RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

40
1 BAB 2 LANDASAN TEORI Grand Theory yang digunakan adalah Ilmu Manajemen, Middle Theory adalah Manajemen Operasional dan Applied Theory adalah Optimalisasi, produksi, optimalisasi Produksi, pengendalian produksi, maksimalisasi, keuntungan, Linear Programming dan metode simpleks. 2.1. Ilmu Manajemen 2.1.1. Definisi Ilmu Manajemen Menurut Samuel Batlajery (2016 : 134) mengutip dari Harold Kontz dan Cyril O’donnel (1980) bahwa manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Manajer yang mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain meliputi perencanan (Planning), pengorganisasian (Organizing), penggerakan (Actuating), dan pengendalian (Controlling). Dengan demikian, manajemen mangacu pada suatu proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja untuk diselesaikan secara efisien dan efektif dengan melalui orang lain. Proses menggambarkan fungsi-fungsi manajemen berjalan sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Menurut Candra W. dan Muhammad R. (2016 : 15) manajemen adalah suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien. Berarti manajemen merupakan perilaku anggota dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Dengan kata lain, organisasi adalah wadah bagi operasionalisasi manajemen. Karena itu di dalamnya ada sejumlah unsur pokok yang membentuk kegiatan manajemen, yaitu: unsur manusia (men), barang-barang (materials), mesin (machines), metode (methods), uang (money) dan pasar atau (market). Keenam unsur ini memiliki fungsi masing-masing dan saling berinteraksi atau mempengaruhi dalam mencapai tujuan organisasi terutama proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Menurut Mappasiara (2018 : 76) Apabila ditelusuri dalam berbagai literatur manajemen, maka pengertian manajemen secara terminologis akan

Transcript of RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

Page 1: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

1

BAB 2 LANDASAN TEORI

Grand Theory yang digunakan adalah Ilmu Manajemen, Middle Theory adalah

Manajemen Operasional dan Applied Theory adalah Optimalisasi, produksi, optimalisasi

Produksi, pengendalian produksi, maksimalisasi, keuntungan, Linear Programming dan

metode simpleks.

2.1. Ilmu Manajemen

2.1.1. Definisi Ilmu Manajemen

Menurut Samuel Batlajery (2016 : 134) mengutip dari Harold Kontz

dan Cyril O’donnel (1980) bahwa manajemen adalah usaha mencapai suatu

tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Manajer yang mengadakan

koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain meliputi perencanan (Planning),

pengorganisasian (Organizing), penggerakan (Actuating), dan pengendalian

(Controlling). Dengan demikian, manajemen mangacu pada suatu proses

mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja untuk

diselesaikan secara efisien dan efektif dengan melalui orang lain. Proses

menggambarkan fungsi-fungsi manajemen berjalan sesuai dengan tupoksinya

masing-masing.

Menurut Candra W. dan Muhammad R. (2016 : 15) manajemen adalah

suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi

melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif

dan efesien. Berarti manajemen merupakan perilaku anggota dalam suatu

organisasi untuk mencapai tujuannya. Dengan kata lain, organisasi adalah wadah

bagi operasionalisasi manajemen. Karena itu di dalamnya ada sejumlah unsur

pokok yang membentuk kegiatan manajemen, yaitu: unsur manusia (men),

barang-barang (materials), mesin (machines), metode (methods), uang (money)

dan pasar atau (market). Keenam unsur ini memiliki fungsi masing-masing dan

saling berinteraksi atau mempengaruhi dalam mencapai tujuan organisasi

terutama proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.

Menurut Mappasiara (2018 : 76) Apabila ditelusuri dalam berbagai

literatur manajemen, maka pengertian manajemen secara terminologis akan

Page 2: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

ditemukan bahwa manajemen mengandung empat pengertian, yaitu: (a)

manajemen sebagai suatu ilmu, (b) manajemen sebagai suatu proses, (c)

manajemen sebagai suatu seni (art) atau kiat, (d) manajemen sebagai suatu

profesi atau kemampuan. Namun demikian, secara sederhana manajemen dapat

didefinisikan sebagai upaya untuk mendapatkan sesuatu yang dikerjakan melalui

orang lain (get things done through other people)

Menurut Samuel Batlajery (2016 : 134) mengutip dari Menurut Mary

Parker Follet (2007) pengertian manajemen sebagai proses, karena dalam

manajemen terdapat adanya kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, misalnya

kegiatan perencanan, pengorganisasian, pengarahan dan pengwasan. Kegiatan-

kegiatan itu satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan atau dengan kata lain

saling terkait (terpadu), sehingga akan membentuk suatu kesatuan yang tidak

dapat dipisahkan. Oleh karena itu, manajemen disebut sebagai Sistem.

Manajemen mengandung unsur sebagai berikut :

1. Manajemen sebagai proses/usaha/aktifitas

2. Manajemen sebagai seni

3. Manajemen terdiri dari individu-individu/orang-orang yang

melakukan aktivitas

4. Manajemen menggunakan berbagai sumber-sumber dan factor

produksi yang tersedia dengan cara efektif dan efisien

5. Adanya tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

2.1.2. Perkembangan Ilmu Manajemen

Menurut Isnaeni R. (2016 : 2) Pada awal mula perkembangan peradaban

rnanusia, suatu pengetahuan atau dapat disebut dengan ilmu terbagi dalam tiga

kelompok besar, yaitu :

1. Ilmu yang mempelajari seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya yang

erat hubungannya dengan alam beserta isinya dan secara universal

mempunyai sifat yang pasti dan sarna serta tidak dipisahkan oleh

ruang dan waktu, disebut ilmu eksakta, contoh : fisika, kimia dan

biologi.

Page 3: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

2. IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia dan eksistensinya

dalam hubungannya pada setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam

kehidupan masyarakat dinamakan ilmu sosial/non eksakta, misalnya :

ekonomi, politik, psikologi, sosiologi, hukum, administrasi dan lain-

lain.

3. IImu humaniora, merupakan kumpulan pengetahuan yang erat

hubungannya dengan ilmu seni, misalnya : seni tari, seni lukis, seni

sastra, dan seni suara.

2.1.3. Ciri-ciri Ilmu Manajemen

Menurut Candra W. dan Muhammad R. (2016 : 15) Ilmu manajemen

sebagai suatu ilmu penegtahuan mempunyai beberapa ciri-ciri khusus sebagai

berikut :

1. Adanya kelompok manusia, kelompok yang terdiri atas dua orang

atau lebih.

2. Adanya kerjasama dari kelompok tersebut.

3. Adanya kegiatan proses/usaha

4. Adanya tujuan

2.1.4. Fingsi-fungsi Ilmu Manajemen

Menurut Candra W. dan Muhammad R. (2016 : 15) fungsi-fungsi

manajemen adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning) Mendefinisikan sasaran-sasaran, menetapkan

strategi, dan mengembangkan rencana kerja untuk mengelola

aktivitas-aktivitas.

b. Penataan (Organizing) Menentukan apa yang harus diselesaikan,

bagaimana caranya, dan siapa yang akan mengerjakannya.

c. Kepemimpinan (Leading) Memotivasi, memimpin, dan tindakan-

tindakan lainnya yang melibatkan interaksi dengan orang lain

d. Pengendalian (Controlling) Mengawasi aktivitas-aktivitas demi

memastikan segala sesuatunya terselesaikan sesuai rencana.

Page 4: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

2.1.5. Jenis-jenis Teori Ilmu Manajemen

Dari berbagai pemikiran tentang teori ilmu manajemen yang ada , maka

disini dapat dikelompokan menjadi beberapa gerakan pemikiran manajemen

yang tercatat secara formal dan dapat dibagi menjadi lima gerakan pemikiran

atau teori, yaitu :

1. Scientific Management Theory

Yang termasuk dalam gerakan pemikiran manajemen ini antara lain :

teori manajemen klasik, teori manajemen ilmiah. Pada Awal ilmu

perkembangan manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri

di Inggris pada abad 18 yang secara khusus menyebabkan tumbuhnya

kebutuhan akan adanya pendekatan yang sistematis mengenai

manajemen. Para pemikir tersebut rnemberikan perhatian terhadap

masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan

usahawan, industri maupun masyarakat. Para pemikir itu yang

terkenaI antara lain, Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W. Taylor

dan lainnya.

2. General Administrative Management Theory

Pada teori ini lebih menitik beratkan pemikiran terkait aspek

pengaturan administrative keseluruhan aktivitas manajemen.

Pemikiran mengenai bagaimana pengaturan aktivitas organisasi secra

keseluruhan ini akan menjadi landasan dasar dan acuan utama dari

Generale Theory Management atau teori manajemen modern lainya.

Aliran-aliran yang termasuk dalam generale administrative

management thoey antara lain teoti organisasi klasik, dan teori

manajemen klasik. Beberapa tokoh dalam aliran ini antara lain Henry

Fayol, Max Weber, Chestet Barnard, Luther Gullick, dan James

Mooney

3. Behavioural Management Theory

Tokoh Yang termasuk dalam behavioural management theory antara

lain : Hugo Mintenberg, Mary Parker Follet, Eltom Mayo, Abraham

Maslow, Frederick Herzberg, Herbert A. Simon, Dauglas Mc Gregor,

Cris Argyris, McClelland, Stacy J. Adam.

Page 5: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

4. Quantitative Management Theory

Tiga area yang ada dalam pemikiran ini adalah :

i. Management Sience

ii. Operations management

iii. Management information system

Dalam manajemen kuantitatif meliputi empat aspek yang terkait

antara lain :

a. Aplikasi statistik

b. Optimalisasi model

c. Teknik informasi

d. Simulasi komputer

Perkembagannya dimulai dengan digunakannya kelompok-kelompok

riset operasi dalam memecahkan permasalahan dalam industri.

Teknik riset operasi sangat penting sekali dengan semakin

berkembangnya teknologi saat ini dalam pembuatan dan pengambilan

keputusan. Penggunaan riset operasi dalam manajemen ini

selanjutnya dikenal sebagai aliran manajemen science.

5. Modern Management Theory

Kerangka pemikirannya adalah manajemen modern. Pendekatan –

pendekatan dalam pemikiran manajemen modern, antara lain :

A. Pedekatan Proses

Dalam pendekatan proses tokohnya adalah Harold Koontz (1909-

1984) dalam artikelnya menyebutkan “Management Jungle

Theory”

B. Pendekatan System

Pendekatan ini memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang

saling berinteraksi yang tak terpisahkan. Organisasi merupakan

bagian dari lingkungan eksternal dalam pengertian luas. Sebagai

suatu pendekatan system manajemen meliputi sistem umum dan

sistem khusus serta analisis tertutup maupun terbuka. Pendekatan

Page 6: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

sistem umum meliputi konsep-konsep organisasi formal dan

teknis, filosofis dan sosiopsikologis. Analis system manajemen

spesifik meliputi struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi,

sistem informasi dan mekanisme perencanaan serta pengawasan.

C. Pendekatan Kontingensi

Pendekatan kontingensi digunakan untuk menjembatani celah

antara teori dan praktek senyatanya. Biasanya antara teori dengan

praktek, maka harus memperhatikan lingkungan sekitarnya.

Kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik

manajemen yang berbeda.

D. Pendekatan Manajemen Stratejik

Konsentrasi pada proses pengambilan keputusan dan kajian serta

analisis aktifitas terkait kinerja jangka panjang organisasi.

2.2. Manajemen Operasional

Menurut Penulis (2016) Manajemen operasi dapat didefinisikan sebagai

desain, operasi dan perbaikan sistem produksi yang menciptakan produk-produk

primer dan jasa (services) perusahaan. Operasi ini termasuk operasi manufaktur

dan non manufacturing (layanan). Fungsi manajemen operasi dapat memainkan

peran penting dalam mencapai rencanadan tujuan strategi operasi perusahaan.

Hal ini telah menjadi penting bahwa manajemen operasi harus membantu untuk

mencapai keunggulan kompetitif di pasar lokal dan global.

Menurut Mappasiara (2018 : 76) mengutip dari Flippo dimana yang

dimaksud dengan manajemen operasional meliputi pengelolaan dalam aspek

pengadaan tenaga kerja (procurement), pengembangan (development),

kompensasi, integrasi, (integration), pemeliharaan (maintenance) dan pemutusan

hubungan kerja (separation). Manajemen operasional pada lembaga pendidikan

merupakan kegiatan pelaksana yaitu kegiatan yang dilakukan oleh para personil

pendidikan sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang dibebankan

kepadanya, yang meliputi bidang-bidang kegiatan seperti bidang kurikulum,

ketenagaan, keuangan, sarana dan prasarana, tata usaha dan humas.

Page 7: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

Gambar 2.2 Struktur Opreational Management

Sumber : Endang Darwin Durachim. 2016

Menurut Mappasiara (2018 : 76) Perencanaan operasional memusatkan

perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan

dari suatu rencana strategi. Perencanaan ini bersifat spesifik dan berfungsi untuk

memberikan petunjuk konkret tentang bagaimana suatu program atau proyek

khusus dilaksanakan menurut aturan, prosedur, dan ketentuan lain yang

ditetapkan secara jelas sebelumnya. Itulah sebabnya rencana operasional ini

telah dijabarkan dan diterjemahkan ke dalam data kuantitatif yang dapat diukur

dan biasanya dipergunakan juga dimensi uang.

Page 8: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

2.3. Optimalisasi

2.3.1. Pengertian Optimalisasi

Optimalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah tertinggi,

paling baik, sempurna, terbaik, paling menguntungkan, Mengoptimalkan berarti

menjadikan sempurna, menjadikan paling tinggi, menjadikan maksimal,

Optimalisasi berarti pengoptimalan.

Hotniar Siringoringo (2015 : 4) mendefinisikan optimalisasi adalah

proses pencarian solusi yang terbaik, tidak selalu keuntungan yang paling tinggi

yang bisa dicapai jika tujuan pengoptimalan adalah memaksimumkan

keuntungan, atau tidak selalu biaya yang paling kecil yang bisa ditekan jika

tujuan pengoptimalan adalah meminimumkan biaya.

Menurut Ayuni, Rizza (2016 : 7) Optimalisasi adalah usaha

memaksimalkan kegiatan sehingga mewujudkan keuntungan yang diinginkan

atau dikehendaki. Dari uraian tersebut diketahui bahwa optimalisasi hanya dapat

diwujudkan apabila dalam pewujudannya secara efektif dan efisien. Dalam

penyelenggaraan organisasi, senantiasa tujuan diarahkan untuk mencapai hasil

secara efektif dan efisien agar optimal.

Menurut Krisna A Y (2017 : 17-19) Optimalisasi adalah usaha

memaksimalkan kegiatan sehingga mewujudkan keuntungan yang diinginkan

atau dikehendaki Dengan demikian, maka kesimpulan dari optimalisasi adalah

sebagai upaya, proses, cara, dan perbuatan untuk menggunakan sumber –

sumber yang dimiliki dalam rangka mencapai kondisi yang terbaik, paling

menguntungkan dan paling diinginkan dalam batas – batas tertentu dan kriteria

tertentu.

Menurut Esther dkk (2018 : 464) Optimasi merupakan pencapaian suatu

keadaan yang terbaik, yaitu pencapaian suatu solusi masalah yang diarahkan

pada batas maksimum dan minimum. Optimasi dapat ditempuh dengan dua cara

yaitu maksimisasi dan minimisasi. Maksimisasi adalah optimasi produksi

dengan menggunakan atau mengalokasian input yang sudah tertentu untuk

mendapatkan keuntungan yang maksimal. Sedangkan minimisasi adalah

optimasi produksi untuk menghasilkan tingkat output tertentu dengan

menggunakan input atau biaya yang paling minimal.

Page 9: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

2.3.2. Langkah-langkah Optimalisasi

Menurut Nur’safara (2015 : 38-39) berdasarkan langkah-langkah

optimasi setelah masalah diidentifikasi dan tujuan ditetapkan maka langkah

selanjutnya adalah memformulasikan model matematika yang meliputi tiga

tahap, yaitu :

1. Menentukan variabel yang tidak diketahui (variabel keputusan) dan nyatakan

dalam simbol matematik,

2. Membentuk fungsi tujuan yang ditunjukkan sebagai hubungan linier (bukan

perkalian) dari variabel keputusan,

3. Menentukan semua kendala masalah tersebut dan mengekspresikan dalam

persamaan atau pertidaksamaan yang juga merupakan hubungan linier dari

variabel keputusan yang mencerminkan keterbatasan sumberdaya masalah

tersebut.

2.3.3. Elemen Permasalahan Optimalisasi

Menurut Krisna A Y (2017 : 17-19) Adanya tiga elemen permasalahan

optimalisasi yang harus diidentifikasi, yaitu tujuan, alternative keputusan, dan

sumberdaya yang dibatasi.

1. Tujuan Tujuan bisa berbentuk maksimisasi atau minimisasi. Bentuk

maksimisasi digunakan jika tujuan pengoptimalan berhubungan dengan

keuntungan, penerimaan, dan sejenisnya. Bentuk minimisasi akan dipilih

jika tujuan pengoptimalan berhubungan dengan biaya, waktu, jarak, dan

sejenisnya. Penentuan tujuan harus memperhatikan apa yang diminimumkan

atau maksimumkan.

2. Alternatif Keputusan Pengambilan keputusan dihadapkan pada beberapa

pilihan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Alternatif keputusan yang

tersedia tentunya alternatif yang menggunakan sumberdaya terbatas yang

dimiliki pengambil keputusan. Alternatif keputusan merupakan aktivitas

atau kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.

3. Sumberdaya yang Dibatasi Sumberdaya merupakan pengorbanan yang

harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Ketersediaan

sumberdaya ini terbatas. Keterlibatan ini yang mengakibatkan dibutuhkanya

proses optimalisasi.

Page 10: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

2.3.4. Manfaat Optimalisasi

Menurut Krisna A Y (2017 : 17-19) Manfaat Optimalisasi adalah sebagai

berikut:

1. Mengidentifiksi tujuan

2. Mengatasi kendala

3. Pemecahan masalah yang lebih tepat dan dapat diandalkan

4. Pengambilan keputusan yang lebih cepat.

2.4. Produksi

2.4.1. Pengertian Produksi

Menurut Aditama, Yerry (2015) Produksi adalah semua kegiatan untuk

menciptakan dan menambah kegunaan atau utiliy suatu output barang maupun

jasa dengan memanfaatkan input faktor-faktor produksi yang tersedia.

Sedangkan proses produksi adalah cara, metode atau teknik produksi.

Sementara utility merupakan kemampuan suatu produk untuk memuaskan

keinginan manusia.

Menurut Herlin H dan Dewi M (2016 : 466) produksi merupakan

kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa

dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan

baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

2.4.2. Proses Produksi

Menurut Aditama, Yerry (2015) proses produksi ialah cara, metode atau

teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang/jasa dengan

menggunakan factor-faktor produksi yang ada.

Menurut Herlin H dan Dewi M (2016 : 466) proses produksi adalah cara,

metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang

dan jasa dengan mennggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan

dana) yang ada. Jenis proses produksi terdiri dari beberapa, antara lain: a) Jenis

proses produksi di tinjau dari segi wujud proses produksi, yang meliputi: Proses

produksi kimiawi, Proses produksi perubahan bentuk, Proses produksi

assembling, Proses produksi transportasi, Proses produksi penciptaan jasa

Page 11: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

administrasi; b) Jenis proses produksi ditinjau dari segi arus proses produksi,

meliputi: Proses produksi terus menerus (Continous processes) dan Proses

produksi terputus-putus (intermitten processes); dan c) Jenis proses produksi

ditinjau dari segi keutamaan proses produksi

Menurut Aditama, Yerry (2015) dalam sifat Proses Produksi, pengolahan

produk dapat dibedakan atas :

1. Proses Ekstratif

Disini produksi mengambil bahan-bahan langsung dari alam. Proses ini

terdapat dalam industri produksi dasar.

2. Proses Fabrikasi (Proses Pengubahan)

Yaitu suatu proses pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi dalam

bentuk yang lain

3. Proses Analitik

Proses ini memisahkan suatu bahan menjadi beberapa macam bahan yang

mirip dengan bentuk aslinya.

4. Proses Sintetik

Adalah suatu proses pengkombinasian beberapa bahan kedalam satu bentuk

produk dan produk akhir akan sangat berbeda dengan bentuk aslinya karena

ada perubahan fisik atau kimia

5. Proses Perakitan

Proses yg dilakukan dengan cara menggabungkan komponen-komponen

sehingga menjadi produk akhir dan produk akhir tersebut terdiri dari

komponen yang saling berhubungan.

6. Proses Penciptaan jasa administrasi

Perusahaan memerlukan data atau informasi secara tepat dan cepat maka

diperlukan suatu bagian tersendiri untuk menangani masalah itu.

Menurut Aditama, Yerry (2015) jenis proses produksi dapat dibedakan

menjadi dua golongan :

1. Proses Produksi terus-menerus ( Continuous Process)

Jenis proses ini biasanya untuk membuat produk

secara massa atau dalam jumlah yang besar.

Page 12: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

Contoh : industri pupuk , semen, makanan dalam kaleng, minuman

dalam botol.

2. Proses Produksi terputus-putus

Jenis proses ini biasanya digunakan untuk melayani pesanan yang

bias berbeda-beda dalam hal jumlah, kualitas, disain maupun harganya .

Contoh : Perusahaan percetakan, Perusahaan mebel.

Adapun kegunaan/utility yang dapat dihasilkan dari suatu proses

produksi adalah:

1. Faedah Bentuk/Utility of Form

Contohnya rotan di hutan setelah diproses dapat menghasilkan kursi,

meja, dan lainnya.

2. Faedah Waktu/Utility of time

Dapat dimisalkan dengan jasa pengudangan yang dalam hal ini berfungsi

sebagai tempat penyimpanan barang, dengan menyimpan barang yang dibeli

sekaligus dalam jumlah tertentu, maka dengan adanya perbedaan waktu

barang tersebut nilai atau manfaatnya meningkat.

3. Faedah Tempat/Utility of Place

Dalam hal ini dapat dilihat dari jasa transportasi dalam pendistribusian.

Dengan berpindahnya produk dari suatu tempat ke tempat lain maka akan

tercipta faedah tempat dan dapat meningkatkan nilai jual suatu output.

4. Faedah Milik/Utility of Ownership

Dengan adanya pemindahan hak milik dari pedagang ke pembeli maka

akan terdapat faedah yang lebih tinggi dari barang tersebut. Dengan usaha

perdagangan maka pemiik usaha secara langsung memiliki dan bebas

memperdagangkan hasil produksi yang dimilikinya agar mendapatkan laba

atau keuntungan.

Page 13: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

2.4.3. Manajemen Produksi

Menurut Aditama, Yerry (2015) Manajemen produksi Adalah kegiatan

untuk mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang

atau jasa. Untuk mengatur ini perlu dibuat keputusan-keputusan yang

berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang atau jasa

yang akan dihasilakan sesuai dengan direncanakan.

2.4.4. Optimalisasi Produksi

Menurut Ellysa N, dkk (2015 : 61-68) Optimasi kapasitas produksi dapat

dilakukan dengan banyak cara, diantaranya adalah dengan membuat

penjadwalan jam kerja yang optimal, menambah jam lembur, menambah tenaga

kerja ataupun menambah mesin.

Page 14: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

2.4.5. Pengemdalian Produksi

Menurut Aditama, Yerry (2015) Tahap-tahap dalam pengendalian

produksi :

1. Planning

Yaitu untuk menentukan produk apa dan beberapa banyak akan

diproduksikan dan direncanakan seluruh kegiatan produksi mulai saat

masuknya bahan-bahan mentah sampai produk selesai dibuat.

2. Routine

Merupakan urutan penyelesaian pekerjaan dari bahan mentah sampai produk

selesai. Dan tujuan Routing adalah untuk memperkecil adanya kesalahan

dalam proses produksi.

3. Scheduling

Yaitu penentuan kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan kapan harus

selesai.

4. Dispatching

Merupakan perintah untuk mulai bekerja kepada para pekerja

5. Follow Up

Merupakan tindak lanjut dalam urutan proses produksi untuk menjaga agar

Routing, Scduling dan Dispatching sesuai rencana serta untuk menghindari

kegagalan proses produksi

Dengan pengendalian produksi diperoleh keuntungan- keuntungan :

1. membantu tercapainya operasi produksi secara efesien dari perusahaan

2. lebih menyederhanakan prosedur pekerjaan

3. mempertinggi modal pekerja karena mereka bekerja secara jelas dengan

disertai pengendalian

2.5. Maksimalisasi

Menurut Eygner G. (2017) profit maximization adalah mengalokasikan

input seefisien mungkin untuk memperoleh output yang maksimal atau

bagaimana memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya karena tidak

dihadapkan pada keterbatasan biaya.

Page 15: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

Menurut Eygner G. (2017) profit maximization atau profit maksimum

adalah proses yang dilakukan perusahaan untuk menentukan harga dan level

output yang memberikan profit yang paling besar. Terdapat beberapa pendekatan

untuk masalah ini. Metode total revenue - total cost berdasarkan pada fakta

bahwa profit sama dengan pendapatan dikurangi beban, dan metode marginal

revenue-marginal cost didasarkan pada fakta bahwa total profit dalam sebuah

pasar persaingan sempurna adalah poin maksimum di mana marginal revenue

sama dengan marginal cost.

2.6. Keuntungan

Menurut Iqbal, P (2017 : 2) Laba atau keuntungan dapat didefinisikan

sebagai selisih antara selurun pendapatan (revenue) dan beban (expense) yang

terjadi dalam suatu periode akuntansi. Laba merupakan suatu kelebihan

pendapatan yang layak diterima oleh perusahaan, karena perusahaan tersebut

telah melakukan pengorbanan untuk kepentingan lain pada jangka waktu

tertentu. Informasi laba diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam

menutupi biaya nonproduksi.

Menurut Rizky Andarways (2016 : 990-1001) Keuntungan (laba) adalah

perbedaan antara penghasilan dan biaya yang dikeluarkan. Dengan demikian,

sebagai ukuran keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan dapat dilihat dari

tinggi rendahnya profit margin serta tingkat pengembaliannya. Keuntungan

merupakan selisih antara hasil yang diterima dari penjualan dengan biaya

sumberdaya yang telah dipergunakan, jika biaya lebih besar dari pendapatan

maka keuntungan negatif atau mengalami kerugian. Penerimaan diartikan

sebagai target penciptaan berdasarkan selera pasar. Penerimaan berasal dari hasil

penjualan produk baik berupa barang dan jasa usaha.

Menurut Rizky Andarways (2016 : 990-1001)Penerimaan (pendapatan

kotor) adalah jumlah semua produksi yang dihasilkan dalam suatu kegiatan

usaha dikalikan dengan harga yang berlaku dipasaran secara matematis

dirumuskan sebagai berikut:

R = P x Q

Dimana:

Page 16: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

R = Penerimaan

P =Harga produk

Q =Jumlah produk

Persamaan di atas menjelaskan bahwa penerimaan tergantung harga dan jumlah

produk. Meskipun perusahan telah berproduksi secara optimal, namun harga

tidak berfluktuasi maka penerimaan produsen menjadi berfluktuasi.

Menurut Rizky Andarways (2016 : 990-1001) Biaya adalah semua

pengeluaran yang dinyatakan dengan uang, digunakan untuk keperluan

menghasilkan suatu produk dalam suatu periode produksi. Biaya adalah

pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau

yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu, dalam arti

sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang disebut

dengan istilah harga pokok.

Sedangkan Rizky Andarways (2016 : 990-1001) mengutip Boediono

(2002 : 87) Pengertian Total Cost yaitu penjumlahan dari biaya tetap maupun

biaya variabel yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

TC = TFC +TVC

Dimana :

TC = Total Biaya

TFC = Biaya Tetap

TVC = Biaya Tidak Tetap / Variabel Cost

Menurut keuntungan tidak hanya dihitung dari besar kecilnya baran, tetapi ada

titik tekan yang difokuskan, yaitu memberikan nilai kebaikan kepada orang lain,

yang idsebut dengan konsep tabarr. Apakah nilai atau keuntungan tersebut dapat

memberikan daya guna atau tidak ke orang lain? Hal ini semata-mata dilihat dari

aspek kemasalaahan. Konsep ini jelas berbeda dengan ekonomi konvensional

yang memiliki konsep tersendiri, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Konsep pemaksimum keuntungan oleh perusahaan dapat diterangkan kepada dua

cara berikut :

1. Menghasilkan hasil penjualan total dengan biaya total.

2. Menunjukkan keadaaan, yaitu hasil penjualan marjinal sama dengan biaya

marjinal.

Page 17: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

Pada cara pertama, keuntungan ditentukan dengan menghitung dan

membandingkan hasil penjualan total sama dengan biaya total. Keuntungan

adalah perbedaan hasil penjualan yang diperoleh dan biaya total yang

dikeluarkan. Keuntungan mencapai maksimum apabila perbedaan diantara

keduanya adalah maksimum. Dengan cara pertama ini, keuntungan maksimum

dicapai apabila perbdaaan anatara hasil penjualaan total dengan biaya total

adalah yang paling maksimum.

2.7. Peramalan

2.7.1 Pengertian Peramalan

Menurut S. Dheviani DKK (2018 : 434) peramalan memiliki

beberapa definisi yang kemudian disimpulkan bahwa peramalan

berkaitan dengan upaya memperkirakan apa yang terjadi di masa depan,

berbasis pada metode ilmiah (ilmu dan teknologi) serta dilakukan secara

sistematis.

Menurut Gitosudarmo, sebagaimana dikutip oleh S. Dheviani

DKK (2018 : 434) peramalan adalah usaha yang dilakukan untuk dapat

meramalkan, memprediksikan keadaan masa datangnya dengan

menggunakan data historis (data masa lalu) yang diproyeksikan ke dalam

sebuah model dan menggunakan model ini untuk memperkirakan

keadaan masa mendatang. Secara spesifik, menurut Abraham,

sebagaimana dikutip oleh S. Dheviani DKK (2018 : 434) tujuan dari

peramalan adalah untuk mengurangi kesalahan peramalan yaitu dengan

menghasilkan ramalan yang jarang memiliki kesalahan dan memiliki

nilai kesalahan yang kecil.

Menurut Siti W (2016 : 136) Peramalan adalah metode untuk

memperkirakan suatu nilai dimasa depan dengan menggunakan data

masa lalu. Peramalan juga dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk

memperkirakan kejadian pada masa yang akan datang, sedangkan

aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha

memperkirakan penjualan dan penggunaan suatu produk sehingga

produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat

Page 18: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

2.7.2. Jenis-jenis Prakiraan Peramalan

Menurut Heizer dan Render (Heizer & Render, 2014), metode peramalan

kuantitatif, terdiri dari:

1. Pendekatan Naif (Naive Method)

Cara paling sederhana untuk meramal adalah berasumsi bahwa permintaan di

periode mendatang akan sama dengan permintaan pada periode terakhir. Untuk

beberapa jenis produk, pendekatan naif (naive method) merupakan model

peramalan objektif yang paling efektif dan efisien dari segi biaya. Paling tidak,

pendekatan naif memberikan titik awal untuk perbandingan dengan model lain

yang lebih canggih.

2. Rata-Rata Bergerak (Moving Average)

Peramalan rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual masa lalu untuk

menghasilkan peramalan. Rata-rata bergerak berguna jika kita dapat

mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan stabil sepanjang masa kita

ramalkan. Secara matematis, rata-rata bergerak sederhana (merupakan prediksi

permintaan periode mendatang) dinyatakan sebagai berikut :

n

sebelumnyan periode dalam Permintaan=bergerak rata-Rata ∑

Ket: dimana n adalah jumlah periode dalam rata-rata bergerak.

3. Rata-Rata Bergerak dengan Pembobotan (Weighted Moving Average)

Saat terdapat tren atau pola yang terdeteksi, bobot dapat digunakan untuk

menempatkan penekanan yang lebih pada nilai terkini. Pemilihan bobot

merupakan hal yang tidak pasti karena tidak ada rumus untuk menetapkan

mereka. Oleh karena itu, pemutusan bobot yang digunakan membutuhkan

pengalaman. Sebagai contoh, jika bulan atau periode terakhir diberi bobot yang

terlalu berat, peramalan dapat menggambarkan perubahan yang terlalu cepat

yang tidak biasa pada permintaan atau pola penjualan.

Rata-rata bergerak dengan pembobotan akan digambarkan secara sistematis

sebagai berikut.

Page 19: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

∑Bobot

n) periode dalamaan n)(Permint periode(Bobot =bergerak rata-rata Pembobotan

4. Penghalusan Eksponential (Exponential Smoothing)

Penghalusan Eksponensial merupakan metode peramalan rata-rata bergerak

dengan pembobotan yang canggih, tetapi masih mudah digunakan. Metode ini

menggunakan pencatatan data masa lalu yang sangat sedikit. Rumus

penghalusan eksponensial dasar dapat ditunjukkan sebagai berikut :

Peramalan baru = Peramalan periode

terakhir

+ α (Permintaan

sebenarnya periode

terakhir –

peramalan periode

terakhir)

dimana α adalah sebuah bobot atau konstanta penghalusan yang dapat dipilih

oleh peramal yang mempunyai nilai antara 0 dan 1. Persamaan rumus diatas juga

dapat ditulis secara sistematis sebagai berikut.

Ft = Ft-1 + α (At-1 – Ft-1)

dimana :

Ft = Peramalan baru

Ft-1 = Peramalan sebelumnya

α = Konstanta penghalusan (pembobotan) (0 ≤ α ≤ 1)

A t-1 = Permintaan aktual periode lalu

5. Penghalusan Eksponential dengan Penyesuaian Trend (Exponential Smoothing

with Trend)

Model penghalusan eksponensial yang lebih rumit dan dapat menyesuaikan diri

pada tren yang ada. Idenya adalah menghitung tren rata-rata data penghalusan

eksponensial, kemudian menyesuaikan untuk kelambatan positif atau negatif

pada tren. Dengan penghalusan eksponensial dengan penyesuaian tren, estimasi

rata-rata dan tren dihaluskan. Prosedur ini membutuhkan dua konstanta

Page 20: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

penghalusan, α untuk rata-rata dan β untuk tren. Kemudian, kita menghitung

rata-rata dan tren untuk setiap periode. Rumus Penghalusan Eksponential dengan

Penyesuaian Trend adalah sebagai berikut.

Ft = α (At-1) + (1-α) (Ft-1 + Tt-1) , Tt = β (Ft-Ft-1) + (1-β) Tt-1

dimana :

Ft = peramalan dengan eksponensial yang dihaluskan dari data berseri pada periode t

Tt = tren dengan eksponensial yang dihaluskan pada periode t

A t = permintaan aktual periode t

a = konstanta penghalusan untuk rata-rata (0 ≤ α ≤ 1)

β = konstanta penghalusan untuk rata-rata (0 ≤ β ≤ 1)

6. Proyeksi Trend (Linear Regression)

Proyeksi Tren merupakan suatu metode peramalan yang mencocokan garis tren

pada serangkaian data masa lalu, kemudian memproyeksikan garis pada masa

mendatang untuk peramalan jangka menengah atau jangka panjang.

Rumus untuk menentukan perhitungan Linear Regression adalah sebagai

berikut.

y = a + bx

dimana :

y = nilai terhitung dari variabel yang akan diprediksi

a = persilangan sumbu y

b = kemiringan garis regresi (atau tingkat perubahan pada y untuk perubahan

yang terjadi di x

x = variable bebas (dalam kasus ini adalah waktu).

Untuk menentukan nilai a dan b, akan di jelaskan pada rumus dibawah ini.

dimana :

b = kemiringan garis regresi

Page 21: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

∑ = tanda penjumlahan total

X = nilai variabel bebas yang diketahui

y = nilai variabel terkait yang diketahui

a = ȳ - bx̄

dimana :

ȳ = rata-rata nilai y

x̄ = rata-rata nilai x.

2.7.3. Menghitung kesalahan peramalan

Menurut Heizer dan Render (Heizer & Render, 2014), ada beberapa

perhitungan yang biasa digunakan untuk menghitung kesalahan peramalan total.

Perhitungan ini dapat digunakan untuk membandingkan model peramalan yang

berbeda, mengawasi peramalan, dan untuk memastikan peramalan berjalan

baik.Tiga dari perhitungan yang paling terkenal adalah deviasi mutlak rerata

(Mean Absolute Deviation – MAD), kesalahan kuadrat rerata (Mean Squared

Error – MSE), dan kesalahan persen mutlak rerata (Mean Absolute Percent Error

– MAPE).

1. Deviasi Rata-Rata Absolut (Mean Absolute Deviation)

MAD merupakan ukuran pertama kesalahan peramalan keseluruhan untuk

sebuah model. Nilai ini dihitung dengan mengambil jumlah nilai absolut dari

tiap kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah periode data n. Rumus untuk

menghitung MAD adalah sebagai berikut.

n

|peramalan - aktual|= MAD ∑

2. Kesalahan Rata-Rata Kuardrat (Mean Square Error)

MSE merupakan cara kedua untuk mengukur kesalahan peramalan

keseluruhan. MSE merupakan rata-rata selisih kuadrat antara nilai yang

diramalkan dan yang diamati. Kekurangan penggunaan MSE adalah bahwa ia

cenderung menonjolkan deviasi yang besar karena adanya pengkuadratan.

Rumus untuk menghitung MSE adalah sebagai berikut.

Page 22: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

n

|peramalankesalahan |= MSE

2∑

2.8. Linear Programming

Suparno (2017 : 2) mengutip bahwa George B. Dantzig diakui umum

sebagai pionir Linear Programming karena jasanya dalam menemukan metode

dalam mencari solusi masalah Linear Programming dengan banyak variable

keputusan. Dantzig bekerja pada penelitian teknik matematika untuk

memecahkan masalah logistic militer ketika dia dipekerjakan oleh angkatan

udara Amerika Serikat selama Perang Dunia II. Penelitiannya didukung oleh

ahli-ahli lainnya. Nama asli teknik ini adalah program saling ketergantungan

kegiatan-kegiatan dalam suatu struktur linear yang kemudian dipendekkan

menjadi Linear Programming. Linear Programming lahir tahun 40-an di

Departemen Pertahanan Inggris dan Amerika untuk menjawab masalah

optimisasi perencanaan operasi perang melawan Jerman dalam Perang Dunia ke-

II dan dikembangkan oleh Dantzig (1947) dan para pakar lainnya. Wujud

permasalahan yaitu mengoptimumkan suatu fungsi linear yang terbatas oleh

kendala-kendala berupa persamaan dan pertidaksamaan linear.

2.8.1. Definisi Linear Programming

Sebuah organisasi harus membuat keputusan mengenai cara

mengalokasikan sumber- sumbernya, dan tidak ada organisasi yang beroperasi

secara permanen dengan sumber yang tidak terbatas, akibatnya manajemen harus

secara terus-menerus mengalokasikan sumber yang langka untuk mencapai

tujuan yang optimal.

Menurut Suparno (2017 : 2) Program linier merupakan model matematik

untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber

organisasi. Pemrograman linier merupakan proses optimasi dengan

menggunakan model keputusan yang dapat diformulasikan secara matematis dan

timbul karena adanya keterbatasan dalam mengalokasikan sumber daya.

Penerapan LP di perusahaan antara lain untuk memaksimasi keuntungan dengan

mempertimbangkan berbagai pilihan input dan keterbatasan kapasitas produksi.

Page 23: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

Kata linier digunakan untuk menunjukkan fungsi-fungsi matematik yang

digunakan dalam bentuk linier. Program menyatakan penggunaan teknik

matematika tertentu. Jadi program linier dapat juga diartikan suatu teknik

perencanaan yang bersifat analitis yang analisisnya menggunakan model

matematis dengan tujuan menemukan beberapa kombinasi alternatif pemecahan

optimum terhadap suatu persoalan.

2.8.2. Model Program Linier

Menurut Suparno (2017 : 2) syarat pembentukan model program linier: variabel

keputusan merupakan unsur dalam persoalan yang dapat dikendalikan oleh pengambil

keputusan; fungsi tujuan (objective function) dari suatu persoalan program linier;

batasan (constraints) atau kendala yang membatasi sampai sasaran dapat dicapai. Semua

persoalan pemrograman linier mempunyai empat sifat umum sebagai berikut:

a. Variabel Keputusan, yang menguraikan secara lengkap keputusan-keputusan

yang akan dibuat.

b. Fungsi Tujuan, merupakan fungsi dari variabel keputusan yang akan

dimaksimumkan (untuk pendapatan atau keuntungan) atau meminimumkan

(untuk ongkos).

c. Pembatas, merupakan kendala yang dihadapi sehingga kita tidak bisa

menentukan harga-harga variabel keputusan secara sembarang. Koefisien

dari variabel keputusan pada pembatas disebut koefisien teknologis,

sedangkan bilangan pada sisi kanan setiap pembatas disebut ruas kanan

pembatas.

d. Pembatas tanda, pembatas yang menjelaskan apakah variabel keputusannya

diasumsikan hanya berharga non negatif atau variabel keputusan tersebut

boleh berharga positif, boleh juga negatif (tidak terbatas dalam tanda).

Menurut Selvia A Dkk (2018) Linear programming berkaitan dengan

penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik yang

terdiri dari sebuah fungsi tujuan linear dengan beberapa kendala linear.

Programa Linier merupakan bagian dari Matematika yang khusus diterapkan

untuk menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan penentuan :

a) Jumlah variabel-variabel input yang dipakai dalam suatu masalah.

Page 24: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

b) Kombinasi variabel input yang harus disediakan atau kombinasi output yang

harus dihasilkan.

c) Jumlah output yang harus dihasilkan untuk mencapai tujuan (objective)

tertentu yakni untuk mencapai optimalisasi dari suatu masalah, misalnya untuk

mencapai profit maksimum atau biaya minimum.

Menurut Rina L DKK (2017 : 36) Program linear adalah suatu teknik

pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah optimasi. Teknik ini

dikembangkan oleh LV Kantorovich, seorang ahli matematik dari Rusia, pada

tahun 1939. Tujuan dari optimasi linear adalah untuk mengoptimumkan sebuah

fungsi linear dari variabel tujuan, misalkan pendapatan, keuntungan atau biaya.

Dalam fungsi tujuan harus dijelaskan apakah akan memaksimalkan/

meminimalkan fungsi variable

2.8.3. Sifat Umum Program Linear

Menurut Suparno (2017 : 2) Semua persoalan pemrograman linier mempunyai

empat sifat umum sebagai berikut:

[1] Persoalan pemrograman linier bertujuan untuk memaksimalkan atau

meminimalkan pada umumnya berupa laba atau biaya sebagai hasil yang

optimal. Sifat umum ini disebut sebagai fungsi utama (objective function);

[2] Adanya kendala atau batasan (constraints) yang membatasi tingkat sampai

dimana sasaran dapat dicapai. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan atau

meminimalkan suatu kuantitas fungsi tujuan bergantung kepada sumberdaya

yang jumlahnya terbatas;

[3] Harus ada alternatif tindakan yang dapat diambil. Hal ini berarti jika tidak

ada alternatif yang dapat diambil, maka pemrograman linier tidak diperlukan;

[4] Tujuan dan batasan dalam permasalahan pemrograman linier harus

dinyatakan dalam hubungan dengan pertidaksamaan atau persamaan linier.

2.8.4. Bentuk Umum Model Linear Programming

Bentuk umum model Linear programming adalah :

Maksimumkan : Z = Σ �� ��

Dengan Batasan : Σ aij xij ≥≤ bi, untuk i = 1,2,3,…,m

Page 25: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

�� ≥ 0 untuk j = 1,2,3,…,m

Atau dapat ditulis dengan secara lengkap yaitu sebagai berikut :

Maksimumkan

Z = c1x1 + c2x2 + …. + cnxn

Dengan Batasan (Constraint) :

(disebut dengan batasan karena merupakan kendala-kendala dimana rumusan dari

ketersediaan sumber daya yang membatasi proses optimasi)

a11x1 + a12x2 + …. a1nxn ≤ b1

a21x1 +a22x2 + …. a2nxn ≤ b2

a31x1 + a32x2 + …. a3nxn ≤ b3

am1x1 +am2x2+…. amnxn ≤ bm

x1, x2, x3, …. , xn ≥ 0

Keterangan :

Z = fungsi tujuan yang dicari nilai optimalnya (maksimal, minimal)

C = kenaikan nilai Z apabila ada pertambahan tingkat kegiatan xj dengan satu – satuan unit atau sumbangan setiap satuan keluaran kegiatan j terhadap z

N = macam kegiatan yang menggunakan sumber atau fasilitas yang tersedia

M = macam Batasan sumber atau fasilitas yang tersedia

Xj = tingkat kegiatan ke-j

Tingkat kegiatan ke – j yang biasan ditulis dengan 1,2,3,…,n

Seperti contoh : X1, X2,X3 sebagai bentuk simbol produk yang akan diproduksi

aij = Banyaknya sumber I yang diperlukan untuk menghasilkan setiap unit keluaran kegiatan j

i = merupakan jenis sumber daya yang diperlukan untuk agar produk j dapat dijalankan

bi = kapasitas sumber I yang tersedia untuk dialokasikan ke setiap unit kegiatan

Page 26: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

2.8.5. Asumsi-asumsi dalam Program Linear

Menurut Hillier Lieberman (2000) dalam buku “Introduction to Operation

Research” bahwa dalam mengimplementasi linear programming harus memenuhi

asumsi-asumsi berikut ini :

1. Proporsionalitas

Proporsionalitas (Proportionality) adalah asumsi tentang fungsi tujuan

dan kendala fungsional.

Asumsi proporsionalitas: Kontribusi setiap aktivitas terhadap nilai fungsi

objektif Zis sebanding dengan tingkat aktivitas xj. Demikian pula, kontribusi

setiap kegiatan di sisi kiri setiap kendala fungsional adalah proporsional ke

tingkat aktivitas xj.

Asumsi tersebut yang diuji dalam studi kasus PT. Cikal Jaya Permai

adalah sebagai berikut :

Jumlah 2500X1, 800X2 dan 300X3 menghasilkan Z yang dimaksud

memberikan keuntungan untuk memproduksi X1, X2 dan X3 roll masing-

masing dari Sack Paper tipe 1, 2, dan 3, dengan keuntungan unit per sackpaper

2500 dan 800 dan 300, memberikan konstanta proporsionalitas. Berikut contoh

dari Propotionality Satisfied dengan kasus PT. Cikal Jaya Permai :

Tabel 2.7.1 Contoh dari Propotionality Satisfied

Propotionality Satisfied

qty X1 X2 X3

1 2500 800 300

2 5000 1600 600

3 7500 2400 900

4 10000 3200 1200

Sumber : Penulis (2020)

Asumsi ini berarti bahwa naik turunnya nilai z dan penggunaan faktor-

faktor produksi yang tersedia akan berubah secara sebanding (proposional)

dengan perubahan tingkat kegiatan

Page 27: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

2. Additivity

Asumsi ini berarti bahwa nilai tujuan tiap kegiatan tidak saling

mempengaruhi, atau dalam linear programming dianggap bahwa kenaikan nilai

tujuan yang diakibatkan oleh kenaikan suatu kegiatan dapat ditumbuhkan tanpa

mempengaruhi nilai Z yang diperoleh dari kegiatan lain.

Berikut contoh dari Propotionality Satisfied dengan kasus seperti pada

tabel 2.7.1

Tabel 2.7.2 Contoh dari Propotionality Satisfied

Value of Z

(X1, X2, X3) Additivity Satisfied

(1, 0, 0) 2500

(0,1,0) 800

(0,0,1) 300

(1, 1, 1) 3600

(2,0,0) 5000

(2,3,1) 7700

Sumber : Penulis (2020)

Dari tabel 2.7.2 dapat disimpulkan bahwa kenaikan setiap nilai tujuan

akibat perubahan suatu kegiatan (X) tidak mempengaruhi nilai tujuan yang

diperoleh dari kegiatan lain (X)

3. Divisibility

Asumsi ini mengatakan bahwa keluaran (output) yang dihasilkan oleh

suatu kegiatan dapat berupa bilangan pecahan, demikian pula nilai Z yang

dihasilkan.

Berikutnya menyangkut nilai-nilai yang diizinkan untuk variabel

keputusan. Asumsi dapat dibagi: Variabel keputusan dalam model

pemrograman linier adalah diizinkan untuk memiliki nilai apa pun, termasuk

nilai nonintegervasi, yang memenuhi batasan fungsional dan nonnegativitas.

Dengan demikian, variabel-variabel ini tidak terbatas padahanya nilai integer.

Page 28: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

Karena setiap variabel keputusan mewakili tingkat beberapa kegiatan,

diasumsikan bahwa kegiatan dapat dijalankan pada tingkat fraksional.

Dimana dalam studi kasus ini, output yang berupa bilangan pecahan

dapat diterima dan digunakan dalam guna operasi bisnis perusahaan.

4. Deterministic

Asumsi ini mengatakan bahwa semua parameter yang terdapat

dalam model linear programming (aij, bj, cj ) dapat diperkirakan dengan

pasti meskipun jarang digunakan tepat. Menyangkut parameter model, yaitu,

koefisien dalam fungsi objektif cj, koefisien dalam kendala fungsional aij, dan

tangan kanan sisi kendala fungsional bi.

Asumsi kepastian: Nilai yang ditetapkan untuk setiap parameter model

pemrograman linier diasumsikan konstanta yang diketahui. Dalam aplikasi

nyata, asumsi kepastian jarang dipenuhi dengan tepat. Model pemrograman

linier biasanya diformulasikan untuk memilih beberapa tindakan di masa depan.

Oleh karena itu, nilai parameter yang digunakan akan didasarkan pada prediksi

kondisi masa depan, yang mau tidak mau menimbulkan beberapa

ketidakpastian. Untuk alas an ini biasanya penting untuk melakukan analisis

sensitivitas setelah solusi ditemukan yang optimal di bawah nilai parameter

yang diasumsikan.

Berikut merupakan tabel komposisi dalam memproduksi produk pada PT. Cikal

Jaya Permai :

Tabel 2.7.3 Komposisi

No. Bahan Baku Sack Paper (per 100 Pcs)

Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3

1 Kertas outline layer 6.9 Roll 0.8 Roll 0.08 Roll

2 Kertas Inner Layer 6.9 Roll 0.8 Roll 0.08 Roll

3 Mesin 1 mesin 1 mesin 1 mesin

Sumber : PT. Cikal Jaya Permai (2020)

Page 29: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

Dari tabel 2.7.3 dapat disimpulkan bahwa angka komposisi bahan baku

yang diperlukan dalam memproduksi Sack Paper tersebut, harus sesuai dengan

angka pada tabel diatas.

5. Finiteness

Sumber-sumber dan aktivitas mempunyai jumlah yang terbatas.

Berikut merupakan tabel keterbatasan bahan baku dalam memproduksi produk pada PT. Cikal Jaya Permai :

Tabel 2.7.4 Data Keterbatasan Bahan Baku

No. Bahan Baku Jumlah

1 Kertas outline layer 150000 Roll

2 Kertas Inner Layer 150000 Roll

3 Mesin 3 mesin

Sumber : PT. Cikal Jaya Permai (2020)

Dari tabel 2.7.4 bahwa dapat disimpulkan dimana PT. Cikal Jaya Permai

dalam satu tahun hanya dapat memproduksi produk dengan bahan baku yang

ada ditabel diatas atau disebut terdapatnya keterbatasan bahan baku dalam

memproduksi produk yang diinginkan.

Page 30: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

2.9. Jenis Data

Nomor Deskripsi Data Indikator Simbol Satuan

Pengukuran

Sumber

Data

1. Variabel -Sack Paper Tipe

1

-Sack Paper Tipe

2

-Sack Paper Tipe

3

X1

X2

X3

Lembar Narasumber

2. Fungsi Elemen

Kendala

Kertas Outer

Layer

Kertas Inner

Layer

Plastik

Lem

Benang

Mesin

b1

b2

b3

b4

b5

b6

Roll

Roll

Roll

Liter

Meter

Mesin

Narasumber

3. Pembentukan

Fungsi Tujuan

Memaksimumkan

keuntungan yang

diperoleh dari

berbagai jenis

Sack Paper

Z=C1X1 +

C2X2 +

C3X3

Rupiah Narasumber

Keterangan :

- X1 = X1 yang merupakan variabel yang menyimbolkan produk Sack paper

tipe 1

- X2 = X2 yang merupakan variabel yang menyimbolkan produk Sack paper

tipe 2

- X3 = X3 yang merupakan variabel yang menyimbolkan produk Sack paper

tipe3

- B = merupakan kendala yang terdapat dalam melakukan kegiatan dalam

tujuan mencapai fungsi tujuan yang ada

Page 31: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

- B1 = Kendala / terbatasnya Kertas Outer Layer dalam memproduksi produk

X1,2,3

- B2 = Kendala / terbatasnya Kertas Inner Layer dalam memproduksi produk

X1,2,3

- B3 = Kendala / terbatasnya Plastik dalam memproduksi produk X1,2,3

- B4 = Kendala / terbatasnya Kertas Lem dalam memproduksi produk X1,2,3

- B5 = Kendala / terbatasnya Kertas Benang dalam memproduksi produk X1

- B6 = Kendala / terbatasnya Mesin dalam memproduksi produk X1,2,3

2.9.1 Data Jenis Produk

Pada penelitian ini, penulis melakukan penyelitian pada produk Sack Paper 2 lapis

yang dimana diproduksi di PT. Cikal Jaya Permai dimana Sack Paper yang diteliti hanya

focus pada 2 jenis tipe yaitu :

1. Sack Paper Tipe 1

2. Sack Paper Tipe 2

3. Sack Paper Tipe 3

2.9.2 Data Komposisi Bahan Baku

Berikut merupakan data dari komposisi bahan baku yang diperlukan untuk

memproduksi produk per 100 pieces.

Tabel 2.9.1 Komposisi bahan baku per 100 pieces

No. Bahan Baku

Sack Paper

Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3

1 Kertas outline layer 6.9 Roll 0.8 Roll 0.08 Roll

2 Kertas Inner Layer 6.9 Roll 0.8 Roll 0.08 Roll

3 Plastik 6.7 Roll 0.75 Roll 0.08 Roll

4 Lem 10.1 L 2.5 L 0.35 L

5 Benang 3.72 M

Sumber : PT. Cikal Jaya Permai

Page 32: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

2.9.3 data Ketersediaan Bahan Baku

Berikut merupakan data dari ketersediaan bahan baku yang dibatasi untuk

pembuatan Sack Paper pada PT. Cikal Jaya Permai.

Tabel 2.9.2 Data Ketersediaan Bahan Baku

No. Bahan Baku

Ketersediaan Bahan

Baku Satuan

1 Kertas outline layer 150000 Roll

2 Kertas Inner Layer 150000 Roll

3 Plastik 140000 Roll

4 Lem 345000 Liter

5 Benang 41830 Meter

Sumber : PT. Cikal Jaya Permai

2.10 Perencaan Produksi Dengan Metode Linear Programming

2.10.1 Penentuan Variabel Keputusan

Variabel Keputusan dalam penelitian ini adalah kombinasi jumlah unit produk

yaitu Sack Paper yang harus diproduksi, terdiri dari :

X1 = Sack Paper Tipe 1

X2 = Sack Paper Tipe 2

X3 = Sack Paper Tipe 3

2.10.2 Penentuan Fungsi Tujuan

Dari semua ini, Tujuan daripada perusahaan adalah mendapatkan keuntungan

dimana denganlah adanya keuntungan ini atau yang disebut provit maka perusahaan

dapat terus menjalankan kegiatan operasional perusahaannya. PT. Cikal Jaya Permai

juga memiliki tujuan memaksimalkan profit dengan persamaan berikut :

Z = C1X1 + C2X2 + …….. + CjXj

Dimana,

Z : Total Keuntungan maksimum

Cj : Keuntungan per unit produk yang diproduksi untuk setiap xj

Xj : Variabel keputusan ke-j

Page 33: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

Berikut merupakan table harga per Sack Paper yang dijual dari masing masing

tipe.

Tabel 2.10.1 Harga jual masing-masing sack paper

Jenis Produk Harga per sack paper

Sack Paper Tipe 1 7500

Sack Paper Tipe 2 2300

Sack Paper Tipe 3 1000

Sumber : PT. Cikal Jaya Permai

Dari harga tersebut, diketahui juga keuntungan dari masing-masing facial wash

adalah sebagai berikut :

Tabel 2.10.2 Keuntungan masing-masing Sack Paper

Jenis Produk Keuntungan per sack paper

Sack Paper Tipe 1 2500

Sack Paper Tipe 2 800

Sack Paper Tipe 3 300

Sumber : PT. Cikal Jaya Permai

Sehingga persamaan untuk fungsi tujuan untuk memaksimalkan keuntungan pada PT.

Cikal Jaya Permai adalah sebagai berikut :

Z = 2500 X1 + 17500X2 + 16800X3

Berdasarkan persamaan diatas, maka dapat dianalisis bahwa :

- Setiap adanya kenaikan X1 sebesar 1 satuan, maka Z akan mengalami kenaikan

sebesar 2500

- Setiap adanya penurunan X1 sebesar 1 satuan, maka Z akan mengalami

penurunan sebesar 2500

- Setiap adanya kenaikan X2 sebesar 1 satuan, maka Z akan mengalami kenaikan

sebesar 800

Page 34: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

- Setiap adanya penurunan X2 sebesar 1 satuan, maka Z akan mengalami

penurunan sebesar 800

- Setiap adanya kenaikan X3 sebesar 1 satuan, maka Z akan mengalami kenaikan

sebesar 300

- Setiap adanya penurunan X3 sebesar 1 satuan, maka Z akan mengalami

penurunan sebesar 300

2.10.3 Penentuan Fungsi Kendala

1. Kendala Kapasitas Produksi

- Mesin pembuatan Sack Paper yang tersedia = 3 Mesin

- produksi per hari = 23000 Sack Paper

23000 x 260 (asumsi 52 minggu x 5 hari ) = 17940000 Sack Paper / tahun

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat diperoleh persamaan kapasitas produksi Sack

Paper per tahunnya, yaitu sebagai berikut :

X1 + X2 + X3 ≤ 17940000 Sack Paper / tahun

2. Kendala Bahan Baku

- Kertas Outline Layer

6.9 X1 + 0.8 X2 + 0.08 X3 ≤ 150000

Berdasarkan persamaan diatas maka dapat diketahui bahwa :

Jumlah bahan baku kertas outline layer pada PT. Cikal Jaya Permai yang digunakan

untuk membuat 6.9 sack paper tipe 1 (X1) ditambah 0.8 sack paper tipe 2 (X2)

ditambah 0.08 sack paper tipe 3 (X3) adalah kurang dari atau sama dengan 150000 Roll.

- Kertas Inner Layer

6.9 X1 + 0.8 X2 + 0.08 X3 ≤ 150000

Berdasarkan persamaan diatas maka dapat diketahui bahwa :

Jumlah bahan baku kertas Inner layer pada PT. Cikal Jaya Permai yang digunakan

untuk membuat 6.9 sack paper tipe 1 (X1) ditambah 0.8 sack paper tipe 2 (X2)

ditambah 0.08 sack paper tipe 3 (X3) adalah kurang dari atau sama dengan 150000 Roll.

- Plastik

6.7 X1 + 0.75 X2 + 0.08 X3 ≤ 140000

Berdasarkan persamaan diatas maka dapat diketahui bahwa :

Page 35: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

Jumlah bahan baku plastik pada PT. Cikal Jaya Permai yang digunakan untuk membuat

6.7 sack paper tipe 1 (X1) ditambah 0.75 sack paper tipe 2 (X2) ditambah 0.08 sack

paper tipe 3 (X3) adalah kurang dari atau sama dengan 140000 Roll.

- Lem

10.1 X1 + 2.5 X2 + 0.35 X3 ≤ 345000

Berdasarkan persamaan diatas maka dapat diketahui bahwa :

Jumlah bahan baku kertas outline layer pada PT. Cikal Jaya Permai yang digunakan

untuk membuat 10.1 sack paper tipe 1 (X1) ditambah 2.5 sack paper tipe 2 (X2)

ditambah 0.35 sack paper tipe 3 (X3) adalah kurang dari atau sama dengan 345000

Liter.

- Benang

3.72 X1 ≤ 41830

Berdasarkan persamaan diatas maka dapat diketahui bahwa :

Jumlah bahan baku kertas outline layer pada PT. Cikal Jaya Permai yang digunakan

untuk membuat 3.72 sack paper tipe 1 (X1) adalah kurang dari atau sama dengan 41830

Meter.

3. Kendala Permintaan Produk

Kendala permintaan diperoleh berdasarkan hasil peramalan permintaan tahun 2020,

sebagai berikut :

X1 = 1127256 (karenakan perhitungan bahan baku dalam 100 pcs maka menjadi

11272.56)

X2 = 7957639 (karenakan perhitungan bahan baku dalam 100 pcs maka menjadi

79576.39)

X3 = 9296875 (karenakan perhitungan bahan baku dalam 100 pcs maka menjadi

92968.75)

Page 36: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

Keterangan :

- X1 = X1 yang merupakan variabel yang menyimbolkan produk Sack paper

tipe 1

- X2 = X2 yang merupakan variabel yang menyimbolkan produk Sack paper

tipe 2

- X3 = X3 yang merupakan variabel yang menyimbolkan produk Sack paper

tipe3

- B = merupakan kendala yang terdapat dalam melakukan kegiatan dalam

tujuan mencapai fungsi tujuan yang ada

- B1 = Kendala / terbatasnya Kertas Outer Layer dalam memproduksi produk

X1,2,3

- B2 = Kendala / terbatasnya Kertas Inner Layer dalam memproduksi produk

X1,2,3

- B3 = Kendala / terbatasnya Plastik dalam memproduksi produk X1,2,3

- B4 = Kendala / terbatasnya Kertas Lem dalam memproduksi produk X1,2,3

- B5 = Kendala / terbatasnya Kertas Benang dalam memproduksi produk X1

- B6 = Kendala / terbatasnya Mesin dalam memproduksi produk X1,2,3

Page 37: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

2.10.

2.10. Kerangka Pemikiran

Produksi merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam operasi

perusahaan. Produksi merupakan suatu proses mengubah masukan (input) menjadi

keluaran (output) yang memiliki nilai guna. Setiap perusahaan berusaha untuk

menghasilkan keuntungan maksimum dengan biaya yang minimum dalam memproduksi

tingkat output tertentu.

Perolehan keuntungan maksimum berkaitan erat dengan efisiensi dalam

berproduksi. Penggunaan sumber daya yang efisien turut mempengaruhi tingkat

keuntungan, jika salah satu sumber daya tidak manfaatkan secara maksimal akan

menyebabkan inefesiensi biaya sehingga keuntungan perusahaan tidak maksimal.

Produksi yang optimal dapat diselesaikan menggunakan model linear

programming dengan metode simpleks. Metode tersebut dapat menyelesaikan persoalan

program linear yang memiliki variabel keputusan yang cukup besar atau lebih dari dua.

Hasil ouput dari pengolahan data akan memberikan kombinasi yang kemudian

dibandingkan dengan kegiatan produksi aktual dan dievaluasi untuk melihat apakah

kegiatan produksi yang selama ini dilakukan sudah optimal atau belum. Apabila

kegiatan produksi belum optimal, maka dicari alternatif kegiatan produksi yang optimal

sehingga dicapai keuntungan yang maksimal.

alur dari kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut:

Produksi Biaya Penerimaan

Analisis Forecasting dan Analisis Linear

Programming

Maksimalisasi Keuntungan

Alokasi Input Optimal

Evaluasi dan kebijakan perusahaan

Gambar 2.9.1 Kerangka Pemikiran

Page 38: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id

Adanya

Masalah

Managerial

Gambar 2.9.2 Kerangka Berpikir

Permintaan

Sack Paper

Adanya

keterbatasan Bahan

Baku

Melakukan peramalan permintaan

untuk periode berikutnya dan

Menentukan kombinasi produk yang

optimal, dengan menggunakan Analisa

Linear Programming dengan POM QM

for Windows 5

Hasil Input yang optimal, over

production berkurang

Evaluasi Maksimasi Profit

Page 39: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id
Page 40: RS1 2019 1 1349 1901477550 Bab2 - library.binus.ac.id