Ruang Lingkup Auditing

download Ruang Lingkup Auditing

of 22

description

Auditing

Transcript of Ruang Lingkup Auditing

MAKALAH AUDITING 1( Ruang Lingkup Auditing )

KELOMPOK 5Indah Chairun Nisa (10800113002)Fatia Nirwana Imani (10800113027)Syahruni (10800113015) Febriani Setiawan

JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR2015KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah, tiada sanjungan yang lebih mulia, melainkan hanyalah milik Allah SWT semata. Karena berkat limpahan rahmat-Nyalah, kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat waktu, dengan judul Ruang Lingkup Auditing untuk mata kuliah Auditing 1.Shalawat dan taslim penuh berkah semoga tetap tercurah atas junjungan nabi Muhammad saw. Kepada para sahabat, keluarga dan insya Allah akan diteruskan kepada segenap umatnya yang konsekuen serta komitmen menjalankan sunnah-sunnah beliau. Amin....Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada kalian yang telah membimbing, menuntun dan membagi ilmu kepada kami.Kami menyadari dalam penulisan makalah ini tidak luput dari kekurangan, olehnya, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, demi terciptanya kesempurnaan makalah ini. Untuk terakhir kalinya tak ada yang bisa kami ucapkan selain kata maaf yang sebesar-besarnya.

Samata, 28 September 2015

DAFTAR ISI

Kata PengantariDaftar IsiiiBAB I PendahuluanLatar Belakang1 Rumusan Masalah2 Tujuan 2 BAB II PembahasanA. Pengertian Auditing 3B. Perbedaan Akuntansi dengan Audit5C. Pentingnya Auditing dalam Laporan8D. Tipe-Tipe Audit dan Auditor11E. Tujuan dan Manfaat Audit14BAB III Penutup A. Kesimpulan17B. Saran17Daftar PustakaContoh Kasus

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangAuditing adalah akumulasi dan evaluasi dari bukti tentang informasi untuk menjelaskan dan melaporkan tingkat hubungan antara informasi dan kriteria yang dibangun. Untuk mengaudit diperlukan informasi yang dapat diverifikasi dan beberapa standar dimana auditor dapat mengavaluasi informasi tersebut. Kriteria yang digunakan oleh auditor dari kantor akuntan publik umumnya diambil dari GAAP.Bukti adalah berbagai informasi pendukung yang digunakan oleh auditor untuk mengaudit informasi yang sesuai dengan kriteria. Macam-macam bukti yang digunakan untuk audit: Komentar lisan dari klien. Komunikasi tertulis dengan pihak luar. Observasi auditor. Data elektronik dan data lainnya tentang transaksi.Suatu informasi yang tersedia bagi para pengambil keputusan ekonomi biasanya di jadikan dasar dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Informasi yang andal dan relevan di perlukan manakala manajer, investor, kreditor, dan badan regulasi lainnya ingin mengambil keputusan rasional menyangkut sumber daya kebutuhan akan informasi yang andal dan relevan tersebut menciptakan suatu permintaan akan jasa akuntansi dan auditing. Sebab auditing memainkan peran dalam proses menyediakan laporan yang objektif dan inde[enden atas keandalan informasi, sehingga dapat mengurangi resiko infomasi yang diberikan tidak relevan dan tidak andal. Seorang auditor harus memiliki kualifikasi untuk mengerti tentang kriteria yang digunakan dan harus kompeten serta mempunyai sikap mental yang independen. Hasil akhir dari proses audit adalah laporan audit, dimana laporan tersebut dapat dimengerti oleh pengguna jasa audit dan user lainnya. Auditor memikul tanggung jawab yang berat dan bagaimana tanggung jawab auditor semakin meningkat hingga mencakup pelaporan mengenai efektivitas pengendalian internal atas pelaporan perusahaan terbuka.

B. Rumusan MasalahAdapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:a. Apa yang dimaksud dengan auditing?b. Apa perbedaan akuntansi dengan audit?c. Mengapa perlu dilakukan auditing dalam laporan?d. Apa saja tipe-tipe audit dan auditor?e. Jelaskan tujuan dan manfaat audit?

C. TujuanAdapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:a. Mengetahui pengertian dari auditing.b. Mengetahui perlunya dilakukan auditing dalam laporan.c. Mengetahui perbedaan akuntansi dengan audit.d. Mengetahui tipe-tipe audit dan auditor.e. Mengetahui tujuan dan manfaat dari audit.

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian AuditingAuditing adalah melakukan pengumpulan dan evaluasi bukti untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi dengan kriteria yang telah di tetapkan dan berlaku umum. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.Auditor memikul tanggung jawab yang berat dan bagaimana tanggung jawab auditor semakin meningkat hingga mencakup pelaporan mengenai efektivitas pengendalian internal atas pelaporan perusahaan terbuka.Adapun beberapa langkah langkah dalam melakukan audit antara lain sebagai berikut:1) Mengumpulkan informasi untuk memperoleh gambaran umum mengenai klien2) Memahami stuktur pengendalian intern3) Menguji efektivitas sistem pengendalian intern4) Menguji secara langsung saldo saldo rekening yang tercantum dalam laporankeuangan5) Menyelesaikan pekerjaan pemeriksaan dengan meringkas hasil hasil semua pengujian yang telah dilaksanakan dan menarik kesimpulan kesimpulan6) Menerbitkan laporan akuntanAda beberapa kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi berbagai informasi, tergantung pada jenis informasi yang sedang di audit. Untuk audit pengendalian internal atas laporan keuangan, kriteria nya adalah kerangka kerja yang ditetapkan, untuk audit atas laporan keuangan yang menjadi kriteria nya adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum(GAAP/IFRS), kemudian kantor akuntan publik akan menentukan apakah informasi yang diberikan sudah sesuai dengan standard dan atau kriteria yang berlaku. Ada pun informasi yang dikumpulkan dan digunakan auditor adalah untuk menentukan apakah yang sudah di audit tersebut sesuai dengan kriteria.Bukti adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan. Bukti memilih banyak bentuk yang berbeda, termasuk : Kesaksian lisan pihak yang di audit (klien) Komunikasi tertulis dengan pihak luar Observasi oleh auditor Data elektronik dan data lain tentang transaksi Auditor harus memiliki kemahiran untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis bukti yang akan dikumpulkan untuk mendukung kesimpulan yang tepat. Auditor juga harus memiliki sikap mental independen dalam melaksanakan proses audit.The American Accounting Association Committee on Basic Auditing Concepts mendefinisikan auditing sebagai proses sistematik pencarian dan pengevaluasian secara objektif bukti mengenai asesersi tentang peristiwa dan tindakan ekonomik untuk meyakinkan kadar kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.1. Proses SistematikFrasa sistematik menyiratkan bahwa wajib ada pendekatan yang terencana dengan baik untuk melakukan audit. Perencanaan tersebut melibatkan pengumpulan dan pengevaluasian bukti secara objektif.2. Mencari dan Mengevaluasi Bukti Secara ObjektifFrasa mencari dan mengevaluasi bukti secara objektif menegaskan bahwa auditing merupakan proses investigasi. Bukti audit merupakan informasi yang akan dipakai oleh auditor untuk menentukan apakah asersi-asersi yang sedang diaudit disajikan sesuai dengan standar yang ditetapkan.3. Asersi Tentang Tindakan dan Peristiwa EkonomikKata asersi memiliki makna khusus dalam auditing, asersi adalah representasi atau pernyataan manajemen tentang peristiwa atau tindakan ekonomi entitas. Asersi tersebut berwujud catatan atau laporan keuangan.4. Taraf Hubungan Antara Asersi Dengan Kriteria Yang DitetapkanDalam melaksanakan audit, haruslah ada informasi dalam format yang dapat diverifikasi dan standar, sehingga auditor dapat mengevaluasi informasi tersebut.5. Mengkomunikasikan Hasil Kepada Pemakai Yang BersangkutanAudit tidak akan banyak gunanya apabila hasil audit tersebut tidak disampaikan kepada pemakai yang besangkutan, sehingga auditor perlu mengkomunikasikan hasil auditnya kepada pemakai yang bersangkutan. Proses penyampaian informasi ini disebut atestasi dan mekanismenya disebut laporan auditor. Untuk dapat memasok informasi yang relevan kepada pemakai, akuntan harus memiliki pemahaman mendalam mengenai prinsip dan kaidah yang menjadi landasan bagi penyusunan informasi akuntansi.

B. Perbedaan Akuntansi dengan Audit Akuntansi yaitu pencatatan, pengklasifikasian dan peringkasan kejadian ekonomi yang terjadi untuk tujuan menyediakan keuangan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Auditing yaitu menentukan apakah informasi yang dicatat dengan benar mencerminkan peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode akuntansi.Adapun pendapat yang mengatakan akuntansi merupakan suatu proses yang menghasilkan informasi dalam format laporan keuangan dan data keuangan lainnya, akuntansi membentuk laporan keuangan dan informasi bermanfaat lainnya, sedangkan auditing pada umumnya tidak membuat laporan keuangan atau informasi lainnya. Namun, auditing berperan dalam meningkatkan nilai informasi yang diciptakan oleh proses akuntansi dengan secara kritis mengevaluasi informasi tersebut melalui hasil dari evaluasi kritis tersebut.Akuntansi meliputi:Transksi Jurnal Buku Besar Laporan KeuanganAuditing memiliki siklus kebalikan dari Akuntansi yaitu:Laporan Keuangan Buku Besar TransaksiTransaksi yang dimaksud pada Auditing merupakan bukti-bukti yang mendukung penyusunan laporan keuangan.Bukti audit harus kompeten dan cukup, yang dapat diperoleh melalui inspeksi, pengamatan permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan audited. (PSA No. 07).Ada beberapa hal yang merupakan karakteristik utama dalam Akuntansi, yaitu:a. Pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian,b. Entitas Ekonomi,c. Pihak-pihak yang berkepentingan.Ketika melakukan proses Auditing ada beberapa hal yang menjadi point penting, yakni:a. Pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti,b. Dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen,c. Kesesuaian informasi atas kriteria yang telah ditetapkan.Jadi, Auditing bersifat Analitis sedangkan akuntansi bersifat konstruktif. Auditing dikatakan bersifat analitis karena akuntan publik memulai pemeriksaannya dari angka dalam laporan keuangan, lalu dicocokkan dengan neraca saldo, buku besar, buku harian, bukti-bukti pembukuan, dan sub buku besar. Lain halnya dengan akuntansi yang bersifat konstruktif karena disusun mulai dari bukti-bukti pembukuan, buku harian, buku besar dan sub buku besar, neraca saldo sampai menjadi laporan keuangan.Penyusun dibalik Akuntansi dan Auditing saja berbeda. Akuntansi disusun oleh Akuntan Internal Perusahaan dengan berpedoman pada SAK (Standar Akuntansi Keuangan). Sedangkan Auditing dilakukan oleh Akuntan Publik dgn berpedoman pd SPAP (StandarProfesiAkuntanPublik) & IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia) Dari definisi akuntansi dan auditing diatas, sebetulnya ada satu perbedaan yang sangat prinsip antara auditing dan akuntansi. Akuntansi lebih menekankan pada proses pencatatan sedangkan auditing berfokus pada proses penelusuran. Dalam audit keuangan (Financial audit) kegiatan penelusuran ditujukan pada pencarian bahan pembuktian keuangan sesuai dengan laporan keuangan. Karena obyek audit adalah data-data akuntansi, maka auditor dituntut untuk memahami kaedah prinsip akuntansi. Dalam melakukan audit, seorang auditor harus memahami prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku berupa pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK). Auditor juga harus memiliki keahlian dalam mengumpulkan dan menafsirkan bahan bukti audit. Keahlian inilah yang membedakan auditor dengan akuntan. Auditing bukanlah cabang dari ilmu akuntansi, akantetapi merupakan cabang ilmu yang bebas. Cabang ilmu yang bebas, yang mendasarkan pada hasil kegiatan akuntansi atau hasil kegiatan lainnya.

C. Perlunya Auditing dalam LaporanAuditing bagi perusahaan merupakan hal yang cukup penting karena memberikan pengaruh besar dalam kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Pada awal perkembangannya auditing hanya dimaksudkan untuk mencari dan menemukan kecurangan serta kesalahan, kemudian berkembang menjadi pemeriksaan laporan keuangan untuk memberikan pendapat atas kebenaran penyajian laporan keuangan perusahaan dan juga menjadi salah satu faktor dalam pengambilan keputusan.Seiring berkembangannya perusahaan, fungsi audit semakin penting dan timbul kebutuhan dari pemerintah, pemegang saham, analis keuangan, bankir, investor, dan masyarakat untuk menilai kualitas manajemen dari hasil operasi dan prestasi para manajer. Untuk mengatasi kebutuhan tersebut, timbul audit manajemen sebagai sarana yang terpercaya dalam membantu pelaksanaan tanggungjawab mereka dengan memberikan analisis, penilaian, rekomendasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.Norma pemeriksaan yang diakui oleh Ikatan Akuntansi Indonesia terdiri dari tiga norma besar: Norma-norma umum, norma-norma pelaksanaan pemeriksaan dan norma-norma laporan akuntan. Ketiga norma ini masing-masing diperinci lebih lanjut, sehingga terdapat 10 norma sebagai berikut : Norma-norma umuma. Pemeriksaan harus dilaksanakan oleh seseorang atau beberapa orang yang telah menjalani latihan teknis yang cukup dan memiliki keahlian sebagai akuntan.b. Dalam segala hal yang berhubungan dengan penugasannya, akuntan harus senantiasa mempertahankan kebebasan tindak dan pendapatnya.c. Dalam melaksanakan pemeriksaan dan menyusun laporannya, akuntan wajib menjalankan kemahiran jabatannya dengan seksama. Norma-norma pelaksanaan pemeriksaana. Pemeriksaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan tenaga-tenaga pembantu, mereka harus dipimpin dan diawasi dengan baik.b. Harus ada penilaian atas sistem pengendalian intern (internal control) untuk menentukan dapat atau tidaknya sistim tersebut dipercaya dan sebagai dasar penetapan luasnya pengujian yang harus dilakukan.c. Pembuktian yang cukup harus diperoleh melalui penelitian (inspection), pengamatan (observation), Tanya-jawab (inquiries) dan penegasan (confirmation) sebagai dasar yang layak untuk pemberian pendapat atas ikhtisar keuangan yang diperiksanya. Norma-norma laporan akuntana. Laporan akuntan harus menyatakan apakah ikhtisar keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia.b. Laporan akuntan harus menyatakan apakah penerapan prinsip akuntansi Indonesia dalam ikhtisar keuangan tahun berjalan konsisten dibandingkan dengan tahun lalu.c. Penjelasan informatip (invormative disclosures) didalam ikhtisar keuangan harus dipandang cukup memadai, kecuali jika dinyatakan lain didalam laporan akuntan.d. Laporan akuntan harus memuat sesuatu pernyataan pendapat mengenai ikhtisar keuangan sebagai keseluruhan, atau memuat suatu penjuelasan bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat akuntan secara keseluruhan tidak dapat diberikan, alasan-alasannya harus dikemukakan. Dimana nama akuntan dihubungkan dengan suatu ikhtisar keuangan, laporan akuntan harus memuat dengan jelas dan tegas mengenai sifat pemeriksaan akuntan (jika pemeriksaan dilakukan), dan tanggung jawab apa yang dipikulnya.

PERAN AUDITINGPelaporan keuangan dan akuntansi yang andal membantu masyarakat dalam mengalokasikan sumber daya dengan cara yang efisien. Kontribusi auditor independen adalah membubuhkan kredibilitas atas informasi. Dalam hal ini kredibilitas berarti bahwa informasi dapat dipercaya sehingga bisa diandalkan oleh pihak luar seperti investor, kreditor, pemegang saham, dan pelanggan. Permintaan akan hasil auditing berasan dari fakor-faktor berikut ini:1. KompleksitasVolume aktivitas ekonomi dan kompleksitas pertukaran ekonomik dalam perusahaan seringkali merumitkan pencatatan transaksi dan alokasi biaya atau beban, sehingga dibutuhkan jasa akuntan profesional untuk mengungkap dan membuat keputusan yang tepat dari masalah ekonomik yang pelik tersebut.2. JarakJarak fisik dan sempitnya waktu sering menghalangi pemakai informasi dalam memeriksa dan menguji data yang menjadi dasar bagi informasi keuangan. Semakin besar jarak fisik dan sempitnya waktu tersebut mengakibatkan peningkatan kemungkinan salah saji yang disengaja maupun yang tidak disengaja, sehingga dibutuhkan jasa pihak independen untuk memeriksa catatan keuangan.3. Bias dan Motif Penyedia InformasiJika informasi yang diberikan oleh seseorang tujuannya tidak konsisten dengan tujuan pengambilan keputusan, informasi tersebut bisa saja bias dan sering menguntungkan pemasok informasi. Oleh karena itu perlu adanya jasa auditor independen untuk memeriksa informasi tersebut, sehingga tidak terjadi biasnya informasi

D. Tipe-Tipe Audit dan AuditorAudit pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional.Setiap tipe audit tersebut melayani tujuan yang berbeda.

a) AuditLaporanKeuangan (financial statement audit).Audit laporan keuangan esensial dalam mengelola bisnis karena audit ini memberikan data yang menjadi dasar keputusan pengalokasian sumber daya yang langka. Dalam hal ini, auditor mengumpulkan bukti dan memberikan tingkat keyakinan yang tinggi bahwa laporan keuangan mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku umum. Konsep kunci dalam audit laporan keuangan adalah bahwa esensi-esensinya bersifat finansial dan kriteria yang dijadikan tolok ukur adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.Audit laporan keuangandapat dikatakan juga sebagaiaudit yang dilakukan oleh auditor eksternal maupun internal terhadap laporan keuanganauditeeuntuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.Audit laporan keuangan pada umumnya mencakup posisi keuangan (neraca) dan hasil usaha (laporan laba rugi), laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.Hasil audit lalu dibagikan kepada pihak luar perusahaan seperti kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak.Karakteristik audit laporan keuangan adalah sebagai berikut: Tujuan audit adalah untuk menaruh kredibilitas pada representasi manajemen dalam laporan keuangan Auditor bersikap mandiri dari manajemen entitas, pihak yang menyusun laporan keuangan. Auditor bukan representatif dari pihak manapun. Auditor menyatakan pendapat mereka atas kewajaran keseluruhan laporan keuangan berdasarkan pengujian selektif. Auditor jarang mengaudit masing-masing pos atau semua pos dalam laporan keuangan. Audit diarahkan kepada penemuan salah saji material dalam laporan keuangan, terlepas dari apapun yang menyebabkan salah saji tersebut. Audit memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, auditor tidak pernah yakin secara mutlak menyangkut akurasi laporan keuangan. Auditor menyampaikan laporan auditor atas laporan keuangan secara keseluruhan dan bukan pada masing-masing pos dalam laporan keuangan tersebut. Auditor berkepentingan dengan penyajian keuangan, bukan pada mutu keuangan, kearifan kebijakan manajemen, ataupun risiko bisnis entitas/klien.b) Audit ketaatan(compliance audit).Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peraturan, dan undang-undang tertentu. Kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari sumber-sumber yang berbeda.Pelaksanaan audit ketaatan tergantung pada keberadaan data yang dapat diverifikasi dan kriteria/tolok ukur yang diakui.Contohnya ia mungkin bersumber dari manajemen dalam bentuk prosedur-prosedur pengendalian internal.Audit kepatuhan dapat dilakukan oleh auditor internal maupun eksternal.Karakteristik audit ketaatan meliputi: Pihak yang mempekerjakan auditor sering menentukan unsur-unsur yang diaudit dan norma/standar yang harus dipatuhi. Auditor yang dipekerjakan oleh entitas berkepentingan dalam penentuan apakah standar sudah dipatuhi. Laporan auditor ditujukan kepada pucuk pimpinan atau bagian di dalam organisasi yang mempekerjakan auditor.

Auditor yang melakukan audit ketaatan pada umumnya dianggap independen (sekalipun mereka digaji oleh entitas yang diauditnya) karena mereka tidak terlibat dalam pelaksanaan aktivitas yang diauditnya, dan mereka melapor kepada otoritas yang lebih tinggi daripada yang diauditnya.c) Audit operasional (operational audit).Audit operasional melibatkan pencarian dan pengevaluasian bukti mengenai efisiensi dan efektivitas aktivitas-aktivitas operasi entitas berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ditetapkan. Efektifitas mengukur seberapa baik sebuah organisasi meraih tujuan dan sasarannya. Efisiensi mengukur seberapa baik sebuah entitas mengkonsumsi sumber dayanya untuk mencapai tujuan.Karaktersitik audit operasional adalah sebagai berikut: Auditor yang melaksanakan audit operasional berposisi independen dari aktivitas yang diauditnya. Laporan auditor ditujukan kepada seseorang atau bagian di dalam entitas/organisasi yang mempekerjakan auditor. Asersinya mengenai efektivitas dan efisiensi kinerja aktivitas tertentu. Laporan auditor kerapkali melaporkan masalah atau kelemahan yang diidentifikasi selama penyelenggaraan audit operasional ketimbang pelaporan menyeluruh.

Selain itu, dewasa ini juga sudah berkembang audit forensik (forensic audit), yaitu audit yang bertujuan mendeteksi atau mencegah bermacam-macam aktivitas curang (fraudulent activities). Beberapa contoh yang memungkinkan deselenggarakannya audit forensik antara lain: Kecurangan bisnis atau penggelapan oleh manajemen. Investigasi kriminal. Perselisihan pemegang saham dan firma. Kerugian ekonomik perusahaan. Perselisihan matrimonial.Adapun tipe-tipe auditor yaitu antara lain sebagai berikut:a) Auditor EksternalAuditor eksternal sering kali disebut sebagai auditor independen karena auditor tersebut tidak dikaryakan oleh entitas yang sedang diauditnya.

b) Auditor InternalAuditor internal adalah auditor yang dikaryakan secara ekstensif oleh badan pemerintah atau organisasi nirlaba dan diangkat sebagai pegawai purna waktu oleh suatu entitas untuk melaksanakan audit di dalam organisasi perusahaan.c) Auditor PemerintahAuditor pemerintah adalah auditor yang dikaryakan pemerintah untuk menentukan ketaatan terhadap hokum, undang-undang, kebijakan, dan prosedur. Sebagai contoh adalah auditor yang berdinas di Badan Pemerisaan Keuangan (BPK), Badan Pengawasan Keuangan dan pembangunan (BPKP) dan Inspektorat Jendral pada badan-badan Penerintah.

E. Manfaat dan Tujuan AuditAudit dikembangkan dan dilaksanakan karena audit memberibanyak manfaat bagi dunia bisnis. Pelaksaanaan audit mempunyaitujuan yang berbeda, beberapa tujuan audit adalah :1) Penilaian Pengendalian (Appraisal of Control) Pemeriksaan operasional berhubungan dengan pengendalian administrative pada seluruh tahap operasi perusahaan yang bertujuan untuk menentukan apakah pengendalian yang ada telah memadai dan terbukti efektif serta mencapai tujuan perusahaan.2) Penilaian Kinerja ( Appraisal of Performance ) Penilaian, Pelaksanaan dan Operasional serta hasilnya. Penilaian diawali dengan mengumpulkan informasi-informasi kuantitatif lalu melakukan penilaian efektifitas, efisiensi dan ekonomisasi kinerja. Penilaian selanjutnya menjadi informasi bagi manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan.3) Membantu Manajemen (Assistance to Manajement) Dalam pemeriksaan operasional dan ketaatan maka hasil audit lebih diarahkan bagi kepentingan manajemen untuk performansinya. Dan hasilnya merupakan rekomendasi-rekomendasi atas perbaikan-perbaikan yang diperlukan pihak manajemen.Manfaat audit di kelompok kan menjadi tiga kelompok dasar yang menikmati manfaat audit yaitu:a. Bagi Pihak yang di audit Menambah Kredibilitas laporan keuangannya sehinggalaporan tersebut dapat dipercaya untuk kepentingan pihakluar entitas seperti pemegang saham, kreditor, pemerintah,dan lain-lain. Mencegah dan menemukan fraud yang dilakukan olehmanajemen perusahaan yang diaudit. Memberikan dasar yang dapat lebih dipercaya untukpenyiapan Surat Pemberitahuan Pajak yang diserahkankepaada Pemerintah. Membuka pintu bagi masuknya sumber- pembiayaan dariluar. Menyingkap kesalahan dan penyimpangan moneter dalamcatatan keuangan.b. Bagi anggota lain dalam dunia usaha Memberikan dasar yang lebih meyakinkan para kreditur ataupara rekanan untuk mengambil keputusan pemberian kredit. Memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepadaperusahaan asuransi untuk menyelesaikan klaim ataskerugian yang diasuransikan. Memberikan dasar yang terpercaya kepada para investor dancalon investor untuk menilai prestasi investasi dankepengurusan manajemen Memberikan dasar yang objektif kepada serikat buruh danpihak yang diaudit untuk menyelesaikan sengketa mengenaiupah dan tunjangan. Memberikan dasar yang independen kepada pembelimaupun penjual untuk menentukan syarat penjualan,pembelian atau penggabungan perusahaan. Memberikan dasar yang lebih baik, meyakinkan kepada paralangganan atau klien untuk menilai profitabilitas atauAudit Finansial, Audit Manajemen, Dan Sistem Pengendalian Intern 45 rentabilitas perusahaan itu, efisiensi operasionalnya, dankeadaan keuangannya.c. Bagi badan pemerintah dan orang-orang yang bergerak dibidang hokum Memberikan tambahan kepastian yang independen tentangkecermatan dan keandalan laporan keuangan. Memberikan dasar yang independen kepada mereka yangbergerak di bidang hukum untuk mengurus harta warisan danharta titipan, menyelesaikan masalah dalam kebangkrutandan insolvensi, dan menentukan pelaksanaan perjanjianpersekutuan dengan cara semestinya. Memegang peranan yang menentukan dalam mencapaitujuan Undang-Undang Keamanan Sosial.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanAuditing adalah melakukan pengumpulan dan evaluasi bukti untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi dengan kriteria yang telah di tetapkan dan berlaku umum. Audtitng sangat diperlukan dalam pemeriksaan laporan agar dapat meminimalisir terjadinya fraud. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Adapun perbedaan akuntansi dengan auditing yaitu akuntansi merupakan suatu proses yang menghasilkan informasi dalam format laporan keuangan dan data keuangan lainnya, sedangkan auditing pada umumnya tidak membuat laporan keuangan atau informasi lainnya, tetapi auditing berperan dalam meningkatkan nilai informasi yang diciptakan oleh proses akuntansi dengan secara kritis mengevaluasi informasi tersebut melalui hasil dari evaluasi kritis tersebut

B. SaranSemoga dengan adanya makalah ini para pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang ruang lingkup auditing.

DAFTAR PUSTAKA

https://kuliahbandoro.wordpress.com/tag/latar-belakang-auditing/ https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/14/ruang-lingkup-auditing/ http://kikihaluuss.blogspot.co.id/2012/06/ruang-lingkup-pemeriksaan-dan-konsep.html http://googleweblight.com/?lite_url=http://mayhavelyasiregar.blogspot.com/2013/05/perbedaan-akuntansi-dan-auditing.html&ei=CUoHH72c&lc=id-ID&geid=7&s=1&m=510&ts=1443603009&sig=APONPFm4le9ex05Hhv2mfFFE_puDrr_tHw https://googleweblight.com/?lite_url=https://indrabexs.wordpress.com/2010/01/07/tujuan-dan-manfaat-audit/&ei=JHCoIwiT&lc=id-ID&geid=7&s=1&m=510&ts=1443609930&sig=APONPFnqxa9v-BdHn4OOB6qE-GQX0oIFtg

Contoh KasusUntuk contoh kasus yang kami akan bahas adalah ruang lingkup auditing dan solusi kasus yang di audit dalam sebuah perusahaan pembiayaan. Dalam sebuah perusahaan tentu ada tim audit yang berperan untuk melakukan evaluasi sistem kerja, dalam hal ini kasus yang kami akan bahas adalah fraud atau penyelewengan uang angsuran konsumen yang di lakukan oleh pihak kolektor. Sebelum masuk di pembahasan terlebih dahulu saya akan menjelaskan sistem kerja kolektor. Di setiap perusahaan pembiayaan, kolektor bertugas sebagai pihak penagih ke konsumen yang mengalami penunggakan. Kasus fraud atau penyelewengan yang di lakukan kolektor kerap terjadi, itu di karenakan sistem dan kontrol yang masih sangat kurang (standar/manual). Sebagai contoh antara lain:1. Kolektor melakukan fraud yaitu pada saat penagihan, uang yang di berikan oleh konsumen, sang kolektor tidak menyetorkan uang tersebut kepada perusahaan tetapi ia mengambilnya untuk kepentingan pribadi.1. Melakukan penagihan ke konsumen tetapi kondisi ini konsumen tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar angsuran maka muncul perjanjian dari pihak kolektor dan konsumen, kolektor akan memberikan kelonggaran ke konsumen yaitu memberikan batas waktu pembayaran angsuran yang telah di sepakati antara kolektor dan konsumen tapi tentu konsumen akan mengeluarkan uang dari hasil kesepakatan berdua (tentunya ini adalah perbuatan fraud) .Kondisi ini tentu sangat merugikan perusahaan. Jadi disinilah peran audit dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dalam pekerjaan ini audit tentu membutuhkan komponen-komponen untuk melancarkan pekerjaan mereka, seperti pengumpulan informasi yang akurat baik dari pihak internal (perusahaan) dan eksternal (konsumen), melakukan visit contohnya kunjungan ke konsumen yang bersangkutan, dan penentuan hasil dari identifikasi kasus yang di tangani tim audit. Dalam kasus ini audit awalnya melakukan pengumpulan informasi baik dari kolektor yang di mintai penjelasan menyangkut kasus ini, mengumpulkan berkas-berkas yang memiliki hubungan dengan kasus ini dan melakukan visit ke konsumen untuk mendapatkan informasi. Solusi dalam kasus ini agar fraud tidak terulang dan membantu dalam melakukan tugas audit antara lain:1. Mengontrol penagihan kolektor dengan cara memberikan masing masing mesin alat pembayaran angsuran dan alat ini sudah memiliki sistem online jadi pada saat pembayaran angsuran akan otomatis terdeteksi oleh kantor dan ini sudah diterapkan oleh beberapa perusahaan pembiayaan ternama di Makassar dan tentu ini membantu pihak audit dalam menjalankan tugasnya.1. Melakukan kerja sama dari pihak antara lain bank, kantor pos dan pihak lainnya dalam hal penerimaan angsuran dan ini tentunya membantu konsumen sendiri dan mengurangi tingkat penyelewengan angsuran yang di lakukan kolektor.Setiap perusahaan tentu memiliki permasalahan dalam kegiatan sistem kerja, maka dari itu audit tentunya menjadi solusi untuk mengetahui sistem kerja apakah sudah sesuai dengan standar yang telah di tentukan oleh perusahaan.