Sabri Nurdin1) 2), Diana Indriyani L
Transcript of Sabri Nurdin1) 2), Diana Indriyani L
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 15 No 2 Oktober 2019
Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 34
ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM DAN PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT BANK
BRI KONVENSIONAL DAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK BRI SYARIAH
SAMARINDA
Sabri Nurdin1), Rafiqoh2), Diana Indriyani L3)
[email protected], [email protected], [email protected] 123 Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Samarinda
123 Jl. Cipto Mangunkusumo, Sungai Keledang, Kec. Samarinda Seberang Kota Samarinda, 75242
Abstract
This study aims to compare the conventional lending of Bank BRI Conventional and murabahah financing at
Bank BRI Syariah Samarinda. The result of the research data are arranged, grouped, then interpreted to obtain a clear flowchart description of the system and proceduresfor conventional lending at Bank BRI
Conventional Samarinda and Bank BRI Syariah Samarinda, interviews with bank employees and staff.The
result showed that comparative analysis of systems and procedures for granting credit to Bank BRI
Conventional and Banl BRI Syariah Samarinda showed that there were two differences in the first Customer Service function in conventional banks and the second if customer funds were liquid.
Keywords: System and Procedure, Credit, Bank Conventional And Syariah, Flowchart.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pemberian kredit secara konvensional pada Bank
BRI Konvensional Samarinda dan pembiayaan murabahah syariah pada Bank BRI Syariah Samarinda. Data
hasil penelitian tersebut disusun, dikelompokkan, kemudian diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran berupa flowchart yang jelas mengenai sistem dan prosedur pemberian kredit secara konvensional pada Bank
BRI Syariah Samarinda. Mengolah data, membaca table-tabel. Mengumpulkan data dengan melakukan cara
melalui observasi atau pengamatan pada Bank BRI Konvensional dan Bank BRI Syariah Samarinda,
wawancara kepada pegawai bank dan staf. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis perbandingan sistem dan prosedur pemberian kredit pada Bank BRI Konvensional dan Bank BRI Syariah Samarinda menunjukkan
bahwa terdapat dua perbedaan yang pertama fungsi Customer Service di Bank BRI Konvensional dan yang
kedua bila dana nasabah telah cair pihak Account Officer akan mendampingi nasabah untuk membeli barang
pada Bank BRI Syariah.
Kata Kunci: Sistem dan Prosedur, Kredit, Bank Konvensional dan Syariah, Flowchart.
PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi pada suatu negara memerlukan pola pengaturan dalam mengolah sumber-sumber
ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Perkembangan yang dimaksud oleh dua sistem perbankan yang menjalankan operasional yang
berbeda. Dua sistem ini adalah yang pertama, perbankan yang masih menganut sistem ekonomi konvensional
dan yang kedua, perbankan yang sudah disetujui dalam Islam yang disebut sistem syariah.
Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat ideal memainkan peran itu yakni dalam
menghubungkan kepentingan pelaku ekonomi yang kelebihan dana dan pelaku ekonomi yang kekurangan
dana. Bank berperan penting dalam mendorong perekonomian nasional karena “Bank merupakan pengumpul
dana dari surplus unit dan penyalur kredit kepada deficit unit”, tempat menabung yang efektif dan produktif
bagi masyarakat, serta memperlancar lalu lintas pembayaran bagi semua sektor perekonomian. Kegiatan
utama lembaga perbankan, baik bank konvensional maupun bank syariah adalah menghimpun dana dan
menyalurkan dana, baik dalam kredit atau pembiayaan kepada masyarakat yang memerlukan dana, baik
untuk investasi, modal kerja maupun konsumsi. Lembaga keungan bank menyalurkan dananya kepada
masyarakat berupa pinjaman produktif dan konsumtif. Bagi bank konvensional pinjaman konsumtif
diberikan pada nasabah yang kekurangan dana dengan cara meminjamkan uang pada nasabah dan
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 15 No 2 Oktober 2019
Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 35
dikembalikan pada waktu tertentu. Sedangkan pada bank syariah pinjaman diberikan pada nasabah yang
kekurangan dana dimana pihak bank tidak memberikan pinjaman berupa uang melainkan barang yang
diberikan pada pihak nasabah.
Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, sebagian besar dalam
sisi teknis penerimaan uang, transfer, teknologi komputer yang digunakan, Syarat-syarat umum
menerima pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan, dan sebagainya. Namun demikian,
antara yang berbeda juga memiliki yang berbeda yaitu masalah operasional dari masing-masing perbankan,
masalah khusus yang menyangkut pemberian kredit dan pembiayaan. Tetapi, peraturan yang ditetapkan
harus berpedoman pada peraturan perbankan yang berlaku secara umum. Dalam industri perbankan baik
perbankan konvensional maupun perbankan syariah, kredit dan pembiayaan merupakan sumber utama yang
terkait dengan sumber risiko terbesar dalam operasi bisnis. Sistem pemberian kredit pada bank konvensional
lebih menekankan pada perolehan bunga yang ditetapkan pada para debitur dan besarnya jumlah
pengembalian pinjaman yang harus dibayarkan oleh para debitur adalah sebesar jumlah pinjaman kredit yang
diterima beserta jumlah bunga kredit yang ditetapkan oleh pihak bank. Sehingga dengan adanya bunga
tersebut dapat dimasukkan dalam pendapatan dan keuntungan bank. Jika dipandang dari segi syariah, maka
apa yang diterapkan pada bank konvensional tersebut termasuk perbuatan riba.
Sementara itu, sistem pembiayaan yang diterapkan pada bank syariah memiliki beberapa perbedaan
dengan sistem pemberian kredit yang diterapkan pada bank konvensional. Ketika terdapat debitur yang
meminjam dana kepada bank syariah, maka antara pihak bank maupun pihak debitur akan melakukan
perjanjian di awal pembiayaan yang dianggap sebagai pengikatan kontrak antara pihak bank dengan calon
nasabah atau calon debitur. Perjanjian tersebut antara lain meliputi tingkat margin keuntungan yang akan
didapatkan oleh pihak bank dan proses pembayaran utang pinjaman oleh pihak nasabah. Dari tingkat
keuntungan margin keuntungan inilah pihak bank mendapatkan profit. Sementara itu, sistem pembiayaan
yang diterapkan pada bank syariah memiliki beberapa perbedaan dengan sistem pemberian kredit yang
diterapkan pada bank konvensional. Ketika terdapat debitur yang meminjam dana kepada bank syariah, maka
antara pihak bank maupun pihak debitur akan melakukan perjanjian di awal pembiayaan yang dianggap
sebagai pengikatan kontrak antara pihak bank dengan calon nasabah atau calon debitur.
Perjanjian tersebut antara lain meliputi tingkat margin keuntungan yang akan didapatkan oleh pihak bank
dan proses pembayaran utang pinjaman oleh pihak nasabah. Dari tingkat keuntungan margin keuntungan
inilah pihak bank mendapatkan profit. Perbedaan ini terkadang dipersamakan oleh sebagian masyarakat,
dimana masyarakat hanya melihat bahwa dalam bank konvensional dalam pemberian fasilitas pinjaman
konsumtif menggunakan instrumen bunga dan dalam bank syariah menggunakan instrumen margin
keuntungan dalam pemberian pinjaman konsumtifnya. Maka dari itu dalam perbedaan yang mendasar inilah
yang memberikan perbedaan yang cukup dalam antara bank konvensional dan bank syariah dalam pemberian
pinjaman konsumtif, dimana dari perbedaan ini kemudian menimbulkan perbedaan pada prosedur pemberian
pinjaman diantara keduanya dan proses pengambilan keuntungan pada bank konvensional dan bank syariah
yang menentukan orientasinya berada pada koridor prinsip yang islami.
Perbedaan ini dapat dilihat dari sistem operasional pemberian pinjaman pada Bank BRI konvensional
dan pemberian pinjaman pada Bank BRI Syariah di Kota Samarinda. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada
akad atau perjanjian, dan mekanisme kedua bank dalam mendapatkan keuntungan. Keingintahuan tentang
prosedur pemberian kredit pada bank konvensional dan pembiayaan murabahah pada bank syariah
mendorong untuk melakukan pengujian lebih lanjut. Penelitian ini merupakan pengembangan dengan
ekstensi dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Berlian Febriartio Saputri (2013), dengan
mengganti jenis produk pembiayaannya menjadi pembiayaan Murabahah, dikarenakan jenis produk
pembiayaan Murabahah lebih banyak diminati oleh para nasabah pada saat ini.
LANDASAN TEORI
Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, dan pengkomunikasian keadaan ekonomi
suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Akuntansi merupakan satu kesatuan sistem
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 15 No 2 Oktober 2019
Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 36
informasi pemrosesan data sehingga menghasilkan laporan keuangan yang menggambarkan keadaan
perusahaan. Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian akuntansi.
Menurut Kieso, et al. (2016:2) pengertian akuntansi adalah Akuntansi terdiri dari tiga kegiatan dasar -
mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi suatu organisasi kepada pengguna
yang tertarik. Sebuah perusahaan mengidentifikasi peristiwa ekonomi yang relevan dengan bisnisnya dan
kemudian mencatat peristiwa itu untuk memberikan sejarah kegiatan keuangan. Rekaman terdiri dari
menyimpan buku harian yang sistematis, kronologis peristiwa, diukur dalam uang.
Samryn (2014 : 3) berpendapat bahwa secara umum akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang
digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi keuangan.
Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi, mencatat dan menafsirkan, mengomunikasikan
peristiwa ekonomi dari sebuah organisasi kepada para pemakai informasi. Proses akuntansi menghasilkan
informasi keuangan. Semua proses tersebut diselenggarakan secara tertulis dan berdasarkan bukti transaksi
yang juga harus tertulis.
Penjelasan diatas dapat diartikan Akuntansi terdiri dari tiga kegiatan yang mendasar yaitu identifikasi,
pencatatan dan pengkomunikasian peristiwa ekonomi suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.
Perusahaan mengidentifikasi peristiwa ekonomi sesuai dengan kegiatan usahanya dan mencatat peristiwa
tersebut untuk menyediakan catatan kegiatan keuangan. Pencatatan dilaksanakan secara sistematis,
kronologis setiap peristiwa, dalam satuan mata uang. Akhirnya pada pengkomunikasian kumpulan informasi
tersebut kepada pihak yang berkepentingan dalam bentuk laporan akuntansi atau dikenal dengan laporan
keuangan.
Pengertian Sistem Dan Prosedur
Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil yang masing-
masing melakukan fungsi khusus yang penting dan untuk mendukung bagi sistem yang lebih besar, tempat
mereka berada (Romney, 2006:2). Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang
terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin
penanganan serta seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang- ulang (Mulyadi, 2013:5).
Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen dalam pengelolaan (Mulyadi, 2013:3).
Sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan
untuk mengelolah data mengenai usulan sutu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan
baik dalam benntuk laporan-laporan yang dilakukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya dan
bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham kreditur dan lembaga-lembaga
pemerintahan untuk memuali hasil operasi (Baridwan, 2008:4).
Pengertian Sistem Akuntansi Bank berasal dari kata bangue (bahasa Perancis) dan dari kata banco (bahasa Italia) yang berarti peti atau
lemari atau bangku. Peti atau lemari dan bangku menjelaskan fungsi dasar dari bank komersial, yaitu :
pertama, menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan aman (safe keeping function), kedua,
menyediakan alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa (transaction function).
Sedangkan pengertian bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 Novmber
1998 tentang perbankan, pengertian bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak”.
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 15 No 2 Oktober 2019
Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 37
Dari penjelasan diatas dapat dijabarkan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang keuangan, yang artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.
Aktivitas perbankan yang utama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah
di dunia perbankan adalah kegiatan funding. Menghimpun dana adalah kegiatan mengumpulkan atau
mencari dana dari simpanan masyarakat.
Setelah bank memperoleh dana dari masyarakat, dana tersebut diputarkan kembali ke masyarakat
dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit (lending). Pada pemberian kredit dikenakan
jasa pinjaman kepada penerima kredit dalam bentuk bunga dan biaya administrasi.
Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dapat berdasarkan bagi hasil atau penyertaan
modal.Perbankan juga melakukan kegiatan jasa-jasa pendukung lainnya. Jasa-jasa ini diberikan untuk
mendukung kelancaran kegiatan intermediasi baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan
dan kredit maupun tidak langsung, Jasa perbankan lainnya antara lain meliputi :
a. Jasa Transfer
b. Jasa Kliring
c. Jasa Jual Beli Mata Uang Asing
d. Jasa Safe Deposit Box
e. Travellers Cheque
f. Bank Draft
g. Letter of Credit
h. Bank Garansi
i. Serta Jasa Bank
j. Bank Card
Peranan Bank dalam Sistem Keuangan
Dalam menjalankan kegiatannya, bank mempunyai peranan penting dalam sistem keuangan nasional. Hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pengalihan Aset (Asset Transmutasion)
Pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit deficit. Dalam hal ini sumber dana yang diberikan
kepada pihak peminjam berasal dari pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur
seusai dengan keinginan pemilik dana. Dengan demikian, bank berperan sebagai pengalih aset yang likuid
dari unit surplus kepada unit defisit.
Transaksi (Transaction)
Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi keuangan.
Dalam ekonomi modern, transaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan. Untuk itu,
produk, jasa, dan layanan yang ditawarkan oleh bank memudahkan masyarakat dalam bertransaksi.
Likuiditas (Liquidity)
Bank juga berperan sebagai penjaga likuiditas masyarakat, dengan membantu aliran likuiditas/dana
dari unit surplus kepada unit deficit yang dilakukan dengan cara unit surplus menempatkan dananya dalam
bentuk giro, tabungan, deposito dan produk dana bank lainnya yang kemudian disalurkan dalam bentuk
kredit kepada pihak yang melangalami deficit. Dengan demikian bank memberikan layanan fasilitas
pengelolaan likuiditas dan menyalurkannya kepada pihak yang mengalami kekurangan likuiditas.
Efisiensi (Efficiency)
Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah
produknya. Disini bank hanya memperlancar dan mempertemukan pihal-pihak yang saling membutuhkan.
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 15 No 2 Oktober 2019
Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 38
Adanya informasi yang tidak simetris anatara peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif. Perang
bank menjadi penting untuk memecahakan masalah insentif tersebut. Untuk lebih jelas, peran bank dalam hal
ini yaitu menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan untuk menyamakan informasi yang tidak
sempurna, sehingga terjadi efisiensi biaya ekonomi.
Pengertian Bank Syariah
Muhammad (2005:13) menyatakan bahwa bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak
mengandalkan bunga, atau dapat pula disebut bank islam, yaitu lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa perbankan lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariah. Dari pengertian tersebut, bank yang beroperasi
berdasarkan prinsip syariah adalah bank yang menggunakan hukum islam dalam melaksanakan kegiatan
perbankannya. Melalui produk-produk yang dihasilkan oleh bank islam atau bank syariah dalam produk
pengumpulan dana tersebut dapat dioperasikan sesuai dengan ketentuan ajaran islam. Kegiatan dan transaksi
yang dilakukan oleh bank syariah juga berlandaskan hukum halal atau haram, lembaga perbankan
syariah hanya melakukan transaksi yang sesuai dengan aturan hukum islam.
Muhammad (2005:29) menjelaskan bahwa prinsip yang diterapkan bank syariah dalam sistem
pembiayaan adalah sebagai berikut: (1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah); (2)
Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah); (3) Prinsip jual beli barang dengan
memperoleh keuntungan (murabahah); (4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah); (5) Pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa
iqtina).
Bank syariah juga dapat diartikan sebagai “lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan
produknya dikembangkan berlandaskan al-Qur’an dan Hadits Nabi saw”. Regulasi mengenai bank syariah di
Indonesia, tertuang dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank syariah adalah “bank
yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank
umum syariah”, unit usaha syariah dan bank Pembiayaan rakyat syariah (BPRS).
a. Bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
b. Unit usaha syariah, adalah unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai
kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan usaha berdasarkan prinsip syariah.
c. Bank pembiayaan syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
lalulintas pembayaran.
KERANGKA TEORITIS
Berdasarkan landasan teori yang diperoleh yang menjadi rujukan konsepsional variabel penelitian maka
dapat dilihat melalui logika penelitian sebagai berikut.
Bank BRI Samarinda
Sistem Dan Prosedur
Bank Konvensional
Membandingkan
Hasil Penelitian
Bank Syariah
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 15 No 2 Oktober 2019
Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 39
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Metode Penelitian
Definisi Operasional
Definisi Operasional merupakan penjelasan tentang pengertian variabel- variabel dalam bentuk yang tegas
dan dapat diukur serta diteliti baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain. Dari definisi operasional maka
ditemukan informasi ilmiah yang dapat membantu penelitian lain yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan variabel yang sama, sehingga penulis berusaha dengan semaksimal mungkin dalam
menguraikan definisi-definisi dari variabel yang akan diteliti antara lain :
1. Sistem akuntansi adalah untuk memberikan informasi bagi manajemen untuk merencanakan,
mengendalikan dan melaporkan kondisi keuangan, serta hasil operasi perusahaan. Contohnya adalah
sistem akuntansinya dari yang manual ke sistem akuntansi berbasis online yang disebut BRINets (BRI
Integrated Network System) pada Bank BRI konvensional, sedangkan pada Bank BRI Syariah kebutuhan
dalam menetapkan metode pengukuran akuntansi, terutama pembiayaan murabahah harus disesuaikan
dengan peraturan perbankan dan ketentuan- ketentuan syariah yang telah diatur.
2. Prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau
lebih, disusun untuk menjamin adamya perlakuan yang seragam terhadaptransaksi-transaksi perusahaan
yang sering terjadi. Contohnya seperti prosedur-prosedur yang harus dilalui nasabah saat mengajukan
permintaan kredit dan pembiayaan murabahah pada Bank BRI konvensional dan syariah di Samarinda.
3. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Contohnya
adalah fasilitas pinjaman kredit yang ditawarkan Bank BRI konvensional dan akad Murabahah yang
dimiliki Bank BRI Syariah.
4. Bank konvensional adalah lembaga keuangan yang kegiatan menghimbun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dan tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Contohnya
seperti objek penelitian yang diteliti yaitu Bank BRI konvensional di Kota Samarinda.
5. Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya isesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariat
Islam. Contohnya adalah objek penelitian yang diteliti yaitu Bank BRI Syariah di Kota Samarinda.
Objek Penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penulisan ini adalah pada PT. Bank BRI Samarinda dan PT.
Bank BRI Syariah Samarinda.
Jenis Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka jenis
penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penilitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenoena alamiah maupun rekayasa manusia. Sementara
itu, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui
perbandingan pemberian kredit dan pembiayaan murabahah pada Bank BRI Syariah di Samarinda.
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 15 No 2 Oktober 2019
Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 40
Metode Pengumpulan Data
Salah satu cara untuk memperoleh data yang akurat, relevan dan dapat dipertanggungjawabkan maka penulis
menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data karena masing- masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi yaitu proses pegambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat dengan
mengamati kondisi yang berkaitan dengan obyek penelitian.
2. Wawancara (interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua belah pihak,
yaitu pewancara (yang mengajukan pertanyaan) dan yang diwancarai serta memberikan jawaban atas
pertanyaan. Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti yaitu wawancara tidak tersruktur. Dimana
wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bersifat bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan. Untuk
memudahkan pemecahan masalah maka penulis memerlukan data-data yang berhubungan dalam
penulisan laporan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Dalam pelaksanaan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, notulen rapat, catatan harian dan
sebagainya. Dalam penelitian ini menggunakan kamera smartphone.
Penyajian Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif berbeda dengan analisis data dalam penelitian kuantitatif. Analisis
kualitatif fokusnya pada penunjukkan makna, deskripsi mendalam, penjernihan dan penempatan data pada
konteksnya masing-masing dan seringkali melukiskannya dalam bentuk kata-kata daripada dalam
bentuk angka-angka. Analisis data kualitatif adalah proses mencari serta menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya sehingga mudah dipahami
agar dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2007).
Dalam penyusunan laporan tugas akhir penulis mendapatkan data sebagai pendukung yang diperoleh
pada saat melakukan penelitian di Bank BRI Cabang Samarinda dan Bank BRI Syariah Cabang Samarinda.
Adapun data yang dapat disajikan berupa sebagai berikut :
Bank BRI Konvensional
1. Berikut jenis – jenis kredit pada Bank BRI menurut tujuan dan kegunaanya:
a. Kredit Usaha Rakyat BRI
Adalah kredit investasi dengan plafon kredit sampai dengan Rp 500 juta yang diberikan kepada usaha
mikro, kecil dan koperasi yang memiliki usaha produktif yang akan mendapat penjaminan dari
Perusahaan Penjamin.
b. Kredit Modal Kerja
Program kredit yang merupakan jenis pinjaman ritel yang dipakai untuk membiayai operasional usaha,
termasuk kebutuhan untuk pengadaan bahan baku, proses produksi, piutang dan persediaan.
c. Kupedes
Salah satu daftar pinjaman Bank BRI meliputi Kupedes, yang merupakan pinjaman mikro dimana
kredit dengan bunga bersaing yang bersifat umum untuk semua sektor ekonomi, ditujukan untuk
individual (badan usaha maupun perorangan) yang memenuhi persyaratan dan dilayani di seluruh BRI
Unit dan Teras BRI.
d. Kredit Agunan Kas
Program kredit ini merupakan jenis pinjaman ritel di mana kredit yang seluruh jaminannya berupa kas
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 15 No 2 Oktober 2019
Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 41
(fully cash collateral).
e. Kredit Investasi
Program kredit lain yang masuk ke dalam daftar pinjaman Bank BRI merupakan kredit investasi,
yang merupakan jenis pinjaman ritel yang memiliki pengertian kredit jangka menengah atau jangka
panjang untuk membiayai barang modal / aktiva tetap perusahaan, seperti pengadaan mesin, peralatan,
kendaraan, bangunan dan lain-lain.
f. Kredit Modal Kerja Ekspor
Adalah jenis pinjaman ritel yang dipakai untuk pembiayaan produksi atau pembelian barang-barang
untuk di ekspor (pre-ekspor financing) atau pembiayaan kepada nasabah yang akan melakukan
negosiasi wesel ekspor (post ekspor financing).
g. Kredit Modal Kerja
Konstruksi Kredit modal yang berbentuk pinjaman ritel yang dipakai untuk pembiayaan jasa
konstruksi atau pekerjaan yang berhubungan dengan penyelesaian suatu proyek. Misalnya, proyek
pembangunan gedung, perumahan, jalan, pekerjaan supervisi konstruksi, pekerjaan penyediaan barang
atau jasa yang terkait dengan proyek.
h. Kredit Modal Kerja Konstruksi BOI
Adalah jenis pinjaman ritel yang dipakai untuk seluruh pekerjaan jasa konstruksi yang sumber
pembayarannya berasal dari dana APBN.
i. Kredit BRI Guna
Berbeda dengan beberapa jenis kredit di atas, Kredit BRI Guna merupakan jenis pinjaman ritel yang
diberikan kepada calon debitur atau debitur BRI dengan sumber pembayaran yang berasal dari sumber
penghasilan tetap (gaji/uang pensiun). Dapat digunakan untuk pembiayaan keperluan produktif dan
non produktif, misalnya pembelian aset bergerak atau tidak bergerak, perbaikan rumah, keperluan
kuliah atau sekolah, pengobatan, pernikahan dan lain-lain.
j. Kredit Waralaba
Merupakan jenis pinjaman ritel yang diberikan dalam bentuk modal kerja dan investasi bagi usaha
waralaba.
k. Kredit SPBU
Merupakan jenis pinjaman ritel yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan investasi
untuk usaha SPBU Pertamina.
l. Kredit Resi Gudang
Merupakan jenis pinjaman ritel yang diberikan atas jaminan Resi Gudang.
m. Kredit Batubara
Adalah jenis pinjaman ritel yang diberikan untuk membiayai operasional perusahaan dalam rangka
melakukan kegiatan yang berkaitan dengan eksploitasi dan jasa pertimbangan Batu Bara.
n. Kredit Dengan Pola Angsuran Tetap
Salah satu program kredit yang termasuk ke dalam daftar pinjaman Bank BRI, yang merupakan jenis
pinjaman ritel yang memiliki pola angsuran tetap dengan kriteria jangka waktu maksimal
pengembalian modal kerja sampai dengan 5 tahun (60 bulan) dan jangka waktu maksimal
pengembalian kredit Investasi sampai dengan 10 tahun (120 bulan), Pola angsuran tetap, Suku bunga
efektif.
2. Sasaran Kredit Pada Bank Konvensional
a. Golongan Pengusaha
Semua pengusaha yang bergerak diberbagai sektor ekonomi yang ada dalam wilayah kerja BRI Unit
yang usahanya benar-benar layak untuk diberikan kredit.
b. Golbertap (Golongan Berpenghasilan Tetap)
3. Kebenaran identitas diri, kecakapan, dan kewenangannya. Dokumen- dokumen yang diperlukan untuk
mengidentifikasi :
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 15 No 2 Oktober 2019
Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 42
a. Dokumen Identifikasi Warga Negara Indonesia (WNI) : KTP SIM; Akte Kelahiran ; Akte Nikah
Kecakapan Berdasarkan Debitur Calon
b. Identifikasi Bertindaknya : Kedewasaan dan Tidah dibawah pengampuan.
4. Perjanjian Kredit
Syarat Sahnya Perjanjian Kredit (pasal 1320 KUHPER)
a. Kesepakatan
b. Kecakapan Pihak Yang Menandatangani
c. Suatu hal tertentu/objek tertentu
d. Suatu sebab yang halal/legal
5. Umur Tunggakan dan Angsuran
Umur tunggakan dihitung sejak batas tanggal kewajiban membayar sampai dengan akhir bulan yang
bersangkutan (tanggal proses tutup buku). Bila terdapat angsuran maka yang dibavar lebih dahulu adalah
tunggakan yang paling tua untuk kolektibilitas 3 kali, sedangkan diragukan dan macet mendahulukan
pokok. Angsuran tunggakan yang di bayar setelah jatuh tempo kredit tidak mengurangihari tunggakan.
Bank BRI Syariah
a. KPR BRISyariah
Pembiayaan Kepemilikan Rumah kepada perorangan untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan
kebutuhan akan hunian dengan menggunakan prinsip jual beli (murabahah) /sewa menyewa (ijarah)
dimana pembayarannya secara angsuran dengan jumlah angsuran yang telah ditetapkan dimuka dan
dibayar setiap bulan.
b. KPR Sejahtera BRISyariah
Adalah produk Pembiayaan Kepemilikan Rumah (KPR iB) yang diterbitkan Bank BRISyariah untuk
pembiayaan rumah dengan dukungan bantuan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)
kepada masyarakat berpenghasilan rendah ( MBR) dalam rangka pemilikan rumah sejahtera yang dibeli
dari pengembang (develover).
c. KKB BRISyariah
Pembiayaan Kepemilikan Mobil dari BRISyariah kepada nasabah perorangan untuk memenuhi kebutuhan
akan kendaraan dengan menggunakan prinsip jual beli (Murabahah) dimana pembayarannya secara
angsuran dengan jumlah angsuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar setip bulan.
d. Pembiayaan Umrah BRISyariah iB
Manfatannya untuk mewujudkan beribadah ke Bitullah melalui ibadah umrah dengan mudah tenang dan
nyaman.
e. KMF Purna BRISyariah iB
Adalah kepemilikan multifaedah fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada para pensiunan untuk
memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan paket barang atau jasa dengan mengunakan prinsip jual
beli (murabahah) atau sewa menyewa (ijarah) dimana pembayarannya secara angsuran dengan
jumlah angsuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan.
f. KMF Pra Purna BRISyariah
Adalah fasilitas pembiayaan kepada para PNS aktif yang akan memasuki masa pensiunan untuk
memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan paket barang atau jasa dengan menggunakan prinsip jual
beli (murabahah) atau sewa menyewa (ijarah) dimana pembiayaan secara angsuran dengan jumlah
angsuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan sampai memasuki masa pensiunan.
g. KMF BRISyariah iB
Pembiayaan yang diberikan khusus kepada karyawan untuk memenuhi segala kebutuhan (barang/jasa)
yang bersifat konsumtif dengan cara yang mudah.
h. Pembiayaan Kepemilikan Emas
Pembiayaan kepada perorangan untuk tujuan kepemilikan emas dengan menggunakan akad murabahah
dimana pengembalian pembiayaan dilakukan dengan mengaangsur setiap bulan sampai dengan jangka
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 15 No 2 Oktober 2019
Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 43
waktu selesai sesuai kesepakatan.
i. Qardh Beragun Emas
Pembiayaan dengan agunan berupa emas dimana emas yang digunakan disimpan dan dipelihara oleh
BRISyariah selama jangka waktu tertentu dengan membayar biaya penyimpanan dan pemeliharaan atas
emas.
j. Mikro BRISyariah
Pembiayaan mikro BRISyariah menggunakan akad murabahah (jual beli) dengan tujuan pembiayaan
untuk modal kerja, investasi dan konsumsi (setinggi tingginya 50% dari tujuan produktif nasabah). mikro
ini diperuntukan bagi wira usaha dan atau pengusaha dengan lama usaha minimal 2 tahun untuk produk
pembiayaan mikro dan minimal 6 bulan untuk pembiayaan KUR.
Susunan Prosedur Pemberian Kredit Bank BRI konvensional Samarinda
1. Customer Service
2. Memberikan informasi kredit kepada nasabah.
3. Mengantar nasabah ke bagian kredit.
4. Account Officer
5. Menginfokan persyaratan kepada nasabah.
6. Menerima dokumen persyaratan dari nasabah, berupa KTP, KK, SKU, Surat Nikah, Copy Agunan.
7. Account Officer menganalisis dan mengsurvey lapangan.
8. Membuat laporan kunjungan nasabah
9. Mempresentasikan laporan kunjungan nasabah ke kepala unit.
10. Kepala Unit
11. Menerima laporan kunjungan nasabah
12. Memutuskan apakah laporan diterima, jiks tidak akan diterbitkan surat penolakan, jika ya akan
diterbitkan surat persetujuan.
13. Kepala unit akan menerbitkan surat persetujuan yang terdiri dari surat pengakuan utang dan surat
kuasa kepada calon debitor dengan dibantu oleh Customer Service agar calon debitor tidak salah
dalam mengisi surat persetujuan
14. Nasabah menandatangani surat pengakuan utang dan surat kuasa.
15. Bagian Teller
16. Nasabah membawa bukti surat pengakuan utang dan surat kuasa
17. Di cairkan
18. Mencairkan dana ke nasabah.
Susunan Prosedur Pembiayaan Murabahan Bank BRI Syariah Samarinda
1. Account Officer
2. Menginformasikan Persyaratan Unit Mikro ke nasabah
3. Menerima persyaratan Unit Mikro dari nasabah, berupa KTP, KK/Akta Nikah, Akta Cerai, SKU.
4. Mengsurvey ke lapangan.
5. Membuat laporan Kunjungan Nasabah
6. Mempresentasikan laporan Kunjungan Nasabah ke manajer kredit.
7. Kepala unit
8. Menerima laporan Kunjungan Nasabah.
9. Memutuskan apakah laporan diterima, jika tidak akan diterbitkan surat penolakan, jika ya akan
diterbitkan surat persetujuan.
10. Menerbitkan surat persetujuan yang terdiri dari surat pengakuan utang dan surat kuasa menjual.
11. Nasabah menandatangani akad pembiayaan dan surat-surat yang disyaratkan.
12. Teller
13. Menunjukan surat persetujuan ke Teller
14. Mencairkan dana ke nasabah.
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 15 No 2 Oktober 2019
Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 44
15. Dana diberikan ke nasabah untuk membeli barang dengan didampingi pihak Account Officer.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dan hasil penelitian pada PT. Bank BRI Samarindadan PT. Bank BRI
Syariah Samarinda, maka terdapat beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Sistem dan Prosedur pemberian kredit KUR Mikro dan pembiayaan murabahah Unit Mikro PT.BRI tidak
jauh berbeda antara kredit konvensional dan Pemberian Kredit bank syariah, perbedaannya hanya terletak
dari karakter nasabah dan kebijakan daripada PT Bank BRI Samarinda.
2. Pada Bank Konvensional lebih menekankan pada peninjauan jaminan nasabah sedangkan pada bank
syariah lebih menekankan pada system kepercayaan tetapi tidak mengabaikan resiko yang bisa terjadi.
SARAN
Beberapa saran yang dapat peneliti berikan sehubungan dengan apa yang peneliti pahami adalah sebagai
berikut :
1. Bank BRI (Konvensional dan Syariah) sebaiknya dapat mensosialisasikan system dan prosedur
pemberian kredit dan dalam berbagai sector kepada masyarakat luas agar masyarakat mengerti dan
memahami cara-cara memperoleh kredit atau pembiayaan.
2. Bank BRI (Konvensional dan Syariah) sebaiknya mengenalkan seluruh produk syariah maupun
konvensional kepada nasabah secara lisan maupun tulisan (lewat media).
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek..
Chikmah, Achasih Nur. (2014). “Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit Banj Konvensional
Dengan Pembiayaan Bank Syariah Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah”. Skripsi Universiyas
Negeri Surabaya.
Djazuli, dan Yadi Janwari. (2002). Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Hadari Nawawi. (1998). Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Hayadin, Muh Reza Zulkifli. (2016). “Analisis Perbandingan Pemberian Kredit dan Pembiayaaan
Murabahah Pada PT. Bank Mandiri Dan PT. Bank Mandiri Syariah di Kabupaten Mamuju Sulawesi
Barat”. Skripsi Universitas Islam Negeri Allauddin Makassar.
Kandouw, Vendy Michael. (2013). Evalusi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pada PT. Catur
Sentosa Adiprana Cabang Manado.Skripsi Universitas Sam Ratulangi Manado.
Kasmir. (2004). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi.8. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Lexy. J. Moleong. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Muhammad. (2005). Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMPYKPN
Mulyadi. (2013). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
Veithzal, Andria, dan Ferry. (2007). Bank and Financial Institution Management. Jakarta: Rajawali Pers
Washilah, Sri Nurhayati. (2013). Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta : Salemba Empat.
Wiroso. (2009) Produk Perbankan Syariah. Jakarta: LPFE Usakti,.
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 15 No 2 Oktober 2019
Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 45
www.bri.co.id. Diakses dan diunduh tanggal 26 Juni 2019
www.brisyariah.co.id Diakses dan diunduh tanggal 27 Juni 2019