RPJM
-
Upload
firhan-ahmad-rubi -
Category
Documents
-
view
95 -
download
4
Transcript of RPJM
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
KATA PENGANTAR
Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, dalam Pasal 17 menyebutkan bahwa Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Kepala Daerah dilantik.
RPJMD dimaksud merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Program Kepala Daerah kedalam
Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Arah Kebijakan Keuangan
Daerah.
Dalam penyusunan RPJMD ini selain dilaksanakan melalui forum Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) juga mendapatkan masukan yang sangat berharga dari Rancangan
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), sehingga akan lebih
terintegrasinya program-program teknis dan operasional dengan Visi dan Misi Kepala Daerah.
Setelah Peraturan Daerah tentang RPJMD Kota Balikpapan Tahun 2006-2011 diterbitkan,
maka RPJMD tersebut akan menjadi pedoman untuk menyusun Rencana Kerja Tahunan dalam bentuk
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang selanjutnya dipergunakan sebagai bahan acuan untuk
penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Balikpapan.
Disamping itu masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilingkungan Pemerintah Kota
sebelum menetapkan Renstra SKPD harus segera menyesuaikan dengan Strategi Pembangunan
Daerah, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Arah Kebijakan Keuangan Daerah RPJMD Kota
Balikpapan Tahun 2006-2011.
Akhirnya tidak mengabaikan segala kekurangan yang ada baik materi maupun penyajiannya,
kiranya seluruh stakeholder yang nantinya akan menggunakan atau memanfaatkan RPJMD Kota
Balikpapan Tahun 2006-2011 sebagai pedoman dalam menetapkan berbagai kebijakan pembangunan
dapat memberikan saran dan pendapat yang bersifat konstruktif. Terima kasih.
Balikpapan, 2 Januari 2007
WALIKOTA BALIKPAPAN
T t d
H. IMDAAD HAMID, SE
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
DAFTAR ISI
PERATURAN DAERAH.......................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang............................................................................
B. Maksud dan Tujuan.....................................................................
C. Landasan Penyusunan.................................................................
D. Hubungan RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan
lainnya.
E. Sistematika Penyusunan..............................................................
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH.
A. Geografi.....................................................................................
B. Perekonomian Daerah.................................................................
C. Sosial Budaya Daerah..................................................................
D. Sarana dan Prasaran.....................................................................
E. Pemerintahan Umum...................................................................
BAB III VISI DAN MISI
A. Visi Kota Balikpapan 2006 – 2011............................................
B. Misi Kota Balikpapan 2006 – 2011............................................
BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH.
A. Strategi untuk mewujudkan Good Governance………………….
B. Strategi untuk mewujudkan Masyarakat Madani………………...
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
A. Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah..........................................
B. Arah Pengelolaan Belanja Daerah................................................
C. Arah Pengelolaan Pembiayaan....................................................
D. Kebijakan Umum Anggaran.......................................................
BAB VI ARAH KEBIJAKAN UMUM .
A. Arah Kebijakan Umum mengacu pada RPJP Kota Balikpapan
Tahun 2006-2026 ......................................................................
1-5
i
ii
1
1
1
2
2
3
4
9
14
19
26
26
28
29
30
33
33
34
36
B. Arah Kebijakan Strategis merupakan penjabaran secara
Operasional dari Visi dan Misi Kepala Daerah Periode Tahun
2006-2011.......
BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH.
A. Program Pembangunan Daerah....................................................
B. Rencana Kerja.............................................................................
C. Belanja Langsung yang terdiri dari Belanja Non Pegawai Serta
Pengadaan Barang dan Jasa yang dilaksanakan oleh Masing-
masing SKPD
(Terlampir)......................................................................
BAB VIII PENUTUP.......................................................................................
Lampiran-Lampiran
39
42
42
42
42
43
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132.64-249 Tahun 2006 dan Nomor
: 132.64-250 Tahun 2006, H. Imdaad Hamid, SE dan H.M.Rizal Effendi, SE telah diangkat sebagai
Walikota dan Wakil Walikota Balikpapan untuk masa bhakti 2006–2011, sesuai dengan ketentuan
Pasal 5 dan 14 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, serta Pasal 150 dan 151 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, maka Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih harus sudah menyusun Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk waktu lima tahun masa jabatannya
sebagai penjabaran dari Visi dan Misi ketika pencalonan, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
setelah tanggal pelantikan. Oleh karena H. Imdaad Hamid, SE dan H.M. Rizal Effendi, SE telah
dilantik sebagai Walikota dan Wakil Walikota oleh Gubernur Kalimantan Timur pada tanggal 30
Mei 2006, maka RPJMD sudah harus ditetapkan dengan Peraturan Daerah selambat-lambatnya
pada tanggal 29 Agustus 2006.
Penyusunan RPJMD selain merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Program Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, juga berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2006-2026 serta memperhatikan RPJM Nasional/Propinsi,
sedangkan untuk sistematikanya berpedoman kepada Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
050/2020/SJ tanggal 11 Agustus 2005 perihal Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP dan RPJMD.
Sebagai dokumen perencanaan, RPJMD diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
penjabaran Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta indikasi
Kegiatan dan sasaran yang hendak dicapai, dengan melihat hasil pembangunan periode
sebelumnya untuk dapat dilanjutkan pada periode berikutnya, dengan catatan sebagai berikut :
1. Proses penyusunan RPJMD Kota Balikpapan tahun 2006–2011 dilakukan secara partisipatif
melalui berbagai tahapan musyawarah perencanaan partisipatif yang melibatkan seluruh unsur
pelaku kepentingan pembangunan di Kota Balikpapan (multi stakeholder).
2. RPJMD Kota Balikpapan juga disusun secara terencana, bertahap , terarah, terpadu,
menyeluruh, fleksibel dan sistimatis yang didasarkan pada kondisi, potensi, proyeksi sesuai
kebutuhan kota.
3. Dokumen RPJMD Kota Balikpapan 2006 - 2011 selain memuat Visi, Misi, dan Arah
Pembangunan Jangka Menengah, juga sebagai arahan terselenggaranya pembangunan daerah
yang demokratis dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan, kesatuan nasional dan
berorientasi ke masa depan.
B. Maksud dan Tujuan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan 2006–2011
disusun dengan maksud untuk menyediakan dokumen Perencanaan Pembangunan lima tahunan
yang bertujuan sebagai Pedoman dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Tahunan Kota
Balikpapan.
C. Landasan Penyusunan.
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan
Tahun 2006 – 2011 berdasarkan :
1. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2003 Nomor 47, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
2. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 66, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
3. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban Keuangan Negara
4. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
5. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437);
6. Undang Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
9. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 11 Agustus 2005 tentang
Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP dan RPJM Daerah
10. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Balikpapan 2005 – 2015.
D. Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lain.
Hubungan dan keterkaitan dengan dokumen perencanaan lainnya dalam RPJMD Kota Balikpapan
sebagaiman Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 Pasal 5 adalah sebagai berikut :
1. RPJMD Kota Balikpapan Tahun 2006-2011 mengacu pada RPJPD Tahun 2006-2026 dan
RPJM Nasional/Propinsi Kalimantan Timur.
2. RPJMD Kota Balikpapan Tahun 2006-2011 merupakan acuan utama Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan rencana tahunan, memuat rancangan kerangka
pembangunan Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, dan pendanaan, baik
yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah maupun mendorong partisipasi masyarakat.
4. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Balikpapan 2005 – 2015 yang merupakan
Rencana Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan pembangunan baik Pemerintah maupun
masyarakat dalam kurun waktu sepuluh tahun kedepan.
E. Sistematika Penyusunan.
Sistematikan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Balikpapan Tahun 2006–2011 adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pembahaan dan Penjabaran Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Landasan
Penyusunan, Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lain dan Sistematika
Penyusunan.
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Membahas dan menguraikan tentang Kondisi Geografis, Perekonomian Daerah, Sosial
Budaya Daerah, Prasarana dan Sarana Daerah, Pemerintahan Umum.
BAB III VISI DAN MISI
Membahas dan menjabarkan mengenai Visi dan Misi Kepala Daerah Terpilih Masa
Bhakti Tahun 2006-2011.
BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
Membahas dan menjabarkan tentang Strategi Pembangunan Daerah yang lebih
menekankan pada bagaimana mencapai Visi yaitu Good Governance dan Masyarakat
Madani.
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
Membahas dan menjabarkan mengenai Arah Kebijakan Pengelolaan Pendapatan
Daerah, Arah Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah, Arah Kebijakan Pengelolaan
Pembiayaan Daerah dan Kebijakan Umum Anggaran
BAB VI ARAH KEBIJAKAN UMUM
Membahas dan menjabarkan tentang Arah Kebijakan Umum Pembangunan dengan
menggunakan Indikator Indeks Pembangunan Manusia.
BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Membahas dan menjabarkan mengenai Program Pembangunan Daerah dan Rencana
Kerja yang meliputi :
a). Program SKPD, Program Lintas SKPD dan Program Kewilayahan
b). Rencana Kerja Kerangka Regulasi dan Rencana Kerja Kerangka Pendanaan.
BAB VIII PENUTUP
Membahas dan menjabarkan tentang Program-Program Transisi dan hal-hal mengenai
pemberlakuan Pemangkui Kepentingan dalam pelaksanaan RPJMD serta dasar evaluasi
dan pelaporan kinerja tahunan maupun lima tahunan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Sebagai bagian yang integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia pembangunan
yang dilaksanakan di Kota Balikpapan selaras dengan pembangunan nasional dengan menentukan
prioritas yang sesuai dengan kondisi Daerah. Karena memang masing-masing Daerah memiliki
karakteristik dan permasalahan yang berbeda-beda yang membedakan antara Daerah yang satu
dengan lainya, sehingga pelaksanaan pembangunan dan perkembangan hasil-hasil yang telah
dicapai pun juga berbeda. Untuk memberikan gambaran umum mengenai kondisi Daerah akan
disampaikan uraian yang meliputi Kondisi Geografis, Perekonomian Daerah, Sosial Budaya
Daerah, Sarana dan Prasarana Daerah dan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum.
A. Geografi.
Secara geografis Kota Balikpapan terletak pada posisi 1o LS - 11o LS dan diantara 116o
50' BT - 117 5o BT dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kertanegara.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Makasar
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kertanegara
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1996 Kota
Balikpapan terdiri dari 5 (lima) Kecamatan dan 27 (dua puluh tujuh) Kelurahan.
Secara Topografi Kota Balikpapan terdiri dari kawasan perbukitan yang bergelombang +/-
85% dengan jenis tanah podsolik merah kuning (haplik) dan lapisan topsoilnya tipis serta
struktur tanah mudah tererosi serta +/- 15% merupakan daerah dataran yang terletak di
sepanjang Pantai Timur dan Selatan wilayah Kota Balikpapan dengan jenis tanah Alluvial.
Sedangkan kawasan pinggiran kota banyak terdapat lembah dan rawa yang merupakan Daerah
Aliran Sungai Wain dan Manggar Besar.
Iklim di Kota Balikpapan termasuk dalam type iklim tropis basah dengan curah hujan
yang tinggi serta tidak terdapat pergantian musim yang jelas antara musim kemarau dan musim
hujan. Adapun iklim di Kota Balikpapan sebagai berikut :
a. Balikpapan mempunyai kelembaban udara sekitar 85%
Kelembaban udara bulanan rata-rata pagi hari 88% dan siang hari 73%
Suhu Udara rata-rata siang hari 30,20 C, maksimum 32,50 C
Suhu Udara rata-rata malam hari 24,20 C, minimum 230 C
Suhu Udara rata-rata 27,850 C.
Perbedaan suhu rata-rata siang dan malam 70 C
b. Temperatur
Temperatur maksimum rata-rata bulanan 32,40 C
Temperatur minimum rata-rata bulanan 21,90 C
c. Tekanan Udara (atmospherric presure) 1.010,3 mb
d. Kecapatan Angin (wind velocity) 6
e. Curah Hujan (rainfalls) 2.914 mm
f. Penyinaran Matahari 48%.
Kota Balikpapan memiliki potensi sumber daya alam yang telah ditetapkan yang dapat
dilakukan budidaya maupun non budidaya. Yang dapat dilakukan budidaya antara lain kawasan
wilayah perkotaan dan sebagian kecil adalah wilayah pinggiran dengan kendala limitasi
pengelolaan wilayah, kawasan lainnya adalah potensi sumber daya laut dan pantai sesuai
dengan kewenangan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
yaitu sepanjang 4 mil dari garis pantai. Saat ini kawasan tersebut telah dilakukan kegiatan
pembangunan oleh pemerintah dan masyarakat guna memenuhi kebutuhan ruang hidup bagi
masyarakat sesuai dengan peruntukkan wilayah yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW). Kawasan wilayah perkotaan saat ini sangat dirasakan mengalami
tekanan yang berat terhadap daya dukung lingkungan sehubungan dengan tingginya aktivitas
pembangunan yang dilakukan sehingga menimbulkan dampak terjadinya banjir dan tanah
longsor. Sedangkan pada kawasan pantai sebagian telah dilakukan penguasaan dan okupasi
oleh masyarakat yang bila tidak dilakukan pengaturan akan menimbulkan kerusakan pada
ekosistem pantai.
Sebagai gambaran dapat disampaikan bahwa pada tahun 2004 luas lahan berdasarkan
jenis penggunaan lahan adalah sebagai berikut :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
Permukiman dengan luas 5.578,50 Ha atau 10,65% terdiri dari Perumahan, Perusahaan,
Perkantoran, Pertokoan, Kawasan Pertamina, Bandara Sepinggan dan Lapangan Golf yang
pada umumnya berada pada kawasan perkotaan.
Pertanian dengan luas 9.133,75 Ha atau 18,65% yang terdiri dari Sawah, Kebun Campuran,
Kebun Kelapa, Karet, Tegalan, Ladang, Tambak dan Waduk yang pada umumnya berada
pada kawasan pinggiran (pedesaan).
Kawasan Pelabuhan dan Kawasan Industri Kariangau
Hutan dengan luas 14.565,20 Ha atau 28,94% terdiri dari Hutan Belukar, Hutan Rawa dan
Kawasan Penghijauan.
Lain-lain dengan luas 21.053,24 atau 42,78% terdiri dari Semak, Alang-alang,
Danau/Genangan, Rawa Pasang Surut, Jalan, Saluran dan Sungai.
Selanjutnya untuk kawasan non budidaya sesuai yang ditetapkan oleh RTRW Kota
adalah dalam bentuk Hutan Lindung, Kawasan Lindung, Kawasan Hutan Mangrove, Kawasan
Hutan Kota dan Kawasan Daerah Aliran Sungai lainnya memang tidak dapat dilakukan
aktivitas pembangunan selain dari pada upaya untuk dapat melakukan pelestarian serta
konservasi terhadap lahan yang mengalami kerusakan.
B. Perekonomian Daerah.
Kondisi makro ekonomi kota Balikpapan selama 5 (lima) terakhir tahun 2001-2005
sebagaimana terlihat dari total nilai tambahan bruto yang berhasil diciptakan atau yang dikenal
dengan Produk Domestik regional Bruto (PDRB) dihitung dengan Migas menunjukan
perkembangan yang cukup baik. Pada tahun 2001 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
sebesar Rp. 11.463.789,36 juta dan telah meningkat menjadi Rp.13.393.592,31 juta pada tahun
2005. Dengan demikian telah terjadi peningkatan rata-rata sebesar 3,16% per tahun. Sedangkan
Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada tahun 2001 Rp. 11.593.976,23 juta dan telah
meningkat menjadi Rp. 23.285.072,87 juta tahun 2005. Dengan demikian telah terjadi
peningkatan rata-rata sebesar 14,97% per tahun.
Sedangkan PDRB Kota Balikpapan tanpa Migas ADHB tahun 2001 sebesar
Rp.5.876.200,38 juta dan telah meningkat menjadi Rp. 9.389.773,89 juta pada tahun 2005.
Dengan demikian telah terjadi peningkatan rata-rata sebesar 9,83% per tahun. Untuk PDRB
Kota Balikpapan tanpa Migas dan ADHK pada tahun 2001 sebesar Rp. 5.374.517,10 juta telah
meningkat menjadi Rp.7.282.429,48 juta pada tahun 2005. Dengan demikian telah terjadi
peningkatan rata-rata sebesar 6,26% per tahun.
Pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan tahun 2001-2005 jika dihitung dengan Migas
ADHK menunjukkan angka yang cukup berfluktuatif. Pada tahun 2001 sebesar 10,59%; tahun
2002 sebesar 4,64%; tahun 2003 sebesar 2,21%; tahun 2004 sebesar 5,91% dan tahun 2005
sebesar 3,16%. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Balikpapan tahun 2001-2005 jika
dihitung dengan Migas mencapai rata-rata sebesar 4,24% per tahun.
Pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan tahun 2001-2005 jika dihitung tanpa Migas
ADHK juga menunjukkan angka yang cukup berfluktuatif. Pada tahun 2001 sebesar 13,87%;
tahun 2002 sebesar 9,04%; tahun 2003 sebesar 9,87%; tahun 2004 sebesar 5,21% dan tahun
2005 sebesar 7,56%. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Balikpapan tahun 2001-2005
jika dihitung tanpa Migas mencapai rata-rata sebesar 9,11% per tahun.
Pendapatan perkapita di Kota Balikpapan jika dihitung dengan Migas dan ADHB tahun
2001-2005 mengalami peningkatan. Pada tahun 2001 sebesar Rp. 15.101.749,- tahun 2002
sebesar Rp. 16.797.762,- tahun 2003 sebesar Rp. 17.284.743,- tahun 2004 Rp.20.595.924 dan
tahun 2005 sebesar Rp. 25.816.806. Dengan demikian pendapatan perkapita Balikpapan jika
dihitung dengan Migas tahun 2001-2005 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 11,32%
pertahun.
Pendapatan perkapita di Kota Balikpapan jika dihitung tanpa Migas dan ADHB tahun
2001-2005 mengalami peningkatan. Pada tahun 2001 sebesar Rp. 9.369.494,- tahun 2002
sebesar Rp. 9.957.244,- tahun 2003 sebesar Rp. 11.051.116,- tahun 2004 Rp.11.937.203 dan
tahun 2005 sebesar Rp. 13.324.562. Dengan demikian pendapatan perkapita Balikpapan jika
dihitung tanpa Migas tahun 2001-2005 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 7,30%
pertahun.
Sesuai dengan kondisi Kota Balikpapan yang sudah dikategorikan sebagai kota besar,
maka struktur ekonomi kota pun telah menunjukkan semakin meningkatnya peranan dari pada
Sektor Sekunder (Industri Pengolahan, Listrik, Gas, Air Bersih dan Bangunan) dan Sektor
Tersier (Perdagangan, Hotel, Restoran, Angkutan, Komunikasi, Keuangan, Persewaan dan Jasa-
jasa). Pada tahun 2005 struktur ekonomi Kota Balikpapan jika dihitung dengan Migas
kontribusi Sektor Primer mencapai sebesar 7,32%, Sektor Sekunder 59,27% dan Sektor Tersier
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
33,42%. Sedangkan bila tanpa Migas maka peran Sektor Primer hanya mencapai 4,28%,
Sektor Sekunder 21,29% dan Sektor Tersier 74,42%.
Laju Inflasi di Kota Balikpapan untuk tahun 2001 sebesar 10,82% ; tahun 2002 sebesar
11,38% ; tahun 2003 sebesar 5,92% dan tahun 2004 sebesar 7,60%. Sedangkan untuk tahun
2005 inflasi Kota Balikpapan hanya sebesar 17,28 %.
Selanjutnya untuk kegiatan eksport dan import baik yang bersumber dari produk
industri, hasil hutan maupun hasil tambang lainnya yang dilaksanakan melalui Kota
Balikpapan khususnya eksport non migas tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 menunjukkan
angka yang cukup berfluktuatif. Pada tahun 2001 nilai eksport non migas melalui Balikpapan
sebesar US$ 347,335,631.70, tahun 2002 sebesar US$ 338,108,779.21, tahun 2003 sebesar
US$ 213,265,831.63, pada tahun 2004 sebesar US$ 217,088,326.03 dan pada tahun 2005
sebesar US $ 574.604.353,64. Dengan demikian pertumbuhan eksport non Migas melalui
Balikpapan tahun 2001-2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 13,4% pertahun.
Dimana komoditi eksport melalui Balikpapan terdiri dari 83 jenis komoditi dengan 51 negara
tujuan eksport.
Mengenai investasi yang dilakukan di Kota Balikpapan juga telah dapat dilihat sesuai
dengan prediksi dengan semakin meningkatnya peranan sektor swasta dibandingkan dengan
sektor pemerintah atau secara proporsional kontribusi pembiayaan pembangunan adalah
Pemerintah 25 - 26% dan Swasta 74 - 75%.
Jumlah investasi yang dilakukan di Kota Balikpapan pada tahun 2001 sebesar
Rp.4.235.547.560.000,- terdiri dari investasi pemerintah sebagaimana tertuang dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota, APBD Propinsi dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang berlokasi di Balikpapan sebesar
Rp.458.813.204.002,93 dan investasi swasta sebesar Rp.3.776.734.359.997,07. Pada tahun
2005 jumlah investasi telah meningkat menjadi sebesar Rp.5.475.508.850.000,- yang terdiri
dari investasi pemerintah Rp. 704.022.670.388,72 dan investasi swasta sebesar Rp.
4.753.486.179.611,28. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peranan investasi swasta
memang ada kecenderungan untuk selalu meningkat dari tahun ke tahun dibandingkan dengan
investasi pemerintah.
Uraian tentang investasi Pemerintah khususnya diperinci per sumber dana (PAD, Dana
Perimbangan dan sumber penerimaan Daerah lainnya) dari tahun 2001 – 2005 dapat diuraikan
bahwa realisasi Pendapatan Daerah dalam tahun 2001 sebesar Rp.392.919.780.411,93 terdiri
dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp.36.905.516.110,27 (9,39%), sedangkan yang berasal
dari Dana Perimbangan adalah sebesar Rp. 356.014.264.301,66 (90,61%). Demikian pula
dalam tahun 2002 realisasi Pendapatan Daerah secara keseluruhan yaitu sebesar Rp.
562.874.021.371,18 yang terdiri dari PAD Rp.49.095.082.606,71 (8,72%) dan berasal dari
Dana Perimbangan Rp.513.778.938.764,37 (91,28 %). Selanjutnya pada tahun 2003
Pendapatan Daerah mencapai Rp.618.120.431.737,18 yang terdiri dari PAD mencapai nilai
sebesar Rp. 59.605.481.087,45 (9,64%) dan dari Dana Perimbangan sebesar
Rp.558.514.950.649,73 (90,36%). Dalam tahun 2004 Pendapatan Daerah sebesar
Rp.567.972.037.276,68 yang terdiri dari PAD Rp.67.383.396.802,18 (11,86%) dan berasal dari
Dana Perimbangan sebesar Rp.500.588.639.474,50 (88,14%). Sedangkan Pendapatan Daerah
dalam tahun 2005 mencapai sebesar Rp. 763.173.211.140,72 terdiri dari PAD sebesar Rp.
78.725.952.557,39 (10,32%), Dana Perimbangan sebesar Rp. 672.855.525.949,00 (88,16%) dan
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar Rp. 11.591.732.634,33 (1,52 %). Dari kondisi
Pendapatan Daerah Kota Balikpapan dalam beberapa tahun terakhir sebagaimana disebutkan
diatas, maka ada pertumbuhan pendapatan Kota Balikpapan rata-rata per tahun sebesar 20,85%
dan rata-rata pertumbuhan PAD per tahun sebesar 19,82% sedangkan rata-rata pertumbuhan
Dana Perimbangan per tahun sebesar 17,25%.
Sedangkan mengenai Kebijakan Umum Pengembangan Perekonomian Daerah diarahkan
kepada perkuatan struktur ekonomi Balikpapan pada masa yang akan datang agar tidak lagi
tergantung pada industri Migas dan perkuatan ekonomi yang berbasis kepada kegiatan ekonomi
kerakyatan dalam rangka memecahkan masalah jangka pendek yaitu pengangguran melalui
penciptaan lapangan kerja
Sejak awal Pemerintah Kota sudah menyadari bahwa dalam jangka panjang Balikpapan
tidak dapat sepenuhnya bergantung kepada Industri Migas, karena merupakan Sumber Daya
Alam yang tidak terbaharui (non renewable). Pemerintah Kota Balikpapan harus mencari
alternatif sebagai basis ekonomi yang baru untuk jangka panjang yaitu Sektor Industri Non
Migas yang mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi (manufacture)
yang berbasis pada bahan baku lokal (local resource base).
Mengenai proyeksi kinerja makro ekonomi Kota Balikpapan tahun 2006-2011 yang
terdiri dari pertumbuhan ekonomi, PDRB dan kebutuhan investasi dapat diproyeksikan
sebagaimana tabel-tabel dibawah ini.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
Tabel 1
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2006-2011
PERTUMBUHAN EKONOMI (%)TAHUN TOTAL TANPA MIGAS2006 *** 5,42 6,902007 *** 4,71 5,452008 *** 6,12 8,022009 *** 5,46 6,902010 *** 5,48 6,842011*** 4,06 5,37
Sumber Data : Bappeda Kota Balikpapan dan BPS Kota Balikpapan
Keterangan : *** Angka Proyeksi
Proyeksi laju pertumbuhan ekonomi selama 5 (lima) tahun kedepan masih berkisar
kurang dari 6,50 % dengan Migas sedangkan tanpa Migas cenderung mengalami kenaikan
yang sangat besar sampai dengan 8,02 %. Hal ini menunjukan bahwa perekonomian
masyarakat akan mengalami peningkatan yang sangat baik.
Demikian pula halnya dengan pertumbuhan PDRB Kota Balikpapan dari tahun 2006-
2011 mengalami kenaikan yang cukup pesat baik atas dasar harga berlaku (ADHB) maupun
atas dasar harga konstan (ADHK). Untuk mendapatkan gambaran proyeksi tersebut dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2
PDRB KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2006-2011
SECARA TOTAL DAN TANPA MIGAS ADHB MAUPUN ADHK.
PDRB TOTAL PDRB TANPA MIGASTAHUNADHB ADHK ADHB ADHK
2006 *** 23.662.804,23 14.119.503,87 10.577.570,62 7.784.924,932007 *** 26.460.129,04 14.783.944,57 11.602.490,66 8.209.202,322008 *** 29.589.661,08 15.689.186,46 13.066.082,94 8.867.436,082009 *** 33.073.646,87 16.546.489,45 14.584.454,05 9.479.327,972010 *** 37.202.724,92 17.453.941,74 16.338.402,15 10.127.471,632011*** 41.131.392,92 18.162.124,34 17.970.783,87 10.671.629,99
Sumber Data : Bappeda Kota Balikpapan dan BPS Kota Balikpapan
Keterangan : *** Angka Proyeksi
Sedangkan proyeksi tentang kebutuhan investasi dalam 5 (lima) tahun yang akan datang
yaitu tahun 2006-2011 dapat dilihat dalam tabel 3.
Tabel 3
KEBUTUHAN INVESTASI PEMERINTAH DAN SWASTA
KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2006-2011
Tahun Total Investasi(Rupiah)
Investasi Pemerintah(Rupiah)
Investasi Swasta(Rupiah)
2006*** 3.878.848.020.000,00 1.151.806.293.956,82 2.727.041.726.043.182007*** 4.401.733.830.000,00 1.254.777.776.636,56 3.146.956.053.363,442008*** 6.834.660.560.000,00 1.366.954.909.867,87 5.467.705.650.132,132009*** 6.980.570.730.000,00 1.489.160.678.810,06 5.491.410.051.189,942010*** 8.124.143.930.000,00 1.662.291.643.495,67 6.501.852.286.504,332011*** 8.805.399.290.000,00 1.767.324.516.424,19 7.038.074.773.575,81
Sumber Data : BPS Kota Balikpapan dan Bappeda Kota Balikpapan
Keterangan : *** Angka Proyeksi
Total investasi adalah kebutuhan investasi ADHB berdasarkan PDRB tanpa migas dan ADHK.
Investasi Pemerintah Tahun 2001-2005 adalah angka realisasi
Adapun mengenai tingkat pelayanan Pemerintah Kota di bidang ekonomi dapat dilihat
pada uraian masing-masing sektor dibidang ekonomi sebagai berikut :
1. Industri
Letak Kota Balikpapan yang strategis dan merupakan pintu gerbang Propinsi
Kalimantan Timur, juga berfungsi sebagai kota kolektor dan distributor yang memiliki
potensi untuk menarik minat investor untuk melakukan penamanan modal pada sektor
industri seperti pengolahan tambang dan migas maupun industri ikutan lainnya yang tidak
hanya melibatkan kalangan industri besar tetapi juga dari industri kecil. Oleh karenanya
sektor industri dapat memberikan kontribusi yang penting didalam pembentukan PDRB
Kota Balikpapan pada setiap tahunnya, selain sektor ekonomi yang lain seperti
perdagangan, dan lembaga keuangan serta sektor jasa lainnya.
Perkembangan industri kecil dan menengah di Kota Balikpapan baik formal maupun
non formal dari tahun 2001 – 2005 dapat dijelaskan bahwa untuk yang formal, jumlah unit
usaha pada tahun 2001 sebesar 485 unit dengan tenaga kerja yang dapat diserap sebanyak
6.759 orang, dengan nilai produksi sebesar Rp. 2,078 Milyar dan nilai investasi sebesar Rp
15,802 Milyar. Sedangkan pada tahun 2005 telah meningkat yaitu jumlah unit usaha
sebanyak 620 unit dengan tenaga kerja yang dapat diserap sebanyak 9.023 orang, dengan
nilai produksi sebesar Rp. 555,75 Milyar dan nilai investasi sebesar Rp 271,30 Milyar
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
Untuk sektor non formal, jumlah unit usaha pada tahun 2001 sebanyak 2.472 unit
dengan tenaga kerja yang dapat diserap sebanyak 8.265 orang, dengan nilai produksi
sebesar Rp. 2,334 Milyar dan nilai investasi sebesar Rp 52,65 Milyar. Sedangkan pada
tahun 2005 telah meningkat yaitu jumlah unit usaha sebanyak 2.589 unit dengan tenaga
kerja yang dapat diserap sebanyak 8.940 orang, dengan nilai produksi sebesar Rp. 77,17
Milyar dan nilai investasi sebesar 61,65 Milyar.
Dari data tersebut diperoleh ganbaran bahwa perkembangan industri kecil dan
menengah telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun baik dari sisi jumlah unit
usaha, penyerapan tenaga kerja, nilai produksi maupun nilai investasi.
Upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota adalah dengan membangun
kawasan industri untuk pengelompokan usaha industri, yaitu di Kawasan Industri Kecil
Somber (KIKS) yang pada tahap pertama diperuntukkan bagi para produsen industri tahu
tempe yang selama ini tersebar diseluruh wilayah kota, sedangkan untuk jangka menngah
dan panjang dengan membangun Kawasan Industri Kariangau (KIK) untuk industri
pengolahan atau manufactur yang diharapkan juga akan memperkuat struktur ekonomi
Balikpapan pada masa yang akan datang.
2. Perdagangan
Sektor perdagangan di Kota Balikpapan merupakan salah satu sektor yang
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pembentukan PDRB Kota Balikpapan, hal
ini dapat dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan aktifitasnya yang sangat pesat
berupa pembangunan pusat-pusat perbelanjaan yang modern maupun semi modern di Kota
Balikpapan seperti Plaza Balikpapan, Mall Fantasi dan Plaza Muara Rapak dan sedang
dalam tahap pembangunan adalah Pasar Baru Square dan Balikpapan Super Blok, serta
yang masih dalam tahap persiapan pembangunan adalah bangunan pengganti Shopping
Center Kebun Sayur di Kecamatan Balikpapan Barat yang terbakar pada tahun 2004 yang
lalu dan Pasar Induk. Disamping itu ada pasar tradisional yang dimiliki oleh Pemerintah
Kota Balikpapan yang tersebar diseluruh wilayah Kota untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam berbelanja untuk keperluan sehari-hari.
Guna memperoleh gambaran terhadap keberadaan fasilitas perdagangan di Kota
Balikpapan pada tahun 2005 dapat disampaikan bahwa untuk pasar tradisionil skala kota
berjumlah 6 unit, pasar lokal 4 unit, pasar regional 1 unit, pasar swalayan 5 unit, pasar
grosir 1 unit dan mall /plaza 4 unit.
Barang-barang yang menjadi komoditi perdagangan di Kota Balikpapan sebahagian
besar berasal dari luar kota Balikpapan baik dari pulau Jawa maupun Sulawesi, sedangkan
yang berasal dari Kalimantan Timur dan Balikpapan sendiri masih terbatas.
Jumlah perusahaan dagang di Kota Balikpapan pada tahun 2005 sebanyak 10.458 unit
usaha dengan nilai investasi seluruhnya Rp. 1,244 trilyun dan menyerap tenaga kerja
sebanyak 70.271 orang.
3. Sumber Daya Energi
Sumber Daya Energi yang dimanfaatkan di Kota Balikpapan adalah energi listrik serta
minyak dan gas. Energi listrik digunakan untuk keperluan industri dan rumah tangga
sedangkan untuk minyak dan gas selain untuk rumah tangga dan industri juga dimanfaatkan
untuk sarana transportasi baik darat, laut maupun udara.
Sumber daya energi listrik khususnya listrik dipasok melalui PLN dalam jumlah yang
terbatas dibandingkan dengan kebutuhan untuk Kota Balikpapan pada umumnya, hal ini
dapat dilihat dari kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan tenaga listrik mengakibatkan
sering dilakukan pemadaman secara bergiliran. PLN Kota Balikpapan saat ini hanya
mampu menyediakan kapasitas terpasang sebesar 42 MW yang berasal dari mesin PLN
yang sudah tua dan generator set milik Pemerintah Kota Balikpapan yang disewa oleh
PLN, sedangkan kebutuhan masyarakat Balikpapan pada saat jam puncak sekitar 72,5 MW
kekurangannya dipasok dari interkoneksi sistem Mahakam. Akhir-akhir ini pasokan dari
interkoneksi sistem Mahakam seringkali mengalami penurunan karena Pembangkit Listrik
Tanjung Batu kekurangan pasokan gas sehingga bahan bakarnya diganti dengan BBM -
Solar dan pada kondisi seperti ini kinerja mesin untuk membangkitkan listrik tidak optimal
(turun) selain itu juga karena ada perbaikan rutin, sehingga untuk Kota Balikpapan hanya
bisa diberikan pasokan sebesar 15 MW.
Saat ini jumlah pelanggan di Kota Balikpapan telah mencapai sebanyak 97.460
pelanggan dan masih terdapat daftar tunggu calon pelanggan yang memerlukan listrik
sebanyak 30 MW dengan demikian untuk Kota Balikpapan pada saat ini memang dalam
kondisi kekurangan pasokan tenaga listrik yang segera memerlukan pemecahan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
Kebutuhan energi yang lain untuk Kota Balikpapan adalah energi minyak dan gas
untuk keperluan transport baik darat, laut dan udara serta keperluan gas untuk rumah
tangga yang pada saat ini masih dalam tahap kecukupan karena keberadaan kilang BBM di
Balikpapan. Namun demikian dengan pertumbuhan kota serta kegiatan masyarakat pada
umumnya kebutuhan akan energi minyak dan gas ini cenderung terus meningkat pada masa
yang akan datang.
4. Pertanian
Walaupun Balikpapan secara administratif merupakan kota, namun karena wilayahnya
juga terdapat kawasan pedesaan maka terdapat pula areal pertanian meskipun dalam skala
yang relatif kecil, namun demikian sektor pertanian khususnya tanaman pangan juga telah
mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya.
Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kota Balikpapan
dilaksanakan guna meningkatkan produksi, peningkatan pendapatan petani, penciptaan
lapangan kerja serta menjaga dan meningkatkan kelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan hidup dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan.
Sebagai gambaran tentang kegiatan tanaman pangan di Kota Balikpapan pada tahun
2005 yaitu untuk tanaman padi dengan luas tanam hanya seluas 41 ha, dengan luas panen
50 ha dan jumlah produksi sebanyak 187 ton atau produktivitas lahan rata-rata sebesar 3,7
ton/ha/tahun. Untuk palawija dengan luas tanam 500 ha, dengan luas panen 522 ha dan
jumlah produksi 8.985 ton, kemudian untuk sayur-sayuran dengan luas tanam 1.130 ha dan
luas panen 1.730 ha serta produksi 22.495 ton.
Sedangkan untuk buah-buahan dengan luas tanam 2.250 ha, luas panen 1.308 ha dan
jumlah produksi 20.220 ton yang merupakan buah-buahan lokal khas Kalimantan seperti
rambutan, lai, durian, langsat, nenas dan sebagainya.
Perkembangan di sektor pertanian tanaman pangan ini untuk tanaman padi dan
palawija baik luas tanam maupun produksi mengalami penurunan jika dibandingkan tahun
sebelumnya sedangkan untuk sayur-sayuran dan buah-buahan mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya.
Permasalahan yang dihadapi usaha di sektor tanaman pangan ini adalah keterbatasan
modal petani, keberadaan yang jauh dari sumber air (tidak ada saluran irigasi tehnis karena
kontur tanah yang berbukit-bukit), lahan yang diusahakan bukan milik sendiri dan pada
umumnya pertanian bukan merupakan sumber pendapatan utama keluarga, karena ada
pekerjaan sambilan yang lain.
5. Perkebunan
Sebagaimana usaha disektor pertanian maka usaha disektor perkebunan di Kota
Balikpapan juga dalam areal yang terbatas, perbedaannya untuk perkebunan dilaksanakan
dengan tanaman keras yang berdimensi jangka panjang dengan hasil komoditi yang dapat
dijual keluar kota Balikpapan, bahkan untuk komoditi ekspor yang komoditinya cukup
bervariasi.
Perkembangan luas areal perkebunan dan jumlah produksi dapat diketahui dari
perbandingan antara tahun 2001 dan 2005 dapat diketahui yaitu pada tahun 2001 untuk
tanaman karet dengan luas areal 1.110 ha dengan produksi sebanyak 107,70 ton, untuk
kelapa dengan luas areal 1.683,5 ha dengan produksi 2.043,6 ha, untuk kopi luas areal 112
ha dengan produksi 23 ton, lada dengan luas areal 111,5 ha dengan produksi 22,2 ton,
cengkeh 36 ha dengan produksi 0,8 ton, kakao dengan luas areal 25 ha dengan produksi
0,80 ton, kemiri dengan luas areal 98,75 ha dengan produksi 70,40 ton dan lainnya luas
areal 150 ha dengan produksi 58,40 ton. Pada tahun 2005 rata-rata mengalami kenaikan
walaupun relatif kecil yaitu untuk tanaman karet dengan luas areal 1.660 ha dengan
produksi sebanyak 360,5 ton, untuk kelapa dengan luas areal 1.700 ha dengan produksi
1.628 ton, untuk kopi luas areal 170,75 dengan produksi 6,17 ton, lada dengan luas areal
120,5 ha dengan produksi 49,26 ton, cengkeh 50 dengan produksi 0,63 ton, kakao dengan
luas areal 33,50 ha dengan produksi 4,13 ton, kemiri dengan luas areal 103,75 ha dengan
produksi 96,2 ton dan lainnya luas areal 164,77 ha dengan produksi 242,62 ton.
Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pengembangan sektor perkebunan ini adalah
keterbatasan produktivitas lahan yang disebabkan oleh kualitas lahan yang kurang baik
karena lahan yang ada didominasi oleh jenis tanah podzolik merah kuning I dengan kondisi
topografi yang bergelombang, keterbatasan lahan untuk pengembangan sehubungan dengan
adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman dan keterbatasan ketrampilan yang
dimiliki oleh petani.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
6. Peternakan.
Pengembangan usaha peternakan di Kota Balikpapan ditujukan untuk menyediakan
protein hewani guna perbaikan gizi masyarakat yang berasal dari daging, telor serta mampu
mendukung pengembangan ekspor melalui pembinaan kemampuan produksi, penggunaan
teknologi maju dan efisiensi usaha guna mendorong peningkatan pendapatan dan perluasan
kesempatan kerja serta optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan produksi ternak dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan.
Perkembangan populasi ternak di Kota Balikpapan sangat fluktuasi yaitu setiap jenis
ternak dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 mengalami penurunan dan peningkatan
populasi. Dan selanjutnya perkembangan produksi daging di Kota Balikpapan dari tahun
2001 sampai dengan tahun 2005 perkembangan berfluktuasi akan tetapi kalau dilihat dari
total produksi ternak dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 yang paling banyak
produksinya adalah ayam pedaging dimana pada tahun 2005 sebanyak 7.650 ton, kemudian
sapi sebanyak 1.645 ton, dan Kambing sebanyak 79 ton. Rata-rata peningkatan produksi
Ayam pedaging adalah 0,01%, daging sapi meningkat 0,18%, dan kambing produksi
dagingnya meningkat 1,0%.
Perkembangan produksi peternakan di Balikpapan memang relatif stabil meskipun
beberapa mengalami penurunan, hal tersebut karena kebutuhan ternak di Balikpapan belum
sepenuhnya dapat dipenuhi oleh produksi lokal dan masih didatangkan dari luar Daerah,
sehingga ada persaingan harga yang menyebabkan produksi lokal relatif stabil.
7. Perikanan dan Kelautan
Kota Balikpapan memiliki luas wilayah sekitar 503,30 KM2, dengan potensi perikanan
tangkap seluas 337.805 KM2 yang membentang disepanjang Selat Makassar dan Laut
Sulawesi, sedangkan potensi perikanan budidaya tambak seluas 905 Ha, yang tersebar
pada 2 (dua) Kecamatan yaitu Balikpapan Timur dan Balikpapan Barat, serta potensi
budidaya kolam seluas 100 Ha dan masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan.
Pemanfaatan potensi perikanan tangkap dan budidaya tambak/kolam sebagaimana
tersebut diatas, ditunjang oleh 1.399 unit armada kapal dan 7.069 unit alat tangkap ikan
serta sumberdaya manusia perikanan dan kelautan sebanyak 9.476 orang, teridi dari 5.822
orang nelayan, 812 petambak, 162 orang pembudidaya kolam dan 2.680 orang dibidang
pengolahan hasil perikanan.
Sedangkan Produksi Perikanan dan Kelautan Kota Balikpapan secara total tahun 2001
sebesar 13.424,67 ton dan dari total produksi ini masih didominasi oleh perikanan tangkap
laut yaitu 12.788 ton atau 95,3% diantaranya merupakan hasil tangkapan laut, sisanya
sebesar 629,94 ton atau 4,5% hasil budidaya di tambak dan 6,73.ton atau 0.05% merupakan
kontribusi hasil budidaya air tawar (kolam). Demikian halnya pada tahun 2004 juga masih
didominasi oleh perikanan tangkap laut yaitu 13.635 ton atau 95,3% diantaranya merupakan
hasil tangkapan laut, sisanya sebesar 853,95 ton atau 4,5% hasil budidaya di tambak dan
9,17 .ton atau 0.05% merupakan kontribusi hasil budidaya air tawar (kolam).
Realiasi eksport bidang perikanan dan kelautan Kota Balikpapan pada tahun 2005
sebanyak 3.452,90 kg , dan kemudian turun sebesar 3,45%. Konsumsi per kapita
mengalami kenaikan sebesar 13.635 Kg/tahun atau 8,56%. Sedangkan ketersediaan sarana
penangkapan (kapal dan alat tangkap ) naik masing-masing menjadi sebesar 3,74% dan
16,51%, dibanding keadaan tahun 2001. Ini berarti bahwa upaya-upaya yang dilakukan
melalui program-program yang direncanakan telah mampu memberikan kontribusi positif
bagi pembangunan perikanan dan kelautan Kota Balikpapan.
Disamping potensi tersebut diatas masih terdapat sumberdaya pesisir, laut da pulau-
pulau kecil mencakup terumbu karang yang terbentang mulai dari Stal Kuda sampai
disepanjang Pantai Teritip, padang lamun seluas +/- 15 ha (Balikpapan Barat seluas 10 ha
dan Balikpapan Timur 5 ha) dan mangrove +/- 2.160 ha (Balikpapan Barat 1.810 ha dan
Balikpapan Timur 350 ha) sementara itu pulau-pulau kecil sebanyak 7 buah.
Pengembangan dan pemanfaatan pesisir laut dan pulau-pulau kecil dewasa ini masih
terbatas pada sarana dan prasarana seperti PPI/TPI sebanyak 3 (tiga) unit, rumpon alat bantu
tangkap 193 unit, wisata bahari (Pantai Manggar dan Lamaru), kanalisasi areal pertambakan
sepanjang 8 KM, Balai Benih (air laut dan tawar) milik Pemerintah sebanyak 1 unit dan
milik Swasta sebanyak 11 unit.
Potensi pasca panen pemasaran hasil untuk eksport atau antar pulau sebanyak 80
perusahaan, dan pemberian sertifikasi terhadap mutu hasil masih dilakukan oleh Pemerintah
Propinsi Kalimantan Timur karena Balikpapan belum mempunyai laboratorium.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
Dibidang pengawasan serta pengendalian kelautan dan perikanan terdapat untuk
sementara ini didukung kapal dari Departemen Kelautan dan Perikanan sebanyak 1 unit,
Satuan Polairud sebanyak 2 unit dan Angkat Laut sebanyak 8 unit.
C. Sosial Budaya Daerah
Pengembangan Sosial Budaya di Kota Balikpapan didalam prioritas pembangunan lebih
ditekankan pada bidang Sumber Daya Manusia yang merupakan salah satu dari 4 (Empat)
prioritas pembangunan Kota Balikpapan. Kebijakan Pengembangan Kualitas Sumber Daya
Manusia dilaksanakan melalui Pengendalian Pertumbuhan Penduduk, baik secara alami
maupun dari factor migrasi, Peningkatan Mutu Pendidikan, Peningkatan Derajat Kesehatan
Masyarakat termasuk subsidi dalam pelaksanaan Jaminan pemeliharaan pelayanaan kesehatan
masyarakat yang merupakan cikal bakal bagi terselenggaranya asuransi kesehatan yang
berbasis masyarakat, Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Penghayatan dan Pengamalan
nilai/norma Agama dalam Kehidupan bermasyarakat, Pengembangan Kualitas Pemuda dan
Olahraga, Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja serta Melaksanakan Program
Penanggulangan Kemiskinan.
1. Kependudukan
Jumlah penduduk Kota Balikpapan berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2000
adalah 406.457 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,74 %. Pada tahun
2005 jumlah penduduk mengalami peningkatan yang cukup tinggi dan berdasarkan
registrasi manajemen kependudukan pada Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Balikpapan sampai 31 Desember 2005 adalah sebanyak 554.437 Jiwa. Dengan demikian
selama kurun waktu 2000-2005 pertumbuhan penduduk Balikpapan dalam 5 (lima) tahun
bertambah sebanyak 147.980 jiwa, rata-rata sebesar 29.596 jiwa atau 4,95% per tahun.
Sedangkan jumlah Warganegara Asing yang berdomisili di Kota Balikpapan sebanyak
1.168 jiwa, populasi orang asing tersebut mengalami penurunan dibandingkan dari tahun
2001 yang berjumlah sebanyak 1.215 jiwa.
Dengan wilayah seluas 503,30 KM2, dan jumlah penduduk sebanyak 554.437 Jiwa,
maka rata-rata kepadatan penduduk Kota Balikpapan adalah 1.101 jiwa/Km2. Sebagian
besar penduduk terkonsentrasi di kawasan perkotaan dengan kepadatan mencapai
33.644,42 jiwa/KM2, sementara di kawasan yang merupakan pinggiran kota (pedesaan)
kepadatan penduduk hanya sekitar 141,24 jiwa/KM2.
Melihat perkembangan penduduk yang kian meningkat setiap tahun, maka untuk
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk tersebut, Pemerintah Kota Balikpapan
menetapkan kebijakan di bidang kependudukan sebagaimana yang telah diatur dalam
Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 22 Tahun 2002 Tentang Manajemen
Kependudukan, selain itu juga menggalakan programKB dalam upaya menekan laju
pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh factor alami. Sasaran yang akan dicapai
dalam hal pengendalian penduduk yakni untuk menekan penduduk pendatang atau migrasi
yang masuk ke Kota Balikpapan dan juga menekan angka kelahiran, sehingga dapat
mencegah masalah sosial kemasyarakatan serta demi terjaminnya daya dukung lahan dan
lingkungan hidup. Dengan demikian maka orang Balikpapanan memiliki kesempatan yang
banyak untuk ditingkatkan kualitasnya sehingga mampu menjadi “Lokomotif”
pembangunan bagi Kota Balikpapan, selain merupakan salah satu kekuatan yang efektif dan
produktif bagi pembangunan Kota secara keseluruhan.
2. Pendidikan
Keadaan Pendidikan di Kota Balikpapan dapat dilihat dari data jumlah sekolah, jumlah
guru dan jumlah murid dari berbagai jenjang pendidikan mulai dari SD/MI sampai dengan
Perguruan Tinggi. Dari data yang diperoleh pada tahun ajaran 2005/2006 menunjukkan
bahwa untuk SD/MI jumlahnya mencapai 198 unit sekolah, guru 2.406 orang serta murid
57.619 orang. Untuk jenjang SLTP/MTs sebanyak 59 unit sekolah, guru 1.727 orang dan
murid 24.368 orang, sedangkan untuk SMA/SMK/MA dengan jumlah mencapai 50 unit
sekolah, guru 1.490 orang dan murid 20.348 orang.
Selanjutnya untuk kondisi proses belajar-mengajar di sekolah (kondisi rata-rata antara
sekolah negeri dan swasta) yang dilihat dari perbandingan antara jumlah guru dan murid di
sekolah dapat diketahui untuk tingkat SD/MI perbandingannya yaitu 1 : 25, untuk
SLTP/MTs 1 : 14, serta untuk SMA/SMK/MA 1 : 14, dengan demikian dapat dikatakan
bahwa perbandingan antara jumlah guru dan murid di Kota Balikpapan cukup baik karena
jumlah guru yang cukup memadai untuk mengajar murid.
Sedangkan untuk cakupan yang diwujudkan dalam bentuk Angka Partisipasi Kasar
(APK) atau perbandingan antara jumlah peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu
dengan penduduk kelompok usia sekolah yang dinyatakan dengan persentase (%), yang
jumlah kelompok usia tersebut dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tingkatan yaitu SD (7 - 12
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
tahun), SMP (13 - 15 tahun) dan SLTA (16 - 18 tahun). Semakin tinggi APK berarti
semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah, atau semakin banyak
anak usia di luar kelompok usia sekolah tertentu bersekolah di tingkat pendidikan tertentu.
Nilai APK bisa lebih besar dari 100% karena usia siswa pada jenjang pendidikan tertentu
dapat tidak sesuai dengan jumlah penduduk usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu.
Data APK di Kota Balikpapan pada tahun 2005 menunjukkan bahwa untuk tingkat
SD/MI mencapai 106,57%, tingkat SLTP/MTs 98,50% dan tingkat SMA/SMK/MA
mencapai 96,68%. Dengan demikian di Kota Balikpapan pelaksanaan program Wajib
Belajar 9 tahun untuk pendidikan dasar telah hampir mencapai sesuai target nasional,
sedangkan untuk tingkat SMA/SMK/MA masih perlu dilakukan upaya agar dapat
mencapai angka pertisipasi yang lebih tinggi lagi.
Sedangkan Perguruan Tinggi di Kota Balikpapan terdapat sebanyak 16 Perguruan
Tinggi yang terdiri dari Universitas/Sekolah Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
Srata 1 (S1) sebanyak 9 instansi yaitu Universitas Tridharma, Universitas Balikpapan,
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan, Sekolah Tinggi Informatika dan Komunikasi,
Sekolah Tinggi Agama Islam Ibnu Khaldun, Sekolah Tinggi Teknik Migas, Sekolah Tinggi
Ilmu Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam Syaichona Cholil dan Sekolah Tinggi
Akutansi Negeri. Yang menyelenggarakan pendidikan Diploma 3 (D3) sebanyak 7
Perguruan Tinggi yaitu Akademi Akuntansi Balikpapan, 2 (dua) Akademi Sekretaris
Manajemen Indonesia Balikpapan, Akademi Bahasa Asing, Akademi Kebidanan, Akademi
Manajemen Informatika dan Komputer, serta Politeknik Balikpapan. Jumlah Mahasiswa
seluruhnya 4.641 orang dan Dosen 1.105 orang yang dikelola oleh swasta terkecuali untuk
Politeknik yang didirikan dan dikelola oleh Pemerintah Kota Balikpapan, dan Sekolah
Tinggi Akutansi Negera drikelola oleh Depertemen Keuangan Cq Direktorat Pajak.
Dibandingkan dengan jumlah lulusan SMU/SMK/MA maka jumlah Mahasiswa yang
berkuliah di Kota Balikpapan memang relatif kecil karena pada umumnya para lulusan
SMU/SMK/MA melanjutkan pendidikan tingginya pada Perguruan Tinggi diluar Kota
Balikpapan seperti di Samarinda, Makassar, Banjarmasin, Surabaya, Malang, Yogyakarta,
Bandung, Jakarta, dan kota-kota lainnya di Indonesia.
Selama ini lulusan Perguruan Tinggi di Balikpapan sudah cukup bisa memberikan
kontribusi terhadap kebutuhan lapangan kerja di Kota Balikpapan, namun belum mampu
bersaing untuk memperoleh posisi khususnya dibidang teknik (engineering) dengan para
lulusan perguruan tinggi khususnya yang berada di pulau Jawa.
3. Ketenagakerjaan
Jumlah angkatan kerja di Kota Balikpapan pada tahun 2001 sebanyak 174.444 orang,
telah meningkat menjadi 215.261 orang pada tahun 2005, dengan demikian mengalami
pertumbuhan rata-rata 4,67% pertahun. Dari jumlah tersebut angkatan kerja yang bekerja
pada tahun 2001 mencapai 160.353 orang, sedangkan pada tahun 2005 angkatan kerja yang
bekerja mencapai 190.271 orang. Dengan demikian jumlah pencari kerja pada tahun 2001
mencapai 14.091 orang dan telah meningkat menjadi 24.990 orang pada tahun 2005, atau
mengalami kenaikan rata-rata 15,46% pertahun. Kenaikan tersebut selain disebabkan oleh
semakin meningkatnya angkatan kerja juga dengan semakin baiknya penyelenggaraan
sistem informasi ketenagakerjaan pada Kantor Tenaga Kerja Balikpapan sehingga tenaga
kerja yang melaporkan keberadaannya dalam rangka mencari pekerjaan telah tertata dengan
baik pada Kantor Tenaga Kerja Kota Balikpapan.
Jumlah pencari kerja tersebut jika diklasifikasikan menurut tingkat pendidikan yaitu
pada tahun 2001 pendidikan SD/MI sebanyak 3.876 orang atau 15,5%, pendidikan SLTP
dan SLTA sebanyak 18.812 orang atau 75,3% dan Perguruan Tinggi sebanyak 2.302 orang
atau 9,2%. Dari data tersebut diperoleh keterangan bahwa sebagian besar para pencari kerja
adalah mereka yang memiliki tingkat pendidikan SLTP dan SLTA yang
kecenderungannya dari tahun ke tahun terus semakin meningkat.
Selanjutnya mengenai data orang yang sedang bekerja menurut lapangan usaha dapat
disampaikan bahwa pada tahun 2001 jumlah orang yang bekerja sebanyak 160.353 orang,
yang bekerja pada lapangan usaha perdagangan, hotel dan restauran sebanyak 54.302 orang
atau 33,9% kemudian dibidang jasa-jasa lainnya sebanyak 37.450 orang atau 23,4%,
bangunan sebanyak 15.661 orang atau 9,77%, industri sebanyak 15.491 orang atau 9,66%
dan sektor angkutan/komunikasi sebanyak 14.639 orang atau 9,13%, sedangkan lainnya
bekerja pada sektor pertanian, pertambangan, bank dan lembaga keuangannya lainnya.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
Sedangkan mengenai data orang yang sedang bekerja menurut lapangan usaha dapat
disampaikan bahwa pada tahun 2005 jumlah orang yang bekerja sebanyak 190.271 orang,
yang bekerja pada lapangan usaha perdagangan, hotel dan restauran 63.005 orang atau
33,11% kemudian dibidang jasa-jasa lainnya sebanyak 32.633 orang atau 17,15%,
bangunan sebanyak 20.471 orang atau 10,76%, industri sebanyak 15.161 orang atau 7,91%
dan sektor angkutan/komunikasi sebanyak 25.471 orang atau 13,39%, sedangkan lainnya
bekerja pada sektor pertanian, pertambangan, bank dan lembaga keuangannya lainnya.
Dari data tersebut terlihat bahwa sektor lapangan usaha perdagangan, hotel dan
restauran menyerap tenaga kerja terbesar dalam kurun waktu lima tahun terakhir diikuti
bidang jasa lainnya, sedangkan untuk bidang industri kecenderungannya adalah menurun
dan sektor angkutan/komunikasi menunjukkan kenaikan yang cukup tinggi.
4. Kesehatan
Ketersediaan sarana prasarana dan fasilitas kesehatan merupakan faktor penting dalam
pelayanan kesehatan masyarakat, dan sampai dengan tahun 2005 prasarana kesehatan yang
telah tersedia berupa Rumah Sakit berjumlah 8 unit dengan jumlah tempat tidur sebanyak
681 buah, Puskesmas 26 unit dan Puskesmas Pembantu 14 unit, sedangkan Dokter Umum
183 orang, Dokter Spesialis 73 orang, Dokter Gigi 62 orang, Perawat sebanyak 871 orang
serta Bidan sebanyak 250 orang. Apabila dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2001
maka jumlah sarana dan prasarana kesehatan serta tenaga medis maupun paramedis
mengalami kenaikan yang berarti dan telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan
derajat kesehatan masyarakat, demikian pula dengan klinik kesehatan yang dikelola oleh
swasta jumlahnya juga semakin meningkat.
Indikator kesehatan merupakan petunjuk terhadap tingkat atau derajat kesehatan
masyarakat yaitu usia harapan hidup penduduk Kota Balikpapan yang pada tahun 2001
mencapai 67,8 tahun telah meningkat menjadi 71,05 tahun pada tahun 2005, angka
kematian bayi pada tahun 2001 sebesar 4,89 per 1.000 kelahiran telah menurun menjadi
1,55 per 1.000 kelahiran pada tahun 2005, angka kematian balita pada tahun 2001 1,07 per
1.000 kelahiran hidup telah menurun menjadi 0,02 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2005, sedangkan untuk angka kematian ibu bersalin sebanyak 3 orang pada tahun 2005.
Dari data tersebut diperoleh gambaran bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir
derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat seiring dengan meluasnya jumlah
cakupan pelayanan kesehatan masyarakat melalui pengembangan sarana dan prasarana serta
tenaga medis dan paramedis, disamping semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pemeliharaan kesehatan bagi dirinya dan keluarga. Namun demikian masih
dialami kasus-kasus penyakit menular yang terjadi di Kota Balikpapan seperti Demam
Berdarah (DBD), Diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan HIV/AIDS serta
masih adanya keadaan gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil, bayi, dan balita.
Pemerintah Kota telah melaksanakan pelayanan kesehatan gratis bagi keluarga miskin
sejak tahun 2002 yang lalu yang meliputi pelayanan dimulai dari Puskesmas sampai dengan
Rumah Sakit yang diharapkan juga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada
umumnya
5. Keagamaan
Jumlah penduduk Balikpapan pada tahun 2005 berjumlah 554.437 jiwa, jumlah
tersebut terdiri dari pemeluk agama Islam berjumlah 478.882 jiwa atau 86,37% kemudian
Kristen 43.595 jiwa atau 7,86%, Katolik 9.478 jiwa atau 1,71%, Hindu 1.562 jiwa atau
0,28%, Budha 6.955 jiwa atau 1,25% dan lain-lain 135 jiwa atau 0,02%.
Sedangkan untuk rumah ibadah perbandingan antara tahun 2001 dan tahun 2005 dapat
disampaikan bahwa bangunan Masjid pada tahun 2001 berjumlah 228 buah telah meningkat
menjadi 264 buah pada tahun 2005, Langgar pada tahun 2001 berjumlah 257 buah dan telah
meningkat menjadi 267 buah pada tahun 2005, Musholla pada tahun 2001 sebanyak 106
buah meningkat menjadi 108 buah pada tahun 2005, Gereja sebanyak 35 buah pada tahun
2001 meningkat menjadi 55 buah pada tahun 2005, Pura tidak mengalami peningkatan
tetap sebanyak 2 buah, sedangkan Vihara sebanyak 2 buah pada tahun 2001 meningkat
menjadi 6 buah pada tahun 2005 dan Klenteng tetap 1 buah.
Kehidupan keagamaan di Kota Balikpapan berjalan dengan baik dengan terjalinnya
kerukukan intern umat beragama, antar umat beragama dan antar umat beragama dengan
Pemerintah serta tidak adanya konflik yang terjadi. Pemerintah Kota telah berupaya untuk
melaksanakan pembinaan kehidupan beragama ini melalui pemberian bantuan terhadap
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
pembangunan rumah ibadah, bantuan kepada lembaga keagamaan, bantuan kepada
pendidikan agama serta bantuan terhadap kegiatan keagamaan lainnya.
6. Pemuda dan Olah Raga
Pembangunan di bidang Pemuda dan Olahraga merupakan salah satu program
Pemerintah dalam mengembangkan dan meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan
melalui berbagai kegiatan-kegiatan yang menunjang pembangunan Bangsa dan Negara.
Selaras dengan program nasional dibidang pembinaan Pemuda, Pemerintah Kota
Balikpapan turut ikut serta membina dan mengembangkan potensi dan kemampuan
pemuda dalam segala bidang keterampilan, misalnya pembentukan Karang Taruna,
Kesatuan Kepemudaan, dan Organisasi Kepemudaan atau KNPI dan sebagainya. Selain itu
Pemerintah Kota Balikpapan juga memberikan fasilitas bagi pengembangan kemampuan
pemuda khususnya pemuda Kota Balikpapan, serta adanya partisipasi pihak swasta yang
mendukung pengembangan kemampuan masyarakat Kota Balikpapan melalui
pembangunan prasarana olahraga sehingga fasilitas olahraga yang tersedia dan tersebar di
pelosok Kota Balikpapan. Fasilitas-fasilitas yang tersedia tersebut digunakan untuk
meningkatkan kesehatan jasmani dan keberadaan fasilitas olahraga sangat dibutuhkan bagi
warga yang ada di Kota Balikpapan.
Adapun sarana dan prasarana olahraga yang ada di Kota Balikpapan terdiri dari 14
jenis cabang olahraga termasuk fasilitas kesenian dan sosial. Sarana dan prasarana olahraga
tersebut meliputi : Lapangan Sepak Bola, Basket, Volley Ball, Soft Ball, Tennis Lapangan,
Kolam Renang, Fitness/Sanggar, Arena Bowling, Billiard, Menembak, Squash, Bulu
Tangkis, Sarana Kesenian maupun Sosial dan lain-lain.
Perkembangan Organisasi Kepemudaan di Kota Balikpapan peningkatannya relatif
kecil, hal ini dapat dilihat bahwa pada tahun 2001 tercatat sebanyak 30 Organisasi
Kepemudaan, dalam tahun 2002 dan 2003 menjadi 32 Organisasi Kepemudaan, sedangkan
pada tahun 2004 dan 2005 bertambah dua organisasi sehingga menjadi 34 Organisasi
Kepemudaan.
Demikian pula perkembangan sarana dan prasarana Olahraga keadaannya hampir
sama dengan pertumbuhan Organisasi Kepemudaan, dimana dari tahun ke tahun
peningkatannya sangat kecil. Pada tahun 2001 sarana dan prasarana Olahraga yang
tersedia sebanyak 540 unit, dan tahun 2002 bertambah menjadi 545 unit, pada tahun 2003
menjadi 549 unit, sedangkan tahun 2004 dan 2005 tercatat sebanyak 554 unit. Artinya
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun hanya terdapat peningkatan sarana dan prasarana
Olahraga di Kota Balikpapan sebesar 14 unit.
Perlu disampaikan bahwa hingga saat ini sarana dan prasarana Organisasi
Kepemudaan dan Olahraga yang bertaraf atau standar Nasional maupun Internasional
belum tersedia di Kota Balikpapan.
Kebijakan umum Pengembangan Sumber Daya Manusia di Kota Balikpapan pada
tahun 2001-2005 khususnya dalam pembinaan Pemuda dan Olahraga ditekankan pada
pembangunan sarana dan prasarana fisik yang nantinya dapat menunjang pelaksanaan
kegiatan kepemudaan dan olahraga. Sehubungan dengan itu Pemerintah Kota Balikpapan
telah membangun prasarana yang dapat menunjang kegiatan olahraga secara multi fungsi
yaitu Gelanggan Olahraga (GOR) yang saat ini masih dalam tahap pembangunan serta
meningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan, peningkatan sarana dan prasarana
olahraga serta peningkatan prestasi olahraga dengan kegiatan pengembangan fasilitas
kegiatan pemuda, pembangunan Stadion Kota Balikpapan dan Pembangunan fasilitas untuk
Venues PON XVII tahun 2008, pemberian bantuan pelaksanaan PORDA KALTIM dan
pembangunan Gedung Graha Pemuda, Rehabilitasi Lapangan Tennis Manuntung, Lapangan
Foni dan Lapangan Tennis Sepinggan, membentuk minimal 1 (satu) Komite Pembinaan
Olahraga (KPO) pada masing-masing Kelurahan, Pengembangan fasilitas kegiatan pemuda
dan olahraga, Rehabilitasi Stadion Kota Balikpapan, Bantuan pelaksanaan PORSENI,
Bantuan kepada KONI, Bantuan kepada PERSIBA serta Bantuan untuk kegiatan olahraga
umum lainnya.
7. Kemiskinan
Sesuai dengan data penduduk miskin jumlah penduduk miskin Kota Balikpapan
pada tahun 2005 sebanyak 8.334 KK atau 27.859 jiwa atau 5,02%, dibandingkan dengan
dari jumlah penduduk Balikpapan akhir tahun 2005, dibandingkan dengan tahun 2001 yang
berjumlah 9.089 KK atau 34.460 jiwa. Berarti dari tahun 2001-2005 jumlah penduduk
miskin telah mengalami penurunan sebesar 19,15%.
Upaya penanggulangan kemiskinan merupakan amanat konstitusional bagi
pencapaian tujuan nasional seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan . Selain itu di dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
UUD 1945 pasal 27 ayat 2 disebutkan : “Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”, dan pada pasal 34 juga diamanatkan bahwa
fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.
Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan tersebut, maka Pemerintah Kota
Balikpapan telah melaksanakan Program Penanggulangan Kemiskinan sejak tahun 2002
dan telah diterbitkan Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 8 Tahun 2004 Tentang
Penanggulangan Kemiskinan. Dengan adanya Peraturan Daerah tersebut berarti
Pemerintah Kota memiliki komitmen yang kuat bahwa Program Penanggulangan
Kemiskinan telah menjadi program prioritas kota, dan pendanaannya dialokasikan secara
khusus minimal 2,5% dari total dana APBD Kota Balikpapan setiap tahun yang diarahkan
untuk program-program yang berkaitan dengan upaya penanggulangan kemiskinan.
Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan dimulai dengan pendataan
keluarga miskin tahun 2001 sebagai dasar pelaksanaan program penanggulangan
kemiskinan tahun 2002 dimana tercatat jumlah keluarga miskin sebanyak 34.460 jiwa.
Semula penduduk miskin dilakukan pendataan setiap tahun yaitu tahun 2001, 2002 dan
2003 sebagai dasar pelaksanaan program tahun yang bersangkutan. Namun sejak
dikeluarkannya Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 8 Tahun 2004, pendataan
penduduk miskin dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali secara periodik.
Dari hasil pendataan dapat disimpulkan bahwa program-program yang telah
dilaksanakan telah dapat mengurangi angka kemiskinan sampai dengan 36%, namun
karena faktor eksternal akibat adanya kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar
Minyak, terjadinya musibah berupa kebakaran serta faktor lainnya maka mereka yang
tadinya tidak miskin telah menjadi miskin yaitu sebanyak 35% yang merupakan kelompok
rentan (vulnerable group) sehingga angka kemiskinan belum bisa secara optimal dapat
dikurangi.
D. Sarana dan Prasarana Daerah
Kebijakan Umum Pembangunan Infrastruktur atau sarana dan prasarana kota dan
Lingkungan Hidup diarahkan kepada tersedianya infrastruktur kota yang dapat mendukung
kota dalam jangka pendek maupun jangka panjang serta kebutuhan masyarakat dalam
meningkatkan kualitas kehidupan serta terjaminnya kualitas lingkungan yang baik sehingga
Kota Balikpapan benar-benar menjadi kota yang layak huni (Liveable City).
Upaya penyediaan infrastruktur kota dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
prasarana dasar bagi warga masyarakat seperti, Jalan, Permukiman, Air Bersih, Kebersihan
Kota, dan Drainase Kota. Walaupun program-program tersebut manfaatnya telah dapat
dirasakan oleh masyarakat, namun patut diakui belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan. Hal
tersebut disebabkan karena perkembangan Kota Balikpapan yang begitu cepat karena didorong
oleh kegiatan sektor ekonomi sehingga masih terdapat permasalahan yang perlu penanganan.
Demikian pula halnya untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota telah cukup banyak
kegiatan yang telah dilakukan, namun masih menimbulkan berbagai persoalan akibat adanya
aktifitas masyarakat dalam pembangunan khususnya pengolahan lahan yang tidak
mengindahkan kaidah-kaidah lingkungan hidup yang baik, sehingga terjadi degradasi
lingkungan dan banjir yang merugikan masyarakat. Oleh karenanya upaya pengembangan
infrastruktur perkotaan dan kualitas lingkungan hidup perlu terus dilakukan seiring dengan
perkembangan kota dan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan infrastruktur dan kualitas
lingkungan hidup yang baik.
1. Prasarana Jalan
Prasarana jalan merupakan akses terpenting dalam simpul distribusi lalu lintas
perekonomian suatu Daerah karena pembangunan prasarana jalan berfungsi menunjang
kelancaran arus barang, jasa dan penumpang.
Disamping hal tersebut pembangunan prasarana jalan juga merupakan upaya dalam
memecahkan isolasi bagi daerah-daerah pengembangan yang cukup potensial, sehingga
dengan terbukanya daerah-daerah tersebut akan meningkatkan kegiatan perekonomian.
Kebijakan Pemerintah Kota Balikpapan pada sektor prasarana jalan meliputi pembangunan
jalan baru, peningkatan jalan dan jembatan dan rehabilitasi jalan dalam kota maupun di
pinggiran kota.
Panjang jalan di Kota Balikpapan adalah 593,87 Km dengan rincian sesuai status
jalan sebagai berikut :
Jalan Nasional : 49,00 Km
Jalan Propinsi : 165,46 Km
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
Jalan Kota : 379,14 Km
Adapun kondisi fisik jalan tersebut sampai dengan tahun 2005 dapat dilihat
bahwa untuk jalan Nasional dalam kondisi baik sepanjang 47 Km atau 95,92%, kondisi
sedang sepanjang 2 Km atau 4,08% dan kondisi rusak tidak ada. Untuk jalan Propinsi
dalam kondisi baik sepanjang 115,9 Km atau 70%, kondisi sedang sepanjang 34,57 Km
atau 21% dan rusak 15 Km atau 9%, Sedangkan untuk jalan kota dalam kondisi baik
165,19 Km atau 43,57%, kondisi sedang 202,99 Km atau 53,54% dan kondisi rusak 10,96
Km atau 2,89%.
Dari data tersebut diperoleh gambaran bahwa kondisi jalan di Kota Balikpapan semua
baik, bahkan untuk jalan Nasional 95,92% yang ini memang merupakan jalan antar kota
yaitu dari Balikpapan menuju Samarinda, sedangkan untuk jalan Propinsi sebahagian
merupakan jalan-jalan utama kota yang sebahagian besar relatif baik, sedangkan untuk
jalan kota hanya 43,67% saja yang dalam kondisi baik yang pada umumnya adalah jalan-
jalan dikawasan permukiman masyarakat.
Selanjutnya mengenai daya dukung jalan terhadap penggunaannya dapat dilihat dari
perbandingan antara jumlah kendaraan bermotor dengan panjang jalan yang diketahui
bahwa pada tahun 2001 jumlah kendaraan bermotor sebanyak 105.479 unit dan panjang
jalan yaitu 493,07 Km, sedangkan pada tahun 2005 jumlah kendaraan bermotor sebanyak
171.007 Unit dan panjang jalan 593,87 Km. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
pertumbuhan kendaraan bermotor setiap tahun mencapai rata-rata 12,24% per tahun,
sedangkan pertumbuhan panjang jalan rata-rata 4,24 per tahun yang berarti terdapat ketidak
seimbangan antara pertumbuhan kendaraan dengan pertumbuhan panjang jalan.
2. Perhubungan (Transportasi)
Moda transportasi di Kota Balikpapan meliputi transportasi darat, laut dan udara.
Transportasi darat melayani kebutuhan masyarakat untuk angkutan kota yang
menghubungan pusat kota dengan seluruh wilayah Balikpapan dengan menggunakan
kendaraan angkutan roda empat dengan kapasitas antara 8 - 10 penumpang yang oleh
masyarakaat kota Balikpapan disebut dengan taxi angkutan kota (angkot), jumlah taxi
angkot di Kota Balikpapan dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan yaitu sebanyak
1985 unit atas kesepakatan antara pengemudi - pengusaha dan Pemerintah Kota untuk
mempertahankan tingkat kepadatan penumpang (load factor), mengingat semakin tahun
load factor ini semakin berkurang seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan pribadi.
Sarana transportasi darat lainnya yang melayani kebutuhan angkutan dalam kota dan
luas kota yaitu kendaraan roda empat jenis sedan yang menggunakan argometer dengan
jumlah yang juga terbatas, pada umumnya angkutan tersebut memiliki pangkalan di pusat
perbelanjaan, hotel atau di pool perusahaan yang bersangkutan dengan panggilan melalui
telepon. Sedangkan jenis angkutan lainnya adalah jenis microbus yang melayani Kota
Balikpapan dengan wilayah sekitarnya yaitu diluar kota seperti Samboja dan Handil.
Sedangkan untuk pelayanan transportasi darat antar kota dengan menggunakan kendaraan
Bus yang melayani route antar kota dalam Propinsi ke Samarinda dan antar kota antar
Propinsi ke Banjarmasin (Kalsel) dengan lokasi pengangkutan/penurunan penumpang pada
Terminal Antar Kota di Batu Ampar.
Alat transportasi laut atau penyeberangan yang menghubungkan Kota Balikpapan
dengan Kabupaten Penajam Paser Utara (Speed Boat dan Ferry), Sulawesi Selatan (Kapal
Barang, Kapal Penumpang dan Ferry) Surabaya (Jawa Timur) dengan Kapal
Barang/Kontainer, Kapal Penumpang dan Ferry Ro Ro. Dimana pada saat ini kondisi
pelabuhan Semayang yang juga merupakan Pelabuhan Internasional sudah dalam keadaan
sangat padat (overloaded) dengan lahan terbatas dan posisi Pelabuhan Semayang berada
pada akses jalan kota sehingga seringkali menimbulkan kemacetan bilamana kapal
penumpang sedang bersandar.
Sebagai gambaran dapat disampaikan bahwa perkembangan jumlah aktivitas
penumpang di Pelabuhan Semayang Balikpapan pada tahun 2001 sebanyak 729.226 orang
dan pada tahun 2005 menjadi 480.704 orang atau mengalami penurunan 9,9% per tahun.
Demikian pula dengan jumlah kunjungan kapal luar negeri pada tahun 2001 sebanyak 609
kapal dan pada tahun 2005 menjadi 587 kapal atau mengalami penurunan rata-rata 0,9%
pertahun, sedangkan kapal dalam negeri pada tahun 2001 sebesar 6.756 kapal pada tahun
2005 mengalami peningkatan menjadi 6.940 kapal. Arus peti kemas jumlah bongkar pada
tahun 2001 sebesar 18.366 ton meningkat menjadi 34.541 ton pada tahun 2005 atau
meningkat rata-rata 17,1%/tahun, dan untuk muat sebesar 15.844 ton pada tahun 2001
meningkat menjadi 34.222 ton pada tahun 2005 atau meningkat rata-rata 21,2% pertahun.
Untuk arus barang melalui Pelabuhan Semayang pada tahun 2001 untuk perdagangan dalam
negeri sebesar 35.009 ton mengalami penurunan sebesar 17.163 ton, sedangkan untuk
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
perdagangan luar negeri pada tahun 2001 sebesar 60.554 ton mengalami penurunan sebesar
26.928 ton pada tahun 2005.
Penurunan jumlah penumpang kapal laut tersebut disebabkan beralihnya minat
penumpang untuk menggunakan jasa pesawat udara karena diberlakukannya harga tarif
yang murah oleh maskapai angkutan udara khususnya untuk jurusan-jurusan yang selama
ini banyak diminati seperti Jakarta dan Surabaya. Sedangkan penurunan arus barang baik
dalam dan luar negeri disebabkan beralihnya pengguna jasa angkutan barang dengan
menggunakan peti kemas, sehingga arus peti kemas mengalami peningkatan yang cukup
tinggi pada tahun 2001 -2005.
Mengenai jasa transportasi udara dilayani melalui Bandara Internasional Sepinggan
yang merupakan Bandara cukup sibuk di Indonesia. Jasa angkutan udara ini selain
menerbangi route-route domestik sebagai kota tujuan seperti Jakarta, Surabaya,
Yogyakarta, Makassar, Manado, Banjarmasin, Pontianak dan Palu juga melayani
kepentingan pengeboran minyak di Kalimantan Timur yang dilayani oleh berbagai
perusahaan penerbangan Nasional. Sedangkan untuk penerbangan Internasional saat ini
yang masih eksis adalah penerbangan tujuan Singapura yang dilayani oleh perusahaan
penerbangan Silk Air bekerjasama dengan Garuda Indonesia, sebelumnya pernah juga
melayani untuk route Kota Kinabalu (Negara Bagian Sabah, Malaysia) dan Kuching
(Negara Bagian Serawak, Malaysia) serta Bandar Srie Begawan (Brunei Darussalam)
namun saat ini tidak beroperasi lagi.
Dari sisi pergerakan pesawat maupun volume penumpang serta cargo di Bandara
Sepinggan telah melampaui target proyeksi rencana yang telah ditetapkan, dengan kata lain
pertumbuhan jumlah penumpang, pergerakan pesawat dan cargo tumbuh lebih cepat
dibandingkan dengan prasarana yang telah disiapkan sehingga daya tampung terminal dan
counter check in nampak terjadi kepadatan khususnya pada jam-jam sibuk.
Pada tahun 2001 jumlah pergerakan pesawat di Bandara Sepinggan Balikpapan
sebanyak 27.603 kali terdiri dari domestik 26.953 kali dan internasional 650 kali,
sedangkan pada tahun 2005 meningkat menjadi 38.149 kali atau meningkat rata-rata 8,4%
per tahun. Sedangkan untuk penumpang pada tahun 2001 sebanyak 936.897 orang yang
terdiri dari domestik 917.118 orang dan internasional 19.779 orang, sedangkan pada tahun
2005 telah meningkat menjadi 2.106.829 orang yang terdiri dari domestik 2.066.542 orang
dan internasional 40.287 orang atau mengalami kenaikan rata-rata 22,5% per tahun.
Kemudian untuk cargo pada tahun 2001 sebanyak 14.672,959 ton terdiri dari domestik
14.055,312 ton dan internasional 617,649 ton, sedangkan untuk tahun 2005 sebanyak
25.364,609 ton yang terdiri dari domestik 24.719, 253 ton dan internasional 1.645,365 ton
atau kenaikan rata-rata 15,8% per tahun.
Bandara Sepinggan pada saat ini memiliki runway dengan panjang 2.500 meter yang
dapat didarati pesawat jenis Boeing 737/MD82 serta pesawat berbadan lebar khususnya
untuk pengangkutan jamaah haji jenis pesawat MD 11 secara terbatas (limited).
3. Permukiman
Pola permukiman di Kota Balikpapan pada umumnya dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
yaitu Pertama : pola pemukiman perkotaan yang terencana/tertata yang dibangun oleh
Pemerintah maupun oleh perusahaan pengembang perumahan (developer), Kedua:
permukiman perkotaan yang tidak terencana dengan kepadatan yang tinggi dan Ketiga :
sistem permukiman pedesaan yang pada umumnya berada pada kawasan pinggiran dengan
kepadatan yang rendah.
Pada kawasan permukiman perkotaan jumlah total bangunan rumah di Kota
Balikpapan tahun 2004 sebanyak 110.304 unit, terdiri dari yang berada pada kawasan
permukiman teratur dan terencana sebanyak 18.233 unit, sedangkan yang berada pada yang
tidak teratur dan tidak terencana sebanyak 92.082 unit.
Berdasarkan status perizinan bangunan, maka jumlah bangunan rumah yang telah
memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sekitar 22.722 unit atau 20,6 % sementara
79,4% lainnya belum memiliki IMB
Jumlah permohonan dan IMB yang diterbitkan dari tahun 2001 sampai dengan tahun
2005 cukup meningkat. Pada tahun 2001 berkas pemohon yang diproses sebanyak 948 buah
sedangkan yang terbit sebanyak 814 buah. Tahun 2002 berkas pemohon yang diproses
sebanyak 1.140 buah sedangkan yang terbit sebanyak 570 buah. Tahun 2003 berkas
pemohon yang diproses sebanyak 1.529 buah sedangkan yang terbit sebanyak 1.000 buah
.Tahun 2004 berkas pemohon yang diproses sebanyak 2.040 buah sedangkan yang terbit
sebanyak 1.000 buah . Pada tahun 2005 (Bulan Oktober) berkas pemohon yang diproses
sebanyak 2.352 buah sedangkan yang terbit sebanyak 1.888 buah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
Dari data tersebut diatas dapat diketahui bahwa sebahagian besar bangunan berada
pada kawasan yang tidak teratur dan tidak terencana, hal ini sesuai dengan pertumbuhan
permukiman khususnya di kawasan perkotaan yang memang tumbuh dengan pesat sejak
lama sehingga menyulitkan untuk dilakukan penataan. Sedangkan bangunan yang memiliki
IMB juga hanya sekitar 20% saja dari jumlah bangunan yang ada, yang menunjukkan
kesadaran masyarakat yang rendah untuk mengurus IMB serta lemahnya pengawasan yang
dilakukan oleh Pemerintah Kota terhadap kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh
masyarakat, khususnya yang tidak memiliki IMB. Namun demikian dengan adanya
peningkatan jumlah pemohon IMB yang cenderung meningkat dari tahun 2001 - 2005
diharapkan akan dapat mengurangi bangunan yang tanpa IMB.
Sejak tahun 2001 sampai dengan 2005 pogram yang telah dilakukan melalui sektor ini
adalah penataan dan perbaikan lingkungan perumahan dan permukiman meliputi kegiatan
perbaikan lingkungan perumahan dengan pola padat karya. Pemberian bantuan dana
perbaikan perumahan dan lingkungan pada setiap Kelurahan untuk dikelola bersama
masyarakat dalam pembangunan dan perbaikan lingkungan. Kegiatan lainnya adalah
melakukan penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan di kawasan resapan dan
berkembang cepat, serta peremajaan permukiman yang terkena normalisasi saluran Sungai
Sepinggan.
Dampak dari pada tingginya intensitas pembangunan permukiman di kawasan
perkotaan adalah berkurangnya kawasan yang dipergunakan untuk resapan air sehingga
menimbulkan terjadinya banjir dan longsor.
4. Air Bersih
Pelayanan air bersih di Kota Balikpapan dilaksanakan oleh PDAM Kota Balikpapan
dan pada tahun 2005 telah dapat melayani kebutuhan air bersih bagi masyarakat sebanyak
60.613 pelanggan atau 64% dari masyarakat Balikpapan yang perlu mendapatkan
pelayanan air bersih.
Secara fisik pengelolaan air bersih oleh PDAM di sediakan dari bangunan penampung
air baku Waduk Manggar dengan daya tampung 3,3 juta m3 dengan produksi secara tetap
1.900 M3/jam), Sungai Klandasan 50 l/detik, Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Kampung
Damai kapasitas 400 l/detik, dan Reservoir Kampung Damai 1.650 M3. Sumur Bor Gunung
Tembak 3,5 l/detik, Sumur Bor Gunung Sari 80 l/detik. Reservoir Martadinata 150 M3,
Reservoir Telaga Sari 3.400 M3, Reservoir Sepinggan 500 M3 dan jaringan pipa distribusi
dengan jumlah produksi air sebanyak 18,58 juta m3 atau 65.000 M3/hari atau 893 liter/detik
dengan tingkat kebocoran sekitar 29% dari total produksi. Perlu dijelaskan bahwa
kemampuan produksi tersebut dalam kondisi normal artinya tidak memperhitungkan
penyediaan air baku mana kala musim kemarau tiba. Menurut perhitungan total kebutuhan
air bersih untuk masyarakat Kota Balikpapan diperkirakan sekitar 75.760,72 M3/hari,
dengan asumsi konsumsi air per orang adalah 140 liter/hari (konsumsi nasional 150
liter/hari), dengan demikian untuk melayani penyediaan air bersih setelah dikurangi dengan
angka kebocoran masih terdapat kekurangan sekitar 29.610,72 M3/hari
Khusus untuk Waduk Manggar yang merupakan penyediaan air baku utama bagi
pelayanan air bersih di Kota Balikpapan jumlah air yang dapat ditampung sangat tergantung
dengan musim, apabila musim hujan dengan curah hujan tinggi maka daya tampung Waduk
Manggar dapat berfungsi secara optimum, namun saat musim kemarau dan tidak turun
hujan sama sekali maka ketersediaan air baku dari Waduk Manggar menyusut dan
produksinya juga berkurang sehingga di Kota Balikpapan selalu terjadi krisis air pada
musim kemarau. Sedangkan mengenai sumber air baku lainnya seperti sumur bor relatif
masih terbatas, demikian pula dengan sungai Klandasan Kecil hanya dapat dipergunakan
pada musim hujan saja, karena pada kalau musim kemarau permukaan air sungai surut dan
kualitas air sebagai bahan air baku tidak memenuhi syarat lagi.
Upaya untuk mengatasi kelangkaan air baku tersebut saat ini dilakukan dengan
peninggian Waduk Manggar yang sudah dilaksanakan secara bertahap sejak tahun 2001
dan telah dapat diselesaikan pada akhir tahun 2005, dan diharapkan sudah dapat difungsikan
secara penuh akhir tahun 2006 setelah semua persyaratan teknis dipenuhi, salah satunya
yaitu Sertifikasi dari Komisi Keamanan Bendungan. Dengan telah selesainya kegiatan
peninggian waduk Manggar maka daya tampung atau kapasitas waduk Manggar akan
meningkat dari 3,3 juta m3 menjadi 16 juta m3, dengan berfungsinya peninggian Waduk
Manggar maka diharapkan kebutuhan air bersih Kota Balikpapan dapat terlayani serta
keberadaan sumur dalam yang selama ini sudah memberikan kontribusi sangat berarti dapat
difungsikan sebagai cadangan atau digunakan dengan kapasitas yang terbatas.
Walaupun Waduk Manggar telah berfungsi namun sesuai dengan perkiraan bahwa
setelah tahun 2010 Kota Balikpapan perlu mencari alternatif lokasi untuk penyediaan air
bersih dimasa yang akan datang, mengingat dengan semakin meningkatnya pembangunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
kota dan pertumbuhan pendudukan yang tinggi maka kebutuhan air bersih juga akan
meningkat dengan pesat,
Upaya lain yang tidak kalah pentingnya yang juga dilakukan oleh Pemerintah Kota
Balikpapan adalah dengan penggantian pipa transmisi dan pipa distribusi, mengingat pipa
tersebut telah dibangun pada tahun 1980 an secara tehnis sudah tidak dapat berfungsi
secara optimal, sehingga perlu dilakukan penggantian.
5. Pariwisata
Sejalan dengan salah satu visi kota Balikpapan sebagai Kota Pariswisata, maka obyek
wisata yang ada di Kota Balikpapan meliputi kekayaan alam (ekowisata), seni budaya,
wisata belanja/hiburan serta peninggalan sejarah yang ada di Kota Balikpapan. Sedangkan
sarana dan prasarana kepariwisataan seperti perhotelan, biro perjalanan/ transportasi,
restoran atau rumah makan saat ini dianggap masih cukup memadai walaupun pada saat-
saat tertentu khususnya pada akhir pekan kecenderungan kamar-kamar hotel di Balikpapan
penuh karena banyaknya masyarakat disekitar Kota Balikpapan maupun para pekerja
industri migas dan pertambangan dilapangan memiliki kencenderungan untuk berlibur
akhir pekan di Kota Balikpapan.
Berdasarkan data pada tahun 2004 jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Balikpapan
sebanyak 16.816 orang yang terdiri dari wisatawan mancanegara berjumlah 13.546 orang
dan wisatawan nusantara 3.270 orang. Wisatawan tersebut untuk wisatawan mancanegara
berasal dari Asia Pasific, Eropa, Amerika, Afrika, Oceania dan Asia Barat, sedangkan
wisatawan nusantara berasal dari daerah sekitar Kalimantar Timur, Jawa, Sulawesi dan
daerah lain di Indonesia dengan menggunakan alat transportasi darat, laut dan udara. Salah
satu permasalahan yang dihadapi adalah belum adanya investor yang berminat secara serius
untuk menanamkan modalnya pada usaha pariwisata skala besar, khususnya optimalisasi
obyek-obyek wisata seperti pantai Manggar.
6. Penataan Ruang
Penataan Ruang atau perencanaan penggunaan ruang untuk kegiatan tertentu pada
kurun waktu tertentu disuatu Daerahdi memiliki peranan yang penting akan arah
pembangunan Kota pada masa yang akan datang. Setidaknya dengan adanya rencana tata
ruang maka Pemerintah dan masyarakat memiliki suatu pedoman apa yang boleh dan tidak
boleh dilaksanakan suatu kegiatan di suatu kawasan. Penataan ruang Kota Balikpapan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dengan mengacu kepada Undang-Undang No. 24
Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, yang dimulai dari Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW), dijabarkan lagi dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) dan lebih detail
lagi Rencana Tata Ruang Kawasan Khusus dan Rencana Tehnik Bangunan dan Lingkungan
RTBL).
Untuk RTRW Kota Balikpapan telah memiliki untuk kurun waktu 10 tahun yaitu pada
tahun 1994 – 2004 sebagai kelanjutan dari Rencana Induk Kota tahun 1974 - 1994,
dilakukan revisi pada tahun 2001, dan saat ini Pemerintah Kota telah menyelesaikan
penyusunan RTRW 2005 – 2015 untuk ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Selanjutnya
akan disusun RDTRK yang merupakan penjabaran RTRW yang baru. Dan untuk Rencana
Tata Ruang Kawasan Khusus disusun untuk kawasan yang memang dikembangkan secara
khusus untuk fungsi utama tertentu yaitu Kawasan Industri Karingau (KIK) dengan fungsi
utama untuk kegiatan industri serta Rencana Penataan Kawasan Pantai Zona I dengan
fungsi utama sebagai kawasan perdagangan dan jasa yang tetap dintegrasikan dengan sistim
kota. Untuk RTBL disusun mempertimbangkan bahwa kawasan tersebut diperkirakan akan
berkembang dengan pesat sehingga perlu dilakukan pengaturan tata bangunan dan
lingkungannya, yang lainnya adalah suatu kawasan yang memang direkomendasikan untuk
dilakukan pengaturan secara cepat tata bangunan dan lingkungannya agar tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan yang dilakukan. Ini dilakukan pada
kawasan hulu daerah banjir di Kelurahan Gunung Samarinda dan Kelurahan Sepinggan
yang pada daerah hilirnya sudah dilakukan penanganan, sehingga aktifitas pada kawasan
hulu tidak lagi menimbulkan dampak negatif pada kawasan hilirnya.
Permasalahan didalam melaksanakan penataan ruang di Kota Balikpapan karena
memang kawasan yang dapat dipergunakkan relatif terbatas karena kondisi topografi kota
yang berbukit-bukit sedangkan luasan lahan datar sangat terbatas yang sebahagian besar
pada daerah pesisir. Perkembangan kota ke daerah pinggiran relatif lambat, sehingga
kegiatan pembangunan cenderung berkembang pada pusat kota dan sekitarnya. Selain itu
rencana tata ruang tidak sepenuhnya dapat mengikuti perkembangan pembangunan kota
sehingga terjadi perubahan pemanfaatan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang
ada. Sistem pengawasan dan pengendalian terhadap pemanfaatan ruang kota dan kesadaran
masyarakat terhadap rencana tata ruang yang berlaku masih perlu ditingkatkan lagi. Sebagai
akibat dari itu semua dampaknya yang bisa dirasakan adalah terjadinya banjir, tanah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
longsor, kepadatan lalu lintas dan sebagainya, yang seharusnya hal tersebut dapat dieliminir
melalui mekanisme perizinan.
7. Lingkungan Hidup.
Kondisi lingkungan kota Balikpapan pada saat ini telah mengalami penurunan
kualitas yang disebabkan oleh semakin meningkatkan aktifitas pembangunn baik yang
dilaksanakan oleh Pemerintah maupun masyarakat. Menurunnya kualitas tersebut dapat
dilihat khususnya pada wilayah perkotaan dengan terbukanya lahan sehingga menjadi lahan
kritis yang beralih fungsi dari lahan kritis menjadi permukiman yang kurang terkendali
yang menyebabkan terjadinya erosi, banjir dan tanah longsor. Sedangkan kerusakan
wilayah pantai berupa abrasi, sedimentasi, akresi, dan rob. Pada sisi lain berkembangnya
kegiatan industri, transportasi dan pembuangan limbah domestik yang kurang
memperhatikan kelestarian lingkungan mengakibatkan terjadinya polusi baik, polusi air,
udara dan tanah.
Pengendalian dan pengawasan yang dilakukan terhadap aktifitas pembangunan yang
dilakukan khususnya oleh masyarakat belum berjalan sebagaimana yang diharapkan
sehingga pada beberapa kawasan kecenderungan pelaksanaan pembangunan tidak
terkendali, demikian halnya upaya penegakan hukum terhadap para pelanggar lingkungan
hidup baik berupakan kerusakan maupun pencemaran masih lemah sehingga tidak dapat
diberikan sanksi yang bisa memberikan efek jera sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Isu-isu lingkungan yang menonjol di Kota Balikpapan adalah terjadinya pencemaran
perairan laut Balikpapan dari kotoran minyak (sludge) yang mengotori hampir seluruh
wilayah pantai Balikpapan, terjadinya penebangan areal mangrove untuk keperluan
kegiatan usaha masyarakat, terjadinya kegiatan exploitasi batubara pada kawasan hutan
lindung Balikpapan yang diberikan izin oleh Kabupaten Penajam Pasir Utara, rencana
pembangunan jalan pendekat ke pulau Balang, rencana pembangunan jalan baru
Balikpapan–Samarinda, terjadinya banjir, tanah longsor dan sebagainya.
E. Pemerintahan Umum
Secara administratif Pemerintahan Kota Balikpapan terdiri dari 5 (lima) Kecamatan, 27
Kelurahan dan 1.474 Rukun Tetangga (RT). Perlu dijelaskan bahwa pada tahun 2002 sesuai
dengan Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor : 17 Tahun 2002, maka lembaga Rukun
Warga (RW) dihapuskan dari sistem administrasi Pemerintahan Kota Balikpapan,
penghapusan ini dimaksudkan adalah dalam rangka memperpendek pelayanan birokrasi
Pemerintahan Kota di tingkat Kelurahan kepada masyarakat. Adapun pelayanan yang
diberikan dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Umum meliputi :
1. Administrasi Kependudukan
Penduduk Kota Balikpapan dari tahun ke tahun menunjukan pertumbuhan yang
sangat besar, dan kondisi ini dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan ekonomi serta posisi
strategis Kota, sehingga menjadi daya tarik dan daya dorong bagi migrasi. Bilamana
diperhatikan jumlah penduduk Kota Balikpapan berdasarkan hasil Sensus Penduduk
Tahun 2000 adalah 406.457 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,74%.
Pada tahun 2005 jumlah penduduk mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, dan
berdasarkan registrasi manajemen kependudukan pada Kantor Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Balikpapan sampai 31 Desember 2005 adalah sebanyak 554.437 Jiwa.
Dengan demikian selama kurun waktu 2000-2005 pertumbuhan penduduk Balikpapan
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun bertambah sebanyak sebanyak 147.980 jiwa, rata-rata
sebesar 29.596 jiwa atau 4,95% per tahun.
Untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk tersebut, Pemerintah Kota
Balikpapan mengambil langkah dengan menetapkan Kebijakan dibidang kependudukan
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 22 Tahun 2002 Tentang
Manajemen Kependudukan. Inti dari penyelenggaraan administrasi kependudukan lebih
memfokuskan pada aspek manajemen kependudukan dalam rangka pengendalian
penduduk dengan tujuan untuk menekan migrasi yang masuk ke Kota Balikpapan.
Semakin ketatnya penerapan peraturan mengenai pengendalian kependudukan, maka
beberapa persoalan sosial perkotaan seperti kriminal, pengangguran, pedagang kaki lima,
permukiman kumuh, kerusakan lingkungan hidup dan lain-lain dapat dieleminasi.
Berdasarkan data dari Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil jumlah pendatang
yang masuk ke Kota Balikpapan selama tahun 2002-2005 memperlihatkan angka yang
kian meningkat. Khususnya dapat dimonitor dengan baik dengan adanya program
manajemen kependudukan tersebut. Jika pada tahun 2002 jumlah penduduk pendatang
sebanyak 5.582 orang maka pada tahun 2005 telah meningkat dua kali lipat yaitu
sebanyak 11.660 orang.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
Meningkatnya jumlah penduduk pendatang atau migrasi yang masuk lebih
disebabkan faktor ekonomi yang memandang bahwa hidup di Kota Balikpapan lebih
memberi jaminan terhadap masa depan yang lebih baik lagi dari pada di tempat asalnya.
Karena pandangan yang keliru, maka Kota Balikpapan dijadikan salah satu Daerah tujuan
bagi pencari kerja maupun mata pencaharian lainnya.
Kebijakan manajemen pendudukan yang diterapkan oleh Pemerintah Kota
Balikpapan berorientasi pada kualitas sumber daya penduduk pendatang dengan kata lain
penduduk pendatang atau migrasi masuk memiliki keterampilan teknis atau skill sehingga
tidak menjadi beban bagi Pemerintah Kota atau masyarakat. Dengan diberlakukannya
batasan yang demikian ini, maka orang Balikpapan dapat ditingkatkan kualitasnya supaya
mampu menjadi “Lokomotif” pembangunan bagi Kota Balikpapan, selain merupakan
salah satu kekuatan yang efektif dan produktif bagi pembangunan Kota.
Sedangkan tingkat pelayanan dibidang Catatan Sipil dapat dijelaskan bahwa selama
kurun waktu tahun 2001-2005 berupa :
Akte Kelahiran
Penerbitan Akte Kelahiran untuk Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara
Asing (WNA) selama kurun waktu 5 (lima) tahun sebanyak 53.961 akte, dengan
rincian pada tahun 2001 sebanyak 10.795 akte, tahun 2002 sebanyak 10.876 akte,
tahun 2003 sebanyak 10.355 akte, tahun 2004 sebanyak 10.522 akte dan tahun 2005
sebanyak 11.413 akte.
Akte Kematian
Penerbitan Akte Kematian untuk Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara
Asing (WNA) selama kurun waktu 5 (lima) tahun sebanyak 656 akte, dengan rincian
pada tahun 2001 sebanyak 100 akte, tahun 2002 sebanyak 157 akte, tahun 2003
sebanyak 166 akte, tahun 2004 sebanyak 123 akte dan tahun 2005 sebanyak 110 akte.
Akte Perkawinan
Penerbitan Akte Perkawinan untuk Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga
Negara Asing (WNA) selama kurun waktu 5 (lima) tahun sebanyak 1.534 akte,
dengan rincian pada tahun 2001 sebanyak 332 akte, tahun 2002 sebanyak 297 akte,
tahun 2003 sebanyak 283 akte, tahun 2004 sebanyak 328 akte dan tahun 2005
sebanyak 294 akte.
Akte Perceraian.
Penerbitan Akte Perceraian untuk Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara
Asing (WNA) selama kurun waktu 5 (lima) tahun sebanyak akte, dengan rincian pada
tahun 2001 sebanyak 13 akte, tahun 2002 sebanyak 13 akte, tahun 2003 sebanyak 15
akte, tahun 2004 sebanyak 15 akte dan tahun 2005 sebanyak 22 akte.
Akte Pengangkatan Anak/Adopsi
Penerbitan Akte Pengangkatan Anak/Adopsi untuk Warga Negara Indonesia (WNI)
dan Warga Negara Asing (WNA) selama kurun waktu 5 (lima) tahun sebanyak 26
akte, dengan rincian pada tahun 2001 sebanyak 12 akte, tahun 2002 sebanyak 1 akte,
tahun 2003 sebanyak 4 akte, tahun 2004 sebanyak 8 akte dan tahun 2005 sebanyak 1
akte.
Akte Pengakuan dan Pengesahan Anak
Penerbitan Akte Perkawinan untuk Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga
Negara Asing (WNA) selama kurun waktu 5 (lima) tahun sebanyak 672 akte, dengan
rincian pada tahun 2001 sebanyak 73 akte, tahun 2002 sebanyak 104 akte, tahun 2003
sebanyak 115 akte, tahun 2004 sebanyak 176 akte dan tahun 2005 sebanyak 204 akte.
Akte Perkawinan
Penerbitan Akte Perkawinan untuk Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga
Negara Asing (WNA) selama kurun waktu 5 (lima) tahun sebanyak 1.534 akte,
dengan rincian pada tahun 2001 sebanyak 332 akte, tahun 2002 sebanyak 297 akte,
tahun 2003 sebanyak 283 akte, tahun 2004 sebanyak 328 akte dan tahun 2005
sebanyak 294 akte.
2. Pelayanan Perizinan Terpadu
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan
Daerah yang telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah secara formal sudah diatur mengenai pembagian usurusan
Pemerintahan, dimana Pemerintahan Daerah menyelenggarakan urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan Pemerintahan yang oleh Undang-Undang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
ditentukan menjadi urusan Pemerintah yaitu Politik Luar Negeri, Pertahanan, Keamanan,
Yustisi, Moneter dan Fiskal, serta Agama.
Dengan semakin meningkatnya urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah konsekwensinya adalah pelayanan kepada masyarakat juga harus ditingkatkan,
sehingga pelayanan kian cepat, murah, terjangkau dan dekat dengan rakyat.
Untuk mewujudkan sistem pelayanan terpadu sebagaimana telah diutarakan
diatas, maka sejak tahun 2002 yang lalu dilakukan uji coba pelayanan perizinan yang
terintegrasi dan lembaganya bernama Unit Pelayanan Perizinan Terpadu (UP2T). Adapun
tugas-tugas yang diemban oleh UP2T dapat dirinci sebagai berikut :
Pelayanan Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Pelayanan Surat Izin Gangguan (Hinder Ordonantie)
Pelayanan Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Pelayanan Surat Izin Reklame Permanen
Pelayanan Surat Izin Reklame Insidentiel
Pelayanan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Pelayanan Surat Tanda Daftar Perusahaan (STDP)
Pelayanan Surat Tanda Daftar Industri (STDI)
Pelayanan Surat Izin Hotel Bintang dan Melati
Pelayanan Surat Izin Agen Perjalanan
Pelayanan Surat Izin Rumah Makan dan Restoran
Pelayanan Surat Izin Hiburan Umum
Pelayanan Perizinan Terpadu tersebut belum sampai proses akhir dan lagi pula
sampai saat ini masih ada beberapa perizinan yang dikelola oleh instansi teknis
bersangkutan.
Pada masa yang akan datang Sistem Pelayanan Perizinan Terpadu akan
diintegrasikan dengan perizinan pengembangan investasi dan memproses dari seluruh
urusan perizinan yang merupakan kewenangan Pemerintah Daerah diselesaikan oleh
Badan Perizinan dan Investasi Daerah.
3. Pemakaman
Pertumbuhan penduduk yang demikian cepat di Kota Balikpapan berdampak
terhadap penyediaan lahan baik untuk keperluan permukiman maupun pemakaman.
Akhir-akhir ini penyediaan lahan untuk suatu kawasan pemakaman merupakan
permasalahan yang cukup serius, karena beberapa lokasi pemakaman yang berada di
tengah Kota terdesak dengan permukiman penduduk yang berada disekitar makam
tersebut. Guna tertibnya penataan kawasan pemakaman serta mengantisipasi kian
sempitnya lahan-lahan untuk pemakaman, Pemerintah Kota telah melaksanakan
pemagaran sehingga batas-batas kawasan pemakaman sangat jelas
Jumlah tempat pemakaman yang ada di Kota Balikpapan sebanyak 28 lokasi
dengan luas secara keseluruhan 38,49 Ha., dan yang dikelola oleh Pemerintah Kota
Balikpapan sebanyak 23 lokasi sedangkan 5 (lima) lokasi dikelola oleh pihak Swasta.
Luas lokasi pemakaman diatas belum termasuk Pemakaman Terpadu di KM. 15
Kelurahan Karang Joang sekitar 28,10 Ha. Dengan rincian Makam Muslim 17,5 Ha.,
Makam Kristen Protestan 6,0 Ha., Makam Kristen Katholik 1,6 Ha., Makam Budha
(Cina) 2,0 Ha., Makam Hindu 1,0 Ha. Luasnya lokasi pemakaman ini untuk
mengantisipasi permintaan lahan pemakaman jangka panjang dan dikelola secara
profesional.
Selain penambahan luas lokasi pemakaman selama tahun 2001-2005 telah
dilakukan pula pemagaran dalam rangka pengamanan kawasan makam dari desakan
permukiman yang ada disekitarnya. Adapun makam yang sudah dipagar yaitu Makam
Pasar Baru, Makam Asrama Bukit, Makam Muslimin KM. ½, Makam Kristen KM. 2 ½ ,
Makam Damai, Makam Baru Ulu dan Makam Gunung Empat.
Demikian pula mengenai makam-makam lainnya yang sekarang sudah sangat
mendesak untuk segera diperluasan yaitu Makam Teritip dan Makam Manggar masing-
masing seluas 1 (satu) Ha.
4. Pemadam Kebakaran
Perkembangan Kota Balikpapan yang sangat pesat tentunya harus diimbangi
pula dengan penyediaan infrastruktur perkotaan yang memadai dan mampu melayani
seluruh warga Kota. Tujuan dari penyediaan infrastruktur tersebut adalah agar
konsentrasi pemukiman penduduk dapat terdistribusi secara merata, sehingga dapat
dihindari pemukiman padat dan kumuh yang memiliki resiko tinggi terhadap bahaya
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
kebakaran, banjir, penyakit menular maupun tekanan terhadap lingkungan
hidup.Pemerintah Kota Balikpapan setiap tahun selalu berupaya mengurangi tingkat
resiko yang mungkin dapat terjadi melalui berbagai strategi penataan wilayah kota baik
secara fisik maupun sosial. Dalam melaksanakan penataan wilayah perkotaan satu hal
yang tidak dapat diabaikan adalah meningkatkan peran dan fungsi lembaga Pemadaman
Kebakaran, karena dengan ketersediaan peralatan yang cukup serta memadai dan
ditunjang dengan keterampilan personil merupakan salah satu syarat atas keberhasilan
dalam pelaksanaan tugas dan yang terpenting keselamatan harta benda serta jiwa dapat
terjamin.
Berdasarkan data bahwa bencana kebakaran di Kota Balikpapan frekwensinya
selalu berfluktuatif, oleh karena semua pihak tidak menginginkan hal seperti ini terjadi.
Selama kurun tahun 2001-2005 bencana kebakaran yang terbesar terjadi pada tahun 2002
dan 2005. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci mengenai terjadinya musibah
bencana kebakaran di Kota Balikpapan mulai tahun 2001-2005 baik yang berada
dilingkungan permukiman dan menimbulkan korban harta benda sangat besar maupun
diluar kawasan permukiman dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Tahun 2001
- Kebakaran semak belukar sebanyak 19 kasus
- Kebakaran rumah sebanyak 32 kasus
- Kebakaran Ruko sebanyak 2 kasus
- Kebakaran mobil sebanyak 2 kasus
- Kebakaran gedung/kantor sebanyak 1 kasus
- Kebakaran masjid sebanyak 1 kasus
b. Tahun 2002
- Kebakaran semak belukar sebanyak 98 kasus
- Kebakaran rumah sebanyak 280 kasus
- Kebakaran kios BBM sebanyak 1 kasus
- Kebakaran korsleiting sebanyak 5 kasus
- Kebakaran lain-lain sebanyak 5 kasus
c. Tahun 2003
- Kebakaran semak belukar sebanyak 19 kasus
- Kebakaran rumah sebanyak 13 kasus
- Kebakaran gedung/kantor sebanyak 1 kasus
d. Tahun 2004
- Kebakaran semak belukar sebanyak 20 kasus
- Kebakaran rumah sebanyak 23 kasus
- Kebakaran Ruko sebanyak 2 kasus
- Kebakaran mobil sebanyak 1 kasus
- Kebakaran pabrik sebanyak 3 kasus
- Kebakaran hotel sebanyak 2 kasus
- Kebakaran sampah sebanyak 1 kasus
- Kebakaran pipa minyak sebanyak 1 kasus
e. Tahun 2005
- Kebakaran semak belukar sebanyak 6 kasus
- Kebakaran rumah sebanyak 893 kasus
- Kebakaran mobil sebanyak 3 kasus
- Kebakaran gedung/kantor sebanyak 5 kasus
Guna mempercepat proses kegiatan pencegahan dan penanggulangan bahaya
kebakaran, maka sejak tahun 2001 – 2005 telah dibangun Pos-Pos Wilayah Pemadaman
Kebakaran hampir diseluruh Kecamatan, dan saat ini yang sudah beroperasi yaitu Pos
Wilayah Utara didukung 2 (dua) unit armada, Pos Wilayah Selatan didukung 5 (lima) unit
armada, Pos Wilayah Barat didukung 2 (dua) unit armada, sedangkan untuk Pos Wilayah
Timur sementara ini belum dioperasikan.
Sedangkan untuk menunjang proses evakuasi serta membantu pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran telah tersedia sarana operasional yang terdiri dari :
Mobil Pemadam Kebakaran sebanyak 12 unit (3 unit diantaranya rusak)
Mobil Komando sebanyak 1 (satu) unit
Mobil Pick Up sebanyak 3 (tiga) unit
Mesin Pompa Pemadam Kebakaran sebanyak 13 unit
Mesin Pompa Air sebanyak 6 (enam) unit.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
5. Ketenteraman dan Ketertiban
Pembinaan ketenteraman dan ketertiban umum merupakan urusan wajib yang
menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dan aplikasinya berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Balikpapan Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Ketertiban Umum. Adapun tujuan dari
pelaksanaan ketenteraman dan ketertiban umum adalah dalam upaya memberi rasa aman
serta tertib bagi masyarakat agar tetap dapat melaksanakan aktivitasnya sehari-hari tanpa
merasa terganggu. Sehingga dipandang perlu pengaturan mengenai penataan kegiatan
yang berhubungan dengan ketersediaan fasilitas umum yang diperuntukan bagi
kenyamanan masyarakat oleh Pemerintah Kota, dengan maksud supaya dapat
dihindarkan kegiatan masyarakat yang sangat merugikan dan bisa mengganggu ketertiban
umum. Kegiatan pembinaan ketenteraman dan ketertiban ini dilakukan oleh aparat
Pemerintah Kota melalui Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan atau Kantor Kesatuan
Bangsa dan Perlindungan Masyarakat bekerjasama dengan petugas Kepolisian.
Sangat disadari bahwa upaya pembinaan ketenteraman dan ketertiban ini acap
kali bersinggungan dengan kepentingan masyarakat khususnya dalam melakukan
aktivitasnya sehari-hari, kegiatan pembinaan ketenteraman dan ketertiban sampai saat
ini dilakukan lebih banyak bersifat persuasif, dan dalam keadaan yang mendesak
ataupun karena gangguan ketenteraman dan ketertiban tersebut sudah melanggar
hukum, maka dilakukan tindakan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Kegiatan Pembinaan ketentraman dan ketertiban yang cukup menonjol
dilaksanakan sejak tahun anggaran 2001-2005 antara lain sebagai berikut:
Kegiatan penertiban kepada para pedagang kaki lima yang berjualan pada tempat
yang tidak selayaknya sebagai tempat berjualan, khususnya pada beberapa kawasan
kota dan pasar. Kegiatan ini dilakukan sehubungan dengan semakin banyaknya para
warga masyarakat yang berjualan utamanya setelah terjadinya krisis ekonomi, baik
dilakukan oleh masyarakat Balikpapan yang lama maupun para pendatang baru dari
berbagai daerah.
Dalam rangka menyikapi tuntutan masyarakat, dengan maraknya peredaran kupon
putih (kupu) atas dasar kesepakatan dengan Muspida, maka dilakukan penertiban.
Sejak bulan Oktober 2005 peredaran kupon putih (kupu) sudah tidak terlihat lagi dan
semoga kondisi yang demikian ini dapat tetap dipertahankan.
Penertiban terhadap penjualan minuman keras beralkohol (miras) yang tidak memiliki
izin dan tempat hiburan malam (THM). Penertiban ini dilakukan guna mencegah
ekses negatif dari pada penggunaan minuman keras maupun penyalahgunaan obat-
obatan terlarang (psycotropica) khususnya bagi generasi muda karena dapat
menyebabkan timbulnya bibit-bibit perilaku kiriminal. Kegiatan ini dilakukan secara
koordinatif dengan aparat terkait.
Penertiban terhadap para pengupas lahan yang tidak bertanggung jawab yang
menyebabkan lahan menjadi kritis, meningkatnya erosi permukaan tanah dan terjadi
sedimentasi sehingga menyebabkan banjir. Arah penertiban ini adalah agar yang
bersangkutan dapat melakukan perbaikan atau rehabilitasi terhadap lahan tersebut, jika
tidak ada respon yang baik akan dilakukan upaya penegakan hukum bersama dengan
Instansi penegak hukum. Langkah kegiatan ini sampai saat ini masih dalam tahap
pelaksanaan penertiban dan himbauan kepada para pengusaha pengupas lahan
Penertiban terhadap anak-anak jalanan dilakukan secara terkoordinasi dan ditujukan
kepada setiap orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap dan tidak mempunyai
keluarga atau tidak mau kembali ketempat keluarga. Para anak-anak jalanan yang
terkena penertiban ditampung pada Panti Persinggahan Yayasan Al-Ikhlas untuk
dilakukan pembinaan moral, mental dan usaha mandiri, sedangkan Pemerintah Kota
memberikan fasilitas bantuan penuh untuk kegiatan tersebut.
Langkah lain yang senantiasa dilakukan dan tidak kalah pentingnya adalah
dengan mengadakan pertemuan rutin melibatkan para Ketua LPM dan Ketua RT se-Kota
Balikpapan yang telah terjadwal baik sejak beberapa tahun yang lalu, dengan melalui
Ketua LPM dan Ketua RT yang merupakan tokoh masyarakat dilingkungannya
diharapkan kebijakan Pemerintah Kota dalam upaya pembinaan ketenteraman dan
ketertiban ini dapat sampai kepada masyarakat.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
6. Pasar Tradisional
Salah satu penggerak perekonomian masyarakat dalam rangka memenuhi
penyediaan kebututuhan pokok masyarakat khususnya dibidang pangan dan sandang
adalah keberadaan pasar tradisionil di Kota Balikpapan. Keberadaan pasar tradisionil di
Kota Balikpapan tumbuh sejak beberapa puluh tahun yang lalu sebagai pasar rakyat yang
kemudian ditingkatkan keberadaannya oleh Pemerintah Kota dengan pembangunan fisik
yang lebih memadai sehingga para pedagang dapat memiliki tempat berjualan yang tetap
dan para pembelipun akan merasakan kenyamanan dalam berbelanja.
Pasar tradisionil yang keberadaannya mulai ditingkatkan oleh Pemerintah Kota
pada awal tahun 80an saat ini ada yang sudah tidak memadai lagi dari sisi pelayanan,
khususnya kondisi fisik bangunan, karena keberadaan pedagang informal yang semakin
bertambah seiring dengan perkembangan kota. Kebijakan Pemerintah Kota untuk
mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan pembangunan kembali pasar-pasar
tersebut menjadi pasar semi modern, yaitu penggabungan antara pasar tradisionil dengan
pasar modern, dimana 100% pedagang lama menempati bangunan pasar tersebut,
pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan bekerjasama dengan investor. Sedangkan yang
lainnya adalah pembangunan pasar yang baru ataupun pembangunan kembali yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Kota sendiri sehingga kondisi fisiknya masih
dipertahankan sebagai Pasar Tradisional.
Sampai saat ini Pasar Tradisional yang masih ada di Kota Balikpapan berjumlah
15 unit pasar yaitu :
a. Pasar Pandan Sari (dalam proses pembangunan kembali)
b. Pasar Inpres Kebun Sayur
c. Shopping Center Kebun Sayur (terbakar tahun 2004)
d. Penampungan A Kebun Sayur
e. Penampungan B Kebun Sayur
f. Pasar Baru Tengah
g. Pasar Klandasan I
h. Pasar Klandasan II
i. Pasar Balikpapan Permai
j. Pasar Sepinggan
k. Pasar Gunung Tembak (dikelola oleh Swasta)
l. Pasar Manggar (dikelola oleh Swasta)
m. Pasar Buton (dikelola oleh Swasta)
n. Pasar Borobudur Muara Rapak (dikelola oleh Swasta)
o. Pasar Burung Damai III (milik Pemerintah Kota Balikpapan dan bangunan pasar ini
sementara dikosongkan oleh pedagangnya)
Dari 15 unit pasar tersebut diatas, 10 pasar masih dikelola oleh Pemerintah Kota
Balikpapan dan 4 (empat) pasar lainnya dikelola oleh Swasta, sedangkan 1 (satu) unit
pasar yang terbakar tahun 2004 lalu masih dicarikan calon investornya yaitu Shopping
Center Kebun Sayur. Perlu dijelaskan pula bahwa sekarang ini Pasar Pandansari dalam
tahap pembangunan kembali yang terdiri dari Bangunan Pasar Kering 3 (tiga) lantai dan
Bangunan Pasar Basah 2 (dua) lantai dengan daya tampung sebanyak 1200 pedagang, 300
PKL, 200 pedagang pasar subuh serta halaman parkir roda 4 (empat) yang dapat
menampung 160 unit dan 100 unit bongkar muat, diperkirakan pembangunan Pasar
Pandansari selesai secara keseluruhan pada tahun 2008.
Pemerintah Kota Balikpapan selain mengelola 10 pasar tradisional sebagaimana
diuraikan diatas, beberapa waktu yang lalu juga telah mengadakan kerjasama
pembangunan dan pengelolaan pasar dengan PT. Hasta Kreasi Mandiri yaitu untuk
pembangunan dan pengelolaan Plaza Muara Rapak (dulu Pasar Rapak) dan Pasar Baru
Square (dulu Pasar Baru).
Dari seluruh pasar-pasar tradisional maupun yang dikelola Pihak Ketiga terdapat
jumlah kios sebanyak 7.973 petak, sedangkan jumlah pedagang sebanyak 9.446 orang dan
jumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) sebanyak 1.473 orang yang menempati lahan seluas
104.331 M2.
7. Pelayanan-Pelayanan Tingkat Kecamatan dan Kelurahan
Dalam rangka lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, agar pelayanan
lebih ekonomis, efisien dan efektif maka ada beberapa urusan Pemerintahan yang
diserahkan kepada Pemerintah Kecamatan maupun Kelurahan. Jenis-jenis pelayanan yang
diserahkan tersebut merupakan kebutuhan pelayanan yang harus dimiliki secara individu
guna memenuhi persyaratan formal sebagai warga Kota, sehingga ada rasa aman dan
tertib bagi warga Kota agar tetap dapat melaksanakan aktivitasnya sehari-hari tanpa
merasa terganggu atau menemui kendala bilamana akan menyelesaikan urusan-urusan
yang sifatnya pribadi.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
Terkait dengan pemberian pelayanan di tingkat Kecamatan dan Kelurahan yang
selama ini menjadi tugas pokok dan fungsinya, maka ada 3 (tiga) kelompok urusan yang
selama ini sudah berjalan yaitu :
a. Kelompok Pelayanan Bidang Pemerintahan :
Kartu Tanda Penduduk (KTP dan Legalisasi KTP
Kartu Keluarga (KK) dan Legalisasi KK
Surat Keterangan Pindah Antar Kecamatan
Surat Keterangan Meninggal
Legalisasi Surat Pindah Bagi Pendatang Baru
Surat Keterangan Domisili Usaha
Surat Pengantar Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) atau Surat Keterangan
Catatan Kepolisian
Surat Pengantar Izin Keramaian
Surat Keterangan Lainnya (Sesuai Kebutuhan Warga)
Penyelenggaraan Razia atau Operasional Ketenteraman dan Ketertiban Umum
b. Kelompok Pelayanan Bidang Pembangunan :
Rekomendasi Penelitian
Monitoring Kebersihan Lingkungan
Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tingkat
Kecamatan dan Kelurahan
c. Kelompok Pelayanan Bidang Kemasyarakatan :
Surat Dispensasi Nikah
Surat Keterangan Bea Siswa
Keterangan Gaib
Pernyataan Ahli Waris dan Kuasa Waris
Rekomendasi Pendirian Rumah Ibadah
Selain menyelenggarakan pelayanan administrasi maupun teknis, Pemerintah Kota
Balikpapan telah mendelegasikan kewenangan kepada para Camat dan Lurah untuk
melaksanakan pemantauan manajemen sekolah khususnya yang menyangkut prasarana
fisik sekolah.
Dalam rangka lebih memperkuat posisi tugas-tugas pelayanan yang secara
langsung berhubungan dengan rakyat, maka dalam lingkup Pemerintahan Kecamatan dan
Kelurahan juga diserahi kewenangan guna melaksanakan tugas dan kegiatan Pembinaan
Wilayah. Adapun tugas Pembinaan Wilayah yang sudah berjalan dengan baik dan telah
dilaksanakan selama kurun waktu tahun 2001-2005 melalui program-program sebagai
berikut :
Bantuan Pengamanan Pemilu 2004 (pemilihan wakil-wakil rakyat yang duduk dalam
keanggotaan di DPR, DPD, DPRD serta pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI.)
yang melibatkan masyarakat juga bahagian dari sistem pembinaan wilayah.
Melaksananakan konsolidasi lahan permukiman pada lokasi-lokasi kebakaran yang
berpotensi menimbulkan konflik dan gejolak sosial juga bagian dari pada tugas
pembinaan wilayah. Adapun konsolidasi lahan yang sudah dilaksanakankan yaitu
Lokasi Kebakaran Kelurahan Baru Ilir, Kelurahan Klandasan Ilir, Kelurahan Baru Ulu
(2 lokasi) dan Kelurahan Marga Sari.
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan masyarakat dalam pengupasan
lahan yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah lingkungan hidup. Kegiatan ini perlu
penanganan yang serius dan berkesinambungan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas
pembinaan wilayah.
Melakukan Pendataan dan Evaluasi Keluarga Miskin yang dibantu dari program
Penanggulangan Kemiskinan.
Melakukan pemekaran atau pemecahan Rukun Tetangga (RT). supaya lebih
memudahkan dalam rentang kendali pembinaan wilayah. Langkah pemekaran atau
pemecahan RT. tersebut disamping untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat juga merupakan langkah antisipatif terhadap peningkatan jumlah
penduduk dan penyebarannya.
Untuk memantapkan peran serta fungsi Pengurus RT. dalam kiprahnya selaku
pembantu pembina wilayah telah pula diprogramkan pembinaan bagi Pengurus RT
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
termasuk penyusunan sistem dan prosedur kerja maupun penyeragaman formulir
administrasi.
Melaksanakan perencanaan serta monitoring pelaksanaan pembangunan prasarana
pembinaan wilayah khususnya mengenai pembangunan fisik skala ringan
dilingkungan Kelurahan yaitu Program Bantuan Perbaikan dan Pemeliharaan
Lingkungan Pemukiman Kelurahan (P2LPK).
Pembinaan lembaga kemasyarakatan yang cukup besar perannya dalam memberikan
kontribusi terhadap pembinaan wilayah dengan sasaran yang ingin dicapai yakni lebih
memerankan kelembagaan tersebut dalam aktivitas pemerintahan dan pembangunan
ditingkat Kelurahan. Pembinaan kelembagaan ini dilaksanakan secara terpadu, baik
oleh satuan organisasi Pemerintah Kota maupun melalui peranan dari Ibu-ibu PKK
dan Dharma Wanita.
Melaksanakan manajemen kependudukan sesuai dengan amanat Peraturan yang
bertujuan untuk pengendalian penduduk serta menekan migrasi yang masuk ke Kota
Balikpapan, sehingga dapat mencegah terjadinya persoalan-persoalan sosial dan demi
terjaminnya daya dukung lahan serta lingkungan. Kebijakan pembinaan wilayah yang
paling rawan dan sangat rentan dengan gesekan sosial yaitu pengendalian
pertumbuhan penduduk, dan untuk mengantisipasi dampak sosial yang akan terjadi,
maka pelaksanaannya menggunakan dasar Peraturan Daerah tersebut diatas.
Mengamankan pelaksanaan kebijakan manajemen pertanahan yang intinya yaitu
penyederhanaan pelayanan dalam mengurus atau menyelesaikan surat-surat tanah,
dan mencabut kewenangan Camat dan Lurah untuk menerbitkan segel sebagai bukti
kepemilikan hak atas tanah. Pelaksanaan selanjutnya dilimpahkan kepada Kantor
Pertanahan sebagai lembaga yang berwenang menerbitkan Sertifikat Tanah. Dengan
adanya penyerderhanaan prosedur dalam menyelesaikan surat-surat tanah, maka hal
ini dapat mengurangi kerawanan konflik yang bisa terjadi sebagai akibat tumpang-
tindihnya kepemilikan hak atas tanah, karena kasus-kasus pertanahan yang seringkali
terjadi adalah pemalsuan terhadap bukti kepemilikan hak atas tanah atau segel.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
BAB III
VISI DAN MISI
Visi dan Misi Kota Balikpapan jangka panjang dua puluh tahun kedepan sebagaimana
ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Balikpapan Tahun 2006–2026
setelah menerima banyak masukkan dari berbagai fihak khususnya pada saat pelaksanaan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJP Kota Balikpapan pada tanggal 29 Juni 2006 yang lalu.
Visi dan Misi tersebut dirumuskan dengan mempertimbangkan banyak hal, antar lain :
analisis kondisi umum Daerah yang berlaku saat ini, prediksi kondisi umum Daerah yang
diperkirakan akan berlaku dimasa mendatang, mandat masyarakat dan pemikiran-pemikiran yang
berkembang di masyarakat tentang kemana arah Kota hendak dituju pada masa yang akan datang.
Tentu saja Visi dan Misi Kota secara jangka panjang hanya akan dapat dicapai secara bertahap melalui
beberapa “Visi dan Misi” antara, yakni Visi dan Misi jangka menengah lima tahunan yang akan
ditetapkan pemangku jabatan Walikota dan Wakil Walikota selama periode jabatannya. Visi dan Misi
jangka menengah lima tahunan ini, mencerminkan prioritas pembangunan Kota Balikpapan pada
periode tersebut, dalam rangka mencapai Visi dan Misi jangka panjang Kota Balikpapan.
A. VISI KOTA BALIKPAPAN
Visi Kota Balikpapan Tahun 2006-2026, adalah TERWUJUDNYA BALIKPAPAN
SEBAGAI KOTA BERDIMENSI INDUSTRI, PERDAGANGAN, JASA DAN PARIWISATA
BUDAYA DAN PENDIDIKAN YANG DIDUKUNG OLEH PENYELENGGARAAN TATA
PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) DAN MASYARAKAT YANG
BERIMAN, SEJAHTERA, BERPERADAPAN MAJU (MADINATUL IMAN) .
Visi ini menyiratkan agar Kota Balikpapan tetap fokus kepada kegiatan ekonomi
Kota yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya, dalam arti sesuai dengan
peluang dan potensi yang dimiliki oleh Kota Balikpapan yaitu sektor industri, perdagangan,
jasa dan pariwisata. Dengan pemilihan sektor ekonomi tersebut diharapkan Kota Balikpapan
akan dapat mampu bersaing dan menempatkan diri sebagai salah satu Kota utama di Kawasan
Timur Indonesia. Namun Visi tersebut perlu didukung oleh praktek penyelenggaraan
pemerintahan yang baik (good governance) yang harus dilakukan oleh segenap aparatur
Pemerintah Kota dan didukung pula oleh masyarakatnya yang religius dan berbudaya
(Masyarakat Madani) sebagai mandat masyarakat untuk menjadikan Balikpapan sebagai Kota
Beriman dalam arti yang sesungguhnya.
Untuk Mewujudkan Visi jangka panjang tersebut maka ditetapkan Visi jangka
menengah yang merupakan Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih untuk lima tahun yang akan
datang yaitu tahun 2006– 2011 sebagai acuan operasional pelaksanaan program dan kegiatan
tahunan, yaitu MENATA KEMBALI DAN MEMBANGUN BALIKPAPAN DENGAN PRINSIP
GOOD GOVERNANCE DAN MASYARAKAT MADANI.
Yang dimaksud dengan Good Governance adalah tatanan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik, bersih dan profesional yang menerapkan prinsip transparansi,
akuntabilitas, partisipasi publik dan penegakan hukum. Sedangkan masyarakat madani yaitu
tatanan masyarakat yang hidup rukun dan harmonis berperadaban modern, maju dan sejahtera
serta memiliki nilai moralitas dan spiritualitas tinggi berdasarkan agama dan kepercayaan
masing-masing.
A. MISI KOTA BALIKPAPAN.
Misi jangka panjang Kota Balikpapan untuk 20 tahun kedepan telah ditetapkan sebagai berikut :
1. Mewujudkan sumber daya manusia yang Beriman, sehat jasmani dan, memiliki
daya saing dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yaitu membangun manusia
Balikpapan dengan mengedepankan pembangunan aspek mental yang didukung oleh
kesehatan jasmani dan penguasaan ilmu dan tehnologi dengan mengutamakan
pemenuhan hak-hak dasar manusia secara berkualitas sehingga sebagai manusia mampu
berperan dalam aktualisasi diri dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan pada
umumnya dan kehidupan kota pada khususnya.
2. Mewujudkan tersedianya infrastuktur Kota yang mampu untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dan fungsi Kota di masa depan yaitu membangun
infrastruktur kota yang mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan mendukung
fungsi kota Balikpapan pada masa yang akan datang baik fungsi internal maupun fungsi
external kota sesuai dengan kedudukan kota Balikpapan dalam konteks regional
maupun nasional.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
3. Mewujudkan kondisi kota yang layak huni dan berwawasan lingkungan yaitu
membangun kota dengan mengindahkan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan sehingga
kota akan menjadi satu kesatuan ekosistem yang layak dihuni oleh warga kotanya
4. Mewujudkan perekonomian kota yang berorientasi kepada pengembangan
potensi ekonomi kerakyatan dan pengembangan basis ekonomi Kota dimasa
depan yaitu membangun sistem ekonomi yang memungkinkan potensi ekonomi rakyat
dapat berkembang, disamping mengembangkan basis ekonomi Kota Balikpapan dalam
rangka mempersiapkan peranan Kota Balikpapan sebagai Kota Industri, Perdagangan
dan Jasa.
5. Mewujudkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance)
dengan membangun sistem pemerintahan modern yang bebas KKN dan mampu
memberikan pelayanan publik dengan baik, serta menerapkan azas penyelenggaraan
tata pemerintahan yang baik seperti partisipasi, transparansi/keterbukaan dan
akuntabilitas dari mulai Pemerintahan di tingkat Kota sampai kepada unit pelayanan
masyarakat.
6. Mewujudkan penegakan hukum yang menjamin keadilan dan kepastian hukum
bagi masyarakat dengan membangun suatu sistem regulasi daerah yang dapat
menjamin keadilan dan kepastian hukum bagi masyarakat yang dapat diterapkan dalam
praktek penyelenggaraan pemerintahan.
Untuk melaksanakan Misi jangka panjang tersebut, maka Misi dari Walikota dan Wakil
Walikota terpilih tahun 2006 - 2011 adalah sebagai berikut :
o Pengentasan Kemiskinan .
Mengentaskan kemiskinan dengan menekan jumlah penduduk miskin dan penduduk
rentan agar tidak menjadi miskin melalui pelaksanaan penanggulangan kemiskinan
secara berkesinambungan dan peningkatan kualitas atau mutu penyelenggaraan
pelayanan bagi penduduk miskin agar dapat mengaktualisasikan diri dalam kehidupan
sosial dan ekonominya.
o Peningkatan Sumber Daya Manusia
Mengembangkan Sumber Daya Manusia dengan mengupayakan agar warga Balikpapan
mampu “menjadi tuan dirumah sendiri”, yaitu membangun manusia manusia
Balikpapan dengan mengedepankan aspek mental dan unggul dalam pengusanaan ilmu
dan teknologi, punya jiwa entrepreneur serta memiliki keimanan, ketaqwaan serta budi
pekerti yang tinggi sehingga mampu menjadi tuan dirumah sendiri.
o Infrastruktur dan Investasi
Mengembangkan Infrastruktur dan Investasi dengan membangun prasarana kota dan
menciptakan iklim investasi yang kondusif, yaitu membangun infrastruktur kota yang
mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan mendukung fungsi kota Balikpapan
dimasa yang akan datang serta mendukung pengembangan dan penciptaan iklim
investasi yang kondusif.
o Pariwisata dan Lingkungan Hidup
Mengembangkan pariwisata dan lingkungan hidup dengan memelihara kelestarian
lingkungan hidup dan suasana kota yang sejuk dan asri, yaitu membangun kota dengan
mengindahkan kaidah-kaidah pengelolaan lingkungan yang baik sehingga kota akan
menjadi satu kesatuan ekosistem yang layak huni oleh warganya dan sebagai tujuan
pariwisata.
o Pemberantasan Korupsi
Memberantas korupsi melalui pemberantasan tindak pidana KKN dengan pengawasan
ketat dan terbuka, yaitu dengan membangun sistem pemerintahan modern yang bebas
KKN dan mampu memberikan pelayanan publik dengan baik, dengan menerapkan azas
penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik seperti transparansi, partisipasi dan
akuntabilitas dari Pemerintahan di tingkat Kota sampai ke unit pelayanan masyarakat.
o Kesejahteraan Keluarga
Mengembangkan kesejahteraan keluarga dengan membina keluarga sakinah dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga sebagai sendi utama kota.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
BAB IV
STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
Setelah memperhatikan uraian terdahulu tentang gambaran umum kondisi Daerah dan
memperhatikan Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih untuk masa bhakti 2006 – 2011 maka strategi
pembangunan Daerah dalam lima tahun kedepan yang merupakan kebijakan yang harus dilakukan
untuk mencapai Visi dan Misi dari Kepala Daerah terpilih, maka ditetapkan (dua) strategi pokok
pembangunan Kota Balikpapan yaitu : Strategi untuk mewujudkan Kepemerintahan yang baik atau
Good Governance dan strategi untuk mewujudkan masyarakat madani atau civil society, yang
uraian lengkapnya disajikan berikut ini :
A. Strategi untuk mewujudkan Good Governance.
1. Akuntabilitas.
Bahwa setiap kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kota harus dapat dipertanggung
jawabkan kepada publik dalam hal ini setiap apatarur Pemerintah Kota harus dapat
bertindak selaku penanggung jawab dan penanggung gugat atas segala tindakan dan
kebijakan yang ditetapkannya. Akuntabilitas aparatur Pemerintahan ini terdiri dari 3 (tiga)
jenis yaitu Akuntabilitas Politik, Akuntabilitas Keuangan dan Akuntabilitas Hukum.
2. Transparansi
Bahwa setiap kebijakan publik yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota harus akan bersifat
transparan dan dapat diketahui oleh rakyat melalui mekanisme yang mudah dengan
memanfaatkan tehnologi informasi maupun menggunakan media lainnya sehingga rakyat
baik secara pribadi ataupun kelompok dapat mengetahui secara jelas. Proses perumusan
kebijakan publik dan implementasinya oleh Pemerintah Kota Balikpapan harus selalu
dilaksanakan secara terbuka dan diketahui umum
3. Keterbukaan
Keterbukaan disini dimaksudkan bahwa Pemerintah Kota harus dapat memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi warga Kota Balikpapan untuk mengajukan tanggapan
dan kritik terhadap kebijakan Pemerintah Kota Balikpapan yang dinilai tidak transparan
atau tidak sesuai dengan ketentuan hukum dan merugikan kepentingan masyarakat.
Pemerintah Kota Balikpapan dalam menyelenggarakan administrasi Pemerintahan akan
selalu memberikan informasi data yang memadai bagi warganya melalui berbagai sarana
informasi baik melalui tehnologi informasi, mass media dan sarana komunikasi lainnya,
sebagai bahan untuk melakukan penilaian atas jalannya Pemerintahan.
4. Kepastian Hukum.
Sebagai penyelenggaraan pemerintahan yang baik maka Pemerintah Kota akan berusaha
untuk memberikan jaminan kepastian hukum dan rasa keadilan bagi warga Kota terhadap
setiap kebijakan publik yang ditetapkan. Pemerintah Kota Balikpapan senantiasa akan
memberikan jaminan kepastian hukum atas kebijakan maupun peraturan perundang-
undangan dirumuskan, ditetapkan dan dilaksanakan berdasarkan prosedur baku yang sudah
melembaga dan diketahui oleh publik serta memiliki kesempatan untuk mengevaluasinya.
5. Partisipatif.
Pemerintah Kota Balikpapan dalam setiap merumuskan kebijakan akan senantiasa
menggunakan pendekatan partisipatif dan dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak
yang berkepentingan (stakeholders) terhadap kebijakan yang akan ditetapkan. Pelibatan
komponen warga Kota tersebut dimaksudkan untuk agar aspirasi masyarakat dapat
diakomodir sehingga akan mewujudkan rasa memiliki, guna menjalin keselarasan program-
program Pemerintah Kota Balikpapan dengan keinginan warga Kota.
6. Akomodatif
Pemerintah Kota Balikpapan bertindak responsif dan selalu mendengar aspirasi warga Kota
dalam setiap proses penentuan kebijakan yang dilaksanakan menurut jenjang Pemerintahan.
Guna menampung aspirasi warga Kota dalam bentuk masukan, saran, pendapat, tanggapan
dan kritik, maka Pemerintah Kota Balikpapan akan menyediakan media informasi atau
komunikasi yang murah, mudah dan cepat diakses oleh semua pihak yang berkepentingan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
B. Strategi untuk mewujudkan Masyarakat Madani.
1. Tatanan Spiritual
Didalam kehidupan masyarakat akan diupayakan senantiasa berperilaku sesuai dengan
ajaran agama yang dianut, dengan menciptakan suasana yang mendukung agar masyarakat
dapat melaksanakan kehidupan agamanya dengan baik dalam hubungan hambaNya
dengan Allah SWT/Tuhan Yang Maha Kuasa dan hubungan sesama manusia sebagai
landasan motivasi dan tujuan dari seluruh aktifitas kehidupannya.
2. Tatanan Moral
Mengatur batasan-batasan apa yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan yang bersumber
dari nilai-nilai taqwa. Masyarakat Madani mendorong manusia untuk menegakkan amar
makruf nahi mungkar untuk mengendalikan masyarakat agar tidak terjerumus pada
kemaksiatan dan kesia-siaan.
3. Tatanan Sosial
Mengatur hubungan dengan sesama manusia atau hablumminnannas yang bersumber dari
nilai ukhuwwah. Masyarakat Madani mendorong manusia untuk selalu menjaga
silaturahmi atau hubungan baik dengan sesama manusia.
4. Tatanan Ekonomi
Mengatur kehidupan ekonomi yang bertumpu pada nilai-nilai keadilan. Masyarakat
Madani mendorong manusia untuk mengembangkan potensi ekonomi ummat yang didasari
kejujuran dan kepercayaan.
5. Tatanan Politik Pemerintahan
Mengatur hubungan politik dan pemerintahan yang bersumber dari nilai musyawarah.
Masyarakat Madani mendorong partisipasi setiap warga untuk menjaga kehidupan
bermasyarakat.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
BAB V
ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
A. Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan Rencana Kerja
Pemerintah Kota dalam satu tahun anggaran dan implementasi kebijakan secara operasional
dijabarkan dalam bentuk Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan. Khusus untuk Pendapatan
Daerah bila dilihat dari jenisnya terdirin atas 3 (tiga) kelompok pendapatan, yaitu :
Kelompok Pendapatan Asli Daerah.
Kelompok Dana Perimbangan.
Kelompok Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah.
Untuk memperoleh gambaran mengenai perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah
pada tahun 2001–2005 dapat dijelaskan bahwa perkembangan realisasi Pendapatan Daerah dari
tahun ke tahun secara totalitas mengalami peningkatan dari Rp. 392,91 milyar lebih pada tahun
2001 menjadi Rp. 763,17 milyar lebih2 pada tahun 2005 atau terjadi kenaikan rata-rata per tahun
sebesar 18,05%. Dengan menggunakan data realisasi pada tahun 2001-2005, diperkirakan
pertumbuhan Pendapatan Daerah sampai dengan 5 (lima) tahun ke depan mencapai rata-rata
sebesar 19,90%, sehingga Pendapatan Daerah pada tahun 2011 diproyeksikan mencapai sebesar
Rp.2,49 trilyun lebih, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi berkisar antara 5 - 6% pertahun,
harga minyak dan gas bumi (Migas) berkisar antara US $ 50 – US $ 60 per barrel, serta
diharapkan adanya exploitasi Migas yang baru di Propinsi Kalimantan Timur.
Dari struktur Pendapatan Daerah tersebut maka akan dapat dilihat bahwa Pendapatan
Daerah yang memberikan kontribusi terbesar terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) adalah pertama sumber pendapatan dari Dana Perimbangan sebesar 88,16%, disusul
Pendapatan Asli Daerah sebesar 10,31 %, kemudian Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
sebesar 1,51 %. Hal ini berarti bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masih
sangat tergantung kepada Pemerintah Pusat.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan realisasi dan proyeksi Pendapatan Daerah menurut
kelompok pendapatan dengan rincian sebagai berikut :
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu dari
tahun 2001 – 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 20,85 % per tahun dengan
besaran yang diterima pada tahun 2005 sebesar Rp.78,72 milyard lebih sedangkan prediksi
pertumbuhan rata-rata 5 (lima) tahun kedepan sebesar 10,08% tahun maka proyeksi Pendapatan
Asli Daerah pada tahun 2011 akan emcapai sebesar Rp. 145,42 milyard lebih dengan rincian
sebagai berikut :
a. Pajak Daerah.
Perkembangan Pajak Daerah dari tahun 2001-2005 mengalami peningkatan setiap tahunnya
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 17,16% pertahun. Sedangkan besaran pajak yang
iterima pada tahun 2005 sebesar Rp.39,74 milyard lebih. Hal ini seiring dengan
pertumbuhan ekonomi yang dipicu oleh kebijakan perekonomian daerah yang baik.
Diperkirakan Pendapatan Daerah khususnya dari Pajak Daerah dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun kedepan yaitu tahun 2011 diproyeksikan akan mencapai sebesar Rp.76,78 milyard
lebih dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 11,60% pertahun.
b. Retribusi Daerah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari Retribusi Daerah rata-rata
pertumbuhan tahun 2001-2005 mencapai sebesar 17,33% dengan besaran yang diterima
pada tahun 2005 sebesar Rp. 23,12 milyard lebih dengan demikian dalam kurun waktu 5
(lima) tahun yang akan datang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan rata-rata setiap
tahunnya sebesar 10,50 % dengan proyeksi penerimaan sebesar Rp. 42,08 milyar lebih.
c. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.
Perkembangan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dalam kurun waktu lima tahun
mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2001 yaitu sebesar Rp.3,52
milyard lebih menjadi Rp.13,18 milyard lebih pada tahun 2005 dengan demikian
pertumbuhan rata- rata pertahun sebesar 39,06%. Pendapatan Asli Daerah yang bersumber
dari lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah diproyeksikan pada tahun 2011 akan
mencapai sebesar Rp. 21,99 milyard lebih dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar
8,9% per tahun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
2. Dana Perimbangan
Perkembangan Pendapatan Daerah yang bersumber dari Dana Perimbangan dalam tahun 2001-
2005 cukup significant yaitu sebesar Rp. 356,01 milyard lebih pada tahun 2001 dan meningkat
pada tahun 2005 menjadi sebesar Rp.672,85 milyard lebih dengan tingkat pertumbuhan rata-
rata 17,25% pertahun. Untuk lima tahun kedepan pendapatan dana perimbangan diproyeksikan
akan mencapai sebesar Rp. 1,02 Trilyun lebih pada tahun 2011 dengan tingkat pertumbuhan
rata-rata sebesar 7,30 % pertahun, dengan rincian sebagai berikut :
a. Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Pajak perkembangan penerimaannya dari tahun ketahun mengalami
peningkatan dari Rp.63,87 milyard lebih pada tahun 2001 menjadi Rp.157,05 milyard lebih
pada tahun 2005 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 25,22% pertahun. Lima tahun
kedepan pendapatan ini diproyeksikan akan menjadi sebesar Rp. 235,69 milyard lebih
dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7,00 % pertahun.
b. Bagi Hasil Bukan Pajak
Perkembangan penerimaan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak setiap tahunnya mengalami
peningkatan yang cukup signifikan dari sebesar Rp.152,63 milyar lebih tahun 2001 menjadi
Rp.350,21 milyard lebih dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 22,60% pertahun.
Pendapatan ini dalam lima tahun kedepan akan diproyeksikan sebesar Rp.528,52 milard
lebih pada tahun 2011 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7,1 % pertahun. Pendapatan
ini merupakan pendapatan yang memberikan sumbangan yang terbesar terhadap Dana
Perimbangan.
c. Dana Alokasi Umum (DAU)
Selama 5 (lima) tahun terakhir, penerimaan Dana Alokasi Umum (DAU) tidak
mengalami peningkatan bahkan pada tahun 2003 mengalami penurunan sebesar 23,92%
dibanding tahun sebelumnya. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas penerimaan
Dana Alokasi Umum pada tahun 2001 sebesar Rp. 126,51 milyard lebih tahun 2002
mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp. 135,70 milyar lebih dan tahun 2003 menurun
menjadi sebesar Rp. 103,24 milyar lebih , pada tahun 2004 mengalami kenaikan menjadi
sebesar Rp. 135,09 milyard lebih untuk tahun 2005 tetap sebesar Rp. 135,09 milyar lebih
dan diperkirakan sampai dengan tahun 2011, Dana Perimbangan Kota Balikpapan yang
berasal dari Dana Alokasi Umum, diproyeksikan tidak akan mengalami kenaikan.
d. Dana Alokasi Khusus (DAK)
Penerimaan Dana Alokasi Khusus (DAK) sangat fluktuatif setiap tahun karena alokasi
anggaran ini sangat tergantung dengan kebijakan Pemerintah Pusat. Untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas penerimaan Dana Alokasi Khusus (DAK) pada tahun 2001
sebesar Rp. 12,97 milyard lebih dan dalam tahun 2002 menurun menjadi sebesar Rp. 618,08
juta kemudian pada tahun 2003 mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp. 5,65 milyard
lebih sedangkan tahun 2004 tidak menerima Dana Alokasi Khusus (DAK), namun pada
tahun 2005 menerima Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 2,11 milyard lebih.
Diperkirakan pada tahun 2006-2011, Dana Perimbangan Kota Balikpapan yang berasal dari
Dana Alokasi Khusus (DAK) tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Dana Alokasi
Khusus (DAK) yang akan diterima oleh Pemerintah Kota Balikpapan diperkirakan sebesar
Rp. 5,00 milyar lebih pada tahun 2011.
e. Dana Perimbangan Propinsi
Perkembangan penerimaan Dana Perimbangan Propinsi selama kurun waktu lima tahun
berfluktuasi dari Rp.17,68 milyard lebih sampai dengan Rp.30,50 milyard pada tahun 2005
dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 19,92% pertahun. Sedangkan pada tahun 2001 tidak
ada penerimaan.
Dana Perimbangan Propinsi pada tahun 2011 diproyeksikan sebesar Rp. 47,59 milyard lebih
dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7,7% pertahun..
3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Komponen Lain-Lain Pendapatan Yang Sah merupakan pos penerimaan yang belum dapat
diandalkan dibandingkan dengan pendapatan-pendapatan yang diuraikan terdahulu. Pos ini
hanya menyumbangkan sekitar 3,35% dari total penerimaan Pemerintah Kota Balikpapan.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, penerimaan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
mengalami peningkatan walaupun sangat bervariasi dari tahun ke tahun khususnya dalam 3
(tiga) tahun terakhir dibandingkan dengan tahun 2001 dan 2002 yang sama sekali tidak ada
penerimaan dari Lain-Lain Pendapatan Yang Sah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
4. Pengembangan Sumber Pendapatan Daerah.
Asumsi yang mendasari perkiraan pertumbuhan sumber pendapatan Daerah meliputi :
a. Pendapatan Asli Daerah diasumsikan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang
dicerminkan dari Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto.
b. Dana Perimbangan diasumsikan dipengaruhi oleh kebijakan Pemerintah Pusat tentang
Dana Perimbangan, Jumlah Produksi Migas Indonesia, Fluktuasi harga minyak mentah
dunia termasuk dalam hal ini dengan adanya kebijakan Pemerintah Pusat dibidang energi
yang akan membangun Proyek Pipanisasi Gas dari Kota Bontang ke Pulau Jawa.
c. Lain-lain pendapatan Daerah yang sah diasumsikan dipengaruhi oleh pertumbuhan
ekonomi. Selanjutnya mengenai arah dan kebijakan pengembangan potensi Pendapatan
Daerah dapat dilakukan degan cara :
Pendapatan Asli Daerah
1). Intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan,
yang secara teknis bias dilakukan melalui :
- Pengkajian secara terus menerus Perda tentang Pajak dan Retribusi Daerah untuk
disesuaikan dengan perkembangan Kota.
- Perbaikan sistim dan prosedur tehnis pemungutan Pajak dan Retribusi Daerah
dalam rangka peningkatan pelayanan kepada Wajib Pajak dan Retribusi Daerah
- Peningkatan pemeriksanaan pembukuan wajib Pajak.
2). Pengembangan Investasi Daerah, dapat dilakukan dengan cara :
- Pemberian informasi yang seluas-luasnya tentang peluang usaha dan potensi
Daerah.
- Pembentukan lembaga yang khusus menangani pengembangan investasi Daerah
baik yang menyangkut promosi, pengembangan potensi Daerah maupun dibidang
perizinan investasi dalam satu atap.
- Pengembangan sistem informasi penanaman modal Daerah
- Pemberian insentif bagi para investor baik insentif fiskal maupun perizinan.
- Pembangunan infrastruktur Daerah yang mendukung kemudahan dalam rangka
penyediaan fasilitas yang diperlukan seperti jalan/jembatan, penyediaan air bersih,
listrik dan sebagainya.
- Pengembangan tata ruang/kawasan yang dapat mendorong kegiatan perekonomian
masyarakat yang berpotensi dalam peningkatan PAD
- Pengembangan terwujudnya suasana kota yang aman dan kondusif bagi
berkembangnya dunia usaha.
Dana Perimbangan .
1) Melaksanakan koordinasi secara terus menerus dengan Pemerintah Pusat dalam rangka untuk
meningkatkan dana perimbangan yang dialokasikan untuk Kota Balikpapan.
2) Melakukan koordinasi dengan Kabupaten/Kota lainnya baik secara sendiri-sendiri maupun
melalui Asosiasi dalam rangka pengembangan potensi sumber dana perimbangan dari
Pemerintah Pusat untuk Daerah.
Lain-lain Pendapatan.
Mengupayakan agar pendapatan yang berasal dari lain-lain pendapatan ini dapat selalu
meningkat dari tahun ketahun. Atas dasar uraian tersebut, maka proyeksi peningkatan pendapatan
daerah dari PAD, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Tahun 2007-2011, masing-masing
yaitu untuk PAD 10,08% pertahun, Dana Perimbangan sebesar 7,30% pertahun dan Lain-lain
Pendapatan sebesar 24,80% pertahun.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1 : Proyeksi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan
Daerah Yang Sah Kota Balikpapan Tahun 2007-2011
PROYEKSIJenis Penerimaan 2006
2007 2008 2009 210 2011 %/Tahun
Pendapatan Asli
Daerah87,18 96,56 106,95 118,48 131,25 145,42 10,06
Dana Perimbangan 721,19 773,00 828,54 888,08 951,90 1.020,30 11,06
Lain-lain Pendapatan
Daerah Yang Sah14,46 18,05 22,53 28,11 35,09 43,79 8,90
Jumlah 822,83 887,61 958,02 1.034,67 1.118,24 1.209,51 8,04
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Balikpapan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
Total Pendapatan Daerah dari tahun 2007- 2011 Diproyeksikan sebesar Rp. 5.20, Trilyun lebih
B. Arah Pengelolaan Belanja Daerah .
Berdasarkan Pasal 167 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, mengisyaratkan bahwa
Belanja Daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
dalam upaya memenuhi kewajiban daerah. Perlindungan dan peningkatan kualitas kehidupan
masyarakat diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan
sistem jaminan sosial, dengan tetap mempertimbangkan analisis standar belanja, standar kerja,
tolok ukur kinerja dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Sebagaimana amanat Undang-Undang tersebut, Pemerintah Kota Balikpapan telah
membelanjakan sebagian besar pendapatannya untuk memenuhi berbagai infrastruktur yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat termasuk mengalokasikan untuk keperluan pelayanan serta pembinaan
kemasyarakatan.
Belanja Pemerintah Kota Balikpapan dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan
selaras dengan tuntutan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan. Selama lima tahun terakhir
Pemerintah Kota Balikpapan membelanjakan rata-rata sebesar Rp. 729,20 milyar lebih per tahun
dalam rangka pembangunan infrastruktur perkotaan maupun untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat.
Sesuai dengan kemampuan Pendapatan Daerah, pada tahun 2001 belanja Pemerintah
Kota Balikpapan pada tahun yang sama adalah sebesar Rp. 346,33 milyard lebih dan meningkat
terus menjadi Rp. 687,59 milyard lebih pada tahun 2005 selanjutnya dalam tahun 2006 mengalami
peningkatan menjadi sebesar Rp. 1.151,29 trilyun. Ini berarti terjadi peningkatan rata-rata 18,70 %
per tahun. Peningkatan belanja ini seiring dengan pertumbuhan pendapatan Pemerintah Kota
Balikpapan sejak tahun 2001 yang rata-rata mengalami peningkatan sebesar 20,85 % per tahun
untuk PAD dan 17,25 % per tahun untuk Dana Perimbangan.
Diproyeksikan belanja Pemerintah Kota Balikpapan dalam 5 (lima) tahun kedepan akan
terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 15,00 % per tahun. Sehingga pada tahun 2011
pengeluaran untuk belanja Pemerintah Kota Balikpapan diproyeksikan akan mencapai sebesar Rp.
1.169,62 Milyard lebih. Apabila melihat total penerimaan Pendapatan Pemerintah Kota Balikpapan
pada tahun 2001 adalah sebesar Rp. 392,91 milyard lebih, sedangkan pengeluaran belanja pada
tahun yang sama sebesar Rp. 346,33 milyard lebih hal ini berarti terdapat surplus sebesar 11,85%
dari total penerimaan pada tahun 2001. Selanjutnya pada tahun 2002 mengalami defisit sebesar
2,85% dari total penerimaan, dan pada tahun 2003 surplus sebesar 7,60%, sedangkan pada tahun
2004 mengalami defisit lagi sebesar 4,28%, demikian pula dalam tahun 2005 terdapat defisit
sebesar 10,92%.
Untuk lebih jelasnya proyeksi Belanja Daerah dalam 5 (lima) tahun kedepan dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 2 : Proyeksi Rencana Anggaran Belanja (Belanja Langsung dan Beanja Tidak Langsung)
Kota Balikpapan Tahun 2007-2011.
Sumber : Bagian Keuangan Setda Kota Balikpapan dan Bappeda Kota Balikpapan.
Total Belanja Daerah dari tahun 2007 - 2011 diproyeksikan sebesar Rp. 5,19,.Trilyun lebih.
C. Arah Pengelolaan Pembiayaan
Pembiayaan adalah transaksi keuangan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus dan
dirinci menurut sumber pembiayaan yang merupakan penerimaan dan pengeluaran Daerah. Sumber
penerimaan dari pembiayaan yaitu Sisa Lebih Perhitungan Anggatan (Silpa) Tahun Lalu, Transfer
dari Dana Cadangan dan Penerimaan Pinjaman dan Obligasi, Hasil Penjualan Asset Milik Daerah
yang dipisahkan, sedangkan pengeluaran dari pembiayaan ialah Transfer ke Dana Cadangan,
Peenyertaan Modal, Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Berjalan, Pembayaran Utang Pokok
yang Jatuh Tempo.
Realisasi Pembiayaan Penerimaan dari total penerimaan Daerah pada tahun 2001 mengalami
kenaikan sebesar 4,11 %, dan tahun 2002 mengalami kenaikan sebesar 19,67 %, pada tahun 2003
lebih rendah dibanding tahun 2002 yaitu sebesar 13,41 % tahun 2004 mengalami kenaikan lagi
menjadi sebesar 20,76 %, sedangkan tahun 2005 sebesar 13,32 %. Kalau komposisi Pembiayaan
Penerimaan dengan kondisi yang semacam ini berarti menunjukan bahwa dengan Sisa Lebih
PROYEKSI (dalam juta rupiah)
Jenis Belanja2006
(Rp.)2007
(Rp.)
2008
(Rp.)
2009
(Rp.)
2010
(Rp.)
2011
(Rp.)
- Belanja Langsung 795,16 541,86 581,23 623,45 668,75 717,33
- Belanja Tidak Langsung 356,13 541,86 391,86 411,05 431,17 452,28
Jumlah 1.151,29 915,42 973,09 1.034,50 1.099,92 1.169,61
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
Perhitungan Anggatan (Silpa) yang semakin besar, maka akan mendukung kemampuan keuangan
yang juga kian sehat dan semakin terjaminnya likuiditas APBD Kota Balikpapan. Diperkirakan
sampai dengan tahun 2011 Pembiayaan Penerimaan akan tumbuh rata-rata sebesar - 13,22 % per
tahun.
Demikian pula dengan realisasi Pembiayaan Pengeluaran dari Belanja Daerah pada tahun
2001 sebesar 0,58%, dan pada tahun 2002 mengalami lonjakan yang cukup besar yaitu 16,35%,
dan kemudian tahun 2003 sebesar 22,73%, sedangkan tahun 2004 sebesar 15,81%, sementara itu
pada tahun 2005 sebesar - 84,15% dan tahun 2006 sebesar 99,01%. Diperkirakan sampai dengan
tahun 2011 Pembiayaan Pengeluaran akan tumbuh rata-rata sebesar 12,76% per tahun.
Untuk lebih jelasnya rincian pembiayaan penerimaan dan pembiayaan pengeluaran dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 3 : Proyeksi Pembiayaan (Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran) Kota
Balikpapan Tahun 2007-2011
Sumber : Bagian Keuangan Setda Kota Balikpapan dan Bappeda Kota Balikpapan
Total pembiayaan dari tahun 2007-2011 sebesar 671,77milyar lebih
D. Kebijakan Umum Anggaran
Dalam rangka pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah, Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga, maka Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib menyusun Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai rencana tahunan. Penyusunan dokumen
perencanaan tersebut dilakukan melalui proses koordinasi antar instansi Pemerintah dan proses
partisipasi seluruh pelaku pembangunan yang difasilitasi melalui forum Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang).
Berdasarkan hasil pembahasan Musrenbang yang sudah dikompilasi dan final,
sebagaimana ketentuan yang diamanatkan oleh Undang-Undang tersebut diatas maka
Pemerintah Daerah wajib menyusun Rencana Kerja Tahunan dan implementasinya dalam
bentuk RKPD yang berlaku mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember, dan dimana RKPD
mempunyai fungsi sebagai berikut :
Pedoman bagi SKPD dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renja SKPD).
Pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (RAPBD).
Bahan pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafond
Anggaran Sementara (PPAS).
Dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), kepala
Daerah menggunakan acuan RKPD, KUA yang merupakan penjabaran lebih lanjut RKPD serta
PPAS sebagai dasar penyusunan Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK) atau Rencana Kerja
Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD). Berdasarkan PPAS tersebut, selanjutnya
Kepala SKPD menyusun RASK atau RKA-SKPD dengan memakai pendekatan prestasi kerja
yang akan dicapai. Kemudian RASK atau RKA-SKPD disampaikan kepada Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun berikutnya.
Setelah ditetapkannya APBD Kota Balikpapan, maka hal-hal yang menyangkut
mengenai Hak dan Kewajiban Pemerintah Daerah, berupa pendapatan daerah, belanja daerah
dan pembiayaan akan sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kota Balikpapan.
Sebagai kerangka kebijakan publik yang memuat Hak dan Kewajiban Pemerintah
Daerah yang merupakan bahan untuk penyusunan RAPBD Kota Balikpapan dilaksanakan
sesuai sistem dan mekanisme perencanaan yang berlaku yaitu perencanaan Partisipatif dan
Integrated, yang bersumber dari aspirasi masyarakat yang tertuang di dalam RKPD, KUA dan
PPAS serta implementasinya ditindak-lanjuti dengan penyusunan RASK atau RKA-SKPD.
PROYEKSI (dalam juta rupiah)Jenis Pembiayaan 2006 2007
(Rp.)2008(Rp.)
2009(Rp.)
2010(Rp.)
2011(Rp.)
Pembiayaan Penerimaan 319,39 359,89 109,89 123,82 139,52 157,21
Pembiayaan Pengeluaran 29,54 33,94 38,98 43,42 48,36 53,86
Jumlah 289,85 325,95 70,90 80,40 91,16 103,35
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
APBD harus mampu mencerminkan aspirasi serta partisipasi masyarakat dalam
perencanaan program dan kegiatan. Untuk itu maka dalam penyusunan anggaran sedapat
mungkin diupayakan mengacu kepada empat norma anggaran yaitu:
1. Transparansi dan Akuntabel
Mengandung makna bahwa seluruh proses penyusunan anggaran harus aspiratif,
partisipatif, terbuka, akomodatif dan dapat dipertanggung jawabkan.
2. Disiplin Anggaran
Bahwa setiap pendapatan dan belanja yang direncanakan harus terukur secara rasional dan
pelaksanaannya berlandaskan sistem administrasi yang tertib dan taat azas.
3. Keadilan Anggaran
Pengalokasian belanja secara merata sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat secara adil
dan proporsional.
4. Efisiensi, Efektifitas dan Ekonomis
Mengandung makna bahwa dana yang tersedia harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin
untuk dapat menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang
maksimal guna kepentingan masyarakat.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
BAB VI
ARAH KEBIJAKAN UMUM
Bahwa salah satu dokumen yang dijadikan rujukan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) 2006 – 2011 adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
2006–2026, yang didalam salah satu materinya juga memuat Arah Kebijakan Umum Pembangunan
dalam 20 tahun mendatang yang merupakan kebijakan dasar, yang selanjutnya akan dijabarkan dalam
Arah Kebijakan Umum dalam RPJMD, oleh karena itu didalam uraian Arah Kebijakan Umum ini
akan disampaikan dulu Arah Kebijakan Umum Pembangunan dalam RPJPD yang diikuti dengan
uraian tentang Arah Kebijakan Umum RPJMD sebagai berikut :
a. Arah Kebijakan Umum mengacu pada RPJP Kota Balikpapan Tahun 2006-2026, yaitu :
1. Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang Beriman, sehat jasmani dan memiliki daya
saing dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi, ditunjukkan oleh :
a. Kualitas sumber daya manusia yang semakin meningkat yang ditandai dengan
meningkatnya Index Pembangunan Manusia (IPM) dan Index Pembangunan Gender
(IPG), termasuk peranan perempuan dalam pembangunan serta tercapainya pertumbuhan
penduduk yang seimbang.
b. Kualitas sumber daya manusia yang semakin meningkat dari sisi keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang ditandai dengan semakin meningkatnya kegiatan
keagamaan masyarakat, peranan lembaga keagamaan dan pemuka agama dalam
memberikan pembinaan kepada masyarakat serta semakin banyak terbangunnya sarana
kehidupan beragama, suasana Kota yang mencerminkan kehidupan masyarakat yang
religius (Masyarakat Madani) serta tidak terjadinya konflik masyarakat berdasarkan
SARA.
c. Kualitas sumber daya manusia yang meningkat dari sisi sehat jasmani ditandai dengan
semakin meningkatnya kualitas kesehatan dan kehidupan masyarakat dan Kota (Kota
Sehat), terpenuhinya pelayanan kesehatan berkualitas yang terjangkau untuk semua
kalangan masyarakat, tersedianya fasilitas dan sarana untuk masyarakat melakukan
olahraga, kesegaran jasmani dan rekreasi .
d. Kualitas sumber daya manusia yang meningkat dari sisi penguasaan ilmu dan teknologi
yang ditandai dengan tersedianya prasarana dan sarana pendidikan dasar, menengah
termasuk kejuruan dan pendidikan tinggi yang berkualitas baik nasional maupun
internasional, terjangkau untuk semua lapisan masyarakat serta semakin meningkatnya
cakupan masyarakat untuk dapat mengikuti jenis pendidikan pada semua tingkatan.
Tersedianya sarana yang berperanan penting kepada pendidikan masyarakat pada umumnya
yaitu perpustakaan umum dan museum Kota yang representatif.
e. Semakin menurunnya angka pengangguran yang ditandai dengan semakin meningkatnya
pendidikan dan ketrampilan masyarakat sehingga mampu bersaing untuk mengisi lapangan
kerja yang tersedia, disamping mampu untuk berusaha dan menciptakan lapangan kerja
sendiri (entrepreneurship).
f. Semakin menurunnya angka penduduk miskin yang ditandai dengan menurunnya jumlah
penduduk miskin dengan adanya berbagai program dalam rangka menurunkan jumlah
penduduk miskin tersebut.
2. Terwujudnya ketersediaan infrastuktur Kota yang mampu untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan mendukung fungsi Kota di masa depan, ditunjukkan oleh:
a. Terbangunnya jaringan jalan yang menghubungkan wilayah Kota dengan wilayah
pengembangan baru sesuai dengan RTRW, peningkatan jalan, jalan-jalan alternatif yang
menghubungan keseluruh wilayah Kota serta sistem transportasi dan angkutan Kota yang
diharapkan dapat mengurangi tingkat kemacetan dalam Kota.
b. Terbangunnya jaringan infrastruktur perhubungan yang terintegrasi baik darat, laut maupun
udara yang menghubungkan Kota Balikpapan dengan wilayah sekitarnya maupun Kota
Balikpapan dengan Kota/Kabupaten di Propinsi Kalimantan dan Kota-Kota lainnya di
Indonesia.
c. Terbangunnya pelabuhan laut Balikpapan di Kelurahan Kariangau, baik pelabuhan
kontainer maupun pelabuhan cargo dan peningkatan Bandara Sepinggan baik dari sisi darat
berupa perluasan terminal, maupun dari sisi udara berupa perpanjangan landasan (run-way)
d. Terbangunnya permukiman yang tertata sesuai dengan RTRW maupun perencanaan Kota
lainnya, yang disesuaikan dengan daya dukung lingkungan serta meningkatnya jumlah
bangunan permukiman yang telah memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
e. Terpenuhinya kebutuhan air bersih yang berkualitas baik bagi masyarakat yaitu untuk
keperluan rumah tangga, sosial dan usaha dengan melalui sistem sambungan langsung.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
f. Tersedianya prasarana, sarana dan obyek wisata dengan memanfaatkn potensi wisata yang
ada seperti wisata alam, wisata budaya dan wisata Kota.
g. Tersedianya regulasi RTRW yang mampu mengatur pengembangan Kota Balikpapan
kedepan, yang berwawasan lingkungan, diketahui oleh masyarakat, mengikat terhadap
kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah dan masyarakat disertai dengan
pemberian sanksi bagi fihak-fihak yang melanggarnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3. Terwujudnya sumberdaya alam yang terkendali penggunannya, kondisi kota yang layak
huni dan berwawasan lingkungan, yang ditunjukkan oleh :
a. Tersedianya sumber informasi tentang sumberdaya alam Balikpapan baik yang terbaharui
(renewable) maupun yang tidak terbarukan (non renewable) serta adanya peraturan
(regulasi) yang mengatur tentang pengelolaan sumber daya alam tersebut,
b. Terbangunnya Kota baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah maupun masyarakat dengan
memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan lingkungan kota yang baik sehigga masyarakat
akan merasa nyaman di tinggal di Kota Balikpapan baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial.
c. Terlaksananya pengelolaan lingkungan hidup di Kota Balikpapan baik yang dilaksanakan
oleh Pemerintah maupun masyarakat dengan pengaturan (regulasi) yang jelas baik dari oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Kota.
4. Terwujudnya.perekonomian kota yang berorientasi kepada pengembangan potensi
kerakyatan dan pengembangan basis ekonomi Kota dimasa depan, ditunjukkan oleh :
a. Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan sehingga pendapatan perkapita
pada tahun 2026 akan mencapai sekitar US $ 6.000 dengan tingkat pengangguran yang
rendah dan tidak ada lagi penduduk miskin di Kota Balikpapan.
b. Terbangunnya aktivitas ekonomi Kota yang berkeadilan dengan tetap mengembangkan
potensi ekonomi masyarakat seperti pertanian, perkebunan, peternakan , dan perikanan
serta sektor usaha kecil , menengah dan koperasi.
c. Terbangunnya struktur ekonomi Kota yang kokoh berlandaskan pada keunggulan
kompetitif wilayah Balikpapan khususnya untuk sektor Industri, Perdagangan dan Jasa
yang dikelola secara efisien dan berdaya saing global sebagai motor penggerak
perekonomian Kota Balikpapan pada masa yang akan datang.
5. Terwujudnya penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance),
ditunjukkan oleh :
a. Terlaksananya penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang demokratis, transparan,
partisipatif dan akuntabel yang dapat menjamin aksesibilitas masyarakat terhadap seluruh
proses penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Legislatif dan Eksekutif).
b. Terselenggaranya penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang bersih (Clean Government)
yang bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
c. Meningkatnya profesionalisme aparatur Pemerintahan Daerah yang baik, bersih,
berwibawa dan bertanggungjawab serta profesional, yang mampu mendukung
pembangunan Daerah.
6. Terwujudnya penegakan hukum yang menjamin keadilan dan kepastian hukum bagi
masyarakat, ditunjukkan oleh :
a. Terciptanya supremasi hukum dan penegakan Hak Azasi Manusia yang bersumber pada
Pancasila dan UUD 1945 dan ketentuan perundang-undangan lainnya serta terlaksananya
aturan hukum yang diterbitkan di Daerah yang mencerminkan kebenaran, keadilan,
akomodatif dan aspiratif.
b. Terselenggaranya Pemerintahan Daerah yang berdasarkan hukum dan penegakkan hukum
di Daerah.
Untuk mencapai tingkat kemajuan dan kesejahteraan Kota Balikpapan seperti yang
diinginkan dalam arah pembangunan Jangka Panjang selama kurun waktu 20 tahun tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Mewujudkan sumber daya manusia yang Beriman, sehat jasmani dan, memiliki daya saing
dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Kemampuan sumber daya manusia Beriman, sehat jasmani dan, memiliki daya saing
dibidang ilmu Pengetahuan dan Tehnologi adalah merupakan kunci dari kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat Kota Balikpapan. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang
Beriman, sehat jasmani dan memiliki daya saing dibidang Ilmu dan Tehnologi, pembangunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
Kota Balikpapan dalam jangka panjang diarahkan untuk : a). Meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; b). Meningkatkan derajat dan pelayanan kesehatan
masyarakat; c). Mengendalikan jumlah dan laju pertumbuhan penduduk; d). Meningkatkan
kegiatan pemuda dan olahraga; e). Meningkatkan peranan perempuan dalam pembangunan;
f). Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan cakupan masyarakat masyarakat
dalam mengikuti setiap jenjang pendidikan serta membangun perpustakaan dan musium Kota
yang memadai; g). Menurunkan angka pengangguran, meningkatkan kualitas angkatan kerja
dan melaksanakan sistem informasi ketenagakerjaan; h). Menurunkan angka kemiskinan; i).
Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
2. Mewujudkan tersedianya infrastuktur Kota yang mampu untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan fungsi Kota di masa depan
Tersedianya infrastruktur kota yang mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
dan fungsi kota Balikpapan pada masa yang akan datang, akan menjamin tersedianya semua
kebutuhan masyarakat untuk kehidupan yang lebih sejahtera serta mendukung keberadaan kota
Balikpapan dalam melaksanakan fungsinya baik dalam konteks regional, nasional maupun
internasionaldan memiliki daya saingkehidupan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya. Untuk mewujudkan tersedianya infrastuktur Kota yang mampu untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dan fungsi Kota di masa depan maka pembangunan Kota dalam jangka
panjang diarahkan untuk : a). Mengembangkan prasarana jalan dan perhubungan
(transportasi); b). Mengembangkan penataan permukiman yang serasi dan menyediakan
perumahan yang layak huni dan terjangkau oleh masyarakat; c).Mengembangkan penyediaan
air bersih yang berkualitas dan mampu menjangkau kebutuhan masyarakat secara
berkelanjutan; d). Mengembangkan penyediaan sumber daya energi listrik yang
berkelanjutan; e). Mengembangkan penataan ruang mampu mengatur perkembangan Kota
Balikpapan kedepan; f). Mengembangkan pariwisata yang sesuai dengan potensi Kota.
3. Mewujudkan sumber daya alam (SDA) yang lestari dan kondisi kota yang layak huni serta
berwawasan lingkungan.
Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan modal pembangunan Kota dan
sekaligus sebagai penopang sistem kehidupan. Sumber daya alam yang lestari akan menjamin
tersedianya sumber daya yang berkelanjutan bagi pembangunan dan kenyamanan bagi
kehidupan Kota. Lingkungan hidup Kota yang asri juga akan meningkatkan kualitas hidup
manusia sehingga setiap warga kota dapat menikmati suatu suasana lingkungan kota
yangnyaman untuk tempat hunian dan melaksanakan segala aktivitasnya. Karena itu untuk
mewujudkan sumber daya alam yang lestari dan kondisi kota yang layak huni serta berwawasan
lingkungan, pembangunan Kota Balikpapan dalam jangka panjang diarahkan melalui : a).
Integrasi dan harmonisasi kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
dengan sektor yang lain; b). Pengarusutamaan (mainstreaming) prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan ke seluruh bidang pembangunan; c). Peningkatan kapasitas lembaga pengelola
lingkungan hidup; d). Peningkatan kesadaran masyarakat peduli pada lingkungan; e).
Penegakan hukum di bidang lingkungan secara konsisten.
4. Mewujudkan perekonomian yang berorientasi pengembangan potensi ekonomi reakyatan
dan pengembangan basis ekonomi Kota dimasa depan.
Membangun sistem ekonomi yang memungkinkan potensi ekonomi kerakyatan dapat
berkembang memang perlu dilakukan karena ekonomi yang berbasis kepada ekonomi
kerakyatan ini telah terbukti rakyat mampu bertahan ditengah krisis yang menimpa negara pada
akhir tahun 90 an yan lalu, disamping mengembangkan basis ekonomi Kota Balikpapan dalam
rangka mempersiapkan peranan Kota Balikpapan sebagai Kota Industri, Perdagangan dan Jasa
dimasa depan. Karena Kota Balikpapan khususnya dan Propinsi Kaimantan Timur pada
umumnya tidak dapat menggantungkan diri kepada menyak dan gas bumi dan sumber daya
mineral lainnya karena pada suatu saat sumber daya tersebut akan habis. Keduanya harus
disinergikan dalam suatu tatanan yang serasi dan bersinergi agar benar-benar diwujudkan demi
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkankan perekonomian yang
berorientasi pada pengembangan potensi ekonomi yang berbasis ekonomi kerakyatan dan
pengembangan basis ekonomi Kota Balikpapan dimasa yang akan datang maka pembangunan
Kota Balikpapan dalam jangka panjang diarahkan untuk : a) Pengembangan potensi ekonomi
yang berbasis kepada masyarakat yaitu : pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan
kelautan serta usaha kecil menengah dan koperasi; b) Pengembangan basis ekonomi
Balikpapan dimasa depan khususnya untuk Industri, Perdagangan dan Jasa serta pariwisata;
c). Pengembangan Investasi dan Dunia Usaha.
5. Mewujudkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance)
Membangun sistem pemerintahan modern yang bebas KKN dan mampu memberikan
pelayanan publik dengan baik, serta menerapkan azas penyelenggaraan tata pemerintahan yang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
baik seperti partisipasi, transparansi/keterbukaan dan akuntabilitas dari mulai Pemerintahan di
tingkat Kota sampai kepada unit pelayanan masyarakat terendah merupakan tuntutan peraturan
perundang-undangan dan masyarakat yang tidak bisa ditunda lagi. Hal ini tidak hanya
dilakukan dengan memperbaiki sistem dan prosedure penyelenggaraan pemerintahan yang
sedang berjalan tetapi juga menyiapkan aparatur pemerintahan Daerah agar mampu
melaksanakannya. Untuk mewujudkan pnyelenggaraan tata pemerintahan yang baik,
pembangunan Kota Balikpapan jangka panjang diarahkan untuk : a) Penataan kelembagaan
pemerintahan daerah; b) Pengembangan sistem informasi manajemen tata kelola kota; c)
Peningkatan kualitas kemitraan antardaerah dan/atau luar negeri; d) Peningkatan kapasitas
pemerintah Kota Balikpapan; e). Pengembangan Partispasi masyarakat dalam pembuatan
kebijakan publik; f). Pembinaan dan Pengawasan.
6. Mewujudkan penegakan hukum yang menjamin keadilan dan kepastian hukum serta rasa
aman bagi masyarakat.
Mewujudkan penegakkan hukum yang menjamin kedilan dan kepstian hukum bagi masyaraat
diarahkan agar masyarakat benar-benar terlindungi dan memperoleh keadilan dimuka hukum
dengan membangun suatu sistem regulasi daerah yang dapat menjamin keadilan dan kepastian
hukum bagi masyarakat yang dapat diterapkan dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan
yang memenuhi syarat-syarat antara lain : produk hukum daerah yang berkeadilan;
penegakan hukum yang konsisten dan efektif ;lembaga hukum yang independen, akuntabel dan
transparan serta ; partisipasi, tanggung jawab dan kesadaran warga kota yang tinggi terhadap
hukum Dilaksanakan melalui : a) Pembaruan Peraturan Daerah; b) Penegakan Peraturan
Daerah secara konsisten; c) Pengembangan kode etik penegak hukum Daerah; dan d).
Pemberdayaan masyarakat di bidang hukum.
b. Arah Kebijakan Strategis merupakan penjabaran secara operasional dari Visi dan Misi
Kepala Daerah periode Tahun 2006-2011.
Mengacu kepada tujuan pembangunan jangka panjang adalah mewujudkan kehidupan
masyarakat dan kota yang madani, maju, mandiri dan adil sebagai landasan bagi tahap
pembangunan berikutnya menuju masyakat adil dan makmur dalam wadah NKRI berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945, maka pembangunan Kota Balikpapan diarahkan pada keseimbangan
yang harmonis antara pembangunan fisik dengan pembangunan moralitas dan spiritualitas warga
untuk mewujudkan Balikpapan yang maju dan modern namun tetap menjunjung tinggi norma-
norma agama dan budi pekerti yang luhur.
Sebagai tolok ukur tercapainya masyarakat dan Kota Balikpapan yang madani, maju, adil dan
mandiri, maka pembangunan Daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang diarahkan pada pencapaian
sasaran-sasaran sebagai berikut :
1. Menurunnya jumlah penduduk miskin dan penduduk rentan agar tidak menjadi miskin,
yang ditandai dengan :
Meningkatnya Bantuan Pendidikan
Terlaksananya Bantuan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan bagi Gakin termasuk bagi
Anak Yatim Piatu/Anak Tidak Mampu di Panti Asuhan dan Orang Jompo di Panti Jompo.
Semakin Meningkatnya Penduduk Miskin yang Terampil dan Memiliki Modal Usaha.
Terlaksananya Program Kegiatan di Sektor Perikanan, Peternakan, Perkebunan, Pertanian
Berteknologi, Jasa Informal dan Pengusaha Skala Mikro, Kecil dan Menengah, khususnya
bagi keluarga miskin.
2. Menjadikan agar warga Balikpapan mampu menjadi tuan dirumah sendiri, yang
ditandai dengan :
Meningkatnya Cakupan Pendidikan Dasar dan Menengah yang ditunjukan dengan semakin
meningkatnya Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni
Meningkatnya kegiatan Politeknik Balikpapan
Meningkatnya Kualitas Perguruan Tinggi Swasta
Meningkatnya Kualitas Derajat Kesehatan masyarakat
Semakin Meningkatnya Kegiatan Pembinaan Pemuda dan Olahraga
Semakin Meningkatnya Kegiatan Pembinaan Seni dan Budaya Daerah
Semakin Meningkatnya Keahlian Tenaga Kerja dan Pembinaan Ketenagakerjaan di Daerah
Meningkatnya kegiatan Kehidupan Beragama dikalangan Masyarakat
Terpenuhinya Kehidupan Kemasyarakatan yang terbina dengan baik
Terpenuhinya Kesejahteraan Sosial masyarakat.
3. Terbangunnya prasarana kota dan terciptanya iklim investasi yang kondusif, yang
ditandai dengan :
Meningkatnya Penyediaan dan Pelayanan Air Bersih untuk Masyarakat sebesar 70%
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
Meningkatnya Penyediaan Tenaga Listrik
Semakin meningkatnya Kualitas Jalan dan Jembatan
Meningkatnya Tertib Lalu Lintas dan Membaiknya Moda Transportasi Kota
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perizinan
Meningkatnya Iklim Usaha/Investasi
Meningkatnya Pembinaan UMKM dan Koperasi
Terlaksananya Pengembangan Kawasan Industri Kecil Somber (KIKS)
Terlaksananya Pengembangan dan Pembangunan Kawasan Industri Kariangau (KIK)
Meningkatnya Pembukaan Pusat Pertumbuhan Baru
Meningkatnya Tertib Penggunaan Ruang dengan Penyediaan Ruang yang memadai
Meningkatnya Kualitas Lingkungan Permukiman
4. Terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup dan suasana kota yang sejuk dan asri, yang
ditandai dengan :
Semakin Meningkatnya upaya Pengendalian Lingkungan Hidup
Semakin Meningkatnya upaya Rehabilitasi Hutan, Tanah dan Air
Terlaksananya Pengelolaan Teluk dan Pesisir
Meningkatnya Pengawasan IMB dan AMDAL
Meningkatnya Pengembangan Wisata
Semakin Meningkatnya Pengelolaan Kebersihan dan Keindahan Kota secara profesional
5. Terlaksanakan pemberantasan tindak pidana korupsi dengan pengawasan yang ketat
dan terbuka, yang ditandai dengan :
Terlaksananya Perbaikan Sistem dan Prosedur Kerja Kearah Profesionalisme
Terlaksananya Pembinaan Kelembagaan Pemerintah Kota yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan Kota
Meningkatnya Penegakan Hukum dan Penindakan Terhadap Aparatur Pemerintahan Yang
Bersalah
Meningkatnya Profesionalitas Aparatur
Semakin baiknya Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa yang Lebih Terbuka serta Mudah
Diakses oleh Masyarakat
6. Terciptanya keluarga sakinah dan meningkatnya kesejahteraan keluarga sebagai sendi
utama kota, yang ditandai dengan :
Meningkatnya Peran Publik Perempuan dan Kesetaraan Gender
Menurunnya Angka Kekerasan Dalam Rumah tangga
Meningkatnya Penertiban dan Pemberantasan Pornografi, Pornoaksi dan Trafficking
Meningkatnya Pembinaan Akhlak Keluarga dalam Pembentukan Kepribadian yang Islami/
Bermoral melalui pembinaan yang terintegrasi, terprogram dan kontinyu.
Untuk mencapai tingkat kemajuan dan kesejahteraan Kota Balikpapan seperti yang
diinginkan dalam arah pembangunan jangka menengah selama kurun waktu 5 (lima) tahun tersebut
maka arah pembangunan ditetapkan sebagai berikut :
a. Menurunkan angka penduduk miskin dan penduduk rentan agar tidak menjadi miskin lagi,
diarahkan melalui : 1). Optimalisasi sistem KTP Miskin; 2). Optimalisasi program
penangulangan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis; 3). Pemberian
keterampilan dasar; 4). Penyediaan modal kerja; 5). Pengembangan khusus untuk sektor
ekonomi kerakyatan : nelayan (perikanan), peternakan, pertanian berteknologi, sektor informal
dan usaha kecil dan mikro
b. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang unggul dalam bidang Iptek, punya jiwa
entrepreneur serta memiliki keimanan, ketaqwaan serta budi pekerti yang tinggi, diarahkan
melalui 1). Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa antara lain
melalui optimalisasi fungsi rumah-rumah ibadah sebagai sarana pembelajaran/pembinaan
ummat termasuk pembangunan Islamic Center; 2). Meningkatkan derajat dan pelayanan
kesehatan masyarakat melalui sistim asuransi kesehatan bagi warga kota; 3). Mengendalikan
jumlah dan laju pertumbuhan penduduk; 4). Meningkatkan kegiatan pemuda dan olahraga; 5).
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan cakupan masyarakat masyarakat
dalam mengikuti setiap jenjang pendidikan melalui penyediaan 20% dari dana APBD serta
membangun perpustakaan kota; 6). Menurunkan angka pengangguran, meningkatkan kualitas
angkatan kerja dan melaksanakan sistem informasi ketenagakerjaan; 7). Meningkatkan
kesejahteraan sosial masyarakat.
c. Membangun sarana dan prasarana kota serta menciptakan iklim investasi yang kondusif,
diarahkan melalui : 1). Penyediaan air bersih dan listrik yang memadai; 2). Rehabilitasi dan
pembangunan jalan dan jembatan; 3). Perbaikan moda transportasi kota; 4). Menjamin
kepastian hukum dan penyederhanaan perizinan; 5). Memperbaiki/mengembangkan iklim
usaha investasi; 6). Pengembangan Usaha Menengah Kecil Mikro dan Koperasi melalui
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
pendayagunaan Klinik Bisnis, UKM Center, Bank Perkreditan Rakyat dan fasilitas penjaminan
kredit; 7). Melanjutkan pembangunan Kawasan Industri Kecil Somber (KIKS); 8).
Melanjutkan pembangunan Kawasan Industri Kariangau (KIK); 9). Pembukaan pusat
pertumbuhan baru; 10). Penyediaan ruang Kota yang memadai.
d. Memelihara kelestarian lingkungan hidup dan suasana kota yang sejuk dan asri, diarahkan
melalui 1). Melanjutkan pelestarian Hutan Lindung (Sungai Wain dan DAS Manggar), Hutan
Kota, Teluk Balikpapan dan kawasan-kawasan konservasi lainnya; 2). Melanjutkan
pembangunan Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup dan Kebun Raya Balikpapan;
3). Mengembangkan penataan permukiman yang serasi dengan daya dukung lingkungan
melalui pengetatan IMB dan AMDAL sesuai Tata Ruang; 4). Peningkatan Pengelolaan
kebersihan dan keindahan kota; 5). Mengembangkan wisata bahari dan lingkungan serta
wisata belanja..
e. Melaksanakan pemberantasan tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme dengan pengawasan
ketat dan terbuka, diarahkkan melalui : 1). Melaksanakan azas-azas penyelenggaraan
pemerintahan yang baik antara lain : transparansi dan akuntabilitas; 2). Melaksanakan
penegakan hukum; 3). Mengembangkan system reward and punishment yaitu pemberian
penghargaan bagi aparat yang berprestasi dan pemberian sanksi bagi yang melanggar
disiplin; 4). Mengembangkan sistem informasi manajeman perkotaan termasuk penggunaan
sistem tender elektronik dan pos pengaduan KK; 5). Pengembangan Kapasitas Manajemen
Pemerintahan termasuk penguatan SDM Aparatur.
f. Membina keluarga sakinah dan meningkatkan kesejahteraan keluarga sebagai sendi utama
kota, diarahkan melalui : 1). Meningkatkan peran publik perempuan dalam pembangunan dan
kesetaraan gender; 2). Meningkatkan pembinaan kesejahteraan keluarga termasuk menekan
angka kekerasan dalam rumah tangga; 3). Mencegah pengaruh budaya pornografi, pornoaksi
dan kekerasan (traficking); 4). Melindungi keluarga dari pengaruh lingkungan sosial yang
tidak sehat seperti bahaya minuman keras, perjudian. Narkoba dan HIV/AIDS
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
BAB VII
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
A. Program Pembangunan Daerah (Terlampir)
B. Rencana Kerja (Terlampir)
C. Belanja Langsung yang terdiri dari Belanja Non Pegawai, serta Pengadaan Barang dan Jasa
yang dilaksanakan oleh Masing-masing SKPD (Terlampir)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011
Pemerintah Kota Balikpapani
BAB VIII
P E N U T U P
RPJMD Kota Balikpapan Tahun 2006-2011 merupakan penjabaran dari RPJM Nasional,
RPJMD Propinsi Kalimantan Timur dan Rancangan RPJP Kota Balikpapan Tahun 2006-2026, dan
sebagai implementasi dari penjabarannya setiap tahun diwujudkan dalam bentuk RKPD. Dalam proses
penyusunan RPJMD ini terdapat program-program transisi yang merupakan pembulatan dari Rencana
Strategis (Renstra) Kota Balikpapan Tahun 2001-2006, oleh sebab itu untuk mengakomodasikan
program dimaksud sudah dialokasikan dalam RKPD Tahun 2007.
RPJMD ini selain berisi mengenai kebijakan dan program strategis juga memuat proyeksi
Belanja Langsung khususnya Belanja Pegawai Non Gaji serta Belanja Barang dan Jasa lainnya,
sehingga dapat tercermin rencana investasi Pemerintah dalam tahun 2006-2001, yang bersumber dari
Lintas Biaya (APBN, APBD Propinsi dan APBD Kota).
Balikpapan, 14 Desember 2006
WALIKOTA BALIKPAPAN
t t d
H. IMDAAD HAMID, SE.