasil westernisasi. Namun CFC tidak hanya mengandalkan brand
name yang bagus akan tetapi diikuti oleh kualitas produk makanan siap saji yang
bagus pula hingga setara dengan standar produk restoran internasional.
Tabel 3. Perkembangan Restoran Fast food di Indonesia tahun 1997-2002
Tahun Restoran Asing (Unit)
Restoran Lokal (Unit)
Total (Unit)
1997 177 15 132 1998 210 20 230 1999 235 30 265 2000 226 34 260 2001 220 36 256 2002 212 39 257
Trend Pertumbuhan (%) 16,26 22,14 16,82 Sumber : Accorn (2002)
Dengan masuknya restoran fastfood asing ke Indonesia dan berdirinya
restoran fasfood domestik menambah alternatif pilihan bagi konsumen dalam
memenuhi kebutuhan akan keinginan mereka. Akan tetapi menimbulkan
persaingan yang semakin ketat dalam industri makanan cepat saji baik yang
sejenis maupun yang tidak sejenis. Kemampuan suatu perusahaan untuk
menghadapi persaingan merupakan faktor yang paling dasar yang akan
menentukan keberhasilan atau kegagalan perusahaan tersebut dalam dunia bisnis.
Perusahaan yang mampu mengalahkan pesaing-pesaingnya dengan menyediakan
produk dan pelayanan yang berkualitas akan berhasil menguasai pasar dan
sebaliknya yang kurang berhasil menyediakan produk dan pelayanan yang
berkualitas akan tersingkir dari pasar. Dengan kata lain, untuk mencapai
keberhasilan dalam persaingan maka setiap bisnis dituntut untuk membangun
strategi-strategi yang tepat dan unggul dibandingkan dengan strategi-strategi yang
dibangun oleh pesaingnya
1.2 Rumusan Masalah
Pertumbuhan industri restoran di daerah bogor cenderung meningkat mulai
tahun 1999 seperti yang terlihat pada Tabel 4. Hingga tahun 2005 jumlah restoran
dan rumah makan di kota Bogor telah mencapai 188 (dengan restoran sejumlah 64
dan rumah makan 124). Salah satu restoran yang ikut meramaikan persaingan
usaha restoran di Kota Bogor adalah CFC Cabang Dramaga Centre. Dengan
semakin banyaknya pesaing, restoran harus berusaha untuk melakukan usaha
pemasaran yang lebih intensif untuk menciptakan permintaan akan produk
restoran tersebut.
Tabel 4. Perkembangan Rumah Makan dan Restoran di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan yang Disajikan Tahun 1999-2002
Jenis Hidangan Jumlah (Unit) 1999 2000 2001 2002
Indonesia 42 41 42 75 Daerah 19 33 33 54 Internasional 17 23 23 20 Oriental 10 8 8 5 Kontinental 1 0 1 7
Total 87 105 107 161 Sumber : Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Bogor (2002)
xvii
Akan tetapi dalam menjalankan usahanya, Restoran CFC masih mengalami
banyak kendala dalam melaksanakan pemasaran. Kurangnya promosi yang
dilakukan oleh pihak franchisor kepada masyarakat untuk memperkenalkan
produk atau paket-paket yang ditawarkan terutama produk atau paket-paket baru
menyebabkan pihak CFC cabang dramaga center ini harus berusaha lebih keras
untuk melakukan promosi sendiri. CFC Darmaga Centre telah melakukan
berbagai kegiatan promosi akan tetapi hasil yang diharapkan pihak CFC belum
mencapai target yang diinginkan. Oleh karena itu, restoran tersebut perlu untuk
memiliki strategi pemasaran yang sesuai dengan kondisi restoran tersebut
sehingga restoran mampu meraih konsumen yang ingin dituju dan memiliki
keunggulan bersaing.
Dari uraian yang dikemukakan di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah :
1. Faktor-faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan CFC
Darmaga Centre?
2. Faktor-faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman bagi CFC
Darmaga Centre?
3. Bagaimana strategi pemasaran yang sesuai bagi CFC Darmaga Centre?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan dicapai
melalui penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan)
yang dimiliki oleh restoran tersebut.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman)
yang dihadapi oleh restoran tersebut.
3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang sesuai bagi Restoran CFC.
1.4 Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna bagi :
1. Restoran CFC sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan dalam
menjalankan usahanya
2. Sebagai bahan acuan dan tambahan informasi dalam melakukan studi lanjutan
atau penelitian selanjutnya.
xix
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis.
2.1.1 Konsep Pemasaran.
Menurut Kotler (2005), pemasaran adalah suatu proses sosial dimana
melalui proses tersebut individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan
menurut Rangkuti (2005), pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang
dipengaruhi berbagai faktor sosial, politik, ekonomi, dan manajerial. Dan menurut
Stanton (1995), pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan
kegiatan-kegiatan usaha, bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga
mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan
memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial. Tujuan
utama pemasaran adalah memberikan kepuasan kepada konsumen.
2.1.2 Konsep Strategi Pemasaran.
Definisi strategi pertama sekali dikemukakan oleh Chandler (1962) yang
menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan,
serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk
mencapai tujuan. Menurut Rangkuti (2005), strategi merupakan alat untuk
mencapi tujuan.
Strategi pemasaran dalam bisnis merupakan suatu cara untuk memperoleh
hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi dan struktur yang berlaku. Strategi ini
berguna untuk mengantisipasi masalah-masalah dan kesempatan masa depan
dalam kondisi yang tepat secara sistematis, rasional, kritis, komprehensif dan
integrative (Pearce and Robinson, 1997).
2.1.3 Lingkungan Pemasaran.
Menurut Kotler (1992), lingkungan pemasaran adalah para pelaku dan
kekuatan-kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi kemampuan
manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan memepertahankan transaksi-
transaksi yang berhasil dengan pelanggan sasarannya. Lingkungan pemasaran
dapat dibagi atas dua yaitu (A) lingkungan internal dan (B) lingkungan eksternal.
A. Lingkungan Internal
Lingkungan Internal pemasaran adalah kegiatan-kegiatan internal
perusahaan yang dapat dikendalikan (Budiarto, 1993). Sedangkan menurut
Angipora (2002), lingkungan internal adalah suatu pengaruh lingkungan yang
bersumber dari dalam perusahaan yang secara langsung akan berpengaruh pada
kinerja perusahaan secara keseluruhan. Analisis terhadap lingkungan internal
dilakukan dengan mengkaji dan menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola
bidang: (1) produksi dan operasi, (2) keuangan, (3) sumber daya manusia, dan (4)
pemasaran, (5) Sistem Informasi Manajemen.
1. Produksi dan Operasi
Kegiatan produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang
mencakup aktivitas untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan
output dari setiap organisasi industri tersebut. Variabel ini menerangkan upaya
perusahaan dalam menghasilkan produk dan jasa seoptimal mungkin, penggunaan
dan pemeliharaan alat serta aset fisik lainnya yang dimiliki perusahaan. Untuk
menganalisis aspek produksi dan operasi maka perlu di evaluasi biaya,
ketersediaan bahan baku, hubungan dengan pemasok, sistem pengendalian dan
perputaran persediaan, lokasi, fasilitas, tata letak, dan utilitas fasilitas. Aktivitas
produksi dalam sebuah organisasi diharapkan dapat beroperasi dengan biaya yang
rendah namun memiliki kualitas dan tingkat produktivitas yang tinggi.
2. Keuangan
Manajemen keuangan merupakan bagian dari perusahaan yang fungsinya
adalah mengorganisasikan perolehan dana, menggunakan dana dan sekaligus
mengendalikan dana tersebut dalam rangka memaksimalkan nilai perusahaan.
Variabel keuangan berkenaan dengan bagaimana perusahaan mendapatkan modal
usaha, menginvestasikan dalam usaha, menggunakannya untuk tujuan-tujuan
perusahaan termasuk tujuan keuntungan tertentu dan permasalahan perimbangan
biaya dan keuntungan yang ingin diraihnya. Kajian atau analisis terhadap sumber
daya keuangan perusahaan diperlukan untuk mengetahui kinerja keuangan
xxi
perusahaan, baik situasi yang terjadi saat ini maupun prediksi kondisi keuangan di
masa yang akan datang. Kondisi keuangan suatu perusahaan seringkali digunakan
sebagai ukuran posisi bersaing perusahaan dan dapat juga digunakan sebagai daya
tarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan.
3. Sumber Daya Manusia
Morita dkk(2001) mengungkapkan bahwa sumber daya yang paling penting
bagi suatu organisasi adalah orang yang memberikan kerja, bakat, kreativitas, dan
semangat kepada organisasi. Manajemen sumber daya manusia yang mencakup
kegiatan perencanaan, rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan, serta
penilaian prestasi kerja dapat membantu organisasi dalam mencapai sasarannya.
Manajemen sumber daya manusia mempengaruhi keunggulan bersaing di
perusahaan melalui perannya dalam menentukan keterampilan dan motivasi
karyawan dan biaya pengangkatan serta pelatihan.
4. Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan perusahaan yang bertujuan menjual barang/jasa
yang diproduksi perusahaan ke pasar (Umar, 2003). Aktivitas pemasaran
berhubungan dengan pemberian sarana yang dapat digunakan oleh pembeli untuk
membeli produk dan mempengaruhi mereka untuk membeli, seperti iklan,
promosi, tenaga penjual, penetapan kuota, seleksi penyalur, hubungan penyalur
dan penetapan harga.
A. Segmentation, Targeting, Positioning
1. Segmentasi Pasar.
Pasar terdiri dari banyak sekali pembeli yang berbeda dalam beberapa hal,
misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek-
praktek pembeliannya. Berdasarkam perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi
pasar. Menurut Keegen (2003), segmentasi pasar adalah proses membagi pasar ke
dalam subset pelanggan yang mempunyai persamaan perilaku atau kebutuhan.
Sedangkan menurut Zikmund dan D’Amico (1989) menyatakan bahwa
segmentasi pasar merupakan upaya memilah-milah sebuah pasar yang beraneka
ragam (heterogeneous) menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang memiliki
karakteristik relatif sama (homogeneous). Beberapa aspek utama untuk
mensegmentasikan pasar adalah:
1. Aspek Geografis, komponen-komponennya adalah seperti bangsa, negara,
propinsi, dan kabupaten/kotamadya.
2. Aspek Demografis, komponen-komponennya adalah seperti usia dan tahap
daur hidup, jenis kelamin, dan pendapatan.
3. Aspek Psikografis, komponen-komponennya adalah seperti kelas sosial, gaya
hidup, dan kepribadian.
4. Aspek Perilaku, komponen-komponennya adalah seperti manfaat, tingkat
penggunaan, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, dan sikap.
2. Target Pasar. Setelah segmen-segmen pasar diketahui, selanjutnya
perusahaan menetapkan target pasar atau sasaran. Menetapkan sasaran adalah
tindakan mengevaluasi dan membandingkan kelompok yang diidentifikasi dan
kemudian memilih satu atau beberapa diantaranya sebagai calon target dengan
potensi paling besar. Evaluasi dilakukan dengan menelaah tiga faktor, yaitu
1. Ukuran dan Pertumbuhan Segmen
Perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisis data tentang penjualan
terakhir,proyeksi laju pertumbuhan penjualan dan dan margin laba yang
diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen yang diharapkan paling
sesuai.
2. Kemenarikan Struktural Segmen
Suatu segmen mungkin mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang sesuai
dengan yang diharapkan, akan tetapi belum tentu menarik dari sisi
profitabilitasnya, jadi perusahaan tetap harus mempelajari faktor-faktor
struktural yang utama yamg mempengaruhi daya tarik segmen dalam jangka
panjang.
3. Sasaran dan Sumber Daya
Perusahaan harus mempertimbangkan sasaran dan sumberdayanya dalam
kaitan dengan segmen pasar. Walau ada segmen yang bagus, akan tetapi dapat
ditolak jika tidak prospektif dalam jangka panjang. Selanjutnya, walau segmen
itu bagus dan prospektif dalam jangka panjang, tetap harus dipertimbangkan
kemampuan perusahaan dalam menyediakan sumber dayanya, misal
ketermpilan tenaga pelaksananya untuk masuk ke pasar itu lebih baik dari
pesaingnya.
xxiii
3. Posisi Pasar. Menurut Keegen (2003), pemosisian adalah tempat produk
dalam benak pelanggan. Menurut Kotler (2005), penetapan posisi (positioning)
adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati
posisi yang khas (di antara para pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya.
Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar yang akan dimasuki, selanjutnya
harus diputuskan pula posisi mana yang igin ditempati dalam segmen tersebut.
B. Bauran Pemasaran
Analisis pemasaran berhubungan dengan analisis bauran pemasaran.
Menurut Kotler (2005), bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat
alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya
dalam pasar sasaran. Menurut McCarthy bauran pemasaran adalah variabel-
variabel terkontrol yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk memuaskan
kelompok sasaran. McCarthy mengklasifikasikan variabel-variabel tersebut
menjadi empat kelompok yang disebut 4P pemasaran yang terdiri dari : (a) produk
(product), (b) harga (price), (c) tempat (place), dan (d) promosi (promotion).
a. Produk (Product)
Menurut Kotler (2005), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Menurut Stanton
(1981), produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,
termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko
yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang
diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya. Produk-produk yang
dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, tempat, organisasi dan gagasan. Produk
dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu manfaat atau nilai yang dicari
konsumen, unsur yang nyata seperti bahan dan bungkus, serta unsur tambahan
seperti pelayanan dan garansi. Manfaat-manfaat dapat dikomunikasikan dan
hendaknya dipenuhi oleh atribut produk. Atribut yang harus dipenuhi oleh suatu
produk meliputi mutu, ciri dan desain. Mutu produk menunjukkan kemampuan
sebuah produk untuk menjalankan fungsinya, ciri produk merupakan sarana
kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing,
sedangkan desain dapat menyumbangkan kegunaan atau manfaat produk serta
coraknya.
b. Harga (Price)
Menurut Umar (2003) harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan
konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya
ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh
penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Menurut Alma
(2000), harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Keputusan-
keputusan mengenai harga dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor internal
perusahaan dan faktor lingkungan eksternal. Faktot-faktor internal yang dapat
mempengaruhi perusahaan dalam menetapkan harga, antara lain: sasaran
pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, dan pertimbangan organisasi.
Sedangkan faktor-faktor eksternal yang bisa mempengaruhi perusahaan dalam
membuat keputusan mengenai harga adalah hubungan harga dengan permintaan
konsumen, hubungan harga dengan tawaran pesaing, dan kondisi perekonomian
(tingkat inflasi, biaya bunga, resesi dan keputusan-keputusan pemerintah).
c. Distribusi (Place)
Menurut Umar (2003) saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi
yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk
atau jasa siap atau tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau
pengguna industrial. Mendesain sistem saluran distribusi memerlukan analisis
kebutuhan layanan konsumen, penetapan sasaran dan kendala-kendala saluran,
pegidentifikasian alternatif-alternatif saluran yang utama serta mengevaluasinya.
Pengidentifikasian alternatif-alternatif utama salurannya berhubungan dengan
jenis perantara, jumlah perantara, dan tanggung jawab anggota saluran. Jenis
perantara maksudnya mencari jenis perantara yang sesuai dengan produk untuk
dapat menjual atau mendekatkannya pada konsumen. Jumlah perantara
maksudnya perusahaan harus memutuskan banyaknya pedagang, perantara dari
tiap tingkat yang menurutnya paling efektif. Tanggung jawab anggota saluran
maksudnya produsen atau perantara harus sepakat mengenai syarat-syarat dan
tanggung jawab masing-masing anggota saluran, misalnya mengenai harga, hak
wilayah dan layanan khusus.
xxv
d. Promosi (Promotion)
Menurut Alma (2000), promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan
penjelasan yang meyakinkan kepada calon konsumen tentang barang dan jasa.
Tujuan utama promosi ialah memberi informasi, menarik perhatian, dan
selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan. Menurut Keegen (1999)
promosi merupakan bentuk komunikasi yang bersifat membujuk atau persuasif.
Menurut Kotler (2005), promosi bertujuan untuk membangun kesadaran
konsumen tentang produk yang ditawarkan sehingga konsumen akan mengetahui
keberadaan produk. Preferensi yang dibangun melalui promosi meliputi mutu,
nilai, kinerja, dan keistimewaan mengenai produk yang ditawarkan. Untuk
mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut
dengan strategi Bauran Promosi (Promotion-Mix) yang terdiri atas 4 komponen
utama, yaitu:
1. Periklanan : tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang
dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi.
2. Promosi Penjualan : insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian
atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan
sekarang. Kegiatan promosi yang termasuk ke dalam promosi penjualan
adalah seperti misalnya pemberian kupon, obral, kontes, pameran, dan lain-
lain.
3. Hubungan Masyarakat : bertujuan membangun hubungan yang baik dengan
publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan,
menumbuhkembangkan suatu citra perusahaan yang baik, menangani atau
melenyapkan desas-desus, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan.
Humas atau PR merupakan suatu konsep yang menggunakan banyak sarana
seperti : siaran pers, publisitas produk, komunikasi perusahaan, lobbying atau
penyuluhan.
4. Penjualan perorangan : interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau
lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan atau menerima
pesanan. Penjualan perorangan merupakan alat yang paling efektif dalam
membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli.
5. Pemasaran langsung : penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat-
alat penghubung non-personal lainnya untuk berkomunikasi secara langsung
dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu atau
calon pelanggan.
5. Sistem Informasi Manajemen.
Sistem informasi mengarahkan kinerja sistem secara terintegrasi untuk
menghasilkan informasi sebagai input untuk pengambilan keputusan manajerial.
Tujuan dari informasi komputer adalah memperbaiki prestasi perusahaan dengan
memperbaiki mutu keputusan manajerial. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalan
Sistem Informasi Manajemen yaitu aspek software, hardware dan brainware.
B. Lingkungan Eksternal.
Menurut Budiarto (1993) lingkungan eksternal pemasaran adalah faktor-
faktor yang berpengaruh secara tidak langsung yang berada di luar kekuasaan atau
kendali pemasar. Lingkungan eksternal pemasaran terbagi menjadi dua, yaitu: (1)
lingkungan mikro dan (2) lingkungan makro.
1. Lingkungan Mikro.
Menurut Angipora (2002), lingkungan mikro adalah faktor-faktor yang
berasal dari luar perusahaan yang memiliki pengaruh yang sangat dekat dengan
perusahaan sehingga seluruh aktivitas yang dilakukan akan berpengaruh langsung
terhadap kegiatan perusahaan. Sedangkan menurut Kotler (1992), lingkungan
mikro adalah kekuatan-kekuatan dekat perusahaan yang mempengaruhi
kemampuannya melayani para pelanggannya. Lingkungan mikro terdiri dari: (a)
pemasok, (b) pesaing, (c) perantara, (d) pasar.
a. Pemasok
Menurut Angipora (2002), pamasok adalah individu atau organisasi yang
menjual atau menyediakan berbagai barang kebutuhan kepada
perusahaan/organisasi yang membutuhkan. Dengan demikian kelangsungan dan
kelancaran perusahaan akan sangat dipengaruhi oleh pemasok. Faktor-faktor
produksi perusahaan yang disediakan pemasok dapat berupa bahan baku, modal,
tenaga kerja, energi , jasa dan sebagainya. Input yang diperoleh dari pemasok ikut
menentukan mutu dan harga produk akhir perusahaan karena pemasok dapat
xxvii
mempengaruhi industri lewat kemampuannya menaikkan harga dan mengurangi
mutu produk atau pelayanan. Keuntungan kompetitif dapat diperoleh jika
perusahaan dapat menekan biaya suplai dan meningkatkan kualitas.
b. Pesaing
Menurut Kotler (1992), pesaing adalah keseluruhan barang dan jasa maupun
perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk untuk memperebutkan pasar
yang sama. Setiap perusahaan akan menghadapi sejumlah pesaing, baik yang
menawarkan produk sejenis atau sama dengan produk perusahaan atau produk
subsitusinya. Konsep pemasaran menyatakan bahwa agar sukses, sebuah
perusahaan harus memberikan nilai dan kepuasan pelanggan yang lebih besar
daripada pesaingnya, sehingga perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif
dan mendapatkan posisi yang kuat atas barang dan jasa yang ditawarkannya.
c. Perantara
Menurut Angipora (2002), saluran distribusi atau perantara adalah
seperangkat unit organisasi (pedagang besar, distributor dan pengecer) yang
melaksanakan semua kegiatan yang diperlukan untuk menyampaikan suatu
produk dari penjual kepada pembeli akhir. Tugas penyalur yang paling luas
dilakukan mencakup pemeliharaan ketersediaan melalui pengiriman lokal atau
dengan menyediakan produk di lokasi yang memudahkan bagi pelanggan,
menyediakan pendanaan bagi pekerja, pelayanan dan perawatan atau perbaikan,
serta penjualan dan pengiklanan setempat mengenai manfaat produk. Pada
umumnya perantara digunakan karena memiliki keunggulan efisiensi dalam
melancarkan arus barang dan jasa serta membuat barang-barang tersedia secara
luas dan mudah diperoleh pasar sasaran. Perantara memiliki hubungan,
pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi yang membuatnya dapat menawarkan
pada perusahaan lebih banyak daripada yang dapat perusahaan capai sendiri.
d. Pasar
Stanton (2003) mengemukakan bahwa pasar adalah merupakan kumpulan
orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk dibelanja, dan
kemauan membelanjakannya. Tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar,
yaitu orang dengan segala keinginannya, daya belinya, serta tingkah laku dalam
pembeliannya. Kelangsungan hidup perusahaan dan produk-produk yang
dihasilkan sangat tergantung kepada sejauh mana para pelanggan masih
membutuhkan produk-produk perusahaan. Pelanggan merupakan inti dari
kegiatan analisis pasar. Perubahan perilaku pelanggan harus selalu diantisipasi
oleh perusahaan agar dapat disusun strategi yang tepat.
2. Lingkungan Makro
Menurut Angipora (2002), lingkungan makro adalah kekuatan fundamental
berskala besar yang membentuk peluang dan ancaman terhadap perusahaan.
Sedangkan Kotler (1992) mendefinisikan lingkungan makro sebagai kekuatan-
kekuatan masyarakat yang lebih luas yang mempengaruhi keseluruhan lingkungan
mikro. Lingkungan makro ini dapat memberikan kesempatan besar bagi
perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk
maju. Beberapa faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam lingkungan ini adalah
kondisi ekonomi, teknologi dan sosial budaya.
Sistem ekonomi dapat mempengaruhi perusahaan melalui kebijakan umum
dalam perekonomian yang dilakukan oleh pemerintah, misalnya munculnya
peraturan-peraturan baru yang mengatur dan berpengaruh terhadap harga.
Perkembangan teknologi sangat membantu dan memberi kemudahan dalam
produksi dan teknis kegiatan pemasaran, seperti menggunakan alat komunikasi
canggih, menggunakan sistem komputer untuk proccesing data perusahaan dan
sebagainya.
Iklim sosial budaya sangat mempengaruhi kehidupan dunia usaha dan
hendaknya perubahan-perubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi
perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan. Kondisi sosial budaya ini banyak
aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup, adat istiadat, dan kebiasaan dari orang-
orang di lingkungan eksternal perusahaan, sebagai yang dikembangkan misalnya
dari kondisi kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan dan etnis.
2.1.4 Analisis Lingkungan Perusahaan.
A. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan upaya penelusuran dan pengungkapan
informasi relevan yang terkandung dalam data dan penyajian hasilnya dalam
xxix
bentuk yang lebih ringkas dan sederhana yang pada akhirnya mengarah pada
keperluan adanya penjelasan dan penafsiran (Simamora, 2004).
B. Analisis Lingkungan Internal
Menurut Umar (2003), analisis terhadap lingkungan internal dapat dilakukan
dengan menggunakan alat analisis berupa matrik IFE (Internal Faktor Evaluation)
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Contoh matrik
IFE dapat dilihat pada Tabel 5. Tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam membuat
matrik IFE adalah :
1. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan pada kolom
pertama.
2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor pada kolom kedua dengan
skala mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (paling penting) Penentuan
bobot dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dengan
menggunakan skala ordinal yang digunakan adalah 1 (tidak penting), 2
(kurang penting), 3 (biasa saja), 4 (penting), 5 (sangat penting). Bobot pada
masing-masing faktor berfungsi untuk menunjukkan kepentingan relatif setiap
faktor agar berhasil dalam industri. Kemudian dari hasilnya diambil rataannya
dan dibagi dengan total rataan untuk mendapatkan nilai bobot (semua bobot
tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0).
3. Menghitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan. Rating
diperoleh dengan mengajukan pertanyaan kepada responden denagn skala
ordinal yang digunakan adalah 4 (kekuatan utama), 3 (kekuatan kecil), 2
(kelemahan kecil), 1 (kelemahan utama). Kemudian dari hasilnya diambil
rataannya.
4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk
memperoleh skor pada kolom 4.
5. Menjumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan. Nilai rata-rata adalah 2,5. jika nilainya dibawah
2,5 menandakan bahwa secara internal perusahaan adalah lemah, sedangkan
nilai yang berada di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat.
Tabel 5. Matrik faktor strategi internal
Sumber : Rangkuti (2005)
C. Analisis Lingkungan Eksternal
Menurut Umar (2003), analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan
dapat dilakukan dengan menggunakan analisis matrik EFE (External Factor
Evaluation). Sehingga dapat diketahui faktor-faktor eksternal yang menjadi
peluang dan ancaman bagi perusahaan. Contoh matrik EFE dapat dilihat pada
Tabel 6. Tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam membuat matrik EFE adalah :
1. Menyusun daftar peluang dan ancaman pada kolom pertama.
2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor mulai dari 0,0 (tidak penting)
sampai 1,0 (sangat penting) pada kolom kedua. Bobot ditentukan dengan
mengajukan pertanyaan kepada responden dengan menggunakan skala
ordinal. Skala ordinal yang digunakan adalah 1 (tidak penting), 2
(kurang penting), 3 (biasa saja), 4 (penting), 5 (sangat penting). Bobot pada
masing-masing faktor berfungsi untuk menunjukkan kepentingan relatif setiap
faktor agar berhasil dalam industri. Kemudian hasil dari pertanyaan yang
menggunakan skala ordinal, diambil rataannya dan dibagi dengan total rataan
untuk mendapatkan nilai bobot.
Faktor-faktor
Strategi Internal
Bobot Rating Skor
Kekuatan:
1
2
Kelemahan:
1
2
Total 1,00
xxxi
3. Menghitung rating pada kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (respon superior), 3 (respon diatas rata-rata), 2
(respon rata-rata), dan 1 (respon di bawah rata-rata). Rating yang diberikan
mengindikasikan seberapa efektif perusahaan dalam merespon peluang dan
ancaman yang timbul. Rating diperoleh dengan mengajukan pertanyaan
kepada responden. Hasil dari pertanyaan tersebut diambil rataannya yang akan
digunakan dalam matriks EFE.
4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk
memperoleh skor pada kolom 4.
5. Menjumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan. Nilai 1 pada matrik EFE menunjukkan bahwa
perusahaan tidak mampu memanfaatkan peluang-peluang untuk menghindari
ancaman-ancaman. Sedangkan nilai 4 menunjukan bahwa perusahaan telah
mampu memanfaatkan peluang dengan baik untuk menghindari ancaman.
Nilai 2,5 menunukkan perusahaan mampu merespon situasi eksternal secara
rata-rata.
Tabel 6. Matrik faktor strategi eksternal.
Sumber : Rangkuti (2005)
D. Matrik Internal Eksternal (IE)
Matrik internal eksternal ini dikembangkan dari model General Electric
(GE-Model). Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal
Faktor-faktor
Strategi Eksternal
Bobot Rating Skor
Peluang
1
2
Ancaman
1
2
Total 1,00
perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. IE bermanfaat untuk
memposisikan suatu SBU perusahaan ke dalam matriks yang terdiri dari 9 sel.
Matriks IE terdiri dari dua dimensi, yaitu:
a) Dimensi X : total skor dari matriks IFE
b) Dimensi Y : total skor dari matriks EFE
Menurut David (2002), pada sumbu X dari matriks IE, skornya ada tiga yaitu :
skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah, skor 2,0-2,99
menyatakan posisinya adalah rata-rata dan skor 3,0-4,0 adalah kuat. Dengan cara
yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk matriks IFE, skor 1,0-1,99 adalah
rendah, skor 2,0-2,99 adalah sedang dan skor 3,0-4,0 adalah tinggi.
IE Matrix memiliki tiga implikasi strategi yang berbeda, yaitu :
1. Sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai Tumbuh dan Membangun
(Grow and Build). Strategi-strategi yang cocok adalah Strategi Intensif
(Market Penetration, Market Development, dan Product Development) atau
Strategi Terintegrasi (Backward Integration, Forward Integration dan
Horizontal Integration)
2. Sel III, IV, atau VI paling baik dikendalikan dengan strategi-strategi
Pertahankan dan Pelihara (Hold and Maintain). Strategi-strategi yang umum
dipakai yaitu strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration) dan Pengembangan
Produk (Product Development).
3. Sel VI, VII atau IX dapat menggunakan strategi Panen atau Divesture
(Harvest or Divesture). Matriks IE disajikan dalam Gambar 3.
Strategi penetrasi pasar (market penetration) adalah meningkatkan pangsa
pasar melalui usaha pemasaran yang lebih intensif atau maksimal. Strategi
pengembangan pasar (market development) adalah strategi meningkatkan pangsa
pasar produk atau jasa ke daerah baru. Strategi pengembangan produk (product
development) adalah strategi meningkatkan penjualan dengan mengembangkan
atau memodifikasi produk atau jasa yang ada.
Strategi integrasi ke depan adalah pengendalian atau pengawasan lebih
terhadap distributor atau pengecer. Strategi integrasi ke belakang adalah strategi
pengendalian dan pengawasan lebih terhadap pemasok. Strategi integrasi
horizontal adalah strategi pengawasan lebih terhadap pesaing.
xxxiii
SKOR TOTAL IFE
Kuat Rata-rata Lemah
4,0 3,0 2,0 1,0
1,0
Gambar 1. Matriks IE (Husein Umar, 2003)
E. Matrik SWOT.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti,2005). Matrik SWOT adalah alat yang
digunakan untuk menyususn faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Contoh gambar matrik SWOT dapat dilihat pada Tabel 7. Matrik ini
menghasilkan 4 alternatif strategi, yaitu :
1. Strategi SO (Strenght-Opportunity) adalah strategi yang menggunakan
kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar
perusahaan.
2. Strategi ST (Strenght-Threat) adalah strategi dalam menggunakan kekuatan
yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO (Weakness-Opportunity) merupakan strategi yang diterapkan
berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan
kelemahan.
SKO
R T
OT
AL
EFE
4,0
Tinggi
3,0
Rata-rata
2,0
Rendah
I
Grow and Build
II
Grow and Build
III
Hold and Maintain
IV
Grow and Build
V
Hold and Maintain
VI
Harvest and Divestiture
VII
Hold and Maintain
VIII
Harvest and Divestiture
IX
Harvest and Divestiture
4. Strategi WT (Weakness-Threat) merupakan strategi yang didasarkan pada
usaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Tabel 7. Matrik SWOT
Sumber: Rangkuti (2005)
Langkah-langkah dalam membuat matrik SWOT, yaitu :
1. Membuat daftar peluang eksternal perusahaan.
2. Membuat daftar ancaman eksternal perusahaan.
3. Membuat daftar kekuatan internal perusahaan.
4. Membuat daftar kelemahan internal perusahaan.
5. Mencocokkan kekuatan internal dan peluang eksternal dan mencatat hasilnya
dalam strategi SO.
6. Mencocokkan kelemahan internal dan peluang eksternal dan mencatat
hasilnya dalam strategi WO.
7. Mencocokkan kekuatan internal dan ancaman eksternal dan mencatat hasilnya
dalam strategi ST.
8. Mencocokkan kelemahan internal dan ancaman eksternal dan mencatat
hasilnya dalam strategi WT.
F. Matriks Quantitative Strategic Planning (QSPM)
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) digunakan untuk
menentukan alternatif strategi pemasaran yang paling baik atau yang menjadi
prioritas untuk dijalankan oleh perusahaan. Secara konseptual, tujuan QSPM
adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari
strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk menentukan strategi
IFE
EFE
Strenghts (S)
Weaknesses (W)
Opportunities (O)
Strategi SO
Strategi WO
Threats (T)
Strategi ST
Strategi WT
xxxv
mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan. Contoh matrik QSP
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Matriks QSP (Quantitative Strategies Planning)
Faktor-faktor
sukses kritis
Bobot
Alternatif Strategi
Strategi I Strategi II Strategi III
AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang
-
Ancaman
-
Kekuatan
-
Kelemahan
-
Jumlah Total
Nilai Daya Tarik
Sumber : David, 2002
Penjelasan mengenai langkah-langkah pengembangan suatu QSPM :
1. Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan perusahaan di
kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari matriks IFE dan EFE.
2. Memberi bobot pada masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot ini
sama dengan yang ada di matriks EFE dan matriks IFE.
3. Mengidentifikasi strategi alternatif yang diperoleh dari analisis SWOT.
Kemudian mencatat strategi-strategi ini di bagian atas baris QSPM.
4. Menetapkan Attractiveness Score (AS) untuk setiap strategi berdasarkan
peran faktor tersebut terhadap setiap alternatif strategi. Batasan nilai
Attractiveness Scores adalah : 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 =
secara logis menarik, 4 = sangat menarik.
5. Menghitung Total Attractiveness Scores (TAS) dengan mengalikan bobot
dengan Attractiveness Score (AS).
6. Menghitung jumlah seluruh Total Alternativeness Score (TAS) untuk setiap
alternatif strategi. Dari beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari
alternatif strategi yang tertinggi menunjukkan bahwa alternatif strategi itu
yang menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif
strategi ini menjadi pilihan terakhir.
2.2 Penelitian Terdahulu.
Herlina (2002) telah melakukan penelitian yang tentang analisis strategi
pemasaran dan pengembangan usaha kecil pada Pia Apple Pie Bogor. Dengan
matrik SWOT dapat disusun beberapa alternatif strategi bagi perusahaan dengan
menggabungkan lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Alternatif strategi
pemasaran berdasarkan bauran pemasaran meliputi strategi produk yaitu
mempertahankan posisi perusahaan serta terus melakukan inovasi baru dalam
pengembangan produk, strategi harga yaitu penetapan harga yang lebih bersaing
dengan produk sejenis atau produk subsitusi dengan meluncurkan paket-paket
tertentu agar dapat diperoleh harga yang lebih ekonomis, strategi distribusi yaitu
mempertahankan daerah pasar sasaran yang sudah ada dan juga mencari serta
menjajaki peluang di daerah-daerah baru, strategi promosi dengan melakukan
langkah-langkah promosi berupa perkenalan produk dan citra perusahaan.
Sahal (2003) dalam penelitiannya berjudul Analisis Formulasi Strategi PT
Fastfood Indonesia, Tbk (KFC) dalam Menghadapi Persaingan Bisnis Fastfood,
dengan menggunakan analisis internal dan eksternal diperoleh beberapa alternatif
strategi pemasaran bagi perusahaan, yaitu strategi penetratsi pasar, strategi
pengembanhan produk dan strategi pengembangan pasar. Strategi peneterasi pasar
dapat dilakukan dengan publikasi sertifikat halal, penambahan fasilitas play land
dan fasilitas pesan antar, mengoptimalkan dan meningkatkan iklan maupun
promosi sesuai sasaran, promosi agresif, peluncuran produk baru dan paket hemat
secara periodik dan kontinu, dan diversifiksasi produk. Strategi pengembangan
pasar yang dapat dilakukan meliputi intensif dalam pembukaan restoran baru, dan
relokasi store. Strategi pengembangan produk yang dapat dilakukan meliputi
mengoptimalkan program R&D, peningkatan perhatian PLC, dan diversifikasi
produk.
xxxvii
Nugraha (2004), telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Strategi
Pemasaran pada Restoran Waralaba (Studi Kasus di Bakmi Japos Cabang Bogor).
Berdasarkan analisis matrik IE diperoleh alternatif strategi yang terdiri dari
strategi intensif dan strategi integratif. Berdasarkan analisis SWOT, juga
menghasilkan kedua strategi tersebut dan khususnya memprioritaskan pada
kegiatan promosi dan meninjau kembali peraturan-peraturan baku yang telah
dibuat untuk cabang-cabangnya agar lebih fleksibel dan lebih disesuaikan dengan
daerah setiap outlet-outletnya.
Oktavia (2006) mengadakan penelitian mengenai analisis strategi pemasaran
pada CV. Celup Mitra Usaha. Berdasarkan analisis matrik IE, diperoleh beberapa
alternatif strategi pemasaran yaitu strategi penettasi pasar, strategi pengembangan
pasar, dan strategi pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar dapat dilakukan
dengan usaha pemasaran yang lebih gencar melalui peningkatan kegiatan
promosi, strategi pengembangan pasar dengan menambah gerai dan strategi
pengembangan produk dengan memperbaiki, memodifikasi produk atau jasa yang
sudah ada atau menciptakan produk baru. Berdasarkan analisis QSPM diperoleh
strategi yang menjadi prioritas utama untuk diterapkan oleh perusahaan adalah
meningkatkan kegiatan promosi.
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian.
Dalam merumuskan strategi pemasaran harus terlebih dahulu mengetahui
keadaan umum perusahaan yang mencakup visi, misi, dan lingkungan pemasaran.
Lingkungan pemasaran yang dimaksud meliputi lingkungan internal dan
lingkungan eksternal. Dengan melakukan identifikasi terhadap lingkungan
internal maka akan diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Dan dengan
melakukan identifikasi terhadap lingkungan eksternal maka akan diketahui
peluang dan ancaman perusahaan. Kemudian hasil identifikasi lingkungan internal
akan dianalisis dengan menggunakan matrik IFE dan dan hasil identifikasi
lingkungan eksternal akan dianalisis dengan menggunakan matrik EFE. Hasil
analisis dengan menggunakan matrik IFE dan EFE dimasukkkan ke dalam matrik
IE untuk mengetahui posisi perusahaan.
Analisis dengan matrik SWOT dilakukan untuk memperoleh berbagai
alternatif strategi dengan menyesuaikan peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Langkah
terakhir yang harus dilakukan adalah menentukan strategi pemasaran terbaik
dengan menggunakan matrik QSPM sehingga dihasilkan satu strategi yang
menjadi prioritas perusahaan.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
CALIFORNIA FRIED CHICKEN DARMAGA CENTRE BOGOR
Lingkungan Pemasaran
Strategi Pemasaran Terbaik
Analisis Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Eksternal
Matrik IFE Matrik EFE
Alternatif Strategi Pemasaran
QSPM
Matrik IE
Matrik SWOT
xxxix
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penentuan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Restoran California Fried Chicken (CFC) Cabang
Darmaga Centre Bogor. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)
dengan pertimbangan karena CFC merupakan salah satu restoran fastfood yang
cukup dikenal oleh masyarakat.
3.2 Jenis dan Sumber Data.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari pihak manajemen restoran dan konsumen.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber terkait dengan topik
penelitian ini, seperti perpustakaan, internet, buku-buku, dan Badan Pusat
Statistik.
3.3 Teknik Pengambilan Sampel.
Responden dalam penelitian ini terbagi dua, yaitu pihak manajemen restoran
dan konsumen. Teknik pengambilan sampel untuk pihak manajemen restoran
adalah metode judgement sampling, yaitu memilih sampel yang dinilai dapat
memberikan informasi yang paling lengkap. Responden yang dipilih yaitu general
manager, store manager, dan supervisor karena dianggap mengetahui informasi
mengenai faktor-faktor strategis internal dan eksternal restoran. Sedangkan teknik
pengambilan sampel yang digunakan untuk konsumen menggunakan metode non-
probability sampling (sampel tidak acak) dengan insidental sampling. Insidental
sampling adalah pemilihan sampel tidak direncanakan atau secara kebetulan.
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah konsumen yang berkunjung ke
gerai tersebut pada saat penelitian dilakukan yang berjumlah 30 orang. Responden
berjumlah 30 orang mengacu pada konsep teorema batas sentral yang menyatakan
bahwa jumlah sampel yang besar (n ≥ 30) akan menyebar secara normal (Setiadi,
2003).
3.4 Teknik Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara langsung dengan
pihak manajemen restoran yang terdiri dari general manager, store manager, dan
supervisor serta penyebaran kuesioner kepada konsumen yang berkunjung ke
restoran tersebut. Pengumpulan data juga dilakukan dengan melakukan studi
pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
3.5 Pengolahan dan Analisis Data.
Data-data yang telah dikumpulkan dari perusahaan dan kuesioner dari
konsumen diolah dengan menggunakan Microsoft Excel. Kemudian data-data
yang telah diolah akan dianalisis dengan tahapan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dan lingkungan
internal (kekuatan dan kelemahan) perusahaan.
2. Menganalisis lingkungan internal dengan menggunakan matrik IFE untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan utama perusahaan.
3. Menganalisis lingkungan eksternal dengan menggunakan matrik EFE untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan.
4. Memasukkan hasil analisis matrik IFE dan EFE ke dalam matrik IE untuk
menentukan posisi perusahaan.
5. Melakukan analisis dengan matrik SWOT untuk mendapatkan alternatif -
alternatif strategi pemasaran yang sesuai bagi perusahaan berdasarkan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi perusahaan.
6. Menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan dengan
menggunakan matrik QSP.
xli
IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Restoran di Indonesia dan Bogor
Industri restoran di Indonesia semakin berkembang pesat ketika perusahaan
makanan cepat saji asing mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1970. Produk
yang ditawarkan mampu memberikan warna dan rasa baru serta sistem
manajemen yang diterapkan dalam pengelolaaannya pun berbeda dan lebih
modern. Restoran fast food yang berkembang di Indonesia berasal dari berbagai
negara yaitu Amerika, Cina, Italia, Jepang, Thailand, dan Korea. Dan sekarang ini
restoran fast food juga banyak dikembangkan oleh restoran dometik. Nama-nama
restoran fast food asing dan lokal dapat dilihat pada Tabel 9.
Pertumbuhan restoran di kota bogor juga semakin berkembang pesat. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya restoran yang berdiri yang menawarkan masakan
lokal dan masakan internasional. Pada Tabel 10 dapat dilihat nama-nama restoran
berdasarkan kategori.
Tabel 10. Daftar restoran dan kategorinya di kota Bogor
No Kategori Nama Restoran 1 Makanan Trendy Kentucky Fried Chicken, McDonald’s, Pizza
Hut, Wendy’s, A&W, California Fried Chicken, Dunkin Donut, Texas Fried Chicken
2 Masakan Internasional Restoran hanamasa, Pasadena, Steamboat Sukiyaki.
3 Masakan Padang Restoran Simpang Raya, Restoran Trio, Bogor Raya.
4 Masakan Sunda Restoran Larisa, Ponyo, Saung Mirah, Saung kuring, Bambu tirza, Galuga, Restoran Alam kuring, Ayam Goreng Fatmawati.
5 Seafood dan Chinese food Cahaya Baru, Sian Restoran 6 Lainnya Bogor Permai, Ayam Goreng Pajajaran,
Hartz Chicken Buffet. Sumber: Rudianto (2002)
Tabel 9. Beberapa nama restoran fastfood asing dan lokal di Indonesia
Restoran Fastfood Asing Restoran Fastfood Lokal Nama Fastfood Menu utama Nama Fastfood Menu Utama
McDonald’s Ayam Goreng & Burger.
California Fried Chicken
Ayam Goreng
Texas Fried Chicken Ayam Goreng Ayam Bengawan Solo
Ayam Goreng
Kentucky Fried Chicken
Ayam Goreng Ayam Goreng Ny. Tanzil
Ayam Goreng
Taco Bell Ayam Goreng dan Burger
Ayam Goreng Fatmawati
Ayam Goreng
New York Fried Chicken
Ayam Goreng Ayam Goreng Suharti
Ayam Goreng
Chester Fried Ayam Goreng Ayam Goreng Mb.Berek
Ayam Goreng
Popeyes Chicken & Seafood
Ayam Goreng dan Seafood
Ayam Bakar SM Ayam Bakar
Wendy’s Burger Bakmi Jawa Mie Dairy Queen Burger Bakmi Naga Mie A&W Family Rest Burger Bakmi Gajahmada Mie American Hamburger Burger Bakmi Gg.Kelinci Mie Hartz Chicken Buffet Ayam Goreng
(Buffet) Bakmi Lap.Tembak Mie Bakso
Restoran Fastfood Asing Restoran Fastfood Lokal Nama Fastfood Menu utama Nama Fastfood Menu Utama Am Pm Burger Sari Ratu Masakan
Padang Jack In The Box Burger Hoka-Hoka Bento Masakan
Jepang Dunkin Donats Donat & Burger Salero Bagindo Masakan
Padang Pizza Hut Pizza Trio Masakan
Padang Round Table Pizza Pizza Simpang Raya Masakan
Padang Domino’s Pizza Pizza Cahaya Baru Masakan
Cina Little Caesar Pizza Pizza Es Teller 77 Mie Baso Hanamasa Masakan Jepang Es Teller KEC Mie Baso Nadaman Masakan Jepang Lambung Andal Steak Happy Day Steak R.M Sederhana Sizzler Steak Nilasari Yoshinoya Steak Sapo Oriental Sapo Sumber: SWA (2001)
xliii
4.2 Gambaran Umum California Fried Chicken
4.2.1 Sejarah, Visi, dan Misi Perusahaan
PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk (PT PGI) merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang restoran makanan siap saji (fast food) yang
mengelola California Fried Chicken (CFC). PT Pioneerindo Gourmet
International Tbk berdiri pada tanggal 13 Desember 1983. CFC sepenuhnya
merupakan waralaba lokal. Saat ini CFC mempunyai 128 cabang, sebanyak 41
gerai merupakan cabang waralaba dan sisanya ditangani sendiri oleh PT.
Pioneerindo Gourmet International Tbk.
CFC termasuk restoran di Indonesia yang paling awal mengembangkan pola
waralaba sehingga dari sisi brand awareness, CFC kini sudah sangat dikenal.
Banyak kalangan masyarakat menilai CFC merupakan restoran cepat saji
waralaba dari Amerika dan mempersepsikan CFC sebagai waralaba asing seperti
KFC, McDonald's atau Wendy's. Apalagi dilihat dari namanya yang
menggunakan salah satu nama kota terkenal di negeri Paman Sam. Sebenarnya
restoran fastfood ini murni lokal. Jika kemudian mengandung unsur asing,
memang ada sejarah yang melekat dan tidak bisa dipisahkan dari perjalanan
restoran ini, dan juga sebagai upaya untuk mempermudah penetrasi di pasar
nasional.
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk awalnya bernama PT Putra
Sejahtera Pioneerindo yang merupakan master franchise Pioneer Chicken dari
Amerika Serikat. CFC sebelumnya adalah waralaba asing asal Amerika Serikat
dengan nama Pioneer Chicken. PT Putra Sejahtera Pioneerindo memutuskan
penghentian kerja sama dengan Pioneer Chicken ketika perusahaan induk di AS
mengalami kebangkrutan pada tahun 1989 dan kemudian membuat restoran cepat
saji dengan skema waralaba.. Pihak Pioneer Chicken di Indonesia mengganti
nama perusahaan menjadi California Fried Chicken. Perubahan kepemilikan
menyebabkan PT Putra Sejahtera Pioneerindo berganti nama menjadi PT
Pioneerindo Gourmet Internatonal Tbk. Saat ini PT Pioneerindo Gourmet
Internatonal Tbk dipimpin oleh Budi Hamidjaja.
Visi California Fried Chicken adalah menjadi restoran fast food terbaik yang
menawarkan berbagai variasi produk bukan hanya ayam goreng. Dan Misi yang
dimiliki oleh California Fried Chicken adalah menyajikan produk yang berkualitas
dan higienis dengan pelayanan yang memuaskan.
PT Sentra Darmaga mendirikan CFC Darmaga Centre di JL. Sindangbarang
RT 01/RW01 no.16A Bogor Barat tanggal 10 Desember 2004 dengan membeli
lisensi dari PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk. Perusahaan ini
sebelumnya adalah usaha keluarga, yaitu warung makan yang berdiri pada tahun
2002 kemudian menjadi badan hukum pada tahun 2004 tepatnya pada bulan Juli.
PT. Sentra Darmaga kemudian mengembangkan usahanya melalui sistem
waralaba dengan mendirikan CFC Darmaga Centre dan showroom TOSSA
dibidang otomotif sepeda motor di daerah Citeureup dan Darmaga Centre. PT
Sentra Darmaga adalah badan hukum usaha yang dimiliki oleh Bapak Agustus
Sani Nugroho yang menjabat sebagai komisaris utama dengan Ibu Dewi Ulfa
yang menjabat sebagai Direktur Utama PT Sentra Darmaga. Lisensi dari PT. PGI
berlaku per 5 tahun, dan bisa diperpanjang sesuai dengan bagaimana
perkembangan store yang bersangkutan. Kewajiban pewaralaba adalah mentaati
peraturan yang telah ditetapkan PT Pioneerindo Gourmet Internatonal Tbk, baik
dari segi taste, peraturan manajerial sesuai SOP, dan membayar fee 7% dari total
gross penjualan setiap bulannya. Dalam menjalankan usahanya CFC Darmaga
Centre dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat, dengan tetap
berpedoman pada standar-standar dasar yang telah ditetapkan oleh franchisor.
4.2.2 Jenis Usaha
Bentuk usaha dari PT. Sentra Darmaga adalah perseroan terbatas dengan
menerapkan sistem waralaba (franchise) untuk restoran cepat saji CFC Darmaga
Centre dengan membeli merek dagang brand of business dari PT. Pioneerindo
Gourmet International Tbk. Sistem ini telah dijalankan oleh PT Sentra Darmaga
selama hampir tiga tahun dengan beberapa ketentuan-ketentuan yang harus
dipatuhi, yaitu bahan baku disediakan oleh PT. Pioneerindo Gourmet International
Tbk, membayar royalti sebesar 7%, menerapkan SOP (Standard Operation
Prosedure) dan memberikan fasilitas dan kesempatan kepada monitoring pusat
untuk melakukan ROE (Restaurant Operation Evaluation) setiap bulan dengan
waktu yang tidak ditentukan.
xlv
4.2.3 Struktur Organisasi
Karyawan CFC Darmaga Centre berjumlah 15 orang , dengan struktur
organisasi dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Struktur Organisasi Perusahaan
Pada struktur organisasi di atas General Manager di PT Sentra Darmaga
merangkap sebagai kepala personalia dan staff keuangan. Rekruitmen karyawan
yang bekerja di CFC Darmaga Centre dilakukan oleh PT. Sentra Darmaga dengan
memberikan hak training kepada PT. Pioneerindo Gourment International, Tbk.
Jadi perekrutan karyawan baru dan penanganan pemasukan dan pengeluaran
perusahaan menjadi wewenang General Manager.
Masing-masing jabatan mempunyai tugas dan tanggung jawab. Adapun
tugas dan tanggung jawab dari setiap jabatan adalah sebagai berikut:
1. Pemilik/Pewaralaba
Memberikan investasi kepada perusahaan
Pemilik/Pewaralaba
Direktur Utama
General Manajer
Supervisor
Staff/Karyawan
Store Manager Accounting
Keamanan dan kebersihan
Franchisor PT Pionerindo Gourment International, Tbk.
2. Direktur Utama
a. Memimpin perusahaan secara menyeluruh.
b. Sebagai pengambil keputusan bagi perusahaan.
c. Bertanggung jawab kepada pemilik.
3. General Manager
a. Bertanggungjawab terhadap semua kegiatan yang berlangsung dalam
perusahaan
b. Bertanggungjawab mengatur semua pemasukan, pengeluaran keuangan
perusahaan dan mempertanggungjawabkan kepada Direktur Utama
4. Accounting
a. Bertanggungjawab menghitung dan menganalisa semua data pemasukan
dan pengeluaran keuangan perusahaan
b. Bertanggung jawab langsung kepada General Manager
5. Store Manager
a. Bertanggungjawab terhadap semua proses produksi di store sampai pada
pemasaran
b. Bertanggung jawab melakukan taking order bahan baku
c. Mempertanggungjawabkan semua kegiatan kepada General manager
6. Supervisor (SPV)
a. Membantu tugas Store Manager dalam keseharian
b. Mengawasi kegiatan staff/karyawan,
c. Bertangung jawab kepada Store Manager.
7. Cleaning Staff
a. Menjaga kebersihan lantai, kaca, meja, kursi dan wastafel di ruang lantai
atas dan bawah, dan memantau persediaan sause, sedotan, sabun tangan
dan tusuk gigi di ruang makan dan serta memberikan pelayanan pada
pelanggan yang meminta bantuan.
b. Bertanggung jawab kerpada SPV dan Store Manager
8. Kitchen Staff
a. Menyediakan dan mengolah makanan yang dipesan dari bagian counter
dan menjaga kebersihan lantai dapur, peralatan masak, peralatan makan
dan minum,
xlvii
b. Memberikan tanda kelayakan bahan makanan yang akan diolah (Holding
Time and Exparaded).
c. Bertanggung jawab kerpada SPV dan Store Manager
9. Counter Staff
a. Menyambut konsumen yang datang dengan ramah tamah dan melakukan
transaksi dengan konsumen, menjaga kebersihan di area counter dan
menjaga keamanan uang yang ada di mesin cash register.
b. Bertanggung jawab kerpada SPV dan Store Manager
10. Keamanan
a. Bertanggung jawab kepada General Manager.
b. Menjaga keamanan di sekitar store, dan merangkap sebagai juru parkir.
11. Kebersihan
a. Bertanggung jawab kepada General Manager.
b. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Internal
Analisis terhadap lingkungan internal restoran merupakan tahap untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaaan untuk
menghadapi persaingan. Aspek lingkungan internal yang diamati menggunakan
pendekatan fungsional yang terdiri dari produksi dan operasi, sumber daya
manusia, keuangan, pemasaran dan sistem informasi manajemen.
5.1.1 Produksi dan Operasi
Pada dasarnya CFC darmaga centre hanya mengelola bahan setengah jadi
menjadi makanan siap saji. Proses pengolahan fried chicken yaitu ayam beku dari
freezer dengan suhu penyimpanan -18 s/d -24oC, di trawing dalam chiller yang
bersuhu 3 s/d 7 oC kemudian dilakukan dusting (pencelupan dalam cairan batter
dip dan pencelupan dalam tepung). Lalu dimasak dalam fryer (penggorengan)
bersuhu 171oC selama 14 menit yang dilakukan secara komputerisasi sehingga
mematikan virus dan bakteri. Setelah matang dimasukkan ke warmer dengan
holding time 1 jam. Diagram alir proses produksi dapat dilihat pada Gambar 4.
Proses produksi di CFC Darmaga Centre sangat terjamin keamanan dan
kebersihannya karena ada SOP yang mengatur dan memuat standar-standar
pengolahan produk. SOP juga mengatur standar kebersihan lingkungan dan
karyawannnya sehingga produk yang dihasilkan benar-benar aman untuk
dikonsumsi, konsumen yang datang merasa aman dengan lingkungan yang bersih
dan karyawan yang ramah.
Penggunaan bahan baku menggunakan sistem first in first out (FIFO).
Bahan baku yang datang segera diberikan penandaan pada produk untuk
mempermudah tingkat kualitas produk dan kelayakan untuk dipergunakan sebagai
makanan siap saji (fastfood). Jika terdapat ayam yang tidak dapat dimasak sebagai
ayam goreng misalnya karena patah maka dapat digunakan untuk membuat
perkedel dan sup jagung. Jika bahan baku tersebut tidak bisa digunakan, maka
akan dikembalikan ke kantor pusat.
xlix
Pengawasan kualitas produk dan kelayakan dilakukan dengan melakukan
pengawasan setiap hari oleh manajer store dan supervisor dengan mengecek atau
mengevaluasi produk yang sudah diberikan tanda penggunaan dan kadaluarsa
produk. PT PGI, Tbk melalui Quality Assurance (QA) dan Area Manager (AM)
melakukan kontrol 2 kali atau lebih dalam sebulan pada kualitas, higienitas semua
bahan baku dan produk agar aman dikonsumsi.
Tingkat penggunakan teknologi di CFC Darmaga Centre termasuk modern
semi automatis., karena masih ada bagian dari proses produksinya yang
dikerjakan secara manual seperti diswhaser manual, cleaning equipment manual,
penyajian makanan dan minuman manual, namun dari segi peralatan dapur yang
digunakan sudah modern misalnya pada fryer yang digunakan sudah otomatis dan
terkompurerisasi. Beberapa contoh lainnya yang menggunakan teknologi modern:
cash register, exhaust, hatco heating cabinet, warmer, rice cooker automatic, grill
burner, chiller, freezer, water heater, dan lain-lain. Fasilitas cash registration
hanya satu, hal ini akan berpengaruh pada lambatnya pelayanan pada konsumen
khususnya pada hari sabtu minggu dimana banyak konsumen yang datang.
Gambar 4. Diagram Alir Proses Produksi
Di masukan ke Freezer (-18 S/d -24) (untuk ayam belum digunakan)
Di trawing di chiller (3 s/d 7 oC) (untuk ayam yang akan digunakan)
Holding Time 3 hari
Proses Pemasakan
Penyajian
Penerimaan bahan baku
(dalam keadaan beku)
5.1.2 Sumber Daya Manusia
CFC Darmaga Centre memiliki 15 karyawan yang terdiri dari direktur
utama, general manager, accounting, store manager, supervisor, dan sisanya 10
karyawan bertugas sebagai cleaning staff, kitchen staff, counter staf,f, petugas
keamanan dan petugas kebersihan luar restoran. Tingkat pendidikan karyawan
sebagian besar berpendidikan SMU/sederajat dan hanya sebagian kecil yang
berpendidikan S1. Namun selama ini rendahnya tingkat pendidikan tidak
mengganggu jalannya perusahaan karena pekerjaan yang dilakukan relatif tetap
dari waktu ke waktu dan pekerjaan yang dilakukan sudah memiliki standar SOP.
Usia karyawan relatif muda dan didominasi oleh pria. Karyawan wanita terdiri
dari 2 orang dan bertugas sebagai kasir atau counter staff. Karyawan pria terdiri
dari 6 orang bertugas sebagai cleaning staff dan kitchen staff. Pada dasarnya
pekerjaan tidak terspesialisasi dan setiap karyawan dapat melakukan semua
pekerjaan.
Budaya kerja yang diterapkan di CFC Darmaga Centre adalah DQSC
(Discipline, Quality, Service dan Cleanlinnes) .Dicipline adalah modal dasar
setiap karyawan CFC yaitu disiplin waktu dan disiplin kerja yang sesuai dengan
SOP yang ditetapkan. Quality artinya selalu mengutamakan kualitas produk
maupun pelayanan. Service adalah selalu memberikan pelayanan terbaik kepada
konsumen serta menjaga hubungan baik antar sesama karyawan. Cleanlines
adalah selalu menerapkan kebersihan dan fairness di lingkungan kerja serta
mengutamakan kehigienisan produk.
Sebuah organisasi kerja membutuhkan suasana kondusif untuk mencapai
tujuan kerja secara optimal. Karyawan-karyawan CFC darmaga centre memiliki
hubungan kerja yang sangat baik, mereka memahami job description masing-
masing sehingga tidak saling bersinggungan antar karyawan. Selain itu
komunikasi juga berjalan dengan baik, hal ini dapat terlihat ketika kasir
melakukan order menu ke cook dan di respon dengan baik demikian selanjutnya
ketika menu selesai kemudian dikomunikasikan kembali ke kasir. Hubungan
karyawan dengan supervisor dan store manager juga terjalin dengan baik dan
diadakan briefing untuk evaluasi pencapaian yang sudah didapat, rencana kerja,
serta komunikasi dua arah mengenai saran, keluhan, dan hambatan yang ditemui.
li
Perekrutan tenaga kerja dilakukan hanya jika ada posisi kosong. Perekrutan
dilakukan oleh kantor cabang sendiri dimana test dan pengambilan keputusan
akhir dilakukan oleh general manager CFC Darmaga Centre. Karyawan yang telah
diterima akan melewati masa percobaan selama 3 bulan dan setelah itu akan
diterima sebagai karyawan tetap.
Pelatihan oleh kantor pusat dilakukan hanya jika ada produk baru. Pihak
CFC Darmaga Centre melakukan pelatihan hanya pada karyawan baru. Pihak
CFC juga melakukan tes SOP kurang lebih 2 bulan sekali. Jam kerja karyawan
dibagi 2 shift, shift pertama dari jam 8.30-14.30 dan shift kedua dari jam 14.30-
21.30. Setiap hari pada akhir shift dilakukan briefing untuk mengevaluasi kinerja
selama sehari.
5.1.3 Keuangan
Pemasukan atau penerimaan bahan baku akan tercatat dalam buku-buku
besar produksi dan suplier juga akan memberikan daftar-daftar bahan baku yang
sudah dipesan kepada CFC Darmaga Centre sebagai pemasukan (input).
Struck/kertas pemesanan yang terdapat di cast register digunakan sebagai catatan
pengeluaran (output). CFC Darmaga Centre telah menggunakan sistem akuntansi
dalam pencatatan keuangan dengan menggunakan tenaga profesional. Pencatatan
laporan keuangan dilakukan pada setiap kegiatan seperti produksi, pemasaran,
penjualan, pembelian bahan baku, penerimaan dan lain-lain. Setiap hari CFC
memberikan laporan kepada owner dan menyetor langsung ke rekening owner.
Sedangkan laporan ke pusat dilakukan dua minggu sekali. Saat ini CFC belum
mencapai BEP karena usahanya masih tergolong muda kurang lebih 2 tahun
sedangkan untuk mencapai BEP dibutuhkan waktu 4 tahun.
5.1.4 Pemasaran.
A. Segmentation, Targeting dan Positioning
1. Segmentation
Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk
kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah (Rangkuti, 2005). Segmentasi
pasar yang dilakukan oleh CFC Darmaga Centre adalah berdasarkan aspek
demografis, aspek psikografis, dan aspek perilaku. Segmentasi pasar berdasarkan
demografis yaitu keluarga. Segmentasi pasar berdasarkan aspek psikografis terdiri
dari kelas sosial dan gaya hidup. Dari segi kelas sosial, segmen yang dipilih oleh
CFC Darmaga Centre yaitu menengah ke atas, hal ini bisa dilihat dari harga yang
ditetapkan oleh CFC cukup mahal. Perubahan gaya hidup terutama dalam pola
konsumsi masyarakat yang semakin ingin cepat dan praktis karena mobilitas
masyarakat yang semakin meningkat sehingga tidak memiliki banyak waktu
untuk mengolah makanan sendiri sehimgga mendorong masyarakat untuk
mengkonsumsi makanan cepat saji. Segmentasi pasar berdasarkan aspek perilaku
terdiri yaitu manfaat dimana konsumen mencari manfaat berupa kualitas produk,
pelayanan dan kecepatan.
2. Targeting
Setelah perusahaan mengidentifikasi dan mengklasifikasikan segmen pasar,
tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah menetapkan pasar sasaran atau
targeting. Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar
yang akan dimasuki. Target pasar utama CFC Darmaga Centre yaitu keluarga dan
kalangan masyarakat menengah ke atas.
3. Positioning
Positioning merupakan tahap dimana perusahaan menentukan posisi yang
diinginkan dalam pasar. CFC ingin menempati posisi sebagai restoran
internasional dengan produk yang memiliki citarasa internasional dan higienis.
Banyak kalangan masyarakat yang sangat menyukai produk yang berasal dari luar
negeri dan restoran fried chicken sangat identik dengan waralaba dari Amerika
sehingga CFC berusaha untuk meraih pasar dengan nama yang berasal dari sebuah
kota di Amerika dan menghasilkan produk yang sesuai dengan standar
internasional.
B. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran diperoleh dari perusahaan dan penyebaran kuesioner
kepada konsumen. Penyebaran kuesioner kepada konsumen dilakukan untuk
mengetahui pendapat konsumen dan membandingkannya dengan pendapat
perusahaan. Penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran penting untuk
liii
diketahui oleh restoran sebagai bahan masukan dalam merumuskan strategi
pemasaran yang cocok dengan karakteristik konsumennya.
Karakteristik konsumen yang diamati dalam penelitian ini meliputi : usia,
alamat, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan per bulan, rekan
pergi ke restoran, sumber informasi mengenai restoran, keseringan mengunjungi
restoran, waktu mengunjungi restoran, restoran yang sering dikunjungi, alasan
utama pergi ke restoran, dan harga rata-rata yang biasa dikeluarkan konsumen.
Berdasarkan 30 kuesioner yang diolah menunjukkan bahwa konsumen berasal
dari Darmaga, Ciomas, Laladon, Jasinga, Pagelaran, Lewiliang, Ciampea, Jakarta
Dan Bekasi. Sebagian besar konsumen berasal dari sekitar Laladon, Darmaga dan
Ciomas. Usia konsumen terendah berusia di bawah 17 tahun dan yang tertinggi
berusia 62 tahun dengan rata-rata usia 32 tahun. Sebagian besar sampel berusia
berkisar antara 21-35 tahun (63,3%).
Konsumen yang berjenis kelamin pria sebesar 57% dan yang berjenis
kelamin wanita sebesar 43%. Jumlah konsumen pria dan wanita hampir sama
karena restoran ini memiliki segmen pasar keluarga (family) jadi sebagian besar
konsumen datang bersama keluarga. Tingkat pendidikan konsumen bervariasi dari
SD sampai S3. Persentase konsumen terbesar telah menempuh pendidikan sarjana
(36,7%). Pekerjaan mayoritas konsumen pegawai swasta yaitu sebesar 43,3%.
Pendapatan keluarga per bulan konsumen lebih dari Rp.2.500.000 sebesar 46,7%.
CFC memiliki segmen pasar keluarga, hal ini dapat dilihat dari mayoritas
konsumen biasanya datang bersama keluarga yaitu sebesar 90% dan sisanya
datang bersama teman. Sumber informasi memegang peranan penting dalam
mempengaruhi konsumen untuk berkunjung ke restoran. Adapun sumber
informasi yang diperoleh konsumen melalui papan nama restoran billboard
(76,7%), keluarga (10%), teman (3,3%), dan sumber lainnya (10%). Sumber
informasi konsumen terbesar berasal dari papan nama restoran, oleh karena itu
penempatan papan nama restoran, ukuran dan warna harus diperhatikan.
Penempatan papan nama restoran sebaiknya tidak sampai tertutupi oleh benda lain
seperti pohon sehingga dapat terlihat dari jauh. Selain itu penempatannya tidak
hanya di depan restoran akan tetapi juga di jalan-jalan utama yang strategis
sehingga konsumen memperoleh informasi dengan mudah.
Tabel 11. Karakteristik Konsumen Restoran CFC Darmaga Centre
Karakteristik Konsumen
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Karakteristik Konsumen Jumlah
(Orang)
Persentase (%)
Usia a. <20 b. 21‐35 c. 36‐50 d. >51
1 19 9 1
3,3 63,3 30 3,3
Rata-rata kunjungan dalam sebulan (kali) a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
16 6 5 1
53,3 26,7 16,7 3,3
Jenis Kelamin a. Laki‐laki b. Wanita
17 13
56,7 43,3
Rekan berkunjung ke restoran a. Keluarga b. Teman
27
90 3 10
Pendidikan terakhir a. SD b. SLTP c. SMU d. Diploma e. Sarjana f. S3
1 1 9 6 11 2
3,3 3,3 30 20
36,7 6,7
Waktu konsumsi a. Makan siang b. Makan malam c. Selingan
13 2 15
43,3 6,7 50
Pekerjaan a. Pelajar/Mahasiswa b. Pegawai Negeri c. Pegawai Swasta d. Wiraswasta e. Ibu Rumah Tangga
2 6 13 3 6
6,7 20
43,3 10 20
Tempat pembelian lain a. CFC lain b. KFC c. Mc Donald d. Texas Fried Chicken e. Lainnya
1 14 8 1 6
3,3 46,7 26,7 3,3 20
Pendapatan a. 500.000‐1000.000 b. 1000.000‐2.500.000 c. >2.500.000
5 11 14
16,7 36,7 46,7
Alasan mengunjungi restoran CFC a. Harga murah dan
terjangkau b. Rasa enak c. Suasana tempat yang
nyaman d. Merek terkenal e. Pelayanan memuaskan f. Lainnya
6 1 14 1 2 6
20
3,3 46,7
3,3 6,7 20
Sumber Informasi a. Papan nama
restoran b. Brosur c. Teman d. Keluarga e. Lainnya
23 0 1 3 3
76.7
0
3.3 10 10
Harga rata-rata yang biasanya dikeluarkan untuk konsumsi per orang a. 10.000‐20.000 b. 20.000‐30.000 c. 30.000‐40.000 d. >40.000
11 6 5 8
36,7 20
16,7 26,7
lv
Mayoritas konsumen mengunjungi restoran CFC dalam sebulan rata-rata 1
kali yaitu sebesar 53,3% konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan
konsumen tidak sering atau jarang mengunjungi restoran. Dapat dikatakan bahwa
tingkat loyalitas konsumen terhadap restoran kurang tinggi. Konsumen CFC yang
disurvey paling sering mengkonsumsi makanan cepat saji sebagai selingan (50%),
makan siang (43,3%) dan makan malam (6,7%). Selain di CFC Darmaga Centre
sebagian besar konsumen biasanya makan di KFC (46,7%). Dari data tersebut
dapat dilihat bahwa pesaing potensial CFC yaitu KFC.
Konsumen mengunjungi restoran karena suasananya yang nyaman (46,7%),
harga yang murah dan terjangkau (20%), pelayanan memuaskan (6,7%), rasa enak
(3,3%), merek terkenal (3,3). Faktor lainnya yaitu kebetulan ketemu saat lapar di
jalan, dekat rumah dan dekat dengan sekolah anak. Rasa makanan yang
seharusnya menjadi faktor utama yang menarik konsumen untuk berkunjung
sangat kecil persentasenya, hal ini disebabkan banyaknya produk yang mirip dan
produk CFC kurang memiliki keunikan dalam cita rasa sehingga konsumen dapat
memperolehnya ditempat lain. Dari sini dapat dilihat bahwa perlunya CFC untuk
melakukan inovasi produk sehingga diperoleh produk yang unik yang dapat
menarik konsumen. Kenyamanan restoran yang menjadi faktor utama yang
mendorong konsumen untuk berkunjung ke CFC harus dipertahankan dan
ditingkatkan sehingga konsumen tidak beralih ke tempat lain. Berikut ini disajikan
lebih lengkap data karakteristik konsumen pada Tabel 11.
a. Produk
Menu utama CFC adalah ayam goreng (Fried Chicken), selain itu terdapat
menu pelengkap lainnya seperti burger, chicken strip, perkedel, siomay, otak-otak
soup, dan lain-lain. Klasifikasi menu yang ditawarkan CFC terdiri dari food dan
beverages seperti yang terlihat pada Tabel 12. CFC juga menjual produk dalam
bentuk paket sehingga harganya lebih murah. Paket-paket yang ditawarkan yaitu
paket Astaga, paket Astaga Family, paket Robot Disc, dan paket ulang tahun.
Menu makanan yang sudah disiapkan untuk dikonsumsi ditempatkan pada
alat penghangat makanan (warmer) selama satu jam dan langsung diantarkan ke
pelanggan dengan menggunakan wadah (tray) dan disertakan dengan struck/kertas
pemesanan sebagai bentuk keterbukaan kepada pelanggan.Menu makanan yang
dipesan pelanggan akan disampaikan oleh counter staff kepada kitchen staff
dengan menggunakan kode-kode tertentu seperti 18 untuk chicken burger, 19
untuk cheese burger, 15 untuk makanan kentang dll agar segera disiapkan.
Tabel 12. Klasifikasi Menu CFC.
Klasifikasi Uraian
Food Fried chicken, chicken strip, chicken steak, soup baso ayam,
perkedel, onion ring, rice, French fries, chicken corn soup,
chicken burger, chicken cheese burger, California roll, siomay
ayam, otak-otak, sate baso, fish chips, fish rice, fish only.
Beverages Cal blend float, avocado float, mineral water, calpucino float,
pepsi, mirinda, fruit tea, the botol, ice cream.
Sumber : CFC Darmaga Centre Bogor, 2007
Penilaian konsumen pada produk meliputi rasa, jumlah porsi, variasi
produk, cara penyajian, dan pelayanan. Berdasarkan hasil penilaian konsumen,
sebagian besar konsumen (53,3%) setuju rasa produk CFC memuaskan, sebesar
70% responden setuju dengan porsi makanan yang pas dan sebanyak 56,7%
konsumen setuju bahwa jenis produk bervariasi. Cara penyajian makanan menurut
43,3% menarik dan konsumen yang menyatakan penampilan produk tidak
menarik mengeluhkan bahwa ayam sering tampak terlalu matang dan batter tidak
menempel sehingga kulit hangus, dan pada bagian dalam ayam masih ada bagian
yang berwarna kemerahan. Oleh karena itu diperlukan pengawasan yang lebih
ketat dalam pengolahan produk dan penerapan SOP lebih ditingkatkan.
Pelayanan yang diberikan oleh restoran merupakan hal yang mempengaruhi
tingkat kepuasan konsumen atas kinerja restoran. Pelayanan restoran CFC sudah
cukup baik, sebanyak 63,3% konsumen setuju bahwa pelayan ramah dalam
melayani dan sebanyak 56,7% setuju bahwa pelayanan cepat. Data selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 13. Sebagian konsumen menyarankan agar variasi produk
perlu ditingkatkan dengan menambah produk seperti ayam bakar, nasi goreng,
lvii
makanan ringan, produk atau paket yang sesuai jangan diganti dan kehigienisan
produk ditingkatkan lagi.
Tabel 13. Penilaian konsumen terhadap produk
Keterangan : TS = Tidak Setuju KS = Kurang Setuju S = Setuju SS = Sangat setuju
b. Harga
Biaya pokok produksi perbulan digunakan untuk biaya royalty ke
PT.PGI,Tbk sebesar 7%, biaya bahan baku, biaya upah karyawan, utility (gas, air,
telepon,dll), biaya penyusutan barang, biaya research and development, biaya
retribusi, dan biaya maintaince (pengeluaran jasa service perbulan dan peralatan
yang dibeli). Harga produk CFC ditentukan oleh kantor pusat. Lampiran 4
menunjukkan daftar harga CFC. CFC menawarkan paket-paket hemat yaitu paket
Astaga, paket Astaga Family, paket Robot Disc. Selain itu CFC juga menawarkan
menu Rp.5000.
Berdasarkan hasil penilaian konsumen, sebanyak 53,3% konsumen setuju
bahwa harga produk CFC terjangkau. Menurut 33,3% konsumen harga produk
CFC sama dengan makanan cepat saji merek lain dan 33,3% konsumen
No
Uraian TS % KS % N % S % SS %
1 Rasa memuaskan 0 0 2 6, 7 12 40 16 53,3 0 0
2 Jumlah porsi makanan pas
2 6, 7 4 13,3 3 10 21 70 0 2
3 Jenis produk bervariasi 1 3,3 5 16, 7 7 23,3 17 56, 7 0 1
4 Cara penyajian makanan menarik
1 3,3 3 10 13 43,3 13 43, 3 0 1
5 Pelayan ramah dalam melayani
0 0 1 3,3 5 16, 7 19 63, 3 5 16, 7
6 Pelayanan cepat 0 0 5 16, 7 3 10 17 56, 7 5 16, 7
menyatakan setuju bahwa harga produk CFC lebih murah dibandingkan makanan
cepat saji merek lain. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa harga CFC
sebenarrnya tidak jauh bebeda dengan harga produk sejenis merek lain dan
bahkan lebih murah. Sebagian besar konsumen (53,3%) sangat setuju perlu ada
potongan harga bila membeli dalam jumlah besar. Selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 14. Saran konsumen mengenai harga yaitu agar harga produk CFC
lebih terjangkau bagi kalangan menengah ke bawah, tidak terlalu terbawa arus
naik turunnya harga sembako atau harga lebih stabil dan lebih sering memberikan
diskon harga.
Tabel 14. Penilaian konsumen tehadap harga
d. Distribusi
Bahan baku yang berasal dari kantor pusat yang terletak di daerah Sunter
dikirim langsung ke CFC Darmaga Centre dengan menggunakan mobil pendingin
untuk produk beku dan untuk produk kering menggunakan mobil biasa. Setelah
itu bahan baku diolah menjadi produk siap jual di dapur CFC. Produk-produk
tersebut disampaikan kepada konsumen dengan saluran distribusi fisik dan
elektronik. Untuk dapat menikmati produk CFC, pelanggan dapat datang langsung
ke CFC Darmaga Centre atau pelanggan dapat menggunakan telepon untuk
memperoleh pelayanan delivery service. Delivery service dapat dilakukan untuk
pembelian minimal Rp.50.000 dan tidak dikenakan biaya pengiriman. Akan tetapi
pelayanan delivery service terbatas untuk daerah Laladon, Pagelaran,
No Uraian TS % KS % N % S % SS % 1 Harga
terjangkau 0 0 4 13,3 8 26, 7 16 53,3 2 6, 7
2 Harga lebih murah dibandingkan makanan cepat saji (fastfood) merek lain
1 3,3 8 26, 7 10 33,3 10 33,
3 1 3, 3
3 Perlu ada potongan harga bila membeli dalam jumlah besar
1 3,3 1 3,3 3 10 9 30 16 53, 3
lix
Sindangbarang, Gujir, Ciomas dan kampus IPB. Waktu pengantaran tergantung
jarak dan biasanya 15-20 menit.
CFC juga menyampaikan produknya melalui fasilitas catering baik catering
perorangan maupun catering instansi/perusahaan/sekolah dengan pemberian uang
muka terlebih dahulu. Pemesanan catering yang paling banyak diterima CFC yaitu
dari perumahan yasmin, darmaga asri, dan taman pagelaran sedangkan untuk
instansi/sekolah yaitu dari fakultas perikanan IPB, fakultas peternakan IPB dan
sekolah TK Islam Bogor Barat.
Dari hasil penilaian konsumen, sebanyak 66,7% konsumen setuju bahwa
lokasi CFC strategis. Lokasi CFC memang mudah dijangkau karena berada di
pinggir jalan yang dilalui oleh transportasi umum dan dapat dengan mudah
dijangkau dengan kendaraan pribadi. Ketersediaan lahan parkir akan
mempengaruhi konsumen dalam memilih restoran yang akan dikunjungi terutama
bagi konsumen yang menggunakan kendaraan pribadi. Penilaian konsumen
terhadap tempat parkir, sebanyak 73,3% setuju bahwa tempat parkir memadai.
Sebanyak 56,7% konsumen setuju bahwa desain/layout restoran menarik.
Kebersihan dan kerapihan restoran terjaga dengan baik, sebanyak 60% konsumen
setuju akan hal tersebut dan 23,3% sangat setuju. Para pelayan CFC sangat
menjaga kebersihan dan kerapihan restoran. Hal ini dapat dilihat dari pelayan
membersihkan meja dengan cepat setelah konsumen pergi agar dapat digunakan
oleh konsumen berikutnya dan karyawan rajin membersihkan lantai dalam
maupun luar restoran. Sebanyak 50% konsumen setuju bahwa suasana restoran
nyaman dan 26,7% sangat setuju. Hal ini dapat dilihat dari lingkungan sekitar
yang asri dengan tanaman yang terawat dan tertata rapi yang memberikan suasana
sejuk kepada konsumen serta suasana ruangan yang sejuk, terkesan santai dan
bebas. Akan tetapi masih ada keluhan dari konsumen mengenai pilihan musik dan
volume suara yang perlu dipertimbangkan lagi agar suasana lebih nyaman dan
tidak terkesan ribut. Saran lain dari konsumen yaitu agar tempat mainan anak
harus lebih aman dan nyaman, CFC memasarkan produknya ke daerah
perkantoran dan membuat fasilitas pembayaran dengan menggunakan kartu ATM.
Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Penilaian konsumen terhadap distribusi
e. Promosi
CFC Darmaga Centre telah melaksanakan kegiatan promosi yang terdiri dari
periklanan dan hubungan masyarakat. Kegiatan periklanan yang pernah
dilaksanakan CFC darmaga Centre yaitu iklan di majalah pajajaran street news,
penyebaran brosur-brosur, dan pemasangan spanduk. Hubungan masyarakat yang
pernah dilakukan oleh CFC Darmaga Centre yaitu lomba mewarnai anak dan
menjadi sponsor suatu event. Penyebaran brosur dilakukan ke perumahan-
perumahan di daerah Laladon, Yasmin, Darmaga, dan Pagelaran. Lomba
mewarnai anak diikuti oleh lebih dari 10 TK di Bogor kota. Pihak CFC Darmaga
Centre menggunakan even organizer untuk datang ke sekolah-sekolah TK
mengumumkan perlombaan ini. Karya 3 pemenang utama lomba mewarnai ini
dipajang di dekat pintu masuk CFC Darmaga Centre. Selain kegiatan promosi
tersebut CFC juga pernah membuka stand di kampus IPB dan SBJ.
Akan tetapi kegiatan promosi yang dilakukan belum memperoleh hasil yang
signifikan karena promosi yang dilakukan kurang kontinue dan promosi yang
dilakukan sebagian besar hanya terbatas pada wilayah Darmaga sampai Ciomas.
Dan sebagai franchise, CFC membutuhkan promosi yang lebih gencar dari pihak
franchisor misalnya melalui media televisi untuk menjangkau seluruh kalangan
masyarakat.
Berdasarkan hasil penilaian konsumen, mayoritas konsumen setuju (73,3%)
bahwa merek CFC merupakan merek yang terkenal. Akan tetapi tetap saja perlu
No Uraian TS % KS % N % S % SS % 1 Lokasi strategis 0 0 0 0 7 23,3 20 66,7 3 10 2 Tempat parkir
memadai 0 0 1 3,3 2 6,7 22 73,3 5 16,7
3 Desain /layout restoran menarik 0 0 3 10 8 26,7 17 56,7 2 6,7
4 Kebersihan dan kerapihan restoran terjaga dengan baik
0 0 0 0 5 16,7 18 60 7 23,3
5 Suasana restoran nyaman 0 0 2 6,7 5 16,7 15 50 8 26,7
lxi
dilakukan promosi terhadap produk-produk CFC dan sebanyak 63,3% konsumen
setuju akan perlunya promosi. Sebanyak 63,3% konsumen setuju perlu memasang
iklan pada media cetak maupun elektronik. Selama ini CFC telah melakukan
berbagai kegiatan promosi, sebanyak 46,7% setuju bahwa promosi yang dilakukan
menarik dan sebagian besar yang menyatakan menarik berada di wilayah sekitar
CFC Darmaga Centre yaitu Darmaga sampai Ciomas. Data selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 16. Konsumen menyarankan agar kegiatan promosi lebih
diperbanyak atau ditingkatkan untuk produk yang telah ada dan terutama untuk
setiap produk baru, promosi dilakukan secara langsung ke lokasi sekitar,
pengadaan badut teletubish atau spongebob setiap hari libur secara rutin, dan
perbanyak promosi pada televisi dengan format dibuat semenarik mungkin.
Tabel 16. Penilaian konsumen terhadap promosi
5.1.5 Sistem Informasi Manajemen
CFC Darmaga Centre dalam kegiatan manajerialnya sudah didukung
dengan sistem informasi manajemen yang berbasis komputer. Fasilitas sistem
informasi manajemen yang digunakan yaitu 2 unit computer di bagian office dan
1 unit cash register. Fasilitas kompurter masih tergolong sederhana, belum
dilengkapi dengan fasilitas internet dan belum ada online antara gudang distribusi
dan CFC Darmaga Centre. Pengorderan pesanan dilakukan melalui fax.
No Uraian TS % KS % N % S % SS % 1 Merek CFC
merupakan merek yang terkenal
0 0 2 6,7 6 20 22 73,3 0 0
2 Perlu adanya promosi terhadap produk-produk CFC
0 0 0 0 7 23,3 19 63,3 4 13,3
3 Perlu memasang iklan pada media cetak maupun elektronik
0 0 1 3,3 6 20 19 63,3 4 13,3
4 Promosi yang dilakukan sangat menarik
0 0 5 16,7 9 30 14 46,7 2 6,7
Pencatatan seluruh pemasukan, pengeluaran, kebutuhan bahan baku dan lain-lain
dilakukan secara manual di CFC dan dicatat secara komputerisasi di bagian office.
5.2. Analisis Eksternal
Analisis terhadap lingkungan eksternal restoran merupakan tahap untuk
mengeahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Aspek eksternal yang
dianalisis yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro.
5.2.1 Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro yang memiliki pengaruh terhadap restoran meliputi (1)
pesaing, (2) konsumen, (3) pemasok dan (4) perantara.
1. Pesaing
CFC dalam menjalankan usahanya menghadapi persaingan yang ketat
terutama dengan restoran sejenis seperti KFC, McDonald dan Texas Fried
Chicken. CFC Darmaga Centre juga menghadapi persaingan dengan CFC lainnya
terutama CFC Taman Topi yang letaknya agak berdekatan dengan CFC Darmaga
Centre. Akan tetapi pesaing yang paling potensial bagi CFC adalah KFC karena
KFC memiliki brand image yang sangat kuat, promosi yang dilakukan sangat
gencar dan KFC dapat secara periodik dan kontinue mengeluarkan paket murah
atau paket hemat. Selain persaingan dari usaha sejenis di Bogor, CFC juga
menghadapi persaingan dengan rumah makan padang di sekitar CFC Darmaga
Centre namun persaingan yang dirasakan tidak berpengaruh besar bagi CFC
karena produk yang ditawarkan berbeda.
Pertumbuhan restoran sejenis yang menawarkan produk ayam goreng sangat
besar. Hal ini disebabkan sistem operasi dan teknologi dapat dikembangkan setiap
perusahaan sehingga ancaman pendatang baru untuk bisnis ini sangat tinggi.
Persaingan dengan restoran-restoran di Bogor pada umumnya juga sangat tinggi
karena banyak sekali restoran-restoran yang telah berdiri dan menawarkan
produk-produk yang berbeda dan unik untuk menarik minat konsumen.
lxiii
2. Konsumen
Pada dasarnya target pasar yang ingin dituju oleh CFC Darmaga Centre
adalah keluarga (family). Hal ini dapat dilihat dari tersedianya fasilitas arena
bermain di dalam restoran CFC dan adanya fasilitas ulang tahun. Dari segi
psikografi, konsumen sasaran CFC yaitu pada kelas sosial menengah ke atas. Hal
ini dapat dilihat dari harga-harga yang ditawarkan oleh CFC yang cukup mahal.
Sebagian besar konsumen CFC Darmaga Centre berasal dari daerah sekitar
Darmaga sampai Ciomas. Perbedaan jumlah konsumen yang datang antara hari
biasa dan hari libur/minggu sangat besar dimana jumlah konsumen pada hari biasa
sekitar 60-70 orang dan pada hari libur/minggu sekitar 150-200 orang. Jumlah
tersebut masih jauh dari yang diharapkan. Untuk menarik perhatian konsumen,
CFC melakukan berbagai kegiatan promosi dan menggunakan badut teletubish di
pinggir jalan raya setiap hari sabtu dan minggu.
Sebelum perusahaan mengeluarkan produk baru atau paket baru, pihak
franchisor terlebih dahulu melakukan uji pasar untuk mengetahui tanggapan
konsumen. Sebagian besar konsumen biasanya sangat sensitif terhadap harga. Hal
ini mendorong CFC untuk mengeluarkan paket-paket murah dan menu dengan
harga Rp. 5000,-.
3. Pemasok
Bahan baku yang digunakan oleh CFC disuplai dari kantor pusat yaitu PT
PGI. PT PGI memperoleh bahan baku dari Charoen Phocphand Food Cikade,
Serang-Banten untuk karkas ayam potongan komersial, PT Lasalle Food dan PT
Frozen Food Pahala untuk bahan baku seperti nugget dan chicken patty. Supplier
lainnya yaitu sosro (teh botol), Felicia (kue ulang tahun), dan campina (ice
cream). Setiap hari Senin dilakukan stock opname. Stock opname adalah
perhitungan jumlah bahan baku yang masih ada di store dan yang akan diorder ke
gudang Sunter-Jakarta. Kemudian pada hari Selasa dilakukan order stock dan
barang akan datang pada hari Kamis sesuai dengan bahan baku yang dipesan.
Sistem pembayarannya yaitu untuk bahan baku kering pembayaran
dilakukan pada hari Selasa pada saat melakukan order stock sedangkan untuk
bahan baku basah seperti ayam pembayaran dilakukan dua minggu setelah
menerima orderan. Selain dari PT PGI, pihak CFC juga membeli bahan baku dari
pasar tradisional untuk bahan baku yang daya tahannya sekitar 2-3 hari misalnya
sayuran, bawang merah, seledri, daun bawang, kentang, tomat dan lain-lain.
Selama ini belum pernah terjadi keterlambatan pengiriman maupun pasokan
terputus. Pihak CFC sendiri sudah berjaga-jaga dengan kemungkinan terjadinya
hal tersebut dengan menerapkan bupper stock sebesar 20%. Kebutuhan ayam
seminggu rata-rata 200 ekor dan ditambah bupper stock sehingga setiap
minggunya rata-rata diorder sebanyak 240 ekor.
4. Perantara
CFC Darmaga Centre melakukan pemasaran sendiri terhadap produk-
produknya dan tidak menggunakan agen/perantara. CFC menyalurkan produknya
melalui saluran distribusi fisik dimana konsumen datang sendiri ke CFC, fasilitas
delivery service, fasilitas ulang tahun dan catering. Delivery service dapat
dilakukan dengan minimal pembelian Rp.50.000 dan berada dalam wilayah
sekitar darmaga-ciomas tanpa biaya tambahan. Penggunaan fasilitas ulang tahun
dapat di rumah maupun di CFC darmaga centre dengan persyaratan tertentu yaitu
minimal 50 orang jika pelaksanaannya di rumah dan biaya transportasi untuk
mengangkut seluruh peralatan pesta ditanggung konsumen, dan minimal 30 orang
jika pelaksanaannya di CFC Darmaga Centre. Harga tergantung paket yang
dipilih. Fasilitas catering dapat digunakan jika pemesanan dilakukan beberapa hari
sebelumnya.
5.2.2 Lingkungan Makro
Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin menginginkan kepraktisan
dan kecepatan mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi makanan cepat saji.
Selain itu faktor lainnya adalah semakin banyaknya wanita yang bekerja diluar
rumah sehingga tidak punya banyak waktu untuk menyediakan makanan di
rumah. Perubahan gaya hidup ini menyebabkan bertumbuhnya restoran-restoran
karena besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut.
Dilihat dari segi demografi, jumlah penduduk yang besar dan terus
bertambah di kota bogor memberikan peluang bagi CFC. Masih banyak daerah
lxv
atau segmen yang belum dimasuki oleh CFC sehingga apabila dimanfaatkan
dengan baik, CFC dapat memperluas jangkauan pasarnya. Tabel 17 menunjukkan
jumlah penduduk kota Bogor tahun 2006.
Tabel 17. Jumlah Penduduk kota Bogor Menurut Jenis kelamin Tahun 2006
Kecamatan Laki-laki (orang)
Perempuan (orang)
Jumlah (orang)
Bogor Selatan 77.254 73.881 151.135 Bogor Timur 38.307 39.958 77.265 Bogor Utara 64.148 61.710 125.858 Bogor Barat 86.496 84.148 170.644 Bogor Tengah 42.235 46.620 92.855 Tanah sereal 67.006 65.487 132.493 Jumlah 397.446 370.804 750.250 Sumber : Kota Bogor Online (2006)
CFC memiliki bahan baku utama ayam dan merebaknya flu burung pada
unggas-unggas sangat mempengaruhi penjualan CFC. Pada awal merebaknya flu
burung terjadi penurunan penjualan hingga 30%. Untuk mengantisipasi hal
tersebut CFC Darmaga Centre memasang spanduk yang menyatakan bahwa
mengkonsumsi ayam aman selama proses pemasakannya benar dan CFC sudah
melakukan pemasakan ayam yang aman dengan standar suhu pemasakan ayam
170oC selama 14 menit, selain itu CFC memiliki Quality Assurance yang
menjamin. Pihak pemerintah juga menyatakan melalui berbagai media bahwa jika
ayam dimasak dengan benar maka aman untuk dikonsumsi. Upaya-upaya yang
dilakukan baik oleh pemerintah maupun kantor pusat CFC dan pihak-pihak lain
menyebabkan masyarakat lebih merasa aman untuk mengkonsumsi ayam.
Sehingga saat ini flu burung tidak terlalu berdampak buruk lagi bagi restoran-
restoran yang memiliki bahan baku ayam walaupun sedikit banyak masyarakat
masih merasa takut mengkonsumsi ayam..
Perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat terutama
teknologi pengolahan produk yang mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas
produk. CFC Darmaga Centre belum benar-benar mengikuti perkembangan
teknologi. Penggunaan teknologi di CFC tergolong semi tinggi dan masih banyak
proses produksi yang dikerjakan sacara manual. Selain teknologi dalam
pengolahan produk, teknologi komunikasi dan informasi juga semakin modern
misalnya telepon, fax, internet, HP dan lain-lain.
5.3. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman.
5.3.1 Kekuatan
CFC Darmaga centre memiliki beberapa kekuatan yaitu (1) memiliki merek
yang cukup dikenal masyarakat, (2) cita rasa internasional, (3) memiliki standar
SOP, (4) dukungan franchisor dalam penyediaan bahan baku, (5) lokasi outlet
strategis, (6 ) sistem persediaan baik, dan (7) pelayanan yang baik kepada
konsumen
1. Memiliki merek yang cukup dikenal masyarakat
Nama California Fried Chicken sudah cukup dikenal masyarakat sebagai
restoran yang menawarkan ayam goreng sebagai menu utamanya. Walaupun
kebanyakan masih beranggapan bahwa CFC berasal dari Amerika namun hal itu
sangat berdampak positif bagi CFC karena sebagian besar masyarakat menyukai
produk asing.
2. Cita rasa internasional
Walaupun CFC merupakan restoran lokal akan tetapi produk yang
dihasilkan memiliki cita rasa internasional sehingga produk CFC dapat bersaing
dengan produk ayam goreng lainnya yang berasal dari luar negeri. Cita rasa
menjadi kekuatan bagi CFC dalam menghadapi persaingan dengan restoran
sejenis yang berasal dari luar negeri.
3. Memiliki standar SOP
CFC memiliki standar SOP yang mengatur dan memuat standar-standar
pengolahan bahan baku atau proses produksi, standar kebersihan lingkungan dan
standar karyawan sehingga produk yang dihasilkan benar-benar aman untuk
dikonsumsi, konsumen merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih dan
karyawan yang ramah.
4. Dukungan franchisor dalam penyediaan bahan baku
CFC Darmaga Centre memperoleh hampir seluruh bahan baku dari kantor
pusat sehingga CFC tidak bersusah payah mencari pemasok yang sesuai atau
berbelanja di supermarket dan jaminan mutu bahan baku terjaga.
lxvii
5. Lokasi outlet strategis
CFC Darmaga Centre memiliki lokasi yang strategis dimana lokasinya
berada di dekat terminal laladon dan dipinggir jalan raya sehingga dapat dicapai
dengan mudah oleh transportasi umum maupun kendaraan pribadi. Lokasi
restoran yang strategis memudahkan konsumen untuk datang langsung dan
memudahkan restoran untuk melakukan distribusi produk sendiri.
6. Sistem persediaan baik
CFC mengorder bahan baku sesuai dengan kebutuhan satu kali semnggu
dan ditambah bupper stock sebesar 20% dari kebutuhan untuk menghindari
pasokan terputus. Dan penggunaan bahan baku menggunakan metode first in first
out (FIFO) sehingga masalah kadaluarsa dapat dihindari.
7. Pelayanan yang baik kepada konsumen
Budaya kerja yang diterapkan karyawan CFC adalah DQSC (Discipline,
Quality, Service, dan Cleanlinnes) artinya dalam sistem kinerjanya menerapkan
sistem disiplin kerja, menjamin kualitas produk, memberikan pelayanan yang baik
terhadap konsumen, mengutamakan higienitas produk dan selalu menjaga
kebersihan lingkungan. Dari budaya kerja tersebut salah satu yang diterapkan oleh
CFC adalah pelayanan yang baik kepada konsumen. Pelayanan yang diberikan
karyawan cepat dan ramah. Hal ini bisa dilihat dari analisa penilaian konsumen
dimana sebagian besar konsumen setuju bahwa pelayanan ramah dalam melayani
dan pelayanan cepat. Pelayanan yang diberikan oleh restoran merupakan hal yang
mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen atas kinerja restoran
5.3.2 Kelemahan
Kelemahan utama CFC yaitu (1) kurang melakukan kegiatan promosi, (2)
Kebijakan mengenai inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat, (3) kurangnya
pelatihan, (4) tidak ada divisi pemasaran, (5) sebagian pekerjaan masih dilakukan
secara manual, dan (6) kurangnya fasilitas.
1. Kurang melakukan kegiatan promosi.
CFC telah melakukan berbagai macam kegiatan promosi akan tetapi
promosi yang dilakukan kurang kontinue sehingga belum memberikan hasil yang
signifikan. Hal ini bisa dilihat dari volume penjualan yang belum mencapai target
yang diharapkan. Dan kurangnya dukungan franchisor dalam melakukan promosi
yaitu kurangnya promosi melalui televisi untuk memperkenalkan produk-produk
CFC ke seluruh lapisan masyarakat, turut mempengaruhi pemasaran CFC
Darmaga Centre. Sebagian besar konsumen berasal dari daerah sekitar darmaga
sampai ciomas karena kegiatan promosi yang selama ini dilakukan sebagian besar
hanya terbatas pada daerah tersebut.
2. Kebijakan mengenai inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat
Pengembangan atau penambahan menu baru harus mendapat persetujuan
dari PT Pioneerindo Gourment International, Tbk. Hal ini menyebabkan cabang-
cabang CFC termasuk CFC Darmaga Centre sulit berinovasi untuk menghasilkan
produk-produk baru. Padahal CFC Darmaga Centre perlu melakukan
pengembangan atau penambahan menu baru untuk memenuhi permintaan
konsumen.
3. Kurangnya pelatihan
Pelatihan dilakukan oleh CFC Darmaga Centre hanya pada karyawan baru
saja dan pelatihan oleh kantor pusat hanya jika ada produk baru. Padahal perlu
dilakukan pelatihan secara kontinu baik pada karyawan maupun pihak manajemen
terutama mengenai pengolahan produk yang berkualitas dan kegiatan pemasaran
agar restoran dapat berjalan sesuai dengan standar SOP yang ditetapkan dan
restoran dapat lebih berkembang. Ditambah lagi pendidikan karyawan yang
rendah sehingga memerlukan lebih banyak pelatihan.
4. Tidak ada divisi pemasaran
CFC Darmaga Centre tidak memiliki divisi pemasaran. Store manager yang
melaksanakan tugas dalam kegiatan produksi juga merangkap bertugas dalam
kegiatan pemasaran. Padahal CFC sangat membutuhkan divisi pemasaran khusus
yang dapat menyusun program-program pemasaran.
5. Sebagian pekerjaan masih dilakukan secara manual
Perkembangan teknologi sudah mengalami kemajuan yang pesat dan
semakin modern. CFC sudah menggunakan teknologi modern seperti fryer yang
digunakan sudah otomatis dan terkompurerisasi, cash register, exhaust, hatco
heating cabinet, warmer, rice cooker automatic, grill burner, chiller, freezer,
water heater, dan lain-lain. Akan tetapi teknologi yang digunakan CFC sebagian
lxix
masih manual seperti diswhaser manual, cleaning equipment manual, penyajian
makanan dan minuman manual.
6. Kurangnya fasilitas.
Fasilitas cash register untuk melayani konsumen hanya satu sehingga jika
konsumen yang datang banyak khususnya sabtu minggu, dapat berakibat pada
lambatnya pelayanan pada konsumen sehingga konsumen lebih lama mengantri.
5.3.3 Peluang
CFC memiliki beberapa peluang yaitu (1) segmen pasar yang besar, (2)
perubahan gaya hidup, (3) perkembangan teknologi, dan (4) usaha pemasaran
melalui anak-anak semakin terbuka.
1. Segmen pasar yang besar
Jumlah penduduk kota bogor cukup besar dan pertumbuhan penduduk
cukup tinggi sehingga menjadi peluang bagi CFC Dramaga Centre dalam
pemasaran produknya. Masih banyak segmen pasar yang belum dimasuki CFC
Dramaga Centre secara maksimal terutama wilayah Bogor Barat seperti Darmaga.
Ciampea, Lewiliang, dan Jasinga.
2. Perubahan gaya hidup masyarakat
Perubahan gaya hidup masyarakat khususnya pada pola konsumsi yang
semakin ingin serba cepat dan praktis karena tingkat kesibukan konsumen
semakin tinggi menyebabkan masyarakat tidak memiliki waktu untuk mengolah
makanan sendiri sehingga banyak masyarakat lebih memilih makan di luar rumah
yaitu di rumah makan atau restoran. Hal ini merupakan peluang bagi CFC sebagai
restoran fastfood yang memberikan pelayanan yang cepat dalam penyediaan
makanan.
3. Perkembangan teknologi
Perkembangan teknologi semakin pesat baik dalam teknologi produksi,
pelayanan maupun admnistrasi. Hal ini menjadi peluang bagi CFC untuk
meningkatkan kualitas produk dan pelayanan serta mengefektifkan atau
memperlancar pekerjaan melalui penggunaan teknologi yang modern seperti
internet dan mengganti teknologi misalnya dalam penyajian makanan dan
minuman agar lebih modern dan praktis.
4. Usaha pemasaran melalui anak-anak semakin terbuka
Untuk meraih segmen keluarga, usaha pemasaran atau promosi dengan
memfokuskan pada anak-anak semakin banyak dilakukan oleh restoran.
Sebelumnya usaha pemasaran lebih difokuskan kepada kaum ibu karena biasanya
wanita yang memilih makanan untuk keluarga. Akan tetapi sekarang ini banyak
restoran yang mulai memfokuskan usaha pemasaran atau promosi melalui anak-
anak karena dengan meraih segmen anak-anak, maka secara otomatis orang
tuanya juga akan ikut teraih. Selain itu jumlah anak-anak di kota Bogor cukup
besar seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 18. Hal ini menjadi peluang besar
bagi CFC Darmaga Centre untuk meraih segmen utamanya yaitu keluarga.
Tabel 18. Penduduk Kota Bogor Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2003
No Kelompok Umur
(Tahun) Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Total (Jiwa)
1 0-4 41.904 38.733 80.637
2 5-9 40.265 38.051 78.316
3 10-14 38.619 37.064 75.683
4 15-19 39.997 39.387 79.384
5 20-24 46.788 46.858 93.646
6 25-29 42.719 41.085 83.804
7 30-34 39.500 37.291 76.791
8 35-39 31.688 29.756 61.444
9 40-44 27.012 25.760 52.772
10 45-49 21.545 19.576 41.121
11 50-54 16.392 14.030 30.422
lxxi
12 55-59 9.959 9.302 19.261
13 60-64 9.076 8.805 17.881
14 65+ 13.788 15.756 29.544
Jumlah 419.252 401.454 820.706
Sumber : Badan Pusat Statistik (2003)
5.3.4 Ancaman
Selain terdapat peluang yang besar, CFC juga harus, menghadapi ancaman
dari luar perusahaan yang dapat menghambat jalannya perusahaan yaitu (1)
tingkat persaingan yang tinggi, (2) brand image pesaing yang kuat, (3) kekuatan
tawar menawar pembeli, (4) kenaikan biaya produksi, dan (5) adanya isu flu
burung.
1. Tingkat persaingan tinggi
CFC Darmaga Centre memiliki banyak pesaing baik dari restoran sejenis
maupun tidak sejenis. Pesaing CFC Darmaga Centre yang sejenis adalah CFC
lainnya terutama CFC Taman Topi, McDonald, KFC, dan Texas Fried Chicken.
Pesaing CFC Darmaga Centre yang paling potensial adalah KFC karena KFC
memiliki brand image yang sangat kuat, promosi yang dilakukan sangat gencar
dan KFC dapat secara kontinue dan periodik mengeluarkan paket baru atau paket
hemat. Pesaing CFC Darmaga Centre lainnya adalah rumah makan padang yang
ada di sekitar CFC Darmaga Centre dan restoran-restoran lainnya yang ada di
Bogor.
2. Brand image dari pesaing
Brand image pesaing yang sangat kuat dapat menjadi ancaman bagi CFC.
Khususnya KFC dimana setiap orang yang ingin makan ayam goreng berbumbu
selalu menyebutnya dengan “Ayam Kentucky”.
3. Kekuatan tawar menawar pembeli
Pertumbuhan restoran semakin pesat dan banyak yang menawarkan produk
yang unik untuk menarik minat konsumen sehingga konsumen bebas memilih
produk mana yang akan dikonsumsi.
4. Kenaikan biaya produksi
Adanya kenaikan biaya produksi akibat kenaikan BBM atau sembako dapat
menyebabkan penurunan pendapatan bagi CFC. Selain itu juga dapat
menyebabkan kenaikan harga produk yang berakibat pada semakin sulitnya CFC
dalam bersaing terutama dari segi harga.
5. Adanya isu flu burung
Isu flu burung yang merebak beberapa tahun terakhir ini dapat menjadi
ancaman bagi kelangsungan restoran karena konsumen menjadi takut untuk
mengkonsumsi produk CFC sehingga dapat menurunkan volume penjualan. Akan
tetapi CFC telah melakukan usaha untuk mengantisipasi hal tersebut. CFC
Darmaga Centre memasang spanduk yang menyatakan bahwa mengkonsumsi
ayam aman selama proses pemasakannya benar dan CFC sudah melakukan
pemasakan ayam yang aman dengan standar suhu pemasakan ayam 170oC selama
14 menit, selain itu CFC memiliki Quality Assurance yang menjamin. Pihak
pemerintah juga menyatakan melalui berbagai media bahwa jika ayam dimasak
dengan benar maka aman untuk dikonsumsi. Sekarang ini dampak flu burung
sudah tidak terlalu mempengaruhi CFC Darmaga Centre lagi.
5.4. Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran
Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang,
selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi tiga
tahapan yaitu tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan
keputusan.
5.4.1 Tahap Masukan
Tahap masukan merupakan tahap untuk memasukkan hasil analisis dan
identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hasil
analisis dan identifikasi kondisi lingkungan internal berupa kekuatan dan
kelemahan akan disusun ke dalam matriks IFE. Sedangkan hasil analisis dan
identifikasi kondisi internal dan eksternal berupa peluang dan ancaman akan
disusun ke dalam matriks EFE.
1. Matriks IFE
lxxiii
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari
faktor-faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks IFE
menggambarkan kondisi internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan
kelemahan yang dihitung dengan rating dan bobot.
Hasil analisis matriks IFE pada Tabel 19 menunjukkan bahwa faktor
strategis yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah sebagai memiliki
standar SOP (Standard Operation Procedure) dan pelayanan yang baik kepada
konsumen yang memiliki skor terbobot yang sama dan paling besar, yaitu 0,347.
Hasil analisis matriks IFE juga memperlihatkan faktor strategis internal yang
menjadi kelemahan utama perusahaan yaitu kurang melakukan kegiatan promosi
dengan skor terbobot paling besar yaitu sebesar 0,087.
Dari hasil perhitungan matriks IFE secara menyeluruh diperoleh total skor
sebesar 2,817 yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan kuat.
Perusahaan telah mampu memanfaatkan kekuatannya dan mengatasi kelemahan
yang dimiliki dengan baik.
Tabel 19. Matriks IFE CFC Darmaga Centre
2. Matriks EFE
Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari
faktor-faktor eksternal perusahaan yaitu peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan. Langkah-langkah dalam penyusunan matriks EFE hampir sama
dengan penyusunan matriks IFE. Namun pada matriks EFE, faktor-faktor strategis
yang digunakan adalah peluang dan ancaman. Hasil perhitungan matriks EFE
dapat dilihat pada Tabel 20.
Hasil analisis matriks EFE memperlihatkan bahwa peluang utama yang
dihadapi perusahaan adalah perubahan gaya hidup masyarakat dengan skor
terbobot sebesar 0,389. Hasil analisis matriks EFE juga memperlihatkan faktor
eksternal yang menjadi ancaman utama bagi CFC Darmaga Centre yaitu tingkat
persaingan yang tinggi dengan skor sebesar 0,181.
No Faktor Strategis Internal Bobot(a)
Rating (b)
Skor Terbobot(a×b)
Kekuatan 1 Memiliki merek yang cukup dikenal
masyarakat 0,064 3,67 0,233
2 Cita rasa internasional 0,081 3,67 0,297 3 Memiliki standar SOP 0,087 4,00 0,347 4 Dukungan franchisor dalam penyediaan
bahan baku. 0,081 3,67 0,297
5 Lokasi outlet strategis 0,081 3,67 0,297 6 Sistem persediaan baik 0,087 3,67 0,318 7 Pelayanan yang baik kepada konsumen 0,087 4,00 0,347 Kelemahan 1 Kurang melakukan kegiatan promosi 0,087 1,00 0,087 2 Kebijakan mengenai inovasi produk
ditentukan oleh kantor pusat0,075 1,67 0,125
3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan)
0,075 1,67 0,125
4 Tidak ada divisi pemasaran 0,052 2,00 0,104 5 Kurangnya fasilitas 0,064 1,67 0,106 6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan
secara manual 0,081 1,67 0,135
Total 1,000 2,817
lxxv
Hasil perhitungan keseluruhan faktor strategis eksternal menghasilkan skor
sebesar 2,772. Hal ini menunjukkan bahwa situasi eksternal perusahaan di atas
rata-rata yaitu perusahaan mampu merespon faktor eksternal dengan
memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman. Dari total nilai
tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan berada dalam posisi sedang dalam
menghadapi peluang dan ancaman dengan nilai total skor terbobot lebih tinggi
dari nilai rata-rata sebesar 2,50.
Tabel 20. Matriks EFE CFC Darmaga Centre No Faktor Strategis Eksternal Bobot
(a) Rating (b)
Skor Terbobot(a×b)
Peluang 1 Segmen pasar yang besar 0,108 2,33 0,253 2 Perubahan gaya hidup masyarakat 0,117 3,33 0,389 3 Perkembangan teknologi 0,108 3,00 0,325 4 Usaha pemasaran melalui anak‐anak
semakin terbuka 0,117 3,00 0,350
Ancaman 1 Tingkat persaingan tinggi 0,108 1,67 0,181 2 Brand image dari pesaing yang sangat kuat 0,117 1,67 0,194 3 Kekuatan tawar menawar konsumen 0,117 3,00 0,350 4 Kenaikan biaya produksi 0,100 3,33 0,333 5 Adanya isu flu burung 0,108 3,67 0,397 Total 1,000 2,772
5.4.2 Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan merupakan tahap untuk perumusan strategi berdasarkan
hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan eksternal
perusahaan yang telah terkumpul. Pada tahap pencocokan model yang akan
digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks IE (Internal Eksternal) dan
matriks SWOT (Strenght-Weakness-Opportunities-Threat).
1. Matriks IE
Matriks IE merupakan perpaduan dari skor tebobot matriks IFE dan skor
terbobot matriks EFE yang dipetakan sehingga diketahui posisi perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFE diperoleh
skor terbobot sebesar 2,817 dan hasil analisis faktor eksternal menggunakan
matriks EFE diperoleh skor terbobot sebesar 2,772. Hasil pemetaan pada matriks
IE pada Gambar 5 memperlihatkan bahwa Restoran CFC Darmaga Centre dalam
pemasarannya menempati posisi pada sel V. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan berada pada posisi Hold and Maintain (Pertahankan dan Pelihara).
Strategi yang dapat diterapkan perusahaan adalah strategi penetrasi pasar
(market penetration) dan pengembangan produk (product development). Strategi
penetrasi pasar merupakan strategi untuk meningkatkan pangsa pasar untuk
produk atau jasa yang sudah ada lewat usaha pemasaran yang lebih gencar.
Strategi pengembangan produk adalah strategi yang mencari peningkatan
penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah
ada.
SKOR TOTAL IFE
Kuat Rata-rata Lemah
4,0 3,0 2,0 1,0
1,0
Gambar 5. Hasil analisis matriks IE
2. Matriks SWOT
Berdasarkan kekuatan, kelemahan peluang, dan ancaman yang diperoleh
melalui audit lingkungan internal dan eksternal, dapat diformulasikan alternatif
SKOR TO
TAL EFE
4,0
Tinggi
3,0
Rata‐rata
2,0
Rendah
I
Grow and Build
II
Grow and Build
III
Hold and Maintain
IV
Grow and Build
V
Hold and Maintain
VI
Harvest and
Divestiture
VII
Hold and Maintain
VIII
Harvest and Divestiture
IX
Harvest and
Divestiture
lxxvii
strategi yang dapat diambil. Formulasi strategi ini dilakukan dengan
menggunakan analisis SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 21. Alternatif strategi
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
a. Strategi S-O (Strength-Opportunity)
Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dapat digunakan adalah
meningkatkan pangsa pasar dengan membidik segmen anak-anak dan membidik
segmen mahasiswa.
1. Memanfaatkan lokasi yang strategis sebagai daya tarik dengan menambah
desain dan interior misalnya arena bermain untuk lebih menarik konsumen
khususnya anak-anak. (S5, S7, O4)
Arena bermain harus di buat nyaman dan aman bagi anak-anak. Selain itu perlu
menambah beberapa arena bermain yang disukai anak-anak seperti ayunan,
mandi bola, permainan edukatif, dan permainan lain yang biasa mereka
mainkan di taman kanak-kanak sehingga anak-anak makin tertarik untuk
datang ke restoran. Ketika megunjungi restoran anak-anak biasanya datang
bersama orang tua mereka. Maka secara tidak langsung pengunaan media
permainan bukan hanya membidik konsumen anak-anak akan tetapi sekaligus
orang tua juga.
2. Memasuki segmen mahasiswa dengan menjadi sponsor dalam kegiatan
kemahasiswaan. (S1, S5, O1, O2)
Mahasiswa merupakan konsumen potensial yang belum dimasuki CFC
Darmaga Centre secara maksimal. Mahasiswa merupakan konsumen yang
sangat sensitif terhadap harga oleh karena itu restoran harus lebih berupaya
untuk mempromosikan paket-paket hemat yang ditawarkan kepada mahasiswa.
Promosi yang dilakukan dapat berupa mengadakan acara-acara misalnya
perlombaan atau acara lain yang melibatkan mahasiswa dengan konsep yang
menarik, mengadakan live music dengan mengundang penyanyi lokal atau diisi
oleh mahasiswa, menyebarkan brosur-brosur ke mahasiswa, dan memasang
spanduk di IPB. Selain itu menjadi sponsor untuk acara-acara kemahasiswaan
dan membuka stand di IPB misalnya saat wisuda, diesnatalis IPB dan acara-
acara lainnya. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara kontinue untuk
meningkatkan brand awardness.
b. Stategi S-T (Strenght-Treath)
Strategi ST adalah strategi dimana perusahaan dapat menggunakan kekuatan
untuk menghindari ancaman. Strategi yang dapat diterapkan adalah meningkatkan
loyalitas konsumen dengan peningkatan kualitas penyajian produk dan layanan
serta efisiensi dalam semua tahapan operasi sehingga dapat meminimalkan biaya.
Penjelasan lebih rinci mengenai strategi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mempertahankan image produk yang berkualitas dengan cita rasa yang
memenuhi standar internasional melalui pelaksanaan budaya kerja secara
maksimal (S2, S3, S4, S6, S7, T1, T3)
2. Mengefisienkan biaya operasi sehingga dapat meminimalkan biaya. (S3, S4,
T1, T4)
Efisiensi perlu dilakukan pada semua tahapan operasi agar dapat menekan
biaya seminimal mungkin sehingga mengurangi pengeluaran perusahaan.
Efisiensi dapat dilakukan dengan penghematan fasilitas telepon, listrik,
distribusi, dan transportasi. Dengan efisiensi ini maka CFC dapat menghindari
kerugian akibat kenaikan biaya produksi.
c. Strategi W-O (Weakness-Opportunity)
Strategi WO adalah stategi dimana perusahaan dapat mengatasi kelemahan
dengan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dihasilkan adalah
meningkatkan volume penjualan melalui peningkatan target penjualan dan
perluasan pasar sasaran.
1. Perluasan pasar dapat dilakukan dengan menambah saluran distribusi
misalnya dengan mebuka stand-stand di pusat perbelanjaan yang ada di Bogor
dan di sekitar Darmaga. (W1, O1, O2)
2. Melakukan usaha pemasaran untuk menarik minat wanita atau ibu rumah
tangga misalnya dengan penyediaan fasilitas untuk mengadakan acara arisan.
Wanita atau ibu yang biasanya memutuskan tentang makanan yang akan
dikonsumsi oleh keluarga, oleh karena itu penting sekali untuk melakukan
usaha promosi dengan memfokuskan pada wanita. (W1, W5, O1, O2)
lxxix
3. Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dalam kegiatan promosi.
Penggunaan teknologi dalam kegiatan promosi dapat berupa promosi on line
di internet. Promosi on line dapat dilakukan dengan berpartisipasi dalam
forum, news group, buletin boards, atau dengan cara membuat website sendiri.
Promosi on line dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan biaya rendah.
(W1, W5, O1, O2, O3)
Tabel 21. Analisis Matriks SWOT CFC Darmaga Centre
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (S) 1. Memiliki merek yang
cukup dikenal masyarakat 2. Cita rasa Internasional 3. Memiliki standar SOP 4. Dukungan franchisor
dalam penyediaan bahan baku
5. Lokasi outlet strategis 6. Sistem persediaan baik 7. Pelayanan yang baik
kepada konsumen
Kelemahan (W) 1. Kurang melakukan
kegiatan promosi 2. Kebijakan mengenai
inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat
3. Kurangnya pelatihan 4. Tidak ada divisi
pemasaran 5. Kurangnya fasilitas 6. Sebagian pekerjaan
masih dilakukan secara manual
Peluang (O) 1. Segmen pasar
yang besar 2. Perubahan gaya
hidup masyarakat 3. Perkembangan
teknologi 4. Usaha pemasaran
melalui anak-anak semakin terbuka
Strategi S-O
S1, S5, O1, O2, O4 meningkatkan pangsa pasar dengan membidik segmen anak-anak dan membidik segmen mahasiswa.
Strategi W-O
W1, W5, O1, O2, O3
meningkatkan volume penjualan melalui peningkatan target penjualan dan perluasan pasar sasaran.
Ancaman (T) 1. Tingkat
persaingan tinggi 2. Brand image dari
pesaing 3. Kekuatan tawar
menawar pembeli 4. Kenaikan biaya
produksi 5. Adanya isu flu
burung
Strategi S-T
S2, S3, S4, S6, S7, T1, T3,T4
meningkatkan loyalitas konsumen dengan peningkatan kualitas penyajian produk dan layanan serta melakukan efisiensi dalam semua tahapan operasi untuk menekan biaya .
Strategi W-T
W1, W3, W4, T1, T2
melakukan kegiatan promosi yang intensif dan efektif untuk meningkatkan pangsa pasar
d. Strategi W-T (Weakness-Treath)
Strategi WT adalah strategi dimana perusahaan dapat meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi yang dapat digunakan yaitu
melakukan kegiatan promosi yang lebih intensif dan efektif untuk meningkatkan
pangsa pasar. Langkah yang dapat dilakukan perusahaan yaitu:
1. Membentuk divisi pemasaran khusus untuk membuat program-program
pemasaran. (W1, W3, W4, T1)
2. Melakukan promosi yang lebih gencar melalui iklan di media elektronik yaitu
radio atau televisi untuk mematahkan brand image pesaing dan menjangkau
pasar yang lebih luas. (W1, T1, T2)
Brand image pesaing sangat kuat terutama KFC. Oleh karena itu, CFC
Darmaga Centre dapat melakukan promosi melalui radio lokal dan pihak
franchisor CFC perlu melakukan promosi melakui televisi secara kontinue
untuk memperkuat brand image di mata konsumen, memperkenalkan atau
mengingatkan kembali produk sehingga konsumen memiliki keinginan untuk
mencoba dan terus melakukan pembelian secara berulang.
5.4.3. Tahap Keputusan
Tahap keputusan merupakan tahap untuk menentukan strategi terbaik yang
dapat dijalankan perusahaan dari alternatif-alternatif strategi yang diperoleh dari
lxxxi
hasil analisis SWOT. Untuk menentukan prioritas strategi tersebut, digunakan alat
analisis Quantitative Strategi Planning Matrix (QSPM).
Hasil analisis matriks SWOT menghasilkan 4 alternatif strategi yaitu
strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT. Strategi tersebut kemudian
akan dimasukkan ke dalam matriks QSPM. Penjabaran dari strategi-strategi
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan pangsa pasar dengan membidik segmen anak-anak dan
membidik segmen mahasiswa.
b. Meningkatkan loyalitas konsumen dengan peningkatan kualitas penyajian
produk dan layanan serta melakukan efisiensi dalam semua tahapan operasi
sehingga dapat menekan biaya.
c. Meningkatkan volume penjualan melalui peningkatan target penjualan dan
perluasan pasar sasaran.
d. Melakukan kegiatan promosi yang lebih intensif dan efektif untuk
meningkatkan pangsa pasar.
Berdasarkan hasil penentuan strategi terbaik dengan QSPM, diperoleh
strategi WT yaitu melakukan kegiatan promosi yang lebih intensif dan efektif
untuk meningkatkan pangsa pasar memiliki TAS (Total Alternative Score)
tertinggi yaitu sebesar 6,222. Strategi yang menempati prioritas kedua adalah
meningkatkan pangsa pasar dengan membidik segmen anak-anak dan membidik
segmen mahasiswa dengan nilai TAS sebesar 5,719. Strategi yang menempati
prioritas ketiga adalah meningkatkan volume penjualan melalui peningkatan
target penjualan dan perluasan pasar sasaran dengan nilai TAS sebesar 5,677 dan
strategi yang menempati prioritas terakhir dengan nilai TAS terkecil yaitu 4,895
adalah meningkatkan loyalitas konsumen dengan peningkatan kualitas penyajian
produk dan layanan serta efisiensi dalam semua tahapan operasi sehingga dapat
meminimalkan biaya.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal CFC
Darmaga Centre maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu:
1. Hasil analisis lingkungan internal menunjukkan bahwa faktor internal yang
menjadi kekuatan dari CFC Darmaga Centre adalah memiliki merek yang
cukup dikenal masyarakat, cita rasa internasional, memiliki standar SOP
(Standard Operation Procedure), dukungan franchisor dalam penyediaan
bahan baku, lokasi outlet strategis, sistem persediaan baik, pelayanan yang
baik kepada konsumen. Sedangkan faktor-faktor internal yang menjadi
kelemahan dari CFC darmaga Centre adalah kurang melakukan kegiatan
promosi, kebijakan mengenai inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat,
kurangnya pelatihan, tidak ada divisi pemasaran, kurangnya fasilitas, dan
sebagian pekerjaan masih dilakukan secara manual.
2. Hasil analisis lingkungan eksternal pemasaran menunjukkan bahwa faktor-
faktor eksternal yang menjadi peluang CFC Darmaga Centre adalah segmen
pasar yang besar, perubahan gaya hidup masyarakat, perkembangan teknologi,
dan usaha pemasaran melalui anak-anak semakin terbuka. Sedangkan faktor-
faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi CFC Darmaga Centre adalah
tingkat persaingan tinggi, brand image dari pesaing, kekuatan tawar menawar
pembeli, kenaikan biaya produksi, dan adanya isu flu burung.
3. Hasil analisis matriks IE menunjukkan bahwa posisi perusahaan berada pada
sel V yaitu Hold and maintain (Pertahankan dan Pelihara). Strategi yang dapat
diterapkan adalah strategi penetrasi pasar (Market Penetration) dan strategi
pengembangan produk (Product Development). Berdasarkan analisis matriks
SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi pemasaran yaitu Strategi S-O :
meningkatkan pangsa pasar dengan membidik segmen anak-anak dan
membidik segmen mahasiswa, Strategi S-T : meningkatkan loyalitas
konsumen dengan peningkatan kualitas penyajian produk dan layanan serta
efisiensi dalam semua tahapan operasi sehingga dapat meminimalkan biaya,
Strategi W-O : meningkatkan volume penjualan melalui peningkatan target
lxxxiii
penjualan dan perluasan pasar sasaran, Strategi W-T : melakukan kegiatan
promosi yang lebih intensif dan efektif untuk meningkatkan pangsa pasar.
Berdasarkan analisis matriks QSPM maka diperoleh prioritas strategi yang
dapat diterapkan perusahaan dengan nilai TAS (Total Alternative Score)
tertinggi sebesar 6,197 yaitu melakukan kegiatan promosi yang lebih intensif
dan efektif untuk meningkatkan pangsa pasar.
2. Saran
Berikut ini adalah saran yang dapat dipertimbangkan perusahaan untuk
melakukan perbaikan di masa mendatang, yaitu:
1. Mengadakan acara-acara dengan konsep yang menarik untuk anak-anak dan
menambah fasilitas arena bermain yang dapat menarik minat anak-anak.
2. Memasuki segmen keluarga dengan memfokuskan usaha pemasaran pada
wanita misalnya dengan menyediakan sarana untuk arisan atau acara-acara
lainnya.
3. Membentuk divisi pemasaran khusus untuk membuat program pemasaran.
4. Memperluas pasar dengan menambah saluran distribusi misalnya dengan
membuka stand-stand di pusat perbelanjaan yang ada di sekitar Darmaga.
5. Memasuki segmen mahasiswa secara maksimal dengan berbagai usaha
promosi seperti live music dengan mengundang penyanyi lokal dan beriklan di
radio lokal.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2000. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta,
Bandung. Angipora, Marius P. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta. Assauri, S.2004. Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep dan Strategi. PT
Grafindo Persada. Jakarta. David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis : Konsep-Konsep. PT Indeks
Kelompok Gramedia, Jakarta. Dirgantoro, Crown. 2001. Manajemen Strategik: Konsep, Kasus, dan
Implementasi. PT Grasindo, Jakarta. Herlina, Liza. 2002. Analisis Strategi Pemasaran dan Pengembangan Usaha Kecil
pada Pia Apple Pie Bogor. Skripsi pada Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. Keegan, Warren. 2003. Manajemen Pemasaran Global. PT Prenhallindo, Jakarta. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 1. PT Indeks Kelompok
Gramedia, Jakarta. Nugraha, D A. 2004. Analisis Strategi Pemasaran pada Restoran Waralaba (Studi
Kasus di Bakmi Japos Cabang Bogor). Skripsi pada Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.
. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 2. PT Indeks Kelompok
Gramedia, Jakarta. Oktavia. 2006. Analisis Strategi Pemasaran pada CV. Celup Mitra Saudara.
Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Bogor. Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis. PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sahal, Mad. 2003. Analisis Formulasi Strategi PT Fastfood Indonesia, Tbk (KFC)
dalam Menghadapi Persaingan Bisnis fastfood. Skripsi pada Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.
Supratikno, Hendrawan., Anton Widjaja, Sugiarto, Darmadi Durianto. 2003.
Advanced Strategic Manajement. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
lxxxv
Suhartanto, Dwi., Akhmad Yunani. 2005. Keunggulan Bersaing Industri Waralaba Makanan Cepat Saji Multinasional. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia, Jakarta.
Umar, Husein. 2003. Strategic Management in Action. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta. . 2003. Studi Kelayakan Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta. http://public.ut.ac.id/html/suplemen/peko3302/strategi_pemasaran.htm. 3 Maret
2007. Strategi Pemasaran. http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedia/b/budi-hamidjaja/indeks.shtml. Eti.
19 Februari 2007. Bekerja Kreatif, Inovatif, dan Religius. http://www.sinarharapan.co.id/ceo/2002/121/ceo1.html Rondonuwu, Indra dan
Krisman Kaban. 19 Februari 2007. CFC Siap Bersaing dengan Waralaba Asing. Sinar Harapan Online.
Lampiran 1. Pertanyaan wawancara kepada pihak perusahaan.
PERTANYAAN WAWANCARA
CALIFORNIA FRIED CHICKEN
CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR
I. Pertanyaan tentang gambaran umum perusahaan
1. Bagaimana proses berdirinya Restoran California Fried Chicken?
2. Apa visi, misi dan tujuan dari Restoran CFC?
3. Bagaimana struktur organisasi, tugas dan wewenang setiap jabatan?
4. Bagaimana status badan hukumnya?
5. Fasilitas apa saja yang dimiliki oleh CFC?
6. Dimana saja gerai yang dimiliki CFC (khususnya di kota bogor)?
II. Pertanyaan tentang Lingkungan Internal.
1. Produksi
a. Bagaimana jalannya penyediaan bahan baku?
b. Bagaimana pengawasan mutu yang dilakukan ?
c. Apa saja kendala yang dihadapi pada proses produksi?
2. Sumber daya manusia
a. Berapa jumlah karyawannya? (rinci menurut jenis pekerjaan, jenis
kelamin, umur, dan pendidikan)
b. Bagaimana jam kerja diberlakukan?
c. Bagaimana cara peningkatan dan pengembangan karyawan?
d. Apa masalah ketenagakerjaan yang dihadapi?
3. Keuangan
a. Bagaimana sistem pencatatan keuangan pada perusahaan?
b. Apakah sudah mencapai BEP? Berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai BEP?
c. Apa masalah keuangan yang dihadapi perusahaan?
lxxxvii
4. Pemasaran
a. Pertanyaan tentang bauran produk
1. Produk apa saja yang dihasilkan oleh Restoran CFC? Apa yang
menjadi produk utama?
2. Apakah ada pengklasifikasian produk?
3. Apa yang membedakan produk Restoran CFC dengan produk sejenis
lainnya? Deskripsikan!
b. Pertanyaan tentang bauran harga
1. Siapa yang menetapkan harga?
2. Apakah Restoran CFC mampu bersaing dari segi harga?
c. Pertanyaan tentang bauran distribusi
1. Bagaimana cara memasarkan produk CFC?
2. Apakah ada agen pemasaran untuk memasarkan produknya?
d. Pertanyaan tentang bauran promosi
1. Kegiatan promosi apa saja yang sudah dilakukan oleh perusahaan?
2. Media apa saja yang digunakan untuk sarana promosi?
3. Apakah ada fasilitas konsultasi, kritik dan saran untuk konsumen?
5. Sistem Informasi Manajemen.
1. Apakah restoran menggunakan sistem informasi manajemen?
2. Bagaimana penggunaan sistem informasi tersebut?
III. Pertanyaan tentang lingkungan mikro pemasaran.
1. Apakah restoran CFC telah mengetahui dan mendata para pesaing?
2. Siapa saja yang menjadi pesaing potensial dari restoran ini?
3. Bagaimana kekuatan yang dimiliki pesaing tersebut?
4. Bagaimana pertumbuhan restoran sejenis dibogor?
5. Apakah terdapat faktor-faktor yang mempermudah masuknya
pendatang baru?
6. Bagaimana saluran distribusi untuk memasarkan produknya?
7. Apakah konsumen mempengaruhi produk apa yang akan dipasarkan
oleh CFC?
8. Bagaimana posisi pembeli akan kekuatan tawar menawar terhadap
produk yang dihasilkan?
9. Bagaimana permintaan konsumen terhadap produk CFC?
10. Siapa pemasok yang dipilih oleh CFC?
11. Apa alasan perusahaan memilih pemasok tersebut?
12. Bagaimana hubungan atau sistem kerjasamanya dengan pemasok?
13. Apakah harga yang diberlakukan pemasok dapat berubah-ubah?
IV. Pertanyaan tentang lingkungan makro pemasaran.
1. Bagaimana pengaruh kenaikan biaya produksi terhadap CFC Darmaga
Centre?
2. Apakah perubahan gaya hidup masyarakat mempengaruhi kegiatan
pemasaran Restoran CFC?
3. Apakah ada dampak dari merebaknya flu burung?
4. Apakah ada pengaruh dari meningkatnya kesadaran akan kesehatan?
5. Apakah terdapat teknologi baru yang dapat meningkatkan kualitas
Restoran CFC?
lxxxix
Lampiran 2. Kuesioner untuk konsumen
LEMBAR KUESIONER
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk penelitian mengenai “ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CALIFORNIA FRIED CHICKEN CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR” oleh Cici Elisabet Sagala (H24103108), Mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini merupakan bagian dari skripsi yang sedang saya selesaikan.
Saya mohon kesediaan Anda untuk meluangkan waktu mengisis kuesioner ini secara lengkap dan benar. Terima kasih atas bantuan dan kerjasama Anda. Nama Responden : Umur : Alamat : No. TLP/HP : PETUNJUK : Berikan tanda (X) pada pilihan jawaban Saudara/i atau mengisi
pada tempat yang telah disediakan. A. Karakteristik Konsumen 1. Jenis Kelamin:
a. Laki-laki b. Perempuan 2. Pendidikan terakhir:
a. SD c. SMU e. Sarjana b. SLTP d. Diploma f. Lainnya, sebutkan…
3. Pekerjaan: a. Pelajar/Mahasiswa d. Wiraswasta b. Pegawai Negeri e. Lainnya, sebutkan… c. Pegawai Swasta
4. Pendapatan keluarga per bulan (Bila belum berkeluarga, maka yang dimaksud adalah pendapatan pribadi per bulan): a. <500.000 c. 1000.000-2.500.000 b. 500.000-1000.000 d. >2.500.000
5. Bersama siapakah biasanya Anda pergi ke restoran? a. Sendiri d. Teman b. Keluarga e. Lainnya, sebutkan…. c. Rekan bisnis
6. Darimana anda mendapat informasi mengenai Restoran CFC ini? a. Papan nama restoran (Billboard) d. Keluarga
b. Brosur e. Lainnya, sebutkan….. c. Teman/kenalan.
7. Berapa kali rata-rata Anda mengunjungi Restoran CFC dalam sebulan? a. 1 kali c. 4 kali b. 2 kali d. ≥ 5 kali c. 3 kali
8. Pada saat apa anda paling sering mengkonsumsi makanan fastfood? a. Sarapan d. Selingan b. Makan siang e. Lainnya, sebutkan… c. Makan malam
9. Selain di restoran ini, dimana Anda biasanya makan? a. California Fried Chicken (CFC) lain d. McDonald’s b. Kentucky Fried Chicken (KFC) e. Texas Fied Chicken c. Ayam goreng Fatmawati f. Lainnya, sebutkan….
10. Alasan anda mengunjungi Restoran CFC ini: a. Harga murah dan terjangkau d. Merek terkenal b. Rasa enak e. Pelayanannya memuaskan c. Suasana tempat yang nyaman f. Lainnya, sebutkan...
11. Harga rata-rata yang biasanya anda keluarkan untuk satu kali konsumsi produk CFC per orang: a. Rp. 10.000-20.000 c. Rp. 30.000-40.000 b. Rp. 20.000-30.000 d. >Rp. 40.000.
B. Elemen Bauran Pemasaran
PETUNJUK: • Berikan tanda (X) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.
1 : Tidak Setuju 2 : Kurang Setuju 3 : Netral 4 : Setuju 5 : Sangat Setuju
• Pertanyaan dibawah ini berkaitan dengan pendapat Anda sebagai konsumen Restoran CFC.
No Uraian 1 2 3 4 5
Variabel Produk 1 Rasa memuaskan 2 Jumlah porsi makanan pas 3 Jenis produk bervariasi 4 Cara penyajian makanan menarik 4 Pelayan ramah dalam melayani 5 Pelayanan cepat
Variabel Harga 6 Harga terjangkau 7 Harga lebih murah dibandingkan makanan
cepat saji (fastfood) merek lain
8 Perlu ada potongan harga bila membeli dalam jumlah besar
xci
No Uraian 1 2 3 4 5 Variabel Promosi
9 Merek CFC merupakan merek yang terkenal 10 Perlu adanya promosi terhadap produk-
produk CFC
11 Perlu memasang iklan pada media cetak maupun elektronik
12 Promosi yang dilakukan sangat menarik Variabel Distribusi
13 Lokasi strategis 14 Tempat parkir memadai 15 Desain /layout restoran menarik 16 Kebersihan dan kerapihan restoran terjaga
dengan baik
17 Suasana restoran nyaman Saran:
1. Produk: 2. Harga:
3. Promosi:
4. Tempat/Distribusi:
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
PENENTUAN BOBOT DAN RATING FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
DAN FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL PEMASARAN
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CALIFORNIA FRIED CHICKEN
CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Pekerjaan/Jabatan :
Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif dan
benar adanya, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan
ilmiah sehingga diperlukan data yang valid dan akurat.
Peneliti
Cici E Sagala
H24103108
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
xciii
Lampiran 4. Penentuan Bobot
PENENTUAN BOBOT
Tujuan:
Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal
maupun eksternal pemasaran yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap
seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau memberntuk
keberhasilan pemasaran Restoran CFC Cabang Darmaga Centre.
Petunjuk Umum :
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden
3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara
langsung (tidak menunda) untuk menghindari ketidakkonsistenan atas
jawaban.
4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang
tercantum dalam kuesioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan
responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi
dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus :
1. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap
keberhasilan perusahaan dalam bisnis restoran.
2. Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategi internal dan
eksternal yang tersedia untuk kuesioner ini adalah:
1 = tidak penting
2 = kurang penting
3 = biasa saja
4 = penting
5 = sangat penting
Pemberian bobot masing-masing faktor strategis dilakukan dengan
memberikan tanda ( X ) pada tingkatan (1-5) yang paling sesuai menurut
responden.
Lampiran 5. Penentuan Bobot Faktor Strategis Internal Pemasaran CFC
Darmaga Centre
PENENTUAN BOBOT FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
PEMASARAN RESTORAN CFC CABANG DARMAGA CENTRE
No Faktor Internal Bobot
1 2 3 4 5
Kekuatan
1 Memiliki merek yang cukup dikenal masyarakat
2 Cita rasa internasional
3 Memiliki standar SOP
4 Dukungan franchisor dalam penyediaan bahan baku.
5 Lokasi outlet strategis
6 Sistem persediaan baik
7 Pelayanan yang baik kepada konsumen
Kelemahan
1 Kurang melakukan kegiatan promosi
2 Kebijakan mengenai inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat
3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan)
4 Tidak ada divisi pemasaran
5 Kurangnya fasilitas
6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan secara manual.
xcv
Lampiran 6. Penentuan Bobot Faktor Strategis Eksternal Pemasaran CFC
Darmaga Centre
PENENTUAN BOBOT FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL
PEMASARAN RESTORAN CFC CABANG DARMAGA CENTRE
No Faktor Eksternal Bobot
1 2 3 4 5
Peluang
1 Segmen pasar yang besar
2 Perubahan gaya hidup masyarakat
3 Perkembangan teknologi
4 Usaha pemasaran melalui anak-anak semakin terbuka
Ancaman
1 Tingkat persaingan tinggi
2 Brand image dari pesaing yang sangat kuat
3 Kekuatan tawar menawar konsumen
4 Kenaikan biaya produksi
5 Adanya isu flu burung
Lampiran 7. Penentuan Rating
PENENTUAN PERINGKAT
Tujuan :
Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal
maupun eksternal pemasaran yaitu dengan cara pemberian peringkat terhadap
seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan
pemasaran Restoran CFC Cabang Darmaga Centre..
Petunjuk Umum :
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden
3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara
langsung (tidak menunda) untuk menghindari ketidakkonsistenan atas
jawaban.
4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang
tercantum dalam kuesioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan
responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi
dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus :
1. Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor strategis internal
(kekuatan dan kelemahan) adalah sebagai berikut :
1=kelemahan utama, 2=kelemahan kecil, 3=kekuatan kecil, 4=kekuatan utama
2. Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor strategis eksternal
(peluang dan ancaman) adalah sebagai berikut:
1 = respon perusahaan di bawah rata-rata tehadap faktor-faktor tersebut
2 = respon perusahaan rata-rata tehadap faktor-faktor tersebut
3 = respon perusahaan di atas rata-rata tehadap faktor-faktor tersebut
4 = respon perusahaan superior tehadap faktor-faktor tersebut
Pemberian peringkat masing-masing faktor strategis dilakukan dengan
memberikan tanda ( √ ) pada skala likert (1-4) yang paling sesuai menurut
responden.
xcvii
Lampiran 8. Penentuan Rating Faktor Strategis Internal Pemasaran CFC
Darmaga Centre
PENENTUAN RATING FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
PEMASARAN RESTORAN CFC CABANG DARMAGA CENTRE
No Faktor Internal Rating
1 2 3 4
Kekuatan
1 Memiliki merek yang cukup dikenal masyarakat
2 Cita rasa internasional
3 Memiliki standar SOP
4 Dukungan franchisor dalam penyediaan bahan baku.
5 Lokasi outlet strategis
6 Sistem persediaan baik
7 Pelayanan yang baik kepada konsumen
Kelemahan
1 Kurang melakukan kegiatan promosi
2 Kebijakan mengenai inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat
3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan)
4 Tidak ada divisi pemasaran
5 Kurangnya fasilitas
6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan secara manual.
Lampiran 9. Penentuan Rating Bobot Faktor Strategis Eksternal Pemasaran
CFC Darmaga Centre
PENENTUAN RATING FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL
PEMASARAN RESTORAN CFC CABANG DARMAGA CENTRE
No Faktor Eksternal Rating
1 2 3 4
Peluang
1 Segmen pasar yang besar
2 Perubahan gaya hidup
3 Perkembangan teknologi dan komunikasi
4 Usaha pemasaran melalui anak-anak semakin terbuka
5 Penerimaan produk oleh semua lapisan
Ancaman
1 Tingkat persaingan tinggi
2 Brand image dari pesaing yang sangat kuat
3 Kekuatan tawar menawar konsumen
4 Kenaikan biaya produksi
5 Adanya isu flu burung
xcix
Lampiran 10. Penentuan QSPM
KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN STRATEGI TERPILIH
DENGAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM)
Tujuan :
Untuk menetapkan kemenarikan relatif dari alternatif-alternatif srategi yang telah
diperoleh melalui analisis matriks SWOT, guna menetapkan strategi yang terbaik
untuk direkomendasikan kepada perusahaan.
Alternatif Strategi :
Strategi 1 : meningkatkan pangsa pasar dengan membidik segmen anak-anak
dan membidik segmen mahasiswa.
Strategi 2 : meningkatkan loyalitas konsumen dengan peningkatan kualitas
penyajian produk dan layanan serta efisiensi dalam semua tahapan
operasi sehingga dapat menekan biaya.
Strategi 3 : meningkatkan volume penjualan melalui peningkatan target
penjualan dan perluasan pasar sasaran.
Strtaegi 4 : melakukan kegiatan promosi yang lebih intensif dan efektif untuk
meningkatkan pangsa pasar.
Petunjuk Pengisian :
Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik dari masing-masing faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk
masing-masing alternatif strategi pemasaran sebagaimana disebut diatas dengan
cara memberikan tanda ( X ) pada pilihan Bapak/Ibu.
Pilihan Attractive Score (AS) pada isian berikut terdiri dari :
1 = tidak menarik
2 = agak menarik
3 = secara logis menarik
4 = sangat menarik
Lampiran 11. Penentuan Atractive Score Dengan Matriks QSPM
MATRIKS QSPM No Attractive Score Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Kekuatan 1 Memiliki merek yang cukup dikenal
masyarakat
2 Cita rasa internasional 3 Memiliki standar SOP 4 Dukungan franchisor dalam
penyediaan bahan baku.
5 Lokasi outlet strategis 6 Sistem persediaan baik 7 Pelayanan yang baik kepada
konsumen
Kelemahan 1 Kurang melakukan kegiatan promosi 2 Kebijakan mengenai inovasi produk
ditentukan oleh kantor pusat
3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan)
4 Tidak ada divisi pemasaran 5 Kurangnya fasilitas 6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan
secara manual.
Peluang 1 Segmen pasar yang besar 2 Perubahan gaya hidup masyarakat 3 Perkembangan teknologi dan
komunikasi
4 Usaha pemasaran melalui anak-anak semakin terbuka
Ancaman 1 Tingkat persaingan tinggi 2 Brand image dari pesaing yang
sangat kuat
3 Kekuatan tawar menawar konsumen 4 Kenaikan biaya produksi 5 Adanya isu flu burung
101
Lampiran 12. Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Strategis
Internal Perusahaan
Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Strategis Internal
Perusahaan (Berdasarkan Rataan dari Responden 1, 2, 3)
No Faktor Internal Bobot
Rataan Nilai
Bobot R1 R2 R3
Kekuatan
1 Memiliki merek yang cukup dikenal masyarakat 5 3 3 3,67 0,064
2 Cita rasa internasional 4 5 5 4,67 0,081
3 Memiliki standar SOP 5 5 5 5,00 0,087
4 Dukungan franchisor dalam penyediaan bahan baku. 4 5 5 4,67 0,081
5 Lokasi outlet strategis 4 5 5 4,67 0,081
6 Sistem persediaan baik 5 5 5 5,00 0,087
7 Pelayanan yang baik kepada konsumen 5 5 5 5,00 0,087
Kelemahan
1 Kurang melakukan kegiatan promosi 5 5 5 5,00 0,087
2 Kebijakan mengenai inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat
4 4 5 4,33 0,075
3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan) 5 4 4 4,33 0,075
4 Tidak ada divisi pemasaran 2 4 3 3,00 0,052
5 Kurangnya fasilitas 4 3 4 3,67 0,064
6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan secara manual. 5 4 5 4,67 0,081
Total 57,67 1,000
Lampiran 13. Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Strategis
Eksternal Perusahaan
Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Strategis Eksternal
Perusahaan (Berdasarkan Rataan dari Responden 1, 2, 3)
No Faktor Eksternal Bobot Rataan Nilai Bobot
R1 R2 R3 Peluang
1 Segmen pasar yang besar 5 3 5 4,33 0,108
2 Perubahan gaya hidup masyarakat 4 5 5 4,67 0,117
3 Perkembangan teknologi 5 4 4 4,33 0,108
4 Usaha pemasaran melalui anak-anak semakin terbuka 5 4 5 4,67 0,117
Ancaman
1 Tingkat persaingan tinggi 4 4 5 4,33 0,108
2 Brand image dari pesaing yang sangat kuat 5 5 4 4,67 0,117
3 Kekuatan tawar menawar konsumen 4 5 5 4,67 0,117
4 Kenaikan biaya produksi 4 4 4 4,00 0,100
5 Adanya isu flu burung 5 3 5 4,33 0,108
Total 40,00 1,000
103
Lampiran 14. Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Rating Faktor Strategis
Internal Perusahaan
Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Rating Faktor Strategis Internal
Perusahaan (Berdasarkan Rataan dari Responden 1,2 ,3)
No Faktor Internal Rating Rataan
Rating R1 R2 R3
Kekuatan
1 Memiliki merek yang cukup dikenal masyarakat 3 4 4 3,67
2 Cita rasa internasional 4 4 3 3,67
3 Memiliki standar SOP 4 4 4 4,00
4 Dukungan franchisor dalam penyediaan bahan baku. 4 4 3 3,67
5 Lokasi outlet strategis 3 4 4 3,67
6 Sistem persediaan baik 4 4 3 3,67
7 Pelayanan yang baik kepada konsumen 4 4 4 4,00
Kelemahan
1 Kurang melakukan kegiatan promosi 1 1 1 1,00
2 Kebijakan mengenai inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat 1 2 2 1,67
3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan) 2 1 2 1,67
4 Tidak ada divisi pemasaran 2 2 2 2,00
5 Kurangnya fasilitas 2 2 1 1,67
6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan secara manual. 2 2 1 1,67
Lampiran 15. Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Rating Faktor Strategis
Eksternal Perusahaan
Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Rating Faktor Strategis Eksternal
Perusahaan (Berdasarkan Rataan dari Responden 1,2 ,3)
No Faktor Eksternal Rating Rataan Rating
R1 R2 R3
Peluang
1 Segmen pasar yang besar 2 2 3 2,33
2 Perubahan gaya hidup masyarakat 3 4 3 3,33
3 Perkembangan teknologi 3 3 3 3,00
4 Usaha pemasaran melalui anak-anak semakin terbuka 3 3 3 3,00
Ancaman
1 Tingkat persaingan tinggi 1 2 2 1,67
2 Brand image dari pesaing yang sangat kuat 2 1 2 1,67
3 Kekuatan tawar menawar konsumen 3 3 3 3,00
4 Kenaikan biaya produksi 3 3 4 3,33
5 Adanya isu flu burung 4 3 4 3,67
105
Lampiran 16. Hasil Analisis Matriks IFE
HASIL ANALISIS MATRIKS IFE
No Faktor Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan
1 Memiliki merek yang cukup dikenal
masyarakat 0,064 3,67 0,233
2 Cita rasa internasional 0,081 3,67 0,297 3 Memiliki standar SOP 0,087 4,00 0,347
4 Dukungan franchisor dalam penyediaan
bahan baku. 0,081 3,67 0,297
5 Lokasi outlet strategis 0,081 3,67 0,297 6 Sistem persediaan baik 0,087 3,67 0,318 7 Pelayanan yang baik kepada konsumen 0,087 4,00 0,347 Kelemahan 1 Kurang melakukan kegiatan promosi 0,087 1,00 0,087
2 Kebijakan mengenai inovasi produk
ditentukan oleh kantor pusat 0,075 1,67 0,125
3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan
tidak berkelanjutan) 0,075 1,67 0,125
4 Tidak ada divisi pemasaran 0,052 2,00 0,104 5 Kurangnya fasilitas 0,064 1,67 0,106
6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan secara
manual. 0,081 1,67 0,135
Total 1,000 2,817
Lampiran 17. Hasil Analisis Matriks EFE
HASIL ANALISIS MATRIKS EFE
No Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang
1 Segmen pasar yang besar 0,108 2,33 0,253
2 Perubahan gaya hidup masyarakat 0,117 3,33 0,389
3 Perkembangan teknologi 0,108 3,00 0,325
4 Usaha pemasaran melalui anak-anak semakin terbuka 0,117 3,00 0,350
Ancaman
1 Tingkat persaingan tinggi 0,108 1,67 0,181
2 Brand image dari pesaing yang sangat kuat 0,117 1,67 0,194
3 Kekuatan tawar menawar konsumen 0,117 3,00 0,350
4 Kenaikan biaya produksi 0,100 3,33 0,333
5 Adanya isu flu burung 0,108 3,67 0,397
Total 1,000 2,772
107
Lampiran 18. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan
Attractive Score pada Strategi SO
Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive Score pada
Strategi SO (Berdasarkan Rataan dari Responden 1, 2, 3)
No Faktor Strategis Attractive Score
RataanR1 R2 R3 Kekuatan
1 Memiliki merek yang cukup dikenal masyarakat 3 3 2 2,67
2 Cita rasa internasional 3 3 3 3,00 3 Memiliki standar SOP 4 3 3 3,33 4 Dukungan franchisor dalam
penyediaan bahan baku. 3 3 3 3,00
5 Lokasi outlet strategis 4 3 3 3,33 6 Sistem persediaan baik 4 3 3 3,33 7 Pelayanan yang baik kepada konsumen 4 3 3 3,33 Kelemahan 1 Kurang melakukan kegiatan promosi 4 4 2 3,33 2 Kebijakan mengenai inovasi produk
ditentukan oleh kantor pusat 3 1 2 2,00
3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan) 1 2 1 1,33
4 Tidak ada divisi pemasaran 2 2 1 1,67 5 Kurangnya fasilitas 4 2 3 3,00 6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan
secara manual. 4 3 1 2,67
Peluang 1 Segmen pasar yang besar 3 4 3 3,33 2 Perubahan gaya hidup masyarakat 2 4 3 3,00 3 Perkembangan teknologi 2 4 3 3,00 4 Usaha pemasaran melalui anak-anak
semakin terbuka 4 4 4 4,00
Ancaman 1 Tingkat persaingan tinggi 4 4 3 3,67 2 Brand image dari pesaing yang sangat
kuat 2 3 2 2,33
3 Kekuatan tawar menawar konsumen 4 3 2 3,00 4 Kenaikan biaya produksi 2 3 2 2,33 5 Adanya isu flu burung 3 2 1 2,00
Lampiran 19. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan
Attractive Score pada Strategi ST
Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive Score pada
Strategi ST (Berdasarkan Rataan dari Responden 1, 2, 3)
No Faktor Strategis Attractive Score RataanR1 R2 R3 Kekuatan 1 Memiliki merek yang cukup dikenal
masyarakat 4 4 2 3,33
2 Cita rasa internasional 4 1 3 2,67 3 Memiliki standar SOP 3 1 3 2,33 4 Dukungan franchisor dalam
penyediaan bahan baku. 4 1 3 2,67
5 Lokasi outlet strategis 3 2 3 2,67 6 Sistem persediaan baik 4 1 3 2,67 7 Pelayanan yang baik kepada
konsumen 3 1 3 2,33
Kelemahan 1 Kurang melakukan kegiatan promosi 4 2 2 2,67 2 Kebijakan mengenai inovasi produk
ditentukan oleh kantor pusat 4 3 2 3,00
3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan) 2 3 3 2,67
4 Tidak ada divisi pemasaran 2 2 1 1,67 5 Kurangnya fasilitas 4 2 1 2,33 6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan
secara manual. 2 3 3 2,67
Peluang 1 Segmen pasar yang besar 4 1 3 2,67 2 Perubahan gaya hidup masyarakat 2 1 2 1,67 3 Perkembangan teknologi 1 2 1 1,33 4 Usaha pemasaran melalui anak-anak
semakin terbuka 3 1 3 2,33
Ancaman 1 Tingkat persaingan tinggi 3 2 3 2,67 2 Brand image dari pesaing yang
sangat kuat 2 3 3 2,67
3 Kekuatan tawar menawar konsumen 4 2 1 2,33 4 Kenaikan biaya produksi 4 2 2 2,67 5 Adanya isu flu burung 4 2 1 2,33
109
Lampiran 20. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan
Attractive Score pada Strategi WO
Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive Score pada
Strategi WO (Berdasarkan Rataan dari Responden 1, 2, 3)
No Faktor Strategis Attractive Score
Rataan R1 R2 R3 Kekuatan 1 Memiliki merek yang cukup dikenal
masyarakat 3 4 2 3,00
2 Cita rasa internasional 4 3 3 3,33 3 Memiliki standar SOP 3 3 3 3,00 4 Dukungan franchisor dalam
penyediaan bahan baku. 3 2 3 2,67
5 Lokasi outlet strategis 4 2 3 3,00 6 Sistem persediaan baik 4 2 3 3,00 7 Pelayanan yang baik kepada
konsumen 3 2 3 2,67
Kelemahan 1 Kurang melakukan kegiatan promosi 3 4 2 3,00 2 Kebijakan mengenai inovasi produk
ditentukan oleh kantor pusat 3 3 2 2,67
3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan) 2 1 3 2,00
4 Tidak ada divisi pemasaran 2 2 1 1,67 5 Kurangnya fasilitas 2 2 2 2,00 6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan
secara manual. 3 3 3 3,00
Peluang 1 Segmen pasar yang besar 4 3 3 3,33 2 Perubahan gaya hidup masyarakat 4 4 3 3,67 3 Perkembangan teknologi 2 3 3 2,67 4 Usaha pemasaran melalui anak-anak
semakin terbuka 3 3 4 3,33
Ancaman 1 Tingkat persaingan tinggi 2 2 3 2,33 2 Brand image dari pesaing yang sangat
kuat 4 2 3 3,00
3 Kekuatan tawar menawar konsumen 4 3 3 3,33 4 Kenaikan biaya produksi 4 3 2 3,00 5 Adanya isu flu burung 2 2 1 1,67
Lampiran 21. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan
Attractive Score pada Strategi WT
Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive Score pada
Strategi WT (Berdasarkan Rataan dari Responden 1, 2, 3)
No Faktor Strategis
Attractive Score RataanR1 R2 R3
Kekuatan 1 Memiliki merek yang cukup dikenal
masyarakat 4 4 2 3,33
2 Cita rasa internasional 4 3 3 3,33 3 Memiliki standar SOP 3 3 3 3,00 4 Dukungan franchisor dalam penyediaan
bahan baku. 3 3 3 3,00
5 Lokasi outlet strategis 4 2 3 3,00 6 Sistem persediaan baik 4 2 3 3,00 7 Pelayanan yang baik kepada konsumen 4 3 3 3,33
Kelemahan 1 Kurang melakukan kegiatan promosi 4 4 2 3,33 2 Kebijakan mengenai inovasi produk
ditentukan oleh kantor pusat 4 3 2 3,00
3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan) 4 3 2 3,00
4 Tidak ada divisi pemasaran 4 2 1 2,33 5 Kurangnya fasilitas 2 2 2 2,00 6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan
secara manual. 4 3 1 2,67
Peluang 1 Segmen pasar yang besar 4 4 4 4,00 2 Perubahan gaya hidup masyarakat 4 4 4 4,00 3 Perkembangan teknologi 4 3 3 3,33 4 Usaha pemasaran melalui anak-anak
semakin terbuka 4 3 3 3,33
Ancaman 1 Tingkat persaingan tinggi 4 4 4 4,00 2 Brand image dari pesaing yang sangat
kuat 4 3 3 3,33
3 Kekuatan tawar menawar konsumen 2 3 4 3,00 4 Kenaikan biaya produksi 1 2 2 1,67 5 Adanya isu flu burung 4 2 1 2,33
No Faktor Strategis Bo
bot
Alt. Strategi
1
Alt. Strategi
2
Alt. Strategi
3
Strategi 4
AS TAS AS TA
S AS TAS AS T
AS Kekuatan
1 Memiliki merek yang cukup dikenal oleh masyarakat
0,064
2,67
0,170
3,33
0,212
3,00
0,191
3,33
0,212
2 Cita rasa internasional 0,081
3,00
0,243
2,67
0,216
3,33
0,270
3,33
0,270
3 Memiliki standar SOP 0,087
3,33
0,289
2,33
0,202
3,00
0,260
3,00
0,260
4 Dukungan franchisor dalam penyediaan bahan baku
0,081
3,00
0,243
2,67
0,216
2,67
0,216
3,00
0,243
5 Lokasi outlet strategi 0,081
3,33
0,270
2,67
0,216
3,00
0,243
3,00
0,243
6 Sistem persediaan baik 0,087
3,33
0,289
2,67
0,231
3,00
0,260
3,00
0,260
7 Pelayanan yang baik kepada konsumen
0,087
3,33
0,289
2,33
0,202
2,67
0,231
3,33
0,289
Kelemahan
1 Kurang melakukan kegiatan promosi 0,087
3,33
0,289
2,67
0,231
3,00
0,260
3,33
0,289
2 Kebijakan mengenai inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat
0,075
2,00
0,150
3,00
0,225
2,67
0,200
3,00
0,225
3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan)
0,075
1,33
0,100
2,67
0,200
2,00
0,150
3,00
0,225
4 Tidak ada divisi pemasaran 0,052
1,67
0,087
1,67
0,087
1,67
0,087
2,33
0,121
5 Kurangnya fasilitas 0,064
3,00
0,191
2,33
0,148
2,00
0,127
2,00
0,127
6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan secara manual
0,081
2,67
0,216
2,67
0,216
3,00
0,243
2,67
0,216
Peluang
1 Segmen pasar yang besar 0,108
3,33
0,361
2,67
0,289
3,33
0,361
4,00
0,433
2 Perubahan gaya hidup masyarakat 0,117
3,00
0,350
1,67
0,194
3,67
0,428
4,00
0,467
3 Perkembangan teknologi 0,108
3,00
0,325
1,33
0,144
2,67
0,289
3,33
0,361
4 Segmen anak-anak semakin terbuka 0,117
4,00
0,467
2,33
0,272
3,33
0,389
3,33
0,389
Ancaman
1 Tingkat persaingan tinggi 0,108
3,67
0,397
2,67
0,289
2,33
0,253
4,00
0,433
2 Brand image dari pesaing yang sangat kuat
0,117
2,33
0,272
2,67
0,311
3,00
0,350
3,33
0,389
3 Kekuatan tawar menawar konsumen 0,117
2,33
0,272
2,33
0,272
3,33
0,389
3,00
0,350
4 Kenaikan biaya produksi 0,100
2,33
0,233
2,67
0,267
3,00
0,300
1,67
0,167
5 Adanya isu flu burung 0,108
2,00
0,217
2,33
0,253
1,67
0,181
2,33
0,253
Total 5,719 4,8
95 5,677 6,2
22 MATRIKS QSPM
MATRIKS QSPM
Lampiran 23. Daftar Menu dan Harga Produk CFC Darmaga Centre
DAFTAR MENU CFC DARMAGA CENTRE
Menu Makanan
Menu Minuman
No Menu makanan Harga (Rp)
No Menu makanan Harga (Rp)
1 Dada 7.200 14 Rice 3.600 2 Paha atas 7.200 15 French-fries 9.800 3 Paha bawah 6.900 16 Chicken corn soup 5.700 4 Sayap 6.500 17 Chicken steak 10.900 5 Dada+sayap 13.000 18 Chicken burger 10.100 6 Dada+Paha bawah 13.000 19 Chicken cheese
burger 10.900
7 Paha atas+sayap 13.000 21 California roll 7.2008 Paha atas+paha bawah 13.000 21 Siomay ayam 9.600 9 Sayap 2 pcs 12.000 22 Otak-otak 9.800 10 Chicken strip 3 pcs 7.900 23 Sate baso 3 tujuk 9.800 11 Soup baso ayam 5.700 24 Fish chips 10.200 12 Perkedel 4.100 25 Fish rice 8.300 13 Onion ring 7.200 26 Fish only 6.500
Menu Paket
No Menu nminuman Harga (Rp) 1 Cal blend float 7.600 2 Avocado float 9.800 3 Mineral water (botol) 3.600 4 Capucino float 7.600 5 Pepsi medium 6.200 6 Mirinda medium 6.200 7 Fruit tea 4.400 8 The botol 4.100 9 Pepsi regular 5.500 10 Mirinada regular 5.500 11 Ice cream burger 1.500
No Menu makanan Harga (Rp)
Keterangan
1 Astaga 1 13.800 Nasi +California roll+ Pepsi Reg 2 Astaga 2 18.200 Nasi + Chicken steak + Pepsi reg 3 Astaga 3 12.700 Nasi + Paha Bawah + Pepsi reg 4 Astaga 4 20.000 Nasi + Dada /P Atas +P Bawah + Pepsi reg 5 Astaga 5 20.000 Chicke Burger + French Fries + Pepsi reg 6 Astaga 6 20.000 Dada/P Atas +French Fries + pepsi reg 7 Astaga 7 17.800 Nasi+ Chicken Strip +Corn Soup + Pepsi reg 8 Astaga 8 14.500 Nasi + Sate baso 2 Tusuk +Corn Soup +
Pepsi reg 9 Astaga 9 14.500 Nasi + Siomay + Corn Soup + Pepsi reg 10 Astaga Family 1 53.700 3 Nasi +5 Fried Chicken + 3 Pepsi reg 11 Astaga Family2 102.000 9 Nasi + 9 Fried Chicken + 9 Pepsi reg 12 Astaga Family3 65.900 5 Chicken Burger + 5 Pepsi reg 13 Paket Robot Disc
1 23.000 Robot + Nasi + Paha Bawah + the Botol
14 Paket Robot Disc 2
23.000 Robot + Nasi + Sate Baso 2 Tusuk + The botol
cxv
Paket Ulang Tahun
No Menu makanan Keterangan 1 Paket ULTAH CFC
Rp.19.600 Fasilitas yang disediakan Atribut yang didapat Peserta yang Ultah mendapat
Nasi + Paha bawah + Fruit Tea + Bingkisan Ultah
MC, Dekorasi Ruangan, Badut, Sound
System Balon, Bendera, Topi, Kartu Undangan
Tas, Ultah, Sertifikat 2 Paket Happy Kid 1
Rp.15.900 Fasilitas yang disediakan Atribut yang didapat Peserta yang Ultah mendapat
Nasi + Paha Bawah + Fruit Tea
MC, Dekorasi Ruangan, Sound System Balon, Topi, Kartu Undangan
Tas Ultah, sertifikasi
3 Paket Happy Kid 2 Rp.17.500 Fasilitas yang disediakan Atribut yang didapat Peserta yang Ultah mendapat
Nasi + Paha Bawah + Fruit Tea + Ice Cream
MC, Dekorasi Ruangan, Sound System
Balon, Topi, Kartu Undangan Tas Ultah, sertifikasi
4 Paket Happy Kid 3 Rp.25.800 Fasilitas yang disediakan Atribut yang didapat Peserta yang Ultah mendapat
Nasi + Paha Bawah + Fruit Tea + Ice Cream + Kue Ultah + Bingkisan Ultah
+ Games Berhadiah
MC, Dekorasi Ruangan, Badut, Sound System
Balon, Bendera, Topi, Kartu Undangan Tas Ultah, sertifikasi
Keterangan:
Harga sudah termasuk pajak
Peserta ulang tahun minimum 30 orang